rancangan pengembangan 26 pusat kegiatan strategis nasional (pksn) pusat pertumbuhan lokasi...

42
RANCANGAN PENGEMBANGAN 26 PKSN PUSAT PERTUMBUHAN LOKPRI PERBATASAN TAHUN 2015-2019 BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA DISAMPAIKAN DALAM FGD PENYUSUNAN RANCANGAN TEKNOKRATIK PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PERIODE 2015-2019 BANDUNG, 5-7 FEBRUARI 2014 ROBERT SIMBOLON KEPALA BIRO PERENCANAAN, KERJASAMA DAN HUKUM

Upload: pustaka-virtual-tata-ruang-dan-pertanahan-pusvir-trp

Post on 27-Nov-2015

289 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan Kerjasama dan Hukum Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPB)dalamPenyusunan Rancangan Teknokratik Pembangunan Kawassan Perbatasan 2015-2019di Bandung 6 Februari 2014

TRANSCRIPT

RANCANGAN PENGEMBANGAN 26 PKSN PUSAT PERTUMBUHAN LOKPRI

PERBATASAN TAHUN 2015-2019

BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASANREPUBLIK INDONESIA

DISAMPAIKAN DALAM FGD PENYUSUNAN RANCANGAN TEKNOKRATIK PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PERIODE 2015-2019

BANDUNG, 5-7 FEBRUARI 2014

ROBERT SIMBOLONKEPALA BIRO PERENCANAAN, KERJASAMA DAN HUKUM

KELOMPOK ISU PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA:

1. Isu (pengelolaan) batas wilayah negara.2. Isu (pembangunan) kawasan perbatasan.3. Isu (pengelolaan) lintas-batas negara:

a. CIQS Issues;b. Regionalism issues border as

common area bagaimana skenario yg akan dikembangkan;

c. Inter-state service issues.2

KONSEPSI PKSN SEBAGAI BAGIAN DARI

PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA

Transformasi pembangunan perbatasan menuju cross-border planning

Sumber: Prescott, 1987

Country X Country Y

Capital Provincial centre Border settlement

Trans boundary – relation/Interaction

Trans boundary–relation/Interaction

Tran

s bou

ndar

y–re

latio

n/In

tera

ction

Trans boundary–relation/Interaction

Pola Interaksi dan PengelolaanHarmonisasi secara fungsional maupun Institusional

Pola Interaksdi dan Pengelolaan menuju harmonisasi fungsional maupun Institusional

Tidak ada harmonisasi secarafungsional maupun Institusional

Country X Country Y

Country X Country Y

Country X Country Y

KONSEP CROSS-BORDER APPROACH DALAM PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA

KONSEP INTEGRASI FUNGSIONAL DAN KELEMBAGAAN ANTARNEGARA

current

plan

KONSEP INTEGRASI FUNGSIONAL DAN KELEMBAGAAN ANTARNEGARA

PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA BERDASARKAN TIPOLOGIPKS

N.PKSN PERBATASAN DARAT

1ab

PKSN YANG BERADA DI PINTU PERBATASAN(entikong, badau, jagoi, etc)

PKSN YANG JAUH DARI DI PINTU PERBATASAN(merauke, kefamenanu, etc)

PKSN PERBATASAN LAUT

2ab

BERHADAPAN DENGAN NEGARA TETANGGA (SELAT)(batam, tahuna, etc)

BERHADAPAN DENGAN SAMUDERA(daruba, ranai, etc)

YANG BERADA DI PINTU PERBATASAN.

PKSN DARAT

Lokpri

Ibu Kota

Distrik Tetangga

Pusat Kota Tetangga

PKSN

Batas NegaraTETANGGAINDONESIA

Kerjasama

linkages

(entikong, badau, jagoi, etc)

YANG JAUH DARI PINTU PERBATASAN.

PKSN DARAT

Lokpri Lainnya

PKSN

Distrik Tetangga

Pusat Kota Tetangga

Batas NegaraTETANGGAINDONESIA

Lokpri (Gerbang)

Kerjasama

linkages

(merauke, kefamenanu, etc)

YANG BERHADAPAN DENGAN SELAT TETANGGA.PKSN LAUT

Kota Pelabuhan di

Pulau Tetangga

Pusat Kota di Pulau Tetangga

PKSN

Gugus Pulau

LokpriGugus Pulau

Lokpri Pulau Terluar

Pulau Utama

Lokpri

TETANGGAINDONESIA

Batas Negara

Ke Main Land

Kerjasama

linkages

(batam, tahuna, etc)

YANG BERHADAPAN DENGAN SAMUDERA.PKSN LAUT

?

PKSN

Gugus Pulau

LokpriGugus Pulau

Lokpri Pulau Terluar

Pulau Utama

Lokpri

TETANGGAINDONESIA

Batas Negara

Ke Main Land

linkages

(daruba, ranai, etc)

GAMBARAN DAN REVIEW ISU STRATEGIS

PENGELOLAAN LOKPRI DALAM MENDUKUNG

PKSN

1 ISU BATAS WILAYAH NEGARA

DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PKSN

ISU STRATEGIS LOKPRI

2

3

4

ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN

ISU LINTAS BATAS

ISU KELEMBAGAAN

1 ISU BATAS WILAYAH NEGARA

ASPEK PENYELESAIAN DAN PENEGASAN BATAS WILAYAH NEGARA

ASPEK PENEGASAN TANDA BATAS WILAYAH NEGARA

Belum selesainya proses penyelesaian dan penyepakatan batas dengan negara tetangga pada beberapa segmen

1. Belum optimalnya aspek pengawasan dalam mengawasi tanda batas

2. Belum optimalnya upaya penyelesaian tanda batas

2 ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN

ASPEK DAYA SAING EKONOMI

ASPEK INFRASTRUKTUR PENDUKUNG DAYA SAING

1. Keterisolasian: rendahnya pelayanan infrasturktur transportasi regional (koneksi thd PKSN) dan lokal

2. Minimnya akses terhadap pelayanan sarana dan prasarana dasar di Lokpri (pendidikan, kesehatan, sanitasi, dsb)

1. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi industri dalam peningkatan nilai tambah potensi SDA di Lokpri

2. Belum optimalnya peran sarana dan prasarana ekonomi dalam mendukung proses produksi, pengolahan, dan pemasaran di Lokpri

2 ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN

ASPEK SOSIAL DAN SDM PENDUKUNG DAYA SAING

ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

1. Belum optimalnya aspek pengawasan terhadap kegiatan pengrusakan lingkungan oleh manusia

2. Rendahnya kualitas infrastruktur perlindungan lingkungan hidup dari bencana alam

Rendahnya kualitas SDM di Lokpri akibat belum optimalnya pelayanan peningkatan kualitas SDM

3 ISU LINTAS BATAS

ASPEK EKONOMI LINTAS BATAS

ASPEK PERTAHANAN DAN KEAMANAN

1. Maraknya kegiatan ilegal di Lokpri (fishing, entry, logging, human trafficking, dsb)

2. Belum optimalnya upaya pengawasan di Lokpri akibat rendahnya dukungan sarana dan prasarana pengawasan

1. Belum optimalnya nilai tambah produksi di Lokpri terhadap negara tetangga maupun terhadap PKSN

2. Belum efektifnya kerjasama perdagangan antarnegara

3. Adanya ketergantungan masyarakat di Lokpri terhadap negara tetangga

3 ISU LINTAS BATAS

ASPEK SOSIAL-BUDAYA LINTAS BATAS

ASPEK SARANA DAN PRASARANA LINTAS BATAS

1. Belum optimalnya kualitas pelayanan sarana dan prasarana lintas batas CIQS

2. Belum optimalnya aspek pengawasan di pintu perbatasan akibat lemahnya dukungan sarana dan prasarana lintas batas

Belum optimalnya pencatatan penduduk terkait adanya fenomena pencampuran penduduk (satu rumpun) di Lokpri

4 ISU KELEMBAGAAN

ASPEK KELEMBAGAAN NASIONAL DAN DAERAH

ASPEK KELEMBAGAAN LINTAS BATAS

Belum efektifnya pengelolaan kelembagaan antarnegara dalam mendukung aktivitas lintas batas

Belum optimalnya pelaksanaan KISS di tingkat pusat dan daerah

Tabukan Utara

Tahuna(PKSN)

Marore

General Santos

MAINLAND:Manado - Bitung

Contoh Kasus: SANGIHE ISU EKONOMI LINTAS BATASa. Hasil tangkapan ikan oleh nelayan sangir yang

dijual ke Filipina tidak memberi nilai tambah bagi masyarakat dan negara.

b. Adanya penjualan barang-barang ilegal dari Filipina di Tahuna (di beberapa toko di Tahuna).

Border

ISU HANKAM LINTAS BATASLemahnya pertahanan dan keamanan di Tahuna, karena masih sering terjadi pencurian ikan dan pelintas batas ilegal

ISU SOSIAL BUDAYA LINTAS BATASa. Status kewarganegaraan masyarakat perbatasan

(masyarakat phisang/Philipina-Sangihe) yang tinggal di Pulau Saranggani dan Balut (Filipina) tidak jelas, karena tidak diakui oleh Filipina maupun Indonesia.

b. Kesamaan budaya antara masyarakat phisang dengan sangir yakni budaya Tulude yang menyebabkan semakin meningkatnya interaksi sosial-budaya masyarakat sangir dengan Filipina. ISU INFRASTRUKTUR LINTAS BATAS

Masih kurangnya jumlah sarana transportasi laut di Tahuna, berdampak pada mahalnya harga barang dari Manado dan sedikitnya rute pelayaran antar pulau yang dibuka.

ISU BATAS WILAYAH NEGARABelum adanya kesepakatan batas maritim antara Indonesia dengan Filipina

PERAN DAN KONTRIBUSI LOKPRI DALAM

PENGEMBANGAN PKSN

1SEBAGAI PUSAT PELAYANAN PINTU GERBANG KERJASAMA ANTARNEGARA (khusus lokpri pintu perbatasan)

DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PKSN

KONTRIBUSI LOKPRI

2

3

SEBAGAI PUSAT ORDE 2 DI KAWASAN PERBATASAN

SEBAGAI HINTERLAND DAN SENTRA PRODUKSI BAGI PKSN

Serasan

Pemangkat, Kalbar

Jalur A

lki

Jalu

r Pel

ayar

an

Nusan

tara

Hongkong

Cina

P. Sekatung

MalaysiaSingapura

Pulau Laut

PKSN RANAIBunguran Barat

Midai

Subi

Captive Market Melalui kapal-kapal yg melintas di Jalur Alki

Thailand

Captive Market Langsung Captive Market tidak Langsung melalui batam atau Tj. pinang

Batas Negara

Arah distibusi komoditi regional Arah distribusi lokal (untuk pengolahan lebih lanjut)

Arah Pemasaran Komoditi

Contoh Kasus: Kontribusi Lokpri sebagai penyangga bagi PKSN

RANAI

Skenario Optimis

Tabukan Utara

Tahuna

Marore

General Santos

Manado - Bitung

Tabukan Utara

PKSNTahuna

Marore

General Santos

Manado - Bitung

Tahuna sebagai pusat pelayanan utama dan pusat pertumbuhan1. Pusat Pemerintahan Kabupaten2. Pusat Perdagangan dan jasa Kabupaten3. Simpul pelayanan jaringan transportasi:

• Jaringan penyeberangan antar negara: Tahuna – General Santos City / Davao City (Republik Philipina) dan Tahuna – P. Marore – Davao City (Philipina);

• Rute penerbangan: Manado – Naha – Melonguane – Davao City (Republik Philipina)

Marore sebagai pusat pelayanan pintu gerbang1. Pusat pelayanan perbatasan CIQS2. Produksi perikanan tangkap, penyimpanan dan pemasaran hasil produksi perikanan

ekspor3. Pariwisata: wisata alam dan bahari4. Pelabuhan penyeberangan antar negara: Marore – Davao City (Philipina) dan

jaringan penyeberangan antar pulau: P. Marore – Glan (Philipina) – Saranggani (Philipina)

Tabukan Utara sebagai pusat pelayanan penyangga1. Pengembangan minapolitan dengan produksi perikanan tangkap dan budidaya ikan,

dengan pemasaran ke Tahuna dan Marore. PPP (Pelabuhan Perikanan Pusat) Dagho di Kecamatan Tamako pada Kabupaten Kepulauan Sangihe

2. Pengembangan agropolitan/ produksi hasil perkebunan pengembangan komoditas kopra, cengkeh, pala.

3. Pelabuhan penyeberangan antar negara: Petta (Tabukan Utara) – Nusa (P. Bukide) – P. Marore – Glan (Philipina) – General Santos

Contoh Kasus: Kontribusi Lokpri sebagai penyangga bagi PKSN

TAHUNA

ISU STRATEGIS PENGEMBANGAN PKSN

1Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai POS PEMERIKSAAN LINTAS BATAS dengan negara tetangga

DALAM PP 26/2008 TENTANGRENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL

KRITERIA PKSN

2

3

4

Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai PINTU GERBANG INTERNASIONAL yang menghubungkan dengan negara tetangga

Pusat perkotaan yang merupakan SIMPUL UTAMA TRANSPORTASI yang menghubungkan wilayah sekitarnyaPusat perkotaan yang merupakan PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI yang dapat mendorong perkembangan kawasan disekitarnya

1Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai POS PEMERIKSAAN LINTAS BATAS dengan negara tetangga

STUDI MENGENAI KRITERIA DAN STANDAR PKSN

2Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai PINTU GERBANG INTERNASIONAL yang menghubungkan dengan negara tetangga

STUDI MENGENAI KRITERIA DAN STANDAR PKSN

sarana dan prasarana ekonomi

bertaraf internasional

Ketersediaan sarana

Ekonomi berbasis industri kawasan

Aktivitas dan ketersediaan sarana

prasarana industri hulu-hilir

Supply chain Aktivitas Produksi-Pengolahan-Pemasaran

Dukungan Regulasi

Skala investasi

Ketersediaan regulasi

Implementasi regulasi

Sala investasi: internasional / antar

negara

3Pusat perkotaan yang merupakan SIMPUL UTAMA TRANSPORTASI yang menghubungkan wilayah sekitarnya

STUDI MENGENAI KRITERIA DAN STANDAR PKSN

STUDI MENGENAI KRITERIA DAN STANDAR PKSN

4Pusat perkotaan yang merupakan PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI yang dapat mendorong perkembangan kawasan disekitarnya

BERDASARKAN HASIL STUDI

CURRENT STATUS PKSN DARAT

JAYA

PURA

ATAMBUA

ENTIK

ONG

KEFAMEN

ANU

MERAUKE

NANGA BADAU

SEI M

ANGGARIS

LONG M

IDANGARUK

JAGOI B

ABANG

LONG N

AWANG

TANAH M

ERAH

PALOH

0

20

40

60

80

100STANDAR MINIMAL = 90

90

GAP

skor

BERDASARKAN HASIL STUDI

CURRENT STATUS PKSN LAUT

BATAM

TAHUNA

MELONGUANE

DUMAI

DARUBA

SABANG

KALABAHI

NUNUKAN

SAUMLA

KI

DOBORANAI

ILWAKI

0

20

40

60

80

100

120

140

STANDAR MINIMAL = 120

GAP

skor

PERIODE PENGELOLAAN 2015-2019

ISU STRATEGIS PKSN

PKSN SEBAGAI POS PEMERIKSAAN LINTAS BATAS

1. Belum memadainya fasilitas PPLB / CIQS pada sebagian besar titik PKSN

2. Rendahnya kualitas infrastruktur jaringan jalan dari dan menuju PKSN PPLB (aspek konektivitas)

3. Masih minimnya kualitas prasarana dasar pendukung fasilitas PPLB / CIQS di PKSN

4. Masih minimnya dukungan SDM pengelola fasilitas PPLB / CIQS di PKSN

5. Rendahnya kualitas pengawasan, hankam dan gakkum di PKSN PPLB

PERIODE PENGELOLAAN 2015-2019

ISU STRATEGIS PKSN

PKSN SEBAGAI PINTU GERBANG INTERNASIONAL1. Minimnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana ekonomi bertaraf internasional sebagai fasilitas perdagangan antarnegara

2. Belum optimalnya fungsi ekonomi berbasis industri kawasan di PKSN akibat minimnya dukungan sarana dan prasarana penunjang ekonomi

3. Belum terwujudnya rantai ekonomi produksi-pengolahan-pemasaran antara PKSN dan lokpri dalam kerangka upaya peningkatan daya saing perdagangan antarnegara

4. Belum optimalnya dukungan regulasi terkait kerjasama ekonomi dengan negara tetangga

5. Rendahnya minat investasi berskala internasional

PERIODE PENGELOLAAN 2015-2019

ISU STRATEGIS PKSN

PKSN SEBAGAI SIMPUL UTAMA TRANSPORTASI

1. Rendahnya aksesibilitas antara PKSN dengan hinterlandnya akibat buruknya kualitas infrastruktur dasar transportasi

2. Rendahnya dukungan sarana transportasi umum dan transportasi multimoda

3. Belum adanya mekanisme kerjasama antarnegara dalam pengelolaan transportasi multimoda antarnegara

PERIODE PENGELOLAAN 2015-2019

ISU STRATEGIS PKSN

PKSN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI

1. Belum optimalnya peran PKSN sebagai pusat pertumbuhan dalam mengelola komoditi unggulan lokpri

2. Belum optimalnya aglomerasi usaha di PKSN sebagai pusat pelayanan lokpri-lokpri

3. Masih rendahnya upaya peningkatan nilai tambah ekonomi komoditi unggulan lokpri

4. Belum optimalnya proses pengolahan dan distribusi hasil SDA lokpri-lokpri

5. Belum optimalnya perwujudan industri kawasan di PKSN

6. Rendahnya dukungan SDM

SASARAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN PKSN

2015-2019

Kelompok Kriteria Isu Strategis Sasaran Strategi Pembangunan

(Program Indikatif)

PKSN sebagai Pos Pemeriksaan Lintas Batas

1. Belum memadainya fasilitas PPLB / CIQS pada sebagian besar titik PKSN

2. Rendahnya kualitas infrastruktur jaringan transportasi dari dan menuju PKSN PPLB (aspek konektivitas)

3. Masih minimnya dukungan prasarana dasar pendukung fasilitas PPLB / CIQS di PKSN

4. Masih minimnya dukungan SDM pengelola fasilitas PPLB / CIQS di PKSN5. Rendahnya kualitas pengawasan, hankam dan gakkum di PKSN PPLB

5. Masih rendahnya upaya kerjasama pertahanan dan keamanan dengan negara tetangga

1. Meningkatnya kualitas pelayanan fasilitas PPLB / CIQS di PKSN

2. Meningkatnya kualitas jaringan transportasi penghubung PKSN dan kawasan sekitarnya dan negara tetangga

3. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana dasar pendukung fasilitas PPLB / CIQS di PKSN

4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM pengelola fasilitas PPLB / CIQS

5. Meningkatnya kualitas pengawasan, hankan dan gakkum

6. Terwujudnya kerjasama hankam dan gakkum dengan negara tetangga

1. Pembangunan dan peningkatan kualitas posnpemeriksaan lintas batas internasional dilengkapi dengan kantor CIQS terpadu

2. Pengadaan peralatan CIQS modern (X-ray, metal detector, scanner document, dll)

3. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana dasar penunjang PPLB / CIQS

4. Pembentukan kerjasama patroli pertahanan dan keamanan batas wilayah Negara dengan negara tetangga

5. Peningkatan jumlah personil pendukung fasilitas PPLB / CIQS di PKSN

6. Peningkatan upaya kerjasama dan perundingan hankam dan gakkum dengan negara tetangga

Kelompok Kriteria Isu Strategis Sasaran Strategi Pembangunan

(Program Indikatif)

PKSN sebagai Pintu Gerbang Internasional

1. Minimnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana ekonomi bertaraf internasional sebagai fasilitas perdagangan antarnegara

2. Belum optimalnya fungsi ekonomi berbasis industri kawasan di PKSN akibat minimnya dukungan sarana dan prasarana penunjang ekonomi

3. Belum terwujudnya rantai ekonomi produksi-pengolahan-pemasaran antara PKSN dan lokpri dalam kerangka upaya peningkatan daya saing perdagangan antarnegara

4. Belum optimalnya dukungan regulasi terkait kerjasama ekonomi dengan negara tetangga

5. Rendahnya minat investasi berskala internasional

1. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana ekonomi penunjang aktivitas ekonomi antarnegara

2. Terwujudnya aglomerasi ekonomi berbasis industri kawasan di PKSN

3. Terwujudnya rantai ekonomi produksi-pengolahan-pemasaran antara PKSN dan lokpri dalam kerangka perdagangan antarnegara

4. Tersusunnya regulasi terkait kerjasama ekonomi internasional dengan negara tetangga

1. Pembangunan industri hulu-hilir sebagai penunjang aktivitas ekonomi lokpri dalam kerangka perdagangan internasional

2. Pembangunan sarana ekonomi penunjang aktivitas perdagangan antarnegara bertaraf internasional

3. Pembangunan sarana dan prasarana dasar penunjang aktivitas perdagangan antarnegara

4. Perundingan regulasi kerjasama perdagangan antarnegara dengan negara tetangga

5. Penyusunan mekanisme dan regulasi perdagangan antarnegara

6. Promosi investasi dalam negeri dan asing di PKSN

Kelompok Kriteria Isu Strategis Sasaran Strategi Pembangunan

(Program Indikatif)

PKSN sebagai Simpul Utama Transportasi

1. Rendahnya aksesibilitas antara PKSN dengan hinterlandnya akibat buruknya kualitas infrastruktur dasar transportasi

2. Rendahnya dukungan sarana transportasi umum dan transportasi multimoda

3. Belum adanya mekanisme kerjasama antarnegara dalam pengelolaan transportasi multimoda antarnegara

1. Meningkatnya aksesibilitas antara PKSN dengan hinterland dan negara tetangga

2. Meningkatnya kualitas pelayanan transportasi umum dan transportasi multimoda antara PKSN dengan negara tetangga dan hinterland

3. Terwujudnya kerjasama antarnegara dalam pengelolaan transportasi multimoda antarnegara

1. Pembangunan dan peningkatan kualitas terminal / dermaga / pelabuhan / bandara

2. Pembangunan terminal / dermaga / pelabuhan penumpang maupun barang

3. Kerjasama pelayanan trayek angkutan umum dan multimoda antarnegara

4. Perbaikan kualitas infrastruktur transportasi (darat/laut/udara) penghubung PKSN dengan wilayah hinterland dan negara tetangga

5. Integrasi simpul transportasi dengan fasilitas PPLB / CIQS

Kelompok Kriteria Isu Strategis Sasaran Strategi Pembangunan

(Program Indikatif)

PKSN sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi

1. Belum optimalnya peran PKSN sebagai pusat pertumbuhan dalam mengelola komoditi unggulan lokpri

2. Belum optimalnya aglomerasi usaha di PKSN sebagai pusat pelayanan lokpri-lokpri

3. Masih rendahnya upaya peningkatan nilai tambah ekonomi komoditi unggulan lokpri

4. Belum optimalnya proses pengolahan dan distribusi hasil SDA lokpri-lokpri

5. Belum optimalnya perwujudan industri kawasan di PKSN

6. Rendahnya dukungan SDM

1. Terwujudnya PKSN sebagai pusat pertumbuhan pengelolaan komoditi unggulan lokpri

2. Terwujudnya aglomerasi usaha di PKSN sebagai pusat ekonomi

3. Meningkatnya nilai tambah ekonomi komoditi unggulan lokpri melalui penyediaan fasilitas pengolahan dan pemasaran di PKSN

4. Terwujudnya PKSN sebagai pusat ekonomi berbasis industri kawasan

5. Meningkatnya kualitas SDM

1. Penyediaan fasilitas ekonomi berskala regional dan internasional

2. Pembangunan dan peningkatan industri pengolahan berbasis komoditas unggulan

3. Pembangunan dan peningkatan fasilitas pemasaran komoditas unggulan

4. Peningkatan kualitas hasil industri melalui pengemasan dan sertifikasi hasil produksi

5. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana dasar penunjang aktivitas ekonomi

6. Pembangunan fasilitas perbankan dan sarana ekonomi pendukung lainnya

7. Promosi peluang investasi

TERIMA KASIH