warta buruh migran nomor vii edisi september 2011

12
Halaman 1 | Warta Buruh Migran | September 2011 Warta Buruh Migran | Edisi VII | September 2011 Klik www.buruhmigran.or.id Tim Redaksi "LAPOR nama saya lusi,melaporkan saya disini sudah 2thn 5bln tapi saya tidak boleh pulang,saya mohon pihak yang berusan segera menanganinya, saya mau pulang ke indonesia dengan cepat dan tanpa masalah" tutur Lusi melalui pesan SMS di Portal http://buruhmigran.or.id (11/06/2011). Sejak dibukanya layanan SMS gateway di portal http://buruhmigran.or.id, banyak pihak memanfaatkan layanan tersebut untuk berbagi informasi dan melaporkan sesuatu terkait buruh migran. Setelah masa uji coba, beragam umpan balik diterima tim redaksi, dari menanyakan siapa pemilik nomor, ucapan terima kasih, informasi buruh migran, hingga mengadukan kasus seperti yang dilakukan Lusi Area Rispa diatas. Pada terbitan edisi ini, Warta Buruh Migran akan mengulas tentang layanan SMS gateway buruh migran, penanganan kasus yang bersumber dari pengaduan SMS, kajian tentang persoalan asuransi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), kajian moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi, dan beberapa informasi dari daerah. Seluruh tulisan dan foto dalam buletin ini dilisensikan dalam bendera Creative Common (CC). Siapapun bisa mengutip, menyalin, dan menyebarluaskan sebagian atau keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama, kecuali untuk kepentingan komersil. Salam Redaksi Singapura Halalbihalal IFN, Ruang Berkumpul TKI Singapura Penanggung Jawab Yossy Suparyo Muhammad Irsyadul Ibad Pimpinan Redaksi Fika Murdiana Tim Redaksi Muhammad Khayat Fathulloh Muhammad Ali Usman Kontributor Muhammad Fathoni Tata Letak Wahyu Widayat N Ilustrator Muhammad Alamsyah Alamat Redaksi Jl.Veteran Gg.Janur Kuning No.11A Pandean Umbulharjo Yogyakarta, Telp/Fax:0274-372378 E-mail:[email protected] Twiter: @infoburuhmigran Facebook; Buruh Migran Portal: http://buruhmigran.or.id Penerbitan buletin ini atas dukungan: Indonesia Family Network (IFN), salah satu organisasi buruh migran di Singapura menggelar acara halalbihalal di Toa Payoh National Park, Singapura (25/09/2011). Kegiatan yang digelar di ruang terbuka itu dihadiri sekitar 60 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari pelbagai wilayah di Singapura. Kegiatan tersebut rutin digelar setiap tahun oleh IFN. Selain menjadi ajang bersilaturrahmi antar anggota, kegiatan tersebut juga menjadi ruang untuk saling memotivasi, membicarakan kinerja, dan program kerja IFN. "IFN sendiri merupakan organisasi perkumpulan para Pekerja Rumah Tangga (PRT) yang dibentuk atas dasar kepedulian terhadap sesama yang berlandaskan semangat kebersamaan. IFN didirikan pada 5 Februari 2006 atas ide beberapa PRT di Singapura yang ingin membantu sesama teman seperjuangan" Tutur Shelly Yanti (28), salah satu pegiat IFN asal Mediun, Jawa Timur saat diwawancarai melalui sebuah media sosial. Shelly juga menjelaskan, dalam membantu rekan sesama TKI yang bermasalah, IFN menyediakan layanan pertolongan (helpline) untuk sesama rekan. IFN juga bekerja sama dengan lembaga non pemerintah (Non Government Organisations/NGOs) serta menggalang dukungan langsung dari beberapa komponen masyarakat di Singapura. Selain IFN, di Singapura itu juga terdapat beberapa organisasi atau komunitas TKI yang lain seperti, BMI Singapura, The Montel Singapura, HPLRT Singapura, dan BNS (Bobotoh Nagara Singapura) yang saling bersinergi satu dengan yang lain. Selain acara inti berupa silaturrahmi dan bincang-bincang antar anggota, panitia halalbihalal juga menggelar kegiatan hiburan berupa, lomba peragaan busana muslim dan tata rias (make up). Keseluruhan kegiatan Halal Bihalal yang digelar IFN adalah upaya untuk semakin memperkuat kebersamaan anggota dan TKI di Singapura secara umum.(red)

Upload: infest-yogyakarta

Post on 25-Mar-2016

229 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pada edisi ini redaksi membahas beberapa topik. Kajian tentang asuransi TKI, jejak kasus pelanggaran kontrak TKI Arab Saudi yang menimpa Lusi, pengalaman mengakses layanan publik untuk pembuatan KTKLN, dan beberapa hal tentang layanan SMS gateway Pusat Sumber Daya Buruh Migran

TRANSCRIPT

Page 1: Warta Buruh Migran Nomor VII Edisi September 2011

Halaman 1 | Warta Buruh Migran | September 2011

Warta Buruh Migran| Edisi VII | September 2011

Klik www.buruhmigran.or.id

Tim Redaksi

"LAPOR nama saya lusi,melaporkan saya disini sudah 2thn 5bln tapi saya tidak boleh pulang,saya mohon pihak yang berusan segera menanganinya, saya mau pulang ke indonesia dengan cepat dan tanpa masalah" tutur Lusi melalui pesan SMS di

Portal http://buruhmigran.or.id (11/06/2011).

Sejak dibukanya layanan SMS gateway di portal

http://buruhmigran.or.id, banyak pihak memanfaatkan layanan

tersebut untuk berbagi informasi dan melaporkan sesuatu

terkait buruh migran. Setelah masa uji coba, beragam umpan

balik diterima tim redaksi, dari menanyakan siapa pemilik

nomor, ucapan terima kasih, informasi buruh migran, hingga

mengadukan kasus seperti yang dilakukan Lusi Area Rispa

diatas. Pada terbitan edisi ini, Warta Buruh Migran akan

mengulas tentang layanan SMS gateway buruh migran,

penanganan kasus yang bersumber dari pengaduan SMS, kajian

tentang persoalan asuransi Tenaga Kerja Indonesia (TKI), kajian

moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi, dan beberapa

informasi dari daerah.

Seluruh tulisan dan foto dalam buletin ini dilisensikan dalam bendera Creative Common (CC). Siapapun bisa mengutip, menyalin, dan menyebarluaskan sebagian atau keseluruhan tulisan dengan menyebutkan sumber tulisan dan jenis lisensi yang sama, kecuali untuk kepentingan komersil.

Salam Redaksi Singapura

Halalbihalal IFN,

Ruang Berkumpul TKI SingapuraPenang g ung Ja wa b

Yossy Suparyo

Muhammad Irsyadul Ibad

Pimpina n Redaksi

Fika Murdiana

T im Redaksi

Muhammad Khayat

Fathulloh

Muhammad Ali Usman

Kontributor

Muhammad Fathoni

T at a Le ta k

Wahyu Widayat N

I lust ra tor

Muhammad Alamsyah

A la ma t Redaksi

Jl.Veteran Gg.Janur Kuning No.11A

Pandean Umbulharjo Yogyakarta,

Telp/Fax:0274-372378

E-mail:[email protected]

Twiter: @infoburuhmigran

Facebook; Buruh Migran

Portal: http://buruhmigran.or.id

Penerbi t an bulet in ini a t as dukung an:

Indonesia Family Network (IFN), salah satu organisasi buruh migran di

Singapura menggelar acara halalbihalal di Toa Payoh National Park,

Singapura (25/09/2011). Kegiatan yang digelar di ruang terbuka itu dihadiri

sekitar 60 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dari pelbagai wilayah di Singapura.

Kegiatan tersebut rutin digelar setiap tahun oleh IFN. Selain menjadi ajang

bersilaturrahmi antar anggota, kegiatan tersebut juga menjadi ruang untuk

saling memotivasi, membicarakan kinerja, dan program kerja IFN.

"IFN sendiri merupakan organisasi perkumpulan para Pekerja Rumah

Tangga (PRT) yang dibentuk atas dasar kepedulian terhadap sesama yang

berlandaskan semangat kebersamaan. IFN didirikan pada 5 Februari 2006

atas ide beberapa PRT di Singapura yang ingin membantu sesama teman

seperjuangan" Tutur Shelly Yanti (28), salah satu pegiat IFN asal Mediun,

Jawa Timur saat diwawancarai melalui sebuah media sosial.

Shelly juga menjelaskan, dalam membantu rekan sesama TKI yang

bermasalah, IFN menyediakan layanan pertolongan (helpline) untuk sesama

rekan. IFN juga bekerja sama dengan lembaga non pemerintah (Non Government Organisations/NGOs) serta menggalang dukungan langsung

dari beberapa komponen masyarakat di Singapura. Selain IFN, di Singapura

itu juga terdapat beberapa organisasi atau komunitas TKI yang lain seperti,

BMI Singapura, The Montel Singapura, HPLRT Singapura, dan BNS (Bobotoh

Nagara Singapura) yang saling bersinergi satu dengan yang lain.

Selain acara inti berupa silaturrahmi dan bincang-bincang antar anggota,

panitia halalbihalal juga menggelar kegiatan hiburan berupa, lomba

peragaan busana muslim dan tata rias (make up). Keseluruhan kegiatan

Halal Bihalal yang digelar IFN adalah upaya untuk semakin memperkuat

kebersamaan anggota dan TKI di Singapura secara umum.(red)

Page 2: Warta Buruh Migran Nomor VII Edisi September 2011

Halaman 2 | Warta Buruh Migran | September 2011

02 | Sekilas Peristiwa

Cirebon

Ini juga yang sedang kita telusuri, siapa yang memalsukan umur

Desi sehingga bisa diberangkatkan ke Singapura. Selain itu, kemana

para petinggi Indonesia, kok informasi ini malah bukan dari

lembaga Indonesia yang ada disana?” ungkap Castra.

Perkembangan kasus Desi hanya didapatkan Castra melalui sang

wartawan yang selalu setia menelfon dirinya, bahkan sang

wartawan meminta Castra untuk mengirimkan surat pengaduan

dan data lengkap yang membuktikan bahwa Desi masih dibawah

umur.

“Dia meminta saya untuk mengirimkan berkas tentang Desi, yang

bisa membuktikan bahwa Desi masih dibawah umur. Itu untuk

lebih meringankan vonis yang akan diterima Desi.” ujar Castra.

Menanggapi kasus Desi, saat ini Castra sudah mengirimkan surat

pengaduan dan semua data lengkap tentang Desi yang

membuktikan bahwa Desi masih dibawah umur.

“Kita sudah kirimkan salinan akta lahir, ijazah SMP dan data

lainnya tentang Desi ke Duta Besar RI di Singapura, BNP2TKI, Dinas

Tenaga Kerja dan lembaga lainnya dengan harapan bisa membantu

meringankan atau membebaskan Desi dari hukuman di Singapura.

tapi saat ini belum ada kabar dari semuanya. Kabarnya, 13

September 2011 (tambahkan tahun) lalu telah dilaksanakan proses

pengadilan yang terakhir, tapi kami belum mendapatkan kabar

terbaru lagi” keluh Castra.

Cirebon - Nasib buruk menimpa Desi Kurnia (18), gara-gara gemas

dengan tingkah laku anak majikannya yang susah diatur, Tenaga

Kerja Wanita (TKW) belia asal Desa Dompyong Wetan, Kecamatan

Gebang, Kabupaten Cirebon ini terekam kamera tersembunyi

(biasa disebut Closed Circuit Television/CCTV) saat terlihat

menjewer anak majikannya. Akibatnya, Desi harus menjalani

proses pengadilan di Singapura.

Menurut Castra Aji Sarosa, Koordinator Serikat Buruh Migran

Indonesia (SBMI) Cirebon, informasi ini didapatkan dari salah satu

wartawan sebuah stasiun televisi di Singapura. Wartawan yang

sudah fasih berbahasa Indonesia itu menceritakan keadaan Desi

yang akan divonis 2,5 tahun oleh pengadilan Singapura. Desi

diduga kesal dengan tingkah laku anak majikannya yang susah

diatur.

“Sepertinya Desi kesal dengan anak majikannya yang susah diatur,

sang majikan melaporkan Desi karena perbuatan Desi terekam di

CCTV yang ada dirumahnya. Saya daptkan info ini dari wartawan

Singapura, dia langsung menjelaskan kejadian yang menimpa Desi

di Singapura sekaligus memberikan alamat rumahnya. Setelah saya

telusuri, ternyata Desi merupakan warga Dompyong Wetan,

Kabupaten Cirebon” beber Castra

Castra sangat menyayangkan kejadian yang menimpa Desi di

Singapura, apalagi kalau dilihat dari segi umur, Desi masih sangat

belia dan tidak termasuk umur yang diperbolehkan menjadi TKW.

Sehingga bukan hanya kasus Desi yang terancam hukuman saja,

tapi juga proses pemberangkatan Desi juga harus diusut. Selain itu,

Castra juga menyesalkan informasi ini malah bukan ia dapat dari

lembaga resmi Indonesia di Singapura.

“Desi kelahiran 20 agustus 1993, saat ini saja dia baru berumur

18 tahun, sedangkan dia sudah diberangkatkan sejak 2009. Jadi

sekitar umur 16 tahun ketika Desi dipekerjakan di Singapura,

padahal minimal untuk bisa menjadi TKW itu berumur 21 tahun.

TKW Belia Asal Cirebon,

Diadili di SingapuraOleh: Ahmad Rovahan

Sumber Foto: Wong Kwai Chow

Ahmad Rovahan,

Ketua Jaringan Radio Komunitas

(JARIK) se-wilayah III Cirebon

Page 3: Warta Buruh Migran Nomor VII Edisi September 2011

Halaman 3 | Warta Buruh Migran | September 2011

Asuransi Buruh Migran: Pelayanan atau Cari Untung?Oleh: Muhammad Fathoni

03 | Kajian

Ilustrasi: Muhammad Alamsyah

Artinya, semua pihak diuntungkan oleh keberadaan tenaga kerja

ke luar negeri, termasuk buruh migran sekalipun. Ada betulnya

dan sangat logis, baik diam-diam maupun terang-terangan,

pemerintah memelihara keberlangsungan lahan kerja ini.

Agar lebih mudah dikontrol, pemerintah harus memperketat

pengawasan dan pelaksanaan aturan yang mengikat konsorsium

asuransi BMI. Selain itu, kemungkinan adanya peran makelar

(broker) dalam pengurusan asuransi harus diawasi. Penemuan

penyalahgunaan wewenang dan kesalahan dalam penanganan

asuransi BMI pun harus ditindak tegas oleh pemerintah.

Pemerintah pun harus berani terbuka untuk setiap kasus

penyalahgunaan asuransi BMI agar masyarakat dapat turut

mengawasi tata laksananya.

Pemberangkatan BMI adalah ruang basah yang menarik minat

banyak orang. Bagi calon, menjadi BMI diharapkan mampu-

Sekurang-kurangnya 30 ribu buruh migran Indonesia (BMI) setiap

bulan berangkat ke luar negeri. Menjelang keberangkatan mereka

dipungut premi asuransi untuk jaminan keselamatan kerja. Nilainya

Rp. 400.000,- untuk setiap tenaga kerja. Maka, bila diakumulasi,

BMI mendermakan Rp 12 miliyar per bulan kepada pihak

konsorsium asuransi. Jumlah ini belum ditambah US$ 15 untuk

biaya pengacara bila terjerat masalah hukum di negeri seberang

atau untuk biaya pengobatan bila menderita sakit selama di negara

tujuan.

Asuransi hanya satu dari sekian banyak pungutan yang dibebankan

kepada buruh migran. Sejak proses perekrutan, pemeriksaan

kesehatan, pembuatan paspor, pelatihan dan pendidikan,

pembekalan akhir, penempatan, hingga pemulangan ke tanah air

pungutan itu sampai berjumlah jutaan rupiah.

Page 4: Warta Buruh Migran Nomor VII Edisi September 2011

Halaman 4 | Warta Buruh Migran | September 2011

04 | Kajian

menjadi solusi persoalan ekonomi dan kesulitan mencari lapangan

kerja. Calo dan PPTKIS adalah kelompok lain yang turut menangkap

peluang ekonomi bisnis pemberangkatan BMI. Pemerintah pun

turut diuntungkan dengan sumbangan devisa yang besar hasil

keringat BMI. Pada tahun 2009 saja, menurut data Kementrian

Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans) BMI telah

menyumbang devisa senilai 6,6 Miliar Dolar Amerika. Perusahaan

asuransi BMI pun adalah pendulang keuntungan yang cukup besar

dari bisnis tenaga kerja ini.

Ironisnya, besarnya sumbangan BMI kepada negara dan

Perusahaan tenaga kerja (PPTKIS), dan perusahaan asuransi BMI

tidak membuat pelayanan pemberangkatan BMI menjadi

maksimal. Persoalan jaminan keselamatan dan keamanan BMI

adalah salah satu persoalan yang seakan tak kunjung selesai,

termasuk jaminan asuransi jika BMI mengalami kecelakaan kerja,

gangguan kesehatan atau persoalan lain yang diatur sebagai salah

satu sebab adanya hak menerima asuransi. Pemerintah pun seakan

tidak berdaya untuk memberikan jaminan, serta menuntut

pengelola perusahaan asuransi untuk taat menunaikan kewajiban

atas BMI yang bermasalah. Buruknya lagi, soal asuransi BMI masih

menjadi wilayah abu-abu yang jauh dari standar transparansi.

Walhasil, BMI terkadang tidak mengetahui secara gamblang hak-

hak yang patut diterima. Kesempatan pengawasan masyarakat atas

pengelolaan asuransi pun menjadi sangat kecil.

Pola pengelolaan asuransi BMI yang sedemikian rupa lebih

menunjukkan aspek bisnis dan ekonomi tinimbang soal

perlindungan. Kesulitan BMI untuk mengurus hak-hak terkait

dengan asuransi adalah indikatornya.

Palupi Endah Supriati (38), BMI asal Banyumas adalah salah satu

contoh saja. Setelah mengalami pelanggaran kontrak kerja berupa

pemindahan kerja dan gaji yang tidak dibayarkan, pada November

2010 Palupi kembali ke Indonesia. Agen mengurus kepulangan

Palupi setelah Visa Palupi habis masa berlaku.

Sepulang dari luar negeri, Palupi segera menghubungi PT ABI yang

memberangkatkannya untuk meminta kembali dokumennya. Pihak

PT ABI hanya memberikan ijazah S1-nya dan menahan sebagian

dokumen lain. Budhi Siswanto, salah satu staff PT ABI menemui

Palupi untuk meminjam paspor untuk mengurus asuransi. Palupi

menolak permintaan tersebut karena PT Abi tidak mengembalikan

beberapa dokumennya. Ironisnya, saat itu Palupi justeru diminta

membayar uang 12 juta rupiah jika ingin memperoleh

dokumennya kembali. Alih-alih memperoleh auransi secara utuh,

Palupi justeru dibebani dengan biaya penebusan dokumen. Setelah

ditemani oleh Paguyuban Seruni Banyumas, kasus Palupi dapat

ditangani. Meski demikian, uang asuransi yang diterima pun tidak

semestinya.

“Lalu, untuk apa kebijakan,

pengawasan, dan advokasi bila

buruh migran tetap saja yang

menanggung deritanya? Maka,

apa artinya perlindungan dan

asuransi bagi mereka? Apakah

memang benar-benar sudah

tidak ada jalan keluar?”

Kisah Palupi hanyalah satu contoh yang dapat diibaratkan gunung

es. Di bawah permukaan masih banyak lagi kasus yang tentu tidak

tertanggulangi. BMI acapkali tidak berdaya melakukan pembelaan

diri menangani soal asuransi.

Investigasi Majalah Tempo 11 September 2011 mnjelaskan cukup

gamblang karut marut pengurusan asuransi BMI. Penyimpangan

yang berpola dan berulang pada urusan pemberangkatan BMI

terjadi dari hulu ke hilir, termasuk soal asuransi. Keterkaitan dan

keterlibatan dalam penympangan tersebut dapat ditelusuri oleh

pemerintah jika mereka betul ingin membela dan melindungi

kepentingan BMI. Jika tidak, maka situasi ini akan terus berulang

dan menelan korban. Sekali lagi, buruh migran menjadi kelompok

yang paling dirugikan.

Pilihan menyerahkan asuransi kepada pihak swasta sarat akan

resiko penanganan yang tidak beres. Pemerintah -dalam hal ini

Kemnakertrans- selayaknya memiliki cara menganalisa untuk

melihat ruwetnya soal asuransi BMI ini. Lebih jauh, harus ada

tindakan konkrit untuk mengubah pola penanganan asuransi jiwa

BMI []

Muhammad Fathoni,

Pegiat Komunitas Rumah Semesta

Yogyakarta

Page 5: Warta Buruh Migran Nomor VII Edisi September 2011

Halaman 5 | Warta Buruh Migran | September 2011

05 |Kisah

15 September 2011 , pukul 1 dini hari saya berangkat

menuju Surabaya dengan tujuan kantor Balai Pelayanan,

Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI)

untuk mengurus Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN). Saya

tiba di kantor tepat jam 7 pagi dan langsung antri mengambil

formulir.

Melihat antrian yang begitu banyak, saya jadi pusing sendiri.

Ada sesama BMI Hong Kong (HK) yang bilang ke sesama

pengantri bahwa kemarin pun antriannya juga banyak, bahkan

ada yang terpaksa gagal mengurus satu hari dan terpaksa

menginap di tempat saudara.

Formulir saya dapat, tapi di kertas itu tertulis tanggal 19

September 2011 yang artinya formulir hari ini (15/9/11) tidak

bisa langsung jadi dan tanggal 19 September harus balik ke

kantor BP3TKI lagi. Saya tanya ke petugasnya, saya tunjukkan

tiket saya kalau 24 september saya harus balik HK lagi. Tapi

petugas tetap ngotot hari ini hanya melayani pengurusan

KTKLN kalau bisa menunjukkan tiket keberangkatan besok atau

lusa, tanggal 16 dan 17.

Saya jawab kalau waktu saya tidak banyak, rumah saya jauh,

tapi mereka tetap ngotot tidak bisa dan menyuruh tanggal 19

untuk kembali lagi. Akhirnya dengan rasa dongkol saya

tanyakan pada petugas tadi kalau misalnya mengurus di

Bandara Soekarno-Hatta bisa tidak? Dia jawab “BISA” Sekali

lagi saya tanya

“bisa tidak mengurus KTKLN di bandara Soekarno-Hatta lagi-lagi

diajawab“BISA.”Karena belum yakin saya tanya sekali lagi

“dijamin bisa kan, syaratnya apa saja?”Dia jawab lagi “bisa

mbak, pasti bisa. Disana malah buka 24 jam nonstop. Syaratnya

sama dengan disini.”

Jam 10 saya tinggalkan kantor BP3TKI itu dengan perasaan antara

dongkol, menyesal karena perjalanan saya sia-sia, geram karena

ternyata gembar-gembor pengurusan KTKLN yang katanya satu

hari jadi hanya isapan jempol belaka.

Saya tiba di Jakarta setelah menempuh perjalanan 24 jam dari

Ponorogo (19/09/2011). Kata macet dan panas, memang tidak

bisa dijauhkan dari Jakarta. Setelah istirahat dan makan, sore hari

saya menuju Bandara Sutta dengan tujuan untuk mengurus

KTKLN. Setelah tiba di Bandara dan menemukan kantor

perwakilan BNP2TKI, saya langsung antri disana.

Kebetulan antrinya tidak begitu banyak dan pengurusannya pun

saya lihat juga cepat, tidak sampai 30 menit. Ada seorang laki-laki

berbaju hitam dengan tulisan “Lingkaran Bandara” di dada

sebelah kanan mendekati saya. Dia menyarankan saya untuk

mengisi formulir asuransi. Setelah saya isi, dia melihat dan minta

paspor saya untuk dibantu mengisi.

Dia tanya kapan berangkatnya, saya jawab tanggal 24 September.

Dia jawab katanya “gak bisa ngurus, ini hanya untuk pengurusan

yang hari ini terbang.

-----------------------------

BNP2TKI dan KTKLN Masih Menjadi Masalah TKI

-----------------------------Oleh: Fera Nuraini

Ini merupakan catatan pengalaman Fera Nuraini saat mengurus pembuatan KTKLN. Fera merupakan Buruh Migran asal Ponorogo, Jawa Timur yang sedang memanfaatkan liburan cuti dari majikannya di Hong Kong untuk bertemu sanak keluarga, sekaligus mengurus pembuatan KTKLN.

Page 6: Warta Buruh Migran Nomor VII Edisi September 2011

Halaman 6 | Warta Buruh Migran | September 2011

06 | Kisah

Dia menawarkan kalau mau langsung jadi, sini saya bantu. Saya

jawab “saya mau dibantu tapi atas nama BNP2TKI dan bukan atas

nama calo. Dia jawab “ya udah, terserah mbak, kalau gitu silakan

tanya ke petugasnya yang di dalam.”

Saya antri lagi untuk masuk ke tempat pendataan, setelah

berhadapan dengan petugas BNP2TKI, saya bilang kalau mau

mengurus KTKLN di sini, dia menjawab TIDAK BISA.

Saya jelaskan lagi pada petugas kalau saya pernah ke BP3TKI

Surabaya tapi tidak bisa langsung hari itu juga jadi, saya ke Jakarta

sekalian ada perlu makanya ngurus disini. Petugas tetap bilang

tidak bisa.

Saya ngeyel ke mereka, “Saya tanya ke petugas BP3TKI yang di

Surabaya bisa kok, kenapa disini gak bisa?” Dia tetap menjawab

“Kalau di sini hanya melayani pengurusan KTKLN yang

mau berangkat hari ini”.

Lagi-lagi dengan rasa dongkol saya keluar ruangan itu. Ada satu

orang TKI laki-laki, dia juga mengurus KTKLN di bandara ini tapi

berangkatnya bukan hari ini. Saya tanya “lo, kok bisa pak? Dia

jawab kalau tadi bayar sama orang itu Rp 50 ribu.

Oalah ternyata, antara calo sama petugas BNP2TKI yang di dalam

itu sudah ada kerja sama yang sangat baik. Saya melihat dengan

mata kepala sendiri bagaimana si calo menerima uang itu lalu saya

juga melihat ada selipan uang lima puluhan ribu didalam paspor.

Halo Bapak Jumhur Hidayat, bagaimana anak buah anda ini?

Sampai kapan calo-calo ini terus berkeliaraan di dalam bandara.

Kalau seandainya saya tadi mau bayar

Rp 50 ribu, saya jamin KTKLN sudah ada

ditangan saya.

Tapi saya tidak mau melakukan hal itu. Apa gunanya teman

TKI kususnya Hong Kong yang tiap minggu melakukan

demo atas ketidak puasan kinerja BNP2TKI dan semua

instansi yang berhubungan dengan ketenagakerjaan kalau

justru saya ikut mendukung bisnis percaloan ini?

Perjalanan masih berlanjut. Besok saya mau mendatangi

BP3TKI Jakarta di daerah Jakarta Timur, saya mau mencoba

mengurus disana. Kalau tetap tidak bisa, sudah seharusnya

BNP2TKI ini dibubarkan saja. Bukannya menguntungkan

para TKI, tapi justru malah menyengsarakan para TKI yang

katanya “Pahlawan Devisa.”

Aksi Aliansi Buruh Migran Hong Kong di depan gedung

KJRI (25/09/2011), mereka menuntut KTKLN dihapus.

Sumber Foto: Tini (facebook.com/cponoreog)

Fera Nuraini,

Buruh Migran Indonesia (BMI)

asal Ponorogo, Jawa Timur

yang bekerja di Hong Kong.

Page 7: Warta Buruh Migran Nomor VII Edisi September 2011

Halaman 7 | Warta Buruh Migran | September 2011

07 | Inspirasi

Menilik Layanan

SMS Gateway untuk TKI Oleh: Muhammad Irsyadul Ibad, Sy

Kisah Pengguna Layanan SMS Gateway untuk TKI"Nama saya lusi,melaporkan saya disini sudah 2thn 5bln tapi saya tidak boleh pulang,saya mohon pihak yang berusan segera menanganinya,saya mau pulang ke indonesia dengan cepat dan tanpa masalah". -----------------------------------------------------------------------------

Itulah cuplikan layanan pesan singkat (Short Message Service/SMS)

Lusi Area Rispa, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau yang dikenal

juga dengan sebutan buruh migran Indonesia (BMI) di Arab Saudi,

yang diterima oleh Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM).

Lusi adalah TKI asal Kampung Pasir Kaderi, RT.02, RW.03, Desa

Seganten, Kecamatan Sindang Barang, Cianjur, Jawa Barat, yang

mengalami pelanggaran kontrak kerja sejak Februari 2011 di Arab

Saudi.

Seyogyanya, sejak Februari 2011 Lusi telah bisa kembali ke

Indonesia sejak habisnya masa kontrak kerja sebagai penata

laksana rumah tangga di keluarga Khalf Musreh Nasir Al Aniji di

Arab Saudi. Upaya Lusi untuk meminta dipulangkan tidak semulus

yang diinginkan. Majikan tidak hanya menahan kepulangan Lusi,

tetapi juga tidak membayarkan gajinya sejak bulan April 2011.

Berbekal pemberitahuan Lusi, PSD-BM menindaklanjutinya

dengan menghubungi pihak keluarga untuk memperoleh data

tambahan mengenai status Lusi. Setelah berhasil mengumpulkan

data riwayat migrasi Lusi, PSD-BM mengirimkan surat pelaporan

ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi, Badan

Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia

(BNP2TKI) dan PT Bajri Putra Mandiri yang memberangkatkan

Lusi.

Kepulangan lusi sempat memperoleh titik terang saat sebuah

surat elektronik dari KBRI Indonesia diterima oleh PSD-BM. Inti

dari surat tersebut adalah keterangan bahwa Pihak KBRI telah

menghubungi majikan Lusi dan menerima penjelasan bahwa Lusi

akan dipulangkan pada tanggal 15 September 2011. Hanya saja,

hingga saat ini Lusi masih belum dapat kembali ke Indonesia.

Pihak PSD-BM telah berupaya untuk meminta penjelasan lebih

lanjut dari KBRI, Majikan dan pelaksana penempatan TKI swasta

(PPTKIS) yang memberangkatkan.

SMS Gateway, Sebuah Alternatif Alat Komunikasi

Komunikasi untuk TKI

Sistem SMS gateway Portal Pusat Sumber Daya Buruh Migran

(PSD-BM) dikelola sejak pertengahan Maret 2011. Pengadaan

sistem SMS gateway adalah upaya membangun sebuah sistem

informasi tambahan yang menampung pengaduan BMI. Sejak

pertengahan Mei 2011, PSD-BM tak kurang telah menerima 6

pengaduan yang berbeda, baik dari pihak keluarga maupun

langsung dari TKI di luar negeri.

Ketersediaan sistem SMS gateway memberikan alternatif pilihan

alat komunikasi bagi BMI yang berada di luar negeri untuk dapat

melakukan pemberitahun kasus secara lebih mudah.

Page 8: Warta Buruh Migran Nomor VII Edisi September 2011

Halaman 8 | Warta Buruh Migran | September 2011

08 | Inspirasi

Fungsi SMS gateway pengaduan BMI adalah untuk

memperbanyak saluran pengaduan persoalan TKI pada masa pra,

pemberangkatan, atau setelah kepulangan. Harapannya,

ketersediaan sistem ini dapat meningkatkan keamanan migrasi

TKI. Selain menampung laporan kasus TKI, sistem ini juga

disiapkan sebagai alat bantu kampanye dan pendidikan bagi TKI,

calon dan Keluarga. Secara berkala PSD-BM mengirimkan SMS

yang berisi informasi migrasi kepada perseorangan atau

kelompok TKI.

Penginformasian cara migrasi yang aman melalui SMS gateway

bertujuan untuk memperluas sebaran informasi tentang migrasi

yang aman di wilayah kantong-kantong TKI. Informasi yang

disampaikan melalui SMS pun cukup beragam, seperti panduan,

peringatan dan informasi lain tentang migrasi yang aman. Respon

yang diterima pengelola atas SMS yang dikirmkan secara berkala

pun cukup beragam. Ada penerima SMS yang langsung merespon

dengan memberikan beberapa informasi, ada pula yang hanya

diam, hingga yang sibuk bertanya asal SMS tersebut.

Penggunaan SMS gateway didukung dengan sistem pengelolaan

pengetahuan yang memungkinkan tersedianya informasi cepat

untuk merespon setiap SMS yang diterima oleh sistem. BMI pun

dapat mempergunakan layanan SMS yang disediakan oleh PSD-BM

untuk meminta informasi terkait dengan migrasi. Beberapa calon

BMI telah mempergunakan sistem ini untuk meminta informasi,

seperti informasi wirausaha, BLK dan PPTKIS.

Gateway: Keterbatasan, Tantangan, dan Aksi Pembelaan

Pengelolaan SMS gateway sebagai alat komunikasi pendukung

pengarusutamaan keamanan migrasi dan pengawasan tata

laksana pemberangkatan TKI tidak hanya terkait dengan kesiapan

teknologi semata. Ketersediaan teknologi SMS gateway tidak serta

merta membuat teknologi tersebut menjadi tepat guna jika tidak

diikuti oleh model pengelolaan dan penggunaan yang sesuai.

Selain itu, penggunaan sistem SMS gateway pun memiliki

tantangan dan keterbatasan.

Statistik sistem SMS Gateway di website

http://buruhmigran.or.id hingga awal September 2011.

Keterbatasan utama dari penggunaan SMS gateway adalah

singkatnya pesan yang dapat disampaikan dalam satu waktu.

Penelusuran data tambahan kerap harus dilakukan kembali untuk

melengkapi data, terutama pada pengaduan TKI. Pada proses

pengarusutamaan isu buruh migran melalui sistem ini,

administrator dituntut dapat memadatkan informasi dalam

format SMS agar dapat diterima secara gamblang oleh TKI,

keluarga atau calon TKI.

Tak jarang, administrator harus mengulangi pengiriman pesan

SMS dalam susunan kalimat berbeda atas permintaan penerima

informasi. Keterbatasan lain dari sistem ini terkait soal

keteraksesan. Tidak semua TKI di pelbagai negara memiliki

kesempatan yang sama untuk memiliki atau menggunakan

telepon seluler.

__________________________________________________________________

Pilihan penggunaan SMS gateway

bertujuan untuk memperbanyak saluran

informasi bagi TKI. Keberadaan sistem

ini tidak mungkin menyelesaikan

persoalan TKI yang beragam dan dengan

situasi yang berbeda.

__________________________________________

Menurut Fika Murdiana (24), Pengelola pengetahuan PSD-BM,

ketersediaan sistem SMS gateway lebih terfokus pada penyediaan

sistem yang mempermudah pengaduan kasus TKI dan

pengarusutamaan isu.

“Mesin ini tentu tidak menyelesaikan keseluruhan masalah, tetapi

akan dapat bermanfaat dengan pengelolaan yang tepat, terutama

untuk memberikan informasi langsung kepada TKI atau keluarga

melalui ponsel yang bersifat pribadi.

Page 9: Warta Buruh Migran Nomor VII Edisi September 2011

Halaman 9 | Warta Buruh Migran | September 2011

09 | Inspirasi

Muhammad Irsyadul Ibad,

Pekerja Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM)

Sistem ini juga memungkinkan TKI bisa lebih mudah

memberikan pengaduan jika terjadi kasus. Keterbatasannya, alat

ini hanya bisa digunakan oleh TKI yang memiliki akses

penggunaan telepon seluler,” Ujar Fika.

Keberadaan sistem penerimaan laporan kasus buruh migran

melalui SMS gateway memberikan tantangan lain bagi pengelola

PSD-BM. Bagaimana pun, setiap kasus dilaporkan melalui sistem

ini harus memperoleh penanganan yang tepat.

Penerimaan informasi online ini harus diikuti dengan aksi

lapangan yang memungkinkan penyelesaian kasus yang

dilaporkan. Pengelolaan informasi melalui SMS gateway sendiri

adalah aktivitas daring yang secara konkrit harus diikuti dengan

proses pembelaan langsung, agar sistem ini dapat disebut

berfungsi.

SMS gateway adalah penghubung awal yang memungkinkan

beberapa persoalan TKI dapat terekam untuk ditangani.

Merespon laporan-laporan kasus tersebut, PSD-BM juga

mengembangkan sistem tanggap darurat penangan kasus TKI,

seperti dengan menyediakan petugas khusus yang

memungkinkan pengawasan penanganan kasus TKI oleh

lembaga pemerintah yang terkait.

Selain itu, sistem ini harus pula didukung oleh kerja kolaboratif

jaringan organisasi buruh migran di pelbagai daerah, termasuk

pihak pemerintah lokal maupun nasional yang terkait dengan

penanganan TKI.

Pengelolaan informasi melalui SMS gateway adalah aktivitas daring yang

secara konkrit harus diikuti dengan proses pembelaan langsung, agar

sistem ini dapat disebut berfungsi.

Informasi pendek yang masuk melalui SMS akan

ditindaklanjuti dengan upaya pelengkapan data, analisa

penanganan berdasarkan jenis kasus, pelaporan kepada pihak

pemerintah, dan pengawasan penanganan kasus oleh

pemerintah maupun PPTKIS.

Sistem tanggap darurat ini turut didukung pula oleh jaringan

organisasi buruh migran PSD-BM, seperti Komunitas Peduli

Perempuan dan Buruh Migran Seruni Banyumas dan PPSW

Pasoendan. Sistem kerja jaringan ini adalah bentuk

pengelolaan informasi dari sistem SMS agar dapat

memberikan manfaat langsung kepada pelapor.

Keberadaan jaringan kerja buruh migran yang tersebar

membantu penanganan, terutama untuk pengumpulan data

tambahan serta untuk menjalin komunikasi langsung kepada

keluarga korban di masing-masing wilayah. Dengan demikian,

aktivitas dalam jaringan (daring/online) menggunakan SMS

gateway dapat ditindaklanjuti ke proses penanganan.

+62 85 72 9000 272http://buruhmigran.or.id/

daftar-sms/

SMS Masuk berupa informasi dan pengaduan:BM <spasi> ISI PESAN (untuk jenis sms informasi)

LAPOR <spasi> ISI PESAN (untuk jenis sms pengaduan)

SMS keluar (broadcast) informasi buruh migran ke

database nomor handphone terdaftar.

SMS aduan didiskusikan di rapat redaksi untuk

tindaklanjut proses penanganan dan pengumpulan data.

Page 10: Warta Buruh Migran Nomor VII Edisi September 2011

Halaman 10 | Warta Buruh Migran | September 2011

10 | Jejak Kasus

Lusi Area Rispa binti Asep Dahlan (21), Tenaga Kerja Wanita

(TKW) asal Kampung Pasir Kaderi, RT.02, RW.03, Desa

Seganten, Kecamatan Sindang Barang, Cianjur yang bekerja di

Arab Saudi belum juga dapat dipulangkan meskipun kontrak

kerja habis terhitung Februari 2011. Pelanggaran kontrak

yang menimpa Lusi pertama kali dilaporkannya melalui

layanan pesan pendek (SMS gateway) di portal

http://buruhmigran.or.id/ (11/06/2011). Lewat sebuah SMS,

Lusi meninggalkan nomor telepon Asep Dahlan (orang tua

Lusi) dan meminta redaksi Pusat Sumber Daya Buruh Migran

(PSD-BM) untuk menghubungi sang ayah serta membantu

mengupayakan pemulangannya.

Begitu terhubung melalui sambungan telepon dengan Asep

Dahlan, redaksi mewawancarainya untuk pengumpulan data

berita acara. Melalui wawancara dengan ayah korban

tersebut, diketahui majikan Lusi yang bernama Khalf Musreh

Nasir Al Aniji menolak permintaan untuk memulangkan Lusi,

hal itu disampaikan sang majikan tanpa penjelasan dan alasan

apapun. Menurut keterangan Asep Dahlan, Lusi yang

diberangkatkan oleh PT Bajri Putra Mandiri dengan nomor

paspor AM490111 masih sempat beberapa kali mengirimkan

pesan pendek (SMS) dan meminta bantuan untuk

dipulangkan.

Berbekal data berita acara korban, redaksi dibantu Narsidah,

pegiat Paguyuban Peduli Buruh Migran dan Perempuan

Seruni Banyumas menyampaikan berkas ke Deputi Advokasi

Bagian Timur Tengah di BNP2TKI melalui surat elektronik.

Selain itu redaksi juga mengirim surat elektronik (email) ke

Atase Ketenagakerjaan KBRI Riyadh di alamat

[email protected] (10/08/2011).

Sejak penyampaian aduan tersebut, komunikasi terus

dilakukan dengan Asep Dahlan, sembari menjajaki

kemungkinan bantuan dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di

Riyadh yang mampu memiliki akses untuk memantau kondisi

Lusi. Hingga pada 22 Agustus 2011, Atase Ketenagakerjaan

KBRI Riyadh melalui surat elektronik kepada redaksi

menyampaikan jawaban atas pengaduan Lusi Area Rispa.

Berikut isi tanggapan Atase Ketenagakerjaan KBRI di

Riyadh:

Kepada Yth :

Saudara Fathullah

Pegiat Pusat Sumber Daya Buruh Migran

Di Jakarta.

Dengan Hormat,

Dengan ini kami sampaikan bahwa KBRI sudah berhasil

menghubungi majikan dari TKI bernama Lusi Area Rispa

(Khalf Musreh Nasir al-Anzi) No. HP +966-559309914, setelah

beberapa kali No. HP majikan gagal dihubungi. Terkait dengan

permohonan orang tua TKI (Asep Dahlan) agar TKI minta

segera dipulangkan – karena sudah selesai kontrak, kepada

kami majikan berjanji akan memulangkan TKI-nya sekitar

tanggal 15 Syawal 1432 (13 September 2011), mengingat

majikan masih sangat membutuhkan tenaga TKI selama bulan

Ramadhan dan Idul Fitri.

KBRI juga sudah menyampaikan hal ini langsung kepada TKI,

dan ybs menyatakan bersedia menunggu sampai tanggal 15

Syawal. Apabila pada tanggal yang dijanjikan, TKI tersebut

belum juga dipulangkan, Saudara dapat menghubungi

langsung No. HP majikan tersebut.

Demikian tanggapan dari kami.

Riyadh, 22 Agustus 2011

Atase Ketenagakerjaan

(Ir. Mustafa Kamal, M.Si)

Janji Pemulangan Lusi

Tak Kunjung Terwujud

Oleh: Fathulloh

Kabar dari pejabat KBRI tersebut sempat menjadi angin segar

terkait upaya pemulangan Lusi Area Rispa. Namun memasuki

11 September 2011 harapan atas pemulangan Lusi seakan

kembali menguap.

Asep Dahlan, menyampaikan kabar pada PSD-BM melalui SMS

bahwa upaya pemulangan Lusi kembali menemui jalan buntu

setelah ia mendapat SMS dari Lusi.

Page 11: Warta Buruh Migran Nomor VII Edisi September 2011

Halaman 11 | Warta Buruh Migran | September 2011

Dalam SMS, Lusi menyampaikan majikan (Khalf Musreh Nasir Al

Aniji) masih tidak bersedia memulangkan yang bersangkutan

sesuai janji sebelumnya. Disampaikan pula, majikan belum

memberikan gaji Lusi selama 4 bulan terakhir.

Perkembangan terakhir hingga jejak kasus ini ditulis (26/2011),

redaksi menghubungi kembali PT. Bajri Putra Mandiri dan

disambungkan dengan Budiman, pegawai PT yang menangani

perkara Lusi. Budiman menjelaskan pihak PT kehilangan kontak

dengan Lusi dan menyampaikan benar adanya jika sang majikan

ingkar janji untuk memulangka Lusi pada pertengahan

September, PT kemudian meminta nomor terbaru Lusi. Karena

kebutuhan tersebut, redaksi menghubungi Asep Dahlan untuk

meminta nomor Lusi dan menanyakan perkembangan terakhir.

"Terakhir Lusi menghubungi saya pada tanggal 17 September

2011 dan menyampaikan bahwa majikan mengingkari janji untuk

memulangkannya. Sementara diwaktu yang berbeda, pihak KBRI

di Arab Saudi atas nama Abu Aida menyampaikan bahwa majikan

tidak dapat dihubungi lagi, kemungkinan terbesar si majikan

mengganti nomor handphonenya, yaa nanti saya smskan nomor

Lusi yang baru pak...” tutur Asep Dahlan melalui perbincangan

telepon dengan Fathulloh, salah satu anggota redaksi PSD-BM.

Satu hari setelah PT. Bajri Putra Mandiri mendapat nomor

handphone Lusi, komitmen tampaknya benar-benar ditunjukkan

Budiman selaku perwakikan PT. Bajri Putra Mandiri dengan

menghubungi Lusi dan meminta Lusi menghubungkannya

dengan sang majikan.

Dari perbincangan Budiman dengan majikan Lusi, didapati bahwa

majikan berjanji memulangkan Lusi dalam waktu satu minggu

kedepan (terhitung sejak 27/09/2011) dan akan membayar

beberapa bulan gaji yang belum dibayarkan.

Kasus pelanggaran kontrak Lusi dilakukan sang majikan karena

moratorium pengiriman TKI ke Arab Saudi belum dicabut

pemerintah Indonesia, sehingga hal itu menjadi persoalan

tersendiri bagi majikan seperti Khalf Musreh Nasir Al Aniji untuk

mencari pengganti Lusi. Namun apapun alasannya, prosedur

migrasi harus dijalankan secara aman, kontrak kerja Lusi selama

dua tahun harus ditaati semua pihak, dan pemerintah harus terus

dalam posisi melindungi setiap warga negaranya, sehingga

peluang munculnya resiko dapat dihindari.

Perkembangan upaya pemulangan Lusi terus dilaporkan pada

BNP2TKI dan KBRI Arab Saudi di Riyadh. Redaksi PSD-BM juga

meminta saran dan informasi pada bebarapa pegiat di jaringan

Pusat Teknologi Komunitas (PTK Mahnettik) untuk dihubungkan

pada pihak-pihak yang dapat membantu pemulangan Lusi.

Namun apapun alasannya,

prosedur migrasi harus dijalankan

secara aman, kontrak kerja Lusi

selama dua tahun harus ditaati

semua pihak,

----------------------------------------------------

Mengamati proses advokasi kasus Lusi, kita benar-benar

ditunjukkan betapa lembaga pemerintah seperti BNP2TKI dan

KBRI masih belum memiliki mekanisme yang pasti dalam

penangan setiap aduan yang masuk.

Lantas apakah hal ini disebabkan besarnya angka aduan yang

masuk berbanding terbalik dengan jumlah sumber daya

manusia (SDM) untuk menangani setiap kasus?, ataukah

karena pemerintah tidak memiliki mekanisme penanganan

aduan yang sistematis?, atau jangan-jangan persoalan

perlindungan TKI belum menjadi prioritas pemerintah?.

Apapun itu, persoalan perlindungan TKI harus menjadi

pekerjaan rumah bagi Bangsa Indonesia untuk segera

diselesaikan bersama, di mana semua pihak baik pemerintah,

masyarakat, komunitas buruh migran, maupun lembaga

swadaya masyarakat (LSM) bahu-membahu mewujudkan

bangsa yang berani dan bertanggungjawab dalam melindungi

warga negaranya.

Fathulloh,

Anggota redaksi Pusat Sumber Daya

Buruh Migran (PSD-BM)

11 | Jejak Kasus

Page 12: Warta Buruh Migran Nomor VII Edisi September 2011

Halaman 12 | Warta Buruh Migran | September 2011

Maret 2011 lalu, Pusat Sumber Daya Buruh Migran (PSD-BM) membuka layanan Sort Message

Service (SMS) atau pesan singkat untuk mempermudah penyebarluasan informasi terkait isu buruh

migran.

Hal ini dikarenakan SMS merupakan media yang paling efektif

untuk menyampaikan dan menyebarluaskan informasi. Setiap

orang dengan perangkat hanphone (Hp) sederhana bisa

mengirimkan dan menerima berita singkat atau pengaduan kasus

lewat SMS, seperti halnya mengirim SMS biasa ke sesama teman.

Layanan SMS PSD-BM ini digabungkan dengan portal

buruhmigran.or.id untuk memaksimalkan sebaran

informasi di dunia maya.

Layanan SMS buruh migran ini ada dua kategori yang

disediakan, yaitu berita atau informasi singkat dan

pengaduan kasus terkait buruh migran.

Gambar 2: Halaman layanan SMS Buruhmigran.or.id

Gambar: Tampilan beranda Buruhmigran.or.id, KLIK layanan sms

di sebelah kanan.

1. Langkah pertama; tulis SMS sesuai dengan kebutuhanFormat SMS untuk mengirim berita atau informasi terkait

buruh migran

ketik BM (spasi) isi pesan

contoh SMS: “BM Setelah saya pulang dari Hongkong, saya membuka usaha rumah makan di Cilacap. Hasilnya menuaskan, semoga menginspirasi.”

Format SMS untuk aduan atau melaporkan kasus

ketik LAPOR (spasi) Nama pelapor , isi pesan

contoh SMS: “LAPOR nama saya Sarjono, paspor saya ditahan oleh majikan dan 3 bulan saya belum digaji. Saya mau pulang ke Indonesia. Apa yang harus saya lakukan?”

2. Langkah selanjutnya SMS dikirim ke nomor layanan SMS buruhmigran.or.id di 085 72 9000 272

Terkait tarif biaya SMS ke buruhmigran.or.id, sama dengan

biaya standar SMS pada umumnya. Sedangkan bagi penerima

SMS informasi dari buruhmigran.or.id juga samasekali tidak

dikenakan tarif khusus.

Informasi maupun aduan yang masuk ke

nomor SMS buruhmigran.or.id akan segera

ditindaklanjuti atau kembali disebarluaskan

lewat nomor buruhmigran.or.id.

Agar aduan dan berita atau informasi singkat ke layanan SMS

buruh migran secara otomatis ditayangkan di portal

diperlukan format khusus menggunakan kode kata kunci di

awal SMS.

Panduan Menggunakan Layanan SMS buruhmigran.or.id

Fika Murdiana Rahman,

Pekerja Pusat Sumber Daya Buruh Migran

(PSD-BM)

11 | Panduan