pts smp petir p4tk 1

Upload: yayankaryana

Post on 16-Jul-2015

129 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN IPA MELALUI MGMP SEKOLAH DI SMP NEGERI 1 PETIR KABUPATEN SERANG

RATU DUROTUL ALIYAH, M.Pd NIP. 196407221985122001

Penelitian Tindakan Sekolah

SMP NEGERI 1 PETIR Jl. Raya Baros Petir Km. 12 Kab. Serang Kode Pos 42172

BAB I PENDAHULUANA. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan hal terpenting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang handal. Oleh sebab itu, kepala sekolah perlu memperhatikan proses belajar mengajar yang dilaksanakan guru di dalam kelas. Tidak hanya satu guru saja yang diperhatikan tetapi semua guru mata pelajaran IPA. Semua itu dilakukan karena setiap melaksanakan ulangan harian selalu hasil belajar siswa rendah (di bawah KKM) baik kelas VII, kelas VIII, maupun kelas IX. Mata Pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang diikutsertakan dalam Ujian Nasional. Sudah seharusnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ini nilainya tinggi atau sekurang-kurangnya sama dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh guru mata pelajaran. Oleh sebab itu, perlu dilakukan sebuah tindakan oleh kepala sekolah supaya hasil belajar siswa meningkat. Tindakan yang sangat cocok dalam masalah tersebut adalah dengan mengadakan MGMP di sekolah. Berdasarkan permasalahan di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul Meningkatkan Kompetensi Guru Mata

Pelajaran IPA Melalui MGMP Sekolah di SMP NEGERI 1 PETIR KABUPATEN SERANG.

B. RUMUSAN MASALAH Dari permasalahan di atas, dapat dirumuskan permasalahannya, yaitu: 1. Apakah dengan MGMP sekolah dapat meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran IPA? 2. Apakah dengan MGMP sekolah dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa

C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru mata pelajaran IPA melalui MGMP sekolah di SMP NEGERI 1 PETIR KABUPATEN SERANG

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Kepala sekolah Dapat meningkatkan kemampuan kepemimpinan pembelajaran 2. Bagi Guru Memperoleh tambahan pengalaman mengajar dari guru sejawat untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi Siswa Termotivasi dan lebih aktif sehingga suasana belajar lebih menarik dan tidak membosankan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. DESKRIPSI TEORI 1. Pengertian kompetensi Guru Menurut UU No.14 Tahun 2005 ( Bab I pasal 1 : Ketentuan Umum ) tentang Guru dan Dosen dan PP No.74 Tahun 2008 ( Bab II Pasal 3 ) tentang Guru, kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menyangkut tugas keprofesionalan seorang guru diatur dalam PERMENDIKNAS No.41 Tahun 2007 tentang bagaimana merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, serta tindak lanjutnya dalam pembelajaran. Dalam kompetensi tersebut Kompetensi dalam kamus besar IPA, Sugono (1991: 16) adalah: Kewenangan (kekuasaan) untuk memutuskan dan menentukan sesuatu. Menurut Mulsyah (2004: 17) kompetensi adalah perpaduan dari pengetahuan,keterampilan nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Menurut Mc Ashan (1981) Kompetensi is knowledge, skills, and abilitiesor capabilities thet person achieves, become part of his or her being to the exent he or shi can satisfactorily perform particular cognitive, afective, and psychomotor behaviors menurut Mulyasa, (2004; 18) merupakan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya, sehingga dapat melakukan perilakuperilaku kognitif, afiktif dan psikomotor. Menurut Robbins (1986; 118) dalam bukunya Organizational Behavior : Concepts, Controversies, and Aolication mengemukakan ability refers to an individuals capacity to perform the various task in a job. Kemampuan menunjukkan suatu kecakapan individu dalam melaksanakan berbagai tugas dari suatu pekerjaan. Kemampuan mental sangat berperan dalam penampilan atau kinerja seseorang, maka secara khusus, kemampuan mental juga merupakan faktor yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan dalam mengerjakan tugas untuk mencapai suatu organisasi.

Pada prinsipnya komponen pembelajaran terdiri dari guru, materi kurikulum dan siswa. Proses pembelajaran tidak bisa lepas dari kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu mengajarnya guru berarti menciptakan kondisi-kondisi agar siswa belajar. Pada guru bertumpu suatu persoalan yaitu bagaimana guru memberikan kemungkinan kepada siwa agar terjadi proses belajar mengajar yang efektif. Konsekuensi yang timbul selanjutnya menurut Ali (2000: 1) adalah: 1) guru harus mempunyai pegangan mengenai mengajar dan dasar-dasar belajar, 2) guru harus dapat mengembangkan sistem pengajaran, 1) guru harus mampu melaksanakan proses belajar mengajar yang efiktif, 4) guru harus mampu melaksanakan penilaian terhadap hasil belajar sebagai umpan balik bagi seluruh proses yang ditempuh. Artinya, mengajar memerlukan suatu tanggung jawab moril yang cukup berat. berhasil pendidikan di SMP bergatung dari tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugasnya. Selanjutnya aktifitas guru dalam mengajar dan aktifitas siswa dalam belajar terkait erat dengan pemahaman guru terhadap mengajar dan penguasaan materi pelajaran. Sejalan dengan ini, Usman (2001: 6) mengatakan mengajar bukan sekedar menyampaikan materi melainkan terjadinya interaksi yang manusiawi dengan berbagai aspeknya yang cukup kompleks. Selanjutnya dikatakan bahwa, didalam proses belajar mengajar guru mempunyai beberapa peran yang menentukan keberhasilan proses itu, yaitu: 1) sebagai demonstrator, 2) sebagai pengelola kelas, 1) sebagai mediator dan fasilitator dan 4) sebagai evaluator. Jadi, berdasarkan uraian di atas sehubungan dengan kompetensi guru, proyek pengembangan pendidikan guru telah berhasil merumuskan tiga kemampuan pokok yang harus dimiliki oleh seorang guru. Ketiga kemampuan tersebut dikenal dengan tiga kompetensi yaitu: 1). kompetensi profesioanal; 2). kompetensi personal; 1). kompetensi sosial (Arikunto, 1991:219). Dari ketiga kompetensi tersebut di atas, kompetensi profesional dipandang sangat penting karena bekaitan dengan kemampuan dan ketrampilan yang harus dimiliki dalam melaksanakan tugas instruksional, kualifikasi tenaga pengajar (guru) ditandai oleh kemampuan mengantarkan terdidik pada sepuluh

kemampuan dasar sebagai guru, sebagaimana ditujukan oleh pemerintah (Depdikbud, 1980: 41) menjabarkannya dalam sepuluh kompetensi, yang selanjunya disebut: sepuluh kompetensi profesional guru kesepuluh kompetensi yang dimaksud adalah: 1). kemampuan menguasai bahan-bahan pelajaran; 2). kemampuan mengelola program belajar mengajar; 1). Kemampuan mengelola kelas; 4). kemampuan menggunakan media sumber belajar; 5). kemampuan menguasai landasan pendidikan; 6). kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar; 7). kemampuan menilai hasil belajar murid; 8). kemampuan mengenal serta menyelenggarakan administrasi sekolah; 9). kemampuan untuk mentransfer pengetahuan 10) kemapuan memahami prinsip-prinsip serta menafsirkan hasilhasil penelitian pendidikan untuk keperluan pengajaran. Keseluruhan ciri tersebut diatas inilah menurut penulis merupakan ciri mutu guru yang bermutu dan berhasil dicapai apabila diupayakan peningkatan kerjanya.

2. Mata Pelajaran IPA.Kurikulum 2004 menjelaskan bahwa tujuan pembelajaran IPA adalah: 1) Meningkatkan kesadaran dan kelestarian lingkungan , kebanggan nasional dan kebesaran serta kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa , (2) Memahami konsepkonsep IPA dan saling keterkaitannya ,(3) Mengembangkan daya penalaran untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari , (4) mengembangkan ketrampilan dan konsep-konsep IPA , menumbuhkan nilai dan sikap ilmiah , (5) Menerapkan konsep dan prinsip IPA untuk menghasilkan karya teknologi sederhana yang berkaiatan dengan kebutuhan manusia , (6) Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah . 3. MGMP Sekolah Setiap sekolah memiliki beberapa guru mata pelajaran yang sama sehingga beberapa orang guru tersebut membuat kelompok sendiri untuk bermusyawarah (shering) tentang permasalahan masing-masing dalam proses belajar mengajar dalam kelas sehingga nantinya bisa meningkatkan hasil

belajar siswa. Adapun sifat dari MGMP IPA di sekolah SMP Negeri 1 Petir mandiri, kekeluargaan, menganut prinsip maju bersama serta diselenggarakan dari, oleh, dan untuk guru yang menjadi anggota. Tujuan dari MGMP mata pelajaran IPA di SMP Negeri 1 Petir antara lain sebagai berikut : 1. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, khususnya penguasaan substansi materi pembelajaran, penyusunan silabus, penyusunan bahan-bahan pembelajaran, strategi

pembelajaran, metode pembelajaran, memaksimalkan pemakaian sarana/prasarana belajar, memanfaatkan sumber belajar,

mengembangkan kemampuan/profesi guru, dan sebagainya. 2. Memberi kesempatan kepada anggota musyawarah kerja untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan bantuan dan umpan balik. 3. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mengadopsi pendekatan pembaharuan dalam pembelajaran yan lebih profesional bagi peserta musyawarah kerja. 4. Memberdayakan dan membantu anggota kelompok kerja dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran di sekolah. 5. Mengubah budaya kerja anggota musyawarah kerja (meningkatkan pengetahuan kompetensi dan kinerja) dan mengembangkan

profesionalisme guru melalui kegiatan-kegiatan pengembangan profesionalisme ditingkat MGMP. 6. Meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari peningkatan hasil belajar peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Subjek dan Objek Penelitian a) Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan sekolah yang akan dilaksanakan adalah guru mata pelajaran IPA kelas 8 sebanyak 2 orang. b) Objek Penelitian Objek penelitian tindakan sekolah yang akan dibahas adalah: 1) Perencanaan pembelajaran guru mata pelajaran IPA 2) Pelaksanaan pembelajaran guru mata pelajaran IPA 3) Penutup pembelajaran guru mata pelajaran IPA

2.

Lokasi Penelitian Penelitian tindakan sekolah dilaksanakan di SMPN 1 PETIR

KABUPATEN SERANG

3.

Waktu Penelitian Penelitian tindakan sekolah dengan judul Meningkatkan kompetensi Guru mata pelajaran IPA melalui MGMP sekolah di SMP NEGERI 1 PETIR KABUPATEN SERANG akan dilaksanakan selama 1 bulan ( bulan Agustus 2011 )

B. PROSEDUR PENELITIAN

a) Persiapan Penelitian Pada tahap ini guru mengadakan diskusi ( berkolaborasi ) untuk melakukan tindakan, yaitu:a) Menentukan kelas subyek penelitian b) Mendiskusikan teknik / metode dan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan

c) Mengidentifikasi faktor hambatan dan kesulitan yang ditemui guru dalam pembelajaran IPA d) Merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran IPA untuk meningkatakan kompetensi guru dengan menerapkan MGMP sekolah. e) f) Menentukan fakus observasi dan aspek yang diamati Menetapkan jenis data dan cara mengumpulkannya

g) Menentukan pelaku observer h) Menetapkan cara pelaksanaan refleksi i) Menetapkan kriteria keberhasilan dalam upaya pemecahan masalah.

b) Siklus Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Sekolah, karena kepala sekolah dapat mengawasi atau mengamati secara langsung kegiatan guru yang sedang mengajar, sehingga bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam kompetensi gurunya serta bisa memberikan solusi kepada guru guru dalam hal pemecahan kesulitan yang mereka hadapi. Penelitian tindakan ini direncanakan dalam tiga siklus yang merupakan kegiatan pemecahan masalah yang dimulai dari; a) perencanaan (planning), b) pelaksanaan (action), c) pengumpulan data (observasi), d) menganalisis data atau informasi untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut (reflecting). 1) Perencanaan Rencana tindakan dalam penelitian tindakan disusun berdasarkan masalah yang hendak diselesaikan dan hipotesis tindakan yang diajukan. Rencana tindakan perlu disusun untuk menguji secara empiris dari ketepatan hipotesis tindakan yang diajukan. Suatu tindakan harus dilakukan agar terjadi perubahan baik secara kuantitatif maupun kualitatif ke arah yang diharapkan. Langkah-langkah atau tindakan yang akan dilakukan perlu direncanakan secara rinci sehingga benar-benar dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan tindakan, meskipun kemungkinan

perubahan yang bersifat penyesuaian tetap harus dipikirkan. Kemudian

mengidentifikasi

faktor

pendukung

maupun

faktor

penghambat

pelaksanaan tindakan agar peneliti mengetahui apakah hal yang diperlukan tersedia, apakah kendala yang dihadapi dapat diatasi, sehingga proses pelaksanaan tindakan dapat berjalan lancar sesuai yang direncanakan. 2) Tindakan Jenis tindakan yang dilakukan dalam penelitian tindakan hendaknya selalu didasarkan atas pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja dan hasil program adalah optimal. Tindakan dilaksanakan sejalan dengan perkembangan kurikulum dan penggunaaan manajemen strategis untuk memenangkan persaingan mutu dalam manajemen sekolah. Segala aktivitas penelitian tindakan tidak boleh mengganggu kegiatan belajar dikelas dan manajemen kelembagaan di sekolah, dalam arti menghambat atau mengalihkan fokus kegiatan pencapaian tujuan kelembagaan dan pembelajaran. Pelaksana tindakan pada dasarnya adalah personal (seperti: kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan) dan peneliti lain yang ikut serta bahkan sebagai ketua tim peneliti, dengan mengatur posisi siapa sebagai pelaku utama dan siapa sebagai pendukung dalam penelitian tindakan tersebut. Karena sifat hakikat penelitian tindakan ini kolaborasi, yaitu peneliti dan personal sekolah yang menjalani fungsi ganda yaitu sebagai personal sekolah dan sebagai peneliti, bekerjasama dalam penelitian tetapi tidak mengorbankan tugas utamanya di sekolah sebagai guru, kepala sekolah, atau tenaga kependidikan. 3) Pengamatan (observasi) Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan dapat disejajarkan kedudukannya dengan kegiatan pengumpulan data dalam menggunakan pendekatan penelitian lainnya. Observasi sering digunakan dalam penelitian tindakan karena data atau informasi yang dikumpulkan adalah data tentang proses berupa perubahan kinerja kelembagaan maupun pembelajaran. Observasi dipandang sebagai teknik yang paling tepat untuk mengumpulkan data tentang proses kegiatan. Penelitian tindakan lebih cenderung mengikuti paradigma penelitian kualitatif (fenomenologi). Karena itu jenis datanya juga bersifat kualitatif.

4) Refleksi (pemikiran, analisis, evaluasi) Mengetahui efektivitas dan efisiensi menggunakan pendekatan penelitian tindakan yang dilaksanakan perlu dilakukan pengkajian atau refleksi untuk melakukan penilaian. Refleksi dapat dilakukan untuk 1) melihat pemecahan masalah dan perbaikan yang dapat dilakukan dalam manajemen sekolah; 2) membandingkan keadaan serta perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah dilakukan tindakan; dan 1) membandingkan usaha yang dilakukan dengan hasil dan perubahan yang dapat dicapai. Refleksi merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari penelitian tindakan. Refleksi dilakukan pada 1) saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan; 2) ketika tindakan sedang dilakukan; dan 1) setelah tindakan dilakukan. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh guru. Fokus telaahannya tidak terbatas pada diri guru sendiri, tetapi mencakup seluruh konteks pembelajaran yang dilakukannya termasuk peserta didik dan lingkungannya. Kegiatan refleksi ini tercakup kegiatan analisis, interpretasi (pemaknaan), dan evaluasi atas informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi. Data yang telah terkumpul dalam kegiatan observasi harus secepatnya dianalisis dan diinterpretasi, sehingga dapat segera diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan. Interpretasi hasil observasi menjadi dasar melakukan evaluasi sehingga dapat disusun langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan tindakan.

Adapun bahan siklus tahapan penelitian tindakan sebagai berikut :

Perencaanaan

Refleksi

Siklus IPengamatan

Pelaksanaan

Perencanaan

Refleksi

Siklus II

Pelaksanaan

Pengamatan

?

Gambar 2. Spiral penelitian tindakan ( Hopkins, 1991 )

C. TEKNIK PEGUMPULAN DATA Sesuai dengan instrumen yang dikembangkan adalah instrumen ukur (tes), maka langkah yang ditempuh adalah: Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati guru dalam pembelajaran IPA. Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data seobyek mungkin. Hal ini sesuai dengan pendapat Sahertian (1981:51) bahwa observasi bertujuan untuk memperoleh data seobyektif mungkin. Sehingga bahan yang diperoleh dapat digunakan untuk menganalisa kesulitan-kesulitan yang dihadapi kepala sekolah atau guru dalam usaha memperbaiki kinerjanya. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan/penerapan ketika

suatu siklus berlangsung. Instrumen observasi dikembangkan sendiri oleh peneliti. Hal ini sesuai dengan petunjuk penelitian tindakan (Depdiknas,2004:26) bahwa : Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rincian yang sudah dibuat serta dampaknya terhadap proses dan hasil yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan (observasi) yang dikembangkan oleh peneliti. Dalam melaksanakan observasi peneliti bisa dibantu oleh pengamat luar (sejawat). Selain observasi, penelitian ini juga menggunakan evaluasi sebagai tehnik pengumpulan data. Evaluasi dilakukan sehabis satu siklus berlangsung. Evaluasi dilakukan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tindakan telah berhasil dilakukan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Ralph Tyler dalam Arikunto (2002:1) bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Senada dengan itu Cronbach dan Stufflebean dalam Arikunto (2002:1) menambahkan bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Instrumen observasi dan evaluasi dikembangkan sendiri oleh peneliti, tetapi kriteria rentangan nilai untuk observasi mempedomani rentangan nilai yang dibuat oleh Sahertian (1981:55) sebagai berikut : (1) Angka 81 100 kreterinya baik sekali, (2) Angka 61 80 kreterinya baik, (1) Angka 41 60 kreterianya cukup, (4) Angka 21 40 kreterianya kurang dan (5) Angka 0 20 kreterianya kurang sekali. Sementara itu untuk evaluasi, kreteria rentangan nilai mempedomani rentangan nilai yang dibuat oleh Jam,an (2007: 17) sebagai berikut : (1) Angka 80 100 baik sekali, (2) Angka 70 79 baik, (1) Angka 56 69 cukup, Angka 40 55 kurang, 0 39 kurang sekali. Selain observasi dan evaluasi, tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara. Tehnik wawancara ini diperlukan supervisor untuk tujuan mengungkapkan atau mengejar lebih lanjut tentang hal-hal yang dirasa kurang jelas informasinya. Tehnik wawancara ini dapat pula digunakan sebagai alat untuk menelusuri kesukaran yang dialami guru/kepala sekolah tanpa ada maksud untuk menilai (Depdiknas,2004:6)

Dalam penelitian ini wawancara ini digunakan untuk mencari penyebab adanya komponen yang lemah dalam satu siklus. Dengan diketahui penyebabnya maka bisa untuk bahan perbaikan pada siklus berikutnya.

D. TEKNIK ANALISIS DATA Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu analisis data observasi dan analisis data dokumentasi. Untuk menjawab rumusan masalah yaitu apakah kompetensi guru mata pelajaran IPA dapat ditingkatkan melalui MGMP sekolah?. Setelah data diperoleh lalu diolah. Teknik pengolahan data dilakukan dengan penilaian terhadap kemampuan guru melalui MGMP sekolah untuk meningkatkan kompetensi guru IPA. Lalu data dianalisis dengan perhitungan rata-rata dan dicocokkan dengan indikator keberhasilan. Menurut Jaman (2000&:14) Indikator keberhasilan minimal memperoleh skor 80. Indikator keberhasilan ini ditetapkan berdasarkan angka minimal pada rentangan nilai yang kriterianya baik sekali. Disamping itu indikator keberhasilan ini ditentukan berdasarkan kesepakatan antara peneliti (kepala sekolah) dan guru IPA. Selanjutnya untuk menentukan keberhasilan, hasil rata-rata siklus pertama dibandingkan dengan hasil rata-rata siklus kedua. Lalu dianalisis secara menyeluruh. Aspek yang dibandingkan mengacu kepada indikator keberhasilan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian. SMPN 1 PETIR adalah SMP dengan rombongan belajar yang sangat banyak . Tiap tingkat terdiri dari 8 rombel , dengan demikian keseluruhan rombongan belajar ada 24 rombel . Jumlah rombel yang banyak tidak diikuti dengan ketersediaan guru mata pelajaran yang sesuai dengan kompetensinya , sehingga banyak memanfaatkan tenaga honorer . Dari beberapa guru honor hanya beberapa yang memiliki kualifikasi sesuai dengan bidangnya tidak terkecuali guru IPA. Guru IPA yang berstatus Pegawai Negeri yang di miliki SMPN I PETIR hanya dua , satu dari jurusan Biologi dan satu dari jurusan Fisika . Keberadaan guru honor sangat membantu proses belajar

mengajar IPA , tetapi karena tenaga honor mereka tidak bisa di andalkan seperti guru tetap . Pergantian guru honor yang terlalu sering sangat menggangu terlaksananya proses kegiatan belajar mengajar . Meraka harus beradaptasi dengan suasana kelas , persiapan administrasi pembelajaran yang sesuai dengan standar BNSP , dan pengelolaan kelas . Untuk itulah perlu diadakan MGMP guru mata pelajaran IPA . a. Karakteristik Guru IPA Ada dua aspek yang menjadi pembahasan tentang gambaran umum karakteristik guru dalam penelitian ini . Aspek tersebut meliputi ketersediaan guru IPA dan jumlah rombongan belajar .

Keadaan Guru IPA di SMPN 1 PETIR No 1 2 3 4 Nama Guru I Gusti Putu WN ,S.Pd Mahri , S.Si Siti Mutmainah ,S.Pd Antini Ijazah S 1 , Biologi S1 , Fisika S1 ,Biologi D3 , Fisika Jumlah Jam/ Kelas 24 jam / 6 rombel 24 jam/ 6 rombel 24 jam/6 rombel 24 jam/ 6 rombel

Jumlah rombongan belajar yang ada adalah 24 , waktu KBM di lakukan pagi hari dengan alokasi waktu empat jam perminggu .

b.

Kegiatan Pembelajaran di Kelas. Kegiatan peneliti berupa studi pendahuluan pada pelajaran IPA yang berlangsung di kelas . Studi pendahuluan ditujukan untuk mengetahui kondisi , potensi , kekuatan dan kelemahan pembelajaran dari masing masing guru . Data mengenai situasi pembelajaran dikumpulkan melalui wawancara , observasi dan studi dokumentasi. Kegiatan pertama dari studi pendahuluan berupa wawancara kepada siswa tentang proses belajar mengajar yang sudah dilakukan oleh keempat guru . Siswa yang di wawancarai adalah perwakilan dari kelas yang diajar oleh masing-masing guru . Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara ( terlampir ). Ada tiga hal yang ingin di gali dari siswa berkaitan dengan wawancara yang dilakukan . Pertanyaan berkisar proses pembelajaran yang dilakukan guru , metode atau model pembelajaran, dan proses evaluasi yang digunakan .Tabel Berikut menggambarkan hasil wawancara terhadap siswa tentang pelaksanaan pembelajaran . Tabel 1.1 Pelaksanaan Pembelajaran guru IPA Nama Guru : Mahri ,S.Si NO Pertanyaan Jawaban Responden 1 Apakah guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari ? 2 Apakah guru menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami? 3 Apakah guru sering menyuruh mencatat setiap belajar ? 4 Apakah guru sering mengadakan diskusi waktu belajar ? 5 Apakah guru sering membuat Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya 3/6 = 50 3/6 = 50 3/6 = 50 3/6 = 50 5/6 = 83 1/6 = 17 2/6 = 33 4/6 = 67 1/6 = 17 5/6 = 83 2/6 = 33 Kurang sekali kurang Baik sekali kurang cukup cukup Prosentase Ket

inovasi pembelajaran yang lainnya ? 6 Apakah guru selalu memberikan

ulangan setiap selesai pembelajaran 7 Apakah guru memberi tugas yang lain sesuai dengan materi pembelajaran 8 Apakah guru sering melaksanakan praktikum ? 9 Apakah guru mengembalikan hasil ulangan siswa ?

Tidak Ya Tidak

4/6 = 67 3/6 = 50 3/6 = 50 cukup

Ya Tidak Ya Tidak

2/6 = 33 4/6 = 67 2/6 = 33 4/6 = 67

kurang

kurang

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa

dalam

penyampaian materi

pembelajaran perlu perbaikan , untuk variasi atau metode pembelajaran perlu peningkatan ,dan untuk proses evaluasi perlu perbaikan Tabel 1.2 Pelaksanaan Pembelajaran guru IPA Nama Guru : Siti Mutmainah ,S.Pd NO Pertanyaan Jawaban Responden 1 Apakah guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari ? 2 Apakah guru menyampaikan materi dengan jelas dan mudah dipahami? 3 Apakah guru sering menyuruh mencatat setiap belajar ? 4 Apakah guru sering mengadakan diskusi waktu belajar ? 5 Apakah guru sering membuat Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 4/5 = 80 1/5 = 20 3/5 = 60 2/5 = 40 2/5 = 40 3/5 = 60 2/5= 40 3/5 = 60 1/5 = 20 4/5 = 80 5/5 = 100 0 3/5 = 60 2/5 = 40 Kurang sekali Baik sekali Baik Kurang Kurang Baik Baik Prosentase Ket

inovasi pembelajaran yang lainnya ? 6 Apakah guru selalu memberikan ulangan setiap selesai pembelajaran 7 Apakah guru memberi tugas yang lain sesuai dengan materi pembelajaran

8

Apakah guru sering melaksanakan praktikum ?

Ya Tidak Ya Tidak

2/5 = 40 3/5 = 60 4/5 = 80 1/5 = 20

Kurang

9

Apakah guru mengembalikan hasil ulangan siswa ?

baik

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa

dalam

penyampaian materi

pembelajaran perlu perbaikan , untuk variasi atau metode pembelajaran perlu peningkatan ,dan untuk proses evaluasi perlu perbaikan .

Kegiatan pengumpulan data selanjutnya adalah Perencanaan pembelajaran dan Pelaksanaan pembelajaran setelah diadakannya Muasyawarah Guru Mata Pelajaran IPA 1. Rencana Pembelajaran. Rencana pembelajaran yang dibuat guru meliputi silabus , program semester dan rencana pelaksanaan pembelajaran . Pada rencana pembelajaran yang peneliti kaji , komponen RPP terdiri dari standar kompetensi dan kompetensi dasar , indikator , materi pembelajaran , metode dan media pembelajaran ,serta evaluasi pembelajaran . RPP di sajikan dalam bentuk narasi bukan dalam bentuk matrik.. Rumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar sudah ditentukan secara nasional . Modifikasi guru dalam membuat RPP mulai terlihat dalam menentukan indikator , tujuan , materi , metode , media dan evaluasi. Kurikulum dalam KTSP mengharapkan guru membuat dan menentukan indicator sendiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan secara nasional .Pada komponen materi atau isi pembelajaran ,ditulis dengan singkat .Metode yang digunakan di antaranya ceramah , diskusi , praktikum dan tanya jawab. Teknik penyusunan RPP sudah cukup baik meliputi pembuatan indikator , tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran , penentuan sumber belajar , hingga evaluasi pembelajaran . Kelemahan yang terlihat terletak pada pendekatan , strategi pembelajaran dan metode yang digunakan .

Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang berorientasi pada guru . Metode ceramah lebih dominan di banding dengan metode yang lain . Pendekatan , strategi dan metode di atas bukan berarti buruk atau tidak dapat digunakan , namun kurang tepat bila di gunakan untuk mengeksplorasi keinginan anak untuk tahu dengan menemukan sendiri konsep yang ingin dipahami . Dari studi pendahuluan pada RPP dapat disimpulkan bahwa : a) Guru sudah memahami cara pembuatan RPP b) Guru masih membuat RPP dengan karakteristik yang sama pada setiap KD , sehingga akan berpengaruh pada pemilihan media dan metode pembelajaran. c) Guru belum inovatif memunculkan pendekatan , strategi , metode dan model pembelajaran yang tepat dan dapat mengaktifkan memunculkan potensi siswa d) Guru belum melaksanan proses penilaian dengan baik . Dengan demikian ,dibutuhkan suatu inovasi pada RPP dengan penekanan pada pendekatan , strategi , hinga model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar lebih giat lagi . dan

2.

Pelaksanaan Pembelajaran. Sesuai dengan perencanaan yang dibuat , pembelajaran berlangsung secara klasikal .Guru masih menduduki peran penting sebagai narasumber dan bahkan menjadi satu-satunya sumber dalam pembelajaran .Tidak ada penjelasan tentang hal-hal yang harus dikuasai siswa usai pembelajaran . Metode ceramah masih dominan dalam pembelajaran , walaupun ada guru yang melaksanakan praktikum dan menerapkan inovasi dalam pembelajaran Materi sudah lengkap diberikan , siswa tidak bertanya kendati diberi kesempatan bertanya .Guru memberi latihan soal sebagai pengganti Tanya jawab yang tidak diminati siswa . Soal latihan lebih banyak yang bersifat

kognitif pada tataran ingatan .Kegiatan inti berakhir dengan kesimpulan materi pembelajaran Tidak semua guru memberi evaluasi pada akhir

pembelajaran . Ada beberapa guru yang memberi PR atau tugas yang lain kepada siswa untuk dikerjakan dirumah . Dari hasil observasi selama pembelajaran berlangsung dapat disimpulkan hal-hal berikut : a) Guru menduduki peran penting sebagai manusia sumber dalam pembelajaran . b) Siswa tidak antusias dalam bertanya c) Siswa cukup tekun mengerjakan soal latihan. d) Jalanya pembelajaran sangat biasa , tidak nampak inovasi proses pembelajaran yang berbeda dan unik . Studi pendahuluan dinyatakan berakhir tatkala observasi terhadap proses pembelajaran berakhir .Usai pembelajaran berakhir peneliti dengan guru IPA berdiskusi tentang hasil wawancara , observasi dan studi dokumentasi . Hasil diskusi menyatakan bahwa : a) Diperlukan perubahan pendekatan yang selama ini digunakan . Siswa perlu ditempatkan sebagai subyek , bahan pertimbangan atas apapun keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran baik dalam tataran perencanaan maupun implementasi . b) Diperlukan inovasi strategi , metode , dan model pembelajaran yang membuat siswa termotivasi untuk senang belajar IPA. c) Siswa sebenarnya memiliki potensi yang akan berkembang dengan baik seperti kesiapan belajar , ketekunan belajar , ketaatan terhadap aturan aturan yang bersifat umum dalam pembelajaran .

B. PENELITIAN SIKLUS 1 a. Perencanaan. Perencanaan siklus 1 diawali dengan pembuatan desain pembelajaran

kajian hasil studi pendahuluan . Desain pembelajaran berbentuk RPP. Hal hal yang menjadi kendala di inventarisasi oleh masing-masing guru dalam MGMP , sehingga di hasilkan bentuk RPP yang sesuai dengan karakter siswa di SMPN I PETIR .

b.

Pelaksanaan dan Observasi . Pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan pada awal bulan Agustus 2011. Masing masing guru bidang mata pelajaran IPA melaksanakan proses pembelajaran .Yang bertindak sebagai observer adalah Kepala Sekolah . Untuk mengobservasi jalannya pembelajaran , dibuat pedoman observasi berisi keterlaksanaan Rencana Pembelajaran sesuai panduan dari BNSP . Jalannya pembelajaran lebih menarik karena proses pembelajaran sudah menggunakan inovasi dalam metode dan model pembelajaran juga dengan media yang di gunakan . Proses belajar di akhiri evaluasi keberhasilan pembelajaran secara individu . , yang bertujuan untuk melihat

c.

Refleksi Refleksi atas rencana , proses , dan hasil pembelajaran dilakukan sesuai pelaksanaan pembelajaran siklus 1 .Refleksi dilakukan terhadap penyusunan desain pembelajaran berupa RPP , proses pembelajaran , dan proses penilaian . Refleksi atas rencana pembelajaran di lakukan dengan analisis butir butir dalam RPP dan dibandingkan dengan Alat Penilaian Kemampuan Guru dalam merencanakan pembelajaran (APKG 1). APKG 1 merupakan instrument penilaian rencana pembelajaran yang lazim digunakan dalam pendidikan. Menurut Wardani (2005:42), APKG merupakan alat penilaian yang

dikembangkan oleh Proyek Pengembangan Pendidikan Guru APKG 1 terdiri dari enam komponen yang terdiri dari : 1) Kemampuan menentukan bahan dan merumuskan tujuan . 2) Kemampuan mengembangkan dan mengorganisasikan materi , media ( alat bantu pembelajaran ) dan sumber belajar . 3) Merencanakan skenario kegiatan pembelajaran 4) Merancang pengelolaan kelas 5) Merencanakan prosedur ,jenis , dan menyiapkan alat penilaian. 6) Tampilan dokumen rencana pembelajaran .

Berikut hasil penelitian RPP Siklus 1 berdasarkan APKG 1 yang dilakukan oleh mitra peneliti . Tabel 1.3 Hasil Penilaian Kemampuan Guru membuat Rencana Pembelajaran pada Siklus 1 Nama Guru : Mahri ,S.Si Rentang Skor No 1 Aspek yang dinilai Menentukan bahan pembelajaran dan merumuskan tujuan 1.1 Menggunakan bahan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 1.2 Merumuskan tujuan khusus v v Baik sekali Baik sekali Jumlah skor 2 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi media (alat bantu pembelajaran) dan sumber belajar 2.1 Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran 2.2 Menentukan dan mengembangkan alat bantu pembelajaran 2.3 Menulis sumber belajar Jumlah Skor 3 Merencanakan scenario kegiatan pembelajaran 3.1 3.2 3.3 Menentukan jenis kegiatan pembelajaran Menyusun langkah langkah pembelajaran Menentukan alokasi waktu pembelajaran v v v cukup Baik Baik sekali 3.4 3.5 Menentukan cara-cara memotivasi siswa Menyiapkan pertanyaan v v Cukup Baik 11 v Baik v Cukup v baik 10 1 2 3 4 5 Ket

Jumlah Skor 4 4.1 Merancang Pengelolaan Kelas Menentukan penetaan ruang dan fasilitas belajar 4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian agar siswa dapat berpartisipasi dalam pembelajaran Jumlah skor 5 Merencanakan prosedur , jenis dan menyiapkan alat penilaian 5.1 5.2 Menentukan prosedur dan jenis penilaian Membuat alat-alat penilaian dan kunci jawaban Jumlah skor 6 6.1 6.2 Tampilan dokumen rencana pembelajaran Kebersihan dan kerapian Penggunaan bahasa tulis Jumlah skor

19

v

baik

v

Cukup

7

v v

cukup cukup

6

v v 8

Baik Baik

Dengan demikian jumlah total skor yang diperoleh RRP siklus 1 melalui APKG adalah :10 + 11 + 19 + 7 + 6 + 8 = 61 Rincian penilaian sebagai penjelasan dari tabel diatas dinyatakan sebagai berikut : 1. Kemampuan menentukan bahan dan merumuskan tujuan . Pada RPP ini guru sudah mampu menentukan bahan pembelajaran dengan indikator berupa materi sudah sesuai dengan kurikulum disertai dengan penjabaran . Untuk kemampuan menentukan tujuan , dapat dinilai bahwa tujuan yang dirumuskan oleh guru sudah jelas . Jumlah skor yang diperoleh 10 dengan rentang skor 1-5 2. Kemampuan mengembangkan dan mengorganisasikan materi , media (alat bantu pembelajaran ) dan sumber belajar . Materi , media dan sumber belajar dalam RPP yang dibuat telah menunjukkan kesesuaian yang mendukung tercapainya tujuan pembelajaran . Untuk

penggunaan media belum maksimal , di harapkan pada siklus berikutnya ada penambahan media. 3. Merencanakan Skenario kegiatan pembelajaran . Jenis kegiatan pembelajaran sudah cukup bervariasi ada diskusi , Tanya jawab , presentasi . Langkah pembelajaran dirinci dengan urutan pembukaan , inti dan penutup . Kelemahan yang nampak adalah kurangnya upaya memotivasi siswa untuk lebih mengekplorasi kemampuanya dalam menjawab atau

mempresentasikan hasil diskusi . 4. Merancang Pengelolaan Kelas. Penentuan tata ruang dan fasilitas belajar perlu ditingkatkan , yang mana akan berdampak pada pengelolaan kelas khususnya penataan ruang belajar . 5. Merencanakan prosedur , jenis dan menyiapkan alat penilaian . Prosedur , jenis, alat penilaian telah dirumuskan dalam rencana pembelajaran Prosedur dan jenis penilaian sudah mengacu pada tujuan . 6. Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran. Kebersihan dan kerapian cukup terjaga .Bahasa yang digunakan cukup komunikatif dan struktur kalimat sesuai dengan EYD . Hanya kecermatan dalam pengetikan sehingga tidak menjadi salah tafsir kata atau kalimat . Refleksi pada rencana pembelajaran dilanjutkan dengan refleksi pada proses pembelajaran .Melalui pedoman observasi dapat di ketahui hasil proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru . Berikut hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran guru. Tabel 1.4 Hasil Pengamatan terhadap proses Pembelajaran Guru pada SIKLUS 1No I 1 2 II A 3 4 5 6 INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI 1 PRA PEMBELAJARAN Memeriksa kesiapan siswa Melakukan kegiatan apersepsi KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN Penguasaan materi Pelajaran Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan Menyampaikan materi dengan jelas dan sesuai dengan hierarki belajar Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan SKOR 2 3 4 V V 5

V V V V

B 7 8 9 10 11 12 C 13 14 15 D 16 17 18 E 19 20 F 21 22 III 23 24

Pendekatan / Strategi Pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi ( tujuan ) yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran secara runtut Menguasai kelas Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Pemanfaatan Sumber Belajar / media pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efesien Meghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan parsitipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa Menumbuhkan keceriaan antuisme siswa dalam belajar Penilaian proses dan hasil belajar Memantau kemajuan belajar selama proses Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi ( tujuan ) Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan ,atau kegiatan ,atau tugas sebagai bagian remidi / pengayaan TOTAL SKOR

v V V v V V V V V V V V V V V V V V 81

Pada proses pembelajaran , guru belum sepenuhnya melaksanakan tahap tahap dalam RPP dengan baik ada tahap tertentu yang terlupa dan tidak optimal ini akan berpengaruh pada motivasi siswa , juga hasil penilaian di akhir pembelajaran . Dibawah ini adalah hasil evaluasi siswa setelah proses pembelajaran berakhir . Tabel 1.5 Perolehan Nilai Siswa pada SIKLUS 1 NO 1 2 3 4 5 Jumlah siswa dengan nilai ..