range of motion (rom)

Upload: thethemeetgunung

Post on 15-Oct-2015

106 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

MAKALAHSTANDAR OPERASIONAL PROSEDURPELATIHAN RANGE OF MOTION

Disusun oleh : Adi Suryadi Adriani Zain Alip Wahyudin Asep Supriadi Nia Nirmala Sri Haryanti Supriyah Tioria Sitorus Tri Wahyuni

STANDAR OPERASIONAL PROSEDURPelatihan ROM(Range Of Motion) A.DefinisiRange Of Motion(ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau trauma.Dimana klien menggerakan masing-masing persendiannya sesuai gerakan normal baik secara aktif ataupun pasif. Atau juga dapat di definisikansebagai jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan tubuh: sagital, frontal, dan transfersal. Potongan sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke belakang, membagi tubuh menjadi bagian kiri dan kanan. Potongan frontal melewati tubuh dari sisi ke sisi dan membagi tubuh menjadi bagian depan dan belakang. Potongan transfersal adalah garis horizontal yang membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.

B.Tujuan1.Untuk mengurangi kekakuan pada sendi dan kelemahan pada otot yang dapat dilakukansecaraaktif maupun pasif tergantung dengan keadaan pasien.2.Meningkatkan atau mempertahankan fleksibilitas dan kekuatan otot.

C. Manfaata. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan pergerakanb. Mengkaji tulang sendi, ototc. Mencegah terjadinya kekakuan sendid. Memperlancar sirkulasi darah

D.Jenis ROM1.ROM aktif :Perawat memberikan motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal (klien aktif).2.ROM pasif :Perawat melakukan gerakan persendian klien sesuai dengan rentang gerak yang normal (klien pasif).

E.Indikasi1.Klien dengan tirah baring yang lama. 2.Stroke atau penurunan tingkat kesadaran. 3.Kelemahan otot. 4.Fase rehabilitasi fisik.

F.KontraIndikasi1.Klien dengan fraktur. 2.Klien dengan peningkatan tekanan intrakranial. 3.Trombus/emboli pada pembuluh darah. 4.Kelainan sendi atau tulang. 5.Klien fase imobilisasi karena kasus penyakit (jantung).

1

G.Gerakan ROM PASIF1.Fleksi dan Ekstensi Pergelangan TanganCara :a.Jelaskan prosedur yangakan dilakukan. b.Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk denganlengan. c.Pegang tangan pasien dengan satu tangandan tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien. d.Tekuk tangan pasien ke depan sejauh mungkin. e.Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 1. Latihan fleksi dan ekstensi pergelangan tangan

2.Fleksi dan Ekstensi Siku Cara :a.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.b.Atur posisi lengan pasien dgn menjauhi sisi tubuh dan telapak mengarah ke tubuhnya.c.Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangannya mendekatibahu.d.Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya.e.Catat perubahan yang terjadi.

2

Gambar 2.Latihan fleksi dan ekstensi siku

3.Pronasi dan Supinasi Lengan Bawah Cara :a.Jelaskan Prosedur yang akan dilakukan.b.Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk.c.Letakkan satu tangan perawat pd pergelangan pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.d.Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauhinya.e.Kembalikan ke posisi semula.f.Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap ke arahnya.g.Kembalikan ke posisi semula.h.Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 3.Latihan pronasi dan supinasi lengan bawah4.Pronasi Fleksi Bahu Cara :a.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.b.Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya.c.Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.d.Angkat lengan pasien pada posisi semula.e.Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 4.Latihan pronasi fleksi bahu35.Abduksi dan Adduksi Bahu Cara :a.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.b.Atur posisi lengan pasien di samping badannya.c.Letakkan satu tangan perawat di atas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya.d.Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya kearah perawat (Abduksi).e.Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi)f.Kembalikan ke posisi semula.g.Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 5.Latihan abduksi dan adduksi bahu6.Rotasi Bahu Cara :a.Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.b.Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk.c.Letakkan satu tangan perawat di lengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lain.d.Gerakkan lengan bawah ke bawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke bawah. e.Kembalikan posisi lengan ke posisi semula. f.Gerakkan lengan bawah ke belakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap ke atas. g.Kembalikan lengan ke posisi semula. h.Catat perubahan yang terjadi.

4

Gambar 6. Latihan rotasi bahu7.Fleksi dan Ekstensi Jari-jari Cara :a.Jelaskan prosedur yang akan di lakukan. b.Pegang jari-jari kaki pasien dgn satu tangan dan tanganlain memegang kaki. c.Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke bawah d. Luruskan jari-jari kemudian dorong ke belakang. e.Kembalikan ke posisi semula. f.Catat perubahan yang terjadi

Gambar 7.Latihan fleksi ekstensi jari

8.Infersi dan efersi kaki Cara :a.Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.b.Pegang separuh bagian atas kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya.c.Putar kaki ke dalam sehingga telapak kaki menghadap ke kaki lainnya.d.Kembalikan ke posisi semulae.Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain.f.Kembalikan ke posisi semula.g.Catat perubahan yang terjadi5

Gambar 8.Latihan infers efersi kaki

9.Fleksi dan ekstensi pergelangan Kaki Cara:a.Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.b.Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rilek.c.Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki ke arah dada pasien.d.Kembalikan ke posisi semula.e.Tekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien.f.Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 9. Latihan fleksi dan ekstensi kaki

10. Fleksi dan Ekstensi lutut. Cara :a.Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.b.Letakkan satu tangan di bawah lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lain.c.Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha.6d.Lanjutkan menekuk lutut ke arah dada sejauh mungkin.e.Ke bawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki ke atas.f.Kembali ke posisi semula.g.Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 10.Latihan fleksi ekstensi lutut

11.Rotasi pangkal paha Cara :a.Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.b.Letakkan satu tangan perawat pada pergelangan kaki dan satu tangan yang lain di atas lutut.c.Putar kaki menjauhi perawat.d. Putar kaki ke arah perawat.e.Kembalikan ke posisi semula.f.Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 11. Latihan potasi pangkal paha

12.Abduksi dan Adduksi pangkal paha. Cara :a.Jelaskan prosedur yang akan di lakukan.b.Letakkan satu tangan perawat di bawah lutut pasien dan satu tangan pada tumit.c.Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kaki kurang lebih 8 cm dari tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien.7d.Gerakkan kaki mendekati badan pasien.e.Kembalikan ke posisi semula.f.Catat perubahan yang terjadi.

Gambar 12. Abduksi adduksi pangkal paha

H. GERAKAN ROM AKTIF1.Fleksi2.Ekstensi3.Hiperekstensi4.Rotasi5.Sirkumsisi6.Supinasi7.Pronasi8.Abduksi9.Adduksi10. Oposisi I. LATIHAN AKTIF ANGGOTA GERAK ATAS DAN BAWAHa.Latihan I-Angkat tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat ke atas.-Letakkan kedua tangan diatas kepala. - Kembalikan tangan ke posisi semula.b.Latihan II-Angkat tangan yang kontraktur melewati dada ke arah tangan yg sehat. -Kembalikan keposisi semula.c.Latihan III-Angkat tangan yang lemah menggunakan tangan yang sehat ke atas. -Kembalikan ke posisi semula.d.Latihan IV-Tekuk siku yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat. -Luruskan siku kemudian angkat ke atas.8 -Letakkan kembali tangan yang kontraktur ditempat tidur.e.Latihan V-Pegang pergelangan tangan yang kontraktur menggunakan tangan yang sehat angkat ke atas dada. -Putar pergelangan tangan ke arah dalam dan ke arah keluar.f.Latihan VI-Tekuk jari-jari yang kontraktur dengan tangan yang sehat kemudian luruskan. -Putar ibu jari yang lemah menggunakan tangan yang sehat.g.Latihan VII-Letakkan kaki yang sehat dibawah yang kontraktur. -Turunkan kaki yang sehat sehingga punggung kaki yang sehat dibawah pergelangan kaki yang kontraktur. -Angkat kedua kaki ke atas dengan bantuan kaki yang sehat, kemudian turunkan pelan-pelan.h.Latihan VIII-Angkat kaki yang kontraktur menggunakan kaki yang sehat ke atas sekitar 3cm. -Ayunkan kedua kaki sejauh mungkin kearah satu sisi kemudian ke sisi yang satunya lagi. -Kembalikan ke posisi semula dan ulang sekali lagi.

i.Latihan IX-Anjurkan pasien untuk menekuk lututnya, bantu pegang pada lutut yang kontraktur dengan tangan yang lain. -Dengan tangan yang lainnya penolong memegang pinggang pasien. -Anjurkan pasien untuk memegang bokongnya. -Kembalikan ke posisi semula dan ulangi sekali lagi.

9Kesimpulan

Menurut kelompok kami, bahwasanya postur tubuh (body alignmenti) merupakan susunan geometris dari bagian - bagian tubuh yang dengan bagian tubuh yang lain. Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah persendian, tendon, ligament dan otot. Apabila keempat bagian tersebut digunakan dengan benar dan terjadi keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dalam posisi duduk, berdiri dan berbaring yang benar.

DAFTAR PUSTAKA Keperawatan0609.blogspot.com www.infofisioterapi.com/info/definisi-Range-Of-Motion.html Levine, BD. Yoshimura, K et, al, Dexamethasone in the Treatment of Acute Mountain sincleress, The New England Journal of Medicine, vol 321.No.25, Doc, 21 1989, pt. 1707-1713. Reed, Charles E, Basic Mechanism of Asthma, Role of Inflanation; CHEST/94/1/July/1988, p 175-177 Santosa, Andy, et at; Aktivitas pada waktu Luang yang dilakukan secara Teratur, pada Seminar Nasional VIII Ikatan Ahli Ilmu Fai Indonesia (IAIFI); Surabaya; 1986. Thibodeau, Gary A, An ilomy and Physiology, edisi I, Msby, 1987.

10ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE

1.Pengertian Stroke

Cedera serebrovaskular atau stroke meliputi awitan tiba-tiba defisit neurologis karena insufisiensi suplai darah ke suatu bagian dari otak. Insufisiensi suplai darah disebabkan oleh trombus, biasanya sekunder terhadap arterisklerosis, terhadap embolisme berasal dari tempat lain dalam tubuh, atau terhadap perdarahan akibat ruptur arteri (aneurisma)(Lynda Juall Carpenito, 1995). \Menurut WHO. (1989) Stroke adalah disfungsi neurologi akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu.

2.Etiologi Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian a. Trombosis (bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher ) b. Embolisme serebral (penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak dan udara) c. Iskemia serebri(penurunan aliran darah ke area otak) d. Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan ke dalam jaringan otak atau ruangan sekitar)

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gnagguan StrokePengkajian1. Proses keperawatanDalam proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.Pengkajian1) BiodataNama: Ny MUmur : 69 ThJenis Kelamin : PerempuanAgama : IslamPendidikan : SDAlamat : Manunggal BaktiTanggal Masuk : 29 Maret 2014Tanggal Pengkajian :30 Maret 2014Dx Masuk Hypertensi

2) Riwayat kesehatana) Keluhan Utama : Pusing yang hebatb) Riwayat Kesehatan/ Penyakit Sekarangmerasa kesulitan dalam melakukan aktifitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisis ( hemiplegi ), merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat.c) Riwayat Kesehatan Dahulujantung koroner, d) Riwayat Kesehatan KeluargaOrang tua menderita strok dan jantung.Data Objektif(1) Kesadaran : umumnya mengelami penurunan kesadaran,(2) Suara bicara : kadang mengalami gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara(3) Tanda-tanda vital : tekanan darah meningkat, denyut nadi bervariasi(4) terdapat kelemahan anggota gerak atas dan bawahUmurSuhuNadiPernafasanTD

6936,0oC75x/mnt28x/mnt180/100 mmHg

Data SubjektifKlien mengatakan merasa kesulitan dalam melakukan aktifitas karena kelemahan, kehilangan sensasi atau paralisisKlien mengeluh berat untuk mengangkat tangan dan kaki kananKlien Mengatakan mudah lelahKlien mengatakan sesak nafas batukKlien Mengatakan sering pusing ( Riwayat Hypertensi )

11 ASUHAN KEPERAWATAN STROKENODIAGNOSA KEPERAWATANTUJUAN DANKRITERIA HASILINTERVENSIInplementasiEVALUASI

123456

1Penurunan perfusi serebral b.d. adanya perdarahan, edema atau oklusi pembuluh darah serebralPerfusi serebral mem- baik. Kriteria hasil :a. Tingkat kesadaran me- baik (GCS meningkat)b. fungsi kognitif, memori dan motorik membaikc. TIK normald. Tanda vital stabile. Tidak ada tanda per-burukan neurologis

1. Pantau adanya tanda penurunan perfusi serebral ; memori, bahasa2. Observasi tanda-tanda vital (tiap jam sesuai kondisi pasien)3. Pantau intake-output cairan, balance tiap 24 jam4. Pertahankan posisi tirah baring pada posisi anatomis atau posisi kepala tempat tidur 15-30 derajat5. Hindari valsava maneuver seperti batuk, mengejan dsb6. Pertahankan ligkungan yang nyaman7. Hindari fleksi leher untuk mengurangi resiko jugular8. Kolaborasi: - Beri ogsigen sesuai indikasi - Penberian terapi sesuai advis

1. Memantau adanya tanda-tanda penurunan perfusi serebral ; memori, bahasa2. Mengobservasi tanda-tanda vital (tiap jam sesuai kondisi pasien)3.memantau intake-output cairan, balance tiap 24 jam4. Mempertahanka posisi tirah baring pada posisi anatomis atau posisi kepala tempat tidur 15-30 derajat5. Menghindari valsava maneuver seperti batuk, mengejan dsb6. Mempertahankan ligkungan yang nyaman7. menghindari fleksi leher untuk mengurangi resiko jugular8. mengkalaborasi: Pemberian ogsigen sesuai indikasi Penberian terapi sesuai advis

123456

2Gangguan mobilitas fisik b.d. kerusakan neuromuskuler, kelemahan, hemiparesePasien mendemonstrasikan mobilisasi aktif Kriteria hasil :a. tidak ada kontraktur atau foot dropb. kontraksi otot membaikc. mobilisasi bertahap

1. Pantau tingkat kemampuan mobilisasi klien2. Pantau kekuatan otot3. Rubah posisi tiap 2 jan4. Pasang trochanter roll pada daerah yang lemah5. Lakukan ROM pasif atau aktif sesuai kemampuan dan jika TTV stabil6. Libatkan keluarga dalam memobilisasi klien7. Kolaborasi: fisioterapi

1. Memantau tingkat kemampuan mobilisasi klien2. Memantau kekuatan otot3. merubah posisi tiap 2 jan4. memasang trochanter roll pada daerah yang lemah5. melakukan ROM pasif atau aktif sesuai kemampuan dan jika TTV stabil6. Melibatkan keluarga dalam memobilisasi klien7. mengkalaborasi dengan fisioterapi

3Gangguan komunikasi verbal b.d. kerusakan neuromuscular, kerusakan sentral bicaraKomunikasi dapat berjalan dengan baikKriteria hasil :a. Klien dapat mengekspresikan perasaanb. Memahami maksud dan pembicaraan orang lainc. Pembicaraan pasien dapat dipahami

1. Evaluasi sifat dan beratnya afasia pasien, jika berat hindari memberi isyarat non verbal2. Lakukan komunikasi dengan wajar, bahasa jelas, sederhana dan bila perlu diulang3. dengarkan dengan tekun jika pasien mulai berbicara4. Berdiri di dalam lapang pandang pasien pada saat bicara 5. Latih otot bicara secara optimal6. Libatkan keluarga dalam melatih komunikasi verbal pada pasien7. Kolaborasi dengan ahli terapi wicara

1.mengevaluasi sifat dan beratnya afasia pasien, jika berat hindari memberi isyarat non verbal2. melakukan komunikasi dengan wajar, bahasa jelas, sederhana dan bila perlu diulang3. mendengarkan dengan tekun jika pasien mulai berbicara4. Berdiri di dalam lapang pandang pasien pada saat bicara 5. Melatih otot bicara secara optimal6. Melibatkan keluarga dalam melatih komunikasi verbal pada pasien7. Mengkalaborasi dengan ahli terapi wicara

123456

4(Risiko) gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d. intake nutrisi tidak adekuatKebutuhan nutrisi terpenuhiKriteria hasil :a. Tidak ada tanda-tanda malnutrisib. Berat badan dalam batas normalc. Conjungtiva ananemisd. Tonus otot baike. Lab: albumin, Hb, BUN dalam batas normal

1. Kaji factor penyebab yang mempengaruhi kemampuan menerima makan/minum2. Hitung kebutuhan nutrisi perhari3. Observasi tanda-tanda vital4. Catat intake makanan5. Timbang berat badan secara berkala6. Beri latihan menelan7. Beri makan via NGT8. Kolaborasi : Pemeriksaan lab(Hb, Albumin, BUN), pemasangan NGT, konsul ahli gizi

1. Mengkaji factor penyebab yang mempengaruhi kemampuan menerima makan/minum2. Menghituhg kebutuhan nutrisi perhari3. Mengobservasi tanda-tanda vital4. Mcatat intake makanan5. Menimbang berat badan secara berkala6. memberi latihan menelan7. Memberi makan via NGT8. Mengkalaborasi : Pemeriksaan lab (Hb, Albumin, BUN), pemasa-ngan NGT, konsul ahli gizi

5Perubahan persepsi-sensori b.d. perubahan transmisi saraf sensori, integrasi, perubahan psikologiPersepsi dan kesadaran akan lingkungan dapat dipertahankan1. Cari tahu proses patogenesis yang mendasari2. Evaluasi adanya gangguan persepsi: penglihatan, taktil3. Ciptakn suasana lingkungan yang nyaman4. Evaluasi kemampuan membedakan panas-dingin, posisi dan proprioseptik5. Catat adanya proses hilang perhatian terhadap salah satu sisi tubuh dan libatkan keluarga untuk membantu mengingatkan6. Ingatkan untuk menggunakan sisi tubuh yang terlupakan7. Bicara dengan tenang dan perlahan8. Lakukan validasi terhadap persepsi klien dan lakukan orientasi kembali

1. Cari tahu proses patogenesis yang mendasari2. Evaluasi adanya gangguan persepsi: penglihatan, taktil3. Ciptakn suasana lingkungan yang nyaman4. Evaluasi kemampuan membedakan panas-dingin, posisi dan proprioseptik5. Catat adanya proses hilang perhatian terhadap salah satu sisi tubuh dan libatkan keluarga untuk membantu mengingatkan6. Ingatkan untuk menggunakan sisi tubuh yang terlupakan7. Bicara dengan tenang dan perlahan8. Lakukan validasi terhadap persepsi klien dan lakukan orientasi kembali

123456

6Kurang kemampuan merawat diri b.d. kelemahan, gangguan neuromuscular, kekuatan otot menurun, penurunan koordinasi otot, depresi, nyeri, kerusakan persepsiKemampuan merawat diri meningkatKriteria hasil :a. mendemonstrasikan perubahan pola hidup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harib. Melakukan perawatan diri sesuai kemampuanc. Mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber bantuan

1. Pantau tingkat kemampuan klien dalam merawat diri2. Berikan bantuan terhadap kebutuhan yang benar-benar diperlukan saja3. Buat lingkungan yang memungkinkan klien untuk melakukan ADL mandiri4. Libatkan keluarga dalam membantu klien5. Motivasi klien untuk melakukan ADL sesuai kemampuan6. Sediakan alat Bantu diri bila mungkin7. Kolaborasi: pasang DC jika perlu, konsultasi dengan ahli okupasi atau fisioterapi

1. Memantau tingkat kemampuan klien dalam merawat diri2. Memberikan bantuan terhadap kebutuhan yang benar-benar diperlukan saja3. Membuat lingkungan yang memungkinkan klien untuk melakukan ADL mandiri4. Melibatkan keluarga dalam membantu klien5. Memotivasi klien untuk melakukan ADL sesuai kemampuan6. Menyediakan alat Bantu diri bila mungkin7. Mengkalaborasi: pasang DC jika perlu, konsultasi dengan ahli okupasi atau fisioterapi

7Risiko cedera b.d. gerakan yang tidak terkontrol selama penurunan kesadaranKlien terhindar dari cedera selama perawatanKriteria hasil :a. Klien tidak terjatuhb. Tidak ada trauma dan komplikasi lain

1. Pantau tingkat kesadaran dan kegelisahan klien2. Beri pengaman pada daerah yang sehat, beri bantalan lunak3. Hindari restrain kecuali terpaksa4. Pertahankan bedrest selama fase akut5. Beri pengaman di samping tempat tidur6. Libatkan keluarga dalam perawatan7. Kolaborasi: pemberian obat sesuai indikasi (diazepam, dilantin dll)

1. Memantau tingkat kesadaran dan kegelisahan klien2. Memberi pengaman pada daerah yang sehat, beri bantalan lunak3. Menghindari restrain kecuali terpaksa4. Mempertahankan bedrest selama fase akut5. Memberi pengaman di samping tempat tidur6. melibatkan keluarga dalam perawatan7. Mengkalaoborasi: pemberian obat sesuai indikasi (diazepam, dilantin dll)

123456

8Kurang pengetahuan (klien dan keluarga) tentang penyakit dan perawatan b.d. kurang informasi, keterbatasan kognitif, tidak mengenal sumberPengetahuan klien dan keluarga tentang penyakit dan perawatan meningkat.Kriteria hasil :a. Klien dan keluarga berpartisipasi dalam proses belajarb. Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit, pengobatan, dan perubahan pola hidup yang diperlukan

1. Evaluasi derajat gangguan persepsi sensuri2. Diskusikan proses patogenesis dan pengobatan dengan klien dan keluarga3. Identifikasi cara dan kemampuan untuk meneruskan progranm perawatan di rumah4. Identifikasi factor risiko secara individual dal lakukan perubahan pola hidup5. Buat daftar perencanaan pulang

1. Mengevaluasi derajat gangguan persepsi sensuri2. Mendiskusikan proses patogenesis dan pengobatan dengan klien dan keluarga3. Mengindentiifikasi cara dan kemampuan untuk meneruskan progranm perawatan di rumah4. Mengindentifikasi factor risiko secara individual dal lakukan perubahan pola hidup5. Membuat daftar perencanaan pulang

9

Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d. penumpukan sputum (karena kelemahan, hilangnya refleks batuk)Pasien mampu mempertahankan jalan nafas yang paten.Kriteria hasil :a. Bunyi nafas vesikulerb. RR normalc. Tidak ada tanda-tanda sianosis dan pucatd. Tidak ada sputum

1. Auskultasi bunyi nafas2. Ukur tanda-tanda vital3. Berikan posisi semi fowler sesuai dengan kebutuhan (tidak bertentangan dgn masalah keperawatan lain)4. Lakukan penghisapan lender dan pasang OPA jika kesadaran menurun5. Bila sudah memungkinkan lakukan fisioterapi dada dan latihan nafas dalam6. Kolaborasi: Pemberian ogsigen Laboratorium: Analisa gas darah, darah lengkap dll Pemberian obat sesuai kebutuhan

1. Memeriksa bunyi nafas2. Mengukur tanda-tanda vital3. Memberikan posisi semi fowler sesuai dengan kebutuhan (tidak bertentangan dgn masalah keperawatan lain)4. Melakukan penghisapan lender dan pasang OPA jika kesadaran menurun5. Bila sudah memungkinkan Melakukan fisioterapi dada dan latihan nafas dalam6. Mengkalaborasi Memberikan ogsigen Laboratorium: Analisa gas darah, darah lengkap dll Pmberian obat ssuai keb

\