rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
TUGAS AKHIR
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan terima kasih kupersembahkan tugas
akhir ini kepada Tuhan Yesus yang Maha Baik yang selalu setia
mendampingi setiap langkah perjalanan hidupku terkhusus dalam
perjalanan menempuh studiku.
Untuk segenap keluargaku, bapak Lakuri, ibu Wilin, adik, dan saudara-
saudaraku, terima kasih atas segala doa, dukungan, bantuan, dan
support yang selama ini diberikan.
Semua sahabatku, teman-teman, dan para dosen Program Studi
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi terima kasih atas segala
doa, dukungan, dan perhatian.
Akuntansi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku:
Universitas Sanata Dharma
v
MOTTO
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna:
Nama : Mice Listina Nesi
RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN PRESTASI
BELAJAR SISWA
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dhanna hak untuk menyimpan, untl1k mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademisi tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
vii
ABSTRAK
TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN PRESTASI
BELAJAR SISWA
penerapan kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa digunakan di kelas. Dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD ini diharapkan mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran.
merupakan penelitian tindakan kelas. Dalam melakukan rancangan tindakan,
dilakukan langkah-langkah: merumuskan masalah, mengkaji teori, dan
merumuskan hipotesis tindakan.
sesuai dengan teori sehingga rancangan tersebut dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Rancangan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat cocok digunakan sekolah yang
memiliki siswa yang heterogen dan sekolah yang memiliki relatif banyak siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
STUDENTS’ MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT
Mice Listina Nesi
Sanata Dharma University
2016
The purpose of this paper is to discuss the design of the application of
cooperative readiness of STAD to increase motivation and students’ achievement
in the classroom. Using STAD cooperative learning model is expected to activate
students in learning process.
Design of implementation of STAD cooperative learning model is a class
action research. By applying the draft there were some steps to be done:
formulating the problem, examining the theory, and formulating hypotheses
actions.
Draft of STAD cooperative learning model has been prepared in
accordance with the theory so that the design can be used to increase motivation
and student achievement. Draft of STAD cooperative learning model is very
suitable for schools that have heterogeneous students and schools that have
relatively many students.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia dan kesempatan yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar. Tugas Akhir dengan judul
“Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student
Team Achievement Division) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dan
Prestasi Belajar Siswa.”
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dukungan baik secara moril, materiil, bimbingan maupun kerja sama, untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan saran, bimbingan, arahan dalam penyusunan Tugas Akhir
ini, serta dukungan baik secara moril maupun materiil yang diberikan kepada
penulis.
x
4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmunya selama penulis
menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
5. Mbak Aris selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang selama ini telah membantu
melayani administrasi.
6. Kedua orang tua Bapak Lakuri dan Ibu Wilin, adik, dan saudara yang selalu
mendampingi, memberikan doa, semangat, dukungan baik moril maupun
materiil.
7. Sahabat-sahabat seperjuanganku selama menempuh studi di Universitas
Sanata Dharma Maria Nage Pajo dan teman-teman semua terima kasih atas
segala dukungan dan doa yang diberikan. Terima kasih sudah bersedia aku
repotkan selama ini.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................... ix
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1. Pengertian PTK ................................................................................... 7
2. Tujuan PTK ......................................................................................... 10
xii
10. Langkah-Langkah PTK ....................................................................... 19
B. Motivasi Belajar ........................................................................................ 20
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ......................... 22
C. Prestasi Belajar .......................................................................................... 24
1. Pengertian Prestasi .............................................................................. 24
2. Pengertian Belajar ............................................................................... 24
D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ........................................... 26
1. Pengertian Pembelajaran ..................................................................... 27
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...................................... 31
E. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 44
F. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 45
2. Identifikasi Masalah ............................................................................ 52
3. Analisis Masalah ................................................................................. 53
4. Merumuskan Masalah ......................................................................... 55
5. Mengkaji Teori .................................................................................... 55
6. Merencanakan Tindakan ..................................................................... 56
xiii
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini peserta didik akan
belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah, belajar akan
lebih bermakna jika peserta didik mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.
Mengajar bukan hanya guru yang bercerita dan memberikan pengetahuan
kepada siswa, tetapi siswalah yang harus lebih aktif dikelas. Pembelajaran
konvensional ini kurang memberikan hasil yang maksimal, siswa merasa
jenuh, motivasi siswa menjadi rendah dan nilai yang diperoleh kurang
maksimal, selain itu pembelajaran konvensional membuat siswa hanya duduk
diam,mendengar, mencatat dan menghafal.
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua peserta didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap yang dimiliki oleh
peserta didik sangat bervariasi, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada yang
lambat.Cepat lambatnya penerimaan peserta didik terhadap pelajaran sangat
bervariasi, sehingga sangat berpengaruh terhadap prestasi yang diperoleh
peserta didik.
sebagaimana dijelaskan diatas, maka diperlukan strategi pembelajaran yang
tepat yang harus dilakukan oleh pendidik agar peserta didik memiliki prestasi
yang baik. Berbagai macam model pembelajaran yang diberikan oleh pendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
supaya motivasi dan prestasi belajar peserta didik bisa lebih baik. Untuk
sekelompok peserta didik boleh jadi mereka memiliki motivasi yang kuat
dalam mengikuti pelajaran disekolah, tetapi untuk sebagian peserta didik yang
lain memiliki motivasi yang rendah dalam mengikuti pembelajaran yang
diberikan oleh pendidik disekolah.
dapat belajar secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan yang
diharapkan. Salah satu strategi yang dilakukan oleh pendidik adalah harus
menguasai berbagai macam model pembelajaran supaya peserta didik
termotivasi untuk selalu belajar sehingga tercapai prestasi yang memuaskan.
Dengan demikian, model pembelajaran yang diberikan oleh pendidik
merupakan strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Materi, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran harus
disusun sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik agar proses
pembelajaran berjalan efektif dan efisien sehingga tercapai kompetensi yang
sesuai sasaran. Untuk itu seorang guru membutuhkan sebuah metode yang
tepat dalam mengoptimalkan ketrampilan peserta didik dalam pembelajaran.
Guru berperan aktif dalam dunia pendidikan sehingga mampu menghasilkan
lulusan yang berkompeten. Selain itu, siswa mampu mengikuti kegiatan
belajar mengajar dengan baik,aktif dan menyenangkan.
Berdasarkan uraian diatas, diperlukan adanya suatu pembelajaran yang
menarik, mudah dipahami, membuat aktif siswa dan tidak membosankan yang
dapat menumbuhkan interaksi dengan siswa lain guna mencapai tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kooperatif sebagai pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerjasama
dalam kelompok-kelompok untuk mengerjakan tugas atau mencari
penyelesaian masalah terhadap suatu masalah untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan menurut Slavin (2009: 4) pembelajaran kooperatif merujuk pada
berbagai metode pengajaran dimana para peserta didik belajar dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam
mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif menekankan pada
kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Melalui belajar secara kelompok, peserta didik memperoleh kesempatan untuk
saling berinteraksi dengan teman-temanya.
Student Team Achievement Division (STAD). Peneliti akan menggunakan
model pembelajaran ini sebagai strategi dalam meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa dikelas. Pada dasarnya model ini dirancang untuk
memotivasi siswa agar saling membantu antara siswa satu dengan yang lainya
dalam mengusasi materi yang diberikan oleh guru, model pembelajaran
kooperatif tipe STAD juga menuntut siswa untuk aktif dan dapat memahami
materi.
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
permasalahanya sebagai berikut: Apakah rancangan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa siap digunakan dikelas.
C. Pemecahan Masalah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa. Dengan menerapkan model pembelajaran
ini diharapkan motivasi dan prestasi belajar siswa dapat meningkat.
D. Batasan Masalah
yang meliputi :
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas XI SMK tahun
pembelajaran 2015/2016.
2015/2016
5
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa siap digunakan
dikelas.
sebagai :
Kooperatif Tipe STAD sebagai model pembelajaran kelompok yang dapat
mempermudah peserta didik dalam memahami dan menyerap pelajaran
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu
pelajaran peserta didik untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa.
b. Membuat suasana yang menyenangkan, proses belajar lebih efektif dan
efisien
c. Bagi guru dan calon guru, penelitian dapat dijadikan referensi dan
tambahan pengetahuan tentang model pembelajaran khususnya untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
d. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar disekolah serta
menciptakan peserta didik yang berkualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dihadapi guru. Seorang guru yang melaksanakan PTK akan memperoleh
manfaat ganda, baik bagi dirinya, para siswanya, maupun bagi institusi
pendidikan. Bagi guru, PTK akan meningkatkan kualitas kinerjanya,
meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pembelajaran,
sekaligus meningkatkan kemampuan dalam kegiatan pengembangan profesi,
khususnya dalam kegiatan penelitian pendidikan. Bagi siswa, dengan PTK,
kualitas proses dan hasil belajarnya akan meningkat. Jika kemampuan guru
dan siswa meningkat, sekolah juga akan memperoleh keuntungan karena
memiliki guru yang profesional dan menghasilkan lulusan yang lebih
berkualitas.
Terkait dengan pengertian PTK ini, ada beberapa rumusan definisi PTK
yang perlu disiasati dan dipahami.
a) Hopkins (1993): PTK adalah suatu bentuk yang bersifat reflektif, yang
dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemampuan rasional
dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam
pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.
7
8
b) Kemmis dan Mc. Taggart (1988): PTK adalah studi yang dilakukan untuk
memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan
secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.
c) Rochman Natawijaya (1977): PTK adalah pengkajian terhadap
permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang
ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan
masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.
d) Suyanto (1997): PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki
dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara
profesional.
e) Tim PGSM (1999): PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yangdilakukan,
serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran dikelas secara
profesional.
Dari kelima rumusan di atas dapat ditemukan kata-kata kunci (key words)
yang terkait dengan PTK.
1) PTK bersifat reflektif. Maksudnya adalah PTK diawali dari proses
perenungan atas dampak tindakan yang selama ini dilakukan oleh guru
terkait dengan tugas-tugas pembelajaran dikelas. Dari perenungan ini akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berdampak positif dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak.
2) PTK dilakukan oleh pelaku tindakan. Maksudnya adalah PTK dirancang,
dilaksanakan, dan dianalisis oleh guru yang bersangkutan dalam rangka
ingin memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapinya di kelas.
Kalaupun dilakukan secara kolaboratif, pelaku utama PTK tetap oleh guru
yang bersangkutan.
adalah dengan PTK ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas berbagai
aspek pembelajaran sehingga kompetensi yang menjadi target
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal (efektif dan efisien).
4) PTK dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas
diri. Maksudnya adalah setiap langkah yang dilakukan dalam PTK harus
dilakukan dengan terprogram dan penuh kesadaran sehingga dapat
diketahui aspek-aspek mana yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki demi
ketercapaian kompetensi yang di targetkan.
5) PTK bersifat situasional dan kontekstual. Maksudnya adalah PTK selalu
dilakukan dalam situasi dan kondisi tertentu, untuk kelas dan topik mata
pelajaran tertentu sehingga simpulan atau hasilnya pun hanya diarahkan
pada konteks yang bersangkutan, bukan untuk konteks yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru
dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.
Pada sisi lain, PTK akan mendorong para guru untuk memikirkan apa
yang mereka lakukan sehari-hari dalam menjalankan tugasnya. Mereka akan
kritis terhadap apa yang mereka lakukan tanpa tergantung pada teori-teori
yang muluk-muluk dan bersifat universal yang ditemukan oleh para pakar
peneliti yang sering kali tidak cocok dengan situasi dan kondisi kelas. Bahkan,
keterlibatan mereka dalam PTK sendiri akan menjadi pakar peneliti di
kelasnya, tanpa bergantung pada para peneliti lain yang tidak tahu mengenai
permasalahan dikelasnya sehari-hari.
3. Manfaat PTK
Banyak manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan PTK. Manfaat tersebut
antara lain sebagai berikut.
dalam mengatasi masalah pembelajaran yang menjadi tugas utamanya.
b. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan sikap profesional guru.
c. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan
kinerja belajar dan kompetensi siswa.
d. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan
kualitas proses pembelajaran di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kualitas pengguna media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.
f. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan
kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses
dan hasil belajar siswa.
pribadi siswa di sekolah.
kualitas penerapan kurikulum.
4. Karakteristik PTK
a. Masalah PTK berawal dari guru
PTK haruslah diilhami oleh permasalahan praktis yang dihayati oleh guru
sebagai pelaku pembelajaran di kelas. Guru merasakan adanya masalah di
kelasnya ketika dia mengajar. Guru berusaha untuk mengatasi masalah di
kelas itu dengan sebuah penelitian yang disebut PTK. PTK bukanlah
penelitian yang dilakukan oleh pihak luar yang tidak tahu tentang seluk-
beluk yang terjadi di dalam kelas. PTK bukan penelitian yang disarankan
oleh pihak lain kepada guru, melainkan muncul dari dalam diri guru
sendiri yang merasakan adanya masalah.
b. Tujuan PTK adalah memperbaiki pembelajaran
Dengan PTK, guru akan berupaya untuk memperbaiki praktik
pembelajaran agar menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, guru tidak boleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
boleh menjadi proses pembelajaran terganggu. Guru tidak perlu mengubah
jadwal rutin di kelas yang sudah direncanakan hanya untuk PTK. PTK
haruslah sejalan dengan rencana rutin Anda sebagai guru. Bahkan, PTK
juga diharapkan tidak lagi memberikan beban tambahan yang lebih berat
dari anda. PTK justru harus dikerjakan terintegrasi di kelas.
(Suyanto,1997).
Guru tidak harus sendirian dalam upaya memperbaiki praktik
pembelajaran di kelas. Namun, dapat Anda laksanakan dengan cara
berkolaborasi dengan dosen LPTK maupun dengan teman sejawat. Dengan
cara itu, sebagai guru, Anda akan banyak menerima masukan tentang
prosedur PTK yang benar. Dosen dapat bertindak sebagai mitra diskusi
yang baik untuk merumuskan masalah yang tepat, menentukan hipotesis
tindakan yang baik, serta membantu analisis data penelitian. Sebaiknya,
dosen LPTK dapat memperoleh masukanyang berharga dari orang yang
benar-benar berkecimpung dikancah yang tahu secara persis tentang
permasalahan yang terjadi dikelasnya. Hal yang paling penting lagi ialah
terbentuknya hubungan kesejawatan yang harmonis antara guru dengan
guru ataupun antara guru dengan dosen LPTK. Kehadiran dosen LPTK
dalam PTK adalah sebagai mitra sejawat dan bukan sebagai sosok yang
mahatahu yang akan mendikte guru dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu
untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas
Tindakan-tindakan tertentu tersebut dapat berupa penggunaan metode
pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran tertentu,
pemakaian media dan sumber belajar tertentu, jenis pengelolaan kelas
tertentu, atau hal-hal yang bersifat inovatif lainnya. Oleh karena itu,
pelitian dikelas yang tanpa memberikan tindakan apa-apa di kelas untuk
perbaikan praktik pembelajaran bukanlah PTK.
e. PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik
pendidikan.
Hal itu dapat terjadi karena setelah anda meneliti kegiatan-sendiri di kelas
Anda-dengan melibatkan siswa-anda akan memperoleh balikan yang
bagus dan sistematis untuk perbaikan praktik pembelajaran. Dengan
demikian, Anda dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran
dapat diterapkan dengan baik atau tidak di kelas. Anda juga dapat
mengadaptasi atau mengadopsi teori tersebut untuk diterapkan di kelas
agar pembelajarannya efektif dan efisien, optimal, serta fungsional.
5. Prinsip – Prinsip PTK
a. Tidak mengganggu komitmen mengajar;
b. Tidak menuntut waktu tertentu untuk pengamatan secara khusus;
c. Metode pemecahan masalah riil;
d. Pemecahan berorientasi pada pemecahan masalah guru kesehariannya;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sesuai dengan kondisi peserta didik;
f. Masalah penelitian didasarkan atas tanggung jawab profesional;
g. Kepedulian yang tinggi atas prosedur etika pekerjaannya, diketahui oleh
pimpinan, disosialisasikan kepada rekan–rekan, tata krama penelitian
akademik; dan
h. Permasalahan tidak hanya kelas, tetapi juga mencakup perspektif visi dan
misi sekolah.
b. Partisipatori (tidak bekerja sendiri, ada andil dari pihak-pihak lain);
c. Berkembang melalui proses refleksi yang bersifat spiral;
d. Kolaboratif, kerjasana dengan subjek tindakan yang dibimbing;
e. Proses pembelajaran sistematis karena dirancang dengan cermat;
f. Membangun teori secara induktif menentukan praktek/kegiatan belajar ;
g. Memerlukan bukti-bukti yang dapat memeriksa gagasan dalam praktek;
h. Mendeskripsikan apa yang terjadi, melakukan analisis, kolaborasi, dan
penilaian;
orang lain yang terkena dampak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Fungsi PTK sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kerja di
sekolah dan ruang kelas, misalnya, penelitian tindakan dapat memiliki lima
kategori fungsi sebagai (Cohen dan Manion, 1980) :
a. Alat untuk memecahkan masalah yang didiagnosis dalam situasi tertentu;
b. Alat pelatihan dalam jabatan, dengan demikian membekali guru yang
bersangkutan serta keterampilan dan metode baru, mempertajam
kemampuan analisisnya, dan perubahan;
menghambat inovasi dan perubahan;
d. Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya kurang lancar antara
guru lapangan dengan penelitian akademis, dan memperbaiki kegagalan
penelitian tradisional dalam memberikan deskripsi yang jelas; dan
e. Alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik daripada pendekatan
yang lebih subjektif dan impresionistik pada pemecahan masalah di dalam
kelas.
Dari lima kategori di atas, kalau direduksi fungsi penelitian tindakan tersebut
sebenarnya sebagai alat untuk meningkatkan kualitas, dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan pendidikan.
penelitian tindakan meliputi:
a. metode mengajar;
16
e. pengembangan jabatan guru;
g. administrasi
perhatian ialah :
a. Media pembelajaran, baik cetak maupun non cetak, elektronik dan non
elektronik;
Penelitian tindakan, seperti halnya jenis pnelitian lain, memiliki kelebihan
dan kekurangan. Peneliti dapat mengurangi kekurangannya dan
memaksimalkan kelebihannya. Shumsky (1982) telah mencatat kelebihan
penelitian tindakan sebagai berikut:
pemikiran kritis;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Meskipun memiliki kelebihan–kelebihan sepeti disebutkan di atas, penelitian
tindakan memiliki beberapa kelemahan, sebagai berikut:
a. Berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik
dasar penelitian tindakan pada pihak peneliti
b. Berkenaan dengan waktu. Karena itu, penelitian tindakan memerlukan
komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini dapat
menjadi kendala yang besar. Praktisi yang ingin melakukan tugas rutinnya
dan untuk melakukan penelitian.
dahulu, baru kemudian pelaksanaan tindakan sebagai implementasi
perencanaan tersebut. Pelaksanaan tindakan selalu disertai dengan
pengamatan, baik oleh pelaku sendiri maupun oleh observer lain. Dalam hal
ini, observer yang dimaksud juga boleh siswa, rekan guru, kepala sekolah,
atau orang lain. Namun sebaiknya siswa tidak mengamati lengsung pada guru
supaya tidak mengganggu proses berpikirnya, tetapi dapat menggunakan
angket. Observer dilakukan sebagai upaya pengumpulan data. Observer
berperan melihat, mendengar, dan mencatat segala yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung, baik dengan atau tanpa menggunakan alat
bantu pengamatan. Obsever hendaknya tidak menyalahkan tetapi bersifat
mendukung. Observer juga bukan menilai tetapi mencatat fakta yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mungkin dilakukan diskusi balikan dengan guru yang melaksanakan tindakan.
Pelaksanaan diskusi tentang data yang diperoleh dari hasil pengamatan
maupun dari tes dan angket, akan diseleksi, disederhanakan, diorganisasikan
secara sistematik dan rasional serta dengan teknik tri-angulasi untuk akan
memperoleh suatu kesimpulan secara mantap. Kegiatan tersebut merupakan
kegiatan refleksi. Refleksi dilakukan secara bersama–sama untuk mengetahui
hal–hal mana saja yang sudah harus dipertahankan dan hal–hal mana yang
masih harus ditingkatkan atau ditinggalkan. Jika kegiatan yang disebut refleksi
ini dilakukan dengan benar dengan telah melibatkan semua pihak yang terkait,
maka kegiatan pembelajran atau pelaksanaan tindakan kelas akan selalu
bermuara pada hasil suatu tindakan yaitu penyusunan perencanaan dan
tindakan perbaikan berikutnya.
bersama–sama guna pelaksanaan penyusunan perencanaan tindakan
perbaikan. Inilah yang disebut dengan satu siklus dalam PTK.
9. Perbedaan Antara PTK dan Non PTK
Terdapat beberapa perbedaan antara Penelitian Tindakan Kelas dengan jenis
penelitian lainnya, seperti ditampilkan pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Non PTK PTK
Ketat terhadap syarat–syarat
formal, seperti ukuran sampel,
reliabilitas
dari satu kalimat, tertuju ke proses
dilanjutkan ke hasil
Menggunakan analisis statistik
yang lebih rumit
Tidak menggunakan analisis
Statistik yang rumit
Mensyaratkan hipotesis penelitian
Tidak menggunakan hipotesis
penelitian kecuali hipotesis
tindakan dapat memperbaiki
10. Langkah-langkah PTK
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah
c. Merumuskan masalah
d. Merencanakan PTK
e. Melaksanakan PTK
20
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti
bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan
sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam
menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan
untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas
perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang
sesungguhnya (Pintrich, 2003).
perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007).
Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai (Sardiman, 2000).
bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu
kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan
bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas
tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran
yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan
menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut,
rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk
memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah
aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan.
Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang
berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).
1. Aspek-Aspek Motivasi Belajar
mempengaruhi. Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang
dikemukakan oleh Santrock (2007).
dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.
Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk
mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu
sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah
mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang
penguasaan keahlian.
b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi
sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar
menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.
Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa.
Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu:
1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal.
Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan
sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau
imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan meningkat jika mereka
mempunyai pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab
personal atas pembelajaran mereka.
optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan
berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat
dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga
tidak terlalu mudah.
Ada berbagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.
Menurut Brophy (2004), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar siwa, yaitu:
Guru selalu mengharapkan agar supaya siswa dapat memahami apa yang
diberikan dan bisa mempraktikan kedalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.
c. Umpan balik (feedback) yang tepat
Adanya kerjasama yang saling menguntungkan antara guru dan siswa
didalam proses pembelajaran berlangsung.
d. Penguatan dan hadiah
Guru memberikan hadiah dan penguatan kepada semua siswa yang aktif
dan bisa mengerjakan tugas dengan baik dan benar.
e. Hukuman
kepada siswa yang tidak mengikuti aturan-aturan yang diberikan oleh
sekolah.
bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi
dalam kegiatan belajar adalah:
a. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan
tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.
b. Persaingan/kompetisi.
c. Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat
belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
d. Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat
belajar terutama kalau terjadi kemajuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
e. Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal
ini merupakan bentuk penguatan positif.
C. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang diperoleh siswa yang
berupa nilai-nilai sebagai ukuran dari hasil usaha belajar yang telah dicapai
oleh siswa, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport.
1. Pengertian Prestasi
menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif,
informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi
Arikunto (1990: 110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada
saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam
penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses
pembelajaran.
dalamsistem urat syaraf, penambahan ilmu pengetahuan, belajar sebagai
perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Menurut (Purwanto,
1990: 85) mengatakan bahwa belajar adalah tingkah laku seseorang yang
terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman yang telah dilalui, jadi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sikapnya.
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif
konstan. Kemudian (Hamalik, 1993: 83) mendefinisikan belajar adalah suatu
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar
siswa adalah hasil yang dicapai atau diperoleh oleh siswa yang berupa
pengetahuan, ketrampilan dan sikap berkat pengalaman dan latihan yang telah
dilalui oleh individu.
Menurut (Poerwanto, 1986: 28) pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan
dalam raport. Selanjutnya menurut (Winkel, 1996: 17) prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Sedangkan menurut (S. Nasution, 1996:17) prestasi belajar adalah
kesempurnaan yang dicapai dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
afektif dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika
seseorang belum mampu memenuhi target dalam kriteria tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki oleh siswa dalam
menerima, menolak dan menilaki informasi-informasi yang diperoleh dalam
proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan dalam mempelajari sesuatu materi pelajaran biasanya dinyatakan
dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi. Prestasi belajar siswa dapat
diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan
tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team
Achievement Division)
pembelajaran yang dapat diterapkan guru di sekolah sesuai dengan tuntutan
materi pelajaran yang mengandung unsur kerjasama antara siswa dalam kelas
dalam melakukan kerja kelompok. Penekanan pendekatan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran melalui kerjasama antar siswa dalam suasana belajar
berkelompok.
27
Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki
keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam
proses pendidikan. Pembelajaran seharusnya merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa
belajar. Untuk itu, harus dipahami bagaimana siswa memperoleh pengetahuan
dari kegiatan belajarnya. Jika guru dapat memahami proses pemerolehan
pengetahuan, maka guru akan dapat menentukan strategi pembelajaran yang
tepat bagi siswanya.
setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat
menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan Nasution
(Sugihartono, dkk 2007: 80) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu
aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.
Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juga
meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang
relevan dengan kegiatan belajar siswa.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala 2006: 62) pembelajaran
adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru
untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
yang baik terhadap materi pelajaran.
Dari berbagai pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik untuk mentransfer ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan
menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa
dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien sehingga akan
mendapatkan hasil yang seoptimal mungkin.
2. Pengertian model pembelajaran
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan
kelas (Arends dalam Trianto, 2010: 51).
Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971) dalam Mulyani Sumantri, dkk
(1999: 42) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses
belajar mengajar.
pembelajaran. Untuk memilih model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari
materi yang akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan
dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Di
samping itu pula, setiap model pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap
(sintaks) yang dapat dilakukan siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks
yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-
perbedaan ini, diantaranya pembukaan dan penutupan pembelajaran yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, guru perlu menguasai
dan dapat menerapkan berbagai keterampilan mengajar, agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang beraneka ragam dan lingkungan belajar yang
menjadi ciri sekolah pada dewasa ini.
Menurut Kardi dan Nur (Trianto 2011: 142) istilah model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur.
Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya. Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang
masuk akal. Maksudnya para pencipta atau pengembang membuat teori
dengan mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta
tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan
yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan
bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu
masalah pembelajaran.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah
laku mengajar yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita
mengajar selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang
kondusif serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu
aspek penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran.
Pada akhirnya setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan
dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran
yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas.
Sifat materi dari sistem syaraf banyak konsep dan informasi-informasi dari
teks buku bacaan, materi ajar siswa, di samping itu banyak kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar
kegiatan siswa (Trianto, 2010: 55).
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas
John Hopkin (Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan
oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang
yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan
suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat
kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan
Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan
STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu
mengunakan presentasi Verbal atau teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Slavin (Noornia, 1997: 21) ada lima komponen utama dalam
pembelajaran kooperatif metode STAD:
Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk
menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
b. Menetapkan siswa dalam kelompok. Kelompok menjadi hal yang sangat
penting dalam STAD karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja
kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang
diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling
meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam
belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok
dalam menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya
terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah
dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar
jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok,
walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman
sekelompoknya.
c. Tes dan Kuis. Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau
dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa
harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan
memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan individual
dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari
skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh
guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.
e. Pengakuan kelompok. Pengakuan kelompok dilakukan dengan
memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok
selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan
lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.
Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
1). Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD.
Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran kooperatif
metode STAD adalah sebagai berikut.
a. Persiapan STAD
sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum
menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi)
yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar
kegiatan tersebut.
terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dalam menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah,
1998: 7-8):
kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk
melakukan rangking tersebut. Salah satu informasi yang baik adalah
skor tes.
banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak bulat,
misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang
beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan
lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan
dibentuk.
Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok- kelompok yang
dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah,
sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai dengan rangking. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
demikian tingkat hasil belajar rata- rata semua kelompok dalam kelas
kurang lebih sama.
Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar
rangkuman kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk
pembelajaran kooperatif metode STAD).
3) Menentukan Skor Awal
Skor awal siswa dapat diambil melalui Pre Test yang dilakukan guru
sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes
paling akhir yang dimiliki oleh siswa.Selain itu, skor awal dapat diambil
dari nilai raport siswa pada semester sebelumnya.
4) Kerja sama kelompok Sebelum memulai pembelajaran kooperatif,
sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini
merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk melakukan hal-hal
yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok.
5) Jadwal Aktivitas
kelompok dan laporan berkala kelas.
b. Mengajar
meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok,
dan kuis.
36
1) Pendahuluan
a. Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa
hal itu penting untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memberi teka-teki, memunculkan masalah-
masalah yang berhubungan dengan materi dalam kehidupan sehari-
hari, dan sebagainya.
menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada
pembelajaran.
mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan.
c. Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan.
e. Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok masalahnya.
3) Praktek terkendali
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
b) Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau
menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
atau soal-soal yang diajukan.
c) Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama
penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu
atau dua soal, dan kemudian guru memberikan umpan balik.
c. Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok, kegiatan yang harus dilakukan oleh semua orang yang
berada didalam suatu kelompok dan semua orang harus berpartisipasi guna
untuk mencapai hasil yang maksimal.
1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya
menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok.
a) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa
teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar
kegiatan yang diberikan oleh guru.
b) Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota
kelompok menguasai pelajaran.
anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi
sebelum meminta bantuan kepada guru.
d) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan-
peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang
dilakukan guru adalah:
38
b) Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar
jawabannya;
dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang
dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap
siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan
jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman
yang belum memahami, teman; sekelompoknya bertanggung jawab
untuk menjelaskan;
dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai lembar
jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa
bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk
mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
d. Kuis atau Tes
Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali
penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual.Setiap siswa menerima
satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah
sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor dan akan
disumbangkan sebagai skor kelompok.
39
Penghargaan yang diberikan oleh guru kepada kelompok yang telah berhasil
dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, yaitu dengan cara :
1. Menghitung skor individu dan kelompok
Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan
skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu.
Skor perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal siswa.
2. Menghargai hasil belajar kelompok
Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok,
guru mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan
tertinggi. Setelah itu guru memberi penghargaan kepada kelompok
tersebut yang berupa sertifikat atau berupa pujian. Untuk pemberian
penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
f. Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama
Guru mengembalikan kumpulan kuis pertama kepada siswa
2) . Kebaikan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu
juga dengan cooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati (1997:21)
cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru
maupun tes baku.
40
b. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk
keberhasilan akademisnya.
hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang berbeda etnis.
Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran kooperatif
menurut Nurhadi (2004: 115-116) adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial;
b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,
informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan;
c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian;
d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen;
f. Membangun persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa dewasa;
g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dapat dipraktekkan;
h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia;
i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai
perspektif;
lebih baik;
41
kemampuan, jenis kelamin, normal ataucacat, etnis, kelas sosial, agama,
dan orientasi tugas.
jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut.
a. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi
pelajaran yang sedang dibahas.
b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa
mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota
kelompoknya.
belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang
bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.
tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan
teman sebaya.
e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi
siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
f. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu
pengetahuan.
memonitor siswa dalam belajar bekerja sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
kekurangan sebagai berikut.
a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan
keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika
kelompok akan tampak macet.
b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat,
misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan
kurang aktif saat berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima maka
kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanya
membonceng dalam penyelesaian tugas.
Soewarso (1998:23) adalah bahwa pembelajaran kooperatif bukanlah obat
yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam
kelompok kecil, adanya suatu ketergantungan, menyebabkan siswa yang
lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri. Dan juga pembelajaran
kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target mencapai kurikulum
tidak dapat dipenuhi, tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat,
serta penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah
menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar mengevaluasi mereka mengenai
seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap anggota merasa
bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar berhasil mencapai
tujuan dengan baik.
Pada dasarnya model ini dirancang untuk memotivasi siswa agar saling
membantu antara siswa satu dengan yang lainya dalam mengusasi materi
yang diberikan oleh guru, model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga
menuntut siswa untuk aktif dan dapat memahami materi. Adapun kelebihan
dari pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu dapat: 1) meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar; 2) meningkatkan prestasi belajar siswa; 3)
meningkatkan kreativitas siswa; 4) mendengar, menghormati, serta menerima
pendapat siswa lain; 5) mengurangi kejenuhan dan kebosanan; 6)
menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan
meyakinkan dirinya untuk saling mengerti dan saling memahami.
E. Kerangka Berpikir
kegiatan belajar mengajar dikelas bisa dilihat selama proses pembelajaran yang
akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang bersangkutan. Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih mendorong kemandirian,
keaktifan dan tanggung jawab dalam diri siswa. Dalam kegiatan pembelajaran
berlangsung siswa lebih banyak berperan selama kegiatan. Melalui penerapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka penelitian tindakan kelas
ini dapat digambarkan sebagai berikut :
F. Indikator Keberhasilan
prestasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa dilihat dari aktivitas
belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sedangkan peningkatan
prestasi belajar siswa dilihat dari hasil tes siswa melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
siswa
45
penentuan matang tentang hal yang akan dilakukan. Ia merupakan landasan
berpijak, serta dapat pula dijadikan dasar penilaian baik oleh peneliti itu sendiri
maupun orang lain terhadap kegiatan penelitian. Rancangan penelitian adalah
rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga
peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan penelitianya (Kerlinger,
1990:483).
pertangguangjawaban terhadap semua langkah yang akan diambil. Dalam
melakukan rancangan tindakan, banyak hal yang harus dilakukan yaitu
merumuskan masalah, mengkaji teori, dan merumuskan hipotesis tindakan,tahap
berikutnya adalah merencanakan tindakan. Kegiatan merencanakan tindakan
meliputi:
dalam pembelajaran. langkah-langkah ini sama dengan di RPP (RPP
dilampirkan).
pembelajaran.
45
46
d) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatannya.
berhubungan dengan materi yang akan diajarkan.
f) Pre tes.
pembelajaran yang dilakukan guru antara lain:
a) Presentasi di kelas
Presentasi dilakukan melalui pengajaran langsung seperti yang biasa
dilakukan atau melalui diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru.
Dalam implementasi PTK ini presentasi dilakukan melalui diskusi
kelompok yang dipimpin oleh guru.
b) Tim (Teams)
menempati tempat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-
masing.
prosedur pelaksanaan diskusi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
diberikan.
(a) Fasilitator menjumlahkan skor hasil diskusi kelompok untuk
menentukan ranking. Berdasarkan jumlah skor yang didapat,
guru menentukan tim yang mendapat juara 1, 2, dan 3.
(b) Guru mengumumkan hasil pencapaian skor yang didapat selama
diskusi kelompok dan selanjutnya memberikan penghargaan.
3) Kegiatan Penutup.
(2) Guru dibantu fasilitator membagikan soal post-test.
(3) Guru dibantu fasilitator membagikan kuesioner dan lembar refleksi.
b. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya
tindakan.
handout, post-test, alat dan media pembelajaran seperti LCD, spidol, laptop,
kertas manila, white board, no. urut, penghapus, soal evaluasi, lembar kerja
siswa.
angket, pertanyaan wawancara, soal tes, dsb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sebagai berikut:
2. Pelaksanaan Tindakan
3) Materi pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe STAD
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
3) Lembar observasi kondisi kelas selama penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
49
pembelajaran kooperatif tipe STAD
kooperatif tipe STAD
pembelajaran kooperatif tipe STAD
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Hal pertama yang harus dilakukan dalam merancang PTK adalah menetapkan
fokus masalah penelitian. Ada lima langkah yang harus dilakukan dalam tahap
ini.
tindakan kelas. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, guru harus memiliki
perasaan tidak puas terhadap praktik pembelajaran yang dilakukannya. Jika guru
merasa selalu puas terhadap apa yang dilakukannya, meskipun sebenarnya
masih sangat benyak kekurangan dan hambatan dalam proses pengelolaan, sulit
kiranya bagi guru untuk memiliki inisiatif memulai PTK.
Oleh karena itu, agar guru dapat mempraktikkan PTK, ia dituntut untuk
berkata jujur terutama pada dirinya sendiri untuk mengakui bahwa masih ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kekurangan dalam proses pembelajaran yang dikelolanya. Dengan kata lain,
guru harus merefleksi, merenung, serta berpikir balik mengenai apa saja yang
telah dilakukannya dalam proses pembelajaran dalam rangka mengidentifikasi
sisi-sisi lemah yang mungkin ada.
Untuk membantu merasakan adanya masalah, guru dapat mengajukan
pertanyaan: Apakah kompetensi awal siswa yang mengikuti pembelajaran cukup
memadai? Apakah proses pembelajaran yang dilakukan sudah cukup efektif?
Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas? Jika pertanyaan-pertanyaan
tersebut dijawab dengan jujur, akan muncul masalah yang dapat dijadikan
pijakan awal untuk melakukan PTK karena pada dasarnya tidak ada satu pun
keadaan guru, siswa, atau kelas yang sempurna.
Merasakan adanya masalah sudah dijelaskan di bab I yaitu adanya
permasalahan yang dialami oleh siswa didalam dunia pendidikan terutama
dalam hal belajar disekolah guru umumnya mengajar menggunakan
pembelajaran kovensional yang kurang efektif dan efisien.
Pembelajaran konvensional ini kurang memberikan hasil yang maksimal,
siswa merasa jenuh, motivasi siswa menjadi rendah dan nilai yang diperoleh
kurang maksimal, selain itu pembelajaran konvensional membuat siswa hanya
duduk diam, mendengar mencatat dan menghafal.
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua peserta didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap yang dimiliki oleh
peserta didik sangat bervariasi, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada yang
lambat. Cepat lambatnya penerimaan peserta didik terhadap pelajaran sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menggunakan pembelajaran konvensional maka peneliti menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD supaya pembelajaran bisa berjalan dengan
baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru dan siswa sehingga
pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Identifikasi Masalah
mengenai permasalahan awal yang dalam pembelajaran. Masalah tersebut dapat
berkaitan dengan manajemen kelas dan iklim belajar, proses pembelajaran, dan
perkembangan personal. Tiap-tiap kelompok tersebut dapat dijabarkan ke dalam
tema-tema yang lebih operasional.
a. Menuliskan semua hal yang dirasakan memerlukan perhatian dan kepedulian
karena akan berdampak kurang baik, terutama yang terkait dengan
pembelajaran.
jumlah siswa yang mengalami, dan tingkat frekuensi timbulnya masalah
c. Urutkan dari yang ringan, jarang terjadi, dan banyaknya siswa yang
mengalami permasalahan yang teridentifikasi
d. Ambil 3-5 masalah dan konfirmasikan dengan guru mata pelajaran yang
sama atau serumpun.
52
e. Jika yang dirumuskan ternyata mendapat konfirmasi (diakui sebagai masalah
yang urgen untuk dipecahkan), masalah tersebut patut diangkat sebagai
calon masalah PTK.
Identifikasi masalah ini sudah dibahas didalam bab I, dalam hal ini peneliti
mengidentifikasikan apakah rancangan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa
siap digunakan untuk diteliti. Dengan rendahnya motivasi belajar siswa, maka
diperlukan stategi pembelajaran yang tepat yang harus dilakukan agar supaya
peserta didik memiliki prestasi yang baik. Ada berbagai macam model
pembelajaran yang bisa digunakan oleh pendidik supaya motivasi dan prestasi
peserta didik bisa lebih baik. Salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
diharapkan peserta didik bisa belajar lebih efektif dan efisien, sehingga motivasi
dan pretasi belajar siswa menjadi lebih baik dan memuaskan.
3. Analisis Masalah
atau solusi yang akan diambil. Analisis masalah adalah kajian terhadap
permasalahan dilihat dari segi kelayakannya. Sebagai acuan, dapat diajukan
pertanyaan sebagai berikut:
b. kondisi prasarat apakah yang menimbulkan terjadinya masalah
c. bagaimanakah keterlibatan komponen, aktor dalam terjadinya masalah
d. adakah alternatif solusi yang dapat diajukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
e. apakah pemecahan masalah yang akan diambil memerlukan durasi waktu
yang tidak terlalu lama
dengan solusi yang diajukan.
biasanya mencerminkan adanya permasalahan, tujuan, solusi yang digunakan
untuk memecahkan permasalahan, dan setting. Analisis masalah sudah
dijelaskan di bab I, dalam menganalisis masalah peneliti menemukan suatu
masalah yang dihadapi oleh peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di sekolah oleh pendidik, yaitu pendidik masih menggunakan model
pembelajaran konvensional sehingga kurang motivasi dan prestasi belajar
peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga pendidik harus
memiliki strategi supaya motivasi dan perstasi peserta didik menjadi lebih baik,
salah satu strategi yang bisa di gunakan oleh pendidik yaitu dengan
menggunakan berbagi macam model pembelajaran, salah satunya adalah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada dasarnya model ini dirancang untuk
memotivasi peserta didik agar saling membantu antar peserta didik satu dengan
yang lainnya dalam menguasai materi yang di berikan oleh pendidik, model
pembelajaran ini juga menuntut peserta didik untuk aktif dalam memahami
materi yang diberikan oleh pendidik sehingga tercapai kegiatan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
yang efektif dan efisien, serta motivasi dan prestasi peserta didik menjadi lebih
baik.
jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas akan
memungkinkan peluang untuk pemilihan tindakan yang tepat. Rumusan masalah
biasanya berbentuk kalimat pertanyaan, walaupun boleh juga berupa pernyataan.
Rumusan masalah sudah dijelaskan di bab I yaitu Apakah rancangan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa siap digunakan.
5. Mengkaji Teori
menentukan judul atau menemukan solusi atas permasalahan yang ditentukan.
Tanpa teori, sebuah permasalahan tidak akan dapat diselesaikan. Seorang guru
dapat menciptakan metode, teknik, dan model pembelajaran kreatif dan inovatif.
Namun, hasil ciptaannya itu haruslah berpijak pada satu teori yang sudah ada
atau menggabungkan berbagai teori menjadi satu.
Hasil mengkaji teori dituangkan pada bab landasan penelitian, subbab kajian
teori. Setelah kajian teori, dikemukakan kerangka pikir. Kerangka pikir
menggambarkan bagaimana peneliti menghubungkan antara masalah yang
dihadapi dengan teori yang dikaji sehingga ditetapkan solusi yang tercermin
dalam judul PTK. Selain dengan mendeskripsikan, kerangka pikir juga bisa
digambarkan dalam bentuk bagan/skema.
55
terjadi setelah suatu tindakan dilakukan. Hipotesis tindakan umumnya
dirumuskan dalam bentuk keyakinan tindakan yang akan diambil akan dapat
memperbaiki sistem, proses, atau hasil.
Mengkaji teori sudah dijelaskan di bab II, ada berbagai hal yang di jelaskan
dalam kajian teori di bab II diantaranya: penelitian tindakan kelas (PTK),
motivasi belajar, prestasi belajar, dan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
tindakan, banyak hal yang harus dilakukan yaitu merumuskan masalah,
mengkaji teori, dan merumuskan hipotesis tindakan, tahap berikutnya adalah
merencanakan tindakan. Kegiatan merencanakan tindakan meliputi:
a. Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah kegiatan
dalam pembelajaran (sama dengan langkah-langkah pembelajaran dalam
RPP).
tindakan.
angket, pertanyaan wawancara, soal tes, dsb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tindakan adalah menentukan kriteria keberhasilan tindakan. Kriteria merupakan
ukuran yang ditentukan peneliti untuk menentukan apakah tindakan yang
nantinya dilakukan berhasil atau tidak. Kriteria keberhasilan tindakan biasanya
dihubungkan dengan rumusan masalah yang meliputi kriteria keberhasilan
proses dan hasil pembelajaran. Ukuran keberhasilan proses misalnya: Proses
belajar dikatakan berhasil jika 95% siswa terlibat dalam proses pembelajaran,
jika 50% siswa mengajukan pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran, dsb.
Ukuran keberhasilan hasil misalnya: Keberhasilan hasil belajar jika 100% siswa
mencapai nilai minimal sama dengan KKM, jika rata-rata nilai siswa dalam
kompetensi meningkat 0,5 dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
disimpulkan:
1. Rancangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah disusun sesuai
dengan teori sehingga rancangan tersebut dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Rancangan dapat
membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran di kelas supaya
adanya peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa di kelas tersebut.
2. Rancangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat cocok
digunakan sekolah yang memiliki siswa yang heterogen dan sekolah yang
memiliki relatif banyak siswa. karena dengan menggunakan model
pembelajaran ini sangat baik untuk keaktifan semua siswa sehingga tidak
adanya kesenjangan antara siswa yang aktif dan tidak aktif dalam kelas.
Dalam hal ini siswa saling membantu satu sama lain dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru didalam kelompoknya sehingga semua siswa
yang mengikuti proses pembelajaran memiliki peningkatan motivasi belajar
dan prestasi belajar yang yang maksimal sesuai yang di harapkan baik oleh
guru maupun siswa itu sendiri.
57
58
Arikunto, Suharsimi., et al. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Aksara
Mertler, Craig A. (2012). Penelitian Tindakan Kelas, Edisi Ketiga Meningkatkan
sekolah dan memberdayakan pendidik. Jakarta: PT. Indeks
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Kelas. Jakarta: PT. Indeks.
Sanjaya, W. (2009).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
59
LAMPIRAN
60
1 Keaktifan Siswa:
b. Siswa aktif bertanya
2 Perhatian Siswa:
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah
Keterangan:
61
1 Penguasaan Materi:
3 Penerapan Metode:
b. Keseuaian urutan sintaks dengan metode yang
digunakan
b. Ketrampilan menggunakan media
5 Performance:
c. Keluwesan sikap guru dengan siswa
6 Pemberian Motivasi:
c. Ketepatan pemberian reward dan punishman
Keterangan:
62
Komponen Materi 1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan isi kurikulum:
a. Materi sesuai dengan SK yang tercantum pada
silabus
RPP
2 Sistematika penyampaian Materi:
b. Penyajian materi sudah mengikuti induktif dan
deduktif
abstrak
c. Diujikan dalam UAN
Keterangan:
63
Komponen Pengelolaan Kelas 1 2 3 4
1 Tujuan :
a. Ketepatan
b. Keefektifan
4 Siswa:
b. Kemampuan memotivasi menjawab
c. Kemampuan menciptakan interaksi
64
Komponen Sarana 1 2 3 4
1 Ketersediaan Sarana Pembelajaran :
a. Sesuai dengan kebutuhan
2 Penempatan Sarana Pembelajaran:
b. Mudah dijangkau
4 Kelayakan Sarana Pembelajaran:
a. Aman dipergunakan guru
b. Aman dipergunakan siswa
Keterangan:
65
Komponen Lingkungan 1 2 3 4
1 Kenyamanan :
a. kerasan
b. sejuk
c. luas
2 Ketenangan:
a. aman
b. sunyi
3 Kebersihan
4 Keindahan:
66
Satuan Tingkat Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (Ekonomi)
Kelas/Semester : XII/I
Pertemuan : I dan II
B. Kompetensi Dasar
2. Posting Jurnal Khusus ke Buku Besar Perusahaan Dagang.
C. Indikator
1. Kognitif:
a. Produk
2. Mengklasifikasikan akun-akun khusus yang dijumpai pada perusahaan dagang.
3. Mencatat transaksi ke jurnal khusus.
4. Mencatat transaksi keuangan ke dalam buku besar pembantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
6. Menyusun Neraca Sisa
2. Menuliskan akun-akun apa saja yang dijumpai pada perusahaan dagang.
3. Mendiskusikan metode pencatatan barang dagang.
4. Melakukan pencatatan transaksi ke jurnal khusus.
5. Melakukan pemostingan jurnal khusus ke buku besar pembantu.
6. Melakukan penyusunan neraca sisa.
2. Afektif
1. Karater Mengembangkan karakter yang terkait dengan, sopan santun, rendah hati,
bersikap positif, bersikap menyenangkan, toleransi, dan bekerjasama.
2. Keterampilan sosial Mengembangkan keterampilan mengemukakan pendapat,
berkomunikasi, dan keterampilan bekerja sama.
3. Psikomotor
2. Keterampilan menerima pendapat yang berbeda.
3. Keterampilan sharing dan komitmen.
D. Tujuan Pembelajaran (TP):
1. Melalui diskusi kelompok siswa mampu menafsirkan definisi dan ciri-ciri
perusahaan dagang melalui diskusi kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dagang dengan mengkaji berbagai sumber .
4. Siswa mampu melakukan penjurnalan transaksi-transaksi perusahaan ke dalam
jurnal khusus.
5. Siswa mampu memindahbukukan (posting) jurnal khusus ke buku besar
pembantu.
Proses:
menyusun siklus akuntansi
Dengan memahami penyusunan siklus akuntansi pada perusahaan dagang, siswa mampu
menyusun siklus akuntansi perusahaan dagang, seperti jurnal khusus, posting kebuku
besar, dan menyusun neraca sisa.
3. Psikomotor
dagang.
1. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dapat mengemukakan
pendapatnya sendiri tentang pengertian perusahaan dagang.
2. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dapat mengemukakan
pendapatnya sendiri tentang cara menyusun sikulus akuntansi perusahaan dagang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
4. Siswa dilatih untuk terampil dalam menyusun siklus akuntansi perusahaan dagang.
F. Materi Pembelajaran :
a. Model Pembelajaran: Model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Metode Pembelajaran: Diskusi kelompok dan tanya jawab.
H. Kegiatan Pembelajaran
pembelajaran yang ingin dicapai
pelajaran yang lalu
sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
- Motivasi
2.Kegiatan Inti
15 menit
25 menit
70
beranggotakan 5-7 orang agar berdiskusi
- - Guru memberikan materi siklus akuntansi perusahaan dagang
- Guru memberikan soal kepada setiap kelompok
- Meminta siswa untuk mendiskusikan masalah, dimana dalam
kerja kelompok siswa berpikir bersama untuk menyelesaikan
LKS
dalam menyelesaikan soal
mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya yang lain
memberikan tanggapan
hal-hal yang belum dimengerti
diskusinya yang terbaik dalam bentuk pujian dan aplous
3. Penutup
a. Merangkum
b. Menilai
75 menit
10 menit
71
J. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran :
1. Buku Sekolah Elektronik: Nugroho, Arif Julianto Sri, 2008. Ilmu Pengetahuan
Sosial, SMA Kelas XII, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. KTSP 2006/kurikulum Sekolah Menengah Atas.
3. Jurnal ekonomi
Dra. WA MANI MICE LISTINA NESI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dagang, kemudian catatlah dalam
tabel berikut ini.
kegiatan perusahaan dagang
dengan kegiatan perusahaan dagang
khusus pada perusahaan dagang
No. Macam-macam akun khusus pada perusahaan
dagang
73
Tabel 3. Beberapa metode pencatatan barang dagang
No. Metode-metode pencatatan barang dagang
1. Metode First In First Out
2. ………………………………………………………………..
3. ………………………………………………………………..
barang dagang
No. Macam-Macam sistem persediaan barang dagang
1. Sistem persediaan periodic
74
kemudian catatlah dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Identifikasi macam-macam jurnal khusus
No. Macam-macam jurnal khusus
Tabel 2. Macam-macam buku besar
No. Macam-macam buku besar
1. Buku besar utama
75
Tabel 3. Macam-macam buku besar pembantu
No. Macam-Macam Buku Besar Pembantu
1. Piutang dagang
76
Petunjuk 1.
perusahaan dagng
kegiatan perusahaan dagang
1. Kegiatan pembelian
3. Kegiatan penjualan
No. Macam-macam akun khusus pada perusahaan dagang
1. Pembelian
3. Potongan pembelian
6. Potongan penjualan
7. Ongkos angkut
77
No. Metode pencatatan barang dagang
1. Metode First In First Out (FIFO)
2. Metode Last In First Out (LIFO)
3. Metode average
No. Macam-macam sistem persediaan barang dagang
1. Sistem persediaan periodic
2. Sistem persediaan perpetual
78
Petunjuk 1.
khusus, kemudian catatlah dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Identifikasi macam-macam jurnal khusus
No. Macam-macam jurnal khusus
buku besar
No. Macam-macam buku besar
1. Buku besar utama
2. Buku besar pembantu
79
Tabel 3. Macam-macam buku besar pembantu
No. Macam-macam buku besar pembantu
1. Buku besar pembantu piutang
2. Buku besar pembantu utang
3. Buku besar pembantu persediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Penilaian
b. Sebut dan jelaskan transaksi dalam perusahaan dagang?
c. buatlah ilustrasi perbedaan transaksi penjualan tunai, kredit dan dengan kartu kredit.
d. Apa yang dimaksud dengan buku besar.
e. Apa yang dimaksud dengan neraca sisa.
Contoh Jawaban Model
a. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan pokoknya membeli barang
(komoditi) dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa merubah sifat dan bentuknya.
b. Transaksi yang umumnya terjadi dalam perusahaan dagang adalah pembelian, retur
dan potongan pembelian, potongan pembelian, penjualan, retur dan potongan
pembelian, potongan penjualan, pengangkutan barang masuk maupun keluar.
c. Penjualan tunai merupakan penjualan dimana pembayaran atas barang yang dibeli
dilakukan pada saat faktur diterima, sedangkan pada penjualan kredit pembayaran
dilakukan pada jangka waktu tertentu setelah faktur diterima. Penjualan dengan
kartu kredit sama seperti penjualan kredit hanya saja pada penjualan ini dijamin oleh
perusahaan yang mengeluarkan kartu kredit.
d. Buku Besar adalah buku utama pencatatan transaksi keuangan yang
mengkonsolidasikan masukan dari semua jurnal akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
e. Neraca sisa adalah daftar yang memuat saldo dari akun yang terdapat dalam buku
besar.
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
Nilai akhir = x 100
baik
82
Keterangan :
TS : Tidak Setuju, dengan skor 1
C. Penilaian Psikomotor
Keterangan :
83
Perolehan
skor
Nilai
SKOR SKOR SKOR SKOR SKOR
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
84
10
Apabila menjawab salah, mendapat skor 1
Soal no. 2. Apabila menjawab benar, mendapat skor 2
Apabila menjawab salah, mendapat skor 1
Soal no. 3. Apabila menjawab benar, mendapat skor 2
Apabila menjawab salah, mendapat skor 1
Soal no. 4. Apabila menjawab benar, mendapat skor 2
Apabila menjawab salah, mendapat skor 1
Soal no. 5. Apabila menjawab benar, mendapat skor 2
Apabila menjawab salah, mendapat skor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Perolehan
Skor
Nilai
SKOR SKOR SKOR SKOR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
1. Apabila kemampuan mengemukakan pendapat siswa baik, maka mendapat skor 2
dan apabila tidak baik mendapat skor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2. Apabila kemampuan bertanya siswa baik, maka mendapat skor 2 dan apabila tidak
baik mendapat skor 1
3. Apabila mempertahankan pendapat siswa baik, maka mendapat skor 2 dan apabila
tidak baik mendapat skor 1
4. Apabila penguasaan substansi materi siswa baik, maka mendapat skor 2 dan apabila
tidak baik mendapat skor 1
Keterangan:
Perolehan
Skor
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
87
Keterangan:
2*. Menjaga kelestarian sumber daya alam.
Catatan skor:
6
TS : Tidak Setuju, dengan skor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SISWA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
TUGAS AKHIR
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur dan terima kasih kupersembahkan tugas
akhir ini kepada Tuhan Yesus yang Maha Baik yang selalu setia
mendampingi setiap langkah perjalanan hidupku terkhusus dalam
perjalanan menempuh studiku.
Untuk segenap keluargaku, bapak Lakuri, ibu Wilin, adik, dan saudara-
saudaraku, terima kasih atas segala doa, dukungan, bantuan, dan
support yang selama ini diberikan.
Semua sahabatku, teman-teman, dan para dosen Program Studi
Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi terima kasih atas segala
doa, dukungan, dan perhatian.
Akuntansi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku:
Universitas Sanata Dharma
v
MOTTO
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna:
Nama : Mice Listina Nesi
RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN PRESTASI
BELAJAR SISWA
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dhanna hak untuk menyimpan, untl1k mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademisi tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
vii
ABSTRAK
TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN PRESTASI
BELAJAR SISWA
penerapan kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa digunakan di kelas. Dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD ini diharapkan mengaktifkan siswa dalam proses
pembelajaran.
merupakan penelitian tindakan kelas. Dalam melakukan rancangan tindakan,
dilakukan langkah-langkah: merumuskan masalah, mengkaji teori, dan
merumuskan hipotesis tindakan.
sesuai dengan teori sehingga rancangan tersebut dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Rancangan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat cocok digunakan sekolah yang
memiliki siswa yang heterogen dan sekolah yang memiliki relatif banyak siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
STUDENTS’ MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT
Mice Listina Nesi
Sanata Dharma University
2016
The purpose of this paper is to discuss the design of the application of
cooperative readiness of STAD to increase motivation and students’ achievement
in the classroom. Using STAD cooperative learning model is expected to activate
students in learning process.
Design of implementation of STAD cooperative learning model is a class
action research. By applying the draft there were some steps to be done:
formulating the problem, examining the theory, and formulating hypotheses
actions.
Draft of STAD cooperative learning model has been prepared in
accordance with the theory so that the design can be used to increase motivation
and student achievement. Draft of STAD cooperative learning model is very
suitable for schools that have heterogeneous students and schools that have
relatively many students.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
karunia dan kesempatan yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar. Tugas Akhir dengan judul
“Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student
Team Achievement Division) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dan
Prestasi Belajar Siswa.”
Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas
Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam pembuatan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan
dan dukungan baik secara moril, materiil, bimbingan maupun kerja sama, untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan saran, bimbingan, arahan dalam penyusunan Tugas Akhir
ini, serta dukungan baik secara moril maupun materiil yang diberikan kepada
penulis.
x
4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus
Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmunya selama penulis
menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.
5. Mbak Aris selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang
Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang selama ini telah membantu
melayani administrasi.
6. Kedua orang tua Bapak Lakuri dan Ibu Wilin, adik, dan saudara yang selalu
mendampingi, memberikan doa, semangat, dukungan baik moril maupun
materiil.
7. Sahabat-sahabat seperjuanganku selama menempuh studi di Universitas
Sanata Dharma Maria Nage Pajo dan teman-teman semua terima kasih atas
segala dukungan dan doa yang diberikan. Terima kasih sudah bersedia aku
repotkan selama ini.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................... ix
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1. Pengertian PTK ................................................................................... 7
2. Tujuan PTK ......................................................................................... 10
xii
10. Langkah-Langkah PTK ....................................................................... 19
B. Motivasi Belajar ........................................................................................ 20
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ......................... 22
C. Prestasi Belajar .......................................................................................... 24
1. Pengertian Prestasi .............................................................................. 24
2. Pengertian Belajar ............................................................................... 24
D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ........................................... 26
1. Pengertian Pembelajaran ..................................................................... 27
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...................................... 31
E. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 44
F. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 45
2. Identifikasi Masalah ............................................................................ 52
3. Analisis Masalah ................................................................................. 53
4. Merumuskan Masalah ......................................................................... 55
5. Mengkaji Teori .................................................................................... 55
6. Merencanakan Tindakan ..................................................................... 56
xiii
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini peserta didik akan
belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah, belajar akan
lebih bermakna jika peserta didik mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.
Mengajar bukan hanya guru yang bercerita dan memberikan pengetahuan
kepada siswa, tetapi siswalah yang harus lebih aktif dikelas. Pembelajaran
konvensional ini kurang memberikan hasil yang maksimal, siswa merasa
jenuh, motivasi siswa menjadi rendah dan nilai yang diperoleh kurang
maksimal, selain itu pembelajaran konvensional membuat siswa hanya duduk
diam,mendengar, mencatat dan menghafal.
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua peserta didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap yang dimiliki oleh
peserta didik sangat bervariasi, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada yang
lambat.Cepat lambatnya penerimaan peserta didik terhadap pelajaran sangat
bervariasi, sehingga sangat berpengaruh terhadap prestasi yang diperoleh
peserta didik.
sebagaimana dijelaskan diatas, maka diperlukan strategi pembelajaran yang
tepat yang harus dilakukan oleh pendidik agar peserta didik memiliki prestasi
yang baik. Berbagai macam model pembelajaran yang diberikan oleh pendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
supaya motivasi dan prestasi belajar peserta didik bisa lebih baik. Untuk
sekelompok peserta didik boleh jadi mereka memiliki motivasi yang kuat
dalam mengikuti pelajaran disekolah, tetapi untuk sebagian peserta didik yang
lain memiliki motivasi yang rendah dalam mengikuti pembelajaran yang
diberikan oleh pendidik disekolah.
dapat belajar secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan yang
diharapkan. Salah satu strategi yang dilakukan oleh pendidik adalah harus
menguasai berbagai macam model pembelajaran supaya peserta didik
termotivasi untuk selalu belajar sehingga tercapai prestasi yang memuaskan.
Dengan demikian, model pembelajaran yang diberikan oleh pendidik
merupakan strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Materi, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran harus
disusun sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik agar proses
pembelajaran berjalan efektif dan efisien sehingga tercapai kompetensi yang
sesuai sasaran. Untuk itu seorang guru membutuhkan sebuah metode yang
tepat dalam mengoptimalkan ketrampilan peserta didik dalam pembelajaran.
Guru berperan aktif dalam dunia pendidikan sehingga mampu menghasilkan
lulusan yang berkompeten. Selain itu, siswa mampu mengikuti kegiatan
belajar mengajar dengan baik,aktif dan menyenangkan.
Berdasarkan uraian diatas, diperlukan adanya suatu pembelajaran yang
menarik, mudah dipahami, membuat aktif siswa dan tidak membosankan yang
dapat menumbuhkan interaksi dengan siswa lain guna mencapai tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kooperatif sebagai pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerjasama
dalam kelompok-kelompok untuk mengerjakan tugas atau mencari
penyelesaian masalah terhadap suatu masalah untuk mencapai tujuan bersama.
Sedangkan menurut Slavin (2009: 4) pembelajaran kooperatif merujuk pada
berbagai metode pengajaran dimana para peserta didik belajar dalam
kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam
mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif menekankan pada
kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Melalui belajar secara kelompok, peserta didik memperoleh kesempatan untuk
saling berinteraksi dengan teman-temanya.
Student Team Achievement Division (STAD). Peneliti akan menggunakan
model pembelajaran ini sebagai strategi dalam meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa dikelas. Pada dasarnya model ini dirancang untuk
memotivasi siswa agar saling membantu antara siswa satu dengan yang lainya
dalam mengusasi materi yang diberikan oleh guru, model pembelajaran
kooperatif tipe STAD juga menuntut siswa untuk aktif dan dapat memahami
materi.
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
permasalahanya sebagai berikut: Apakah rancangan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa siap digunakan dikelas.
C. Pemecahan Masalah
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan
motivasi dan prestasi belajar siswa. Dengan menerapkan model pembelajaran
ini diharapkan motivasi dan prestasi belajar siswa dapat meningkat.
D. Batasan Masalah
yang meliputi :
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas XI SMK tahun
pembelajaran 2015/2016.
2015/2016
5
untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa siap digunakan
dikelas.
sebagai :
Kooperatif Tipe STAD sebagai model pembelajaran kelompok yang dapat
mempermudah peserta didik dalam memahami dan menyerap pelajaran
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
2. Secara Praktis
a. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu
pelajaran peserta didik untuk meningkatkan motivasi dan prestasi
belajar siswa.
b. Membuat suasana yang menyenangkan, proses belajar lebih efektif dan
efisien
c. Bagi guru dan calon guru, penelitian dapat dijadikan referensi dan
tambahan pengetahuan tentang model pembelajaran khususnya untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
d. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar disekolah serta
menciptakan peserta didik yang berkualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
dihadapi guru. Seorang guru yang melaksanakan PTK akan memperoleh
manfaat ganda, baik bagi dirinya, para siswanya, maupun bagi institusi
pendidikan. Bagi guru, PTK akan meningkatkan kualitas kinerjanya,
meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pembelajaran,
sekaligus meningkatkan kemampuan dalam kegiatan pengembangan profesi,
khususnya dalam kegiatan penelitian pendidikan. Bagi siswa, dengan PTK,
kualitas proses dan hasil belajarnya akan meningkat. Jika kemampuan guru
dan siswa meningkat, sekolah juga akan memperoleh keuntungan karena
memiliki guru yang profesional dan menghasilkan lulusan yang lebih
berkualitas.
Terkait dengan pengertian PTK ini, ada beberapa rumusan definisi PTK
yang perlu disiasati dan dipahami.
a) Hopkins (1993): PTK adalah suatu bentuk yang bersifat reflektif, yang
dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemampuan rasional
dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam
pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.
7
8
b) Kemmis dan Mc. Taggart (1988): PTK adalah studi yang dilakukan untuk
memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan
secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.
c) Rochman Natawijaya (1977): PTK adalah pengkajian terhadap
permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang
ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan
masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.
d) Suyanto (1997): PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki
dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara
profesional.
e) Tim PGSM (1999): PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat
reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yangdilakukan,
serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran dikelas secara
profesional.
Dari kelima rumusan di atas dapat ditemukan kata-kata kunci (key words)
yang terkait dengan PTK.
1) PTK bersifat reflektif. Maksudnya adalah PTK diawali dari proses
perenungan atas dampak tindakan yang selama ini dilakukan oleh guru
terkait dengan tugas-tugas pembelajaran dikelas. Dari perenungan ini akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berdampak positif dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak.
2) PTK dilakukan oleh pelaku tindakan. Maksudnya adalah PTK dirancang,
dilaksanakan, dan dianalisis oleh guru yang bersangkutan dalam rangka
ingin memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapinya di kelas.
Kalaupun dilakukan secara kolaboratif, pelaku utama PTK tetap oleh guru
yang bersangkutan.
adalah dengan PTK ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas berbagai
aspek pembelajaran sehingga kompetensi yang menjadi target
pembelajaran dapat tercapai secara maksimal (efektif dan efisien).
4) PTK dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas
diri. Maksudnya adalah setiap langkah yang dilakukan dalam PTK harus
dilakukan dengan terprogram dan penuh kesadaran sehingga dapat
diketahui aspek-aspek mana yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki demi
ketercapaian kompetensi yang di targetkan.
5) PTK bersifat situasional dan kontekstual. Maksudnya adalah PTK selalu
dilakukan dalam situasi dan kondisi tertentu, untuk kelas dan topik mata
pelajaran tertentu sehingga simpulan atau hasilnya pun hanya diarahkan
pada konteks yang bersangkutan, bukan untuk konteks yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru
dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.
Pada sisi lain, PTK akan mendorong para guru untuk memikirkan apa
yang mereka lakukan sehari-hari dalam menjalankan tugasnya. Mereka akan
kritis terhadap apa yang mereka lakukan tanpa tergantung pada teori-teori
yang muluk-muluk dan bersifat universal yang ditemukan oleh para pakar
peneliti yang sering kali tidak cocok dengan situasi dan kondisi kelas. Bahkan,
keterlibatan mereka dalam PTK sendiri akan menjadi pakar peneliti di
kelasnya, tanpa bergantung pada para peneliti lain yang tidak tahu mengenai
permasalahan dikelasnya sehari-hari.
3. Manfaat PTK
Banyak manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan PTK. Manfaat tersebut
antara lain sebagai berikut.
dalam mengatasi masalah pembelajaran yang menjadi tugas utamanya.
b. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan sikap profesional guru.
c. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan
kinerja belajar dan kompetensi siswa.
d. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan
kualitas proses pembelajaran di kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kualitas pengguna media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.
f. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan
kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses
dan hasil belajar siswa.
pribadi siswa di sekolah.
kualitas penerapan kurikulum.
4. Karakteristik PTK
a. Masalah PTK berawal dari guru
PTK haruslah diilhami oleh permasalahan praktis yang dihayati oleh guru
sebagai pelaku pembelajaran di kelas. Guru merasakan adanya masalah di
kelasnya ketika dia mengajar. Guru berusaha untuk mengatasi masalah di
kelas itu dengan sebuah penelitian yang disebut PTK. PTK bukanlah
penelitian yang dilakukan oleh pihak luar yang tidak tahu tentang seluk-
beluk yang terjadi di dalam kelas. PTK bukan penelitian yang disarankan
oleh pihak lain kepada guru, melainkan muncul dari dalam diri guru
sendiri yang merasakan adanya masalah.
b. Tujuan PTK adalah memperbaiki pembelajaran
Dengan PTK, guru akan berupaya untuk memperbaiki praktik
pembelajaran agar menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, guru tidak boleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
boleh menjadi proses pembelajaran terganggu. Guru tidak perlu mengubah
jadwal rutin di kelas yang sudah direncanakan hanya untuk PTK. PTK
haruslah sejalan dengan rencana rutin Anda sebagai guru. Bahkan, PTK
juga diharapkan tidak lagi memberikan beban tambahan yang lebih berat
dari anda. PTK justru harus dikerjakan terintegrasi di kelas.
(Suyanto,1997).
Guru tidak harus sendirian dalam upaya memperbaiki praktik
pembelajaran di kelas. Namun, dapat Anda laksanakan dengan cara
berkolaborasi dengan dosen LPTK maupun dengan teman sejawat. Dengan
cara itu, sebagai guru, Anda akan banyak menerima masukan tentang
prosedur PTK yang benar. Dosen dapat bertindak sebagai mitra diskusi
yang baik untuk merumuskan masalah yang tepat, menentukan hipotesis
tindakan yang baik, serta membantu analisis data penelitian. Sebaiknya,
dosen LPTK dapat memperoleh masukanyang berharga dari orang yang
benar-benar berkecimpung dikancah yang tahu secara persis tentang
permasalahan yang terjadi dikelasnya. Hal yang paling penting lagi ialah
terbentuknya hubungan kesejawatan yang harmonis antara guru dengan
guru ataupun antara guru dengan dosen LPTK. Kehadiran dosen LPTK
dalam PTK adalah sebagai mitra sejawat dan bukan sebagai sosok yang
mahatahu yang akan mendikte guru dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
d. PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu
untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas
Tindakan-tindakan tertentu tersebut dapat berupa penggunaan metode
pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran tertentu,
pemakaian media dan sumber belajar tertentu, jenis pengelolaan kelas
tertentu, atau hal-hal yang bersifat inovatif lainnya. Oleh karena itu,
pelitian dikelas yang tanpa memberikan tindakan apa-apa di kelas untuk
perbaikan praktik pembelajaran bukanlah PTK.
e. PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik
pendidikan.
Hal itu dapat terjadi karena setelah anda meneliti kegiatan-sendiri di kelas
Anda-dengan melibatkan siswa-anda akan memperoleh balikan yang
bagus dan sistematis untuk perbaikan praktik pembelajaran. Dengan
demikian, Anda dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran
dapat diterapkan dengan baik atau tidak di kelas. Anda juga dapat
mengadaptasi atau mengadopsi teori tersebut untuk diterapkan di kelas
agar pembelajarannya efektif dan efisien, optimal, serta fungsional.
5. Prinsip – Prinsip PTK
a. Tidak mengganggu komitmen mengajar;
b. Tidak menuntut waktu tertentu untuk pengamatan secara khusus;
c. Metode pemecahan masalah riil;
d. Pemecahan berorientasi pada pemecahan masalah guru kesehariannya;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
sesuai dengan kondisi peserta didik;
f. Masalah penelitian didasarkan atas tanggung jawab profesional;
g. Kepedulian yang tinggi atas prosedur etika pekerjaannya, diketahui oleh
pimpinan, disosialisasikan kepada rekan–rekan, tata krama penelitian
akademik; dan
h. Permasalahan tidak hanya kelas, tetapi juga mencakup perspektif visi dan
misi sekolah.
b. Partisipatori (tidak bekerja sendiri, ada andil dari pihak-pihak lain);
c. Berkembang melalui proses refleksi yang bersifat spiral;
d. Kolaboratif, kerjasana dengan subjek tindakan yang dibimbing;
e. Proses pembelajaran sistematis karena dirancang dengan cermat;
f. Membangun teori secara induktif menentukan praktek/kegiatan belajar ;
g. Memerlukan bukti-bukti yang dapat memeriksa gagasan dalam praktek;
h. Mendeskripsikan apa yang terjadi, melakukan analisis, kolaborasi, dan
penilaian;
orang lain yang terkena dampak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Fungsi PTK sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kerja di
sekolah dan ruang kelas, misalnya, penelitian tindakan dapat memiliki lima
kategori fungsi sebagai (Cohen dan Manion, 1980) :
a. Alat untuk memecahkan masalah yang didiagnosis dalam situasi tertentu;
b. Alat pelatihan dalam jabatan, dengan demikian membekali guru yang
bersangkutan serta keterampilan dan metode baru, mempertajam
kemampuan analisisnya, dan perubahan;
menghambat inovasi dan perubahan;
d. Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya kurang lancar antara
guru lapangan dengan penelitian akademis, dan memperbaiki kegagalan
penelitian tradisional dalam memberikan deskripsi yang jelas; dan
e. Alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik daripada pendekatan
yang lebih subjektif dan impresionistik pada pemecahan masalah di dalam
kelas.
Dari lima kategori di atas, kalau direduksi fungsi penelitian tindakan tersebut
sebenarnya sebagai alat untuk meningkatkan kualitas, dan efisiensi
pelaksanaan kegiatan pendidikan.
penelitian tindakan meliputi:
a. metode mengajar;
16
e. pengembangan jabatan guru;
g. administrasi
perhatian ialah :
a. Media pembelajaran, baik cetak maupun non cetak, elektronik dan non
elektronik;
Penelitian tindakan, seperti halnya jenis pnelitian lain, memiliki kelebihan
dan kekurangan. Peneliti dapat mengurangi kekurangannya dan
memaksimalkan kelebihannya. Shumsky (1982) telah mencatat kelebihan
penelitian tindakan sebagai berikut:
pemikiran kritis;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Meskipun memiliki kelebihan–kelebihan sepeti disebutkan di atas, penelitian
tindakan memiliki beberapa kelemahan, sebagai berikut:
a. Berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik
dasar penelitian tindakan pada pihak peneliti
b. Berkenaan dengan waktu. Karena itu, penelitian tindakan memerlukan
komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini dapat
menjadi kendala yang besar. Praktisi yang ingin melakukan tugas rutinnya
dan untuk melakukan penelitian.
dahulu, baru kemudian pelaksanaan tindakan sebagai implementasi
perencanaan tersebut. Pelaksanaan tindakan selalu disertai dengan
pengamatan, baik oleh pelaku sendiri maupun oleh observer lain. Dalam hal
ini, observer yang dimaksud juga boleh siswa, rekan guru, kepala sekolah,
atau orang lain. Namun sebaiknya siswa tidak mengamati lengsung pada guru
supaya tidak mengganggu proses berpikirnya, tetapi dapat menggunakan
angket. Observer dilakukan sebagai upaya pengumpulan data. Observer
berperan melihat, mendengar, dan mencatat segala yang terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung, baik dengan atau tanpa menggunakan alat
bantu pengamatan. Obsever hendaknya tidak menyalahkan tetapi bersifat
mendukung. Observer juga bukan menilai tetapi mencatat fakta yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mungkin dilakukan diskusi balikan dengan guru yang melaksanakan tindakan.
Pelaksanaan diskusi tentang data yang diperoleh dari hasil pengamatan
maupun dari tes dan angket, akan diseleksi, disederhanakan, diorganisasikan
secara sistematik dan rasional serta dengan teknik tri-angulasi untuk akan
memperoleh suatu kesimpulan secara mantap. Kegiatan tersebut merupakan
kegiatan refleksi. Refleksi dilakukan secara bersama–sama untuk mengetahui
hal–hal mana saja yang sudah harus dipertahankan dan hal–hal mana yang
masih harus ditingkatkan atau ditinggalkan. Jika kegiatan yang disebut refleksi
ini dilakukan dengan benar dengan telah melibatkan semua pihak yang terkait,
maka kegiatan pembelajran atau pelaksanaan tindakan kelas akan selalu
bermuara pada hasil suatu tindakan yaitu penyusunan perencanaan dan
tindakan perbaikan berikutnya.
bersama–sama guna pelaksanaan penyusunan perencanaan tindakan
perbaikan. Inilah yang disebut dengan satu siklus dalam PTK.
9. Perbedaan Antara PTK dan Non PTK
Terdapat beberapa perbedaan antara Penelitian Tindakan Kelas dengan jenis
penelitian lainnya, seperti ditampilkan pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Non PTK PTK
Ketat terhadap syarat–syarat
formal, seperti ukuran sampel,
reliabilitas
dari satu kalimat, tertuju ke proses
dilanjutkan ke hasil
Menggunakan analisis statistik
yang lebih rumit
Tidak menggunakan analisis
Statistik yang rumit
Mensyaratkan hipotesis penelitian
Tidak menggunakan hipotesis
penelitian kecuali hipotesis
tindakan dapat memperbaiki
10. Langkah-langkah PTK
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah
c. Merumuskan masalah
d. Merencanakan PTK
e. Melaksanakan PTK
20
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti
bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan
sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam
menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan
untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas
perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang
sesungguhnya (Pintrich, 2003).
perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007).
Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan
daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai (Sardiman, 2000).
bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu
kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan
bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas
tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran
yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan
menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut,
rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk
memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah
aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan.
Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang
berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).
1. Aspek-Aspek Motivasi Belajar
mempengaruhi. Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang
dikemukakan oleh Santrock (2007).
dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.
Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk
mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu
sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah
mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang
penguasaan keahlian.
b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi
sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar
menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.
Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa.
Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu:
1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal.
Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan
sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau
imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan meningkat jika mereka
mempunyai pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab
personal atas pembelajaran mereka.
optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan
berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat
dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga
tidak terlalu mudah.
Ada berbagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.
Menurut Brophy (2004), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar siwa, yaitu:
Guru selalu mengharapkan agar supaya siswa dapat memahami apa yang
diberikan dan bisa mempraktikan kedalam kehidupan sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.
c. Umpan balik (feedback) yang tepat
Adanya kerjasama yang saling menguntungkan antara guru dan siswa
didalam proses pembelajaran berlangsung.
d. Penguatan dan hadiah
Guru memberikan hadiah dan penguatan kepada semua siswa yang aktif
dan bisa mengerjakan tugas dengan baik dan benar.
e. Hukuman
kepada siswa yang tidak mengikuti aturan-aturan yang diberikan oleh
sekolah.
bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi
dalam kegiatan belajar adalah:
a. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan
tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.
b. Persaingan/kompetisi.
c. Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat
belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
d. Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat
belajar terutama kalau terjadi kemajuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
e. Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal
ini merupakan bentuk penguatan positif.
C. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang diperoleh siswa yang
berupa nilai-nilai sebagai ukuran dari hasil usaha belajar yang telah dicapai
oleh siswa, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport.
1. Pengertian Prestasi
menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif,
informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi
Arikunto (1990: 110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek
yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada
saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam
penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses
pembelajaran.
dalamsistem urat syaraf, penambahan ilmu pengetahuan, belajar sebagai
perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Menurut (Purwanto,
1990: 85) mengatakan bahwa belajar adalah tingkah laku seseorang yang
terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman yang telah dilalui, jadi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sikapnya.
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif
konstan. Kemudian (Hamalik, 1993: 83) mendefinisikan belajar adalah suatu
pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam
cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar
siswa adalah hasil yang dicapai atau diperoleh oleh siswa yang berupa
pengetahuan, ketrampilan dan sikap berkat pengalaman dan latihan yang telah
dilalui oleh individu.
Menurut (Poerwanto, 1986: 28) pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan
dalam raport. Selanjutnya menurut (Winkel, 1996: 17) prestasi belajar adalah
suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.
Sedangkan menurut (S. Nasution, 1996:17) prestasi belajar adalah
kesempurnaan yang dicapai dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
afektif dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika
seseorang belum mampu memenuhi target dalam kriteria tersebut.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi
belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki oleh siswa dalam
menerima, menolak dan menilaki informasi-informasi yang diperoleh dalam
proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan dalam mempelajari sesuatu materi pelajaran biasanya dinyatakan
dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi. Prestasi belajar siswa dapat
diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan
tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team
Achievement Division)
pembelajaran yang dapat diterapkan guru di sekolah sesuai dengan tuntutan
materi pelajaran yang mengandung unsur kerjasama antara siswa dalam kelas
dalam melakukan kerja kelompok. Penekanan pendekatan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran melalui kerjasama antar siswa dalam suasana belajar
berkelompok.
27
Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki
keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam
proses pendidikan. Pembelajaran seharusnya merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa
belajar. Untuk itu, harus dipahami bagaimana siswa memperoleh pengetahuan
dari kegiatan belajarnya. Jika guru dapat memahami proses pemerolehan
pengetahuan, maka guru akan dapat menentukan strategi pembelajaran yang
tepat bagi siswanya.
setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat
menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan Nasution
(Sugihartono, dkk 2007: 80) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu
aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.
Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juga
meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang
relevan dengan kegiatan belajar siswa.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala 2006: 62) pembelajaran
adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan
sumber belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru
untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
yang baik terhadap materi pelajaran.
Dari berbagai pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh
pendidik untuk mentransfer ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan
menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa
dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien sehingga akan
mendapatkan hasil yang seoptimal mungkin.
2. Pengertian model pembelajaran
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan
kelas (Arends dalam Trianto, 2010: 51).
Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971) dalam Mulyani Sumantri, dkk
(1999: 42) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman
bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses
belajar mengajar.
pembelajaran. Untuk memilih model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari
materi yang akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan
dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Di
samping itu pula, setiap model pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap
(sintaks) yang dapat dilakukan siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks
yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-
perbedaan ini, diantaranya pembukaan dan penutupan pembelajaran yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, guru perlu menguasai
dan dapat menerapkan berbagai keterampilan mengajar, agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang beraneka ragam dan lingkungan belajar yang
menjadi ciri sekolah pada dewasa ini.
Menurut Kardi dan Nur (Trianto 2011: 142) istilah model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur.
Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau
pengembangnya. Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang
masuk akal. Maksudnya para pencipta atau pengembang membuat teori
dengan mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta
tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan
yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan
bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu
masalah pembelajaran.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah
laku mengajar yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita
mengajar selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat
tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang
kondusif serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu
aspek penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran.
Pada akhirnya setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan
dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran
yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas.
Sifat materi dari sistem syaraf banyak konsep dan informasi-informasi dari
teks buku bacaan, materi ajar siswa, di samping itu banyak kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar
kegiatan siswa (Trianto, 2010: 55).
3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)
yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas
John Hopkin (Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan
oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang
yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan
suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat
kuis mereka tidak boleh saling membantu.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan
Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan
STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu
mengunakan presentasi Verbal atau teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Menurut Slavin (Noornia, 1997: 21) ada lima komponen utama dalam
pembelajaran kooperatif metode STAD:
Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk
menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.
b. Menetapkan siswa dalam kelompok. Kelompok menjadi hal yang sangat
penting dalam STAD karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja
kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang
diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling
meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam
belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok
dalam menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya
terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah
dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar
jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok,
walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman
sekelompoknya.
c. Tes dan Kuis. Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau
dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa
harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan
memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan individual
dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari
skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh
guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.
e. Pengakuan kelompok. Pengakuan kelompok dilakukan dengan
memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok
selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan
lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.
Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
1). Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD.
Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran kooperatif
metode STAD adalah sebagai berikut.
a. Persiapan STAD
sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum
menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi)
yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar
kegiatan tersebut.
terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dalam menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah,
1998: 7-8):
kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk
melakukan rangking tersebut. Salah satu informasi yang baik adalah
skor tes.
banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak bulat,
misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang
beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan
lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan
dibentuk.
Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok- kelompok yang
dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah,
sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai dengan rangking. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
demikian tingkat hasil belajar rata- rata semua kelompok dalam kelas
kurang lebih sama.
Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar
rangkuman kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk
pembelajaran kooperatif metode STAD).
3) Menentukan Skor Awal
Skor awal siswa dapat diambil melalui Pre Test yang dilakukan guru
sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes
paling akhir yang dimiliki oleh siswa.Selain itu, skor awal dapat diambil
dari nilai raport siswa pada semester sebelumnya.
4) Kerja sama kelompok Sebelum memulai pembelajaran kooperatif,
sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini
merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk melakukan hal-hal
yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok.
5) Jadwal Aktivitas
kelompok dan laporan berkala kelas.
b. Mengajar
meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok,
dan kuis.
36
1) Pendahuluan
a. Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa
hal itu penting untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memberi teka-teki, memunculkan masalah-
masalah yang berhubungan dengan materi dalam kehidupan sehari-
hari, dan sebagainya.
menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada
pembelajaran.
mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan.
c. Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan.
e. Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok masalahnya.
3) Praktek terkendali
pertanyaan yang diajukan oleh guru.
b) Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau
menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
atau soal-soal yang diajukan.
c) Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama
penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu
atau dua soal, dan kemudian guru memberikan umpan balik.
c. Kegiatan Kelompok
Kegiatan kelompok, kegiatan yang harus dilakukan oleh semua orang yang
berada didalam suatu kelompok dan semua orang harus berpartisipasi guna
untuk mencapai hasil yang maksimal.
1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya
menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok.
a) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa
teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar
kegiatan yang diberikan oleh guru.
b) Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota
kelompok menguasai pelajaran.
anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi
sebelum meminta bantuan kepada guru.
d) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.
2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan-
peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang
dilakukan guru adalah:
38
b) Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar
jawabannya;
dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang
dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap
siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan
jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman
yang belum memahami, teman; sekelompoknya bertanggung jawab
untuk menjelaskan;
dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai lembar
jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.
3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa
bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk
mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.
d. Kuis atau Tes
Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali
penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual.Setiap siswa menerima
satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah
sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor dan akan
disumbangkan sebagai skor kelompok.
39
Penghargaan yang diberikan oleh guru kepada kelompok yang telah berhasil
dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, yaitu dengan cara :
1. Menghitung skor individu dan kelompok
Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan
skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu.
Skor perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal siswa.
2. Menghargai hasil belajar kelompok
Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok,
guru mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan
tertinggi. Setelah itu guru memberi penghargaan kepada kelompok
tersebut yang berupa sertifikat atau berupa pujian. Untuk pemberian
penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.
f. Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama
Guru mengembalikan kumpulan kuis pertama kepada siswa
2) . Kebaikan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu
juga dengan cooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati (1997:21)
cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan:
a. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru
maupun tes baku.
40
b. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk
keberhasilan akademisnya.
hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang berbeda etnis.
Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran kooperatif
menurut Nurhadi (2004: 115-116) adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial;
b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,
informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan;
c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian;
d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan
komitmen;
f. Membangun persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa dewasa;
g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara
hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dapat dipraktekkan;
h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia;
i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai
perspektif;
lebih baik;
41
kemampuan, jenis kelamin, normal ataucacat, etnis, kelas sosial, agama,
dan orientasi tugas.
jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut.
a. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi
pelajaran yang sedang dibahas.
b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa
mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota
kelompoknya.
belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang
bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.
tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan
teman sebaya.
e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi
siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
f. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu
pengetahuan.
memonitor siswa dalam belajar bekerja sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
kekurangan sebagai berikut.
a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan
keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika
kelompok akan tampak macet.
b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat,
misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan
kurang aktif saat berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima maka
kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanya
membonceng dalam penyelesaian tugas.
Soewarso (1998:23) adalah bahwa pembelajaran kooperatif bukanlah obat
yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam
kelompok kecil, adanya suatu ketergantungan, menyebabkan siswa yang
lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri. Dan juga pembelajaran
kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target mencapai kurikulum
tidak dapat dipenuhi, tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat,
serta penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah
menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar mengevaluasi mereka mengenai
seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap anggota merasa
bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar berhasil mencapai
tujuan dengan baik.
Pada dasarnya model ini dirancang untuk memotivasi siswa agar saling
membantu antara siswa satu dengan yang lainya dalam mengusasi materi
yang diberikan oleh guru, model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga
menuntut siswa untuk aktif dan dapat memahami materi. Adapun kelebihan
dari pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu dapat: 1) meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar; 2) meningkatkan prestasi belajar siswa; 3)
meningkatkan kreativitas siswa; 4) mendengar, menghormati, serta menerima
pendapat siswa lain; 5) mengurangi kejenuhan dan kebosanan; 6)
menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan
meyakinkan dirinya untuk saling mengerti dan saling memahami.
E. Kerangka Berpikir
kegiatan belajar mengajar dikelas bisa dilihat selama proses pembelajaran yang
akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang bersangkutan. Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih mendorong kemandirian,
keaktifan dan tanggung jawab dalam diri siswa. Dalam kegiatan pembelajaran
berlangsung siswa lebih banyak berperan selama kegiatan. Melalui penerapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka penelitian tindakan kelas
ini dapat digambarkan sebagai berikut :
F. Indikator Keberhasilan
prestasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa dilihat dari aktivitas
belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sedangkan peningkatan
prestasi belajar siswa dilihat dari hasil tes siswa melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
siswa
45
penentuan matang tentang hal yang akan dilakukan. Ia merupakan landasan
berpijak, serta dapat pula dijadikan dasar penilaian baik oleh peneliti itu sendiri
maupun orang lain terhadap kegiatan penelitian. Rancangan penelitian adalah
rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga
peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan penelitianya (Kerlinger,
1990:483).
pertangguangjawaban terhadap semua langkah yang akan diambil. Dalam
melakukan rancangan tindakan, banyak hal yang harus dilakukan yaitu
merumuskan masalah, mengkaji teori, dan merumuskan hipotesis tindakan,tahap
berikutnya adalah merencanakan tindakan. Kegiatan merencanakan tindakan
meliputi:
dalam pembelajaran. langkah-langkah ini sama dengan di RPP (RPP
dilampirkan).
pembelajaran.
45
46
d) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana
kegiatannya.
berhubungan dengan materi yang akan diajarkan.
f) Pre tes.
pembelajaran yang dilakukan guru antara lain:
a) Presentasi di kelas
Presentasi dilakukan melalui pengajaran langsung seperti yang biasa
dilakukan atau melalui diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru.
Dalam implementasi PTK ini presentasi dilakukan melalui diskusi
kelompok yang dipimpin oleh guru.
b) Tim (Teams)
menempati tempat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-
masing.
prosedur pelaksanaan diskusi kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
diberikan.
(a) Fasilitator menjumlahkan skor hasil diskusi kelompok untuk
menentukan ranking. Berdasarkan jumlah skor yang didapat,
guru menentukan tim yang mendapat juara 1, 2, dan 3.
(b) Guru mengumumkan hasil pencapaian skor yang didapat selama
diskusi kelompok dan selanjutnya memberikan penghargaan.
3) Kegiatan Penutup.
(2) Guru dibantu fasilitator membagikan soal post-test.
(3) Guru dibantu fasilitator membagikan kuesioner dan lembar refleksi.
b. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya
tindakan.
handout, post-test, alat dan media pembelajaran seperti LCD, spidol, laptop,
kertas manila, white board, no. urut, penghapus, soal evaluasi, lembar kerja
siswa.
angket, pertanyaan wawancara, soal tes, dsb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sebagai berikut:
2. Pelaksanaan Tindakan
3) Materi pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe STAD
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
3) Lembar observasi kondisi kelas selama penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD
49
pembelajaran kooperatif tipe STAD
kooperatif tipe STAD
pembelajaran kooperatif tipe STAD
pembelajaran kooperatif tipe STAD
Hal pertama yang harus dilakukan dalam merancang PTK adalah menetapkan
fokus masalah penelitian. Ada lima langkah yang harus dilakukan dalam tahap
ini.
tindakan kelas. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, guru harus memiliki
perasaan tidak puas terhadap praktik pembelajaran yang dilakukannya. Jika guru
merasa selalu puas terhadap apa yang dilakukannya, meskipun sebenarnya
masih sangat benyak kekurangan dan hambatan dalam proses pengelolaan, sulit
kiranya bagi guru untuk memiliki inisiatif memulai PTK.
Oleh karena itu, agar guru dapat mempraktikkan PTK, ia dituntut untuk
berkata jujur terutama pada dirinya sendiri untuk mengakui bahwa masih ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kekurangan dalam proses pembelajaran yang dikelolanya. Dengan kata lain,
guru harus merefleksi, merenung, serta berpikir balik mengenai apa saja yang
telah dilakukannya dalam proses pembelajaran dalam rangka mengidentifikasi
sisi-sisi lemah yang mungkin ada.
Untuk membantu merasakan adanya masalah, guru dapat mengajukan
pertanyaan: Apakah kompetensi awal siswa yang mengikuti pembelajaran cukup
memadai? Apakah proses pembelajaran yang dilakukan sudah cukup efektif?
Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas? Jika pertanyaan-pertanyaan
tersebut dijawab dengan jujur, akan muncul masalah yang dapat dijadikan
pijakan awal untuk melakukan PTK karena pada dasarnya tidak ada satu pun
keadaan guru, siswa, atau kelas yang sempurna.
Merasakan adanya masalah sudah dijelaskan di bab I yaitu adanya
permasalahan yang dialami oleh siswa didalam dunia pendidikan terutama
dalam hal belajar disekolah guru umumnya mengajar menggunakan
pembelajaran kovensional yang kurang efektif dan efisien.
Pembelajaran konvensional ini kurang memberikan hasil yang maksimal,
siswa merasa jenuh, motivasi siswa menjadi rendah dan nilai yang diperoleh
kurang maksimal, selain itu pembelajaran konvensional membuat siswa hanya
duduk diam, mendengar mencatat dan menghafal.
Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua peserta didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap yang dimiliki oleh
peserta didik sangat bervariasi, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada yang
lambat. Cepat lambatnya penerimaan peserta didik terhadap pelajaran sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
menggunakan pembelajaran konvensional maka peneliti menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD supaya pembelajaran bisa berjalan dengan
baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru dan siswa sehingga
pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien.
2. Identifikasi Masalah
mengenai permasalahan awal yang dalam pembelajaran. Masalah tersebut dapat
berkaitan dengan manajemen kelas dan iklim belajar, proses pembelajaran, dan
perkembangan personal. Tiap-tiap kelompok tersebut dapat dijabarkan ke dalam
tema-tema yang lebih operasional.
a. Menuliskan semua hal yang dirasakan memerlukan perhatian dan kepedulian
karena akan berdampak kurang baik, terutama yang terkait dengan
pembelajaran.
jumlah siswa yang mengalami, dan tingkat frekuensi timbulnya masalah
c. Urutkan dari yang ringan, jarang terjadi, dan banyaknya siswa yang
mengalami permasalahan yang teridentifikasi
d. Ambil 3-5 masalah dan konfirmasikan dengan guru mata pelajaran yang
sama atau serumpun.
52
e. Jika yang dirumuskan ternyata mendapat konfirmasi (diakui sebagai masalah
yang urgen untuk dipecahkan), masalah tersebut patut diangkat sebagai
calon masalah PTK.
Identifikasi masalah ini sudah dibahas didalam bab I, dalam hal ini peneliti
mengidentifikasikan apakah rancangan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa
siap digunakan untuk diteliti. Dengan rendahnya motivasi belajar siswa, maka
diperlukan stategi pembelajaran yang tepat yang harus dilakukan agar supaya
peserta didik memiliki prestasi yang baik. Ada berbagai macam model
pembelajaran yang bisa digunakan oleh pendidik supaya motivasi dan prestasi
peserta didik bisa lebih baik. Salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe
STAD. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
diharapkan peserta didik bisa belajar lebih efektif dan efisien, sehingga motivasi
dan pretasi belajar siswa menjadi lebih baik dan memuaskan.
3. Analisis Masalah
atau solusi yang akan diambil. Analisis masalah adalah kajian terhadap
permasalahan dilihat dari segi kelayakannya. Sebagai acuan, dapat diajukan
pertanyaan sebagai berikut:
b. kondisi prasarat apakah yang menimbulkan terjadinya masalah
c. bagaimanakah keterlibatan komponen, aktor dalam terjadinya masalah
d. adakah alternatif solusi yang dapat diajukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
e. apakah pemecahan masalah yang akan diambil memerlukan durasi waktu
yang tidak terlalu lama
dengan solusi yang diajukan.
biasanya mencerminkan adanya permasalahan, tujuan, solusi yang digunakan
untuk memecahkan permasalahan, dan setting. Analisis masalah sudah
dijelaskan di bab I, dalam menganalisis masalah peneliti menemukan suatu
masalah yang dihadapi oleh peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan di sekolah oleh pendidik, yaitu pendidik masih menggunakan model
pembelajaran konvensional sehingga kurang motivasi dan prestasi belajar
peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga pendidik harus
memiliki strategi supaya motivasi dan perstasi peserta didik menjadi lebih baik,
salah satu strategi yang bisa di gunakan oleh pendidik yaitu dengan
menggunakan berbagi macam model pembelajaran, salah satunya adalah model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada dasarnya model ini dirancang untuk
memotivasi peserta didik agar saling membantu antar peserta didik satu dengan
yang lainnya dalam menguasai materi yang di berikan oleh pendidik, model
pembelajaran ini juga menuntut peserta didik untuk aktif dalam memahami
materi yang diberikan oleh pendidik sehingga tercapai kegiatan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
yang efektif dan efisien, serta motivasi dan prestasi peserta didik menjadi lebih
baik.
jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas akan
memungkinkan peluang untuk pemilihan tindakan yang tepat. Rumusan masalah
biasanya berbentuk kalimat pertanyaan, walaupun boleh juga berupa pernyataan.
Rumusan masalah sudah dijelaskan di bab I yaitu Apakah rancangan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar siswa siap digunakan.
5. Mengkaji Teori
menentukan judul atau menemukan solusi atas permasalahan yang ditentukan.
Tanpa teori, sebuah permasalahan tidak akan dapat diselesaikan. Seorang guru
dapat menciptakan metode, teknik, dan model pembelajaran kreatif dan inovatif.
Namun, hasil ciptaannya itu haruslah berpijak pada satu teori yang sudah ada
atau menggabungkan berbagai teori menjadi satu.
Hasil mengkaji teori dituangkan pada bab landasan penelitian, subbab kajian
teori. Setelah kajian teori, dikemukakan kerangka pikir. Kerangka pikir
menggambarkan bagaimana peneliti menghubungkan antara masalah yang
dihadapi dengan teori yang dikaji sehingga ditetapkan solusi yang tercermin
dalam judul PTK. Selain dengan mendeskripsikan, kerangka pikir juga bisa
digambarkan dalam bentuk bagan/skema.
55
terjadi setelah suatu tindakan dilakukan. Hipotesis tindakan umumnya
dirumuskan dalam bentuk keyakinan tindakan yang akan diambil akan dapat
memperbaiki sistem, proses, atau hasil.
Mengkaji teori sudah dijelaskan di bab II, ada berbagai hal yang di jelaskan
dalam kajian teori di bab II diantaranya: penelitian tindakan kelas (PTK),
motivasi belajar, prestasi belajar, dan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
tindakan, banyak hal yang harus dilakukan yaitu merumuskan masalah,
mengkaji teori, dan merumuskan hipotesis tindakan, tahap berikutnya adalah
merencanakan tindakan. Kegiatan merencanakan tindakan meliputi:
a. Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah kegiatan
dalam pembelajaran (sama dengan langkah-langkah pembelajaran dalam
RPP).
tindakan.
angket, pertanyaan wawancara, soal tes, dsb.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tindakan adalah menentukan kriteria keberhasilan tindakan. Kriteria merupakan
ukuran yang ditentukan peneliti untuk menentukan apakah tindakan yang
nantinya dilakukan berhasil atau tidak. Kriteria keberhasilan tindakan biasanya
dihubungkan dengan rumusan masalah yang meliputi kriteria keberhasilan
proses dan hasil pembelajaran. Ukuran keberhasilan proses misalnya: Proses
belajar dikatakan berhasil jika 95% siswa terlibat dalam proses pembelajaran,
jika 50% siswa mengajukan pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran, dsb.
Ukuran keberhasilan hasil misalnya: Keberhasilan hasil belajar jika 100% siswa
mencapai nilai minimal sama dengan KKM, jika rata-rata nilai siswa dalam
kompetensi meningkat 0,5 dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
disimpulkan:
1. Rancangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah disusun sesuai
dengan teori sehingga rancangan tersebut dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Rancangan dapat
membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran di kelas supaya
adanya peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa di kelas tersebut.
2. Rancangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat cocok
digunakan sekolah yang memiliki siswa yang heterogen dan sekolah yang
memiliki relatif banyak siswa. karena dengan menggunakan model
pembelajaran ini sangat baik untuk keaktifan semua siswa sehingga tidak
adanya kesenjangan antara siswa yang aktif dan tidak aktif dalam kelas.
Dalam hal ini siswa saling membantu satu sama lain dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru didalam kelompoknya sehingga semua siswa
yang mengikuti proses pembelajaran memiliki peningkatan motivasi belajar
dan prestasi belajar yang yang maksimal sesuai yang di harapkan baik oleh
guru maupun siswa itu sendiri.
57
58
Arikunto, Suharsimi., et al. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi
Aksara
Aksara
Mertler, Craig A. (2012). Penelitian Tindakan Kelas, Edisi Ketiga Meningkatkan
sekolah dan memberdayakan pendidik. Jakarta: PT. Indeks
Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Kelas. Jakarta: PT. Indeks.
Sanjaya, W. (2009).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group
59
LAMPIRAN
60
1 Keaktifan Siswa:
b. Siswa aktif bertanya
2 Perhatian Siswa:
c. Mengerjakan sesuai dengan perintah
Keterangan:
61
1 Penguasaan Materi:
3 Penerapan Metode:
b. Keseuaian urutan sintaks dengan metode yang
digunakan
b. Ketrampilan menggunakan media
5 Performance:
c. Keluwesan sikap guru dengan siswa
6 Pemberian Motivasi:
c. Ketepatan pemberian reward dan punishman
Keterangan:
62
Komponen Materi 1 2 3 4
1 Kesesuaian dengan isi kurikulum:
a. Materi sesuai dengan SK yang tercantum pada
silabus
RPP
2 Sistematika penyampaian Materi:
b. Penyajian materi sudah mengikuti induktif dan
deduktif
abstrak
c. Diujikan dalam UAN
Keterangan:
63
Komponen Pengelolaan Kelas 1 2 3 4
1 Tujuan :
a. Ketepatan
b. Keefektifan
4 Siswa:
b. Kemampuan memotivasi menjawab
c. Kemampuan menciptakan interaksi
64
Komponen Sarana 1 2 3 4
1 Ketersediaan Sarana Pembelajaran :
a. Sesuai dengan kebutuhan
2 Penempatan Sarana Pembelajaran:
b. Mudah dijangkau
4 Kelayakan Sarana Pembelajaran:
a. Aman dipergunakan guru
b. Aman dipergunakan siswa
Keterangan:
65
Komponen Lingkungan 1 2 3 4
1 Kenyamanan :
a. kerasan
b. sejuk
c. luas
2 Ketenangan:
a. aman
b. sunyi
3 Kebersihan
4 Keindahan:
66
Satuan Tingkat Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Mata Pelajaran : (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (Ekonomi)
Kelas/Semester : XII/I
Pertemuan : I dan II
B. Kompetensi Dasar
2. Posting Jurnal Khusus ke Buku Besar Perusahaan Dagang.
C. Indikator
1. Kognitif:
a. Produk
2. Mengklasifikasikan akun-akun khusus yang dijumpai pada perusahaan dagang.
3. Mencatat transaksi ke jurnal khusus.
4. Mencatat transaksi keuangan ke dalam buku besar pembantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
6. Menyusun Neraca Sisa
2. Menuliskan akun-akun apa saja yang dijumpai pada perusahaan dagang.
3. Mendiskusikan metode pencatatan barang dagang.
4. Melakukan pencatatan transaksi ke jurnal khusus.
5. Melakukan pemostingan jurnal khusus ke buku besar pembantu.
6. Melakukan penyusunan neraca sisa.
2. Afektif
1. Karater Mengembangkan karakter yang terkait dengan, sopan santun, rendah hati,
bersikap positif, bersikap menyenangkan, toleransi, dan bekerjasama.
2. Keterampilan sosial Mengembangkan keterampilan mengemukakan pendapat,
berkomunikasi, dan keterampilan bekerja sama.
3. Psikomotor
2. Keterampilan menerima pendapat yang berbeda.
3. Keterampilan sharing dan komitmen.
D. Tujuan Pembelajaran (TP):
1. Melalui diskusi kelompok siswa mampu menafsirkan definisi dan ciri-ciri
perusahaan dagang melalui diskusi kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dagang dengan mengkaji berbagai sumber .
4. Siswa mampu melakukan penjurnalan transaksi-transaksi perusahaan ke dalam
jurnal khusus.
5. Siswa mampu memindahbukukan (posting) jurnal khusus ke buku besar
pembantu.
Proses:
menyusun siklus akuntansi
Dengan memahami penyusunan siklus akuntansi pada perusahaan dagang, siswa mampu
menyusun siklus akuntansi perusahaan dagang, seperti jurnal khusus, posting kebuku
besar, dan menyusun neraca sisa.
3. Psikomotor
dagang.
1. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dapat mengemukakan
pendapatnya sendiri tentang pengertian perusahaan dagang.
2. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dapat mengemukakan
pendapatnya sendiri tentang cara menyusun sikulus akuntansi perusahaan dagang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
4. Siswa dilatih untuk terampil dalam menyusun siklus akuntansi perusahaan dagang.
F. Materi Pembelajaran :
a. Model Pembelajaran: Model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
b. Metode Pembelajaran: Diskusi kelompok dan tanya jawab.
H. Kegiatan Pembelajaran
pembelajaran yang ingin dicapai
pelajaran yang lalu
sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
- Motivasi
2.Kegiatan Inti
15 menit
25 menit
70
beranggotakan 5-7 orang agar berdiskusi
- - Guru memberikan materi siklus akuntansi perusahaan dagang
- Guru memberikan soal kepada setiap kelompok
- Meminta siswa untuk mendiskusikan masalah, dimana dalam
kerja kelompok siswa berpikir bersama untuk menyelesaikan
LKS
dalam menyelesaikan soal
mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya yang lain
memberikan tanggapan
hal-hal yang belum dimengerti
diskusinya yang terbaik dalam bentuk pujian dan aplous
3. Penutup
a. Merangkum
b. Menilai
75 menit
10 menit
71
J. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran :
1. Buku Sekolah Elektronik: Nugroho, Arif Julianto Sri, 2008. Ilmu Pengetahuan
Sosial, SMA Kelas XII, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. KTSP 2006/kurikulum Sekolah Menengah Atas.
3. Jurnal ekonomi
Dra. WA MANI MICE LISTINA NESI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dagang, kemudian catatlah dalam
tabel berikut ini.
kegiatan perusahaan dagang
dengan kegiatan perusahaan dagang
khusus pada perusahaan dagang
No. Macam-macam akun khusus pada perusahaan
dagang
73
Tabel 3. Beberapa metode pencatatan barang dagang
No. Metode-metode pencatatan barang dagang
1. Metode First In First Out
2. ………………………………………………………………..
3. ………………………………………………………………..
barang dagang
No. Macam-Macam sistem persediaan barang dagang
1. Sistem persediaan periodic
74
kemudian catatlah dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Identifikasi macam-macam jurnal khusus
No. Macam-macam jurnal khusus
Tabel 2. Macam-macam buku besar
No. Macam-macam buku besar
1. Buku besar utama
75
Tabel 3. Macam-macam buku besar pembantu
No. Macam-Macam Buku Besar Pembantu
1. Piutang dagang
76
Petunjuk 1.
perusahaan dagng
kegiatan perusahaan dagang
1. Kegiatan pembelian
3. Kegiatan penjualan
No. Macam-macam akun khusus pada perusahaan dagang
1. Pembelian
3. Potongan pembelian
6. Potongan penjualan
7. Ongkos angkut
77
No. Metode pencatatan barang dagang
1. Metode First In First Out (FIFO)
2. Metode Last In First Out (LIFO)
3. Metode average
No. Macam-macam sistem persediaan barang dagang
1. Sistem persediaan periodic
2. Sistem persediaan perpetual
78
Petunjuk 1.
khusus, kemudian catatlah dalam tabel berikut ini.
Tabel 1. Identifikasi macam-macam jurnal khusus
No. Macam-macam jurnal khusus
buku besar
No. Macam-macam buku besar
1. Buku besar utama
2. Buku besar pembantu
79
Tabel 3. Macam-macam buku besar pembantu
No. Macam-macam buku besar pembantu
1. Buku besar pembantu piutang
2. Buku besar pembantu utang
3. Buku besar pembantu persediaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Penilaian
b. Sebut dan jelaskan transaksi dalam perusahaan dagang?
c. buatlah ilustrasi perbedaan transaksi penjualan tunai, kredit dan dengan kartu kredit.
d. Apa yang dimaksud dengan buku besar.
e. Apa yang dimaksud dengan neraca sisa.
Contoh Jawaban Model
a. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan pokoknya membeli barang
(komoditi) dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa merubah sifat dan bentuknya.
b. Transaksi yang umumnya terjadi dalam perusahaan dagang adalah pembelian, retur
dan potongan pembelian, potongan pembelian, penjualan, retur dan potongan
pembelian, potongan penjualan, pengangkutan barang masuk maupun keluar.
c. Penjualan tunai merupakan penjualan dimana pembayaran atas barang yang dibeli
dilakukan pada saat faktur diterima, sedangkan pada penjualan kredit pembayaran
dilakukan pada jangka waktu tertentu setelah faktur diterima. Penjualan dengan
kartu kredit sama seperti penjualan kredit hanya saja pada penjualan ini dijamin oleh
perusahaan yang mengeluarkan kartu kredit.
d. Buku Besar adalah buku utama pencatatan transaksi keuangan yang
mengkonsolidasikan masukan dari semua jurnal akuntansi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
e. Neraca sisa adalah daftar yang memuat saldo dari akun yang terdapat dalam buku
besar.
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
Nilai akhir = x 100
baik
82
Keterangan :
TS : Tidak Setuju, dengan skor 1
C. Penilaian Psikomotor
Keterangan :
83
Perolehan
skor
Nilai
SKOR SKOR SKOR SKOR SKOR
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
84
10
Apabila menjawab salah, mendapat skor 1
Soal no. 2. Apabila menjawab benar, mendapat skor 2
Apabila menjawab salah, mendapat skor 1
Soal no. 3. Apabila menjawab benar, mendapat skor 2
Apabila menjawab salah, mendapat skor 1
Soal no. 4. Apabila menjawab benar, mendapat skor 2
Apabila menjawab salah, mendapat skor 1
Soal no. 5. Apabila menjawab benar, mendapat skor 2
Apabila menjawab salah, mendapat skor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Perolehan
Skor
Nilai
SKOR SKOR SKOR SKOR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8
1. Apabila kemampuan mengemukakan pendapat siswa baik, maka mendapat skor 2
dan apabila tidak baik mendapat skor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
2. Apabila kemampuan bertanya siswa baik, maka mendapat skor 2 dan apabila tidak
baik mendapat skor 1
3. Apabila mempertahankan pendapat siswa baik, maka mendapat skor 2 dan apabila
tidak baik mendapat skor 1
4. Apabila penguasaan substansi materi siswa baik, maka mendapat skor 2 dan apabila
tidak baik mendapat skor 1
Keterangan:
Perolehan
Skor
Nilai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
87
Keterangan:
2*. Menjaga kelestarian sumber daya alam.
Catatan skor:
6
TS : Tidak Setuju, dengan skor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI