rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/jurnal anggi anggara...

15
1 RANCANG BANGUN PERANGKAT PENDINGIN PADA CUMI-CUMI Anggi Anggara 1 , Rozeff Pramana 2 , Sapta Nugraha 3 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji Mahasiswa 1 , Pembimbing I 2 , pembembing II 3 Email: [email protected] [email protected] [email protected] ABSTRAK Intensitas kestabilan suhu pada cumi-cumi yang mengakibatkan kualitas gizi cumi-cumi menurun. Tujuan penelitian ini adalah merancang perangkat pendingin pada cumi-cumi dengan sistem sirkulasi air pada water pump yang dipompa di dalam tangki air untuk pembuangan panas pada sisi panas element peltier. Prinsip kerja pada perangkat pendingin ini serta penurunan temperatur yang dihasilkan oleh sisi dingin element peltier dengan diserap dan disebarkan oleh heatsink. Penelitian ini difokuskan pada sirkulasi air sebagai pembuangan panas pada peltier agar sisi dingin peltier lebih optimal dan penurunan suhu semakin baik dengan pengujian pertama menggunakan tangki 1 suhu akhir 28.8 0 C dan tangki 2 sebesar 14.0 0 C. Kata kunci: Perangkat pendingin, sirkulasi air, tangki air dan water pump PENDAHULUAN Cumi-cumi merupakan hasi laut yang cukup melimpah di perairan Indonesia dan sangat diminati masyarakat terutama penggemar seafood. Alviana (2017) menyebutkan bahwa salah satu komoditas perikanan yang cukup penting dan menempati urutan ketiga setelah ikan dan udang berdasarkan data Kementrian Kelautan Perikanan tahun 2015 menunjukkan bahwa produksi cumi-cumi dari hasil tangkapan pada tahun 2004, yaitu 69.357 ton dan meningkat pada tahun 2014 menjadi 150.623 ton. Setiawan (2016) menyebutkan cumi-cumi menghuni perairan dengan suhu antara 8-32 0 C dan salinitas 8,5 sampai 30 per mil. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dari tahun 2004 hingga tahun 2014 hasil tangkapan cumi-cumi mengalami peningkatan sebesar 9,40%. Sebaran penangkapan cumi- cumi banyak terjadi di bagian barat laut jawa hingga selat karimata dengan sebaran suhu permukaan laut pada tahun 2011 musim barat lebih tinggi (24.8 32.1 0 C) dibandingkan musim timur (24.2 29.4 0 C), dan pada tahun 2012 cukup tinggi dengan suhu (20.3-33.4 0 C) dibandingkan musim timur (24.8 -30.1 0 C) (Prasetyo dkk., 2014). Pemanfaatan sumberdaya cumi-cumi melalui penangkapan sudah saatnya disertai upaya pengaturan penangkapan, upaya ini dapat

Upload: phamkhanh

Post on 06-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

1

RANCANG BANGUN PERANGKAT PENDINGIN

PADA CUMI-CUMI

Anggi Anggara1, Rozeff Pramana

2, Sapta Nugraha

3

Jurusan Teknik Elektro

Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Mahasiswa1, Pembimbing I

2, pembembing II

3

Email: [email protected] [email protected] [email protected]

ABSTRAK

Intensitas kestabilan suhu pada cumi-cumi yang mengakibatkan kualitas gizi

cumi-cumi menurun. Tujuan penelitian ini adalah merancang perangkat pendingin

pada cumi-cumi dengan sistem sirkulasi air pada water pump yang dipompa di

dalam tangki air untuk pembuangan panas pada sisi panas element peltier. Prinsip

kerja pada perangkat pendingin ini serta penurunan temperatur yang dihasilkan

oleh sisi dingin element peltier dengan diserap dan disebarkan oleh heatsink.

Penelitian ini difokuskan pada sirkulasi air sebagai pembuangan panas pada

peltier agar sisi dingin peltier lebih optimal dan penurunan suhu semakin baik

dengan pengujian pertama menggunakan tangki 1 suhu akhir 28.8 0C dan tangki 2

sebesar 14.0 0 C.

Kata kunci: Perangkat pendingin, sirkulasi air, tangki air dan water pump

PENDAHULUAN

Cumi-cumi merupakan hasi laut yang cukup melimpah di perairan Indonesia dan

sangat diminati masyarakat terutama penggemar seafood. Alviana (2017)

menyebutkan bahwa salah satu komoditas perikanan yang cukup penting dan

menempati urutan ketiga setelah ikan dan udang berdasarkan data Kementrian

Kelautan Perikanan tahun 2015 menunjukkan bahwa produksi cumi-cumi dari

hasil tangkapan pada tahun 2004, yaitu 69.357 ton dan meningkat pada tahun

2014 menjadi 150.623 ton. Setiawan (2016) menyebutkan cumi-cumi menghuni

perairan dengan suhu antara 8-32 0C dan salinitas 8,5 sampai 30 per mil. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa dari tahun 2004 hingga tahun 2014 hasil tangkapan

cumi-cumi mengalami peningkatan sebesar 9,40%. Sebaran penangkapan cumi-

cumi banyak terjadi di bagian barat laut jawa hingga selat karimata dengan

sebaran suhu permukaan laut pada tahun 2011 musim barat lebih tinggi (24.8 –

32.1 0C) dibandingkan musim timur (24.2 – 29.4

0C), dan pada tahun 2012 cukup

tinggi dengan suhu (20.3-33.4 0C) dibandingkan musim timur (24.8 -30.1

0C)

(Prasetyo dkk., 2014). Pemanfaatan sumberdaya cumi-cumi melalui penangkapan

sudah saatnya disertai upaya pengaturan penangkapan, upaya ini dapat

Page 2: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

2

memperbaiki kerusakan dan mempertahankan kesegaran cumi-cumi (Nuzapril

dkk., 2013).

Meningkatnya tuntutan manusia akan kemudahan mendapatkan kebutuhan, maka

manusia dituntut untuk lebih produktif dalam berproduksi, baik dari kualitas

maupun kuantitas. Seperti halnya penyimpanan cumi-cumi yang baru ditangkap

dengan menggunakan es batu, dirasakan tidak memadai karena penyimpanan pada

cumi-cumi sebelum di bawa kedarat itu harus berada pada suhu standart 8-32 0C

Jika kualitas dan kuantitas terpenuhi maka keutuhan gizi dan kualiatas cumi-cumi

akan semakin baik. Berdasarkan proses tersebut, maka akan dirancang suatu alat

menjaga kestabilan suhu pada cumi-cumi dengan menggunakan perangkat

pendingin. Alat ini dimensinya lebih kecil dibuat miniatur dari ukuran mesin

pendingin yang sudah ada. Namun perangkat pendingin ini guna agar dapat

menjaga suhu dan gizi pada cumi-cumi tersebut. Permasalahan tersebut dapat di

atasi dengan menepatkan perangkat pendingin yang berupa prototipe untuk sistem

pendingin ditempatkan pada kelong apung, kapal ikan dan lain-lain yang dapat

dioperasikan oleh nelayan itu sendiri. Namun perlu menjadi perhatian, perangkat

pendingin ini hanya dikhususkan pada cumi-cumi.

BAHAN DAN METODE

A. Element Peltier

Element peltier mempunyai 2 sisi yang berbeda yaitu sisi panas dan dingin,

dimana sisi panas pada peltier dibuang dengan air sedangkan sisi dingin

ditempelkan pada perangkat heatsink agar dapat diserap lalu dilepaskan uap

dingin tersebut. Sisi dingin pada element peltier sangat dibutuhkan agar rancangan

pada peneltian dapat bekerja untuk dapat melepaskan uap dingin pada box.

B. Heatsink Fan

Heatsink fan digunakan sebagai perangkat pendukung pada perancangan box

cumi-cumi agar dapat menetralisirkan panas pada tangki, hasil pembuangan panas

pada sisi panas element peltier agar sisi dingin pada peltier dapat bekerja lebih

optimal.

C. Power Supply Unit

Power supply unit komponen yang menyuplai daya langsung ke komponen

perangkat pendingin. Input daya power supply berupa arus bolak-balik

(alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC menjadi arus

searah (Direct Current, DC) seperti yang dibutuhkan. Prinsip kerja pada power

supply akan membagi daya sesuai dengan kapasitas yang dibutukan oleh

perancangan perangkat pendingin dan menyediakan daya dan menjaga agar arus

listrik yang masuk pada komponen-komponen untuk tetap stabil.

Page 3: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

3

D. Water Pump

Water pump pada penelitian ini digunakan untuk sirkulasi dari air agar dapat

membuang sisi panas pada peltier, supaya kinerja pada sisi dingin dapat bekerja

secara baik dan lebih optimal dalam memnurunkan suhu dingin dalam box.

E. Water Block

Water block pada penelitian ini digunakan sebagai tempat masuk dan keluar air

yang dipompa pada perangkat water pump, secara fisik perangkat water block

seperti tabung kosong dengan mempunyai 2 lobang udara yang di rakit dalam

perancangan dengan memasang selang pada lobang tersebut untuk tempat masuk

air yang dipompa dan tempat pembungan hasil sirkulasi dari air yang dibuang

dalam tangki air.

F. Heatsink

Heatsink pada perancangan ini digunakan untuk penyerapan hasil kinerja sisi

dingin pada peltier untuk melepaskan dan menyebarkan suhu dingin di dalam box.

G. Coolbox

Perangkat coolbox dirancang dengan 2 bagian utama yaitu bagian luar box dan

dalam box sebagai berikut:

Bagian luar box :

1. Menggunakan box styrofoam.

2. Berbentuk persegi panjang, salah satu sisinya untuk alat.

3. Bagian sisi-sisinya menggunakan tulang aluminium.

4. Di bagian sisi pertama yang atas menggunakan penutup, agar suhu tidak

menyebar dan di sisi kedua menggunakan kipas untuk pembuangan panas

pada alat.

Bagian dalam box :

1. Berbentuk persegi panjang terdapat 2 bagian yaitu pada alat dan ruang

pendinginnya, yang terhubung dengan komponen alatnya.

2. Terdapat pompa untuk mengalirkan air pembuangan panas peltier ke

tangki air.

3. Heatsink dilekatkan pada element peltier (dingin) untuk menyerap dan

menyebarkan suhu dinginnya pada permukaan dalam box pendingin.

Page 4: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

4

Gambar 1. Rancangan coolbox / tampak atas dan depan

Tabel 1. Speksifikasi coolbox

Dimensi Tempat

Penyimpanan Centi Meter

Panjang keseluruhan 48 cm

Tinggi 20 cm

Lebar 23 cm

Panjang skat alat 20 cm

Panjang skat pendingin 28 cm

Perancangan Sistem

Gambar 2. Blok diagram pendingin

Gambar diatas merupakan cara kerja perangkat pendingin pada cumi-cumi. Sistem

kerja perangkat akan dijelaskan pada gambar dibawah ini:

Page 5: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

5

Gambar 3. Instalasi hardware

Gambar diatas merupakan instalasi hardware bagian input terdiri dari water pump

(1) bagian pemroses terdiri dari tangki air (2) water block (3), element peltier (4)

dan yang akan mengatur fungsi kerja dari water pump untuk mensirkulasi sisi

panas pada peltier untuk kebutuhan output. Bagian output terdapat heatsink (5)

sebagai tempat penyebaran suhu di dalam box pendingin. Cara kerja perangkat

secara keseluruhan akan dijelaskan oleh flowchart dibawah ini:

Gambar 4. Diagram alir kerja sistem

Gambar diatas menunjukkan flowchart pada sistem. Seperti sistem pada

umumnya, sistem tersebut seperti tangki air, water pump, water block, element

peltier dan heatsink. Sistem penunjang ini akan membantu kinerja sistem menjadi

lengkap karena perangkat tersebut memiliki fungsi khusus untuk mengoptimalkan

hasil kerja sistem yang dirancang.

Page 6: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

6

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengujian tangki air

Pengujian tangki air dilakukan dengan menggunakan 2 jenis tangki air yang

berbeda. Tangki air berfungsi sebagai tempat penampung air yang disirkulasi oleh

pompa, dimana air berguna untuk menyerap panas yang dihasilkan dari peltier,

agar sisi dingin pada peltier lebih cepat menurunkan suhunya. Pengujian pertama,

tangki 1 yang telah dirakit di dalam box pendingin yang berdiameter 11 cm

dengan tinggi 10 cm tangki ini diuji selama 30 menit. Selama pengujian tangki 1

dengan suhu awal di dalam box 30.2 0C dan suhu ruang 31.6

0C selama proses

pengujian didapati suhu akhir 28.8 0C, dikarenakan tangki kecil sehingga sirkulasi

dari air yang dipompa dan dibuang tidak dapat menahan lebih lama panas yang

dihasilkan. Pengujian kedua, tangki 2 eksternal sebagai pengganti tangki air

pertama dengan diameter 20 cm dengan tinggi 30 cm, tangki 2 diuji selama 12

jam dari hasil pengujian tersebut pada tangki 2 eksternal dapat menurunkan suhu

dengan baik, itupun dengan pergantian air dalam selang waktu 1 jam 30 menit

untuk pergantian air pada penampung pembuangan panas dari panas element

peltier dapat menurunkan suhu kurang dari 14.0 0C.

Gambar 5. Pengujian tangki air

B. Pengujian Water Pump

Pengujian water pump dilakukan dengan mengukur debit aliran maksimum pada

air yang dipompa. Water pump berfungsi sebagai sirkulasi dari air yang dipompa

untuk pembuangan panas pada peltier dengan tujuan agar sisi dingin pada peltier

lebih optimal dalam bekerja. Pengukuran dilakukan pada saat perangkat

pendukung heatsink fan bekerja dan water pump bekerja memompa air dari dalam

tangki dan diteruskan pada selang kemudian dialirkan ke dalam waterblock yang

menempel pada sisi panas element peltier lalu dibuang kembali ke dalam tangki

air. Output water pump diukur menggunakan alat ukur multimeter digital. Adapun

tipe water pump yang digunakan pada penelitian ini adalah water pump jenis ultra

quiet DC 12V dengan daya 4,2 watt. Berikut gambar 24 menunjukkan pengujian

pada water pump.

Tangki 1

berdiameter 11 cm

dengan tinggi 10 cm

Tangki 2

berdiameter

20 cm dengan

tinggi 30 cm

Page 7: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

7

Gambar 6. Pengujian water pump

Pengujian water pump dilakukan selama 30 menit, dan diperoleh debit aliran

maksimum 120 liter dengan menggunakan tangki 1 yang berdiameter 10 cm dan

tinggi 11 cm. Berikut tabel 2 menunjukkan pengujian water pump menggunakan

tangki 1.

Tabel 2. Hasil pengujian water pump menggunakan tangki 1

No Waktu (menit) Air (liter)

1 5 20

2 10 40

3 15 60

4 20 80

5 25 100

6 30 120

Pada pengujian menggunakan tangki 2 eksternal pengujian selama 12 jam

diperoleh debit air 2.880 liter. Berikut tabel 2 menunjukkan pengujian water pump

menggunakan tangki 2 eksternal.

Tabel 3. Hasil pengujian water pump menggunakan tangki 2 eksternal

No Waktu (jam) Air (liter)

1 11:00 240

2 12:00 480

3 13:00 720

4 14:00 960

5 15:00 1.200

6 16:00 1.440

7 17:00 1.680

8 18:00 1.920

9 19:00 2.160

10 20:00 2.400

11 21:00 2.640

12 22.00 2.880

Page 8: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

8

Hasil pengujian tangki 1 didapati hasil selama 30 menit pengujian debit aliran air

sebanyak 120 liter sedangkan pengujian tangki 2 eksternal selama 12 jam

pengujian didapati hasil debit aliran air sebanyak 2.880 liter.

C. Pengujian element peltier

Pengujian element peltier dilakukan dengan cara menempelkan water block pada

sisi panas peltier agar air dapat bersirkulasi di dalamnya. Fungsi perangkat pada

element peltier sebagai perangkat utama pada rancangan ini agar dapat

mengoptimalkan sisi dingin peltier bekerja dengan tujuan dapat menyebarkan

suhu dalam box. Output element peltier diukur menggunakan multimemeter

digital. Pada tegangan keluaran 12.01 VDC dan 11.05 VDC setelah terhubung.

Pengujian menggunakan tangki 1 selama 30 menit dengan arus 7.06 A dan

temperatur akhir 28.8 0C, pada pengujian menggunakan tangki 2 eksternal yang di

uji selama 12 jam mendapatkan hasil 5.28 A dengan temperature14.0 0C.

Gambar 7. Pengujian element peltier

Hasil pengujian pada element peltier dengan hasil waktu yang didapati saat

pengujian menunjukkan adanya penurunan pada arus dan sebaliknya pada sisi

dingin pada peltier, saat terjadinya penurunan arus maka semakin cepat pula

penurunan temperatur pada sisi dingin pada peltier yang didapati hasil akhir

temperatur 22.7 0C. Berikut tabel 3 menunjukkan hasil pengujian element peltier.

Tabel 4. Hasil pengujian element peltier

No

Waktu (menit)

Temperature (0C)

1 1 30.2

2 3 29.8

3 5 27.5

4 9 26.0

5 16 24.3

6 21 24.0

7 25 23.8

9 30 22.7

Page 9: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

9

D. Pengujian heatsink fan

Heatsink fan berfungsi sebagai pembuang panas pada tangki air. Heatsink fan

pada penelitian ini berjenis intel LGA775 dan sebagai komponen pendukung yang

bekerja dengan tegangan 12 VDC. Pengujian heatsink fan menggunakan alat ukur

multimeter digital, pengujian dilakukan pada bagian output. Berikut gambar 8

menunjukkan pengujian heatsink fan.

Gambar 8. Pengujian heatsink fan

E. Pengujian heatsink

Pengujian heatsink dilakukan pada saat element peltier sisi dingin bekerja,

heatsink sendiri berfungsi sebagai menyerap dan menyebarkan suhu dingin dari

peltier. Heatsink yang menempel pada sisi dingin peltier diserap dan disebarkan

uap dinginnya keseluruh permukaan box. Proses pengujian ini diukur dengan

menggunakan termometer suhu yang ditempatkan di dalam box pendingin.

Berikut gambar 9 menunjukkan pengujian pada heatsink.

Gambar 9. Pengujian heatsink

F. Pengujian suhu box menggunakan tangki 1 selama 30 menit

Pengujian ini menggunakan thermometer untuk mengetahui themperature pada

tempat penyimpanan dengan menggunakan tangki 1 yang berdiameter 11 cm

dengan tinggi 10 cm yang berada di dalam box pendingin. Pengujian dilakukan

dengan mengukur suhu tempat penyimpanan dan mengamati perubahan

themperature pada box, temperature awal dalam box 30.2 0C dengan suhu ruang

31.60. Proses pengujian dilakukan dengan mengukur suhu yang berada pada suhu

standart dari mulai 8-32 0C dan lama waktu pada pengujian selama 30 menit

dikarenakan tangki 1 tidak mampu menahan sirkulasi pembuangan panas pada

Page 10: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

10

peltier dengan suhu akhir 28.8 0C. berikut gambar 10 menunjukkan pengujian

suhu box selama 30 menit.

Gambar 10. Pengujian suhu box selama 30 menit

Tabel 5. Hasil Pengujian Temperatur suhu box dengan tangki 1

No Waktu (menit) Themperature ( ºC )

1 1 30.2

2 3 29.8

3 5 29.3

4 9 29.2

5 16 29.1

6 21 29.0

7 25 28.9

8 30 28.8

Data diatas merupakan data yang diambil selama 30 menit pengujian pada tangki

1. Berdasarkan data diatas maka dapat ditarik sebuah grafik sebagai berikut:

Berdasarkan data diatas maka dapat ditarik sebuah grafik sebagai berikut:

Gambar 11. Grafik suhu pada 30 menit pengujian

Hasil pengujian pada tangki 1 menggunakan cumi-cumi selama 30 menit

pengujian. Penurunan temperature ruangan tempat cumi-cumi, membutuhkan

waktu sekitar 3 menit untuk mencapai 29.0 0C, dan membutuhkan waktu sekitar

30 menit untuk mencapai temperature 28.8 0C dengan arus 7.06 A dan tegangan

11.05 V.

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Themperature

( ºC )0 0 0 0 0 0 0 0

Waktu (menit) 1 3 5 9 16 21 25 30

010203040

Page 11: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

11

G. Pengujian suhu box menggunakan tangki 2 selama 12 jam

Pengujian pada box yang berisi cumi-cumi dilakukan dengan waktu selama 12

jam dengan menggunakan tangki 2 eksternal, dengan diameter 20 cm dengan

tinggi 30 cm. Pengujian ini dimulai dengan memberikan sejumlah beban ke dalam

box pendingin untuk diukur menggunakan termometer suhu. Adapun beban yang

digunakan adalah beban 1 kg cumi-cumi. Berikut gambar 12 menunjukkan suhu

pengujian selama 12 jam. Berikut gambar 12 pengujian suhu selama 12 jam.

Gambar 12. Pengujian suhu box selama 12 jam

Pengujian dilakukan selama 12 jam mulai pukul 10.00 WIB s/d pukul 22.00 WIB.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan tangki 2 eksternal sebagai pengganti

tangki 1. Pada pengujian 1 jam ada perbedaan masa penurunan suhu dingin

tersebut dan seterusnya dengan terjadinya pergantian air setiap 1 jam 30 menit

sekali, disebakan suhu panas yang terdapat pada element peltier sangat kuat

menyebarkan panasnya yang dihasilkan pada sisi panas element peltier, sehingga

air yang terdapat pada tangki 2 eksternal tidak mampu meredam panas yang

disebarkan oleh sisi panas peltier tersebut. Berikut tabel 5 pengujian selama 12

jam.

Tabel 6. Hasil Pengujian Temperatur pada tangki 2 eksternal

No

Waktu

(Jam) Themperature °C

1 10.00 30.2

2 11:00 27.5

3 12:00 23.8

4 13:00 19.9

5 14:00 19.1

6 15:00 18.7

7 16:00 17.4

8 17:00 16.7

9 18:00 15.5

10 19:00 14.9

11 20:00 14.4

12 21:00 14.2

13 22.00 14.0

Page 12: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

12

Berdasarkan data diatas maka dapat ditarik sebuah grafik sebagai berikut:

Gambar 13. Pengujian selama 12 jam

Hasil pengujian cumi-cumi selama 12 jam, ketika terjadi pergantian air maka suhu

yang terdapat pada box pendingin terjadi penaikan suhu dengan buka tutupnya

ruang pada box pendingin. Hasil akhir terdapat pada suhu ruang box pendingin

14.0 0C dengan arus 5.29 A dan tegangan 11.1 V.

Semakin besar tangki air ataupun pembuangan dan pemompa dibedakan maka

semakin baik pula themperature dan waktu penurunan temperatur lebih cepat.

Perangkat pendingin pada cumi-cumi yang melalui beberapa tahap uji coba, dan

terlihat perangkat box pendingin dapat mencapai suhu standart yang dibutuhkan

untuk cumi-cumi berada pada suhu standart 8-320 C. Pada 30 menit awal

pengujian dengan menggunakan tangki 1 yang dirakit pada box didapati

penurunan temperature dari 30.2 0C menjadi 28.8

0C, pada saat terjadi panas

dalam tangki sisi dingin peltier tidak dapat bekerja dikarenakan panas peltier

lebih kuat dari sisi dingin element peltier tersebut, sehingga terjadi kenaikan

temperature panas, suhu dingin dalam box naik dari yang didapati 28.8 0C

berubah menjadi 29.7 0C sampai berada pada suhu 29.0

0C dan seterusnya. Pada

pengujian perangkat pendingin yang menggunakan tangki 2 eksternal didapati

hasil selama 12 jam pengujian yang melalui tahap uji coba dan terlihat perangkat

pendingin dapat mencapai suhu standart yang dibutuhkan pada cumi-cumi pada

suhu standart 8-32 0C, selama 12 jam pengujian penurunan themperature dari 30.2

0C menjadi 14.0

0C, hal ini dikarenakan adanya sirkulasi air di dalam tangki 2

eksternal untuk pembuangan kalor panas pada peltier. Jika, pembuangan panas

pada elemen peltier menggunakan tangki yang lebih besar ataupun menggunakan

dua tempat berbeda pada pemompa dan pembuangan air maka penurunan suhu

akan lebih baik dan waktu penurunan suhu akan semakin cepat.

KESIMPULAN

Setelah dilakukan pengujian sistem, perangkat pengujian, dan analisis dapat

disimpulkan bahwa :

1. Perangkat pendingin dapat dirancang menggunakan box styrofoam yang

diproses menggunakan element peltier melalui heatsink sebagai perangkat

menyerap dan menyebarkan uap dinginnya.

30.2

27.5

23.8

19.9

19.1

18.7

17.4

16.7

15.5

14.9

14.4

14.2

14.0

Waktu (jam) 10:11:12:13:14:15:16:17:18:19:20:21: 0

Tem

pe

ratu

r 0 C

Waktu (jam)

Page 13: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

13

2. Kestabilan suhu pada perangkat ini dilakukan dengan sirkulasi air

menggunakan tangki air dan water pump cumi-cumi untuk membuang panas

pada peltier.

3. Perangkat pendingin ini sangat baik digunakan di kelong apung, dikarenakan

kegunaan tangki air bisa digantikan dengan air laut. Dengan demikian tempat

memompa dan membuang air dapat terpisah.

4. Sistem kelistrikan dirancang dengan memanfaatkan sumber energi listrik

yang bisa digunakan pada penangkapan cumi-cumi di kapal maupun di

kelong apung, namun proses sumber energi belum maksimal dikarenakan

sumber energi masih menggunakan energi listrik.

DAFTAR PUSTAKA

Alviana, D., 2017. Kemuduran mutu daging cumi-cumi selama penyimpanan suhu

dingin berdasarkan aspek enzimatis dan histologis, Institut Pertanian Bogor,

Bogor.

Aziz, A., Maini, R.I., Syukrillah, M.F., 2016. Pengujian mesin pendingin

minuman portable menggunakan port usb dan adaptor sebagai daya input,

Jom FTEKNIK, 3 (2).

Berri Prima, Rozeff Pramana, Deny Nursyirwan, 2013, “Perancang sistem

keamanan rumah menggunaan sensor PIR (Passive Infra Red) berbasis”,

UMRAH, Tanjungpinang

Dedy Kurniawan, Rozeff Pramana dengan judul penelitian “Perancangan

perangkat prototipe denganpemantauan kabel bawah laut”, Program Study

Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Delly, J., Hasbi, M., Alkhoiron, I.F., 2016. Studi penggunaan modul termoelektrik

sebagai sistem portable, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin, 1 (1).

Faisal, R., Nurulloh, M.I., Harmiansyah, J., 2016. ECOBOX : inovasi penyimpan

Makanan Non CFC Berbasis Peltier Thermoelektrik Yang Murah, Hemat

Energi dan Ramah Lingkungan, Journal of Creativity Student, 1 (1).

Firmansyah, B., 2009. Analisi perpindahan panas pada pendingin CPU dengan

menggunakan metode elemen hingga, Jurnal Tenik Mesin FT-SRIWIJAYA,

9 (2).

Gandi, F., Yusfi, M., 2016. Perancangan sistem pendingin air menggunakan

Elemen Peltier berbasis mikrokontroler ATmega8535, Jurnal Fisika Unand,

5 (1).

Irfan, A. 2007. Analisis pendingin pada mesin isuzu panther, Universitas Negeri

Semarang, Semarang.

Page 14: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

14

Juan Prasetyadi, 2017. Water pump fungsi dan cara kerjanya, http://www.teknik-

otomotif.com, 23.17 wib, (13 Oktober 2017).

Mainil, R.I., Aziz, A., Kurniawan, A., 2015. Modul thermoelectric digunakan

sebagai element pendingin untuk mendinginkan sebuah ruang dingin box

cooler, Seminar Nasional Itenas, Kampus ITENAS, Bandung, (1-2

Desember 2015).

Nuzrafil, M., Widyorini, N., Afiaty, N., 2013. Analisi morfometri dan faktor

kondisi pada cumi-cumi photololigo chinensis photololigo duvaucelii yang

didaratkan di beberapa TPI Pantai Utara Jawa Tengah, Journal of

Maquares, 2 (4), Hal- 18-27.

Nulhakim, L., 2017. Uji unjuk kerja pendingin ruangan berbasis Thermo Electric

Cooler, Jurnal Simetris, 8 (1).

Prasetyo, B.A., Hutabarat, S., Hartoko, A., 2014. Sebaran spasial cumi-cumi

(Loligo spp.) dengan variabel suhu permukaan laut dan klorofil-a data satelit

modis aqua di selat karimata hingga laut jawa, Journal of Maquares, 3 (1),

Hal 51-60.

Poetro, J.E., Handoko, C.R., 2013. Analisi sistem kerja pendingin arus searah

yang menggunakan heatsink jenis extruded dibandingkan dengan heatsink

jenis slot, Jurnal Teknik Mesin, 21 (1).

Rizki Maulana, F.S, Rozeff Pramana, Deny Nursyirwan, , 2013, Aplikasi sistem

pengamatan bawah laut menggunakan kamera webcam. UMRAH,

Tanjungpinang.

Rozeff Pramana, Azis Iskandar, Deny nursyirwan, 2014, “ Atmegaand zig bee

pro-based mini boat control sistem”, Prociding, ICMD, ISBN, 987-070-

1222-08-2.

Rozeff Pramana, Henky Irawan, 2016, “sistem kamera bawah laut, “UMRAH,

Tanjungpinang.

Rozeff Pramana, Henky Irawan, 2015, “Sea Border Monitoring Smart Indicator

For Fisherman”, Prociding, ICMD, ISBN, 987-070-1222-08-2.

Setiawan, S., 2016. Ciri khusus yang dimiliki cumi-cumi serta struktur dan

habitatnya, www.gurupendidikan.co.id 21: 00 wib (13 April 2017).

Sutris Astari, Rozeff Pramana, Deny Nursyirwan, 2013,”Kran wudhu berbasis

arsuino Atmega328”, UMRAH, Tanjungpinang.

Page 15: Rancang bangun perangkat pendingin pada cumi-cumirepository.umrah.ac.id/435/1/JURNAL ANGGI ANGGARA (120120201048).pdf · (alternating-current, AC) sehingga power supply mengubah AC

15

Umboh, R., Wuwung, J.O., Kendek, E., Allo, E.K., Narasiang, B.S., 2012.

Perancang alat pendingin portable menggunakan element peltier, Jurnal

Teknik Elektro FT-UNSRAT, 1 ( 3), Hal 1-6.

Widianto, T.N., Hakim, A.R., 2016. Performansi pendingin termoelektrik alat

transportasi ikan segar pada berbagai tegangan, Agritech, 36 (4), Hal. 485-

490.

Zhul Al Gray, 2017. Pengertian fungsi jenis konektor dan cara kerja power

supply, http://www.jejakwaktu.com, 01.00 wib (13 Oktober 2017).