pusat data dan informasi - provinsi sumatera utara · 2015. 9. 5. · pusat statistik (bps), dan...

62

Upload: others

Post on 29-Jan-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KATA PENGANTAR

    Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya (evidence based).

    Buku kecil ini menyajikan data dan informasi mengenai keadaan sosio-demografi, derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan di provinsi yang disajikan menurut kabupaten/kota. Adapun data dan informasi yang disajikan bersumber dari Pusdatin Kemkes RI, Ditjen BUK Kemkes RI, Ditjen PPPL Kemkes RI, Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI, Badan PPSDMK Kemkes RI, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Kementerian Dalam Negeri.

    Tim penyusun berharap data dan informasi yang terdapat pada buku ini dapat menjadi bahan masukan dalam menelaah keadaan kesehatan yang ada di Provinsi Banten maupun kabupaten/kota di provinsi tersebut.

    Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan

    drg. Oscar Primadi, MPH NIP. 196110201988031013

  • DAFTAR ISI

    • Profil Singkat Provinsi Banten Tahun 2014 1 • Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2014 2 • Estimasi Jumlah Penduduk Provinsi Banten Tahun 2014 3

    • Estimasi Piramida Penduduk Tahun 2014 4 • Estimasi Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2014 5 • Estimasi Kepadatan Penduduk (Jiwa/km2) Provinsi Banten Tahun 2014 6

    • Jumlah Puskesmas Provinsi Banten per Juni 2014 7 • Rasio Puskesmas per 30.000 Penduduk di Indonesia

    Tahun 2014 8

    • Rasio Puskesmas per 30.000 Penduduk di Provinsi Banten Tahun 2014 9

    • Jumlah Rumah Sakit, dan Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit per 100.000 Penduduk di Provinsi Banten

    Tahun 2014 10

    • Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2014 11

    • Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Regional Jawa-Bali Tahun 2014 12

    • Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Provinsi Banten Tahun 2014 13

    • Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2014 14

    • Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Regional Jawa-Bali Tahun 2014 15

    • Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Provinsi Banten Tahun 2014 16

    • Rasio Perawat per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2014 17

    • Rasio Perawat per 100.000 pddk di Regional Jawa-Bali Tahun 2014 18

    • Rasio Perawat per 100.000 pddk di Provinsi Banten Tahun 2014 19

    • Rasio Bidan per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2014 20

    • Rasio Bidan per 100.000 pddk di Regional Jawa-Bali Tahun 2014 21

    • Rasio Bidan per 100.000 pddk di Provinsi Banten Tahun 2014 22

    • Kabupaten/Kota Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) Provinsi Banten 23

    • Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2012 24

    • Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Banten Tahun 2012 25

    • Persentase Wanita Berstatus Kawin Umur 15-49 Tahun yang Menggunakan Alat/Cara KB

    di Indonesia (KB Aktif), SDKI 2012 26

  • • Angka Kematian Bayi di Indonesia, SDKI 2012 27 • Angka Kematian Balita di Indonesia, SDKI 2012 28 • Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Indonesia Tahun 2014 29

    • Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Regional Jawa-Bali Tahun 2014 30

    • Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Provinsi Banten Tahun 2014 31

    • Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan di Indonesia Tahun 2014 32

    • Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan Regional Jawa-Bali Tahun 2014 33

    • Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan di Provinsi Banten Tahun 2014 34

    • Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Indonesia Tahun 2014 35

    • Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Regional Jawa-Bali Tahun 2014 36

    • Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi di Provinsi Banten Tahun 2014 37

    • Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Indonesia Tahun 2014 38

    • Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Regional Jawa-Bali Tahun 2014 39

    • Persentase Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi di Provinsi Banten Tahun 2014 40

    • Cakupan Desa/Kelurahan UCI di Indonesia Tahun 2013 41

    • Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Indonesia Tahun 2014 42

    • Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Regional Jawa-Bali Tahun 2014 43

    • Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Provinsi Banten Tahun 2014 44

    • Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Indonesia Tahun 2014 45

    • Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Regional Jawa-Bali Tahun 2014 46

    • Cakupan Balita Ditimbang (D/S) di Provinsi Banten Tahun 2014 47

    • Prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada Balita (BB/U) di Indonesia Tahun 2013 48

    • Prevalensi Kurus dan Sangat Kurus pada Balita (BB/TB) di Indonesia Tahun 2013 49

    • Prevalensi Diabetes Melitus Berdasarkan Diagnosis Dokter di Indonesia Tahun 2013 50

    • Prevalensi Hipertensi Berdasarkan Diagnosis Tenaga Kesehatan di Indonesia Tahun 2013 51

  • • Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Indonesia Tahun 2013 52

    • Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Sumber Air Minum Layak di Indonesia Tahun 2013 53

    • Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Sumber Air Minum Layak di Regional Jawa-Bali

    Tahun 2013 54

    • Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Layak di Indonesia Tahun 2013 55

    • Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Layak di Regional Jawa-Bali

    Tahun 2013 56

  • Sumber : Kemkes RI: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Pusat Data dan Informasi; Kementerian Dalam Negeri

    PROFIL SINGKAT PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

    1 Jumlah kabupaten/kota 8 Tenaga Kesehatan di fasyankes

    ► Kabupaten 4 ► Dokter spesialis 1.535

    ► Kota 4 ► Dokter umum 1.321

    Jumlah 8 ► Dokter gigi 572

    ► Perawat 7.882

    2 Jumlah kecamatan 155 ► Bidan 3.497

    ► Farmasi 1.108

    3 Jumlah desa/kelurahan 1.551 ► Nakes lainnya 2.666

    4 Luas wilayah (km2) 9.662,92

    5 Estimasi Jumlah Penduduk Tahun 2014 11.834.087

    ► Laki-Laki 6.051.954

    ► Perempuan 5.782.133

    6 Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 1.224,69

    7 Sarana Kesehatan

    - Puskesmas Rawat Inap 56

    - Puskesmas Non Rawat Inap 175

    Jumlah Puskesmas (Juni 2014) 231

    Rumah Sakit 81

    1

  • ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2014

    Sumber : Pusdatin, 2014

    Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 252.124.458

    Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 menggunakan metode geometriks. Metode ini berasumsi bahwa laju/angka

    pertumbuhan penduduk bersifat konstan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah laju

    pertumbuhan penduduk provinsi. jumlah penduduk tertinggi di Indonesia hasil estimasi terdapat di Provinsi Jawa Barat dan

    jumlah penduduk terendah terdapat di Provinsi Kalimantan Utara. 2

  • ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

    Sumber : Pusdatin, 2014

    Estimasi Jumlah Penduduk Banten : 11.834.087

    Estimasi jumlah penduduk tahun 2014 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010.

    Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk terbanyak terdapat di Kab. Tangerang dan terendah di Kota Cilegon. Proporsi

    penduduk di Kab. Tangerang sebesar 26,66% dan di Kota Cilegon sebesar 3,52%.

    3

  • ESTIMASI PIRAMIDA PENDUDUK TAHUN 2014

    Sumber : Pusdatin, 2014

    Struktur penduduk di Indonesia dan Banten termasuk struktur penduduk muda. Badan piramida membesar, ini menunjukkan

    banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 25-29 tahun baik laki-laki dan perempuan. Jumlah

    golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup, kondisi

    ini mengharuskan kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif.

    INDONESIA BANTEN

    4

  • ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2014

    Sumber : Kemendagri, 2014; Pusdatin, 2014

    Hasil estimasi penduduk menunjukkan pada tahun 2014 kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 131 penduduk per km2.

    Estimasi kepadatan penduduk paling besar terdapat di Provinsi DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk 15.263, Jawa Barat

    sebesar 1.309 dan Banten 1.225. Estimasi kepadatan penduduk paling kecil terdapat di Provinsi Kalimantan Utara dengan

    kepadatan penduduk sebesar 8, Papua Barat dengan kepadatan penduduk 9, Papua sebesar 11 penduduk per km2 . 5

  • ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

    Sumber : Kemendagri, 2014; Pusdatin, 2014

    Penyebaran penduduk di Provinsi Banten belum merata. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk tiap kabupaten/kota

    yang tidak sama. Daerah dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di Kota Tangerang sebesar 13.005 jiwa per

    km2. Kepadatan terendah terdapat di Kab. Lebak dengan kepadatan penduduk 391 jiwa per km2. Jumlah penduduk dan luas

    wilayah merupakan indikator penting dalam hal penyebaran penduduk. 6

  • Sumber : Pusdatin, 2014

    JUMLAH PUSKESMAS DI PROVINSI BANTEN PER JUNI 2014

    KODE KAB/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH

    3601 PANDEGLANG 6 30 36

    3602 LEBAK 15 25 40

    3603 TANGERANG 7 36 43

    3604 SERANG 15 16 31

    3671 KOTA TANGERANG 0 32 32

    3672 KOTA CILEGON 3 5 8

    3673 KOTA SERANG 5 11 16

    3674 KOTA TANGERANG SELATAN 5 20 25

    56 175 231JUMLAH

    7

  • RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK DI INDONESIA PER JUNI 2014

    Sumber : Pusdatin, 2014

    Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk di Indonesia sebesar 1,16. Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk tertinggi terdapat di

    Provinsi Papua Barat sebesar 5,03, Maluku sebesar 3,46, dan Papua sebesar 3,39. Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk

    terendah terdapat di Provinsi Banten sebesar 0,59, Jawa Barat sebesar 0,68 dan Jawa Timur sebesar 0,75.

    8

  • RASIO PUSKESMAS PER 30.000 PENDUDUK DI PROVINSI BANTEN PER JUNI 2014

    Sumber : Pusdatin, 2014

    Rasio Puskesmas per 30.000 penduduk di Banten sebesar 0,59. Pada Provinsi Banten dengan estimasi jumlah penduduk

    tahun 2014 sebesar 11.834.087 dan jumlah Puskesmas yang telah teregistrasi sebesar 231, maka 1 Puskesmas dapat

    melayani sebesar 51.230 penduduk. Rasio puskesmas per 30.000 penduduk tertinggi terdapat di Kab. Lebak sebesar 0,90

    dan terendah terdapat di Kab. Tangerang sebesar 0,41. 9

  • JUMLAH RUMAH SAKIT, DAN RASIO JUMLAH TEMPAT TIDUR PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BANTEN

    TAHUN 2014

    Sumber : Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI

    10

  • 9,6 11,2

    11,7 12,7

    13,4 13,5 13,6 13,7

    16,8 16,8 17,0

    18,1 18,4 18,6 18,7

    19,7 19,7

    21,2 21,3

    22,8 23,0 23,2

    23,7 24,0 24,2 24,3

    24,7 25,9 26,1

    30,4 33,5

    33,8 37,2

    38,8 42,4

    0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

    Jawa Barat Banten

    Jawa Timur Lampung

    Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur

    Kalimantan Barat Sumatera Selatan

    INDONESIA Jawa Tengah

    Sulawesi Selatan Sulawesi Barat

    Sulawesi Tenggara Riau

    Sulawesi Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah

    Papua Jambi

    Kalimantan Timur Maluku

    Sumatera Utara Maluku Utara

    Bengkulu Gorontalo

    Kep. Bangka Belitung Bali

    DKI Jakarta Kepulauan Riau

    Aceh Papua Barat

    Sumatera BaratKalimantan Utara

    DI Yogyakarta Sulawesi Utara

    RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014

    Rasio dokter umum di Indonesia yaitu 16.8 per 100.000 penduduk, dengan rentang 9.6 – 42.4 per 100.000 penduduk. Provinsi

    dengan rasio dokter paling tinggi adalah Prov. Sulawesi Utara dan paling rendah Prov. Jawa Barat. Berdasarkan target

    kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk,

    secara nasional belum mencapai target dan hanya 1 provinsi telah mencapai target.

    Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

    Target tahun 2014

    40 dokter umum per

    100.000 penduduk

    11

  • 9,6

    11,2

    11,7

    16,8

    16,8

    24,7

    25,9

    38,8

    0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

    Jawa Barat

    Banten

    Jawa Timur

    INDONESIA

    Jawa Tengah

    Bali

    DKI Jakarta

    DI Yogyakarta

    RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014

    Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

    Rasio dokter umum per 100.000 penduduk di regional Jawa-Bali berkisar 9,6 – 38,8, dengan rasio tertinggi di Provinsi DI

    Yogyakarta dan terendah di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014

    (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk, provinsi di regional Jawa-Bali belum

    mencapai target.

    Target tahun 2014

    40 dokter umum per

    100.000 penduduk

    12

  • 4,7

    8,2

    8,5

    9,5

    11,2

    14,4

    16,3

    17,0

    23,3

    0 5 10 15 20 25 30 35 40

    PANDEGLANG

    LEBAK

    TANGERANG

    SERANG

    BANTEN

    KOTA TANGERANG

    KOTA SERANG

    KOTA TANGERANG SELATAN

    KOTA CILEGON

    RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

    Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

    Rasio dokter umum di Provinsi Banten yaitu 11,2 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Cilegon (23,2) dan

    rasio terendah di Kabupaten Pandeglang (4,7). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra

    No. 54 tahun 2013) rasio dokter umum 40 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan semua kabupaten/kota belum mencapai

    target.

    Target tahun 2014

    40 dokter umum per

    100.000 penduduk

    13

  • 2,8 2,9 3,0 3,1 3,2

    3,4 3,4 3,4

    3,8 3,8

    4,2 4,3 4,3 4,4 4,5

    4,7 4,8 4,9

    5,2 5,5

    5,8 5,9

    6,1 6,1

    6,8 7,0 7,2 7,2 7,2

    7,8 8,0 8,0

    11,2 12,7

    14,6

    0 3 6 9 12 15

    Sumatera Selatan Kalimantan Barat

    Papua Sulawesi Utara

    Nusa Tenggara Timur Lampung

    Gorontalo Nusa Tenggara Barat

    Sulawesi Tengah Jawa Barat

    Jawa Tengah Kalimantan Tengah

    Maluku Utara Jawa Timur

    Kep.Bangka Belitung Kalimantan Selatan

    Banten Sulawesi Tenggara

    INDONESIA Jambi

    Papua Barat Aceh

    Bengkulu Riau

    Sumatera Utara Kepulauan Riau

    Bali Sulawesi Selatan

    Maluku Sulawesi Barat

    Kalimantan Timur Sumatera Barat

    Kalimantan Utara DI Yogyakarta

    DKI Jakarta

    RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014

    Rasio dokter gigi di Indonesia yaitu 5.19 per 100.000 penduduk, dengan rentang 2.76 – 14.62 per 100.000 penduduk. Provinsi

    dengan rasio dokter paling tinggi adalah Prov. DKI Jakarta dan paling rendah Prov. Sumatra selatan. Berdasarkan target

    kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk,

    secara nasional belum mencapai target dan hanya 2 provinsi telah mencapai target.

    Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

    Target tahun 2014

    12 dokter gigi per

    100.000 penduduk

    14

  • 3,8

    4,2

    4,4

    4,8

    5,2

    7,2

    12,7

    14,6

    0 2 4 6 8 10 12 14 16

    Jawa Barat

    Jawa Tengah

    Jawa Timur

    Banten

    INDONESIA

    Bali

    DI Yogyakarta

    DKI Jakarta

    RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014

    Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

    Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk di regional Jawa-Bali berkisar 3,8 – 14,6 dengan rasio tertinggi di Provinsi DKI Jakarta

    dan terendah di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54

    tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk, 2 provinsi telah mencapai target.

    Target tahun 2014

    12 dokter gigi per

    100.000 penduduk

    15

  • 1,3

    2,3

    3,1

    4,2

    4,2

    4,8

    7,3

    8,6

    9,5

    0 2 4 6 8 10 12

    PANDEGLANG

    LEBAK

    SERANG

    TANGERANG

    KOTA SERANG

    BANTEN

    KOTA TANGERANG

    KOTA CILEGON

    KOTA TANGERANG SELATAN

    RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

    Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

    Rasio dokter gigi di Provinsi Banten yaitu 4,8 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Tangerang Selatan (9,5)

    dan terendah di Kabupaten Pandeglang (1,3). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra

    No. 54 tahun 2013) rasio dokter gigi 12 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan semua kabupaten/kota belum mencapai

    target.

    Target tahun 2014

    12 dokter gigi per

    100.000 penduduk

    16

  • 65,7 66,6

    85,2 85,4

    96,5 107,2

    109,9 110,2

    117,2 125,8 126,6 127,5

    140,9 145,3 147,3

    152,8 155,7 157,2 158,0 158,5 160,6

    178,2 185,0

    187,5 190,8

    193,5 194,3

    208,2 230,1

    236,5 239,6

    246,5 273,6

    297,1 308,9

    0 50 100 150 200 250 300 350

    Jawa Barat Banten

    Jawa Timur Lampung

    Jawa Tengah Nusa Tenggara Barat

    Riau Sumatera Selatan

    INDONESIA Sulawesi Barat

    Nusa Tenggara Timur Sumatera Utara

    Gorontalo Sulawesi Selatan Sumatera Barat

    Bali Jambi

    Sulawesi Tenggara Papua

    Kalimantan Selatan Kalimantan Timur

    Bengkulu Kepulauan Bangka Belitung

    DI Yogyakarta DKI Jakarta

    Kepulauan Riau Kalimantan Tengah

    Kalimantan Barat Aceh

    Sulawesi Utara Sulawesi TengahKalimantan Utara

    Maluku Utara Maluku

    Papua Barat

    RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014

    Rasio perawat di Indonesia tahun 2014 yaitu 117,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 65,7 – 308,9 per 100.000

    penduduk, dengan rasio tertinggi Prov. Papua Barat dan terendah Prov. Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga

    kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, secara nasional belum

    mencapai target dan 16 provinsi telah mencapai target.

    Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

    Target tahun 2014

    158 perawat per

    100.000 penduduk

    17

  • 65,7

    66,6

    85,2

    96,5

    117,2

    152,8

    187,5

    190,8

    0 50 100 150 200 250

    Jawa Barat

    Banten

    Jawa Timur

    Jawa Tengah

    INDONESIA

    Bali

    DI Yogyakarta

    DKI Jakarta

    RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014

    Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

    Rasio perawat di regional Jawa-Bali memiliki rentang 65,7 – 190,8 per 100.000 penduduk. Rasio tertinggi di Provinsi DKI

    Jakarta dan terendah Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No.

    54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, 2 provinsi di regional Jawa-Bali telah mencapai target.

    Target tahun 2014

    158 perawat per

    100.000 penduduk

    18

  • 38,5

    57,3

    62,7

    66,6

    74,7

    81,2

    82,9

    94,0

    101,5

    0 20 40 60 80 100 120 140 160

    TANGERANG

    LEBAK

    PANDEGLANG

    BANTEN

    KOTA TANGERANG

    KOTA SERANG

    KOTA TANGERANG SELATAN

    SERANG

    KOTA CILEGON

    RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

    Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

    Rasio perawat di Provinsi Banten yaitu 66,6 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kota Cilegon (101,5) dan

    terendah di Kabupaten Tangerang (38,5). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No.

    54 tahun 2013) rasio perawat 158 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan semua kabupaten/kota belum mencapai target.

    Target tahun 2014

    158 perawat per

    100.000 penduduk

    19

  • RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2014

    Rasio bidan di Indonesia tahun 2014 yaitu 54,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 28,0 – 201,7 per 100.000 penduduk,

    rasio tertinggi Prov. Aceh dan terendah Prov. Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014

    (Kepmenkokesra No. 54 tahun 2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan

    hanya 4 provinsi telah mencapai target.

    28,0 28,3 29,6

    40,3 46,8 47,1 47,2

    50,8 51,2 52,7

    55,1 57,0 57,6

    59,9 60,1 61,6 61,9 62,2

    65,0 69,7 70,3 70,4

    73,2 77,5 77,9

    88,9 90,7

    95,1 95,3

    100,4 102,0

    139,5 201,7

    54,2

    0 50 100 150 200 250

    Jawa Barat DKI Jakarta

    Banten Jawa Timur

    Nusa Tenggara Barat DI Yogyakarta

    Lampung Kalimantan Barat

    Jawa Tengah Bali

    Papua Kalimantan Timur

    Kepulauan Riau Gorontalo

    Sumatera Selatan Sulawesi Utara

    Nusa Tenggara Timur Sulawesi Selatan

    Kepulauan Bangka Belitung Sulawesi Barat

    Kalimantan Selatan Riau

    Sulawesi Tenggara Maluku

    Kalimantan Tengah Sulawesi Tengah

    Sumatera Barat Maluku Utara

    Jambi Sumatera Utara

    Papua Barat Bengkulu

    AcehIndonesia

    Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

    Target tahun 2014

    100 bidan per 100.000

    penduduk

    20

  • 28,0

    28,3

    29,6

    40,3

    47,1

    51,2

    52,7

    54,2

    0 20 40 60 80 100

    Jawa Barat

    DKI Jakarta

    Banten

    Jawa Timur

    DI Yogyakarta

    Jawa Tengah

    Bali

    INDONESIA

    RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014

    Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

    Rasio bidan di regional Jawa-Bali memiliki rentang 28,0 – 52,7 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Provinsi Bali

    dan terendah di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54

    tahun 2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, semua provinsi di regional Jawa-Bali belum mencapai target.

    Target tahun 2014

    100 bidan per 100.000

    penduduk

    21

  • 16,4

    22,9

    24,1

    29,6

    29,8

    32,9

    39,3

    45,6

    51,3

    0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

    KOTA TANGERANG

    TANGERANG

    KOTA TANGERANG SELATAN

    BANTEN

    LEBAK

    KOTA CILEGON

    SERANG

    KOTA SERANG

    PANDEGLANG

    RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

    Sumber: http://bppsdmk.kemkes.go.id tanggal 1 Desember 2014

    Rasio bidan di Provinsi Banten yaitu 29,6 per 100.000 penduduk, dengan rasio tertinggi di Kabupaten Pandeglang (51,3) dan

    terendah Kota Tangerang 16,4). Berdasarkan target kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2014 (Kepmenkokesra No. 54 tahun

    2013) rasio bidan 100 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan semua kabupaten/kota belum mencapai target.

    Target tahun 2014

    100 bidan per 100.000

    penduduk

    22

  • KABUPATEN/KOTA DAERAH BERMASALAH KESEHATAN (DBK) PROVINSI BANTEN

    No. Kabupaten/Kota

    1 Kabupaten Pandeglang

    2 Kota Cilegon

    23

  • Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012

    INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2012

    IPM rendah IPM sedang IPM tinggi

    Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 73,29 naik dari tahun 2011 sebesar 72,77 dan kisaran

    IPM per kabupaten/kota 65,86-78,33. Seluruh provinsi di Indonesia masuk dalam kategori IPM sedang, tidak satupun provinsi

    dengan kategori IPM rendah maupun sedang. DKI Jakarta masih menempati posisi pertama dengan IPM 78,33 dan Papua di

    posisi terakhir. 24

  • INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI BANTEN TAHUN 2012

    Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Banten pada tahun 2012 sebesar 71,49 dengan kisaran IPM per kabupaten/kota 68,43-

    76,61. Berdasarkan kategori, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Banten termasuk IPM kategori sedang.

    Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012

    IPM rendah IPM sedang IPM tinggi

    25

  • PERSENTASE WANITA BERSTATUS KAWIN UMUR 15-49 YANG MENGGUNAKAN ALAT/CARA KB DI INDONESIA (KB AKTIF),

    SDKI 2012

    26

  • Target MDG’s 2015 ≤ 23

    ANGKA KEMATIAN BAYI DI INDONESIA HASIL SDKI 2012

    Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian bayi periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian bayi di Indonesia

    periode 5 tahun sebelum survei sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. 27

  • Target MDG’s 2015 ≤ 32

    ANGKA KEMATIAN BALITA DI INDONESIA, HASIL SDKI 2012

    Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian balita periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian balita di Indonesia

    periode 5 tahun sebelum survei sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup. 28

  • CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014

    Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

    Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 ialah sebesar 64,58%. Cakupan tertinggi

    terdapat di Provinsi Jawa Tengah (76,24%), sedangkan yang terendah ialah di Provinsi Papua (24,93%). Cakupan di Provinsi

    Aceh pada kurun waktu yang sama ialah 55,31%. Capaian ini merupakan yang terendah ke delapan diantara provinsi lainnya.

    Angka ini masih lebih rendah daripada angka cakupan nasional. Target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar

    95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut akan dapat dicapai. 29

  • CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 (%) REGIONAL JAWA-BALI PER SEPTEMBER 2014

    Cakupan kunjungan ibu hamil K4 pada tahun 2014 triwulan III di Provinsi Jawa Barat merupakan peringkat tertinggi kedua

    diantara provinsi lainnya di regional Jawa Bali, dengan angka tertinggi berada di Provinsi Jawa Tengah (76,24%) dan angka

    terendah di Provinsi Banten (59,60%). Secara umum, sampai dengan triwulan III ada 5 provinsi di regional Jawa Bali dengan

    angka yang telah melewati angka cakupan nasional pada kurun waktu yang sama. Target Renstra Kemenkes pada tahun

    2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.

    Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

    30

  • CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI PROVINSI BANTEN PER SEPTEMBER 2014

    Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

    Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Banten pada tahun 2014 s.d. triwulan III angka tertinggi berada di Kota

    Tangerang Selatan (67,15%) sedangkan yang terendah di Kabupaten Pandeglang (46,22%). Target Renstra Kemenkes pada

    tahun 2014 ialah sebesar 95%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.

    31

  • CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014

    Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

    32

    Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2014 s.d. triwulan 3 ialah sebesar 63,88%. Cakupan

    tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah (79%), sedangkan yang terendah ialah di Provinsi Papua Barat (5,47%). Cakupan di

    Provinsi Aceh pada triwulan ke tiga tahun 2014 ialah sebesar 56,30%. Capaian ini merupakan ke enam terendah diantara

    provinsi lainnya di Indonesia. Sedangkan target Renstra Kemenkes pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada

    akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.

  • CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN (%) REGIONAL JAWA-BALI PER SEPTEMBER 2014

    Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan pada tahun 2014 triwulan III di Provinsi Jawa Barat merupakan peringkat

    tertinggi kedua diantara provinsi lainnya di regional Jawa Bali, dengan angka tertinggi berada di Provinsi Jawa Tengah (79%)

    dan angka terendah di Provinsi Banten (59,46%). Secara umum sampai dengan triwulan III, ada 5 provinsi di regional Jawa

    Bali dengan angka yang telah melewati angka cakupan nasional pada kurun waktu yang sama. Target Renstra Kemenkes

    pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat tercapai.

    Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

    33

  • CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DI PROVINSI BANTEN PER SEPTEMBER 2014

    Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA Kemkes RI: Laporan pencapaian kinerja B09 2014

    Cakupan persalinan ditolong tenaga kesehatan di Provinsi Banten pada tahun 2014 s.d. triwulan III angka tertinggi berada di

    Kota Tangerang Selatan (65,37%) sedangkan yang terendah di Kabupaten Pandeglang (43,03%). Target Renstra Kemenkes

    pada tahun 2014 ialah sebesar 90%. Diharapkan pada akhir tahun 2014 target tersebut dapat dicapai. 34

  • CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014

    Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

    Standar WHO 90%

    35

    Cakupan imunisasi campak pada bayi di Indonesia per September 2014 sebesar 53,6% dengan provinsi tertinggi Jawa Barat

    (64,5%) dan terendah Papua Barat (12,2%).

  • CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI REGIONAL JAWA-BALI PER SEPTEMBER 2014

    Dari 7 provinsi di regional Jawa Bali per September 2014, sebanyak 5 provinsi memiliki cakupan imunisasi campak pada bayi

    di Indonesia per September 2014 di bawah rata-rata provinsi (53,6%%). Provinsi dengan cakupan campak pada bayi tertinggi

    regional Jawa Bali yaitu Jawa Barat (64,5%) dan terendah DI Yogyakarta (46,6%).

    Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

    Standar WHO 90%

    36

  • CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI PROVINSI BANTEN PER SEPTEMBER 2014

    Cakupan imunisasi campak pada bayi Provinsi Banten per September 2014 sebesar 52,7% dengan kabupaten/kota tertinggi

    yaitu Kota Tangerang Selatan (58,7%) dan terendah Kabupaten Serang (48,1%)

    Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

    Standar WHO 90%

    37

  • PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI DI INDONESIA PER SEPTEMBER 2014

    Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia per September 2014 sebesar 48,4% dengan provinsi tertinggi Bali

    (62,0%) dan terendah Maluku Utara (17,7%).

    Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

    38

  • PERSENTASE IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI REGIONAL JAWA-BALI PER SEPTEMBER 2014

    Dari 7 provinsi di regional Jawa Bali, seluruh provinsi memiliki cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di atas rata-rata

    provinsi (48,4%). Provinsi dengan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi per September 2014 tertinggi yaitu Bali (62,0%)

    dan terendah DI Yogyakarta (42,3%).

    Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

    39

  • CAKUPAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI PROVINSI BANTEN PER SEPTEMBER 2014

    Cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi Provinsi Banten per September 2014 sebesar 48,7% dengan kabupaten/kota

    tertinggi yaitu Kota Tangerang Selatan (53,8%) dan terendah Kabupaten Serang (45,1%)

    Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

    40

  • CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI DI INDONESIA TAHUN 2013

    Cakupan desa/kelurahan UCI di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 100% dengan kisaran 13,05% - 100%. Provinsi DI

    Yogyakarta, DKI Jakarta, dan Jambi mencapai 100%. Sedangkan provinsi terendah yaitu Papua (13,05%), Papua Barat

    (41,21%), dan Sulawesi Tenggara (56,50%).

    Sumber : Ditjen PPPL, Kemenkes RI, 2014

    41

  • CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI INDONESIA TAHUN 2014

    Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

    Cakupan kunjungan bayi di Indonesia tahun 2014 sebesar 60,90% dengan provinsi tertinggi Lampung 74,89%) dan terendah

    Papua (6,45%). Semua provinsi masih belum memenuhi target Renstra 2014 yaitu 90%

    42

  • CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014

    Dari 10 provinsi di regional DKI Jakarta tidak ada satupun provinsi yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 90%. Provinsi

    dengan cakupan terendah yaitu Banten (53,63%).

    Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

    43

  • CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

    Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

    Cakupan pelayanan kesehatan bayi Provinsi Banten pada tahun 2014 sebesar 49,16% dengan cakupan tertinggi Serangg

    (71,67%) dan terendah Kab. Pandeglang (17,85%). Tidak ada satu provinsi yang memenuhi target Renstra 90%.

    44

  • CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) DI INDONESIA TAHUN 2014

    Cakupan balita ditimbang (D/S) di Indonesia tahun 2014 sebesar 76,8% dengan provinsi tertinggi Nusa Tenggara Barat

    (87,5%) dan terendah Papua (30,4%). Hanya 2 provinsi yang memenuhi target Renstra 2014 yaitu 85% , yaitu NTB dan Jawa

    Barat.

    Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

    45

  • CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) DI REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2014

    Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

    Dari 5 provinsi di regional di Jawa, Hanya satu provinsi pun yang memiliki cakupan balita ditimbang (D/S) tahun 2014 yang

    memenuhi target Renstra 2014 yaitu 85%, yaitu provinsi Jawa Barat (86,50%) Provinsi dengan cakupan terendah yaitu

    Provinsi DKI Jakarta (57,30%)

    46

  • CAKUPAN BALITA DITIMBANG (D/S) DI PROVINSI BANTEN TAHUN 2014

    Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI, 2014 (Laporan Pencapaian Kinerja B09 2014)

    Cakupan balita ditimbang (D/S) Provinsi Banten pada tahun 2014 sebesar 83,60% dengan cakupan tertinggi Kota Serang

    (99,00%) dan terendah Kota Kab. Pandeglang (64,80%). Ada lima kabupaten/kota yang memenuhi target Renstra 85% yaitu

    Kota Serang, Tangerang, Kota Cilegon, Kota Tangerang Selatan, dan Kab. Serang,

    47

  • PREVALENSI GIZI BURUK DAN GIZI KURANG PADA BALITA (BB/U) DI INDONESIA TAHUN 2013

    33

    30,9

    29,1

    28,3

    27,4

    26,5

    26,3

    26,1

    25,7

    25,6

    24,9

    24,1

    23,9

    23,3

    22,5

    22,4

    21,8

    21,2

    19,7

    19,6

    19,1

    18,8

    18,7

    18,3

    17,6

    17,2

    16,6

    16,5

    16,2

    15,7

    15,6

    15,1

    14

    13,2

    0 5 10 15 20 25 30 35

    Nusa Tenggara Timur

    Papua Barat

    Sulawesi Barat

    Maluku

    Kalimantan Selatan

    Kalimantan Barat

    Aceh

    Gorontalo

    Nusa Tenggara Barat

    Sulawesi Selatan

    Maluku Utara

    Sulawesi Tengah

    Sulawesi Tenggara

    Kalimantan Tengah

    Riau

    Sumatera Utara

    Papua

    Sumatera Barat

    Jambi

    INDONESIA

    Jawa Timur

    Lampung

    Bengkulu

    Sumatera Selatan

    Jawa Tengah

    Banten

    Kalimantan Timur

    Sulawesi Utara

    DI Yogyakarta

    Jawa Barat

    Kepulauan Riau

    Kep. Bangka Belitung

    DKI Jakarta

    Bali

    Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013

    48

  • PREVALENSI KURUS DAN SANGAT KURUS PADA BALITA (BB/TB) DI INDONESIA TAHUN 2013

    18,7

    16,2

    15,7

    15,6

    15,5

    15,4

    14,9

    14,8

    14,8

    13,8

    13,5

    12,8

    12,6

    12,4

    12,3

    12,3

    12,2

    12,1

    11,9

    11,8

    11,7

    11,6

    11,4

    11,4

    11,1

    11,0

    10,9

    10,8

    10,2

    10,2

    9,9

    9,4

    9,4

    8,8

    0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

    Kalimantan Barat

    Maluku

    Aceh

    Riau

    Nusa Tenggara Timur

    Papua Barat

    Sumatra Utara

    Bengkulu

    Papua

    Banten

    Jambi

    Kalimantan Selatan

    Sumatra Barat

    Kalimantan Tengah

    Sumatra Selatan

    Kep. Riau

    Maluku Utara

    INDONESIA

    Nusa Tenggara Barat

    Lampung

    Gorontalo

    Kalimantan Timur

    Jawa Timur

    Sulawesi Tenggara

    Jawa Tengah

    Sulawesi Selatan

    Jawa Barat

    Sulawesi Barat

    Kep. Bangka Belitung

    DKI Jakarta

    Sulawesi Utara

    DI Yogyakarta

    Sulawesi Tengah

    Bali

    Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013

    49

  • PREVALENSI DIABETES MELITUS BERDASARKAN DIAGNOSIS DOKTER DI INDONESIA

    TAHUN 2013

    Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013

    50

  • PREVALENSI HIPERTENSI BERDASARKAN DIAGNOSIS TENAGA KESEHATAN

    DI INDONESIA TAHUN 2013

    Sumber : Badan Litbangkes Kemkes: Riskesdas 2013

    51

  • PERSENTASE RUMAH TANGGA BER-PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

    DI INDONESIA TAHUN 2013

    Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, Kementerian Kesehatan, 2014

    Pada tahun 2013, capaian PHBS di Indonesia sebesar 55,46%. Capaian tersebut belum memenuhi target Renstra 2013

    sebesar 65%. Demikian juga dengan sebagian besar provinsi di Indonesia. Provinsi Kalimantan Barat memiliki capaian

    sebesar 50,02%. Terdapat 8 Provinsi yang telah memenuhi target 65%. 52

  • Persentase rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum layak di Indonesia sebesar 66,8%. Provinsi dengan

    persentase tertinggi adalah Bali, DIY, dan Jawa Timur. Provinsi dengan persentase terendah yaitu Kepulauan Riau, Kalimantan

    Timur, dan Kepulauan Bangka Belitung. Provinsi Kalimantan Barat memiliki persentase sebesar 67,80%.

    PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP SUMBER AIR MINUM LAYAK DI INDONESIA TAHUN 2013

    Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan

    53

  • Persentase rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum layak di Indonesia sebesar 66,8%. Di regional Jawa-Bali,

    provinsi dengan persentase tertinggi adalah Bali sebesar 82%. Provinsi dengan persentase terendah yaitu DKI Jakarta sebesar

    61,6%

    PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP SUMBER AIR MINUM LAYAK

    REGIONAL JAWA-BALI TAHUN 2013

    Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan

    54

  • Persentase rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi layak di Indonesia sebesar 59,8%. Provinsi dengan

    persentase tertinggi adalah DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Timur. Provinsi dengan persentase terendah yaitu

    Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Nusa Tenggara Barat.

    PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI LAYAK DI INDONESA TAHUN 2013

    Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan

    55

  • PERSENTASE RUMAH TANGGA MEMILIKI AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI LAYAK REGIONAL JAWA-BALI 2013

    Sumber : Riskesdas 2013, Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan

    Persentase rumah tangga dengan akses terhadap fasilitas sanitasi layak di Indonesia sebesar 59,8%. Di regional Jawa-Bali,

    provinsi dengan persentase tertinggi adalah DKI Jakarat sebesar 78,2%. Provinsi dengan persentase terendah yaitu Jawa

    Timur sebesar 57,5%.

    56