rancangan akhir rpjmd 21 september 2013

173
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional merupakan landasan hukum di bidang perencanaan pembangunan. Peraturan ini merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintahan di Pusat dan Daerah dengan melibatkan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara transparan, responsif, efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan. Adapun perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Merujuk kepada peraturan di atas, dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013- 2018 merupakan penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka menengah. Masa bakti Gubernur/Wakil Gubernur periode 2008-2013 telah berakhir pada tahun 2013 dan selanjutnya Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih akan menyusun RPJMD dengan kurun waktu 20132018 yang penetapannya paling lambat 6 (enam) bulan setelah pelantikan, sesuai dengan ketentuan Pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 dilakukan melalui berbagai tahapan analisis data dan informasi hasil pembangunan, serta penelaahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 - 2025.

Upload: aried-aiden-maruf

Post on 26-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional merupakan landasan hukum di bidang perencanaan

pembangunan. Peraturan ini merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan

pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang, jangka

menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintahan

di Pusat dan Daerah dengan melibatkan masyarakat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara transparan, responsif,

efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.

Adapun perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan

kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna

pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada, dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu

tertentu.

Merujuk kepada peraturan di atas, dalam rangka penyusunan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-

2018 merupakan penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan

Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka

menengah. Masa bakti Gubernur/Wakil Gubernur periode 2008-2013 telah berakhir

pada tahun 2013 dan selanjutnya Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih akan menyusun

RPJMD dengan kurun waktu 2013–2018 yang penetapannya paling lambat 6 (enam)

bulan setelah pelantikan, sesuai dengan ketentuan Pasal 15 ayat (2) Peraturan

Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan

Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Penyusunan RPJMD Provinsi

Jawa Barat Tahun 2013-2018 dilakukan melalui berbagai tahapan analisis data dan

informasi hasil pembangunan, serta penelaahan Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 - 2025.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 2

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018 adalah

menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode lima tahun, yang

memuat visi, misi Kepala Daerah, arah kebijakan, strategi dan program pembangunan.

Tujuan penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun 2013 – 2018 adalah :

1. Menetapkan visi, misi, dan program pembangunan daerah jangka menengah;

2. Menetapkan pedoman untuk penyusunan Rencana Strategis (Renstra)

Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah

(RKPD), Rencana Kerja (Renja) OPD, dan perencanaan penganggaran;

3. Menetapkan pedoman untuk penyusunan RPJMD dan RKPD serta perencanaan

penganggaran Kabupaten dan Kota se Jawa Barat;

4. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu

antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota serta

dengan Provinsi yang berbatasan.

1.3. Dasar Hukum Penyusunan

Dasar hukum penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018

adalah:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah di ubah beberapa kali, terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4438);

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 3

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4700);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4725);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah

Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah

(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4815);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,

Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 4

14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

15. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah;

17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun

2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46);

18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri D,

Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);

19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah

Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);

20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;

21. Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;

22. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 Tentang Petunjuk

Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat

(Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 79 Seri E).

1.4. Hubungan Antar Dokumen

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018 memiliki keterkaitan dengan

dokumen perencanaan pembangunan lainnya sebagai berikut :

1. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 berpedoman pada Undang –

Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

dan Undang – Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 5

2. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 berpedoman pada RPJPD 2005–

2025 dan memperhatikan RPJMN Tahun 2010–2014, dan mempertimbangkan asas

keberlanjutan dengan program-program pembangunan sebagaimana dimuat dalam

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013.

3. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 mempertimbangkan arah

pembangunan kewilayahan yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang

Wilayah Provinsi Jawa Barat (Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010) dan

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun

2007).

4. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 mengacu kepada Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan

Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta Peraturan Daerah

Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah.

1.5. Sistematika Dokumen RPJMD

Sistematika penulisan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018 terdiri dari

11 (sebelas) bab sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

1.2 Maksud dan Tujuan

1.3 Dasar Hukum Penyusunan

1.4 Hubungan Antar Dokumen

1.5 Sistematika Dokumen RPJMD

Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1 Aspek Geografi dan Demografi

2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.3 Aspek Pelayanan Umum

2.4 Aspek Dayasaing Daerah

Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2008-2013

3.3 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Tahun 2013-2018

Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis

4.1 Permasalahan Pembangunan

4.2 Isu Strategis

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 6

Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

5.1 Visi

5.2 Misi

5.3 Tujuan dan Sasaran

Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan

6.1 Strategi

6.2 Kebijakan Pembangunan

6.3 Kebijakan Kewilayahan

Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah

7.1 Kebijakan Umum

7.2 Program Pembangunan Daerah

Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan

8.1 Program Prioritas

8.2 Kebijakan Pendanaan

Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan

Bab XI Penutup

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 1

BAB IIGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Kondisi Geografis Daerah

Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5˚50’ - 7˚50’ Lintang

Selatan dan 104 ˚48’ - 108˚ 48’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah:

Sebelah Utara, dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta ;

Sebelah Timur, dengan Provinsi Jawa Tengah ;

Sebelah Selatan, dengan Samudra Indonesia ;

Sebelah Barat, dengan Provinsi Banten.

Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi alam dengan struktur geologi yang

kompleks dengan wilayah pegunungan berada di bagian tengah dan selatan serta

dataran rendah di wilayah utara. Memiliki kawasan hutan dengan fungsi hutan

konservasi, hutan lindung dan hutan produksi yang proporsinya mencapai 22,10%

dari luas Jawa Barat; curah hujan berkisar antara 2000-4000 mm/th dengan tingkat

intensitas hujan tinggi; memiliki 40 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan debit air

permukaan 81 milyar m3/tahun dan air tanah 150 juta m3/th.

Secara administratif pemerintahan, wilayah Jawa Barat terbagi kedalam 27

kabupaten/kota, meliputi 18 kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten

Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten

Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Kuningan,

Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten

Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang,

Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat dan 9 kota yaitu Kota Bogor, Kota

Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi,

Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar serta terdiri dari 626 kecamatan, 641 kelurahan,

dan 5.321 desa.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 2

2.1.2. Demografi

Jumlah penduduk Jawa Barat menurut BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2012

mencapai 44.548.431 jiwa atau 18,24% penduduk Indonesia, terdiri dari laki-laki

sebanyak 22.609.621 jiwa dan perempuan sebanyak 21.938.810 jiwa (ditambah

spasi) (Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat, 2013). Laju Pertumbuhan Penduduk

(LPP) Jawa Barat pada periode 2007-2012 berfluktuasi dan lebih tinggi dari LPP

Nasional sebagaimana pada Gambar 2.1. Fluktuasi pertumbuhan penduduk

tersebut, diakibatkan kontribusi dari pertumbuhan migrasi penduduk (1,1%)

sementara pertumbuhan berdasarkan kelahiran (0,8%) menurut data Tahun 2011,

hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang terbuka

untuk keluar masuknya arus migrasi dari atau ke Provinsi lain.

Sumber: BPS Jawa Barat, 2007-2012

Gambar 2.1Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Barat

Tahun 2007-2012

Secara demografis, komposisi penduduk Jawa Barat berdasarkan kelompok

umur menurut Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010 adalah kelompok umur 0-14

tahun sebesar 29,27%, kelompok umur 15 – 59 tahun (usia produktif) sebesar

63,69% , dan kelompok umur 60 tahun keatas (kelompok masyarakat lanjut usia

berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut

Usia) sebesar 7,04% (Gambar 2.2).

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 3

Sumber : Sensus Penduduk Tahun 2010 (diolah)

Gambar 2.2Piramida Penduduk Provinsi Jawa Barat

Tahun 2010

Berdasarkan sebaran penduduk kabupaten/kota menurut Sensus Penduduk

2010 jumlah penduduk tertinggi berada di Kabupaten Bogor sebesar 4.771.932 jiwa,

disusul oleh Kabupaten Bandung sebesar 3.178.543 jiwa dan Kabupaten Bekasi

sebesar 2.630.401 jiwa. Sedangkan Jumlah jumlah penduduk terendah berada di

Kota Banjar sebesar 175.157 jiwa. Uraian jumlah penduduk tiap kabupaten/kota

dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Distribusi Penduduk Jawa Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2010

No Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Total

1Kabupaten Bogor

2,452,562 2,319,370 4,771,932

2 Kabupaten Bandung 1,620,274 1,558,269 3,178,543

3 Kabupaten Bekasi 1,347,223 1,283,178 2,630,401

4 Kabupaten Garut 1,217,768 1,186,353 2,404,121

5 Kabupaten Sukabumi 1,193,342 1,148,067 2,341,409

6 Kabupaten Cianjur 1,123,091 1,048,190 2,171,281

7 Kabupaten Karawang 1,096,892 1,030,899 2,127,791

8 Kabupaten Cirebon 1,059,463 1,007,733 2,067,196

9 Kabupaten Tasikmalaya 834,996 840,679 1,675,675

10 Kabupaten Indramayu 856,640 807,097 1,663,737

11 Kabupaten Ciamis 758,889 773,615 1,532,504

12 Kabupaten Bandung Barat 770,702 739,582 1,510,284

13 Kabupaten Subang 739,925 725,232 1,465,157

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 4

No Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Total

14 Kabupaten Majalengka 582,892 583,581 1,166,473

15 Kabupaten Sumedang 547,797 545,805 1,093,602

16 Kabupaten Kuningan 520,632 514,957 1,035,589

17 Kabupaten Purwakarta 436,082 416,439 852,521

18 Kota Bandung 1,215,348 1,179,525 2,394,873

19 Kota Bekasi 1,183,620 1,151,251 2,334,871

20 Kota Depok 880,816 857,754 1,738,570

21 Kota Bogor 484,791 465,543 950,334

22 Kota Tasikmalaya 321,460 314,004 635,464

23 Kota Cimahi 274,124 267,053 541,177

24 Kota Sukabumi 152,080 146,601 298,681

25 Kota Cirebon 148,600 147,789 296,389

26 Kota Banjar 87,031 88,126 175,157

Total 21,907,040 21,146,692 43,053,732

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat , Survey Penduduk 2010.Catatan: Kabupaten Pangandaran masih masuk ke Kabupaten Ciamis

Secara kewilayahan penduduk Jawa Barat terkonsentrasi pada daerah-daerah

industri yaitu Metropolitan Bodebek-Karpur (Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Bekasi) serta Metropolitan Bandung Raya (Kabupaten Bandung). Hal ini

menunjukkan bahwa daerah industri masih memiliki daya tarik bagi penduduk dari

desa untuk mencari pekerjaan.

2.1.3. Potensi pengembangan wilayah

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 –

2029, wilayah Provinsi Jawa Barat terbagi ke dalam 6 (enam) Wilayah

Pengembangan (WP), yaitu WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP

Ciayumajakuning, WP Priangan Timur dan Pangandaran, WP Sukabumi dan

sekitarnya, serta WP Kawasan Khusus (KK) Cekungan Bandung, dengan potensi

masing-masing wilayah adalah :

1. WP Bodebekpunjur, yang mencakup wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten

Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor dan sebagian Kabupaten Cianjur

(Kecamatan Cugenang, Kecamatan Pacet, Kecamatan Sukaresmi dan

Kecamatan Cipanas). Wilayah ini memiliki potensi untuk dikembangkan dalam

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 5

sektor pariwisata, industri manufaktur, perikanan, perdagangan, jasa,

pertambangan, agribisnis dan agrowisata;

2. WP Purwasuka, yang meliputi daerah Kabupaten Subang, Kabupaten

Purwakarta dan Kabupaten Karawang. Wilayah ini memiliki potensi

pengembangan pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,

perikanan, bisnis kelautan, industri pengolahan, pariwisata, dan pertambangan;

3. WP Ciayumajakuning, yang mencakup Kabupaten Kuningan, Kabupaten

Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kota Cirebon.

Wilayah ini merupakan wilayah yang potensial untuk dikembangkan dalam sektor

agribisnis, agroindustri, perikanan, pertambangan, dan pariwisata;

4. WP Priatim – Pangandaran, yang mencakup Kabupaten Garut, Kabupaten

Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar dan Kabupaten

Pangandaran. Wilayah ini memiliki potensi pengembangan dalam sektor

pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan, dan

pertambangan mineral;

5. WP Sukabumi, wilayahnya mencakup Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi

dan Kabupaten Cianjur. Wilayah ini memiliki potensi untuk dikembangkan dalam

sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan tangkap, pariwisata,

industri pengolahan, bisnis kelautan, dan pertambangan mineral.

6. WP Kawasan Khusus Cekungan Bandung, yang meliputi Kabupaten Bandung,

Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung dan sebagian

Kabupaten Sumedang (Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Tanjungsari,

Kecamatan Cimanggung, Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Pamulihan).

Wilayah ini memiliki potensi pengembangan pada sektor pertanian hortikultura,

industri non-polutif, industri kreatif, perdagangan dan jasa, pariwisata, dan

perkebunan.

Setiap kabupaten/kota di masing-masing wilayah pengembangan (WP)

memiliki industri unggulan spesifik sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.3.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 6

Kab.Bekasi :1.Pakaian jadi2.Boneka3.Komponen

Kota Bekasi :1. Pakaian jadi.2. Keraj.Kayu3. Perhiasan

Kab.Karawang :1 .Mesin &Komponen2. Pakaian jadi.3. Mak. OlahanKota Depok :

1. Pakaian jadi.2. Ind. Telematika3. Mak. Olahan

Kab.Bogor :1. Tekstil & ProdukTekstil2. Ind. Tas3. Alas Kaki4. Mak. Olahan

Kab.Sukabumi :1. Batu Aji.2. Keraj. Kayu.3. Komponen &MEsin4. Bola Sepak5. Mak. Olahan

Kota Bogor :1. Pakaian jadi.2. Bordir3.Ind. Tas4. Keramik5. Mak. Olahan

Kab. Cianjur :1. Furniture kayu2. Kerajinan logam3. Komponen Logam4. Sutera.5. Mak. Olahan

Kota Bandung :1. Tekstil & Produk Tekstil2. Alas kaki.3. Elektronika4. Rajut5. Ind. Telematika6. Komponen7. Mak. Olahan

Kota Sukabumi :1. Keraj. Kayu.2. Mak. Olahan

Kab.Subang :1. Keraj.Kayu2. Komponen

Kab.Purwakarta:1. Keramik2. Mak. Olahan

Kota Tasikmalaya :1. Bordir.2.Keraj.Pandan& Mendong3. Kelom geulis4. Batik5. Mak. Olahan

Kab.Tasikmalaya :1. Bordir.2. Keraj.Pandan &

Mendong3. Kelom Geulis.4. Mak. Olahan

Kab.Ciamis :1. Ijuk.2. Furniture Kayu Kelapa3. Mak. Olahan4. Batik

Kab.Majalengka :1. Bola Sepak2. Bata,Genteng3. Kerajinan Rotan4. Batu Alam

Kab.Kuningan :1. Kerjajinan Rotan2. Minyak Atsiri.3. Mak. Olahan

Kab.Indramayu:1.Batik2.Kerajinan Rotan3. Mak. Olahan

Kab.Cirebon :1. Furniture Rotan2. Batik3. Batu Alam4. Mak. Olahan

Kota Cirebon :1. Furniture Rotan2. Kaca Patri3. Kerajinan Rotan

Kota Cimahi :1. Pakaian jadi2. Ind. Telematika.3. Mak. Olahan

Kab. Garut :1. Kulit & ProdukKulit2. Batik.3. Sutera.4. Minyak Atsiri5. Mak. Olahan

Kab.Bandung :1. Tekstil & Produk

Tekstil2. Alaskaki3. Komponen.4. Boneka5. Mak. Olahan

Kota Banjar :1. Meubel Akar Kayu

Kab.Sumedang :1. Kerajinan Kayu2. Furniture Kayu3. Mak. Olahan

Sumber : Disperindag Provinsi Jawa Barat, 2012

Gambar 2.3Peta Industri Unggulan Kabupaten/Kotadi Jawa Barat

2.1.4. Wilayah Rawan Bencana

Sesuai dengan karakteristik Jawa Barat, beberapa daerah merupakan daerah

rawan banjir, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain adalah :

a) Gempa Bumi dan Tsunami

Tatanan geologi dan tektonik di Jawa Barat membentuk jalur gempa

dengan ribuan titik pusat gempa yang berpotensi menjadi ancaman.

Terdapat 5 (lima) sesar aktif di 8 (delapan) kabupaten/kota yang rawan

gempa bumi dan tsunami yaitu Kabupaten Garut, Kabupaten

Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Ciamis, Kabupaten

Pangandaran, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung, dan Kota

Sukabumi.

b) Gunung Berapi

Terdapat 7 (tujuh) gunung berapi aktif dan berpotensi menjadi ancaman

bencana, yaitu: 1) Kawasan bahaya letusan Gunung Tangkuban Perahu

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 7

terketak di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang, 2) Kawasan

bahaya letusan Gunung Papandayan terletak di Kabupaten Garut dan

Kabupaten Bandung, 3) Kawasan bahaya letusan Gunung Ciremai

terletak di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon dan Majalengka, 4)

Kawasan bahaya letusan Gunung Gede Pangrango terletak di Kabupaten

Bogor, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi, 5) Kawasan bahaya

letusan Gunung Guntur, terletak di Kabupaten Garut, 6) Kawasan bahaya

letusan Gunung Salak terletak di di Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Sukabumi.

c) Angin Topan dan Badai

Terdapat 6 Kabupaten/Kota yang rawan angin topan dan badai, yaitu

Kabupaten Indramayu, Kota Cirebon, Kabupaten Bandung, Kabupaten

Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, dan Kota Bogor.

d) Banjir

Terdapat 13 kabupaten/kota yang merupakan daerah rawan banjir yaitu

Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang,

Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Sukabumi,

Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Indramayu, Kota

Bandung, Kota Cimahi, Kota Bekasi, dan Kota Depok.

e) Longsor

Terdapat 13 kabupaten/kota yang merupakan daerah rawan longsor, yaitu

Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang,

Kabupaten Majalengka, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten

Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Kuningan, Kabupaten

Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten

Pangandaran.

f) Kekeringan

Terdapat 3 kabupaten/kota yang merupakan daerah rawan kekeringan,

yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, dan Kabupaten

Karawang yang merupakan lumbung pangan nasional.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 8

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Berdasarkan publikasi BPS selama kurun waktu Tahun 2007-2012,

perekonomian Jawa Barat tumbuh rata-rata 5,86% dengan capaian tertinggi pada

Tahun 2011 sebesar 6,48%. Rata-rata inflasi selama periode tersebut sebesar

5,45% dengan capaian terendahnya adalah 3,09% pada Tahun 2009 dan inflasi

tertinggi adalah 11,11% pada Tahun 2008. Terkendalinya inflasi yang mencapai

angka di bawah dua digit, kecuali Tahun 2008 tidak lepas dari peran kolaborasi

otoritas moneter dengan pemerintah daerah melalui forum pengendalian inflasi

daerah. Data Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi dari Tahun 2008 – 2012

dapat dilihat pada Tabel 2-2.

Tabel 2.2.

LPE dan Inflasi Jawa Barat Tahun 2008-2011

Uraian

Tahun

2007Baseline

2008 2009 2010 2011 2012

Laju PertumbuhanEkonomi

6,48 6,21 4,29 6,09 6,48 6,21

Inflasi 5,10 11,11 3,09 6,46 3,10 3,86

Sumber: BPS Jawa Barat 2012;Keterangan: *) angka perkiraan BPS Provinsi Jawa Barat

Berdasarkkan sisi produksi, kapasitas sektor non-tradable (sektor jasa dan

perdagangan) semakin besar terkait dengan keunggulan Jawa Barat sebagai pusat

kuliner dan fashion yang menarik bagi turis domestik maupun asing untuk

mengunjungi Jawa Barat terutama Kota Bandung dan sekitarnya. Sektor

Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) tumbuh tinggi menembus dua digit selama

dua tahun berturut-turut, yakni 10,12% pada Tahun 2009 dan 11,77% pada Tahun

2010, sedangkan pada Tahun 2011 sektor ini tumbuh melambat yakni 8,11%

mendekati pertumbuhan pada Tahun 2007 mencapai 8,03%, kemudian melonjak lagi

pada Tahun 2012 mencapai 11,55%. Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh

diatas dua digit untuk tiga tahun terakhir, yakni 16,23%Tahun 2010, 14,93% Tahun

2011dan 12% Tahun 2012.

Sementara itu, pertumbuhan sektor tradable (pertanian dan industri)

cenderung lebih rendah dari rata-rata LPE Jawa Barat. Sektor industri pengolahan

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 9

yang merupakan sektor dominan PDRB Jawa Barat tumbuh 6,21% Tahun 2011

setelah mengalami pertumbuhan negatif pada tahun 2009 sebesar 1,74%. Namun

Tahun 2012 melambat menjadi 3,94% seiring dengan melambatnya pertumbuhan

ekspor Jawa Barat menjadi 5,52% dibandingkan Tahun 2011 yang mencapai 6,51%.

Krisis ekonomi yang masih terjadi di sejumlah negara tujuan ekspor Indonesia

mengakibatkan turunnya permintaan terhadap ekspor Jawa Barat. Pertumbuhan

sektor pertanian menurun di Tahun 2010 dan negatif di Tahun 2011 (-0,09%) dan

2012(-0,7%), tetapi berpotensi tumbuh kembali karena besarnya peluang

pengembangan agribisnis di Jawa Barat.

Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang didominasi oleh pertumbuhan pada

sektor non-tradable (sektor perdagangan dan jasa) perlu mendapat perhatian karena

dapat berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan sumber daya

yang rendah, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.4. Dengan demikian,

pertumbuhan sektor tradable (pertanian & industri) perlu menjadi prioritas

pembangunan ekonomi Jawa Barat.

Sumber : Data diolah, Bappeda Jabar, 2012

Gambar: 2.4.Pertumbuhan Sektor Tradable dan Nontradable Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga masih tetap

mendominasi PDRB Jawa Barat, yakni sebesar 58,24% Tahun 2012 (Tabel 2.3).

Seperti halnya perekonomian nasional, perekonomian Jawa Barat bercirikan

P e rt u m b u h a n S e kt o r T ra d a b led a n N o n t ra d a b le J ab a r

1 ,81

3,5 4 3,5 3 3 ,39

5,9 5

5,8 9 5, 74

7, 68

1,5 9

2 ,36

4 ,32

2,5 1

5 ,45

4,1 2

6 ,53

6, 96

5,0 7

6,2 1

7 ,61

3, 98

8 ,26

11 ,56

9 ,41

1 0,9 6

3,1 6 3,7 6

4,6 7 4,7 75, 60

6,0 2

6, 48

6, 21

4, 19

6, 09

6 ,4 86, 21

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

1 0,0

1 2,0

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

T ra da ble No n T r ad ab le P DRB

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 10

domestic-demand led growth, dimana dominasi utama berasal dari konsumsi rumah

tangga. Permintaan domestik menjadi kekuatan ekonomi Jawa Barat untuk tumbuh

dan membentuk resistensi terhadap gejolak eksternal. Konsumsi rumah tangga yang

tinggi akan menjadi sumber ketahanan ekonomi yang penting apabila dapat

dimanfaatkan sebagai pasar hasil produksi.

Tabel 2.3Distribusi PDRB Provinsi Jawa Barat

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan Tahun 2011-2012

No Komponen Penggunaan 2011 2012Laju

Pertumbuhan

1. Konsumsi Rumah Tangga 59,28% 58,24% -1,04%

2. Konsumsi Pemerintah 8,89% 8,78% -0,11%

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 18,16% 18,50% 0,34%

4. a. Perubahan Inventori 4,58% 5,12% 0,54%

b. Diskrepansi Statistik 2,51% 1,63% -0,88%

5. Ekspor 35,40% 35,94% 0,54%

6. Dikurangi: Impor 29,40% 28,62% -0,78%Sumber : Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Jawa Barat, 2013

PDRB per kapita berdasarkan harga konstan mengalami peningkatan dari

sekitar Rp 7,01 juta pada Tahun 2008 menjadi Rp 8,18 juta juta pada Tahun 2012

atau meningkat rata-rata sebesar 3,95% per tahun. Sementara itu, Indeks Gini

selama periode 2008-2012 cenderung mengalami peningkatan, yaitu dari 0,28

menjadi 0,41 (Pusdalisbang, Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2013). Kedua hal ini

mengindikasikan bahwa peningkatan pendapatan penduduk Jawa Barat cenderung

semakin terdistribusi secara tidak merata sehingga ketimpangan pendapatan yang

terjadi semakin lebar.

2.2.2 Kesejahteraan Sosial

Pembangunan daerah bidang kesejahteraan sosial berkaitan dengan kualitas

manusia dan masyarakat Jawa Barat. yang tercermin pada pendidikan, kesehatan,

tingkat kemiskinan, kepemilikan tanah, kesempatan kerja, dan tingkat kriminalitas.

Capaian Bidang Pendidikan untuk indikator Angka Melek Huruf (AMH) pada Tahun

2012 sebesar 96,97%, pada Tahun 2008 sebesar 95,53% (LKPJ 2008), sedangkan

Tahun 2007 sebagai tahun dasar perhitungan/baseline adalah sebesar 95,32%

(LKPJ 2007). Dengan demikian terjadi peningkatan capaian AMH Tahun 2012

terhadap Tahun 2007 sebesar 1,65%. Capaian Rata-rata Lama Sekolah (RLS) pada

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 11

Tahun 2012 sebesar 8,15 tahun (angka perkiraan BPS Jawa Barat, 6 Maret 2013),

Tahun 2008 sebesar 7,50 tahun (LKPJ 2008), sedangkan capaian RLS Tahun 2007

sebesar 7,50 tahun (LKPJ 2007). Dengan demikian capaian RLS Tahun 2012

terhadap Tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 0,65 tahun.

Indikator AHH Pada Tahun 2012 sebesar 68,60 tahun, pada Tahun 2008

sebesar 67,8 tahun (LKPJ 2008), sedangkan capaian Tahun 2007 sebagai tahun

dasar perhitungan/baseline adalah sebesar 67,60 tahun (LKPJ 2007).

Tabel 2.4Capaian IPM Jawa Barat tahun 2007-2012

UraianTahun

2007 2008 2009 2010 2011 2012

IPM 70,71 71,12 71,64 72,08 72,82 73,19*)

a) Indeks Pendidikan 80,21 80,35 81,14 81,67 82,55 82,75*)

- RLS (Tahun) 7,50 7,50 7,72 7,95 8,20 8,15*)

- Angka Melek Huruf (%) 95,32 95,53 95,98 96,00 96,48 96,97*)

b) Indeks Kesehatan 71,00 71,33 71,67 72,00 72,34 72,67*)

- Angka Harapan Hidup 67,60 67,80 68,00 68,20 68,40 68,60*)

c) Indeks Daya beli 60,93 61,66 62,10 62,57 63,57 64,17*)

- Purchasing Power

Parity/PPP (Rp.000)623,64 626,81 628,71 630,77 635,10 637,67*)

Sumber: Bappeda Jabar 2013

Dari Tabel 2.4 menunjukan bahwa capaian IPM terus meningkat dari tahun ke

tahun namun demikian disparitas IPM antara kabupaten/kota masih cukup tinggi

sebagaimana digambarkan pada grafik dibawah ini (Gambar 2.5).

Beberapa kabupaten kota capaian IPM berada diatas rata-rata capaian IPM

Jawa Barat yaitu Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota

Tasikmalaya, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kabupaten Bandung Barat,

Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bandung. Sedangkan kabupaten kota lainya

berada dibawah rata-rata IPM Jawa Barat dengan capaian terendah berada di

WKPP III dan WKPP IV yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon Dan

Kabupten Cianjur (Gambar 2.5).

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 12

Sumber: Pusdalisbang Bappeda Provinsi Jawa Barat (diolah)

Gambar 2.5Data IPM Jawa Barat per Kabupaten/Kota

Peningkatan IPM jawa Barat selama kurun waktu 6 tahun dipengaruhi bukan

oleh salah satu komponen aja melainkan dari ketiga komponen penyusun IPM yaitu

pendidikan kesehatan dan daya beli.

Indeks pendidikan di Jawa Barat mengalami peningkatan, kondisi tersebut

sama dengan kondisi di kabupaten/kota (Gambar 2.6). Indeks pendidikan yang

tertinggi terjadi pada Tahun 2011 yang dicapai oleh Kota Cimahi yaitu sebesar 89,95,

kemudian berturut-turut Kota Bandung sebesar 89,93, dan kota Bekasi sebesar

89,33. Indeks pendidikan terendah berada pada Kabupaten Depok dengan nilai

67,49, Kabupaten Indramayu sebesar 70,03, dan Kabupaten Bandung sebesar

73,49.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 13

Sumber: Pusdalisbang Bappeda Provinsi Jawa Barat (diolah)

Gambar 2.6Data Indeks Pendidikan Jawa Barat per Kabupaten/ Kota

Indeks Kesehatan tiap kabupaten/kota sejak tahun 2008 sampai dengan 2011

mengalami peningkatan walaupun relatif kecil. Indek kesehatan di Kabupaten

Bandung pada tahun 2011 terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar

11,54 selama 4 tahun dari tahun 2008 sebesar 73,10 menjadi 84,64. Selain

Kabupaten Bandung peningkatan indeks kesehatan yang tertinggi adalah Kota

Depok sebesar 80,36 dan Kota Tasikmalaya sebesar 75,05. Indeks Kesehatan

terendah pada tahun 2011 terjadi di Kabupaten Cirebon sebesar 67,37, Kabupaten

Garut sebesar 68,34, dan Kabupaten Cianjur sebesar 68,91 (Gambar 2.7).

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018

Sumber: Pusdalisbang Bappeda Provinsi Jawa Barat (diolah)

Gambar 2.7Data Indeks Kesehatan Jawa Barat per Kabupaten/ Kota

Indeks daya beli Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2011 sebesar 63

puluh tujuh) kabupaten/kota di Jawa Barat, yang mencapai indeks daya be

Kota Cirebon dan Kota Depok sebesar 67,36, dan Kota Bogor sebesar 67

indeks daya beli terendah berada pada Kabupaten Cianjur, Kabupaten

Kabupaten Bogor yaitu masing-masing sebesar 59,53; 62,33; dan 62,78 (Ga

Sumber: Pusdalisbang Bappeda Provinsi Jawa Barat (diolah)

Gambar 2.8Data Indeks Daya Beli Jawa Barat per Kabupaten/Kota

67,36 67,36

Jawa Barat 2011: 72,34

,

l

Jawa Barat 2008: 71,33

74, dari 27 (dua

i tertinggi adalah

,31. Sedangkan

Sukabumi, dan

mbar 2.8).

Jawa Barat 2011 : 63,74

Jawa Barat 2007 : 60,93

59,53

II - 14

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 15

Persentase jumlah penduduk miskin Jawa Barat terus mengalami penurunan

dari tahun 2007 (13,55%) hingga tahun 2012 (9,89%) dan selalu berada jauh di

bawah rata-rata tingkat kemiskinan nasional, tetapi disparitas kemiskinan kota desa

masih tinggi seperti terlihat pada Gambar 2.9. Disparitas kemiskinan antara desa dan

kota dari tahun 2007 – 2012 rata-rata 4,45% (desa lebih tinggi daripada kota), hal ini

menunjukan bahwa aktivitas ekonomi diperdesaan perlu mendapat perhatian khusus

untuk terus ditingkatkan.

Sumber : Badan Pusat Statistik RI

Gambar 2.9Perkembangan Kemiskinan Jawa Barat Tahun 2007 - 2012

LPE tinggi berdampak positif pada tingkat pengangguran terbuka yang

semakin menurun. Pada Agustus 2012 tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat

sebesar 9,08%, lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun masih

lebih tinggi dibandingkan nasional yang mencapai 6,14%. Fakta tingkat

pengangguran yang masih lebih tinggi dari nasional dan daya beli yang masih

rendah menyangkut kondisi kinerja perekonomian yang begitu kompleks. Fakta

demikian tidak mungkin diselesaikan hanya mengandalkan instrumen kebijakan fiskal

daerah, namun juga tergantung pada instrumen kebijakan moneter yang lebih

memadai, kondisi kinerja dunia usaha dan perekonomian nasional serta global.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 16

Tabel 2.5 menunjukan proporsi penganggur lulusan SLTA keatas lebih banyak

daripada pengangguran lulusan SLTP dan SD.

Tabel 2.5Jumlah Pengangguran Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan

2.2.3. Seni Budaya dan Olah Raga

Perkembangan seni dan budaya di Jawa Barat sudah mengalami kemajuan

yang ditandai dengan meningkatnya pemahaman terhadap nilai budaya. Namun

demikan, upaya peningkatan jati diri masyarakat Jawa Barat seperti halnya

solidaritas sosial, kekeluargaan, penghargaan terhadap nilai budaya dan bahasa

masih perlu terus ditingkatkan. Budaya berperilaku positif seperti kerja keras, gotong

royong, kebersamaan dan kemandirian dirasakan makin memudar. Hal ini

menunjukkan perlunya mengembalikan dan menggali kearifan lokal dalam kehidupan

masyarakat.

2.3 Aspek Pelayanan Umum

Pada aspek pendidikan, khususnya Sekolah Dasar (SD/MI)

penyelengaraannya didominasi oleh pemerintah, sedangkan pada tingkat SMP/MTS

dan SMA/MA/SMK didominasi oleh swasta. kondisi ini menunjukan pentingnya

perhatian pemerintah dalam penyelenggaraan SLTP dan SLTA untuk mencapai

wajar dikdas 12 tahun pada Tahun 2018. Pendidikan anak usia dini (TK/RA/PAUD)

sbesar 99,02% dilaksanakan oleh swasta, hal ini perlu perhatian pihak pemerintah

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 17

mengingat pendidikan usia dini merupakan awal pertumbuhan dan perkembangan

anak (golden age) (Tabel 2.6).

Tabel 2.6Jumlah Sekolah dan Siswa Negeri/Swasta Se-Jawa Barat

Tahun Pelajaran 2011/2012

Jenjang UraianSekolah

TotalTerbanyak

diNegeri % Swasta %

TK/RA/PAUD

Lembaga 180 0,98% 18.160 99,02% 18.340Kabupaten

Bogor

Siswa 10.584 0,60% 1.753.193 99,40% 1.763.777Kabupaten

Bandung

SD/MI

Lembaga 19.524 80,73% 4.660 19,27% 24.184Kabupaten

Bogor

Siswa 4.585.271 86,31% 727.483 13,69% 5.312.754Kabupaten

Bogor

SMP/MTS

Lembaga 1.795 31,45% 3.913 68,55% 5.708Kabupaten

Garut

Siswa 1.092.886 56,73% 833.636 43,27% 1.926.522Kabupaten

Bogor

SMA/MA/SMK

Lembaga 758 20,07% 3.018 79,93% 3.776Kabupaten

Bogor

Siswa 519.533 35,11 % 960.044 64,89 % 1.479.577Kabupaten

Garut

TotalLembaga 22.257 42,80% 29.751 57,20% 52.008

Siswa 5.689.260 57,10% 4.274.356 42,90% 9.963.616

Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

Pada bidang pendidikan angka partipasi sekolah SD dan SMP terus

meningkat. Pada bidang kesehatan jumlah rumah sakit dan dokter belum memadai.

Pada bidang pekerjaan umum kondisi infrastruktur mengalami peningkatan. Pada

bidang Perumahan rasio elektrifikasi terus meningkat. Pada bidang Koperasi dan

usaha kecil menengah kontribusi penyerapan tenaga kerja terus meningkat. Pada

bidang sosial jumlah PMKS cenderung meningkat, sebagaimana tabel dibawah ini.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 18

Sumber : Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, 2012

Gambar 2.10Perkembangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Tahun 2012

Tabel 2.7Indikator Aspek Pelayanan Umum Tahun 2008 -2011

No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Pendidikan

1 Angka Partisipasi Sekolah

Murni (APS) SD Sederajat

94,17 98,24 98,22 98,29 96,88 96,97

2 Angka Partisipasi Sekolah

Murni (APS) SMP Sederajat

67,27 68,16 70,63 71,36 72,04 74,12

3 Rasio Anak Terhadap Jumlah

Sekolah (Jenjang SD dan

SMP)

n/a 344,53 330,36 342 n/a n/a

4 Rasio Anak Terhadap Jumlah

Guru (Jenjang SD dan SMP)

n/a 27,81 26,67 77,53 n/a n/a

Kesehatan

1 Rasio Rumah Sakit terhadap

Penduduk (Satuan : per

100.000 penduduk)

n/a 0,47 0,50 0,57 0,47 n/a

2 Rasio Dokter umum terhadap

Penduduk(Satuan : per

100.000 penduduk)

n/a 3,72 4,04 4,19 3,72 n/a

Pekerjaan Umum

1 Rasio Irigasi kondisi baik

terhadap seluruh irigasin/a 58,69% 60,76% 61,72% 63,67% 64,52%

2 Kemantapan Jalan 87,31% 88,16% 89,5% 92,08% 95,03% 97,05%

3 Cakupan pelayanan Air

Limbah

50%51% 51% 52% 63,21%

63,21%

4 Cakupan pelayanan 52% 53% 54% 56% 61,8% 63,53%

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 19

No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012

persampahan

5Cakupan Pelayanan air bersih

perkotaan28% 29% 30% 35,05% 49,66% 51,76%

Perumahan

1 Rasio Jumlah keluarga

Berumah tidak Layak Huni

Terhadap seluruh jumlah

Keluarga

n/a 1,12 % 2,41 % n/a n/a n/a

2 Ratio elektrifikasi rumah

tangga60,41% 62,71% 65,21% 69,89% 71,71% 73,55%

3 Ratio elektrifikasi pedesaan 99,59% 99,8% 100% 100% 100% 100%

Koperasi dan usaha kecil menengah

1 Kontribusi Penyerapan tenaga

kerja Terhadap Jumlah

Angkatan Kerja

n/a 65,72% 71,35% 73,92% n/a n/a

Ketahanan pangan

1 Rasio Jumlah Penduduk

Terhadap Produksi

Padi(orang/ton/Tahun)

n/a 0,24 0,27 0,27 0,25 n/a

Perhubungan

1 Jumlah Angkutan Umum (Bus

Besar, Sedang, Kecil, MPU)

49.445

Unit

49.445

Unit

49.445

Unit

49.445

Unit

49.445

Unit

38.135

Unit

Sosial

1 Jumlah PMKSn/a

250.255

jiwa

211.560

jiwa

309.388

jiwan/a n/a

2 Jumlah Panti Sosialn/a

725

buah

725

buah

859

buahn/a n/a

Sumber: Pusat Data Dan Informasi Bappeda Provinsi Jawa Barat, BPS, dan LKPJ Tahun 2011 Diolah

2.4. Aspek Daya Saing Daerah

Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam

mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan

tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupaten/kota lainnya yang

berdekatan, nasional atau internasional. Daya saing Provinsi Jawa Barat kuat

dengan menempati peringkat ke 6 (enam) dari 33 (tigapuluh tiga) Provinsi (Gambar

2.10).

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 20

Sumber: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia Tahun 2010

Gambar 2.11Daya Saing Provinsi seluruh Indonesia

2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

a. Pendapatan Regional

Pendapatan Dometstik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Barat atas dasar

harga konstan pada Tahun 2012 sebesar Rp 364,41 trilyun atau meningkat sebesar

Rp 21,3 trilyun dibanding Tahun 2011 (Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat, 2013).

Sektor industri pengolahan merupakan sektor dengan kontribusi tertinggi terhadap

PDRB Provinsi Jawa Barat selama periode 2008-2012, namun kontribusinya

cenderung mengalami penurunan. Pada Tahun 2012, kontribusi sektor industri

pengolahan sebesar 41,07% (berdasarkan harga konstan) dan 35,79% (berdasarkan

harga berlaku) sedangkan pada Tahun 2008 kontribusinya sebesar 45,93%

(berdasarkan harga konstan) dan 43,70% (berdasarkan harga berlaku).

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 21

Sementara itu, sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor

dengan kontribusi kedua tertinggi terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat dan

kontribusinya cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2012, kontribusi

sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 23,19% (berdasarkan harga

konstan) dan 23,90% (berdasarkan harga berlaku) sedangkan pada Tahun 2008

kontribusinya sebesar 19,55% (berdasarkan harga konstan) dan 20,51%

(berdasarkan harga berlaku).

b. Nilai tukar petani

Nilai Tukar Petani (NTP) mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan

tukar petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam memproduksi. NTP dapat

dipakai sebagai salah satu indikator dalam menilai tingkat kesejahteraan petani.

Tabel 2.8 menunjukan NTP Jawa Barat dari tahun 2008 hingga tahun 20012

cenderung meningkat

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 22

Tabel 2.8Perkembangan Rata-rata Indeks Harga diterima, Indeks Harga dibayar, dan

Nilai Tukar Petani Jawa Barat tahun 2008-2012

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012

Indeks Harga diterima Petani 108,97 119,17 129,77 144,18 156,01

Indeks Harga dibayar Petani 112,72 122,58 130,67 137,42 143,20

Nilai Tukar Petani 96,14 97,21 99,29 104,90 108,93

Sumber: BPS Jawa Barat, Statistik Nilai Tukar Petani Jawa Barat Tahun 2008-2013

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur

Fokus fasilitas wilayah/infrastruktur meliputi infrastruktur transportasi, sumber daya

air dan irigasi, permukiman, dan ketenagalistrikan. Jawa Barat memiliki jaringan jalan yang

terbagi ke dalam: (1) Jalan nasional sepanjang 1.351,13 Km; (2) jalan provinsi sepanjang

2.191,29 Km; dan (3) jalan kabupaten/kota sepanjang 32.438,66 Km. Di samping itu terdapat

ruas-ruas jalan yang belum memiliki status yaitu di jalur selatan Jawa Barat sepanjang

210,93 Km mulai dari Tegalbuleud sampai Kalapagenep.

Untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur jalan sebagai sarana pendukung

pengembangan wilayah telah dilakukan upaya-upaya: (1) membuka keterisolasian Jawa

Barat bagian Selatan melalui pembangunan dan peningkatan infrastruktur jalan pada ruas

Bandung-Pangalengan-Cukul-Cisewu-Rancabuaya sepanjang 31,35 km, ruas jalan cikajang-

pameungpeuk sepanjang 24,9 km; (2) mengatasi kemacetan melalui pembangunan jalan

baru dan pelebaran jalan provinsi pada ruas-ruas strategis yaitu: lingkar Sukabumi

sepanjang 6,9 km, Lingkar Nagreg, Lingkar Gentong dan pembangunan Tol Dalam Kota

Bandung (BIUTR), Tol Seroja Tol Cisumdawu dan Tol Cikapali.

Mobilitas pergerakan angkutan penumpang dan barang telah didukung oleh: (1)

jaringan jalan kereta api sepanjang 1.135,442 km yang terdiri dari jaringan lintas raya

sepanjang 931,666 km dan jaringan lintas cabang 203,775 km, namun jaringan lintas cabang

sebagian besar sudah tidak aktif lagi bahkan diantaranya sudah tidak tersambung; (2)

prasarana transportasi laut, meliputi 6 (enam) pelabuhan pengumpan regional, 1 (satu)

pelabuhan pengumpul, dan 4 (empat) pelabuhan pengumpan lokal; (3) prasarana

transportasi udara, meliputi Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung, Bandara

Nusawiru di Kabupaten Pangandaran dan Bandara Penggung/Cakrabuana di Kota Cirebon.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 23

Untuk memperluas cakupan layanan transportasi sedang dilakukan upaya reaktifasi

dan pembangunan jalur kereta api serta inisiasi pembangunan monorail di Metropolitan

Bandung Raya, pembangunan pelabuhan laut internasional Cilamaya di Kabupaten

Karawang dan optimalisasi pelabuhan laut Cirebon, pembangunan Bandar Udara

Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka, dan pengembangan

Bandara Nusawiru di Kabupaten Pangandaran.

Pada sektor infrastruktur sumber daya air dan irigasi terdapat kurang lebih 973.976

Ha sawah di Jawa Barat yang telah terlayani oleh infrastruktur irigasi mulai dari irigasi teknis

sampai dengan irigasi sederhana . Dari total areal sawah tersebut, hanya terdapat ± 87.656

Ha (8,99%) tersebar di 91 Daerah Irigasi (DI) yang merupakan kewenangan Provinsi.

Infrastruktur sumber daya air lainnya adalah 5 waduk, 832 situ yang tersebar di 6 Wilayah

Sungai di Jawa Barat. Untuk mendukung peningkatan kondisi jaringan irigasi telah dilakukan

pembangunan Bendung Waru di Kabupaten Karawang dan Pembangunan Bendung Suplesi

Leuwikadu di Kabupaten Sukabumi, serta rehabilitasi jaringan irigasi lainnya. Selain itu,

pembangunan Waduk Jatigede sebagai sumber air baku untuk DI Rentang seluas 90.000

Ha, untuk air bersih Pantura 3.500 L/dtk, dan pengendalian banjir Pantura seluas 14.000 Ha

yang saat ini berada pada fase akhir pembangunan fisik.

Pada sektor permukiman dan perumahan, telah terlayani dengan: (1) infrastruktur air

minum perpipaan melalui pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pantura,

SPAM Regional di Metropolitan Bandung, SPAM di Ibu Kota Kecamatan (SPAM IKK) untuk

meningkatkan cakupan layanan air minum; (2) infrastruktur pengelolaan limbah melalui

instalasi pengelolaan air limbah skala kota di Metropolitan Bandung Raya dan Cirebon Raya,

skala komunal di beberapa kota, rehabilitasi dan optimalisasi Instalasi Pengolahan Limbah

Terpadu (IPLT) di Kabupaten Subang dan Kota Depok serta pembangunan Sanitasi

Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di beberapa kabupaten/kota; (3) infrastruktur

persampahan regional perkotaan melalui pengelolaan TPPAS Regional Sarimukti dan

persiapan pembangunan Tempat Pemrosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS)

Regional Legok Nangka di Kabupaten Bandung yang melayani Metropolitan Bandung Raya

dan TPPAS Regional Nambo di Kabupaten Bogor yang melayani Metropolitan Bodebek -

Karpur.

Pada sektor energi dan sumber daya mineral, pengembangan energi

ketenagalistrikan dilakukan melalui upaya peningkatan rasio elektrifikasi Jawa Barat. Pada

tahun 2010 desa-desa yang belum terjangkau oleh jaringan listrik sudah dijangkau oleh

jaringan listrik PLN (rasio elektrifikasi desa 100%). Selain itu, untuk mendukung peningkatan

elektrifikasi rumah tangga terus dikembangkan pemanfaatan energi baru terbarukan

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 24

terutama potensi energi panas bumi, mikrohidro, biofuel, energi angin dan gelombang

(dalam skala terbatas).

1.4.1. Fokus Iklim Berinvestasi

Penanaman Modal yang diukur dari nilai Pembentukan Modal Tetap Bruto

(PMTB) atas dasar harga berlaku selama periode tahun 2008-2012 terjadi

peningkatan rata-rata 13,36% per tahun, yaitu dari Rp 106,11 trilyun pada tahun

2008 menjadi Rp 175,20 trilyun pada Tahun 2012. Namun demikian kontribusi PMTB

perlu ditingkatkan dengan mendorong investasi yang dapat menyerap tenaga kerja

serta menggunakan sumber daya lokal.

Tabel 2.9Distribusi PMTB terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012

No KomponenPenggunaan

2008 2009 2010 2011 2012

1. Konsumsi RumahTangga

61,85 61,99 60,31 59,28 58,64*)

2. Konsumsi LembagaNirlaba

0,46 0,73 0,44 0,41

2. Konsumsi Pemerintah 7,34 8,43 8,62 8,89 8,78

3. Pembentukan ModalTetap Bruto

16,75 16,87 17,71 18,16 18,50

4. Perubahan Inventori 7,70 5,02 5,45 7,26 5,12

5. Ekspor Barang dan Jasa 40,71 35,55 35,79 35,40 35,94

6. Dikurangi: Impor Barangdan Jasa

34,81 28,60 28,33 29,40 28,62

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2013.Keterangan: *)termasuk konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga

Realisasi investasi berdasarkan Izin Usaha Tetap (IUT) yang diterbitkan pada

tahun 2011 mengalami peningkatan, baik melalui penanaman modal asing (PMA)

maupun melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN). Persebaran investasi

relatif tidak merata antar daerah di Jawa Barat. Pada tahun 2011, jumlah proyek

meningkat sebesar 4,92 % atau menjadi 767 kegiatan tahun 2011 dari 731 kegiatan

pada tahun 2010. Nilai investasi meningkat sebesar 4,61% atau dari 46,6 triliun

pada tahun 2010 menjadi 48,7 triliun pada tahun 2011. Jumlah tenaga kerja

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 25

mengalami peningkatan sebesar 81,78 %, dari 218.239 orang pada tahun 2010

menjadi 398.710 orang tahun 2011.

Tujuan investor untuk wilayah Jawa Barat sebagian besar adalah di daerah

Kabupaten Bekasi, Kota Bandung dan Kabupaten Cirebon dengan investasi masing-

masing sebesar 13,2 trilyun, 9,5 trilyun dan 7 trilyun rupiah. Berdasarkan penyerapan

tenaga kerjanya, investasi yang menyerap tenaga kerja terbanyak adalah di

Kabupaten Bekasi sebanyak 87.029 orang, Kota Bandung 64,177 orang, dan Kota

Depok 58.811 orang. Berdasarkan jenis sektornya, pada tahun 2011 untuk PMDN

tiga sektor utama yang menjadi tujuan investasi adalah sektor perumahan, kawasan

industri, dan perkantoran sebesar 2,1 trilyun atau 29,4%, sektor industri lainnya

sebesar 1,6 trilyun atau 21,93 %, dan sektor industri karet dan plastik sebesar 0,8

trilyun rupiah atau 10,97%. Sementara itu, tiga sektor utama PMA yang diminati

investor adalah sektor Industri Logam, Mesin & Elektronika dengan nilai sebesar 10,3

trilyun atau 24,97 %,, Sektor Listrik, Gas, & Air sebesar 7,1 trilyun atau 17,28 %,, dan

sektor Perdagangan & Reparasi sebesar 6,4 trilyun rupiah atau 15,59 %,.

1.4.2. Fokus Sumber Daya manusia

Angkatan kerja Provinsi Jawa Barat selama periode 2008-2012 meningkat

rata-rata sebesar 1,82% per tahun. Jumlah angkatan kerja pada Tahun 2008

sebesar 18.743.979 orang atau 44,42% penduduk Jawa Barat dan pada Tahun 2012

mencapai 20.150.094 orang atau 45,23% penduduk Jawa Barat (Pusdalisbang

Provinsi Jawa Barat, 2013). Dalam kurun waktu tersebut, penduduk Jawa Barat

paling banyak bekerja di sektor perdagangan yaitu sebesar 2.370.356 orang pada

Tahun 2008 dan meningkat hampir dua kali lipat menjadi 4.595.508 orang pada

Tahun 2012. Sektor pertanian dan industri merupakan sektor kedua dan ketiga

terbesar tempat bekerja penduduk Jawa Barat selama periode tersebut (BPS

Provinsi Jawa Barat, 2009-2013).

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 26

Tabel 2.10Penduduk Usia 15 Tahun Keatas, Bekerja Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2008-2012

Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

Pertanian 3.792.677 3.758.892 3.964.243 3.675.713 3.966.550

Industri 695,261 710.007 3.389.287 3.571.915 3.863.392

Perdagangan 2.370.356 2.617.049 4.206.889 4.554.503 4.595.508

Jasa-jasa 543,313 547.835 2.657.172 2.699.014 2.818.642

Lainnya 1.766.475 1.768.341 2.724.853 2.953.636 3.077.016

JUMLAH 9.168.082 9.402.124 16.942.444 17.454.781 18.321.108

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat 2009-2013

Pengangguran terbuka pada Tahun 2012 mencapai 1.828.986 orang atau

menurun 19,20% dari jumlah pengangguran terbuka pada Tahun 2008.

Pengangguran terbuka didominasi oleh lulusan SLTP ke bawah (62,17% dari

penganggur terbuka Jawa Barat pada Tahun 2012), dan penduduk usia muda

(Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat, 2013).

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 1

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

DAN KERANGKA PENDANAAN

3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada

dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber

daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan

pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran

secara baik. Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan

antara kebijakan (policy), perencanaan (planning) dengan penganggaran (budgeting)

antara pemerintah dengan pemerintah daerah.

3.1.1. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat dari tahun ke tahun terus

meningkat, hal ini dapat dilihat dari target dan realisasi Pendapatan Daerah

tahun 2008 sampai dengan 2012 (Tabel 3.1)

Tabel 3.1 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 6.335.025.711.552,00

7.275.004.134.689,00 114,84 939.978.423.137,00

2009 7.091.000.804.180,00

7.787.181.567.577,00 109,82 696.180.763.397,00

2010 8.412.972.777.180,00

9.742.187.780.707,00 115,80 1.329.215.003.527,00

2011 9.267.492.135.221,66

11.053.783.272.262,30 119,27 1.786.291.137.040,64

2012*) 15.280.679.125.313,00 16.894.184.518.260,00 110,56 1.613.505.392.947,00

Jumlah 46.387.170.553.446,66 52.752.341.273.495,30 113,72 6.365.170.720.048,64

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 2

Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Pendapatan Daerah

sebesar Rp 46.387.170.553.446,66 dengan realisasi Rp

52.752.341.273.495,30 atau melampaui target sebesar 113,72 persen.

Berdasarkan pencermatan terhadap realisasi Pendapatan Daerah, proporsi

komponen pendapatan terhadap total pendapatan Daerah Provinsi Jawa

Barat selama Tahun Anggaran 2008-2012 ditunjukkan pada Tabel 3.2 dan

Tabel 3.3.

Tabel 3.2 Persentase Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap

Total Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) berdasarkan Laporan Realisasi APBD TA. 2012 dan sudah termasuk Dana BOS Pusat

Jenis Penerimaan

Proporsi Terhadap Total Pendapatan Daerah Menurut Tahun

(%)

2008 2009 2010 2011 2012 *)

PAD 72,51 70,90 74,44 76,92 59,18

Dana perimbangan 26,17 27,90 24,92 22,85 16,77

Penerimaan lainnya yang sah

1,32 1,20 0,64 0,23 24,05

Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 3

Tabel 3.3 Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap

Total Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Jenis Penerimaan

Proporsi Terhadap Total Pendapatan Daerah Menurut Tahun

(Rupiah)

2008 2009 2010 2011 2012 *)

PAD 5.275.051.504.266,00 5.520.994.690.390,00 7.252.242.912.554,00 8.502.566.839.986,35 9.998.972.938.028,00

Dana perimbangan

1.903.729.826.416,00 2.172.729.233.053,00 2.427.857.461.051,00 2.526.078.026.559,00 2.832.746.608.832,00

Penerimaan lainnya yang sah

96.225.804.007,00 93.457.644.134,00 62.087.407.102,00 25.138.405.717,00 4.062.464.971.400,00

Total 7.275.007.134.689,00 7.787.181.567.577,00 9.742.187.780.707,00 11.053.783.272.262,30 16.894.184.518.260,00

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) berdasarkan Laporan Realisasi APBD TA. 2012 dan sudah termasuk Dana BOS Pusat

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 4

Secara terperinci, target dan realisasi pendapatan daerah selama periode

Tahun Anggaran 2008-2012, tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah terdiri atas: (a) Pajak Daerah, (b)

Retribusi Daerah, (c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan dan (d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, dari hasil akumulasi

target tahunan sebesar Rp 31.698.689.216.412,66 realisasinya

melampaui target yang ditetapkan, yaitu tercapai sebesar Rp

36.549.828.885.224,35 atau 115,30 persen, seperti dijelaskan pada

Tabel 3.4.

Tabel 3.4 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 4.609.149.010.485,00 5.275.051.504.266,00 114,45 665.902.493.781,00

2009 5.099.622.444.134,00 5.520.994.690.390,00 108,26 421.372.246.256,00

2010 6.252.651.060.299,00 7.252.242.912.554,00 115,99 999.591.852.255,00

2011 7.000.143.180.677,66 8.502.566.839.986,35 121,46 1.502.423.659.308,69

2012*) 8.737.123.520.817,00 9.998.972.938.028,00 114,44 1.261.849.417.211,00

Jumlah 31.698.689.216.412,66 36.549.828.885.224,35 115,30 4.851.139.668.811,69

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Pajak Daerah terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea

Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar

Kendaraan Bermotor (PBBKB) dan Pajak Pemanfaatan Air Permukaan.

Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 target dan realisasi Pajak

Daerah terlampaui, total target Pajak Daerah sebesar Rp

29.169.936.877.758,66 dan total realisasinya sebesar Rp

33.222.304.379.497,00 atau 113,89 persen, disajikan pada Tabel 3.5.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 5

Tabel 3.5 Target dan Realisasi Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 4.316.000.000.000,00 4.926.338.153.202,00 114,14 610.338.153.202,00

2009 4.690.280.000.000,00 4.979.386.048.300,00 106,16 289.106.048.300,00

2010 5.636.846.433.981,00 6.470.866.063.031,00 114,80 834.019.629.050,00

2011 6.436.286.052.383,66 7.696.499.875.463,00 119,58 1.260.213.823.079,34

2012*) 8.090.524.391.394,00 9.149.214.239.501,00 113,09 1.058.689.848.107,00

Jumlah 29.169.936.877.758,66 33.222.304.379.497,00 113,89 4.052.367.501.738,34

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai

pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus

disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah provinsi kepada

kepentingan orang pribadi atau badan, baik yang bersifat pelayanan

jasa umum, jasa usaha dan perizinan tertentu. Target dan realisasi

Retribusi Daerah secara rata-rata terlampaui, kecuali tahun 2010

sebesar 97,13 persen dan tahun 2012 sebesar 98,39 persen. Selama

periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Retribusi Daerah secara

akumulasi sebesar Rp. 192.723.009.759,00 dan realisasinya

melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar Rp.

213.720.581.112,00 atau 110,90 persen, disajikan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Target dan Realisasi Retribusi Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 30.482.545.293,00 35.398.710.486,00 116,13 4.916.165.193,00

2009 30.356.081.395,00 38.008.734.422,00 125,21 7.652.653.027,00

2010 33.201.178.296,00 32.248.949.068,00 97,13 (952.229.228,00)

2011 40.418.034.235,00 50.737.863.167,00 125,53 10.319.828.932,00

2012*) 58.265.170.540,00 57.326.323.969,00 98,39 (938.846.571,00)

Jumlah 192.723.009.759,00 213.720.581.112,00 110,90 20.997.571.353,00

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 6

Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan diperoleh dari Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah.

Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Hasil Pengelolaan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan secara akumulasi sebesar Rp.

1.009.290.054.749,00, realisasinya tidak mencapai target yang

ditetapkan, yaitu sebesar Rp. 1.006.670.591.642,00 atau 99,74 persen,

disajikan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 142.845.064.896,00 138.674.865.159,00 97,08 (4.170.199.737,000

2009 180.042.924.836,00 179.835.133.266,00 99,88 (207.791.570,00)

2010 225.674.515.017,00 226.365.879.978,00 100,31 691.364.961,00

2011 227.085.550.000,00 229.147.336.153,00 100,91 2.061.786.153,00

2012*) 233.642.000.000,00 232.647.377.086,00 99,57 (994.622.914,00)

Jumlah 1.009.290.054.749,00 1.006.670.591.642,00 99,74 (2.619.463.107,00)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Penerimaan Lain-lain PAD yang sah utamanya bersumber dari:

(a) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan; (b) Jasa Giro;

(c) Pendapatan Bunga; (d) Tuntutan Ganti Rugi (TGR); (e) Komisi,

(f) Potongan dan Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah; (g)

Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan; (h)

Pendapatan Denda Pajak; (i) Pendapatan Denda Retribusi; (j)

Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan; (k) Pendapatan dari

Pengembalian; (l) Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum; (m) Pendapatan

dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan; (n) Pendapatan dari

Angsuran/Cicilan Penjualan; dan (o) Pendapatan Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD). Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012,

target Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

sebesar Rp. 1.326.739.274.146,00, sedangkan realisasinya mencapai

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 7

Rp. 2.107.133.242.973,35 atau mengalami peningkatan sebesar

158,82 persen, disajikan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Target dan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 119.821.400.296,00 174.639.775.419,00

145,75 54.818.375.123,00

2009 198.943.437.903,00 323.764.774.402,00

162,74 124.821.336.499,00

2010 356.928.933.005,00 522.762.020.477,00

146,46 165.833.087.472,00

2011 296.353.544.059,00 526.181.765.203,35

177,55 229.828.221.144,35

2012*) 354.691.958.883,00 559.784.907.472,00

157,82 205.092.948.589,00

Jumlah 1.326.739.274.146,00 2.107.133.242.973,35 158,82 780.393.968.827,35

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

2) Dana Perimbangan

Dana Perimbangan yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (APBN) terdiri atas: (a) Dana Bagi Hasil Pajak/Dana

Bagi Hasil Bukan Pajak, (b) Dana Alokasi Umum dan (c) Dana Alokasi

Khusus. Secara keseluruhan, target pendapatan daerah yang

bersumber dari Dana Perimbangan selama periode Tahun Anggaran

2008-2012 sebesar Rp.10.311.647.635.740,00. Sesuai dengan Surat

Keputusan Menteri Keuangan yang setiap tahun diterbitkan, akumulasi

Dana Perimbangan yang dapat direalisasikan sebesar Rp.

11.863.141.155.911,00 atau 115,05 persen dari target, disajikan pada

Tabel 3.9.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 8

Tabel 3.9 Target dan Realisasi Dana Perimbangan Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 1.681.953.916.000,00 1.903.729.826.416,00 113,19 221.775.910.416,00

2009 1.958.446.598.046,00 2.172.729.233.053,00 110,94 214.282.635.007,00

2010 2.098.248.000.654,00 2.427.857.461.051,00 115,71 329.609.460.397,00

2011 2.246.055.092.544,00 2.526.078.026.559,00 112,47 280.022.934.015,00

2012*) 2.326.944.028.496,00 2.832.746.608.832,00 121,74 505.802.580.336,00

Jumlah 10.311.647.635.740,00 11.863.141.155.911,00 115,05 1.551.493.520.171,00

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Secara keseluruhan, target penerimaan Dana Perimbangan yang

bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak

selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 adalah sebesar

Rp. 4.759.849.167.740,00, sedangkan realisasinya mencapai sebesar

Rp. 6.304.155.428.711,00 atau 132,44 persen dari target, disajikan

pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10 Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 777.722.056.000,00 999.370.911.216,00 128,50 221.648.855.216,00

2009 981.208.978.046,00 1.188.431.409.053,00 121,12 207.222.431.007,00

2010 973.553.760.654,00 1.303.163.221.051,00 133,86 329.609.460.397,00

2011 1.018.737.384.544,00 1.298.760.318.559,00 127,49 280.022.934.015,00

2012*) 1.008.626.988.496,00 1.514.429.568.832,00 150,15 505.802.580.336,00

Jumlah 4.759.849.167.740,00 6.304.155.428.711,00 132,44 1.544.306.260.971,00

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target penerimaan Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana

Alokasi Umum selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 adalah

sebesar Rp. 5.419.107.288.000,00, sedangkan realisasinya mencapai

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 9

sebesar Rp. 5.426.294.547.200,00 atau 100,13 persen dari target,

disajikan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11 Target dan Realisasi Dana Alokasi Umum Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 904.231.860.000,00 904.358.915.200,00 100,01 127.055.200,00

2009 977.237.620.000,00 984.297.824.000,00 100,72 7.060.204.000,00

2010 1.086.123.940.000,00 1.086.123.940.000,00 100,00 -

2011 1.181.553.108.000,00 1.181.553.108.000,00 100,00 -

2012*) 1.269.960.760.000,00 1.269.960.760.000,00 100,00 -

Jumlah 5.419.107.288.000,00 5.426.294.547.200,00 100,13 7.187.259.200,00

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus

dimulai pada tahun 2010, dengan target dan realisasi penerimaan

selama periode Tahun Anggaran 2010-2012 adalah sebesar Rp.

132.691.180.000,00, disajikan pada Tabel 3.12.

Tabel 3.12 Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 - - - -

2009 - - - -

2010 38.570.300.000,00 38.570.300.000,00 100,00 -

2011 45.764.600.000,00 45.764.600.000,00 100,00 -

2012*) 48.356.280.000,00 48.356.280.000,00 100,00 -

Jumlah 132.691.180.000,00 132.691.180.000,00 100,00 -

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 10

3) Lain-lain Pendapatan yang Sah

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri atas : (a)

Pendapatan Hibah, (b) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, (c)

Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota/Lainnya, (d) Dana

Transfer Pusat, (e) Dana Insentif Daerah (DID), dan (f) Lain-lain

Penerimaan. Target Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah secara

akumulasi tidak terlampaui. Selama periode Tahun Anggaran 2008-

2012, ditargetkan sebesar Rp. 4.376.833.701.294,00 dengan realisasi

sebesar Rp. 4.339.374.232.360,00 atau sebesar 99,14 persen (Tabel

3.13).

Tabel 3.13 Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan yang Sah

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 43.922.785.067,00 96.225.804.007,00 219,08 52.303.018.940,00

2009 32.931.762.000,00 93.457.644.134,00 283,79 60.525.882.134,00

2010 62.073.716.227,00 62.087.407.102,00 100,02 13.690.875,00

2011 21.293.862.000,00 25.138.405.717,00 118,05 3.844.543.717,00

2012*) 4.216.611.576.000,00 4.062.464.971.400,00 96,34 (154.146.604.600,00)

Jumlah 4.376.833.701.294,00 4.339.374.232.360,00 99,14 (37.459.468.934,00)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Lain-lain

Pendapatan Daerah yang sah bersumber dari Pendapatan Hibah

sebesar Rp.16.373.598.000,00 sedangkan realisasinya

Rp.16.662.023.900,00 atau sebesar 101,76 persen. Penerimaan

tersebut berasal dari dua tahun anggaran (2010 dan 2012), disajikan

pada Tabel 3.14.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 11

Tabel 3.14 Target dan Realisasi Pendapatan Hibah

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 - - -

2009 - - -

2010 250.000.000,00 250.000.000,00 100,00 -

2011 - - -

2012*) 16.123.598.000,00 16.412.023.900,00 101,79 288.425.900,00

Jumlah 16.373.598.000,00 16.662.023.900,00 101,76 288.425.900,00

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Lain-lain

Pendapatan yang sah bersumber dari Dana Penyesuaian dan Otonomi

Khusus sebesar Rp. 4.210.713.687.000,00, sedangkan realisasinya

sebesar Rp. 4.078.393.772.708,00 atau sebesar 96,86 persen,

disajikan pada Tabel 3.15.

Tabel 3.15 Target dan Realisasi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 - - -

2009 - 24.646.761.500,00 24.646.761.500,00

2010 25.766.457.000,00 23.234.811.708,00 90,17 (2.531.645.292,00)

2011 - - -

2012*) 4.184.947.230.000,00 4.030.512.199.500,00 96,31 (154.435.030.500,00)

Jumlah 4.210.713.687.000,00 4.078.393.772.708,00 96,86 (132.319.914.292,00)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah bersumber dari

Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota/Lainnya secara

akumulasi dapat terlampaui. Selama periode Tahun Anggaran 2008-

2012, targetnya sebesar Rp. 43.047.657.633,00 sedangkan

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 12

realisasinya mencapai Rp. 51.785.559.845,00 atau sebesar 120,30

persen, pada Tahun Anggaran 2012 Provinsi Jawa Barat tidak

mendapat Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota/Lainnya,

disajikan pada Tabel 3.16.

Tabel 3.16 Target dan Realisasi Bantuan Keuangan dari Prov/Kab/Kota/Lainnya

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 9.594.280.500,00 14.299.481.677,00 149,04 4.705.201.177,00

2009 8.285.000.000,00 10.925.216.668,00 131,87 2.640.216.668,00

2010 12.028.587.133,00 12.160.727.500,00 101,10 132.140.367,00

2011 13.139.790.000,00 14.400.134.000,00 109,59 1.260.344.000,00

2012*) - - - -

Jumlah 43.047.657.633,00 51.785.559.845,00 120,30 8.737.902.212,00

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target dan realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

bersumber dari Dana Transfer Pusat hanya diperoleh pada tahun

anggaran 2011 yaitu sebesar Rp.8.154.072.000,00 disajikan pada

Tabel 3.17.

Tabel 3.17 Target dan Realisasi Dana Transfer Pusat

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 - - -

2009 - - -

2010 - - -

2011 8.154.072.000,00 8.154.072.000,00 100,00 -

2012*) - - -

Jumlah 8.154.072.000,00 8.154.072.000,00 100,00 -

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 13

Target dan realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

bersumber dari Dana Insentif Daerah hanya diperoleh pada tahun

anggaran 2012 yaitu sebesar Rp 15.540.748.000,00 disajikan pada

Tabel 3.18.

Tabel 3.18 Target dan Realisasi Dana Insentif Daerah

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 - - - -

2009 - - - -

2010 - - - -

2011 - - - -

2012*) 15.540.748.000,00 15.540.748.000,00 100,00 -

Jumlah 15.540.748.000,00 15.540.748.000,00 100,00 -

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah bersumber dari Lain-

lain Penerimaan selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, sebesar

Rp. 83.003.938.661,00 sedangkan realisasinya mencapai

Rp. 168.838.055.907,00 atau sebesar 203,41 persen. Pada Tahun

Anggaran 2012 Provinsi Jawa Barat tidak mendapat dana dari Lain-lain

Penerimaan, disajikan pada Tabel 3.19.

Tabel 3.19 Target dan Realisasi Lain-Lain Penerimaan

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 34.328.504.567,00 81.926.322.330,00 238,65 47.597.817.763,00

2009 24.646.762.000,00 57.885.665.966,00 234,86 33.238.903.966,00

2010 24.028.672.094,00 26.441.867.894,00 110,04 2.413.195.800,00

2011 - 2.584.199.717,00 - 2.584.199.717,00

2012*) - - - -

Jumlah 83.003.938.661,00 168.838.055.907,00 203,41 85.834.117.246,00

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 14

3.1.2 Target dan Realisasi Belanja Daerah

Belanja Daerah diprioritaskan untuk meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat sebagai kewajiban daerah, yang diwujudkan melalui peningkatan

pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum

yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Mengacu pada

prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah Tahun Anggaran 2008-2013,

disusun menggunakan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada

pencapaian hasil dari input yang direncanakan, dengan memperhatikan

prestasi kerja setiap organisasi perangkat daerah dalam melaksanakan tugas

pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas

perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan

anggaran.

Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, dari akumulasi target

Belanja Daerah sebesar Rp. 55.583.950.853.929,56 terealisasi sebesar

Rp. 50.560.705.101.751,45 atau 90,96 persen, yang secara lebih terinci,

disajikan pada Tabel 3.20.

Tabel 3.20 Target dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)

2008 6.582.473.339.932,86 6.110.959.797.331,00 92,84 (471.513.542.601,86)

2009 9.283.483.503.474,00 8.193.613.916.013,00 88,26 (1.089.869.587.461,00)

2010 10.162.773.421.245,40 9.020.608.021.365,45 88,76 (1.142.165.399.879,95)

2011 11.313.886.405.215,30 10.296.990.785.507,00 91,01 (1.016.895.619.708,30)

2012*) 18.241.334.184.062,00 16.938.532.581.535,00 92,86 (1.302.801.602.527,00)

Jumlah 55.583.950.853.929,56 50.560.705.101.751,45 90,96 (5.023.245.752.178,11)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Belanja daerah terbagi ke dalam dua kelompok belanja yaitu: (a)

Belanja Tidak Langsung (BTL) dan (b) Belanja Langsung (BL).

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 15

1) Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung terdiri atas: (a) Belanja Pegawai,

(b) Belanja Bunga, (c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja

Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota, (g)

Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan (h) Belanja

Tidak Terduga. Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 terealisasi

sebesar Rp. 37.772.352.944.871,45 atau 92,60 persen dari target

sebesar Rp. 40.792.946.657.011,16, sebagaimana disajikan pada

Tabel 3.21.

Tabel 3.21 Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)

2008 4.797.818.445.160,22 4.543.594.281.510,00 94,70 (254.224.163.650,22)

2009 6.167.940.112.150,00 5.691.756.886.446,00 92,28 (476.183.225.704,00)

2010 7.066.088.766.728,83 6.265.732.992.145,45 88,67 (800.355.774.583,38)

2011 8.159.553.900.683,11 7.606.803.150.551,00 93,23 (552.750.750.132,11)

2012*) 14.601.545.432.289,00 13.664.465.634.219,00 93,58 (937.079.798.070,00)

Jumlah 40.792.946.657.011,16 37.772.352.944.871,45 92,60 (3.020.593.712.139,71)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target Belanja Pegawai Provinsi Jawa Barat selama periode

Tahun Anggaran 2008-2012 sebesar Rp. 7.078.120.085.042,97 dengan

realisasi sebesar Rp. 6.206.642.317.724,00 atau 87,69 persen,

sebagaimana disajikan pada Tabel 3.22.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 16

Tabel 3.22 Target dan Realisasi Belanja Pegawai Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)

2008 902.098.544.513,00 870.783.079.742,00 96,53 (31.315.464.771,00)

2009 1.125.487.398.814,00 1.001.707.347.492,00 89,00 (123.780.051.322,00)

2010 1.846.059.664.503,54 1.380.786.122.974,00 74,80 (465.273.541.529,54)

2011 1.614.556.733.827,43 1.442.207.852.499,00 89,33 (172.348.881.328,43)

2012*) 1.589.917.743.385,00 1.511.157.915.017,00 95,05 (78.759.828.368,00)

Jumlah 7.078.120.085.042,97 6.206.642.317.724,00 87,69 (871.477.767.318,97)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target Belanja Subsidi, selama periode Tahun Anggaran 2008-

2012 terealisasi Rp. 52.016.152.280,00 atau 50,87 persen dari target

sebesar Rp. 102.257.414.100,00, seperti disajikan pada Tabel 3.23.

Tabel 3.23 Target dan Realisasi Belanja Subsidi Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)

2008 21.700.000.000,00 20.450.000.000,00 94,24 (1.250.000.000,00)

2009 16.050.000.000,00 10.394.197.000,00 64,76 (5.655.803.000,00)

2010 12.195.120.550,00 12.194.120.550,00 99,99 (1.000.000,00)

2011 47.312.293.550,00 8.962.779.750,00 18,94 (38.349.513.800,00)

2012*) 5.000.000.000,00 15.054.980,00 0,30 (4.984.945.020,00)

Jumlah 102.257.414.100,00 52.016.152.280,00 50,87 (50.241.261.820,00)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target Belanja Hibah selama periode Tahun Anggaran 2008-

2012 adalah sebesar Rp. 7.997.812.165.258,00, dengan realisasi

sebesar Rp. 7.539.805.142.318,00 atau 94,27 persen. Pada Tahun

Anggaran 2012 Belanja Hibah mengalami kenaikan yang cukup

signifikan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yang

disebabkan adanya dana BOS dari Pemerintah ( Tabel 3.24).

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 17

Tabel 3.24 Target dan Realisasi Belanja Hibah Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)

2008 328.206.063.744,00 295.623.566.017,00 90,07 (32.582.497.727,00)

2009 140.456.241.000,00 120.587.340.376,00 85,85 (19.868.900.624,00)

2010 160.385.180.400,00 156.022.745.600,00 97,28 (4.362.434.800,00)

2011 888.124.000.000,00 814.847.122.706,00 91,75 (73.276.877.294,00)

2012*) 6.480.640.680.114,00 6.152.724.367.619,00 94,94 (327.916.312.495,00)

Jumlah 7.997.812.165.258,00 7.539.805.142.318,00 94,27 (458.007.022.940,00)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, Belanja Bantuan

Sosial terealisasi sebesar Rp. 1.176.631.873.826,00 atau 81,10 persen

dari target sebesar Rp. 1.450.806.066.668,09. Pada Tahun Anggaran

2012, target dan realisasinya mengalami penurunan yang cukup

signifikan disebabkan berlakunya Permendagri Nomor 32 Tahun 2011

Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang

Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,

sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.25.

Tabel 3.25 Target dan Realisasi Belanja Bantuan Sosial Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)

2008 331.023.874.599,47 242.238.519.000,00 73,18 (88.785.355.599,47)

2009 324.596.006.759,75 232.864.154.680,00 71,74 (91.731.852.079,75)

2010 225.108.207.808,87 192.865.500.000,00 85,68 (32.242.707.808,87)

2011 552.667.665.000,00 491.978.475.146,00 89,02 (60.689.189.854,00)

2012*) 17.410.312.500,00 16.685.225.000,00 95,84 (725.087.500,00)

Jumlah 1.450.806.066.668,09 1.176.631.873.826,00 81,10 (274.174.192.842,09)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 18

Target Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota selama

periode Tahun Anggaran 2008-2012 Rp.11.842.999.092.648,50 dengan

realisasi sebesar Rp.10.989.303.428.941,00 atau 92,79 persen,

sebagaimana disajikan pada Tabel 3.26.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 19

Tabel 3.26

Target dan Realisasi Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)

2008 1.384.553.650.430,00 1.336.996.213.108,00 96,57 (47.557.437.322,00)

2009 2.491.647.237.413,25 2.250.355.551.941,00 90,32 (241.291.685.472,25)

2010 2.637.294.285.614,20 2.458.555.861.864,00 93,22 (178.738.423.750,20)

2011 2.260.088.977.427,03 2.127.593.999.799,00 94,14 (132.494.977.628,03)

2012*) 3.069.414.941.764,00 2.815.801.802.229,00 91,74 (253.613.139.535,00)

Jumlah 11.842.999.092.648,50 10.989.303.428.941,00 92,79 (853.695.663.707,48)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target Belanja Tidak Terduga (BTT) selama periode Tahun Anggaran

2008-2012 sebesar Rp. 172.842.653.578,00 dengan realisasi sebesar

Rp. 8.435.047.472,00 atau 4,88 persen. Kecilnya realisasi BTT

disebabkan pencairan dana tersebut mensyaratkan kriteria yang setiap

tahun diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI, sebagaimana

disajikan pada Tabel 3.27.

Tabel 3.27 Target dan Realisasi Belanja Tidak Terduga

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)

2008 52.197.396.000,00 13.585.000,00 0,03 (52.183.811.000,00)

2009 39.786.390.313,00 1.650.000,00 0,00 (39.784.740.313,00)

2010 5.000.000.000,00 563.479.772,00 11,27 (4.436.520.228,00)

2011 14.250.000.000,00 1.000.000.000,00 7,02 (13.250.000.000,00)

2012*) 61.608.867.265,00 6.856.332.700,00 11,13 (54.752.534.565,00)

Jumlah 172.842.653.578,00 8.435.047.472,00 4,88 (164.407.606.106,00)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 20

Target Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota selama

periode Tahun Anggaran 2008–2012 sebesar Rp.

12.148.109.179.715,52 dengan realisasi sebesar Rp.

11.799.518.982.310,45 atau 97,13 persen, sebagaimana pada Tabel

3.28.

Tabel 3.28 Target dan Realisasi Belanja Bagi Hasil Kepada Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)

2008 1.778.038.915.873,75 1.777.489.318.643,00 99,97 (549.597.230,75)

2009 2.029.916.837.850,00 2.075.846.644.957,00 102,26 45.929.807.107,00

2010 2.180.046.307.852,22 2.064.745.161.385,45 94,71 (115.301.146.466,77)

2011 2.782.554.230.878,65 2.720.212.920.651,00 97,76 (62.341.310.227,65)

2012*) 3.377.552.887.261,00 3.161.224.936.674,00 93,60 (216.327.950.587,00)

Jumlah 12.148.109.179.715,52 11.799.518.982.310,45 97,13 (348.590.197.405,17)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

2) Belanja Langsung (BL)

Belanja Langsung terdiri dari: (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja

Barang dan Jasa, serta (c) Belanja Modal. Selama periode Tahun

Anggaran 2008-2012, rata-rata realisasi Belanja Langsung secara

akumulatif tidak mencapai target, yaitu sebesar Rp.

12.788.352.156.880,00 dari target Rp. 14.791.004.196.918,38 atau

86,46 persen, disajikan pada Tabel 3.29.

Tabel 3.29 Target dan Realisasi Belanja Langsung Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 1.784.654.894.772,64 1.567.365.515.821,00 87,82 (217.289.378.951,64)

2009 3.115.543.391.324,00 2.501.857.029.567,00 80,30 (613.686.361.757,00)

2010 3.096.684.654.516,54 2.754.875.029.220,00 88,96 (341.809.625.296,54)

2011 3.154.332.504.532,20 2.690.187.634.956,00 85,29 (464.144.869.576,20)

2012*) 3.639.788.751.773,00 3.274.066.947.316,00 89,95 (365.721.804.457,00)

Jumlah 14.791.004.196.918,38 12.788.352.156.880,00 86,46 (2.002.652.040.038,38)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 21

Target Belanja Pegawai pada Belanja Langsung selama periode

Tahun Anggaran2008-2012 sebesar Rp. 1.728.258.069.732,22 dengan

realisasi sebesar Rp. 1.606.323.486.380,00 atau 92,94 persen, disajikan

pada Tabel 3.30.

Tabel 3.30 Target dan Realisasi Belanja Pegawai pada Belanja Langsung

Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 295.223.669.991,95 269.672.718.070,00 91,35 (25.550.951.921,95)

2009 384.557.444.898,00 356.753.290.834,00 92,77 (27.804.154.064,00)

2010 278.428.358.893,00 255.873.493.553,00 91,90 (22.554.865.340,00)

2011 345.666.813.997,28 319.187.717.304,00 92,34 (26.479.096.693,28)

2012*) 424.381.781.951,99 404.836.266.619,00 95,39 (19.545.515.332,99)

Jumlah 1.728.258.069.732,22 1.606.323.486.380,00 92,94 (121.934.583.352,22)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target Belanja Barang dan Jasa pada Belanja Langsung selama

periode Tahun Anggaran 2008-2012 sebesar Rp. 8.123.614.882.388,80

sedangkan realisasinya sebesar Rp. 7.191.802.798.495,00 atau 88,53

persen, disajikan pada Tabel 3.31.

Tabel 3.31 Target dan Realisasi Belanja Barang dan Jasa Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 1.047.984.146.981,36 943.386.900.807,00 90,02 (104.597.246.174,36)

2009 1.667.673.953.808,75 1.418.622.576.844,00 85,07 (249.051.376.964,75)

2010 1.655.234.512.139,94 1.443.464.794.650,00 87,21 (211.769.717.489,94)

2011 1.844.563.916.010,74 1.652.349.082.844,00 89,58 (192.214.833.166,74)

2012*) 1.908.158.353.448,01 1.733.979.443.350,00 90,87 (174.178.910.098,01)

Jumlah 8.123.614.882.388,80 7.191.802.798.495,00 88,53 (931.812.083.893,80)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 22

Belanja Modal pada Belanja Langsung, selama periode Tahun

Anggaran 2008-2012 terealisasi Rp. 3.990.225.872.005,00 atau 80,79

persen dari target sebesar Rp.4.939.131.244.797,36, disajikan pada

Tabel 3.32.

Tabel 3.32 Target dan Realisasi Belanja Modal Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 441.447.077.799,33 354.305.896.944,00 80,26 (87.141.180.855,33)

2009 1.063.311.992.617,25 726.481.161.889,00 68,32 (336.830.830.728,25)

2010 1.163.021.783.483,60 1.055.536.741.017,00 90,76 (107.485.042.466,60)

2011 964.101.774.524,18 718.650.834.808,00 74,54 (245.450.939.716,18)

2012*) 1.307.248.616.373,00 1.135.251.237.347,00 86,84 (171.997.379.026,00)

Jumlah 4.939.131.244.797,36 3.990.225.872.005,00 80,79 (948.905.372.792,36)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

3.1.3 Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah

1) Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan Pembiayaan antara lain berasal dari: (a) Sisa Lebih

Perhitungan Anggaran tahun lalu (SiLPA), (b) koreksi (contra post),

(c) Pencairan Dana Cadangan, (d) Hasil Penjualan Kekayaan Daerah

yang Dipisahkan,(e) Penerimaan Pinjaman Daerah, (f) Penerimaan

kembali pemberian pinjaman, (g) penerimaan piutang daerah. Selama

periode Tahun Anggaran 2008-2012 terdiri dari: Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran tahun lalu (SiLPA), Koreksi (contra post), dan Pencairan Dana

Cadangan.

Target penerimaan Pembiayaan selama periode Tahun Anggaran

2008-2012 sebesar Rp. 11.080.500.861.172,78 sedangkan realisasinya

mencapai Rp. 11.050.197.237.172,65 atau 99,73 persen, seperti

disajikan dalam Tabel 3.33.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 23

Tabel 3.33 Rincian Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan

Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 1.350.314.355.663,13 1.350.314.355.663,00 100,00 (0,13)

2009 2.457.196.766.549,00 2.457.196.766.549,00 100,00 -

2010 1.820.060.110.218,00 1.789.756.684.218,00 98,34 (30.303.426.000,00)

2011 2.449.743.069.993,65 2.449.742.871.993,65 100,00 (198.000,00)

2012*) 3.003.186.558.749,00 3.003.186.558.749,00 100,00 -

Jumlah 11.080.500.861.172,78 11.050.197.237.172,65 99,73 (30.303.624.000,13)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Realisasi SiLPA, selama periode Tahun Anggaran 2008-2012

Rp. 10.986.390.694.002,65 atau 100,00 persen dari target sebesar

Rp. 10.986.390.892.002,65, disajikan pada Tabel 3.34

Tabel 3.34 Rincian Estimasi dan Realisasi SiLPA Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Estimasi Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 1.256.204.386.493,00 1.256.204.386.493,00 100,00 -

2009 2.457.196.766.549,00 2.457.196.766.549,00 100,00 -

2010 1.820.060.110.218,00 1.820.060.110.218,00 100,00 -

2011 2.449.743.069.993,65 2.449.742.871.993,65 100,00 (198.000,00)

2012*) 3.003.186.558.749,00 3.003.186.558.749,00 100,00 -

Jumlah 10.986.390.892.002,65 10.986.390.694.002,65 100,00 (198.000,00)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Realisasi Koreksi (Contra Post) hanya terjadi pada Tahun Anggaran

2010 berkurang sebesar Rp. 30.303.426.000,00, disajikan pada Tabel

3.35.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 24

Tabel 3.35

Rincian Target dan Realisasi Koreksi (Contra Post) Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 - - - -

2009 - - - -

2010 - (30.303.426.000,00) - (30.303.426.000,00)

2011 - - - -

2012*) - - - -

Jumlah - (30.303.426.000,00) - (30.303.426.000,00)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

Target dan realisasi Pencairan Dana Cadangan hanya terdapat pada

Tahun Anggaran 2008 sebesar Rp. 94.109.969.170,00, disajikan pada

tabel 3.36.

Tabel 3.36 Rincian Target dan Realisasi Pencairan Dana Cadangan

Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012

Tahun Anggaran

Target Setelah Perubahan APBD

Realisasi % Bertambah/ Berkurang

2008 94.109.969.170,13 94.109.969.170,00 100,00 (0,13)

2009 - - - -

2010 - - - -

2011 - - - -

2012*) - - - -

Jumlah 94.109.969.170,13 94.109.969.170,00 100,00 (0,13)

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 25

2) Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran Pembiayaan antara lain terdiri atas: (a) Pembentukan

Dana Cadangan, (b) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah, (c)

Pembayaran Pokok Utang, (d) Pemberian Pinjaman Daerah, (e) Sisa

Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan, (f) BLUD, (g) Dana Bergulir,

disajikan pada Tabel 3.37.

RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2013 – 2018 II - 26

Tabel 3.37 RincianTarget dan Realisasi Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2008-2012

Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 27

Penggalangan sumber-sumber pendanaan di luar APBD (Non APBD)

dan sumber-sumber pendapatan lainnya yang sah, ditandai dengan

diterimanya penerimaan alokasi dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas

Pembantuan. Selama Tahun Anggaran 2008-2012 disajikan pada Tabel

3.38

Tabel 3.38 Penerimaan Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan

Tahun Anggaran 2008-2012

Jenis Penerimaan Diluar APBD

Jumlah Penerimaan Daerah Di Luar APBD Menurut Tahun (RP. Ribu) JUMLAH

2008 2009 2010 2011 2012

Dana Dekonsentrasi

2.983.445.519 4.680.570.911 5.110.493.386 1.449.149.555 2.144.991.151 16.368.250.522

Dana Tugas

Pembantuan 252.188.157 183.508.826 316.967.679 376.701.124 538.928.292 1.668.294.078

JUMLAH 3.235.633.676 4.864.079.737 5.427.461.065 1.825.850.679 2.683.519.443 18.036.544.600

Sumber : Kanwil Perbendaharaan, DJA

Perolehan dana pembangunan di luar APBD tersebut merupakan hasil koordinasi

terhadap kondisi objektif pembangunan yang diapresiasi secara teknis oleh

berbagai kementerian.

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2008-2013

Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan melalui suatu sistem yang

terintegrasi dalam rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) yang pelaksanaannya mulai tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan/pemeriksaan sampai pada pertanggungjawaban atas pelaksanaan

APBD yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,

APBD mempunyai fungsi berikut ini.

1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk

melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi

pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang

bersangkutan.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 28

3. Fungsi pengawasan, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi

pedoman untuk menilai kesesuaian kegiatan penyelenggaraan pemerintahan

daerah dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

4. Fungsi alokasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk

menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber

daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

5. Fungsi distribusi, mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

6. Fungsi stabilisasi, mengandung arti bahwa anggaran pemerintah daerah menjadi

alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental

perekonomian daerah.

Dalam penyusunan anggaran daerah, terdapat beberapa prinsip disiplin

anggaran, yaitu :

1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara

rasional, yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja

yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.

2. Penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah

dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang

belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBD/Perubahan

APBD.

3. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang

bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening

Kas Umum Daerah.

Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan

transparan, pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban yang

disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan diaudit oleh Badan

Pemeriksa Keuangan RI (BPK). Namun dalam penyusunan LKPJ Akhir Masa

Jabatan Tahun 2008-2013 ini, data yang digunakan terkait dengan APBD Tahun

2008-2011 adalah data APBD yang sudah diaudit oleh BPK, sedangkan untuk APBD

Tahun 2012 belum diaudit oleh BPK, karena sesuai ketentuan, hasil audit BPK baru

akan diterima awal bulan Juni atau dua bulan setelah Laporan Keuangan Pemerintah

Daerah diserahkan ke BPK.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 29

3.2.1. Kebijakan Pendapatan Daerah

Selama Periode Tahun Anggaran 2008-2012, kebijakan umum pendapatan

daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan daerah melalui (1) Optimalisasi

pendapatan daerah sesuai peraturan yang berlaku dan kondisi daerah; (2)

Peningkatan kemampuan dan keterampilan SDM pengelola pendapatan daerah; (3)

Peningkatan intensitas hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah secara

adil dan proporsional berdasarkan potensi dan pemerataan; dan (4) peningkatan

kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya. Untuk itu digariskan

sejumlah kebijakan yang terkait dengan pengelolaan pendapatan daerah, antara

lain :

1 Memantapkan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan pendapatan

daerah.

2 Meningkatkan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi

sumber-sumber pendapatan yang memperhatikan aspek legalitas, keadilan,

kepentingan umum, karakteristik daerah dan kemampuan masyarakat

dengan memegang teguh prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi.

3 Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan

pembagian dalam Dana Perimbangan.

4 Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan daerah dengan

Pemerintah, OPD penghasil, Kabupaten dan Kota, serta POLRI.

5 Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam upaya

peningkatan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah.

6 Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya

meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi daerah.

7 Meningkatkan peran dan fungsi UPT, UPPD, dan balai penghasil dalam

peningkatan pelayanan dan pendapatan.

8 Meningkatkan pengelolaan aset dan keuangan daerah.

9 Meningkatkan kinerja pendapatan daerah melalui penyempurnaan sistem

administrasi dan efisiensi penggunaan anggaran daerah.

10 Meningkatkan kinerja pelayanan masyarakat melalui penataan organisasi dan

tata kerja, pengembangan sumber daya pegawai yang profesional dan

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 30

bermoral, serta pengembangan sarana dan fasilitas pelayanan prima dan

melaksanakan terobosan untuk peningkatan pelayanan masyarakat.

3.2.2. Kebijakan Belanja Daerah

Penentuan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa

berlandaskan pada prinsip disiplin anggaran, yaitu prinsip kemandirian yang

selalu mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai

dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang diartikan bahwa pelaksanaan

anggaran selalu mengacu pada prioritas utama pembangunan daerah, serta

prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran yang mengarahkan bahwa

penyediaan anggaran dan penghematan sesuai dengan skala prioritas.

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja

daerah Tahun Anggaran 2008-2013, disusun dengan pendekatan anggaran

kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan,

dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah

dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk

meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas

dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program dan kegiatan.

Kebijakan belanja daerah Tahun Anggaran 2008-2013 diarahkan untuk

mendukung pencapaian sasaran IPM dan MDGs. Untuk itu, diperlukan

perencanaan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada

pencapaian IPM dan MDGs guna memperkuat bidang pendidikan, kesehatan,

ekonomi, dan infrastruktur. Kebijakan belanja daerah Tahun Anggaran 2008-

2013 dilakukan melalui pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional,

efisien, dan efektif, antara lain :

1. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan

pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang terdiri atas urusan wajib dan

urusan pilihan, serta pelaksanaan tugas pokok dan fungsi OPD dalam

melaksanakan urusan pemerintah daerah.

2. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk fungsi pendidikan

sebesar 20% dari Volume APBD tiap tahunnya.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 31

3. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk fungsi kesehatan secara

bertahap sebesar 10% dari Volume APBD tiap tahunnya.

4. Alokasi anggaran untuk bidang infrastruktur minimal 10% dari total PKB,

PBBKB dan BBNKB sesuai dengan Pasal 8 UU No 28 Tahun 2009

Tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

5. Dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat, anggaran belanja akan

diarahkan pada revitalisasi sektor pertanian, peternakan, perikanan,

perkebunan dan kehutanan, penguatan struktur ekonomi pedesaan,

pemberdayaan koperasi dan UMKM, serta dukungan infrastruktur

pedesaan.

6. Dalam mendukung pengembangan aktivitas ekonomi, pemeliharaan dan

pembangunan infrastruktur diarahkan pada wilayah sentra produksi di

pedesaan, aksesibilitas sumber air baku dan listrik.

7. Untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan Jawa Barat,

Pemerintah Daerah mengarahkan anggaran pada kegiatan-kegiatan

pengurangan pencemaran lingkungan, pencapaian target kawasan

lindung, mitigasi bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan

pengendalian eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam.

8. Kegiatan yang orientasinya terhadap pemenuhan anggaran belanja tetap

(fixed cost) dan pelayanan dasar OPD.

9. Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi hal-hal sebagai berikut :

a) Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja

kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan serta pemberian

insentif kepada Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b) Mengalokasikan belanja subsidi yang digunakan untuk

menganggarkan bantuan biaya produksi kepada

perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi dan jasa

yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.

c) Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk

menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau

barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan

kesejahteraan masyarakat.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 32

d) Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk

menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang

dan/atau jasa kepada pemerintah daerah, dan kelompok

masyarakat perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan

peruntukannya.

e) Mengalokasikan belanja tidak terduga yang merupakan belanja

untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan

berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana

sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian

atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang

telah ditutup.

f) Mengalokasikan belanja bagi hasil kepada kabupaten dan kota

digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber

dari pendapatan provinsi kepada kabupaten dan kota sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja bagi hasil

dilaksanakan secara proporsional, guna memperkuat kapasitas

fiskal kabupaten dan kota dalam melaksanakan otonomi daerah.

g) Mengalokasikan belanja bantuan keuangan kepada kabupaten dan

kota dan Pemerintah Desa yang digunakan untuk menganggarkan

bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari Provinsi

kepada kabupaten dan kota, pemerintah desa, dan kepada

pemerintah daerah lainnya. Belanja bantuan keuangan kepada

kabupaten dan kota dan Pemerintah Desa diarahkan dalam rangka

mendukung Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

3.2.3. Kebijakan Pembiayaan Daerah

Struktur APBD selain terdapat komponen pendapatan dan belanja

daerah, juga mencakup pembiayaan daerah yang meliputi: (a) penerimaan

pembiayaan, (b) pengeluaran pembiayaan. Kebijakan pembiayaan daerah

diarahkan pada peningkatan penyertaan modal BUMD dan penyediaan dana

bergulir.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 33

3.3. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Tahun 2013-2018

Kebijakan Anggaran merupakan acuan umum dari Rencana Kerja

Pembangunan dan merupakan bagian dari perencanaan operasional anggaran dan

alokasi sumberdaya, sementara kebijakan keuangan daerah diarahkan pada

kebijakan penyusunan program dan indikasi kegiatan pada pengelolaan pendapatan

dan belanja daerah secara efektif dan efisien.

3.3.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah

1) Kebijakan

Kebijakan Keuangan Daerah yang merupakan potensi daerah dan

sebagai penerimaan Provinsi Jawa Barat sesuai urusannya diarahkan

melalui upaya peningkatan pendapatan daerah dari sektor (1)

Pendapatan Asli Daerah (PAD), (2) Dana Perimbangan, (3) Lain-Lain

Pendapatan Yang Sah. Adapun komposisi penerimaan pendapatan

daerah dalam perencanaan jangka menengah, yaitu :

1. 60% berasal dari PAD,

2. 30% berasal dari Dana Perimbangan.

3. 10% berasal dari Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.

2) Strategi

a) Strategi untuk meningkatkan PAD adalah:

1. Intensifikasi dan ekstensifikasi;

2. Menerapkan secara penuh penyesuaian tarif terhadap pajak

daerah;

3. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, OPD

Penghasil, Kabupaten/Kota, POLRI;

4. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

dalam upaya peningkatkan kontribusi secara signifikan

terhadap Pendapatan Daerah;

5. Meningkatkan peran dan fungsi UPT, Cabang Pelayanan, dan

Balai Penghasil dalam peningkatan pelayanan dan

pendapatan;

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 34

6. Meningkatkan pendayagunaan dan pengelolaan aset dan

keuangan daerah;

7. Meningkatkan kinerja pendapatan daerah melalui

penyempurnaan sistem administrasi dan efisiensi pengunaan

anggaran daerah.

b) Strategi untuk meningkatkan Dana Perimbangan adalah:

1. Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi

pemungutan PBB, Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (PPh

OPDN) dan PPh Pasal 21;

2. Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar

perhitungan pembagian dalam Dana Perimbangan;

3. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam

peningkatan Dana Perimbangan;

4. Meningkatkan koordinasi dengan Kabupaten/Kota.

c) Strategi untuk meningkatkan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah

adalah:

1. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat;

2. Menjalin kerjasama dan jejaring dengan lembaga non

pemerintah

3. Menginisiasi dan mencari sumber pendapatan dari

masyarakat

3) Upaya yang dilakukan untuk pelaksanaan kebijakan dan strategi

Pendapatan Daerah adalah :

a) Pendapatan Asli Daerah :

1. Penataan kelembagaan, penyempurnaan dasar hukum

pemungutan dan regulasi penyesuaian tarif pungutan;

2. Pelaksanaan pemungutan atas obyek pajak/retribusi baru

dan pengembangan sistem operasi penagihan atas potensi

pajak dan retribusi yang tidak memenuhi kewajibannya;

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 35

3. Pemenuhan fasilitas dan sarana pelayanan secara bertahap

sesuai dengan kemampuan anggaran;

4. Peningkatan layanan secara khusus untuk lebih

memperhatikan masyarakat pembayar pajak, serta

memberikan kemudahan masyarakat dalam membayar pajak

melalui drive thru, Gerai Samsat dan Samsat Mobile, layanan

SMS, dan pengembangan Samsat Outlet;

5. Penerapan standar pelayanan kepuasan publik di beberapa

Kantor Bersama/Samsat lainnya dengan menggunakan

parameter ISO 9001-2000;

6. Penyebarluasan informasi dan program sosialisasi di bidang

Pendapatan Daerah dalam upaya peningkatan kesadaran

masyarakat;

7. Revitalisasi BUMD melalui berbagai upaya agar dapat

memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Daerah, antara

lain melalui peningkatan sarana, prasarana, kemudahan

prosedur pelayanan terhadap konsumen/nasabah dalam

meningkatkan persaingan usaha, serta mengoptimalkan

peran Badan Pengawas, agar BUMD berjalan sesuai dengan

peraturan;

8. Optimalisasi pemberdayaan dan pendayagunaan aset yang

diarahkan pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah;

9. Pembinaan secara teknis fungsional dalam upaya

peningkatan fungsi dan peran OPD sebagai unit kerja

penghasil di bidang Pendapatan Daerah;

10. Koordinasi dengan Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian

Keuangan pada tataran kebijakan, dengan POLRI dan

Kabupaten/Kota termasuk dengan Provinsi perbatasan dalam

operasional pemungutan dan pelayanan Pendapatan Daerah

serta mengembangkan sinergi pelaksanaan tugas dengan

OPD penghasil.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 36

b) Dana Perimbangan :

1. Sosialisasi secara terus menerus mengenai pungutan Pajak

Penghasilan dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat

dalam pembayaran pajak;

2. Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak maupun

potensi sumber daya alam bekerja sama dengan Kementrian

Keuangan cq. Direktorat Jenderal Pajak sebagai dasar

perhitungan pembagian dana perimbangan keuangan;

3. Pembinaan dan Optimalisasi Tim Intensifikasi PBB dan

memberikan insentif kepada Kabupaten/Kota yang

menunjukan kinerja baik;

4. Pelibatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam perhitungan

lifting migas dan perhitungan sumber daya alam lainnya agar

memperoleh proporsi pembagian yang sesuai dengan

potensi;

5. Koordinasi dengan Kementrian Dalam Negeri, Kementerian

Keuangan dan Kementerian Teknis untuk mengupayakan

peningkatan besaran DAU.

c) Lain – lain Pendapatan yang sah :

1. Koordinasi dengan Kementerian Teknis dan Lembaga Non

Pemerintah, baik Dalam maupun Luar Negeri

2. Inisiasi dan pengenalan sumber pendapatan dari masyarakat

3. Pembentukan lembaga pengelola dana masyarakat

Dengan mempertimbangkan kecenderungan pencapaian pendapatan daerah,

kondisi ekonomi makro secara nasional dan regional, serta kapasitas OPD penghasil

Provinsi Jawa Barat, maka diperkirakan penerimaan pendapatan daerah Provinsi

Jawa Barat rata-rata secara keseluruhan mengalami pertumbuhan sekitar 10%

(Tabel 3.39).

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 37

Tabel 3.39 Proyeksi Pendapatan Daerah

URAIAN PENDAPATAN TARGET MURNI

2013 2014 2015 2016 2017 2018

2 3 4 5 6 7 8

PENDAPATAN DAERAH 16.651.601.834.434,20 15.233.790.219.731,20 15.494.845.333.710,60 16.414.278.993.786,50 17.323.440.633.341,10 18.371.484.088.816,80

PENDAPATAN ASLI DAERAH

9.882.025.240.600,20

12.701.553.635.721,20

13.110.563.571.655,30

13.846.019.667.194,90

14.546.304.665.147,70

15.366.982.978.565,30

PAJAK DAERAH 9.142.139.000.000,00

11.919.491.680.000,00

12.193.187.118.000,00

12.793.383.234.000,00

13.405.530.117.000,00

14.104.564.228.000,00

1. PKB 3.549.889.000.000,00

4.348.330.000.000,00

4.374.825.000.000,00

4.441.832.000.000,00

4.476.392.000.000,00

4.549.653.000.000,00

2. BBNKB 4.178.074.000.000,00

4.265.368.000.000,00

4.270.432.000.000,00

4.543.451.000.000,00

4.841.485.000.000,00

5.166.872.000.000,00

3. PBBKB 1.373.880.000.000,00

1.910.337.680.000,00

2.044.061.318.000,00

2.187.145.610.000,00

2.340.245.803.000,00

2.504.063.009.000,00

4. PAJAK AIR 40.296.000.000,00

40.296.000.000,00

40.296.000.000,00

40.296.000.000,00

40.296.000.000,00

40.296.000.000,00

- AIR PERMUKAAN 40.296.000.000,00

40.296.000.000,00

40.296.000.000,00

40.296.000.000,00

40.296.000.000,00

40.296.000.000,00

5. PAJAK ROKOK - 1.355.160.000.000,00

1.463.572.800.000,00

1.580.658.624.000,00

1.707.111.314.000,00

1.843.680.219.000,00

RETRIBUSI DAERAH 57.327.135.485,00

60.582.372.500,00

61.031.112.794,33

92.971.902.181,19

64.974.408.670,56

67.040.594.866,28

HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN

240.148.000.000,00

273.408.000.000,00

286.420.295.187,47

312.799.604.274,24

341.608.447.727,89

373.070.585.663,63

LAIN-LAIN PAD YANG SAH 442.411.105.115,20

448.071.583.221,20

569.925.045.673,53

646.864.926.739,46

734.191.691.749,28

822.307.570.035,43

DANA PERIMBANGAN 2.583.041.104.821,00

2.510.457.011.000,00

2.365.498.833.769,67

2.547.442.207.172,76

2.754.064.354.741,39

2.978.930.841.062,72

1. Dana Bagi Hasil Pajak /Hasil Bukan Pajak

1.030.516.043.821,00

1.038.004.000.000,00

861.084.826.845,00

910.038.002.035,95

971.913.617.870,49

1.038.967.979.052,43

2. Dana Alokasi Umum 1.472.453.011.000,00

1.472.453.011.000,00

1.504.414.006.924,67

1.637.404.205.136,81

1.782.150.736.870,90

1.939.962.862.010,29

3. Dana Alokasi Khusus 80.072.050.000,00

-

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH

4.186.535.489.013,00

21.779.573.010,00

18.782.928.285,55

20.817.119.418,87

23.071.613.451,94

25.570.269.188,78

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 38

Gambar 3.1

Proyeksi Pendapatan Daerah

Gambar 3.2 Proyeksi Belanja Daerah

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 39

Gambar 3.3 Proyeksi Pembiayaan Daerah

Gambar 3.4. Proyeksi Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 40

3.3.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, Belanja Daerah

disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian

hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja setiap

satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Hal

ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin

efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program/kegiatan.

Disamping itu, dengan keterbatasan anggaran yang setiap tahun senantiasa

mengemuka, diharapkan timbul kreativitas dan inovasi dalam pencarian sumber-

sumber pendanaan bagi percepatan pembangunan Jawa Barat.

Kebijakan Belanja Daerah diarahkan untuk mendukung pencapaian target

RPJMD, target pencapaian IPM, dukungan terhadap MDG’s, dan Program Prioritas

Nasional. Dengan perencanaan anggaran yang konsisten dan fokus, perencanaan

pembangunan diarahkan untuk memperkuat bidang pendidikan, kesehatan,

ekonomi, dan infrastruktur.

Kebijakan belanja daerah diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan

yang proporsional, efisien dan optimalisasi atas berbagai kebutuhan aktual

pembangunan dan kebijakan efektif menuju pencapaian sasaran pembangunan yang

dicirikan sinergi pembangunan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota terutama

merespon 14 (empat belas) prioritas Pembangunan Nasional, 10 (sepuluh) Common

Goals baik Kegiatan Common Goals Tematik Sektoral maupun Tematik Kewilayahan

serta pengarusutamaan gender yang secara keseluruhan dilaksanakan berdasarkan

kepada anggaran berbasis kinerja, dengan berdasarkan kepada agenda-agenda

pembangunan yang secara umum dapat dicirikan melalui:

1. Pencapaian rencana pembangunan yang tercantum RPJMD 2013-2018.

2. Mendanai kegiatan Common Goals Tematik Sektoral dan Tematik Kewilayahan.

3. Pencapaian IPM merujuk kepada RPJP 2005-2025 dan ketentuan PP No. 6

Tahun 2008.

4. Mendukung percepatan Pembangunan Nasional (INPRES No 1/2010) dan

Program Pembangunan yang Berkeadilan (INPRES No.3/2010).

5. Mendanai kegiatan yang bersifat lanjutan (komitmen program).

6. Mendanai kegiatan yang direncanakan ke dalam tahun jamak.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 41

7. Mendanai kegiatan yang bersifat terobosan (program baru/ terobosan).

8. Mendanai kegiatan yang mampu mengungkit performance Jawa Barat secara

signifikan dalam merespon isu dan permasalahan pembangunan di Jawa Barat.

9. Mendanai Program Janji Gubernur dan Wakil Gubernur.

3.3.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Penerimaan pembiayaan mencakup : Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA); Pencairan Dana Cadangan; Hasil Penjualan

Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; Penerimaan Pinjaman Daerah; Penerimaan

Kembali Pemberian Pinjaman; dan Penerimaan Piutang Daerah. Struktur

pembiayaan daerah untuk sumber penerimaan pembiayaan adalah bersumber dari

SiLPA tahun lalu.

Pengeluaran pembiayaan mencakup : pembentukan Dana Cadangan;

Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah; Pembayaran Pokok Utang; dan

Pemberian Pinjaman Daerah.

Kebijakan pengeluaran pembiayaan adalah :

1. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman manakala terjadi surplus anggaran.

2. Sisa Lebih Anggaran tahun Sebelumnya (SiLPA) dipergunakan sebagai sumber

penerimaan pada APBD tahun berikutnya dan rata-rata SiLPA diupayakan

seminimal mungkin dengan melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan

anggaran secara konsisten.

3. Penyertaan modal BUMD dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil kajian

dan tindaklanjut revitalisasi dan restrukturisasi kinerja BUMD serta

pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dalam rangka efisiensi

pengeluaran pembiayaan.

4. Perintisan pelaksanaan penerbitan obligasi daerah untuk membiayai

pembangunan infrastruktur strategis.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 1

BAB IV

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.1 Permasalahan Pembangunan

Penyelenggaraan pembangunan dalam kurun waktu 2008–2013 telah

membuahkan hasil yang diharapkan, tetapi untuk pembangunan kedepan masih

terdapat persoalan dan tantangan dari berbagai aspek yang dihadapi. Permasalahan

pembangunan merupakan suatu kondisi yang masih perlu ditingkatkan atau

dikembangkan karena hasilnya belum optimal. Pada bagian atau tahap perumusan isu-

isu strategis, permasalahan-permasalahan pembangunan prioritas saja yang menjadi

agenda utama rencana pembangunan daerah dalam 5 (lima) tahun kedepan.

4.1.1. Bidang Pendidikan,

Permasalahan utama adalah (1) putus sekolah atau tidak melanjutkan

sekolah yang didominasi anak usia 16 – 18 tahun; (2) anak usia sekolah yang bekerja;

(3) aksesibilitas terhadap sekolah belum merata di beberapa wilayah; (4) ruang kelas

untuk siswa SMP dan SMA di beberapa wilayah masih terbatas dan rusak serta ruang

lainnya (laboratorium, perpustakaan); (5) kualitas dan relevansi serta tata kelola

pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dalam rangka peningkatan

daya saing; (6) biaya pendidikan menengah dan tinggi mahal.

4.1.2. Bidang Kesehatan,

Permasalahan utamanya adalah: (1) Intensitas beberapa penyakit menular

dan tidak menular serta malnutrisi makin meningkat dan terjadi Penyebaran beberapa

penyakit menular ( multiple burden of desease ) diluar sasaran MDGs 2015, ada

ancaman meningkatnya atau munculnya penyakit lain (new emerging dan re-emerging)

serta kejadian luar biasa yang diakibatkan adanya perubahan perilaku manusia dan

lingkungan, (2) Sistem Kesehatan Belum Responsif terhadap kebutuhan masyarakat,

berdasarkan jumlah sarana pelayanan kesehatan belum sesuai dengan kebutuhan

penduduk di kabupaten/kota (3) Sistem pelayanan kesehatan belum efektif dan efisien,

masih berorientasi kepada kuratif daripada promotif dan preventif, hal ini terlihat dari

proporsi anggaran lebih tinggi untuk kuratif, (4) Belum optimalnya Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) di Masyarakat, (5) Belum terpenuhinya Sumber Daya Kesehatan

sesuai dengan standard dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang prima; (6) Belum

optimalnya aspek Regulasi dan Sistem Informasi Kesehatan dalam mendukung

manajemen kesehatan;

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 2

4.1.3. Bidang Lingkungan Hidup

Permasalahan utama adalah (1) masih tingginya pencemaran lingkungan; (2)

belum tercapainya fungsi kawasan lindung secara optimal; (3) masih tingginya emisi gas

rumah kaca (GRK); (4) masih adanya konflik pemanfaatan ruang; (5) kerusakan

ekosistem mangrove dan kawasan pesisir.

4.1.4. Bidang Pekerjaan Umum

Permasalahan utama pada aspek kebinamargaan adalah (1) belum

optimalnya aksesibilitas dan kualitas jalan menuju sentra pertanian, wisata dan industri

manufaktur; (2) belum terpenuhinya strandar lebar jalan pada sebagian besar jalan

provinsi. Permasalahan utama terkait aspek sumber daya air dan irigasi adalah: (1)

rendahnya penyediaan sumber air baku untuk air minum dan irigasi; (2) tingginya

kerusakan jaringan irigasi; (3) menurunnya daya tampung sungai. Permasalahan utama

pada aspek keciptakaryaan adalah: (1) rendahnya penyediaan dan distribusi pelayanan

air minum (2) rendahnya cakupan pelayanan infrastruktur sanitasi permukiman (limbah,

sampah, drainase); (3) terbatasnya penyediaan infrastruktur sampah regional.

4.1.5. Bidang Penataan Ruang

Permasalahan utama adalah (1) belum memadainya pranata bidang penataan

ruang khususnya rencana rinci tata ruang; (2) rendahnya keterkaitan fungsional antar

wilayah perkotaan dan pedesaan; (3) menurunnya ketersedianya ruang untuk

ketahanan pangan dan ruang terbuka hijau (RTH) publik; (4) belum terwujudnya

sinergitas koordinasi penataan ruang baik yang bersifat fisik lingkungan, kebencanaan

maupun ekonomi pada kawasan strategis provinsi; (5) belum optimalnya perwujudan

ruang investasi di kawasan metropolitan dan pusat – pusat pertumbuhan di Jawa Barat.

4.1.6. Bidang Perencanaan Pembangunan

Permasalahan utama adalah (1) sinkronisasi dokumen rencana

pembangunan antar pusat dan daerah belum optimal; (2) kualitas dan kuantitas

sumberdaya perencanaan masih rendah;

4.1.7. Bidang Perumahan

Permasalahan utama adalah rendahnya kualitas hunian untuk rakyat miskin

dan buruh serta tingginya backlog (tidak seimbangnya kebutuhan dan penyediaan)

rumah sebanyak 1,3 juta.

.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 3

4.1.8. Bidang Kepemudaan dan Olahraga

Permasalahan utama adalah (1) terbatasnya ketersediaan sarana olahraga

baik berskala nasional maupun internasional; (2) terbatasnya sarana dan prasana untuk

mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri;

(3) rendahnya mental juara.

4.1.9. Bidang Penanaman Modal

Permasalahan utama adalah (1) biaya ekonomi tinggi, kepastian hukum dan

jaminan keamanan berusaha; (3) kualitas infrastruktur pendukung investasi masih

belum memadai dan belum merata; (4) konflik dalam hubungan industrial.

4.1.10. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah

Permasalahan utama adalah (1) rendahnya tingkat partisipasi anggota dalam

pengembangan kegiatan usaha koperasi; (2) rendahnya SDM, akses pasar,

penggunaan Teknologi Tepat Guna (TTG), akses pembiayaan, informasi dan

kelembagaan; (3) daya saing produk Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah lebih

rendah dibandingkan dengan produk impor; (4) rendahnya inovasi dan pengembangan

produk.

4.1.11. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil

Permasalahan utama adalah (1) penduduk migran belum terdokumentasikan

secara baik; (2) pengendalian penduduk belum optimal.

4.1.12. Bidang Ketenagakerjaan

Permasalahan utama adalah (1) kualitas tenaga kerja masih rendah; (2)

persebaran tenaga kerja yang tidak merata; (3) tingginya tingkat pengangguran terbuka

usia muda dengan pendidikan SMA ke bawah.

4.1.13. Bidang Ketahanan Pangan

Permasalahan utama adalah (1) pangan belum terdistribusikan dengan baik

dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat; (2) tingginya ketergatungan impor

pangan strategis; (3) penganekaragaman/diversifikasi pangan masih terbatas; (4)

masih rendahnya ketahanan pangan rumahtangga di wilayah rawan pangan.

4.1.14. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Permasalahan utama adalah (1) kesetaraan gender; dan (2) masih rentan

permasalahan traficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Comment [h1]: Perbaikan bidang ekonomi

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 4

4.1.15. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Permasalahan utama adalah (1) kurangnya tenaga penyuluh KB; (2) kualitas

pelayanan belum maksimal sehingga Intensifikasi Pelayanan KB sangat penting. (3)

belum optimalnya ketahanan keluarga; (4) masih kuranya kesadaran masyarakat untuk

ber-KB.

4.1.16. Bidang Perhubungan

Permasalahan utama bidang perhubungan adalah (1) belum berkembangnya

sistem transportasi masal dan integrasi antar moda angkutan; (2) masih kurangnya

fasilitas perlengkapan jalan dan masih tingginya overloading angkutan barang; (3)

belum memadainya keberadaan bandar udara untuk menampung penumpang dan

barang baik domestik maupun internasional; (4) belum tersedianya pelabuhan laut

internasional dan belum optimalnya pelabuhan yang ada dalam melayani pergerakan

orang dan barang antar pulau. 4.1.17.

4.1.17. Bidang Komunikasi dan Informatika

Permasalahan utama adalah (1) Pemanfaatan TIK dalam penyelenggaraan

pemerintah belum optimal, (2) penyebarluasan informasi terkait kebijakan pemerintah

belum optimal.

4.1.18. Bidang Pertanahan

Permasalahan utama adalah (1) banyaknya tanah belum bersertifikat, (2)

penyelesaian tanah provinsi yang dikuasai oleh masyarakat dan pihak lain.

4.1.19. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Permasalahan utama adalah (1) pendidikan politik masyarakat masih rendah;

(2) krisis kepercayaan terhadap pemerintah; (4) harmonisasi kehidupan beragama

cenderung menurun; (5) terdapat potensi gangguan terhadap ketentraman dan

ketertiban masyarakat.

4.1.20. Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian,

Permasalahan utama adalah (1) belum sinkronnya implementasi peraturan

antara tingkat pusat dan daerah; (2) penegakkan hukum masih lemah dan belum

optimalnya perlindungan hukum dan hak asasi manusia (HAM); (3) kelembagaan

pemerintah masih belum sepenuhnya melaksanakan prinsip good governance; (4)

masih rendahnya kapasitas dan profesionalisme sumber daya manusia aparatur; (5)

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 5

pendataan aset yang belum terselesaikan dan adanya aset-aset yang belum

tersertifikasi karena berada pada penguasaan perorangan atau masyarakat; (6) sumber

pendapatan daerah dari BUMD masih terbatas; (7) belum tuntasnya batas administrasi

Daerah; (8) Pelayanan publik masih belum sesuai harapan masyarakat; (8) belum

adanya Norma, Standar, Pedoman, Manual (NSPM) yang jelas terkait prosedur

mengenai mekanisme penyusunan Anggaran.

4.1.21. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Permasalahan utama adalah (1) minimnya sarana dan prasarana di

pedesaan; (2) belum optimalnya fungsi kelembagaan dan kualitas aparatur Desa; (3)

rendahnya kemampuan masyarakat desa dalam mengakses kesempatan berusaha.

4.1.22. Bidang Sosial

Permasalahan utama adalah (1) kecenderungan peningkatan jumlah

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); (2) belum terintegrasinya

penanggulangan kemiskinan; (3) belum optimalnya penanggulangan bencana alam dan

bencana sosial; (4) belum optimalnya pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi

Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).

4.1.23. Bidang Kebudayaan

Permasalahan utama adalah (1) masih rendahnya apresiasi dan perlindungan

terhadap budaya lokal; (2) kuatnya pengaruh budaya asing kepada generasi muda; (3)

masih rendahnya promosi budaya lokal Jawa barat di dalam dan luar negeri.

4.1.24. Bidang Statistik

Permasalahan utama adalah (1) masih rendahnya akses masyarakat terhadap

data statistik; (2) referensi data pembangunan yang berbeda-beda.

4.1.25. Bidang Kearsipan

Permasalahan utama adalah keterbatasan sarana dan prasarana pengelolaan

kearsipan;

4.1.26. Bidang Perpustakaan

Permasalahan utama adalah (1) keterbatasan sarana dan prasarana; (2)

Keterbatasan tenaga fungsional pengelola perpustakaan;

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 6

4.1.27. Bidang Kelautan dan Perikanan

Permasalahan utama adalah (1) keterbatasan tenaga penyuluh; (2) Kualitas

sumberdaya manusia masih rendah; (3) kurangnya kapasitas kelembagaan produksi

dan pemasaran; (4) masih terbatasnya sarana dan prasarana perikanan tangkap.

4.1.28. Bidang Pertanian

Permasalahan utama adalah (1) masih rendahnya kemampuan masyarakat

dalam memproduksi daging sapi dibandingkan dengan jumlah kebutuhan rumah tangga

dan industri pengolahan; (2) masih terbatasnya tenaga penyuluh pertanian; (3)

rusaknya kondisi infrastruktur jalan, kesuburan lahan dan irigasi ke sentra produksi; (4)

tingginya konversi lahan pertanian dan tidak jelasnya status lahan HGU di Jabar

Selatan; (5) rendahnya perlindungan terhadap petani produsen; (6) Aksesibilitas petani

terhadap sarana produksi, pemasaran dan permodalan terbatas; (7) Masih tingginya

impor bahan pangan (daging, beras, dan hortikultura); (8) masih tingginya kehilangan

hasil produksi pertanian.

4.1.29. Bidang Kehutanan

Permasalahan utama adalah (1) tingginya gangguan hutan dan perambahan

hutan; (2) belum optimalnya pelaksanaan peraturan daerah tentang kawasan lindung;

(2) belum optimalnya konservasi hutan dan lahan; (3) rendahnya pendapatan

masyarakat desa sekitar kehutanan.

4.1.30. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral

Permasalahan utama adalah (1) belum optimalnya cakupan pelayanan

elektrifikasi rumah, (2) terbatasnya pemanfaatan Energi Baru Terbarukan serta belum

optimalnya konservasi energi dan sumber daya mineral; (3) belum optimalnya

pendayagunaan produksi energi sumber daya mineral; (4) belum optimalnya

penanganan dan mitigasi bencana alam geologi.

4.1.31. Bidang Pariwisata

Permasalahan utama adalah (1) belum memiliki ikon wisata dan paket yang

komprehensif dan berdaya saing; (2) tata kelola destinasi pariwisata masih bersifat

parsial dan multistakeholders (sesuai UU 10/2013); (3) belum memadainya fasilitas

pendukung kepariwisataan; (4) belum melembaganya sadar wisata baik pada

masyarakat lokal, pelaku pariwisata maupun wisatawan.

Comment [h2]: Masukan bidang ekonomi

Comment [h3]: Masukan bidang ekonomi

Comment [h4]: Maskan bidang ekonomi

Comment [h5]: Koreksi bidang ekonomi

Comment [h6]: Masukan bidang ekonomi

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 7

4.1.32. Bidang Perindustrian

Permasalahan utama adalah (1) Pemanfaatan bahan baku lokal rendah; (2)

Inovasi produk masih rendah; (3) SDM masih rendah; (4) Penguasaan teknologi rendah;

(5) Kurangnya produktivitas bahan baku substitusi impor.

4.1.33. Bidang Perdagangan

Permasalahan utama adalah: (1) lemahnya pengawasan di bidang ekspor dan

impor; (2) terbatasnya sarana perdagangan/distribusi; (3) kurang memadainya jumlah

maupun kualitas SDM; (4) berbagai pungutan yang mengakibatkan ekonomi biaya

tinggi; (5) kebijakan yang mengatur mata rantai perdagangan sektor hulu dan hilir tidak

jelas.

4.1.34. Bidang Ketransmigrasian

Permasalahan utama adalah (1) kesiapan tempat transmigran tidak sesuai

dengan yang diharapkan, (2) kesiapan sumber daya manusia yang dikirim menjadi

transmigran.

4.2 Isu Strategis

Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau

belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki dampak

jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi

secara bertahap. Adapun isu strategis pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat, yaitu:

1) Pertumbuhan penduduk dan persebarannya.

2) Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan.

3) Pengangguran dan ketenagakerjaan.

4) Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.

5) Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar dan strategis

6) Kualitas lingkungan hidup untuk mendukung terwujudnya Jabar Green Province.

7) Kualitas demokrasi

8) Kecepatan dan ketepatan penaganan bencana serta adaptasi masyarakat

terhadap bencana

9) Pemerintahan daerah yang efektif dan efisien.

10) Pelestarian nilai – nilai dan warisan budaya lokal

11) Pengembangan Industri Wisata Jawa Barat

12) Penanggulangan penduduk miskin.

13) Pasar global dan Asean – China Free Trade Area (ACFTA)

14) Pencegahan dan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 8

15) Alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian dan penertiban okupasi lahan

tidur (HGU)

16) Ketahanan Pangan

17) Keamanan dan ketertiban daerah

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 1

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

5.1. Visi

RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018 merupakan tahap ketiga dari Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 yaitu tahap memantapkan

pembangunan secara menyeluruh dalam rangka penyiapan kemandirian masyarakat

Jawa Barat. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan

peluang serta isu-isu strategis yang terjadi di Jawa Barat, maka Visi Tahun 2013-2018

yaitu:

"Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua"

Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut:

Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing

dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga

tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif

terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai

budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan, ketahanan

ekonomi dan sosial.

Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir

dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani

kehidupan.

Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh

seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat

5.2. Misi

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan memperhatikan

kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta memperhitungkan

peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut:

Misi Pertama, Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing. Hal ini

untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Masyarakat Jawa Barat yang agamis,

berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berbudaya IPTEK, memiliki spirit juara dan

siap berkompetisi.

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 2

Misi Kedua, Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan.Hal ini untuk

menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Perekonomian Jawa Barat yang semakin

maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis ekonomi pertanian dan

non pertanian yang mampu menarik investasi dalam dan luar negeri, menyerap banyak

tenaga kerja, serta memberikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan

Perluasan Partisipasi Publik. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu

Pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya dalam

pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem yang modern berbasis

IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan

pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta menerapkan model manajemen

pemerintahan hibrida yang mengkombinasikan manajemen berbasis kabupaten/kota

dengan manajemen lintas kabupaten/kota.

Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan

Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa

Barat 2018 yaitu Pembangunan Jawa Barat yang selaras dengan kondisi daya dukung

dan daya tampung lingkungan, memiliki infrastruktur dasar yang memadai, serta

didukung oleh tersedianya infrastruktur yang mampu meningkatkan konektivitas antar

wilayah dan pertumbuhan ekonomi.

Misi Kelima, Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan

Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal. Hal ini

untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Kehidupan sosial kemasyarakatan

yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan tingginya pemanfaatan modal sosial dalam

pembangunan, meningkatnya ketahanan keluarga, menurunnya jumlah Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan,

meningkatnya prestasi olah raga tingkat nasional dan internasional, terpeliharanya seni

dan warisan budaya dan industri pariwisata yang berdaya saing dalam bingkai kearifan

lokal.

5.3. Tujuan dan Sasaran

Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan tersebut

diatas, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan

sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi akan memberikan

arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun

urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud. Tujuan dan sasaran pada

pelaksanaan masing-masing misi diuraikan dalam Tabel 5.1:

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 3

Tabel 5.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Provinsi Jawa Barat

Visi: “Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua”

Misi Tujuan Sasaran

Misi Pertama, Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing

Membangun sumber daya manusia Jawa Barat yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, senantiasa berkarya, kompetitif, dengan tetap mempertahankan identitasdan ciri khas masyarakat yang santun dan berbudaya

1. Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang unggul, terjangkau dan merata;

2. Meningkatnya kualitas layanan kesehatan bagi semua serta perluasan akses pelayanan yang terjangkau dan merata;

3. Meningkatnya daya saing sumber daya manusia dan kelembagaan serta berbudaya IPTEK

Misi Kedua, Membangun Perkonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan

Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah

1. Jawa Barat sebagai Daerah Pertanian Berbasis Agrikultur

2. Meningkatnya daya saing usaha pertanian

3. Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi

4. Meningkatnyajumlahdankualitaswirausahawan

5. Meningkatnya pembangunan ekonomi perdesaan dan regional

Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik.

1. Meningkatkan kualitas birokras iyang profesional dan akuntabel dalam rangka peningkatkan kualitas pelayanan publik serta pembangunan partisipatif.

2. Terwujudnya pemerintahan yang modern

3. Terwujudnya profesionalisme pemerintahan yang didukung oleh aparatur yang kompeten

4. Meningkatkan stabilitas di daerah

1. Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan Pemerintahan serta mewujudkan perluasan partisipasi publik

2. Meningkatnya kualitas tata kelola Pemerintahan berbasis IPTEK

3. Meningkatnya profesionalisme dan kualitas kesejahteraan aparatur

4. Meningkatnya stabilitas tibumtranmas, kesadaran politik dan hukum

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 4

Misi Tujuan Sasaran

Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat Yang Nyaman danPembangunan Infrastruktur Strategis Yang Berkelanjutan.

1. Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup dan keberlanjutan pembangunan.

2. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk peningkatan produktivitas ekonomi, dan pelayanan dasar;

1. Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kualitas penanganan bencana

2. Meningkatnya kualitas pemenuhan infrastruktur dasa rmasyarakat

3. Meningkatnya percepatan pembangunan infrastruktur strategis

Misi Kelima, MeningkatkanKehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal

1. Mewujudkan kesejahteraan para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

2. Mewujudkan pemuda yang tangguh dan berdaya saing serta meningkatnya prestasi olahraga;

3. Melestarikan seni dan budaya berbasis kearifan lokal dan mengembangkan pariwisata yang berdaya saing;

4. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar dan hak dasar manusia.

1. Pencegahan dan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

2. Meningkatnya peran pemuda, organisasi kemasyarakatan dan prestasi olahraga serta penanganan komunitas tertentu

3. Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan olah raga, seni, budaya dan pariwisata

4. Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat dan kerukunan antar umat beragama

5. Meningkatnya kualitas ketahanan keluarga

Keberhasilan dari setiap misi ditunjukan oleh indikator – indikator kinerja misi

dengan target – target terukur. Kinerja misi disusun selama lima tahun dengan target

setiap tahun yaitu dari tahun 2013 – 2018, target-target misi di uraikan pada tabel 5.2.

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 5

Tabel 5.2

Indikator Kinerja Misi

No. IndikatorKinerja Satuan

Capaian Kondisi

Awal

Tahun 2012

Capaian

2013 2014 2015 2016 2017 2018

MISI PERTAMA : Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan BerdayaSaing

1. Indeks Pembangunan Manusia Poin 73,19 73,50 – 73,80 73,80 – 74,00 74,00 – 74,50 74,50 – 75,50 75,50 – 76,00 76,50 – 77,00

2. Angka Melek Huruf Persen 96,97 97,00 – 97,50 97,50 – 98,00 98,00 – 98,50 98,50 – 99,00 99,00 – 99,50 99,00 – 99,50

3. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,15 8,20 - 8,25 8,25 - 8,30 8,30 - 8,50 8,50 - 8,75 8,75 - 9,10 9,10 - 9,50

4. APK Sekolah Menengah Persen 67,78 72,68 80,48 87,48 92,80 94,10 95,50

5. APK Pendidikan Tinggi Persen 15,19 16 - 17 17 - 18 18 - 19 19 - 20 20 - 22 22 - 25

6. AHH (Angka Harapan Hidup) Tahun 68,60 68,70 - 68,9 69 - 69,2 70 - 70,25 70,5 - 71 70,75 - 71,5 71 - 72

7. Jumlah Karya IPTEK yang didaftarkan untuk mendapat HAKI

Buah N/A 5 10 20 25 30 40

8. Jumlah Penduduk Melek TIK usia 12 tahun keatas

Orang N/A 11.400.000 12.540.000 13.794.000 15.173.400 16.690.740 18.359.814

MISI KEDUA : Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan

1. Nilai Tukar Petani (NTP) Poin 108,93 109 109,5 110 110,5 111 111,5

2. Skor Pola Pangan Harapan poin 70,2 72 74 76 78 80 82

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 6

No. IndikatorKinerja Satuan

Capaian Kondisi

Awal

Tahun 2012

Capaian

2013 2014 2015 2016 2017 2018

3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Persen 63,78 63,80 - 64,00 64,00 - 65,00 65,00 - 66,00 66,00 - 67,00 67,00 - 68,00 68,00 - 69,00

4. Jumlah Penerima Manfaat Kredit Modal Usaha

orang 4 4,5 4,75 5,25 5,55 5,75 6.000

5. Daya Beli Masyarakat ribu rupiah 637.670 644.041 645.000 650.000 655.000 660.000 665

6. PDRB Per Kapita (ADHB) juta rupiah 21,25 21,25 - 21,50 21,50 – 22,00 22,00 – 24,00 24,00 – 26,00 26,00 – 28,00 28,00 – 30,00

7. PDRB Per Kapita (ADHK) juta rupiah 21,25 21,25 - 21,50 21,50 – 22,00 22,00 – 24,00 24,00 – 26,00 26,00 – 28,00 28,00 – 30,00

8. Laju Pertumbuhan Ekspor Persen 5,48 5,5 – 6,0 6,0 – 6,5 6,5 - 7,0 7,0 – 7,5 7,5 – 8,0 8 – 8,5

9. Nilai Investasi PMA – PMDN Trilyun Rupiah

52,68 76,72 85,55 95,81 107,79 121,80 138,85

10. Nilai Investasi/PMTB adhb Trilyun Rupiah

165,20 127.872 142,58 159,69 179,65 203,00 231,42

11. Nilai Penanaman Modal Asing (PMA) Trilyun Rupiah

175,2 190 200 210 220 230 250

12. Nilai Investasi/PMTB adhb Trilyun Rupiah

175,20 154,18 - 174,2 174,2 - 194,2 198,6 - 208,6 226,4 - 246,4 267,2 - 287,2 315,3 - 335,3

13. Inflasi Persen 3,86 8,5 - 9,5 6,0 - 7,0 6,3 - 7,3 4,5 - 5,5 4,0 - 5,0 4,0 - 5,0

14. Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen per Tahun

6,21 5,2 - 5,8 5,9 - 6,5 6,2 - 6,8 6,3 - 6,9 6,3 - 6,9 6,4 – 7

15. Indeks Gini Poin 0,41 0,4 - 0,39 0,38 – 0,37 0,37 – 0,36 0,36 – 0,35 0,35 – 0,34 0,34 – 0,33

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 7

No. IndikatorKinerja Satuan

Capaian Kondisi

Awal

Tahun 2012

Capaian

2013 2014 2015 2016 2017 2018

MISI KETIGA : Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik

1. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemerintahan

Nilai Interval

Skala 1 - 4

3 3 3 4 4 4 4

2. Jumlah Penerbitan Perijinan Izin 35,481 39,029 42,931 47,224 51,946 57,14 62.854

1. Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan

Skala 1 - 7 N/A N/A 3 3,5 4 5 6

2. Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum Persen 54 57 60 63 65 68 70

3. Indeks Demokrasi Poin N/A 66,20 – 66,50 66,50 – 67,00 67,00 – 67,50 67,50 – 68,00 68,50 – 69,00 68,50 – 69,00

4. Indeks Keterbukaan Informasi Publik Poin 46 50 60 70 75 80 85

5. Indeks Persepsi Korupsi Poin 5,11 5,5 6 6,5 7 7,5 8

6. Pendapatan Asli Daerah Trilyun Rupiah

9,99 11,0 12,1 13,3 14,6 16,1 17,7

7. Indeks Kebahagiaan Poin N/A 55 – 57 57 – 59 59 – 61 61 – 63 63 – 65 63 – 65

8. Indikator Daya Saing Provinsi Rangking 6 6 - 5 5 - 4 4 - 3 3 - 2 2 - 1 2 - 1

MISI KEEMPAT : Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan InfrastrukturStrategis yang Berkelanjutan

1. Jumlah Penduduk Jiwa 44.548.431 45.284.209 46.035.927 46.800.123 47.577.005 48.366.784 49.169.672

2. Capaian Fungsi Kawasan Lindung Persen N/A 36-37 37-38 38-39 39-41 41-43 43-45

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 8

No. IndikatorKinerja Satuan

Capaian Kondisi

Awal

Tahun 2012

Capaian

2013 2014 2015 2016 2017 2018

terhadap Luas Wilayah

3. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

Persen per Tahun

1,79 03-Feb 04-Mar 05-Apr 06-Mei 07-Jun 07-Jun

4. Pencapaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat cemar sedang

Persen 9,6 9,6-10,4 10,4-10,8 10,8-11,2 11,2-11,7 11,7-12,3 12,3-13

5. Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik & sedang)

Persen 97,05 97 - 97,3 97,1 - 97,4 97,2 - 97,5 97,3 - 97,6 97,4 – 97,7 97,5 - 98

6. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi

Persen 10,86 11,5-12,03 12,03-25,90 25,90-39,77 39,77-53,64 53,64-67,51 67,51-80

7. Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi

Persen 64,52 64 - 66 66 - 71 71 - 76 76 - 81 81 - 86 86 - 90

8. Rasio Elektrifikasi Rumah Persen 73,55 73-75 75-77 77-78 78-79 79-81 81-83

9. Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan

Persen 63,53 63-64 64-65 65-67 67-69 69-70 70-71

10. Cakupan Pelayanan Air Minum Persen 51,76 54-58 58-63 63-70 70-73 73-74 74-76

11. Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik

Persen 63,21 63-63,5 63,5-64 64-65 65-67 67-68 68-69

MISI KELIMA : Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal

1. Angka Kemiskinan Persen 9,52 8,80 - 7,80 7,80 - 6,80 6,80 - 5,90 5,90– 5,00 5,00 - 4,10 5,00 - 4,10

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 9

No. IndikatorKinerja Satuan

Capaian Kondisi

Awal

Tahun 2012

Capaian

2013 2014 2015 2016 2017 2018

2. Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 9,08 9,00 - 8,50 8,50 - 8,00 8,00 - 7,50 7,50 – 7,00 7,00 - 6,50 6,50 – 6,00

3. Jumlah PMKS yang ditangani Orang 334,255 479,255 527,181 579,899 637,888 701,677 771.845

4. Jumlah Pekerja Anak Orang 574,301 562,815 551,558 540,527 529,717 519,122 508,74

5. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (target optimis)

Orang N/A 700 810 950 1.100.000 1.300.000 1.500.000

6. Jumlah Karya Seni dan Budaya yang didaftarkan untuk memperoleh HAKI/sertifikasi Badan Internasional

Buah 3 3 2 2 2 2 2

7. Jumlah Pemuda Berprestasi Skala Internasional

Orang N/A 1 2 3 3 4 5

8. IndeksPemberdayaan Gender (IDG) Poin 68,08 69,7 70 72,02 73 73,5 75

Keterangan :

1. N/A : Not Available Data (Data tidaktersedia)

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 10

Misi tersebut akan dicapai berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya daerah, serta

dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan, sebagai berikut:

1. Good Governance (tata kelola kepemerintahan), yaitu pengelolaan pemerintahan

yang baik dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) untuk menciptakan

penyelenggaraan negara yang seimbang, bertanggung jawab, efektif dan efisien,

dengan menjaga keserasian interaksi yang konstruktif di antara pemerintah, swasta

dan masyarakat;

2. Integrity (integritas), yaitu suatu kesatuan perilaku yang melekat pada prinsip-

prinsip moral dan etika, terutama mengenai karakter moral dan kejujuran, yang

dihasilkan dari suatu sistem nilai yang konsisten;

3. Quality and Accountability (mutu dan akuntabilitas), yaitu suatu tingkatan

kesempurnaan karakteristik pribadi yang mampu memberikan hasil melebihi

kebutuhan ataupun harapan, dan sebuah bentuk tanggungjawab untuk suatu

tindakan, keputusan dan kebijakan yang telah mempertimbangkan mengenai aturan,

pemerintahan dan implementasinya, dalam pandangan hukum dan tata kelola yang

transparan;

4. Pemerataan pembangunan yang berkeadilan, yaitu upaya mewujudkan

peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat untuk mengurangi tingkat

kemiskinan, kesenjangan antar wilayah, dan kesenjangan sosial antar kelompok

masyarakat, melalui pemenuhan kebutuhan akses pelayanan sosial dasar termasuk

perumahan beserta sarana dan prasarananya, serta memberikan kesempatan

berusaha bagi seluruh lapisan masyarakat untuk menanggulangi pengangguran

dengan menyeimbangkan pengembangan ekonomi skala kecil, menengah, dan

besar;

5. Penggunaan data dan informasi yang terintegrasi (Satu Data dan Informasi

Jawa Barat) yang akurat, terbaharukan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dokumen tersebut terdiri dari data dan informasi spasial (keruangan) dan a-

spasial(non keruangan).

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 1

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH

Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu

dipertegas dengan bagaimana upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan sasaran misi

tersebut melalui arah kebijakan dan strategi pembangunan daerah yang akan

dilaksanakan selama lima tahun (2013 – 2018).

6.1. Misi Pertama, Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing

1) Bidang Pendidikan melalui strategi pertama, menyelenggarakan

pendidikan dasar, menengah dan tinggi dengan biaya terjangkau dengan

arah kebijakan (1) pendidikan gratis Dasar dan Menengah (SD,SLTP, dan

SLTA) dalam rangka Penuntasan Wajar Dikdas Dua Belas Tahun pada

tahun 2018; (2) peningkatan sarana dan kapasitas pendidikan dasar,

menengah dan tinggi serta pesantren (3) pendidikan terjangkau bagi anak-

anak buruh dan TKI; (4) penyediaan beasiswa pendidikan untuk pemuda,

tenaga medis, keluarga atlit berprestasi dan guru serta mahasiswa di

PTN/PTS; (5) peningkatan akses transportasi sekolah didaerah

terpencil.Strategi kedua meningkatkan jumlah dan kualitas Rintisan

Sekolah Standar Nasional (RSNN) dan Sekolah Standar Nasional (SSN)

jenjang SD dan SMP dengan arah kebijakan perwujudan Rintisan Sekolah

Standar Nasional (RSNN) dan Sekolah Standar Nasional (SSN) jenjang SD

dan SMP yang berkualitas. Strategi ketiga, Menyelenggarakan

peningkatan kompetensi dan kesejahteraan pendidik serta tenaga

kependidikan dengan arah kebijakan (1) peningkatan kompetensi melalui

pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan (2) Peningkatan kualifikasi

pendidik minimal s1/D4 (3) Peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga

kependidikan antara lain berupa pembayaran bantuan 20% premi tunjangan

pensiun guru non PNS Strategi keempat, Meningkatnya kualitas dan

kuantitas pendidikan usia dini dengan arah Peningkatan pendidikan usia dini

di Jawa Barat. Strategi kelima, mengembangkan pendidikan inklusif

denganarah kebijakan peningkatan pemerataan dan mutu Pendidikan Luar

Biasa (PLB) dan berkebutuhan khusus. Strategi keenam, menuntaskan

buta Aksara dengan arah kebijakan terwujudnya masyarakat Jawa Barat

bebas dari buta aksara.

2) Bidang Kesehatan melalui strategi pertama, Menguatkan pemberdayaan

masyarakat, kerjasama dan kemitraan serta penyehatan lingkungan dengan

arah kebijakan Penguatan pemberdayaan masyarakat, kerjasama &

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 2

kemitraan serta penyehatan lingkungan. Strategi kedua Menguatkan

pelayanan kesehatan, Pencegahan, pengendalian penyakit menular dan

tidak menular, gangguan mental serta gangguan gizi dengan arah

kebijakan penguatan pelayanan kesehatan, pencegahan, pengendalian

penyakit menular dan tidak menular gangguan mental serta gizi masyarakat

Strategi ketiga, Menguatkan pembiayaan, Sumber daya kesehatan dengan

arah kebijakan Penguatan Pembiayaan dan sumber daya kesehatan

Strategi keempat, Menguatkan manajemen, regulasi, teknologi informasi

kesehatan dan penelitian pengembangan kesehatan dengan arah

kebijakan Penguatan Managemen, regulasi, system infomasi bidang

kesehatan dan penelitian pengembangan kesehatan.

3) Bidang Ketenagakerjaan melalui strategi pertama, meningkatkan kualitas

dan produktivitas tenaga kerja dengan arah kebijakan peningkatan daya

saing tenaga kerja. Strategi kedua, memberikan perlindungan bagi tenaga

kerja dengan arah kebijakan perlindungan, pengawasan dan memberikan

bantuan hukum bagi tenaga kerja Jawa Barat. Strategi ketiga, perluasan

lapangankerja dengan arah kebijakan (a) Peningkatan penempatan tenaga

kerja; (b) Penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat berkebutuhan khusus.

4) Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera melalui strategi

meningkatkan kualitas dan kuantitas peserta KB dengan arah kebijakan

Revitalisasi Program Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga.

5) Bidang Perpustakaan melalui strategi Mendukung Perpustakaan di Jawa

Barat dan meningkatkan sarana dan Prasarana Perpustakaan berbasis IT

dengan arah kebijakan perwujudan masyarakat gemar membaca di Jawa

Barat.

6) Bidang Ketransmigrasian melalui strategi pertama, menata persebaran

penduduk baik didalam maupun keluar wilayah provinsi, dengan arah

kebijakan kerjasama bidang ketransmigrasian serta pengembangan

kawasan transmigrasi. Strategi kedua, Peningkatan kemampuan dan

kemandirian calon transmigran, masyarakat Kawasan transmigrasi Lokal

(Resettlement) dan warga sekitar dengan arah kebijakan Peningkatan

kemampuan melalui pelatihan keterampilan.

7) Bidang Perumahan melalui strategi meningkatkan ketersediaan dan

kualitas perumahan dengan arah kebijakan penyediaan rumah untuk rakyat

miskin dan buruh (Masyarakat Berpenghasilan Rendah/MBR)

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 3

6.2. Misi Kedua, Membangun Perkonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan,

1) Bidang Pekerjaan Umum melalui strategi meningkatkan ekonomi

perdesaan dengan arah kebijakan (a) dukungan pembangunan jalan di

sentra pertanian, wisata dan industri manufaktur, (b) dukungan sarana

irigasi di sentra pertanian lahan sawah.

2) Bidang Ketenagakerjaan melalui strategi mempeluas kesempatan kerja

dengan arah kebijakan penempatan dan perluasan kesempatan kerja.

3) Bidang Penanaman Modal melalui strategi pertama meningkatkan

investasi dengan arah kebijakan penciptaan iklim usaha yang kondusif.

Strategi kedua, meningkatkan produktivitas BUMD dan lembaga keuangan

lainnya.

4) Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melalui strategi pertama,

meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM dengan arah kebijakan : (a)

peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi dan UMKM, serta

perlindungan dan dukungan usaha bagi koperasi dan UMKM; (b)

peningkatan kualitas SDM, akses pasar, teknologi, kualitas produk dan

pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM.

5) Bidang Ketahanan Pangan melalui strategi meningkatkan ketersediaan,

akses pangan masyarakat, kualitas, keragaman dan keamanan pangan,

dengan arah kebijakan peningkatan ketersediaan, penguatan cadangan,

distribusi, akses dan penganekaragaman pangan, serta keamanan

konsumsi pangan masyarakat dan penanganan daerah rawan pangan.

6) Bidang Pertanian melalui strategi pertama, mempertahankan dan

menggantikan luas baku lahan sawah yang beralih fungsi lahan dari

pertanian ke non pertanian dengan arah kebijakan mencetak lahan sawah

baru untuk mencapai lahan pertanian berkelanjutan. Strategi kedua,

meningkatkan produksi, inovasi dan nilai tambah hasil pertanian,

perkebunan dan peternakan, dengan arah kebijakan meningkatkan

produksi, inovasi dan nilai tambah hasil pertanian, perkebunan dan

peternakan, dengan arah kebijakan(a) peningkatan produksi dan

produktivitas komoditas pertanian, perkebunan, dan peternakan; (b)

peningkatan kinerja sumber daya dan kelembagaan pertanian, perkebunan

dan peternakan; (c) peningkatan kuantitas pengendalian hama dan penyakit

tanaman dan ternak; (d) pengembangan usaha dan sarana prasarana

pengolahan serta pemasaran produk pertanian, perkebunan, dan

peternakan.

7) Bidang Perikanan dan Kelautan melalui strategi, meningkatkan produksi

dan pengolahan hasil perikanan budidaya dan tangkap serta pengelolaan

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 4

dan pengawasan potensi sumber daya kelautanterutama perikanan komersil

di Pantai Selatan dan Pantai Utara melalui gerakan pengembangan

perikanan pantai utara dan pantai selatan (GAPURA) dengan arah

kebijakan (a) peningkatan produksi perikanan dan kelautan; (b) peningkatan

hasil pengolahan dan nilai tambah produk perikanan dan kelautan.

8) Bidang Kehutanan, melalui strategi, meningkatkan produktivitas hutan dan

pengembangan aneka usaha kehutanan, dengan arah kebijakan

peningkatan produktivitas hutan dan pengembangan aneka usaha

kehutanan, serta pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.

9) Bidang Pariwisata melalui strategi, meningkatkan keunggulan daya tarik

dan promosi wisata untuk peningkatan daya beli, dengan arah kebijakan

pengembangan pariwisata dan produk wisata (alam, budaya, ziarah) dalam

konteks destinasi wisata Jawa-Bali.

10) Bidang Perindustrian melalui strategi, meningkatkan daya saing industri,

dengan arah kebijakan (a) peningkatan unit usaha industri kecil dan

menengah serta kemitraan kemitraan antar industri; (b) peningkatan

produksi dan kualitas industri unggulan (industri kreatif, industri telematika,

industri agro, industri tekstil dan produk tekstil, industri komponen otomotif

serta industri alas kaki).

11) Bidang Perdagangan melalui strategi, meningkatkan sistem dan jaringan

distribusi barang, pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri, serta

perlindungan konsumen dan pasar tradisional, dengan arah kebijakan(a)

peningkatan perdagangan ekspor dan pengembangan pasar luar negeri;(b)

peningkatan distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat dan barang

strategis serta menata distribusi barang yang efektif dan efisien;(c)

Penggunaan produk dalam negeri, peningkatan pengembangan dan

perlindungan sarana dan prasarana perdagangan dan pasar tradisional;

12) Bidang Penataan Ruang melalui strategi menguatkan ekonomi regional,

dengan arah kebijakan (a) pengembangan Metropolitan Bodebek Karpur,

Metropolitan Bandung Raya, dan Metropolitan Cirebon Raya; (b)

pengembangan pusat pertumbuhan Pangandaran, Palabuhanratu, dan

Rancabuaya.

13) Bidang Perhubungan melalui strategi meningkatkan sistem dan jaringan

distribusi barang, pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri, serta

perlindungan konsumen dan pasar tradisional, dengan arah kebijakan

pengembangan sistem transportasi laut, sungai, danau, dan angkutan

perairan lainnya.

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 5

6.3. Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur,

dan Perluasan Partisipasi Publik,

1) Bidang Perencanaan Pembangunan melalui strategi pertama,

meningkatkan tata kelola pemerintahan yang efektif dengan arah kebijakan

(a) Peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah, (b)

Meningkatkan kualitas perencanaan daerah, (c) Peningkatan kualitas

penelitian dan riset perencanaan pembangunan daerah.

2) Bidang Perencanaan Pembangunan melalui strategi pertama,

meningkatkan tata kelola pemerintahan yang efektif dengan arah kebijakan

(a) Peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah, (b)

Peningkatan kualitas perencanaan daerah, (c) Peningkatan kualitas

penelitian dan riset perencanaan pembangunan daerah.

3) Bidang Komunikasi dan Informatika melalui strategi meningkatkan tata

kelola pemerintahan yang efektif, dengan arah kebijakan: (1)

pengembangan dan penerapan teknologi informasi dalam manajemen

pemerintahan; (2) peningkatan penggunaan Teknologi Informasi

Komunikasi dalam pelayanan publik menuju cyber province

4) Bidang Pertanahan melalui strategi meningkatkan tata kelola pemerintahan

yang efektif dengan arah kebijakan mewujudkan tertib administrasi

pertanahan.

5) Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri melalui strategi

pertama, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Hak dan

kewajiban politik sebagai warga Negara, dengan arah kebijakan (a)

Meningkatan fungsi partai politik dalam pendidikan politik, (b) Peningkatan

peran serta masyarakat dalam pembangunan politik, (c) Peningkatan peran

serta masyarakat dalam pemilu. Strategi kedua, Memantapkan semangat

kebangsaan dan bernegara, dengan arah kebijakan Peningkatan

pemahaman masyarakat tentang ideologi bangsa dan negara.

6) Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, melalui

Strategi pertama, Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang efektif,

dengan arah kebijakan (a) Penataan struktur organisasi yang proporsional,

(b) Peningkatan pelayanan administrasi organisasi, (c) Penuntasan

kejelasan batas administrasi daerah, (d) Percepatan Penanganan dan

Pelayanan kepada masyarakat, (e) Peningkatan transparansi dan

akuntabiltas melalui pengembangan zona integritas, (f) Pengaturan

pengelolaan keuangan daerah, (g) Peningkatan pelayanan pengelolaan dan

pelaporan keuangan daerah, (h) Mempertahankan opini Wajar Tanpa

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 6

Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa

Barat, (i) Peningkatan penerimaan daerah sesuai dengan potensi, (j)

Peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah (k)

Peningkatan koordinasi dengan instansi vertikal dalam menyelesaikan aset-

aset daerah yang bermasalah, (l) Peningkatan Penyelenggaraan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), (m) Peningkatan Pengawasan

internal untuk mendukung tata kelola dan kinerja penyelenggaraan

pemerintahan daerah, (n) Penataan pengelolaan administrasi

kependudukan dan pencatatan sipil. Strategi kedua, Meningkatkan sarana

dan prasarana untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat, dengan

arah kebijakan peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana untuk

mendukung kinerja aparat. Strategi ketiga Meningkatkan kerjasama

pembangunan, dengan arah kebijakan (a) Peningkatan Kerjasama

Kemitraan Strategis lintas provinsi, pemerintahan pusat, dan

kabupaten/kota, (b) Peningkatan Kualitas pengelolaan kerjasama Jawa

Barat melalui aliansi strategis multi pihak dalam dan luar negeri. Strategi

keempat, Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur pemerintah daerah,

dengan arah kebijakan (a) Peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap perilaku aparatur berbasis kompetensi, (b) Meningkatkan

kesejahteraan aparatur berbasis kinerja.Strategi kelima, Menata sistem

hukum di daerah, dengan arah kebijakan (a) Menyediakan produk hukum

daerah untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan, (b) Peningkatan

Penyelarasan peraturan daerah, (c) Peningkatan sinergitas penanganan

perkara dengan lembaga lainnya. Strategi keenam, Meningkatkan budaya

taat hukum, dengan arah kebijakan peningkatan pemahaman masyarakat

akan peraturan perundangan dan HAM. Strategi ketujuh, Meningkatkan

sinergitas penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat,

dengan arah kebijakan (a) Peningkatan pembinaan tibumtranmas, satuan

perlindungan masyarakat, dan unsur rakyat terlatih lainnya, (b) Peningkatan

kuantitas dan kualitas Pol PP dan PPNS Se Jawa Barat. Strategi

kedelapan, meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hak dan

kewajiban politik sebagai warga negara dengan arah kebijakan peningkatan

kapasitas lembaga legislatif dan intensitas komunikasi antara pemerintah

daerah dengan DPRD.

7) Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, melalui strategi

meningkatkan kapasitas pemerintahan desa dan partisipasi masyarakat,

dengan arah kebijakan (a) Peningkatan kinerja pemerintah desa melalui

peningkatan kemampuan keuangan dan sarana prasarana pemerintahan

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 7

desa, (b) Peningkatan pembinaan bagi aparat desa, (c) Peningkatan

kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,

(d) Meningkatkan Infrastruktur Perdesaan.

8) Bidang Statistik, melalui strategi Meningkatkan tata kelola pemerintahan

yang efektif dengan arah kebijakan (a) Peningkatan pengelolaan Satu Data

Pembangunan.

9) Bidang Statistik, melalui strategi Meningkatkan tata kelola pemerintahan

yang efektif dengan arah kebijakan (a) Peningkatan pengelolaan Satu Data

Pembangunan.

10) Bidang Kearsipan, melalui strategi Meningkatkan tata kelola pemerintahan

yang efektif dengan arah kebijakan Mewujudkan pengelolaan kearsipan

daerah yang mendukung kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.

6.4. Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat Yang Nyaman dan Pembangunan

Infrastruktur Strategis Yang Berkelanjutan

1) Bidang Lingkungan Hidup dengan strategi pertama, menurunkan beban

pencemaran lingkungan dan risiko bencana dengan arah kebijakan

(a) peningkatan pengendalian pencemaran air, udara dan tanah serta

penerapan teknologi bersih untuk industri; (b) peningkatan upaya mitigasi

dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Strategi kedua, meningkatkan

kualitas dan fungsi kawasan lindung dengan arah kebijakan peningkatan

kualitas pengelolaan kawasan lindung hutan dan non hutan. Strategi

ketiga, meningkatkan upaya rehabilitasi dan konservasi lingkungan hidup

dengan arah kebijakan : (a) peningkatan upaya rehabilitasi hutan dan lahan

serta konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati, dan (b)

peningkatan upaya rehabilitasi dan konservasi kawasan pesisir dan laut.

2) Bidang Pekerjaan Umum dengan strategi pertama, meningkatkan

kondisi infrastruktur jalan guna mendukung pelayanan pergerakan orang

dan barang, dengan arah kebijakan pembangunan, peningkatan dan

rehabilitasi jaringan jalan dan jembatan untuk menunjang aktivitas

perekonomian masyarakat. Strategi kedua, meningkatkan kondisi

infrastruktur sumber daya air dan irigasi untuk konservasi, pendayagunaan

sumber daya air, serta pengendalian daya rusak air dengan arah kebijakan

:(a) peningkatan konservasi sumber daya air; (b) peningkatan

pendayagunaan sumber daya air, (c) peningkatan pengendalian daya rusak

air, (d) pembangunan infrastruktur sumber daya air dan irigasi. Strategi

ketiga, meningkatkan kondisi sarana dan prasarana dasar permukiman

dengan arah kebijakan (a) peningkatan ketersediaan sarana dan

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 8

prasarana air minum; (b) peningkatan cakupan pelayanan air limbah

domestik; (c) peningkatan cakupan layanan persampahan; (d) peningkatan

ketersediaan drainase perkotaan, dan (e) pengembangan lingkungan

permukiman sehat. Strategi keempat, meningkatkan pelayanan jasa

konstruksi dan kinerja pengelolaan bangunan gedung/rumah Negara

dengan arah kebijakan : (a) peningkatan kualitas penyelenggaraan jasa

konstruksi,dan (b) peningkatan pengelolaan bangunan gedung/rumah

negara.

3) Bidang Penataan Ruang melalui strategi, meningkatkan proses

perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk

mewujudkan tata ruang wilayah yang efisien, berkelanjutan dan berdaya

saing dengan arah kebijakan: (a) perwujudan harmonisasi dalam

pemanfaatan, penataan dan pengendalian ruang pada seluruh Kawasan

Strategis Provinsi (KSP); (b) peningkatan kinerja perencanaan ruang; (c)

peningkatan kinerja pemanfaatan ruang; dan(d) peningkatan kinerja

pengendalian pemanfaatan ruang.

4) Bidang Perumahan melalui strategi, meningkatkan ketersediaan dan

kualitas perumahan dengan arah kebijakan peningkatan aksesibilitas

masyarakat terhadap hunian.

5) Bidang Perhubungan melalui strategi mengembangkan infrastruktur

transportasi perhubungan dalam rangka peningkatan pelayanan

pergerakan orang dan barang serta mengembangkan sistem transportasi

publik regional yang nyaman dengan arah kebijakan:(a) pengembangan

sistem transportasi darat dan perkeretaapian serta sistem transportasi

massal (Mass Rapid Transport); (b) pengembangan sistem transportasi

udara; (c) pengembangan sistem transportasi laut, sungai, danau, dan

angkutan perairan lainnya, dan (d) peningkatan sarana dan prasarana

dasar perhubungan.

6) Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, melalui strategi pertama

meningkatkan penyediaan infrastruktur energi ketenagalistrikan, dengan

arah kebijakan meningkatkan cakupan dan akses masyarakat terhadap

ketenagalistrikan. Strategi kedua, mengembangkan sumber energi baru

terbarukan dan konservasi energi, sumber daya mineral, geologi dan air

tanah, dengan arah kebijakan (a) meningkatkan pengembangan dan

pemanfaatan energi baru terbarukan; (b) meningkatkan pemanfaatan dan

pengelolaan sumber energi panas bumi; (c) Meningkatkan upaya

pengelolaan sumber daya mineral, geologi, dan air tanah; (d) meningkatkan

pengusahaan dan nilai tambah produksi sumber daya mineral. Strategi

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 9

ketiga, optimalisasi penanganan dan mitigasi bencana alam geologi,

dengan arah kebijakan pengembangan upaya penanganan dan mitigasi

bencana alam geologi.

6.5. Misi Kelima, Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni Dan Budaya, Peran

Pemuda Dan Olah Raga Serta Pengembangan Pariwisata Dalam Bingkai

Kearifan Lokal.

1) Bidang Pemuda dan Olah Raga melalui strategi pertama, meningkatkan

kualitas sarana dan prasarana olahraga dengan arah kebijakan

pendukungan pembangunan gelanggang olah raga di kota/kabupaten.

Strategi kedua, meningkatkan kualitas dan kuantitas olahragawan

berprestasi secara berkelanjutan dengan arah kebijakan peningkatan

pembinaan olahragawan. Strategi ketiga, meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam berolahraga dengan arah kebijakan Peningkatan

partisipasi masyarakat dalam berolahraga. Strategi keempat,

meningkatkan kualitas sarana dan prasarana aktivitas kepemudaan dalam

rangka perwujudan pemuda mandiri dengan arah kebijakan (a)

Peningkatan peran serta organisasi kepemudaan dalam pembangunan; (b)

peningkatan pembinaan karakter pemuda yang mandiri dan kreatif.

2) Bidang Kebudayaan melalui strategi pertama, Meningkatkan apresiasi

masyarakat terhadap bahasa, sastra dan aksara daerah dengan arah

kebijakan pelestarian budaya lokal. Strategi kedua, Meningkatkan

apresiasi masyarakat terhadap aspek kesejarahan, nilai-nilai tradisi,

permusiuman, dan kepurbakalaan bagi pengembangan budaya daerah,

dengan arah kebijakan terwujudnya jawa barat sebagai pusat budaya.

Strategi ketiga, Meningkatkan Apresiasi masyarakat terhadap seni dan

perfilman daerah; dengan arah kebijakan Meningkatkan pelestarian seni

dan perfileman daerah serta meningkatnya kualitas dan kuantitas pusat

gelar karya seni dan budaya. Strategi keempat, Meningkatkan

pengelolaan dan pengakuan atas Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam

bidang seni dan budaya dengan arah kebijakan meningkatnya

perlindungan dan pengakuan atas seni dan budaya daerah. Strategi

kelima, Meningkatkan Sumber Daya Manusia Bidang Seni dan Budaya

dengan arah kebijakan (a) Peningkatan penghargaan dan pembinaan

kepada seniman, budayawan, komunitas seni , budaya dan pariwisata

serta masyarakat; (b) peningkatan kualitas dan kuantitas pusat gelar karya

seni dan budaya di Kabupaten/Kota.

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 10

3) Bidang Sosial melalui strategi pertama, mencegah timbulnya Masalah

Kesejahteraan Sosial dan Memberikan Pelayanan Sosial dan memberikan

pelayanan social bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS),

melalui sistem panti dan luar panti atau berbasiskan masyarakat/ komuniti,

serta bantuan kepada korban bencana dalam meningkatkan keberfungsian

sosialnya. dengan arah kebijakan Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi

sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial terhadap PMKS dan

penghargaan kepada para Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia

(PKRI)/Janda PKRI dan keluarga pahlawan serta terpeliharanya nilai-nilai

keperintisan, kepahlawanan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial;

Strategi kedua, meningkatkan peran dan fungsi potensi sumber

kesejahteraan sosial (PSKS) dalam penanganan PMKS, dengan arah

kebijakan pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi Sumber

Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penanganan PMKS dan

pembangunan kesejahteraan sosial.

4) Bidang Agama melalui strategi kesatu, meningkatkan kerukunan antar

agama dan pemahaman pengamalan agama dengan arah kebijakan

meningkatkan kualitas kerukunan hidup baik inter umat beragama. Strategi

kedua, meningkatkan peran lembaga-lembaga sosial keagamaan dan

lembaga pendidikan keagamaan dalam pembangunan dengan arah

kebijakan penguatan lembaga keagamaan.

5) Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melalui

strategi pertama, meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha bagi

perempuan dengan arah kebijakan peningkatan upaya pemberdayaan,

pengetahuan, keterampilan dan kemandirian perempuan. Strategi kedua,

mewujudkan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan meningkatkan

pemberdayaan perempuan dalam pembangunan dengan arah kebijakan

pemberdayaan gender/pemberdayaan perempuan. Strategi ketiga,

mencegah dan menangani perdagangan perempuan dan anak (trafficking)

dengan arah kebijakan perlindungan terhadap perempuan dan anak dari

kekerasan dalam rumah tangga serta perdagangan perempuan dan anak

(trafficking). Strategi keempat, mewujudkan Pengarusutamaan Hak-hak

Anak (PUHA) dan mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan mandiri

dengan arah kebijakan (1) terwujudnya kota dan kabupaten di Jawa Barat

sebagai kota layak anak; (2) pengokohan ketahanan keluarga,(3)

Pengendalian dan menata kependudukan

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 11

Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi dilaksanakan melalui 10

(sepuluh) skenario pembangunan Common Goals berbasis tematik sektoral. Adapun

operasionalisasi Common Goals dilaksanakan berdasarkan 5 (lima) strategi yaitu:

Pertama, pelibatan komunitas berbasis masyarakat dengan prinsip penguatan aktor

lokal (strengthening local actor); Kedua, integrasi seluruh potensi nyata pembangunan

dan daya saing di seluruh kabupaten/kota; Ketiga, penerapan manajemen pemerintahan

model hibrida sebagai penghela percepatan pembangunan, yaitu mengkombinasi

manajemen berbasisdaerah otonom Kabupaten/Kota dengan manajemen kewilayahan;

Keempat, penguatan komitmen pelaksanaan pembangunan lintas sektor dan lintas

pemerintahan; serta Kelima, peningkatan peran multi pihak dalam proses perencanaan,

pelaksanaan dan mutu serta akuntabilitas pembangunan. Penjabaran tematik sektoral

untuk 10 (sepuluh) Common Goals berbasis adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan aksesibilitas dan mutu pendidikan

a. Jabar bebas putus jenjang sekolah

b. Peningkatan pelayanan pendidikan non formal plus kewirausahaan dengan

sasaran usia 15 tahun ke atas

c. Pendidikan berkebutuhan khusus

d. Peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan tinggi

e. Peningkatan fasilitas pendidikan dan kompetensi tenaga pendidik

2. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan;

a. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, puskesmas PONED

dan pemenuhan sumber daya kesehatan

b. Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak

c. Peningkatan Layanan Rumah sakit Rujukan dan Rumah sakit Jiwa

d. Pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular serta

peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat

3. Mengembangkan infrastruktur wilayah, energi dan air baku

a. Penanganan kemacetan lalu lintas di Metropolitan Bodebek-Karpur dan

Bandung Raya

b. Infrastruktur Strategis di Koridor Bandung-Cirebon, Cianjur-Sukabumi-Bogor,

Jakarta-Cirebon, Bandung-Tasikmalaya serta Jabar Selatan

c. Infrastruktur jalan dan perhubungan

d. Infrastruktur sumber daya air dan irigasi strategis;

e. Kawasan industry terpadu, infrastruktur permukiman dan perumahan;

f. Jabar mandiri energi perdesaan untuk listrik dan bahan bakar kebutuhan

domestic; dan

g. Pemenuhan kecukupan air baku dan pengembangan infrastruktur air bersih

perkotaan dan perdesaan di Jawa Barat

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 12

4. Meningkatkan ekonomi non pertanian

a. Peningkatan budaya masyarakat bekerja, perluasan lapangan kerja dan

kesempatan berusaha UMKM

b. Perkuatan peran BUMD dalam pembangunan dan mewujudkan Jawa Barat

sebagai tujuan investasi

c. Pengembangan skema pembiayaan alternative

d. Pengembangan industry manufaktur

e. Pengembangan industry keratif dan wirausahawan muda kreatif

5. Meningkatkan ekonomi pertanian;

a. Jabar sebagai sentra produksi benih/bibit nasional

b. Pengembangan agribisnis, forest business, marine business, dan agroindustry

c. Perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, pemenuhan 13 juta ton GKG dan

swasembada protein hewani

d. Jawa Barat bebas rawan pangan

e. Meningkatnya dukungan infrastruktur (jalan, jembatan dan irigasi) disentra

produksi pangan

6. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan kebencanaan

a. Konservasi dan rehabilitasi kawasan lindung 45%

b. Pengendalian pencemaran limbah industry, limbah domestic dan pengelolaan

sampah regional

c. Penanganan bencana longsor dan banjir

7. Meningkatkan pengelolaan seni, budaya dan wisata serta kepemudaan

a. Pengembangan fasilitas olahraga dan kepemudaan

b. Pelestarian seni budaya tradisonal dan benda cagar budaya di Jawa Barat

c. Gelar karya dan kreativitas seni budaya di Jawa Barat

d. Pengembangan Destinasi wisata

8. Meningkatkan ketahanan keluarga dan kependudukan

a. Peningkatan ketahanan keluarga dan program keluarga berencana

b. Peningkatan pemberdayaan perempuan dan ekonomi keluarga

c. Peningkatan pengelolaan kependudukan

9. Menanggulangi kemiskinan, Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial dan

Keamanan

a. Pengurangan Kemiskinan

b. Peningkatan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, jaminan sosial dan

perlindungan sosial terhadap PMKS;

c. Peningkatan ketentraman dan keamanan masyarakat

RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 13

10. Meningkatkan kinerja aparatur serta tata kelola pemerintahan dan

pembangunan berbasis IPTEK.

a. Modernisasi Pemerintahan dan profesionalisme aparatur

b. Peningkatan kualitas komunikasi organisasi dan komunikasi public

c. Penataan system hukum dan penegakan hukum

d. Kerjasama program pembangunan dan pendanaan multipihak

e. Peningkatan kualitas perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas

pembangunan serta pengelolaan aset dan keuangan; dan

f. Peningkatan sarana dan prasarana Pemerintahan

Strategi pembangunan lainnya adalah strategi penanggulangan kemiskinan,

dimana dalam pelaksanaan penangglangan kemiskinan akan melibatkan komunitas.

Adapun strategi penanggulangan kemiskinan terdiri dari :(a)Strategi Pemenuhan Hak

Dasar Utama Individu Dan RTS dan strategi RTS bekerja. Strategi pemenuhan hak

dasar utama individu dan RTS melalui bantuan sosial dan pelayanan publik, sedangkan

strategi RTS bekerja melalui (a) pendampingan untuk kemandirian; (b) pengembangan

usaha produktif mandiri dan (c) masyarakat lepas dari kemiskinan.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 1

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

2013 - 2018

7.1 Kebijakan Umum 2013-2018

Untuk memantapkan tujuan dan sasaran Visi dan Misi pembangunan Jawa

Barat tahap ketiga perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan dalam merespon percepatan

pelaksanaan prioritas pembangunan nasional dalam rangka implementasi Inpres No. 1

Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, serta

Inpres no 3 tahun 2010 sebagai bagian dari program dunia untuk mencapai target

Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.

RPJMD 2013-2018 dalam RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025

ditujukan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh, sebagai persiapan

untuk mencapai kemandirian masyarakat Jawa Barat dalam segala bidang.Bidang-

bidang unggulan yang melatarbelakangi kebijakan umum RPJMD 2013-2018

merupakan upaya untuk mewujudkan visi Jawa Barat sebagai Provinsi Termaju di

Indonesia pada Tahun 2025, yang ditandai oleh 7 (tujuh) karakter, yaitu:

1. Penyelenggara pemerintahan yang bermutu (beyond expectation), akuntabel, dan

berbasis ilmu pengetahuan;

2. Masyarakat yang cerdas, produktif dan berdaya saing tinggi;

3. Pengelolaan pertanian dan kelautan;

4. Energi baru dan terbarukan serta pengelolaan sumber daya air;

5. Industri manufaktur, industri jasa dan industri kreatif;

6. Infrastruktur yang handal dan pengelolaan lingkungan yang berimbang untuk

pembangunan berkelanjutan;

7. Pengembangan budaya lokal dan menjadi destinasi wisata dunia.

Kebijakan umum Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada RPJMD 2013-2018

diarahkan untuk:

1. Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing dimaknai melalui

kebijakan optimalisasi kualitas dan sebaran layanan pendidikan,kesehatandan

kesejahteraan sosial, serta peningkatan kapabilitas sumberdaya manusia Jawa

Barat;

2. Membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilandimaknai melalui kebijakan

pengembangan kemampuan dan daya saing ekonomi Jawa Barat berbasis potensi

lokal;

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 2

3. Meningkatkan kinerja pemerintahan melalui profesionalisme tatakelola dan

perluasan partisipasi publik dimaknai melalui kebijakan penyelenggaraan good

governance yang bermutu, akuntabel, toleran dan berbasis ilmu pengetahuan dan

teknologi;

4. Mewujudkan Jawa Barat yang nyaman dengan pembangunan infrastruktur strategis

yang berkelanjutan dimaknai melalui kebijakan optimalisasi kuantitas, kualitas dan

pelayanan infrastruktur wilayah serta pengendalian tata ruang berbasis daya dukung

lingkungan dan mitigasi bencana serta peningkatan penciptaan dan pemanfaatan

energi baru terbarukan;

5. Mengokohkan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui peningkatan peran

pemuda, olahraga, seni, budaya dan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal

dimaknai melalui kebijakan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan yang

berbasis potensi lokal.

7.2 Kebijakan Kewilayahan

Fokus pembangunan Jawa Barat pada tahun 2013-2018 diarahkan pada

pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

serta kawasan strategis dengan membagi peran strategis pembangunan

kewilayahan.Fokus tersebut memperhatikan kebutuhan kawasan yang secara

fungsional dapat berperan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan strategis

dan kawasan sekitarnya. Secara umum, kebijakan pembangunan kewilayahan pada

adalah:

1. Pemerataan pembangunan melalui pengembangan wilayah yang terencana,

terintegrasi dengan seluruh pembangunan sektor dan tertuang dalam suatu

rencana tata ruang. Selanjutnya rencana tata ruang tersebut digunakan sebagai

acuan kebijakan spasial bagi pembangunan di setiap sektor agar pemanfaatan

ruang dapat sinergis, serasi dan berkelanjutan;

2. Peningkatan percepatan pembangunan wilayah tertinggal agar dapat sejajar

dengan wilayah lainnya melalui pendekatan peningkatan sumber daya

manusiadan sarana prasarananya;

3. Peningkatan keseimbangan pembangunan perkotaan dan perdesaan melalui

keterkaitan kegiatan ekonomi antara perkotaan dan perdesaan.Pembangunan

perkotaan diarahkan agar dapat menjadi pusat koleksi dan distribusi hasil

produksi di wilayah perdesaan. Sedangkan pembangunan perdesaan diarahkan

pada pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan yang akan menjadi pusat

produksi agroindustri/agropolitan dan sektor lainnya.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 3

4. Peningkatan kerjasama antar daerah khususnya di kawasan metropolitan dan

pengembangan Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Strategis

Provinsiuntuk menciptakan sinergitas dan integrasi wilayah, serta efektivitas dan

efisiensi dalam pengelolaannya.

5. Peningkatan pembangunan di wilayah perbatasan dengan arah kebijakan

wilayah sebagai berikut:

a. Wilayah Jabodetabekjur :

1) Penguatan kelembagaan dengan fokus pada revitalisasi kelembagaan

BKSP Jabodetabekjur;

2) Penataan Ruang dengan fokus sinkronisasi perencanaan, pemanfaatan

dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Jabodetabekjur;

3) Pengembangan transportasi regional dengan fokus pembangunan jaringan

modaangkutan massal;

4) Penataan sumberdaya air dengan fokus penataan Daerah Aliran Sungai

(DAS), pengamanan air baku, serta pembangunan dan rehabilitasi

situ/waduk;

5) Pengembangan pengelolaan persampahan dengan fokus pembangunan

tempat sampah regional yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan;

6) Penanganan pendidikan dengan fokus pembangunan sarana pendidikan

dan peningkatan kesejahteraan guru;

7) Penanganan kesehatan dengan fokus penyediaan sarana kesehatan dan

penanggulangan penyakit menular;

8) Pengembangan ekonomi dengan fokus penetapan dan pemanfaatan

kawasan ekonomi khusus;

9) Pengembangan agribisnis dengan fokus pembangunan rumah potong

hewan regional, pelelangan ikan regional dan pasar induk regional;

10) Penanganan tenaga kerja, kependudukan dan sosial dengan fokus

pembangunan sistem informasi kependudukan Jabodetabekjur dan

pembangunan informasi tenaga kerja.

b. Wilayah perbatasan Jawa Barat - Jawa Tengah :

1) Bidang Sosial dan Pemerintahan :

a) Kesehatan, dengan fokus penanganan keluarga miskin;

b) Pendidikan, dengan fokus praktek kerja Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) dan pendataan siswa;

c) Batas wilayah, dengan fokus penetapan batas wilayah dan

pembangunan tugu batas.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 4

2) Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup :

a) Penataan Ruang dan Permukiman, dengan fokus koordinasi penataan

ruang;

b) Lingkungan Hidup, dengan fokus pengelolaan daerah aliran sungai;

c) Pengelolaan Sumberdaya Air, dengan fokus pembangunan

bendung/waduk dan normalisasi sungai serta rehabilitasi jaringan

irigasi;

d) Infrastruktur Jalan dan Jembatan, dengan fokus pembangunan dan

peningkatan jalan serta pembangunan jembatan;

e) Perhubungan, dengan fokus pembangunan PJU serta sinkronisasi

fungsi dan kelas jalan.

3) Bidang Ekonomi :

a) Pertanian, dengan fokus pemberantasan hama,pertanian multi aktivitas

(padi – ternak), serta relokasi dan optimalisasi check point ternak dan

hasil hutan;

b) Perdagangan dan Jasa, dengan fokus pembangunan dan penataan

pasar kecamatan;

c) Pariwisata, dengan fokus koordinasi dan pengembangan paket wisata.

c. Wilayah Perbatasan Jawa Barat-Banten :

1) Bidang Kesejahteraan Masyarakat dan Pemerintahan :

a) Kesehatan, dengan fokus penanganan keluarga miskin dan penyakit

menular;

b) Pendidikan, dengan fokus penanganan keluarga miskin, peningkatan

mutu pendidikan dan kesejahteraan guru;

c) Sosial, dengan fokus perlindungan masyarakat adat kakolotan;

d) Batas wilayah, dengan fokus penataan dan penetapan batas wilayah

provinsi, pembangunan pilar dan gapura batas wilayah;

e) Kerjasama Penanggulangan Bencana dan penanganan pengungsi

dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien di Daerah yang

berbatasan.

2) Bidang Penataan Ruang dan Prasarana Wilayah :

a) Penataan Ruang dan Permukiman, dengan fokus koordinasi penataan

ruang perbatasan dan pengendalian lingkungan hidup serta

penyediaan rumah layak huni;

b) Pengelolaan Sumberdaya Air, dengan fokus pembangunan

bendung/waduk, normalisasi sungai, rehabilitasi jaringan irigasi dan

penyediaan prasarana dan sarana air bersih;

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 5

c) Infrastruktur Jalan dan Jembatan, dengan fokus pembangunan,

peningkatan jalan dan peningkatan status jalan serta pembangunan

jembatan;

d) Perhubungan, dengan fokus pengendalian muatan lebih dan penataan

terminal serta trayek angkutan.

3) Bidang Ekonomi :

a) Perdagangan dan Jasa, dengan fokus pengembangan pusat

pemasaran dan pembinaan KUMKM;

b) Pariwisata, dengan fokus penataan kawasan wisata dan

pengembangan paket-paket wisata;

c) Ketenagakerjaan, dengan fokus memberikan peluang kepada

masyarakat untuk memperoleh pekerjaan (masyarakat berbudaya

kerja).

Skenario Pembangunan berbasis kewilayahan (tematik kewilayahan) yang

berdasarkan kepada wilayah koordinasi pemerintahan danpembangunan, sebagai

berikut :

I. WKPP I (Wilayah Bogor )

1. Mengembangkan sentra ternak sapi potong, sapi perah, ayam ras dan unggas

lokal;

2. Mengembangkan agribisnis ikan air tawar, dan ikan hias untuk pasar regional dan

global;

3. Mengembangkan pusat pemuliaan padi varietas pandan wangi dan varietas

unggul lainnya;

4. Mengembangkan agrowisata koridor Bogor-Puncak-Cianjur; ekowisata

pemandangan alam dan bahari koridor Bogor, Sukabumi Pelabuhanratu dan

mengelola cagar biosfer Cibodas.

5. Mengembangkanpusat pertumbuhan baru (growth center) Pelabuhan Ratu dan

Metropolitan BODEBEK KARPUR.

II. WKPP II (Wilayah Purwakarta)

1. Mengembangkan industri manufaktur;

2. Mengembangkan industri keramik dan gerabah;

3. Mengembangkan industri perberasan dan makanan, olahan berbasis bahan baku

lokal, perkebunan, budidaya ikan air tawar dan air payau,serta ternak sapi perah,

sapi potong, kambing/domba, ayam ras serta unggas lokal;

4. Mengembangkan wisata sejarah dan wisata pilgrimage (ziarah);

5. Mengembangkan metropolitan BODEBEK KARPUR.

Comment [h1]: Masukan bidang ekonomi

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 6

III. WKPP III (Wilayah Cirebon)

1. Mengembangkan agribisnis buah-bahan, tebu dan industrialisasi perikanan,

sentra ternak sapi perah, sapi potong, kerbau dan ungggas lokal;

2. Mengembangkan sistem perdagangan komoditi beras dan palawija;

3. Mengembangkan industri batik dan rotan, serta industri makanan olahan

berbahan baku lokal;;

4. Melestarikan keraton, wisata sejarah dan mengembangkan ekowisata;

5. Mengembangkan Metropolitan Cirebon Raya serta Kawasan BIJB dan

AerocityKertajati.

IV. WKPP IV (Wilayah Priangan)

1. Mengembangkan Kawasan Pendidikan Tinggi dan Riset Terpadu di Jatinangor

2. Mengembangkan klaster unggas, perikanan budidaya air tawar dan tangkap,

serta ternak sapi perah, sapi potong, domba Garut, kambing dan jejaringnya

serta pengembangan sentra produksi pakan ternak.

3. Mengembangkan produksi tanaman industri (kopi, teh, kakao, karet, atsiri) dan

hortikultura (sayuran, buah-buahan, tanaman hias) yang berorientasi ekspor;

4. Mengembangkan jasa perdagangan, industri kreatif dan pariwisata.

5. Mengembangkan Metropolitan Bandung Raya, pusat pertumbuhan baru (growth

center) Pangandaran dan Rancabuaya.

7.2.1 Pembangunan Wilayah Pengembangan (WP)

Kebijakan pembangunan kewilayahan di Jawa Barat tidak terlepas dari kebijakan

kewilayahan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 26 Tahun 2008, Pemerintah telah menetapkan kawasan strategis nasional di

Jawa Barat, yaitu :

1. Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur termasuk Kepulauan Seribu;

2. Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung;

3. Kawasan Uji Coba Terbang Roket Pameungpeuk;

4. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pameungpeuk;

5. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Tanjungsari;

6. Kawasan Stasiun Telecomand;

7. Kawasan Stasiun Bumi Penerima Satelit Mikro;

8. Kawasan Pangandaran – Kalipucang - Segara Anakan- Nusa Kambangan.

Comment [h2]: Masukan bidang ekonomi

Comment [h3]: Masukan bidang ekonomi

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 7

Selain itu, Pemerintah juga telah menetapkan Pusat Kegiatan Nasional dan Pusat

Kegiatan Wilayah sebagai berikut :

1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN), terdiri dari :

a. PKN Jabodetabek, meliputi Provinsi Jabar, DKI dan Banten;

b. PKN Bandung Raya;

c. PKN Cirebon.

2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), terdiri dari :

a. PKW Sukabumi;

b. PKW Palabuhanratu;

c. PKW Cikampek - Cikopo;

d. PKW Kadipaten;

e. PKW Pangandaran;

f. PKW Indramayu;

g. PKW Tasikmalaya;

Sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Barat Tahun

2009-2029 telah ditetapkan Pusat Kegiatan Nasional Provinsi (PKNp) Palabuhanratu

dan Pangandaran serta kebijakan pembangunan kewilayahan berdasarkan Wilayah

Pengembangan yang ditentukan berdasarkan: potensi wilayah, aglomerasi pusat-pusat

permukiman perkotaan dan kegiatan produksi serta perkembangan daerah sekitarnya

tetap dipertahankan. Pembangunan Wilayah Pengembangan lebih ditekankan pada

peningkatan kegiatan ekonomi yang diharapkan memberikan peningkatan

kesejahteraan rakyat, dengankebijakan sebagai berikut :

1. Wilayah Pengembangan Bodebekpunjur (Kabupaten dan Kota Bogor, Bekasi,

Kota Depok, dan kawasan Puncak di Kabupaten Cianjur), difokuskan pada :

a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;

b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;

c. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai dan protein

hewani);

d. Peningkatan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi;

e. Pembangunan tempat sampah regional yang berteknologi tinggi dan ramah

lingkungan;

f. Peningkatan fungsi kawasan lindung;

g. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan;

h. Pengembangan energi baru terbarukan;

i. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;

j. Peningkatan investasi padat karya;

k. Peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan;

l. Pengendalian pencemaran air;

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 8

m. Penataan daerah otonom.

2. Wilayah Pengembangan Sukabumi (Kabupaten dan Kota Sukabumi dan

Kabupaten Cianjur), difokuskan pada :

a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;

b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;

c. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi dan protein hewani);

d. Peningkatan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi;

e. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan;

f. Pengembangan energi baru terbarukan

g. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;

h. Penataan daerah otonom.

3. Wilayah Pengembangan Ciayumajakuning (Kabupaten dan Kota Cirebon,

Kabupaten Indramayu, Majalengka dan Kuningan), difokuskan pada :

a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;

b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan

c. Peningkatan investasi;

d. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai dan protein

hewani);

e. Peningkatan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi;

f. Peningkatan fungsi kawasan lindung;

g. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;

h. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan;

i. Pengembangan energi baru terbarukan

j. Pembangunan infrastruktur transportasi;

k. Penataan daerah otonom.

4. Wilayah Pengembangan Bandung Raya (Kabupaten dan Kota Bandung,

Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan sebagian Kabupaten Sumedang),

difokuskan pada:

a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;

b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;

c. Pengendalian pencemaran (air, udara dan sampah);

d. Pembangunan infrastruktur transportasi;

e. Pembangunan tempat sampah regional yang berteknologi tinggi dan ramah

lingkungan;

f. Peningkatan mutu air baku;

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 9

g. Pengendalian pencemaran air;

h. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;

i. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan;

j. Pengembangan energi baru terbarukan;

k. Pengembangan jasa dan perdagangan;

l. Penataan daerah otonom.

5. Wilayah Pengembangan Priangan Timur - Pangandaran (Kabupaten dan Kota

Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, dan

Kabupaten Pangandaran), difokuskan pada :

a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;

b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;

c. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai dan protein

hewani);

d. Peningkatan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi;

e. Peningkatan fungsi kawasan lindung;

f. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan;

g. Pengembangan energi baru terbarukan;

h. Pengembangan pariwisata berbasis biodiversity;

i. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;

j. Penataan daerah otonom.

6. Wilayah Pengembangan Purwasuka (Kabupaten Purwakarta, Kabupaten

Subang dan Kabupaten Karawang), difokuskan pada :

a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;

b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;

c. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai dan protein

hewani);

d. Peningkatan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi;

e. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan;

f. Pengembangan energi baru terbarukan;

g. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;

h. Penataan daerah otonom.

Selain program pembangunan berbasis tematik kewilayahan, dalam keterkaitan

sebagai destinasi wisata, mendukung Jabar Green Provience 2025 berbasis lingkungan

dan dicirikan oleh penerapan dan penggalian ilmu pengetahuan serta teknologi, maka

direncanakan pengembangan 3 (tiga) kawasan geopark Jawa Barat yaitu (a) Geopark

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 10

Palabuhan Ratu-Cileutuh-Cikaso; (b) Geopark Tangkuban Parahu-Citatah-Saguling; (c)

Geopark Tasikmalaya Selatan-Pangandaran.

Ketiga kawasan ini dipilih berdasarkan kepada tiga kriteria yaitu (1) keunggulan

geologi (geodiversity dan geoheritage); (2) pariwisata (alami) yang telah berkembang;

dan (3) ketersediaan infrastruktur yang ada.

7.2.2 Pengembangan Wilayah Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan (Growth

Center)

Pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang berlangsung cepat di

daerah perkotaan memberikan peluang sekaligus tantangandalam melaksanakan

pembangunan di Provinsi Jawa Barat. Nilai tambah ekonomi yang besar di perkotaan

yang dihasilkan dari aglomerasi kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat memberikan

peluang bagi upaya peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Namun

demikian, pertumbuhan yang pesat ini memerlukan berbagai terobosan yang bersifat

kreatif dan inovatif,khususnya dalammeningkatkan daya saing wilayah.

Saat ini di Provinsi Jawa Barat terdapat 3 (tiga) Wilayah Metropolitan, meliputi

Metropolitan Bogor Depok Bekasi Karawang Purwakarta (Bodebek Karpur) meliputiKota

Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten

Karawang dan Kabupaten Purwakarta, Metropolitan Bandung Raya meliputi Kota

Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan

Kabupaten Sumedang dan Metropolitan Cirebon Raya meliputi Kota Cirebon,

Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten

Indramayu.Selain itu terdapat 3 (tiga) Pusat Pertumbuhan (Growth Center) meliputi:

Pusat Pertumbuhan Pangandaran, Palabuhanratu, dan Rancabuaya.

Metropolitan Bodebek Karpur akan dikembangkan sebagai Metropolitan

Mandiri dengan sektor unggulan industri manufaktur, jasa, keuangan, serta

perdagangan, hotel dan restoran. Secara spesifik, upaya pengembangan Metropolitan

Bodebek Karpur sebagai Metropolitan Mandiri ini akan dilakukan dengan menggunakan

pendekatan Twin Metropolitan Bodebek Karpur – DKI Jakarta. Dengan menggunakan

pendekatan Twin Metropolitan ini, Wilayah Bodebek Karpur akan dikembangkan

sebagai 1st tier metropolitan, berdampingan dengan DKI Jakarta yang juga merupakan

1st tier metropolitan. Sebagai mitra pembangunan yang sejajar dengan DKI Jakarta, di

Wilayah Bodebek Karpur nantinya juga akan dikembangkan cluster-cluster untuk kantor

pusat perusahaan, perdagangan, perbankan, jasa pelayanan, asuransi, hukum,

penelitian dan pemerintahan.

Wilayah Metropolitan Bandung Raya akan dikembangkan sebagai Metropolitan

Modern, dengan sektor unggulan wisata perkotaan, industri kreatif dan pengembangan

Ipteks. Wilayah Metropolitan Cirebon Rayaakan dikembangkan sebagai Metropolitan

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 11

Budaya dan Sejarah, dengan sektor unggulan wisata, industri, dan kerajinan. Pusat

Pertumbuhan Pangandaran akan dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan berbasis

pariwisata, Pusat Pertumbuhan Palabuhanratu akan dikembangkan sebagai pusat

pertumbuhan berbasis sektor perikanan dan pariwisata, sedangkan Pusat Pertumbuhan

Rancabuaya akan dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah berbasis

pariwisata.

Pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan diharapkan dapat

berfungsi sebagai penghela percepatan pembangunan ekonomi, kesejahteraan,

modernisasi dan keberlanjutan di Jawa Barat. Selain itu, manajeman pengembangan

metropolitan akan dilakukan dengan model hibrida yaitu mengkombinasikan antara

manajemen berbasis daerah otonom kabupaten/kota dengan manajemen lintas

kabupaten/kota berbasis Metropolitan.

7.3 Program Pembangunan Daerah 2013-2018

Program pembangunan daerah yang akan dilaksanakan untuk mencapai misi

pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 berjumlah 101 (seratus satu)

program yang terbagi ke dalam 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan, adalah sebagai

berikut :

URUSAN WAJIB

1. Pendidikan

a. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar

b. Program Pendidikan Menengah dan Tinggi

c. Program Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal

d. Program Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus

e. Program Pembinaan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

f. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan

2. Kesehatan

a. Program Promosi Kesehatan

b. Program Pengembangan Lingkungan Sehat

c. Program Pelayanan Kesehatan

d. Program Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular

e. Program Sumber Daya Kesehatan

f. Program Manajemen Kesehatan

3. Lingkungan Hidup

a. Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup

b. Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 12

c. Program Pengelolaan Kawasan Lindung

d. Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Hidup;

e. Program Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Laut

4. Pekerjaan Umum

a. Program Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan;

b. Program Rehabilitasi dan /Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;

c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan;

d. Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan;

e. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan

Jaringan Pengairan lainnya;

f. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan

Sumberdaya Air lainnya;

g. Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta Pengamanan Pantai;

h. Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman

i. Program Pembinaan Jasa Konstruksi

5. Penataan Ruang

a. Program Penataan Ruang;

6. Perencanaan Pembangunan

a. Program Kerjasama Pembangunan;

b. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah;

c. Program Penelitian, Studi dan Survey

7. Perumahan

a. Program Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman

8. Kepemudaan dan Olahraga

a. Program Peningkatan dan Pembinaan Peran Serta Pemuda;

b. Program Pembinaan, Pemasyarakatan dan Pengembangan Olah Raga;

9. Penanaman Modal

a. Program Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi;

10. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

a. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif

Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;

b. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Koperasi, Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah;

c. Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan

Non Perbankan

11. Kependudukan dan Catatan Sipil

a. Program Penataan Administrasi Kependudukan;

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 13

12. Ketenagakerjaan

a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja;

b. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan;

c. Program Peningkatan Kesempatan Kerja;

13. Ketahanan Pangan

a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan;

14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

a. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender dalam

Pembangunan;

b. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan

Anak;

c. Program Ketahanan Keluarga dan Kesejahteraan Keluarga

15. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

a. Program Pelayanan Keluarga Berencana;

b. Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)

16. Perhubungan

a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan;

b. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitasi Lalu Lintas

Angkutan Jalan (LLAJ)

c. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan;

d. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas;

e. Program Peningkatan Kelayakan Kendaraan Bermotor;

17. Komunikasi dan Informatika

a. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan

Pemanfaatan Teknologi Informasi;

18. Pertanahan

a. Program Pengadaan, Penataan dan Pengendalian Administrasi Pertanahan;

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

a. Program Pendidikan Politik Masyarakat;

b. Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat;

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Keuangan Daerah, Kepegawaian dan

Persandian

a. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah;

b. Program Pengembangan Kompetensi Aparatur;

c. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur;

d. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 14

f. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur;

g. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum dan

HAM;

h. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah;

i. Program Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah;

j. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja

dan Keuangan;

k. Program Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan

l. Program Penelitian, Studi dan Survei

21. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

a. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat;

b. Program Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan Desa;

c. Program Peningkatan Infrastruktur Perdesaan

22. Sosial

a. Program Pelayanan Rehabilitasi Sosial

b. Program Pemberdayaan Sosial

c. Program Perlindungan Sosial

d. Program Penanggulangan Bencana Alam dan Perlindungan Masyarakat

e. Program Pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi Sumber Kesejahteraan

Sosial (PSKS)

23. Kebudayaan

a. Program Pengembangan Nilai Budaya;

b. Program Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya;

24. Statistik

a. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah;

25. Kearsipan

a. Program Pengembangan Kearsipan;

26. Perpustakaan

a. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan;

URUSAN PILIHAN

1. Perikanan dan Kelautan

a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan;

b. Program Pengembangan Perikanan Tangkap;

2. Pertanian

a. Program Peningkatan Produksi Pertanian

b. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 15

c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan

Ikan;

d. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,

Peternakan, Perikanan dan Kehutanan;

3. Kehutanan

a. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan;

4. Perindustrian

a. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah;

b. Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri;

5. Perdagangan

a. Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam

Negeri;

b. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor;

c. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan;

6. Pariwisata

a. Program Pengembangan Destinasi Wisata;

b. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata;

7. Energi dan Sumber Daya Mineral

a. Program Pembinaan, Pengembangan Sumber Daya Mineral, Geologi dan Air

Tanah;

b. Program Pembinaan, Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan

Energi;

c. Program Pembinaan, Pengembangan Panas Bumi dan Migas.

8. Ketransmigrasian

a. Program Pengembangan Transmigrasi;

Salah satu urusan wajib mengenai keagamaan yang merupakan kewenangan

pusat, sedangkan pemerintah daerah berperan dalam penciptaan iklim kondusif,

keamanan dan kenyamanan beribadah, melalui program pembinaan Lembaga Sosial

Keagamaan dan Program Peningkatan Pemahaman dan Pengamalan Agama.

Sedangkan keterkaitan antar misi, sasaran misi, arah kebijakan, strategi dan

program pembangunan akan diuraikan pada tabel sebagai berikut:

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 1

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

8.1. Program Prioritas

Program prioritas disusun berdasarkan urusan kewenangan wajib dan pilihan

terdiri dari 26 (dua puluh enam) bidang urusan wajib dengan 83 (delapan puluh tiga)

program pembangunan dan 8 (delapan) bidang urusan pilihan dengan 18 (delapan

belas) program pembangunan.

8.1.1. Bidang Pendidikan:

1) Kebijakan perwujudan Pendidikan gratis Dasar dan Menengah (SD, SLTP

dan SLTA) dalam rangka Penuntasan Wajar Dikdas 12 (dua belas)tahun

pada Tahun 2018, dilaksanakan melalui program dan sasaran sebagai

berikut:

1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar, dengan sasaran:

a) Meningkatnya angka melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs;

b) SMP Terbuka, SD-SMP Satu Atap;

c) APK SD/MI

d) APK SMP/MTs;

2. Program Pendidikan Menengah dan Tinggi, dengan sasaran:

a) Meningkatnya angka melanjutkan SMP/MTs ke SMA/SMK/MA;

b) APK SMP/MTs;

c) APK SMA/MA/SMK.

2) Kebijakan peningkatan sarana dan kapasitas pendidikan dasar, menengah

dan tinggi, yang dilaksanakan melalui program-program :

1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar, dengan sasaran :

a) Jumlah ruang kelas baru SMA/SMK/MA;

2. Program Pendidikan Menengah dan Tinggi, dengan sasaran:

a) Meningkatnya daya tampung dengan runag kelas

baruSMA/SMK/MA;

b) Meningkatnya fasilitasi penyediaan sumber dan media belajar

SMA/SMK/MA;

c) Meningkatnya kompetensi sumber daya manusia SSN untuk

SMA/SMK/MA;

d) Merehabilitasi dan merekonstruksi sarana dan prasarana pendidikan

pasca bencana;

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 2

3) Kebijakan Pendidikan terjangkau bagi anak-anak buruh dan TKI, yang

dilaksanakan melalui Program Pendidikan Menengah dan Tinggi, dengan

sasaran Menurunya angka putus sekolah jenjang menengah;

4) Kebijakan Penyediaan Beasiswa Pendidikan untuk Pemuda, Tenaga

Medis,Keluarga Atlit Berprestasi dan Guru serta mahasiswa di PTN/PTS,

yang dilaksanakan melalui Program Pendidikan Menengah dan Tinggi,

dengan sasaran: meningkatnya jumlah guru, pemuda, atlit, tenaga medis

dan mahasiswa yang mendapat beasiswa;

5) Kebijakan Dukungan penyediaan sarana transportasi sekolah didaerah

terpencil, yang dilaksanakan melalui Program Manajemen Pelayanan

Pendidikan, dengan sasaran: meningkatnya jumlah sarana transportasi

sekolah di Jawa Barat.

6) Kebijakan Perwujudan rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) dan

Sekolah strandar Nasional (SSN) jenjang SD dan SMP yang berkualitas

yang dilaksanakan melalui Program :

a. Program Wajib Belajar pendidikan dasar dengan sasaran

meningkatnya mutu sekolah bersandar nasional

b. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan dengan sasaran

meningkatnya sekolah terakreditasi.

7) Kebijakan (1) peningkatan kompetensi melalui pelatihan pendidik dan

tenaga kependidikan (2) Peningkatan kualifikasi pendidik minimal s1/D4

(3) Peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan antara

lain berupa pembayaran bantuan 20% premi tunjangan pensiun guru non

PNS, yang dilaksanakan melalui Program Pendidikan dan Tenaga

Kependidikan, dengan sasaran:

a) Meningkatnya kualitas guru/tenaga kependidikan

b) Meningkatnya jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang dilatih

8) Kebijakan Peningkatan pendidikan anak usia dini di Jawa Barat, yang

dilaksanakan melalui Program Pendidikan anak Usia Dini Non Formal dan

Informal, dengan sasaran:

a) Meningkatnya pelayanan pendidikan anak usia dini;

b) Meningkatnya lembaga pendidikan anak usia dini.

9) Kebijakan Peningkatan Pemerataan dan Mutu Pendidikan Luar Biasa (PLB),

yang dilaksanakan melalui Program Pendidikan Khusus dan Pendidikan

Layanan Khusus dengan sasaran:

a) Meningkatnya Pendidikan Khusus (PK) dan Pendidikan Layanan

Khusus (PLK);

b) Meningkatnya Kompetensi Guru PK dan PLK.

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 3

10) Kebijakan Perwujudan masyarakat Jawa Barat bebas buta aksara, yang

dilaksanakan melalui Program Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal

dan Informal, dengan sasaran:

a) Meningkatnya Pelayanan Pendidikan Non Formal

b) Meningkatnya kompetensi masyarakat melalui lembaga kursus

pendidikan

8.1.2. Bidang Kesehatan

1) Kebijakan Penguatan pemberdayaan masyarakat, kerjasama & kemitraan

serta penyehatan lingkungan, yang dilaksanakan melalui

1. Program Pengembangan Lingkungan Sehat, dengan sasaran

meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan melalui

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STMB).

2. Program Promosi Kesehatan dengan sasaran meningkatnya

kemampuan kabupaten/kota untuk mencapai Desa/Kelurahan siaga

aktif, PHBS di tatanan rumah tangga dan regulasi kawasan tanpa rokok.

2) kebijakan penguatan pelayanan kesehatan, pencegahan, pengendalian

penyakit menular dan tidak menular gangguan mental serta gizi masyarakat

melalui

1. Program Pelayanan Kesehatan dengan sasaran :

a) Meningkatkan perlindungan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas

bayi, anak, dan masyarakat resiko tinggi untuk gerakan

penyelamatan masa depan;

b) Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;

c) Meningkatnya pelayanan komprehensif gangguan mental sesuai

standar.

2. program Pengendalian penyakit menular dan tidak menular, dengan

sasaran :

a) Meningkatnya persentase desa/kelurahan mencapai Universal child

immunization (UCI)

b) Setiap kejadian luar biasa (KLB) penyakit dan keracunan

tertanggulangi secara cepat dan tepat serta dilaporkan secara cepat

kurang dari 24 jam kepada unit pelayanan terdekat

c) Meningkatkan surveilans system kewaspadaan dini (SKD) dalam

rangka reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang berorietasi

pada penguatan system, kepatuhan terhadap standard an

peningkatan komitmen

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 4

d) Meningkatkan dalam pengendalian, penemuan dan tatalaksana

penyakit TBC, HIV/AIDS, menurunnya angka penyakit Zoonosis,

serta penyakit menular dan tidak menular lainnya.

3) kebijakan Penguatan Pembiayaan dan sumber daya kesehatan melalui

program Sumber daya kesehatan dengan sasaran meningkatnya kualitas

dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar.

4) Kebijakan Penguatan Managemen, regulasi, system infomasi bidang

kesehatan dan penelitian pengembangan kesehatan melalui program

Manajemen kesehatan, dengan sasaran

a) Meningkatnya kualitas rumah sakit menjadi center of excellent/rujukan

spesifik berbasis masalah kesehatan di Jawa Barat

b) Terwujudnya kualifikasi UPTD Provinsi menjadi center of excellent.

c) Tersedianya regulasi dan kebijakan bidang kesehatan

d) Terwujudnya system informasi kesehatan terintegrasi dan penelitian

pengembangan kesehatan dalam mendukung manajeman kesehatan

8.1.3. Bidang Lingkungan Hidup:

1) Kebijakan peningkatan pengendalian pencemaran air, udara dan tanah

serta penerapan teknologi bersih untuk industri, yang dilaksanakan

melalui Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan

Lingkungan Hidup dengan sasaran:

a) Terkendalinya beban pencemaran badan air oleh industri dan

domestik di DAS Citarum, DAS Ciliwung dan DAS Prioritas lainnya;

b) Terkendalinya beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri;

c) Terlaksananya pengawasan pemanfaatan B3 dan pembuangan

limbah B3 pada industri dan rumah sakit;

d) Meningkatnya adaptasi dan sinkronisasi kebijakan tata kelola

lingkungan;

e) Meningkatnya upaya penegakan hukum lingkungan atas dugaan

pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.

2) Kebijakan Peningkatan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan

iklim yang dilaksanakan melalui Program Mitigasi dan Adaptasi

Perubahan Iklim dengan sasaran:

a) Meningkatnya upaya mitigasi perubahan iklim melalui penurunan

emisi gas rumah kaca pada sektor pertanian, kehutanan, energi,

transportasi, industri, limbah dan sampah;

b) Meningkatnya ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan

iklim.

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 5

3) Kebijakan Peningkatan kualitas pengelolaan kawasan lindung hutan dan

non hutan yang dilaksanakan melalui:

1. Program Pengelolaan Kawasan Lindung dengan sasaran:

a) Terwujudnya peningkatan luas dan fungsi kawasan lindung 45%;

b) Terlaksananya koordinasi dalam mewujudkan pencapaian kawasan

lindung 45%;

c) Meningkatnya upaya pengelolaan lahan budidaya masyarakat untuk

menunjang fungsi lindung;

d) Tersusunnya pranata dan indikator pengelolaan kawasan lindung;

e) Terlaksananya tata kelola dan pengendalian pemanfaatan ruang

kawasan hutan negara;

f) Terlaksananya sinkronisasi kebijakan kawasan lindung nasional,

provinsi dan kabupaten/kota.

2. Program Pembinaan, Pengembangan Sumber Daya Mineral,

Geologi dan Air Tanahdengan sasaran mengurangi dampak risiko

bencana alam dengan menerapkan prinsip mitigasi bencana.

4) Kebijakan peningkatan upaya rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi

sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang dilaksanakan melalui

Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan

Lingkungan Hidup dengan sasaran:

a) Terlaksananya rehabilitasi lahan kritis, termasuk di kawasan DAS

prioritas;

b) Meningkatnya upaya rehabilitasi lahan di kawasan hutan negara;

c) Meningkatnya upaya rehabilitasi lahan di kawasan perkebunan;

d) Meningkatnya upaya perlindungan keanekaragaman hayati (kehati);

e) Meningkatnya upaya konservasi kawasan hutan negara dan kawasan

sekitar mata air;

f) Meningkatnya peran lintas pelaku dalam penanganan gangguan dan

pencegahan kerusakan kawasan hutan;

g) Meningkatnya pengembangan budidaya hutan rakyat;

h) Meningkatnya upaya konservasi lahan pertanian melalui sistem usaha

tani konservasi;

i) Terpantaunya kondisi dan kualitas air tanah dan sumber-sumber air.

5) Kebijakan peningkatan upaya rehabilitasi dan konservasi kawasan pesisir

dan laut yang dilaksanakan melalui Program Pengelolaan Ekosistem

Pesisir dan Laut dengan sasaran:

a) Meningkatnya upaya rehabilitasi hutan mangrove, kawasan pesisir dan

laut;

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 6

b) Meningkatnya upaya konservasi kawasan pesisir dan laut.

8.1.4 Bidang Pekerjaan Umum

1) Kebijakan dukungan pembangunan jalan di sentra pertanian, wisata dan

industri manufaktur yang dilaksanakan melalui Program Pembangunan

Jalan dan Jembatan, dengan sasaran meningkatnya kondisi jalan menuju

sentra pertanian, wisata dan industri manufaktur.

2) Kebijakan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan jalan dan

jembatan untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat, yang

dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut:

1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, dengan sasaran:

a) Terlaksananya pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan

meliputi: pembangunan dan peningkatan jalan horizontal dan

vertikal di Jawa Barat bagian Selatan antara lain jalan poros timur di

jalur Pangandaran-Ciamis-Cikijing-Cirebon, jalan vertikal

Palabuhanratu – Cikidang – Cibadak – Bogor – Depok – Jakarta,

jalan horizontal di Jawa Barat bagian Selatan, jalan horisontal

Tengah Selatan-Selatan Jawa Barat Selatan (Kiara Dua-

Baros/Cibuni-Cigadog-Balegede-Pangalengan (Pintu) -Sumadra-

Cikajang-Pamegatan-Cibalong-Cikohkol); jalan Poros Timur

Puncak-Sentul-Kota Bunga dan Simpang Sukamakmur-Cariu, jalan

Sentul-Bojong Gede-Parung, jalan horisontal Poros Tengah

Purwakarta (Jatiluhur)-Jonggol (Cariu)- Simpang Sukamakmur,

jalan lintas jalur pantai utara Subang- Karawang–Bekasi–Tanjung

Priok, jalan pendukung Palabuhanratu sebagai PKNp,

pembangunan jalan alternatif Bandung-Lembang, jalan Sukasari

(Kab. Sumedang)-Lembang (Kab. Bandung Barat), jalan Ciawi-

Singaparna (Kab. Tasikmalaya), pembangunan jalan lintas cepat

antara lain jalan lintas cepat Kadungora-Leles, jalan lintas cepat

Limbangan-Malangbong, jalan lintas cepat Selatan Sumedang

(Gapura-Rancamulya), jalan lintas cepat selatan Sukabumi, jalan

lintas cepat Karawang, jalan lintas cepat selatan Kota Cirebon, jalan

lintas cepat Kadipaten di Kabupaten Majalengka, jalan lintas cepat

di Kabupaten Kuningan, jalan lintas cepat Cileunyi-Rancaekek,

Jalan lintas cepat Ciwidey, jalan lintas cepat Soreang-Katapang-

Baleendah-Majalaya, jalan lintas cepat Majalaya dan jalan lintas

cepat Banjaran di Kabupaten Bandung, jalan lintas cepat

Leuwiliang Kabupaten Bogor, jalan lintas cepat utara Cimahi, jalan

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 7

lintas cepat Tasikmalaya, jalan lintas cepat Ciamis, serta

pembangunan jalan strategis lainnya atas dasar kesepakatan

Pemerintah dengan Pemerintah Daerah;

b) Terlaksananya pembangunan Jalan Tol dan Fly Over, pada ruas-

ruas strategis di Jawa Barat, meliputi pembangunan jalan tol dalam

kota yang dilaksanakan pada ruas Depok-Antasari, Cinere-

Jagorawi, Tanjung Priok–Cikarang, Bogor Ring Road Tahap 2&3,

Bekasi-Cikarang-Kampung Melayu; Serpong-Cinere dan Jalan Tol

Dalam Kota Bandung/Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR);

pembangunan jalan tol antar kota yang dilaksanakan pada ruas

Cikopo/Cikampek-Palimanan (CIKAPALI), Cileunyi-Sumedang–

Dawuan (CISUMDAWU), Soreang–Pasirkoja (SOROJA),

Cimanggis–Cibitung, Ciawi–Sukabumi, Sukabumi–Ciranjang, dan

Ciranjang-Padalarang, Cileunyi-Nagreg-Tasikmalaya-Ciamis-

Banjar,Gedebage Majalaya serta Interchange Jalan Tol Warung

Domba Kabupaten Bandung Barat; pembangunan fly over Kopo

dan Buah Batu di Kota Bandung,fly over Lemahabang,fly over

Padasuka di Kota Cimahi, fly over Cibitung dan fly over Tegalgede,

serta overpass Tegal Danas di Kabupaten Bekasi, fly over

Cimareme di Kabupaten Bandung Barat serta pembangunan jalan

tol dan fly over strategis lainnya atas dasar kesepakatan

Pemerintah dengan Pemerintah Daerah;

c) Meningkatnya Pembangunan jalan status provinsi di perbatasan

Provinsi dan perbatasan Kota/Kabupaten.

2. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, dengan

sasaran meningkatnya kondisi kemantapan jalan agar tetap dapat

memberikan pelayanan yang optimal terhadap arus lalu lintas yang

melewatinya dalam batas repetisi beban standar maupun struktur yang

direncanakan.

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan,

dengan sasaran meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana

pendukung pengelolaan jalan dan jembatan.

4. Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan, dengan sasaran:

a) Tersedianya data kondisi jalan dan jembatan sebagai bahan

masukan dalam proses sistem manajemen jaringan jalan (IRMS)

dan Sistem Manajemen Jembatan (BMS) serta penentuan peran

dan status jalan di Jawa Barat;

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 8

b) Tersedianya data Ruang Milik Jalan (Rumija) dan Daerah

Pengawasan Jalan (Dawasja) pada ruas-ruas jalan provinsi sebagai

bahan informasi basis data jalan dan jembatan.

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 9

3) Kebijakan Dukungan Sarana Irigasi di Sentra Pertanian Lahan Sawah

melalui Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,

Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya dengan sasaran meningkatnya

kondisi jaringan irigasi pada daerah irigasi sentra pertanian lahan sawah.

4) Kebijakan Peningkatan Konservasi Sumber Daya Air yang dilaksanakan

melalui Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi

Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya dengan sasaran

meningkatnya kondisi dan fungsi sungai, waduk, situ, embung, dan sumber

daya air lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan air baku dan irigasi,

rumah tangga, perkotaan dan industri, antara lain melalui Penanganan

Waduk eksisting di Jawa Barat; Perbaikan dan pemeliharaan sungai di

Jawa Barat; serta meningkatkan perlindungan dan pengelolaan situ dan

mata air.

5) Kebijakan Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Air yang

dilaksanakan melalui Program Pengembangan dan Pengelolaan

Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya dengan sasaran

tersedianya jaringan irigasi yang handal melalui operasi dan pemeliharaan

serta rehabilitasi jaringan irigasi pada daerah irigasi kewenangan provinsi.

6) Kebijakan Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air yang dilaksanakan

melalui Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta

Pengamanan Pantai dengan sasaran tersedianya infrastruktur sumber

daya air yang dapat mengendalikan banjir dan kekeringan serta

pengamanan pantai.

7) Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air dan Irigasi yang

dilaksanakan melalui a) Program Pengembangan, Pengelolaan, dan

Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya dengan sasaran

Penuntasan pembangunan Waduk Jatigede, pembangunan Waduk

Cipanas, Waduk Cipasang, Waduk Kadumanik dan Waduk Cipanas Saat di

Kabupaten Sumedang; Waduk Ciawi, Waduk Narogong, Waduk Genteng,

Waduk Sodong, Waduk Tanjung, Waduk Parung Badak, Waduk Cijurai dan

Waduk Cidurian di Kabupaten Bogor; Waduk Limo di Kota Depok; Waduk

Matenggeng, Waduk Sukahurip, Waduk Cikembang, dan Waduk

Leuwikeris di Kabupaten Ciamis; Waduk Citepus dan Waduk Cileutuh di

Kabupaten Sukabumi; Waduk Cibuni di Kabupaten Cianjur, Waduk

Sukawarna, Waduk Santosa, Waduk Patrol, Waduk Ciwidey, Waduk

Cimeta, Waduk Cikapundung, Waduk Citarik dan Waduk Tegalluar di

Kabupaten Bandung; Waduk Cibatarua di Kabupaten Garut, Waduk

Sadawarna, waduk Cilame, Waduk Talagaherang, Waduk Cipunagara,

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 10

Waduk Kandung dan Waduk Bodas di Kabupaten Subang; Waduk

Kuningan, Waduk Cinunjang di Kabupaten Kuningan; Situ Malingping dan

Situ Cibeureum di Kabupaten Tasikmalaya, serta pembangunan waduk-

waduk strategis lainnya atas dasar kesepakatan Pemerintah dengan

Pemerintah Daerah; b) Program Pengembangan dan Pengelolaan

Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya dengan

sasaran terbangunnya Daerah Irigasi Caringin Kabupaten Sukabumi;

Daerah Irigasi Rengrang di Kab. Sumedang dan daerah irigasi strategis

lainnya atas dasar kesepakatan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah.

8) Kebijakan peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana air minum yang

dilaksanakan melalui Program Pembinaan dan Pengembangan

Infrastruktur Permukiman dengan sasaran :

a. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana air minum di

perkotaan dan perdesaan terutama di wilayah rawan air minum dan

wilayah tertinggal melalui pengembangan sistem instalasi pengolahan

air minum di tingkat perkotaan, kawasan perdesaan (Ibu Kota

Kecamatan / IKK dan kawasan khusus / wisata) dan lingkungan

(masyarakat berpenghasilan rendah);

b. Meningkatkan cakupan pelayanan air minum di Metropolitan, Pusat

Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) melalui

pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional.

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 11

9) Kebijakan peningkatan cakupan pelayanan air limbah domestik yang

dilaksanakan melalui Program Pembinaan dan Pengembangan

Infrastruktur Permukiman dengan sasaran meningkatnya cakupan

pelayanan air limbah domestik di PKN dan PKW melalui perluasan

ketersediaan sarana dan prasarana pengolahan air limbah serta

penyediaan instalasi pengolahan/penampungan air limbah komunal dan

IPAL kawasan;

10) Kebijakan peningkatan cakupan layanan persampahan yang dilaksanakan

melalui Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur

Permukiman dengan sasaran:

a. meningkatnya cakupan pelayanan persampahan di Pusat Kegiatan

Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) melalui

Pembangunan pengolahan sampah kawasan metropolitan Bodebek

Karpur, Bandung Raya dan Cirebon Raya diantaranya pembangunan

Tempat Pemrosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Regional

Legok Nangka di Kab. Bandung, TPPAS Regional Nambo di Kab.

Bogor, TPPAS Regional di Metropolitan Cirebon Raya, optimalisasi dan

persiapan pasca operasionalisasi Tempat Pemrosesan Kompos (TPK)

Sarimukti di Kab. Bandung Barat, serta revitalisasi TPPAS Regional

Leuwigajah di Kota Cimahi dan Kab. Bandung Barat, dan TPPAS

regional strategis lainnya sesuai dengan kesepakatan Pemerintah dan

Pemerintah Daerah.

b. Meningkatnya cakupan pelayanan persampahan, pengurangan timbulan

sampah pada sumbernya dan meningkatnya kapasitas kelembagaan

pengelolaan dan pemanfaatan sampah.

11) Kebijakan peningkatan ketersediaan drainase perkotaan melalui Program

Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dengan

sasaran revitalisasi dan optimalisasi sistem drainase perkotaan serta

pembangunan drainase skala metropolitan;

12) Kebijakan pengembangan lingkungan permukiman sehat yang disertai

dengan peningkatan perilaku dan keterlibatan masyarakat untuk

peningkatan kualitas sanitasi yang dilaksanakan melalui Program

Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dengan

sasaran:

a) Meningkatnya infrastruktur dasar permukiman di desa rawan sanitasi

b) meningkatnya peran serta masyarakat pesantren dan mesjid dalam

pengelolaan lingkungan permukiman

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 12

13) Kebijakan peningkatan kualitas penyelenggaraan jasa konstruksi yang

dilaksanakan melalui Program Pembinaan Jasa Konstruksi dengan

sasaran meningkatnya kemampuan dan ketertiban penyelengaaran jasa

konstruksi

14) Kebijakan peningkatan pengelolaan bangunan gedung/rumah Negara

yang dilaksanakan melalui Program Pembinaan Jasa Konstruksidengan

sasaran terwujudnya tertib administrasi teknis dalam pengelolaan dan

pembangunan gedung/rumah negara dan tersedianya penaksiran atau

penilaian teknis bangunan gedung.

8.1.5 Bidang Penataan Ruang

1) Kebijakan peningkataan Kinerja Perencanaan Ruang yang dilaksanakan

melalui Program Penataan Ruang dengan sasaran:

a) Mewujudkan ketersediaan pranata rencana umum dan rencana rinci

penataan ruang;

b) Meningkatkan kinerja Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah

(BKPRD);

c) Mengembangkan data dan informasi spasial Jawa Barat yang handal.

2) Kebijakan peningkatan Kinerja Pemanfaatan Ruang yang dilaksanakan

melalui Program Penataan Ruang dengan sasaran:

a) Meningkatnya keterkaitan fungsionalpemanfaatan ruang kawasan

perkotaan dan perdesaan;

b) Mendukung perlindungan lahan pertanian berkelanjutan;

c) Meningkatnya jumlah dan luas area kawasan ruang terbuka hijau

(RTH) perkotaan minimal 20% untuk RTH Publik.

d) Mewujudkan pembangunan melalui zonasi kawasan industri terpadu

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 13

3) Kebijakan perwujudan harmonisasi dalam penataan ruang pada seluruh

Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang dilaksanakan melalui Program

Penataan Ruang dengan sasaran Terwujudnya harmonisasi dalam

penataan ruang pada seluruh Kawasan Strategis Provinsi (KSP)

4) Kebijakan Pengembangan Metropolitan Bodebek Karpur, Metropolitan

Bandung Raya dan Metropolitan Cirebon Raya yang dilaksanakan melalui

Program Penataan Ruang dengan sasaran terwujudnya pengembangan

Metropolitan Bodebek-Karpur, Metropolitan Bandung Raya dan

Metropolitan Cirebon Raya.

5) Kebijakan Pengembangan Pusat Pertumbuhan Pangandaran,

Palabuhanratu dan Rancabuaya yang dilaksanakan melalui Program

Penataan Ruang dengan sasaran terwujudnya pengembangan Pusat

Pertumbuhan Pangandaran, Palabuhanratu dan Rancabuaya;

6) Kebijakan peningkatan kinerja pengendalian pemanfaatan ruang yang

dilaksanakan melalui Program Penataan Ruang dengan sasaran:

a) Meningkatnya pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan

pengendalian terhadap kinerja penataan ruang;

b) Terwujudnya model penilaian daya dukung dan daya tampung

lingkungan dengan memperhatikan kebutuhan fasilitas umum dan

ruang publik;

8.1.6 Bidang Perencanaan Pembangunan,

1) Kebijakan peningkatan kualitas perencanaan daerah, melalui Program

Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,

dengan sasaran:

a) Terwujudnya kesesuaian antara dokumen perencanaan provinsi

dengan pusat dan kab/kota

b) Tersedianya dokumen perencanaan daerah : spasial dan sektoral

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 14

2) Kebijakan peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan melalui

Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan

Daerah, dengan sasaran tercapainya kesesuaian antara perencanaan

dengan implementasi program.

3) Kebijakan peningkatan kualitas penelitian dan riset perencanaan

pembangunan melalui Program Penelitian, Studi dan Survey, dengan

sasaran menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka meningkatnya

kualitas perencanaan yang didasarkan riset dan dukungan basis data yang

akurat dan terukur.

8.1.7 Bidang Perumahan

1) Kebijakan peningkatan ketersediaan rumah layak huni untuk rakyat miskin

dan buruh (Masyarakat Berpenghasilan Rendah/MBR) yang dilaksanakan

melalui Program Pengembangan Perumahan dan Kawasan

Permukiman, dengan sasaran tersedianya rumah layak huni bagi rakyat

miskin dan buruh (Masyarakat Berpengasilan Rendah/MBR).

2) Kebijakan peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap hunian yang

dilaksanakan melalui Program Pengembangan Perumahan dan

Kawasan Permukiman, dengan sasaran sebagai berikut:

a) Meningkatnya ketersediaan perumahan melalui pembangunan

perumahan dan Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap

Bangun (Lisiba)

b) Terpenuhinya kebutuhan rumah melalui Pembangunan Hunian Vertikal

(rusun) di perkotaan.

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 15

8.1.8 Bidang Pemuda dan Olahraga,

1) Kebijakan peningkatan peran serta organisasi kepemudaan dalam

pembangunan melalui Program Peningkatan dan Pembinaan Peran

Serta Pemuda, dengan sasaran Meningkatnya peran serta organisasi

kepemudaan dalam pembangunan;

2) Kebijakan peningkatan Pembinaan Karakter Pemuda yang mandiri dan

kreatif melalui program peningkatan dan pembinaan peran serta

pemuda, dengan sasaran meningkatnya Pembinaan Karakter Pemuda

3) Kebijakan pendukungan pembangunan gelanggang olahraga di

Kota/Kabupaten melalui Program Pembinaan , Pemasyarakatan dan

Pengembangan Olahraga, dengan sasaran Mendukung Pembangunan

gelanggang olahraga di kabupaten/kota;

4) Kebijakan peningkatan pembinaan olahragawan melalui program

Pembinaan, Pemasyarakatan dan Pengembangan Olahraga dengan

sasaran meningkatnya dukungan terhadap olahraga prestasi secara

berkelanjutan dan olahraga masyarakat

5) Kebijakan peningkatan partisipasi masyarakat dalam berolahraga

melalui program Pembinaan, Pemasyarakatan dan Pengembangan

Olahraga dengan sasaran meningkatnya peran dan partisipasi

masyarakat dan organisasi dalam berolahraga

8.1.9 Bidang Penanaman Modal :

1). Kebijakan Menciptaan iklim usaha yang kondusif, melalui Program

Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi,dengan sasaran :

a) Meningkatnya kepastian dan ketepatan pelayanan perizinan

b) Meningkatnya peluang investasi di Jawa Barat

c) Meningkatnya jumlah peraturan/ketentuan mengenai investasi;

2). Kebijakan meningkatkan peran, kinerja dan daya saing BUMD dalam

pengokohan ekonomi Jawa Barat, dengan Program Pembinaan dan

Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan,

dengan sasaran :

a) Meningkatnya kontribusi keberadaan BUMD terhadap PAD per tahun

b) Meningkatnya peran Lembaga Keuangan Non Perbankan

Comment [h1]: Koreksi bidang ekonomi

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 16

8.1.10 Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah :

1) Kebijakan Peningkatkan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi dan

UMKM, serta perlindungan dan dukungan usaha bagi koperasi dan UMKM,

dengan Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi

Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, dengan sasaran :

a) Meningkatnya KUMKM Berdaya Saing

b) Meningkatnya tata Kelola Kelembagaan Koperasi

c) Meningkatnya pemasaran dan Pengembangan Jaringan KUMKM

d) Meningkatnya jumlah Koperasi Skala Besar

e) Meningkatnya jumlah Koperasi Percontohan Jawa Barat

2) Kebijakan Peningkatkan akses teknologi, SDM, pasar, kualitas produk dan

permodalan bagi Koperasi dan UMKM, dengan Program Pengembangan

Kewirausahaan Dan Keunggulan Kompetitif Koperasi, Usaha Mikro,

Kecil dan Menengah, dengan sasaran :

a) Menciptakan Wirausaha Baru

b) Meningkatnya kapasitas SDM KUMKM

c) Meingkatnya akses Teknologi Tepat Guna bagi KUMK

d) Meningkatnya akses Pembiayaan bagi KUMK melalui KCR

e) Meningkatnya fasilitasi Pembiayaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil

f) Pengembangan dan Pendirian Paviliun/Grai KUMKM Jabar

8.1.11 Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil

Kebijakan Pengendalian dan menata kependudukanmelalui Program Penataan

Administrasi Kependudukan, dengan sasaran :

a) Menata Pengelolaan administrasi kependudukan

b) Menata persebaran penduduk, baik di dalam maupun keluar wilayah

provinsi

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 17

8.1.12 Bidang Ketenagakerjaan

1) Kebijakan peningkatan daya saing tenaga kerja melalui Program

Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja dengan sasaran

meningkatnya daya saing tenaga kerja.

2) Kebijakan terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat berkebutuhan khusus

dan gender melalui Program Peningkatan Kesempatan Kerja

3) Kebijakan perlindungan, pengawasan dan memberikan bantuan hukum bagi

tenaga kerja Jawa Barat melalui Program Perlindungan dan

Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, dengan sasaran

meningkatnya perlindungan, pengawasan dan bantuan hukum bagi tenaga

kerja Jawa Barat

4) Kebijakan peningkatan penempatan tenaga kerja melalui Program

Peningkatan Kesempatan Kerja dengan sasaran :

a) Mendukung penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat berkebutuhan

khusus;

b) Membuka 2 (dua) juta lapangan kerja baru dan mencetak 100.000

wirausahaan baru di Jawa Barat;

c) Memperluaskesempatan kerja;

d) Peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian, industri,

perdagangan dan jasa

8.1.13 Bidang Ketahanan Pangan :

Kebijakan meningkatkan ketersediaan, penguatan cadangan, distribusi, akses

dan penganekaragaman pangan, serta keamanan konsumsi pangan masyarakat

dan penanganan daerah rawan pangan, dengan Program Peningkatan

Ketahanan Pangan, dengan sasaran :

a) Meningkatnya cadangan pangan pemerintah

b) Meningkatnya Ketersediaan informasi, harga dan akses pangan

c) Menurunnya konsumsi beras per kapita

d) Meningkatnya pengawasan dan pembinaan keamanan pangan

e) Meningkatnya Penanganan Daerah rawan pangan

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 18

8.1.14 Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

1) kebijakan peningkatan upaya pemberdayaan, pengetahuan, keterampilam

dan kemandirian perempuan, yang dilaksanakan melalui Program

Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak,

dengan sasaran Meningkatnya Upaya pemberdayaan Pengetahuan,

keterampilan dan kemandirian perempuan;

2) Kebijakan teruwujudnya pemberdayaan perempuan yang dilaksanakan

melalui Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam

Pembangunan dengan sasaran :

a. Meningkatnya Upaya pemberdayaan perempuan

b. meningkatnya penguatan kelembagaan PUG

c. meningkatnya peranan perempuan di bidang politik

3) kebijakan perlindungan terhadap perempuan dan anak dari kekerasan dalam

rumah tangga serta perdagangan perempuan dan anak (trafficking), yang

dilaksanakan melalui Program Peningkatan Kualitas Hidup dan

Perlindungan Perempuan dan Anak dengan sasaran Meningkatnya upaya

perlindungan terhadap perempuan dan anak melalui pencegahan kekerasan

dalam rumah tangga serta perdagangan perempuan dan anak (trafficking);;

4) Kebijakan perwujudan kota dan kabupaten di Jawa Barat sebagai kota layak

anak, yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan Kualitas Hidup dan

Perlindungan Perempuan dan Anak, dengan sasaran Terwujudnya kota

dan kabupaten di Jawa Barat sebagai kota layak anak.

5) Kebijakan Pengokohan ketahanan Keluarga, yang dilaksanakan melalui

Program Ketahanan Keluarga dan Kesejahteraan Keluarga dengan

sasaran Terwujudnya Keluarga Sejahtera

8.1.15 Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

1) Kebijakan Revitalisasi Program Keluarga Berencana dan Kesejahteraan

Keluarga, yang dilaksanakan melalui Program Keluarga Berencana,

dengan sasaran:

a) Meningkatnya kuantitas dan kualitas kesertaan dalam program

keluarga berencana;

b) meningkatnya rata-rata usia kawin pertama (pendewasaan usia

perkawinan).

c) Meningkatnya ketahanan keluarga melalui peningkatan ekonomi

Keluarga Pra Sejahtera dan KS I serta Pengembangan Bina Keluarga,

serta

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 19

d) Menurunkan laju pertumbuhan penduduk

2) Kebijakan Revitalisasi Program Keluarga Berencana dan Kesejahteraan

Keluarga, yang dilaksanakan melalui Program Pendewasaan Usia

Perkawinan (PUP), dengan sasaran meningkatnya rata-rata usia kawin

pertama (pendewasaan usia perkawinan).

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 20

8.1.16 Bidang Perhubungan

1) Kebijakan pengembangan sistem transportasi darat dan perkeretaapian

serta sistem transportasi massal (Mass Rapid Transport) yang dilaksanakan

melalui Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

dengan sasaranterlaksananya pengembangan angkutan massal antara lain

mewujudkan pembangunan monorel di Kawasan Metropolitan Bandung,

mendorong pembangunan jalur kerata api cepat Jakarta-Bandung-

Kertajati – Cirebon, pembangunan jalur KA Tanjungsari-Sumedang-

Kertajati-Kadipaten, pembangunan jalur KA Bogor-Sukabumi-Cianjur-

Padalarang, reaktivasi jalur KA Bandung-Tanjungsari, Kadipaten-Cirebon,

Bandung-Ciwidey, Banjar-Pangandaran, Garut-Cikajang, pembangunan KRL

(kereta listrik) pada jalur Padalarang-Kiaracondong-Cicalengka, elektrifikasi

rel ganda KA antar kota Cikarang-Cikampek, pembangunan jalur ganda KA

dan KRL jalur Kiaracondong-Rancaekek dan Rancaekek-Cicalengka, rel

ganda parsial jalur KA Cisomang-Cikadondong, rel ganda KA Perkotaan

Manggarai-Cikarang (lintas Manggarai-Jatinegara-Bekasi), rel ganda KA

Perkotaan Parung Panjang-Tenjo, rel ganda parsial Purwakarta-Ciganea,

mengembangkan jalur-jalur baru kereta api serta optimalisasi jalur yang telah

ada, Reaktivasi jalur kereta api yang sudah tidak beroperasi; pembangunan

jalur kereta api khusus barang/ kargo; serta jalur KA dan sarana

transportasi massal strategis lainnya atas dasar kesepakatan Pemerintah

dengan Pemerintah Daerah.

2) Kebijakan pengembangan sistem transportasi udara yang dilaksanakan

melalui Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

dengan sasaran terlaksananya pengembangan dan pembangunan bandara

di Jawa Barat, antara lain melalui Pembangunan Bandara Internasional

Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati Aerocity, Pangkalan Udara Citarate di

Kabupaten Sukabumi, pengembangan Bandara Pusat Penyebaran Sekunder

Husein Sastranegara, Bandara Pusat Penyebaran Tersier Cakrabhuwana di

Cirebon, Pangkalan Udara Atang Sanjaya di Kabupaten Bogor, Pangkalan

Udara Kalijati di Kabupaten Subang, Pangkalan Udara Cibeureum di

Kabupaten Tasik, Pangkalan Udara Wiriadinata di Kota Tasikmalaya, serta

Bandara Nusawiru di Kabupaten Ciamis; serta Bandara strategis lainnya atas

dasar kesepakatan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah.;

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 21

3) Kebijakan pengembangan sistem transportasi laut, sungai, danau, dan

angkutan perairan lainnya yang dilaksanakan melalui Program

Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan dengan sasaran

terwujudnya pengembangan dan pembangunan prasarana dan fasilitas

perhubungan laut regional, antara lain melalui pembangunan Pelabuhan

Laut Cilamaya di Kabupaten Karawang, pengembangan Pelabuhan

Cirebon sebagai pintu gerbang ekspor dan perdagangan Jawa Barat

Bagian Timur, pembangunan Pelabuhan Muara Gembong dan Tarumajaya

di Kabupaten Bekasi, mendorong pembangunan pelabuhan pengumpan

regional di Jawa Barat, pengembangan pelabuhan laut regional pelabuhan

Jawa Barat bagian Selatan, serta pelabuhan strategis lainnya atas dasar

kesepakatan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah;

4) Kebijakan peningkatan sarana dan prasarana dasar perhubungan yang

dilaksanakan melaluiprogramsebagai berikut :

1. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas, dengan sasaran:

a. Meningkatnya keselamatan di perlintasan sebidang antara Kereta Api

dengan jalan;

b. Meningkatnya keselamatan pelayaran dan penerbangan;

c. Meningkatkan penanganan dan pengendalian muatan lebih

(overloading)

2. Program Peningkatan Kelayakan Kendaraan Bermotor, dengan

sasaran:

a. Meningkatnya kinerja kegiatan uji mutu terhadap produksi karoseri;

b. Meningkatnya kinerja pengujian kendaraan bermotor.

3. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitasi Lalu

Lintas Angkutan Jalan (LLAJ), dengan sasaran meningkatnya kualitas

prasarana dan fasilitas LLAJ (menuju zero accident) melalui peningkatan

ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan di ruas jalan Provinsi dan

pengembangan informasi teknologi untuk mengatasi persoalan lalu lintas

jalan.

4. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan, dengan sasaran:

a. Mengembangkan sistem transportasi publik regional yang nyaman;

b. Mengembangkan terminal angkutan umum regional yang terpadu dan

modern;

c. Meningkatnya kesadaran berlalu lintas dan kinerja awak kendaraan

umum;

d. Meningkatnya pelayanan perijinan dan pengawasan angkutan umum;

e. Tertatanya jaringan lalu lintas angkutan barang dan penumpang;

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 22

f. Meningkatnya kinerja kualitas angkutan umum Antar Kota Dalam

Provinsi (AKDP) dan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Jawa Barat,

melalui pengembangan terminal angkutan umum regional yang terpadu

dan modern, antara lain penyediaan Terminal Tipe A di Kota Bogor,

Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kota Cirebon,

Kota Tasikmalaya, Kota Sukabumi, Kota Bandung dan Kabupaten

Bandung; serta penyediaan Terminal Tipe B di Kabupaten Kuningan,

Kabupaten Indramayu, Kabupaten Garut, Kota Cimahi, dan

Palabuhanratu.

g. Tersusunnya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penyelenggaraan

Perhubungan Darat, Laut, dan Udara di Jawa Barat.

8.1.17 Bidang Komunikasi dan Informatika,

1) Kebijakan Pengembangan dan penerapan teknologi informasi dalam

manajemen pemerintahan melalui Program Pengembangan Komunikasi,

Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan Teknologi Informasi, dengan

sasaran: meningkatnya penyelenggaraan pelayanan pengadaan barang dan

jasa pemerintah secara elektronik

2) Kebijakan Peningkatan penggunaan Teknologi Informasi Komunikasi dalam

pelayanan publik menuju cyber province melalui Program Pengembangan

Komunikasi, Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan Teknologi Informasi,

dengan sasaran:

a) Meningkatnya pelayanan informasi kepada masyarakat;

b) Meningkatnya indeks Teknologi Informasi Komunikasi (TIK)

c) Meningkatnya jumlah penduduk melek TIK

d) Meningkatnya Konten website Pemerintahan Provinsi mengenai

kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Barat secara lengkap

e) Meningkatnya transfer IPTEK untuk akselerasi pembangunan;

f) Meningkatnya jumlah perijinan lembaga penyiaran;

g) Meningkatnya peran media masa dalam penyebaran informasi secara

objektif dan bertanggung jawab;;

h) Meningkatnya kualitas SDM penyiaran;

i) Meningkatnya jumlah masyarakat yang melek media data.

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 23

8.1.18 Bidang Pertanahan,

Kebijakan mewujudkan tertib administrasi pertanahan melalui Program

Pengadaan, Penataan dan Pengendalian Administrasi Pertanahan, dengan

sasaran Terwujudnya tertib administrasi pertanahan.

8.1.19 Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri,

1) Kebijakan peningkatan fungsi partai politik dalam pendidikan politik melalui

Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan sasaran meningkatnya

fungsi partai politik dalam pendidikan politik;

2) Kebijakan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan politik

melalui Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan sasaran

pengembangan kelembagaan demokrasi lokal;

3) Kebijakan peningkatan peran serta masyarakat dalam pemilu melalui

Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan sasaran meningkatnya

partisipasi masyarakat dalam pemilu;

4) Kebijakan peningkatan pemahaman masyarakat tentang ideologi bangsa dan

negara melalui Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan sasaran

pemantapan semangat kebangsaan.

8.1.20 Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan

Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Sandi,

1) Kebijakan penataan struktur organisasi yang proporsional melalui Program

Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah, dengan

sasaran:

a. Meningkatnya kesesuaian besaran organisasi dengan beban kerja.

b. Meningkatnya jumlah unit pelayanan publik yang bersertifikat ISO

c. Meningkatnya perolehan nilai hasil evaluasi penerapan SAKIP

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 24

2) Kebijakan peningkatan pelayanan administrasi organisasi melalui Program

Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan sasaran terpenuhinya

kebutuhan dasar operasional unit kerja SKPD/Balai/UPT/UPTD dalam

mendukung tugas pokok dan fungsinya.

3) Kebijakan penuntasan kejelasan batas administrasi daerah melalui Program

Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah dengan

sasaran terwujudnya penegasan batas daerah dan kode wilayah.

4) Kebijakan percepatan penanganan dan pelayanan kepada masyarakat

melalui Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi

Daerah dengan terselenggaranya pelayanan publik yang bermutu dan

akuntabel di seluruh tingkatan pemerintahan daerah.

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 25

5) Kebijakan peningkatan transparansi dan akuntabilitas melalui pengembangan

zona integritas melalui Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem

Administrasi Daerah dengan sasaran terwujudnya kinerja pelayanan

pemerintah sesuai harapan masyarakat.

6) Kebijakan pengaturan pengelolaan keuangan daerah melalui Program

Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, dengan sasaran

terlaksananya restrukturisasi peraturan perundangan daerah yang berkaitan

dengan keuangan daerah.

7) Kebijakan peningkatan pelayanan pengelolaan dan pelaporan keuangan

daerah melalui Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan sasaran:

a. adanya kesesuaian antara pelaporan capaian kinerja dengan peraturan;

b. tersedianya dokumen operasional

8) Kebijakan mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas

laporan keuangan pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Program

Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, dengan sasaran

penggunaan anggaran yang akuntabel

9) Kebijakan peningkatan penerimaan daerah sesuai dengan potensi melalui

Program Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, dengan sasaran :

a) Peningkatan PAD

b) Efektivitas penggunaan dana bagi hasil cukai hasil tembakau;

10) Kebijakan peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah

melalui Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan

Pembangunan Daerah dengan sasaran Terselesaikanya permasalahan

lintas daerah

11) Kebijakan peningkatan koordinasi dengan instansi vertikal dalam

menyelesaikan aset-aset daerah yang bermasalah melalui Program

Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, dengan sasaran:

a. meningkatnya penataan dan pendayagunaan aset milik Pemerintah

Provinsi Jawa Barat di kabupaten dan kota;

b. Teramankanya aset Pemerintah Provinsi;

c. Meningkatnya data aset yang terinventarisir

12) Kebijakan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (SPIP) melalui Program Pengendalian dan Pengawasan

Pembangunan dengan sasaran Meningkatnya jumlah OPD yang

menerapkan SPIP

13) Kebijakan Peningkatan Pengawasan internal untuk mendukung tata kelola

dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui Program

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 26

Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan dengan sasaran

Meningkatnya jumlah OPD yang menerapkan SPIP

14) Kebijakan peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana untuk

mendukung kinerja aparat melalui (1) Program Peningkatan Sarana Dan

Prasarana Aparatur, dengan sasaran peningkatan pemenuhan kebutuhan

sarana dan prasarana kerja aparatur sesuai standar daerah; serta (2)

Program pemeliharaan Sarana dan prasarana aparatur, dengan sasaran

terpeliharanya sarana dan prasarana operasional OPD/Balai/UPT/UPTD

15) Kebijakan peningkatan kerjasama kemitraan strategis lintas provinsi,

pemerintahan pusat dan kabupaten/kota, melalui Program Kerjasama

Pembangunan, dengan sasaran terwujudnya kerjasama antar daerah,

kabupaten/kota, antar provinsi dan luar negeri

16) Kebijakan peningkatan kualitas pengelolaan kerjasama Jawa Barat melalui

aliansi strategis multi pihak dalam dan luar negeri melalui Program

Kerjasama Pembangunan, dengan sasaran kerjasama dengan Perguruan

Tinggi, BUMN/BUMD, Swasta, LSM dalam dan luar negeri

17) Kebijakan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku

aparatur berbasis kompetensi melalui Program Pengembangan

kompetensi Aparatur dengan sasaran:

a. Meningkatnya kinerja pegawai Provinsi Jawa Barat;

b. Meningkatnya Kompetesi pegawai Provinsi Jawa Barat

18) Kebijakan meningkatkan kesejahteraan aparatur berbasis kinerja melalui

Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur dengan

sasaran meningkatnya Jaminan Kesejahteraan bagi Aparatur Pemerintah

Daerah;

19) Kebijakan menyediakan produk hukum daerah untuk mendukung

penyelenggaraan pemerintahan melalui Program Penataan Peraturan

Perundang-Undangan, Kesadaran Hukum dan HAM, dengan sasaran

terwujudnya Raperda yang diagendakan dalam prolegda

20) Kebijakan peningkatan penyelarasan peraturan daerah melalui Program

Penataan Peraturan Perundang-Undangan, Kesadaran Hukum dan HAM,

dengan sasaran harmonisasi produk hukum Provinsi dan harmonisasi produk

hukum Kabupaten/Kota

21) Kebijakan peningkatan sinergitas penanganan perkara dengan lembaga

lainnya melalui Program penataan peraturan perundang-undangan,

kesadaran hukum dan HAM, dengan sasaran terselesaikannya

perkara/sengketa perdata, pidana, TUN dan HAM secara Litigasi dan Non

Litigasi dan penyelenggaraan sosialisasi peraturan dan HAM.

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 27

22) Kebijakan peningkatan pemahaman masyarakat akan peraturan-peraturan

hukum dan HAM melalui Program penataan peraturan perundang-

undangan, kesadaran hukum dan HAM, dengan sasaran Meningkatnya

pemahaman peraturan HAM.

23) Kebijakan peningkatan pembinaan tramtibmas, satuan perlindungan

masyarakat, dan unsur rakyat terlatih lainnya melalui Program

Pemeliharaan Ketertiban Umum Dan Ketentraman Masyarakat, dengan

sasaran:

a. Penyelenggaraan pelatihan perlindungan masyarakat;

b. Meningkatnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

c. Menurunya jumlah unjuk rasa;

d. Meningkatnya rasio jumlah Linmas per 100 penduduk.

24) Kebijakan peningkatan kuantitas dan kualitas Pol PP dan PPNS Se Jawa

Barat melalui Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman

Masyarakat, dengan sasaran:

a. penyelenggaraan pelatihan Perlindungan Masyarakat dan pelaksanaan

diklat bagi anggota Pol PP dan PPNS;

b. Meningkatnya rasio jumlah PPNS per perda sektoral provinsi

25) Kebijakan peningkatan kapasitas lembaga legislatif dan intensitas komunikasi

antara pemerintah daerah dengan DPRD melalui Program Peningkatan

Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah, dengan sasaran:

a. Meningkatnya regulasi daerah;

b. Meningkatnya regulasi daerah inisiatif DPRD;

c. Meningkatnya rapat kerja inisiatif DPRD.

8.1.21 Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,

1) Kebijakan peningkatan kinerja pemerintah desa melalui peningkatan

kemampuan keuangan dan sarana prasarana pemerintahan desa melalui

Program Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan Desa, dengan

sasaran meningkatkan kualitas dan profesionalisme pemerintahan desa;

2) Kebijakan Peningkatan pembinaan bagi aparat desa melalui Program

Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan Desa, dengan sasaran:

a) Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur desa;

b) Meningkatnya perkembangan desa.

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 28

3) Kebijakan peningkatan kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat

dalam pembangunan melalui Program Peningkatan Kapasitas

Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat, dengan sasaran:

a) Meningkatkan peran masyarakat dan kelembagaan desa dalam

pembangunan perdesaan;

b) Meningkatnya strata Posyandu multifungsi

4) Kebijakan meningkatkan infrastruktur perdesaan melalui Program

Peningkatan Infrastruktur Perdesaan, dengan sasaran membangun

infrastruktur desa dan perdesaan.

8.1.22. Bidang Sosial.

1) Kebijakan Meningkatkan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial serta

jaminan dan perlindungan sosial terhadap penyandang masalah

kesejahteraan sosial (PMKS) dan penghargaan kepada para Perintis

Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI)/Janda PKRI dan keluarga

pahlawan serta terpeliharanya nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan,

kejuangan, dan kesetiakawanan social yang dilaksanakan melalui program-

program sebagai berikut :

1. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, dengan sasaran:

a) Memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang

mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi

sosialnya secara wajar, kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS);

b) Rehabilitasi Sosial kepada penyandang disabilitas melalui bimbingan

sosial, aksesibilitas, perawatan dan pengasuhan serta pelatihan

keterampilan (vocational), untuk penciptaan lapangan dan

kesempatan kerja;

c) Meningkatkan pelayanan dalam melakukan rehabilitasi sosial kepada

PMKS dengan membangun infrastruktur Pusat Pelayanan dan

Rehabilitasi Sosial Terpadu di 4 (empat) wilayah Pembangunan Jawa

Barat;

2. Program Pemberdayaan Sosial, dengan sasaran:

a) Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Fakir Miskin dan

Komunitas Adat terpencil,

b) Meningkatnya pemberdayaan keluarga dan kelembagaan sosial

masyarakat;

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 29

c) Meningkatnya kesejahteraan Perintis Kemerdekaan Republik

Indonesia (PKRI)/Janda PKRI dan keluarga pahlawan serta

terpeliharanya nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan, kejuangan, dan

kesetiakawanan sosial.

3. Program Perlindungan Sosial, dengan sasaran:

a) Memberikan perlindungan sosial kepada, Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS);

b) Memberikan bantuan dan asistensi sosial serta bantuan tunai

bersyarat / Program Keluarga Harapan (PKH).

4. Program Penanggulangan Bencana Alam dan Perlindungan

Masyarakat, dengan sasaran:

a) Tersedianya bantuan tanggap darurat bencana;

b) Memfasilitasi penyelesaian konflik dan bencana sosial;

c) Meningkatnya partisipasi masyarakat/relawan dalam

penanggulangan bencana.

2) Kebijakan pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi Sumber

Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penanganan PMKS dan pembangunan

kesejahteraan sosial, yang dilaksanakan melalui :

Program Pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi Sumber

Kesejahteraan Sosial (PSKS), dengan sasaran:

a) Meningkatkan partisipasi Potensi dan sumber kesejahteraan sosial

(PSKS) dalam penyelenggaraan kesejahteraan social .

b) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerja sosial secara

profesional;

c) Meningkatkan pembinaan dalam pengumpulan dan pengelolaan

sumber dana sosial;

d) Meningkatkan jangkauan penyebarluasan komunikasi, informasi dan

edukasi tentang pembangunan kesejahteraan sosial melalui

penyuluhan dan bimbingan sosial.

8.1.23. Bidang Kebudayaan

1) Kebijakan pelestarian budaya lokal melalui program pengembangan nilai

budaya, dengan sasaran Meningkatnya apresiasi masyarakt terhadap

bahasa sastra dan aksara daerah;

2) Kebijakan Perwujudan Jawa Barat sebagai pusat budaya melalui program

pengembangan Nilai Budaya, dengan sasaran Termanfaatkanya nilai-nilai

tradisional, peninggalan kesejarahan, kepurbakalaan dan museum bagi

pengembangan budaya daerah;

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 30

3) Kebijakan Peningkatan pelestarian seni dan perfileman daerah serta

meningkatnya kualitas dan kuantitas pusat gelar karya seni dan budaya

melalui program pengelolaan kekayaan dan keragaman budaya dengan

sasaran meningkatnya pengelolaan keragaman dan kekayaan budaya Jawa

Barat;

4) Kebijakan Peningkatan perlindungan dan pengakuan atas seni dan budaya

Jawa Barat Program Pengembangan nilai budaya dengan sasaran

meningkatnya pengelolaan dan pengakuan atas Hak Kekayaan Intelektual

(HaKI) di bidang Budaya dan program pengelolaan kekayaan dan

keragaman budaya dengan sasaran meningkatnya pengelolaan dan

pengakuan atas Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) di bidang Seni;

5) Kebijakan Meningkatkan SDM Bidang Seni dan Budaya dilaksanakan

melalui Program Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya, dengan

sasaran Meningkatnya apresiasi seni dan budaya daerah di kalangan

pemerintah, masyarakat dan swasta Program Pengembangan Nilai Budaya

dengan sasaran Meningkatnya apresiasi budaya daerah di kalangan

pemerintah, masyarakat dan swasta.

8.1.24. Bidang Statistik

Kebijakan Peningkatan pengelolaan Satu Data Pembangunan yang

dilaksanakan melalui program Program pengembangan

data/informasi/statistik daerah dengan sasaran dukungan Basisi Data yang

akurat terukur dan terintegrasi.

8.1.25. Bidang Kearsipan

Kebijakan mewujudkan pengelolaan kearsipan daerah yang mendukung kinerja

penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan melalui Program

Pengembangan Kearsipan, dengan sasaran:

a) Terpeliharanya data kearsipan untuk meningkatkan pelayanan kepada para

pengguna arsip;

b) Tersedianya arsip yang dapat mendukung keperluan publik;

c) Meningkatnya keamanan arsip pemda.

8.1.26. Bidang Perpustakaan,

Kebijakan perwujudan masyarakat gemar membaca di Jawa Barat yang

dilaksanakan melalui Program Pengembangan budaya baca dan pembinaan

perpustakaan, dengan sasaran:

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 31

a) Meningkatnya penyelenggaraan dan pemberdayaan perpustakaan di Jawa

Barat;

b) Meningkatnya koleksi bahan perpustakaan di Jawa Barat;

c) Meningkatnya Layanan Perpustakaan di Jawa Barat.

8.1.27 Bidang Kelautan dan Perikanan

1) Kebijakan meningkatkan produksi perikanan dan kelautan, yang

dilaksanakan melalui Program Pengembangan Budidaya Perikanan,

dengan sasaran Meningkatnya produksi dan produktivitas perikanan

budidaya, perikanan laut dan perairan umum.

2) Kebijakan meningkatkan hasil pengolahan dan nilai tambah produk

perikanan dan kelautan, yang dilaksanakan melalui Program Pemasaran

dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan

dan Kehutanan, dengan sasaran Meningkatnya jumlah kawasan industri

pengolahan hasil perikanan, serta meningkatnya ketersediaan aneka produk

olahan hasil perikanan.

8.1.28. Bidang Pertanian

1) Kebijakan meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian,

perkebunan, dan peternakan, yang dilaksanakan melalui Program

Peningkatan Produksi Pertanian Peningkatan Produksi Pertanian,

dengan sasaran Meningkatnya produksi, produktivitas dan kualitas produk

pertanian, perkebunan, dan peternakan;

2) Kebijakan meningkatkan kinerja sumber daya dan kelembagaan pertanian,

perkebunan dan peternakan, yang dilaksanakan melalui Program

Permberdayaan Sumber Daya Pertanian, dengan sasaran:

a) Meningkatnya kinerja sumber daya pertanian Jawa Barat;

b) Meningkatnya infrastruktur pertanian

c) Meningkatnya kemampuan peran kelembagaan usaha agribisnis.

Kebijakan mencetak lahan sawah baru untuk mencapai lahan pertanian

berkelanjutan yang dilaksanakan melalui Program Permberdayaan

Sumber Daya Pertanian, dengan sasaran Meningkatnya lahan pertanian.

3) Kebijakan peningkatan kuantitas pengendalian hama dan penyakit tanaman

dan ternak sumber daya dan kelembagaan pertanian, perkebunan dan

peternakan, yang dilaksanakan melalui Program Pencegahan dan

Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan, dengan

sasaranTerkendalinya hama dan penyakit tanaman, ternak, dan ikan.

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 32

4) Kebijakan meningkatkan pengembangan usaha dan sarana prasarana

pengolahan serta pemasaran produk pertanian, perkebunan, dan

peternakan, yang dilaksanakan melalui Program Pemasaran dan

Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan

Kehutanan, dengan sasaran:

a) Meningkatnya sarana pemasaran hasil pertanian, perkebunan,

peternakan, perikanan dan kehutanan;

b) Meningkatnya nilai tambah pengolahan hasil pertanian, perkebunan,

peternakan, perikanan dan kehutanan.

8.1.29. Bidang Kehutanan

Kebijakan meningkatkan produktivitas hutan dan pengembangan aneka usaha

kehutanan, serta pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, yang dilaksanakan

melalui Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan, dengan sasaran

meningkatnya aneka usaha ekonomi produktif sekitar hutan dan pengelolaan

kehutanan.

8.1.30. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral

1) Kebijakan peningkatan cakupan dan akses masyarakat terhadap

ketenagalistrikan, yang dilaksanakan melalui Program Pembinaan,

Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi, dengan

sasaran:

a) Meningkatnya rasio elektrifikasi rumah;

b) Meningkatnya pasokan energi di Jawa Barat

2) Kebijakan peningkatan pengembangan dan pemanfaatan energi baru

terbarukan, yang dilaksanakan melalui Program Pembinaan,

Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi, dengan

sasaran:

a) Meningkatnya ketersediaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan

terbarukan

b) Meningkatknya ketersediaan dan pemanfaatan energi bersumber

bioenergi

3) Kebijakan peningkatkan pemanfaatan dan pengelolaan sumber energi

panas bumi, yang dilaksanakan melalui Program Pengembangan Panas

Bumi dan Migas, dengan sasaran meningkatnya pendayagunaan panas

bumi sebagai sumber energi listrik berupa eksplorasi potensi energi panas

bumi di Jawa Barat, diantaranya dengan melakukan pengembangan sumber

energi panas bumi di Kab. Bogor (Awi Bengkok), Kab Sumedang

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 33

(Tampomas), Kab. Bandung (Cibuni, Patuha, Wayang Windu dan

Kamojang), Kab. Bandung Barat (Tangkubanparahu), Kab. Garut (Kawah

Darajat), serta pada lokasi strategis lainnya atas dasar kesepakatan

Pemerintah dengan Pemerintah Daerah.

4) Kebijakan peningkatan upaya pengelolaan sumber daya mineral, geologi,

dan air tanah, yang dilaksanakan melalui Program Pembinaan,

Pengembangan Sumber Daya Mineral, Geologi dan Air Tanah, dengan

sasaran:

a) Meningkatnya upaya konservasi air tanah;

b) Meningkatnya pemutakhiran kondisi Cekungan Air Tanah.

5) Kebijakan peningkatkan pengusahaan dan nilai tambah produksi sumber

daya mineral, yang dilaksanakan melalui Program Pembinaan,

Pengembangan Sumber Daya Mineral, Geologi dan Air Tanah, dengan

sasaran:

a) Meningkatnya pembinaan nilai tambah produksi pertambangan;

b) Meningkatnya potensi penerimaan daerah dari sumber daya mineral;

c) Meningkatnya kapasitas pengusahaan sumber daya mineral.

8.1.31. Bidang Pariwisata

Kebijakan pengembangan pariwisata dan produk wisata (alam, budaya, ziarah)

dalam konteks destinasi wisata Jawa-Bali, yang dilaksanakan melalui Program

Pengembangan Destinasi Pariwisata, dengan sasaran Meningkatnya

kuantitas dan kualitas obyek wisata. Dan Program Pengembangan

Pemasaran Pariwisata, dengan sasaran meningkatnya kunjungan wisatawan

ke objek wisata di Jawa Barat.

8.1.32. Bidang Perindustrian

1) Kebijakan meningkatkan unit usaha industri kecil menengah dan kemitraan

antar industri, yang dilaksanakan melalui Program Pengembangan

Industri Kecil dan Menengah, dengan sasaran Meningkatnya unit usaha

industri kecil menengah (IKM);

2) Kebijakan meningkatkan produksi dan kualitas industri unggulan (industri

kreatif, industri telematika, industri agro, industri tekstil dan produk tekstil,

industri komponen otomotif, serta dan industri alas kaki), yang dilaksanakan

melalui Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan

Teknologi Industri, dengan sasaran Berkembangnya industri-industri

unggulan (industri kreatif, industri telematika, industri agro, industri tekstil

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 34

dan produk tekstil, industri komponen otomotif serta industri alas kaki) dan

industri potensial lainnya.

8.1.33. Bidang Perdagangan

1) Kebijakan Peningkatan perdagangan ekspor dan pengembangan pasar luar

negeri, yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan dan

Pengembangan Ekspor, dengan sasaran Meningkatnya daya saing dan

perluasan pasar ekspor produk Jawa Barat.

2) Kebijakan meningkatkan distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat dan

barang strategis serta menata distribusi barang yang efektif dan efisien,

yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan dan Pengembangan

Sistem Perdagangan Dalam Negeri, dengan sasaran Meningkatnya

jumlah dan pengelolaan sarana dan prasarana perdagangan termasuk

Revitalisasi Pasar Tradisional.

3) Kebijakan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, peningkatan

pengembangan dan perlindungan sarana dan prasarana perdagangan dan

pasar tradisional, yang dilaksanakan melalui Program Perlindungan

Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, dengan sasaran :

a) Meningkatnya perlindungan terhadap konsumen dan produsen;

b) Meningkatnya pengawasan barang beredar dan jasa;

c) Meningkatnya tertib usaha dan tertib ukur, takar, timbang dan

perlengkapannya (UTTP) serta tertib barang dalam keadaan terbungkus

(BDKT).

8.1.34. Bidang Ketransmigrasian

1) Kebijakan Kerjasama bidang ketransmigrasian serta pengembangan

kawasan transmigrasi, yang dilaksanakan Program Pengembangan

Transmigrasi, dengan sasaran (a) Meningkatnya wilayah/kawasan

transmigrasi dan (b) Meningkatnya kerjasama ketransmigrasian;

2) Kebijakan Peningkatan kemampuan dan kemandirian calon transmigran,

masyarakat Kawasan transmigrasi Lokal (Resettlement) dan warga sekitar

Adapun urusan wajib mengenai keagamaan yang merupakan kewenangan pusat,

dimana pemerintah daerah berperan dalam penciptaan iklim kondusif, keamanan dan

kenyamanan beribadah, melalui kebijakan dan program sebagai berikut :

1) Kebijakan untuk meningkatkan kualitas kerukunan hidup baik interumat beragama

maupun antarumat beragama, yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan

Pemahaman dan Pengamalan Agama, dengan sasaran :

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 35

a) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman agama dalam kehidupan

bermasyarakat;

b) Terciptanya suasana kehidupan keagamaan yang kondusif di Jawa Barat

2) Kebijakan untuk mnmenimplementasikan dan mengakyualisasikan pemahaman

dan pengamalan agama dalam kehidupan bermasyarakat, yang dilaksanakan

melalui Program Peningkatan Pemahaman dan Pengamalan Agama, dengan

sasaran terselenggaranya fasilitasi pendidikan agama (formal, non formal dan

informal)

3) Mendorong peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan, yang

dilaksanakan melalui Program Peningkatan Pemahaman dan Pengamalan

Agama, dengan sasaran :

a) Meningkatnya peran lembaga-lembaga sosial keagamaan dan lembaga

pendidikan keagamaan dalam pembangunan;

b) Meningkatkan pemberdayaan dan perlindungan sumber daya bidang

keagamaan.

8.2. Kebijakan Pendanaan

Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, anggaran program

Tahun 2013-2018 disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada

pencapaian program prioritas pembangunan, yaitu program prioritas Gubernur,

kemudian program penyelenggaraan urusan pemerintahan Provinsi dan bantuan tidak

langsung berupa bantuan keuangan kabupaten/kota, hibah, sosial yang merupakan

prioritas ketiga.Secara umum kebijakan anggaran antara lain:

1. Anggaran diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan Provinsi

Jawa Barat yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana

ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan;

2. Efisiensi belanja dilakukan dengan mengoptimalkan belanja untuk kepentingan

publik, melaksanakan proper budgeting melalui analisis cost benefit dan tingkat

efektifitas setiap program dan kegiatan serta melaksanakan prudent

spendingmelalui pemetaan profil resiko atas setiap belanja kegiatan beserta

perencanaan langkah antisipasinya;

3. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib diarahkan untuk melindungi

dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi

kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar,

pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum;

4. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk pendidikan sebesar 20 % dari

Volume Anggaran APBD tiap tahunnya dengan fokus pada penuntasan WAJAR

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 36

DIKDAS 9 tahun dan WAJAR 12 tahun serta menciptakan pendidikan yang

berkualitas dan terjangkau;

5. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan

memperbaiki fasilitas dan pengadaan untuk pelayanan dasar kesehatan terutama

untuk keluarga miskin serta kesehatan ibu dan anak, memperbanyak tenaga medis

terutama untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau, serta memperbaiki kualitas

lingkungan dan pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat;

6. Dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat, anggaran belanja akan

diarahkan pada revitalisasi sektor pertanian penguatan struktur ekonomi regional,

pengembangan ekonomi pedesaan berbasis ‘desa membangun’, permberdayaan

masyarakat dalam kegiatan usaha produktif untuk meningkatkan pendapatan

melalui kelembagaan koperasidan bentuk usaha lainnya serta dukungan

infrastruktur pedesaan;

7. Penurunan prosentase jumlah angkatan kerja yang menganggur melalui penyiapan

SDM yang siap kerja, peningkatan investasi program multi sektor, peningkatan

sarana dan prasarana balai pelatihan ketenagakerjaan;

8. Dalam mendukung pengembangan aktivitas ekonomi, pemeliharaan dan

pembangunan infrastruktur akan diarahkan pada wilayah sentra produksi di

pedesaan, aksesibilitas sumber air baku dan listrik;

9. Untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan Jawa Barat,

Pemerintah Daerah akan mengarahkan anggaran pada kegiatan-kegiatan

pengurangan pencemaran lingkungan, pencapaian target kawasan lindung

sebesar 35 %, mitigasi bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan pengendalian

eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam;

10. Penggunaan indeks relevansi anggaran dalam penentuan anggaran belanja

dengan memperhatikan belanja tidak langsung dan belanja langsung dengan

kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, serta anggaran belanja yang

direncanakan oleh setiap pengguna anggaran tetap terukur;

11. Kegiatan-kegiatan yang orientasinya terhadap pemenuhan anggaran belanja tetap

(fixed cost), Insentif Berbasis Kinerja, dan komitmen pembangunan yang

berkelanjutan (multi years);

12. Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja kompensasi, dalam

bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada

Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

b. Mengalokasikan belanja bunga yang digunakan untuk menganggarkan

pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok hutang

RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 37

(principal outstanding) pada Asian Development Bank (ADB/BUDP) dan

USAID-FID berdasarkan perjanjian pinjaman;

c. Mengalokasikan belanja subsidi yang digunakan untuk menganggarkan

bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual

produksi dan jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak;

d. Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk menganggarkan

pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat

yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat;

e. Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk menganggarkan

pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah

daerah, dan kelompok masyarakat perorangan yang secara spesifik telah

ditetapkan peruntukannya;

f. Mengalokasikan belanja tidak terduga yang merupakan belanja untuk kegiatan

yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti

penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan

sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah

tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.

g. Mengalokasikan belanja bagi hasil kepada kabupaten dan kota digunakan

untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan

provinsi kepada kabupaten dan kota sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan. Belanja bagi hasil dilaksanakan secara proporsional, guna

memperkuat kapasitas fiskal kabupaten dan kota dalam melaksanakan

otonomi daerah;

h. Mengalokasikan belanja bantuan keuangan kepada kabupaten dan kota dan

Pemerintah Desa yang digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan

yang bersifat umum atau khusus dari Provinsi kepada kabupaten dan kota,

pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya. Belanja bantuan

keuangan kepada kabupaten dan kota dan Pemerintah Desa diarahkan dalam

rangka mendukung Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Rincian pagu anggaran selengkapnya disajikan dalam Tabel Indikasi Rencana

Program Prioritas Indikasi Rencana Program Prioritas Penyelenggaraan Urusan

Pemerintah Daerah, sebagai berikut:

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 1

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran

mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil

Kepala Daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi

pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau

indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang

diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. Penetapan indikator kinerja daerah

ini didasarkan pada tahapan yang telah ditetapkan pada RPJPD Provinsi Jawa Barat

Tahun 2005-2025 yaitu memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan fokus

pada tahun 2014.

Indikator kinerja daerah meliputi 3 (tiga) aspek kinerja yaitu: aspek kesejahteraan

masyarakat; aspek pelayanan umum; serta aspek daya saing daerah.

Aspek kesejahteraan masyarakat diukur melalui indikator makro yang

merupakan indikator gabungan (indikator komposit) dari berbagai kegiatan

pembangunan ekonomi maupun sosial seperti:Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), Laju

Pertumbuhan Ekonomi (LPE), Inflasi, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Angka

Partisipasi Angkatan Kerja, Indeks Gini, Persentase Penduduk Miskin terhadap Total

Penduduk, Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan lain-lain.

Aspek pelayanan umum merupakan segala bentuk pelayanan yang dilakukan

oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan atau urusan yang telah diserahkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai upaya untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum,

perumahan, perhubungan dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintah

provinsi.

Aspek daya saing daerah merupakan indikator yang mengukur kemampuan

perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi

dan berkelanjutan. Indikator yang diukur antara lain: laju pertumbuhan investasi,

pendapatan per kapita, laju pertumbuhan ekspor, laju pertumbuhan PMA, dan jumlah

kunjungan wisatawan mancanegara.

Penetapan indikator kinerja daerah dirumuskan berdasarkan hasil analisis

pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program(outcome) terhadap

tingkat capaian indikator kinerja daerah.Penetapan indikator kinerja daerah terhadap

capaian kinerja penyelenggaraan urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dapat di

lihat pada Tabel 9.1.

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 2

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah

Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat

NO

Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja pada awal

periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Tahun 2016

(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

1.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1. Daya Beli Masyarakat ribu rupiah 644.041 644,041 645,000 650,000 655,000 660,000 660,000

2. PDRB Per Kapita (ADHB) juta rupiah 21,25 - 21,50 21,25 - 21,50 21,50 – 22,00 22,00 – 24,00 24,00 – 26,00 26,00 – 28,00 26,00 – 28,00

3. Indeks Gini Poin 0,4 - 0,39 0,4 - 0,39 0,38 – 0,37 0,37 – 0,36 0,36 – 0,35 0,35 – 0,34 0,35 – 0,34

1.1.1. Kesehatan

4. AHH (Angka Harapan Hidup) Tahun 68,70 - 68,9 68,70 - 68,9 69 - 69,2 70 - 70,25 70,5 - 71 70,75 - 71,5 70,75 - 71,5

1.1.2. Pertanian

5. Nilai Tukar Petani (NTP) Poin 109 -110 109 109,5 110 110,5 111 111

1.1.3. Ketahanan Pangan

6. Skor Pola Pangan Harapan poin 72 74 76 78 80 82 82

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 3

NO

Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja pada awal

periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Tahun 2016

(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1.2 Fokus Kesejahteraan Sosial

1.2.1. Ketenagakerjaan

7. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Persen 63,80 - 64,00 64,00 - 65,00 65,00 - 66,00 66,00 - 67,00 67,00 - 68,00 68,00 - 69,00 68,00 - 69,00

8.

Tingkat Pengangguran Terbuka Persen

9,08 9,00 - 8,50 8,50 - 8,00 8,00 - 7,50 7,50 – 7,00 7,00 - 6,50 6,50 – 6,00

1.2.2. Sosial

9. Angka Kemiskinan Persen 9,52 8,80 - 7,80 7,80 - 6,80 6,80 - 5,90 5,90– 5,00 5,00 - 4,10 5,00 - 4,10

2 ASPEK PELAYANAN UMUM

2.1 Fokus Pelayanan Urusan Wajib

2.1.1. Pendidikan

10. Angka Melek Huruf Persen 96,97 97,00 – 97,50 97,50 – 98,00 98,00 – 98,50 98,50 – 99,00 99,00 – 99,50 99,00 – 99,50

11. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,20 - 8,25 8,25 - 8,30 8,30 - 8,50 8,50 - 8,75 8,75 - 9,10 9,10 - 9,50 9,10 - 9,50

12. APK Sekolah Menengah Persen 67,78 72,68 80,48 87,48 92,80 94,10 95,50

2.1.3. Koperasi dan UMKM

Comment [H1]: Koreksian bidang sosbud

Comment [H2]: Koreksi bidang sosbud

Comment [H3]: Koreksian bidang sosbud

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 4

NO

Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja pada awal

periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Tahun 2016

(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

13. Jumlah Penerima Manfaat Kredit Modal Usaha

orang 4.500 4.750 5.250 5.550 5.750 6.000 6.000

2.1.4. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

14. Skala Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemerintahan

Skala 1 - 4 3 3 4 4 4 4 4

15. Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan

Skala 1 - 7 N/A 3 3,5 4 5 6 6

16. Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum

Persen 57 60 63 65 68 70 70

17. Indeks Persepsi Korupsi Poin 5,5 6 6,5 7 7,5 8 8

18. Indeks Kebahagiaan Poin 55 – 57 57 – 59 59 – 61 61 – 63 63 – 65 63 – 65 63 – 65

2.1.4. Pekerjaan Umum

19.

Pencapaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat cemar sedang

Persen 9,6-10,4 10,4-10,8 10,8-11,2 11,2-11,7 11,7-12,3 12,3-13 12,3-13

20. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi

Persen 11,5-12,03 12,03-25,90 25,90-39,77 39,77-53,64 53,64-67,51 67,51-80 67,51-80

21. Tingkat Kondisi Baik Jaringan Persen 64 - 66 66 - 71 71 - 76 76 - 81 81 - 86 86 - 90 86 - 90

Comment [h4]: Koreksi bidang ekonomi

Comment [h5]: Koreksi bidang ekonomi

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 5

NO

Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja pada awal

periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Tahun 2016

(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Irigasi di Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi

22. Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan

Persen 63-64 64-65 65-67 67-69 69-70 70-71 70-71

23. Cakupan Pelayanan Air Minum Persen 54-58 58-63 63-70 70-73 73-74 74-76 74-76

24. Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik

Persen 63-63,5 63,5-64 64-65 65-67 67-68 68-69 68-69

2.1.5. Energi dan Sumber Daya Mineral

25. Rasio Elektrifikasi Rumah Persen 73-75 75-77 77-78 78-79 79-81 81-83 81-83

2.1.6. Sosial

26. Jumlah PMKS yang ditangani Orang 334.255 479.255 527.181 579.899 637.888 701.677 771.845

27. Jumlah Pekerja Anak Orang 562.815 551.558 540.527 529.717 519.122 508.740 508.740

3 ASPEK DAYA SAING DAERAH

3.1 Fokus Kemampuan Ekonomi

28. Indeks Pembangunan Manusia Poin 73,50 – 73,80 73,80 – 74,00 74,00 – 74,50 74,50 – 75,50 75,50 – 76,00 76,50 – 77,00 76,50 – 77,00

29. Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen per

Tahun 5,2 - 5,8 5,9 - 6,5 6,2 - 6,8 6,3 - 6,9 6,3 - 6,9 6,4 - 7 6,4 - 7

Comment [H6]: Koreksian bidang sosbud

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 6

NO

Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja pada awal

periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Tahun 2016

(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

30. Laju Pertumbuhan Ekspor Persen 5,5 – 6,0 6,0 – 6,5 6,5 - 7,0 7,0 – 7,5 7,5 – 8,0 8 – 8,5 8 – 8,5

31. Inflasi Persen 8,5 - 9,5 6,0 - 7,0 6,3 - 7,3 4,5 - 5,5 4,0 - 5,0 4,0 - 5,0 4,0 - 5,0

3.1.1. Penanaman Modal

32. Nilai Penanaman Modal Asing (PMA)

Trilyun Rupiah 190 200 210 220 230 250 250

33. Nilai Investasi/PMTB adhb Trilyun Rupiah 127,872 142,58 159,69 179,65 203,00 231,42 231,42

3.1.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

34. Jumlah Penerbitan Perijinan Izin 39.029 42.931 47.224 51.946 57.140 62,854 62,854

35. Indeks Demokrasi Poin 66,20 – 66,50 66,50 – 67,00 67,00 – 67,50 67,50 – 68,00 68,50 – 69,00 68,50 – 69,00 68,50 – 69,00

36. Indeks Keterbukaan Informasi Publik

Poin 50 60 70 75 80 85 85

37. Pendapatan Asli Daerah Trilyun Rupiah 11,0 12,1 13,3 14,6 16,1 17,7 17,7

38. Indikator Daya Saing Provinsi Rangking 6 - 5 5 - 4 4 - 3 3 - 2 2 - 1 2 - 1 2 - 1

3.1.3. Pendidikan

39. APK Pendidikan Tinggi Persen 16 - 17 17 - 18 18 - 19 19 - 20 20 - 22 22 - 25 22 - 25

40. Jumlah Karya IPTEK yang didaftarkan untuk mendapat

Buah 5 10 20 25 30 40 40

Comment [h7]: Koreksi bidang ekonomi

Comment [h8]: Koreksi bidang ekonomi

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 7

NO

Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja pada awal

periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Tahun 2016

(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

HAKI

41. Jumlah Penduduk Melek TIK usia 12 tahun ke atas

Orang 11.400.000 12.540.000 13.794.000 15.173.400 16.690.740 18.359.814 18.359.814

3.1.4. Kependudukan dan Cacatan Sipil

42. Jumlah Penduduk Jiwa 45.284.209 46.035.927 46.800.123 47.577.005 48.366.784 49.169.672 49.169.672

3.1.5. Lingkungan Hidup

43. Capaian Fungsi Kawasan Lindung terhadap Luas Wilayah

Persen 36-37 37-38 38-39 39-41 41-43 43-45 43-45

44. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

Persen per Tahun

2-3 3-4 4-5 5-6 6-7 6-7 6-7

3.1.6. Pekerjaan Umum

45. Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik & sedang)

Persen 97,0 - 97,5 97,5-97,7 97,7-97,9 97,9-98,0 98,0-98,5 98,5-99,0 97,0 - 97,5

3.1.7. Pariwisata

46. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Orang 700.000 810.000 950.000 1.100.000 1.300.000 1.500.000 1.500.000

3.1.8. Kebudayaan

47. Jumlah Karya Seni dan Budaya yang didaftarkan untuk

Buah 3 3 2 2 2 2 2

Comment [h9]: Koreksi bidang ekonomi

Comment [h10]: Koreksi bidang ekonomi

Comment [H11]: Koreksian bidang sosbud

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 8

NO

Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah

Satuan

Kondisi Kinerja pada awal

periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja

pada akhir periode RPJMD

2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Tahun 2016

(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

memperoleh HaKI/sertifikasi Badan Internasional

3.1.9. Pemuda dan Olahraga

48. Jumlah Pemuda Berprestasi Skala Internasional

Orang 1 2 3 3 4 5 1

3.1.10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

49. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)

Poin 68.08 69.7 70 72.02 73 73.5 75

Comment [H12]: KOreksian Bidang Sosbud

Comment [H13]: KOreksian Bidang Sisbud

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 9

Penetapan target kinerja pembangunan Jawa Barat berdasarkan urusan dan

kewenangan, memerlukan kerangka sinergitas pembangunan antara Provinsi dan

Kabupaten/Kota. Sehingga target kinerja pembangunan tersebut akan terdistribusi ke

Kabupaten/Kota, dengan indikator kinerja sebagai berikut:

1. Indeks Pembangunan Manusia;

2. Rata – rata Lama Sekolah;

3. Angka Melek Huruf;

4. Angka Harapan Hidup;

5. Daya Beli Masyarakat;

6. Laju Pertumbuhan Ekonomi;

7. Persentase penduduk miskin;

8. Tingkat Pengangguran Terbuka; dan

9. Kawasan Lindung

Selanjutnya target masing–masing indikator kinerja pembangunan

Kabupaten/Kota disajikan pada tabel berikut :

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 10

1. Indeks Pembangunan Manusia

Tabel 9.2

Realisasi dan Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten Dan Kota

NO KABUPATEN/KOTA REALISASI PROYEKSI

2011 2015 2018

KABUPATEN

1 Kab. Bandung 73,41 75,16 76,42

2 Kab. Bekasi 72,10 73,74 74,90

3 Kab. Sumedang 71,68 73,32 74,40

4 Kab. Bandung Barat 72,65 73,44 73,95

5 Kab. Bogor 70,66 72,34 73,43

6 Kab. Purwakarta 70,31 72,13 73,38

7 Kab. Garut 72,21 76,37 78,13

8 Kab. Tasikmalaya 72,93 75,01 76,26

9 Kab. Ciamis 72,97 73,74 74,13

10 Kab. Karawang 70,76 73,20 73,65

11 Kab. Subang 70,43 71,69 72,20

12 Kab. Kuningan 70,11 71,36 72,21

13 Kab. Sukabumi 69,48 71,20 72,16

14 Kab. Majalengka 69,40 70,99 72,02

15 Kab. Cirebon 67,71 69,82 71,18

16 Kab. Cianjur 70,02 75,88 78,12

17 Kab. Indramayu 68,18 (2011) 70,74 71,88

18 Kab. Pangandaran

KOTA

19 Kota Depok 78,36 79,41 80,01

20 Kota Bekasi 75,73 76,92 77,70

21 Kota Cimahi 76,12 76,70 – 77,38 76,70 – 77,38

22 Kota Bandung 75,35 76,42 77,18

23 Kota Sukabumi 75,55 78,29 79,34

24 Kota Bogor 75,16 76,63 76,91

25 Kota Tasikmalaya 73,35 75,01 76,05

26 Kota Cirebon 74,26 76,29 76,84

27 Kota Banjar 75,19 77,09 78,51

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 11

2. Rata – rata Lama Sekolah (RLS)

Tabel 9.3 Realisasi dan Target Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)

Per Kabupaten dan Kota

NO KABUPATEN/KOTA REALISASI PROYEKSI

2011 2015 2018

KABUPATEN

1 Kab. Sumedang 7,65 8,35 8,77

2 Kab. Bandung 8,20 8,79 9,04

3 Kab. Bekasi 8,10 8,24 8,31

4 Kab. Bandung Barat 8,00 8,05 8,08

5 Kab. Bogor 7,20 7,64 7,85

6 Kab. Garut 7,47 8,23 8,51

7 Kab. Purwakarta 7,00 7,31 7,46

8 Kab. Subang 6,60 7,33 7,42

9 Kab. Cirebon 6,42 7,00 7,34

10 Kab. Ciamis 7,67 8,04 8,22

11 Kab. Karawang 7,14 7,80 7,95

12 Kab. Tasikmalaya 7,24 7,76 8,08

13 Kab. Majalengka 6,70 6,87 6,95

14 Kab. Kuningan 6,80 6,89 6,93

15 Kab. Cianjur 6,42 6,71 6,85

16 Kab. Sukabumi 6,39 6,66 6,80

17 Kab. Indramayu 5,83 (2011) 6,05 6,15

18 Kab. Pangandaran

KOTA

18 Kota Cimahi 10,73 11,10 – 11,47 11,10 – 11,47

19 Kota Bekasi 10,70 10,92 11,00

20 Kota Depok 10,50 10,78 10,79

21 Kota Bandung 10,10 10,26 10,33

22 Kota Bogor 9,60 9,99 10,04

23 Kota Cirebon 9,20 10,57 10,65

24 Kota Sukabumi 9,00 9,27 9,40

25 Kota Tasikmalaya 9,32 9,90

26 Kota Banjar 8,33 10,43 12,00

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 12

3. Angka Melek Huruf

Tabel 9.4 Realisasi dan Target Angka Melek Huruf (AMH)

Per Kabupaten Dan Kota

NO KABUPATEN/KOTA REALISASI PROYEKSI

2011 2015 2018

KABUPATEN

1 Kab. Bandung 98,60 99,41 99,58

2 Kab. Garut 99,12 99,38 99,45

3 Kab. Tasikmalaya 99,22 99,54 99,70

4 Kab. Karawang 93,25 95,00 96,00

5 Kab. Bandung Barat 98,00 98,10 98,10

6 Kab. Sukabumi 96,60 97,60 98,00

7 Kab. Cianjur 97,68 99,00 99,00

8 Kab. Sumedang 97,50 97,70 97,80

9 Kab. Purwakarta 95,60 96,70 97,60

10 Kab. Ciamis 98,31 99,15 99,57

11 Kab. Cirebon 90,70 93,50 95,40

12 Kab. Majalengka 94,80 95,10 95,20

13 Kab. Bekasi 93,70 94,50 95,10

14 Kab. Kuningan 97,76 100 100

15 Kab. Bogor 93,60 94,50 94,90

16 Kab. Subang 92,40 92,55 92,56

17 Kab. Indramayu 85,68 (2011) 88,90 90,33

18 Kab. Pangandaran

KOTA

19 Kota Tasikmalaya 99,61 99,82 -

20 Kota Bandung 99,60 99,70 99,70

21 Kota Sukabumi 99,60 99,70 99,70

22 Kota Cimahi 99,80 99,83 – 99,86 99,83 – 99,86

23 Kota Bekasi 99,99 100 100

24 Kota Depok 98,90 99,30 99,52

25 Kota Bogor 98,70 98,76 98,79

26 Kota Banjar 99,12 99,44 99,60

27 Kota Cirebon 97,00 98,41 98,42

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 13

4. Angka Harapan Hidup

Tabel 9.5 Realisasi dan Target Angka Harapan Hidup (AHH)

per Kabupaten dan Kota

NO KABUPATEN/KOTA REALISASI PROYEKSI

2011 2015 2018

KABUPATEN

1 Kab. Bekasi 68,74 69,71 70,36

2 Kab. Bogor 68,03 69,26 70,09

3 Kab. Subang 69,09 69,46 69,60

4 Kab. Bandung 68,86 69,38 70,17

5 Kab. Bandung Barat 68,58 68,69 68,76

6 Kab. Tasikmalaya 68,30 68,46 68,56

7 Kab. Indramayu 67,23 (2011) 69,75 70,87

8 Kab. Sukabumi 66,43 67,37 67,99

9 Kab. Purwakarta 66,48 67,34 67,92

10 Kab. Kuningan 70,81 71,86 72,39

11 Kab. Ciamis 67,74 68,25 68,50

12 Kab. Sumedang 67,21 67,51 67,72

13 Kab. Karawang 67,32 71,15 73,00

14 Kab. Majalengka 65,82 66,61 67,14

15 Kab. Cianjur 66,70 68,00 68,66

16 Kab. Garut 66,43 68,30 69,28

17 Kab. Cirebon 65,05 65,41 65,66

18 Kab. Pangandaran

KOTA

19 Kota Depok 72,85 73,20 73,40

20 Kota Tasikmalaya 70,20 70,84 70,94

21 Kota Sukabumi 68,92 69,69 70,21

22 Kota Bandung 69,61 69,76 69,87

23 Kota Bekasi 69,70 69,99 70,18

24 Kota Cimahi 69,25 69,65 – 70,05 69,65 – 70,05

25 Kota Bogor 68,68 69,57 69,59

26 Kota Cirebon 68,45 68,51 68,56

27 Kota Banjar 71,12 72,66 73,81

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 14

5. Daya Beli (Purchasing Power Parity)

Tabel 9.6 Realisasi dan Target Daya Beli Masyarakat (Purchasing Power Parity/PPP)

Per Kabupaten dan Kota

NO KABUPATEN/KOTA REALISASI PROYEKSI

2011 2015 2018

KABUPATEN

1 Kab. Bandung 633,5 644,3 652,1

2 Kab. Sumedang 631,3 643,2 651,3

3 Kab. Bekasi 632,4 643,0 651,1

4 Kab. Purwakarta 630,6 641,6 649,8

5 Kab. Majalengka 628,6 641,0 649,5

6 Kab. Garut 640,91 673,28 686,12

7 Kab. Indramayu 642,64 (2011) 666,77 677,48

8 Kab. Kuningan 550,70 558,80 562,85

9 Kab. Cirebon 626,8 637,7 645,0

10 Kab. Ciamis 641,71 642,08 642,27

11 Kab. Bandung Barat 629,2 638,0 643,8

12 Kab. Karawang 635,76 655,00 665,00

13 Kab. Bogor 627,7 633,8 638,8

14 Kab. Sukabumi 623,1 633,3 638,5

15 Kab. Tasikmalaya 629,1 634,9 638,3

16 Kab. Subang 626,3 632,5 637,3

17 Kab. Cianjur 620,40 662,79 662,79

18 Kab. Pangandaran

KOTA

19 Kota Depok 645,9 653,2 658,7

20 Kota Bogor 643,7 652,5 655,4

21 Kota Cirebon 642,3 651,0 657,0

22 Kota Bekasi 639,9 647,5 653,4

23 Kota Sukabumi 632,2 643,4 652,0

24 Kota Bandung 631,8 643,1 651,5

25 Kota Cimahi 638,00 648,00 – 654,00 648,00 – 654,00

26 Kota Tasikmalaya 636,15 652,15

27 Kota Banjar 579,78 591,08 599,56

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 15

6. Kemiskinan Tabel 9.7

Realisasi dan Target Kemiskinan Per Kabupaten dan Kota

NO KABUPATEN / KOTA REALISASI PROYEKSI

2011 2015 2018

KABUPATEN

1 Kab. Cirebon 20,25 17,05 15,55

2 Kab. Indramayu 16,01 (2011) 14,50 – 15,00 14,50 – 15,00

3 Kab. Sumedang 15,18 13,27 12,33

4 Kab. Kuningan 13,35 9,95 8,25

5 Kab. Majalengka 18,79 14,14 11,14

6 Kab. Garut 12,77 10,80 9,96

7 Kab. Bandung Barat 17,61 12,13 9,47

8 Kab. Karawang 12,04 11,75 11,50

9 Kab. Subang 15,15 10,65 7,45

10 Kab. Bogor 12,11 8,97 6,97

11 Kab. Cianjur 13,17 9,91 5,88

12 Kab. Ciamis 9,60 7,52 6,70

13 Kab. Purwakarta 11,61 7,65 4,05

14 Kab. Tasikmalaya 12,36 11,00 10,00

15 Kab. Bekasi 5,89 4,60 3,50

16 Kab. Sukabumi 13,26 7,54 3,47

17 Kab. Bandung 9,42 3,83 1,54

18 Kab. Pangandaran

KOTA

19 Kota Cirebon 14,11 11,92 11,32

20 Kota Tasikmalaya 18,90 14,72 8,37

21 Kota Bogor 9,72 8,64 8,20

22 Kota Sukabumi 9,10 ≤ 10,00 ≤ 10,00

23 Kota Cimahi 7,15 7,00 – 4,90 7,00 – 4,90

24 Kota Banjar 7,80 7,32 4,12

25 Kota Bekasi 6,02 (2011) 5,62 5,37

26 Kota Bandung 4,42 4,28 3,05

27 Kota Depok 2,69 2,35 2,06

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 16

7. Laju Pertumbuhan Ekonomi

Tabel 9.8 Realisasi dan Target Laju Pertumbuhan Ekonomi

Per Kabupaten dan Kota

No Kabupaten/Kota REALISASI PROYEKSI

2011 2015 2018

Kabupaten

1 Kab. Ciamis 4,99 4,95 5,02

2 Kab. Karawang 6,26 6,70 7,00

3 Kab. Purwakarta 4,99 6,49 7,61

4 Kab. Bandung 5,30 6,86 7,38

5 Kab. Bogor 5,58 6,69 7,06

6 Kab. Indramayu 2,14 4,81 6,29

7 Kab. Garut 5,57 5,36 5,17

8 Kab. Bekasi 6,07 6,18 6,23

9 Kab. Cianjur 5,08 5,25 5,95

10 Kab. Cirebon 4,91 5,60 5,83

11 Kab. Sumedang 4,58 5,28 5,69

12 Kab. Majalengka 4,57 5,18 5,49

13 Kab. Bandung Barat 5,08 5,39 5,44

14 Kab. Subang 4,74 5,01 5,15

15 Kab. Kuningan 4,73

16 Kab. Sukabumi 3,89 4,16 4,25

17 Kab. Tasikmalaya 4,32 4,50 – 5,50 4,50 – 5,50

18 Kab. Pangandaran

Kota

19 Kota Bandung 7,83 7,97 7,97

20 Kota Depok 6,65 6,78 6,78

21 Kota Sukabumi 6,31 5,00 – 7,00 5,00 – 7,00

22 Kota Bekasi 7,08 6,90 – 7,29 6,90 – 7,29

23 Kota Bogor 6,03 6,05 6,05

24 Kota Cirebon 5,54 5,75 5,75

25 Kota Tasikmalaya 5,89 6,07

26 Kota Cimahi 5,56 5,75 – 6,00 5,75 – 6,00

27 Kota Banjar 5,40 5,95 6,35

RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 17

8. Tingkat Pengangguran Terbuka

Tabel 9.9 Realisasi dan Target Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Per Kabupaten Dan Kota

NO KABUPATEN/KOTA REALISASI PROYEKSI

2011 2015 2018

KABUPATEN

1 Kab. Bandung Barat 9,38 8,13 7,15

2 Kab. Bandung 40,41 9,16 8,18

3 Kab. Karawang 10,06 9,75 9,00

4 Kab. Bekasi 10,27 9,00 8,02

5 Kab. Cirebon 10,17 8,90 7,92

6 Kab. Bogor 10,73 9,48 8,50

7 Kab. Kuningan 4,13 2,89 2,27

8 Kab. Sumedang 8,03 9,78 5,80

9 Kab. Indramayu 10,11 (2011) 8,95 8,60

10 Kab. Subang 9,10 7,80 6,82

11 Kab. Purwakarta 9,48 8,21 7,23

12 Kab. Majalengka 7,80 6,53 5,55

13 Kab. Cianjur 11,26 8,90 7,92

14 Kab. Sukabumi 9,47 8,22 7,24

15 Kab. Tasikmalaya 7,00 6,00 – 7,00 6,00 – 7,00

16 Kab. Garut 5,12 4,81 4,65

17 Kab. Ciamis 5,28 5,99 6,35

18 Kab. Pangandaran

KOTA

19 Kota Sukabumi

≤ 11,50 ≤ 11,50

20 Kota Bekasi 12,00 9,80 9,20

21 Kota Bogor 10,31 8,04 7,06

22 Kota Bandung 10,33 9,06 8,08

23 Kota Cimahi 10,30 9,00 – 8,00 9,00 – 8,00

24 Kota Depok 10,59 9,54 8,56

25 Kota Tasikmalaya 9,13 9,04 7,11

26 Kota Cirebon 10,55 9,50 8,52

27 Kota Banjar 6,20 5,80 5,15