rabu, 21 desember 2011 penculikan anak meningkat … · alumni bekerja di perusahaan menengah dan...

1
Dealers : Jakarta (021) 6530 7868, Bandung (022) 603 3725, Bekasi (021) 880 2136, Tasikmalaya (026) 533 8396, Semarang (024) 761 4658, Surabaya (031) 534 3163, Gresik (031) 398 4034, Malang (0341) 491 195, Bondowoso (0332) 7760888, Madiun (0351) 468 854, Bali (0361) 431 111, Samarinda (0541) 766 6731, Banjarmasin (0511) 9118888, Medan (061) 664 1818, Pekanbaru (0761) 857 5000 PT GEELY MOBIL INDONESIA www.geely.co.id LC CROSS AKADEMI Bina Sarana Infor- matika (BSI) kembali meme- cahkan rekor Muri dengan mewisuda sebanyak 9.998 ma- hasiswa selama 2011. Sertikat diserahkan langsung Ketua Muri Jayasuprana kepada Di- rektur Utama BSI Naba Aji Notoseputro di Gedung Ja- karta Convention Center (JCC), kemarin. “Kami berhasil memecahkan enam rekor Muri saat ini,” kata Naba Aji seusai acara wisuda sekitar 3.000 mahasiswa BSI di JCC. Melalui rekor yang diraih tersebut, BSI menunjukkan kepada khalayak dan warga dunia bahwa Indonesia mampu bersaing sebab sebagian besar alumni bekerja di perusahaan menengah dan besar. Rekor Muri pertama yang diraih BSI yakni sebagai koor- dinator penyelenggara cerdas cermat daring 2007-2008 siswa SMA se-Jabodetabek dengan jumlah peserta terbanyak. Kedua, event cerdas cermat tersebut menggunakan 100 laptop. Ketiga, penyelenggara kursus internet nonstop 32 jam dengan peserta karang taruna. Selanjutnya, penyelenggara seminar motivasi dengan pe- serta 28 ribu di Istora Senayan pada 2009 dengan motivator Andri Wongso serta Arvan Pradiansah. Rekor kelima, penulisan Al- quran dengan jumlah peserta 1.200 siswa SMA di Istora Se- nayan 2011. Keenam rekor Muri peserta wisuda terbanyak tiga tahun berturut turut yakni 2009 (7.000 mahasiswa), 2010 (8.300 mahasiswa), dan 2011 sebanyak 9.998 mahasiswa. Naba menargetkan meme- cahkan lagi lima rekor Muri pada 2012. Ia masih meraha- siakan rekor dimaksud. Yang pasti, pada 2012, BSI memba- ngun lima kampus baru di Jawa dan dua kampus baru di luar Jawa. Saat ini jumlah maha- siswa BSI sekitar 60 ribu, 2012 ditargetkan 80 ribu mahasiswa, dan 2015 mencapai 100 ribu mahasiswa. Menurut Jayasuprana, rekor Muri yang disandang BSI sa- ngat positif dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia. “Ini luar biasa. Sebuah aka- demi pendidikan seperti BSI telah menyandang enam rekor Muri dan mampu memecah- kan rekor Muri untuk wisuda mahasiswa terbanyak sepan- jang tiga tahun ini,” katanya. (Bay/J-1) KASUS penculikan anak me- ningkat tahun ini jika diban- dingkan dengan 2010. Korban terbanyak ialah mereka yang dilahirkan di rumah sakit ber- salin. Sekjen Komnas Perlindungan Anak (PA) Samsul Ridwan mengungkapkan, pada 2010 tercatat sebanyak 111 kasus anak hilang dan 26 kasus meli- batkan pihak RS bersalin. “Sedangkan tahun ini sudah 120 anak hilang, sebanyak 35 kasus terjadi di RS bersalin dan puskesmas. Sebagian besar aduan terjadi di Jabodetabek,” ujarnya, kemarin, mengutip da- ta yang masuk melalui hotline service Komnas PA. Pihaknya telah berkoordi- nasi dengan kepolisian untuk menemukan anak-anak hilang tersebut, tetapi sebagian besar masih bersama pelaku. Menurut dia, anak-anak di bawah umur satu tahun dijual pelaku untuk diadopsi. Ada- pun yang berusia di atas 12 tahun dikirim ke luar negeri de- ngan tujuan eksploitasi seksual dan ekonomi. Kasus buang anak juga meningkat tahun ini. Hingga November, tercatat ada 186 kasus anak sengaja dibuang orangtua mereka. Pada 2010, hanya 104 kasus pembuangan anak. “Sebesar 68% dari 186 anak ditemukan meninggal dunia. Alasan orangtua membuang anak lebih pada membuang aib atau belum siap menjadi orangtua,” cetusnya. Berkaca pada peningkatan kasus buang bayi, Komnas PA bersama pihak kepolisian berupaya meminimalisasi hal itu. Perbuatan pidana dita- ngani kepolisian, sedangkan Komnas PA terus melaku- kan sosialisasi agar orangtua merawat anak mereka dengan baik. Komnas PA mencatat, se- lama 2008 sampai 2010, terjadi peningkatan kasus peram- pasan hak hidup lewat aborsi di Indonesia. Sebesar 62% pelaku masih berusia di ba- wah umur. Samsul Ridwan merinci, ren- tang 2008 sampai 2010 terjadi peningkatan sekitar 15%. Pada 2008 tercatat ada 2 juta jiwa anak korban aborsi, tahun beri- kutnya naik 300 ribu, dan 2010 naik lagi 200 ribu. (*/J-1) YAYASAN Lembaga Konsumen Indonesia mempertanyakan ke kuatan konstruksi pagar pembatas jalan Tol Dalam Kota menyusul jatuhnya dua mobil boks dari ketinggian 15 m dan 6 m, Sabtu (17/12) lalu. Kedua mobil tersebut jatuh setelah menghantam pagar pembatas jalan tol. Sayangnya pagar tak cukup kuat menahan kedua mobil boks. “Jaminan keamanan jalan tol itu bisa dilihat pada frekuensi. Jika sering, berarti memang ada indikasi masalah. Ini dalam se- hari ada dua kejadian,” ungkap Ketua Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo saat dihubungi Media Indonesia, kemarin. Sebagaimana diketahui, mo- bil boks pertama dengan nomor polisi B 9141 HH jatuh dari ruas Tol Dalam Kota, beberapa meter sebelum gerbang tol Je- lambar di Jalan Latumenten, Jakarta Barat. Adapun mobil boks kedua bernomor polisi B 9174 JZJ jatuh ke ruas Jalan S Parman atau tepat di depan gerbang tol Slipi 1. Menurut Sudaryatmo, dua kejadian tersebut harus diusut tuntas oleh pihak pengelola tol. “Minimal operator harus jelas- kan struktur kekuatan dinding jalan tol itu seperti apa dan menjamin bahwa itu aman,” tegas Sudaryatmo. Sudaryatmo menerangkan se- bagai jalan berbayar, keandalan tol sudah sepatutnya melebihi jalan biasa. Dalam kondisi nor- mal, tol didesain untuk dapat menampung kecepatan mobil 80-100 km/jam. “Kalau sampai jatuh, pengelola jalan tol harus bertanggung jawab,” jelasnya. Pakar transportasi Universi- tas Trisakti Yayat Supriyatna menyarankan agar pengelola tol memperbanyak rambu ke- selamatan di daerah rawan kecelakaan. Rambu-rambu tersebut meliputi rambu per- ingatan jalan licin ketika hujan, rambu batas kecepatan, hingga rambu penanda titik rawan ke- celakaan. Yayat mengingatkan jika kejadian serupa terulang, pengguna jalan nontol yang akan menjadi korban. Di sisi lain, Dirut Jasa Marga Frans Sunito mengatakan ke- andalan pagar tol sudah se- suai standar. Tapi ia mengakui bahwa sudut tabrakan memba- wa pengaruh terhadap dampak yang timbul. “Kalau frontal dan dengan kecepatan penuh, ya ti- dak mungkin tahan,” ujarnya. (Vni/*/J-3) 11 RABU, 21 DESEMBER 2011 M EGAPOLITAN Konstruksi Pagar Tol Dipertanyakan DOK MAJALAHINDONESIA.COM Naba Aji Notoseputro Direktur Utama BSI VINI MARIYANE ROSYA R ENCANA penataan kepemilikan angkut- an umum seperti yang dilontarkan Pe- merintah Provinsi DKI diyakini tidak akan mematikan usaha angkutan umum yang dimiliki perseorangan. Organisasi Pengusaha Ang- kutan Darat (Organda) melihat upaya itu hanya akan meng- gabungkan para pemilik ang- kutan umum perseorangan da lam satu wadah. Dengan demikian, kepemilikan pribadi tetap saja dimungkinkan. “Pribadi-pribadi yang memi- liki satu-dua angkutan umum itu nantinya akan digabungkan menjadi satu wadah dan dikelola secara profesional. Jadi bukan dimatikan atau dinonaktifkan,” ujar Ketua Organda DKI Jakarta Soedirman saat dihubungi Media Indonesia, kemarin. Soedirman mengatakan pi- haknya telah berbicara dengan Dinas Perhubungan DKI Ja- karta untuk mengumpulkan pengusaha angkutan. Usulan yang diajukan Or- ganda ialah dengan memberla- kukan sistem pul. Dari ribuan ang kutan umum yang ada, Organda akan mensyaratkan setiap 50 angkutan memiliki satu pul kendaraan. “Di pul itu nanti diterapkan bagaimana cara quality control, manajemen, dan ada bengkel. Setiap kendaraan keluar narik pagi-pagi diperiksa dulu kese- hatannya sama mantri,” papar Soedirman. Sebagai tahap pertama, Or- ganda bersama Dishub mulai mendata kepemilikan angkut- an. Bagi yang memiliki minimal 20 kendaraan, pul miliknya akan dijadikan wadah bagi pe- milik angkutan perseorangan. Soedirman menegaskan peng usaha angkutan perse- orangan tidak akan diminta membeli tanah untuk membu- ka pul. “Yang punya pul dimin- ta me nampung. Jadi bukan kita kumpulkan 50 pengusaha angkutan perseorangan terus minta mereka beli tanah. Itu pasti berat,” tegasnya. Penataan tidak Matikan Angkot Individu Pengusaha angkutan perseorangan tidak akan diminta membeli tanah untuk membuka pul. Konsekuensi adanya pul ten- tu pada tambahan biaya. Untuk itulah para pengusaha yang tergabung dalam satu pul ha- rus berembuk agar biaya yang timbul tidak memberatkan. Tahap selanjutnya, pengusa- ha-pengusaha yang sudah ber- gabung tersebut dapat dikelola menjadi satu perseroan terbatas (PT). “Tahap awal penertiban pasti tak mudah, butuh pengor- banan. Penyederhanaan ini un- tuk mempermudah pengawas- an,” jelasnya. Ijin trayek Penertiban kepemilikan ter- sebut, imbuhnya, tidak akan berjalan tanpa pengetatan izin trayek. Nantinya dalam penge- naan izin trayek tersebut, peng- usaha angkutan diharuskan memiliki minimal pul kenda- raan, bengkel, mekanik, sistem manajemen serta akuntansi yang baik. Soedirman mengakui tak sedikit pengusaha angkot khu- susnya pengusaha perorangan yang menunjukkan tanda-tan- da penolakan. Sebagian besar ragu penyederhanaan kepemi- likan tersebut dapat membantu usaha angkot mereka. “Wajar saja ada resisten. Kebia- saan tak baik ini (miliki angkot individu) sudah berlangsung lama. Begitu ada penertiban sedikit, kaget dan ragu. Mau tak mau mereka harus patuh, ini aturan,” tandasnya. (J-3) [email protected] Jadi bukan kita kumpulkan 50 pengusaha angkutan perseorangan terus minta mereka beli tanah. Itu pasti berat.” Soedirman Ketua Organda DKI Jakarta Bina Sarana Informatika Sandang 6 Rekor Muri Penculikan Anak Meningkat

Upload: lamque

Post on 13-Aug-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Dealers : Jakarta (021) 6530 7868, Bandung (022) 603 3725,

Bekasi (021) 880 2136, Tasikmalaya (026) 533 8396,Semarang (024) 761 4658, Surabaya (031) 534 3163,

Gresik (031) 398 4034, Malang (0341) 491 195,Bondowoso (0332) 7760888, Madiun (0351) 468 854,

Bali (0361) 431 111, Samarinda (0541) 766 6731,Banjarmasin (0511) 9118888, Medan (061) 664 1818,

Pekanbaru (0761) 857 5000

PT GEELY MOBIL INDONESIA

www.geely.co.id

LC CROSS

AKADEMI Bina Sarana Infor-matika (BSI) kembali meme-cahkan rekor Muri dengan me wisuda sebanyak 9.998 ma-hasiswa selama 2011. Sertifi kat diserahkan langsung Ketua Muri Jayasuprana kepada Di-rektur Utama BSI Naba Aji Notoseputro di Gedung Ja-karta Convention Center (JCC), kemarin.

“Kami berhasil memecahkan enam rekor Muri saat ini,” kata Naba Aji seusai acara wisuda sekitar 3.000 mahasiswa BSI di JCC. Melalui rekor yang diraih tersebut, BSI menunjukkan ke pada khalayak dan warga du nia bahwa Indonesia mampu bersaing sebab sebagian besar alumni bekerja di perusahaan menengah dan besar.

Rekor Muri pertama yang diraih BSI yakni sebagai koor-dinator penyelenggara cerdas cermat daring 2007-2008 siswa SMA se-Jabodetabek dengan jumlah peserta terbanyak.

Kedua, event cerdas cermat tersebut menggunakan 100 lap top. Ketiga, penyelenggara kur sus internet nonstop 32 jam dengan peserta karang taruna.

Selanjutnya, penyelenggara seminar motivasi dengan pe-serta 28 ribu di Istora Senayan pada 2009 dengan motivator Andri Wongso serta Arvan Pra diansah.

Rekor kelima, penulisan Al-quran dengan jumlah peserta 1.200 siswa SMA di Istora Se-nayan 2011. Keenam rekor Muri peserta wisuda terbanyak tiga

tahun berturut turut yakni 2009 (7.000 mahasiswa), 2010 (8.300 mahasiswa), dan 2011 sebanyak 9.998 mahasiswa.

Naba menargetkan meme-cahkan lagi lima rekor Muri pada 2012. Ia masih meraha-siakan rekor dimaksud. Yang pasti, pada 2012, BSI memba-ngun lima kampus baru di Jawa dan dua kampus baru di luar Jawa. Saat ini jumlah maha-siswa BSI sekitar 60 ribu, 2012 ditargetkan 80 ribu mahasiswa, dan 2015 mencapai 100 ribu mahasiswa.

Menurut Jayasuprana, rekor Muri yang disandang BSI sa-ngat positif dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia.

“Ini luar biasa. Sebuah aka-demi pendidikan seperti BSI telah menyandang enam rekor Muri dan mampu memecah-kan rekor Muri untuk wisuda mahasiswa terbanyak sepan-jang tiga tahun ini,” katanya. (Bay/J-1)

KASUS penculikan anak me-ningkat tahun ini jika diban-dingkan dengan 2010. Korban terbanyak ialah mereka yang dilahirkan di rumah sakit ber-salin.

Sekjen Komnas Perlindungan Anak (PA) Samsul Ridwan mengungkapkan, pada 2010 ter catat sebanyak 111 kasus anak hilang dan 26 kasus meli-batkan pihak RS bersalin.

“Sedangkan tahun ini sudah 120 anak hilang, sebanyak 35 kasus terjadi di RS bersalin dan puskesmas. Sebagian besar aduan terjadi di Jabodetabek,” ujarnya, kemarin, mengutip da-ta yang masuk melalui hotline service Komnas PA.

Pihaknya telah berkoordi-nasi dengan kepolisian untuk menemukan anak-anak hilang tersebut, tetapi sebagian besar masih bersama pelaku.

Menurut dia, anak-anak di bawah umur satu tahun dijual pelaku untuk diadopsi. Ada-pun yang berusia di atas 12 ta hun dikirim ke luar negeri de-ngan tujuan eksploitasi seksual dan ekonomi.

Kasus buang anak juga meningkat tahun ini. Hingga November, tercatat ada 186 kasus anak sengaja dibuang orangtua mereka. Pada 2010, hanya 104 kasus pembuangan anak.

“Sebesar 68% dari 186 anak ditemukan meninggal dunia. Alasan orangtua membuang anak lebih pada membuang aib atau belum siap menjadi orangtua,” cetusnya.

Berkaca pada peningkatan kasus buang bayi, Komnas PA bersama pihak kepolisian ber upaya meminimalisasi hal itu. Perbuatan pidana dita-ngani kepolisian, sedangkan Komnas PA terus melaku-kan sosialisasi agar orangtua merawat anak mereka dengan

baik. Komnas PA mencatat, se-

lama 2008 sampai 2010, terjadi peningkatan kasus peram-pasan hak hidup lewat aborsi

di Indonesia. Sebesar 62% pe laku ma sih berusia di ba-wah umur.

Samsul Ridwan merinci, ren-tang 2008 sampai 2010 terjadi

peningkatan sekitar 15%. Pada 2008 tercatat ada 2 juta jiwa anak korban aborsi, tahun beri-kutnya naik 300 ribu, dan 2010 naik lagi 200 ribu. (*/J-1)

YAYASAN Lembaga Konsumen Indonesia mempertanyakan ke kuatan konstruksi pagar pem batas jalan Tol Dalam Kota menyusul jatuhnya dua mobil boks dari ketinggian 15 m dan 6 m, Sabtu (17/12) lalu. Kedua mo bil tersebut jatuh setelah menghantam pagar pembatas jalan tol. Sayangnya pagar tak cukup kuat menahan kedua mo bil boks.

“Jaminan keamanan jalan tol itu bisa dilihat pada frekuensi. Jika sering, berarti memang ada indikasi masalah. Ini dalam se-hari ada dua kejadian,” ungkap Ketua Pengurus Harian YLKI Sudaryatmo saat dihubungi Me dia Indonesia, kemarin.

Sebagaimana diketahui, mo-bil boks pertama dengan nomor polisi B 9141 HH jatuh dari ruas Tol Dalam Kota, beberapa

me ter sebelum gerbang tol Je-lambar di Jalan Latumenten, Ja karta Barat. Adapun mobil boks kedua bernomor polisi B 9174 JZJ jatuh ke ruas Jalan S Parman atau tepat di depan gerbang tol Slipi 1.

Menurut Sudaryatmo, dua ke jadian tersebut harus diusut tuntas oleh pihak pengelola tol. “Minimal operator harus jelas-kan struktur kekuatan dinding jalan tol itu seperti apa dan men jamin bahwa itu aman,” te gas Sudaryatmo.

Sudaryatmo menerangkan se-bagai jalan berbayar, keandal an tol sudah sepatutnya mele bihi jalan biasa. Dalam kondisi nor-mal, tol didesain untuk dapat menampung kecepatan mo bil 80-100 km/jam. “Kalau sam pai jatuh, pengelola jalan tol harus bertanggung jawab,” jelasnya.

Pakar transportasi Universi-tas Trisakti Yayat Supriyatna me nyarankan agar pengelola tol memperbanyak rambu ke-selamatan di daerah rawan ke celakaan. Rambu-rambu ter sebut meliputi rambu per-ingatan jalan licin ketika hujan, rambu batas kecepatan, hingga rambu penanda titik rawan ke-celakaan. Yayat mengingatkan jika kejadian serupa terulang, pengguna jalan nontol yang akan menjadi korban.

Di sisi lain, Dirut Jasa Marga Frans Sunito mengatakan ke-andalan pagar tol sudah se-suai standar. Tapi ia mengakui bahwa sudut tabrakan memba-wa pengaruh terhadap dampak yang timbul. “Kalau frontal dan dengan kecepatan penuh, ya ti-dak mungkin tahan,” ujarnya.(Vni/*/J-3)

11RABU, 21 DESEMBER 2011 MEGAPOLITAN

Konstruksi Pagar Tol Dipertanyakan

DOK MAJALAHINDONESIA.COM

Naba Aji NotoseputroDirektur Utama BSI

VINI MARIYANE ROSYA

RENCANA penataan kepemilikan angkut-an umum seperti yang dilontarkan Pe-

merintah Provinsi DKI diyakini tidak akan mematikan usaha angkutan umum yang dimiliki perseorangan.

Organisasi Pengusaha Ang-kutan Darat (Organda) meli hat upaya itu hanya akan meng-gabungkan para pemilik ang-kutan umum perseorangan da lam satu wadah. Dengan de mikian, kepemilikan pribadi te tap saja dimungkinkan.

“Pribadi-pribadi yang memi-liki satu-dua angkutan umum itu nantinya akan digabungkan menjadi satu wadah dan dike lola secara profesional. Jadi bu kan dimatikan atau dinonak tifkan,” ujar Ketua Organda DKI Jakarta Soedirman saat di hubungi Media Indonesia, ke marin.

Soedirman mengatakan pi-haknya telah berbicara dengan Dinas Perhubungan DKI Ja-karta untuk mengumpulkan peng usaha angkutan.

Usulan yang diajukan Or-ganda ialah dengan memberla-kukan sistem pul. Dari ribuan ang kutan umum yang ada, Or ganda akan mensyaratkan se tiap 50 angkutan memiliki

satu pul kendaraan. “Di pul itu nanti diterapkan

bagaimana cara quality control, manajemen, dan ada bengkel. Setiap kendaraan keluar narik pagi-pagi diperiksa dulu kese-hatannya sama mantri,” papar Soe dirman.

Sebagai tahap pertama, Or-ganda bersama Dishub mulai mendata kepemilikan angkut-an. Bagi yang memiliki minimal

20 kendaraan, pul miliknya akan dijadikan wadah bagi pe-milik angkutan perseorangan.

Soedirman menegaskan peng usaha angkutan perse-orangan tidak akan diminta mem beli tanah untuk membu-ka pul. “Yang punya pul dimin-ta me nampung. Jadi bukan kita kumpulkan 50 pengusaha angkutan perseorangan terus minta mereka beli tanah. Itu pasti berat,” tegasnya.

Penataan tidak MatikanAngkot IndividuPengusaha angkutan perseorangan tidak akan diminta membeli tanah untuk membuka pul.

Konsekuensi adanya pul ten-tu pada tambahan biaya. Untuk itulah para pengusaha yang ter gabung dalam satu pul ha-rus berembuk agar biaya yang timbul tidak memberatkan.

Tahap selanjutnya, pengusa-ha-pengusaha yang sudah ber-gabung tersebut dapat dikelola menjadi satu perseroan terbatas (PT). “Tahap awal penertiban pasti tak mudah, butuh pengor-banan. Penyederhanaan ini un-tuk mempermudah pengawas-an,” jelasnya.

Ijin trayekPenertiban kepemilikan ter-

sebut, imbuhnya, tidak akan ber jalan tanpa pengetatan izin trayek. Nantinya dalam penge-naan izin trayek tersebut, peng-usaha angkutan diharuskan me miliki minimal pul kenda-raan, bengkel, mekanik, sistem manajemen serta akuntansi yang baik.

Soedirman mengakui tak se dikit pengusaha angkot khu-susnya pengusaha perorangan yang menunjukkan tanda-tan-da penolakan. Sebagian besar ra gu penyederhanaan kepemi-likan tersebut dapat membantu usaha angkot mereka.

“Wajar saja ada resisten. Ke bia-saan tak baik ini (miliki ang kot individu) sudah berlangsung lama. Begitu ada pe nertiban sedikit, kaget dan ra gu. Mau tak mau mereka ha rus patuh, ini aturan,” tandas nya. (J-3)

[email protected]

Jadi bukan kita kumpulkan 50 pengusaha angkutan perseorangan terus minta mereka beli tanah. Itu pasti berat.”

SoedirmanKetua Organda DKI Jakarta

Bina Sarana InformatikaSandang 6 Rekor Muri

Penculikan Anak Meningkat