rahasia kedokteran

3
RAHASIA KEDOKTERAN Dipetik dari salah satu Sumpah Dokter Indonesia berbunyi Saya akan merahasiakan segala sesuatu yang saya ketahui karena keprofesian sayaRahasia kedokteran adalah suatu norma yang secara tradisional dianggap sebagai norma dasar yang melindungi hubungan dokter dengan pasien.Kode etik kedokteran indonesia merumuskan sebagai setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien,bahkan juga setelah pasien itu meninggal duniaPada Peraturan pemerintah No. 10 tahun 1996 telah mengatur tentang wajib simpan rahasia kedokteran, mewajibkan seluruh tenaga kesehatan untuk menyimpan segala sesuatu yang diketahuinya selama melakukan pekerjaan dibidang kedokteran sebagai rahsia. 1)PP no.10 tahun 1996 Pasal 1 Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam lapangan kedokteran. Pasal 2 Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut dalam pasal 3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi daripada Peraturan Pemerintah ini menentukan lain. Pasal 3 Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah: a.tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara tahun 1963 No. 79). b.mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

Upload: ewasyakilla

Post on 12-Aug-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RAHASIA KEDOKTERAN

RAHASIA KEDOKTERAN

Dipetik dari salah satu Sumpah Dokter Indonesia berbunyi “Saya akan merahasiakan segala sesuatu

yang saya ketahui karena keprofesian saya”

Rahasia kedokteran adalah “suatu norma yang secara tradisional dianggap sebagai norma

dasar yang melindungi hubungan dokter dengan pasien.”

Kode etik kedokteran indonesia merumuskan sebagai ‘setiap dokter wajib merahasiakan

segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien,bahkan juga setelah pasien itu

meninggal dunia’

Pada Peraturan pemerintah No. 10 tahun 1996 telah mengatur tentang wajib simpan rahasia

kedokteran, mewajibkan seluruh tenaga kesehatan untuk menyimpan segala sesuatu yang

diketahuinya selama melakukan pekerjaan dibidang kedokteran sebagai rahsia.

1)PP no.10 tahun 1996

Pasal 1

Yang dimaksud dengan rahasia kedokteran ialah segala sesuatu yang diketahui oleh orang-

orang tersebut dalam pasal 3 pada waktu atau selama melakukan pekerjaannya dalam

lapangan kedokteran.

Pasal 2

Pengetahuan tersebut pasal 1 harus dirahasiakan oleh orang-orang yang tersebut dalam pasal

3, kecuali apabila suatu peraturan lain yang sederajat atau lebih tinggi daripada Peraturan

Pemerintah ini menentukan lain.

Pasal 3

Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang dimaksud dalam pasal 1 ialah:

a.tenaga kesehatan menurut pasal 2 Undang-undang tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran

Negara tahun 1963 No. 79). 

b.mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan

dan/atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

Page 2: RAHASIA KEDOKTERAN

Pasal 4

Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai: wajib simpan rahasia kedokteran yang tidak atau

tidak dapat dipidana menurut pasal 322 atau pasal 112 Kitab Undang-undang Hukum Pidana,

Menteri Kesehatan dapat melakukan tindakan administratif berdasarkan pasal 11 Undang-

undang tentang Tenaga Kesehatan.

Pasal 5

Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam pasal 4 dilakukan oleh mereka yang disebut dalam

pasal 3 huruf b, maka Menteri Kesehatan dapat mengambil tindakan-tindakan berdasarkan

wewenang dan kebijaksanaannya.

Pasal 6

Dalam pelaksanaan peraturan ini Menteri Kesehatan dapat mendengar Dewan Pelindung

Susila Kedokteran dan/atau badan-badan lain bilamana perlu.

Pasal 7

Peraturan ini dapat disebut "Peraturan Pemerintah tentang Wajib Simpan Rahasia

Kedokteran".

Pasal 8

Peraturan ini mulai berlaku pada hari diundangkannya. Agar setiap orang dapat

mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan

penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

2)Alasan memperbolehkan membuka rahsia kedokteran

Pada  ketentuan pasal 50KUHP yang menyatakan bahawa seseorang tidak akan dipidana oleh

karena melakukan suatu perbuatan untuk menjalankan undang—undang,memperkuat peluang

bagi tenaga kesehatan dalam keadaan dan situasi tertentu dapat membuka ‘rahasia

kedokteran’ tanpa diancam pidana.

Alasan lain yang memperbolehkan membuka rahasia kedokteran adalah adanya ijin

atau persetujuan ataukuasa dari pasien itu sendiri,yaitu:

1. Perintah jabatan (pasal 51 KUHP),

Page 3: RAHASIA KEDOKTERAN

2.Daya paksa (pasal 48KUHP),

3.Dalam rangka membela diri (pasal 49KUHP).

3)Dokter yang membocorkan rahasia pasien

Dokter yang membocorkan rahasia pasien sehingga pasien merasa dirugikan karena merasa

malu bisa dikenai PIDANA.

Dasar hukum atas perbuatan dokter tersebut adalah:

1. Pasal 322 KUHP: (ayat 1): Barangsiapa dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yg ia

wajib menyimpannya oleh karena jabatan atau karena pekerjaannya baik yang sekarang

maupun yang dahulu, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya sembilan bulan atau

denda sebanyak-banyaknya sembilan ribu rupiah.

2. Undang-Undang Praktek Kedokteran

a. Pasal 48: (1) Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokteran wajib

menyimpan rahsia kedokteran. (2) Rahasia kedokteran dapat dinuka hanya untuk kepentingan

kesehatan pasien, memenuhi permintaan penegak hukum,permintaan pasien sendiri, atau

berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

b. Pasal 51 (c) Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktek kedokteran mempunyai

kewajiban : Merahasiakan segala sesuatu yg diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah

pasien itu meninggal dunia.

c. Pasal 79: (c) Membocorkan Rahasia PAsien dapat di Pidana kurungan paling lama 1 (Satu

tahun atau denda paling banyak Rp 50 juta.

DF

Sampurna. B, Syamsu.Z,Siswaja T.D. Bioetik dan hokum kedokteran.2007. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.Jakarta ; 2007. Hal 53-5

Peraturan pemeritahan republik Indonesia nomor 10 tahun 1966. Diunduh dari

http://hukum.unsrat.ac.id/pp/pp_10_1966.htm, 18 Januari 2012