ran-grk

12
IRSYAD-TL-15312052 21 Februari 2014 RENCANA AKSI NASIONAL PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (RAN-GRK) Latar Belakang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) ini merupakan dokumen kerja yang menyediakan landasan bagi berbagai Kementerian/Lembaga serta Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung akan menurunkan emisi gas rumah kaca dalam kerangka penurunan laju perubahan iklim global. Emisi gas rumah kaca (GRK) sendiri dihasilkan dari alam dan berbagai kegiatan pembangunan terutama dari kegiatan di bidang kehutanan, lahan gambut, limbah, pertanian, transportasi, industri dan energi. Hal ini telah menjadi perhatian banyak pihak terkait dengan terjadinya perubahan iklim global yang gejala dan dampaknya telah dirasakan oleh berbagai negara di dunia termasuk Indonesia. Dokumen ini disusun sebagai bagian dari rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) danmenengah (RPJM) dalam kerangka kebijakan pembangunan berkelanjutan untuk menanggulangi dampak perubahan iklim, khususnya untuk menurunkan emisi GRK, terutama untuk beberapa bidang pembangunan yang prioritas. Penyusunan dokumen ini juga merupakan tindak lanjut dari komitmen Indonesia terhadap penanggulangan permasalahan perubahan iklim global, yang Kebijakan Iklim ME-4043

Upload: jose-pollard

Post on 25-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

tl

TRANSCRIPT

Page 1: RAN-GRK

IRSYAD-TL-15312052 21 Februari 2014

RENCANA AKSI NASIONAL

PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA

(RAN-GRK)

Latar Belakang

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) ini

merupakan dokumen kerja yang menyediakan landasan bagi berbagai Kementerian/Lembaga

serta Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak

langsung akan menurunkan emisi gas rumah kaca dalam kerangka penurunan laju perubahan

iklim global. Emisi gas rumah kaca (GRK) sendiri dihasilkan dari alam dan berbagai kegiatan

pembangunan terutama dari kegiatan di bidang kehutanan, lahan gambut, limbah, pertanian,

transportasi, industri dan energi. Hal ini telah menjadi perhatian banyak pihak terkait dengan

terjadinya perubahan iklim global yang gejala dan dampaknya telah dirasakan oleh berbagai

negara di dunia termasuk Indonesia.

Dokumen ini disusun sebagai bagian dari rencana pembangunan jangka panjang

(RPJP) danmenengah (RPJM) dalam kerangka kebijakan pembangunan berkelanjutan untuk

menanggulangi dampak perubahan iklim, khususnya untuk menurunkan emisi GRK,

terutama untuk beberapa bidang pembangunan yang prioritas. Penyusunan dokumen ini juga

merupakan tindak lanjut dari komitmen Indonesia terhadap penanggulangan permasalahan

perubahan iklim global, yang disampaikan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono

dalam pidatonya di depan pemimpin negara G-20 pada pertemuan di Pittsburgh, Amerika

Serikat, 25 September 2009. Berdasarkan skenario SNC (Second National Communication)

tingkat emisi di Indonesia diperkirakan akan meningkat dari 1,72 Gton CO2e pada tahun

2000 (KLH, 2009) menjadi 2,95 Gton CO2e pada tahun 2020 (KLH 2009). Perhitungan

tersebut akan ditinjau kembali secara periodik dengan menggunakan metodologi, data dan

informasi yang lebih baik. Peningkatan emisi tersebut, sebagian besar diakibatkan oleh

kegiatan atau aktivitas di bidang kehutanan dan lahan gambut, pertanian, energi, industri dan

transportasi, serta limbah.

Kebijakan Iklim ME-4043

Page 2: RAN-GRK

IRSYAD-TL-15312052 21 Februari 2014

Gambar 1.1 Skenario SNC Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) 2000-2020

Berdasarkan kondisi tersebut, secara sukarela Indonesia telah berkomitmen untuk

menurunkan emisi GRK sebesar 26 persen pada tahun 2020 dari tingkat emisi BAU

(Bussiness as Usual/Tanpa Rencana Aksi). Bila digunakan skenario SNC target penurunan

emisi GRK pada tahun 2020 sebesar 26% adalah 0,767 Gton CO2e, dan kemungkinan

tambahan sebesar 15 persen (0,477 Gton CO2e) menjadi 41 persen apabila ada dukungan

pendanaan internasional. Besaran angka angka penurunan emisi GRK ini juga masih akan

diperhitungkan kembali secara lebih akurat dengan menggunakan metodologi, data dan

informasi yang lebih baik.

Dokumen ini diharapkan menjadi rencana aksi yang bersifat terintegrasi, konkrit,

terukur dan dapat diimplementasikan untuk jangka waktu 2010-2020. Selain itu, rencana aksi

ini disusun berdasarkan prinsip terukur, dapat dilaporkan dan dapat diverifikasi (measurable,

reportable and verifiable/MRV), agar dapat dipertanggung jawabkan hasilnya, sesuai dengan

prinsip yang akan diterapkan oleh UNFCCC untuk kegiatan mitigasi perubahan iklim yang

dilakukan oleh negara para pihak.

Untuk merealisasikan tujuan dan target di atas perlu disusun berbagai intervensi dan

rencana aksi yang disesuaikan dengan kebijakan program mitigasi perubahan iklim yang

dilaksanakan dan didukung oleh berbagai Kementerian/Lembaga, antara lain meliputi

Kementerian Koordinator Perekonomian, Kementerian Perencanaan Pembangunan

Nasional/Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Lingkungan Hidup,

Kementerian Kehutanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian

Kebijakan Iklim ME-4043

Page 3: RAN-GRK

IRSYAD-TL-15312052 21 Februari 2014

Perhubungan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan

Umum, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Badan Meteorologi, Klimatologi dan

Geofisika serta Pemerintah Daerah.

Dokumen ini berisikan berbagai intervensi kegiatan strategis yang disusun

berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) terutama Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014 dan Rencana Pembangunan

Jangka Panjang (RPJP) tahun 2005-2025. Kegiatan penurunan emisi GRK dalam rencana

aksi ini disusun dengan memperhatikan sumber pendanaan dan besarnya biaya yang

dibutuhkan untuk pelaksanaannya, sehingga diharapkan rencana aksi ini akan dapat

dilaksanakan (doable) dan terencana dengan baik. Pembiayaan tahun 2010-2014 didasarkan

pada pendanaan yang tercantum dalam RPJMN 2010-2014, sedangkan pembiayaan antara

tahun 2015-2020 didasarkan pada perkiraan biaya yang diperlukan dalam kegiatan penurunan

emisi GRK tersebut.

Berdasarkan Copenhagen Accord dalam rangkaian kegiatan COP15 UNFCCC di

Copenhagen bulan Desember 2009 lalu, disepakati bahwa dibutuhkan upaya mitigasi global

(global coherent mitigation actions) untuk membatasi peningkatan suhu global 2oC di bawah

tingkat pra-industri pada tahun 2050. Untuk itu, diperlukan penurunan emisi GRK baik oleh

negara maju (dengan kontribusi yang signifikan) maupun negara berkembang. Walaupun

Copenhagen Accord bukan merupakan kesepakatan yang mengikat (legally binding), namun

Indonesia secara sukarela turut berkontribusi dalam penurunan emisi GRK. Dalam konteks

UNFCCC, rencana aksi ini dipandang sebagai suatu upaya sukarela Indonesia dalam

penurunan emisi GRK dan diharapkan menjadi pendorong bagi negara-negara lain terutama

negara maju untuk menurunkan emisinya.

VISI MISI

Pada tanggal 5 Februari 2007, pemerintah Indonesia menerbitkan UU No. 17 tahun

2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) periode 2005-2025.

Misi keenam yang tertera pada dokumen tersebut akan menjadi visi dalam RAN-GRK ini

yaitu untuk: “Mewujudkan Indonesia asri dan lestari”. Misi tersebut menekankan pada

upaya untuk adalah memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan yang dapat

menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan

Kebijakan Iklim ME-4043

Page 4: RAN-GRK

IRSYAD-TL-15312052 21 Februari 2014

sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan

kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang

yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya

konservasi; meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya alam dan lingkungan yang

berkesinambungan; memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk

mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta

meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar

pembangunan”.

Untuk dapat mencapai visi pembangunan yang berkelanjutan, pemerintah Indonesia

mengambil kesepakatan bahwa "pembangunan keberlanjutan jangka panjang akan

menghadapi tantangan berupa perubahan iklim dan pemanasan global yang mempengaruhi

kehidupan dan kegiatan manusia ".

Untuk mencapai visi tersebut dilaksanakan dengan misi sebagai berikut:

1. Mempertajam upaya inventarisasi emisi CO2 dan target pengurangan emisi yang akan

disesuaikan pada tahun 2015

2. Memperkuat kapasitas kelembagaan untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim

terhadap Kementerian dan instansi pemerintah pada 2015 dan mencapai tujuan dari

climate-proofing national policies and regulations pada 2020

3. Menjadikan RAN GRK sebagai panduan kebijakan untuk menurunkan emisi gas rumah

kaca dari skenario “business-as-usual” sebesar 26% pada 2020, dengan memanfaatkan

sumber daya lokal hingga 41% dari skenario business-as-usual jika bantuan internasional

tersedia

4. Mewujudkan keberhasilan implementasi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim untuk

membantu mencapai tujuan pembangunan nasional pada 2025

5. Meningkatkan sumber energi alternatif, sementara penggunaan energi tak terbaharukan

akan dikurangi secara bertahap pada periode waktu tersebut

6. Mengurangi risiko secara nyata atas dampak negatif perubahan iklim terhadap berbagai

sektor pembangunan pada tahun 2030 melalui peningkatan kesadaran masyarakat,

penguatan kapasitas masyarakat lokal, peningkatan manajamen pengetahuan, dan

pemanfaatan teknologi yang adaptif

Kebijakan Iklim ME-4043

Page 5: RAN-GRK

IRSYAD-TL-15312052 21 Februari 2014

7. Memastikan bahwa semua sektor yang menyumbangkan emisi gas rumah kaca akan

mengadopsi strategi pembangunan rendah emisi karbon dan menerapkannya dengan

cara-cara yang menunjang aspek pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

Tujuan dan Sasaran RAN-GRK

Tujuan dari RAN-GRK ini adalah:

1. Merancang program/kegiatan dalam rangka menurunkan emisi GRK terutama di bidang

kehutanan dan lahan gambut, pertanian, energi, industri dan transportasi, serta limbah

dalam skala nasional dan daerah dalam kerangka pembangunan yang berkelanjutan.

2. Memberikan gambaran potensi kegiatan mitigasi nasional dalam rangka menurunkan

emisi GRK yang berkontribusi pada aksi mitigasi global sejalan dengan prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan. Rencana Aksi ini disusun dengan pembiayaan yang

terintegrasi antara Kementerian/Lembaga pemerintah pusat dan daerah, dan terukur serta

dapat diimplementasikan dalam jangka waktu 2010-2020.

Sasaran dari RAN-GRK ini adalah:

1. Sebagai acuan pelaksanaan penurunan emisi GRK oleh bidang-bidang prioritas di tingkat

nasional dan daerah

2. Sebagai acuan investasi terkait penurunan emisi GRK yang terkoordinasi pada tingkat

nasional dan daerah

3. Sebagai acuan pengembangan strategi dan rencana aksi penurunan emisi GRK oleh

daerah-daerah di Indonesia.

Kerangka Hukum dan Institusi

Dasar Hukum yang digunakan untuk penyusunan RAN-GRK terdiri dari:

1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework

Convention on Climate Change;

3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

Kebijakan Iklim ME-4043

Page 6: RAN-GRK

IRSYAD-TL-15312052 21 Februari 2014

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengesahan Protokol Kyoto atas

Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-bangsa tentang Perubahan Iklim;

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional;

6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(RPJP) Tahun 2005-2025;

7. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010-2014;

Dalam pelaksanaan RAN-GRK ini, perlu diatur tentang peran berbagai institusi yang

bertanggung jawab untuk kegiatan penurunan emisi GRK di masing-masing bidang serta

insitusi yang bertanggung jawab terhadap kegiatan pendukung penurunan emisi GRK. Selain

itu, diperlukan pula penetapan institusi yang bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan

berbagai hal di dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi rencana aksi ini.

Untuk itu, pembagian tugas RAN-GRK adalah sebagai berikut:

1. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengkoordinasikan pelaksanaan dan

pemantauan RAN-GRK dengan melibatkan para Menteri dan Gubernur yang terkait

dengan upaya penurunan Emisi GRK, serta melaporkan pelaksanaan RAN-GRK yang

terintegrasi kepada Presiden paling sedikit 1 tahun sekali

2. Menteri PPN/Kepala Bappenas bertugas mengkoordinasikan evaluasi dan kaji ulang

RAN-GRK yang terintegrasi, serta menyusun pedoman RAD-GRK yang akan

diintegrasikan dalam upaya pencapaian target nasional penurunan emisi GRK.

3. Menteri Dalam Negeri bertugas memfasilitasi penyusunan RAD-GRK bersama Menteri

PPN/Kepala Bappenas dan Menteri Lingkungan Hidup.

4. Menteri Lingkungan Hidup bertugas mengkoordinasikan inventarisasi GRK serta

penyusunan pedoman dan metodologi MRV (Measurment, Reporting and Verification)

yang dilakukan oleh masing-masing Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah.

5. Kementerian/Lembaga lainnya sesuai tupoksi masing-masing bertugas untuk

menjalankan RAN-GRK sehingga dapat diukur, dilaporkan, diverifikasi, baik dengan

pendanaan sendiri maupun kerjasama dengan dunia internasional, serta melakukan

pemantauan pelaksanaan RAN-GRK dan melaporkan hasilnya secara berkala kepada

Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri PPN/Kepala Bappenas dan Menteri

Lingkungan Hidup.

Kebijakan Iklim ME-4043

Page 7: RAN-GRK

IRSYAD-TL-15312052 21 Februari 2014

6. Pemerintah Provinsi wajib menyusun Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas

Rumah Kaca (RAD-GRK) yang mengacu pada RAN-GRK dan sesuai dengan prioritas

pembangunan daerah berdasarkan kemampuan APBD dan masyarakat.

7. Gubernur menyampaikan RAD-GRK kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri

PPN/Kepala Bappenas untuk diintegrasikan dalam upaya pencapaian target nasional

penurunan emisi GRK.

Untuk pelaksanaan penurunan emisi GRK di daerah perlu disusun Rencana Aksi

Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) di tingkat Provinsi yang

penyusunannya merupakan tanggung jawab daerah masing-masing dengan koordinasi dari

Kementerian Dalam Negeri. RAD-GRK disusun dengan melibatkan dinas teknis terkait dan

ditetapkan dengan Peraturan Gubernur masing-masing sesuai dengan prioritas pembangunan

daerah berdasarkan kemampuan APBD dan masyarakat.

RAN-GRK dalam Sistem Perencanaan Pembangunan

Rencana Aksi ini disusun berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

(RPJMN 2010-2014) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPN 2005-2025).

Gambar 1.2 Kedudukan RAN-GRK dalam Sistem Perencanaan Pembangunan

Kebijakan Iklim ME-4043

Page 8: RAN-GRK

IRSYAD-TL-15312052 21 Februari 2014

Penyusunan RAN-GRK ini tidak terlepas dari prinsip pengarus-utamaan

pembangunan berkelanjutan yang telah diamanatkan oleh RPJPN 2005-2025 dan RPJMN

2010-2014 (Buku 2 Bab 1), dimana kegiatan pembangunan harus memperhatikan tiga pilar

prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan yaitu terkait aspek ekonomi, aspek sosial dan

aspek lingkungan hidup.

Pelaksanaan RAN-GRK 2010-2020 ini memenuhi tiga kerangka waktu pembangunan

nasional jangka menengah, yakni dimulai di tahun pertama pada RPJMN ke-2 (tahun 2010-

2014), dan dilanjutkan pada periode 2015-2020 yang berarti merupakan periode RPJMN ke-3

(tahun 2015-2019) dan periode RPJMN ke-4 (tahun 2020-2024). Adapun kebutuhan

pendanaan untuk pelaksanaan RAN-GRK tahun 2010-2014 telah dialokasikan pada RPJMN

2010-2014, sedangkan untuk tahun selanjutnya RAN-GRK memberikan arah kebijakan bagi

pemerintah dalam pengurangan emisi GRK dengan biaya/anggaran yang masih bersifat

perkiraan.

Sumber :

http://bappenas.go.id/files/8414/1214/1620/naskah_akademis.pdf

Kebijakan Iklim ME-4043