rancangan undang-undang tentang perlindungan …

16
KETERANGAN PEMERINTAH DI HADAPAN SIDANG PARIPURNA DEWAN PERWAKILAN RAKY AT-REPUBLIK INDONESIA Mengenai RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN V ARIETAS T ANAMAN Tanggal: 14Juni2000 DEPARTEMEN PERTANIAN JAKARTA

Upload: others

Post on 13-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

KETERANGAN PEMERINTAH DI HADAPAN SIDANG PARIPURNA

DEWAN PERWAKILAN RAKY AT-REPUBLIK INDONESIA

Mengenai

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN V ARIETAS T ANAMAN

Tanggal: 14Juni2000

DEPARTEMEN PERTANIAN JAKARTA

Page 2: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

KETERANGAN PEMERINTAH

DI HADAPAN SIDANG PARIPURNA DEWAN PERWAKllAN RAKYAT

MENGENAI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN

Assalamu' alaikum WarohmatuJlahi Wabarakatuh

Saudara Plmplnan dan para Anggota Dewan yang terhormat,

Pertama-tama izinkanlah kami mengajak para hadirin untuk memanjatkan puji

syukur kita kepada Allah SWT, yang karena rakhmat dan karunia-Nya telah

memungkinkan kita semua bertemu dalam sidang yang mulia lni. Atas nama

Pemerintah, kami mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk

menyampaikan keterangan Pemerintah mengenai Rancangan Undang-undang

Perlindungan Varietas Tanaman (RUU PVT). RUU PVT ini telah disampaikan oleh

Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat dengan surat Nomor R.10/PU/IV/2000

tanggal 10 April 2000

Saudara Pimplnan dan para Anggota Dewan yang terhonnat,

Perkenankanlah kami menjeJaskan dasar pertimbangan dari penyusunan PVT ini.

Pemerintah Indonesia, telah meratifikasi berbagai kesepakatan intemasional seperti

GAIT, 1R/Ps, dan WTO, sehingga Indonesia telah membuka selebar-Iebarnya pasar

dalam negeri bagi produk luar negeri dan sebaliknya juga memberikan peluang

sebesar-besamya kepada kita untuk menjual produk berbagai komoditl dalam negeri,

termasuk produk pertanian dan olahannya, ke pasar intemasional. Apabila kita tidak

berhasil meningkatkan daya saing produk pertanian kita pasar dalam negeri,

khususnya untuk komoditi pertanian, akan dibanjiri produk-produk luar negeri yang

dapat menggeser dengan cepat berbagai produk pertanian hasil dalam negeri. Hal

Page 3: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

tersebut dapat terjadi karen~ produk-produk Juar negeri diproduksi sedemikian rupa

sehingga memiliki daya saing yang tinggi, antara lain karena memiliki standar mutu

tinggi, memenuhi selera konsumen dalam negeri dan harga yang relatif rendah.

Kondisi itu dapat merugikan pertanian, petani, dan negara. Hal ini bertolak belakang

dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan pendapatan dari sektor non-migas.

Kondisi pasar bebas yang demikian, mengharuskan kita menata kembali sistem

agribisnis secara komprehensif agar produk-produk berbagai komoditi pertanjan Jdta

mampu bersaing baik di pasar dalam negeri maupun di pasar Iuar negeri. Salah satu

komponen penting dalam budidaya pertanian, dalam sistem agribisnis adalal'\ varietas

unggul tanaman yang mempunyai potensi produkstivltas 1 nilai tambah tinggi bagi

kesejahteraan petani.

Kita harus mampu menghasilkan varietas-varietas unggul baru tanaman dengan

memanfaatkan keunggulan komparatif dari lingkungan tropik dan menjarnin

ketersediaannya di setiap waktu dengan kualitas tinggi dan harga bersaing. lndustri

perbenihan kita harus terus berupaya meningkatkan kemampuannya dalam

menghasilkan berbagai varietas-varietas unggul tanaman yang memiliki nilai tambah

tinggi. Melalui penggunan varietas unggul dan didukung dengan pengembangan

sistem agribisnis yang kondusif, kita akan mampu menghasilkan komoditi pertanian

berdaya saing tinggi baik di pasar domestik maupun pasar intemasional. Upaya ke

arah itu harus cepat dilaksanakan dengan mengevaluasi dan menggali potensi

sumber daya alam dan sumberdaya manusia dan variabilitas biogeofisik yang besar.

Salah satu bagian dari konvensi WTO yang telah diratifikasi dengan undang-undang

No. 7 tahun 1997 adalah Persetujuan TRIPs atau hak atas kekayaan intelektual (HaKI)

yang mengatur aspek-aspek yang berkaitan dengan perdagangan. Khusus untuk

benih varietas tanaman, ketentuan TRIPs mewajibkan bahwa varietas dan benih

bahan tanaman yang diperdagangkan harus dilindungi dalam sui generis system, yaitu

memberi perlindungan kepemilikan, penggunaan dan pemasaran bahan tan~an

kepada lembaga, perusahaan, atau perorangan yang berhak atasnya. Selanjutnya

TR/Ps menyatakan bahwa semua negara peserta persetujuan Jtu harus menyusun dan

menyesuaikan peraturan perundang-undangan nasional mereka di bidang HaKI agar

sesuai dengan ketentuan konvensi-konvensi intemasional yang telah disepakati,

Page 4: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

selambat-lambatnya 1 Januari 2000. PVf merupakan bagian integral dari HaKI.

Dengan demikian, sebagai negara yang telah menandatangani persetujuan TR/Ps,

Indonesia wajib menyusun Undang-undang (UU) mengenai PVT.

Pembangunan sektor pertanian diarahkan agar landasan perekonomian nasional

kokoh. Kenyataan selama dua tahun terakhir menunjukkan bahwa pada kondisi

perekonomian yang rentan terhadap perubahan lingkungan strategis global sektor

pertanian masih tumbuh positif. Hal ini memperlihatkan bahwa sektor pertanian

dapat dijadikan tumpuan untuk memulihkan perekonomian nasional. Kita menyadari

bahwa guna mencapai sistem pertanian yang maju, efisieq dan menguntungkan

dalam usaha pertanian berwawasan agribisnis, perlu ketersediaan varietas tanaman

yang mempunyai sifat-sifat unggul. Dengan demikian upaya peningkatan

produktivitas dan kualitas komoditas pertanian sangat dipengaruhi oleh keberhasilan

dalam memperbaiki potensi genetik varietas tanaman menjadi varietas unggul.

Saudara Plmplnan dan para Anggota Dewan yang terhormat,

Selama ini hampir seluruh penelitian yang menyangkut perakitan vaiietas unggul

tanaman atau lazimnya disebut "pemuliaan tanaman", dilakukan oleh Iembaga­

lembaga penelitian Pemerintah serta oleh industri benih swasta. Varietas unggul yang

dihasilkan pada saat ini menjadi milik seluruh masyarakat, sehingga siapapun dapat

memperbanyak benihnya, baik untuk diperdagangkan atau untuk keperluan sendiri.

Kondisi demikian temyata justru kurang kondusif untuk perkembangan industri

perbenihan kita.

Dengan cara yang berlaku sekarang industri perbenihan kurang mendapatkan insentif

dalam menghasilkan varietas yang lebih unggul untuk dipasarkan, karena setiap

orang dapat memperbanyak, menyediakan dan memperdagangkan benih varietas

yang sama, dengan kualitas yang sangat beragam. Tanpa adanya perlindungan

terhadap hak intelektual atas varietas unggul ini dalam sistem perbenihan dapat

mengakibatkan disinsentif terhadap industri perbenihan. Perlindungan akan

mendorong lembaga penelitian, individu dan badan usaha berupaya menghasilkan

varietas tanaman unggul yang mampu memberikan nilai tambah komersial. Makin

Page 5: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

banyak varietas unggul tertentu digunakan oleh petani/produsen, berarti akan

memberikan keuntungan lebih besar bagi industri benih dan selanjutnya mendorong

upaya menghasilkan varietas yang lebih unggul lagi. Petani/produsen bersedia

menggunakan suatu varietas apabila memberikan nilai tambah ekonomi yang nyata.

Melalui penggunaan varietas unggul tersebut diharapkan proses produksi menjadi

lebih efisien serta produktivitas dan mutu basil menjadi Jebih baik. Dengan demikian

produk pertanian dalam negeri memiliki daya saing intemasional yang tinggi. Dewasa

ini temuan-temuan varietas unggul baru relatif masih terbatas jumlahnya yang antara

lain disebabkan oleh:

1. Jumlah tenaga pemulia masih sedikit.

2. Persepsi tentang penghargaan pada penemu varietas baru masih sangat rendah.

3. Industri perbenihan swasta belum cukup berpartisipasi dalam proses pemuliaan

4. Terbatasnya dana penelitian, yang sebagian besar masih berasal dari pemerintah.

5. Pentingnya pemuliaan dalam perekonomian masih belum memasyarakat.

6. Jaminan perlindungan hukum terhadap temuan dan pengembangan varietas baru belum cukup.

Dalam era kesejagadan keunggulan tidak hanya diartikan dari segf kuantitas, tetapi

juga dari segi kualitas, sehingga keduanya akan menghasilkan keunggulan kompetitif

yang tinggi. Melihat dan memperhatikan haJ-hal tersebut, maka upaya menghasilkan

varietas unggul yang bennutu tinggi harus menjadi landasan kerja yang utama.

Artinya, bagaimana mendorong agar kegiatan ke arah itu dapat terwujud, antara lain

dengan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi upaya membuat dan

mengembangkan varietas unggul baru.

Upaya menghasilkan varietas unggul tanaman harus didorong melalui pemberlan

insentif bagi penemu yang bergerak di bidang pemuliaan. Lebih dari itu yang ttdak

kalah pentingnya adalah memberikan perlindungan hukum dalam bentuk PVT bagi

penemu varietas unggul tanaman untuk memperoleh manfaat ekonomis atas haknya.

Disamping itu, PVT diberikan dalam rangka pemberian penghargaan atas

pengorbanan tenaga, biaya dan waktu serta kesediaannya untuk mengambil reslko

atas kegiatan penelitiannya, dan sekaligus sebagai pengakuan terhadap hak moral

dan terhadap integritasnya, dan koinitmennya sebagai pemulia. Pemberian

Page 6: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

penghargaan ini juga merupakan perwujudan pelaksanaan ketentuan Pasal 55

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992, tentang Sistem Budidaya Tanaman.

Pemberian perlindungan dan pengakuan hak terhadap penemu varietas unggul

tanaman baru diharapkan dapat menciptakan ik1im yang lebih mendorong penemu

untuk melakukan pemuliaan tanaman.

Para pemulia telah bekerja dengan tekun dan penuh dedikasi dalam menghasilkan

varietas unggul baru yang menjadikan Indonesia mampu meningkatkan produksi,

patut dihargai setinggi-setingginya, sekalipun kehidupan ekonomi pribadi mereka

masih jauh di bawah rekan-rekannya di luar negeri. Sebagai contoh, pada tanaman

sayuran dan tanaman hias kebutuhan benih unggul bermutu sangat dirasakan. Impor

produk tanaman sayuran unggul dan buah-buahan berm4tu menunjukkan

kecenderungan yang terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini juga menunjukkan

bahwa varietas unggul tanaman yang dihasilkan di dalam negeri masih kalah bersaing

dan terbatas, atau dengan perkataan lain keunggulan kompetitif varietas unggul

sayuran dan buah-buahan yang dihasilkan di dalam negeri masih belum cukup tinggi.

Penggunaan benih varietas unggul bennutu mutlak diperlukan kalau kita ingin

mencapai usaha pertanian beiwawasan agribisnis yang maju, efisien, dan modem.

Pada saat ini penggunaan benih bersertifikat oleh petani masih tergolong rendah,

yakni sekitar 300.l<t pada tanaman padi, 15% pada tanaman jagung, 8% pada tanaman

kedelai, 2% pada tanaman kacang tanah dan kacang hijau. Pada tanaman

hortikultura, penggunaan benih varietas unggul sudah cukup tinggi, terutama untuk

tanaman sayuran dataran tinggi dan tanaman hias. Akan tetapi untuk tanaman buah­

buahan masih kurang dari 50%. Industri benih nasional belum dapat berkembang di

Indonesia, sehingga kebutuhan benih terutama sayuran, masih dipenuhi dari impor.

Untuk memfasilitasi berkembangnya agribisnis, pertumbuhan industri perbenihan

perlu didorong. Dunia usaha nasional perlu didorong untuk bergerak di bidang

pemuliaan menghasilkan benih unggul bermutu. Pemerintah dalam hal ini bertindak

sebagai pembina dalam menjaga mutu benih yang akan diperdagangkan.

Walaupun PVf merupakan hak keperdataan yang melekat pada pemulia/pemegang

PVT, dalam RUU PVT, petanl maslh mempunyai halt untulc: menggunaltan benih

Page 7: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

dari basil tanamannya sendiri, yang berasal dari varietas yang dillndungl PVf

selama tidak untuk diperdagangkan. Hal ini dimaksudkan agar petani tidak selalu

membayar royalti bila mereka dapat memproduksi sendiri benih yang diperlukan.

Indonesia diberi rakhmat oleh Allah SWT berupa sumberdaya alam hayati yang

sangat kaya keaneka ragamannya sehingga sering dinyatakan sebagai negara yang

memiliki "mega bio-diversity". Indonesia merupakan sumber plasma nutfah sebagai

sumberdaya genetik berbagai jenis tanaman. Plasma nutfah tersebut harus dilindungi

agar tidak dengan mudah dieksplorasi dan dieksploitasi negara Jain yang mempunyai

kemampuan dan penguasaan teknologi yang lebih canggih, baik melaJui cara-cara

yang legal maupun melalui cara-cara ilegal. Pemerintah menyadari sepenuhnya

bahwa perlindungan varietas tanaman tidak hanya memberikan perlindungan dan

pengakuan hak para pemulia tanaman, tetapi juga perlindungan terhadap potensi

sumberdaya genetik yang ada dalam plasma nutfah asli Indonesia.

Dalam RUU Paten yang terbaru sebagai pengganti dari Undang-undang Nomor 8

tahun 1989 juncto Undang-undang Nomor 13 tahun 1997 tentang Pa~en, varietas

tanaman tidak diberikan perlindungan paten. Dengan demikian, apabila tidak ada UU

PVT, maka tidak ada perlindungan terhadap varietas unggul baru. Padahal

perlindungan itu sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan dalam menghasilkan

varietas unggul baru yang sangat diperlukan pembangunan pertanian. Dilain pihak

pemberian perlindungan varietas unggul tanaman melalui sistem paten akan banyak

menghadapi kesulitan terutama untuk mendiskripsikan prosesnya. Dalam bidang

bioteknologi, prosesnya tidak sama dengan perakitan varietas dengan pemullaan

tradisional yang dilakukan berdasarkan prinsip alamiah, sedangkan dengan

bioteknologi tidak lagi diperlukan pembuatan persilangan antar tetua tetapi langsung

memasukkan gen kedalam sel inang.

Persyaratan bagi pemberian paten adalah kebaruan, adanya langkah-langkah inventif

(proses) dan dapat diaplikasikan dalam industri. Sedangkan PVT mensyaratkan

adanya kebaruan (B), keunikan (U), seragam (S) dan stabil (S), disingkat BUSS, atau

istilah lainnya adalah NOUS: Novelty (kebaruan), Distinctive (beda atau unik),

Uniformity (seragam), dan Stable (stabil).

Page 8: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

Saudara Plmpinan dan paraAnaota Dewan yang terhormat,

Selanjutnya perkenankanlah kami menyampaikan riwayat penyusunan Rancangan

Undang-undang Perlindungan Varietas Tanaman 1ni. Pengajuan RUU PVf ini

diprioritaskan oleh Pemerintah seirama dengan pengajuan 3 (tiga) RUU di bidang

HaKI, yaitu RUU tentang Desain Industri, RUU tentang Desain Tata Letak Sirldt

Terpadu, dan RUU tentang Rahasia Dagang yang dewasa ini sedang dalarn

pembahasan sidang-sidang Dewan, disamping perubahan terhadap Undang-undang

HaKI yang telah ada. Prinsip-prinsip pokok Article 65 persetqjuan TRIPs, antara lain

adalah:

I~ Menetapkan standar minimum untuk perlindungan dan penegakan hukum HaKI

di negara-negara peserta. Dengan demlldan, negara peserta dapat menetapkan

standar yang lebih linggi selama hak tersebut tidak bertentangan dengcm prinsp­

prinsip persetujuan TRIPs.

2. Negara-negara peserta diharuskan memberikan perlindungan HaKI yang sama,

baik kepada warga negaranya sendiri maupun kepada warga negara penanda

tangan TRIPs lainnya. Maksudnya, hak apapun yang diberikan kepada warga

negaranya, harus pula diberikan kepada warga negara peserta yang lain.

3. RUU PVT ini mengacu dan diselaraskan dengan ketentuan TRIPs tersebut

RUU PVT lni teJah dipersiapkan sejak tahun 1995 oleh Tim kerja Departemen

Pertanian, yang diawali dengan penyebaran daftar pertanyaan yang disusun oleh

Wakil Sekretaris Kabinet selaku Selaetaris Tun Keputusan Presiden Nomor 34 tahlDl

1986 jo Keppres No.3 Tahon 1989. Dari basil penyebaran daftar pertanyaan

selanjutnya dlolah oleh Departemen Pertanian, dan dlsUSWl dalam bentuk RUU.

Untuk mempertajam rumusannya, Departemen Pertanlan menyelenggarakan

seminar dan lokakalya yang melibatkan para pakar dan para peJaku ekonomi dalarn

bidang perbenlhan, tennasuk asosiasi-asosiasi yang ada di dalarnnya.

RUU PVT selanfutnya dibahas bersama Instansi/Departemen terkait untuk leblh

memperkaya dan mena)amkan nunusannya. Untuk mendapalkan masukan dari ah1i

secara intemasional, RUU PVT karDi ldrlmkan ke Sekretarlat Perserlkatan

Page 9: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

lntemasional Perlindungan Varietas Tanaman (UPOV). Dari UPOV kami

mendapatkan banyak masukan dan saran penyelarasan dengan Undang-undang PVT

dari negara-negara lain yang telah terlebih dahulu mempunyai UU PVf. Kemudian

~ lakukan perbaikan sebagaimana meslinya. Setelah dipandang cukup, kamJ

masih merasa perlu untuk mendapat tanggapan secara khusus dari Saudara Menteri

Huktnn dan Perundang-undangan agar ada penyelarasan dan penyerasian dengan

undang-undang di bidang HaKI lainnya. Kami menyadari UU PVT merupakan bentuk

khusus perlindungan hukmn di bidang HaKI, yaitu bentuk. sui generis dari Indusl1ial

Property Rights.

Saudara Plmplnan dan para Anatola Dewan,... terbormat,

Perkenankanlah kami akan menjeJaskan pokok-pokok pengaturan RUU PVT lni.

I. Keranska RUU PVT

Rancangan Undang-undang inl terdlri atas 6 torudderan menhnhanl yang

memuat esensi, urgensi dan argwnentasi perlunya pengaturan mengenal

perlindungan varietas tanaman dalam undang-undang; 8 konsldenm meqlnpt

sebagai dasar hukum penetapan Undang-undang PVT; batang tobub yang tenliri

atas 12 Bab, dan 76 Pasal; disertai dengan penjelasan umum dan penjelasan

pasal demi pasal. Kerangka sistematika dari RUU PVT ini adalah sebagai berikut

(1 ). Ketentuan Umum. (2). Ungkup Perlindungan Varietas Tanaman. (3). Pennintaan Perlindungan Varietas Tanaman. (4). Pemeriksaan. (S). Pengalihan Perlindungan Varietas Tanaman. (6). Pembatalan dan Alabat Pembatalan Perlindungan Varietas Tanaman. (7). Biaya. (8). Pengelolaan Pertindungan Varietas Tanaman. (9). Hak Menuntut (10). Penyidikan. (II). Ketentuan Pidana. ( 12). Ketentuan Penutup.

2. KetenlUan Umum

Ketentuan umum berisi pengertian dan definisi berbagai istilah yang sering

digunakan dan penting artinya tmtuk mencegah kesimpang-siuran makna,

Page 10: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

sehingga dapat diperoleh pengertian dan penafsiran yang seragam dalam bahasa

dan istilah yang dipergunakan. RUU PVf ini memberikan pengertian:

a. PVf adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemulia tanaman dan

atau pemegang PVT atas varietas tanaman yang dihasilkannya untulc selama

waktu tertentu menggunakan sendiri varietas tersebut atau memberikan

persetujuannya kepada orang atau badan hukum lain untuk

menggunakannya.

b. Varietas adalah sekelompok tanaman dari suatu iei:tis yang clitandal oleh

bentuk tanaman, pertumbuhan, daun, bunga, buah, biji clan sifat. Yang

dimaksud dengan "sifat" yaitu sifat lain yang dapat dlbedakan dari jenis yang

sama. Definisi ini sama pengertiannya dengan varietas yang dirumuskan

dalaJn Undang-undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistim Budidaya

Tanaman. Dengan demUdan varietas tanaman yang dilindungi harus memlHld

ciri-dri baru, unik, serasam dan stabll (BUSS), dengan pengertian sebagaJ

berikut:

I) Baro, artinya varietas tersebut.belum dikenal secara luas oleh masyarak8t, baik di dalam maupun luar negeri

2) Unik, artinya dapat dlbedakan dengan varietas lain yang telah ada

3) Seragam, artinya penampakan dari luar (exterior)nya seragam

4) Stabil, artinya ditanam di manapun di agro-ekologi yang direkomendasikan akan mempunyai ciri-ciri yang sama.

c. Varietas yang dltindungi adaJah varietas tanaman yang dirakit melalui metode

ilmiah pemuliaan tanaman.

3. Ungkup Pengaturan PVT

PVT diberikan untuk varietas tanaman yang memiliki ciri-ciri BUSS, dengan

jangka waktu 20 tahun untuk tanaman semusim dan 25 tahun untuk tanaman

tahunan. Varietas tanaman yang tidak memenuhi ciri BUSS tidak dapat diberikan

PVT. PVT dJberikan kepada pemuHa atau pihak yang menerima hak dari pemulla

dengan hak untuk memperbanyak benih, menyiapkan untuk perbanyakan benih,

menjual atau memperdagangkan, mempromosikan atau menawarkan,

mengekspor, mengimpor dan membuat cadangan, serta mendapatkan lmbalan.

Kewajiban pemegang hak PVT adalah melaksanakan PVT di Indonesia,

Page 11: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

membayar biaya tahunan PVT, menyediakan dan menunjukkan contoh benih

varietas tanaman yang telah mendapatkan PVf di Indonesia.

4. Perrnintaan PVT

Permintaan PVT dapat diajukan oleh pemulia, ahli waris atau konsultan PVT

kepada kantor PVf dengan menerangkan identitas pemulia, ahli waris atau

konsultan PVT untuk setiap jenis varietas tanaman. Dalam permintaan PVf harus

dijelaskan mengenai nama varietas tanaman yang dimintakan PVT, deskripsi

varietas yang mencakup asal usul atau silsilah, ciri-ciri morfologi, sifat-sifat

penting lainnya, gambar dan atau foto, serta wajib membayar biaya administrasi.

Dalam hal varietas tanaman yang dirakit dengan rekayasa genetik, disamping

penjelasan tersebut, deskripsinya juga harus mencakup uraian mengenai

penjelasan molekuler varietas yang bersangkutan, stabilitas genetik dari sifat yang

diusulkan, sistim reproduksi tetuanya, keberadaan kerabat Jiarnya, kandungan

senyawa yang dapat mengganggu kesehatan dan ingkungan, dan cara

pemusnahannya apabiJa terjadi penyimpangan, serta disertai surat persyaratan

aman dari instansi yang berwenang.

PVf dianggap telah diajukan pada tangg~l penerimaan di Kantor PVf, apabila

persyaratan permintaan termasuk biaya pendaftaran diterima secara Jengkap.

Permintaan dapat diubah sebelum dan selama pemeriksaan, dan apabila

dikehendaki permintaan dapat ditarik kembali. Pegawai kantor PVf dan orang

yang karena penugasan bekerja untuk dan atas nama kantor PVf diwajibkan

menjaga kerahasiaan varietas beserta seluruh dokumennya.

5. Pemeriksaan

Pemeriksaan dilaksanakan setelah pennintan PVf diumumkan selama 6 (enam)

bulan, di suatu tempat di kantor PVf dengan keterangan yang jelas, untuk

memberikan kesempatan kepada masyarakat mengajukan keberatan alas

varietas tanaman yang dimintakan PVf. Pemeriksaan substantif dilakukan

terhadap ciri-ciri "BUSS" dari varietas tanaman yang dimintakan PVf.

Pemeriksaan selambat-lambatnya 24 bulan harus sudah dapat menetapkan

apakah memberikan atau menolak permintaan PVf. Terhadap penolakan PVf

Page 12: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

kepada pemulia, ahli waris atau konsultan PVT dapat mengajukan permintaan

banding kepada Komisi Banding PVT dengan memberikan a1asannya.

Permintaaan banding selambat-lambatnya diajukan 3 (tiga) bulan sejak

penolakan permintaan PVT. Ketua dan anggota Komisi Banding diangkat dan

diberhentikan oleh Menteri.

6. Pengalihan PVT

a. PVT dapat bera1ih atau dia1ihkan karena pewarisan, hibah, wasiat, atau

perjanjian notariil. Penga1ihan PVT mela1ui perjanjian Iisensi hap.is dicatatkan

pada kantor PVT.

b. Usensi-wajib dapat dilakukan apabila PVT tidak digunakqn di Indonesia oleh

pemegang PVT dan atau PVT digunakan dalam bentuk dan cara yang

merugikan kepentingan masyarakat. Llsensi-wajib diberikan kepada badan

hukum atau orang perorangan oleh Pengadilan Negeri. Orang atau badan

hukum tersebut harus mempunyai kemampuan untuk menggunakan PVT

secara penuh, mempunyai fasilitas sendiri untuk menggunakan sendiri PVT.

Di samping itu orang atau badan hukum tersebut telah mengambil langkah­

langkah dalam jangka waktu cukup untuk mendapatkan lisensi dari

pemegang PVT atas dasar persyaratan dan kondisi yang wajar, tetapi tidak

· memperoleh hasil.

c. Pelaksanaan lisensi-wajib disertai dengan pembayaran imbalan kepada

pemegang PVT yang besamya dan cara pembayarannya ditetapkan oleh

Pengadilan Negeri.

7. Pembatalan dan Akibat Pembatalan PVT

a. PVT pada dasamya adalah hak yang diterima oleh pemulia dari negara untuk

selama jangka waktu tertentu melaksanakan haknya tersebut. PVT dapat

dibatalkan berdasarkan alasan demi hukum, atas pennintaan atau karena

gugatan.

b. PVT batal demi hukum apabila:

I) Pemulia atau pemegang PVT tidak memenuhi kewajiban membayar biaya tahunan dalam jangka waktu 4 (empat) bulan

2) Syaratlciri-ciri dari varietas tanaman yang dilindungi sudah berubah dan tidak sesuai dengan syarat BUSS

Page 13: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

3) Pemegang PVT tidak mampu menyediakan dan menunjukkan contoh varietas tanaman yang telah mendapat PVf; dan atau

4) Pemegang PVT tidak menyediakan benih varietas tanaman untuk mendapatkan PVT di Indonesia.

PVf dibatalkan atas permintaan pemulia atau pemegang PVT secara tertulis

kepada Kantor PVT dengan disertai alasan-alasannya. PVf juga dapat dibatalkan

apabila ada gugatan yang dibenarkan oleh Pengadilan Negeri. Akibat hukum dari

pembatalan yang berkaitan dengan PVT dan hak-haknya dimulai pada tanggal

putusan pengadilan, kecuali dalam putusan itu ditetapkan tanggal yang lain.

Dalam hal pemegang lisensi wajib telah membayar imbalan secara sekaligus

kepada pemegang PVT, maka pemegang PVT berkewajiban mengembalikan

imbalan tersebut yang besarnya sebanding dengan sisa jangka waktu lisensi

sesuai dengan perjanjian.

8. Biaya

Dalam RUU PVT ini disebutkan biaya tahunan, yaitu biaya untuk pengelolaan

kelangsungan berlakunya PVT dan pencatatan lisensi yang merupakan kewajlban

pemegang PVT atau pemegang lisensi suatu PVT. Biaya tahunan dibayarkan

kepada Kantor PVT, dan oleh Kantor PVf disetor ke Kas Negara.

9. Pengelolaan PVT

a. Untuk menyelenggarakan administrasi PVT dibentuk Kantor PVT dengan

tugas:

1) menyelenggarakan dokumentasi dan pelayanan infonnasi PVT,

2) membentuk suatu sistim dokumentasi dan jaringan inforrnasi PVT yang bersifat nasional, sehingga mampu menyediakan infonnasi kepada masyarakat mengenai varietas tanaman yang mendapat PVf, dan

3) melakukan pemeriksaan varietas tanaman yang dimintakan PVf.

b. Pelaksanaan tugas tersebut memiliki segi-segi yang sangat luas di bidang

sosial ekonomi maupun stabilitas nasional. Oleh karena itu Kantor PVT wajib

bekerjasama dengan Instansi Pemerintah dan swasta terkait, dan Kantor PVf

dibina secara teknis dan administrasi oleh Menteri.

Page 14: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

. I 0. Hak Menuntut

Apabila suatu PVf diberikan kepada pemulia atau pemegang PVf lain selain dari

pada pemulia atau pemegang PVf yang berhak atas PVf tersebut, maka pemulia

atau pemegang PVf dapat menuntut ke Pengadilan Negeri supaya PVf yang

dituntut, berikut hak-hak yang melekat pada PVf diserahkan kepadanya.

11. Penyidikan

Dalam RUU PVT ini diatur mengenai Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

disamping POLRI untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang PVf.

PPNS tersebut mempunyai wewenang:

a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan

dengan tindak pidana di bidang PVT;

b. melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan yang diduga melakukan

tindak pidana di bidang PVf;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan sehubungan

dengan peristiwa tindak pidana di bidang PVT;

d. melakukan pemeriksaan atas pembukuan, pencatatan dan dokumen lain

berkenaan dengan tindak pidana di bidang PVT;

e. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat bahan bukti

pembukuan, pencatatan dan dokumen lain serta melakukan penyitaan

terhadap basil pelanggaran yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak

pidana di bidang PVT;

f. meminta bantuan ahli dalarn rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak

pidana di bidang PVT.

12. Ketentuan Pidana

Tindak pidana dirumuskan dalarn RUU PVf ini meliputi 4 hal, yaitu:

a. Tindak pidana melakukan perbuatan hukum tanpa hak akan diberikan sanksi

pidana paling lama 7 (tujuh) tahun dan denda paling banyak Rp 500.000.000,­

(limaratus juta rupiah). Perbuatan hokum tanpa hak mencakup kegiatan

yang dilakukan dengan tidak memperoleh persetujuan pemegang PVT,

dalarn hal sebagai berikut:

1) memperbanyak benih;

2) menyiapkan untuk perbanyakan benih;

Page 15: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

3) menjual atau memperdagangkan;

4) mengiklankan atau menawarkan;

5) mengekspor;

6) mengimpor;

7) membuat cadangan untuk keperluan sebagaimana dimaksud dalam huruf 1), 2), 3), 4), dan 5).

b. Tindak pidana dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban dalam:

(1). melaksanakan PVI'nya di Indonesia, membayar biaya tahunan PVf serta

menyediakan contoh benih varietas tanaman yang telah mendapatkan PVT,

dan (2). menjaga kerahasiaan varietas serta seluruh dokumentasi permintaan

PVf sampai tanggal penetapan, akan diberikan sanksi pidana penjara paling

lama 5 Olma) tahun dan denda paling banyak Rp. 250.000.000,- (dua ratus

Hrna puluh juta rupiah).

c. Tindak pidana dengan sengaja melakukan pelanggaran dengan tujuan

komersial dikenakan sanksi pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan

denda paling banyak Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh .iuta rupiah).

Kegiatan di bawah ini tidak termasuk pelanggaran PVT :

1) Penggunaan sebagian basil panen dari varietas tanaman yang dilindungi

Pvr, untuk keperluan sendirl dan tidak untuk tujuan komersial;

2) Penggunaan varietas tanaman yang dilindungi untuk kegiatan penelitian

atau perakitan varietas baru;

3) Penggunaan oleh Pemerintah terhadap varietas tanaman yang dllindungi

PVT dalam rangka kebijakan pengadaan pangan dan obat-obatan yang

ditetapkan dengan Keputusan Presiden.

d. Tindak pidana bagi Pemeriksa PVT dan Pejabat Kantor PVT dengan sengaja

tidak memenuhi kewajiban menjaga kerahasiaan varietas yang diperiksa

dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling

banyak Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah).

Page 16: RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PERLINDUNGAN …

Saudara Pimpinan dan para Anggota Dewan yang terhormat,

Demikian keterangan Pemerintah mengenai pokok-pokok ketentuan dalam RUU Pvr

yang dapat kami sampaikan. Ketentuan lainnya, kiranya telah cukup jelas diuraikan.

Atas nama Pemerintah, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada

Saudara Pimpinan dan para Anggota Dewan yang terhonnat atas segala kesabaran

dan perhatian untuk mengikuti keterangan Pemerintah ini.

Semoga Allah SWf selalu melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita

semua, sehingga dapat menyelesaikan tugas yang berat tetapi muJia ini.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 14 Juni 2000

ATAS NAMA PEMERINTAH TERI PERTANIAN,