Download - Rancangan Akhir RPJMD 21 September 2013
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional merupakan landasan hukum di bidang perencanaan
pembangunan. Peraturan ini merupakan satu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggaraan pemerintahan
di Pusat dan Daerah dengan melibatkan masyarakat.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
mengamanatkan bahwa perencanaan daerah dirumuskan secara transparan, responsif,
efisien, efektif, akuntabel, partisipatif, terukur, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan.
Adapun perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan
kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna
pemanfaatan dan pengalokasian sumberdaya yang ada, dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu
tertentu.
Merujuk kepada peraturan di atas, dalam rangka penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-
2018 merupakan penjabaran dari agenda-agenda pembangunan yang ditawarkan
Kepala Daerah pada saat kampanye ke dalam rencana pembangunan jangka
menengah. Masa bakti Gubernur/Wakil Gubernur periode 2008-2013 telah berakhir
pada tahun 2013 dan selanjutnya Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih akan menyusun
RPJMD dengan kurun waktu 2013–2018 yang penetapannya paling lambat 6 (enam)
bulan setelah pelantikan, sesuai dengan ketentuan Pasal 15 ayat (2) Peraturan
Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Penyusunan RPJMD Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013-2018 dilakukan melalui berbagai tahapan analisis data dan
informasi hasil pembangunan, serta penelaahan Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 - 2025.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 2
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018 adalah
menyusun dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode lima tahun, yang
memuat visi, misi Kepala Daerah, arah kebijakan, strategi dan program pembangunan.
Tujuan penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat tahun 2013 – 2018 adalah :
1. Menetapkan visi, misi, dan program pembangunan daerah jangka menengah;
2. Menetapkan pedoman untuk penyusunan Rencana Strategis (Renstra)
Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD), Rencana Kerja (Renja) OPD, dan perencanaan penganggaran;
3. Menetapkan pedoman untuk penyusunan RPJMD dan RKPD serta perencanaan
penganggaran Kabupaten dan Kota se Jawa Barat;
4. Mewujudkan perencanaan pembangunan daerah yang sinergis dan terpadu
antara perencanaan pembangunan Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota serta
dengan Provinsi yang berbatasan.
1.3. Dasar Hukum Penyusunan
Dasar hukum penyusunan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018
adalah:
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah di ubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4438);
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 3
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4725);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah Kepada Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4815);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 4
14. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
15. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010 – 2014;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah di ubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
17. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2008 Nomor 9 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 46);
18. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 11 Seri D,
Tambahan Lembaran Daerah Nomor 47);
19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah
Tahun 2009 Nomor 6 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);
20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;
21. Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Daerah
Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP) Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025;
22. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 79 Tahun 2010 Tentang Petunjuk
Pelaksanaan Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat
(Lembaran Daerah Tahun 2010 Nomor 79 Seri E).
1.4. Hubungan Antar Dokumen
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018 memiliki keterkaitan dengan
dokumen perencanaan pembangunan lainnya sebagai berikut :
1. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 berpedoman pada Undang –
Undang No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Undang – Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 5
2. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 berpedoman pada RPJPD 2005–
2025 dan memperhatikan RPJMN Tahun 2010–2014, dan mempertimbangkan asas
keberlanjutan dengan program-program pembangunan sebagaimana dimuat dalam
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013.
3. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 mempertimbangkan arah
pembangunan kewilayahan yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Barat (Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2010) dan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
2007).
4. RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 mengacu kepada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, serta Peraturan Daerah
Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah.
1.5. Sistematika Dokumen RPJMD
Sistematika penulisan RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013–2018 terdiri dari
11 (sebelas) bab sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Dasar Hukum Penyusunan
1.4 Hubungan Antar Dokumen
1.5 Sistematika Dokumen RPJMD
Bab II Gambaran Umum Kondisi Daerah
2.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.3 Aspek Pelayanan Umum
2.4 Aspek Dayasaing Daerah
Bab III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan
3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2008-2013
3.3 Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Tahun 2013-2018
Bab IV Analisis Isu-Isu Strategis
4.1 Permasalahan Pembangunan
4.2 Isu Strategis
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 I- 6
Bab V Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
5.1 Visi
5.2 Misi
5.3 Tujuan dan Sasaran
Bab VI Strategi dan Arah Kebijakan
6.1 Strategi
6.2 Kebijakan Pembangunan
6.3 Kebijakan Kewilayahan
Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah
7.1 Kebijakan Umum
7.2 Program Pembangunan Daerah
Bab VIII Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan
8.1 Program Prioritas
8.2 Kebijakan Pendanaan
Bab IX Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan
Bab XI Penutup
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 1
BAB IIGAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1. Kondisi Geografis Daerah
Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5˚50’ - 7˚50’ Lintang
Selatan dan 104 ˚48’ - 108˚ 48’ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah:
Sebelah Utara, dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta ;
Sebelah Timur, dengan Provinsi Jawa Tengah ;
Sebelah Selatan, dengan Samudra Indonesia ;
Sebelah Barat, dengan Provinsi Banten.
Provinsi Jawa Barat memiliki kondisi alam dengan struktur geologi yang
kompleks dengan wilayah pegunungan berada di bagian tengah dan selatan serta
dataran rendah di wilayah utara. Memiliki kawasan hutan dengan fungsi hutan
konservasi, hutan lindung dan hutan produksi yang proporsinya mencapai 22,10%
dari luas Jawa Barat; curah hujan berkisar antara 2000-4000 mm/th dengan tingkat
intensitas hujan tinggi; memiliki 40 Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan debit air
permukaan 81 milyar m3/tahun dan air tanah 150 juta m3/th.
Secara administratif pemerintahan, wilayah Jawa Barat terbagi kedalam 27
kabupaten/kota, meliputi 18 kabupaten yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Sumedang, Kabupaten
Indramayu, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang,
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung Barat dan 9 kota yaitu Kota Bogor, Kota
Sukabumi, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Cimahi,
Kota Tasikmalaya, dan Kota Banjar serta terdiri dari 626 kecamatan, 641 kelurahan,
dan 5.321 desa.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 2
2.1.2. Demografi
Jumlah penduduk Jawa Barat menurut BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
mencapai 44.548.431 jiwa atau 18,24% penduduk Indonesia, terdiri dari laki-laki
sebanyak 22.609.621 jiwa dan perempuan sebanyak 21.938.810 jiwa (ditambah
spasi) (Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat, 2013). Laju Pertumbuhan Penduduk
(LPP) Jawa Barat pada periode 2007-2012 berfluktuasi dan lebih tinggi dari LPP
Nasional sebagaimana pada Gambar 2.1. Fluktuasi pertumbuhan penduduk
tersebut, diakibatkan kontribusi dari pertumbuhan migrasi penduduk (1,1%)
sementara pertumbuhan berdasarkan kelahiran (0,8%) menurut data Tahun 2011,
hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang terbuka
untuk keluar masuknya arus migrasi dari atau ke Provinsi lain.
Sumber: BPS Jawa Barat, 2007-2012
Gambar 2.1Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Jawa Barat
Tahun 2007-2012
Secara demografis, komposisi penduduk Jawa Barat berdasarkan kelompok
umur menurut Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010 adalah kelompok umur 0-14
tahun sebesar 29,27%, kelompok umur 15 – 59 tahun (usia produktif) sebesar
63,69% , dan kelompok umur 60 tahun keatas (kelompok masyarakat lanjut usia
berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut
Usia) sebesar 7,04% (Gambar 2.2).
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 3
Sumber : Sensus Penduduk Tahun 2010 (diolah)
Gambar 2.2Piramida Penduduk Provinsi Jawa Barat
Tahun 2010
Berdasarkan sebaran penduduk kabupaten/kota menurut Sensus Penduduk
2010 jumlah penduduk tertinggi berada di Kabupaten Bogor sebesar 4.771.932 jiwa,
disusul oleh Kabupaten Bandung sebesar 3.178.543 jiwa dan Kabupaten Bekasi
sebesar 2.630.401 jiwa. Sedangkan Jumlah jumlah penduduk terendah berada di
Kota Banjar sebesar 175.157 jiwa. Uraian jumlah penduduk tiap kabupaten/kota
dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Distribusi Penduduk Jawa Barat Berdasarkan Kabupaten/Kota Tahun 2010
No Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Total
1Kabupaten Bogor
2,452,562 2,319,370 4,771,932
2 Kabupaten Bandung 1,620,274 1,558,269 3,178,543
3 Kabupaten Bekasi 1,347,223 1,283,178 2,630,401
4 Kabupaten Garut 1,217,768 1,186,353 2,404,121
5 Kabupaten Sukabumi 1,193,342 1,148,067 2,341,409
6 Kabupaten Cianjur 1,123,091 1,048,190 2,171,281
7 Kabupaten Karawang 1,096,892 1,030,899 2,127,791
8 Kabupaten Cirebon 1,059,463 1,007,733 2,067,196
9 Kabupaten Tasikmalaya 834,996 840,679 1,675,675
10 Kabupaten Indramayu 856,640 807,097 1,663,737
11 Kabupaten Ciamis 758,889 773,615 1,532,504
12 Kabupaten Bandung Barat 770,702 739,582 1,510,284
13 Kabupaten Subang 739,925 725,232 1,465,157
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 4
No Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Total
14 Kabupaten Majalengka 582,892 583,581 1,166,473
15 Kabupaten Sumedang 547,797 545,805 1,093,602
16 Kabupaten Kuningan 520,632 514,957 1,035,589
17 Kabupaten Purwakarta 436,082 416,439 852,521
18 Kota Bandung 1,215,348 1,179,525 2,394,873
19 Kota Bekasi 1,183,620 1,151,251 2,334,871
20 Kota Depok 880,816 857,754 1,738,570
21 Kota Bogor 484,791 465,543 950,334
22 Kota Tasikmalaya 321,460 314,004 635,464
23 Kota Cimahi 274,124 267,053 541,177
24 Kota Sukabumi 152,080 146,601 298,681
25 Kota Cirebon 148,600 147,789 296,389
26 Kota Banjar 87,031 88,126 175,157
Total 21,907,040 21,146,692 43,053,732
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat , Survey Penduduk 2010.Catatan: Kabupaten Pangandaran masih masuk ke Kabupaten Ciamis
Secara kewilayahan penduduk Jawa Barat terkonsentrasi pada daerah-daerah
industri yaitu Metropolitan Bodebek-Karpur (Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Bekasi) serta Metropolitan Bandung Raya (Kabupaten Bandung). Hal ini
menunjukkan bahwa daerah industri masih memiliki daya tarik bagi penduduk dari
desa untuk mencari pekerjaan.
2.1.3. Potensi pengembangan wilayah
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2010
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 –
2029, wilayah Provinsi Jawa Barat terbagi ke dalam 6 (enam) Wilayah
Pengembangan (WP), yaitu WP Bodebekpunjur, WP Purwasuka, WP
Ciayumajakuning, WP Priangan Timur dan Pangandaran, WP Sukabumi dan
sekitarnya, serta WP Kawasan Khusus (KK) Cekungan Bandung, dengan potensi
masing-masing wilayah adalah :
1. WP Bodebekpunjur, yang mencakup wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten
Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor dan sebagian Kabupaten Cianjur
(Kecamatan Cugenang, Kecamatan Pacet, Kecamatan Sukaresmi dan
Kecamatan Cipanas). Wilayah ini memiliki potensi untuk dikembangkan dalam
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 5
sektor pariwisata, industri manufaktur, perikanan, perdagangan, jasa,
pertambangan, agribisnis dan agrowisata;
2. WP Purwasuka, yang meliputi daerah Kabupaten Subang, Kabupaten
Purwakarta dan Kabupaten Karawang. Wilayah ini memiliki potensi
pengembangan pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
perikanan, bisnis kelautan, industri pengolahan, pariwisata, dan pertambangan;
3. WP Ciayumajakuning, yang mencakup Kabupaten Kuningan, Kabupaten
Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kota Cirebon.
Wilayah ini merupakan wilayah yang potensial untuk dikembangkan dalam sektor
agribisnis, agroindustri, perikanan, pertambangan, dan pariwisata;
4. WP Priatim – Pangandaran, yang mencakup Kabupaten Garut, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar dan Kabupaten
Pangandaran. Wilayah ini memiliki potensi pengembangan dalam sektor
pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan, dan
pertambangan mineral;
5. WP Sukabumi, wilayahnya mencakup Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi
dan Kabupaten Cianjur. Wilayah ini memiliki potensi untuk dikembangkan dalam
sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan tangkap, pariwisata,
industri pengolahan, bisnis kelautan, dan pertambangan mineral.
6. WP Kawasan Khusus Cekungan Bandung, yang meliputi Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Kota Bandung dan sebagian
Kabupaten Sumedang (Kecamatan Jatinangor, Kecamatan Tanjungsari,
Kecamatan Cimanggung, Kecamatan Sukasari dan Kecamatan Pamulihan).
Wilayah ini memiliki potensi pengembangan pada sektor pertanian hortikultura,
industri non-polutif, industri kreatif, perdagangan dan jasa, pariwisata, dan
perkebunan.
Setiap kabupaten/kota di masing-masing wilayah pengembangan (WP)
memiliki industri unggulan spesifik sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2.3.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 6
Kab.Bekasi :1.Pakaian jadi2.Boneka3.Komponen
Kota Bekasi :1. Pakaian jadi.2. Keraj.Kayu3. Perhiasan
Kab.Karawang :1 .Mesin &Komponen2. Pakaian jadi.3. Mak. OlahanKota Depok :
1. Pakaian jadi.2. Ind. Telematika3. Mak. Olahan
Kab.Bogor :1. Tekstil & ProdukTekstil2. Ind. Tas3. Alas Kaki4. Mak. Olahan
Kab.Sukabumi :1. Batu Aji.2. Keraj. Kayu.3. Komponen &MEsin4. Bola Sepak5. Mak. Olahan
Kota Bogor :1. Pakaian jadi.2. Bordir3.Ind. Tas4. Keramik5. Mak. Olahan
Kab. Cianjur :1. Furniture kayu2. Kerajinan logam3. Komponen Logam4. Sutera.5. Mak. Olahan
Kota Bandung :1. Tekstil & Produk Tekstil2. Alas kaki.3. Elektronika4. Rajut5. Ind. Telematika6. Komponen7. Mak. Olahan
Kota Sukabumi :1. Keraj. Kayu.2. Mak. Olahan
Kab.Subang :1. Keraj.Kayu2. Komponen
Kab.Purwakarta:1. Keramik2. Mak. Olahan
Kota Tasikmalaya :1. Bordir.2.Keraj.Pandan& Mendong3. Kelom geulis4. Batik5. Mak. Olahan
Kab.Tasikmalaya :1. Bordir.2. Keraj.Pandan &
Mendong3. Kelom Geulis.4. Mak. Olahan
Kab.Ciamis :1. Ijuk.2. Furniture Kayu Kelapa3. Mak. Olahan4. Batik
Kab.Majalengka :1. Bola Sepak2. Bata,Genteng3. Kerajinan Rotan4. Batu Alam
Kab.Kuningan :1. Kerjajinan Rotan2. Minyak Atsiri.3. Mak. Olahan
Kab.Indramayu:1.Batik2.Kerajinan Rotan3. Mak. Olahan
Kab.Cirebon :1. Furniture Rotan2. Batik3. Batu Alam4. Mak. Olahan
Kota Cirebon :1. Furniture Rotan2. Kaca Patri3. Kerajinan Rotan
Kota Cimahi :1. Pakaian jadi2. Ind. Telematika.3. Mak. Olahan
Kab. Garut :1. Kulit & ProdukKulit2. Batik.3. Sutera.4. Minyak Atsiri5. Mak. Olahan
Kab.Bandung :1. Tekstil & Produk
Tekstil2. Alaskaki3. Komponen.4. Boneka5. Mak. Olahan
Kota Banjar :1. Meubel Akar Kayu
Kab.Sumedang :1. Kerajinan Kayu2. Furniture Kayu3. Mak. Olahan
Sumber : Disperindag Provinsi Jawa Barat, 2012
Gambar 2.3Peta Industri Unggulan Kabupaten/Kotadi Jawa Barat
2.1.4. Wilayah Rawan Bencana
Sesuai dengan karakteristik Jawa Barat, beberapa daerah merupakan daerah
rawan banjir, tanah longsor, gempa bumi dan lain-lain adalah :
a) Gempa Bumi dan Tsunami
Tatanan geologi dan tektonik di Jawa Barat membentuk jalur gempa
dengan ribuan titik pusat gempa yang berpotensi menjadi ancaman.
Terdapat 5 (lima) sesar aktif di 8 (delapan) kabupaten/kota yang rawan
gempa bumi dan tsunami yaitu Kabupaten Garut, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Ciamis, Kabupaten
Pangandaran, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bandung, dan Kota
Sukabumi.
b) Gunung Berapi
Terdapat 7 (tujuh) gunung berapi aktif dan berpotensi menjadi ancaman
bencana, yaitu: 1) Kawasan bahaya letusan Gunung Tangkuban Perahu
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 7
terketak di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang, 2) Kawasan
bahaya letusan Gunung Papandayan terletak di Kabupaten Garut dan
Kabupaten Bandung, 3) Kawasan bahaya letusan Gunung Ciremai
terletak di Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon dan Majalengka, 4)
Kawasan bahaya letusan Gunung Gede Pangrango terletak di Kabupaten
Bogor, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi, 5) Kawasan bahaya
letusan Gunung Guntur, terletak di Kabupaten Garut, 6) Kawasan bahaya
letusan Gunung Salak terletak di di Kabupaten Bogor dan Kabupaten
Sukabumi.
c) Angin Topan dan Badai
Terdapat 6 Kabupaten/Kota yang rawan angin topan dan badai, yaitu
Kabupaten Indramayu, Kota Cirebon, Kabupaten Bandung, Kabupaten
Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, dan Kota Bogor.
d) Banjir
Terdapat 13 kabupaten/kota yang merupakan daerah rawan banjir yaitu
Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Subang,
Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Sukabumi,
Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Indramayu, Kota
Bandung, Kota Cimahi, Kota Bekasi, dan Kota Depok.
e) Longsor
Terdapat 13 kabupaten/kota yang merupakan daerah rawan longsor, yaitu
Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Majalengka, Kabupaten Garut, Kabupaten Ciamis, Kabupaten
Sukabumi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Kuningan, Kabupaten
Bogor, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten
Pangandaran.
f) Kekeringan
Terdapat 3 kabupaten/kota yang merupakan daerah rawan kekeringan,
yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, dan Kabupaten
Karawang yang merupakan lumbung pangan nasional.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 8
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Berdasarkan publikasi BPS selama kurun waktu Tahun 2007-2012,
perekonomian Jawa Barat tumbuh rata-rata 5,86% dengan capaian tertinggi pada
Tahun 2011 sebesar 6,48%. Rata-rata inflasi selama periode tersebut sebesar
5,45% dengan capaian terendahnya adalah 3,09% pada Tahun 2009 dan inflasi
tertinggi adalah 11,11% pada Tahun 2008. Terkendalinya inflasi yang mencapai
angka di bawah dua digit, kecuali Tahun 2008 tidak lepas dari peran kolaborasi
otoritas moneter dengan pemerintah daerah melalui forum pengendalian inflasi
daerah. Data Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Laju Inflasi dari Tahun 2008 – 2012
dapat dilihat pada Tabel 2-2.
Tabel 2.2.
LPE dan Inflasi Jawa Barat Tahun 2008-2011
Uraian
Tahun
2007Baseline
2008 2009 2010 2011 2012
Laju PertumbuhanEkonomi
6,48 6,21 4,29 6,09 6,48 6,21
Inflasi 5,10 11,11 3,09 6,46 3,10 3,86
Sumber: BPS Jawa Barat 2012;Keterangan: *) angka perkiraan BPS Provinsi Jawa Barat
Berdasarkkan sisi produksi, kapasitas sektor non-tradable (sektor jasa dan
perdagangan) semakin besar terkait dengan keunggulan Jawa Barat sebagai pusat
kuliner dan fashion yang menarik bagi turis domestik maupun asing untuk
mengunjungi Jawa Barat terutama Kota Bandung dan sekitarnya. Sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) tumbuh tinggi menembus dua digit selama
dua tahun berturut-turut, yakni 10,12% pada Tahun 2009 dan 11,77% pada Tahun
2010, sedangkan pada Tahun 2011 sektor ini tumbuh melambat yakni 8,11%
mendekati pertumbuhan pada Tahun 2007 mencapai 8,03%, kemudian melonjak lagi
pada Tahun 2012 mencapai 11,55%. Sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh
diatas dua digit untuk tiga tahun terakhir, yakni 16,23%Tahun 2010, 14,93% Tahun
2011dan 12% Tahun 2012.
Sementara itu, pertumbuhan sektor tradable (pertanian dan industri)
cenderung lebih rendah dari rata-rata LPE Jawa Barat. Sektor industri pengolahan
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 9
yang merupakan sektor dominan PDRB Jawa Barat tumbuh 6,21% Tahun 2011
setelah mengalami pertumbuhan negatif pada tahun 2009 sebesar 1,74%. Namun
Tahun 2012 melambat menjadi 3,94% seiring dengan melambatnya pertumbuhan
ekspor Jawa Barat menjadi 5,52% dibandingkan Tahun 2011 yang mencapai 6,51%.
Krisis ekonomi yang masih terjadi di sejumlah negara tujuan ekspor Indonesia
mengakibatkan turunnya permintaan terhadap ekspor Jawa Barat. Pertumbuhan
sektor pertanian menurun di Tahun 2010 dan negatif di Tahun 2011 (-0,09%) dan
2012(-0,7%), tetapi berpotensi tumbuh kembali karena besarnya peluang
pengembangan agribisnis di Jawa Barat.
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) yang didominasi oleh pertumbuhan pada
sektor non-tradable (sektor perdagangan dan jasa) perlu mendapat perhatian karena
dapat berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan sumber daya
yang rendah, sebagaimana terlihat pada Gambar 2.4. Dengan demikian,
pertumbuhan sektor tradable (pertanian & industri) perlu menjadi prioritas
pembangunan ekonomi Jawa Barat.
Sumber : Data diolah, Bappeda Jabar, 2012
Gambar: 2.4.Pertumbuhan Sektor Tradable dan Nontradable Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga masih tetap
mendominasi PDRB Jawa Barat, yakni sebesar 58,24% Tahun 2012 (Tabel 2.3).
Seperti halnya perekonomian nasional, perekonomian Jawa Barat bercirikan
P e rt u m b u h a n S e kt o r T ra d a b led a n N o n t ra d a b le J ab a r
1 ,81
3,5 4 3,5 3 3 ,39
5,9 5
5,8 9 5, 74
7, 68
1,5 9
2 ,36
4 ,32
2,5 1
5 ,45
4,1 2
6 ,53
6, 96
5,0 7
6,2 1
7 ,61
3, 98
8 ,26
11 ,56
9 ,41
1 0,9 6
3,1 6 3,7 6
4,6 7 4,7 75, 60
6,0 2
6, 48
6, 21
4, 19
6, 09
6 ,4 86, 21
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
1 0,0
1 2,0
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
T ra da ble No n T r ad ab le P DRB
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 10
domestic-demand led growth, dimana dominasi utama berasal dari konsumsi rumah
tangga. Permintaan domestik menjadi kekuatan ekonomi Jawa Barat untuk tumbuh
dan membentuk resistensi terhadap gejolak eksternal. Konsumsi rumah tangga yang
tinggi akan menjadi sumber ketahanan ekonomi yang penting apabila dapat
dimanfaatkan sebagai pasar hasil produksi.
Tabel 2.3Distribusi PDRB Provinsi Jawa Barat
Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan Tahun 2011-2012
No Komponen Penggunaan 2011 2012Laju
Pertumbuhan
1. Konsumsi Rumah Tangga 59,28% 58,24% -1,04%
2. Konsumsi Pemerintah 8,89% 8,78% -0,11%
3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 18,16% 18,50% 0,34%
4. a. Perubahan Inventori 4,58% 5,12% 0,54%
b. Diskrepansi Statistik 2,51% 1,63% -0,88%
5. Ekspor 35,40% 35,94% 0,54%
6. Dikurangi: Impor 29,40% 28,62% -0,78%Sumber : Berita Resmi Statistik, BPS Provinsi Jawa Barat, 2013
PDRB per kapita berdasarkan harga konstan mengalami peningkatan dari
sekitar Rp 7,01 juta pada Tahun 2008 menjadi Rp 8,18 juta juta pada Tahun 2012
atau meningkat rata-rata sebesar 3,95% per tahun. Sementara itu, Indeks Gini
selama periode 2008-2012 cenderung mengalami peningkatan, yaitu dari 0,28
menjadi 0,41 (Pusdalisbang, Bappeda Provinsi Jawa Barat, 2013). Kedua hal ini
mengindikasikan bahwa peningkatan pendapatan penduduk Jawa Barat cenderung
semakin terdistribusi secara tidak merata sehingga ketimpangan pendapatan yang
terjadi semakin lebar.
2.2.2 Kesejahteraan Sosial
Pembangunan daerah bidang kesejahteraan sosial berkaitan dengan kualitas
manusia dan masyarakat Jawa Barat. yang tercermin pada pendidikan, kesehatan,
tingkat kemiskinan, kepemilikan tanah, kesempatan kerja, dan tingkat kriminalitas.
Capaian Bidang Pendidikan untuk indikator Angka Melek Huruf (AMH) pada Tahun
2012 sebesar 96,97%, pada Tahun 2008 sebesar 95,53% (LKPJ 2008), sedangkan
Tahun 2007 sebagai tahun dasar perhitungan/baseline adalah sebesar 95,32%
(LKPJ 2007). Dengan demikian terjadi peningkatan capaian AMH Tahun 2012
terhadap Tahun 2007 sebesar 1,65%. Capaian Rata-rata Lama Sekolah (RLS) pada
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 11
Tahun 2012 sebesar 8,15 tahun (angka perkiraan BPS Jawa Barat, 6 Maret 2013),
Tahun 2008 sebesar 7,50 tahun (LKPJ 2008), sedangkan capaian RLS Tahun 2007
sebesar 7,50 tahun (LKPJ 2007). Dengan demikian capaian RLS Tahun 2012
terhadap Tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar 0,65 tahun.
Indikator AHH Pada Tahun 2012 sebesar 68,60 tahun, pada Tahun 2008
sebesar 67,8 tahun (LKPJ 2008), sedangkan capaian Tahun 2007 sebagai tahun
dasar perhitungan/baseline adalah sebesar 67,60 tahun (LKPJ 2007).
Tabel 2.4Capaian IPM Jawa Barat tahun 2007-2012
UraianTahun
2007 2008 2009 2010 2011 2012
IPM 70,71 71,12 71,64 72,08 72,82 73,19*)
a) Indeks Pendidikan 80,21 80,35 81,14 81,67 82,55 82,75*)
- RLS (Tahun) 7,50 7,50 7,72 7,95 8,20 8,15*)
- Angka Melek Huruf (%) 95,32 95,53 95,98 96,00 96,48 96,97*)
b) Indeks Kesehatan 71,00 71,33 71,67 72,00 72,34 72,67*)
- Angka Harapan Hidup 67,60 67,80 68,00 68,20 68,40 68,60*)
c) Indeks Daya beli 60,93 61,66 62,10 62,57 63,57 64,17*)
- Purchasing Power
Parity/PPP (Rp.000)623,64 626,81 628,71 630,77 635,10 637,67*)
Sumber: Bappeda Jabar 2013
Dari Tabel 2.4 menunjukan bahwa capaian IPM terus meningkat dari tahun ke
tahun namun demikian disparitas IPM antara kabupaten/kota masih cukup tinggi
sebagaimana digambarkan pada grafik dibawah ini (Gambar 2.5).
Beberapa kabupaten kota capaian IPM berada diatas rata-rata capaian IPM
Jawa Barat yaitu Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota
Tasikmalaya, Kota Cirebon, Kota Sukabumi, Kota Bogor, Kabupaten Bandung Barat,
Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten Bandung. Sedangkan kabupaten kota lainya
berada dibawah rata-rata IPM Jawa Barat dengan capaian terendah berada di
WKPP III dan WKPP IV yaitu Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon Dan
Kabupten Cianjur (Gambar 2.5).
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 12
Sumber: Pusdalisbang Bappeda Provinsi Jawa Barat (diolah)
Gambar 2.5Data IPM Jawa Barat per Kabupaten/Kota
Peningkatan IPM jawa Barat selama kurun waktu 6 tahun dipengaruhi bukan
oleh salah satu komponen aja melainkan dari ketiga komponen penyusun IPM yaitu
pendidikan kesehatan dan daya beli.
Indeks pendidikan di Jawa Barat mengalami peningkatan, kondisi tersebut
sama dengan kondisi di kabupaten/kota (Gambar 2.6). Indeks pendidikan yang
tertinggi terjadi pada Tahun 2011 yang dicapai oleh Kota Cimahi yaitu sebesar 89,95,
kemudian berturut-turut Kota Bandung sebesar 89,93, dan kota Bekasi sebesar
89,33. Indeks pendidikan terendah berada pada Kabupaten Depok dengan nilai
67,49, Kabupaten Indramayu sebesar 70,03, dan Kabupaten Bandung sebesar
73,49.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 13
Sumber: Pusdalisbang Bappeda Provinsi Jawa Barat (diolah)
Gambar 2.6Data Indeks Pendidikan Jawa Barat per Kabupaten/ Kota
Indeks Kesehatan tiap kabupaten/kota sejak tahun 2008 sampai dengan 2011
mengalami peningkatan walaupun relatif kecil. Indek kesehatan di Kabupaten
Bandung pada tahun 2011 terjadi peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar
11,54 selama 4 tahun dari tahun 2008 sebesar 73,10 menjadi 84,64. Selain
Kabupaten Bandung peningkatan indeks kesehatan yang tertinggi adalah Kota
Depok sebesar 80,36 dan Kota Tasikmalaya sebesar 75,05. Indeks Kesehatan
terendah pada tahun 2011 terjadi di Kabupaten Cirebon sebesar 67,37, Kabupaten
Garut sebesar 68,34, dan Kabupaten Cianjur sebesar 68,91 (Gambar 2.7).
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018
Sumber: Pusdalisbang Bappeda Provinsi Jawa Barat (diolah)
Gambar 2.7Data Indeks Kesehatan Jawa Barat per Kabupaten/ Kota
Indeks daya beli Provinsi Jawa Barat pada Tahun 2011 sebesar 63
puluh tujuh) kabupaten/kota di Jawa Barat, yang mencapai indeks daya be
Kota Cirebon dan Kota Depok sebesar 67,36, dan Kota Bogor sebesar 67
indeks daya beli terendah berada pada Kabupaten Cianjur, Kabupaten
Kabupaten Bogor yaitu masing-masing sebesar 59,53; 62,33; dan 62,78 (Ga
Sumber: Pusdalisbang Bappeda Provinsi Jawa Barat (diolah)
Gambar 2.8Data Indeks Daya Beli Jawa Barat per Kabupaten/Kota
67,36 67,36
Jawa Barat 2011: 72,34
,
l
Jawa Barat 2008: 71,33
74, dari 27 (dua
i tertinggi adalah
,31. Sedangkan
Sukabumi, dan
mbar 2.8).
Jawa Barat 2011 : 63,74
Jawa Barat 2007 : 60,93
59,53
II - 14
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 15
Persentase jumlah penduduk miskin Jawa Barat terus mengalami penurunan
dari tahun 2007 (13,55%) hingga tahun 2012 (9,89%) dan selalu berada jauh di
bawah rata-rata tingkat kemiskinan nasional, tetapi disparitas kemiskinan kota desa
masih tinggi seperti terlihat pada Gambar 2.9. Disparitas kemiskinan antara desa dan
kota dari tahun 2007 – 2012 rata-rata 4,45% (desa lebih tinggi daripada kota), hal ini
menunjukan bahwa aktivitas ekonomi diperdesaan perlu mendapat perhatian khusus
untuk terus ditingkatkan.
Sumber : Badan Pusat Statistik RI
Gambar 2.9Perkembangan Kemiskinan Jawa Barat Tahun 2007 - 2012
LPE tinggi berdampak positif pada tingkat pengangguran terbuka yang
semakin menurun. Pada Agustus 2012 tingkat pengangguran terbuka di Jawa Barat
sebesar 9,08%, lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun masih
lebih tinggi dibandingkan nasional yang mencapai 6,14%. Fakta tingkat
pengangguran yang masih lebih tinggi dari nasional dan daya beli yang masih
rendah menyangkut kondisi kinerja perekonomian yang begitu kompleks. Fakta
demikian tidak mungkin diselesaikan hanya mengandalkan instrumen kebijakan fiskal
daerah, namun juga tergantung pada instrumen kebijakan moneter yang lebih
memadai, kondisi kinerja dunia usaha dan perekonomian nasional serta global.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 16
Tabel 2.5 menunjukan proporsi penganggur lulusan SLTA keatas lebih banyak
daripada pengangguran lulusan SLTP dan SD.
Tabel 2.5Jumlah Pengangguran Berdasarkan Pendidikan yang Ditamatkan
2.2.3. Seni Budaya dan Olah Raga
Perkembangan seni dan budaya di Jawa Barat sudah mengalami kemajuan
yang ditandai dengan meningkatnya pemahaman terhadap nilai budaya. Namun
demikan, upaya peningkatan jati diri masyarakat Jawa Barat seperti halnya
solidaritas sosial, kekeluargaan, penghargaan terhadap nilai budaya dan bahasa
masih perlu terus ditingkatkan. Budaya berperilaku positif seperti kerja keras, gotong
royong, kebersamaan dan kemandirian dirasakan makin memudar. Hal ini
menunjukkan perlunya mengembalikan dan menggali kearifan lokal dalam kehidupan
masyarakat.
2.3 Aspek Pelayanan Umum
Pada aspek pendidikan, khususnya Sekolah Dasar (SD/MI)
penyelengaraannya didominasi oleh pemerintah, sedangkan pada tingkat SMP/MTS
dan SMA/MA/SMK didominasi oleh swasta. kondisi ini menunjukan pentingnya
perhatian pemerintah dalam penyelenggaraan SLTP dan SLTA untuk mencapai
wajar dikdas 12 tahun pada Tahun 2018. Pendidikan anak usia dini (TK/RA/PAUD)
sbesar 99,02% dilaksanakan oleh swasta, hal ini perlu perhatian pihak pemerintah
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 17
mengingat pendidikan usia dini merupakan awal pertumbuhan dan perkembangan
anak (golden age) (Tabel 2.6).
Tabel 2.6Jumlah Sekolah dan Siswa Negeri/Swasta Se-Jawa Barat
Tahun Pelajaran 2011/2012
Jenjang UraianSekolah
TotalTerbanyak
diNegeri % Swasta %
TK/RA/PAUD
Lembaga 180 0,98% 18.160 99,02% 18.340Kabupaten
Bogor
Siswa 10.584 0,60% 1.753.193 99,40% 1.763.777Kabupaten
Bandung
SD/MI
Lembaga 19.524 80,73% 4.660 19,27% 24.184Kabupaten
Bogor
Siswa 4.585.271 86,31% 727.483 13,69% 5.312.754Kabupaten
Bogor
SMP/MTS
Lembaga 1.795 31,45% 3.913 68,55% 5.708Kabupaten
Garut
Siswa 1.092.886 56,73% 833.636 43,27% 1.926.522Kabupaten
Bogor
SMA/MA/SMK
Lembaga 758 20,07% 3.018 79,93% 3.776Kabupaten
Bogor
Siswa 519.533 35,11 % 960.044 64,89 % 1.479.577Kabupaten
Garut
TotalLembaga 22.257 42,80% 29.751 57,20% 52.008
Siswa 5.689.260 57,10% 4.274.356 42,90% 9.963.616
Sumber : Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat
Pada bidang pendidikan angka partipasi sekolah SD dan SMP terus
meningkat. Pada bidang kesehatan jumlah rumah sakit dan dokter belum memadai.
Pada bidang pekerjaan umum kondisi infrastruktur mengalami peningkatan. Pada
bidang Perumahan rasio elektrifikasi terus meningkat. Pada bidang Koperasi dan
usaha kecil menengah kontribusi penyerapan tenaga kerja terus meningkat. Pada
bidang sosial jumlah PMKS cenderung meningkat, sebagaimana tabel dibawah ini.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 18
Sumber : Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, 2012
Gambar 2.10Perkembangan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Tahun 2012
Tabel 2.7Indikator Aspek Pelayanan Umum Tahun 2008 -2011
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pendidikan
1 Angka Partisipasi Sekolah
Murni (APS) SD Sederajat
94,17 98,24 98,22 98,29 96,88 96,97
2 Angka Partisipasi Sekolah
Murni (APS) SMP Sederajat
67,27 68,16 70,63 71,36 72,04 74,12
3 Rasio Anak Terhadap Jumlah
Sekolah (Jenjang SD dan
SMP)
n/a 344,53 330,36 342 n/a n/a
4 Rasio Anak Terhadap Jumlah
Guru (Jenjang SD dan SMP)
n/a 27,81 26,67 77,53 n/a n/a
Kesehatan
1 Rasio Rumah Sakit terhadap
Penduduk (Satuan : per
100.000 penduduk)
n/a 0,47 0,50 0,57 0,47 n/a
2 Rasio Dokter umum terhadap
Penduduk(Satuan : per
100.000 penduduk)
n/a 3,72 4,04 4,19 3,72 n/a
Pekerjaan Umum
1 Rasio Irigasi kondisi baik
terhadap seluruh irigasin/a 58,69% 60,76% 61,72% 63,67% 64,52%
2 Kemantapan Jalan 87,31% 88,16% 89,5% 92,08% 95,03% 97,05%
3 Cakupan pelayanan Air
Limbah
50%51% 51% 52% 63,21%
63,21%
4 Cakupan pelayanan 52% 53% 54% 56% 61,8% 63,53%
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 19
No Indikator 2007 2008 2009 2010 2011 2012
persampahan
5Cakupan Pelayanan air bersih
perkotaan28% 29% 30% 35,05% 49,66% 51,76%
Perumahan
1 Rasio Jumlah keluarga
Berumah tidak Layak Huni
Terhadap seluruh jumlah
Keluarga
n/a 1,12 % 2,41 % n/a n/a n/a
2 Ratio elektrifikasi rumah
tangga60,41% 62,71% 65,21% 69,89% 71,71% 73,55%
3 Ratio elektrifikasi pedesaan 99,59% 99,8% 100% 100% 100% 100%
Koperasi dan usaha kecil menengah
1 Kontribusi Penyerapan tenaga
kerja Terhadap Jumlah
Angkatan Kerja
n/a 65,72% 71,35% 73,92% n/a n/a
Ketahanan pangan
1 Rasio Jumlah Penduduk
Terhadap Produksi
Padi(orang/ton/Tahun)
n/a 0,24 0,27 0,27 0,25 n/a
Perhubungan
1 Jumlah Angkutan Umum (Bus
Besar, Sedang, Kecil, MPU)
49.445
Unit
49.445
Unit
49.445
Unit
49.445
Unit
49.445
Unit
38.135
Unit
Sosial
1 Jumlah PMKSn/a
250.255
jiwa
211.560
jiwa
309.388
jiwan/a n/a
2 Jumlah Panti Sosialn/a
725
buah
725
buah
859
buahn/a n/a
Sumber: Pusat Data Dan Informasi Bappeda Provinsi Jawa Barat, BPS, dan LKPJ Tahun 2011 Diolah
2.4. Aspek Daya Saing Daerah
Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam
mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan
tetap terbuka pada persaingan dengan provinsi dan kabupaten/kota lainnya yang
berdekatan, nasional atau internasional. Daya saing Provinsi Jawa Barat kuat
dengan menempati peringkat ke 6 (enam) dari 33 (tigapuluh tiga) Provinsi (Gambar
2.10).
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 20
Sumber: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia Tahun 2010
Gambar 2.11Daya Saing Provinsi seluruh Indonesia
2.4.1. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
a. Pendapatan Regional
Pendapatan Dometstik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Barat atas dasar
harga konstan pada Tahun 2012 sebesar Rp 364,41 trilyun atau meningkat sebesar
Rp 21,3 trilyun dibanding Tahun 2011 (Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat, 2013).
Sektor industri pengolahan merupakan sektor dengan kontribusi tertinggi terhadap
PDRB Provinsi Jawa Barat selama periode 2008-2012, namun kontribusinya
cenderung mengalami penurunan. Pada Tahun 2012, kontribusi sektor industri
pengolahan sebesar 41,07% (berdasarkan harga konstan) dan 35,79% (berdasarkan
harga berlaku) sedangkan pada Tahun 2008 kontribusinya sebesar 45,93%
(berdasarkan harga konstan) dan 43,70% (berdasarkan harga berlaku).
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 21
Sementara itu, sektor perdagangan, hotel, dan restoran merupakan sektor
dengan kontribusi kedua tertinggi terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat dan
kontribusinya cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2012, kontribusi
sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 23,19% (berdasarkan harga
konstan) dan 23,90% (berdasarkan harga berlaku) sedangkan pada Tahun 2008
kontribusinya sebesar 19,55% (berdasarkan harga konstan) dan 20,51%
(berdasarkan harga berlaku).
b. Nilai tukar petani
Nilai Tukar Petani (NTP) mempunyai kegunaan untuk mengukur kemampuan
tukar petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam memproduksi. NTP dapat
dipakai sebagai salah satu indikator dalam menilai tingkat kesejahteraan petani.
Tabel 2.8 menunjukan NTP Jawa Barat dari tahun 2008 hingga tahun 20012
cenderung meningkat
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 22
Tabel 2.8Perkembangan Rata-rata Indeks Harga diterima, Indeks Harga dibayar, dan
Nilai Tukar Petani Jawa Barat tahun 2008-2012
Uraian 2008 2009 2010 2011 2012
Indeks Harga diterima Petani 108,97 119,17 129,77 144,18 156,01
Indeks Harga dibayar Petani 112,72 122,58 130,67 137,42 143,20
Nilai Tukar Petani 96,14 97,21 99,29 104,90 108,93
Sumber: BPS Jawa Barat, Statistik Nilai Tukar Petani Jawa Barat Tahun 2008-2013
2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Fokus fasilitas wilayah/infrastruktur meliputi infrastruktur transportasi, sumber daya
air dan irigasi, permukiman, dan ketenagalistrikan. Jawa Barat memiliki jaringan jalan yang
terbagi ke dalam: (1) Jalan nasional sepanjang 1.351,13 Km; (2) jalan provinsi sepanjang
2.191,29 Km; dan (3) jalan kabupaten/kota sepanjang 32.438,66 Km. Di samping itu terdapat
ruas-ruas jalan yang belum memiliki status yaitu di jalur selatan Jawa Barat sepanjang
210,93 Km mulai dari Tegalbuleud sampai Kalapagenep.
Untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur jalan sebagai sarana pendukung
pengembangan wilayah telah dilakukan upaya-upaya: (1) membuka keterisolasian Jawa
Barat bagian Selatan melalui pembangunan dan peningkatan infrastruktur jalan pada ruas
Bandung-Pangalengan-Cukul-Cisewu-Rancabuaya sepanjang 31,35 km, ruas jalan cikajang-
pameungpeuk sepanjang 24,9 km; (2) mengatasi kemacetan melalui pembangunan jalan
baru dan pelebaran jalan provinsi pada ruas-ruas strategis yaitu: lingkar Sukabumi
sepanjang 6,9 km, Lingkar Nagreg, Lingkar Gentong dan pembangunan Tol Dalam Kota
Bandung (BIUTR), Tol Seroja Tol Cisumdawu dan Tol Cikapali.
Mobilitas pergerakan angkutan penumpang dan barang telah didukung oleh: (1)
jaringan jalan kereta api sepanjang 1.135,442 km yang terdiri dari jaringan lintas raya
sepanjang 931,666 km dan jaringan lintas cabang 203,775 km, namun jaringan lintas cabang
sebagian besar sudah tidak aktif lagi bahkan diantaranya sudah tidak tersambung; (2)
prasarana transportasi laut, meliputi 6 (enam) pelabuhan pengumpan regional, 1 (satu)
pelabuhan pengumpul, dan 4 (empat) pelabuhan pengumpan lokal; (3) prasarana
transportasi udara, meliputi Bandara Husein Sastranegara di Kota Bandung, Bandara
Nusawiru di Kabupaten Pangandaran dan Bandara Penggung/Cakrabuana di Kota Cirebon.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 23
Untuk memperluas cakupan layanan transportasi sedang dilakukan upaya reaktifasi
dan pembangunan jalur kereta api serta inisiasi pembangunan monorail di Metropolitan
Bandung Raya, pembangunan pelabuhan laut internasional Cilamaya di Kabupaten
Karawang dan optimalisasi pelabuhan laut Cirebon, pembangunan Bandar Udara
Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Kabupaten Majalengka, dan pengembangan
Bandara Nusawiru di Kabupaten Pangandaran.
Pada sektor infrastruktur sumber daya air dan irigasi terdapat kurang lebih 973.976
Ha sawah di Jawa Barat yang telah terlayani oleh infrastruktur irigasi mulai dari irigasi teknis
sampai dengan irigasi sederhana . Dari total areal sawah tersebut, hanya terdapat ± 87.656
Ha (8,99%) tersebar di 91 Daerah Irigasi (DI) yang merupakan kewenangan Provinsi.
Infrastruktur sumber daya air lainnya adalah 5 waduk, 832 situ yang tersebar di 6 Wilayah
Sungai di Jawa Barat. Untuk mendukung peningkatan kondisi jaringan irigasi telah dilakukan
pembangunan Bendung Waru di Kabupaten Karawang dan Pembangunan Bendung Suplesi
Leuwikadu di Kabupaten Sukabumi, serta rehabilitasi jaringan irigasi lainnya. Selain itu,
pembangunan Waduk Jatigede sebagai sumber air baku untuk DI Rentang seluas 90.000
Ha, untuk air bersih Pantura 3.500 L/dtk, dan pengendalian banjir Pantura seluas 14.000 Ha
yang saat ini berada pada fase akhir pembangunan fisik.
Pada sektor permukiman dan perumahan, telah terlayani dengan: (1) infrastruktur air
minum perpipaan melalui pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pantura,
SPAM Regional di Metropolitan Bandung, SPAM di Ibu Kota Kecamatan (SPAM IKK) untuk
meningkatkan cakupan layanan air minum; (2) infrastruktur pengelolaan limbah melalui
instalasi pengelolaan air limbah skala kota di Metropolitan Bandung Raya dan Cirebon Raya,
skala komunal di beberapa kota, rehabilitasi dan optimalisasi Instalasi Pengolahan Limbah
Terpadu (IPLT) di Kabupaten Subang dan Kota Depok serta pembangunan Sanitasi
Berbasis Masyarakat (SANIMAS) di beberapa kabupaten/kota; (3) infrastruktur
persampahan regional perkotaan melalui pengelolaan TPPAS Regional Sarimukti dan
persiapan pembangunan Tempat Pemrosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS)
Regional Legok Nangka di Kabupaten Bandung yang melayani Metropolitan Bandung Raya
dan TPPAS Regional Nambo di Kabupaten Bogor yang melayani Metropolitan Bodebek -
Karpur.
Pada sektor energi dan sumber daya mineral, pengembangan energi
ketenagalistrikan dilakukan melalui upaya peningkatan rasio elektrifikasi Jawa Barat. Pada
tahun 2010 desa-desa yang belum terjangkau oleh jaringan listrik sudah dijangkau oleh
jaringan listrik PLN (rasio elektrifikasi desa 100%). Selain itu, untuk mendukung peningkatan
elektrifikasi rumah tangga terus dikembangkan pemanfaatan energi baru terbarukan
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 24
terutama potensi energi panas bumi, mikrohidro, biofuel, energi angin dan gelombang
(dalam skala terbatas).
1.4.1. Fokus Iklim Berinvestasi
Penanaman Modal yang diukur dari nilai Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB) atas dasar harga berlaku selama periode tahun 2008-2012 terjadi
peningkatan rata-rata 13,36% per tahun, yaitu dari Rp 106,11 trilyun pada tahun
2008 menjadi Rp 175,20 trilyun pada Tahun 2012. Namun demikian kontribusi PMTB
perlu ditingkatkan dengan mendorong investasi yang dapat menyerap tenaga kerja
serta menggunakan sumber daya lokal.
Tabel 2.9Distribusi PMTB terhadap PDRB Provinsi Jawa Barat
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2012
No KomponenPenggunaan
2008 2009 2010 2011 2012
1. Konsumsi RumahTangga
61,85 61,99 60,31 59,28 58,64*)
2. Konsumsi LembagaNirlaba
0,46 0,73 0,44 0,41
2. Konsumsi Pemerintah 7,34 8,43 8,62 8,89 8,78
3. Pembentukan ModalTetap Bruto
16,75 16,87 17,71 18,16 18,50
4. Perubahan Inventori 7,70 5,02 5,45 7,26 5,12
5. Ekspor Barang dan Jasa 40,71 35,55 35,79 35,40 35,94
6. Dikurangi: Impor Barangdan Jasa
34,81 28,60 28,33 29,40 28,62
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, 2013.Keterangan: *)termasuk konsumsi lembaga non profit yang melayani rumah tangga
Realisasi investasi berdasarkan Izin Usaha Tetap (IUT) yang diterbitkan pada
tahun 2011 mengalami peningkatan, baik melalui penanaman modal asing (PMA)
maupun melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN). Persebaran investasi
relatif tidak merata antar daerah di Jawa Barat. Pada tahun 2011, jumlah proyek
meningkat sebesar 4,92 % atau menjadi 767 kegiatan tahun 2011 dari 731 kegiatan
pada tahun 2010. Nilai investasi meningkat sebesar 4,61% atau dari 46,6 triliun
pada tahun 2010 menjadi 48,7 triliun pada tahun 2011. Jumlah tenaga kerja
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 25
mengalami peningkatan sebesar 81,78 %, dari 218.239 orang pada tahun 2010
menjadi 398.710 orang tahun 2011.
Tujuan investor untuk wilayah Jawa Barat sebagian besar adalah di daerah
Kabupaten Bekasi, Kota Bandung dan Kabupaten Cirebon dengan investasi masing-
masing sebesar 13,2 trilyun, 9,5 trilyun dan 7 trilyun rupiah. Berdasarkan penyerapan
tenaga kerjanya, investasi yang menyerap tenaga kerja terbanyak adalah di
Kabupaten Bekasi sebanyak 87.029 orang, Kota Bandung 64,177 orang, dan Kota
Depok 58.811 orang. Berdasarkan jenis sektornya, pada tahun 2011 untuk PMDN
tiga sektor utama yang menjadi tujuan investasi adalah sektor perumahan, kawasan
industri, dan perkantoran sebesar 2,1 trilyun atau 29,4%, sektor industri lainnya
sebesar 1,6 trilyun atau 21,93 %, dan sektor industri karet dan plastik sebesar 0,8
trilyun rupiah atau 10,97%. Sementara itu, tiga sektor utama PMA yang diminati
investor adalah sektor Industri Logam, Mesin & Elektronika dengan nilai sebesar 10,3
trilyun atau 24,97 %,, Sektor Listrik, Gas, & Air sebesar 7,1 trilyun atau 17,28 %,, dan
sektor Perdagangan & Reparasi sebesar 6,4 trilyun rupiah atau 15,59 %,.
1.4.2. Fokus Sumber Daya manusia
Angkatan kerja Provinsi Jawa Barat selama periode 2008-2012 meningkat
rata-rata sebesar 1,82% per tahun. Jumlah angkatan kerja pada Tahun 2008
sebesar 18.743.979 orang atau 44,42% penduduk Jawa Barat dan pada Tahun 2012
mencapai 20.150.094 orang atau 45,23% penduduk Jawa Barat (Pusdalisbang
Provinsi Jawa Barat, 2013). Dalam kurun waktu tersebut, penduduk Jawa Barat
paling banyak bekerja di sektor perdagangan yaitu sebesar 2.370.356 orang pada
Tahun 2008 dan meningkat hampir dua kali lipat menjadi 4.595.508 orang pada
Tahun 2012. Sektor pertanian dan industri merupakan sektor kedua dan ketiga
terbesar tempat bekerja penduduk Jawa Barat selama periode tersebut (BPS
Provinsi Jawa Barat, 2009-2013).
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 II - 26
Tabel 2.10Penduduk Usia 15 Tahun Keatas, Bekerja Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2008-2012
Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012
Pertanian 3.792.677 3.758.892 3.964.243 3.675.713 3.966.550
Industri 695,261 710.007 3.389.287 3.571.915 3.863.392
Perdagangan 2.370.356 2.617.049 4.206.889 4.554.503 4.595.508
Jasa-jasa 543,313 547.835 2.657.172 2.699.014 2.818.642
Lainnya 1.766.475 1.768.341 2.724.853 2.953.636 3.077.016
JUMLAH 9.168.082 9.402.124 16.942.444 17.454.781 18.321.108
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat 2009-2013
Pengangguran terbuka pada Tahun 2012 mencapai 1.828.986 orang atau
menurun 19,20% dari jumlah pengangguran terbuka pada Tahun 2008.
Pengangguran terbuka didominasi oleh lulusan SLTP ke bawah (62,17% dari
penganggur terbuka Jawa Barat pada Tahun 2012), dan penduduk usia muda
(Pusdalisbang Provinsi Jawa Barat, 2013).
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 1
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN
3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada
dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber
daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan
pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran
secara baik. Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan
antara kebijakan (policy), perencanaan (planning) dengan penganggaran (budgeting)
antara pemerintah dengan pemerintah daerah.
3.1.1. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat dari tahun ke tahun terus
meningkat, hal ini dapat dilihat dari target dan realisasi Pendapatan Daerah
tahun 2008 sampai dengan 2012 (Tabel 3.1)
Tabel 3.1 Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 6.335.025.711.552,00
7.275.004.134.689,00 114,84 939.978.423.137,00
2009 7.091.000.804.180,00
7.787.181.567.577,00 109,82 696.180.763.397,00
2010 8.412.972.777.180,00
9.742.187.780.707,00 115,80 1.329.215.003.527,00
2011 9.267.492.135.221,66
11.053.783.272.262,30 119,27 1.786.291.137.040,64
2012*) 15.280.679.125.313,00 16.894.184.518.260,00 110,56 1.613.505.392.947,00
Jumlah 46.387.170.553.446,66 52.752.341.273.495,30 113,72 6.365.170.720.048,64
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 2
Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Pendapatan Daerah
sebesar Rp 46.387.170.553.446,66 dengan realisasi Rp
52.752.341.273.495,30 atau melampaui target sebesar 113,72 persen.
Berdasarkan pencermatan terhadap realisasi Pendapatan Daerah, proporsi
komponen pendapatan terhadap total pendapatan Daerah Provinsi Jawa
Barat selama Tahun Anggaran 2008-2012 ditunjukkan pada Tabel 3.2 dan
Tabel 3.3.
Tabel 3.2 Persentase Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap
Total Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) berdasarkan Laporan Realisasi APBD TA. 2012 dan sudah termasuk Dana BOS Pusat
Jenis Penerimaan
Proporsi Terhadap Total Pendapatan Daerah Menurut Tahun
(%)
2008 2009 2010 2011 2012 *)
PAD 72,51 70,90 74,44 76,92 59,18
Dana perimbangan 26,17 27,90 24,92 22,85 16,77
Penerimaan lainnya yang sah
1,32 1,20 0,64 0,23 24,05
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 3
Tabel 3.3 Proporsi Realisasi Komponen Pendapatan Terhadap
Total Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Jenis Penerimaan
Proporsi Terhadap Total Pendapatan Daerah Menurut Tahun
(Rupiah)
2008 2009 2010 2011 2012 *)
PAD 5.275.051.504.266,00 5.520.994.690.390,00 7.252.242.912.554,00 8.502.566.839.986,35 9.998.972.938.028,00
Dana perimbangan
1.903.729.826.416,00 2.172.729.233.053,00 2.427.857.461.051,00 2.526.078.026.559,00 2.832.746.608.832,00
Penerimaan lainnya yang sah
96.225.804.007,00 93.457.644.134,00 62.087.407.102,00 25.138.405.717,00 4.062.464.971.400,00
Total 7.275.007.134.689,00 7.787.181.567.577,00 9.742.187.780.707,00 11.053.783.272.262,30 16.894.184.518.260,00
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) berdasarkan Laporan Realisasi APBD TA. 2012 dan sudah termasuk Dana BOS Pusat
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 4
Secara terperinci, target dan realisasi pendapatan daerah selama periode
Tahun Anggaran 2008-2012, tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah terdiri atas: (a) Pajak Daerah, (b)
Retribusi Daerah, (c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan dan (d) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, dari hasil akumulasi
target tahunan sebesar Rp 31.698.689.216.412,66 realisasinya
melampaui target yang ditetapkan, yaitu tercapai sebesar Rp
36.549.828.885.224,35 atau 115,30 persen, seperti dijelaskan pada
Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 4.609.149.010.485,00 5.275.051.504.266,00 114,45 665.902.493.781,00
2009 5.099.622.444.134,00 5.520.994.690.390,00 108,26 421.372.246.256,00
2010 6.252.651.060.299,00 7.252.242.912.554,00 115,99 999.591.852.255,00
2011 7.000.143.180.677,66 8.502.566.839.986,35 121,46 1.502.423.659.308,69
2012*) 8.737.123.520.817,00 9.998.972.938.028,00 114,44 1.261.849.417.211,00
Jumlah 31.698.689.216.412,66 36.549.828.885.224,35 115,30 4.851.139.668.811,69
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Pajak Daerah terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor (PBBKB) dan Pajak Pemanfaatan Air Permukaan.
Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 target dan realisasi Pajak
Daerah terlampaui, total target Pajak Daerah sebesar Rp
29.169.936.877.758,66 dan total realisasinya sebesar Rp
33.222.304.379.497,00 atau 113,89 persen, disajikan pada Tabel 3.5.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 5
Tabel 3.5 Target dan Realisasi Pajak Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 4.316.000.000.000,00 4.926.338.153.202,00 114,14 610.338.153.202,00
2009 4.690.280.000.000,00 4.979.386.048.300,00 106,16 289.106.048.300,00
2010 5.636.846.433.981,00 6.470.866.063.031,00 114,80 834.019.629.050,00
2011 6.436.286.052.383,66 7.696.499.875.463,00 119,58 1.260.213.823.079,34
2012*) 8.090.524.391.394,00 9.149.214.239.501,00 113,09 1.058.689.848.107,00
Jumlah 29.169.936.877.758,66 33.222.304.379.497,00 113,89 4.052.367.501.738,34
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah provinsi kepada
kepentingan orang pribadi atau badan, baik yang bersifat pelayanan
jasa umum, jasa usaha dan perizinan tertentu. Target dan realisasi
Retribusi Daerah secara rata-rata terlampaui, kecuali tahun 2010
sebesar 97,13 persen dan tahun 2012 sebesar 98,39 persen. Selama
periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Retribusi Daerah secara
akumulasi sebesar Rp. 192.723.009.759,00 dan realisasinya
melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar Rp.
213.720.581.112,00 atau 110,90 persen, disajikan pada Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Target dan Realisasi Retribusi Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 30.482.545.293,00 35.398.710.486,00 116,13 4.916.165.193,00
2009 30.356.081.395,00 38.008.734.422,00 125,21 7.652.653.027,00
2010 33.201.178.296,00 32.248.949.068,00 97,13 (952.229.228,00)
2011 40.418.034.235,00 50.737.863.167,00 125,53 10.319.828.932,00
2012*) 58.265.170.540,00 57.326.323.969,00 98,39 (938.846.571,00)
Jumlah 192.723.009.759,00 213.720.581.112,00 110,90 20.997.571.353,00
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 6
Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan diperoleh dari Bagian Laba Perusahaan Milik Daerah.
Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan secara akumulasi sebesar Rp.
1.009.290.054.749,00, realisasinya tidak mencapai target yang
ditetapkan, yaitu sebesar Rp. 1.006.670.591.642,00 atau 99,74 persen,
disajikan pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 142.845.064.896,00 138.674.865.159,00 97,08 (4.170.199.737,000
2009 180.042.924.836,00 179.835.133.266,00 99,88 (207.791.570,00)
2010 225.674.515.017,00 226.365.879.978,00 100,31 691.364.961,00
2011 227.085.550.000,00 229.147.336.153,00 100,91 2.061.786.153,00
2012*) 233.642.000.000,00 232.647.377.086,00 99,57 (994.622.914,00)
Jumlah 1.009.290.054.749,00 1.006.670.591.642,00 99,74 (2.619.463.107,00)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Penerimaan Lain-lain PAD yang sah utamanya bersumber dari:
(a) Hasil Penjualan Aset Daerah yang Tidak Dipisahkan; (b) Jasa Giro;
(c) Pendapatan Bunga; (d) Tuntutan Ganti Rugi (TGR); (e) Komisi,
(f) Potongan dan Keuntungan Selisih Nilai Tukar Rupiah; (g)
Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan; (h)
Pendapatan Denda Pajak; (i) Pendapatan Denda Retribusi; (j)
Pendapatan Hasil Eksekusi atas Jaminan; (k) Pendapatan dari
Pengembalian; (l) Fasilitas Sosial dan Fasilitas Umum; (m) Pendapatan
dan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan; (n) Pendapatan dari
Angsuran/Cicilan Penjualan; dan (o) Pendapatan Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD). Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012,
target Penerimaan dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
sebesar Rp. 1.326.739.274.146,00, sedangkan realisasinya mencapai
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 7
Rp. 2.107.133.242.973,35 atau mengalami peningkatan sebesar
158,82 persen, disajikan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Target dan Realisasi Lain-lain PAD yang Sah Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 119.821.400.296,00 174.639.775.419,00
145,75 54.818.375.123,00
2009 198.943.437.903,00 323.764.774.402,00
162,74 124.821.336.499,00
2010 356.928.933.005,00 522.762.020.477,00
146,46 165.833.087.472,00
2011 296.353.544.059,00 526.181.765.203,35
177,55 229.828.221.144,35
2012*) 354.691.958.883,00 559.784.907.472,00
157,82 205.092.948.589,00
Jumlah 1.326.739.274.146,00 2.107.133.242.973,35 158,82 780.393.968.827,35
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
2) Dana Perimbangan
Dana Perimbangan yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) terdiri atas: (a) Dana Bagi Hasil Pajak/Dana
Bagi Hasil Bukan Pajak, (b) Dana Alokasi Umum dan (c) Dana Alokasi
Khusus. Secara keseluruhan, target pendapatan daerah yang
bersumber dari Dana Perimbangan selama periode Tahun Anggaran
2008-2012 sebesar Rp.10.311.647.635.740,00. Sesuai dengan Surat
Keputusan Menteri Keuangan yang setiap tahun diterbitkan, akumulasi
Dana Perimbangan yang dapat direalisasikan sebesar Rp.
11.863.141.155.911,00 atau 115,05 persen dari target, disajikan pada
Tabel 3.9.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 8
Tabel 3.9 Target dan Realisasi Dana Perimbangan Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 1.681.953.916.000,00 1.903.729.826.416,00 113,19 221.775.910.416,00
2009 1.958.446.598.046,00 2.172.729.233.053,00 110,94 214.282.635.007,00
2010 2.098.248.000.654,00 2.427.857.461.051,00 115,71 329.609.460.397,00
2011 2.246.055.092.544,00 2.526.078.026.559,00 112,47 280.022.934.015,00
2012*) 2.326.944.028.496,00 2.832.746.608.832,00 121,74 505.802.580.336,00
Jumlah 10.311.647.635.740,00 11.863.141.155.911,00 115,05 1.551.493.520.171,00
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Secara keseluruhan, target penerimaan Dana Perimbangan yang
bersumber dari Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 adalah sebesar
Rp. 4.759.849.167.740,00, sedangkan realisasinya mencapai sebesar
Rp. 6.304.155.428.711,00 atau 132,44 persen dari target, disajikan
pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10 Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak/Dana Bagi Hasil Bukan Pajak
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 777.722.056.000,00 999.370.911.216,00 128,50 221.648.855.216,00
2009 981.208.978.046,00 1.188.431.409.053,00 121,12 207.222.431.007,00
2010 973.553.760.654,00 1.303.163.221.051,00 133,86 329.609.460.397,00
2011 1.018.737.384.544,00 1.298.760.318.559,00 127,49 280.022.934.015,00
2012*) 1.008.626.988.496,00 1.514.429.568.832,00 150,15 505.802.580.336,00
Jumlah 4.759.849.167.740,00 6.304.155.428.711,00 132,44 1.544.306.260.971,00
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Target penerimaan Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana
Alokasi Umum selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 adalah
sebesar Rp. 5.419.107.288.000,00, sedangkan realisasinya mencapai
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 9
sebesar Rp. 5.426.294.547.200,00 atau 100,13 persen dari target,
disajikan pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11 Target dan Realisasi Dana Alokasi Umum Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 904.231.860.000,00 904.358.915.200,00 100,01 127.055.200,00
2009 977.237.620.000,00 984.297.824.000,00 100,72 7.060.204.000,00
2010 1.086.123.940.000,00 1.086.123.940.000,00 100,00 -
2011 1.181.553.108.000,00 1.181.553.108.000,00 100,00 -
2012*) 1.269.960.760.000,00 1.269.960.760.000,00 100,00 -
Jumlah 5.419.107.288.000,00 5.426.294.547.200,00 100,13 7.187.259.200,00
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Dana Perimbangan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus
dimulai pada tahun 2010, dengan target dan realisasi penerimaan
selama periode Tahun Anggaran 2010-2012 adalah sebesar Rp.
132.691.180.000,00, disajikan pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12 Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 - - - -
2009 - - - -
2010 38.570.300.000,00 38.570.300.000,00 100,00 -
2011 45.764.600.000,00 45.764.600.000,00 100,00 -
2012*) 48.356.280.000,00 48.356.280.000,00 100,00 -
Jumlah 132.691.180.000,00 132.691.180.000,00 100,00 -
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 10
3) Lain-lain Pendapatan yang Sah
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri atas : (a)
Pendapatan Hibah, (b) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, (c)
Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota/Lainnya, (d) Dana
Transfer Pusat, (e) Dana Insentif Daerah (DID), dan (f) Lain-lain
Penerimaan. Target Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah secara
akumulasi tidak terlampaui. Selama periode Tahun Anggaran 2008-
2012, ditargetkan sebesar Rp. 4.376.833.701.294,00 dengan realisasi
sebesar Rp. 4.339.374.232.360,00 atau sebesar 99,14 persen (Tabel
3.13).
Tabel 3.13 Target dan Realisasi Lain-lain Pendapatan yang Sah
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 43.922.785.067,00 96.225.804.007,00 219,08 52.303.018.940,00
2009 32.931.762.000,00 93.457.644.134,00 283,79 60.525.882.134,00
2010 62.073.716.227,00 62.087.407.102,00 100,02 13.690.875,00
2011 21.293.862.000,00 25.138.405.717,00 118,05 3.844.543.717,00
2012*) 4.216.611.576.000,00 4.062.464.971.400,00 96,34 (154.146.604.600,00)
Jumlah 4.376.833.701.294,00 4.339.374.232.360,00 99,14 (37.459.468.934,00)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Lain-lain
Pendapatan Daerah yang sah bersumber dari Pendapatan Hibah
sebesar Rp.16.373.598.000,00 sedangkan realisasinya
Rp.16.662.023.900,00 atau sebesar 101,76 persen. Penerimaan
tersebut berasal dari dua tahun anggaran (2010 dan 2012), disajikan
pada Tabel 3.14.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 11
Tabel 3.14 Target dan Realisasi Pendapatan Hibah
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 - - -
2009 - - -
2010 250.000.000,00 250.000.000,00 100,00 -
2011 - - -
2012*) 16.123.598.000,00 16.412.023.900,00 101,79 288.425.900,00
Jumlah 16.373.598.000,00 16.662.023.900,00 101,76 288.425.900,00
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, target Lain-lain
Pendapatan yang sah bersumber dari Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus sebesar Rp. 4.210.713.687.000,00, sedangkan realisasinya
sebesar Rp. 4.078.393.772.708,00 atau sebesar 96,86 persen,
disajikan pada Tabel 3.15.
Tabel 3.15 Target dan Realisasi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 - - -
2009 - 24.646.761.500,00 24.646.761.500,00
2010 25.766.457.000,00 23.234.811.708,00 90,17 (2.531.645.292,00)
2011 - - -
2012*) 4.184.947.230.000,00 4.030.512.199.500,00 96,31 (154.435.030.500,00)
Jumlah 4.210.713.687.000,00 4.078.393.772.708,00 96,86 (132.319.914.292,00)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Target Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah bersumber dari
Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota/Lainnya secara
akumulasi dapat terlampaui. Selama periode Tahun Anggaran 2008-
2012, targetnya sebesar Rp. 43.047.657.633,00 sedangkan
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 12
realisasinya mencapai Rp. 51.785.559.845,00 atau sebesar 120,30
persen, pada Tahun Anggaran 2012 Provinsi Jawa Barat tidak
mendapat Bantuan Keuangan dari Provinsi/Kabupaten/Kota/Lainnya,
disajikan pada Tabel 3.16.
Tabel 3.16 Target dan Realisasi Bantuan Keuangan dari Prov/Kab/Kota/Lainnya
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 9.594.280.500,00 14.299.481.677,00 149,04 4.705.201.177,00
2009 8.285.000.000,00 10.925.216.668,00 131,87 2.640.216.668,00
2010 12.028.587.133,00 12.160.727.500,00 101,10 132.140.367,00
2011 13.139.790.000,00 14.400.134.000,00 109,59 1.260.344.000,00
2012*) - - - -
Jumlah 43.047.657.633,00 51.785.559.845,00 120,30 8.737.902.212,00
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Target dan realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
bersumber dari Dana Transfer Pusat hanya diperoleh pada tahun
anggaran 2011 yaitu sebesar Rp.8.154.072.000,00 disajikan pada
Tabel 3.17.
Tabel 3.17 Target dan Realisasi Dana Transfer Pusat
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 - - -
2009 - - -
2010 - - -
2011 8.154.072.000,00 8.154.072.000,00 100,00 -
2012*) - - -
Jumlah 8.154.072.000,00 8.154.072.000,00 100,00 -
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 13
Target dan realisasi Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
bersumber dari Dana Insentif Daerah hanya diperoleh pada tahun
anggaran 2012 yaitu sebesar Rp 15.540.748.000,00 disajikan pada
Tabel 3.18.
Tabel 3.18 Target dan Realisasi Dana Insentif Daerah
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 - - - -
2009 - - - -
2010 - - - -
2011 - - - -
2012*) 15.540.748.000,00 15.540.748.000,00 100,00 -
Jumlah 15.540.748.000,00 15.540.748.000,00 100,00 -
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Target Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah bersumber dari Lain-
lain Penerimaan selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, sebesar
Rp. 83.003.938.661,00 sedangkan realisasinya mencapai
Rp. 168.838.055.907,00 atau sebesar 203,41 persen. Pada Tahun
Anggaran 2012 Provinsi Jawa Barat tidak mendapat dana dari Lain-lain
Penerimaan, disajikan pada Tabel 3.19.
Tabel 3.19 Target dan Realisasi Lain-Lain Penerimaan
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 34.328.504.567,00 81.926.322.330,00 238,65 47.597.817.763,00
2009 24.646.762.000,00 57.885.665.966,00 234,86 33.238.903.966,00
2010 24.028.672.094,00 26.441.867.894,00 110,04 2.413.195.800,00
2011 - 2.584.199.717,00 - 2.584.199.717,00
2012*) - - - -
Jumlah 83.003.938.661,00 168.838.055.907,00 203,41 85.834.117.246,00
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 14
3.1.2 Target dan Realisasi Belanja Daerah
Belanja Daerah diprioritaskan untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat sebagai kewajiban daerah, yang diwujudkan melalui peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum
yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial. Mengacu pada
prinsip-prinsip penganggaran, belanja daerah Tahun Anggaran 2008-2013,
disusun menggunakan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada
pencapaian hasil dari input yang direncanakan, dengan memperhatikan
prestasi kerja setiap organisasi perangkat daerah dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas
perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas dan efisiensi penggunaan
anggaran.
Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, dari akumulasi target
Belanja Daerah sebesar Rp. 55.583.950.853.929,56 terealisasi sebesar
Rp. 50.560.705.101.751,45 atau 90,96 persen, yang secara lebih terinci,
disajikan pada Tabel 3.20.
Tabel 3.20 Target dan Realisasi Belanja Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)
2008 6.582.473.339.932,86 6.110.959.797.331,00 92,84 (471.513.542.601,86)
2009 9.283.483.503.474,00 8.193.613.916.013,00 88,26 (1.089.869.587.461,00)
2010 10.162.773.421.245,40 9.020.608.021.365,45 88,76 (1.142.165.399.879,95)
2011 11.313.886.405.215,30 10.296.990.785.507,00 91,01 (1.016.895.619.708,30)
2012*) 18.241.334.184.062,00 16.938.532.581.535,00 92,86 (1.302.801.602.527,00)
Jumlah 55.583.950.853.929,56 50.560.705.101.751,45 90,96 (5.023.245.752.178,11)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Belanja daerah terbagi ke dalam dua kelompok belanja yaitu: (a)
Belanja Tidak Langsung (BTL) dan (b) Belanja Langsung (BL).
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 15
1) Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung terdiri atas: (a) Belanja Pegawai,
(b) Belanja Bunga, (c) Belanja Subsidi, (d) Belanja Hibah, (e) Belanja
Bantuan Sosial, (f) Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota, (g)
Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota dan (h) Belanja
Tidak Terduga. Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012 terealisasi
sebesar Rp. 37.772.352.944.871,45 atau 92,60 persen dari target
sebesar Rp. 40.792.946.657.011,16, sebagaimana disajikan pada
Tabel 3.21.
Tabel 3.21 Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)
2008 4.797.818.445.160,22 4.543.594.281.510,00 94,70 (254.224.163.650,22)
2009 6.167.940.112.150,00 5.691.756.886.446,00 92,28 (476.183.225.704,00)
2010 7.066.088.766.728,83 6.265.732.992.145,45 88,67 (800.355.774.583,38)
2011 8.159.553.900.683,11 7.606.803.150.551,00 93,23 (552.750.750.132,11)
2012*) 14.601.545.432.289,00 13.664.465.634.219,00 93,58 (937.079.798.070,00)
Jumlah 40.792.946.657.011,16 37.772.352.944.871,45 92,60 (3.020.593.712.139,71)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Target Belanja Pegawai Provinsi Jawa Barat selama periode
Tahun Anggaran 2008-2012 sebesar Rp. 7.078.120.085.042,97 dengan
realisasi sebesar Rp. 6.206.642.317.724,00 atau 87,69 persen,
sebagaimana disajikan pada Tabel 3.22.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 16
Tabel 3.22 Target dan Realisasi Belanja Pegawai Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)
2008 902.098.544.513,00 870.783.079.742,00 96,53 (31.315.464.771,00)
2009 1.125.487.398.814,00 1.001.707.347.492,00 89,00 (123.780.051.322,00)
2010 1.846.059.664.503,54 1.380.786.122.974,00 74,80 (465.273.541.529,54)
2011 1.614.556.733.827,43 1.442.207.852.499,00 89,33 (172.348.881.328,43)
2012*) 1.589.917.743.385,00 1.511.157.915.017,00 95,05 (78.759.828.368,00)
Jumlah 7.078.120.085.042,97 6.206.642.317.724,00 87,69 (871.477.767.318,97)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Target Belanja Subsidi, selama periode Tahun Anggaran 2008-
2012 terealisasi Rp. 52.016.152.280,00 atau 50,87 persen dari target
sebesar Rp. 102.257.414.100,00, seperti disajikan pada Tabel 3.23.
Tabel 3.23 Target dan Realisasi Belanja Subsidi Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)
2008 21.700.000.000,00 20.450.000.000,00 94,24 (1.250.000.000,00)
2009 16.050.000.000,00 10.394.197.000,00 64,76 (5.655.803.000,00)
2010 12.195.120.550,00 12.194.120.550,00 99,99 (1.000.000,00)
2011 47.312.293.550,00 8.962.779.750,00 18,94 (38.349.513.800,00)
2012*) 5.000.000.000,00 15.054.980,00 0,30 (4.984.945.020,00)
Jumlah 102.257.414.100,00 52.016.152.280,00 50,87 (50.241.261.820,00)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Target Belanja Hibah selama periode Tahun Anggaran 2008-
2012 adalah sebesar Rp. 7.997.812.165.258,00, dengan realisasi
sebesar Rp. 7.539.805.142.318,00 atau 94,27 persen. Pada Tahun
Anggaran 2012 Belanja Hibah mengalami kenaikan yang cukup
signifikan bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yang
disebabkan adanya dana BOS dari Pemerintah ( Tabel 3.24).
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 17
Tabel 3.24 Target dan Realisasi Belanja Hibah Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)
2008 328.206.063.744,00 295.623.566.017,00 90,07 (32.582.497.727,00)
2009 140.456.241.000,00 120.587.340.376,00 85,85 (19.868.900.624,00)
2010 160.385.180.400,00 156.022.745.600,00 97,28 (4.362.434.800,00)
2011 888.124.000.000,00 814.847.122.706,00 91,75 (73.276.877.294,00)
2012*) 6.480.640.680.114,00 6.152.724.367.619,00 94,94 (327.916.312.495,00)
Jumlah 7.997.812.165.258,00 7.539.805.142.318,00 94,27 (458.007.022.940,00)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Selama periode Tahun Anggaran 2008-2012, Belanja Bantuan
Sosial terealisasi sebesar Rp. 1.176.631.873.826,00 atau 81,10 persen
dari target sebesar Rp. 1.450.806.066.668,09. Pada Tahun Anggaran
2012, target dan realisasinya mengalami penurunan yang cukup
signifikan disebabkan berlakunya Permendagri Nomor 32 Tahun 2011
Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.25.
Tabel 3.25 Target dan Realisasi Belanja Bantuan Sosial Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)
2008 331.023.874.599,47 242.238.519.000,00 73,18 (88.785.355.599,47)
2009 324.596.006.759,75 232.864.154.680,00 71,74 (91.731.852.079,75)
2010 225.108.207.808,87 192.865.500.000,00 85,68 (32.242.707.808,87)
2011 552.667.665.000,00 491.978.475.146,00 89,02 (60.689.189.854,00)
2012*) 17.410.312.500,00 16.685.225.000,00 95,84 (725.087.500,00)
Jumlah 1.450.806.066.668,09 1.176.631.873.826,00 81,10 (274.174.192.842,09)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 18
Target Belanja Bantuan Keuangan kepada Kabupaten/Kota selama
periode Tahun Anggaran 2008-2012 Rp.11.842.999.092.648,50 dengan
realisasi sebesar Rp.10.989.303.428.941,00 atau 92,79 persen,
sebagaimana disajikan pada Tabel 3.26.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 19
Tabel 3.26
Target dan Realisasi Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)
2008 1.384.553.650.430,00 1.336.996.213.108,00 96,57 (47.557.437.322,00)
2009 2.491.647.237.413,25 2.250.355.551.941,00 90,32 (241.291.685.472,25)
2010 2.637.294.285.614,20 2.458.555.861.864,00 93,22 (178.738.423.750,20)
2011 2.260.088.977.427,03 2.127.593.999.799,00 94,14 (132.494.977.628,03)
2012*) 3.069.414.941.764,00 2.815.801.802.229,00 91,74 (253.613.139.535,00)
Jumlah 11.842.999.092.648,50 10.989.303.428.941,00 92,79 (853.695.663.707,48)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Target Belanja Tidak Terduga (BTT) selama periode Tahun Anggaran
2008-2012 sebesar Rp. 172.842.653.578,00 dengan realisasi sebesar
Rp. 8.435.047.472,00 atau 4,88 persen. Kecilnya realisasi BTT
disebabkan pencairan dana tersebut mensyaratkan kriteria yang setiap
tahun diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri RI, sebagaimana
disajikan pada Tabel 3.27.
Tabel 3.27 Target dan Realisasi Belanja Tidak Terduga
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)
2008 52.197.396.000,00 13.585.000,00 0,03 (52.183.811.000,00)
2009 39.786.390.313,00 1.650.000,00 0,00 (39.784.740.313,00)
2010 5.000.000.000,00 563.479.772,00 11,27 (4.436.520.228,00)
2011 14.250.000.000,00 1.000.000.000,00 7,02 (13.250.000.000,00)
2012*) 61.608.867.265,00 6.856.332.700,00 11,13 (54.752.534.565,00)
Jumlah 172.842.653.578,00 8.435.047.472,00 4,88 (164.407.606.106,00)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 20
Target Belanja Bagi Hasil kepada Kabupaten/Kota selama
periode Tahun Anggaran 2008–2012 sebesar Rp.
12.148.109.179.715,52 dengan realisasi sebesar Rp.
11.799.518.982.310,45 atau 97,13 persen, sebagaimana pada Tabel
3.28.
Tabel 3.28 Target dan Realisasi Belanja Bagi Hasil Kepada Kabupaten/Kota
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ (Berkurang)
2008 1.778.038.915.873,75 1.777.489.318.643,00 99,97 (549.597.230,75)
2009 2.029.916.837.850,00 2.075.846.644.957,00 102,26 45.929.807.107,00
2010 2.180.046.307.852,22 2.064.745.161.385,45 94,71 (115.301.146.466,77)
2011 2.782.554.230.878,65 2.720.212.920.651,00 97,76 (62.341.310.227,65)
2012*) 3.377.552.887.261,00 3.161.224.936.674,00 93,60 (216.327.950.587,00)
Jumlah 12.148.109.179.715,52 11.799.518.982.310,45 97,13 (348.590.197.405,17)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
2) Belanja Langsung (BL)
Belanja Langsung terdiri dari: (a) Belanja Pegawai, (b) Belanja
Barang dan Jasa, serta (c) Belanja Modal. Selama periode Tahun
Anggaran 2008-2012, rata-rata realisasi Belanja Langsung secara
akumulatif tidak mencapai target, yaitu sebesar Rp.
12.788.352.156.880,00 dari target Rp. 14.791.004.196.918,38 atau
86,46 persen, disajikan pada Tabel 3.29.
Tabel 3.29 Target dan Realisasi Belanja Langsung Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 1.784.654.894.772,64 1.567.365.515.821,00 87,82 (217.289.378.951,64)
2009 3.115.543.391.324,00 2.501.857.029.567,00 80,30 (613.686.361.757,00)
2010 3.096.684.654.516,54 2.754.875.029.220,00 88,96 (341.809.625.296,54)
2011 3.154.332.504.532,20 2.690.187.634.956,00 85,29 (464.144.869.576,20)
2012*) 3.639.788.751.773,00 3.274.066.947.316,00 89,95 (365.721.804.457,00)
Jumlah 14.791.004.196.918,38 12.788.352.156.880,00 86,46 (2.002.652.040.038,38)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 21
Target Belanja Pegawai pada Belanja Langsung selama periode
Tahun Anggaran2008-2012 sebesar Rp. 1.728.258.069.732,22 dengan
realisasi sebesar Rp. 1.606.323.486.380,00 atau 92,94 persen, disajikan
pada Tabel 3.30.
Tabel 3.30 Target dan Realisasi Belanja Pegawai pada Belanja Langsung
Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 295.223.669.991,95 269.672.718.070,00 91,35 (25.550.951.921,95)
2009 384.557.444.898,00 356.753.290.834,00 92,77 (27.804.154.064,00)
2010 278.428.358.893,00 255.873.493.553,00 91,90 (22.554.865.340,00)
2011 345.666.813.997,28 319.187.717.304,00 92,34 (26.479.096.693,28)
2012*) 424.381.781.951,99 404.836.266.619,00 95,39 (19.545.515.332,99)
Jumlah 1.728.258.069.732,22 1.606.323.486.380,00 92,94 (121.934.583.352,22)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Target Belanja Barang dan Jasa pada Belanja Langsung selama
periode Tahun Anggaran 2008-2012 sebesar Rp. 8.123.614.882.388,80
sedangkan realisasinya sebesar Rp. 7.191.802.798.495,00 atau 88,53
persen, disajikan pada Tabel 3.31.
Tabel 3.31 Target dan Realisasi Belanja Barang dan Jasa Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 1.047.984.146.981,36 943.386.900.807,00 90,02 (104.597.246.174,36)
2009 1.667.673.953.808,75 1.418.622.576.844,00 85,07 (249.051.376.964,75)
2010 1.655.234.512.139,94 1.443.464.794.650,00 87,21 (211.769.717.489,94)
2011 1.844.563.916.010,74 1.652.349.082.844,00 89,58 (192.214.833.166,74)
2012*) 1.908.158.353.448,01 1.733.979.443.350,00 90,87 (174.178.910.098,01)
Jumlah 8.123.614.882.388,80 7.191.802.798.495,00 88,53 (931.812.083.893,80)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 22
Belanja Modal pada Belanja Langsung, selama periode Tahun
Anggaran 2008-2012 terealisasi Rp. 3.990.225.872.005,00 atau 80,79
persen dari target sebesar Rp.4.939.131.244.797,36, disajikan pada
Tabel 3.32.
Tabel 3.32 Target dan Realisasi Belanja Modal Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 441.447.077.799,33 354.305.896.944,00 80,26 (87.141.180.855,33)
2009 1.063.311.992.617,25 726.481.161.889,00 68,32 (336.830.830.728,25)
2010 1.163.021.783.483,60 1.055.536.741.017,00 90,76 (107.485.042.466,60)
2011 964.101.774.524,18 718.650.834.808,00 74,54 (245.450.939.716,18)
2012*) 1.307.248.616.373,00 1.135.251.237.347,00 86,84 (171.997.379.026,00)
Jumlah 4.939.131.244.797,36 3.990.225.872.005,00 80,79 (948.905.372.792,36)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
3.1.3 Target dan Realisasi Pembiayaan Daerah
1) Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan antara lain berasal dari: (a) Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran tahun lalu (SiLPA), (b) koreksi (contra post),
(c) Pencairan Dana Cadangan, (d) Hasil Penjualan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan,(e) Penerimaan Pinjaman Daerah, (f) Penerimaan
kembali pemberian pinjaman, (g) penerimaan piutang daerah. Selama
periode Tahun Anggaran 2008-2012 terdiri dari: Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran tahun lalu (SiLPA), Koreksi (contra post), dan Pencairan Dana
Cadangan.
Target penerimaan Pembiayaan selama periode Tahun Anggaran
2008-2012 sebesar Rp. 11.080.500.861.172,78 sedangkan realisasinya
mencapai Rp. 11.050.197.237.172,65 atau 99,73 persen, seperti
disajikan dalam Tabel 3.33.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 23
Tabel 3.33 Rincian Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan
Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 1.350.314.355.663,13 1.350.314.355.663,00 100,00 (0,13)
2009 2.457.196.766.549,00 2.457.196.766.549,00 100,00 -
2010 1.820.060.110.218,00 1.789.756.684.218,00 98,34 (30.303.426.000,00)
2011 2.449.743.069.993,65 2.449.742.871.993,65 100,00 (198.000,00)
2012*) 3.003.186.558.749,00 3.003.186.558.749,00 100,00 -
Jumlah 11.080.500.861.172,78 11.050.197.237.172,65 99,73 (30.303.624.000,13)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Realisasi SiLPA, selama periode Tahun Anggaran 2008-2012
Rp. 10.986.390.694.002,65 atau 100,00 persen dari target sebesar
Rp. 10.986.390.892.002,65, disajikan pada Tabel 3.34
Tabel 3.34 Rincian Estimasi dan Realisasi SiLPA Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Estimasi Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 1.256.204.386.493,00 1.256.204.386.493,00 100,00 -
2009 2.457.196.766.549,00 2.457.196.766.549,00 100,00 -
2010 1.820.060.110.218,00 1.820.060.110.218,00 100,00 -
2011 2.449.743.069.993,65 2.449.742.871.993,65 100,00 (198.000,00)
2012*) 3.003.186.558.749,00 3.003.186.558.749,00 100,00 -
Jumlah 10.986.390.892.002,65 10.986.390.694.002,65 100,00 (198.000,00)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Realisasi Koreksi (Contra Post) hanya terjadi pada Tahun Anggaran
2010 berkurang sebesar Rp. 30.303.426.000,00, disajikan pada Tabel
3.35.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 24
Tabel 3.35
Rincian Target dan Realisasi Koreksi (Contra Post) Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 - - - -
2009 - - - -
2010 - (30.303.426.000,00) - (30.303.426.000,00)
2011 - - - -
2012*) - - - -
Jumlah - (30.303.426.000,00) - (30.303.426.000,00)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
Target dan realisasi Pencairan Dana Cadangan hanya terdapat pada
Tahun Anggaran 2008 sebesar Rp. 94.109.969.170,00, disajikan pada
tabel 3.36.
Tabel 3.36 Rincian Target dan Realisasi Pencairan Dana Cadangan
Provinsi Jawa BaratTahun Anggaran 2008-2012
Tahun Anggaran
Target Setelah Perubahan APBD
Realisasi % Bertambah/ Berkurang
2008 94.109.969.170,13 94.109.969.170,00 100,00 (0,13)
2009 - - - -
2010 - - - -
2011 - - - -
2012*) - - - -
Jumlah 94.109.969.170,13 94.109.969.170,00 100,00 (0,13)
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Laporan Realisasi APBD TA. 2012
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 III - 25
2) Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan antara lain terdiri atas: (a) Pembentukan
Dana Cadangan, (b) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah, (c)
Pembayaran Pokok Utang, (d) Pemberian Pinjaman Daerah, (e) Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Berjalan, (f) BLUD, (g) Dana Bergulir,
disajikan pada Tabel 3.37.
RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2013 – 2018 II - 26
Tabel 3.37 RincianTarget dan Realisasi Pembiayaan Daerah Provinsi Jawa Barat
Tahun Anggaran 2008-2012
Sumber : Perda Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD TA. 2008 s.d. 2011 *) Perda Perubahan APBD TA. 2012 dan Laporan Realisasi APBD TA. 2012
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 27
Penggalangan sumber-sumber pendanaan di luar APBD (Non APBD)
dan sumber-sumber pendapatan lainnya yang sah, ditandai dengan
diterimanya penerimaan alokasi dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Pembantuan. Selama Tahun Anggaran 2008-2012 disajikan pada Tabel
3.38
Tabel 3.38 Penerimaan Alokasi Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan
Tahun Anggaran 2008-2012
Jenis Penerimaan Diluar APBD
Jumlah Penerimaan Daerah Di Luar APBD Menurut Tahun (RP. Ribu) JUMLAH
2008 2009 2010 2011 2012
Dana Dekonsentrasi
2.983.445.519 4.680.570.911 5.110.493.386 1.449.149.555 2.144.991.151 16.368.250.522
Dana Tugas
Pembantuan 252.188.157 183.508.826 316.967.679 376.701.124 538.928.292 1.668.294.078
JUMLAH 3.235.633.676 4.864.079.737 5.427.461.065 1.825.850.679 2.683.519.443 18.036.544.600
Sumber : Kanwil Perbendaharaan, DJA
Perolehan dana pembangunan di luar APBD tersebut merupakan hasil koordinasi
terhadap kondisi objektif pembangunan yang diapresiasi secara teknis oleh
berbagai kementerian.
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Tahun 2008-2013
Pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan melalui suatu sistem yang
terintegrasi dalam rangkaian siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) yang pelaksanaannya mulai tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan/pemeriksaan sampai pada pertanggungjawaban atas pelaksanaan
APBD yang ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
APBD mempunyai fungsi berikut ini.
1. Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi
pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang
bersangkutan.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 28
3. Fungsi pengawasan, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi
pedoman untuk menilai kesesuaian kegiatan penyelenggaraan pemerintahan
daerah dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi alokasi, mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk
menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber
daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi distribusi, mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.
6. Fungsi stabilisasi, mengandung arti bahwa anggaran pemerintah daerah menjadi
alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental
perekonomian daerah.
Dalam penyusunan anggaran daerah, terdapat beberapa prinsip disiplin
anggaran, yaitu :
1. Pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara
rasional, yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja
yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja.
2. Penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah
dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang
belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBD/Perubahan
APBD.
3. Semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang
bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening
Kas Umum Daerah.
Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan
transparan, pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban yang
disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan diaudit oleh Badan
Pemeriksa Keuangan RI (BPK). Namun dalam penyusunan LKPJ Akhir Masa
Jabatan Tahun 2008-2013 ini, data yang digunakan terkait dengan APBD Tahun
2008-2011 adalah data APBD yang sudah diaudit oleh BPK, sedangkan untuk APBD
Tahun 2012 belum diaudit oleh BPK, karena sesuai ketentuan, hasil audit BPK baru
akan diterima awal bulan Juni atau dua bulan setelah Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah diserahkan ke BPK.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 29
3.2.1. Kebijakan Pendapatan Daerah
Selama Periode Tahun Anggaran 2008-2012, kebijakan umum pendapatan
daerah diarahkan pada peningkatan penerimaan daerah melalui (1) Optimalisasi
pendapatan daerah sesuai peraturan yang berlaku dan kondisi daerah; (2)
Peningkatan kemampuan dan keterampilan SDM pengelola pendapatan daerah; (3)
Peningkatan intensitas hubungan perimbangan keuangan pusat dan daerah secara
adil dan proporsional berdasarkan potensi dan pemerataan; dan (4) peningkatan
kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya. Untuk itu digariskan
sejumlah kebijakan yang terkait dengan pengelolaan pendapatan daerah, antara
lain :
1 Memantapkan kelembagaan dan sistem operasional pemungutan pendapatan
daerah.
2 Meningkatkan pendapatan daerah dengan intensifikasi dan ekstensifikasi
sumber-sumber pendapatan yang memperhatikan aspek legalitas, keadilan,
kepentingan umum, karakteristik daerah dan kemampuan masyarakat
dengan memegang teguh prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi.
3 Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar perhitungan
pembagian dalam Dana Perimbangan.
4 Meningkatkan koordinasi secara sinergis di bidang pendapatan daerah dengan
Pemerintah, OPD penghasil, Kabupaten dan Kota, serta POLRI.
5 Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam upaya
peningkatan kontribusi secara signifikan terhadap pendapatan daerah.
6 Meningkatkan pelayanan dan perlindungan masyarakat sebagai upaya
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam membayar retribusi daerah.
7 Meningkatkan peran dan fungsi UPT, UPPD, dan balai penghasil dalam
peningkatan pelayanan dan pendapatan.
8 Meningkatkan pengelolaan aset dan keuangan daerah.
9 Meningkatkan kinerja pendapatan daerah melalui penyempurnaan sistem
administrasi dan efisiensi penggunaan anggaran daerah.
10 Meningkatkan kinerja pelayanan masyarakat melalui penataan organisasi dan
tata kerja, pengembangan sumber daya pegawai yang profesional dan
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 30
bermoral, serta pengembangan sarana dan fasilitas pelayanan prima dan
melaksanakan terobosan untuk peningkatan pelayanan masyarakat.
3.2.2. Kebijakan Belanja Daerah
Penentuan besaran belanja yang dianggarkan senantiasa
berlandaskan pada prinsip disiplin anggaran, yaitu prinsip kemandirian yang
selalu mengupayakan peningkatan sumber-sumber pendapatan sesuai
dengan potensi daerah, prinsip prioritas yang diartikan bahwa pelaksanaan
anggaran selalu mengacu pada prioritas utama pembangunan daerah, serta
prinsip efisiensi dan efektifitas anggaran yang mengarahkan bahwa
penyediaan anggaran dan penghematan sesuai dengan skala prioritas.
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, belanja
daerah Tahun Anggaran 2008-2013, disusun dengan pendekatan anggaran
kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan,
dengan memperhatikan prestasi kerja setiap satuan kerja perangkat daerah
dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran serta menjamin efektivitas
dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program dan kegiatan.
Kebijakan belanja daerah Tahun Anggaran 2008-2013 diarahkan untuk
mendukung pencapaian sasaran IPM dan MDGs. Untuk itu, diperlukan
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada
pencapaian IPM dan MDGs guna memperkuat bidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi, dan infrastruktur. Kebijakan belanja daerah Tahun Anggaran 2008-
2013 dilakukan melalui pengaturan pola pembelanjaan yang proporsional,
efisien, dan efektif, antara lain :
1. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan Provinsi Jawa Barat yang terdiri atas urusan wajib dan
urusan pilihan, serta pelaksanaan tugas pokok dan fungsi OPD dalam
melaksanakan urusan pemerintah daerah.
2. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk fungsi pendidikan
sebesar 20% dari Volume APBD tiap tahunnya.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 31
3. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk fungsi kesehatan secara
bertahap sebesar 10% dari Volume APBD tiap tahunnya.
4. Alokasi anggaran untuk bidang infrastruktur minimal 10% dari total PKB,
PBBKB dan BBNKB sesuai dengan Pasal 8 UU No 28 Tahun 2009
Tentang Pajak dan Retribusi Daerah.
5. Dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat, anggaran belanja akan
diarahkan pada revitalisasi sektor pertanian, peternakan, perikanan,
perkebunan dan kehutanan, penguatan struktur ekonomi pedesaan,
pemberdayaan koperasi dan UMKM, serta dukungan infrastruktur
pedesaan.
6. Dalam mendukung pengembangan aktivitas ekonomi, pemeliharaan dan
pembangunan infrastruktur diarahkan pada wilayah sentra produksi di
pedesaan, aksesibilitas sumber air baku dan listrik.
7. Untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan Jawa Barat,
Pemerintah Daerah mengarahkan anggaran pada kegiatan-kegiatan
pengurangan pencemaran lingkungan, pencapaian target kawasan
lindung, mitigasi bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan
pengendalian eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam.
8. Kegiatan yang orientasinya terhadap pemenuhan anggaran belanja tetap
(fixed cost) dan pelayanan dasar OPD.
9. Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi hal-hal sebagai berikut :
a) Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja
kompensasi, dalam bentuk gaji dan tunjangan serta pemberian
insentif kepada Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b) Mengalokasikan belanja subsidi yang digunakan untuk
menganggarkan bantuan biaya produksi kepada
perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi dan jasa
yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.
c) Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk
menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau
barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 32
d) Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk
menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang
dan/atau jasa kepada pemerintah daerah, dan kelompok
masyarakat perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya.
e) Mengalokasikan belanja tidak terduga yang merupakan belanja
untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan
berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana
sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian
atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang
telah ditutup.
f) Mengalokasikan belanja bagi hasil kepada kabupaten dan kota
digunakan untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber
dari pendapatan provinsi kepada kabupaten dan kota sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan. Belanja bagi hasil
dilaksanakan secara proporsional, guna memperkuat kapasitas
fiskal kabupaten dan kota dalam melaksanakan otonomi daerah.
g) Mengalokasikan belanja bantuan keuangan kepada kabupaten dan
kota dan Pemerintah Desa yang digunakan untuk menganggarkan
bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari Provinsi
kepada kabupaten dan kota, pemerintah desa, dan kepada
pemerintah daerah lainnya. Belanja bantuan keuangan kepada
kabupaten dan kota dan Pemerintah Desa diarahkan dalam rangka
mendukung Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
3.2.3. Kebijakan Pembiayaan Daerah
Struktur APBD selain terdapat komponen pendapatan dan belanja
daerah, juga mencakup pembiayaan daerah yang meliputi: (a) penerimaan
pembiayaan, (b) pengeluaran pembiayaan. Kebijakan pembiayaan daerah
diarahkan pada peningkatan penyertaan modal BUMD dan penyediaan dana
bergulir.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 33
3.3. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan Tahun 2013-2018
Kebijakan Anggaran merupakan acuan umum dari Rencana Kerja
Pembangunan dan merupakan bagian dari perencanaan operasional anggaran dan
alokasi sumberdaya, sementara kebijakan keuangan daerah diarahkan pada
kebijakan penyusunan program dan indikasi kegiatan pada pengelolaan pendapatan
dan belanja daerah secara efektif dan efisien.
3.3.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah
1) Kebijakan
Kebijakan Keuangan Daerah yang merupakan potensi daerah dan
sebagai penerimaan Provinsi Jawa Barat sesuai urusannya diarahkan
melalui upaya peningkatan pendapatan daerah dari sektor (1)
Pendapatan Asli Daerah (PAD), (2) Dana Perimbangan, (3) Lain-Lain
Pendapatan Yang Sah. Adapun komposisi penerimaan pendapatan
daerah dalam perencanaan jangka menengah, yaitu :
1. 60% berasal dari PAD,
2. 30% berasal dari Dana Perimbangan.
3. 10% berasal dari Lain-Lain Pendapatan Yang Sah.
2) Strategi
a) Strategi untuk meningkatkan PAD adalah:
1. Intensifikasi dan ekstensifikasi;
2. Menerapkan secara penuh penyesuaian tarif terhadap pajak
daerah;
3. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat, OPD
Penghasil, Kabupaten/Kota, POLRI;
4. Meningkatkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
dalam upaya peningkatkan kontribusi secara signifikan
terhadap Pendapatan Daerah;
5. Meningkatkan peran dan fungsi UPT, Cabang Pelayanan, dan
Balai Penghasil dalam peningkatan pelayanan dan
pendapatan;
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 34
6. Meningkatkan pendayagunaan dan pengelolaan aset dan
keuangan daerah;
7. Meningkatkan kinerja pendapatan daerah melalui
penyempurnaan sistem administrasi dan efisiensi pengunaan
anggaran daerah.
b) Strategi untuk meningkatkan Dana Perimbangan adalah:
1. Mengoptimalkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi
pemungutan PBB, Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri (PPh
OPDN) dan PPh Pasal 21;
2. Meningkatkan akurasi data Sumber Daya Alam sebagai dasar
perhitungan pembagian dalam Dana Perimbangan;
3. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dalam
peningkatan Dana Perimbangan;
4. Meningkatkan koordinasi dengan Kabupaten/Kota.
c) Strategi untuk meningkatkan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
adalah:
1. Meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat;
2. Menjalin kerjasama dan jejaring dengan lembaga non
pemerintah
3. Menginisiasi dan mencari sumber pendapatan dari
masyarakat
3) Upaya yang dilakukan untuk pelaksanaan kebijakan dan strategi
Pendapatan Daerah adalah :
a) Pendapatan Asli Daerah :
1. Penataan kelembagaan, penyempurnaan dasar hukum
pemungutan dan regulasi penyesuaian tarif pungutan;
2. Pelaksanaan pemungutan atas obyek pajak/retribusi baru
dan pengembangan sistem operasi penagihan atas potensi
pajak dan retribusi yang tidak memenuhi kewajibannya;
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 35
3. Pemenuhan fasilitas dan sarana pelayanan secara bertahap
sesuai dengan kemampuan anggaran;
4. Peningkatan layanan secara khusus untuk lebih
memperhatikan masyarakat pembayar pajak, serta
memberikan kemudahan masyarakat dalam membayar pajak
melalui drive thru, Gerai Samsat dan Samsat Mobile, layanan
SMS, dan pengembangan Samsat Outlet;
5. Penerapan standar pelayanan kepuasan publik di beberapa
Kantor Bersama/Samsat lainnya dengan menggunakan
parameter ISO 9001-2000;
6. Penyebarluasan informasi dan program sosialisasi di bidang
Pendapatan Daerah dalam upaya peningkatan kesadaran
masyarakat;
7. Revitalisasi BUMD melalui berbagai upaya agar dapat
memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Daerah, antara
lain melalui peningkatan sarana, prasarana, kemudahan
prosedur pelayanan terhadap konsumen/nasabah dalam
meningkatkan persaingan usaha, serta mengoptimalkan
peran Badan Pengawas, agar BUMD berjalan sesuai dengan
peraturan;
8. Optimalisasi pemberdayaan dan pendayagunaan aset yang
diarahkan pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah;
9. Pembinaan secara teknis fungsional dalam upaya
peningkatan fungsi dan peran OPD sebagai unit kerja
penghasil di bidang Pendapatan Daerah;
10. Koordinasi dengan Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian
Keuangan pada tataran kebijakan, dengan POLRI dan
Kabupaten/Kota termasuk dengan Provinsi perbatasan dalam
operasional pemungutan dan pelayanan Pendapatan Daerah
serta mengembangkan sinergi pelaksanaan tugas dengan
OPD penghasil.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 36
b) Dana Perimbangan :
1. Sosialisasi secara terus menerus mengenai pungutan Pajak
Penghasilan dalam upaya peningkatan kesadaran masyarakat
dalam pembayaran pajak;
2. Peningkatan akurasi data potensi baik potensi pajak maupun
potensi sumber daya alam bekerja sama dengan Kementrian
Keuangan cq. Direktorat Jenderal Pajak sebagai dasar
perhitungan pembagian dana perimbangan keuangan;
3. Pembinaan dan Optimalisasi Tim Intensifikasi PBB dan
memberikan insentif kepada Kabupaten/Kota yang
menunjukan kinerja baik;
4. Pelibatan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam perhitungan
lifting migas dan perhitungan sumber daya alam lainnya agar
memperoleh proporsi pembagian yang sesuai dengan
potensi;
5. Koordinasi dengan Kementrian Dalam Negeri, Kementerian
Keuangan dan Kementerian Teknis untuk mengupayakan
peningkatan besaran DAU.
c) Lain – lain Pendapatan yang sah :
1. Koordinasi dengan Kementerian Teknis dan Lembaga Non
Pemerintah, baik Dalam maupun Luar Negeri
2. Inisiasi dan pengenalan sumber pendapatan dari masyarakat
3. Pembentukan lembaga pengelola dana masyarakat
Dengan mempertimbangkan kecenderungan pencapaian pendapatan daerah,
kondisi ekonomi makro secara nasional dan regional, serta kapasitas OPD penghasil
Provinsi Jawa Barat, maka diperkirakan penerimaan pendapatan daerah Provinsi
Jawa Barat rata-rata secara keseluruhan mengalami pertumbuhan sekitar 10%
(Tabel 3.39).
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 37
Tabel 3.39 Proyeksi Pendapatan Daerah
URAIAN PENDAPATAN TARGET MURNI
2013 2014 2015 2016 2017 2018
2 3 4 5 6 7 8
PENDAPATAN DAERAH 16.651.601.834.434,20 15.233.790.219.731,20 15.494.845.333.710,60 16.414.278.993.786,50 17.323.440.633.341,10 18.371.484.088.816,80
PENDAPATAN ASLI DAERAH
9.882.025.240.600,20
12.701.553.635.721,20
13.110.563.571.655,30
13.846.019.667.194,90
14.546.304.665.147,70
15.366.982.978.565,30
PAJAK DAERAH 9.142.139.000.000,00
11.919.491.680.000,00
12.193.187.118.000,00
12.793.383.234.000,00
13.405.530.117.000,00
14.104.564.228.000,00
1. PKB 3.549.889.000.000,00
4.348.330.000.000,00
4.374.825.000.000,00
4.441.832.000.000,00
4.476.392.000.000,00
4.549.653.000.000,00
2. BBNKB 4.178.074.000.000,00
4.265.368.000.000,00
4.270.432.000.000,00
4.543.451.000.000,00
4.841.485.000.000,00
5.166.872.000.000,00
3. PBBKB 1.373.880.000.000,00
1.910.337.680.000,00
2.044.061.318.000,00
2.187.145.610.000,00
2.340.245.803.000,00
2.504.063.009.000,00
4. PAJAK AIR 40.296.000.000,00
40.296.000.000,00
40.296.000.000,00
40.296.000.000,00
40.296.000.000,00
40.296.000.000,00
- AIR PERMUKAAN 40.296.000.000,00
40.296.000.000,00
40.296.000.000,00
40.296.000.000,00
40.296.000.000,00
40.296.000.000,00
5. PAJAK ROKOK - 1.355.160.000.000,00
1.463.572.800.000,00
1.580.658.624.000,00
1.707.111.314.000,00
1.843.680.219.000,00
RETRIBUSI DAERAH 57.327.135.485,00
60.582.372.500,00
61.031.112.794,33
92.971.902.181,19
64.974.408.670,56
67.040.594.866,28
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
240.148.000.000,00
273.408.000.000,00
286.420.295.187,47
312.799.604.274,24
341.608.447.727,89
373.070.585.663,63
LAIN-LAIN PAD YANG SAH 442.411.105.115,20
448.071.583.221,20
569.925.045.673,53
646.864.926.739,46
734.191.691.749,28
822.307.570.035,43
DANA PERIMBANGAN 2.583.041.104.821,00
2.510.457.011.000,00
2.365.498.833.769,67
2.547.442.207.172,76
2.754.064.354.741,39
2.978.930.841.062,72
1. Dana Bagi Hasil Pajak /Hasil Bukan Pajak
1.030.516.043.821,00
1.038.004.000.000,00
861.084.826.845,00
910.038.002.035,95
971.913.617.870,49
1.038.967.979.052,43
2. Dana Alokasi Umum 1.472.453.011.000,00
1.472.453.011.000,00
1.504.414.006.924,67
1.637.404.205.136,81
1.782.150.736.870,90
1.939.962.862.010,29
3. Dana Alokasi Khusus 80.072.050.000,00
-
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH
4.186.535.489.013,00
21.779.573.010,00
18.782.928.285,55
20.817.119.418,87
23.071.613.451,94
25.570.269.188,78
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 38
Gambar 3.1
Proyeksi Pendapatan Daerah
Gambar 3.2 Proyeksi Belanja Daerah
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 39
Gambar 3.3 Proyeksi Pembiayaan Daerah
Gambar 3.4. Proyeksi Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 40
3.3.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, Belanja Daerah
disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada pencapaian
hasil dari input yang direncanakan dengan memperhatikan prestasi kerja setiap
satuan kerja perangkat daerah dalam pelaksanaan tugas, pokok dan fungsinya. Hal
ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanan anggaran serta menjamin
efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran ke dalam program/kegiatan.
Disamping itu, dengan keterbatasan anggaran yang setiap tahun senantiasa
mengemuka, diharapkan timbul kreativitas dan inovasi dalam pencarian sumber-
sumber pendanaan bagi percepatan pembangunan Jawa Barat.
Kebijakan Belanja Daerah diarahkan untuk mendukung pencapaian target
RPJMD, target pencapaian IPM, dukungan terhadap MDG’s, dan Program Prioritas
Nasional. Dengan perencanaan anggaran yang konsisten dan fokus, perencanaan
pembangunan diarahkan untuk memperkuat bidang pendidikan, kesehatan,
ekonomi, dan infrastruktur.
Kebijakan belanja daerah diupayakan dengan pengaturan pola pembelanjaan
yang proporsional, efisien dan optimalisasi atas berbagai kebutuhan aktual
pembangunan dan kebijakan efektif menuju pencapaian sasaran pembangunan yang
dicirikan sinergi pembangunan Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota terutama
merespon 14 (empat belas) prioritas Pembangunan Nasional, 10 (sepuluh) Common
Goals baik Kegiatan Common Goals Tematik Sektoral maupun Tematik Kewilayahan
serta pengarusutamaan gender yang secara keseluruhan dilaksanakan berdasarkan
kepada anggaran berbasis kinerja, dengan berdasarkan kepada agenda-agenda
pembangunan yang secara umum dapat dicirikan melalui:
1. Pencapaian rencana pembangunan yang tercantum RPJMD 2013-2018.
2. Mendanai kegiatan Common Goals Tematik Sektoral dan Tematik Kewilayahan.
3. Pencapaian IPM merujuk kepada RPJP 2005-2025 dan ketentuan PP No. 6
Tahun 2008.
4. Mendukung percepatan Pembangunan Nasional (INPRES No 1/2010) dan
Program Pembangunan yang Berkeadilan (INPRES No.3/2010).
5. Mendanai kegiatan yang bersifat lanjutan (komitmen program).
6. Mendanai kegiatan yang direncanakan ke dalam tahun jamak.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 – 2018 III- 41
7. Mendanai kegiatan yang bersifat terobosan (program baru/ terobosan).
8. Mendanai kegiatan yang mampu mengungkit performance Jawa Barat secara
signifikan dalam merespon isu dan permasalahan pembangunan di Jawa Barat.
9. Mendanai Program Janji Gubernur dan Wakil Gubernur.
3.3.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Penerimaan pembiayaan mencakup : Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA); Pencairan Dana Cadangan; Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; Penerimaan Pinjaman Daerah; Penerimaan
Kembali Pemberian Pinjaman; dan Penerimaan Piutang Daerah. Struktur
pembiayaan daerah untuk sumber penerimaan pembiayaan adalah bersumber dari
SiLPA tahun lalu.
Pengeluaran pembiayaan mencakup : pembentukan Dana Cadangan;
Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah; Pembayaran Pokok Utang; dan
Pemberian Pinjaman Daerah.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan adalah :
1. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman manakala terjadi surplus anggaran.
2. Sisa Lebih Anggaran tahun Sebelumnya (SiLPA) dipergunakan sebagai sumber
penerimaan pada APBD tahun berikutnya dan rata-rata SiLPA diupayakan
seminimal mungkin dengan melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan
anggaran secara konsisten.
3. Penyertaan modal BUMD dilaksanakan dengan mempertimbangkan hasil kajian
dan tindaklanjut revitalisasi dan restrukturisasi kinerja BUMD serta
pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dalam rangka efisiensi
pengeluaran pembiayaan.
4. Perintisan pelaksanaan penerbitan obligasi daerah untuk membiayai
pembangunan infrastruktur strategis.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 1
BAB IV
ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
4.1 Permasalahan Pembangunan
Penyelenggaraan pembangunan dalam kurun waktu 2008–2013 telah
membuahkan hasil yang diharapkan, tetapi untuk pembangunan kedepan masih
terdapat persoalan dan tantangan dari berbagai aspek yang dihadapi. Permasalahan
pembangunan merupakan suatu kondisi yang masih perlu ditingkatkan atau
dikembangkan karena hasilnya belum optimal. Pada bagian atau tahap perumusan isu-
isu strategis, permasalahan-permasalahan pembangunan prioritas saja yang menjadi
agenda utama rencana pembangunan daerah dalam 5 (lima) tahun kedepan.
4.1.1. Bidang Pendidikan,
Permasalahan utama adalah (1) putus sekolah atau tidak melanjutkan
sekolah yang didominasi anak usia 16 – 18 tahun; (2) anak usia sekolah yang bekerja;
(3) aksesibilitas terhadap sekolah belum merata di beberapa wilayah; (4) ruang kelas
untuk siswa SMP dan SMA di beberapa wilayah masih terbatas dan rusak serta ruang
lainnya (laboratorium, perpustakaan); (5) kualitas dan relevansi serta tata kelola
pendidikan belum sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dalam rangka peningkatan
daya saing; (6) biaya pendidikan menengah dan tinggi mahal.
4.1.2. Bidang Kesehatan,
Permasalahan utamanya adalah: (1) Intensitas beberapa penyakit menular
dan tidak menular serta malnutrisi makin meningkat dan terjadi Penyebaran beberapa
penyakit menular ( multiple burden of desease ) diluar sasaran MDGs 2015, ada
ancaman meningkatnya atau munculnya penyakit lain (new emerging dan re-emerging)
serta kejadian luar biasa yang diakibatkan adanya perubahan perilaku manusia dan
lingkungan, (2) Sistem Kesehatan Belum Responsif terhadap kebutuhan masyarakat,
berdasarkan jumlah sarana pelayanan kesehatan belum sesuai dengan kebutuhan
penduduk di kabupaten/kota (3) Sistem pelayanan kesehatan belum efektif dan efisien,
masih berorientasi kepada kuratif daripada promotif dan preventif, hal ini terlihat dari
proporsi anggaran lebih tinggi untuk kuratif, (4) Belum optimalnya Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) di Masyarakat, (5) Belum terpenuhinya Sumber Daya Kesehatan
sesuai dengan standard dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang prima; (6) Belum
optimalnya aspek Regulasi dan Sistem Informasi Kesehatan dalam mendukung
manajemen kesehatan;
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 2
4.1.3. Bidang Lingkungan Hidup
Permasalahan utama adalah (1) masih tingginya pencemaran lingkungan; (2)
belum tercapainya fungsi kawasan lindung secara optimal; (3) masih tingginya emisi gas
rumah kaca (GRK); (4) masih adanya konflik pemanfaatan ruang; (5) kerusakan
ekosistem mangrove dan kawasan pesisir.
4.1.4. Bidang Pekerjaan Umum
Permasalahan utama pada aspek kebinamargaan adalah (1) belum
optimalnya aksesibilitas dan kualitas jalan menuju sentra pertanian, wisata dan industri
manufaktur; (2) belum terpenuhinya strandar lebar jalan pada sebagian besar jalan
provinsi. Permasalahan utama terkait aspek sumber daya air dan irigasi adalah: (1)
rendahnya penyediaan sumber air baku untuk air minum dan irigasi; (2) tingginya
kerusakan jaringan irigasi; (3) menurunnya daya tampung sungai. Permasalahan utama
pada aspek keciptakaryaan adalah: (1) rendahnya penyediaan dan distribusi pelayanan
air minum (2) rendahnya cakupan pelayanan infrastruktur sanitasi permukiman (limbah,
sampah, drainase); (3) terbatasnya penyediaan infrastruktur sampah regional.
4.1.5. Bidang Penataan Ruang
Permasalahan utama adalah (1) belum memadainya pranata bidang penataan
ruang khususnya rencana rinci tata ruang; (2) rendahnya keterkaitan fungsional antar
wilayah perkotaan dan pedesaan; (3) menurunnya ketersedianya ruang untuk
ketahanan pangan dan ruang terbuka hijau (RTH) publik; (4) belum terwujudnya
sinergitas koordinasi penataan ruang baik yang bersifat fisik lingkungan, kebencanaan
maupun ekonomi pada kawasan strategis provinsi; (5) belum optimalnya perwujudan
ruang investasi di kawasan metropolitan dan pusat – pusat pertumbuhan di Jawa Barat.
4.1.6. Bidang Perencanaan Pembangunan
Permasalahan utama adalah (1) sinkronisasi dokumen rencana
pembangunan antar pusat dan daerah belum optimal; (2) kualitas dan kuantitas
sumberdaya perencanaan masih rendah;
4.1.7. Bidang Perumahan
Permasalahan utama adalah rendahnya kualitas hunian untuk rakyat miskin
dan buruh serta tingginya backlog (tidak seimbangnya kebutuhan dan penyediaan)
rumah sebanyak 1,3 juta.
.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 3
4.1.8. Bidang Kepemudaan dan Olahraga
Permasalahan utama adalah (1) terbatasnya ketersediaan sarana olahraga
baik berskala nasional maupun internasional; (2) terbatasnya sarana dan prasana untuk
mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri;
(3) rendahnya mental juara.
4.1.9. Bidang Penanaman Modal
Permasalahan utama adalah (1) biaya ekonomi tinggi, kepastian hukum dan
jaminan keamanan berusaha; (3) kualitas infrastruktur pendukung investasi masih
belum memadai dan belum merata; (4) konflik dalam hubungan industrial.
4.1.10. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Permasalahan utama adalah (1) rendahnya tingkat partisipasi anggota dalam
pengembangan kegiatan usaha koperasi; (2) rendahnya SDM, akses pasar,
penggunaan Teknologi Tepat Guna (TTG), akses pembiayaan, informasi dan
kelembagaan; (3) daya saing produk Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah lebih
rendah dibandingkan dengan produk impor; (4) rendahnya inovasi dan pengembangan
produk.
4.1.11. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil
Permasalahan utama adalah (1) penduduk migran belum terdokumentasikan
secara baik; (2) pengendalian penduduk belum optimal.
4.1.12. Bidang Ketenagakerjaan
Permasalahan utama adalah (1) kualitas tenaga kerja masih rendah; (2)
persebaran tenaga kerja yang tidak merata; (3) tingginya tingkat pengangguran terbuka
usia muda dengan pendidikan SMA ke bawah.
4.1.13. Bidang Ketahanan Pangan
Permasalahan utama adalah (1) pangan belum terdistribusikan dengan baik
dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat; (2) tingginya ketergatungan impor
pangan strategis; (3) penganekaragaman/diversifikasi pangan masih terbatas; (4)
masih rendahnya ketahanan pangan rumahtangga di wilayah rawan pangan.
4.1.14. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Permasalahan utama adalah (1) kesetaraan gender; dan (2) masih rentan
permasalahan traficking dan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Comment [h1]: Perbaikan bidang ekonomi
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 4
4.1.15. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Permasalahan utama adalah (1) kurangnya tenaga penyuluh KB; (2) kualitas
pelayanan belum maksimal sehingga Intensifikasi Pelayanan KB sangat penting. (3)
belum optimalnya ketahanan keluarga; (4) masih kuranya kesadaran masyarakat untuk
ber-KB.
4.1.16. Bidang Perhubungan
Permasalahan utama bidang perhubungan adalah (1) belum berkembangnya
sistem transportasi masal dan integrasi antar moda angkutan; (2) masih kurangnya
fasilitas perlengkapan jalan dan masih tingginya overloading angkutan barang; (3)
belum memadainya keberadaan bandar udara untuk menampung penumpang dan
barang baik domestik maupun internasional; (4) belum tersedianya pelabuhan laut
internasional dan belum optimalnya pelabuhan yang ada dalam melayani pergerakan
orang dan barang antar pulau. 4.1.17.
4.1.17. Bidang Komunikasi dan Informatika
Permasalahan utama adalah (1) Pemanfaatan TIK dalam penyelenggaraan
pemerintah belum optimal, (2) penyebarluasan informasi terkait kebijakan pemerintah
belum optimal.
4.1.18. Bidang Pertanahan
Permasalahan utama adalah (1) banyaknya tanah belum bersertifikat, (2)
penyelesaian tanah provinsi yang dikuasai oleh masyarakat dan pihak lain.
4.1.19. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
Permasalahan utama adalah (1) pendidikan politik masyarakat masih rendah;
(2) krisis kepercayaan terhadap pemerintah; (4) harmonisasi kehidupan beragama
cenderung menurun; (5) terdapat potensi gangguan terhadap ketentraman dan
ketertiban masyarakat.
4.1.20. Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian,
Permasalahan utama adalah (1) belum sinkronnya implementasi peraturan
antara tingkat pusat dan daerah; (2) penegakkan hukum masih lemah dan belum
optimalnya perlindungan hukum dan hak asasi manusia (HAM); (3) kelembagaan
pemerintah masih belum sepenuhnya melaksanakan prinsip good governance; (4)
masih rendahnya kapasitas dan profesionalisme sumber daya manusia aparatur; (5)
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 5
pendataan aset yang belum terselesaikan dan adanya aset-aset yang belum
tersertifikasi karena berada pada penguasaan perorangan atau masyarakat; (6) sumber
pendapatan daerah dari BUMD masih terbatas; (7) belum tuntasnya batas administrasi
Daerah; (8) Pelayanan publik masih belum sesuai harapan masyarakat; (8) belum
adanya Norma, Standar, Pedoman, Manual (NSPM) yang jelas terkait prosedur
mengenai mekanisme penyusunan Anggaran.
4.1.21. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Permasalahan utama adalah (1) minimnya sarana dan prasarana di
pedesaan; (2) belum optimalnya fungsi kelembagaan dan kualitas aparatur Desa; (3)
rendahnya kemampuan masyarakat desa dalam mengakses kesempatan berusaha.
4.1.22. Bidang Sosial
Permasalahan utama adalah (1) kecenderungan peningkatan jumlah
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS); (2) belum terintegrasinya
penanggulangan kemiskinan; (3) belum optimalnya penanggulangan bencana alam dan
bencana sosial; (4) belum optimalnya pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi
Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).
4.1.23. Bidang Kebudayaan
Permasalahan utama adalah (1) masih rendahnya apresiasi dan perlindungan
terhadap budaya lokal; (2) kuatnya pengaruh budaya asing kepada generasi muda; (3)
masih rendahnya promosi budaya lokal Jawa barat di dalam dan luar negeri.
4.1.24. Bidang Statistik
Permasalahan utama adalah (1) masih rendahnya akses masyarakat terhadap
data statistik; (2) referensi data pembangunan yang berbeda-beda.
4.1.25. Bidang Kearsipan
Permasalahan utama adalah keterbatasan sarana dan prasarana pengelolaan
kearsipan;
4.1.26. Bidang Perpustakaan
Permasalahan utama adalah (1) keterbatasan sarana dan prasarana; (2)
Keterbatasan tenaga fungsional pengelola perpustakaan;
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 6
4.1.27. Bidang Kelautan dan Perikanan
Permasalahan utama adalah (1) keterbatasan tenaga penyuluh; (2) Kualitas
sumberdaya manusia masih rendah; (3) kurangnya kapasitas kelembagaan produksi
dan pemasaran; (4) masih terbatasnya sarana dan prasarana perikanan tangkap.
4.1.28. Bidang Pertanian
Permasalahan utama adalah (1) masih rendahnya kemampuan masyarakat
dalam memproduksi daging sapi dibandingkan dengan jumlah kebutuhan rumah tangga
dan industri pengolahan; (2) masih terbatasnya tenaga penyuluh pertanian; (3)
rusaknya kondisi infrastruktur jalan, kesuburan lahan dan irigasi ke sentra produksi; (4)
tingginya konversi lahan pertanian dan tidak jelasnya status lahan HGU di Jabar
Selatan; (5) rendahnya perlindungan terhadap petani produsen; (6) Aksesibilitas petani
terhadap sarana produksi, pemasaran dan permodalan terbatas; (7) Masih tingginya
impor bahan pangan (daging, beras, dan hortikultura); (8) masih tingginya kehilangan
hasil produksi pertanian.
4.1.29. Bidang Kehutanan
Permasalahan utama adalah (1) tingginya gangguan hutan dan perambahan
hutan; (2) belum optimalnya pelaksanaan peraturan daerah tentang kawasan lindung;
(2) belum optimalnya konservasi hutan dan lahan; (3) rendahnya pendapatan
masyarakat desa sekitar kehutanan.
4.1.30. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
Permasalahan utama adalah (1) belum optimalnya cakupan pelayanan
elektrifikasi rumah, (2) terbatasnya pemanfaatan Energi Baru Terbarukan serta belum
optimalnya konservasi energi dan sumber daya mineral; (3) belum optimalnya
pendayagunaan produksi energi sumber daya mineral; (4) belum optimalnya
penanganan dan mitigasi bencana alam geologi.
4.1.31. Bidang Pariwisata
Permasalahan utama adalah (1) belum memiliki ikon wisata dan paket yang
komprehensif dan berdaya saing; (2) tata kelola destinasi pariwisata masih bersifat
parsial dan multistakeholders (sesuai UU 10/2013); (3) belum memadainya fasilitas
pendukung kepariwisataan; (4) belum melembaganya sadar wisata baik pada
masyarakat lokal, pelaku pariwisata maupun wisatawan.
Comment [h2]: Masukan bidang ekonomi
Comment [h3]: Masukan bidang ekonomi
Comment [h4]: Maskan bidang ekonomi
Comment [h5]: Koreksi bidang ekonomi
Comment [h6]: Masukan bidang ekonomi
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 7
4.1.32. Bidang Perindustrian
Permasalahan utama adalah (1) Pemanfaatan bahan baku lokal rendah; (2)
Inovasi produk masih rendah; (3) SDM masih rendah; (4) Penguasaan teknologi rendah;
(5) Kurangnya produktivitas bahan baku substitusi impor.
4.1.33. Bidang Perdagangan
Permasalahan utama adalah: (1) lemahnya pengawasan di bidang ekspor dan
impor; (2) terbatasnya sarana perdagangan/distribusi; (3) kurang memadainya jumlah
maupun kualitas SDM; (4) berbagai pungutan yang mengakibatkan ekonomi biaya
tinggi; (5) kebijakan yang mengatur mata rantai perdagangan sektor hulu dan hilir tidak
jelas.
4.1.34. Bidang Ketransmigrasian
Permasalahan utama adalah (1) kesiapan tempat transmigran tidak sesuai
dengan yang diharapkan, (2) kesiapan sumber daya manusia yang dikirim menjadi
transmigran.
4.2 Isu Strategis
Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau
belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki dampak
jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi
secara bertahap. Adapun isu strategis pembangunan daerah Provinsi Jawa Barat, yaitu:
1) Pertumbuhan penduduk dan persebarannya.
2) Kualitas dan aksesibilitas pendidikan dan kesehatan.
3) Pengangguran dan ketenagakerjaan.
4) Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat.
5) Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar dan strategis
6) Kualitas lingkungan hidup untuk mendukung terwujudnya Jabar Green Province.
7) Kualitas demokrasi
8) Kecepatan dan ketepatan penaganan bencana serta adaptasi masyarakat
terhadap bencana
9) Pemerintahan daerah yang efektif dan efisien.
10) Pelestarian nilai – nilai dan warisan budaya lokal
11) Pengembangan Industri Wisata Jawa Barat
12) Penanggulangan penduduk miskin.
13) Pasar global dan Asean – China Free Trade Area (ACFTA)
14) Pencegahan dan Penanganan Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IV - 8
15) Alih fungsi lahan dari pertanian ke non pertanian dan penertiban okupasi lahan
tidur (HGU)
16) Ketahanan Pangan
17) Keamanan dan ketertiban daerah
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 1
BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
5.1. Visi
RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018 merupakan tahap ketiga dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 yaitu tahap memantapkan
pembangunan secara menyeluruh dalam rangka penyiapan kemandirian masyarakat
Jawa Barat. Dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, permasalahan, tantangan dan
peluang serta isu-isu strategis yang terjadi di Jawa Barat, maka Visi Tahun 2013-2018
yaitu:
"Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua"
Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif, berdaya saing
dan mandiri, terampil dan inovatif dengan tetap dapat menjaga
tatanan sosial masyarakat yang toleran, rasional, bijak dan adaptif
terhadap dinamika perubahan namun tetap berpegang pada nilai
budaya serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan, ketahanan
ekonomi dan sosial.
Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang secara lahir
dan batin mendapatkan rasa aman dan makmur dalam menjalani
kehidupan.
Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh
seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat
5.2. Misi
Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan memperhatikan
kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta memperhitungkan
peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai berikut:
Misi Pertama, Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing. Hal ini
untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Masyarakat Jawa Barat yang agamis,
berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berbudaya IPTEK, memiliki spirit juara dan
siap berkompetisi.
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 2
Misi Kedua, Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan.Hal ini untuk
menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Perekonomian Jawa Barat yang semakin
maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis ekonomi pertanian dan
non pertanian yang mampu menarik investasi dalam dan luar negeri, menyerap banyak
tenaga kerja, serta memberikan pemerataan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.
Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan
Perluasan Partisipasi Publik. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu
Pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan terpercaya dalam
pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem yang modern berbasis
IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance) dan
pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta menerapkan model manajemen
pemerintahan hibrida yang mengkombinasikan manajemen berbasis kabupaten/kota
dengan manajemen lintas kabupaten/kota.
Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan
Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa
Barat 2018 yaitu Pembangunan Jawa Barat yang selaras dengan kondisi daya dukung
dan daya tampung lingkungan, memiliki infrastruktur dasar yang memadai, serta
didukung oleh tersedianya infrastruktur yang mampu meningkatkan konektivitas antar
wilayah dan pertumbuhan ekonomi.
Misi Kelima, Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan
Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal. Hal ini
untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Kehidupan sosial kemasyarakatan
yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan tingginya pemanfaatan modal sosial dalam
pembangunan, meningkatnya ketahanan keluarga, menurunnya jumlah Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan,
meningkatnya prestasi olah raga tingkat nasional dan internasional, terpeliharanya seni
dan warisan budaya dan industri pariwisata yang berdaya saing dalam bingkai kearifan
lokal.
5.3. Tujuan dan Sasaran
Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan tersebut
diatas, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan
sasaran yang akan dicapai. Tujuan dan sasaran pada setiap misi akan memberikan
arahan bagi pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun
urusan pilihan dalam mendukung pelaksanaan misi dimaksud. Tujuan dan sasaran pada
pelaksanaan masing-masing misi diuraikan dalam Tabel 5.1:
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 3
Tabel 5.1. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Provinsi Jawa Barat
Visi: “Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua”
Misi Tujuan Sasaran
Misi Pertama, Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing
Membangun sumber daya manusia Jawa Barat yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, senantiasa berkarya, kompetitif, dengan tetap mempertahankan identitasdan ciri khas masyarakat yang santun dan berbudaya
1. Meningkatnya aksesibilitas dan kualitas pendidikan yang unggul, terjangkau dan merata;
2. Meningkatnya kualitas layanan kesehatan bagi semua serta perluasan akses pelayanan yang terjangkau dan merata;
3. Meningkatnya daya saing sumber daya manusia dan kelembagaan serta berbudaya IPTEK
Misi Kedua, Membangun Perkonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan
Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan mengurangi disparitas ekonomi antar wilayah
1. Jawa Barat sebagai Daerah Pertanian Berbasis Agrikultur
2. Meningkatnya daya saing usaha pertanian
3. Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi
4. Meningkatnyajumlahdankualitaswirausahawan
5. Meningkatnya pembangunan ekonomi perdesaan dan regional
Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik.
1. Meningkatkan kualitas birokras iyang profesional dan akuntabel dalam rangka peningkatkan kualitas pelayanan publik serta pembangunan partisipatif.
2. Terwujudnya pemerintahan yang modern
3. Terwujudnya profesionalisme pemerintahan yang didukung oleh aparatur yang kompeten
4. Meningkatkan stabilitas di daerah
1. Meningkatnya kualitas dan akuntabilitas layanan Pemerintahan serta mewujudkan perluasan partisipasi publik
2. Meningkatnya kualitas tata kelola Pemerintahan berbasis IPTEK
3. Meningkatnya profesionalisme dan kualitas kesejahteraan aparatur
4. Meningkatnya stabilitas tibumtranmas, kesadaran politik dan hukum
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 4
Misi Tujuan Sasaran
Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat Yang Nyaman danPembangunan Infrastruktur Strategis Yang Berkelanjutan.
1. Meningkatkan kelestarian lingkungan hidup dan keberlanjutan pembangunan.
2. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk peningkatan produktivitas ekonomi, dan pelayanan dasar;
1. Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kualitas penanganan bencana
2. Meningkatnya kualitas pemenuhan infrastruktur dasa rmasyarakat
3. Meningkatnya percepatan pembangunan infrastruktur strategis
Misi Kelima, MeningkatkanKehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal
1. Mewujudkan kesejahteraan para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
2. Mewujudkan pemuda yang tangguh dan berdaya saing serta meningkatnya prestasi olahraga;
3. Melestarikan seni dan budaya berbasis kearifan lokal dan mengembangkan pariwisata yang berdaya saing;
4. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan dasar dan hak dasar manusia.
1. Pencegahan dan Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
2. Meningkatnya peran pemuda, organisasi kemasyarakatan dan prestasi olahraga serta penanganan komunitas tertentu
3. Meningkatnya peran masyarakat dalam pembangunan olah raga, seni, budaya dan pariwisata
4. Meningkatnya kualitas kehidupan masyarakat dan kerukunan antar umat beragama
5. Meningkatnya kualitas ketahanan keluarga
Keberhasilan dari setiap misi ditunjukan oleh indikator – indikator kinerja misi
dengan target – target terukur. Kinerja misi disusun selama lima tahun dengan target
setiap tahun yaitu dari tahun 2013 – 2018, target-target misi di uraikan pada tabel 5.2.
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 5
Tabel 5.2
Indikator Kinerja Misi
No. IndikatorKinerja Satuan
Capaian Kondisi
Awal
Tahun 2012
Capaian
2013 2014 2015 2016 2017 2018
MISI PERTAMA : Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan BerdayaSaing
1. Indeks Pembangunan Manusia Poin 73,19 73,50 – 73,80 73,80 – 74,00 74,00 – 74,50 74,50 – 75,50 75,50 – 76,00 76,50 – 77,00
2. Angka Melek Huruf Persen 96,97 97,00 – 97,50 97,50 – 98,00 98,00 – 98,50 98,50 – 99,00 99,00 – 99,50 99,00 – 99,50
3. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,15 8,20 - 8,25 8,25 - 8,30 8,30 - 8,50 8,50 - 8,75 8,75 - 9,10 9,10 - 9,50
4. APK Sekolah Menengah Persen 67,78 72,68 80,48 87,48 92,80 94,10 95,50
5. APK Pendidikan Tinggi Persen 15,19 16 - 17 17 - 18 18 - 19 19 - 20 20 - 22 22 - 25
6. AHH (Angka Harapan Hidup) Tahun 68,60 68,70 - 68,9 69 - 69,2 70 - 70,25 70,5 - 71 70,75 - 71,5 71 - 72
7. Jumlah Karya IPTEK yang didaftarkan untuk mendapat HAKI
Buah N/A 5 10 20 25 30 40
8. Jumlah Penduduk Melek TIK usia 12 tahun keatas
Orang N/A 11.400.000 12.540.000 13.794.000 15.173.400 16.690.740 18.359.814
MISI KEDUA : Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan
1. Nilai Tukar Petani (NTP) Poin 108,93 109 109,5 110 110,5 111 111,5
2. Skor Pola Pangan Harapan poin 70,2 72 74 76 78 80 82
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 6
No. IndikatorKinerja Satuan
Capaian Kondisi
Awal
Tahun 2012
Capaian
2013 2014 2015 2016 2017 2018
3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Persen 63,78 63,80 - 64,00 64,00 - 65,00 65,00 - 66,00 66,00 - 67,00 67,00 - 68,00 68,00 - 69,00
4. Jumlah Penerima Manfaat Kredit Modal Usaha
orang 4 4,5 4,75 5,25 5,55 5,75 6.000
5. Daya Beli Masyarakat ribu rupiah 637.670 644.041 645.000 650.000 655.000 660.000 665
6. PDRB Per Kapita (ADHB) juta rupiah 21,25 21,25 - 21,50 21,50 – 22,00 22,00 – 24,00 24,00 – 26,00 26,00 – 28,00 28,00 – 30,00
7. PDRB Per Kapita (ADHK) juta rupiah 21,25 21,25 - 21,50 21,50 – 22,00 22,00 – 24,00 24,00 – 26,00 26,00 – 28,00 28,00 – 30,00
8. Laju Pertumbuhan Ekspor Persen 5,48 5,5 – 6,0 6,0 – 6,5 6,5 - 7,0 7,0 – 7,5 7,5 – 8,0 8 – 8,5
9. Nilai Investasi PMA – PMDN Trilyun Rupiah
52,68 76,72 85,55 95,81 107,79 121,80 138,85
10. Nilai Investasi/PMTB adhb Trilyun Rupiah
165,20 127.872 142,58 159,69 179,65 203,00 231,42
11. Nilai Penanaman Modal Asing (PMA) Trilyun Rupiah
175,2 190 200 210 220 230 250
12. Nilai Investasi/PMTB adhb Trilyun Rupiah
175,20 154,18 - 174,2 174,2 - 194,2 198,6 - 208,6 226,4 - 246,4 267,2 - 287,2 315,3 - 335,3
13. Inflasi Persen 3,86 8,5 - 9,5 6,0 - 7,0 6,3 - 7,3 4,5 - 5,5 4,0 - 5,0 4,0 - 5,0
14. Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen per Tahun
6,21 5,2 - 5,8 5,9 - 6,5 6,2 - 6,8 6,3 - 6,9 6,3 - 6,9 6,4 – 7
15. Indeks Gini Poin 0,41 0,4 - 0,39 0,38 – 0,37 0,37 – 0,36 0,36 – 0,35 0,35 – 0,34 0,34 – 0,33
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 7
No. IndikatorKinerja Satuan
Capaian Kondisi
Awal
Tahun 2012
Capaian
2013 2014 2015 2016 2017 2018
MISI KETIGA : Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur, dan Perluasan Partisipasi Publik
1. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemerintahan
Nilai Interval
Skala 1 - 4
3 3 3 4 4 4 4
2. Jumlah Penerbitan Perijinan Izin 35,481 39,029 42,931 47,224 51,946 57,14 62.854
1. Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan
Skala 1 - 7 N/A N/A 3 3,5 4 5 6
2. Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum Persen 54 57 60 63 65 68 70
3. Indeks Demokrasi Poin N/A 66,20 – 66,50 66,50 – 67,00 67,00 – 67,50 67,50 – 68,00 68,50 – 69,00 68,50 – 69,00
4. Indeks Keterbukaan Informasi Publik Poin 46 50 60 70 75 80 85
5. Indeks Persepsi Korupsi Poin 5,11 5,5 6 6,5 7 7,5 8
6. Pendapatan Asli Daerah Trilyun Rupiah
9,99 11,0 12,1 13,3 14,6 16,1 17,7
7. Indeks Kebahagiaan Poin N/A 55 – 57 57 – 59 59 – 61 61 – 63 63 – 65 63 – 65
8. Indikator Daya Saing Provinsi Rangking 6 6 - 5 5 - 4 4 - 3 3 - 2 2 - 1 2 - 1
MISI KEEMPAT : Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan InfrastrukturStrategis yang Berkelanjutan
1. Jumlah Penduduk Jiwa 44.548.431 45.284.209 46.035.927 46.800.123 47.577.005 48.366.784 49.169.672
2. Capaian Fungsi Kawasan Lindung Persen N/A 36-37 37-38 38-39 39-41 41-43 43-45
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 8
No. IndikatorKinerja Satuan
Capaian Kondisi
Awal
Tahun 2012
Capaian
2013 2014 2015 2016 2017 2018
terhadap Luas Wilayah
3. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
Persen per Tahun
1,79 03-Feb 04-Mar 05-Apr 06-Mei 07-Jun 07-Jun
4. Pencapaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat cemar sedang
Persen 9,6 9,6-10,4 10,4-10,8 10,8-11,2 11,2-11,7 11,7-12,3 12,3-13
5. Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik & sedang)
Persen 97,05 97 - 97,3 97,1 - 97,4 97,2 - 97,5 97,3 - 97,6 97,4 – 97,7 97,5 - 98
6. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi
Persen 10,86 11,5-12,03 12,03-25,90 25,90-39,77 39,77-53,64 53,64-67,51 67,51-80
7. Tingkat Kondisi Baik Jaringan Irigasi di Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi
Persen 64,52 64 - 66 66 - 71 71 - 76 76 - 81 81 - 86 86 - 90
8. Rasio Elektrifikasi Rumah Persen 73,55 73-75 75-77 77-78 78-79 79-81 81-83
9. Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan
Persen 63,53 63-64 64-65 65-67 67-69 69-70 70-71
10. Cakupan Pelayanan Air Minum Persen 51,76 54-58 58-63 63-70 70-73 73-74 74-76
11. Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik
Persen 63,21 63-63,5 63,5-64 64-65 65-67 67-68 68-69
MISI KELIMA : Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai Kearifan Lokal
1. Angka Kemiskinan Persen 9,52 8,80 - 7,80 7,80 - 6,80 6,80 - 5,90 5,90– 5,00 5,00 - 4,10 5,00 - 4,10
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 9
No. IndikatorKinerja Satuan
Capaian Kondisi
Awal
Tahun 2012
Capaian
2013 2014 2015 2016 2017 2018
2. Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 9,08 9,00 - 8,50 8,50 - 8,00 8,00 - 7,50 7,50 – 7,00 7,00 - 6,50 6,50 – 6,00
3. Jumlah PMKS yang ditangani Orang 334,255 479,255 527,181 579,899 637,888 701,677 771.845
4. Jumlah Pekerja Anak Orang 574,301 562,815 551,558 540,527 529,717 519,122 508,74
5. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara (target optimis)
Orang N/A 700 810 950 1.100.000 1.300.000 1.500.000
6. Jumlah Karya Seni dan Budaya yang didaftarkan untuk memperoleh HAKI/sertifikasi Badan Internasional
Buah 3 3 2 2 2 2 2
7. Jumlah Pemuda Berprestasi Skala Internasional
Orang N/A 1 2 3 3 4 5
8. IndeksPemberdayaan Gender (IDG) Poin 68,08 69,7 70 72,02 73 73,5 75
Keterangan :
1. N/A : Not Available Data (Data tidaktersedia)
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 V - 10
Misi tersebut akan dicapai berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya daerah, serta
dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan, sebagai berikut:
1. Good Governance (tata kelola kepemerintahan), yaitu pengelolaan pemerintahan
yang baik dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) untuk menciptakan
penyelenggaraan negara yang seimbang, bertanggung jawab, efektif dan efisien,
dengan menjaga keserasian interaksi yang konstruktif di antara pemerintah, swasta
dan masyarakat;
2. Integrity (integritas), yaitu suatu kesatuan perilaku yang melekat pada prinsip-
prinsip moral dan etika, terutama mengenai karakter moral dan kejujuran, yang
dihasilkan dari suatu sistem nilai yang konsisten;
3. Quality and Accountability (mutu dan akuntabilitas), yaitu suatu tingkatan
kesempurnaan karakteristik pribadi yang mampu memberikan hasil melebihi
kebutuhan ataupun harapan, dan sebuah bentuk tanggungjawab untuk suatu
tindakan, keputusan dan kebijakan yang telah mempertimbangkan mengenai aturan,
pemerintahan dan implementasinya, dalam pandangan hukum dan tata kelola yang
transparan;
4. Pemerataan pembangunan yang berkeadilan, yaitu upaya mewujudkan
peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat untuk mengurangi tingkat
kemiskinan, kesenjangan antar wilayah, dan kesenjangan sosial antar kelompok
masyarakat, melalui pemenuhan kebutuhan akses pelayanan sosial dasar termasuk
perumahan beserta sarana dan prasarananya, serta memberikan kesempatan
berusaha bagi seluruh lapisan masyarakat untuk menanggulangi pengangguran
dengan menyeimbangkan pengembangan ekonomi skala kecil, menengah, dan
besar;
5. Penggunaan data dan informasi yang terintegrasi (Satu Data dan Informasi
Jawa Barat) yang akurat, terbaharukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dokumen tersebut terdiri dari data dan informasi spasial (keruangan) dan a-
spasial(non keruangan).
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 1
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH
Visi dan Misi yang telah dirumuskan dan dijelaskan tujuan serta sasarannya perlu
dipertegas dengan bagaimana upaya atau cara untuk mencapai tujuan dan sasaran misi
tersebut melalui arah kebijakan dan strategi pembangunan daerah yang akan
dilaksanakan selama lima tahun (2013 – 2018).
6.1. Misi Pertama, Membangun Masyarakat Yang Berkualitas dan Berdaya Saing
1) Bidang Pendidikan melalui strategi pertama, menyelenggarakan
pendidikan dasar, menengah dan tinggi dengan biaya terjangkau dengan
arah kebijakan (1) pendidikan gratis Dasar dan Menengah (SD,SLTP, dan
SLTA) dalam rangka Penuntasan Wajar Dikdas Dua Belas Tahun pada
tahun 2018; (2) peningkatan sarana dan kapasitas pendidikan dasar,
menengah dan tinggi serta pesantren (3) pendidikan terjangkau bagi anak-
anak buruh dan TKI; (4) penyediaan beasiswa pendidikan untuk pemuda,
tenaga medis, keluarga atlit berprestasi dan guru serta mahasiswa di
PTN/PTS; (5) peningkatan akses transportasi sekolah didaerah
terpencil.Strategi kedua meningkatkan jumlah dan kualitas Rintisan
Sekolah Standar Nasional (RSNN) dan Sekolah Standar Nasional (SSN)
jenjang SD dan SMP dengan arah kebijakan perwujudan Rintisan Sekolah
Standar Nasional (RSNN) dan Sekolah Standar Nasional (SSN) jenjang SD
dan SMP yang berkualitas. Strategi ketiga, Menyelenggarakan
peningkatan kompetensi dan kesejahteraan pendidik serta tenaga
kependidikan dengan arah kebijakan (1) peningkatan kompetensi melalui
pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan (2) Peningkatan kualifikasi
pendidik minimal s1/D4 (3) Peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga
kependidikan antara lain berupa pembayaran bantuan 20% premi tunjangan
pensiun guru non PNS Strategi keempat, Meningkatnya kualitas dan
kuantitas pendidikan usia dini dengan arah Peningkatan pendidikan usia dini
di Jawa Barat. Strategi kelima, mengembangkan pendidikan inklusif
denganarah kebijakan peningkatan pemerataan dan mutu Pendidikan Luar
Biasa (PLB) dan berkebutuhan khusus. Strategi keenam, menuntaskan
buta Aksara dengan arah kebijakan terwujudnya masyarakat Jawa Barat
bebas dari buta aksara.
2) Bidang Kesehatan melalui strategi pertama, Menguatkan pemberdayaan
masyarakat, kerjasama dan kemitraan serta penyehatan lingkungan dengan
arah kebijakan Penguatan pemberdayaan masyarakat, kerjasama &
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 2
kemitraan serta penyehatan lingkungan. Strategi kedua Menguatkan
pelayanan kesehatan, Pencegahan, pengendalian penyakit menular dan
tidak menular, gangguan mental serta gangguan gizi dengan arah
kebijakan penguatan pelayanan kesehatan, pencegahan, pengendalian
penyakit menular dan tidak menular gangguan mental serta gizi masyarakat
Strategi ketiga, Menguatkan pembiayaan, Sumber daya kesehatan dengan
arah kebijakan Penguatan Pembiayaan dan sumber daya kesehatan
Strategi keempat, Menguatkan manajemen, regulasi, teknologi informasi
kesehatan dan penelitian pengembangan kesehatan dengan arah
kebijakan Penguatan Managemen, regulasi, system infomasi bidang
kesehatan dan penelitian pengembangan kesehatan.
3) Bidang Ketenagakerjaan melalui strategi pertama, meningkatkan kualitas
dan produktivitas tenaga kerja dengan arah kebijakan peningkatan daya
saing tenaga kerja. Strategi kedua, memberikan perlindungan bagi tenaga
kerja dengan arah kebijakan perlindungan, pengawasan dan memberikan
bantuan hukum bagi tenaga kerja Jawa Barat. Strategi ketiga, perluasan
lapangankerja dengan arah kebijakan (a) Peningkatan penempatan tenaga
kerja; (b) Penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat berkebutuhan khusus.
4) Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera melalui strategi
meningkatkan kualitas dan kuantitas peserta KB dengan arah kebijakan
Revitalisasi Program Keluarga Berencana dan Kesejahteraan Keluarga.
5) Bidang Perpustakaan melalui strategi Mendukung Perpustakaan di Jawa
Barat dan meningkatkan sarana dan Prasarana Perpustakaan berbasis IT
dengan arah kebijakan perwujudan masyarakat gemar membaca di Jawa
Barat.
6) Bidang Ketransmigrasian melalui strategi pertama, menata persebaran
penduduk baik didalam maupun keluar wilayah provinsi, dengan arah
kebijakan kerjasama bidang ketransmigrasian serta pengembangan
kawasan transmigrasi. Strategi kedua, Peningkatan kemampuan dan
kemandirian calon transmigran, masyarakat Kawasan transmigrasi Lokal
(Resettlement) dan warga sekitar dengan arah kebijakan Peningkatan
kemampuan melalui pelatihan keterampilan.
7) Bidang Perumahan melalui strategi meningkatkan ketersediaan dan
kualitas perumahan dengan arah kebijakan penyediaan rumah untuk rakyat
miskin dan buruh (Masyarakat Berpenghasilan Rendah/MBR)
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 3
6.2. Misi Kedua, Membangun Perkonomian Yang Kokoh dan Berkeadilan,
1) Bidang Pekerjaan Umum melalui strategi meningkatkan ekonomi
perdesaan dengan arah kebijakan (a) dukungan pembangunan jalan di
sentra pertanian, wisata dan industri manufaktur, (b) dukungan sarana
irigasi di sentra pertanian lahan sawah.
2) Bidang Ketenagakerjaan melalui strategi mempeluas kesempatan kerja
dengan arah kebijakan penempatan dan perluasan kesempatan kerja.
3) Bidang Penanaman Modal melalui strategi pertama meningkatkan
investasi dengan arah kebijakan penciptaan iklim usaha yang kondusif.
Strategi kedua, meningkatkan produktivitas BUMD dan lembaga keuangan
lainnya.
4) Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah melalui strategi pertama,
meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM dengan arah kebijakan : (a)
peningkatan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi dan UMKM, serta
perlindungan dan dukungan usaha bagi koperasi dan UMKM; (b)
peningkatan kualitas SDM, akses pasar, teknologi, kualitas produk dan
pembiayaan bagi Koperasi dan UMKM.
5) Bidang Ketahanan Pangan melalui strategi meningkatkan ketersediaan,
akses pangan masyarakat, kualitas, keragaman dan keamanan pangan,
dengan arah kebijakan peningkatan ketersediaan, penguatan cadangan,
distribusi, akses dan penganekaragaman pangan, serta keamanan
konsumsi pangan masyarakat dan penanganan daerah rawan pangan.
6) Bidang Pertanian melalui strategi pertama, mempertahankan dan
menggantikan luas baku lahan sawah yang beralih fungsi lahan dari
pertanian ke non pertanian dengan arah kebijakan mencetak lahan sawah
baru untuk mencapai lahan pertanian berkelanjutan. Strategi kedua,
meningkatkan produksi, inovasi dan nilai tambah hasil pertanian,
perkebunan dan peternakan, dengan arah kebijakan meningkatkan
produksi, inovasi dan nilai tambah hasil pertanian, perkebunan dan
peternakan, dengan arah kebijakan(a) peningkatan produksi dan
produktivitas komoditas pertanian, perkebunan, dan peternakan; (b)
peningkatan kinerja sumber daya dan kelembagaan pertanian, perkebunan
dan peternakan; (c) peningkatan kuantitas pengendalian hama dan penyakit
tanaman dan ternak; (d) pengembangan usaha dan sarana prasarana
pengolahan serta pemasaran produk pertanian, perkebunan, dan
peternakan.
7) Bidang Perikanan dan Kelautan melalui strategi, meningkatkan produksi
dan pengolahan hasil perikanan budidaya dan tangkap serta pengelolaan
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 4
dan pengawasan potensi sumber daya kelautanterutama perikanan komersil
di Pantai Selatan dan Pantai Utara melalui gerakan pengembangan
perikanan pantai utara dan pantai selatan (GAPURA) dengan arah
kebijakan (a) peningkatan produksi perikanan dan kelautan; (b) peningkatan
hasil pengolahan dan nilai tambah produk perikanan dan kelautan.
8) Bidang Kehutanan, melalui strategi, meningkatkan produktivitas hutan dan
pengembangan aneka usaha kehutanan, dengan arah kebijakan
peningkatan produktivitas hutan dan pengembangan aneka usaha
kehutanan, serta pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.
9) Bidang Pariwisata melalui strategi, meningkatkan keunggulan daya tarik
dan promosi wisata untuk peningkatan daya beli, dengan arah kebijakan
pengembangan pariwisata dan produk wisata (alam, budaya, ziarah) dalam
konteks destinasi wisata Jawa-Bali.
10) Bidang Perindustrian melalui strategi, meningkatkan daya saing industri,
dengan arah kebijakan (a) peningkatan unit usaha industri kecil dan
menengah serta kemitraan kemitraan antar industri; (b) peningkatan
produksi dan kualitas industri unggulan (industri kreatif, industri telematika,
industri agro, industri tekstil dan produk tekstil, industri komponen otomotif
serta industri alas kaki).
11) Bidang Perdagangan melalui strategi, meningkatkan sistem dan jaringan
distribusi barang, pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri, serta
perlindungan konsumen dan pasar tradisional, dengan arah kebijakan(a)
peningkatan perdagangan ekspor dan pengembangan pasar luar negeri;(b)
peningkatan distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat dan barang
strategis serta menata distribusi barang yang efektif dan efisien;(c)
Penggunaan produk dalam negeri, peningkatan pengembangan dan
perlindungan sarana dan prasarana perdagangan dan pasar tradisional;
12) Bidang Penataan Ruang melalui strategi menguatkan ekonomi regional,
dengan arah kebijakan (a) pengembangan Metropolitan Bodebek Karpur,
Metropolitan Bandung Raya, dan Metropolitan Cirebon Raya; (b)
pengembangan pusat pertumbuhan Pangandaran, Palabuhanratu, dan
Rancabuaya.
13) Bidang Perhubungan melalui strategi meningkatkan sistem dan jaringan
distribusi barang, pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri, serta
perlindungan konsumen dan pasar tradisional, dengan arah kebijakan
pengembangan sistem transportasi laut, sungai, danau, dan angkutan
perairan lainnya.
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 5
6.3. Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur,
dan Perluasan Partisipasi Publik,
1) Bidang Perencanaan Pembangunan melalui strategi pertama,
meningkatkan tata kelola pemerintahan yang efektif dengan arah kebijakan
(a) Peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah, (b)
Meningkatkan kualitas perencanaan daerah, (c) Peningkatan kualitas
penelitian dan riset perencanaan pembangunan daerah.
2) Bidang Perencanaan Pembangunan melalui strategi pertama,
meningkatkan tata kelola pemerintahan yang efektif dengan arah kebijakan
(a) Peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah, (b)
Peningkatan kualitas perencanaan daerah, (c) Peningkatan kualitas
penelitian dan riset perencanaan pembangunan daerah.
3) Bidang Komunikasi dan Informatika melalui strategi meningkatkan tata
kelola pemerintahan yang efektif, dengan arah kebijakan: (1)
pengembangan dan penerapan teknologi informasi dalam manajemen
pemerintahan; (2) peningkatan penggunaan Teknologi Informasi
Komunikasi dalam pelayanan publik menuju cyber province
4) Bidang Pertanahan melalui strategi meningkatkan tata kelola pemerintahan
yang efektif dengan arah kebijakan mewujudkan tertib administrasi
pertanahan.
5) Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri melalui strategi
pertama, meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Hak dan
kewajiban politik sebagai warga Negara, dengan arah kebijakan (a)
Meningkatan fungsi partai politik dalam pendidikan politik, (b) Peningkatan
peran serta masyarakat dalam pembangunan politik, (c) Peningkatan peran
serta masyarakat dalam pemilu. Strategi kedua, Memantapkan semangat
kebangsaan dan bernegara, dengan arah kebijakan Peningkatan
pemahaman masyarakat tentang ideologi bangsa dan negara.
6) Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian, melalui
Strategi pertama, Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang efektif,
dengan arah kebijakan (a) Penataan struktur organisasi yang proporsional,
(b) Peningkatan pelayanan administrasi organisasi, (c) Penuntasan
kejelasan batas administrasi daerah, (d) Percepatan Penanganan dan
Pelayanan kepada masyarakat, (e) Peningkatan transparansi dan
akuntabiltas melalui pengembangan zona integritas, (f) Pengaturan
pengelolaan keuangan daerah, (g) Peningkatan pelayanan pengelolaan dan
pelaporan keuangan daerah, (h) Mempertahankan opini Wajar Tanpa
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 6
Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa
Barat, (i) Peningkatan penerimaan daerah sesuai dengan potensi, (j)
Peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah (k)
Peningkatan koordinasi dengan instansi vertikal dalam menyelesaikan aset-
aset daerah yang bermasalah, (l) Peningkatan Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), (m) Peningkatan Pengawasan
internal untuk mendukung tata kelola dan kinerja penyelenggaraan
pemerintahan daerah, (n) Penataan pengelolaan administrasi
kependudukan dan pencatatan sipil. Strategi kedua, Meningkatkan sarana
dan prasarana untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat, dengan
arah kebijakan peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana untuk
mendukung kinerja aparat. Strategi ketiga Meningkatkan kerjasama
pembangunan, dengan arah kebijakan (a) Peningkatan Kerjasama
Kemitraan Strategis lintas provinsi, pemerintahan pusat, dan
kabupaten/kota, (b) Peningkatan Kualitas pengelolaan kerjasama Jawa
Barat melalui aliansi strategis multi pihak dalam dan luar negeri. Strategi
keempat, Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur pemerintah daerah,
dengan arah kebijakan (a) Peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap perilaku aparatur berbasis kompetensi, (b) Meningkatkan
kesejahteraan aparatur berbasis kinerja.Strategi kelima, Menata sistem
hukum di daerah, dengan arah kebijakan (a) Menyediakan produk hukum
daerah untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan, (b) Peningkatan
Penyelarasan peraturan daerah, (c) Peningkatan sinergitas penanganan
perkara dengan lembaga lainnya. Strategi keenam, Meningkatkan budaya
taat hukum, dengan arah kebijakan peningkatan pemahaman masyarakat
akan peraturan perundangan dan HAM. Strategi ketujuh, Meningkatkan
sinergitas penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat,
dengan arah kebijakan (a) Peningkatan pembinaan tibumtranmas, satuan
perlindungan masyarakat, dan unsur rakyat terlatih lainnya, (b) Peningkatan
kuantitas dan kualitas Pol PP dan PPNS Se Jawa Barat. Strategi
kedelapan, meningkatnya pemahaman masyarakat tentang hak dan
kewajiban politik sebagai warga negara dengan arah kebijakan peningkatan
kapasitas lembaga legislatif dan intensitas komunikasi antara pemerintah
daerah dengan DPRD.
7) Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, melalui strategi
meningkatkan kapasitas pemerintahan desa dan partisipasi masyarakat,
dengan arah kebijakan (a) Peningkatan kinerja pemerintah desa melalui
peningkatan kemampuan keuangan dan sarana prasarana pemerintahan
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 7
desa, (b) Peningkatan pembinaan bagi aparat desa, (c) Peningkatan
kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
(d) Meningkatkan Infrastruktur Perdesaan.
8) Bidang Statistik, melalui strategi Meningkatkan tata kelola pemerintahan
yang efektif dengan arah kebijakan (a) Peningkatan pengelolaan Satu Data
Pembangunan.
9) Bidang Statistik, melalui strategi Meningkatkan tata kelola pemerintahan
yang efektif dengan arah kebijakan (a) Peningkatan pengelolaan Satu Data
Pembangunan.
10) Bidang Kearsipan, melalui strategi Meningkatkan tata kelola pemerintahan
yang efektif dengan arah kebijakan Mewujudkan pengelolaan kearsipan
daerah yang mendukung kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
6.4. Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat Yang Nyaman dan Pembangunan
Infrastruktur Strategis Yang Berkelanjutan
1) Bidang Lingkungan Hidup dengan strategi pertama, menurunkan beban
pencemaran lingkungan dan risiko bencana dengan arah kebijakan
(a) peningkatan pengendalian pencemaran air, udara dan tanah serta
penerapan teknologi bersih untuk industri; (b) peningkatan upaya mitigasi
dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Strategi kedua, meningkatkan
kualitas dan fungsi kawasan lindung dengan arah kebijakan peningkatan
kualitas pengelolaan kawasan lindung hutan dan non hutan. Strategi
ketiga, meningkatkan upaya rehabilitasi dan konservasi lingkungan hidup
dengan arah kebijakan : (a) peningkatan upaya rehabilitasi hutan dan lahan
serta konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati, dan (b)
peningkatan upaya rehabilitasi dan konservasi kawasan pesisir dan laut.
2) Bidang Pekerjaan Umum dengan strategi pertama, meningkatkan
kondisi infrastruktur jalan guna mendukung pelayanan pergerakan orang
dan barang, dengan arah kebijakan pembangunan, peningkatan dan
rehabilitasi jaringan jalan dan jembatan untuk menunjang aktivitas
perekonomian masyarakat. Strategi kedua, meningkatkan kondisi
infrastruktur sumber daya air dan irigasi untuk konservasi, pendayagunaan
sumber daya air, serta pengendalian daya rusak air dengan arah kebijakan
:(a) peningkatan konservasi sumber daya air; (b) peningkatan
pendayagunaan sumber daya air, (c) peningkatan pengendalian daya rusak
air, (d) pembangunan infrastruktur sumber daya air dan irigasi. Strategi
ketiga, meningkatkan kondisi sarana dan prasarana dasar permukiman
dengan arah kebijakan (a) peningkatan ketersediaan sarana dan
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 8
prasarana air minum; (b) peningkatan cakupan pelayanan air limbah
domestik; (c) peningkatan cakupan layanan persampahan; (d) peningkatan
ketersediaan drainase perkotaan, dan (e) pengembangan lingkungan
permukiman sehat. Strategi keempat, meningkatkan pelayanan jasa
konstruksi dan kinerja pengelolaan bangunan gedung/rumah Negara
dengan arah kebijakan : (a) peningkatan kualitas penyelenggaraan jasa
konstruksi,dan (b) peningkatan pengelolaan bangunan gedung/rumah
negara.
3) Bidang Penataan Ruang melalui strategi, meningkatkan proses
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang untuk
mewujudkan tata ruang wilayah yang efisien, berkelanjutan dan berdaya
saing dengan arah kebijakan: (a) perwujudan harmonisasi dalam
pemanfaatan, penataan dan pengendalian ruang pada seluruh Kawasan
Strategis Provinsi (KSP); (b) peningkatan kinerja perencanaan ruang; (c)
peningkatan kinerja pemanfaatan ruang; dan(d) peningkatan kinerja
pengendalian pemanfaatan ruang.
4) Bidang Perumahan melalui strategi, meningkatkan ketersediaan dan
kualitas perumahan dengan arah kebijakan peningkatan aksesibilitas
masyarakat terhadap hunian.
5) Bidang Perhubungan melalui strategi mengembangkan infrastruktur
transportasi perhubungan dalam rangka peningkatan pelayanan
pergerakan orang dan barang serta mengembangkan sistem transportasi
publik regional yang nyaman dengan arah kebijakan:(a) pengembangan
sistem transportasi darat dan perkeretaapian serta sistem transportasi
massal (Mass Rapid Transport); (b) pengembangan sistem transportasi
udara; (c) pengembangan sistem transportasi laut, sungai, danau, dan
angkutan perairan lainnya, dan (d) peningkatan sarana dan prasarana
dasar perhubungan.
6) Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral, melalui strategi pertama
meningkatkan penyediaan infrastruktur energi ketenagalistrikan, dengan
arah kebijakan meningkatkan cakupan dan akses masyarakat terhadap
ketenagalistrikan. Strategi kedua, mengembangkan sumber energi baru
terbarukan dan konservasi energi, sumber daya mineral, geologi dan air
tanah, dengan arah kebijakan (a) meningkatkan pengembangan dan
pemanfaatan energi baru terbarukan; (b) meningkatkan pemanfaatan dan
pengelolaan sumber energi panas bumi; (c) Meningkatkan upaya
pengelolaan sumber daya mineral, geologi, dan air tanah; (d) meningkatkan
pengusahaan dan nilai tambah produksi sumber daya mineral. Strategi
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 9
ketiga, optimalisasi penanganan dan mitigasi bencana alam geologi,
dengan arah kebijakan pengembangan upaya penanganan dan mitigasi
bencana alam geologi.
6.5. Misi Kelima, Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni Dan Budaya, Peran
Pemuda Dan Olah Raga Serta Pengembangan Pariwisata Dalam Bingkai
Kearifan Lokal.
1) Bidang Pemuda dan Olah Raga melalui strategi pertama, meningkatkan
kualitas sarana dan prasarana olahraga dengan arah kebijakan
pendukungan pembangunan gelanggang olah raga di kota/kabupaten.
Strategi kedua, meningkatkan kualitas dan kuantitas olahragawan
berprestasi secara berkelanjutan dengan arah kebijakan peningkatan
pembinaan olahragawan. Strategi ketiga, meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam berolahraga dengan arah kebijakan Peningkatan
partisipasi masyarakat dalam berolahraga. Strategi keempat,
meningkatkan kualitas sarana dan prasarana aktivitas kepemudaan dalam
rangka perwujudan pemuda mandiri dengan arah kebijakan (a)
Peningkatan peran serta organisasi kepemudaan dalam pembangunan; (b)
peningkatan pembinaan karakter pemuda yang mandiri dan kreatif.
2) Bidang Kebudayaan melalui strategi pertama, Meningkatkan apresiasi
masyarakat terhadap bahasa, sastra dan aksara daerah dengan arah
kebijakan pelestarian budaya lokal. Strategi kedua, Meningkatkan
apresiasi masyarakat terhadap aspek kesejarahan, nilai-nilai tradisi,
permusiuman, dan kepurbakalaan bagi pengembangan budaya daerah,
dengan arah kebijakan terwujudnya jawa barat sebagai pusat budaya.
Strategi ketiga, Meningkatkan Apresiasi masyarakat terhadap seni dan
perfilman daerah; dengan arah kebijakan Meningkatkan pelestarian seni
dan perfileman daerah serta meningkatnya kualitas dan kuantitas pusat
gelar karya seni dan budaya. Strategi keempat, Meningkatkan
pengelolaan dan pengakuan atas Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) dalam
bidang seni dan budaya dengan arah kebijakan meningkatnya
perlindungan dan pengakuan atas seni dan budaya daerah. Strategi
kelima, Meningkatkan Sumber Daya Manusia Bidang Seni dan Budaya
dengan arah kebijakan (a) Peningkatan penghargaan dan pembinaan
kepada seniman, budayawan, komunitas seni , budaya dan pariwisata
serta masyarakat; (b) peningkatan kualitas dan kuantitas pusat gelar karya
seni dan budaya di Kabupaten/Kota.
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 10
3) Bidang Sosial melalui strategi pertama, mencegah timbulnya Masalah
Kesejahteraan Sosial dan Memberikan Pelayanan Sosial dan memberikan
pelayanan social bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS),
melalui sistem panti dan luar panti atau berbasiskan masyarakat/ komuniti,
serta bantuan kepada korban bencana dalam meningkatkan keberfungsian
sosialnya. dengan arah kebijakan Meningkatkan pelayanan dan rehabilitasi
sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan sosial terhadap PMKS dan
penghargaan kepada para Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia
(PKRI)/Janda PKRI dan keluarga pahlawan serta terpeliharanya nilai-nilai
keperintisan, kepahlawanan, kejuangan dan kesetiakawanan sosial;
Strategi kedua, meningkatkan peran dan fungsi potensi sumber
kesejahteraan sosial (PSKS) dalam penanganan PMKS, dengan arah
kebijakan pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penanganan PMKS dan
pembangunan kesejahteraan sosial.
4) Bidang Agama melalui strategi kesatu, meningkatkan kerukunan antar
agama dan pemahaman pengamalan agama dengan arah kebijakan
meningkatkan kualitas kerukunan hidup baik inter umat beragama. Strategi
kedua, meningkatkan peran lembaga-lembaga sosial keagamaan dan
lembaga pendidikan keagamaan dalam pembangunan dengan arah
kebijakan penguatan lembaga keagamaan.
5) Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak melalui
strategi pertama, meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha bagi
perempuan dengan arah kebijakan peningkatan upaya pemberdayaan,
pengetahuan, keterampilan dan kemandirian perempuan. Strategi kedua,
mewujudkan Pengarusutamaan Gender (PUG) dan meningkatkan
pemberdayaan perempuan dalam pembangunan dengan arah kebijakan
pemberdayaan gender/pemberdayaan perempuan. Strategi ketiga,
mencegah dan menangani perdagangan perempuan dan anak (trafficking)
dengan arah kebijakan perlindungan terhadap perempuan dan anak dari
kekerasan dalam rumah tangga serta perdagangan perempuan dan anak
(trafficking). Strategi keempat, mewujudkan Pengarusutamaan Hak-hak
Anak (PUHA) dan mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan mandiri
dengan arah kebijakan (1) terwujudnya kota dan kabupaten di Jawa Barat
sebagai kota layak anak; (2) pengokohan ketahanan keluarga,(3)
Pengendalian dan menata kependudukan
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 11
Untuk mewujudkan tujuan dan sasaran setiap misi dilaksanakan melalui 10
(sepuluh) skenario pembangunan Common Goals berbasis tematik sektoral. Adapun
operasionalisasi Common Goals dilaksanakan berdasarkan 5 (lima) strategi yaitu:
Pertama, pelibatan komunitas berbasis masyarakat dengan prinsip penguatan aktor
lokal (strengthening local actor); Kedua, integrasi seluruh potensi nyata pembangunan
dan daya saing di seluruh kabupaten/kota; Ketiga, penerapan manajemen pemerintahan
model hibrida sebagai penghela percepatan pembangunan, yaitu mengkombinasi
manajemen berbasisdaerah otonom Kabupaten/Kota dengan manajemen kewilayahan;
Keempat, penguatan komitmen pelaksanaan pembangunan lintas sektor dan lintas
pemerintahan; serta Kelima, peningkatan peran multi pihak dalam proses perencanaan,
pelaksanaan dan mutu serta akuntabilitas pembangunan. Penjabaran tematik sektoral
untuk 10 (sepuluh) Common Goals berbasis adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan aksesibilitas dan mutu pendidikan
a. Jabar bebas putus jenjang sekolah
b. Peningkatan pelayanan pendidikan non formal plus kewirausahaan dengan
sasaran usia 15 tahun ke atas
c. Pendidikan berkebutuhan khusus
d. Peningkatan relevansi dan kualitas pendidikan tinggi
e. Peningkatan fasilitas pendidikan dan kompetensi tenaga pendidik
2. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan;
a. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas, puskesmas PONED
dan pemenuhan sumber daya kesehatan
b. Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar ibu dan anak
c. Peningkatan Layanan Rumah sakit Rujukan dan Rumah sakit Jiwa
d. Pemberantasan penyakit menular dan penyakit tidak menular serta
peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
3. Mengembangkan infrastruktur wilayah, energi dan air baku
a. Penanganan kemacetan lalu lintas di Metropolitan Bodebek-Karpur dan
Bandung Raya
b. Infrastruktur Strategis di Koridor Bandung-Cirebon, Cianjur-Sukabumi-Bogor,
Jakarta-Cirebon, Bandung-Tasikmalaya serta Jabar Selatan
c. Infrastruktur jalan dan perhubungan
d. Infrastruktur sumber daya air dan irigasi strategis;
e. Kawasan industry terpadu, infrastruktur permukiman dan perumahan;
f. Jabar mandiri energi perdesaan untuk listrik dan bahan bakar kebutuhan
domestic; dan
g. Pemenuhan kecukupan air baku dan pengembangan infrastruktur air bersih
perkotaan dan perdesaan di Jawa Barat
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 12
4. Meningkatkan ekonomi non pertanian
a. Peningkatan budaya masyarakat bekerja, perluasan lapangan kerja dan
kesempatan berusaha UMKM
b. Perkuatan peran BUMD dalam pembangunan dan mewujudkan Jawa Barat
sebagai tujuan investasi
c. Pengembangan skema pembiayaan alternative
d. Pengembangan industry manufaktur
e. Pengembangan industry keratif dan wirausahawan muda kreatif
5. Meningkatkan ekonomi pertanian;
a. Jabar sebagai sentra produksi benih/bibit nasional
b. Pengembangan agribisnis, forest business, marine business, dan agroindustry
c. Perlindungan lahan pertanian berkelanjutan, pemenuhan 13 juta ton GKG dan
swasembada protein hewani
d. Jawa Barat bebas rawan pangan
e. Meningkatnya dukungan infrastruktur (jalan, jembatan dan irigasi) disentra
produksi pangan
6. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan kebencanaan
a. Konservasi dan rehabilitasi kawasan lindung 45%
b. Pengendalian pencemaran limbah industry, limbah domestic dan pengelolaan
sampah regional
c. Penanganan bencana longsor dan banjir
7. Meningkatkan pengelolaan seni, budaya dan wisata serta kepemudaan
a. Pengembangan fasilitas olahraga dan kepemudaan
b. Pelestarian seni budaya tradisonal dan benda cagar budaya di Jawa Barat
c. Gelar karya dan kreativitas seni budaya di Jawa Barat
d. Pengembangan Destinasi wisata
8. Meningkatkan ketahanan keluarga dan kependudukan
a. Peningkatan ketahanan keluarga dan program keluarga berencana
b. Peningkatan pemberdayaan perempuan dan ekonomi keluarga
c. Peningkatan pengelolaan kependudukan
9. Menanggulangi kemiskinan, Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial dan
Keamanan
a. Pengurangan Kemiskinan
b. Peningkatan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, jaminan sosial dan
perlindungan sosial terhadap PMKS;
c. Peningkatan ketentraman dan keamanan masyarakat
RPJMD ProvinsiJawa Barat Tahun 2013 - 2018 VI - 13
10. Meningkatkan kinerja aparatur serta tata kelola pemerintahan dan
pembangunan berbasis IPTEK.
a. Modernisasi Pemerintahan dan profesionalisme aparatur
b. Peningkatan kualitas komunikasi organisasi dan komunikasi public
c. Penataan system hukum dan penegakan hukum
d. Kerjasama program pembangunan dan pendanaan multipihak
e. Peningkatan kualitas perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas
pembangunan serta pengelolaan aset dan keuangan; dan
f. Peningkatan sarana dan prasarana Pemerintahan
Strategi pembangunan lainnya adalah strategi penanggulangan kemiskinan,
dimana dalam pelaksanaan penangglangan kemiskinan akan melibatkan komunitas.
Adapun strategi penanggulangan kemiskinan terdiri dari :(a)Strategi Pemenuhan Hak
Dasar Utama Individu Dan RTS dan strategi RTS bekerja. Strategi pemenuhan hak
dasar utama individu dan RTS melalui bantuan sosial dan pelayanan publik, sedangkan
strategi RTS bekerja melalui (a) pendampingan untuk kemandirian; (b) pengembangan
usaha produktif mandiri dan (c) masyarakat lepas dari kemiskinan.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 1
BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH
2013 - 2018
7.1 Kebijakan Umum 2013-2018
Untuk memantapkan tujuan dan sasaran Visi dan Misi pembangunan Jawa
Barat tahap ketiga perlu didukung oleh kebijakan-kebijakan dalam merespon percepatan
pelaksanaan prioritas pembangunan nasional dalam rangka implementasi Inpres No. 1
Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, serta
Inpres no 3 tahun 2010 sebagai bagian dari program dunia untuk mencapai target
Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.
RPJMD 2013-2018 dalam RPJPD Provinsi Jawa Barat Tahun 2005-2025
ditujukan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh, sebagai persiapan
untuk mencapai kemandirian masyarakat Jawa Barat dalam segala bidang.Bidang-
bidang unggulan yang melatarbelakangi kebijakan umum RPJMD 2013-2018
merupakan upaya untuk mewujudkan visi Jawa Barat sebagai Provinsi Termaju di
Indonesia pada Tahun 2025, yang ditandai oleh 7 (tujuh) karakter, yaitu:
1. Penyelenggara pemerintahan yang bermutu (beyond expectation), akuntabel, dan
berbasis ilmu pengetahuan;
2. Masyarakat yang cerdas, produktif dan berdaya saing tinggi;
3. Pengelolaan pertanian dan kelautan;
4. Energi baru dan terbarukan serta pengelolaan sumber daya air;
5. Industri manufaktur, industri jasa dan industri kreatif;
6. Infrastruktur yang handal dan pengelolaan lingkungan yang berimbang untuk
pembangunan berkelanjutan;
7. Pengembangan budaya lokal dan menjadi destinasi wisata dunia.
Kebijakan umum Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada RPJMD 2013-2018
diarahkan untuk:
1. Membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing dimaknai melalui
kebijakan optimalisasi kualitas dan sebaran layanan pendidikan,kesehatandan
kesejahteraan sosial, serta peningkatan kapabilitas sumberdaya manusia Jawa
Barat;
2. Membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilandimaknai melalui kebijakan
pengembangan kemampuan dan daya saing ekonomi Jawa Barat berbasis potensi
lokal;
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 2
3. Meningkatkan kinerja pemerintahan melalui profesionalisme tatakelola dan
perluasan partisipasi publik dimaknai melalui kebijakan penyelenggaraan good
governance yang bermutu, akuntabel, toleran dan berbasis ilmu pengetahuan dan
teknologi;
4. Mewujudkan Jawa Barat yang nyaman dengan pembangunan infrastruktur strategis
yang berkelanjutan dimaknai melalui kebijakan optimalisasi kuantitas, kualitas dan
pelayanan infrastruktur wilayah serta pengendalian tata ruang berbasis daya dukung
lingkungan dan mitigasi bencana serta peningkatan penciptaan dan pemanfaatan
energi baru terbarukan;
5. Mengokohkan kehidupan sosial kemasyarakatan melalui peningkatan peran
pemuda, olahraga, seni, budaya dan pariwisata dalam bingkai kearifan lokal
dimaknai melalui kebijakan peningkatan kehidupan sosial kemasyarakatan yang
berbasis potensi lokal.
7.2 Kebijakan Kewilayahan
Fokus pembangunan Jawa Barat pada tahun 2013-2018 diarahkan pada
pengembangan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
serta kawasan strategis dengan membagi peran strategis pembangunan
kewilayahan.Fokus tersebut memperhatikan kebutuhan kawasan yang secara
fungsional dapat berperan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan strategis
dan kawasan sekitarnya. Secara umum, kebijakan pembangunan kewilayahan pada
adalah:
1. Pemerataan pembangunan melalui pengembangan wilayah yang terencana,
terintegrasi dengan seluruh pembangunan sektor dan tertuang dalam suatu
rencana tata ruang. Selanjutnya rencana tata ruang tersebut digunakan sebagai
acuan kebijakan spasial bagi pembangunan di setiap sektor agar pemanfaatan
ruang dapat sinergis, serasi dan berkelanjutan;
2. Peningkatan percepatan pembangunan wilayah tertinggal agar dapat sejajar
dengan wilayah lainnya melalui pendekatan peningkatan sumber daya
manusiadan sarana prasarananya;
3. Peningkatan keseimbangan pembangunan perkotaan dan perdesaan melalui
keterkaitan kegiatan ekonomi antara perkotaan dan perdesaan.Pembangunan
perkotaan diarahkan agar dapat menjadi pusat koleksi dan distribusi hasil
produksi di wilayah perdesaan. Sedangkan pembangunan perdesaan diarahkan
pada pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan yang akan menjadi pusat
produksi agroindustri/agropolitan dan sektor lainnya.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 3
4. Peningkatan kerjasama antar daerah khususnya di kawasan metropolitan dan
pengembangan Kawasan Strategis Nasional dan Kawasan Strategis
Provinsiuntuk menciptakan sinergitas dan integrasi wilayah, serta efektivitas dan
efisiensi dalam pengelolaannya.
5. Peningkatan pembangunan di wilayah perbatasan dengan arah kebijakan
wilayah sebagai berikut:
a. Wilayah Jabodetabekjur :
1) Penguatan kelembagaan dengan fokus pada revitalisasi kelembagaan
BKSP Jabodetabekjur;
2) Penataan Ruang dengan fokus sinkronisasi perencanaan, pemanfaatan
dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Jabodetabekjur;
3) Pengembangan transportasi regional dengan fokus pembangunan jaringan
modaangkutan massal;
4) Penataan sumberdaya air dengan fokus penataan Daerah Aliran Sungai
(DAS), pengamanan air baku, serta pembangunan dan rehabilitasi
situ/waduk;
5) Pengembangan pengelolaan persampahan dengan fokus pembangunan
tempat sampah regional yang berteknologi tinggi dan ramah lingkungan;
6) Penanganan pendidikan dengan fokus pembangunan sarana pendidikan
dan peningkatan kesejahteraan guru;
7) Penanganan kesehatan dengan fokus penyediaan sarana kesehatan dan
penanggulangan penyakit menular;
8) Pengembangan ekonomi dengan fokus penetapan dan pemanfaatan
kawasan ekonomi khusus;
9) Pengembangan agribisnis dengan fokus pembangunan rumah potong
hewan regional, pelelangan ikan regional dan pasar induk regional;
10) Penanganan tenaga kerja, kependudukan dan sosial dengan fokus
pembangunan sistem informasi kependudukan Jabodetabekjur dan
pembangunan informasi tenaga kerja.
b. Wilayah perbatasan Jawa Barat - Jawa Tengah :
1) Bidang Sosial dan Pemerintahan :
a) Kesehatan, dengan fokus penanganan keluarga miskin;
b) Pendidikan, dengan fokus praktek kerja Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) dan pendataan siswa;
c) Batas wilayah, dengan fokus penetapan batas wilayah dan
pembangunan tugu batas.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 4
2) Bidang Infrastruktur dan Lingkungan Hidup :
a) Penataan Ruang dan Permukiman, dengan fokus koordinasi penataan
ruang;
b) Lingkungan Hidup, dengan fokus pengelolaan daerah aliran sungai;
c) Pengelolaan Sumberdaya Air, dengan fokus pembangunan
bendung/waduk dan normalisasi sungai serta rehabilitasi jaringan
irigasi;
d) Infrastruktur Jalan dan Jembatan, dengan fokus pembangunan dan
peningkatan jalan serta pembangunan jembatan;
e) Perhubungan, dengan fokus pembangunan PJU serta sinkronisasi
fungsi dan kelas jalan.
3) Bidang Ekonomi :
a) Pertanian, dengan fokus pemberantasan hama,pertanian multi aktivitas
(padi – ternak), serta relokasi dan optimalisasi check point ternak dan
hasil hutan;
b) Perdagangan dan Jasa, dengan fokus pembangunan dan penataan
pasar kecamatan;
c) Pariwisata, dengan fokus koordinasi dan pengembangan paket wisata.
c. Wilayah Perbatasan Jawa Barat-Banten :
1) Bidang Kesejahteraan Masyarakat dan Pemerintahan :
a) Kesehatan, dengan fokus penanganan keluarga miskin dan penyakit
menular;
b) Pendidikan, dengan fokus penanganan keluarga miskin, peningkatan
mutu pendidikan dan kesejahteraan guru;
c) Sosial, dengan fokus perlindungan masyarakat adat kakolotan;
d) Batas wilayah, dengan fokus penataan dan penetapan batas wilayah
provinsi, pembangunan pilar dan gapura batas wilayah;
e) Kerjasama Penanggulangan Bencana dan penanganan pengungsi
dengan bertindak cepat dan tepat, efektif dan efisien di Daerah yang
berbatasan.
2) Bidang Penataan Ruang dan Prasarana Wilayah :
a) Penataan Ruang dan Permukiman, dengan fokus koordinasi penataan
ruang perbatasan dan pengendalian lingkungan hidup serta
penyediaan rumah layak huni;
b) Pengelolaan Sumberdaya Air, dengan fokus pembangunan
bendung/waduk, normalisasi sungai, rehabilitasi jaringan irigasi dan
penyediaan prasarana dan sarana air bersih;
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 5
c) Infrastruktur Jalan dan Jembatan, dengan fokus pembangunan,
peningkatan jalan dan peningkatan status jalan serta pembangunan
jembatan;
d) Perhubungan, dengan fokus pengendalian muatan lebih dan penataan
terminal serta trayek angkutan.
3) Bidang Ekonomi :
a) Perdagangan dan Jasa, dengan fokus pengembangan pusat
pemasaran dan pembinaan KUMKM;
b) Pariwisata, dengan fokus penataan kawasan wisata dan
pengembangan paket-paket wisata;
c) Ketenagakerjaan, dengan fokus memberikan peluang kepada
masyarakat untuk memperoleh pekerjaan (masyarakat berbudaya
kerja).
Skenario Pembangunan berbasis kewilayahan (tematik kewilayahan) yang
berdasarkan kepada wilayah koordinasi pemerintahan danpembangunan, sebagai
berikut :
I. WKPP I (Wilayah Bogor )
1. Mengembangkan sentra ternak sapi potong, sapi perah, ayam ras dan unggas
lokal;
2. Mengembangkan agribisnis ikan air tawar, dan ikan hias untuk pasar regional dan
global;
3. Mengembangkan pusat pemuliaan padi varietas pandan wangi dan varietas
unggul lainnya;
4. Mengembangkan agrowisata koridor Bogor-Puncak-Cianjur; ekowisata
pemandangan alam dan bahari koridor Bogor, Sukabumi Pelabuhanratu dan
mengelola cagar biosfer Cibodas.
5. Mengembangkanpusat pertumbuhan baru (growth center) Pelabuhan Ratu dan
Metropolitan BODEBEK KARPUR.
II. WKPP II (Wilayah Purwakarta)
1. Mengembangkan industri manufaktur;
2. Mengembangkan industri keramik dan gerabah;
3. Mengembangkan industri perberasan dan makanan, olahan berbasis bahan baku
lokal, perkebunan, budidaya ikan air tawar dan air payau,serta ternak sapi perah,
sapi potong, kambing/domba, ayam ras serta unggas lokal;
4. Mengembangkan wisata sejarah dan wisata pilgrimage (ziarah);
5. Mengembangkan metropolitan BODEBEK KARPUR.
Comment [h1]: Masukan bidang ekonomi
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 6
III. WKPP III (Wilayah Cirebon)
1. Mengembangkan agribisnis buah-bahan, tebu dan industrialisasi perikanan,
sentra ternak sapi perah, sapi potong, kerbau dan ungggas lokal;
2. Mengembangkan sistem perdagangan komoditi beras dan palawija;
3. Mengembangkan industri batik dan rotan, serta industri makanan olahan
berbahan baku lokal;;
4. Melestarikan keraton, wisata sejarah dan mengembangkan ekowisata;
5. Mengembangkan Metropolitan Cirebon Raya serta Kawasan BIJB dan
AerocityKertajati.
IV. WKPP IV (Wilayah Priangan)
1. Mengembangkan Kawasan Pendidikan Tinggi dan Riset Terpadu di Jatinangor
2. Mengembangkan klaster unggas, perikanan budidaya air tawar dan tangkap,
serta ternak sapi perah, sapi potong, domba Garut, kambing dan jejaringnya
serta pengembangan sentra produksi pakan ternak.
3. Mengembangkan produksi tanaman industri (kopi, teh, kakao, karet, atsiri) dan
hortikultura (sayuran, buah-buahan, tanaman hias) yang berorientasi ekspor;
4. Mengembangkan jasa perdagangan, industri kreatif dan pariwisata.
5. Mengembangkan Metropolitan Bandung Raya, pusat pertumbuhan baru (growth
center) Pangandaran dan Rancabuaya.
7.2.1 Pembangunan Wilayah Pengembangan (WP)
Kebijakan pembangunan kewilayahan di Jawa Barat tidak terlepas dari kebijakan
kewilayahan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 2008, Pemerintah telah menetapkan kawasan strategis nasional di
Jawa Barat, yaitu :
1. Kawasan Perkotaan Jabodetabekpunjur termasuk Kepulauan Seribu;
2. Kawasan Perkotaan Cekungan Bandung;
3. Kawasan Uji Coba Terbang Roket Pameungpeuk;
4. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Pameungpeuk;
5. Kawasan Stasiun Pengamat Dirgantara Tanjungsari;
6. Kawasan Stasiun Telecomand;
7. Kawasan Stasiun Bumi Penerima Satelit Mikro;
8. Kawasan Pangandaran – Kalipucang - Segara Anakan- Nusa Kambangan.
Comment [h2]: Masukan bidang ekonomi
Comment [h3]: Masukan bidang ekonomi
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 7
Selain itu, Pemerintah juga telah menetapkan Pusat Kegiatan Nasional dan Pusat
Kegiatan Wilayah sebagai berikut :
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN), terdiri dari :
a. PKN Jabodetabek, meliputi Provinsi Jabar, DKI dan Banten;
b. PKN Bandung Raya;
c. PKN Cirebon.
2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), terdiri dari :
a. PKW Sukabumi;
b. PKW Palabuhanratu;
c. PKW Cikampek - Cikopo;
d. PKW Kadipaten;
e. PKW Pangandaran;
f. PKW Indramayu;
g. PKW Tasikmalaya;
Sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Barat Tahun
2009-2029 telah ditetapkan Pusat Kegiatan Nasional Provinsi (PKNp) Palabuhanratu
dan Pangandaran serta kebijakan pembangunan kewilayahan berdasarkan Wilayah
Pengembangan yang ditentukan berdasarkan: potensi wilayah, aglomerasi pusat-pusat
permukiman perkotaan dan kegiatan produksi serta perkembangan daerah sekitarnya
tetap dipertahankan. Pembangunan Wilayah Pengembangan lebih ditekankan pada
peningkatan kegiatan ekonomi yang diharapkan memberikan peningkatan
kesejahteraan rakyat, dengankebijakan sebagai berikut :
1. Wilayah Pengembangan Bodebekpunjur (Kabupaten dan Kota Bogor, Bekasi,
Kota Depok, dan kawasan Puncak di Kabupaten Cianjur), difokuskan pada :
a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;
b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;
c. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai dan protein
hewani);
d. Peningkatan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi;
e. Pembangunan tempat sampah regional yang berteknologi tinggi dan ramah
lingkungan;
f. Peningkatan fungsi kawasan lindung;
g. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan;
h. Pengembangan energi baru terbarukan;
i. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;
j. Peningkatan investasi padat karya;
k. Peningkatan infrastruktur jalan dan jembatan;
l. Pengendalian pencemaran air;
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 8
m. Penataan daerah otonom.
2. Wilayah Pengembangan Sukabumi (Kabupaten dan Kota Sukabumi dan
Kabupaten Cianjur), difokuskan pada :
a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;
b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;
c. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi dan protein hewani);
d. Peningkatan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi;
e. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan;
f. Pengembangan energi baru terbarukan
g. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;
h. Penataan daerah otonom.
3. Wilayah Pengembangan Ciayumajakuning (Kabupaten dan Kota Cirebon,
Kabupaten Indramayu, Majalengka dan Kuningan), difokuskan pada :
a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;
b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan
c. Peningkatan investasi;
d. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai dan protein
hewani);
e. Peningkatan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi;
f. Peningkatan fungsi kawasan lindung;
g. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;
h. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan;
i. Pengembangan energi baru terbarukan
j. Pembangunan infrastruktur transportasi;
k. Penataan daerah otonom.
4. Wilayah Pengembangan Bandung Raya (Kabupaten dan Kota Bandung,
Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan sebagian Kabupaten Sumedang),
difokuskan pada:
a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;
b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;
c. Pengendalian pencemaran (air, udara dan sampah);
d. Pembangunan infrastruktur transportasi;
e. Pembangunan tempat sampah regional yang berteknologi tinggi dan ramah
lingkungan;
f. Peningkatan mutu air baku;
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 9
g. Pengendalian pencemaran air;
h. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;
i. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan;
j. Pengembangan energi baru terbarukan;
k. Pengembangan jasa dan perdagangan;
l. Penataan daerah otonom.
5. Wilayah Pengembangan Priangan Timur - Pangandaran (Kabupaten dan Kota
Tasikmalaya, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, dan
Kabupaten Pangandaran), difokuskan pada :
a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;
b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;
c. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai dan protein
hewani);
d. Peningkatan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi;
e. Peningkatan fungsi kawasan lindung;
f. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan;
g. Pengembangan energi baru terbarukan;
h. Pengembangan pariwisata berbasis biodiversity;
i. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;
j. Penataan daerah otonom.
6. Wilayah Pengembangan Purwasuka (Kabupaten Purwakarta, Kabupaten
Subang dan Kabupaten Karawang), difokuskan pada :
a. Peningkatan cakupan pelayanan kesehatan;
b. Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan;
c. Peningkatan produksi dan distribusi pangan (padi, jagung, kedelai dan protein
hewani);
d. Peningkatan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi;
e. Peningkatan pelayanan infrastruktur ketenagalistrikan;
f. Pengembangan energi baru terbarukan;
g. Peningkatan kesiapan dini dan mitigasi bencana;
h. Penataan daerah otonom.
Selain program pembangunan berbasis tematik kewilayahan, dalam keterkaitan
sebagai destinasi wisata, mendukung Jabar Green Provience 2025 berbasis lingkungan
dan dicirikan oleh penerapan dan penggalian ilmu pengetahuan serta teknologi, maka
direncanakan pengembangan 3 (tiga) kawasan geopark Jawa Barat yaitu (a) Geopark
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 10
Palabuhan Ratu-Cileutuh-Cikaso; (b) Geopark Tangkuban Parahu-Citatah-Saguling; (c)
Geopark Tasikmalaya Selatan-Pangandaran.
Ketiga kawasan ini dipilih berdasarkan kepada tiga kriteria yaitu (1) keunggulan
geologi (geodiversity dan geoheritage); (2) pariwisata (alami) yang telah berkembang;
dan (3) ketersediaan infrastruktur yang ada.
7.2.2 Pengembangan Wilayah Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan (Growth
Center)
Pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang berlangsung cepat di
daerah perkotaan memberikan peluang sekaligus tantangandalam melaksanakan
pembangunan di Provinsi Jawa Barat. Nilai tambah ekonomi yang besar di perkotaan
yang dihasilkan dari aglomerasi kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat memberikan
peluang bagi upaya peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Namun
demikian, pertumbuhan yang pesat ini memerlukan berbagai terobosan yang bersifat
kreatif dan inovatif,khususnya dalammeningkatkan daya saing wilayah.
Saat ini di Provinsi Jawa Barat terdapat 3 (tiga) Wilayah Metropolitan, meliputi
Metropolitan Bogor Depok Bekasi Karawang Purwakarta (Bodebek Karpur) meliputiKota
Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten
Karawang dan Kabupaten Purwakarta, Metropolitan Bandung Raya meliputi Kota
Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan
Kabupaten Sumedang dan Metropolitan Cirebon Raya meliputi Kota Cirebon,
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka, dan Kabupaten
Indramayu.Selain itu terdapat 3 (tiga) Pusat Pertumbuhan (Growth Center) meliputi:
Pusat Pertumbuhan Pangandaran, Palabuhanratu, dan Rancabuaya.
Metropolitan Bodebek Karpur akan dikembangkan sebagai Metropolitan
Mandiri dengan sektor unggulan industri manufaktur, jasa, keuangan, serta
perdagangan, hotel dan restoran. Secara spesifik, upaya pengembangan Metropolitan
Bodebek Karpur sebagai Metropolitan Mandiri ini akan dilakukan dengan menggunakan
pendekatan Twin Metropolitan Bodebek Karpur – DKI Jakarta. Dengan menggunakan
pendekatan Twin Metropolitan ini, Wilayah Bodebek Karpur akan dikembangkan
sebagai 1st tier metropolitan, berdampingan dengan DKI Jakarta yang juga merupakan
1st tier metropolitan. Sebagai mitra pembangunan yang sejajar dengan DKI Jakarta, di
Wilayah Bodebek Karpur nantinya juga akan dikembangkan cluster-cluster untuk kantor
pusat perusahaan, perdagangan, perbankan, jasa pelayanan, asuransi, hukum,
penelitian dan pemerintahan.
Wilayah Metropolitan Bandung Raya akan dikembangkan sebagai Metropolitan
Modern, dengan sektor unggulan wisata perkotaan, industri kreatif dan pengembangan
Ipteks. Wilayah Metropolitan Cirebon Rayaakan dikembangkan sebagai Metropolitan
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 11
Budaya dan Sejarah, dengan sektor unggulan wisata, industri, dan kerajinan. Pusat
Pertumbuhan Pangandaran akan dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan berbasis
pariwisata, Pusat Pertumbuhan Palabuhanratu akan dikembangkan sebagai pusat
pertumbuhan berbasis sektor perikanan dan pariwisata, sedangkan Pusat Pertumbuhan
Rancabuaya akan dikembangkan sebagai pusat pertumbuhan wilayah berbasis
pariwisata.
Pengembangan Metropolitan dan Pusat Pertumbuhan diharapkan dapat
berfungsi sebagai penghela percepatan pembangunan ekonomi, kesejahteraan,
modernisasi dan keberlanjutan di Jawa Barat. Selain itu, manajeman pengembangan
metropolitan akan dilakukan dengan model hibrida yaitu mengkombinasikan antara
manajemen berbasis daerah otonom kabupaten/kota dengan manajemen lintas
kabupaten/kota berbasis Metropolitan.
7.3 Program Pembangunan Daerah 2013-2018
Program pembangunan daerah yang akan dilaksanakan untuk mencapai misi
pembangunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 berjumlah 101 (seratus satu)
program yang terbagi ke dalam 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan, adalah sebagai
berikut :
URUSAN WAJIB
1. Pendidikan
a. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar
b. Program Pendidikan Menengah dan Tinggi
c. Program Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal
d. Program Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus
e. Program Pembinaan dan Pengembangan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
f. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan
2. Kesehatan
a. Program Promosi Kesehatan
b. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
c. Program Pelayanan Kesehatan
d. Program Pengendalian Penyakit Menular dan Tidak Menular
e. Program Sumber Daya Kesehatan
f. Program Manajemen Kesehatan
3. Lingkungan Hidup
a. Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup
b. Program Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 12
c. Program Pengelolaan Kawasan Lindung
d. Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup;
e. Program Pengelolaan Ekosistem Pesisir dan Laut
4. Pekerjaan Umum
a. Program Pembangunan dan Peningkatan Jalan dan Jembatan;
b. Program Rehabilitasi dan /Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;
c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan;
d. Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan;
e. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan lainnya;
f. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan
Sumberdaya Air lainnya;
g. Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta Pengamanan Pantai;
h. Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman
i. Program Pembinaan Jasa Konstruksi
5. Penataan Ruang
a. Program Penataan Ruang;
6. Perencanaan Pembangunan
a. Program Kerjasama Pembangunan;
b. Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah;
c. Program Penelitian, Studi dan Survey
7. Perumahan
a. Program Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman
8. Kepemudaan dan Olahraga
a. Program Peningkatan dan Pembinaan Peran Serta Pemuda;
b. Program Pembinaan, Pemasyarakatan dan Pengembangan Olah Raga;
9. Penanaman Modal
a. Program Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi;
10. Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
a. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
b. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi Koperasi, Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah;
c. Program Pembinaan dan Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan
Non Perbankan
11. Kependudukan dan Catatan Sipil
a. Program Penataan Administrasi Kependudukan;
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 13
12. Ketenagakerjaan
a. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja;
b. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan;
c. Program Peningkatan Kesempatan Kerja;
13. Ketahanan Pangan
a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan;
14. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender dalam
Pembangunan;
b. Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan
Anak;
c. Program Ketahanan Keluarga dan Kesejahteraan Keluarga
15. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
a. Program Pelayanan Keluarga Berencana;
b. Program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP)
16. Perhubungan
a. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan;
b. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitasi Lalu Lintas
Angkutan Jalan (LLAJ)
c. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan;
d. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas;
e. Program Peningkatan Kelayakan Kendaraan Bermotor;
17. Komunikasi dan Informatika
a. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi, Media Massa dan
Pemanfaatan Teknologi Informasi;
18. Pertanahan
a. Program Pengadaan, Penataan dan Pengendalian Administrasi Pertanahan;
19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
a. Program Pendidikan Politik Masyarakat;
b. Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat;
20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Keuangan Daerah, Kepegawaian dan
Persandian
a. Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah;
b. Program Pengembangan Kompetensi Aparatur;
c. Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur;
d. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur;
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 14
f. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Aparatur;
g. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, Kesadaran Hukum dan
HAM;
h. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah;
i. Program Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah;
j. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan;
k. Program Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan
l. Program Penelitian, Studi dan Survei
21. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
a. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat;
b. Program Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan Desa;
c. Program Peningkatan Infrastruktur Perdesaan
22. Sosial
a. Program Pelayanan Rehabilitasi Sosial
b. Program Pemberdayaan Sosial
c. Program Perlindungan Sosial
d. Program Penanggulangan Bencana Alam dan Perlindungan Masyarakat
e. Program Pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi Sumber Kesejahteraan
Sosial (PSKS)
23. Kebudayaan
a. Program Pengembangan Nilai Budaya;
b. Program Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya;
24. Statistik
a. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah;
25. Kearsipan
a. Program Pengembangan Kearsipan;
26. Perpustakaan
a. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan;
URUSAN PILIHAN
1. Perikanan dan Kelautan
a. Program Pengembangan Budidaya Perikanan;
b. Program Pengembangan Perikanan Tangkap;
2. Pertanian
a. Program Peningkatan Produksi Pertanian
b. Program Pemberdayaan Sumber Daya Pertanian
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VII - 15
c. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan
Ikan;
d. Program Pemasaran dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan, Perikanan dan Kehutanan;
3. Kehutanan
a. Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan;
4. Perindustrian
a. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah;
b. Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri;
5. Perdagangan
a. Program Peningkatan dan Pengembangan Sistem Perdagangan Dalam
Negeri;
b. Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor;
c. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan;
6. Pariwisata
a. Program Pengembangan Destinasi Wisata;
b. Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata;
7. Energi dan Sumber Daya Mineral
a. Program Pembinaan, Pengembangan Sumber Daya Mineral, Geologi dan Air
Tanah;
b. Program Pembinaan, Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan
Energi;
c. Program Pembinaan, Pengembangan Panas Bumi dan Migas.
8. Ketransmigrasian
a. Program Pengembangan Transmigrasi;
Salah satu urusan wajib mengenai keagamaan yang merupakan kewenangan
pusat, sedangkan pemerintah daerah berperan dalam penciptaan iklim kondusif,
keamanan dan kenyamanan beribadah, melalui program pembinaan Lembaga Sosial
Keagamaan dan Program Peningkatan Pemahaman dan Pengamalan Agama.
Sedangkan keterkaitan antar misi, sasaran misi, arah kebijakan, strategi dan
program pembangunan akan diuraikan pada tabel sebagai berikut:
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 1
BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN
8.1. Program Prioritas
Program prioritas disusun berdasarkan urusan kewenangan wajib dan pilihan
terdiri dari 26 (dua puluh enam) bidang urusan wajib dengan 83 (delapan puluh tiga)
program pembangunan dan 8 (delapan) bidang urusan pilihan dengan 18 (delapan
belas) program pembangunan.
8.1.1. Bidang Pendidikan:
1) Kebijakan perwujudan Pendidikan gratis Dasar dan Menengah (SD, SLTP
dan SLTA) dalam rangka Penuntasan Wajar Dikdas 12 (dua belas)tahun
pada Tahun 2018, dilaksanakan melalui program dan sasaran sebagai
berikut:
1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar, dengan sasaran:
a) Meningkatnya angka melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs;
b) SMP Terbuka, SD-SMP Satu Atap;
c) APK SD/MI
d) APK SMP/MTs;
2. Program Pendidikan Menengah dan Tinggi, dengan sasaran:
a) Meningkatnya angka melanjutkan SMP/MTs ke SMA/SMK/MA;
b) APK SMP/MTs;
c) APK SMA/MA/SMK.
2) Kebijakan peningkatan sarana dan kapasitas pendidikan dasar, menengah
dan tinggi, yang dilaksanakan melalui program-program :
1. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar, dengan sasaran :
a) Jumlah ruang kelas baru SMA/SMK/MA;
2. Program Pendidikan Menengah dan Tinggi, dengan sasaran:
a) Meningkatnya daya tampung dengan runag kelas
baruSMA/SMK/MA;
b) Meningkatnya fasilitasi penyediaan sumber dan media belajar
SMA/SMK/MA;
c) Meningkatnya kompetensi sumber daya manusia SSN untuk
SMA/SMK/MA;
d) Merehabilitasi dan merekonstruksi sarana dan prasarana pendidikan
pasca bencana;
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 2
3) Kebijakan Pendidikan terjangkau bagi anak-anak buruh dan TKI, yang
dilaksanakan melalui Program Pendidikan Menengah dan Tinggi, dengan
sasaran Menurunya angka putus sekolah jenjang menengah;
4) Kebijakan Penyediaan Beasiswa Pendidikan untuk Pemuda, Tenaga
Medis,Keluarga Atlit Berprestasi dan Guru serta mahasiswa di PTN/PTS,
yang dilaksanakan melalui Program Pendidikan Menengah dan Tinggi,
dengan sasaran: meningkatnya jumlah guru, pemuda, atlit, tenaga medis
dan mahasiswa yang mendapat beasiswa;
5) Kebijakan Dukungan penyediaan sarana transportasi sekolah didaerah
terpencil, yang dilaksanakan melalui Program Manajemen Pelayanan
Pendidikan, dengan sasaran: meningkatnya jumlah sarana transportasi
sekolah di Jawa Barat.
6) Kebijakan Perwujudan rintisan Sekolah Standar Nasional (RSSN) dan
Sekolah strandar Nasional (SSN) jenjang SD dan SMP yang berkualitas
yang dilaksanakan melalui Program :
a. Program Wajib Belajar pendidikan dasar dengan sasaran
meningkatnya mutu sekolah bersandar nasional
b. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan dengan sasaran
meningkatnya sekolah terakreditasi.
7) Kebijakan (1) peningkatan kompetensi melalui pelatihan pendidik dan
tenaga kependidikan (2) Peningkatan kualifikasi pendidik minimal s1/D4
(3) Peningkatan kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan antara
lain berupa pembayaran bantuan 20% premi tunjangan pensiun guru non
PNS, yang dilaksanakan melalui Program Pendidikan dan Tenaga
Kependidikan, dengan sasaran:
a) Meningkatnya kualitas guru/tenaga kependidikan
b) Meningkatnya jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang dilatih
8) Kebijakan Peningkatan pendidikan anak usia dini di Jawa Barat, yang
dilaksanakan melalui Program Pendidikan anak Usia Dini Non Formal dan
Informal, dengan sasaran:
a) Meningkatnya pelayanan pendidikan anak usia dini;
b) Meningkatnya lembaga pendidikan anak usia dini.
9) Kebijakan Peningkatan Pemerataan dan Mutu Pendidikan Luar Biasa (PLB),
yang dilaksanakan melalui Program Pendidikan Khusus dan Pendidikan
Layanan Khusus dengan sasaran:
a) Meningkatnya Pendidikan Khusus (PK) dan Pendidikan Layanan
Khusus (PLK);
b) Meningkatnya Kompetensi Guru PK dan PLK.
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 3
10) Kebijakan Perwujudan masyarakat Jawa Barat bebas buta aksara, yang
dilaksanakan melalui Program Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal
dan Informal, dengan sasaran:
a) Meningkatnya Pelayanan Pendidikan Non Formal
b) Meningkatnya kompetensi masyarakat melalui lembaga kursus
pendidikan
8.1.2. Bidang Kesehatan
1) Kebijakan Penguatan pemberdayaan masyarakat, kerjasama & kemitraan
serta penyehatan lingkungan, yang dilaksanakan melalui
1. Program Pengembangan Lingkungan Sehat, dengan sasaran
meningkatnya penyehatan dan pengawasan kualitas lingkungan melalui
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STMB).
2. Program Promosi Kesehatan dengan sasaran meningkatnya
kemampuan kabupaten/kota untuk mencapai Desa/Kelurahan siaga
aktif, PHBS di tatanan rumah tangga dan regulasi kawasan tanpa rokok.
2) kebijakan penguatan pelayanan kesehatan, pencegahan, pengendalian
penyakit menular dan tidak menular gangguan mental serta gizi masyarakat
melalui
1. Program Pelayanan Kesehatan dengan sasaran :
a) Meningkatkan perlindungan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas
bayi, anak, dan masyarakat resiko tinggi untuk gerakan
penyelamatan masa depan;
b) Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar dan rujukan;
c) Meningkatnya pelayanan komprehensif gangguan mental sesuai
standar.
2. program Pengendalian penyakit menular dan tidak menular, dengan
sasaran :
a) Meningkatnya persentase desa/kelurahan mencapai Universal child
immunization (UCI)
b) Setiap kejadian luar biasa (KLB) penyakit dan keracunan
tertanggulangi secara cepat dan tepat serta dilaporkan secara cepat
kurang dari 24 jam kepada unit pelayanan terdekat
c) Meningkatkan surveilans system kewaspadaan dini (SKD) dalam
rangka reduksi, eliminasi, dan eradikasi penyakit yang berorietasi
pada penguatan system, kepatuhan terhadap standard an
peningkatan komitmen
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 4
d) Meningkatkan dalam pengendalian, penemuan dan tatalaksana
penyakit TBC, HIV/AIDS, menurunnya angka penyakit Zoonosis,
serta penyakit menular dan tidak menular lainnya.
3) kebijakan Penguatan Pembiayaan dan sumber daya kesehatan melalui
program Sumber daya kesehatan dengan sasaran meningkatnya kualitas
dan penyebaran tenaga kesehatan sesuai standar.
4) Kebijakan Penguatan Managemen, regulasi, system infomasi bidang
kesehatan dan penelitian pengembangan kesehatan melalui program
Manajemen kesehatan, dengan sasaran
a) Meningkatnya kualitas rumah sakit menjadi center of excellent/rujukan
spesifik berbasis masalah kesehatan di Jawa Barat
b) Terwujudnya kualifikasi UPTD Provinsi menjadi center of excellent.
c) Tersedianya regulasi dan kebijakan bidang kesehatan
d) Terwujudnya system informasi kesehatan terintegrasi dan penelitian
pengembangan kesehatan dalam mendukung manajeman kesehatan
8.1.3. Bidang Lingkungan Hidup:
1) Kebijakan peningkatan pengendalian pencemaran air, udara dan tanah
serta penerapan teknologi bersih untuk industri, yang dilaksanakan
melalui Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan
Lingkungan Hidup dengan sasaran:
a) Terkendalinya beban pencemaran badan air oleh industri dan
domestik di DAS Citarum, DAS Ciliwung dan DAS Prioritas lainnya;
b) Terkendalinya beban emisi dari kendaraan bermotor dan industri;
c) Terlaksananya pengawasan pemanfaatan B3 dan pembuangan
limbah B3 pada industri dan rumah sakit;
d) Meningkatnya adaptasi dan sinkronisasi kebijakan tata kelola
lingkungan;
e) Meningkatnya upaya penegakan hukum lingkungan atas dugaan
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup.
2) Kebijakan Peningkatan upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan
iklim yang dilaksanakan melalui Program Mitigasi dan Adaptasi
Perubahan Iklim dengan sasaran:
a) Meningkatnya upaya mitigasi perubahan iklim melalui penurunan
emisi gas rumah kaca pada sektor pertanian, kehutanan, energi,
transportasi, industri, limbah dan sampah;
b) Meningkatnya ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan
iklim.
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 5
3) Kebijakan Peningkatan kualitas pengelolaan kawasan lindung hutan dan
non hutan yang dilaksanakan melalui:
1. Program Pengelolaan Kawasan Lindung dengan sasaran:
a) Terwujudnya peningkatan luas dan fungsi kawasan lindung 45%;
b) Terlaksananya koordinasi dalam mewujudkan pencapaian kawasan
lindung 45%;
c) Meningkatnya upaya pengelolaan lahan budidaya masyarakat untuk
menunjang fungsi lindung;
d) Tersusunnya pranata dan indikator pengelolaan kawasan lindung;
e) Terlaksananya tata kelola dan pengendalian pemanfaatan ruang
kawasan hutan negara;
f) Terlaksananya sinkronisasi kebijakan kawasan lindung nasional,
provinsi dan kabupaten/kota.
2. Program Pembinaan, Pengembangan Sumber Daya Mineral,
Geologi dan Air Tanahdengan sasaran mengurangi dampak risiko
bencana alam dengan menerapkan prinsip mitigasi bencana.
4) Kebijakan peningkatan upaya rehabilitasi hutan dan lahan serta konservasi
sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang dilaksanakan melalui
Program Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup dengan sasaran:
a) Terlaksananya rehabilitasi lahan kritis, termasuk di kawasan DAS
prioritas;
b) Meningkatnya upaya rehabilitasi lahan di kawasan hutan negara;
c) Meningkatnya upaya rehabilitasi lahan di kawasan perkebunan;
d) Meningkatnya upaya perlindungan keanekaragaman hayati (kehati);
e) Meningkatnya upaya konservasi kawasan hutan negara dan kawasan
sekitar mata air;
f) Meningkatnya peran lintas pelaku dalam penanganan gangguan dan
pencegahan kerusakan kawasan hutan;
g) Meningkatnya pengembangan budidaya hutan rakyat;
h) Meningkatnya upaya konservasi lahan pertanian melalui sistem usaha
tani konservasi;
i) Terpantaunya kondisi dan kualitas air tanah dan sumber-sumber air.
5) Kebijakan peningkatan upaya rehabilitasi dan konservasi kawasan pesisir
dan laut yang dilaksanakan melalui Program Pengelolaan Ekosistem
Pesisir dan Laut dengan sasaran:
a) Meningkatnya upaya rehabilitasi hutan mangrove, kawasan pesisir dan
laut;
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 6
b) Meningkatnya upaya konservasi kawasan pesisir dan laut.
8.1.4 Bidang Pekerjaan Umum
1) Kebijakan dukungan pembangunan jalan di sentra pertanian, wisata dan
industri manufaktur yang dilaksanakan melalui Program Pembangunan
Jalan dan Jembatan, dengan sasaran meningkatnya kondisi jalan menuju
sentra pertanian, wisata dan industri manufaktur.
2) Kebijakan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan jalan dan
jembatan untuk menunjang aktivitas perekonomian masyarakat, yang
dilaksanakan melalui program-program sebagai berikut:
1. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan, dengan sasaran:
a) Terlaksananya pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan
meliputi: pembangunan dan peningkatan jalan horizontal dan
vertikal di Jawa Barat bagian Selatan antara lain jalan poros timur di
jalur Pangandaran-Ciamis-Cikijing-Cirebon, jalan vertikal
Palabuhanratu – Cikidang – Cibadak – Bogor – Depok – Jakarta,
jalan horizontal di Jawa Barat bagian Selatan, jalan horisontal
Tengah Selatan-Selatan Jawa Barat Selatan (Kiara Dua-
Baros/Cibuni-Cigadog-Balegede-Pangalengan (Pintu) -Sumadra-
Cikajang-Pamegatan-Cibalong-Cikohkol); jalan Poros Timur
Puncak-Sentul-Kota Bunga dan Simpang Sukamakmur-Cariu, jalan
Sentul-Bojong Gede-Parung, jalan horisontal Poros Tengah
Purwakarta (Jatiluhur)-Jonggol (Cariu)- Simpang Sukamakmur,
jalan lintas jalur pantai utara Subang- Karawang–Bekasi–Tanjung
Priok, jalan pendukung Palabuhanratu sebagai PKNp,
pembangunan jalan alternatif Bandung-Lembang, jalan Sukasari
(Kab. Sumedang)-Lembang (Kab. Bandung Barat), jalan Ciawi-
Singaparna (Kab. Tasikmalaya), pembangunan jalan lintas cepat
antara lain jalan lintas cepat Kadungora-Leles, jalan lintas cepat
Limbangan-Malangbong, jalan lintas cepat Selatan Sumedang
(Gapura-Rancamulya), jalan lintas cepat selatan Sukabumi, jalan
lintas cepat Karawang, jalan lintas cepat selatan Kota Cirebon, jalan
lintas cepat Kadipaten di Kabupaten Majalengka, jalan lintas cepat
di Kabupaten Kuningan, jalan lintas cepat Cileunyi-Rancaekek,
Jalan lintas cepat Ciwidey, jalan lintas cepat Soreang-Katapang-
Baleendah-Majalaya, jalan lintas cepat Majalaya dan jalan lintas
cepat Banjaran di Kabupaten Bandung, jalan lintas cepat
Leuwiliang Kabupaten Bogor, jalan lintas cepat utara Cimahi, jalan
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 7
lintas cepat Tasikmalaya, jalan lintas cepat Ciamis, serta
pembangunan jalan strategis lainnya atas dasar kesepakatan
Pemerintah dengan Pemerintah Daerah;
b) Terlaksananya pembangunan Jalan Tol dan Fly Over, pada ruas-
ruas strategis di Jawa Barat, meliputi pembangunan jalan tol dalam
kota yang dilaksanakan pada ruas Depok-Antasari, Cinere-
Jagorawi, Tanjung Priok–Cikarang, Bogor Ring Road Tahap 2&3,
Bekasi-Cikarang-Kampung Melayu; Serpong-Cinere dan Jalan Tol
Dalam Kota Bandung/Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR);
pembangunan jalan tol antar kota yang dilaksanakan pada ruas
Cikopo/Cikampek-Palimanan (CIKAPALI), Cileunyi-Sumedang–
Dawuan (CISUMDAWU), Soreang–Pasirkoja (SOROJA),
Cimanggis–Cibitung, Ciawi–Sukabumi, Sukabumi–Ciranjang, dan
Ciranjang-Padalarang, Cileunyi-Nagreg-Tasikmalaya-Ciamis-
Banjar,Gedebage Majalaya serta Interchange Jalan Tol Warung
Domba Kabupaten Bandung Barat; pembangunan fly over Kopo
dan Buah Batu di Kota Bandung,fly over Lemahabang,fly over
Padasuka di Kota Cimahi, fly over Cibitung dan fly over Tegalgede,
serta overpass Tegal Danas di Kabupaten Bekasi, fly over
Cimareme di Kabupaten Bandung Barat serta pembangunan jalan
tol dan fly over strategis lainnya atas dasar kesepakatan
Pemerintah dengan Pemerintah Daerah;
c) Meningkatnya Pembangunan jalan status provinsi di perbatasan
Provinsi dan perbatasan Kota/Kabupaten.
2. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan, dengan
sasaran meningkatnya kondisi kemantapan jalan agar tetap dapat
memberikan pelayanan yang optimal terhadap arus lalu lintas yang
melewatinya dalam batas repetisi beban standar maupun struktur yang
direncanakan.
3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan,
dengan sasaran meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung pengelolaan jalan dan jembatan.
4. Program Inspeksi Kondisi Jalan dan Jembatan, dengan sasaran:
a) Tersedianya data kondisi jalan dan jembatan sebagai bahan
masukan dalam proses sistem manajemen jaringan jalan (IRMS)
dan Sistem Manajemen Jembatan (BMS) serta penentuan peran
dan status jalan di Jawa Barat;
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 8
b) Tersedianya data Ruang Milik Jalan (Rumija) dan Daerah
Pengawasan Jalan (Dawasja) pada ruas-ruas jalan provinsi sebagai
bahan informasi basis data jalan dan jembatan.
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 9
3) Kebijakan Dukungan Sarana Irigasi di Sentra Pertanian Lahan Sawah
melalui Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,
Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya dengan sasaran meningkatnya
kondisi jaringan irigasi pada daerah irigasi sentra pertanian lahan sawah.
4) Kebijakan Peningkatan Konservasi Sumber Daya Air yang dilaksanakan
melalui Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi
Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya dengan sasaran
meningkatnya kondisi dan fungsi sungai, waduk, situ, embung, dan sumber
daya air lainnya yang dapat memenuhi kebutuhan air baku dan irigasi,
rumah tangga, perkotaan dan industri, antara lain melalui Penanganan
Waduk eksisting di Jawa Barat; Perbaikan dan pemeliharaan sungai di
Jawa Barat; serta meningkatkan perlindungan dan pengelolaan situ dan
mata air.
5) Kebijakan Peningkatan Pendayagunaan Sumber Daya Air yang
dilaksanakan melalui Program Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya dengan sasaran
tersedianya jaringan irigasi yang handal melalui operasi dan pemeliharaan
serta rehabilitasi jaringan irigasi pada daerah irigasi kewenangan provinsi.
6) Kebijakan Peningkatan Pengendalian Daya Rusak Air yang dilaksanakan
melalui Program Pengendalian Banjir dan Kekeringan serta
Pengamanan Pantai dengan sasaran tersedianya infrastruktur sumber
daya air yang dapat mengendalikan banjir dan kekeringan serta
pengamanan pantai.
7) Kebijakan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air dan Irigasi yang
dilaksanakan melalui a) Program Pengembangan, Pengelolaan, dan
Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air lainnya dengan sasaran
Penuntasan pembangunan Waduk Jatigede, pembangunan Waduk
Cipanas, Waduk Cipasang, Waduk Kadumanik dan Waduk Cipanas Saat di
Kabupaten Sumedang; Waduk Ciawi, Waduk Narogong, Waduk Genteng,
Waduk Sodong, Waduk Tanjung, Waduk Parung Badak, Waduk Cijurai dan
Waduk Cidurian di Kabupaten Bogor; Waduk Limo di Kota Depok; Waduk
Matenggeng, Waduk Sukahurip, Waduk Cikembang, dan Waduk
Leuwikeris di Kabupaten Ciamis; Waduk Citepus dan Waduk Cileutuh di
Kabupaten Sukabumi; Waduk Cibuni di Kabupaten Cianjur, Waduk
Sukawarna, Waduk Santosa, Waduk Patrol, Waduk Ciwidey, Waduk
Cimeta, Waduk Cikapundung, Waduk Citarik dan Waduk Tegalluar di
Kabupaten Bandung; Waduk Cibatarua di Kabupaten Garut, Waduk
Sadawarna, waduk Cilame, Waduk Talagaherang, Waduk Cipunagara,
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 10
Waduk Kandung dan Waduk Bodas di Kabupaten Subang; Waduk
Kuningan, Waduk Cinunjang di Kabupaten Kuningan; Situ Malingping dan
Situ Cibeureum di Kabupaten Tasikmalaya, serta pembangunan waduk-
waduk strategis lainnya atas dasar kesepakatan Pemerintah dengan
Pemerintah Daerah; b) Program Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya dengan
sasaran terbangunnya Daerah Irigasi Caringin Kabupaten Sukabumi;
Daerah Irigasi Rengrang di Kab. Sumedang dan daerah irigasi strategis
lainnya atas dasar kesepakatan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah.
8) Kebijakan peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana air minum yang
dilaksanakan melalui Program Pembinaan dan Pengembangan
Infrastruktur Permukiman dengan sasaran :
a. Meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana air minum di
perkotaan dan perdesaan terutama di wilayah rawan air minum dan
wilayah tertinggal melalui pengembangan sistem instalasi pengolahan
air minum di tingkat perkotaan, kawasan perdesaan (Ibu Kota
Kecamatan / IKK dan kawasan khusus / wisata) dan lingkungan
(masyarakat berpenghasilan rendah);
b. Meningkatkan cakupan pelayanan air minum di Metropolitan, Pusat
Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) melalui
pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional.
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 11
9) Kebijakan peningkatan cakupan pelayanan air limbah domestik yang
dilaksanakan melalui Program Pembinaan dan Pengembangan
Infrastruktur Permukiman dengan sasaran meningkatnya cakupan
pelayanan air limbah domestik di PKN dan PKW melalui perluasan
ketersediaan sarana dan prasarana pengolahan air limbah serta
penyediaan instalasi pengolahan/penampungan air limbah komunal dan
IPAL kawasan;
10) Kebijakan peningkatan cakupan layanan persampahan yang dilaksanakan
melalui Program Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur
Permukiman dengan sasaran:
a. meningkatnya cakupan pelayanan persampahan di Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) dan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) melalui
Pembangunan pengolahan sampah kawasan metropolitan Bodebek
Karpur, Bandung Raya dan Cirebon Raya diantaranya pembangunan
Tempat Pemrosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS) Regional
Legok Nangka di Kab. Bandung, TPPAS Regional Nambo di Kab.
Bogor, TPPAS Regional di Metropolitan Cirebon Raya, optimalisasi dan
persiapan pasca operasionalisasi Tempat Pemrosesan Kompos (TPK)
Sarimukti di Kab. Bandung Barat, serta revitalisasi TPPAS Regional
Leuwigajah di Kota Cimahi dan Kab. Bandung Barat, dan TPPAS
regional strategis lainnya sesuai dengan kesepakatan Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
b. Meningkatnya cakupan pelayanan persampahan, pengurangan timbulan
sampah pada sumbernya dan meningkatnya kapasitas kelembagaan
pengelolaan dan pemanfaatan sampah.
11) Kebijakan peningkatan ketersediaan drainase perkotaan melalui Program
Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dengan
sasaran revitalisasi dan optimalisasi sistem drainase perkotaan serta
pembangunan drainase skala metropolitan;
12) Kebijakan pengembangan lingkungan permukiman sehat yang disertai
dengan peningkatan perilaku dan keterlibatan masyarakat untuk
peningkatan kualitas sanitasi yang dilaksanakan melalui Program
Pembinaan dan Pengembangan Infrastruktur Permukiman dengan
sasaran:
a) Meningkatnya infrastruktur dasar permukiman di desa rawan sanitasi
b) meningkatnya peran serta masyarakat pesantren dan mesjid dalam
pengelolaan lingkungan permukiman
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 12
13) Kebijakan peningkatan kualitas penyelenggaraan jasa konstruksi yang
dilaksanakan melalui Program Pembinaan Jasa Konstruksi dengan
sasaran meningkatnya kemampuan dan ketertiban penyelengaaran jasa
konstruksi
14) Kebijakan peningkatan pengelolaan bangunan gedung/rumah Negara
yang dilaksanakan melalui Program Pembinaan Jasa Konstruksidengan
sasaran terwujudnya tertib administrasi teknis dalam pengelolaan dan
pembangunan gedung/rumah negara dan tersedianya penaksiran atau
penilaian teknis bangunan gedung.
8.1.5 Bidang Penataan Ruang
1) Kebijakan peningkataan Kinerja Perencanaan Ruang yang dilaksanakan
melalui Program Penataan Ruang dengan sasaran:
a) Mewujudkan ketersediaan pranata rencana umum dan rencana rinci
penataan ruang;
b) Meningkatkan kinerja Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah
(BKPRD);
c) Mengembangkan data dan informasi spasial Jawa Barat yang handal.
2) Kebijakan peningkatan Kinerja Pemanfaatan Ruang yang dilaksanakan
melalui Program Penataan Ruang dengan sasaran:
a) Meningkatnya keterkaitan fungsionalpemanfaatan ruang kawasan
perkotaan dan perdesaan;
b) Mendukung perlindungan lahan pertanian berkelanjutan;
c) Meningkatnya jumlah dan luas area kawasan ruang terbuka hijau
(RTH) perkotaan minimal 20% untuk RTH Publik.
d) Mewujudkan pembangunan melalui zonasi kawasan industri terpadu
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 13
3) Kebijakan perwujudan harmonisasi dalam penataan ruang pada seluruh
Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang dilaksanakan melalui Program
Penataan Ruang dengan sasaran Terwujudnya harmonisasi dalam
penataan ruang pada seluruh Kawasan Strategis Provinsi (KSP)
4) Kebijakan Pengembangan Metropolitan Bodebek Karpur, Metropolitan
Bandung Raya dan Metropolitan Cirebon Raya yang dilaksanakan melalui
Program Penataan Ruang dengan sasaran terwujudnya pengembangan
Metropolitan Bodebek-Karpur, Metropolitan Bandung Raya dan
Metropolitan Cirebon Raya.
5) Kebijakan Pengembangan Pusat Pertumbuhan Pangandaran,
Palabuhanratu dan Rancabuaya yang dilaksanakan melalui Program
Penataan Ruang dengan sasaran terwujudnya pengembangan Pusat
Pertumbuhan Pangandaran, Palabuhanratu dan Rancabuaya;
6) Kebijakan peningkatan kinerja pengendalian pemanfaatan ruang yang
dilaksanakan melalui Program Penataan Ruang dengan sasaran:
a) Meningkatnya pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian terhadap kinerja penataan ruang;
b) Terwujudnya model penilaian daya dukung dan daya tampung
lingkungan dengan memperhatikan kebutuhan fasilitas umum dan
ruang publik;
8.1.6 Bidang Perencanaan Pembangunan,
1) Kebijakan peningkatan kualitas perencanaan daerah, melalui Program
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
dengan sasaran:
a) Terwujudnya kesesuaian antara dokumen perencanaan provinsi
dengan pusat dan kab/kota
b) Tersedianya dokumen perencanaan daerah : spasial dan sektoral
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 14
2) Kebijakan peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan melalui
Program Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, dengan sasaran tercapainya kesesuaian antara perencanaan
dengan implementasi program.
3) Kebijakan peningkatan kualitas penelitian dan riset perencanaan
pembangunan melalui Program Penelitian, Studi dan Survey, dengan
sasaran menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam rangka meningkatnya
kualitas perencanaan yang didasarkan riset dan dukungan basis data yang
akurat dan terukur.
8.1.7 Bidang Perumahan
1) Kebijakan peningkatan ketersediaan rumah layak huni untuk rakyat miskin
dan buruh (Masyarakat Berpenghasilan Rendah/MBR) yang dilaksanakan
melalui Program Pengembangan Perumahan dan Kawasan
Permukiman, dengan sasaran tersedianya rumah layak huni bagi rakyat
miskin dan buruh (Masyarakat Berpengasilan Rendah/MBR).
2) Kebijakan peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap hunian yang
dilaksanakan melalui Program Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman, dengan sasaran sebagai berikut:
a) Meningkatnya ketersediaan perumahan melalui pembangunan
perumahan dan Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap
Bangun (Lisiba)
b) Terpenuhinya kebutuhan rumah melalui Pembangunan Hunian Vertikal
(rusun) di perkotaan.
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 15
8.1.8 Bidang Pemuda dan Olahraga,
1) Kebijakan peningkatan peran serta organisasi kepemudaan dalam
pembangunan melalui Program Peningkatan dan Pembinaan Peran
Serta Pemuda, dengan sasaran Meningkatnya peran serta organisasi
kepemudaan dalam pembangunan;
2) Kebijakan peningkatan Pembinaan Karakter Pemuda yang mandiri dan
kreatif melalui program peningkatan dan pembinaan peran serta
pemuda, dengan sasaran meningkatnya Pembinaan Karakter Pemuda
3) Kebijakan pendukungan pembangunan gelanggang olahraga di
Kota/Kabupaten melalui Program Pembinaan , Pemasyarakatan dan
Pengembangan Olahraga, dengan sasaran Mendukung Pembangunan
gelanggang olahraga di kabupaten/kota;
4) Kebijakan peningkatan pembinaan olahragawan melalui program
Pembinaan, Pemasyarakatan dan Pengembangan Olahraga dengan
sasaran meningkatnya dukungan terhadap olahraga prestasi secara
berkelanjutan dan olahraga masyarakat
5) Kebijakan peningkatan partisipasi masyarakat dalam berolahraga
melalui program Pembinaan, Pemasyarakatan dan Pengembangan
Olahraga dengan sasaran meningkatnya peran dan partisipasi
masyarakat dan organisasi dalam berolahraga
8.1.9 Bidang Penanaman Modal :
1). Kebijakan Menciptaan iklim usaha yang kondusif, melalui Program
Peningkatan Iklim, Promosi dan Kerjasama Investasi,dengan sasaran :
a) Meningkatnya kepastian dan ketepatan pelayanan perizinan
b) Meningkatnya peluang investasi di Jawa Barat
c) Meningkatnya jumlah peraturan/ketentuan mengenai investasi;
2). Kebijakan meningkatkan peran, kinerja dan daya saing BUMD dalam
pengokohan ekonomi Jawa Barat, dengan Program Pembinaan dan
Pengembangan BUMD dan Lembaga Keuangan Non Perbankan,
dengan sasaran :
a) Meningkatnya kontribusi keberadaan BUMD terhadap PAD per tahun
b) Meningkatnya peran Lembaga Keuangan Non Perbankan
Comment [h1]: Koreksi bidang ekonomi
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 16
8.1.10 Bidang Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah :
1) Kebijakan Peningkatkan kualitas kelembagaan dan usaha koperasi dan
UMKM, serta perlindungan dan dukungan usaha bagi koperasi dan UMKM,
dengan Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah, dengan sasaran :
a) Meningkatnya KUMKM Berdaya Saing
b) Meningkatnya tata Kelola Kelembagaan Koperasi
c) Meningkatnya pemasaran dan Pengembangan Jaringan KUMKM
d) Meningkatnya jumlah Koperasi Skala Besar
e) Meningkatnya jumlah Koperasi Percontohan Jawa Barat
2) Kebijakan Peningkatkan akses teknologi, SDM, pasar, kualitas produk dan
permodalan bagi Koperasi dan UMKM, dengan Program Pengembangan
Kewirausahaan Dan Keunggulan Kompetitif Koperasi, Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah, dengan sasaran :
a) Menciptakan Wirausaha Baru
b) Meningkatnya kapasitas SDM KUMKM
c) Meingkatnya akses Teknologi Tepat Guna bagi KUMK
d) Meningkatnya akses Pembiayaan bagi KUMK melalui KCR
e) Meningkatnya fasilitasi Pembiayaan Koperasi dan Usaha Mikro Kecil
f) Pengembangan dan Pendirian Paviliun/Grai KUMKM Jabar
8.1.11 Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil
Kebijakan Pengendalian dan menata kependudukanmelalui Program Penataan
Administrasi Kependudukan, dengan sasaran :
a) Menata Pengelolaan administrasi kependudukan
b) Menata persebaran penduduk, baik di dalam maupun keluar wilayah
provinsi
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 17
8.1.12 Bidang Ketenagakerjaan
1) Kebijakan peningkatan daya saing tenaga kerja melalui Program
Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja dengan sasaran
meningkatnya daya saing tenaga kerja.
2) Kebijakan terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat berkebutuhan khusus
dan gender melalui Program Peningkatan Kesempatan Kerja
3) Kebijakan perlindungan, pengawasan dan memberikan bantuan hukum bagi
tenaga kerja Jawa Barat melalui Program Perlindungan dan
Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, dengan sasaran
meningkatnya perlindungan, pengawasan dan bantuan hukum bagi tenaga
kerja Jawa Barat
4) Kebijakan peningkatan penempatan tenaga kerja melalui Program
Peningkatan Kesempatan Kerja dengan sasaran :
a) Mendukung penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat berkebutuhan
khusus;
b) Membuka 2 (dua) juta lapangan kerja baru dan mencetak 100.000
wirausahaan baru di Jawa Barat;
c) Memperluaskesempatan kerja;
d) Peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian, industri,
perdagangan dan jasa
8.1.13 Bidang Ketahanan Pangan :
Kebijakan meningkatkan ketersediaan, penguatan cadangan, distribusi, akses
dan penganekaragaman pangan, serta keamanan konsumsi pangan masyarakat
dan penanganan daerah rawan pangan, dengan Program Peningkatan
Ketahanan Pangan, dengan sasaran :
a) Meningkatnya cadangan pangan pemerintah
b) Meningkatnya Ketersediaan informasi, harga dan akses pangan
c) Menurunnya konsumsi beras per kapita
d) Meningkatnya pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
e) Meningkatnya Penanganan Daerah rawan pangan
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 18
8.1.14 Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1) kebijakan peningkatan upaya pemberdayaan, pengetahuan, keterampilam
dan kemandirian perempuan, yang dilaksanakan melalui Program
Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak,
dengan sasaran Meningkatnya Upaya pemberdayaan Pengetahuan,
keterampilan dan kemandirian perempuan;
2) Kebijakan teruwujudnya pemberdayaan perempuan yang dilaksanakan
melalui Program Peningkatan Peran serta dan Kesetaraan Gender dalam
Pembangunan dengan sasaran :
a. Meningkatnya Upaya pemberdayaan perempuan
b. meningkatnya penguatan kelembagaan PUG
c. meningkatnya peranan perempuan di bidang politik
3) kebijakan perlindungan terhadap perempuan dan anak dari kekerasan dalam
rumah tangga serta perdagangan perempuan dan anak (trafficking), yang
dilaksanakan melalui Program Peningkatan Kualitas Hidup dan
Perlindungan Perempuan dan Anak dengan sasaran Meningkatnya upaya
perlindungan terhadap perempuan dan anak melalui pencegahan kekerasan
dalam rumah tangga serta perdagangan perempuan dan anak (trafficking);;
4) Kebijakan perwujudan kota dan kabupaten di Jawa Barat sebagai kota layak
anak, yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan Kualitas Hidup dan
Perlindungan Perempuan dan Anak, dengan sasaran Terwujudnya kota
dan kabupaten di Jawa Barat sebagai kota layak anak.
5) Kebijakan Pengokohan ketahanan Keluarga, yang dilaksanakan melalui
Program Ketahanan Keluarga dan Kesejahteraan Keluarga dengan
sasaran Terwujudnya Keluarga Sejahtera
8.1.15 Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
1) Kebijakan Revitalisasi Program Keluarga Berencana dan Kesejahteraan
Keluarga, yang dilaksanakan melalui Program Keluarga Berencana,
dengan sasaran:
a) Meningkatnya kuantitas dan kualitas kesertaan dalam program
keluarga berencana;
b) meningkatnya rata-rata usia kawin pertama (pendewasaan usia
perkawinan).
c) Meningkatnya ketahanan keluarga melalui peningkatan ekonomi
Keluarga Pra Sejahtera dan KS I serta Pengembangan Bina Keluarga,
serta
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 19
d) Menurunkan laju pertumbuhan penduduk
2) Kebijakan Revitalisasi Program Keluarga Berencana dan Kesejahteraan
Keluarga, yang dilaksanakan melalui Program Pendewasaan Usia
Perkawinan (PUP), dengan sasaran meningkatnya rata-rata usia kawin
pertama (pendewasaan usia perkawinan).
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 20
8.1.16 Bidang Perhubungan
1) Kebijakan pengembangan sistem transportasi darat dan perkeretaapian
serta sistem transportasi massal (Mass Rapid Transport) yang dilaksanakan
melalui Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
dengan sasaranterlaksananya pengembangan angkutan massal antara lain
mewujudkan pembangunan monorel di Kawasan Metropolitan Bandung,
mendorong pembangunan jalur kerata api cepat Jakarta-Bandung-
Kertajati – Cirebon, pembangunan jalur KA Tanjungsari-Sumedang-
Kertajati-Kadipaten, pembangunan jalur KA Bogor-Sukabumi-Cianjur-
Padalarang, reaktivasi jalur KA Bandung-Tanjungsari, Kadipaten-Cirebon,
Bandung-Ciwidey, Banjar-Pangandaran, Garut-Cikajang, pembangunan KRL
(kereta listrik) pada jalur Padalarang-Kiaracondong-Cicalengka, elektrifikasi
rel ganda KA antar kota Cikarang-Cikampek, pembangunan jalur ganda KA
dan KRL jalur Kiaracondong-Rancaekek dan Rancaekek-Cicalengka, rel
ganda parsial jalur KA Cisomang-Cikadondong, rel ganda KA Perkotaan
Manggarai-Cikarang (lintas Manggarai-Jatinegara-Bekasi), rel ganda KA
Perkotaan Parung Panjang-Tenjo, rel ganda parsial Purwakarta-Ciganea,
mengembangkan jalur-jalur baru kereta api serta optimalisasi jalur yang telah
ada, Reaktivasi jalur kereta api yang sudah tidak beroperasi; pembangunan
jalur kereta api khusus barang/ kargo; serta jalur KA dan sarana
transportasi massal strategis lainnya atas dasar kesepakatan Pemerintah
dengan Pemerintah Daerah.
2) Kebijakan pengembangan sistem transportasi udara yang dilaksanakan
melalui Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
dengan sasaran terlaksananya pengembangan dan pembangunan bandara
di Jawa Barat, antara lain melalui Pembangunan Bandara Internasional
Jawa Barat (BIJB) dan Kertajati Aerocity, Pangkalan Udara Citarate di
Kabupaten Sukabumi, pengembangan Bandara Pusat Penyebaran Sekunder
Husein Sastranegara, Bandara Pusat Penyebaran Tersier Cakrabhuwana di
Cirebon, Pangkalan Udara Atang Sanjaya di Kabupaten Bogor, Pangkalan
Udara Kalijati di Kabupaten Subang, Pangkalan Udara Cibeureum di
Kabupaten Tasik, Pangkalan Udara Wiriadinata di Kota Tasikmalaya, serta
Bandara Nusawiru di Kabupaten Ciamis; serta Bandara strategis lainnya atas
dasar kesepakatan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah.;
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 21
3) Kebijakan pengembangan sistem transportasi laut, sungai, danau, dan
angkutan perairan lainnya yang dilaksanakan melalui Program
Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan dengan sasaran
terwujudnya pengembangan dan pembangunan prasarana dan fasilitas
perhubungan laut regional, antara lain melalui pembangunan Pelabuhan
Laut Cilamaya di Kabupaten Karawang, pengembangan Pelabuhan
Cirebon sebagai pintu gerbang ekspor dan perdagangan Jawa Barat
Bagian Timur, pembangunan Pelabuhan Muara Gembong dan Tarumajaya
di Kabupaten Bekasi, mendorong pembangunan pelabuhan pengumpan
regional di Jawa Barat, pengembangan pelabuhan laut regional pelabuhan
Jawa Barat bagian Selatan, serta pelabuhan strategis lainnya atas dasar
kesepakatan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah;
4) Kebijakan peningkatan sarana dan prasarana dasar perhubungan yang
dilaksanakan melaluiprogramsebagai berikut :
1. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas, dengan sasaran:
a. Meningkatnya keselamatan di perlintasan sebidang antara Kereta Api
dengan jalan;
b. Meningkatnya keselamatan pelayaran dan penerbangan;
c. Meningkatkan penanganan dan pengendalian muatan lebih
(overloading)
2. Program Peningkatan Kelayakan Kendaraan Bermotor, dengan
sasaran:
a. Meningkatnya kinerja kegiatan uji mutu terhadap produksi karoseri;
b. Meningkatnya kinerja pengujian kendaraan bermotor.
3. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitasi Lalu
Lintas Angkutan Jalan (LLAJ), dengan sasaran meningkatnya kualitas
prasarana dan fasilitas LLAJ (menuju zero accident) melalui peningkatan
ketersediaan fasilitas perlengkapan jalan di ruas jalan Provinsi dan
pengembangan informasi teknologi untuk mengatasi persoalan lalu lintas
jalan.
4. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan, dengan sasaran:
a. Mengembangkan sistem transportasi publik regional yang nyaman;
b. Mengembangkan terminal angkutan umum regional yang terpadu dan
modern;
c. Meningkatnya kesadaran berlalu lintas dan kinerja awak kendaraan
umum;
d. Meningkatnya pelayanan perijinan dan pengawasan angkutan umum;
e. Tertatanya jaringan lalu lintas angkutan barang dan penumpang;
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 22
f. Meningkatnya kinerja kualitas angkutan umum Antar Kota Dalam
Provinsi (AKDP) dan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Jawa Barat,
melalui pengembangan terminal angkutan umum regional yang terpadu
dan modern, antara lain penyediaan Terminal Tipe A di Kota Bogor,
Kota Depok, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kota Cirebon,
Kota Tasikmalaya, Kota Sukabumi, Kota Bandung dan Kabupaten
Bandung; serta penyediaan Terminal Tipe B di Kabupaten Kuningan,
Kabupaten Indramayu, Kabupaten Garut, Kota Cimahi, dan
Palabuhanratu.
g. Tersusunnya Standar Pelayanan Minimal (SPM) Penyelenggaraan
Perhubungan Darat, Laut, dan Udara di Jawa Barat.
8.1.17 Bidang Komunikasi dan Informatika,
1) Kebijakan Pengembangan dan penerapan teknologi informasi dalam
manajemen pemerintahan melalui Program Pengembangan Komunikasi,
Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan Teknologi Informasi, dengan
sasaran: meningkatnya penyelenggaraan pelayanan pengadaan barang dan
jasa pemerintah secara elektronik
2) Kebijakan Peningkatan penggunaan Teknologi Informasi Komunikasi dalam
pelayanan publik menuju cyber province melalui Program Pengembangan
Komunikasi, Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan Teknologi Informasi,
dengan sasaran:
a) Meningkatnya pelayanan informasi kepada masyarakat;
b) Meningkatnya indeks Teknologi Informasi Komunikasi (TIK)
c) Meningkatnya jumlah penduduk melek TIK
d) Meningkatnya Konten website Pemerintahan Provinsi mengenai
kebijakan pemerintah Provinsi Jawa Barat secara lengkap
e) Meningkatnya transfer IPTEK untuk akselerasi pembangunan;
f) Meningkatnya jumlah perijinan lembaga penyiaran;
g) Meningkatnya peran media masa dalam penyebaran informasi secara
objektif dan bertanggung jawab;;
h) Meningkatnya kualitas SDM penyiaran;
i) Meningkatnya jumlah masyarakat yang melek media data.
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 23
8.1.18 Bidang Pertanahan,
Kebijakan mewujudkan tertib administrasi pertanahan melalui Program
Pengadaan, Penataan dan Pengendalian Administrasi Pertanahan, dengan
sasaran Terwujudnya tertib administrasi pertanahan.
8.1.19 Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri,
1) Kebijakan peningkatan fungsi partai politik dalam pendidikan politik melalui
Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan sasaran meningkatnya
fungsi partai politik dalam pendidikan politik;
2) Kebijakan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan politik
melalui Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan sasaran
pengembangan kelembagaan demokrasi lokal;
3) Kebijakan peningkatan peran serta masyarakat dalam pemilu melalui
Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan sasaran meningkatnya
partisipasi masyarakat dalam pemilu;
4) Kebijakan peningkatan pemahaman masyarakat tentang ideologi bangsa dan
negara melalui Program Pendidikan Politik Masyarakat dengan sasaran
pemantapan semangat kebangsaan.
8.1.20 Bidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Sandi,
1) Kebijakan penataan struktur organisasi yang proporsional melalui Program
Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah, dengan
sasaran:
a. Meningkatnya kesesuaian besaran organisasi dengan beban kerja.
b. Meningkatnya jumlah unit pelayanan publik yang bersertifikat ISO
c. Meningkatnya perolehan nilai hasil evaluasi penerapan SAKIP
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 24
2) Kebijakan peningkatan pelayanan administrasi organisasi melalui Program
Pelayanan Administrasi Perkantoran, dengan sasaran terpenuhinya
kebutuhan dasar operasional unit kerja SKPD/Balai/UPT/UPTD dalam
mendukung tugas pokok dan fungsinya.
3) Kebijakan penuntasan kejelasan batas administrasi daerah melalui Program
Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi Daerah dengan
sasaran terwujudnya penegasan batas daerah dan kode wilayah.
4) Kebijakan percepatan penanganan dan pelayanan kepada masyarakat
melalui Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem Administrasi
Daerah dengan terselenggaranya pelayanan publik yang bermutu dan
akuntabel di seluruh tingkatan pemerintahan daerah.
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 25
5) Kebijakan peningkatan transparansi dan akuntabilitas melalui pengembangan
zona integritas melalui Program Pemantapan Otonomi Daerah dan Sistem
Administrasi Daerah dengan sasaran terwujudnya kinerja pelayanan
pemerintah sesuai harapan masyarakat.
6) Kebijakan pengaturan pengelolaan keuangan daerah melalui Program
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, dengan sasaran
terlaksananya restrukturisasi peraturan perundangan daerah yang berkaitan
dengan keuangan daerah.
7) Kebijakan peningkatan pelayanan pengelolaan dan pelaporan keuangan
daerah melalui Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan, dengan sasaran:
a. adanya kesesuaian antara pelaporan capaian kinerja dengan peraturan;
b. tersedianya dokumen operasional
8) Kebijakan mempertahankan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas
laporan keuangan pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Program
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, dengan sasaran
penggunaan anggaran yang akuntabel
9) Kebijakan peningkatan penerimaan daerah sesuai dengan potensi melalui
Program Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, dengan sasaran :
a) Peningkatan PAD
b) Efektivitas penggunaan dana bagi hasil cukai hasil tembakau;
10) Kebijakan peningkatan pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah
melalui Program Perencanaan Pengendalian dan Pengawasan
Pembangunan Daerah dengan sasaran Terselesaikanya permasalahan
lintas daerah
11) Kebijakan peningkatan koordinasi dengan instansi vertikal dalam
menyelesaikan aset-aset daerah yang bermasalah melalui Program
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah, dengan sasaran:
a. meningkatnya penataan dan pendayagunaan aset milik Pemerintah
Provinsi Jawa Barat di kabupaten dan kota;
b. Teramankanya aset Pemerintah Provinsi;
c. Meningkatnya data aset yang terinventarisir
12) Kebijakan Peningkatan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) melalui Program Pengendalian dan Pengawasan
Pembangunan dengan sasaran Meningkatnya jumlah OPD yang
menerapkan SPIP
13) Kebijakan Peningkatan Pengawasan internal untuk mendukung tata kelola
dan kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui Program
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 26
Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan dengan sasaran
Meningkatnya jumlah OPD yang menerapkan SPIP
14) Kebijakan peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana untuk
mendukung kinerja aparat melalui (1) Program Peningkatan Sarana Dan
Prasarana Aparatur, dengan sasaran peningkatan pemenuhan kebutuhan
sarana dan prasarana kerja aparatur sesuai standar daerah; serta (2)
Program pemeliharaan Sarana dan prasarana aparatur, dengan sasaran
terpeliharanya sarana dan prasarana operasional OPD/Balai/UPT/UPTD
15) Kebijakan peningkatan kerjasama kemitraan strategis lintas provinsi,
pemerintahan pusat dan kabupaten/kota, melalui Program Kerjasama
Pembangunan, dengan sasaran terwujudnya kerjasama antar daerah,
kabupaten/kota, antar provinsi dan luar negeri
16) Kebijakan peningkatan kualitas pengelolaan kerjasama Jawa Barat melalui
aliansi strategis multi pihak dalam dan luar negeri melalui Program
Kerjasama Pembangunan, dengan sasaran kerjasama dengan Perguruan
Tinggi, BUMN/BUMD, Swasta, LSM dalam dan luar negeri
17) Kebijakan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku
aparatur berbasis kompetensi melalui Program Pengembangan
kompetensi Aparatur dengan sasaran:
a. Meningkatnya kinerja pegawai Provinsi Jawa Barat;
b. Meningkatnya Kompetesi pegawai Provinsi Jawa Barat
18) Kebijakan meningkatkan kesejahteraan aparatur berbasis kinerja melalui
Program Peningkatan Kesejahteraan Sumber Daya Aparatur dengan
sasaran meningkatnya Jaminan Kesejahteraan bagi Aparatur Pemerintah
Daerah;
19) Kebijakan menyediakan produk hukum daerah untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan melalui Program Penataan Peraturan
Perundang-Undangan, Kesadaran Hukum dan HAM, dengan sasaran
terwujudnya Raperda yang diagendakan dalam prolegda
20) Kebijakan peningkatan penyelarasan peraturan daerah melalui Program
Penataan Peraturan Perundang-Undangan, Kesadaran Hukum dan HAM,
dengan sasaran harmonisasi produk hukum Provinsi dan harmonisasi produk
hukum Kabupaten/Kota
21) Kebijakan peningkatan sinergitas penanganan perkara dengan lembaga
lainnya melalui Program penataan peraturan perundang-undangan,
kesadaran hukum dan HAM, dengan sasaran terselesaikannya
perkara/sengketa perdata, pidana, TUN dan HAM secara Litigasi dan Non
Litigasi dan penyelenggaraan sosialisasi peraturan dan HAM.
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 27
22) Kebijakan peningkatan pemahaman masyarakat akan peraturan-peraturan
hukum dan HAM melalui Program penataan peraturan perundang-
undangan, kesadaran hukum dan HAM, dengan sasaran Meningkatnya
pemahaman peraturan HAM.
23) Kebijakan peningkatan pembinaan tramtibmas, satuan perlindungan
masyarakat, dan unsur rakyat terlatih lainnya melalui Program
Pemeliharaan Ketertiban Umum Dan Ketentraman Masyarakat, dengan
sasaran:
a. Penyelenggaraan pelatihan perlindungan masyarakat;
b. Meningkatnya ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
c. Menurunya jumlah unjuk rasa;
d. Meningkatnya rasio jumlah Linmas per 100 penduduk.
24) Kebijakan peningkatan kuantitas dan kualitas Pol PP dan PPNS Se Jawa
Barat melalui Program Pemeliharaan Ketertiban Umum dan Ketentraman
Masyarakat, dengan sasaran:
a. penyelenggaraan pelatihan Perlindungan Masyarakat dan pelaksanaan
diklat bagi anggota Pol PP dan PPNS;
b. Meningkatnya rasio jumlah PPNS per perda sektoral provinsi
25) Kebijakan peningkatan kapasitas lembaga legislatif dan intensitas komunikasi
antara pemerintah daerah dengan DPRD melalui Program Peningkatan
Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah, dengan sasaran:
a. Meningkatnya regulasi daerah;
b. Meningkatnya regulasi daerah inisiatif DPRD;
c. Meningkatnya rapat kerja inisiatif DPRD.
8.1.21 Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
1) Kebijakan peningkatan kinerja pemerintah desa melalui peningkatan
kemampuan keuangan dan sarana prasarana pemerintahan desa melalui
Program Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan Desa, dengan
sasaran meningkatkan kualitas dan profesionalisme pemerintahan desa;
2) Kebijakan Peningkatan pembinaan bagi aparat desa melalui Program
Pemantapan Pemerintahan dan Pembangunan Desa, dengan sasaran:
a) Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur desa;
b) Meningkatnya perkembangan desa.
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 28
3) Kebijakan peningkatan kapasitas kelembagaan dan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan melalui Program Peningkatan Kapasitas
Kelembagaan dan Partisipasi Masyarakat, dengan sasaran:
a) Meningkatkan peran masyarakat dan kelembagaan desa dalam
pembangunan perdesaan;
b) Meningkatnya strata Posyandu multifungsi
4) Kebijakan meningkatkan infrastruktur perdesaan melalui Program
Peningkatan Infrastruktur Perdesaan, dengan sasaran membangun
infrastruktur desa dan perdesaan.
8.1.22. Bidang Sosial.
1) Kebijakan Meningkatkan rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial serta
jaminan dan perlindungan sosial terhadap penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS) dan penghargaan kepada para Perintis
Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI)/Janda PKRI dan keluarga
pahlawan serta terpeliharanya nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan,
kejuangan, dan kesetiakawanan social yang dilaksanakan melalui program-
program sebagai berikut :
1. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial, dengan sasaran:
a) Memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang
mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi
sosialnya secara wajar, kepada Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS);
b) Rehabilitasi Sosial kepada penyandang disabilitas melalui bimbingan
sosial, aksesibilitas, perawatan dan pengasuhan serta pelatihan
keterampilan (vocational), untuk penciptaan lapangan dan
kesempatan kerja;
c) Meningkatkan pelayanan dalam melakukan rehabilitasi sosial kepada
PMKS dengan membangun infrastruktur Pusat Pelayanan dan
Rehabilitasi Sosial Terpadu di 4 (empat) wilayah Pembangunan Jawa
Barat;
2. Program Pemberdayaan Sosial, dengan sasaran:
a) Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan kemampuan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Fakir Miskin dan
Komunitas Adat terpencil,
b) Meningkatnya pemberdayaan keluarga dan kelembagaan sosial
masyarakat;
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 29
c) Meningkatnya kesejahteraan Perintis Kemerdekaan Republik
Indonesia (PKRI)/Janda PKRI dan keluarga pahlawan serta
terpeliharanya nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan, kejuangan, dan
kesetiakawanan sosial.
3. Program Perlindungan Sosial, dengan sasaran:
a) Memberikan perlindungan sosial kepada, Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS);
b) Memberikan bantuan dan asistensi sosial serta bantuan tunai
bersyarat / Program Keluarga Harapan (PKH).
4. Program Penanggulangan Bencana Alam dan Perlindungan
Masyarakat, dengan sasaran:
a) Tersedianya bantuan tanggap darurat bencana;
b) Memfasilitasi penyelesaian konflik dan bencana sosial;
c) Meningkatnya partisipasi masyarakat/relawan dalam
penanggulangan bencana.
2) Kebijakan pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS) dalam penanganan PMKS dan pembangunan
kesejahteraan sosial, yang dilaksanakan melalui :
Program Pendayagunaan dan pemberdayaan Potensi Sumber
Kesejahteraan Sosial (PSKS), dengan sasaran:
a) Meningkatkan partisipasi Potensi dan sumber kesejahteraan sosial
(PSKS) dalam penyelenggaraan kesejahteraan social .
b) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerja sosial secara
profesional;
c) Meningkatkan pembinaan dalam pengumpulan dan pengelolaan
sumber dana sosial;
d) Meningkatkan jangkauan penyebarluasan komunikasi, informasi dan
edukasi tentang pembangunan kesejahteraan sosial melalui
penyuluhan dan bimbingan sosial.
8.1.23. Bidang Kebudayaan
1) Kebijakan pelestarian budaya lokal melalui program pengembangan nilai
budaya, dengan sasaran Meningkatnya apresiasi masyarakt terhadap
bahasa sastra dan aksara daerah;
2) Kebijakan Perwujudan Jawa Barat sebagai pusat budaya melalui program
pengembangan Nilai Budaya, dengan sasaran Termanfaatkanya nilai-nilai
tradisional, peninggalan kesejarahan, kepurbakalaan dan museum bagi
pengembangan budaya daerah;
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 30
3) Kebijakan Peningkatan pelestarian seni dan perfileman daerah serta
meningkatnya kualitas dan kuantitas pusat gelar karya seni dan budaya
melalui program pengelolaan kekayaan dan keragaman budaya dengan
sasaran meningkatnya pengelolaan keragaman dan kekayaan budaya Jawa
Barat;
4) Kebijakan Peningkatan perlindungan dan pengakuan atas seni dan budaya
Jawa Barat Program Pengembangan nilai budaya dengan sasaran
meningkatnya pengelolaan dan pengakuan atas Hak Kekayaan Intelektual
(HaKI) di bidang Budaya dan program pengelolaan kekayaan dan
keragaman budaya dengan sasaran meningkatnya pengelolaan dan
pengakuan atas Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) di bidang Seni;
5) Kebijakan Meningkatkan SDM Bidang Seni dan Budaya dilaksanakan
melalui Program Pengelolaan Kekayaan dan Keragaman Budaya, dengan
sasaran Meningkatnya apresiasi seni dan budaya daerah di kalangan
pemerintah, masyarakat dan swasta Program Pengembangan Nilai Budaya
dengan sasaran Meningkatnya apresiasi budaya daerah di kalangan
pemerintah, masyarakat dan swasta.
8.1.24. Bidang Statistik
Kebijakan Peningkatan pengelolaan Satu Data Pembangunan yang
dilaksanakan melalui program Program pengembangan
data/informasi/statistik daerah dengan sasaran dukungan Basisi Data yang
akurat terukur dan terintegrasi.
8.1.25. Bidang Kearsipan
Kebijakan mewujudkan pengelolaan kearsipan daerah yang mendukung kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan melalui Program
Pengembangan Kearsipan, dengan sasaran:
a) Terpeliharanya data kearsipan untuk meningkatkan pelayanan kepada para
pengguna arsip;
b) Tersedianya arsip yang dapat mendukung keperluan publik;
c) Meningkatnya keamanan arsip pemda.
8.1.26. Bidang Perpustakaan,
Kebijakan perwujudan masyarakat gemar membaca di Jawa Barat yang
dilaksanakan melalui Program Pengembangan budaya baca dan pembinaan
perpustakaan, dengan sasaran:
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 31
a) Meningkatnya penyelenggaraan dan pemberdayaan perpustakaan di Jawa
Barat;
b) Meningkatnya koleksi bahan perpustakaan di Jawa Barat;
c) Meningkatnya Layanan Perpustakaan di Jawa Barat.
8.1.27 Bidang Kelautan dan Perikanan
1) Kebijakan meningkatkan produksi perikanan dan kelautan, yang
dilaksanakan melalui Program Pengembangan Budidaya Perikanan,
dengan sasaran Meningkatnya produksi dan produktivitas perikanan
budidaya, perikanan laut dan perairan umum.
2) Kebijakan meningkatkan hasil pengolahan dan nilai tambah produk
perikanan dan kelautan, yang dilaksanakan melalui Program Pemasaran
dan Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan
dan Kehutanan, dengan sasaran Meningkatnya jumlah kawasan industri
pengolahan hasil perikanan, serta meningkatnya ketersediaan aneka produk
olahan hasil perikanan.
8.1.28. Bidang Pertanian
1) Kebijakan meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian,
perkebunan, dan peternakan, yang dilaksanakan melalui Program
Peningkatan Produksi Pertanian Peningkatan Produksi Pertanian,
dengan sasaran Meningkatnya produksi, produktivitas dan kualitas produk
pertanian, perkebunan, dan peternakan;
2) Kebijakan meningkatkan kinerja sumber daya dan kelembagaan pertanian,
perkebunan dan peternakan, yang dilaksanakan melalui Program
Permberdayaan Sumber Daya Pertanian, dengan sasaran:
a) Meningkatnya kinerja sumber daya pertanian Jawa Barat;
b) Meningkatnya infrastruktur pertanian
c) Meningkatnya kemampuan peran kelembagaan usaha agribisnis.
Kebijakan mencetak lahan sawah baru untuk mencapai lahan pertanian
berkelanjutan yang dilaksanakan melalui Program Permberdayaan
Sumber Daya Pertanian, dengan sasaran Meningkatnya lahan pertanian.
3) Kebijakan peningkatan kuantitas pengendalian hama dan penyakit tanaman
dan ternak sumber daya dan kelembagaan pertanian, perkebunan dan
peternakan, yang dilaksanakan melalui Program Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit Tanaman, Ternak dan Ikan, dengan
sasaranTerkendalinya hama dan penyakit tanaman, ternak, dan ikan.
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 32
4) Kebijakan meningkatkan pengembangan usaha dan sarana prasarana
pengolahan serta pemasaran produk pertanian, perkebunan, dan
peternakan, yang dilaksanakan melalui Program Pemasaran dan
Pengolahan Hasil Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan dan
Kehutanan, dengan sasaran:
a) Meningkatnya sarana pemasaran hasil pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan dan kehutanan;
b) Meningkatnya nilai tambah pengolahan hasil pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan dan kehutanan.
8.1.29. Bidang Kehutanan
Kebijakan meningkatkan produktivitas hutan dan pengembangan aneka usaha
kehutanan, serta pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, yang dilaksanakan
melalui Program Pemanfaatan Potensi Sumber Daya Hutan, dengan sasaran
meningkatnya aneka usaha ekonomi produktif sekitar hutan dan pengelolaan
kehutanan.
8.1.30. Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral
1) Kebijakan peningkatan cakupan dan akses masyarakat terhadap
ketenagalistrikan, yang dilaksanakan melalui Program Pembinaan,
Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi, dengan
sasaran:
a) Meningkatnya rasio elektrifikasi rumah;
b) Meningkatnya pasokan energi di Jawa Barat
2) Kebijakan peningkatan pengembangan dan pemanfaatan energi baru
terbarukan, yang dilaksanakan melalui Program Pembinaan,
Pengembangan Ketenagalistrikan dan Pemanfaatan Energi, dengan
sasaran:
a) Meningkatnya ketersediaan dan pemanfaatan sumber energi baru dan
terbarukan
b) Meningkatknya ketersediaan dan pemanfaatan energi bersumber
bioenergi
3) Kebijakan peningkatkan pemanfaatan dan pengelolaan sumber energi
panas bumi, yang dilaksanakan melalui Program Pengembangan Panas
Bumi dan Migas, dengan sasaran meningkatnya pendayagunaan panas
bumi sebagai sumber energi listrik berupa eksplorasi potensi energi panas
bumi di Jawa Barat, diantaranya dengan melakukan pengembangan sumber
energi panas bumi di Kab. Bogor (Awi Bengkok), Kab Sumedang
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 33
(Tampomas), Kab. Bandung (Cibuni, Patuha, Wayang Windu dan
Kamojang), Kab. Bandung Barat (Tangkubanparahu), Kab. Garut (Kawah
Darajat), serta pada lokasi strategis lainnya atas dasar kesepakatan
Pemerintah dengan Pemerintah Daerah.
4) Kebijakan peningkatan upaya pengelolaan sumber daya mineral, geologi,
dan air tanah, yang dilaksanakan melalui Program Pembinaan,
Pengembangan Sumber Daya Mineral, Geologi dan Air Tanah, dengan
sasaran:
a) Meningkatnya upaya konservasi air tanah;
b) Meningkatnya pemutakhiran kondisi Cekungan Air Tanah.
5) Kebijakan peningkatkan pengusahaan dan nilai tambah produksi sumber
daya mineral, yang dilaksanakan melalui Program Pembinaan,
Pengembangan Sumber Daya Mineral, Geologi dan Air Tanah, dengan
sasaran:
a) Meningkatnya pembinaan nilai tambah produksi pertambangan;
b) Meningkatnya potensi penerimaan daerah dari sumber daya mineral;
c) Meningkatnya kapasitas pengusahaan sumber daya mineral.
8.1.31. Bidang Pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisata dan produk wisata (alam, budaya, ziarah)
dalam konteks destinasi wisata Jawa-Bali, yang dilaksanakan melalui Program
Pengembangan Destinasi Pariwisata, dengan sasaran Meningkatnya
kuantitas dan kualitas obyek wisata. Dan Program Pengembangan
Pemasaran Pariwisata, dengan sasaran meningkatnya kunjungan wisatawan
ke objek wisata di Jawa Barat.
8.1.32. Bidang Perindustrian
1) Kebijakan meningkatkan unit usaha industri kecil menengah dan kemitraan
antar industri, yang dilaksanakan melalui Program Pengembangan
Industri Kecil dan Menengah, dengan sasaran Meningkatnya unit usaha
industri kecil menengah (IKM);
2) Kebijakan meningkatkan produksi dan kualitas industri unggulan (industri
kreatif, industri telematika, industri agro, industri tekstil dan produk tekstil,
industri komponen otomotif, serta dan industri alas kaki), yang dilaksanakan
melalui Program Penataan Struktur dan Peningkatan Kemampuan
Teknologi Industri, dengan sasaran Berkembangnya industri-industri
unggulan (industri kreatif, industri telematika, industri agro, industri tekstil
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 34
dan produk tekstil, industri komponen otomotif serta industri alas kaki) dan
industri potensial lainnya.
8.1.33. Bidang Perdagangan
1) Kebijakan Peningkatan perdagangan ekspor dan pengembangan pasar luar
negeri, yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan dan
Pengembangan Ekspor, dengan sasaran Meningkatnya daya saing dan
perluasan pasar ekspor produk Jawa Barat.
2) Kebijakan meningkatkan distribusi barang kebutuhan pokok masyarakat dan
barang strategis serta menata distribusi barang yang efektif dan efisien,
yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan dan Pengembangan
Sistem Perdagangan Dalam Negeri, dengan sasaran Meningkatnya
jumlah dan pengelolaan sarana dan prasarana perdagangan termasuk
Revitalisasi Pasar Tradisional.
3) Kebijakan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri, peningkatan
pengembangan dan perlindungan sarana dan prasarana perdagangan dan
pasar tradisional, yang dilaksanakan melalui Program Perlindungan
Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, dengan sasaran :
a) Meningkatnya perlindungan terhadap konsumen dan produsen;
b) Meningkatnya pengawasan barang beredar dan jasa;
c) Meningkatnya tertib usaha dan tertib ukur, takar, timbang dan
perlengkapannya (UTTP) serta tertib barang dalam keadaan terbungkus
(BDKT).
8.1.34. Bidang Ketransmigrasian
1) Kebijakan Kerjasama bidang ketransmigrasian serta pengembangan
kawasan transmigrasi, yang dilaksanakan Program Pengembangan
Transmigrasi, dengan sasaran (a) Meningkatnya wilayah/kawasan
transmigrasi dan (b) Meningkatnya kerjasama ketransmigrasian;
2) Kebijakan Peningkatan kemampuan dan kemandirian calon transmigran,
masyarakat Kawasan transmigrasi Lokal (Resettlement) dan warga sekitar
Adapun urusan wajib mengenai keagamaan yang merupakan kewenangan pusat,
dimana pemerintah daerah berperan dalam penciptaan iklim kondusif, keamanan dan
kenyamanan beribadah, melalui kebijakan dan program sebagai berikut :
1) Kebijakan untuk meningkatkan kualitas kerukunan hidup baik interumat beragama
maupun antarumat beragama, yang dilaksanakan melalui Program Peningkatan
Pemahaman dan Pengamalan Agama, dengan sasaran :
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 35
a) Meningkatkan pemahaman dan pengalaman agama dalam kehidupan
bermasyarakat;
b) Terciptanya suasana kehidupan keagamaan yang kondusif di Jawa Barat
2) Kebijakan untuk mnmenimplementasikan dan mengakyualisasikan pemahaman
dan pengamalan agama dalam kehidupan bermasyarakat, yang dilaksanakan
melalui Program Peningkatan Pemahaman dan Pengamalan Agama, dengan
sasaran terselenggaranya fasilitasi pendidikan agama (formal, non formal dan
informal)
3) Mendorong peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan, yang
dilaksanakan melalui Program Peningkatan Pemahaman dan Pengamalan
Agama, dengan sasaran :
a) Meningkatnya peran lembaga-lembaga sosial keagamaan dan lembaga
pendidikan keagamaan dalam pembangunan;
b) Meningkatkan pemberdayaan dan perlindungan sumber daya bidang
keagamaan.
8.2. Kebijakan Pendanaan
Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip penganggaran, anggaran program
Tahun 2013-2018 disusun dengan pendekatan anggaran kinerja yang berorientasi pada
pencapaian program prioritas pembangunan, yaitu program prioritas Gubernur,
kemudian program penyelenggaraan urusan pemerintahan Provinsi dan bantuan tidak
langsung berupa bantuan keuangan kabupaten/kota, hibah, sosial yang merupakan
prioritas ketiga.Secara umum kebijakan anggaran antara lain:
1. Anggaran diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan Provinsi
Jawa Barat yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan sebagaimana
ditetapkan dalam ketentuan perundang-undangan;
2. Efisiensi belanja dilakukan dengan mengoptimalkan belanja untuk kepentingan
publik, melaksanakan proper budgeting melalui analisis cost benefit dan tingkat
efektifitas setiap program dan kegiatan serta melaksanakan prudent
spendingmelalui pemetaan profil resiko atas setiap belanja kegiatan beserta
perencanaan langkah antisipasinya;
3. Belanja dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib diarahkan untuk melindungi
dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi
kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar,
pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum;
4. Pemenuhan dan pemanfaatan anggaran untuk pendidikan sebesar 20 % dari
Volume Anggaran APBD tiap tahunnya dengan fokus pada penuntasan WAJAR
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 36
DIKDAS 9 tahun dan WAJAR 12 tahun serta menciptakan pendidikan yang
berkualitas dan terjangkau;
5. Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dilaksanakan dengan
memperbaiki fasilitas dan pengadaan untuk pelayanan dasar kesehatan terutama
untuk keluarga miskin serta kesehatan ibu dan anak, memperbanyak tenaga medis
terutama untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau, serta memperbaiki kualitas
lingkungan dan pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat;
6. Dalam rangka peningkatan daya beli masyarakat, anggaran belanja akan
diarahkan pada revitalisasi sektor pertanian penguatan struktur ekonomi regional,
pengembangan ekonomi pedesaan berbasis ‘desa membangun’, permberdayaan
masyarakat dalam kegiatan usaha produktif untuk meningkatkan pendapatan
melalui kelembagaan koperasidan bentuk usaha lainnya serta dukungan
infrastruktur pedesaan;
7. Penurunan prosentase jumlah angkatan kerja yang menganggur melalui penyiapan
SDM yang siap kerja, peningkatan investasi program multi sektor, peningkatan
sarana dan prasarana balai pelatihan ketenagakerjaan;
8. Dalam mendukung pengembangan aktivitas ekonomi, pemeliharaan dan
pembangunan infrastruktur akan diarahkan pada wilayah sentra produksi di
pedesaan, aksesibilitas sumber air baku dan listrik;
9. Untuk menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan Jawa Barat,
Pemerintah Daerah akan mengarahkan anggaran pada kegiatan-kegiatan
pengurangan pencemaran lingkungan, pencapaian target kawasan lindung
sebesar 35 %, mitigasi bencana, pengendalian alih fungsi lahan dan pengendalian
eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam;
10. Penggunaan indeks relevansi anggaran dalam penentuan anggaran belanja
dengan memperhatikan belanja tidak langsung dan belanja langsung dengan
kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, serta anggaran belanja yang
direncanakan oleh setiap pengguna anggaran tetap terukur;
11. Kegiatan-kegiatan yang orientasinya terhadap pemenuhan anggaran belanja tetap
(fixed cost), Insentif Berbasis Kinerja, dan komitmen pembangunan yang
berkelanjutan (multi years);
12. Kebijakan untuk belanja tidak langsung meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Mengalokasikan belanja pegawai yang merupakan belanja kompensasi, dalam
bentuk gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan kepada
Pegawai Negeri Sipil yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
b. Mengalokasikan belanja bunga yang digunakan untuk menganggarkan
pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok hutang
RPJMDProvinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 VIII - 37
(principal outstanding) pada Asian Development Bank (ADB/BUDP) dan
USAID-FID berdasarkan perjanjian pinjaman;
c. Mengalokasikan belanja subsidi yang digunakan untuk menganggarkan
bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual
produksi dan jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak;
d. Mengalokasikan belanja bantuan sosial yang digunakan untuk menganggarkan
pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada masyarakat
yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat;
e. Mengalokasikan belanja hibah yang digunakan untuk menganggarkan
pemberian hibah dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah
daerah, dan kelompok masyarakat perorangan yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya;
f. Mengalokasikan belanja tidak terduga yang merupakan belanja untuk kegiatan
yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan
sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah
tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup.
g. Mengalokasikan belanja bagi hasil kepada kabupaten dan kota digunakan
untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari pendapatan
provinsi kepada kabupaten dan kota sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. Belanja bagi hasil dilaksanakan secara proporsional, guna
memperkuat kapasitas fiskal kabupaten dan kota dalam melaksanakan
otonomi daerah;
h. Mengalokasikan belanja bantuan keuangan kepada kabupaten dan kota dan
Pemerintah Desa yang digunakan untuk menganggarkan bantuan keuangan
yang bersifat umum atau khusus dari Provinsi kepada kabupaten dan kota,
pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya. Belanja bantuan
keuangan kepada kabupaten dan kota dan Pemerintah Desa diarahkan dalam
rangka mendukung Kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Rincian pagu anggaran selengkapnya disajikan dalam Tabel Indikasi Rencana
Program Prioritas Indikasi Rencana Program Prioritas Penyelenggaraan Urusan
Pemerintah Daerah, sebagai berikut:
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 1
BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH
Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran
mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah pada akhir periode masa jabatan. Hal ini ditunjukan dari akumulasi
pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau
indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang
diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai. Penetapan indikator kinerja daerah
ini didasarkan pada tahapan yang telah ditetapkan pada RPJPD Provinsi Jawa Barat
Tahun 2005-2025 yaitu memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan fokus
pada tahun 2014.
Indikator kinerja daerah meliputi 3 (tiga) aspek kinerja yaitu: aspek kesejahteraan
masyarakat; aspek pelayanan umum; serta aspek daya saing daerah.
Aspek kesejahteraan masyarakat diukur melalui indikator makro yang
merupakan indikator gabungan (indikator komposit) dari berbagai kegiatan
pembangunan ekonomi maupun sosial seperti:Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP), Laju
Pertumbuhan Ekonomi (LPE), Inflasi, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Angka
Partisipasi Angkatan Kerja, Indeks Gini, Persentase Penduduk Miskin terhadap Total
Penduduk, Indek Pembangunan Manusia (IPM) dan lain-lain.
Aspek pelayanan umum merupakan segala bentuk pelayanan yang dilakukan
oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangan atau urusan yang telah diserahkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum,
perumahan, perhubungan dan urusan pilihan yang menjadi kewenangan pemerintah
provinsi.
Aspek daya saing daerah merupakan indikator yang mengukur kemampuan
perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi
dan berkelanjutan. Indikator yang diukur antara lain: laju pertumbuhan investasi,
pendapatan per kapita, laju pertumbuhan ekspor, laju pertumbuhan PMA, dan jumlah
kunjungan wisatawan mancanegara.
Penetapan indikator kinerja daerah dirumuskan berdasarkan hasil analisis
pengaruh dari satu atau lebih indikator capaian kinerja program(outcome) terhadap
tingkat capaian indikator kinerja daerah.Penetapan indikator kinerja daerah terhadap
capaian kinerja penyelenggaraan urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dapat di
lihat pada Tabel 9.1.
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 2
Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah
Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat
NO
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal
periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016
(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
1.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
1. Daya Beli Masyarakat ribu rupiah 644.041 644,041 645,000 650,000 655,000 660,000 660,000
2. PDRB Per Kapita (ADHB) juta rupiah 21,25 - 21,50 21,25 - 21,50 21,50 – 22,00 22,00 – 24,00 24,00 – 26,00 26,00 – 28,00 26,00 – 28,00
3. Indeks Gini Poin 0,4 - 0,39 0,4 - 0,39 0,38 – 0,37 0,37 – 0,36 0,36 – 0,35 0,35 – 0,34 0,35 – 0,34
1.1.1. Kesehatan
4. AHH (Angka Harapan Hidup) Tahun 68,70 - 68,9 68,70 - 68,9 69 - 69,2 70 - 70,25 70,5 - 71 70,75 - 71,5 70,75 - 71,5
1.1.2. Pertanian
5. Nilai Tukar Petani (NTP) Poin 109 -110 109 109,5 110 110,5 111 111
1.1.3. Ketahanan Pangan
6. Skor Pola Pangan Harapan poin 72 74 76 78 80 82 82
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 3
NO
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal
periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016
(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1.2 Fokus Kesejahteraan Sosial
1.2.1. Ketenagakerjaan
7. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Persen 63,80 - 64,00 64,00 - 65,00 65,00 - 66,00 66,00 - 67,00 67,00 - 68,00 68,00 - 69,00 68,00 - 69,00
8.
Tingkat Pengangguran Terbuka Persen
9,08 9,00 - 8,50 8,50 - 8,00 8,00 - 7,50 7,50 – 7,00 7,00 - 6,50 6,50 – 6,00
1.2.2. Sosial
9. Angka Kemiskinan Persen 9,52 8,80 - 7,80 7,80 - 6,80 6,80 - 5,90 5,90– 5,00 5,00 - 4,10 5,00 - 4,10
2 ASPEK PELAYANAN UMUM
2.1 Fokus Pelayanan Urusan Wajib
2.1.1. Pendidikan
10. Angka Melek Huruf Persen 96,97 97,00 – 97,50 97,50 – 98,00 98,00 – 98,50 98,50 – 99,00 99,00 – 99,50 99,00 – 99,50
11. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,20 - 8,25 8,25 - 8,30 8,30 - 8,50 8,50 - 8,75 8,75 - 9,10 9,10 - 9,50 9,10 - 9,50
12. APK Sekolah Menengah Persen 67,78 72,68 80,48 87,48 92,80 94,10 95,50
2.1.3. Koperasi dan UMKM
Comment [H1]: Koreksian bidang sosbud
Comment [H2]: Koreksi bidang sosbud
Comment [H3]: Koreksian bidang sosbud
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 4
NO
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal
periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016
(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
13. Jumlah Penerima Manfaat Kredit Modal Usaha
orang 4.500 4.750 5.250 5.550 5.750 6.000 6.000
2.1.4. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
14. Skala Kepuasan Masyarakat terhadap Layanan Pemerintahan
Skala 1 - 4 3 3 4 4 4 4 4
15. Skala Komunikasi Organisasi Pemerintahan
Skala 1 - 7 N/A 3 3,5 4 5 6 6
16. Tingkat Partisipasi Pemilihan Umum
Persen 57 60 63 65 68 70 70
17. Indeks Persepsi Korupsi Poin 5,5 6 6,5 7 7,5 8 8
18. Indeks Kebahagiaan Poin 55 – 57 57 – 59 59 – 61 61 – 63 63 – 65 63 – 65 63 – 65
2.1.4. Pekerjaan Umum
19.
Pencapaian Status Mutu Sungai Utama dan Waduk Besar dengan tingkat cemar sedang
Persen 9,6-10,4 10,4-10,8 10,8-11,2 11,2-11,7 11,7-12,3 12,3-13 12,3-13
20. Tingkat Ketersediaan Fasilitas Perlengkapan Jalan Provinsi
Persen 11,5-12,03 12,03-25,90 25,90-39,77 39,77-53,64 53,64-67,51 67,51-80 67,51-80
21. Tingkat Kondisi Baik Jaringan Persen 64 - 66 66 - 71 71 - 76 76 - 81 81 - 86 86 - 90 86 - 90
Comment [h4]: Koreksi bidang ekonomi
Comment [h5]: Koreksi bidang ekonomi
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 5
NO
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal
periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016
(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Irigasi di Daerah Irigasi Kewenangan Provinsi
22. Cakupan Pelayanan Persampahan Perkotaan
Persen 63-64 64-65 65-67 67-69 69-70 70-71 70-71
23. Cakupan Pelayanan Air Minum Persen 54-58 58-63 63-70 70-73 73-74 74-76 74-76
24. Cakupan Pelayanan Air Limbah Domestik
Persen 63-63,5 63,5-64 64-65 65-67 67-68 68-69 68-69
2.1.5. Energi dan Sumber Daya Mineral
25. Rasio Elektrifikasi Rumah Persen 73-75 75-77 77-78 78-79 79-81 81-83 81-83
2.1.6. Sosial
26. Jumlah PMKS yang ditangani Orang 334.255 479.255 527.181 579.899 637.888 701.677 771.845
27. Jumlah Pekerja Anak Orang 562.815 551.558 540.527 529.717 519.122 508.740 508.740
3 ASPEK DAYA SAING DAERAH
3.1 Fokus Kemampuan Ekonomi
28. Indeks Pembangunan Manusia Poin 73,50 – 73,80 73,80 – 74,00 74,00 – 74,50 74,50 – 75,50 75,50 – 76,00 76,50 – 77,00 76,50 – 77,00
29. Laju Pertumbuhan Ekonomi Persen per
Tahun 5,2 - 5,8 5,9 - 6,5 6,2 - 6,8 6,3 - 6,9 6,3 - 6,9 6,4 - 7 6,4 - 7
Comment [H6]: Koreksian bidang sosbud
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 6
NO
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal
periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016
(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
30. Laju Pertumbuhan Ekspor Persen 5,5 – 6,0 6,0 – 6,5 6,5 - 7,0 7,0 – 7,5 7,5 – 8,0 8 – 8,5 8 – 8,5
31. Inflasi Persen 8,5 - 9,5 6,0 - 7,0 6,3 - 7,3 4,5 - 5,5 4,0 - 5,0 4,0 - 5,0 4,0 - 5,0
3.1.1. Penanaman Modal
32. Nilai Penanaman Modal Asing (PMA)
Trilyun Rupiah 190 200 210 220 230 250 250
33. Nilai Investasi/PMTB adhb Trilyun Rupiah 127,872 142,58 159,69 179,65 203,00 231,42 231,42
3.1.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian
34. Jumlah Penerbitan Perijinan Izin 39.029 42.931 47.224 51.946 57.140 62,854 62,854
35. Indeks Demokrasi Poin 66,20 – 66,50 66,50 – 67,00 67,00 – 67,50 67,50 – 68,00 68,50 – 69,00 68,50 – 69,00 68,50 – 69,00
36. Indeks Keterbukaan Informasi Publik
Poin 50 60 70 75 80 85 85
37. Pendapatan Asli Daerah Trilyun Rupiah 11,0 12,1 13,3 14,6 16,1 17,7 17,7
38. Indikator Daya Saing Provinsi Rangking 6 - 5 5 - 4 4 - 3 3 - 2 2 - 1 2 - 1 2 - 1
3.1.3. Pendidikan
39. APK Pendidikan Tinggi Persen 16 - 17 17 - 18 18 - 19 19 - 20 20 - 22 22 - 25 22 - 25
40. Jumlah Karya IPTEK yang didaftarkan untuk mendapat
Buah 5 10 20 25 30 40 40
Comment [h7]: Koreksi bidang ekonomi
Comment [h8]: Koreksi bidang ekonomi
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 7
NO
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal
periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016
(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
HAKI
41. Jumlah Penduduk Melek TIK usia 12 tahun ke atas
Orang 11.400.000 12.540.000 13.794.000 15.173.400 16.690.740 18.359.814 18.359.814
3.1.4. Kependudukan dan Cacatan Sipil
42. Jumlah Penduduk Jiwa 45.284.209 46.035.927 46.800.123 47.577.005 48.366.784 49.169.672 49.169.672
3.1.5. Lingkungan Hidup
43. Capaian Fungsi Kawasan Lindung terhadap Luas Wilayah
Persen 36-37 37-38 38-39 39-41 41-43 43-45 43-45
44. Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
Persen per Tahun
2-3 3-4 4-5 5-6 6-7 6-7 6-7
3.1.6. Pekerjaan Umum
45. Tingkat Kemantapan Jalan Provinsi (kondisi baik & sedang)
Persen 97,0 - 97,5 97,5-97,7 97,7-97,9 97,9-98,0 98,0-98,5 98,5-99,0 97,0 - 97,5
3.1.7. Pariwisata
46. Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Orang 700.000 810.000 950.000 1.100.000 1.300.000 1.500.000 1.500.000
3.1.8. Kebudayaan
47. Jumlah Karya Seni dan Budaya yang didaftarkan untuk
Buah 3 3 2 2 2 2 2
Comment [h9]: Koreksi bidang ekonomi
Comment [h10]: Koreksi bidang ekonomi
Comment [H11]: Koreksian bidang sosbud
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 8
NO
Aspek/Fokus/Bidang/Urusan/Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Satuan
Kondisi Kinerja pada awal
periode RPJMD Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
2018 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016
(Midterm) Tahun 2017 Tahun 2018
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
memperoleh HaKI/sertifikasi Badan Internasional
3.1.9. Pemuda dan Olahraga
48. Jumlah Pemuda Berprestasi Skala Internasional
Orang 1 2 3 3 4 5 1
3.1.10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
49. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG)
Poin 68.08 69.7 70 72.02 73 73.5 75
Comment [H12]: KOreksian Bidang Sosbud
Comment [H13]: KOreksian Bidang Sisbud
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 9
Penetapan target kinerja pembangunan Jawa Barat berdasarkan urusan dan
kewenangan, memerlukan kerangka sinergitas pembangunan antara Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Sehingga target kinerja pembangunan tersebut akan terdistribusi ke
Kabupaten/Kota, dengan indikator kinerja sebagai berikut:
1. Indeks Pembangunan Manusia;
2. Rata – rata Lama Sekolah;
3. Angka Melek Huruf;
4. Angka Harapan Hidup;
5. Daya Beli Masyarakat;
6. Laju Pertumbuhan Ekonomi;
7. Persentase penduduk miskin;
8. Tingkat Pengangguran Terbuka; dan
9. Kawasan Lindung
Selanjutnya target masing–masing indikator kinerja pembangunan
Kabupaten/Kota disajikan pada tabel berikut :
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 10
1. Indeks Pembangunan Manusia
Tabel 9.2
Realisasi dan Target Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten Dan Kota
NO KABUPATEN/KOTA REALISASI PROYEKSI
2011 2015 2018
KABUPATEN
1 Kab. Bandung 73,41 75,16 76,42
2 Kab. Bekasi 72,10 73,74 74,90
3 Kab. Sumedang 71,68 73,32 74,40
4 Kab. Bandung Barat 72,65 73,44 73,95
5 Kab. Bogor 70,66 72,34 73,43
6 Kab. Purwakarta 70,31 72,13 73,38
7 Kab. Garut 72,21 76,37 78,13
8 Kab. Tasikmalaya 72,93 75,01 76,26
9 Kab. Ciamis 72,97 73,74 74,13
10 Kab. Karawang 70,76 73,20 73,65
11 Kab. Subang 70,43 71,69 72,20
12 Kab. Kuningan 70,11 71,36 72,21
13 Kab. Sukabumi 69,48 71,20 72,16
14 Kab. Majalengka 69,40 70,99 72,02
15 Kab. Cirebon 67,71 69,82 71,18
16 Kab. Cianjur 70,02 75,88 78,12
17 Kab. Indramayu 68,18 (2011) 70,74 71,88
18 Kab. Pangandaran
KOTA
19 Kota Depok 78,36 79,41 80,01
20 Kota Bekasi 75,73 76,92 77,70
21 Kota Cimahi 76,12 76,70 – 77,38 76,70 – 77,38
22 Kota Bandung 75,35 76,42 77,18
23 Kota Sukabumi 75,55 78,29 79,34
24 Kota Bogor 75,16 76,63 76,91
25 Kota Tasikmalaya 73,35 75,01 76,05
26 Kota Cirebon 74,26 76,29 76,84
27 Kota Banjar 75,19 77,09 78,51
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 11
2. Rata – rata Lama Sekolah (RLS)
Tabel 9.3 Realisasi dan Target Rata-Rata Lama Sekolah (RLS)
Per Kabupaten dan Kota
NO KABUPATEN/KOTA REALISASI PROYEKSI
2011 2015 2018
KABUPATEN
1 Kab. Sumedang 7,65 8,35 8,77
2 Kab. Bandung 8,20 8,79 9,04
3 Kab. Bekasi 8,10 8,24 8,31
4 Kab. Bandung Barat 8,00 8,05 8,08
5 Kab. Bogor 7,20 7,64 7,85
6 Kab. Garut 7,47 8,23 8,51
7 Kab. Purwakarta 7,00 7,31 7,46
8 Kab. Subang 6,60 7,33 7,42
9 Kab. Cirebon 6,42 7,00 7,34
10 Kab. Ciamis 7,67 8,04 8,22
11 Kab. Karawang 7,14 7,80 7,95
12 Kab. Tasikmalaya 7,24 7,76 8,08
13 Kab. Majalengka 6,70 6,87 6,95
14 Kab. Kuningan 6,80 6,89 6,93
15 Kab. Cianjur 6,42 6,71 6,85
16 Kab. Sukabumi 6,39 6,66 6,80
17 Kab. Indramayu 5,83 (2011) 6,05 6,15
18 Kab. Pangandaran
KOTA
18 Kota Cimahi 10,73 11,10 – 11,47 11,10 – 11,47
19 Kota Bekasi 10,70 10,92 11,00
20 Kota Depok 10,50 10,78 10,79
21 Kota Bandung 10,10 10,26 10,33
22 Kota Bogor 9,60 9,99 10,04
23 Kota Cirebon 9,20 10,57 10,65
24 Kota Sukabumi 9,00 9,27 9,40
25 Kota Tasikmalaya 9,32 9,90
26 Kota Banjar 8,33 10,43 12,00
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 12
3. Angka Melek Huruf
Tabel 9.4 Realisasi dan Target Angka Melek Huruf (AMH)
Per Kabupaten Dan Kota
NO KABUPATEN/KOTA REALISASI PROYEKSI
2011 2015 2018
KABUPATEN
1 Kab. Bandung 98,60 99,41 99,58
2 Kab. Garut 99,12 99,38 99,45
3 Kab. Tasikmalaya 99,22 99,54 99,70
4 Kab. Karawang 93,25 95,00 96,00
5 Kab. Bandung Barat 98,00 98,10 98,10
6 Kab. Sukabumi 96,60 97,60 98,00
7 Kab. Cianjur 97,68 99,00 99,00
8 Kab. Sumedang 97,50 97,70 97,80
9 Kab. Purwakarta 95,60 96,70 97,60
10 Kab. Ciamis 98,31 99,15 99,57
11 Kab. Cirebon 90,70 93,50 95,40
12 Kab. Majalengka 94,80 95,10 95,20
13 Kab. Bekasi 93,70 94,50 95,10
14 Kab. Kuningan 97,76 100 100
15 Kab. Bogor 93,60 94,50 94,90
16 Kab. Subang 92,40 92,55 92,56
17 Kab. Indramayu 85,68 (2011) 88,90 90,33
18 Kab. Pangandaran
KOTA
19 Kota Tasikmalaya 99,61 99,82 -
20 Kota Bandung 99,60 99,70 99,70
21 Kota Sukabumi 99,60 99,70 99,70
22 Kota Cimahi 99,80 99,83 – 99,86 99,83 – 99,86
23 Kota Bekasi 99,99 100 100
24 Kota Depok 98,90 99,30 99,52
25 Kota Bogor 98,70 98,76 98,79
26 Kota Banjar 99,12 99,44 99,60
27 Kota Cirebon 97,00 98,41 98,42
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 13
4. Angka Harapan Hidup
Tabel 9.5 Realisasi dan Target Angka Harapan Hidup (AHH)
per Kabupaten dan Kota
NO KABUPATEN/KOTA REALISASI PROYEKSI
2011 2015 2018
KABUPATEN
1 Kab. Bekasi 68,74 69,71 70,36
2 Kab. Bogor 68,03 69,26 70,09
3 Kab. Subang 69,09 69,46 69,60
4 Kab. Bandung 68,86 69,38 70,17
5 Kab. Bandung Barat 68,58 68,69 68,76
6 Kab. Tasikmalaya 68,30 68,46 68,56
7 Kab. Indramayu 67,23 (2011) 69,75 70,87
8 Kab. Sukabumi 66,43 67,37 67,99
9 Kab. Purwakarta 66,48 67,34 67,92
10 Kab. Kuningan 70,81 71,86 72,39
11 Kab. Ciamis 67,74 68,25 68,50
12 Kab. Sumedang 67,21 67,51 67,72
13 Kab. Karawang 67,32 71,15 73,00
14 Kab. Majalengka 65,82 66,61 67,14
15 Kab. Cianjur 66,70 68,00 68,66
16 Kab. Garut 66,43 68,30 69,28
17 Kab. Cirebon 65,05 65,41 65,66
18 Kab. Pangandaran
KOTA
19 Kota Depok 72,85 73,20 73,40
20 Kota Tasikmalaya 70,20 70,84 70,94
21 Kota Sukabumi 68,92 69,69 70,21
22 Kota Bandung 69,61 69,76 69,87
23 Kota Bekasi 69,70 69,99 70,18
24 Kota Cimahi 69,25 69,65 – 70,05 69,65 – 70,05
25 Kota Bogor 68,68 69,57 69,59
26 Kota Cirebon 68,45 68,51 68,56
27 Kota Banjar 71,12 72,66 73,81
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 14
5. Daya Beli (Purchasing Power Parity)
Tabel 9.6 Realisasi dan Target Daya Beli Masyarakat (Purchasing Power Parity/PPP)
Per Kabupaten dan Kota
NO KABUPATEN/KOTA REALISASI PROYEKSI
2011 2015 2018
KABUPATEN
1 Kab. Bandung 633,5 644,3 652,1
2 Kab. Sumedang 631,3 643,2 651,3
3 Kab. Bekasi 632,4 643,0 651,1
4 Kab. Purwakarta 630,6 641,6 649,8
5 Kab. Majalengka 628,6 641,0 649,5
6 Kab. Garut 640,91 673,28 686,12
7 Kab. Indramayu 642,64 (2011) 666,77 677,48
8 Kab. Kuningan 550,70 558,80 562,85
9 Kab. Cirebon 626,8 637,7 645,0
10 Kab. Ciamis 641,71 642,08 642,27
11 Kab. Bandung Barat 629,2 638,0 643,8
12 Kab. Karawang 635,76 655,00 665,00
13 Kab. Bogor 627,7 633,8 638,8
14 Kab. Sukabumi 623,1 633,3 638,5
15 Kab. Tasikmalaya 629,1 634,9 638,3
16 Kab. Subang 626,3 632,5 637,3
17 Kab. Cianjur 620,40 662,79 662,79
18 Kab. Pangandaran
KOTA
19 Kota Depok 645,9 653,2 658,7
20 Kota Bogor 643,7 652,5 655,4
21 Kota Cirebon 642,3 651,0 657,0
22 Kota Bekasi 639,9 647,5 653,4
23 Kota Sukabumi 632,2 643,4 652,0
24 Kota Bandung 631,8 643,1 651,5
25 Kota Cimahi 638,00 648,00 – 654,00 648,00 – 654,00
26 Kota Tasikmalaya 636,15 652,15
27 Kota Banjar 579,78 591,08 599,56
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 15
6. Kemiskinan Tabel 9.7
Realisasi dan Target Kemiskinan Per Kabupaten dan Kota
NO KABUPATEN / KOTA REALISASI PROYEKSI
2011 2015 2018
KABUPATEN
1 Kab. Cirebon 20,25 17,05 15,55
2 Kab. Indramayu 16,01 (2011) 14,50 – 15,00 14,50 – 15,00
3 Kab. Sumedang 15,18 13,27 12,33
4 Kab. Kuningan 13,35 9,95 8,25
5 Kab. Majalengka 18,79 14,14 11,14
6 Kab. Garut 12,77 10,80 9,96
7 Kab. Bandung Barat 17,61 12,13 9,47
8 Kab. Karawang 12,04 11,75 11,50
9 Kab. Subang 15,15 10,65 7,45
10 Kab. Bogor 12,11 8,97 6,97
11 Kab. Cianjur 13,17 9,91 5,88
12 Kab. Ciamis 9,60 7,52 6,70
13 Kab. Purwakarta 11,61 7,65 4,05
14 Kab. Tasikmalaya 12,36 11,00 10,00
15 Kab. Bekasi 5,89 4,60 3,50
16 Kab. Sukabumi 13,26 7,54 3,47
17 Kab. Bandung 9,42 3,83 1,54
18 Kab. Pangandaran
KOTA
19 Kota Cirebon 14,11 11,92 11,32
20 Kota Tasikmalaya 18,90 14,72 8,37
21 Kota Bogor 9,72 8,64 8,20
22 Kota Sukabumi 9,10 ≤ 10,00 ≤ 10,00
23 Kota Cimahi 7,15 7,00 – 4,90 7,00 – 4,90
24 Kota Banjar 7,80 7,32 4,12
25 Kota Bekasi 6,02 (2011) 5,62 5,37
26 Kota Bandung 4,42 4,28 3,05
27 Kota Depok 2,69 2,35 2,06
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 16
7. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 9.8 Realisasi dan Target Laju Pertumbuhan Ekonomi
Per Kabupaten dan Kota
No Kabupaten/Kota REALISASI PROYEKSI
2011 2015 2018
Kabupaten
1 Kab. Ciamis 4,99 4,95 5,02
2 Kab. Karawang 6,26 6,70 7,00
3 Kab. Purwakarta 4,99 6,49 7,61
4 Kab. Bandung 5,30 6,86 7,38
5 Kab. Bogor 5,58 6,69 7,06
6 Kab. Indramayu 2,14 4,81 6,29
7 Kab. Garut 5,57 5,36 5,17
8 Kab. Bekasi 6,07 6,18 6,23
9 Kab. Cianjur 5,08 5,25 5,95
10 Kab. Cirebon 4,91 5,60 5,83
11 Kab. Sumedang 4,58 5,28 5,69
12 Kab. Majalengka 4,57 5,18 5,49
13 Kab. Bandung Barat 5,08 5,39 5,44
14 Kab. Subang 4,74 5,01 5,15
15 Kab. Kuningan 4,73
16 Kab. Sukabumi 3,89 4,16 4,25
17 Kab. Tasikmalaya 4,32 4,50 – 5,50 4,50 – 5,50
18 Kab. Pangandaran
Kota
19 Kota Bandung 7,83 7,97 7,97
20 Kota Depok 6,65 6,78 6,78
21 Kota Sukabumi 6,31 5,00 – 7,00 5,00 – 7,00
22 Kota Bekasi 7,08 6,90 – 7,29 6,90 – 7,29
23 Kota Bogor 6,03 6,05 6,05
24 Kota Cirebon 5,54 5,75 5,75
25 Kota Tasikmalaya 5,89 6,07
26 Kota Cimahi 5,56 5,75 – 6,00 5,75 – 6,00
27 Kota Banjar 5,40 5,95 6,35
RPJMD Provinsi Jawa Barat Tahun 2013 - 2018 IX - 17
8. Tingkat Pengangguran Terbuka
Tabel 9.9 Realisasi dan Target Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Per Kabupaten Dan Kota
NO KABUPATEN/KOTA REALISASI PROYEKSI
2011 2015 2018
KABUPATEN
1 Kab. Bandung Barat 9,38 8,13 7,15
2 Kab. Bandung 40,41 9,16 8,18
3 Kab. Karawang 10,06 9,75 9,00
4 Kab. Bekasi 10,27 9,00 8,02
5 Kab. Cirebon 10,17 8,90 7,92
6 Kab. Bogor 10,73 9,48 8,50
7 Kab. Kuningan 4,13 2,89 2,27
8 Kab. Sumedang 8,03 9,78 5,80
9 Kab. Indramayu 10,11 (2011) 8,95 8,60
10 Kab. Subang 9,10 7,80 6,82
11 Kab. Purwakarta 9,48 8,21 7,23
12 Kab. Majalengka 7,80 6,53 5,55
13 Kab. Cianjur 11,26 8,90 7,92
14 Kab. Sukabumi 9,47 8,22 7,24
15 Kab. Tasikmalaya 7,00 6,00 – 7,00 6,00 – 7,00
16 Kab. Garut 5,12 4,81 4,65
17 Kab. Ciamis 5,28 5,99 6,35
18 Kab. Pangandaran
KOTA
19 Kota Sukabumi
≤ 11,50 ≤ 11,50
20 Kota Bekasi 12,00 9,80 9,20
21 Kota Bogor 10,31 8,04 7,06
22 Kota Bandung 10,33 9,06 8,08
23 Kota Cimahi 10,30 9,00 – 8,00 9,00 – 8,00
24 Kota Depok 10,59 9,54 8,56
25 Kota Tasikmalaya 9,13 9,04 7,11
26 Kota Cirebon 10,55 9,50 8,52
27 Kota Banjar 6,20 5,80 5,15