ptk reading aloudz

71
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHALAT SISWA KELAS VII M.Ts. AR RAHMAT KENDAL MELALUI MODIFIKASI METODE DEMONSTRASI DAN READING ALOUD TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh ARIF WIBOWO NIM 093111264 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: yeni-chie-aneuk-tuleut

Post on 25-Nov-2015

81 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Z

TRANSCRIPT

  • UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SHALAT SISWA KELAS VII

    M.Ts. AR RAHMAT KENDAL MELALUI MODIFIKASI METODE

    DEMONSTRASI DAN READING ALOUD TAHUN AJARAN 2010/2011

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat

    guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam

    Ilmu Pendidikan Islam

    Oleh

    ARIF WIBOWO

    NIM 093111264

    FAKULTAS TARBIYAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2011

  • PERNYATAAN KEASLIAN

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Arif Wibowo

    NIM : 093111264

    Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam;

    menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

    saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

    Semaranga, Juni 2011

    Saya yang menyatakan,

    Arif Wibowo

    NIM: 093111264

  • KEMENTERIAN AGAMA R.I.

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    FAKULTAS TARBIYAH

    Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

    Telp. 7601295 Fax. 7615387

    PENGESAHAN

    Naskah skripsi dengan:

    Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Shalat Siswa Kelas VII

    M.Ts. Ar Rahmat Kendal Melalui Modifikasi Metode

    Demonstrasi dan Reading ALoud Tahun Ajaran 2010/2011.

    Nama : Arif Wibowo

    NIM : 093111264

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    Program Studi : Pendidikan Agama Islam

    telah diajukan dalam sidang munaqosyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

    IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

    sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

    Semarang, Juni 2011

    DEWAN PENGUJI

    Ketua, Sekretaris,

    Dr. Sukasih, M. Pd Mahfud Shidiq, Lc. M. A

    NIP 19570202 199203 2 001 NIP 15031312 7000001 000

    Penguji I, Penguji II,

    Prof. Dr. Ibnu Hajar, M. Ed Drs. Sajid Iskandar

    NIP 19580507 198402 1 002 NIP 19480212 198703 1 001

    Pembimbing

    Lift Anis Mashumah, M. Ag NIP 19720928 199703 2 001

  • NOTA PEMBIMBING Semarang, Juni 2011

    Kepada

    Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

    IAIN Walisongo

    Di Semarang

    Assalamualaikum wr. wb.

    Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

    koreksi naskah skripsi dengan :

    Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Shalat Siswa Kelas

    VII M.Ts. Ar Rahmat Kendal Melaui Modifikasi Metode

    Demonstrasi dan Reading Aloud Tahun Ajaran

    2010/2011

    Nama : Arif Wibowo

    NIM : 093111264

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam

    Program Studi : Pendidikan Agama Islam

    Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

    Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diajukan dalam Sidang Munaqasyah.

    Wassalamualaikum wr.wb.

    Pembimbing

    Lift Anis Mashumah, M. Ag NIP. 19720928 199703 2 001

  • ABSTRAK

    Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Shalat Siswa Kelas VII

    M.Ts. Ar Rahmat Kendal Melaui Modifikasi Metode

    Demonstrasi dan Reading Aloud Tahun Ajaran 2010/2011

    Penulis : Arif Wibowo

    NIM : 093111264

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana skenario

    pembelajaran mata pelajaran Fikih materi shalat fardhu di M.Ts. Ar Rahmat

    Kendal melalui modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud (2) Apakah

    melalui modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud dapat meningkatkan

    kemampuan shalat siswa kelas VII M.Ts. Ar Rahmat Kendal tahun ajaran

    2010/2011.

    Pembelajaran shalat fardhu dengan menggunakan modifikasi metode

    demonstrasi dan reading aloud ini merupakan inovasi baru yang dilakukan di

    sekolah ini. Karena biasanya hanya disampaikan dengan metode ceramah.

    Akhirnya hasil belajar siswa kurang optimal. Kemudian diterapkannya kedua

    modifikasi metode ini, membuat pembelajaran semakin menarik. Kedua metode

    ini membuat siswa dalam pembelajaran ikut aktif dan tidak sekedar mengikuti

    pembelajaran saja. Sehingga tidak memberi kesempatan siswa untuk tidak fokus

    terhadap proses pembelajaran. Dengan melihat guru mendemonstrasikan shalat,

    siswa dengan melihat secara langsung urutan dan cara yang benar dalam

    melakukan shalat. Baik dalam melakukan gerakannya ataupun dalam

    membacakan bacaan-bacaan yang ada dalam shalat. Karena shalat bukan sekedar

    gerakan saja, maka bacaannya pun harus dibacakan dengan benar. Sehingga

    peneliti menggunakan formula membacakan bacaan-bacaan shalat dengan keras.

    Diharap dengan dibaca dengan keras bisa dideteksi katika membaca salah dan

    cepat dibenarkan. Sehingga kesalahan-kesalahan cepat teratasi.

    Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik

    analisis statistik deskriptif dengan hasil : (1) Mean (nilai rata-rata) dari hasil pra

    siklus, siklus I dan siklus II dibandingkan secara keseluruhan. (2) Mean (nilai

    rata-rata) dari hasil tes praktik shalat siswa, baik dari gerakan maupun bacaannya

    dibandingkan untuk mengetahui apakah ada kenaikan hasil praktik dari tahap

    pertahap. Sehingga akan diketahui apakah hipotesis yang diajukan benar atau

    ditolak.

    Kemudian untuk mengetahui benar tidaknya hipotesis yang diajukan maka

    dapat dilihat dari perbandingan hasil praktik siswa antara pra siklus yaitu 68,17,

    sedangkan pada hasil praktik shalat pada siklus I adalah 75,3, dan hasil praktik

    shalat pada siklus II adalah 85,1. Dari hasil ini membuktikan bahwa hipotesis

    yang diajukan diterima yang berbunyi bahwa kemampuan shalat siswa kelas VII

    pada bahasan shalat fardhu akan meningkat jika diterapkan dengan menggunakan

    modifikasi metode demonstrasi den reading aloud di M.Ts. Ar Rahmat Kendal.

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji hanya milik Allah swt, Tuhan pencipta dan pemelihara semesta

    alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi

    Muhammad saw, keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang

    setia hingga Hari Pembalasan.

    Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) di

    semua perguruan tinggi-termasuk di Institut Agama Islam Negeri Walisono

    Semarang adalah membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka

    itulah penulis membuat skripsi ini dengan judul . UPAYA MENINGKATKAN

    KEMAMPUAN SHALAT SISWA KELAS VII M.Ts. AR RAHMAT

    KENDAL MELALUI MODIFIKASI METODE DEMONSTRASI DAN

    READING ALOUD TAHUN AJARAN 2010/2011.

    Selama pembuatan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

    dialami oleh penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan

    bahan-bahan (data) maupun pembiayaan dan sebagainya. Namun, dengan hidayah

    dan inayah Allah swt dan berkat kerja penulis disertai dorongan dan bantuan dari

    berbagai pihak, maka segala kesulitan dan hambatan itu dapat diatasi dengan

    sebaik-baiknya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya. Oleh

    karena itu, seyogyanyalah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada

    terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang

    telah memberikan bantuan atas terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada

    dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan nasehat, masukan dan

    bimbingan yang sangat berharga bagi penulis. Terima kasih ini juga penulis

    sampaikan kepada :

    1. Bapak Dr. Sujai, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

    Semarang.

    2. Ibu Lift Anis Mashumah, M. Ag selaku pembimbing dalam menyelesaikan

    skripsi ini.

    3. Kepala M.Ts. Ar Rahmat beserta staf dan seluruh dewan guru yang telah

    memberikan informasi kepada penulis untuk penulisan skripsi ini.

  • 4. Pimpinan dan staf perpustakaan yang telah memberikan fasilitas untuk

    meminjamkan buku-buku kepustakaan.

    5. Rekan-rekan seperjuangan di program Kualifikasi S. 1 PAI IAIN Walisongo

    Semarang, sertas segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu

    namanya di sini. Terima kasih atas segala bantuan dan dorongan semangat

    kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

    Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah swt dan di balas-

    Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin.

    Mudah-mudahan pula skripsi ini bermanfaat, khusunya bagi penulis, dan bagi

    para pembaca yang budiman pada umumnya.

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i

    PERNYATAAN KEASLIAN............................................................................ ii

    PENGESAHAN.................................................................................................... iii

    NOTA PEMBIMBING................................................................................. iv

    ABSTRAK............................................................................................. v

    TRANSLITERASI. vi

    KATA PENGANTAR. viii

    DAFTAR ISI..... ix

    Bab I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang....................................................................... 1

    B. Penegasan Istilah............................................................................ 5

    C. Rumusan Masalah.................................................................................. 6

    D. Tujuan dan ................................................................................. 6

    E. Manfaat Penelitian................................................................................. 6

    Bab II PEMBELAJARAN SHALAT MELALUI MODIFIKASI METODE

    DEMONSTRASI DAN READING ALOUD

    A. Kajian Pustaka 8

    B. Kerangka Berpikir

    1. Pembelajaran Shalat.. ............. 9

    2. Metode-metode dalam Pendidikan Shalat Anak............... 14

    C. Hipotesis Tindakan.. 19

    Bab III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian............................................................ 20

    B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 21

    C. Pelaksana dan Kolaborator.. 23

    D. Rancangan Penelitian.. 23

    E. Teknik Pengumpulan Data. 27

    F. Teknik Analisis Data.. 29

    G. Indikator Pencapaian... 29

  • Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Penelitian........................................................... 31

    1. Profil Sekolah.. 31

    2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah. 31

    3. Struktur Organisasi... 35

    4. Keadaan Guru dan Peserta Didik. 35

    5. Sarana dan Prasarana... 37

    B. Hasil Penelitian.............................................................. 39

    1. Pra Siklus 39

    2. Hasil Siklus I.. 39

    3. Hasil Siklus II 45

    C. Pembahasan. 51

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan.......................................................................................... 52

    B. Saran ................................................................................................... 53

    C. Penutup 54

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

    belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

    potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

    kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

    masyarakat, bangsa dan negara.1

    Dari definisi tersebut tergambar adanya proses pembelajaran terhadap

    peserta didik agar mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

    spiritual keagamaan. Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya pendidikan

    agama untuk mendukung siswa memiliki kekuatan spiritual tersebut.

    Pendidikan agama Islam merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

    sistem pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang tercantum dalam Undang

    undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 12 ayat 1

    butir a. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan

    pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh

    pendidik yang seagama.2

    Berarti jika dalam satuan lembaga pendidikan ada yang beragama Islam

    maka mereka berhak mendapatkan pengajaran agama Islam dan diajarakan oleh

    guru yang beragama Islam.

    Islam dengan tegas telah mewajibkan agar umatnya melakukan

    pendidikan, sebagaimana firman Allah, dalam surat Al- Alaq ayat 3-5 :

    1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

    (Bandung: Fokus Media, 2006), hlm. 2 2 Undang-undang Republik Indonesia,Sistem, hlm. 8

  • 2

    Artinya :"Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar

    (manusia) dengan perantaraan kolam. Dia mengajarkan kepada

    manusia apa yang tidak diketahuinya". (Q.S. Al-Alaq/96: 3-5).3 M. Arifin menjelaskan dalam bukunya bahwa ayat tersebut juga

    menunjukkan jika manusia tanpa melalui belajar, niscaya tidak akan dapat

    mengetahui segala sesuatu yang ia butuhkan bagi kelangsungan hidupnya di dunia

    dan akhirat. Pengetahuan manusia akan berkembang jika diperoleh melalui proses

    belajar mengajar yang diawali dengan kemampuan menulis dengan pena dan

    membaca dalam arti luas, yaitu tidak hanya dengan membaca tulisan melainkan

    juga membaca segala yang tersirat di dalam ciptaan Allah.4

    Dengan demikian pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidup di

    dunia dan di akhirat. Pendidikan jugalah yang akan membuat pengetahuan

    manusia berkembang.

    Sedangkan pendidikan agama diartikan sebagai suatu kegiatan yang

    bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan aqidah

    keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk menjadi

    manusia yang taqwa kepada Allah swt.5

    Sasaran pendidikan agama tertuju pada pembentukan sikap akhlak atau

    mental anak didik dalam hubungan dengan Tuhan, masyarakat dan alam atau

    sesama makhluk.

    Anak adalah cerminan masa depan, pendidikan anak harus benar-benar

    diperhatikan agar bakat mereka tersalurkan dalam kegiatan yang positif yaitu di

    antaranya dengan memasukkan anak ke dalam jenjang pendidikan yang formal

    ataupun yang non formal.

    Penanaman nilai agama kepada mereka merupakan syarat mutlak untuk

    mencapai nilai keharmonisan dalam menjalani kehidupan dunia dan akhirat. Nilai-

    nilai tersebut dapat dijadikan pondasi agar mereka tidak keluar dari ajaran-ajaran

    agama.

    3 Depag RI, AI-Qur.an dan Terjemahnya, (Jakarta: CV Penerbit J-Art, 2005) hlm. 598

    4 Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 92

    5 M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

    2002), hlm. 4

  • 3

    Pada prinsipnya pelajaran agama Islam membekali siswa agar memiliki

    pengetahuan lengkap tentang hukum Islam dan mampu mengaplikasikannya

    dalam bentuk ibadah kepada Allah. Dengan demikian siswa dapat melaksanakan

    ritual-ritual ibadah yang benar menurut ajaran Islam sesuai dengan ibadah yang

    dipraktekkan dan diajarkan Rasulullah saw. Dalam standar kompetensi mata

    pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berisi kemampuan minimal yang harus

    dikuasai siswa selama menempuh PAI baik di tingkat menengah, kemampuan ini

    berorientasai pada perilaku afektif dan psikomotorik dengan dukungan

    pengetahuan kognitif dalam rangka memperkuat keimanan dan ketaqwaan kepada

    Allah swt.6 Kemampuan-kemampuan yang tercantum dalam komponen

    kemampuan dasar ini merupakan penjabaran dari kemampuan dasar umum yang

    harus dicapai yaitu:

    1. Mampu membaca Al Quran dan surat-surat pilihan sesuai dengan tajwidnya mengartikan, dan menyalinnya, serta mampu membaca, mengartikan dan

    menyalin hadits-hadits pilihan.

    2. Beriman kepada Allah swt, dan lima rukun Islam yang disertai dengan mengetahui fungsinya serta terefleksi dalam sikap prilaku, dan akhlak peserta

    didik dalam dimensi vertikal maupun horizontal.

    3. Mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan syariat Islam baik ibadah wajib dan ibadah sunnah maupun muamalah.

    4. Mampu berakhlak mulia dengan meneladani sifat, sikap dan kepribadian Rasulullah serta Khulafaur Rasyidin.

    5. Mampu mengambil manfaat dari sejarah peradaban Islam.7 Dari standar kompetensi di atas pada point ke-3 disebutkan bahwa siswa

    mampu beribadah dengan baik dan benar sesuai dengan syariat Islam baik ibadah

    wajib dan ibadah sunnah maupun muamalah. Dengan demikian mencermati hal di

    atas maka penulis akan mencoba menyoroti amalan ibadahnya, yang ditekankan

    pada aspek pengamalan ibadah siswa khususnya ibadah shalat.

    Penulis memilih ibadah shalat karena shalat sangat penting dan wajib

    hukumnya bagi umat Islam. Shalat adalah tiang agama Islam, jika tiangnya saja

    sudah tidak diperhatikan bagaimana agama Islam akan berdiri dengan tegak.

    Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Nabi saw. Dengan sabdanya :

    6 Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Istam SMP & MTs,

    (Jakarta : Pusat Kurikullum, Balitbang Depdiknas, 2003) hlm. l0-11 7 Depdiknas, SMP & MTs, hlm. 17

  • 4

    Artinya : "Islam didirikan dari lima sendi (fondasi) : mengaku bahwasanya

    tidak ada Tuhan yang sebenar-benarnya disembah selain Allah

    yang Maha Esa, mengaku bahwasanya Muhammad itu pesuruh-

    Nya, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji,

    dan berpuasa di bulan ramadhan." (H.R. Al Bukhari Muslim dari

    Ibnu Umar)8

    Di dalam Al Alqur'an Allah juga banyak memerintah langsung untuk

    mengerjakan shalat, menjaga shalatnya, maupun menyempurnakan shalatnya.

    Firman Allah dalam Al Qur'an :

    Artinya : "Peliharalah benar-benar segala shalatmu dan shalat wustha (yang

    paling baik), dan berdirilah tegak untuk Allah, dalam keadaan

    tetap khusyuk kepada-Nya." (Q.S. 2, Al Baqarah : 238)9

    Karena pentingnya shalat sebagaimana telah dijelaskan di atas maka

    penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang shalat disekolah penulis,

    karena dilihat para siswa dalam melakukan shalat hanya masih seperti rutinitas

    dan dalam bacaan dan gerakannya pun belum begitu memuaskan. Sedangkan

    secara sosial lingkungannya bagus karena di lingkungan tempat tinggal mereka,

    penulis lihat juga banyak pondok pesantren atau pun madrasah diniyah. Ataukah

    metode yang digunakan kurang tepat atau bahkan ada faktor lain yang

    mempengaruhi. Oleh karenanya penulis mencoba selangkah melalui pembelajaran

    shalat melalui modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud diharap melalui

    penelitian ini nantinya bisa meningkatkan kemampuan shalat siswa.

    Berdasarkan deskripsi di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    yang akan dituangkan dalam penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan

    Kemampuan Shalat Siswa Kelas VII MTs Ar Rahmat Kendal Melalui

    Modifikasi Metode Demonstrasi Dan Reading Aloud Tahun Ajaran

    2010/2011

    8 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shidieqy, Pedoman Shalat, (Semarang : PT. Pustaka Rizki

    Putra, 2005), hlm. 43 9 Depag RI, Terjemah, hlm. 258

  • 5

    B. Penegasan Istilah

    Untuk menghindari kesalah pahaman dalam mengartikan apa yang penulis

    bahas nantinya maka penulis jelaskan dulu tentang istilah-istilah yang terkandung

    didalam tulisan ini.

    1. Kemampuan Shalat Siswa

    Kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan.10

    Sedangkan

    shalat dalam pengertian bahasa arab, ialah : "Doa memohon kebajikan dan

    pujian."11

    Adapun ta'rif shalat yang dikehendaki syara' sebagai nama bagi ibadah

    yang menjadi tiang agama islam, menurut para fuqaha' (ahli fiqih) : "beberapa

    ucapan dan beberapa perbuatan (gerakan tubuh) yang dimulai dengan takbir,

    disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah, menurut

    syarat-syarat yang ditentukan."12

    Jadi kemampuan shalat adalah kecakapan dalam mengucapkan dan

    melakukan gerakan shalat yang dimulai dari takbir dan disudahi dengan salam

    dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam hal ini yang dilakukan oleh

    peserta didik kelas VII MTs Ar Rahmat kendal tahun ajaran 2010/2011

    2. Metode Demonstrasi dan Reading Aloud

    Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani Metodhos.

    Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melalui dan

    hodhos yang berarti jalan atau cara untuk mencapai tujuan.13 Dalam Kamus

    Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik

    untuk mencapai maksud, cara kerja bersistem untuk memudahkan pelaksanaan

    suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.14

    10

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Bandung :

    Balai Pustaka, 1990), hlm. 707 11

    Ash Shidieqy, Shalat, hlm. 39 12

    Ash Shidieqy, Shalat, hlm. 40 13

    Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta : Ciputat Pers,

    2002), hlm. 40 14

    Kebudayaan, Indonesia, hlm. 652

  • 6

    Sedangkan demonstrasi sebagai metode mengajar ialah: "Guru atau orang

    lain dan dapat pula salah seorang/beberapa murid memperlihatkan kepada semua

    murid-murid lainnya tentang suatu proses."15

    Sedangkan metode reading aloud yaitu membaca suatu teks dengan

    keras.16

    Yang dimaksud modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud dalam

    pembahasan ini yaitu suatu cara yang dipakai dalam hal ini pembelajaran shalat

    untuk siswa kelas VII MTs Ar Rahmat melalui perpaduan dua cara yaitu siswa

    mempraktekkan shalat disertai menyuarakan dengan keras bacaan-bacaannya.

    C. Rumusan Masalah

    Berdasarkan judul dan latar belakang masalah di atas, maka penulis bisa

    merumuskan masalah sebagai berikut :

    1. Bagaimana kemampuan siswa kelas VII MTs Ar Rahmat Tahun Pelajaran

    2010/2011 dalam melakukan sholat ?

    2. Apakah dengan modifikasi metode demontrasi dan reading aloud dapat

    meningkatkan kemampuan shalat siswa kelas VII MTs Ar Rahmat Tahun

    ajaran 2010/2011 ?

    D. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai untuk mengetahui :

    1. Kemampuan siswa kelas VII MTs Ar Rahmat Tahun Pelajaran 2010/2011

    dalam melakukan sholat.

    2. Dengan modifikasi metode demontrasi dan reading aloud dalam meningkatkan

    kemampuan shalat siswa kelas VII MTs Ar Rahmat Tahun ajaran 2010/2011.

    E. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai :

    15

    Drs. Tayar Yusuf, Ilmu Praktek Mengajar (Metodik Khusus Pengajaran Agama), (Bandung

    : PT. Ma'arif, 1993), cet. Ke 2, hlm. 56 16

    Ismail SM, M. Ag, Strategi pembelajaran Agama Islam berbasis PAIKEM, (Semarang :

    Rasail, 2008), Cet ke 1, hlm. 76

  • 7

    1. Bahan masukan yang objektif dalam meningkatkan kemampuan shalat siswa

    MTs Ar Rahmat kendal.

    2. Pedoman dalam mengatasi dan menanggulangi permasalahan dalam proses

    belajar mengajar di sekolah.

    3. Peningkatan kualitas pembelajaran terutama pada pembelajaran shalat sehingga

    memperkecil kesulitan yang dihadapi oleh guru dan peserta didik khususnya.

    F. Telaah Pustaka

    Dalam tinjauan pustaka ini peneliti akan mendeskripsikan beberapa

    penelitian yang dilakukan terdahulu relevansinya dengan judul skripsi ini. Adapun

    karya-karya skripsi tersebut adalah

    1. Dalam penelitian Siti Mahsunah 2007 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

    Semarang yang berjudul Implementasi pembelajaran shalat di SD Nurul

    Islam Semarang mengemukakan bahwa evaluasi pembelajaran sholat yang

    dilakukan di SD Nurul Islam Semarang bersifat continue dan menyeluruh

    artinya dilakukan terus menerus dan meliputi segala aspek belajar siswa yaitu

    aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Dari pembelajaran shalat yang dilakukan

    di SD Nurul Islam Semarang menggambarkan, bahwa setiap pembelajaran agar

    menjadi baik harus melalui proses baik. Demikian juga pada pembelajaran

    shalat perlu satu bentuk pembelajaran yang baik dengan berbagai proses agar

    tujuan dari shalat itu bisa diperoleh peserta didik yaitu tercegah dari perbuatan

    keji dan munkar dan lebih dari itu tertanam pada diri peserta didik bentuk

    pengabdian yang penuh pada Allah SWT.

    2. Sedangkan menurut hasil penelitian Luqfatul Hasanah, 2008 Dalam skripsinya

    yang berjudul Perhatian Orangtua Nelayan terhadap shalat anak di Desa

    Wedung Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Mengemukakan bahwa

    cara orangtua nelayan di desa Wedung memperhatikan shalat anak dan macam-

    macam perhatian yang diberikan terhadap shalat anak di Desa Wedung

    Kecamatan Wedung Kabupaten Demak merasa dapat memenuhi kewajiban dan

    tanggung jawab mereka sebagai orangtua dalam mendidik dan mengemban

  • 8

    amanat dari Allah SWT untuk menjadikan dan memberikan apa yang terbaik

    bagi anak-anaknya untuk kehidupan dunia dan akherat kelak.

    3. Penelitian Nur Alfiyah, 2008 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

    yang berjudul Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam

    meningkatkan kesadaran beribadah shalat siswa di SMP Negeri 31

    Semarang mengemukakan bahwa adanya peran guru pendidikan agama

    Islam yang cukup signifikan dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa

    di SMP Negeri 31 Semarang. Hal ini terlihat dari para guru agama sendiri yang

    berperan mengembangkan pemahaman wawasan pemahaman siswa tentang

    ibadah shalat. Sedangkan mengenai kesadaran ibadah siswa terbagi tiga

    kelompok yaitu siswa yang kesadaran beribadahnya baik, sedang, dan rendah.

    Dari penelitian terdahulu berbeda dengan penelitian ini. Dalam penelitian

    ini lebih memfokuskan pada meningkatkan kemampuan shalat siswa melalui

    metode demonstrasi dan reading aloud, dan juga pada bentuk penelitiannya, pada

    penelitian kali ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas yang mana

    untuk mengetahui peningkatan kemampuan shalat siswa dilakukan dengan

    tahapan beberapa siklus. Dan karena ada juga kesamaannya yaitu tentang

    pembahasannya tentang shalat jadi penelitian diatas tersebut menjadi rujukan

    peneliti.

    G. Metodologi Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian

    tindakan merupakan suatu proses yang memberikan kepercayaan pada

    pengembangan kekuatan berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan

    dan tindakan oleh orang-orang biasa, berpartisipasi penelitian kolektif

    mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi kegiatannya.17

    17

    Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Remaja Rosda

    Karya, 2005) hlm.142

  • 9

    Penelitian ini menurut Kurt Lewin menggambarkan penelitian

    tindakan sebagai suatu proses siklikal spiral yang meliputi beberapa

    langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan dan dan pengamatan.18

    2. Pendekatan Penelitian

    Pendekatan penelitian merupakan suatu prinsip dasar atau landasan

    yang digunakan untuk mengapresiasikan sesuatu. Dalam hal ini teori dasar

    yang dipakai adalah pendekatan fenomenologi yang merupakan

    memahami gejala yang aspek subyektif dari perilaku orang.19

    Dengan pendekatan fenomenologi ini peneliti mencoba memahami

    dan menggambarkan keadaan atau fenomena subyek yang diteliti dengan

    menggunakan logika-logika serta teori-teori yang sesuai dengan lapangan.

    Dalam hal ini proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang

    diterapkan pada Kelas VII MTs Ar Rahmad semester I tahun ajaran

    2010/2011 dalam menerapkan metode demonstrasi dan reading aloud

    pada peserta didiknya

    3. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dilakukan dijadwal yang telah disusun.

    Pengumpulan data yang bersifat kuantitatif menggunakan multi metode

    yakni :

    a. Metode Pengamatan (observasi)

    Metode pengamatan (observasi) cara pengumpulan data terjun

    langsung ke lapangan terhadap objek yang diteliti (populasi atau

    sampel).20

    Peneliti secara langsung mengamati bagaimana

    pembelajaran shalat menggunakan modifikasi metode demonstrasi dan

    reading aloud melalui aaaaaaaaaa yang dilakukan di kelas VII MTs Ar

    Rahmat Kendal.

    b. Metode Test

    18

    Ibid, hlm. 145 19

    Ibid, hlm. 10. 20

    Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) hlm.

    23

  • 10

    Metode test yang digunakan adalah jenis test praktek. Metode

    ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan shalat siswa

    dari segi bacaan dan gerakannya yaitu dengan mengadakan uji praktek

    kemampuan melaksanakan shalat

    c. Metode Wawancara (interview)

    Metode Wawancara (interview) Yaitu metode pengumpulan

    data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara

    sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian.21

    Maksud metode ini mengadakan komunikasi langsung

    terhadap peserta didik yang sedang belajar.

    Metode interview ini juga akan mewawancarai guru sebagai

    mitra kerja penelitian ini

    d. Metode Dokumentasi

    Sumber dokumentasi pada dasarnya ialah segala bentuk

    sumber informasi yang berhubungan dengan dokumen baik resmi

    maupun tidak resmi.22

    Metode dokumentasi ini digunakan untuk

    mengumpulkan data verbal yang berbentuk tulisan maupun antifact,

    foto dan sebagainya.23

    4. Metode Analisis Data

    Metode analisis data yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-

    kata, gambar, dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan

    penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran

    penyajian laporan tersebut.24

    Analisis data adalah mengatur urutan data,

    mengorganisasikanya kedalam satu pola, kategori dan satuan uraian dasar.

    21

    ibid, hlm 192 22

    Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan Statistik (Bandung, Bumi Aksara,

    1993),hlm 41-42 23

    Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1991),

    hlm 23 24

    Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: P.T. Remaja Rosda

    Karya, 2002), hlm. 7.

  • 11

    Sehingga dapat di temukan tema, dan dapat dirumuskan hipotesis (ide)

    kerja seperti yang disarankan data.25

    Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

    beberapa tahapan diantaranya:

    a. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data lapangan yang berwujud kata-kata

    dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.26

    b. Reduksi data

    Reduksi data dengan jalan membuat abstraksi. Langkah

    selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan, kemudian

    satuan-satuan itu dikategorisasikan pada langkah berikutnya.

    Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap

    akhir dari analisis data ini adalah mengadakan pemeriksaan

    keabsahan data. Setelah selesai tahap ini, mulailah kini tahap

    penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi teori

    subtantif dengan menggunakan metode Analisis Kualitatif.27

    c. Display data

    Display disini dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun

    yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

    pengambilan tindakan.28

    Dalam hal ini informasi berupa kinerja komite

    dan pengembangan madrasah dengan pola komunikasi yang dilakukan,

    juga landasan teori yang membahas tentang komite sekolah dan

    pengembangan madrasah.

    d. Penarikan kesimpulan/verifikasi

    Penarikan kesimpulan, dalam pandangan ini hanyalah sebagai

    dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga

    diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin

    25

    Ibid, hlm. 103. 26

    Milles, Mattew B.& Huberman A. Michael, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI Press,

    1992), hlm. 15 27

    Lexy J.Moleong, op.cit, hlm.190 28

    Ibid., hlm. 17

  • 12

    sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran

    menganalisis sehingga menulis, dan merupakan sebuah tinjauan ulang

    pada catatan-catatan lapangan atau mungkin menjadi begitu seksama

    dan akan makan tenaga dengan peninjauan kembali itu.29

    Analisa data kualitatif adalah data yang digambarkan dengan

    kata-kata atau kalimat dipisahkan menurut untuk memperoleh sebuah

    kesimpulan.

    Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga

    tidak bermaksud mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi

    maupun mempelajari implikasi.30

    Metode deskriptif yang peneliti gunakan ini mengacu pada analisis

    data secara induktif, karena: 1). Proses induktif lebih dapat menemukan

    kenyataan-kenyataan jamak yang terdapat dalam data, 2). Lebih dapat

    membuat hubungan peneliti dengan responden menjadi eksplisit, dapat

    dikenal dan akuntabel, 3). Lebih dapat menguraikan latar belakang secara

    penuh dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat tidaknya

    pengalihan pada suatu latar lainnya, 4). Analisa induktif lebih dapat

    menemukan pengaruh bersama yang mempertajam hubungan-hubungan,

    5). Analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara eksplisit

    sebagai bagian struktur analitik31

    Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis ini untuk

    menganalisis penerapan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud

    dalam aaaaaaaaaa di MTs Ar Rahmat Kendal.

    29

    Ibid., hlm. 19 30

    Saifuddin Azwar, Op.Cit, hlm. 6-7. 31

    Lexy. J. Moleong, Op. Cit., hlm. 10

  • 8

    BAB II

    PEMBELAJARAN SHALAT MELALUI

    MODIFIKASI METODE DEMONSTRASI DAN READING ALOUD

    A. Kajian Pustaka

    Untuk menghindari duplikasi atau pengulangan penulisan, penulis

    menyertakan telaah pustaka yakni beberapa buku hasil karya para pakar

    pendidikan atau skripsi yang berkaitan dengan penelitian yang penulis angkat.

    Adapun skripsi dan buku-buku yang dimaksud yaitu tentang pembelajaran

    shalat dan metode demonstrasi dan reading aloud juga tentang skripsi yang

    menggunakan metode penelitian tindakan kelas antara lain:

    1. Dalam penelitian Siti Mahsunah 2007 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

    Semarang yang berjudul Implementasi pembelajaran shalat di SD Nurul

    Islam Semarang mengemukakan bahwa evaluasi pembelajaran sholat yang

    dilakukan di SD Nurul Islam Semarang bersifat continue dan menyeluruh

    artinya dilakukan terus menerus dan meliputi segala aspek belajar siswa yaitu

    aspek kognitif, afektif, psikomotorik. Dari pembelajaran shalat yang dilakukan

    di SD Nurul Islam Semarang menggambarkan, bahwa setiap pembelajaran agar

    menjadi baik harus melalui proses baik. Demikian juga pada pembelajaran

    shalat perlu satu bentuk pembelajaran yang baik dengan berbagai proses agar

    tujuan dari shalat itu bisa diperoleh peserta didik yaitu tercegah dari perbuatan

    keji dan munkar dan lebih dari itu tertanam pada diri peserta didik bentuk

    pengabdian yang penuh pada Allah SWT.

    2. Sedangkan menurut hasil penelitian Luqfatul Hasanah, 2008 Dalam skripsinya

    yang berjudul Perhatian Orangtua Nelayan terhadap shalat anak di Desa

    Wedung Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Mengemukakan bahwa

    cara orangtua nelayan di desa Wedung memperhatikan shalat anak dan macam-

    macam perhatian yang diberikan terhadap shalat anak di Desa Wedung

    Kecamatan Wedung Kabupaten Demak merasa dapat memenuhi kewajiban dan

    tanggung jawab mereka sebagai orangtua dalam mendidik dan mengemban

  • 9

    amanat dari Allah SWT untuk menjadikan dan memberikan apa yang terbaik

    bagi anak-anaknya untuk kehidupan dunia dan akherat kelak.

    3. Penelitian Nur Alfiyah, 2008 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

    yang berjudul Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam

    meningkatkan kesadaran beribadah shalat siswa di SMP Negeri 31

    Semarang mengemukakan bahwa adanya peran guru pendidikan agama

    Islam yang cukup signifikan dalam meningkatkan kesadaran beribadah siswa

    di SMP Negeri 31 Semarang. Hal ini terlihat dari para guru agama sendiri yang

    berperan mengembangkan pemahaman wawasan pemahaman siswa tentang

    ibadah shalat. Sedangkan mengenai kesadaran ibadah siswa terbagi tiga

    kelompok yaitu siswa yang kesadaran beribadahnya baik, sedang, dan rendah.

    Dari penelitian terdahulu berbeda dengan penelitian ini. Dalam penelitian

    ini lebih memfokuskan pada meningkatkan kemampuan shalat siswa melalui

    metode demonstrasi dan reading aloud, dan juga pada bentuk penelitiannya, pada

    penelitian kali ini peneliti menggunakan penelitian tindakan kelas yang mana

    untuk mengetahui peningkatan kemampuan shalat siswa dilakukan dengan

    tahapan beberapa siklus. Dan karena ada juga kesamaannya yaitu tentang

    pembahasannya tentang shalat jadi penelitian diatas tersebut menjadi rujukan

    peneliti.

    B. Kerangka Berfikir

    1. Pembelajaran Shalat

    a. Pengertian Pembelajaran Shalat

    Pembelajaran seperti yang didefinisikan Oemar Hamalik adalah

    suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, interval

    material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang paling mempengaruhi

    untuk mencapai tujuan pembelajaran.1

    Menurut Mulyasa, pembelajaran pada hakekatnya adalah interaksi

    antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan

    1 Ismail, S. M., Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:

    Rasail, 2009), hlm. 9

  • 10

    perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tersebut banyak

    sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari

    diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan

    individu tersebut.2

    Sebelum penggunaan istilah pembelajaran populer, para penulis

    menggunakan istilah pengajaran. Karena pada hakekatnya ada perbedaan

    persepsi antara istilah pembelajaran dan pengajaran. Praktik mengajar di

    sekolah-sekolah pada umumnya lebih banyak berpusat pada guru, atau

    berkonotasi pada teacher centered (berpusat pada guru). Dengan

    menggunakan istilah pembelajaran diharapkan guru ingat tugasnya

    membelajarkan siswa.

    Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau

    bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan dorongan oleh

    kemauannya sendiri untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam

    kurikulum sebagai kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu pembelajaran

    berupaya menjabarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum

    dengan menganalisa tujuan pembelajaran dan karakteristik isi bidang studi

    pendidikan agama yang terkandung dalam kurikulum. Selanjutnya

    dilakukan kegiatan untuk memilih, menetapkan dan mengembangkan cara-

    cara (metode dan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan

    pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan kondisi yang ada agar

    kurikulum dapat diaktualisasikan dalam proses pembelajaran).

    Sedangkan asal makna kata shalat menurut bahasa Arab ialah

    doa, tetapi yang dimaksud disini ialah Ibadat yang tersusun dari

    beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir, disudahi

    dengan salam, dan memenuhi beberapa syarat yang ditentukan.

    Firman Allah SWT :

    2 Ismail, S. M., PAIKEM, hlm 10

  • 11

    Artinya :Dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan perbuatan) keji dan mungkar. (Q.S. Al-Ankabut/: 45)

    3

    Sedangkan menurut istilah fiqh, shalat adalah beberapa ucapan atau

    rangkaian ucapan dan perbuatan (gerakan) yang dimulai dengan takbir dan

    diakhiri dengan salam yang dengannya kita beribadah kepada Allah, dan

    menurut syarat-syarat yang telah ditentukan oleh agama.4

    Kata shalat dalam pengertian bahasa arab, ialah : Doa memohon

    kebaikan dan pujian.

    Adapun takrif shalat yang dikehendaki syara sebagai nama bagi

    ibadah yang menjadi tiang agama Islam, menurut fuqaha (ahli fiqh) :

    Artinya :Beberapa ucapan dan beberapa perbuatan (gerakan tubuh) yang dimulai dengan takbir, disudahi salam, yang dengannya kita

    beribadat kepada Allah, menurut syarat-syarat yang ditentukan.5

    Kewajiban Shalat termasuk rukun Islam, diwajibkan ketika

    Rasulullah Miraj. Sabda Rasulullah SAW :

    Artinya :Islam ditegakkan diatas lima (dasar, rukun) : syahadah bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah

    rasul Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, haji ke bait

    Allah, dan puasa ramadhan. (HR. Bukhari Muslim)

    Jadi pembelajaran shalat yaitu sebuah interaksi antara anak didik

    dan guru dalam hal membahas masalah shalat yang diharapkan terjadi

    perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik khususnya dalam hal

    shalat, dan khususnya lagi shalat dhuhur.

    b. Macam Shalat wajib, Rakaat, dan waktunya

    Shalat wajib ialah (shalat yang harus dikerjakan oleh muslim) ada

    5 yaitu :

    3 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), hlm. 53

    4 Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), hlm. 59

    5 Teungku Muhammad Hasbi Ash Shidieqy, Pedoman Shalat, (Semarang: Pustaka Rizki

    Putra, 2001), hlm. 40

  • 12

    1) Shalat Zuhur, 4 rakaat, dan waktunya sejak matahari condong kearah

    barat sampai bayangan sama panjang dengan bendanya.

    2) Shalat Ashar, 4 rakaat, dan waktunya sejak bayangan lebih panjang

    dari bendanya sampai bayangan 2 kali lebih panjang dari bendanya,

    sekitar hampir terbenamnya matahari.

    3) Shalat magrib, 3 rakaat, dan waktunya sejak terbenam matahari

    sampai mega kuning hilang.

    4) Shalat Isya, 4 rakaat, dan waktunya sejak hilangnya mega kuning

    sampai fajar shadiq (hampir) terbit.

    5) Shalat Subuh, 2 rakaat, dan waktunya adalah pada saat fajar shadiq

    (hampir) terbit.6

    c. Syarat Wajib Shalat

    Menurut Syekh Syamsudin Abu Abdillah dalam buku terjemah

    fathul Qarib syarat kewajiban shalat yaitu :

    1) Islam, orang kafir tidak wajib shalat, dan tidak pula mengqadha

    shalat-shalat yang ditinggalkan selama ia kafir (ketika ia masuk Islam)

    2) Baligh, maka bagi anak yang belum baligh baik pria maupun wanita,

    tidak wajib shalat, tapi orangtua wajib menyuruhnya ketika anak

    menginjak 7 tahun, atau lebih, kalau sudah tamyiz (mengerti arah),

    atau dinantikan sampai lewat tamyiz, bahkan setelah umur 10 tahun,

    belum juga melaksanakan shalat (enggan shalat) maka orangtua

    diperbolehkan memukulnya.

    3) Berakal sehat, maka bagi yang gila tidak wajib shalat.7

    d. Rukun Shalat

    Shalat itu meliputi perbuatan dan perkataan, sebagian rukun dan

    sebagian lagi adalah sunnah. Jadi kajian tentang cara melakukan shalat ini

    meliputi rukun dan sunnah-sunnah shalat.8

    6 Abdul Fatah Idris Abu Ahmadi, Fikih Islam Lengkap, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), hlm.

    39-40 7 Syekh Syamsudin Abu Abdillah, Fathul Qarib, Terj. Abu H.F Ramadhan,, (Surabaya:

    Mutiara Ilmu, 1995), hlm. 51

    8 Lahmudin Nasution, Fiqh 1, (Jakarta: Logos, 1995), hlm. 65

  • 13

    Rukun shalat itu ada 17 perkara yaitu :

    1) Niat

    Sebagaimana ibadah lainnya shalat juga tidak sah bila tidak

    disertai dengan niat.

    2) Berdiri jika sanggup.

    3) Takbiratul Ihram

    4) Membaca surat al- Fatihah

    5) Ruku

    6) Tumaninah pada ruku.

    7) Itidal,

    8) Tumaninah pada Itidal

    9) Sujud,

    10) Tumaninah pada sujud

    11) Duduk diantara pada dua sujud

    12) Tumaninah pada duduk antara dua sujud.

    13) Duduk akhir,

    14) Tasyahud, dan

    15) Membaca shalawat pada tasyahud.

    16) Mengucap salam, dan

    17) Berniat keluar dari shalat.9

    e. Arti Penting Shalat Bagi Anak

    Pembinaan ketaatan beribadah pada anak mulai dari dalam

    keluarga. Anak masih kecil, kegiatan ibadah yang menarik baginya adalah

    yang mengandung gerak, sedangkan pengertian tentang ajaran agama

    belum dapat dipahaminya. Karena itu ajaran agama yang abstrak tidak

    menarik perhatiannya. Anak-anak suka melakukan shalat meniru orang

    tuanya, kendati ia tidak mengerti apa yang dilakukannya itu.10

    9 Nasution, Fiqh 1, hlm. 66-76

    10

    Zakiah Darajat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, (Jakarta: CV.

    Ruhama,1995), hlm. 61

  • 14

    Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita saksikan bahwa tindak

    keagamaan yang dilakukan oleh anak-anak pada dasarnya diperoleh dari

    meniru. Berdoa dan shalat misalnya mereka laksanakan karena hasil

    melihat perbuatan dilingkungan, baik berupa pembiasaan ataupun

    pengajaran yang intensif.

    2. Metode-Metode Dalam Pendidikan Shalat Anak

    Dalam mendidik anak untuk dapat melaksanakan shalat dengan baik dan

    benar diperlukan adanya metode yang tepat agar anak lebih baik dalam praktek

    pelaksanaan ibadah shalat tersebut. Guru dalam hal ini sebagai pendidik yang ada

    di sekolahan tentunya harus bisa mendidik anak secara maksimal dalam kegiatan

    pelaksanaan pembelajaran shalat tersebut.

    Diantara beberapa metode dalam pembelajaran pelaksanaan shalat bagi

    anak antara lain sebagai berikut :

    a) Pendidikan dengan pembiasaan

    Anak dalam perkembangan kepribadiannya selalu membutuhkan

    seorang tokoh identifikasi, biasanya anak menjadikan orangtuanya sebagai

    tokoh teridentifikasi. Dalam proses identifikasi anak secara tidak sadar

    mengambil contoh sikap, norma, nilai, tingkah laku dan sebagainya dari

    tokoh identifikasi tersebut. Jadi orangtua diharap bisa membiasakan suatu

    kebiasaan dalam keluarga untuk selalu membudayakan shalat, baik shalat

    berjamaah di rumah maupun di maasjid. Supaya anak terbentu mulai kecil

    di dalam keluarga.

    Dengan demikian dalam proses identifikasi anak tidak saja ingin

    menjadi secara lahiriah, tetapi terutama secara batiniah. Dalam lingkungan

    keluarga orangtua dapat melaksanakan pendidikan Islam seperti

    pendidikan tentang shalat melalui kebiasaan.11

    b) Pendidikan dengan Qudwah keteladanan

    Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang

    berpengaruh dan terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan

    11

    Darajat, Keluarga, hlm. 152-153.

  • 15

    membentuk aspek moral, spiritual, dan etos sosial anak. Mengingat

    pendidik adalah seorang figur terbaik dalam pandangan anak, yang tindak

    tanduk dan sopan santunnya, disadari atau tidak, akan ditiru oleh mereka.

    Oleh karena itu masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam

    menentukan baik buruknya anak. Adalah suatu yang sangat mudah bagi

    pendidik yaitu mengajari anak dengan berbagai materi pendidikan, akan

    tetapi adalah hal sulit bagi anak untuk melakasanakannya ketika melihat

    orang yang memberikan pengarahan dan bimbingan kepadanya tidak

    mengamalkannya.12

    c) Pendidikan dengan praktek atau demonstrasi.

    Metode praktek dimaksudkan supaya mendidik dengan

    menggunakan materi pendidikan baik menggunakan alat atau benda,

    seraya memperagakan dengan harapan anak didik menjadi jelas dan

    gamblang sekaligus dapat mempraktekkan materi yang dimaksud.13

    Berkenaan dengan metode praktek dalam perintah shalat

    Rasulullah bersabda dalam hadis yang artinya : Shalatlah kamu

    sebagaimana engkau sekalian melihat aku shalat. Sesungguhnya hal

    tersebut memberi pengalaman praktis sehingga dapat memberi masukan

    wawasan dan ilmu pengetahuan kepada anak untuk menjadi baik dan

    benar.

    d) Pendidikan dengan nasehat (Mauidzah)

    Metode ini digunakan supaya anak didik selalu dalam kebenaran

    dan pendidikan dapat menjangkau berbgai aspek kehidupan, seperti

    pendidikan sosial, memperingatkan yang haram, anak kecil, cara memberi

    petunjuk kepada orang dewasa, dan pendidikan moral, spiritual, jasmani

    dan dakwah dengan lemah lembut.

    12 Holidin , http://olehholidin.multiply.com/journal/item/4, diakses 5 Pebruari 2011

    13

    Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

    (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 153

  • 16

    e) Pendidikan dengan hukuman (Uqubah).

    Metode ini tujuannya mengajarkan adab yang meruipakan elemen

    utama dalam pendidikan. Hukuman harus dilakukan pada waktu yang

    tepat, sarana yang tepat, tidak berbahaya dan membahayakan orang lalin.

    Dan anak harus tahu kenapa diberi hukuman. Metode ini hanyalah untuk

    menjadikan manusia jera dan tidak mengulangi kesalahannya.

    f) Pendidikan dengan latihan

    Pendidikan dengan latihan disebut dengan metode drill yaitu

    metode latihan siap untuk memperoleh ketangkasan dan ketrampilan.

    Metode drill merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan

    ketrampilan dan kemampuan shalat anak, karena metode ini menitik

    beratkan kepada latihan yang terus menerus dan berulang-ulang.

    g) Pendidikan dengan Demonstrasi dan Reading aloud

    Sedang dalam penelitian ini peneliti mencoba menggabungkan

    kedua metode tersebut guna meningkatkan kemampuan shalat siswa kelas

    VII di M.Ts. Ar Rahmat Kendal tahun ajaran 2010/2011. Karena peneliti

    anggap kedua metode ini cocok dan mampu dalam mengatasi masalah

    pembelajaran tentang shalat yang terjadi di sekolah tersebut.

    Untuk lebih jelasnya akan peneliti jelaskan terlebih dahulu secara

    luas tentang kedua metode tersebut.

    1) Modifikasi Metode Demonstrasi dan Reading a Loud

    Demonstrasi sebagai metode mengajar dimaksudkan bahwa

    seorang guru, orang luar sengaja diminta, siswa sekali pun

    memperlihatkan pada seluruh kelas suatu proses.14

    Demonstrasi dalam hubungannya dengan penyajian informasi

    dapat diartikan sebagai upaya peragaan atau pertunjukan tentang cara

    melakukan atau mengerjakan sesuatu. Metode demonstrasi adalah

    metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan,

    dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara langsung maupun

    14

    Winarno Surakhmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Bandung: Jemmars, 1980),

    hlm. 87

  • 17

    melaui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok

    bahasan atau materi yang sedang disajikan.15

    Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang

    menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk

    memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.16

    Jadi metode demonstrasi yaitu sebuah cara yang digunakan

    dalam proses belajar mengajar dengan cara memperlihatkan peragaan

    sesuatu/kegiatan baik langsung maupun menggunakan peraga. Khusus

    pada pembahasan ini yaitu memperagakan tentang shalat. Baik

    menggunakan metide visual maupun secara langsung.

    Sedangkan reading aloud yaitu dari bahasa inggris yang berarti

    membaca dengan keras. Yang dalam langkah-langkahnya contohnya

    yaitu guru memilih suatu teks dalam penelitian ini suatu bacaa-bacaan

    yang ada pada shalat, kemudian siswa membaca dengan nyaring supaya

    cepat diingat oleh para siswa. Dan bisa meningkatkan ketrampilan

    dalam masalah shalat.

    Jadi ketika demonstrasi dan reading aloud digabungkan menjadi

    sebuah metode dalam menyampaikan materi dengan para siswa

    mempaktikkan gerakan shalat sambil membacakan bacaan-bacaan yang

    ada pada shalat dibaca dengan keras. Dengan harapan siswa ketika

    membaca bisa cepat memahami dan ingat ketika suatu gerakan

    dilakukan, bacaan apa yang seharusnya dibaca.

    2) Tujuan Metode Demonstrasi dan Reading Aloud

    Tujuan pokok penggunaan metode demonstrasi dalam proses

    belajar mengajar ialah untuk memperjelas pengertian konsep dan

    memperlihatkan (meneladani) cara melakukan sesuatu atau proses

    terjadinya sesuatu. Ditinjau dari sudut tujuan penggunaannya dapat

    dikatakan bahwa metode demonstrasi bukan metode yang dapat

    diimplimentasikan dalam KBM secara independen, karena ia

    15

    Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja

    Rosda Karya, 2008), hlm. 208 16

    Ismail, S. M., PAIKEM, hlm. 20

  • 18

    merupakan alat bantu memperjelaskan apa-apa yang diuraikan, baik

    secara verbal maupun secara tekstual. Jadi, metode demonstrasi lebih

    berfungsi sebagai setrategi mengajar yang digunakan untuk

    menjalankan metode mengajar tertentu seperti metode ceramah.17

    Ada asumsi psikologi yang melatarbelakangi perlunya

    penggunaan metode demonstrasi dalam PBM (Proses Belajar

    Mengajar), yakni belajar adalah proses melakukan dan mengalami

    sendiri (learning by doing and experiencing) apa-apa yang dipelajari.

    Dengan melakukan dan mengalami sendiri, siswa diharapkan dapat

    menyerap kesan yang mendalam ke dalam benak.

    Begitu juga dengan reading aloud juga merupakan sebuah

    setrategi yang digunakan untuk menguatkan dalam hal pembelajaran

    pada suatu pokok bahasan tertentu. Seperti pada penelitian ini, untuk

    mnguatkan bacaan-bacaan yang ada pada shalat.

    3) Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi dan Reading Aloud

    Dipandang dari sisi psikologi pedagogis, dapat diraih banyak

    keuntungan dengan menggunakan metode demonstrasi, antara lain yang

    terpenting adalah :18

    (a). Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.

    (b). Proses belajar mengajar siswa lebih terarah pada materi yang

    sedang dipelajari.

    (c). Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat

    dalam diri siswa.

    Selanjutnya, S. Nasution, yang secara khusus menyoroti

    manfaat metode demonstrasi dengan meenggunakan alat peraga

    tambahan dalam hal ini bisa dikolaborasikan dengan reading aloud,

    berpendapat bahwa :

    (a). Menambah aktifitas belajar siswa karena ia turut melakukan

    kegiatan.

    17

    Muhibbin, Baru, hlm. 207

    18 Muhibbin, Baru, hlm. 209

  • 19

    (b). Menghemat waktu belajar di kelas/sekolah. Karena dalam hal

    shalat bisa dilakukan di rumah masing-masing.

    (c). Menjadikan hasil belajar yang lebih mantap dan permanen.

    (d). Membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan penguasaan

    materi pelajaran, karena bisa sambil diingat-ingat ketika

    dipraktikkan secara terus menerus

    (e). Membangkitkan minat dan aktifitas belajar siswa.

    (f). Memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.

    Namun demikian, metode demonstrasi maupun reading aloud

    sepertihalnya metode-metode lain yang juga mengandung kelemahan-

    kelemahan, antara lain :

    (a). Menghabiskan waktu yang cukup lama ketika

    didemonstrasikannya di sekolah.

    (b). Demonstrasi dan reading aloud tidak dapat diikuti/dilakukan

    dengan bai oleh siswa yang memiliki cacat tubuh atau

    kelainan/kekurangan fisik tertentu.

    C. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang diteliti,

    Jawaban ini dapat benar, atau salah tergantung pembuktian di lapangan.

    Sebagaimana diungkapkan oleh S. Margono, bahwa hipotesis merupakan

    jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap

    paling mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya.19

    Peneliti mengajukan hipotesis tindakan dalam penelitian ini berupa

    kemampuan shalat siswa kelas VII akan meningkat jika diterapkan dengan

    menggunakan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud di M.Ts. Ar

    Rahmat Kendal tahun ajaran 2010/2011.

    19

    Nana Sudjana, Ibrohim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru,

    1989),hlm. 12.

  • 20

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani Metodhos.

    Kata ini terdiri dari dua suku kata yaitu metha yang berarti melalui dan

    hodhos yang berarti jalan atau cara untuk mencapai tujuan.1

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia metode adalah cara yang teratur

    dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud, cara kerja bersistem untuk

    memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.2

    Jadi metode penelitian disini merupakan suatu cara yang sistematis yang

    digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dari penelitian.

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

    Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan merupakan

    suatu proses yang memberikan kepercayaan pada pengembangan kekuatan

    berpikir reflektif, diskusi, penentuan keputusan dan tindakan oleh orang-orang

    biasa, berpartisipasi penelitian kolektif mengatasi kesulitan-kesulitan yang mereka

    hadapi kegiatannya.3

    Mengutip definisi yang dikemukakan oleh Stephen Kemmis seperti dikutip

    dalam D. Hopkins dalam bukunya yang berjudul A Teachers Guide To

    Classroom Reaserch, Bristol, PA. Open University Press, 1993, halaman 44 dapat

    dijelaskan pengertian PTK adalah sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat

    reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan

    rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam

    pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, memperbaiki kondisi

    1 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

    2002), hlm. 40 2 Kebudayaan, Indonesia, hlm. 652

    3 Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),

    hlm. 3

  • 21

    di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan serta dilakukan secara

    kolaboratif.4

    Penelitian ini menurut Kurt Lewin menggambarkan penelitian tindakan

    sebagai suatu proses siklikal spiral yang meliputi beberapa langkah yaitu

    perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.5

    Adapun bagan alur penelitiannya sebagai berikut :

    Dan seterusnya sesuai dengan kebutuhan.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di M.Ts. Ar Rahmat Kendal. Penelitian ini

    berlangsung selama satu bulan (4 minggu). Pada minggu pertama digunakan

    untuk kegiatan persiapan, yaitu dengan melakukan penentuan siswa yang

    diteliti, mengkondisikan tempat untuk praktik, dan persiapan administrasi, dan

    4 Saminanto, Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindakan Kelas), (Semarang: RaSAIL, 2010), hlm.

    3 5 Saminanto, PTK, hlm. 145

    Perencanaan

    Pelaksanaan Refleksi

    Perencanaan

    Pengamatan

    SIKLUS I

    SIKLUS II Refleksi

    Pengamatan

    Pelaksanaan

    ?

    Perencanaan

    SIKLUS III

    Pengamatan

    Pelaksanaan Refleksi

  • 22

    juga digunakan untuk kegiatan pembelajaran siswa tentang shalat wajib

    khususnya shalat dhuhur (siklus I), yaitu melaksanakan pembelajaran oleh

    guru di kelas dengan menggunakan modifikasi metode demonstrasi dan

    reading aloud di sekolah, minggu kedua melaksanakan evaluasi siklus I, yaitu

    dengan mengadakan tes praktik shalat dhuhur secara bersama-sama kemudian

    dilanjutkan dengan praktik secara individu. Minggu ketiga pelaksanaan

    pembelajaran siklus II, minggu keempat evaluasi untuk siklus II. Pada

    pelaksanaannya nanti akan direfleksi pada setiap siklus berjalan. Untuk lebih

    detailnya dapat dilihat pada jadwal penelitian sebagai berikut:

    Tabel 1

    Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

    No Rencana Kegiatan Waktu (Minggu) ke-

    1 2 3 4

    1 Kondisi awal

    (observasi awal)

    2 Penyerahan proposal

    3 Persiapan

    Menyusun Konsep Pelaksanaan

    pembelajaran

    Menyusun instrumen penelitian.

    Menyepakati jadwal dan tugas

    penelitian

    Diskusi Konsep pelaksanaan penelitian.

    4 Pelaksanaan

    Mempersiapkan bahan pembelajaran.

    Pelaksanaan pembelajaran

    Melakukan demonstrasi shalat

    Melakukaan praktik shalat dengan

    menyuarakan bacaan

    5 Observasi

    Evaluasi praktik shalat dengan

    demonstrasi dan reading aloud

  • 23

    Melakukan penilaian praktik shalat

    secara kelompok lima siswa

    6 Refleksi

    Mencatat semua aktifitas siswa, lebih-

    lebih terhadap kekurangan atau masalah

    yang dihadapi siswa

    7 Perencanaan siklus II

    Membuat perencanaan pelaksanaan

    siklus II

    8 Pelaksanaan

    Pelaksanaa pembelajaran shalat dengan

    metode demonstrasi dan reading aloud

    9 Observasi

    Pembiasaan pelaksanaan shalat dhuhur

    berjamaah di sekolah

    10 Evaluasi shalat ashar secara

    berkelompok

    11 Refleksi

    Mencatat segala kendala yang ada

    sebagai catatan terhadap tindakan

    selanjutnya.

    12 Menyusun laporan

    C. Pelaksana dan Kolaborator

    Kalaborator dalam Pelaksanaan Class Action Research (CAR) adalah

    peneliti yang bersama-sama dengan guru dalam pelaksanaan penelitian, guru

    tersebut adalah guru fikih kelas VII M.Ts. Ar Rahmat Kendal yaitu Bapak Ahmad

    Rajin.

    D. Rancangan Penelitian

    Dalam langkah-langkah PTK untuk setiap siklusnya terdiri dari 4 langkah

    yaitu yang terdiri dari perencanaan tindakan (planing), pelaksanaan tindakan

    (acting), observasi (observing), refleksi (reflecting).

  • 24

    Secara rinci dapat digambarkan sebagai berikut :

    1. Siklus I

    a) Perencanaan.

    1) Menentukan materi yaitu pada standar kompetensi melaksanakan tata

    cara shalat fardhu dan sujud sahwi dan kompetensi dasar

    mempraktikkan shalat lima waktu di kelas VII A tahun ajaran

    2010/2011

    2) Menentukan metode pembelajaran yaitu menggunakan modifikasi

    metode demonstrasi dan reading aloud.

    3) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan peraga yang

    diperlukan.

    4) Mengembangkan skenario pembelajaran, dari rencana pembelajaran

    hingga saat praktik shalat.

    5) Membuat lembar pantauan siswa tentang pelaksanaan shalat fardhu di

    rumah.

    6) Membentuk kelompok yang heterogen. Peserta didik dibagi menjadi 7

    (tujuh) kelompok dengan setiap kelompoknya beranggotakan 5 orang.

    7) Menyiapkan format evaluasi yang berupa lembar penilaian tes praktik

    shalat, baik dari segi bacaan maupun dari segi gerakannya.

    b) Pelaksanaan

    Yaitu dengan melaksanakan :

    1) Setelah menyiapkan apa yang dibutuhkan dalam pembelajaran,

    termasuk RPP dan peraga, guru mulai mempelajarinya dengan seksama

    supaya dalam pelaksanaannya bisa berjalan lancar.

    2) Guru melaksanakan pembelajaran tentang shalat fardhu dimulai dengan

    apersepsi, dikegiatan ini guru memberi motivasi kepada siswa tentang

    pentingnya, manfaat shalat dan juga hukuman bagi yang

    meninggalkannya, supaya siswa mengatahui secara mendasar tentang

    shalat. Jadi ketika melaksanakan kewajiban shalat tidak dianggap

    sekedar sebagai rutinitas, tetapi mengetahui secara subtansi arti shalat

    tersebut.

  • 25

    3) Kemudian dilanjutkan pada kegiatan inti. Pada kegiatan ini guru

    memulai pembelajaran dari hal yang paling awal orang belajar shalat,

    yaitu mengetahui tentang rukun dan syarat shalat, dilanjutkan bacaan-

    bacaan shalat. Pada tahap ini guru perlu membahas lebih mendalam

    lagi, tidak sekedar hafal bacaan-bacaan shalat, tetapi sekalian

    mengetahui artinya. Karena pada tataran siswa kelas VII usia siswa

    sudah memasuki usia yang bisa menanggung akan segala perbuatannya

    (mukalaf).

    4) Setelah dirasa siswa dalam bacaan sudah bisa kemudian untuk gerakan

    shalatnya, guru mempraktikkan gerakan shalat mulai dari awal

    dicontohkan secara terpotong-potong pada tiap-tiap bagian gerakan

    shalat secara sempurna.

    5) Setelah guru mencontohkan secara keseluruhan dan siswa mengamati,

    sekarang siswa yang mempraktikkannya dan guru mengamati setiap

    gerakan siswa. Dan ketika dalam mempratikkannya siswa mengalami

    kesulitan atau pun kesalahan, maka guru wajib membantunya.

    6) Pada saat mempraktikkan shalat siswa diharap menyuarakan bacaan-

    bacaan shalatnya dengan keras supaya guru bisa memantau antara yang

    benar dan yang salah.

    7) Kemudian guru menghimbau kepada para siswa untuk melaksanakan

    shalat berjamaah shalat dhuhur di sekolah sebagai pembiasaan atas

    pembelajaran tadi.

    c) Observasi dengan mengamati terjadinya aktifitas belajar siswa, dengan

    ditandai kefashihan melafadzkan bacaan shalat, kesempurnaan

    gerakannya, dan kekhusukan dengan dilihat dari sikap ketika shalat karena

    dengan melafadzkan, siswa hanya terfokus pada bacaan-bacaan shalat saja.

    d) Refleksi

    1) Menilai hasil tindakan dengan menilai praktik shalat siswa.

    2) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.

    3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk

    digunakan pada siklus berikutnya.

  • 26

    2. Siklus II

    a) Perencanaan

    1) Mengidentifikasi masalah berdasarkan refleksi siklus I dan alternative

    pemecahan masalahnya

    2) Guru menampung semua permasalahan yang muncul setelah siswa

    melakukan siklus I

    3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada pokok

    bahasan yang sama dengan materi yang berbeda dari siklus I melalui

    pengelolaan kelas yang lebih efektif.

    4) Guru menyiapkan kembali lembar pengamatan yang meliputi lembar

    pengamatan aktivitas siswa dalam praktik maupun dalam kegiatan

    pembelajaran.

    b) Pelaksanaan tindakan

    Kegiatan yang dilaksanakan tahap ini yaitu Pengembangan rencana

    tindakan II dengan melaksanakan tindakan upaya lebih meningkatkan

    semangat belajar peserta didik dalam pembelajaran shalat menggunakan

    metode demonstrasi dan reading aloud dengan shalat berjamaah yang

    telah direncanakan.

    Secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :

    1) Guru melaksanakan langkah-langkah kegiatan yang tercantum dalam

    RPP mulai dari kegiatan awal pembelajaran. Guru lebih menekankan

    agar siswa lebih fokus dalam belajar dan semangat supaya hasilnya bisa

    maksimal.

    2) Guru menjelaskan materi yang telah direncanakan pada kegiatan inti

    dimulai dari yang dirasa kurang dari evaluasi pada siklus I, jadi tidak

    mengulang dari awal, tinggal mengulang yang kurang-kurang saja.

    3) Guru selalu memantau pada setiap kelompok untuk ikut aktif dalam

    proses pembelajaran dan ketika praktik shalat.

    4) Setiap kelompok dibentuk ketua untuk selalu mengawasi kelompoknya

    dan melaporkan hasil dari praktik kelompoknya. Dan ketua kelompok

    dipilih dari siswa yang dilihat sudah bisa dalam praktik shalat.

  • 27

    5) Guru bersama para ketua kelompok membahas hasil praktik para

    anggotanya dan mencari solusi sulit-kesulitan yang dihadapi para siswa.

    c) Observasi

    Guru mencatat semua proses yang terjadi dalam tindakan model

    pembelajaran, mendiskusikan tentang tindakan II yang telah dilakukan,

    dan juga kesulitan yang mungkin dihadapi para siswa setelah melakukan

    siklus II.

    d) Refleksi

    1) Tes evaluasi pembelajaran shalat menggunakan metode demonstrasi

    dan reading aloud dengan shalat dhuhur berjamaah pada setiap hari di

    sekolah.

    2) Menganalisis Hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran

    bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan, hal apa saja yang

    perlu diperbaiki sehingga diperoleh hasil refleksi kegiatan yang telah

    dilakukan.

    E. Teknik Pengumpulan data

    Metode pengumpulan data dilakukan secara terjadwal. Pengumpulan data

    menggunakan multi metode yakni :

    1. Metode Pengamatan (observasi)

    Metode pengamatan (observasi) cara pengumpulan data terjun langsung ke

    lapangan terhadap objek yang diteliti (populasi atau sampel).6

    Dalam kegiatan ini, peneliti secara langsung mengamati bagaimana

    pelaksanaan pembelajaran, baik dari aktifitas siswa yaitu ketika dalam

    pembelajaran maupun sampai pada praktek shalat di sekolah sampai kebiasaan

    shalat di rumah masing-masing, pembelajaran yang dilakukan guru berkaitan

    pembelajaran shalat siswa yang dilakukan di M.Ts. Ar Rahmat Kendal kelas VII

    semester II tahun ajaran 2010/2011.

    2. Metode Test

    6 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004) hlm.

    23

  • 28

    Metode evaluasi yang digunakan adalah jenis test. Metode ini digunakan

    untuk memperoleh data tentang kemampuan penguasaan materi maupun bentuk

    praktiknya yang diperoleh siswa dari pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu

    tentang shalat fardhu.

    Jenis testnya adalah test praktik shalat, mulai dari bersama-sama dengan

    menggunakan modifikasi metode demonstrasi dan reading aloud yang kemudian

    di test secara individu.

    3. Metode Wawancara (interview)

    Metode Wawancara (interview) Yaitu metode pengumpulan data dengan

    jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik dan berlandaskan

    pada tujuan penelitian.7

    Maksud metode ini mengadakan komunikasi langsung terhadap peserta

    didik yang sedang belajar. Untuk mengetahui dari beberapa kesulitan yang

    dialami siswa, baik dari kendala dalam belajar, kesulitan dalam mempraktikkan

    shalat ketika berjamaah di sekolah, sampai kesulitan-kesulitan yang dialami siswa

    di rumah masing-masing guna memperoleh informasi dari semua siswa tentang

    kesulitan yang dihadapi, sehingga sebagai bahan masukan untuk memperbaiki

    pada siklus selanjutnya.

    4. Metode Dokumentasi

    Sumber dokumentasi pada dasarnya ialah segala bentuk sumber informasi

    yang berhubungan dengan dokumen baik resmi maupun tidak resmi.8

    Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data fisik yang

    berbentuk tulisan maupun antifact, foto dan sebagainya.9

    F. Tehnik Analisis Data

    7Hasan, Statistik, hlm 192

    8 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan Statistik (Bandung, Bumi Aksara, 1993),hlm

    41-42 9 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1991),

    hlm 23

  • 29

    Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

    ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema

    dan dapat dirumuskan ide yang disarankan oleh data.

    Sebagaimana dalam pelaksanaan PTK, analisis data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah :

    1. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan informasi yang

    menggambarkan peningkatan hasil belajar dan aktivitas belajar peserta didik dan

    pelaksanaan metode demonstrasi dan reading aloud dalam pembelajaran shalat.

    Data kualitatif ini berupa kata-kata atau simbol. Data kualitatif yang berbentuk

    kata-kata tersebut disisihkan sementara, karena akan sangat berguna untuk

    menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuantitatif.

    2. Analisis Kuantitatif digunakan untuk menganalisis nilai hasil belajar

    peserta didik dan perolehan skor aktivitas belajar pada metode demonstrasi dan

    reading aloud.10

    Dalam hal ini peneliti menggunakan statistik deskripif dengan mencari

    nilai rata-rata dan prosentase dari hasil belajar maupun aktivitas belajar peserta

    didik, sebagaimana rumus:

    %100N

    FP sedangkan

    N

    FX

    Keterangan

    F = jumlah skor peserta didik N = Jumlah skor keseluruhan

    P = Jumlah skor dalam prosen X = Rata- rata

    G. Indikator Pencapaian.

    1. Indikator bacaan shalat siswa

    Indikator keberhasilan dari penelitian ini apabila terjadi peningkatan pada

    siswa tentang cara membaca bacaan-bacaan yang ada pada shalat. Dimulai dari

    niat sampai dengan salam. Untuk besaran kualitas nilai yaitu 80 dilihat dari hasil

    praktik shalat secara individu. Nilai ini dipatok tinggi karena dipandang untuk

    10

    Arikunto, dkk, Kelas., hlm. 131.

  • 30

    kelas VII seharusnya sudah banyak yang bisa. Karena pelajaran shalat fardhu

    sudah dipelajari sejak kelas-kelas yang ada di bawahnya.

    2. Indikator gerakan shalat siswa

    Indikator keberhasilan dari gerakan shalat ini yaitu apabila ada

    peningkatan pada siswa tentang gerakan-gerakan shalat dimulai dari takbirotul

    ikhrom sampai dengan tasyahud akhir. Sedang besar Kriteria Ketuntasan Minimal

    (KKM) yang ditetapkan yaitu apabila nilai peserta didik memiliki rata-rata 85.

    Peneliti menetapkan KKM sebesar itu, walaupun dipandang jauh dari keadaan

    yang nyata, tetapi ketika memandang usia dan kelas mereka sekarang seharusnya

    sudah mencapai target sebesar itu. Jadi mungkin kinerja peneliti dalam

    pembelajaran ini yang harus lebih ditingkatkan.

  • 31

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Kondisi Umum Sekolah

    1. Profil Sekolah

    Madrasah Tsanawiyah Ar Rahmat Sukorejo Kendal ini terletak di jalan

    Lingkar Trimulyo no. 43 Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal, yang profil

    singkat sebagai berikut :

    a. Nama Yayasan : Lembaga Pendidikan Maarif NU Kendal

    b. NIS/NSM : 210040

    c. Jenjang Akreditasi : B

    d. Tahun Didirikan : 1987

    e. Tahun Beroperasi : 1987

    f. Status Tanah : (Milik Sendiri/Milik Yayasan)

    1) Surat Kepemilikan Tanah : Surat Pelepasan/HBG/HMHL pakai

    2) Luas Tanah : 2340 m + 815 m = 3140 m

    3) Luas Bangunan : 534 m

    2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

    a. Visi

    Mencerdaskan Kehidupan Bangsa Dengan Basis Akhlakul

    Karimah Berwawasan Ahlussunah Wal Jamaah

    M.Ts.Ar Rahmat Kendal memilih visi ini untuk tujuan jangka

    panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Visi ini menjiwai warga

    sekolah untuk selalu mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam

    mencapai tujuan sekolah.

    Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa

    kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan

    misi yang dirumuskan berdasarkan visi di atas.1

    1 Dokumentasi profil M.Ts. Ar Rahmat Kendal yang dikutip pada tanggal 29 Oktober

    2010

  • 32

    b. Misi

    Di setiap kerja komunitas pendidikan, sekolah selalu

    menumbuhkan disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling

    menghormati dan saling percaya dan tetap menjaga hubungan kerja yang

    harmonis dengan berdasarkan pelayanan prima, kerjasama, dan

    silaturahmi. Penjabaran Visi di atas meliputi:

    1) Menciptakan kader bangsa yang memiliki akhlakul karimah

    2) Meningkatkan sumber daya manusia yang potensi dan bermoral

    3) Meningkatkan kemampuan berpikir dan bertindak secara aktif dan

    bijaksana.

    4) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di bidang pendidikan

    umum maupun agama.

    5) Bersatu padu bersama masyarakat untuk menciptakan proses

    pendidikan yang dinamis dan berkualitas.

    6) Dengan pendidikan berbasis kompetensi akan mengarahkan peserta

    didik dalam hidup berbangsa dan beragama sesuai dengan lingkungan

    masyarakat.

    Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu

    diuraikan menjadi beberapa kegiatan yang memiliki tujuan lebih detil dan

    lebih jelas. Berikut ini jabaran tujuan yang diuraikan dari visi dan misi di

    atas.2

    c. Tujuan

    Tujuan sekolah kami merupakan jabaran dari visi dan misi sekolah

    agar komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut:

    1) Aqidah yang bersih (Salimul Aqidah)

    Meyakini Allah SWT sebagai pencipta, Pemilik, Pemelihara,

    dan Penguasa alam semesta dan menjauhkan diri dari segala pikiran,

    sikap, dan perilaku khurafat dan syirik.

    2 Dokumentasi M. Ts.. Ar Rahmat

  • 33

    2) Ibadah yang benar (Shahihul Ibadah)

    Terbiasa dan gemar melaksanakan ibadah yang meliputi : sholat,

    puasa, tilawah Al Quran dan ahlussunah.

    3) Pribadi yang matang (Matinul Khuluq)

    Menampilkan perilaku yang santun, tertib, dan disiplin, peduli

    terhadap sesama lingkungan, serta sabr, ulet, dan pemberani dalam

    menghadapi permasalahan hidup sehari-hari.

    4) Mandiri (Qodirul Alal Kasbi)

    Mandiri dalam memenuhi segala keperluannya dan memiliki

    bekal yang cukup berupa motivasi, pengetahuan, kecakapan, dan

    ketrampilan dalam usaha memenuhi kebutuhan nafkahnya kelak.

    5) Cerdas dan berpengetahuan (Mustsaqoful Fikri)

    Memiliki kemampuan berpikir yang kritis, logis, sistematis,

    kreatif yang menjadikan dirinya berpengetahuan luas dan menguasai

    bahan ajar dengan sebaik-baiknya dan cermat serta cerdik dalam

    mengatasi segala problema yang dihadapi.

    6) Sehat dan Kuat (Qowiyul Jasmi)

    Memiliki badan dan jiwa yang sehat dan bugar, stamina dan

    daya tahan tubuh yang kuat, serta keterampilan beladiri yang cukup

    untuk menjaga diri dari kejahatan pihak lain.

    7) Bersungguh-sungguh dan disiplin (Mujahidun Linafsihi)

    Memiliki kesungguhan dan motivasi yang tinggi dalam

    memperbaiki diri dan lingkungannya yang ditunjukkan dengan etos dan

    kedisiplinan yang baik.

    8) Tertib dan cermat (Munazhom Fi Syuunihi)

    Tertib dalam menata segala pekerjaan, tugas dan kewajiban,

    berani dalam mengambil resiko namun tetap cermat dan penuh

    perhitungan dalam melangkah.

    9) Efisien (Harisun Ala Waqithi)

    Selalu memanfaatkan waktu dengan pekerjaan yang bermanfaat

    dan mampu mengatur jadwal kegiatan sesuai dengan skala prioritas.

  • 34

    10) Bermanfaat (Nafiun Lighoirihi)

    Peduli kepada sesama dan memiliki kesepakatan untuk

    membantu orang lain yang memerlukan pertolongan.

    Tujuan sekolah tersebut secara bertahap akan dimonitoring,

    dievaluasi, dan dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai

    Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Sekolah Menengah Pertama yang

    dibakukan secara nasional, sebagai berikut:

    1) Meyakini, memahami, dan menjalankan ajaran agama yang diyakini

    dalam kehidupan.

    2) Memahami dan menjalankan hak dan kewajiban untuk berkarya dan

    memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab.

    3) Berpikir secara logis, kritis, kreatif, inovatif dalam memecahkan

    masalah, serta berkomunikasi melalui berbagai media.

    4) Menyenangi dan menghargai seni.

    5) Menjalankan pola hidup bersih, bugar, dan sehat.

    6) Berpartisipasi dalam kehidupan sebagai cerminan rasa cinta dan bangga

    terhadap bangsa dan tanah air.

    Selanjutnya, atas keputusan bersama guru dan peserta didik, SKL

    tersebut lebih kami rinci sebagai profil peserta didik M.Ts.Ar Rahmat

    Kendal sebagai berikut:

    1) Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti

    sebagai cerminan akhlak mulia dan iman taqwa.

    2) Mampu mengaplikasikan ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari.

    3) Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olah raga,

    sesuai pilihannya.

    4) Mampu mendalami ilmu pengetahuan dan ilmu agama..

    5) Mampu mengoperasikan komputer aktif untuk program microsoft word,

    excel, dan power point.

    6) Mampu melanjutkan ke SMA/SMK/MA terbaik sesuai pilihannya

    melalui pencapaian target pilihan yang ditentukan sendiri.

  • 35

    7) Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi akademik dan

    non akademik tingkat kecamatan dan kota.

    8) Mampu memiliki kecakapan hidup personal, sosial, environmental dan

    pra-vocasional.3

    3. Struktur Organisasi

    4. Keadaan Guru dan Peserta Didik

    a. Keadaan Guru

    1) Jumlah Guru Keseluruhan : 20 orang

    2) Guru tetap Yayasan : 15 orang

    3) Guru tidak tetap : 5 orang

    4) Guru PNS dipekerjakan (DPK) : - orang

    5) Staf Tata Usaha : 4 Orang

    3 Dokumentasi M.Ts.. Ar Rahmat

    Kepala Sekolah

    SUHARYANA

    Ur. Kurikulum

    Ahmad Fauzi

    Ur. Kesiswaan

    Dra. Dateng Rejeki

    MM

    Ur. H u m a s

    Edi Bowo, S, Pd

    Ur. Sarpras

    Sukarminah S. Pd

    Wakil Kepala Sekolah

    Komite Sekolah

    Joko Subiyanto

    Wakil Kep Sek

    Djamsari, S. Pd.

    Kor. Tata Usaha

    ROSIDAH

    Dewan Guru

    A. MUSTOFA

  • 36

    Tabel 2

    Keadaan Guru

    No Nama L/P Alamat Mata Pelajaran Ket.

    1. Suharyana L Ds. Kebumen Matematika GT

    2. H. M. Nur Hidayat L Ds. Trimulyo B Jawa/P. Diri GT

    3. Sabukri L Ds. Trimulyo B Arab/SKI GT

    4. Ahmad Masjhadi, BA L Ds. Sukorejo BTA/P. Diri GT

    5. Muhyidin L Ds. Trimulyo IPA GT

    6. Fahroji, S. Pd. I L Ds. Trimulyo IPS GT

    7. Akhmad Mustofa L Ds. Parakan Sebaran B Inggris/TIK GT

    8. Akhmad Rajin L Ds. Mlatiharjo Fikih/A Ahlak GT

    9. Dewiyanti, S. H P Ds. Sukorejo B Indonesia/TIK GT

    10. Santoso Ciptono L Ds. Sukorejo Matematika GTT

    11. Romdhonah, S. Ag P Ds. Trimulyo SKI GT

    12. Ahmad Syaefudin, S. Ag L Ds. Kebumen Akidah Akhlak GT

    13. Firdaus Al Hidayat,S. PdI L Ds. Trimulyo IPA/TIK GTT

    14. Rujiyah, S. Pd P Ds. Trimulyo PKn/B Jawa GT

    15. Eri Widiyanto L Ds. Kebumen OR/Seni Budaya GTT

    16. Nuryadin L Ds. Kalipakis Aswaja/A Ahlak GTT

    17. Arif Wibowo, A. Ma L Ds. Plososari SKI GT

    18. Siti Alimah, S. Pd. I P Ds. Sukorejo B Indonesia GT

    19. Maisaturrifah, S. Pd. I P Ds. Sukorejo Matematika GT

    20. Alimatus Salimah P Ds. Sukorejo B inggris GTT

    Tabel 3

    Data Pegawai dan Karyawan

    No Nama Jabatan

    1 Rosidah KTU

    2 Muh Soleh TU

    3 Nindia Setiowati TU

    4 Eka Priana Penjaga

    b. Keadaan Peserta Didik

    Keadaan siswa atau peserta didik yang belajar di M.Ts.Ar Rahmat

    Kendal tahun pelajaran 2010 / 2011 sebanyak 136 siswa yang terdiri dari

  • 37

    86 laki-laki dan 50 perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari

    tabel berikut :

    Tabel 4

    Rombongan Belajar4

    NO TAPEL ROMBEL

    PESERTA DIDIK KET

    1 2 3 Seluruhnya

    1 2 3 L P L P L P L P

    1 2007/2008 1 1 1 3 27 13 40 26 14 40 25 18 43 78 45 123

    2 2008/2009 1 1 1 3 21 21 42 28 12 40 23 16 39 72 49 121

    3 2009/2010 1 1 1 3 27 17 44 18 22 40 18 11 29 63 50 113

    4 2010/2011 2 1 1 4 38 24 62 30 15 45 18 21 39 86 50 136

    Dari sekian banyak siswa tersebut sebagian besar adalah anak kaum

    petani, sebagian besar yang lain adalah wiraswasta yang berasal dari

    beberapa daerah di kecamatan Sukorejo, Patean dan Pageruyung, karena

    untuk wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan ini hanya ada 4

    Kecamatan, yaitu kecamatan Patean, Kecamatan Pageruyung, Kecamatan

    Sukorejo, dan Kecamatan Plantungan serta ada juga sebagian dari luar

    Kecamatan yang ada dari keempat kecamatan tersebut dan juga dari luar

    Kabupaten Kendal karena di dekat sekolahan M.Ts.Ar Rahmat ada pondok

    pesantren yang siswanya berdatangan banyak dari luar daerah, jadi selain

    mereka belajar di pondok pesantren mereka juga belajar di M.Ts.Ar

    Rahmat Kendal ini..

    5. Sarana dan Prasarana

    Keadaan sarana dan prasarana dalam menunjang proses belajar mengajar

    dengan baik, M.Ts.Ar Rahmat Kendal, dapat dikatakan memiliki sarana dan

    prasarana yang cukup baik dan memadai walaupun tentunya masih terdapat

    adanya kekurangan, namun beberapa kekurangan tersebut tetap terus diusahakan

    guna kelancaran dan tercapainya tujuan dalam pembelajaran sekolah tersebut.

    Disamping telah memiliki gedung sendiri, kepemilikan tanah pendirian

    tersebut juga sepenuhnya sudah merupakan milik M.Ts.Ar Rahmat sendiri.

    4 Dokumentasi M. Ts.. Ar Rahmat

  • 38

    Adapun jenis serta keadaan sarana dan prasarana tersebut dapat dilihat dari tabel

    berikut.

    Tabel 5

    Sarana Prasarana5

    No Nama Ruang Ukuran ( Luas Jumlah

    Ruang Uk.1 Banyaknya Uk.2 Banyaknya Uk.3 Banyaknya

    1 R.Kelas/Teori 7 x 9 3 7 x 9 3 7 x 9 3 9

    2 Perpustakaan 5 x 7 1

    3 Lab. IPA -

    4 Lab. Bahasa -

    5 Lab. Komputer 5 x 7 1

    6 R. Ketrampilan -

    7 R. Media

    (AudioVisual)

    -

    8 R. BK 5 x 7 1

    9 R. Ibadah/Mushola 7 x 9 1

    10 R. Kepala Sekolah 5 x 7 1

    11 R. Guru 5 x 7 2

    12 R. Tata Usaha 5 x 7 1

    13 KM/WC Kepsek 2 x 2 1

    14 KM/WC

    Guru/Pegawai

    2 x 2 2

    15 KM/WC Peserta Didik

    2 x 2 5

    16 R. UKS 4 x 4 1

    17 Studio Musik

    18 R. Multimedia

    19 Aula

    20 Gudang OlahRaga

    21 Gudang Umum 2 x 4 1

    22 Lapangan Olahraga 20 x 20 1

    23 Tempat Parkir 1

    24 Green House

    25 Taman Sekol