rancangan model bisnis universitas padjadjaran dengan...
TRANSCRIPT
1
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa perguruan tinggi menentukan kebijakan dan memiliki otonomi
dalam mengelola pendidikan di lembaganya. Selanjutnya dalam Undang-Undang
Pendidikan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012, perguruan tinggi memiliki otonomi
untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat penyelenggaraan Tridharma
sesuai dengan dasar dan tujuan serta kemampuan perguruan tinggi. Otonomi yang
dimaksud dalam Undang-Undang tersebut adalah bidang akademik yang meliputi
penetapan norma dan kebijakan operasional dan pelaksanaan Tridharma serta
bidang non-akademik yang meliputi penetapan norma dan kebijakan operasional
serta pelaksanaan organisasi, keuangan, kemahasiswaan, ketenagaan, dan sarana
prasarana. Otonomi non-akademik akan tercipta jika perguruan tinggi memiliki
otoritas untuk mengatur sendiri penerimaan, sruktur biaya, dan sumber daya utama
berserta tata cara pengelolaannya (Irianto et al. 2012). Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014, pola pengelolaan perguruan
tinggi negeri (PTN) terdiri dari PTN dengan pola pengelolaan keuangan pada
umumnya atau disebut dengan PTN Satuan Kerja (PTN Satker); PTN dengan pola
pengelolaan badan layanan umum (PTN BLU); dan PTN sebagai badan hukum
(PTN BH). Pangkalan data pendidikan tinggi (PD DIKTI) mencatat persentase PTN
di Indonesia yang disajikan pada Gambar 1, terdiri dari 87 PTN Satker, 24 PTN
BLU, dan 11 PTN BH.
Gambar 1 Persentase PTN Kemenristekdikti tahun 2017
Sesuai dengan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015 - 2019 terkait dengan pendidikan tinggi, yaitu peningkatan
tata kelola kelembagaan pendidikan tinggi melalui pemantapan otonomi perguruan
tinggi dengan memfasilitasi perguruan tinggi negeri menjadi badan hukum. PTN
71%
20%
9%
PTN PTN BLU PTN BH
2
BH memiliki statuta masing-masing yang ditetapkan melalui peraturan pemerintah
dan memiliki karakter model bisnis yang berbeda berdasarkan capaian output yang
dihasilkan (Hardiyanto 2016).
Universitas Padjadjaran (UNPAD) mengalami perubahan pola pengelolaan
dari PTN BLU menjadi PTN BH tahun 2017 setelah mengalami masa transisi
selama dua tahun serta memenuhi persyaratan sebagai PTN BH berdasarkan kriteria
yang ditetapkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti). Penetapan UNPAD sebagai PTN BLU ditetapkan melalui
Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 260/KMK.05/2008 tentang Penetapan
Universitas Padjadjaran pada Departemen Pendidikan Nasional sebagai Instansi
Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
Selanjutnya Pemerintah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 2014
menetapkan Universitas Padjadjaran sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan
Hukum. Pemeringkatan perguruan tinggi non politeknik tahun 2016-2017 (Tabel
1), menunjukkan posisi UNPAD pada peringkat sepuluh pada tahun 2016 dan
peringkat 14 pada tahun 2017. Tabel tersebut menunjukkan peringkat UNPAD
mengalami penurunan setelah resmi menjadi PTN BH tahun 2017.
Tabel 1 Peringkat perguruan tinggi 2016 - 2017 Peringkat Perguruan Tinggi Non Politeknik
Tahun 2016 Skor Tahun 2017 Skor
1 Institut Teknologi Bandung 3,78 Universitas Gadjah Mada 3,66
2 Universitas Gadjah Mada 3,72 Institut Teknologi Bandung 3,53
3 Universitas Indonesia 3,69 Institut Pertanian Bogor 3,45
4 Institut Pertanian Bogor 3,69 Universitas Indonesia 3,38
5 Universitas Brawijaya 3,24 Institut Teknologi Sepuluh
Nopember
3,23
6 Institut Teknologi Sepuluh
November
3,17 Universitas Diponegoro 3,08
7 Universitas Airlangga 3,15 Universitas Airlangga 2,99
8 Universitas Hasanuddin 3,06 Universitas Brawijaya 2,97
9 Universitas Diponegoro 3,04 Universitas Hasanuddin 2,96
10 Universitas Padjadjaran 2,97 Universitas Negeri
Yogyakarta
2,86
11 Universitas Andalas 2,88 Universitas Sebelas Maret 2,85
12 Universitas Sebelas Maret 2,87 Universitas Andalas 2,74
13 Universitas Pendidikan
Indonesia
2,73
14 Universitas Padjadjaran 2,72
Sumber: Kemenristekdikti
Postur anggaran pendidikan Kemenristekdikti tahun 2016 sebesar 39,66
triliun dari total pagu alokasi sebesar 40,63 triliun, dari anggaran pendidikan
tersebut hanya 4,5 triliun yang digunakan sebagai dana bantuan operasional
perguruan tinggi negeri (BOPTN) bagi PTN BH. Menurut peraturan Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2016
tentang Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri menyatakan bahwa dana
BOPTN tidak dipergunakan untuk belanja modal dalam bentuk investasi fisik
berupa gedung dan peralatan skala besar; tambahan insentif mengajar untuk
pegawai negeri sipil; tambahan insentif dan honor untuk pejabat administrasi,
pejabat fungsional, dan pejabat pimpinan tinggi yang berstatus pegawai negeri sipil;
serta kebutuhan operasional untuk manajemen. Laporan Kinerja Instansi
3
Pemerintah (LAKIP) UNPAD 2015 mencatat jumlah total penerimaan dana
masyarakat (DM) tahun 2013 hingga tahun 2015 mengalami fluktuasi. Total
penerimaan dana masyarakat yang dihimpun tahun 2013 sebesar 576 miliar,
sementara penerimaan dana masyarakat tahun 2014 tercatat 480 miliar, dan
penerimaan tahun 2015 sebesar 522 miliar. Total penerimaan DM tahun 2015
memiliki kontribusi sebesar 50% terhadap total anggaran UNPAD. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa UNPAD perlu meningkatkan revenue stream melalui
penciptaan value propositions dalam sebuah model bisnis.
Model bisnis merupakan suatu metode dalam melakukan bisnis agar
perusahaan dapat menghasilkan pendapatan untuk mempertahankan keberadaan
organisasinya. Terdapat empat manfaat jika suatu organisasi memiliki model bisnis,
yaitu untuk memudahkan perencanaan dalam melihat komponen-komponen logis
dalam bisnis, membantu menguji konsistensi dalam komponen, membantu menguji
pasar dan asumsi yang digunakan pada saat mengembangkan bisnis, dan untuk
menunjukkan tingkat perubahan yang dilakukan serta konsekuensinya (Tim PPM
Manajemen 2012). Menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), motivasi melakukan
inovasi model bisnis bagi suatu organisasi yang sudah berjalan diantaranya; adanya
masalah dengan model bisnis yang sedang berjalan, penyesuaian terhadap
lingkungan yang berubah, menghadirkan produk dan teknologi ke pasar atau
mempersiapkan model bisnis baru. UNPAD memiliki visi menjadi universitas
unggul dalam penyelenggaraan pendidikan kelas dunia tahun 2026, sejalan dengan
kebijakan Kemenristekdikti yang mendorong beberapa perguruan tinggi di
Indonesia menjadi world class university (WCU). Sebagai salah satu perguruan
tinggi yang sudah berjalan lama, UNPAD menghadapi perubahan situasi
lingkungan kehidupan yang tidak mudah diprediksi dan dikendalikan, sehingga
diperlukan inovasi model bisnis untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,
menciptakan mekanisme baru untuk menciptakan nilai dan memperoleh
pendapatan. Business model canvas (BMC) adalah gambaran logis mengenai
sebuah organisasi menciptakan, menghantarkan, dan menangkap sebuah nilai
(Osterwalder dan Pigneur 2010). BMC merupakan model bisnis yang digambarkan
dalam selembar kanvas secara visual dan mudah dirubah secara dinamis
menghadapi perubahan-perubahan.
Times Higher Education Supplement (THES) University Rankings
mensyaratkan empat hal manjadi world class university, yaitu kualitas riset,
kesiapan kerja lulusan, citra internasional, dan kualitas pengajaran. Sementara
menurut Academic Ranking of World Universities (ARWU), indikator WCU yaitu
jumlah alumni dan staf yang meraih penghargaan Nobel, jumlah hasil riset yang
dikutip peneliti lain, jumlah artikel yang terindeks jurnal yang ditentukan,
persentase artikel yang dipublikasikan jurnal internasional, dan jumlah biaya riset.
Lembaga perangkingan tersebut menekankan kualitas riset sebagai persyaratan
menjadi WCU. Data statistik UNPAD tahun 2016 mencatat sebanyak 34 publikasi
pada jurnal internasional dan 114 publikasi pada jurnal terakreditasi Scopus. Jumlah
tersebut dianggap belum memenuhi kriteria WCU menurut dua lembaga
perangkingan tersebut. Lembaga perangkingan lainnya yaitu QS world university
rangkings menggunakan indikator reputasi akademik, reputasi tenaga kerja lulusan
perguruan tinggi, rasio dosen terhadap mahasiwa, jumlah sitasi penelitian dosen,
jumlah dosen internasional, dan jumlah mahasiswa internasional. Indikator tersebut
dijadikan dasar oleh Kemenristekdikti sebagai acuan perangkingan WCU bagi
4
perguruan tinggi di Indonesia. QS world university rangkings tahun 2016 merilis
sembilan perguruan tinggi di Indonesia yang masuk kedalam rangking perguruan
tinggi di dunia, tiga diantaranya masuk 500 besar yaitu, Universitas Indonesia (UI),
Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM) seperti
yang terlihat pada Tabel 2, sementara UNPAD tidak termasuk kedalam
perangkingan QS world university rangkings tersebut.
Tabel 2 World university rangkings 2016 Peringkat Perguruan Tinggi QS Asia QS World
1 Universitas Indonesia 67 325
2 Institut Teknologi Bandung 86 401-410
3 Universitas Gadjah Mada 105 501-550
4 Universitas Airlangga 190 701+
5 Institut Pertanian Bogor 191 701+
6 Universitas Diponegoro 231-240 701+
7 Institut Teknologi Sepuluh November 251-300 701+
8 Universitas Muhammadiyah Surakarta 251-300 701+
9 Universitas Brawijaya 301-350 701+ Sumber: QS world university rangking
Laporan tahunan Kemenristekdikti 2015 mencatat enam perguruan tinggi
yang memiliki program studi (prodi) terakreditasi internasional dintaranya; UGM
(27 prodi), UI (20 prodi), ITB (19 prodi), Institut Pertanian Bogor (14 prodi),
Universitas Brawijaya (2 prodi), dan Universitas Binus (1 prodi). Sementara pada
laporan tahununan Kemenristekdikti 2016, terdapat sembilan perguruan tinggi yang
terakreditasi internasional oleh lembaga akreditasi internasional diantaranya
ABET, ABest21 dan JABEE seperti yang terlihat pada Tabel 3. Akreditasi
internasional tersebut mengindikasikan bahwa perguruan tinggi memiliki reputasi
akademik yang tinggi sesuai dengan salah satu indikator dalam perangkingan QS
world university rangkings.
Tabel 3 Akreditasi internasional No Perguruan Tinggi Lembaga Akreditasi dan Quality
Assurance
1 Universitas Gadjah Mada IMIA, AACSB, RSC, ASIIN, IchemE,
AUN QA
2 Universitas Indonesia AUN-DIES, AUN-QA, APACH,
ABEST21
3 Institut Teknologi Bandung ABET, ASIIN e.V., KAAB, RSC,
AUN-QA, ABEST21
4 Institut Pertanian Bogor IUFoST, ABET, IMaREST, SWTS,
JABEE, ABEST21, AUN-QA
5 Universitas Brawijaya ABEST21, IFT
6 Universitas Airlangga ABEST21, AuN sertification
7 Universitas Sebelas Maret ABEST21
8 Institut Teknologi Sepuluh November ABET, ZEVA, AUN
9 Universitas Binus ABET, AACSB, EFMD EPAS Sumber: Laporan tahunan Kemenristekdikti 2016
5
Perumusan Masalah
Berdasarkan rencana strategis tahun 2012 - 2016, UNPAD memiliki visi
Menjadi Universitas Berdaya Saing Regional (Regional Class University) dan
Universitas Berdaya Saing Internasional (Entrepreneurial World Class University).
Selain itu UNPAD mengalami transformasi bentuk pengelolaan dari PTN BLU
menjadi PTN BH, sehingga perlu dirancang sebuah model bisnis untuk mendukung
visi tersebut. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut maka
pertanyaan permasalahan dalam tesis ini adalah:
1. Bagaimana model bisnis PTN Badan Layanan Umum UNPAD dengan
pendekatan BMC?
2. Bagaimana model bisnis PTN Badan Hukum UNPAD dengan pendekatan
BMC?
3. Bagaimana model bisnis perbaikan dengan pendekatan BMC?
4. Bagaimana rancangan model bisnis UNPAD dengan pendekatan BMC menuju
Regional Class University?
5. Bagaimana rancangan model bisnis UNPAD dengan pendekatan BMC menuju
World Class University?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi model bisnis PTN Badan Layanan Umum UNPAD dengan
pendekatan BMC.
2. Mengidentifikasi model bisnis PTN PTN Badan Hukum UNPAD dengan
pendekatan BMC.
3. Menganalisis model bisnis perbaikan dengan pendekatan BMC.
4. Merancang prototipe model bisnis UNPAD dengan pendekatan BMC menuju
Regional Class University.
5. Merancang prototipe model bisnis UNPAD dengan pendekatan BMC menuju
World Class University.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan
sumbangan pemikiran bagi:
1. UNPAD dalam merumuskan model bisnis menuju Regional Class University
dan World Class University.
2. PTN Satker dan PTN BLU dalam mempersiapkan transformasi menjadi PTN
BLU dan PTN BH.
3. Peneliti, tulisan ini dapat digunakan untuk mengembangkan pengetahuan dan
kemampuan riset tentang BMC.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada sembilan blok bangunan BMC yaitu customer
segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams,
6
key resources, key activities, key partnerships dan cost structure UNPAD dengan
pola pengelolaan PTN BLU dan PTN BH serta perancangan prototipe model bisnis
UNPAD menuju regional dan WCU.
Batasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini antara lain: 1) model bisnis yang digunakan dalam
penelitian ini hanya menggunakan satu model bisnis yaitu business model canvas;
2) perbaikan model bisnis dilakukan berdasarkan model bisnis UNPAD saat ini
sebagai PTN Badan Hukum; 3) kriteria world class university yang dimaksud
adalah kriteria perankingan menurut metodologi perankingan QS world unversity
ranking, yang dijadikan rujukan oleh Kemenristekdikti bagi perguruan tinggi di
Indonesia.
2 TINJAUAN PUSTAKA
Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah institusi pendidikan yang memberikan layanan
pembelajaran bagi masyarakat untuk penguasaan ilmu tingkat tinggi (Amir 2016).
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi menyebutkan, perguruan tinggi merupakan satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan
setelah pendidikan menengah yang mencakup program diploma, program sarjana,
program magister, program doktor, dan program profesi, serta program spesialis,
yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi berdasarkan kebudayaan bangsa
Indonesia. Perguruan tinggi terdiri dari perguruan tinggi negeri (PTN) dan
perguruan tinggi swasta (PTS).
Gambar 2 Jumlah perguruan tinggi di Indonesia
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan SB-IPB