push and pull

10
1 1. Pendahuluan Dalam suatu negara tidak dapat dipisahkan dari adanya suatu aktivitas perpindahan penduduknya. Aktivitas perpindahan penduduk ini sering disebut migrasi. Tetapi di dalam kota itu sendiri juga terdapat aktivitas perpindahan penduduk/kelompok masyarakat baik dari pusat kota ke pinggiran kota maupun sebaliknya. Dalam aktivitas perpindahan ini selalu terdapat alasan atau faktor-faktor yang menyebabkan kelompok masyarakat tersebut melakukan aktivitas perpindahan tersebut. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor penarik (pull factor) dan faktor pendorong (push factor). Faktor penarik dan pendorong ini selalu terdapat pada lokasi atau wilayah asal maupun tujuan. Terdapat banyak hal yang mempengaruhi faktor penarik (pull factor) dan faktor pendorong (push factor) perpindahan suatu kelompok masyarakat dalam suatu kota. Oleh karena itu, untuk lebih mengerti dan memahami mengenai faktor-faktor tersebut diperlukan studi kasus suatu wilayah dalam kota yang dapat diidentifikasi mengenai faktor penarik (pull factor) dan faktor pendorong (push factor) pada wilayah tersebut. Dalam paper ini, lokasi/wilayah studi yang diambil sebagai studi kasus mengenai faktor penarik (pull factor) dan faktor pendorong (push factor) perpindahan kelompok masyarakat dalam suatu kota yaitu wilayah Wonokromo, Surabaya khususnya di kawasan kampung Jetis dengan batasan wilayah studi pada kawasan sekitar pusat kegiatan Royal Plaza. Pemilihan wilayah studi ini karena lokasinya yang cukup strategis yang dekat dengan berbagai macam kegiatan penting dalam suatu kota seperti perekonomian khususnya perdagangan, pendidikan, perkantoran, serta fasilitas-fasilitas yang menunjang. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat menjadi kajian studi yang menarik mengenai faktor penarik (pull factor) dan faktor pendorong (push factor) perpindahan kelompok masyarakat dalam suatu kota. 2. Landasan Teori Suatu kota dirancang untuk memenuhi perubahan dan atau perbaikan lingkungan manusia atau pilihan kualitas lingkungan (Rapoport, 1984:48). Lingkungan perkotaan, lebih lanjut harus sesuai dengan kriteria kualitas lingkungan dan gambaran

Upload: intanayuk

Post on 27-Oct-2015

132 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

push and pull

TRANSCRIPT

Page 1: Push and Pull

 

1. Pendahuluan

Dalam suatu negara tidak dapat dipisahkan dari adanya suatu aktivitas

perpindahan penduduknya. Aktivitas perpindahan penduduk ini sering disebut migrasi.

Tetapi di dalam kota itu sendiri juga terdapat aktivitas perpindahan penduduk/kelompok

masyarakat baik dari pusat kota ke pinggiran kota maupun sebaliknya. Dalam aktivitas

perpindahan ini selalu terdapat alasan atau faktor-faktor yang menyebabkan kelompok

masyarakat tersebut melakukan aktivitas perpindahan tersebut. Faktor-faktor tersebut

yaitu faktor penarik (pull factor) dan faktor pendorong (push factor). Faktor penarik dan

pendorong ini selalu terdapat pada lokasi atau wilayah asal maupun tujuan.

Terdapat banyak hal yang mempengaruhi faktor penarik (pull factor) dan faktor

pendorong (push factor) perpindahan suatu kelompok masyarakat dalam suatu kota. Oleh

karena itu, untuk lebih mengerti dan memahami mengenai faktor-faktor tersebut

diperlukan studi kasus suatu wilayah dalam kota yang dapat diidentifikasi mengenai faktor

penarik (pull factor) dan faktor pendorong (push factor) pada wilayah tersebut.

Dalam paper ini, lokasi/wilayah studi yang diambil sebagai studi kasus mengenai

faktor penarik (pull factor) dan faktor pendorong (push factor) perpindahan kelompok

masyarakat dalam suatu kota yaitu wilayah Wonokromo, Surabaya khususnya di kawasan

kampung Jetis dengan batasan wilayah studi pada kawasan sekitar pusat kegiatan Royal

Plaza.

Pemilihan wilayah studi ini karena lokasinya yang cukup strategis yang dekat

dengan berbagai macam kegiatan penting dalam suatu kota seperti perekonomian

khususnya perdagangan, pendidikan, perkantoran, serta fasilitas-fasilitas yang

menunjang. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat menjadi kajian studi yang menarik

mengenai faktor penarik (pull factor) dan faktor pendorong (push factor) perpindahan

kelompok masyarakat dalam suatu kota.

2. Landasan Teori

Suatu kota dirancang untuk memenuhi perubahan dan atau perbaikan

lingkungan manusia atau pilihan kualitas lingkungan (Rapoport, 1984:48). Lingkungan

perkotaan, lebih lanjut harus sesuai dengan kriteria kualitas lingkungan dan gambaran

Page 2: Push and Pull

 

penghuninya, secara umum, ruang yang spesifik dan organisasi kota lainnya merupakan

hasil interaksi antara banyaknya variasi kendala dan kemungkinan dengan proses kognitif

seseorang (individu) dan kelompok.

Pola keterkaitan suatu kota dapat berhubungan maupun tidak berhubungan

dengan status sosial masyarakatnya. Dalam hal ini, suatu kelompok masyarakat yang

berbeda akan membedakan citra kualitas lingkungannya. Pemilihan terhadap suatu

lingkungan bagi kelompok masyarakat kelas atas, menengah, dan bawah, serta

pembedaan dalam bagaimana tanda/syarat lingkungannya dapat dibaca dari segi status

masyarakat yang menempatinya. Hal ini dapat dicontohkan oleh kualitas lingkungan yang

relatif (tidak mutlak). Hal tersebut pada akhirnya juga menunjukkan kenyataan bahwa

kelompok yang berbeda dalam lingkungan suatu kota akan memilih hunian atau

permukiman yang mengarah pada pembedaan ruang sosial kota.

Dalam menentukan pilihan lingkungan tempat tinggal, suatu kelompok

masyarakat akan bereaksi dengan melakukan aktivitas perpindahan. Organisasi yang

spesifik sebuah kota dan perilaku masyarakat di dalamnya merupakan hasil interaksi dari

karakter-karakter lingkungan, proses pilihan individu dan kelompok, serta berbagai

batasan. Dalam berbagai situasi yang ideal, tiap penduduk atau kelompok masyarakat

yang melakukan perpindahan dalam rangka menyesuaikan pilihan dengan kotanya akan

menempati suatu area yang mengekspresikan adanya identitas sosial, status, dan pilihan

berbagai kelompok. Proses tersebut akan berlangsung jika ada dukungan distribusi

penduduk yang stabil.

Keputusan penduduk atau kelompok masyarakat untuk melakukan aktivitas

perpindahan sebagai reaksi terhadap pemilihan lingkungan tersebut dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor. Menurut Lee (1987), faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Faktor-faktor daerah asal

2. Faktor-faktor yang terdapat pada daerah tujuan

3. Rintangan antara

4. Faktor-faktor individual

Faktor-faktor daerah asal, daerah tujuan, dan rintangan antara dapat

digambarkan dalam skema sebagai berikut:

Page 3: Push and Pull

 

Gambar 2.1. Skema faktor-faktor yang terdapat di daerah asal

dan daerah tujuan dan rintangan antara

Pada masing-masing daerah terdapat faktor-faktor yang menahan seseorang

untuk tidak meninggalkan daerahnya atau menarik orang untuk pindah ke daerah tersebut

(faktor +), dan ada pula faktor-faktor yang memaksa mereka untuk meninggalkan daerah

tersebut (faktor -). Selain itu ada pula faktor-faktor yang tidak mempengaruhi penduduk

untuk melakukan migrasi (faktor o). Diantara keempat faktor tersebut, faktor individu

merupakan faktor yang sangat menentukan dalam pengambilan keputusan untuk migrasi.

Penilaian positif atau negatif terhadap suatu daerah tergantung kepada individu itu

sendiri.

Besarnya jumlah pendatang untuk menetap pada suatu daerah dipengaruhi

besarnya faktor penarik (pull factor) daerah tersebut bagi pendatang. Semakin maju

kondisi sosial ekonomi suatu daerah akan menciptakan berbagai faktor penarik, seperti

perkembangan industri, perdagangan, pendidikan, perumahan, dan transportasi. Kondisi

ini diminati oleh penduduk daerah lain yang berharap dapat memenuhi kebutuhan dan

keinginannya. Pada sisi lain, setiap daerah mempunyai faktor pendorong (push factor)

yang menyebabkan sejumlah penduduk berpindah ke luar daerahnya. Faktor pendorong

itu antara lain kesempatan kerja yang terbatas jumlah dan jenisnya, sarana dan

prasarana pendidikan yang kurang memadai, fasilitas perumahan dan kondisi lingkungan

yang kurang baik.

Seperti pernyataan Rapoport (1984) mengenai faktor penarik (pull factor) dan

faktor pendorong (push factor) perpindahan kelompok masyarakat dalam suatu kota,

Page 4: Push and Pull

 

bahwa suatu komunitas akan mengambil atau memilih tempat yang mereka berikan

penilaian tinggi pada karakteristik lingkungannya (yang disebut sebagai pull factor) atau

suatu komunitas tersebut akan meninggalkannya jika mereka mempunyai anggapan

negatif dan tidak mendukung akan tempat yang terkait (yang disebut push factor). Hal ini

menunjukkan bahwa komunitas selalu peduli dengan sesuatu yang paling berperan pada

tempat yang dipilih untuk hidup/tinggal atau bekerja dari segi fisik dan sosial.

Bagi para pendatang, proses dalam melakukan pemilihan tempat di suatu

lingkungan kota cenderung dilakukan dalam 2 cara, yaitu:

1. Membentuk tempat-tempat di pusat kota

2. Mengambil tempat-tempat yang dianggap menarik di pinggiran kota

3. Analisa dan Pembahasan

3.1. Wilayah Studi Kasus

Wilayah studi kasus yang diambil yaitu wilayah Wonokromo, Surabaya

khususnya di kawasan kampung Jetis dengan batasan wilayah studi pada kawasan

sekitar pusat kegiatan perekonomian yaitu Royal Plaza.

Gambar 3.1. Wilayah studi kasus

Page 5: Push and Pull

 

Pada wilayah studi ini, terdapat beberapa komunitas masyarakat yang tinggal.

Komunitas tersebut ada yang merupakan penduduk asli setempat yang telah lama

menghuni kawasan tersebut serta komunitas yang merupakan pendatang dari beberapa

daerah lain. Dari hasil pengamatan, jenis kegiatan yang mendominasi pada wilayah studi

ini selain permukiman penduduk yaitu kegiatan perekonomian perdagangan baik

perdagangan besar seperti pusat perbelanjaan (Royal Plaza) maupun perdagangan kecil

seperti warung makan, toko-toko kecil, hingga pedagang kaki lima.

3.2. Analisa dan Pembahasan Studi Kasus

Dalam wilayah studi ini tidak berbeda jauh dengan wilayah-wilayah lain dalam

suatu kota khususnya Surabaya, yaitu memiliki beberapa hal yang dapat menjadi faktor-

faktor yang menarik maupun yang mendorong para penduduk atau kelompok masyarakat

dalam melakukan aktivitas perpindahan (baik datang maupun pergi dari wilayah tersebut).

Pada wilayah studi ini dapat ditemukan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi

penduduk atau kelompok masyarakat dalam melakukan aktivitas perpindahan atau dalam

memilih lingkungan tempat tinggalnya. Faktor-faktor tersebut termasuk dalam faktor

penarik (pull factor) dan faktor pendorong (push factor). Salah satu hal yang cukup

mencolok yang menyebabkan munculnya faktor penarik (pull factor) dan faktor pendorong

(push factor) di wilayah studi tersebut yaitu dengan adanya kegiatan perekonomian

(terutama perdagangan) dengan adanya pusat perbelanjaan di wilayah studi yaitu Royal

Plaza. Selain kegiatan perekonomian, wilayah studi ini juga cukup dekat dengan kegiatan

pendidikan yaitu dengan adanya kampus UNESA (Universitas Negeri Surabaya) dan

beberapa sekolah, serta kegiatan perkantoran dan pelayanan umum seperti rumah sakit.

Kehadiran para pendatang maupun para penduduk setempat yang masih

bertahan di lingkungan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor penarik dan pendorong

(pull and push factors). Selanjutnya akan dijelaskan analisa serta pembahasan mengenai

faktor penarik (pull factor) dan faktor pendorong (push factor) pada wilayah studi.

Page 6: Push and Pull

 

3.2.1. Faktor Penarik (Pull Factor)

Faktor penarik (pull factor) merupakan faktor yang cukup dominan yang dapat

ditemukan pada wilayah studi. Munculnya faktor penarik pada wilayah studi ini secara

umum disebabkan oleh faktor ekonomi dan lokasi yang cukup strategis. Dalam hal ini,

obyek yang menerima/mengalami pull factor yaitu penduduk/masyarakat setempat dan

masyarakat pendatang.

Berikut beberapa faktor penarik yang ditemukan pada wilayah studi:

1. Dekat dengan jalan arteri kota

Wilayah studi yang cukup dekat dengan jalur arteri kota yaitu Jalan Ahmad

Yani menjadi salah satu faktor penarik yang cukup kuat pada wilayah studi ini. Lokasi

yang dekat dengan jalan arteri kota ini juga didukung oleh kemudahan akses dan

kendaraan umum (angkutan kota).

2. Dekat dengan pusat kegiatan ekonomi

Pusat kegiatan ekonomi yang dimaksud khususnya kegiatan perdagangan.

Pusat kegiatan perdagangan yang dekat dengan wilayah studi ini antara lain:

• Pasar tradisional, yaitu pasar Wonokromo atau DTC (Darmo Trade Centre)

• Pasar modern atau supermarket, yaitu Giant

• Pusat perbelanjaan atau mall, yaitu Royal Plaza

Keberadaan pasar yang cukup dekat tersebut (baik pasar tradisional maupun

pasar modern) memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memenuhi

kebutuhannya. Selain itu juga memberikan lapangan pekerjaan baru bagi penduduk

setempat maupun masyarakat pendatang.

Salah satu faktor penarik (pull factor) yang cukup mencolok pada wilayah

studi ini yaitu keberadaan pusat perbelanjaan Royal Plaza yang lokasinya sangat

dekat dengan wilayah studi. Masyarakat pendatang yang bekerja di pusat

perbelanjaan ini cenderung mencari tempat tinggal yang dekat dengan tempatnya

bekerja, dalam hal ini yaitu di wilayah studi (kampung Jetis) dan sekitarnya.

Keberadaan pusat perbelanjaan ini juga menjadi suatu faktor penarik bagi

para pendatang maupun masyarakat setempat sebagai suatu lapangan

usaha/pekerjaan baru. Salah satu lapangan usaha yang muncul karena keberadaan

Page 7: Push and Pull

 

pusat perbelanjaan Royal Plaza ini yaitu dengan munculnya kantong-kantong parkir

informal di sekitar pusat perbelanjaan.

3. Dekat dengan kegiatan pendidikan

Kegiatan pendidikan juga menjadi faktor penarik bagi penduduk di wilayah

studi ini. Selain penduduk setempat, masyarakat pendatang terutama pelajar dan

mahasiswa yang umumnya tinggal di rumah kos cenderung mencari tempat tinggal

yang mendekati lokasi sekolah atau kampusnya untuk kemudahan aksesibilitas.

Kegiatan pendidikan yang dekat dengan wilayah studi ini yaitu kampus Universitas

Negeri Surabaya (UNESA), sekolah SMA, dan sekolah-sekolah formal lainnya.

4. Dekat dengan kegiatan perkantoran

Wilayah studi ini juga cukup dekat dengan kegiatan perkantoran yang berada

di Jalan Ahmad Yani dan sekitarnya. Kedekatan lokasi dengan kegiatan perkantoran

atau tempat bekerja ini juga menjadi salah satu faktor pemilihan tempat tinggal bagi

penduduk kampung Jetis (baik penduduk setempat maupun pendatang). Masyarakat

pendatang juga umumnya tinggal di rumah kos, atau bagi yang telah mampu membeli

rumah dapat tinggal di rumah sendiri.

5. Dekat dengan fasilitas pelayanan umum

Fasilitas pelayanan umum yang dekat dengan wilayah studi ini yaitu rumah

sakit (RSAL dr. Ramelan dan RSI). Keberadaan fasilitas pelayanan umum yang dekat

dengan wilayah studi ini juga menjadi faktor penarik bagi penduduk yang bekerja di

sana.

Dengan adanya pendatang pada wilayah studi ini juga memunculkan lapangan

usaha baru bagi masyarakat setempat maupun pendatang lainnya seperti munculnya

usaha kos-kosan yang ditujukan bagi para pelajar/mahasiswa, para pegawai/karyawan

kantor, pusat perbelanjaan, dan fasilitas umum. Selain itu juga munculnya usaha-usaha

lain seperti warung makan dan toko-toko kebutuhan sehari-hari, dan lain sebagainya yang

juga berlokasi di wilayah studi baik dalam satu rumah maupun membuka lahan baru.

Selain faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, terdapat salah satu faktor

yang menyebabkan penduduk setempat untuk tetap tinggal di wilayah studi yaitu karena

mereka telah lama dan terbiasa tinggal di wilayah studi sejak kecil, sehingga mereka telah

Page 8: Push and Pull

 

dekat satu sama lain dengan tetangga seperti saudara sendiri. Hal ini menyebabkan

masyarakat setempat lebih memilih untuk tetap tinggal di wilayah studi tersebut.

3.2.2. Faktor Pendorong (Push Factor)

Faktor pendorong (push factor) yang terdapat di wilayah studi yang cukup

mencolok yaitu karena pengaruh pusat perbelanjaan Royal Plaza. Pada masa awal

sebelum berdirinya pusat perbelanjaan ini merupakan hal yang menjadi faktor pendorong

penduduk/masyarakat setempat untuk meninggalkan lingkungan tempat tinggalnya, yaitu

dengan adanya pembebasan lahan oleh pengembang pusat perbelanjaan tersebut,

sehingga mau tidak mau masyarakat harus meninggalkan lingkungan tempat tinggalnya

dengan kompensasi yang telah ditentukan.

Selain faktor pembebasan lahan tersebut, terdapat beberapa faktor lain yang

menyebabkan masyarakat setempat maupun masyarakat pendatang memilih untuk

meninggalkan lingkungan tempat tinggal pada wilayah studi. Faktor-faktor tersebut antara

lain:

1. Keinginan memiliki lingkungan tempat tinggal yang lebih baik

Ada masyarakat setempat yang merasa bahwa lingkungan tempat tinggalnya

di wilayah studi kurang memiliki kualitas yang baik, sehingga mereka memutuskan

untuk meninggalkan lingkungan tempat tinggalnya dan mencari lingkungan tempat

tinggal yang memiliki kualitas lingkungan lebih baik lagi.

2. Merasa mampu untuk memiliki rumah yang lebih baik dan di lingkungan yang lebih

baik juga

Tidak jauh berbeda dengan faktor sebelumnya, masyarakat setempat yang

telah merasa mampu untuk memiliki/membeli rumah yang lebih baik memutuskan

untuk meninggalkan lingkungan tempat tinggal di wilayah studi dan mencari rumah

yang lebih baik dari sebelumnya serta di lingkungan yang lebih baik pula.

3. Sudah saatnya memiliki tempat tinggal sendiri

Bagi masyarakat setempat yang telah berkeluarga merasa bahwa sudah

saatnya untuk memisahkan diri dari orang tuanya dan mencari rumah/tempat tinggal

sendiri yang sesuai dengan kebutuhannya untuk ditempati bersama keluarga barunya.

Page 9: Push and Pull

 

4. Merasa tidak nyaman dan tidak cocok dengan lingkungan tempat tinggal

Bagi masyarakat pendatang, khususnya penghuni kos-kosan (baik

pelajar/mahasiswa atau karyawan) yang merasa bahwa lingkungan tempatnya tinggal

tidak nyaman dan tidak sesuai dengan dirinya memutuskan untuk meninggalkan

tempat kosnya dan mencari tempat tinggal lain yang dirasa lebih nyaman dan lebih

sesuai dengan dirinya.

5. Sudah lulus sekolah/kuliah

Bagi masyarakat setempat yang telah lulus sekolah atau kuliah dan ingin

melanjutkan kuliah atau bekerja di luar kota menjadi alasan untuk meninggalkan

lingkungan tempat tinggalnya dan pindah ke kota yang diinginkan untuk kuliah atau

bekerja.

Masyarakat pendatang yang menghuni kos-kosan (khususnya

pelajar/mahasiswa) yang telah lulus sekolah/kuliahnya dan ingin melanjutkan kuliah

atau bekerja di luar kota atau ingin kembali ke kota asalnya juga menjadi alasan yang

sama untuk meninggalkan lingkungan tempat tinggalnya dan menuju kota yang

diinginkan atau kembali ke kota asalnya.

6. Pindah tempat bekerja

Masyarakat setempat maupun pendatang yang ingin mendapatkan

penghasilan dan lingkungan kerja yang lebih layak dan sesuai mulai meninggalkan

tempat tinggalnya dan atau keluar dari rumah kosnya dan pindah ke lingkungan

tempat tinggal yang lebih dekat dengan tempat kerja yang baru.

4. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengamatan serta hasil analisa dan

pembahasan mengenai faktor penarik (pull factor) dan faktor pendorong (push factor)

pada wilayah studi kampung Jetis, Wonokromo, Surabaya ini yaitu bahwa kecenderungan

faktor-faktor penarik dan pendorong yang ditemukan pada wilayah studi yang dominan

adalah faktor ekonomi. Alasan faktor ekonomi menjadi dasar dalam pemilihan lingkungan

Page 10: Push and Pull

10 

 

tempat tinggal masyarakat di wilayah studi (baik masyarakat setempat maupun

pendatang).

Selain faktor ekonomi, faktor lokasi juga menjadi hal yang diutamakan dalam

pemilihan tempat tinggal. Hal ini dapat dilihat dari faktor-faktor yang telah disebutkan

bahwa lokasi lingkungan tempat tinggal lebih mendominasi untuk mendekati area

kegiatan ekonomi seperti pasar, pusat perbelanjaan, dan perkantoran. Selain itu juga

untuk mendekati area kegiatan pendidikan seperti kampus dan sekolah-sekolah serta

area fasilitas-fasilitas yang menunjang. Faktor lokasi ini memberikan kesempatan

masyarakat setempat untuk mengembangkan usaha baru seperti kos-kosan bagi

pelajar/mahasiswa dan karyawan, serta usaha-usaha lain yang mendukung kebutuhan

sehari-hari masyarakat sekitar.

Dari faktor-faktor tersebut dapat ditemukan bahwa dalam pemilihan lingkungan

tempat tinggal, faktor kualitas lingkungan tidak lebih diutamakan dibandingkan faktor

ekonomi dan faktor lokasinya.

Faktor penarik (pull factor) dan faktor pendorong (push factor) dalam pemilihan

lingkungan tempat tinggal pada wilayah studi ini bergantung pada faktor individu yang

menentukan apakah mereka ingin tetap tinggal atau ingin meninggalkan lingkungan

tempat tinggal mereka sesuai dengan pertimbangan masing-masing individu.