rancangan pengembangan 26 pusat kegiatan strategis nasional (pksn) pusat pertumbuhan lokasi...
DESCRIPTION
disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan Kerjasama dan Hukum Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPB)dalamPenyusunan Rancangan Teknokratik Pembangunan Kawassan Perbatasan 2015-2019di Bandung 6 Februari 2014TRANSCRIPT
RANCANGAN PENGEMBANGAN 26 PKSN PUSAT PERTUMBUHAN LOKPRI
PERBATASAN TAHUN 2015-2019
BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASANREPUBLIK INDONESIA
DISAMPAIKAN DALAM FGD PENYUSUNAN RANCANGAN TEKNOKRATIK PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN PERIODE 2015-2019
BANDUNG, 5-7 FEBRUARI 2014
ROBERT SIMBOLONKEPALA BIRO PERENCANAAN, KERJASAMA DAN HUKUM
KELOMPOK ISU PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA:
1. Isu (pengelolaan) batas wilayah negara.2. Isu (pembangunan) kawasan perbatasan.3. Isu (pengelolaan) lintas-batas negara:
a. CIQS Issues;b. Regionalism issues border as
common area bagaimana skenario yg akan dikembangkan;
c. Inter-state service issues.2
Transformasi pembangunan perbatasan menuju cross-border planning
Sumber: Prescott, 1987
Country X Country Y
Capital Provincial centre Border settlement
Trans boundary – relation/Interaction
Trans boundary–relation/Interaction
Tran
s bou
ndar
y–re
latio
n/In
tera
ction
Trans boundary–relation/Interaction
Pola Interaksi dan PengelolaanHarmonisasi secara fungsional maupun Institusional
Pola Interaksdi dan Pengelolaan menuju harmonisasi fungsional maupun Institusional
Tidak ada harmonisasi secarafungsional maupun Institusional
Country X Country Y
Country X Country Y
Country X Country Y
KONSEP CROSS-BORDER APPROACH DALAM PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA
PENGELOLAAN PERBATASAN NEGARA BERDASARKAN TIPOLOGIPKS
N.PKSN PERBATASAN DARAT
1ab
PKSN YANG BERADA DI PINTU PERBATASAN(entikong, badau, jagoi, etc)
PKSN YANG JAUH DARI DI PINTU PERBATASAN(merauke, kefamenanu, etc)
PKSN PERBATASAN LAUT
2ab
BERHADAPAN DENGAN NEGARA TETANGGA (SELAT)(batam, tahuna, etc)
BERHADAPAN DENGAN SAMUDERA(daruba, ranai, etc)
YANG BERADA DI PINTU PERBATASAN.
PKSN DARAT
Lokpri
Ibu Kota
Distrik Tetangga
Pusat Kota Tetangga
PKSN
Batas NegaraTETANGGAINDONESIA
Kerjasama
linkages
(entikong, badau, jagoi, etc)
YANG JAUH DARI PINTU PERBATASAN.
PKSN DARAT
Lokpri Lainnya
PKSN
Distrik Tetangga
Pusat Kota Tetangga
Batas NegaraTETANGGAINDONESIA
Lokpri (Gerbang)
Kerjasama
linkages
(merauke, kefamenanu, etc)
YANG BERHADAPAN DENGAN SELAT TETANGGA.PKSN LAUT
Kota Pelabuhan di
Pulau Tetangga
Pusat Kota di Pulau Tetangga
PKSN
Gugus Pulau
LokpriGugus Pulau
Lokpri Pulau Terluar
Pulau Utama
Lokpri
TETANGGAINDONESIA
Batas Negara
Ke Main Land
Kerjasama
linkages
(batam, tahuna, etc)
YANG BERHADAPAN DENGAN SAMUDERA.PKSN LAUT
?
PKSN
Gugus Pulau
LokpriGugus Pulau
Lokpri Pulau Terluar
Pulau Utama
Lokpri
TETANGGAINDONESIA
Batas Negara
Ke Main Land
linkages
(daruba, ranai, etc)
1 ISU BATAS WILAYAH NEGARA
DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PKSN
ISU STRATEGIS LOKPRI
2
3
4
ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN
ISU LINTAS BATAS
ISU KELEMBAGAAN
1 ISU BATAS WILAYAH NEGARA
ASPEK PENYELESAIAN DAN PENEGASAN BATAS WILAYAH NEGARA
ASPEK PENEGASAN TANDA BATAS WILAYAH NEGARA
Belum selesainya proses penyelesaian dan penyepakatan batas dengan negara tetangga pada beberapa segmen
1. Belum optimalnya aspek pengawasan dalam mengawasi tanda batas
2. Belum optimalnya upaya penyelesaian tanda batas
2 ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN
ASPEK DAYA SAING EKONOMI
ASPEK INFRASTRUKTUR PENDUKUNG DAYA SAING
1. Keterisolasian: rendahnya pelayanan infrasturktur transportasi regional (koneksi thd PKSN) dan lokal
2. Minimnya akses terhadap pelayanan sarana dan prasarana dasar di Lokpri (pendidikan, kesehatan, sanitasi, dsb)
1. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi industri dalam peningkatan nilai tambah potensi SDA di Lokpri
2. Belum optimalnya peran sarana dan prasarana ekonomi dalam mendukung proses produksi, pengolahan, dan pemasaran di Lokpri
2 ISU PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN
ASPEK SOSIAL DAN SDM PENDUKUNG DAYA SAING
ASPEK LINGKUNGAN HIDUP
1. Belum optimalnya aspek pengawasan terhadap kegiatan pengrusakan lingkungan oleh manusia
2. Rendahnya kualitas infrastruktur perlindungan lingkungan hidup dari bencana alam
Rendahnya kualitas SDM di Lokpri akibat belum optimalnya pelayanan peningkatan kualitas SDM
3 ISU LINTAS BATAS
ASPEK EKONOMI LINTAS BATAS
ASPEK PERTAHANAN DAN KEAMANAN
1. Maraknya kegiatan ilegal di Lokpri (fishing, entry, logging, human trafficking, dsb)
2. Belum optimalnya upaya pengawasan di Lokpri akibat rendahnya dukungan sarana dan prasarana pengawasan
1. Belum optimalnya nilai tambah produksi di Lokpri terhadap negara tetangga maupun terhadap PKSN
2. Belum efektifnya kerjasama perdagangan antarnegara
3. Adanya ketergantungan masyarakat di Lokpri terhadap negara tetangga
3 ISU LINTAS BATAS
ASPEK SOSIAL-BUDAYA LINTAS BATAS
ASPEK SARANA DAN PRASARANA LINTAS BATAS
1. Belum optimalnya kualitas pelayanan sarana dan prasarana lintas batas CIQS
2. Belum optimalnya aspek pengawasan di pintu perbatasan akibat lemahnya dukungan sarana dan prasarana lintas batas
Belum optimalnya pencatatan penduduk terkait adanya fenomena pencampuran penduduk (satu rumpun) di Lokpri
4 ISU KELEMBAGAAN
ASPEK KELEMBAGAAN NASIONAL DAN DAERAH
ASPEK KELEMBAGAAN LINTAS BATAS
Belum efektifnya pengelolaan kelembagaan antarnegara dalam mendukung aktivitas lintas batas
Belum optimalnya pelaksanaan KISS di tingkat pusat dan daerah
Tabukan Utara
Tahuna(PKSN)
Marore
General Santos
MAINLAND:Manado - Bitung
Contoh Kasus: SANGIHE ISU EKONOMI LINTAS BATASa. Hasil tangkapan ikan oleh nelayan sangir yang
dijual ke Filipina tidak memberi nilai tambah bagi masyarakat dan negara.
b. Adanya penjualan barang-barang ilegal dari Filipina di Tahuna (di beberapa toko di Tahuna).
Border
ISU HANKAM LINTAS BATASLemahnya pertahanan dan keamanan di Tahuna, karena masih sering terjadi pencurian ikan dan pelintas batas ilegal
ISU SOSIAL BUDAYA LINTAS BATASa. Status kewarganegaraan masyarakat perbatasan
(masyarakat phisang/Philipina-Sangihe) yang tinggal di Pulau Saranggani dan Balut (Filipina) tidak jelas, karena tidak diakui oleh Filipina maupun Indonesia.
b. Kesamaan budaya antara masyarakat phisang dengan sangir yakni budaya Tulude yang menyebabkan semakin meningkatnya interaksi sosial-budaya masyarakat sangir dengan Filipina. ISU INFRASTRUKTUR LINTAS BATAS
Masih kurangnya jumlah sarana transportasi laut di Tahuna, berdampak pada mahalnya harga barang dari Manado dan sedikitnya rute pelayaran antar pulau yang dibuka.
ISU BATAS WILAYAH NEGARABelum adanya kesepakatan batas maritim antara Indonesia dengan Filipina
1SEBAGAI PUSAT PELAYANAN PINTU GERBANG KERJASAMA ANTARNEGARA (khusus lokpri pintu perbatasan)
DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PKSN
KONTRIBUSI LOKPRI
2
3
SEBAGAI PUSAT ORDE 2 DI KAWASAN PERBATASAN
SEBAGAI HINTERLAND DAN SENTRA PRODUKSI BAGI PKSN
Serasan
Pemangkat, Kalbar
Jalur A
lki
Jalu
r Pel
ayar
an
Nusan
tara
Hongkong
Cina
P. Sekatung
MalaysiaSingapura
Pulau Laut
PKSN RANAIBunguran Barat
Midai
Subi
Captive Market Melalui kapal-kapal yg melintas di Jalur Alki
Thailand
Captive Market Langsung Captive Market tidak Langsung melalui batam atau Tj. pinang
Batas Negara
Arah distibusi komoditi regional Arah distribusi lokal (untuk pengolahan lebih lanjut)
Arah Pemasaran Komoditi
Contoh Kasus: Kontribusi Lokpri sebagai penyangga bagi PKSN
RANAI
Skenario Optimis
Tabukan Utara
Tahuna
Marore
General Santos
Manado - Bitung
Tabukan Utara
PKSNTahuna
Marore
General Santos
Manado - Bitung
Tahuna sebagai pusat pelayanan utama dan pusat pertumbuhan1. Pusat Pemerintahan Kabupaten2. Pusat Perdagangan dan jasa Kabupaten3. Simpul pelayanan jaringan transportasi:
• Jaringan penyeberangan antar negara: Tahuna – General Santos City / Davao City (Republik Philipina) dan Tahuna – P. Marore – Davao City (Philipina);
• Rute penerbangan: Manado – Naha – Melonguane – Davao City (Republik Philipina)
Marore sebagai pusat pelayanan pintu gerbang1. Pusat pelayanan perbatasan CIQS2. Produksi perikanan tangkap, penyimpanan dan pemasaran hasil produksi perikanan
ekspor3. Pariwisata: wisata alam dan bahari4. Pelabuhan penyeberangan antar negara: Marore – Davao City (Philipina) dan
jaringan penyeberangan antar pulau: P. Marore – Glan (Philipina) – Saranggani (Philipina)
Tabukan Utara sebagai pusat pelayanan penyangga1. Pengembangan minapolitan dengan produksi perikanan tangkap dan budidaya ikan,
dengan pemasaran ke Tahuna dan Marore. PPP (Pelabuhan Perikanan Pusat) Dagho di Kecamatan Tamako pada Kabupaten Kepulauan Sangihe
2. Pengembangan agropolitan/ produksi hasil perkebunan pengembangan komoditas kopra, cengkeh, pala.
3. Pelabuhan penyeberangan antar negara: Petta (Tabukan Utara) – Nusa (P. Bukide) – P. Marore – Glan (Philipina) – General Santos
Contoh Kasus: Kontribusi Lokpri sebagai penyangga bagi PKSN
TAHUNA
1Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai POS PEMERIKSAAN LINTAS BATAS dengan negara tetangga
DALAM PP 26/2008 TENTANGRENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL
KRITERIA PKSN
2
3
4
Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai PINTU GERBANG INTERNASIONAL yang menghubungkan dengan negara tetangga
Pusat perkotaan yang merupakan SIMPUL UTAMA TRANSPORTASI yang menghubungkan wilayah sekitarnyaPusat perkotaan yang merupakan PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI yang dapat mendorong perkembangan kawasan disekitarnya
1Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai POS PEMERIKSAAN LINTAS BATAS dengan negara tetangga
STUDI MENGENAI KRITERIA DAN STANDAR PKSN
2Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai PINTU GERBANG INTERNASIONAL yang menghubungkan dengan negara tetangga
STUDI MENGENAI KRITERIA DAN STANDAR PKSN
sarana dan prasarana ekonomi
bertaraf internasional
Ketersediaan sarana
Ekonomi berbasis industri kawasan
Aktivitas dan ketersediaan sarana
prasarana industri hulu-hilir
Supply chain Aktivitas Produksi-Pengolahan-Pemasaran
Dukungan Regulasi
Skala investasi
Ketersediaan regulasi
Implementasi regulasi
Sala investasi: internasional / antar
negara
3Pusat perkotaan yang merupakan SIMPUL UTAMA TRANSPORTASI yang menghubungkan wilayah sekitarnya
STUDI MENGENAI KRITERIA DAN STANDAR PKSN
STUDI MENGENAI KRITERIA DAN STANDAR PKSN
4Pusat perkotaan yang merupakan PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI yang dapat mendorong perkembangan kawasan disekitarnya
BERDASARKAN HASIL STUDI
CURRENT STATUS PKSN DARAT
JAYA
PURA
ATAMBUA
ENTIK
ONG
KEFAMEN
ANU
MERAUKE
NANGA BADAU
SEI M
ANGGARIS
LONG M
IDANGARUK
JAGOI B
ABANG
LONG N
AWANG
TANAH M
ERAH
PALOH
0
20
40
60
80
100STANDAR MINIMAL = 90
90
GAP
skor
BERDASARKAN HASIL STUDI
CURRENT STATUS PKSN LAUT
BATAM
TAHUNA
MELONGUANE
DUMAI
DARUBA
SABANG
KALABAHI
NUNUKAN
SAUMLA
KI
DOBORANAI
ILWAKI
0
20
40
60
80
100
120
140
STANDAR MINIMAL = 120
GAP
skor
PERIODE PENGELOLAAN 2015-2019
ISU STRATEGIS PKSN
PKSN SEBAGAI POS PEMERIKSAAN LINTAS BATAS
1. Belum memadainya fasilitas PPLB / CIQS pada sebagian besar titik PKSN
2. Rendahnya kualitas infrastruktur jaringan jalan dari dan menuju PKSN PPLB (aspek konektivitas)
3. Masih minimnya kualitas prasarana dasar pendukung fasilitas PPLB / CIQS di PKSN
4. Masih minimnya dukungan SDM pengelola fasilitas PPLB / CIQS di PKSN
5. Rendahnya kualitas pengawasan, hankam dan gakkum di PKSN PPLB
PERIODE PENGELOLAAN 2015-2019
ISU STRATEGIS PKSN
PKSN SEBAGAI PINTU GERBANG INTERNASIONAL1. Minimnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana ekonomi bertaraf internasional sebagai fasilitas perdagangan antarnegara
2. Belum optimalnya fungsi ekonomi berbasis industri kawasan di PKSN akibat minimnya dukungan sarana dan prasarana penunjang ekonomi
3. Belum terwujudnya rantai ekonomi produksi-pengolahan-pemasaran antara PKSN dan lokpri dalam kerangka upaya peningkatan daya saing perdagangan antarnegara
4. Belum optimalnya dukungan regulasi terkait kerjasama ekonomi dengan negara tetangga
5. Rendahnya minat investasi berskala internasional
PERIODE PENGELOLAAN 2015-2019
ISU STRATEGIS PKSN
PKSN SEBAGAI SIMPUL UTAMA TRANSPORTASI
1. Rendahnya aksesibilitas antara PKSN dengan hinterlandnya akibat buruknya kualitas infrastruktur dasar transportasi
2. Rendahnya dukungan sarana transportasi umum dan transportasi multimoda
3. Belum adanya mekanisme kerjasama antarnegara dalam pengelolaan transportasi multimoda antarnegara
PERIODE PENGELOLAAN 2015-2019
ISU STRATEGIS PKSN
PKSN SEBAGAI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Belum optimalnya peran PKSN sebagai pusat pertumbuhan dalam mengelola komoditi unggulan lokpri
2. Belum optimalnya aglomerasi usaha di PKSN sebagai pusat pelayanan lokpri-lokpri
3. Masih rendahnya upaya peningkatan nilai tambah ekonomi komoditi unggulan lokpri
4. Belum optimalnya proses pengolahan dan distribusi hasil SDA lokpri-lokpri
5. Belum optimalnya perwujudan industri kawasan di PKSN
6. Rendahnya dukungan SDM
Kelompok Kriteria Isu Strategis Sasaran Strategi Pembangunan
(Program Indikatif)
PKSN sebagai Pos Pemeriksaan Lintas Batas
1. Belum memadainya fasilitas PPLB / CIQS pada sebagian besar titik PKSN
2. Rendahnya kualitas infrastruktur jaringan transportasi dari dan menuju PKSN PPLB (aspek konektivitas)
3. Masih minimnya dukungan prasarana dasar pendukung fasilitas PPLB / CIQS di PKSN
4. Masih minimnya dukungan SDM pengelola fasilitas PPLB / CIQS di PKSN5. Rendahnya kualitas pengawasan, hankam dan gakkum di PKSN PPLB
5. Masih rendahnya upaya kerjasama pertahanan dan keamanan dengan negara tetangga
1. Meningkatnya kualitas pelayanan fasilitas PPLB / CIQS di PKSN
2. Meningkatnya kualitas jaringan transportasi penghubung PKSN dan kawasan sekitarnya dan negara tetangga
3. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana dasar pendukung fasilitas PPLB / CIQS di PKSN
4. Meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM pengelola fasilitas PPLB / CIQS
5. Meningkatnya kualitas pengawasan, hankan dan gakkum
6. Terwujudnya kerjasama hankam dan gakkum dengan negara tetangga
1. Pembangunan dan peningkatan kualitas posnpemeriksaan lintas batas internasional dilengkapi dengan kantor CIQS terpadu
2. Pengadaan peralatan CIQS modern (X-ray, metal detector, scanner document, dll)
3. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana dasar penunjang PPLB / CIQS
4. Pembentukan kerjasama patroli pertahanan dan keamanan batas wilayah Negara dengan negara tetangga
5. Peningkatan jumlah personil pendukung fasilitas PPLB / CIQS di PKSN
6. Peningkatan upaya kerjasama dan perundingan hankam dan gakkum dengan negara tetangga
Kelompok Kriteria Isu Strategis Sasaran Strategi Pembangunan
(Program Indikatif)
PKSN sebagai Pintu Gerbang Internasional
1. Minimnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana ekonomi bertaraf internasional sebagai fasilitas perdagangan antarnegara
2. Belum optimalnya fungsi ekonomi berbasis industri kawasan di PKSN akibat minimnya dukungan sarana dan prasarana penunjang ekonomi
3. Belum terwujudnya rantai ekonomi produksi-pengolahan-pemasaran antara PKSN dan lokpri dalam kerangka upaya peningkatan daya saing perdagangan antarnegara
4. Belum optimalnya dukungan regulasi terkait kerjasama ekonomi dengan negara tetangga
5. Rendahnya minat investasi berskala internasional
1. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana ekonomi penunjang aktivitas ekonomi antarnegara
2. Terwujudnya aglomerasi ekonomi berbasis industri kawasan di PKSN
3. Terwujudnya rantai ekonomi produksi-pengolahan-pemasaran antara PKSN dan lokpri dalam kerangka perdagangan antarnegara
4. Tersusunnya regulasi terkait kerjasama ekonomi internasional dengan negara tetangga
1. Pembangunan industri hulu-hilir sebagai penunjang aktivitas ekonomi lokpri dalam kerangka perdagangan internasional
2. Pembangunan sarana ekonomi penunjang aktivitas perdagangan antarnegara bertaraf internasional
3. Pembangunan sarana dan prasarana dasar penunjang aktivitas perdagangan antarnegara
4. Perundingan regulasi kerjasama perdagangan antarnegara dengan negara tetangga
5. Penyusunan mekanisme dan regulasi perdagangan antarnegara
6. Promosi investasi dalam negeri dan asing di PKSN
Kelompok Kriteria Isu Strategis Sasaran Strategi Pembangunan
(Program Indikatif)
PKSN sebagai Simpul Utama Transportasi
1. Rendahnya aksesibilitas antara PKSN dengan hinterlandnya akibat buruknya kualitas infrastruktur dasar transportasi
2. Rendahnya dukungan sarana transportasi umum dan transportasi multimoda
3. Belum adanya mekanisme kerjasama antarnegara dalam pengelolaan transportasi multimoda antarnegara
1. Meningkatnya aksesibilitas antara PKSN dengan hinterland dan negara tetangga
2. Meningkatnya kualitas pelayanan transportasi umum dan transportasi multimoda antara PKSN dengan negara tetangga dan hinterland
3. Terwujudnya kerjasama antarnegara dalam pengelolaan transportasi multimoda antarnegara
1. Pembangunan dan peningkatan kualitas terminal / dermaga / pelabuhan / bandara
2. Pembangunan terminal / dermaga / pelabuhan penumpang maupun barang
3. Kerjasama pelayanan trayek angkutan umum dan multimoda antarnegara
4. Perbaikan kualitas infrastruktur transportasi (darat/laut/udara) penghubung PKSN dengan wilayah hinterland dan negara tetangga
5. Integrasi simpul transportasi dengan fasilitas PPLB / CIQS
Kelompok Kriteria Isu Strategis Sasaran Strategi Pembangunan
(Program Indikatif)
PKSN sebagai Pusat Pertumbuhan Ekonomi
1. Belum optimalnya peran PKSN sebagai pusat pertumbuhan dalam mengelola komoditi unggulan lokpri
2. Belum optimalnya aglomerasi usaha di PKSN sebagai pusat pelayanan lokpri-lokpri
3. Masih rendahnya upaya peningkatan nilai tambah ekonomi komoditi unggulan lokpri
4. Belum optimalnya proses pengolahan dan distribusi hasil SDA lokpri-lokpri
5. Belum optimalnya perwujudan industri kawasan di PKSN
6. Rendahnya dukungan SDM
1. Terwujudnya PKSN sebagai pusat pertumbuhan pengelolaan komoditi unggulan lokpri
2. Terwujudnya aglomerasi usaha di PKSN sebagai pusat ekonomi
3. Meningkatnya nilai tambah ekonomi komoditi unggulan lokpri melalui penyediaan fasilitas pengolahan dan pemasaran di PKSN
4. Terwujudnya PKSN sebagai pusat ekonomi berbasis industri kawasan
5. Meningkatnya kualitas SDM
1. Penyediaan fasilitas ekonomi berskala regional dan internasional
2. Pembangunan dan peningkatan industri pengolahan berbasis komoditas unggulan
3. Pembangunan dan peningkatan fasilitas pemasaran komoditas unggulan
4. Peningkatan kualitas hasil industri melalui pengemasan dan sertifikasi hasil produksi
5. Pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana dasar penunjang aktivitas ekonomi
6. Pembangunan fasilitas perbankan dan sarana ekonomi pendukung lainnya
7. Promosi peluang investasi