pusat penelitian dan pengembangan peningkatan produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah,...

134

Upload: others

Post on 12-Jan-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk
Page 2: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

,,

I . '

ISBN : 978-602-14274-6-o

BUDIDAYA MURBEI DAN ULAT SUTERA Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan

Oleh:

Lincah Andadari

Sugeng Pudjiono

Suwandi

Tri Rahmawati

Penerbit

FORDAPRESS

Page 3: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

BUDIDAYA MURBEI DAN ULAT SUTERA Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Rutan

Penulis: Lincah Andadari, Sugeng Pudjiono, Suwandi dan Tri Rahmawati

Editor: Dr. Mien Kaomini, MSc, Dr. Noor Farikhah Haneda, M.Sc. dan Dr. Tuti Rerawati, M.Si.

Copyright© 2013 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Rutan

Cetakan Pertama, Desember 2013 Perpustakaan Nasional, Katalog Dalam Terbitan xiv + 122 halaman; 178 x 250 mm ISBN : 978-602-14274-6-o

Desain Sampul dan Tata Letak : Tim FORDA PRESS

Diterbitkan oleh:

FORDAPRESS Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor, Jawa Barat, Indonesia Telp. : +62251-7520093 Email : [email protected]

Penerbitanfpencetakan dibiayai oleh:

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Rutan (PUSPRORUT), DIPA TA 2013 Jl. Gunung Batu No.5 Bogar, Indonesia Telp/Fax : +62251-8631238/+62251-7520005 Website : http:/ jwww.forplan.or.id

Page 4: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

•· I

r i I

I

KATAPENGANTAR

Semakin populer usaha persuteraan alam, maka usaha-usaha

yang ditujukan ke arah peningkatan produktivitas daun dan

kualitasnya perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk

mendapatkan kokon yang cukup baik dalam kuantitas maupun

kualitasnya.

Faktor penting untuk keberhasilan budidaya sutera alam

ditentukan oleh kemampuan dan keterampilan petani dan kualitas

bibit ulat sutera, kualitas tanaman murbei, serta teknik budidaya

tanaman murbei. Oleh sebab itu, peningkatan produktivitas terus

dilakukan, antara lain melalui peningkatan produktivitas dan kualitas

daun murbei. Peningkatan kualitas pakan ulat tersebut merupakan

syarat penting untuk mendapatkan kokon yang berkualitas.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas

Rutan (Pusprohut), sebagai institusi riset yang menangani bidang

persuteraan alam, bermaksud memberikan informasi teknis tentang

budidaya murbei dan pemeliharaan ulat sutera. Buku ini menyajikan

berbagai informasi IPTEK hasil penelitian yang ditujukan untuk dapat

diimplementasikan dalam upaya meningkatkan produktivitas dan

kualitas hasil produksi sutera di Indonesia.

Tim penyusun buku "Budidaya Murbei dan Ulat Sutera" ini

terdiri dari peneliti dari Puslitbang Peningkatan Produktivitas Rutan,

Puslitbang Konservasi dan Rehabilitasi dan Balai Besar Penelitian

Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Rutan.

Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari lengkap dan

banyak kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan

saran dapat disampaikan kepada penulis. Kepada pihak-pihak yang

iii

Page 5: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

IV

- l telah berkontribusi dalam penyusunan buku ini, kami mengucapkan

terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

semoga buku ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan.

Akhirnya,

Bogor, Desember 2013

Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan P· oduktivitas Rutan.

Ir. Bambang Tri Hartono, MF 19561005 198203 1 006

j

i ..

I l j

'

Page 6: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

' I

I ~

i }

I j f l

' I i I ! . ,.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih

kepada keluarga semua penulis yang telah memberi dorongan dan

doa, juga rasa terima kasih ini penulis sampaikan kepada ternan­

ternan teknisi persuteraan alam yang telah setia mendampingi,

bekerja sama sehingga semua pekerjaan sutera menjadi lancar dan

menyenangkan juga rekan-rekan Peneliti (Kelti Bina Usaha

Kehutanan/ Perhutanan Sosial). Kepada Kepala Pusat Penelitian dan

Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan serta seluruh

jajaran Manajemen Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan,

penghargaan dan terimakasih yang tak terhingga kepada Dr. Mien

Kaomini, yang telah meningkatkan pengetahuan kami di bidang

Persuteraan Alam dan sampai saat ini masih selalu berkenan

meluangkan waktu untuk kami mendiskusikan tentang Persuteraan

Alam. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Dr. Noor

Farikhah Haneda, MSc dan Dr. Tuti Herawati selaku Tim editor yang

telah banyak memberikan bantuan dan masukkan selama proses

penyusunan buku.

Bogor, Desember 2013

Penulis

v

Page 7: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

DAFTARISI .,j I

KATA PENGANTAR ....... .... ...... ..... .......... ....... ..... .. ........ ............ .

UCAP AN TERIMA KASIH ................................ ... .. .................... .

Hal. j Ill I

l v

DAFfARISI ...... ............. .. ................. .... ...... ........ ....................... . vi I DAFfAR TABEL ................................................................ .... ... . X

DAFfAR GAMBAR ....... ........... ....... .......................................... . XI

DAFfAR LAMPIRAN ....................................... ......................... . Xlll

1. PENDAHULUAN .............. ...... ............... ........................ . 1

2. PERKEMBANGAN SUTERA ALAM .............. ...... .. ..... . 5

2.1. Sejarah Sutera Alam ................................. .... .. ... ......... . 5

2.2. Sejarah Persuteraan Alam di Indonesia .................... . 6

2.2.1. Pemuliaan dan Produksi Bibit Ulat Sutera ...... . 7

2.2.2. Prospek Persuteraan di Masa Mendatang ...... . 8

3· TANAMAN MURBEI .... ........................... ......... .............. . 11

3.1. Jenis-jenis Tanaman Murbei ....... .................... .......... . 12

3.1.1. Komposisi, Nutrisi dan Mutu Daun Murbei .... . 15

3.1.2. Perkembangbiakan Tanaman Murbei ........ .... . . 16

3.2. Teknik Penanaman Murbei ................... ......... .... .. ...... . 23

3.2.1. Persiapan Lahan ....... .... ........... ............ ............. . 23

3.2.2. Pemilihan Lokasi ................ ................. ......... ... . . 24

3.2.3. PengolahanTanah ..................... ................. ..... . 24

3.2-4. Pembuatan Jalan, Anak Petak, Petak dan

Blok .... .. ................................ ........... ......... ..... .. 25

3.2.5. Pembuatan Selokan ........ .... ................ .. .......... . 26

3.2.6. Pembuatan Larikan Tanaman .......................... . 26

3.2.7. Pemasangan Ajir .................................... ... ... .... . 26

3.2.8. Persemaian ................ ............................... ... .... . 27

Vl

Page 8: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

.. 3.2.8.1. Pembuatan persemaian ..... ................ 27

3.2.8.2. Pemeliharaan pesemaian ............... ... 28

3.2.9. Penanaman .. ............ .. ...... .. ................. .. ... ........ 29

3.2.9.1. Sistim lubang ...... ....... .......... .. ............ 29

3.2.9.2. Sistem rorakan ............ ..... ...... ........... 29

3.3. Pemeliharaan Tanaman Murbei ...... ............ .. ............. 30

3.3.1. Penyiangan dan Pendangiran ............ ............. 30

3.3.2. Pemupukan .............. .. ...... ....................... ...... 31

3·3·3· Pengairan ............................. .. .... ... ........ ........... 35

3.4. Pemanenan Daun . . ... .. .. .. .. . ... . ... . . ... ... ... . ... . . ... . .. . .. ....... .. 36

3-4.1. Panen Daun untuk Ulat Kecil ..... .. . .. ....... ... .. . .... 39

3-4.2. Panen Daun untuk Ulat Besar . .... . .. ..... ... .... ... ... 40

3·5· Hama dan Penyakit Murbei ...... ... .................... ... ........ 45

3.5.1. Hama Tanaman Murbei .. .................. ... ........ .... 46

3.5.1.1. Hama pucuk (ulat pucuk) ................. 46

3·5.1.2. Kutu daun ...... .......... .......................... 47

3.5.1.3. Penggerek batang .... ....... ....... :........... 48

3.5.1.4. Kutu batang ........ .... .................. ......... 49

3-5-1.5. Rayap ········ ········· ····· ··················· ........ so 3.5.1.6. Belalang ........ ..... ... .... .. ................. ...... 51

3.5.2. Penyakit Tanaman Murbei .............. .. ............ .. . 52

3.s.2.1. Penyakit tepung (Powdery mildew) .. 52

3.s.2.2. Penyakit bintik daun .. ....... ... . ... ......... 54

3.s.2.3. Penyakit bercak daun .. .. ................... 54 ~ • I l 3·5·2·4· Penyakit karat ................................... 55

' 3-5·2·5· Penyakit bakteri .. .. ... ... . ... ... . ... ... .. ... .. . 56

3.5.2.6. Penyakit plasta ... ... ........ ........ .... ........ 57

3.5.2·7· Penyakit busuk akar violet ................ 57

Vll

Page 9: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

4· ULAT SUTERA Bombyx mori L. ................................. 59

4.1. Biologi Ulat Sutera Bombyx mori L. .................... ...... 59

4.1.1. Siklus Hidup ........................................ ............ 62

4.1.2. Pembentukan Serat Sutera ...... .. ... .... ... .. ... . ...... 65

4.2. Pemeliharaan Ulat Sutera .................. ........... ......... ..... 67

4.2.1. Pemeliharaan Ulat Kecil ....... .... ..... ... .... ..... .... ... 67

4.2.1.1. Karakteristik ulat kecil .................. .... 67

4.2.1.2. Persiapan pemeliharaan .. .. ... ..... ... .... 68

4.2.1.3. Inkubasi ............................ ................. 72

4.2.1.4. Pelaksanaan pemeliharaan ............... 73

4.2.2. Pemeliharaan Ulat Besar . ... ..... .. .. . .. . ... ... .. ... ...... 8o

4.2.2.1. Karakter ulat .......... ........ . .................. 8o

4.2.2.2. Persiapan pemeliharaan ..... .............. 8o

4.2.2.3. Pelaksanaan pemeliharaan ulat

besar ........................................ ... ........ 81

4.3. Proses Pengokonan .... .... ......... ............... . :....... .... .. ....... 83

4.3.1. Cara Mengokonkan Ulat .. ..... ....... . ... .... . ... . ... .. . . 85

4.3.2. Pan en dan Seleksi Kokon .. ... ......... ... . .. . . . .. . ... . . . . 88

4·3·3· Pengeringan dan Penyimpanan Kokon ..... ...... . 90

4-4. Hama dan Penyakit Ulat Sutera .. ... .. ... ..... ....... ..... ... .... 90

4.4.1. Hama . ... ... ... ... . ... ..... ... ... . ... ... .. ... ... . .. ... .. ..... ... .. . .. 91

4.4.1.1. Semut ................................................. 91

4.4.1.2. Tikus .................................................. 92

4.4.2. Penyakit .......... ....... ........ .................................. 92

4.4.2.1. Virus ........ ........ .......... ......................... 92

4.4.2.2. Bakteri ..................... ......... ............. .. .. 95

4.4.2.3. J amur ....... ... ... . ... ..... ...... .. ... ... . . . . .. ... . ... 96

4.4.2.4. Protozoa .... ... ... . ....... ... .... .. ... ... . .. . ..... ... 98

Vlll

J

Page 10: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

r l ~ I

l r I

4-4·3· Penyebab Lain/Keracunan ...... ........ ....... ........... 100

4.4.3.1. Pestisida .. ........ ........ ... ....... ...... ........ ... 100

4.4.3.2. Tembakau ........ ......... ... .......... ........ .... 100

5· ANALISIS PENDAPATAN PETANI ......... ....... ....... .... 102

DAFI'AR PUSTAKA ... ........ ... ........ ....... ..... ......... ... .... ........ ....... .... 106

LAMPI RAN .. ... .. ... ... ... ... . ... ... .. ... . ... ... .. ... . ... ... .. .... ... .. ... ... . .. ... . ... ... .. 111

IX

Page 11: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

-------------------,

J I

DAFfAR TABEL

Tabel Hal.

1. Ciri-ciri tanaman Morus alba, M. cathyana dan M.

Multicaulis .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 13

2. Kesesuaian jenis murbei dan ketinggian tern pat tumbuh .. 15

3. Kandungan hara kotoran ternak ........... .... ....... ... ...... .. . ....... 32

4· Stan dar kebutuhan jumlah kapur terhadap keasaman

tanah ........................................................ .............. ........ .. ... 34

5. Temperatur, kelembaban dan waktu ulat kecil (instar I -

III) ................................................................................... 67

6. Daun untuk ulat kecil .. ..... .. ..... .... ..... ... ........... .......... .... . ...... 76

7. Tenaga kerja budidaya murbei dan pemeliharaan ulat ..... 102

8. Penyusutan investasi untuk produksi kokon dengan luas

1 ha .... ............ ... ... ............ ... .................... .... ......................... 103

g. Analisis laba rugi produksi kokon untuk luas lahan 1 ha ... 104

X

Page 12: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

DAFI'AR GAMBAR

Gam bar Hal.

1. Alur produksi sutera alam 2

2. Berbagai jenis daun murbei .. .... ... .......... .. ...... .. ...... ... ... . . .. .... 14

3· Buah murbei dan bib it murbei umur 3 bulan . ..... ..... .. .. .. .... 16

4· Stek tanaman murbei dan stek murbei yang sudah

tumbuh .... ........... ....... .... ... ....... .. ..... ........ .......... ................. ... 19

5· Layering (merundukkan tanaman) . ... ..... ... .... ... ... . ... .......... 20

6. Peralatan dan akar pokok pembuatan root-grafting ...... .. ... 21

7. Pembuatan root-grafting murbei dengan potongan

cabang .............................. .............. ........ ... ........................... 21

8. Pembuatan root-grafting murbei dengan stek ................... 21

9· Okulasi (tempelan) ..... ....... ..................................... ........ ...... 22

10. Petak kebun murbei ................. ................ .. .. .............. .......... 25

11. Pola larikan tanaman sesuai JICA, 1980 ............... ........... .. 26

12. Pengolahan tanah dan persemaian stek batang di ·

bedengan .. ........ ............ ... .... ... ... . ... ... .. ....... ... .. .......... .... ... . ... . 28

13. Bentuk pangkasan pada tanaman murbei ........................... 37

14. Tata waktu panen kebun ulat kecil dengan pemeliharaan

tiap bulan . ... . .... ... . ...... .. ..... . . ..... .. ....... ... ...... ... ........... ...... . ..... 40

15. Tata waktu panen kebun ulat besar dengan pemeliharaan

tiap bulan . .... .. ...... . ... ... .. ..... .. .. . ... . .. . ... . ..... . . ... .. . . ..... . . .. ... . . .. .... 41

16. Bagan tata waktu pemberantasan hama ... .... .............. .... .... 46

17. Daun yang terserang hama pucuk dan ulat Glphodes

pulverulentalis ................. .......... ......... ................... ..... .. .. .... 51

18. Belalang yang makan daun murbei .................................... 51

19. Penyakit karat pada daun ................................................... 52

20. Penyakit plasta pada batang ................................................ 52

X1

Page 13: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Xll

21. Telur, ulat dan kokon berdasarkan ras .............................. . 61

22. Siklus hidup ulat sutera (Bombyx mori L.) ......................... 63

23. Kupu-kupu ulat sutera (Bombyx mori L.) sedang

kopulasi dan bertelur . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 64

24. Kelenjar sutera ........... ........................................................ . 65

25. Contoh sasag pemeliharaan ulat kecil .... .... ... .. ...... .... ... ..... . 70

26. Ulat yang di-hakitate dan yang ditutupi kertas paraffin ... 73

27. Pemilihan daun untuk ulat kecil ........ ........ ......................... 76

28. Cara menyusun daun pada rak pemeliharaan . ....... .. . .... ..... 82

29. Ulat yang rna tang dan yang sedang mengokon ..... .... .... .. ... 85

30. Beberapa macam alat pengokonan : Seriframe,

Chandrike, Pengokonan landak, Harmonika,

Pengokonan gelombang harmonika, Rotary dan Jaluja 87

31. Kokon denganfloss dan yang sudah di-flossing ............. .... 89

32. Ulat yang terserang Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV) 93

33· Ulat yang terserang Cytoplasma Polyhedrosis Virus

(CPV) ................... ................... ....................... .................. ..... 94

Page 14: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal.

1. Stan dar Operasional Prosedur Pemeliharaan Ulat ... .... .... 111

2 . Klasifikasi Hama Penyakit Murbei dan Pengendaliannya.. 116

3. Klasifikasi Hama Penyakit Ulat Sutera dan

Pengendaliannya ..... ........... ............................ .................... 119

4· Macam-macam Bangunan dan Rak untuk Ulat Kecil ....... 121

s. Macam-macam Bangunan dan Rak untuk Ulat Besar ....... 122

Xlll

Page 15: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

I I

I

! i ~

I

t

1. PENDAHULUAN

Kegiatan persuteraan alam sudah cukup lama dikenal dan

dikembangkan oleh penduduk di beberapa daerah. Menurut

Atmosoedarjo et al., (2ooo), perkembangan persuteraan alam yang

dilakukan dengan lebih sungguh-sungguh di Indonesia telah dimulai

sejak sekitar tahun 1950. Pengembangan ini dilakukan dalam rangka

mencari solusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar

hutan, yaitu dengan memanfaatkan lahan kehutanan. Kegiatan ini

kemudian dikenal sebagai "Multiple Use of Forest Lands".

Kegiatan persuteraan alam bersifat padat karya, baik aspek

budidaya tanaman murbei (agronomi), aspek produksi maupun aspek

industri. Aspek agronomi mencakup usaha pengelolaan tanaman

murbei sebagai pakan dan bibit tanaman. Aspek produksi dimulai

dari penyediaan telur ulat sutera, pemeliharaan ulat hingga terbentuk

kokon, sampai pemanenan. Aspek industri menyangkut proses

pengolahan kokon menjadi benang, termasuk proses penenunan

hingga menjadi kain sutera. Alur produksi sutera alam disajikan pada

Gambar 1.

Indonesia merupakan salah satu negara yang mengembangkan

usaha persuteraan alam, selain negara-negara produsen besar seperti

Cina, Jepang, Korea dan Brazil. Hal ini dimungkinkan karena di

Indonesia keadaan alamnya cocok bagi pertumbuhan ulat sutera

maupun murbei sebagai pakan ulat sutera.

1

Page 16: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

2

Aspek agronomi Aspek produksi

Aspek industri (produkjadi) Aspek industri (produk olahan)

Gambar 1. Alur produksi sutera alam

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menjamin

berhasilnya suatu pemeliharaan ulat sutera, yaitu:

1. Tersedianya daun murbei yang cukup, baik kualitas maupun

kuantitasnya.

2. Bibit unggul yang bebas penyakit.

3· Teknik dan persia pan pemeliharaan perlu dikuasai/ ditingkatkan.

Page 17: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

I ~ ... I

Mutu daun murbei dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan,

dan cuaca. Penanaman murbei untuk mendapatkan daun yang sesuai

bagi pemeliharaan ulat memerlukan tanah yang cukup baik Oempung

atau pasir), pemberian pupuk yang optimum dan dalam keadaan yang

seimbang antara unsur-unsur pokoknya, pemeliharaan tanaman yang

intensif dan cukup hujan atau pengairan.

3

Page 18: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

f i

.,

2. PERKEMBANGANSUTERAALruM

2.1. Sejarah Sutera Alam

U1at sutera pemakan daun murbei (Bombyx mori) sudah

berabad-abad lamanya dibudidayakan oleh manusia dengan tujuan

menghasilkan serat untuk bahan pakaian. Menurut cerita lama,

kebudayaan sutera yang pertama sekali berasal dari negeri Cina yang

merupakan tempat asal ulat sutera yang paling berharga B. mori.

Maharani His Ling Shi, istri Kaisar Hang (± 2.500 SM), merupakan

orang pertama yang mengembangkan kebudayaan sutera dan beliau

juga yang menciptakan alat tenun pertama untuk membuat kain

sutera. Dengan demikian, Cina betul-betul merupakan negara

pertama yang menghasilkan kain sutera yang halus dan indah

(Wangsadimiarta, 1976).

Orang Cina selalu berusaha untuk dapat mempertahankan

bahan sutera sebagai komoditi perdagangan yang hanya dapat

diproduksi di negara Cina dan merahasiakan asal dan cara

menghasilkannya (Atmosoedarjo et al., 2000). Selanjutnya,

Atmosoedarjo et al., (2ooo) mengemukakan bahwa kegiatan

persuteraan alam telah mengalami perkembangan. Pada awalnya,

usaha persuteraan alam hanya terbatas di dalam negeri saja.

Kemudian, usaha berkembang dengan adanya perdagangan dengan

negara tetangga dan negara-negara lain, serta menjadi bahan

dagangan yang cukup menarik bagi para pedagang.

Jaringan perdagangan sutera, seiring dengan perdagangan lain­

lain komoditi, dapat memasuki negara-negara Eropa melalui jalur

caravan, yang dulu dikenal sebagai "Silk Road". Silk Road a tau J alur

Sutera adalah jalan yang ditempuh kafilah-kafilah saudagar untuk

mengangkut sutera Cina ke negara-negara lain. Menurut Ferdinan

5

Page 19: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

6

Von Rich Thofen, ahli sejarah Jerman, jalan sutera tersebut dimulai

secara aktif tahun 1265 SM dan terhenti pada abad 9, serta dibuka

kembali pada permulaan abad ke 13.

2.2. Sejarah Persuteraan Alam di Indonesia

Menurut hasil penelitian, perkembangan persuteraan di

Indonesia dimulai sejak abad ke 4· Wilayah perkembangannya

meliputi Sabang hingga Nusa Tenggara. Bahkan perkembangan

hingga sekarang, Indonesia tetap dikenal dengan tenun suteranya

seperti Bugis dan Mandar (Sulawesi Selatan), Samarinda

(Kalimantan), Silungkang (Sumatera Barat) dan sebagainya

(Samsijah, 1990). Selanjutnya, Samsijah (1990) mengemukakan

bahwa di Museum Nasional Tokyo sampai sekarang masih tersimpan

berbagai macam hasil tenun sutera dari beberapa daerah di Indonesia

yang terdiri dari sarung, selendang, pakaian adat, pengantin dan

pakaian kebesaran raja, dan sebagainya. Menurut perkiraan, kain

sutera tersebut sudah berumur lebih dari 250 tahun. Hal ini

merupakan bukti yang penting bahwa pernah berkembang

kebudayaan sutera di Indonesia.

Pada tahun 1947, seorang bekas tentara Jepang bernama Naito

alias Mohamad Kurdi yang menjadi warga Negara Indonesia

meneruskan percobaan pemeliharaan ulat sutera. Pada tahun 1954,

dia berhasil mendatangkan telur ulat sutera dari Jepang. Sejak saat

itulah kegiatan budidaya persuteraan mulai disebarluaskan.

Kegiatan persuteraan alam di sektor kehutanan telah dimulai

sejak tahun 1962 di Yogyakarta. Tujuan kegiatan persuteraan alam

terutama untuk mengawasi masalah tanaman hutan, tanah kosong,

penggembalaan liar, perusakan hutan dan penyerobotan tanah hutan.

Page 20: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

,,

Prospek perkembangan persuteraan alam menunjukkan

harapan-harapan yang baik. Budidaya persuteraan alam ini kemudian

meluas ke luar Pulau Jawa, dengan masuknya kegiatan persuteraan

alam ke Sulawesi Selatan di tahun 1962. Perkembangan semula

melalui pedagang benang sutera, yang kemudian disusul dengan

penanaman pohon murbei hingga ke pembuatan benang sutera.

Kegiatan dilanjutkan dengan menjadikan bahan produksi, antara lain

sarung bugis yang terkenal kehalusannya dan kekuatannya, dan jenis

kain lainnya.

Pada tahun 1967-1968, kegiatan persuteraan alam di Pulau Jawa

mengalami kelesuan. Hal ini disebabkan oleh pemasaran yang tidak

lancar, sehingga hampir lumpuh. Kelesuan pasar persuteraan

diakibatkan oleh masuknya benang sutera impor dalam jumlah

banyak ke daerah Sulawesi Selatan, hingga akhirnya menghambat

pemasaran produksi dalam negeri.

2.2.1. Pemuliaan dan Produksi Bibit U1at Sutera

Perkembangan persuteraan alam di Indonesia pernah terganggu

oleh serangan penyakit pada ulat sutera. Serangan yang disebabkan

oleh protozoa ini dikenal dengan nama penyakit pebrine dan menjadi

wabah dalam pembibitan ulat sutera. Sebelum mengalami wabah

penyakit pebrine tahun 1972, setiap petani mengadakan bibitjtelur

ulat sutera polyvoltine dan musim pemeliharaan ulat tidak teratur.

Setelah mengalami wabah penyakit pebrine, pemerintah melarang

petani membuat bibitjtelur ulat sutera dan mulai diperkenalkan bibit

impor bivoltine dari Jepang tahun 1974.

Hasil pemuliaan dan produksi bibit ulat sutera di Indonesia

terus berkembang. Indonesia (Pusprohut, Badan Litbang Kehutanan)

kini telah memiliki 69 galur murni, yaitu 29 ras Jepang, 26 ras Cina, 4

7

Page 21: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

8

ras tropis (jenis lokal) dan 10 ras lainnya. Pada saat ini, Indonesia

menggunakan bibitjtelur produksi dalam negeri dari jenis bovoltine

yang merupakan persilangan darijenis Jepang dan Cina, yang dikelola

oleh Perum Perhutani.

2.2.2. Prospek Persuteraan di Masa Mendatang

Indonesia memiliki natural resources yang menguntungkan

yaitu tanah, iklim dan tenaga kerja. Industri sutera dapat dikerjakan

secara labour intensif. Hal ini mengingat perlunya penyerapan tenaga

kerja, peningkatan taraf hidup dan pendapatan masyarakat, serta

pemanfaatan waktu luang para petani. Industri sutera juga cocok

untuk dikerjakan sebagai home industry (kerajinan rakyat) atau

industri kecil.

Kebutuhan benang sutera di dalam negen mencapai goo

tonjtahun, sedangkan produksi pada tahun 2012 hanya mencapai

19,05 ton (Anton, 2013). Hal ini memungkinkan daerah-daerah yang

potensial bagi kegiatan persuteraan alam untuk dikembangkan.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan dalam pengembangan sutera

adalah:

1 . Memantapkan kelembagaan yang membina persuteraan alam,

mulai dari aspek produksi hingga pemasaran.

2. Memperbaiki sistem dan mekanisme penyuluhan untuk

memperlancar transfer teknologi kepada para petani/pengusaha

sutera.

3. Mengembangkan kegiatan persuteraan alam dengan berbagai pola

usaha.

4. Menyempurnakan teknik-teknik produksi sutera untuk

mendapatkan kualitas yang baik sesuai standar pemasaran

internasional.

Page 22: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

,,

5. Memperbaiki mekanisme pemasaran sutera di dalam negeri untuk

meningkatkan komunikasi antara produsen dan konsumen sutera.

6. Meningkatkan jumlah dan mutu tenaga ahli persuteraan.

9

Page 23: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

...

3· TANAMAN MURBEI

Tanaman murbei (Morus spp.) sebagai pakan ulat sutera

merupakan salah satu faktor penting dalam usaha persuteraan.

Jumlah dan kualitas daun murbei mempengaruhi kesehatan ulat,

produksi dan kualitas kokon. Kualitas kokon pada akhirnya

menentukan kualitas dan kuantitas benang sutera yang dihasilkan.

Pengaruh pakan terhadap kualitas kokon telah banyak diteliti

para pakar persuteraan. Kaomini (2003) menyatakan bahwa daun

murbei dengan nutrisi yang baik akan meningkatkan daya tahan ulat

terhadap serangan penyakit dan meningkatkan produksi kokon 20%

lebih banyak. Sasminto (1998) menekankan pada kandungan unsur

kimia dalam daun murbei yang berpengaruh terhadap kesehatan ulat

serta mutu kokon yang dihasilkan. Kandungan unsur kimia penting

dalam daun murbei yang dibutuhkan ulat sutera adalah kandungan

air, protein, karbohidrat dan kalsium (Ca). Lebih lanjut, Sasminto

menyatakan bahwa produksi kokon yang berkualitas baik juga sangat

ditentukan oleh jenis tanaman murbei yang unggul.

Jenis tanaman murbei yang banyak ditanam masyarakat adalah

jenis murbei yang ada secara alami di sekitarnya. Di beberapa daerah,

tanaman murbei (Moms sp.) dikenal dengan nama khas, misalnya di

Jawa Tengah dan Jawa Barat disebut besaranfbabasaran, di

Sumatera Utara dan Sulawesi disebut gertu. Sementara itu, tanaman

ini dikenal sebagai mulberry di Inggris dan moerbei di Belanda.

Tanaman murbei termasuk tumbuhan perdu dan hila dibiarkan

tumbuh akan menjadi pohon yang besar dan tinggi. Umumnya,

tanaman ini bercabang banyak dan bentuk daunnya bermacam­

macam menurut jenisnya; ada yang bulat, lonjong, berlekuk, bergerigi

dan ada pula yang bergelombang. Habitus tanaman murbei berupa

11

Page 24: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

12

perdu, tetapi apabila dibiarkan tanpa ada pemangkasan akan menjadi

pohon yang tinggi, hingga mencapai 6 m dengan percabangan yang

sangat banyak, tetapi tajuknya sangatjarang.

Persebaran tanaman murbei cukup luas, mulai dari daerah

sedang (sub tropis) sampai daerah tropis. Di Indonesia, tanaman

murbei dapat tumbuh mulai dari ketinggian 10-3.600 m dpl pada

semua jenis tanah, asalkan air dan udara dalam tanah cukup.

Temperatur optimum untuk pertumbuhan murbei antara 23,9-26,6°

C. Namun demikian, murbei masih baik pertumbuhannya pada

daerah dengan temperatur tidak kurang dari 13° C dan tidak lebih dari

37,7° C. Curah hujan yang baik untuk pertumbuhan murbei antara

635-2.500 mm/ tahun (Samsijah dan Andadari, 1993).

3.1. Jenis-jenis Tanaman Murbei

Di Indonesia terdapat kira-kira 100 jenis murbei, tetapi yang

dikenal 6 jenis, yaitu: Morus cathayana, M. alba,.M. multicaulis, M.

nigra, M. australis dan M. macroura. Jenis murbei yang saat ini

banyak dikembangkan adalah M. alba, Var. Kanva-11, M. cathayana,

M. multicaulis, M. nigra, M. khumpay dan M. lembang.

Varietas murbei unggul adalah yang memiliki kemampuan

produksi tinggi dan resisten terhadap kekeringan, hama dan penyakit,

serta mudah dibudidayakan. Oleh sebab itu, pengembangan tanaman

ini perlu dipertimbangkan untuk memperoleh varietas murbei yang

baik (varietas unggul). Jenis murbei dapat dibedakan berdasarkan

bentuk dan warna daun, tepi dan permukaan daun, warna pucuk dan

batang (Atmosoedardjo et al., 2ooo). Karakteristik beberapa jenis

murbei yang produktivitasnya tinggi disajikan pada Tabel 1 dan

Gambar2.

Page 25: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

~---

f I

t

~ Tabel1. Ciri-ciri tanaman Morus alba, M. cathayana dan M. multicaulis

No. Tanda-tanda Jenis Murbei unggul . Karakteristik M. alba M. cathayana M. multicaulis . ~ '

1. Warna ujung Sedikit merah Sedikit Tidak ranting muda merah berwarna

merah

2. Warna tangkai Sedikit merah Sedikit Tidak daun muda merah berwarna

merah

3· Warna kulit Coklat/ hijau Coklat Coklat ranting setelah berumur 1 tahun

4· Pertumbuhan Lurus Lurus Lurus

5· Percabangan Bagian tengah Bagian tengah Berea bang dari ranting dari ranting sedikit uta rna utama

6. Internodia 7-Scm 6-?Cill 8-9 em

7· Warna helai daun Hijau tua Hijau tua Hijau tua

8. Bentuk helai daun Rata atau Rata atau Rata dan berlekuk berlekuk berbentuk

telur

9· Ujung helai daun Melancip Melancip Melancip

10. Tepidaun Beringgit Beringgit Beringgit bergirigi bergerigi

11. Pangkal helai Berbelah hati Berbelah hati Berbelah hati daun yang dalam yang dalam

12. Ukuran helai Besar Besar Besar daun

13. Permukaan helai Mengkilap Mengkilap Mengkilap daun dan

mengkerut

14. Kedudukan daun 2/5 2/5 2/5

15. Musim Sepanjang Sepanjang Sepanjang I pertumbuhan tahun tahun tahun

I (Sumber: Pudjiono, 2003)

I l . " ~

13

Page 26: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

14

M. cathayana

Gam bar 2. Berbagai jenis daun murbei (Foto: Rahmawati)

Kandungan gizi daun murbei secara umum meliputi unsur air,

protein, karbohidrat dan kalsium. Kandungan air daun murbei yang

cocok bagi ulat sutera berkisar 64-83% dari berat daun segar. M.

multicaulis, M. alba dan M. cathayana merupakan jenis murbei yang

produksi dan kandungan gizinya tinggi (Andadari, 2003). Sementara

itu, Ryu (1998) menyatakan ada beberapa varietas murbei unggul

yang tumbuh baik di Indonesia pada berbagai ketinggian di atas

permukaan laut yang disajikan pada Tabel2.

Page 27: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

~ . I '

• '

I -~ i

Tabel2. Kesesuaianjenis murbei dan ketinggian tempat tumbuh

Varietas Species Asal Negara Tinggi dpl (meter)

Kanva 3 M. bombycis India 400-1.200

Cathayana M. alba Jepang 200-500

Multicaulis M. multicaulis Jepang 700-1.200

Lembang M. bombycis Indonesia 200-500

Khumpai M. bombycis Thailand 200-500

(Sumber: Ryu,1998)

3.1.1. Komposisi, Nutrisi dan Mutu Daun Murbei

Tanaman murbei memiliki kandungan gizi dan nutrisi secara

alami berbeda-beda. Pada pemberian pakan ulat kecil dan ulat besar

diperlukan kandungan nutrisi yang berbeda. Ulat kecil membutuhkan

banyak karbohidrat dan protein, sedangkan untuk ulat besar banyak

membutuhkan protein untuk pembentukan kelenjar (Samsijah dan

Andadari, 1992)

Menurut Andikarya dan Nunuh (2002), kualitas daun murbei

sebagai makanan ulat sutera sangat dipengaruhi antara lain oleh:

1. Jenis murbei .

2. Kesuburan tanah dan derajat keasaman tanah.

Kesuburan tanah jelas akan sangat berpengaruh terhadap mutu

daun murbei yang dihasilkan. Pada derajat keasaman tanah (pH)

< 6,5 perlu diberi kapur supaya pH-nya mendekati 7. Pada tanah­

tanah yang pH-nya 7 (netral) atau basa, jika ditanam murbei

untuk pemeliharaan ulat sutera, ulatnya akan mempunyai

ketahanan terhadap penyakit yang lebih baik.

15

Page 28: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

16

3· Lama sinar matahari menyinari kebun murbei. Kebun murbei

yang mendapat sinar matahari sepanjang hari dari pagi sampai

sore akan menghasilkan daun murbei yang berkualitas baik.

3.1.2. Perkembangbiakan Tanaman Murbei

Perkembangbiakan tanaman murbei dapat dilakukan dengan

dua cara, yaitu secara generatif ( dengan biji) dan vegetatif ( dengan

bagian tanaman sendiri).

a. Perkembangbiakan generatif dengan biji

Perbanyakan generatif tanaman murbei membutuhkan

keterampilan khusus. Perbanyakan generatif menggunakan biji

dihasilkan dari peleburan dua sel kelamin jantan dan betina yang

sudah matang. Selanjutnya, biji ditumbuhkan dalam media semai

dan dilakukan perawatan hingga menjadi bibit siap tanam. Buah

murbei sebagai bahan bibit murbei (benih) dan bibit murbei

berasal dari biji yang berumur 3 bulan dan disajikan pada Gambar

Gambar 3. Buah Murbei (A) dan bibit murbei umur 3 bulan (B) (Foto: Suwandi dan Andadari)

Page 29: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

v . Kegiatan penyemaian benih perlu disediakan bak persemaian

khusus. Lahan untuk pembibitan sebaiknya dipilih dekat dengan

lahan penanaman, tersedia sumber air untuk penyiraman dan

tanahnya subur.

Pelaksanaan penyemaian benih hingga bibit siap tanam dilakukan

dengan teknik sebagai berikut :

Tanah dieangkul dan digemburkan sedalam 30 em.

Pembuatan bedengan berukuran Iebar 120 em dan panjang

maksimal 10 m. bedengan diberi paranet untuk menghindari

percikan hujan yang terlalu keras dan sinar matahari yang terik.

- Penaburan benih murbei seeara merata di atas bedengan

terse but.

Pemeliharaan persemaian dengan menyiram, menyiang dan

mengendalikan hama penyakit.

Bibit murbei siap dipindah ke lapangan setelah 3-4 bulan.

Cara perbanyakan tanaman murbei seeara generatif selain

membutuhkan keterampilan khusus, juga memerlukan waktu yang

eukup. Oleh karena itu, teknik generatif tidak banyak dilakukan

dibandingkan teknik vegetatif.

b. Teknik vegetatif(dengan bagian tanaman sendiri)

Perbanyakan bibit seeara vegetatif sudah banyak dilakukan oleh

para petani sutera alam. Teknik vegetatif relatif lebih mudah

dilakukan dan eepat mendapatkan produksi daun. Teknik

perbanyakan vegetatif dapat dilakukan melalui 4 eara yaitu; stek,

merunduk (layering), penyambungan (grafting) dan menempel

tunas (okulasi).

17

Page 30: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

18

Stek

Cara memperbanyak tanaman murbei dengan stek (Gambar 4)

adalah cara yang paling umum dilaksanakan oleh petani, sangat

ekonomis dan mudah pengerjaannya. Hasil penelitian Endjang

dan Yamamoto (1984) menunjukkan bahwa stek batang M. alba

yang berasal dari cabang berumur empat sampai enam bulan dapat

mencapai persentase hidup di atas so%. Pada umur tersebut, dari

satu cabang dapat diambillima stek. Oleh karena pada satu pohon

terdapat rata-rata delapan sampai sepuluh cabang, maka dari satu

pohon dapat diambil sampai 50 batang.

Cara pemotongan stek :

- Kedalaman pemotongan stek perlu diperhatikan jangan sampai

ujung stek pecah atau luka.

- Alat yang digunakan sebaiknya gunting stek atau parang yang

tajam.

- Panjang stek 20-25 em (3-4 mata tunas) seperti disajikan dalam

Gambar4A.

- Stek bagian atas dan bawah dipotong miring (kira-kira 45°) di

atas mata tunas.

Penanaman tanaman murbei dengan stek :

- Stek dapat ditanam tegakjmiring (kira-kira 45°).

- Dua mata tunas masuk ke dalam tanah dan dua mata tunas di

permukaan.

- Penanaman diperhatikanjangan sampai mata tunas terbalik.

- Setelah stek berumur dua minggu biasanya sudah tumbuh

tunas, stek tersebut sudah dapat dipindahkan ke kebun setelah

berumur 3 bulan (Gambar 4B dan 4C).

Page 31: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

• '

. . '

• .

Gambar 4- Stek tanaman murbei (A) dan stek murbei yang sudah tumbuh. Mata tunas dua (B); Mata tunas satu (C) (Foto: Andadari dan Suwandi)

Layering (merunduk)

Pada cara ini batang/ cabang dibengkokkan dan dijaga jangan

sampai putus. Beberapa centimeter bagian yang dibengkokkan

tersebut dimasukkan ke dalam tanah, lalu ditutup atau seluruh

ujung tanaman dirundukkan ke dalam tanah, dipendam dalam

tanah yang dangkal 3-5 em.

Cara pengelolaan:

- Tanaman murbei sebelumnya dipangkas, kemudian setelah

berumur 2,5-3 bulan, cabang dibengkokkan dan dimasukkan ke

dalam tanah. Bagian tengah cabang ditimbun dengan tanah

(Gambar 5).

- Diberi pupuk kandang/kompos.

Usahakan batang jangan sampa1 patah, UJung batang tetap

berada di atas permukaan.

- Setelah bertunas dan sudah mencapai tinggi ±so em (berumur

2-3 bulan), tanaman tersebut dapat dipindahkan.

19

Page 32: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

20

Gambar s. Layering (merundukkan tanaman) (Foto: Andadari dan Sari)

Grajilng(penyarnbungan)

Cara ini dimaksudkan untuk mengganti kebun murbei yang sudah

tidak produktif (M. nigra) dengan jenis murbei unggul tanpa

membongkar tanaman yang sudah ada. Cara ini paling mudah,

praktis dan ekonomis untuk dilaksanakan.

Cara penyambungan:

- Potong batang tanaman lama tepat pada leher akar dengan

gergaji (Gambar 6-8).

- Batang yang telah dipotong disobek sedalam 2-3 em dengan

pisau okulasi sebanyak 2-3 tempat dalam satu cabang.

- Scion (batang atas) yang digunakan sebagai sambungan

dipotong sebanyak 2-3 mata.

- Tempelkan batang/ scion yang telah dibuat pada batang yang

sudah disobek dan dipaku dengan jarum pentul.

- Batang tanaman yang sudah disambung, ditimbun dengan tanah

agar tidak goyang.

Page 33: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Gambar 6. Peralatan (A) dan akar pokok pembuatan root-grafting murbei (B) (Foto: Andadari dan Sari)

Potongan cabang Sambungan Sambungan yang ditutup

Gambar 7. Pembuatan root-grafting murbei dengan potongan cabang (Foto: Andadari dan Sari)

Stek Sambungan Sambungan yang ditutup

Gambar 8. Pembuatan root-grafting murbei dengan stek (Foto: Andadari dan Sari)

21

Page 34: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

22

Okulasi (tempelan)

Cara ini dilakukan untuk memperbanyak jenis murbei yang

dianggap unggul tetapi sukar untuk diperbanyak dengan stek

(misalnya jenis M. ichinose) dan memperbanyak dalam waktu

singkat. Sebagai batang bawah dapat dipergunakan tanaman yang

sudah ada, mempunyai perakaran kuat, tahan terhadap pengaruh

dari luar tetapi produksi daunnya relatif lebih rendah atau yang

tidak begitu disukai oleh ulat sutera (misalnya M. macroura).

Keterangan gambar :

A. Mata (entrijs) diambil dengan pisau yang tajam. B. Sayat pohon yang akan diokulasi dengan pisau yang·tajam dengan ukuran 4

em. C. Tempelkan mata (entrijs) ke pohon yang akan diokulasi dan diikat yang kuat

dengan tali rafia. D. Mata (entrijs) yang sudah menempel batang pokok. E. Ikat dan tutup dengan plastik untuk menghindari penyakit.

Gambar g. Okulasi (tempelan) (Foto: Andadari dan Sari)

Cara okulasi:

- Pada pohon dibuat kerat melintang agak miring selebar 1-2 em

(Gambar 9).

- Pisau yang digunakan harus betul-betul tajam dan bersih.

- Mengerat mata tunas harus hati-hati jangan sampai cacat pada

keratannya.

Page 35: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Kulit batang di bagian yang runcing dilepaskan sedikit dan

dijepit an tara pis au dan ibu jari, lalu ditarik ke bawah sepanjang

kira-kira 5 em.

- Lidah kulit batang dipotong kira-kira setengahnya, sisa akan

menutupi entrijs (mata tunas).

- Entrijs diambil dengan eara berikut: pada 2 em di atas mata

entrijs dikerat ke bawah dengan bagian kayunya. Entrijs

dipasang kemudian ditempelkan dan diikat.

Setelah pekerjaan menempel selesai 10-12 hari, kemudian diperiksa

untuk melihat tumbuh atau tidaknya dengan melepaskan tali, lalu

memeriksa matanya. Bila dikerik dengan kuku menunjukkan

warna entrijs hijau, hal ini pertanda bahwa mata masih hidup.

Apabila tempelan tumbuh, maka pohon pokok dipotong kira-kira

10 em di atas tempat entrijs. Pemotongan pohon pokok dilakukan

paling cepat setelah satu minggu pada bagian atas entrijs tepat

dekat di atas tempelan. Luka potongan dibmit miring dan

diusahakan ditutup dengan corbolineum paraffin.

3.2. Teknik Penanaman Murbei

3.2.1. Persiapan Laban

Kegiatan persiapan lahan meliputi, pemilihan lokasi,

pengolahan tanah, pembuatan jalan, anak petak, petak dan blok,

pembuatan selokan, pembuatan larikan tanaman dan pemasangan

ajir.

23

Page 36: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

24

3.2.2. Pemilihan Lokasi

Lokasi tanaman murbei sebaiknya dipilih pada tempat-tempat

yang sesuai dengan tanaman murbei dan pemeliharaan ulat. Syarat

tumbuh tanaman murbei adalah:

Ketinggian tempat pada 400-800 meter di atas permukaan laut.

Curah hujan berkisar antara 800-3.500 mmjtahun. Kondisi curah

hujan yang baik tersebar sepanjang tahun selama musim

pertumbuhan murbei (CH ± 150 mm/bulan).

Tanah bertekstur lempung, lempung berliat, dan lempung

berpasir, serta ban yak mengandung mineral dengan komposisi

40% mineral, 30% air, 20% udara dan 10% bahan organik

(Samsijah dan Andadari, 1992) dengan pH 6,5-7.

Sinar matahari penuh.

Suhu 12-40°C dan suhu optimum 24-28°C.

Kelembaban antara 80-95%. Optimum untuk usaha persuteraan

alam 65-80%. Adapun kelembaban yang terbaik adalah 75%

(Pudjiono, 2003).

J.2.J. Pengolahan Tanah

Tanah yang akan ditanami murbei terlebih dahulu dilakukan

pencangkulan, pembuatan guludan dan pembuatan drainase.

Tanaman murbei tidak akan tahan terhadap kekeringan,

sehingga sebaiknya penanaman dilakukan pada awal musim hujan.

Dengan demikian, tanaman murbei pada musim kemarau sudah

cukup kuat menahan kekeringan karena perakarannya sudah

menjalar. Tanaman murbei dapat ditanam di lahan bukaan baru,

lahan bekas tebangan atau lahan bekas tanaman murbei yang sudah

tidak produktif. Bila lahan yang dipersiapkan untuk tanaman murbei

Page 37: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

< I '

~-

t • .

merupakan laban bukaan baru, maka pepohonan dan semak-semak

harus dibersihkan terlebih dahulu dan perakarannya dibongkar habis.

3.2-4. Pembuatan Jalan, Anak Petak, Petak dan Blok

Jalan pemeriksaan atau jalan angkut daun dibuat mengelilingi

kebun dan membelah kebun menjadi petak dan anak petak. Kebun

murbei dibagi menjadi 3 blok, dalam blok terdiri dari beberapa anak

petak seperti disajikan pada Gambar 10.

Jalan umum

Bloki

Blok II

Blok III

AnakPetak

Gambar 10. Petak kebun murbei

Blok merupakan satu kesatuan perlakuan kebun dan waktu

produksi. Luas tiap blok dalam satu petak diusahakan sama. Dengan

membagi kebun menjadi 3 blok, pemeliharaan ulat dapat

dilaksanakan setiap bulan dengan jumlah pemeliharaan yang hampir

sama. Luas minimal tanaman murbei untuk memenuhi kebutuhan

--~---l

25

Page 38: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

26

pakan ulat sutera sebanyak 1 kotak (25.000 butir telur) adalah seluas

1.500 m2•

3.2.5. Pembuatan Selokan

Selokan pembuangan air sangat diperlukan, terutama pada

bidang tanaman yang sering tergenang air pada waktu musim hujan.

Hal ini sangat penting karena perakaran tanaman murbei tidak tahan

genangan air.

3.2.6. Pembuatan Larikan Tanaman

Larikan tanaman perlu diatur supaya pertumbuhan tanaman

merata dan mempermudah pemeliharaan, serta pemanenan daun.

Pola larikan tanamam dapat dilihat pada Gambar 11.

v v v v v vvvvvvvvvv v v v v v v v v v v vvvvvvvvvv v v v v v vvvvv vvvvv v v v v v v v v v v vvvvvv vvvv v v v v v vvvvvvvvvv v v v v v

A B c Jaraktanam Jaraktanam Jaraktanam 1,0 mxo,s m o,smxo,sm 1,0 mx1,0 m 20.000 pohon/Ha 40.000 pohon/Ha 10.000 pohon/Ha

Gambar 11. Pola larikan tanaman sesuai JICA, 1980

3.2.7. Pemasangan Ajir

Ajir sangat diperlukan untuk meluruskan baris tanaman supaya

titik-titik tempat menanam tepat dan larikan tanaman sudah

Page 39: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

, ...

mengikuti arah tranche. Jarak antar tanaman sama, sehingga

pertumbuhan tanaman dapat merata.

3.2.8. Persemaian

Syarat-syarat yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan

persemaian adalah iklim, ketinggian tempat (di atas permukaan laut),

tanah subur, temperatur optimum, agregat, tidak liat, bebas dari batu

dan kerikil, tersedia air yang cukup dan mengalir sepanjang tahun,

lapangan sedapat mungkin datar dan hendaknya tidak dipilih tempat

bekas penggembalaan. Persemaian dilakukan untuk mempereepat

pertumbuhan murbei. Kebutuhan persemaian untuk penanaman 1

hektar eukup dengan luas 8oo m2 dengan jarak 27 x 30 m sebanyak 18

jalur. Penggunaan pupuk kandang sebanyak Boo kg dan kapur 100 kg.

Ukuran persemaian Iebar 120 em, tinggi 20 em, jarak antara jalur 30

em. Apabila memungkinkan, bagian atasnya diberi plastik untuk

menanam stek batang dan disesuaikan dengan ukuran stek yang akan

ditanam pada jarak 10 x 20 em.

3.2.8.1. Pembuatan persemaian

Pembuatan persemaian dapat dilakukan dengan menggunakan

kantong plastik (poly bag) a tau dengan sistem bedengan.

1. Persemaian dengan kantong plastik (Polybag)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan persemaian

dengan menggunakan kantong plastik adalah ukuran panjang 25-

30 em dan Iebar 15 em. Kantong plastik dilubangi pada sudut kiri

dan kanan bagian bawah, serta bagian tengah. Kantong diisi

dengan tanah yang sudah dicampur pupuk kandang (1-2 em dari

bagian kantong), lalu diatur dalam bedengan berukuran 5 x 1 m.

27

Page 40: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

28

Stek ditanam dalam kantong plastik dan baru dipindah ke lapangan

sesudah 3 bulan.

2. Persemaian dengan bedengan

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan persemaian dengan

menggunakan bedengan adalah tanah diolah dengan cangkul

sedalam 30 em (1-2 kali). Rumput-rumput dan gulma yang

mengganggu dibersihkan, lalu tanah diratakan dan dibuat

bedengan dengan ukuran 1 x 5 meter. Setelah berumur 2-3 bulan,

bibit dapat dipindahkan ke lapangan (Gambar 12).

Gam bar 12. Pengolahan tanah (A) dan persemaian stek batang di bedengan (B) (Foto: Andadari dan Sari)

3.2.8.2. Pemeliharaan persemaian

Tanaman disiram setiap hari dengan gembor yang lubangnya

halus atau digenangi air sehari sekali. Pemupukan dengan pupuk

NPK atau urea (1 sendok makan per 10 liter air untuk 1.000 batang)

setiap 4-5 hari sekali. Pemupukan di tanah dilakukan sebanyak 2

gram/ tanaman. Penyiangan dilakukan untuk membersihkan

rumput/gulma pengganggu. Pemberantasan hama dan penyakit dapat

dilakukan dengan menggunakan insektisida dan fungisida apabila

Page 41: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

' ' '

terjadi tanda-tanda serangan hama dan penyakit. Jenis dan dosis

insektisida dan fungisida yang digunakan disesuaikan dengan jenis

hama dan penyakit yang menyerang.

3.2.9. Penanaman

3.2.9.1. Sistem lubang

- Pemasangan ajir dengan jarak tanam, misalnya: 1 x o,s m; 1 x 0,4

m; o,s x o,s m; tergantung pilihan.

Lubang tanam berukuran 40 x 40 x 40 em atau so x so x so em.

- Dasar lubang diberi pupuk komposjkandang/ organik dengan dosis

2 kg/lubang.

Lubang ditutup tanah (top soil) sedikit.

- Kantong plastik dirobek, bibit berupa puteran dimasukkan dalam

lubang, kemudian ditimbuni dengan top soil dan ditekan.

Selanjutnya, lubang ditutup hingga permukaan tanah lebih tinggi

dengan tanah sub soil.

3.2.9.2. Sistem rorakan

Dibuat rorakan-rorakan dengan jarak 1 m lubang memanjang

seperti penanaman tebu, dengan ukuran rorakan sedalam so em

dan lebar 40 em.

- Ajir dipasang sepanjang rorakan dengan jarak o,s m x 0,4 m.

- Pupuk dasar (kandang/buatan) dimasukkan ke dalam rorakan-

rorakan (dosis 20-2S ton/ha).

- Dapat juga ditambahkan pupuk an-organik seperti KCl dan SP 36,

dengan dosis 1S ton/ha, Urea 3SO kg/ha, KCl1so kg/ha dan SP 36

sebanyak 1SO kg/ha, kemudian bibit siap ditanam.

29

Page 42: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

30

3·3· Pemeliharaan Tanaman Murbei

Pemeliharaan tanaman murbei harus rutin dilaksanakan untuk

mendapatkan produksi yang optimal. Adapun hal-hal yang harus

dilakukan, antara lain penyiangan, pendangiran, pemangkasan,

pemupukan, pengairan serta pengendalian hama.

3·3·1· Penyiangan dan Pendangiran

a. Penyiangan

Penyiangan dilakukan guna membuang gulma agar kondisi tanah

tetap terjaga kesuburannya. Gulma dapat menghisap unsur hara

yang ada di sekitar tanaman dan dapat juga sebagai sumber

bersarangnya hama dan penyakit. Selain itu, rerumputan yang

tumbuh segera disiang dan dibersihkan.

Gulma dan rerumputan basil siangan dapat digunakan sebagai

pupuk yaitu dengan menimbun di pinggir tanaman murbei.

Tindakan ini dapat dilakukan secara rutin untuk mengendalikan

gulma secara efektif sedini mungkin, hingga gulma tidak

berkembang. Penyiangan dilakukan dua bulan sekali setiap selesai

pemangkasan tanaman murbei.

b. Pendangiran

Pendangiran dilakukan untuk menggemburkan tanah dan

menambah udara, serta memperbaiki aerasi tanah. Melalui

pendangiran, mikroorganisme dapat bekerja dengan baik dan

mempercepat pelapukan bahan organik eli dalam tanah.

Tanaman murbei sangat peka terhadap pendangiran, sehingga

diusahakan pelaksanaannya jangan sampai terlambat, terutama

segera setelah pangkas. Pendangiran (tanah dicangkul dan dibalik

sambil membuat guludan pada larikan tanaman murbei) dapat

Page 43: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

memperbaiki aerasi tanah. Setelah didangir, sebaiknya diikuti

dengan pemupukan.

3.3.2. Pemupukan

Pemupukan adalah salah satu faktor yang dapat menentukan

keberhasilan pertumbuhan dan produksi murbei yang dihasilkan

memiliki kualitas daun yang bernutrisi baik. Tujuan pemupukan

adalah untuk menggantikan unsur hara esensial yang hilang dari

tanah akibat diserap oleh tanaman, mencukupi kebutuhan unsur hara

tanaman, dan memperbaiki kondisi tanah sehingga perakaran

tanaman dapat mudah menyerap unsur hara dengan jumlah yang

cukup. Beberapa metode pemupukan yang perlu diperhatikan adalah

waktu, jumlah dan dosis pupuk yang sesuai dengan kebutuhan dan

kondisi iklim. Terdapat dua jenis pupuk, yaitu: pupuk organik dan

pupuk anorganik (JICA, 1981).

a. Pupuk organik

Umumnya pupuk organik sudah tersedia di dalam tanah seperti

humus dan mikroorganisme di dalam tanah, sedangkan kompos

dan pupuk kandang perlu penambahan ke dalam tanah dengan

dosis yang disesuaikan.

Manfaat pupuk:

Memperbaiki karakter fisik tanah.

Melengkapi ketersediaan unsur mikro yang dibutuhkan

tanaman.

Memperbaiki kesuburan tanah.

Meningkatkan kadar nitrogen yang dibentuk melalui aktivitas

mikroorganisme.

Memperbaiki aerasi tanah.

31

Page 44: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

32

Pada pupuk organik yang berasal dari pupuk kandang, kandungan

hara kotoran setiap ternak berbeda, seperti yang disajikan pada

Tabel3.

Tabel 3· Kandungan hara kotoran ternak

Jenis ternak N(%) P205(%) K2 (%)

A yam 15 10 4

Sa pi 3,4 1,3 3,5

Kuda 6,7 2,3 7,2

Kambing 8,2 2,1 8,4

mat sutera 2,7 0,8 3,6

(Sumber: Ryu, 1998)

Hasil penelitian Allo et al. (1992) menunjukkan bahwa pupuk

kandang ayam merupakan jenis pupuk kandang yang baik dan

cocok untuk pertumbuhan dan produksi daun. murbei, kemudian

menyusul pupuk kandang sapi. Pupuk organik berupa pupuk

kandang diberikan sebanyak 15 ton/ha. Unsur hara merupakan

unsur yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan

fungsinya tidak dapat digantikan unsur lain. Jika jumlah pupuk

kurang mencukupi atau terlalu lambat tersedia akan menyebabkan

pertumbuhan tanaman terganggu, dengan gejala tanaman kurus,

daun menguning dan tidak mau berbuah.

b. Pupuk an-organik

Pemupukan secara kimia bagi tanaman murbei merupakan sumber

makanan yang dapat berpengaruh langsung dan meningkatkan

pertumbuhan. Namun demikian, terdapat beberapa pupuk yang

dapat menurunkan kualitas, seperti tanah menjadi keras dan

kualitas daun menjadi rendah.

Page 45: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

. . '

,..

Pemupukan dilakukan 3 kali setahun yaitu setelah tanaman

murbei dipangkas. Saat yang tepat adalah 2 minggu setelah

pemangkasan. Jenis pupuk yang sering diberikan pada tanaman

murbei adalah Urea, KCI dan SP-36 serta pupuk organik seperti

kompos dan pupuk kandang. Adapun banyaknya pupuk yang

diberikan adalah Urea 350 kg/ha, KCl150 kgfha dan SP-36 sebanyak

so kg/ha. Jenis pupuk an-organik mengandung unsur: Nitrogen (N),

Posporus (P), Calsium (C), Bo, Mg, Za, S, Fe dan unsur lainnya.

Penggunaan unsur mikro tidak diperlukan dalam jumlah yang banyak,

tetapi sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Sebelum pemupukan, pendangiran dan penggemburan tanah

dilakukan, setidak-tidaknya di sekitar pohon murbei. Pupuk

ditaburkan melingkari tiap pohon murbei dengan jarak 20 em dari

pangkal batang. Pupuk diusahakan terbenam atau ditimbun tanah

lagi di atasnya.

Selain pemberian pupuk melalui tanah, pemberian pupuk

melalui daun perlu juga dilakukan. Pemupukan melalui daun pada

tanaman murbei dimaksudkan untuk menambah unsur hara dan

mutu daun murbei. Pemberian pupuk daun dilakukan pada tanaman

murbei berumur 1-1,5 bulan setelah pangkas. Daun yang sudah

disemprot pupuk jangan diberikan pada ulat sutera. Kandungan

unsur hara pada pupuk daun umumnya adalah NPK, Zn, Mo, Fa, Ca,

Mn, Mg, Na, Cn, B dan S. Andadari dan Prameswari (2005)

menyatakan bahwa mutu daun murbei sebagai pakan ulat sutera

sangat menentukan pertumbuhan ulatnya dan berkaitan erat dengan

susunan kimiawi yang terkandung di dalamnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemupukan pada

tanaman murbei, antara lain:

33

Page 46: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

34

- pH tanah diusahakan mendekati nilai 7 atau tidak terlalu jauh di

bawahnya. Tanah-tanah yang terlalu asam (pH 4 atau kurang)

perlu diadakan penambahan kapur secara berangsur dan tiap kali

jangan lebih dari 500 kg/ha agar tidak menimbulkan pengaruh­

pengaruh yang tidak baik terhadap akar murbei. Cara pemberian

kapur pada tanah-tanah asam ditaburkan di atas tanah dengan

merata dalam jumlah yang telah diperhitungkan menurut keadaan

tanah yang bersangkutan. Kemudian, tanah dicangkul sehingga

kapur tidak lagi ada di permukaan dan tidak akan hanyut oleh air

hujan yang mengalir di atas tanah. Setelah beberapa bulan

diadakan pengukuran tanah lagi untuk melihat hasil perbaikan pH

tanahnya. Jumlah kapur yang dibutuhkan untuk mengurangi

keasaman tanah dapat dipakai angka-angka standar seperti pada

Tabel4.

Tabel 4. Stan dar kebutuhan jumlah kapur terhadap keasaman tanah

PHtanah Jumlah kapur (kgfha) Per m2 (g)

6 ,0 400-800 40-80

5,5 800-1.200 80-120

5,0 1.200-1.500 120-150

4,5 2 .000-3.000 200-300

4,0 > 3.000 > 300

(Ryu, 1998)

- Humus yang cukup diperlukan untuk mempertahankan struktur

tanah pada kebun murbei. Oleh karena itu, pemberian pupuk

hijau, pupuk kandang dan bahan-bahan organik lain sebanyak

mungkin sangat dianjurkan sebagai sumber humus. Sebagai

perimbangan, sebaiknya pemberian kapur dilakukan bersama-

Page 47: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

sama bahan-bahan organik, baik sebagai pupuk kandang, pupuk

hijau atau bahan-bahan lainnya (JICA, 1981).

- Berdasarkan keadaan umum tanaman murbei di Indonesia, kondisi

lahan penanaman terutama pada tanah-tanah laterite (dimana

unsur-unsur phosfor dan kalium sangat kurang) mengakibatkan

rendahnya mutu daun murbei sebagai pakan ulat sutera.

Akibatnya, ulat sutera yang dipelihara sering terjadi kematian

karena kurang daya tahan terhadap penyakit, terutama penyakit

Grasseri (virus). Oleh karena itu, pemakaian pupuk yang

mengandung tidak hanya N tetapi juga unsur-unsur P dan K sangat

dianjurkan (Andadari dan Irianto, 2005).

3·3·3· Pengairan

Murbei memerlukan air yang cukup untuk pertumbuhan dan

menjaga kelembaban tanah agar porositas tanah menjadi baik. Bila

kelembaban tanah kurang, maka pertumbuhan _murbei akan

terhambat, bahkan kalau sudah parah, pertumbuhan akan terhenti.

Sebaliknya, jika terlalu banyak air terutama di musim hujan dan

tergenang mengakibatkan perakaran tidal< berkembang sempurna,

pertumbuhan terganggu dan akhirnya perakaran menjadi busuk.

Salah satu alternatif pengairan adalah dengan membuat irigasi,

yaitu air permukaan tanah mengaliri parit-parit kecil yang telah

dibuat di antara tanaman murbei. Pengairan dapat pula dilakukan

dengan membuat percikan air melalui springkel atau alat semprot

lainnya. Guna pengairan adalah untuk menjaga kelembaban tanah

dari kekeringan, sehingga perakaran murbei menjadi baik dan sehat.

Pengairan sangat diperlukan terutama pada saat musim kemarau

untuk menjaga agar produksi daun stabil. Apabila tanaman murbei

ditanam pada tanah yang tidak dapat diairi, maka pada saat musim

35

Page 48: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

kemarau tidak dapat diharapkan produksi daunnya atau tidak ada

pemeliharaan ulat.

3·4· Pemanenan Daun

Produksi daun murbei pada musim kemarau dan musim hujan

sangat berbeda. Santoso dan Prayudyaningsih (2006) melaporkan

bahwa produksi daun tertinggi pada musim kemarau dicapai M.

indica di Enrekang sebesar 297,08 gram/tanaman dan tidak berbeda

dengan M. multicaulis di tempat yang sama. Sementara itu, produksi

daun terendah dihasilkan dari jenis M. nigra. Produksi daun murbei

dipengaruhi oleh genetik dan faktor lingkungan. Selain itu, produksi

daun murbei juga dipengaruhi oleh faktor tempat tumbuh (Kaomini

dan Samsijah, 1986).

Pakan daun murbei yang berkualitas sangat dibutuhkan bagi

ulat, baik ulat kecil maupun pada ulat besar, untuk mendapatkan ulat

sutera yang sehat. Teknik pembuatan kebun murbei harus

diperhatikan dalam rangka penyediaan pakan yang berkualitas. Daun

yang diberikan pada ulat tentu berbeda antara ulat kecil dan ulat

besar. mat kecil memerlukan daun yang lunak yang tumbuh di ujung

cabang, sedangkan untuk ulat besar dapat diberikan semua daun,

asalkan masih segar.

Pengaturan pemangkasan perlu dilakukan sebagai upaya untuk

mendapatkan daun murbei yang mencukupi kebutuhan tersebut, baik

kualitas maupun kuantitasnya. Pemangkasan pada tanaman murbei

dapat dilakukan berkali-kali (hampir 2-3 bulan sekali) untuk

merangsang munculnya tunas baru dan kandungan gizi daun sesuai

dengan kebutuhan pertumbuhan ulat. Apabila tanaman murbei

dibiarkan, pertumbuhannya akan tinggi dengan percabangan yang

Page 49: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

. . '

.. .

' I 1 I

tidak teratur. Akibatnya, tanaman tidak banyak menghasilkan daun

dan sulit untuk dipanen. Oleh sebab itu, pemangkasan sebaiknya

segera dilakukan untuk menjaga agar tanaman murbei tidak tumbuh

terlalu tinggi. Pemangkasan akan merangsang keluarnya tunas-tunas

baru dan produksi daun setiap pohon akan lebih banyak, sehingga

ketersediaan daun sebagai pakan ulat sutera akan terjamin.

Pemangkasan sebaiknya disesuaikan dengan jadwal ulat yang akan

dipelihara, sehingga ulat sutera selalu terjaga kecukupan pakannya.

Bentuk pangkasan seperti disajikan pada Gambar 13 .

Gambar 13. Bentuk pangkasan pada tanaman murbei: Pangkasan rendah (A), Pangkasan sedang (B) dan Pangkasan tinggi (C) (Foto: Rahmawati dan Sari)

Murbei yang sudah banyak cabang pada umur enam bulan

dilakukan pemangkasan awal, kemudian akan bertunas dan

bercabang kembali. Tiga bulan kemudian, pemangkasan dilakukan

kembali hingga umur sembilan bulan. Pemangkasan selanjutnya

dapat dilakukan setiap 2 atau 3 bulan sekali untuk pakan ulat sutera.

Metode pemangkasan murbei sebagai berikut:

1. Pangkasan rendah

Tanaman murbei dipangkas 15-30 em di atas permukaan tanah.

Kebaikannya adalah pertumbuhan cabang dan produksi daun lebih

37

Page 50: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

banyak, mudah melakukan pemungutan daun, serta mudah

melakukan pemangkasan selanjutnya. Pangkasan tersebut

dilakukan setelah umur murbei 4-5 tahun. Berdasarkan hasil

penelitian Sudrajat (1989), pangkasan 20 em pada M. nigra

menghasilkan eabang terbanyak dibandingkan dengan pangkasan

70 em dan 120 em.

2. Pangkasan sedang

Tanaman murbei dipangkas setinggi 50-100 em eli atas permukaan

tanah. Pangkasan sedang akan merangsang pertumbuhan

perakaran yang dalam, sehingga tanaman akan lebih tahan

terhadap serangan penyakit. Menurut Sudrajat (1989), pangkasan

70 em menghasilkan kandungan protein, kalsium dan pospor yang

lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk pangkasan lainnya.

3· Pangkasan tinggi

Tanaman murbei dipangkas setinggi 100 em atau lebih dari

permukaan tanah. Namun, hasil pangkasan ini menyebabkan

produksi daun kurang banyak dan pemungutan daun lebih sulit

dilakukan.

Pangkasan pertama bertujuan untuk pembentukan kerangka

pohon, sehingga tanaman tidak terlalu tinggi, menghasilkan eabang

yang lmat, letaknya teratur, arahnya menyebar dan produktif. Untuk

menghasilkan tanaman murbei sesuai dengan tujuan tersebut, maka

pangkasan jangan dilakukan terlalu eepat. Tanaman murbei idealnya

dipangkas pertama kali pada umur 9-12 bulan dan dipangkas pada

ketinggian ± so em dengan hanya mempertahankan 2-3 eabang

pokok. Alat pangkas yang eocok digunakan yaitu gunting stek atau

Page 51: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

. ....

--------~~~----'-- -

gergaji untuk memangkas eabang yang besar. Alat yang dapat

merusak atau mengakibatkan peeahnya eabang/ batang murbei

diusahakan tidak digunakan. Arah memangkas dilakukan dari bawah

ke atas dengan kemiringan 45°. Pemangkasan berikutnya dilakukan 3

bulan setelah pangkasan pertama. Pangkasan dilakukan pada

ketinggian 60 em atau 10 em di atas pangkasan pertama. Pada

pangkasan kedua dipelihara 3-4 eabang pokok.

3·4·1· Panen Daun untuk Ulat Kecil

Kebun murbei untuk ulat keeil bukan sepenuhnya ditujukan

untuk menghasilkan banyaknya daun, akan tetapi menghasilkan

kualitas daun yang berguna bagi pertumbuhan dan kesehatan ulat.

Letak kebun harus dekat dengan tempat pemeliharaan ulat kecil.

Keadaan tanahnya juga harus baik, serta mendapat sinar matahari

dari pagi hingga sore. Pemberian mulching jeramijsekam padi pada

waktu musim kemarau sangat diperlukan untuk mempertahankan

kelembaban tanah atau mengurangi penguapan, sehingga daun yang

dihasilkan tetap lunak dan tidak mengeras. Kebun ulat keeil dipanen

pada umur 1,5-2 bulan setelah pangkas.

Persiapan daun untuk ulat keeil, yaitu tanaman murbei

dipangkas 30 hari sebelum pemeliharaan ulat. Sementara untuk ulat

besar, tanaman murbei dipangkas 2-3 bulan sebelum pemeliharaan

ulat. Pengelolaan kebun ulat kecil dengan pemeliharaan ulat setiap

bulan disajikan pada Gam bar 14.

Pemeliharaan kebun ulat keeil sangat penting karena

berhubungan erat dengan produktivitas tanaman murbei tersebut.

Kegiatan pemeliharaan kebun murbei, meliputi: pemangkasan,

pendangiran, pemupukan, pemberantasan hama, pengairan dan

mulching. Pemeliharaan kebun dilaksanakan segera setelah pan en,

39

Page 52: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

40

dengan kebutuhan luas kebun ulat kecil 1 : 10 luas kebun ulat besar

(daun yang dibutuhkan ulat kecil hanya sedikit, yaitu sekitar 10-15%

saja dari kebun yang disediakan untuk ulat besar) .

Januari Februari Maret April Mei Juni Kebun

ulat kecil

~ ~t- {~~~ Blokl

j~ Il ~' 1 11 J 11 Pangkas Pangkas Pangkas ulang ulang ulang

Pan en Pertumbuhan (45 - 6o hari)

Januari Februari Maret April Mei Juni Kebun

ulat kecil

jb]l \V ~ Blok II ~ Jl Jit J

Pangkas Pangkas Pangkas ulang ulang ulang

Pan en Panen pada bulan Juli- Desember kembali siklusnya seperti bulan Januari - J uni

Garnbar 14. Tata waktu panen kebun ulat kecil dengan pemeliharaan ulat setiap bulan (JICA, 1980)

3.4.2. Panen Daun untuk Ulat Besar

Tanaman murbei yang tumbuh di daerah tropis tidak

mengalami masa istirahat, sehingga panen daun dapat dilaksanakan

secara terus menerus. Hal ini akan menyebabkan pertumbuhan

Page 53: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

.,

r I r I

~

tanaman menjadi kurang baik dan hasil daunnya akan menurun. Oleh

karena itu, tanaman murbei harus istirahat dan jangan diadakan

pemangkasan pada musim kemarau. Tata waktu panen kebun ulat

besar dengan pemeliharaan tiap bulan disajikan pada Gambar 15.

Januari Februari Maret April Mei Juni Kebun ulat

besar Blok -c~ \~~~ ~~)

I ~ ]l ~ ll J j_

I I Masa pertumbuhan l I Panen I Pangkas Panen I Pangkas

Januari Februari Maret April Mei Juni Kebun ulat

~ besar Blok ~t-II ~ 11 ll .1 J

I I Masa pertumbuhan . I I Panen I Pangkas Panen I Pangkas

Januari Februari Maret April Mei Juni Kebun ulat

besar Blok ~t:~ \~~ III ~ ll ~

J. J.

I I Masa pertumbuhan l Panen I Pangkas Pan en

Gambar 15. Tata waktu panen kebun ulat besar dengan pemeliharaan tiap bulan (JICA, 1980)

Untuk pakan ulat besar, murbei harus dipangkas 60-90 hari

sebelum pemeliharaan ulat sutera atau 50-70 hari sejak keluar tunas.

Pada pemeliharaan ulat besar, daun dan ranting dapat digunakan

41

Page 54: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

'

42

untuk pakan ulat. Stadia ulat besar membutuhkan banyak daun untuk

pertumbuhannya. Daun murbei dalam jumlah yang eukup akan

menjamin produksi kokon yang tinggi.

Urutan pekerjaan dalam penyediaan daun untuk ulat besar

adalah sebagai berikut:

- Pangkasan pada tahun pertama:

Pada tahun pertama, pemangkasan ditujukan untuk membentuk

batang pokok yang baik dan pertumbuhan perakaran yang kuat.

Jadi, basil daun tidak terlalu diharapkan akan tetapi pangkasan ini

mempakan dasar bagi pertumbuhan murbei pada tahun-tahun

berikutnya.

- Pangkasan sedang:

Setelah tanaman bemmur 2 tahun, maka pada saat itu boleh

diharapkan basil daun yang banyak. Pada saat itulah pangkasan

sedang dilaksanakan, yaitu dengan memangkas setinggi 50-70 em

dari permukaan tanah. Pangkasan sedang ini dilakukan satu tahun

sekali, sedangkan waktu pelaksanaannya dikerjakan 2-3 bulan

sebelum dipanen daunnya. Dengan perkataan lain: umur daun

hams sudah 2-3 bulan, karena daun yang bemmur tersebut sangat

eoeok untuk pakan ulat besar. Sepuluh hari setelah dipangkas,

tanaman murbei hams dipupuk urea dengan dosis 200

kg/ hajtahun.

- Pangkasan tunas tingkat pertama:

Setelah pangkasan sedang dilaksanakan, maka untuk periode

pemeliharaan selanjutnya dipangkas tunas-tunas murbei ini

sepanjang s-6 mata, atau setinggi 5 em dari bekas pangkasan

sedang sebelumnya, sehingga dari mata ke mata itu akan tumbuh

tunas bam. Setelah bemmur 2 bulan, tunas akan meneapai tinggi

Page 55: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

; ,

-----~~======~

70-80 em. Daun yang dihasilkan dari sini sangat eoeok bagi ulat

besar. Selesai dilaksanakan pemangkasan, harus segera dipupuk

urea dengan dosis 200 kgjhajtahun.

- Pangkasan tunas tingkat kedua:

Untuk periode pemeliharaan ulat selanjutnya dan dalam rangka

penyediaan daun untuk ulat besar, maka tunas-tunas murbei

dipangkas lagi sepanjang s-6 mata, atau setinggi 5 em dari bekas

pangkasan tunas tingkat pertama. Dua bulan kemudian, tunas

yang tumbuh dari mata-mata ini akan meneapai tinggi 70-80 em,

yang daunnya sangat eoeok untuk pakan ulat besar. Setelah

pangkasan ini, kebun harus segera dipupuk urea dengan dosis

sebanyak 200 /kg/ha/tahun.

Setelah panen daun, kebun ulat besar untuk pemeliharaan ulat

tiap bulannya diperlukan pemeliharaan seeara rutin. J enis kegiatan

pemeliharaannya sama dengan kebun murbei untuk ~at keeil, hanya

perlakuannya yang berbeda.

Tanaman murbei semakin tua usianya semakin banyak eabang

yang mati. Tanaman akan terserang hama penggerek batang yang

menyebabkan pertumbuhan tanaman menurun, sehingga hasil

daunnya akan berkurang. Oleh sebab itu, pemotongan eabang yang

mati perlu dilakukan untuk memperbaiki keadaan ini. Dengan

demikian, eabang-eabang yang baru diharapkan akan dapat tumbuh

kern bali.

Cara mengembalikan kesehatan tanan1an murbei setelah panen

daun terns menerus atau setelah tegakan tua:

43

Page 56: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

44

Pemangkasan tunas dan pemotongan batang

Pekerjaan ini dilaksanakan dalam rangka pencegahan penularan

hama dan penyakit yang diperkirakan akan menyerang tanaman

murbei. Selain itu, pemangkasan juga bertujuan untuk memperindah

bentuk tajuk tanaman murbei. Terdapat beberapa cara pemangkasan

tunas dan pemotongan batang, yaitu:

- Kabunaosi:

Kabunaosi adalah pemangkasan tunas yang tingginya sama dan

dilakukan pada tanaman murbei yang daunnya baru saja diambil

untuk pakan ulat. Tujuannya adalah agar tunas-tunasnya tumbuh

sama tinggi dan untuk memperindah bentuk batang. Selain

memangkas rata, pekerjaan kabunaosi juga dimaksudkan agar

pekerjaan memangkas ini tidak menyebabkan batang pecah,

sehingga tidak menjadi tempat sarang hama.

- Kabukirei:

Kabukirei adalah pekerjaan memangkas tunas kecil yang terdapat

di batang pohon murbei. Tunas-tunas itu dapat menjadi tempat­

tempat bersarangnya hama yang masih muda. Selain memangkas

tunas-tunas kecil, pekerjaan lain adalah memotong batang atau

tunas yang sudah terserang hamaj penyakit.

- Kabusage:

Kabusage dilakukan pada pohon murbei yang terserang hama

penggerek batang dan kutu daun. Cara kabusage ini dilakukan

dengan memotong atau memangkas batang pokok setinggi 10- 20

em dari muka tanah, sehingga batang-batang yang terserang

penggerek batang dan kutu daun itu hilang dan akan didapatkan

batang murbei yang sehat. Selain itu, kabusage juga ditujukan

untuk meremajakan kembali batang pokok dari tanaman murbei.

Page 57: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Kabusage dengan tujuan untuk meremajakan tanaman murbei

minimal harus dilaksanakan setiap 5 tahun sekali.

3·5· Hama dan Penyakit Murbei

Pengendalian hama dan penyakit tanaman murbei sebaiknya

dilaksanakan secara preventif, yaitu pencegahan sebelum terjadi

serangan hama atau penyakit. Seperti halnya tanaman lain, murbei

tidak terlepas dari serangan hama dan penyakit. Penyebaran dan

kerusakan tanaman akibat terserang hama dan penyakit sangat

dipengaruhi oleh pengelolaan kebun murbei, seperti pemangkasan,

pemanenan dan pemupukan. Oleh sebab itu, kondisi kebun harus

diusahakan dalam keadaan baik untuk mencegah kerusakan tanaman

akibat hama dan penyakit tersebut. Sementara itu, untuk

mengendalikan serangan hama dan penyakit yang sudah menyerang,

pengendalian dilakukan pula dengan menggunakan pestisida.

Pengendalian penyakit yang disebabkan oleh jamur dapat

digunakan obat-obatan fungisida (bubur bordeaux, dithane atau obat­

obatan untuk jamur lainnya), sedangkan untuk pemberantasan hama

(ulat pucuk, penggerek batang, kutu daun, dll) digunakan insektisida,

diazenon, malatheon dan lain-lain. Dosis penyemprotan sebanyak 20-

30 cc/10 liter air. Hal yang perlu diperhatikan adalah waktu

penyemprotan tidak boleh terlalu dekat dengan masa penggunaan

daun untuk pakan ulat, yaitu sekurang kurangnya 20 hari

sebelumnya. Apabila intensitas serangan hama atau penyakit cukup

berat, pemberantasan dapat ditambah frekuensinya dalam satu siklus

pangkasan, yaitu sebanyak 3 kali dengan tenggang waktu

penyemprotan I, II dan III antara 10-15 hari.

45

Page 58: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Pangkas 7 11 Pemeliharaan ulat ------Penyemprotan hama

Gambar 16. Bagan tata waktu pemberantasan hama

Dari sekian banyak hama dan penyakit murbei, terdapat

beberapa jenis hama dan penyakit tanaman yang sering menyerang

tanaman murbei di Indonesia, yaitu :

1. Hama; hama pucuk, kutu daun, penggerak batang, kutu batang,

rayap dan belalang.

2. Penyakit; penyakit tepung, bintik daun, bercak daun, karat,

bakteri, plasta dan busuk akar violet.

Bagian selanjutnya akan membahas secara rinci jenis-jenis

hama dan penyakit yang menyerang tanaman murbai, meliputi gejala

serangan hingga teknik pengendalian.

3.5.1. Hama Tanaman Murbei

3.5.1.1. Hama pucuk (ulat pucuk) Glyphodes pulverulentalis

a. Gejala serangan dan kerusakan yang ditimbulkan:

Kerusakan ditimbulkan oleh stadium larva ( ulat) seperti pada

Gambar 18 yang menyerang tanaman murbei di persemaian dan di

lapangan, terutama 1-2 bulan setelah pangkas. Larva yang baru

menetas akan memakan daun yang masih lunak. Larva yang lebih

tua memakan seluruh jaringan daun murbei, kecuali tulang daun

yang besar. Akibatnya, daun akan berubah menjadi coklat

transparan.

Page 59: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

.. .

. ...

.. I .

, •

~

I

Apabila kerusakan berlanjut dan banyak daun yang dimakan,

kerusakan tersebut akan menyebabkan nilainya sebagai pakan ulat

sutera menurun. Akibatnya, terjadi kekurangan pakan daun untuk

ulat kecil maupun ulat besar. Kerusakan sering terjadi di antara

akhir musim hujan dan awal musim kemarau.

b. Morphologi dan cara hidupnya:

Siklus hidup satu generasi hama kira-kira 25 hari. Telur diletakkan

satu persatu sepanjang tulang daun di permukaan bawah. Larva

menetas kira-kira 5-6 hari setelah telur diletakkan. Larva berwarna

hijau bening, kepala coklat muda dan setelah dewasa berubah

menjadi coklat kemerahan. Periode larva 8-10 hari. Sebelum

menjadi pupa, larva terlebih dahulu menggulung bagian daun yang

dimakannya dengan serat untuk melindungi dirinya dan

selanjutnya membuat kokon tipis dari sutera di dalamnya.

3·5·1.2. Kutu daun (Maconellicoccus hirsutus Green)

a. Gejala serangan dan kerusakan yang ditimbulkan:

Kerusakan oleh hama tersebut menyebar secara vertikal yang

memperlihatkan bahwa kerusakan daun bagian atas 61,3%, bagian

tengah 33% dan bagian bawah 5,7%. Serangga tersebut hidup

sebagai parasit di pucuk atau di daun muda dan menghisap cairan

di kuncup daun. Akibatnya, bercak-bercak hitam timbul di tempat

tersebut dan selanjutnya akan menghentikan timbulnya kuncup

daun yang baru. Daun berubah bentuk; mengkerut, kuncup daun

membengkak, dan ruas pada daun menjadi pendek. Akibatnya,

cabang membengkak dan memendek. Pucuk yang cacat tersebut

al<an mempercepat proses pembiakan hama.

47

Page 60: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Daun muda yang terserang kutu ini akan berkurang nilai

nutrisinya. Kerusakan yang luas menyebabkan kekurangan daun

untuk ulat kecil.

Kerusakan yang hebat akan terjadi, terutama pada akhir musim

kemarau, atau awal musim hujan.

b. Morphologi dan cara hidupnya:

Panjang badan serangga dewasa sekitar 7 mm, dengan warna coklat

keabu-abuan, ditutupi oleh tepung putih. Serangga ini menyerang

sepanjang tahun, terutama di awal musim hujan. Telur diletakkan

di pangkal tangkai daun atau di daun-daun yang tergulung/

keriting. Siklus untuk 1 generasi membutuhkan waktu kira-kira 35

hari.

Nympha dan serangga dewasa betina mengeluarkan kotoran yang

rasanya manis, yang biasa disebut "embun madu". Kotoran ini

mengundang semut berdatangan untuk menghisap cairan hasil

sekresi tersebut. Serangga dewasa betina aktifbergerak, sehingga

kemungkinan kerusakan oleh serangga ini cepat meluas pada

kebun-kebun murbei yang terlindung.

3·5·1·3· Penggerek batang (Stem borer) Epepectes plarator

Newman

a. Gejala serangan dan kerusakan yang ditimbulkan:

Mula-mula larva akan memakan bagian bawah kulit kayu

sepanjang lapisan kambium secara tidak teratur. Selanjutnya,

larva akan masuk ke dalam lapisan xylem, dengan membuat lubang

dan berkembang di sini. Akibatnya, daya tahan tanaman menjadi

lemah dan batang patah. Apabila hal ini berlanjut, kerusakan akan

mengakibatkan tanaman mati.

Page 61: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

. ...

b. Morphologi dan cara hidupnya:

Imago (serangga dewasa) kumbang betina panjangnya ± 25 mm,

yang jantan lebih kecil (panjangnya ± 20 mm). Baik jantan

maupun betina berwarna coklat, dengan bintik-bintik hitam di

kepala, punggung dan bagian atas sayap. Serangga dewasa keluar

dari batang yang terserang, setelah mengalami masa pupa dan

memakan tunas muda atau kulit kayu. Serangga betina dewasa

memakan tunas muda, kemudian menusuk/mengigit permukaan

batang sampai di bagian kayu dan meletakkan telur di pembuluh

batang itu, pada kedalaman kira-kira 10 mm. Telur diletakkan satu

persatu. Bagian batang tempat telur diletakkan, terlihat bintik­

bintik nekrosis.

Larva yang baru menetas, pada awal stadia, akan memakan bagian

kulit kayu tempat telur tersebut diletakkan. Larva tumbuh dan

perlahan-lahan memakan lapisan kulit kayu dan merusak batang

yang digerek ke arah bawah. Batang yang terserang tadi menjadi

lemah, sampai patah dan mati. Selanjutnya, larva akan pindah ke

batang lain. Kadang-kadang, larva membuat jalan keluar pada

tempat di mana kotoran dikeluarkan.

3·5·1·4· Kutu batang (Scale insect) Psedaulacapsis

pentagona Torgioni Tozzetti

a. Gejala serangan dan kerusakan yang ditimbulkan:

Serangga ini cenderung menyerang kebun murbei yang terlindung

oleh pohon-pohon besar, atau di bawah kondisi yang lembab di

musim hujan. Serangga dewasa betina dan nympha hidup sebagai

parasit pada cabang/batang. Serangga menghisap cairan tanaman

dengan menusuk ke dalam kulit kayu, sehingga menyebabkan

49

Page 62: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

so

vitalitas pohon menjadi lemah. Apabila kerusakan serius, tanaman

dapat menjadi layu dan mati.

b. Morphologi dan cara hidupnya:

Panjang badan serangga dewasa betina kira-kira 1,3 mm,

berbentuk oval Oonjong). Imago mengalami hibernasi. Sesudah

hibernasi akan meletakkan telur ± 150 butir. Nympha yang

menetas dari telur akan berpencar di sekitar induk betina, relatif

kecil dan akan berkembang. Nympha jantan sebelum matang

berbentuk lonjong panjang dan berwarna putih kapas. Nympha

betina berwarna coklat keabu-abuan, hidup berkumpul, bentuknya

seperti topi dan mengisap cairan tanaman dengan menusukkan

mulutnya ke dalam kulit kayu. Jika serangan cukup berat, kondisi

ini akan menyebabkan kematian tanaman.

Serangga jantan dewasa bersayap, setelah melalui masa telur,

larva/nympha dan pupa. Serangga betina tidak melalui masa pupa,

sedang imagonya tidak bersayap.

waktu kira-kira 40 hari.

Satu generasi memerlukan

3·5·1·5· Rayap (Macrotermes gilvus Hagen)

Jenis rayap ini, selain menyerang bahan-bahan mati yang

banyak mengandung sellulosa, kadang-kadang juga menyerang

pohon-pohon muda yang mengalami kerusakan atau pohon-pohon

yang tumbuhnya tidak sehat. Bahkan, pohon-pohon yang sehat pun

akan diserang apabila tidak ada pilihan bahan makanan lain. Pada

umumnya, serangan terjadi pada akar atau leher akar. Apabila

serangan terjadi pada tanaman yang masih kecil, akar dan daerah

leher akar biasanya habis dimakan, sehingga tanaman mati dan

mudah dicabut. Kesulitan yang dihadapi dalam pencegahan hama ini

adalah serangan baru diketahui jika telah lanjut. Hal ini disebabkan

Page 63: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

serangan terjadi di pangkal batang dekat permukaan tanah. Rayap

masuk dari batang ke dalam bagian kayu dan membuat lubang di situ.

Gambar 18.

Belalang yang makan daun murbei (Foto:

Suhandi)

3·5·1.6. Belalang

Gambar 17.

Daun yang terserang hama pucuk dan larva Glphodes puluerulentalis (Foto: Rahmawati)

Belalang membawa bibit penyakit yang menyerang daun

murbei. Saat ini, banyak belalang pada daun murbei. Pengendalian

dapat dilakukan dengan penyemprotan menggunakan pestisida

(Thiodan 300 cc, Hostation soo cc) secara teratur setiap dua minggu.

Hal yang perlu diperhatikan adalah jangan mengambil daun untuk

pakan ulat sutera ketika pestisida masih menempel di daun.

51

Page 64: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

52

Gambar 19.

Penyakit karat pada daun (Foto: Suwandi)

3.5.2. Penyakit Tanaman Murbei

Gambar2o.

Penyakit plasta pada batang (Foto: Suwandi)

3·5·2.1. Penyakit tepung (Powdery mildew)

a. Gejala penyakit:

Pada umumnya, serangan di musim kemarau terjadi pada tunas

atau cabang bagian atas banyak terserang penyakit dengan

kehebatan serangan tinggi. Sebaliknya di musim hujan, serangan

terutama te:rjadi di bagian bawah, dengan tingkat serangan rendah.

l

Page 65: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

f : I ~

. ~ .. '

Terdapat hubungan antara daun yang mengeras dengan munculnya

penyakit tersebut. Pada musim kemarau, kandungan air di dalam

tanah berkurang dan menyebabkan pertumbuhan murbei tidak

optimal. Oleh karena itu, daun sampai di bagian atas pun akan

cepat mengeras, umur daun menjadi pendek, dan secara tidak

langsung akan mempengaruhijumlah daun yang dihasilkan. Mula­

mula nampak adanya bintik-bintik putih atau abu-abu putih, yang

kemudian meluas menjadi bercak-bercak. Bercak mula-mula

berwarna kuning, kemudian menjadi coklat dan akhirnya hitam.

Daun murbei yang terserang penyakit ini tidak menjadi layu

dengan tiba-tiba, akan tetapi akan kehilangan zat hara dan

kandungan airnya. Daun akan cepat mengeras, sehingga daun

tidak baik untuk pakan ulat sutera. Pada permukaan daun bagian

bawah nampak ada lapisan putih setebal 5-20 mm, yang kemudian

meluas, menimbulkan penampilan seperti tepung. Prosentase

kerusakan daun lebih besar dari so% pada susunan daun ke 11-15.

b. Penyebab penyakit:

Penyakit tepung disebabkan oleh cendawan Phyllactinia corylea.

Bagian putih keabu-abuan yang terdapat pada daun yang terserang

adalah hypha dan konidium dari cendawan tersebut. Cendawan

mendapatkan makanannya dari cabang-cabang hypha yang masuk

melalui stomata, mengadakan kontak dengan sel-sel mesophyl dan

haustorium-nya berkembang disitu, serta menghisap zat-zat

makanan.

Beberapa hari setelah cendawan mengadakan infeksi, hypha

somatik menghasilkan sejumlah konidiospore yang hialin, dengan

konidia diujungnya. Konidia ini akan melepaskan diri, dan

berkecambah dan berkembang pada daun yang terserang.

53

Page 66: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

54

Bintik-bintik kecil pada daun merupakan perithecum yang

mengandung asci. Di dalam asci terdapat ascospora yang tersebar

dan melekat di daun-daun yang sehat. Ascospora berkembang biak

dan menimbulkan penyakit.

3.5.2.2. Penyakit bintik daun

a. Gejala penyakit:

Penyakit menyerang di permukaan bawah daun dan menyebabkan

daun tersebut menghitam dan kotor, seperti kena asap api.

Pertama-tama, bagian yang diserang adalah sela-sela di antara urat

daun. Selanjutnya, serangan akan menyebar ke bagian lain dan

mengakibatkan seluruh bagian daun tersebut kelihatan hitam.

Intensitas serangan tinggi terjadi di musim kemarau dan intensitas

rendah terjadi di musim hujan. Prosentase kerusakan daun lebih

besar so% pada susunan daun ke 16-20.

b. Penyebab penyakit:

Patogen dari penyakit tersebut adalah Sirosporium mori Sydow.

Hypha merayap di bagian bawah daun dan masuk ke jaringan

melalui stomata. Pada jaringan, hypha akan tumbuh dan

selanjutnya membentuk konidia. Konidia dibawa angin dan

melekat pada daun lain dan akan bertunas lagi. Apabila

· kelembaban serta temperatur memungkinkan, konidia akan

menjadi hypha yang berupa bintik-bintik.

3·5·2·3· Penyakit bercak daun

a. Gejala penyakit:

Bintik-bintik penyakit muncul di kedua bagian sisi daun. Pada

mulanya, besarnya seperti biji wijen dan berwarna coklat gelap.

Selanjutnya, bintik akan berkembang terus sampai mempunyai

Page 67: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

• ...

diameter 3-5 mm, dengan bentuk yang tidak teratur, atau bersisi

banyak. Bagian tepi dari bintik-bintik penyakit ini berwarna coklat

gelap, sedangkan bagian tengahnya menjadi hitam. Pada bagian

tengah ini berkumpul kira-kira 10 butir spora kecil yang berwarna

putih atau merah muda.

b. Penyebab penyakit:

Patogen dari penyakit ini adalah Septogleum mori Briosi et Cavapa.

Penyakit ini munculjmenyerang sepanjang tahun; terutama pada

kebun murbei yang terlindung, dengan kelembaban tinggi, jarak

tanam yang sempit dan pergerakan angin tidak baik. Intensitas

serangan rendah dan berbeda di setiap daerah.

3·5·2·4· Penyakit karat

a. Gejala penyakit:

Penyakit ini menyerang bagian kuncup dan tunas, berupa bercak­

bercak kekuningan di helai daun, tangkai daun dan cabang muda

(Gambar 19). Bagian yang terserang akan membengkak, atau

melengkung ke bawah dan mengalami kerusakan. Serangan di

bagian kayu yang hijau/ cabang muda akan menimbulkan

kerusakan yang berwarna coklat tua dan kayujcabang menjadi

lemah, serta mudah patah.

b. Penyebab penyakit:

Patogen penyebab penyakit terse but adalah Aecidium mori Barclay.

Cendawan membentul< aecidium yang mengandung spora. Spora

ini mudah terbawa angin, melekat pada daun-daun yang sehat.

Pada suhu serta kelembaban yang cocok, spora akan berkecambah

dan mengadakan penetrasi ke dalam daun. Setelah kira-kira 20

hari, aecidium dihasilkan dan spora dibentuk. Spora ini bersifat

lemah. Pada suhu 20° C atau lebih, daya kecambah spora menurun

55

Page 68: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

..

56

dengan cepat, satu bulan setelah infeksi. Meskipun demikian,

hypha cendawan tetap mengadakan penetrasi ke dalam jaringan,

beristirahat disini dan meluas sesuai dengan pertumbuhan

daunnya.

3·5·2·5· Penyakit bakteri

a. Gejala penyakit:

Pada tangkai daun terjadi bintik-bintik nekrosis atau pada

tunasjcabang muda terdapat seperti garis-garis. Biasanya, daun

akan keriting dan mengecil. Penyakit ini muncul di musim hujan,

menyerang tunas muda, muncul bintik-bintik nekrosis pada daun,

yang akhirnya sampai berlubang. Urat dan tangkai daun yang

nekrosis juga akan mengerut dan menggulung, yang kemudian

akan berubah menjadi kuning, dan akhirnya daun akan gugur. Bila

ujung cabang yang terserang, maka akan menjadi hitam, layu dan

mati. Gejala serangan nampak seperti gejala serangan kutu daun.

Perbedaannya, urat daun bagian bawah yang 'terserang terutama

adalah oleh penyakit bakteri.

b. Penyebab penyakit:

Penyakit ini disebabkan oleh patogen Pseudomonas syringe pv

mori Boyer et Lambart et al. Penyakit ini hanya menyerang pucuk

yang sedang tumbuh dan tidak menyerang cabang atau daun yang

tua. Bakteri masuk melalui luka akibat gigitan serangga hama atau

melalui stomata dan memperbesar kerusakan di sekitar jaringan

terse but.

Penyakit ini sering menyerang kebun murbei di daerah-daerah

dengan temperatur rendah dan banyak hujan, jarak tanamnya

rapat atau yang menggunakan pupuk nitrogen berlebihan.

Page 69: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

' ' .. •

l

3·5·2.6.Penyakit plasta

a. Gejala penyakit:

Bintik-bintik penyakit berwarna kelabu, yang nampak seperti

plester yang ditempel, muncul pada cabang dan batang (Gambar

20). Bintik penyakit ini adalah mycelium yang berbentuk bulat

atau bulat panjang dan membuat hypha yang keras. Pada

permulaan akan muncul bintik-bintik kecil yang lama-kelamaan

meluas, sampai melingkari cabang dengan kisaran lebih dari 40

em.

b. Penyebab penyakit:

Penyakit ini disebabkan oleh patogen Septobasidium bogoriense

Patouillah. Pada cabang atau batang, biasanya ditemukan juga

serangan kutu batang, vitalitas pohon murbei akan menurun.

Basidiospora akan berkecambah pada embun jelaga yang

dikeluarkan oleh kutu batang, yang merupakan kondisi yang sangat

bagus untuk pertumbuhan hypha. Mycelium .dari penyakit

tersebut secara umum dibentuk di permukaan kulit pohon saja dan

menyebabkan kerusakan yang relatif kecil. Namun, apabila

cabang-cabang kecil diselimuti mycelium, pertumbuhan bagian

atas cabang akan terhenti.

3·5·2·7· Penyakit busuk akar violet

a. Gejala penyakit:

Akar tanaman murbei yang sakit diliputi oleh lapisan (membran)

berwarna coklat kemerahan atau violet tua. Warna ini pada kulit

akar berubah menjadi coklat kehitaman, sedangkan bagian di

antara epidermis dan xylem membusuk. Infeksi pada akar

menyebabkan akar menjadi lemah, membusuk dan akhirnya mati.

Serangan penyakit ini ada 2 tipe gejala yaitu:

57

Page 70: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

sB

1. Infeksi yang akut menimbulkan gejala yang jelas dan tanaman

yang terserang akan mati dengan cepat.

2. Infeksi kronis tidak menimbulkan gejala yang jelas pada

tanaman yang terserang; tanaman tetap hidup meskipun

lemah. Di sekitar pohon yang mati tidak nampak adanya

vitalitas murbei yang menurun. Akar yang mati nampak seperti

akar yang kering. Setelah ada jamur, penyakit baru timbul.

Perkembangan penyakit ini lamban sekali dan patogennya tidak

dapat dipisahkan.

b. Penyebab penyakit:

Penyakit ini disebabkan oleh patogen Helico basidium Mompa

Tanaka. Mycelium cendawan dibentuk dari sekumpulan hypha.

Setiap basidium menghasilkan empat basidiospora di ujungnya.

Spora-spora ini berkecambah dengan baik, terutama di tanah yang

basah akan masuk ke dalam jaringan akar dan menyebabkan

pembusukan. Apabila serangan kuat, akar-akar cabang dapat

terkena infeksi pula dan sclerotium cendawan yang berwarna

kemerah-merahan meliputi permukaan akar.

Beberapa tahun setelah pembukaan tanah, struktur tanah akan

berubah dan cendawan makin masuk ke dalam, sehingga serangan

pada permukaan tanah makin lemah.

Di kebun murbei yang sudah tua, cendawan bersifat parasitis pada

akar di dalam tanah dan mengadakan serangan yang meluas.

Tanah yang mengandung mycelium atau sclerotium dari cendawan

ini membahayakan bagi pertumbuhan akar tanaman.

Page 71: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

~~------

4· ULAT SUTERA Bombyx mori L.

4.1. Biologi illat Sutera Bombyx mori L.

Ulat sutera (Bombyx mori L.) diklasifikasikan dalam divisi

Holometabola, filum Arthopoda, kelas Insect, ordo Lepidoptera,

family Bombycidae. Bombyx berasal dari nama jenis serangga

penghasil serat pada family Bombycidae dan mori berasal dari morus

yang berarti murbei sebagai makanannya.

Menurut Samsijah dan Andadari (1992) serta Samsijah dan

Kusumaputra (1978) ulat sutera dapat dibedakan berdasarkan atas

beberapa hal, yaitu:

1. Pembagian berdasarkan banyaknya generasi dalam setahun yang

dibedakan menjadi:

a. Monovoltine; dalam setahun hanya menghasilkan satu

generasi karena terjadi penundaan pematangan embrio selama

musim dingin. Jenis ini tidak tahan dipelihara di tempat

panas, ulat berukuran besar dengan kokon yang besar pula.

b. Bivoltine; dalam setahun dua generasi dihasilkan, kokon

berukuran besar dan kurang tahan dipelihara di daerah panas.

c. Polyvoltine; dalam setahun dihasilkan lebih dari tiga generasi

atau lebih, tahan hidup di daerah panas, kokon berukuran

kecil dan kandungan suteranya sedikit.

2. Pembagian berdasarkan pergantian kulit yang dibedakan menjadi:

a. Three molters; yaitu jenis yang mengalami tiga kali pergantian

kulit selama berbentuk ulat.

b. Four molters; yaitu jenis yang mengalami empat kali

pergantian kulit dan dianggap sebagai penghasil sutera terbaik

sehingga paling banyak dipelihara.

59

Page 72: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

60

c. Five molters; yaitu jenis yang selama menjadi ulat mengalami

lima kali pergantian kulit.

3. Pembagian berdasarkan asal negara induk disajikan pada Gambar

21, yang dibedakan menjadi:

a. Ras Jepang; dengan ciri jumlah telur banyak, siklus hidup

yang panjang, bentuk ulat kecil, kokonnya putih dan

bentuknya berlekuk seperti kacang tanah.

b. Ras Cina; dengan ciri siklus hidup yang pendek, peka terhadap

kelembaban yang tinggi, produksi kokon rendah, kokonnya

agak bulat, serat suteranya halus dan mudah dipintal.

c. Ras Eropa; dengan ciri umur produksi panjang, kokon besar

dan berwarna putih, tidak tahan terhadap iklim panas dan

lembab.

d. Ras Tropika; dengan ciri hidup di daerah tropis, tahan

terhadap suhu panas dan kokon berukuran kecil.

Ulat sutera yang mengalami satu kali pergantian generasi setiap

tahun dinamakan univoltine, sedangkan yang mengalami dua kali

pergantian generasi dinamakan bivoltine. Di negara-negara beriklim

tropis yang tidak mempunyai musim dingin, pergantian generasinya

lebih dari dua kali dan dinamakan polyvoltine. Secara geografis, ulat

sutera dibedakan dalam em pat ras yaitu ras Cina, J epang, Eropa dan

Tropika.

Akibat perlakuan budidaya manusia sejak berabad yang lalu,

beberapa fungsi organ ulat sutera mengalami penurunan. Daya

cengkeram kaki-kakinya sudah tidak mampu lagi merayap di pohon

murbei, organ penciumannya sudah tidak mampu mengenali daun

murbei yang berada beberapa meter, sayap kupunya tidak dapat

dipergunakan untuk terbang di alam bebas. Dengan demikian, tanpa

Page 73: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

. ...

-----------------------------

dibudidayakan oleh manus1a, ulat sutera akan mati kelaparan dan

lambat laun punah dari muka bumi (Sukarman, 1998). Mengenai

lamanya fase ulat mulai dari telur menetas sampai siap untuk

mengokon tidak sama, tergantung dari jenis ulat dan keadaan iklim

setempat. Di tempat yang beriklim panas, pertumbuhan ulat sutera

akan lebih cepat bila dibandingkan dengan daerah dingin.

Karakteristik

Telur Ulat Kokon RasTropis

RasCina

Gambar 21. Telur, ulat dan kokon berdasarkan ras (Foto: Andadari dan Rahmawati)

61

Page 74: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

62

4.1.1. Siklus hidup

Bombyx mori L. termasuk serangga "holometabolis"

(holos=lengkap, metabole=perubahan, metamorphose lengkap), yaitu

golongan serangga yang dalam masa pertumbuhannya dari telur,

menetas menjadi larva, kemudian berubah bentuk menjadi pupa

(kepompong) dan ngengat , menunjukkan perubahan bentuk

(metamorphose) yang sempurna atau lengkap (Sihombing, 1999).

Siklus hidup tersebut di sajikan pada Gambar 22. Telur berbentuk

pipih bulat lonjong panjang 1,3 mm, lebar 1 mm dan tebal 0 ,5 mm.

Telur berwarna kuning, abu-abu dan hijau tergantung pada ras, tetapi

ada beberapa galur dari satu ras telurnya berwarna campur (abu-abu

dan hijau).

Samsijah dan Andadari (1992) menyatakan pada fase larva

terdapat beberapa tahap, yaitu instar I, instar II, instar Ill, instar IV

dan instar V. Lamanya tiap-tiap instar tidak sama. Pada umumnya,

masa yang terpendek ialah instar kedua kemudian pertama, ketiga,

keempat dan kelima. Masa istirahat lebih kurang sehari tetapi tidak

sama untuk setiap instar. Masa istirahat yang terpendek adalah masa

instar kedua, kemudian instar pertama, ketiga dan keempat.

Peralihan dari satu instar ke instar yang lain ditandai dengan

berhentinya makan atau disebut tidur dan terjadinya pergantian kulit.

U1at yang baru keluar dari telur kelihatan kecil kehitam-hitaman

atau coklat gelap dengan kepala besar, serta badannya masih tertutup

rambut. Pada hari kedua, tubuhnya menjadi gemuk, warnanya

kehijau-hijauan dan rambutnya seolah-olah rontok. Setelah itu, ulat

akan berhenti makan untuk memasuki masa istirahat dan diakhiri

dengan pergantian kulit. Setelah berganti kulit, fase mulai memasuki

Page 75: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

i I r )

i

I l .

[

f l

instar II. Ulat selanjutnya akan memasuki instar III, IV dan V, yang

biasanya didahului masa istirahat dan berganti kulit.

instar 5 instar 4 instar 3

Gambar 22. Siklus hidup ulat sutera (Bombyx mori L.) (Foto: Andadari dan Rahmawati)

Pada akhir instar V, pergantian kulit biasanya tidak terjadi

tetapi tubuhnya berangsur-angsur kelihatan seolah-olah tembus

cahaya dan ulat berhenti makan. Ulat seperti ini sudah mulai banyak

Page 76: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

mengeluarkan serat sutera dan membuat kokon. Ulat yang sudah siap

untuk membuat kokon biasanya disebut ulat yang sudah matang.

Lama masa pupa kurang lebih 11 hari. Pupa jantan ruas ke 9 terdapat

tanda titik, sedangkan pupa betina ruas ke 8 terdapat tanda kali

(Samsijah dan Andadari, 1992).

Lamanya periode hidup ulat mulai keluar dari telur sampai

membuat kokon lebih kurang satu bulan, tetapi hal ini biasanya

dipengaruhi iklim dan temperatur setempat. Dalam pemeliharaan

ulat, terbagi dua sistim yaitu: pemeliharaan ulat kecil yang terdiri dari

instar I sampai instar III atau biasa disebut UK (Ulat Kecil) dengan

umur sekitar 12 hari; dan pemeliharaan ulat besar yang terdiri dari

instar IV dan V atau biasa disebut UB (Ulat Besar) dengan umur

sekitar 13 hari. Pada lokasi dengan kelembaban rendah, umur ulat

relatif lebih panjang. Selanjutnya, ulat tersebut berubah menjadi

pupa di dalam kokon selama 2-3 hari berikutnya dan ngengat atau

kupu akan keluar dari ujung kepompongnya setelah 8-9 hari. Ngengat

akan keluar pada pagi hari dan kawin pada hari yang sama. Setelah

dikawinkan selama 4 jam, setiap induk kupu-kupu betina akan

menelurkan sejumlah 400-600 butir telur (Gambar 23).

Gambar 23. Kupu-kupu ulat sutera (Bombyx mori L.) sedang kopulasi (A) dan bertelur (B) (Foto: Andadari)

Page 77: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

4.1.2. Pembentukan serat sutera

Serat sutera dihasilkan oleh sepasang kelenjar sutera (silk

gland). Serat sutera merupakan serat double yang terdiri dari fibroin

dan serisin. Bentuk kelenjar sutera seperti yang disajikan pada

Gambar 24, terdiri dari:

Bagian depan merupakan saluran pengeluaran kelenjar yang

terbuka pada ujungnya tepat di mulut larva.

Bagian tengah, biasanya zat warna dibentuk bersama-sama serisin

(C,5H23N50s) sebagai perekat, meliputi ± 25% dari berat sutera

dan mudah larut dalam air panas.

Bagian belakang menghasilkan fibroin (C,5H26N50 6) sebagai sutera

cair, meliputi 75% bagian dari berat dan tidak mudah larut dalam

air panas.

Bagian depan

Bagian tengah

Bagian belakang

Gambar24.

Kelenjar sutera (JICA, 1980)

6s

Page 78: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

66

Benang sutera berasal dari beberapa serat yang menjadi satu.

Serat sutera tahan terhadap temperatur tinggi, hampir tidak dapat

terurai pada temperatur 110° C, tetapi warnanya berubah setelah

beberapa hari. Serat mulai terurai pada temperatur 130-170° C dan

terbakar, tetapi kualitasnya hampir tidak berubah pada 140° C untuk

beberapa waktu. Benang sutera mempunyai kelembaban 10-30%,

benang yang sudah dikeringkan dapat juga menghisapjmenyerap gas

(Samsijah dan Andadari, 1992).

4.2. Pemeliharaan Ulat Sutera

Pelaksanaan pemeliharaan ulat sutera dibagi menjadi dua

perlakuan, yaitu pelaksanaan pemeliharaan untuk ulat kecil dan

pelaksanaan pemeliharaan untuk ulat besar. Pengurusan ulat-ulat

kecil yang baru keluar dari telur hingga pemberian makan pertama

disebut hakitate dan pekerjaan ini merupakan permulaan dalam

pemeliharaan ulat sutera.

Keadaan lingkungan waktu pemeliharaan ulat sutera perlu

diperhatikan. Keperluan penetasan (inkubasi telur) memerlukan suhu

24-25° C, kelembaban 80-85%, cahaya terang selama 17-18 jam per

hari dan keadaan gelap selama 6-7 jam perhari. Pemeliharaan ulat

kecil memerlukan suhu 26-28° C dengan kelembaban go% dan untuk

ulat besar antara 23-25° C dengan kelembaban 70-80%. Selanjutnya,

saat ulat mengokon memerlukan suhu 22-23° C dengan kelembaban

60-70% (Kaomini, 2002).

Page 79: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

r [ l

4.2.1. Pemeliharaan Ulat Kecil

4.2.1.1. Karakteristik ulat kecil

Penentuan umur ulat dalam pertumbuhannya tidak dihitung

dengan bilangan hari, melainkan tetapi dengan istilah tingkat atau

instar. Hal ini disebabkan karena pada iklim yang berlainan, umur

ulat dalam bilangan hari berbeda pula. Pada tempat panas,

pertumbuhannya akan lebih cepat dari pada di tempat dingin.

Selanjutnya, sifat-sifat ulat kecil sebagai berikut:

a. Lebih tahan terhadap temperatur dan kelembaban tinggi. Suhu

rendah dan kelembaban yang tinggi (kurang baik) berpengaruh

terhadap kesehatan ulat (ulat menjadi lemah). Kondisi ruangan

pemeliharaan yang dibutuhkan untuk ulat kecil disajikan pada

Tabels.

Tabel 5· Temperatur, kelembaban dan waktu ulat kecil (instar I - III)

In star I II III

Temperatur (oC) 27-28 26-27 25-26

Kelembaban (%) 85-90 85-90 so-85

Waktu (bari) 3-4 2-3 3-4

b. Peka terhadap mutu daun murbei yang dimakannya. Jika mutu

daun buruk, maka akan terjadi kematian tinggi. Oleh sebab itu,

daun murbei yang diperlukan harus sesuai dengan umur ulat kecil,

yaitu daun yang masih lunak mulai dari lembar ke satu sampai

dengan lembar ke lima dari daun pucuk yang terpanjang. Ukuran

daun disesuaikan dengan pertumbuhan ulat, sehingga daun untuk

pakan ulat kecil perlu dirajang.

Page 80: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

68

c. Ulat instar I dan II biasanya memakan bagian bawah dari daun

yang tidak keras. Namun demikian, ulat akan memakan daun dari

bagian mana saja mulai instar III dan seterusnya.

4.2.1.2. Persiapan pemeliharaan

a. Daun murbei untuk ulat kecil

Kondisi daun murbei dan lingkungan pada waktu ulat instar I dan

II sangat berpengaruh terhadap kondisi serta pertumbuhan ulat.

Sesuai dengan keadaan organ tubuh dari ulat kecil yang masih

lemah, daun lunak dan berprotein tinggi sangat diperlukan. Oleh

sebab itu, kebun untuk ulat kecil sebaiknya dikhususkan agar

dapat diatur waktu pemangkasannya, yaitu perlu dipangkas 30

hari sebelum hakitate.

b. Bibit ulat sutera

J umlah bib it ulat yang akan dipelihara harus disesuaikan dengan

perkiraan jumlah daun yang tersedia di kebun murbei. Seandainya

petani akan memelihara 1 kotak, maka harus tersedia ± 1.500 kg

daun murbei, serta kapasitas ruang dan peralatan yang tersedia.

Bibit dipesan berdasarkan rencana pemeliharaan yang telah

ditentukan. Agar bibit dapat diterima tepat waktu, petani dapat

memesan bibitjtelur kepada produsen telur selambat-lambatnya 2

(dua) minggu sebelum pemeliharaan ulat, sehingga bibit dapat

diterima paling lambat 3-5 hari sebelum menetas. Pengangkutan

telur sebaiknya pada pagi atau sore hari.

c. Ruang pemeliharaan

Agar pemeliharaan dapat berhasil, sebaiknya ulat kecil dipelihara

dalam ruangan khusus yang disebut dengan bangunan Unit

Page 81: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

. ' ~

Pemeliharaan illat Kecil (UPUK). Pada unit ini, kondisi

pemeliharaan seperti temperatur, kelembaban, cahaya dan aliran

udara dapat diatur. Beberapa hal yang penting diperhatikan pada

bangunan UPUK antara lain :

Bangunan tempat pemeliharaan harus dekat dengan kebun

murbei.

Lingkungan di sekitar bangunan bersih.

Ruangan pemeliharaan bersih dan kering, serta tersedia

ventilasi yang cukup untuk pergantian udara.

Ruangan pemeliharaan dan tempat penyimpanan daun murbei

terpisah.

Tempat pembuangan kotoran ulat diletakkan jauh dari

bangunan, minimal so meter dari tempat pemeliharaan atau

dibuat lubang pembuangan dan dibakar.

d. Perala tan dan bahan pemeliharaan

Peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dalani pemeliharaan

ulat kecil antara lain: sasag atau kotak pemeliharaan dari kayu

beserta rak (Gambar 25), keranjang daun, gunting stek, pisau,

perajang daun, ember dan baskom plastik, jaring ulat, ayakan

plastik, sumpit bambu, bulu ayam yang bersih, kain blacu, kertas

alas, kertas paraffin atau kertas minyak, sapu, sikat, lap tangan,

kapur dan kaporit.

69

Page 82: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

70

Gam bar 25. Contoh sasag pemeliharaan untuk ulat kecil

e. Pembersihan dan desinfeksi ruang peralatan pemeliharaan

Ruangan pemeliharaan ulat kecil harus betul-betul bersih

karena ulat kecil sangat peka terhadap hama dan bibit

penyakit. Ketika ulat kecil terserang kuman, hasil kokon tidak

dapat diharapkan. Bibit penyakit dapat hidup tersebar di

dalam dan di luar ruang pemeliharaan, alat-alat pemeliharaan,

sisa-sisa makanan ulat, kotoran ulat dan pada ulat yang mati.

Melindungi ulat sutera dari serangan penyakit merupakan hal

yang sangat penting dalam kegiatan pemeliharaan ulat kecil.

Oleh sebab itu, ruangan dan alat-alat yang akan digunakan

sebelum dimulai pemeliharaan ulat harus didesinfeksi untuk

mencegah infeksi bibit penyakit.

Desinfeksi dilaksanakan 4 hari sebelum ruangan dan alat-alat

digunakan. Apabila terjadi wabah penyakit, pemeliharaan ulat

langsung dihentikan, ruangan dan peralatan pemeliharaan

harus segera didesinfeksi, kemudian ditutup rapat dan

istirahat pemeliharaan selama 1-2 periode.

Page 83: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Sebagai tindakan preventif, ruangan dan alat-alat yang baru

selesai digunakan langsung disemprot dengan formalin atau

kaporit dan dibiarkan selama 24 jam, selanjutnya dicuci.

Sebelum dilakukan desinfeksi yang kedua kalinya, beberapa

alat-alat pemeliharaan tertentu dilakukan perendaman.

Desinfeksi dapat dilakukan dengan menggunakan larutan

formalin atau larutan kaporit konsentrasi 2-5%. Apabila

dipergunakan larutan formalin, maka temperatur ruangan

dijaga 25° C dan uap formalin harus dicegah jangan sampai ke

luar ruangan selama 24-48 jam. Desinfeksi yang mudah

dilaksanakan dan cukup murah biayanya adalah menggunakan

kaporit yang nilai kimianya tinggi karena mengandung 6o%

chlorogen dan tidak berbahaya bagi manusia (digunakan

sebagai obat pada air minum), mudah dibeli, dan digunakan

hanya 1 kg untuk satu unit pemeliharaan ulat kecil. Bahan

desinfeksi disiapkan dengan melarutkan kaporit ke dalam air

dengan perbandingan 1 : 200 (5 g kaporit dalam·1 liter air) dan

diaduk merata.

Bahan desinfeksi disemprotkan dengan menggunakan sprayer

secara merata ke dinding luar dan dalam, bagian atap, alat-alat

pemeliharaan dan lantai secara merata. Volume

penyemprotan berkisar antara 1 dan 2 liter larutan untuk

setiap 1 m2 luas ruangan. Desinfeksi peralatan pemeliharaan

yang terbuat dari kayu atau plastik dilakukan dengan

perendaman peralatan tersebut ke dalam larutan desinfeksi.

Setelah direndam, peralatan pemeliharaan diletakkan di

tempat teduh dan pada hari berikutnya di jemur/dikeringkan

dengan sinar matahari.

71

Page 84: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

72

4.2.1.3. Inkubasi

Inkubasi telur adalah penyimpanan telur di dalam ruangan yang

temperatur, kelembaban dan cahayanya diatur. Tujuan dari inkubasi

adalah agar telur dapat menetas dengan baik dan merata. Inkubasi

telur berlangsung selama lebih kurang 10 hari sebelum telur menetas.

Kebutuhan temperatur selama inkubasi adalah 25° C dan kelembaban

75-80%, dengan pengaturan cahaya 18 jam terang dan 6 jam gelap

setiap harinya. Selanjutnya, cara melakukan inkubasi adalah sebagai

berikut:

Telur dikeluarkan dari kotak, kemudian dipindahkan dan

disebarkan merata pada kotak penetasan yang lebih besar

(misalnya untuk volume 2 kotak). Masing-masing kotak penetasan

dipasang jaring penetasan yang terbuat dari kertas dan ditutup

dengan kertas putih tipis, lalu disimpan di dalam ruangan yang

sejuk atau suhu 25° C dan kelembaban udara 75-80%.

Kotak penetasan diletakkan di atas kain basah untuk

mempertahankan kelembaban So%.

Keadaan telur yang disimpan harus selalu diamati. Apabila sudah

ada titik biru, penggelapan total dilakukan dengan jalan

membungkus kotak penetasan dengan kain hitam selama 1-2 hari.

Hal tersebut dilakukan untuk menyeragamkan penetasan.

Pemeliharaan sebaiknya segera dimulai apabila go% telur telah

menetas. Apabila baru sebagian telur saja yang menetas, hakitate

sebaiknya ditunda pada hari berikutnya.

Pada hari mulainya pemeliharaan (hakitate), kain pembungkus

dibuka dan telur diberi penyinaran dengan lampu sejak pagi

sekali.

Sekitar pukul o8.oo, ulat yang baru menetas dan berada di atas

jaring diangkat dari kotak penetasan, lalu dipindahkan ke sasag

Page 85: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

I, I

~ t

r f ' r I l ~

I

1'

I

ulat untuk dilakukan pemberian makan yang pertama kali

(hakitate).

Apabila masih ada telur yang belum menetas, telur-telur tersebut

dikembalikan pada rak inkubasi dan ditunggu sampai menetas

esok harinya.

4.2.1.4. Pelaksanaan pemeliharaan

a. Hakitate

Hakitate adalah pekerjaan pengurusan ulat yang pertama kali

sejak menetas dari telur yang meliputi persiapan di dalam ruang

ulat kecil dan pemberian makan.

Gam bar 26. Ulat yang di-hakitate (A) dan yang ditutupi kertas paraffin (B) (Foto : Rahmawati dan Andadari)

Waktu yang baik untuk melaksanakan hakitate adalah di pagi hari

sekitar pukul delapan pagi dan pelaksanaan pekerjaan tersebut

sebagai berikut:

Kotak penetasan diletakkan pada sasag yang telah diberi

kertas alas dan kertas paraffin (kertas roti), kertas dibuka, ulat

yang melekat pada kertas pembungkus dipindahkan ke kotak

penetasan. Setengah jam sebelum diberi makan, ulat ditaburi

dengan campuran kaporit dan kapur (5% kaporit ± 95% kapur)

73

Page 86: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

74

secara tipis dan merata, kemudian diberi jaring halus, lalu

diberi pakan berupa daun yang dirajang.

Jaring yang penuh ulat yang baru menetas diangkat dari kotak

penetasan, kemudian diberi makan secukupnya. Setelah

selesai pemberian makan, kain basah diletakkan pada

sekeliling sasag agar kelembabannya tinggi. Sasag ditutup

lagi dengan kertas paraffin untuk mempertahankan

temperatur dan kelembaban yang dibutuhkan.

Sisa kulit telur yang menempel pada bagian bawah jaring

dibersihkan dengan bulu ayam atau sumpit kecil dari bambu,

setelah itu dikembalikan ke kotak penetasan.

Daun untuk ulat kecil harus dipilih yang segar, masih muda

dan lunak, serta tidak basah. Pemberian pakan harus dirajang

dengan ukuran yang disesuaikan berdasarkan tingkat instar.

Dua jam setelah hakitate, ulat ditempatkan ke sasag dan

dibiarkan terbuka selama 1 jam, kemudian diberi pakan dan

ditutup kembali dengan kertas paraffin: Selanjutnya, ulat

diberi pakan 3 kali sehari (pagi, siang dan sore hari). Penutup

dibuka setiap 1 jam sebelum pemberian pakan.

b. Pengambilan dan penyimpanan daun

Pengambilan daun sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore

hari dalam keadaan sejuk. Hal yang perlu diperhatikan yaitu

tidak mengambil daun pada waktu hujan atau keadaan daun

basah/berembun, juga pada waktu panas terik, karena akan

berpengaruh terhadap kelayuan daun.

Pengambilan daun dari kebun murbei dilakukan dengan cara

dipetik (dipipil) dan dipilih daun yang sesuai untuk stadia ulat

kecil.

Page 87: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

l I

~ -

l

Daun pucuk tidak diberikan kepada ulat karena selain kurang

nutrisi, juga akan merugikan pertumbuhan pohon murbei

karena dapat mengurangi produksi daun.

Penyimpanan daun murbei tidak lebih dari satu hari karena

daun akan kehilangan nutrisi. Daun disimpan di dalam

ruangan yang sejuk, ditutup dengan kain basah dan sewaktu­

waktu disemprot dengan air agar tidak cepat layu. Namun,

pemberian daun kepada ulat tidak boleh dalam keadaan basah.

c. Pemberian pakan

Ulat kecil lebih banyak membutuhkan karbohidrat yang

dipergunakan untuk pertumbuhannya yang sangat pesat dari

tanaman yang berumur cukup (umur pangkas 30 hari).

Pemberian pakan dengan daun yang basab atau layu tidak

boleh dilakukan, sehingga pakan harus disesuaikan dengan

keadaan daun yang diberikan dan pertumbuhan ulat.

Ulat yang baru men etas mengandung air yang· sangat rendah

(75-78%) dan akan meningkat dengan teratur, hingga instar II

(87%). Oleh karena itu, kandungan air yang tinggi pada daun

sangat diharapkan untuk ulat instar I dan II, misalnya daun

bagian atas (4-7 dari pucuk). Lebih bail< memberikan makan

daun yang segar untuk ulat kecil. Apabila penyimpanan tidak

dapat dihindari, sebaiknya daun disimpan pada tempat sejuk,

misalnya pada kotak kayu atau plastik yang dilapisi karung

goni basah atau plastik pada bagian dalamnya untuk menjaga

kelembaban.

Daun yang baik untuk masing-masing instar ulat kecil adalah

daun-daun muda hingga lembar ke tujuh yang berada di

bawah daun pucuk terpanjang (Gambar 27 dan Tabel6).

75

Page 88: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Gambar 27. Pemilihan daun untuk ulat kecil (Foto: Suhandi)

Tabel 6. Daun untuk ulat kecil

Instar Lembar daun dari pucuk Ukuran daun rajang

terpanjang (em)

I 4-5 0,5-1,0

II s-6 1,0-2,0

III 7-8 2,0-3,0

Page 89: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

I

[ I

Daun murbei di raJang untuk memudahkan ulat kecil

memakan daun yang diberikan. Perajangan daun

dimaksudkan agar ulat kecil segera dapat memakan daun yang

dimulai dari bagian pinggir dan tidak perlu bergerak terlalu

jauh untuk menjangkau bagian pinggir daun.

Setengah atau satu jam sebelum pemberian makan, kertas

penutup dibuka agar sisa daun yang diberikan pada pemberian

makan sebelumnya cepat kering.

Daun murbei diberikan dengan merata dalam jumlah yang

cukup dan setelah itu, tempat ulat atau sasag segera ditutup

kembali dengan kertas penutup. Potongan-potongan daun

yang diberikan perlu diratakan 2 atau 3 jam setelah pemberian

makan.

Pemberian pakan ulat dilakukan 3 atau 4 kali sehari, yaitu:

pada pagi, siang, sore dan malam hari. Pada hari kedua instar

III, makanan yang diberikan dapat berupa daun murbei

beserta tangkainya dan pemberian makanliya dikurangi

menjelang ulat tidur.

d. Perlakuan sebelum dan sesudah ulat tidur

m at yang mau berganti kulit atau lebih dikenal dengan istilah

"tidur" dapat diketahui dari ciri-cirinya, yaitu: tidak mau

makan, mulut menyempit, badan mengkilap dan kepalanya

tegak ke atas.

Pada waktu ulat mulai tidur atau 80-90% dari jumlah yang

dipelihara, sebenarnya masih perlu diberi makan tambahan.

Hal ini dimaksudkan untuk memberi makan ulat yang belum

tidur dan sebagai pegangan bagi ulat yang mau tidur. Cara

pemberian daunnya diiris tipis/kecil, lalu ditabur merata.

77

Page 90: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Cara ini dimaksudkan agar daun yang tidak dimakan cepat

layu dan kering. Selanjutnya, kertas penutup tempat ulat

dibuka, jarak ulat diperlebar dan segera ditabur kapur agar

tempat menjadi kering.

Pada saat pergantian kulit, ulat sangat peka terhadap infeksi

bibit penyakit. Oleh sebab itu, apabila sebagian besar (go%)

ulat sudah tidur, seluruh ulat dan sisa-sisa daunnya harus

ditaburi tepung kapur. Kapur perlu ditaburkan, sehingga

tempat pemeliharaan ulat kering dan ulat yang selesai ganti

kulit terlebih dahulu tidak makan.

Untuk mempercepat proses pergantian kulit, temperatur

ruangan dinaikkan 1° C dan kelembaban diturunkan dengan

cara membuka kertas penutup dan jendela ruangan,

sedangkan kelembaban yang berasal dari sisa-sisa daun diatasi

dengan penaburan tepung kapur.

Selama ulat tidur, tempat hidup ulat harus diperluas agar

kelembabannya turun. Selain itu, "perluasan tempat

dimaksudkan pula untuk menyesuaikan luas bagi ulat instar

berikutnya setelah bangun tidur.

Pada waktu mulai bangun tidur, ulat baru diberi makan

sesudah jumlahnya mencapai go%. Setengah jam sebelum

diberi pakan, ulat ditaburi dengan campuran kapur dan

kaporit dengan konsentrasi campuran s% kaporit dan gs%

kapur. Di atas ulat dipasang jaring, kemudian diberi pakan.

Setelah ulat berada di atas jaring, ulat dipindahkan ke sasag

baru.

Apabila ulat yang bangun tidak serempak, pemberian pakan

harus dipisahkan menjadi dua kelompok.

Page 91: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

e. Pembersihan sasag

Pembersihan dilakukan untuk menghilangkan kotoran ulat,

sisa pakan, ulat-ulat yang mati, dan ulat yang sakit. Jika

kotoran tidak dibersihkan, maka akan menguapkan gas yang

kotor atau menyebabkan tempat ulat menjadi basah. Hal ini

akan mengganggu pertumbuhan ulat sutera.

Untuk ulat instar I, pembersihan tidak perlu dilakukan karena

ulat masih kecil dan sisa daun belum terlalu banyak.

Pembersihan tempat ulat (bed cleaning) cukup dilakukan 3

kali pembersihan, yaitu awal instar II dan akhir instar III.

Untuk menghindari ulat yang terbuang pada saat

pembersihan, area sisa pakan diperluas sebelum dibuang,

kemudian ditaruh jaring dan diberi sedikit daun yang masih

segar agar ulat yang masih tersisa dapat naik ke atas jaring.

Apabila tidak tersedia jaring setelah diberi makan, ulat yang

naik digulung bersama daun murbei. Kotoran ulat dan sisa

daun murbei yang berada di bagian bawah segera dibuang atau

dibakar. Sesuai dengan perkembangan ulat, tempat ulat harus

selalu diperluas. Perluasan tempat dilakukan dengan hati-hati

pada saat yang tepat untuk mengurangi banyaknya ulat yang

hilang. Apabila ulat dalam satu tempat (sasag) tidal< dapat

diperluas lagi, tempat ulat dibagi menjadi dua bagian. Hal

tersebut dapat dilakukan sekaligus pada waktu pembersihan

tempat ulat dengan menggunakan dua buah jaring. Setelah

diperluas, tempat ulat segera diatur kembali agar ulat merata.

Kotoran dan sisa pakan dibuang dan ulat yang sakit atau mati

dimasukkan ke dalam tempat tertutup berisi desinfektan.

79

Page 92: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Bo

4.2.2. Pemeliharaan Ulat Besar

4.2.2.1. Karakter ulat

Ulat tidak tahan terhadap temperatur tinggi, kelembaban tinggi

dan sirkulasi udara yang buruk.

Ulat lebih tahan terhadap daun yang tidak baik, tetapi kokon yang

dihasilkan akan tidak baik mutunya.

Kondisi ruangan pemeliharaan yang dibutuhkan:

Instar IV : temperatur 25-26° C, kelembaban 75%, umur ulat 4-5

hari

Instar V : temperatur 24-25° C, kelembaban 70%, umur ulat 6-7

hari

Suhu dan kelembaban yang melebihi kebutuhannya dapat

menyebabkan nafsu makan berkurang, kokon yang dihasilkan

menjadi kurang baik (kecil-kecil, kurang dari 1,5 g) dan kadar

sutera berkurang. Ukuran kokon yang baik berkisar ± 2 g.

4.2.2.2. Persiapan pemeliharaan

Desinfeksi ruangan dan alat-alat yang akan dipergunakan untuk

pemeliharaan ulat besar (instar IV dan V) perlu dilakukan.

Desinfektan yang digunakan adalah campuran kaporit dan air (5

g/1) dengan kebutuhan larutan untuk tiap-tiap m2 berkisar 1,5-2

liter. Desinfektan disemprotkan secara merata, termasuk bagian

dalam dan luar dinding, serta langit-langit dan lantai ruangan

pemeliharaan. Waktu desinfeksi dilakukan sehari sebelum

pemeliharaan ulat besar. Alat desinfeksi yang diperlukan adalah

sprayer maupun power sprayer.

1

Page 93: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Luas tempat pemeliharaan ulat besar yang perlu disediakan untuk

ulat instar IV adalah 8-10m2 dan instar V seluas 10-18 m2 , yaitu

untuk kapasitas ulat dengan jumlah 1 kotak (25.000 ekor).

Alat-alat yang sudah didesinfeksi dirapihkan kembali sebelum

adanya penyaluran ulat kecil (akhir instar III).

Penyediaan daun disesuaikan dengan kebutuhan.

4.2.2.3. Pelaksanaan pemeliharaan ulat besar

a. Keadaan danjumlah daun

Keadaan daun harus baik, segar, bersih dan tidak basah. Daun

diberikan beserta ranting atau cabangnya, minimal 3 kali

sehari (lebih sering akan lebih baik). Pemberian dilakukan 3

kali sehari, yaitu: pada pukul 07.00 sebanyak 25%, pukul12.00

sebanyak 25% dan pukul17.30 sebanyak so%.

Cabang diletakkan berjajar, zig-zag pangkal dan ujung. Pada

musim kemarau, pemberian pakan lebih . sering tetapi

pemberian pakan pada siang hari agar dikurangi.

Pengambilan daun untuk ulat besar dilakukan dua setengah

sampai tiga bulan setelah dipangkas. Daun dipangkas berikut

tangkai dengan menggunakan gunting stek atau parang yang

tajam. Pakan yang diberikan adalah daun bersama ranting

dan diletakkan di atas sasag secara zig-zag. Hal ini

dimaksudkan agar ulat yang ada di bawah dapat naik ke bagian

atas untuk memperoleh daun yang segar, sehingga

pertumbuhan ulat dapat seragam. Penyusunan daun secara

zig-zag dapat dilihat pada Gambar 28.

Pertumbuhan ulat sangat pesat mulai instar V hari ke tiga,

sehingga perlu diberi tambahan pakan pada malam hari agar

kokon yang akan dihasilkan bermutu baik.

81

Page 94: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

82

Gambar 28. Cara menyusun daun pada rak pemeliharaan (Foto: Andadari)

b. Pembersihan tempat ulat

Pembersihan sisa-sisa daun dilakukan setiap hari agar

tumpukan daun tidak terlalu tebal.

Jika pemeliharaan ulat besar dilakukan dengan sistem lantai,

pembersihannya dapat diperjarang, tetapi sisa daun perlu

ditaburi kapur agar tern pat pemeliharaan tidak terlalu lembab.

c. Perlakuan sebelum dan sesudah ulat tidur

Perlakuan pada saat ulat instar IV akan tidur pada dasarnya

sama dengan perlakuan instar sebelumnya, yakni memerlukan

kondisi ruang pemeliharaan dengan sirkulasi udara yang baik

agar kelembabannya turun dan temperatur dinaikkan 1° C di

atas standar.

Page 95: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

. ,

Sebelum pemberian pakan, 2 atau 3 utas tali raffia

direntangkan memanjang di atas tempat ulat. Cabang daun

baru diletakkan di atasnya sampai ulat naik ke daun/ cabang .

Tali dan cabang diangkat, sedangkan sisa daun, cabang dan

kotoran yang ada di bawah dibuang.

Ulat yang sakit dan mati dimasukkan ke dalam tempat

tertutup yang berisi larutan desinfektan. Desinfektan tubuh

ulat berupa campuran kapur dengan kaporit dengan

perbandingan 1 bagian kaporit dan 9 bagian kapur. Larutan

kaporit dalam air dengan konsentrasi 0,1% (1 g kaporit dalam 1

liter air).

Desinfeksi dilakukan pada saat sebelum pemberian pakan dan

pakan sebelumnya telah habis. Desinfeksi dilakukan dua hari

sekali atau disesuaikan dengan keadaan ulat. Apabila

desinfeksi tubuh ulat menggunakan serbuk campuran kaporit

dan kapur, taburkan campuran desinfektan tersebut pada

tubuh ulat secara merata dan tip is dengan · menggunakan

ayakan plastik atau kain kasa. Apabila desinfeksi tubuh ulat

menggunakan larutan kaporit dalam air, semprotkan cairan

desinfektan tersebut pada tubuh ulat secara merata dengan

menggunakan sprayer plastik kecil.

Setelah instar V, ulat tidak tidur lagi tetapi mereka akan

membuat kokon dan ulat akan berubah bentuk menjadi pupa

di dalam kokon.

4·3· Proses Pengokonan

Ulat membuat kokon pada umumnya selama 2-3 hari. Panen

kokon dapat dilaksanakan setelah s-6 hari terhitung sejak pertama

mengokon. Tanda-tanda ulat akan mengokon adalah sebagai berikut:

Page 96: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Pada akhir instar V, nafsu makan ulat berkurang atau ulat tidak

mau makan lagi dan kepalanya bergerak mencari pegangan untuk

mulai membuat kokon. Hal ini biasanya terjadi pada hari ke 6 atau

ke 7 dari instar V.

Tubuh ulat transparan (tembus pandang) dan mengkerut karena

sepasang saluran sutera bertambah besar dan menempati

sebagian besar tubuhnya. Tubuh berwarna kuning terang dan dari

mulut mulai mengeluarkan serat sutera. U1at cenderung berjalan

naik ke pinggir mencari tempat untuk mengokon. Hal ini dapat

dilihat pada Gambar 29 A.

U1at yang sudah matang akan membuat kokon (Gambar 29 B),

sehingga ulat harus segera dipindahkan ke tempat pengokonan

yang sudah disediakan, sedangkan ulat yang belum matang masih

perlu diberi makan berupa daun lembaran secukupnya saja.

Ulat akan mengeluarkan kotoran yang berwarna coklat kuning.

Jika pengokonan dilakukan sebelum matang, ulat-ulat itu akan

merayap ke sana-ke mari mengganggu ·ulat yang sedang

mengokon. Hal ini dapat menimbulkan kematian ulat atau kokon

yang dihasilkan kecil. Sebaliknya jika terlambat, ulat sudah mulai

mengeluarkan banyak serat sutera di antara daun-daun murbei

dan pada sisa-sisa ranting, sehingga ukuran kokon kecil dan

bentuknya tidak normal. Dalam hal ini, kokon tidak baik untuk

dipintal.

Pekerjaan mengokonkan membutuhkan banyak tenaga, waktu dan

harus dikerjakan dengan sunguh-sungguh. Apabila lalai, hasil

kokon yang diperoleh akan kurang baik, sehingga basil pekerjaan

selama satu bulan kurang menggembirakan.

Page 97: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

• . ,

Gambar 29. Ulat yang matang (A) dan yang sedang mengokon (B) (Foto: Andadari)

4·3·1· Cara Mengokonkan Ulat

Mengokonkan ulat dengan cara manual dilakukan dengan

mengambil satu per satu ulat yang sudah matang, kemudian

diletakkan pada bagian bawah sarangan. fiat dibiarkan sampai

merayap ke bagian atas sarang, kemudian ulat akan memenuhi

seluruh sarang yang dipergunakan. Cara ini dilakukan bila jumlah

ulat yang rna tang baru sekitar 5-10%.

Selanjutnya ketika hampir seluruh ulat sudah matang (>8o%),

pengambilan ulat tidak dilakukan satu persatu, melainkan

menggunakan cara yang dinamakan "shaking method" dan "self

mounting".

Shaking method dilakukan dengan cara cabang murbei yang

dipenuhi ulat diambil, kemudian digoyang sedemikian rupa

sehingga ulat jatuh terlepas. Semua ulat itu ditampung di atas

lembaran plastik atau kertas, kemudian diletakkan pada sarang

kokon yang tersedia.

Bs

Page 98: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

86

Self mounting (Pengokonan sendiri) dilakukan dengan cara sa rang

pengokonan ditaruh di atas ulat yang sudah matang (80-85 %)

selama 20- 24 jam dan dibiarkan sampai ulat naik ke atas

sarangan. Selama proses pengokonan, sarangan dipindahkan ke

dalam ruangan pengokonan. Jika menggunakan sarangan bambu,

penempatannya harus diatur agar sirkulasi udara bagus, sehingga

diperoleh kokon yang bail<. Jika digunakan sarangan rotary,

penempatannya harus digantung pada tempat yang disediakan.

Untuk memperoleh hasil kokon dengan kadar sutera dan

reelability ( daya gulung) tinggi, kondisi ruangan pengokonan harus

diatur dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

- Setiap seekor ulat akan mengeluarkan air kencing sebanyak ± 0,4

cc, jadi kalau 10.000 ekor ulat akan menghasilkan ± 4 liter. Oleh

sebab itu, kenaikan kelembaban ruangan yang ditimbulkan oleh

urin dan faeces ulat harus dihindari. Caranya adalah di bawah

sarangan ditaruh beberapa lembar kertas koran atau bahan lain

yang dapat menyerap cairan dan setiap s-6 jam dikeluarkan dari

ruang pengokonan.

- Sehari setelah di tempat pengokonan, ulat mati dibuang sedangkan

ulat yang belum mengokon dipindahkan ke pengokonan lain.

Kertas koran dan penampung kotoran dibakar atau ditanam di

dalam tanah.

- Pada tiga hari pertama sejak pengokonan, pengaturan temperatur

ruangan menjadi sangat penting agar mencapai 22- 23° C dengan

kelembaban 65-70%.

- Pada hari keempat setelah pengokonan, ulat di dalam kokon

berubah menjadi pupa. Pada saat itu, temperatur ruangan

Page 99: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

>,

I t-

dinaikkan menjadi 23-24° C dan terus dipertahankan sampai

dengan hari keenam.

- Sirkulasi udara di dalam ruangan pengokonan perlu dijaga agar

merata dengan kecepatan angin sekitar 0,2 m/detik.

Gambar 30. Beberapa macam alat pengokonan: Seriframe (A), Chandrike (B), Pengokonan Landak (C), Harmonika (D), Pengokonan Gelombang Harmonika (E), Rotary (F) dan Jaluja (G) (Foto: Rahmawati dan Andadari)

Alat pengokonan yang baik harus memiliki persyaratan sebagai

berikut:

- Ulat yang sudah matang dapat dengan mudah mengokon.

- Seluruh bagian alat pengokonan digunakan efisien.

- Pabrik dapat membuat pengokonan yang mudah dan murah.

- Struktur alat kuat.

Page 100: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

88

- Penyimpanan hanya membutuhkan tempat yang kecil.

- Floss yang menempel pada alat pengokonan mudah dibuang.

- Bahan yang digunakan tahan terhadap kelembaban tinggi atau

basah.

4.3.2. Panen dan Seleksi Kokon

Waktu yang diperlukan dari mengokon hingga menjadi pupa

tergantung kepada temperatur dan varietas ulat. Pada umumnya, ulat

selesai membuat kokon dalam 2 hari dan dua hari kemudian

digunakan untuk merubah diri menjadi pupa. Pupa mula-mula

berwarna keputihan dan lunak, dua hari kemudian akan berubah

menjadi coklat tua dan keras. Hal yang perlu diperhatikan pada saat

panen dan selesai kokon yaitu:

- Waktu panen kokon dilakukan 6-7 hari sejak dikokonkan pada

temperatur 22-24° C, yaitu pada saat pupa di dalam kokon memiliki

kulit yang berwarna coklat gelap. Pemeriksaan sampel dilakukan

terhadap beberapa butir kokon untuk memastikan waktu panen

yangtepat.

- Panen kokon terlalu awal dapat merusak pupa yang masih muda

karena kokon terluka. Akibatnya, kokon dapat membusuk dan

menimbulkan kokon cacat pintal (inside soiled cocoon). Bahkan,

bentuk masih berupa ulat dan kalkulasi rendemen pintalnya akan

rendah. Sebaliknya jika terlambat dipanen, waktu yang tersedia

untuk pengurusan pasca panen (termasuk seleksi dan pengeringan)

menjadi terlalu singkat. Pada kondisi ini, pupa sudah berubah

menjadi kupu yang akan menerobos kulit kokon, sehingga tidak

dapat dipintal.

Page 101: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

- Setelah panen, kokon dikelilingi olehfloss. Apabilafloss dibiarkan

pada kokon, penyerapan kelembaban akan terjadi dan kondisi ini

akan menurunkan kualitas kokon. Kokon dengan floss juga akan

bersatu dengan yang lain dan mengakibatkan sulit dalam

pengangkutan. Selain itu, kokon yang mempunyaifloss tidak dapat

diketahui kualitasnya.

Gambar 31. Kokon denganfloss (A) dan yang sudah eli-flossing (B) (Foto: Andadari)

Sortasi kokon dilakukan sesuai standar atau ketentuan yang

berlaku. Sortasi harus dilakukan dengan cermat karena akan

menentukan harga kokon.

Hasil sortasi kokon meliputi: kokon normal dan kokon cacat yaitu

kokon double, kokon tipis, kokon tipis ujung, kokon berlubang,

bentuknya tak normal, kokon pipih, dan kokon yang kotor di

bagian dalamnya (inside soiled cocoon).

Kokon normal diukur/dicek mutunya berdasarkan standar atau

ketentuan berlaku.

Page 102: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

90

4·3·3· Pengeringan dan Penyimpanan Kokon

Pengeringan kokon dilakukan tidak cukup hanya dengan

memanaskan kokon itu sampai pupa di dalamnya mati, tetapi harus

betul-betul kering, sehingga beratnya kira-kira hanya tinggal40% dari

berat kokon basah (fresh cocoon).

Pengeringan dilakukan dalam oven yang udara di dalamnya dapat

dipanaskan, sedangkan uap air yang keluar dari kokon dan pupa

dapat dikeluarkan sebaik-baiknya. Pemanasan di dalam ruangan

bertingkat mula-mula 90° C selama 2 jam, kemudian berangsur­

angsur diturunkan suhunya menjadi 75° C selama 1,5 jam dan

suhu 55° C selama 2,5 jam.

Ruangan penyimpanan kokon harus selalu kering dan tidak

terpengaruh cuaca luar, serta bebas dari kemungkinan­

kemungkinan gangguan serangga pemakan pupa dan jamur yang

dapat merusak kokon. Menurut Kaomini dan Sampe (1995),

penyimpanan kokon dalam ruangan yang menipunyai kelembaban

65-75% selama 4-6 minggu akan menurunkan daya gulung, akan

tetapi tidak mempengaruhi persentase benang.

4-4· Hama dan Penyakit Ulat Sutera

Salah satu faktor penyebab menurunnya produksi kokon adalah

karena serangan hama dan penyakit selama pemeliharaan ulat

berlangsung. Selain karena serangan hama dan penyakit, kerusakan

ulat juga disebabkan oleh faktor lain, misalnya karena keracunan.

Agak berbeda dengan masalah penyakit pada umumnya, pengelolaan

ulat sutera dititik beratkan terhadap usaha-usaha preventif untuk

mencegah timbulnya penyakit. Apabila ulat sampai terkena serangan,

Page 103: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

I r

~ I

~ I

I· f I

pemberantasannya akan sulit dilakukan. Dengan kata lain,

pengelolaan harus dapat mempertahankan kehidupan ulat tersebut

sampai memberi hasil dalam bentuk kokon ataupun benang sutera.

Penyakit sutera secara umum terbagi menjadi 2 kategori, yaitu

penyakit menular dan penyakit tidak menular.

4.4.1. Hama

Beberapa jenis hama yang merusak selama pemeliharaan ulat

berlangsung adalah sebagai berikut:

4·4·1.1. Semut

Semut masuk ke tempat pemeliharaan dan menggigit badan

larva, yang selanjutnya dibawa ke sarangnya. Larva mati

mengeluarkan cairan tubuh. Semut pekerja mengeluarkan bahan

kimia pada tempat yang dilaluinya sebagai informasi bagi semut yang

lainnya didalam memburu mangsa dan dapat menemukan sarang

dengan mengikuti jejaknya.

Cara pengendalian:

Ruangan di sekitar pemeliharaan harus selalu dibersihkan. Bila di

sekitar ruangan pemeliharaan terdapat sarang semut, maka harus

segera dihancurkan atau disiram air panas.

Bagian kaki dari tempat (rak) pemeliharaan diberi wadah (kaleng)

yang diisi dengan minyak atau air sabun.

Pemberian daun murbei yang be bas semut.

91

Page 104: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

I 92

4-4.1.2. Tikus

Selama pemeliharaan ulat, tidak sedikit kerusakan larva yang

disebabkan oleh tikus. Tikus, selain merusak larva, juga merusak

kokon.

Cara pengendaliannya:

Penggunaan perangkap.

Penggunaan rodentisida (racun tikus) yang mempunyai sifat-sifat

kurang berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan.

4.4.2. Penyakit

J en is penyakit yang menyerang ulat sutera an tara lain virus

(NPV, CPV dan FV), cendawanj fungi (muscardine, aspergillus),

bakteri dan protozoa (pebrine) , serta penyebab lain (keracunan).

4-4.2.1. Virus

4.4.2.1.1. Penyakit Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV)

Penyakit NPV muncul pada setiap periode pemeliharaan dan

akhir-akhir ini merupakan penyakit yang banyak menyerang ulat

sutera. Kerusakan oleh NPV kadang kala dapat menyebabkan

kegagalan total produksi kokon yang akan dipanen. NPV biasanya

muncul pada saat ulat akan mengokon.

a. Gejala:

Nafsu makan ulat berkurang dan terjadi ketegangan.

Pada setiap ruas atau segmen tubuhnya tampak luka yang

makin lama makin membesar, sehingga ulat sukar bergerak

lagi.

Page 105: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Pembengkakan selaput kulit sampai ulat mati periodenya

singkat sekali, berkisar kurang dari sehari. Luka dapat

mengeluarkan cairan nanah yang berwarna putih susu atau

putih kekuningan dan banyak mengandung virus yang dengan

cepat menyerang atau mengenai ulat lain, sehingga ulat yang

terkena akan sakit dan akhirnya mati.

Ulat yang telah mati cepat membusuk dan hancur sehingga

sukar dipindah atau dibuang.

b. Cara penularan NPV:

Infeksi melalui mulut, kulit dan induksi.

c. Penyebab penyakit :

Bon·elina virus. Virus ini akan membentuk polyhidra di dalam

inti sel yang menyebabkan cairan tubuh ulat-ulat yang

terserang penyakit ini menjadi keruh.

Gambar 32. Ulat terserang NPV (Foto: Lincah)

93

Page 106: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

94

4-4.2.1.2. Penyakit Cytoplasmic Polyhedrosis Virus (CPV)

a. Gejala:

Gejala serangan pada ulat yang nampak dari luar adalah sama

dengan gejala.flacherie umumnya, sehingga sulit dibedakan.

U1at menjadi tidak aktif dan kehilangan nafsu makannya.

Dalam beberapa hal nampak adanya nanah yang keputih­

putihan padafaeces-nya yang lemah.

Apabila badan ulat dibelah, usus bagian tengah nampak putih

dari bagian belakang ke bagian depan dan serangan yang lebih

lanjut mengakibatkan seluruh bagian usus berwarna putih.

b. Penyebab penyakit:

Saithia virus (ANONIM).

Gambar 33· Ulat yang terserang CPV (Foto: Lincah)

4·4·2·1·3· Penyakit Infectious Flacherie (FV)

a. Gejala:

U1at yang terserang penyakit ini menunjukkan gejala yang

sama dengan grassei seperti muntah, tubuh menjadi

Page 107: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

i '

transparant, mengerut, badan kecil, pertumbuhan lambat,

nafsu makan berkurang, tidak aktif dan sebagainya.

Penampakan gejala yang terlihat dari luar saja, tidak dapat

ditentukan diagnosanya.

b. Penyebab penyakit :

Morator vius. Virus berkembangbiak di dalam jaringan­

jaringan usus, dari bagian depan ke belakang.

Penularan penyakit melalui mulut. Virus ikut keluar dengan

kotoran ulat dan menyebabkan terjadinya infeksi sekunder.

4.4.2.2. Bakteri

Penyakit yang disebabkan bakteri terjadi jika desinfeksi ruangan

dan peralatan tidak dilakukanjtidak merata, banyak kotoran

terkumpul di sa sag, tidak ada penangan daun yang terkontaminasi

bakteri, kondisi tempat pemeliharaan yang lembab dan pemberian

makan menggunakan daun basah.

a. Gejala:

Gerakan ulat menjadi malas, nafsu makan turun, tubuh ulat

kurus, kepala membengkak, muntah, ulat mati dengan kepala

membengkak, keluar cairan yang bau.

b. Cara penularan:

Bakteri masuk melalui makanan dan kulit.

c. Pencegahan:

Desinfeksi yang baik.

Kebersihan peralatan dan ruangan pemeliharaan.

95

Page 108: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Ventilasi yang sehat.

Pemberian makan yang cukup.

Pemeliharaan ulat jangan terlalu padat.

Pemisahan segera apabila ada ulat yang sakit.

4.4.2.3. Jamur

Penyakit yang disebabkan oleh jamur antara lain: muscardine

putih, muscardine hijau dan aspergillus. Penyakit jamur terutama

menyerang ulat yang dipelihara di tempat yang tinggi dengan

kelembaban tinggi pula. U1at-ulat yang mati akibat serangan jamur

parasit ini seolah-olah dihisap airnya dan menjadi keras

(Atmosoedarjo et al., 2000).

4·4·2·3·1· Muscardine putih

a. Gejala:

Ulat muntah dan mengeluarkan kotoran !unak, ulat menjadi

inaktif dan kehilangan nafsu makan, biasanya ulat mati dalam

waktu 3-7 hari setelah infeksi. Tubuh ulat yang mati lalu

mengeras.

Setelah 1-2 hari kemudian, kepala ulat dilapisi mycelia putih

dan konidiophore (pendukung konidia) yang mendukung

sejumlah konidia putih, sehingga seluruh permukaan

tubuhnya nampak seperti dilapisi tepung yang putih warnanya.

b. Penyebab penyakit:

Beauveria bassiana (BALSANO) VUILLEMIN. Mycelia

bercabang banyak, tidak berwarna dan mempunyai septa.

Mycelia tersebut berkembang biak di dalam tubuh ulat dan

membentuk konidiophore pada permukaan tubuh yang

Page 109: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

I

r,

bercabang-cabang dan pada ujung cabang-cabang tersebut

terbentuk konidia.

Timbulnya penyakit muscardine dapat terjadi sepanjang

musim pemeliharaan dan untuk semua stadia.

4·4·2·3·2· Muscardine hijau

a. Gejala:

Pada ulat-ulat yang terserang penyakit nampak adanya bercak­

bercak hitam dengan keliling yang nyata pada epidermisnya

dan kemudian mati setelah menunjukkan gejala tidak aktif,

memutahkan cairan dan diare.

Beberapa hari setelah mati, permukaan tubuh ulat tertutup

lapisan hypha yang berwarna putih yang di lapisi oleh spora­

spora hijau.

b. Penyebab penyakit:

Spica ria prasina (MAUBLANC) SAW ADA (SHIMIZU dan

TAJIMA, 1972). Konidia cendawan yang memparasiter kulit

ulat akan berkecambah dalam 15-20 jam setelah menyerang

epidermis.

Berbeda dengan konidiophore penyakit muscardine putih yang

perkecambahannya seperti pohon yang bercabang,

muscardine hijau mempunyai percabangan vertikal.

4·4·2·3·3· Aspergillus

Penyakit Aspergillus terutama menyerang pada stadia ulat kecil

dan serangannya relatif rendah pada stadia ulat besar. Sifat spora

Aspergillus adalah saprofit terhadap lingkungan, terutama dengan

lingkungan pemeliharaan ulat. Sporanya dapat leluasa di udara dan

97

Page 110: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

dapat diterbangkan oleh angin. Penyakit Aspergillus akan

berkembang dengan baik pada kotoran atau pada kokon yang

tertinggal.

a. Gejala:

Ulat yang terserang akan kaku (sukar untuk bergerak) dan

kulit kelihatannya berkilau, ulat tidak mau makan.

Bangkai ulat berwarna kuning atau coklat dan akan segera

menjadi keras, serta pada ulat yang mati tersebut akan segera

muncul secara kelompok mycelia pada permul<aan badan ulat.

b. Penyebab penyakit :

Aspergillus oryzae, sifat karakteristik dari cendawan tersebut

adalah dapat berkembang biak dalam lingkungan hidup

manusia dan menyerang bambu, serta kayu-kayuan lainnya.

Berbeda dengan penyakit muscardine lainnya, genus

Aspergillus tidak membentuk hypha bo~y di dalam cairan

tubuh ulat (Wikipedia, 2013).

4 ·4·2-4. Protozoa

Penyakit yang disebabkan oleh protozoa adalah pebrine.

Penyakit pebrine menurun dari induk ke keturunannya, dan pebrine

juga bisa ditularkan melalui makanannya. Pebrine adalah salah satu

penyakit yang paling berbahaya bagi ulat sutera karena bibit penyakit

berada di dalam sel telur induk ulat, sehingga telur-telur yang

dihasilkan praktis sudah mengandung bibit penyakit. Ulat-ulat yang

terkena pebrine tidak dapat dipergunakan sebagai ulat bibit.

Ketahanan terhadap penyakit tersebut sangat ditentukan oleh jenis

ulat sutera dan cara pemeliharaannnya.

Page 111: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

'

t I

a. Gejala:

Stadia ulat

Ulat hilang nafsu makannya, ulat berwarna gelap, kulit

keriputjkisut, pertumbuhannya menjadi tidak seragam dan

terjadi keterlambatan ganti kulit.

Tubuh ulat terdapat bintik-bintik hitam, sulit untuk

mengokon, ulat berputar-putar tanpa membuat kokon.

Stadia pupa

Pada bagian perut lunak, terdapat bintik hitam di tubuh pupa.

Stadiakupu

Keluarnya kupu dari kokon terlambat, bentuk sayap tetap

mengkerut atau kecil sehingga tidak seimbang dengan bentuk

sayap kupu-kupu normal dan gerakannya lamban, serta pasif

sekali.

Stadia telur

Bentuk telur tidak seragam, penempatan telur tidak merata,

persentase telur tidak subur meningkat, telur tidak menetas

seragam.

b. Penyebab penyakit:

Sejenis protozoa yang disebut Nosema bombycis Nageli

(Samsijah dan Kusumaputra, 1974; Shimizu dan Tajima, 1972;

Wikipedia, 2013).

Nosema berkembang biak dengan spora dan juga membelah

diri. Sporoplasma berkembang biak dengan membelah diri,

dari haemolympha melalui ruang-ruang antara sel yang

99

Page 112: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

100

tersebar diseluruh tubuh, tinggal di situ terutama bagian tubuh

yang berlemak dan jaringan-jaringan otot.

Tiap-tiap belahan mengandung 1 inti dan kemudian

membentuk spora. Dalam dua minggu setelah terjadi infeksi

pebrine, bagian tubuh dari ulat telah penuh dengan spora yang

telah masak.

c. Penularan penyakit:

Infeksi penyakit dapat terjadi melalui mulut maupun sel

telurnya.

4·4·3· Penyebab Lain/Keracunan

4·4·3·1· Pestisida

Keracunan ulat sutera dapat disebabkan oleh berbagai jenis

obat-obat pertanian (pestisida) yang digunakan dalam rumah tangga.

Hal ini terjadi karena kurang hati-hati atau karena penggunaan

pestisida yang kurang tepat pada kebun murbei.

a. Gejala:

Ulat dengan tiba-tiba mengeluarkan cairan getah lambung dari

usus.

Apabila kepala dan badannya digoyang-goyangkan, ulat dalam

keadaan kaku dan tegang.

b. Cara pencegahannya:

Apabila terjadi keracunan, jendela dan pintu segera dibuka

agar udara segar masuk.

Penggantian daun murbei dengan yang baru dan segar, serta

tidak terkontaminasi.

j

Page 113: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

,,

r I

r

f

Penyimpanan pestisida yang berdekatan dengan tempat

pemeliharaan, terutama dalam keadaan terbuka harus

dihindari.

Daun murbei yang diberikan pada ulat sutera adalah harus

daun yang telah habis residual toksisitinya karena

penyemprotan di lapangan.

4·4·3·2· Tembakau

Keracunan ulat sutera dapat terjadi karena pengaruh nikotin

dari tembakau, baik karena letak kebun tembakau yang berdekatan

dengan tempat pemeliharaan maupun karena pengaruh asap rokok.

a. Gejala:

Badan bagian depan ulat membesar dan mengeluarkan cairan

usus dari mulut.

Ulat berbaring dan akhirnya mati.

b. Cara pengendaliannya:

Menghindari pemeliharaan ulat selama masa pembungaan

tanaman tembakau.

Menunda penggunaan daun murbei sampm selesai panen

tembakau.

Jarak kebun tembakau dengan tempat pemeliharaan ulat kira­

kira 150-200 m.

101

Page 114: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

102

5· ANALISIS PENDAP ATAN PET ANI

Kemampuan petani memelihara ulat sutera yang ideal yaitu

sebanyak 3 kotak untuk lahan seluas 1 ha dalam setiap pemeliharaan.

Dengan demikian, pada tahun pertama diharapkan mampu

memelihara 8 kotak, yaitu pemeliharaan pertama 2 kotak, kedua 3

kotak dan ketiga 3 kotak. Setiap pekerjaan pemeliharaan, petani tidak

dapat melaksanakan kegiatannya hanya dengan mengandalkan tenaga

kerja keluarga, tetapi memerlukan tenaga kerja dari luar yang diberi

upah. Pekerjaan yang dapat dilakukan oleh petani dan keluarganya

meliputi pemanenan daun, pembersihan ruangan dan peralatan.

Kegiatan yang memerlukan tenaga kerja dari luar meliputi

pengolahan lahan, pemupukan, penyiangan dan pendangiran kebun

murbei, serta kegiatan pemeliharaan ulat sutera. Tenaga kerja pada

waktu pemeliharaan ulat sutera dilaksanakan pada saat ulat

menjelang mengokon, sehingga diperlukan jumlah orang yang banyak

untuk memindahkan ulat dan membantu pemberian pakan. Tenaga

kerja berikutnya diperlukan pada saat pemanenan kokon dan

pembersihan serat pada kokon (jlossing) .

Tabel7. Tenaga kerja budidaya murbei dan pemeliharaan ulat sutera

Kegiatan Prestasi kerja Waktu Tenaga Total (hari) kerja HOK

Pengolahan Tanah 250m2 /HOK 10 4 40

Penanaman 2.320 batang/HOK 3 3 9

Pemupukan 7jalurjHOK 4 3 12

Penyiangan dan 670 m2/HOK 5 3 15 Pendangiran

Pemangkasan 1.040 tanaman/HOK 5 4 20

Pemeliharaan ulat 3 kotakj2 HOK sutera 7 2 14

Page 115: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

I

~

Penghitungan laba-rugi ditentukan berdasarkan besarnya

penyusutan terhadap investasi (Tabel 8). Hasil perhitungan

penyusutan tersebut dimasukkan ke dalam perhitungan analisis laba

rugi sebagai biaya dalam Tabel g. Perhitungan penyusutan investasi

untuk pembuatan kebun murbei didasarkan kepada daur tanaman

murbei yaitu jangka waktu 15 tahun, dan untuk nilai akhir kebun

tersebut nilai investasinya menjadi nol.

Tabel 8. Penyusutan investasi untuk produksi kokon dengan luas 1 ha

Biaya Investasi

Kebun Murbei 1. Pupuk Kandang 2 . Cangkul 3· Tenaga kerja

- Persia pan tanahjpengolahan tanah

- Penanaman

- Pemupukan

Jumlah

Pemeliharaan Ulat Sutera

4 · Bangunan (15 tahun)

5· Seriframe (5 tahun) 6. Pisau (5 tahun)

7. Semprotan (15 tahun)

Jumlah

Total Investasi

Total Penyusutan

Jumlah (Rp.)

450.000

50.000

2.000.000

450.000

600.000

3-550.000

45-000.000

3-600.000

50.000

300.000

48-950.000

52-500.000

Perhitungan Penyusutan (Rp.)

(3-550.000- 0)/15 = 236.666,67

236.666,67

45-000.000/15 = 3.000.000

3-600.000/5 = 720.000

5o.oooj5 = 1o.ooo 300.000/15= 20.000

3-750.000

3-986.666

Perhitungan untuk kebun murbei seluas 1 ha dan

pemeliharaanulat sutera sepuluh kali dalam setahun dengan kapasitas

3 kotakjperiode dan basil rata-rata 35 kgjkotak. Perhitungan

103

Page 116: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

104

penghasilan pertahun yang diperoleh dari usahatani sutera alam

diukur dengan harga tahun 2013, sebagaimana Tabelg.

Tabel g. Analisis laba rugi produksi kokon untuk luas laban 1 ha

Kegiatan Tabun I Tahun II Tahun III (Rp.) (Rp.) (Rp.)

A. Pendapatan Produksi kokon (kg) g.8oo.ooo 29-400.000 36·750.000

Jumlab g.8oo.ooo 29-400.000 36·750.000

B. Penyusutan 1. Bangunan ( 6 x 12 m) 3-000.000 3.000.000 3.000.000 2. Seriframe 720.000 720.000 720.000

3· Pisau 10.000 10.000 10.000

4- Semprotan 20.000 20.000 20.000

5· Kebun murbei 236.666 236.666 236.666

Jumlah 1.506.666 1.506.666 1.506.666

c. Operasional kebun murbei 1. Tenaga kerja

Pengolaban laban 600.000 2.000.000 2.000.000

Pemupukan 100.000 450.000 450.000 Pemangkasan 600.000 1.000.000 1.000.000

2. Pupuk kandang 450.000 450.000

3· Urea 70.000 120.000 120.000

4· TSP 50.000 g6.ooo g6.ooo

5· KCL 50.000 120.000 120.000

Jumlab 1.470.000 4-236.000 4-236.000

D. Operasional 1. Pembelian telur 1.000.000 3.000.000 3-750.000 2. Kaporit 200.000 6oo.ooo 750.000

3· Kapur 320.000 960.000 1.200.000

4· Tenaga kerja pemeliharaar 1-750.000 5.600.000 7.000.000

Jumlab 3-270.000 10.160.000 12.700.000

Jumlab Biaya 6.246.666 15-902.666 18.442.666

Lab a 3-553-334 13-497-334 18.307.334

Page 117: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

i,

Berdasarkan perhitungan laba rugi (Tabel g), terlihat bahwa

usaha persuteraan alam yang tidak begitu menguntungkan hanya

terjadi pada tahun pertama. Sebaliknya pada tahun kedua, petani

sutera alam sudah dapat menikmati keuntungan sebesar Rp.

13-497.334 dan pada tahun ketiga keuntungan yang diperoleh dari

penggunaan faktor produksi dan tenaga kerja sebagai pengelola

meningkat secara nyata mencapai Rp. 18.307.334. Potensi

keuntungan masih dapat berkembang lebih besar lagi, mengingat

jumlah produksi daun untuk luasan 1 ha masih dapat mendukung

kapasitas pemeliharaan ulat yang lebih banyak.

105

Page 118: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

106

DAFfAR PUSTAKA

Anton. 2013. Persuteraan Alam Provinsi Jawa Barat. Temu Usaha Persuteraan Alam Di Cianjur Provinsi Jawa Barat, tanggal 2 April 2013. Balai Persuteraan Alam Sulawesi Selatan.

Allo, N.L., A. Anwar, B. Sampe. 1992. Pengaruh jenis pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman Murbei (Morus sp.). Jurnal Penelitian Kehutanan, Volume VI, No. 20, Maret 1992.

Andadari, L. dan R. S. B. Irianto. 2005. Pengaruh cendawan mikoriza arbuskula terhadap pertumbuhan stek murbei (Morus alba var. Kanva-2 L.). J .Pen.Rtn & KA. II (3): 269-275.

Andadari, L dan D. Prameswari, 2005. Pengaruh pupuk daun terhadap produksi dan mutu daun murbei (Morus sp). Pusat Penelitian dan Pengembangan Rutan dan Konservasi Alam, Jurnal Rutan Tropika Vol. 1.2: 55-58.

Andadari, L. 2003. Produksi daun beberapa jenis murbei (Morus spp).Bul. P3R & KA No 638.

Andikarya, 0; A. Nunuh. 2002. Pedoman Teknis Budidaya Tanaman Murbei. Samba Project. Bandung.

Anonimus, 1998. Panduan Teknis Persuteraan Alam, Petunjuk Dasar Persuteraan Alam. PT. Indo Jado Sutera Pratama.Silk Industries. Jawa Barat- Indonesia.

Atmosoedarjo, S.R; Kartasubrata, J ; Kaomini, M; Saleh, W dan W. Moerdoko. 2000. Sutera Alam Indonesia. Yayasan Sarana Wana J aya. Jakarta.

Balai Persuteraan Alam. 1997. Pedoman Budidaya Sutera. Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. Balai Persuteraan Alam. Ujung Pandang.

Boggs, Carol L.; Watt, Ward B. & Ehrlichand R., Paul. (2003). Butterflies: ecology and evolution taking flight (Illustrated ed.). University of Chicago Press.pp. 739. ISBN 978-0-226-06318-8. Diakses Desember 2012.

Page 119: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

r ,

Japan International Cooperation Agency. 1980. Silkworm Rearing Technics in the Tropics. JICA Library, Tokyo, Japan.

Japan International Cooperation Agency, 1981. Pedoman Persuteraan Alam. Departemen Pertanian. Direktorat Jenderal Kehutanan. Proyek Pembinaan Persuteraan Alam Sulawesi selatan, JICA­Sericulture Development Cooperation Project.

Kaomini dan B. Sampe. 1995. Pengaruh lamanya penyimpanan kokon terhadap daya gulung dan rendemen benang. Buletin Penelitian Hutan No. 568: 9-14. Pusat Penelitian dan Pengembangan hutan dan Konservasi Alam.

Kaomini dan Samsijah. 1986. Perbandingan pertumbuhan beberapa jenis murbei (Morus sp.) di Payakumbuh Sumatera Barat. Buletin Penelitian Rutan.

Kaomini, M. 2003. Pedoman Teknis Pemeliharaan Wat Sutera. Samba Project. A CARE UNBAR Collaborative program of USAID funded Project for BDSs and MFLs Development on Silk Industry in West Java. Bandung. 29 p

Kushartoyo, A. 1995. Studi Perbandingan Dua Puluh Jenis Murbei Sampai Umur 5 Bulan di Purwobinangun. Fakul.tas Kehutanan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Proyek Pengembangan Persuteraan Alam dan Lebah Madu Pusat. 1991. Petunjuk Praktis Budidaya Tanaman Murbei (Morus sp.). Departemen Kehutanan, Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi lahan. Direktorat Reboisasi dan Penghijauan. Jakarta.

Pujiono S. 2003. Teknik persemaian dan informasi benih murbei, Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Rutan, Yogjakarta.

Ryu, C. 1998. Panduan Teknis Persuteraan Alam. Petunjuk Dasar Persuteraan Alam. PT. Indo Jado Sutera Pratama Silk Industries Jawa Barat. Indonesia.

Samsijah. 1990. Sejarah Sutera. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan. Departemen Kehutanan.

107

Page 120: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

108

Samsijah dan L. Andadari. 1992. Teknik Pengenalan, Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Murbei. Informasi Teknis No. 26.Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan. Bogor.

Samsijah dan L. Andadari. 1993. Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Murbei. Info Teknis. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan. Bogor.

Samsijah dan A.S. Kusumaputra. 1978. Pembibitan U1at Sutera. Lembaga Penelitian Hutan. Bogor.

Samsijah dan A.S. Kusumaputra. 1974. Hama dan Penyakit U1at Sutera (Bombyx mori L.) Lembaga Penelitian hutan. Bogar

Santoso, B., B. W. Wardani dan R. Prayudyaningsih. 2006. Kesesuaian jenis murbei dan biofisik daerah kering Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam III (5): 533-539.

Saranga A.P., A. Anwar dan Z. Sumardjito. 1993. Pengaruh arang sekam dan kapur untuk campuran kaporit sebagai desinfektan pada pemeliharaan ulat sutera (Bombyx mori L.). Jurnal Penelitian Kehutanan . BPK Ujung PandangVol. VII (3): 27-30.

Saranga, A. P. dan Z. Sumardjito. 1994. Pengaruh insektisida IGR (Insect Growth Regulator) terhadap populasi dan kerusakan hama utama serta serangga predator pada pertanaman murbei di Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Kehutanan BPK Ujung PandangVol. VIII (2): 1-5.

Sasminto, D. 1998. Pakan U1at Sutera. Pelatihan Persuteraan Alam Diselenggarakan dalam Rangka Kerjasama antara Perum Perhutani dengan Masyarakat Persuteraan Alam Indonesia. Madiun.

Sasmito, J dan S.Y. Effraim. 1999. Intensifikasi Kebun Murbei. Materi Pelatihan Persuteraan Alam Perum Perhutani. Biro Produksi, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah. Semarang.

Shyam Kumar. 2010. Silkworm Bombyx mori. http:/ jbooks.google.co.id/books. Di akses November 2012.

Sihombing, D.T.H. 1999. Budidaya Satwa Harapan I. Pustaka Wirausaha Muda, Bogor.

Page 121: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

I ~

I I

t

Shimizu, M dan Y. Tajima. 1972. Handbook of Silkworm Rearing. Fuji Publishing Co., Ltd., Tokyo. Japan.

Sudomo, A. Pudjiono, A dan M, Na'iem. 2007. Pengaruhjumlah mata tunas terhadap kemampuan hidup dan pertumbuhan stek empat jenis hybrid murbei, Jurnal Pemuliaan Tanaman Rutan. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman H utan. Y ogjakarta.

Sudomo, A., S. Pudjiono, dan M. Na'iem. 2007. Pengaruh jumlah mata tunas terhadap kemampuan hidup dan pertumbuhan stek empat jenis murbei hibrid. Jurnal Pemuliaan Tanaman Rutan. Vol1, No. 1, Juli 2007. Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan.Yogyakarta.

Sukarman. 1998. Budidaya ulat Sutera. Pelatihan Persuteraan Alam Diselenggarakan dalam Rangka Kerjasama antara Perum Perhutani dengan Masyarakat Persuteraan Alam Indonesia. Madiun.

Sumardjito, Z dan H. Budisantoso. 1994. Pengaruh beberapa campuran desinfektan terhadap mortalitas dan pertumbuhan penyakit pada pemeliharaan ulat sutera. Jurnal Penelitian Kehutanan BPK Ujung Pandang VIII (2): 24-29. ·

Sumirat, B.K. dan S. M. Saing. 1997. E:fikasi berbagai jenis desinfektan tubuh ulat sutera (Bombyx mori L.) terhadap penyakit Aspergillus. Buletin Penelitian Kehutanan Ujung Pandang No. 2: 72-84.

Sudrajat. 1989. Pengaruh Tinggi pangkasan terhadap pertumbuhan dan basil daun murbei di Pakatto, Sulawesi selatan. Buletin No 510: 45-55. Pusat Penelitian dan Pengembangan hutan.

Tessa, M and Sujuki. 1992. Sericulture and The origins of Japanese Industrialization. Vol 33, No.1 pp. 101 - 121.Society fot the history of Technology. http:/ jwww.jstor.orgj discover/ 10.2307 I 3105810 ?uid=3738224&uid=2129&uid=2&uid=70&uid =4&sid=21101901665381. Di akses November 2012.

Wangsadimiarta, A. 1976. Sejarah Sutera. Persuteraan Alam Lembaga Penelitian Hutan/Sub Proyek Pengembangan Industri Kehutanan Pusat Direktorat Jenderal Kehutanan.

109

Page 122: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

110

Wikipedia, the free encyclopedia. Morus (plant) http:/ j en.wikipedia.org/wiki/ Mulberry. Diakses Agustus 2012.

Wikipedia, the free encyclopedia. Bombyx mori. http: / j en.wikipedia.org/ wiki/ Bombyx_ mori. Diakses Agustus 2012 .

Wulandari, R. 1995. Studi Persilangan beberapa Jenis Murbei Serta Karakteristik Keturunannya. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Page 123: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

Lampiran 1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeliharaan mat Sutera

1. Tata Tertib Pemeliharaan mat Sutera

~ Sebelum pemeliharaan ulat sutera dimulai, ruangan dan alat-alat

pemeliharaan harus dicuci dan didesinfeksi.

~ Peralatan harus selalu tersusun rapih dan yang tidak dipakai

harus disimpan dalam ruangan lain.

~ Sebelum masuk ruangan pemeliharaan, sepatu dan sandal harus

dibuka dan diganti dengan sandal yang tersedia secara khusus di

dalam ruangan pemeliharaan.

~ Masuk ke ruangan pemeliharaan jumlahnya dibatasi dan sebelum

masuk mencuci tangan dan kaki. Kedua belah tangan terlebih

dahulu dicelupkan ke dalam larutan desinfektan lalu dibasuh

dengan air bersih dan dikeringkan dengan lap atau handuk.

Larutan desinfektan tangan perlu diganti setiap hari. Masuknya

penyakit dapat melalui tangan, kaki dan baju.

~ Sediakan baju kerja, yang harus dipakai oleh petugas pemelihara

ulat sutera dan selalu disimpan dalam masing-masing ruangan

pemeliharaan.

~ Ulat yang sakit dan mati yang akan dibuang disimpan pada

tempat tertutup yang diisi larutan kaporit.

~ Membersihkan ulat perlu hati-hati, setelah selesai lantai dipel dan

petugas cuci tangan dan kaki.

~ Di dalam ruang pemeliharaan ulat tidak diperbolehkan makan,

minum, merokok dsb. Tempat pembuangan sampahfkotoran

tidak boleh dekat ruang pemeliharaan.

~ Pembuangan sampah harus jauh dari ruang pemeliharaan ulat

dan jangan di kebun murbei.

111

Page 124: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

112

~ Pemeliharaan ulat kecil dan ulat besar tidak pada ruangan yang

sama dan pemeliharaan yang tumpang tindih harus dihindari.

~ Tempat untuk membuang sampah dan mengangkut daun harus

dipisahkan dan didesinfeksi dengan kaporit.

~ Kertas paraffin dan kertas alas hanya digunakan sekali dan

dibakar.

~ Setelah selesai pemeliharaan ulat, ruangan dan alat-alat

pemeliharaan harus segera dibersihkan/ dicuci dan didesinfeksi,

alat-alat pengokonan juga harus segera dibersihkan dari kotoran

dan floss kokon.

~ Mengecat alat pengokonan kayujbambu dengan kapur dapat

mengurangi perkembangan penyakit dan berpengaruh nyata

terhadap mortalitas ulat dan pupa serta persentasi kulit kokon.

2. Persiapan

J adwal kegiatan sebelum pemeliharaan

Harike ..... (Sebelum hakitate)

6

5

4

3

Jenis Kegiatan Kegiatan yang dilakukan

Pembersihan Mengeluarkan alat-alat, pembersihan tempat ulat di dalam dan di luar ruangan

Pengeringan Membuka dan mengeringkan tempat ulat desinfeksi peralatan kayu, plastik dan bambu dengan perendaman

Desinfeksi Desinfeksi ruangan dan peralatan dengan larutan kaporit perbandingan 1: 200, volume 1-21/rn2 ruangan. Sernprotkan hingga lantai dan peralatan basah

Membuka dan Ruangan perneliharaan dibulca, mengeringkan peralatan dijemur selarna 3 jam

setiap permukaan

Page 125: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

2

1

0

Persia pan hakitate

Pengecekan

Hakitate

3· Pengurusan Telur

Persiapan tempat dan alat-alat untuk hakitate termasuk tern pat sampah, tern pat ulat sakit yang diisi larutan kaporit 1/100-1/200, tempat cuci tangan dan kaki yang diisi larutan kaporit 1 : 500

Temperatur dan kelembaban

Untuk membasmi bibit penyakit yang kemungkinan besar

menempel pada kulit telur dan kertas telur maka perlu

dilakukan desinfeksi dengan cara mencelup telur ke dalam

larutan formalin 1-2%.

Mengatur waktu penetasan dengan jalan :

• Untuk lebih menyeragamkan waktu penetasan telur, dapat

dilakukan dengan cara mengatur agar pada hari ke 2 sampai

ke 3 sebelum saat menetasnya, ruangan tempat telur

digelapkan dengan cara ini ulat-ulat yang akan keluar dari

dalam telur akan tertunda dan yang terlambat akan menyusul

sampai sama-sama cukup umur untuk menetas. Akhirnya

telur-telur akan menetas bersamaan setelah diberikan

penerangan cukup.

• Ruangan penetasan sebaiknya dapat diatur suhu 24-25° C

dan kelembaban 8o-8s%.

4· Sifat-sifat ulat

Ulat kecil

• Relatif tahan terhadap suhu dan kelembaban tinggi

• Suhu yang baik: 26-28° C; kelembaban: 80-90%

Ulatbesar

• Tidak tahan terhadap suhu dan kelembaban tinggi

• Suhu yang baik: 23-24° C ; kelembaban: 70-75%

113

Page 126: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

114

• Perlu daun yang berkadar air tinggi, dan kebutuhan daun tidak seberapa ban yak

• Pada suhu rendah dan kekurangan makan dapat menimbulkan penyakit

• Ruangan tidak perlu luas tetapi memenuhi syarat : ~ Mudah didesinfeksi dengan

baik ~ Mudah diatur suhu dan

kelembaban ~ Keadaan ruangan tidak

mudah dipengaruhi oleh perubahan-perubahan udara luar

• Tidak perlu daun yang berkadar air tinggi dan kebutuhan daun sangat banyak

• Pada suhu tinggi dan kekurangan makan dapat mempengaruhi keadaan hidup dan lemah terhadap serangan penyakit

• Ruangan perlu luas dan memenuhi syarat-syarat : ~ Mudah didesinfeksi dengan

baik ~ Mudah diatur suhu dan

kelembaban ~ Keadaan ruangan tidak

mudah dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dari luar

Perhatian khusus pada saat ulat yang sedang mengokon:

• Membuang kencing dan kotoran

Untuk mengurangi kelembaban, koran diletakkan di bawah alat

pengokonan. Ketika kertas tersebut sudah menyerap kencing dan

kotoran, perlu segera dibuang.

• Temperatur

Bila temperatur terlalu tinggi, kulit kokon akan menjadi sangat

longgar dan dilapisi dengan kerutan dan simpul sehingga sulit

untuk dipintal. Bila temperatur terlalu rendah, ulat akan

mengeluarkan serat terlalu lambat. Kokon akan menjadi besar

dan mengokon perlu waktu lebih lama.

• Kelembaban

Bila kelembaban terlalu tinggi, lebih banyak ulat dan pupa akan

mati. Bila terlalu rendah, kokon cenderung rusak seperti lapisan

double, kokon longgar dan sebagainya.

Page 127: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

• Sirkulasi udara

Ventilasi penting bagi kelembaban dan gas yang merusak yang

dikeluarkan oleh kotoran dan kencing dari ulat yang matang.

Kecepatan sirkulasi udara pada ruang pengokonan sebaiknya

kurang dari 1 m per detik. Kalau sirkulasi udara terlalu cepat dan

kuat, akan menyebabkan ulat matang bergabung dan

meningkatkan kokon double.

• Cahaya

Ruang pengokonan harus mempunyai cahaya yang sedang dan

tetap. Kalau cahaya kuat atau cahaya dari satu sisi masuk ke

ruang pengokonan, ulat akan bergerak ke satu sisi, menghasilkan

kokon double atau kokon dengan ketebalan kulit yang tidak rata.

Bila ruangan dibiarkan gelap, mengokon akan lambat dan kualitas

kokon akan menurun.

115

Page 128: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

116

Lampiran 2. Klasifikasi Hama Penyakit Murbei dan Pengendaliannya

No. Hama

1. Hama pucuk (Glyphodes pulverulentalis)

2. Kutu daun (M aconellicoccus hirsutus Green)

3. Penggerek batang (Epepectes plaratot Newman)

4· Kutu batang (Pseudaulacapsis pentagona Torgioni Tozzetti)

5. Rayap (Macrotermes gilvus Hagen)

Pengendalian

Secara mekanis : - Pangkas kern bali, untuk mengurangi

ruang lingkupnya. - Buang daun-daun yang gugur dan

sampah sete1ah pemangkasan. Secara bio1ogis :

- Parasitoid. - Predator.

Secara kimia yaitu insektisida dengan bahan aktif :

- Diazinon 6o EC, dengan 1arutan 2.000 kali. Jum1ah 1.200-1.500 1/ha. 20 hari sete1ah penyemprotan aman untuk pakan ulat.

- Elson/Cidal, 2 1 da1am 1.500-2.000 1 air/ha, aman sete1ah 15 hari.

- Dipterix Up, 11 da1am 500 1 air dan aman sete1ah 15 hari.

- DDVP 5%, 11 dalam 1.000 1 dan aman sete1ah 7 hari.

- Monokroto[os, 1 cc/1: Secara mekanis dan kimia s.d.a.

Secara mekanis : - Cabang-cabang yang terserang harus

dipotong dan di bakar. Untuk daerah yang sering teijadi out break harus dipangkas rendah.

Secara mekanis : - Pangkas rendah. - Jarak tanam diperlebar.

Secara kimia : - Bahan aktif kloropiritas, 2 1 dalam 8oo

1 air /ha, aman sebagai paka u1at sete1ah 15 hari.

- Bahan aktif karbo, 10-20 kg dalam 8oo I air/ha, aman digunakan setelah 30 hari.

Page 129: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

~l

No. Penyakit Pengendalian ' ~ 1. Penyakit tepung Secara mekanis: '

(Powdery mildew) - Apabila serangan beium banyak, maka Phyllactinia corylea bagian yang terserang harus diambil

dan dibakar secepat mungkin. - Pengaturan penggunaan bahan

organik dan pemberian pupuk anorganik.

- Pemilihan varietas yang resisten terhadap penyakit terse but.

Secara kimia: - Bahan aktif Thipan (formuiasi

tepung), 2 kg dalam 500 liter air/ ha.

~ - Bahan aktif benomyl (formulasi

f

tepung), 250 g dalam 500 I airjha. - Bahan aktif acricidae, 3 I dalam 3 .000

I air ha.

2 . Bintik daun s.d.a

t

Sirosporium mori S dow

3 · Bercakdaun Secara mekanis : Septogleum mori - Hindari kelembaban tinggi.

I Briosiet cavapa Secara kimia : t

r - Bahan aktifmanej(formu1asi tepung), I 2 kg dalam 1.5001 air/ ha. i - Bahan aktif mancozeb, 3 kg dalam ,.

1.5 00 I air/ ha. - Bahan aktif benomyl, 250 g dalam

5 00 I air Lha.

4· Karat Secara mekanis : I Aecidium mori - Bagian yang terserang harus segera ~ dipotong.

- Hindari jarak tanam yang sempit.

5· Bakteri Secara mekanis: Pseudomonas syringepy - Bagian yang terserang segera dibuang Boyer et Lamba1t et.al dan dibakar.

- Pemilihan varietas yang resisten terhadap penyakit bakteri.

- Hindari pemberian pupuk beriebihan, terutama nitrogen.

- Karena penyakit ini menyerang melalui luka akibat gigitan serangga, maka hama murbei harus diberantas.

117

Page 130: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

118

6. Plasta Septobasidium bogoriense Patouillah

7· Busuk akar violet Helico basidium

Secara mekanis: - Dilakukan pemangkasan rendah. - Rerumputan dibersihkan.

Secara mekanis: - Tanaman yang mati harus cepat

diangkat, dan batang serta akarnya dibakar.

- Tern pat yang terserang, tanahnya dibongkar dan dikeringkan di bawah sinar matahari

I I

~ j

Page 131: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

--------------------------------------------------------------------- - ---------

'

"

i I I"

Lampiran 3· Klasifikasi Hama Penyakit illat Sutera dan Pengendaliannya

No. Penyakit Patogen Pengendalian

1. Virus: a. Grasseri Borrelina bombycis - Ulat sakit segera dibuang.

(NPV) Nuclear - Daun murbei yang Polyhedrosis Virus berkualitas.

- Pengaturan temperatur dan kelembaban sesuai dengan pertumbuhan ulat.

- Desinfeksi formalin, kaporit dan paspol.

b. Flacherie Smithia virus Seperti grasseri. (CPV) Cytoplasmic - Arang kayu, abu gosok, abu

Polyhedrosis Virus tembok masing-masing dicampur kaporit dapat menekan virus s% dan muscardine (7%) (Sumardjito dan Budisantoso, 1994).

c. IFV Morator virus s.d.a. Infectious flacherie

2. Fungus Gamur): a. Jamur Beauvoria Disinfeksi form.alin, kaporit,

putih bassiana paspol dan sekam padi. (muscardine putih)

b. Jamur Spicaria pracina s.d.a. hijau (muscardine hijau)

c. Aspergillus Aspergillus oryzae - Mengurangi kelembaban dengan meningkatkan suhu ruangan.

- Desinfeksi tubuh ulat dengan kaporit.

- Pafsol (parajormaldehide 3% dan campuran kapur dengan Benlate (benomyl so%) (Sumirat dan Saing, 1997).

3- Bakteri: Bacteri Streptococcus sp., s.d.a. flecherie coli aerogenous, (Digesting bacilli & B.T.) proteusgroup

bacilli

119

Page 132: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

4· Protozoa: Pebrine

120

Nosema bombycis nagali

- Pemeriksaan yang teliti atas induk kupu untuk mencegah penurunan penyakit lewat keturunannya.

- Desinfeksi dan pemeliharaan yang benar untuk mencegah penularan melalui makanan.

Page 133: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

I

f

t. I

r

Lampiran 4· Macam-macam Bangunan dan Rak untuk UlatKecil

Bangunan pemeliharaan di Enrekang (A) dan Cianjur (B)

Rak pemeliharaan untuk ulat kecil di Candiroto

121

Page 134: Pusat Penelitian dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas … · 2018-07-26 · keadaan tanah, pemupukan, pemangkasan, curah hujan, pengairan, dan cuaca. Penanaman murbei untuk

122

Lampiran 5· Macam-macam Bangunan dan Rak untuk UlatBesar

Bangunan pemeliharaan di Regaloh (A) dan Sulawesi (B)

Bangunan dan rak pemeliharaan di Cianjur