pt.bintang dan kimfarm

6
A. PT. Kimia Farma Sejarah Kimia Farma (KF) dimulai sekitar tahun 1957, pada saat pengambil alihan perusahaan milik Belanda yang bergerak di bidang farmasi oleh Pemerintah Republik Indonesia. Berdasarkan Undang– Undang No. 86 tahun 1956, pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan farmasi Belanda tersebut dan menurut Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1968 statusnya diubah menjadi Perusahaan Negara Farmasi (PNF). Pada tanggal 23 januari 1969, berdasarkan PP No. 3 Tahun 1969 perusahaan – perusahaan negara tersebut digabung menjadi PNF Bhineka Kimia Farma dengan tujuan penertiban dan penyederhanaan perusahaan– perusahaan negara. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, perusahaan Negara Farmasi Kimia Farma mengalami peralihan bentuk hukum menjadi Badan Usaha Milik Negara dengan status sebagai Perseroan Terbatas, sehingga selanjutnya menjadi PT. Kimia Farma (Persero).

Upload: reza-hafifin

Post on 20-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bintang

TRANSCRIPT

A. PT. Kimia Farma

Sejarah Kimia Farma (KF) dimulai sekitar tahun 1957, pada saat pengambil alihan perusahaan milik Belanda yang bergerak di bidang farmasi oleh Pemerintah Republik Indonesia. Berdasarkan UndangUndang No. 86 tahun 1956, pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan farmasi Belanda tersebut dan menurut Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1968 statusnya diubah menjadi Perusahaan Negara Farmasi (PNF).Pada tanggal 23 januari 1969, berdasarkan PP No. 3 Tahun 1969 perusahaan perusahaan negara tersebut digabung menjadi PNF Bhineka Kimia Farma dengan tujuan penertiban dan penyederhanaan perusahaanperusahaan negara. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971, perusahaan Negara Farmasi Kimia Farma mengalami peralihan bentuk hukum menjadi Badan Usaha Milik Negara dengan status sebagai Perseroan Terbatas, sehingga selanjutnya menjadi PT. Kimia Farma (Persero).Berdasarkan Surat Menteri Negara Penanaman Modal Dan Pembinaan BUMN No. S-59/M-PM.BUMN/2000 tanggal 7 maret 2000, PT. Kimia Farma diprivatisasi. Untuk dapat mengelola perusahaan lebih terarah dan berkembang dengan cepat, maka direksi PT. Kimia Farma (Persero) mendirikan dua anak perusahaan pada tanggal 4 januari 2002 yaitu PT. Kimia Farma Apotek dan PT. Kimia Farma Trading dan Distibution. Pada tanggal 4 Juli tahun 2002 PT. Kimia Farma Tbk. resmi terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) sebagai perusahaan publik dan berubah namanya menjadi PT. Kimia Farma (Persero), Tbk.

Dengan dukungan kuat Riset & Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri.

Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, granul, sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya, rifampicin, obat asli Indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga memproduksi tablet, sirup, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana.Plant Semarang mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak, minyak nabati dan kosmetika (bedak).

Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodiurn dan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak "Yodiol" yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop clan cairan obat luar/dalamPlant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah Sumatera dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) ini meliputi sediaan tablet, krim dan kapsul.B. PT. Bintang toedjoe

PT Bintang Toedjoe merupakan salah satu anak perusahaan terbesar dari PT Kalbe Farma Group, yang notabene merupakan perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia. Bintang Toedjoe sendiri didirikan pada tanggal 29 April 1946. Pada saat itu Tan Jun She bersama dengan menantunya yang bernama Tjia Pu Tjien dan Hioe On Tjan ingin mendirikan sebuah perusahaan farmasi yang kemudian diberi nama Bintang Toedjoe. Nama Bintang Toedjoe sendiri muncul karena terinspirasi dari anak Tan Jun yang berjumlah tujuh orang.

Resep pertama yang diracik Tan Jun adalah obat sakit kepala yang kemudian diberi nama Puyer Bintang Toedjoe No. 16. Produk buatan Tan Jun direspon cukup baik di pasaran, sehingga dia mulai memproduksi obat dalam skala lebih besar di pabrik. Tak memerlukan waktu yang lama bagi Puyer No. 16 untuk merajai pasaran. Terbukti bahwa obat sakit kepala yang manjur dengan harga terjangkau ini banyak dicari oleh konsumen Indonesia. Tak khayal bahwa pabrik obat sakit kepala ini kemudian dipindahkan dari yang semula di Garut menuju ke Jakarta.Sejalan dengan permintaan konsumen yang semakin bervariasi akan jenis obat, akhirnya pada tahu 1974 Bintang Toedjoe mulai memproduksi obat resep dokter (ethical). Kemajuan ini juga dibantu dengan semakin banyaknya ahli farmasi dalam kegiatan produksi perusahaan. Beberapa tahun berselang, tepatnya pada tahun 1985, Bintang Toedjoe diakuisisi oleh Kalbe Farma yang menyebabkan semakin berkembangnya bisnis yang dihadapi Bintang Toedjoe. Sektor pasar Bintang Toedjoe merupakan kalangan menengah ke bawah yang membutuhkan produk farmasi yang berkualitas namun dengan harga terjangkau.

Seiring dengan jumlah produksi yang semakin meningkat. Akhirnya pada tahun 1993 Bintang Toedjoe memindahkan lokasi produksinya ke Kawasan Industri Pulogadung dengan menempati area seluas 12.000 meter persegi. Pada tahun 2002, Bintang Toejdoe juga membuka pabrik bagi di atas tanah seluas 25.000 meter persegi. Dengan kedua pabrik tersebut Bintang Toejdoe masih tetap beroperasi hingga saat ini. Adapun beberapa penghargaan yang telah diraih Bintang Toedjoe antara lain menerima sertifikasi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) dari Departemen Kesehatan RI tahun 1994 untuk pabrik Pulogadung, dan sertifikat ISO 9001 pada tahun 1997 (PT Bintang Toedjoe menjadi salah satu perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang menerimanya). Selain itu Bintang Toedjoe juga memperoleh sertifikat bertaraf internasional, yakni ISO 14000, HACCP, dan OHSAS. Beberapa produk buatan Bintang Toedjoe antara lain Extra Joss, E-Juss, Komix dan produk warisan Puyer Bintang Toedjoe No. 16. Komitmen yang terus dijaga membuat Bintang Toedjoe tetap menjadi produsen produk farmasi yang dipercaya oleh masyarakat hingga saat ini.