Transcript
Page 1: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

i

RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT

DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Mice Listina Nesi

NIM: 101334077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

iv

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan terima kasih kupersembahkan tugas

akhir ini kepada Tuhan Yesus yang Maha Baik yang selalu setia

mendampingi setiap langkah perjalanan hidupku terkhusus dalam

perjalanan menempuh studiku.

Untuk segenap keluargaku, bapak Lakuri, ibu Wilin, adik, dan saudara-

saudaraku, terima kasih atas segala doa, dukungan, bantuan, dan

support yang selama ini diberikan.

Semua sahabatku, teman-teman, dan para dosen Program Studi

Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi terima kasih atas segala

doa, dukungan, dan perhatian.

Almamaterku Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan

Akuntansi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku:

Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

v

MOTTO

-Mice Listina Nesi-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMISI

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna:

Nama : Mice Listina Nesi

Nomor Mahasiswa : 101334077

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaanUniversitas Sanata Dhanna karya ilmiah saya yang berjudul:

RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIFTIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUKMENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN PRESTASI

BELAJAR SISWA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada perpustakaan Universitas Sanata Dhanna hak untuk menyimpan, untl1kmengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalandata, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikanya di internet ataumedia lain untuk kepentingan akademisi tanpa perlu ijin dari saya maupunmemberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: OC) ~(JveMber.,1O\ ~

Yang menyatakan

Mice Listina Nesi

Vll

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

vii

ABSTRAK

RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN PRESTASI

BELAJAR SISWA

Mice Listina Nesi

Universitas Sanata Dharma

2016

Tujuan dari tulisan ini adalah mendiskusikan kesiapan rancangan

penerapan kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan prestasi

belajar siswa digunakan di kelas. Dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD ini diharapkan mengaktifkan siswa dalam proses

pembelajaran.

Rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

merupakan penelitian tindakan kelas. Dalam melakukan rancangan tindakan,

dilakukan langkah-langkah: merumuskan masalah, mengkaji teori, dan

merumuskan hipotesis tindakan.

Rancangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah disusun

sesuai dengan teori sehingga rancangan tersebut dapat digunakan untuk

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Rancangan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat cocok digunakan sekolah yang

memiliki siswa yang heterogen dan sekolah yang memiliki relatif banyak siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

viii

ABSTRACT

DESIGN OF APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL

STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) TO INCREASE

STUDENTS’ MOTIVATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT

Mice Listina Nesi

Sanata Dharma University

2016

The purpose of this paper is to discuss the design of the application of

cooperative readiness of STAD to increase motivation and students’ achievement

in the classroom. Using STAD cooperative learning model is expected to activate

students in learning process.

Design of implementation of STAD cooperative learning model is a class

action research. By applying the draft there were some steps to be done:

formulating the problem, examining the theory, and formulating hypotheses

actions.

Draft of STAD cooperative learning model has been prepared in

accordance with the theory so that the design can be used to increase motivation

and student achievement. Draft of STAD cooperative learning model is very

suitable for schools that have heterogeneous students and schools that have

relatively many students.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat

karunia dan kesempatan yang telah diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar. Tugas Akhir dengan judul

“Rancangan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student

Team Achievement Division) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dan

Prestasi Belajar Siswa.”

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam pembuatan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapatkan bantuan

dan dukungan baik secara moril, materiil, bimbingan maupun kerja sama, untuk

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan saran, bimbingan, arahan dalam penyusunan Tugas Akhir

ini, serta dukungan baik secara moril maupun materiil yang diberikan kepada

penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

x

4. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus

Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan ilmunya selama penulis

menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

5. Mbak Aris selaku staf sekretariat Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang

Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang selama ini telah membantu

melayani administrasi.

6. Kedua orang tua Bapak Lakuri dan Ibu Wilin, adik, dan saudara yang selalu

mendampingi, memberikan doa, semangat, dukungan baik moril maupun

materiil.

7. Sahabat-sahabat seperjuanganku selama menempuh studi di Universitas

Sanata Dharma Maria Nage Pajo dan teman-teman semua terima kasih atas

segala dukungan dan doa yang diberikan. Terima kasih sudah bersedia aku

repotkan selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................. vii

ABSTRAK ............................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................... ix

KATA PENGANTAR .......................................................................................... x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

C. PemecahanMasalah ................................................................................... 4

D. BatasanMasalah ........................................................................................ 4

E. TujuanPenelitian ....................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Penelitian Tindakan Kelas ........................................................................ 7

1. Pengertian PTK ................................................................................... 7

2. Tujuan PTK ......................................................................................... 10

3. ManfaatPTK ........................................................................................ 10

4. Karakteristik PTK ............................................................................... 11

5. Prinsip-Prinsip PTK ............................................................................ 13

6. ButirKunci PTK .................................................................................. 14

xi  

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

xii

9. Perbedaan Antara PTK dan Non PTK ................................................. 18

10. Langkah-Langkah PTK ....................................................................... 19

B. Motivasi Belajar ........................................................................................ 20

1. Pengertian Motivasi Belajar ................................................................ 20

2. Aspek-Aspek Motivasi Belajar ........................................................... 21

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ......................... 22

C. Prestasi Belajar .......................................................................................... 24

1. Pengertian Prestasi .............................................................................. 24

2. Pengertian Belajar ............................................................................... 24

3. Pengertian Prestasi Belajar .................................................................. 25

D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ........................................... 26

1. Pengertian Pembelajaran ..................................................................... 27

2. Pengertian Model Pembelajaran .......................................................... 28

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ...................................... 31

E. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 44

F. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 45

BAB III PEMBAHASAN

A. Rancanangan Tindakan ............................................................................. 45

B. Pembahasan ............................................................................................... 50

1. Merasakan Adanya Masalah ............................................................... 50

2. Identifikasi Masalah ............................................................................ 52

3. Analisis Masalah ................................................................................. 53

4. Merumuskan Masalah ......................................................................... 55

5. Mengkaji Teori .................................................................................... 55

6. Merencanakan Tindakan ..................................................................... 56

BAB IV

Kesimpulan ............................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 58

LAMPIRAN ..................................................................................................... 59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Observasi ........................................................................ 60

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ............................................. 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ada kecenderungan dalam dunia pendidikan dewasa ini peserta didik akan

belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah, belajar akan

lebih bermakna jika peserta didik mengalami sendiri apa yang dipelajarinya.

Mengajar bukan hanya guru yang bercerita dan memberikan pengetahuan

kepada siswa, tetapi siswalah yang harus lebih aktif dikelas. Pembelajaran

konvensional ini kurang memberikan hasil yang maksimal, siswa merasa

jenuh, motivasi siswa menjadi rendah dan nilai yang diperoleh kurang

maksimal, selain itu pembelajaran konvensional membuat siswa hanya duduk

diam,mendengar, mencatat dan menghafal.

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua peserta didik mampu

berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap yang dimiliki oleh

peserta didik sangat bervariasi, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada yang

lambat.Cepat lambatnya penerimaan peserta didik terhadap pelajaran sangat

bervariasi, sehingga sangat berpengaruh terhadap prestasi yang diperoleh

peserta didik.

Dengan adanya motivasi yang berbeda-beda dimiliki oleh peserta didik

sebagaimana dijelaskan diatas, maka diperlukan strategi pembelajaran yang

tepat yang harus dilakukan oleh pendidik agar peserta didik memiliki prestasi

yang baik. Berbagai macam model pembelajaran yang diberikan oleh pendidik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

2

supaya motivasi dan prestasi belajar peserta didik bisa lebih baik. Untuk

sekelompok peserta didik boleh jadi mereka memiliki motivasi yang kuat

dalam mengikuti pelajaran disekolah, tetapi untuk sebagian peserta didik yang

lain memiliki motivasi yang rendah dalam mengikuti pembelajaran yang

diberikan oleh pendidik disekolah.

Pendidik harus memiliki strategi dalam mengajar supaya peserta didik

dapat belajar secara efektif dan efisien, sehingga tercapai tujuan yang

diharapkan. Salah satu strategi yang dilakukan oleh pendidik adalah harus

menguasai berbagai macam model pembelajaran supaya peserta didik

termotivasi untuk selalu belajar sehingga tercapai prestasi yang memuaskan.

Dengan demikian, model pembelajaran yang diberikan oleh pendidik

merupakan strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Materi, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran harus

disusun sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik agar proses

pembelajaran berjalan efektif dan efisien sehingga tercapai kompetensi yang

sesuai sasaran. Untuk itu seorang guru membutuhkan sebuah metode yang

tepat dalam mengoptimalkan ketrampilan peserta didik dalam pembelajaran.

Guru berperan aktif dalam dunia pendidikan sehingga mampu menghasilkan

lulusan yang berkompeten. Selain itu, siswa mampu mengikuti kegiatan

belajar mengajar dengan baik,aktif dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian diatas, diperlukan adanya suatu pembelajaran yang

menarik, mudah dipahami, membuat aktif siswa dan tidak membosankan yang

dapat menumbuhkan interaksi dengan siswa lain guna mencapai tujuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

3

pembelajaran yang efektif dan efisien. Menurut Isjoni (2007: 66)pembelajaran

kooperatif sebagai pembelajaran yang melibatkan siswa untuk bekerjasama

dalam kelompok-kelompok untuk mengerjakan tugas atau mencari

penyelesaian masalah terhadap suatu masalah untuk mencapai tujuan bersama.

Sedangkan menurut Slavin (2009: 4) pembelajaran kooperatif merujuk pada

berbagai metode pengajaran dimana para peserta didik belajar dalam

kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain dalam

mempelajari materi pelajaran. Pembelajaran kooperatif menekankan pada

kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Melalui belajar secara kelompok, peserta didik memperoleh kesempatan untuk

saling berinteraksi dengan teman-temanya.

Tipe pembelajaran kooperatif ada beberapa macam, salah satunya adalah

Student Team Achievement Division (STAD). Peneliti akan menggunakan

model pembelajaran ini sebagai strategi dalam meningkatkan motivasi dan

prestasi belajar siswa dikelas. Pada dasarnya model ini dirancang untuk

memotivasi siswa agar saling membantu antara siswa satu dengan yang lainya

dalam mengusasi materi yang diberikan oleh guru, model pembelajaran

kooperatif tipe STAD juga menuntut siswa untuk aktif dan dapat memahami

materi.

Berdasarkan pernyataan diatas, peneliti akan merancang Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan

permasalahanya sebagai berikut: Apakah rancangan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan prestasi

belajar siswa siap digunakan dikelas.

C. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan

motivasi dan prestasi belajar siswa. Dengan menerapkan model pembelajaran

ini diharapkan motivasi dan prestasi belajar siswa dapat meningkat.

D. Batasan Masalah

Oleh karena adanya keterbatasan waktu, maka dilakukan pembatasan masalah

yang meliputi :

1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas XI SMK tahun

pembelajaran 2015/2016.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pemmbelajaran

2015/2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

5

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa siap digunakan

dikelas.

F. Manfaat Penelitian

Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat berguna

sebagai :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini digunakan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD sebagai model pembelajaran kelompok yang dapat

mempermudah peserta didik dalam memahami dan menyerap pelajaran

sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

2. Secara Praktis

a. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu

pelajaran peserta didik untuk meningkatkan motivasi dan prestasi

belajar siswa.

b. Membuat suasana yang menyenangkan, proses belajar lebih efektif dan

efisien

c. Bagi guru dan calon guru, penelitian dapat dijadikan referensi dan

tambahan pengetahuan tentang model pembelajaran khususnya untuk

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

6

d. Bagi pihak sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk

meningkatkan kualitas proses belajar mengajar disekolah serta

menciptakan peserta didik yang berkualitas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan bentuk penelitian yang

paling sesuai untuk mengatasi berbagai permasalahan pembelajaran yang

dihadapi guru. Seorang guru yang melaksanakan PTK akan memperoleh

manfaat ganda, baik bagi dirinya, para siswanya, maupun bagi institusi

pendidikan. Bagi guru, PTK akan meningkatkan kualitas kinerjanya,

meningkatkan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pembelajaran,

sekaligus meningkatkan kemampuan dalam kegiatan pengembangan profesi,

khususnya dalam kegiatan penelitian pendidikan. Bagi siswa, dengan PTK,

kualitas proses dan hasil belajarnya akan meningkat. Jika kemampuan guru

dan siswa meningkat, sekolah juga akan memperoleh keuntungan karena

memiliki guru yang profesional dan menghasilkan lulusan yang lebih

berkualitas.

1. Pengertian PTK

Terkait dengan pengertian PTK ini, ada beberapa rumusan definisi PTK

yang perlu disiasati dan dipahami.

a) Hopkins (1993): PTK adalah suatu bentuk yang bersifat reflektif, yang

dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemampuan rasional

dari tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam

pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

8

b) Kemmis dan Mc. Taggart (1988): PTK adalah studi yang dilakukan untuk

memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan

secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

c) Rochman Natawijaya (1977): PTK adalah pengkajian terhadap

permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontekstual, yang

ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan

masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.

d) Suyanto (1997): PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki

dan/atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran dikelas secara

profesional.

e) Tim PGSM (1999): PTK sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat

reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan

kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas,

memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yangdilakukan,

serta memperbaiki kondisi dimana praktik pembelajaran dikelas secara

profesional.

Dari kelima rumusan di atas dapat ditemukan kata-kata kunci (key words)

yang terkait dengan PTK.

1) PTK bersifat reflektif. Maksudnya adalah PTK diawali dari proses

perenungan atas dampak tindakan yang selama ini dilakukan oleh guru

terkait dengan tugas-tugas pembelajaran dikelas. Dari perenungan ini akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

9

diketahui apakah tindakan yang selama ini telah dilakukan telah

berdampak positif dalam pencapaian tujuan pembelajaran atau tidak.

2) PTK dilakukan oleh pelaku tindakan. Maksudnya adalah PTK dirancang,

dilaksanakan, dan dianalisis oleh guru yang bersangkutan dalam rangka

ingin memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapinya di kelas.

Kalaupun dilakukan secara kolaboratif, pelaku utama PTK tetap oleh guru

yang bersangkutan.

3) PTK dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Maksudnya

adalah dengan PTK ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas berbagai

aspek pembelajaran sehingga kompetensi yang menjadi target

pembelajaran dapat tercapai secara maksimal (efektif dan efisien).

4) PTK dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas

diri. Maksudnya adalah setiap langkah yang dilakukan dalam PTK harus

dilakukan dengan terprogram dan penuh kesadaran sehingga dapat

diketahui aspek-aspek mana yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki demi

ketercapaian kompetensi yang di targetkan.

5) PTK bersifat situasional dan kontekstual. Maksudnya adalah PTK selalu

dilakukan dalam situasi dan kondisi tertentu, untuk kelas dan topik mata

pelajaran tertentu sehingga simpulan atau hasilnya pun hanya diarahkan

pada konteks yang bersangkutan, bukan untuk konteks yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

10

2. Tujuan PTK

Berdasarkan pengertian di atas, PTK bertujuan untuk memperbaiki dan

meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru

dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.

Pada sisi lain, PTK akan mendorong para guru untuk memikirkan apa

yang mereka lakukan sehari-hari dalam menjalankan tugasnya. Mereka akan

kritis terhadap apa yang mereka lakukan tanpa tergantung pada teori-teori

yang muluk-muluk dan bersifat universal yang ditemukan oleh para pakar

peneliti yang sering kali tidak cocok dengan situasi dan kondisi kelas. Bahkan,

keterlibatan mereka dalam PTK sendiri akan menjadi pakar peneliti di

kelasnya, tanpa bergantung pada para peneliti lain yang tidak tahu mengenai

permasalahan dikelasnya sehari-hari.

3. Manfaat PTK

Banyak manfaat yang dapat dipetik dari pelaksanaan PTK. Manfaat tersebut

antara lain sebagai berikut.

a. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan kompetensi guru

dalam mengatasi masalah pembelajaran yang menjadi tugas utamanya.

b. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan sikap profesional guru.

c. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan

kinerja belajar dan kompetensi siswa.

d. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan

kualitas proses pembelajaran di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

11

e. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan

kualitas pengguna media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainnya.

f. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan

kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses

dan hasil belajar siswa.

g. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau pengembangan

pribadi siswa di sekolah.

h. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan

kualitas penerapan kurikulum.

4. Karakteristik PTK

Apabila dirumuskan, karakteristik PTK dapat dijabarkan sebagai berikut.

a. Masalah PTK berawal dari guru

PTK haruslah diilhami oleh permasalahan praktis yang dihayati oleh guru

sebagai pelaku pembelajaran di kelas. Guru merasakan adanya masalah di

kelasnya ketika dia mengajar. Guru berusaha untuk mengatasi masalah di

kelas itu dengan sebuah penelitian yang disebut PTK. PTK bukanlah

penelitian yang dilakukan oleh pihak luar yang tidak tahu tentang seluk-

beluk yang terjadi di dalam kelas. PTK bukan penelitian yang disarankan

oleh pihak lain kepada guru, melainkan muncul dari dalam diri guru

sendiri yang merasakan adanya masalah.

b. Tujuan PTK adalah memperbaiki pembelajaran

Dengan PTK, guru akan berupaya untuk memperbaiki praktik

pembelajaran agar menjadi lebih efektif. Oleh karena itu, guru tidak boleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

12

mengorbankan proses pembelajaran karena melakukan PTK. PTK tidak

boleh menjadi proses pembelajaran terganggu. Guru tidak perlu mengubah

jadwal rutin di kelas yang sudah direncanakan hanya untuk PTK. PTK

haruslah sejalan dengan rencana rutin Anda sebagai guru. Bahkan, PTK

juga diharapkan tidak lagi memberikan beban tambahan yang lebih berat

dari anda. PTK justru harus dikerjakan terintegrasi di kelas.

(Suyanto,1997).

c. PTK adalah penelitian yang bersifat kolaboratif

Guru tidak harus sendirian dalam upaya memperbaiki praktik

pembelajaran di kelas. Namun, dapat Anda laksanakan dengan cara

berkolaborasi dengan dosen LPTK maupun dengan teman sejawat. Dengan

cara itu, sebagai guru, Anda akan banyak menerima masukan tentang

prosedur PTK yang benar. Dosen dapat bertindak sebagai mitra diskusi

yang baik untuk merumuskan masalah yang tepat, menentukan hipotesis

tindakan yang baik, serta membantu analisis data penelitian. Sebaiknya,

dosen LPTK dapat memperoleh masukanyang berharga dari orang yang

benar-benar berkecimpung dikancah yang tahu secara persis tentang

permasalahan yang terjadi dikelasnya. Hal yang paling penting lagi ialah

terbentuknya hubungan kesejawatan yang harmonis antara guru dengan

guru ataupun antara guru dengan dosen LPTK. Kehadiran dosen LPTK

dalam PTK adalah sebagai mitra sejawat dan bukan sebagai sosok yang

mahatahu yang akan mendikte guru dalam penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

13

d. PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu

untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas

Tindakan-tindakan tertentu tersebut dapat berupa penggunaan metode

pembelajaran tertentu, penerapan strategi pembelajaran tertentu,

pemakaian media dan sumber belajar tertentu, jenis pengelolaan kelas

tertentu, atau hal-hal yang bersifat inovatif lainnya. Oleh karena itu,

pelitian dikelas yang tanpa memberikan tindakan apa-apa di kelas untuk

perbaikan praktik pembelajaran bukanlah PTK.

e. PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik

pendidikan.

Hal itu dapat terjadi karena setelah anda meneliti kegiatan-sendiri di kelas

Anda-dengan melibatkan siswa-anda akan memperoleh balikan yang

bagus dan sistematis untuk perbaikan praktik pembelajaran. Dengan

demikian, Anda dapat membuktikan apakah suatu teori pembelajaran

dapat diterapkan dengan baik atau tidak di kelas. Anda juga dapat

mengadaptasi atau mengadopsi teori tersebut untuk diterapkan di kelas

agar pembelajarannya efektif dan efisien, optimal, serta fungsional.

5. Prinsip – Prinsip PTK

Beberapa prinsip yang dianut dalam Penelitian Tindakan Kelas:

a. Tidak mengganggu komitmen mengajar;

b. Tidak menuntut waktu tertentu untuk pengamatan secara khusus;

c. Metode pemecahan masalah riil;

d. Pemecahan berorientasi pada pemecahan masalah guru kesehariannya;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

14

e. Pekerjaan guru ialah mengajarkan perlu ada peningkatan, perubahan

sesuai dengan kondisi peserta didik;

f. Masalah penelitian didasarkan atas tanggung jawab profesional;

g. Kepedulian yang tinggi atas prosedur etika pekerjaannya, diketahui oleh

pimpinan, disosialisasikan kepada rekan–rekan, tata krama penelitian

akademik; dan

h. Permasalahan tidak hanya kelas, tetapi juga mencakup perspektif visi dan

misi sekolah.

6. Butir Kunci PTK

a. Memperbaiki hal-hal yang menjadi penyebab timbulnya permasalahan;

b. Partisipatori (tidak bekerja sendiri, ada andil dari pihak-pihak lain);

c. Berkembang melalui proses refleksi yang bersifat spiral;

d. Kolaboratif, kerjasana dengan subjek tindakan yang dibimbing;

e. Proses pembelajaran sistematis karena dirancang dengan cermat;

f. Membangun teori secara induktif menentukan praktek/kegiatan belajar ;

g. Memerlukan bukti-bukti yang dapat memeriksa gagasan dalam praktek;

h. Mendeskripsikan apa yang terjadi, melakukan analisis, kolaborasi, dan

penilaian;

i. Ada kemungkinan resistensi/penolakan baik dari diri sendiri maupun

orang lain yang terkena dampak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

15

7. Fungsi PTK

Fungsi PTK sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kerja di

sekolah dan ruang kelas, misalnya, penelitian tindakan dapat memiliki lima

kategori fungsi sebagai (Cohen dan Manion, 1980) :

a. Alat untuk memecahkan masalah yang didiagnosis dalam situasi tertentu;

b. Alat pelatihan dalam jabatan, dengan demikian membekali guru yang

bersangkutan serta keterampilan dan metode baru, mempertajam

kemampuan analisisnya, dan perubahan;

c. Alat untuk mengenalkan pendekatan tambahan atau inovasi pada

pengajaran dan pembelajaran ke dalam sistem sekolah yang biasanya

menghambat inovasi dan perubahan;

d. Alat untuk meningkatkan komunikasi yang biasanya kurang lancar antara

guru lapangan dengan penelitian akademis, dan memperbaiki kegagalan

penelitian tradisional dalam memberikan deskripsi yang jelas; dan

e. Alat untuk menyediakan alternatif yang lebih baik daripada pendekatan

yang lebih subjektif dan impresionistik pada pemecahan masalah di dalam

kelas.

Dari lima kategori di atas, kalau direduksi fungsi penelitian tindakan tersebut

sebenarnya sebagai alat untuk meningkatkan kualitas, dan efisiensi

pelaksanaan kegiatan pendidikan.

Selanjutnya Cohen dan Manion, (1980) menyatakan bahwa bidang garapan

penelitian tindakan meliputi:

a. metode mengajar;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

16

b. strategi belajar;

c. prosedur evaluasi;

d. perubahan sikap dan nilai;

e. pengembangan jabatan guru;

f. pengelolaan dan pengendalian; dan

g. administrasi

Bidang garapan penelitian tindakan lainnya yang juga perlu mendapat

perhatian ialah :

a. Media pembelajaran, baik cetak maupun non cetak, elektronik dan non

elektronik;

b. Lingkungan belajar (setting);

c. Materi pembelajaran;

d. Kurikulum; dan

e. Model–model pembelajaan.

8. Kelebihan dan Kekurangan PTK

Penelitian tindakan, seperti halnya jenis pnelitian lain, memiliki kelebihan

dan kekurangan. Peneliti dapat mengurangi kekurangannya dan

memaksimalkan kelebihannya. Shumsky (1982) telah mencatat kelebihan

penelitian tindakan sebagai berikut:

a. kerja sama dalam penelitian tindakan menimbulkan rasa memiliki;

b. kerja sama dalam penelitian tindakan mendorong kreativitas dan

pemikiran kritis;

c. kerja sama meningkatkan kemungkinan untuk berubah; dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

17

d. kerja sama dalam penelitian meningkatkan kesepakatan.

Meskipun memiliki kelebihan–kelebihan sepeti disebutkan di atas, penelitian

tindakan memiliki beberapa kelemahan, sebagai berikut:

a. Berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik

dasar penelitian tindakan pada pihak peneliti

b. Berkenaan dengan waktu. Karena itu, penelitian tindakan memerlukan

komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini dapat

menjadi kendala yang besar. Praktisi yang ingin melakukan tugas rutinnya

dan untuk melakukan penelitian.

Untuk mengatasi setiap permasalahan yang muncul atau mungkin terjadi

dalam proses pembelajaran, guru harus selalu membuat perencanaan terlebih

dahulu, baru kemudian pelaksanaan tindakan sebagai implementasi

perencanaan tersebut. Pelaksanaan tindakan selalu disertai dengan

pengamatan, baik oleh pelaku sendiri maupun oleh observer lain. Dalam hal

ini, observer yang dimaksud juga boleh siswa, rekan guru, kepala sekolah,

atau orang lain. Namun sebaiknya siswa tidak mengamati lengsung pada guru

supaya tidak mengganggu proses berpikirnya, tetapi dapat menggunakan

angket. Observer dilakukan sebagai upaya pengumpulan data. Observer

berperan melihat, mendengar, dan mencatat segala yang terjadi selama

pelaksanaan tindakan berlangsung, baik dengan atau tanpa menggunakan alat

bantu pengamatan. Obsever hendaknya tidak menyalahkan tetapi bersifat

mendukung. Observer juga bukan menilai tetapi mencatat fakta yang ada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

18

Setelah pembelajaran selesai dan diperoleh hasil pengamatan lengkap

mungkin dilakukan diskusi balikan dengan guru yang melaksanakan tindakan.

Pelaksanaan diskusi tentang data yang diperoleh dari hasil pengamatan

maupun dari tes dan angket, akan diseleksi, disederhanakan, diorganisasikan

secara sistematik dan rasional serta dengan teknik tri-angulasi untuk akan

memperoleh suatu kesimpulan secara mantap. Kegiatan tersebut merupakan

kegiatan refleksi. Refleksi dilakukan secara bersama–sama untuk mengetahui

hal–hal mana saja yang sudah harus dipertahankan dan hal–hal mana yang

masih harus ditingkatkan atau ditinggalkan. Jika kegiatan yang disebut refleksi

ini dilakukan dengan benar dengan telah melibatkan semua pihak yang terkait,

maka kegiatan pembelajran atau pelaksanaan tindakan kelas akan selalu

bermuara pada hasil suatu tindakan yaitu penyusunan perencanaan dan

tindakan perbaikan berikutnya.

Pengkajian seperti membuat perencanaan pembelajaran yang berorientasi pada

suatu tujuan melaksanakan perencanaan tersebut yang disertai pengamatan

guna memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran, baik tentang

kelebihan maupun kelemahannya, hasilnya dianalisis, dan dikaji secara

bersama–sama guna pelaksanaan penyusunan perencanaan tindakan

perbaikan. Inilah yang disebut dengan satu siklus dalam PTK.

9. Perbedaan Antara PTK dan Non PTK

Terdapat beberapa perbedaan antara Penelitian Tindakan Kelas dengan jenis

penelitian lainnya, seperti ditampilkan pada tabel berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

19

Tabel Perbedaan PTK dan NonPTK

Non PTK PTK

Dilakukan oleh pihak luar Dilakukan oleh guru;

Ketat terhadap syarat–syarat

formal, seperti ukuran sampel,

populasi harus representative

Fleksibel terhadap ukuran sampel

dan populasi

Instrumen dikembangkan hingga

valid dan reliabel

Tidak dituntut pengembangan

Instrumen seperti penelitian jenis

lain dengan uji validitas dan

reliabilitas

Rumusan masalah hanya satu

kalimat tertuju ke hasil

Rumusan masalah terdiri dari lebih

dari satu kalimat, tertuju ke proses

dilanjutkan ke hasil

Menggunakan analisis statistik

yang lebih rumit

Tidak menggunakan analisis

Statistik yang rumit

Mensyaratkan hipotesis penelitian

Tidak menggunakan hipotesis

penelitian kecuali hipotesis

tindakan dapat memperbaiki

proses/praktek

Tidak langsung memperbaiki

praktek proses pembelajaran

Pembelajaran secara langsung

diperbaiki

Diarahkan pada generalisasi. Tidak diarahkan pada generalisasi.

10. Langkah-langkah PTK

a. Mengidentifikasi masalah

b. Menganalisis masalah

c. Merumuskan masalah

d. Merencanakan PTK

e. Melaksanakan PTK

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

20

B. Motivasi Belajar

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti

bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan

sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam

menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan

untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas

perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang

sesungguhnya (Pintrich, 2003).

Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah,

dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah

perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007).

Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan

daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada

kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu

dapat tercapai (Sardiman, 2000).

Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan

bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu

kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan

bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas

tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran

yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan

menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

21

siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut,

rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk

memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah

aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan.

Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang

berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).

1. Aspek-Aspek Motivasi Belajar

Didalam motivasi belajar ada berbagai macam aspek-aspek yang

mempengaruhi. Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang

dikemukakan oleh Santrock (2007).

a. Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu

yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering

dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman.

Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk

mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu

sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah

mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang

penguasaan keahlian.

b. Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi

sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar

menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.

Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

22

menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan

mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan

dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa.

Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu:

1) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal.

Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan

sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau

imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan meningkat jika mereka

mempunyai pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab

personal atas pembelajaran mereka.

2) Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman

optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan

berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat

dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga

tidak terlalu mudah.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Ada berbagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.

Menurut Brophy (2004), terdapat lima faktor yang dapat mempengaruhi

motivasi belajar siwa, yaitu:

a. Harapan guru

Guru selalu mengharapkan agar supaya siswa dapat memahami apa yang

diberikan dan bisa mempraktikan kedalam kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

23

b. Instruksi langsung

Guru memberikan saran-saran dan masukan kepada siswa supaya siswa

bisa mengikuti pembelajaran dengan baik.

c. Umpan balik (feedback) yang tepat

Adanya kerjasama yang saling menguntungkan antara guru dan siswa

didalam proses pembelajaran berlangsung.

d. Penguatan dan hadiah

Guru memberikan hadiah dan penguatan kepada semua siswa yang aktif

dan bisa mengerjakan tugas dengan baik dan benar.

e. Hukuman

Didalam belajar mengajar seorang guru akan memberikan hukuman

kepada siswa yang tidak mengikuti aturan-aturan yang diberikan oleh

sekolah.

Sebagai pendukung kelima faktor di atas, Sardiman (2000) menyatakan

bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi

dalam kegiatan belajar adalah:

a. Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan

tujuan utama yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik.

b. Persaingan/kompetisi.

c. Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat

belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.

d. Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat

belajar terutama kalau terjadi kemajuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

24

e. Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal

ini merupakan bentuk penguatan positif.

C. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang diperoleh siswa yang

berupa nilai-nilai sebagai ukuran dari hasil usaha belajar yang telah dicapai

oleh siswa, prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai raport.

1. Pengertian Prestasi

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan

kegiatan. Gagne (1985: 40) menyatakan bahwa prestasi belajar dibedakan

menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif,

informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi

Arikunto (1990: 110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek

yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada

saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam

penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses

pembelajaran.

2. Pengertian Belajar

Belajar menurut (Nasution, 1986: 85) adalah perubahan-perubahan

dalamsistem urat syaraf, penambahan ilmu pengetahuan, belajar sebagai

perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Menurut (Purwanto,

1990: 85) mengatakan bahwa belajar adalah tingkah laku seseorang yang

terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman yang telah dilalui, jadi belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

25

akan membawa perubahan-perubahan pada individu baik fisik maupun psikis,

perubahan tersebut akan nampak tidak hanya berkaitan dengan aspek

pengetahuan saja, tetapi juga berkaitan dengan percakapan, ketrampilan dan

sikapnya.

Menurut Winkel, (1996: 242) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu

aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif

konstan. Kemudian (Hamalik, 1993: 83) mendefinisikan belajar adalah suatu

pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam

cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar

siswa adalah hasil yang dicapai atau diperoleh oleh siswa yang berupa

pengetahuan, ketrampilan dan sikap berkat pengalaman dan latihan yang telah

dilalui oleh individu.

3. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut (Poerwanto, 1986: 28) pengertian prestasi belajar yaitu hasil yang

dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan

dalam raport. Selanjutnya menurut (Winkel, 1996: 17) prestasi belajar adalah

suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam

melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.

Sedangkan menurut (S. Nasution, 1996:17) prestasi belajar adalah

kesempurnaan yang dicapai dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

26

belajar dikatakan sempurna apabilamemenuhi tiga aspek yakni: kognitif,

afektif dan psikomotor. Sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika

seseorang belum mampu memenuhi target dalam kriteria tersebut.

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dijelaskan bahwa prestasi

belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki oleh siswa dalam

menerima, menolak dan menilaki informasi-informasi yang diperoleh dalam

proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat

keberhasilan dalam mempelajari sesuatu materi pelajaran biasanya dinyatakan

dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi. Prestasi belajar siswa dapat

diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan

tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.

D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team

Achievement Division)

Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran yang dapat diterapkan guru di sekolah sesuai dengan tuntutan

materi pelajaran yang mengandung unsur kerjasama antara siswa dalam kelas

dalam melakukan kerja kelompok. Penekanan pendekatan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah mengaktifkan siswa dalam

pembelajaran melalui kerjasama antar siswa dalam suasana belajar

berkelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

27

1. Pengertian pembelajaran

Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki

keterkaitan yang sangat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam

proses pendidikan. Pembelajaran seharusnya merupakan kegiatan yang

dilakukan untuk menciptakan suasana atau memberikan pelayanan agar siswa

belajar. Untuk itu, harus dipahami bagaimana siswa memperoleh pengetahuan

dari kegiatan belajarnya. Jika guru dapat memahami proses pemerolehan

pengetahuan, maka guru akan dapat menentukan strategi pembelajaran yang

tepat bagi siswanya.

Menurut Sudjana (Sugihartono, dkk 2007: 80) pembelajaran merupakan

setiap upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik yang dapat

menyebabkan peserta didik melakukan kegiatan belajar. Sedangkan Nasution

(Sugihartono, dkk 2007: 80) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu

aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan

menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.

Lingkungan dalam pengertian ini tidak hanya ruang belajar, tetapi juga

meliputi guru, alat peraga, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya yang

relevan dengan kegiatan belajar siswa.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (Syaiful Sagala 2006: 62) pembelajaran

adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional, untuk

membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan

sumber belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru

untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

28

kemampuan berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan

mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan

yang baik terhadap materi pelajaran.

Dari berbagai pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh

pendidik untuk mentransfer ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan

menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa

dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien sehingga akan

mendapatkan hasil yang seoptimal mungkin.

2. Pengertian model pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.

Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan

digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap

dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan

kelas (Arends dalam Trianto, 2010: 51).

Sedangkan menurut Joyce & Weil (1971) dalam Mulyani Sumantri, dkk

(1999: 42) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan

prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk

mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan

dan melaksanakan aktifitas belajar mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

29

Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur

sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai

tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagi pedoman bagi perancang

pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses

belajar mengajar.

Menurut Trianto (2010: 53) fungsi model pembelajaran adalah sebagai

pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan

pembelajaran. Untuk memilih model ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari

materi yang akan diajarkan, dan juga dipengaruhi oleh tujuan yang akan

dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat kemampuan peserta didik. Di

samping itu pula, setiap model pembelajaran juga mempunyai tahap-tahap

(sintaks) yang dapat dilakukan siswa dengan bimbingan guru. Antara sintaks

yang satu dengan sintaks yang lain juga mempunyai perbedaan. Perbedaan-

perbedaan ini, diantaranya pembukaan dan penutupan pembelajaran yang

berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena itu, guru perlu menguasai

dan dapat menerapkan berbagai keterampilan mengajar, agar dapat mencapai

tujuan pembelajaran yang beraneka ragam dan lingkungan belajar yang

menjadi ciri sekolah pada dewasa ini.

Menurut Kardi dan Nur (Trianto 2011: 142) istilah model pembelajaran

mempunyai makna yang lebih luas daripada strategi, metode, atau prosedur.

Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh

strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri khusus model pembelajaran adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

30

1. Rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya. Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang

masuk akal. Maksudnya para pencipta atau pengembang membuat teori

dengan mempertimbangkan teorinya dengan kenyataan sebenarnya serta

tidak secara fiktif dalam menciptakan dan mengembangankannya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan

yang jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan

bagaimana siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu

masalah pembelajaran.

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah

laku mengajar yang diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita

mengajar selama ini dapat berhasil dalam pelaksanaannya.

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat

tercapai. Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang

kondusif serta nyaman, sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu

aspek penunjang apa yang selama ini menjadi tujuan pembelajaran.

Pada akhirnya setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan

dan lingkungan belajar yang berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran

yang berbeda kepada siswa, pada ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas.

Sifat materi dari sistem syaraf banyak konsep dan informasi-informasi dari

teks buku bacaan, materi ajar siswa, di samping itu banyak kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

31

pengamatan gambar-gambar. Tujuan yang akan dicapai meliputi aspek

kognitif (produk dan proses) dari kegiatan pemahaman bacaan dan lembar

kegiatan siswa (Trianto, 2010: 55).

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD)

yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas

John Hopkin (Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan

oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.

STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang

yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan

suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk

memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.

Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat

kuis mereka tidak boleh saling membantu.

Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan

Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara

siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan

STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu

mengunakan presentasi Verbal atau teks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

32

Menurut Slavin (Noornia, 1997: 21) ada lima komponen utama dalam

pembelajaran kooperatif metode STAD:

a. Penyajian Kelas. Penyajian kelas merupakan penyajian materi yang

dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau

teks. Penyajian difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas.

Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk

menuntaskan materi pelajaran melalui tutorial, kuis atau diskusi.

b. Menetapkan siswa dalam kelompok. Kelompok menjadi hal yang sangat

penting dalam STAD karena didalam kelompok harus tercipta suatu kerja

kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang

diharapkan. Fungsi dibentuknya kelompok adalah untuk saling

meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam

belajar. Lebih khusus lagi untuk mempersiapkan semua anggota kelompok

dalam menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya

terdiri dari satu siswa dari kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah

dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar

jangan sampai terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok,

walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman

sekelompoknya.

c. Tes dan Kuis. Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau

dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa

harus menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan

memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

33

d. Skor peningkatan individual. Skor peningkatan individual berguna untuk

memotivasi agar bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik

dibandingkan dengan hasil sebelumnya. Skor peningkatan individual

dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari

skor tes yang paling akhir dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh

guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.

e. Pengakuan kelompok. Pengakuan kelompok dilakukan dengan

memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok

selama belajar. Kelompok dapat diberi sertifikat atau bentuk penghargaan

lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Pemberian penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.

1). Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD.

Menurut Maidiyah (1998: 7-13) langkah-langkah pembelajaran kooperatif

metode STAD adalah sebagai berikut.

a. Persiapan STAD

1) Materi. Materi pembelajaran kooperatif metode STAD dirancang

sedemikian rupa untuk pembelajaran secara kelompok. Sebelum

menyajikan materi pembelajaran, dibuat lembar kegiatan (lembar diskusi)

yang akan dipelajari kelompok kooperatif dan lembar jawaban dari lembar

kegiatan tersebut.

2) Menetapkan siswa dalam kelompok. Kelompok siswa merupakan bentuk

kelompok yang heterogen. Setiap kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang

terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Bila

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

34

memungkinkan harus diperhitungkan juga latar belakang, ras dan sukunya.

Guru tidak boleh membiarkan siswa memilih kelompoknya sendiri karena

akan cenderung memilih teman yang disenangi saja. Sebagai pedoman

dalam menentukan kelompok dapat diikuti petunjuk berikut (Maidiyah,

1998: 7-8):

a) Merangking siswa

Merangking siswa berdasarkan hasil belajar akademiknya di dalam

kelas. Gunakan informasi apa saja yang dapat digunakan untuk

melakukan rangking tersebut. Salah satu informasi yang baik adalah

skor tes.

b) Menentukan jumlah kelompok

Setiap kelompok sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa. Untuk

menentukan berapa banyak kelompok yang dibentuk, bagilah

banyaknya siswa dengan empat. Jika hasil baginya tidak bulat,

misalnya ada 42 siswa, berarti ada delapan kelompok yang

beranggotakan empat siswa dan dua kelompok yang beranggotakan

lima siswa. Dengan demikian ada sepuluh kelompok yang akan

dibentuk.

c) Membagi siswa dalam kelompok

Dalam melakukan hal ini, seimbangkanlah kelompok- kelompok yang

dibentuk yang terdiri dari siswa dengan tingkat hasil belajar rendah,

sedang hingga hasil belajarnya tinggi sesuai dengan rangking. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

35

demikian tingkat hasil belajar rata- rata semua kelompok dalam kelas

kurang lebih sama.

d) Mengisi lembar rangkuman kelompok

Isikan nama-nama siswa dalam setiap kelompok pada lembar

rangkuman kelompok (format perhitungan hasil kelompok untuk

pembelajaran kooperatif metode STAD).

3) Menentukan Skor Awal

Skor awal siswa dapat diambil melalui Pre Test yang dilakukan guru

sebelum pembelajaran kooperatif metode STAD dimulai atau dari skor tes

paling akhir yang dimiliki oleh siswa.Selain itu, skor awal dapat diambil

dari nilai raport siswa pada semester sebelumnya.

4) Kerja sama kelompok Sebelum memulai pembelajaran kooperatif,

sebaiknya diawali dengan latihan-latihan kerja sama kelompok. Hal ini

merupakan kesempatan bagi setiap kelompok untuk melakukan hal-hal

yang menyenangkan dan saling mengenal antar anggota kelompok.

5) Jadwal Aktivitas

STAD terdiri atas lima kegiatan pengajaran yang teratur, yaitu

penyampaian materi pelajaran oleh guru, kerja kelompok, tes penghargaan

kelompok dan laporan berkala kelas.

b. Mengajar

Setiap pembelajaran dalam STAD dimulai dengan presentasi kelas, yang

meliputi pendahuluan, pengembangan, petunjuk praktis, aktivitas kelompok,

dan kuis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

36

Dalam presentasi kelas, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

1) Pendahuluan

a. Guru menjelaskan kepada siswa apa yang akan dipelajari dan mengapa

hal itu penting untuk memunculkan rasa ingin tahu siswa. Hal ini dapat

dilakukan dengan cara memberi teka-teki, memunculkan masalah-

masalah yang berhubungan dengan materi dalam kehidupan sehari-

hari, dan sebagainya.

b. Guru dapat menyuruh siswa bekerja dalam kelompok untuk

menentukan konsep atau untuk menimbulkan rasa senang pada

pembelajaran.

2) Pengembangan

a. Guru menentukan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran.

b. Guru menekankan bahwa yang diinginkan adalah agar siswa

mempelajari dan memahami makna, bukan hafalan.

c. Guru memeriksa pemahaman siswa sesering mungkin dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan.

d. Guru menjelaskan mengapa jawabannya benar atau salah.

e. Guru melanjutkan materi jika siswanya memahami pokok masalahnya.

3) Praktek terkendali

a) Guru menyuruh siswa mengajarkan soal-soal atau jawaban pertanyaan-

pertanyaan yang diajukan oleh guru.

b) Guru memanggil siswa secara acak untuk menjawab pertanyaan atau

menyelesaikan soal-soal yang diajukan oleh guru. Hal ini akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

37

menyebabkan siswa mempersiapkan diri untuk menjawab pertanyaan

atau soal-soal yang diajukan.

c) Guru tidak perlu memberikan soal atau pertanyaan yang lama

penyelesaiannya pada kegiatan ini. Sebaliknya siswa mengerjakan satu

atau dua soal, dan kemudian guru memberikan umpan balik.

c. Kegiatan Kelompok

Kegiatan kelompok, kegiatan yang harus dilakukan oleh semua orang yang

berada didalam suatu kelompok dan semua orang harus berpartisipasi guna

untuk mencapai hasil yang maksimal.

1) Pada hari pertama kegiatan kelompok STAD, guru sebaiknya

menjelaskan apa yang dimaksud bekerja dalam kelompok.

a) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa

teman dalam kelompoknya telah mempelajari materi dalam lembar

kegiatan yang diberikan oleh guru.

b) Tidak seorang pun siswa selesai belajar sebelum semua anggota

kelompok menguasai pelajaran.

c) Mintalah bantuan kepada teman satu kelompok apabila seorang

anggota kelompok mengalami kesulitan dalam memahami materi

sebelum meminta bantuan kepada guru.

d) Dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan.

2) Guru dapat mendorong siswa dengan menambahkan peraturan-

peraturan lain sesuai kesepakatan bersama. Selanjutnya kegiatan yang

dilakukan guru adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

38

a) Guru meminta siswa berkelompok dengan teman sekelompoknya;

b) Guru memberikan lembar kegiatan (lembar diskusi) beserta lembar

jawabannya;

c) Guru menyarankan siswa agar bekerja secara berpasangan atau

dengan seluruh anggota kelompok tergantung pada tujuan yang

dipelajarinya. Jika mereka mengerjakan soal-soal maka setiap

siswa harus mengerjakan sendiri dan selanjutnya mencocokkan

jawabannya dengan teman sekelompoknya. Jika ada seorang teman

yang belum memahami, teman; sekelompoknya bertanggung jawab

untuk menjelaskan;

d) Tekankanlah bahwa lembar kegiatan (lembar diskusi) untuk diisi

dan dipelajari. Dengan demikian setiap siswa mempunyai lembar

jawaban untuk diperiksa oleh teman sekelompoknya.

3) Guru melakukan pengawasan kepada setiap kelompok selama siswa

bekerja dalam kelompok. Sesekali guru mendekati kelompok untuk

mendengarkan bagaimana anggota kelompok berdiskusi.

d. Kuis atau Tes

Setelah siswa bekerja dalam kelompok selama kurang lebih dua kali

penyajian, guru memberikan kuis atau tes individual.Setiap siswa menerima

satu lembar kuis. Waktu yang disediakan guru untuk kuis adalah setengah

sampai satu jam pelajaran. Hasil dari kuis itu kemudian diberi skor dan akan

disumbangkan sebagai skor kelompok.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

39

e. Penghargaan Kelompok

Penghargaan yang diberikan oleh guru kepada kelompok yang telah berhasil

dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, yaitu dengan cara :

1. Menghitung skor individu dan kelompok

Setelah diadakan kuis, guru menghitung skor perkembangan individu dan

skor kelompok berdasarkan rentang skor yang diperoleh setiap individu.

Skor perkembangan ditentukan berdasarkan skor awal siswa.

2. Menghargai hasil belajar kelompok

Setelah guru menghitung skor perkembangan individu dan skor kelompok,

guru mengumumkan kelompok yang memperoleh poin peningkatan

tertinggi. Setelah itu guru memberi penghargaan kepada kelompok

tersebut yang berupa sertifikat atau berupa pujian. Untuk pemberian

penghargaan ini tergantung dari kreativitas guru.

f. Mengembalikan kumpulan kuis yang pertama

Guru mengembalikan kumpulan kuis pertama kepada siswa

2) . Kebaikan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD

Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu

juga dengan cooperative learning. Menurut Slavin dalam Hartati (1997:21)

cooperative learning mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:

Kelebihan:

a. Dapat mengembangkan prestasi siswa, baik hasil tes yang dibuat guru

maupun tes baku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

40

b. Rasa percaya diri siswa meningkat, siswa merasa lebih terkontrol untuk

keberhasilan akademisnya.

c. Strategi kooperatif memberikan perkembangkan yang berkesan pada

hubungan interpersonal di antara anggota kelompok yang berbeda etnis.

Keuntungan jangka panjang yang dapat dipetik dari pembelajaran kooperatif

menurut Nurhadi (2004: 115-116) adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial;

b. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,

informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan;

c. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian;

d. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan

komitmen;

e. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri dan egois;

f. Membangun persahabatan yang dapat berkelanjutan hingga masa dewasa;

g. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara

hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dapat dipraktekkan;

h. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia;

i. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai

perspektif;

j. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan

lebih baik;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

41

k. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal ataucacat, etnis, kelas sosial, agama,

dan orientasi tugas.

Sedangkan keuntungan model pembelajaran kooperatif metode STAD untuk

jangka pendek menurut Soewarso (1998:22) sebagai berikut.

a. Model pembelajaran kooperatif membantu siswa mempelajari isi materi

pelajaran yang sedang dibahas.

b. Adanya anggota kelompok lain yang menghindari kemungkinan siswa

mendapat nilai rendah, karena dalam tes lisan siswa dibantu oleh anggota

kelompoknya.

c. Pembelajaran kooperatif menjadikan siswa mampu belajar berdebat,

belajar mendengarkan pendapat orang lain, dan mencatat hal-hal yang

bermanfaat untuk kepentingan bersama-sama.

d. Pembelajaran kooperatif menghasilkan pencapaian belajar siswa yang

tinggi menambah harga diri siswa dan memperbaiki hubungan dengan

teman sebaya.

e. Hadiah atau penghargaan yang diberikan akan memberikan dorongan bagi

siswa untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.

f. Siswa yang lambat berpikir dapat dibantu untuk menambah ilmu

pengetahuan.

g. Pembentukan kelompok-kelompok kecil memudahkan guru untuk

memonitor siswa dalam belajar bekerja sama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

42

Menurut Slavin dalam Hartati (1997: 21) cooperative learning mempunyai

kekurangan sebagai berikut.

a. Apabila guru terlena tidak mengingatkan siswa agar selalu menggunakan

keterampilan-keterampilan kooperatif dalam kelompok maka dinamika

kelompok akan tampak macet.

b. Apabila jumlah kelompok tidak diperhatikan, yaitu kurang dari empat,

misalnya tiga, maka seorang anggota akan cenderung menarik diri dan

kurang aktif saat berdiskusi dan apabila kelompok lebih dari lima maka

kemungkinan ada yang tidak mendapatkan tugas sehingga hanya

membonceng dalam penyelesaian tugas.

c. Apabila ketua kelompok tidak dapat mengatasi konflik-konflik yang

timbul secara konstruktif, maka kerja kelompok akan kurang efektif.

Selain di atas, kelemahan-kelemahan lain yang mungkin terjadi menurut

Soewarso (1998:23) adalah bahwa pembelajaran kooperatif bukanlah obat

yang paling mujarab untuk memecahkan masalah yang timbul dalam

kelompok kecil, adanya suatu ketergantungan, menyebabkan siswa yang

lambat berpikir tidak dapat berlatih belajar mandiri. Dan juga pembelajaran

kooperatif memerlukan waktu yang lama sehingga target mencapai kurikulum

tidak dapat dipenuhi, tidak dapat menerapkan materi pelajaran secara cepat,

serta penilaian terhadap individu dan kelompok dan pemberian hadiah

menyulitkan bagi guru untuk melaksanakannya.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas bahwa untuk mengatasi

kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

43

metode STAD, sebaiknya dalam satu anggota kelompok ditugaskan untuk

membaca bagian yang berlainan, sehingga mereka dapat berkumpul dan

bertukar informasi. Selanjutnya, pengajar mengevaluasi mereka mengenai

seluruh bagian materi. Dengan cara inilah maka setiap anggota merasa

bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya agar berhasil mencapai

tujuan dengan baik.

Pada dasarnya model ini dirancang untuk memotivasi siswa agar saling

membantu antara siswa satu dengan yang lainya dalam mengusasi materi

yang diberikan oleh guru, model pembelajaran kooperatif tipe STAD juga

menuntut siswa untuk aktif dan dapat memahami materi. Adapun kelebihan

dari pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu dapat: 1) meningkatkan

motivasi siswa dalam belajar; 2) meningkatkan prestasi belajar siswa; 3)

meningkatkan kreativitas siswa; 4) mendengar, menghormati, serta menerima

pendapat siswa lain; 5) mengurangi kejenuhan dan kebosanan; 6)

menyakinkan dirinya untuk orang lain dengan membantu orang lain dan

meyakinkan dirinya untuk saling mengerti dan saling memahami.

E. Kerangka Berpikir

Upaya yang diperlukan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam

kegiatan belajar mengajar dikelas bisa dilihat selama proses pembelajaran yang

akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang bersangkutan. Penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih mendorong kemandirian,

keaktifan dan tanggung jawab dalam diri siswa. Dalam kegiatan pembelajaran

berlangsung siswa lebih banyak berperan selama kegiatan. Melalui penerapan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

44

model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini diharapkan siswa dapat

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka penelitian tindakan kelas

ini dapat digambarkan sebagai berikut :

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah meningkatnya motivasi dan

prestasi belajar siswa. Peningkatan motivasi belajar siswa dilihat dari aktivitas

belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sedangkan peningkatan

prestasi belajar siswa dilihat dari hasil tes siswa melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Keadaan awal

Evaluasi Awal

Model pembelajaran masih

berorientasi pada guru

sehingga siswa kurang aktif

selama kegiatan

pembelajaran akibatnya

motivasi dan prestasi belajar

siswa masih rendah

Hasil Akhir Tindakan

Evaluasi Akhir Evaluasi Efek

Penjelasan tentang penerapan

model pembelajaran kooperatif

tipe STAD

Penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD

Refleksi dari hasil siklus

mengenai penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe

STAD

Peningkatan motivasi belajar

siswa dilihat dari aktivitas

belajar selama kegiatan

belajar berlangsung (proses

belajar)

Peningkatan prestasi belajar

siswa dilihat dari hasil belajar

siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

45

BAB III

PEMBAHASAN

A. Rancangan Tindakan

Rancangan pada dasarnya merupakan keseluruhan proses pemikiran dan

penentuan matang tentang hal yang akan dilakukan. Ia merupakan landasan

berpijak, serta dapat pula dijadikan dasar penilaian baik oleh peneliti itu sendiri

maupun orang lain terhadap kegiatan penelitian. Rancangan penelitian adalah

rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga

peneliti akan memperoleh jawaban untuk pertanyaan penelitianya (Kerlinger,

1990:483).

Dengan demikian rancangan penelitian bertujuan untuk memberi

pertangguangjawaban terhadap semua langkah yang akan diambil. Dalam

melakukan rancangan tindakan, banyak hal yang harus dilakukan yaitu

merumuskan masalah, mengkaji teori, dan merumuskan hipotesis tindakan,tahap

berikutnya adalah merencanakan tindakan. Kegiatan merencanakan tindakan

meliputi:

a. Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah kegiatan

dalam pembelajaran. langkah-langkah ini sama dengan di RPP (RPP

dilampirkan).

1) Kegiatan awal Pembelajaran.

a) Guru memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran dan media

pembelajaran.

b) Guru memeriksa kesiapan siswa mengikuti proses pembelajaran.

45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

46

c) Guru melakukan kegiatan apersepsi pembelajaran (absensi, doa).

d) Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana

kegiatannya.

e) Pemberian motivasi menggunakan berbagai pertanyaan yang

berhubungan dengan materi yang akan diajarkan.

f) Pre tes.

2) Kegiatan Inti Pembelajaran

Berikut ini merupakan gambaran secara garis besar kegiatan inti

pembelajaran yang dilakukan guru antara lain:

a) Presentasi di kelas

Materi pembelajaran disajikan oleh guru melalui presentasi di kelas.

Presentasi dilakukan melalui pengajaran langsung seperti yang biasa

dilakukan atau melalui diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru.

Dalam implementasi PTK ini presentasi dilakukan melalui diskusi

kelompok yang dipimpin oleh guru.

b) Tim (Teams)

(a) Guru membacakan nama-nama siswa dan meminta mereka

menempati tempat duduk sesuai dengan kelompoknya masing-

masing.

(b) Guru membagikan handout dan soal dan menyampaikan

prosedur pelaksanaan diskusi kelompok.

(c) Guru memastikan siswa benar-benar belajar dalam kelompoknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

47

(d) Guru bersama-sama dengan siswa membahas soal yang

diberikan.

c) Penghargaan kelompok (team recognition)

(a) Fasilitator menjumlahkan skor hasil diskusi kelompok untuk

menentukan ranking. Berdasarkan jumlah skor yang didapat,

guru menentukan tim yang mendapat juara 1, 2, dan 3.

(b) Guru mengumumkan hasil pencapaian skor yang didapat selama

diskusi kelompok dan selanjutnya memberikan penghargaan.

3) Kegiatan Penutup.

(1) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan mengenai

kegiatan belajar mengajar yang dilakukan pada hari tersebut.

(2) Guru dibantu fasilitator membagikan soal post-test.

(3) Guru dibantu fasilitator membagikan kuesioner dan lembar refleksi.

b. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya

tindakan.

Peneliti bersama dengan guru mempersiapkan perangkat pembelajaran,

seperti: materi pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

handout, post-test, alat dan media pembelajaran seperti LCD, spidol, laptop,

kertas manila, white board, no. urut, penghapus, soal evaluasi, lembar kerja

siswa.

c. Mempersiapkan instrumen penelitian, seperti lembar observasi, koisioner,

angket, pertanyaan wawancara, soal tes, dsb.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

48

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Instrumen Pendahuluan.

a. Observasi pada guru

b. Observasi pada siswa

c. Observasi pada kelas

d. Pedoman wawancara pada guru

e. Pedoman wawancara pada siswa

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Perencanaan

1) Daftar pembagian kelompok

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3) Materi pembelajaran

4) Soal

5) Lembar Kerja Terstruktur

6) Kuesioner Skenario pembelajaran

b. Observasi

1) Lembar observasi aktivitas guru selama penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

2) Lembar observasi aktivitas siswa di dalam kelas selama

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

3) Lembar observasi kondisi kelas selama penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

49

c. Evaluasi dan refleksi

1) Lembar refleksi bagi siswa setelah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

2) Lembar refleksi bagi guru setelah penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD

3) Lembar pedoman wawancara siswa setelah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

4) Lembar pedoman wawancara guru setelah penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD

B. Pembahasan

Hal pertama yang harus dilakukan dalam merancang PTK adalah menetapkan

fokus masalah penelitian. Ada lima langkah yang harus dilakukan dalam tahap

ini.

1. Merasakan Adanya Masalah

Banyak guru yang mungkin bertanya bagaimanakah memulai penelitian

tindakan kelas. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, guru harus memiliki

perasaan tidak puas terhadap praktik pembelajaran yang dilakukannya. Jika guru

merasa selalu puas terhadap apa yang dilakukannya, meskipun sebenarnya

masih sangat benyak kekurangan dan hambatan dalam proses pengelolaan, sulit

kiranya bagi guru untuk memiliki inisiatif memulai PTK.

Oleh karena itu, agar guru dapat mempraktikkan PTK, ia dituntut untuk

berkata jujur terutama pada dirinya sendiri untuk mengakui bahwa masih ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

50

kekurangan dalam proses pembelajaran yang dikelolanya. Dengan kata lain,

guru harus merefleksi, merenung, serta berpikir balik mengenai apa saja yang

telah dilakukannya dalam proses pembelajaran dalam rangka mengidentifikasi

sisi-sisi lemah yang mungkin ada.

Untuk membantu merasakan adanya masalah, guru dapat mengajukan

pertanyaan: Apakah kompetensi awal siswa yang mengikuti pembelajaran cukup

memadai? Apakah proses pembelajaran yang dilakukan sudah cukup efektif?

Apakah hasil pembelajaran cukup berkualitas? Jika pertanyaan-pertanyaan

tersebut dijawab dengan jujur, akan muncul masalah yang dapat dijadikan

pijakan awal untuk melakukan PTK karena pada dasarnya tidak ada satu pun

keadaan guru, siswa, atau kelas yang sempurna.

Merasakan adanya masalah sudah dijelaskan di bab I yaitu adanya

permasalahan yang dialami oleh siswa didalam dunia pendidikan terutama

dalam hal belajar disekolah guru umumnya mengajar menggunakan

pembelajaran kovensional yang kurang efektif dan efisien.

Pembelajaran konvensional ini kurang memberikan hasil yang maksimal,

siswa merasa jenuh, motivasi siswa menjadi rendah dan nilai yang diperoleh

kurang maksimal, selain itu pembelajaran konvensional membuat siswa hanya

duduk diam, mendengar mencatat dan menghafal.

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua peserta didik mampu

berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap yang dimiliki oleh

peserta didik sangat bervariasi, ada yang cepat, ada yang sedang dan ada yang

lambat. Cepat lambatnya penerimaan peserta didik terhadap pelajaran sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

51

bervariasi, sehingga sangat berpengaruh terhadap prestasi yang diperoleh

peserta didik.Untuk mengatasi kurangnya efektif dan efisien dengan

menggunakan pembelajaran konvensional maka peneliti menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD supaya pembelajaran bisa berjalan dengan

baik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru dan siswa sehingga

pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien.

2. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini, guru berusaha menghasilkan gagasan-gagasan awal

mengenai permasalahan awal yang dalam pembelajaran. Masalah tersebut dapat

berkaitan dengan manajemen kelas dan iklim belajar, proses pembelajaran, dan

perkembangan personal. Tiap-tiap kelompok tersebut dapat dijabarkan ke dalam

tema-tema yang lebih operasional.

Cara melakukan identifikasi masalah dapat menggunakan langkah berikut:

a. Menuliskan semua hal yang dirasakan memerlukan perhatian dan kepedulian

karena akan berdampak kurang baik, terutama yang terkait dengan

pembelajaran.

b. Pilahkan dan klasifikasikan masalah menurut jenis/bidang permasalahnnya,

jumlah siswa yang mengalami, dan tingkat frekuensi timbulnya masalah

c. Urutkan dari yang ringan, jarang terjadi, dan banyaknya siswa yang

mengalami permasalahan yang teridentifikasi

d. Ambil 3-5 masalah dan konfirmasikan dengan guru mata pelajaran yang

sama atau serumpun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

52

e. Jika yang dirumuskan ternyata mendapat konfirmasi (diakui sebagai masalah

yang urgen untuk dipecahkan), masalah tersebut patut diangkat sebagai

calon masalah PTK.

Identifikasi masalah ini sudah dibahas didalam bab I, dalam hal ini peneliti

mengidentifikasikan apakah rancangan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa

siap digunakan untuk diteliti. Dengan rendahnya motivasi belajar siswa, maka

diperlukan stategi pembelajaran yang tepat yang harus dilakukan agar supaya

peserta didik memiliki prestasi yang baik. Ada berbagai macam model

pembelajaran yang bisa digunakan oleh pendidik supaya motivasi dan prestasi

peserta didik bisa lebih baik. Salah satunya model pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

diharapkan peserta didik bisa belajar lebih efektif dan efisien, sehingga motivasi

dan pretasi belajar siswa menjadi lebih baik dan memuaskan.

3. Analisis Masalah

Analisis masalah dilakukan untuk mengetahui proses tindak lanjut perbaikan

atau solusi yang akan diambil. Analisis masalah adalah kajian terhadap

permasalahan dilihat dari segi kelayakannya. Sebagai acuan, dapat diajukan

pertanyaan sebagai berikut:

a. di mana konteks, situasi atau iklim masalah terjadi

b. kondisi prasarat apakah yang menimbulkan terjadinya masalah

c. bagaimanakah keterlibatan komponen, aktor dalam terjadinya masalah

d. adakah alternatif solusi yang dapat diajukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

53

e. apakah pemecahan masalah yang akan diambil memerlukan durasi waktu

yang tidak terlalu lama

Analisis masalah digunakan untuk merancang rencana tindakan, baik dalam

bentuk spesifikasi tindakan, keterlibatan aktor yang berkolaborasi, waktu dalam

satu siklus, identifikasi indikator keberhasilan tindakan, dan hal-hal yang terkait

dengan solusi yang diajukan.

Setelah masalah dianalisisi, peneliti dapat menetukan judul PTK. Yang

biasanya mencerminkan adanya permasalahan, tujuan, solusi yang digunakan

untuk memecahkan permasalahan, dan setting. Analisis masalah sudah

dijelaskan di bab I, dalam menganalisis masalah peneliti menemukan suatu

masalah yang dihadapi oleh peserta didik di dalam kegiatan pembelajaran yang

dilakukan di sekolah oleh pendidik, yaitu pendidik masih menggunakan model

pembelajaran konvensional sehingga kurang motivasi dan prestasi belajar

peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga pendidik harus

memiliki strategi supaya motivasi dan perstasi peserta didik menjadi lebih baik,

salah satu strategi yang bisa di gunakan oleh pendidik yaitu dengan

menggunakan berbagi macam model pembelajaran, salah satunya adalah model

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada dasarnya model ini dirancang untuk

memotivasi peserta didik agar saling membantu antar peserta didik satu dengan

yang lainnya dalam menguasai materi yang di berikan oleh pendidik, model

pembelajaran ini juga menuntut peserta didik untuk aktif dalam memahami

materi yang diberikan oleh pendidik sehingga tercapai kegiatan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

54

yang efektif dan efisien, serta motivasi dan prestasi peserta didik menjadi lebih

baik.

4. Merumuskan Masalah

Selanjutnya, masalah-masalah yang telah diidentifikasi dirumuskan secara

jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas akan

memungkinkan peluang untuk pemilihan tindakan yang tepat. Rumusan masalah

biasanya berbentuk kalimat pertanyaan, walaupun boleh juga berupa pernyataan.

Rumusan masalah sudah dijelaskan di bab I yaitu Apakah rancangan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan motivasi dan

prestasi belajar siswa siap digunakan.

5. Mengkaji Teori

Kegiatan mengkaji teori sebenarnya sudah dilakukan sebelum peneliti

menentukan judul atau menemukan solusi atas permasalahan yang ditentukan.

Tanpa teori, sebuah permasalahan tidak akan dapat diselesaikan. Seorang guru

dapat menciptakan metode, teknik, dan model pembelajaran kreatif dan inovatif.

Namun, hasil ciptaannya itu haruslah berpijak pada satu teori yang sudah ada

atau menggabungkan berbagai teori menjadi satu.

Hasil mengkaji teori dituangkan pada bab landasan penelitian, subbab kajian

teori. Setelah kajian teori, dikemukakan kerangka pikir. Kerangka pikir

menggambarkan bagaimana peneliti menghubungkan antara masalah yang

dihadapi dengan teori yang dikaji sehingga ditetapkan solusi yang tercermin

dalam judul PTK. Selain dengan mendeskripsikan, kerangka pikir juga bisa

digambarkan dalam bentuk bagan/skema.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

55

Langkah akhir dalam kegiatan mengkaji teori adalah menentukan hipotesis

tindakan. Hipotesis tindakan adalah dugaan terhadap perubahan yang akan

terjadi setelah suatu tindakan dilakukan. Hipotesis tindakan umumnya

dirumuskan dalam bentuk keyakinan tindakan yang akan diambil akan dapat

memperbaiki sistem, proses, atau hasil.

Mengkaji teori sudah dijelaskan di bab II, ada berbagai hal yang di jelaskan

dalam kajian teori di bab II diantaranya: penelitian tindakan kelas (PTK),

motivasi belajar, prestasi belajar, dan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

6. Merencanakan Tindakan

Merencanakan tindakan sudah dijelaskan diatas. Dalam melakukan rancangan

tindakan, banyak hal yang harus dilakukan yaitu merumuskan masalah,

mengkaji teori, dan merumuskan hipotesis tindakan, tahap berikutnya adalah

merencanakan tindakan. Kegiatan merencanakan tindakan meliputi:

a. Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah kegiatan

dalam pembelajaran (sama dengan langkah-langkah pembelajaran dalam

RPP).

b. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya

tindakan.

c. Mempersiapkan instrumen penelitian, seperti lembar observasi, kuisioner,

angket, pertanyaan wawancara, soal tes, dsb.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

56

Hal penting yang juga harus dilakukan dalam kegiatan merencanakan

tindakan adalah menentukan kriteria keberhasilan tindakan. Kriteria merupakan

ukuran yang ditentukan peneliti untuk menentukan apakah tindakan yang

nantinya dilakukan berhasil atau tidak. Kriteria keberhasilan tindakan biasanya

dihubungkan dengan rumusan masalah yang meliputi kriteria keberhasilan

proses dan hasil pembelajaran. Ukuran keberhasilan proses misalnya: Proses

belajar dikatakan berhasil jika 95% siswa terlibat dalam proses pembelajaran,

jika 50% siswa mengajukan pertanyaan dalam kegiatan pembelajaran, dsb.

Ukuran keberhasilan hasil misalnya: Keberhasilan hasil belajar jika 100% siswa

mencapai nilai minimal sama dengan KKM, jika rata-rata nilai siswa dalam

kompetensi meningkat 0,5 dan sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

57

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian yang dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan:

1. Rancangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah disusun sesuai

dengan teori sehingga rancangan tersebut dapat digunakan untuk

meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Rancangan dapat

membantu pendidik dalam melaksanakan pembelajaran di kelas supaya

adanya peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa di kelas tersebut.

2. Rancangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat cocok

digunakan sekolah yang memiliki siswa yang heterogen dan sekolah yang

memiliki relatif banyak siswa. karena dengan menggunakan model

pembelajaran ini sangat baik untuk keaktifan semua siswa sehingga tidak

adanya kesenjangan antara siswa yang aktif dan tidak aktif dalam kelas.

Dalam hal ini siswa saling membantu satu sama lain dalam menyelesaikan

tugas yang diberikan oleh guru didalam kelompoknya sehingga semua siswa

yang mengikuti proses pembelajaran memiliki peningkatan motivasi belajar

dan prestasi belajar yang yang maksimal sesuai yang di harapkan baik oleh

guru maupun siswa itu sendiri.

57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

58

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi., et al. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Margono, S. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta

Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan PTK itu mudah (classroom Action

Research) pedoman praktis bagi guru professional. Jakarta: PT. Bumi

Aksara

Mertler, Craig A. (2012). Penelitian Tindakan Kelas, Edisi Ketiga Meningkatkan

sekolah dan memberdayakan pendidik. Jakarta: PT. Indeks

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta: PT. Bumi Aksara

Dedi Dwitagama dan Wijaya Kusumah. (2010). MengenaL Penelitian Tindakan

Kelas. Jakarta: PT. Indeks.

Huda, Miftahul. (2012). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sanjaya, W. (2009).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

59

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

60

LEMBAR OBSERVASI PTK

Komponen Siswa

No Hal yang Diamati Skor

Siswa 1 2 3 4

1 Keaktifan Siswa:

a. Siswa aktif mencatat materi pelajaran

b. Siswa aktif bertanya

c. Siswa aktif mengajukan ide

2 Perhatian Siswa:

a. Terfokus pada materi

b. Antusias pada materi

3 Kedisiplinan:

a. Kehadiran/absensi

b. Datang tepat waktu

c. Pulang tepat waktu

4 Penugasan/Resitasi:

a. Mengerjakan semua tugas

b. Ketepatan mengumpulkan tugas sesuai waktunya

c. Mengerjakan sesuai dengan perintah

Keterangan:

4 : Sangat Baik

3 : Baik

2 : Tidak Baik

1 : Sangat Tidak Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

61

LEMBAR OBSERVASI PTK

Komponen Guru

No Hal yang Diamati Skor

Guru 1 2 3 4

1 Penguasaan Materi:

a. Kelancaran menjelaskan materi

b. Kemampuan menjawab pertanyaan

c. Keragaman pemberian contoh

2 Sistematika penyajian:

a. Ketuntasan uraian materi

b. Uraian materi mengarah pada tujuan

c. Urutan materi sesuai dengan SKKD

3 Penerapan Metode:

a. Ketepatan pemilihan metode sesuai materi

b. Keseuaian urutan sintaks dengan metode yang

digunakan

c.Mudah diikuti siswa

4 Penggunaan Media:

a. Ketepatan pemilihan media dengan materi

b. Ketrampilan menggunakan media

c. Media memperjelas terhadap materi

5 Performance:

a. Kejelasan suara yang diucapkan

b. Kekomunikatifan guru dengan siswa

c. Keluwesan sikap guru dengan siswa

6 Pemberian Motivasi:

a. Keantusiasan guru dalam mengajar

b. Kepedulian guru terhadap siswa

c. Ketepatan pemberian reward dan punishman

Keterangan:

4 : Sangat Baik

3 : Baik

2 : Tidak Baik

1 : Sangat Tidak Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

62

LEMBAR OBSERVASI PTK

Komponen Materi

No Hal yang Diamati Skor

Komponen Materi 1 2 3 4

1 Kesesuaian dengan isi kurikulum:

a. Materi sesuai dengan SK yang tercantum pada

silabus

b. Materi sudah sesuai dengan KD yang tercantum pada

RPP

c. Materi sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran

2 Sistematika penyampaian Materi:

a. Penyajian materi sesuai urutan

b. Penyajian materi sudah mengikuti induktif dan

deduktif

c. Penyajian materi sudah merujuk dari konkrit ke

abstrak

3 Urgensi:

a. Sangat dibutuhkan peserta didik

b. Dapat diaplikasikan dalam kehidupan

c. Diujikan dalam UAN

4 Menarik:

a. Materi didukung media yang sesuai

b. Materi didukung metode yang menyenangkan

c. Materi dapat direspon secara antusias

Keterangan:

4 : Sangat Sesuai

3 : Sesuai

2 : Tidak Sesuai

1 : Sangat Tidak Sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

63

LEMBAR OBSERVASI PTK

Komponen Pengelolaan Kelas

No Hal yang Diamati Skor

Komponen Pengelolaan Kelas 1 2 3 4

1 Tujuan :

a. Ketepatan

b. Keefektifan

c. Pencapaian target kompetensi

2 Ruang:

a. Standarisasi ruangan

b. Kebersihan ruangan

c. Kenyamanan ruangan

3 Tempat Duduk:

a. Kerapian tempat duduk

b. Pengaturan tempat duduk

c. Pengaturan jarak duduk antar siswa

4 Siswa:

a. Kemampuan menstimulus untuk bertanya

b. Kemampuan memotivasi menjawab

c. Kemampuan menciptakan interaksi

Keterangan:

4 : Sangat Baik

3 : Baik

2 : Tidak Baik

1 : Sangat Tidak Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

64

LEMBAR OBSERVASI PTK

Komponen Sarana

No Hal yang Diamati Skor

Komponen Sarana 1 2 3 4

1 Ketersediaan Sarana Pembelajaran :

a. Sesuai dengan kebutuhan

b. Tersedia untuk semua elemen sekolah

c. Dapat dimanfaatkan pada saat dibutuhkan

2 Penempatan Sarana Pembelajaran:

a. Dikelompokkan sesuai dengan jenisnya

b. Mudah dijangkau

c. Tersimpan dengan rapi

3 Kebermaknaan Sarana Pembelajaran:

a. membantu kelancaran pembelajaran

b. memudahkan pemahaman pembelajar

c. sesuai dengan materi pembelajaran

4 Kelayakan Sarana Pembelajaran:

a. Aman dipergunakan guru

b. Aman dipergunakan siswa

c. Semua sarana layak pakai

Keterangan:

4 : Sangat Setuju

3 : Setuju

2 : Tidak Setuju

1 : Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

65

LEMBAR OBSERVASI PTK

Komponen Lingkungan

No Hal yang Diamati Skor

Komponen Lingkungan 1 2 3 4

1 Kenyamanan :

a. kerasan

b. sejuk

c. luas

2 Ketenangan:

a. aman

b. sunyi

c. jauh dari sumber suara yang mengganggu

3 Kebersihan

a. bebas dari sampah

d. baunya harum

e. adanya tata tertib tentang kebersihan

4 Keindahan:

a. enak dipandang

b. kerapian penataan

c. terawat

Keterangan:

4 : Sangat Setuju

3 : Setuju

2 : Tidak Setuju

1 : Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

66

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMAN 1 WANGI-WANGI

Satuan Tingkat Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial (Ekonomi)

Kelas/Semester : XII/I

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Pertemuan : I dan II

A. Standar Kompetensi

Memahami Penyusunan Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

B. Kompetensi Dasar

1. Mencatat Transaksi / Dokumen ke dalam Jurnal Khusus

2. Posting Jurnal Khusus ke Buku Besar Perusahaan Dagang.

C. Indikator

1. Kognitif:

a. Produk

1. Menafsirkan definisi perusahaan dagang.

2. Mengklasifikasikan akun-akun khusus yang dijumpai pada perusahaan dagang.

3. Mencatat transaksi ke jurnal khusus.

4. Mencatat transaksi keuangan ke dalam buku besar pembantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

67

5. Memindahbukukan (posting) jurnal khusus ke buku besar .

6. Menyusun Neraca Sisa

b. Proses

1. Mencari informasi tentang definisi perusahaan dagang.

2. Menuliskan akun-akun apa saja yang dijumpai pada perusahaan dagang.

3. Mendiskusikan metode pencatatan barang dagang.

4. Melakukan pencatatan transaksi ke jurnal khusus.

5. Melakukan pemostingan jurnal khusus ke buku besar pembantu.

6. Melakukan penyusunan neraca sisa.

2. Afektif

1. Karater Mengembangkan karakter yang terkait dengan, sopan santun, rendah hati,

bersikap positif, bersikap menyenangkan, toleransi, dan bekerjasama.

2. Keterampilan sosial Mengembangkan keterampilan mengemukakan pendapat,

berkomunikasi, dan keterampilan bekerja sama.

3. Psikomotor

1. Keterampilan bertanya dan keterampilan mengemukakan pendapat.

2. Keterampilan menerima pendapat yang berbeda.

3. Keterampilan sharing dan komitmen.

D. Tujuan Pembelajaran (TP):

1. Kognitif :

Produk:

1. Melalui diskusi kelompok siswa mampu menafsirkan definisi dan ciri-ciri

perusahaan dagang melalui diskusi kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

68

2. Siswa mampu mengkalisifikasi akun-akun khusus perusahaan dagang.

3. Siswa mampu menerapkan tahapan pencatatan transaksi-transaksi perusahaan

dagang dengan mengkaji berbagai sumber .

4. Siswa mampu melakukan penjurnalan transaksi-transaksi perusahaan ke dalam

jurnal khusus.

5. Siswa mampu memindahbukukan (posting) jurnal khusus ke buku besar

pembantu.

6. Siswa mampu menyusun neraca sisa.

Proses:

Melalui diskusi kelompok, siswa dapat mencermati kegiatan-kegiatan dalam dalam

menyusun siklus akuntansi

2. Afektif

Dengan memahami penyusunan siklus akuntansi pada perusahaan dagang, siswa mampu

menyusun siklus akuntansi perusahaan dagang, seperti jurnal khusus, posting kebuku

besar, dan menyusun neraca sisa.

3. Psikomotor

Melalui diskusi kelompok, siswa dapat terampil menyusun siklus akuntansi perusahaan

dagang.

E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran (TP):

1. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dapat mengemukakan

pendapatnya sendiri tentang pengertian perusahaan dagang.

2. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dapat mengemukakan

pendapatnya sendiri tentang cara menyusun sikulus akuntansi perusahaan dagang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

69

3. Siswa dilatih untuk dapat menghargai pendapat temannya.

4. Siswa dilatih untuk terampil dalam menyusun siklus akuntansi perusahaan dagang.

F. Materi Pembelajaran :

Penyusunan Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang

G. Model dan Metode Pembelajaran :

a. Model Pembelajaran: Model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Metode Pembelajaran: Diskusi kelompok dan tanya jawab.

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Waktu

1.Kegiatan Awal

a. Menyampaikan salam

b. Absensi

c. Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator

pembelajaran yang ingin dicapai

d. - Apersepsi

Guru mengajak para siswa untuk mengingat kembali

pelajaran yang lalu

- Orientasi

Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yaitu yang

sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

- Motivasi

Guru menjelaskan pengertian perusahaan dagang

2.Kegiatan Inti

15 menit

25 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

70

- Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok yang berbeda yang

beranggotakan 5-7 orang agar berdiskusi

- - Guru memberikan materi siklus akuntansi perusahaan dagang

- Guru memberikan soal kepada setiap kelompok

- Meminta siswa untuk mendiskusikan masalah, dimana dalam

kerja kelompok siswa berpikir bersama untuk menyelesaikan

LKS

- Memantau dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan soal

- Setiap kelompok di wakili satu orang siswa untuk

mempresentasekan hasil diskusi kelompoknya yang lain

memberikan tanggapan

- Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan

hal-hal yang belum dimengerti

- Memberi penghargaan kepada kelompok yang hasil

diskusinya yang terbaik dalam bentuk pujian dan aplous

3. Penutup

a. Merangkum

Guru merangkum dan menyimpulkan materi pembelajaran.

b. Menilai

Guru memberikan tugas rumah (PR)

75 menit

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

71

I. Penilaian :

1. Penilaian Kognitif

a.Penilaian Produk (terlampir)

b. Penilaian Proses (terlampir)

2. Penilaian Afektif (terlampir)

3. Penilaian Psikomotor (terlampir)

J. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran :

1. Buku Sekolah Elektronik: Nugroho, Arif Julianto Sri, 2008. Ilmu Pengetahuan

Sosial, SMA Kelas XII, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2. KTSP 2006/kurikulum Sekolah Menengah Atas.

3. Jurnal ekonomi

4. Koran

5. Internet

6. LKS dan kunci jawaban

Mengetahui: Suandala, 28 September 2016

Kepala, Guru Mata Pelajaran Ekonomi

Dra. WA MANI MICE LISTINA NESI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

72

LEMBAR KERJA SISWA 01

Petunjuk 1.

Diskusikan dengan teman kelompokmu hasil identifikasi macam-macam kegiatan

ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan dagang, kemudian catatlah dalam

tabel berikut ini.

Tabel 1. Identifikasi macam-macam Kegiatan Ekonomi yang Berkaitan dengan

kegiatan perusahaan dagang

No. Macam-macam Kegiatan Ekonomi yang berkaitan

dengan kegiatan perusahaan dagang

1. Kegiatan pembelian

2. ………………………………………………………………

3. ………………………………………………………………

Petunjuk 2.

Diskusikan dengan teman kelompokmu untuk mengidentifikasi macam-macam akun

khusus pada perusahaan dagang

Tabel 2. Identifikasi Macam-macam akun khusus pada perusahaan dagang

No. Macam-macam akun khusus pada perusahaan

dagang

1. Pembelian

2. ……………………………………………………...

3. ……………………………………………………...

4. ……………………………………………………...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

73

Petunjuk 3.

Diskusikan dengan teman kelompokmu beberapa metode pencatatan barang dagang

Tabel 3. Beberapa metode pencatatan barang dagang

No. Metode-metode pencatatan barang dagang

1. Metode First In First Out

2. ………………………………………………………………..

3. ………………………………………………………………..

Petunjuk 4.

Diskusikan dengan teman kelompokmu macam-macam sistem pencatatan persediaan

barang dagang

Tabel 4. Macam-macam sistem persediaan barang dagang

No. Macam-Macam sistem persediaan barang dagang

1. Sistem persediaan periodic

2. ………………………………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

74

LEMBAR KERJA SISWA 02

Petunjuk 1.

Diskusikan dengan teman kelompokmu hasil identifikasi macam-macam jurnal khusus,

kemudian catatlah dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. Identifikasi macam-macam jurnal khusus

No. Macam-macam jurnal khusus

1. Pembelian

2. ………………………………………………………………

3. ………………………………………………………………

4. ………………………………………………………………

5. ………………………………………………………………

Petunjuk 2.

Diskusikan dengan teman kelompokmu macam-macam buku besar

Tabel 2. Macam-macam buku besar

No. Macam-macam buku besar

1. Buku besar utama

2. ……………………………………………………...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

75

Petunjuk 3.

Diskusikan dengan teman macam-macam buku besar pembantu

Tabel 3. Macam-macam buku besar pembantu

No. Macam-Macam Buku Besar Pembantu

1. Piutang dagang

2. ………………………………………………………………..

3. ………………………………………………………………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

76

KUNCI LEMBAR KERJA SISWA 01

Petunjuk 1.

Tabel 1. Macam-macam Kegiatan Ekonomi yang Berkaitan dengan kegiatan

perusahaan dagng

No. Macam-macam Kegiatan Ekonomi yang berkaitan dengan

kegiatan perusahaan dagang

1. Kegiatan pembelian

2. Kegiatan persdiaan barang dagang

3. Kegiatan penjualan

Petunjuk 2.

Tabel 2. Macam-macam akun khusus pada perusahaan dagang

No. Macam-macam akun khusus pada perusahaan dagang

1. Pembelian

2. Retur pembelian dan potongan harga

3. Potongan pembelian

4. Penjualan

5. Retur penjualan dan potongan harga

6. Potongan penjualan

7. Ongkos angkut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

77

Petunjuk 3.

Tabel 3. Metode pencatatan barang dagang

No. Metode pencatatan barang dagang

1. Metode First In First Out (FIFO)

2. Metode Last In First Out (LIFO)

3. Metode average

Petunjuk 4.

Tabel 4. Macam-macam sistem persediaan barang dagang

No. Macam-macam sistem persediaan barang dagang

1. Sistem persediaan periodic

2. Sistem persediaan perpetual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

78

KUNCI LEMBAR KERJA SISWA 02

Petunjuk 1.

Diskusikan dengan teman kelompokmu hasil identifikasi macam-macam jurnal

khusus, kemudian catatlah dalam tabel berikut ini.

Tabel 1. Identifikasi macam-macam jurnal khusus

No. Macam-macam jurnal khusus

1. Jurnal pembelian

2. Jurnal penerimaan kas

3. Jurnal penjualan

4. Jurnal pengeluaran kas

5. Jurnal memorial

Petunjuk 2.

Diskusikan dengan teman kelompokmu untuk mengidentifikasi macam-macam

buku besar

Tabel 2. Identifikasi macam-macam buku besar

No. Macam-macam buku besar

1. Buku besar utama

2. Buku besar pembantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

79

Petunjuk 3.

Diskusikan dengan teman kelompokmu macam-macam buku besar pembantu

Tabel 3. Macam-macam buku besar pembantu

No. Macam-macam buku besar pembantu

1. Buku besar pembantu piutang

2. Buku besar pembantu utang

3. Buku besar pembantu persediaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

80

Penilaian

Lembar Kerja Siswa

A. Penilaian Kognitif

1. Penilaian Produk

a. Jelaskan pengertian dari perusahaan dagang?

b. Sebut dan jelaskan transaksi dalam perusahaan dagang?

c. buatlah ilustrasi perbedaan transaksi penjualan tunai, kredit dan dengan kartu kredit.

d. Apa yang dimaksud dengan buku besar.

e. Apa yang dimaksud dengan neraca sisa.

Contoh Jawaban Model

a. Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan pokoknya membeli barang

(komoditi) dengan tujuan untuk dijual kembali tanpa merubah sifat dan bentuknya.

b. Transaksi yang umumnya terjadi dalam perusahaan dagang adalah pembelian, retur

dan potongan pembelian, potongan pembelian, penjualan, retur dan potongan

pembelian, potongan penjualan, pengangkutan barang masuk maupun keluar.

c. Penjualan tunai merupakan penjualan dimana pembayaran atas barang yang dibeli

dilakukan pada saat faktur diterima, sedangkan pada penjualan kredit pembayaran

dilakukan pada jangka waktu tertentu setelah faktur diterima. Penjualan dengan

kartu kredit sama seperti penjualan kredit hanya saja pada penjualan ini dijamin oleh

perusahaan yang mengeluarkan kartu kredit.

d. Buku Besar adalah buku utama pencatatan transaksi keuangan yang

mengkonsolidasikan masukan dari semua jurnal akuntansi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

81

e. Neraca sisa adalah daftar yang memuat saldo dari akun yang terdapat dalam buku

besar.

2. Penilaian Proses

Contoh Lembar Observasi Diskusi Kelompok

Nama peserta didik: ________ Kelas: _____

Keterangan :

Baik mendapat skor 2

Tidak baik mendapat skor 1

Nilai akhir = x 100

No. Aspek Yang Dinilai Baik Tidak

baik

1. Kemampuan mengemukakan pendapat

2. Kemampuan bertanya

3. Kemampuan mempertahankan pendapat

4. Penguasaan Substansi materi

Skor yang dicapai

Skor maksimum

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

82

B. Penilaian Afektif

Skala Sikap

No. Pernyataan Pilihan

Sikap

S R TS

1. Perusahaan merupakn penghasil barng

2. Perusahaan menyebabkan kerusakan lingkungan

Keterangan :

S : Setuju, dengan skor 3

R : Ragu-ragu, dengan skor 2

TS : Tidak Setuju, dengan skor 1

C. Penilaian Psikomotor

Lembar Observasi

No. Kegiatan Benar Salah

1. Mengelompokan perusahaan yang menghasilakn barang

2. Mengelompokan perusahaan yang merusak lingkungan

Keterangan :

Benar mendapat skor 2

Salah mendapat skor 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

83

A. Penilaian Kognitif

1. Penilaian Produk

NO NAMA SISWA ASPEK YANG DINILAI Jumlah

Perolehan

skor

Nilai

akhir 1* 2* 3* 4* 5*

SKOR SKOR SKOR SKOR SKOR

1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Imran Hidayat

Arisandi Salmin

Ramadhan

Neni Triana. N

Iwan Suryadi

La Saleh

Rian Hidayat

Keterangan:

Aspek yang dinilai:

1*. Soal no. 1

2*. Soal no. 2

3*. Soal no. 3

4*. Soal no. 4

5*. Soal no. 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

84

Catatan Skor :

Skor maksimum : 10, Nilai akhir = Skor Perolehan x 100

10

Soal no. 1. Apabila menjawab benar, mendapat skor 2

Apabila menjawab salah, mendapat skor 1

Soal no. 2. Apabila menjawab benar, mendapat skor 2

Apabila menjawab salah, mendapat skor 1

Soal no. 3. Apabila menjawab benar, mendapat skor 2

Apabila menjawab salah, mendapat skor 1

Soal no. 4. Apabila menjawab benar, mendapat skor 2

Apabila menjawab salah, mendapat skor 1

Soal no. 5. Apabila menjawab benar, mendapat skor 2

Apabila menjawab salah, mendapat skor 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

85

2. Penilaian Proses

NO. NAMA SISWA ASPEK YANG DINILAI Jumlah

Perolehan

Skor

Nilai

Akhir 1* 2* 3* 4*

SKOR SKOR SKOR SKOR

B TB B TB B TB B TB

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Imran Hidayat

Arisandi Salmin

Ramadhan

Neni Triana. N

Iwan Suryadi

La Saleh

Rian Hidayat

Aspek yang dinilai:

1*. Kemampuan mengemukakan pendapat

2*. Kemampuan bertanya

3*. Kemampuan mempertahankan pendapat

4*. Penguasaan substansi materi

Catatan skor:

Skor maksimum: 8 , Nilai akhir = Skor Perolehan x 100

8

1. Apabila kemampuan mengemukakan pendapat siswa baik, maka mendapat skor 2

dan apabila tidak baik mendapat skor 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

86

2. Apabila kemampuan bertanya siswa baik, maka mendapat skor 2 dan apabila tidak

baik mendapat skor 1

3. Apabila mempertahankan pendapat siswa baik, maka mendapat skor 2 dan apabila

tidak baik mendapat skor 1

4. Apabila penguasaan substansi materi siswa baik, maka mendapat skor 2 dan apabila

tidak baik mendapat skor 1

Keterangan:

B : Baik

TB : Tidak Baik

B. Penilaian Afektif

Skala Sikap

NO. NAMA SISWA ASPEK YANG DINILAI Jumlah

Perolehan

Skor

Nilai

Akhir 1* 2*

SKOR SKOR

S R TS S R TS

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Imran Hidayat

Arisandi Salmin

Ramadhan

Neni Triana. N

Iwan Suryadi

La Saleh

Rian Hidayat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: RANCANGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

87

Keterangan:

Sikap yang dinilai:

1*. Dapat memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik-baiknya.

2*. Menjaga kelestarian sumber daya alam.

Catatan skor:

Skor maksimum : 6, Nilai akhir = Skor Perolehan x 100

6

Keterangan skala sikap:

S : Setuju, dengan skor 3

R : Ragu-ragu, dengan skor 2

TS : Tidak Setuju, dengan skor 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


Top Related