rancang bangun sistem konveyor sabuk pemilah …digilib.unila.ac.id/23641/2/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
RANCANG BANGUN SISTEM KONVEYOR SABUK
PEMILAH KOPI SANGRAI DENGAN PENGENDALI
ARDUINO UNO
(Skripsi)
Oleh
SALPA ADE NUGRAHA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
ABSTRAK
RANCANG BANGUN SISTEM KONVEYOR SABUK PEMILAH KOPI
SANGRAI DENGAN PENGENDALI ARDUINO UNO
OLEH
SALPA ADE NUGRAHA
Kualitas produksi sangat penting dalam meningkatkan permintaan konsumen.
Diantaranya industri yang memerlukan pengendalian kualitas adalah industri
makanan dan minuman instan, di Indonesia industri minuman didominasi oleh
hasil olahan minuman instan bubuk dan cair. Salah satunya minuman instan kopi,
minuman kopi membutuhkan beberapa tahap pengolahan, salah satu yang
terpenting adalah proses penyangraian. Saat ini industri masih menggunakan
tenaga konvensional, akan tetapi akan memakan waktu, biaya, tenaga operator.
Untuk menanggulangi masalah tersebut perlu adanya mesin pemilah biji kopi
dengan sistem otomasi berdasarkan parameter suhu dan warna kopi. Penyelesaian
rancang bangun ini dilakukan dengan 2 tahapan yaitu perancangan konveyor
sabuk dan perancangan otomasi. Perancangan konveyor sabuk pemilah terdiri dari
3 tahap yaitu embodiment design (merealisasikan konsep), manufacturability
(keterbuatan), dan disain rinci menggunakan aplikasi Solidwork. Selanjutnya
perancangan otomasi menggunakan mikrokontroller Arduino Uno dan sensor
warna. Setelah peralatan sudah difabrikasi selanjutnya dilakukan pengujian
didapatkan kapasitas maksimum 422 kg/jam dengan kapasitas angkut 211
tumpahan/jam tanpa ada kesalahan. Kemudian ketinggian sensor yang optimal 6
cm dari permukaan nampan dan delay sensor 0,5 detik agar pembacaan sensor
warna akurat. Hasil penyangraian yang terbaik (medium roast) berada pada suhu
209℃ sampai suhu 211℃ dan memiliki intensitas warna sebesar Red:48-49
Green:68-69 Blue:56-57.
Kata kunci: konveyor sabuk, otomasi, sensor warna, penyangraian, suhu
ABSTRACT
DESIGN AND FABRICATION OF ROASTING COFFE SELECTOR
BELT CONVEYOR USING ARDUINO UNO MICROCONTROLLER
BY
SALPA ADE NUGRAHA
Quality of production is very important for increasing the consument demand.
Among the industry that need a quality control is food and beverage industry. In
Indonesia, Coffee drink need some steps to process and the most important is
roasting process. Nowadays, industry still used convetional method, which is time
consuming, higher cost, and the need a labour skill such as tester and operator. To
solve that problem, the industry need a roasted coffe sorting machine with an
automatic system based on the temperature and the colour of coffe.
Accomplishing of the system is divided into two phases including, the belt
conveyor and the automation planning. The belt conveyor planning include three
steps: embodiment design, manufacturability, assesment and the detail design
using Solidwork. The second phases is automation planning using Arduino Uno
microcontroller and colour sensor. After the whole components have been
fabricated, the next step is testing the system. The result showed maximum
capacity at 422 kg/hour with the haul capacity 211 spill/hour without error. The
optimum high sensor at 6cm from the surface of trays and the sensor delay 0,5
seconds to make the sensor more accurate. The best result of roasting process was
medium roast at 209℃ - 211℃ with the colour intensity Red: 48-49 Green:68-69
and Blue: 56-57.
Keywords : Belt conveyor, automation, colour sensor, roasting, temperature
RANCANG BANGUN SISTEM KONVEYOR SABUK
PEMILAH KOPI SANGRAI DENGAN PENGENDALI
ARDUINO UNO
Oleh
SALPA ADE NUGRAHA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
: :::v*i?6tr*e ruuo*i**u*t:\i*&*rr A:?:ttruq; ;,;;;;.,rAs ,, Ahlpir r+* ::Nnlq;:,;;;ffi;;3lll,ff- ff^s LAM?,ri\rG u?'ilvri{::::: '7o;**u*i
*.iii)rA$ Lir't',4r!jN * t}t*v**strA*L"A*,v\,tr-: ::: 1*$/74s rampt:ttt "rNivf;F4*tr iY':lY-ur* u*iu"*TT tce';Nr;t?'JN; usyooo*i,,io'ii'.uunl**u
:: :::f: *ffAn, t-k*FLl*Guf.riv::::ji'': t,awrtsu*u*,r*o*trp*r L&F*rilN o ,rr,oroi:,;;:';;:*r;lu*l
I]1.'e* irr^'s L.AM?tlhtG uriivrra*t:::'o**urrnu-,r*--t rA,$ Lrrld'nui'l * u,r,;ir,ou',;;;:;;;;rt,
IY IIlf:$i?,qs LAMpuNi,,,*,o:T::l::|,:apuN* ulniiinp**\*i,w?ll+* rsrylnr;;ffi i\r**u*:ljll]'*,r*ur^*ru,u?.,rci:t+tvna*t1n'*'-1u1ou*iu*|rL*uth*L{\\IP*N* "*uu*l',,;i'r'ii,J*ior
ffiHfltKf$,nq$ rar*ru:ugffffl'v;8ffif;^1ff*ffu*e**i*u*gffi*XX"::t:#w*,qs,r.4s ,LA?&p\]?
7"!,Y,',ilrnft{is r***:*i'ffiffi&ffitle;;,.ffif##},[3:!--Fo**ll%,;;;:,i;-:;;;'-;;iilj:::::s i*r,*r,".:rufl*{vijj:Y',31"urii,*'r***nou L&h1t}i-;h'iG t-'?i*trss;7ss
iar*r,rrr ]ls),,fi iXi.iiiE##*rwrffi/itifrVffi!fi.H.ftfiE lid6*i$iffiL'l*sdt$b$if${11','*.'1irni,t*,r*""11h*\-t\Ni*i'x'ar} *so,rl;;ffi i'lil**,IJ;]JIf 'rAs
LAM?.I\I* y-:'::::l:s L'l&?pr-inrc uruivr:ns t1t4* Li\r'#uY.G uNryEr*i,,r*i.
u,r*on
NG u i\i' v* Fis tTA* I,4*?i:rit) irr4lv'*Rsu ru i "'i r.Ra il F.* \- h?'l.*'s ?4 * tr N fi/ E 14 $ t t a i t - axqp,.Jt,,:Y'?,,"7rr#iT&8,u**u,oomu)*,|oi"i*,p\*,*'\|',ip,Jl,,t*l:ry,o}i',,,7*i,iJiiur
r.-t* i lil9l1rp,-r**UNLT;s#rn'$;'t j,.x::xT:T:itr*i1;ii
:ri:;*:i.ifi t"rhil trEq .* #nl$ LnatC;1lLllrtt*^--**:Y.y,',:r*srr4,s t.' s;rsr*pyJ+t*\,.)r,tr:; uwrrl);ffi i}*r,rri thlli i lilll lvn'.' ,Ni} L;rutr,pp*lfiqS
i- tT h* t*P,Y$'r*NG t & ;ror *s I fu."s LAI.itptil,* t*Z ir\..A?iJNG, t u,,, *.-taa %_yt ytts
i lil.$ LAFjp #?
r&$ l-.rthlpi-, f{#i tjVfi/E R$IIA.S L*#ff,"i\
fiffiiffi ,iff,ffiffR,, rAs,o*,,o*t 9?4dt i 6"eooot 2' T ffi srrA$ LAI*P Lrt5y,ffi;# ?8tf'?'sqs'?"i,Wlu',|#jlffi;
r,,Jtdff r,JNl ttg. ga,r,, /,,# t_ Al, r+ itl lrn*fr {t*, t" A.}'1 ir u f 'l G iJ bt t \r x R.* rr Ai, u*r uo
f UNG L)?at t,g qUlrU$ ?-*t*f ,;Xg Uf+ti'r'o
L'!?' "*ft$i'iA$ f*Uf-,;*Gl)liltlil.i<E::zr:tt=r.'gOUfi* fSfqtyEg.*iTAS l&$A*LlN* t n;f,r**Slf**rrr**Ul
Y,7i,i',i11.:*As Lutrl?*tqla*mfift1*fi&fl!rulb k,-;;; H*\-i\*a?'r*r, utvt,it*srr&,* ia*E?tlu;?t3?t&Lltt1i1sgrys67us,,*a;,n*,sx,etfi,t\v1ft8t,Tk771r1,-u*olrl*u,r*rirru*;p.y;r?i-3*,, ,rr,r)r*i',{^l;i?,i.'r
Ful*G\Jt4tttgs*,gi7u#za*tr*t**zir$N*g*2Tk*r"uuu*o*J,",rJ.*,ru$LITFJIFLJN* LtNii_rso...*a^, L\Ar.i.t?u Ni; u I'J I yf
s,s'r?;q$ LAI* rri;i.iG,-":r.ittlvu u"'
'r:ff'1't?A$ tAI\*piJNG r*Y"li:":roo*e i:rr;ilvrn.giTnb t"A?+'ipul'tc' tJ?t'vxits,TAs ,-*roou,
:: ::jvw*ffn* LN*ru?iG,"*:y::Y?o3*u*i uo,,,ri'ri;\i;h*\"hi\,pi,** tl*il/tftntrr\n t-,,N.t?tj)
Pt'itdG uvt /F.R&{Ttts l-,qF,{puHG u*trtriftSilSf,@fiJfi6grpr.u"As L,i\}Jpu}i,, unuuio.l:,:::',::,
iluN* ,)?4tvpsqo,,; ilffi;;-\rrp-y41Gffiffir;f;ffi,[;;;; r-amru** ;;.,,:;:!,::;:;jIX;"", ,.1i'^t inl1l: t lhil tvp"."
'r*:':y.'.or:tq$fiA.6 r*Al,i?tr?i{ti*+r\rnrq$rr l!i1*ru; ;;;;-;,\rp\*}t.t\b&?\tt+* u6s,ir;;;; '^u**,r-:::: ffi:3:l,ro* LA,i4prJNi; --lY::::l::.::^1eu$t; ;;;;;;no* uo'o*u ** ur,ii,iffi ;;;-,--:
:::: :Ett$iyu&r4grlihrc ui{rvrtisrr ::L::ue*N; ;;;;;-; ir i\s \-h*;r'nux* uwi;ti':i;; ffi ffi;-,::: ff j::&rrt,&i-&ir+ipuN* *-*::::ji: 'or,ooo*;;;;. hnL"n?{t?'*rir; rr*iii',,{oiiio***,
PUNG tlqtr.tsryo,ru' t.ar,rtswo=*r.**il.Rst,a?.':t**u*iiri*ir'i*rras LAh",lFLiN * uw *,*i',,'iriiTooru,
:::: !#,'-il:n:rA$ r.&vf?tt,tc LrNi'ri:::',1::l':lYrr,oi u,o,,ui'i,r**Lhs.:,r*ra1 ur,urill,,ii*'r}*,,ouNa u$illtrftsrrA,s
Lkaqts*G1.lt{i\'Jrftsl1-a* *4?lp*r..}i ,r:*,r)*"irrk* L&t&{'Lix* uxt.ilx:;'r-JJ*,]l ;;,
i .:.,.:..1 |
'' /\|-.
?,'i.'::.; t '
i::,;':;:;i1t :
ti:tl,t;, 1
,,:
i,;.t::::.'.
t.
;j..;...i,.1
:.,,.:.:,t I
i't..:::t I
i;:. :.")" !
rtJ.;::';i1.',:. \ t
:4.\.:.::1, t
.::t:.',..'i
Pe,wai
rlrrrrI
rr>
rjrrr
PER}TYATAAII PENT}LIS
BAHWA BENAR SKRTPSI IM DIBUAT SENDIRI OLEH PENI]LIS DAN
BUKAN HASIL PLAGIAT SEBAGAIMANA DIATI'R DALAM PASAL 27
PERATURAN AKADEIvIIK UNTVERSITAS LAMPTING DENGAN ST}RAT
KEPUTUSAN REKTOR NO. 3I87ltD 6IDTI2Orc
YANG ME}IBUAT PERNYATAAN
SALPA ADE NUGRAHANPM.1015021053
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Adirejo pada tanggal 11 September
1990, sebagai anak kedua dari 3 bersaudara, dari pasangan
Musyani dan Marsini. Penulis menyelesaikan pendidikan
Sekolah Dasar Negeri 1 Adirejo pada tahun 2003, Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 3 Metro diselesaikan
pada tahun 2006, Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Metro
diselesaikan pada tahun 2009, dan pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai
Mahasiswa Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung melalui jalur
Penelusuran Seleksi Nasional Masuki Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam organisasi himpunan Mahasiswa
Teknik Mesin (HIMATEM) sebagai anggota divisi Kreativitas pada tahun 2012
sampai 2013. Penulis juga pernah melakukan Kerja Praktik di PT.Garuda Food
Putra Putri Jaya Lampung, Tanjung Karang Timur, Bandar Lampung pada tahun
2013. Penulis menjadi asisten dosen di Laboratorium Proses Produksi pada tahun
2014 sampai 2016. Selain itu penulis membuat jasa pembuatan alat-alat
Mekatronika dan Otomasi untuk membantu adik-adik tingkat yang mengambil
matakuliah Mekatronika. Pada tahun 2015 penulis melakukan penelitian dengan
judul “ Rancang Bangun Sistem Konveyor Sabuk Pemilah Kopi Sangrai Dengan
Pengendali Arduino Uno ” dibawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Yanuar
Burhanuddin, M.T dan Ahmad Su’udi, S.T.,M.T.
MOTTO
“Dan Allah Mengeluarkan kamu dari perut Ibumu dalam keaadaan tidakmengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan,dan hati, agar kamu bersyukur”(QS. An Nahl : 78)“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamutelah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah urusan yang lain dan hanyakepada Allah hendaknya kamu berharap”(QS. Al Insyirah : 6-8)
“Disetiap kerja keras pasti ada hasil yang maksimal, jadi janganlah malas danmembuang waktu yang tidak bermanfaat”(Penulis)“Berjuanglah dan bahagiakan orang tua, jangan pernah lupa mendoakanorangtua setiap saat”(Penulis)
PERSEMBAHAN
Dengan Kerendahan Hati meraih Ridho Illahi Robbi Kupersembahkan karya
Kecilku ini untuk orang-orang yang aku sayangi
Ibu dan ayahku
Atas Segala pengorbanan yang tak terbalaskan, doa, kesabaran, keikhlasan, cinta
dan kasih sayangnya
Kakak dan adikku
Sumber inspirasi, semangat, keceriaan dan kebanggan dalam hidupku
Sahabat Mesin ‘10
Yang selalu memberi semangat dan berdiri tegap disampingku saat suka maupun
duka, berbagi nasihat dan keceriaan
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan lafaz hamdalah penulis panjatkan puji syukur kepada Allah
SWT yang tidak pernah berhenti mencurahkan kasih sayang, kemudahan, serta
rahmat-Nya. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan kepada junjungan
nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing dan mengantarkan kita
menuju zaman yang lebih baik seperti sekarang, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang yang berjudul “ Rancang Bangun Sistem
Konveyor Sabuk Pemilah Kopi Sangrai Dengan Pengendali Arduino Uno ”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung.
Dalam Pelaksanaan dan Penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bantuan dan sumbangan pikiran dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibuku Tercinta Marsini dan Ayahku Tersayang Musyani yang tak henti-
hentinya memberikan dukungan moril dan materilnya serta doa dan kasih
sayangnya, Kakakku tersayang Deni Ade Putra dan Adikku tersayang Defi
Oktri Sari yang menjadi sumber inspirasi dan semangat agar penulis dapat
cepat menyelesaikan kuliah di Teknik Mesin ini dan cepat mendapatkan
kerja.
1. Bapak Ahmad Su’udi, S.T, M.T. selaku ketua Jurusan Teknik Mesin
Universitas Lampung dan selaku pembimbing pendamping atas kesediaan
dan keikhlasannya untuk memberikan bimbingan, motivasi serta saran
untuk penyelesaiaan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ir. Yanuar Burhanuddin, M.T. selaku pembimbing Utama tugas
akhir atas kesediaannya dan keikhlasannya untuk memberikan dukungan,
bimbingan, nasehat, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian skripsi
ini.
3. Bapak Dr. Eng. Suryadiwansa Harun selaku dosen Pembahas yang telah
memberikan masukan guna penyempurnaan dalam penulisan laporan ini.
4. Ibu Novri Tanti, S.T., M.T. selaku dosen Pembimbing Akademik.
5. Seluruh Dosen pengajar Jurusan Teknik Mesin yang banyak memberikan
ilmu selama penulis melaksanakan studi, baik berupa materi perkuliahan
maupun tauladan dan motivasi sehingga dapat kami jadikan bekal untuk
terjun ke tengah-tengah masyarakat.
6. Seluruh Asisten laboratorim : Pak Pono, Pak Joko, Pak Agus, Mas Wanto,
Mas Agus, Mas Giman, terimakasih atas saran dan canda tawanya.
7. Rekan-rekan Teknik mesing angkatan 2010 : Masagus Imran Maulana
teman seperjuangan skripsi, Dwi, Feri, Wahyu, Nanjar, Galih, Nyoman,
Fajar, AP, Faldi, Rabiah, Ryon, Bowo, serta angkatan 2010 lainnya yang
tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih atas persahabatannya dan
juga bantuannya salam “SOLIDARITY FOREVER”.
8. Dimas Rizky Hermanto yang sering memberikan nasihat, motivasi,
dorongan dan kata-kata bijak serta menjadi saudara yang baik selama ini.
9. Choy dan Gatta yang memantu dan memberikan saran pada pembuatan
program otomasi.
10. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu persatu,
yang telah ikut serta membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penulisan laporan Tugas Akhir
ini untuk mencapai suatu kelengkapan dan kesempurnaan. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis berharap laporan ini memberi
manfaat, baik kepada penulis khususnya maupun kepada pembaca pada
umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 16 Agustus 2016
Penulis
Salpa Ade Nugraha
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……………………………………………………………………….. i
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………..iii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………....iv
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………..v
PERNYATAAN PENULIS………………………………………………………vi
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………...vii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………...viii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………….ix
SANWACANA………………...………………………………………………….x
DAFTAR ISI........................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL..................................................................................................xx
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xxii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………...…xxvi
DAFTAR SIMBOL...........................................................................................xxvii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Tujuan...........................................................................................................3
C. Batasan Masalah...........................................................................................3
D. Sistematika Penulisan...................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konveyor Sabuk (Belt Conveyor)................................................................5
xiv
1. Kelebihan dan kelemahan konveyor sabuk……..…………….……….7
2. Kelemahan konveyor sabuk……………………...……………………8
B. Jenis Konveyor Sabuk..................................................................................8
C. Komponen Konveyor Sabuk......................................................................10
1. Sabuk (Belt)…………………………………………………………..11
2. Pulli penggerak……………………………………………………….14
3. Penyenter sabuk (Centering Device)…………………………………17
4. Roda gigi transmisi…………………………………………………..18
D. Perencanaan Konveyor Sabuk...................................................................19
1. Lebar sabuk (B)……..……………………………………………….20
2. Tahanan gerak sabuk (W)……………………………………………23
3. Kapasitas angkut (Z)…………………………………………………25
4. Kapasitas konveyor sabuk maksimum (Q)…………………………..25
5. Kecepatan konveyor sabuk (vb)……………………………………...25
6. Gaya konveyor sabuk (F)……………………………………………26
7. Pemilihan poros konveyor sabuk…………………………………….26
E. Daya dan tegangan sabuk (belt).................................................................27
1. Faktor gesekan……………………………………………………….27
2. Konstanta gesekan………………………………………….………...28
F. Transmisi Rantai Rol..................................................................................29
1. Diagram aliran pemilihan rantai rol……………………………….…33
G. Motor DC...................................................................................................34
1. Beban torque konstan……………………………………..…………35
2. Beban dengan variabel torque………………………………....…….35
xv
3. Beban dengan energi konstanta……………………………………...35
H. Sensor Warna RGB TCS3200....................................................................35
I. Arduino Uno...............................................................................................36
1. Sumber (Catu Daya)…………………………………………………37
2. Memory………...……………………………………………………38
3. Input dan Output…………………………………………………….38
4. Komunikasi………………………………………………………….39
J. Bahasa Pemograman Arduino....................................................................40
1. Struktur...............................................................................................41
2. Syntax……………………………………………………………….41
3. Variabel……………………………………………………………..43
4. Operator matematika………………………………………………..45
5. Operator pembanding……………………………………………….45
6. Struktur pengaturan…………………………………………………46
7. Digital……………………………………………………………….46
8. Analog………………………………………………………………47
K. Standart Coffee Roasting...........................................................................48
1. Tingkat Light Roast.............................................................................49
2. Tingkat Medium Roast………………………………………………49
3. Tingkat Medium Dark Roast…………………………………….…..49
4. Tingkat Dark Roast………………………………………………….50
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................................51
1. Tempat penelitian................................................................................51
xvi
2. Waktu penelitian……………………………….……………………51
B. Alur Penelitian...........................................................................................52
1. Parameter konveyor sabuk…………………………………………...53
2. Parameter otomasi……………………………………………………54
C. Alat dan Bahan Pembuatan Konveyor Sabuk……………………………54
1. Alat…………………………………………………………………...54
a. Mesin Las………………………………………………………...54
b. Mesin Bor………………………………………………………...54
c. Mesin Bubut……………………………………………………...55
d. Jangka Sorong……………………………………………………55
e. Mesin Gerinda……………………………………………………55
2. Bahan…………………………………………………………………55
a. Besi Batang (U)…………………………………………………..56
b. Pipa PVC………………………………………………………....57
c. Bantalan (Bearing)……………………………………………….59
d. Sabuk (Belt)………………………………………………………60
e. Motor Penggerak………………………………………………....61
D. Embodiment Design…………………………………………………...…62
1. Menghitung jumlah lapisan sabuk……………………………………62
2. Kapasitas angkut (Z)…………………………………………………62
3. Kapasitas konveyor sabuk maksimal (Q)…………………………….62
4. Kecepatan konveyor sabuk (Vb)……………………………………..63
5. Berat sabuk…………………………………………………………...63
6. Daya untuk memutar konveyor sabuk (P)……………………………63
7. Gaya pada konveyor sabuk…………………………………………...63
8. Pemilihan rantai transmisi……………………………………………63
xvii
9. Pemilihan poros………………………………………………………64
E. Keterbuatan (Manufacturability)…………………….………………...…64
1. Transmisi penghubung motor dengan roll penggerak………………..65
2. Tempat sensor warna dan kamera cctv……………………………….66
3. Penyenter sabuk………………………………………………………67
4. Nampan pemilah……………………………………………………...68
F. Detail Design……………………………………………………………..70
1. Detail design konveyor sabuk…………………….....…………….....70
2. Detail design nampan pemilah…………….....…………………..…..71
3. Detail design kontrol unit arduino…………………………………....72
G. Perancangan Otomasi…………………………………………………….72
1. Arduino Uno………………………………………………………….73
2. LCD…………………………………………………………………..73
3. Kabel jumper…………………………………………………………73
4. Papan sirkuit (Project Board)………………………………………...74
5. Switch on/off………………………………………………….………74
6. Motor servo…………………………………………………………..74
7. Kamera CCTV………………………………………………………..74
8. Sensor warna TCS3200………………………………………………74
9. Lampu led…………………………………………………………….75
10. TV combo…………………………………………………………….75
11. Power supply…………………………………………………………75
12. Monitor……………………………………………………………….76
13. Komputer……………………………………………………………..76
H. Pembuatan Otomasi………………………………………………………76
1. Pengambilan keputusan (Desain control logic)…………………...…77
xviii
2. Pembuatan perangkat keras…………………………………………..78
3. Pembuatan perangkat lunak…………………………………………..78
I. Analisa data / Pengujian………………………………………………….79
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Perancangan Konveyor Sabuk..........................................................85
1. Data motor penggerak……………………………………………….86
2. Perencanaan nampan konveyor……………………………………...87
3. Dimensi nampan pembawa………………………………………….87
4. Kapasitas angkut………………………………………………….…88
5. Kapasitas konveyor sabuk maksimal………………………………..89
6. Perencanaan konveyor sabuk………………………………………..89
7. Kecepatan konveyor sabuk…………………………………………..89
8. Perhitungan berat sabuk……………………………………………..90
9. Daya untuk memutar konveyor sabuk……………………………….90
10. Gaya pada konveyor sabuk………………………………………….91
11. Pemilihan rantai transmisi…………………………………………...92
12. Perencanaan poros konveyor sabuk………………………………....96
13. Pemilihan bantalan (bearing)………………………………………..98
B. Hasil Perancangan Sistem Kontrol……………………………………….99
1. Pembuatan otomasi motor dc………………...……………………...99
2. Pembuatan otomasi sortir…………………………………...……...100
3. Pembuatan mesin sangrai………………………………...………...101
C. Hasil Penyangraian…………...…………………………………………102
xix
D. Data Pengujian………………………………………………………….108
1. Respon time terhadap beban………………………………………...108
2. Karakteristik mekanik (selip) dan keakuratan………………………112
3. Pengujian respon sensor warna……………………………………..113
4. Pengujian intensitas warna kopi sangrai…………………………....115
5. Pengujian hubungan beban dengan laju pergerakan………………..120
a. Perubahan berat biji kopi sangrai……………………………….120
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………..125
B. Saran........................................................................................................126
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xx
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
Tabel 2.1 Rekomendasi lapisan sabuk...................................................................13
Tabel 2.2 Faktor keselamatan (k) dan jumlah lapisan sabuk.................................14
Tabel 2.3 Tebal lapisan sabuk muatan curah dan satuan.......................................16
Tabel 2.4 Berat curah, sudut balik, factor gesek bahan curah…………………...21
Tabel 2.5 Rekomendasi kecepatan sabuk………………………………………..22
Tabel 2.6 Koefisien tahanan sabuk terhadap bantalan roll………………………22
Tabel 2.7 Kecepatan sabuk yang disarankan…………………………………….23
Tabel 2.8 Tingkat kualitas kopi sangrai………………………………………….50
Tabel 4.1 Data ukuran bearing SKF......................................................................98
Tabel 4.2 Prinsip kerja otomasi sortir…………………………………………..100
Tabel 4.3 Pengujian respon time beban 0,5 kg…………………………………108
Tabel 4.4 Pengujian respon time beban 1 kg…...………………………………109
Tabel 4.5 Pengujian respon time beban 1,5 kg…………………………………110
Tabel 4.6 Pengujian respon time beban 2 kg…………………………………...111
xxi
Tabel 4.7 Pengujian karakteristik mekanik(selip) dan keakuratan…..…………112
Tabel 4.8 Pengujian respon sensor pada warna campuran……………………..114
Tabel 4.9 Pengujian intensitas warna kopi sangrai…………………………..…115
Tabel 4.10 Data perubahan berat biji kopi……………………………………...120
Tabel 4.11 Pengujian hubungan beban 0,5 kg dengan laju konveyor…...……...120
Tabel 4.12 Pengujian hubungan beban 1 kg dengan laju konveyor………..…...121
Tabel 4.13 Pengujian hubungan beban 1,5 kg dengan laju konveyor……...…...122
Tabel 4.14 Pengujian hubungan beban 2 kg dengan laju konveyor………..…...124
xxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
Gambar 2.1 Konveyor sabuk....................................................................................6
Gambar 2.2 Sabuk strip baja dan tekstil...................................................................9
Gambar 2.3 Konfigurasi konveyor sabuk..............................................................10
Gambar 2.4 Sistem konveyor sabuk.......................................................................11
Gambar 2.5 Penampang sabuk...............................................................................13
Gambar 2.6 Penggerak konveyor sabuk.................................................................15
Gambar 2.7 Penyenter sabuk..................................................................................17
Gambar 2.8 Transmisi roda gigi konveyor sabuk..................................................18
Gambar 2.9 Muatan curah dan satuan....................................................................19
Gambar 2.10 Rantai rol..........................................................................................29
Gambar 2.11 Desain rantai rol...............................................................................30
Gambar 2.12 Diagram pemilihan rantai rol…………….......................................32
Gambar 2.13 Diagram aliran pemilihan rantai rol.................................................33
Gambar 2.14 Motor dc sederhana..........................................................................35
Gambar 2.15 Diagram blok sensor warna..............................................................36
Gambar 2.16 Board arduino uno...........................................................................37
Gambar 2.17 Tingkat kematangan kopi sangrai....................................................48
Gambar 2.18 Tingkat light roast............................................................................49
xxiii
Gambar 2.19 Tingkat medium roast.......................................................................49
Gambar 2.20 Tingkat medium dark roast..............................................................50
Gambar 2.21 Tingkat dark roast............................................................................50
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian.......................................................................53
Gambar 3.2 Besi batang U.....................................................................................56
Gambar 3.3 Konveyor detektor logam...................................................................56
Gambar 3.4 Rangka konveyor sabuk.....................................................................57
Gambar 3.5 Pipa pvc 3 inch...................................................................................57
Gambar 3.6 Tutup pipa pvc 3 inch.........................................................................58
Gambar 3.7 Baut ulir panjang................................................................................58
Gambar 3.8 Roll pembalik.....................................................................................58
Gambar 3.9 Roll penggerak...................................................................................59
Gambar 3.10 Bantalan duduk.................................................................................59
Gambar 3.11 Pemasangan bearing ........................................................................60
Gambar 3.12 Sabuk pvc…………….....................................................................60
Gambar 3.13 Sabuk pvc pada konveyor sabuk......................................................61
Gambar 3.14 Motor dc...........................................................................................61
Gambar 3.15 Roda gigi transmisi...........................................................................65
Gambar 3.16 Rantai tipe 25H-56L.........................................................................65
Gambar 3.17 Pemasangan sabuk dan roda gigi transmisi......................................66
Gambar 3.18 Bentuk tempat sensor warna dan kamera cctv…………………….67
Gambar 3.19 Penyenter sabuk...............................................................................68
Gambar 3.20 Besi hollow dan baut........................................................................68
Gambar 3.21 Motor servo......................................................................................69
xxiv
Gambar 3.22 Desain nampan pemilah...................................................................69
Gambar 3.23 Detail design konveyor sabuk..........................................................70
Gambar 3.24 Detail design nampan pemilah.........................................................71
Gambar 3.25 Detail design kontrol unit arduino....................................................72
Gambar 3.26 Arduino uno......................................................................................73
Gambar 3.27 Kamera cctv…………………………..............................................74
Gambar 3.28 Sensor warna TCS 3200...................................................................75
Gambar 3.29 Monitoring........................................................................................76
Gambar 3.30 Rancangan sistem otomasi...............................................................77
Gambar 4.1 Struktur mekanik konveyor sabuk......................................................85
Gambar 4.2 Motor dc.............................................................................................86
Gambar 4.3 Rpm motor..........................................................................................87
Gambar 4.4 Nampan pembawa..............................................................................88
Gambar 4.5 Rangkaian otomasi motor dc..............................................................99
Gambar 4.6 Posisi rangkaian arduino dan sensor warna......................................100
Gambar 4.7 Nampan pemilah..............................................................................101
Gambar 4.8 Mesin sangrai...................................................................................101
Gambar 4.9 Sirip pengaduk.................................................................................102
Gambar 4.10 Light roast 0,5 kg...........................................................................102
Gambar 4.11 Medium roast 0,5 kg.......................................................................103
Gambar 4.12 Dark roast 0,5 kg...........................................................................103
Gambar 4.13 Light roast 1 kg..............................................................................104
Gambar 4.14 Medium roast 1 kg.........................................................................104
xxv
Gambar 4.15 Dark roast 1 kg..............................................................................104
Gambar 4.16 Light roast 1,5 kg...........................................................................105
Gambar 4.17 Medium roast 1,5 kg......................................................................105
Gambar 4.18 Dark roast 1,5 kg...........................................................................106
Gambar 4.19 Light roast 2 kg..............................................................................106
Gambar 4.20 Medium roast 2 kg.........................................................................107
Gambar 4.21 Dark roast 2 kg..............................................................................107
Gambar 4.22 Grafik uji respon time pada beban 0,5 kg......................................108
Gambar 4.23 Grafik uji respon time pada beban 1 kg.........................................109
Gambar 4.24 Grafik uji respon time pada beban 1,5 kg......................................110
Gambar 4.25 Grafik uji respon time pada beban 2 kg.........................................111
Gambar 4.26 Karet pembatas dan penyenter belt................................................113
Gambar 4.27 Contoh kopi sangrai yang bagus....................................................115
Gambar 4.28 RGB level light roast…..................................................................116
Gambar 4.29 RGB level medium roast….............................................................116
Gambar 4.30 RGB level dark roast......................................................................117
Gambar 4.31 Sensor warna..................................................................................117
Gambar 4.32 Arah pantulan cahaya.....................................................................118
Gambar 4.33 Pantulan cahaya lampu dan sensor.................................................118
Gambar 4.34 Luas area dan ketinggian sensor.....................................................119
Gambar 4.35 Hubungan beban 0,5 kg dengan laju..............................................121
Gambar 4.36 Hubungan beban 1 kg dengan laju.................................................122
Gambar 4.37 Hubungan beban 1,5 kg dengan laju..............................................123
Gambar 4.38 Hubungan beban 2 kg dengan laju.................................................124
xxvi
DAFTAR LAMPIRAN
A. Proses penimbangan biji kopi mentah sebelum proses penyangraian
B. Mesin sangrai yang digunakan pada penelitian ini
C. Foto bagian-bagian konveyor sabuk pemilah kopi sangrai
D. Gambar rangkaian nampan pemilah
E. Gambar rangkaian otomasi motor dc
F. Bahasa pemograman pada otomasi nampan pemilah
G. Bahasa pemograman untuk control motor dc
H. Datasheet Arduino Uno
I. Datasheet motor dc
J. Skematik Arduino Uno
K. Datasheet driver L298N motor dc
L. Datasheet motor servo
M. Datasheet sensor warna TCS3200
xxvii
DAFTAR SIMBOL
Simbol Keterangan Satuan
Tegangan teoritis sabuk maksimum kg
Tegangan tarik ultimate per cm lebar lapisan kg/m
B Lebar sabuk cm
Z Kapasitas angkut tumpahan/jam
G Berat maksimum yang diangkut kg
Q Kapasitas angkut maksimal kg
Kecepatan sabuk m/s
Diameter roll mm
Putaran konveyor sabuk yang diinginkan rpm
Gaya motor newton
Gaya tarik sabuk newton
Berat sabuk kg/m
Tebal lapisan sabuk mm
P Daya (Power) kW
Faktor gesekan -
L panjang total m
Konstanta gesekan m
n Putaran motor rpm
Diameter poros yang direncanakan mm
xxviii
τa Kekuatan tarik bahan kg/mm2
Kt Faktor koreksi tumbukan -
Cb Faktor koreksi beban lentur -
Panjang rantai mata rantai
Jumlah gigi sproket kecil -
Jumlah gigi sproket besar -
Jarak sumbu poros mata rantai
Jarak bagi rantai mm
T Momen puntir rencana kg.mm
Diameter jarak bagi sproket mm
Diameter luar sproket mm
Diameter naf maksimum mm
Daya rencana kW
Faktor koreksi -
Tegangan puntir
Sf Faktor keamanan -
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring meningkatnya kebutuhan dan permintaan pasar terhadap suatu
produk, industri dituntut untuk meningkatkan jumlah produksi serta kualitas
produknya. Untuk meningkatkan kuantitas produksi dapat dilakukan dengan
menambah jumlah peralatan serta karyawan. Sedangkan untuk meningkatkan
kualitas produksi, suatu industri perlu didukung oleh kemampuan operator
serta peralatan produksi dengan sistem operasi otomatis dalam pengendalian
kualitas sehingga mampu mempersingkat waktu produksi (Hasan,2009).
Salah satu industri yang memerlukan pengendalian kualitas dalam proses
produksi nya yaitu industri makanan dan minuman. Industri minuman di
Indonesia saat ini didominasi oleh hasil olahan minuman instan dalam bentuk
bubuk ataupun minuman cair. Salah satu minuman instan yang banyak di
gemari masyarakat yaitu kopi. Hampir semua masyarakat saat ini
membutuhkan kopi untuk dikonsumsi sehari-hari.
Sebelum menjadi minuman yang siap disajikan, kopi memerlukan
beberapa tahapan proses dalam pengolahan, diantaranya yaitu pemilihan
2
kualitas biji kopi yang dipetik, pengeringan, dan tahapan akhir yaitu
penyangraian. Pada tahap penyangraian, kopi di sangrai hingga mencapai
tingkat kematangan sempurna. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
tingkat kematangan kopi, diantaranya suhu, warna, waktu dan jumlah kopi
yang di sangrai dalam satu mesin sangrai kopi. Kedua faktor tersebut sangat
menentukan kualitas kopi sangrai dalam warna, aroma serta rasa kopi itu
sendiri.
Saat ini beberapa industri masih menggunakan cara konvensional dalam
menentukan kualitas kematangan biji kopi yang telah di sangrai yaitu dengan
tenaga manusia. Karena masih menggunakan tenaga manusia, tingkat akurasi
pemilihan kopi yang baik serta berkualitas terkadang tidak sesuai, sehingga
biji kopi yang matang maupun belum matang sempurna terkadang ikut
tercampur ke dalam produk. Selain itu, proses pemilahan dengan tenaga
manusia akan memakan waktu, biaya, serta tenaga operator itu sendiri. Untuk
menanggulangi masalah tersebut perlu adanya mesin pemilah biji kopi
dengan sistem otomatis yang dapat memilah kematangan kopi sangrai dengan
parameter suhu dan warna kopi, sehingga kopi yang telah disangrai benar-
benar matang dan berkualitas (Rahardjo,2012).
Melihat beberapa kendala tersebut, maka penulis tertarik untuk membuat
sistem serta pengembangan teknologi mesin pemilah biji kopi sebagai solusi
dalam pengendalian kualitas kopi sangrai. Untuk membangun sistem otomatis
tersebut penulis menggunakan microcontroller sebagai sistem kontrol yang
3
dapat membaca intensitas warna kopi sangrai dari sensor warna untuk
memilah biji kopi sangrai pada kondisi warna yang berbeda. Sistem yng
dibuat kemudian diterapkan kedalam sebuah konveyor sabuk pemilah kualitas
kopi sangrai sebagai alat distribusi industri.
B. Tujuan
Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penelitian
bermaksud memfokuskan penelitian pada hal-hal sebagai berikut:
1. Konveyor sabuk pemilah kualitas kopi sangrai dengan pengendali
Arduino Uno dapat memilah dengan baik.
2. Mengetahui mekanisme pengontrolan pada sistem konveyor sabuk
pemilah kualitas kopi sangrai dengan pengendali Arduino Uno.
3. Membuat sistem kontrol untuk program Arduino Uno.
C. Batasan Masalah
Melihat begitu kompleksnya permasalahan rancang bangun alat pemilih
kualitas kopi sangrai ini maka dalam rancang bangun ini penulis membatasi
masalah sebagai berikut:
1. Sensor warna menjadi input untuk kendali Arduino.
2. Pengolahan citra kamera termal tidak dibahas.
4
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematis penulisan yang digunakan oleh penulis dalam
penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang, tujuan, batasan masalah, dan
sistematika penulisan.
2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini memuat teori mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
penelitian ini.
3. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini terdiri atas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
penelitian, yaitu tempat penelitian, bahan penelitian, pralatan, dan
prosedur pengujian.
4. BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisikan hasil dan pembahasan dari data-data yang
diperoleh saat pengujian dilaksanakan.
5. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi hal-hal yang dapat disimpulkan dan saran-saran
yang ingin di sampaikan dari penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Berisikan literature-literatur atau referensi-referensi yang digunakan
penulis untuk menyelesaikan laporan tugas akhir.
LAMPIRAN
Berisikan perlengkapan laporan penelitian.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konveyor Sabuk (Belt Conveyor)
Konveyor sabuk adalah mesin pemindah bahan menggunakan sabuk karet
(belt) yang tidak berujung, terdiri dari beberapa lapisan yang diperkeras
dengan serat baja (fiber steel) dan atau kawat baja untuk menghasilkan
kekuatan pada sabuk. Konveyor sabuk dapat digunakan untuk memindahkan
muatan satuan (unit load) maupun muatan curah (bulk load) sepanjang garis
lurus (horizontal) atau sudut inklinasi terbatas.
Konveyor sabuk banyak digunakan oleh industri. Pada industri pengecoran
digunakan untuk membawa dan mendistribusikan pasir cetak, membawa kayu
potongan (chip) ke chipper dan mendistribusikan bubur kertas kering (bale
pulp) pada industri kertas, memindahkan biji batu bara pada unit pembangkit
daya dan pertambangan batu bara, di antara langkah processing pada industri
makanan, dan sebagainya.Contoh konveyor sabuk dapat dilihat pada Gambar
2.1 berikut:
6
Gambar 2.1 Konveyor sabuk (conveyorbelt.net)
Konveyor sabuk mempunyai kapasitas pemindahan besar (500 sampai
5000 m3/jam atau lebih), mampu memindahkan bahan dalam jarak yang jauh
(500 sampai 1000 m atau bahkan lebih), perencanaan yang sederhana, berat
mesin relative ringan, dan pemeliharaan dan operasional yang mudah.
Kemampuan ini telah menjadikan konveyor sabuk secara luas digunakan
sebagai mesin pemindah bahan (Zainuri, Muhib.2010).
Konveyor sabuk (belt conveyor) memiliki komponen utama berupa sabuk
yang berada diatas roller-roller penumpu. Sabuk digerakkan oleh motor
penggerak melalui suatu pulley, sabuk bergerak secara translasi dengan
melintas datar atau miring tergantung kepada kebutuhan dan perencanaan.
Material diletakkan diatas sabuk dan bersama sabuk bergerak kesatu arah.
Pada pengoperasiannya konveyor sabuk menggunakan tenaga penggerak
berupa motor listrik dengan perantara roda gigi yang dikopel langsung ke puli
penggerak. Sabuk yang berada diatas roller-roller akan bergerak melintasi
roller-roller dengan kecepatan sesuai putaran dan puli penggerak (Zainuri,
Muhib.2010).
7
Ada beberapa pertimbangan yang mendasari dalam penelitian pesawat
pengangkut :
1) Karakteristik pemakaian, hal ini menyangkut jenis dan ukuran material,
sifat material, serta kondisi medan atau ruang kerja alat.
2) Proses produksi, mengngkut kapasitas perjam dari unit, kontinuitas
pemindahan, metode penumpukan material dan lamanya alat beroperasi.
3) Prinsip-prinsip ekonomi, meliputi ongkos pembuatan, pemeliharaan,
pemasangan, biaya operasi dan juga biaya penyusutan dari harga awal
alat tersebut.
Berdasarkan pertimbangan diatas maka dipilihnya konveyor sabuk
sebagai pesawat pengangkut yang paling sesuai untuk mengangkut pasir
kedalam proses mixer dalam pembuatan tiang beton. (Zainuri, Muhib. 2010).
1. Kelebihan dan Kelemahan Konveyor Sabuk
1) Mampu membawa beban berkapasitas besar.
2) Kecepatan sabuk dapat diatur untuk menetapkan jumlah material
yang dipindahkan persatuan waktu.
3) Dapat bekerja dalam arah yang miring tanpa membahayakan
operator yang mengoperasikannya.
4) Memerlukan daya yang lebih kecil, sehingga menekan biaya
operasinya.
5) Tidak mengganggu lingkungan karena tingkat kebisingan dan polusi
yang rendah.
6) Lebih ringan dari pada konveyor rantai maupun bucket conveyor.
8
7) Aliran pengangkutan berlansung secara terus menerus/kontinu.
2. Kelemahan Konveyor Sabuk
1) Sabuk sangat peka terhadap pengaruh luar, misalnya timbul
kerusakan pada pinggir dan permukaan sabuk, sabuk bisa robek
karena batuan yang keras dan tajam atau lepasnya sambungan sabuk.
2) Diperlukan modal awal yang besar untuk membangun instalasinya.
3) Jarak pengangkutan terbatas.
4) Memerlukan perawatan yang kontinu.
5) Beban tidak dapat diturunkan pada sembarang tempat, tanpa bantuan
alat khusus.
6) Memiliki lintasan yang tetap.
B. Jenis Konveyor Sabuk
Berdasarkan perencanaan, konveyor sabuk dapat dibedakan menjadi
stationary conveyor dan portable (mobile) conveyor. Berdasarkan lintasan
gerak, konveyor sabuk diklasifikasikan sebagai:
1. Horizontal
2. Inklinasi
3. Kombinasi horizontal-inklinasi
Sabuk bisa terbuat dari textile, strip baja, dan kawat baja (woven-mesh
steel wire). Jenis bahan sabuk strip baja (Gambar 2.2a) sesuai untuk
memindahkan electronic circuit board, bahan yang panas, dan sesuai untuk
memindahkan bahan yang bermuatan listrik.
9
Gambar 2.2 Sabuk strip baja dan tekstil (Zainuri, Muhib.2010)
(a) Sabuk strip baja (b) Sabuk tekstil
Jenis sabuk tekstil (Gambar 2.2 b) terdiri dari: cotton (woven atau sewed),
duck cotton, comel hair, dan rubberized textile sabuk. Konveyor sabuk jenis
sabuk tekstil harus memenuhi persyaratan: tidak menyerap air (low
hygroscopicity), kekuatan tinggi, ringan, pertambahan panjang spesifik
rendah (low specific elongation), fleksibelitas tinggi, lapisan tidak mudah
lepas (high resistivity to ply separation), dan tahan lama (long service life).
Berdasarkan system puli penggerak dan metode pengencang, konveyor
sabuk dibedakan menjadi 4 macam yaitu:
(a) Pengencang atas
(b) Pengencang samping
(c) Pengencang bawah
(d) Penggerak tandem
a b
10
Gambar 2.3 Konfigurasi konveyor sabuk (Zainuri, Muhib. 2010)
C. Komponen Konveyor Sabuk
Umumnya sistem konveyor sabuk terdiri dari:
1. kerangka (frame)
2. dua buah pulli:pulli penggerak (driving pulley) pada head end dan pulli
pembalik (take-up pulley)
3. pada tail end
4. endless sabuk
5. idler roller atas
6. idler roller bawah
7. unit penggerak
8. cawan pengisi (feed hopper) dipasang diatas konveyor
9. saluran buang (discharge spout)
11
10. pembersih sabuk (sabuk cleaner) yang biasanya dipasang dekat kepala
pulli.
Gambar 2.4 Sistem konveyor sabuk (Zainuri, Muhib .2010)
1. Sabuk (Belt)
Sabuk merupakan elemen terpenting pada sistem konveyor sabuk.
Secara umum sabuk terdiri dari tiga bagian utama yaitu, lapisan atas (top
cover), kakas (carcass) dan lapisan bawah (bottom cover). Lapisan sabuk
berfungsi untuk melindungi kakas dari keausan dan kerusakan selama
operasi. Kakas berfungsi untuk meneruskan tegangan pada sabuk saat
start dan selama memindahkan muatan. Selain itu, kakas juga dapat
menyerap gaya impact beban akibat kecepatan sabuk sehingga tetap
stabil. Sabuk yang baik harus memiliki kekuatan yang tinggi, ringan,
higroskopis yang tinggi, fleksibel serta tahan lama. Ditinjau dari
persyaratan ini, maka sabuk yang terdiri dari beberapa lapisan katun dan
karet merupakan jenis yang baik.
Syarat-syarat sabuk:
1) Tahan terhadap beban tarik.
2) Tahan beban kejut.
12
3) Perpanjangan spesifik rendah.
4) Harus fleksibel.
5) Tidak menyerap air.
6) Ringan.
Sabuk yang digunakan pada konveyor sabuk terdiri dari beberapa
tipe seperti bulu unta, katun dan beberapa jenis sabuk tekstil berlapis
karet. Sabuk harus memenuhi persyaratan, yaitu kemampuan menyerap
air rendah, kekuatan tinggi,ringan,lentur,regangan kecil,ketahanan
pemisahan lapisan yang tinggi dan umur pakai panjang. Untuk
persyaratan tersebut, sabuk berlapis karet adalah yang terbaik. Karena
beberapa jenis material yang dibawa mempunyai sifat abrasif. Bentuk
penampang sabuk diperlihatkan pada gambar 2.5.
Jenis sabuk yang umum digunakan adalah textile sabuk. Berat tiap
meter rubberized textile sabuk (qb), dengan lebar sabuk (B) meter,
jumlah lapisan (i) lapis (plies) dengan tebal ( ) mm, tebal cover atas dan
bawah adalah mm dan mm ditentukan dari rumus:
≈ 1,1 ( + + ) / ……………………………(2.1)
Tebal satu lapis tidak termasuk rubber skim coat adalah 1,25 mm
untuk ordinary cotton sabuk; 1,9 mm untuk high strength sabuk; 2,0 mm
untuk cotton duck fabric; dan 0,9 sampai 1,4 mm untuk synthetic fabrics.
13
Gambar 2.5 Penampang sabuk (Zainuri, Muhib.2010)
Ketarangan:
a. ordinary cotton sabuk 1. lapisan tekstil 5. Lapisan breaker
b. high strength sabuk 2. Tutup atas
c. cotton duck 3. Tutup bawah
d. synthetic fabric 4. Lapisan asbestos
Tabel 2.1 Rekomendasi Lapisan Sabuk
Lebar Sabuk, mmMinimum dan maksimum jumlah
lapisan (plies)i
300 3-4
400 3-5
500 3-6
650 3-7
800 4-8
1000 5-10
1200 6-12
1400 7-12
1600 8-12
1800 8-12
2000 9-14
14
Jumlah lapisan sabuk (i) yang diperlukan ditentukan dari rumus:
> ……………………………………………………..(2.2)
Dimana:
: tegangan teoritis sabuk maksimum, kg
: tegangan tarik ultimate per cm lebar lapisan, kg/m
- nary cotton sabuk = 55 kg/cm
- High strength sabuk = 115 kg/cm
- Cotton duck = 119 kg/cm
- Synthetic fabric = 300 kg/cm
K : faktor keselamatan (tabel 2.2 )
B : lebar sabuk, cm
Tabel 2.2. Faktor Keselamatan (k) dan Jumlah Lapisan Sabuk
Jumlah lapisan sabuk /plies (i) Faktor keamanan (k)
2 sampai 4 9
4 sampai 5 9,5
6 sampai 8 10
9 sampai 11 10,5
12 sampai 14 11
2. Pulli penggerak
Pada konveyor sabuk, daya motor ditransmisikan ke sabuk dengan
friksi sabuk yang melalui pulli penggerak (driving pulley) yang
15
digerakkan oleh motor listrik. Penggerak terdiri dari : pulli (kadang adaa
dua), motor, roda gigi transmisi, dan kadang alat pengerem (braking
device) untuk mencegah slip.
Gambar 2.6 Penggerak konveyor sabuk (Zainuri, Muhib.2010)
Gambar kontak (wraps) sabuk dan pulli penggerak ditunjukkan
pada gambar 2.6 (a) dan (b) menunjukkan pulli tunggal dengan sudut
kontak = 1800 dan ≈ 2100 sampai 2300. Gambar 2.6 (c) dan (d)
menunjukkan dua pulli penggerak dengan sudut kontak ≈ 3500 sampai
4800. Gambar 2.6 (e) dan (f) adalah penggerak khusus dengan snub
pulley dan pressure sabuks yang digunakan untuk konveyor panjang dan
beban berat.
Gambar a dan b – pulli tunggal
Gambar c dan d – pulli ganda
Gambar e – dengan snub pulli
16
Gambar f – dengan sabuk bertekanan
Tabel 2.3 Tebal Lapisan Sabuk Tekstil Muatan Curah dan Satuan(Zainuri, Muhib.2010)
Dari teori penggerak gesek (Hukum Euler) bahwa sabuk tidak akan slip
jika:
≤ …………………………………………………(2.3)
Dimana:
: tegangan sisi pengencang (tigh tension)
: tegangan sisi pembalik (slack tension)
: sudut kontak sabuk dan pulli (dalam radian)
: bilangan logaritma dasar (e ≅ 2,718)
: faktor gesek antara pulli penggerak sabuk
17
3. Penyenter sabuk (Centering Device)
Beberapa alasan, seperti eksentrisitas beban, adanya kotoran (misal
tanah), bahan yang mudah lengket (sticky material) pada pulli dan roller,
dan lain-lain, yang mungkin mengakibatkan sabuk berjalan tidak sesuai
dengan jalur yang ditentukan. Untuk mencegah hal ini diperlukan
peralatan penyenter sabuk (gambar 2.7) yang terdiri dari:
1. troughed three-roller-idler
2. frame
3. vertical pivot
4. rumah bantalan
5. balok kanal C
6. lever
7. poros
8. vertical roller yang berfungsi untuk mencegah sabuk melompat
keluar jalur
18
Gambar 2.7 Penyenter Sabuk (Zainuri, Muhib.2010)
4. Roda gigi transmisi
Perancangan penggerak system konveyor sabuk modern dilengkapi
dengan sistem roda gigi transmisi berikut reducer. Desain yang kompak
sangat disukai karena operasional yang hampir tanpa gangguan. Contoh
sistem transmisi ditunjukkan pada gambar 2.8 . Poros motor listrik di
kopel dengan poros reducer melalui flexible coupling, reducer dan poros
pulli – clutch coupling.
a. dengan roda gigi lurus
b. dengan roda gigi cacing
c. Reducer dan transmisi rantai
d. Drum motor
19
Gambar 2.8 Transmisi roda gigi konveyor sabuk (Zainuri, Muhib.2010)
D. Perencanaan Konveyor Sabuk
Untuk menentukan dimensi sabuk dan kebutuhan daya motor, data awal
yang diperlukan adalah: karakteristik muatan yang dipindahkan, kapasitas
puncak per jam (ton/jam atau m3/jam), geometri konveyor, dan kondisi
operasi (kering atau berdebu, outdoors atau indoors, metode pengisian dan
pengeluaran).Dapat dilihat pada gambar 2.9 berikut:
20
Gambar 2.9 Muatan Curah dan Satuan (Zainuri, Muhib.2010)
(a) Muatan curah dengan flat idler (b) Troughed idler
(c) Muatan satuan
1. Lebar sabuk (B)
Untuk sabuk yang disangga flat idler (Gambar 2.9a), segitiga dasar b
= 0,8 B, dan sudut segitiga ≈0,35 , di mana B adalah lebar sabuk
dan adalah sudut balik statik muatan (static angle of the load repose).
Luas potongan melintang muatan curah pada flat sabuk (Gambar 2.9a)
adalah:
21
= ℎ2 = 0,8 0,4 tan2= 0,16 tan (0,35 ) …………………….…………(2.4)
Kapasitas konveyor yang disangga flat idler (Qf):
= 3600 = 576 (0,35 ) / .......…..(2.5)
Maka lebar sabuk yang disangga flat idler ( ) adalah:
= ( , )…………………….………………...…….(2.6)
Sabuk yang disangga trough idlers (Gambar 2.9b), luas potongan
melintang muatan (A):
= + ≈ 0,16 tan + 0,0435= [0,16 tan(0,35 ) + 0,0435]…………….……………....(2.7)
Kapasitas konveyor yang disangga troughed idler ( ):
= 3600 = [576 (0,35 ) + 160]= 160 [3,6 (0,35 ) + 1] / ………….......(2.8)
Maka lebar sabuk yang disangga troughed idler ( ):
= ( , ( , ) )…………………..………………..(2.9)
Faktor koreksi C1 adalah pada kemiringan konveyor = 0 sampai 100,
C1=1.0; =100 sampai 150, C1 =0,95; =150 sampai 200, C1=0,90, ≥200, C1=0,85.
22
Tabel 2.4 Berat Curah, Sudut Balik, Faktor Gesek Bahan Curah (Zainuri,Muhib.2010)
Jika =450, diperoleh:= , =Dan= = ………………..…………………..(2.10)
Tabel 2.5 Rekomendasi Kecepatan Sabuk (Zainuri, Muhib.2010).
BahanSudut Maksimum
Inklinasi, °Briket batubaraKerikil, dicuci dan ukuran butiran samaBahan cetak pasir keluar dari peleburanBahan peleburan logam siap diolahHancuran batu, ukuran tidak samaKokas, ukuran samaKokas, ukuran tidak samaSerbuk gergaji (baru)
1212242618171827
23
Bubuk batu kapurTanah pasir, keringTanah lempungBijih besi bongkah besarLeburan bijih besiBatubara anthraciteBatubara dari pertambanganSemenTerak, batubara hancuran
231827182517182022
Tabel 2.6 Koefisien Tahanan Sabuk Terhadap Bantalan Roll (Zainuri,Muhib.2010).
KarakteristikKondisi Operasional
Faktor w’ untuk idlerflat idler Trough idler
Operasional di tempat yang bersih, kering,tidak ada debu bersifat abrasif
0,018 0,020
Operasional di tempat panas, terdapatsejumlah debu yang bersifat abrasif,kelembaban udara normal
0,022 0,025
Operasional di luar ruangan, banyak debuabrasive, kelembaban udara tinggi atausebab lain yang mempengaruhi unjuk kerjabantalan
0,035 0,040
Tabel 2.7 Kecepatan sabuk yang disarankan (Zainuri, Muhib.2010).
KarakteristikMuatan Curah
Bahan Lebar belt, mm400 500
-650
800-
1000
1200-
1600
Kecepatan belt v, m/sBahan nonabrasive,bahanpecahan
Batubara,muatanpertambangan,garage,pasir
1,0-1,6
1,25-2,0
2,0-4,0
2,0-4,0
24
Abrasife, bongkahkecil hinggamenengah(a’<160mm)
Kerikil,biji besi,batuhancur
1,0-1,25
1,0-1,6
1,6-2,0
2,0-3,0
Abrasife,bongkahbesar (a’>160mm)
Batu karang,bijibesi,batu kali
- 1,0-1,6
1,0-1,6
1,6-2,0
Bahan mudahrapuh (fragile),penurunan ukurankarena dihancurkandengan alat
Kokas, batubaralignit,arang kayu
1,0-1,25
1,0-1,6
1,25-1,6
1,6-2,0
Bahan serbuk(pulverished load),berdebu
Tepung,semen,apatir 0,8-1,0
Butiran, graim Beras,gandum hitam 2,0-4,0
2. Menentukan tahanan gerak sabuk (W)
Jika sabuk bergerak pada lintasan lurus (rectilinear section)
terhadap idlers maka akan menyebabkan losses karena gesekan sabuk
dengan idlers, gesekan di dalam bearing (roller atau ball bearing), dan
bending pada roller.
Gaya tahanan pada bagian yang dibebani muatan:
= + + ± ( + )= + + ± ( + ) ……………………..….(2.11)
Gaya tahanan pada bagian yang dibebani muatan (gerak balik):
= + ′′ ±= + ± ………………………….…………..(2.12)
Dengan , , dan : berat beban ( ), sabuk ( ), dan bagian yang
berputar loaded ( ), idler strands ( ′′ ), kg/m
25
: sudut inklinasi konveyor terhadap bidang horizontal, derajat
: panjang bagian lurus (rectilinear section),m
: panjang proyeksi mendatar bagian garis lurus, m
: beda elevasi bagian awal dan akhir, m
: koefisien tahanan sabuk terhadap roller bearing.
Berat idler rotating parts tergantung desain, ukuran, dan merupakan
fungsi lebar sabuk B. Umumnya, untuk lebar sabuk B meter, secara kasar
berat idler rotating parts:
Untuk troughed idler:
′ ≈ 10 + 7 ……………………………………….………...(2.13)
Untuk flat idler:
′′ ≈ 10 + 3 ……………………………………….………..(2.14)
Sehingga berat idler rotating parts per meter adalah:
′ = / .
′′ = / …………………………………………..……….(2.15)
3. Kapasitas angkut (Z)
Kapasitas angkut kontinu sering dinyatakan dalam jumlah barang
yang dipindahkan per jam, berikut persamaan yang digunakan untuk
menghitung kapasitas angkut.
26
= ………………………………….…………..(2.16)
4. Kapasitas konveyor sabuk maksimal (Q)
Kapasitas angkut dalam menentukan berat muatan yang dinyatakan
dalam satuan berat (kg) adalah:= . ……...………………………………………….………….(2.17)
Dimana
: berat maksimum yang diangkut (kg)
: kapasitas angkut (tumpahan/jam)
5. Kecepatan konveyor sabuk ( )Kecepatan sabuk atau kecepatan pemindahan sangatlah penting
dalam meningkatkan kapasitas angkut. Kecepatan konveyor sabuk dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:= . × ( ⁄ )…………………………..……………….(2.18)
Dimana:
: Diameter roll (mm)
: Putaran konveyor sabuk yang diinginkan (rpm)
6. Gaya pada konveyor sabuk
Perhitungan gaya pada konveyor ini adalah jumlah gaya pada
putaran motor dan gaya pada tarikan sabuk (belt).
Gaya motor : = 120 ( ⁄ )Gaya tarik sabuk : = ( 9,8⁄ )
27
Gaya : = + ………………………………………...…………(2.19)
7. Pemilihan poros konveyor sabuk
Dalam perhitungan diameter poros ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan yakni faktor koreksi yang dianjurkan ASME dan juga dipakai
disini. Faktor koreksi akibat terjadinya tumbukan yang dinyatakan dengan
Kt, jika beban dikenakan beban secara halus, maka dipilih sebesar 1,0.
Jika terjadi sedikit kejutan atau tumbukan, maka dipilih sebesar 1,0-1,5.
Jika beban dikenakan dengan kejutan atau tumbukan besar, maka dipilih
sebesar 1,5-3,0.
Meskipun dalam perkiraan sementara diterapkan bahwa beban hanya
terdiri atas momen puntir saja, perlu ditinjau pula apakah ada
kemungkinan pemakaian dengan beban lentur. Dimana untuk perkiraan
sementara ditetapkan bahwa beban hanya terjadi karena momen puntir saja
dengan harga diantara 1,2-2,3 ( jika diperkirakan tidak terjadi pembebanan
lentur maka Cb diambil 1,0), dalam perencanaan diambil faktor
koreksinya sebesar 1,2. Maka rumus untuk merencanakan diameter poros
ds diperoleh:
= , . . ………………………………………….….…....(2.20)
dimana:
ds = diameter poros yang direncanakan (mm)
τa = kekuatan tarik bahan (kg/mm2)
Kt = faktor koreksi untuk kemungkinan terjadinya tumbukan
Cb = faktor koreksi untuk kemungkinan terjadinya beban lentur.
28
E. Daya dan tegangan sabuk (belt)
Kebutuhan daya untuk konveyor belt dapat dihitung dengan menggunakan
rumus berikut:
= ( , . . ) ( )……………………….…….….…(2.21)
Dimana:
, , : Faktor gesekan komponen
: Panjang total konveyor (m)
: konstanta gesekan panjang konveyor kurang dari 300m (60 m)
: kapasitas angkut (ton/jam)
: berat sabuk (kg/m)
: kecepatan sabuk belt (m/s)
Nilai dari faktor utama dan konstanta yaitu sebagai berikut:
1. Faktor gesekan:
a. Pada jenis konveyor pendek menggunakan komponen yang
berkualitas baik, biasanya lebih menggunakan faktor gesekan rata-rata
( ) yaitu 0,0225 untuk konveyor jenis horizontal sedangkan untuk
jenis konveyor inclined bernilai 0,0135.
b. Ada banyak sistem konveyor portable, “Chevron” sudut steep
konveyor dan instalasi sementara menggunakan bantalan (bearing)
anti gesekan dengan nilai faktor gesekan = 0,030.
29
c. Untuk jenis konveyor panjang menggunakan sabuk dengan beban dan
tidak ada beban:
Konveyor horizontal dan elevator
= 0,020 untuk tidak ada pembebanan
= 0,025 untuk ada pembebanan
Konveyor untuk mengurangi penurunan
= 0,010 untuk tidak ada pembebanan
= 0,017 untuk ada pembebanan
2. Konstanta gesekan ( )
a. Konveyor horizontal dan elevator
Kurang dari 300 m = 60 m
300 m sampai 1200 m = 45 m
1200 m sampai 1800 m = 30 m
Lebih dari 1800 m = diabaikan
b. Konveyor untuk mengurangi penurunan
= 90 m
(Conveyor Handbook. 2009)
F. Transmisi Rantai Rol
Pada transmisi ini biasanya dipergunakan untuk jarak poros lebih besar
dari pada transmisi roda gigi tetapi lebih pendek dari pada transmisi sabuk,
keuntungannya rantai mengait pada gigi sprocket dan meneruskan daya tanpa
30
selip, sehingga menjamin perbandingan putaran yang tetap, dapat dilihat pada
gambar 2.10 berikut:
Gambar 2.10 Rantai rol.(Sularso,1997)
Rantai rol memiliki keuntungan sebagai berikut, yang pertama mampu
meneruskan daya besar karena kekuatannya yang besar, tidak memerlukan
tegangan awal, keausan kecil pada bantalan dan pemasangan yang mudah.
Selain itu memiliki kelemahan seperti variasi kecepatan yang tak dapat
dihindari karena lintasan busur pada sproket yang mengait mata rantai, suara
dan getaran karena tumbukan antara rantai dan dasar kaki gigi sproket,
perpanjangan rantai karena keausan pena dan bus yang diakibatkan oleh
gesekan dengan sprocket.
Gambar 2.11 Desain rantai rol.(Sularso,1997)
Diameter lingkaran jarak bagi dan (mm)
= /sin(180°/ )
31
= /sin(180°/ )………………………………………..…………(2.22)
Diameter luar dan (mm)
= {0,6 + cot(180°/ )}= {0,6 + cot(180°/ )} …………………………………..……….(2.23)
Diameter naf maksimum= {cot(180°/ ) − 1} − 0,76= {cot(180°/ ) − 1} − 0,76……………………….………..(2.24)
Panjang rantai ditentukan dengan rumus berikut:= + 2 + [( )/ , ] ………………………………….……(2.25)
Dimana:
: Panjang rantai, dinyatakan dalam jumlah mata rantai
: Jumlah gigi sproket kecil
: Jumlah gigi sproket besar
: Jarak sumbu poros, dinyatakan dalam jumlah mata rantai (dapat berupa
bilangan pecahan).
Jika jumlah mata rantai dan jumlah gigi kedua sproket sudah ditentukan,maka
jarak sumbu dapat dihitung dengan rumus berikut:
= − + − − , ( − ) ………………(2.26)
= . ……………………………………………………………….(2.27)
Untuk menghitung kecepatan rantai menggunakan rumus sebagai berikut:= . .× ……………………………………………………………...(2.28)
Dimana:
32
: jarak bagi rantai (mm)
: jumlah gigi sproket kecil, dalam hal reduksi putaran
: Putaran sproket kecil, dalam hal reduksi putaran
Beban yang bekerja pada satu rantai F (kg) dihitung dengan rumus berikut:= . ……………………………………………..............................(2.29)
Jika menggunakan motor listrik sebagai penggerak, maka pada waktu
distart dan dihentikan, harga gaya F akan lebih besar dari pada yang dihitung,
untuk faktor keamanan harus diambil sebesar 6 atau lebih untuk satu
rangkaian, 8 sampai 11 untuk dua rangkaian atau lebih. Harga F yang
dihitung tidak boleh lebih dari beban maksimum yang diizinkan (kg), jika
melebihi bearti kapasitas rantai tidak cukup, sehingga disarankan
menggunakan rangkaian ganda atau menggunakan nomor rantai yang lebih
besar (Sularso,1997).
33
Gambar 2.12 Diagram pemilihan rantai roll.(Sularso,1997)
34
1. Diagram aliran pemilihan rantai rol
Gambar 2.13 Diagram aliran pemilihan rantai rol (Sularso,1997)
35
G. Motor DC
Motor DC adalah suatu motor listrik yang memerlukam suplai tegangan
yang searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik.
Kumparan medan pada motor dc disebut stator (bagian yang tidak berputar)
dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi
putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul
tegangan (GGL) yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran,
sehingga merupakan tegangan bolak-balik. Berikut untuk menghitung daya
dari motor dc:
= × ……………………………………………………………….(2.30)
Dimana:
: daya (watt)
: torsi (N.m)
: kecepatan sudut (rpm)
Prinsip kerja dari arus searah adalah membalik phasa tegangan dari
gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan komutator,
dengan demikian arus yang berbalik arah dengan kumparan jangkar yang
berputar dalam medan magnet. Bentuk motor paling sederhana memiliki
kumparan satu lilitan yang bisa berputar bebas di antara kutub-kutub magnet
permanen.
36
Gambar 2.14 Motor DC sederhana (electronica.com)
Dalam memahami sebuah motor, penting untuk mengerti apa yang
dimaksud dengan beban motor. Beban dalam hal ini mengacu kepada
keluaran tenaga putar / torque sesuai dengan kecepatan yang diperlukan.
Beban umumnya dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok :
1. Beban torque konstan adalah beban dimana permintaan keluaran
energinya bervariasi dengan kecepatan operasinya namun torquenya
tidak bervariasi. Contoh beban dengan torque konstan adalah corveyors,
rotary kilns, dan pompa displacement konstan.
2. Beban dengan variabel torque adalah beban dengan torque yang
bervariasi dengan kecepatn operasi. Contoh beban dengan variabel
torque adalah pompa sentrifugal dan fan (torque bervariasi sebagai
kuadrat kecepatan).
Peralatan Energi Listrik : Motor Listrik.
3. Beban dengan energi konstan adalah beban dengan permintaan torque
yang berubah dan berbanding terbalik dengan kecepatan. Contoh untuk
beban dengan daya konstan adalah peralatan-peralatan mesin.
H. Sensor Warna RGB TCS3200
Sensor warna RGB TCS3200 adalah sensor pendeteksi warna yang
memiliki chip sensor Taos TCS3200 untuk mengontrol 4 LED RGB dan LED
37
putih. TCS3200 dapat mendeteksi dan mengukur warna hamper tak terbias,
sensor warna ini memiliki resolusi yang tinggi terhadap konversi cahaya
sehingga mempertajam warna yang ditangkap. Berikut diagram blok sensor
warna: (datasheet TCS3200 color sensor)
Gambar 2.15 Diagram blok sensor warna
I. Arduino Uno
Arduino Uno adalah papan microcontroller berbasis ATmega 328 yang
memiliki 14 pin digital input/output (di mana 6 pin dapat digunakan sebagai
output PWM), 6 input analog, clock speed 16 MHz, koneksi USB, jack
listrik, header ICSP, dan tombol reset. Board ini menggunakan daya yang
terhubung ke komputer dengan USB atau daya eksternal dengan adaptor AC-
DC atau baterai.
Arduino Uno adalah pilihan yang baik untuk pertama kali atau bagi pemula
yang ingin mengenal Arduino. Di samping sifatnya yang reliable juga
harganya murah.
Spesifikasi Board Arduino Uno:
Mikrokontroller : ATmega 328 Tegangan Operasi : 5V Tegangan Input (disarankan) : 7-12V Batas Tegangan Input : 6-20V Pin Digital I/O : 14 (di mana pin output PWM) Pin Analog Input : 6 Arus DC per I/O Pin : 40 mA Arus DC untuk pin 3,3V : 50 mA
38
Flash Memory : 32 KB (ATmega328), di mana 0,5KB digunakan oleh bootloader
SRAM : 2 KB (ATmega328) EEPROM : 1 KB (ATmega328) Clock : 16 MHz
1. Sumber (Catu Daya)
Arduino dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu
daya eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Sumber daya
Eksternal (non USB) dapat berasal dari adapter AC-ke-DC atau baterai.
Adaptor ini dapat dihubungkan dengan menancapkan Power Jack, dapat
juga dihubungkan pada power pin (Gnd dan Vin).
Board Arduino Uno dapat beroperasi pada pasokan eksternal dari 6
sampai 20 volt. Jika disuplai kurang dari 7 V. Meskipun, pin 5V dapat
disuplai kurang dari lima volt, board mungkin tidak stabil. Jika
menggunakan tegangan lebih dari 12V, regulator tegangan bisa panas
dan merusak board.
Gambar 2.16 Board arduino uno
39
Adapun pin power suplai pada Arduino Uno adalah:
VIN. Tegangan input board Arduino ketika menggunakan sumber
daya (5 volt dari sambungan USB atau dari sumber regulator lain).
Anda dapat mensuplai tegangan pada pin ini, jika suplai tegangan
lewat power jack, dapat mengakses melalui pin ini.
5V. Keluaran Pin ini telah diatur sebesar 5V dari regulator pada
board. Board dapat disuplai melalui DC jack power (7-12V),
konektor USB (5V), atau pin VIN (7-12V). Menyuplai tegangan
melalui pin 5V atau 3,3V bypasses regulator, dapat merusak board.
3v3. Suplai 3,3 volt dihasilkan oleh regulator pada board. Menarik
arus maksimum 50 mA.
GND. Pin Ground.
2. Memory
ATMEGA328 mempunyai memori 32 KB (dengan 0,5 KB
digunakan untuk bootloader), juga mempunyai 2 KB SRAM dan 1 KB
EEPROM (yang mana dapat dibaca tulis dengan library EEPROM).
3. Input dan Output
Setiap Pin digital pada board Arduino Uno dapat digunakan
sebagai input ataupun output. Dengan menggunakan fungsi pinMode(),
digitalWrite(), dan digitalRead(). Pin-pin ini beroperasi pada tegangan 5
volt. Setiap pin mampu memberikan atau menerima arus maksimum dan
40
memiliki resistor pull-up internal (secara default tidak terhubung) dari
20-50 kOhms. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus:
Serial: 0 (RX) dan 1 (TX). Digunakan untuk menerima (RX) dan
mengirimkan (TX) data serial TTL. Pin ini terhubung ke pin yang
sesuai dari chip ATmega8U2 USB-to-TTL Serial.
Interupsi Eksternal: 2 dan 3. Pin ini dapat dikonfigurasikan untuk
memicu interrupt pada nilai yang rendah, tepi naik atau turun, atau
perubahan nilai.
PWM: 3,5,6,9,10, dan 11. Menyediakan 8-bit output PWM dengan
fungsi analogWrite ().
SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung
komunikasi SPI menggunakan library SPI.
LED: 13. Terdapat LED pin digital 13 pada board. Ketika pin bernilai
TINGGI (HIGH), LED menyala (ON), ketika pin bernilai rendah
(LOW), LED akan mati (OFF).
Arduino Uno memiliki 6 input analog, berlabel A0 sampai A5, yang
masing-masing menyediakan 10 bit resolusi (yaitu 1024 nilai yang
berbeda). Secara default, 5 volt dari Ground.
4. Komunikasi
Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi
dengan komputer, Arduino lain, atau mikrokontroller lainnya.
ATmega328 menyediakan UART TTL (5V) komunikasi serial, yang
tersedia di pin digital 0 (RX) dan 1 (TX).
41
I. Bahasa Pemograman Arduino
Banyak bahasa pemograman yang biasa digunakan untuk program
mikrokontroller, misalnya bahasa assembly. Namun dalam pemograman
Arduino bahasa yang dipakai adalah bahasa C. Bahasa C adalah bahasa yang
sangat lazim dipakai sejak awal komputer diciptakan dan sangat berperan
dalam perkembangan software.
Bahasa C telah membuat bermacam-macam sistem operasi dan compiler
untuk banyak bahasa pemograman, misalnya system operasi Unix, Linux,
dsb. Bahasa C adalah bahasa pemograman yang sangat ampuh yang
kekuatannya mendekati bahasa assembler. Bahasa C menghasilkan file kode
objek yang sangat kecil dan dieksekusi dengan sangat cepat. Karena itu,
Bahasa C sering digunakan pada sistem operasi dan pemograman
mikrokontroller.
Bahasa C adalah multi-platfrom karena bahasa C bisa diterapkan pada
lingkungan Windows, Unix, Linux, atau system operasi lain tanpa mengalami
perubahan source code. (Kalaupun ada perubahan, biasanya sangat minim).
Karena Arduino menggunakan Bahasa C yang multi-platfrom, software
Arduino pun bisa dijalankan pada semua system operasi yang umum,
misalnya Windows, Linux, dan MacOS.
Di internet banyak Library Bahasa C untuk Arduino yang bisa di
download dengan gratis. Setiap library Arduino biasanya disertai dengan
contoh pemakaiannya. Keberadaan library-library ini bukan hanya membantu
42
kita membuat proyek mikrokontroller, tetapi bisa dijadikan sarana untuk
mendalami pemograman Bahasa C pada mikrokontroller.
Berikut ini adalah sedikit penjelasan yang ditunjukkan kepada anda yang
hanya mempunyai sedikit pengalaman pemograman dan membutuhkan
penjelasan singkat mengenai karakter bahasa C dan software Arduino.
Penjelasan yang lebih detail, lengkap, dan mendalam, lihat situs resmi
Arduino.
1. Struktur
Setiap program Arduino (biasa disebut sketch) mempunyai dua buah
fungsi yang harus ada.
Void setup( ) { }
Semua kode di dalam kurung kurawal akan dijalankan hanya satu kali
ketika program Arduino dijalankan untuk pertama kalinya.
Void loop( ) { }
Fungsi ini akan dijalankan setelah setup (fungsi void setup) selesai.
Setelah dijalankan satu kali fungsi ini akan dijalankan lagi, dan lagi
secara terus-menerus sampai catu daya (power) dilepaskan.
2. Syntax
Berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan untuk format
penulisan.
//(komentar satu baris)
43
Kadang diperlukan untuk memberi catatan pada apa arti dari kode-
kode yang dituliskan. Cukup menuliskan dua buah garis miring dan
apa pun yang kita ketikkan di belakangnya akan diabaikan oleh
program.
Contoh penggunaan:
//Proyek Blink LED, uji coba pertama oleh syahwil
/* */(komentar banyak baris)
Jika Anda punya banyak catatan, hal itu dapat dituliskan pada
beberapa baris sebagai komentar. Semua hal yang terletak diantara
dua symbol tersebut akan diabaikan oleh program.
Contoh penggunaaan:
/*Kode program proyek sensor cahaya, LED padam kondisi
lingkungan terang, dan nyala jika kondisi lingkungan gelap*/
{ } (kurung kurawal)
Digunakan untuk mendefinisikan kapan blog program mulai dan
berakhir (digunakan juga pada fungsi dan pengulangan).
Contoh penggunaan kurung kurawal:
void loop () {
serial.println (val)
}
; (titik koma)
Setiap baris kode harus diakhiri dengan tanda titik koma (jika ada
titik koma yang hilang maka program tidak akan bisa dijalankan).
Contoh penggunaan titik koma:
44
Delay (1000);
3. Variabel
Sebuah program secara garis besar dapat didefinisikan sebagai
instruksi untuk memindahkan angka dengan cara yang cerdas. Variabel
inilah yang digunakan untuk memindahkannya.
int (integer)
Digunakan untuk menyimpan angka dalam 2 byte (16 bit). Tidak
mempunyai angka decimal dan menyimpan nilai dari -32.768 dan
32.767.
long (long)
Digunakan ketika integer tidak mencukupi lagi. Memakai 4 byte (32
bit) dari memori (RAM) dan mempunyai rentang dari -
2.147.483.648 dan 2.147.483.647.
boolean (boolean)
Variabel sederhana yang digunakan untuk menyimpan nilai TRUE
(benar) atau FALSE (salah). Sangat berguna karena hanya
menggunakan 1 bit ari RAM.
float (float)
Digunakan untuk angka decimal (floating point). Memakai 4 byte
(32 bit) dari RAM dan mempunyai rentang dari -3,4028235E+38 dan
3,4028235E+38.
45
char (character)
Menyimpan 1 karakter menggunakan kode ASCII (misalnya
‘A’=65). Hanya memakai 1 byte (8 bit) dari RAM.
Byte
Angka antara 0 dan 255. Sama halnya dengan char, namun byte
hanya menggunakan 1 byte memori.
Unsign int
Sama dengan int, menggunakan 2 byte tetapi unsign int ini tidak
dapat digunakan untuk menyimpan angka negative, batasnya dari 0
sampai 65,35.
Unsign long
Sama saja dengan long, namun tidak bisa menyimpang angka negaif,
batasnya dari 0 sampai 4.294.967.295.
Double
Angka ganda dengan presisi maksimum 1,7976931348623157x10308
String
String digunakan untuk menyimpan informasi teks, dengan karakter
ASCII, bisa menggunakan string untuk mengirim pesan via sereal
port, atau menampilkan teks pada layar LCD.
Array
Array adalah kumpulan variabel dengan tipe yang sama. Setiap
variabel dalam kumpulan variable tersebut terdapat elemen, dapat
diakses melalui indeks. Misalnya kita ingin menginisialisasi pin 3,
46
pin 5, pin 6, pin 7, maka dengan menggunakan array menjadi int
pins[]={3,5,6,7};
4. Operator Matematika
Operator yang digunakan untuk memanipulasi angka (bekerja seperti
matematika yang sederhana).
=Membuat sesuatu menjadi sama dengan nilai yang lain (misalnya:
x= 10*2, x sekarang sama dengan 20).
% Menghasilkan sisa dari hasil pembagian suatu angka dengan
angka yang lain (misalnya: 12% 10, ini akan menghasilkan angka 2).
+Penjumlahan
- Pengurangan
* Perkalian
/ Pembagian
5. Operator Pembanding
Digunakan untuk membandingkan nilai logika.
= = Sama dengan (misalnya: 12 = = 10 adalah FALSE (salah) atau
12 = = 12 adalah TRUE (benar))
!= Tidak sama dengan (misalnya: 12 != 10 adalah TRUE (benar)
atau 12 != 12 adalah FALSE (salah))
47
<Lebih kecil dari (misalnya: 12 < 10 adalah FALSE (salah) atau 12
< 14 adalah TRUE (benar))
>Lebih besar dari (misalnya: 12 > 10 adalah TRUE (benar) atau 12
> 12 adalah FALSE (salah) atau 12 > 14 adalah FALSE (salah))
6. Struktur Pengaturan
Program sangat tergantung pada pengaturan apa yang akan
dijalankan berikutnya, berikut ini adalah elemen dasar pengaturan
(banyak lagi yang lain dan bisa dicari di internet).
if….else, dengan format seperti berikut ini:
if (kondisi) { }
else if (kondisi) { }
else { }
Dengan struktur seperti di atas program akan menjalankan kode yang
ada di dalam kurung kurawal jika kondisinya TRUE, dan jika tidak
(FALSE) maka akan diperiksa apakah kondisi pada else if dan jika
kondisinya FALSE maka kode pada else yang akan dijalankan.
for, dengan format seperti berikut ini:
for (int i = 0; i < #pengulangan; i++) {}
Digunakan bila Anda ingin melakukan pengulangan kode di dalam
kurung kurawal beberapa kali, ganti #pengulangan dengan jumlah
pengulangan yang diinginkan. Melakukan perhitungan ke atas
dengan i++ atau ke bawah dengan i-.
48
7. Digital
pinMode(pin, mode)
Digunakan untuk menetapkan mode dari suatu pin, pin adalah nomor
pin yang akan digunakan dari 0-19 (pin analog 0-5 adalah 14-19).
Mode yang bisa digunakan adalah INPUT atau OUTPUT.
digitalWrite( pin, value)
Ketika sebuah pin ditetapkan sebagai OUTPUT, pin tersebut dapat
dijadikan HIGH (ditarik menjadi 5 volts) atau LOW (diturunkan
menjadi ground).
digitalRead(pin)
Ketika sebuah pin ditetapakan sebagai INPUT, Anda dapat
menggunakan kode ini untuk mendapatkan nilai pin tersebut apakah
HIGH (ditarik menjadi 5 volts) atau LOW (diturunkan menjadi
ground).
8. Analog
Arduino adalah mesin digital, tetapi mempunyai kemampuan untuk
beroperasi di dalam alam analog (menggunakan trik). Berikut ini cara
untuk menghadapi hal yang bukan digital.
analogWrite (pin, value)
Beberapa pin pada Arduino mendukung PWM (pulse width
modulation), yaitu pin 3, 5, 6, 9, 10, 11. Ini dapat mengubah pin
hidup (on) atau mati (off) dengan sangat cepat sehingga membuatnya
dapat berfungsi layaknya keluaran analog. Value (nilai) pada format
49
kode tersebut adalah angka antara 0 (0% duty cycle~0V) dan 255
(100% duty cycle ~5V).
analogRead (pin)
Ketika pin analog ditetapkan sebagai INPUT, Anda dapat membaca
keluaran voltasenya. Keluarannya dapat berupa angka antara 0
(untuk 0 volts) dan 1023 (untuk 5 volts).(Mohammad Syahwill,
2013)
J. Standart Coffee Roasting (standar penyangraian kopi)
Proses roasting (sangrai) adalah proses kimia, dimana aroma, acid, dan
komponen rasa dibentuk, diseimbangkan, dan direkayasa. Setelah disangrai,
biji kopi berkurang berat jenisnya hingga 20% karena proses sangrai merubah
kandungan air dan gula alami menjadi CO2. CO2 berfungsi sebagai pembawa
aroma dan rasa. Setelah disangrai, biji kopi menjadi crunchy dan siap untuk
digiling.
50
Gambar 2.17 Tingkat kematangan kopi sangrai
Pada proses roasting terdapat beberapa tingkat kematangan, yaitu sebagai
berikut:
1. Tingkat Light roast, pada tingkat ini biji kopi berwarna coklat muda,
karakternya ringan dari sisi biji, tidak ada lapisan minyak dipermukaan,
level acidity-nya lebih tinggi. Tingkat light roast ini mengandung kafein
lebih tinggi dibandingkan dengan kopi yang disangrai pada tingkat dark
roast.
Gambar 2.18 Tingkat Light Roast
2. Tingkat Medium roast, pada tingkat ini kandungan gula alami sudah
mulai sedikit berkaramel, dan keasaman juga mulai menurun. Kualitas
kopi (Specialty coffee) sangat ideal untuk diroasting pada level ini,
51
karena tahap ini lebih seimbang dan menonjolkan sisi rasa, aroma, dan
acidity setiap origin biji kopi.
Gambar 2.19 Tingkat Medium Roast
3. Tingkat Medium dark roast, pada tingkat ini lebih kaya rasa, warnanya
lebih gelap dan lapisan minyak mulai sedikit muncul dipermukaan. Rasa
dan aroma menjadi lebih teridentifikasi, rasa kopi juga terkadang menjadi
terasa lebih spicy.
Gambar 2.20 Tingkat Medium dark roast
4. Tingkat Dark roast, pada tingkat ini memiliki warna gelap seperti cokelat
dan kadang nyaris hitam. Lapisan minyak pekat dipermukaan, dan dapat
terlihat pada permukaan cangkir ketika kopi sudah diseduh. Rasa pahit
menjadi lebih menonjol, aroma smoky, karakter rasa (flavor) berkurang.
Gambar 2.21 Tingkat Dark Roast
Tabel 2.8 Tingkat Kualitas Kopi Sangrai
52
(http://legaldrugscoffee.com/2015/03/17/understanding-the-coffee-roasting/ diakses 14-10-2015)
51
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode perancangan,
pembuatan otomasi dan pengujian untuk merancang sistem operasi konveyor
sabuk dengan menggunakan Arduino Uno sebagai pengontrol otomasi putaran
motor,pengontrol pemilah dari warna kopi sangrai dan pembaca suhu kopi
sangrai. sehingga konveyor mampu memilah kopi sangrai dari tingkat light roast,
medium roast dan dark roast dari temperatur dan warna kopi sangrai. Secara rinci
metode yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian ini dijelaskan dibawah ini.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Proses perancangan rangka dan komponen konveyor serta komponen
otomasinya dilakukan di Laboratorium Produksi Jurusan Teknik Mesin
Universitas Lampung.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan April hingga Agustus tahun 2015.
52
B. Alur Penelitian
Urutan langkah pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian ini
dijabarkan secara makro dalam flowchart percobaan yang akan ditampilkan
sebagai berikut:
Perancangan Konveyor Sabuk Studi literatur:- Journal- Text book
BelumApakah
Konveyor Sabuksudah benar ?
Belum
Pengujian, Konveyor Sabuk meliputi:
Daya Angkut Kecepatan
Sudah
Pengujian Otomasi, meliputi:
Apakah servo bergerak berdasarkanwarna kopi sangrai ?
Apakah nilai waktu jarak ditampilkandi LCD?
Apakah motor dc bergerak sesuaiperintah yang diberikan?
Embodiment design Manufacture of ability Detail design
Mulai
Prototipe Konveyor Sabuk
Perancangan Otomasi
Memasang input sensor warna dan output(motor dc, motor servo,& LCD)
Pembuatan kode program Kalibrasi warna kopi terhadap sensor warna Memasukkan kode program di Arduino uno
Pemeriksaan
Aa
Parameter:- Tidak terjadi selip- Kecepatan optimum
yang tidakmengganggupembacaan sensor
53
Gambar 3.1 Diagram alir penelitian
1. Parameter konveyor sabuk
Perancangan konveyor sabuk dikatagorikan benar apabila tidak terjadi
selip pada motor dan kecepatan sabuk pembawa nampan tidak terlalu
cepat, karena apabila terlalu cepat dapat mengganggu pembacaan sensor.
Kecepatan yang dipakai adalah kecepatan optimum, dimana tidak terlalu
cepat dan tidak terlalu lambat.
Sudah
Apakah Otomasisudah benar ?
Selesai
Aa
Pengujian Alat
Kesimpulan
Pengujian Alat, meliputi:
Respon time beban Karakteristik mekanik dan keakuratan Respon sensor warna Intensitas warna kopi sangrai Hubungan beban dengan laju
Analisis Data
Data
54
2. Parameter otomasi
Pembuatan otomasi dikatagorikan benar apabila motor servo bergerak
sesuai dengan kondisi warna tiap level kopi sangrai dan respon motor
penggerak tidak terjadi selip pada putaran maju dan mundur.
C. Alat dan Bahan Pembuatan Konveyor Sabuk
Adapun alat dan bahan untuk membuat konveyor sabuk pemilah kualitas
kopi sangrai sebagai berikut:
1. Alat
Adapun alat pendukung yang digunakan dalam proses perancangan,
pembuatan serta pengujian adalah sebagai berikut:
a. Mesin Las
Mesin las yang digunakan dalam penelitian ini terletak di
laboratorium produksi Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.
Mesin ini digunakan untuk menyambung batang besi. Pada proses
pembuatan konveyor sabuk mesin ini digunakan untuk proses
pembuatan rangka konveyor sabuk.
b. Mesin Bor
Mesin bor yang digunakan dalam penelitian ini terletak di
laboratorium produksi Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung.
Mesin ini digunakan untuk melubangi benda kerja. Pada proses
pembuatan konveyor sabuk mesin ini digunakan untuk proses
pembuatan lubang pada rangka konveyor sabuk.
55
c. Mesin Bubut
Mesin bubut yang digunakan dalam penelitian ini terletak di
laboratorium produksi Jurusan Teknik Mesin Unversitas Lampung.
Mesin ini digunakan sebagai tempat untuk memutar benda kerja. Pada
proses pembuatan konveyor sabuk mesin ini digunakan untuk proses
pembuatan roll konveyor.
d. Jangka Sorong
Jangka sorong (vernier caliper) merupakan alat pengukur
ketebalan atau kedalaman suatu benda. Jangka sorong juga merupakan
alat untuk mengukur diameter dalam suatu benda. Dengan cara
menjepitkan lengan capit yang dimiliki oleh jangka sorong pada benda
tersebut.
e. Mesin Gerinda
Mesin gerinda yang digunakan dalam penelitian ini terletak di
laboratorium produksi Jurusan Teknik Mesin Unversitas Lampung.
Mesin ini digunakan sebagai pemotong benda kerja (batang besi).
Pada proses pembuatan konveyor sabuk mesin ini digunakan untuk
proses pemotongan batang besi (UNP) sebagai rangka konveyor .
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan untuk membuat konveyor sabuk untuk
pemilah kualitas kopi sangrai dengan pengendali Arduino Uno adalah
sebagai berikut:
56
a. Besi Batang (U)
Pada penelitian ini besi batang (U) digunakan sebagai rangka
konveyor sabuk, bentuk besi batang (U) dapat dilihat pada gambar 3.2
berikut:
Gambar 3.2 Besi batang U (adhitamasteel.wordpress.com)
Model desain rangka konveyor sabuk meniru pada konveyor
detector logam seperti pada gambar 3.3 berikut ini:
Gambar 3.3 Konveyor detektor logam (www.br30.com)
Berikut bentuk rangka yang sudah di rangkai dapat dilihat pada
gambar 3.4 berikut ini:
57
Gambar 3.4 Rangka konveyor sabuk
b. Pipa PVC
Pipa PVC digunakan untuk membuat roll konveyor ,dimana pipa
yang digunakan memiliki tebal 10 mm, pemilihan ini bertujuan agar
roll yang dibuat kuat dan ringan sehingga tidak membebani motor
penggerak. Sedangkan untuk pembuatan poros roll digunakan baut
dengan ulir yang panjang, berikut adalah gambar pipa PVC dan baut
yang digunakan:
Gambar 3.5 Pipa PVC 3 inch (www.indonetwork.co.id)
58
Gambar 3.6 Tutup pipa PVC 3 inch (pipa.indonetwork.co.id)
Gambar 3.7 Baut ulir panjang (www.m.indonesia.alibaba.com)
Untuk konveyor sabuk ini menggunakan 2 buah roll yaitu roll
penggerak (driving) dan roll pembalik (take-up). Disain roll
penggerak pada konveyor sabuk ini seperti pada gambar 3.8 dan
gambar 3.9 berikut ini:
Gambar 3.8 Roll pembalik
59
Gambar 3.9 Roll penggerak
c. Bantalan (Bearing)
Bearing adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk
mengurangi gesekan angular antara dua benda yang bergerak relatif
satu sama lain, yaitu poros dengan sumbu putar.
Gambar 3.10 Bantalan duduk (tokopedia.com)
Pada rancang bangun konveyor ini bearing berfungsi sebagai
penumpu roll dimana bearing menerima beban radial yang cukup
besar. Pemasangan bearing pada konveyor sabuk dapat dilihat pada
gambar 3.11 berikut:
60
Gambar 3.11 Pemasangan bearing
d. Sabuk (Belt)
Sabuk (belt) berfungsi untuk membawa nampan dan kopi sangrai
yang diangkut sekaligus sebagai penghubung antara roll penggerak
dengan roll pembalik. Pada konveyor pemilah kualitas kopi sangrai ini
sabuk yang dipakai adalah sabuk jenis pvc. Dimana ketahanan
terhadap panas sampai 90℃, lebih higeinis terhadap makanan. Sabuk
pvc dapat dilihat pada gambar 3.12 berikut:
Gambar 3.12 Sabuk PVC
Pemasangan sabuk pvc pada konveyor sabuk ini dapat dilihat pada
gambar 3.13 berikut ini:
Bearing Bearing
61
Gambar 3.13 Sabuk PVC pada konveyor sabuk
e. Motor Penggerak
Pada konveyor sabuk untuk pemilah kualitas kopi sangrai
menggunakan motor dc sebagai motor penggeraknya, karna banyak
dipasaran, dan mudah dikontrol dengan microcontroller. Pada
penelitian ini motor dc yang digunakan dengan tipe DGM-204-2A
dilengkapi dengan gearbox dengan tipe GC-2200. Bentuk motor dc
dapat dilihat pada gambar 3.14 berikut:
Gambar 3.14 Motor Dc
Belt PVC
62
Fungsi motor dc pada konveyor sabuk ini adalah untuk memutar
roll penggerak sehingga sabuk (belt) bergerak membawa nampan
yang berisi kopi sangrai keproses scaning warna, dan selanjutnya kopi
ditumpahkan kenampan pemilah.
D. Embodiment Design
Tahapan perancangan selanjutnya yaitu embodiment design. Setelah
ditentukan konsep dari alat yang akan dibuat maka pada tahap ini mulai
merealisasikan ide atau konsep tersebut. Mulai dari membuat kerangka
desain, menghitung sampai menganalisa desain.
1. Menghitung jumlah lapisan sabuk (belt) yang aman
Jumlah lapisan sabuk (i) yang diperlukan ditentukan dari persamaan
2.2 yaitu:
> ………………………...……….………..………….…..(3.1)
2. Kapasitas angkut (Z)
Kapasitas angkut dihitung dengan menggunakan persamaan 2.16
berikut:= ……………………..…………….………(3.2)
3. Kapasitas konveyor sabuk maksimal (Q)
Kapasitas maksimum dihitung dengan menggunakan persamaan 2.17
yaitu:= . ……...……………………………………..…….………(3.3)
63
4. Kecepatan konveyor sabuk ( )Kecepatan sabuk dihitung dengan menggunakan persamaan 2.18 yaitu:= . × ( ⁄ )……………………………….……..……(3.4)
5. Berat sabuk ( )Dipilih sabuk dengan jumlah lapisan 4 (tabel 2.1) dan tebal cover pada
sisi beban dan pada sisi roll pembawa (tabel 2.3) dengan persamaan
2.1 yaitu:= 1,1. . (1,25. + + )………………..….………..…..(3.5)
6. Daya yang dibutuhkan untuk memutar konveyor sabuk (P)
Perhitungan daya (power) didapat dari persamaan 2.16 yaitu:= ( )( , × × )..............................................................(3.6)
7. Gaya pada konveyor sabuk
Perhitungan gaya pada konveyor ini didapat dari persamaan 2.19 yaitu:
Gaya motor : = 120 ( ⁄ )Gaya tarik sabuk : = ( 9,8⁄ )Gaya : = + ……………………………………..…………(3.7)
8. Pemilihan rantai sebagai transmisi
Pemilihan rantai transmisi dihitung sesuai dengan diagram aliran
pemilihan rantai rol (gambar 2.13) yaitu:
Diameter poros= , . . …………………………………..……….(3.8)
Diameter jarak bagi sproket= /sin(180°/ )
64
= /sin(180°/ )……………………………...…………(3.9)
Diameter luar= {0,6 + cot(180°/ )}= {0,6 + cot(180°/ )} …………...……………...……(3.10)
Diameter naf maksimum= {cot(180°/ ) − 1} − 0,76= {cot(180°/ ) − 1} − 0,76………………..……(3.11)
Kecepatan rantai= . .× ……………………………………………..….…(3.12)
Beban kerja rantai= . ……………………………………………….……(3.13)
Panjang rantai= + 2 + [( )/ , ] ……………….……….…..(3.14)
Jarak sumbu poros
= − + − − , ( − ) …...(3.15)
9. Pemilihan poros konveyor sabuk
Perancangan poros dihitung dengan menggunakan persamaan 2.10
yaitu
= , . . ……………………………………….……....(3.16)
E. Keterbuatan (Manufacturability)
65
Manufacturability atau biasa disebut sebagai kemampuan suatu material
untuk di produksi dimasukkan kedalam proses perancangan karena salah
satu aspek yang harus menjadi bahan pertimbangan dalam merencanakan
sebuah part untuk dibuat yaitu dengan merencanakan pula bagaimana part
tersebut akan dibuat dan dirangkai. Apakah akan dibuat dengan cara di las,
bubut, machining atau yang lainnya. Dengan pertimbangan keterbuatan
dari masing-masing part maka dapat kita prediksi waktu serta biaya
produksi. Semakin sulit part untuk di produksi maka akan semakin lama
waktu pengerjaan dan akan semakin meningkat biaya produksi yang
dikeluarkan. Oleh sebab itu, faktor keterbuatan ini sangat penting dalam
proses perancangan.
1. Transmisi penghubung motor dengan roll penggerak
Transmisi pada konveyor sabuk ini menggunakan rantai 25H-56L
dan roga gigi sebagai penghubungnya. Seperti gambar 3.15 dan gambar
3.16 dibawah ini:
Gambar 3.15 Roda gigi transmisi (id.aliexpress.com)
66
Gambar 3.16 Rantai tipe 25H-56L (id.aliexpress.com)
Pemasangan pada konveyor sabuk ini dapat dilihat pada gambar
3.17 berikut ini:
Gambar 3.17 Pemasangan sabuk dan roda gigi transmisi
2. Tempat sensor warna dan kamera cctv
Tempat sensor warna dan kamera cctv pada rancang bangun sistem
konveyor sabuk pemilah kualitas kopi sangrai dibuat dengan
menggunakan plat alumunium, bentuk rangka, peletakan sensor warna
dan kamera dapat dilihat pada gambar 3.18 berikut:
Rantai
Roda gigi
67
Gambar 3.18 Bentuk tempat sensor warna dan kamera cctv
3. Penyenter sabuk (Belt)
Penyenter sabuk pada konveyor sabuk ini bertujuan untuk
menghindari sabuk berjalan tidak sesuai dengan jalur yang ditentukan.
Penyenter sabuk yang digunakan pada konveyor ini adalah tipe Pot.FF
seperti pada gambar 3.19 berikut:
Kamera CCTV
Kamera Termal
Sensor Warna
68
Gambar 3.19 Penyenter sabuk
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat penyenter sabuk (belt) tipe
pot FF adalah dengan menggunakan besi hollow sebagai porosnya, dan
baut untuk mengatur kekencangan dan kemiringan sabuk.
Gambar 3.20 Besi hollow dan baut 12 (www.pabrikbesibeton.com)
4. Nampan Pemilah
Nampan pemilah pada konveyor sabuk ini berperan sangat penting,
dimana berfungsi sebagai alat pemilah biji kopi sangrai sesuai dengan
kondisi warna masing-masing kopi pernampan pembawa biji kopi.
Mekanisme nampan digerakkan dengan motor servo dengan torsi 10
kg.cm, berikut gambar motor torsi yang digunakan
Penyenter sabuk
69
Gambar 3.21 Motor servo
Nampan pemilah di design dengan bentuk seperti nampan dengan
kemiringan dan dapat berputar 360°, design ini bertujuan agar kopi
yang tumpah dari nampan pembawa dapat diarahkan ke kotak
penampungan, dengan 3 tempat penampungan sesuai dengan warna
kopi sangrai. Bentuk design nampan pemilah seperti gambar 3.22
sebagai berikut:
Gambar 3.22 Design nampan pemilah
Motor servo
Nampan pemilah
70
F. Detail Design
Setelah melalui beberapa tahap perencanaan diatas, maka tahap
selanjutnya yaitu tahap penyempurnaan desain yang akan dibuat beserta
dimensi part secara menyeluruh dengan menggunakan aplikasi Solidwork.
Fungsi dimensi pada part yang akan kita buat sebagai batasan dan arahan
pada saat melakukan proses pembuatan otomasi.
1. Detail design konveyor sabuk
Gambar 3.23 Detail design konveyor sabuk
Keterangan Gambar 3.23:
1. Rangka konveyor2. Motor dc3. Roda gigi (sprocket)4. Rantai5. Sabuk (belt)6. Nampan pembawa7. Kamera cctv
71
8. Kamera termal9. Sensor warna TCS320010. Kontrol Unit Arduino11. Power terminal12. Bantalan (bearing)13. Roll sabuk14. Nampan pemilah
2. Detail design nampan pemilah
Gambar 3.24 Detail design nampan pemilah
Keterangan Gambar 3.24:
1. Rangka pemilah2. Nampan pemilah3. Motor servo
72
3. Detail design kontrol unit arduino
Gambar 3.25 Detail design kontrol unit arduino
Keterangan Gambar 3.25:
1. Casing (Akrelik)2. Switch capturing3. Motor servo4. Switch pust button5. Switch restart6. Display time motor7. Display intensitas warna (RGB)8. Project board9. Arduino uno10. Driver motor L298N11. Power suplay 12v to 5v
G. Perancangan Otomasi
Pada rancang bangun sistem konveyor sabuk pemilah kualitas
kopi sangrai ini menggunakan otomasi sebagai sistem control agar
73
konveyor sabuk dapat berkerja secara otomatis dalam memilih kopi
sangrai yang sudah matang. Kompenen-komponen yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Arduino Uno
Arduino Uno pada konveyor sabuk pemilah kualitas kopi sangrai
ini berperan sebagai sistem control untuk mengendalikan motor dc
agar bergerak secara otomatis dan membaca warna kopi sangrai secara
otomatis. Pada gambar 3.26 berikut adalah bentuk Arduino Uno.
Gambar 3.26 Arduino Uno (www.arduino.cc)
2. LCD
LCD pada otomasi ini berfungsi untuk melihat atau menampilkan
waktu motor dc bergerak.
3. Kabel jumper
Kabel jumper berfungsi sebagai kabel penghubung dari project
board ke Arduino Uno.
74
4. Papan sirkuit (Project Board)
Papan sirkuit (Project Board) pada otomasi ini berfungsi sebagai
tempat untuk menaruh komponen elektronika sehingga memudahkan
untuk menghubungkan ke Arduino Uno.
5. Switch on/off
Switch on/off pada otomasi ini berfungsi sebagai tombol untuk
menghidupkan dan mematikan komponen Arduino Uno.
6. Motor servo
Motor servo pada otomasi ini berfungsi untuk menggerakkan
nampan pemilah yang berada pada setelah penumpahan biji kopi yang
dibawa nampan konveyor.
7. Kamera CCTV
Kamera CCTV pada penelitian ini digunakan untuk melihat
kondisi warna kopi sangrai termal ke monitor.
Gambar 3.27 Kamera CCTV
8. Sensor warna TCS3200
75
Sensor warna pada penelitian ini digunakan sebagai pembaca
intensitas warna kopi sangrai sekaligus sebagai kontrol motor servo.
Berikut adalah spesifikasi sensor warna TCS3200:
a. Single pasokan operasi (2,7v sampai 5,5v)
b. Resolusi konversi intensitas cahaya tinggi
c. Berkomunikasi langsung ke microcontroller
d. Dukungan lampu led control suplemen cahaya
e. Ukuran : 28,4 x 28,4 mm
Gambar 3.28 Sensor warna TCS3200
9. Lampu led
Lampu led pada penelitian ini berfungsi untuk menerangi kopi
sangrai agar intensitas warna yang ditangkap sensor warna baik.
10. TV combo
Tv combo pada penelitian ini berfungsi untuk menghubungkan
kamera cctv ke monitor.
11. Power supply
76
Power supply pada penelitian ini berfungsi untuk supply tegangan
semua komponen otomasi,baik motor servo, motor dc dan kamera
cctv.
12. Monitor
Monitor pada penelitian ini digunakan untuk menampilkan gambar
atau video dari kamera cctv dan menampilkan intensitas warna
sehingga perubahan intensitas warna kopi sangrai dapat dilihat.
Gambar 3.29 Monitoring
13. Komputer
Komputer pada penelitian ini digunakan sebagai media untuk
melakukan perancangan dan pengujian konveyor sabuk pemilah
kualitas kopi sangrai dengan menggunakan software Arduino IDE
(Integrated Development Environment). IDE adalah sebuah software
untuk menulis program, mengompilasi menjadi kode biner dan meng-
upload ke dalam memory mikrokontroler.
H. Pembuatan Otomasi
77
Setelah proses perancangan selesai dikerjakan, maka tahapan
selanjutnya yaitu pembuatan otomasi untuk putaran motor dc dan
pembacaan sensor warna TCS3200 yang berfungsi untuk memerintahkan
motor servo untuk berputar 0°, 90°, dan 180°.1. Pengambilan keputusan (Desain Control Logic).
Adapun desain control logic yang akan dibuat dalam penelitian
yaitu rancangan loop sistem otomasi konveyor sabuk. Rancangan
tersebut meliputi loop sistem otomasi sensor warna serta monitoring
dari kamera cctv. Dapat dilihat pada gambar 3.30 berikut ini:
Gambar 3.30 Rancangan sistem otomasi
Control logic system ini secara spesifik berdasarkan respon kondisi
perbedaan warna yang diterima sensor warna, jika intensitas warna
kopi yang diterima sensor warna sama dengan set point warna ‘light
rost’ maka motor servo akan bergerak 0° dan setelah 5 detik motor
servo akan bergerak 90°, jika intensitas warna kopi yang diterima
sensor warna sama dengan set point warna ‘dark rost’ maka motor
LCD
Kamera CCTV
Sensor Warna Arduino Uno Motor Servo
Kopi sangrai
Set pointmatang
+
-
Monitor
Arduino Uno Motor Dc
78
servo akan bergerak 180° dan setelah 5 detik motor servo akan
bergerak 90°,dan jika intensitas warna kopi yang diterima sensor
warna sama dengan set point warna ‘medium dark’ maka motor servo
tidak bergerak atau berada pada posisi 90°.Setelah servo penggerak nampan pemilah bergerak pada posisi
sesuai warna kopi, maka kopi yang dibawa konveyor akan tumpah
pada nampan pemilah dan masuk ke tempat penampungan. Pada saat
pembacaan warna kopi, sensor warna juga menampilkan intensitas
warna kopi sangrai dan menampilkan gambar kondisi warna kopi pada
monitor.
2. Pembuatan perangkat keras
Tahap ini meliputi semua proses yang mengacu pada pembuatan
perangkat keras yang terdiri dari pembuatan elektronika dan mekanis.
Pembuatan perangkat elektronika meliputi pembuatan rangkaian
seluruh sistem, rangkaian power supply, rangkaian sensor, rangkaian
LCD ,rangkaian akuator dan rangkaian monitoring. Sedangkan
pembuatan mekanis meliputi perencanaan rangkaian, percobaan
sementara, pembuatan konveyor, serta pemasangan komponen yang
terhubung pada microcontroller.
3. Pembuatan perangkat lunak
Tahap ini mencangkup semua hal yang berkaitan dengan perangkat
lunak bagi sistem. Termasuk kode program atau listing program yang
digunakan pada penelitian ini dibuat menggunakan software Arduino
79
1.0.6 dengan bahasa pemograman C. Bahasa C merupakan perangkat
lunak yang menjadi bagian dari sistem yang berupa program yang
mengatur kerja dari mikrokontroler Arduino Uno dan keseluruhan
perangkat keras yang dihubungkan dengan mikrokontroler Arduino
Uno. Langkah-langkah pembuatan perangkat lunak tersebut yaitu
sebagai berikut:
a. Membuat loop sistem control (flowchart) dari program yang akan
dibuat.
b. Membuat program menggunakan pemograman C dengan referensi
diagram blok dari sistem kontrol yang akan dibuat.
c. Mengkompilasi program yang dibuat sampai tidak terjadi
kesalahan.
d. Pengisian program atau upload ke Arduino Uno.
I. Analisa data / Pengujian
Pengujian pada konveyor sabuk pemilah kopi sangrai ini untuk
mengetahui mekanisme pengontrolan pada sistem konveyor sabuk yang
dikendalikan Arduino. Pengujian pertama yang hendak dilakukan meliputi
beban dan waktu, pengujian ini bertujuan untuk mencari waktu yang
terbaik (respon time) untuk proses pemilahan biji kopi sangrai.
Yang kedua yaitu pengujian karakteristik mekanik (selip) dan
keakuratan sensor bekerja terhadap muatan, tujuannya untuk mengetahui
apakah sabuk (belt) dapat stabil saat membawa kopi sangrai yang berada
80
dinampan sampai keproses penumpahan dan ketelitian sensor dalam
memilah kopi sangrai.
Yang ketiga yaitu pengujian respon sensor pada warna campuran,
pengujian ini bertujuan untuk mengetahui besar intensitas warna pada
campuran kopi sangrai dari beberapa macam level penyangraian dan hasil
campuran tersebut masuk pada tingkat level sangrai yang seperti apa.
Yang keempat yaitu pengujian intensitas warna kopi sangrai pada
semua data pengujian, pengujian ini untuk mengetahui nilai intensitas
warna dari macam-macam kopi sangrai dan arah pergerakan nampan
pemilah.
Yang kelima yaitu pengujian hubungan beban dengan laju
pergerakan konveyor, hal ini untuk mengetahui pengaruh beban terhadap
laju pergerakan konveyor dan mengetahui daya angkut kopi yang mampu
ditampung oleh nampan. Hal ini sangat perlu dilakukan karena banyaknya
kopi yang dibawa mempengaruhi banyaknya kopi yang dipilah. Tujuannya
untuk mendapatkan kapasitas kopi sangrai yang maksimal tetapi tidak
mempengaruhi proses pembacaan warna.
Tabel 3.1 Contoh Tabel Pengujian Respon Time Beban
Beban(Kg)
Suhukopi(℃)
Respon Time (detik)Maju untuk penumpahan Mundur untuk pengisian
0,5
1
81
1,5
2
Tabel 3.2 Contoh Tabel Pengujian Karakteristik Mekanik (Selip) danKeakuratan
NoBeban (kg)
Suhu kopi(℃)
Selip beltKeakuratan
pemilah
1 0,5
2 1
3 1,5
4 2
82
Tabel3.3ContohTabelPengujianResponSensorPadaWarnaCampuran
Banyak (kg) Campuran (%) Intensitas Gerakan nampan
160% light roast20% medium roast20% dark roast
160% medium roast20% dark roast20% light roast
160% dark roast20% light roast20% medium roast
170% light roast15% medium roast15% dark roast70% medium roast
83
Tabel 3.4 Contoh Tabel Data Pengujian Intensitas Warna Kopi Sangrai
No Beban(kg)
Suhu kopi(℃)
Intensitaswarna
Arah nampan(°)
1 0,5
2 1
3 1,5
1 15% dark roast15% light roast
170% dark roast15% light roast15% medium roast
180% light roast10% medium roast10% dark roast
180% medium roast10% dark roast10% light roast
180% dark roast10% light roast10% medium roast
190% light roast5% medium roast5% dark roast
190% medium roast5% dark roast5% light roast
190% dark roast5% light roast5% medium roast
84
4 2
Tabel 3.5 Contoh Tabel Data Perubahan Berat Biji Kopi
No BeratSebelum
Disangrai(kg)
SuhuPenyangraian
(℃)
Level Sangrai Berat SesudahDisangrai(kg)
1 0,5
2 1
3 1,5
4 2
Tabel 3.6 Contoh Tabel Pengujian Hubungan Beban Dengan LajuPergerakan Konveyor.
No Beban(Kg)
JarakTempuh
(m)
Suhu Kopi(℃)
WaktuTempuh(detik)
Rata-RataWaktu
Tempuh(detik)
Laju(m/detik)
1 0,5
1,22 1
3 1,5
85
4 2
125
V. SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pada pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV dan
mengacu pada metode penelitian, maka dapat ditarik beberapa simpulan dan saran
sebagai berikut:
A. Simpulan
1. Dari data pengujian didapatkan kapasitas maksimum 422 kg/jam dengan
kapasitas angkut 211 tumpahan/jam, dimana dalam 1 siklus (nampan maju dan
mundur) membutuhkan waktu 17 detik tanpa ada kesalahan.
2. Putaran motor dc lebih akurat jika menggunakan gearbox dan lama putaran
dikontrol dengan microcontroller.
3. Pembacaan sensor lebih akurat jika pembacaan sensor diberi delay 0,5 detik,
jika delay kurang dari 0,5 detik respon akan cepat tetapi intensitas warna yang
didapat tidak akurat sedangkan jika delay lebih dari 0,5 detik respon akan
lambat tetapi intensitas yang didapat akurat.
4. Ketinggian sensor yang optimal adalah 6 cm dari permukaan nampan, karena
jika kurang dari 6 cm area yang ditangkap sensor tidak luas dan menghindari
nampan menyangkut disensor sedangkan bila lebih dari 6 cm nilai intensitas
yang ditangkap sensor akan kecil dan tidak akurat.
126
5. Biji kopi sangrai yang terbaik (medium roast) berada pada suhu 209℃ sampai
suhu 211℃ dan memiliki intensitas warna sebesar Red:48-49 Green:68-69
Blue:56-57.
6. Pada pembuatan sistem kontrol harus memperhatikan besar range (RGB)
intensitas warna kopi sangrai untuk pengontrolan motor servo, apabila range
yang digunakan terlalu kecil maka respon pembacaan sensor akan cepat tetapi
area kopi yang dibaca sedikit.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, untuk mendapatkan hasil
yang optimal maka disarankan untuk:
1. Untuk meningkatkan respon pembacaan intensitas warna dari kopi sangrai
maka perlu dibuatkan ruangan tertutup pada area pembacaan sensor karena
cahaya dari lingkungan luar sedikit mengganggu pembacaan intensitas warna.
2. Untuk meningkatkan respon komponen otomasi perlu power supply
pendukung karena sensor warna dan servo membutuhkan tegangan 5v yang
stabil.
3. Untuk sortir kapasitas besar maka perlu penambahan sensor warna lebih dari 2
atau 3 sensor disesuaikan dengan luas area nampan sehingga pembacaan
intensitas warna dapat terbaca merata.
DAFTAR PUSTAKA
Carlos.1995. Belt Conveyors. Mechanical Engineering Department, University
Carlos III: Madrid.
CEMA. 2002. Belt Conveyors For Bulk Materials, Fifth Edition.Amerika.
Conveyor Belt Catalog.China Union Rubber Corp.
Dunlop. 2010. Conveyor Belt Technique. Moscow: Dunlop.
Daryanto. 2011. Teknik Mekatronika. Satu Nusa: Bandung.
Hanif, Ahmad. 2006. Penerapan PLC (Programmable Logic Controller) Sebagai
Sistem Kendali Pada Mesin Konveyor. Jurusan Teknik Mesin, Universitas
Negeri Semarang: Semarang.
Hasan, Achmad. 2013. Connecting and Breadboarding. http://www.arduino-info.
wikispaces.com. Diakses pada 19 Mei 2015.
Martinus. 2012. Buku Ajar Mekatronika. Universitas Lampung: Lampung.
Nuryani, Fitri. 2010. Budidaya Tanaman Kopi di Provinsi Lampung. PT
Mediyatama Sarana Perkasa: Jakarta.
Pangestu, Langgeng. 2008. Perhitungan Kapasitas Total Daya Pada Sistem
Loading Facility Overland Conveyor Batu Bara Di Sungai Putting Rantau
Kalimantan Selatan. Jurusan Teknik Elektro,Institut Teknologi Sepuluh
November: Surabaya.
Permono, Sonief. 2013. Rancang Bangun Belt Conveyor Pengangkut Pasir Untuk
Pencampuran Komposisi Pasir Cetak. Jurusan Teknik Mesin.Universitas
Brawijaya: Malang.
Raharjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan
Robusta. Penebar Swadaya: Jakarta.
Ray, S. 2008. Introduction to Material Handing. New Delhi: New Age
Internasional (P) Ltd: Publishers.
Standar Nasional Indonesia (SNI). 2008. Biji Kopi. SNI 01-2907-2008.
Sularso, dan Suga Kiyokatsu. 1997. Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen
Mesin.Pradnya Paramita: Jakarta.
Syahwil,Muhammad. 2013.Mikrokontroler Arduino. Andi: Yogyakarta.
Zainuri.Muhib. 2010. Mesin Pemindah Bahan. Andi: Yogyakarta.