rancangan akhir rencana strategis dinas sosial...

63
1 LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR: 188.45/720/KEP/35.07.013/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN BUPATI MALANG NOMOR: 188.45/682/KEP/35.07.013/2016 TENTANG PENGESAHAN RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG TAHUN 2016-2021 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang Tahun 2016-2021 telah ditetapkan pada Tahun 2016 melalui Keputusan Bupati Malang Nomor: 188.45/682/KEP/35.07.013/2016 tentang Pengesahan Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang Tahun 2016-2021. Dengan terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah berimplikasi pada Perubahan Dokumen perencanaan untuk disesuaikan dengan Struktur Organisasi yang baru. Berkenaan dengan hal tersebut Pemerintah Kabupaten Malang melakukan reviu terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun 2016-2021. Sejalan dengan Perubahan Struktur Organisasi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, maka dilakukan pula Perubahan terhadap Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang Tahun 2016-2021. Perencanaan strategis merupakan proses penyusunan perencanaan yang berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu dengan memperhitungkan potensi (kekuatan, kelemahan peluang dan kendala) yang ada atau mungkin timbul. Dokumen yang dihasilkan dari perencanaan strategis disebut Perencanaan Strategis.

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1

    LAMPIRAN

    KEPUTUSAN BUPATI MALANG

    NOMOR: 188.45/720/KEP/35.07.013/2018

    TENTANG

    PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN BUPATI MALANG

    NOMOR: 188.45/682/KEP/35.07.013/2016

    TENTANG PENGESAHAN RANCANGAN AKHIR

    RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL KABUPATEN

    MALANG TAHUN 2016-2021

    RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS

    DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG

    TAHUN 2016-2021

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang Tahun

    2016-2021 telah ditetapkan pada Tahun 2016 melalui Keputusan Bupati

    Malang Nomor: 188.45/682/KEP/35.07.013/2016 tentang Pengesahan

    Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang

    Tahun 2016-2021. Dengan terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten

    Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan

    Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah

    Nomor 12 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor

    9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

    berimplikasi pada Perubahan Dokumen perencanaan untuk disesuaikan

    dengan Struktur Organisasi yang baru. Berkenaan dengan hal tersebut

    Pemerintah Kabupaten Malang melakukan reviu terhadap Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun

    2016-2021. Sejalan dengan Perubahan Struktur Organisasi dan Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah, maka dilakukan pula

    Perubahan terhadap Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang

    Tahun 2016-2021.

    Perencanaan strategis merupakan proses penyusunan

    perencanaan yang berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai selama

    kurun waktu tertentu dengan memperhitungkan potensi (kekuatan,

    kelemahan peluang dan kendala) yang ada atau mungkin timbul.

    Dokumen yang dihasilkan dari perencanaan strategis disebut

    Perencanaan Strategis.

  • 2

    Perencanaan strategis diperlukan sebagai instrumen untuk lebih

    mengarahkan tujuan organisasi yang akan dicapai dan bagaimana cara

    mencapainya. Perencanaan strategis merupakan awal dari proses

    akuntabilitas suatu lembaga kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

    Oleh karena itu, proses penyusunan perencanaan strategis memerlukan

    keterlibatan dari para pihak yang berkepentingan (stakeholders) untuk

    mencapai keberhasilan pelaksanaan misi organisasi.

    Dalam upaya meningkatkan keserasian pembangunan sektoral

    dan pembangunan daerah serta usaha menjamin laju perkembangan

    dan kesinambungan pembangunan Kabupaten Malang, diperlukan

    perencanaan yang komprehensif terarah dan terpadu, dengan bertumpu

    pada pola perencanaan berbasiskan perencanaan masyarakat, dengan

    melibatkan lebih banyak peran dari para stakeholders. Yang pada

    gilirannya diharapkan mampu menjembatani dan mengakomodasikan

    kebutuhan masyarakat secara transparan, demokratis dan akuntable.

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

    Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah merubah pola

    perencanaan yang ada, dimana satuan kerja Perangkat Daerah

    menyusun perencanaan berdasarkan pagu indikatif dan perencanaan

    yang disusun merupakan hasil dari proses perencanaan yang telah

    memadukan proses politik, proses teknokratik, proses partisipatif dan

    proses bottom-up dan top down.

    Kedudukan Rencana Strategis Perangkat Daerah adalah

    merupakan rincian Rencana Kerja Pemerintah Daerah pada perangkat

    daerah yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah selama 5 (lima) Tahun.

    Perencanaan Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang merupakan

    penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Daerah Kabupaten Malang.

    Kedudukan dan keterkaitan antar dokumen perencanaan dalam

    sistem perencanaan dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:

  • 3

    KETERKAITAN ANTAR DOKUMEN PERENCANAAN

    Bagan diatas menunjukan alur penyusunan Perubahan Rencana

    Strategis yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Daerah Kabupaten Malang dan menjadi pedoman

    penyusunan Rencana Kerja Dinas Sosial Kabupaten Malang. Dengan

    dengan demikian dokumen Rencana Strategis merupakan penjabaran

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah terkait dengan

    Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam mendukung visi,

    misi, tujuan dan sasaran Kepala Daerah.

    Perubahan Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang

    merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang mengacu

    pada Perubahan Rencana Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang

    2016-2021 yang disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan

    perencanaan pembangunan selama 5 (lima) Tahun kedepan berdasarkan

    visi, misi, tujuan, strategi yang dirumuskan dan disepakati sebagai

    dasar untuk melaksanakan program dan kegiatan. Karena mengacu

    pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

    Malang, maka Rencana Strategis Dinas Sosial juga mengacu pada

    dokumen perencanaan diatasnya yaitu RPJPD Kabupaten Malang,

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur,

    serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Selain itu,

    Rencana Strategis Dinas Sosial juga memperhatikan Rencana Strategis

    K/L dalam hal ini Kementerian Sosial.

    1.2 Landasan Hukum

    Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang yang berfungsi

    sebagai Dokumen Perencanaan Taktis Strategis disusun berdasarkan:

    1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

    RPJPD

    &

    RTRW

    RPJM

    Daerah

    Ranwal

    RKP

    Daerah

    Rencana

    Kerja

    SKPD

    Rencana

    Strategis SKPD

    RKA

    SKPD

    RAPBD

    APBD

    DPA

    SKPD

    Pedoman

    Pdoman

    Bahan

    Bahan

    Pedoman

    Pedoman

    Diacu

    Dijabarkan

    RKP

    Daerah

  • 4

    2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

    Negara;

    3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

    Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

    4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional;

    5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

    Peraturan Perundang-undangan;

    6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,

    sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-

    Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas

    Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

    7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

    Pemerintahan;

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

    Keuangan Daerah;

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

    Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

    Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

    Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah;

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2016 tentang Tata Cara

    Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pejabat Pemerintahan;

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan

    Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;

    14. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan

    Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

    Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

    15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah

    beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

    21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri

    Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

    Keuangan Daerah;

  • 5

    16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang

    Pembentukan Produk Hukum Daerah;

    17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata

    Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,

    Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana

    Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

    18. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2008 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten

    Malang Tahun 2005-2025;

    19. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2008 tentang

    Perencanaan Pembangunan Daerah;

    20. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2016 tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang

    Tahun 2016-2021, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

    Daerah Kabupaten Malang Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan

    atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang

    Tahun 2016-2021;

    21. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang

    Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, sebagaimana telah

    diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2018 tentang

    Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang

    Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;

    22. Peraturan Bupati Malang Nomor 55 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

    Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Sosial;

    23. Peraturan Bupati Malang Nomor 34 Tahun 2017 tentang Mekanisme

    Tahunan Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Malang;

    24. Peraturan Bupati Malang Nomor 44 Tahun 2017 tentang Reviu

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang

    Tahun 2016-2021 atas Penyesuaian Nomenklatur Program Prioritas

    Perangkat Daerah;

    25. Peraturan Bupati Malang Nomor 45 Tahun 2017 tentang Rencana

    Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018;

  • 6

    26. Peraturan Bupati Malang Nomor 22 Tahun 2018 tentang Perubahan

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018;

    27. Keputusan Bupati Malang Nomor: 188.45/682/KEP/35.07.013/2016

    tentang Pengesahan Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Sosial

    Kabupaten Malang Tahun 2016-2021;

    1.3 Maksud dan Tujuan

    Penyusunan Perubahan Rencana Strategis dimasing-masing

    Dinas dimaksudkan sebagai penjabaran lebih lanjut dari Program

    Pembangunan Daerah. Perubahan Rencana Strategis ini akan menjadi

    program dan kegiatan strategis yang dibiayai baik Anggaran Pendapatan

    dan Belanja Daerah Kabupaten Malang, Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Daerah Provinsi maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Negara.

    Berkenaan dengan hal diatas maka Penyusunan Perubahan

    Rencana Strategis pada Dinas Sosial Kabupaten Malang bertujuan

    sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan selama 5 tahun dan

    dijadikan acuan dalam merumuskan standar pengukuran kinerja

    Pelaksanaan Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Kabupaten

    Malang serta sebagai dasar dalam Penyusunan Rencana Kerja Dinas

    Sosial tiap tahun mulai dari Tahun 2016-2021, yang selanjutnya

    dijadikan landasan dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

    Belanja Daerah.

    1.4 Sistematika Penulisan

    Untuk lebih memudahkan memahami Rencana Strategis Dinas

    Sosial Kabupaten Malang 2016–2021, maka disusun sistematika

    penulisan sebagai berikut:

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    1.2 Landasan Hukum

    1.3 Maksud dan Tujuan

    1.4 Sistematika Penulisan

    II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS SOSIAL

    2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Sosial

    2.2 Sumber Daya Dinas Sosial

    a. Sumber Daya Manusia Dinas Sosial

    b. Sarana Prasarana

    c. Anggaran

    2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Sosial

  • 7

    III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

    3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi

    Pelayanan Dinas Sosial

    3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil

    Kepala Daerah Terpilih

    3.3 Telaahan Rencana Strategis K/L (Kementerian/Lembaga)

    dan Rencana Strategis Dinas Sosial Provinsi

    3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian

    Lingkungan Hidup Strategis

    3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

    IV. TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

    4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Sosial

    4.2 Strategi dan Kebijakan Jangka Menengah Dinas Sosial

    V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

    KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

    5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok

    Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Sosial

    VI. INDIKATOR KINERJA DINAS SOSIAL YANG MENGACU PADA

    TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

    6.1 Indikator Kinerja Dinas Sosial Yang Mengacu Pada Tujuan

    dan Sasaran RPJMD

    VII. PENUTUP

  • 8

    BAB II

    GAMBARAN PELAYANAN

    DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG

    2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Sosial

    Berdasarkan Peraturan Bupati Malang Nomor : 55 Tahun 2016

    tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, tugas dan fungsi, Serta Tata

    Kerja Dinas Sosial, dapat dijabarkan bahwa Dinas Sosial kedudukan

    sebagai unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang sosial yang

    berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris

    Daerah.

    Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Sosial Kabupaten

    Malang mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :

    a. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan sosial

    b. Pelaksanaan kebijakan teknis bidang sosial

    b. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang sosial dan

    c. Pelaksanaan administrasi Dinas Sosial

    Struktur Organisasi Dinas Sosial

    Pemerintah Kabupaten Malang melalui Peraturan Daerah

    Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan

    Susunan Perangkat Daerah atas Peraturan Bupati Malang Nomor 55

    Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi

    serta Tata Kerja Dinas Sosial terdiri :

    a. Kepala Dinas;

    b. Sekretariat;

    c. Bidang Rehabilitasi Sosial;

    d. Bidang Penanganan Fakir Miskin;

    e. Bidang Perlindungan Jaminan Sosial;

    f. Bidang Pemberdayaan Sosial

    g. UPT; dan

    h. Kelompok Jabatan Fungsional

  • 9

    Gambar 2.1 Bagan Struktur Dinas Sosial Kabupaten Malang

    Uraian Tugas dan Fungsi

    1. Sekretariat mempunyai tugas:

    a. melaksanakan pengelolaan administrasi umum, kepegawaian,

    keuangan dan aset serta koordinasi perencanaan, pengendalian,

    evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Dinas; dan

    b. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

    dengan bidang tugasnya.

    Untuk menyelenggarakan tugas Sekretariat mempunyai fungsi:

    a. perencanaan kegiatan kesekretariatan;

    b. pengelolaan urusan administrasi kepegawaian, kesejahteraan dan

    pendidikan pelatihan pegawai;

    c. pengelolaan urusan rumah tangga, keprotokolan dan hubungan

    masyarakat;

    d. penyelenggaraan kegiatan tata usaha persuratan dan

    penggandaan, kearsipan dan perpustakaan;

    e. penyelenggaraan pengelolaan administrasi keuangan dan aset

    daerah;

    f. pengelolaan administrasi perlengkapan dan pemeliharaan,

    kebersihan dan keamanan kantor; dan

  • 10

    g. pengoordinasian perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan

    program Dinas.

    2. Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas:

    a. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi rehabilitasi sosial anak di luar panti dan/atau

    lembaga, rehabilitasi sosial penyandang disabilitas di luar panti

    dan/atau lembaga, rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban

    perdagangan orang di luar panti dan/atau lembaga, rehabilitasi

    sosial lanjut usia di luar panti dan/atau lembaga, pelayanan sosial

    orang dengan Human Immuno Deficiency Virus/Acquired Immuno

    Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), pelayanan sosial korban

    penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif

    lain (NAPZA) serta orang dengan HIV/AIDS (ODHA); dan

    b. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

    dengan bidang tugasnya.

    Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang

    Rehabilitasi Sosial mempunyai fungsi:

    a. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi rehabilitasi sosial anak, serta pengangkatan anak di

    luar panti dan/atau lembaga;

    b. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi rehabilitasi sosial penyandang disabilitas di luar

    panti dan/atau lembaga;

    c. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban

    perdagangan orang di luar panti dan/atau lembaga;

    d. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi rehabilitasi sosial lanjut usia di luar panti dan/atau

    lembaga;

    e. pelayanan sosial ODHA untuk dikoordinasikan dan dilaporkan

    kepada pemerintah provinsi;

    f. pelayanan sosial korban penyalahgunaan NAPZA dan ODHA

    untuk dikoordinasikan dan dilaporkan kepada pemerintah

    provinsi;

    g. pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria

    bidang rehabilitasi sosial di luar panti dan/atau

    lembaga; dan

  • 11

    h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan

    penyelenggaraan pelayanan dan rehabilitasi sosial.

    3. Bidang Penanganan Fakir Miskin mempunyai tugas:

    a. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi penanganan fakir miskin perdesaan, perkotaan dan

    pesisir;

    b. melaksanakan verifikasi dan validasi fakir miskin dan orang tidak

    mampu cakupan Daerah, kecamatan dan desa/kelurahan;

    c. melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria

    bidang penanganan fakir miskin; dan

    d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

    dengan bidang tugasnya.

    Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Penanganan Fakir Miskin

    mempunyai fungsi:

    a. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi penanganan fakir miskin perdesaan, perkotaan dan

    pesisir;

    b. pelaksanaan verifikasi dan validasi fakir miskin cakupan Daerah,

    kecamatan dan desa/kelurahan; dan pelaksanaan norma, standar,

    prosedur dan kriteria bidang penanganan fakir miskin.

    4. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial mempunyai tugas:

    a. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi perlindungan sosial korban bencana alam dan

    bencana sosial;

    b. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi jaminan sosial keluarga;

    c. melaksanakan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang

    perlindungan dan jaminan sosial; dan

    d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

    dengan bidang tugasnya.

    Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Perlindungan dan Jaminan

    Sosial mempunyai fungsi:

    a. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi perlindungan sosial korban bencana alam dan

    bencana sosial;

    b. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi jaminan sosial keluarga; dan pelaksanaan norma,

  • 12

    standar, prosedur, dan kriteria bidang perlindungan dan jaminan

    sosial.

    5. Bidang Pemberdayaan Sosial mempunyai tugas:

    a. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, memantau

    dan evaluasi pemberdayaan sosial perorangan, keluarga,

    kelembagaan masyarakat, komunitas adat terpencil;

    b. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, memantau

    dan evaluasi pemberdayaan sosial kepahlawanan, keperintisan,

    kesetiakawanan, dan restorasi sosial;

    c. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, memantau

    dan evaluasi pengelolaan sumber dana bantuan sosial;

    d. melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria bidang

    pemberdayaan sosial; dan

    e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

    dengan bidang tugasnya.

    Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Pemberdayaan Sosial

    mempunyai fungsi:

    a. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi pemberdayaan sosial perorangan, keluarga,

    kelembagaan masyarakat, dan komunitas adat terpencil;

    b. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi pemberdayaan sosial kepahlawanan, keperintisan,

    kesetiakawanan, dan restorasi sosial;

    c. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan

    dan evaluasi pengelolaan sumber dana bantuan sosial; dan

    pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria bidang

    pemberdayaan sosial.

    2.2 Sumber Daya Dinas Sosial

    2.2.1 Sumber Daya Manusia

    - Gambaran Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Sosial Kabupaten

    Malang berdasarkan Eselon adalah sebagai berikut :

    - Eselon II / b : 1 Orang

    - Eselon III / a : 1 Orang

    - Eselon III / b : 4 Orang

    - Eselon IV / a : 16 Orang

    - Eselon IV / b : 1 Orang

  • 13

    Jumlah : 23 Orang

    - Data Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Sosial Kabupaten Malang

    berdasarkan Kepangkatan adalah sebagai berikut :

    - Golongan IV/b : 1 Orang

    - Golongan IV/a : 6 Orang

    - Golongan III/d : 10 Orang

    - Golongan III/c : 7 Orang

    - Golongan III/b : 7 Orang

    - Golongan III/a : 1 Orang

    - Golongan II/d : - Orang

    - Golongan II/c : 2 Orang

    - Golongan II/b : - Orang

    - Golongan II/a : 1 Orang

    Jumlah : 35 Orang

    - Data Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Sosial Kabupaten Malang

    berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut :

    - S.2 : 8 Orang

    - S.1 : 20 Orang

    - D.3 : 0 Orang

    - SMA : 7 Orang

    Jumlah : 35 Orang

    - Data Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Sosial Kabupaten Malang

    yang mengikuti diklat adalah sebagai berikut :

    - Diklat Pim. IV, III dan II : 17 Orang

    - Diklat Fungsional / teknis : 18 Orang

    - Non Diklat : 0 Orang

    Jumlah : 35 Orang

    2.2.2 Sarana dan Prasarana

    Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial,

    sarana dan prasarana mempunyai peranan yang tidak kalah penting.

    Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Sosial :

    a. Gedung kantor Dinas Sosial yang berlokasi di Jalan Mojopahit 5

    Malang didalamnya berupa :

    - lobby

    - aula sebagai tempat / gedung pertemuan

  • 14

    - ruang kerja masing-masing bidang berikut peralatan seperti :

    meja kerja, kursi kerja, almari arsip, filing kabinet, komputer,

    printer, dll.

    - peralatan untuk penanganan bencana seperti tenda darurat, velt

    bed, peralatan dapur umum berikut stock bahan makan untuk

    tanggap darurat korban bencana,

    - Sarana angkutan :

    * 4 buah mobil untuk operasional dinas (2 Kijang Lx, Toyota

    Avanza dan Kijang Innova Th. 2011),

    * 2 buah perahu karet (Tahun 2008 dan 2009),

    * 1 buah truck rescue (Th. 2010),

    * 1 buah pick up (Th. 2009) untuk operasional bencana alam,

    * 1 buah pick up double kabin rescue tehnical unit (RTU)

    Tahun 2011 untuk tanggap darurat,

    * 1 buah mobil dapur umum (Th. 2015)

    * 9 buah kendaraan roda 2

    - Sarana/prasarana lain : kamera, handy camp, LCD proyektor,

    dll.

    b. UPT Dinas Sosial Kabupaten Malang dipimpin oleh seorang pejabat

    struktural eselon IV/a dan eselon IV/b sebagai Kasubag TU.

    UPT Dinas Sosial berlokasi di Desa Banjarejo Kecamatan Pakis,

    yaitu sebuah gedung yang fungsinya sebagai tempat pelatihan

    ketrampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

    Gedung tersebut dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk

    memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan ketrampilan seperti :

    - aula,

    - ruang praktek kerja berikut peralatan praktek seperti mesin

    jahit, mesin bordir, mesin obras, dll,

    - dapur

    - asrama berikut kelengkapannya seperti ; tempat tidur, almari

    pakaian (dengan kapasitas 40 Orang).

    2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Sosial

    Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Malang

    merupakan sarana yang digunakan untuk melakukan pengendalian dan

    evaluasi proses perencanaan yang dilakukan. Dengan indikator kinerja

    ini akan memudahkan baggi perencana untuk menentukan sejauh mana

  • 15

    target dan realisasi program dan kegiatan dapat dilaksanakan dalam

    kurun waktu tertentu sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.1

  • 16

    Tabel 2.1

    Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Malang

    No. Indikator SPM/

    Standar

    Nasional

    Target

    IKK

    Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun

    2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

    1.

    Persentase Penyandang

    Masalah Kesejahteraan Sosial

    (PMKS) yang memperoleh

    bantuan

    80 % - 15% 15% 20% 10% 86,84

    % 15%

    86,30

    %

    86.33

    %

    86,59

    %

    86,84

    % 100% 100% 108% - -

    2.

    Persentase korban bencana

    yang menerima bantuan

    selama masa tanggap darurat

    80 % - 80% 80% 80% 80% 100 % 80% 100

    %

    100

    %

    100

    % 100% 100% 100% 103% - -

    3.

    Persentase korban bencana

    yang dievakuasi dengan

    menggunakan sarana

    prasarana tanggap darurat

    80 % - 80% 80% 80% 80% 100% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 103% - -

    4.

    Persentase penyandang cacat

    fisik dan mental serta lanjut usia non potensial yang

    menerima jaminan sosial

    40 % - 2% 2% 2% 3% 100% 2% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% - -

    5.

    Persentase Panti sosial yang menyediakan sarana dan

    prasarana pelayanan

    kesejahteraan sosial

    80 % - 20% 25% 25% 80% 100% 20% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% - -

    6.

    Persentase WKSBM yang

    menyediakan sarana dan

    prasarana pelayanan

    kesejahteraan sosial

    60 % - 60% 60% 60% 60% 100% 60% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% - -

  • 17

    2.3.1 Kondisi Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial

    Rehabilitasi sosial, dimaksudkan untuk memulihkan dan

    mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi

    sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.

    Rehabilitasi sosial dapat dilaksanakan secara persuasif, motivatif, baik

    dalam keluarga, masyarakat maupun panti sosial.

    Sasaran penerima manfaat penyelenggaraan kesejahteraan sosial

    melalui pelayanan dan rehabilitasi sosial adalah PMKS yang masuk ke

    dalam kategori:

    Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Anak

    Pelayanan kesejahteraan sosial anak yang dilaksanakan Dinas

    Sosial melalui penyelenggaraan penyantunan, perawatan,

    perlindungan, pengentasan anak di luar pengasuhan orang tua dan

    pengangkatan anak. Tujuan dari intervensi sosial yang dilaksanakan

    melalui pelayanan dan rehabilitasi sosial anak adalah untuk

    mengembalikan fungsi sosial pengasuhan anak kepada orang tua atau

    keluarga.

    Pelayanan sosial anak meliputi : balita, anak telantar, anak putus

    sekolah, anak jalanan, anak nakal, anak cacat, anak yang

    diperdagangkan, dan anak dalam situasi darurat (yang memerlukan

    perlindungan khusus).

    Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia

    Berbagai program dan kegiatan terus dikembangkan oleh Dinas

    Sosial dengan maksud untuk menumbuhkan suasana kehidupan yang

    mendorong pralanjut usia dan lanjut usia yang dapat melakukan

    kegiatan sosial keagamaan dan kerohanian selama mungkin di dalam

    lingkungan keluarga dan komunitas. Aksesibilitas lanjut usia terhadap

    sarana dan pelayanan umum diharapkan dapat tersedia dengan

    semakin aktifnya para lansia.

    Secara garis besar, pelayanan sosial lanjut usia dilaksanakan

    melalui dua sistem pelayanan sosial yaitu pelayanan melalui panti

    sosial dan pelayanan melalui luar panti sosial.

    Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat

    Program dan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi

    penyandang cacat diselenggarakan untuk:

  • 18

    1. Meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja guna

    meningkatkan kualitas hidup dan taraf kesejahteraan sosial;

    2. Meningkatkan kepedulian sosial masyarakat, memanfaatkan potensi

    dan sumber kesejahteraan sosial dan sumber daya ekonomi guna

    pengembangan usaha ekonomi produktif dan membangun budaya

    kewirausahaan;

    3. Mendapatkan bantuan sosial setiap bulan (cacat berat) sesuai

    kriteria melalui sistem jaminan sosial;

    4. Meningkatkan aksesibilitas fisik terhadap fasilitas pendidikan,

    kesehatan, pelayanan kesejahteraan sosial, dan sumber daya

    ekonomi untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan

    sosialnya;

    5. Meningkatkan aksesibilitas nonfisik dalam setiap pengambilan

    keputusan terkait kebijakan publik dan pelayanan sosial sesuai

    dengan perspektif penyandang cacat.

    Pelayanan dan Rehabilitasi Tuna Sosial

    Upaya Dinas Sosial dalam rangka pelayanan sosial bagi tuna

    sosial adalah berupa kegiatan bimbingan sosial, bimbingan

    keterampilan dan pemberian bantuan Usaha Ekonomis Produktif (UEP)

    dalam rangka pembinaan lanjut yang diarahkan pada pemberdayaan

    tunasusila (wanita dan waria tunasusila), gelandangan dan pengemis

    serta bekas warga binaan pemasyarakatan. Sebagian keluaran

    (output) hasil penanganan kelompok sasaran pelayanan telah berhasil

    memanfaatkan bantuan dan meningkatkan taraf kesejahteraan sosial,

    dan dapat bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan sosialnya.

    Sementara itu, melalui kegiatan koordinasi dan keterpaduan

    penanganan tunasosial diharapkan dapat tercapai sinkronisasi dan

    harmonisasi pelaksanaan program Pelayanan dan Rehabilitasi

    Tunasosial. Dengan demikian upaya penyelenggaraan kesejahteraan

    sosial dalam mengatasi masalah tunasosial menjadi kerangka kegiatan

    yang utuh, menyeluruh, berkelanjutan dan bersinergi dengan para

    pemangku kepentingan lain.

    Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Napza

    Pelayanan dan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan napza

    (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) dilakukan dalam

  • 19

    rangka pencegahan dan/atau rehabilitasi sosial berbasis masyarakat,

    peningkatan koordinasi intra dan inter instansi pemerintah terkait dan

    partisipasi masyarakat, mengembangkan dan memantapkan peran

    serta masyarakat/lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam kegiatan

    pencegahan, pelayanan dan rehabilitasi sosial korban napza,

    pengembangan dan peningkatan prasarana dan sarana pelayanan

    rehabilitasi sosial bagi korban napza baik secara fisik maupun sumber

    daya manusia.

    2.3.2 Kondisi Umum Bantuan dan Jaminan Sosial

    Bantuan dan jaminan sosial merupakan program yang

    diselenggarakan untuk memberikan perlindungan sosial kepada

    penduduk yang membutuhkan pelayanan secara khusus agar

    terlindungi dari risiko-risiko yang membuat mereka tidak berdaya atau

    lebih miskin dari kondisi sebelumnya berupa :

    Bantuan Sosial Korban Bencana Alam dan Bencana Sosial

    Secara geografis Kabupaten Malang memiliki tingkat intensitas

    dan frekuensi bencana yang tinggi seperti gempa, gelombang pasang,

    banjir, tanah longsor, angin puting beliung. Setiap tahun berbagai

    jenis bencana seperti itu selalu terjadi dan mengakibatkan korban jiwa

    dan kerugian dalam jumlah tidak sedikit.

    Berkenaan dengan permasalahan tersebut, penanggulangan

    bencana alam merupakan upaya kemanusiaan diberikan yang

    dalam rangka perlindungan dan penyelamatan untuk meminimalisasi

    jumlah korban dan mencegah terjadinya permasalahan sosial baru.

    Adapun hasil yang dicapai antara lain sebagai berikut :

    Membangun sistem dan mekanisme penanggulangan bencana secara

    terpadu di pusat dan di daerah melalui kegiatan

    1. Kesiapsiagaan, merupakan upaya untuk meminimalisasi jumlah

    korban bencana dan kerusakan sarana prasarana akibat bencana.

    Upaya ini dilaksanakan dalam bentuk penyediaan berupa bantuan

    darurat, peralatan evakuasi, dan mobilisasi kendaraan siaga

    bencana.

    2. Tanggap darurat, merupakan upaya dalam rangka percepatan

    penanganan korban bencana dan mencegah terjadinya

    permasalahan sosial baru akibat bencana. Upaya ini dilakukan

  • 20

    dalam bentuk aktivasi sistem penanggulangan bencana melalui

    upaya penyelamatan, pemenuhan kebutuhan dasar, dan bantuan

    terapi psikososial, serta pelibatan personel terlatih dalam

    penanggulangan bencana (Taruna Siaga Bencana/Tagana);

    3. Pascabencana, merupakan upaya yang dilaksanakan dalam rangka

    penguatan kondisi fisik dan psikososial korban bencana. Upaya ini

    dilaksanakan dalam bentuk rehabilitasi sosial secara fisik ataupun

    nonfisik;

    4. Penanggulangan bencana berbasis masyarakat dengan personel

    terlatih yang dinamakan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Tagana

    telah turut mengambil bagian penting dalam penanggulangan

    bencana alam secara berturut-turut dimulai pada tahun 2004

    sampai dengan tahun 2010. Bantuan yang diberikan dalam

    penanggulangan bencana alam adalah bantuan perlengkapan

    evakuasi, bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, dan bantuan

    mobilitas siaga bencana. Bantuan tersebut bertujuan untuk

    mengurangi risiko sosial, ekonomi dan psikososial bagi para korban

    bencana alam.

    Bantuan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran

    Saat ini kasus-kasus korban tindak kekerasan banyak ditemukan

    di lingkungan terdekat, seperti kasus kekerasan dalam rumah tangga

    yang dilakukan oleh pasangannya atau oleh orangtua terhadap

    anaknya. Yang lebih luas lagi adalah kasus kekerasan yang terjadi

    karena konflik sosial. Korban tindak kekerasan dan pekerja

    migran bermasalah yang teridentifikasi diberikan bantuan UEP dan

    mendapat pendampingan dari pekerja sosial masyarakat sebagai

    pendamping.

    2.3.3.1 Kondisi Umum Pemberdayaan Sosial

    Pemberdayaan Sosial diselenggarakan untuk mewujudkan warga

    masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial dan tidak

    berdaya sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.

    Pemberdayaan sosial juga diselenggarakan agar seluruh sumber dan

    potensi kesejahteraan sosial yang ada pada masyarakat secara

    individu/kelompok dapat digali dan didayagunakan untuk

  • 21

    meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara mandiri dan

    berkelanjutan. Lingkup sasaran pemberdayaan sosial adalah :

    Pemberdayaan Sosial Fakir Miskin

    Sasaran kegiatan program pemberdayaan fakir miskin adalah :

    (i) keluarga fakir miskin yang tidak mempunyai sumber mata

    pencaharian atau mempunyai mata pencaharian namun tidak

    mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar serta tinggal di daerah

    perdesaan/pertanian, perkotaan, pesisir/pantai, (ii) keluarga fakir

    miskin yang mengalami penurunan pendapatan dan

    kesejahteraannya secara sementara sebagai akibat dari perubahan

    kondisi normal menjadi kondisi kritis, seperti korban bencana

    alam/sosial, terkena PHK, dan masalah lainnya yang menyebabkan

    terhentinya penghasilan keluarga.

    Kegiatan Pemberdayaan Fakir Miskin berupa : Pengembangan

    Usaha Ekonomi Produktif melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE)

    untuk meningkatkan kemampuan dalam mengakses sumber daya

    ekonomi, meningkatkan kemampuan usaha ekonomi, meningkatkan

    produktivitas kerja, meningkatkan penghasilan dan menciptakan

    kemitraan usaha yang saling menguntungkan. Kegiatannya

    dilaksanakan dalam bentuk bantuan pemberian fasilitas ekonomi

    atau bantuan modal usaha dengan pendekatan Kelompok Usaha

    Bersama (KUBE).

    Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Masyarakat.

    Melalui pemberdayaan pengembangan potensi dan sumber

    kesejahteraan sosial (PSKS), terdapat beberapa pembangunan

    kesejahteraan sosial seperti karang taruna (KT), pekerja sosial

    masyarakat (PSM), organisasi sosial (orsos), dunia usaha, dan

    kelompok-kelompok sosial masyarakat di antaranya wahana

    kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (kelompok arisan,

    pengajian, usaha kecil, paguyuban) dalam bentuk pelatihan

    manajemen pengelolaan dan pengembangan UEP.

    Kegiatan pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat berupa :

    1. Pemantapan Program Pemberdayaan Karang Taruna, Orsos dan

    PSM;

    2. Orientasi/Seleksi Karang Taruna, Orsos dan PSM berprestasi

  • 22

    3. Bantuan Stimulan Untuk Karang Taruna, Organisasi Sosial dan

    PSM

    4. Bimbingan Manajemen Organisasi Sosial

    5. Pemantapan Pelaksana WKSBM

    Pengembangan dan potensi sumber kesejahteraan sosial tidak hanya

    infrastruktur kesejahteraan sosial yang menjadi mitra dalam

    penanganan masalah sosial semata, tetapi juga terhadap nilai-nilai

    kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial. Upaya

    penanganan diarahkan untuk tetap terpeliharanya nilai keteladanan

    dan jiwa kejuangan bagi kalangan generasi muda.

    Kegiatan keperintisan, kepahlawanan, dan kesejahteraan sosial

    berupa:

    1. Pengenalan, penanaman dan penghayatan nilai K2KS (ziarah

    wisata, sarasehan kepahlawanan, dan napak tilas).

    2. Pemeliharaan TMP/TMB

  • 23

    BAB III

    ISU-ISU STRATEGIS

    BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

    3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

    Dinas Sosial

    Pembangunan kesejahteraan sosial di Kabupaten Malang telah

    menunjukkan banyak kemajuan terutama bagi warga masyarakat yang

    kurang beruntung dan rentan. Dalam konsep penyelenggaraan

    kesejahteraan warga masyarakat tersebut dikenal dengan sebutan

    Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan masyarakat

    miskin yang menjadi sasaran pelayanan sosial. Kemajuan kondisi sosial

    masyarakat terutama PMKS seperti tercermin pada indikator sosial,

    antara lain jangkauan pelayanan sosial di satu sisi dan penurunan

    jumlah PMKS dan masyarakat miskin, kemandirian dan keberfungsian

    sosial PMKS dan masyarakat miskin, serta tercermin pada tumbuh dan

    berkembangnya kelembagaan sosial, organisasi sosial, pranata sosial,

    pilar-pilar partisipasi sosial, dan nilai-nilai kesetiakawanan sosial yang

    menjadi karakteristik masyarakat pada tataran menengah ke bawah.

    Selain itu pencapaian pembangunan kesejahteraan sosial bisa terlihat

    juga dari indikator sosial lainnya yakni : adanya peningkatan

    produktivitas PMKS dan masyarakat miskin sebagai sumber daya

    manusia yang dapat berpartisipasi aktif dalam setiap aspek kehidupan

    bermasyarakat.

    Berbagai penyediaan pelayanan kesejahteraan sosial oleh berbagai

    kepentingan di Kabupaten Malang telah meningkat cukup berarti dari

    waktu ke waktu. Namun demikian upaya pelayanan tersebut masih jauh

    dari yang diharapkan apabila dibandingkan dengan populasi

    Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang jauh lebih besar

    jumlah dan sebarannya, dibandingkan dengan sumber daya yang

    disediakan dan intervensi yang telah dilakukan. Ada sejumlah

    permasalahan mendasar yang dihadapi antara lain:

    1. Ketersediaan data PMKS yang valid masih jauh dari yang diharapkan,

    sehingga jumlah PMKS yang tertangani masih sangat terbatas;

    2. Jumlah populasi anak terlantar dari tahun ke tahun di Kabupaten

    Malang semakin meningkat;

  • 24

    3. Cakupan pelayanan program kesejahteraan sosial yang masih

    terbatas, sebagai dampak melemahnya fungsi koordinasi dan

    komunikasi pada berbagai sektor dan level.

    Berbagai permasalahan tersebut di atas, maka tantangan ke depan

    bagi pembangunan bidang kesejahteraan sosial adalah bagaimana

    meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial bagi

    PMKS. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara mendukung

    peningkatan pengelolaan program kesejahteraan sosial, peningkatan

    kapasitas kelembagaan dan SDM kesejahteraan sosial, serta

    peningkatan kualitas tata kelola kepemerintahan yang baik dalam

    penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Untuk itu, maka penanganan

    masalah kesejahteraan sosial melalui pembangunan kesejahteraan sosial

    perlu terus dilanjutkan secara berkesinambungan dan ditingkatkan agar

    apa yang telah dicapai dapat terus ditingkatkan dan jangkauan

    pelayanan dapat diperluas.

    Melihat kenyataan yang ada khususnya terkait dengan kondisi

    penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang diselenggarakan oleh Dinas

    Sosial selama tahun 2016-2021, secara umum masih sangat jauh dari

    ideal. Hal tersebut tidak saja karena terbatasnya sumber daya manusia

    (SDM) kesejahteraan sosial, dana, sarana dan prasarana, faktor

    keluarga, masyarakat serta nilai-nilai sosial yang beragam dan

    terbatasnya ketersedian legal formal turut memberi pengaruh terhadap

    capaian kinerja penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Pada sisi lain

    permasalahan krisis ekonomi dan masih tidak menentunya keuangan

    global, terbatasnya kesempatan lapangan kerja dan tingginya kelompok

    umur produktif yang tidak terserap pasar kerja serta meningkatnya

    jumlah lanjut usia semakin meningkatkan jumlah PMKS baik kualitatif

    maupun kuantitatif. Kondisi tersebut di atas apabila tidak disikapi

    dengan cepat, tepat, utuh dan menyeluruh akan menjadi beban bagi

    pemerintah dan masyarakat.

    Tantangan dan Peluang

    Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan bagian dari

    pembangunan nasional, dengan sasaran utamanya adalah penyandang

    masalah kesejahteraan sosial (PMKS), upaya pembangunan

    kesejahteraan sosial dimaksudkan agar PMKS bisa memperoleh

  • 25

    kesempatan bekerja dan berusaha sehingga bisa menempuh kehidupan

    yang layak.

    Agar pembangunan kesejahteraan sosial segera bisa

    mengentaskan para penyandang masalah kesejahteraan sosial, maka

    diperlukan dukungan dan peran serta masyarakat.

    Peran Dinas Sosial Kabupaten Malang sebagai pelaksana kegiatan

    dalam pengentasan penyandang masalah kesejahteraan sosial dirasakan

    penting mengingat jumlah penyandang masalah di Kabupaten Malang

    jumlahnya cukup besar

    Untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor lingkungan

    dengan menggunakan analisis SWOT yaitu dengan menganalisis faktor –

    faktor : Kekuatan (Strength), dan Kelemahan (Weakness) dalam mencapai

    suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan analisis

    lingkungan Internal, dan analisis lingkungan ekternal adalah analisis

    yang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal yang

    meliputi peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats), adalah sebagai

    berikut :

    Kekuatan (Strength)

    Kekuatan adalah sumber daya, potensi atau keunggulan relatif

    lainnya atau keunggulan komperatif yang dimiliki dalam pelayanan

    kesejahteraan sosial di Kabupaten Malang.

    Adapun kekuatan yang ada meliputi :

    - peraturan perundang-undangan

    - Adanya instansi pembina teknis

    - Tersedianya Kebijakan pemerintah daerah

    Kelemahan (Weakness)

    Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan yang ada

    dalam rangka pelayanan kesejahteraan sosial di Kabupaten Malang.

    Adapun kelemahan yang ada meliputi :

    - Belum adanya Perda tentang PMKS secara keseluruhan

    - Rendahnya aksesabilitas dan fasilitas PMKS

    - Belum profesionalnya SDM penanganan PMKS

  • 26

    Peluang (Opportunities)

    Peluang merupakan situasi yang menguntungkan dalam

    pembangunan. Adapun peluang yang dimiliki dalam rangka pelayanan

    kesejahteraan sosial di Kabupaten Malang meliputi :

    - Adanya sistem koordinasi yang sinergi antar unit kerja yang terkait

    - Dukungan masyarakat, swasta dan dunia usaha

    - Adanya kerjasama antara pemerintah propinsi dan pemerintah pusat

    Ancaman (Threats)

    Ancaman adalah situasi yang tidak menguntungkan bagi

    pembangunan. Ancaman dapat berupa rintangan utama bagi posisi

    sekarang atau yang diinginkan dari pembangunan yang dilakukan.

    Adapun ancaman yang ada dalam rangka pelayanan kesejahteraan

    sosial di Kabupaten Malang meliputi :

    - Multikrisis yang berkepanjangan dan kompleks dapat menyebabkan

    rentannya ketahanan sosial.

    - Kondisi ekonomi, politik yang belum stabil

    - Rendahnya partisipasi sosial masyarakat

    ANALISIS SWOT UNTUK ASP Faktor Internal

    Faktor Eksternal

    Kekuatan (Strenght)

    Kelemahan (Weaknesses)

    1 Tersedianya peraturan

    perundang-undangan

    1 Belum ada Perda tentang PMKS secara

    keseluruhan

    2 Adanya Instansi pembina teknis

    2 Rendahnya aksesibilitas dan

    fasilitas PMKS 3 Kebijakan

    pemerintah daerah 3 Belum profesionalnya

    SDM penanganan

    PMKS

    Peluang (Opportunities)

    Strategi SO Strategi WO

    1 Adanya sistem koordinasi yang

    sinergi antar unit kerja yang terkait

    1 Dayagunakan peraturan

    perundang-undangan dengan

    mengadakan sistem koordinasi yang

    sinergi antar unit kerja yang terkait

    1 Usahakan lahirnya Perda tentang PMKS

    secara keseluruhan

    2 Dukungan masyarakat, swasta

    dan dunia usaha

    Optimalkan Instansi pembina teknis

    dengan adanya dukungan panti-

    panti sosial dan PSKS

    2 Tingkatkan aksesibilitas dan

    fasilitas PMKS dengan mendayagunakan

    panti-panti sosial dan PSKS

  • 27

    3 Adanya kerjasama

    antara pemerintah

    propinsi dan pemerintah pusat

    3 Mendukung terlaksananya

    kebijakan pemerintah daerah

    dengan mengadakan kerjasama antara

    pemerintah provinsi dan pemerintah

    pusat

    3 Tingkatkan profesionalitas SDM

    penanganan PMKS dengan adanya

    kerjasama antara pemerintah provinsi

    dan pemerintah pusat

    4 Adanya panti-panti sosial dan PSKS

    Ancaman (Threats) Strategi ST Strategi WT

    1 Multikrisis yang berkepanjangan

    dan kompleks dapat

    menyebabkan rentannya

    ketahanan sosial.

    1 Optimalkan peraturan

    perundang-undangan yang ada

    guna mengendalikan dan mengatasi

    permasalahan sosial

    yang timbul akibat multikrisis yang

    berkepanjangan

    1 Usahakan Perda tentang PMKS secara

    keseluruhan

    2 Kondisi ekonomi, politik yang belum

    stabil

    2 Memantapkan manajemen

    pelayanan kesejahteraan sosial

    yang mencakup penyempurnaan

    terus menerus

    sehingga mencerminkan

    pengelolaan pelayanan

    kesejahteraan sosial yang semakin

    berkualitas dan

    akuntabel

    2 Tingkatkan aksesibilitas dan

    fasilitas PMKS dalam menghadapi kondisi

    ekonomi, politik yang belum stabil

    3 Rendahnya partisipasi sosial masyarakat

    3 Manfaatkan kebijakan pemerintah daerah guna

    meningkatkan partisipasi sosial

    masyarakat

    3 Kembangkan dan mantapkan profesionalitas SDM

    yang menangani PMKS untuk

    meningkatkan partisipasi sosial

    masyarakat

    3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala

    Daerah Terpilih

    Visi pembangunan kesejahteraan sosial Dinas Sosial Kabupaten

    Malang selaras dengan pencapaian visi “Terwujudnya Masyarakat

    Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju,

    Aman, Tertib dan Berdaya Saing atau MADEP MANTEB MANETEP”.

  • 28

    Penyelenggaraan kesejahteraan sosial berkaitan dengan

    kemiskinan, keterlantaran, kecacatan keterpencilan, ketunaan sosial

    dan penyimpangan perilaku, korban bencana, serta korban tindak

    kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi sesuai dengan UU Nomor 11

    Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial.

    Disadari bahwa tantangan ke depan semakin berat, seiring dengan

    kompleksitas dan kuantitas PMKS juga turut meningkat sejalan

    perkembangan dan perubahan kondisi sosial masyarakat, yang

    disebabkan oleh krisis keuangan global dan berbagai bencana.

    Selain itu penanganan PMKS, jika tidak dilakukan secara tepat

    akan berakibat pada kesenjangan sosial yang makin meluas, dan

    berdampak pada melemahnya ketahanan sosial masyarakat, serta dapat

    mendorong terjadinya konflik sosial di masyarakat, yang disebabkan :

    1. Masih terbatasnya akses PMKS terhadap pelayanan sosial dasar.

    Jumlah PMKS tahun 2015 sebanyak 176.710 Jiwa. Dari jumlah

    tersebut yang mendapat pelayanan dalam tahun 2015 sebanyak 2615

    Jiwa (1,3 %). Angka ini menunjukan bahwa kemampuan penanganan

    PMKS di Kabupaten Malang masih sangat terbatas, untuk itu

    pemerintah mengupayakan pelayanan sosial berbasis masyarakat.

    2. Masih rendahya kualitas manajemen dan profesionalisme

    pelayanan kesejahteraan sosial. Jumlah organisasi yang

    menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial pada tahun 2015

    sebanyak 47 Organisasi Sosial yang tersebar di wilayah Kabupaten

    Malang dengan daya tampung klien orang.

    Keberadaan organisasi sosial/panti asuhan swasta ini telah banyak

    membantu Dinas sosial dalam menangani masalah sosial khususnya

    anak-anak yatim piatu, lanjut usia.

    Organisasi sosial/panti asuhan swasta biasanya tumbuh dan

    berkembang dari semangat filantropi/caritas, seringkali

    pengelolaannya dilakukan secara tradisional, pengasuh/pembimbing

    bisa dilakukan siapa saja, tidak perlu yang profesional. Persepsi

    semacam ini tanpa disadari menjadi hambatan dalam meningkatkan

    profesionalisme penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

  • 29

    3.3 Telaahan Rencana Strategis K/L (Kementerian/Lembaga) dan

    Rencana Strategis Provinsi

    Telaahan terhadap Rencana Strategis K/L dan Renstra Provinsi

    tahun rencana bertujuan untuk mengindentifikasi potensi, peluang, dan

    tantangan pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-

    isu strategis dan pilihan/kebijakan strategis dalam Rencana Strategis

    Dinas Sosial Kabupaten Malang. Telaah ini merupakan proses penting

    untuk harmonisasi dan sinergi antara Rencana Strategis SKPD

    Kabupaten dengan Rencana Strategis K/L dan Renstra Provinsi.

    Tujuan akhir yang akan dicapai Kementerian Sosial tahun 2015-

    2019 melalui penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah :

    1. Meningkatkan kemampuan penduduk dalam memenuhi kebutuhan

    dasar,

    2. Terpenuhinya hak dasar dan inklusivitas bagi penduduk miskin dan

    rentan, penyandang disabilitas, dan kelompok marjinal lainnya,

    3. Meningkatnya kualitas manajemen dan pengelolaan penyelenggaraan

    kesejahteraan sosial.

    Tujuan ini ada dalam kerangka pembangunan nasional saat ini dan

    sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Sosial sesuai

    Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial.

    Sasaran strategis Kementerian Sosial 2015-2019 diarahkan untuk

    mendukung tujuan Kementerian Sosial, sasaran strategis tersebut

    adalah :

    1. Berkontribusi menurunkan jumlah fakir miskin, kelompok rentan,

    dan PMKS lainnya sebesar 1 (satu) persen pada tahun 2019, melalui

    indikator :

    1.1 Persentase (%) keluarga miskin dan rentan serta PMKS lainnya

    yang meningkat kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan

    dasar,

    1.2 Persentase (%) anak, penyandang disabilitas, lanjut usia, dan

    hak dasar dan inklusivitas.

    2. Meningkatnya kapasitas SDM dan lembaga kesejahteraan sosial

    dalam penyelenggaraan kesejahteraa sosial melalui indikator:

    2.1 Persentase (%) SDM kesejahteraan sosial yang meningkat

    kapasitasnya,

    2.2 Persentase (%) lembaga kesejahteraan sosial yang meningkat

    kualitasnya.

  • 30

    Tugas Kementerian Sosial menyelenggarakan urusan di bidang

    rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan

    sosial, dan penanganan fakir miskin untuk membantu Presiden dalam

    menyelenggarakan pemerintahan Negara.

    Fungsi Kementerian Sosial sebagai berikut:

    1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang

    rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial,

    perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin,

    2. Penetapan kriteria dan data fakir miskin dan orang tidak mampu,

    3. Penetapan standar rehabilitasi sosial,

    4. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberi dukungan

    administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan

    Kementerian Sosial,

    5. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung

    jawab Kementerian Sosial,

    6. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kemensos,

    7. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan

    urusan Kementerian Sosial di daerah,

    8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

    pengembangan kesejahteraan sosial, serta penyuluhan sosial,

    9. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh

    unsur organisasi di lingkungan Kementerian Sosial.

    Kebijakan Kementerian Sosial pada pembangunan Kesejahteraan

    sosial diarahkan untuk :

    1. Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif

    2. Pengembangan penghidupan berkelanjutan (peningkatan

    kesejahteraan keluarga)

    3. Perluasan dana peningkatan akses pelayanan dasar

    4. Penguatan kelembagaan dan SDM penyelenggara kesejahteraan

    sosial.

    Strategi pembangunan kesejahteraan sosial sebagaimana ketentuan

    dalam RPJMN 2016-2021 difokuskan pada :

    1. Meningkatkan partisipasi masyarakat, lembaga kesejahteraan social

    dan dunia usaha (PSKS) terhadap penanganan PMKS

  • 31

    2. Meningkatkan persentase PMKS memperoleh batuan sosial

    3. Meningkatkan PMKS yang mendapatkan bimbingan motivasi

    4. Meningkatkan jumlah penerima jaminan sosial khususnya bagi

    penyandang disabilitas fisik dan mental serta lanjut usia yang tidak

    potensial

    5. Meningkat bantuan sosial terhadap korban bencana

    Program pembangunan Kesejahteraan Sosial Kementrian Sosial Tahun

    2016-2021 :

    Program Kementerian Sosial sebagai berikut:

    1. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial

    2. Program Rehabilitasi Sosial

    3. Program Pemberdayaan Sosial

    4. Program Penanganan Fakir Miskin.

    Visi Gubernur Jawa Timur Tahun 2014-2019 disusun sebagai

    upaya mewujudkan visi dan misi Gubernur Jawa Timur maupun dalam

    upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek

    kesejahteraan, layanan, dan peningkatan daya saing daerah dengan

    mempertimbangkan permasalahan dan isu strategis yang relevan.

    Adapun Visi Gubernur Jawa Timur tahun 2014-2019 adalah “Jawa

    Timur Lebih Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri dan Berdaya

    Saing” dan misi “Makin Mandiri dan Sejahtera bersama Wong Cilik” .

    Misi tersebut terjabarkan ke dalam 5 misi utama yaitu :

    1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan

    2. Meningkatkan pembanguan ekonomi yang inklusif, mandiri, berdaya

    saing berbasis agrobisnis dan agroindustri

    3. Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan

    4. Meningkatkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik

    5. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial

    Adapun telaah terhadap Rencana Strategis Dinas Sosial Provinsi Jawa

    Timur dilakukan terhadap Dokumen Rencana Strategis Provinsi Jawa

    Timur Tahun 2014-2019, Dalam Rencana Strategis Dinas Sosial

    Provinsi Jawa Timur memiliki Tugas sebagai lembaga teknis yang

    membantu Gubernur menyiapkan bahan pelaksanaan urusan

    pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi di bidang

    Sosial serta tugas pembantuan.

  • 32

    Tujuan Pembangunan Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Timur

    1. Meningkatkan taraf kesejahteraan sosial Penyandang Masalah

    Kesejahteraan Sosial (PMKS).

    2. Meningkatkan partisipasi Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial

    dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

    Sasaran Strategis Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Tahun 2014–2019

    adalah sebagai berikut :

    1. Meningkatnya Kesejahteraan Penyandang Masalah Kesejahteraan

    Sosial (PMKS)

    2. Meningkatnya partisipasi PSKS dalam penyelenggaraan

    Kesejahteraan Sosial

    3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

    Strategis

    Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta

    segenap unsur terkait, yang batas dan sistemnya ditentukan

    berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

    Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung

    atau budidaya. Telaah rencana tata ruang wilayah pada Rencana

    Strategis, ini ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana

    struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan Dinas Sosial

    Kabupaten Malang

    - Faktor Pendorong Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

    Strategis

    1. Adanya sistem koordinasi yang sinergi antar unit kerja yang

    terkait

    2. Dukungan masyarakat, swasta dan dunia usaha

    3. Adanya kerjasama antara pemerintah propinsi dan pemerintah

    pusat

    4. Adanya panti-panti sosial dan PSKS

    - Faktor Penghambat Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan

    Hidup Strategis

    1. Multikrisis yang berkepanjangan dan kompleks dapat

    menyebabkan rentannya ketahanan sosial.

    2. Kondisi ekonomi yang belum stabil.

    3. Rendahnya partisipasi sosial masyarakat.

  • 33

    3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

    Isu strategis adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam

    penyelenggaraan kesejahteraan sosial tahun pada 2016-2021

    dirumuskan berdasarkan pada RPJMD Tahun 2016-2021 dan evaluasi

    capaian pembangunan kesejahteraan sosial sampai tahun 2015.

    Sebelum menentukan isu-isu strategis maka perlu dilakukan terlebih

    dahulu indentifikasi permasalahan-permasalahan yang didasarkan pada

    tugas dan fungsi Dinas Sosial, sehingga dapat dipisahkan

    permasalahan-permasalahan yang dapat dipecahkan oleh Dinas Sosial.

    Berdasarkan uraian di atas, maka isu strategis pembangunan

    kesejahteraan sosial di Kabupaten Malang Tahun 2016-2021 menjadi

    landasan bagi penyusunan Rencana Strategis adalah sebagai berikut :

    Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS),

    angka kemiskinan di Kabupaten Malang tahun 2014 sebesar 11,07 %.

    Pemerintah Kabupaten Malang terus berkomitmen untuk menurunkan

    angka kemiskinan melalui upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat

    dan pemerataan hasil pembangunan. Langkah–langkah yang dilakukan

    untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut adalah optimalisasi

    pemberdayaan masyarakat yang difokuskan pada sasaran rumah tangga

    sangat miskin (RTSM).

  • 34

    BAB IV

    TUJUAN DAN SASARAN,

    STRATEGI DAN KEBIJAKAN

    4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Sosial

    Dalam mewujudkan visi dan misi Dinas Sosial Kabupaten Malang

    tidak terlepas dari visi dan misi pemerintah Kabupaten Malang Tahun

    2016-2021 :

    Visi Pemerintah Kabupaten Malang :

    Visi Pembangunan Kabupaten Malang berpedoman pada arah

    pembangunan Kabupaten Malang sebagaimana tertuang dalam RPJPD

    2005-2025, capaian pembangunan tahun 2010-2015, memperhatikan

    kondisi masyarakat Kabupaten Malang saat ini, permasalahan dan

    tantangan yang dihadapi di masa depan, serta dengan

    memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh

    masyarakat, pemangku kepentingan, serta Pemerintah Daerah.

    Visi Kabupaten Malang juga mempunyai semangat untuk menjalankan

    komitmen pembangunan nasional sebagaimana yang telah

    diamanatkan oleh Presiden Republik Indonesia, salah satu komitmen

    tersebut adalah sektor pembangunan desa. Kabupaten Malang pada

    lima tahun kedepan akan memperhatikan pembangunan desa sesuai

    dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014. Hal ini menjadi penting

    dikarenakan kondisi geografis Kabupaten Malang yang luas membuat

    akses pelayanan dan informasi berpotensi untuk tidakterdistribusi

    secara cepat dan merata. Pembangunan desa setidaknya juga

    merupakan langkah kongkrit untuk meningkatkan pertumbuhan

    ekonomi desa dan kabupaten secara umum. Untuk mengupayakan hal

    itu, Pemerintah Kabupaten Malang menjadikan masyarakat desa

    sebagai subyek pembangunan, sebagaimana amanat Undang-Undang

    Nomor 6 Tahun 2016.

    Komitmen Pemerintah Kabupaten Malang terhadap pembangunan

    desa, salah satunya diwujudkan melalui penjabaran visi misi, yakni

    dalam tujuan dan sasaran. Setidaknya beberapa penjabaran dalam

    sasaran diarahkan untuk pembangunan desa, salah satunya adalah

    peningkatan kualitas pelayanan publik Pemerintah Desa. Melalui

    kualitas pelayanan publik yang baik dan memberi aksesibilitas kepada

    kelompok rentan, seperti difabel dan PMKS, maka hal ini akan

  • 35

    mendorong tingginya tingkat kepuasan masyarakat terhadap

    pemerintah. Pemerintah Kabupaten juga akan memberikan apresiasi

    mengenai usulan atau partisipasi warga desa yang dimasukkan dalam

    agenda Musrenbang Desa. Diharapkan melalui hal tersebut kebijakan

    pembangunan tidak lagi hanya dengan sistem top-down melainkan juga

    bottom-up.

    Selain itu, dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan

    untuk periode 2016-2021, dicanangkan Visi Pembangunan Kabupaten

    Malang yang berlandaskan pada sebuah nilai filosofis, yakni : Pertama:

    niat untuk konsisten dalam menjalankan amanat konstitusi dan

    pembangunan, atau diberi istilah Madep. Kedua Untuk mewujudkan

    niat tersebut pemerintah berkomitmen untuk memiliki sikap

    kedisiplinan, bekerja keras dan produktif dalam pelaksanakan

    pembangunan, atau disebut dengan Manteb. Sedangkan untuk tujuan

    pembangunannya dalam 5 tahun kedepan, Pemerintah Kabupaten

    Malang menginginkan agar setiap pembangunan dapat dirasakan

    secara nyata oleh masyarakat, atau diberi istilah Manetep.

    Dengan mempertimbangkan tiga landasan filosofis dan pedoman

    arah pembangunan di atas, maka dalam pelaksanaan pemerintahan

    dan pembangunan untuk periode 2016-2021, dicanangkan Visi

    Pembangunan Kabupaten Malang sebagai berikut:

    "Terwujudnya Kabupaten Malang yang MADEP MANTEB

    MANETEP"

    Secara terperinci rumusan visi tersebut dapat dijabarkan sebagai

    berikut: “Terwujudnya Kabupaten Malang yang Istiqomah dan

    Memiliki Mental Bekerja Keras Guna Mencapai Kemajuan

    Pembangunan yang Bermanfaat Nyata untuk Rakyat Berbasis

    Pedesaan”.

    Penggunaan istilah MADEP-MANTEB-MANETEP merupakan

    filosofi pembangunan yang bukan hanya memiliki arti yang baik,

    melainkan juga memiliki akar historis pada kebudayaan nusantara dan

    Kabupaten Malang. Oleh karena itu, MADEP-MANTEB-MANETEP

    sebagaimana telah sedikit disinggung di paragraf sebelumnya bukanlah

    sebuah akronim, melainkan memiliki kesatuan maknawi yang tidak

    dapat dipisahkan satu sama lain.

    Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya

  • 36

    yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai

    pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen

    penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang

    diberikannya. Adapun misi pembangunan Kabupaten Malang untuk

    5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:

    1. Memantapkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam

    pembangunan guna menunjang percepatan revolusi mental yang

    berbasis nilai keagamaan yang toleran, budaya lokal, dan supremasi

    hukum;

    2. Memperluas inovasi dan reformasi birokrasi demi tata kelola

    pemerintahan yang bersih, efektif, akuntabel dan demokratis

    berbasis teknologi informasi;

    3. Melakukan percepatan pembangunan di bidang pendidikan,

    kesehatan, dan ekonomi guna meningkatkan Indeks Pembangunan

    Manusia;

    4. Mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis pertanian,

    pariwisata, dan industri kreatif;

    5. Melakukan percepatan pembangunan desa melalui penguatan

    kelembagaan, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan

    produk unggulan desa;

    6. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur jalan, transportasi,

    telematika, sumber daya air, permukiman dan prasarana lingkungan

    yang menunjang aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan;

    7. Memperkokoh kesadaran dan perilaku masyarakat dalam menjaga

    kelestarian lingkungan hidup.

    Secara substantif, tujuh misi pembangunan Kabupaten

    Malang Tahun 2016-2021 dapat dikelompokkan dalam dua dimensi

    pokok, yaitu konsep dan arah pembangunan yang bersifat ekonomis

    dan materiil, dan juga arah pembangunan yang bersifat non-ekonomis

    dan non-materiil.

    Kedua dimensi ini harus dapat dijalankan secara seimbang

    untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembangunan daerah

    yang utuh dan berkelanjutan. Hal ini dapat dituangkan dalam skema

    berikut ini:

  • 37

    Berdasarkan skema di atas terlihat bagaimana tujuh misi

    pembangunan yang ada merupakan kombinasi antara dua dimensi

    dasar pembangunan, yaitu baik yang bersifat fisik materiil maupun

    yang bersifat pembangunan mental atau karakter masyarakat.

    Keduanya seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu

    sama lain, sebagai sebuah kesatuan, utamanya dalam pelaksanaan

    pembangunan didaerah.

  • 38

    Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Malang

    NO MISI RPJMD TUJUAN

    RPJMD

    SASARAN

    RPJMD

    TUJUAN

    DINAS

    SOSIAL

    INDIKATOR

    TUJUAN

    DINAS SOSIAL

    SASARAN

    DINAS

    SOSIAL

    INDIKATOR

    SASARAN

    DINAS SOSIAL

    FORMULA/

    RUMUS

    KONDISI AWAL

    KINERJA

    TAHUN

    2017

    TARGET KINERJA SASARAN

    2018 2019 2020 2021

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

    1. Melakukan

    Percepatan

    pembangunan

    desa melalui

    penguatan

    kelembagaan,

    peningkatan

    kualitas SDM

    dan

    Pengembangan

    Produk

    Unggulan Desa

    Mewujudkan

    penyelenggara

    an

    pemerintahan

    desa dalam

    mengentaskan

    kemiskinan

    yang

    responsif,

    transparan

    dan akuntabel

    Menurunnya

    jumlah PMKS

    di Pedesaan

    Persentase

    Angka

    Kemiskinan

    Meningkatkan

    kualitas

    penanganan

    masalah

    kesejahteraan

    sosial

    Menurunnya

    jumlah

    PMKS di

    Pedesaan

    Persentase

    PMKS yang

    tertangani

    Persentase

    Penanganan

    masalah

    Kesejahteraan

    Sosial

    86,83 % 87,08

    %

    87,53

    %

    87,58

    %

    87,83

    %

    Persentase PMKS

    yang memperoleh

    bantuan sosial

    86,83 % 87,08

    %

    87,53

    %

    87,58

    %

    87,83

    %

    Persentase korban

    bencana yang

    menerima bantuan

    selama masa

    tanggap darurat

    80 % 80 % 80 % 80 % 80 %

    Jumlah panti sosial

    yang menyediakan

    sarana prasarana

    pelayanan

    kesejahteraan

    sosial

    65% 65% 65% 70% 70%

  • 39

    4.2 Strategi dan Kebijakan Jangka Menengah Dinas Sosial

    Strategi

    Untuk merealisasikan visi, misi, dan tujuan Dinas Sosial selama

    lima tahun ke depan sesuai dengan misi dan arahan RPJMD 2016-2021

    tersebut di atas, perlu dibuat suatu strategi dan arah kebijakan yang

    utuh dan menyeluruh.

    Strategi dan arah kebijakan ini diharapkan dapat memberikan

    panduan yang menuntun segenap komponen aparatur Dinas Sosial

    dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

    Maka strategi dan arah kebijakan penyelenggaraan kesejahteraan

    sosial tahun 2016-2021 dirumuskan berdasarkan pada (i) RPJMD tahun

    2016-2021, (ii) evaluasi capaian pembangunan kesejahteraan sosial

    tahun 2010-2015, (iii) komitmen pemerintah daerah mengenai

    kemiskinan, yakni :

    a. Meningkatkan partisipasi masyarakat, lembaga kesejahteraan sosial

    dan dunia usaha (PSKS) terhadap penanganan PMKS.

    b. Meningkatkan persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial.

    c. Meningkatkan PMKS yang mendapat bimbingan motivasi sosial.

    d. Meningkatkan jumlah penerima jaminan sosial khususnya bagi

    penyandang disabilitas fisik dan mental serta lanjut usia yang tidak

    potensial

    e. Meningkatkan bantuan sosial terhadap korban bencana

    Kebijakan

    Menjadi permasalahan yang memerlukan pemikiran strategis dan

    menyeluruh. Masih lemahnya pemahaman para pemangku

    kepentingan tentang pentingnya penyelenggaraan kesejahteraan sosial

    sebagai alat untuk menurunkan jumlah PMKS, juga menjadi

    permasalahan sendiri.

    Hal ini penting untuk menjadi bahan pemikiran semua pihak, karena

    kebijakan terkait erat dengan pemangku kepentingan, dan kebijakan

    adalah pintu untuk melakukan perubahan ke arah perbaikan kondisi

    sosial yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Kebijakan yang diambil :

    Meningkatkan partisipasi masyarakat, lembaga kesejahteraan sosial

    dan dunia usaha (PSKS) terhadap penanganan PMKS melalui

    optimalisasi media publik.

    Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial.

  • 40

    Peningkatan kegiatan bimbingan motivasi dalam PMKS.

    Peningkatan jaminan sosial melalui distribusi yang merata dan

    terawasi.

  • 41

    Tabel 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Malang

    NO TUJUAN

    RPJMD

    SASARAN

    RPJMD

    TUJUAN

    DINAS SOSIAL

    SASARAN

    DINAS SOSIAL

    STRATEGI

    DINAS SOSIAL

    KEBIJAKAN

    DINAS SOSIAL

    PROGRAM

    PRIORITAS DINAS

    SOSIAL

    1 2 3 4 5 6 7 8

    1. Mewujudkan

    penyelenggaraan

    pemerintahan desa dalam

    mengentaskan kemiskinan

    yang responsif, transparan

    dan akuntabel

    Menurunnya

    jumlah PMKS

    di Pedesaan

    Persentase

    Angka

    Kemiskinan

    Menurunnya jumlah

    PMKS di Pedesaan

    Persentase

    PMKS yang

    memperoleh

    bantuan sosial

    Meningkatkan aksesibilitas

    pelayanan sosial dalam

    pemenuhan kebutuhan

    dasar

    Program

    Penanganan Fakir

    Miskin

    Meningkatkan pelayanan

    social bagi korban bencana

    alam dan sosial

    Program

    Perlindungan dan

    Jaminan Sosial

    Meningkatkan peran aktif

    masyarakat, dunia usaha,

    organisasi sosial dalam

    penyelenggaraan

    pembangunan

    kesejahteraan sosial

    Program

    Pemberdayaan

    Sosial

  • 42

    BAB V

    RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,

    KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

    5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran,

    dan Pendanaan Indikatif Dinas Sosial

    Melalui arah kebijakan strategi melalui program yang saling

    terkait dan rasional dalam mendukung pencapaian indikator dan target

    sasaran yang ditetapkan. Pada Perubahan Renstra ini dilakukan

    beberapa penyesuaian nomenklatur program sesuai dengan

    Perubahan SOTK (Peraturan Bupati Nomor 55. Tahun 2016) dan

    Penyempurnaan indikator program dan operasionalisasi rumusan

    indikator. Adapun program prioritas yang telah disertai kebutuhan

    pendanaan (pagu indikatif) selanjutnya dijabarkan dalam kegiatan.

    Uraian program dan kegiatan yang direncanakan serta

    indikator kinerja dan pendanaan indikatif dalam Perubahan Renstra

    ini disajikan program dan kegiatan tahun 2016 yang sudah

    dilaksanakan, tahun 2017 yang sedang dilaksanakan, serta rencana

    tahun 2018-2021 dengan nomenkaltur sesuai dengan perubahan

    SOTK, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini : (Tabel 5.1

    sesuai e-renstra) :

    1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

    2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

    3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

    4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

    5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

    Kinerja dan Keuangan

    6. Program Pengembangan Data dan Informasi

    7. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)

    dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya

    8. Program Pembinaan Anak Terlantar

    9. Program Pembinaan Eks Penyandang penyakit Sosial (Eks Narapi

    dana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya)

    10. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma

    11. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial

    12. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo

    13. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

  • 43

    14. Program Pengelolaan Areal Pemakaman

    15. Program Rehabilitasi Sosial

    16. Program Penanganan Fakir Miskin

    17. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial

    18. Program Pemberdayaan Sosial

  • 44

    Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif

    Dinas Sosial Kabupaten Malang Tahun Anggaran 2019-2021

    No Tujuan Indikator Tujuan

    Sasaran Indika

    tor

    sasaran

    Program/ Kegatan

    Indikator Kinerja program

    (Outcome)

    dan Kegiatan (Uotput)

    Kondisi Kinerja Awal

    Kondisi Kinerja Tahun

    Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

    Kondisi Kinerja pada akhir

    Periode Renstra

    Perangkat

    Daerah Penang

    gung jawab Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

    Capai

    an Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    1

    Mewujudkan mentalitas

    kehidupan

    sosial yang tertib dan berbudaya lokal serta menumbuhkan kerukunan kehidupan beragama

    Persentase Angka

    Kemiski

    nan

    1. - 1. - I. Program Pelayanan

    Administrasi

    Perkantoran

    Persentase Pemenuhan

    Operasional

    Perkantoran (%)

    100 813.862.438

    930.809.80

    0

    100 823.576.425 100 858.406.360

    100 896.470.670 100 4.323.125.693

    Dinas Sosial

    1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat

    Jumlah registrasi surat masuk dan surat keluar (buah)

    1000 buah

    4.750.000

    1200 Surat

    7.500.000

    1200 buah

    8.500.000 1200 buah

    9.500.000

    1200 buah

    10.000.000 7000 buah

    40.250.000

    2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik

    Jumlah Penyediaan Listrik, Air Minum/Air Bersih, Telekomunikasi dan Internet (Bulan)

    10 Bulan

    19.749.863 12 Bulan

    27.840.000

    12 Bulan

    28.138.000 12 Bulan

    30.950.000

    12 Bulan

    34.045.000 12 Bulan

    140.722.863

    3. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

    Jumlah pejabat pengelola administrasi keuangan (OB)

    10 OB

    244.305.000

    25 Orang/Bulan

    380.680.000

    12 OB 264.857.250 12 OB 278.100.000

    12 OB 292.005.000 70 OB 1.459.947.250

    4. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

    Jumlah petugas kebersihan (OB)

    34 OB

    41.985.000 3 Orang/Bulan

    64.800.000

    36 OB 53.560.000 36 OB 54.560.000

    36 OB 55.560.000 214 OB

    270.465.000

    5. Penyediaan Alat Tulis Kantor

    Jumlah alat tulis kantor yang disediakan (Jenis)

    28 Jenis

    43.892.500 28 Jenis

    45.016.000

    28 Jenis

    46.192.500 28 Jenis

    47.192.500

    28 Jenis

    48.192.500 28 Jenis

    230.486.000

  • 45

    No Tujuan Indikator Tujuan

    Sasaran Indika

    tor sasaran

    Program/ Kegatan

    Indikator

    Kinerja program

    (Outcome) dan

    Kegiatan (Uotput)

    Kondisi Kinerja Awal

    Kondisi Kinerja Tahun

    Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

    Kondisi Kinerja

    pada akhir Periode Renstra

    Perangkat

    Daerah Penanggung

    jawab Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

    Capaian

    Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    6. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan

    Jumlah barang cetakan yang disediakan (Jenis)

    8 Jenis

    50.323.275 8 Jenis 29.267.800

    8 Jenis 68.975.500 8 Jenis

    70.975.000

    8 Jenis 72.975.000 8 Jenis 292.516.575

    7. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

    Jumlah penyediaan komponen alat-alat listrik dan elektronik (Jenis)

    8 Jenis Alat Listrik dan Elektronik

    8.156.000 8 Jenis 7.815.000

    8 Jenis Alat

    Listrik dan

    Elektronik

    16.020.000 8 Jenis Alat

    Listrik dan

    Elektronik

    16.020.000

    8 Jenis Alat

    Listrik dan

    Elektronik

    16.020.000 8 Jenis Alat

    Listrik dan

    Elektronik

    64.031.000

    8. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

    Jumlah Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan

    yang disediakan (jenis)

    36 Eksemplar

    18.994.000 204 Eksem

    plar

    57.320.000

    36 Eksem

    plar

    19.820.000 36 Eksem

    plar

    19.820.000

    36 Eksem

    plar

    19.820.000 216 Eksem

    plar

    135.774.000

    9. Penyediaan Bahan Logistik

    Kantor

    Jumlah bahan logistik

    kantor yang disediakan (jenis)

    2 Jenis

    45.572.000 3 Jenis 43.680.000

    2 Jenis 47.821.200 2 Jenis

    50.212.260

    2 Jenis 52.722.800 2 Jenis 240.008.200

    10. Penyediaan Makanan dan

    Minuman

    Jumlah makanan dan

    minuman harian Pegawai, Rapat, dan tamu yang disediakan (HOK)

    3454 Pack

    85.904.250 1000 Hari/Orang/K

    ali

    67.256.000

    1199 Pack

    37.767.975 1199 Pack

    37.556.400

    1199 Pack

    39.434.220 11704 Pack

    267.918.845

    11. Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah

    Jumlah pegawai memenuhi penugasan dinas ke luar daerah (HOK)

    197 OHK

    170.990.550

    89 Orang/Hari/

    Kali

    147.900.000

    290 OHK

    178.101.000 290 OHK

    187.006.050

    290 OHK

    196.356.350 1554 OHK

    880.353.950

  • 46

    No Tujuan Indikator Tujuan

    Sasaran Indika

    tor sasaran

    Program/ Kegatan

    Indikator

    Kinerja program

    (Outcome) dan

    Kegiatan (Uotput)

    Kondisi Kinerja Awal

    Kondisi Kinerja Tahun

    Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

    Kondisi Kinerja

    pada akhir Periode Renstra

    Perangkat

    Daerah Penanggung

    jawab Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

    Capaian

    Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    12. Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi Ke Dalam

    Daerah

    Jumlah pegawai memenuhi penugasan dinas ke dalam daerah

    (HOK)

    199 OHK

    79.240.000 177 Orang/Hari/K

    ali

    51.735.000

    162 OHK

    53.823.000 162 OHK

    56.514.150

    162 OHK

    59.339.800 1046 OHK

    300.651.950

    II. Program Peningkatan Sarana dan

    Prasarana Aparatur

    Persentase Pemenuhan Sarana dan

    Prasarana Penunjang

    Aparatur (%)

    100 868.432.500

    719.202.50

    0

    100 469.198.000 100 486.751.900

    100 505.183.495 100 3.048.768.395

    13. Pengadaan kendaraan Dinas/operasional

    - - 92.165.500 0 92.165.500

    13. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

    Jumlah Perlengkapan Gedung Kantor yang diadakan( jenis)

    9 Jenis

    104.318.000

    4 Jenis 113.500.000

    8 Jenis 73.290.000 8 Jenis

    76.954.500

    8 Jenis 80.802.225 8 Jenis 448.864.725

    14. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor

    Jumlah gedung kantor yang dipelihara Rutin/Berkala ( jenis)

    3 Gedu

    ng

    220.100.000

    3 Unit 230.902.500

    3 Gedun

    g

    277.788.000 3 Gedun

    g

    291.677.400

    3 Gedun

    g

    306.261.270 3 Gedun

    g

    1.326.729.170

    15. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

    Jumlah kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua

    yang dipelihara rutin dan berkala (Unit)

    15 Unit

    53.498.000 16 Unit 86.000.000

    15 Unit

    72.050.000 15 Unit

    72.050.000

    15 Unit

    72.050.000 15 Unit

    355.648.000

  • 47

    No Tujuan Indikator Tujuan

    Sasaran Indika

    tor sasaran

    Program/ Kegatan

    Indikator

    Kinerja program

    (Outcome) dan

    Kegiatan (Uotput)

    Kondisi Kinerja Awal

    Kondisi Kinerja Tahun

    Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

    Kondisi Kinerja

    pada akhir Periode Renstra

    Perangkat

    Daerah Penanggung

    jawab Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

    Capaian

    Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    16. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung

    Kantor

    Jumlah Perlengkapan Gedung Kantor yang dipelihara Rutin/Berkal

    a (jenis)

    15 Unit

    23.700.000 36 Unit

    23.700.000

    15 Unit

    26.070.000 15 Unit

    26.070.000

    15 Unit 26.070.000 15 Unit

    125.610.000

    17. Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Gedung

    Kantor

    Jumlah Rumah Gedung Kantor yang direhabilitasi

    Sedang/Berat ( paket)

    195.030.000

    1 Unit 198.000.000

    0 0 0 0 0 0 1 393.030.000

    18. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor

    Jumlah Peralatan Gedung Kantor yang

    diadakan ( jenis)

    43.881.000 3 Jenis 67.100.000

    2 20.000.000 2 20.000.000

    2 20.000.000 14 170.981.000

    19. Pengadaan Mebeleur

    Jumlah Mebeleur yang diadakan

    (jenis)

    135.740.000

    0 - 0 - 0 - 0 - 135.740.000

    III. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

    Aparatur

    Persentase Peningkatan Kapasitas Pegawai di Perangkat

    Daerah (%)

    100 15.297.500 11.197.500

    100 10.788.750 100 11.328.200

    100 11.894.610 100 60.506.560

    20. Pendidikan dan Pelatihan Formal

    Jumlah Pegawai yang mengikuti pelatihan ( orang)

    20 Oran

    g

    15.297.500 11 Orang

    11.197.500

    8 Orang

    10.788.750 8 Orang

    11.328.200

    8 Orang

    11.894.610 72 Orang

    60.506.560

    IV. Program Peningkatan Disiplin

    Aparatur

    Persentase Penunjang Kerja

    Aparatur (%)

    100 17.850.000 18.900.000

    100 22.000.000 100 23.100.000

    100 24.255.000 100 106.105.000

    21. Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya

    Jumlah penyediaan Pakaian Dinas (Stel)

    51 Stel

    17.850.000 54 Stel 18.900.000

    55 Stel 22.000.000 55 Stel

    23.100.000

    55 Stel 24.255.000 322 Stel

    106.105.000

  • 48

    No Tujuan Indikator Tujuan

    Sasaran Indika

    tor sasaran

    Program/ Kegatan

    Indikator

    Kinerja program

    (Outcome) dan

    Kegiatan (Uotput)

    Kondisi Kinerja Awal

    Kondisi Kinerja Tahun

    Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan

    Kondisi Kinerja

    pada akhir Periode Renstra

    Perangkat

    Daerah Penanggung

    jawab Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

    Capaian

    Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

    V. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian

    Kinerja dan Keuangan

    Persentase Dokumen Perencanaan, Laporan Keuangan dan Kinerja

    Perangkat Daerah yang Tepat Waktu (%)

    100 69.124.000 64.313.000

    100 139.985.550 100 145.539.200

    100 154.261.725 100 573.223.475

    22. Penyusunan Laporan

    Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

    Jumlah Dokumen

    Laporan Kinerja (LKJ-IP/Profile Kinerja PD/Survei Kepuasan Masyarakat) (Buku)

    6 Lapor

    an

    43.367.000 6 Buku

    33.910.000

    6 Lapora

    n

    111.074.250 6 Lapor

    an

    116.627.900

    6 Lapora

    n

    122.459.295 36 Lapora

    n

    430.438.445

    23. Penyusunan Laporan Keuangan Sem