rancangan akhir rencana strategis dinas sosial...
TRANSCRIPT
-
1
LAMPIRAN
KEPUTUSAN BUPATI MALANG
NOMOR: 188.45/720/KEP/35.07.013/2018
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN BUPATI MALANG
NOMOR: 188.45/682/KEP/35.07.013/2016
TENTANG PENGESAHAN RANCANGAN AKHIR
RENCANA STRATEGIS DINAS SOSIAL KABUPATEN
MALANG TAHUN 2016-2021
RANCANGAN AKHIR RENCANA STRATEGIS
DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG
TAHUN 2016-2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang Tahun
2016-2021 telah ditetapkan pada Tahun 2016 melalui Keputusan Bupati
Malang Nomor: 188.45/682/KEP/35.07.013/2016 tentang Pengesahan
Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang
Tahun 2016-2021. Dengan terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten
Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah
Nomor 12 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor
9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
berimplikasi pada Perubahan Dokumen perencanaan untuk disesuaikan
dengan Struktur Organisasi yang baru. Berkenaan dengan hal tersebut
Pemerintah Kabupaten Malang melakukan reviu terhadap Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang Tahun
2016-2021. Sejalan dengan Perubahan Struktur Organisasi dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, maka dilakukan pula
Perubahan terhadap Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang
Tahun 2016-2021.
Perencanaan strategis merupakan proses penyusunan
perencanaan yang berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai selama
kurun waktu tertentu dengan memperhitungkan potensi (kekuatan,
kelemahan peluang dan kendala) yang ada atau mungkin timbul.
Dokumen yang dihasilkan dari perencanaan strategis disebut
Perencanaan Strategis.
-
2
Perencanaan strategis diperlukan sebagai instrumen untuk lebih
mengarahkan tujuan organisasi yang akan dicapai dan bagaimana cara
mencapainya. Perencanaan strategis merupakan awal dari proses
akuntabilitas suatu lembaga kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Oleh karena itu, proses penyusunan perencanaan strategis memerlukan
keterlibatan dari para pihak yang berkepentingan (stakeholders) untuk
mencapai keberhasilan pelaksanaan misi organisasi.
Dalam upaya meningkatkan keserasian pembangunan sektoral
dan pembangunan daerah serta usaha menjamin laju perkembangan
dan kesinambungan pembangunan Kabupaten Malang, diperlukan
perencanaan yang komprehensif terarah dan terpadu, dengan bertumpu
pada pola perencanaan berbasiskan perencanaan masyarakat, dengan
melibatkan lebih banyak peran dari para stakeholders. Yang pada
gilirannya diharapkan mampu menjembatani dan mengakomodasikan
kebutuhan masyarakat secara transparan, demokratis dan akuntable.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, telah merubah pola
perencanaan yang ada, dimana satuan kerja Perangkat Daerah
menyusun perencanaan berdasarkan pagu indikatif dan perencanaan
yang disusun merupakan hasil dari proses perencanaan yang telah
memadukan proses politik, proses teknokratik, proses partisipatif dan
proses bottom-up dan top down.
Kedudukan Rencana Strategis Perangkat Daerah adalah
merupakan rincian Rencana Kerja Pemerintah Daerah pada perangkat
daerah yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah selama 5 (lima) Tahun.
Perencanaan Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang merupakan
penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Malang.
Kedudukan dan keterkaitan antar dokumen perencanaan dalam
sistem perencanaan dapat digambarkan pada bagan sebagai berikut:
-
3
KETERKAITAN ANTAR DOKUMEN PERENCANAAN
Bagan diatas menunjukan alur penyusunan Perubahan Rencana
Strategis yang berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Malang dan menjadi pedoman
penyusunan Rencana Kerja Dinas Sosial Kabupaten Malang. Dengan
dengan demikian dokumen Rencana Strategis merupakan penjabaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah terkait dengan
Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan dalam mendukung visi,
misi, tujuan dan sasaran Kepala Daerah.
Perubahan Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang
merupakan dokumen perencanaan jangka menengah yang mengacu
pada Perubahan Rencana Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang
2016-2021 yang disusun sebagai pedoman dalam melaksanakan
perencanaan pembangunan selama 5 (lima) Tahun kedepan berdasarkan
visi, misi, tujuan, strategi yang dirumuskan dan disepakati sebagai
dasar untuk melaksanakan program dan kegiatan. Karena mengacu
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Malang, maka Rencana Strategis Dinas Sosial juga mengacu pada
dokumen perencanaan diatasnya yaitu RPJPD Kabupaten Malang,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur,
serta Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Selain itu,
Rencana Strategis Dinas Sosial juga memperhatikan Rencana Strategis
K/L dalam hal ini Kementerian Sosial.
1.2 Landasan Hukum
Rencana Strategis Dinas Sosial Kabupaten Malang yang berfungsi
sebagai Dokumen Perencanaan Taktis Strategis disusun berdasarkan:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
RPJPD
&
RTRW
RPJM
Daerah
Ranwal
RKP
Daerah
Rencana
Kerja
SKPD
Rencana
Strategis SKPD
RKA
SKPD
RAPBD
APBD
DPA
SKPD
Pedoman
Pdoman
Bahan
Bahan
Pedoman
Pedoman
Diacu
Dijabarkan
RKP
Daerah
-
4
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan;
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
7. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pejabat Pemerintahan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
14. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
-
5
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten
Malang Tahun 2005-2025;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Perencanaan Pembangunan Daerah;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang
Tahun 2016-2021, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Malang Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan
atas Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang
Tahun 2016-2021;
21. Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;
22. Peraturan Bupati Malang Nomor 55 Tahun 2016 tentang Kedudukan,
Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja Dinas Sosial;
23. Peraturan Bupati Malang Nomor 34 Tahun 2017 tentang Mekanisme
Tahunan Penyelenggaraan Pemerintahan Kabupaten Malang;
24. Peraturan Bupati Malang Nomor 44 Tahun 2017 tentang Reviu
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Malang
Tahun 2016-2021 atas Penyesuaian Nomenklatur Program Prioritas
Perangkat Daerah;
25. Peraturan Bupati Malang Nomor 45 Tahun 2017 tentang Rencana
Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018;
-
6
26. Peraturan Bupati Malang Nomor 22 Tahun 2018 tentang Perubahan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2018;
27. Keputusan Bupati Malang Nomor: 188.45/682/KEP/35.07.013/2016
tentang Pengesahan Rancangan Akhir Rencana Strategis Dinas Sosial
Kabupaten Malang Tahun 2016-2021;
1.3 Maksud dan Tujuan
Penyusunan Perubahan Rencana Strategis dimasing-masing
Dinas dimaksudkan sebagai penjabaran lebih lanjut dari Program
Pembangunan Daerah. Perubahan Rencana Strategis ini akan menjadi
program dan kegiatan strategis yang dibiayai baik Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Kabupaten Malang, Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi maupun Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
Berkenaan dengan hal diatas maka Penyusunan Perubahan
Rencana Strategis pada Dinas Sosial Kabupaten Malang bertujuan
sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan selama 5 tahun dan
dijadikan acuan dalam merumuskan standar pengukuran kinerja
Pelaksanaan Program Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Kabupaten
Malang serta sebagai dasar dalam Penyusunan Rencana Kerja Dinas
Sosial tiap tahun mulai dari Tahun 2016-2021, yang selanjutnya
dijadikan landasan dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah.
1.4 Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan memahami Rencana Strategis Dinas
Sosial Kabupaten Malang 2016–2021, maka disusun sistematika
penulisan sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS SOSIAL
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Sosial
2.2 Sumber Daya Dinas Sosial
a. Sumber Daya Manusia Dinas Sosial
b. Sarana Prasarana
c. Anggaran
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Sosial
-
7
III. ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Pelayanan Dinas Sosial
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah Terpilih
3.3 Telaahan Rencana Strategis K/L (Kementerian/Lembaga)
dan Rencana Strategis Dinas Sosial Provinsi
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
IV. TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Sosial
4.2 Strategi dan Kebijakan Jangka Menengah Dinas Sosial
V. RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok
Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Sosial
VI. INDIKATOR KINERJA DINAS SOSIAL YANG MENGACU PADA
TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
6.1 Indikator Kinerja Dinas Sosial Yang Mengacu Pada Tujuan
dan Sasaran RPJMD
VII. PENUTUP
-
8
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG
2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Dinas Sosial
Berdasarkan Peraturan Bupati Malang Nomor : 55 Tahun 2016
tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, tugas dan fungsi, Serta Tata
Kerja Dinas Sosial, dapat dijabarkan bahwa Dinas Sosial kedudukan
sebagai unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang sosial yang
berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Dinas Sosial Kabupaten
Malang mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pekerjaan sosial
b. Pelaksanaan kebijakan teknis bidang sosial
b. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan bidang sosial dan
c. Pelaksanaan administrasi Dinas Sosial
Struktur Organisasi Dinas Sosial
Pemerintah Kabupaten Malang melalui Peraturan Daerah
Kabupaten Malang Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah atas Peraturan Bupati Malang Nomor 55
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
serta Tata Kerja Dinas Sosial terdiri :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
c. Bidang Rehabilitasi Sosial;
d. Bidang Penanganan Fakir Miskin;
e. Bidang Perlindungan Jaminan Sosial;
f. Bidang Pemberdayaan Sosial
g. UPT; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional
-
9
Gambar 2.1 Bagan Struktur Dinas Sosial Kabupaten Malang
Uraian Tugas dan Fungsi
1. Sekretariat mempunyai tugas:
a. melaksanakan pengelolaan administrasi umum, kepegawaian,
keuangan dan aset serta koordinasi perencanaan, pengendalian,
evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Dinas; dan
b. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Untuk menyelenggarakan tugas Sekretariat mempunyai fungsi:
a. perencanaan kegiatan kesekretariatan;
b. pengelolaan urusan administrasi kepegawaian, kesejahteraan dan
pendidikan pelatihan pegawai;
c. pengelolaan urusan rumah tangga, keprotokolan dan hubungan
masyarakat;
d. penyelenggaraan kegiatan tata usaha persuratan dan
penggandaan, kearsipan dan perpustakaan;
e. penyelenggaraan pengelolaan administrasi keuangan dan aset
daerah;
f. pengelolaan administrasi perlengkapan dan pemeliharaan,
kebersihan dan keamanan kantor; dan
-
10
g. pengoordinasian perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan
program Dinas.
2. Bidang Rehabilitasi Sosial mempunyai tugas:
a. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi rehabilitasi sosial anak di luar panti dan/atau
lembaga, rehabilitasi sosial penyandang disabilitas di luar panti
dan/atau lembaga, rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban
perdagangan orang di luar panti dan/atau lembaga, rehabilitasi
sosial lanjut usia di luar panti dan/atau lembaga, pelayanan sosial
orang dengan Human Immuno Deficiency Virus/Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (HIV/AIDS), pelayanan sosial korban
penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif
lain (NAPZA) serta orang dengan HIV/AIDS (ODHA); dan
b. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud Bidang
Rehabilitasi Sosial mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi rehabilitasi sosial anak, serta pengangkatan anak di
luar panti dan/atau lembaga;
b. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi rehabilitasi sosial penyandang disabilitas di luar
panti dan/atau lembaga;
c. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi rehabilitasi sosial tuna sosial dan korban
perdagangan orang di luar panti dan/atau lembaga;
d. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi rehabilitasi sosial lanjut usia di luar panti dan/atau
lembaga;
e. pelayanan sosial ODHA untuk dikoordinasikan dan dilaporkan
kepada pemerintah provinsi;
f. pelayanan sosial korban penyalahgunaan NAPZA dan ODHA
untuk dikoordinasikan dan dilaporkan kepada pemerintah
provinsi;
g. pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria
bidang rehabilitasi sosial di luar panti dan/atau
lembaga; dan
-
11
h. pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan
penyelenggaraan pelayanan dan rehabilitasi sosial.
3. Bidang Penanganan Fakir Miskin mempunyai tugas:
a. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi penanganan fakir miskin perdesaan, perkotaan dan
pesisir;
b. melaksanakan verifikasi dan validasi fakir miskin dan orang tidak
mampu cakupan Daerah, kecamatan dan desa/kelurahan;
c. melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria
bidang penanganan fakir miskin; dan
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Penanganan Fakir Miskin
mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi penanganan fakir miskin perdesaan, perkotaan dan
pesisir;
b. pelaksanaan verifikasi dan validasi fakir miskin cakupan Daerah,
kecamatan dan desa/kelurahan; dan pelaksanaan norma, standar,
prosedur dan kriteria bidang penanganan fakir miskin.
4. Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial mempunyai tugas:
a. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi perlindungan sosial korban bencana alam dan
bencana sosial;
b. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi jaminan sosial keluarga;
c. melaksanakan norma, standar, prosedur, dan kriteria bidang
perlindungan dan jaminan sosial; dan
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Perlindungan dan Jaminan
Sosial mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi perlindungan sosial korban bencana alam dan
bencana sosial;
b. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi jaminan sosial keluarga; dan pelaksanaan norma,
-
12
standar, prosedur, dan kriteria bidang perlindungan dan jaminan
sosial.
5. Bidang Pemberdayaan Sosial mempunyai tugas:
a. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, memantau
dan evaluasi pemberdayaan sosial perorangan, keluarga,
kelembagaan masyarakat, komunitas adat terpencil;
b. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, memantau
dan evaluasi pemberdayaan sosial kepahlawanan, keperintisan,
kesetiakawanan, dan restorasi sosial;
c. melaksanakan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, memantau
dan evaluasi pengelolaan sumber dana bantuan sosial;
d. melaksanakan norma, standar, prosedur dan kriteria bidang
pemberdayaan sosial; dan
e. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
Untuk menyelenggarakan tugas Bidang Pemberdayaan Sosial
mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi pemberdayaan sosial perorangan, keluarga,
kelembagaan masyarakat, dan komunitas adat terpencil;
b. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi pemberdayaan sosial kepahlawanan, keperintisan,
kesetiakawanan, dan restorasi sosial;
c. pelaksanaan kebijakan teknis, fasilitasi, koordinasi, pemantauan
dan evaluasi pengelolaan sumber dana bantuan sosial; dan
pelaksanaan norma, standar, prosedur dan kriteria bidang
pemberdayaan sosial.
2.2 Sumber Daya Dinas Sosial
2.2.1 Sumber Daya Manusia
- Gambaran Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Sosial Kabupaten
Malang berdasarkan Eselon adalah sebagai berikut :
- Eselon II / b : 1 Orang
- Eselon III / a : 1 Orang
- Eselon III / b : 4 Orang
- Eselon IV / a : 16 Orang
- Eselon IV / b : 1 Orang
-
13
Jumlah : 23 Orang
- Data Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Sosial Kabupaten Malang
berdasarkan Kepangkatan adalah sebagai berikut :
- Golongan IV/b : 1 Orang
- Golongan IV/a : 6 Orang
- Golongan III/d : 10 Orang
- Golongan III/c : 7 Orang
- Golongan III/b : 7 Orang
- Golongan III/a : 1 Orang
- Golongan II/d : - Orang
- Golongan II/c : 2 Orang
- Golongan II/b : - Orang
- Golongan II/a : 1 Orang
Jumlah : 35 Orang
- Data Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Sosial Kabupaten Malang
berdasarkan pendidikan adalah sebagai berikut :
- S.2 : 8 Orang
- S.1 : 20 Orang
- D.3 : 0 Orang
- SMA : 7 Orang
Jumlah : 35 Orang
- Data Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Sosial Kabupaten Malang
yang mengikuti diklat adalah sebagai berikut :
- Diklat Pim. IV, III dan II : 17 Orang
- Diklat Fungsional / teknis : 18 Orang
- Non Diklat : 0 Orang
Jumlah : 35 Orang
2.2.2 Sarana dan Prasarana
Dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan kesejahteraan sosial,
sarana dan prasarana mempunyai peranan yang tidak kalah penting.
Sarana dan prasarana yang dimiliki Dinas Sosial :
a. Gedung kantor Dinas Sosial yang berlokasi di Jalan Mojopahit 5
Malang didalamnya berupa :
- lobby
- aula sebagai tempat / gedung pertemuan
-
14
- ruang kerja masing-masing bidang berikut peralatan seperti :
meja kerja, kursi kerja, almari arsip, filing kabinet, komputer,
printer, dll.
- peralatan untuk penanganan bencana seperti tenda darurat, velt
bed, peralatan dapur umum berikut stock bahan makan untuk
tanggap darurat korban bencana,
- Sarana angkutan :
* 4 buah mobil untuk operasional dinas (2 Kijang Lx, Toyota
Avanza dan Kijang Innova Th. 2011),
* 2 buah perahu karet (Tahun 2008 dan 2009),
* 1 buah truck rescue (Th. 2010),
* 1 buah pick up (Th. 2009) untuk operasional bencana alam,
* 1 buah pick up double kabin rescue tehnical unit (RTU)
Tahun 2011 untuk tanggap darurat,
* 1 buah mobil dapur umum (Th. 2015)
* 9 buah kendaraan roda 2
- Sarana/prasarana lain : kamera, handy camp, LCD proyektor,
dll.
b. UPT Dinas Sosial Kabupaten Malang dipimpin oleh seorang pejabat
struktural eselon IV/a dan eselon IV/b sebagai Kasubag TU.
UPT Dinas Sosial berlokasi di Desa Banjarejo Kecamatan Pakis,
yaitu sebuah gedung yang fungsinya sebagai tempat pelatihan
ketrampilan bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).
Gedung tersebut dilengkapi dengan sarana dan prasarana untuk
memfasilitasi penyelenggaraan pelatihan ketrampilan seperti :
- aula,
- ruang praktek kerja berikut peralatan praktek seperti mesin
jahit, mesin bordir, mesin obras, dll,
- dapur
- asrama berikut kelengkapannya seperti ; tempat tidur, almari
pakaian (dengan kapasitas 40 Orang).
2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Sosial
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Malang
merupakan sarana yang digunakan untuk melakukan pengendalian dan
evaluasi proses perencanaan yang dilakukan. Dengan indikator kinerja
ini akan memudahkan baggi perencana untuk menentukan sejauh mana
-
15
target dan realisasi program dan kegiatan dapat dilaksanakan dalam
kurun waktu tertentu sebagaimana disajikan dalam Tabel 2.1
-
16
Tabel 2.1
Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Malang
No. Indikator SPM/
Standar
Nasional
Target
IKK
Target Renstra SKPD Tahun Realisasi Capaian Tahun Rasio Capaian pada Tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1.
Persentase Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial
(PMKS) yang memperoleh
bantuan
80 % - 15% 15% 20% 10% 86,84
% 15%
86,30
%
86.33
%
86,59
%
86,84
% 100% 100% 108% - -
2.
Persentase korban bencana
yang menerima bantuan
selama masa tanggap darurat
80 % - 80% 80% 80% 80% 100 % 80% 100
%
100
%
100
% 100% 100% 100% 103% - -
3.
Persentase korban bencana
yang dievakuasi dengan
menggunakan sarana
prasarana tanggap darurat
80 % - 80% 80% 80% 80% 100% 80% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 103% - -
4.
Persentase penyandang cacat
fisik dan mental serta lanjut usia non potensial yang
menerima jaminan sosial
40 % - 2% 2% 2% 3% 100% 2% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% - -
5.
Persentase Panti sosial yang menyediakan sarana dan
prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial
80 % - 20% 25% 25% 80% 100% 20% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% - -
6.
Persentase WKSBM yang
menyediakan sarana dan
prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial
60 % - 60% 60% 60% 60% 100% 60% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% - -
-
17
2.3.1 Kondisi Pelayanan Dan Rehabilitasi Sosial
Rehabilitasi sosial, dimaksudkan untuk memulihkan dan
mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi
sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar.
Rehabilitasi sosial dapat dilaksanakan secara persuasif, motivatif, baik
dalam keluarga, masyarakat maupun panti sosial.
Sasaran penerima manfaat penyelenggaraan kesejahteraan sosial
melalui pelayanan dan rehabilitasi sosial adalah PMKS yang masuk ke
dalam kategori:
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Anak
Pelayanan kesejahteraan sosial anak yang dilaksanakan Dinas
Sosial melalui penyelenggaraan penyantunan, perawatan,
perlindungan, pengentasan anak di luar pengasuhan orang tua dan
pengangkatan anak. Tujuan dari intervensi sosial yang dilaksanakan
melalui pelayanan dan rehabilitasi sosial anak adalah untuk
mengembalikan fungsi sosial pengasuhan anak kepada orang tua atau
keluarga.
Pelayanan sosial anak meliputi : balita, anak telantar, anak putus
sekolah, anak jalanan, anak nakal, anak cacat, anak yang
diperdagangkan, dan anak dalam situasi darurat (yang memerlukan
perlindungan khusus).
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia
Berbagai program dan kegiatan terus dikembangkan oleh Dinas
Sosial dengan maksud untuk menumbuhkan suasana kehidupan yang
mendorong pralanjut usia dan lanjut usia yang dapat melakukan
kegiatan sosial keagamaan dan kerohanian selama mungkin di dalam
lingkungan keluarga dan komunitas. Aksesibilitas lanjut usia terhadap
sarana dan pelayanan umum diharapkan dapat tersedia dengan
semakin aktifnya para lansia.
Secara garis besar, pelayanan sosial lanjut usia dilaksanakan
melalui dua sistem pelayanan sosial yaitu pelayanan melalui panti
sosial dan pelayanan melalui luar panti sosial.
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Cacat
Program dan kegiatan pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi
penyandang cacat diselenggarakan untuk:
-
18
1. Meningkatkan kesempatan berusaha dan bekerja guna
meningkatkan kualitas hidup dan taraf kesejahteraan sosial;
2. Meningkatkan kepedulian sosial masyarakat, memanfaatkan potensi
dan sumber kesejahteraan sosial dan sumber daya ekonomi guna
pengembangan usaha ekonomi produktif dan membangun budaya
kewirausahaan;
3. Mendapatkan bantuan sosial setiap bulan (cacat berat) sesuai
kriteria melalui sistem jaminan sosial;
4. Meningkatkan aksesibilitas fisik terhadap fasilitas pendidikan,
kesehatan, pelayanan kesejahteraan sosial, dan sumber daya
ekonomi untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan
sosialnya;
5. Meningkatkan aksesibilitas nonfisik dalam setiap pengambilan
keputusan terkait kebijakan publik dan pelayanan sosial sesuai
dengan perspektif penyandang cacat.
Pelayanan dan Rehabilitasi Tuna Sosial
Upaya Dinas Sosial dalam rangka pelayanan sosial bagi tuna
sosial adalah berupa kegiatan bimbingan sosial, bimbingan
keterampilan dan pemberian bantuan Usaha Ekonomis Produktif (UEP)
dalam rangka pembinaan lanjut yang diarahkan pada pemberdayaan
tunasusila (wanita dan waria tunasusila), gelandangan dan pengemis
serta bekas warga binaan pemasyarakatan. Sebagian keluaran
(output) hasil penanganan kelompok sasaran pelayanan telah berhasil
memanfaatkan bantuan dan meningkatkan taraf kesejahteraan sosial,
dan dapat bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan sosialnya.
Sementara itu, melalui kegiatan koordinasi dan keterpaduan
penanganan tunasosial diharapkan dapat tercapai sinkronisasi dan
harmonisasi pelaksanaan program Pelayanan dan Rehabilitasi
Tunasosial. Dengan demikian upaya penyelenggaraan kesejahteraan
sosial dalam mengatasi masalah tunasosial menjadi kerangka kegiatan
yang utuh, menyeluruh, berkelanjutan dan bersinergi dengan para
pemangku kepentingan lain.
Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Korban Napza
Pelayanan dan rehabilitasi sosial korban penyalahgunaan napza
(narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) dilakukan dalam
-
19
rangka pencegahan dan/atau rehabilitasi sosial berbasis masyarakat,
peningkatan koordinasi intra dan inter instansi pemerintah terkait dan
partisipasi masyarakat, mengembangkan dan memantapkan peran
serta masyarakat/lembaga swadaya masyarakat (LSM) dalam kegiatan
pencegahan, pelayanan dan rehabilitasi sosial korban napza,
pengembangan dan peningkatan prasarana dan sarana pelayanan
rehabilitasi sosial bagi korban napza baik secara fisik maupun sumber
daya manusia.
2.3.2 Kondisi Umum Bantuan dan Jaminan Sosial
Bantuan dan jaminan sosial merupakan program yang
diselenggarakan untuk memberikan perlindungan sosial kepada
penduduk yang membutuhkan pelayanan secara khusus agar
terlindungi dari risiko-risiko yang membuat mereka tidak berdaya atau
lebih miskin dari kondisi sebelumnya berupa :
Bantuan Sosial Korban Bencana Alam dan Bencana Sosial
Secara geografis Kabupaten Malang memiliki tingkat intensitas
dan frekuensi bencana yang tinggi seperti gempa, gelombang pasang,
banjir, tanah longsor, angin puting beliung. Setiap tahun berbagai
jenis bencana seperti itu selalu terjadi dan mengakibatkan korban jiwa
dan kerugian dalam jumlah tidak sedikit.
Berkenaan dengan permasalahan tersebut, penanggulangan
bencana alam merupakan upaya kemanusiaan diberikan yang
dalam rangka perlindungan dan penyelamatan untuk meminimalisasi
jumlah korban dan mencegah terjadinya permasalahan sosial baru.
Adapun hasil yang dicapai antara lain sebagai berikut :
Membangun sistem dan mekanisme penanggulangan bencana secara
terpadu di pusat dan di daerah melalui kegiatan
1. Kesiapsiagaan, merupakan upaya untuk meminimalisasi jumlah
korban bencana dan kerusakan sarana prasarana akibat bencana.
Upaya ini dilaksanakan dalam bentuk penyediaan berupa bantuan
darurat, peralatan evakuasi, dan mobilisasi kendaraan siaga
bencana.
2. Tanggap darurat, merupakan upaya dalam rangka percepatan
penanganan korban bencana dan mencegah terjadinya
permasalahan sosial baru akibat bencana. Upaya ini dilakukan
-
20
dalam bentuk aktivasi sistem penanggulangan bencana melalui
upaya penyelamatan, pemenuhan kebutuhan dasar, dan bantuan
terapi psikososial, serta pelibatan personel terlatih dalam
penanggulangan bencana (Taruna Siaga Bencana/Tagana);
3. Pascabencana, merupakan upaya yang dilaksanakan dalam rangka
penguatan kondisi fisik dan psikososial korban bencana. Upaya ini
dilaksanakan dalam bentuk rehabilitasi sosial secara fisik ataupun
nonfisik;
4. Penanggulangan bencana berbasis masyarakat dengan personel
terlatih yang dinamakan Taruna Siaga Bencana (Tagana). Tagana
telah turut mengambil bagian penting dalam penanggulangan
bencana alam secara berturut-turut dimulai pada tahun 2004
sampai dengan tahun 2010. Bantuan yang diberikan dalam
penanggulangan bencana alam adalah bantuan perlengkapan
evakuasi, bantuan pemenuhan kebutuhan dasar, dan bantuan
mobilitas siaga bencana. Bantuan tersebut bertujuan untuk
mengurangi risiko sosial, ekonomi dan psikososial bagi para korban
bencana alam.
Bantuan Sosial Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja Migran
Saat ini kasus-kasus korban tindak kekerasan banyak ditemukan
di lingkungan terdekat, seperti kasus kekerasan dalam rumah tangga
yang dilakukan oleh pasangannya atau oleh orangtua terhadap
anaknya. Yang lebih luas lagi adalah kasus kekerasan yang terjadi
karena konflik sosial. Korban tindak kekerasan dan pekerja
migran bermasalah yang teridentifikasi diberikan bantuan UEP dan
mendapat pendampingan dari pekerja sosial masyarakat sebagai
pendamping.
2.3.3.1 Kondisi Umum Pemberdayaan Sosial
Pemberdayaan Sosial diselenggarakan untuk mewujudkan warga
masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial dan tidak
berdaya sehingga mereka mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
Pemberdayaan sosial juga diselenggarakan agar seluruh sumber dan
potensi kesejahteraan sosial yang ada pada masyarakat secara
individu/kelompok dapat digali dan didayagunakan untuk
-
21
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara mandiri dan
berkelanjutan. Lingkup sasaran pemberdayaan sosial adalah :
Pemberdayaan Sosial Fakir Miskin
Sasaran kegiatan program pemberdayaan fakir miskin adalah :
(i) keluarga fakir miskin yang tidak mempunyai sumber mata
pencaharian atau mempunyai mata pencaharian namun tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar serta tinggal di daerah
perdesaan/pertanian, perkotaan, pesisir/pantai, (ii) keluarga fakir
miskin yang mengalami penurunan pendapatan dan
kesejahteraannya secara sementara sebagai akibat dari perubahan
kondisi normal menjadi kondisi kritis, seperti korban bencana
alam/sosial, terkena PHK, dan masalah lainnya yang menyebabkan
terhentinya penghasilan keluarga.
Kegiatan Pemberdayaan Fakir Miskin berupa : Pengembangan
Usaha Ekonomi Produktif melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
untuk meningkatkan kemampuan dalam mengakses sumber daya
ekonomi, meningkatkan kemampuan usaha ekonomi, meningkatkan
produktivitas kerja, meningkatkan penghasilan dan menciptakan
kemitraan usaha yang saling menguntungkan. Kegiatannya
dilaksanakan dalam bentuk bantuan pemberian fasilitas ekonomi
atau bantuan modal usaha dengan pendekatan Kelompok Usaha
Bersama (KUBE).
Pemberdayaan Kelembagaan Sosial Masyarakat.
Melalui pemberdayaan pengembangan potensi dan sumber
kesejahteraan sosial (PSKS), terdapat beberapa pembangunan
kesejahteraan sosial seperti karang taruna (KT), pekerja sosial
masyarakat (PSM), organisasi sosial (orsos), dunia usaha, dan
kelompok-kelompok sosial masyarakat di antaranya wahana
kesejahteraan sosial berbasis masyarakat (kelompok arisan,
pengajian, usaha kecil, paguyuban) dalam bentuk pelatihan
manajemen pengelolaan dan pengembangan UEP.
Kegiatan pemberdayaan kelembagaan sosial masyarakat berupa :
1. Pemantapan Program Pemberdayaan Karang Taruna, Orsos dan
PSM;
2. Orientasi/Seleksi Karang Taruna, Orsos dan PSM berprestasi
-
22
3. Bantuan Stimulan Untuk Karang Taruna, Organisasi Sosial dan
PSM
4. Bimbingan Manajemen Organisasi Sosial
5. Pemantapan Pelaksana WKSBM
Pengembangan dan potensi sumber kesejahteraan sosial tidak hanya
infrastruktur kesejahteraan sosial yang menjadi mitra dalam
penanganan masalah sosial semata, tetapi juga terhadap nilai-nilai
kepahlawanan, keperintisan, dan kesetiakawanan sosial. Upaya
penanganan diarahkan untuk tetap terpeliharanya nilai keteladanan
dan jiwa kejuangan bagi kalangan generasi muda.
Kegiatan keperintisan, kepahlawanan, dan kesejahteraan sosial
berupa:
1. Pengenalan, penanaman dan penghayatan nilai K2KS (ziarah
wisata, sarasehan kepahlawanan, dan napak tilas).
2. Pemeliharaan TMP/TMB
-
23
BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
Dinas Sosial
Pembangunan kesejahteraan sosial di Kabupaten Malang telah
menunjukkan banyak kemajuan terutama bagi warga masyarakat yang
kurang beruntung dan rentan. Dalam konsep penyelenggaraan
kesejahteraan warga masyarakat tersebut dikenal dengan sebutan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan masyarakat
miskin yang menjadi sasaran pelayanan sosial. Kemajuan kondisi sosial
masyarakat terutama PMKS seperti tercermin pada indikator sosial,
antara lain jangkauan pelayanan sosial di satu sisi dan penurunan
jumlah PMKS dan masyarakat miskin, kemandirian dan keberfungsian
sosial PMKS dan masyarakat miskin, serta tercermin pada tumbuh dan
berkembangnya kelembagaan sosial, organisasi sosial, pranata sosial,
pilar-pilar partisipasi sosial, dan nilai-nilai kesetiakawanan sosial yang
menjadi karakteristik masyarakat pada tataran menengah ke bawah.
Selain itu pencapaian pembangunan kesejahteraan sosial bisa terlihat
juga dari indikator sosial lainnya yakni : adanya peningkatan
produktivitas PMKS dan masyarakat miskin sebagai sumber daya
manusia yang dapat berpartisipasi aktif dalam setiap aspek kehidupan
bermasyarakat.
Berbagai penyediaan pelayanan kesejahteraan sosial oleh berbagai
kepentingan di Kabupaten Malang telah meningkat cukup berarti dari
waktu ke waktu. Namun demikian upaya pelayanan tersebut masih jauh
dari yang diharapkan apabila dibandingkan dengan populasi
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang jauh lebih besar
jumlah dan sebarannya, dibandingkan dengan sumber daya yang
disediakan dan intervensi yang telah dilakukan. Ada sejumlah
permasalahan mendasar yang dihadapi antara lain:
1. Ketersediaan data PMKS yang valid masih jauh dari yang diharapkan,
sehingga jumlah PMKS yang tertangani masih sangat terbatas;
2. Jumlah populasi anak terlantar dari tahun ke tahun di Kabupaten
Malang semakin meningkat;
-
24
3. Cakupan pelayanan program kesejahteraan sosial yang masih
terbatas, sebagai dampak melemahnya fungsi koordinasi dan
komunikasi pada berbagai sektor dan level.
Berbagai permasalahan tersebut di atas, maka tantangan ke depan
bagi pembangunan bidang kesejahteraan sosial adalah bagaimana
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial bagi
PMKS. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara mendukung
peningkatan pengelolaan program kesejahteraan sosial, peningkatan
kapasitas kelembagaan dan SDM kesejahteraan sosial, serta
peningkatan kualitas tata kelola kepemerintahan yang baik dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Untuk itu, maka penanganan
masalah kesejahteraan sosial melalui pembangunan kesejahteraan sosial
perlu terus dilanjutkan secara berkesinambungan dan ditingkatkan agar
apa yang telah dicapai dapat terus ditingkatkan dan jangkauan
pelayanan dapat diperluas.
Melihat kenyataan yang ada khususnya terkait dengan kondisi
penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang diselenggarakan oleh Dinas
Sosial selama tahun 2016-2021, secara umum masih sangat jauh dari
ideal. Hal tersebut tidak saja karena terbatasnya sumber daya manusia
(SDM) kesejahteraan sosial, dana, sarana dan prasarana, faktor
keluarga, masyarakat serta nilai-nilai sosial yang beragam dan
terbatasnya ketersedian legal formal turut memberi pengaruh terhadap
capaian kinerja penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Pada sisi lain
permasalahan krisis ekonomi dan masih tidak menentunya keuangan
global, terbatasnya kesempatan lapangan kerja dan tingginya kelompok
umur produktif yang tidak terserap pasar kerja serta meningkatnya
jumlah lanjut usia semakin meningkatkan jumlah PMKS baik kualitatif
maupun kuantitatif. Kondisi tersebut di atas apabila tidak disikapi
dengan cepat, tepat, utuh dan menyeluruh akan menjadi beban bagi
pemerintah dan masyarakat.
Tantangan dan Peluang
Pembangunan Kesejahteraan Sosial merupakan bagian dari
pembangunan nasional, dengan sasaran utamanya adalah penyandang
masalah kesejahteraan sosial (PMKS), upaya pembangunan
kesejahteraan sosial dimaksudkan agar PMKS bisa memperoleh
-
25
kesempatan bekerja dan berusaha sehingga bisa menempuh kehidupan
yang layak.
Agar pembangunan kesejahteraan sosial segera bisa
mengentaskan para penyandang masalah kesejahteraan sosial, maka
diperlukan dukungan dan peran serta masyarakat.
Peran Dinas Sosial Kabupaten Malang sebagai pelaksana kegiatan
dalam pengentasan penyandang masalah kesejahteraan sosial dirasakan
penting mengingat jumlah penyandang masalah di Kabupaten Malang
jumlahnya cukup besar
Untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor lingkungan
dengan menggunakan analisis SWOT yaitu dengan menganalisis faktor –
faktor : Kekuatan (Strength), dan Kelemahan (Weakness) dalam mencapai
suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan analisis
lingkungan Internal, dan analisis lingkungan ekternal adalah analisis
yang dilakukan untuk mengidentifikasi faktor lingkungan eksternal yang
meliputi peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats), adalah sebagai
berikut :
Kekuatan (Strength)
Kekuatan adalah sumber daya, potensi atau keunggulan relatif
lainnya atau keunggulan komperatif yang dimiliki dalam pelayanan
kesejahteraan sosial di Kabupaten Malang.
Adapun kekuatan yang ada meliputi :
- peraturan perundang-undangan
- Adanya instansi pembina teknis
- Tersedianya Kebijakan pemerintah daerah
Kelemahan (Weakness)
Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan yang ada
dalam rangka pelayanan kesejahteraan sosial di Kabupaten Malang.
Adapun kelemahan yang ada meliputi :
- Belum adanya Perda tentang PMKS secara keseluruhan
- Rendahnya aksesabilitas dan fasilitas PMKS
- Belum profesionalnya SDM penanganan PMKS
-
26
Peluang (Opportunities)
Peluang merupakan situasi yang menguntungkan dalam
pembangunan. Adapun peluang yang dimiliki dalam rangka pelayanan
kesejahteraan sosial di Kabupaten Malang meliputi :
- Adanya sistem koordinasi yang sinergi antar unit kerja yang terkait
- Dukungan masyarakat, swasta dan dunia usaha
- Adanya kerjasama antara pemerintah propinsi dan pemerintah pusat
Ancaman (Threats)
Ancaman adalah situasi yang tidak menguntungkan bagi
pembangunan. Ancaman dapat berupa rintangan utama bagi posisi
sekarang atau yang diinginkan dari pembangunan yang dilakukan.
Adapun ancaman yang ada dalam rangka pelayanan kesejahteraan
sosial di Kabupaten Malang meliputi :
- Multikrisis yang berkepanjangan dan kompleks dapat menyebabkan
rentannya ketahanan sosial.
- Kondisi ekonomi, politik yang belum stabil
- Rendahnya partisipasi sosial masyarakat
ANALISIS SWOT UNTUK ASP Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (Strenght)
Kelemahan (Weaknesses)
1 Tersedianya peraturan
perundang-undangan
1 Belum ada Perda tentang PMKS secara
keseluruhan
2 Adanya Instansi pembina teknis
2 Rendahnya aksesibilitas dan
fasilitas PMKS 3 Kebijakan
pemerintah daerah 3 Belum profesionalnya
SDM penanganan
PMKS
Peluang (Opportunities)
Strategi SO Strategi WO
1 Adanya sistem koordinasi yang
sinergi antar unit kerja yang terkait
1 Dayagunakan peraturan
perundang-undangan dengan
mengadakan sistem koordinasi yang
sinergi antar unit kerja yang terkait
1 Usahakan lahirnya Perda tentang PMKS
secara keseluruhan
2 Dukungan masyarakat, swasta
dan dunia usaha
Optimalkan Instansi pembina teknis
dengan adanya dukungan panti-
panti sosial dan PSKS
2 Tingkatkan aksesibilitas dan
fasilitas PMKS dengan mendayagunakan
panti-panti sosial dan PSKS
-
27
3 Adanya kerjasama
antara pemerintah
propinsi dan pemerintah pusat
3 Mendukung terlaksananya
kebijakan pemerintah daerah
dengan mengadakan kerjasama antara
pemerintah provinsi dan pemerintah
pusat
3 Tingkatkan profesionalitas SDM
penanganan PMKS dengan adanya
kerjasama antara pemerintah provinsi
dan pemerintah pusat
4 Adanya panti-panti sosial dan PSKS
Ancaman (Threats) Strategi ST Strategi WT
1 Multikrisis yang berkepanjangan
dan kompleks dapat
menyebabkan rentannya
ketahanan sosial.
1 Optimalkan peraturan
perundang-undangan yang ada
guna mengendalikan dan mengatasi
permasalahan sosial
yang timbul akibat multikrisis yang
berkepanjangan
1 Usahakan Perda tentang PMKS secara
keseluruhan
2 Kondisi ekonomi, politik yang belum
stabil
2 Memantapkan manajemen
pelayanan kesejahteraan sosial
yang mencakup penyempurnaan
terus menerus
sehingga mencerminkan
pengelolaan pelayanan
kesejahteraan sosial yang semakin
berkualitas dan
akuntabel
2 Tingkatkan aksesibilitas dan
fasilitas PMKS dalam menghadapi kondisi
ekonomi, politik yang belum stabil
3 Rendahnya partisipasi sosial masyarakat
3 Manfaatkan kebijakan pemerintah daerah guna
meningkatkan partisipasi sosial
masyarakat
3 Kembangkan dan mantapkan profesionalitas SDM
yang menangani PMKS untuk
meningkatkan partisipasi sosial
masyarakat
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
Visi pembangunan kesejahteraan sosial Dinas Sosial Kabupaten
Malang selaras dengan pencapaian visi “Terwujudnya Masyarakat
Kabupaten Malang yang Mandiri, Agamis, Demokratis, Produktif, Maju,
Aman, Tertib dan Berdaya Saing atau MADEP MANTEB MANETEP”.
-
28
Penyelenggaraan kesejahteraan sosial berkaitan dengan
kemiskinan, keterlantaran, kecacatan keterpencilan, ketunaan sosial
dan penyimpangan perilaku, korban bencana, serta korban tindak
kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi sesuai dengan UU Nomor 11
Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial.
Disadari bahwa tantangan ke depan semakin berat, seiring dengan
kompleksitas dan kuantitas PMKS juga turut meningkat sejalan
perkembangan dan perubahan kondisi sosial masyarakat, yang
disebabkan oleh krisis keuangan global dan berbagai bencana.
Selain itu penanganan PMKS, jika tidak dilakukan secara tepat
akan berakibat pada kesenjangan sosial yang makin meluas, dan
berdampak pada melemahnya ketahanan sosial masyarakat, serta dapat
mendorong terjadinya konflik sosial di masyarakat, yang disebabkan :
1. Masih terbatasnya akses PMKS terhadap pelayanan sosial dasar.
Jumlah PMKS tahun 2015 sebanyak 176.710 Jiwa. Dari jumlah
tersebut yang mendapat pelayanan dalam tahun 2015 sebanyak 2615
Jiwa (1,3 %). Angka ini menunjukan bahwa kemampuan penanganan
PMKS di Kabupaten Malang masih sangat terbatas, untuk itu
pemerintah mengupayakan pelayanan sosial berbasis masyarakat.
2. Masih rendahya kualitas manajemen dan profesionalisme
pelayanan kesejahteraan sosial. Jumlah organisasi yang
menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial pada tahun 2015
sebanyak 47 Organisasi Sosial yang tersebar di wilayah Kabupaten
Malang dengan daya tampung klien orang.
Keberadaan organisasi sosial/panti asuhan swasta ini telah banyak
membantu Dinas sosial dalam menangani masalah sosial khususnya
anak-anak yatim piatu, lanjut usia.
Organisasi sosial/panti asuhan swasta biasanya tumbuh dan
berkembang dari semangat filantropi/caritas, seringkali
pengelolaannya dilakukan secara tradisional, pengasuh/pembimbing
bisa dilakukan siapa saja, tidak perlu yang profesional. Persepsi
semacam ini tanpa disadari menjadi hambatan dalam meningkatkan
profesionalisme penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
-
29
3.3 Telaahan Rencana Strategis K/L (Kementerian/Lembaga) dan
Rencana Strategis Provinsi
Telaahan terhadap Rencana Strategis K/L dan Renstra Provinsi
tahun rencana bertujuan untuk mengindentifikasi potensi, peluang, dan
tantangan pelayanan sebagai masukan penting dalam perumusan isu-
isu strategis dan pilihan/kebijakan strategis dalam Rencana Strategis
Dinas Sosial Kabupaten Malang. Telaah ini merupakan proses penting
untuk harmonisasi dan sinergi antara Rencana Strategis SKPD
Kabupaten dengan Rencana Strategis K/L dan Renstra Provinsi.
Tujuan akhir yang akan dicapai Kementerian Sosial tahun 2015-
2019 melalui penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah :
1. Meningkatkan kemampuan penduduk dalam memenuhi kebutuhan
dasar,
2. Terpenuhinya hak dasar dan inklusivitas bagi penduduk miskin dan
rentan, penyandang disabilitas, dan kelompok marjinal lainnya,
3. Meningkatnya kualitas manajemen dan pengelolaan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
Tujuan ini ada dalam kerangka pembangunan nasional saat ini dan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Sosial sesuai
Peraturan Presiden No. 46 Tahun 2015 tentang Kementerian Sosial.
Sasaran strategis Kementerian Sosial 2015-2019 diarahkan untuk
mendukung tujuan Kementerian Sosial, sasaran strategis tersebut
adalah :
1. Berkontribusi menurunkan jumlah fakir miskin, kelompok rentan,
dan PMKS lainnya sebesar 1 (satu) persen pada tahun 2019, melalui
indikator :
1.1 Persentase (%) keluarga miskin dan rentan serta PMKS lainnya
yang meningkat kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan
dasar,
1.2 Persentase (%) anak, penyandang disabilitas, lanjut usia, dan
hak dasar dan inklusivitas.
2. Meningkatnya kapasitas SDM dan lembaga kesejahteraan sosial
dalam penyelenggaraan kesejahteraa sosial melalui indikator:
2.1 Persentase (%) SDM kesejahteraan sosial yang meningkat
kapasitasnya,
2.2 Persentase (%) lembaga kesejahteraan sosial yang meningkat
kualitasnya.
-
30
Tugas Kementerian Sosial menyelenggarakan urusan di bidang
rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, perlindungan
sosial, dan penanganan fakir miskin untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan Negara.
Fungsi Kementerian Sosial sebagai berikut:
1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial,
perlindungan sosial, dan penanganan fakir miskin,
2. Penetapan kriteria dan data fakir miskin dan orang tidak mampu,
3. Penetapan standar rehabilitasi sosial,
4. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberi dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian Sosial,
5. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang menjadi tanggung
jawab Kementerian Sosial,
6. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kemensos,
7. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan
urusan Kementerian Sosial di daerah,
8. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan
pengembangan kesejahteraan sosial, serta penyuluhan sosial,
9. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan Kementerian Sosial.
Kebijakan Kementerian Sosial pada pembangunan Kesejahteraan
sosial diarahkan untuk :
1. Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif
2. Pengembangan penghidupan berkelanjutan (peningkatan
kesejahteraan keluarga)
3. Perluasan dana peningkatan akses pelayanan dasar
4. Penguatan kelembagaan dan SDM penyelenggara kesejahteraan
sosial.
Strategi pembangunan kesejahteraan sosial sebagaimana ketentuan
dalam RPJMN 2016-2021 difokuskan pada :
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat, lembaga kesejahteraan social
dan dunia usaha (PSKS) terhadap penanganan PMKS
-
31
2. Meningkatkan persentase PMKS memperoleh batuan sosial
3. Meningkatkan PMKS yang mendapatkan bimbingan motivasi
4. Meningkatkan jumlah penerima jaminan sosial khususnya bagi
penyandang disabilitas fisik dan mental serta lanjut usia yang tidak
potensial
5. Meningkat bantuan sosial terhadap korban bencana
Program pembangunan Kesejahteraan Sosial Kementrian Sosial Tahun
2016-2021 :
Program Kementerian Sosial sebagai berikut:
1. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
2. Program Rehabilitasi Sosial
3. Program Pemberdayaan Sosial
4. Program Penanganan Fakir Miskin.
Visi Gubernur Jawa Timur Tahun 2014-2019 disusun sebagai
upaya mewujudkan visi dan misi Gubernur Jawa Timur maupun dalam
upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek
kesejahteraan, layanan, dan peningkatan daya saing daerah dengan
mempertimbangkan permasalahan dan isu strategis yang relevan.
Adapun Visi Gubernur Jawa Timur tahun 2014-2019 adalah “Jawa
Timur Lebih Sejahtera, Berakhlak, Berkeadilan, Mandiri dan Berdaya
Saing” dan misi “Makin Mandiri dan Sejahtera bersama Wong Cilik” .
Misi tersebut terjabarkan ke dalam 5 misi utama yaitu :
1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan
2. Meningkatkan pembanguan ekonomi yang inklusif, mandiri, berdaya
saing berbasis agrobisnis dan agroindustri
3. Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan
4. Meningkatkan reformasi birokrasi dan pelayanan publik
5. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial
Adapun telaah terhadap Rencana Strategis Dinas Sosial Provinsi Jawa
Timur dilakukan terhadap Dokumen Rencana Strategis Provinsi Jawa
Timur Tahun 2014-2019, Dalam Rencana Strategis Dinas Sosial
Provinsi Jawa Timur memiliki Tugas sebagai lembaga teknis yang
membantu Gubernur menyiapkan bahan pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi di bidang
Sosial serta tugas pembantuan.
-
32
Tujuan Pembangunan Kesejahteraan Sosial Provinsi Jawa Timur
1. Meningkatkan taraf kesejahteraan sosial Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).
2. Meningkatkan partisipasi Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial
dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
Sasaran Strategis Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur Tahun 2014–2019
adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya Kesejahteraan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS)
2. Meningkatnya partisipasi PSKS dalam penyelenggaraan
Kesejahteraan Sosial
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait, yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.
Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung
atau budidaya. Telaah rencana tata ruang wilayah pada Rencana
Strategis, ini ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi rencana
struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan Dinas Sosial
Kabupaten Malang
- Faktor Pendorong Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
1. Adanya sistem koordinasi yang sinergi antar unit kerja yang
terkait
2. Dukungan masyarakat, swasta dan dunia usaha
3. Adanya kerjasama antara pemerintah propinsi dan pemerintah
pusat
4. Adanya panti-panti sosial dan PSKS
- Faktor Penghambat Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
1. Multikrisis yang berkepanjangan dan kompleks dapat
menyebabkan rentannya ketahanan sosial.
2. Kondisi ekonomi yang belum stabil.
3. Rendahnya partisipasi sosial masyarakat.
-
33
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
Isu strategis adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial tahun pada 2016-2021
dirumuskan berdasarkan pada RPJMD Tahun 2016-2021 dan evaluasi
capaian pembangunan kesejahteraan sosial sampai tahun 2015.
Sebelum menentukan isu-isu strategis maka perlu dilakukan terlebih
dahulu indentifikasi permasalahan-permasalahan yang didasarkan pada
tugas dan fungsi Dinas Sosial, sehingga dapat dipisahkan
permasalahan-permasalahan yang dapat dipecahkan oleh Dinas Sosial.
Berdasarkan uraian di atas, maka isu strategis pembangunan
kesejahteraan sosial di Kabupaten Malang Tahun 2016-2021 menjadi
landasan bagi penyusunan Rencana Strategis adalah sebagai berikut :
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS),
angka kemiskinan di Kabupaten Malang tahun 2014 sebesar 11,07 %.
Pemerintah Kabupaten Malang terus berkomitmen untuk menurunkan
angka kemiskinan melalui upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan pemerataan hasil pembangunan. Langkah–langkah yang dilakukan
untuk menurunkan angka kemiskinan tersebut adalah optimalisasi
pemberdayaan masyarakat yang difokuskan pada sasaran rumah tangga
sangat miskin (RTSM).
-
34
BAB IV
TUJUAN DAN SASARAN,
STRATEGI DAN KEBIJAKAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Sosial
Dalam mewujudkan visi dan misi Dinas Sosial Kabupaten Malang
tidak terlepas dari visi dan misi pemerintah Kabupaten Malang Tahun
2016-2021 :
Visi Pemerintah Kabupaten Malang :
Visi Pembangunan Kabupaten Malang berpedoman pada arah
pembangunan Kabupaten Malang sebagaimana tertuang dalam RPJPD
2005-2025, capaian pembangunan tahun 2010-2015, memperhatikan
kondisi masyarakat Kabupaten Malang saat ini, permasalahan dan
tantangan yang dihadapi di masa depan, serta dengan
memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh
masyarakat, pemangku kepentingan, serta Pemerintah Daerah.
Visi Kabupaten Malang juga mempunyai semangat untuk menjalankan
komitmen pembangunan nasional sebagaimana yang telah
diamanatkan oleh Presiden Republik Indonesia, salah satu komitmen
tersebut adalah sektor pembangunan desa. Kabupaten Malang pada
lima tahun kedepan akan memperhatikan pembangunan desa sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014. Hal ini menjadi penting
dikarenakan kondisi geografis Kabupaten Malang yang luas membuat
akses pelayanan dan informasi berpotensi untuk tidakterdistribusi
secara cepat dan merata. Pembangunan desa setidaknya juga
merupakan langkah kongkrit untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi desa dan kabupaten secara umum. Untuk mengupayakan hal
itu, Pemerintah Kabupaten Malang menjadikan masyarakat desa
sebagai subyek pembangunan, sebagaimana amanat Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2016.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Malang terhadap pembangunan
desa, salah satunya diwujudkan melalui penjabaran visi misi, yakni
dalam tujuan dan sasaran. Setidaknya beberapa penjabaran dalam
sasaran diarahkan untuk pembangunan desa, salah satunya adalah
peningkatan kualitas pelayanan publik Pemerintah Desa. Melalui
kualitas pelayanan publik yang baik dan memberi aksesibilitas kepada
kelompok rentan, seperti difabel dan PMKS, maka hal ini akan
-
35
mendorong tingginya tingkat kepuasan masyarakat terhadap
pemerintah. Pemerintah Kabupaten juga akan memberikan apresiasi
mengenai usulan atau partisipasi warga desa yang dimasukkan dalam
agenda Musrenbang Desa. Diharapkan melalui hal tersebut kebijakan
pembangunan tidak lagi hanya dengan sistem top-down melainkan juga
bottom-up.
Selain itu, dalam pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan
untuk periode 2016-2021, dicanangkan Visi Pembangunan Kabupaten
Malang yang berlandaskan pada sebuah nilai filosofis, yakni : Pertama:
niat untuk konsisten dalam menjalankan amanat konstitusi dan
pembangunan, atau diberi istilah Madep. Kedua Untuk mewujudkan
niat tersebut pemerintah berkomitmen untuk memiliki sikap
kedisiplinan, bekerja keras dan produktif dalam pelaksanakan
pembangunan, atau disebut dengan Manteb. Sedangkan untuk tujuan
pembangunannya dalam 5 tahun kedepan, Pemerintah Kabupaten
Malang menginginkan agar setiap pembangunan dapat dirasakan
secara nyata oleh masyarakat, atau diberi istilah Manetep.
Dengan mempertimbangkan tiga landasan filosofis dan pedoman
arah pembangunan di atas, maka dalam pelaksanaan pemerintahan
dan pembangunan untuk periode 2016-2021, dicanangkan Visi
Pembangunan Kabupaten Malang sebagai berikut:
"Terwujudnya Kabupaten Malang yang MADEP MANTEB
MANETEP"
Secara terperinci rumusan visi tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut: “Terwujudnya Kabupaten Malang yang Istiqomah dan
Memiliki Mental Bekerja Keras Guna Mencapai Kemajuan
Pembangunan yang Bermanfaat Nyata untuk Rakyat Berbasis
Pedesaan”.
Penggunaan istilah MADEP-MANTEB-MANETEP merupakan
filosofi pembangunan yang bukan hanya memiliki arti yang baik,
melainkan juga memiliki akar historis pada kebudayaan nusantara dan
Kabupaten Malang. Oleh karena itu, MADEP-MANTEB-MANETEP
sebagaimana telah sedikit disinggung di paragraf sebelumnya bukanlah
sebuah akronim, melainkan memiliki kesatuan maknawi yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain.
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya
-
36
yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai
pemersatu gerak, langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen
penyelenggara pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang
diberikannya. Adapun misi pembangunan Kabupaten Malang untuk
5 tahun kedepan adalah sebagai berikut:
1. Memantapkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan guna menunjang percepatan revolusi mental yang
berbasis nilai keagamaan yang toleran, budaya lokal, dan supremasi
hukum;
2. Memperluas inovasi dan reformasi birokrasi demi tata kelola
pemerintahan yang bersih, efektif, akuntabel dan demokratis
berbasis teknologi informasi;
3. Melakukan percepatan pembangunan di bidang pendidikan,
kesehatan, dan ekonomi guna meningkatkan Indeks Pembangunan
Manusia;
4. Mengembangkan ekonomi masyarakat berbasis pertanian,
pariwisata, dan industri kreatif;
5. Melakukan percepatan pembangunan desa melalui penguatan
kelembagaan, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan
produk unggulan desa;
6. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur jalan, transportasi,
telematika, sumber daya air, permukiman dan prasarana lingkungan
yang menunjang aktivitas sosial ekonomi kemasyarakatan;
7. Memperkokoh kesadaran dan perilaku masyarakat dalam menjaga
kelestarian lingkungan hidup.
Secara substantif, tujuh misi pembangunan Kabupaten
Malang Tahun 2016-2021 dapat dikelompokkan dalam dua dimensi
pokok, yaitu konsep dan arah pembangunan yang bersifat ekonomis
dan materiil, dan juga arah pembangunan yang bersifat non-ekonomis
dan non-materiil.
Kedua dimensi ini harus dapat dijalankan secara seimbang
untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembangunan daerah
yang utuh dan berkelanjutan. Hal ini dapat dituangkan dalam skema
berikut ini:
-
37
Berdasarkan skema di atas terlihat bagaimana tujuh misi
pembangunan yang ada merupakan kombinasi antara dua dimensi
dasar pembangunan, yaitu baik yang bersifat fisik materiil maupun
yang bersifat pembangunan mental atau karakter masyarakat.
Keduanya seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, sebagai sebuah kesatuan, utamanya dalam pelaksanaan
pembangunan didaerah.
-
38
Tabel 4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Malang
NO MISI RPJMD TUJUAN
RPJMD
SASARAN
RPJMD
TUJUAN
DINAS
SOSIAL
INDIKATOR
TUJUAN
DINAS SOSIAL
SASARAN
DINAS
SOSIAL
INDIKATOR
SASARAN
DINAS SOSIAL
FORMULA/
RUMUS
KONDISI AWAL
KINERJA
TAHUN
2017
TARGET KINERJA SASARAN
2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
1. Melakukan
Percepatan
pembangunan
desa melalui
penguatan
kelembagaan,
peningkatan
kualitas SDM
dan
Pengembangan
Produk
Unggulan Desa
Mewujudkan
penyelenggara
an
pemerintahan
desa dalam
mengentaskan
kemiskinan
yang
responsif,
transparan
dan akuntabel
Menurunnya
jumlah PMKS
di Pedesaan
Persentase
Angka
Kemiskinan
Meningkatkan
kualitas
penanganan
masalah
kesejahteraan
sosial
Menurunnya
jumlah
PMKS di
Pedesaan
Persentase
PMKS yang
tertangani
Persentase
Penanganan
masalah
Kesejahteraan
Sosial
86,83 % 87,08
%
87,53
%
87,58
%
87,83
%
Persentase PMKS
yang memperoleh
bantuan sosial
86,83 % 87,08
%
87,53
%
87,58
%
87,83
%
Persentase korban
bencana yang
menerima bantuan
selama masa
tanggap darurat
80 % 80 % 80 % 80 % 80 %
Jumlah panti sosial
yang menyediakan
sarana prasarana
pelayanan
kesejahteraan
sosial
65% 65% 65% 70% 70%
-
39
4.2 Strategi dan Kebijakan Jangka Menengah Dinas Sosial
Strategi
Untuk merealisasikan visi, misi, dan tujuan Dinas Sosial selama
lima tahun ke depan sesuai dengan misi dan arahan RPJMD 2016-2021
tersebut di atas, perlu dibuat suatu strategi dan arah kebijakan yang
utuh dan menyeluruh.
Strategi dan arah kebijakan ini diharapkan dapat memberikan
panduan yang menuntun segenap komponen aparatur Dinas Sosial
dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Maka strategi dan arah kebijakan penyelenggaraan kesejahteraan
sosial tahun 2016-2021 dirumuskan berdasarkan pada (i) RPJMD tahun
2016-2021, (ii) evaluasi capaian pembangunan kesejahteraan sosial
tahun 2010-2015, (iii) komitmen pemerintah daerah mengenai
kemiskinan, yakni :
a. Meningkatkan partisipasi masyarakat, lembaga kesejahteraan sosial
dan dunia usaha (PSKS) terhadap penanganan PMKS.
b. Meningkatkan persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial.
c. Meningkatkan PMKS yang mendapat bimbingan motivasi sosial.
d. Meningkatkan jumlah penerima jaminan sosial khususnya bagi
penyandang disabilitas fisik dan mental serta lanjut usia yang tidak
potensial
e. Meningkatkan bantuan sosial terhadap korban bencana
Kebijakan
Menjadi permasalahan yang memerlukan pemikiran strategis dan
menyeluruh. Masih lemahnya pemahaman para pemangku
kepentingan tentang pentingnya penyelenggaraan kesejahteraan sosial
sebagai alat untuk menurunkan jumlah PMKS, juga menjadi
permasalahan sendiri.
Hal ini penting untuk menjadi bahan pemikiran semua pihak, karena
kebijakan terkait erat dengan pemangku kepentingan, dan kebijakan
adalah pintu untuk melakukan perubahan ke arah perbaikan kondisi
sosial yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Kebijakan yang diambil :
Meningkatkan partisipasi masyarakat, lembaga kesejahteraan sosial
dan dunia usaha (PSKS) terhadap penanganan PMKS melalui
optimalisasi media publik.
Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial.
-
40
Peningkatan kegiatan bimbingan motivasi dalam PMKS.
Peningkatan jaminan sosial melalui distribusi yang merata dan
terawasi.
-
41
Tabel 4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Sosial Kabupaten Malang
NO TUJUAN
RPJMD
SASARAN
RPJMD
TUJUAN
DINAS SOSIAL
SASARAN
DINAS SOSIAL
STRATEGI
DINAS SOSIAL
KEBIJAKAN
DINAS SOSIAL
PROGRAM
PRIORITAS DINAS
SOSIAL
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Mewujudkan
penyelenggaraan
pemerintahan desa dalam
mengentaskan kemiskinan
yang responsif, transparan
dan akuntabel
Menurunnya
jumlah PMKS
di Pedesaan
Persentase
Angka
Kemiskinan
Menurunnya jumlah
PMKS di Pedesaan
Persentase
PMKS yang
memperoleh
bantuan sosial
Meningkatkan aksesibilitas
pelayanan sosial dalam
pemenuhan kebutuhan
dasar
Program
Penanganan Fakir
Miskin
Meningkatkan pelayanan
social bagi korban bencana
alam dan sosial
Program
Perlindungan dan
Jaminan Sosial
Meningkatkan peran aktif
masyarakat, dunia usaha,
organisasi sosial dalam
penyelenggaraan
pembangunan
kesejahteraan sosial
Program
Pemberdayaan
Sosial
-
42
BAB V
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran,
dan Pendanaan Indikatif Dinas Sosial
Melalui arah kebijakan strategi melalui program yang saling
terkait dan rasional dalam mendukung pencapaian indikator dan target
sasaran yang ditetapkan. Pada Perubahan Renstra ini dilakukan
beberapa penyesuaian nomenklatur program sesuai dengan
Perubahan SOTK (Peraturan Bupati Nomor 55. Tahun 2016) dan
Penyempurnaan indikator program dan operasionalisasi rumusan
indikator. Adapun program prioritas yang telah disertai kebutuhan
pendanaan (pagu indikatif) selanjutnya dijabarkan dalam kegiatan.
Uraian program dan kegiatan yang direncanakan serta
indikator kinerja dan pendanaan indikatif dalam Perubahan Renstra
ini disajikan program dan kegiatan tahun 2016 yang sudah
dilaksanakan, tahun 2017 yang sedang dilaksanakan, serta rencana
tahun 2018-2021 dengan nomenkaltur sesuai dengan perubahan
SOTK, sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini : (Tabel 5.1
sesuai e-renstra) :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
6. Program Pengembangan Data dan Informasi
7. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT)
dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
8. Program Pembinaan Anak Terlantar
9. Program Pembinaan Eks Penyandang penyakit Sosial (Eks Narapi
dana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya)
10. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma
11. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
12. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo
13. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial
-
43
14. Program Pengelolaan Areal Pemakaman
15. Program Rehabilitasi Sosial
16. Program Penanganan Fakir Miskin
17. Program Perlindungan dan Jaminan Sosial
18. Program Pemberdayaan Sosial
-
44
Tabel 5.1 Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif
Dinas Sosial Kabupaten Malang Tahun Anggaran 2019-2021
No Tujuan Indikator Tujuan
Sasaran Indika
tor
sasaran
Program/ Kegatan
Indikator Kinerja program
(Outcome)
dan Kegiatan (Uotput)
Kondisi Kinerja Awal
Kondisi Kinerja Tahun
Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja pada akhir
Periode Renstra
Perangkat
Daerah Penang
gung jawab Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Capai
an Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1
Mewujudkan mentalitas
kehidupan
sosial yang tertib dan berbudaya lokal serta menumbuhkan kerukunan kehidupan beragama
Persentase Angka
Kemiski
nan
1. - 1. - I. Program Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
Persentase Pemenuhan
Operasional
Perkantoran (%)
100 813.862.438
930.809.80
0
100 823.576.425 100 858.406.360
100 896.470.670 100 4.323.125.693
Dinas Sosial
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Jumlah registrasi surat masuk dan surat keluar (buah)
1000 buah
4.750.000
1200 Surat
7.500.000
1200 buah
8.500.000 1200 buah
9.500.000
1200 buah
10.000.000 7000 buah
40.250.000
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Jumlah Penyediaan Listrik, Air Minum/Air Bersih, Telekomunikasi dan Internet (Bulan)
10 Bulan
19.749.863 12 Bulan
27.840.000
12 Bulan
28.138.000 12 Bulan
30.950.000
12 Bulan
34.045.000 12 Bulan
140.722.863
3. Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan
Jumlah pejabat pengelola administrasi keuangan (OB)
10 OB
244.305.000
25 Orang/Bulan
380.680.000
12 OB 264.857.250 12 OB 278.100.000
12 OB 292.005.000 70 OB 1.459.947.250
4. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor
Jumlah petugas kebersihan (OB)
34 OB
41.985.000 3 Orang/Bulan
64.800.000
36 OB 53.560.000 36 OB 54.560.000
36 OB 55.560.000 214 OB
270.465.000
5. Penyediaan Alat Tulis Kantor
Jumlah alat tulis kantor yang disediakan (Jenis)
28 Jenis
43.892.500 28 Jenis
45.016.000
28 Jenis
46.192.500 28 Jenis
47.192.500
28 Jenis
48.192.500 28 Jenis
230.486.000
-
45
No Tujuan Indikator Tujuan
Sasaran Indika
tor sasaran
Program/ Kegatan
Indikator
Kinerja program
(Outcome) dan
Kegiatan (Uotput)
Kondisi Kinerja Awal
Kondisi Kinerja Tahun
Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja
pada akhir Periode Renstra
Perangkat
Daerah Penanggung
jawab Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Capaian
Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
6. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
Jumlah barang cetakan yang disediakan (Jenis)
8 Jenis
50.323.275 8 Jenis 29.267.800
8 Jenis 68.975.500 8 Jenis
70.975.000
8 Jenis 72.975.000 8 Jenis 292.516.575
7. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor
Jumlah penyediaan komponen alat-alat listrik dan elektronik (Jenis)
8 Jenis Alat Listrik dan Elektronik
8.156.000 8 Jenis 7.815.000
8 Jenis Alat
Listrik dan
Elektronik
16.020.000 8 Jenis Alat
Listrik dan
Elektronik
16.020.000
8 Jenis Alat
Listrik dan
Elektronik
16.020.000 8 Jenis Alat
Listrik dan
Elektronik
64.031.000
8. Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan
Jumlah Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-Undangan
yang disediakan (jenis)
36 Eksemplar
18.994.000 204 Eksem
plar
57.320.000
36 Eksem
plar
19.820.000 36 Eksem
plar
19.820.000
36 Eksem
plar
19.820.000 216 Eksem
plar
135.774.000
9. Penyediaan Bahan Logistik
Kantor
Jumlah bahan logistik
kantor yang disediakan (jenis)
2 Jenis
45.572.000 3 Jenis 43.680.000
2 Jenis 47.821.200 2 Jenis
50.212.260
2 Jenis 52.722.800 2 Jenis 240.008.200
10. Penyediaan Makanan dan
Minuman
Jumlah makanan dan
minuman harian Pegawai, Rapat, dan tamu yang disediakan (HOK)
3454 Pack
85.904.250 1000 Hari/Orang/K
ali
67.256.000
1199 Pack
37.767.975 1199 Pack
37.556.400
1199 Pack
39.434.220 11704 Pack
267.918.845
11. Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi Ke Luar Daerah
Jumlah pegawai memenuhi penugasan dinas ke luar daerah (HOK)
197 OHK
170.990.550
89 Orang/Hari/
Kali
147.900.000
290 OHK
178.101.000 290 OHK
187.006.050
290 OHK
196.356.350 1554 OHK
880.353.950
-
46
No Tujuan Indikator Tujuan
Sasaran Indika
tor sasaran
Program/ Kegatan
Indikator
Kinerja program
(Outcome) dan
Kegiatan (Uotput)
Kondisi Kinerja Awal
Kondisi Kinerja Tahun
Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja
pada akhir Periode Renstra
Perangkat
Daerah Penanggung
jawab Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Capaian
Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
12. Rapat-Rapat Kordinasi dan Konsultasi Ke Dalam
Daerah
Jumlah pegawai memenuhi penugasan dinas ke dalam daerah
(HOK)
199 OHK
79.240.000 177 Orang/Hari/K
ali
51.735.000
162 OHK
53.823.000 162 OHK
56.514.150
162 OHK
59.339.800 1046 OHK
300.651.950
II. Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
Persentase Pemenuhan Sarana dan
Prasarana Penunjang
Aparatur (%)
100 868.432.500
719.202.50
0
100 469.198.000 100 486.751.900
100 505.183.495 100 3.048.768.395
13. Pengadaan kendaraan Dinas/operasional
- - 92.165.500 0 92.165.500
13. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
Jumlah Perlengkapan Gedung Kantor yang diadakan( jenis)
9 Jenis
104.318.000
4 Jenis 113.500.000
8 Jenis 73.290.000 8 Jenis
76.954.500
8 Jenis 80.802.225 8 Jenis 448.864.725
14. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Jumlah gedung kantor yang dipelihara Rutin/Berkala ( jenis)
3 Gedu
ng
220.100.000
3 Unit 230.902.500
3 Gedun
g
277.788.000 3 Gedun
g
291.677.400
3 Gedun
g
306.261.270 3 Gedun
g
1.326.729.170
15. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional
Jumlah kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua
yang dipelihara rutin dan berkala (Unit)
15 Unit
53.498.000 16 Unit 86.000.000
15 Unit
72.050.000 15 Unit
72.050.000
15 Unit
72.050.000 15 Unit
355.648.000
-
47
No Tujuan Indikator Tujuan
Sasaran Indika
tor sasaran
Program/ Kegatan
Indikator
Kinerja program
(Outcome) dan
Kegiatan (Uotput)
Kondisi Kinerja Awal
Kondisi Kinerja Tahun
Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja
pada akhir Periode Renstra
Perangkat
Daerah Penanggung
jawab Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Capaian
Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
16. Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung
Kantor
Jumlah Perlengkapan Gedung Kantor yang dipelihara Rutin/Berkal
a (jenis)
15 Unit
23.700.000 36 Unit
23.700.000
15 Unit
26.070.000 15 Unit
26.070.000
15 Unit 26.070.000 15 Unit
125.610.000
17. Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Gedung
Kantor
Jumlah Rumah Gedung Kantor yang direhabilitasi
Sedang/Berat ( paket)
195.030.000
1 Unit 198.000.000
0 0 0 0 0 0 1 393.030.000
18. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
Jumlah Peralatan Gedung Kantor yang
diadakan ( jenis)
43.881.000 3 Jenis 67.100.000
2 20.000.000 2 20.000.000
2 20.000.000 14 170.981.000
19. Pengadaan Mebeleur
Jumlah Mebeleur yang diadakan
(jenis)
135.740.000
0 - 0 - 0 - 0 - 135.740.000
III. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya
Aparatur
Persentase Peningkatan Kapasitas Pegawai di Perangkat
Daerah (%)
100 15.297.500 11.197.500
100 10.788.750 100 11.328.200
100 11.894.610 100 60.506.560
20. Pendidikan dan Pelatihan Formal
Jumlah Pegawai yang mengikuti pelatihan ( orang)
20 Oran
g
15.297.500 11 Orang
11.197.500
8 Orang
10.788.750 8 Orang
11.328.200
8 Orang
11.894.610 72 Orang
60.506.560
IV. Program Peningkatan Disiplin
Aparatur
Persentase Penunjang Kerja
Aparatur (%)
100 17.850.000 18.900.000
100 22.000.000 100 23.100.000
100 24.255.000 100 106.105.000
21. Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya
Jumlah penyediaan Pakaian Dinas (Stel)
51 Stel
17.850.000 54 Stel 18.900.000
55 Stel 22.000.000 55 Stel
23.100.000
55 Stel 24.255.000 322 Stel
106.105.000
-
48
No Tujuan Indikator Tujuan
Sasaran Indika
tor sasaran
Program/ Kegatan
Indikator
Kinerja program
(Outcome) dan
Kegiatan (Uotput)
Kondisi Kinerja Awal
Kondisi Kinerja Tahun
Perencanaan Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
Kondisi Kinerja
pada akhir Periode Renstra
Perangkat
Daerah Penanggung
jawab Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Capaian
Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp. Target Rp.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
V. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan
Persentase Dokumen Perencanaan, Laporan Keuangan dan Kinerja
Perangkat Daerah yang Tepat Waktu (%)
100 69.124.000 64.313.000
100 139.985.550 100 145.539.200
100 154.261.725 100 573.223.475
22. Penyusunan Laporan
Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
Jumlah Dokumen
Laporan Kinerja (LKJ-IP/Profile Kinerja PD/Survei Kepuasan Masyarakat) (Buku)
6 Lapor
an
43.367.000 6 Buku
33.910.000
6 Lapora
n
111.074.250 6 Lapor
an
116.627.900
6 Lapora
n
122.459.295 36 Lapora
n
430.438.445
23. Penyusunan Laporan Keuangan Sem