rabu, 2 maret 2011 | media indonesia toilet portabel f h ... filelain yang membuat ardi, kurnia, dan...

1
5 RABU, 2 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA P OP RISET Toilet Portabel dari Solo Mungkin Anda pernah meringis menahan perut lantaran tidak menemukan tempat buang hajat. Mau coba toilet portabel? FERDINAND H ASIL kreasi Muham- mad Yanuar Ardi, Kurnia Widiantoro, dan M Bahtiar Arief ini, berupa toilet portabel, ba- rangkali bisa jadi solusi di lokasi sulit WC. Sesuai dengan namanya, perangkat karya mahasis- wa semester VIII Fakultas Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Su- rakarta (UNS) itu bisa di- pindah- kan dengan mudah. Bobotnya sekitar 15 kilogram saja. Walau begitu, aspek kenyamanan dan fungsi utamanya tidak jauh berbeda dengan toilet biasa. Karya penyabet juara kedua pada lomba Holcim Innovation Hunt 2010 bertema Sustain- able construction ini didesain layaknya lemari plastik yang dapat mudah dibongkar pasang. Saat belum dirangkai, toilet ini terdiri dari lima bagian. Yakni, septic tank, laci tempat kotoran, leher toilet, kepala toilet, dan alas beroda yang berfungsi sebagai alat untuk menggeser atau me- mindahkannya. Untuk menjaga privasi peng- gunanya, toilet ini juga dileng- kapi sebuah tenda berukuran kecil. Toilet ini memiliki kapasitas daya tam- pung hingga 21,6 liter. Tidak perlu khawatir isinya me- luber, karena pada bagian septic tank ter- dapat lubang kaca yang berfungsi sebagai indikator untuk mengintip sisa kapasi- tasnya. “Kalau penuh, ya tinggal ditarik saja lacinya dan dibersih- kan,” kata Ardi yang ditemani Kurnia dan Bahtiar saat ditemui di ruang Humas UNS, Surakarta, Selasa (1/3). Manfaatkan limbah Ide pembuatan toilet porta- bel tersebut terkait dengan bencana erupsi Merapi beberapa waktu lalu. Ardi, Kurnia, dan Bahtiar yang saat itu menjadi bagian dari tim relawan merasa- kan sendiri bagaimana sulitnya menemukan tempat buang hajat di lokasi pengungsian warga. Selain ide orisinal, pemanfaat- an limbah bangunan sebagai ba- han baku menjadi nilai tambah lain yang membuat Ardi, Kurnia, dan Bahtiar diganjar hadiah satu tahun beasiswa. Ardi menjelaskan, limbah material dihancurkan hingga menjadi butiran kecil sebesar batu kerikil, kemudian dicampur adonan semen, silica fume yang berfungsi menguatkan semen, dan superplasticizer yang berguna untuk mengencerkan adonan. Teknologi yang dikenal de- ngan nama self compacting con- crete (SCC) itu memungkinkan beton memadat mandiri tanpa bantuan vibrator. Di luar negeri, cara ini telah banyak digunakan. Sementara di Indonesia sudah diterapkan dalam pembuatan tiang pancang Jembatan Sura- madu. Setelah jadi, adonan dituang ke cetakan logam yang desain- nya sesuai bentuk toilet yang diinginkan. Agar hasilnya bisa diambil dengan mudah, cetakan logam ini dibuat menjadi dua bagian. Selain bagian utama toilet, proses dan bahan yang sama juga diterapkan pada pembuat- an septic tank dan lacinya. Hasil cetakan itu kemudian dilapis dengan cat supaya lebih halus. Total biaya yang dibutuhkan untuk proses awal ini, menurut Ardi, mencapai Rp5,6 juta. “Itu karena kami harus mem- buat cetakan logam. Kalau untuk produksi selanjutnya, cuma bu- tuh biaya Rp 1,5 juta,” katanya. Ramah lingkungan Toilet portabel memang bu- kan barang baru. Namun, ke- banyakan produk yang ada sekarang ini terbuat dari bahan dasar plastik. Padahal, pem- buatan plastik dan proses daur ulangnya membutuhkan energi yang besar dan menghasilkan emisi CO2 yang dapat mence- mari lingkungan. Plastik juga merupakan material yang sulit terurai secara alami. Adapun toilet portabel berba- han beton daur ulang ini lebih awet karena tahap terhadap pengaruh lingkungan seperti panas, api, dan korosi. Peng- gunaan limbah material sebagai bahan baku juga akan mem- bantu mengurangi pencemaran lingkungan. “Dan, yang jelas, penggunaan agregat daur ulang ini akan dapat mengurangi eksploitasi agregat alam,” tegas Solihin As’ad, dosen Fakultas Teknik Sipil UNS, yang mendampingi ketiga mahasiswa tersebut. (M-4) [email protected] FOTO: DOKUMEN PRIBADI TOILET PORTABEL: Muhammad Yanuar Ardi (kiri), Kurnia Widiantoro, dan M Bahtiar Arief menunjukkan miniatur toilet portabel buatan mereka di sela-sela penjurian lomba Holcim Innovation Hunt 2011 di Bandung, Jawa Barat, 21 Februari lalu.

Upload: buidung

Post on 27-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RABU, 2 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA Toilet Portabel F H ... filelain yang membuat Ardi, Kurnia, dan Bahtiar diganjar hadiah satu ... cara ini telah banyak digunakan. Sementara di

5RABU, 2 MARET 2011 | MEDIA INDONESIA POP RISET

Toilet Portabel dari SoloMungkin Anda pernah meringis menahan perut lantaran tidak menemukan tempat buang hajat. Mau coba toilet portabel?

FERDINAND

HASIL kreasi Muham-mad Yanuar Ardi, Kurnia Widiantoro, dan M Bahtiar Arief

ini, berupa toilet portabel, ba-rangkali bisa jadi solusi di lokasi

sulit WC. Sesuai dengan namanya,

perangkat karya mahasis-wa semester VIII Fakultas Teknik Sipil Universitas

Sebelas Maret Su-rakarta (UNS)

itu bisa di-pin dah-

kan

dengan mudah. Bobotnya sekitar 15 kilogram saja. Walau begitu, aspek kenyamanan dan fungsi utamanya tidak jauh berbeda dengan toilet biasa.

Karya penyabet juara kedua pada lomba Holcim Innovation Hunt 2010 bertema Sustain-able construction ini didesain la yaknya lemari plastik yang dapat mudah dibongkar pasang. Saat belum dirangkai, toilet ini terdiri dari lima bagian. Yakni, septic tank, laci tempat kotoran, leher toilet, kepala toilet, dan alas beroda yang berfungsi sebagai alat untuk menggeser atau me-mindahkannya.

Untuk menjaga privasi peng-gunanya, toilet ini juga dileng-kapi sebuah tenda berukuran kecil.

Toilet ini memiliki kapasitas daya tam-

pung hingga 21,6 liter. Tidak perlu

khawatir isinya me-luber, karena pada

bagian septic tank ter-dapat lubang kaca yang

berfungsi sebagai indikator untuk mengintip sisa kapasi-

tasnya. “Kalau penuh, ya tinggal ditarik saja lacinya dan dibersih-kan,” kata Ardi yang ditemani Kurnia dan Bahtiar saat ditemui di ruang Humas UNS, Surakarta, Selasa (1/3).

Manfaatkan limbahIde pembuatan toilet porta-

bel tersebut terkait dengan

bencana erupsi Merapi beberapa waktu lalu. Ardi, Kurnia, dan Bahtiar yang saat itu menjadi bagian dari tim relawan merasa-kan sendiri bagaimana sulitnya menemukan tempat buang hajat di lokasi pengungsian warga.

Selain ide orisinal, pemanfaat-an limbah bangunan sebagai ba-han baku menjadi nilai tambah lain yang membuat Ardi, Kurnia, dan Bahtiar diganjar hadiah satu tahun beasiswa.

Ardi menjelaskan, limbah material dihancurkan hingga menjadi butiran kecil sebesar batu kerikil, kemudian dicampur adonan semen, silica fume yang berfungsi menguatkan semen, dan superplasticizer yang berguna untuk mengencerkan adonan.

Teknologi yang dikenal de-ngan nama self compacting con-crete (SCC) itu memungkinkan beton memadat mandiri tanpa bantuan vibrator. Di luar negeri, cara ini telah banyak digunakan. Sementara di Indonesia sudah diterapkan dalam pembuatan tiang pancang Jembatan Sura-madu.

Setelah jadi, adonan dituang ke cetakan logam yang desain-nya sesuai bentuk toilet yang diinginkan. Agar hasilnya bisa diambil dengan mudah, cetakan logam ini dibuat menjadi dua bagian.

Selain bagian utama toilet, proses dan bahan yang sama juga diterapkan pada pembuat-an septic tank dan lacinya. Hasil

cetakan itu kemudian dilapis dengan cat supaya lebih halus. Total biaya yang dibutuhkan untuk proses awal ini, menurut Ardi, mencapai Rp5,6 juta.

“Itu karena kami harus mem-buat cetakan logam. Kalau untuk produksi selanjutnya, cuma bu-tuh biaya Rp 1,5 juta,” katanya.

Ramah lingkunganToilet portabel memang bu-

kan barang baru. Namun, ke-banyakan produk yang ada sekarang ini terbuat dari bahan dasar plastik. Padahal, pem-buatan plastik dan proses daur ulangnya membutuhkan energi yang besar dan menghasilkan emisi CO2 yang dapat mence-mari lingkungan. Plastik juga merupakan material yang sulit terurai secara alami.

Adapun toilet portabel berba-han beton daur ulang ini lebih awet karena tahap terhadap pengaruh lingkungan seperti panas, api, dan korosi. Peng-gunaan limbah material sebagai bahan baku juga akan mem-bantu mengurangi pencemaran lingkungan.

“Dan, yang jelas, penggunaan agregat daur ulang ini akan dapat mengurangi eksploitasi agregat alam,” tegas Solihin As’ad, dosen Fakultas Teknik Sipil UNS, yang mendampingi ketiga mahasiswa tersebut. (M-4)

[email protected]

FOTO: DOKUMEN PRIBADI

TOILET PORTABEL: Muhammad Yanuar Ardi (kiri), Kurnia Widiantoro, dan M Bahtiar Arief menunjukkan miniatur toilet portabel buatan mereka di sela-sela penjurian lomba Holcim Innovation Hunt 2011 di Bandung, Jawa Barat, 21 Februari lalu.