putusan pengadilan pajak ppn
DESCRIPTION
PPNTRANSCRIPT
Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43509/PP/M.X/16/2013
Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai
Tahun Pajak : 2006
Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi Dasar Pengenaan Pajak
Pajak Pertambahan Nilai Pasal 16 D Masa Pajak Januari sampai dengan
Desember 2006 sebesar Rp. 244.000.000,00.
Menurut Terbanding: bahwa mengingat Pemohon Banding melaporkan Dasar Pengenaan Pajak
Pajak Pertambahan Nilai Pasal 16D sebesar Rp. 837.500.000,00 maka
terdapat koreksi sebesar Rp. 244.000.000,00.
Menurut Pemohon : bahwa atas Surat Ketetapan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa a
quo, Pemohon Banding mengajukan keberatan dengan Surat Nomor :
043/SRI/TAX/X/2011 tanggal 4 Oktober 2011 dan dengan Keputusan
Terbanding Nomor: KEP-976/WPJ.07/2012 tanggal 28 Mei 2012
permohonan Pemohon Banding tersebut diterima sebagian.
Pendapat Majelis
bahwa Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Pemeriksa atas obyek
Pajak Pertambahan Nilai Pasal 16D dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar
Rp. 244.000.000,00 karena sesuai dengan pasal 16D Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai Nomor 18 Tahun 2000 dijelaskan bahwa “Pajak
Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan aktiva oleh PKP yang
menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan sepanjang
Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar pada saat perolehannya dapat
dikreditkan.”.
Menurut Majelis : bahwa Terbanding melakukan koreksi objek Pajak Pertambahan Nilai Pasal
16D karena berdasarkan daftar penjualan aktiva diketahui terdapat penjualan
sebesar Rp. 1.081.500.000,00 sedangkan Pemohon Banding melaporkan
Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai Pasal 16D sebesar Rp.
837.500.000,00 sehingga terdapat koreksi sebesar Rp. 244.000.000,00.
bahwa menurut Terbanding, Pemohon Banding tidak memberikan bukti terkait perolehan aktiva dan bukti penjualan aktiva tersebut sehingga tidak dapat dilakukan penelitian lebih lanjut; bahwa menurut Pemohon Banding jumlah PPN Pasal 16D yang kurang dibayar adalah nihil karena : - Pasal 16D Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai Nomor 18 Tahun 2000 : “Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan aktiva oleh PKP yang menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan sepanjang Pajak Pertambahan Nilai yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan.”
- Pasal 9 ayat (8) huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000: “Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan menurut cara sebagaimana diatur dalam ayat (2) bagi pengeluaran untuk perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor sedan, jeep, station wagon, van, dan kombi kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan”.
bahwa Majelis melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Pemeriksaan Pajak, KKP setelah pembahasan dan Lampiran PHP, diketahui bahwa berdasarkan
daftar perhitungan laba / rugi penjualan aktiva tetap terdapat objek PPN Pasal 16D sebagai berikut : - Harga Jual Aktiva Tetap Rp. 1.081.500.000,00
- Objek PPN Pasal 16D menurut SSP Rp. 837.500.000,00
- Koreksi Positif Rp. 244.000.000,00 bahwa Majelis memberikan kesempatan kepada Terbanding dan Pemohon Banding untuk melakukan Uji Bukti dalam persidangan. bahwa berdasarkan hasil Uji Bukti antara Terbanding dan Pemohon Banding dalam persidangan diperoleh hasil sebagai berikut : Menurut Terbanding : - bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah DPP PPN 16D dengan
perhitungan sebagai berikut : DPP cfm Terbanding Rp. 1.081.500.000,00 DPP cfm SPT Rp. 837.500.000,00 Rp. 244.000.000,00
- bahwa menurut Pemohon Banding terdiri dari : - Van Rp. 22.000.000,00 (elf) Rp. 92.000.000,00 (avanza) - Jeep Rp. 21.666.667,00 (daihatsu taft) - Truk ( 5 buah) Rp. 108.333.335,00
Rp. 244.000.002,00
- bahwa bukti yang diberikan oleh Pemohon Banding berupa kwitansi dan
rekening koran atas penerimaan hasil penjualan; - bahwa Terbanding tetap mempertahankan koreksi dengan alasan sebagai
berikut : - kendaraan jenis elf minibus dan toyota avanza termasuk dalam kategori
minibus bukan van sebagaimana yang tercantum dalam STNK pada umumnya,
- untuk penjualan mobil daihatsu taft, Pemohon Banding tidak konsisten mengingat atas penjualan mobil Taft GT B 8247 PN (jenis yang sama) Pemohon Banding mengenakan PPN Pasal 16D,
- tidak dapat dibuktikan bahwa PPN Masukan atas pembelian kendaraan tidak dikredirkan,
- untuk penjualan truk jelas bukan termasuk kendaraan jenis sedan, jeep, station wagon, van dan combi sehingga terutang PPN Pasal 16D.
Menurut Pemohon Banding - bahwa Pemeriksa melakukan koreksi PPN Pasal 16D berdasarkan daftar
perhitungan laba/rugi penjualan aktiva tetap sebesar Rp. 244.000.000,00,
- Pemohon Banding tidak setuju dengan koreksi Pemeriksa atas objek PPN
Pasal 16 D dengan DPP sebesar Rp. 244.000.000,00 karena sesuai dengan Pasal 16 D Undang-Undang PPN Nomor 18 Tahun 2000 dijelaskan bahwa PPN dikenakan atas penyerahan aktiva oleh PKP yang menurut tujuan semula aktiva tersebut tidak untuk diperjualbelikan sepanjang PPN yang dibayar pada saat perolehannya dapat dikreditkan,
- bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf c Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2000, Pajak Masukan atas perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor jenis sedan, Jeep, station wagon, van, dan combi tidak dapat dikreditkan, sehingga apabila kendaraan bermotor tersebut kemudian dijual lagi oleh Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan, juga tidak
dikenakan Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan Pasal 16D Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai,
- bahwa lebih lanjut, berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak
nomor SE23/PJ.52/1995 dijelaskan bahwa : Sesuai dengan ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994 (Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai yang baru), Pajak Masukan atas perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor jenis sedan, Jeep, station wagon,van, dan combi tidak dapat dikreditkan, sehingga apabila kendaraan bermotor tersebut kemudian dijual lagi oleh Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan, juga tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai berdasarkan Pasal 16D Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai yang baru tersebut.
- bahwa sesuai uraian diatas, menurut Pemohon Banding jumlah PPN Pasal
16 D yang kurang dibayar adalah Nihil;
- bahwa dokumen yang disampaikan bahwa tidak terutang PPN Pasal 16 D
yaitu :
1. Perincian perhitungan laba/(rugi) penjualan aset tahun 2006 sebesar
Rp. 244.000.000,00,
2. Kwitansi sebesar Rp. 92.000.000,00 a.n. Deccy A. Sagita,
3. Rekening koran BII IDR No. 2-003-036652 tanggal 31/10/06,
4. Kwitansi sebesar Rp. 22.000.000,00 a.n. Widodo tanggal 7 Juni 2006,
5. Rekening koran BII IDR No. 2-003-036652 tanggal 30/06/06,
6. Kwitansi sebesar Rp. 130.000.000,00 a.n. Widodo S. Tanggal 14
Desember 2006,
7. Rekening koran BII IDR No. 2-003-036652 tanggal 29/12/06.
bahwa Perhitungan Laba/(Rugi) Penjualan Aset Tahun 2006 adalah sebagai
berikut :
Nama Aktiva Jenis Harga
Perolehan
Akun
Penyusutan
Nilai Buku Harga Jual Laba/
(Rugi)
Isuzu ELF Minibus NHR55
KH 7300 F
Van 51.370.000,00 51.370.000,00 - 22.000.000,00 (22.000.000,00)
Toyota Avanza 1.3G Gold
B 8135 NV
Van 107.300.000,00 21.460.000,00 85.840.000,0
0
92.000.000,00 (6.160.000,00)
Mitsubishi KH 9981 F Truk 48.900.000,00 48.900.000,00 - 21.666.667,00 (21.666.667,00)
Daihatsu Taft GT KH 8114 F Jeep 55.950.000,00 55.950.000,00 - 21.666.667,00 (21.666.667,00)
Mitsubishi KH 8618 F Truk 80.433.333,00 80.433.333,00 - 21.666.667,00 (21.666.667,00)
Mitsubishi Bak Kayu
KH 8603 WF
Truk 24.337.500,00 23.120.625,00 1.216.875,00 21.666.667,00 (20.449.792,00)
Bak Kayu Truk 4.750.000,00 3.720.833,00 1.029.167,00 21.666.667,00 (20.637.500,00)
Mitsubishi Colt Diesel
KH 9212 FA
Truk 55.785.350,00 55.785.350 - 21.666.667,00 (21.666.667,00)
428.826.183,00 340.740.141,00 88.086.042,00
244.000.000,00 (155.913.958,00)
bahwa Majelis melakukan pemeriksaan atas dokumen yang disampaikan
Pemohon Banding dalam persidangan berupa Perhitungan Laba/(Rugi)
Penjualan Aset Tahun 2006, Kwitansi sebesar Rp. 92.000.000,00 a.n. Deccy
A. Sagita, Rekening koran BII IDR No. 2-003-036652 tanggal 31/10/06,
Kwitansi sebesar Rp. 22.000.000,00 a.n. Widodo tanggal 7 Juni 2006,
Rekening koran BII IDR No. 2-003-036652 tanggal 30/06/06, Kwitansi
sebesar Rp. 130.000.000,00 a.n. Widodo S. tanggal 14 Desember 2006, dan
Rekening koran BII IDR No. 2-003-036652 tanggal 29/12/06.
bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap Kwitansi sebesar
Rp. 92.000.000,00 a.n. Deccy A. Sagita dan Kwitansi sebesar Rp.
22.000.000,00 a.n. Widodo tanggal 7 Juni 2006 diketahui terdapat
pembayaran sebesar Rp. 92.000.000,00 dari Deccy A. Sagita untuk
pembayaran 1 (satu) unit Toyota Avanza Type G dengan Nopol B 8135 NV
Tahun 2005 Nomor Rangka DB 05789 dan Nomor Mesin
MHFFMRGK35K072035 serta pembayaran sebesar
Rp. 22.000.000,00 dari Widodo untuk pembayaran 1 (satu) unit Isuzu Elf
Minibus KH 7300 F.
bahwa menurut Majelis, Isuzu ELF Minibus dan Toyota Avanza termasuk
van, dan pada saat pembelian aktiva berupa Isuzu ELF Minibus NHR55 KH
7300 F dan Toyota Avanza 1.3G Gold B 8135 NV, pajak masukan atas
pembelian aktiva berupa kendaraan bermotor tersebut tidak dapat dikreditkan
sebagaimana ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf c Undang-undang Nomor 8
Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Dan Pajak
Penjualan Barang Mewah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 11 Tahun 1994, dengan demikian penyerahan aktiva berupa Isuzu
ELF Minibus NHR55 KH 7300 F dan Toyota Avanza 1.3G Gold B 8135 NV
dengan jumlah harga jual sebesar Rp. 114.000000,00 (Rp. 22.000.000,00 +
Rp. 92.000.000,00) tidak terutang PPN.
bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap Kwitansi sebesar
Rp. 130.000.000,00 a.n. Widodo S. tanggal 14 Desember 2006, diketahui
pembayaran sejumlah Rp. 130.000.000,00 diterima dari Widodo S untuk
pembayaran Mitshubishi Bak Kayu KH 8603WF, Dump Truck KH 9212 FA,
Dump Truck 9981 F, Daihatsu Taft KH 8114 F dan Dump Truck KH 8618 F.
bahwa menurut Majelis pembayaran dengan jumlah sebesar Rp.
130.000.000,00 merupakan pembayaran untuk 4 (empat) buah kendaraan jenis
truk dan 1 (satu) buah kendaraan dengan jenis jeep (daihatsu taft KH 8114 F).
bahwa pada saat pembelian aktiva berupa Daihatsu Taft KH 8114 F, pajak
masukan atas perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor jenis tersebut
tidak dapat dikreditkan sebagaimana ketentuan Pasal 9 ayat (8) huruf c
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai
Barang Dan Jasa Dan Pajak Penjualan Barang Mewah sebagaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1994, dengan demikian
penyerahan aktiva berupa Daihatsu Taft KH 8114 F dengan harga jual sebesar
Rp. 21.666.667,00 tidak terutang PPN.
bahwa atas penjualan 4 (empat) buah truk dengan jumlah harga jual sebesar
Rp.86.666.668,00 (4 buah x Rp. 21.666.667,00) sesuai dengan ketentuan
Pasal 9 ayat (8) huruf c Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1994, dimana
kendaraan jenis truk tidak termasuk dalam pengertian kendaraan jenis sedan,
Jeep, station wagon, van, dan combi maka Pajak Masukan atas perolehan dan
pemeliharaan kendaraan bermotor jenis truk tersebut dapat dikreditkan
sehingga apabila kendaraan bermotor tersebut kemudian dijual lagi oleh
Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai
berdasarkan Pasal 16D Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai.
bahwa Majelis berkesimpulan penyerahan aktiva yang terutang PPN Pasal
16D adalah penyerahan aktiva atas penjualan 4 (empat) buah truk dengan
jumlah harga jual sebesar Rp. 86.666.668,00.
bahwa selanjutnya Majelis berpendapat atas koreksi terhadap Dasar
Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan Nilai atas Penyerahan Aktiva Pasal 16D
Masa Januari sampai dengan Desember 2006 sebesar Rp. 244.000.000,00
yang tidak dapat dipertahankan adalah sebesar Rp. 135.666.667,00 (Rp.
92.000.000,00 + Rp.22.000.000,00 + Rp.21.666.667,00) dan yang tetap
dipertahankan adalah sebesar Rp.108.333.333,00 (Rp.244.000.000,00 –
Rp.135.666.667,00).
bahwa berdasarkan pemeriksaan atas bukti-bukti, penjelasan dan dokumen
yang disampaikan Pemohon Banding dan Terbanding di dalam persidangan
serta data yang ada dalam berkas banding, Majelis berpendapat terdapat
cukup bukti dan alasan untuk mengabulkan sebagian permohonan banding
Pemohon Banding terhadap keputusan Terbanding Nomor : KEP-
738/PJ.07/2009 tanggal 14 September 2009 mengenai Keberatan atas Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Pasal 16 D Masa
Pajak Januari sampai dengan Desember 2006 Nomor : 00015/237/06/091/08
tanggal 27 Juni 2008, sehingga Dasar Pengenaan Pajak Pajak Pertambahan
Nilai (DPP PPN) atas Penyerahan Aktiva Pasal 16D Masa Januari sampai
dengan Desember 2006 dihitung kembali menjadi sebagai berikut :
DPP PPN menurut Terbanding ………………………… Rp. 244.000.000,00
Koreksi yang tidak dapat dipertahankan ………………... Rp. 135.666.667,00
DPP PPN menurut Majelis ……………………………… Rp. 108.333.333,00
Memperhatikan : Surat Banding, Surat Uraian Banding, Surat Bantahan, hasil pemeriksaan dan
pembuktian dalam persidangan.
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.
2. ketentuan perundang-undangan lainnya serta peraturan hukum yang berlaku
dan yang berkaitan dengan ini.
Memutuskan : Menyatakan Mengabulkan sebagian permohonan banding Pemohon
Banding terhadap keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-738/PJ.07/2009 tanggal 14 September 2009 mengenai Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Pasal 16 D Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2006 Nomor : 00015/237/06/091/08 tanggal 27 Juni 2008, dengan perhitungan menjadi sebagai berikut :
Dasar Pengenaan Pajak :
Ekspor ............................................................................................... Rp. 0,00
Penyerahan yang PPN-nya tidak dipungut ...................................... Rp. 0,00
Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut
Tarif umum ……………………………… Rp. 108.333.333,00
Tarif efektif …………………………….. Rp. 0,00
Jumlah ............................................................................................. Rp. 108.333.333,00
Dikurangi retur penjualan ………………………………………… Rp. 0,00
Jumlah ……………………………………………………………. Rp. 108.333.333,00
Pajak Keluaran :
Pajak Keluaran seluruhnya ............................................................ Rp. 10.833.333,00
Dikurangi :
Pajak Pertambahan Nilai Retur Penjualan ..................................... Rp. 0,00
Jumlah ........................................................................................... Rp. 10.833.333,00
Pajak yang dapat diperhitungkan :
Dibayar dengan NPWP Sendiri Rp. 0,00
Lain-lain …………………………….. Rp. 0,00
Jumlah pajak yang dapat diperhitungkan ………………………… Rp. 0,00
Jumlah pajak yang kurang (lebih) dibayar ………………………. Rp. 10.833.333,00
Sanksi Administrasi :
Bunga Pasal 13 ayat (2) KUP .................. Rp. 3.900.000,00
Jumlah sanksi administrasi : Rp. 3.900.000,00
Jumlah yang masih harus dibayar .................................................. Rp. 14.733.333,00