pt jakarta international hotels & development tbk dan anak...

60
PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009

Upload: vuongcong

Post on 25-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAANNERACA KONSOLIDASI31 MARET 2010 DAN 2009(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)

- 1 -

A S E T

Kas dan setara kas (Catatan 2c, 2d, 2f, 3, 37 dan 38) Rp 155.747.170 Rp 159.102.330

Investasi (Catatan 2c, 2g, 4, 37 dan 38) 573.799.471 592.028.176

20092010

( , g, , )

Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 2d, 2h, 5 dan 37) 17.228.406 16.795.097 Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 6.769.108 pada tahun 2010 dan Rp 5.523.374 pada tahun 2009

(Catatan 2h, 5 dan 38) 250.354.651 125.786.495

Piutang lain-lain Pihak yang mempunyai hubungan istimewa - setelah dikurangi penyisihan

piutang ragu-ragu sebesar Rp 16.031.791 pada tahun 2009(Catatan 2c, 2h, 6 dan 37) 525.215 2.563.114

Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesarRp 104.213 pada tahun 2010 dan 2009 (Catatan 2h, 6 dan 38) 6.002.741 6.179.555

Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai sebesarRp 8.893.212 pada tahun 2010 dan 2009 (Catatan 2j, 2o dan 7) 1.431.997.628 1.796.021.028

Uang muka 8.613.191 13.969.787

Pajak dibayar di muka (Catatan 9 dan 35) 6.982.453 19.425.208

Biaya dibayar di muka (Catatan 2k, 10 dan 37) 8.051.700 4.790.240

Aset pajak tangguhan - bersih (Catatan 2x dan 35) 4.089.446 7.728.875 p j gg ( )

Properti investasi - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesarRp 176.522.000 pada tahun 2010 dan Rp 97.720.836 pada tahun 2009(Catatan 2l dan 11) 1.132.970.290 1.209.469.563

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.022.651.005 pada tahun 2010 dan Rp 912.020.815 pada tahun 2009(Catatan 2m dan 12) 1.369.801.067 1.398.715.560

Goodwill - setelah dikurangi akumulasi amortisasi sebesar Rp 185.073.520pada tahun 2010 dan Rp 119.038.652 pada tahun 2009 (Catatan 13) 59.466.714 125.501.577

Aset lain-lain (Catatan 14, 37 dan 38) 64.660.855 87.115.860

JUMLAH ASET Rp 5.090.290.998 Rp 5.565.192.465

(Berlanjut)

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAANNERACA KONSOLIDASI (Lanjutan)31 MARET 2010 DAN 2009(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)

- 1a -

(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)

KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Kewajiban

Surat hutang (Catatan 15) Rp 401.060.000 Rp 752.375.000

2010 2009

Hutang bank (Catatan 16, 37 dan 38) 783.776.854 995.306.317

Hutang obligasi (Catatan 17) 22.000.000 22.000.000

Hutang usaha (Catatan 18) 53.757.879 176.290.206

Hutang pajak (Catatan 2x,19 dan 35) 29.831.612 11.012.867

Biaya yang masih harus dibayar (Catatan 2c, 20 dan 38) 275.846.711 359.512.763

Pendapatan diterima di muka (Catatan 2r dan 22) 141.835.430 131.667.680

Uang muka penjualan 299 444 180Uang muka penjualan - 299.444.180

Hutang lain-lain - pihak yang mempunyai hubungan istimewa(Catatan 2d, 23, 37 dan 38) 34.861.351 48.355.333

Kewajiban pajak tangguhan - bersih (Catatan 2x dan 19) 39.035.500 10.985.737

Penyisihan untuk penggantian peralatan usaha (Catatan 2s) 2.258.649 1.270.980

Taksiran kewajiban untuk pembangunan prasarana (Catatan 24) 24.862.500 24.862.500

Cadangan imbalan pasti pasca-kerja (Catatan 2w dan 34) 39.544.929 40.357.703

Pendapatan ditangguhkan (Catatan 2e, 2t dan 25) 9.086.887 17.551.818

Kewajiban lain-lain (Catatan 2d, 26 dan 38) 641.974.615 943.512.692

Jumlah Kewajiban 2.499.732.917 3.834.505.776

Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan (Catatan 2b dan 27) 1.083.549.881 549.140.737

(Berlanjut)

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAANNERACA KONSOLIDASI (Lanjutan)31 MARET 2010 DAN 2009(Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham)

- 1b -

EKUITASModal saham - nilai nominal Rp 500 per saham

Modal dasar - 3.000.000.000 sahamModal ditempatkan dan disetor penuh - 1.930.039.200 saham (Catatan 28) Rp 965.019.600 Rp 965.019.600

Tambahan modal disetor - bersih (Catatan 2q dan 29) 1.219.436.685 1.219.436.685

2010 2009

Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan/perusahaanasosiasi (Catatan 2c) 394.498.091 394.498.091

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (Catatan 2b) ( 868.563.770 ) ( 868.563.770 )Defisit ( 203.382.406 ) ( 528.844.654 )

Jumlah Ekuitas 1.507.008.200 1.181.545.952

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS Rp 5.090.290.998 Rp 5.565.192.465

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasisecara keseluruhan.

- 2 -

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 (Dalam Ribuan Rupiah, kecuali Data Saham) 2010 2009

PENDAPATAN (Catatan 2d, 2t dan 30) Rp 373.355.314 Rp 294.586.253 BEBAN POKOK PENJUALAN (Catatan 2t dan 31) 164.493.442 98.840.983

LABA KOTOR 208.861.872 195.745.270 BEBAN USAHA Umum dan administrasi (Catatan 32) 142.279.815 132.061.544 Penjualan 13.400.374 8.244.895

Jumlah Beban Usaha 155.680.189 140.306.439

LABA USAHA 53.181.683 55.438.831

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba (rugi) kurs mata uang asing – bersih (Catatan 2c) 37.760.493 ( 99.652.621 ) Pendapatan sewa dan pengelolaan kawasan 8.556.795 8.692.075 Pendapatan bunga 1.145.305 1.540.614 Amortisasi goodwill ( 8.801.648 ) ( 12.227.012 ) Beban bunga dan beban keuangan lainnya – bersih (Catatan 2v, 16 dan 17) ( 9.169.974 ) ( 19.933.706 ) Lain-lain – bersih 528.465 ( 36.628.935 )

Penghasilan (Beban) Lain-lain – Bersih 30.019.436 ( 84.951.715 )

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK 83.201.119 ( 29.512.884 ) BEBAN PAJAK Kini 18.695.752 7.903.204 Tangguhan 6.232.208 1.909.818 24.927.960 9.813.022

LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN Rp 58.273.159 ( Rp 39.325.906 )

(Berlanjut)

- 2a - 2010 2009 HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN (Catatan 2b dan 25) ( Rp 42.247.482 ) ( Rp 45.055.362 )

LABA BERSIH Rp 16.025.677 Rp 5.729.456

LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (Catatan 2y) Rp 8,30 Rp 2,97

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

- 3 -

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI UNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009 (Jumlah Rupiah dalam Ribuan) 2010 2009

ARUS KAS DARI KEGIATAN USAHA Penerimaan kas dari pelanggan hotel, penyewa pusat perbelanjaan, pembeli apartemen dan pembeli kompleks gedung perkantoran dan ruang perkantoran Rp 428.968.992 Rp 441.483.439 Pembayaran kas untuk/kepada: Pemasok dan kontraktor ( 228.876.671 ) ( 365.948.990 ) Uang jaminan ( 6.482.230 ) ( 27.093.815 ) Lain-lain ( 27.462.507 ) ( 5.376.087 ) Kas bersih diperoleh dari operasi 166.147.584 43.064.547 Pembayaran pajak penghasilan ( 27.462.507 ) ( 11.440.626 ) Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 138.685.077 31.623.921 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga 1.145.305 1.545.640 Penurunan (kenaikan) investasi ( 63.900.033 ) 6.000.000 Perolehan properti investasi dan aset tetap ( 36.231.449 ) ( 15.865.120 ) Hasil penjualan aset tetap - 282.194 Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi ( 98.986.177) ( 8.037.286 ) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penurunan (penambahan) piutang ( 517.481 ) 1.438.633 Pembayaran bunga ( 9.169.974 ) ( 19.470.365 ) Pengurangan surat hutang bank ( 47.000.000 ) ( 56.775.000 ) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan ( 56.687.455 ) ( 74.806.732 ) PENURUNAN BERSIH KAS DAN SETARA KAS ( 16.988.555 ) ( 51.220.097 ) KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 172.735.725 210.322.427

KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE Rp 155.747.170 Rp 159.102.330

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAANLAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIUNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2010 DAN 2009(Dalam Ribuan Rupiah)

Selisih TransaksiPerubahan EkuitasAnak Perusahaan/

Perusahaan Asosiasi Defisit

Saldo pada tanggal 1 Januari 2009 Rp 965.019.600 Rp 1.219.436.685 Rp 394.498.091 ( Rp 868.563.770 ) ( Rp 534.574.110 ) 1.175.816.496

Laba bersih periode berjalan - - - - 5.729.456 5.729.456

Saldo pada tanggal 31 Maret 2009 Rp 965.019.600 Rp 1.219.436.685 Rp 394.498.091 ( Rp 868.563.770 ) ( Rp 528.844.654 ) Rp 1.181.545.952

Saldo pada tanggal 1 Januari 2010 Rp 965.019.600 Rp 1.219.436.685 Rp 394.498.091 ( Rp 868.563.770 ) ( Rp 219.408.083 ) Rp 1.490.982.523

Laba bersih periode berjalan - - - - 16.025.677 16.025.677

Saldo pada tanggal 31 Maret 2010 Rp 965.019.600 Rp 1.219.436.685 Rp 394.498.091 ( Rp 868.563.770 ) ( Rp 203.382.406 ) Rp 1.507.008.200

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.

Restrukturisasi Entitas

- 4 -

Selisih Nilai Transaksi

Sepengendali Jumlah EkuitasModal Saham Modal DisetorTambahan

- 5-

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENT Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI (Jumlah Rupiah dalam Ribuan, kecuali Data Saham) 1. U M U M

a. Pendirian

PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (Perusahaan atau Induk Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 Nopember 1969 dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1/1967 berdasarkan Akta No. 5 tanggal 7 Nopember 1969 dari Soetrono Prawiroatmodjo, S.H., notaris di Jakarta, yang kemudian diubah dengan Akta No. 42 tanggal 27 Januari 1970 dari notaris yang sama. Akta tersebut telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 7 Juli 1970, Tambahan No. 214. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 108 tanggal 27 Juni 2008 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, sehubungan dengan penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan terhadap Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-94129.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 9 Desember 2008.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, lingkup kegiatan Perusahaan mencakup pembangunan hotel dan penyelenggaraan jasa perhotelan, pembangunan real estat dan properti, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan niaga beserta fasilitasnya. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1969.

Perusahaan adalah pemilik Hotel Borobudur Jakarta (Hotel) yang dikelola oleh PT Dharma Harapan Raya.

Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Gedung Artha Graha - Lantai 15, Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (KNTS), Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta.

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Seluruh saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh berjumlah 1.930.039.200 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Informasi historis mengenai saham Perusahaan yang dicatatkan di bursa adalah sebagai berikut:

Tahun Keterangan Jumlah Saham

1984 Penawaran Umum Saham Perdana 6.618.600 1988 Penawaran Umum Saham Kedua 6.633.700 1989 Pencatatan Saham Pendiri 11.315.700 1991 Pencatatan Saham Private Placement 432.000 1992 Pencatatan Saham Pendiri 56.869.280 1992 Pencatatan Saham yang berasal dari Penukaran Waran 46.800.000 1994 Pencatatan Saham Bonus 257.338.560

1996 Penawaran Umum Terbatas I 579.011.760 2004 Pemecahan Nilai Nominal Saham 965.019.600

Jumlah 1.930.039.200

- 6-

c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Perusahaan memiliki lebih dari 50% penyertaan saham pada anak-anak perusahaan berikut:

T a h u n P e r u sa h a a n D o m is ili B id a n g U s a h a B e rd ir i 2 0 1 0 2 0 0 9 2 0 1 0 2 0 0 9

P e m il ik a n La n g s u ngP T D a n a y a sa A r th a t a m a T b k (D A ) J a k a r ta R e a l e s t a t 1 9 8 7 8 2 ,4 1 % 8 2 ,4 1 % 3 .7 7 5 . 4 4 7 . 0 2 7 4 .1 3 0 . 0 3 1 . 2 0 0P T P a n d u n e ka S e ja h t e ra (P S ) J a k a r ta P e m b a n g u n a n d a n 1 9 9 5 9 9 ,9 9 % 9 9 ,9 9 % 1 1 7 . 1 5 8 . 8 1 7 1 1 5 . 6 7 8 . 0 1 5

p e n g e lo la a n g e d u n gp e r k a n to r a n

P T D h a rm a H a ra p a n R a ya (D H R ) J a k a r ta J a sa m a n a je m e n 1 9 9 8 6 0 ,0 0 % 6 0 ,0 0 % 7 . 9 3 4 . 8 7 0 5 . 6 9 6 . 8 2 6p e r h o t e la n

P T Ja k a r ta I n te r n a t io n a l H o te ls J a k a r ta J a sa m a n a je m e n 1 9 9 2 9 0 ,0 0 % 9 0 ,0 0 % - - M a n a g e m e n t (J I H M ) * ) p e r h o t e la n

P e m il ik a n T id a k L a n g s u ngM e la lu i D A J a k a r ta T e le ko m u n ik a s i, lih a t p e n ye r t a a n s a h a m D A p a d a a n a k p e r u s a h a a n

re a l e s t a t , p ro p e r ti , h o t e l d a n p e rd a g a n g a n

* ) d ih e n tik a n s e m e n ta r a ke g ia t a n n y a s e h u b u n g a n d e n g a n b e rd ir in ya D H R

P e rs e n ta s e K e p e m i li ka n J u m la h A s e t s e b e lu m E lim in a s i

PT Danayasa Arthatama Tbk (DA)

Pada tanggal 28 Maret 2002, DA memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) dengan Surat Keputusan No. S-615/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum perdana atas 100.000.000 saham DA kepada masyarakat dengan harga nominal sebesar Rp 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 500 per saham. Saham-saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 19 April 2002. Kepemilikan saham Perusahaan pada DA mengalami dilusi setelah penawaran umum perdana ini dari semula 99,99% menjadi 96,28%. Perubahan nilai investasi yang terjadi akibat transaksi ini adalah sebesar Rp 15.562.817 dicatat sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi” pada neraca konsolidasi dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan penyertaan saham yang bersangkutan. Pada tanggal 6 September 2004, DA memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dan LK dengan Surat Keputusan No. S-2837/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada pemegang saham DA dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu sebanyak 630.360.000 saham dengan harga nominal sebesar Rp 500 per saham dan harga penawaran sebesar Rp 625 per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 23 September 2004. Dalam penerbitan saham tersebut, Perusahaan tidak melaksanakan haknya. Setelah penerbitan saham baru tersebut, kepemilikan saham Perusahaan pada DA mengalami dilusi menjadi 63,44%. Perubahan nilai investasi yang terjadi akibat transaksi ini adalah sebesar Rp 110.045.409 dan dicatat sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada neraca konsolidasi dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan. Pada bulan Juli 2007, Perusahaan memperoleh kepemilikan 630.340.604 saham dalam DA yang berasal dari pembagian dividen non-tunai dari PT Graha Jakarta Sentosa (GJS), dahulu merupakan anak perusahaan yang seluruh kepemilikan sahamnya telah dijual pada tahun 2007, sehingga meningkatkan kepemilikan saham Perusahaan pada DA menjadi 82,41%. DA saat ini sedang mengembangkan area seluas lebih kurang 45 hektar yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, yang dikenal dengan nama "Kawasan Niaga Terpadu Sudirman" (KNTS). Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, DA memiliki penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan berikut:

- 7-

Perusahaan Bidang Usaha Tahun Berdiri

Pemilikan Langsun gPT Grahamas Adisentosa (GA) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *)

kegiatan yang berkaitanPT Intig raha Arthayasa (IA) Perhotelan, pariw isata dan kegiatan yang berka itan 1995 100% *) 100% *)PT Citra W iradaya (C W) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% 100%

kegiatan yang berkaitanPT Citra Adisarana (CA) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *)

kegiatan yang berkaitanPT Artharaya U nggul Abadi (AUA) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *)

kegiatan yang berkaitanPT Nusagraha Adicitra (NA) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *)

kegiatan yang berkaitanPT Artha T elekomindo (AT) Telekomunikasi 1993 100% 100%PT Pandugraha Sejahtera (PGS) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *)

kegiatan yang berkaitanPT Adinusa Puripra tama (AP) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *)

kegiatan yang berkaitanPT Panduneka Abadi (PA) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *)

kegiatan yang berkaitanPT Grahaputra Sentosa (GPS) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% *) 100% *)

kegiatan yang berkaitanPT Primagraha Ma jumakm ur (PGMM) Pengembangan rea l estat dan agen 1993 100% *) 100% *)

pemasaran apartemenPT Pusat Graha Makmur (PGM) Perdagangan 1994 100% *) 100% *)PT Esagraha Pur ipratama (EP) Perdagangan 1995 100% *) 100% *)PT Adimas U tama (AM U) Perdagangan 1995 100% *) 100% *)PT Tr inusa Wi ragraha (TW) Perdagangan 1995 99% *) 99% *)Delfina Group Holdings Limited (Delfina) Penyertaan saham di berbaga i perusahaan 2005 64% 64%PT Majumakmur Arthasentosa (MAS) Pengembangan ho tel dan apartemen 1995 51% *) 51% *)PT Andana U tam agraha (AU ) Pengembangan apartem en 1995 51% 51%

Pemilikan Langsun g oleh A nak Peru sahaanPT Pacific Place Jakarta (PPJ)(o leh Delfina) Pengembangan dan pengelolaan hotel, pusat 1995 55% 55%

perbelanjaan, apartemen dan gedung kantorPT Graha Sampoerna (GS)(oleh PPJ) Pembangunan dan pengelolaan gedung serta 1995 100% 100% kegiatan yang berkaitan

*) Perusahaan masih dalam tahap pengem bangan

2010 2009Persentase Kepemilikan

PT Pacific Place Jakarta (PPJ)

Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 1 Juli 2005, yang didokumentasikan dalam Akta No. 44 tanggal 12 September 2005 dari Retno Handayani Rahayu S.H., notaris pengganti Esther Mercia Sulaiman, S.H., notaris di Jakarta, PPJ meningkatkan modal dasarnya menjadi Rp 2.000.000.000 dan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi Rp 1.348.415.328. Dalam peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh tersebut, DA tidak ikut ambil bagian sehingga kepemilikan saham DA dalam PPJ mengalami dilusi menjadi 35%. Perubahan nilai investasi yang terjadi akibat transaksi ini adalah sebesar Rp 216.044.968. Dampak pencatatan akun tersebut pada DA, mengakibatkan perubahan nilai investasi Perusahaan terhadap DA sebesar Rp 178.044.634 dan dicatat sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi” di bagian ekuitas pada neraca konsolidasi. Delfina Group Holdings Limited (Delfina)

Pada tahun 2005, Delfina memiliki penyertaan saham dalam PPJ sebanyak 269.683.066 saham atau sebesar 20% dari seluruh saham PPJ yang disetor penuh. Berdasarkan Risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang didokumentasikan dalam Akta No. 108 tanggal 30 Juni 2006 dari Fathiah Helmi S.H., notaris di Jakarta, DA mengalihkan 471.945.365 saham dalam PPJ kepada Delfina sehingga penyertaan saham Delfina dalam PPJ menjadi 741.628.431 saham atau sebesar 55% dari seluruh saham yang dikeluarkan oleh PPJ. Sebaliknya, DA mendapatkan penyertaan saham dalam Delfina sebanyak 50.757.975 saham atau sebesar 63,64% dari seluruh saham yang dikeluarkan Delfina. Transaksi tersebut telah didokumentasikan dalam Akta No.23 tanggal 12 Agustus 2006, dari Ny. Sinta Susikto S.H., notaris di Jakarta. Transaksi tersebut diatas telah memenuhi ketentuan dalam peraturan Badan Pengawas Pasar Modal No. IX.E.2 mengenai “Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama”.

- 8-

PT Graha Sampoerna (GS) Pada tanggal 2 Juli 2007, PPJ melakukan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) saham GS dengan PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMS). Berdasarkan perjanjian, PPJ akan membeli sebanyak 87.732.410 saham GS yang mewakili 99,99% dari modal disetor GS yang dimiliki HMS dengan harga yang disepakati sebesar Rp 157.249.641. Pada bulan Januari 2008, PPJ memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia atas pengambilalihan saham tersebut. Nilai wajar aset GS yang dapat diidentifikasi pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 88.742.558 termasuk saldo kas sebesar Rp 16.676. Goodwill yang diakui dari akuisisi saham GS tersebut adalah sebesar Rp 68.507.284. Sehubungan dengan transaksi di atas, sejak tahun 2008 laporan keuangan GS dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan PPJ.

d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan

Pada tanggal 31 Maret 2010, susunan anggota Dewan Komisaris Perusahaan berdasarkan Akta No. 17 tanggal 23 Pebruari 2009 dan susunan anggota Direksi Perusahaan berdasarkan Akta No. 44 tanggal 17 Juli 2009, keduanya dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Jakarta, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Prof. Dr. JB Sumarlin*) Wakil Komisaris Utama : Sugianto Kusuma Tomy Winata Komisaris : Parlaungan Lumban Toruan Sihombing, S.H., LLM*) Direksi Direktur Utama : H. Jusuf Indradewa, S.H. Wakil Direktur Utama : Santoso Gunara Direktur : Hartono Tjahjadi Adiwana Mimy Carol Ratulangi *) Merupakan Komisaris Independen Susunan Komite Audit berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris Perusahaan tanggal 22 Mei 2009 adalah sebagai berikut: Ketua : Prof. Dr. JB Sumarlin Anggota : Parlaungan Lumban Toruan Sihombing, S.H., LLM Gandhi*) Tatang Sayuti Budianto Tirtadjaja *) Wafat pada tanggal 3 Januari 2010 Jumlah remunerasi yang diterima oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 1.146.000 dan Rp 973.900. Jumlah rata-rata karyawan Perusahaan masing-masing 909 dan 871 pada 31 Maret 2010 dan 2009.

2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)

- 9-

No. VIII.G.7 tanggal 13 Maret 2000 dan Surat Edaran Ketua Bapepam dan LK No. SE-02/PM/2002 Lampiran 11 tanggal 27 Desember 2002 Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk akun persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost and net realizable value) dan efek hutang yang dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.

Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp). Kecuali dinyatakan secara khusus, angka-angka adalah dalam ribuan Rupiah.

b. Prinsip Konsolidasi dan Akuntansi Penggabungan Usaha

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Sebuah anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan.

Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri dalam suatu periode tertentu, maka hasil usaha anak perusahaan yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh atau hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir.

Saldo dan transaksi, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, atas transaksi antar perusahaan yang signifikan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut. Hak minoritas atas rugi (laba) bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas rugi (laba) bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut. Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.

- 10-

Akuisisi anak perusahaan dari pihak ketiga, diperhitungkan dengan menggunakan metode pembelian Selisih lebih harga perolehan dari nilai wajar kepemilikan Perusahaan atas aset bersih yang teridentifikasi anak perusahaan dicatat sebagai goodwill dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama lima (5) tahun.

c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode yang bersangkutan, kecuali yang berhubungan dengan perolehan, konstruksi, atau pengembangan aset tertentu dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya.

d. Transaksi Hubungan Istimewa

Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:

1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh,

atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

2. Perusahaan asosiasi; 3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan

hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan);

4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk

merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5. Perusahaan di mana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara

langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.

e. Penggunaan Estimasi

Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasi serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.

- 11-

f. Kas dan Setara Kas

Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.

g. Investasi

1. Giro

Rekening giro yang dijaminkan atau dibatasi pencairannya disajikan sebagai investasi. Rekening giro disajikan sebesar nilai nominal.

2. Deposito Berjangka

Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan atau telah dibatasi pencairannya atau deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai investasi. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal.

3. Penempatan pada efek

Efek terdiri dari efek hutang

Efek diklasifikasikan berdasarkan tujuan manajemen pada saat perolehan, sebagai berikut:

a) Diperdagangkan (trading)

Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba/rugi yang timbul dari kenaikan atau penurunan tersebut diakui pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

b) Dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity)

Investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan amortisasi premi atau diskonto yang belum diamortisasi.

c) Tersedia untuk dijual (available-for-sale)

Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok “diperdagangkan” dan yang “dimiliki hingga jatuh tempo” dikategorikan sebagai “tersedia untuk dijual” dan dinyatakan sebesar nilai wajarnya. Laba dan rugi yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar atas kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas, dan tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian sampai direalisasi.

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ekuitas ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan efek hutang yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus.

- 12-

4. Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia Investasi dengan menggunakan Metode Biaya

Investasi dalam bentuk penyertaan saham dengan persentase kepemilikan kurang dari 20% dicatat dengan menggunakan metode biaya.

Menurut metode biaya, investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Investor mengakui penghasilan hanya sebatas distribusi laba (dividen, kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih yang diakumulasikan oleh perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen yang melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat sebagai pengurangan terhadap biaya investasi.

Investasi dalam bentuk saham dimana Perusahaan mempunyai pemilikan saham minimal 20%, tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana biaya perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan sebesar persentase pemilikan serta dikurangi dengan pendapatan dividen. Bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi disesuaikan dengan amortisasi goodwill dengan menggunakan metode garis lurus selama lima (5) tahun.

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali

Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan/perusahaan asosiasi”, dan akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan. Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali, berupa pengalihan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok usaha yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi demikian tidak dapat menimbulkan laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas individual dalam kelompok perusahaan tersebut. Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibat perubahan substansi ekonomi pemilikan atas aset, saham, kewajiban atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun kewajiban yang pemilikannya dialihkan (dalam bentuk hukumnya) harus dicatat sesuai dengan nilai buku. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan sebagai “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” dan disajikan sebagai bagian dari Ekuitas. Saldo “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” diakui sebagai laba atau rugi yang direalisasi dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat (1) hilangnya status substansi sepengendalian antara entitas yang pernah bertransaksi, (2) pelepasan aset, kewajiban, saham atau instrumen kepemilikan lainnya kepada pihak lain yang tidak sepengendali. Sebaliknya, jika ada transaksi resiprokal antara entitas sepengendali yang sama maka saling hapus dilakukan antara saldo yang ada dengan yang baru, sehingga menimbulkan saldo “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” baru.

- 13-

h. Piutang

Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, jika ada. Piutang yang tidak dapat ditagih harus dihapuskan.

i. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masing-masing akun piutang pada akhir periode.

j. Persediaan

1. Persediaan Real Estat Persediaan real estat terdiri dari tanah dan bangunan (secara strata title) yang siap dijual, bangunan (secara strata title) yang sedang dikonstruksi dan tanah yang sedang dikembangkan dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost and net realizable value). Nilai realisasi bersih merupakan estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan. Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung yang dapat diatribusikan pada kegiatan pengembangan real estat serta biaya pinjaman (beban bunga dan selisih kurs). Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke bangunan yang sedang dikonstruksi pada saat konstruksi dimulai dengan menggunakan metode luas areal.

Biaya pengembangan tanah, termasuk tanah yang digunakan sebagai jalan dan prasarana atau area yang tidak dijual lainnya, dialokasikan ke proyek berdasarkan luas area yang dapat dijual. Biaya perolehan bangunan yang sedang dikonstruksi meliputi biaya-biaya konstruksi serta dipindahkan ke tanah dan bangunan yang siap dijual pada saat selesai dibangun. Biaya-biaya tersebut ditentukan dengan menggunakan metode identifikasi khusus.

Akumulasi biaya ke proyek pengembangan real estat tidak dihentikan walaupun realisasi pendapatan pada masa mendatang lebih rendah dari nilai tercatat proyek. Namun, dilakukan penyisihan secara periodik atas perbedaan tersebut. Jumlah penyisihan tersebut akan mengurangi nilai tercatat proyek dan dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan. Estimasi dan alokasi biaya harus dikaji kembali pada setiap akhir periode pelaporan sampai proyek selesai secara substansial. Apabila telah terjadi perubahan mendasar pada estimasi kini, biaya direvisi dan direalokasi. Beban yang tidak berhubungan dengan proyek real estat dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya.

2. Persediaan Hotel

Barang dan perlengkapan hotel terdiri dari makanan, minuman, perlengkapan teknik dan perlengkapan hotel. Persediaan tersebut dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan, yang ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata, dan nilai realisasi bersih.

- 14-

k. Biaya Dibayar di muka

Biaya dibayar di muka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

l. Properti Investasi Properti investasi diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian untuk bagian tertentu dari properti investasi yang telah ada pada saat beban terjadi, jika kriteria pengakuan terpenuhi dan tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari properti investasi. Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca) pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada periode terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut. Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau berakhirnya konstruksi atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.

m. Aset Tetap

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai aset, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penurunan nilai, jika ada. Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan. Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasikan sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.

Semua aset tetap, kecuali tanah, disusutkan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi masa manfaat dari aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20 – 40 Peralatan dan perabotan 2 – 10 Peralatan mekanis dan listrik 6 – 14 Kendaraan bermotor 2 – 8 Peralatan telekomunikasi 2 – 8 Partisi kantor 3 – 5

Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.

- 15-

Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada periode terjadinya penghentian pengakuan. Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir periode dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

n. Sewa Sewa di mana Perusahaan dan anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dikeluarkan sehubungan dengan negoisasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi konsolidasi periode berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa. Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight – line basis) selama masa sewa.

o. Penurunan Nilai Aset Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan terjadinya penurunan nilai aset tersebut. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laporan laba rugi konsolidasi periode berjalan.

p. Kelebihan Penagihan atas Pengakuan Pendapatan Kontrak Konstruksi Pendapatan dan beban kontrak berkenaan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak (percentage of completion method) pada tanggal neraca konsolidasi. Kelebihan penagihan atas pendapatan disajikan pada kewajiban lain-lain sebagai “Kelebihan penagihan atas pengakuan pendapatan kontrak konstruksi”.

- 16-

q. Biaya Emisi Saham Biaya emisi saham disajikan sebagai pengurang akun tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.

r. Pendapatan Diterima di Muka

Pendapatan diterima di muka ditangguhkan pengakuannya dan akan dibukukan sebagai pendapatan sesuai dengan masa manfaat pendapatan tersebut.

s. Penyisihan untuk Penggantian Peralatan Usaha

Penyisihan untuk penggantian peralatan usaha (barang dan perlengkapan hotel) dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi berdasarkan taksiran nilai penggantian dari peralatan yang hilang atau rusak. Pembelian dibebankan pada akun “Penyisihan untuk penggantian peralatan usaha”.

t. Pengakuan Pendapatan dan Beban

(1) Pengakuan Pendapatan

Pendapatan dari penjualan persediaan real estat

Pendapatan atas penjualan bangunan kondominium, apartemen strata title, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan dan bangunan sejenis lainnya serta unit dalam kepemilikan secara time sharing, diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage-of-completion method) terhadap unit yang terjual, apabila seluruh persyaratan berikut terpenuhi: 1) Proses konstruksi telah melampaui tahap awal, yaitu fondasi bangunan telah selesai dan

semua persyaratan untuk memulai pembangunan telah dipenuhi.

2) Jumlah pembayaran oleh pembeli telah mencapai 20% dari harga jual yang telah disepakati dan jumlah tersebut tidak dapat diminta kembali oleh pembeli; dan

3) Jumlah pendapatan dari penjualan dan biaya unit bangunan dapat diestimasi dengan

andal. Jika semua kriteria yang disebutkan di atas tidak terpenuhi, maka pembayaran yang diterima dari pembeli harus diakui sebagai “uang muka penjualan” dengan metode deposit sampai seluruh kriteria terpenuhi.

Dengan metode persentase penyelesaian, jumlah pendapatan dan beban yang diakui untuk setiap periode akuntansi harus sesuai dengan tingkat atau persentase penyelesaian dari aset tersebut.

Tingkat atau persentase penyelesaian pengembangan real estat ditentukan berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan sampai dengan tanggal tertentu dibandingkan dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk pengembangan real estat tersebut. Pendapatan atas penjualan apartemen strata title, konstruksi yang telah selesai pembangunannya, harus diakui dengan menggunakan metode akrual penuh.

Pendapatan sewa dan jasa pelayanan Pendapatan sewa ruangan pusat perbelanjaan dan kantor serta tanah diakui berdasarkan metode garis lurus sesuai dengan jangka waktu sewa dan pendapatan jasa pelayanan diakui pada saat jasa diserahkan.

- 17-

Pendapatan dari Hotel

Pendapatan hotel diakui pada saat barang atau jasa diberikan kepada tamu. Pendapatan Kontrak Pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak konstruksi (percentage of completion method) pada tanggal neraca konsolidasi. Tingkat atau persentase penyelesaian aktivitas kontrak konstruksi ditentukan berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan sampai dengan tanggal tertentu dibandingkan dengan jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk aktivitas kontrak konstruksi tersebut. Lainnya Pendapatan dari iuran keanggotaan klub diakui sesuai dengan periode keanggotaan. Pendapatan dari jasa telekomunikasi diakui pada saat jasa telah diserahkan kepada pelanggan. Pendapatan bunga diakui berdasarkan metode akrual.

(2) Pengakuan Beban

Beban diakui sesuai dengan manfaatnya pada periode yang bersangkutan (accrual basis) pada saat terjadinya, kecuali beban pokok penjualan persediaan real estat yang di dalamnya termasuk taksiran biaya untuk pengembangan prasarana atas tanah yang dijual maupun yang sedang dikembangkan untuk penjualan di masa mendatang. Beban kontrak diakui sebagai beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak konstruksi pada tanggal neraca konsolidasi (percentage of completion method).

u. Restrukturisasi Hutang Bermasalah

Restrukturisasi hutang bermasalah diperlakukan berdasarkan Pernyataan Standar Akuntasi Keuangan (PSAK) No. 54, “Akuntansi untuk Restrukturisasi Hutang-Piutang Bermasalah”. Sesuai dengan PSAK No. 54, keuntungan dari restrukturisasi harus diakui jika nilai tercatat hutang yang diselesaikan, setelah dikurangi penyelesaian hutang melalui penyerahan saham (jika ada), lebih besar dari pembayaran kas masa depan tanpa memperhitungkan nilai tunainya. Seluruh biaya langsung yang terjadi dari restrukturisasi hutang bermasalah harus dikurangkan dalam penghitungan keuntungan restrukturisasi hutang bermasalah. Keuntungan dari restrukturisasi hutang bermasalah, diakui dan diklasifikasikan sebagai pos luar biasa dalam laporan laba rugi konsolidasi pada periode terjadinya restrukturisasi.

v. Biaya Pinjaman Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari pinjaman dan lain-lain) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana. Biaya pinjaman diakui sebagai beban pada saat terjadinya biaya pinjaman tersebut, kecuali biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi, atau pengembangan aset tertentu dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tertentu tersebut.

- 18-

Apabila pinjaman hanya digunakan untuk memperoleh suatu aset tertentu, maka jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi adalah seluruh biaya pinjaman yang timbul selama peminjaman dana tersebut dikurangi dengan pendapatan bunga yang diperoleh dari investasi sementara atas dana pinjaman diterima yang belum digunakan. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan apabila dalam suatu periode yang cukup lama aktivitas perolehan, konstruksi atau pengembangan ditangguhkan atau ditunda. Kapitalisasi biaya pinjaman tersebut diakhiri apabila aktivitas untuk memperoleh, konstruksi atau pengembangan aset tertentu sesuai dengan tujuannya secara substansial telah selesai.

w. Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar pada neraca konsolidasi dan sebagai beban pada laporan laba rugi konsolidasi. Program pensiun manfaat pasti

Imbalan pasca-kerja Perusahaan merupakan manfaat pasti yang dibentuk dengan pendanaan khusus melalui program dana pensiun dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun, sedangkan untuk anak-anak perusahaan, imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus. Imbalan pasca-kerja tersebut keduanya didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan, hasil yang diharapkan dari aset program, dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi periode berjalan. Keuntungan atau kerugian aktuarial (jika ada) dan beban jasa lalu yang belum menjadi hak karyawan bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasikan selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.

Cadangan imbalan pasti pasca-kerja disajikan sebesar nilai bersih dari nilai kini cadangan imbalan pasti setelah memperhitungkan nilai wajar aset program keuntungan atau kerugian aktuarial yang tidak diakui. Program pensiun iuran pasti Imbalan pasca-kerja anak perusahaan tertentu merupakan program iuran pasti melalui dana pensiun dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Jumlah iuran yang terhutang diakui sebagai cadangan pada neraca konsolidasi setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laporan laba rugi konsolidasi. Jika ada bagian iuran yang jatuh tempo dalam waktu lebih dari 12 bulan setelah tanggal neraca konsolidasi, maka iuran tersebut disajikan sebesar nilai kini cadangan yang didiskontokan.

x. Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan Final Sesuai dengan peraturan perundangan perpajakan, pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak lagi dilaporkan sebagai pendapatan kena pajak, dan semua beban sehubungan dengan pendapatan yang telah dikenakan pajak penghasilan final tidak boleh dikurangkan. Di lain pihak, baik pendapatan maupun beban tersebut dipakai dalam penghitungan laba rugi menurut akuntasi. Oleh karena itu, tidak terdapat perbedaan temporer sehingga tidak diakui adanya aset atau kewajiban pajak tangguhan.

- 19-

Apabila nilai tercatat aset atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau kewajiban pajak tangguhan. Beban pajak atas pendapatan yang dikenakan pajak penghasilan final diakui secara proporsional dengan jumlah pendapatan yang diakui menurut akuntansi pada periode berjalan. Selisih antara jumlah pajak penghasilan final terhutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada laporan laba rugi konsolidasi diakui sebagai pajak dibayar di muka dan pajak yang masih harus dibayar. Pajak Penghasilan Tidak Final Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.

Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca atas dasar kompensasi, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.

y. Laba (Rugi) Bersih Per Saham Dasar Laba (rugi) bersih per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh selama periode yang bersangkutan.

z. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha, sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain. Segmen geografis adalah komponen Perusahaan dan anak perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

- 20-

3. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari: 2010 2009 Kas

Rupiah Rp 751.581 Rp 463.320 Mata uang asing (Catatan 38) 40.110 588.423 Jumlah 791.691 1.051.743

Bank Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37) PT Bank Artha Graha Internasional Tbk Rupiah 12.435.823 10.855.559 Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) (US$ 1.417.006 pada tahun 2010 dan US$ 2.181.628 pada tahun 2009) 12.916.011 25.226.700

Jumlah 25.351.834 36.082.259

Pihak ketiga Rupiah Deutsche Bank AG – cabang Jakarta 7.372.986 8.402.121

PT Bank Central Asia Tbk 6.127.257 817.182 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk 123.785 - PT Bank CIMB Niaga Tbk 95.540 277.819 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 41.607 634.778 Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) Deutsche Bank AG – cabang Singapura (US$ 2.299.508 pada tahun 2010 dan US$ 1.007.389 pada tahun 2009) 20.960.015 11.660.529 PT Bank Central Asia Tbk (US$ 279.505 pada tahun 2010 dan US$ 539.112 pada tahun 2009) 2.547.691 6.240.220 PT Bank CIMB Niaga Tbk (US$ 276.108 pada tahun 2010 dan US$ 387.479 pada tahun 2009) 2.516.728 4.485.068 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (US$ 165.186 pada tahun 2010 dan US$ 77.189 pada tahun 2009) 1.505.668 597.022 Citibank N.A. - cabang Jakarta (US$ 3.378 pada tahun 2010 dan US$ 3.498 pada tahun 2009) 30.787 40.485 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (US$ 756 pada tahun 2010 dan US$ 740 pada tahun 2009) 6.888 8.566

Jumlah 41.328.952 33.163.790 Jumlah - Bank Rp 66.680.786 Rp 69.246.049

- 21-

Lanjutan 2010 2009 Deposito berjangka Pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Bank Artha Graha Internasional Tbk Rupiah Rp 45.631.092 Rp 35.055.842 Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) (US$ 986.202 pada tahun 2010 dan US$ 1.659.992 pada tahun 2009) 8.989.235 20.487.645 Jumlah 54.620.327 55.543.487

Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk 22.054.785 10.276.420 PT Panin Bank Tbk 6.003.664 - Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) PT Bank Central Asia Tbk (US$ 400.509 pada tahun 2010) 3.650.640 - PT Bank Danamon Tbk (US$ 213.415 pada tahun 2010 dan US$ 985.713 pada tahun 2009) 1.945.277 11.409.631 PT Bank Mega Tbk (US$ 1.000.000 pada tahun 2009) - 11.575.000 Jumlah 33.654.366 33.261.051 Jumlah – Deposito berjangka 88.274.693 88.804.538

Jumlah Rp 155.747.170 Rp 159.102.330

Suku bunga rata-rata deposito per tahun: 2010 2009 Rupiah 5,75% - 8,50% 8,25% - 9,50% Dolar Amerika Serikat 2,00% - 2,50% 3,50% - 5,00%

Transaksi dengan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga (Catatan 37).

4. INVESTASI 2010 2009 Rekening giro yang dibatasi pencairannya (Catatan 15 dan 16) Rp 74.617 Rp 773.493 Deposito berjangka yang dibatasi pencairannya (Catatan 15) 114.151.206 22.899.792 Efek-efek hutang 403.085.239 511.871.820 Penyertaan saham

Metode biaya 50.600.000 50.600.000 Metode ekuitas 5.888.409 5.883.071 Jumlah Rp 573.799.471 Rp 592.028.176

- 22-

a. Rekening Giro yang Dibatasi Pencairannya 2010 2009

Pihak ketiga Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) Deutsche Bank AG, cabang Singapura Rp 8.875 Rp 689.460 PT Bank Windu Kentjana International Tbk 65.742 84.033 Jumlah Rp 74.617 Rp 773.493

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, PPJ, anak perusahaan, memiliki rekening giro di Deutsche Bank AG, cabang Singapura yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan surat hutang yang diterbitkan oleh PPJ (Catatan 15). Perusahaan memiliki rekening giro yang dibatasi pencairannya di PT Bank Windu Kentjana International Tbk yang digunakan sebagai rekening pembayaran hutang (debt-service account) berdasarkan Perjanjian Perubahan dengan sindikasi bank yang dikoordinasi oleh The Royal Bank of Scotland Plc (Catatan 16).

b. Deposito Berjangka yang Dibatasi Pencairannya 2010 2009

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37) Rupiah PT Bank Artha Graha Internasional Tbk Rp 394.639 Rp - Pihak ketiga Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) Deutsche Bank AG, cabang Singapura 113.756.567 22.899.792 Jumlah Rp 114.151.206 Rp 22.899.792

Pada tanggal 31 Maret 2010, PT Artha Telekomindo (AT), anak perusahaan, memiliki deposito berjangka di PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (BAGI) yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan penerbitan bank garansi oleh BAGI sebagai jaminan atas perjanjian kerjasama yang dilakukan AT dengan pihak ketiga.

Transaksi dengan BAGI dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana dilaksanakan dengan pihak ketiga.

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, PPJ, anak perusahaan, memiliki deposito berjangka pada Deutsche Bank AG, cabang Singapura yang dibatasi penggunaannya sehubungan dengan surat hutang yang diterbitkan PPJ (Catatan 15).

Suku bunga rata-rata deposito per tahun: 2010 2009

Rupiah 7,75% - 8,00% - Dolar Amerika Serikat 0,12% 0,16%

- 23-

c. Efek-efek Hutang

Akun ini merupakan efek hutang yang diperoleh Perusahaan melalui dividen non-tunai dari PT Graha Jakarta Sentosa sebesar US$ 44.222.188 (setara dengan Rp 403.085.239 pada tanggal 31 Maret 2010 dan Rp 511.871.826 pada tanggal 31 Maret 2009). Pada tahun 2008, Perusahaan mengakui pendapatan terkait dengan efek hutang tersebut sebesar Rp 146.769.253 yang dicatat pada akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain – Lain-lain-bersih” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2008.

d. Penyertaan Saham

i) Metode Biaya Penyertaan saham yang dicatat dengan menggunakan metode biaya adalah sebagai berikut:

Nilai Penyertaan Persentase Kepemilikan 2010 2009

PT First Jakarta International (FJI) 9% Rp 45.600.000 Rp 45.600.000 PT Graha Putranusa (GPN) 5% 5.000.000 5.000.000 Jumlah Rp 50.600.0000 Rp 50.600.000

FJI, adalah pemilik dari gedung perkantoran serbaguna yang dikenal sebagai Gedung Bursa

Efek Indonesia (BEI), yang berlokasi di Lot 2 KNTS. FJI memulai kegiatan usahanya pada tahun 1995.

GPN didirikan dengan tujuan untuk membangun dan mengelola gedung perkantoran dan apartemen ”The Capital Residence” yang berlokasi di Lot 24 KNTS. Proyek tersebut dimulai pembangunannya pada tahun 2004 dan telah selesai pada tahun 2007.

(ii) Metode Ekuitas

Penyertaan saham dengan menggunakan metode ekuitas merupakan penyertaan saham PT Citra Wiradaya (CW), anak perusahaan, pada PT Bina Mulia Unika (BMU) dengan kepemilikan saham pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 sebesar 20%. Penyertaan saham pada BMU dilakukan pada bulan April 2008 dengan persentase penyertaan sebesar 98,99%. Pada bulan Maret 2009, CW telah menjual 80% penyertaan sahamnya pada BMU kepada pihak ketiga dengan harga jual sebesar Rp 24.000.000 yang mengakibatkan persentase kepemilikan saham dalam BMU berkurang menjadi 20% (Catatan 39f). BMU ditunjuk sebagai pengelola gedung dan seluruh fasilitas kompleks perkantoran “18 PARC” yang berlokasi di Lot 18. Nilai tercatat penyertaan saham CW pada BMU pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 5.888.409 dan Rp 5.883.071.

Pada tahun 2010 dan 2009, tidak ada dividen kas yang diterima dari penyertaan saham tersebut. Tujuan utama penyertaan saham di atas adalah sesuai dengan tujuan utama Perusahaan yaitu melakukan atau menjalankan kegiatan utama dalam bidang real estat, termasuk tetapi tidak terbatas pada aktivitas pengembangan.

Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai dari penyertaan saham di atas.

- 24-

5. PIUTANG USAHA

2010 2009

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 37) Rupiah PT Mulia Sejahtera Abadi Rp 9.281.011 Rp 8.752.102

PT Arthagraha Sentral 4.151.530 4.240.682 PT Music Roomindo Sejati 2.809.297 1.781.926

Discovery Kartika Plaza Hotel 657.398 1.654.913 PT Buanagraha Arthaprima 60.941 121.000 Lain-lain 268.229 244.474

Jumlah 17.228.406 16.795.097

Pihak ketiga Rupiah Real Estat Equity Tower 155.004.683 - Pacific Place Mall 27.191.234 18.373.843 SCBD Suites 3.918.885 7.881.685 Pacific Place Residences 629.719 1.401.946 One Pacific Place 918.749 2.421.527 Lain-lain 6.173.646 5.706.767 Kontrak Konstruksi 28.928.783 43.846.276 Hotel Guest and city ledger 22.503.726 28.596.005

Kartu kredit 1.569.989 1.152.829 Jasa Telekomunikasi

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 280.550 718.549 PT Aplikanusa Lintasarta 48.950 299.152 PT Indosat Tbk 30.685 1.029.146 Lain-lain 611.126 2.492.045 Lain-lain 225.600 8.044.661 Dolar Amerika Serikat (Catatan 38)

Real Estat 9.017.680 8.477.418 Jasa Telekomunikasi 69.754 868.020

Jumlah 257.123.759 131.309.869 Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu ( 6.769.108 ) ( 5.523.374 )

Bersih 250.354.651 125.786.495 Jumlah Rp 267.583.057 Rp 142.581.592

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 28,91% dan 40,92% dari saldo piutang usaha digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank dan surat hutang (Catatan 15 dan 16). City Ledger, In House Guest dan Sewa Ruangan merupakan tagihan kepada pelanggan hotel dan penyewa ruangan.

Pada tanggal 31 Maret 2010, piutang kontrak konstruksi merupakan piutang atas jasa pembangunan kompleks perkantoran “18 PARC” oleh CW, anak perusahaan (Catatan 39f).

- 25-

Rincian piutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut: 2010 2009 Sampai dengan 1 bulan Rp 183.128.380 Rp 57.894.219 > 1 bulan – 3 bulan 20.541.805 12.756.312 > 3 bulan – 6 bulan 6.781.933 10.219.152

> 6 bulan 63.900.047 67.235.283 Jumlah Rp 274.352.165 Rp 148.104.966

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

2010 2009 Saldo awal tahun Rp 6.357.694 Rp 5.117.540

Penambahan periode berjalan 411.414 405.834 Saldo akhir periode Rp 6.769.108 Rp 5.523.374

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.

Piutang usaha dalam mata uang asing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar US$ 996.975 (ekuivalen sebesar Rp 9.087.427) dan US$ 807.381 (ekuivalen sebesar Rp 9.345.435) (Catatan 38).

6. PIUTANG LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari: 2010 2009

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37) PT Cemerlang Pola Cahaya Rp - Rp 16.031.791 PT Ciptadaya Gema Puspita - 1.600.000 Akademi Pariwisata Jakarta International Hotel - 650.000 Lain-lain 525.215 313.114 Jumlah 525.215 18.594.905 Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu - ( 16.031.791 )

Bersih 525.215 2.563.114

Pihak ketiga Piutang karyawan 378.347 155.058 Uang muka pengobatan karyawan 104.095 142.710 Lain-lain 5.624.512 5.986.000 Jumlah 6.106.954 6.283.768 Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu ( 104.213 ) ( 104.214 )

Bersih 6.002.741 6.179.555 Jumlah – Bersih Rp 6.527.956 Rp 8.742.668

- 26-

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

2010 2009 Saldo awal tahun Rp 104.213 Rp 16.136.004 Penambahan periode berjalan - -

Saldo akhir periode Rp 104.213 Rp 16.136.004

Piutang dari PT Cemerlang Pola Cahaya (CPC) terkait dengan pengalihan penyertaan saham Omni Hotels Investment Limited dalam MAS, anak perusahaan, sebesar 10% kepada CPC pada tahun 1997. Pada bulan Mei 2009, CPC telah menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada DA. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang lain-lain tersebut. Piutang lain-lain dalam mata uang asing adalah sebesar US$ 468.452 (ekuivalen sebesar Rp 4.269.940) dan US$ 406.859 (ekuivalen sebesar Rp 4.709.393) masing-masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Catatan 38).

7. PERSEDIAAN 2010 2009

Persediaan real estat - bersih Rp 1.425.204.486 Rp 1.790.781.769

Barang dan perlengkapan hotel 5.879.026 4.745.140 Lain-lain 914.116 494.119

Jumlah Rp 1.431.997.628 Rp 1.796.021.028

a. Persediaan real estat

2010 2009

Tanah yang sedang dikembangkan Rp 1.149.061.927 Rp 1.160.274.136 Bangunan yang sedang dikonstruksi 245.925.375 561.796.730 Tanah dan bangunan yang siap dijual 39.110.396 77.604.115

Jumlah 1.434.097.698 1.799.674.981 Dikurangi penyisihan penurunan nilai ( 8.893.212 ) ( 8.893.212 ) Bersih Rp 1.425.204.486 Rp 1.790.781.769

Persediaan tanah dan bangunan yang siap dijual terdiri dari apartemen strata title “Pacific Place Residences”, “SCBD Suites” dan “Kusuma Candra” (pada tanggal 31 Maret 2009 juga termasuk tanah Lot 18 KNTS). Bangunan yang sedang dikonstruksi pada tahun 2010 dan 2009 termasuk akumulasi biaya pembangunan “Equity Tower” yang berlokasi di Lot 9 KNTS dan akumulasi biaya pembangunan di Lot 23 A. Persediaan tanah yang sedang dikembangkan termasuk tanah yang akan digunakan untuk mendirikan bangunan di masa yang akan datang.

- 27-

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, masing-masing sebesar 10,30% dan 27,94% dari persediaan real estat digunakan sebagai jaminan untuk surat hutang (Catatan 15) dan hutang bank (Catatan 16). Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, proyek “Equity Tower” telah diasuransikan kepada PT Arthagraha General Insurance (AGI), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, berupa “Contractors all risks insurance” dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 85.000.000. Di samping itu, persediaan real estat tertentu diasuransikan secara gabungan dengan properti investasi dan aset tetap (Catatan 11 dan 12). Transaksi dengan AGI dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana dilaksanakan dengan pihak ketiga. Penyisihan penurunan nilai persediaan real estat dibentuk oleh anak-anak perusahaan, AU sebesar Rp 2.885.612 dan MAS sebesar Rp 6.007.600 pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai yang dibentuk adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas penurunan nilai persediaan real estat.

b. Barang dan Perlengkapan Hotel

2010 2009

Makanan dan minuman Rp 2.926.436 Rp 2.903.081 Perlengkapan teknik 1.952.384 1.490.164 Perlengkapan hotel 1.000.206 351.895

Jumlah Rp 5.879.026 Rp 4.745.140

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar 2,24% dan 0,33% dari barang dan perlengkapan hotel digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank (Catatan 16).

Manajemen tidak membentuk penyisihan penurunan nilai barang dan perlengkapan hotel karena manajemen berpendapat bahwa, tidak terdapat penurunan nilai atas persediaan tersebut pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.

8. UANG MUKA Uang muka kepada pemasok merupakan uang muka kepada pemasok hotel dan lainnya

sehubungan dengan pembelian yang dilakukan oleh Perusahaan dan anak perusahaan. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kemungkinan kerugian atas uang muka yang dimaksud, sehingga manajemen tidak membentuk penyisihan piutang ragu-ragu atas uang muka tersebut.

- 28-

9. PAJAK DIBAYAR DI MUKA Akun ini terdiri dari:

2010 2009

Pajak Penghasilan: Pasal 4 (2) - Final Rp 3.872.198 Rp 10.480.623 Pasal 22 1.590.504 2.469.735 Pasal 23 1.017.627 583.344 Pasal 25 502.124 290.172

Fiskal - 71.000

Pajak Pertambahan Nilai – Bersih - 5.530.334

Jumlah Rp 6.982.453 Rp 19.425.208

10. BIAYA DIBAYAR DI MUKA

Akun ini terdiri dari: 2010 2009

Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37) Asuransi Rp 6.593.340 Rp 3.252.636 Sewa 315.552 134.078

Jumlah 6.908.892 3.386.714

Pihak ketiga Sewa 175.261 299.742 Administrasi saham 104.500 103.125 Asuransi - 573.786 Lain-lain 863.047 426.873

Jumlah 1.142.808 1.403.526

Jumlah Rp 8.051.700 Rp 4.790.240

Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.

11. PROPERTI INVESTASI

Akun ini merupakan tanah yang dimiliki perusahaan seluas 27.695 m2 yang berlokasi di Sawangan, Jawa Barat serta tanah dan bangunan “Pacific Place Mall” dan “One Pacific Place” yang dimiliki PPJ, anak perusahaan dengan luas bangunan 83.041 m2 dan disewakan kepada pihak ketiga untuk memperoleh pendapatan sewa.

- 29-

2010: Perubahan selama periode berjalan 1 Januari 2010 Penambahan Pengurangan 31 Maret 2010 _ Biaya perolehan: Tanah Rp 3.039.063 Rp - Rp - Rp 3.039.063 Pacific Place Mall 1.195.201.473 - - 1.195.201.473 One Pacific Place 110.430.383 821.371 - 111.251.754 _____________ Jumlah 1.308.670.919 821.371 - 1.309.492.290 _____________

Akumulasi Penyusutan: Tanah - - - - Pacific Place Mall 144.023.136 18.141.468 - 162.164.604 One Pacific Place 12.819.104 1.538.292 - 14.357.396 _______________ Jumlah 156.842.240 19.679.760 - 176.522.000 _______________ Nilai Buku Rp 1.151.828.679 Rp 1.132.970.290

2009:

Perubahan selama periode berjalan 1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan 31 Maret 2009 _ Nilai Tercatat: Tanah Rp 3.039.063 Rp - Rp - Rp 3.039.063 Pacific Place Mall 1.190.406.154 3.314.799 - 1.193.720.953 One Pacific Place 110.430.383 - - 110.430.383 ______________ Jumlah 1.303.875.600 3.314.799 - 1.307.190.399 ______________ Akumulasi Penyusutan: Tanah - - - - Pacific Place Mall 71.475.190 18.041.420 - 89.516.610 One Pacific Place 6.665.934 1.538.292 - 8.204.226 ______________ Jumlah 78.141.124 19.579.712 - 97.720.836 _______________ Nilai Buku Rp 1.225.734.476 Rp 1.209.469.563

Pendapatan sewa “Pacific Place Mall” dan “One Pacific Place” yang diakui di laporan laba rugi

konsolidasi pada 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 89.835.299 dan Rp 82.673.051 yang dilaporkan sebagai bagian dari “Pendapatan Usaha” dalam laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 30). Beban penyusutan properti investasi selama tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 19.679.760 dan Rp 19.579.712 disajikan sebagai bagian dari “Beban pokok penjualan” pada laporan laba rugi konsolidasi (Catatan 31). Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Properti Investasi “One Pacific Place” dijadikan jaminan atas Surat Hutang (Catatan 15).

Seluruh Properti Investasi, kecuali tanah diasuransikan secara gabungan dengan aset tetap (Catatan 12).

Nilai wajar dari “Pacific Place Mall” dan “One Pacific Place” pada sebesar Rp 2.361.000.000 yang ditentukan berdasarkan laporan penilai independen tertanggal 24 Maret 2008. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tersebut pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.

- 30-

12. ASET TETAP

Aset tetap terdiri dari: 2010:

Perubahan selama periode berjalan 1 Januari 2010 Penambahan Pengurangan 31 Maret 2010 _ Nilai Tercatat: Tanah Rp 435.254.604 Rp - Rp - Rp 435.254.604 Bangunan 815.406.824 5.663.569 - 821.070.393 Peralatan dan perabotan 542.781.795 6.808.625 214.717 549.375.703 Peralatan mekanis dan listrik 488.983.881 1.916.547 - 490.900.428 Kendaraan bermotor 11.647.910 250.722 - 11.898.632 Prasarana telekomunikasi 14.745.525 807.522 - 15.553.047 Partisi kantor 6.365.759 1.478.694 - 7.844.453 Aset dalam pembangunan 53.404.824 18.317.724 11.167.736 60.554.812 _____________ Jumlah 2.368.591.122 35.243.403 11.382.453 2.392.452.072 _____________

Akumulasi Penyusutan: Tanah 1.013.580 - - 1.013.580 Bangunan 208.774.430 7.743.915 - 216.518.345 Peralatan dan perabotan 441.764.659 9.838.979 148.001 451.455.637 Peralatan mekanis dan listrik 327.525.776 10.456.876 - 337.982.652 Kendaraan bermotor 6.134.125 434.032 - 6.568.157 Prasarana telekomunikasi 5.827.572 592.711 - 6.420.283 Partisi kantor 2.629.560 62.791 - 2.692.351 _______________ Jumlah 993.669.702 29.129.304 148.001 1.022.651.005 _______________ Nilai Buku Rp 1.374.921.420 Rp 1.369.801.067

2009:

Perubahan selama periode berjalan 1 Januari 2009 Penambahan Pengurangan 31 Maret 2009 _ Nilai Tercatat: Tanah Rp 439.267.574 Rp - Rp - Rp 439.267.574 Bangunan 811.391.988 513.748 - 811.905.736 Peralatan dan perabotan 522.029.658 2.938.302 856.088 524.111.872 Peralatan mekanis dan listrik 484.210.222 3.404.010 168.703 487.445.529 Kendaraan bermotor 12.219.134 1.356.551 375.399 13.200.286 Prasarana telekomunikasi 6.471.650 535.031 - 7.006.681 Partisi kantor 2.889.904 782.487 - 3.672.391 Aset dalam penyelesaian 17.367.028 6.759.278 - 24.126.306 _______________ Jumlah 2.295.847.158 16.289.407 1.400.190 2.310.736.375 _______________ Akumulasi Penyusutan: Tanah 1.013.580 - - 1.013.580 Bangunan 177.980.384 7.666.053 - 185.646.437 Peralatan dan perabotan 407.777.115 8.963.409 811.065 415.929.459 Peralatan mekanis dan listrik 286.194.980 10.324.585 144.560 296.375.005 Kendaraan bermotor 5.915.795 483.800 241.728 6.157.867 Prasarana telekomunikasi 4.210.943 178.227 - 4.389.170 Partisi kantor 2.490.388 18.909 - 2.509.297 _______________ Jumlah 885.583.185 27.634.983 1.197.353 912.020.815 _______________ Nilai Buku Rp 1.410.263.973 Rp 1.398.715.560

Aset dalam pembangunan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 merupakan tanah dan bangunan Kavling A yang berlokasi di Lot 18 KNTS yang dibangun oleh CW dan akumulasi biaya renovasi Hotel Borobudur Jakarta (HBJ). Beban penyusutan pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 29.129.304 dan Rp 27.634.983 disajikan pada akun “Beban umum dan administrasi” (Catatan 32).

- 31-

Tanah merupakan hak atas tanah Perusahaan yang di atasnya terletak Hotel Borobudur Jakarta dengan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 1062/Pasarbaru yang berlaku sampai tanggal 31 Mei 2023 dan hak atas tanah PPJ dengan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 415 dan hak atas tanah CW dengan Hak Guna Bangunan (HGB) No. 629 yang masing-masing berlaku sampai tanggal 5 Juni 2015.

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, aset tetap, persediaan (Catatan 7), dan properti investasi (Catatan 11), yang terkait dengan proyek “One Pacific Place”, telah diasuransikan kepada PT Arthagraha General Insurance (AGI), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, berupa “Property all risks insurance”, dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 438.885.000.

Selain asuransi tersebut, pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan mengasuransikan aset tetapnya, kecuali tanah kepada perusahaan asuransi lainnya, pihak ketiga, dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 5.357.700 dan Rp 5.631.550 serta kepada AGI, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 1.761.052.639 dan Rp 1.779.819.558. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang di pertanggungkan.

Transaksi dengan AGI, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 sebesar 46,98% dan 50,08% dari nilai tercatat aset tetap digunakan sebagai jaminan untuk hutang bank dan surat hutang kepada pihak tertentu (Catatan 15 dan 16). Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009.

13. GOODWILL 2010 2009 ___________ _________________________

Harga perolehan Rp 244.540.234 Rp 244.540.229 Akumulasi amortisasi ( 185.073.520 ) ( 119.038.652 ) ___________ ________________________

Jumlah Rp 59.466.714 Rp 125.501.577

Akun ini merupakan goodwill yang timbul dari penyertaan saham oleh anak-anak perusahaan yakni penyertaan saham PPJ dalam GS pada tahun 2008, penyertaan saham DA dalam GPS pada tahun 2006 dan transaksi penukaran saham PPJ, antara DA dan Delfina pada tahun 2005.

14. ASET LAIN-LAIN

2010 2009 ___________ ________________________

Biaya proyek dalam pelaksanaan Rp 17.350.880 Rp 29.982.535 Hak guna kapasitas transmisi 12.776.908 17.722.808 Biaya tangguhan 11.336.006 11.336.006 Peralatan usaha hotel 10.560.016 8.916.448 Setoran jaminan 5.854.539 16.693.298 Uang muka kepada PLN 1.643.750 1.643.750 Uang muka pembelian tanah 500.000 500.000 Lainnya 4.638.756 321.015 ___________ ________________________

Jumlah Rp 64.660.855 Rp 87.115.860

- 32-

Pada tanggal 31 Maret 2009, biaya proyek dalam pelaksanaan merupakan biaya atas pembelian bahan material, pembayaran kepada subkontraktor dan biaya overhead proyek dalam rangka kontrak pembangunan gedung perkantoran antara CW, anak perusahaan, dengan PT Kingsland International (Catatan 39f).

CW memiliki sebidang tanah yang terletak di Lot 18 (Kavling A, B, C, E dan F) KNTS. Pada tanggal 20 April 2008, CW menandatangani Perjanjian Pokok dengan Kl dimana CW akan menjual Kavling B, C, D dan E (BCDE) dengan luas keseluruhan 5.910 meter persegi kepada Kl, dan Kl akan menunjuk CW untuk membangun gedung perkantoran di BCDE. Sedangkan, Kavling A tetap dimiliki oleh CW. Perjanjian Pokok juga menyatakan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk mendirikan PT Bina Mulia Unika (BMU) yang akan memiliki tanah dan bangunan yang terletak di Kavling F seluas 477 meter persegi. BMU ditunjuk sebagai pengelola seluruh gedung dan fasilitas di Lot 18 dan akan mendelegasikan pengelolaan gedung kepada pihak lain yang ditunjuk oleh CW sebagai pengelola selama 5 tahun sejak gedung BCDE diserahkan kepada Kl atau pihak lain yang ditunjuk olehnya dan gedung F diserahkan kepada BMU. Pengelolaan gedung oleh pihak lain yang ditunjuk oleh CW akan berlaku selama Kavling dan gedung A masih dimiliki oleh CW. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, proyek yang sedang dilaksanakan oleh CW tersebut telah diasuransikan kepada PT Arthagraha General Insurance (AGI), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, berupa “Contractors All Risks Insurance” dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 180.000.000.

Transaksi dengan AGI, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga. Hak guna kapasitas transmisi merupakan hak penggunaan kapasitas transmisi kabel matrix yang diperoleh AT, anak perusahaan, pada tahun 2008 dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode 4 tahun. Biaya ditangguhkan termasuk biaya-biaya sehubungan dengan rencana pembangunan Lot 6 KNTS oleh GA, anak perusahaan. Uang muka kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) merupakan uang muka pembelian daya listrik untuk KNTS.

Sebesar Rp 1.002.628 atau 0,02% dan Rp 1.142.074 atau 0,02% masing-masing dari jumlah aset pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 merupakan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37). Aset lain-lain pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 termasuk saldo dalam mata uang asing masing-masing sebesar US$ 31.314 (ekuivalen sebesar Rp 285.423) dan US$ 31.573 (ekuivalen sebesar Rp 365.454) (Catatan 38). Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kemungkinan kerugian atas aset yang dimaksud, sehingga manajemen tidak membentuk penyisihan kerugian atas aset tersebut.

15. SURAT HUTANG

Pada tanggal 4 Juli 2006, PPJ, anak perusahaan, menerbitkan Senior Secured Amortizing Notes (surat hutang) dengan nilai nominal US$ 80.000.000 dimana DB Trustees (Hong Kong) Limited bertindak sebagai Trustee and Security Trustee. Suku bunga surat hutang tersebut adalah LIBOR + 7,5% per tahun dan dibayar setiap triwulanan. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, suku bunga yang dikenakan masing-masing sebesar 7,75% dan 8,93% per tahun. Jangka waktu surat hutang ini adalah 5 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 4 Juli 2011.

- 33-

Surat hutang ini dijamin dengan piutang usaha, persediaan, properti investasi, aset tetap dan fiducia security over insurance (Catatan 5, 7, 11 dan 12). PT Metropolitan Mulia Persada dan Delfina Group Holdings Limited juga menjaminkan penyertaan saham di PPJ masing-masing sebesar Rp 539.366.131 dan Rp 741.628.431. Surat hutang ini juga dijamin dengan jaminan tambahan dari beberapa perusahaan dan perorangan. PPJ juga memiliki rekening giro dan deposito berjangka yang dibatasi pencairannya, sehubungan dengan surat hutang tersebut (Catatan 4).

PPJ diwajibkan untuk memenuhi beberapa syarat perjanjian, di antaranya pembatasan PPJ untuk mengubah jadwal dan rencana konstruksi dan akta pendirian, melakukan penggabungan atau perolehan anak perusahaan, mewajibkan untuk memelihara beberapa rasio keuangan tertentu (debt-to-equity ratio dan debt-to-carrying value of assets under construction ratio).

Pembayaran pokok surat hutang sampai dengan 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing sebesar US$ 36.000.000 dan US$ 15.000.000.

Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, saldo surat hutang masing-masing sebesar US$ 44.000.000

dan US$ 65.000.000 (masing-masing ekuivalen sebesar Rp 401.060.000 dan Rp 752.375.000) (Catatan 38).

Beban bunga surat hutang ini pada tahun 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 9.169.974 dan

Rp 19.048.547 dan dicatat sebagai “Beban bunga dan beban keuangan lainnya” pada laporan laba rugi konsolidasi. Beban bunga yang belum dibayar sebesar US$ 841.301 (ekuivalen sebesar Rp 7.668.455) dan US$ 1.304.491 (ekuivalen sebesar Rp 15.099.482) masing-masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, dan dicatat dalam akun “Biaya yang masih harus dibayar” pada neraca konsolidasi (Catatan 20).

16. HUTANG BANK Pada tahun 1995, Perusahaan memperoleh pinjaman sebesar US$ 70.000.000 dari bank sindikasi

yang dikoordinasikan (arrange) oleh Schroders International Merchant Bankers Limited (yang kemudian sejak tahun 1999 digantikan oleh The Royal Bank of Scotland Plc (RBS). Pinjaman tersebut digunakan untuk membiayai renovasi Hotel Borobudur Jakarta.

Sejak tahun 1998, Perusahaan tidak dapat membayar bunga atas pinjaman dan tidak berhasil memenuhi persyaratan rasio keuangan konsolidasi tertentu. Pada tanggal 17 Nopember 2000, Perusahaan memperoleh persetujuan dari kreditur untuk restrukturisasi hutang bank sindikasi. Berdasarkan Perjanjian Perubahan, yang berlaku efektif mulai tanggal 22 Desember 2000, kreditur menyetujui hal-hal sebagai berikut:

1. Bunga yang belum dibayar sejumlah US$ 15.987.587 dijadikan sebagai bagian dari pokok pinjaman dan pokok pinjaman yang baru menjadi sebesar US$ 85.987.587;

2. Sisa bunga yang masih harus dibayar sampai dengan tanggal 22 Desember 2000 sejumlah

US$ 6.552.277 dihapuskan; 3. Jatuh tempo hutang bank sindikasi diperpanjang sampai bulan Desember 2005 dan masih

dapat diperpanjang untuk jangka waktu maksimal 2 tahun;

4. Pinjaman baru dikenakan tingkat bunga sebesar LIBOR ditambah marjin 3,5% untuk 5 tahun sampai dengan tanggal 17 Nopember 2005 dan LIBOR ditambah marjin 4% apabila pinjaman diperpanjang. Pembayaran bunga ditetapkan sebesar 4% per tahun mulai tanggal 17 Nopember 2000 yang meningkat sebesar 1% setiap tahun sampai dengan tanggal 17 Nopember 2003. Selisih antara tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank dan bunga yang dibayarkan dikapitalisasi ke pokok; dan

5. Jaminan berupa pengalihan fidusia (fiduciary transfer) rekening bank (Catatan 4), piutang usaha (Catatan 5), persediaan (Catatan 7), penyerahan (assignment) penggantian asuransi,

- 34-

pengalihan fidusia hak atas barang tidak bergerak dan hipotik pertama atas Hotel Borobudur Jakarta khususnya tanah yang terletak di Jalan Lapangan Banteng Selatan, Jakarta Pusat (Catatan 12).

Perjanjian Perubahan mencakup, antara lain, persyaratan (covenants) dan pembatasan mengenai pembagian dividen, merger dan akuisisi, penggunaan hasil penjualan aset, jaminan dan prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan mengenai persyaratan keuangan (financial covenant).

Pada tanggal 13 Juli 2001, 24 Januari 2002 dan 22 Agustus 2002, Perusahaan menerima surat pemberitahuan dari RBS bahwa, Perusahaan melanggar persyaratan dalam Perjanjian Perubahan.

Berdasarkan konfirmasi dari RBS, saldo hutang bank pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebesar US$ 85.987.587. Berdasarkan perjanjian, jika Perusahaan gagal memenuhi persyaratan dalam perjanjian hutang sindikasi, bank sindikasi dapat menyatakan setiap saat seluruh jumlah hutang sindikasi yang telah direstrukturisasi, termasuk seluruh bunga masih harus dibayar atau beban dan jumlah lainnya yang terhutang, jatuh tempo segera dan harus dibayar. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan tidak memperoleh pembebasan dari bank sindikasi atas pelanggaran akibat terpenuhinya persyaratan tersebut.

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi, Perusahaan sedang dalam proses negosiasi dengan para kreditur untuk merestrukturisasi pinjaman tersebut.

17. HUTANG OBLIGASI

Obligasi yang dikenal dengan “Obligasi I Jakarta International Hotels & Development Tahun 1997 dengan Tingkat Bunga Tetap”, diterbitkan dengan jumlah nominal sebesar Rp 600.000.000, dikenakan suku bunga tetap sebesar 16% per tahun yang dibayar tiap tengah tahun, dan sudah jatuh tempo pada tahun 2002.

Pada tahun 1997 dan 1998, Perusahaan memperoleh kembali obligasi sejumlah Rp 81.000.000. Berdasarkan Akta No. 27 tanggal 15 Desember 1999 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, Perjanjian Wali Amanat diubah untuk memperhitungkan obligasi yang diperoleh kembali sehingga saldo tercatat di neraca adalah sebesar Rp 519.000.000. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO) tanggal 11 Agustus 2004 yang telah didokumentasikan dalam Akta No. 6 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta, 99,40% dari jumlah pemegang obligasi yang hadir atau 95,18% dari seluruh obligasi yang terhutang atau sama dengan Rp 494.000.000 menyetujui tawaran Perusahaan: a. Penyelesaian kewajiban pokok sebesar Rp 494.000.000 dan tunggakan bunga yang

diperhitungkan sampai dengan tanggal 31 Desember 2003 dengan saham milik Perusahaan di anak perusahaan, PT Grahaputra Sentosa (GPS) dan PT Danayasa Arthatama Tbk (DA) masing-masing sebanyak 29.620.228 saham dan 484.322.097 saham.

b. Sehubungan dengan butir (a), pemegang obligasi setuju melepaskan haknya untuk menuntut

Wali Amanat dengan cara dan/atau bentuk apapun juga atas dasar ketentuan hukum yang berlaku sepanjang terkait dengan keputusan RUPO. Selain itu membebaskan Wali Amanat dari semua tuntutan dan/atau gugatan dalam bentuk dan/atau cara apapun juga dari siapapun juga termasuk Pemegang Obligasi yang tidak hadir dan/atau tidak diwakili dalam RUPO ini.

Sedangkan untuk pemegang obligasi Iainnya sebesar Rp 25.000.000 yang mewakili 4,82% dari seluruh obligasi yang terhutang, Perusahaan menawarkan penyelesaian kewajiban pokok dan seluruh tunggakan bunga yang diperhitungkan sampai dengan posisi pada tanggal 31 Desember 2003 dengan cara penukaran sejumlah 31.156.381 saham yang dimiliki Perusahaan pada DA.

- 35-

Penawaran kepada pemegang obligasi tersebut telah dilakukan oleh Perusahaan dan Wali Amanat melalui surat kabar "Harian Ekonomi Neraca" tanggal 17 Desember 2004. Batas waktu penawaran tersebut adalah sampai dengan tanggal 31 Desember 2004. Dengan demikian, terhitung sejak tanggal 31 Desember 2004, hak tagih para pemegang obligasi ditujukan langsung kepada Perusahaan dan selanjutnya sejak tanggal 1 Januari 2005, tugas Wali Amanat dan Perjanjian Perwaliamanatan berakhir.

Pada bulan Desember 2008, Perusahaan melakukan penyelesaian pokok hutang obligasi sebesar Rp 3.000.000 dengan harga penyelesaian sebesar Rp 750.000. Selain itu, tunggakan bunga sebesar Rp 5.644.714 dihapuskan. Perusahaan mengakui keuntungan sebesar Rp 7.894.714 atas penyelesaian hutang obligasi dan penghapusan tunggakan bunga tersebut dan dicatat sebagai “Pos luar biasa” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2008.

18. HUTANG USAHA a. Rincian hutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 2010 2009

Pihak ketiga Rupiah PT Surya Pertiwi Rp 6.425.555 Rp 7.554.129 PT Inti Listelindo 5.799.504 5.799.504 PT Multikon 2.863.902 575.435 PT Tata Solusi Pratama 1.148.677 - PT Hardi Agung Perkasa 1.100.000 3.253.166 PT Acset Indonusa 989.481 2.667.810 PT Toshiba Elevator Utama 535.838 1.762.928 PT Trigonomitra Anugrah 471.471 471.471 PT Indalex - 34.348.390 PT Jaya Readymix - 5.645.915 PT The Master Steel MFG. Co. - 1.903.365 PT Cigading Habeam Centre - 1.764.182 PT Megah Abadi Jaya - 1.149.995 Pemasok hotel: PT Secom Indopratama 501.600 - PT Indoguna Utama 489.068 943.020 PT Sukanda Jaya 430.032 467.679 PT Bumi Maestro Ayu 361.201 86.220 PT Causa Prima 349.044 125.338 Maulana 226.472 277.665 Freddy Iskandar 215.004 78.964 CV Puran Jaya 198.970 198.954 PT Tirta Investama 188.591 124.289 PT Gama Jaya Sukses 182.254 137.490 PT Daya Persada Teknik 178.000 178.000 PT Mulia Raya Agrijaya 167.602 81.419 PT Delikatessa 142.419 18.615 UD Umar 139.140 41.990 PT Nirwana Lestari 136.553 67.753 PT Trans Ice 124.311 - PT Prambanan Kencana 123.912 16.713 PT Cahaya Alam Perkasa 110.316 70.130 CV Occasio 108.770 - CV Libra Food Service 105.504 26.010 Pemasok hotel – lain-lain 11.065.379 13.454.641

- 36-

Lanjutan 2010 2009 Lain-lain Rp 9.871.684 Rp 15.662.740

Sub Jumlah 44.750.254 98.953.920

Dollar Amerika Serikat PT NAP Info Lintas Nusa 4.230.000 9.855.000 PT Sarana Cendekia Abadi 2.246.882 109.963 PT Haman Rokko Enterprise 657.941 9.209.046 PT Hardi Agung Perkasa 454.806 2.781.347 PT GT Kabel Indonesia Tbk 321.495 386.213 PT Grand Kartech 184.034 300.362 PT Indalex - 20.978.098 PT Hamparan Anekagranit - 10.551.645 PT Bika Parama Cipta - 5.261.383 PT Caturgriya Lestari - 3.538.037 PT Siemens Indonesia - 3.418.982 PT Prima Setyamakmur - 3.204.492 PT Stella Mobili - 1.616.009 PT Hadinovasi Wiramandiri - 1.462.386 PT Moelya Kreasi Perdana - 1.128.206 Lain-lain 912.467 3.535.117

Sub Jumlah 9.007.625 77.336.286

Jumlah Rp 53.757.879 Rp 176.290.206

b. Jumlah hutang usaha berdasarkan umur (bulan) dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:

2010 2009

Sampai dengan 1 bulan Rp 26.454.695 Rp 37.441.633 >1 bulan – 3 bulan 6.198.670 9.948.750

>3 bulan – 6 bulan 140.572 25.987.627 >6 bulan 20.963.942 102.912.196

Jumlah Rp 53.757.879 Rp 176.290.206

19. HUTANG PAJAK 2010 2009

Pajak Pertambahan Nilai – Bersih Rp 11.722.529 Rp 2.249.153 Pajak Penghasilan

Pasal 21 1.063.521 1.342.293 Pasal 23 116.900 80.878 Pasal 25 4.362.976 2.535.271 Pasal 26 3.210.813 98.370 Pajak Bumi dan Bangunan 7.443.119 3.044.805 Pajak Pembangunan I 1.911.754 1.662.097

Jumlah Rp 29.831.612 Rp 11.012.867

- 37-

Besarnya pajak penghasilan terhutang ditetapkan berdasarkan perhitungan pajak yang dilakukan sendiri oleh wajib pajak (self-assessment). Kantor pajak dapat melakukan pemeriksaan atas perhitungan pajak tersebut sebagaimana ditetapkan dalam undang-undang mengenai ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

20. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 2010 2009

Pihak ketiga Bunga dan beban keuangan lainnya Rp 196.175.667 Rp 278.273.759

Fasilitas umum dan sosial 23.588.125 23.588.125 Jasa profesional 17.093.833 25.013.384 Beban karyawan 9.428.775 12.397.141 Listrik, air dan telepon 8.854.457 5.865.302 Biaya pemeliharaan taman 5.960.290 3.849.749 Lain-lain 14.745.564 10.525.303

Jumlah Rp 275.846.711 Rp 359.512.763 Biaya yang masih harus dibayar untuk fasilitas umum dan sosial merupakan tambahan kewajiban

DA sebagai pengembang yakni membangun beberapa fasilitas sosial dan fasilitas umum berdasarkan perjanjian penyelesaian kewajiban DA, dengan Pemerintah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (PEMDA DKI) tanggal 23 Juli 2004. Kewajiban tersebut diharapkan selesai akhir tahun 2005. Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasi, kewajiban tersebut masih belum terealisasi seluruhnya.

Jasa profesional pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 termasuk biaya pemasaran “Pacific Place

Mall”. Saldo biaya yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 dalam mata uang

asing masing-masing sebesar US$ 19.977.583 (Rp 182.095.667) dan US$ 20.084.595 (Rp 232.479.187) (Catatan 38).

21. UANG MUKA PENJUALAN Pada tanggal 31 Maret 2009, akun ini merupakan uang muka penjualan unit gedung perkantoran

strata title “Equity Tower” yang diterima oleh GS, anak perusahaan. 22. PENDAPATAN DITERIMA DI MUKA 2010 2009 Pihak ketiga

Sewa “Pacific Place Mall” Rp 104.542.227 Rp 97.455.058 Sewa “The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place” 14.245.463 15.941.562 Sewa “One Pacific Place” 6.988.783 3.437.459 Jasa telekomunikasi 5.633.175 6.041.983 Sewa dan pengelolaan kawasan 4.218.134 3.562.245 Iuran keanggotaan “Klub Borobudur” 801.297 1.415.195 Lain-lain 5.406.351 3.814.178 Jumlah Rp 141.835.430 Rp 131.667.680

- 38-

Pendapatan diterima di muka dari penyewa “Pacific Place Mall”, “One Pacific Place” dan “The Ritz-Carlton Jakarta, Pacific Place” merupakan uang muka yang diterima oleh PPJ, anak perusahaan atas sewa ruang pusat perbelanjaan, ruang perkantoran dan apartemen servis.

Pendapatan diterima di muka “Sewa dan pengelolaan kawasan” merupakan uang muka yang diterima oleh DA, anak perusahaan, atas sewa lahan dan pengelolaan KNTS.

Pendapatan diterima di muka “Jasa telekomunikasi” merupakan uang muka yang diterima oleh

AT, anak perusahaan, atas sewa ruang radio, antena dan menara. 23. HUTANG KEPADA PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA 2010 2009

PT Bina Mulia Unika Rp 20.900.801 Rp 20.459.658 PT Berkat Surya Sentrajaya 11.817.643 15.007.045 PT Cemerlang Pola Cahaya 2.080.407 12.826.130 PT First Jakarta International 62.500 62.500 Jumlah Rp 34.861.351 Rp 48.355.333

Saldo hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 termasuk hutang dalam mata uang asing masing-masing sebesar US$ 1.524.745 (ekuivalen sebesar Rp 13.898.051 dan Rp 17.648.923) (Catatan 38).

24. TAKSIRAN KEWAJIBAN UNTUK PEMBANGUNAN PRASARANA

Merupakan taksiran kewajiban untuk biaya pembangunan prasarana di sekitar Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (KNTS). Pada tahun 2002, taksiran kewajiban tersebut telah dinilai kembali oleh surveyor independen dan konsultan manajemen PT Quantech Indonesia. Komponen utama dari biaya pembangunan prasarana ini meliputi jalan dan terowongan, jaringan telekomunikasi, lokasi pengolahan limbah, gardu listrik, pengalihan sungai dan penyediaan air. Tidak ada penilaian kembali untuk taksiran kewajiban untuk pembangunan prasarana pada tahun 2010 dan 2009 karena tidak ada penambahan prasarana yang signifikan.

25. PENDAPATAN DITANGGUHKAN 2010 2009

PT First Jakarta International (FJI) Bagian laba penjualan tanah DA kepada FJI pada tahun 1993 (yang sahamnya dimiliki oleh Perusahaan sebesar 9%) Rp 7.618.438 Rp 16.083.369 PT Graha Putranusa (GPN) Bagian penggantian biaya pengembangan dan pematangan tanah dari GPN (yang sahamnya dimiliki oleh DA sebesar 5%) 1.468.449 1.468.449

Jumlah Rp 9.086.887 Rp 17.551.818

- 39-

26. KEWAJIBAN LAIN – LAIN 2010 2009

Rupiah Setoran jaminan Pacific Place Mall Rp 65.609.144 Rp 60.500.742 Instalasi jaringan telepon 7.897.747 7.875.060 Hotel Borobudur Jakarta 5.997.594 5.729.538 Sewa dan pengelolaan kawasan 1.533.360 1.933.908 Kelebihan penagihan atas pengakuan pendapatan kontrak konstruksi 15.453.760 - Uang muka penyewa Pacific Place Mall - 54.814.374 Hak guna kapasitas transmisi - 4.927.500 Uang muka pembeli apartemen SCBD Suites - 669.952 Lain-lain 194.301.050 129.138.052

Sub Jumlah 290.792.655 265.589.126 Dolar Amerika Serikat (Catatan 38) Deposit atas penjualan Equity Tower 89.642.206 316.761.881 Deposit atas penjualan Pacific Place Residences 14.469.626 59.455.088 Setoran jaminan Pacific Place Residences 13.763.467 8.981.618 One Pacific Place 6.739.348 6.212.025 Sewa dan pengelolaan kawasan 3.143.463 4.442.949 Instalasi jaringan telepon 3.060.829 3.925.965 Lain-lain Federal Investment Holdings Ltd. 91.150.000 115.750.000 PT Trireka Jasa Sentosa 34.364.553 43.639.023 Bicapital Ventura Invesment Ltd. 11.476.696 14.574.083 PT Honey Lady Utama 4.746.363 6.027.334 PT Karya Agung Pratama 1.854.857 2.355.455 Lain-lain 76.770.552 95.798.145

Sub Jumlah 351.181.960 677.923.566 Jumlah Rp 641.974.615 Rp 943.512.692

Lain-lain termasuk jumlah yang diterma PPJ, anak perusahaan dari Sino-Landmark Development

Limited (Sino), pihak ketiga. Berdasarkan “Option Agreement” tanggal 1 Juli 2005 yang ditandatangani oleh PPJ dan Sino, PPJ memberikan hak eksklusif kepada Sino untuk melakukan pemasaran dan penjualan atas seluruh apartemen yang akan dibangun PPJ dan sebagai imbalannya Sino akan memperoleh anggaran biaya pemasaran dari PPJ sejumlah tertentu. Selain itu, Sino juga memperoleh hak opsi untuk melakukan penyertaan saham dalam PPJ di masa mendatang. Pembayaran uang muka untuk penempatan saham dalam PPJ dari Sino pada tanggal 31 Maret 2010 sebesar Rp 142.338.756 dan US$ 715.104 (setara Rp 6.518.174) dan pada tanggal 31 Maret 2009 sebesar Rp 95.596.632 dan US$ 6.568.960 (setara Rp 76.035.715).

Kewajiban lain-lain yang merupakan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing sebesar Rp 1.222.429 dan Rp 1.493.644 atau 0,05% dan 0,06% dari jumlah kewajiban pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Catatan 37).

- 40-

27. HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH DAN RUGI (LABA) BERSIH ANAK PERUSAHAAN 2010 2009

a. Hak minoritas atas aset bersih anak perusahaan: PT Pacific Place Jakarta Rp 528.779.506 Rp 178.764.008 PT Danayasa Arthatama Tbk 276.203.779 237.524.876 Delfina Group Holdings Limited 252.554.187 114.595.762 PT Majumakmur Arthasentosa 17.885.127 12.501.724 PT Andana Utamagraha 5.453.678 3.668.489 PT Dharma Harapan Raya 2.666.274 2.078.628 PT Panduneka Sejahtera 3.448 3.448 PT Pusatgraha Makmur 1.000 1.000 PT Graha Sampoerna 680 200 PT Adimas Utama 200 200 PT Artharaya Unggul Abadi 200 200 PT Citra Adisarana 200 200 PT Citra Wiradaya 200 200 PT Esagraha Puripratama 200 200 PT Grahamas Adisentosa 200 200 PT Grahaputra Sentosa 200 200 PT Intigraha Arthayasa 200 200 PT Nusagraha Adicitra 200 200 PT Trinusa Wiragraga 200 200 PT Panduneka Abadi 200 200 PT Artha Telekomindo 1 1 PT Primagraha Majumakmur 1 1 PT Adinusa Puripratama - 200 PT Pandugraha Sejahtera - 200 Jumlah Rp 1.083.549.881 Rp 549.140.737

b. Hak minoritas atas rugi (laba) bersih anak perusahaan: 2010 2009 PT Pacific Place Jakarta ( Rp 28.680.704 ) Rp 34.744.145 Delfina Group Holdings Limited ( 8.348.589 ) 19.837.414 PT Danayasa Arthatama Tbk ( 3.176.500 ) ( 11.171.786 ) PT Majumakmur Arthasentosa ( 1.013.883 ) 1.988.722 PT Dharma Harapan Raya ( 579.869 ) ( 793.082 ) PT Andana Utamagraha ( 447.937 ) 449.949 Jumlah ( Rp 42.247.482 ) Rp 45.055.362

28. MODAL SAHAM Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 berdasarkan

laporan yang dibuat oleh PT Sirca Data Pro, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut:

- 41-

2010

Jumlah Persentase Jumlah Saham Kepemilikan Modal Disetor

Pemegang Saham Indonesia Tn. Tomy Winata 306.243.700 15,87% Rp 153.121.850 Tn. Sugianto Kusuma 188.297.750 9,76 94.148.875 Pemegang saham Indonesia lainnya (masing-masing dengan persentase kepemilikan kurang dari 5%) 995.545.540 51,58 497.772.770

Sub-jumlah 1.490.086.990 77,21 745.043.495

Pemegang Saham Asing Pemegang saham asing lainnya (masing-masing dengan persentase kepemilikan kurang dari 5%) 439.952.210 22,79 219.976.105

Jumlah 1.930.039.200 100,00% Rp 965.019.600 2009

Jumlah Persentase Jumlah Saham Kepemilikan Modal Disetor Pemegang Saham Indonesia

Tn. Tomy Winata 306.243.700 15,87% Rp 153.121.850 Tn. Sugianto Kusuma 188.297.750 9,76 94.148.875 Pemegang saham Indonesia lainnya (masing-masing dengan persentase kepemilikan kurang dari 5%) 945.193.540 48,97 472.596.770

Sub-jumlah 1.439.734.990 74,60 719.867.495

Pemegang Saham Asing Pemegang saham asing lainnya (masing-masing dengan persentase kepemilikan kurang dari 5%) 490.304.210 25,40 245.152.105

Jumlah 1.930.039.200 100,00% Rp 965.019.600

Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya pada Bursa Efek Indonesia.

- 42-

29. TAMBAHAN MODAL DISETOR – BERSIH 2010 2009

Agio modal saham yang berasal dari: Penawaran Umum Saham Perdana (1984) Rp 6.472.000 Rp 6.472.000 Penawaran Umum Saham Kedua (1988) 16.585.000 16.585.000 Pencatatan Saham Pendiri (1989) 2.026.000 2.026.000 Pencatatan Saham Private Placement (1991) 460.000 460.000 Pencatatan Saham Pendiri (1992) 653.998.355 653.998.355 Pencatatan Saham yang berasal dari Penukaran Waran (1992) 538.200.000 538.200.000 Konversi tambahan modal disetor ke saham bonus (1994) ( 257.338.560 ) ( 257.338.560 ) Penawaran Umum Terbatas I (1996) 275.030.586 275.030.586 Biaya emisi saham (Catatan 2q) ( 15.996.696 ) ( 15.996.696 )

Jumlah Rp 1.219.436.685 Rp 1.219.436.685

Biaya emisi saham merupakan biaya sehubungan dengan penerbitan hak memesan saham untuk pemegang saham Perusahaan yang dikapitalisasi pada bulan Juli 1996.

30. PENDAPATAN USAHA Rincian pendapatan usaha menurut bidang usahanya adalah sebagai berikut: 2010 2009

Real estat Rp 261.238.834 Rp 190.064.103 Usaha hotel 91.945.615 91.230.121 Jasa telekomunikasi 18.435.554 11.928.801 Jasa manajemen 1.295.848 1.363.228 Kontrak konstruksi 439.463 -

Jumlah Rp 373.355.314 Rp 294.586.253

Pada tanggal 31 Maret 2010, pendapatan real estat terutama berasal dari penjualan gedung

perkantoran strata title “Equity Tower”, pendapatan sewa “Pacific Place Mall” dan ruang perkantoran “One Pacific Place”, sedangkan pada tanggal 31 Maret 2009, pendapatan real estat terutama berasal dari pendapatan sewa “Pacific Place Mall” dan ruang perkantoran “One Pacific Place” serta penjualan sebagian lahan Lot 18 yang di atasnya sedang dibangun “18 PARC”.

Sebesar Rp 2.241.659 atau 0,01% dan Rp 1.443.473 atau 0,49% dari pendapatan usaha konsolidasi

merupakan transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa masing-masing pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 (Catatan 37).

Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan

kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga.

- 43-

31. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian akun beban pokok penjualan ini adalah sebagai berikut: 2010 2009

Real estat Rp 145.918.409 Rp 79.659.981 Usaha hotel 18.181.086 19.181.002 Kontrak konstruksi 393.947 -

Jumlah Rp 164.493.442 Rp 98.840.983

32. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian akun ini adalah sebagai berikut:

2010 2009

Real estat Rp 60.488.026 Rp 71.826.354 Usaha hotel 74.700.381 54.835.625 Jasa telekomunikasi 5.166.720 3.848.254

Jasa manajemen 1.612.390 1.551.311 Kontrak kontruksi 312.298 - Jumlah Rp 142.279.815 Rp 132.061.544

Sebesar Rp 2.620.925 (0,02%) dan Rp 3.680.039 (3,52%) dari beban umum dan administrasi pada 31 Maret 2010 dan 2009 dibayarkan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga (Catatan 37).

33. PENDAPATAN SEWA DAN PENGELOLAAN KAWASAN Rincian pendapatan sewa dan pengelolaan kawasan adalah sebagai berikut : 2010 % 2009 % ________

PT Lucky Strategis Rp 1.771.704 20,71 Rp 1.723.702 19,83 PT Electronic City Indonesia 1.077.477 12,59 773.548 8,90 PT Tunas Mandiri Niaga 820.629 9,59 - - PT Plasma Inti Media 660.966 7,72 788.216 9,07 Surya Dharma (Sari Kuring) 497.989 5,24 455.684 5,24 PT Prestasi Golf Andalan 433.590 5,07 477.609 5,49 Lain-lain (masing-masing dibawah 5%) 3.294.440 39,08 4.473.316 51,47 ________

Jumlah Rp 8.556.795 100,00 Rp 8.692.075 100,00

Sebesar Rp 2.746.286 (32,09%) dan Rp 2.149.000 (24,55%) dari pendapatan sewa dan pengelolaan kawasan, masing-masing pada 31 Maret 2010 dan 2009 berasal dari transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 37).

- 44-

34. IMBALAN PASCA KERJA

Besarnya imbalan pasca-kerja dihitung berdasarkan peraturan yang berlaku, yakni Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003.

Program pensiun iuran pasti Imbalan pasca-kerja The-Ritz Carlton Pacific Place (RCPP) Jakarta, didanai melalui program dana iuran pasti. Dana tersebut dikelola oleh DPLK Manulife. Sampai dengan tanngal 31 Desember 2009 dan 2008, iuran yang ditanggung oleh RCPP masing-masing sebesar Rp 822.353 dan Rp 788.325.

Program pensiun manfaat pasti

Imbalan pasca-kerja Perusahaan sebagian didanai melalui program dana pensiun manfaat pasti. Sedangkan untuk anak perusahaan, tidak diselenggarakan program dana pensiun.

Dana Pensiun tersebut dikelola oleh Dana Pensiun Jakarta International Hotels & Development (DAPEN JIHD) yang pendiriannya telah disetujui oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan surat No. KEP-366/KM.17/2000 tanggal 2 Oktober 2000. Selama periode 31 Maret 2010 dan 2009, iuran pensiun yang ditanggung oleh Perusahaan dan karyawan masing-masing sebesar 9% dan 6% gaji pokok bulanan karyawan.

Perhitungan aktuaria terakhir atas dana pensiun dan cadangan imbalan pasti pasca-kerja Perusahaan dilakukan oleh PT Prima Bhaksana Lestari, aktuaris independen, tertanggal 23 Pebruari 2010.

Jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan yang berhak atas imbalan pasti pasca-kerja tersebut masing-masing sebanyak 1.732 karyawan pada tahun 2010 dan 1.713 karyawan pada tahun 2009.

Rekonsiliasi jumlah nilai kini cadangan imbalan pasti pasca-kerja yang didanai dan tidak didanai pada neraca konsolidasi adalah sebagai berikut:

2010 2009

Nilai cadangan imbalan pasti yang didanai Rp 46.011.219 Rp 44.482.632 Nilai wajar aktiva program ( 31.132.482 ) ( 27.198.600 )

14.878.737 17.284.032 Nilai kini cadangan imbalan pasti yang tidak didanai 17.480.732 11.257.631

Keuntungan (kerugian) aktuarial yang tidak diakui 13.332.634 14.706.922

Cadangan imbalan pasti pasca-kerja Rp 45.692.103 Rp 43.248.585

- 45-

Berikut adalah rincian beban imbalan pasti pasca-kerja dan hasil aktual dari aset program: 2010 2009

Beban jasa kini Rp 5.127.904 Rp 3.771.122 Beban bunga 6.076.794 5.487.333 Hasil keuntungan (kerugian) yang diharapkan dari aset program (4.746.430) 3.058.807 Beban jasa lalu 215.547 1.570.815

Kerugian (keuntungan) aktuarial bersih yang diakui pada periode berjalan ( 701.565) ( 255.038 ) Keuntungan kurtailmen ( 718.029) - Jumlah beban imbalan pasti pasca-kerja Rp 5.254.221 Rp 13.633.039

Mutasi cadangan imbalan pasti pasca-kerja adalah sebagai berikut:

2010 2009

Cadangan imbalan pasti pasca-kerja awal tahun Rp 43.248.585 Rp 31.594.358 Beban imbalan pasti pasca-kerja periode berjalan 5.254.221 13.633.039 Pembayaran selama periode berjalan ( 2.810.703 ) ( 1.978.812 )

Cadangan imbalan pasti pasca-kerja akhir tahun Rp 45.692.103 Rp 43.248.585 Asumsi-asumsi aktuarial utama yang digunakan dalam perhitungan imbalan pasti pasca-kerja:

2010 2009

Tabel mortalita CSO 1958,TMI-99,GAM-83 CSO 1958 Modified,TMI-2 Usia pension normal 50 - 55 tahun 50 - 55 tahun Tingkat diskonto jangka panjang 8,5% - 12,0% 8,8% - 12,0% Tingkat kenaikan gaji per tahun 9,0% - 10,0% 9,0% - 10,0%

35. PAJAK PENGHASILAN a. Beban pajak Perusahaan dan anak perusahaan terdiri dari: 2010 2009

Pajak kini Rp 18.695.752 Rp 7.903.204 Pajak tangguhan 6.232.208 1.909.818 Jumlah Rp 24.927.960 Rp 9.813.022

b. Pajak Kini

Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasi dengan akumulasi rugi fiskal untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

- 46-

2010 2009

Laba (rugi) sebelum pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Rp 83.201.119 ( Rp 29.512.884 ) Rugi (laba) anak perusahaan sebelum pajak ( 76.896.323 ) ( 54.011.727 )

Laba (rugi) Perusahaan sebelum pajak 6.304.796 ( 83.524.611 )

Perbedaan temporer: Perbedaan penyusutan antara fiskal dan komersial 3.231.990 3.436.178 Penyisihan piutang ragu-ragu 300.000 300.000 Penyisihan untuk penggantian peralatan usaha 455.377 137.756 Rugi penjualan aset tetap - ( 152.806 )

Jumlah 3.987.367 3.721.128

Perbedaan tetap: Kesejahteraan karyawan 2.661.808 1.913.050 Pendapatan bunga yang telah dikenakan pajak final ( 578.530 ) ( 122.256 )

Bersih 2.083.278 1.790.794

Laba kena pajak (rugi fiskal) periode berjalan Rp 12.375.441 ( Rp 78.012.686 )

36. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR Perhitungan laba bersih per saham dasar adalah sebagai berikut: 2010 2009 Laba bersih Rp 16.025.677 Rp 5.729.456

Jumlah saham beredar 1.930.039.200 1.930.039.200

Laba bersih per saham dasar Rp 8,30 Rp 2,97

37. SIFAT DAN TRANSAKSI HUBUNGAN ISTIMEWA

Sifat Hubungan Istimewa Perusahaan yang pemegang saham atau sebagian pengurus atau manajemennya baik secara langsung maupun tidak langsung sama dengan Perusahaan dan anak perusahaan yaitu: PT Arthagraha General Insurance PT Arthagraha Sentral PT Bank Artha Graha Internasional Tbk PT Berkat Surya Sentrajaya

PT Cemerlang Pola Cahaya Discovery Kartika Plaza Hotel PT First Jakarta International PT Graha Artha Sentosa Sejahtera

PT Bhakti Artha Reksa Sejahtera PT Bina Mulia Unika

PT Graha Putranusa PT Kharisma Arya Paksi

- 47-

Transaksi Hubungan Istimewa

Dalam menjalankan usahanya, Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. a. Rincian jenis transaksi yang signifikan dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah

sebagai berikut:

2010 2009 Aset Kas dan setara kas

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk Bank Rp 25.351.834 Rp 36.082.259 Deposito berjangka 54.620.327 55.543.487 Jumlah Rp 79.972.161 Rp 91.625.746

Penyertaan saham PT First Jakarta International (FJI) Rp 45.600.000 Rp 45.600.000 PT Bina Mulia Unika (BMU) 5.888.409 5.883.071 PT Graha Putranusa (GPN) 5.000.000 5.000.000 Jumlah Rp 56.488.409 Rp 56.483.071

Piutang usaha

PT Mulia Sejahtera Abadi Rp 9.281.011 Rp 8.752.102 PT Arthagraha Sentral 4.151.530 4.240.682 PT Music Roomindo Sejati 2.809.297 1.781.926 Discovery Kartika Plaza Hotel 657.398 1.654.913 PT Buanagraha Arthaprima 60.941 121.000 Lain-lain 268.229 244.474 Jumlah Rp 17.228.406 Rp 16.795.097

Piutang lain-lain

PT Cemerlang Pola Cahaya Rp - Rp 16.031.791 PT Cipta Daya Gemapuspita - 1.600.000 Akademi Pariwisata Jakarta International Hotel - 650.000 Lain-lain 525.215 313.114 Jumlah 525.215 18.594.905 Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu - ( 16.031.791 ) Bersih Rp 525.215 Rp 2.563.114

- 48-

Lanjutan

2010 2009

Biaya dibayar di muka

PT Arthagraha General Insurance Rp 6.593.340 Rp 3.252.636 PT Buanagraha Arthaprima 315.552 134.078

Jumlah Rp 6.908.892 Rp 3.386.714

Aset lain-lain PT Buanagraha Arthaprima Rp 1.002.628 Rp 1.142.074

Kewajiban

Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa PT Bina Mulia Unika Rp 20.900.801 Rp 20.459.658 PT Berkat Surya Sentrajaya 11.817.643 15.007.045 PT Cemerlang Pola Cahaya 2.080.407 12.826.130 PT First Jakarta International 62.500 62.500 Lain-lain - - Jumlah Rp 34.861.351 Rp 48.355.333

Pendapatan ditangguhkan PT First Jakarta International Rp 7.618.438 Rp 16.083.369 PT Graha Putranusa 1.468.449 1.468.449 Jumlah Rp 9.086.887 Rp 17.551.818

Kewajiban lain-lain PT Bank Artha Graha Internasional Tbk Rp 1.004.929 Rp 1.276.144 PT First Jakarta International 217.500 217.500

Jumlah Rp 1.222.429 Rp 1.493.644

Pendapatan dan beban usaha Pendapatan usaha

Discovery Kartika Plaza Hotel Rp 1.175.848 Rp 988.056 PT First Jakarta International 396.782 410.450

Jumlah Rp 1.572.630 Rp 1.398.506

Beban umum dan administrasi

PT Arthagraha General Insurance Rp 2.727.815 Rp 2.435.068 PT Buanagraha Arthaprima 1.306.428 1.244.971

Jumlah Rp 4.034.243 Rp 3.680.039

- 49-

b. Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi perbankan dengan PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (BAGI) sehubungan dengan aktivitas operasional dan kebutuhan modal kerja. Pendapatan bunga yang diperoleh dari BAGI sebesar Rp 896.693 pada tanggal 31 Maret 2010 (78,29% dari pendapatan bunga) dan sebesar Rp 1.226.041 pada tanggal 31 Maret 2009 (79,59% dari pendapatan bunga).

c. Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, Perusahaan dan anak perusahaan mengasuransikan persediaan, properti investasi, dan aset tetap kecuali tanah kepada PT Arthagraha General Insurance (AGI) (Catatan 7, 11 dan 12).

d. AT, anak perusahaan, mengadakan perjanjian kerjasama di bidang telekomunikasi dengan PT First Jakarta International, PT Buanagraha Arthaprima dan PT Graha Putranusa (Catatan 39).

Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dilaksanakan dengan syarat dan kondisi yang sama sebagaimana bila dilaksanakan dengan pihak ketiga. Tidak terdapat transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama perusahaan, yang didefinisikan sebagai transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan BAPEPAM-LK No.IX.E-1 ”Benturan Kepentingan”.

38. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING

Saldo aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang Dolar Amerika Serikat pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

2010 2009

Ekuivalen Ekuivalen Dolar A.S. dalam Rupiah Dolar A.S. dalam Rupiah

Aset Kas dan setara kas Pihak yang mempunyai

hubungan istimewa 2.403.208 21.905.246 3.841.620 44.466.751 Pihak ketiga 3.638.365 33.163.694 4.001.120 46.312.964

Investasi Pihak ketiga 56.710.523 516.916.423 46.267.395 535.545.100 Piutang usaha Pihak ketiga 996.975 9.087.427 807.381 9.345.435 Piutang lain-lain Pihak ketiga 468.452 4.269.940 406.859 4.709.393 Aset Lain-lain Pihak Ketiga 31.314 285.423 31.573 365.454

Jumlah Aset 64.248.837 585.628.153 55.355.948 640.745.097

- 50-

Lanjutan

2010 2009

Ekuivalen Ekuivalen Dolar A.S. dalam Rupiah Dolar A.S. dalam Rupiah

Kewajiban Surat hutang 44.000000 401.060.000 65.000.000 752.375.000 Hutang bank Pihak ketiga 85.987.587 783.776.854 85.987.587 995.306.317 Hutang usaha Pihak ketiga 988.220 9.007.625 6.681.320 77.336.286 Biaya masih harus dibayar Pihak ketiga 19.977.583 182.095.667 20.084.595 232.479.187

Hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa 1.524.745 13.898.051 1.524.745 17.648.923 Kewajiban lain-lain 38.527.917 351.181.960 58.567.911 677.923.566

Jumlah Kewajiban 191.006.052 1.741.020.157 237.846.158 2.753.069.279

Kewajiban Bersih ( 26.757.215 ) (1.155.392.004) ( 182.490.210) (2.112.324.182)

Kurs konversi yang digunakan pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 masing-masing adalah Rp 9.115 dan Rp 11.575 per US$1. Nilai kewajiban moneter bersih dalam mata uang asing pada tanggal 31 Maret 2010 dengan menggunakan kurs pada tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi (Rp 9.115 per US$ 1) adalah sebesar Rp 1.155.392.004.

39. IKATAN, KONTINJENSI DAN PERKARA HUKUM

a. Perjanjian dengan PT Dharma Harapan Raya (DHR) Pada tahun 1999, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pengoperasian dan Pengelolaan hotel

dengan DHR untuk mengawasi, mengoperasikan, mengelola dan mengendalikan usaha Hotel Borobudur Jakarta. Sebagai kompensasinya, Perusahaan membayar imbalan jasa manajemen, teknis dan pemasaran kepada DHR. Perjanjian dengan DHR berlaku untuk periode sepuluh tahunan dimulai dari tanggal 1 Januari 1999, setelah perjanjian ini berakhir, kedua belah pihak dapat memperpanjang kembali perjanjian ini untuk jangka waktu dua periode lima tahunan.

DHR akan menerima imbalan jasa manajemen dengan tarif setinggi-tingginya sebesar 8% dari laba usaha kotor seperti yang disebutkan dalam perjanjian. DHR juga memperoleh imbalan jasa teknis atas jasa-jasa yang diberikan, yang meliputi kegiatan usaha, keuangan, personalia, pembelian dan kendali mutu. Jumlah imbalan jasa akan dibayarkan sesuai persyaratan yang ditentukan dalam perjanjian.

DHR juga mengenakan jasa pemasaran untuk tahun pertama dan kedua yang dihitung sebesar

0,5% dari pendapatan usaha hotel, sedangkan untuk tahun berikutnya sebesar 1% dari pendapatan usaha Hotel.

- 51-

Pada bulan Nopember 2008, Perusahaan dan DHR memperbaharui Perjanjian atas Pengoperasian dan Pengelolaan hotel yang berlaku untuk jangka waktu dua periode lima tahunan terhitung tanggal 1 Januari 2009. Di dalam perjanjian baru tersebut terdapat beberapa perubahan syarat dan kondisi, di antaranya, perubahan dasar perhitungan imbalan jasa manajemen, peningkatan jasa pemasaran menjadi sebesar 2% dari pendapatan usaha hotel dan imbalan jasa teknis sebesar US$ 600.000 per tahun.

Pendapatan DHR yang diperoleh dari Hotel Borobudur Jakarta telah dieliminasi dalam laporan

keuangan konsolidasi. b. Perjanjian dengan International Hotel Licensing Company (IHLC)

Pada tanggal 31 Maret 2006, PT Pacific Place Jakarta (PPJ) mengadakan perjanjian dengan International Hotel Licensing Company (IHLC) yang berlaku untuk jangka waktu 20 tahun terhitung sejak tanggal dimulainya kegiatan operasional (22 Nopember 2007) dan dapat diperpanjang kembali untuk jangka waktu sampai 10 tahun.

c. Perjanjian dengan Conrad International Investment Corporation (Conrad) dan Perusahaan

Afiliasinya

Pada tahun 1994, PT Danayasa Arthatama Tbk (DA), dan Conrad menandatangani perjanjian dimana kedua belah pihak sepakat untuk membentuk perusahaan patungan dengan nama PT Jakarta International Artha (JIA), dimana JIA akan memperoleh secara unit strata, mengembangkan, memiliki dan mengoperasikan hotel internasional berbintang lima yang terletak di Lot 3 KNTS. Selanjutnya, pada tahun 1997 Conrad telah membayar uang muka pemesanan saham JIA sebesar USD 6.933.000. Berdasarkan Perjanjian Penghentian (Termination Agreement) tanggal 22 Juli 2005 yang dibuat oleh DA, Conrad dan JIA disepakati untuk menghentikan perjanjian kerjasama tersebut di atas. Selanjutnya, para pihak tersebut menyetujui untuk menyelesaikan pembayaran uang muka pemesanan saham dari Conrad kepada JIA sebesar US$ 6.993.000 dengan cara sebagai berikut: 1. Penyerahan saham yang dimiliki DA pada PT Majumakmur Arthasentosa (MAS) senilai

US$ 3.846.150 atau sebesar 10% dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh MAS; dan

2. DA akan menyetorkan dana ke MAS untuk kepentingan Conrad sebesar US$ 3.146.850

sebagai pinjaman subordinasi dari Conrad kepada MAS (Pinjaman Subordinasi Conrad).

Apabila pengalihan saham dimiliki DA pada MAS kepada Conrad telah efektif dan DA telah menyediakan Pinjaman Subordinasi Conrad kepada MAS, maka kewajiban JIA kepada Conrad akan dianggap tuntas.

d. Kontinjensi – Sengketa Lahan

PT Danayasa Arthatama Tbk (DA), (sebagai Tergugat) menghadapi beberapa perkara litigasi berkaitan ijin penggunaan lahan di Kawasan Niaga Terpadu Sudirman sebagai berikut: 1. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Indonesia (Penggugat)

Merupakan sengketa tanah seluas 3,5 ha di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta Selatan. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 30 Januari 2002 menyatakan eksepsi Tergugat tidak dapat diterima. Atas putusan tersebut pihak Penggugat telah mengajukan permohonan eksekusi ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 29 Juli 2002. Pada tanggal 12 Januari 2004 DA mengajukan keberatan terhadap dilaksanakannya eksekusi tersebut kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri

- 52-

Jakarta Pusat No. 64/PDT.BTH/2004 tanggal 19 Agustus 2004 menyatakan menerima sebagian gugatan DA antara lain eksekusi tidak dapat dilaksanakan. Putusan tersebut dikuatkan dengan Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta No. 602/PDT/2004/PT.DKI tanggal 17 Mei 2005 pada tingkat banding. Putusan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 1280 K/PDT/2006 jo No. 64/PDT.G/2004/PN.JKT.PST tanggal 23 Nopember 2006 menyatakan menolak kasasi yang diajukan Penggugat. Selain itu, Perusahaan dan DA (sebagai Tergugat) menghadapi perkara litigasi berkaitan ijin penggunaan lahan seluas 3,5 ha di Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 di Kawasan Sudirman dari Badan Hukum Masehi Advent Hari Ketujuh Se-Indonesia. Berdasarkan putusan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 8 Desember 2003 menyatakan menolak kasasi dari Penggugat. Pada tanggal 14 Mei 2004 Penggugat telah mengajukan permohonan kembali ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat atas Putusan dari Mahkamah Agung tersebut. Sesuai dengan putusan dari Mahkamah Agung Republik Indonesia No.146/PK/PDT/2005, tanggal 17 Nopember 2005, permohonan peninjauan kembali dari Penggugat tersebut ditolak.

e. Perjanjian Kerjasama AT, anak perusahaan, telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan berbagai pihak berkaitan dengan sarana telekomunikasi.

f. Perjanjian antara PT Citra Wiradaya (CW) dengan PT Kingsland International (KI) Pada tanggal 23 Januari 2009, KI menunjuk PT Bangun Cipta Graha (BCG), PT Citra Graha Manunggal (CGM), PT Dian Graha Cipta (DGC), da PT Eka Adi Graha (EAG), anak-anak perusahaan dari KI, untuk menandatangani Akta Jual Beli dengan CW sehubungan dengan perjanjian di atas dimana CW menjual Kavling B, C, D dan E masing-masing kepada BCG, CGM, DGC, dan EAG serta Kavling F kepada BMU.

40. INFORMASI SEGMEN Informasi segmen tentang Perusahaan dan anak perusahaan untuk tiga bulan yang berakhir pada

tanggal-tanggal 31 Maret 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:

Segmen Primer Perusahaan dan anak perusahaan dikelola dan dikelompokkan dalam divisi usaha yang terdiri dari hotel, real estat, jasa telekomunikasi dan jasa manajemen perhotelan. Divisi usaha ini juga digunakan sebagai dasar pelaporan informasi segmen primer.

- 53-

Informasi bentuk segmen primer yang berupa segmen usaha Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:

2010 2009

a. Aset Real estat Rp 3.799.779.504 Rp 4.531.323.489 Hotel 2.646.137.847 2.214.445.253 Jasa telekomunikasi 62.853.546 60.652.913 Jasa manajemen 7.934.870 5.696.826

Jumlah sebelum eliminasi 6.516.705.767 6.812.118.481 Eliminasi 1.426.414.769 1.246.926.016

Jumlah setelah eliminasi Rp 5.090.290.998 Rp 5.565.192.465

b. Pendapatan Real estat Rp 261.238.834 Rp 190.064.103 Hotel 91.945.615 91.230.121

Jasa telekomunikasi 18.435.554 11.928.801 Jasa manajemen 3.778.187 3.649.779 Kontrak konstruksi 439.463 -

Jumlah sebelum eliminasi 375.837.653 296.872.804 Eliminasi 2.482.339 2.286.551

Jumlah setelah eliminasi Rp 373.355.314 Rp 294.586.253

c. Laba (Rugi) Usaha

Real estat Rp 52.670.522 Rp 60.750.098 Hotel ( 8.772.242 ) ( 10.191.464 ) Jasa telekomunikasi 7.286.618 2.986.752 Jasa manajemen 1.996.785 1.893.445

Jumlah sebelum eliminasi 53.181.683 55.438.831 Eliminasi - -

Jumlah setelah eliminasi Rp 53.181.683 55.438.831

41. KELANGSUNGAN USAHA

Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan memiliki saldo defisit sebesar Rp 203.382.406 yang terutama berasal dari akumulasi kerugian atas kurs mata uang asing pada saat terjadinya krisis moneter tahun 1998. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan belum dapat melunasi hutang bank (Catatan 16) yang jatuh tempo pada tahun 2007. Untuk menghadapi kondisi tersebut di atas dan kondisi ekonomi yang memburuk sebagaimana diungkapkan pada Catatan 42, Perusahaan dan anak perusahaan akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tetap melanjutkan Program Pengembangan Usaha antara lain, pengembangan gedung

perkantoran strata title di Lot 9 yang akan selesai pada bulan pertengahan 2010 dan di Lot 18 yang akan selesai pada akhir tahun 2010.

- 54-

b. Melakukan negosasi mengenai Program Restrukturisasi Keuangan dengan para kreditur atas pinjaman yang telah jatuh tempo.

c. Mengundang investor baru untuk memberikan pendanaan dan berpartisipasi dalam modal agar

pembangunan proyek yang telah direncanakan dapat segera dimulai dan berjalan sesuai rencana.

d. Melakukan program penghematan biaya dalam segala bidang.

Manajemen berpendapat bahwa langkah-langkah tersebut di atas dapat dilaksanakan dan memungkinkan Perusahaan dan anak perusahaan untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajiban yang telah jatuh tempo.

42. KONDISI EKONOMI INDONESIA AKIBAT KRISIS KEUANGAN GLOBAL Krisis keuangan global yang dimulai dari Amerika Serikat telah mempengaruhi pasar modal dan

pasar keuangan di Indonesia, ditandai antara lain dengan melemahnya nilai tukar mata uang Rupiah, penurunan permintaan dan nilai pasar komoditas, penurunan nilai pasar saham dan surat berharga, serta kenaikan suku bunga. Kondisi tersebut telah mengakibatkan berkurangnya likuiditas, terbatasnya penyediaan kredit serta menurunnya pertumbuhan ekonomi. Memburuknya kondisi ekonomi tersebut diperkirakan akan berdampak lebih jauh di berbagai sektor industri dan sektor riil pada tahun 2009.

Memburuknya kondisi ekonomi berpotensi mempengaruhi rencana pengembangan proyek real estat

dan tingkat hunian properti yang disewakan serta hotel milik anak perusahaan, yang mana faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi pendapatan dan laba bersih Perusahaan dan anak perusahaan dimasa mendatang. Rencana pengembangan proyek real estat akan terpengaruh oleh tingkat permintaan pasar yang mungkin cenderung menurun. Selain itu, tingkat hunian properti yang disewakan akan terpengaruh oleh kemungkinan bahwa penyewa mengakhiri atau tidak memperpanjang lagi masa sewa karena kondisi usaha penyewa menurun. Kondisi tersebut juga dapat mengakibatkan penyewa tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Untuk menghadapi kondisi ekonomi yang mungkin semakin memburuk pada tahun yang akan datang,

Perusahaan dan anak perusahaan telah melakukan dan akan meneruskan rencana dan tindakan sebagaimana diungkapkan pada Catatan 41.

Perbaikan dan pemulihan ekonomi tergantung pada beberapa faktor, antara lain kebijakan fiskal dan

moneter yang diupayakan oleh Pemerintah, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan dan anak perusahaan, untuk mencapai pemulihan ekonomi. Dampak masa depan yang berasal dari kondisi ekonomi pada saat ini atas likuiditas serta pendapatan Perusahaan dan anak perusahaan, termasuk dampak masa depan terhadap investor, pelanggan dan pemasok, tidak dapat ditentukan.

43. REKLASIFIKASI AKUN

Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2009 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi untuk tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2010 sesuai dengan Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal No. SE-02/PM/2004 tanggal 27 Desember 2004.

PT JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS & DEVELOPMENTTbKGedung Artha Graha Lantai 15Kawasan Niaga Terpadu SudirmanJl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53Jakarta 12190 - lndonesiaPhone :(6221) 515 2555Facsimile : (62 21) 515 2526, 5152546E-mail :[email protected] :www.iihd.co.id

Ref. No.: O48iET/FAJJIHD/lV/201 0

SURAT PERNYATAAN DIREKSITENTANG TANGGUNG JAWAB ATASLAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIUNTUK TIGA BULAN YANG BERAKHIR

PADA TANGGAL-TANGGAL31 MARET 201O DAN 2OO9

PT. JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS& DEVELOPMENT TbK DAN ANAK

PERUSAHAAN

Kami yang bertanda tangan di bawah ini:

DI RECTORS' STATEMENT ONTHE RESPONSILIBILITY

FOR THE CONSOLIDATED FINANCIAISTATEMENTS FOR THREE MONTHS WHICH

ENDED MARCH 31,2010 AND 2OO9

PT. JAKARTA INTERNATIONAL HOTELS &DEVELOPMENT TbK AND ITS SUBSIDIARIES

We, the undersigned:

Sanioso GunaraGedung Artha Graha Lantai 15Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53Jakarta 12190Jl. Kembang Ayu lV No. 30 RT. 007 RW. 005Kembangan - Jakarta Barat

5152020W akil Presiden D i rektu r/V i ce P re si d e nt D i re cto r

Hartono Tjahjadi AdiwanaGedung Artha Graha Lantai '15

Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53Jakarta 12190Gang Kampak No. 38 RT. 004 RW. 001Maphar - Taman SariJakarta Barat

5'152555Dteklur/Director

declare that:

1. We are responsible for the preparation andpresentation of the Company's and itsSubsidiaries consolidated financialstatements for three months which endedMarch 31,2010 dan 2009"

2. The Company's and its Subsidiariesconsolidated financial statements have beenprepared and presented in accordance withgenerally accepted accounting OrinciOtes

{

DH

1. Nama/lVameAlam at Kantor I Office address

Alamat Domisili/sesuai KTP atauKartu identitas lain/Reslde nti alAddress/in accordance withPersonal ldentity Card

Nomor Telepon/Ielephone numberJabalanlTitle

2 Nama/lVarneAlamat Kantor I Office address

Alamat Domisili/sesuai KTP atauKartu identitas lain/Reslde nti alAdd ress/in accordance withPersonal ldentity Card

Nomor Telepon/Ielephone numberJabalanlTitle

menyatakan bahwa:

1. Bertanggung jawab atas penyusunandan penyajian laporan keuangankonsolidasi Perusahaan dan AnakPerusahaan untuk tiga buian yanE

berakhir pada tanggal-tanggal31 Maret 2010 dan 2009.

Laporan keuangan konsolidastPerusahaan dan Anak Perusahaantersebut telah disusun dan disajikansesuai dengan prinsip akuntansi yangberlaku umum.

r:dSi

#tffiat\

N"#

3. a. Semua informasi dalam laporankeuangan konsolidasi Perusahaandan Anak Perusahaan tersebuttelah dimuat secara lengkap danbenar, dan

b. Laporan keuangan konsolidasiPerusahaan dan Anak Perusahaantersebut tidak mengandunginformasi atau fakta material yangLidak benar, dan tidakmenghilangkan informasi atau faktamaterial.

4. Bertanggung jawab atas sistem 4.pengendalian intern dalam Perusahaandan Anak Perusahaan.

3. a. AII information has been fully and correctlydisclosed in the Company's and itsSubsidiaries consolidated financialstatements, and

b. The Company's and its Subsidiariesconsolidated financial statements do notcontain materially misleading informationor facts, and do not conceal anyinformaiion or facts.

We are responsible for the Company's andits Subsidiaries internal control system.

Demikian pernyataan ini dibuat dengansebenarnya.

This statement has been made truthfully

201O/April 30, 2010

Wakil Presiden D

Vice President Direi