rang kuman

3
Pengobatan secara topikal bertujuan untuk memberikan dosis tinggi untuk menghindari efek samping sistemik yang berkaitan dengan obat yang diberikan secara oral. Organogel adalah basis dasar untuk obat-obtatan yang diberikan secara topikal atau melalui rute kulit. Pluronic dan lesitin telah banyak dikenal sebagai basis untuk obat yang yang diberikan secara topikal. Beberapa studi telah menunjukan bahwa pluronic lecithin organogel memiliki kemampuan untuk memberikan obat-obat tertentu melalui kulit seperti NSAID, hormone, antiemetic,anastetik lokal yang kurang cocok bila diberikan secara oral. Obat transdermal (yaitu, suatu rute pemberian obat melalui kulit kepembuluh darah) saat ini dianggap sebagai alternativ yang digunakan untuk pemberian obat. Pluronic adalah poliol non-ionik yang digunakan dalam formulasi farmasi sebagai surfaktan, emulsifier, pelarut, dan enhancer absorpsi in vivo. Sering disebut sebagai “eksipien fungsional” karena merupakan komponen penting dalam formulasi . selain itu bisa juga digunakan untuk basis pada pasta gigi untuk pasien yang memiliki gigi dan gusi sensitif, dan dapat digunakan untuk gel luka. Transdermal merupakan sistem penghantaran obat melalui kulit sebagai tempat penetrasi obat menuju sirkulasi sistemik (trans=lewat, dermal=kulit). Cara pemberian obat secara transdermal lebih nyaman bagi pasien dibandingkan dengan parenteral.

Upload: nurlaela-ela

Post on 12-Jan-2016

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas kuliah

TRANSCRIPT

Page 1: Rang Kuman

Pengobatan secara topikal bertujuan untuk memberikan dosis tinggi untuk menghindari efek

samping sistemik yang berkaitan dengan obat yang diberikan secara oral. Organogel adalah basis

dasar untuk obat-obtatan yang diberikan secara topikal atau melalui rute kulit.

Pluronic dan lesitin telah banyak dikenal sebagai basis untuk obat yang yang diberikan secara

topikal. Beberapa studi telah menunjukan bahwa pluronic lecithin organogel memiliki

kemampuan untuk memberikan obat-obat tertentu melalui kulit seperti NSAID, hormone,

antiemetic,anastetik lokal yang kurang cocok bila diberikan secara oral.

Obat transdermal (yaitu, suatu rute pemberian obat melalui kulit kepembuluh darah) saat ini

dianggap sebagai alternativ yang digunakan untuk pemberian obat. Pluronic adalah poliol non-

ionik yang digunakan dalam formulasi farmasi sebagai surfaktan, emulsifier, pelarut, dan

enhancer absorpsi in vivo. Sering disebut sebagai “eksipien fungsional” karena merupakan

komponen penting dalam formulasi . selain itu bisa juga digunakan untuk basis pada pasta gigi

untuk pasien yang memiliki gigi dan gusi sensitif, dan dapat digunakan untuk gel luka.

Transdermal merupakan sistem penghantaran obat melalui kulit sebagai tempat penetrasi obat

menuju sirkulasi sistemik (trans=lewat, dermal=kulit). Cara pemberian obat secara transdermal

lebih nyaman bagi pasien dibandingkan dengan parenteral.

Bentuk sediaan transdermal dapat berupa krim, gel, atau patch. Formula dasar pada sediaan

transdermal terdiri dari matriks polimer, peningkat penetrasi (enhancer), dan zat tambahan

seperti humektan dan pengawet.

Bentuk sediaan yang paling populer saat ini adalah patch transdermal. Patch transdermal adalah

patch dengan perekat yang mengandung senyawa obat, yang diletakkan di kulit untuk

melepaskan zat aktif dalam dosis spesifik melalui kulit menuju aliran darah. Bentuk patch

banyak diminati karena penggunaannya lebih nyaman, dapat mudah dihentikan dengan cara

mencabut sediaan, dapat meningkatkan kepatuhan pasien, dosis akurat, dan dapat dikontrol.

Beberapa keunggulan sediaan transdermal, diantaranya:

1. Mencegah first pass effect di hati dan inkompatibilitas obat di saluran gastrointestinal serta

dapat meningkatkan efektivitas terapeutik.

Page 2: Rang Kuman

2. Dapat mengontrol penghantaran obat yang memiliki indeks terapeutik sempit dan mengurangi

efek samping atau dosis yang tidak seimbang.

3. Sesuai untuk obat yang memiliki waktu paruh singkat.

4. Dapat menjadi alternatif untuk obat yang mengiritasi gastrointestinal, obat yang dirusak

enzim, flora dan pH gastrointestinal.

5. Lebih nyaman digunakan karena dilakukan tanpa merusak jaringan (non invasif) dan mudah

bagi pasien untuk menggunakan sendiri.

6. Mengurangi frekuensi pemberian obat sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien.

Dari berbagai keunggulan di atas, terdapat pula kekurangan dari sediaan transdermal, yaitu:

1. Tidak semua obat dapat diberikan secara transdermal, tergantung sifat fisikokimianya.

2. Laju permeasi dapat berbeda-beda pada tiap individu, tergantung pada usia, jenis kulit, ras,

dan sebagainya.

3. Beberapa obat dimetabolisme oleh enzim metabolik pada kulit.

4. Obat dapat rusak oleh bakteri di permukaan kulit.