puskesmas vii september 2010

122
pusat kesehatan masyarakat 201 0 PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Upload: nova-puspita-izwan

Post on 14-Jul-2016

14 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

PUSAT KESEHATAN

MASYARAKAT

Page 2: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

WILYA ELAWITACHYA

1

Page 3: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Setelah mengikuti kuliah dengan topik Pendahuluan diharapkan mahasiswa mampu:

1. mengetahui Visi pembangunan kesehatan

2. mengetahui jenjang tingkat pelayanan kesehatan

3. mengetahui pelaksanaan Primary Health Care

4. mengetahui Kerjasama Lintas Sektoral

BAB I

PENDAHULUANVisi pembangunan kesehatanGambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang

ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup

sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya di seluruh wilayah Republik Indonesia. Gambaran keadaan

masyarakat Indonesia di masa depan atau Visi yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan dirumuskan sebagai  berikut:

INDONESIA SEHAT 2010

Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang

kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari

polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan

dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan

kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong

menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

2

Page 4: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang

bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah

resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta

berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Selanjutnya

kemampuan masyarakat yang diharapkan pada masa depan adalah yang

mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu tanpa adanya

hambatan, baik yang bersifat ekonomi, maupun non ekonomi. Pelayanan

kesehatan bermutu yang dimaksudkan di sini adalah pelayanan kesehatan

yang memuaskan pemakai jasa pelayanan serta yang diselenggarakan sesuai

dengan standar dan etika pelayanan profesi. Diharapkan dengan terwujudnya

lingkungan dan perilaku sehat serta meningkatnya kemampuan masyarakat

tersebut di atas, derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat

dapat ditingkatkan secara optimal.

Secara umum kompleksitas pelayanan kesehatan di masyarakat dibedakan

atas tiga macam yaitu :

1. Primary Health Care (pelayanan kesehatan tingkat I)

Adalah pelayan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan yang

bersifat dasar. Pelayanan dilakukan bersama masyarakat dan ditulang

punggungi oleh tenaga medis (dokter umum atau paramedis). Sifat

pelayanan berobat jalan(“Ambulatory Services”)

2. Secondary Health Care (pelayanan kesehatan tingkat II)

Adalah pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan

spesialis dan kadang-kadang subspesialis terbatas. Pelayanan dilakukan

oleh dokter spesialis dan atau dokter subspesialis terbatas. Sifat

pelayanan merupakan pelayanan jalan atau pelayan rawat (“Inpatient

Services).

3. Tertiary Health Care (pelayanan kesehatan tingkat III)

Adalah pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan pelayanan

spesialis serta spesialis luas. Pelayanan dilakukan oleh dokter spesialis

3

Page 5: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

dan subspesialis luas. Sifat pelayanan merupakan pelayan jalan atau

pelayanan rawat.

Tujuan Pembangunan Kesehatan

Tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu

unsur kesejahteraan umum dari tujuan Nasional.

Dasar-dasar Pembangunan Kesehatan

1. Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang

optimal, agar dapat bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat

manusia .

2. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan

mempertinggi derajat kesehatan rakyat

3. Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan

masyarakat serta dilaksanakan terutama melalui upaya peningkatan dan

pencegahan yang dilakukan secara terpadu dengan upaya penyembuhan

yang diperlukan

4. Setiap bentuk upaya kesehatan harus berasaskan perikemanusiaan yang

berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa dengan mengutamakan

kepentingan nasional , rakyat banyak bukan semata-mata untuk

kepentingan golongan atau perorangan

5. Sikap, suasana kekeluargaan, kegotongroyongan serta semua potensi

yang ada diarahkan dan dimanfaatkan sejauh mungkin untuk

pembangunan di bidang kesehatan

6. Sesuai dengan asas adil dan merata , hasil-hasil yang dicapai dalam

pembangunan kesehatan harus dapat dinikmati secara merata oleh

seluruh penduduk

4

Page 6: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

7. Semua warga negara sama kedudukannya dalam hukum dan wajib

menjunjung tinggi dan mentaati segala ketentuan peraturan perundang-

undangan dalam bidang kesehatan

8. Pembangunan Kesehatan Nasional harus berlandaskan pada

kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri, serta bersendikan

kepribadian bangsa

Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang kesehatan mempunyai

sasaran dan kebijaksanaan operasional sebagai berikut :

1. Panca Karsa Husada (tujuan jangka panjang)

a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri

dalam bidang kesehatan

b. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan

c. Peningkatan status gizi masyarakat

d. Pengurangan kesakitan dan kematian

e. Pengembangan keluarga sehat sejahtera dengan makin diterimanya

norma keluarga kecil bahagia sejahtera

2. Panca Karya Husada (kebijaksanaan operasional)

a. Peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan

b. Pengembangan tenaga kesehatan

c. Pengendalian , pengawasan dan pengadaan obat serta makanan dan

bahan berbahaya bagi kesehatan

d. Perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan lingkungan

e. Peningkatan dan pemantapan manajemen dan hukum

Indonesia ikut menandatangani “Deklarasi Alma Alta”, maka sesuai dengan

deklarasi itu yang berbunyi “ Untuk mencapai kesehatan bagi semua dalam

tahun 2000”, Primary Health Care adalah kuncinya”. Di Indonesia

Pembangunan Masyarakat Desa (PKMD) merupakan bentuk operasional dari

Primary Health Care.

5

Page 7: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Kebijaksanaan pelaksanaaan pelayanan kesehatan dengan Primary Health

Care adalah sebagai berikut:

a. Jenjang tingkat-tingkat pelayanan kesehatan sehubungan dengan

komponen atau unsur-unsur pelayanan kesehatan menurut Sistem

Kesehatan Nasional seperti berikut:

JENJANG TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN

JENJANG KOMPONEN/UNSUR PELAYANAN

KESEHATAN

Tingkat Rumah Tangga Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarganya sendiri

Tingkat Masyarakat Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri

Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pertama

Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling

Tingkat Rujukan Pertama

Rumah Sakit kabupaten dan satuan pelayanan kesehatan lainnya

Tingkat Rujukan yang lebih tinggi

Rumah Sakit Kelas B dan Kelas A serta satuan organisasi pelayanan lainnya

b. Pelaksanaan Primary Health Care paling sedikit mencakup delapan unsur

sebagai berikut:

1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan

penyakit serta pengendaliannya..

2. Peningkatan persediaan makanan dan perbaikan gizi

3. Pengadaan air bersih dan sanitasi dasar yang memadai

4. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana

5. Imunisasi terhadap penyakit infeksi yang utama

6. Pencegahan dan penanggulangan penyakit endemis setempat

7. Pengobatan penyakit umum dan luka-luka

8. Penyediaan obat esensial

c. Mekanisme Pengembangan dan Pembinaan Peran serta Masyarakat

Puskesmas bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan

memberi bimbingan dan motivasi kepada masyarakat wilayah kerjanya

6

Page 8: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

untuk mengenal masalah dan kebutuhan masyarakat sendiri , kemudian

memberi petunjuk untuk menggali dan memanfaatkan sumber dan potensi

setempat yang ada untuk menolong diri sendiri dalam menanggulangi

masalah dan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat.

d. Kerjasama Lintas Sektoral

Masalah dan kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat tidak hanya

dalam bidang kesehatan, maka dengan sendirinya dalam membina peran

serta masyarakat diperlukan kerjasama lintas sektoral. Derajat kesehatan

tidak hanya dapat diperbaiki dengan upaya pelayanan kesehatan saja.

Akan tetapi terutama dipengaruhi oleh keadaan lingkungan hidup yang

terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan biologis dan lingkungan

kemasyarakatan termasuk keadaan ipoleksosbudhankam. Faktor lain

yang besar pengaruhnya adalah perilaku masyarakat tentang kesehatan

dan cara-cara hidup sehat.

7

Page 9: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Setelah mengikuti kuliah dengan topik Puskesmas dengan wilayah kerjanya diharapkan mahasiswa mampu:

1. mengetahui Sejarah Perkembangan Puskesmas

2. mengetahui mengenai Puskesmas

3. mengetahui Pelayanan Kesehatan Terpadu

4. mengetahui Kegiatan Pokok Puskesmas

5. mengetahui Program Kesehatan Dasar

6. mengetahui Fungsi Puskesmas

BAB IIPUSKESMAS DENGAN WILAYAH KERJANYA

SEJARAH PERKEMBANGAN PUSKESMAS

Sejarah perkembangan Puskesmas di Indonesia dimulai dari didirikannya

pelbagai institusi kesehatan seperti Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu

dan Anak, serta diselenggarakannya pelbagai upaya kesehatan seperti usaha

hygiene dan sanitasi lingkungan yang masing-masing berjalan sendiri-sendiri .

Pemikiran mengintegrasikan pelbagai institusi dan upaya tersebut di bawah

satu pimpinan agar lebih efektif dan efisien pertama kali dicetuskan pada

pertemuan Bandung Plan (1951). Selanjutnya konsep pelayanan yang

terintegrasi lebih berkembang dengan pembentukan team work dan team

approach dalam pelayanan kesehatan (1956) . Penggunaan istilah Puskesmas

pertama kali dimuat pada Master Plan of Operation. Konsep Puskesmas lahir

pada tahun 1968 ketika dilangsungkan Rapat Kerja Kesehatan Nasional I di

Jakarta.

Pada waktu gagasan Puskesmas dilahirkan, dibedakan menjadi empat macam

yaitu:

1. Puskesmas tingkat desa

2. Puskesmas tingkat kecamatan

8

Page 10: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

3. Puskesmas tingkat kewedanaan

4. Puskesmas tingkat kabupaten

Pembagian ini tidak bertahan lama karena pada Rakerkesnas II 1969

pembagian Puskesmas diperbaharui menjadi tiga macam:

1. Puskesmas tipe A adalah Puskesmas yang dipimpin oleh dokter penuh

2. Puskesmas tipe B adalah Puskesmas yang dipimpin oleh dokter tidak

penuh

3. Puskesmas tipe C adalah Puskesmas yang dipimpin oleh tenaga

paramedik

Dalam dokumen For Strenghtening National Health Services in Indonesia

tahun 1969 disebutkan Puskesmas terdiri atas tiga tipe (Tipe A, Tipe B, Tipe

C). Pembagian Puskesmas berdasarkan kategori tenaga dirasakan kurang

sesuai karena Puskesmas tipe B dan C yang tidak dipimpin oleh dokter penuh

atau sama sekali tidak ada tenaga dokter dirasakan sulit untuk

mengembangkannya.Untuk kemudian pada Rapat kerja Kesehatan Nasional

ke III tahun 1970 menetapkan hanya ada satu tipe Puskesmas dengan enam

kegiatan pokok dengan wilayah kerja tingkat kecamatan atau pada daerah

dengan jumlah penduduk antara 30.000-50.000 jiwa. Konsep berdasarkan

wilayah kerja tetap dipertahankan sampai akhir Pelita II tahun 1979. Sejak

Pelita III konsep wilayah lebih diperkecil yakni mencakup suatu daerah dengan

jumlah penduduk sekitar 30.000 jiwa. Pada tahun 1979 mulai dirintis

pembangunan Puskesmas di tingkat kelurahan atau desa dengan jumlah

penduduk sekitar 30.000 jiwa. Perkembangan selanjutnya lebih mengarah

pada penambahan kegiatan pokok seiring dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, kemampuan pemerintah serta keinginan program

di tingkat pusat, sehingga kegiatan pokok berkembang menjadi 18 kegiatan

pokok , bahkan Daerah Khusus Ibukota Jakarta mengembangkannya menjadi

21 kegiatan pokok. Pembangunan Puskesmas yang sudah merata di seluruh

pelosok tanah air dengan minimal satu Puskesmas di setiap kecamatan

(Puskesmas yang telah dibangun sebanyak 7.243, Puskesmas Pembantu

9

Page 11: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

21.115; Puskesmas Keliling 6.849) telah memberikan kontribusi yang sangat

berarti untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan penurunan

angka kematian dan kesakitan secara bermakna dalam tiga dasawarsa

terakhir. Puskesmas masih menghadapi berbagai permasalahan, yang tidak

saja berkaitan dengan beban kegiatan pokok yang terlalu banyak , kadang-

kadang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT(PUSKESMAS)

A. Pengertian

Puskesmas adalah satuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan

upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima

dan terjangkau oleh masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu

pengetahuan dan teknlogi tepat guna dengan biaya yang dapat ditanggung

oleh pemerintah dan masyarakat.

Upaya kesehatan diselengarakan dengan menitik beratkan pada pelayanan

untuk masyarakat luas, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa

mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.

Puskesmas merupakan suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina

peran serta masyarakat selain memberikan pelayanan secara menyeluruh

dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan

pokok.

Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan

kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya

10

Page 12: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

1. Wilayah Puskesmas

Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari

kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik

dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam

menentukan wilayah kerja Puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat

pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja

Puskesmas ditetapkan oleh Bupati KDH, dengan saran teknis dari Kepala

Kantor Departemen Kesehatan Kabupaten/Kodya yang telah disetujui

oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi. Sasaran

penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000

penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka

Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih

sederhana yang disebut Puskesmas Pembantu dan Puskesmas

Keliling.Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta atau

lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu Kelurahan. Puskesmas

di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih,

merupakan “Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai pusat rujukan

bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

2. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh

Pelayanan Kesehatan menyeluruh yang diberikan di Puskesmas ialah

pelayanan Kesehatan yang meliputi pelayanan:

a. Kuratif (pengobatan)

b. Preventif (upaya pencegahan)

c. Promotif (peningkatan kesehatan)

d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

Yang ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis

kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai

tutup usia.

11

Page 13: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

3. Pelayanan Kesehatan Integrasi (Terpadu)

Sebelum ada Puskesmas, pelayanan kesehatan di dalam satu

Kecamatan terdiri dari Balai Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan

Anak, Usaha Hygiene Sanitasi lingkungan, Pemberantasan Penyakit

Menular dan lain sebagainya. Usaha tersebut masing-masing bekerja

sendiri dan langsung melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.

Petugas Balai Pengobatan tidak tahu menahu apa yang terjadi di BKIA ,

begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh

petugas Hygiene Sanitasi dan sebaliknya. Dengan adanya sistem

pelayanan kesehatan melalui Pusat Kesehatan Masyarakat(Puskesmas),

maka berbagai kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan bersama di

bawah satu koordinasi dan satu pimpinan.

B . Kegiatan Pokok Puskesmas

Pada Pelita I dan II yang lalu, kegiatan pokok Puskesmas ada tujuh yang

dikenal dengan nama “Tujuh yang pokok” (Basic Seven). Pada Pelita III

kegiatan pokok bertambah menjadi dua belas , “ dua belas yang pokok “

(Basic Twelve).

Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-

beda,maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas

akan berbeda. Kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan

adalah sebagai berikut:

1. KIA

2. Keluarga Berencana

3. Usaha Peningkatan Gizi

4. Kesehatan Lingkungan

5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

6. Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan

12

Page 14: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

8. Kesehatan Sekolah

9. Kesehatan Olah Raga

10. Perawatan Kesehatan Masyarakat

11. Kesehatan Kerja

12. Kesehatan Gigi dan Mulut

13. Kesehatan Jiwa

14. Kesehatan Mata

15. Laboratorium Sederhana

16. Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan

17. Kesehatan Usia Lanjut

18. Pembinaan Pengobatan Tradisional

19. Kebersihan Remaja

20. Dana Sehat

Program kesehatan dasar Puskesmas adalah program yang ditetapkan

berdasarkan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia serta

mempunyai daya ungkit tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan

nasional dan internasional yang berkaitan dengan kesakitan, kecacatan dan

kematian.

Program Kesehatan Dasar(basic six) adalah :

a. Promosi Kesehatan

b. Kesehatan Lingkungan

c. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk Keluarga Berencana

d. Perbaikan Gizi

e. Pemberantasan Penyakit Menular

f. Pengobatan

Penyelenggaraan Puskesmas di era desentralisasi perlu dikembangkan agar

standar pelayanan minimal dapat diselenggarakan adalah sebagai berikut :

13

Page 15: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Segi institusi , Puskesmas harus ada di tiap kecamatan

Segi program, tiap Puskesmas minimal melaksanakan 6 program

dasar(basic six)

Segi paket esensial bagi keluarga miskin minimal setiap keluarga miskin

dijamin mendapatkan pelayanan kesehatan dasar secara gratis untuk

meningkatkan pemanfaatan Puskesmas bagi keluarga miskin.

Segi pembiayaan kesehatan perlu dikembangkan sistem pembiayaan di

muka (Askes) dan praupaya (JPKM)

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai

satuan masyarakat terkecil, ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga

sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok

Puskesmas dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan

Masyarakat Desa.

Visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas adalah tercapainya

Kecamatan Sehat 2010. Dalam mewujudkan visi Kecamatan Sehat 2010

Puskesmas memiliki tiga misi yaitu:

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan

b. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan

kesehatan

c. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu.

C. Fungsi Puskesmas

1. Sebagai pusat pengembangan kesehatan masyarakat melalui

pengenalan masalah kesehatan masyarakat(community diagnosis) di

wilayah kerjanya, dan mengembangkan upaya-upaya kesehatan untuk

mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi

2. Sebagai pusat pembinaan peran serta masyarakat di wilayah kerjanya

dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat secara

mandiri.

14

Page 16: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan masyarakat, yang diberikan dalam

bentuk kegiatan pokok Puskesmas..

Untuk mewujudkan ketiga fungsi tersebut, maka langkah yang perlu dilakukan

Puskesmas adalah:

Mendorong masyarakat untuk mengenal masalah kesehatannya

Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang cara memanfaatkan sumber

daya setempat yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna

Memberi bantuan yang bersifat teknis, bahan-bahan serta rujukan kepada

masyarakat

Kerjasama dengan sektor-sektor lain terkait dalam menjalankan kegiatannya

Memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan

pokok

Langkah-langkah Puskesmas dalam upaya mewujudkan ketiga fungsinya,

sangat tergantung pada faktor-faktor yang berkaitan dengan:

Besaran masalah kesehatan yang dihadapi, yang akan menentukan prioritas

penanganan masalahnya, yang diwujudkan dalam bentuk kegiatan yang

direncanakan

Tingkat perkembangan masyarakat, yang menentukan permintaannya akan

pelayanan kesehatan.

Sumber daya (tenaga, sarana/prasarana, dana, teknologi) yang dimiliki

Puskesmas

Dalam era desentralisasi fungsi Puskesmas adalah:

a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas

diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan turut serta

memantau proses pembangunan agar berdampak positif terhadap

kesehatan masyarakat.

b. Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan

kesehatan. Puskesmas diharapkan bisa secara proaktif menjangkau

keluarga, bisa menjaga keluarga sehat tetap sehat dan keluarga yang

sakit menjadi sehat.

15

Page 17: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

c. Pusat pelayanan tingkat pertama. Puskesmas merupakan sarana

pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib menyelenggarakan

pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata..

Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan adalah pelayanan kesehatan

dasar yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyaarakat dan

sangat strategis dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat

umum.

Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi:

1. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan

promotif dan preventif dengan pendekatan kelompok masyarakat serta

sebagian besar diselenggarakan bersama masyarakat yang bertempat

tinggal di wilayah kerja Puskesmas.

2. Pelayanan Medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan kuratif dan

rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya

melalui upaya rawat jalan dan rujukan. Bila memungkinkan dapat

dipertimbangkan memberikan pelayanan rawat inap sebagai rujukan

antara sebelum dirujuk ke Rumah Sakit.

Proses dalam melaksanakan fungsinya dilaksanakan dengan cara :

1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan

dalam rangka menolong dirinya sendiri.

2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali

dan menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan

medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan

bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.

4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.

5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam

melaksanakan program Puskesmas.

D. Kedudukan

16

Page 18: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

1. Kedudukan secara administratif

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II dan

bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada

Kepala Dinas Kesehatan Dati II.

2. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan

Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan, sesuai dengan Sistem

Kesehatan Nasional maka Puskesmas berkedudukan pada tingkat

fasilitas pelayanan kesehatan pertama

E. Program berdasarkan asas bantuan

Selain penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas yang

tersebut di atas, sewaktu-waktu Puskesmas dapat diminta melaksanakan

program kesehatan tertentu oleh pemerintah pusat. Dalam hal demikian baik

petunjuk pelaksanaan teknis maupun perbekalan akan diberikan.

F. Upaya Kesehatan Darurat

Keadaan darurat mengenai kesehatan mungkin saja dapat terjadi , misalnya

karena timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Kejadian-

kejadian semacam ini mungkin memerlukan penundaan atau pengurangan

kegiatan-kegiatan lain sampai keadaan darurat dapat diatasi.

G. Jangkauan Pelayanan Kesehatan

Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah sarana perhubungan dan

kepadatan penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas, tidak semua penduduk

dapat dengan mudah mendapatkan pelayanan Puskesmas.

Agar jangkauan pelayanan Puskesmas lebih merata dan meluas, Puskesmas

perlu ditunjang dengan Puskesmas Pembantu, penempatan bidan di desa-

desa yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada dan Puskesmas

Keliling. Juga penggerakan peran serta masyarakat untuk mengelola

17

Page 19: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Posyandu dan membina Dasa Wisma akan dapat menunjang jangkauan

pelayanan kesehatan.

H. Memelihara citra pelayanan Puskesmas yang baik

Puskesmas perlu memelihara citra yang baik

1. Kebersihan gedung serta jamban Puskesmas

2. Senyum dan sikap ramah dari setiap petugas Puskesmas

3. Pemberian pelayanan dengan mutu yang sebaik-baiknya.

4. Kerjasama yang baik dengan pamong setempat dan

petugas sektor lain.

5. Selalu menepati janji pelayanan yang telah disepakati

bersama.

18

Page 20: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

19

Page 21: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Setelah mengikuti kuliah dengan topik organisasi dan tenaga kerja diharapkan mahasiswa mampu:

1. mengetahui struktur organisasi Puskesmas

2. mengetahui fasilitas penunjang Puskesmas

3. mengetahui jalur rujukan dan dukungan

rujukan

4. mengetahui jenis rujukan

BAB IIIORGANISASI DAN TENAGA KERJA

Susunan organisasi Puskesmas terdiri dari:

1. Unsur pimpinan: Kepala Puskesmas , mempunyai tugas memimpin,

mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan Puskesmas yang dapat

dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.

2. Unsur pembantu pimpinan: Urusan Tata Usaha, mempunyai tugas di

bidang kepegawaian , keuangan, perlengkapan dan surat menyurat

serta pencatatan dan pelaporan.

3. Unsur pelaksana

a. unit yang terdiri dari tenaga / pegawai dalam jabatan fungsional

b. jumlah unit tergantung kepada kegiatan , tenaga dan fasilitas daerah

masing- masing .

c. Unit-unit terdiri dari:

Unit I: mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan

ibu dan anak , keluarga berencana dan perbaikan gizi.

Unit II: mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pencegahan

dan pemberantasan penyakit khususnya imunisasi,

kesehatan lingkungan dan laboratorium sederhana.

Unit III: mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kesehatan gigi

dan mulut, kesehatan tenaga kerja dan manula.

20

Page 22: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Unit IV: mempunyai tugas melaksanakan kegiatan perawatan

kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olah raga ,

kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus

lainnya.

Unit V: mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pembinaan dan

pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan

penyuluhan kesehatan masyarakat.

Unit VI: mempunyai tugas melaksanakan kegiatan pengobatan

rawat jalan dan rawat inap.

Unit VII: mempunyai tugas melaksanakan kefarmasian

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Tata Kerja

21

Kepala

Urusan Tata Usaha

Unit I Unit II Unit III Unit IV Unit V Unit VI Unit VII

Puskesmas Pembantu

Page 23: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan prinsip

koordinasi, intregrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas

maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya

masing-masing. Selain itu juga wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-

petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan yang

ditetapkan olek Kepala Kantor Dep.Kes. Kabupaten/Kotamadya sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Kepala Puskesmas bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasi semua

unsur dalam lingkungan Puskesmas, memberikan bimbingan serta petunjuk

bagi pelaksanaan tugas masing-masing.

Setiap unsur di lingkungan Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi

petunjuk dari dan bertanggung jawab kepaada Kepala Puskesmas. Hal-hal

yang menyangkut tata hubungan dan koordinasi dengan instansi vertikal

Departemen Kesehatan R.I. , akan diatur dengan Surat Keputusan Bersama

Menteri Dalam Negeri dan Menteri Kesehatan R.I.

Fasilitas Penunjang

A. Puskesmas Pembantu

Adalah unit pelayanan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan

membantu pelaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas

dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil. Dalam Pelita V di wilayah kerja

Puskesmas Pembantu diperkirakan meliputi 2 sampai 3 desa dengan sasaran

penduduk antara 2.500 orang (di luar Jawa Bali) sampai 10.000 orang (di

perkotaan Jawa Bali. Puskesmas Pembantu merupakan bagian integral dari

Puskesmas.

B. Puskesmas Keliling

22

Page 24: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan

kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor dan peralatan kesehatan,

peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari Puskesmas.

Kegiatan Puskesmas keliling adalah :

a. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil

yang tidak terjangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas

Pembantu, 4 hari dalam satu minggu.

b. melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa.

c. dapat dipergunakan sebagai alat transport penderita dalam rangka

rujukan bagi kasus darurat gawat.

d. melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio visual.

C. Bidan yang bertugas di desa

Pada setiap desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatannya, akan

ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa dan bertanggung

jawab kepada Kepala Puskesmas. Wilayah kerja bidan adalah satu desa

dengan jumlah penduduk rata-rata 3.000. Tugas utama bidan adalah

membina peran serta masyarakat melalui pembinaan Posyandu dan

pembinaan pimpinan kelompok persepuluhan selain memberikan pelayanan

langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan di rumah-rumah. Juga

menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga persepuluhan untuk

diberi pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke Puskesmas atau

fasilitas kesehatan yang lebih mampu dan terjangkau secara rasional.

23

Page 25: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Jalur Rujukan di halaman 22

24

Dep. DagriDep. Kes

RSU Kelas A

Kanwil Pemda Dati I

Dinkes. Dati I

Dinkes. Dati II

Pemda Dati II

RSU Kelas C

RSU Kelas D

Puskesmas + Rawat Inap

Puskesmas

Puskesling

Puskesling Pembantu

Kan. Dep

RSU Kelas B

RSU Kelas C

BidanBidanDESA

KECAMATAN

KABUPATEN

PROPINSI

PUSAT

Page 26: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Dukungan Rujukan

A. Sistem Rujukan Upaya Kesehatan

Adalah suatu sistem jaringan pelayanan kesehatan yang memungkinkan

terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya

masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara

vertikal maupun horizontal kepada yang lebih kompeten, terjangkau dan

dilakukan secara rasional. Yang dimaksud rujukan secara vertikal yaitu

rujukan yang dilakukan dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit

yang berkemampuan cukup. Sedangkan rujukan horizontal adalah rujukan

antara sesama unit yang setingkat kemampuannya. Puskesmas dapat

merujuk kasus penyakit atau masalah kesehatan yang tidak sanggup

diatasinya ke rumah sakit dengan pelbagai kategori yang dimilikinya atau ke

Puskesmas lain yang memang lebih mampu.

Sarana Pelayanan Kesehatan yang mempunyai cakupan paling luas adalah

Rumah Sakit. Rumah Sakit di Indonesia dapat dikategorikan menurut jenis

maupun pengelolaan.

Menurut jenisnya kategori Rumah sakit di Indonesia yaitu :

1. Rumah Sakit Umum(RSU)

Rumah Sakit yang memberikan Pelayanan Kesehatan semua

jenis penyakit dari yang bersifat dasar sampai dengan

subspesialistik

2. Rumah Sakit Jiwa(RSJ)

Rumah Sakit yang khusus hanya menyelenggarakan Pelayanan

Kesehatan Jiwa

3. Rumah Sakit Khusus

25

Posyandu

Dasa Wisma Dasa Wisma

RW/RT

Page 27: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Rumah Sakit yang menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan

berdasarkan penyakit dan disiplin ilmu tertentu.

Rumah Sakit Khusus meliputi:

a. Rumah Sakit Kusta(RSK)

b. Rumah Sakit Tuberkulosa Paru(RSTP)

c. Rumah Sakit Mata(RSM)

d. Rumah Sakit Ortopedi

e. Rumah Sakit Bersalin(RSB)

f. Rumah Sakit Khusus lainnya(RSKH lain), seperti RS Jantung,

RS Kanker, RS Anak dan Bersalin, RS Khusus Bedah

Menurut pengelolanya, rumah sakit dapat dikategorikan sebagai

berikut:

1. Rumah Sakit Vertikal(milik Depkes RI)

2. Rumah Sakit Pemda Pro(milik Pemda/Provinsi)

3. Rumah Sakit Pemda Kab/Kota(milik Pemda/Kabupaten & Kota)

4. Rumah Sakit TNI/POLRI(milik TNI & POLRI)

5. Rumah Sakit BUMN(milik BUMN)

6. Rumah Sakit Swasta(milik swasta)

Rumah Sakit Umum milik Depkes dan Pemda dapat diklasifikasikan menurut

tingkat kemampuan yaitu:

a. RSU Kelas A, mempunyai fasilitas dan kemampuan Pelayanan Medik

Spesialistik dan Subspesialitik luas, contoh: RSU Cipto Mangunkusumo,

Jakarta, RSU Dr. Soetomo, RSU Adam Malik, Medan, RSU Dr. Wahidin S

Husodo

b. RSU Kelas B, mempunyai fasilitas dan kemampuan Pelayanan Medik

Spesialistik luas dan Subspesialistik terbatas. Contoh: RSU Dr. Pirngadi,

Medan, RSU Dr. M. Jamil, Padang, RSU Dr. Sardjito, Yogyakarta, RSU Dr.

Kariadi, Semarang

26

Page 28: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

c. RSU Kelas C, mempunyai fasilitas Pelayanan Medik Spesialistik sekurang-

kurangnya 4 Spesialitistik dasar lengkap yaitu penyakit dalam,

kebidanan, bedah serta kesehatan anak.

d. RSU Kelas D, mempunyai fasilitas dan kemampuan sekurang-kurangnya

Pelayanan Medik Dasar

Rumah Sakit dapat pula dibedakan sebagai:

a. Rumah Sakit Pendidikan

b. Rumah Sakit Non Pendidikan

B. Jenis rujukan

Sistem rujukan ini secara konsepsional menyangkut hal-hal sebagai berikut:

1) Rujukan medik yang meliputi:

a. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan,

tindakan operatif dan lain-lain.( “transfer of patient” )

b. Pengiriman bahan(specimen) untuk pemeriksaan laboratorium yang

lebih lengkap. (“transfer of specimen”)

c. Mendatangkan atau mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli

untuk meningkatkan mutu pelayanan pengobatan setempat

(“transfer of knowledge”).

2) Rujukan Kesehatan

Adalah rujukan yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat yang

bersifat preventif dan promotif yang antara lain meliputi bantuan:

a. Survei epidemiologi dan pemberantasan penyakit atas kejadian luar

biasa atau berjangkitnya penyakit menular.

b. Pemberian pangan atas terjadinya kelaparan di suatu wilayah

27

Page 29: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

c. Penyidikan sebab keracunan, bantuan teknologi penanggulangan

keracunan dan bantuan obat-obatan atas terjadinya keracunan

massal.

d. Pemberian makanan, tempat tingal dan obat-obatan untuk pengungsi

atas terjadinya bencana alam.

e. Saran dan teknologi untuk penyediaan air bersih atas masalah

kekurangan air bersih bagi masyarakat umum.

f. Pemeriksaan spesimen air , laboratorium kesehatan dan sebagainya.

C. Tujuan Sistem Rujukan Upaya Kesehatan

1. Umum:

Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung

mutu pelayanan yang optimal dalam rangka memecahkan masalah

kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.

2. Khusus:

a. Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif

dan rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.

b. Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif

dan promotif secara berhasil guna dan berdaya guna.

D. Jenjang tingkat pelayanan kesehatan

Jenjang (Hirarki) Komponen/Unsur Pelayanan Kesehatan

Tingkat ru Tingkat rumah tangga Pelayanan kesehatan oleh individu atau oleh keluarganya sendiri

Tingkat masyarakat Kegiatan swadaya masyarakat dalam menolong mereka sendiri oleh kelompok paguyuban, PKK, Saka Bhakti Husada, anggota RW, RT dan masayarakat

Fasilitas pelayanan kesehatan profesional tingkat pertama

Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas keliling, praktek dokter

28

Page 30: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

swata, poliklinik swasta dll.Fasilitas paguyuban rujukan tingkat pertama

Rumah sakit kabupaten, rumah sakit swasta, laboratorium, klinik swasta dll.

Fasilitas pelayanan rujukan yang lebih tinggi

Rumah sakit kelas B dan A serta lembaga spesialistik swasta, laboratorium kesehatan daerah, laboratorium klinik swasta dll.

E. Jalur rujukan dapat berlangsung sebagai berikut:

Rujukan medik:

1. intern antara petugas Puskesmas

2. antara Puskesmas pembantu dengan Puskesmas

3. antara masyarakat dengan Puskesmas

4. antara satu Puskesmas dengan Puskesmas yang lain

5. antar Puskesmas dengan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas

kesehatan lainnya.

Upaya Kesehatan Rujukan

1. Langkah-langkah dalam meningkatkan rujukan:

a. Meningkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dalam menampung

rujukan dari Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan dari

masyarakat.

b. Mengadakan Pusat Rujukan Antara dengan mengadakan ruangan

tambahan untuk 10 tempat tidur perawatan penderita gawat darurat

pada lokasi yang strategis.

c. Meningkatkan sarana komunikasi antara unit-unit pelayanan

kesehatan dengan perantaran telepon atau radio komunikasi pada

setiap unit pelayanan kesehatan.

29

Page 31: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

d. Menyediakan Puskesmas Keliling pada setiap kecamatan dalam

bentuk kendaraan roda empat atau perahu bermotor yang dilengkapi

dengan radio komunikasi.

e. Menyediakan sarana pencatatan dan pelaporan yang memadai bagi

sistem rujukan baik rujukan medik maupun rujukan kesehatan.

f. Meningkatkan upaya dana sehat masyarakat untuk menunjang

pelayanan pelayanan rujukan.

2. Puskesmas Perawatan

Puskesmas Perawatan yang diberi tambahan ruangan dan fasilitas untuk

menolong penderita gawat darurat baik berupa tindakan operatif terbatas

maupun rawat inap sementara.

a. Kriteria

- Puskesmas terletak kurang lebih 20 km dari rumah sakit.

- Puskesmas mudah dicapai dengan kendaraan bermotor dari

Puskesmas sekitarnya.

- Puskesmas dipimpin oleh seorang dokter dan telah mempunyai

tenaga yang memadai. Jumlah kunjungan Puskesmas minimal 100

orang perhari rata-rata.

- Penduduk wilayah kerja Puskesmas dan penduduk wilayah-3

Puskesmas di sekelilingnya minimal rata-rata 20.000/ Puskesmas.

- Pemerintah daerah bersedia untutk menyediakan anggaran rutin

yang memadai.

b. Fungsi

Merupakan “Pusat rujukan Antara” melayani penderita gawat darurat

sebelum dapat dibawa ke Rumah Sakit

30

Page 32: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Kegiatan:

1. Melakukan tindakan operatif terbatas terhadap penderita gawat darurat

antara lain

- kecelakaan lalu lintas

- persalinan dengan penyulit

- penyakit lain yang mendadak dan gawat

2. Merawat sementara penderita gawat darurat atau untuk observasi

penderita dalam rangka diagnostik dengan rata-rata hari perawatan 3 hari

atau maksimal 7 hari.

3. Melakukan pertolongan sementara untuk mempersiapkan pengiriman

penderita lebih lanjut ke Rumah Sakit.

4. Memberi pertolongan persalinan bagi kehamilan dengan resiko tinggi dan

persalinan dengan penyulit.

5. Melakukan metoda operasi pria dan metoda operasi wanita untuk keluarga

berencana.

Ketenagaan:

1. Dokter kedua di Puskesmas yang telah mendapatkan latihan klinis di

rumah sakit 6 bulan dalam bidang bedah, obsteri-ginekologi, pediatri dan

penyakit dalam.

2. Seorang perawat yang telah dilatih selama 6 bulan dalam bidang

perawatan bedah, kebidanan, pediatri dan penyakit dalam.

3. 3 orang perawat kesehatan/perawat/bidan yang diberi tugas secara

bergilir.

4. 1 orang pekarya kesehatan SMU plus

Sarana

Untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya Puskesmas dengan tempat

perawatan memiliki luas bangunan , ruangan-ruangan pelayanan serta

peralatan yang lebih lengkap daripada Puskesmas antara lain:

31

Page 33: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

- Ruangan rawat tinggal

- Ruangan operasi

- Ruangan persalinan

- Kamar perawat jaga

- Ruangan pasca operatif

- Kamar linen

- Kamar cuci

- Peralatan medis berupa:

- Peralatan operasi terbatas

- Peralatan obsteri patologis

- Peralatan resisutasi

- Peralatan vasektomi dan tubektomi

- 10 tempat tidur lengkap dengan peralatan perawatan

Alat-alat komunikasi :

- Telepon atau radio komunikasi jarak jauh

- 1 buah ambulan

32

Page 34: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

33

Page 35: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Setelah mengikuti kuliah dengan topik Upaya Kesehatan Pokok Puskesmas diharapkan mahasiswa mampu:

1. mengetahui mengenai Kesehatan Ibu dan Anak

2. mengetahui mengenai Keluarga Berencana

3. mengetahui mengenai Upaya Peningkatan Gizi

4. mengetahui mengenai Pengobatan

5. mengetahui mengenai Pemberantasan Penyakit Menular

6. mengetahui mengenai Kesehatan Lingkungan Pemukiman

7. mengetahui mengenai Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

8. mengetahui mngenai Usaha Kesehatnan Sekolah

9. mengetahui mengenai Upaya Kesehatan Usia Lanjut

10.mengetahui mengenai Upaya Peningkatan Kesehatan Kerja

11.mengetahui mengenai Upaya Kesehatan Jiwa

12.mengetahui mengenai Upaya Kesehatan Mata/Pencegahan Kebutaan

13.mengetahui mengenai Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

14.mengetahui mengenai Pembinaan Peran Serta Masyarakat

15.mengetahui mengenai Kesehatan Olahraga

16.mengetahui mengenai Laboratorium Sederhana Dasar

BAB IVUPAYA KESEHATAN POKOK PUSKESMAS

KESEHATAN IBU DAN ANAK

Salah satu unsur yang penting untuk menurunkan angka kematian dan

kesakitan di antara ibu, bayi dan anak adalah memberikan pemeliharaan

dalam waktu hamil yang cukup baik dan dimulai sedini mungkin.

Penurunan angka kematian ibu maternal, bayi dan balita serta penurunan

angka kelahiran merupakan sasaran prioritas dalam pembangunan di bidang

kesehatan.

34

Page 36: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

1. Pengertian

Upaya kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu

menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Dalam pengertian ini

tercakup pula pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat

serta menambah ketrampilan para dukun bayi, serta pembinaan kesehatan

anak di taman kanak-kanak.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan

hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal, bagi ibu

dan keluarganya untuk menuju NKKBS serta meningkatnya derajat

kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang

merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

b. Tujuan Khusus

1. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku)

dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan

menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan

kesehatan keluarga, paguyuban 10 keluarga, penyelenggaraan

Posyandu dan sebagainya.

2. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak

prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban

10 keluarga, Posyandu dan Karang Balita serta di sekolah taman

kanak-kanak.

35

Page 37: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

3. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu

hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui.

4. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin,

ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita.

5. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan

seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita,

anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dalam

keluarganya.

3. Kegiatan Petugas Puskesmas

Kegiatan petugas Puskemas untuk mencapai tujuan tersebut di atas

mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Pemeliharaan kesehatan ibu yang sedang hamil, melahirkan dan

menyusui, serta bayi, anak balita dan anak prasekolah.

b. Pemberian nasehat tentang makanan guna mencegah gizi buruk karena

kekurangan protein-kalori dan lain-lain kekurangan, serta bila ada,

pemberian makanan tambahan, vitamin dan mineral (tablet zat besi pada

ibu hamil).

c. Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara stimulasinya.

d. Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hami dan BCG, DPT 3 kali, polio

3 kali dan campak 1 kali pada bayi.

e. Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai tujuan

program KIA.

f. Pelayanan keluarga berencana kepada semua PUS (pasangan usia

subur), dengan perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan

bahaya karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko

tinggi.

g. Pengobatan bagi ibu, bayi dan anak balita dan anak prasekolah untuk

macam-macam penyakit ringan.

h. Kunjungan rumah untuk mencari ibu dan anak yang memerlukan

pemeliharaan, memberi penerangan dan pendidikan tentang kesehatan,

36

Page 38: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

dan untuk mengadakan pemantuan pada mereka yang lalai mengunjungi

Puskesmas dan meminta agar mereka datang ke Puskesmas lagi.

4. Petunjuk pemeliharaan ibu hamil

Salah satu unsur penting untuk menurunkan kematian dan kesakitan di antara

ibu dan bayi adalah memberikan cukup pemeliharaan dalam waktu hamil dan

mulai sedini mungkin. Semua ibu harus dianjurkan agar bila hamil

memeriksakan diri di Puskesmas dan dukun serta memberi pendidikan

kesehatan kepada para pemimpin desa dan masyarakat.

A. Standar Pelayanan Antenatal

1) Kunjungan pertama

ii. Anamnesis

o nama, umur, alamat, pendidikan

o Riwayat

- Kehamilan dan persalinan terdahulu: kehamilan keberapa;

yang menolong; cara persalinan; berat bayi; keadaan

bayi/hasil persalinan ; komplikasi(perdarahan; hipertensi;

infeksi/demam; persalinan yang lama; partus

preterm(prematur)

- Kehamilan sekarang(hamil yang keberapa; keluhan utama;

haid yang terakhir dan siklus haid; muntah-muntah; pusing;

nafsu makan; nyeri perut; oedema)

- Penyakit yang diderita pada kehamilan sekarang(paru-paru,

penyakit hati; jantung, malaria. Diabetes, ginjal, psikosis,

epilepsi

- Riwayat kesehatan keluarga : diabetes, jantung, psikosis,

cacat bawaan

ii. Pemeriksaan

37

Page 39: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

o Umum

- kesadaran, tinggi badan, berat badan,postur tubuh,

kurus/gemuk, tensi, nadi, pernafasan,

demam/tidak,pucat/tidak)

- fisik: muka, mata,mulut/gigi, paru-paru, jantung, payudara,

hati, limpa, abdomen, pelvis, tungkai.

o Khusus kebidanan (luar/dalam)

o Pemeriksaan laboratorium : Hb, urin, tinja,darah tepi atas indikasi

iii. Pemberian imunisasi TT

iv. Pemberian obat : Fe, obat cacing, obat malaria, dan obat-obatan

khusus (pusing, emesis, hipertensi, toksikosis)

v. Perawatan payudara: pakaian jangan terlalu kencang, puting susu

yang masuk supaya diurut dengan minyak agar dapat keluar

vi. Penyuluhan : Gizi, kebersihan, olahraga, pekerjaan dan perilaku-

sehari-hari, perawatan payudara dan ASI, tanda-tanda risiko tinggi,

pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi selanjutnya,

persalinan oleh tenaga terlatih, KB pasca melahirkan.

2) Kunjungan ulang

i. anamnesis : keluhan utama

ii. pemeriksaan

o umum: kesadaran, berat badan, tensi, nadi, pernafasan,

demam/tidak, pucat/ tidak

o khusus kebidanan luar: tinggi fundus uteri, bentuk uterus,

pemeriksaan Leopold, auskultasi

o dalam: primi gravida hamil 36 minggu untuk menentukan imbang

fetopelvik; bila ada indikasi lain

o laboratorium: Hb, urin bila ada indikasi

iii. Pemberian imunisasi TT 4 minggu setelah pemberian TT pertama

iv. Pemberian obat : Fe, obat cacing, obat malaria, obat-obat khusus

(pusing, emesis, hipertensi, tokolisis)

38

Page 40: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

v. Penyuluhan mengenai:

Gizi, perawatan payudara, tanda-tanda risiko tinggi, imunisasi

berikutnya(ibu & anak) pentingnya kunjungan ulang, persalinan oleh

tenaga terlatih, KB pasca melahirkan(postpartum)

B. Peranan, fungsi dan tugas pelayanan antenatal berdasarkan tempat tugas

dan kategori tenaga

Tempat tugas : Puskesmas

Tenaga Peranan Fungsi TugasDokter Kepala

Puskesmas-Konsultan medik-Manajer

- Pembinaan ketenagaan yang ada di wilayah kerja Puskesmas

- Koordinasi- Integrasi- Manajemen- Pelayanan kasus rujukan

Bidan Pengelola unitKIA-KB

Pelaksana KIA-KB

- Pelayanan antenatal- Pelayanan perinatal- Pelayanan KB- Pelayanan persalinan- Pelayanan nifas- Penanggung jawab RR- Suvervisi dukun- Supervisi kader

Perawat Staf unit KIA-KB

Staf pelaksana KIA-KB

- Melakukan kunjungan rumah kasus KIA-KB

- Pelayanan antenatal- Pelayanan KB- Membuat RR- Membina, membimbing dukun bayi dan kader dalam KIA-KB

PK-E Staf KIA-KB Staf pelaksana KIA-KB

- Membantu bidan dalam kunjungan rumah

- Pelayanan antenatal- Pelayanan KB

39

Page 41: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

- Menolong persalinan- Pelaksana RR

KELUARGA BERENCANA

Tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu manusia yang sehat fisik, mental dan sosial, sehingga

tercapai kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam UUD

1945. Keberhasilan pembangunan, baik pembangunan fisik maupun

ekonomi, pada hakekatnya bergantung pada unsur manusianya.

Perkembangan penduduk yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan hasil

pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan. Oleh karenanya,

pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk melalui program Keluarga

Berencana menjadi penting .

Keberhasilan KB akan berpengaruh secara timbal balik dengan penurunan

angka kematian bayi, angka kematian anak balita dan angka kematian ibu

maternal. Dengan demikian program KB akan meningkatkan pula taraf

kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Ini berarti diperlukan peningkatan

program KB, terutama melalui upaya pelestarian pemakaian alat kontrasepsi

efektif terpilih dan diikuti dengan pengayoman medis bagi peserta/akseptor KB

yang memerlukan.

1. Pengertian

40

Page 42: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Kekuarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan

hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antar kelahiran

diperpanjang, dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak

telah mencapai yang dikehendaki, untuk membina kesehatan seluruh anggota

keluarga dengan sebaik-baiknya, menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia dan

Sejahtera (NKKBS).

Kegiatan KB tidak hanya berupa penjarangan dan mengatur kehamilan, tetapi

termasuk kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan

keluarga secara menyuluruh.

2. Tujuan

a. Umum:

Meningkatnya kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dalam rangka

mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera (NKKBS) yang menjadi

dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian

pertumbuhan penduduk Indonesia .

b. Khusus :

1. Meningkatnya kesadaran masyarakat /keluarga dalam penggunaan alat

kontrasepsi

2. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi

3. Meningkatnya kesehatan masyarakat/keluarga dengan cara

penjarangan kelahiran

3. Perencanaan program keluarga berencana

a. Petugas Puskesmas bersama-sama dengan petugas Dinas Kesehatan

Kabupaten yang bersangkutan hendaknya membuat suatu rencana

program secara menyeluruh.

41

Page 43: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

b. Petugas Puskesmas hendaknya membicarakan rencana dengan pemuka

masyarakat dan pemuka agama setempat dan membuat jadual

pelaksanaan rencana.

c. Petugas Puskesmas bersama-sama dengan petugas Dinas Kesahatan

Kabupaten hendaknya membuat suatu rencana kerja yang terinci untuk

kegiatan Keluarga Berencana dengan memperhitungkan hal-hal seperti

berikut:

1. Fasiltas pelayanan yang ada di Puskesmas maupun di sekitarnya

yang diselenggarakan oleh badan-badan lain(misalnya oleh PKBI)

2. Sasaran pelayanan yaitu siapa-siapa yang membutuhkan pelayanan

keluarga berencana dan berapa jumlahnya. Penjelasan tentang

kegiatan dan cara Keluarga Berencana yang akan diberikan

3. Macam dan cara pelayanan yang akan diberikan

4. Sasaran dan kesempatan melakukan keluarga berencana

a. Pasangan yang seharusnya diberi pelayanan Keluarga Berencana

1. Mereka yang ingin mencegah kehamilan karena alasaan pribadi

2. Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran. Untuk kesehatan ibu

dan anak, jarak kelahiran yang baik adalah tidak kurang dari 3

tahun.

3. Mereka yang ingin membatasi jumlah anak

4. Keluarga seperti yang disebut di bawah ini hendaknya dianjurkan

menggunakan kontrasepsi dan diberi semua penerangan yang

diperlukan.

i. ibu yang menderita penyakit mendadak atau menahun(akut

atau khronis)

ii. ibu yang berusia kurang dari 20 tahun atau di atas 30 tahun

iii. ibu yang mempunyai lebih dari 5 orang anak

42

Page 44: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

iv. ibu yang mempunyai riwayat kesukaran dalam persalinan,

misalnya lahir mati berulang kali, operasi seksio sesarea dan

lain-lain komplikasi

v. keluarga dengan anak-anak bergizi buruk

vi. ibu yang telah mengalami keguguran berulang kali

vii. kepala keluarganya tidak mempunyai pekerjaan tetap

viii. keluarga dengan rumah tinggal yang sempit

ix. keluarga yang taraf pendidikannya rendah, sedikit sekali

pengertiannya tentang pemeliharaan kesehatan.

5. Manfaat sebesar-besarnya akan tercapai, bila pasangan muda

menggunakan kontrasepsi sejak saat perkawinan dan sesudah

mempunyai satu atau dua orang anak.

b. Penentuan orang-orang yang memerlukan penerangan dan pelayanan

keluarga berencana

Siapkan suatu peta dari tiap desa yang menunjukkan rumah setiap

pasangan yang memenuhi syarat-syarat seperti di atas .

c. Kesempatan untuk memberikan penerangan dan pelayanan keluarga

berencana

Tiap petugas kesehatan hendaknya mempergunakan setiap kesempatan

untuk memajukan Keluarga Berencana, misalnya pada waktu:

1. Perawat sedang merawat seorang bayi

2. Penderita sedang menunggu di klinik

3. Petugas sanitasi/P2M mengunjungi orang-orang di suatu daerah.

4. Dokter mengobati seorang ibu dengan kelainan berat, misalnya

penyakit jantung, paru dan lain-lain.

d. Tempat-tempat yang terbaik untuk memajukan program Keluarga

Berencana adalah:

43

Page 45: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Puskesmas, BKIA, klinik hamil, nifas dan penyakit kandungan, ruang

bersalin rumah sakit, dan pada waktu kunjungan rumah.

5. Manfaat kesehatan keluarga berencana

a. Untuk ibu

Memberi kemungkinan untuk memulai menjarangkan kehamilan,

sehingga dapat mengatur jumlah anaknya dan menetapkan pada umur

berapa ingin melahirkan anak-anak, akan membawa manfaat berupa:

1. Perbaikan kesehatan badaniah dengan jalan mencegah kehamilan

yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu pendek dan

mencegah keguguran yang menyebabkan kurang darah, mudah

terserang penyakit infeksi dan kelelahan.

2. Peningkatan kesehatan mental dan emosi dengan dimungkinkan

adanya cukup waktu untuk mengasuh anak-anaknya yang lain, untuk

beristirahat, menikmati waktu luang dan untuk melakukan lain-lain

kegiatan.

b. Untuk anak yang akan dilahirkan

Kelahiran akan akan mendapat sambutan baik apabila si ibu berada

dalam keadaan yang sesehat-sehatnya, sehinga anak itu:

1. Tumbuh secara wajar selama dalam kandungan.

2. Sesudah lahir, mendapat pemeliharaan serta asuhan yang cukup

dari ibunya.

c. Untuk anak-anak lainnya

Memberikan kesempatan untuk:

1. Perkembangan fisiknya yang lebih baik, karena setiap anak

memperoleh jatah makanan yang cukup dari sumber-sumber yang

tersedia.

44

Page 46: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

2. Perkembangan mental dan emosi yang lebih baik, karena

pemeliharaan yang lebih baik dan waktu yang lebih banyak dapat

diberikan oleh ibu untuk setiap anak.

3. Pemberian kesempatan pendidikan yang lebih baik, karena sumber-

sumber pendapatan keluarga tidak habis sekedar untuk

mempertahankan hidup.

d. Untuk ayah

1. Memperbaiki kesehatan fisiknya, karena tuntutan atas tenaga fisiknya

tidak terlalu berat untuk memenuhi kebutuhan hidup lebih baik.

2. Memperbaiki kesehatan mental dan emosinya, karena berkurangnya

kecemasan dan mempunyai lebih banyak waktu terluang untuk

beramah-tamah bersama keluarganya.

e. Untuk seluruh keluarga

1. Meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosi setiap anggota

keluarganya.

2. Satu keluarga direncanakan dengan baik, memberi contoh yang

nyata bagi generasi yang akan datang.

3. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak

untuk mendapat pendidikan.

4. Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik dapat memberi

sumbangan yang lebih banyak untuk kesejahteraan lingkungan.

6. Kegiatan pelayanan Keluarga Berencana

Secara garis besar kegiatan pelayanan Keluarga Berencana meliputi:

a. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)

Kesempatan yang dapat digunakan untuk penyuluhan adalah:

1. kesempatan dalam fasilitas pelayanan KB dan sasarannya

2. kesempatan di luar fasilitas pelayanan KB dan sasarannya

b. Pelayanan kontrasepsi

1. konseling pra dan pasca pelayanan

45

Page 47: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

2. metode pelayanan kontrasepsi:

i. metode sederhana

ii. metode efektif

iii. metode mantap dengan operasi

3. fasilitas pelayanan KB

c. Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta KB..

d. Pelayanan rujukan KB

e. Pecatatan dan pelaporan.

MACAM-MACAM IUD

MACAM-MACAM KONTRASEPSI

46

Page 48: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

7. Pola perencanaan

Untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak

kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua perlu dibuat suatu

perencanaan keluarga menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera.

Perencanaan Keluarga menuju Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera dibagi atas

tiga masa menurut usia reproduksi isteri sebagai berikut:

a. Masa menunda kehamilan bagi pasangan usia subur dengan isteri usia di

bawah 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.

b. Masa mengatur kesuburan(menjarangkan kehamilan) periode usia isteri

antara 20-30 tahun merupakan periode usia yang paling baik untuk

melahirkan dengan jumlah anak dua orang dan jarak kelahiran anak ke I

dan anak ke II adalah 3-4 tahun.

c. Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi) periode usia isteri di atas 20

tahun sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai dua orang

anak.

47

Page 49: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

AYO IKUT KB2 Anak Lebih Baikhttp://www.nuvaring.com/Consumer/index.asp

http://www.billings-ovulation-method.org.au/act/bom.shtml

UPAYA PENINGKATAN GIZI

Masalah gizi di Indonesia:

1) Kekurangan kalori dan Protein (KKP)

2) Kekurangan vitamin A

3) Gondok endemik

4) Anemia gizi ; karena kurang zat besi prevalensinya masih tinggi

Kebijaksanaan penanggulangan masalah gizi

1) Tujuan

Perbaikan gizi bertujuan menurunkan angka penyakit gizi kurang yang

umumnya banyak diderita oleh masyarakat berpenghasilan rendah ( di

pedesaan maupun di perkotaan) , terutama pada anak-anak balita dan

wanita. Tujuan tersebut mendukung upaya penurunan angka kematian

bayi, balita dan ibu serta mendorong makin terwujudnya norma keluarga

kecil bahagia sejahtera. Program ini juga berusaha memperbaiki keadaan

gizi masyarakat pada umunya, melalui perbaikan pola konsumsi pangan

yang makin beraneka ragam, seimbang dan bermutu gizi. Perbaikan pola

konsumsi diperlukan juga oleh kelompok masyarakat yang mempunyai

risiko tinggi terhadap beberapa penyakit.

2) Sasaran

a. Penurunan prevalensi KKP pada balita

48

Page 50: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

b. Penurunan prevalensi kurang vitamin A di daerah rawan

c. Penurunan prevalensi gangguan akibat kekurangan yodium

d. Penurunan prevalensi anemia gizi pada ibu hamil

e. Adanya perubahan pola konsumsi pangan keluarga yang makin

beraneka ragam, seimbang dan bermutu gizi.

3) Untuk mencapai tujuan dan sasaran direncanakan langkah-langkah:

a. Upaya perbaikan gizi diarahkan terutama untuk melanjutkan dan

meningkatkan penanggulangan 4 masalah gizi utama yaitu kurang

kalori protein(KKP), kurang vitamin A, gangguan akibat kurang

yodium(GAKI), dan anemia.

b. Upaya penanggulangan keempat masalah gizi utama dilaksanakan

dalam bentuk pelayanan langsung bagi kelompok sasaran dan

pelayanan tidak langsung di masyarakat. Pelayanan langsung bagi

kelompok sasaran dilaksanakan dalam bentuk pelayanan gizi di

Puskesmas dan di Posyandu dengan sasaran khusus ibu dan anak,

dipadukan dengan kegiatan pelayanan kesehatan dasar dan KB.

Sedangkan pelayanan tidak langsung di masyarakat dilaksanakan

dalam bentuk penyuluhan gizi masyarakat, fortifikasi bahan makanan

dengan vitamin A atau zat yodium dan pemanfaatan tanaman

pekarangan.

c. Kegiatan upaya langsung dan tidak langsung untuk penanggulangan

KKP, kekurangan vitamin A dan Anemia gizi dilaksanakan dengan

memantapkan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga(UPGK) dalam bentuk

pelayanan gizi utnuk ibu dan anak di Posyandu dalam bentuk

kegiatan lainnya di masyarakat di luar Posyandu.

d. Kegiatan UPGK adalah kegiatan lintas sektor antara kesehatan,

pertanian, KB, agama , penerangan, pendidikan,industri, koperasi

dan pemerintah daerah.

e. Upaya langsung penanggulangan kekurangan yodium selain

dilaksanakan dengan melanjutkan pemberian suntikan preparat

yodium, juga preparat yodium dalam kapsul. Sedangkan upaya tidak

49

Page 51: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

langsung di masyarakat selain dengan mengefektifkan pemanfaatan

garam yodium juga dikaji cara-cara lainnya.

f. Upaya langsung penanggulangan vitamin A akan melanjutkan dan

memperluas penggunaan kapsul vitamin A dosis tinggi pada anak

balita terutama melalui pelayanan gizi di Posyandu. Sedangkan

upaya tidak langsung dilaksanakan dengan lebih mengintensifkan

penyuluhan gizi, pemanfaatan tanaman pekarangan dan fortifikasi

vitamin A.

g. Akan lebih dibina gizi utnuk ibu dan anak di Posyandu dalam bentuk

kegiatan lainnya di masyarakat di luar Posyandu.

h. Kegiatan UPGK adalah kegiatan lintas sektor antara kesehatan,

pertanian, KB, agama, penerangan, pendidikan, industri, koperasi

dan pemerintah daerah.

i. Upaya langsung penanggulangan kekurangan yodium selain

dilaksanakan dengan melanjutkan pemberian suntikan preparat

yodium, juga preparat yodium dalam kapsul. Sedangkan upaya tidak

langsung di masyarakat selain dengan mengefektifkan pemanfaatan

garam yodium juga dikaji cara-cara lainnya.

j. Upaya langsung penanggulangan vitamin A akan melanjutkan dan

memperluas penggunaan kapsul vitamin A dosis tinggi pada anak

balita terutama melalui pelayanan gizi di Posyandu. Sedangkan

upaya tidak langsung dilaksanakan dengan lebih mengintensifkan

penyuluhan gizi, pemanfaatan tanaman pekarangan dan fortifikasi

vitamin A.

k. Akan lebih dibina peran serta masyarakat dan perusahaan swasta

dalam kegiatan usaha perbaikan gizi institusi misalnya rumah sakit,

pabrik, perusahaan, lembaga pemasyarakatan . Juga akan lebih

digalakkan penyuluhan gizi masyarakat dan dimantapkan pelajaran

ilmu gizi dan upaya perbaikan gizi sekolah tingkat dasar dan

menengah.

Program perbaikan gizi

50

Page 52: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Usaha perbaikan gizi keluarga

1) Pengertian

Usaha Perbaikan Gizi Keluarga(UPGK) adalah kegiatan masyarakat

untuk melembagakan upaya peningkatan gizi dalam tiap keluarga di

Indonesia. Usaha ini bersifat lintas sektor yang dilaksanakan oleh

departemen terkait yaitu Kesehatan, Pertanian, BKKBN dll

2) Tujuan

(a) Tujuan Umum: meningkatnya dan terbinanya keadaan gizi seluruh

anggota masyarakat

(b) Tujuan khusus:

3) Timbulnya partisipasi dan pemerataan kegiatan

(a) Semua anggota masyarakat ikut serta dalam kegiatan

(b) Kegiatan meluas ke semua dukuh

(c) Semua balita, ibu hamil dan ibu menyusui tercakup dalam kegiatan

4) Terwujudnya perilaku yang mendukung perbaikan gizi

(a) Setiap ibu menimbang balitanya setiap bulan

(b) Semua anak disusui 2 tahun atau lebih dan mendapat tambahan

makanan lainnya sesuai dengan kebutuhannya

(c) Semua anak 1-5 tahun minum satu kapsul vitamin A dosis tinggi

setiap 6 bulan sekali(biru 6-11 bulan; merah 1 th-5 th)

(d) Setiap anak mencret segera diberi minuman yang ada di rumah atau

larutan gula garam atau oralit

(e) Setiap ibu hamil dan ibu menyusui makan 1-2 piring makanan bergizi

lebih banyak dari biasanya

(f) Setiap ibu hamil minum satu tablet tambah darah tiap hari sejak hamil

7 bulan

(g) Setiap pekarangan dimanfaatkan untuk peningkatan gizi keluarga

(h) Setiap pasangan usia subur mengerti dan melaksanakan KB

(i) Setiap anak umur 2- 12 bulan memperoleh imunisasi lengkap

51

Page 53: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

(j) Setiap ibu hamil memeriksakan diri secara teratur kepada dukun

terlatih/petugas kesehatan

(k) Setiap ibu hamil mendapatkan 2 kali imunisasi TT

(l) Setiap keluarga menggunakan garam beryodium dalam masakannya

sehari-hari

5) Perbaikan gizi balita

a. Setiap balita naik berat badannya tiap bulan

b. Semua anak yang berumur 36 bulan mencapai berat badan paling

sedikit 11,5 kg

c. Tidak terdapat lagi balita menderita buta senja

d. Tidak terdapat lagi balita meninggal akibat mencret

Pencegahan dan penanggulangan gondok endemik

1) Tujuan program

a. Menurunnya prevalensi dan mencegah timbulnya gondok endemik

b. Tercegahnya kretinisme

c. Target dan sasaran:

i. sasaran kegiatan penyuntikan minyak beryodium adalah semua

penduduk laki-laki di daerah endemik yang berumur 0-14 tahun

dan wanita umur 0-35 tahun

ii. sasaran kegiatan distribusi garam beryodium adalah semua

penduduk Target kegiatan senantiasa akan disesuaikan atau

ditetapkan berdasarkan kebijaksanaan operasional.

2) Kegiatan

a. Repatriasi penduduk desa

Tahapan kerja yang harus dilaksanakan:

i. pencatatan dan pendaftaran penduduk di lokasi proyek yang

telah dipilih. Pencatatan ini dilakukan pada setiap keluarga

52

Page 54: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

menurut umur dan jenis kelamin anggota keluarga dengan

menggunakan formulir khusus.

ii. perkiraan kecukupan dan kebutuhan obat (lipiodol) berdasarkan

data umur

iii. pemberian keterangan kepada penduduk tentang maksud dan

tujuan program pencegahan gondok endemik.

b. Penyuntikan larutan yodium dalam minyak (lipiodol)

i. pertama-tama perlu dibuat rencana kerja dan jadual,

berdasarkan hasil registrasi penduduk desa.

Dosis penyuntikan sebagai berikut:

0 - 6 bulan: 0,2 ml

6 - 12 bulan: 0,3 ml

1 - 6 tahun: 0,5 ml

6 - 35 tahun: 1,0 ml

ii. membuat pemberitahuan ke desa-desa proyek berdasarkan

rencana kerja dan jadual yang telah disusun.

iii. pelaksanaan penyuntikan lipiodol secara ‘intramuskuler”.

c. Pencatatan dan pelaporan

i. penduduk yang telah disuntik dicatat dalam “Kartu Registrasi”

ii. rekapitulasi hasil penyuntikan

iii. pengiriman laporan lewat jalur yang telah ditetapkan, yaitu:

o melalui kegiatan pencatatan dan pelaporan terpadu

o melalui jalur proyek

d. Evaluasi dampak

Kegiatan yang perlu dilakukan:

i. kegiatan ulang survei data dasar di desa-desa yang telah

dilakukan penyuntikan lipiodol

ii. kegiatan monitoring medik dengan pengumpulan sampel urin.

53

Page 55: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A

1) Pengertian

a. Vitamin A selain peranannya sebagai retin yang merupakan

komponen rhodopsin , juga berfungsi dalam pemeliharaan sel-sel

epitel, metabolisme dan reproduksi . Kekurangan vitamin A selain

bermanifestasi sebagai xeropthalmia dan kebutaan juga berperan

dalam tingginya angka kesakitan dan kematian bayi. Kekurangan

vitamin A banyak terjadi pada anak balita.

b. Sebab terjadinya kekurangan vitamin A adalah kurangnya konsumsi

vitamin A ke dalam tubuh

c. Akibat kekurangan vitamin A : Buta senja, kebutaan, mudah terkena

penyakit diare dan saluran pernafasan

d. Kebijaksanaan

o Penyuluhan untuk meningkatkan konsumsi sumber vitamin A

alami terutama sayuran hijau

o Suplementasi vitamin A dapat dilakukan melalui dua cara:

- cara langsung melalui distribusi kapsul vitamin A dosis

tinggi (200.000 IU)

- cara tak langsung melalui fortifikasi vitamin A pada bahan

makanan

Sasaran:

- Semua anak balita yang sehat

- Anak balita yang menderita xeropthalmia

- Anak balita yang menderita sakit (campak, panas tinggi dan diare)

- Ibu-ibu dalam masa nifas

2) Kegiatan yang dijalankan oleh Puskesmas

a. Distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi

i. Melalui pelayanan dalam Puskesmas

54

Page 56: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

o Periksalah anak yang berkunjung ke Puskesmas dengan

teliti keadaan mata dan tingkat sakitnya

o Anak dengan salah satu tanda kekurangan vitamin A

buta senja atau

Xeropthalmia:

- segara beri satu kapsul vitamin A 200.000 IU

- hari berikutnya beri lagi satu kapsul vitamin A

200.000 IU

- empat minggu berikutnya beri lagi satu kapsul

vitamin A 200.000 IU

Anak balita yang menderita campak segera beri satu

kapsul vitamin A 200.000 IU

o Kepada semua anak balita yang berkunjung ke Puskesmas

yang belum mendapat kapsul vitamin A dari proyek UPGK

, dapat diberikan 1 kapsul vitamin A sebagi tindakan

pencegahan.

o Catat dan laporkan nama anak dan tanggal pemberian

kapsul. Anjurkan agar kembali ke Puskesmas 4-6 bulan

lagi untuk mendapat kapsul vitamin A berikutnya.

o Ibu-ibu yang baru melahirkan segera berikan satu kapsul

vitamin A sekali saja. Jangan diberikan kepada ibu yang

sedang hamil/kemungkinan hamil.

ii. Melalui pelayanan di luar Puskesmas:

Kegiatan Posyandu:

o Daftar semua anak balita yang ada di wilayah kerja, untuk

mengetahui jumlah kapsul yang harus diberikan.

o Mintalah sejumlah kapsul vitamin A yang diperlukan

kepada petugas gizi di Puskesmas.

o Berikan kapsul vitamin A dosis tinggi kepada anak 1-5

tahun baik yang sehat maupun sakit setiap bulan Februari

55

Page 57: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

dan Agustus , pada waktu registrasi anak balita dan atau

penimbangan bulanan.

o Anak dengan salah satu tanda kekurangan vitamin A

- Buta senja

- Mata kering

- Mata keruh

- Mata kotor/bercak putih segera kirim ke Puskesmas.

Anak balita 1-5 tahun yang menderita campak dikirim ke

Puskesmas atau rumah sakit

o Pada ibu-ibu yang baru melahirkan segera berikan kapsul

vitamin A dosis tinggi sekali saja. Jangan berikan pada

wanita hamil.

b. Penyuluhan gizi :Anjurkan kepada ibu-ibu yang mempunyai anak

balita agar anaknya dibiasakan memakan sayuran hijau dan buah-

buahan berwarna pada setiap kesempatan baik dalam pelayanan

di dalam maupun di luar Puskesmas.

CARA PEMBERIAN1. Sasaran

1.1BayiKapsul Vitamin A 100.000 SI diberikan kepada semua anak , bayi(umur

6-11 bulan)baik sehat maupun sakit.

1.2Anak BalitaKapsul Vitamin A 200.000 SI diberikan kepada semua anak balita(umur

1-5 tahun) baik sehat maupun sakit.

1.3Ibu NifasKapsul vitamin A 200.000 SI diberikan kepada ibu yang baru

melahirkan(nifas) sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang

cukup melalui ASI.

56

Page 58: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Catatan:

Untuk keamanan, kapsul vitamin A 200.000 SI tidak diberikan kepada bayi (6-

11 bulan) dan ibu hamil karena merupakan kontra indikasi.

2. Jenis Vitamin A2.1Secara periodik

a. Bayi umur 6- 11 bulan

Satu kapsul vitamin A 100.000 SI tiap 6 bulan diberikan secara

serentak pada bulan Februari atau Agustus.

b. Anak Balita umur 1-5 tahun

Satu kapsul vitamin A 200.000 SI tiap bulan diberikan secara

serentak pada bulan Februari dan Agustus

c. Ibu Nifas

Satu kapsul vitamin A 200.000 SI dalam masa nifas. Kapsul

vitamin A diberikan paling lambat 30 hari setelah melahirkan.

2.2Kejadian tertentu

a. Xeropthalmia

Bila ditemukan seseorang dengan salah satu tanda

xeropthalmia seperti buta senja, bercak putih(bercak bitot) ,

mata keruh atau kering.

Saat ditemukan : Segera diberi 1(satu) kapsul vitamin A

200.000 SI

Hari berikutnya: 1(satu) kapsul vitamin A 200.000 SI

Empat minggu berikutnya: 1(satu) kapsul vitamin A 200.000 SI

b. Campak

Anak yang menderita campak segera diberi 1 kapsul vitamin A

200.000 SI . Untuk bayi diberi kapsul vitamin A 100.000 SI.

Catatan:

Bila di suatu desa terdapat “Kejadian Luar Biasa(KLB)” campak, maka

sebaiknya seluruh anak Balita di desa tersebut masing-masing diberi

57

Page 59: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

satu kapsul vitamin A 200.000 SI dan seluruh bayi diberi kapsul vitamin

A 100.000 SI.

3. Periode Pemberian3.1Bulan Kapsul

Untuk tujuan pencegahan, pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi

diberikan kepada bayi dan anak balita secara periodik yaitu untuk bayi

diberikan setahun sekali pada bulan Februari atau Agustus, dan untuk

anak Balita enam bulan sekali, dan secara serentak dalam bulan

Februari dan Agustus.

Pemberian secara serentak dalam bulan Februari dan Agustus

mempunyai beberapa keuntungan:

o Memudahkan dalam memantau kegiatan pemberian kapsul , termasuk

pecatatan dan pelaporannya, karena semua anak mempunyai jadwal

pemberian yang sama.

o Memudahkan dalam upaya penggerakkan masyarakat karena

kampanye dapat dilakukan secara profesional di samping secara

spesifik daerah.

o Memudahkan dalam pembuatan materi-materi penyuluhan(spot TV,

spot radio, barang-barang cetak) terutama yang dikembangkan,

diproduksi dan disebar luaskan oleh tingkat Pusat/Provinsi.

o Dalam rangka Hari Proklamasi RI(Agustus) biasanya banyak kegiatan

yang dapat digunakan untuk promosi kesehatan, termasuk pemberian

kapsul vitamin A dosis tinggi.

o Bulan Februari dan Agustus merupakan bulan pemantauan garam

beryodium di tingkat masyarakat, sehingga kegiatan dapat

diintegrasikan di tingkat Puskesmas.

3.2Sweeping /Kunjungan Rumah

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

pemberian kapsul vitamin A.

o Bila masih ada anak balita yang belum mendapat kapsul vitamin A

pada hari pemberian yang telah ditentukan, perlu dilakukan

“Sweeping” yaitu melacak/mencari bayi dan anak balita untuk diberi

58

Page 60: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

kapsul vitamin A dengan melakukan kunjungan rumah. Diharapkan

dengan kegiatan bulan kapsul dan sweeping semua bayi(6-11 bulan)

dan anak balita(1-5 tahun) dapat dicakup 100 % dengan pemberian

kapsul vitamin A.

o “Sweeping”/ kunjungan rumah sebaiknya dilakukan segera setelah

hari pemberian dan paliong lambat sebulan setelahnya. Untuk

memudahkan pencatatan dan pelaporan akhir bulan

September(untuk periode Agustus) seluruh kegiatan “Sweeping”

hendaknya sudah selesai.

o Bila setelah “Sweeping” masih ada anak yang belum mendapat

kapsul, makan agar diupayakan lagi meskipun sudah di luar periode

berikut.

3.3. Ibu Nifas

Pemberian kapsul vitamin A 200.000 SI kepada ibu pada masa nifas

dapat diberikan:

o Segera setelah melahirkan, atau

o Pada kunjungan pertama neonatal, atau

o Pada kunjungan kedua neonatal

4. Tempat pemberian4.1 Sebagai upaya pencegahan, kapsul vitamin A diberikan kepada

seluruh bayi 6-11 bulan dan anak balita(1-5 tahun) di Posyandu

pada hari buka Posyandu.

4.2 Untuk wilayah yang belum memberi perhatian dan upaya khusus

misalnya dengan membentuk pos pemberian vitamin

A(Posvita) , Dasa wisma, kelompok peminat KIA(KPKIA) atau

perkumpulan lain, atau kunjungan rumah. Tugas ini akan lebih

mudah bila menggalang kerja sama di antara kader, LKMD,

PKK, LSM dan tokoh masyarakat.

5. Pengadaan Vitamin A

59

Page 61: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Untuk tahun 1999/2000, DepKes memperolah bantuan kapsul

vitamin A 100.000 SI dari UNICEF, selanjutnya diadakan dari DIP

Perbaikan Gizi(Pusat/Daerah) bersama dengan pengadaan

mikronutrien lain(kapsul vitamin A 100.000 SI, kapsul minyak

beryodium, tablet tambah darah, sirop besi)

Pencegahan dan penanggulangan anemia gizi

Tujuan:

Meningkatnya status gizi masyarakat dengan menurunnya prevalensi anemia

gizi besi pada ibu hamil/menyusui, balita, anak sekolah dan pekerja

berpenghasilan rendah. Kelompok sasaran adalah ibu hamil/menyusui dan

pekerja berpenghasilan rendah.

Kegiatan:

a. Pencegahan dan penanggulangan anemia besi dikaitkan dengan kegiatan

UPGK yaitu dalam bentuk pemberian tablet besi bagi wanita

hamil/menyusui di daerah proyek UPGK sebelum ditemukan upaya

teknologi tepat guna lain.

b. Penggalakan penggunaan bahan pangan alami sumber zat besi yang

diusahakan lewat kegiatan penyuluhan gizi.

Perbaikan makanan bayi dan anak

Tujuan dan sasaran:

a. Program perbaikan makanan bayi dan anak bertujuan lestarinya dan

meningkatnya kebiasaan menyusui bayi/anak umur 0-24 bulan dan

memperbaiki kebiasaan pemberian makanan pendamping ASI.

b. Sasaran:

- Ibu hamil dan menyusui

- Ibu yang mempunyai anak umur 0-24 bulan dan balita

- Anggota keluarga yang mengasuh anak umur 0-24 bulan dan balita

60

Page 62: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Kegiatan dan pelaksanaan program:

A. Peningkatan penggunaan ASI

1. Pendidikan dan penyuluhan ASI

a. Perbaikan kurikulum pendidikan formal dan informal

b. Pendidikan/pelatihan petugas kesehatan dan kader

c. Orientasi pimpinan RS dan rumah bersalin

d. Penyuluhan masyarakat, termasuk penyuluhan antar ibu-ibu di

dalam kelompok

e. Kampanye

2. Peningkatan pelayanan kepada masyarakat

a. Rawat gabung dan klinik laktasi

b. Bank ASI dan pusat penitipan anak untuk ibu bekerja

3. Perundang-undangan

a. Peraturan tentang menyusui di tempat kerja dan cuti

hamil/melahirkan

b. Peraturan pemasaran pengganti ASI

B. Perbaikan makanan pengganti ASI/makanan balita

C. Perbaikan makanan ibu hamil/menyusui

PENGOBATAN

Upaya pengobatan adalah segala bentuk kegiatan pelayanan pengobatan

yang diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit atau

gejalanya, dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi yang

khusus. Prasarana dan sarana yang ada bersifat dasar , maka bentuk

pelayanan yang dapat diberikan sangat tergantung kepada kemampuan yang

ada.

61

Page 63: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Bentuk pelayanan pengobatan di Puskesmas diarahkan kepada kemampuan

pengenalan(diagnosis) dan pengobatan sederhana dan mendasar, sedangkan

untuk diagnosis dan pengobatan yang lebih canggih dilaksanakan di unit kerja

yang lebih tinggi tingkat kecanggihannya, sepeti rumah sakit kabupaten,

rumah sakit khusus, rumah sakit provinsi dan seterusnya.

1. Pengertian

c. Upaya pengobatan adalah bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan

untuk menghentikan proses perjalanan penyakit pada seseorang

sehingga penderitaannya dapat hilang.

d. Diagnosis adalah segala bentuk prosedur kesehatan untuk mengenal

penyakit yang ada pada seseorang.

2. Tujuan

a. Umum: meningkatnya derajat kesehatan perorangan dan

masyarakat di Indonesia.

b. Khusus:

1. Terhentinya proses perjalanan penyakit yang diderita

seseorang.

2. Berkurangnya penderitaan seseorang karena sakit.

3. Tercegahnya dan berkurangnya kecacatan

4. Merujuk penderita ke fasilitas diagnosis dan pelayanan yang

lebih canggih bila perlu.

3. Kegiatan

Agar tujuan pelayanan pengobatan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya,

ditempuh kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Melakukan diagnosis sedini mungkin melalui:

i. Mendapatkan riwayat penyakit

ii. Mengadakan pemeriksaan badan

iii. Mengadakan pemeriksaan laboratorium

62

Page 64: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

iv. Membuat diagnosis

b. Melaksanakan tindakan pengobatan

c. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan dapat

berbentuk:

i. rujukan medik

ii. rujukan pengobatan/rehabilitasi

iii. rujukan lain

PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULARPengertian

Memberantas penyakit menular sebenarnya menghilangkan atau mengubah

cara berpindahnya penyakit menular dan/atau infeksi.

Cara penularan

1. Penularan langsung dari manusia ke manusia. Dapat terjadi karena tetesan

halus yang terhambur dari batuk, meludah atau bersin misalnya

tuberkulosa; bersentuhan misalnya pada penyakit kelamin

2. Penularan tidak langsung:

a. dengan perantaraan benda atau barang yang kotor, biasanya air,

makanan,dan susu segar. Perjalanan tinja ke mulut. Manusia makan

bahan makanan dan minum air yang telah dikotori dengan kuman

penyebab penyakit. Penyakit yang ditularkan dengan cara ini antara

lain kolera dan disentri

b. dengan perantaraan serangga atau gigitan binatang. Orang digigit

serangga atau binatang yang membawa kuman penyakit dalam

saluran pencernaannya atau dalam ludahnya. Contoh : filariasis,

malaria,dengue demam berdarah dan rabies.

3. Jika cara penyakit itu menular diketahui, maka dapat dijalankan usaha

yang jitu untuk menghilangkan sumber infeksi dan memutuskan rantai

penularan penyakit.

63

Page 65: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Tujuan

1. Mencegah terjadinya penularan penyakit

2. Mengurangi terjadinya kesakitan

3. Mengurangi terjadinya kematian

Langkah-langkah pemberantasan penyakit menular

a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit

b. Melaporkan penyakit menular

c. Menyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan untuk

menemukan kasus lagi dan untuk mengetahui sumber penularan

d. Tindakan permulaan untuk menahan penjalaran

e. Menyembuhkan penderita hingga tidak menjadi sumber infeksi

f. Imunisasi

g. Pemberantasan vektor(pembawa penyakit)

h. Pendidikan kesehatan

KESEHATAN LINGKUNGAN PEMUKIMAN

Pengertian

Upaya penyehatan lingkungan pemukiman adalah upaya untuk meningkatkan

kesehatan lingkungan pemukiman melaui upaya sanitasi dasar, pengawasan

mutu lingkungan dan tempat umum, termasuk pengendalian pencemaran

lingkungan dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan pengelolaan

lingkungan yang terpadu melalui analisis dampak lingkungan.

Tujuan

1. Umum

Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman bertujuan

berubahnya, terkendalinya atau hilangnya semua unsur fisik dan

64

Page 66: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

lingkungan yang terdapat di masyarakat yang dapat memberi pengaruh

jelek terhadap kesehatan .

2. Khusus:

a. Meningkatnya mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin

masyarakat mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

b. Terwujudnya kesadaran dan keikutsertaan masyarakat dan sektor

lain yang berkaitan serta bertanggung jawab atas upaya

peningkatan dan pelestarian lingkungan hidup.

c. Terlaksananya peraturan perundangan tentang penyehatan

lingkungan dan pemukiman yang berlaku.

d. Terselenggaranya pendidikan kesehatan guna menunjang kegatan

dalam peningkatan kesehatan lingkungan dan pemukiman.

e. Terlaksananya pengawasan secara teratur pada sarana sanitasi

perumahan, kelompok masyarakat , tempat pembuatan/penjualan

makanan, perusahaan dan tempat umum.

Pendekatan

1. Meningkatkan koordinasi agar terdapat pembagian peran, tugas dan

wewenang yang lebih jelas antara berbagai sektor yang terkait dalam

kesehatan lingkungan pemukiman.

2. Mengembangkan dan membina swakarya, swadaya dan swasembada

masyarakat.

3. Menggali, menggerakkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada

pada masyarakat termasuk pemerintah dan bantuan luar negeri.

4. Mengembangkan dan meningkatkan pelaksanaan peraturan perundang-

undangan yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan.

5. Mengembangkan standardisasi desain sarana kesehatan lingkungan.

6. Mengembangkan panduan tentang pengawasan kualitas lingkungan dan

analisis dampak lingkungan.

Kegiatan

65

Page 67: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Kegiatan utama kesehatan lingkungan yang harus dilakukan staf Puskesmas

adalah:

1. Penyehatan air bersih

2. Penyehatan pembuangan kotoran

3. Penyehatan lingkungan perumahan

4. Penyehatan air buangan/limbah

5. Pengawasan sanitasi tempat umum

6. Penyehatan makanan dan minuman

7. Pelaksanaan peraturan perundangan.

UPAYA PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT

Pengertian

1. Upaya perawatan kesehatan masyarakat adalah upaya yang merupakan

perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan

dukungan peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan

pelayanan, peningkatan dan pencegahan secara berkesinambungan

tanpa mengabaikan pelayanan pengobatan dan pemulihan secara

menyeluruh dan terpadu ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok

serta masyarakat sebagai suatu kesatuan utuh melalui proses

keperawatan untuk ikut meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara

optimal sehingga mandiri dalam upaya kesehatannya.

2. Pelayanan keperawatan adalah keseluruhan fungsi, tugas, kegiatan dan

tanggung jawab yang dilaksanakan oleh seorang tenaga keperawatan

dalam praktek profesinya di mana pun berada.

3. Asuhan keperawatan adalah bantuan, bimbingan, penyuluhan,

pengawasan kepada penderita yang tidak mampu, tidaktahu, tidak mau

mengatasi masalah kesehatannya, atau perlindungan yang dilaksanakan

secara profesional oleh tenaga keperawatan berdasarkan kebutuhan

penderita untuk meningkatkan kenampuannya hidup mandiri dalam

memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

66

Page 68: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

4. Proses keperawatan adalah suatu kerangka operasional dalam

pelaksanaan asuhan keperawatan yang berupa rangkaian kegiatan

secara sistematis sehingga penderita mampu mandiri dalam mengatasi

masalah kesehatannya.

Tujuan

1. Tujuan umum: meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan

masyarakat secara menyeluruh dalam memelihara kesehatan untuk

mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.

2. Tujuan Khusus:

a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat

b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat untuk melaksanakan upaya keperawatan dasar dalam

rangka mengatasi masalah kesehatan.

c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan

pembinaan dan asuhan keperawatan

d. Tertanganinya kelompok khusus/panti yang memerlukan pembinaan

dan asuhan keperawatan dasar.

e. Terlayaninya kasus-kasus yang memerlukan penangan tindak lanjut

dan asuhan keperawatan di rumah.

f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu termasuk kelompok risiko tinggi

yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di

Puskesmas dan di rumah.

Kegiatan:

Pelayanan yang diberikan kepada individu baik di Puskesmas maupun di

rumah keluarga berupa asuhan keperawatan kepada penderita dari berbagai

kalangan umur, tumbuh kembang, kondisi kesehatan dan jenis kelamin.

67

Page 69: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

1. Pelayanan yang diberikan kepada keluarga, diarahkan pada keluarga

sebagai unit terkecil dari masyarakat dan berfungsi secara menyeluruh.

2. Pelayanan kepada kelompok khusus bertujuan untuk membantu

kelompok khusus yang mempunyai masalah kesehatan tertentu:

a. Ibu hamil,bayi baru lahir, anak balita, usia sekolah, usia lanjut.

b. Penderita penyakit menular : TBC, lepra, kelamin

c. Penderita penyakit tak menular: jantung, DM, cacat fisik, gangguan

mental.

d. Yang mempunyai risiko tinggi terserang penyakit WTS, perokok

berat penyalahgunaan obat/narkotik, kelompok pekerja tertentu

e. Panti werda, panti asuhan, pusat rehabilitasi(cacat fisik/mental,

narkotik

3. Pelayanan pada tingkat masyarakat (RT,RW, Kelurahan, Kecamatan atau

masyarakat dengan ciri tertentu : budaya,kepercayaan,pekerjaan)

UPAYA KESEHATAN SEKOLAHPengertian

Kesehatan sekolah adalah upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan

dalam rangka pembinaan kesehatan anak usia sekolah.(kelompok umur 7- 21

tahun).

Tujuan

1) Umum

Memumbuhkan dan mewujudkan kemandirian anak untuk hidup sehat

yang memungkinkan terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang

optimal.

2) Khusus

a. Meningkatnya kemampuan anak untuk menolong dirinya sendiri,

keluarga serta lingkungannya.

68

Page 70: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

b. Peningkatan cara berpikir yang berorientasi kepada masalah

kesehatan yang dihadapi.

c. Peningkatan kemampuan pengendalian diri sehingga dapat mengatur

perilaku dan menjalankan prinsip hidup sehat.

3) Meningkatnya kemampuan anggota keluarga terutama ibu dalam

pengasuhan anak yang mendorong terbentuknya perilaku hidup sehat.

Pola pembinaan

1. Upaya pembinaan kesehatan anak usia sekolah dilakukan dalam

berbagai bentuk pelaksanaan . Berdasarkan tahapan dalam proses

tumbuh kembang anak usia sekolah dapat dibagi tiga kelompok :

a. Praremaja(kelompok umur 7-12 tahun)

b. Remaja(kelompok umur 13-18 tahun)

c. Dewasa muda(kelompok umur 19-21 tahun)

2. Untuk menjangkau semua anak usia sekolah dalam upaya pembinaan

kesehatan maka dikembangkan program pembinaan kesehatan

a. Melalui sekolah dikenal dengan usaha kesehatan sekolah,

dilaksanakan di sekolah, perguruan agama, pondok pesantren

b. Di luar sekolah melalui kelompok khusus seperti kelompok 10

keluarga/ dasawisma, organisasi pemuda antara alain karang taruna

atau lembaga swadaya masyarakat lainnya termasuk panti asuhan.

3. Program pembinaan kesehatan anak usia sekolah baik yang melalui

sekolah maupun yang di luar sekolah selain pembinaan langsung kepada

anak usia sekolah juga dilaksanakan pembinaan peran serta ibu dan

unsur potensial lainnya melalui komunikasi, informasi dan motivasi serta

pendekatan edukatif dalam rangka alih kelola dan alih teknologi.

Usaha kesehatan sekolah(UKS)

69

Page 71: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

UKS adalah salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat

dan selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat yang pada gilirannya

menghasilkan derajat kesehatan yang optimal.

UKS mempunyai tiga kegiatan utama yang disebut TRIAS UKS yaitu:

1. Pendidikan kesehatan(sesuai dengan kurikulum)

2. Pelayanan kesehatan

3. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat(gabungan upaya

pendidikan dan upaya kesehatan)

Tujuan UKS

1. Umum

Meningkatnya kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta

didik serta menciptakan lingkungan sehat sehingga memungkinkan

pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam

rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

2. Khusus

Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan

peserta didik yang mencakup:

a. Memiliki pengetahuan , sikap dan ketrampilan untuk melaksanakan

prinsip hidup sehat serta berpartisipasi aktif dalam usaha

peningkatan kesehatan di sekolah dan di perguruan agama.

b. Sehat, baik dalam arti fisik , mental maupun sosial.

c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk

penyalahgunaan narkotik, obat dan bahan berbahaya, alkohol,

rokok.

Sasaran UKS

70

Page 72: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

1. Sasaran pelayanan kesehatan adalah peserta didik di sekolah dasar

sampai sekolah menengah termasuk perguruan agama, sekolah kejuruan

dan sekolah luar biasa.

2. Sasaran pembinaan

a. Pelaksanaan kesehatan di sekolah

b. Lingkungan khususnya

1) Lingkungan fisik sekolah bila merupakan masalah yang tidak

mendukung tercapainya derajat kesehatan yang optimal.

2) Lingkungan rumah tangga, bila lingkungan fisiknya maupun

pola pengasuhan tidak mendukung tercapainya derajat

kesehatan yang optimal

UPAYA KESEHATAN USIA LANJUTPengertian

Upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas adalah upaya kesehatan

paripurna di bidang kesehatan usia lanjut, yang dilaksanakan di tingkat

Puskesmas serta diselenggarakan secara khusus maupun umum yang

terintegrasi dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya. Dilaksanakan oleh

petugas kesehatan Puskesmas dengan dukungan peran serta masyarakat

baik dalam gedung maupun di luar gedung Puskesmas. Sasarannya ditujukan

pada kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi tanpa mengabaikan kelompok

lainnya dengan menggunakan teknologi tepat guna yang disesuaikan dengan

kondisi dan kebutuhan masyarakat setempat.

Yang termasuk pasien geriatri adalah:

- pasien dengan usia 55-70 tahun yang mengalami lebih dari satu kondisi

patologik

- pasien dengan usia lebih dari 70 tahun walaupun dengan hanya satu

kondisi

71

Page 73: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Upaya kesehatan paripurna dasar di bidang kesehatan usia lanjut adalah

suatu upaya yang menyeluruh pada usia lanjut meliputi peningkatan,

pencegahan, pengobatan dan pemulihan.Kegiatan upaya kesehatan usia

lanjut di tingkat Puskesmas secara khusus ialah penyuluhan, deteksi dan

diagnosis dini usia lanjut, diagnosis kelainan usia lanjut, proteksi dan tindakan

khusus pada usia lanjut dan pemulihan. Sedangkan secara umum

dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya yang

terkait.

Tujuan

1. Umum

Meningkatnya derajat kesehatan usia lanjut untuk mencapai masa tua

yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan

masyarakat sesuai dengan eksistensinya dalam strata kemasyarakatan

dalam mencapai mutu kehidupan usia lanjut yang optimal.

2. Khusus:

a. Meningkatnya kesadaran pada usia lanjut untuk membina sendiri

kesehatannya.

b. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat dalam

menghayati dan mengatasi masalah kesehatan usia lanjut secara

optimal

c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut

d. Meningkatnya jenis dan mutu pelayanan kesehatan usia lanjut.

Sasaran

1, Langsung

a. Kelompok usia menjelang usia lanjut(45-54 tahun) atau dalam masa

virilitas, di dalam keluarga maupun masyarakat luas dengan paket

pembinaan yang meliputi KIE dan pelayanan kesehatan fisik, gizi

agar dapat mempersiapkan diri menghadapi masa tua.

72

Page 74: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

b. Kelompok usia lanjut dalam masa prasenium(55-64 tahun) dalam

keluarga, organisasi masyarakat usia lanjut dan masyarakat pada

umumnya dengan paket pembinaan yang meliputi KIE dan

pelayanan agar dapat mempertahankan kondisi kesehatannya dan

tetap produktif.

c. Kelompok usia lanjut dalam masa senescens( 65 tahun) dan usia

lanjut dengan resiko tinggi( 70 tahun), hidup sendiri ,terpencil

menderita penyakit berat, cacat dengan paket pembinaan yang

meliputi KIE dan pelayanan kesehatan agar dapat selama mungkin

mempertahankan kemandiriannya.

2. Sasaran tidak langsung:

a. Keluarga di mana usia lanjut berada.

b. Organisasi sosial yang berkaitan dengan pembinaan usia lanjut

c. Institusi pelayanan kesehatan dan nonkesehatan yang berkaitan

dengan pelayanan dasar dan pelayanan rujukan

d. Masyarakat luas

Kegiatan kesehatan usia lanjut

A. Pelayanan kesehatan usia lanjut

1. Upaya peningkatan yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia

lanjut agar tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri,

keluarga maupun masyarakat

Upaya peningkatan dapat berupa kegiatan penyuluhan tentang:

a. Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri

b. Makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang

c. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan

disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa

sehat dan segar

73

Page 75: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

d. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada

Tuhan Yang Mahaesa

e. Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran

sesuai dengan kemampuan

f. Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat

2. Upaya pencegahan yaitu pencegahan terhadap kemungkinan

terjadinya penyakit maupun komplikasi penyakit disebabkan oleh

proses penuaan.

Upaya pencegahan dapat berupa:

a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk

menemukan secara dini penyakit usia lanjut.

b. Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan

disesuaikan dengan kemampuan usia lanjut agar tetap merasa

sehat dan segar.

c. Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu :

kacamata, hearing aid

d. Penyuluhan untuk mencegah terhadap kemungkinan

terjadinya kecelakaan pada usia lanjut.

e. Pembinaan mental

3. Upaya pengobatan dapat berupa:

a. Pelayanan kesehatan dasar

b. Pelayanan kesehatan spesialistik melalui sistem rujukan

4. Upaya pemulihan yaitu upaya pengembalian fungsi organ yang telah

menurun, antara lain :

a) memberi informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang

penggunaan alat bantu

b) Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan

memperkuat mental penderita

74

Page 76: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

c) Pembinaan usia lanjut dalam pemenuhan kebutuhan pribadi,

aktivitas di dalam maupun di luar rumah

d) Perawatan fisio terapi

B. Peningkatan peran serta masyarakat

C. Pengembangan upaya kesehatan usia lanjut

D. Pencatatan dan pelaporan

UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN KERJAPengertian

Upaya penimgkatan kesehatan kerja merupakan kegiatan pokok Puskesmas

yang ditujukan terutama pada masyarakat pekerja informal dalam rangka

pencegahan dan pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan

dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.

Tujuan

a. Umum: meningkatnya kemampuan tenaga kerja untuk menolong dirinya

sendiri sehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan akhirnya

peningkatan produktivitas kerja melalui upaya kesehatan kerja.

b. Khusus :

1. Meningkatnya kemampuan masyarakat pekerja dalam upaya

pencegahan dan pemberantasan penyakit dan kecelakaan yang

berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja

2. Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan

keluarganya yang belum terjangkau

3. Meningkatnya keselamatan kerja dengan mencegah penggunaan

bahan yang dapat membahayakan lingkungan kerja dan masyarakat

serta penerapan prinsip ergonomik.

Sasaran

75

Page 77: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Dengan memperhatikan betapa luasnya masyarakat pekerja yang harus

dilayani maka upaya kesehatan kerja diarahkan kepada tenaga kerja yang

mempunyai dampak besar dalam menunjang pertumbuhan ekonomi tetapi

kurang memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai . Misalnya tenaga

kerja lepas terutama petani, nelayan, penyelam mutiara, perajin industri

kecil/rumah tangga, pekerja bangunan, kakilima, usaha angkutan, pekerja

wanita muda.

Strategi

1. Upaya kesehatan kerja bagi pekerja dan keluarga dikembangkan secara

terpadu dan menyeluruh dalam pola pelayanan kesehatan Puskesmas

dan rujukannya

2. Upaya kesehatan kerja dilakukan melalui pelayanan kesehatan paripurna

dengan penekanan pada :

a. Pelayanan kesehatan kerja

b. Keselamatan kerja

c. Kesehatan lingkungan

d. Peningkatan upaya kesehatan kerja dilaksanakan melalui peran serta

aktif masyarakat dengan menggunakan pendekatan PKMD

UPAYA KESEHATAN JIWAPengertian

Upaya kesehatan jiwa adalah upaya yang dilaksanakan secara khusus atau

terintegrasi dengan kegiatan pokok Puskesmas lainnya, yang dilaksanakan

oleh tenaga kesehatan dengan dukungan peran serta masyarakat baik di

dalam gedung maupun luar gedung yang ditujukan pada individu, keluarga,

masyarakat dan diutamakan pada masyarakat berpenghasilan rendah

khususnya kelompok rawan tanpa mengabaikan kelompok lainnya.

76

Page 78: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Kegiatan upaya kesehatan jiwa dilaksanakan melalui:

1. Pengenalan dini gangguan jiwa (early detection)

2. Memberikan upaya pertolongan pertama pada pasien dengan gangguan

jiwa (primary treatment)

3. Kegiatan rujukan yang memadai (adequate referal)

Dalam pelayanan Puskesmas diharapkan dapat:

1. Menangani gangguan jiwa baik yang akut maupun yang kronik yang dapat

terjadi pada setiap manusia maupun kelompok masyarakat hingga dapat

menurunkan angka kesakitan pasien gangguan jiwa.

2. Menangani gangguan jiwa dari setiap kelompok umur mulai dari anak,

remaja, dewasa dan usia lanjut dengan memanfaatkan azas kesehatan

jiwa.

3. Menilai lebih sensitif dan waspada terhadap kemungkinan keterlibatan

emosional pada keluhan atau gejala yang ditunjukkan pasien waktu

berobat.

4. Memberikan penyuluhan hingga masyarakat dapat memanfaatkan azas

dasar kesehatan jiwa dalam kehidupannya.

Tujuan

Umum: Tercapainya derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi seluruh

masyarakat

Khusus: Bila mungkin menurunkan atau mempertahankan angka yang telah

diperoleh sesuai dengan survei epidemiologi gangguan jiwa yaitu:

1. angka psikosis 1,44 – 4,6 per 1000 penduduk

2. angka ansietas 2 – 5 % dari populasi

3. angka depresi 1 % dari populasi

4. angka retardasi mental 1.25 per 1000 penduduk

5. jumlah penyalahgunaan obat dan alkohol 100.000 orang

6. angka epilepsi 0.26 per 1000 penduduk

77

Page 79: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Kegiatan

a. Pelayanan kesehatan jiwa

b. Peran serta masyarakat

c. Pengembangan

d. Sistem pencatatan dan pelaporan

UPAYA KESEHATAN MATA / PENCEGAHAN KEBUTAAN(UKM/PK)

Pengertian

Upaya kesehatan mata/ pencegahan kebutaan dasar adalah upaya kesehatan

dasar di bidang UKM/PK yang dilaksanakan di tingkat Puskesmas ,

diselenggarakan secara khusus maupun terpadu dengan kegiatan pokok

lainnya. Dilaksanakan oleh tenaga kesehatan Puskesmas dengan didukung

oleh peran serta aktif masyarakat baik di dalam maupun di luar gedung

Puskesmas yang ditujukan kepada individu, keluarga, masyarakat di wilayah

kerja Puskesmas. Sasaran diprioritaskan pada masyarakat berpenghasilan

rendah khususnya kelompok rawan tanpa mengabaikan kelompok lain.

1. Yang dimaksud kegiatan dalam gedung adalah kegiatan yang terpadu

dengan kegiatan pokok Puskesmas lain atau secara khusus meliputi

pemeriksaan diagnostik kelainan mata seperti pemeriksaan refraksi,

tonometri, tes buta warna lapangan pandang.

2. Kegiatan di luar gedung adalah kegiatan yang terpadu dengan kegiatan

pokok Puskesmas lainnya atau secara khusus meliputi screening mata,

penanggulangan kebutaan katarak, glaukoma

3. Teknologi tepat guna adalah teknologi yang mengacu pada

a. masalah kesehatan mata setempat

b. sumber daya yang tersedia di masyarakat

78

Page 80: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

c. Terjangkau oleh masyarakat

d. Diterima oleh masyarakat baik pemberi maupun penerima

pelayanan

e. Sesuai dengan azas manfaat secara berdaya guna dan berhasil

guna

4. Peran serta masyarakat

5. Tenaga :

a. Profesional

b. Non profesional

c. Tim kerja

Tujuan

Umum: meningkatnya derajat kesehatan mata masyarakat secara optimal

Khusus: a. Meningkatnya kesadaran, sikap dan perilaku masyarakat

dalam pemeliharaan dirinya

b. Menurunnya prevalensi kesakitan mata dan kebutaan

c. Meningkatnya jangkauan pelayanan refraksi

PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKATPengertian

Penyuluhan kesehatan masyarakat adalah gabungan berbagai kegiatan dan

kesempatan yang berlandaskan prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan

individu, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat dan

melakukan apa yang bisa dilakukan secara perorangan maupun secara

kelompok dan meminta pertolongan bila perlu.

Tujuan

79

Page 81: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Tercapainya perubahan perilaku individu , keluarga dan masyarakat dalam

membina dan memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam upaya

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal

Sasaran

1. Sasaran jangkauan penyuluhan

a. Kelompok umum : masyarakat umum baik di pedesaan maupun di

perkotaan.

b. Kelompok khusus : masyarakat di daerah terpencil, pemukiman

baru, yang terkena masalah kesehatan, yang rentan

2. Sasaran hasil penyuluhan : terjadinya perubahan pengertian, sikap dan

perilaku dari sasaran . Misalnya dikaitkan dengan program KIA maka

salah satu sasaran hasil penyuluhan adalah meningkatnya pengertian ibu

hamil tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan.

Mengubah “perilaku” seseorang yaitu dalam pengetahuan, sikap dan

tindakannya memerlukan cara berlainan. Secara ideal program penyuluhan

kesehatan di suatu tempat disebut berhasil bila unsur pengetahuan, sikap dan

tindakan masyarakat yang diberi penyuluhan berubah secara positif yaitu

berperilaku sesuai dengan cara hidup sehat yang diharapkan.

PEMBINAAN PERAN SERTA MASYARAKATPengertian:

Peningkatan peranan serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan

adalah suatu proses agar individu, keluarga dan lembaga masyarakat

termasuk swasta:

1. mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga dan masyarakat

2. mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga dan

masyarakat

80

Page 82: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

3. Menjadi pelaku/perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan

masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan asa kemandirian dan

kebersamaan.

Tujuan umum:

Meningkatnya jumlah dan mutu upaya masyarakat di bidang kesehatan

Tujuan khusus:

a. Meningkatnya kemampuan peminpin/pemuka/tokoh masyarakat dalam

merintis dan menggerakkan upaya kesehatan di masyarakat

b. Meningkatnya kemampuan organisasi masyarakat dalam

penyelenggaraan upaya kesehatan.

c. Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam

menggali, menghimpun dan mengelola dana/sarana masyarakat untuk

upaya kesehatan.

Sasaran peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan

meliputi individu/keluarga, kelompok/organisasi masyarakat dan masyarakat

umum sebagai berikut:

a. individu yang berpengaruh atau tokoh masyarakat baik tokoh formal

maupun informal

b. keluarga dan perpuluhan keluarga

c. kelompok masyarakat dengan kebutuhan khusus kesehatan.

d. organisasi masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung

dapat menyelenggarakan upaya kesehatan

e. masyarakat umum di desa, di kota dan di pemukiman khusus.

UPAYA KESEHATAN OLAHRAGA

Pengertian

81

Page 83: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

1. Sehat menurut WHO adalah keadaan sehat jasmani, rohani dan sosial

dan bukan hanya bebas dari penyakit , cacat dan kelemahan.

2. Kesegaran jasmani

3. Latihan fisik/olahraga

4. Kesehatan olahraga

Tujuan dan sasaran

Umum:

Tujuan umum upaya kesehatan olahraga adalah menunjang upaya

peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup melalui latihan fisik.

Khusus

1. Mengembangkan upaya peningkatan derajat kesehatan melalui latihan

fisik

2. Membantu upaya peningkatan kesegaran jasmani yang mempunyai

pengaruh lansung terhadap produktivitas kerja.

3. Membantu peningkatan upaya olahraga produktivitas, olahraga prestasi,

olahraga masyarakat dan olahraga tradisional.

Sasaran

Upaya peningkatan kesegaran jasmani melaui upaya kesehatan olahraga

akan menjangkau:

1. Seluruh golongan usia produktif terutama di kota besar

2. Seluruh kelompok masyarakat usia sekolah melalui pelaksanaan

kurikulum dan program ekstrakurikuler.

3. Seluruh kelompok olahraga masyarakat dalam bentuk perkumpulan, klub

4. Pusat pelayanan kesegaran jasmani lain

5. Tenaga pemberi pelayanan dalam bidang kesehatan olahraga baik medis

maupun nonmedis

6. Puskesmas sebagai ujung tombak baik medis maupun nonmedis

7. Organisasi olahraga prestasi

82

Page 84: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

8. Golongan penderita penyakit degeneratif

Peranan upaya kesehatan olahraga:

1. Peningkatan(promotif)

2. Pencegahan(preventif)

3. Pengobatan(kuratif)

4. Pemulihan(rehabilitatif)

5. Peningkatan prestasi keolahragaan

LABORATORIUM SEDERHANA DASARPengertian

Pelayanan laboratorium sederhana dasar adalah pelayanan dasar esensial di

bidang laboratorium kesehatan yang diperlukan di tingkat Puskesmas.

Tujuan umum:

Diselenggarakannya pelayanan laboratorium kesehatan secara efisien dan

efektif untuk mendukung upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

diagnosis dini maupun monitoring terapi dalam rangka penyembuhan.

Tujuan khusus

1. Dikembangkannya kegiatan laboratorium kesehatan di Puskesmas ,

Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, Posyandu dan pos kesehatan

lainnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya

2. Ditingkatkannya peranan Puskesmas, petugas lapangan lain dan kader

kesehatan dalam kegiatan laboratorium kesehatan sampai pada batas

kewenangan/kompetensi tertentu.

3. Ditingkatkannya peran serta masyarakat dalam kegiatan di bidang

laboratorium kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Fungsi

Fungsi laboratorium sederhana di Puskesmas adalah :

a. Melaksanakan pemeriksaan laboratorium sederhana sesuai dengan

standar kemampuan yang telah ditentukan. Atau merujuk ke laboratorium

83

Page 85: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

yang lebih mampu untuk menemukan tanda-tanda adanya penyakit yang

mungkin akan menimbulkan masalah bagi kesehatan masyrakat

setempat.

b. Mengumpulkan dan merujuk spesimen untuk diperiksa lebih lanjut:

sampel air dari sumber air yang dimanfaatkan oleh umum

spesimen tinja

serum untuk keperluan tes antibodi guna menentukan penyakit tertentu

spesimen untuk keperluan kultur/biakan maupun tes sensitivitas dalam

pengobatan maupun pencegahan lebih lanjut

spesimen untuk pemeriksaan kimia klinik

spesimen lain

c. Memberikan kepada petugas pelayanan kesehatan sedini mungkin

adanya penemuan laboratoris yang menyangkut kepentingan kesehatan

masyarakat dan mengupayakan cross check ke laboratorium yang lebih

mampu.

d. Melaksanakan pemeriksaan penyaringan terhadap ibu hamil untuk

kemungkinan adanya anemia, proteinuria dan malaria dan bila perlu

merujuk serumnya.

e. Melaksanakan pemeriksaan laboratorium dilakukan sendiri atau dirujuk

f. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan

g. Dalam keadaan darurat melaksanakan rujukan spesimen secara

horizontal antar Puskesmas di wilayahnya

h. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dengan jalan memberikan

pengertian/petunjuk tentang: pengenalan terhadap spesimen

sendiri(urin,tinja) antara yang normal/tidak normal; cara mempersiapkan

diri untuk pemeriksaan laboratorium;mengenal keadaan anemia/tidak

anemia

i. Khusus untuk Puskesmas perawatan tenaga analis kesehatan yang ada

bertugas membantu tugas laboratorium Puskesmas dalam hal:

rujukan/konsultasi pemeriksaan tertentu;

menyediakan reagen,

larutan pewarna yang tidak dapat disiapkan di laboratorium Puskesmas;

84

Page 86: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

melakukan sterilisasi peralatan,

tempat spesimen yang tidak dapat dilakukan di laboratorium Puskesmas

melakukan supervisi teknis ke laboratorium Puskesmas

85

Page 87: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

UPAYA KESEHATAN LAINUPAYA PELAYANAN KESEHATAN DI DAERAH TRANSMIGRASI

Contoh formulir rujukan medik

Nama penderita :………………………………No. Reg……. .Alamat penderita :………………………………………..Umur :…………………………………….L/PDiagnosis sementara :………………………………………..

Diferensial diagnosis :…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Hasil pemeriksaan laboratorium :……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Pengobatan sementara :………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Keadaan umum penderita pada saat dirujuk:Tensi :……………… Hb :……………………………Kesadaran : Tenang/Gelisah/KesakitanNama dokter /tempat rujukan:……………………....................................Jabatan :………………………………………………………………………Tanggal :………………………………………………………………………

Tanda tangan yang merujuk

Nama:.........................................................

Jabatan:......................................................

86

Page 88: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Contoh formulir jawaban rujukan medik

Nama penderita :…………………………….. No.Reg :…………Alamat penderita :………………………………Umur :………………………………. L/P

Diagnosis :…………………………………..

Telah dilakukan pengobatan/tindakan:………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..

Saran perawatan dan pengobatan lebih lanjut:………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………

Nama dan jabatan yang memeriksa/mengobati/melakukan tindakan :Nama :……………………………………….Jabatan :………………………………………Tanggal :………………………………………

Tanda tangan

Ditujukan Kepada Yth,Nama :…………………………………………Jabatan :…………………………………………Alamat :………………………………………….

87

Page 89: Puskesmas Vii September 2010

pusat kesehatan masyarakat 2010

Daftar Pustaka

1. Depertemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik,

Buku Saku Informasi Rumah Sakit Edisi Tahun 2004, Jakarta

2. _______, Direktorat Kesehatan Gigi , Pedoman Upaya Pelayanan

Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Jakarta, tahun 2000

3. _______, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,

Pedoman Kerja Puskesmas jilid I , Jakarta, tahun 1999

4. _______, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,

Pedoman Kerja Puskesmas jilid II , Jakarta, tahun 1999

5. _______, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,

Pedoman Kerja Puskesmas jilid I , Jakarta, tahun 1991

6. _______, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,

Pedoman Kerja Puskesmas jilid II , Jakarta, tahun 1991

7. _______, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,

Pedoman Kerja Puskesmas jilid III , Jakarta, tahun 1991

8. _______, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat,

Pedoman Kerja Puskesmas jilid IV , Jakarta, tahun 1991

88