pudan.files.wordpress.com · web viewpada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu...

75
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan produksinya, selalu berusaha untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas yang optimal. Salah satu yang dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut adalah menyangkut persediaan. Persediaan merupakan salah satu unsure aktiva lancer dalam operasi perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah dan dijual kembali. Persediaan juga merupakan salah satu harta perusahaan dan mempunyai peranan penting dalam hubungannya dengan kegiatan usaha untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam laporan keuangan kebanyakan perusahaan dagang maupun industri menunjukkan bahwa unsur aktiva lancer yang terbesar adalah persediaan, bahkan juga merupakan bagian terbesar dari total harta perusahaan. 1

Upload: vokhuong

Post on 14-Apr-2018

229 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatan produksinya, selalu

berusaha untuk mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas yang optimal. Salah satu

yang dihadapi dalam mencapai tujuan tersebut adalah menyangkut persediaan.

Persediaan merupakan salah satu unsure aktiva lancer dalam operasi perusahaan

yang secara terus-menerus diperoleh, diubah dan dijual kembali.

Persediaan juga merupakan salah satu harta perusahaan dan mempunyai

peranan penting dalam hubungannya dengan kegiatan usaha untuk mencapai

tujuan perusahaan. Dalam laporan keuangan kebanyakan perusahaan dagang

maupun industri menunjukkan bahwa unsur aktiva lancer yang terbesar adalah

persediaan, bahkan juga merupakan bagian terbesar dari total harta perusahaan.

Dalam pelaksanaannya, persediaan memerlukan suatu perhitungan yang

cermat agar jumlah persediaan tetap terkendali. Artinya jangan sampai persediaan

tersebut kekurangan dan kelebihan karena itu akan menimbulkan hal-hal yang

tidak menguntungkan bagi perusahaan. Misalnya, kekurangan persediaan akan

mengakibatkan tidak dapat dipenuhi permintaan sehingga berkurangnya

pendapatan perusahaan. Kelebihan persediaan juga berakibat buruk bagi

perusahaanm, misalnya akan memperbesar biaya penyimpanan, tingginya resiko

kerusakan.

1

1

Page 2: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Persediaan mencakup prosedur, metode dan tehnik pencatatan dan

penilaian terhadap persediaan perusahaan. Persediaan sangat penting karena

persediaan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap laporan keuangan

dimana persediaan secara langsung mempengaruhi besarnya aktiva dalam neraca

dan besarnya laba dalam laba rugi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk memilih

judul “METODE PENILAIAN PERSEDIAAN PADA PERUM BULOG

MEDAN”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah cara menentukan jumlah persediaan yang

dilakukan oleh Perum Bulog Medan?

2. Bagaimana system pencatatan persediaan yang dilakukan oleh

Perum Bulog Medan?

3. Apakah dengan menggunakan metode penilaian persediaan

akan mempengaruhi tingkat pendapatan Perum Bulog Medan ?

1.3 Pembatas Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka

yang menjadi pokok permasalahan penelitian adalah Metode Penilaian Persediaan

Pada Perum Bulog Medan.

2

Page 3: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

1.4 Perumusan Masalah

Sebagai usaha untuk menghindari penafsiran yang menjadi perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menerapkan metode penilaian

persediaan yang tepat pada Perum Bulog Medan dapat membantu manajemen

perusahaan dalam mengoptimalkan persediaan.

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penulis mengadakan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui prosedur pencatatan dan metode penilaian

persediaan pada Perum Bulog Medan.

2. Untuk memperoleh pengetahuan lebih mendalam mengenai

system pencatatan dan penilaian persediaan.

3. Untuk membandingkan teori-teori yang dipelajari dengan

praktek-praktek dilapangan.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai pencatatan dan penilaian

persediaan.

2. Sebagai bahan masukan bagi penulis lainnya dan untuk menambah

perbendaharaan perpustakaan Politeknik Unggul LP3M Medan.

3. Sebagai bahan masukan bagi PERUM BULOG MEDAN bila ada hal-hal

yang tidak sesuai dengan Standart Akuntansi Keuangan.

3

Page 4: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Persediaan

Menurut Baridwan (2004: 19) istilah persediaan yang digunakan untuk menunjukkan barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan tergantung pada jenis usaha perusahaan. Istilah yang digunakan dapatdibedakan untuk usaha dangang yaitu perusahaan yang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang, dan perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang membeli bahan dan mengubah bentuknya untuk dapat dijual. Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual.

Ikatan Akuntan Indonesia (2004: 141) adalah menyatakan dengan jelas pengertian persediaan,sebagai berikut:

1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal

2. Dalam proses produksi dan dalam perjalanan.

3. Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.

K.F. Skousen (1987:326) “istilah persedaan menunjukkan barang-barang

yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan serta, untuk

perusahaan manufaktur, barang-barang yang sedang diproduksi atau akan

dimasukkan kedalam proses produksi.

Dari beberapa defenisi persediaan yang dikemukakan oleh para ahli

berbeda antara yang satu dengan yang lain, akan tetapi pada hakekatnya arti dan

tujuan sama. Secara umum persediaan (inventory) merupakan aktiva perusahaan

4

Page 5: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

yang menempati posisi yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik

perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur (industri).

Pada perusahaan manufaktur persediaan dikelompokkan dalam tiga bagian

yaitu bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.

Bahan baku merupakan barang-barang yang diperoleh untuk digunakan

dalam proses produksi. Istilah bahan penolong atau pembantu (factory supplies,

atau manufacturing supplies), digunakan untuk menyebut bahan tambahan, yaitu

bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi tetapi tidak secara langsung

dimasukkan kedalam produk. Bahan baku yang secara langsung digunakan dalam

produksi barang-barang tertentu sering disebut bahan langsung, bahan penolong

disebut bahan tak langsung.

Meskipun bahan penolong dapat diiktisarkan secara terpisah, barang-

barang tersebut harus dilaporkan sebagai bagian dari persediaan perusahaan

karena akhirnya akan dipakai dalam proses produksi.

Barang dalam proses (goods in process) yang juga disebut pekerjaan

dalam proses (work in process), terdiri dari bahan baku yang sebagian telah

diproses dan perlu dikerjakan lebih lanjut sebelum dijual. Persediaan ini meliputi

tiga unsur biaya yaitu bahan langsung, upah langsung dan overhead pabrik atau

overhead produksi (factory overhead atau manufacturing overhead). Biaya bahan

bahan yang secara langsung dikaitkan dengan barang-barang dalam produksi

dikelompokkan dalam bahan langsung, biaya pekerja yang secara langsung dapat

dikaitkan dengan barang-barang dalam produksi dikelompokkan dalam upah

langsung,

5

Page 6: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Overhead pabrik terdiri dari seluruh biaya produksi selain bahan langsung

dan upah langsung. Biaya ini meliputi bahan penolong yang digunakan dan biaya

tenaga kerja yang tidak dapat secara langsung dikaitkan dengan proses pengerjaan

produk tertentu.

Pada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat

dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-

barang akan dicatat sebagai persediaan pihak yang memiliki barang-barang

tersebut, sehingga perubahan catatan persediaan akan didasarkan pada

perpindahan hak pemilik barang. Kesulitan menentukan perpindahan hak atas

barang antara lain timbul dalam keadaan barang-barang dalam perjalanan (goods

in transit) dan barang-barang yang dipisahkan (segregated goods).

Barang-barang dalam perjalanan (goods in transit)

Barang-barang yang pada tanggal neraca masih dalam perjalanan

menimbulkan masalah apakah masih menjadi milik penjual atau sudah berpindah

haknya pada pembeli. Untuk mengetahui barang itu milik siapa, harus diketahui

syarat pengiriman barang-barang tersebut. Ada dua syarat pengiriman yaitu

F.O.B. shipping point dan F.O.B. destination.

1. F.O.B. (free on board) shipping point

Jika syarat penjualan adalah prangko gudang penjual FOB (free on board)

shipping point, hak atas barang dipindahkan kepada pembeli ketika barang

dimuat kealat angkut ketika akan diangkut. Dengan persyaratan ini, maka

penerapan aturan hukum atas pengiriman pada akhir tahun memerlukan

pencatatan penjualan dan penurunan persediaan dalam pembukuan penjual.

6

Page 7: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Karena hak itu berpindah pada saat pengangkutan, barang-barang dalam

perjalanan pada akhir tahun harus dimasukkan dalam persediaan pembeli,

meskipun barangnya belum tiba. Penetapan jumlah barang dalam perjalanan

pada akhir tahun dilakukan dengan mengkaji pesanan-pesanan yang dating

selama awal periode baru. Catatan pembelian dapat dibiarkan tebuka

melampaui priode fiscal agar pencatatan barang dalam perjalanan pada akhir

periode dapat dilaksanakan, atau barang-barang dalam perjalanan dapat dicatat

dengan menggunakan ayat penyesuaian.

2. F.O.B.(free on board) destination

Syarat pengiriman F.O.B destination berarti bahwa hak atas barang baru

berpindah pada pembeli jika barang-barang yang dikirim sudh diterima oleh

pembeli. Jadi perpindahan hak atas barang terjadi pada tanggal penerimaan

barang oleh pembeli. Pada saat tersebut penjual mengurangi persediaan

barangnya dan mencatat penjualan, sedangkan pembeli mencatat pembelian

dan menambah persediaan barangnya. Ada kesulitan bagi penjual untuk

menentukan kapan barang-barang tersebut sampai ditangan pembeli. Oleh

karena itu dalam prakteknya terjadi penyimpangan-penyimpangan yaitu

penjual sudah mencatat penjualan dan mengurangi barangnya pada saat

mengirimkan barang-barang tersebut, sedangkan pembeli mencatat dan

menambah persediaan barangnya pada saat menerima barang-barang tersebut.

7

Page 8: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

2.2 Sistem Pencatatan Persediaan Barang

Dalam melakukan pencatatan ada 2 (dua) sistem yaitu metode fisik/periodic

(periodical/physical inventory system) dan sistem buku (continual inventory

system).

Sistem Fisik (Periodical System)

Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang

masih ada pada tanggal penyusunan laporan keuangan. Perhitungan persediaan

(stock opname) ini diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah barang yang

masih ada dan kemudian diperhitungkan harga pokoknya.

Dalam metode ini persediaan barang tidak diikuti dalam buku-buku, setiap

pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan

mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui

sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan

akhir sudah dihitung

Menurut sistem fisik ini persediaan ditentukan dengan cara mengadakan

perhitungan terhadap jumlah persediaan yang ada digudang. Persediaan hanya

dicatat setelah dihitung pada akhir periode akuntansi. Pembelian barang dicatat

dalam perkiraan pembelian sebesar harga perolehannya dan penjualan barang

dicatat kedalam perkiraan penjualan sebesar harga jualnya.

Dalam sistem ini persediaan barang tidak dicatat dalam kartu persediaan,

sehingga tidak dapat diketahui jumlah persediaan pada setiap saat karena tidak

pernah dicatat penambahan maupun pengurangannya. Oleh sebab itu untuk

8

Page 9: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

menentukan jumlah persediaan pada akhir periode, perusahaan harus melakukan

perhitungan fisik langsung ke gudang.

Keuntungan penggunaan fisik sistem pencatatan fisik ini adalah lebih

sederhana dalm pencatatan transaksi pembelian maupun penjualan, hal ini

dikarenakan tidak diikutinya mutasi persediaan dam kartu persediaan.

Sedangkan kerugian dari sistem pencatatan ini adalah:

1. tidak terdapatnya identifikasi terhadap barang-barang yangterjual dalam

periode akuntansi yang bersangkutan, sehingga harga pokok penjualan

tidak dapat diselenggarakan dengan kontiniu

2. tidak dapat disusun laporan keuangan jangka pendek karena keharusan

mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang yang membutuhkan

waktu yang cukup lama, apabila jenis dan jumlah persediaan yang cukup

banyak

Sistem Perpetual ( Perpectual System )

Dalam sistem buku (perpetual) setiap jenis persediaan dibuatkan rekening

sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku

pembantu bisa diawasi dari rekening kontrol persediaan barang dalam buku besar.

Rekening yang digunakan untuk mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa

kolom yang dapat dipakai untuk mencatat pembelian, penjualan dan saldo

persediaan.

9

Page 10: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Setiap perubahan dalam persediaan diikuti dengan pencatatan dalam

rekening persediaan sehingga jumlah persediaan sewaktu-waktu dapat diketahui

dengan melihat kolom saldo dalam rekening persediaan yang biasa disebut dengan

kartu persediaan. Masing-masing kolom dirinci lagi untuk kuantitas dan harga

perolehannya.

Penggunaan metode buku (perpetual) akan memudahkan penyusunan

neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan

perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Walaupun neraca

dan laporan laba rugi dapat segera disusun tanpa mengadakan perhitungan fisik

barang, setidak-tidaknya setahun sekali perlu diadakan pengecekan apakah jumlah

barang dalam gudang sesuai dengan jumlah dalam rekening persediaan.

Pengecekan ini dilakuikan dengan cara membandingkan hasil perhitungan

fisik dengan jumlah dalam rekening persediaan. Bila terdapat selisih jumlah

persediaan antara hasil perhitungan fisik dengan saldo rekening persediaaan, dapat

diadakan penelitian terhadap sebab-sebab terjadinya perbedaan itu.

Dalam sistem perpetual, setiap transaksi yang mempengaruhi jumlah nilai

persediaan akan dicatat dalam perkiraan persediaan. Pembelian barang akan

dicatat menambah persediaan dan penjualan barang akan dicatat mengurangi

persediaan. Dengan demikian perkiraan persediaan dan penjualan barang akan

dicatat mengurangi persediaan. Dengan demikian perkiraan persediaan barang

akan dicatat senantiasa menunjukkan keadaan jumlah sisa persediaan barang yang

masih ada beserta mutasi perubahannya. Oleh karena itu, dengan melihat catatan

10

Page 11: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

dalm perkiraan telah dapat diketahui sisa persediaan tanpa harus menghitung

secara pisik barang tersebut.

2.4 Model-Model Persediaan

Tiap perusahaan ini berproduksi secara efisien dan efektif. Perusahaan

yang memerlukan persediaan, bukan berarti harus melakukan pemesanan

sekaligus tetapi untuk mencapai biaya yang serendah-rendah mungkin dan

perusahaan juga harus memikirkan biaya pemeliharaan dan peyimpanan untuk

persediaan tersebut. Seperti halnya kebijakan persediaan produk jadi, kebijakan

persediaan produk jadi, kebijakan persediaan bahan baku cenderung

meminimumkan biaya penyimpanan persediaan. Oleh karena itu Bambang

Riyanto (2000 : 132) mengemukakan bahawa “Dalam kebijakan manajemen

berkenaan dengan persediaan perlu ada sistem yang efektif dalam manajememen

persediaan antara lain pemesanan yang ekonomis (reorder point)

Adapun sistem yang efektif dalam persediaan yakni:

2.4.1 Jumlah Pesanan Ekonomis

Metode manajemen persediaan yang paling terkenal adalah model-model

economic order quantity (EOQ) atau economic lot size (ELS). Metode-metode ini

dapat digunakan baik untuk barang-barang yang dibeli maupun yang diproduksi

sendiri. Model EOQ adalah nama yang biasa digunakan untuk barang-barang

yang dibeli, sedangkan ELS digunakan untuk barang-barang yang diproduksi

secara internal. Perbedaan pokoknya adalah bahwa untuk ELS, biaya pemesanan

11

Page 12: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

(ordering cost) meliputi biaya penyiapan pesanan untuk dikirim kepabrik dan

biaya penyiapan mesin-mesin (setup cost) yang diperlukan untuk mengerjakan

pesanan-pesanan. Dalam hal ini akan digunakan istilah EOQ yang mencakup

pengertian keduanya, EOQ dan ELS.

Dalam teori konsep EOQ (kadang-kadang disebut model fixed-order-

quantity) adalah sederhana. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas

pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung penyimpanan

persediaan dan biaya kebalikannya (inverse cost) pemesanan persediaan.

Ada dua keputusan dasar dalam EOQ yaitu :

a. Berapa jumlah bahan baku yang harus dipesan pada saat bahan

baku tersebut perlu dibeli kembali (Replenisment Cyle)

b. Kapan perlu dilakukan pembelian kembali (Reorder Point).

Asumsi yang digunakan dalam analisis EOQ ini adalah :

1. Jumlah kebutuhan bahan baku sudah dapat ditentukan lebih dahulu

secara pasti untuk penggunaan selama satu tahun per satu periode tertentu.

2. Penggunaan bahan baku selalu pada tingkat yang konstan secara

kontuniu

3. Pesanan persis diterima pada saat tingakat persediaan sama dengan

nol atau diatas safety stock (persediaan minumal)

4. Harga konstan selama satu periode.

12

Page 13: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

2.4.2 Reorder Point

Titik pemesanan sering juga disebut dengan reorder point.dengan

demikian Reoprder point adalah saat atau dimana harus diadakan pesenan lagi

sedemikian rupa sehingga kedatangan atau penerima yang di pesan.

Reorder point terjadi apabila jumlah persediaan yang terdapat di dalam

stok berkurang terus sehingga kita harus menentukan berapa banyak batas

minimal tingakat persediaan yang harus dipertimbangkan sehingga tidak terjadi

kekurangan persediaan. Jumlah yang diharapkan tersebut dihitung selama masa

tenggang, mungkin dapat juga ditambahkan dengan safety stock yang biasanya

mengacu kepada probabilitas atau kemungkinan terjadinya kekurangan stok

selama masa tenggang. Ada 4 model-model reorder point yaitu:

1. Jumlah permintaan maupun masa tenggang adalah konstan

2. Jumlah perminataan aedalah variabel sedangkan masa tenggang adalah

konstan

3. Jumlah permintaan adalah konstan sedangkan masa tenggang adalah

variabel

4. Jumlah permintaan maupun masa tenggang adalah variabel

2.5. Metode Penilaian Persediaan

Penilaian persediaan adalah menentukan nilai persediaan yang akan

disajikan dalam laporan keuangan. Penilaian persediaan mempunyai pengaruh

penting pada pendapatan yang dilaporkan pada posisi keuangan perusahaan. Oleh

13

Page 14: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

karena itu penilaian persediaan atas harus sesuai dengan kenyataan sehingga

persediaan tersebut benar-benar menunjukkan jumlah atau nilai yang wajar

dicantumkan dalam laporan keuangan.

Dalam hubungannya dengan persediaan,harga pokok adalah jumlah semua

pengeluaran-pengeluaran langsung atau tidak langsung yang berhubungan dengan

perolehan, penyiapan dan penepatan persediaan tersebut agar dapat dijual. Untuk

menentukan nilai persediaan ada banyak metode yang dipergunakan.

Untuk mencapai laba yang tinggi maka perusahaan dapat menggunakan

tiga metode yaitu metode FIFo, yang digunakan pada saat harga-harga yang terus

menanjak akan menghasilkan laba yang tinggi dalam laporan perhitungan laba-

rugi. Metode LIFO, yang digunakan padas saat harga-harga terus menanjak dan

akan menghasilkan harga yang lebih rendah dalam laporan perhitungan laba-rugi.

Tetapi memberikan penghematan pajak penghasilan. Metode Rata-rata

Tertimabang adalah merupakan gabungan antara metode FIFO dan LIFO.

Untuk menghindari kerugian atau resiko akibat persediaan, maka

diperlukan metode penilaian persediaan yang baik oleh manajemen untuk

mengoptimalkan persediaan sehingga nilai dari persediaan tersebut disajikan

secara wajar dalam laporan keuangan

Menurut Standart Akuntansi Keuangan (2004:14.5) biaya persediaan harus

dihitung dengan menggunakan rumus biaya masuk pertama keluar pertama

(MPKP atau FIFO), rata-rata tertimbang (weighted average cost method), atau

masuk terakhir keluar pertama (MTKP atau LIFO), dan (14.2) persediaan harus

14

Page 15: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the

lower of cost and net realizable value).

Menurut Baridwan (2004:158) menyatakan bahwa “untuk dapat

menghitung harga pokok penjualan dan harga pokok persediaan akhir dapat

digunakan berbagai cara yaitu identifikasi khusus, masuk pertama keluar pertama

(MPKP atau FIFO), rata-rata tertimbang, masuk terakhir keluar pertama (MTKP

atau LIFO), persediaan minimum, biaya standar, biaya rata-rata sederhana, harga

beli terakhir, metode nilai penjualan relatif dan metode biaya variabel.”

Menurut KF. Skousen (2001:524), persediaan akhir periode akuntansi,

total biaya persediaan harus dialokasikan antara persediaan yang masih ada (untuk

dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva) dan persediaan yang terjual selama

periode itu (untuk dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagai biaya harga pokok

penjualan). Beberapa metode telah dikembangkan untuk membuat alokasi ini

antara harga pokok barang yang dijual dan persediaan. Metode yang paling umum

adalah identifikasi khusus, nilai rata-rata, First In First Out (FIFO), Last In First

Out (LIFO).

Sistem periodik hanya mencatat penerimaan setiap kali penjualan

dilakukan. Untuk menentukan harga pokok penjualan, suatu pemeriksaan

persediaan fisik harus dilakkukan. Metode pembiayaan persediaan yang umumnya

paling digunakan adalah metode FIFO (First In First Out), LIFO (Last In First

15

Page 16: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Out), dan biaya rata-rata atau biaya tertimbang rata-rata. (sumber :

http://www.peoi.org/Courses/Coursesba/ac/temp/ac 10t3.html)

2.5.1 Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)

Metode ini disebut juga dengan metode firts in first out. Metode ini

mengasumsikan bahwa barang yang terjual karena pesanan adalah barang yang

mereka beli. Oleh karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah

barang-barang pertama yang dijual dan barang-barang sisa ditangan (persediaan

akhir) siasumsikan untuk biaya akhir. Karenanya, untuk penentuan pendapatan,

biaya-biaya sebelumnya dicocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang

baru digunakan untuk penilaian laporan neraca.

Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak pemilik barang

mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali. FIFO merupakan metode

yang paling luas digunakan dalam persediaan.

Harus dicatat bahwa sebagai metode yang menunjukkan biaya-biaya, FIFO

dapat digunakan tanpa memperhatikan fisik aktual dari barang dagangan. Dalam

periode kenaikan harga inflasi contohnya metode FIFO akan menghasilkan nilai

persediaan tertinggi, kemudian menghasilkan pendapatan bersih dalam jumlah

terbesar. Sebaliknya, metode FIFO menghasilkan harga pokok penjualan yang

rendah karena biaya awal terentah ditetapkan kepada harga pokok penjualan.

Karena FIFO menunjukkan pembebanan ongkos terbaru persediaan, maka nilai

persediaan akhir ditutup dengan biaya penggantinya.

16

Page 17: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Selama periode inflasi atau kenaikan harga metode FIFO menghasilkan

antara lain:

1. harga pokok penjualan yang rendah

2. laba kotor yang tinggi

3. persediaan akhir yang tinggi.

Akan tetapi dalam kondisi ekonomi turun, akan terjadi kebalikannya.

Disamping itu ada juga keuntungan dari metode masuk pertama keluar

pertama ini antara antara lain:

1. Manfaat periode inflasi, laba yang dilaporkan lebih

rendah dengan menggunakan metode ini sehingga pajak juga menjadi

rendah. Penggunaan metide ini mengurangi pembagian pajak penghasilan

yang menghasilkan penghematan atas pajak berjalan.

2. Pengukuran laba yang lebih baik .

Karena metode ini mengalokasikan biaya yang terjadsi paling belakangan

kepada harga pokok berjalan.

Tabel berikut ini akan dipakai untuk menggambarkan perbedaan metode

penilaian persediaan, dan transaksi dibawah ini adalah data pembelian dan

penjualan yang terjadi selama bulan Februari 2005 di pt. X. Dan selanjutnya data

pada tabel ini akan dipakai dalam contoh perhitungan dengan menggunakan

metode-metode yang akan disajikan lebih lanjut nanti.

17

Page 18: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

TABEL 2.1

PT. X

DAFTAR PEMBELIAN DAN PENJUALAN

Untuk Bulan Februari 2005

Tanggal Tansaksi Unit Diterima harga/unit Diketahui unit

1 Februari

9 Februari

10 Februari

15 Februari

Persediaan awal

Pembelian

Penjualan

Pembelian

200

300

-

400

100

110

-

116

-

-

400

-

18

Page 19: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

18 Februari

24 Februari

Penjualan

Pembelian

-

100

-

126

300

-

Jumlah 1.300 700

Sumber : Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc., Akt. (Intermediate Accounting ) 2004

Berdasarkan data diatas maka menurut sistem persediaan barang yang

tersisa 600 unit dengan perincian:

200 unit @ RP 116 = RP 23. 200

400 unit @ RP 126 = RP 50.400

Jumlah persediaan akhir = Rp 67.000

Apabila menggunakan sistem persediaan buku maka nilai persediaan akhir

untuk PT.X adalah sebagai berikut :

Pada tanggal 9 Februari nilai perseediaan 500 unit, pada tanggal 10 Februari

dijual 400 unit sehingga sisa 100 unit @ Rp 110, maka nilai persediaan = 100 x

Rp 110 = Rp 11.000, pada tanggal 15 Februari nilai persediaan 500 unit. Pada

tanggal 18 Februari dijual sebanyak 300 unit sehingga sisa 200 unit. Maka nilai

persediaan = 200 unit x Rp 116 = Rp 23 .200. Pada tanggal 24 Februari jumlah

pembelian persediaan 100 unit. Sehingga persediaan yang tersisa akibat

pembelian persediaan dan sisa penjualan adalah 300 unit

200 unit @ Rp 116 = Rp. 23. 200

19

Page 20: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

100 unit @ Rp 126 = Rp. 12. 600

maka nilai persediaan akhir = Rp. 35. 800

Dengan contoh diatas maka dengan menggunakan metode masuk pertama

keluar pertama atau FIFO maka, total persediaan akan nampak seperti pada tabel

dibawah ini yaitu:

TABEL 2.2

Metode Masuk Pertama Keluar Pertama

(Rupiah)

TglDiterima Dikeluarkan Sisa

Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total

1 Feb

9 Feb

10 Feb

300 110 33.000

200 100 20.000

200

300

100

110

20.000

33.000

20

Page 21: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

15 Feb

18 Feb

24 Feb

400

100

116

126

46.400

12.600

200

100

200

110

110

116

22.000

11.000

23.200

100

400

200

100

110

116

116

126

11.000

46.400

23.200

12.600

Jumlah 35.800

Sumber : Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc., Akt. (Intermediate Accounting ) 2004

2.5.2 Metode Masuk Terakhir Keluar pertama (LIFO)

Pada dasarnya metode ini disebut juga dengan metode last in first out

untuk menetapkan harga pokok persediaan. Metode ini merupakan kebalikan dari

metode masuk pertama keluar pertama (FIFO). Pada metode ini harga pokok per

satuan dari barang-barang yang terakhir dibeli (diproduksi) justru dibebabankan

kepada barang-barang yang pertama kali dijual (dipakai). Dengan demikian hasil

penjualan yang sekarang diepertemukan dengan dengan harga pokok per satuan

barang yang berlaku pada saat yang sama didalam proses penentuan laba rugi

periodiknya. Sebaliknya terhadap barang-barang yang ada dalam persediaan akhir

akan dinilai berdasarkan harga pokok per satuan yang terjadi pada awal periode.

Pemakaian metode ini, seperti halnya pada metode masuk pertama keluar pertama

21

Page 22: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

menghendaki berlakunya harga pokok per satuan yang berbeda untuk berbagai

jumlah barang yang ada dalam persediaan.

Meskipun berlaku konsepsi yang sederhana seperti halnya pada metode

MPKP tetapi pelaksanaan metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP)

sangat rumit. Metode MTKP memerlukan pencatatan detail dan sikap disiplin

konsekuen dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk mencapai tujuan

akuntansi terhadap persediaan.

Tujuan utama metode LIFO adalah untuk mempertemukan hasil penjualan

itu dengan harga poko per satuan barang yang dijual yang relatif baru, sehingga

proses penentuan laba rugi periodik lebih menggambarkan antara usaha

(pengorbanan) dengan prestasi yang dihasilkan.

Kekurangan metode LIFO adalah tidak mewakili fisik aktual dari barang

dalam transaksi usaha, sebagai usaha tidak menunjukkan pembelian terbarunya.

Perusahaan memperbolehkan metode ini karena ada kesesuaian antara biaya

pembelian terbaru dengan pendapatan saat ini, karena itu menjaga pendapatan dari

penyimpangan yang besar oleh kenaikan atau penurunan fluktuasi harga.

Bagaimanapun, kadang-kadang manajer mendesak untuk merubah pendapatan

bersih. Ketika harga naik, keuntungan pajak pasti akan diperoleh dengan LIFO

karena hasilnya adalah sedikit keuntungan karena adanya biaya-biaya tinggi dari

barang yang terjual.

Disamping itu ada juga keuntungan dari metode masuk terahir keluar

pertama ini yaitu manfaat periode inflasi, laba yang dilaporkan lebih rendah

22

Page 23: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

dengan menggunakan metode ini sehingga pajak juga menjadi rendah.

Penggunaan metode ini mengurangi pembagian pajak penghasilan yang

menghasilkan penghematan atas pajak berjalan.

Selama periode inflasi atau kenaikan harga metode LIFO menghasilkan

antara lain:

1. harga pokok penjualan yang tinggi

2. laba kotor yang rendah

3. persediaan akhir yang rendah.

Dari contoh diatas maka dengan metode Masuk Terakhir Keluar Pertama

(MTKP) nilai persediaan akhir adalah:

TABEL 2.3

Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama

(Rupiah)

TglDiterima Dikeluarkan Sisa

Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total

1 Feb

9 Feb

10 Feb

300 110 33.000

300

100

110

100

33.000

10.000

200

300

100

100

110

100

20.000

33.000

10.000

23

Page 24: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

15 Feb

18 Feb

24 Feb

400

100

116

126

46.400

12.600

300 116 34.800

400

100

100

100

100

100

116

100

116

100

116

126

46.400

10.000

11.600

10.000

11.600

12.600

Jumlah 34.200

Sumber : Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc., Akt. (Intermediate Accounting ) 2004

2.5.3. Metode Rata-Rata Tertimbang

Pada metode ini barang-barang baik yang telah dijual kembali maupun

yang masih ada dalam persediaan, dinilai atas dasar harga pokok reta-rata yang

berlaku dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Pemakaian metode harga

pokok rata-rata tergantung pada sistem pencatatan terhadap persediaan. Dalam hal

sistem pencatatan yang dipaka adalah sistem phisik (periodik), harga pokok rata-

rata dihitung dari jumlah kuantitas dan harga pokok barang yang tersedia untuk

dijual dalam tahun buku yang bersangkutan.

24

Page 25: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Dengan demikian baik untuk barang-barang yang terjual maupun yang

ada dalam persediaan diperlakukan harga pokok per satuan yang sama. Metode ini

dikenal sebagai rata-rata tertimbang (weighted average cost method). Didalam

sistem permanen (perpetual), harga pokok rata-rata per satua dihitung setiap kali

terjadi pembelian barang dengan harga berbeda dari harga pokok rata-rata

sebelumnya. Dengan demikian utuk barang-barang yang terjual berlaku beberapa

harga pokok per satuan yang berbeda-beda pada tiap-tiap kali transaksi penjualan.

Sedang untuk barang-barang yang ada dalam persediaan akhir periode berlaku

satu harga pokok rata-rata paling akhir yang besar kemungkinannya berbeda dari

harga pokok rata-rata untuk barang-barang yang dijual. Perosedur perhitungan

harga pokok rata-rata demikian disebut sebagai rata-rata bergerak.

Oleh karena itu terdapat kemungkinan perbedaan hasil akhir yang

diperoleh dari kedua sistem pencatatan terhadap persediaan, sebagai akibat

perbedaan konsep dan cara perthitungan harga pokok rata-rata per satuan.

Pada metode ini harga pokok rata-rata per satuan, dihitung pada akhir

periode tahun buku berdasarkan jumlah kuantitas barang dan harga pokok barang-

barang yang dimiliki dalam periode tahun buku yang bersangkutan.

Harga pokok rata-rata itu kemudian dipakai sebagai dasar penentuan nilai

barang-barang yang masih dalam persediaan pada akhir periode dan barang-

barang yang terjual (untuk menentukan harga pokok penjualannya).

Metode ini bayak dipakai didalam prakteknya, karena relatif mudah

pelaksanaannya dan didukung dengan perhitungan-perhitungan yang obyektif.

25

Page 26: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Rata-rata tertimbang yang dipakai sebagai dasar perhitungan menghindarkan

pengaruh-pengaruh ekstrim dari perubahan harga barang-barang yang dibeli.

Dalam hal ini terjadi kenaikan harga terhadap barang-barang yang dibeli, rata-rata

tertimbang akan lebih rendah dari harga-harga beli untuk transaksi pembelian

yang terakhir. Dilain pihak rata-rata tertimbang lebih besar dari harga untuk

pembelian terakhir, dalam hal ini terdapat kecenderungan penurunan harga.

Metode ini dianggap sistematis dan rational dalam hubungannya dengan proses

penentuan laba rugi periodik dan mengurangi kecenderungan perusahaan untuk

berbuat manipulasi didalam menentukan laba rugi periodiknya.

Metode ini cocok dipakai pada perusahaan-perusahaan yang

menyelenggarakan pencatatan persediaan berdasarkan phisik, karena kuantitas

phisik persediaan ditentukan (dihitung) pada saat yang sama dengan penentuan

harga pokok rata-rata. Dengan demikian juga berlaku satu macam harga untuk

keseluruhan barang, baik yang telah dijual maupun yang berada dalam persediaan.

Dalam sistem permanen setiap mutasi persediaan harus segera diikuti

melalui rekenig-rekening pembukuannya. Oleh sebab itu harga pokok rata-rata

persediaan harus dihitung kembali setiap kali terjadi pembelian dengan harga

berlainan dari harga pokok rata-rata sebelumnya. Harga pokok rata-rata terbaru

dipakai sebagai dasar penentuan jumlah harga pokok barang-barang yang dijual,

pada setiap kali terkadi penjualan. Prosedur demikian itu dapat dilaksanakan,

dengan penyelenggaraan kartu persediaan yang memuat baik data kuantitas

maupun harganya untuk setiap jenis barang. Pada sistem permanen ini informasi

26

Page 27: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

persediaan pada setiap saat dapat diketahui dan selalu memperlihatkan harga

pokok rata-rata yang terbaru.

TABEL 2.4

Metode Rata-Rata Tertimbang

( Rupiah )

TglDiterima Dikeluarkan Sisa

Unit Harga Total Unit Harga Total Unit Harga Total

27

Page 28: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

1 Feb

9 Feb

10 Feb

15 Feb

18 Feb

24 Feb

300

400

100

110

116

126

33.000

46.400

12.600

400

300

106

114

42.400

34.200

200

500

100

500

200

300

100

106

106

114

114

118

20.000

53.000

10.600

57.000

22.800

35.400

Jumlah 35.400

Sumber : Prof. Dr. Zaki Baridwan, M.Sc., Akt. (Intermediate Accounting ) 2004

BAB III

PERUSAHAAN UMUM BADAN URUSAN LOGISTIK

(BULOG) REGIONAL SUMATERA UTARA

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan

28

Page 29: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Dalam perjalanan sejarah bangsa kehadiran lembaga pangan tidak dapat

dipungkiri keberadaannya. Sejak zaman kerajaan Majapahit dan Mataram telah

dikenal adanya lumbung-lumbung pangan yang berfungsi sebagai penyedia

pangan pada saat langka. Secara formal pemerintah mulai ikut menangani pangan

pada zaman Belanda, ketika berdiri Voedings Midelen Fonds (VMF) yang

bertugas membeli, menjual dan menyediakan bahan makanan. Dalam masa

Jepang, VMF dibekukan dan muncul lembaga baru yang bernama Nanyo Kohatsu

Kaisha.

Pada masa peralihan sesudah kemerdekaan Republik Indonesia terdapat

dualisme penanganan masalah pangan. Di daerah kekuasaan Republik Indonesia,

pemasaran beras dilakukan oleh Kementrian Pengawasan Makanan Rakyat (PMR)

Jawatan Persediaan dan Pembagian Bahan Makanan (PPBM) sedangkan daerah-

daerah yang diduduki Belanda, VMF dihidupkan kembali. Keadaan ini berjalan

terus sampai VMF dibubarkan dan dibentuk Yayasan Bahan Makanan (BAMA).

Dalam perkembangan selanjutnya terjadi perubahan kebijaksanaan yang

ditempuh oleh pemerintah. Bama yang berada di bawah Kementrian Pertanian

masuk dalam Kementrian Perekonomian dan diubah menjadi Yayasan Urusan

Bahan Makanan (YUBM) sedangkan pelaksanaan pembelian padi dilakukan oleh

Yayasan Bahan Pembelian Padi (YBPP) yang dibentuk di daerah-daerah dan

diketuai oleh Gubernur. Adanya YUBM dan YBPP ternyata masih menimbulkan

dualisme baru dalam pembinaan.

29

34

Page 30: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 3 Tahun 1964, dibentuk Dewan

Bahan Makanan (DBM). Sejalan dengan itu dibentuklah Badan Pelaksanaan

Urusan Pangan (BPUP) peleburan dari YUBM dan YBPP. BPUP ini bertujuan

mengurus bahan pangan, pengakutan dan pengolahannya, menyimpan dan

menyalurkannya menurut ketentuan dari Dewan Bahan Makanan (DBM). Dengan

terbentuknya BUPP, maka penanganan bahan pangan kembali berada dalam satu

tangan.

Memasuki Era Orde Baru setelah ditumpasnya pemberontakan G30 S /

PKI, penanganan pengendalian operasional bahan pokok kebutuhan hidup

dilaksanakan oleh Komando Logistik Nasional (KOLOGNAS) yang dibentuk

berdasarkan Keputusan Presidium Kabinet Ampera No. 87 Tahun 1966. Namun

perannya tidak berjalan lama karena pada tanggal 10 Mei 1967, Kolognas

dibubarkan dan dibentuk Badan Urusan Logistik (BULOG) berdasarkan

Keputusan Presidium Kabinet No. 114/Kep/1967.

Kehadiran Bulog sebagai lembaga stabilitasi pangan memiliki arti khusus

dalam menunjang keberhasilan Order Baru sampai tercapainya swadembada beras

tahun 1984 menjelang Repelita 1 (1 April 1969), struktur organisasi Bulog diubah

dengan Keppres RI No. 11/1969 tanggal 22 Januari 1969 disesuaikan dengan misi

barunya yang berubah dari penunjang peningkatan produksi pangan menjadi

buffere tock holder dan distribusi untuk golongan anggaran. Kemudian dengan

Keppres No. 39/1978 tanggal 5 November 1978, Bulog mempunyai tugas pokok

melaksanakan pengendalian harga beras, gabah, gandum dan bahan pokok lainnya

30

Page 31: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

guna menjaga kestabilan harga beras baik bagi produsen maupun bagi konsumen

sesuai dengan kebijaksanaan umum pemerintah.

Dalam kabinet Pembangunan VI, Bulog sempat disatukan dengan

lembaga baru yaitu Menteri Negara Urusan Pangan. Organisasinya pun

disesuaikan dengan keluarnya Keppres RI No. 103/1993. Namun tidak terlalu

lama, karena dengan Keppres RI No. 61/M tahun 1995, Kantor Menteri Negara

urusan pangan dipisahkan dengan Bulog dengan Wakabulog pada saat itu

diangkat menjadi Kabulog.

Pemisahan Menteri Negara Urusan Pangan dan Bulog mengharuskan

Bulog menyesuaikan organisasinya dengan Keppres RI No. 50 tahun 1995 tanggal

12 Juli. Status pegawainya pun terhitung mulai 1 April 1995 berubah menjadi

Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Keppres No. 51 tahun 1995 tanggal 12 Juli.

Memasuki Era Reformasi, beberapa lembaga pemerintah mengalami

revitalisasi serta reformasi termasuk Bulog. Melalui Keppres RI No. 45 tahun

1997 tugas pokok Bulog hanya dibatasi untuk komoditi beras dan gula pasir.

Tugas ini lebih diciutkan lagi dengan diterbitkannya Keppres RI No. 19 tahun

1998 yang menetapkan peran Bulog hanya mengelola komoditi beras saja.

Mengawali millenium III, sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 29

tahun 2000 tanggal 26 Februari 2000, peranan Bulog diharapkan lebih mandiri

dalam usahanya dengan fungsi utama manajemen logistik ini diharapkan lebih

berhasil dalam mengelola persediaan, distribusi, dan pengendalian harga beras,

serta usaha jasa logistik.

31

Page 32: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Pada tanggal 23 November 2000, pemerintah mengeluarkan Keppres RI

No. 166 tahun 2000 mengenai LPND yang diantara pasal-pasal mengatur

mengenai tugas dan fungsi Bulog yang baru, yaitu melaksanakan tugas

pemerintah di bidang manajemen logistik sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dengan keluarnya Keppres tersebut, maka

Keppres RI No. 29 tahun 2000 tidak berlaku lagi. Selanjutnya pemerintah

mengeluarkan Keppres RI No. 178 tahun 2001 tanggal 15 Desember yang pada

beberapa pasalnya menetapkan mengenai bentuk organisasi Bulog yang baru.

Mengingat Keppres RI No. 166 tahun 2000 masih mengandung pasal-pasal yang

membatasi operasi dan peran Bulog, maka masih dirasa perlu diupayakan untuk

diubah sehingga lebih sesuai dengan fungsi dan peran Bulog.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2003 Lembaga

BULOG yang semula Lembaga Pemerintahan Non Departemen (LPND) berubah

menjadi Perusahaan Umum (Perum) dengan Visi Menjadi Lembaga Pangan yang

handal untuk memantapkan ketahanan pangan dan Misinya adalah

Menyelenggarakan tugas pelayanan publik untuk keberhasilan pelaksanaan

kebijakan pangan nasional. Menyelenggarakan kegiatan ekonomi di bidang

pangan secara berkelanjutan, serta memberikan manfaat kepada perkonomian

nasional.

3.2. Tugas Pokok Perum Bulog

Ada 4 (empat) tugas publik yang tetap diemban Perum Bulog yaitu:

32

Page 33: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Pertama : Menjaga Harga Dasar Pembelian Pemerintah untu Gabah (HDPP).

Pada saat panen raya yang serampak, maka permintaan gabah sangat

inelastis sementara gudang swasta terbatas dan iklim yang kurang bersahabat,

serta masih lemahnya industri penggilingan padi oleh karena itu, dengan pola ini

supplai beras yang berasal dari produksi dalam negri akan terjamin dan

kemandirian pangan akan lebih besar. Hal ini tentunya terkait erat dengan

ketersediaan pangan dari produksi dalam negri, serta pendapatan jutaan petani

kecil yang tersebar di berbagai pelosik ditanah air. Perum Bulog dirancang untuk

tetap melakukan pembelian gabah dalam negri, mendorong berkembangnya

industri penggilingan modern sehingga mampu mendongkrak harga ketingkat

yang diinginkan, terutama dimusim panen raya.

Keduan : Stabilitas harga, khususnya pangan pokok

Pada saat pengeluaran rumah tangga masih dominan terhadap pangan,

maka ketidak stabilan harga pangan khususnya beras meningkat melebihi tingkat

intervensi manakala harga pangan khususnya beras meningkat melebihi tingkat

harga yang ditolerir. Untuk itu Perum Bulog siap menerima penugasan tersebut

apabila mendapat mandat dari pemerintah dan atau situasi yang mengharuskan.

Ketiga : Menyalurkan beras untuk orang miskin (raskin)

Program ini merupakan upaya pemerintah untuk memberikan

perlindungan sosial (Social Protection Programme) yang ditujukan kepada rumah

tangga miskin (Targeted Subsidy), umumnya mereka beresiko tinggi terhadap

food insecurity. Raskin membuka akses secara ekonomi terhadap pangan,

33

Page 34: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

sehingga dapat melindungi rumah tangga rawan pangan dari malnutrition

terutama energi dan protein. Hal ini menjadi dominannya masyarakat yang

kekurangan energi dan protein. Sehingga berakibat buruk terhadap kecerdasan

anak-anak serta rendahnya produktivitas SDM dan kematian akibat penyakit

infeksi karena lemahnya daya tahan tubuh.

Keempat : Pengelolaan stok pangan

Pemerintah menguasai stok beras yang dikelola oleh Perum Bulog, sebagai

usaha untuk mengatasi keadaan darurat, seperti bencana alam, bencana yang

dibuat manusia seperti konflik sosial dan lain-lain. Perum Bulog diharapkan

mempunyai stok optimal sekitar satu juta ton beras (Pipe Line Stock) guna

mengatasi hal-hal yang disebutkan diatas. Dengan manajemen stok yang

tersentralisir dan dibiayai oleh pemerintah pusat, maka akan memudahkan

pengelolaan penyimpangan serta penyaluran.

3.3 Stuktur Organisasi Perum Bulog Sumatera Utara

Untuk mencapai tujuan organisai diperlukan pemimpin dan yang dipimpin

dimana hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dapat dilihat dari struktur

organisasi. Stuktur organisasi adalah merupakan gambaran secara sistematis

tentang hubungan kerjasama dari orang-orang yang menggerakkan organisasi

sehingga tercapai fungsi-funsi manajemen, tugas, wewenang dan tanggung jawab

setiap orang yang duduk dalam struktur organisasi tersebut.

34

Page 35: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Struktur organisasi pada Perum Bulog Sumatera Utara Medan adalah

bentuk organisasi garis, dimana pimpinan langsung memberi perintah kepada

bawahan. Pimpinan tertinggi adalah Kabulog yang bertanggung jawab

mengkoordinir semua bagian yang ada di perusahaan.

Struktur organisasi Perum Bulog Sumatera Utara diklasifikasikan atas 2

tipe yaitu:

a. Divre Tipe I

b. Divre Tipe II

Perbedaan ini didasarkan atas beban kerja diwilayahnya. Susunan

organisasi Bulog tipe I sama dengan susunan organisasi tipe II, kecuali pada

Bulog tipe II wakil kepala ditiadakan. Sedangkan organisasi Bulog tipe khusus

sama dengan Pada Perum Bulog Sumatera Utara Medan struktur organisasinya

diklasifikasikan kedalam Bulog tipe I, kecuali memiliki wakil kepala yang

bertanggung jawab langsung kepada kepala.

Berikut ini adalah struktur organisasi Perum Bulog Sumatera Utara Medan.

Struktur Organisasi

Perum Bulog Sumatera Utara

35

KEPALA

BIDANG

PELAYANAN PUBLIK

BIDANG PERENCANAAN

DAN PENGEMBANGAN

USAHA

BIDANG ADMINISTRASI

DAN KEUANGAN

Page 36: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Sumber : Perum Bulog Sumut

Untuk lebih jelasnya, berikut ini dijelaskan uraian tugas dan tanggung

jawab untuk masing-masing bagian pada Bulog Sumut.

1. Kepala

Kepala mempunyai tugas:

a. Memimpin Bulog sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

36

SEKSI

PENGADAAN

SEKSI ANALISIS HARGA

DAN PASAR

SEKSI PERSEDIAAN

DAN ANGKUTAN

SEKSI PERAWATAN

KUALITAS

SEKSI INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

SEKSIJAS

SEKSITEKNOLOGI INFORMASI

SEKSI

TATA USAHA DAN UMUM

SEKSI HUBUNGAN

MASYARAKAT

SEKSI

SDM DAN HUKUM

SEKSI PENYALURAN

SEKSI KEUANGAN

SEKSI AKUNTANSI

SUB DIVISI REGIONAL

Page 37: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

b. Membina sumber daya Perum Bulog dilingkungan Divre,

c. Melaksanakan kebijakan teknis pelayanan publik, komersial,

administrasi dan keuangan

d. Melaksanakan kerjasama dengan badan usaha lain atau instansi

pemerintah.

2. Bidang Pelayanan Publik

Bidang pelayanan publik mempunyai tugas meremcanakan, melaksanakan

mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan gabah/beras dan

analisis perkembangan harga pasar, persediaan dan prognosa serta angkutan,

perawatan kualitas, dan pengeluaran.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud bidang pelayanan publik

mempunyai fungsi :

a. Merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan

pengadaan gabah/beras, pembinaan teknis, kerjasama lembaga niaga pangan

koperasi dan non koperasi serta analis dan pengamatan perkembangan harga

pangan pokok serta penyusunan statistik,

b. Merencanakan, melakukan dan mengkoordinasi kegiatan

pengolahan persediaan dan pergudangan serta angkutan pemuatan, pemuatan

dan pembongkaran,

37

Page 38: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

c. Merencanakan melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan

perawatan kualitas dan pemberantasan hama serta pengelolahan komoditi

pangan,

d. Merencanakankan, melakukan dan mengkoordinasikan kegiatan

pelayanan penyaluran beras kepada kelembagaan pemerintah dan masyarakat

umum dan khususnya.

Bidang Pelayanan Publik terdiri dari :

1. Seksi Pengadaan

Seksi pengadaan mempunyai tugas merencanakan, melakukan dan

mengkoordinasikan kegiatan perhitungan perkiraan jumlah dan biaya pengadaan

gabah/beras serta karung pembungkus, pelaksanaan pengadaan melalui Satuan

Tugas (Satgas) atau kontraktor, penyiapan perjanjian atau kontrak, penyiapan

dokumen tagihan, pengajuan dan pendistribusian serta pengecekan L/C

pengadaan, pembinaan teknis dan analisis serta pengamatan perkembangan harga

pangan pokok dan penyusunan statistik.

2. Seksi Analisis Harga dan Pasar

Seksi Analisis Harga dan Pasar mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi serta melakukan kegiatan

monitoring dan analisa serta pengamatan perkembangan harga dan pasar di

tingkat produsen dan konsumen serta penyusunan data statistik seluruh komoditi.

3. Seksi Persediaan dan Angkutan

38

Page 39: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Seksi Persediaan dan Angkutan mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi serta melakukan kegiatan

pengolahan laporan posisi persediaan dan penyebaran persediaan, penghitungan

kebutuhan biaya penyimpanan/sewa gudang, penyusunan prognosa pelayanan

publikonal pengadaan, persediaan dan penyaluran serta angkutan, pembongkaran

dan pemuatan barang serta administrasinya.

4. Seksi Perawatan Kualitas

Seksi Perawatan Kualitas mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan, memonitor dan mengevaluasi serta melakukan kegiatan

inspeksi kualitas, penghitungan kebutuhan biaya perawatan dan obat-obatan,

pengendalian aplikasi teknis penyimpanan, sanitasi gudang dan lingkungannya,

pemberantasan hama, pengendalian hama gudang terpadu serta pengolahan gabah

dan pengolahan hasil pemeriksaan kualitas,

5. Seksi Penyaluran

Seksi Penyaluran mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan,

memonitor dan mengevaluasi serta melakukan kegiatan pelayanan penyaluran

beras kepada kelembagaan pemerintah dan masyarakat umum dan khusus meliputi

penyiapan surat perintah setor, delivery order, nota tagihan, berita acara

penyerahan, daftar penyimpulan, perjanjian jual beli dan konsinyasi.

3. Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha

39

Page 40: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha mempunyai tugas

merencanakan, menkordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi seta

melaksanakan kegiatan industri dan perdagangan, usaha jasa dan teknologi

imformasi :

Dalam meyelenggarakan tugas, Bidang Perencanaan dan Pegembangan

Usaha mempunyai fungsi :

a. merencanakan dan mengkordinasikan kegiatan pegelolaan perencanaan

dan pengembangan industri dan pengolahan serta pedagangan komoditi

pangan dan non pangan ;

b. merencanakan dan mengkordinasikan kegiatan perencanaandan

pengembangan usaha jasa pengundangan, angkutan dan pembongkaran,

survey dan perawatan serta usaha jasa lainnya;

c. merencanakan dan mengkordinasikan perencanaan dan pengembangan

pemeliharaan sarana dan dukungan teknologi informasi.

Bidang Perencanaan dan Pengembangan Usaha terdiri dari:

1. Seksi Industri dan Perdagangan

Seksi Industri dan Perdaganganmempunyai tugas merencanakan,

menkordinasikan, memonitor dan mengevaluasi serta melakukan kegiatan

pengelolaan industri dan pengelolaan serta perdagangan komoditi pangan dan

nonpangan .

2. Seksi Jasa

40

Page 41: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Seksi Jasa mempunyai tugas merencanakan, mengkordinasikan,memonitor,

dan mengevaluasi seta melakukan kegiatan pengelolaan usaha jasa

pergudangan, angkutan dan pembogkaran, survey dan perawatan seta usaha

jasa lainnya.

3. Seksi Teknologi Informasi

Seksi Teknologi Informasi mempunyai tugas merencanakan,

mengkoordinasikan,memonitor dan mengevaluasi setamelakukan kegiatan

pemeliharaan danperewatan sarana dan dukungan teknologi informasi.

4. Bidang Administrasi dan Keuangan

Bidang administrasi dan keuangan mempunyai tugas merencanakan,

melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengelolaan

sumber daya manusia dan hukum, ketatausahaan dan kerumahtanggaan serta

umum, kehumasan, pengelolaan anggaran dan pembiayaan serta membuat

lapporan pertanggung jawaban keuangan Divre.

Dalam menyelenggarakan tugas, bidang administrasi dan keuangan

mempunyai fungsi:

a. Merencanakan dan mengkoodinasikan kegiatan pengelolaan administrasi

sumber daya manusia, urusan hukum klaim,

b. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan surat

menyurat, arsip, ekspedisi, hubungan masyarakat, kerumahtanggaan dan

pengelolaan pengadaan, pemliharaan perlengkapan sarana kantor, rumah

dinas jabatan, mess, pergudangan dan inventaris serta penghapusan,

41

Page 42: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

c. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan kehumasan,

d. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan anggaran,

administrasi pembiayaan dan verifikasi,

e. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan administrasi pembukuan,

neraca, laporan pertanggung jawaban keuangan dan hubungan rekening antar

kantor.

Bidang Administrasi dan keuangan terdiri dari:

1. Seksi SDM dan Hukum

Seksi SDM dan Hukum mempunyai tugas merencanakan, melakukan dan

mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan administrasi sumber daya manusia

dan urusan hukum serta klaim dan tuntutan ganti rugi,

2. Seksi Tata Usaha dan Umum

Seksi Tata Usaha dan Umum mempunyai tugas merencanakan, melakukan

dan mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan surat menyurat, arsip, ekspedisi,

keprotokolan, kerumahtanggaan dan pengelolaan pengadaan, pemeliharaan

perlengkapan sarana kantor, rumah dinas jabatan, mess, pergudangan,

inventaris serta penghapusan,

3. Seksi Hubungan Masyarakat

Seksi Hubungan Masyarakat mempunyai tugas merencanakan, melakukan dan

mengkoordinasikan kegiatan pengolahan berita dan informasi yang berasal

dari eksternal maupun internal, menjalin koordinasi dan komunikasi dengan

42

Page 43: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

media masa dalam upaya peningkatan citra dan pelayanan pada konsumen

serta menganalisa dan menyajikan berita dan informasi bagi pimpinan.

4. Seksi Keuangan

Seksi Keuangan mempunyai tugas merencanakan, melakukan dan

mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan administrasi pembiayaan meliputi

penerimaan, penyikmpanan, pengeluaran dan pembayaran uang atau surat

berharga, meneliti kebenaran transaksi pengeluaran dan penerimaan,

pencocokan dokumen pendukung dan penyusunan serta penyediaan dan

pengalokasian anggaran serta analisis kebutuhan anggaran.

5. Seksi Akuntansi

Seksi Akuntansi mempunyai tugas merencanakan, melakukan dan

mengkoordinasikan kegiatan administrasi pembukuan, neraca, laporan

pertanggung jawaban, keuangan dan hubungan rekening antar kantor.

7. Sub Bulog

Sub Bulog mempunyai tugas melakukan pelaksanaan dan pengendalian

kegiatan kebutuhan di gudang dan administrsi serta mengevakuasi posisi

persediaan dalam melaporkan pelaksanaannyan.Unit posisi pelaksanaan

teknis dipimpin oleh seorang kepala yang berada dibawah dan bertanggung

jawab kepada Kabulog

BAB IV

43

Page 44: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

ANALISA DAN EVALUASI

1.1 Persediaan

Persediaan pada Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara merupakan

persediaan barang dagangan yang bergerak dalam membeli dan menjual kembali

barang tanpa merubah bentuk barang. Persediaan pada perusahaan ini merupakan

nilai yang paling berpengaruh terhadap operasi perusahaan, dan merupakan salah

satu unsur aktiva lancar. Perusahaan Perum Bulog Medan ini bergerak dalam

bidang pangan yaitu beras.

1.2 Biaya-biaya Dalam Persediaan

Biaya adalah nilai uang yang dikeluarkan atau dipergunakan untuk

menghasilkan sesuatu yang lebih berguna.

Biaya-biaya yang ada pada Perum Bulog adalah biaya pemesanan, biaya

penyimpanan, biaya kehabisan persediaan. Biaya pemesanan diperusahaan ini

adalah biaya transportasi yang dikeluarkan pada saat pemesanan persediaan.

1.3 Sistem Pencatatan Persediaan

44

49

Page 45: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Sistem pencatatan persediaan yang dapat dilakukan yaitu secara periodik

dan perpectual. Dalam pencatatan periodik pencatatan persediaan tidak mengikuti

mutasi persediaan. Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara Medan

menggunakan pencatatan persediaan perpectual (Perpectual System) tiap jenis

persediaan dicatat secara terperinci pada kartu persediaan yang merupakan

rekening pembantu persediaan.

1.4 Metode Penilaian Persediaan

Metode penilaian persediaan sangat penting guna mengetahui besarnya

nilai persediaan akhir digudang. Untuk menghitung metode penilaian persediaan

dapat dihitung dengan menggunakan metode FIFO (First In First Out) atau biasa

disebut Masuk Pertama Keluar Pertama (MPKP). Metode ini diasumsikan bahwa

barang yang dijual ditetapkan dengan harga pokok pertama kali sesuai dengan

urutannya dan ditetapkan dengan harga pokok yang terbaru.

Perum Bulog Medan menggunakan metode FIFO (First In First Out)

dimana persediaan beras yang ada di Perum Bulog Medan merupakan persediaan

yang bersifat tidak tahan lama dikarenakan jenis persediaan nya adalah beras.

Berikut ini akan disajikan data persediaan beras untuk bulan Januari

sebagai Persediaan Awal dan bulan Desember tahun 2007

TABEL 1

45

Page 46: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Daftar Pembelian dan Penjualan Persediaan

Januari dan Desember 2007

Bulan Keterangan Unit Harga Pokok / Unit

Januari Persediaan awal 35177184 4000

Desember Pembelian 3199925 2600

Desember Penjualan 159630 -

Desember Penjualan 900 -

Desember Penjualan 6800 -

Desember Penjualan 20455 -

Desember Penjualan 28466 -

Desember Penjualan 50000 -

Desember Penjualan 154290 -

Sumber : Perum Bulog Devisi Regional Sumatera Utara

Pada tabel 1 diatas mengenai data persedian barang bulan Januari dan

Desember 2007 bahwa jumlah unit barang yang dijual mengalami kenaikan dan

penurunan (tidak stabil), sedangkan persediaan awal barang tahun 2007 sebesar

35.177.184 unit

46

Page 47: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

Penggunaan metode FIFO cocok karena persediaan yang ada pada perum

BULOG Medan merupakan persediaan yang bersifat tidak tahan lama. Dengan

demikian, persediaan beras tidak mengalami pembusukan. Penggunaan metode

FIFO cocok juga digunakan apabila harga barang mengalami kenaikan atau

penurunan.

Untuk menghitung nilai persediaan akhir diasumsikan harga pokok

pembelian yang terakhir dibeli, pertama kali dijual. Penggunaan metode LIFO

untuk perusahaan ini tidak cocok karena apabila barang yang dibeli terakhir,

pertama untuk dijual maka perusahaan akan mengalami kerugian besar. Dan

persediaan beras yang ada di Perum BULOG Medan tidak layak lagi dikonsumsi

oleh masyarakat. Metode LIFO tidak cocok untuk keadaan harga yang mengalami

kenaikan dan penurunan. Tidak efektif digunakan karena apabila pembelian

barang yang pertama memiliki harga yang tinggi, maka perhitungan persediaan

akhir akan mengalami kerugian karena sesuai dengan asumsinya.

Jika perusahaan menggunakan Rata-rata Tertimbang (AVERAGE) nila

persediaan akhir diasumsikan jumlah persediaan dikalikan dengan harga rata-rata.

Penggunaan metode Rata-rata Tertimbang oleh jumlah barang yang diperoleh

pada masing-masing harga. Kenaikan dan penurunan cocok karena metode Rata-

rata Tertimbang tidak dipengaruhi oleh keadaan harga.

47

Page 48: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukankan penulis dengan

menggunakan perbandingan antara teori dan pelaksanaanya yang dilakukan oleh

Perum Bulog Divisi Regional Sumatera Utara – Medan, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Sistem pencatatan persediaan yang diselenggarakan oleh Perum

Bulog Divisi Regional Sumatera Utara – Medan adalah sistem Perpetual

(Perpectual System)

2. Metode penilaian persediaan yang digunakan adalah metode FIFO

(First In First Out) atau masuk pertam keluar pertama (MPKP) dimana

menurut metode ini bahwa persediaan yang terlebih dahulu masuk yang lebih

dahulu dikeluarkan. Dimana metode ini digunakan untuk menghindari

terjadinya pembusukan persediaan yang disimpan yang dikarenakan

persediaan yang ada di Perum Bulog Medan Divisi Regional Sumatera – Utara

adalah persediaan yang tidak tahan lama yaitu beras.

48

Page 49: pudan.files.wordpress.com · Web viewPada perusahaan dagang untuk menentukan apakah barang itu sudah dapat dicatat sebagai persediaan, dasar yang digunakan adalah hak pemilikn. Barang-barang

5.2 SARAN

1. Dalam penelitian ini penulis menyarankan agar penerapan metode FIFO (First

In First Out) supaya tetap dipertahankan dalam menentukan persediaan guna

ketahanan mutu kualitas bahan. Dimana bahan tersebut merupakan salah satu

unsur pangan yang sangat dibutuhkan masyarakat umum.

2. Dalam penelitian ini penulis juga menyarankan agar metode penilaian yang

digunakan sesuai dengan keadaan persediaan barang, untuk menjaga

kestabilan harga, karena harga pasar sewaktu-waktu dapat meningkat sehingga

harga beras dapat dijangkau oleh masyarakat menengah kebawah.

49