rancang bangun sistem pendukung keputusan pemilihan kontraktor proyek

10
RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK (Studi Kasus : PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya Group) Bernd Anthonio 1) 1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya, email : [email protected] Abstrak : Dalam melakukan proses perbaikan atau pemeliharaan sarana dan fasilitas yang ad Terminal BBM Surabaya Group, bagian LJP menunjuk perusahaan pengadaan barang dan ntraktor) yang terdaftar dalam bidder list PT. Pertamina (Persero) untuk mengerjakan pekerjaan baikan atau pemeliharaan sarfas yang dimaksud. Proses pemilihan tersebut memerlukan ketelit keuletan yang sangat tinggi, mengingat banyaknya alternatif pilihan kontraktor dengan berb ebihan dan kekurangannya. Hal ini dapat menyebabkan hasil pemilihan kontraktor menjadi tida imal karena bersifat subjektif sehingga dapat menyebabkan kerugian biaya dan hasil proyek y ak sesuai harapan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan adanya suatu metode ya at dalam pengambilan keputusan untuk memilih kontraktor yang sesuai dalam mengerjakan suatu yek. Maka digunakan metode PROMETHEE untuk membantu bagian LJP dalam me traktor proyek dengan merangking kontraktor-kontraktor yang masuk dalam kriteria yan etapkan. word : LJP, Kontraktor, Proyek, Promethee PENDAHULUAN Terminal BBM Surabaya Group (TBSG) merupakan salah satu bagian dari PT. Pertamina (Persero) yang memiliki tanggungjawab untuk mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Khusus (BBK) di wilayah pemasaran Jatim Balinus (Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara). Untuk menunjang proses pendistribusian tersebut agar berjalan dengan baik, maka bagian Layanan Jasa Pemeliharaan (LJP) dituntut untuk melakukan perencanaan yang tepat mengenai perbaikan atau pemeliharaan sarana dan fasilitas (sarfas) yang ada. Dalam melakukan proses perbaikan atau pemeliharaan tersebut, bagian LJP menunjuk perusahaanpengadaan barang dan jasa (kontraktor) yang terdaftar dalam bidder list PT. Pertamina(Persero) untuk mengerjakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan yang dimaksud. Langkah awal yang dilakukan bagian LJP adalah membuat suatu Owner Estimate (OE) atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yan berisikan perincian biaya barang dan jasa suatu proyek yang akandilaksanakan, nantinya OE/HPS tersebut akan menjadi salah satu acuan dalam menilai kewajaran harga yang ditawarkan sehingga dapat memilih kontraktor yang tepat.

Upload: dillon

Post on 21-Feb-2016

95 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK (Studi Kasus : PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya Group) Bernd Anthonio 1) 1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer Surabaya, email : [email protected] - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSANPEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK

(Studi Kasus : PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya Group)

Bernd Anthonio 1)

1) S1 / Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer

Surabaya, email : [email protected]

Abstrak : Dalam melakukan proses perbaikan atau pemeliharaan sarana dan fasilitas yang ada

di Terminal BBM Surabaya Group, bagian LJP menunjuk perusahaan pengadaan barang dan jasa

(kontraktor) yang terdaftar dalam bidder list PT. Pertamina (Persero) untuk mengerjakan pekerjaan

perbaikan atau pemeliharaan sarfas yang dimaksud. Proses pemilihan tersebut memerlukan ketelitian

dan keuletan yang sangat tinggi, mengingat banyaknya alternatif pilihan kontraktor dengan berbagai

kelebihan dan kekurangannya. Hal ini dapat menyebabkan hasil pemilihan kontraktor menjadi tidak

optimal karena bersifat subjektif sehingga dapat menyebabkan kerugian biaya dan hasil proyek yang

tidak sesuai harapan. Berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan adanya suatu metode yang

tepat dalam pengambilan keputusan untuk memilih kontraktor yang sesuai dalam mengerjakan suatu

proyek. Maka digunakan metode PROMETHEE untuk membantu bagian LJP dalam memilih

kontraktor proyek dengan merangking kontraktor-kontraktor yang masuk dalam kriteria yang telah

ditetapkan.

Keyword : LJP, Kontraktor, Proyek, Promethee

PENDAHULUANTerminal BBM Surabaya Group (TBSG)

merupakan salah satu bagian dari PT. Pertamina

(Persero) yang memiliki tanggungjawab untuk

mendistribusikan Bahan Bakar Minyak (BBM)

dan Bahan Bakar Khusus (BBK) di wilayah

pemasaran Jatim Balinus (Jawa Timur, Bali, dan

Nusa Tenggara). Untuk menunjang proses

pendistribusian tersebut agar berjalan dengan

baik, maka bagian Layanan Jasa Pemeliharaan

(LJP) dituntut untuk melakukan perencanaan

yang tepat mengenai perbaikan atau

pemeliharaan sarana dan fasilitas (sarfas) yang

ada.

Dalam melakukan proses perbaikan atau

pemeliharaan tersebut, bagian LJP menunjuk

perusahaan pengadaan barang dan jasa

(kontraktor) yang terdaftar dalam bidder list PT.

Pertamina (Persero) untuk mengerjakan

pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan yang

dimaksud. Langkah awal yang dilakukan bagian

LJP adalah membuat suatu Owner Estimate (OE)

atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang

berisikan perincian biaya barang dan jasa suatu

proyek yang akan dilaksanakan, nantinya

OE/HPS tersebut akan menjadi salah satu acuan

dalam menilai kewajaran harga yang ditawarkan

sehingga dapat memilih kontraktor yang tepat.

Page 2: RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK

Setelah itu bagian LJP akan mengundang

sekurang-kurangnya 5 (lima) kontraktor untuk

melakukan penawaran harga terhadap proyek

yang akan dilaksanakan dan memilih satu

kontraktor sebagai pemenang untuk

melaksanakan proyek tersebut.Pada kenyataannya proses pemilihan

kontraktor masih bersifat manual yaitu dengan

membanding-bandingkan kriteria kontraktor satu

dengan yang lainnya. Sebagai contoh dalam suatu

proyek yang akan dikerjakan terdapat kontraktor

yang memiliki penawaran harga yang cukup baik,

namun pada proses pelaksanaannya sering

mengalami keterlambatan waktu dan kualitas

hasil pekerjaannya tidak sesuai harapan.

Sedangkan kontraktor yang lain dapat

mengerjakan proyek dengan tepat waktu dan

kualitas hasil yang baik, namun penawaran harga

yang diberikan tidak sesuai.Proses pemilihan tersebut memerlukan

ketelitian dan keuletan yang sangat tinggi dalam

menentukan kontraktor yang dipilih, mengingat

banyaknya alternatif pilihan kontraktor dengan

berbagai kelebihan dan kekurangannya. Hal ini

dapat menyebabkan hasil pemilihan kontraktor

menjadi tidak optimal karena bersifat subjektif.

Sehingga dapat menyebabkan kerugian biaya dan

hasil proyek yang tidak sesuai harapan.Berdasarkan permasalahan di atas, maka

diperlukan adanya suatu metode yang tepat

dalam pengambilan keputusan untuk memilih

kontraktor yang sesuai dalam mengerjakan suatu

proyek. Metode Preference Rangking

Organization Method for Enrichment Evalution

(PROMETHEE) adalah metode yang biasa

digunakan dalam ketepatan pengambilan

keputusan. Pada dasarnya metode PROMETHEE

memiliki kesamaan dengan metode Analytical

Hirarchy Process (AHP), tetapi PROMETHEE

lebih menekankan pada pola kesederhanaan

perhitungan outranking kriteria inputan. Maka

digunakan metode PROMETHEE untuk

membantu bagian LJP dalam memilih kontraktor

proyek dengan merangking kontraktor-kontraktor

yang masuk dalam kriteria yang telah ditetapkan

LANDASAN TEORI

Multi Criteria Decision MakingMulti Criteria Decision Analysis (MCDA)

atau Multi Criteria Decision Making (MCDM)

merupakan sebuah metode yang menggunakan

pendekatan kuantitatif untuk mengevaluasi

masalah pengambilan keputusan yang

menggunakan berbagai ukuran atau kriteria

(Wikipedia, 2007). MCDA digunakan secara luas

untuk pemilihan, pengurutan atau perankingan

alternatif dalam hubungannya dengan

multikriteria (Lopez, 2005). Intuisi MCDA

berhubungan erat dengan cara manusia membuat

keputusan. Maka dari itu meskipun terdapat

berbagai pendekatan dalam MCDA, metode dan

teknik pada unsur dasar MCDA sangat sederhana

yaitu terbatas atau tak terbatasnya aksi (alternatif,

solusi, bagian dari aksi), setidaknya terdapat dua

kriteria, dan dengan jelas setidaknya terdapat satu

decision-maker (DM). Dengan diberikannya

unsur dasar tersebut, MCDA adalah suatu

kegiatan yang membantu membuat keputusan,

sebagian besar dalam kaitannya dengan

pemilihan, ranking, atau pengurutan aksi

(Figueira, -). Beberapa metode yang termasuk

dalam Multi Criteria Decision Analysis (MCDA)

antara lain: Analytical Hierarchy Process (AHP),

Page 3: RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK

Multi-Attribute Global Inference Quality

(MAGIQ), Goal Programming, Electre

(Outranking), Promethee (Outranking), Data

Envelopment Analysis, The Evendential

Reasoning Approach, Dominance-based Rough

Set Approach (DRSA).

Promethee

Menurut Suryadi dan Ramdhani

(1998:147) Preference Ranking Organization

Method For Enrichment Evaluation (Promethee)

adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas)

dalam analisis multikriteria. Masalah pokoknya

adalah kesederhanaan, kejelasan, dan kestabilan.

Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan

dalam promethee adalah penggunanaan nilai

dalam hubungan outranking.(Brans et. Al.,1986).

Dalam Promethee disajikan enam bentuk fungsi

preferensi kriteria, yaitu: Kriteria Biasa, Kriteria

Quasi, Kriteria dengan Preferensi Linier, Kriteria

Level, Kriteria Preferensi Linier dan Area yang

Tidak Berbeda, dan Kriteria Gausiian. Penjelasan

masing-masing kriteria tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Kriteria Biasa (Usual Criterion)

H(d) = 0

H(d) = 1

jika d = 0

jika d ≠ 0

Dimana d = selisih nilai kriteria {d= f(A) – f(B)}Pada kasus ini, tidak ada beda (sama

penting) antara A dan B jika dan hanya jika f(A)

= f(B) : apabila nilai kriteria pada masing-masing

alternatif memiliki nilai berbeda, pembuat

Gambar 1. Usual criterion

b. Kriteria Quasi (Quasi Criterion)

H(d) = 0 jika –q ≤ d ≤ q

H(d) = 1 jika d < -q atau d > q

Dua alternatif memiliki preferensi yang

sama penting selama selisih atau nilai H(d) dari

masing-masing alternatif untuk kriteria tertentu

tidak melebihi nilai q, dan apabila selisih hasil

evaluasi untuk masing-masing alternatif melebihi

nilai q maka terjadi bentuk preferensi mutlak.

Gambar 2. Quasi criterion

c. Kiteria Preferensi LinierH(d) = d/p jika –p ≤ d ≤ p

H(d) = 1 jika d < -p atau d > pKriteria preferensi linier dapat menjelaskan

bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang

lebih rendah dari p, preferensi dari pembuat

keputusan meningkat secara linier dengan nilai d.

Jika nilai d lebih besar dibandingkan dengan nilai

p, maka terjadi preferensi mutlak.

keputusan membuat preferensi mutlak untuk

alternatif memiliki nilai yang lebih baik.

Gambar 3. Kiteria preferensi linier

Page 4: RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK

Â√(a,x)F+(a)1

d. Kriteria level (level citerion)

H(d) = 0 jika |d| ≤ q

H(d) = 0,5 jika q < |d| ≤ p

H(d) = 1 jika p < |d|

Jika |d| berada diantara nilai q dan p, hal ini

Gambar 4. level citerion

e. Kriteria Dengan Preferensi Linier Dan AreaYang Tidak Berbeda

H(d) = 0

H(d) = (|d| – q)/ (p-q)

jika |d| ≤ q

jika q < |d| ≤ p

H(d) = 1 jika p < |d|

Peningkatan preferensi secara linier tidak

berbeda hingga preferensi mutlak dalam area

antar dua kecenderungan q dan p.

Gambar 5. Kriteria Dengan Preferensi Linier

Dan Area Yang Tidak Berbeda

f. Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion)

H(d) = 1- exp {-d2/ 2 2 }

Fungsi ini bersyarat apabila telah

ditentukan nilai , dimana dapat dibuat

berdasarkan distribusi normal dalam statistik.

Gambar 6. Gaussian Criterion

berarti situasi preferensi yang lemah (H(d) = 0,5).Promethee Ranking

Setiap node a dalam grafik nilai outranking

ditentukan berdasarkan leaving flow, dengan

persamaan :

=n-1 xŒA

Dimana √ (a,x) menunjukkan preferensi bahwa

alternatif a lebih baik daripada alternatif x.Leaving flow adalah jumlah dari nilai

garis lengkung yang memiliki arah sejauh dari

node a dan hal ini merupakan karakter

pengukuran outranking. Hal ini dapat dilihat pada

Gambar 2.7.b

P (a,b)

a

Gambar 7. Leaving Flow

Secara simetris dapat ditentukan entering flow

dengan persamaan

F+(a) =1n-1 Â√(x,a)

CŒA

Entering flow diukur berdasarkan

karakter outranked dari a. Hal ini dapat dilihat

pada Gambar 2.8.

Page 5: RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK

a I b jika F (a) = F (b)

a I b jika F (a) = F (b)

ProsePemilihanKontraktorProyek

MenggunakanMetodePROMETHEE

-DataAlternatifKontraktorProyek

-DataKriteriaPilihan-DataPembobotanNilaiKriteria

PrioritasAlternatifKontraktorProyek

YangDipilih

INPUT OUTPUT

bP (a,b)

a

Gambar 8. Entering Flow

Sehingga pertimbangan dalam penentuan net flow

diperoleh dengan persamaan:F(a) = F +(a) - F -(a)

Penjelasan dari hubungan outranking

dibangun atas pertimbangan untuk masing-

masing alternatif pada grafik nilai outranking,

berupa urutan parsial (Promethee I) atau urutan

lengkap (Promethee II) pada sejumlah alternatif

yang mungkin, yang dapat diusulkan kepada

pembuat keputusan untuk memperkaya

penyelesaian masalah.

1. Promethee I

Nilai terbesar pada leaving flow dan nilai yang

kecil dari entering flow merupakan alternatif

yang terbaik. Leaving flow dan entering flow

menyebabkan:a P+b jika F+ (a) > F+ (b)

a P-b jika F- (a) < F- (b)+ + +

- - -

Promethee I menampilkan partial preorder (PI, II,

RI) dengan mempertimbangkan interseksi dari

dua preorder :aPIB (a outrank b)

jika aP+ b dan aP-b

atau a P+ b dan a I- b

atau a I+ b dan a P- b

a II b (a tidak ada beda b)

jika aI+ b dan a I- b

a RI b (a dan b incomparable)jika pasangan lain

Partial preorder diajukan kepada pembuat

keputusan, untuk membantu pengambilan

keputusan masalah yang dihadapinya. Dengan

menggunakan metode Promethee I masih

menyisakan bentuk incomparable, atau dengan

kata lain hanya memberikan solusi partial

preorder (sebagian).

2. Promethee II

Dalam kasus complete preorder dalam K adalah

penghindaran dari bentuk incomparable,

Promethee II complete preorder (PII, III) disajikan

dalam bentuk net flow disajikan berdasarkan

pertimbangan persamaan :a P II b jika Φ (a) > Φ (b)

a P II b jika Φ (a) = Φ (b)

melalui complete preorder, informasi bagi

pembuat keputusan lebih realistik.

1. PERANCANGAN SISTEM

Model PengembanganModel Pengembangan dari sistem

pendukung keputusan ini dapat dilihat pada

Gambar 3.2 yang menjelaskan bahwa data

alternatif kontraktor proyek, data kriteria

kontraktor, dan data nilai pembobotan kriteria

akan diproses menggunakan metode

PROMETHEE untuk menghasilkan urutan

prioritas alternatif kontraktor proyek yang

terbaik.

Gambar 9. Model Pengembangan SPKPemilihan Kontraktor Proyek

Page 6: RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK

ID_Bidang

Satuan_Jasa

NPWP

ID_PEKERJAAN = ID_PEKERJAAN

SUB_PEKERJAAN

NAMA_SPEKERJAAN varchar(20)

Data Flow Diagram

Context diagram pemilihan kontraktor

proyek menggambarkan proses aliran data yang

terjadi dalam sistem secara garis besar. Context

diagram penilaian kinerja karyawan terdapat 3

external entity, yaitu bagian LJP, Kontraktor,

Operation Head. Untuk lebih jelasnya dapat

Data Kontraktor Pilihan

dilihat pada Gambar 3.8Data Hasil Promethee

Data JasaData Proyek

Data Kontraktor

Data Kriteria

Data Material

Dokumen Penawaran

0

SPKPemilihan

KontraktorProyek

+

Laporan Owner Estimate

LJP

Kontraktor

Laporan Kontraktor Pilihan

OperationHead

Gambar 10. DFD Level Context SPK PemilihanKontraktor Proyek

Entity Realiontship DiagramEntity Relation Diagram adalah proses

yang menjelaskan hubungan antar entity dan

relasinya. Entity Relation Diagram memiliki 2

model yaitu Conceptual Data Model (CDM) yang

menjelaskan suatu hubungan antar entity secara

menggambarkan hubungan antar entity secara

fisik.

1. Model data konseptual (Conseptual Data

Model)Model data konseptual adalah rancangan

dalam bentuk diagram sebelum pembuatan

database secara detail. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. CDM (Conceptual Data Model)

SPK Pemilihan Kontraktor Proyek

2. Model data phisik (Physical Data Model)

Model data phisik adalah hasil generate

Gambar 12. PDM (Physical Data Model) SPKPemilihan Kontraktor Proyek

memiliki material

memiliki penawaran

memiliki proyek

memiliki pekerjaan

mempunyai penawaran

memiliki sub pekerjaan

memiliki perangkingan promethee

Master Material

ID_MaterialNama_MaterialMerkSatuan_MaterialHarga_Material

Master Jasa

ID_JasaNamaJasa

memiliki jasaHarga_Jasa

Master Kontraktor

ID_KontraktorNama_Kontraktor

Alamat

Nama_Pimpinan

memiliki OENPWPMasaBerlakuSKTStatus

Master Kriteria

ID_KriteriaNama_KriteriaModelTipePreferensiKaidahDasar

Master Proyek

ID_ProyekNamaProyekTanggal_MulaiTanggal_SelesaiLokasiKota

Master OwnerEstimate

ID_OwnerEstimateTanggal_OETotal

Promethee

ID_PrometheeLeaving_FlowRangking_LF

Entering_FlowRangking_EFNet_FlowRangking_NF

memiliki kriteria

Penawaran

ID_PenawaranTanggal_PenawaranHarga_Penawaran

Pekerjaan

ID_PekerjaanNamaPekerjaan

memiliki detail sub

SubPekerjaanID_SPekerjaanNama_SPekerjaan

Detail SubPekerjaan

ID_DSPekerjaanNama_DSPekerjaan

ID_KONTRAKTOR = ID_KONTRAKTOR

ID_PROMETHEE ID_PROMET

ID_PROMETHEE = ID_PROMETHEE

ID_PROYEK = ID_PROYEKHEE

ID_PEKERJAAN = ID_PEKERJAAN

ID_KONT

IMAT ID_PROYEK

ID_SPEKERJAAN = ID_SPEKERJAAN ID_PEKERJAAN = ID_PEKERJAAN

MASTER_MATERIALID_MATERIALID_PEKERJAANNAMA_MATERIALMERKSATUAN_MATERIALHARGA_MATERIAL

varchar(20)varchar(20)varchar(100)varchar(50)varchar(50)integer

MASTER_JASA

ID_JASA varchar(20)ID_PEKERJAAN varchar(20)NAMA_JASA varchar(50)SATUAN_JASA varchar(50)HARGA_JASA integer

MASTER_KONTRAKTORID_KONTRAKTORNAMA_KONTRAKTORALAMATNAMA_PIMPINANID_BIDANG

integervarchar(50)varchar(100)varchar(50) RAKTOR = ID_KONTRAKTORvarchar(20)

ID_OWNEREST ID_PROYEK = ID_OWNERESTIMATE

MASA_BERLAKU_SKT

STATUSvarchar(20)datechar(10)

MASTER_KRITERIA

ID_KRITERIA varchar(20)ID_PROMETHEE varchar(20)NAMA_KRITERIA varchar(50)MODEL varchar(50)TIPE_PREFERENSI varchar(50)KAIDAH_DASAR varchar(20)

dari model data konseptual. Model data phisik

pada sistem ini mempresentasikan rancangan

fisik basis data yang disimpan. Model data phisik

ini menghasilkan table-tabel yang nantinya

dipakai dalam implementasi sistem. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.16.MASTER_PROYEK

ID_PROYEK varchar(20)ID_OWNERESTIMATEID_PROMETHEEID_KONTRAKTORNAMA_PROYEKTANGGAL_MULAI

varchar(20)varchar(20)integervarchar(100)date

TANGGAL_SELESAILOKASIKOTA

datevarchar(50)varchar(20)

MASTER_OWNERESTIMATE

ID_OWNERESTIMATE varchar(20)ID_PROYEK varchar(20)TANGGAL_OE dateTOTAL integer

PROMETHEE

ID_PROMETHEE varchar(20)

ID_PROYEKLEAVING_FLOWRANGKING_LFENTERING_FLOWRANGKING_EFNET_FLOWRANGKING_NF

varchar(20)varchar(50)varchar(50)varchar(50)varchar(50)varchar(50)varchar(50)

ID_PROYEK = ID_PROYEK

konseptual dan Physical Data Model (PDM) yang

PENAWARAN

ID_PENAWARANID_PROYEKID_KONTRAKTORTANGGAL_PENAWARANHARGA_PENAWARAN

varchar(20)varchar(20)integerdateinteger

PEKERJAAN

ID_PEKERJAAN varchar(20)ID_PROYEK varchar(20)NAMA_PEKERJAAN varchar(100)

ID_SPEKERJAAN varchar(20)ID_PEKERJAAN varchar(20)

ID_PROYEK = ID_PROYEK

DETAIL_SUB_PEKERJAAN

ID_DSPEKERJAAN varchar(20)ID_SPEKERJAAN varchar(20)NAMA_DSPEKERJAAN varchar(20)

Page 7: RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK

Kualitas Nilai Bobot

BaikSekali 10 0,3846

Baik 8 0,3076

Cukup 6 0,2307

Kurang 2 0,0769

Kualitas Nilai Bobot

Tinggi 10 0,5

Menengah 7 0,35

Rendah 3 0,15

HASIL DAN PEMBAHASANPerhitungan Promethee

Berikut ini merupakan langkah-langkah

yang dilakukan dalam melakukan proses

pemilihan kontraktor proyek menggunakan

Metode Promethee. Misalnya pada Proyek

Realokasi Tangki Timbun No. 50 Produk

Kerosene menjadi Produk Pertamax di TBBM

Surabaya Group - Tanjung Perak terdapat lima

kontraktor yang sesuai dengan bidang proyek

yang akan dikerjakan yaitu CV. Rahma Istana

Sejahtera, PT. Hendah Karya, CV. Sinar Raya,

CV. Dwi Tunggal, dan PT. Putera Domas

Perkasa.Adapun kriteria yang digunakan pada

penentuan alternatif kontraktor proyek adalah

sebagai berikut :

1. Kriteria Penawaran HargaData nilai kualitatif untuk kriteria

penawaran harga didapat dari nilai harga proyek

yang ditawarkan kontraktor, dimana pada kriteria

ini tidak memiliki nilai pembobotan sehingga

data dapat langsung dimasukkan tanpa

memberikan bobot.

2. Kriteria KualitasData nilai kualitatif untuk kriteria

kualitas pada Tabel 3.1 didapatkan dari hasil

evaluasi rekanan yang telah ada, hasil evaluasi

rekanan tersebut mengenai kualitas hasil

pekerjaan proyek dimana kualitas dikatakan baik

apabila hasil pekerjaan dilapangan sesuai dengan

kontrak awal pekerjaan dan sebaliknya. Nilai

bobot untuk setiap jenis kualitas didapat dari

membagi nilai kualitas dengan total nilai kriteria

kualitas.

Tabel 1 Nilai Kualitatif Kualitas

3. Kriteria Pengalaman PerusahaanData nilai kualitatif untuk kriteria

pengalaman perusahaan didapat dari jangka

waktu perusahaan berkecimpung dalam bidang

proyek tersebut, dimana pada kriteria ini tidak

memiliki nilai pembobotan sehingga data dapat

langsung dimasukkan tanpa memberikan bobot.

4. Kriteria Keselamatan Kerja

Data nilai kualitatif untuk kriteria

keselamatan kerja pada Tabel 3.2 didapatkan dari

hasil penilaian mengenai prosedur keselamatan

kerja, dimana hasil penilaian dikatakan tinggi

apabila prosedur keselamatan dalam bekerja telah

sesuai dengan prosedur yang berlaku di PT.

Pertamina TBBM Surabaya Group dan

sebaliknya. Nilai bobot untuk setiap keselamatan

kerja didapat dari membagi nilai keselamatan

kerja dengan total nilai kriteria keselamatan

kerja.Tabel 2. Nilai Kualitatif Keselamatan Kerja

5. Kriteria Ketepatan Waktu

Data nilai kualitatif untuk kriteria

ketepatan waktu pada Tabel 3.2 didapat

berdasarkan dari kemampuan kontraktor proyek

untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan batas

Page 8: RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK

Kualitas Nilai Bobot

TepatWaktu 10 0,6667

TidakTepatWaktu 5 0,3333

awal tersebut.

waktu yang telah disepakati dalam kontrak. Nilai

bobot untuk setiap ketepatan waktu didapat dari

membagi nilai ketepatan waktu dengan total nilai

kriteria ketepatan waktu.Tabel 3. Nilai Kualitatif Ketepatan Waktu

Berikut adalah tabel penilaian alternatif

kontraktor proyek dan merupakan data awal dari

perhitungan metode Promethee.Tabel 4. Penilaian Awal Kontraktor

Gambar 13. Form Proses Perhitungan

Hasil Perhitungan PrometheeForm hasil promethee yang terlihat pada

Gambar 14. dibawah merupakan form yang

menunjukan index preferensi dari tiap alternatif

dan hasil dari pemilihan kontraktor tersebut

Tabel 5. Nilai Kualitatif Untuk Masing-Masing

Alternatif

Form proses yang terlihat pada Gambar

13 dibawah merupakan form yang menunjukan

nilai awal kriteria untuk tiap alternatif kontraktor

dan hasil nilai treshold yang didapat dari data

Gambar 14. Form Hasil Promethee

Page 9: RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK

Laporan Hasil Perhitungan PrometheeForm laporan hasil promethee yang

terlihat pada Gambar 15 dibawah merupakan

form hasil dari pemilihan kontraktor proyek

menggunakan metode Promethee yang

ditampilkan dalam urutan rangking

Gambar 15. Form Laporan Hasil Promethee

KESIMPULANSetelah dilakukan analisis, perancangan

sistem dan pembuatan aplikasi Sistem Pendukung

Keputusan Pemilihan Kontraktor Proyek

menggunakan Metode Promethee pada PT.

Pertamina (Persero) Terminal BBM Surabaya

Group ini serta dilakukan evaluasi hasil

penelitiannya, maka dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1.

2.

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan

Kontraktor Proyek menggunakan Metode

Promethee mampu menghasilkan alternatif

kontraktor proyek terbaik yang dapat dipilih

PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM

Surabaya Group.

Perhitungan dan pembobotan menggunakan

metode

mampupromethee

diimplementasikan dengan baik pada Sistem

Pendukung Keputusan Pemilihan Kontraktor

Proyek di PT. Pertamina (Persero) Terminal

BBM Surabaya Group sehingga masalah

penentuan kontraktor proyek dapat

terpecahkan dan terselesaikan.

3. Dari beberapa hasil uji coba sistem yang

telah dilakukan, aplikasi ini memberikan

alternatif kontraktor yg terbaik sesuai

dengan pemilihan manual yang dilakukan

oleh PT. Pertamina (Persero) Terminal BBM

Surabaya Group tanpa memerlukan waktu

yang terlalu lama dalam menentukan

pemenangnya.

SARANAdapun beberapa saran dapat disampaikan

untuk mengembangkan aplikasi yang telah dibuat

antara lain :

1. Jenis kriteria yang digunakan dapat

dikembangkan

menambahkan

lebih

beberapa

lanjutkriteria

denganagar

pemilihan kontraktor proyek menjadi lebih

kompleks.

2. Mengembangkan sistem terintegrasi dengan

bagian/user terkait dalam proses penilaian

kinerja dari kriteria kontraktor yang telah

ditentukan sehingga alternatif kotraktor

pilihan dapat lebih maksimal.

3. Aplikasi ini dapat dikembangkan menjadi

berbasis web sehingga proses pengadaan

barang/jasa dapat ditenderkan langsung oleh

semua kontraktor yang terdaftar

di PT.

Pertamina (Persero) khususnya di Terminal

BBM Surabaya Group.

Page 10: RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KONTRAKTOR PROYEK

Daftar Pustaka

Directorate, General Affairs. 2010. PedomanPengadaan Barang / Jasa No. A-001/I00020/2010-S0 Rev. 1. Jakarta :PT. Pertamina (Persero).

Herman, M, 2006. A Multi-CriterionDecision Making Approach toProblem Solving. URL :www.poms.ucl.ac.be/etudes/notes/PrometheeShape.ppt diakses tanggal 12Oktober 2011.

Jean Pierre Brans, Bertrand Marechal, Howto Decide with Promethee. URL :www.visualdecision.com/Pdf/How%20to%20use%20PROMETHEE.pdf.diakses tanggal 12 Oktober 2011.

Kendall dan Kendall. 2003. Analisis danPerancangan Sistem Edisi Kelima,Jakarta : PT. Prenhallindo.

Kurniasari, Diah. 2009. Sistem PendukungKeputusan Pemilihan KontraktorMenggunakan Metode Delphi.Sekolah Tinggi Manajemen

Informatika dan Teknik Komputer.Surabaya.

Sadewi, Chatarina Dian. 2009. RancangBangun Sistem Pendukung KeputusanPemilihan Pemenang Tender ProyekListrik Pada PT. PLN (Persero).Sekolah Tinggi ManajemenInformatika dan Teknik Komputer.Surabaya.

Suharli, Suryanto. 2005. MembangunAplikasi Berbasis Windows denganVisual Basic .Net. Jakarta : ElexMedia Komputindo.

Suryadi, Kadarsah, DR. IR. Dan M. AliRamdhani, IR. MT. 1998. SitemPendukung Keputusan : SuatuWacana Struktural Idealisasi danImplementasi Konsep PengambilanKeputusan. Bandung : PT. RemajaRosda Karya.

Turban, Efraim & Jay E. Aronson. 2001.Decision Support Systems andIntelligent Systems; 7th edition. NewJersey: Prentice Hall.

Winarko, Edi. 2006. Perancangan Databasedengan Power Designer 6.32.Surabaya : Prestasi Pustaka.

Yogiyanto, HM. 1995. Analisa dan DesainSistem Informasi. Yogyakarta: AndiOffset.

2003, Keppres 80 Tahun. 2003. Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang /Jasa

Pemerintah. Jakarta : CV. Catur Utama.