ranfusi darah

11
RANFUSI DARAH A. DEFINISI Penggantian darah atau tranfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau komponen darah seperti plasma, sel darah merah kemasan atau trombosit melalui IV. Meskipun tranfusi darah penting untuk mengembalikan homeostasis, tranfusi darah dapat membahayakan. Banyak komplikasi dapat ditimbulkan oleh terapi komponen darah, contohnya reaksi hemolitik akut yang kemungkinan mematikan, penularan penyakit infeksi dan reaksi demam. Kebanyakan reaksi tranfusi yang mengancam hidup diakibatkan oleh identifikasi pasien yang tidak benar atau pembuatan label darah atau komponen darah yang tidak akurat, menyebabkan pemberian darah yang inkompatibel. Pemantauan pasien yang menerima darah dan komponen darah dan pemberian produk-produk ini adalah tanggung jawab keperawatan. Perawat bertanggung jawab untuk mengkaji sebelum dan selama tranfusi yang dilakukan. Apabila klien sudah terpasang selang IV, perawat harus mengkaji tempat insersi untuk melihat tanda infeksi atau infilrasi. B. TUJUAN 1. Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma atau perdarahan 2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien yang mengalami anemia berat. 3. Memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti (misal : factor pembekuan plasma untuk membantu mengontrol perdarahan pada klien yang menderita hemofilia) C. INDIKASI 1. Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi besar, perdarahan postpartum, kecelakaan, luka bakar hebat, penyakit kekurangan kadar Hb atau penyakit kelainan darah). 2. Pasien dengan syok hemoragi

Upload: coassrun

Post on 24-Jan-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tatacara tranfusi darah

TRANSCRIPT

Page 1: Ranfusi Darah

RANFUSI DARAH

A. DEFINISIPenggantian darah atau tranfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau komponen darah seperti plasma, sel darah merah kemasan atau trombosit melalui IV. Meskipun tranfusi darah penting untuk mengembalikan homeostasis, tranfusi darah dapat membahayakan. Banyak komplikasi dapat ditimbulkan oleh terapi komponen darah, contohnya reaksi hemolitik akut yang kemungkinan mematikan, penularan penyakit infeksi dan reaksi demam. Kebanyakan reaksi tranfusi yang mengancam hidup diakibatkan oleh identifikasi pasien yang tidak benar atau pembuatan label darah atau komponen darah yang tidak akurat, menyebabkan pemberian darah yang inkompatibel. Pemantauan pasien yang menerima darah dan komponen darah dan pemberian produk-produk ini adalah tanggung jawab keperawatan. Perawat bertanggung jawab untuk mengkaji sebelum dan selama tranfusi yang dilakukan. Apabila klien sudah terpasang selang IV, perawat harus mengkaji tempat insersi untuk melihat tanda infeksi atau infilrasi.

B. TUJUAN1. Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma atau perdarahan2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar hemoglobin pada klien yang mengalami anemia berat.3. Memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti (misal : factor pembekuan plasma untuk membantu mengontrol perdarahan pada klien yang menderita hemofilia)

C. INDIKASI1. Pasien dengan kehilangan darah dalam jumlah besar (operasi besar, perdarahan postpartum, kecelakaan, luka bakar hebat, penyakit kekurangan kadar Hb atau penyakit kelainan darah).2. Pasien dengan syok hemoragi

D. MACAM-MACAM KOMPONEN DARAH1. Darah lengkap (whole blood)Tranfusi darah lengkap hanya untuk mengatasi perdarahan akut dan masif, meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah lengkap diberikan dengan golongan ABO dan Rh yang diketahui. Infuskan selama 2 sampai 3 jam, maksimum 4 jam/unit. Dosis pada pediatrik rata-rata 20 ml/kg, diikuti dengan volume yang diperlukan untuk stabilisasi. Bisanya tersedia dalam volume 400-500 ml dengan masa hidup 21 hari. Hindari memberikan tranfusi saat klien tidak dapat menoleransi masalah sirkulasi. Hangatkan darah jika akan diberikan dalam jumlah besar.Indikasi:a) Penggantian volume pada pasien dengan syok hemoragi, trauma atau luka bakarb) Klien dengan perdarahan masif dan telah kehilangan lebih dari 25 persen dari volume darah total

Page 2: Ranfusi Darah

2. Packed Red Blood cells (RBCs)Komponen ini mengandung sel darah merah, SDP, dan trombosit karena sebagian plasma telah dihilangkan (80 %). Tersedia volume 250 ml. Diberikan selama 2 sampai 4 jam, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui. Hindari menggunakan komponen ini untuk anemia yang mendapat terapi nutrisi dan obat. Masa hidup komponen ini 21 hari.Indikasi :a) Pasien dengan kadar Hb rendahb) Pasien anemia karena kehilangan darah saat pembedahanc) Pasien dengan massa sel darah merah rendah3. White Blood Cells (WBC atau leukosit)Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti RBCs, plasma dihilangkan 80 % , biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian perlu diketahui golongan darah ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan dipenhidramin. Berikan antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan demam dan dingin. Untuk pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung dengan antibiotik.Indikasi :Pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien dengan kultur darah positif, demam persisten /38,3° C dan granulositopenia)4. Leukosit –poor RBCsKomponen ini sama dengan RBCs, tapi leukosit dihilangkan sampai 95 %, digunakan bila kelebihan plasma dan antibody tidak dibutuhkan. Komponen ini tersedia dalam volume 200 ml, waktu pemberian 1 ½ sampai 4 jam.Indikasi:Pasien dengan penekanan system imun (imunokompromise)5. Platelet/trombositKomponen ini biasanya digunakan untuk mengobati kelainan perdarahan atau jumlah trombosit yang rendah. Volume bervariasi biasanya 35-50 ml/unit, untuk pemberian biasanya memerlukan beberapa kantong. Komponen ini diberikan secara cepat. Hindari pemberian trombosit jika klien sedang demam.Klien dengan riwayat reaksi tranfusi trombosit, berikan premedikasi antipiretik dan antihistamin. Shelf life umumnya 6 sampai 72 jam tergantung pada kebijakanpusat di mana trombosit tersebut didapatkan. Periksa hitung trombosit pada 1 dan 24 jam setelah pemberian.Indikasi:a) Pasien dengan trombositopenia (karena penurunan trombosit, peningkatan pemecahan trombositb) Pasien dengan leukemia dan marrow aplasia6. Fresh Frozen Plasma (FFP)Komponen ini digunakan untuk memperbaiki dan menjaga volume akibat kehilangan darah akut. Komponen ini mengandung semua faktor pembekuan darah (factor V, VIII, dan IX). Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian FFP dalam jumlah besar diperlukan koreksi adanya hypokalsemia, karena asam sitrat dalam FFP mengikat kalsium. Shelf life 12 bulan jika dibekukan dan 6 jam jika sudah mencair. Perlu dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan

Page 3: Ranfusi Darah

system Rh.Indikasi:a) Pencegahan perdarahan postoperasi dan syokb) Pasien dengan defisiensi faktor koagulasi yang tidak bisa ditentukanc) Klien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan.7. Albumin 5 % dan albumin 25 %Komponen ini terdiri dari plasma protein, digunakan sebagai ekspander darah dan pengganti protein. Komponen ini dapat diberikan melalui piggybag. Volume yang diberikan bervariasi tergantung kebutuhan pasien.Hindarkan untuk mencampur albumin dengan protein hydrolysate dan larutan alkohol.Indikasi :a) Pasien yang mengalami syok karena luka bakar, trauma, pembedahan atau infeksib) Terapi hyponatremi

E. PERTIMBANGAN PEDIATRIK DAN GERONTOLOGI1. Pediatrika) Pada anak-anak, 50 ml darah pertama harus diinfuskan lebih dari 30 menit.Bila tidak ada reaksi terjadi, kecepatan aliran ditingkatkan dengan sesuai untuk menginfuskan sisa 275 ml lebih dari periode 2 jam2. Darah untuk bayi baru lahir dicocok silangkan dengan serum ibu karena mungkin mempunyai antibody lebih dari bayi tersebut dan memungkinkan identifikasi yang lebih mudah tentang inkompabilitas3. Dosis untuk anak-anak bervariasi menurut umur dan berat badan (hitung dosis dalam milliliter per kilogram berat badan)4. Tranfusi sel darah merah memerlukan waktu infus yang ketat (untuk mempermudah deteksi dini reaksi hemolitik yang mungkin terjadi)5. Penggunaan penghangat darah mencegah hipotermi yang menimbulkan disritmia6. Gunakan pompa infus elektronik untuk memantau dan mengontrol akurasikecepatan tetesan7. Gunakan vena umbilikalis pada bayi baru lahir sebagai tempat akses vena8. Tranfusi pada bayi baru lahir hanya boleh dilakukan oleh perawat atau dokter yang kompeten dan berpengalaman (prosedur ini memerlukan ketrampilan tingkat tinggi)9. Tinjau kembali riwayat tranfusi anak2. Gerontika) Riwayat sebelumnya (anemia dengan gagal sumsum tulang, anemia yang berhubungan dengan keganasan, perdarahan gastrointestinal kronik, gagal ginjal kronik)b) Terdapat kemungkinan bahaya pada jantung, ginjal, dan sistem pernafasan(atur kecepatan aliran jika klien tidak mampu menoleransi aliran yang telahditetapkan), sehingga waktu tranfusi lebih lambatc) Defisit sensori dapat terjadi (konsultasikan dengan rekam medik atau anggota keluarga terhadap reaksi tranfusi darah sebelumnya)d) Premedikasi dapat menyebabkan mengantuk

Page 4: Ranfusi Darah

e) Integritas vena mungkin melemah, pastikan kepatenan kateter atau jarum sebelum melakukan tranfusi

F. EFEK TRANFUSI1. Alergia. Penyebab:1. Alergen di dalam darah yang didonorkan2. Darah hipersensitif terhadap obat tertentub. Gejala:Anaphilaksis (dingin, bengkak pada wajah, edema laring, pruritus, urtikaria, wheezing), demam, nausea dan vomit, dyspnea, nyeri dada, cardiac arrest, kolaps sirkulasic. Intervensi:1. Lambatkan atau hentikan tranfusi2. Berikkan normal saline3. Monitor vital sign dan lakukan RJP jika diperlukan4. Berikan oksigenasi jika diperlukan5. Monitor reaksi anafilaksis dan jika diindikasikan berikan epineprin dan kortikosteroid6. Apabila diresepkan, sebelum pemberian tranfusi berikan diphenhidramin2. Anafilaksisa. Penyebab:Pemberian protein IgA ke resipien penderita defisiensi IgA yang telah membentuk antibodi IgAb. Gejala:Tidak ada demam, syok, distress pernafasan (mengi, sianosis), mual, hipotensi, kram abdomen, terjadi dengan cepat setelah pemberian hanya beberapa milliliter darah atau plasma.c. Intervensi:1. Hentikan tranfusi2. Lanjutkan pemberian infus normal saline3. Beritahu dokter dan bank darah4. Ukur tanda vital tiap 15 menit5. Berikan ephineprine jika diprogramkan6. Lakukan resusitasi jantung paru (RJP) jika diperlukand. Pencegahan:Tranfusikan sel darah merah (SDM) yang sudah diproses dengan memisahkan plasma dari SDM tersebut, gunakan darah dari donor yang menderita defesiensi IgA.3. Sepsisa. Penyebab:Komponen darah yang terkontaminasi oleh bakteri atau endotoksin.b. Gejala:Menggigil, demam, muntah, diare, penurunan tekanan darah yang mencolok, syokc. Intervensi:1. Hentikan tranfusi

Page 5: Ranfusi Darah

2. Ambil kultur darah pasien3. Pantau tanda vital setiap 15 menit4. Berikan antibiotik, cairan IV, vasoreseptor dan steroid sesuai programd. Pencegahan:Jaga darah sejak dari donasi sampai pemberian4. Urtikariaa. Penyebab:Alergi terhadap produk yang dapat larut dalam plasma donorb. Gejala:Eritema lokal, gatal dan berbintik-bintik, biasanya tanpa demamc. Intervensi:1. Hentikan tranfusi2. Ukur vital sign tiap 15 menit3. Berikan antihistamin sesuai program4. Tranfusi bisa dimulai lagi jika demam dan gejala pulmonal tidak ada lagid. Pencegahan:Berikan antihistamin sebelum dan selama pemberian tranfusi5. Kelebihan sirkulasia. Penyebab:Volume darah atau komponen darah yang berlebihan atau diberikan terlalu cepatb. Gejala:Dyspnea, dada seperti tertekan, batuk kering, gelisah, sakit kepala hebat, nadi, tekanan darah dan pernafasan meningkat, tekanan vena sentral dan vena jugularis meningkatc. Intervensi:1. Tinggikan kepala klien2. Monitor vital sign3. Perlambat atau hentikan aliran tranfusi sesuai program4. Berikan morfin, diuretik, dan oksigen sesuai programd. Pencegahan:Kecepatan pemberian darah atau komponen darah disesuaikan dengan kondisi klien, berikan komponen SDM bukan darah lengkap, apabila diprogramkan minimalkan pemberian normal saline yang dipergunakan untuk menjaga kepatenan IV6. Hemolitika. Penyebab:Antibody dalam plasma resipien bereaksi dengan antigen dalam SDM donor, resipien menjadi tersensitisasi terhadap antigen SDM asing yang bukan dalam system ABOb. Gejala:Cemas, nadi, pernafasan dan suhu meningkat, tekanan darah menurun, dyspnea, mual dan muntah, menggigil, hemoglobinemia, hemoglobinuria, perdarahan abnormal, oliguria, nyeri punggung, syok, ikterus ringan. Hemolitik akut terjadi bila sedikitnya 10-15 ml darah yang tidak kompatibel telah diinfuskan, sedangkan reaksi hemolitik lambat dapat terjadi 2 hari ataulebih

Page 6: Ranfusi Darah

setelah tranfusi.c. Intervensi:1. Monitor tekanan darah dan pantau adanya syok2. Hentikan tranfusi3. Lanjutkan infus normal saline4. Pantau keluaran urine untuk melihat adanya oliguria5. Ambil sample darah dan urine6. Untuk hemolitik lambat, karena terjadi setelah tranfusi, pantau pemeriksaan darah untuk anemia yang berlanjutd. Pencegahan:Identifikasi klien dengan teliti saat sample darah diambil untuk ditetapkan golongannya dan saat darah diberikan untuk tranfusi (penyebab paling sering karena salah mengidentifikasi).7. Demam Non-Hemolitika. Penyebab:Antibody anti-HLA resipien bereaksi dengan antigen leukosit dan trombosit yang ditranfusikan.b. Gejala:Demam, flushing, menggigil, tidak ada hemolisis SDM, nyeri lumbal, malaise, sakit kepalac. Intervensi:1. Hentikan tranfusi2. Lanjutkan pemberian normal saline3. Berikan antipiretik sesuai program4. Pantau suhu tiap 4 jamd. Pencegahan:Gunakan darah yang mengandung sedikit leukosit (sudah difiltrasi)8. Hiperkalemiaa. Penyebab:Penyimpanan darah yang lama melepaskan kalium ke dalam plasma selb. Gejala:Serangan dalam beberapa menit, EKG berubah, gelombang T meninggi dan QRS melebar, kelemahan ekstremitas, nyeri abdominal9. Hipokalemiaa. Penyebab:Berhubungan dengan alkalosis metabolik yang diindikasi oleh sitrat tetapi dapat dipengaruhi oleh alkalosis respiratorikb. Gejala:Serangan bertahap, EKG berubah, gelombang T mendatar, segmen ST depresi, poliuria, kelemahan otot, bising usus menurun10. Hipotermiaa. Penyebab:Pemberian komponen darah yang dingin dengan cepat atau bila darah dingin diberikan melalui kateter vena sentral.

Page 7: Ranfusi Darah

b. Gejala:Menggigil, hipotensi, aritmia jantung, henti jantung/cardiac arrestc. Intervensi:1. Hentikan tranfusi2. Hangatkan pasien dengan selimut3. Ciptakan lingkungan yang hangat untuk pasien4. Hangatkan darah sebelum ditranfusikan5. Periksa EKG

G. Manajemen efek tranfusiPedoman untuk mengatasi reaksi tranfusi yang dibuat oleh AmericanAssotiation of Blood Banks adalah:1. Hentikan tranfusi untuk membatasi jumlah darah yang diinfuskan2. Beritahu dokter3. Pertahankan jalur IV tetap terbuka dengan infus normal saline4. Periksa semua label, formulir, dan identifikasi pasien untuk menentukan apakah pasien menerima darah atau komponen darah yang benar5. Segera laporkan reaksi tranfusi yang dicurigai pada petugas bank darah6. Kirimkan sample darah yang diperlukan ke bank darah sesegera mungkin, bersama-sama dengan kantong darah yang telah dihentikan, set pemberian, larutan IV yang diberikan, dan semua formulir dan label yang berhubungan.7. Kirim sampel lainnya (misal urin)8. Lengkapi laporan institusi atau formulir “reaksi tranfusi yang dicurigai”9. Peralatan yang harus disiapkan (obat-obatan seperti: aminophilin, difenhidramin, hidroklorida, dopamine, epinefrin, heparin, hidrokortison, furosemid, asetaminofen, aspirin; set oksigenasi; kit kateter foley; botol kultur darah; cairan IV; selang IV)

H. Hal-hal yang perlu diperhatikan1. Kondisi pasien sebelum ditranfusi2. Kecocokan darah yang akan dimasukkan3. Label darah yang akan dimasukkan4. Golongan darah klien5. Periksa warna darah (terjadi gumpalan atau tidak)6. Homogenitas (darah bercampur semua atau tidak)

I. Persiapan Pasien1. Jelaskan prosedur dan tujuan tranfusi yang akan dilakukan2. Jelaskan kemungkinan reaksi tranfusi darah yang keungkinan terjadi dan pentingnya melaporkan reaksi dengan cepat kepada perawat atau dokter3. Jelaskan kemungkinan reaksi lambat yang mungkin terjadi, anjurkan untuk segera melapor apabila reaksi terjadi

Page 8: Ranfusi Darah

4. Apabila klien sudah dipasang infus, cek apakah set infusnya bisa digunakan untuk pemberian tranfusi5. Apabila klien belum dipasang infus, lakukan pemasangan dan berikan normal saline terlebih dahulu6. Pastikan golongan darah pasien sudah teridentifikasi