ptk hasil unduh

19
Ptk hasil unduh Wijaya Kusumah/ lab. School jakarta: PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Upaya Guru untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran melalui PTK) Workshop Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru A. APAKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) ITU? Pertanyaan di atas tentu akan menggelitik kita. Betapa tidak, bila kita bicara tentang penelitian, anggapan orang mengatakan penelitian itu pekerjaan seorang ilmuwan. Kalau sudah bicara tentang ilmuwan, maka gambaran yang terbersit dalam kacamata kita adalah pastilah sukar, rumit alias susah binti sulit. Benarkah demikian? Mengapa sebagian guru merasa penelitian itu sulit? Apakah penelitian itu memerlukan dana yang besar sehingga harus menunggu bantuan? Selama ini, menulis karya tulis ilmiah (KTI) merupakan momok bagi para guru. Kurangnya budaya membaca menyebabkan guru kurang dapat menulis dengan baik. Padahal, menulis itu dimulai dari banyak membaca. Kalau sudah banyak membaca, tentunya guru akan tertarik untuk meneliti dari apa yang dibacanya. Penelitian dimulai dari adanya masalah. Masalah dapat dipecahkan bila kita melakukan penelitian. Penelitian dapat dilakukan bila adanya upaya dari guru untuk memperbaiki kualitas pembelajarannya di sekolah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. PTK atau Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian Tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset- tindakan-riset-tindakan…”, yang dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis Penelitian Tindakan, dua di antaranya adalahindividual action research dan collaborative action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative action research;dua-duanya merujuk pada hal yang sama. Penelitian Tindakan termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian Tindakan atau Action research berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar belakang yang mirip dengan yang dimiliki peneliti. Perbedaan antara penelitian formal dengan classroom action research disajikan dalam tabel berikut. Tabel 1. Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Classroom Action Research Penelitian Formal >< Classroom Action Research Dilakukan oleh orang lain >< Dilakukan oleh guru itu sendiri Sampel harus representative >< Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan Instrumen harus valid dan reliabel >< Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan Menuntut penggunaan analisis statistic >< Tidak diperlukan analisis statistik yang rumit Mempersyaratkan hipotesis >< Tidak selalu menggunakan hipotesis Mengembangkan teori ><="" li=""> Dalam PTK, guru harus bertindak sebagai pengajar sekaligus peneliti. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran. Guru adalah orang yang paling akrab dengan kelasnya, dan biasanya interaksi yang terjadi antara guru-siswa berlangsung secara unik. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan kreatif dan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya. Guru pun mempunyai hak otonomi untuk menilai sendiri kinerjanya. Berusaha untuk introspeksi diri. Metode paling utama adalah merefleksikan diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian yang sudah baku dan bukan tradisional. Dari berbagai pengalaman penelitian, temuan penelitian tradisional terkadang sangat sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran di sekolah. Karena itu arahan atau petunjuk untuk melakukan PTK dan sumber dananya sangat diperlukan oleh para guru. Sehubungan hal itu, Fasli Jalal (2006) dalam makalahnya berjudul “Peningkatan Mutu Pendidikan” mengatakan bahwa; “Pada tahun 2007 pemerintah telah memprogramkan tiga kegiatan

Upload: nanitriani

Post on 02-Jul-2015

1.624 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ptk hasil unduh

Ptk hasil unduh

Wijaya Kusumah/ lab. School jakarta: PENELITIAN TINDAKAN KELAS (Upaya Guru untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran melalui PTK)

Workshop Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru

A. APAKAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) ITU? Pertanyaan di atas tentu akan menggelitik kita. Betapa tidak, bila kita bicara tentang penelitian, anggapan orang mengatakan penelitian itu pekerjaan seorang ilmuwan. Kalau sudah bicara tentang ilmuwan, maka gambaran yang terbersit dalam kacamata kita adalah pastilah sukar, rumit alias susah binti sulit. Benarkah demikian? Mengapa sebagian guru merasa penelitian itu sulit? Apakah penelitian itu memerlukan dana yang besar sehingga harus menunggu bantuan? Selama ini, menulis karya tulis ilmiah (KTI) merupakan momok bagi para guru. Kurangnya budaya membaca menyebabkan guru kurang dapat menulis dengan baik. Padahal, menulis itu dimulai dari banyak membaca. Kalau sudah banyak membaca, tentunya guru akan tertarik untuk meneliti dari apa yang dibacanya. Penelitian dimulai dari adanya masalah. Masalah dapat dipecahkan bila kita melakukan penelitian. Penelitian dapat dilakukan bila adanya upaya dari guru untuk memperbaiki kualitas pembelajarannya di sekolah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Masalah PTK harus berawal dari guru itu sendiri yang berkeinginan memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajarannya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. PTK atau Classroom action research (CAR) adalah action research yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Penelitian Tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan-riset-tindakan…”, yang dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu terpecahkan. Ada beberapa jenis Penelitian Tindakan, dua di antaranya adalahindividual action research dan collaborative action research (CAR). Jadi CAR bisa berarti dua hal, yaitu classroom action research dan collaborative action research;dua-duanya merujuk pada hal yang sama. Penelitian Tindakan termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. Penelitian Tindakan atau Action research berbeda dengan penelitian formal, yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Action research lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil action research dapat saja diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar belakang yang mirip dengan yang dimiliki peneliti. Perbedaan antara penelitian formal dengan classroom action research disajikan dalam tabel berikut. Tabel 1. Perbedaan antara Penelitian Formal dengan Classroom Action Research

Penelitian Formal >< Classroom Action Research

Dilakukan oleh orang lain >< Dilakukan oleh guru itu sendiri

Sampel harus representative >< Kerepresentatifan sampel tidak diperhatikan

Instrumen harus valid dan reliabel >< Instrumen yang valid dan reliabel tidak diperhatikan

Menuntut penggunaan analisis statistic >< Tidak diperlukan analisis statistik yang rumit

Mempersyaratkan hipotesis >< Tidak selalu menggunakan hipotesis

Mengembangkan teori ><="" li=""> Dalam PTK, guru harus bertindak sebagai pengajar sekaligus peneliti. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran. Guru adalah orang yang paling akrab dengan kelasnya, dan biasanya interaksi yang terjadi antara guru-siswa berlangsung secara unik. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan kreatif dan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru untuk mampu melakukan PTK di kelasnya. Guru pun mempunyai hak otonomi untuk menilai sendiri kinerjanya. Berusaha untuk introspeksi diri. Metode paling utama adalah merefleksikan diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian yang sudah baku dan bukan tradisional. Dari berbagai pengalaman penelitian, temuan penelitian tradisional terkadang sangat sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran di sekolah. Karena itu arahan atau petunjuk untuk melakukan PTK dan sumber dananya sangat diperlukan oleh para guru. Sehubungan hal itu, Fasli Jalal (2006) dalam makalahnya berjudul “Peningkatan Mutu Pendidikan” mengatakan bahwa; “Pada tahun 2007 pemerintah telah memprogramkan tiga kegiatan

Page 2: Ptk hasil unduh

utama peningkatan profesional guru berkelanjutan berkolaborasi dengan LPTK dan menyediakan dana block grant untuk itu, yakni kegiatan; (1) penelitian tindakan kelas (PTK) bagi 3.837 guru dengan alokasi dana sebesar Rp. 13.653.600.000,-; (2) bimbingan karya tulis ilmiah bagi 10.000 guru dengan alokasi dana sebesar Rp. 50.000.000.000,-; dan (3) pertemuan ilmiah guru, baik di tingkat kabupaten, provinsi, maupun nasional. Pemerintah juga memberikan hak cuti kepada guru yang akan melaksanakan kegiatan penelitian dan penulisan buku pelajaran”. B. MANFAAT PTK BAGI GURU Manfaat PTK bagi guru sangat banyak sekali. Diantaranya adalah membantu guru memperbaiki mutu pembelajaran, meningkatkan profesionalitas guru, meningkatkan rasa percaya diri guru, memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan, dan keterampilannya. Namun demikian, PTK sebagai salah satu metode penelitian memiliki beberapa keterbatasan, yang diantaranya : validitasnya yang masih sering disangsikan, tidak dimungkinkan melakukan generalisasi karena sampel sangat terbatas, peran guru yang ‘one man show’ bertindak sebagai pengajar dan sekaligus peneliti sering kali membuat dirinya menjadi sangat repot (very busy). Seringkali ditemukan penelitian yang dilakukan kurang valid dan reliabel. Tapi ada banyak keuntungan lainnya bila guru melaksanakan PTK secara baik dan benar. Dengan melakukan PTK, guru menjadi terbiasa menulis, dan sangat baik akibatnya bila guru sekolah negeri atau PNS akan naik pangkat, khususnya dari gol. IVA ke IVB yang mengharuskan guru untuk menuliskan karya tulis ilmiah. Begitu pun untuk guru sekolah swasta, PTK sangat penting untuk meningkatkan apresiasi, dan profesionalisme guru dalam mengajar. Apalagi dengan adanya program sertifikasi dari pemerintah. Setiap hari guru menghadapi banyak masalah, seakan-akan masalah itu tidak ada putus-putusnya. Oleh karena itu guru yang tidak dapat menemukan masalah untuk PTK sungguh ironis. Merenunglah barang sejenak, atau mengobrollah dengan teman sejawat. Anda akan segera menemukan kembali seribu satu masalah yang telah merepotkan Anda selama ini. Semua itu bisa diselesaikan asalkan kita mau berdiskusi secara ilmiah, dan berusaha memecahkannya dengan cara-cara yang ilmiah. Adanya masalah yang dirasakan sendiri oleh guru dalam pembelajaran di kelasnya merupakan awal dimulainya PTK. Masalah tersebut dapat berupa masalah yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan guru atau hal-hal lain yang berkaitan dengan perilaku mengajar guru, dan perilaku belajar siswa. Langkah menemukan masalah akan dilanjutkan dengan menganalisis dan merumuskan masalah, kemudian merencanakan PTK dalam bentuk tindakan perbaikan, mengamati, dan melakukan refleksi. Namun demikian harus dapat dibedakan antara pengamatan dengan refleksi. Pengamatan lebih cenderung kepada proses, sedangkan refleksi merupakan perenungan dari proses yang sudah dilakukan. C. SIKLUS PTK Untuk melaksanakan PTK, dibutuhkan perencanaan (planning) yang matang setelah kita tahu ada masalah dalam pembelajaran kita. Perencanaan itu harus diwujudkan dengan adanya tindakan (acting) dari guru berupa solusi dari tindakan sebelumnya. Lalu kemudian diadakan pengamatan (observing) yang teliti tentang proses pelaksanaannya. Setelah diamati, barulah guru dapat melakukan refleksi (reflecting)dan dapat menyimpulkan apa yang telah terjadi dalam kelasnya. Keempat langkah utama dalam PTK yaitu merencanakan, tindakan, mengamati, dan refleksi merupakan satu siklus dan dalam PTK siklus selalu berulang. Setelah satu siklus selesai, barangkali guru akan menemukan masalah baru atau masalah lama yang belum tuntas dipecahkan, dilanjutkan ke siklus kedua dengan langkah yang sama seperti pada siklus pertama. Dengan demikian, berdasarkan hasil tindakan atau pengalaman pada siklus pertama guru akan kembali mengikuti langkah perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi pada siklus kedua. Siklus yang baik, biasanya lebih dari dua siklus, dan waktu siklus yang baik lamanya sekitar enam bulan atau satu semester. Keempat langkah dalam setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 3: Ptk hasil unduh

http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2008/03/siklus-ptk.jpg

Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari berbagai model action research, terutama classroom action research. Dialah orang pertama yang memperkenalkan action research. Konsep pokok action research menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu : (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting),(3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Hubungan keempat komponen itu dipandang sebagai satu siklus. Model Kemmis & Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt lewin seperti yang diuraikan di atas, hanya saja komponen acting dan observing dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama. Tahap perencanaan PTK terdiri atas mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, serta merencanakan perbaikan. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi dan Menetapkan Masalah Selama mengajar kemungkinan guru menemukan berbagai masalah, baik masalah yang bersifat pengelolaan kelas, maupun yang bersifat instruksional. Meskipun banyak masalah, ada kalanya guru tidak sadar kalau dia mempunyai masalah. Atau masalah yang dirasakan guru kemungkinan masih kabur sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin jelas. Oleh karena itu, kepala sekolah, atau teman sejawat perlu mendorong guru menemukan masalah atau dapat juga guru memulai dengan suatu gagasan untuk melakukan perbaikan kemudian mencoba memfokuskan gagasan tersebut. Guru tidak mungkin memecahkan semua masalah yang teridentifikasikan itu secara sekaligus, dalam suatu PTK. Masalah-masalah itu berbeda satu sama lain dalam hal kepentingan atau nilai strategisnya. Masalah yang satu boleh jadi merupakan penyebab dari masalah yang lain sehingga pemecahan terhadap yang satu akan berdampak pada yang lain; dua-duanya akan terpecahkan sekaligus. Untuk dapat memilih masalah secara tepat guru perlu menyusun masalah-masalah itu berdasarkan kriteria tersebut: tingkat kepentingan, nilai strategis, dan nilai prerekuisit. Akhirnya seorang guru dapat memilih salah satu dari masalah-masalah tersebut, misalnya “Siswa tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain.” Masalah pembelajaran dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (a) pengorganisasian materi pelajaran, (b) penyampaian materi pelajaran, dan (c) pengelolaan kelas. Jika Anda sebagai guru berfikir bahwa pembahasan suatu topik dari segi sejarah dan geografi secara bersama-sama akan lebih bermakna bagi siswa daripada pembahasan secara sendiri-sendiri, Anda sedang berhadapan dengan masalah pengorganisasian materi. Jika Anda suka dengan masalah metode dan media, sebenarnya Anda sedang berhadapan dengan masalah penyampaian materi. Apabila Anda menginginkan kerja kelompok antar siswa berjalan dengan lebih efektif, Anda berhadapan dengan masalah pengelolaan kelas. Jangan terikat pada satu kategori saja; kategori lain mungkin mempunyai masalah yang lebih penting untuk dimunculkan. Untuk melakukan hal ini, guru dapat merenungkan kembali apa yang telah dilakukan. Jika guru rajin membuat catatan-catatan kecil pada akhir setiap pembelajaran yang dikelolanya, maka ia akan dengan mudah menemukan masalah yang dicarinya. Agar mampu merasakan dan mengungkapkan adanya masalah, maka seorang guru dituntut jujur pada diri sendiri dan melihat pembelajaran yang dikelolanya sebagai bagian penting dari dunianya.

Page 4: Ptk hasil unduh

Setelah mengetahui permasalahan, selanjutnya melakukan analisis dan merumuskan masalah agar dapat dilakukan tindakan (acting). Dalam PTK, semua masalah harus berada dalam kendali guru dan bukan orang lain. Guru harus dapat mengendalikan semua masalah yang ada di kelasnya. Jika Anda sebagai guru yakin bahwa ketiadaan buku yang menyebabkan siswa sukar membaca kembali materi pelajaran dan mengerjakan PR di rumah, Anda tidak perlu melakukan PTK untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa di rumah. Dengan dibelikan buku masalah itu akan terpecahkan, dan itu di luar kemampuan Anda. Dengan perkataan lain, yakinkan bahwa masalah yang akan Anda pecahkan cukup layak (feasible),berada di dalam wilayah pembelajaran, yang Anda kuasai. Contoh lain masalah yang berada di luar kemampuan Anda adalah: Kebisingan kelas karena sekolah berada di dekat jalan raya. Masalah yang dibahas pun jangan terlalu besar, misalnya Nilai Ujian Nasional (UN) yang tetap rendah dari tahun ke tahun merupakan masalah yang terlalu besar untuk dipecahkan melalui PTK, apalagi untuk PTK individual yang cakupannya hanya kelas. Faktor yang mempengaruhi Nilai UN sangat kompleks mencakup seluruh sistem pendidikan. Pilihlah masalah yang sekiranya mampu untuk Anda pecahkan. Masalah pun jangan terlalu kecil. Masalah yang terlalu kecil baik dari segi pengaruhnya terhadap pembelajaran secara keseluruhan maupun jumlah siswa yang terlibat sebaiknya dipertimbangkan kembali, terutama jika penelitian itu dibiayai oleh pihak lain. Sangat lambatnya dua orang siswa dalam mengikuti pelajaran Anda misalnya, termasuk masalah kecil karena hanya menyangkut dua orang siswa; sementara masih banyak masalah lain yang menyangkut kepentingan sebagian besar siswa. Contoh permasalahan PTK : Ibu Netty seorang guru sejarah menemukan rendahnya motivasi sebagian besar siswa untuk menjawab pertanyaan atau siswa sering tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru di kelasnya. Kesulitan siswa memahami bacaan secara cepat merupakan contoh lain dari masalah yang cukup besar dan strategis karena diperlukan bagi sebagian besar mata pelajaran. Semua siswa memerlukan keterampilan itu, dan dampaknya terhadap proses belajar siswa cukup besar. Sukarnya siswa berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran, dan ketidaktahuan siswa tentang „belajar bagaimana belajar’ merupakan contoh PTK lainnya dari masalah yang cukup besar dan strategis. Dengan demikian pemecahan masalah akan memberi manfaat yang besar dan jelas. Akhirnya seorang harus merasa memiliki dan senang terhadap masalah yang diteliti. Hal itu diindikasikan dengan rasa penasaran guru terhadap masalah itu dan keinginan guru untuk segera tahu hasil-hasil setiap perlakuan yang diberikan. Apakah terjadi perubahan ataukah tidak. Guru perlu bersabar diri, dan mengamatinya secara teliti. Di dalam melakukan PTK, jangan mencari-cari masalah hanya karena Anda sebagai guru ingin mempunyai masalah yang berbeda dengan orang lain. Pilihlah masalah yang masuk di akal dan nyata (riil), ada dalam pekerjaan Anda sehari-hari dan memang problematik (memerlukan pemecahan, dan jika ditunda dampak negatifnya cukup besar). Masalah yang dikupas dalam PTK adalah masalah yang benar-benar terjadi dalam proses pembelajaran di kelas dan bukan rekayasa guru. 2. Menganalisis dan Merumuskan Masalah Terkadang secara tidak sadar guru telah melakukan PTK, yakni ketika guru melakukan evaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan tindak lanjutnya. Jika masalah sudah ditetapkan, maka masalah ini perlu dianalisis dan dirumuskan. Mengapa demikian? Tujuannya adalah agar guru paham akan hakikat masalah yang dihadapi, terutama apa yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut. Perumusan masalah didapatkan dari berbagai masalah yang timbul dalam proses pembelajaran di kelas, lalu pilihlah masalah yang akan dikupas sesuai dengan kerangka teoritis yang dimiliki. Untuk mengetahui penyebabnya, setiap masalah harus dianalisis, dengan mengacu kepada kerangka teoritis dan pengalaman yang relevan sehingga guru dapat merencanakan pelaksanaan tindakan. Misalnya, untuk menganalisis penyebab contoh permasalahan Ibu Netty yang mengajar sejarah, guru dapat mengacu kepada teori keterampilan bertanya, dan mencari penyebabnya dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut : 1) Apakah rumusan pertanyaan yang dibuat guru sejarah sudah cukup jelas dan singkat? 2) Apakah guru sejarah memberikan waktu yang cukup untuk berpikir sebelum meminta siswa menjawab? Jika setelah dianalisis, kedua pertanyaan di atas dijawab dengan ya, tentu harus dicari penyebab lainnya, misalnya : apakah penjelasan guru sejarah cukup jelas bagi siswa, apakah bahasa yang digunakan guru sejarah mudah dipahami, dan apakah ketika menjelaskan guru sejarah memberikan contoh-contoh. Jika umpamanya kedua pertanyaan di atas dijawab tidak, maka kita sudah dapat jawaban sementara, yaitu penyebab siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru adalah karena pertanyaan yang diajukan guru sejarah tidak jelas dan sering panjang dan berbelit-belit, serta guru

Page 5: Ptk hasil unduh

tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir. Jika ini yang dianggap sebagai penyebab, maka guru sejarah dapat merencanakan tindakan perbaikan, yaitu dengan menyusun pertanyaan tersebut secara cermat, serta berusaha memberikan waktu untuk berpikir sebelum meminta siswa menjawab pertanyaan. Menganalisis dan merumuskan masalah bukanlah sebuah pekerjaan mudah. Diperlukan kecermatan guru dalam menganalisis dan merumuskan masalah. Masalah yang dirumuskan harus menjadi bahan dalam penulisan laporan PTK. 3. Merencanakan Tindakan Perbaikan Berdasarkan rumusan masalah (juga mencakup penyebab timbulnya masalah), guru mencoba mencari cara untuk memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. Dengan perkataan lain, dalam langkah ini, guru merancang tindakan perbaikan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk merancang suatu tindakan perbaikan, guru dapat : (1) mengacu kepada teori yang relevan, (2) bertanya kepada ahli terkait, dan (3) berkonsultasi dengan teman sejawat. Ahli terkait mungkin ahli pembelajaran, mungkin pula ahli bidang studi atau pembelajaran bidang studi. Rencana tindakan perbaikan dituangkan dalam rencana pembelajaran. Mari kita ambil kasus ibu Netty lagi, yaitu masalah pertanyaan guru yang tidak terjawab oleh siswa. Hasil analisis menunjukkan bahwa pertanyaan yang disusun guru terlampau panjang dan kurang jelas. Di samping itu, guru sering langsung meminta jawaban setelah mengajukan pertanyaan, dan kadang-kadang langsung mengarahkan pertanyaan ini pada siswa tertentu, sehingga siswa yang lain tidak memperhatikan pertanyaan tersebut. Akibatnya, hampir selalu pertanyaan tidak terjawab dan Ibu Netty sering harus menjawab pertanyaannya sendiri atau melupakan pertanyaan tersebut. Dari hasil analisis tersebut, penyebab pertanyaan Ibu Netty yang tidak terjawab adalah: Pertanyaan Ibu Netty terlampau panjang dan tidak jelas Ibu Netty tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan Ibu Netty sering mengajukan pertanyaan dengan menunjuk kepada siswa tertentu. Apabila dikaji secara cermat ternyata ketiga penyebab tersebut berkaitan dengan pembelajaran, dalam hal ini keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan bertanya. Oleh karena itu, tindakan perbaikan yang harus dilakukan guru adalah meningkatkan keterampilan bertanya. Tindakan perbaikan ini kita cantumkan dalam rencana pembelajaran yang kita gunakan dalam mengajar. Satu hal yang sangat perlu kita perhatikan adalah bahwa PTK dilakukan dalam pembelajaran biasa, tidak ada kelas khusus untuk melakukan PTK, karena pada hakikatnya PTK dilakukan oleh guru sendiri di kelasnya sendiri. Contoh PTK lainnya adalah: “Jika diberi pelajaran dengan pendekatan terpadu antara geografi, ekonomi, dan sejarah siswa merasa sukar mentransfer keterampilan dari satu pelajaran ke pelajaran lain. Pelajaran yang guru berikan adalah geografi, tetapi guru sering mengaitkan pembahasan dengan mata pelajaran lain seperti ekonomi dan sejarah. Ketika guru meminta siswa mengemukakan hipotesis tentang pengaruh Danau Toba terhadap perkembangan ekonomi daerah, siswa terasa sangat bingung; padahal mereka telah dapat mengemukakan hipotesis dengan baik dalam mata pelajaran geografi. Guru khawatir siswa hanya menghafal pada saat dilatih mengemukakan hipotesis. Padahal dalam kehidupan sehari-hari keterampilan berhipotesis harus dapat diterapkan di mana saja dan dalam bidang studi apa saja. Pada hakikatnya setiap hari kita mengemukakan hipotesis. Ketidakbisaan siswa itu terjadi sepanjang tahun, tidak hanya pada permulaan tahun ajaran. Kelihatannya semua siswa mengalami hal yang sama, termasuk siswa yang cerdas. Guru lain ternyata juga mengalami hal yang sama, siswanya sukar mentransfer suatu keterampilan ke mata pelajaran lain.” Karena itu, di dalam PTK, guru perlu juga berkolaborasi dengan guru lainnya. Tidak ada yang lebih menakutkan daripada kesendirian. Dalam PTK guru perlu bertukar fikiran dengan guru mitra lainnya dari mata pelajaran sejenis atau guru lain yang lebih senior dalam menentukan dan menyelesaikan masalah pembelajaran. D. BAGAIMANA MELAKSANAKAN PTK DI SEKOLAH? Dengan melihat contoh kasus Ibu Netty, tindakan pertama adalah implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran seperti yang telah direncanakan untuk mengatasi masalah. Karena penyebab pertanyaan Ibu Netty yang sering tidak terjawab sudah diketahui, maka tindakan yang harus dilakukannya adalah : (1) Membuat pertanyaan secara jelas dan tidak terlampau panjang. (2) Pertanyaan ditujukan kepada seluruh siswa. (3) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir dulu sebelum menjawab. Dalam tahap pelaksanaan tindakan, guru berperan sebagai pengajar dan pengumpul data, baik melalui pengamatan langsung, maupun melalui telaah dokumen, bahkan juga melalui wawancara dengan siswa setelah pembelajaran selesai. Guru juga dapat meminta bantuan kolega guru lainnya untuk melakukan pengamatan selama guru melakukan tindakan perbaikan. Selama proses belajar akan dilakukan observasi menyangkut aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Antara

Page 6: Ptk hasil unduh

lain, bagaimana kualitas jawaban siswa dan apakah motivasi siswa menjawab pertanyaan guru meningkat? Apakah hasil belajar siswa meningkat? Data yang dikumpulkan selama tindakan berlangsung kemudian dianalisis. E. REFLEKSI Berdasarkan hasil analisis ini guru melakukan refleksi, yaitu guru mencoba merenungkan atau mengingat dan menghubung-hubungkan kejadian dalam interaksi kelas, mengapa itu terjadi, dan bagaimana hasilnya. Hasil refleksi akan membuat guru menyadari tingkat keberhasilan dan kegagalan yang dicapainya dalam tindakan perbaikan. Hasil refleksi ini merupakan masukan bagi guru dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan perbaikan berikutnya. Refleksi pertama dapat dilakukan oleh guru bersama siswa dengan tujuan untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan tindakan pada siklus pertama dengan jalan mengidentifikasi baik kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan-hambatan yang masih dihadapi. Kemudian, setelah mendapat persetujuan dari kedua belah pihak hasil refleksi tersebut digunakan untuk memperbaiki rencana tindakan pada siklus kedua atau siklus berikutnya Refleksi yang dilakukan pada akhir siklus pertama bertujuan untuk meng-identifikasi baik kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan-hambatan yang masih dihadapi. Hasil refleksi ini kemudian digunakan untuk memperbaiki rencana tindakan pada siklus kedua atau berikutnya. Tindakan kedua berupa implementasi serangkaian kegiatan pembelajaran yang telah direvisi untuk mengatasi masalah pada siklus pertama yang belum tuntas. Selama proses belajar pada siklus kedua ini juga akan dilakukan observasi menyangkut aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Refleksi kedua juga dilakukan oleh guru bersama siswa bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis pelaksanaan tindakan pada siklus kedua dengan jalan mengidentifikasi baik kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh maupun kekurangan-kekurangan atau hambatan-hambatan yang masih dihadapi. Berdasarkan hasil refleksi tersebut dapat disimpulkan berhasil tidaknya keseluruhan tindakan implementasi pembelajaran di dalam kelas terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Apabila pada siklus kedua tujuan PTK sudah dapat tercapai, maka tidak perlu dilanjutkan siklus berikutnya. Tetapi apabila tujuan belum tercapai, maka perlu dilanjutkan siklus berikutnya. Kemudian, setelah mendapat persetujuan dari kedua belah pihak hasil refleksi tersebut digunakan untuk memperbaiki rencana tindakan pada siklus ketiga. Guru dapat membuat jurnal atau catatan seluruh kegiatan PTK yang telah dilakukannya. Catatan tersebut dapat digunakan untuk menyusun suatu karya ilmiah yang dapat disebarluaskan menjadi suatu inovasi, dan dapat dimanfaatkan oleh guru-guru lainnya dalam melaksanakan PTK. Adapun siklusnya dapat digambarkan dengan gambar sebagai berikut :

Page 7: Ptk hasil unduh

http://3.bp.blogspot.com/

F. IMPLEMENTASI PTK DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki potensi yang sangat besar untuk meningkatkan pembelajaran di kelas apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik di sini berarti pihak yang terlibat (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya. Diimplementasikan dengan benar berarti sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian tindakan. Selamat meneliti di kelas kita!. DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research ). Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Fasli Jalal (2006). Peningkatan Mutu Pendidikan. (Seminar Nasional Pendidikan). Jakarta

Hardjodipuro, S. (1997). Action Research. Jakarta: IKIP Jakarta.

Ishaq, M. F(1997). Action Research. Malang: Depdiknas.

Mukhlis, A. (2001). Penelitian Tindakan Kelas, Konsep Dasar dan Langkah – langkah. Surabaya: Unesa.

Rochiati Wiriatmadja, (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas, UPI Bandung dan Rosda

Supriyadi, (2005), Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), Jakarta: Universitas Negeri Jakarta

Susilo, H. (2003). “Konsep dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru dan Dosen MIPA.” Makalah Seminar Exchange Experience dan Workshop Pembelajaran MIPA Konstektual Menyongsong Implementasi KBK di Malang tanggal 9 – 12 Juli 2003.

Tim Pelatih Proyek GSM. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Tim PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Bahan Pelatihan Dosen LPTK dan Guru Sekolah Menengah. Jakarta: Proyek PGSM, Dikti.

Page 8: Ptk hasil unduh

PROSEDUR PELAKSANAAN PTK PENELITIAN TINDAKAN KELAS PTK dapat dilaksanakan secara

individual dan berkelompok. Pelaksanaan secara individual termasuk PTK Individual, sedang pelaksanaan

secara berkelompok termasuk PTK Kolaboratif. Untuk pelaksanaan secara berkelompok perlu dibentuk gugus-

gugus pelaksana PTK. Prosedur Pelaksanaan PTK Menyusun proposal PTK. Dalam kegiatan ini perlu dilakukan

kegiatan pokok, yaitu; (1) mendeskripsikan dan menemukan masalah PTK dengan berbagai metode atau cara,

(2) menentukan cara pemecahan masalah PTK dengan pendekatan, strategi, media, atau kiat tertentu, (3)

memilih dan merumuskan masalah PTK baik berupa pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan masalah dan

cara pemecahannya, (4) menetapkan tujuan pelaksanaan PTK sesuai dengan masalah yang ditetapkan, (5)

memilih dan menyusun persfektif, konsep, dan perbandingan yang akan mendukung dan melandasi pelaksanaan

PTK, (6) menyusun siklus-siklus yang berisi rencana-rencana tindakan yang diyakini dapat memecahkan

masalah-masalah yang telah dirumuskan, (7) menetapkan cara mengumpulkan data sekaligus menyusun

instrumen yang diperlukan untuk menjaring data PTK, (8) menetapkan dan menyusun cara-cara analisis data

PTK. Melaksanakan siklus (rencana tindakan) di dalam kelas. Dalam kegiatan ini diterapkan rencana tindakan

yang telah disusun dengan variasi tertentu sesuai dengan kondisi kelas. Selama pelaksanaan tindakan dalam

siklus dilakukan pula pengamatan dan refleksi. baik pelaksanaan tindakan, pengamatan maupun refleksi dapat

dilakukan secara beiringan, bahkan bersamaan. Semua hal yang berkaitan dengan hal diatas perlu dikumpulkan

dengan sebaik-baiknya. Menganalisis data yang telah dikumpulkan baik data tahap perencanaan, pelaksnaan

tindakan, pengamatan, maupun refleksi. Analisis data ini harus disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah

ditetapkan. Hasil analisis data ini dipaparkan sebagai hasil PTK. Setelah itu, perlu dibuat kesimpulan dan

rumusan saran. Menulis laporan PTK, yang dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan menganalisis data.

Dalam kegiatan ini pertama-tama perlu ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan

deskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan, dan kajian konsep atau teoritis. Inilah laporan PTK. Dilihat dari

ruang lingkup, tujuan, metode, dan prakteknya, action research dapat dianggap sebagai penelitian ilmiah micro.

Action research adalah penelitian yang bersifat partisipatif dan kolaboratif. Maksudya, penelitiannya dilakukan

sendiri oleh peneliti, dan diamati bersama dengan rekan-rekannya. Action research berbeda dengan studi kasus

karena tujuan dan sifat kasusnya yang tidak unik seperti pada studi kasus, action research tidak digunakan untuk

menguji teori. Namun kedua macam penelitian ini mempunyai kesamaan, yaitu bajwa peneliti tidak berharap

hasil penelitiannya akan dapat digeneralisasi atau berlaku secara umum. Action research mendorong para guru

agar memikirkan apa yang mereka lakukan sehari-hari dalam menjalankan tugasnya, membuat para guru kritis

terhadap apa yang mereka lakukan tanpa tergantung pada teori-teori yang muluk-muluk yang bersifat universal

yang ditemukan oleh para pakar penelitian yang sering kali tidak cocok dengan situasi dan kondisi kelas.

Keterlibatan peneliti action research dalam penelitiannya sendiri itulah yang membuat dirinya menjadi pakar

peneliti untuk kelasnya dan keperluan sehari-harinya dan tidak membuat ia tergantung pada para pakar peneliti

yang tidak tahu mengenai masalah-masalah kelasnya sehari-hari. Dalam bidang pendidikan, action research

dianggap sebagai alternatif dari penelitian tradisional (penelitian yang biasa dilakukan). Modal utama peneliti

action research adalah pengalamannya dalam bidang yang digeluti dan pengetahuan yang ia miliki. Sebenarnya

action research dapat juga dilakukan dalam skala besar karena seperti dikatakan di atas, action research

dilakukan bersama rekan-rekan seprofesi, sehingga mereka dapat berbagai pengalaman untuk kepentingan

mereka misng-masing. Action research merupakan metode yang handal untuk menjembatani teori dan praktek

(dalam pndidikan ), karena dengan action research para guru dianjurkan menemukan dan mengembangkan

teorinya sendiri dari perakteknya sendiri..... Baca Selengkapnya di : HTTP://WWW.M-

EDUKASI.WEB.ID/2012/05/PROSEDUR-PELAKSANAAN-PTK-PENELITIAN.HTML Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia Anton wijaya: Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR)merupakan Penelitian yang dilakukan guru di kelas. Biasanya dilakukan pada saat terjadinya proses pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini merupakan salah satu bentuk pengembangan profesi guru yang bertujuan untuk meningkatkan dan memperbaiki proses pembelajaran oleh guru yang bersangkutan. Sehingga ini menjadi penting untuk dilakukan oleh guru, sebagai sarana meningkatkan profesionalime dalam mengajar. Memang untuk pengembangan profesi guru dalam rangka meningkatkan profesinalisme dan kualitas guru sering dilakukan kegiatan seperti Pelatihan, workshop, IHT, Penataran, MGMP, Seminar, Studi Banding dan lainya. Tetapi Penelitian Khususnya Penelitian tindakan Kelas (PTK) wajib dilakukan, karena inilah sarana Guru sebagai Instrokpeksi diri, aktualisasi diri, memperbaiki kinerja, kualitas, profesionalisme, menambah Ilmu Pengetahuan dan wawasan, atau kata lainnya PTK ini dilakukan dalam rangka mengupdate dan mengupgrade pengetahuan dan kemampuan guru dalam mengajar. Dan juga untuk persyaratan naik pangkat tentunya J.

Page 9: Ptk hasil unduh

Biasanya rekan-rekan banyak yang susah untuk memulainya, tapi perlu diketahui bahwa Penelitian Tindakan kelas (PTK) itu lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan penelitian pada umumnya. Karena ini dilakukan pada saat mengajar, jadi tidak menyita waktu kita dan objek yang diteliti juga kejadian nyata/ril dilapangan. Karena biasanya Penelitian Tindakan kelas (PTK) ini juga lakukan untuk mengatasi masalah yang ditemukan di lapangan pada saat mengajar

Ain mulyana: Selasa, 07 Februari 2012 PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH

00:24 Aina Mulyana No comments Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

A. Definisi PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS)

PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) adalah penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti (umumnya juga praktisi) di sekolah untuk membuat peneliti lebih profesional terhadap pekerjaannya, memperbaiki praktik-praktik kerja, dan melakukan inovasi sekolah serta mengembangkan ilmu pengetahuan terapan (professional knowledge). Berdasarkan definisi tersebut, maka ciri utama PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) adalah melakukan tindakan nyata untuk memperbaikisituasi atau melakukan inovasi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran sehingga mampu menghasilkan siswa yang berpikir kritis,kreatif, inovatif, cakap dalam menyelesaikan masalah, dan bernaluri kewirausahaan.

B. Tujuan PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS)

Tujuan PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) adalah sebagai berikut.

1. Memperbaiki situasi sekolah saat ini. 2. Meningkatkan mutu input, proses, dan output sekolah. 3. Mengembangkan inovasi input, proses, dan output sekolah. 4. Meningkatkan kinerja sekolah yang terkait dengan mutu, inovasi, keefektifan, efisiensi, dan

produkivitas sekolah. 5. Meningkatkan kemampuan profesional sebagai kepala sekolah. 6. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungansekolah. 7. Membimbing guru dalam merencanakan, melaksanakan, melaporkan, dan menindaklanjuti

hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) . 8. Mengembangkan ilmu terapan/praktis (professional knowledge).

C. Ciri-ciri PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS)

Ciri utama PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) adalah sebagai berikut.

1. Adanya tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi.

2. Bersifat kualitatif, meskipun dapat menggunakan data kuantitatif.

3. Didasarkan pada masalah atau tantangan yang dihadapi kepala sekolah.

4. Ada perubahan positif pada kepala sekolah dan sekolahnya.

5. Penelitian dilakukan secara kolaboratif antara peneliti bersama warga sekolah baik guru, tenaga

kependidikan, pengawas, siswa, maupun pihak-pihak lain yang terkait.

6. Peneliti juga bertindak sebagai praktisi yang melakukan refleksi.

7. Setiap siklus memiliki empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/evaluasi, dan

refleksi.

8. Jumlah siklus tergantung pencapaian tujuan PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) . Jika satu

siklus belum mencapai tujuan maka dapat dilanjutkan pada siklus ke dua, dan seterusnya.

9. Tidak ada rumusan hipotesis karena PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) tidak untuk menguji

hipotesis.

D. Etika dalam Melaksanakan PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS)

Ketika melaksanakan PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) perlu memperhatikan etika antara lain sebagai berikut.

1. Bersikap jujur yaitu tidak plagiat, tidak fiktif, tidak merubah data, danmenuliskan sumber referensi

yang dikutip.

2. Tidak boleh mengganggu tugas pokok dan fungsi sebagai kepala sekolah.

Page 10: Ptk hasil unduh

3. Tidak boleh mengganggu proses pembelajaran dan tugas mengajar guru serta kegiatan pendidikan

yang sedang berlangsung di sekolah.

4. Jangan terlalu banyak menyita waktu dalam pengambilan data.

5. Meminta ijin kepada orang-orang yang diteliti.

6. Menjamin kerahasiaan data responden yang diteliti.

E. Perbedaan Penelitian Tindakan oleh Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, dan Guru

Perbedaan penelitian tindakan oleh pengawas sekolah, kepala sekolah, dan guru adalah seperti Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Perbedaan Penelitian Tindakan oleh Pengawas Sekolah,Kepala Sekolah, dan Guru

Peneliti Ruang LingkupPenelitian

Subjek Penelitian

Aspek yang Diteliti

Pengawas sekolah

Sekolah Pengawas Sekolah/ Kepala sekolah

Delapan Standar Nasional Pendidikan.

Tugas pokok dan fungsipengawas sekolah/kepala

sekolah. Peranan pengawas sekolah/kepala sekolah.

Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwakewirausahaan,

dan kemampuan Menyelesaikan masalah.

Guru

Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian,

Standar Pendidik.

Tugas pokok dan fungsi guru.

Peranan guru.

Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwakewirausahaan,

dan kemampuanmenyelesaikan masalah.

Tenaga kependidikan

Standar Tenaga Administrasi, Standar Tenaga

Laboratorium, Standar Tenaga Perpustakaan, dan Standar Tenaga Kependidikan lainnya.

Tugas pokok dan fungsi tenaga kependidikan.

Peranan tenaga kependidikan.

Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwakewirausahaan,

dan kemampuanmenyelesaian masalah.

Kepala sekolah Sekolah Kepala Sekolah

Delapan Standar Nasional Pendidikan.

Tugas pokok dan fungsi kepala sekolah.

Peranan kepala sekolah.

Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwakewirausahaan,

dan kemampuanmenyelesaikan masalah

Guru

Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian,

Standar Pendidik.

Tugas pokok dan fungsi guru.

Peranan guru.

Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwakewirausahaan,

dan kemampuanmenyelesaikan masalah.

Tenaga kependidikan

Standar Tenaga Administrasi, Standar Tenaga

Laboratorium, Standar Tenaga Perpustakaan, dan Standar Tenaga Kependidikan lainnya.

Tugas pokok dan fungsi tenaga kependidikan.

Peranan tenaga kependidikan. .

Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwakewirausahaan,

dan kemampuanmenyelesaikan masalah.

Siswa Standar Kompetensi Lulusan.

Standar Penilaian.

Page 11: Ptk hasil unduh

Peneliti Ruang LingkupPenelitian

Subjek Penelitian

Aspek yang Diteliti

Berpikir Kritis, kreatif, inovatif, jiwakewirausahaan,

dan kemampuanmenyelesaikan masalah.

Guru Kelas Guru

Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian,

Standar Pendidik.

Tugas pokok dan fungsi guru.

Peranan guru.

Berpikir kritis, kreatif, inovatif, jiwakewirausahaan,

dan kemampuanmenyelesaikan masalah.

Siswa Standar Kompetensi Lulusan.

Standar Penilaian.

Kegiatan Kesiswaan.

Berpikir

kritis, kreatif, inovatif, jiwakewirausahaan, dan kemampuanmemecahkan masalah.

F. Perbedaan PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) dengan Bukan PENELITIAN TINDAKAN

SEKOLAH (PTS) Perbedaan antara PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) dengan bukan PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) sebagaimana Tabel 2 beikut.

Tabel 2. Perbedaan PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) dengan Bukan PENELITIAN

TINDAKAN SEKOLAH (PTS)

Aspek PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) Bukan PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS)

Dilaksanakan oleh Praktisi yaitu kepala sekolah, pengawas sekolah. Teoretisi yaitu ilmuan di luar sekolah.

Tujuan penelitian Tidak untuk menguji teori tetapi untuk memecahkan masalah, menghadapi tantangan, memperbaiki situasi sekolah. Tidak ada hipotesis. Tidak untuk solusi yang berlaku umum (tidak untuk membuatgeneralisasi).

Menguji teori melalui hipotesis dan atau mengembangkan pengetahuan baru. Untuk membuatgeneralisasi.

Jenis data Kualitatif/dan atau kuantitatif Kualitatif/dan atau kuantitatif.

Maksud pengumpulan dan analisis data

Menyelesaikanmasalah praktis, mengarahkan rencana tindakan.

Mendapatkan pemahaman terhadap gejala, dan menguji hipotesis.

Standar mutu penelitian Hasil penelitianmenunjukkan adanyaperubahan situasi, kondisi, dan kinerja sekolah.

Hasil penelitian mampu memverifikasi teori.

Pemakai utama Warga sekolah. Ilmuwan, praktisi,birokrat, usahawan, dan masyarakat.

G. Langkah-langkah PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS)

Langkah-langkah PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Langkah-langkah PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) seperti Gambar 1 berikut Catatan: Pengamatan dilanjutkan Evaluasi.

Page 12: Ptk hasil unduh

Gambar 1. Langkah-langkah PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS)

Siklus PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) meliputi empat langkah yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan evaluasi, serta refleksi.Masing-masing langkah dijelaskan sebagai berikut.

Perencanaan Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan peneliti saat akan memulai tindakannya. Agar perencanaan mudah dipahami oleh peneliti yangakan melakukan tindakan, maka peneliti membuat rencana tindakan yang meliputi:

(a) rumusan masalah yang akan dicari solusinya;

(b) rumusan tujuan penyelesaian masalah/tujuan menghadapi tantangan/tujuan melakukan inovasi; (c) rumusan indikator keberhasilan pemecahan penyelesaian masalah/keberhasilan menghadapi

tantangan/keberhasilan melakukan inovasi; (d) rumusan langkah-langkah kegiatan penyelesaian masalah/kegiatan menghadapi tantangan/kegiatan

melakukan inovasi; (e) identifikasi warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait lainnya yang terlibat dalam penyelesaian

masalah/menghadapi tantangan/melakukan inovasi; (f) identifikasi metode pengumpulan data yang akan digunakan; (g) penyusunan instrumen pengamatan dan evaluasi; (h) penentuan waktu dan tempat pelaksanaan; (i) idenifikasi fasilitas yang diperlukan.

Pelaksanaan (Tindakan) Pelaksanaan adalah penerapan dari perencanaan. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

(a) Apakah ada kesesuaian antara rencana tindakan denganpelaksanaannya?

(b) Hal-hal apa yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah/menghadapi tantangan/melakukan

inovasi? (c) Bagaimana cara melaksanakan tindakan untuk memecahkan masalah/menghadapi

tantangan/melakukan inovasi? (d) Apakah tindakan yang dilaksanakan telah terarah pada pencapaian tujuan penelitian? (e) Seberapa besar pelaksanaan tindakan melibatkan warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait

lainnya? (f) Apa peran masing-masing warga sekolah dan atau pihak-pihak terkait lainnya dalam melaksanakan

tindakan?; Pengamatan dan Evaluasi Pengamatan adalah pencermatan terhadap pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diamati adalah proses tindakan yang berlangsung selama tahap pelaksanaan PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) . Pengamatanmenggunakan instrumen yang berisi indikator-indikator proses tindakan.Evaluasi adalah proses penetapan hasil pelaksanaan tindakan berdasarkan indikator-indikator tujuan PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (PTS) yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar untuk melakukan refleksi. Refleksi

Page 13: Ptk hasil unduh

Refleksi dilakukan terhadap proses dan hasil pelaksanaan tindakan dan hasilnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki rencana tindakan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan hasil yang lebih baik.

Posted in: Penelitian Tindakan Sekolah

JUDUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Ditulis secara singkat tapi padat, spesifik dan jelas

Menggambarkan masalah yang akan diteliti

Menggambarkan tindakan penelitian yang dipilih untuk memecahkan suatu masalah

Setting (tempat dan waktu)

Maksimal sebanyak 20 kata

Contoh:

a. Peningkatan Kompetensi Menulis Narasi Melalui Media Blog Siswa Kelas IX SMPN

Bulu 2 Rembang Tahun Pelajaran 2009/2010.

b.Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Media Google Earth Siswa Kelas V SDN

Lambangan Wetan Tahun Pelajaran 2009/2010.

c. Penggunaan Media Pandang Dengar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi

Siswa Kelas VII SMP Bulu 2 Rembang Tahun Pelajaran 2009/2010.BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Masalah PTK yang diangkat:

1). Merupakan masalah nyata di kelas / sekolah, bukan hasil kajian teoretik dari

buku

2). Dapat terinspirasi dari hasil penelitian terdahulu, tetapi digali dari permasalahan

pembelajaran yang aktual.

3). Masalah didiagnosis secara kolaboratif oleh dosen dan guru.

Masalah harus bersifat:

1). penting dan mendesak untuk dipecahkan,

2). dapat dilaksanakan (ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya).

Identifikasi masalah sebaiknya disertai data-data pendukung.

Deskripsikan dan analisis penyebab timbulnya masalah secara komprehensif, sehingga

ditemukan akar masalahnya.

B. RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHANNYA

a. Rumusan masalah disusun:

Substansi bentuk rumusan PTK

1. Ada permasalahan yang akan diatasi

2. Ada alternatif tindakan yang akan diambil dan hasil

3. Positif yang diantisipasi

Bentuk rumusan menggunakan kalimat tanya, contoh:

Apakah Penggunaan Media Google Earth dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran IPS siswa kelas V SDN Lambangan Wetan ?

b. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah berisi:

Identifikasi alternatif tindakan

o Sajian argumentasi logis terhadap pilihan tindakan atau deskripsi secara logis

alternatif tindakan secara konseptual berdasarkan:

kesesuaiannya dengan masalah

penyebabnya

kemutakhirannya,

keberhasilannya dalam penelitian sejenis

Berdasarkan teori atau wawancara dengan ahli

Indikator keberhasilannya secara rasional dan terukur

c. Buat definisi operasional dari variabel pokok penelitian

C. TUJUAN PENELITIAN

Page 14: Ptk hasil unduh

Dirumuskan secara singkat dan jelas tentang apa yang ingin diatasi atau dicapai

berdasarkanpermasalahan dan cara pemecahan masalah yang dikemukakan.

Contoh:

1. Meningkatkan motivasi belajar siswa melalui penggunaan media google Earth.

2. Meningkatkan hasil belajar yang lebih bermakna baik aspek kognitif, afektif dan

psikomotorik siswa melalui penggunaan penggunaan metode SQ3R.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat diuraikan secara jelas dan sistematis baik

Kemukakan manfaat bagi siswa, guru, komponen pendidikan terkait di sekolah, misalnya

:

1. Bagi siswa:

a. Tumbuhnya motivasi siswa dalam proses pembelajaran.

b. Meningkatnya hasil belajar siswa baik aspek kognitif maupun afektif.

c. Meningkatnya ketrampilan sosial siswa dalam bergaul di lingkungan sosialnya.

d. Meningkatnya keaktifan siswa dalam belajar.

2. Bagi guru:

1. mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi untuk memperbaiki dan

meningkatkan pembelajaran Pengetahuan sosial

2. Diperolehnya strategi pembelajaran yang tepat untuk materi bahasan kenampakan alam

Indonesia dan negara tetangga

3. Diperolehnya media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran Kawasan Regional

2. Bagi Sekolah:

a. Meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pengetahuan Sosial.

b. Tumbuhnya motivasi guru dalam mengembangkan proses pembelajaran yang

bermutu.

c. Tumbuhnya iklim pembelajaran siswa aktif di sekolah.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

1. Deskripsikan kajian teori yang relevan dengan topik penelitian yang dilakukan ,

terutama variabel yang mau diatasi dan variabel digunakan untuk mengatasi

2. Deskripsikan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan topik yang diteliti

3. Buat kerangka pemikiran yang menjelaskan keandalan tindakan untuk mengatasi

masalah.

4. Buat kerangka pemikiran diatas dalam bentuk gambar skema tindakan

5. Tulislah Hipotesis tindakan.

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Setting Penelitian : Deskripsikan Tempat, kondisi dan waktu penelitian dilakukan

2. Subjek Penelitian ; Deskripsikan Subjek penelitian secara lugas yang mencakup

jumlah, jenis kelamin, cakupan, kondisi siswa.

3. Siklus Penelitian ; Jelaskan jumlah siklus, tindakan siklus I, siklus 2 dan seterusnya

disertai dengan penjelasan.

4. Prosedur Penelitian ;Prosedur Penelitian mencakup: perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan dan observasi serta analisis dan refleksi

a. Perencanaan Tindakan ; Deskripsikan tentang persiapan tindakan, kegiatannya

mencakup :

penyusunan rencana tindakan (skenario pembelajaran)

penyusunan media

penyusunan materi

penyusunan instrumen

Simulasi rencana tindakan (skenario pembelajaran)

b. Pelaksanaan tindakan ; Deskripsikan rencana pelaksanaan tindakan dalam bentuk

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) serta jumlah pertemuaannya.

c. Observasi tindakan ; Jelaskan data yang dikumpulkan dan teknik pengumpulan

datanya (soal test, lembar observasi, kuesioner).

d. Analisis dan Refleksi ; Deskripsikan teknik analisis yang digunakan serta bahan dan

prosedur refleksi yang digunakan.

Page 15: Ptk hasil unduh

BAB IV

HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bagian ini sistematika sajiannya dapat dibuat sebagai berikut:

A. Kondisi Awal

B. Siklus I

C. Siklus II

D. Siklus III

E. Siklus selanjutnya ( jika ada )

F. Pembahasan antar siklusPenjelasan

A. Kondisi Awal

Deskripsikan fakta dari permasalahan atau kondisi variabel yang ada sebelum dilakukan

penelitian, Misalnya: nilai tes rata-rata yang dicapai, aspek ketrampilan sosial yang ada,

tingkat keberanian bertanya siswa, miskonsepsi, dan sejenisnya.

B. Siklus I

Untuk masing-masing siklus dapat disajikan urutan sebagai berikut:

1. Rencana tindakan (deskripsikan skenario pembelajaran),

2. Pelaksanaan tindakan (deskripsi hasil observasi proses pelaksanaan pembelajaran secara

rinci dari dari awal sampai akhir setiap pertemuan)

3. Hasil Tindakan (sajikan /deskripsikan hasil analisis data dari observasi proses, hasil

test, dan angket)

o Hasil Belajar siswa aspek kognitif,

o Hasil Belajar siswa apek ketrampilan sosial (keberanian siswa dalam bertanya,

berpendapat dan berargumentasi),

o Efektifitas cara pembelajaran menurut siswa, dan seterusnya

Refleksi ( Deskripsikan hasil analisis tindakan dan bandingkan dengan indikator

kinerja yang telah ditetapkan). Deskripsi ini merupakan sajian analisis kritis terhadap

indikator kinerja VS hasil tindakan serta pengembangan konsep teoritis dan rencana

tindak lanjut yang diperlukan.

B. Siklus II (seperti siklus I)http://hargamobil-terbaru.blogspot.com/

C. Siklus III ((seperti siklus I)

D. ………..

E. Pembahasan Antar Siklus

Catatan: PTK minimal dilakukan dalam dua siklus.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1). Simpulan :

Merupakan jawaban terhadap perumusan masalah.

2). Saran :

Merupakan tindak lanjut dari hasil penelitian baik yang bersifat teoritis, praktis, maupun

kebijakan.

Sumber : Materi workshop Guru Pemandu KKG ( Karya Tulis Ilmiah-PTK) di LPMP Jawa

Tengah

Senang dan bangga berkesempatan mempresentasikan ide dan menyaksikan rekan-rekan pengawas Indonesia memaparkan

inovasi dan kratisitasnya dalam berkolaborasi dengan guru di sekolah binaanya. Semuanya jadi pengalaman , saya merasa

bersyukur bertemu rekan-rekan pengawas yang penuh semangat, penuh ide kreatif dan inofatif. Ini semua berkat

Page 16: Ptk hasil unduh

peembelajaran yang didapat di KTI Online (http://ktiguru.net) yang di ampu oleh dosen dosen pakar Penelitian di seluruh

indonesia, termasuk didalam nya bapak Prof.Ir.Soeharjono,

Tahun 2012 ini Direktorat P2TK Dikmen kembali mengadakan lagi lomba best practice guru … juga pengawas di seluruh

indonesia….

Silakan baca beritanya:

LOMBA PENULISAN BEST PRACTICE PENGAWAS SEKOLAH

Guna meningkatkan motivasi pengawas sekolah dalam menulis dan menyebarluaskan pengalaman terbaiknya, Direktorat

Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Menengah mengadakan lomba penulisan “Best Practice

Pengawas Sekolah”. Tulisan pengalaman terbaik (Best Practice) pengawas sekolah adalah tulisan yang dibuat pengawas

1.

Pengalaman terbaik (Best Practice) pengawas diketik dengan menggunakan huruf ARIAL font 12, spasi 1,5, menggunakan

kertas ukuran A4 70 gr, tidak bolak-balik.

2. Jarak pengetikan bagian atas 3,0 cm dan bawah 2,5 cm, bagian tepi kiri 3,0 cm dan kanan 2,5 cm. Setiap halaman diberi nomor

halaman.

3. Naskah dijilid rapi dengan menggunakan sampul soft cover berwarna BIRU MUDA dan format sesuai dengan yang tersaji

dalam lampiran. Semua lampiran, harus dijilid menjadi satu kesatuan dengan laporannya (tidak disajikan secara terpisah).

4. Kerangka isi penulisan diatur sebagai berikut.

Bagian Awal terdiri atas: (a) halaman judul; (b) lembaran pengesahan; (c) kata pengantar; (d) daftar isi, (e) abstrak atau

ringkasan; serta (f). daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran (bila ada). Lembar persetujuan ditandatangani Koordinator

Pengawas bila yang menyusun adalah pengawas dan ditandatangani Pejabat Dinas Pendidikan bila yang menyusun adalah

koordinator pengawas. Bagian Isi terdiri atas beberapa bab. (a) Bab Pendahuluan menjelaskan latar belakang, permasalahan,

tujuan, dan manfaat. (b) Bab Kajian tentang Pembahasan dan Pemecahan Masalah yang menguraikan langkah-langkah atau cara-

cara dalam memecahkan masalah yang dituangkan secara rinci. Hal yang sangat perlu dituliskan adalah bagaimana tindakan,

cara, langkah yang dilakukan oleh pengawas sekolah sehingga kegiatan tersebut dinyatakan sebagai pengalaman terbaiknya

dalam memecahkan masalah dan juga dihubungkan dengan teori akademik yang menunjang. Semua uraian tentang pelaksanaan

tindakan yang telah dilakukan harus didukung (dilampirkan) dengan data yang benar. Hal yang sangat perlu disajikan pada bab

ini adalah keaslian dan kejelasan ide/gagasan terkait dengan upaya pemecahan masalah. Uraian ini merupakan inti tulisan Best

Practice. (c) Bab Simpulan dan Saran berisi uraian tentang hal-hal yang dapat dipetik sarinya dari pengalaman berharga tersebut.

Simpulan diikuti dengan saran atau rekomendasi terhadap pihak terkait dengan pemecahan masalah tersebut. Bagian Penunjang

berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang menunjang tulisan tersebut. Sajian lampiran dimaksudkan sebagai bukti

penunjang kegiatan yang ditulis itu benar-benar merupakan hal nyata yang telah dilakukan.

Page 17: Ptk hasil unduh

sekolah yang berisi laporan uraian pengalaman nyata pengawas sekolah dalam memecahkan berbagai masalah pelaksanaan

pembinaan sekolah. Tulisan merupakan pengalaman nyata pengawas sekolah, bukan pengalaman orang lain, saduran,

terjemahan atau plagiasi.

Prosedur Penulisan Best Practice

Aturan dan Kerangka Penulisan

Pengiriman Laporan Best Practice

Berkas laporan dikirim ke alamat panitia dan selambat-lambatnya tanggal 31 Agustus 2012 Pukul 13.00 WIB berkas sudah

diterima panita.

Penilaian

Penilaian dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan penilaian administratif dan substansi tulisan. Peserta yang

lolos tahap seleksi ini diundang melakukan presentasi. Tahap kedua dilakukan penilaian berdasarkan substansi isi dan hasil

presentasi dengan kriteria (a) kesesuaian presentasi dengan isi tulisan, (b) kejelasan dan logika dalam penyajian, dan (c)

unjuk kerja selama menyajikan presentasi.

Penghargaan

Penulis dan penyaji Pengalaman Terbaik (Best Practice) akan memperoleh hadiah yang berupa sertifikat tingkat nasional dan

penghargaan lainnya.

PANITIA PENULISAN BEST PRACTICE

Subdit Program dan Evaluasi

Direktorat Pembinaan PTK Dikmen

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah

Kemdikbud Gedung D Lantai 12

Jalan Jenderal Sudirman, Pintu 1 Senayan, Jakarta 10270

Telp/Fax: 021-57974108

Email: [email protected]

Untuk Guru , beritanya … Klik link di bawah ini

1. Peserta kegiatan ini adalah pengawas sekolah pendidikan menengah.

2. Penulisan laporan Best Practice dilakukan perseorangan.

3. Kelengkapan yang harus dikirim kepada panitia:

- Laporan tertulis sebanyak 2 (dua) eksemplar.

- Naskah sajian (print-out) presentasi yang berupa tayangan PowerPoint, dengan jumlah slide sekitar 10-20 buah.

- CD yang berisi laporan lengkap dalam format MS. Word dan juga berisi naskah presentasi dalam bentuk

PowerPoint.

Page 18: Ptk hasil unduh

LOMBA PENULISAN BEST PRACTICE GURU

http://p2tkdikmen.kemdiknas.go.id/index.php/component/content/article/12-kegiatandirektorat/19-bestpracticeguru About these ads

Guru wajib mengikuti Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) setiap tahun PKB harus dilaksanakan sejak III/a, dan sejak III/b guru wajib melakukan publikasi ilmiah dan/atau

karya inovatif Perolehan angka kredit dari PKG dan PKB merupakan satu paket PKB Compulsory/ wajib dilakukan bukan memilih ..................

Macam PKB Jenis Kegiatan

1 Pengembangan Diri

a) Diklat fungsional b) Kegiatan kolektif guru

2 Publikasi Ilmiah

a) Presentasi pada forum ilmiah b) Publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan ilmu di bidang

pendidikan formal c) Publikasi buku pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman guru

3 Karya Inovatif a) Menemukan teknologi tepat guna b) Menemukan/menciptakan karya seni c) Membuat/memodifikasi alat pelajaran/ peraga/praktikum d) Mengikuti pengembangan penyusunan standar pedoman, soal dan

sejenisnya

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi

Birokrasi (permenag RB) nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional

Guru dan Angka kreditnya

Page 19: Ptk hasil unduh

menyebutkan bahwa .................