ramadan tiba, yuk berinvestasi (perspektif, jawa pos radar jember, 28 juni 2014)

2
 Ramadan Tiba, Yuk Berinvestasi!!! Oleh: Khairunnisa Musari  Ramadan tiba...  Andaikan saja Rama dan semua, bulan ya ng tiba bulan yang ada  Karena besarnya setiap pahala, yan g di janjikan kepada kita ....  Banyakkan amal, hari-harinya pahala datang berlipat ga nda  Berlomba-lomba untuk ibada h, dunia bahag ia surga nanti gantinya ... Itulah bait-bait Ramadan Tiba yang dilantunkan Opick, penyanyi religi asal Jember. Pesan tentang  besarnya pahala di bulan Ramadan merupakan ‘iming-iming’ yang diberikan Allah kepada ummat-Nya untuk mempersiapkan bulan penuh berkah tersebut, baik fisik maupun ruhiyah. Layaknya sebagai bulan yang penuh dengan bonus pahala, maka sesungguhnya dibutuhkan perencanaan investasi keuangan agar belanja di bulan Ramadan dapat optimal. Konteks optimal di sini tentu saja berdimensi dunia dan akherat. Oleh karena itu, momen Ramadan perlu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk berbelanja di  jalan-Nya dalam rangka optimalisasi belanja modal investasi tersebut. Isu aktual terkait investasi keuangan dalam perspektif ekonomi Islam yang menjadi tema dari World  Islamic Economic Forum (WIEF) yang diselenggarakan  Islamic Development Bank  (IDB) di Jakarta awal Juni lalu adalah wakaf. Dalam  Awqaf Roundtable, Wakil Menteri Keuangan RI menyampaikan bahwa salah satu instrumen kunci bagi pengembangan ekonomi negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah wakaf.  Nah, Ramadan sudah tiba. Ramadan dapat menjadi momen untuk umat Islam mengalokasikan belanja investasi pada instrumen wakaf. Instrumen ini memiliki peran sebagai alat pengentas kemiskinan karena  berfungsi untuk mendistribusikan kekayaan berupa pendanaan atau aset untuk dikelola bagi kepentingan masyarakat. Sebagai salah satu instrumen keuangan Islam yang original , amalan wakaf akan terus mengalir karena manfaatnya berkesinambungan. Pada tataran inilah wakaf dapat dikatakan sebagai produk investasi yang  patut menjadi pilihan di bulan Ramadan.

Upload: khairunnisa-musari

Post on 13-Oct-2015

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Layaknya sebagai bulan yang penuh dengan bonus pahala, maka sesungguhnya dibutuhkan perencanaan investasi keuangan agar belanja di bulan Ramadan dapat optimal. Konteks optimal di sini tentu saja berdimensi dunia dan akherat. Oleh karena itu, momen Ramadan perlu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk berbelanja di jalan-Nya dalam rangka optimalisasi belanja modal investasi tersebut...

TRANSCRIPT

  • Ramadan Tiba, Yuk Berinvestasi!!!

    Oleh: Khairunnisa Musari

    Ramadan tiba...

    Andaikan saja Ramadan semua, bulan yang tiba bulan yang ada

    Karena besarnya setiap pahala, yang di janjikan kepada kita

    ....

    Banyakkan amal, hari-harinya pahala datang berlipat ganda

    Berlomba-lomba untuk ibadah, dunia bahagia surga nanti gantinya

    ...

    Itulah bait-bait Ramadan Tiba yang dilantunkan Opick, penyanyi religi asal Jember. Pesan tentang

    besarnya pahala di bulan Ramadan merupakan iming-iming yang diberikan Allah kepada ummat-Nya untuk mempersiapkan bulan penuh berkah tersebut, baik fisik maupun ruhiyah.

    Layaknya sebagai bulan yang penuh dengan bonus pahala, maka sesungguhnya dibutuhkan perencanaan

    investasi keuangan agar belanja di bulan Ramadan dapat optimal. Konteks optimal di sini tentu saja berdimensi

    dunia dan akherat. Oleh karena itu, momen Ramadan perlu dimanfaatkan sebaik mungkin untuk berbelanja di

    jalan-Nya dalam rangka optimalisasi belanja modal investasi tersebut.

    Isu aktual terkait investasi keuangan dalam perspektif ekonomi Islam yang menjadi tema dari World

    Islamic Economic Forum (WIEF) yang diselenggarakan Islamic Development Bank (IDB) di Jakarta awal Juni

    lalu adalah wakaf. Dalam Awqaf Roundtable, Wakil Menteri Keuangan RI menyampaikan bahwa salah satu

    instrumen kunci bagi pengembangan ekonomi negara-negara Organisasi Konferensi Islam (OKI) adalah wakaf.

    Nah, Ramadan sudah tiba. Ramadan dapat menjadi momen untuk umat Islam mengalokasikan belanja

    investasi pada instrumen wakaf. Instrumen ini memiliki peran sebagai alat pengentas kemiskinan karena

    berfungsi untuk mendistribusikan kekayaan berupa pendanaan atau aset untuk dikelola bagi kepentingan

    masyarakat. Sebagai salah satu instrumen keuangan Islam yang original, amalan wakaf akan terus mengalir

    karena manfaatnya berkesinambungan. Pada tataran inilah wakaf dapat dikatakan sebagai produk investasi yang

    patut menjadi pilihan di bulan Ramadan.

  • Wakaf

    Dalam perspektif kekinian, wakaf sudah mengalami sejumlah evolusi. Jika wakaf di masa lalu cenderung

    berbentuk lahan, mesjid atau uang tunai, kini sudah mulai berkembang wakaf saham dan wakaf korporasi.

    Peruntukannya pun kini semakin beragam. Jika dulu masih cenderung terbatas pada lahan atau properti, kini

    wakaf digunakan lebih luas untuk pendidikan, kesehatan, riset, perpustakaan, hingga pemberdayaan ekonomi

    melalui pembiayaan mikro.

    Merujuk data Kementerian Agama (2011) yang dikutip oleh Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan

    (OJK) dalam kegiatan WIEF, aset wakaf di Indonesia mencapai Rp 660 triliun. Wakaf tunai bank syariah di

    Indonesia mencapai USD 3 miliar dan tahun 2013 diperkirakan sudah mencapai USD 6 miliar atau sama

    dengan 45 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Angka ini lebih dari cukup untuk

    mengembangkan perekonomian berbasis wakaf. Untuk itulah, OJK turut mendorong lembaga keuangan Islam

    untuk bekerjasama dengan lembaga wakaf untuk pengelolaan dan pengembangan aset wakaf. Hal ini sejalan

    dengan amanat Undang-Undang (UU) Wakaf Tahun 2004 yang menjadi tonggak modernisasi aset wakaf di

    Indonesia. Sinergi ini memberi peluang untuk terbukanya saluran pemberdayaan wakaf produktif dan dapat

    menjadi motor pembangunan ekonomi nasional.

    Nah, terkait dengan rame-rame Debat Calon Presiden (Capres) RI, isu kepemimpinan politik memang

    menjadi topik menarik. Bagi para penggiat ekonomi Islam, kepemimpinan politik menjadi isu penting dalam

    membuat political will yang dapat menyediakan level of playing field yang setara antara kelembagaan ekonomi

    konvensional dengan ekonomi Islam. Melalui political will inilah, wakaf dapat diberdayakan untuk membantu

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan mengurangi defisit pembiayaan dan berkontribusi

    langsung terhadap pembangunan. Hanya dengan kepemimpinan politik, maka negara terdorong untuk

    mengoptimalkan potensi wakaf sebagai komponen penting dalam strategi ekonomi nasional.

    Investasi Abadi

    Di wilayah Lumajang, Jember, dan Bondowoso, terdapat sejumlah lembaga amil zakat (LAZ) yang

    biasanya juga akan sekaligus menyediakan jasa penghimpunan dan pengelolaan dana wakaf. Sebut saja

    diantaranya adalah Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU), Dapur Dhuafa, Rumah Itqon Zakat Infak (RIZKI),

    Rumah Zakat (RZ), Baitul Maal Hidayatullah (BMH), AZKA Al Baitul Amien, dan Yayasan Dana Sosial al-Falah (YDSF).

    Di Jember, gaung wakaf sempat menjadi pembicaraan ketika pasangan suami istri dr. Suharman dan Ibu

    Aliah mewakafkan sebuah rumah besar senilai Rp 2 miliar kepada Mahad Tahfidz Quran (MTQ) Ibnu Katsir untuk menjadi pondok pesantren bagi santri perempuan. Rumah besar yang diberi nama Gedung Quran Aliah menjadi simbol bahwa peruntukan wakaf dapat digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan seperti halnya

    yang lazim terjadi di Turki dan Mesir. Terlebih dengan pemanfaatannya untuk mencetak para penghafal Al-

    Quran. Masya Allah, berapa banyak aliran pahala dari multiplier effect yang tercipta dari wakaf gedung tersebut...

    Namun demikian, jangan menunggu memiliki lahan atau properti untuk berwakaf seperti dr. Suharman

    dan Bu Aliah. Melalui wakaf tunai, tidak ada alasan untuk menunda wakaf. Wakaf dapat dilakukan sesuai

    kemampuan anggaran. Dengan dana puluhan ribu hingga ratusan ribu pun wakaf dapat terealisasi. Dengan

    berjamaah, maka dana yang terhimpun tersebut hingga cukup modal akan dikelola oleh nazhir menjadi aset

    wakaf yang produktif untuk kemudian didayagunakan sesuai peruntukkan manfaatnya. Inilah esensi wakaf,

    pokok harta akan ditahan dan dikelola sehingga hasilnya akan terus mengalirkan manfaat.

    Yup, inilah investasi abadi yang sesungguhnya. Manfaat wakaf yang terus mengalir akan menjadi

    tambahan tabungan pahala ketika pemilik harta tersebut telah tiada. Bukankah perjalanan abadi juga

    membutuhkan bekal yang abadi pula? Selain ilmu yang bermanfaat, anak-anak yang shalih/ah, mungkin kita

    perlu pula memastikan apakah kita sudah menunaikan wakaf? Mumpung Ramadan, yuk sisihkan dana kita

    untuk berinvestasi abadi dengan wakaf biar pahalanya semakin berlipat-lipat. Insya Allah...(*)