rancang bangun sistem penggerak kendaraan air … · daftar tabel x . daftar gambar x . daftar...

44
RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR BERBASIS GETARAN STRUKTUR ASEP ANDI DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: vancong

Post on 03-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR

BERBASIS GETARAN STRUKTUR

ASEP ANDI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan
Page 3: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Rancang Bangun

Sistem Penggerak Kendaraan Air Berbasis Getaran Struktur adalah benar karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Asep Andi

NIM F14100014

Page 4: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

ABSTRAK

ASEP ANDI. Rancang Bangun Sistem Penggerak Kendaraan Air Berbasis

Getaran Struktur. Dibimbing oleh RADITE PRAEKO AGUS SETIAWAN.

Penggunaan gerak osilasi sirip (termasuk badannya) oleh hewan air untuk

penggerak telah menginspirasi perancangan sistem penggerak kendaraan air. Para

peneliti banyak mengkaji analisis getaran struktur untuk menyimulasikan getaran

pada bangunan atau jembatan. Frekuensi pribadi atau frekuensi alami memiliki

peranan penting dalam analisis tersebut. Sebagai contoh, bangunan atau jembatan

akan mencapai titik runtuh (secara mikro) pada frekuensi pribadinya dengan

energi yang minimum. Oleh karena itu, dapat diasumsikan bahwa penggunaan

getaran struktur pada frekuensi alaminya sebagai propulsi (penggerak) kendaraan

air akan mengurangi konsumsi energi. Tujuan dari penelitian ini adalah

merancang sistem penggerak untuk kendaraan air menggunakan getaran struktur,

menyimulasikan model untuk menghasilkan material dan frekuensi terbaik dengan

energi minimum, dan menghitung kebutuhan energi dari kendaraan air melalui

sebuah model. Solidworks (software) dan analisis digunakan untuk memodelkan

dan menyimulasikan sistem. Hasil terbaik pada tipe fixed hinge menunjukkan

bahwa struktur dengan dimensi panjang 500 mm, lebar 30 mm, dan tebal 0.5 mm

yang bergetar di dalam air dapat menghasilkan gaya dorong sebesar 0.99 N yang

dapat digunakan untuk menggerakkan model kendaraan air (dengan luas

permukaan basah 0.72 m2) sampai batas kecepatan 0.79 m/s. Bahan terpilih yang

digunakan adalah stainless steel yang dikuatkan, karena memiliki nilai modulus

elastisitas yang tinggi dan korosivitas yang rendah.

Kata kunci: hewan air, getaran struktur, sistem penggerak kendaraan air, gaya

dorong

ABSTRACT

ASEP ANDI. Design of Marine Propulsion System Based on Structural Vibration.

Supervised by RADITE PRAEKO AGUS SETIAWAN.

The use of oscillating fins (including its body) by aquatic animals for

propulsion has inspired the design of marine propulsion system in this research.

Many researchers studied structural vibration analysis for simulating vibration on

building or bridge. Natural frequency has important role of the analysis. For

instance, building or bridge will get the rupture point (microscopic) on that natural

frequency with minimum energy. Therefore, it can be assumed that structural

vibration at the natural frequency as propulsion system for water vehicle will

decrease the consumption of energy. The aims of this research were to design a

propulsion system for water vehicle using structural vibration, to simulate the

model for the best material and frequency of vibration with low energy use, and to

calculate the energy requirement through a model. Solidworks (software) and

numerical analysis has been used for modeling and simulating the system. The

best result at fixed hinge type showed that vibrating structure with 500 mm length,

30 mm width, and 0.5 mm thickness in the water can produce 0.99 N of thrust that

can be used for moving the water vehicle model (with 0.72 m2 of wetted area)

until the limit of velocity 0.79 m/s. The selected material was annealed stainless

steel, because it has big number of elastic modulus and corrosion less.

Keywords: aquatic animals, structural vibration, marine propulsion system, thrust

Page 5: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Teknik

pada

Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR

BERBASIS GETARAN STRUKTUR

ASEP ANDI

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan
Page 7: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

Judul Skripsi : Rancang Bangun Sistem Penggerak Kendaraan Air Berbasis

Getaran Struktur

Nama : Asep Andi

NIM : F14100014

Disetujui oleh

Dr. Ir. Radite Praeko Agus Setiawan, M.Agr

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Desrial, M.Eng

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 8: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 lalu ini ialah

perancangan, dengan judul Rancang Bangun Sistem Penggerak Kendaraan Air

Berbasis Getaran Struktur.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Radite Praeko Agus Setiawan,

M.Agr, Dr. Ir. Wawan Hermawan, MS, dan Dr. Ir. Mohamad Solahudin, M.Si

yang telah banyak memberi saran dan masukan kepada penulis. Di samping itu,

terima kasih penulis sampaikan kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

(DITJEN DIKTI) Republik Indonesia yang telah memberikan beasiswa penuh

kepada penulis selama masa studi melalui program Bidik Misi. Penghargaan

diberikan kepada teman-teman dan semua pihak yang telah membantu selama

perancangan dan pengumpulan data yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Ungkapan syukur juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas

segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juni 2014

Asep Andi

Page 9: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN x

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 1

Tujuan Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

Pola Gerak Ikan 2

Getaran dan Frekuensi Alami Sebuah Struktur 3

Gaya Dorong Kendaraan Air 4

Simulasi Solidworks 5

METODE 5

Waktu dan Tempat Penelitian 5

Alat dan Bahan 5

Prosedur Penelitian 5

HASIL DAN PEMBAHASAN 12

Pemilihan Bahan 12

Gambar Teknik dan Simulasi 13

Perhitungan Gaya Dorong (Thrust) yang Dihasilkan 20

Perhitungan Resistansi (RT) pada Kendaraan Air 24

Perhitungan Energi Kinetik 27

SIMPULAN DAN SARAN 28

Simpulan 28

Saran 28

DAFTAR PUSTAKA 29

LAMPIRAN 30

RIWAYAT HIDUP 32

Page 10: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

DAFTAR TABEL

1 Rentang nilai koefisien bentuk (Cb) dari kendaraan air 11 2 Karakteristik pertimbangan pemilihan bahan 12 3 Indeks sifat pembobotan dengan digital logic 12 4 Sifat berskala bahan 12 5 Karakteristik bahan AISI annealed stainless steel (SS) 13 6 Perbandingan hasil perhitungan numerik dengan hasil simulasi frekuensi

alami pada tipe pertama (fixed geometry) 14 7 Hasil simulasi stress pada fixed geometry dan fixed hinge 17 8 Gaya dorong yang dihasilkan tipe pertama (fixed geometry) tanpa fluida 20 9 Gaya dorong yang dihasilkan tipe pertama (fixed geometry) dalam fluida 21 10 Gaya dorong yang dihasilkan tipe pertama (fixed hinge) tanpa fluida 22 11 Gaya dorong yang dihasilkan tipe pertama (fixed hinge) dalam fluida 23 12 Hasil perhitungan gaya resistansi kendaraan air pada kecepatan yang berbeda 24

13 Hasil interpolasi kecepatan maju kendaraan air pada setiap panjang plat

struktur 26 14 Hasil perhitungan energi kinetik pada tipe pertama (fixed hinge) 27

DAFTAR GAMBAR

1 Gerakan kontralateral pada ikan (Mackean 2014) 3 2 Pola getaran pada struktur (Riley dan Sturges 1993) 3 3 Mode frekuensi alami dan persamaannya (Kelly 2012) 4 4 Sistem penggerak menggunakan propeller (Adji 2005) 4 5 Rancangan plat struktur tipe pertama 7 6 Tipe penjepitan yang digunakan, fixed geometry (a) dan fixed hinge (b) 7 7 Tampak atas dan melintang dari plat struktur 7

8 Rancangan plat struktur tipe kedua 8 9 Dimensi rancangan kendaraan air 10 10 Tipe fixture yang digunakan, fixed geometry (a) dan fixed hinge (b) 13 11 Hasil simulasi frekuensi mode pertama tipe pertama (fixed geometry) 13 12 Hasil simulasi mode pertama tipe pertama (fixed hinge) 14

13 Mesh jenis fine pada simulasi Solidworks 15 14 Hubungan antara panjang plat (m) dengan frekuensi alami (Rad/s) 15

15 Hasil simulasi stress pada fixed geometry 16 16 Hasil simulasi stress pada fixed hinge 16 17 Hubungan antara panjang plat struktur terhadap maksimum stress yang terjadi 18 18 Hasil simulasi mode pertama tipe kedua (fixed geometry) 18 19 Hasil simulasi mode pertama tipe kedua (fixed hinge) 19

20 Perbandingan frekuensi alami pada panjang dan tipe yang berbeda 19

21 Hubungan antara panjang plat terhadap gaya dorong (T) dan bilangan

Reynold (Re) yang dihasilkan pada tipe fixed geometry 22 22 Hubungan antara panjang plat terhadap gaya dorong T dan bilangan Reynold

(Re) yang dihasilkan pada tipe fixed hinge 24 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan resistansi kendaraan air 25 24 Hubungan antara frekuensi dengan gaya dorong per panjang plat struktur 26

25 Hubungan antara panjang plat struktur dengan kecepatan maju kendaraan air

dan indeks energi kinetik 28

DAFTAR LAMPIRAN

1 Contoh perhitungan secara teoritis 31

Page 11: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Alam menyajikan berbagai pelajaran yang berharga untuk dikembangkan

oleh manusia. Salah-satunya adalah fenomena pergerakan hewan-hewan baik

yang ada di darat maupun di air. Ikan bergerak dengan melawan kerapatan air

yang lebih besar dibandingkan udara. Bentuk tubuh ikan yang hidrodinamis

(streamline) memungkinkan ikan dapat bergerak secara horizontal dengan cepat.

Ikan berenang dengan mengerahkan kekuatan terhadap air di sekitarnya. Ada

pengecualian, tetapi ini biasanya disebabkan oleh kontraksi otot ikan di kedua

sisinya untuk menghasilkan gelombang lenturan yang berjalan di sepanjang tubuh

ikan dari hidung sampai ke ekor. Vektor gaya yang bekerja pada air dengan

gerakan secara lateral menghasilkan gaya yang mendorong ikan ke depan. Hal

serupa terjadi pada hewan seperti ular dan hewan melata lainnya.

Dalam tinjauan material, ketika bahan-bahan (suatu batang tipis) digetarkan

maka akan terbentuk getaran dengan pola gelombang sesuai mode getarannya.

Jika suatu material tersebut digetarkan pada frekuensi pribadinya maka akan

menghasilkan defleksi output yang besar dengan energi input yang minimum. Hal

tersebutlah yang menyebabkan gedung atau jembatan yang kokoh bisa roboh

hanya oleh getaran yang energinya rendah. Jika suatu struktur berbentuk sirip

digetarkan pada frekuensi pribadinya untuk menggerakkan kendaraan air maka

akan menghasilkan gaya dorong ke depan dan diduga sumber energi kinetik

penggerak yang dibutuhkan sangat minimal.

Kendaraan air memiliki prinsip yang sama dengan ikan, yakni gaya dorong

harus bisa melawan gaya resistansi dari benda yang bergerak menerobos air.

Sistem propulsi atau penggerak pada kendaraan air merupakan sistem yang sangat

berperan dalam kemampuan gerak suatu kendaraan air. Saat ini hampir sebagian

besar propulsi kendaraan air menggunakan propeller berbentuk kipas.

Dalam penelitian ini akan dirancang dan disimulasikan penggerak tipe sirip

yang digetarkan untuk mendorong kendaraan air ke depan yang dihasilkan dari

sebuah getaran struktur sirip tersebut. Putaran yang dihasilkan enjin atau motor

akan ditransmisikan kedalam sebuah mekanisme getaran sehingga bisa

mendorong kapal kearah depan. Diharapkan dengan menggunakan daya input

yang lebih kecil, gaya propulsi yang dihasilkan bisa lebih besar jika mendekati

frekuensi pribadinya. Sehingga penggunaan sumber energi (dalam hal ini

menggunakan motor listrik) bisa menjadi lebih hemat dan efisien. Penggunaan

motor listrik tersebut sesuai dengan arah maju teknologi saat ini yang

memprediksikan bahwa energi bahan bakar akan mulai hilang dan beralih ke

sistem listrik.

Perumusan Masalah

Jika ada benda bentuk pipih memanjang akan bisa digetarkan dan

menghasilkan defleksi yang besar dengan energi paling rendah pada frekuensi

alaminya. Prinsip ini jika diterapkan sebagai pengganti sirip penggerak untuk

kendaraan air maka dapat menggerakkan kendaraan air ke depan. Selama ini,

sebagian besar kendaraan air menggunakan penggerak berupa motor yang

Page 12: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

2

ditransmisikan untuk menggerakkan propeller sehingga bisa menghasilkan gaya

dorong ke depan. Energi yang digunakan untuk memutar propeller tersebut cukup

besar karena adanya turbulensi sehingga tidak ramah lingkungan.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mendesain sistem penghasil gaya dorong

(thrust) untuk menggerakkan kendaraan air dengan memanfaatkan getaran

struktur suatu sirip. Hasil rancangan tersebut akan disimulasikan dengan

Solidworks untuk mencari bahan dan dimensi yang paling tepat dalam

menghasilkan frekuensi getaran paling optimum dengan energi paling rendah serta

perhitungan dan analisis dinamis dari struktur yang digetarkan.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini hanya dibatasi untuk pemodelan dan simulasi menggunakan

software Solidworks dalam menentukan natural frequency dan stress dari plat

struktur yang bergetar. Selain itu dilakukan juga perhitungan secara numerik

menggunakan Microsoft Excel sebagai validasi dari hasil simulasi dan

membandingkannya dengan hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan

sebelumnya.

TINJAUAN PUSTAKA

Pola Gerak Ikan

Menurut Nurshall (1979) ada dua karakteristik utama dalam mekanisme

dasar pergerakan renang ikan, yaitu:

1. Gerakan kontralateral, yaitu berupa gelombang metachronal yang berawal dari

ekor bagian belakang dengan peningkatan amplitudo yang semakin membesar

ke depan. Gerakan tersebut disebabkan oleh serangkaian kontraksi urat daging

(Myomere).

2. Lintasan gerakan tubuh secara transversal yang timbul akibat gerakan tersebut

di atas dan ini akan menimbulkan daya tolak. Daya tolak tersebut dapat

digambarkan akibat terbentuknya suatu sudut antara bagian-bagian tubuh yang

bergerak dengan arah lintasan pergerakan ikan tersebut. Sudut-sudut ini

bervariasi besarnya, dimana maksimum pada saat bagian tubuh terjauh dari

poros lintasan gerakan dan minimum pada saat memotong poros lintasan

gerakan. Amplitudo ganda inilah yang menentukan nilai bilangan Strouhal (St

Number) dari gerak ikan. Bilangan strouhal ini yang menentukan kecepatan

pergerakan ikan di dalam air. Selain kecepatan pergerakan tubuh ikan dari

samping ke samping memotong poros lintasan kecepatannya juga bervariasi.

Menurut Mackean (2014), daya tolak maksimum terjadi pada saat bagian-

bagian tubuh melalui poros lintasan gerakan maju dari ikan tersebut. Gerakan

tersebut ditunjukkan seperti pada Gambar 1.

Page 13: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

3

Gambar 1 Gerakan kontralateral pada ikan (Mackean 2014)

Getaran dan Frekuensi Alami Sebuah Struktur

Menurut Riley dan Sturges (1993), jika sebuah struktur digetarkan maka

akan membentuk sebuah pola perpindahan dengan persamaan :

tCtBtx nn sincos)(

dimana : B,C = konstanta

= frekuensi sudut alami (rad/s)

t = periode geratan (s)

Pola getaran yang terjadi bisa dilihat pada Gambar 2. Meskipun demikian,

kondisi ideal seperti ini jarang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 2 Pola getaran pada struktur (Riley dan Sturges 1993)

Frekuensi sudut alami dan periode getaran dapat dihitung dengan persamaan

sebagai berikut :

dimana, merupakan frekuensi sudut alami dengan peredaman, df dan d

berturut-turut frekuensi dan periode dengan peredaman, dan adalah konstanta

peredaman.

Kelly (2012) mengembangkan teori untuk getaran dalam menentukan

frekuensi alami mode pertama (ω1), kedua (ω2), dan ketiga (ω3) dari sebuah

struktur dengan persamaan seperti pada Gambar 3.

21 nd

2

1

2

2 nd

df21

22

nd

d

Page 14: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

4

3

2

1 )875,1(mL

EI

3

2

2 )694,4(mL

EI

3

2

3 )855,7(mL

EI

Gambar 3 Mode frekuensi alami dan persamaannya (Kelly 2012)

dimana, E merupakan modulus elastisitas (N/m2), I merupakan momen inersia

(m4), m merupakan massa (kg), dan L merupakan panjang dari plat struktur (m).

Gaya Dorong Kendaraan Air

Secara umum kendaraan air yang bergerak pada permukaan air dengan

kecepatan tertentu akan mengalami gaya hambat (resistance) yang berlawanan

dengan arah gerak kendaraan air tersebut. Besarnya gaya hambat tersebut harus

bisa diatasi dengan gaya dorong (thrust) yang dihasilkan dari kerja alat gerak

kapal (propulsor) (Adji 2005).

Gaya dorong (T) yang diperlukan untuk mendorong sebuah kapal pada

kecepatan (V) tertentu akan lebih besar daripada tahanan total (RT) yang dialami

oleh kapal bila kapal tersebut ditarik dengan kecepatan yang sama (V), sehingga

terjadi penambahan (augment) hambatan (Hadi dan Budiarto 2008).

Pada kenyataannya, gaya dorong sebesar T akan mendapatkan gaya hambat

sebesar RT yang harus diatasi. Sehingga gaya dorong yang dibutuhkan harus

mengetahui gaya deduksinya. Nilai tersebut berbeda-beda dan dipengaruhi oleh

faktor dimensi dari kendaraan air yang dikehendaki.

Sistem penggerak menggunakan propeller mentransmisikan putaran enjin

menjadi putaran pada bilah-bilah berbentuk kipas seperti pada Gambar 4.

Gambar 4 Sistem penggerak menggunakan propeller (Adji 2005)

Page 15: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

5

Simulasi Solidworks

Solidworks adalah sebuah program Computer Aided Design (CAD) 3D yang

menggunakan sistem operasi Windows. Selain mendesain, software ini juga bisa

digunakan untuk simulasi dan analisis interaksi solid dengan solid atau solid

dengan fluida serta perhitungan statika dan dinamika dari struktur. Hasil

perhitungan tersebut kemudian bisa dijadikan sebagai acuan dalam proses

pabrikasi.

METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan dari mulai Maret – Juni 2014.

Tempat penelitian dilakukan di Engineering Design Studio (EDS) dan

Laboratorium Mekatronika, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat komputer

untuk proses perancangan simulasi dan analisis numerik, software Solidworks

Premium 2011, dan software Microsoft Office 2010. Sedangkan bahan yang

digunakan merupakan bahan yang akan ditentukan jenis, ukuran dan hasil

getarannya berupa bahan-bahan pipih yang dikuatkan (Aluminium, Besi, Stainless

Steel, dan PVC).

Prosedur Penelitian

Perumusan Ide Rancangan

Perumusan ide rancangan dimulai dengan menentukan bahan-bahan yang

akan digunakan dalam simulasi. Hasil pemilihan bahan tersebut akan sangat

mempengaruhi hasil simulasi karena karakteristik dari setiap struktur yang

berbeda-beda. Kemudian gambar teknik (gambar 3D) dibuat dalam bentuk plat

datar dimana panjang lebih dominan terhadap lebar dan lebar dominan terhadap

tebal dari plat struktur yang akan disimulasikan. Selain itu juga dibuat bentuk lain

sebagai pembanding. Plat struktur yang bergetar tersebut disimulasikan untuk

mengetahui gaya dorong (thrust) yang dihasilkan jika dibenamkan di dalam air

sehingga dapat menjadi alat penggerak untuk kendaraan air. Rancangan dan

simulasi ini merupakan model yang dapat diskalakan menjadi bentuk sebenarnya.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Simulasi menggunakan karakterisitk bahan yang dipilih sesuai nilai yang ada

pada software Solidworks Premium 2011.

2. Kondisi batasan pada simulasi dan analisis numerik menggunakan propertis

dari air secara umum (massa jenis 1000 kg/m3) tanpa adanya gelombang

turbulensi dari lingkungan (misalnya ombak) pada suhu air 30oC. Viskositas

dinamik dan kinematik pada suhu tersebut berturut-turut 0.798 x 10-3

Ns/m2

dan 0.801 x 10-6

m2/s.

Page 16: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

6

3. Tekanan air yang digunakan adalah tekanan air pada kedalaman 10 cm dari

permukaan yakni sebesar 981 N/m2.

4. Gravitasi yang digunakan adalah gravitasi bumi yakni 9.81 m/s2.

Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis pemilihan

bahan terbaik, analisis frekuensi alami, analisis stress, analisis gaya dorong

(thrust), analisis gaya hambat (resistansi) pada kendaraan air, analisis kecepatan

maju kendaraan air, dan analisis energi kinetik.

Analisis Pemilihan Bahan

Proses pemilihan bahan menggunakan metode pembobotan dengan

memperhatikan karakteristik dari masing-masing bahan yang dipilih. Menurut

Dieter (1991), langkah-langkah dalam metode ini dimulai dengan menentukan

indeks sifat pembobot dengan digital logic, indeks berskala, dan penentuan bahan

terbaik. Penentuan indeks sifat pembobot (w) dengan digital logic didasarkan

pada tingkat kepentingan dari masing-masing kombinasi sifat dan bahan yang

tersedia. Bobot yang diharapkan bernilai satu (1) sedangkan yang lainnya nol (0).

Kemudian indeks berskala ( ) dilakukan dengan membandingkan nilai yang

diharapkan tinggi dan nilai yang diharapkan rendah. Nilai yang diharapkan tinggi

dirumuskan dengan :

dimana, adalah nilai numerik sifat dan adalah nilai terbesar yang

dipertimbangkan. Jika nilai yang diharapkan rendah, maka dirumuskan dengan :

dimana, K merupakan nilai terkecil yang dipertimbangkan. Untuk parameter yang

tidak memiliki nilai numerik, maka diberi nilai relatif yang sesuai. Penentuan

bahan terbaik dimulai dengan menjumlahkan hasil perkalian indeks sifat

pembobot dengan indeks berskala :

Bahan dengan nilai terbesar merupakan bahan yang menjadi pilihan utama.

Gambar Teknik dan Simulasi

Gambar teknik diperlukan agar dapat memudahkan dalam proses simulasi

dan pembuatan model. Gambar teknik harus memperhatikan dimensi dan skala.

Dalam penelitian ini, perancangan dibuat dengan beberapa skala dan bentuk yang

berbeda-beda. Sehubungan dengan ukuran kendaraan air sebenarnya cukup besar,

pada penelitian ini disimulasikan model dengan rasio perbandingan yang lebih

kecil sehingga dapat diskalakan menjadi ukuran sebenarnya. Dengan demikian

dapat ditentukan bentuk dan ukuran terbaik dari rancangan yang dibuat.

Perancangan sistem penggerak ini berupa model plat tipis dengan ketebalan

(h) konstan 0.5 mm dan lebar (b) konstan 30 mm yang dibuat dengan kombinasi

Page 17: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

7

panjang (l) yang berbeda-beda yakni 250, 300, 350, 400, 450, 500, 550, 600, 650,

700 dan 750 mm (Gambar 5) yang kemudian disebut sebagai rancangan plat

struktur tipe pertama.

Gambar 5 Rancangan plat struktur tipe pertama

Sebuah penjepit diletakkan pada jarak 50 mm dari pangkal. Tipe penjepitan

yang digunakan dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 6.

(a)

(b)

Plat struktur tersebut akan bergerak osilasi lebih dominan ke arah sumbu x.

Pemberian simbol dalam rancangan tampak atas dan melintang untuk

mempermudah dalam proses perhitungan selanjutnya diberikan pada Gambar 7.

Gambar 7 Tampak atas dan melintang dari plat struktur

Gambar 6 Tipe penjepitan yang digunakan, fixed

geometry (a) dan fixed hinge (b)

Page 18: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

8

Kemudian pada rancangan kedua akan dilihat pengaruh bentuk tiga dimensi

dari plat struktur terhadap frekuensi yang dihasilkan dengan mengubah rancangan

menjadi seperti bentuk ekor ikan (Gambar 8).

Gambar 8 Rancangan plat struktur tipe kedua

Setelah gambar rancangan selesai, simulasi dilakukan dengan dua jenis studi

yakni studi frequency dan non-linear dynamic pada menu Simulation. Kemudian

hasil simulasi tersebut akan digunakan untuk perhitungan gaya dorong (thrust)

dan energi selanjutnya. Langkah-langkah studi frequency dan non-linear dynamic

yang dilakukan yakni dengan memilih new study (frequency dan non-linear

dynamic) kemudian menentukan jenis material yang digunakan (berdasarkan hasil

metode pemilihan bahan), menentukan jenis fixture (fixed geometry dan fixed

hinge), menentukan jenis external load (pressure dan gravity), menentukan tipe

connections, menentukan mesh (medium dan fine), menentukan properties, dan

yang terakhir menjalankan simulasi dengan memilih run.

Validasi Hasil Simulasi Menggunakan Perhitungan Secara Numerik

Hasil simulasi menggunakan Solidworks kemudian dibandingkan dengan

hasil perhitungan secara numerik untuk melihat keabsahan hasil simulasi tersebut.

Dalam penelitian ini akan digunakan hasil simulasi pada frekuensi alami mode

pertama dengan pertimbangan bahwa pada frekuensi pertama tersebut nilai

amplitudo terbesar dihasilkan dengan energi yang paling rendah. Hal terpenting

lain yang perlu diperhatikan adalah nilai stress dari struktur yang digetarkan

dalam periode tertentu harus lebih kecil dari titik batas elastisnya agar tidak terjadi

terakan atau patahan pada struktur.

Perhitungan Gaya Dorong (T) yang Dihasilkan

Perhitungan gaya dorong (thrust) yang dihasilkan dengan mengabaikan

viskositas dan aliran dari fluida dapat mengikuti persamaan yang dikembangkan

oleh Faccy et al (2013) :

2

),(ˆ 2 tlmT

dimana, T merupakan gaya dorong rata-rata dalam satu periode (N), m adalah

massa dari plat struktur (kg), dan ̂ adalah turunan pertama terhadap waktu dari

frekuensi (rad/s2). Massa dari plat struktur dapat diketahui dari nilai pada

Page 19: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

9

Solidworks atau dapat didekati dengan perhitungan secara numerik sebagai

berikut :

2

4

1bm

Berdasarkan persamaan diatas, secara keseluruhan gaya dorong dapat

dihitung dengan memperhatikan nilai displacement (δ) atau simpangan terjauh

sebagai berikut :

222

16

bT

Perhitungan tersebut jika dilihat dari plat struktur yang digetarkan tidak

berada di dalam fluida. Perhitungan ini banyak dilakukan pada jenis analisis dua

dimensi dari plat struktur yang digetarkan. Namun, jika dilihat dari fluida yang

ada di sekitar plat struktur tersebut persamaan gaya dorong per satuan lebar plat

menjadi sebagai berikut :

2

9 Re1013.1

x

b

T

dimana, λ merupakan perbandingan antara lebar dengan panjang plat (b/l), dan Re

merupakan bilangan Reynold yang dapat diketahui dengan persamaan yang

dikembangkan oleh Sader et al (1998) berikut :

bRe

dimana, ω merupakan frekeunsi alami (rad/s), ρ merupakan massa jenis fluida

(kg/m3), δ merupakan simpangan terjauh (m), dan µ adalah viskositas dinamik

dari fluida (Ns/m2). Viskositas dinamik air pada suhu 30

oC adalah 0.798 x 10

-3

Ns/m2.

Kemudian koefisien gaya dorong (CT) dapat menjadi parameter

pengamatan dalam melihat efek dari bentuk plat, bilangan Reynold, dan

amplitudo getaran dengan persamaan sebagai berikut :

lb

TCT 22

Menurut Facci et al (2013), nilai CT dari bentuk tiga dimensi (3D) dapat

diformulasikan sebagai berikut :

82.015.02 Re107.3 xCT

Page 20: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

10

Perhitungan Resistansi (RT) pada Badan Kendaraan Air

Pada penelitian ini, model kendaraan air yang dirancang adalah tipe fishing

craft dengan dimensi panjang basah (L) 1 m, lebar basah (B) 0.4 m, dan tinggi

basah (H) 0.2 m seperti pada Gambar 9.

Gambar 9 Dimensi rancangan kendaraan air

Resistansi pada badan kendaraan air merupakan fungsi dari berbagai faktor

baik yang disebabkan oleh air, udara, atau karakteristik bahan dari kendaraan air

itu sendiri. Tipe model kendaraan air dalam penelitian ini adalah tipe fishing craft.

Menurut Adji (2005), resistansi pada badan kendaraan air dapat diformulasikan

sebagai berikut : 2

5.0 sFT SVCR

dimana, ρ merupakan massa jenis air (kg/m3), CF merupakan koefisien tahanan

total kapal, S merupakan luas permukaan basah (m2), dan Vs merupakan

kecepatan servis kendaraan air (m/s). Pada penelitian ini, tahanan total

diasumsikan hanya diakibatkan oleh interaksi antara permukaan kendaraan air

dengan air. Massa jenis air yang digunakan dalam simulasi ini adalah 1000 kg/m3.

Kemudian nilai CF dapat ditentukan dengan pesamaan :

2)2)(Re(

075.0

L

FLog

C

Simbol LRe digunakan untuk membedakan antara bilangan Reynold air

yang diakibatkan oleh getaran struktur (persamaan sebelumnya) dengan bilangan

Reynold air yang ada disepanjang badan kendaraan air. Nilai LRe dapat dihitung

dengan persamaan sebagai berikut :

k

sL

V

LVRe

dimana, Vs merupakan kecepatan maju kendaraan air (m/s), L merupakan panjang

basah kendaraan air (m), dan Vk merupakan viskositas kinematik dari air (m2/s).

Viskositas kinematik air pada suhu 30oC adalah 0.801 x 10

-6 m

2/s.

Luas area basah (S) dari kendaraan air dapat ditentukan dengan

menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Rogenstad (1999) berikut :

)22( LTBTBLCS b

dimana, Cb merupakan koefisien balok atau bentuk dari kendaraan air, B

merupakan lebar basah kendaraan air, L merupakan panjang basah kendaraan air,

0.2 m

1 m 0.4 m

Page 21: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

11

dan T merupakan tinggi bagian kendaraan air yang tenggelam di dalam air. Nilai

Cb dapat ditentukan dengan melihat Tabel 1. Pada perancangan ini digunakan nilai

Cb untuk tipe fishing craft sebesar 0.75.

Tabel 1 Rentang nilai koefisien bentuk (Cb) dari kendaraan air

Tipe Rentang Nilai Cb Cb

Tank/Bulk 0.80-0.85 0.83

Container/Dry cargo 0.55-0.65 0.60

Passenger/RO-RO 0.50-0.60 0.57

Supply/Tug 0.70-0.80 0.75

Fishing craft 0.70-0.80 0.75 Sumber : Rognstad 1999

Untuk mengetahui kemampuan batas maksimum kecepatan yang

dihasilkan maka dilakukan simulasi numerik menggunakan Microsoft Excel untuk

mendapatkan hubungan antara nilai kecepatan maju (Vs) dengan hambatan

kendaraan air (RT). Nilai hambatan kendaraan air tersebut harus bisa diatasi oleh

nilai gaya dorong (T) yang dihasilkan oleh sistem penggerak agar kendaraan air

dapat bergerak ke depan.

Perhitungan Energi Kinetik

Energi kinetik dibagi menjadi dua yakni energi kinetik getaran (EKV) pada

alat penggerak dan energi kinetik translasi (EKT) pada kendaraan air yang

bergerak. Energi kinetik getaran dapat dirumuskan sebagai berikut :

2

2

1IEKV

dimana, I merupakan inersia massa dari plat struktur yang bergetar (kg.m2), dan ω

merupakan frekuensi getaran (rad/s). Inersia massa dari struktur berbentuk plat

persegi panjang dengan poros pada bagian pangkal dapat dirumuskan sebagai

berikut :

2

13

1LmI

dimana, m1 merupakan massa dari plat struktur (kg), dan L merupakan panjang

dari plat struktur (m). Selanjutnya energi kinetik translasi dapat dirumuskan

sebagai berikut :

2

22

1sT VmEK

dimana, m2 merupakan massa kendaraan air (kg) dan Vs merupakan kecepatan

maju kendaraan air (m/s). Selanjutnya adalah mencari indeks atau perbandingan

antara energi kinetik getaran dengan energi kinetik translasi dengan persamaan :

2

1

mEK

mEK

IndeksT

V

Page 22: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

12

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemilihan Bahan

Pemilihan bahan dilakukan dengan menggunakan metode pembobotan.

Karakteristik dari bahan yang akan dipilih disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Karakteristik pertimbangan pemilihan bahan

No Bahan

Elastic

Modulus

(GPa)

Yield

strength

(MPa)

Korosivitas Biaya

(Rp/kg)

1 Aluminium 72.4 415 Sedang (50) 20,000

2 Gray cast iron 66.17 205 Tinggi (80) 30,000

3 Stainless steel 193 234.4 Rendah (10) 25,000

4 PVC rigid 2.41 58.7 Rendah (10) 20,000

Kemudian dilakukan penentuan indeks sifat pembobotan (w) seperti pada

Tabel 3.

Tabel 3 Indeks sifat pembobotan dengan digital logic

Sifat 1-2 1-3 1-4 2-3 2-4 3-4 Total Pembobot

1 1 1 1

3 ⁄

2 0

1 1

2 ⁄

3

0

0

1 1 ⁄

4

0

0 0 0 0

Total 6 1

Dalam hal ini, elastic modulus dan yield strength diharapkan tinggi

sedangkan korosivitas dan harga diharapkan rendah. Kemudian ditentukan sifat

berskala dari bahan (β) dan nilai seperti pada Tabel 4.

Tabel 4 Sifat berskala bahan

Bahan

Sifat

( ) 1 2 3 4 ⁄

⁄ ⁄ 0

Aluminium 0.375 1 0.200 1 0.554231

Gray cast iron 0.343 0.494 0.125 0.670 0.356917

Stainless steel 1 0.415 1 0.800 0.805116

PVC rigid 0.012 0.141 1 1 0.220059

Penentuan bahan dilakukan dengan menjumlahkan hasil perkalian pembobot

dengan sifat berskala dari masing-masing bahan. Kemudian dipilih nilai yang

Ket.: Sifat (1) Elastic Modulus (GPa), (2) Yield Strength (MPa), (3) Korisivitas,

dan (4) Biaya (Rp/kg)

Page 23: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

13

paling besar yakni bahan Stainless steel. Pada penelitian ini, jenis stainless steel

yang digunakan adalah jenis AISI annealed stainless steel (SS) yang sudah

tersedia didalam propertis Solidwork Premium 2011.

Gambar Teknik dan Simulasi

Berdasarkan pemilihan bahan sebelumnya, bahan yang digunakan adalah

AISI annealed stainless steel (SS) dengan karakteristik seperti pada Tabel 5.

Tabel 5 Karakteristik bahan AISI annealed stainless steel (SS)

Karakteristik Satuan Nilai

Yield strength N/m2

2.34422 x 108

Tensile strength N/m2

6.2 x 108

Mass density kg/m3

8000

Elastic modulus N/m2

1.93 x 1011

Poisson's ratio - 0.27

Fixture yang digunakan pada simulasi ini adalah fixed geometry dan fixed

hinge pada sebuah penjepit silinder dengan diameter 10 mm seperti pada

Gambar 10.

(a) (b)

Kondisi lingkungan yang digunakan pada simulasi adalah tekanan air pada

kedalaman 10 cm sebesar 981 N/m2 dan percepatan gravitasi sebesar 9.81 m/s

2

dengan tipe mesh yang digunakan adalah fine. Hasil simulasi tipe pertama dengan

fixture fixed geometry dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 10 Tipe fixture yang digunakan, fixed geometry

(a) dan fixed hinge (b)

Gambar 11 Hasil simulasi frekuensi mode pertama tipe

pertama (fixed geometry)

Page 24: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

14

Nilai yang dihasilkan dari simulasi ini adalah frekuensi alami (ωn),

simpangan atau displacement (δ) dengan skala peubahnya, dan perioda (T). Hasil

simulasi tipe pertama dengan fixture fixed hinge dapat dilihat pada Gambar 12.

Tipe mesh yang digunakan mempengaruhi hasil simulasi yang didapatkan

dimana semakin kasar (coarse) tipe mesh yang digunakan, kemungkinan

menganalisis benda yang kecil akan menjadi kurang akurat. Hal serupa juga

dilaporkan oleh Facci et al (2013) dalam penelitiannya tentang analisis efek tiga

dimensi dari plat pipih yang bergetar di dalam fluida. Dalam penelitian ini,

ketebalan jauh lebih kecil dari lebar dan panjang struktur yang digetarkan

sehingga yang menjadi fokus gerakan osilasi getaran adalah arah horizontal x

pada mode pertama dan mode kedua. Hasil simulasi frekuensi alami mode

pertama dan kedua dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Perbandingan hasil perhitungan numerik dengan hasil simulasi frekuensi

alami pada tipe pertama (fixed geometry)

Panjang

(mm)

Frekuensi Alami (Rad/s)

Hasil Numerik Hasil Simulasi Error 1

(%)

Error 2

(%) Mode 1 Mode 2 Mode 1 Mode 2

250 39.88 249.93 41.86 262.87 4.73 4.92

300 27.69 173.56 28.78 180.98 3.77 4.10

350 20.35 127.52 20.97 132.10 2.97 3.47

400 15.58 97.63 15.93 100.62 2.23 2.97

450 12.31 77.14 12.49 79.16 1.42 2.55

500 10.50 63.08 10.02 63.87 0.46 1.24

550 8.24 51.64 8.17 52.53 0.85 1.70

600 6.92 43.39 6.74 43.92 2.69 1.21

650 5.90 36.97 5.60 37.19 5.36 0.59

700 5.09 31.88 4.65 31.82 9.48 0.19

750 4.43 27.77 3.82 27.44 16.11 1.20

Gambar 12 Hasil simulasi mode pertama tipe pertama

(fixed hinge)

Page 25: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

15

Analisis numerik dilakukan sebagai validasi dari hasil simulasi. Meskipun

demikian, nilai error yang cukup tinggi dihasilkan karena adanya perbedaan

penempatan fixture atau bagian yang dibuat diam. Pada analisis numerik, bagian

yang diam berada disepanjang potongan melintang plat, sedangkan pada simulasi

menggunakan poros yang dibuat diam dan menjepit plat pada kedua ujung

(Gambar 10a). Dengan kata lain, kekakuan dari bahan yang diam mempengaruhi

hasil simulasi pada getaran. Selain itu, pada hasil simulasi ada kemungkinan

bahwa struktur yang digetarkan bukan merupakan suatu kesatuan yang utuh

sehingga tidak terdistribusi secara menyeluruh (Mesh jenis fine pada solidworks

merupakan nilai relatif terhadap luasan struktur yang akan dianalisis) seperti pada

Gambar 13.

Riesch et al (2008) dalam penelitiannya menggunakan plat tipis silikon

(dengan tebal yang sama yakni 0.5 mm namun panjang yang berbeda) untuk

mengetahui karakteristik dari fluida yang diakibatkan plat yang bergetar. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa semakin pendek plat yang digetarkan, frekuensi

alami yang dihasilkan semakin besar. Namun analisis tersebut masih terbatas pada

dua dimensi tanpa memperhatikan karakteristik dari bahan yang digetarkan. Hasil

simulasi frekuensi alami dengan panjang yang berbeda-beda sudah sesuai dengan

pernyataan tersebut seperti pada Gambar 14.

0

50

100

150

200

250

300

0.2 0.4 0.6 0.8

Fre

kuen

si A

lam

i (R

ad/s

)

Panjang Plat Struktur (m)

ωn mode pertama (numerik)

ωn mode pertama (simulasi)

ωn mode kedua (numerik)

ωn mode kedua (simulasi)

Gambar 13 Mesh jenis fine pada simulasi Solidworks

Gambar 14 Hubungan antara panjang plat (m) dengan

frekuensi alami (Rad/s)

Page 26: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

16

Hasil simulasi dengan fixed geometry menunjukkan nilai frekuensi alami

yang lebih besar daripada fixed hinge. Pada fixed geometry, penurunan frekuensi

yang seiring dengan penambahan panjang plat lebih cepat dibandingkan dengan

penurunan frekuensi pada fixed hinge. Secara teoritis, frekuensi alami dari struktur

merupakan fungsi dari modulus elastisitas (E), inersia area (I), dan dimensi (b,h,l)

dari struktur yang digetarkan. Dengan demikian, nilai inersia area dari struktur

berbentuk plat akan lebih kecil jika dibandingkan dengan perubahan panjang yang

terjadi. Hal inilah yang menyebabkan frekuensi alami baik pada fixed geometry

atau fixed hinge akan semakin mendekati nilai yang sama terutama pada mode

frekuensi yang lebih tinggi.

Analisis stress yang terjadi pada struktur dimaksudkan untuk mengetahui

tingkat deformasi dari struktur akibar adanya getaran pada defleksi maksimum.

Jika nilai stress yang terjadi melebihi nilai yield strength dari struktur maka

diprediksikan adanya kemungkinan terjadi retakan secara mikroskopis. Namun

dalam penelitian ini, faktor pembatas dari stress yang ditimbulkan adalah nilai

elastic modulus dari bahan tersebut. Dengan kata lain, jika stress melebihi nilai

elastic modulus maka struktur tersebut masuk ke batas plastis dan diprediksikan

akan patah. Contoh hasil analisis stress pada tipe pertama ukuran panjang 250 mm

dapat dilihat pada Gambar 15.

Bagian yang mendapatkan nilai stress tertinggi berada pada sekitar penjepit.

Sehingga dapat dipastikan bahwa tipe fixture mempengaruhi dalam analisis

dinamik dari plat struktur tersebut. Analisis dengan tipe fixture yang berbeda

disajikan pada Gambar 16.

Gambar 15 Hasil simulasi stress pada fixed geometry

Gambar 16 Hasil simulasi stress pada fixed hinge

Page 27: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

17

Hasil simulasi stress pada struktur secara umum menunjukkan bahwa

semakin kecil frekuensi yang dihasilkan maka semakin besar stress yang terjadi

pada struktur tersebut seperti pada Tabel 7.

Panjang Plat

(mm)

Frekuensi (rad/s) Stress (MPa)

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 1 Tipe 2

Fixed Geometry

250 41.86 37.48 0.6103 0.6484

300 28.78 26.56 0.9878 0.8819

350 20.97 19.80 1.2853 1.1683

400 15.93 15.32 1.6730 1.4514

450 12.49 12.20 2.0066 1.8093

500 10.02 9.90 2.4346 2.1595

550 8.17 8.18 2.9074 2.5867

600 6.74 6.82 3.4262 2.9520

650 5.60 5.73 3.9799 3.4269

700 4.65 4.81 4.5716 4.0572

750 3.82 4.03 5.1951 4.4134

Fixed Hinge

250 15.91 9.08 0.6389 0.5746

300 11.95 6.71 0.9775 0.8998

350 9.26 5.19 1.2006 1.1116

400 7.34 4.06 1.6058 1.4096

450 5.96 3.18 1.8777 1.7470

500 4.96 2.47 2.2899 2.0721

550 4.01 1.64 2.7292 2.4125

600 3.05 0.70 3.2509 2.7638

650 2.25 1.38 3.7943 3.2262

700 1.26 1.95 4.3275 3.8570

750 0.59 2.39 4.9425 4.3905

Ozturk (2011), dalam penelitiannya tentang analisis stress pada plat yang

diberi pembebanan pada bagian ujung menyatakan bahwa faktor pembebanan

semakin hilang pada setiap peningkatan mode frekuensi alami yang dihasilkan.

Semakin besar mode frekuensi maka semakin besar pula nilai frekuensinya. Hal

tersebut dapat dilihat pada tabel di atas bahwa peningkatan frekuensi akan

menurunkan nilai stress yang ada sehingga sudah sesuai dengan pernyataan yang

dinyatakan Ozturk (2011) tersebut. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, semakin

besar mode frekuensinya maka hasil frekuensi alami pada panjang yang berbeda-

beda semakin mendekati sama sehingga stress yang dialami pada kedua tipe

tersebut akan mendekati sama pula. Gambar 17 menunjukkan bahwa semakin

panjang plat struktur yang digetarkan, nilai stress yang dihasilkan semakin besar.

Meskipun demikian, semua nilai stress yang dihasilkan masih berada di bawah

nilai batas yield strength dan elastic modulus dari struktur tersebut yang besarnya

berturut-turut 234.422 MPa dan 193 GPa.

Tabel 7 Hasil simulasi stress pada fixed geometry dan fixed hinge

Page 28: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

18

Pada fixed geometry, nilai stress yang dihasilkan rata-rata lebih tinggi

dibandingkan dengan fixed hinge. Semua nilai stress yang dihasilkan mendekati

namun masih dibawah nilai yield strength dari struktur tersebut. Kemudian untuk

mengetahui pengaruh dari faktor bentuk, dilakukan perubahan bentuk seperti pada

Gambar 18 yang kemudian disebut plat struktur tipe kedua.

Panjang dibuat menjadi ukuran yang berbeda seperti pada tipe pertama yang

kemudian dibandingkan dengan hasil tipe pertama sebelumnya. Pengamatan juga

dilakukan dengan melihat jenis fixture yang digunakan. Hal tersebut karena jenis

fixture yang paling mungkin diaplikasikan untuk sistem propulsi kendaraan air

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

0.2 0.4 0.6 0.8

Mak

sim

um

Str

ess

(MP

a)

Panjang Plat Struktur (m)

Tipe 1 (Fixed Geometry)

Tipe 1 (Fixed Hinge)

Tipe 2 (Fixed Geometry)

Tipe 2 (Fixed Hinge)

Gambar 17 Hubungan antara panjang plat struktur terhadap

maksimum stress yang terjadi

Gambar 18 Hasil simulasi mode pertama tipe kedua

(fixed geometry)

Page 29: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

19

adalah jenis fixed hinge (Gambar 10b) dengan penambahan mekanisme penghasil

getaran pada bagian pangkal.

Perbandingan antara tipe pertama dengan tipe kedua dapat dilihat pada

Gambar 20. Frekuensi alami tipe kedua dengan fixed geometry menunjukkan hasil

yang lebih kecil jika dibandingkan tipe pertama pada fixture yang sama. Begitu

pula pada tipe kedua dengan fixed hinge yang menghasilkan nilai lebih kecil

dibandingkan tipe pertama. Secara umum, tipe pertama masih lebih besar

dibandingkan tipe kedua.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0.2 0.4 0.6 0.8

Fre

kuen

si A

lam

i (R

ad/s

)

Panjang Plat Struktur (m)

Tipe 1 (Fixed Geometry)

Tipe 1 (Fixed Hinge)

Tipe 2 (Fixed Geometry)

Tipe 2 (Fixed Hinge)

Gambar 19 Hasil simulasi mode pertama tipe kedua

(fixed hinge)

Gambar 20 Perbandingan frekuensi alami pada panjang dan

tipe yang berbeda

Page 30: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

20

Hal tersebut terjadi karena adanya pengaruh dari bentuk ujung plat yang

membesar pada bagian ujungnya. Efek peredaman (damping) pada struktur yang

bergetar didapatkan dari fluida yang ada disekitarnya dan nilainya menjadi lebih

besar. Aureli et al (2012) menyatakan dalam studinya bahwa pengaruh

penambahan massa minimal hanya dihasilkan oleh fenomena konveksi, sedangkan

pusaran air dan konveksi sebagai peredaman menjadi lebih dominan sejalan

dengan frekuensi dan amplitudo osilasi yang meningkat. Seperti dijelaskan

sebelumnya bahwa fixed hinge merupakan tipe penjepit yang paling mungkin dan

lebih mudah diterapkan dibandingkan tipe fixed geometry. Dengan melihat hasil

frekuensi alami yang dihasilkan bahwa tipe pertama masih lebih besar dari tipe

kedua pada jenis fixture tersebut maka tipe pertama masih menjadi pilihan utama

dalam perhitungan selanjutnya.

Perhitungan Gaya Dorong (Thrust) yang Dihasilkan

Menurut Lighthill (1971), inersia pada volume yang kecil di dalam fluida

yang berada disekitar benda yang bergerak dapat diperhitungkan sebagai

komponen utama dalam perhitungan gaya namun efek dari viskositas fluida dapat

diabaikan. Dengan pertimbangan tersebut, dilakukan simulasi numerik

menggunakan persamaan-persamaan yang digunakan jika ditinjau dari struktur

yang digetarkan. Kemudian perhitungan gaya dorong (thrust) dilakukan pada tipe

fixed geometry dengan hasil seperti pada Tabel 8.

Panjang Plat

(mm)

Displacement

(mm)

Frekuensi Alami

(rad/s)

Gaya Dorong T

(N)

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 1 Tipe 2

250 30 41.86 37.48 2.23 1.79

300 35 28.78 26.56 1.43 1.22

350 40 20.97 19.80 0.99 0.89

400 45 15.93 15.32 0.73 0.67

450 50 12.49 12.20 0.55 0.53

500 55 10.02 9.90 0.43 0.42

550 60 8.17 8.18 0.34 0.34

600 65 6.74 6.82 0.27 0.28

650 70 5.60 5.73 0.22 0.23

700 75 4.65 4.81 0.17 0.18

750 80 3.82 4.03 0.13 0.15

Tabel 9 menyajikan nilai gaya dorong yang dihasilkan jika faktor fluida

diperhitungkan. Pada kenyataannya, nilai ini akan menjadi lebih efektif dalam

mendisain suatu alat propulsi karena adanya gaya aksi reaksi yang menjadikan

nilai gaya dorongnya lebih besar.Hal ini menjadi sangat penting saat model

diskalakan menjadi ukuran yang lebih besar. Selain itu, bilangan Reynold dapat

dijadikan sebagai parameter utama sebagai akibat dari frekuensi struktur yang

digetarkan. Seperti yang dilaporkan oleh Chen et al (2010), bilangan Reynold

Tabel 8 Gaya dorong yang dihasilkan tipe pertama (fixed geometry)

tanpa fluida

Page 31: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

21

yang dihasilkan akan semakin kecil dengan menurunnya nilai frekuensi alami.

Hasil simulasi menunjukkan hasil yang sama dengan pernyataa tersebut.

Semakin panjang plat yang digetarkan, semakin kecil pula gaya dorong

yang dihasilkan. Hal tersebut dikarenakan selain faktor bilangan Reynold, faktor

lain yang sangat mempengaruhi adalah rasio antara panjang dan lebar dari plat

struktur. Penambahan panjang atau lebar akan lebih besar pengaruhnya jika

dibandingkan dengan penambahan tebal sehingga ketebalan hampir tidak

mempengaruhi pada hasil simulasi. Tipe fixed geometry akan menjadi susah untuk

diaplikasikan karena bagian pangkal yang dibuat diam sehingga membutuhkan

energi yang lebih besar untuk mencapai frekuensi alaminya. Namun, cara yang

masih mungkin dilakukan adalah dengan cara memberikan motor atau sumber

penggetar pada bagian ujung plat dengan asumsi bahwa akan ada penambahan

massa pada plat struktur yang bergetar.

Tabel 9 Gaya dorong yang dihasilkan tipe pertama (fixed geometry) dalam fluida

Panjang

Plat

(mm)

δ

(mm)

Frekuensi

Alami (rad/s) Re

λ

Gaya Dorong

T (N)

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 1 Tipe 2 Tipe

1

Tipe

2

250 30 41.86 37.48 47209 42274 0.12 5.25 4.21

300 35 28.78 26.56 37868 34951 0.10 4.86 4.14

350 40 20.97 19.80 31528 29767 0.09 4.59 4.09

400 45 15.93 15.32 26949 25921 0.08 4.38 4.05

450 50 12.49 12.20 23467 22920 0.07 4.20 4.01

500 55 10.02 9.90 20712 20476 0.06 4.04 3.95

550 60 8.17 8.18 18429 18442 0.05 3.87 3.88

600 65 6.74 6.82 16475 16670 0.05 3.68 3.77

650 70 5.60 5.73 14734 15071 0.05 3.45 3.61

700 75 4.65 4.81 13100 13570 0.04 3.17 3.40

750 80 3.82 4.03 11477 12105 0.04 2.79 3.10

Bilangan Reynold (Re) dan gaya dorong (T) memiliki hubungan terhadap

masing-masing panjang plat struktur. Hal serupa juga telah dilaporkan oleh Facci

et al (2013) yang membuat hubungan antara bilangan Reynold dengan gaya

dorong per satuan luas plat dengan hasil yang sama pada tipe fixed geometry.

Faktor viskositas dari fluida menjadi hal yang penting dalam perhitungan tersebut.

Kemudian, tekanan yang ada disekitar plat diasumsikan merata disepanjang plat

yang bergetar serta gravitasi yang menjadi faktor pembebanan plat struktur ke

arah vertikal. Meskipun tidak ada gaya luar yang ditambahkan, parameter tersebut

sudah mewakili bahwa hasil yang ditunjukkan merupakan hasil simulasi dalam

fluida air pada kedalaman 10 cm dari permukaan. Penentuan kedalaman tersebut

didasarkan pada posisi alat penggerak yang akan ditempatkan pada bagian

belakang model kendaraan air dengan ketinggian basah 20 cm. Hasil simulasi dan

hubungan antara panjang plat struktur terhadap gaya dorong yang dihasilkan dan

bilangan Reynold yang ada di sekitar plat struktur tersebut dapat dilihat pada

Gambar 21.

Page 32: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

22

Berbeda dengan hasil sebelumnya pada tipe fixed geometry, pada tipe fixed

hinge menunjukkan nilai gaya dorong yang dihasilkan lebih kecil pada panjang

plat yang sama seperti yang ditunjukkan pada Tabel 10. Meskipun displacement

yang dihasilkan relatif sama, namun frekuensi pada tipe fixed hinge lebih kecil.

Jika perhitungan dilakukan tanpa memperhatikan faktor fluida, hasilnya

menunjukkan bahwa semakin kecil frekuensi alami maka semakin kecil pula gaya

dorong yang dihasilkan.

Panjang

Plat

(mm)

Displacement

(mm)

Frekuensi Alami

(rad/s)

Gaya Dorong T

(N)

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 1 Tipe 2

250 30 15.91 9.08 0.32 0.10

300 35 11.95 6.71 0.25 0.08

350 40 9.26 5.19 0.19 0.06

400 45 7.34 4.06 0.15 0.05

450 50 5.96 3.18 0.13 0.04

500 55 4.96 2.47 0.11 0.03

550 60 4.01 1.64 0.08 0.01

600 65 3.05 0.70 0.06 0.003

650 70 2.25 1.38 0.04 0.01

700 75 1.26 1.95 0.01 0.03

750 80 0.59 2.39 0.003 0.05

Ghatkesar et al (2008) mencari hubungan antara mode frekuensi yang

semakin tinggi dengan efek viskositas pada fluida yang ada di sekitar plat yang

digetarkan. Hasilnya menyatakan bahwa semakin besar mode frekuensi dari

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

45000

50000

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.2 0.4 0.6 0.8

Bil

angan

Rey

no

ld (

Re)

Gay

a D

oro

ng T

(N

)

Panjang Plat Struktur (m)

Gaya Dorong (T) Tipe 1

Gaya Dorong (T) Tipe 2

Bilangan Reynold (Re) Tipe 1

Bilangan Reynold (Re) Tipe 2

Gambar 21 Hubungan antara panjang plat terhadap gaya

dorong (T) dan bilangan Reynold (Re) yang

dihasilkan pada tipe fixed geometry

Tabel 10 Gaya dorong yang dihasilkan tipe pertama (fixed hinge)

tanpa fluida

Page 33: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

23

getaran maka efek viskositas dari fluida menjadi semakin hilang. Meski demikian,

dalam penelitian ini hanya difokuskan pada mode pertama dengan pertimbangan

bahwa ukuran panjang plat jauh lebih besar jika dibandingkan lebarnya sehingga

mode pertama akan menghasilkan amplitudo paling besar pada ujung plat namun

energi paling rendah jika dibandingkan mode-mode selanjutnya. Selain itu, mode

pertama akan mendapatkan nilai deformasi pada bahan yang lebih minimum.

Gaya dorong dalam fluida pada tipe pertama dengan fixed hinge dapat dilihat pada

Tabel 11.

Tabel 11 Gaya dorong yang dihasilkan tipe pertama (fixed hinge) dalam fluida

Panjang

Plat

(mm)

δ

(mm)

Frekuensi

Alami (rad/s) Re

λ

Gaya Dorong

T (N)

Tipe 1 Tipe 2 Tipe 1 Tipe 2 Tipe

1

Tipe

2

250 30 15.91 9.08 17945 10239 0.12 0.76 0.25

300 35 11.95 6.71 15724 8826 0.10 0.84 0.26

350 40 9.26 5.19 13925 7805 0.09 0.89 0.28

400 45 7.34 4.06 12420 6863 0.08 0.93 0.28

450 50 5.96 3.18 11194 5973 0.07 0.96 0.27

500 55 4.96 2.47 10251 5103 0.06 0.99 0.25

550 60 4.01 1.64 9035 3690 0.05 0.93 0.16

600 65 3.05 0.70 7450 1703 0.05 0.75 0.04

650 70 2.25 1.38 5920 3632 0.05 0.56 0.21

700 75 1.26 1.95 3563 5484 0.04 0.23 0.56

750 80 0.59 2.39 1775 7185 0.04 0.07 1.09

Bilangan Reynold pada tipe fixed hinge di dalam fluida masih menunjukkan

penurunan seiring dengan meningkatnya panjang plat yang digetarkan. Namun,

berbeda dengan sebelumnya bahwa gaya dorong yang dihasilkan meningkat

seiring dengan meningkatnya panjang plat struktur sampai batas maksimum pada

panjang plat 500 mm dan menurun kembali pada plat yang lebih panjang seperti

ditunjukkan pada Gambar 22.

Pada tipe fixed hinge, penurunan bilangan Reynold terjadi perlahan dibawah

nilai bilangan Reynold pada fixed geometry yang memiliki penurunan lebih besar

sedangkan pembaginya sama. Dapat dilihat bahwa panjang plat 500 mm

merupakan nilai maksimum gaya dorong sebesar 0.99 N, sedangkan pada panjang

550 mm turun menjadi 0.93 N dan seterusnya menurun. Jika dibandingkan dengan

tipe kedua, tipe pertama masih memiliki nilai gaya dorong yang lebih besar

kecuali pada panjang 700 dan 750 yang menunjukkan nilai yang meningkat

kembali. Hal tersebut dimungkinkan karena adanya peningkatan frekuensi

sehingga meningkatkan bilangan Reynold pada panjang plat tersebut. Namun

demikian, pada aplikasinya panjang plat struktur diusahakan tidak melebihi

setengah dari panjang kendaraan air yang dirancang. Sehingga dapat dilihat bahwa

panjang plat struktur 500 mm memiliki potensi yang cukup besar jika

dibandingkan dengan nilai gaya dorong pada panjang plat struktur yang lainnya.

Page 34: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

24

Perhitungan Resistansi (RT) pada Kendaraan Air

Parameter yang paling penting yang berkaitan dengan kendaraan air adalah

koefisien gaya hambat dalam air yang berkaitan dengan nilai bilangan Reynold

(Re), rasio antara panjang dan lebar kendaraan air, serta karakteristik dari air dan

permukaan badan kendaraan air tersebut. Untuk mengetahui nilai gaya hambat

yang dihasilkan, kecepatan dibuat berbeda-beda. Chen et al (2010) melakukan

simulasi pada penggerak biomimetik robot ikan menggunakan komposit ionic

polymer-metal sebagai ekor penggeraknya. Parameter permukaan basah yang

digunakan adalah 218 x 10-4

m2, massa jenis air 1000 kg/m

3, dan koefisien gaya

hambat 0.12. Hasilnya menunjukkan bahwa robot ikan dapat bergerak melawan

resistansi dari air dengan kecepatan sekitar 0.02 m/s.

Vs

(m/s)

ρ air

(kg/m3)

ReL CF S

(m2)

RT

(N) t

0.1 1000 124844 0.0078 0.72 0.03 0.96

0.2 1000 249688 0.0065 0.72 0.09 0.89

0.3 1000 374532 0.0059 0.72 0.19 0.79

0.4 1000 499376 0.0055 0.72 0.32 0.66

0.5 1000 624220 0.0052 0.72 0.47 0.51

0.6 1000 749064 0.0050 0.72 0.65 0.35

0.7 1000 873908 0.0048 0.72 0.85 0.08

0.8 1000 998752 0.0047 0.72 1.08 -0.44

0.9 1000 1123596 0.0046 0.72 1.33 -1.39

1.0 1000 1248439 0.0045 0.72 1.61 -5.87

1.1 1000 1373283 0.0044 0.72 1.91 -27.57

0

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

45000

50000

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

0.2 0.4 0.6 0.8

Bil

angan

Rey

no

ld (

Re)

Gay

a D

oro

ng T

(N

)

Panjang Plat Struktur (m)

Gaya Dorong (T) Tipe 1

Gaya Dorong (T) Tipe 2

Bilangan Reynold (Re) Tipe 1

Bilangan Reynold (Re) Tipe 2

Gambar 22 Hubungan antara panjang plat terhadap gaya

dorong T dan bilangan Reynold (Re) yang

dihasilkan pada tipe fixed hinge

Tabel 12 Hasil perhitungan gaya resistansi kendaraan air pada

kecepatan yang berbeda.

Page 35: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

25

Bilangan Reynold (ReL) pada perhitungan gaya hambat merupakan jenis

aliran yang mengalir di sepanjang badan kapal. Semakin tinggi kecepatan maju

kendaraan air, semakin besar pula nilai bilangan Reynold-nya. Sedangkan nilai

koefisien gesekan (CF) merupakan fungsi dari bilangan Reynold-nya.

Seperti ditunjukkan pada Tabel 12 di atas, kecepatan yang diharapkan pada

kendaraan air dibuat berubah-ubah untuk mengetahui batas kecepatan yang masih

mungkin dapat dihasilkan. Gaya hambat pada kecepatan 0.8 m/s adalah 1.08 N

yang sudah melebihi batas gaya dorong yang dihasilkan plat struktur sebelumnya

dan meningkat pada kecepatan yang lebih tinggi. Perhitungan gaya hambat (RT)

diatas tanpa memperhitungkan penambahan hambatan akibat sistem penggerak

sebesar t. Hal tersebut dengan pertimbangan bahwa hasil simulasi frekuensi pada

plat struktur yang mempengaruhi nilai gaya dorong yang dihasilkan sudah

memasukkan faktor-faktor tekanan air dan gravitasi. Perhitungan nilai hambatan

tambahan (t) hanya dilakukan untuk melihat nilai dimana gaya hambat kendaraan

air masih dapat diatasi oleh gaya dorong sistem penggerak. Berdasarkan hasil

perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa nilai t negatif berarti bahwa gaya

dorong (thrust) tidak dapat mengatasi gaya hambat pada badan kendaraan air

dengan kecepatan sebesar Vs. Grafik hubungan antara kecepatan maju dan

resistansi kendaraan air ditunjukkan pada Gambar 23. Seperti penelitian-penelitian

sebelumnya bahwa nilai resistansi kendaraan air merupakan fungsi kuadratik dari

kecepatan majunya.

Kemudian hasil perhitungan gaya resistansi pada kecepatan yang berbeda-

beda tersebut diinterpolasi untuk mengetahui batas kecepatan yang masih bisa

diatasi oleh gaya dorong yang dihasilkan masing-masing plat struktur seperti pada

Tabel 13. Kecepatan maksimum yang masih mungkin bisa diatasi juga merupakan

faktor penentu pemilihan ukuran yang paling baik dalam perancangan alat

penggerak berbasis getaran struktur ini.

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

0 0.5 1 1.5

Res

ista

nsi

ken

dar

aan a

ir R

T (N

)

Kecepatan maju Vs (m/s)

Gambar 23 Hubungan antara kecepatan maju

dengan resistansi kendaraan air

Page 36: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

26

Vs

(m/s)

RT

(N)

Panjang Plat

L (m)

T

(N)

Frekuensi

(rad/s)

T/L

(N/m)

Vs’ Hasil

Interpolasi

0.1 0.03 0.250 0.76 15.91 3.0325 0.66

0.2 0.09 0.300 0.84 11.95 2.7938 0.69

0.3 0.19 0.350 0.89 9.26 2.5563 0.72

0.4 0.32 0.400 0.93 7.34 2.3241 0.74

0.5 0.47 0.450 0.96 5.96 2.1238 0.77

0.6 0.65 0.500 0.99 4.96 1.9791 0.79

0.7 0.85 0.550 0.93 4.01 1.6911 0.76

0.8 1.08 0.600 0.75 3.05 1.2544 0.65

0.9 1.33 0.650 0.56 2.25 0.8580 0.55

1.0 1.61 0.700 0.23 1.26 0.3347 0.33

1.1 1.91 0.750 0.07 0.59 0.0890 0.16

Kecepatan yang masih mungkin diatasi berada pada rentang 0.66 m/s

sampai 0.79 m/s. Pada penelitian ini akan dicari nilai gaya dorong yang

maksimum dengan kecepatan yang maksimum sehingga panjang plat 500 mm

merupakan nilai kecepatan tertinggi diantara yang lainnya dengan gaya dorong

yang paling tinggi pula.

Frekuensi dari masing-masing panjang plat jika dihubungkan dengan gaya

dorong yang dihasilkan per satuan panjang plat struktur dapat dilihat pada

Gambar 24. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai frekuensi

alaminya maka semakin tinggi pula nilai gaya dorong per satuan panjang dari plat

struktur yang digetarkan sebagai fungsi logaritmik.

y = 0.9861 ln(x) + 0.3077

R² = 0.9756

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

0 5 10 15 20

T/L

Frekuensi (rad/s)

Tabel 13 Hasil interpolasi kecepatan maju kendaraan air pada setiap panjang

plat struktur

Gambar 24 Hubungan antara frekuensi dengan

gaya dorong per panjang plat struktur

Page 37: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

27

Perhitungan Energi Kinetik

Ketika defleksi maksimum dari titik kesetimbangan terjadi pada gerak

harmonik, semua bagian dari plat struktur adalah diam (dalam waktu yang

singkat). Pada saat itu, semua bentuk energi dihubungkan dengan getaran dalam

bentuk energi elastisic-strain. Ketika suatu plat struktur melewati titik

kesetimbangannya semua energi dalam getaran dihitung dalam bentuk energi

kinetik. Energi kinetik pada getaran struktur merupakan fungsi dari frekuensi

alami dan momen inersia massa dari plat struktur yang digetarkan. Momen inersia

massa dari plat struktur merupakan fungsi dari massa dan panjang plat struktur.

Massa jenis plat struktur adalah 8000 kg/m3 dan lebar serta tebal konstan berturut-

turut 30 mm dan 0.5 mm. Hasil perhitungan energi kinetik getaran per satuan

massa pada plat struktur dilakukan pada tipe fixed hinge dan energi kinetik

translasi dari kendaraan air per satuan massa yang bergerak dapat dilihat pada

Tabel 14.

Panjang

(mm)

Vs’

(m/s)

Frekuensi

(rad/s)

Momen Inersia

(kg.m2)

EKV/m1

(Joule/kg)

EKT/m2

(Joule/kg) Indeks

250 0.66 15.91 0.00063 2.637 0.215 12.289 300 0.69 11.95 0.00108 2.142 0.241 8.887 350 0.72 9.26 0.00172 1.751 0.257 6.817 400 0.74 7.34 0.00256 1.438 0.272 5.277 450 0.77 5.96 0.00365 1.197 0.300 3.989 500 0.79 4.96 0.00500 1.024 0.313 3.271 550 0.76 4.01 0.00666 0.809 0.287 2.816 600 0.65 3.05 0.00864 0.558 0.211 2.638 650 0.55 2.25 0.01099 0.356 0.152 2.347 700 0.33 1.26 0.01372 0.130 0.055 2.371 750 0.16 0.59 0.01688 0.033 0.013 2.430 Ket.: EKV/m1 = Energi kinetik getaran per satuan massa plat struktur

EKT/m2 = Energi kinetik translasi (kendaraan air) per satuan massa kendaraan air

Indeks energi kinetik yang dihasilkan cenderung menurun seiring dengan

menurunnya frekuensi dan kecepatan maju kendaraan air dan meningkat kembali

seiring dengan peningkatan kecepatan maju kendaraan air meskipun dengan

frekuensi yang lebih rendah. Meski demikian, pada tipe fixture ini hasil gaya

dorong yang dihasilkan meningkat sampai pada batas panjang plat struktur 500

mm dan kemudian menurun kembali. Perhitungan energi kinetik getaran dari

struktur per satuan massa struktur tersebut dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar energi kinetik tersebut jika dibandingkan dengan energi kinetik translasi

pada kendaraan air. Sehingga pada penelitian ini dilakukan perhitungan dua energi

kinetik yang berbeda. Energi kinetik translasi (EKT) merupakan fungsi dari

kendaraan airnya sedangkan energi kinetik vibrasi (EKV) merupakan fungsi dari

plat struktur yang bergetar sebagai alat penggeraknya. Indeks atau perbandingan

kedua energi kinetik tersebut diharapkan memiliki nilai yang rendah dengan

pemikiran bahwa semakin kecil nilai indeks-nya maka semakin besar pula energi

kinetik translasi yang bisa diatasi oleh energi kinetik translasi dari kendaraan air

tersebut sehingga energinya minimum. Nilai terendah berada pada panjang plat

Tabel 14 Hasil perhitungan energi kinetik pada tipe pertama (fixed hinge)

Page 38: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

28

700 mm sedangkan pada panjang plat dengan nilai gaya dorong tertinggi yakni

500 mm memiliki indeks 3.271. Jika dibandingkan, perubahan gaya dorong tidak

sebanding dengan perubahan indeks energi kinetiknya sehingga panjang plat 500

mm tetap menjadi pilihan utama. Hubungan antara panjang plat struktur dengan

kecepatan maju (Vs) dan indeks energi kinetik dapat dilihat pada Gambar 25.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Pemodelan dan simulasi pada sistem penggerak dengan menggunakan

getaran struktur telah selesai dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa bahan yang

dipilih adalah stainless steel dengan bentuk plat berukuran panjang, lebar, dan

tebal berturut-turut 500 mm, 30 mm, dan 0.5 mm. Hal tersebut didasarkan pada

nilai stress yang masih relatif kecil yakni 2.0721 MPa, namun gaya dorong yang

besar yakni 0.99 N. Sistem penggerak ini dapat menggerakkan model (melawan

resistansi) kendaraan air tipe fishing craft dengan kecepatan maksimum 0.79 m/s

pada panjang plat tersebut. Selain itu, indeks energi kinetik yang relatif kecil

yakni 3.271 pada kecepatan maksimum tersebut.

Saran

Perlu adanya analisis tingkat lanjut dalam simulasi interaksi antara plat

struktur dengan aliran fluida menggunakan CFD atau menu Flow Simulation pada

Solidowrks. Selain itu, perlu adanya pengukuran secara langsung terhadap plat

struktur yang bergetar di dalam air sehingga semakin sedikit asumsi yang

digunakan untuk mendukung kebenaran hasil simulasi yang didapatkan.

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

0.00

0.10

0.20

0.30

0.40

0.50

0.60

0.70

0.80

0.90

0.2 0.4 0.6 0.8

Ind

eks

Vs

(m/s

)

Panjang Plat Struktur (m)

Kecepatan Maju (m/s)

Indeks Energi Kinetik

Gambar 25 Hubungan antara panjang plat struktur dengan

kecepatan maju kendaraan air dan indeks

energi kinetik

Page 39: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

29

DAFTAR PUSTAKA

Adji WS. 2005. Engine Propeller Matching. Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Surabaya.

Aureli M, Pagano C, dan Porfiri M. 2012. Torsional vibration of sharp-edged

beams under water. Mechanics of Nano, Micro and Macro Composite

Structures, 18-20 Juni 2012, USA.

Chen Z. 2010. Modeling of biomimetic robotic fish propelled by an ionicpolymer-

metal composite caudal fin. IEEE/ASME Transactions on Mechatronics, Vol.

15, No. 3, June 2010.

Dieter GE. 1991. Engineering Design : A Material and Processing Approach.

McGraw-Hill, Inc., New York.

Facci AL dan Porfiri M. 2013. Analysis of three-dimensional effect in oscillating

cantilevers immersed in viscous fluids. Journal of Fluids and Structures 38

(2013) 205-222.

Ghatkeshar MK, Braun T, Barwich V, dan Ramseyer JP. 2008. Resonating modes

of vibrating microcantilevers in liquid. Applied Physics Letter 92, 043106

(2008).

Hadi ES. dan Budiarto U. 2012. Kajian Teknis Propeller- Engine Matching pada

Kapal Ikan Tradisional dengan Menggunakan Motor Listrik Hybrid dari Solar

Cell dan Genset sebagai mesin penggerak utama kapal di Kabupaten Pasuruan

Jawa Timur. Universitas Diponegoro, Semarang.

Kelly SG. 2012. Mechanical Vibration : Theory and Applications. Cengage

Learning, Stamford USA.

Lighthill M. 1971. Large-amplitude elongated-body theory of fish locomotion.

[Proceeding] The Royal Society of London, Biological Sciences 179, 125-138.

Mackean D G. 2014. Biological Drawings of Fish Swimming. Biology Teaching

and Learning Resources [Internet]. [diunduh 20 Maret 2014]. Tersedia pada:

http://www.biology-resources.com.

Martin GH. 1982. Kinematika dan Dinamika Teknik. Setiyobakti, penerjemah.

Jakarta : Penerbit Erlangga. Terjemahan dari : Kinematics and Dynamics of

Machines. Ed ke-2.

Nursall JR. 1979. Swimming and the origin of paired appendages. In: Milton S.

Love and Gregor M. Cailliet (eds), Reading in Ichthyology. Prentice-Hall of

India. New Delhi.

Ozturk. 2011. In-plane free vibration of a pre-stresssed curved beam obtained

from a large deflected cantilever beam. Finite Elements in Analysis and Design

47 (2011) 229-236.

Riesch C, Reichel EK, Keplinger F., dan Jokoby B. 2008. Characterizing

vibrating cantilever for liquid viscosity and density sensing. Hindawi

Publishing Corporation, Journal of Sensors Vol. 2008 ID 697062, 9 pages.

Riley WF. and Sturges LD. 1993. Engineering Mechanics: Dynamics. John Wiley

& Sons, Inc., New York.

Rogenstad. 1999. References values for ship pollution. [Technical report]. Det

Norske Veritas, The Research Council of Norwey.

Sader JE. 1998. Frequency response of cantilever beams immersed in viscous

fluids with applications to the atomic force microscope. Journal of Applied

Physics, Vol. 84, No. 1.

Page 40: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

30

LAMPIRAN

Page 41: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

31

Lampiran 1 Contoh perhitungan secara teoritis

Contoh Perhitungan Sifat Berskala Bahan

Nilai yang diharapkan tinggi misalnya elastisitas pada aluminium

Nilai yang diharapkan rendan misalnya korosivitas pada aluminium

Menentukan nilai γ untuk aluminium

( ) ( ) ( ) ( )

Contoh Perhitungan Frekuensi Alami secara Numerik

Frekuensi alami pada tipe pertama ukuran panjang 250 mm mode pertama.

3

2

1 )875.1(mL

EI

3

1392

125.003.0

1013.310193)875.1(

x

xxx

dimana, 133

1013.312

0005.003.0 xx

I m4

88.391 rad/s

Contoh perhitungan Gaya Dorong yang Dihasilkan

Contoh perhitungan gaya dorong tipe pertama panjang 250 mm (fixed

geometry) tanpa fluida.

222

16

bT

222 86.4103.003.0800016

14.3xxxxT

23.2T N

Keterangan : Perhitungan untuk fixed hinge dan tipe kedua sama dengan

cara di atas.

Page 42: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

32

Contoh perhitungan gaya dorong tipe pertama panjang 250 mm (fixed

geometry) dalam fluida. 2

9 Re1013.1

x

b

T

2

9

12.0

36.472091013.1

03.0

x

T

Dimana

bRe = 36.47209

10798.0

03.003.01000859.413

x

xxx

25.5T N

Keterangan : Perhitungan untuk fixed hinge dan tipe kedua sama dengan

cara di atas.

Contoh Perhitungan Resistansi pada Kendaraan Air

Contoh perhitungan resistansi kendaraan air pada kecepatan maju 0.3 m/s.

25.0 sFT SVCR

21.072.00078.010005.0 xxxxRT

03.0TR N

dimana, 2)2)(Re(

075.0

L

FLog

C = 2)2374532((

075.0

Log= 0.0059

k

sL

V

LVRe = 374532

10 x 0.801

13.06-

x

)22( LTBTBLCS b

)2.0122.04.0214.0(75.0 xxxxxS

72.0S m2

Contoh Perhitungan Energi Kinetik

Contoh perhitungan energi kinetik getaran pada tipe pertama (fixed hinge).

2

2

1IEKV

2

1

91.1502083.02

1xx

m

EKV

637.21

m

EKV Joule/kg

dimana, 2

1 3

1L

m

I = 225.0

3

1x = 0.02083 m

2

Page 43: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

33

Contoh perhitungan energi kinetik translasi pada tipe pertama (fixed hinge)

2

22

1sT VmEK

2

2

66.02

1x

m

EKT

215.02

m

EKT Joule/kg

Contoh perhitungan indeks

2

1

mEK

mEK

IndeksT

V

289.12215.0

637.2Indeks

Page 44: RANCANG BANGUN SISTEM PENGGERAK KENDARAAN AIR … · DAFTAR TABEL x . DAFTAR GAMBAR x . DAFTAR LAMPIRAN x . PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 ... 23 Hubungan antara kecepatan maju dengan

34

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Asep Andi yang dilahirkan di

Tasikmalaya pada tanggal 13 Nopember 1991 dari

pasangan Bapak Darjo dan Ibu Yoyoh. Penulis merupakan

anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis mendapatkan

pendidikan lanjutan tingkat pertama di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Cikatomas, kemudian melanjutkan

pendidikan di Madrasah Aliyah AL-AMIN Terpadu Kota

Tasikmalaya dengan beasiswa internal yayasan. Penulis

melanjutkan pendidikan tinggi di Institut Pertanian Bogor

(IPB), Departemen Teknik Mesin dan Biosistem melalui

jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan sekaligus mendapat beasiswa

penuh Bidik Misi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DITJEN DIKTI)

Republik Indonesia selama 4 tahun.

Selama masa studi, penulis aktif di berbagai lembaga kemahasiswaan seperti

Dewan Perwakilan Mahasiswa Tingkat Persiapan Bersama (DPM TPB), Forum

for Scientific Studies (FORCES) IPB, dan Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian

(HIMATETA) IPB. Penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan. Selain itu,

Penulis aktif dalam mengikuti berbagai pelatihan seperti WORDWARE

Scholarship to be a Microsoft Office Specialist, IPB Youth Journalist, dan lain-

lain. Penulis aktif menjadi pembicara dalam berbagai kegiatan seminar dan

motivasi yang berkaitan dengan PKM dan penulisan ilmiah.

Kegiatan Nasional dan Internasional diikuti oleh penulis selama masa studi.

Kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) diikutinya selam 3 tahun

berturut-turut. Penghargaan setara Emas diraih pada Pekan Ilmiah Mahasiswa

Nasional XXV (PIMNAS) tahun 2012. Prestasi membanggakan lainnya adalah

sebagai delegasi IPB pada MTQ Mahasiswa Nasional 2011, Delegasi IPB pada

Aceh Development International Conference 2012 Malaysia, delegasi IPB pada

TRI-U International Joint Seminar and Symposium 2012, Delegasi Jawa Barat

pada OSN PERTAMINA Science Project tahun 2012, juara 3 Tanoto Student

Research Awards 2012, masuk dalam karya prospektif 105 INOVASI

INDONESIA 2013, Penerima penganugerahan pada Dies Natalis IPB ke-50

kategori Karya Ilmiah Terbanyak tahun 2013. Delegasi IPB pada International

Conference on Multidisciplinary Research 2013 Philippines (2nd

Prize for The

Best Oral Presentation), Delegasi IPB pada PIMNAS XXVI Lombok, dan

Delegasi IPB pada 4th

Good Practice Program of Niigata University 2013 Japan.