pt austindo nusantara jaya tbk

468
PROSPEKTUS PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA TBK TAHUN 2013 Tanggal Efektif : 1 Mei 2013 Masa Penawaran : 2 - 3 Mei 2013 Tanggal Penjatahan : 6 Mei 2013 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 7 Mei 2013 Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 7 Mei 2013 Tanggal Pencatatan Saham Pada Bursa Efek Indonesia : 8 Mei 2013 OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. (“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI SAHAM BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. Kegiatan Usaha Utama: Perdagangan dan jasa serta pengoperasian perkebunan, pengolahan dan perdagangan produk kelapa sawit, pengolahan dan perdagangan produk sagu serta produksi dan penggunaan energi terbarukan dan kelistrikan melalui Entitas Anak Berkedudukan di Jakarta Selatan Kantor Pusat: Graha Irama Lantai 3 Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 1-2 Jakarta 12950, Indonesia Telp: (021) 526-1415 Faks: (021) 526-1416 Website: www.austindogroup.com e-mail: [email protected] Memiliki 4 perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari 2 perkebunan di Sumatera Utara, 1 perkebunan di Pulau Belitung dan 1 perkebunan di Kalimantan Barat; 1 konsesi hutan sagu yang terletak di Papua Barat; 2 pembangkit tenaga listrik terbarukan yang terdiri dari 1 pembangkit di Pulau Belitung dan 1 konsorsium pembangkit tenaga listrik di Jawa Barat. PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM Sebanyak 333.350.000 (tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus lima puluh ribu) saham baru atau sebesar 10% (sepuluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada masyarakat dengan Harga Penawaran Rp1.200,-(seribu dua ratus Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (”FPPS”). Nilai saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham secara keseluruhan adalah sebesar Rp400.020.000.000,- (empat ratus miliar dua puluh juta Rupiah). Saham biasa atas nama yang ditawarkan seluruhnya terdiri dari saham baru yang berasal dari portepel Perseroan, serta akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Saham biasa atas nama lainnya dari Perseroan telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk antara lain hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 17 Januari 2013 sebagaimana tertuang dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 161 tanggal 17 Januari 2013 dibuat di hadapan Doktor Irawan Soerodjo, S.H., M.Si, Notaris di Jakarta, telah disetujui bahwa Perseroan akan melaksanakan program kepemilikan saham oleh karyawan Perseroan melalui Employee Stock Allocation dengan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 1% (satu persen) dari jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana ini atau sebanyak-banyaknya sebesar 3.333.500 (tiga juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus) saham kepada karyawannya bersamaan dengan pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham ini dan program opsi pembelian saham kepada manajemen Perseroan melalui program Management Stock Option Plan sebanyak-banyaknya sebesar 1,5% (satu koma lima persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum atau sebanyak-banyaknya sebesar 50.000.000 (lima puluh juta) saham. Informasi lengkap mengenai program ESA dan MSOP dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini. PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK PT Bahana Securities PENJAMIN EMISI EFEK 37 $PDQWDUD 6HFXULWLHV Ɣ 37 %XDQD &DSLWDO Ɣ 37 (UGLNKD (OLW 6HNXULWDV Ɣ 37 +' &DSLWDO 7EN Ɣ 37 -DVD 8WDPD &DSLWDO Ɣ 37 .UHVQD *UDKD 6HNXULQGR 7EN Ɣ 37 /DXWDQGKDQD 6HFXULQGR Ɣ 37 0DGDQL 6HFXULWLHV Ɣ 37 0HJD &DSLWDO ,QGRQHVLD Ɣ 37 0LQQD 3DGL ,QYHVWDPD 7EN Ɣ 37 1,63 6HNXULWDV Ɣ 37 2YHUVHDV 6HFXULWLHV Ɣ 37 3DQLQ 6HNXULWDV 7EN Ɣ 37 3KLOOLS 6HFXULWLHV ,QGRQHVLD Ɣ 37 5HOLDQFH 6HFXULWLHV 7EN Ɣ 37 :DWHUIURQW 6HFXULWLHV ,QGRQHVLD Ɣ 37 <XOLH 6HNXULQGR 7EN Saham - saham yang ditawarkan ini seluruhnya akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) terhadap penawaran saham Perseroan. RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO HARGA PRODUK MINYAK KELAPA SAWIT. RISIKO HARGA PRODUK MINYAK KELAPA SAWIT DAPAT TERJADI AKIBAT PENGARUH HARGA INTERNASIONAL. RISIKO USAHA LAINNYA DAPAT DILIHAT PADA BAB VI TENTANG RISIKO USAHA DALAM PROSPEKTUS INI. PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI). RISIKO YANG DIHADAPI INVESTOR PEMBELI EMISI EFEK ADALAH TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARANUMUM PERDANA SAHAM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN OLEH TERBATASNYA JUMLAH PEMEGANG SAHAM PERSEROAN. Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 2 Mei 2013

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

PR

OS

PEK

TUS

PEN

AW

AR

AN

UM

UM

PER

DA

NA

SA

HA

M P

T AU

STIN

DO

NU

SA

NTA

RA

JAYA

TBK

TAH

UN

2013

Tanggal Efektif : 1 Mei 2013 Masa Penawaran : 2 - 3 Mei 2013 Tanggal Penjatahan : 6 Mei 2013 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 7 Mei 2013 Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 7 Mei 2013 Tanggal Pencatatan Saham Pada Bursa Efek Indonesia : 8 Mei 2013

OJK TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM.

PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. (“PERSEROAN”) DAN PENJAMIN PELAKSANA EMISI SAHAM BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL, SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI.

PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk.Kegiatan Usaha Utama:

Perdagangan dan jasa serta pengoperasian perkebunan, pengolahan dan perdagangan produk kelapa sawit, pengolahan dan perdagangan produk sagu serta produksi dan penggunaan energi terbarukan dan kelistrikan melalui Entitas Anak

Berkedudukan di Jakarta SelatanKantor Pusat:

Graha Irama Lantai 3Jalan H.R. Rasuna Said Kav. 1-2

Jakarta 12950, IndonesiaTelp: (021) 526-1415 Faks: (021) 526-1416

Website: www.austindogroup.come-mail: [email protected]

Memiliki 4 perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari 2 perkebunan di Sumatera Utara, 1 perkebunan di Pulau Belitung dan 1 perkebunan di Kalimantan Barat;

1 konsesi hutan sagu yang terletak di Papua Barat;2 pembangkit tenaga listrik terbarukan yang terdiri dari 1 pembangkit di Pulau Belitung dan

1 konsorsium pembangkit tenaga listrik di Jawa Barat.

PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAMSebanyak 333.350.000 (tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus lima puluh ribu) saham baru atau sebesar 10% (sepuluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada masyarakat dengan Harga Penawaran Rp1.200,-(seribu dua ratus Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (”FPPS”). Nilai saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham secara keseluruhan adalah sebesar Rp400.020.000.000,- (empat ratus miliar dua puluh juta Rupiah).

Saham biasa atas nama yang ditawarkan seluruhnya terdiri dari saham baru yang berasal dari portepel Perseroan, serta akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Saham biasa atas nama lainnya dari Perseroan telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk antara lain hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

Sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang diselenggarakan pada tanggal 17 Januari 2013 sebagaimana tertuang dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 161 tanggal 17 Januari 2013 dibuat di hadapan Doktor Irawan Soerodjo, S.H., M.Si, Notaris di Jakarta, telah disetujui bahwa Perseroan akan melaksanakan program kepemilikan saham oleh karyawan Perseroan melalui Employee Stock Allocation dengan mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 1% (satu persen) dari jumlah seluruh saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Saham Perdana ini atau sebanyak-banyaknya sebesar 3.333.500 (tiga juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus) saham kepada karyawannya bersamaan dengan pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham ini dan program opsi pembelian saham kepada manajemen Perseroan melalui program Management Stock Option Plan sebanyak-banyaknya sebesar 1,5% (satu koma lima persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum atau sebanyak-banyaknya sebesar 50.000.000 (lima puluh juta) saham. Informasi lengkap mengenai program ESA dan MSOP dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini.

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PT Bahana Securities

PENJAMIN EMISI EFEK

Saham - saham yang ditawarkan ini seluruhnya akan dicatatkan pada Bursa Efek IndonesiaPenjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment)

terhadap penawaran saham Perseroan.

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO HARGA PRODUK MINYAK KELAPA SAWIT. RISIKO HARGA PRODUK MINYAK KELAPA SAWIT DAPAT TERJADI AKIBAT PENGARUH HARGA INTERNASIONAL. RISIKO USAHA LAINNYA DAPAT DILIHAT PADA BAB VI TENTANG RISIKO USAHA DALAM PROSPEKTUS INI.

PERSEROAN TIDAK MENERBITKAN SURAT KOLEKTIF SAHAM DALAM PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI, TETAPI SAHAM-SAHAM TERSEBUT AKAN DIDISTRIBUSIKAN SECARA ELEKTRONIK YANG AKAN DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA (KSEI).

RISIKO YANG DIHADAPI INVESTOR PEMBELI EMISI EFEK ADALAH TIDAK LIKUIDNYA SAHAM YANG DITAWARKAN PADA PENAWARANUMUM PERDANA SAHAM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN OLEH TERBATASNYA JUMLAH PEMEGANG SAHAM PERSEROAN.

Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 2 Mei 2013

Page 2: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

Perseroan telah menyampaikan pernyataan Pendaftaran Emisi Efek sehubungan dengan penawaran Umum Perdana Saham ini kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK dengan surat

undang-undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, sebagaimana dimuat dalam tambahan No. 3608 Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 tahun 1995, (selanjutnya disebut ”UUPM”) dan peraturan pelaksanaannya berikut segala perubahannya.

Saham-saham yang ditawarkan dalam penawaran Umum Perdana Saham ini, direncanakan akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (”BEI”) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang telah dibuat antara Perseroan dengan BEI yang dibuat di bawah tangan pada tanggal 28 Februari 2013 apabila memenuhi persyaratan pencatatan yang ditetapkan oleh BEI. Apabila syarat-syarat pencatatan saham di BEI tersebut tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum Perdana Saham ini batal demi hukum dan pembayaran Efek tersebut wajib dikembalikan kepada para pemesan sesuai dengan ketentuan UUPM.

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang disebut dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham ini bertanggung jawab sepenuhnya atas data yang disajikan sesuai dengan fungsi mereka, sesuai dengan peraturan yang berlaku di wilayah Negara Republik Indonesia dan kode etik, norma serta standar profesi masing-masing.

keterangan atau pernyataan mengenai data yang tidak diungkapkan dalam Prospektus tanpa persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi.

Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini tidak

Bab XV Lembaga dan Profesi Penunjang pasar Modal.

PT Bahana Securities selaku Penjamin Pelaksana Emisi Efek serta para Penjamin Emisi Efek adalah

lebih lanjut mengenai para Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Penjamin Emisi Efek dengan Perseroan dapat dilihat pada Bab XIV Penjaminan Emisi Efek.

PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM INI TIDAK DIDAFTARKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG/PERATURAN LAIN SELAIN YANG BERLAKU DI REPUBLIK INDONESIA. BARANG SIAPA DI LUAR WILAYAH REPUBLIK INDONESIA MENERIMA PROSPEKTUS INI, MAKA PROSPEKTUS INI TIDAK DIMAKSUDKAN SEBAGAI DOKUMEN PENAWARAN UNTUK MEMBELI SAHAM KECUALI BILA PENAWARAN DAN PEMBELIAN SAHAM TERSEBUT TIDAK BERTENTANGAN ATAU BUKAN MERUPAKAN PELANGGARAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN SERTA KETENTUAN-KETENTUAN BURSA EFEK YANG BERLAKU DI NEGARA TERSEBUT ATAU YURISDIKSI DI LUAR REPUBLIK INDONESIA TERSEBUT.

PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI YANG WAJIB DIKETAHUI OLEH PUBLIK DAN TIDAK TERDAPAT LAGI INFORMASI YANG BELUM DIUNGKAPKAN SEHINGGA TIDAK MENYESATKAN PUBLIK.

Page 3: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

i

Daftar Isi

Daftar Isi ...................................................................................................................................................i

Definisi dan Singkatan ............................................................................................................................ iii

Ringkasan................................................................................................................................................x

I. PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM ...................................................................................1

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA ...............................................................................................8

III. PERNYATAAN UTANG ..............................................................................................................11

IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING ...................................................................................19

V. ANALISA DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN ................................................................24

VI. RISIKO USAHA ...........................................................................................................................53

VII. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN .............................................................................................................................69

VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK ..............................................70 1. Riwayat Singkat Perseroan ..................................................................................................70 2. Kegiatan Usaha ....................................................................................................................72 3. Perkembangan Permodalan dan Kepemilikan Saham Perseroan .......................................73 4. Keterangan Mengenai Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum ..................................75 5. Pengurusan dan Pengawasan .............................................................................................78 6. Sumber Daya Manusia .........................................................................................................89 7. Struktur Organisasi ..............................................................................................................92 8. Struktur Kepemilikan Perseroan dan Entitas Anak ..............................................................93 9. Hubungan Kepengurusan dan Pengawasan .......................................................................94 10. Keterangan Mengenai Entitas Anak dan Entitas Asosiasi ...................................................94 11. Aset Tetap ..........................................................................................................................127 12. Asuransi .............................................................................................................................134 13. Transaksi Dengan Pihak Afiliasi .........................................................................................134 14. Paten, HAKI, Merek Dagang dan Lisensi ...........................................................................137 15. Perjanjian-perjanjian Penting yang dilakukan Perseroan ...................................................142 16. Perkara-perkara yang dihadapi Perseroan, Komisaris dan Direksi ...................................143 17. Potensi Tumpang Tindih Lahan Perseroan ........................................................................148

IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN ................................................................149 1. Pendahuluan ......................................................................................................................149 2. Keunggulan Bersaing .........................................................................................................151 3. Strategi Usaha dan Rencana Jangka Panjang ..................................................................155 4. Kegiatan Usaha Perseroan Melalui Entitas Anak ..............................................................158 5. Persaingan Untuk CPO, PK dan Produk Kelapa Sawit ......................................................182 6. Pengendalian Mutu ............................................................................................................183

Page 4: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

ii

7. Hal Mengenai Lingkungan Hidup .......................................................................................183 8. Kesehatan dan Keselamatan .............................................................................................184 9. Keamanan ..........................................................................................................................184 10. Teknologi Informasi ............................................................................................................185 11. Prospek Usaha ...................................................................................................................185 12. Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance – GCG) .......................................186 13. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) ...............187 14. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (“AMDAL”) ..........................................................187

X. TINJAUAN INDUSTRI ...............................................................................................................191

XI. EKUITAS ...................................................................................................................................214

XII. PERPAJAKAN...........................................................................................................................216

XIII. KEBIJAKAN DIVIDEN ...............................................................................................................220

XIV. PENJAMINAN EMISI EFEK ......................................................................................................221

XV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL .....................................................223

XVI. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM..............................................................................................227

XVII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN ................253

XVIII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN .........................................................................................405

XIX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM.............................................................435

XX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM ................................................................................................................443

Page 5: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

iii

Definisi dan Singkatan

Di dalam Prospektus ini, kata-kata di bawah ini mempunyai arti sebagai berikut, kecuali bila kalimatnya menyatakan lain:

Afiliasi Berarti:a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai

derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;b. hubungan antara satu pihak dengan pegawai, direktur atau

komisaris dari pihak tersebut;c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu)

atau lebih anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris yang sama;

d. hubungan antara perusahaan dengan suatu pihak, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;

e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau

f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

Bapepam dan LK Berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan yang merupakan penggabungan dari Bapepam dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan (DJLK), sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 606/KMK.01/2005 tanggal 30-12-2005 (tiga puluh Desember dua ribu lima) tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 184/PMK.01/2010 tanggal 11-10-2010 (sebelas Oktober dua ribu sepuluh) tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya.

BEI Berarti pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka, yang dalam hal ini adalah PT Bursa Efek Indonesia, suatu perseroan terbatas yang berkedudukan di Jakarta Selatan atau pengganti dan penerima hak dan kewajibannya.

CAGR Berarti Compound Annual Growth Rate.

Entitas Anak Berarti perusahaan yang 50% atau lebih sahamnya dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh Perseroan dan laporan keuangan perusahaan tersebut dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan Perseroan.

Entitas Asosiasi Berarti suatu entitas termasuk entitas non korporasi seperti persekutuan, dimana Perseroan mempunyai pengaruh signifikan dengan kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Perseroan antara 20%- 50%.

Page 6: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

iv

Efektif Berarti terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan ketentuan Peraturan nomor IX.A.2 angka 4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009, (selanjutnya disebut Peraturan No.IX.A.2) yaitu:1. Atas dasar lewatnya waktu yaitu 45 (empat puluh lima) hari

sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima Bapepam dan LK secara lengkap yaitu telah mencakup seluruh kriteria yang ditetapkan dalam peraturan yang terkait dengan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum dan peraturan yang terkait dengan Penawaran Umum; atau 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir atas Pernyataan Pendaftaran yang diajukan Perseroan atau yang diminta Bapepam dan LK dipenuhi; atau

2. Atas dasar pernyataan efektif dari Bapepam dan LK bahwa tidak ada lagi perubahan dan/atau tambahan informasi lebih lanjut yang diperlukan.

Emisi Berarti kegiatan penawaran Saham oleh Perseroan untuk ditawarkan dan dijual kepada Masyarakat pada pasar perdana melalui Penawaran Umum Perdana Saham dan dicatatkan dan diperdagangkan di BEI.

Hari Bursa Berarti hari-hari dimana BEI melakukan aktivitas transaksi perdagangan efek menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia dan ketentuan-ketentuan BEI tersebut.

Hari Kalender Berarti setiap hari dalam 1 (satu) tahun sesuai dengan kalender Gregorian tanpa kecuali.

Hari Kerja Berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau Hari Kerja biasa yang karena suatu keadaan tertentu ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai bukan Hari Kerja biasa.

Kemenkumham Berarti Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu dikenal dengan nama Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Departemen Kehakiman Republik Indonesia, Departemen Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia atau nama lainnya).

KSEI Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta.

Kustodian Berarti pihak yang memberi jasa penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lainnya termasuk menerima bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek dan mewakili Pemegang Rekening yang menjadi nasabahnya sesuai dengan ketentuan UUPM yang meliputi KSEI, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian.

Masa Penawaran Umum Berarti jangka waktu bagi Masyarakat untuk dapat mengajukan pemesanan saham.

Page 7: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

v

Masyarakat Berarti perorangan dan/atau badan, baik Warga Negara Indonesia/Badan Indonesia maupun Warga Negara Asing/Badan Asing baik yang bertempat tinggal/berkedudukan di Indonesia maupun yang bertempat tinggal/berkedudukan di luar wilayah Indonesia.

Menkumham Berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu dikenal dengan nama Menteri Kehakiman Republik Indonesia, Menteri Hukum dan Perundang-undangan Republik Indonesia atau nama lainnya).

OJK Berarti Otoritas Jasa Keuangan, lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2011 tanggal 22 November 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

Pemerintah Berarti Pemerintah Republik Indonesia.

Pemegang Rekening Berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI yang meliputi Bank Kustodian dan/atau Perusahaan Efek dan/atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan peraturan KSEI.

Penawaran Umum Perdana Saham Berarti Penawaran Umum Saham kepada Masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya dan ketentuan lain yang berhubungan, serta ketentuan yang dimuat dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Penitipan Kolektif Berarti jasa penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pasar Modal.

Peraturan No.IX.C.1 Berarti Peraturan Bapepam No. IX.C.1, Lampiran atas Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-113/PM/1996 tanggal 24 Desember 1996 diubah dengan No. Kep-42/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.

Peraturan No.IX.C.2 Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.C.2 Lampiran atas Keputusan Ketua Bapepam No: Kep-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas Dalam Rangka Penawaran Umum.

Peraturan No.VIII.G.12 Berarti Peraturan Bapepam No. VIII.G.12 Lampiran atas Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-17/PM/2004 tanggal 13 April 2004 tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan.

Peraturan No.IX.A.2 Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.2 Lampiran atas Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009 tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum.

Page 8: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

vi

Peraturan No.IX.A.7 Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.7 Lampiran atas Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Tanggung Jawab Manajer Penjatahan Dalam Rangka Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum.

Peraturan No.IX.I.4 Berarti Peraturan Bapepam No. IX.I.4 Lampiran atas Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-63/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan.

Peraturan No. IX.I.5 Berarti Peraturan Bapepam No. IX.I.5 Lampiran atas Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

Peraturan No. IX.I.7 Berarti Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.7 Lampiran atas Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-496/BL/2008 tanggal 28 November 2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal.

Peraturan No. X.K.4 Berarti Peraturan Bapepam No. X.K.4 Lampiran atas Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Berarti Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan No. 27 tanggal 4 Maret 2013 juncto Akta Perubahan I Atas Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan No. 343 tanggal 27 Maret 2013 juncto Akta Perubahan II Atas Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan No. 380 tanggal 25 April 2013, yang dibuat di hadapan DR. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta.

Perkebunan Sumatera Utara I Berarti perkebunan milik ANJA yang terletak di Binanga, Sumatera Utara.

Perkebunan Sumatera Utara II Berarti perkebunan milik ANJAS yang terletak di Angkola Selatan, Sumatera Utara.

Pernyataan Efektif Berarti pernyataan efektif sebagaimana dimaksud pada terpenuhinya seluruh persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan ketentuan Peraturan nomor IX.A.2 angka 1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-122/BL/2009 tanggal 29 Mei 2009 (selanjutnya disebut Peraturan No. IX.A.2).

Perseroan Berarti PT Austindo Nusantara Jaya Tbk., suatu perseroan terbatas yang didirikan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta Selatan atau pengganti dan penerima hak dan kewajibannya.

Page 9: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

vii

Pihak Berelasi Berarti, sesuai dengan PSAK 7, adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannyaa. Orang atau anggota keluarga terdekat terkait entitas pelopor

jika orang tersebut:- memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas

entitas pelapor;- memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor;

atau- personal manajemen kunci entitas pelapor atau entitas

induk entitas pelapor.b. Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika (salah satu);

- Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama;

- Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya kelompok usaha, dimana entitas lain tersebut adalah anggotanya;

- Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama;

- Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga;

- Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor;

- Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a);

- Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas atau anggota manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Prospektus Berarti setiap informasi tertulis sehubungan dengan Emisi Saham yang disusun oleh Perseroan bersama-sama dengan Penjamin Pelaksana Emisi Saham dengan tujuan agar Masyarakat membeli Saham, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 butir 26 UUPM dan Peraturan No. IX.C.2.

Rekening Efek Berarti rekening yang memuat catatan posisi Saham dan/atau dana milik Pemegang Saham yang diadministrasikan oleh KSEI, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek berdasarkan Kontrak Pembukaan Rekening Efek yang ditandatangani oleh dan antara Pemegang Saham dan Pemegang Rekening.

RUPS Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan.

RUPSLB Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan.

RUPST Berarti Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perseroan.

Page 10: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

viii

Tanggal Pembayaran Berarti tanggal pembayaran dana hasil emisi Saham yang merupakan seluruh nilai Pokok Saham kepada Perseroan yang harus disetor oleh Penjamin Emisi Saham melalui Penjamin Pelaksana Emisi Saham kepada Perseroan berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, yang juga merupakan Tanggal Emisi.

Turnkey Berarti proyek dimana Perseroan menyediakan jasa dan dana untuk pelaksanaan proyek, kemudian konsumen akan membayar kembali seluruh kewajibannya atas jasa dan dana yang telah dilakukan oleh Perseroan setelah pekerjaan diselesaikan dengan persyaratan konsumen menyerahkan Bank Garansi sebagai jaminan sebelum pekerjaan dilaksanakan.

USD Berarti Dolar Amerika Serikat.

UU Berarti Undang-Undang.

UUPM Berarti Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 64 Tahun 1995, Tambahan No. 3608, beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya.

UUPT Berarti Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Lembaran Negara Republik Indonesia No. 106 Tahun 2007, Tambahan No. 4756, beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya.

Istilah Industri Perkebunan Kelapa Sawit dan Sagu

AMDAL Berarti Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

BOD Berarti Biochemical Oxygen Demand.

CPKO Berarti Crude Palm Kernel Oil atau minyak inti sawit mentah.

CPO Berarti Crude Palm Oil atau minyak sawit mentah.

DPPL Berarti Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan.

HGB Berarti Hak Guna Bangunan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

HGU Berarti Hak Guna Usaha sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

HPE Berarti Harga Patokan Ekspor.

ISCC Berarti International Sustainability and Carbon Certification.

ISPO Berarti Indonesian Sustainable Palm Oil.

IUP Berarti Izin Usaha Perkebunan.

IUPHHBK Berarti Izin Usaha Perkebunan Hasil Hutan Bukan Kayu.

Izin Lokasi Berarti dokumen yang diberikan sebagai tanda sahnya untuk melakukan kegiatan usaha perkebunan yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang.

KER Berarti Kernel Extraction Rate atau tingkat ekstraksi kernel.

Kernel Berarti inti sawit.

MDEX Berarti Malaysia Derivatives Exchange, yang merupakan indeks komoditas yang dikelola oleh Bursa Malaysia Derivatives Berhad di Kuala Lumpur, Malaysia.

NPK Berarti Nitrogen, Fosfor dan Kalium, atau Nitrogen (N), Phosphorus (P) dan Potassium (K).

Page 11: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

ix

OER Berarti Oil Extraction Rate atau tingkat ekstraksi minyak.

PK Berarti Palm Kernel atau inti sawit.

PKE Berarti Palm Kernel Expeller atau bungkil sawit.

PKO Berarti Palm Kernel Oil atau minyak inti sawit.

PKS Berarti Pabrik Kelapa Sawit.

Pressing Berarti proses pemerasan brondolan yang telah lumat menjadi minyak.

TBS Berarti Tandan Buah Segar.

TBM Berarti Tanaman Belum Menghasilkan yang merupakan tanaman dalam golongan usia belum menghasilkan.

TKKS Berarti Tandan Kosong Kelapa Sawit

TM Berarti Tanaman Menghasilkan yang merupakan tanaman dalam golongan usia menghasilkan.

UKL Berarti Upaya Pengelolaan Lingkungan.

UPL Berarti Upaya Pemantauan Lingkungan.RBDPO Berarti Refined Bleached Deodorized Palm Oil.

RBDOL Berarti Refined Bleached Deodorized Olein.

RBDST Berarti Refined Bleached Deodorized Stearin.

RSPO Berarti Roundtable Sustainable Palm Oil.

Sterilizing Berarti proses perebusan dengan uap dalam ruang tertutup yang bertekanan.

Wet Starch Berarti tepung basah yang merupakan produk perantara dalam pengolahan tepung sagu.

Singkatan Nama Perusahaan

ANJA PT Austindo Nusantara Jaya Agri

ANJAP PT ANJ Agri Papua

ANJAS PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siais

AANE PT Austindo Aufwind New Energy

ATI PT Aceh Timur Indonesia

DGI PT Darajat Geothermal Indonesia

GSB PT Galempa Sejahtera Bersama

GMIT PT Gading Mas Indonesian Tobacco

KAL PT Kayung Agro Lestari

LSP PT Lestari Sagu Papua

PPM PT Permata Putera Mandiri

PMN PT Prima Mitra Nusatama (dalam likuidasi)

PMP PT Putera Manunggal Perkasa

SM PT Surya Makmur

SMM PT Sahabat Mewah dan Makmur

Page 12: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

x

Ringkasan

Ringkasan di bawah ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan keterangan yang lebih rinci, serta laporan keuangan dan catatan-catatan yang tercantum dalam Prospektus ini. Ringkasan ini dibuat atas dasar fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang paling penting bagi Perseroan. Kecuali dinyatakan lain, seluruh pembahasan atas informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini dilakukan pada tingkat konsolidasian. Semua informasi keuangan Perseroan disusun berdasarkan laporan keuangan Perseroan yang disajikan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan telah sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia.

1. Riwayat Singkat Perseroan

Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan. Perseroan didirikan pertama kali dengan nama “PT Austindo Teguhjaya” berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 72 tanggal 16 April 1993 dibuat di hadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-3479.HT.01.01.TH.93 tanggal 21 Mei 1993, dan telah didaftarkan dalam register di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, di bawah No. 510/A.PT/HKM/1993/PN.JAK.SEL, tanggal 23 Juni 1993 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70 tanggal 31 Agustus 1993, Tambahan No. 4010.

Pada tahun 1997, Perseroan melakukan penggantian nama Perseroan dari semula “PT Austindo Teguhjaya” menjadi “PT Austindo Teguh Jaya” dan pengubahan seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas berdasarkan Akta No. 131 tanggal 17 Desember 1996 yang dibuat di hadapan Achmad Abid, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan atas Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-7572.HT.01.04.Th.97 tanggal 4 Agustus 1997, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 1521/BH.09.03/IX/1997 tanggal 26 September 1997 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 98 tanggal 9 Desember 1997, Tambahan No. 5798.

Pada tahun 1998, Perseroan melakukan penggantian nama Perseroan dari semula “PT Austindo Teguh Jaya” menjadi “PT Austindo Nusantara Jaya” berdasarkan Akta No. 54 tanggal 16 Juli 1998 yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan atas Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-10249.HT.01.04.TH.98 tanggal 3 Agustus 1998, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 3194/BH.09.03/IX/98 tanggal 28 September 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 31 tanggal 16 April 1999, Tambahan No. 2264.

Pada bulan Nopember 2000, PT Austindo Agro Nusantara melakukan penggabungan ke dalam Perseroan berdasarkan Akta Perjanjian Penggabungan No. 39 tanggal 20 Nopember 2000 dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M Notaris di Jakarta, sebagaimana telah disetujui oleh para pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 36 tanggal 20 Nopember 2000, dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta dan telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat No. 588/XII/2000 tanggal 1 Desember 2000 perihal Laporan Pemberitahuan Penggabungan PT Austindo Agro Nusantara ke dalam PT Austindo Nusantara Jaya dan telah mendapat cap Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan tanggal 1 Desember 2000.

Page 13: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

xi

Pada bulan Desember 2000, PT Austindo Nusantara Resources melakukan penggabungan ke dalam Perseroan berdasarkan Akta Perjanjian Penggabungan No. 37 tanggal 22 Desember 2000 dibuat dihadapan Suprapta S.H., pengganti Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, sebagaimana telah disetujui oleh para pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Austindo Nusantara Resources No. 35 tanggal 22 Desember 2000, dibuat di hadapan Suprapta S.H., pengganti Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta dan telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat No. 33/I/2001 tanggal 22 Januari 2001 perihal Laporan/Pemberitahuan Penggabungan PT Austindo Nusantara Resources ke dalam PT Austindo Nusantara Jaya dan telah mendapat cap Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan tanggal 22 Januari 2001.

Pada bulan Juli 2001, PT Austindo Investama Jaya, PT Austindo Mining Corporindo dan PT Austindo Nusantara Energi melakukan penggabungan ke dalam Perseroan berdasarkan Akta Perjanjian Penggabungan No. 7 tanggal 2 Juli 2001 dibuat di hadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, sebagaimana telah disetujui oleh para pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 1 tanggal 2 Juli 2001, dibuat oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., saat itu Notaris di Jakarta dan telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat No. 286/VII/2001 tanggal 18 Juli 2001 perihal Laporan/Pemberitahuan Penggabungan PT Austindo investama Jaya, PT Austindo Mining Corporation dan PT Austindo Nusantara Energi ke dalam PT Austindo Nusantara Jaya dan telah mendapat cap Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan tanggal 18 Juli 2001.

Pada tahun 2008, Perseroan melakukan pengubahan atas seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan sesuai dengan ketentuan UUPT berdasarkan Akta No. 03 tanggal 1 Juli 2008 yang dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan atas Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-45237.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 28 Juli 2008 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0063931.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 28 Juli 2008.

Sejak tanggal pendirian, Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali pengubahan. Pengubahan terakhir berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 161 tanggal 17 Januari 2013, dibuat di hadapan Doktor Irawan Soerodjo, S.H., M.Si, Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham Perseroan atas: (i) perubahan status Perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka; (ii) perubahan nama Perseroan menjadi PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. dan (iii) persetujuan pengubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta peraturan yang berlaku di pasar modal. Pengubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-03796.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 31 Januari 2013 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0006463.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 31 Januari 2013.

Komposisi permodalan dan struktur saham Perseroan pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

Modal SahamTerdiri Dari Saham Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp100,- (seratus Rupiah) Setiap Saham

KeteranganNilai nominal Rp100,- per saham

Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh- PT Memimpin Dengan Nurani 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349- PT Austindo Kencana Jaya 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349- George Santosa Tahija 156.242.000 15.624.200.000 5,20807- Sjakon George Tahija 156.147.130 15.614.713.000 5,20490- Yayasan Tahija 1.500 150.000 0,00005Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00000Saham dalam Portepel 9.000.000.000 900.000.000.000

Page 14: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

xii

Kegiatan usaha Perseroan saat ini adalah melakukan pengoperasian perkebunan, pengolahan dan perdagangan produk kelapa sawit, pengolahan dan perdagangan produk sagu serta produksi dan penggunaan energi terbarukan dan kelistrikan melalui Entitas Anak.

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan berdomisili di Graha Irama, Lantai 3 Jl. H.R. Rasuna Said Kav. 1-2, Jakarta 12950, Indonesia.

2. Keterangan Tentang Entitas Anak dan Entitas Asosiasi

No. Nama Perusahaan Kedudukan Lokasi

Kegiatan Usaha Kegiatan Usaha

Kepemilikan (secara

langsung maupun tidak

langsung)

Status Operasional

Tahun Penyertaan

Entitas Anak 1. ANJA Indonesia Binanga, Sumatera

UtaraPerkebunan Kelapa Sawit

99,996% Beroperasi 2000

2. ANJAP Indonesia Sorong Selatan, Papua Barat

Agribisnis Sagu 100,00% Beroperasi 2007

3. ANJAS Indonesia Angkola Selatan, Sumatera Utara

Perkebunan Kelapa Sawit

100,00% Beroperasi 2004

4. AANE Indonesia Belitung Energi Terbarukan 98,99% Beroperasi 2008

5. ATI Indonesia Jakarta Agribisnis 99,998% Beroperasi 1998

6. DGI Indonesia Darajat, Jawa Barat Energi Terbarukan 99,998% Beroperasi 1997

7. GSB Indonesia Empat Lawang, Sumatera Selatan

Perkebunan Kelapa Sawit

100,00% Beroperasi 2012

8. GMIT Indonesia Jember, Jawa Timur Agribisnis 99,999% Beroperasi 1976

9. KAL Indonesia Ketapang, Kalimantan Barat

Perkebunan Kelapa Sawit

100,00% Beroperasi 2005

10. LSP Indonesia Sorong Selatan, Papua Barat

Agribisnis Sagu 51,00% Beroperasi 2011

11. PPM Indonesia Sorong Selatan, Papua Barat

Perkebunan Kelapa Sawit

100,00% Beroperasi 2013

12. PMP Indonesia Sorong Selatan dan Maybrat, Papua Barat

Perkebunan Kelapa Sawit

100,00% Beroperasi 2013

13. SM Indonesia Medan, Sumatera Utara Agribisnis 99,996% Beroperasi 1998

14. SMM Indonesia Belitung Perkebunan Kelapa Sawit

100,00% Beroperasi 2003

15. PMN (dalam likuidasi) (1)

Indonesia Jakarta Jasa Keuangan 99,999% Tidak Beroperasi

1993

Catatan: (1) Perseroan memutuskan untuk melikuidasikan PMN karena maksud dan tujuan pendirian PMN yakni bergerak di bidang jasa konsultasi manajemen, keuangan dan penanaman modal sudah tidak sesuai dengan kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak pada saat ini.

Page 15: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

xiii

No. Nama Perusahaan KedudukanLokasi

Kegiatan Usaha

Kegiatan Usaha

Kepemilikan (secara

langsung maupun tidak

langsung)

Status Operasional

Tahun Penyertaan

Entitas Asosiasi dan Investasi Penting Lainnya1. PT Agro Muko Indonesia Bengkulu Perkebunan Kelapa

Sawit15,87% Beroperasi 1990

2. PT Bilah Plantindo Indonesia Sumatera Utara

Perkebunan Kelapa Sawit

20,0% Beroperasi 1998

3. PT Pangkatan Indonesia Indonesia Sumatera Utara

Perkebunan Kelapa Sawit, Karet dan Coklat

20,0% Beroperasi 1997

4. PT Puncakjaya Power Indonesia Papua Barat Pembangkit Listrik 14,288% Beroperasi 1994

5. PT Sembada Sennah Maju Indonesia Sumatera Utara

Perkebunan Kelapa Sawit

20,0%(1) Beroperasi 2008

6. PT Simpang Kiri Plantation Indonesia

Indonesia Aceh Perkebunan Kelapa Sawit, Karet dan Coklat

20,0% Beroperasi 1998

7. PT Chevron Geothermal Suoh Sekincau

Indonesia Lampung Barat

Pembangkit Listrik 5,0% Beroperasi 2010

8. PT Moon Lion Industries Indonesia

Indonesia Jakarta dan Banten

Industri Pengikat Baja, Baut, Mur dan Batangan Baja

11,88% Beroperasi 1994

Catatan: (1) Perseroan memiliki 20,0% kepemilikan di PT Pangkatan Indonesia dan PT Pangkatan Indonesia memiliki 95,0% kepemilikan di PT Sembada Sennah Maju. Perseroan juga memiliki 1,0% kepemilikan secara langsung di PT Sembada Sennah Maju.

3. Kegiatan Usaha Perseroan

Pada awal pendirian, Perseroan adalah merupakan perusahaan induk yang memiliki investasi pasif pada Entitas Anak yang bergerak di bidang finansial (mencakup perbankan, asuransi kerugian, sekuritas, dan manajemen investasi), pertambangan (tembaga, emas dan batu bara), infrastruktur (pembuatan kabel dan pembangkit tenaga listrik), kelapa sawit, perkebunan dan lainnya. Dalam perjalanannya, Perseroan menjual investasinya pada beberapa Entitas Anak termasuk perbankan dan mulai beralih dari peranannya sebagai investor pasif minoritas menjadi investor mayoritas sekaligus operator di bidang perkebunan dan pengolahan buah kelapa sawit serta bidang pembiayaan konsumen pada tahun 2000. Selama tahun 2000-2005, Perseroan melakukan beberapa akuisisi dalam bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit serta beberapa bisnis lainnya seperti minyak bumi dan gas alam, klinik mata dan jasa sewa kendaraan bermotor. Hingga tahun 2011, kegiatan usaha Perseroan masih mencakup bidang jasa keuangan, jasa sewa kendaraan bermotor dan jasa kesehatan, namun dengan adanya restrukturisasi yang dilakukan Perseroan pada tahun 2011 hingga 2012, Perseroan kemudian memutuskan untuk menjual semua investasi pada ketiga bidang usaha tersebut.

Dengan demikian, kegiatan usaha utama Perseroan saat ini adalah dalam bidang perkebunan dan pengolahan buah kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (“CPO”) dan Palm Kernel (“PK”). Selain terus mengembangkan kegiatan usaha utama dalam bidang perkebunan dan produksi CPO, Perseroan saat ini juga sedang mengembangkan kegiatan usaha lainnya seperti pengembangan produk bahan baku makanan baru dari sagu dan pembangkit listrik energi terbarukan (renewable energy business) dari biogas. Energi Terbarukan adalah energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air, panas bumi maupun proses biologis dan bersifat ramah lingkungan; artinya tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global seperti pada sumber-sumber tradisional lain.

Saat ini Perseroan memiliki dan mengoperasikan empat perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari dua perkebunan di Sumatera Utara, satu perkebunan di di Pulau Belitung dan satu perkebunan di Kalimantan Barat. Saat ini Perseroan juga memiliki persediaan lahan yang belum ditanami (landbank) di Sumatera Selatan dan Papua. Perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh Perseroan, kecuali perkebunan kelapa sawit Perseroan yang terletak di Kalimantan Barat, merupakan perkebunan kelapa sawit yang sudah

Page 16: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

xiv

menghasilkan dan memiliki fasilitas produksi di setiap lokasi perkebunan. Perseroan berencana untuk membangun fasilitas produksi di Kalimantan Barat setelah tanaman kelapa sawit yang menghasilkan sudah memadai jumlahnya. Perseroan merupakan anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (“RSPO”) dan telah memiliki sertifikat RSPO untuk perkebunan di Pulau Belitung dan Sumatera Utara I. Pada saat ini Perseroan sedang dalam proses memperoleh sertifikat RSPO untuk perkebunan di Sumatera Utara II.

Tabel berikut menunjukan izin, masa belaku, lokasi serta luas lahan yang dimiliki Perseroan dan Entitas Anak dalam kegiatan usaha kelapa sawit dan sagu:

Entitas yang memiliki hak atas tanah Lokasi Luas berdasarkan

hak tanah (Hektar) Status Tanggal berakhirnya hak atas tanah

Industri Kelapa SawitANJA Sumatera Utara 6.000 HGU 31 Desember 2076ANJA Sumatera Utara 3.214 HGU 25 Januari 2091ANJA Sumatera Utara 197 HGU 9 September 2044ANJA Sumatera Utara 523 Non HGU (1) -

ANJAS Sumatera Utara 8.000 HGU 27 Oktober 2039ANJAS Sumatera Utara 1.639 (HGU – dalam proses) (2) -

SMM Bangka Belitung 10.583 HGU 31 Desember 2075

SMM Bangka Belitung 404 HGU 23 Juni 2046SMM Bangka Belitung 4.886 HGU 31 Desember 2075SMM Bangka Belitung 30 HGB 16 Mei 2035KAL Kalimantan Barat 17.998 (HGU – dalam proses) (3) -GSB Sumatera Selatan 20.000 Izin Lokasi 20 April 2015PMP Papua Barat 25.159 Izin Usaha Perkebunan -PPM Papua Barat 40.000 Izin Lokasi -Total 139.038

Industri Sagu

ANJAPSorong Selatan, Papua

Barat 40.000 IUPHHBK 12 Desember 2035

LSPSorong Selatan, Papua

Barat - - -Total 40.000

Catatan: (1) Tahap akta jual beli dengan pemilik lama (2) Tahap penyampaian dokumen ke Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara (3) Tahap pemeriksaan dokumen di Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Tabel berikut menunjukan jumlah lahan yang sudah dibebaskan dan luas lahan untuk Kebun Inti dan Kebun Plasma pada tanggal 31 Desember 2012:

(dalam hektar)

Uraian Lahan yang Dibebaskan

Kebun Inti Kebun Plasma Lahan TertanamTM TBM TM TBM

Perkebunan Kelapa SawitPerkebunan Sumatera Utara I 9.813 9.813 - - - 9.813Perkebunan Sumatera Utara II 7.912 7.912 - - - 7.912Perkebunan Pulau Belitung 14.229 14.229 - - - 14.229Perkebunan Kalimantan Barat 8.898 - 8.898 - - 8.898Landbank Sumatera Selatan - - - - - -Landbank Papua Barat - - - - - -Total 40.852 31.954 8.898 - - 40.852

Usaha pengolahan sagu Perseroan dilakukan di atas daerah konsesi hutan sagu seluas 40.000 ha di mana tidak ada lahan yang dibebaskan maupun yang ditanam oleh Perseroan.

Page 17: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

xv

Berikut adalah profil usia dari perkebunan kelapa sawit yang dimiliki Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012:

(dalam hektar, kecuali persentase)

UraianTM

TBM TotalMuda Dewasa TuaTotal TM

4-7 tahun 8-20 tahun > 20 tahunPerkebunan Sumatera Utara I 656 6.902 2.255 9.813 - 9.813Perkebunan Sumatera Utara II 7.912 - - 7.912 - 7.912Perkebunan Pulau Belitung 1.552 9.293 3.384 14.229 - 14.229Perkebunan Kalimantan Barat - - - - 8.898 8.898Total Area yang Ditanam 10.120 16.195 5.639 31.954 8.898 40.852Persentase Total Area yang Ditanam 24,8 39,6 13,8 78,2 21,8 100,0

Perseroan tidak dapat memaparkan profil usia dari tanaman sagu yang dikelola Perseroan di daerah hutan konsesi sagu karena tanaman sagu tersebut merupakan bagian dari hutan sagu alam yang tidak ditanam oleh Perseroan. Namun secara umum, usia tanaman sagu berkisar dari 0 hingga 12 tahun.

Berikut adalah produksi dan penjualan produk kelapa sawit Perseroan dan Entitas Anak untuk 3 tahun terakhir:

Keterangan 2010 2011 2012Volume Produksi (dalam Ton)CPO (1) 131.335 157.122 178.263PK (1) 29.950 34.369 40.503Total 161.285 191.491 218.766

Volume Penjualan (dalam Ton)CPO 127.450 156.016 177.125PK 29.508 32.865 40.447Total 156.958 188.881 217.572

Nilai Penjualan (dalam USD ribu)CPO 100.576 135.804 138.421PK 14.655 18.545 16.165Total 115.231 154.349 154.586

Catatan: (1) Termasuk CPO dan PK dari hasil produksi TBS yang dibeli dari pihak ketiga

Perseroan belum mulai memproduksi dan menjual produk sagu pada tanggal 31 Desember 2012. Perseroan berharap untuk mulai beroperasi secara komersial pada kuartal keempat tahun 2013.

4. Penawaran Umum Perdana Saham

Jumlah saham yang ditawarkan : Sebanyak 333.350.000 (tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus lima puluh ribu) saham biasa atas nama

Nilai Nominal : Rp100,- (seratus Rupiah)Harga Penawaran : Rp1.200,-(seribu dua ratus Rupiah) setiap saham yang harus dibayar

penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan dan Pembelian Saham

Jumlah Penawaran Umum : Rp400.020.000.000,- (empat ratus miliar dua puluh juta Rupiah).Tanggal Penawaran Umum : 2 Mei & 3 Mei 2013Tanggal Pencatatan di BEI : 8 Mei 2013

Page 18: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

xvi

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Perdana Saham sebanyak 333.350.000 (tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus lima puluh ribu) saham baru yang merupakan saham biasa atas nama atau sebesar 10% (sepuluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada masyarakat dengan Harga Penawaran Rp1.200,-(seribu dua ratus Rupiah) setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (”FPPS”). Nilai saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham secara keseluruhan adalah sebesar Rp400.020.000.000,- (empat ratus miliar dua puluh juta Rupiah).

Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Perdana Saham secara proforma adalah sebagai berikut:

Modal SahamTerdiri Dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp100,- (seratus Rupiah) Setiap Saham

Keterangan

Sebelum Penawaran Umum Perdana Saham Setelah Penawaran Umum Perdana Saham

Jumlah SahamJumlah Nilai

Nominal (Rp)

(%) Jumlah SahamJumlah Nilai

Nominal (Rp)

(%)

Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000 12.000.000.000 1.200.000.000.000Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh- PT Memimpin Dengan Nurani 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349 1.343.804.685 134.380.468.500 40,31394- PT Austindo Kencana Jaya 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349 1.343.804.685 134.380.468.500 40,31394- George Santosa Tahija 156.242.000 15.624.200.000 5,20807 156.242.000 15.624.200.000 4,68724- Sjakon GeorgeTahija 156.147.130 15.614.713.000 5,20490 156.147.130 15.614.713.000 4,68439- Yayasan Tahija 1.500 150.000 0,00005 1.500 150.000 0,00004- Masyarakat - - - 333.350.000 33.335.000.000 10,00045Jumlah Modal Ditempatkan dan

Disetor Penuh 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00000 3.333.350.000 333.335.000.000 100,00000Saham dalam Portepel 9.000.000.000 900.000.000.000 8.666.650.000 866.665.000.000

Seluruh saham Perseroan yang akan dicatatkan, di luar saham-saham yang ditawarkan pada Penawaran Umum ini, tidak akan dijual dalam jangka waktu maksimal 8 (delapan) bulan sejak Pernyataan Pendaftaran Perseroan menjadi efektif.

Perseroan tidak bermaksud untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham baru dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran Perseroan menjadi efektif.

Sesuai dengan keputusan RUPS Perseroan akan melaksanakan program ESA dan program MSOP.

Program Kepemilikan Saham Manajemen dan Pegawai Perseroan

A. Program Alokasi Saham Karyawan Perseroan (Employee Stock Allocation/ESA)

Jumlah Saham dalam program ESA sebanyak-banyaknya sebesar 1,0% (satu koma nol persen) dari jumlah saham yang akan ditawarkan atau sebanyak-banyaknya sebesar 3.333.500 (tiga juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus) saham biasa atas nama. Saham yang akan diberikan dalam program ESA adalah dalam bentuk saham jatah pasti dengan diskon harga sebesar 20% (dua puluh persen) dari harga penawaran pada saat Penawaran Umum Perdana Saham.

Page 19: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

xvii

Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Perdana Saham dan program ESA secara proforma adalah sebagai berikut:

Modal SahamTerdiri Dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp100,- (seratus Rupiah) Setiap Saham

Keterangan

Sebelum Penawaran Umum Perdana Saham Setelah Penawaran Umum Perdana Saham dan program ESA

Jumlah SahamJumlah Nilai

Nominal (Rp)

(%) Jumlah SahamJumlah Nilai

Nominal (Rp)

(%)

Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000 12.000.000.000 1.200.000.000.000Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh- PT Memimpin Dengan Nurani 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349 1.343.804.685 134.380.468.500 40,31394- PT Austindo Kencana Jaya 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349 1.343.804.685 134.380.468.500 40,31394- George Santosa Tahija 156.242.000 15.624.200.000 5,20807 156.242.000 15.624.200.000 4,68724- Sjakon GeorgeTahija 156.147.130 15.614.713.000 5,20490 156.147.130 15.614.713.000 4,68439- Yayasan Tahija 1.500 150.000 0,00005 1.500 150.000 0,00004- Masyarakat - - - 330.016.500 33.001.650.000 9,90045- Karyawan melalui program ESA - - - 3.333.500 333.350.000 0,10000Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00000 3.333.350.000 333.335.000.000 100,00000Saham dalam Portepel 9.000.000.000 900.000.000.000 8.666.650.000 866.665.000.000

B. Program Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada Manajemen (Management Stock Option Plan/MSOP)

Hak opsi dalam program MSOP dapat digunakan untuk membeli saham baru Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 50.000.000 (lima puluh juta) saham biasa atas nama yang akan diterbitkan dari portepel atau sebanyak-banyaknya sebesar 1,5% (satu koma lima persen) saham ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham.

Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan, pelaksanaan program ESA dan MSOP dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Perdana Saham secara proforma adalah sebagai berikut:

Modal SahamTerdiri Dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp100,- (seratus Rupiah) Setiap Saham

Keterangan

Sebelum Penawaran Umum Perdana Saham Setelah Penawaran Umum Perdana Saham, program ESA dan program MSOP

Jumlah SahamJumlah Nilai

Nominal (Rp)

(%) Jumlah SahamJumlah Nilai

Nominal (Rp)

(%)

Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000 12.000.000.000 1.200.000.000.000Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh- PT Memimpin Dengan Nurani 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349 1.343.804.685 134.380.468.500 39,71817- PT Austindo Kencana Jaya 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349 1.343.804.685 134.380.468.500 39,71817- George Santosa Tahija 156.242.000 15.624.200.000 5,20807 156.242.000 15.624.200.000 4,61797- Sjakon GeorgeTahija 156.147.130 15.614.713.000 5,20490 156.147.130 15.614.713.000 4,61516- Yayasan Tahija 1.500 150.000 0,00005 1.500 150.000 0,00004- Masyarakat - - - 330.016.500 33.001.650.000 9,75413- Karyawan melalui program ESA - - - 3.333.500 333.350.000 0,09853- Program MSOP - - - 50.000.000 5.000.000.000 1,47783Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00000 3.383.350.000 338.335.000.000 100,00000Saham dalam Portepel 9.000.000.000 900.000.000.000 8.616.650.000 861.665.000.000

Page 20: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

xviii

5. Rencana Penggunaan Dana

Perseroan merencanakan untuk menggunakan penerimaan hasil Penawaran Umum Perdana Saham setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan untuk: • Sekitar 60,4%, sejumlah USD21,4 juta, atau dengan nilai ekuivalen Rp207,8 miliar (1), akan

digunakan untuk membiayai belanja modal Entitas Anak .• Sekitar 8,5%, sejumlah USD3 juta, atau dengan nilai ekuivalen Rp29,2 miliar (1), akan digunakan

untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung kegiatan usaha sagu• Sekitar 2,8%, sejumlah USD1 juta, atau dengan nilai ekuivalen Rp9,7 miliar (1), akan digunakan

untuk menyelesaikan instalasi generator listrik biogas dan membangun proyek pembangkit listrik biogas

• Sekitar 28,3%, sejumlah USD10 juta, atau dengan nilai ekuivalen Rp97,3 miliar (1), akan digunakan untuk pembayaran cicilan pokok utang dari J.P. Morgan International Bank Limited Brussels Branch.

Catatan: (1) Perseroan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 24 April 2013 yaitu Rp9.727 untuk setiap dolar Amerika Serikat dalam perhitungan nilai ekuivalen Rupiah rencana penggunaan dana.

Keterangan Rencana Penggunaan Dana selengkapnya dapat dilihat pada Bab II tentang Rencana Penggunaan Dana dalam Prospektus ini.

6. Risiko Usaha

Risiko usaha Perseroan mencakup: 1. Harga produk minyak kelapa sawit Perseroan dipengaruhi oleh harga internasional.2. Peraturan dan kebijakan Pemerintah yang berdampak negatif terhadap industri minyak kelapa

sawit.3. Pajak ekspor Indonesia atau peraturan atas CPO serta tarif dan pajak impor dan pembatasan

lainnya yang dikenakan oleh Indonesia.4. Ketentuan negara lain atau peraturan internasional yang diberlakukan oleh negara-negara

pengimpor dan pengekspor minyak kelapa sawit dapat berdampak negatif terhadap industri minyak kelapa sawit.

5. Penundaan atau kesulitan yang dihadapi dalam proses memperoleh sertifikat HGU dan izin-izin pemerintah lainnya dapat mengganggu rencana ekspansi, prospek pertumbuhan masa depan dan profitabilitas Perseroan.

6. Penundaan dan kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan sengketa hak tanah dan masalah kompensasi yang berhubungan dengan lahan perkebunan dan landbank milik Perseroan dapat mengganggu rencana ekspansi, prospek pertumbuhan masa depan dan profitabilitas Perseroan.

7. Industri minyak kelapa sawit menghadapi persaingan dari minyak pengganti jenis lainnya.8. Kegiatan usaha perkebunan milik Perseroan dapat menghadapi tantangan dari organisasi

lingkungan hidup, organisasi non-pemerintah dan pihak perorangan.9. Perseroan dapat terpengaruhi secara negatif oleh pemberlakuan dan penegakan peraturan

lingkungan yang lebih ketat.10. Perseroan dapat terpengaruhi secara negatif atas perubahan persepsi biaya dan manfaat terkait

dengan produksi CPO dan pemakaian biofuel sebagai initiatif pencegahan perubahan iklim.11. Perseroan menghadapi risiko-risiko yang berhubungan dengan pengembangan/perluasan

perkebunan kelapa sawit dan operasional pengelolahan minyak kelapa sawit.12. Perseroan menghadapi risiko-risiko yang terkait dengan proyek ekspansi Perseroan.13. Pengembangan usaha sagu di Papua memiliki risiko terhambat karena masalah sosial dengan

masyarakat setempat, logistik, infrastruktur dan pengalaman dalam pengolahan produk sagu.14. Kegiatan usaha Perseroan adalah padat karya. 15. Gangguan transportasi dapat berdampak negatif terhadap operasi Perseroan. 16. Fluktuasi biaya pengiriman dan transportasi lainnya dapat berdampak negatif terhadap permintaan

produk Perseroan dan daya saing dan operasi Perseroan.17. Tingkat laba Perseroan dapat terpengaruhi oleh harga bahan baku dan bahan bakar yang lebih

tinggi.

Page 21: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

xix

18. Penurunan kualitas TBS yang dibeli dari pihak ketiga dapat berdampak negatif bagi Perseroan.19. Kondisi cuaca yang buruk, bencana alam, penyakit dan hama serta faktor-faktor lainnya yang

mempengaruhi produksi dan pemanenan TBS dapat menimbulkan dampak negatif bagi Perseroan. 20. Perseroan bergantung kepada tim manajemen senior dan apabila Perseroan tidak mampu untuk

menarik dan mempertahankan personil yang berkualifikasi atau menarik, merekrut, melatih dan mempertahankan pengganti yang sesuai, maka hal tersebut dapat menimbukan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional Perseroan.

21. Perseroan bergantung kepada sejumlah kecil pelanggan untuk lebih dari 50% penjualan.22. Kegiatan usaha Perseroan dapat terpengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar mata uang asing.23. Perseroan dapat terpengaruh oleh perluasan Program Plasma.24. Estimasi profil usia tanaman kelapa sawit di perkebunan Sumatera Utara I dan Pulau Belitung milik

Perseroan mungkin tidak sesuai dengan usia tanaman yang sebenarnya.25. Nilai pertanggungan asuransi Perseroan mungkin tidak cukup untuk menutupi kerugian.26. Tren dan preferensi cara hidup sehat pilihan konsumen pada saat ini maupun pada masa yang

akan datang dapat mengakibatkan adanya penurunan permintaan minyak kelapa sawit, sehingga dapat mempengaruhi harga dan permintaan CPO secara negatif.

27. Pemadaman listrik atau penghentian operasional yang berkepanjangan di fasilitas produksi Perseroan atau risiko operasional lainnya dapat berdampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perseroan.

28. Kepentingan pemegang saham pengendali Perseroan mungkin dapat bertentangan dengan kepentingan pembeli Saham Penawaran ini.

29. Harga saham Perseroan mungkin dapat sangat berfluktuasi.30. Nilai aset bersih dari Saham yang ditawarkan di Penawaran Umum Perdana Saham ini jauh di

bawah harga penawaran saham dan investor akan langsung mengalami dilusi nilai saham.31. Penjualan saham Perseroan pada masa mendatang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap

harga saham Perseroan di pasar saham.

7. Ikhtisar Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan konsolidasian penting Perseroan yang berasal dari dan/atau dihitung berdasarkan laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, dan ditandatangani oleh Drs. Osman Sitorus, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan PSAK 10 (revisi 2010) dan ISAK 16 yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, yang tidak disajikan kembali dan tidak tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, dan ditandatangani oleh Drs. Osman Sitorus, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini.

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2008*) 2009*) 2010 2011 2012Total Aset 496.975 592.562 735.276 912.711 399.368Total Liabilitas 115.274 171.997 283.337 413.531 71.699Total Ekuitas 381.700 420.565 451.939 499.179 327.669Catatan: *) Diaudit tanpa penyajian kembali terkait dengan pelepasan segmen

Page 22: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

xx

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian (dalam USD ribu)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember

2008*) 2009 *) 2010 2011 2012 Pendapatan Usaha 162.601 161.814 136.686 185.327 185.064Beban Usaha 107.157 115.597 97.364 112.986 125.802Laba Sebelum Pajak 55.444 46.217 39.321 72.341 59.263Beban Pajak (23.801) (19.176) (14.793) ( 26.588) (17.306)Laba Bersih dari Operasi yang dilanjutkan 31.643 27.041 24.528 45.753 41.957Laba Bersih dari Operasi yang dihentikan - - 8.072 10.572 56.703Laba bersih tahun berjalan 31.643 27.041 32.600 56.325 98.660Jumlah Pendapatan Komprehensif Lain setelah pajak - - 11.878 (6.254) (3.021)Jumlah Laba Komprehensif - - 44.478 50.071 95.639Laba Bersih diatribusikan pada: - Pemilik Entitas Induk 30.567 25.961 31.447 55.629 96.299 - Kepentingan Non-pengendali 1.077 1.080 1.154 696 2.361Laba Komprehensif diatribusikan pada: - Pemilik Entitas Induk - - 43.166 49.396 93.300 - Kepentingan Non-pengendali - - 1.312 675 2.339Catatan: *) Diaudit tanpa penyajian kembali terkait dengan pelepasan segmen

8. Keunggulan Bersaing Perseroan memiliki beberapa keunggulan bersaing yang memperkuat kinerja Perseroan, yaitu sebagai berikut:• Posisi yang baik untuk memanfaatkan pertumbuhan industri sektor minyak kelapa sawit.• Profil usia perkebunan yang baik dan persediaan lahan (landbank) dalam jumlah besar yang

substansial untuk mendukung peningkatan produksi yang berkelanjutan.• Kegiatan operasional yang efisien dapat menghasilkan biaya yang lebih kompetitif dan peningkatan

marjin.• Rekam jejak profitabilitas yang konsisten, posisi keuangan dan posisi likuiditas yang kuat.• Tim manajemen yang berpengalaman dengan tingkat komitmen tinggi untuk penerapan Tata Kelola

Perusahaan yang baik.• Kesadaran tinggi atas lingkungan dan menerapkan kebijakan pembangunan sosial ekonomis untuk

masyarakat sekitar.

9. Prospek Usaha

Perseroan merupakan induk perusahaan dari entitas-entitas anak yang bergerak dalam perkebunan, pengolahan dan perdagangan produk kelapa sawit, pengolahan dan perdagangan sagu serta produksi dan penggunaan energi terbarukan dan kelistrikan. Saat ini seluruh pendapatan dan laba Perseroan berasal dari perkebunan, pengolahan dan perdagangan produk kelapa sawit dan pada masa yang akan datang kelapa sawit tetap akan menjadi andalan utama penghasilan Perseroan.

Menurut data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat atau United States Department of Agriculture (“USDA”) bulan Februari 2013, Indonesia merupakan negara penghasil CPO terbesar di dunia dengan produksi CPO sebesar 25,9 juta ton pada tahun 2012, atau lebih dari 50% total produksi CPO didunia. Permintaan dunia akan kelapa sawit diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah populasi dunia. Permintaan terbesar CPO berasal dari India, Indonesia dan Cina (sumber: USDA, Februari 2013). Semua negara ini terletak di Asia dan memiliki jumlah populasi yang besar. Selain digunakan untuk bahan pangan, kelapa sawit juga merupakan bahan dasar bagi berbagai industri, seperti biodiesel dan oleochemical. Kebijakan energi melalui kewajiban pencampuran biodiesel yang agresif di Argentina, Brasil, Kolombia, AS dan Eropa diperkirakan akan meningkatkan permintaan biodiesel sehingga hal tersebut juga akan meningkatkan permintaan dan harga global CPO (sumber: Oil World Annual, 2011). Kelapa sawit merupakan salah satu penghasil devisa yang besar di Indonesia, dan juga merupakan cadangan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Page 23: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

xxi

Perseroan berkeyakinan bahwa tanpa adanya kejadian yang tak terduga, meningkatnya permintaan atas minyak kelapa sawit dan keterbatasan lahan untuk menghasilkan kelapa sawit akan terus mendukung harga minyak kelapa sawit. Saat ini Perseroan memiliki landbank yang tersedia untuk perluasan usaha kelapa sawit. Bersama dengan team manajemen yang berpengalaman, Perseroan berkeyakinan dapat memperluas kebun kelapa sawit, meningkatkan volume produksi kelapa sawit dan, dengan dukungan harga minyak kelapa sawit yang kondusif, pendapatan dan laba Perseroan akan terus meningkat setelah kebun yang baru ditanami mulai berproduksi.

Faktor-faktor domestik dan internasional seperti yang telah dibahas di atas akan memberikan iklim yang baik bagi industri perkebunan kelapa sawit di masa depan. Perseroan berkeyakinan dapat memanfaatkan peluang dari kondisi usaha tersebut melalui peningkatan produksi TBS yang signifikan dalam beberapa tahun ke depan seiring dengan profil usia tanaman perkebunan kelapa sawit Entitas Anak yang makin membaik. Perseroan juga bermaksud untuk meningkatkan usahanya lebih lanjut melalui perluasan lahan perkebunan kelapa sawitnya dan peningkatan kemampuan pengolahan perkebunan.

Usaha pengolahan sagu Perseroan merupakan langkah industri perintis di Papua Barat. Perseroan memanfaatkan sistem pemanenan hutan sagu alam dengan cara yang lestari (berkesinambungan), tanpa merusak keseluruhan hutan alam itu sendiri. Apabila sagu yang tumbuh secara alami tidak dimanfaatkan, maka sagu akan terbuang percuma. Perseroan memanfaatkan batang tanaman sagu yang telah matang dan menghasilkan tepung sagu yang dapat digunakan sebagai bahan pangan, maupun bahan baku industri, sumber karbohidrat lainnya. Sambil membangun, Perseroan akan mencoba menjaga dan melestarikan alam, memberikan kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di Papua dan menghasilkan laba bagi pemegang saham Perseroan. Perseroan berkeyakinan bahwa dengan mengelola hutan alami sagu secara tepat, maka prospek usaha sagu akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi keseluruhan usaha Peseroan.

Kegiatan usaha energi terbarukan Perseroan saat ini difokuskan pada pengolahan limbah kelapa sawit (dan nantinya limbah sagu) dan mengubahnya menjadi tenaga listrik. Usaha ini merupakan usaha pelengkap atas bidang usaha perkebunan kelapa sawit dan sagu Perseroan, sehingga manajemen dapat dilakukan dengan efisien. Tenaga listrik yang dihasilkan dijual kepada PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat sekitar kebun Perseroan.

Dalam seluruh strategi usaha, Perseroan berusaha untuk menghasilkan laba optimal bagi pemegang saham Perseroan dengan menjaga keseimbangan harmonis antara Perseroan dengan pekerja, masyarakat sekitar usaha Perseroan, alam dan pemerintah, sesuai dengan misi dan visi Grup Perseroan. 10. Strategi Usaha Perseroan

Perseroan berencana untuk memanfaatkan kelebihan yang saat ini dimiliki oleh Perseroan, yaitu fondasi perusahaan yang kuat, hubungan yang baik dengan pelanggan maupun pemasok serta program CSR yang baik untuk memacu pertumbuhan yang lebih baik pada masa yang akan datang dengan menerapkan strategi dan rencana jangka panjang sebagai berikut:• Meningkatkan jumlah tanaman kelapa sawit di lahan perkebunan Perseroan.• Meningkatkan efisiensi kegiatan operasional secara berkelanjutan untuk memaksimalkan hasil

panen Perseroan.• Mencari peluang untuk melakukan akuisisi.• Ekspansi pada bidang usaha pelengkap.• Meningkatkan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh Perseroan untuk

terus membina hubungan baik dengan para stakeholders.

Page 24: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

xxii

11. Kebijakan Dividen

Tidak terdapat pembatasan-pembatasan (negative covenants) yang merugikan pemegang saham sehubungan dengan pembatasan pihak ketiga dalam rangka pembagian dividen.

Para pemegang saham baru yang berasal dari Penawaran Umum Perdana Saham ini akan memperoleh hak-hak yang sama dan sederajat dengan pemegang saham lama Perseroan, termasuk hak untuk menerima dividen.

Besarnya dividen yang akan dibagikan dikaitkan dengan keuntungan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan, dengan tidak mengabaikan tingkat keuntungan Perseroan dan tanpa mengurangi hak dari Rapat Umum Para Pemegang Saham Perseroan untuk menentukan lain sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. Berdasarkan hal-hal tersebut, kecuali ada alasan-alasan lain yang mendasar, manajemen merencanakan pembayaran dividen tunai sebanyak-banyaknya 50% dari laba bersih konsolidasian tahun berjalan mulai tahun buku 2013.

Page 25: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

1

I. PENAWARAN UMUM PERDANA SAHAM

Perseroan dengan ini melakukan Penawaran Umum Perdana Saham sebanyak 333.350.000 (tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus lima puluh ribu) saham baru yang merupakan saham biasa atas nama atau sebesar 10% (sepuluh persen) dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham dengan nilai nominal Rp100,- (seratus Rupiah) setiap saham, yang ditawarkan kepada masyarakat dengan Harga Penawaran Rp1.200,-(seribu dua ratus Rupiah)setiap saham, yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (”FPPS”). Nilai saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham secara keseluruhan adalah sebesar Rp400.020.000.000,- (empat ratus miliar dua puluh juta Rupiah).

Saham biasa atas nama yang ditawarkan seluruhnya terdiri dari saham baru yang berasal dari portepel Perseroan, serta akan memberikan kepada pemegangnya hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Saham biasa atas nama lainnya dari Perseroan telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk antara lain hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

Sesuai dengan keputusan RUPS, Perseroan akan melaksanakan program ESA dengan mengalokasikan Saham sebanyak-banyaknya sebesar 1% (satu persen) dari jumlah penerbitan Saham Yang Ditawarkan dan menerbitkan opsi Saham untuk program MSOP sebanyak-banyaknya sebesar 1,5% (satu koma lima persen) dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham.

PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk.Kegiatan Usaha Utama:

Perdagangan dan jasa serta pengoperasian perkebunan, pengolahan dan perdagangan produk kelapa sawit, pengolahan dan perdagangan produk sagu serta produksi dan penggunaan energi

terbarukan dan kelistrikan melalui Entitas Anak

Berkedudukan di Jakarta Selatan

Kantor Pusat:Graha Irama Lantai 3

Jalan HR Rasuna Said Kav. 1-2Jakarta 12950, Indonesia

Telp: (021) 526-1415 Faks: (021) 526-1416

Website: www.austindogroup.come-mail: [email protected]

4 perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari 2 perkebunan di Sumatera Utara, 1 perkebunan di Pulau Belitung dan 1 perkebunan di Kalimantan Barat

1 konsesi hutan sagu yang terletak di Papua Barat2 pembangkit tenaga listrik terbarukan yang terdiri dari 1 pembangkit di Pulau Belitung dan 1

konsorsium pembangkit tenaga listrik di Jawa Barat

RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO HARGA PRODUK MINYAK KELAPA SAWIT. RISIKO HARGA PRODUK MINYAK KELAPA SAWIT DAPAT TERJADI AKIBAT PENGARUH HARGA INTERNASIONAL. RISIKO USAHA LAINNYA DAPAT DILIHAT PADA BAB VI TENTANG RISIKO USAHA DALAM PROSPEKTUS INI.

Page 26: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

2

Struktur Permodalan Dan Susunan Pemegang Saham Perseroan

Struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan pada tanggal Prospektus ini diterbitkan sebagai berikut:

Modal SahamTerdiri Dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp100,- (seratus Rupiah) Setiap Saham

Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) (%)

Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh- PT Memimpin Dengan Nurani 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349- PT Austindo Kencana Jaya 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349- George Santosa Tahija 156.242.000 15.624.200.000 5,20807- Sjakon George Tahija 156.147.130 15.614.713.000 5,20490- Yayasan Tahija 1.500 150.000 0,00005Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00000Saham dalam Portepel 9.000.000.000 900.000.000.000

Berikut rincian nama pemegang saham Perseroan yang melakukan setoran dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sebelum Pernyataan Pendaftaran disampaikan kepada OJK:

Nama Pemegang Saham

Jumlah (Rp)

Bentuk Setoran Jumlah Saham Harga Perolehan

(Rp)Waktu Penyetoran Waktu Distribusi

SahamPT Memimpin Dengan Nurani

134.380.468.500 Tunai 1.343.804.685 134.380.468.500 5 September 2012 5 September 2012

PT Austindo Kencana Jaya

134.380.468.500 Tunai 1.343.804.685 134.380.468.500 5 September 2012 5 September 2012

Total 268.760.937.000 2.687.609.370 268.760.937.000

Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Perdana Saham secara proforma adalah sebagai berikut:

Modal SahamTerdiri Dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp100,- (seratus Rupiah) Setiap Saham

Keterangan

Sebelum Penawaran Umum Perdana Saham Setelah Penawaran Umum Perdana Saham

Jumlah SahamJumlah Nilai

Nominal (Rp)

(%) Jumlah SahamJumlah Nilai

Nominal (Rp)

(%)

Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000 12.000.000.000 1.200.000.000.000Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh- PT Memimpin Dengan Nurani 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349 1.343.804.685 134.380.468.500 40,31394- PT Austindo Kencana Jaya 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349 1.343.804.685 134.380.468.500 40,31394- George Santosa Tahija 156.242.000 15.624.200.000 5,20807 156.242.000 15.624.200.000 4,68724- Sjakon George Tahija 156.147.130 15.614.713.000 5,20490 156.147.130 15.614.713.000 4,68439- Yayasan Tahija 1.500 150.000 0,00005 1.500 150.000 0,00004- Masyarakat - - - 333.350.000 33.335.000.000 10,00045Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor

Penuh 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00000 3.333.350.000 333.335.000.000 100,00000Saham dalam Portepel 9.000.000.000 900.000.000.000 8.666.650.000 866.665.000.000

Bersamaan dengan pencatatan sebanyak 333.350.000 (tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus lima puluh ribu) saham biasa atas nama atau saham baru yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini, Perseroan atas nama pemegang saham sebelum Penawaran Umum akan mencatatkan 3.000.000.000 (tiga miliar) saham biasa atas nama sehingga jumlah seluruh saham yang akan dicatatkan pada BEI berjumlah 3.333.350.000 (tiga miliar tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus lima puluh ribu) saham atau 100,00% (seratus persen) dari seluruh jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh setelah Penawaran Umum.

Page 27: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

3

Seluruh saham Perseroan yang akan dicatatkan, di luar saham-saham yang ditawarkan pada Penawaran Umum ini, tidak akan dijual dalam jangka waktu maksimal 8 (delapan) bulan sejak Pernyataan Pendaftaran Perseroan menjadi efektif.

Perseroan tidak bermaksud untuk mengeluarkan atau mencatatkan saham baru dan/atau efek lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran Perseroan menjadi efektif.

Sesuai dengan keputusan RUPS, Perseroan akan melaksanakan program ESA dan program MSOP.

Program Kepemilikan Saham Manajemen dan Karyawan Perseroan

Sesuai dengan keputusan RUPS yang diselenggarakan pada tanggal 17 Januari 2013 yang sebagaimana tertuang dalam Berita Acara RUPS Akta No. 161 tanggal 17 Januari 2013, dibuat di hadapan Doktor Irawan Soerodjo, S.H., M.Si, Notaris di Jakarta, Perseroan akan melaksanakan program ESA dan program MSOP.

Tujuan utama dilaksanakannya program ESA dan program MSOP adalah untuk meningkatkan rasa kepemilikan (sense of belonging) terhadap Perseroan yang diharapkan akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan, kinerja korporasi secara keseluruhan dan pada akhirnya nilai perusahaan, sehingga seluruh pemegang saham akan menikmati.

A. Program Alokasi Saham Karyawan (Employee Stock Allocation/ESA)

Jumlah Saham dalam program ESA sebanyak-banyaknya sebesar 1,0% (satu koma nol persen) dari jumlah saham yang akan ditawarkan atau sebanyak-banyaknya sebesar 3.333.500 (tiga juta tiga ratus tiga puluh tiga ribu lima ratus) saham biasa atas nama.

Saham yang akan diberikan dalam program ESA adalah dalam bentuk saham jatah pasti dengan diskon harga sebesar 20% (dua puluh persen) dari harga penawaran pada saat Penawaran Umum Perdana Saham.

Peserta yang dapat diikutsertakan dalam program ESA terdiri dari lebih dari 1.000 karyawan yang memenuhi persyaratan kepersertaan yakni adalah sebagai berikut:a. Karyawan yang tercatat pada daftar kepegawaian Perseroan dan semua Entitas Anak dan yang

berada pada jenjang jabatan (job grading) dari level 8 hingga 17; dalam hal ini adalah posisi Karyawan Bulanan Tetap (KBT) hingga posisi manajer senior.

b. Pada tanggal 1 April 2013, karyawan yang bersangkutan telah menjadi karyawan Perseroan dan telah lolos masa percobaan.

Apabila jumlah saham yang telah dialokasikan dalam program ESA tidak terbagi habis, maka sisanya akan ditawarkan kembali kepada masyarakat.

Ketentuan pelaksanaan program ESA adalah sebagai berikut: a. Program ESA ini merupakan pemberian dari Perseroan kepada karyawan dan karyawan memiliki

hak untuk berpartisipasi maupun tidak atas Program ESA ini .b. Karyawan yang menduduki posisi sebagai General Manager dengan jenjang jabatan 18 ke atas

dan Direksi tidak dapat berpartisipasi dalam program ESA karena mereka akan diikutsertakan dalam program MSOP.

c. ESA akan diberikan dalam bentuk saham jatah pasti dengan diskon harga sebesar 20% (dua puluh persen) dari harga penawaran pada saat Penawaran Umum Perdana Saham.

d. Perseroan akan memberikan pinjaman tanpa bunga untuk pembayaran harga saham ESA. Peserta wajib melunasi pinjaman tersebut dengan menggunakan insentif tahunan yang akan diterima peserta ESA untuk selambat-lambatnya 4 (empat) tahun sejak tanggal pencatatan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia.

Page 28: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

4

e. Karyawan yang mengundurkan diri sebelum pelunasan pinjaman wajib melunasi utangnya kepada Perseroan. Karyawan tersebut dapat menjual saham yang dimiliki pada saat pengunduran diri dan melunasi utangnya dengan hasil penjualan saham tersebut.

f. Apabila terdapat sisa alokasi saham yang disebabkan saham tidak dibeli oleh peserta, maka kelebihan saham yang tidak dibeli oleh karyawan akan dijual ke masyarakat.

g. Saham ESA akan dikenakan lock-up sekurang-kurangnya selama 12 bulan sejak tanggal pendistribusiannya dan/atau sampai dengan seluruh pinjaman telah dilunasi.

h. Biaya Program ESA antara lain berupa nilai discount sebesar 20% dari harga penawaran umum, serta biaya lain terkait dengan pelaksanaan Program ESA ini, akan dikeluarkan Perseroan sebagai biaya karyawan dan akan bersumber dari dana kas Perseroan.

Tata cara pembagian penjatahan saham.

a. Dasar alokasi penjatahan saham diskon kepada masing-masing karyawan meliputi:1. Posisi dan jenjang jabatan karyawan yang bersangkutan.2. Lama masa bakti karyawan yang bersangkutan.3. Prestasi/kinerja karyawan yang bersangkutan.4. Kontribusi karyawan yang bersangkutan dalam proses Penawaran Umum Perdana Saham

Perseroan (sesuai diskresi Direksi).

b. Peserta yang berminat ikut dalam Program Saham ESA agar melaksanakan ketentuan sebagai berikut:- Mentaati ketentuan peraturan kepemilikan saham ESA yang ditetapkan Perseroan dan

peraturan pasar modal Indonesia.- Melakukan pendaftaran sebagai peminat saham ESA melalui bagian SDM Perseroan atau

Entitas Anak di tempat karyawan peserta bekerja.

Aspek perpajakan program ESA.

Untuk program ESA, peserta program ESA akan dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan tarif yang berlaku dan wajib dibayarkan pada saat peserta program ESA menerima saham.

Pada saat peserta program ESA melakukan transaksi penjualan saham melalui bursa efek atau di luar bursa efek maka pajak penghasilan akan dibebankan kepada masing-masing peserta program ESA. Atas pelaksanaan penjualan tersebut, berlaku ketentuan perpajakan sebagai berikut :a) Untukpelaksanaanpenjualanmelaluibursaefekakandikenakanpajakyangbersifatfinalyang

sebesar 0,1% dari nilai transaksi.b) Untuk pelaksanaan penjualan saham di luar bursa efek akan dikenakan pajak yang diperhitungkan

dari capital gain yang diterima oleh peserta program ESA dan akan dikenakan pajak progresif sesuai dengan tarif yang berlaku.

Seluruh peserta Program ESA mempunyai hak yang sama dan sederajat dalam segala hal dengan Saham biasa atas nama lainnya dari Perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh, termasuk antara lain hak atas pembagian dividen, hak untuk mengeluarkan suara dalam RUPS, hak atas pembagian saham bonus dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

Page 29: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

5

Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan dan pelaksanaan program ESA dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Perdana Saham secara proforma adalah sebagai berikut:

Modal SahamTerdiri Dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp100,- (seratus Rupiah) Setiap Saham

Keterangan

Sebelum Penawaran Umum Perdana Saham Setelah Penawaran Umum Perdana Saham dan program ESA

Jumlah SahamJumlah Nilai

Nominal (Rp)

(%) Jumlah SahamJumlah Nilai

Nominal (Rp)

(%)

Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000 12.000.000.000 1.200.000.000.000Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh- PT Memimpin Dengan Nurani 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349 1.343.804.685 134.380.468.500 40,31394- PT Austindo Kencana Jaya 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349 1.343.804.685 134.380.468.500 40,31394- George Santosa Tahija 156.242.000 15.624.200.000 5,20807 156.242.000 15.624.200.000 4,68724- Sjakon George Tahija 156.147.130 15.614.713.000 5,20490 156.147.130 15.614.713.000 4,68439- Yayasan Tahija 1.500 150.000 0,00005 1.500 150.000 0,00004- Masyarakat 330.016.500 33.001.650.000 9,90045- Karyawan melalui program ESA 3.333.500 333.350.000 0,10000Jumlah Modal Ditempatkan dan

Disetor Penuh 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00000 3.333.350.000 333.335.000.000 100,00000Saham dalam Portepel 9.000.000.000 900.000.000.000 8.666.650.000 866.665.000.000

B. Program Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada Manajemen (Management Stock Option Plan/MSOP)

Hak opsi dalam program MSOP dapat digunakan untuk membeli saham baru Perseroan sebanyak-banyaknya sebesar 50.000.000 (lima puluh juta) saham biasa atas nama yang akan diterbitkan dari portepel atau sebesar 1,5% (satu koma lima persen) saham ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham.

Karyawan yang dapat berpartisipasi dalam program MSOP adalah karyawan dengan posisi General Manager (jenjang jabatan 18 ke atas) serta Direksi Perseroan dan Entitas Anak yang tercatat pada 14 hari sebelum penerbitan hak opsi.

Periode Penerbitan Hak Opsi

Hak opsi dalam program MSOP akan diterbitkan dalam 3 (tiga) tahapan yaitu:

Tahap I Sejumlah 40% dari total hak opsi yang dapat diterbitkan dalam program MSOP ini, atau sebanyak-banyaknya sejumlah 20.000.000 hak opsi, akan didistribusikan pada tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia.

Tahap II Sejumlah 30% dari total hak opsi yang dapat diterbitkan dalam program MSOP ini, atau sebanyak-banyaknya sejumlah 15.000.000 hak opsi, akan didistribusikan pada tanggal ulang tahun pertama pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia.

Tahap III Sejumlah 30% dari total hak opsi yang dapat diterbitkan dalam program MSOP ini, atau sebanyak-banyaknya sejumlah 15.000.000 hak opsi, akan didistribusikan pada tanggal ulang tahun kedua pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia.

Umur Opsi (Option Life)

Setiap 1 (satu) Hak opsi yang didistribusikan dapat digunakan untuk membeli 1 (satu) saham baru Perseroan selama Umur Opsi (Option life) yakni 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal pendistribusiannya

Page 30: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

6

Masa Tunggu Hak Opsi (Vesting Period)

Selama Umur Opsi, Hak opsi yang telah didistribusikan dapat digunakan untuk membeli saham baru selama dengan ketentuan hak opsi tersebut akan dikenakan vesting period selama 1 (satu) tahun sejak tanggal pendistribusiannya, dengan demikian dalam vesting period peserta belum dapat menggunakan hak opsinya untuk membeli saham Perseroan. Hak opsi tidak dapat dilaksanakan pada saat manajemen sedang berada dalam periode black-out guna menghindari adanya insider trading serta menuju tata kelola perusahaan yang baik.

Periode Pelaksanaan

Periode Pelaksanaan akan ditetapkan sesuai dengan ketentuan Peraturan Pencatatan No. I-A lampiran Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta No.Kep-305/BEJ/07-2004 tanggal 19 Juli 2004 yakni sebanyak-banyaknya 2 (dua) periode pelaksanaan setiap tahun dengan ketentuan setiap periode pelaksanaan akan dibuka selama 30 (tiga puluh) hari Bursa. Program MSOP ini akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Harga Pelaksanaan Program MSOP

Harga Pelaksanaan hak opsi akan ditetapkan berdasarkan Butir V.2.2 Peraturan Pencatatan No. I-A Lampiran Keputusan Direksi Bursa Efek Jakarta No.Kep-305/BEJ/07-2004 tanggal 19 Juli 2004, yakni sekurang-kurangnya 90% rata-rata harga penutupan perdagangan saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia sebelum tanggal pemberitahuan Perseroan kepada Bursa Efek Indonesia tentang pembukaan Periode Pelaksanaan (window exercise) atas hak opsi dalam program MSOP.

Aspek Perpajakan dalam Program MSOP Dalam program MSOP, Perseroan menerbitkan hak opsi kepada para peserta, dimana Peserta dapat mengunakan hak opsi tersebut untuk membeli saham pada periode pelaksanaan yang akan dibuka sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Dalam hal ini, tidak terdapat aspek perpajakan bagi Perseroan maupun peserta program MSOP yang menerima hak opsi. Apabila setelah periode lock-up peserta program MSOP mengunakan hak opsinya untuk membeli saham dengan membayar harga pelaksanaan dan yang bersangkutan melaksanakan transaksi penjualan saham hasil pelaksanaan hak opsi, maka atas pelaksanaan penjualan saham hasil pelaksanaan hak opsi tersebut berlaku ketentuan perpajakan sebagai berikut :a) Untukpelaksanaanpenjualanmelaluibursaefekakandikenakanpajakyangbersifatfinalyang

besarnya 0,1% dari nilai transaksi.b) Untuk pelaksanaan penjualan saham di luar bursa efek akan dikenakan pajak yang diperhitungkan

dari capital gain yang diterima oleh Perserta dan akan dikenakan pajak progresif sesuai dengan tarif yang berlaku.

Page 31: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

7

Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan Perseroan, pelaksanaan program ESA dan MSOP dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, maka susunan modal saham dan pemegang saham Perseroan sebelum dan sesudah Penawaran Umum Perdana Saham secara proforma adalah sebagai berikut:

Modal SahamTerdiri Dari Saham Biasa Atas Nama

Dengan Nilai Nominal Rp100,- (Seratus Rupiah) Setiap Saham

Keterangan

Sebelum Penawaran Umum Perdana Saham Setelah Penawaran Umum Perdana Saham, program ESA dan program MSOP

Jumlah SahamJumlah Nilai

Nominal (Rp)

(%) Jumlah SahamJumlah Nilai

Nominal (Rp)

(%)

Modal Dasar 12.000.000.000 1.200.000.000.000 12.000.000.000 1.200.000.000.000Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh- PT Memimpin Dengan Nurani 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349 1.343.804.685 134.380.468.500 39,71817- PT Austindo Kencana Jaya 1.343.804.685 134.380.468.500 44,79349 1.343.804.685 134.380.468.500 39,71817- George Santosa Tahija 156.242.000 15.624.200.000 5,20807 156.242.000 15.624.200.000 4,61797- Sjakon George Tahija 156.147.130 15.614.713.000 5,20490 156.147.130 15.614.713.000 4,61516- Yayasan Tahija 1.500 150.000 0,00005 1.500 150.000 0,00004- Masyarakat 330.016.500 33.001.650.000 9,75413- Karyawan melalui program ESA 3.333.500 333.350.000 0,09853- Program MSOP 50.000.000 5.000.000.000 1,47783Jumlah Modal Ditempatkan dan

Disetor Penuh 3.000.000.000 300.000.000.000 100,00000 3.383.350.000 338.335.000.000 100,00000Saham dalam Portepel 9.000.000.000 900.000.000.000 8.616.650.000 861.665.000.000

Page 32: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

8

II. RENCANA PENGGUNAAN DANA

Perseroan merencanakan untuk menggunakan penerimaan hasil Penawaran Umum Perdana Saham setelah dikurangi biaya-biaya emisi untuk:

• Sekitar 60,4%, sejumlah USD21,4 juta, atau dengan nilai ekuivalen Rp207,8 miliar (1), akan digunakan untuk membiayai belanja modal Entitas Anak yang berkaitan dengan:(i) kegiatan penanaman perkebunan kelapa sawit pada tahun 2013-2014 serta pembangunan

PKS di perkebunan Kalimantan Barat yang terletak di Ketapang, Kalimantan Barat pada tahun 2013-2015; dan/atau

(ii) pembayaran kegiatan pembebasan lahan dan pengurusan perolehan sertifikat Hak GunaUsaha, pembibitan, penanaman kelapa sawit, pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung perkebunan di lahan Empat Lawang, Sumatera Selatan dan Maybrat dan Sorong Selatan, Papua Barat selama tahun 2013-2015.

Segmen kelapa sawit ini mendapatkan alokasi terbesar dari penerimaan hasil Penawaran Umum Perdana Saham karena segmen ini merupakan kegiatan utama Perseroan dan Entitas Anak yang akan terus dikembangkan mengingat potensi pasar yang baik dan permintaan pasar yang besar. Hingga saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan belum menetapkan pihak-pihak yang akan terkait dengan pelaksanaan pembelanjaan modal di atas. Selain dana yang diterima dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan juga akan menggunakan dana dari operasional Perseroan dan/atau sumber pembiayaan lainnya untuk kegiatan usaha yang telah diungkapkan di atas ini.

• Sekitar8,5%,sejumlahUSD3juta,ataudengannilaiekuivalenRp29,2miliar (1), akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan fasilitas pendukung kegiatan usaha sagu, yang mencakup antara lain adalah:(i) penyelesaian pembangunan pabrik pengolahan tepung sagu dengan kapasitas 3.000 ton/

bulan di Saga pada tahun 2013-2014; dan/atau(ii) pembangunan kanal, jalan dan infrastruktur transportasi lainnya di daerah konsesi milik Entitas

Anak yaitu PT ANJ Agri Papua selama tahun 2013-2015; dan/atau(iii) pembangunan dermaga, instalasi generator listrik, kantor, perumahan karyawan, sekolah dan

fasilitas-fasilitas lainnya untuk karyawan di kawasan Tanjung Seget pada tahun 2013-2015; dan/atau

(iv) pembangunan pabrik tepung basah (wet starch) dan ekspansi lini produksi pabrik pengolahan tepung sagu menjadi 5.000 ton/bulan di distrik Metamani pada tahun 2014-2015.

Pengalokasian hasil Penawaran Umum Perdana Saham pada segmen ini sejalan dengan rencana Perseroan untuk melakukan diversifikasi jenis usaha baru dalam bidang pangan, yakni sagukarena Perseroan menilai sagu memiliki prospek usaha yang baik bagi Perseroan. Perseroan melalui Entitas Anak terkait, yaitu PT ANJ Agri Papua menggunakan jasa PT Duta Prima untuk jasa pembangunan infrastruktur. Pada tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan maupun EntitasAnak terkait,yaituPTANJAgriPapua tidakmemilikihubunganafiliasidenganPTDutaPrima. Selain dana yang diterima dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan juga akan menggunakan dana dari operasional Perseroan dan/atau sumber pembiayaan lainnya untuk kegiatan usaha yang telah diungkapkan di atas ini.

• Sekitar2,8%,sejumlahUSD1 juta,ataudengannilaiekuivalenRp9,7miliar (1), akan digunakan untuk:(i) menyelesaikan instalasi generator listrik biogas yang terletak di Pulau Belitung dengan

kapasitas 1,2MW yang diharapkan mulai beroperasi pada kuartal ketiga tahun 2013; dan/atau (ii) untuk membangun proyek pembangkit listrik biogas yang serupa di Perkebunan Sumatera

Utara I dengan perkiraan kapasitas 1,2MW pada tahun 2013-2015.

Page 33: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

9

Pengalokasian hasil Penawaran Umum Perdana Saham pada segmen ini sejalan dengan rencana Perseroan untuk mengembangkan jenis usaha baru melalui Entitas Anaknya yaitu PT Austindo Aufwind New Energy, guna melengkapi kegiatan usaha utama Perseroan di bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, di mana limbah pengolahan kelapa sawit yang berbentuk gas metana dapat digunakan oleh PT Austindo Aufwind New Energy sebagai bahan baku biogas penghasil tenaga listrik. Peralatan pembangkit listrik biogas ini menggunakan teknologi Jerman yang dipasok oleh MWM GmbH, Biogas Clean A/S, dan Hofstetter Umwelttechnik AG. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan maupun EntitasAnakterkait,yaituPTAustindoAufwindNewEnergytidakmemilikihubunganterafiliasidenganpara pemasok tersebut. Selain dana yang diterima dari hasil Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan juga akan menggunakan dana dari operasional Perseroan dan/atau sumber pembiayaan lainnya untuk kegiatan usaha yang telah diungkapkan di atas ini.

• Sekitar28,3%,sejumlahUSD10juta,ataudengannilaiekuivalenRp97,3miliar(1), akan digunakan untuk pembayaran cicilan pokok utang Perseroan atas fasilitas pinjaman dari J.P. Morgan International Bank Limited Brussels Branch.

1. Riwayat Utang Pada tanggal 29 November 2012, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank sebesar

USD35.000.000 (tiga puluh lima juta dolar Amerika Serikat) dan pada tanggal 7 Januari 2013, Perseroan telah mencairkan fasilitas tersebut sejumlah USD35.000.000 (tiga puluh lima juta dolar Amerika Serikat).

2. Tingkat Bunga Tingkat suku bunga pinjaman adalah 0,25% per tahun ditambah biaya pendanaan Bank.

3. Jangka waktu dan jatuh tempo Utang pokok dan bunga akan jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan antara Perseroan

dengan bank pada saat Perseroan menarik fasilitas pinjaman. Utang bunga untuk periode pinjaman lebih dari tiga bulan terhutang pada bulan ketiga dan kelipatannya.

4. Jaminan Perseroan tidak memberikan jaminan apapun untuk fasilitas pinjaman ini.

5. Tujuan penggunaan pinjamana. sebagai tambahan modal kerja;b. sebagai pembayaran perolehan akuisisi saham PPM dan PMP yang memiliki lahan untuk

perkebunan sawit di Papua Barat. Akuisisi saham PPM dan PMP telah diselesaikan pada tanggal 7 Januari 2013 dengan ditandatanganinya akta jual beli dengan para penjualnya, yaitu (i) Xinyou Plantation Pte. Ltd. dan PT Pusaka Agro Sejahtera (“PAS”) untuk PMP dan (ii) Xinfeng Plantation Pte. Ltd. dan PAS untuk PPM. Pada saat penandatanganan akta jual beli PPM dan PMP, baik Xinyou Plantation Pte. Ltd., Xinfeng Plantation Pte. Ltd. maupunPASbukanmerupakanpihakafiliasidariPerseroanmaupunANJA.

6. Nominal pinjaman Nominal pinjaman adalah sebesar USD35.000.000 (tiga puluh lima juta dolar Amerika Serikat)

dan tidak ada saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2012. Saldo pinjaman pada saat Prospektus ini diterbitkan berjumlah sebesar USD35.000.000 (tiga puluh lima juta dolar Amerika Serikat).

7. Dividen Tidak terdapat larangan / pembatasan pembayaran dividen.

8. Pembayaran Dipercepat Tidak terdapat syarat untuk pembayaran yang dipercepat.

Page 34: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

10

9. SifathubunganafiliasidenganPerseroan BanktidakmemilikihubunganafiliasidenganPerseroan.

10. Jumlah utang yang akan dibayar Jumlah utang kepada Bank yang akan dilunasi dengan menggunakan penerimaan hasil

Penawaran Umum Perdana Saham adalah sebesar USD10.000.000 (sepuluh juta dolar Amerika Serikat), sedangkan sisanya berasal dari dana operasional Perseroan.

Catatan: (1) Perseroan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 24 April 2013 yaitu Rp9.727 untuk setiap dolar Amerika Serikat dalam perhitungan nilai ekuivalen Rupiah rencana penggunaan dana.

Belanja modal akan dilakukan oleh Entitas Anak di mana Perseroan akan melakukannya melalui penyertaan modal saham dan/atau pinjaman kepada Entitas Anak. Dalam hal Perseroan memberikan pinjaman kepada Entitas Anak, pinjaman tersebut dapat dikonversikan menjadi penyertaan modal saham dan/atau dikembalikan. Pengembalian pinjaman akan bersumber dari pendapatan masing-masing Entitas Anak. Diperkirakan masa pengembalian pinjaman tersebut adalah paling lama 10 tahun, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku umum. Dana yang diterima oleh Perseroan dari pengembalian pinjaman tersebut selanjutnya akan dipergunakan kembali sebagai pembelanjaan modal.Perseroan akan mempertanggungjawabkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham ini secara periodik kepada Pemegang Saham dalam RUPS dan melaporkan kepada OJK sesuai dengan Peraturan No. X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

Apabila di kemudian hari Perseroan bermaksud mengubah rencana penggunaan dananya maka Perseroan terlebih dahulu akan meminta persetujuan RUPS dan akan melaporkannya ke OJK sesuai dengan Peraturan No. X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

Apabila penggunaan dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum ini maupun penggunaan dana yang diperoleh dari sumber pembiayan lain yang terkait dengan kegiatan belanja modal tersebut di atasmemenuhiketentuankriteriaTransaksiAfiliasidan/atauTransaksiyangmengandungBenturanKepentingan serta Transaksi Material dan/atau Perubahan Kegiatan Usaha Utama, maka Perseroan akan mengikuti Peraturan Bapepam-LK No.IX.E.1 dan/atau Peraturan Bapepam-LK No. IX.E.2.

Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK No. SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum Saham maka total perkiraan biaya yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah sebesar 14% (empat belas persen) dari nilai emisi Saham yang meliputi: • BiayajasauntukPenjaminEmisiEfekyangterdiribiayajasapenyelenggaraan(praecipium fee)

sebesar 0,23% (nol koma dua tiga persen), biaya jasa penjaminan (underwriting fee) sebesar 0,575% (nol koma lima tujuh lima persen), dan biaya jasa penjualan (selling fee) sebesar 0,115% (nol satu satu lima persen).

• BiayaProfesiPenunjangPasarModalyangterdiridari:biayajasaAkuntanPubliksekitar0,57% (nol koma lima tujuh persen), Konsultan Hukum sekitar 0,38% (nol koma tiga delapan persen), dan Notaris sekitar 0,06% (nol koma nol enam persen).

• BiayaLembagaPenunjangPasarModalyang terdiridari:biaya jasaKSEIdan pencatatan BEI sekitar 0,01% (nol koma nol satu persen) serta Biro Administrasi Efek sekitar 0,04% (nol koma nol empat persen).

• Biayajasakonsultasikeuangansekitar5,45%(limakomaempatlimapersen).• Biaya lain-lain (penyelenggaraan Public Expose dan Due Diligence, roadshow, percetakan

Prospektus,sertifikatsertaformulir, iklan surat kabar, dan lain-lainnya) sekitar 6,57% (enam koma lima tujuh persen).

Apabila dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham belum dipergunakan seluruhnya, maka penempatan sementara dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham tersebut harus dilakukan Perseroan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian atas kredibilitas penerima dana, dan likuiditas dantingkatimbalhasilataukeuntunganfinansialyangwajarbagiPerseroan,sesuaidenganketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 35: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

11

III. PERNYATAAN UTANG

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan mempunyai jumlah liabilitas sebesar USD71,7 juta, yang terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar USD55,9 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar USD15,8 juta. Angka-angka ini diambil dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang tercantum dalam Prospektus ini, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, dan ditandatangani oleh Drs. Osman Sitorus, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan PSAK 10 (revisi 2010) dan ISAK 16 yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012.

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2012

Liabilitas Jangka PendekUtang bank jangka pendek 1.500Utang usaha 4.580Utang pajak 26.534Utang lain-lain 9.646Pendapatan ditangguhkan yang jatuh tempo dalam satu tahun 1.340Biaya masih harus dibayar 8.167Utang bank yang jatuh tempo dalam satu tahun 2.341Utang sewa pembiayaan yang jatuh tempo dalam satu tahun 1.773Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 55.881

Liabilitas Jangka PanjangUtang sewa pembiayaan - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 427Pendapatan ditangguhkan - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 2.010Utang lain-lain jangka panjang 1.007Provisi konsesi jasa - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 294Liabilitas pajak tangguhan 2.967Kewajiban imbalan pasca kerja 9.112Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 15.818Jumlah Liabilitas 71.699

1. Liabilitas Jangka Pendek.

a. Utang Bank Jangka Pendek.

Saldo pinjaman bank jangka pendek Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar USD1,5 juta, dapat diperinci pinjaman bank jangka pendek Perseroan sebagai berikut:

(dalam USD ribu)

Keterangan 31 Desember

2012Credit Suisse Cabang Singapura 1.500

Credit Suisse Cabang Singapura

GMIT (entitas anak) memiliki fasilitas kredit commercial line sebesar USD3.000.000 dari Credit Suisse Cabang Singapura, dengan tingkat bunga 0,5% di atas tingkat suku bunga pendanaan. Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman adalah sebesar USD1.500.000, dengan jangka waktu 3 bulan. Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka milik Perseroan. Pada tanggal 17 Januari 2013, pinjaman bank tersebut telah dilunasi sebesar USD1.000.000.

Page 36: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

12

b. Utang Usaha.

Saldo utang usaha Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar USD4,6 juta dapat diperinci berdasarkan jenis segmen usaha sebagai berikut:

(dalam USD ribu)

Keterangan 31 Desember

2012Pihak KetigaTanaman Kelapa Sawit 3.743Pembangkit Listrik 834Sagu 2Tembakau 2Jumlah 4.580

c. Utang Pajak

Saldo utang pajak yang masih harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar USD26,5 juta dapat diperinci sebagai berikut :

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2012Pajak Penghasilan – Perseroan 17.795Pajak Penghasilan – Entitas Anak 2.982Pajak Penghasilan

Pasal 21 3.207Pasal 25 2.152Pasal 4 ayat 2 345Pasal 23/26 29Pasal 22 23Pasal 15 0

Jumlah 26.534

d. Utang lain-lain

Saldo utang lain-lain Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar USD9,6 juta dapat diperinci sebagai berikut:

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2012Utang pihak ketiga 3.697Uang muka dari pelanggan 4.384Klaim atas pengembalian pajak 1.350Lain-lain 215Jumlah 9.646

e. Pendapatan ditangguhkan yang jatuh tempo dalam satu tahun

Pada tahun 2012, pendapatan ditangguhkan merupakan selisih antara hasil penjualan dan nilai buku aset dalam transaksi jual dan sewa balik oleh SMM sebesar USD3,3 juta yang disajikan sebagai bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar USD1,3 juta dan bagian jangka panjang sebesar USD2 juta.

Page 37: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

13

f. Biaya masih harus dibayar

Saldo biaya yang masih harus dibayar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar USD8,2 juta dapat diperinci sebagai berikut :

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2012Gaji, bonus dan tunjangan 5.305Jasa profesional 57Lain-lain 2.806Jumlah 8.167

g. Utang bank yang jatuh tempo dalam satu tahun

Saldo pinjaman bank yang jatuh tempo dalam satu tahun Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar USD2,3 juta dengan rincian sebagai berikut :

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2012PT Bank Central Asia Tbk 2.341

Pada tanggal 29 Januari 2010, GMIT (entitas anak) memperoleh fasilitas kredit dari Bank BCA yang terdiri dari:- Fasilitas kredit lokal sebesar Rp 2 miliar, dengan tingkat bunga 10,75% per tahun.- Fasilitas pinjaman berjangka revolving sebesar Rp 20 miliar, dengan tingkat suku bunga 10,50%

per tahun.- Fasilitas pinjaman berjangka incidental sebesar Rp 3 miliar dengan tingkat suku bunga10,50% per

tahun.

Pada tanggal 28 Oktober 2012, GMIT memperoleh tambahan fasilitas pinjaman berjangka revolving menjadi sebesar Rp 23 miliar.

Fasilitas kredit yang diperoleh dari BCA dijamin dengan persediaan GMIT (tembakau Besuki N.O.) sejumlah Rp 15 miliar dan semua tanah dan bangunan GMIT. Pada tanggal 29 Januari 2012, fasilitas kredit tersebut diperpanjang sampai tanggal 29 Januari 2013 dan diperpanjang kembali sampai tanggal 29 Januari 2014.

Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu, antara lain membatasi hak GMIT untuk memperoleh pinjaman/kredit baru dari pihak lain dan/atau mengikatkan diri sebagai penjamin, meminjamkan uang kecuali dalam rangka menjalankan usaha, melakukan peleburan, penggabungan, likuidasi serta mengubah status kelembagaan.

h. Utang sewa pembiayaan yang jatuh tempo dalam satu tahun

Saldo utang sewa pembiayaan yang jatuh tempo dalam satu tahun Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar USD1,8 juta dapat diperinci sebagai berikut :

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2012Pembayaran yang jatuh tempo tahun :2013 1.8392014 3072015 153Jumlah pembayaran minimum sewa 2.299Bunga (99)Nilai kini pembayaran minimum sewa 2.200Utang sewa pembiayaan jangka pendek (1.773)Utang sewa pembiayaan jangka panjang - bersih 427

Page 38: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

14

SMM (entitas anak) mengadakan perjanjian jual dan sewa balik atas bangunan, mesin dan peralatan dengan PT Mitra Pinasthika Mustika Finance pada tanggal 7 Desember 2012. Berdasarkan evaluasi terhadap persyaratan dan kondisi dalam perjanjian ini, SMM menentukan bahwa transaksi sewa ini memenuhi kriteria sewa pembiayaan. Hasil penjualan sebesar USD4 juta yang merupakan nilai wajar aset telah diterima pada tanggal 7 Desember 2012. Selisih antara hasil penjualan dan nilai buku aset sebesar USD3,3 juta dicatat sebagai pendapatan ditangguhkan.

Ringkasan persyaratan dan ketentuan transaksi jual dan sewa balik diatas adalah sebagai berikut:

• Pembiayaan bersih : USD2,2 juta• Suku bunga : 9,5% per tahun, suku bunga mengambang (setiap 6 bulan) di akhir • Jangka waktu : 30 bulan• Cicilan : USD1,6 juta (pembayaran 1), USD25 ribu (bulan 2 - 30)• Beban provisi : USD 11 ribu (0,5% dari pembayaran bersih)• Asuransi : Ditanggung penyewa

2. Liabilitas Jangka Panjang

a. Utang lain-lain jangka panjang

Saldo utang lain-lain jangka panjang Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 berjumlah USD1,0 juta.

Perseroan membeli 22.825.100 saham atau 35,09% kepemilikan PMN (entitas anak) dari pemegang saham lainnya yang dilakukan selama bulan Agustus – September 2012. Terdapat kewajiban kontinjensi maksimum sebesar Rp 9,479 miliar (setara dengan USD1.006.781) yang akan dibayar dalam tahun 2014-2015, dalam hal Perseroan tidak menerima klaim dari pembeli saham AI (entitas anak), yang telah menerima jaminan dari Perseroan untuk hak pemenuhan klaim tersebut.

b. Provisi perjanjian konsesi jasa

Saldo provisi perjanjian konsesi jasa Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 berjumlah USD294 ribu.

Kontrak Operasi Bersama (KOB) dan Perjanjian Jual Beli Listrik DGI memiliki semua ciri konsesi jasa dan infrastruktur yang timbul dari perjanjian-perjanjian yang dikendalikan oleh pemberi konsesi, oleh karena itu manajemen berpendapat bahwa perjanjian-perjanjian tersebut merupakan perjanjian konsesi jasa.

DGI menerapkan ISAK 16 secara prospektif pada awal periode sajian paling awal karena tidak praktis bagi DGI untuk menerapkan Interpretasi ini secara retrospektif sebagai mana diizinkan oleh Interpretasi ini. Penerapan retrospektif tidak praktis karena aktivitas eksplorasi dan konstruksi dari Fasilitas Lapangan dan Fasilitas Pembangkit Listrik dilakukan sebelum tahun 2000 untuk Pembangkit Tenaga Listrik Darajat Unit II dan III sehingga pencatatan mengenai aktivitas konstruksi yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian secara retrospektif tidak disimpan/tersedia untuk memungkinkan estimasi andal atas marjin konstruksi. Provisi atas kewajiban kontraktual dicatat secara restropektif.

Provisi Perjanjian Konsesi Jasa merupakan nilai masa kini dari kewajiban kontraktual minimum berkaitan dengan KOB.

Mutasi provisi yang diakui dalam laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

(dalam USD ribu)

Keterangan 31 Desember2012

Saldo awal -Pembentukan provisi 490Realisasi selama periode berjalan (204)Kenaikan provisi yang disebabkan oleh berlalunya waktu 8Saldo akhir 294Dikurangi:Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun -Bagian tidak lancar 294

Page 39: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

15

Penghitungan nilai kini provisi untuk tahun berakhir 31 Desember 2012 menggunakan tingkat diskonto 1,69%.

c. Liabilitas pajak tangguhan

Saldo liabilitas pajak tangguhan Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar USD3,0 juta dengan rincian sebagai berikut : (dalam USD ribu)

Keterangan 31 Desember

2012Entitas anak :PT Darajat Geothermal Indonesia 984PT Surya Makmur 1.127PT Aceh Timur Indonesia 856Jumlah 2.967

d. Kewajiban imbalan pasca kerja

Kewajiban imbalan pasca kerja Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar USD9,1 juta dapat diperinci sebagai berikut:

(dalam USD ribu)

Keterangan 31 Desember

2012Nilai kini kewajiban jasa lalu 9.195 Biaya jasa lalu (83) Kewajiban bersih 9.112

Mutasi liabilitas bersih yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: (dalam USD ribu)

Keterangan 31 Desember

2012Saldo awal tahun 9.334 Beban tahun berjalan 10.340 Pembayaran manfaat (296)Rugi aktuarial dicatat dalam pendapatan komprehensif lainnya 605Kelebihan pembayaran periode berjalan (10.178)Tunjangan cuti 2Penyesuaian kurs penjabaran (694)Saldo akhir tahun 9.112

Biaya imbalan pasca kerja ini dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen, PT Dayamandiri Dharmakonsilindo dalam laporan masing-masing tertanggal 23 Januari 2013, 14 Pebruari 2012 dan 7 Januari 2011 untuk 31 Desember 2012, 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010. Penilaian aktuarial dilakukan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:

Keterangan 31 Desember

2012Tingkat kematian CSO-1980 dan Tabel Mortalitas Indonesia 1999Umur pensiun normal 56-60 tahunTingkat kenaikan gaji per tahun 8,00% - 15,00%Tingkat diskonto per tahun 6,30% - 8,90%

Page 40: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

16

3. Komitmen dan Kontinjensi

a. Pada tanggal 29 November 2012, Perseroan dan ANJA (Entitas Anak) memperoleh fasilitas kredit sebesar masing-masing sebesar USD35 juta dan USD10 juta dari J.P. Morgan International Bank Limited Cabang Brussels, dengan bunga 0,25% di atas biaya pendanaan. Jangka waktu pinjaman adalah 3 bulan setelah penarikan pertama, dapat diperpanjang berdasarkan persetujuan dari kedua belah pihak. Fasilitas ini dijaminkan dengan deposito berjangka pemegang saham, PT Memimpin Dengan Nurani dan PT Austindo Kencana Jaya di bank yang sama. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, fasilitas kredit ini belum digunakan.

Adapun rincian utang tersebut adalah sebagai berikut:- PT Austindo Nusantara Jaya

1. Nama Pihaka. Perseroan sebagai Peminjam;b. J.P. Morgan International Bank Limited Brussels Branch sebagai Pemberi Pinjaman

(“Bank”).

2. Riwayat Utang Pada tanggal 29 November 2012, Perseroan memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank sebesar USD35.000.000 (tiga puluh lima juta dolar Amerika Serikat).

3. Tingkat BungaTingkat suku bunga pinjaman adalah 0,25% per tahun ditambah biaya pendanaan Bank.

4. Jangka waktu dan jatuh tempoUtang pokok dan bunga akan jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan antara Perseroan dengan bank pada saat Perseroan menarik fasilitas pinjaman. Utang bunga untuk periode pinjaman lebih dari tiga bulan terhutang pada bulan ketiga dan kelipatannya.

5. JaminanPerseroan tidak memberikan jaminan apapun untuk fasilitas pinjaman ini.

6. Tujuan penggunaan pinjamana. sebagai tambahan modal kerja;b. sebagai pembayaran perolehan akuisisi saham PPM dan PMP yang memiliki lahan

untuk perkebunan sawit di Papua Barat. Akuisisi saham PPM dan PMP telah diselesaikan pada tanggal 7 Januari 2013 dengan ditandatanganinya akta jual beli dengan para penjualnya, yaitu (i) Xinyou Plantation Pte. Ltd. dan PT Pusaka Agro Sejahtera (“PAS”) untuk PMP dan (ii) Xinfeng Plantation Pte. Ltd. dan PAS untuk PPM. Pada saat penandatanganan akta jual beli PPM dan PMP, baik Xinyou Plantation Pte. Ltd.,XinfengPlantationPte.Ltd.maupunPASbukanmerupakanpihakafiliasidariPerseroan maupun ANJA.

7. Nominal pinjamanNominal pinjaman adalah sebesar USD35.000.000 (tiga puluh lima juta dolar Amerika Serikat) dan tidak ada saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2012. Saldo pinjaman pada saat Prospektus ini diterbitkan berjumlah sebesar USD35.000.000 (tiga puluh lima juta dolar Amerika Serikat).

8. DividenTidak terdapat larangan / pembatasan pembayaran dividen.

9. Pembayaran DipercepatTidak terdapat syarat untuk pembayaran yang dipercepat.

10. SifathubunganafiliasidenganPerseroanBanktidakmemilikihubunganafiliasidenganPerseroan.

11. Jumlah utang yang akan dilunasiJumlah utang kepada Bank yang akan dilunasi dengan menggunakan penerimaan hasil Penawaran Umum Perdana Saham adalah sebesar USD35.000.000 (tiga puluh lima juta dolar Amerika Serikat).

Page 41: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

17

- PT Austindo Nusantara Jaya Agri1. Nama Pihak

a. PT Austindo Nusantara Jaya Agri sebagai Peminjam;b. J.P. Morgan International Bank Limited Brussels Branch sebagai Pemberi Pinjaman

(“Bank”).

2. Riwayat Utang Pada tanggal 29 November 2012, PT Austindo Nusantara Jaya Agri memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank sebesar USD10.000.000 (sepuluh juta dolar Amerika Serikat).

3. Tingkat BungaTingkat suku bunga pinjaman adalah 0,25% per tahun ditambah biaya pendanaan Bank.

4. Jangka waktu dan jatuh tempoUtang pokok dan bunga akan jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan antara Perseroan dengan bank pada saat Perseroan menarik fasilitas pinjaman. Utang bunga untuk periode pinjaman lebih dari tiga bulan terhutang pada bulan ketiga dan kelipatannya.

5. JaminanPT Austindo Nusantara Jaya Agri atau Perseroan tidak memberikan jaminan apapun untuk fasilitas pinjaman ini.

6. Tujuan penggunaan pinjaman adalah sebagai pembayaran perolehan akuisisi saham PPM dan PMP yang memiliki lahan untuk perkebunan sawit di Papua Barat. Akuisisi saham PPM dan PMP telah diselesaikan pada tanggal 7 Januari 2013 dengan ditandatanganinya akta jual beli dengan para penjualnya, yaitu (i) Xinyou Plantation Pte. Ltd. dan PT Pusaka Agro Sejahtera (“PAS”) untuk PMP dan (ii) Xinfeng Plantation Pte. Ltd. dan PAS untuk PPM. Pada saat penandatanganan akta jual beli PPM dan PMP, baik Xinyou Plantation Pte.Ltd.,XinfengPlantationPte.Ltd.maupunPASbukanmerupakanpihakafiliasidariANJA maupun Perseroan.

7. Nominal pinjamanNominal pinjaman sebesar USD10.000.000 (sepuluh juta dolar Amerika Serikat) dan tidak ada saldo pinjaman pada tanggal 31 Desember 2012. Saldo pinjaman pada saat Prospektus ini diterbitkan berjumlah USD10.000.000 (sepuluh juta dolar Amerika Serikat).

8. DividenTidak terdapat larangan / pembatasan pembayaran dividen.

9. Pembayaran DipercepatTidak terdapat persyaratan untuk pembayaran yang dipercepat.

10. SifathubunganafiliasidenganPerseroanBanktidakmemilikihubunganafiliasidenganANJAataudenganPerseroan.

11. Jumlah utang yang akan dilunasiJumlah utang kepada Bank yang akan dilunasi dengan menggunakan penerimaan hasil Penawaran Umum Perdana Saham adalah sebesar USD10.000.000 (sepuluh juta dolar Amerika Serikat).

b. Pada tanggal 17 Juli 2006, Perseroan memperoleh fasilitas kredit sebesar USD10 juta dari Credit Suisse Bank. Bunga fasilitas kredit rekening koran tersebut sebesar 0,5% per tahun diatas tingkat suku bunga rekening koran atau biaya pendanaan, mana yang lebih tinggi. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, fasilitas kredit ini belum digunakan.

Page 42: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

18

c. Pada tanggal 28 Agustus 2012, GMIT (entitas anak) menerima pembayaran uang muka dari Scandinavian Tobacco Group (STG) sejumlah EUR120.877 untuk pembelian sejumlah tembakau Besuki N.O.. Pengiriman tembakau akan dilakukan sesuai dengan instruksi dari STG. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, pengiriman belum dilakukan dan seluruh uang muka tersebut dicatat dalam utang lain-lain.

d. Sepanjang tahun 2012, GMIT (entitas anak) menerima pembayaran uang muka dari Neos Sigarefabriek N.V. (Neos) sejumlah EUR1.544.816 untuk pembelian sejumlah tembakau Besuki N.O. Pengiriman tembakau akan dilakukan sesuai dengan instruksi dari Neos. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, GMIT telah mengirimkan sebagian tembakau yang dipesan senilai EUR711.563, sehingga jumlah uang muka tersisa sejumlah EUR833.253, dicatat sebagai utang lain-lain.

4. Penggunaan Fasilitas Kredit Setelah Tanggal Pelaporan Keuangan

a. Pada tanggal 7 Januari 2013, Perseroan telah mencairkan fasilitas pada J.P. Morgan International Bank Limited Brussels Branch sejumlah USD35.000.000 (tiga puluh lima juta dolar Amerika Serikat).

b. Pada tanggal 2 Januari 2013, PT Austindo Nusantara Jaya Agri telah mencairkan fasilitas pada J.P. Morgan International Bank Limited Brussels Branch sejumlah USD10.000.000 (sepuluh juta dolar Amerika Serikat).

SELURUH LIABILITAS PERSEROAN PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012 TELAH DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS INI. PADA TANGGAL DITERBITKANNYA PROSPEKTUS INI, PERSEROAN TELAH MELUNASI SELURUH LIABILITAS YANG TELAH JATUH TEMPO. TIDAK ADA LIABILITAS YANG TELAH JATUH TEMPO YANG BELUM DILUNASI OLEH PERSEROAN.

DARI TANGGAL 31 DESEMBER 2012 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN TANGGAL 31 DESEMBER 2012, DAN DARI TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN TERSEBUT SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIF PERNYATAAN PENDAFTARAN INI, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI LIABILITAS DAN IKATAN-IKATAN BARU SELAIN LIABILITAS-LIABILITAS YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA LIABILITAS-LIABILITAS YANG TELAH DINYATAKAN DI ATAS DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN DAN PROSPEKTUS INI DAN TIDAK MEMILIKI PINJAMAN YANG DIBUAT OLEH PERSEROAN DAN/ATAU ANAK PERUSAHAAN, YANG DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN PIHAK BERELASI.

MANAJEMEN DALAM HAL INI BERTINDAK UNTUK DAN ATAS NAMA PERSEROAN SERTA SEHUBUNGAN DENGAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWABNYA DALAM PERSEROAN DENGAN INI MENYATAKAN KESANGGUPANNYA UNTUK MEMENUHI PADA SAAT JATUH TEMPO SELURUH LIABILITAS YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN SERTA DISAJIKAN DALAM PROSPEKTUS INI.

ATAS MASING-MASING KEWAJIBAN TERSEBUT DI ATAS TIDAK TERDAPAT NEGATIVE COVENANTS YANG MERUGIKAN KEPENTINGAN PEMEGANG SAHAM.

SAMPAI SAAT PENERBITAN PROSPEKTUS INI, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI PEMBATASAN UTANG YANG PENTING SEPERTI PEMBATASAN PEMBAGIAN DIVIDEN, PEMBATASAN PEROLEHAN UTANG BARU DAN PEMBATASAN RASIO KEUANGAN.

SAMPAI SAAT PENERBITAN PROSPEKTUS INI, PERSEROAN TIDAK MEMILIKI PELANGGARAN ATAS PERSYARATAN DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DILAKUKAN OLEH PERSEROAN ATAU ENTITAS ANAK YANG BERDAMPAK MATERIAL TERHADAP KELANGSUNGAN USAHA PERSEROAN.

Page 43: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

19

IV. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting Perseroan yang berasal dari dan/atau dihitung berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010, 2009 dan 2008.

Angka-angka ini diambil dari laporan keuangan Perseroan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 December 2012 yang tercantum dalam Prospektus ini, yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, dan ditandatangani oleh Drs. Osman Sitorus, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan PSAK 10 revisi dan ISAK 16 yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, yang tidak disajikan kembali dan tidak tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Rekan (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, dan ditandatangani oleh Drs. Osman Sitorus, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini.

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2008*) 2009*) 2010 2011 2012ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 94.475 119.433 132.294 90.913 76.599 Rekening bank yang dibatasi penggunaannya - 801 294 - - Deposito berjangka 1.915 10.000 - - 1.500 Investasi pada efek yang diperdagangkan

pada nilai wajar 81.435 45.269 57.752 110.470 4.846 Piutang sewa pembiayaan - setelah dikurangi

penyisihan piutang ragu-ragu 13.949 17.356 25.263 - - Piutang dari perjanjian konsesi jasa lancar - 25 28 33 40 Piutang jasa pembiayaan lainnya - setelah

dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 27.494 52.356 58.249 - - Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan

piutang ragu-ragu 1.084 4.348 4.883 1.213 1.434 Piutang jasa asuransi - setelah dikurangi

penyisihan piutang ragu-ragu 5.127 10.527 15.076 - - Piutang lain-lain - setelah dikurangi penyisihan

piutang ragu-ragu 1.585 1.757 2.984 1.971 2.251 Persediaan - setelah dikurangi penyisihan

penurunan nilai persediaan 6.510 9.302 11.172 14.261 16.067Aset derivatif 5.313 - - - - Biaya dibayar di muka dan uang muka 4.378 9.016 8.974 4.132 6.582 Aset dimiliki untuk dijual - - - 424.441 - Jumlah Aset Lancar 243.265 280.189 316.969 647.434 109.319

Page 44: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

20

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2008*) 2009*) 2010 2011 2012 Aset Tidak Lancar Piutang dari perjanjian konsesi jasa - 6.422 6.389 6.351 6.305 Piutang sewa pembiayaan - setelah dikurangi

bagian 14.991 11.127 23.654 - - yang jatuh tempo dalam satu tahun Piutang jasa pembiayaan lainnya - setelah

dikurangi 24.528 14.899 63.254 - - bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Piutang lain - lain jangka panjang - - - - 688 Deposito berjangka 320 372 804 - - Investasi pada entitas asosiasi 5.304 6.221 9.515 13. 025 16.829 Investasi lain-lain 18.655 18.657 30.789 24.635 23.978 Properti investasi 1.612 6.898 6.898 6.898 - Aset pajak tangguhan 3.078 4.571 5.288 5.634 6.267 Tanaman kelapa sawit - setelah dikurangi

akumulasi penyusutan 127.944 130.861 129.512 133.072 140.965 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi

penyusutan 48.766 97.597 128.142 62.255 77.866 Beban tangguhan - hak atas tanah - setelah

dikurangi akumulasi amortisasi 964 989 994 1.135 865 Uang muka pembelian mesin - 2.387 89 1.907 2.065 Goodwill 5.689 8.951 7.493 4.968 4.968 Klaim atas pengembalian pajak - 65 1.724 1.592 1.430 Aset lain-lain 1.858 2.355 3.762 3.805 7.825 Jumlah Aset Tidak Lancar 253.710 312.373 418.307 265.276 290.049 JUMLAH ASET 496.975 592.562 735.276 912.711 399.368

LIABILITAS DAN EKUITASLiabilitas Jangka PendekUtang bank jangka pendek - 22.438 10.041 - 1.500Utang usaha 3.101 2.544 7.537 3.405 4.580Utang jasa asuransi 7.808 15.375 19.298 - -Uang muka atas penjualan investasi entitas

anak- -

- 11.007 -Utang pajak 9.737 5.990 8.766 6.727 26.534Liabilitas derivatif 1.818 283 933 - -Utang lain-lain 5.322 7.129 10.799 8.418 9.646Pendapatan ditangguhkan yang jatuh tempo

dalam satu tahun - - - - 1.340Biaya masih harus dibayar 5.160 5.101 8.551 8.045 8.167Utang bank yang jatuh tempo dalam satu

tahun 62.581 45.616 68.674 2.255 2.341Utang sewa pembiayaan yang jatuh tempo

dalam satu tahun -

1.086 503 - 1.773Provisi perjanjian konsesi jasa yang jatuh

tempo dalam satu tahun - 869 136 - -Liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki

untuk dijual - - - 354.828 -Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 95.527 106.432 135.239 394.685 55.881

Page 45: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

21

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2008*) 2009*) 2010 2011 2012Liabilitas Jangka PanjangUtang bank - setelah dikurangi bagian yang

jatuh tempo dalam satu tahun 9.049 45.107 114.483 - -Utang sewa pembiayaan - setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun - 725 440 - 427

Pendapatan ditangguhkan - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun - 3.742 2.806 - 2.010

Utang lain-lain jangka panjang - - - - 1.007Obligasi konversi - - 12.494 - -Provisi program insentif kenaikan nilai 4.540 4.540 4.112 1.900 -Provisi perjanjian konsesi jasa - setelah

dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun - 869 - - 294

Liabilitas pajak tangguhan 1.752 1.191 2.190 7.612 2.967Kewajiban imbalan pasca kerja 3.672 5.689 9.452 9.334 9.112Kompensasi berbasis saham 733 3.703 2.123 - -Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 19.747 65.565 148.099 18.846 15.818Jumlah Liabilitas 115.274 171.997 283.337 413.531 71.699

EKUITASModal Saham - nilai nominal Rp 100 per

saham pada 31 Desember 2012 dan Rp 1.000 per

saham pada 31 Desember 2011, 2010, 2009, dan

2008 15.084 15.084 15.084 15.084 43.159Tambahan modal disetor: Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas

pengendali - - - 13.004Selisih nilai akibat perubahan ekuitas entitas

anak 31.346 31.077 31.428 32.386 30.608Pendapatan komprehensif lain (20.786) (3.948) 8.348 1.826 (663)Saldo laba Ditentukan penggunaannya 676 676 676 676 676 Tidak ditentukan penggunaannya 346.654 366.064 386.760 437.390 240.179

Ekuitas diatribusikan kepada pemilik perusahaan 372.973 408.952 442.296 487.361 326.962

Kepentingan non-pengendali 8.727 11.613 9.643 11.818 707Jumlah Ekuitas 381.700 420.565 451.939 499.179 327.669Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 496.975 592.562 735.276 912.711 399.368Catatan: *) Diaudit tanpa penyajian kembali terkait dengan pelepasan segmen

Page 46: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

22

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian

(dalam USD ribu)

KeteranganTahun berakhir tanggal 31 Desember

2008*) 2009*) 2010 2011 2012OPERASI YANG DILANJUTKAN:Pendapatan dari penjualan 116.408 100.827 120.597 158.160 159.881 Pendapatan konsesi jasa - - 5.615 6.003 5.979 Pendapatan jasa kesehatan 6.407 6.846 - - -Pendapatan sewa kendaraan - 19.519 - - -Pendapatan jasa pembiayaan 16.339 17.298 - - -Bagian laba bersih entitas asosiasi 2.344 1.638 3.295 4.621 3.861 Laba instrumen derivatif 3.285 - - - -Pendapatan underwriting asuransi 3.078 3.106 - - -Pendapatan dividen 5.113 1.888 5.596 9.974 7.925 Pendapatan bunga 4.859 2.668 538 1.105 1.991 Laba kurs mata uang asing - 1.969 - - 2.010 Pendapatan lain-lain 4.768 6.056 1.045 5.463 3.418 JUMLAH PENDAPATAN 162.601 161.814 136.686 185.327 185.064

Beban pokok penjualan 43.125 46.906 62.370 80.889 85.737Beban jasa kesehatan 2.766 3.061 - - -Beban jasa sewa kendaraan - 12.730 - - -Beban konsesi jasa - - 2.968 2.612 2.495Provisi program insentif kenaikan nilai 4.540 - 2.572 1.956 - Rugi penjualan efek diperdagangkan dan investasi lain- lain 6.229 - - - -Penurunan nilai dari investasi lain-lain 3.787 - - - -Beban penjualan 1.532 1.364 1.459 2.454 2.249 Beban bunga 5.820 9.277 72 80 247 Beban karyawan 16.894 14.525 16.623 13.424 20.104 Beban umum dan administrasi 19.060 21.575 9.787 9.517 14.878 Rugi instrumen derivatif - 5.688Rugi kurs mata uang asing 2.322 - 218 316 - Beban lain-lain 1.080 472 1.295 1.738 91 JUMLAH BEBAN 107.157 115.597 97.364 112.986 125.802LABA SEBELUM PAJAK 55.444 46.217 39.321 72.341 59.263BEBAN PAJAK (23.801) (19.176) (14.793) ( 26.588) (17.306)LABA BERSIH TAHUN BERJALAN DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN 31.643 27.041 24.528 45.753 41.957OPERASI YANG DIHENTIKAN:Laba bersih dari operasi yang dihentikan - - 8.072 10.572 56.703

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 31.643 27.041 32.600 56.325 98.660

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN DARI:Operasi yang di lanjutkan

Perubahan nilai wajar atas investasi tersedia untuk dijual

- -8.843 (6.358) 371

Rugi aktuarial - - (605)Selisih kurs penjabaran laporan keuangan

entitas anak- -

2.994 (567) (4.880)Manfaat (beban) pajak tangguhan - - (1.246) 1.246 95

Operasi yang dihentikan - -Selisih kurs penjabaran laporan keuangan

entitas anak- -

1.898 (881) 1.998Perubahan nilai transaksi lindung nilai - - (611) 408 -Beban pajak tangguhan - - - (102) -Jumlah pendapatan komprehensif lain-

setelah pajak- -

11.878 (6.254) (3.021)JUMLAH LABA KOMPREHENSIF - - 44.478 50.071 95.639

Page 47: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

23

(dalam USD ribu)

KeteranganTahun berakhir tanggal 31 Desember

2008*) 2009*) 2010 2011 2012LABA BERSIH YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk 30.567 25.961 31.447 55.629 96.299Kepentingan Non-pengendali 1.077 1.080 1.154 696 2.361

Laba bersih tahun berjalan 31.643 27.041 32.600 56.325 98.660JUMLAH LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPADA:

Pemilik Entitas Induk 43.166 49.396 93.300Kepentingan Non-pengendali 1.312 675 2.339

Jumlah Laba Komprehensif 44.478 50.071 95.639Catatan: *) Diaudit tanpa penyajian kembali terkait dengan pelepasan segmen

Rasio Pertumbuhan, Keuangan dan Usaha

Keterangan 31 Desember 2008 2009 2010 2011 2012

Rasio Pertumbuhan Pendapatan (%) (1) t.d.b -0,5 -15,5 35,6 -0,1Beban (%) (1) t.d.b 7,9 -15,8 16,0 11,3Laba sebelum pajak (%) (1) t.d.b -16,6 -14,9 84,0 -18,1Total aset (%) (2) t.d.b 19,2 24,1 24,1 -56,2Pertumbuhan kas yang dihasilkan operasi (%) (3) t.d.b -29,9 t.d.b 55,3 t.d.b

Rasio Keuangan Rasio kas (x) (4) 0,99 1,12 0,98 0,23 1,37Rasio lancar (x) (5) 2,55 2,63 2,34 1,64 1,96Rasio utang bersih terhadap ekuitas (x) (6) -0,06 -0,01 0,16 -0,18 -0,22Rasio jumlah liabilitas terhadap jumlah ekuitas (Debt to Equity) (x) (7) 0,30 0,41 0,63 0,83 0,22

Rasio Usaha Laba sebelum pajak / Pendapatan (%) (8) 34,1 28,6 28,8 39,0 32,0Laba bersih tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan / Pendapatan (%) (9) 19,5 16,7 17,9 24,7 22,7Rasio imbal hasil aset (ROA) (%) (10) 6,37 4,56 3,34 5,01 10,51Rasio imbal hasil ekuitas (ROE) (%) (11) 8,29 6,43 5,43 9,17 12,80Jumlah hari tertagihnya piutang usaha (hari) (12) 63 30 65 45 46Beban usaha terhadap laba sebelum pajak (x) (13) 1,93 2,50 2,48 1,56 2,12

Catatan: t.d.b = tidak dapat dibandingkanKeterangan:1) Dihitung dengan membagi kenaikan (penurunan) saldo akun-akun laba rugi komprehensif untuk tahun berakhir 31 Desember

tahun yang bersangkutan dengan saldo akun-akun tersebut untuk periode yang sama pada tahun sebelumnya.2) Dihitung dengan membagi kenaikan (penurunan) total aset pada tanggal 31 Desember tahun yang bersangkutan dengan

total aset pada tanggal yang sama di tahun sebelumnya.3) Dihitung dengan membagi kenaikan (penurunan) kas yang dihasilkan dari (digunakan untuk) kegiatan operasi untuk tahun

berakhir 31 Desember tahun yang bersangkutan dengan kas yang dihasilkan dari (digunakan untuk) kegiatan operasi untuk periode yang sama pada tahun sebelumnya.

4) Dihitung dengan membagi total kas yang dimiliki oleh Perseroan dengan total liabilitas jangka pendek, masing-masing pada akhir periode terkait.

5) Dihitung dengan membagi total aset lancar dengan total liabilitas jangka pendek, masing-masing pada akhir periode terkait. 6) Dihitung dengan membagi total utang bersih (hasil penjumlahan dari utang bank jangka pendek, utang bank jangka

panjang dan utang obligasi setelah dikurangi dengan kas dan setara kas) dengan total ekuitas., masing-masing pada akhir periode terkait.

7) Dihitung dengan membagi total liabilitas dengan total ekuitas, masing-masing pada akhir periode terkait.8) Dihitung dengan membagi total laba sebelum pajak dengan total pendapatan untuk periode terkait.9) Dihitung dengan membagi total laba bersih tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan dengan total pendapatan untuk

periode terkait.10) Dihitung dengan membagi total laba bersih tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan untuk periode terkait dengan total

asset pada akhir periode tersebut.11) Dihitung dengan membagi total laba bersih tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan untuk periode terkait dengan total

ekuitas pada akhir periode tersebut.12) Dihitung dengan membagi jumlah hari dalam setahun (365 hari) dengan hasil pembagian total penjualan untuk periode

terkait dengan total piutang usaha pada akhir periode tersebut (untuk segmen tembakau dan energi terbarukan).13) Dihitung dengan membagi total beban usaha periode/tahun berjalan dengan total laba sebelum pajak untuk periode terkait.

Page 48: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

24

V. ANALISA DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN

Angka-angka ini diambil dari laporan keuangan Perseroan tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, dan ditandatangani oleh Drs. Osman Sitorus, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan PSAK 10 revisi dan ISAK 16 yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012.

1. UMUM

Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan. Perseroan didirikan pertama kali dengan nama “PT Austindo Teguhjaya” berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, S.H., No. 72 tanggal 16 April 1993.

Perseroan memiliki kegiatan usaha utama dalam bidang perkebunan dan pengolahan buah kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (“CPO”) dan Palm Kernel (“PK”). Selain terus mengembangkan kegiatan usaha utama dalam bidang perkebunan dan produksi CPO, Peseroan saat ini juga sedang mengembangkan kegiatan usaha lainnya seperti pengembangan produk bahan baku atau produk makanan baru dari sagu dan pembangkit listrik dari energi terbarukan, yang bersumber dari biogas.

Saat ini Perseroan memiliki dan mengoperasikan empat perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari dua perkebunan di Sumatera Utara, satu perkebunan di di Pulau Belitung dan satu perkebunan di Kalimantan Barat. Saat ini Perseroan juga memiliki persediaan lahan (landbank) di Sumatera Selatan dan Papua.

2. FAKTOR-FAKTOR PENTING YANG DAPAT MEMPENGARUHI KINERJA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

Usaha dan kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor penting seperti berikut:

a. Harga Internasional CPO dan PK

Harga internasional CPO dan PK ditetapkan berdasarkan beberapa pasar seperti Malaysia Derivatives Exchange (“MDEX”) dan c.i.f Rotterdam port. Meskipun dipengaruhi oleh harga internasional, harga penjualan CPO Perseroan tidak terpatok kepada suatu indeks. Tabel berikut ini adalah harga rata-rata penjualan CPO Perseroan, harga rata-rata CPO di MDEX dan c.i.f Rotterdam port dan harga rata-rata FOB dari CPO yang dijual di Indonesia menurut LMC International untuk tahun 2010, 2011 dan 2012.

(USD per ton)Tahun berakhir 31 Desember

2010 2011 2012Harga rata-rata penjualan CPO MDEX (1) 838 1.063 961 c.i.f Rotterdam port (1) 901 1.125 1.000 FOB di Indonesia (1) 855 1.082 940Harga rata-rata penjualan CPO Perseroan (2) 789 870 781Catatan:1) Harga telah dikonversi menjadi USD dengan menggunakan kurs tengah dari Bank Negara Malaysia.2) Harga rata-rata penjualan CPO Perseroan adalah pendapatan dari penjualan minyak kelapa sawit dibagi dengan volume

penjualan minyak kelapa sawit.

Page 49: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

25

Harga rata-rata penjualan CPO Perseroan secara umum lebih rendah dibandingkan dengan harga acuan tersebut karena Perseroan menjual CPO di pasar domestik. Harga domestik CPO pada umumnya lebih rendah dibandingkan dengan harga internasional CPO, akan tetapi pajak ekspor dikenakan kepada CPO yang diekspor sehingga harga penjualan bersih dari CPO yang diekspor menjadi lebih rendah dibandingkan dengan harga penjualan domestik. Hal ini menyebabkan banyaknya perusahaan CPO domestik memilih untuk tidak mengekspor CPO, sehingga pasokan domestik CPO meningkat. Harga domestik CPO yang diterima oleh Perseroan kurang lebih setara atau terkadang lebih tinggi daripada harga bersih yang akan diterima apabila Perseroan menjual CPO dengan harga internasional setelah memperhitungkan pajak ekspor CPO dan biaya tambahan untuk transportasi dan penanganan yang akan terjadi dalam penjualan CPO kepada pembeli internasional.

Harga CPO berfluktuasi berdasarkan faktor pasokan dan permintaan internasional dan regional.Faktor yang mempengaruhi tingkat pasokan mencakup pola penanaman, kondisi cuaca serta hama dan penyakit tanaman. Faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan mencakup kondisi pasar seperti kondisi ekonomi, perubahaan peraturan, kebijakan dan pajak ekpor di negara produsen utama CPO seperti Indonesia dan Malaysia, harga dan ketersediaan minyak nabati pengganti lainnya, serta harga minyak mentah.

Faktor penting lainnya yang terkadang dapat mempengaruhi permintaan CPO adalah harga pasar minyak mentah karena CPO dapat digunakaan sebagai bahan baku produksi biosolar.

Tingkat pasokan dan permintaan global CPO secara umum menunjukkan tren kenaikan pertumbuhan secarastabil,walaupundemikianhargarata-rataCPOsecarahistorisberfluktuasisecarasignifikan.Sebagai contoh, harga CPO (c.i.f Rotterdam) turun dari harga rata-rata USD949 per ton pada tahun 2008 menjadi USD683 pada tahun 2009. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan harga minyak mentah karena krisis ekonomi dunia. Sejak tahun 2009, harga CPO telah pulih kembali seiring dengan kenaikan harga minyak mentah. Pada tahun 2011, harga CPO (c.i.f Rotterdam) mencapai USD1.125 per ton. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya harga minyak mentah dan harga minyak nabati lainnya serta pola cuaca yang tidak menguntungkan pada tahun 2009 dan 2010 sehingga menurunkan pertumbuhan produksi CPO. Harga CPO pada tahun 2012 menunjukan tren penurunan dan telah stabil pada harga USD771 per ton pada bulan Desember 2012, disebabkan oleh penurunan harga minyak mentah seiring dengan perlambatan ekonomi dunia.

b. Volume Penjualan dan Harga Penjualan Rata-Rata

Walaupun harga CPO sangat ditentukan oleh harga komoditas global, namun volume dan harga jual CPO dan PK Perseroan juga ditentukan oleh kontrak jual kepada pelanggan. Perseroan menjual CPO melalui proses tender dan menentukan harga CPO Perseroan dengan referensi kepada tiga indikator utama yaitu: (i) harga kuotasi di MDEX, (ii) harga pasar untuk c.i.f Rotterdam, dan (iii) harga pasar domestik untuk pengiriman dari pelabuhan Belawan atau FOB pelabuhan Belawan. Karena likuiditas pasar MDEX Perseroan dapat menetapkan harga CPO Perseroan setiap saat setiap hari. Harga MDEX merupakan referensi harga yang terpenting dalam penetapan harga CPO PerseroanHarga penjualan CPO Perseroan berbeda dengan harga MDEX, harga pasar c.i.f Rotterdam dan harga pasar untuk FOB pelabuhan Belawan, karena harga jual Perseroan telah disesuaikan untuk beberapa hal seperti pajak ekspor, biaya pengangkutan dan beban transportasi lain yang harus diperhitungkan untuk pengiriman CPO ke pasar-pasar tersebut. Meskipun demikian, harga penjualan Perseroan secara umum mengikuti tren harga di pasar-pasar tersebut.

Harga penjualan PK Perseroan ditentukan oleh harga pasar lokal yang mengikuti tren harga PKO di pasar Rotterdam dan harga PKE di berbagai pasar Eropa.

Page 50: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

26

Volume penjualan Perseroan ditentukan oleh volume produksi Perseroan. Perseroan dapat menyesuaikan waktu penjualan sesuai dengan pandangan Perseroan mengenai tren harga CPO dan kapasitas penyimpanan CPO. Sebagai contoh, apabila Perseroan berkeyakinan harga CPO sedang meningkat dan Perseroan memiliki kapasitas penyimpanan berlebih, maka Perseroan dapat memutuskan untuk menyimpan lebih banyak CPO untuk menunggu dan menjual dengan harga CPO yang lebih tinggi. Penjualan CPO meningkat dari 127.450 ton pada tahun 2010 menjadi 177.125 ton pada tahun 2012 disebabkan oleh peningkatan produksi CPO karena Perseroan telah memulai operasional Pabrik Kelapa Sawit (“PKS”) di perkebunan Sumatera Utara II.

Tabel berikut ini mengungkapkan data penjualan CPO dan PK Perseroan untuk tahun 2010, 2011 dan 2012. Data ini termasuk CPO dan PK yang diolah dari TBS yang dibeli dari pihak ketiga.

Tahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

PenjualanCPO (USD ribu) 100.576 135.804 138.421PK (USD ribu) 14.655 18.545 16.165Total (USD ribu) 115.231 154.349 154.586

Volume PenjualanCPO (ton) 127.450 156.016 177.125PK (ton) 29.508 32.865 40.447

Harga Jual Rata-Rata PerseroanCPO (USD per ton) 789 870 781PK (USD per ton) 497 564 400

c. ProfilUsiaTanamanPerkebunan

Tanaman kelapa sawit pada umumnya memiliki usia ekonomis 25 tahun, yang dapat diperpanjang sampai 30 tahun atau lebih tergantung dari harga CPO yang berlaku. Tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan buah sekitar 28 – 30 bulan setelah ditanam, saat mana Perseroan akan mulai melakukan panen. Pada awal panen, hasil rata-rata buah yang dihasilkan oleh tanaman kelapa sawit tersebut secara relatif rendah. Tanaman kelapa sawit muda menghasilkan sekitar 4 sampai 9 ton TBS per hektar. Seiring dengan pertumbuhan tanaman kelapa sawit, hasil rata-rata akan meningkat sampai sekitar 25 – 30 ton TBS per hektar ketika tanaman kelapa sawit telah mencapai pada usia dewasa. Hasil rata-rata tanaman kelapa sawit mulai menurun setelah tahun ke 20 menjadi sekitar 16 – 20 ton TBS per hektar.

TabelberikutadalahprofilusiadaritanamankelapasawitPerseroanuntuktahun2010,2011dan2012.

(dalam Hektar)Tahun berakhir 31 Desember

2010 2011 2012Muda (4-7 tahun) 7.615 23,2% 8.818 24,0% 10.120 24,8%Dewasa (8-20 tahun) 20.966 63,9% 18.062 49,1% 16.195 39,6%Tua (>20 tahun) 474 1,4% 3.410 9,3% 5.639 13,8%TBM 3.733 11,5% 6.462 17,6% 8.898 21,8%Total 32.788 100,0% 36.752 100,0% 40.852 100,0%

Persentase tanaman kelapa sawit muda dan TBM milik Perseroan meningkat dari 34,7% pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi 46,6% pada tanggal 31 Desember 2012 karena tanaman-tanaman kelapa sawit di perkebunan Sumatera Utara II mulai menghasilkan dan Perseroan menanam tanaman kelapa sawit baru di perkebunan Kalimantan Barat. Persentase tanaman kelapa sawit muda dan TBM milik Perseroan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2013 dan 2014 karena Perseroan akan menyelesaikan proses penanaman di perkebunan Kalimantan Barat dan memulai proses penanaman di persediaan lahan yang belum ditanami milik Perseroan di Papua Barat dan Sumatera Selatan. Persentase tanaman dewasa milik Perseroan menurun dari 63,9% pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi 39,6% pada tanggal 31 Desember 2012 karena bertambahnya tanaman-tanaman kelapa sawit

Page 51: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

27

yang baru ditanam di perkebunan Kalimantan Barat dan juga seiring dengan peningkatan persentase tanaman kelapa sawit muda. Persentase tanaman kelapa sawit tua meningkat dari 1,4% pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi 13,8% pada tanggal 31 Desember 2012 karena sejumlah tanaman kelapa sawit yang telah mencapai usia 20 tahun di perkebunan Sumatera Utara I dan Belitung. Meskipun Perseroan memperkirakan hasil tanaman kelapa sawit tua milik Perseroan akan mulai menurun secara perlahan, namun TBM dan tanaman kelapa sawit muda milik Perseroan akan mulai berproduksi dan hasilTBStanaman-tanamantersebutakanmeningkatsecarasignifikanketikatanamantersebuttelahtumbuh menjadi dewasa. Perseroan berkeyakinan hal ini akan mendorong pertumbuhan produksi TBS di kemudian hari.

d. Tingkat Produktivitas dan Tingkat Ekstrasi PKS

Hasil perkebunan dan tingkat ekstrasi PKS milik Perseroan diukur berdasarkan hasil TBS per hektar TM dan tingkat ektrasi minyak/oil extraction rate(”OER”).Keduahaltersebutmerupakanukuranefisiensiperkebunan Perseroan, sistem transportasi dan kegiatan pengolahan, Perseroan akan mendapatkan indikasi jumlah TBS yang dihasilkan oleh setiap hektar perkebunan dan indikasi jumlah CPO yang dihasilkan dari setiap ton TBS dalam bentuk persentase.

Tabel berikut menunjukan data produksi Perseroan, termasuk hasil TBS per hektar lahan TM dan OER untuk tahun 2010, 2011 dan 2012.

Tahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

Produksi TBS (ton) 515.179 564.843 695.479Hasil TBS per hektar (ton) 17,7 18,6 21,8Produksi CPO (ton) (1) 131.335 157.122 178,263OER (%) (1) 22,1 22,4 22,0Catatan: (1) Termasuk CPO yang diolah oleh TBS yang dibeli dari pihak ketiga

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil TBS per hektar mencakup:• Profilusiatanamankelapasawit;• Penerapanpraktekagronomidanmetodemanajemenperkebunan, termasuk teknikpemakaian

pupuk, pemangkasan dan pemanenan;• Kualitas bibit tanaman kelapa sawit;• Kualitastanahperkebunan;• Kondisi cuaca dan pasokan air;• Penyakit atau hama; dan• Bencana alam.

Hasil perkebunan sangat mempengaruhi kinerja operasional Perseroan. Sebagai contoh, hasil TBS per hektar meningkat dari 17,7 ton pada tahun 2010 menjadi 21,8 ton pada tahun 2012. Hal tersebut dan mulai dihasilkannya buah dari tanaman-tanaman kelapa sawit di perkebunan Sumatera Utara II menjadi faktor utama yang mendorong peningkatan produksi TBS sebesar 35,0% atau dari 515.179 ton pada tahun 2010 menjadi 695.479 ton pada tahun 2012.

OER sangat tergantung kepada kualitas dan tingkat kematangan TBS, waktu yang diperlukan untuk mengangkut TBS ke PKS setelah pemanenan dan tingkat kehilangan minyak sela proses ekstraksi. Dengan demikian, OER dari Perseroan dapat terpengaruh secara negatif apabila TBS yang dibeli dari pihak ketiga memiliki kualitas yang lebih buruk dan tingkat kematangan yang lebih rendah daripada TBS hasil produksi Perseroan dan apabila TBS tersebut diangkut dari lokasi yang relatif jauh dari PKS milik Perseroan. Perseroan telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan OER dengan (i) meningkatkan kualitas pemanenan, termasuk penerapan sistem pemanenan blok yang memungkinkan pengangkutan yang lebih tepat waktu untuk TBS dan buah sisa yang terjatuh di bawah tanaman kelapa sawit; (ii) melatih pekerja panen agar dapat mencapai standar panen kematangan yang lebih konsisten guna memastikan hasil dan kualitas buah optimal dan (iii) membangun dan mengembangkan jaringan jalan yang menghubungkan perkebunan dengan PKS guna mengurangi waktu pengangkutan ke PKS. Perseroan juga memilih kualitas TBS yang dibeli dari pihak ketiga secara hati-hati untuk memastikan kualitas yang baik dan tingkat kematangan yang sesuai.

Page 52: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

28

Tanaman kelapa sawit pada umumnya berbuah sepanjang tahun, akan tetapi tingkat panen TBS umumnya lebih tinggi selama enam bulan setiap tahunnya. Sebagai contoh, Perseroan memanen sekitar 58% dari panen TBS tahunan di kedua perkebunan Perseroan yang terletak Sumatera Utara dan sekitar 51% dari panen TBS tahunan di perkebunan Perseroan di Pulau Belitung pada semester kedua tahun kalendar. Produksi TBS juga dapat berubah karena variasi iklim yang berbeda dari daerah ke daerah dan dari waktu ke waktu. Perkebunan Perseroan telah mengalami pola cuaca yang tidak pasti seperti kondisi musim hujan dan kering berkepanjangan pada masa yang tidak terduga selama beberapa tahun terakhir ini, yang telah menyebabkan produksi TBS milik Perseroan tidak merata. Sebagai contoh, musim kering yang berkepanjangan dapat menyebabkan tanaman kelapa sawit menghasilkan bunga betina yang lebih sedikit, sehingga jumlah TBS yang dihasilkan menurun. Sebaliknya, musim hujan yang berkepanjangan dapat menyebabkan berkurangnya populasi kumbang penyerbuk bunga yang juga dapat mengurangi hasil panen TBS.

e. Biaya Produksi – Khususnya Biaya Bahan Baku, Tenaga Kerja dan TBS Yang Dibeli Dari Pihak Ketiga

Bagian tunai dari biaya pokok penjualan Perseroan terdiri dari biaya pupuk, tenaga kerja, bahan bakar dan pembelian TBS dari pihak ketiga.

• Pupuk.Biaya utama penggunaan pupuk, yang terdiri dari urea, muriat garam, NPK dan batu fosfat, berjumlah USD13,4 juta pada tahun 2010, USD12,0 juta pada tahun 2011 dan USD16,7 juta pada tahun 2012. Jumlah tersebut masing-masing mewakili 23,2%, 15,4% dan 20,5% beban pokok penjualan minyak kelapa sawit Perseroan. Urea dan NPK diperoleh dari pemasok dalam negeri, dan meskipun harga urea telah ditentukan oleh Pemerintah, harga tersebut secara historis berfluktuasiseiringdenganhargainternasional.MuriatgaramdanbatufosfatyangdibeliPerseroandari perusahaan lokal diimpor dari Rusia, Kanada, Jerman, Mesir, Cina dan Maroko dan digunakan di perkebunan berdasarkan jadwal yang telah direkomendasikan oleh spesialis agronomi.

Lebih dari 50% pembelian pupuk dilakukan melalui proses tender tahunan berdasarkan perkiraan kebutuhan Perseroan sesuai dengan jadwal pemupukan yang telah direkomendasikan. Pengiriman aktual dilakukan secara bertahap di sepanjang tahun. Para peserta tender berkisar antara tiga sampai sepuluh pemasok.

• TenagaKerja.Upah karyawan Perseroan yang bekerja di perkebunan dan pabrik (selain manajer umum di berbagai perkebunan) termasuk di dalam biaya pemanenan, beban pemeliharaan perkebunan dan biaya overhead pabrik. Biaya tenaga kerja untuk tahun 2010, 2011 dan 2012 masing-masing berjumlah USD10,4 juta, USD13,1 juta dan USD16,0 juta dan mewakili 18,1%, 16,9% dan 19,6% beban pokok penjualan minyak kelapa sawit Perseroan. Kenaikan beban tenaga kerja mencerminkan tingkat inflasi upah kerja secara umumdi Indonesia serta kenaikan jumlah tenaga kerja akibatpertumbuhan perkebunan Perseroan.

• BahanBakar.

Biaya bahan bakar pada tahun 2010, 2011 dan 2012 masing-masing mewakili 2,9%, 3,3% dan 3,4% dari beban pokok penjualan minyak kelapa sawit Perseroan. Perseroan menggunakan solar sebagai bahan bakar untuk menjalankan truk, ekskavator dan peralatan lainnya di perkebunan.

• TBSyangdibelidariPihakKetiga.Perseroan membeli TBS dari pihak ketiga sesuai dengan standar kualitas TBS yang dapat diterima. Pembelian ini dimungkinkan ketika Perseroan memiliki kapasitas lebih di PKS. Secara umum pembelian dilakukan hanya pada harga yang memungkinkan Perseroan mendapatkan marjin yang cukup dari proses pengolahan. Tabel berikut menunjukan volume TBS yang dibeli dari pihak ketiga, persentasenya dari jumlah TBS yang diproses Perseroan, harga rata-rata TBS tersebut dan total biaya untuk pembelian TBS tersebut pada tahun 2010, 2011 dan 2012.

Page 53: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

29

Tahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

TBS dibeli dari pihak ketiga (ton) 78.320 136.402 116.460Persentase TBS pihak ketiga terhadap total TBS yang diproses 13,2 19,5 14,3Harga beli rata-rata TBS dari pihak ketiga (USD/ton) 154 175 137Total biaya pembelian TBS dari pihak ketiga (USD ‘000) 12.090 23.899 (1) 15.930Catatan: 1) Peningkatan pembelian TBS dari pihak ketiga pada tahun 2011 ditujukan untuk meningkatkan utilisasi PKS yang berkapasitas

60 ton per jam di perkebunan Sumatera Utara II karena Perseroan belum dapat mencapai kapasitas produksi penuh dengan hanya menggunakan TBS produksi internal di perkebunan tersebut.

f. Ekspansi Lahan Tertanam

Perseroan sedang dalam proses untuk memperluas lahan tertanam melalui tambahan penanaman di perkebunan Kalimantan Barat dan berencana untuk memulai penanaman di persediaan lahan (landbank) di Sumatera Selatan pada tahun 2013 dan di persediaan lahan (landbank) di Papua pada tahun 2014. Walaupun biaya terkait dengan penanaman ini akan dikapitalisasi dan disusutkan setelah tanaman kelapa sawit tersebut telah mencapai usia produktif dan menghasilkan buah, Perseroan berencana untuk membiayai kegiatan penanaman ini melalui penggunaan sebagian dana yang akan diterima dari Penawaran Umum Perdana Saham ini dan arus kas operasional Perseroan. Dengan perluasan lahan tertanam dan usia tanaman kelapa sawit yang mulai mencapai usia produktif, Perseroan memperkirakan peningkatan produksi TBS, yang akan meningkatkan penjualan CPO dan PK. Peningkatan produksi tersebut akan diimbangi dengan pengurangan hasil produksi dari perkebunan di mana tanaman-tanaman kelapa sawit telah mencapai usia tua. Perseroan saat ini berencana untuk menanam lebih cepat dari tahun-tahun sebelumnya, oleh sebab itu Perseroan mungkin akan mengalami kenaikan biaya terkait dengan pembelian bibit dan tenaga kerja untuk kegiatan penanaman. Kenaikan biaya tersebut akan dikapitalisasi sebagai aset tidak lancar di laporan keuangan Perseroan dan hanya akan berdampak kepada laporan laba rugi komprehensif ketika perkebunan tersebut telah mencapai usia dewasa, yang sesuaidengankebijakanakuntansiPerseroanhaltersebutdidefinisikansebagaisaatketika70%darikawasan perkebunan telah dapat dipanen dan berat rata-rata TBS melebihi 3,5 kilogram. Kenaikan biaya penanaman tersebut dapat mengurangi marjin penjualan CPO yang dihasilkan oleh perkebunan baru tersebut pada masa mendatang.

g. Kapasitas Pengolahan

Perseroan saat ini mengoperasikan tiga PKS yang terletak di perkebunan Sumatera Utara I, perkebunan Sumatera Utara II dan perkebunan Pulau Belitung. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan memiliki total kapasitas pengolahan CPO dari ketiga fasilitas tersebut sebesar 180 ton TBS per jam. Perseroan berencana untuk membangun PKS untuk operasional perseroan di Kalimantan Barat ketika tanaman kelapa sawit di lokasi tersebut telah siap dipanen. Pada awalnya, Perseroan akan terlebih dahulu membangun PKS dengan kapasitas 30 ton per jam yang dapat dikembangkan untuk mencapai kapasitas 60tonperjam.HaltersebutdilakukanagarPerseroandapatsecaralebihefisienmenggunakanmodalkerja ketika tanaman di Perkebunan Kalimantan Barat masih belum mencapai usia produktif dewasa. Perseroan mengolah 593.499 ton TBS pada tahun 2010, 701.245 ton pada tahun 2011 dan 811.939 ton pada tahun 2012. Produksi CPO Perseroan pada tahun 2010 berjumlah 131.335 ton, 157.122 ton pada tahun 2011 dan 178.263 ton pada tahun 2012.

Kemampuan Perseroan untuk mengelola kapasitas produksi dapat mempengaruhi kinerja operasional Perseroan. Keterbatasan kapasitas PKS pada saat jumlah produksi TBS yang tinggi di perkebunan dapat menyebabkan hilangnya potensi pendapatan karena Perseroan tidak akan mampu untuk mengolah semua TBS yang dihasilkan dan harus menjual TBS yang berlebihan tersebut ke perusahaan lain yang memiliki kelebihan kapasitas PKS, atau apabila tidak ada pihak lain yang bersedia untuk membeli kelebihan TBS milik Perseroan, maka TBS tersebut akan terbuang dengan percuma. Perseroan sampai saat ini belum pernah menghadapi keterbatasan kapasitas seperti yang telah diuraikan di atas. Selain itu, apabila produksi TBS yang berlebihan tersebut menyebabkan waktu yang lebih lama untuk pengolahan TBS tersebut, maka kualitas produksi CPO akan menurun. Di sisi lain, kapasitas PKS merupakan biaya tetap bagi Perseroan karena sebagian biaya pabrik Perseroan harus dibayar terlepas dari jumlah TBS yang diolah. Biaya tetap tersebut akan disebar ke volume produksi yang lebih besar apabila tingkat produksi CPO dari PKS meningkat. Hal tersebut akan meningkatkan marjin laba Perseroan.

Page 54: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

30

Kebijakan umum Perseroan adalah untuk memiliki kapasitas pengolah yang memadai untuk mengolah seluruh perkiraan hasil panen per tahun. Saat terjadi kelebihan kapasitas, Perseroan membeli TBS dari pihak ketiga, jika TBS yang dibeli memiliki kualitas baik dan dapat dibeli di harga yang menguntungkan.

h. BebanPenyusutanDariKegiatanUsahaMinyakKelapaSawit

Salah satu beban pokok penjualan minyak kelapa sawit Perseroan adalah beban penyusutan. Beban penyusutan, yang mencakup beban penyusutan aset tetap dari perkebunan dan PKS dan beban penyusutan tanaman kelapa sawit menghasilkan di perkebunan, berjumlah USD11,9 juta pada tahun 2010, USD12,6 juta pada tahun 2011 dan USD13,4 juta pada tahun 2012. Beban tersebut mewakili 20,6% beban pokok penjualan minyak kelapa sawit Perseroan pada tahun 2010, 16,2% pada tahun 2011 dan 16,4% pada tahun 2012.

Perseroan menyusutkan biaya tanaman kelapa sawit menghasilkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi usia produktif selama 20 tahun, kecuali untuk tanaman-tanaman perkebunan di Pulau Belitung yang disusutkan dengan metode menurun berganda sebesar 6,25% per tahun sampai dengan tahun 2010, karena metode penyusutan tersebut adalah metode yang digunakan pada saat Perseroan mengakuisisi perkebunan tersebut dari pihak ketiga. Perseroan telah mulai menggunakan metode penyusutan garis lurus untuk perkebunan di Pulau Belitung pada tahun 2011 (sesuai dengan perkebunanmilik Perseroan lainnya). Perseroanmenyimpan catatan profil usia perkebunan secarablok. Properti, pabrik dan peralatan di perkebunan dan PKS disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus bedasarkan dengan perkiraan usia produktif dari aset, kecuali untuk aset di SMM yang memiliki perkebunan di Pulau Belitung yang disusutkan dengan menggunakan metode menurun berganda sampai tahun 2010 dan baru mulai disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus pada tahun 2011,

BebanpenyusutanPerseroanberfluktuasiseiringdenganprofilusiatanamankelapasawitdiperkebunanPerseroan dan, diperkirakan akan meningkat pada tahun-tahun mendatang ketika tanaman-tanaman kelapa sawit di perkebunan Kalimantan Barat mulai menghasilkan buah.

i. FluktuasiDalamKursMataUangAsing

Mata uang yang digunakan di laporan keuangan Perseroan adalah dolar Amerika Serikat. Seluruh hasil penjualan produk kelapa sawit dan energi terbarukan diterima dalam dolar Amerika Serikat. Pengeluaran Perseroan, termasuk biaya tenaga kerja, dibayar dengan Rupiah, tetapi Perseroan juga membeli beberapa peralatan berat seperti mesin pemasakan (boiler) dan membayar beberapa anggota manajemen senior dalam dolar Amerika Serikat, sehingga terdapat perlindungan keuangan parsial (partial hedging) terhadap fluktuasi kurs mata uang asing. Dengan adanya ketidakcocokanantara pendapatan dalam dolar Amerika Serikat yang diterima oleh Perseroan melalui penjualan dan biaya dalam bentuk Rupiah yang harus dibayarkan untuk beberapa jenis biaya operasional Perseroan, maka apresiasi mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan mengurangi laba bersih (atau meningkatkan rugi bersih), untuk pengukuran dalam bentuk mata uang dolar Amerika Serikat maupun Rupiah. Perseroan pada umumnya tidak menggunakan kontrak perlindungan keuangan (hedging contract) untuk membatasi risiko kurs mata uang asing. Dengan demikian, setiap apresiasi yang signifikandalamnilaimatauangRupiahterhadapdolarAmerikaSerikatdapatmengakibatkandampaknegatif terhadap pengeluaran dan laba bersih Perseroan.

Page 55: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

31

3. ANALISA KEUANGAN

KINERJA LABA RUGI KONSOLIDASIAN

Tabel berikut menyajikan informasi rinci mengenai hasil operasional historis Perseroan:

(dalam USD ribu)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember 2010 2011 2012

OPERASI YANG DILANJUTKAN:Pendapatan dari penjualan 120.597 158.160 159.881 Pendapatan konsesi jasa 5.615 6.003 5.979 Bagian laba bersih entitas asosiasi 3.295 4.621 3.861 Pendapatan dividen 5.596 9.974 7.925 Pendapatan bunga 538 1.105 1.991 Laba kurs mata uang asing - - 2.010 Pendapatan lain-lain 1.045 5.463 3.418 JUMLAH PENDAPATAN 136.686 185.327 185.064

Beban pokok penjualan 62.370 80.889 85.737Beban konsesi jasa 2.968 2.612 2.495Penyisihan atas program insentif kenaikan nilai 2.572 1.956 - Beban penjualan 1.459 2.454 2.249 Beban bunga 72 80 247 Beban karyawan 16.623 13.424 20.104 Beban umum dan administrasi 9.787 9.517 14.878 Rugi kurs mata uang asing 218 316 - Beban lain-lain 1.295 1.738 91 JUMLAH BEBAN 97.364 112.986 125.802

LABA SEBELUM PAJAK 39.321 72.341 59.263BEBAN PAJAK (14.793) ( 26.588) (17.306)LABA BERSIH TAHUN BERJALAN DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN 24.528 45.753 41.957

OPERASI YANG DIHENTIKAN:Laba bersih dari operasi yang dihentikan 8.072 10.572 56.703

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 32.600 56.325 98.660

a. Jumlah Pendapatan

Pendapatan Perseroan terdiri atas pendapatan dari: (i) penjualan; (ii) pendapatan konsesi jasa, yang merupakan pendapatan DGI, Entitas Anak, dengan 5% partisipasi dalam konsorsium dengan Chevron Geothermal Indonesia sebagai kontraktor yang menyediakan tenaga listrik panas bumi atas nama Pertamina Geotermal untuk dijual kepada PLN; (iii) bagian laba bersih Entitas Asosiasi yang mewakili bagian milik Perseroan atas laba bersih entitas-entitas, di mana Perseroan memiliki kepemilikan minoritassebesar20%ataulebih,atauentitasdimanaPerseroanmemilikipengaruhyangsignifikan;(iv) pendapatan dividen yang merupakan dividen diterima dari investasi Perseroan di entitas-entitas dimana Perseroan memiliki kepemilikan kurang dari 20%; (v) pendapatan bunga; dan (vi) pendapatan lain-lain. Pendapatan dari penjualan, yang merupakan pendapatan dari kegiatan usaha minyak kelapa sawit dan tembakau, masing-masing mewakili 88,2%, 85,3% dan 86,4% total pendapatan Perseroan masing-masing pada tahun 2010, 2011 dan 2012. Penjualan CPO dan PK mewakili 95,6%, 97,6% dan 96,7% pendapatan dari penjualan masing-masing pada tahun 2010, 2011 dan 2012.

Page 56: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

32

Berikut adalah pendapatan dari penjualan Perseroan berdasarkan masing-masing segmen usaha dan sebagai persentase total pendapatan dari penjualan:

(dalam USD ribu, kecuali persentase)

Segmen kegiatan usahaTahun berakhir 31 Desember

2010 2011 2012Minyak Kelapa Sawit

CPO 100.576 83,4% 135.804 85,9% 138.421 86,6%PK 14.655 12,2% 18.545 11,7% 16.165 10,1%

Total Minyak Kelapa Sawit 115.231 95,6% 154.349 97,6% 154.586 96,7%Tembakau 5.367 4,5% 3.811 2,4% 5.295 3,3%Jumlah Pendapatan dari Penjualan 120.597 100,0% 158.160 100,0% 159.881 100,0%

Pendapatan dari tembakau merupakan pendapatan penjualan lokal dan ekspor GMIT, Entitas Anak yang berusaha di kegiatan pengolahan dan perdagangan tembakau. Sejak Agustus 2012, Perseroan memiliki 99,999% GMIT.

Tahun berakhir 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2011

Jumlah pendapatan Perseroan mengalami penurunan sebesar USD0,3 juta atau 0,1%, dari USD185,3 juta pada tahun 2011 menjadi USD185,1 juta pada 2012.

Pendapatan dari penjualan meningkat sebesar 1,1%, dari USD158,2 juta pada tahun 2011 menjadi USD 159,9 juta pada tahun 2012. Pendapatan dari penjualan CPO meningkat sebesar 1,9%, dari USD 135,8 juta pada tahun 2011 menjadi USD138,4 juta pada tahun 2012 disebabkan oleh meningkatnya volume penjualan, efek peningkatan mana dikurangi oleh penurunan harga CPO sejak kuartal ketiga pada tahun 2012. Sejalan dengan tren harga global CPO, harga penjualan CPO Perseroan menurun dari rata-rata sekitar USD870 per ton pada tahun 2011 menjadi rata-rata sekitar USD781 per ton pada tahun 2012. Pada tahun yang sama, volume penjualan CPO Perseroan meningkat sebesar 13,5%, dari 156.016 ton pada tahun 2011 menjadi 177.125 ton pada tahun 2012. Pendapatan dari penjualan PK Perseroan menurun sebesar 12,8%, dari USD18,5 juta pada tahun 2011 menjadi USD16,2 juta pada tahun 2012 disebabkan oleh penurunan harga PK sejak kuartal ketiga tahun 2012. Harga PK Perseroan juga mengalami penurunan dari rata-rata sekitar USD564 per ton pada tahun 2011 menjadi rata-rata sekitar USD400 per ton pada tahun 2012. Pada tahun yang sama, volume penjualan PK meningkat sebesar 23,1%, dari 32.865 ton pada tahun 2011 menjadi 40.447 ton pada tahun 2012. Tren penurunan harga global CPO dan PK tersebut disebabkan oleh tingkat pasokan minyak sawit dunia yang masih tinggi.

Produksi TBS Perseroan pada tahun 2012 meningkat dari 564.483 ton pada tahun 2011 menjadi 695.479 ton pada tahun 2012 dan pembelian TBS dari pihak ketiga Perseroan menurun dari 136.402 ton pada tahun 2011 menjadi 116.460 ton pada tahun 2012. Peningkatan produksi TBS Perseroan pada tahun 2012 merupakan hasil dari program pemupukan yang lebih agresif sehingga Perseroan dapat mengurangi jumlahTBSyangdibelidaripihakketigadansesuaidenganprofilusiatanamankelapasawit khususnya di perkebunan di Sumatera Utara II.

Pendapatan konsesi jasa tetap konstan sekitar USD6,0 juta pada tahun 2011 dan tahun 2012. Bagian laba bersih entitas asosiasi mengalami penurunan sebesar USD0,8 juta atau 16,4%, dari USD4,6 juta pada tahun 2011 menjadi USD3,9 juta pada tahun 2012, disebabkan oleh penurunan laba bersih dari entitas asosiasi penghasil minyak kelapa sawit di Sumatera Utara dan Aceh, dimana Perseroan memiliki kepemilikan minoritas. Pendapatan dividen Perseroan juga menurun pada tahun 2012 sebesar USD 2,1 juta atau setara dengan 20,5%, dari USD10,0 juta pada tahun 2011 menjadi USD7,9 juta pada tahun 2012 disebabkan oleh tidak adanya dividen khusus yang diterima dari investasi Perseroan pada tahun 2012. Pendapatan lain-lain menurun USD2,1 juta atau setara dengan 37,4%, dari USD5,5 juta pada tahun 2011 menjadi USD3,4 juta pada tahun 2012 disebabkan oleh pengakuan laba sebesar USD5,0 juta pada tahun 2011 atas penjualan investasi jangka panjang kepemilikan minoritas Perseroan pada PT Tambang Tondano Nusajaya, yang bergerak di industri pertambangan emas, efek mana diimbangi oleh laba nilai tukar mata uang sebesar USD2,0 juta pada tahun 2012.

Page 57: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

33

Tahun berakhir 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2010

Jumlah pendapatan Perseroan meningkat sebesar USD48,6 juta atau setara dengan 35,6%, dari USD136,7 juta pada tahun 2010 menjadi USD185,3 juta pada tahun 2011.

Peningkatan jumlah pendapatan tersebut disebabkan oleh meningkatnya pendapatan dari penjualan, yang meningkat sebesar USD37,6 juta atau setara dengan 31,1%, dari USD120,6 juta pada tahun 2010 menjadi USD158,2 juta pada tahun 2012. Peningkatan pendapatan dari penjualan disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari penjualan CPO dan PK. Pendapatan dari penjualan CPO Perseroan meningkat sebesar USD35,2 juta atau setara dengan 35,0%, dari USD100,6 juta pada tahun 2010 menjadi USD 135,8 juta pada tahun 2011 disebabkan oleh meningkatnya produksi disertai dengan peningkatan harga jual CPO. Harga jual CPO Perseroan meningkat dari rata-rata sekitar USD789 per ton pada tahun 2010 hingga rata-rata sekitar USD870 per ton pada tahun 2011, akibat peningkatan harga CPO global. Pada tahun yang sama, volume penjualan CPO Perseroan meningkat 22,4%, dari 127.450 ton pada tahun 2010 menjadi 156.016 ton pada tahun 2011. Pendapatan dari penjualan PK Perseroan meningkat sebesar 26,5%, dari USD14,7 juta pada tahun 2010 menjadi USD18,5 juta pada tahun 2011, akibat meningkatnya volume penjualan PK. Harga penjualan PK Perseroan meningkat dari rata-rata sekitar USD497 per ton pada tahun 2010 menjadi rata-rata sekitar USD564 per ton pada tahun 2011. Pada tahun yang sama, volume penjualan PK meningkat sebesar 11,4%, dari 29.508 ton pada tahun 2010 menjadi 32.865 ton pada tahun 2011. Peningkatan harga global CPO dan PK disebabkan oleh meningkatnya harga minyak mentah dan harga minyak nabati lainnya serta pola cuaca yang tidak menguntungkan pada tahun 2009 dan 2010 sehingga menurunkan pertumbuhan produksi global CPO.

Produksi TBS Perseroan pada tahun 2011 meningkat sebesar 9,6%, dari 515.179 ton pada tahun 2010 menjadi 564.843 ton pada tahun 2011 dan pembelian TBS dari pihak ketiga meningkat dari 78.320 ton pada tahun 2010 menjadi 136.402 ton pada tahun 2011. Perseroan meningkatkan produksi TBS dan pembelian TBS dari pihak ketiga pada tahun 2011 untuk mendukung produksi PKS di Perkebunan Sumatera Utara II yang telah mulai operasional pada tahun 2011. Peningkatan pendapatan Perseroan didukung oleh peningkatan bagian laba bersih entitas asosiasi dari USD3,3 juta pada tahun 2010 menjadi USD4,6 juta pada tahun 2011, yang disebabkan oleh peningkatan laba bersih dari entitas asosiasi penghasil minyak kelapa sawit di Sumatera Utara dan Aceh, atas mana Perseroan memiliki kepemilikan minoritas. Pendapatan konsesi jasa meningkat sebesar USD0,4 juta atau 6,9%, dari USD5,6 juta pada 2010 menjadi USD6,0 juta pada tahun 2011. Jumlah pendapatan juga meningkat akibat peningkatan pendapatan dividen, dari USD5,6 juta pada tahun 2010 menjadi USD10,0 juta pada tahun 2011, dan juga akibat dibagikannya dividen khusus dari PT Agro Muko. Pendapatan lain-lain juga meningkat dari USD1,0 juta pada tahun 2010 menjadi USD5,5 juta pada tahun 2011 yang disebabkan oleh adanya pengakuan laba penjualan investasi jangka panjang kepemilikan minoritas Perseroan pada PT Tambang Tondano Nusajaya, (yang bergerak di industri pertambangan emas) sebesar USD5,0 juta pada tahun 2011.

136.686

185.327 185.064

2010 2011 2012

Grafik Jumlah Pendapatan (dalam USD ribu)2010 - 2012

Page 58: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

34

b. Jumlah Beban

(i) Beban Pokok Penjualan

Berikut ini adalah beban pokok penjualan untuk setiap segmen usaha Perseroan:

(dalam USD ribu, kecuali persentase)

Segmen kegiatan usaha Tahun berakhir 31 Desember

2010 2011 2012Minyak kelapa sawit 57.823 92,7% 77.813 96,2% 81.729 95,3%Tembakau 4.547 7,3% 3.076 3,8% 4.007 4,7%Total beban pokok penjualan 62.370 100,0% 80.889 100,0% 85.737 100,0%

- Beban pokok penjualan untuk segmen usaha minyak kelapa sawit.

Beban pokok penjualan Perseroan untuk kegiatan usaha minyak kelapa sawit terdiri dari biaya-biaya terkait dengan produksi TBS di perkebunan serta biaya-biaya produksi CPO dan PK di PKS milik Perseroan.

Biaya utama yang terjadi di perkebunan Perseroan, yang disebut sebagai biaya TBS, meliputi:• Biayapanen,yangmencakupupahpemanendanbiayatransportasiuntukmengangkuthasilpanen

TBS ke PKS milik Perseroan;• Biaya perawatan tanamanmenghasilkan, yangmencakup upah pemanen, pemupukan, bahan

bakar dan biaya-biaya lainnya yang diperlukan untuk perawatan perkebunan milik Perseroan;• Biaya tidak langsung termasuk penyusutan aset tetap seperti gedung, jalan, jembatan,mesin,

peralatan, perabotan, perlengkapan tetap dan kendaraan di PKS dan perkebunan, maupun biaya umum yang mencakup gaji karyawan di kantor adminstrasi, biaya transportasi karyawan dari dan ke perkebunan, biaya utilitas dan air;

• Penyusutantanamanmenghasilkan;dan• PembelianTBS.

Biaya utama yang terdapat di PKS, yang disebut sebagai biaya pengolahan, meliputi upah pekerja PKS, biaya bahan bakar dan bahan kimia untuk operasional PKS dan biaya penyusutan aset tetap yang mencakup biaya penyusutan PKS, mesin, peralatan, perabot dan perlengkapan tetap yang terdapat di PKS milik Perseroan.

Dalam penyajian biaya pokok penjualan tahunan, Perseroan menambahkan biaya produksi rata-rata dari persediaan awal barang jadi dan mengurangkan biaya produksi rata-rata dari persediaan akhir barang jadi. Dengan demikian, biaya pokok penjualan Perseroan tidak meliputi biaya produksi barang jadi yang tidak dijual dalam periode pelaporan.

Rincian biaya pokok penjualan untuk kegiatan usaha minyak kelapa sawit Perseroan dengan persentase terhadap total beban pokok penjualan minyak kelapa sawit adalah sebagai berikut:

(dalam USD ribu, kecuali persentase)Tahun berakhir 31 Desember

2010 2011 2012Biaya panen 6.342 11,0% 7.975 10,2% 10.788 13,2%Biaya perawatan tanaman menghasilkan 18.149 31,4% 19.487 25,0% 23.819 29,1%Biaya tidak langsung, termasuk penyusutan aset tetap 9.478 16,4% 13.182 16,9% 14.702 18,0%Penyusutan tanaman menghasilkan 8.317 14,4% 8.230 10,6% 8.714 10,7%Pembelian TBS 12.090 20,9% 23.899 30,7% 15.930 19,5%Total biaya TBS 54.377 94,0% 72.773 93,5% 73.953 90,5%

Biaya pengolahan dan penyusutan aset tetap 5.060 8,8% 6.391 8,2% 7.245 8,9%Jumlah biaya produksi minyak kelapa sawit 59.437 102,8% 79.163 101,7% 81.198 99,4%Barang Jadi (CPO dan PK): Saldo awal tahun 2.397 4,1% 4.011 5,2% 5.361 6,6%Saldo akhir tahun (4.011) -6,9% (5.361) -6,9% (4.830) -5,9%Jumlah beban pokok penjualan minyak kelapa sawit 57.823 100,0% 77.813 100,0% 81.729 100,0%

Page 59: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

35

- Beban pokok penjualan untuk segmen usaha tembakau.

Beban pokok penjualan Perseroan untuk kegiatan usaha tembakau terdiri dari biaya pembelian dan biaya pengolahan tembakau.

Tahun berakhir 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2011.

Beban pokok penjualan meningkat sebesar USD4,8 juta atau 6,0%, dari USD80,9 juta pada tahun 2011 menjadi USD85,7 juta pada tahun 2012, sedangkan beban pokok penjualan CPO dan PK meningkat dari USD77,8 juta pada tahun 2011 menjadi USD81,7 juta pada tahun 2012. Peningkatan beban pokok penjualan CPO dan PK tersebut disebabkan oleh:

• BiayaTBS.- Biaya panen keseluruhan meningkat sebesar USD2,8 juta atau 35,3%, dari USD8,0 juta

pada tahun 2011 menjadi USD10,8 juta pada tahun 2012. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya produksi TBS, yang juga meningkatkan beban upah pemanen dan beban transportasi.

- Biaya perawatan tanaman menghasilkan juga mengalami peningkatan sebesar USD4,3 juta atau 22,2%, dari USD19,5 juta pada tahun 2011 menjadi USD23,8 juta pada tahun 2012. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan pupuk pada tahun 2012 terkait program aplikasi pupuk baru sesuai dengan hasil konsultasi bersama konsultan pihak ketiga.

- Biaya tidak langsung termasuk penyusutan aset tetap, meningkat sebesar USD1,5 juta atau 11,5%, dari USD13,2 juta pada tahun 2011 menjadi USD14,7 juta pada tahun 2012. Peningkataninidisebabkanolehinflasi.

- Penyusutan tanaman menghasilkan berjumlah USD8,2 juta pada tahun 2011, dibandingkan dengan USD8,7 juta pada tahun 2012.

- Biaya pembelian TBS turun sebesar USD8,0 juta atau 33,3%, dari USD23,9 juta pada tahun 2011 menjadi USD15,9 juta pada 2012. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya volume pembelian TBS dari 136.402 ton pada tahun 2011 menjadi 116.460 ton pada tahun 2012 serta harga rata-rata pembelian TBS dari USD175 per ton pada tahun 2011 menjadi USD137 pada tahun 2012. Penurunan volume pembelian tersebut disebabkan oleh meningkatnya hasil panen TBS di Perkebunan Sumatera I sehingga kapasitas PKS yang tersisa untuk mengolah TBS pihak ketiga menurun dan menurunnya kapasitas produksi PKS sehubungan dengan perbaikan PKS.

• Biayapengolahan,termasukpenyusutanasettetapmeningkatsebesarUSD0,9jutaatau13,4%,dari USD6,4 juta pada tahun 2011 menjadi USD7,2 juta pada tahun 2012 disebabkan oleh meningkatnya jumlah TBS yang diproses pada tahun 2012 dan mulai digunakannya (commissioning) tangki penyimpanan sementara (transit tank) pada Perkebunan Sumatera II.

• BarangJadi.PerseroanmemilikipersediaanCPOdanPKpadaawaltahun2012sebesarUSD5,4juta dan pada tanggal 31 Desember 2012 persediaan CPO dan PK Perseroan sebesar USD4,8 juta, sedangkan pada CPO dan PK pada awal tahun 2011 berjumlah USD 4,0 juta. Penyesuaian persediaan pada tahun 2012 menyebabkan peningkatan beban pokok penjualan sebesar USD2,0 juta selama tahun 2012.

Peningkatan beban pokok penjualan pada tahun 2012 juga disebabkan oleh meningkatnya beban pokok penjualan pada usaha tembakau, dari USD3,1 juta pada tahun 2011 menjadi sebesar USD4,0 juta pada tahun 2012. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya volume penjualan pada tahun 2012.

Page 60: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

36

Tahun berakhir 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2010.

Beban pokok penjualan meningkat sebesar USD18,5 juta atau 29,6%, dari USD62,4 juta pada tahun 2010 menjadi USD80,9 juta pada tahun 2011, sedangkan beban pokok penjualan CPO dan PK meningkat dari USD57,8 juta pada tahun 2010 menjadi USD77,8 juta pada tahun 2011. Peningkatan beban pokok penjualan CPO dan PK tersebut disebabkan oleh:

• BiayaTBS.- Biaya panen keseluruhan meningkat sebesar USD1,6 juta atau 25,7%, dari USD6,3 juta

pada tahun 2010 menjadi USD8,0 juta pada tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya produksi TBS, yang meningkatkan beban upah pemanen dan beban transportasi.

- Biaya perawatan tanaman menghasilkan juga mengalami peningkatan sebesar USD1,3 juta atau 7,4%, dari USD18,1 juta pada tahun 2010 menjadi USD19,5 juta pada tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya biaya tenaga kerja dan transportasi.

- Biaya tidak langsung, termasuk penyusutan aset tetap, beban remunerasi karyawan perkebunan, biaya perawatan, listrik dan air, biaya CSR, dan biaya RSPO meningkat sebesar USD3,7 juta atau 39,1%, dari USD9,5 juta pada tahun 2010 menjadi USD13,2 juta pada tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan biaya umum pada Perkebunan Sumatra Utara II milik Perseroan sehubungan dengan mulai beroperasinya PKS pada bulan Juli 2010.

- Penyusutan tanaman menghasilkan berjumlah USD8,3 juta pada tahun 2010, dibandingkan dengan USD8,2 juta pada tahun 2011.

- Biaya pembelian TBS meningkat sebesar USD11,8 juta atau 97,7%, dari USD12,1 juta pada tahun 2010 menjadi USD23,9 juta pada tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan signifikanataspembelianTBSdiPerkebunanSumatraUtaraIIdankenaikanhargabeliTBSrata-rata per ton dari pihak ketiga, dari USD154 per ton pada tahun 2010 menjadi USD175 per ton pada tahun 201.1 Kenaikan harga beli seiring dengan kenaikan harga pasar CPO. Volume pembelian TBS meningkat dari 78.320 ton pada tahun 2010 menjadi 136.402 ton pada tahun 2011.

• Biayapengolahanmeliputipenyusutanaset tetap,bebankaryawanPKS,bebanperawatandanbiaya perjalanan dinas. Biaya pengolahan termasuk penyusutan aset tetap, meningkat sebesar USD1,3 juta atau 26,3%, dari USD5,1 juta pada tahun 2010 menjadi USD6,4 juta pada tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan produksi CPO sehubungan dengan mulai beroperasinya PKS di Perkebunan Sumatra Utara II pada bulan Juli 2010.

• BarangJadi. Perseroan memiliki persediaan CPO dan PK masing-masing sebesar USD4,0 juta dan USD5,4 juta pada awal tahun 2011 dan pada tanggal 31 Desember 2011, sedangkan persediaan pada CPO dan PK pada awal tahun 2010 berjumlah USD 2,4 juta. Fluktuasi nilai persediaan menunjukkan penurunan dampak terhadap beban pokok penjualan Perseroan dari tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar USD0,2 juta.

Beban pokok penjualan bisnis tembakau menurun dari USD4,5 juta pada tahun 2010 menjadi USD3,1 juta pada tahun 2011, volume penjualan pada tahun 2011 berkurang.

(ii) Beban Konsesi Jasa

Beban konsesi jasa mencakup perawatan dan pengeboran sumur panas bumi untuk menjaga kapasitas produksi panas bumi sesuai dengan kewajiban dalam perjanjian konsesi jasa.

(iii) Beban Penjualan

Salah satu beban penjualan Perseroan adalah biaya pengiriman dan transportasi terkait dengan aktivitas penjualan Perseroan di segmen usaha minyak kelapa sawit dan tembakau.

Page 61: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

37

Tahun berakhir 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2011.

Beban penjualan menurun sebesar USD0,2 juta atau 8,4%, dari USD2,5 juta pada tahun 2011 menjadi USD2,2 juta pada tahun 2012. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya biaya pengangkutan CPO.

Tahun berakhir 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2010.

Beban penjualan meningkat sebesar USD1,0 juta atau 68,2%, dari USD1,5 juta pada tahun 2010 menjadi USD2,5 juta pada tahun 2011. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya volume penjualan CPO dan PK pada tahun 2011.

(iv) BebanKaryawan

Beban karyawan Perseroan (seperti beban manajemen dan karyawan kantor pusat) mencakup beban gaji, tunjangan, bonus dan imbalan pasca kerja untuk karyawan yang tidak dialokasikan ke biaya pokok penjualan.

Tahun berakhir 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2011.

Beban karyawan Perseroan meningkat sebesar USD6,7 juta atau 49,8%, dari USD13,4 juta pada tahun 2011 menjadi USD20,1 juta pada tahun 2012. Peningkatan ini disebabkan oleh biaya restrukturisasi yang mencakup beban terminasi program insentif manajemen dan beban lain terkait dengan pengurangan jumlah karyawan di kantor pusat.

Tahun berakhir 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2010.

Beban karyawan Perseroan turun sebesar USD3,2 juta atau 19,2%, dari USD16,6 juta pada tahun 2010 menjadi USD13,4 juta pada tahun 2011. Penurunan ini disebabkan oleh pembayaran insidentil kepada eksekutif Entitas Anak (yang dipekerjakan oleh segmen usaha yang saat itu belum dihentikan) pada tahun 2010. Di luar pembayaran tersebut, beban karyawan rutin pada tahun 2011 meningkat sebesar USD3,0 juta atau 32,6%, karena meningkatnya pembayaran bonus sehubungan dengan peningkatan laba bersih tahun 2011.

(v) Provisi Program Insentif Kenaikan Nilai

Perseroan menyediakan program insentif kenaikan nilai bagi manajemen senior, berupa hak persentase tertentu dari kenaikan nilai Perseroan dalam jangka waktu 4 tahun berlaku sejak tahun 2007-2010. Pada tahun 2011, program dimulai kembali untuk jangka waktu tahun 2011-2014. Perseroan telah mengakhiri program tersebut dan mentransfer saldo kewajibannya sebagai bagian dari terminasi karyawan.

(vi) BebanUmumdanAdministrasi

Beban umum dan administrasi Perseroan terdiri dari beban jasa profesional, perjalanan dinas dan transportasi, sumbangan, penyusutan, beban kantor, asuransi, perbaikan dan pemeliharaan, komunikasi dan listrik, pelatihan, seminar dan rapat, beban keanggotaan dan langganan, jamuan, sewa kantor, jasa kustodial dan beban bank, beban piutang ragu-ragu, amortisasi goodwill (hingga 2011), kompensasi berbasis saham dan biaya lain-lain.

Tahun berakhir 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2011.

Beban umum dan administrasi Perseroan meningkat sebesar USD5,4 juta atau 56,3%, dari USD9,5 juta pada tahun 2011 menjadi USD 14,9 juta pada tahun 2012. Peningkatan beban umum dan administrasi tersebut disebabkan oleh peningkatan jasa profesional sehubungan dengan aktivitas restrukturisasi.

Page 62: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

38

Tahun berakhir 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2010.

Beban umum dan administrasi Perseroan menurun sebesar USD0,3 juta atau 2,8%, dari USD9,8 juta pada tahun 2010 menjadi USD9,5 juta pada tahun 2011. Penurunan pada beban umum dan administrasi tersebut disebabkan oleh penurunan pada beban sumbangan, penyusutan, sewa kantor, amortisasi goodwil dan kompensasi berbasis saham.

97.364112.986

125.802

2010 2011 2012

Grafik Jumlah Beban (dalam USD ribu)2010 - 2012

39.321

72.341

59.263

2010 2011 2012

Grafik Laba Sebelum Pajak (dalam USD ribu)2010 - 2012

c. Laba Sebelum Pajak

Tahun berakhir 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2011.

Laba sebelum pajak Perseroan turun sebesar USD13,1 juta atau 18,1%, dari USD72,3 juta pada tahun 2011 menjadi USD59,3 juta pada tahun 2012.

Tahun berakhir 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2010.

Laba sebelum pajak Perseroan mengalami peningkatan sebesar USD33,0juta atau 84,0%, dari USD39,3 juta pada tahun 2010 menjadi USD72,3 juta pada tahun 2011.

97.364112.986

125.802

2010 2011 2012

Grafik Jumlah Beban (dalam USD ribu)2010 - 2012

39.321

72.341

59.263

2010 2011 2012

Grafik Laba Sebelum Pajak (dalam USD ribu)2010 - 2012

d. Beban Pajak

Tahun berakhir 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2011.

Beban pajak Perseroan menurun sebesar USD9,3 juta atau 34,9%, dari USD26,6 juta pada tahun 2011 menjadi USD17,3 juta pada tahun 2012. Penurunan beban pajak tersebut disebabkan oleh penurunan laba tahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya.

Page 63: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

39

Tahun berakhir 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2010.

Beban pajak Perseroan meningkat sebesar USD11,8 juta atau 79,7%, dari USD14,8 juta pada tahun 2010 menjadi USD26,6 juta pada tahun 2011. Peningkatan beban pajak disebabkan oleh meningkatnya laba Perseroan.

e. Laba bersih tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan

Tahun berakhir 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2011.

Laba bersih tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan turun sebesar USD3,8 juta atau 8,3%, dari USD45,8 juta pada tahun 2011 menjadi USD42,0 juta pada tahun 2012, yang disebabkan oleh faktor-faktor yang telah diungkapkan di atas.

Tahun berakhir 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir 31 Desember 2010.

Laba bersih tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan meningkat sebesar USD21,2 juta atau 86,5%, dari USD24,5 juta pada tahun 2010 menjadi USD45,8 juta pada tahun 2011, yang disebabkan oleh faktor-faktor yang telah diungkapkan di atas.

24.528

45.753 41.957

2010 2011 2012

Grafik Laba Bersih Tahun Berjalan Dari Operasi Yang Dilanjutkan (dalam USD ribu)

2010 - 2012

f. Laba Bersih Dari Operasi Yang Dihentikan

Laba bersih Perseroan dari operasi yang dihentikan pada tahun 2010, 2011 dan 2012 masing-masing berjumlah USD8,1 juta, USD10,6 juta dan USD56,7 juta. Laba bersih dari operasi yang dihentikan tersebut terdiri dari laba penjualan dan laba bersih yang dihasilkan oleh kegiatan usaha penyewaan kendaraan dan penyediaan jasa pembiayaan konsumen yang telah dijual kepada pihak ketiga tahun 2012.

Berikut adalah rincian laba bersih dari operasi yang dihentikan berdasarkan masing-masing segmen usaha yang telah dihentikan dan sebagai persentase dari total laba bersih dari operasi yang dihentikan:

(dalam USD ribu, kecuali persentase)

Segmen usaha operasi yang dihentikanTahun berakhir 31 Desember

2010 2011 2012Sewa kendaraan dan jasa pembiayaan konsumen* 8.271 102,5% 10.409 98,5% 52.214 92,1%Jasa kesehatan (1.806) -22,4% (1.836) -17,4% (283) -0,5%Asuransi Umum* 1.607 19,9% 1.999 18,9% 4.772 8,4%Total laba bersih dari operasi yang dihentikan* 8.072 100,0% 10.572 100,0% 56.703 100,0%

Catatan: * Termasuk laba dari penjualan segmen usaha penyewaan kendaraan dan asuransi pada tahun 2012.

Page 64: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

40

KINERJA NERACA

Aset, Liabilitas dan Ekuitas (dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Jumlah Aset 735.276 912.711 399.368Jumlah Liabilitas 283.337 413.531 71.699Jumlah Ekuitas 451.939 499.179 327.669

735.276

912.711

399.368

283.338

413.531

71.699

451.939499.179

327.669

210211020102

Aset, Liabilitias dan Ekuitas (dalam USD ribu)

Jumlah Aset Jumlah Liabilitas Jumlah Ekuitas

a. Aset (dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012 ASET LANCAR Kas dan setara kas 132.294 90.913 76.599 Rekening bank yang dibatasi penggunaannya 294 - - Deposito berjangka - - 1.500 Investasi pada efek yang diperdagangkan pada nilai wajar 57.752 110.470 4.846 Piutang sewa pembiayaan - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 25.263 - -Piutang dari perjanjian konsesi jasa lancar 28 33 40 Piutang jasa pembiayaan lainnya - setelah dikurangi penyisihan piutang

ragu-ragu 58.249 - - Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 4.883 1.213 1.434 Piutang jasa asuransi - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 15.076 - - Piutang lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 2.984 1.971 2.251 Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai persediaan 11.172 14.261 16.067 Biaya dibayar di muka dan uang muka 8.974 4.132 6.582 Aset dimiliki untuk dijual - 424.441 - Jumlah Aset Lancar 316.969 647.434 109.319

Page 65: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

41

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012 ASET TIDAK LANCAR Piutang dari perjanjian konsesi jasa 6.389 6.351 6.305 Piutang sewa pembiayaan - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam satu tahun 23.654 - - Piutang jasa pembiayaan lainnya - setelah dikurangi bagian yang jatuh

tempo dalam satu tahun 63.254 - - Piutang lain - lain jangka panjang - - 688 Deposito berjangka 804 - - Investasi pada entitas asosiasi 9.515 13.025 16.829 Investasi lain-lain 30.789 24.635 23.978 Properti investasi 6.898 6.898 - Aset pajak tangguhan 5.288 5.634 6.267 Tanaman kelapa sawit - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 129.512 133.072 140.965 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 128.142 62.255 77.866 Beban tangguhan - hak atas tanah - setelah dikurangi akumulasi amortisasi 994 1.135 865 Uang muka pembelian mesin 89 1.907 2.065

Goodwill 7.493 4.968 4.968 Klaim atas pengembalian pajak 1.724 1.592 1.430 Aset lain-lain 3.762 3.805 7.825 Jumlah Aset Tidak Lancar 418.307 265.276 290.049 JUMLAH ASET 735.276 912.711 399.368

(i) Aset Lancar

Perbandingan antara tanggal 31 Desember 2012 dan tanggal 31 Desember 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2012, aset lancar Perseroan berjumlah USD109,3 juta, turun sebesar 83,1% atau USD538,1 juta dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2011 sebesar USD647,4 juta. Penurunan aset lancar disebabkan oleh penurunan kas dan setara kas serta aset dimiliki untuk dijual. Kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember 2012 berjumlah USD76.6 juta, turun sebesar 15,7% atau USD14,3 juta dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2011 sebesar USD90,9 juta. Penurunan kas dan setara kas disebabkan karena Perseroan membagikan USD293,0 juta dari kas dan setara kas Perseroan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Mayoritas kas dan setara kas tersebut diterima dari penjualan operasi yang telah dihentikan dan penyetoran modal serta dari hasil operasi.

Tidak ada aset dimiliki untuk dijual pada tanggal 31 Desember 2012 , sedangkan aset dimiliki untuk dijual pada tanggal 31 Desember 2011 berjumlah USD424,4 juta. Pada tahun 2011, Perseroan memutuskan untuk melepas tiga entitas anak, yaitu PT Austindo Nusantara Jaya Rent (“ANJR”) dan entitas anak (bergerak di bidang jasa sewa kendaraan bermotor dan pembiayaan konsumen), PT Asuransi Indrapura (“AI”) (bergerak di bidang jasa asuransi) dan PT Austindo Nusantara Jaya Healthcare (“ANJHC”) dan entitas anak (bergerak dibidang jasa kesehatan) sehingga seluruh aset dan liabilitas ketiga entitas anak tersebutdireklasifikasisebagaiasetdimilikiuntukdijual.Padatanggal17Januari2012dan27Februari2012, Perseroan menandatangani perjanjian jual beli masing-masing dengan PT Mitra Pinasthika Mustika untuk menjual ANJR dan Golden Eight Group Limited untuk menjual AI.

Tanggal 7 Mei 2012, Perseroan menjual ANJHC dan entitas anak ke PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang (entitas sepengendali). Setelah transaksi penjualan dilakukan, aset dimiliki untuk dijual menjadi nihil.

Page 66: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

42

Perbandingan antara 31 Desember 2011 dan tanggal 31 Desember 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2011, aset lancar Perseroan berjumlah USD647,4 juta, meningkat sebesar 104,3% atau setara dengan USD330,5 juta dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2010 sebesar USD317,0 juta. Peningkatan aset lancar disebabkan oleh peningkatan aset dimiliki untuk dijual.

316.969

647.434

109.319

31 Desember 2010 31 Desember 2011 31 Desember 2012

Grafik Aset Lancar (dalam USD ribu)2010 - 2012

(ii) Aset Tidak Lancar

Perbandingan antara tanggal 31 Desember 2012 dan tanggal 31 Desember 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah aset tidak lancar Perseroan adalah sebesar USD290,0 juta, dimana terjadi peningkatan sebesar 9,3% atau setara dengan USD24,8 juta dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2011 sebesar USD265,3 juta. Peningkatan aset tidak lancar disebabkan oleh peningkatan aset tetap dan tanaman kelapa sawit.

Peningkatan aset tetap setelah dikurangi akumulasi penyusutan disebabkan oleh peningkatan sejumlah aset tetap seperti tanah, bangunan, prasarana jalan dan jembatan, aset dalam penyelesaian dan aset sewa pembiayaan.

Perbandingan antara 31 Desember 2011 dan tanggal 31 Desember 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2011, aset tidak lancar Perseroan berjumlah USD265,3 juta, turun sebesar 36,6% atau setara dengan USD153,0 juta dibandingkan posisi tanggal 31 Desember 2010 sebesar USD418,3juta.Penurunanasettidaklancardisebabkanolehreklasifikasiasettidaklancarmilikentitasanak yang direncanakan untuk dijual.

418.307

265.276290.049

31 Desember 2010 31 Desember 2011 31 Desember 2012

Grafik Aset Tidak Lancar (dalam USD ribu)2010 - 2012

Page 67: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

43

b. Liabilitas (dalam USD ribu)

Keterangan

31 Desember 2010 2011 2012

LIABILITAS JANGKA PENDEKUtang bank jangka pendek 10.041 - 1.500Utang usaha 7.537 3.405 4.580Utang jasa asuransi 19.298 - -Uang muka atas penjualan investasi entitas anak - 11.007 -Utang pajak 8.766 6.727 26.534Liabilitas derivatif 933 - -Utang lain-lain 10.799 8.418 9.646Pendapatan ditangguhkan yang jatuh tempo dalam satu tahun - - 1.340Biaya masih harus dibayar 8.551 8.045 8.167Utang bank yang jatuh tempo dalam satu tahun 68.674 2.255 2.341Utang sewa pembiayaan yang jatuh tempo dalam satu tahun 503 - 1.773Provisi perjanjian konsesi jasa yang jatuh tempo dalam satu tahun 136 - -Liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual - 354.828 -Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 135.239 394.685 55.881

LIABILITAS JANGKA PANJANGUtang bank - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 114.483 - -Utang sewa pembiayaan - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam satu tahun 440 - 427Pendapatan ditangguhkan - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam satu tahun 2.806 - 2.010Utang lain-lain jangka panjang - - 1.007Obligasi konversi 12.494 - -Provisi program insentif kenaikan nilai 4.112 1.900 -Provisi perjanjian konsesi jasa - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam satu tahun - - 294Liabilitas pajak tangguhan 2.190 7.612 2.967Kewajiban imbalan pasca kerja 9.452 9.334 9.112Kompensasi berbasis saham 2.123 - -Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 148.099 18.846 15.818

(i) Liabilitas Jangka Pendek

Perbandingan antara tanggal 31 Desember 2012 dan tanggal 31 Desember 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2012, liabilitas jangka pendek Perseroan berjumlah USD55,9 juta, turun sebesar 85,8% atau setara dengan USD338,8 juta dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2011 sebesar USD394,7 juta. Penurunan liabilitas jangka pendek disebabkan oleh penurunan liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual.

Tidak ada liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual pada tanggal 31 Desember 2012. Liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual berjumlah USD354,8 juta pada tanggal 31 Desember 2011, liabilitas ini berhubungan dengan liabilitas ANJR, AI dan ANJHC yang telah dijual Perseroan pada tahun 2012.

Perbandingan antara tanggal 31 Desember 2011 dan tanggal 31 Desember 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2011, liabilitas jangka pendek Perseroan berjumlah USD394,7 juta, meningkat sebesar 191,8% atau setara dengan USD259,4 juta dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2010 sebesar USD135,2 juta. Peningkatan liabilitas jangka pendek disebabkan oleh peningkatan liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual dikurangi penurunan utang bank yang jatuh tempo dalam satu tahun.

Page 68: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

44

Peningkatan liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual dan penurunan utang bank yang jatuh tempo dalam satu tahun disebabkan oleh penerapan PSAK 58 (revisi 2009) pada tahun 2011 dimanaliabilitasmiliktigaentitasyangakandijual,direklasifikasisebagaibagiandariliabilitasterkaitlangsung dengan aset dimiliki untuk dijual.

37

135.239

394.685

55.881

31 Desember 2010 31 Desember 2011 31 Desember 2012

Grafik Liabilitas Jangka Pendek (dalam USD ribu)2010 - 2012

148.099

18.846 15.818

31 Desember 2010 31 Desember 2011 31 Desember 2012

Grafik Liabilitas Jangka Panjang (dalam USD ribu)2010 - 2012

(ii) Liabilitas Jangka Panjang

Perbandingan antara tanggal 31 Desember 2012 dan tanggal 31 Desember 2011.

Pada tanggal 31 Desember 2012, liabilitas jangka panjang Perseroan berjumlah USD15,8 juta, turun sebesar 16,1% atau setara dengan USD3,0 juta dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2011 sebesar USD18,8 juta.

Perbandingan antara tanggal 31 Desember 2011 dan tanggal 31 Desember 2010.

Pada tanggal 31 Desember 2011, liabilitas jangka panjang Perseroan berjumlah USD18,8 juta, turun sebesar 87,3% atau setara dengan USD129,3 juta dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2010sebesarUSD148,1juta.Penurunanliabilitasjangkapanjangdisebabkanolehreklasifikasiliabilitasjangka panjang tiga entitas anak yang direncanakan untuk dijual ke liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual.

37

135.239

394.685

55.881

31 Desember 2010 31 Desember 2011 31 Desember 2012

Grafik Liabilitas Jangka Pendek (dalam USD ribu)2010 - 2012

148.099

18.846 15.818

31 Desember 2010 31 Desember 2011 31 Desember 2012

Grafik Liabilitas Jangka Panjang (dalam USD ribu)2010 - 2012

Page 69: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

45

(iii) UtangPerseroan

Dalam rangka pendanaan untuk akuisisi persediaan lahan (landbank) dan keperluan modal kerja, Perseroan telah mendapatkan fasilitas pinjaman (bridging loan facility) dari JP Morgan sebesar USD45 juta, USD35 juta diantaranya merupakan fasilitas pinjaman untuk Perseroan dan USD10 juta untuk ANJA. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka dari dua pemegang saham pendiri Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan belum melakukan penarikan atas fasilitas pinjaman tersebut. Dalam rangka akuisisi Perseroan terhadap persediaan lahan (landbank) di Papua pada tanggal 7 Januari 2013, Perseroan telah menarik seluruh fasilitas pinjaman tersebut sebesar USD45 juta. Fasilitas pinjaman tersebut akan dibayar kembali secara penuh dengan menggunakan dana hasil Penawaran Umum.

GMIT memiliki fasilitas pinjaman untuk modal kerja sebesar USD3 juta dengan Credit Suisse Cabang Singapura dan fasilitas pinjaman revolving sebesar Rp23 miliar dengan PT Bank Central Asia (”BCA”). Pinjaman dari BCA dijamin dengan persediaan dengan nilai setara Rp15 miliar. GMIT pada umumnya menggunakan fasilitas tersebut sekitar lima bulan dalam setahun.

Tabel berikut menyajikan jumlah utang yang belum dilunasi dari fasilitas pinjaman yang dimiliki Perseroan untuk operasi yang dilanjutkan:

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Operasi yang dilanjutkanUtang bank yang jatuh tempo dalam satu tahun dan utang jangka pendek

539 2.255 3.841

Utang bank setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

– – –

Jumlah utang bank dari operasi yang dilanjutkan (1) 539 2.255 3.841Jumlah utang bank dari operasi yang dihentikan (2) 205.152 312.569 –Jumlah utang bank 205.692 314.824 3.841Catatan:1) Utang dari operasi yang dilanjutkan pada tahun 2010, 2011 dan 2012 terkait dengan pinjaman bank untuk modal kerja

usaha tembakau Perseroan untuk membiayai pembelian tembakau.2) Utang dari operasi yang dihentikan terkait dengan utang usaha jasa pembiayaan Perseroan yang telah dijual pada tahun

2012.

c. Ekuitas (dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Modal Saham - nilai nominal Rp 100 per saham

pada 31 Desember 2012 dan Rp 1.000 per sahampada 31 Desember 2011 dan 2010 15.084 15.084 43.159

Tambahan modal disetor: Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas pengendali - - 13.004

Selisih nilai akibat perubahan ekuitas entitas anak 31.428 32.386 30.608Pendapatan komprehensif lain 8.348 1.826 (663)Saldo laba

Ditentukan penggunaannya 676 676 676Tidak ditentukan penggunaannya 386.760 437.390 240.179

Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk 442.296 487.361 326.962Kepentingan Non-pengendali 9.643 11.818 707Jumlah Ekuitas 451.939 499.179 327.669

Page 70: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

46

Perbandingan antara tanggal 31 Desember 2012 dan tanggal 31 Desember 2011

Pada tanggal 31 Desember 2012, ekuitas Perseroan berjumlah USD327,7 juta, turun sebesar 34,4% atau setara dengan USD171,5 juta dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2011 sebesar USD499,2 juta. Hal ini disebabkan oleh pembayaran dividen dikurangi peningkatan modal saham yang disetor dan ditempatkan oleh para pemegang saham.

Perbandingan antara tanggal 31 Desember 2011 dan tanggal 31 Desember 2010

Pada tanggal 31 Desember 2011, ekuitas Perseroan berjumlah USD499,2 juta, meningkat sebesar 10,5% atau setara dengan USD47,2 juta dibandingkan dengan posisi tanggal 31 Desember 2010 sebesar USD451,9 juta. Hal ini berasal dari laba bersih tahun berjalan.

4. RASIO PERTUMBUHAN DAN KEUANGAN

Keterangan

Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2010 2011 2012

LikuiditasRasio Kas (x) (1) 0,98 0,23 1,37Rasio lancar (x) (2) 2,34 1,64 1,96SolvabilitasRasio jumlah liabilitas terhadap jumlah ekuitas (Debt to Equity) (x) (3) 0,63 0,83 0,22Rasio utang bersih terhadap ekuitas (Debt to Total Equity) (x) (4) 0,16 -0,18 -0,22Imbal HasilRasio imbal hasil aset (ROA) (%) (5) 3,34 5,01 10,51Rasio imbal hasil ekuitas (ROE) (%) (6) 5,43 9,17 12,80Keterangan:1) Dihitung dengan membagi total kas yang dimiliki oleh Perseroan dengan total liabilitas jangka pendek, masing-masing pada

akhir periode terkait.2) Dihitung dengan membagi total aset lancar dengan total liabilitas jangka pendek, masing-masing pada akhir periode terkait. 3) Dihitung dengan membagi total liabilitas dengan total ekuitas, masing-masing pada akhir periode terkait.4) Dihitung dengan membagi total utang bersih (hasil penjumlahan dari utang bank jangka pendek, utang bank jangka

panjang dan utang obligasi setelah dikurangi dengan kas dan setara kas) dengan total ekuitas., masing-masing pada akhir periode terkait.

5) Dihitung dengan membagi total laba bersih tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan untuk periode terkait dengan total asset pada akhir periode tersebut.

6) Dihitung dengan membagi total laba bersih tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan untuk periode terkait dengan total ekuitas pada akhir periode tersebut.

a. Likuiditas

Likuiditas menunjukkan kemampuan Perseroan untuk memenuhi liabilitas jangka pendek, yang dapat dihitung dengan rasio kas dan rasio lancar. Rasio kas dapat dihitung dengan cara membandingkan kas yang dimiliki oleh Perseroan dengan jumlah liabilitas jangka pendek, sedangkan rasio lancar dihitung dengan cara membandingkan jumlah aset lancar dengan jumlah liabilitas jangka pendek.

Rasio kas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010, 2011 serta 2012 masing-masing 0,98x, 0,23x dan 1,37x.

Rasio lancar Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010, 2011 serta 2012 masing-masing 2,34x, 1,64x dan 1,96x.

Perbaikan rasio kas dan rasio lancar Perseroan dari tahun 2010 sampai 2012 disebabkan oleh penurunan liabilitas jangka pendek sehubungan dengan penjualan ANJR, AI dan ANJHC pada tahun 2012.

Page 71: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

47

b. Solvabilitas

Solvabilitas menunjukkan kemampuan Perseroan dalam membayar liabilitas-liabilitasnya, yang dapat dihitung dengan beberapa cara, yaitu: (i) rasio liabilitas terhadap ekuitas (debt to equity ratio), yang dihitung dengan cara membandingkan jumlah liabilitas dengan jumlah ekuitas, dan (ii) rasio utang bersih terhadap ekuitas (net debt to equity ratio), yang dihitung dengan cara membandingkan jumlah utang bersih (hasil penjumlahan dari utang bank jangka pendek, utang bank jangka panjang dan utang obligasi setelah dikurangi dengan kas dan setara kas) dengan jumlah ekuitas. Rasio liabilitas terhadap ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010, 2011 serta 2012 masing-masing 0,63x, 0,83x dan 0,22x.

Rasio utang bersih terhadap ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Desember 2010, 2011 serta 2012 masing-masing 0,16x, -0,18x dan -0,22x.

Solvabilitas, atau kemampuan Perseroan membayar liabilitasnya, meningkat karena penurunan liabilitas sehubungan dengan penjualan ANJR, AI dan ANJHC pada tahun 2012.

c. Imbal Hasil Investasi

Imbal hasil investasi menunjukkan kemampuan aset produktif Perseroan dalam menghasilkan laba bersih, yang dihitung dengan cara membandingkan laba bersih tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan dengan jumlah aset.

Rasio imbal hasil aset Perseroan untuk tahun-tahun berakhir tanggal 31 Desember 2010, 2011 serta 2012 masing-masing 3,34%, 5,01% dan 10,51%.

Pergerakan pada imbal hasil investasi disebabkan oleh peningkatan laba bersih Perseroan dari operasi yang dilanjutkan disertai dengan penurunan jumlah aset sehubungan dengan penjualan ANJR, AI dan ANJHC pada tahun 2012.

d. Imbal Hasil Ekuitas

Imbal hasil ekuitas menunjukkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba bersih, yang dihitung dengan cara membandingkan laba bersih tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan dengan jumlah ekuitas.

Rasio imbal hasil ekuitas Perseroan untuk tahun-tahun berakhir tanggal 31 Desember 2010, 2011 serta 2012 masing-masing 5,43%, 9,17% dan 12,80%.

Pergerakan pada imbal hasil ekuitas disebabkan oleh peningkatan laba bersih Perseroan dari operasi yang dilanjutkan disertai dengan penurunan jumlah ekuitas Perseroan setelah pembagian dividen dalamjumlahsignifikandalamtahun2012.

5. ANALISA LAPORAN ARUS KAS (CASH FLOW ANALYSIS)

(dalam USD ribu)

Total Arus Kas KonsolidasianTahun berakhir 31 Desember 2010 2011 2012

Kas bersih yang diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi (17.272) (7.713) 27.745Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi (54.925) (110.830) 217.519Kas bersih diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan 84.551 110.996 (259.577)Kenaikan (penurunan) bersih kas dan setara kas 12.354 (7.548) (14.314)

Page 72: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

48

a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi pada tahun 2012 berjumlah USD27,7juta. Arus kas masuk dari aktivitas operasi berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar USD169,4 juta, sedangkan arus kas keluar untuk aktivitas operasi digunakan untuk pembayaran kepada pemasok dan karyawan masing-masing sebesar USD53,0 juta dan USD25,0 juta, pembayaran pajak penghasilan sebesar USD24,0 juta serta pembayaran untuk operasi lain-lain sebesar USD31,3 juta.

Arus kas untuk aktivitas operasi pada tahun 2012 menunjukkan penerimaan bersih kas dibandingkan dengan pengeluaran bersih kas pada tahun 2011. Tahun 2011 masih terdapat kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi karena pada tahun 2011 masih terdapat pembayaran bunga oleh entitas anak yang bergerak di bidang penyewaan mobil dan pembiayaan sebesar USD27,3 juta. Entitas anak tersebut telah dijual pada tahun 2012.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi pada tahun 2011 berjumlah USD7,7 juta. Arus kas masuk dari aktivitas operasi berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar USD200,3 juta, sedangkan arus kas keluar untuk aktivitas operasi digunakan untuk pembayaran kepada pemasok dan karyawan masing-masing sebesar USD84,2 juta dan USD45,9 juta, pembayaran pajak penghasilan sebesar USD23,0 juta serta pembayaran untuk operasi lain-lain sebesar USD28,3 juta. Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi pada tahun 2011 menunjukkan pengeluaran bersih kas yang lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2010 disebabkan oleh peningkatan arus kas masuk dari pelanggan terkait dari entitas anak yang bergerak dalam bisnis kelapa sawit, sehubungan dengan kenaikan harga CPO pada tahun tersebut.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasi pada tahun 2010 berjumlah USD17,3 juta. Arus kas masuk dari aktivitas operasi berasal dari penerimaan kas dari pelanggan sebesar USD134,2 juta, sedangkan arus kas keluar untuk aktivitas operasi digunakan untuk pembayaran kepada pemasok dan karyawan masing-masing sebesar USD58,5 juta dan USD34,1juta, pembayaran pajak penghasilan sebesar USD18,4 juta serta pembayaran untuk operasi lain-lain sebesar USD24,3 juta.

b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas investasi pada tahun 2012 berjumlah USD217,5 juta. Arus kas masuk dari aktivitas investasi berasal dari penerimaan kas dari penjualan investasi pada tiga entitas anak pada tahun 2012 sebesar USD142,9 juta, penjualan efek diperdagangkan sebesar USD 105,6 juta dan penerimaan dividen sebesar USD8,5 juta. Arus kas keluar untuk aktivitas investasi berasal dari akuisisi aset tetap, tanaman kelapa sawit dan aset lain-lain masing-masing sebesar USD20,6 juta, USD18,0 juta dan USD4,0 juta. Arus kas dari aktivitas investasi pada tahun 2012 menunjukkan penerimaan bersih kas,yangmerupakanpeningkatansignifikandibandingkandenganpengeluaranbersihkaspadatahun2011 karena pada tahun 2011 terdapat pengeluaran untuk akuisisi aset tetap (aset kendaraan yang disewakan oleh entitas anak yang bergerak dalam bisnis penyewaan mobil) , tanaman kelapa sawit dan aset lain-lain (pembiayaan konsumen), serta penempatan dalam efek diperdagangkan yang lebih tinggi. Tahun 2012 entitas anak yang bergerak dalam bisnis penyewaan mobil dan pembiayaan konsumen sudah dijual, sehingga tak ada pengeluaran kas untuk keperluan pembelian aset tetap maupun aset lain-lain terkait dengan entitas anak tersebut.

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2011 berjumlah USD110,8 juta. Arus kas masuk dari aktivitas investasi berasal dari penerimaan dividen sebesar USD10,9 juta, penjualan aset tetap sebesar USD 10,9 juta dan penerimaan uang muka penjualan investasi dalam entitas anak sebesar USD11,0 juta. Arus kas keluar untuk aktivitas investasi berasal dari akuisisi aset tetap, tanaman kelapa sawit dan aset lain-lain masing-masing sebesar USD81,3 juta, USD12,2 juta dan USD0,2 juta serta penempatan kas dalam efek diperdagangkan sebesar USD53,9 juta. Arus kas yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2011 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun 2010, disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran untuk akuisisi aset tetap, tanaman kelapa sawit dan aset lain-lain serta penempatan kas dalam efek yang diperdagangkan yang lebih besar dari tahun 2010.

Page 73: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

49

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi pada tahun 2010 berjumlah USD54,9 juta. Arus kas masuk dari aktivitas operasi berasal dari penerimaan dividen sebesar USD5,5 juta, penjualan aset tetap sebesar USD5,2 juta dan pencairan deposito berjangka sebesar USD10,3 juta. Arus kas keluar untuk aktivitas investasi berasal dari akuisisi aset tetap dan tanaman kelapa sawit masing-masing sebesar USD48,0 juta dan USD5,5 juta serta penempatan kas dalam efek diperdagangkan sebesar USD13,8 juta.

c. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan pada tahun 2012 berjumlah USD259,6 juta. Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan berasal dari penerimaan setoran modal dari pemegang saham sebesar USD28,1 juta. Arus kas keluar untuk aktivitas pendanaan berasal dari dividen kepada pemegang saham sebesar USD293,0 juta. Tahun 2012 menunjukkan pengeluaran bersih untuk aktivitas pendanaan, sedangkan tahun 2011 menunjukkan penerimaan bersih untuk aktivitas pendanaan sebesar USD111,0 juta karena kenaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham dalam tahun 2012 dan berkurangnya penerimaan dari utang bank dalam tahun 2012. Dengan dijualnya entitas anak yang memerlukan utang bank untuk pembiayaan bisnis penyewaan kendaraan dan pembiayaan konsumen, makajumlahutangbankmenurunsecarasignifikan.

Kas bersih yang diterima dari aktivitas pendanaan pada tahun 2011 berjumlah USD111,0 juta. Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan berasal penambahan utang jangka panjang sebesar USD127,0 juta. Arus kas keluar untuk aktivitas pendanaan berasal dari pembayaran utang jangka pendek sebesar USD12,6 juta dan pembayaran dividen kepada pemegang saham sebesar USD5,0 juta. Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan pada tahun 2011 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2010 disebabkan oleh peningkatan penambahan utang jangka panjang oleh entitas anak yang bergerak dalam pembiayaan bisnis penyewaan kendaraan dan pembiayaan konsumen.

Kas bersih yang diterima dari aktivitas pendanaan pada tahun 2010 berjumlah USD84,6 juta. Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan berasal dari penambahan utang jangka panjang sebesar USD83,5 juta dan penerimaan dari penerbitan obligasi konversi sebesar USD12,5 juta. Arus kas keluar untuk aktivitas pendanaan berasal dari pembayaran utang jangka pendek sebesar USD1,4 juta dan pembayaran dividen kepada pemegang saham sebesar USD10,8 juta.

6. PEMBELANJAAN MODAL

Berikut adalah rincian pembelanjaan modal Perseroan untuk tahun 2010, 2011 dan 2012:(dalam USD ribu)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember

2010 2011 2012 TotalTanaman belum menghasilkan 5.474 12.191 18.003 35.668Tanah 398 531 3.296 4.225Bangunan, prasarana jalan dan jembatan 424 4.222 535 5.181Renovasi bangunan 1.044 129 - 1.173Mesin dan perlengkapan 1.181 1.195 1.557 3.933Peralatan medis dan operasi 1.566 2.100 - 3.666Komputer dan peralatan komunikasi 265 499 30 794Peralatan dan perabot kantor 1.686 1.610 308 3.604Kendaraan bermotor 26.153 53.787 1.214 81.154Aset dalam penyelesaian - net 13.548 11.333 14.209 39.090Aset sewa pembiayaan 937 452 4.000 5.389Pembelanjaan modal 52.675 88.046 43.153 183.874

Page 74: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

50

a. Rencana Pembelanjaan Modal

Saat ini Perseroan memiliki sejumlah rencana ekspansi yang diharapkan untuk diimplementasikan atau mulai dilaksanakan dalam tiga tahun ke depan. Perseroan memperkirakan akan menggunakan sekitar USD219,7 juta sebagai pembelanjaan modal selama tiga tahun ke depan sehubungan dengan perkebunan yang telah dimiliki Perseroan pada saat ini dan rencana ekspansi tersebut.

• Perkebunan Sumatera Utara. Perseroan memperkirakan akan menggunakan sekitar USD11,5 juta dan USD11,3 juta dari total belanja modal Perseroan masing-masing untuk biaya pemeliharaan PKS dan infrastruktur pendukung lainnya di Perkebunan Sumatera Utara dari tahun 2013 sampai dengan 2015;

• Perkebunan Belitung. Perseroan memperkirakan akan menggunakan sekitar USD11,3 juta dari total belanja modal Perseroan untuk biaya pembangunan fasilitas pelatihan manajemen, pemeliharaan PKS dan infrastruktur pendukung lainnya di Perkebunan Belitung dari tahun 2013 sampai dengan 2015;

• Perkebunan Kalimantan Barat. Perseroan memperkirakan akan menggunakan sekitar USD52,0 juta dari total belanja modal Perseroan untuk biaya pembukaan lahan, penanaman kelapa sawit baru, biaya pembibitan, pembangunan PKS dan infrastruktur pendukung di Perkebunan Kalimantan Barat dari tahun 2013 sampai dengan 2015;

• Landbank Sumatera Selatan. Perseroan memperkirakan akan menggunakan sekitar USD47,6 juta dari total belanja modal Perseroan untuk biaya kompensasi lahan, pembukaan lahan, penanaman kelapa sawit baru, biaya pembibitan dan pembangunan infrastruktur pendukung di properti landbank Sumatera Selatan dari tahun 2013 sampai dengan 2015;

• Landbank Papua. Perseroan memperkirakan akan menggunakan sekitar USD60,8 juta dari total belanja modal Perseroan untuk biaya kompensasi lahan, pembukaan lahan, penanaman kelapa sawit baru, biaya pembibitan dan pembangunan infrastruktur pendukung di landbank Papua dari tahun 2013 sampai dengan 2015;

• Proyek Sagu Papua. Perseroan memperkirakan akan menggunakan sekitar USD20,8juta dari total belanja modal Perseroan untuk biaya pembangunan infrastruktur guna mendukung operasi bisnis sagu Perseroan. Hal ini termasuk pembangunan pabrik pengolahan sagu utama dan pabrik penunjang, serta dermaga, kanal, jalan, sarana prasarana transportasi dan generator listrik, kantor, perumahan, sekolah, klinik dan fasilitas lainnya bagi karyawan, dan

• Proyek AANE. Perseroan memperkirakan akan menggunakan sekitar USD4,4 juta dari total belanja modal Perseroan untuk biaya (i) pembelian dan pemasangan generator listrik di pabrik biogas Pulau Belitung dan (ii) pembuatan proyek listrik biogas pembangkit serupa di Perkebunan Sumatera Utara I.

Rencana pembelanjaan modal Perseroan sekitar USD219,7 ini adalah tambahan dari sekitar USD18 juta pembelanjaan modal yang telah dilakukan pada tahun 2013 untuk akuisisi landbank Papua.

Pembelanjaan modal tersebut akan dibiayai oleh kas yang tersedia, arus kas dari aktivitas operasi serta hasil dari Penawaran Umum. Keseluruhan pengeluaran aktual dan alokasi dana antara proyek-proyek ekspansi tersebut dipengaruhi oleh banyak hal. Perseroan dapat meningkatkan, mengurangi atau menunda pengeluaran modal yang telah direncanakan atau mengubah waktu dan alokasi pengeluaran modal dari rencana Perseroan sebagaimana telah dijelaskan di atas untuk menanggapi kondisi pasar atau karena alasan lain. Penggunaan modal Perseroan yang sesungguhnya dapat menjadi jauh lebih tinggi atau lebih rendah dari jumlah yang diperkirakan karena berbagai faktor, termasuk, antara lain, biaya yang tidak direncanakan, kemampuan Perseroan untuk menghasilkan arus kas yang cukup dan kemampuan Perseroan untuk memperoleh pendanaan modal eksternal yang cukup.

Page 75: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

51

7. KEWAJIBAN KONTRAKTUAL

Berikut adalah informasi mengenai kewajiban kontraktual Perseroan dan Entitas Anak pada tanggal 31 Desember 2012. Perseroan berharap untuk memenuhi kewajiban dan liabilitas melalui kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi dan kas yang tersedia.

(dalam USD juta)

KeteranganJadwal pembayaran

Total < 1 Tahun 1-3 Tahun 3-5 Tahun > 5 TahunKewajiban kontraktual

Pembelanjaan modal 3,1 3,1 - - -Utang bank (1) 48,8 48,8 - - -Sewa pembiayaan 2,2 1,8 0,4 - -Kewajiban kontraktual lainnya (2) 50,3 25,4 14,2 1,6 9,1

Total 104,5 79,1 14,6 1,6 9,1Catatan: 1) Utang bank termasuk kewajiban pembayaran kembali utang bank kepada JP Morgan International Bank Limited Brussels

Branch sebesar USD45 juta yang ditarik tanggal 7 Januari 2013.2) Kewajiban kontraktual lainnya termasuk imbalan pasca kerja, sewa kantor, komitmen pesawat charter dan estimasi kewajiban

terkait dengan harga pembelian bersyarat sesuai kontrak akuisisi tertentu.

8. KEWAJIBAN KONTINJENSI

Perseroan memiliki kewajiban kontinjensi sebagai berikut:

• Kewajiban pembayaran kontinjensi yang berkaitan dengan pembelian saham PT Prima MitraNusatama (”PMN”) oleh perseroan dari sejumlah investor yang bukan merupakan pihak berelasi (”Investor Penjual”). PMN merupakan perusahaan induk dari AI yang memiliki kegiatan usaha asuransi umum. AI telah dijual kepada pihak ketiga pada Februari 2012. Terdapat kewajiban kontinjensi maksimum sebesar Rp 9,479 miliar (setara dengan USD1.006.781) yang akan dibayar dalam tahun 2014-2015, dalam hal Perseroan tidak menerima klaim dari pembeli saham AI (entitas anak), yang telah menerima jaminan dari Perseroan untuk hak pemenuhan klaim tersebut.

Perseroan menyatakan bahwa kewajiban pembayaran kontinjensi tersebut di atas tidak akan membawa dampak negatif maupun dapat menimbulkan hambatan terhadap Penawaran Umum Perdana Saham. Perseroan menyatakan bahwa tidak terdapat pembatasan pemegang saham publik terkait dengan ketentuan kewajiban pembayaran kontinjensi sebagaimana diungkapkan di atas.

• PembayarankontinjenmaksimumsebesarUSD27,5jutapadatanggal31Desember2012terkaitdengan akuisisi serta pembebasan lahan (landbank) untuk perkebunan kelapa sawit di Papua. Pembayaran tergantung pada pencapaian target kemajuan tertentu terkait dengan proses sertifikasi lahanperkebunan, yangmencakup kompensasi lahan kepadamasyarakat setempat,pemetaandanpenyelesaiantahapan-tahapanlaindalamprosessertifikasitanah.Padatanggal7Januari 2013, Perseroan telah melakukan pembayaran sebesar USD18 juta untuk akuisisi lahan sehingga nilai pembayaran kontinjen yang tersisa pada saat Prospektus Awal ini diterbitkan adalah maksimum sebesar USD 9,5 juta.

• PadabulanDesember2010,ANJASmenerimaSuratKetetapanPajakKurangBayar (SKPKB)dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tertanggal 28 Desember 2010 atas kurang bayar PPN periode Januari sampai Desember 2008 sebesar Rp 13,1 miliar (setara USD1.349.861 pada 31 Desember 2012). Pada tanggal 8 Februari 2011, ANJAS mengajukan keberatan atas hasil pemeriksaan tersebut kepada DJP dan mengklaim pengembalian pajak Rp13,1 miliar. Pada tanggal 27 Januari 2012, DJP menolak keberatan yang diajukan oleh ANJAS. ANJAS mengajukan banding kepada pengadilan pajak pada tanggal 25 April 2012. ANJAS belum membayar kekurangan pembayaran PPN ini.

Page 76: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

52

• Padatanggal26Desember2012,SMmenerimaSKPKBdariDJPuntukpemeriksaanpajaktahun2006. SKPKB ini jugamengoreksi seluruh penyesuaian fiskal positif PajakPenghasilanBadan2006, sehingga seluruh rugi fiskal SM sebesar Rp712 juta tidak diakui oleh pajak. Rugi fiskaltersebut telah dikompensasi ke pendapatan kena pajak SM tahun 2007, yang belum diperiksa oleh DJP sehingga menimbulkan eksposur kurang bayar pajak beserta penalti kurang lebih sebesar Rp264 juta (setara dengan USD27.238). Manajemen SM berpendapat koreksi tersebut tidak sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku dan berencana mengajukan keberatan atas SKP tersebut.

9. MANAJEMEN RISIKO

Perseroan dan Entitas Anak berkomitmen untuk menjalankan manajemen risiko dalam usahanya untuk mempertahankan kinerja yang sudah tercapai saat ini. Perseroan menyadari bahwa jalannya operasional Perseroan dan Entitas Anak tidak terlepas dari berbagai risiko, baik risiko yang berada di bawah kendali maupun risiko yang berada di luar kendali Perseroan. Karena itu risiko harus dikelola secara terintegrasi dan berkelanjutan, sebagai bagian dari praktik tata kelola yang baik atas korporasi.Sebagai bagian dari komitmen Perseroan untuk menjalankan manajemen risiko, Perseroan dan Entitas Anak juga telah membentuk unit Internal Audit, yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama / Wakil Direktur Utama. Pembentukan ini merupakan salah satu langkah manajemen untuk penerapan manajemen resiko yang menyeluruh pada masa mendatang.

Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa contoh dari penerapan manajemen risiko yang dilakukan oleh Perseroan dan Entitas Anak adalah:

- Untuk mengurangi dampak risiko penurunan harga CPO dan PK, Perseroan dengan izin dari Dewan Komisaris dapat menjual produk dengan kontrak berjangka apabila Perseroan menganggap tren harga CPO dan PK akan menurun, dengan catatan bahwa : (i) jumlah total kontrak penjualan berjangka yang berlaku tidak melebihi 30% dari hasil produksi CPO per bulan Perseroan, (ii) periode kontrak penjualan berjangka tidak lebih dari 6 bulan dan (iii) masing-masing kontrak harus mendapatkan izin dari Dewan Komisaris Entitas Anak tersebut, bila jumlah total kontrak penjualan berjangka melebihi 30% dari hasil produksi CPO per bulan Perseroan atau periode kontrak penjualan berjangka lebih dari 6 bulan.

- Perseroan memastikan hubungan yang baik dengan regulator selalu terjaga dengan seringnya

komunikasi yang diadakan oleh kedua belah pihak. Selain itu Perseroan juga memastikan bahwa semua aturan-aturan yang berlaku dan perubahannya selalu diawasi dengan seksama.

- Untuk fluktuasi kursmata uangasing,Perseroanmemiliki risiko yang telah diuraikan diBabVdari Prospektus mengenai Risiko Usaha. Perseroan dan Entitas Anak dapat melakukan kontrak valuta asing berjangka untuk tujuan lindung nilai dengan catatan bahwa masa kontrak tersebut tidak lebih dari 6 bulan dan nilai kontrak tidak lebih dari jumlah mata uang Rupiah yang dibutuhkan untukkegiatanusahaPerseroanselama3bulan.Selainitu,untukmengurangidampakfluktuasikurs mata uang asing terhadap kas Perseroan, Perseroan memiliki kebijakan umum untuk hanya mempertahankan jumlah kas mata uang Rupiah yang cukup untuk kebutuhan operasional Perseroan selama 2 minggu, namun Perseroan dapat meningkatkan jumlah kas mata uang Rupiah menjadi jumlah maksimum yang cukup untuk kebutuhan operasional Perseroan selama 3 bulan apabila Perseroan berpandangan bahwa tren masa depan nilai tukar Rupiah tidak menguntungkan.

Perseroan berencana untuk memperkenalkan dan menerapkan manajemen risiko di Entitas Anak dan unit-unit usahanya melalui pelatihan dan praktek kerja sebagai pembekalan pengetahuan dan ketrampilan bagi para manajer dalam memfasilitasikan pelaksanaan proses manajemen risiko di unitnya masing-masing.

Page 77: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

53

VI. RISIKO USAHA

Di samping informasi lain yang telah disajikan dalam Prospektus ini, risiko-risiko usaha berikut ini juga harus dijadikan pertimbangan oleh para investor. Tambahan risiko dan faktor-faktor ketidakpastian yang saat ini tidak diketahui Perseroan atau yang saat ini dianggap tidak material oleh Perseroan, dapat memiliki efek negatif pada kegiatan usaha Perseroan pada masa mendatang. Setiap risiko yang dijelaskan di bawah ini dapat berdampak material pada kegiatan usaha, arus kas, kinerja operasional, kondisi keuangan dan prospek usaha Perseroan. Harga saham Perseroan dapat turun akibat oleh salah satu dari risiko ini dan para investor mungkin dapat kehilangan seluruh atau sebagian investasinya.

Risiko usaha yang dihadapi oleh Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya baik yang secara langsung dijalankan oleh Perseroan ataupun secara tidak langsung dijalakankan melalui Entitas Anak, antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Harga produk minyak kelapa sawit Perseroan dipengaruhi oleh harga internasional.

Harga produk minyak kelapa sawit Perseroan dipengaruhi oleh harga internasional. Harga internasional produk minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk perubahan atas:

a. Tingkat pasokan dan/atau permintaan untuk minyak kelapa sawit (CPO) dan produk substitusinya, minyak pengganti, khususnya minyak kedelai dan rapeseed;

b. Tingkat produksi CPO dunia dan minyak nabati lainnya, yang cenderung dipengaruhi oleh kondisi cuaca global dan luas lahan yang ditanami;

c. Tingkat konsumsi dan persediaan dunia dari CPO maupun minyak nabati lainnya;d. Tarif impor dan ekspor, termasuk pajak ekspor Indonesia dan tarif impor yang berlaku di negara-

negara yang mengimpor CPO;e. Harga minyak nabati lainnya;f. Peraturan lingkungan dan konservasi;g. Perkembangan ekonomi serta pertumbuhan penduduk, konsumsi per kapita dan kebutuhan

pangan;h. Kondisi cuaca dan pengaruh alam lainnya; dani. Perekonomian dunia pada umumnya.

Seperti harga komoditas-komoditas lainnya, harga CPO secara historis memiliki volatilitas yang tinggi dan dipengaruhi musim. Harga CPO biasanya mengikuti tren harga minyak nabati lainnya, seperti minyak kedelai. Sejak tahun 2003, harga CPO di MDEX telah berkisar antara titik terendah dengan harga USD346,63 per ton pada bulan Januari 2005 sampai titik tertinggi USD1.248,55 per ton pada bulan Februari 2011. Harga CPO pada tanggal 31 Desember 2012 berjumlah USD771 per ton. Walaupun harga CPO di MDEX dan cost, insurance and freight (“c.i.f”) Rotterdam telah meningkat di akhir-akhir ini, Perseroan tidak dapat menjamin bahwa harga tersebut akan terus meningkat, atau tidak turun di bawah harga pada saat ini.

Selain itu, pajak dan faktor-faktor lainnya, seperti pajak ekspor Indonesia dan peraturan pemerintah di negara-negara penghasil utama, termasuk Indonesia, dapat mempengaruhi harga internasional dan domestik produk Perseroan. Sebagai contoh, kenaikan pajak ekspor atas CPO di Indonesia tanpa disertai oleh peningkatan pajak ekspor atas produk olahan minyak kelapa sawit akan mengakibatkan meningkatnya permintaan dan harga domestik CPO. Hal sebaliknya terjadi apabila pajak ekspor CPO diturunkan sementara pajak ekspor atas produk olahan minyak kelapa sawit meningkat atau tidak berubah. Perseroan menetapkan harga patokan penjualan CPO dengan beberapa penyesuaian, seperti pajak ekspor minyak kelapa sawit yang berlaku di Indonesia.

Penurunan harga internasional CPO, perubahan peraturan pemerintah dan pajak dan penurunan signifikanatashargaprodukPerseroandapatberdampaknegatifdanmaterialterhadapkegiatanusaha,arus kas, kinerja operasional, kondisi keuangan dan prospek Perseroan.

Page 78: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

54

2. Peraturan dan kebijakan Pemerintah yang berdampak negatif terhadap industri minyak kelapa sawit.

Perseroan dipengaruhi oleh peraturan Pemerintah yang berdampak negatif terhadap industri minyak kelapa sawit maupun kebijakan Pemerintah yang tidak mendorong pertumbuhan industri minyak kelapa sawitsecaraefisiendiIndonesia.Sebagaicontoh,padatahun2011,PemerintahtelahmengeluarkanperaturanyangsecarasignifikanmeningkatkanpajakeksporCPO.Saatini,sejumlahprodusenCPOdiIndonesia, tidak termasuk Perseroan, menjual CPO mereka ke pelanggan internasional untuk diolah lebih lanjut di luar Indonesia. Kapasitas penyulingan CPO di Indonesia saat ini tidak cukup untuk mengolah semua CPO yang diproduksi di Indonesia, sehingga pelaksanaan peraturan ini dapat berdampak negatif terhadap industri CPO di Indonesia. Peraturan ini dan peraturan lainnya yang tidak konsisten dengan kebutuhan dan kemampuan industri CPO Indonesia dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, arus kas, kinerja operasional, kondisi keuangan dan prospek Perseroan.

Selain itu, walaupun industri minyak kelapa sawit di Indonesia selama dekade terakhir ini telah berkembang menjadi produsen CPO terbesar di dunia, pembangunan infrastruktur penunjang oleh Pemerintah masih belum memenuhi kebutuhan. Apabila Pemerintah tidak berhasil untuk membangun lebih banyak pelabuhan, jalan dan fasilitas lainnya yang diperlukan untuk mengembangkan kapasitas maka timbul dampak negatif atas kemampuan pertumbuhan industri CPO Indonesia. Hal ini dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, arus kas, kinerja operasional, kondisi keuangan dan prospek Perseroan.

3. Pajak ekspor Indonesia atau peraturan atas CPO serta tarif dan pajak impor dan pembatasan lainnya yang dikenakan oleh Indonesia.

Pada tahun 1994, Pemerintah mengenakan pajak ekspor atas ekspor CPO dan produk minyak kelapa sawit lainnya. Pemerintah menyatakan bahwa tujuan pajak ekspor tersebut adalah untuk mengendalikan harga jual refined bleached deodorized olein (minyak goreng sawit atau RBDOL) di pasar domestik yang telah meningkat karena peningkatan harga pasar dunia untuk produk tersebut. Depresiasi nilai tukar RupiahIndonesiapadatahun1997danawal1998jugamenyebabkankenaikansignifikanhargadomestikRBDOL dan menyebabkan ekspor produk minyak kelapa sawit lebih menguntungkan dibandingkan dengan penjualan domestik. Akibatnya, pada bulan Desember 1997, Pemerintah melarang ekspor produk minyak kelapa sawit. Larangan tersebut dicabut pada bulan April 1998 dan digantikan dengan pajak ekspor. Pajak ekspor ini pada awalnya berkisar antara 10,0% sampai dengan 40,0% (tergantung jenis produk) dan kemudian meningkat menjadi antara 20,0% sampai dengan 60,0%. Pemerintah telah menurunkan pajak ekspor menjadi antara 7,0% sampai dengan 30,0% pada bulan Juni 1999.

Pada bulan September 2007, sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 09/PMK.011/2007, Pemerintah Indonesia mengubah tarif pajak ekspor menjadi antara 0,0% dan 10,0%, yang akan ditentukan sesuai dengan rumus yang mengikuti harga CPO (c.i.f Rotterdam). Peraturan tersebut kemudian direvisi pada bulan Februari 2008 dan yang terakhir pada bulan Mei 2012 oleh Peraturan Menteri Keuangan No. 75/PMK.011/2012 dengan tarif antara 0,0% dan 22,5%, yang akan ditentukan sesuai dengan rumus berdasarkan harga referensi CPO yang ditentukan atas dasar harga CPO di MDEX, BEI dan c.i.f Rotterdam. Berdasarkan rumus ini, tarif pajak ekspor CPO dan CPKO mulai dari 1 Desember sampai 31 Desember 2012 masing-masing adalah 9,0% dan 9,0%.

Tidak akan ada kepastian bahwa Pemerintah tidak akan mengeluarkan pajak dan/atau tarif baru yang lebih ketat, meningkatkan pajak ekspor CPO, meningkatkan lebih lanjut harga dasar atau melarang ekspor CPO pada masa mendatang. Apabila Pemerintah meningkatkan pajak ekspor atau memberlakukan kembali larangan ekspor terhadap produk Perseroan atau mengambil tindakan lain yang serupa, maka harga CPOPerseroan di pasar Indonesia akan terpengaruh secara negatif. Sebagai contoh, pada tahun 2008, pemerintah Malaysia mengeluarkan peraturan yang menyatakan bahwa perusahaan minyak kelapa sawit diwajibkan untuk membayar pajak yang lebih tinggi atas CPO dan CPKO apabila harga-harga minyak tersebut melebihi RM2.000 per ton. Tidak dapat dipastikan bahwa Pemerintah tidak akan memberlakukan pajak serupa atau bahkan lebih ketat terhadap perusahaan-perusahaan CPO Indonesia, seperti Perseroan, pada masa mendatang.

Page 79: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

55

Walaupun Perseroan dan Entitas Anak saat ini tidak mengekspor CPO, kenaikan pajak ekspor yang disebabkan oleh meningkatnya Harga Patokan Ekspor (“HPE”) atau perubahan Peraturan Pemerintah mengenai pajak ekspor CPO dan pengenaan tarif impor pada negara importir CPO serta produk turunannya dapat berpengaruh pada harga dan permintaan atas produk Entitas Anak di pasar domestik yang pada akhirnya berdampak negatif terhadap kinerja dan prospek usaha Perseroan dan Entitas Anak.

4. Ketentuan negara lain atau peraturan internasional yang diberlakukan oleh negara-negara pengimpor dan pengekspor minyak kelapa sawit dapat berdampak negatif terhadap industri minyak kelapa sawit.

Tarif dan pajak impor serta pembatasan lainnya yang dikenakan oleh negara-negara pengimpor minyak kelapa sawit dapat mempengaruhi permintaan CPO dan produk turunannya serta mendorong substitusi ke minyak nabati lainnya. Apabila negara-negara pengimpor memberlakukan pajak yang lebih rendah untuk produk substitusi, seperti minyak kedelai, maka daya saing impor CPO dan produk turunannya dapat terpengaruh secara negatif, sehingga dapat mempengaruhi permintaan dan harga produk Perseroan.

Selain itu, pajak ekspor serta pembatasan lainnya yang dikenakan oleh negara-negara pengekspor minyak kelapa sawit dapat mempengaruhi tingkat pasokan serta harga CPO dan produk turunannya. Sebagai contoh, apabila Malaysia, sebagai negara produsen CPO terbesar kedua di dunia, menurunkan pajak ekspor maka hal tersebut dapat meningkatkan volume ekspor CPO dari Malaysia dan juga tingkat pasokan dunia.

Jika salah satu hal di atas terjadi, maka hal tersebut dapat mempengaruhi harga global CPO secara negatif. Apabila pengaruh negatif tersebut bersifat material, maka kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek Perseroan dapat secara material terganggu.

5. PenundaanataukesulitanyangdihadapidalamprosesperolehansertifikatHGUdanizin-izinpemerintahlainnyadapatmengganggurencanaekspansi,prospekpertumbuhanmasadepandanprofitabilitasPerseroan.

Peraturan pemerintah dapat menunda atau membatasi kemampuan Perseroan untuk memperoleh hak tanah yang memadai bagi pengembangan perkebunan baru atau perluasan perkebunan Perseroan yang telah ada pada saat ini. Dalam rangka pengembangan suatu perkebunan, Perseroan wajib mendapatkan HakGunaUsaha(”HGU”)atastanahperkebunantersebut.Tahap-tahapprosesperolehansertifikatHGU dapat dijabarkan sebagai berikut: perolehan izin lokasi, ANDAL dan Izin Usaha Perkebunan (IUP) proses pembebasan lahan dengan ganti rugi untuk pemilik tanah pihak ketiga di dalam wilayah yang termasuk dalam izin lokasi, penyelesaian survei lahan dan proses pemetaan (Peta Kadastral), perolehanpersetujuandariPanitiaB,perolehanSuratKeputusanHGUdanpenerbitansertifikatHGU.Setiap tahap memerlukan jangka waktu yang panjang dan terdapat ketidakpastian bahwa Perseroan tidak akan mengalami penundaan proses perolehan HGU.

Pada periode berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, terdapat 105.319 hektar lahan Perseroan atas nama proses perolehan HGU atas lahan tersebut masih berjalan. Tertundanya perolehan HGU dan izin-izin pemerintah lain, atau kesulitan dan penundaan lainnya dalam pengembangan lahan Perseroan dapat mengganggu aspek-aspek lainnya dalam rencana perluasan, prospek pertumbuhan masadepandanprofitabilitasPerseroan.Perseroantidakdiizinkanuntukmemulaipembukaanlahandan penanaman di perkebunan sawit milik Perseroan sampai IUP dan SKPKH untuk lahan yang diklarifikasikansebagaiKawasanHutanProduksiKonversi).Sebaliknya,sebelumdapatmemperolehHGU, Perseroan diharuskan untuk memulai pembukaan lahan dan penanaman kelapa sawit sebagai bukti bahwa lahan tersebut akan digunakan telah diperolehmenerima HGU (hanya untuk lahan yang tidak diklasifikasikansebagaiKawasanHutanProduksiKonversi)untuksebagaiperkebunankelapasawitdan bukan sekedar untuk spekulasi tanah, namun Perseroan dapat diwajibkan untuk mengembalikan lahan ke kondisi semula jika permintaan HGU untuk lahan tersebut ditolak, sehingga akan berakibat kerugian waktu dan investasi Perseroan di lahan tersebut. Apabila Perseroan gagal memperoleh izin-izin yang diperlukan atau gagal memperoleh HGU atas lahan yang dimaksud di dalam izin lokasi, maka Perseroan tidak dapat menggunakan lahan tersebut sesuai dengan rencana. Dalam hal tersebut, Perseroan akan mengalami kerugian atas biaya-biaya terkait dalam akuisisi lahan yang bersangkutan.Jika salah satu hal di atas terjadi, kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek Perseroan akan secara material terganggu.

Page 80: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

56

6. Penundaan dan kesulitan yang dihadapi untuk menyelesaikan sengketa hak tanah dan masalah kompensasi yang berhubungan dengan lahan perkebunan dan landbank milik Perseroan dapat mengganggu rencana ekspansi, prospek pertumbuhan masa depan dan profitabilitasPerseroan.

Walaupun lahan telah diakuisisi untuk pengembangan perkebunan atau tujuan penggunaan lainnya, pemilik perkebunan di Indonesia pada umumnya menghadapi masalah sengketa tanah dari penduduk yang tinggal atau bekerja di kawasan lahan tersebut dan hal ini memerlukan negosiasi pembayaran kompensasi kepada para penggugat tersebut. Selain itu, pihak berwenang akan meminta para pemilik perkebunan untuk menyelesaikan seluruh masalah kompensasi tanah terkait sebagai syarat persetujuan permohonan HGU. Penyelesaian sengketa hak tanah dan masalah kompensasi dapat menjadi proses yang sulit dan memakan waktu panjang. Hal tersebut dapat mengganggu kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek Perseroan. Sebagai contoh, Perseroan sedang terlibat dalam perkara hukum dengan pihak yang menggugat hak kepemilikan atas sebidang lahan yang terletak di Perkebunan Sumatera Utara I. Pihak penggugat tersebut dalam beberapa kesempatan telah memasuki kawasan perkebunan Perseroan tanpa izin sehingga menyebabkan penghentian sementara terhadap kegiatan operasional perkebunan di bidang lahan yang bersangkutan. Perkara-perkara mengenai sengketa lahan yang sedang dihadapi Perseroan dapat dilihat pada Bab VIII mengenai Keterangan Tentang Perseroan dan Entitas Anak, sub-bab 16 mengenai Perkara-Perkara yang dihadapi Perseroan, Komisaris dan Direksi. Terkait dengan perkara perdata yang sedang dihadapi oleh ANJA dan KAL, apabila pengadilan yang berwenang untuk mengadili dan memutuskan perkara tersebut memutuskan untuk menerima gugatan pihak lawan ANJA dan KAL, maka Perseroan dan Entitas Anak akan berpotensi kehilangan 1,02% dari keseluruhan lahan (landbank) yang dimiliki. Perkara perdata lain yang dihadapi oleh ANJAS tidak berkaitan dengan lahan ANJAS.

7. Industri minyak kelapa sawit menghadapi persaingan dari minyak nabati substitusi jenis lainnya.

Industri minyak kelapa sawit menghadapi persaingan dari industri minyak goreng lainnya, khususnya minyak kedelai dan minyak nabati substitusi lainnya seperti minyak rapeseed, minyak bunga matahari, minyak kacang, minyak jagung, minyak kelapa dan lain-lain. Amerika Serikat, Eropa, Cina, India, Brasil dan Argentina semuanya merupakan produsen minyak goreng yang besar. Pasokan yang berlebih dari semua jenis minyak goreng tersebut dapat mengakibatkan penurunan harga yang dapat menyebabkan konsumen minyak kelapa sawit beralih ke minyak goreng yang berasal dari minyak nabati jenis lainnya itu. Peningkatan pasokan minyak nabati substitusi lainnya, seperti minyak kedelai, dapat mengakibatkan penurunan harga minyak kelapa sawit dan juga harga CPO. Apabila hal tersebut terjadi maka kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional Perseroan akan terkena dampak negatif secara material.Keberhasilan Perseroan dalam kegiatan usaha juga bergantung pada kemampuan untuk mengantisipasi dan menanggapi faktor-faktor persaingan industri, termasuk diperkenalkannya produk baru, kebijakan harga dari para pesaing, pilihan konsumen atas minyak dari produk substitusi, harga minyak goreng alternatif lainnya dan kondisi ekonomi setempat dan sekitarnya. Tidak ada kepastian bahwa Perseroan akan berhasil dalam memperkirakan atau dapat bersaing secara efektif pada masa mendatang. Setiap faktor di atas dapat berdampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek Perseroan.

Page 81: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

57

8. Kegiatan usaha perkebunan milik Perseroan dapat menghadapi tantangan dari organisasi lingkungan hidup, organisasi non-pemerintah dan pihak perorangan.

Organisasi-organisasi lingkungan hidup, organisasi non-pemerintah dan individu tertentu terkadang dapat menimbulkan masalah dan menggangu aktivitas perusahaan-perusahaan perkebunan, misalnya dengan melakukan aksi protes yang dapat mengganggu rencana pemanenan dan produksi. Mereka jugadapat mengajukan atau mengancam untuk mengajukan tuntutan hukum yang dapat mengganggu kegiatan usaha perusahaan perkebunan secara umum. Perseroan saat ini sedang menghadapi proses hukum terkait dengan pembangunan kanal-kanal untuk pengembangan usaha sagu milik Perseroan di Papua Barat, dimana beberapa individu tertentu menyatakan bahwa Perseroan telah melakukan pelanggaran hukum dengan asumsi bahwa pembangunan kanal-kanal tersebut telah menyebabkan kerusakan lahan yang merupakan warisan leluhur para penuntut tersebut. Beberapa organisasi non-pemerintah dan amal memiliki kehadiran yang berpengaruh di kawasan sekitar perkebunan milik Perseroan. Mereka mendukung berbagai hal seperti perlindungan satwa liar asli dari pembukaan lahan. Walaupun Perseroan secara historis telah memiliki hubungan yang baik dengan organisasi-organisasi tersebut, namum terdapat risiko bahwa organisasi-organisasi tersebut dapat menjadi lebih aktif di kawasan perkebunan Perseroan dan mempengaruhi pihak berwenang yang terkait untuk mengubah peraturan lingkungan hidup yang berlaku saat ini dan memberlakukan standar lingkungan hidup yang lebih ketat atas kegiatan operasional Perseroan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat menimbulkan berita negatif mengenai Perseroan dan perusahaan perkebunan secara umum. Setiap keterlambatan dalam kegiatan produksi yang disebabkan oleh intervensi dari organisasi lingkungan hidup, non-pemerintah atau individu yang terkait atau aksi lainnya dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap perusahaan perkebunan secara umum, dan dapat berdampak negatif terhadap reputasi Perseroan, serta mengganggu kegiatan operasional Perseroan. Selain itu, hal ini dapat menyebabkan meningkatkan pengeluaran Perseroan untuk persiapan lahan, sehingga mempengaruhi kinerja operasional Perseroan dan menyebabkan kerugian keuangan.

9. Perseroan dapat terpengaruhi secara negatif oleh pemberlakuan dan penegakan peraturan lingkungan yang lebih ketat.

Pembudidayaan tanaman kelapa sawit milik Perseroan, pengolahan TBS di pabrik pengolahan dan pada masa mendatang, pemanenan tanaman sagu dan pengolahan tepung sagu berkaitan dengan beberapa aspek lingkungan. Seperti perusahaan-perusahaan perkebunanan lainnya di Indonesia, Perseroan wajib menaati berbagai peraturan mengenai lingkungan hidup dan perubahaan atas peraturan-peraturan tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap Perseroan. Perkebunan-perkebunan milik Perseroan dapat sewaktu-waktu diinspeksi oleh berbagai instansi Pemerintah yang masing-masing mungkin memiliki pandangan atau standar yang berbeda. Instansi-instansi Pemerintah ini memiliki kewenangan untuk memeriksa dan mengontrol kepatuhan Perseroan terhadap peraturan lingkungan hidup, termasuk menjatuhkan sanksi dan mencabut izin dan hak tanah. Instansi Pemerintah mungkin dapat memberlakukan peraturan tambahan pada masa mendatang yang akan menyebabkan Perseroan mengeluarkan biaya tambahan untuk mematuhi peraturan-peraturan tambahan tersebut, seperti misalnya program Indonesian Sustainable Palm Oil (“ISPO”).

Perseroan adalah anggota RSPO dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan atau yang akan ditetapkan oleh RSPO. Beberapa prinsip dari RSPO tersebut melarang Perseroan untuk menanami tanaman kelapa sawit di beberapa bagian dari landbank milik Perseroan seperti lahan yang memiliki nilai konservasi hutan yang tinggi, cagar budaya dan perlindungan lingkungan hidup lainnya.

Peraturan lingkungan hidup di Indonesia dapat menjadi lebih ketat pada masa mendatang sehingga hal tersebutakanmenyebabkanPerseroanmengalokasikansumberdayayangsignifikanatauakanmempengaruhi cara Perseroan dalam melakukan kegiatan usaha. Hal ini dapat menimbulkan dampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan.

Page 82: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

58

10. Perseroan dapat terpengaruhi secara negatif atas perubahan persepsi biaya dan manfaat terkait dengan produksi CPO dan pemakaian biofuel sebagai inisiatif pencegahan perubahan iklim.

Sebagian pertumbuhan industri CPO disebabkan oleh peningkatan permintaan biofuel sebagai bagian dari upaya untuk menurunkan emisi gas rumah kaca secara global. Namun organisasi lingkungan hidup non-pemerintah telah mempertanyakan tingkat kesinambungan pertumbuhan produksi CPO dan manfaat biofuel dibandingkan dengan dampak negatif peningkatan produksi CPO terhadap lingkungan hidup. Perusahaan-perusahaan perkebunan dan pengolahan CPO kemungkinan besar akan terus mendapatkan tuntutan untuk dapat menunjukan bahwa pertumbuhan produksi CPO merupakansebuah kegiatan yang berkesinambungan (sustainable practice). Dengan demikian, tidak ada jaminan bahwa larangan-larangan, seperti peraturan pemerintah atas pengembangan industri minyak kelapa sawit tidak akan dikenakan atau permintaan minyak kelapa sawit tidak akan terkena dampak negatif secara material oleh kekhawatiran perubahan iklim dan permintaan biofuel.

11. Perseroan menghadapi risiko-risiko yang berhubungan dengan pengembangan/perluasan perkebunan kelapa sawit dan operasional pengelolahan minyak kelapa sawit.

Perseroan berencana untuk mengembangkan kegiatan usaha minyak kelapa sawit dan berencana memulai penanaman tanaman di landbank milik Perseroan yang terletak di Papua Barat dan Sumatera Selatan dan melanjutkan proses penanaman tanaman di perkebunan milik Perseroan di Kalimantan Barat dan pembangunan PKS di perkebunan Kalimantan Barat. Proyek-proyek pengembangan tersebut melibatkan beberapa risiko. Risiko-risiko yang dapat menunda atau mencegah keberhasilan penyelesaian atau operasional proyek-proyek Perseroan tersebut atau meningkatkan biaya Perseroan secarasignifikan,termasukpenanaman,regulasi,pendanaandanrisiko-risikopentinglainnyasebagaiberikut:

a. Peraturan-peraturan pemerintah dapat membatasi kemampuan Perseroan mendapatkan hak tanah yang memadai untuk lahan tambahan yang cocok untuk kegiatan usaha Perseroan; Perseroan mungkin dapat tidak memperolehsemua izin-izin pemerintah yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan menggunakan lahan Peseroan. Apabila hal tersebut terjadi, maka Perseroan tidak dapat menggunakan sebagian atau seluruh lahan untuk rencana ekspansi Perseroan;

b. Perseroan dapat menghadapi tantangan untuk mengintegrasikan kegiatan operasional Perseroan dengan masyarakat setempat atau memperoleh dukungan yang diperlukan untuk kelancaran operasional Perseroan dari masyarakat sekitar wilayah kegiatan usaha Perseroan;

c. Bibit-bibit tanaman kelapa sawit yang telah ditanam di lahan perkebunan Perseroan mungkin tidak dapat bertahan hidup atau tumbuh seperti yang diharapkan, karena bibit tanaman kelapa sawit sangat rentan terhadap banjir atau kekeringan dan memerlukan lebih banyak perawatan daripada tanaman kelapa sawit dewasa;

d. Lahan perkebunan baru atau yang telah dikembangankan milik Perseroan mungkin tidak akan menghasilkan TBS pada tingkat produksi yang diharapkan atau mungkin akan memerlukan biaya pemanenan dan pengolahan yang lebih tinggi dari perkiraan Perseroan;

e. PKS baru atau PKS yang telah dimiliki Perseroan mungkin tidak dapat mengolah TBS pada tingkat produksi yang diharapkan, mungkin akan memerlukan waktu pengolahan yang lebih panjang atau menimbulkan biaya operasional yang lebih tinggi dari perkiraan Perseroan;

f. Perseroan dapat menghadapi tantangan untuk menjual volume produksi tambahan dengan harga yang menguntungkan;

g. Perseroan dapat menghadapi tantangan untuk mengintegrasikan kegiatan usaha baru, baik yang tumbuh secara organik atau hasil diakuisisi, dengan kegiatan usaha Perseroan yang telah ada;

h. Perseroan berpotensi menghadapi tantangan atas peningkatan biaya, kesulitan logistik pasokan dan kompetisi pembelian benih dan bibit untuk perkebunan Perseroan;

i. Perseroan mungkin tidak dapat mempekerjakan dan mempertahankan pekerja perkebunan yang diperlukan untuk kegiatan usaha Perseroan atau mungkin harus membayar upah kerja yang lebih tinggi dari perkiraan Perseroan; dan

j. Keadaan-keadaan yang tidak terduga dan masalah-masalah terkait dengan proyek-proyek ekspansi Perseroan dapat mengalihkan perhatian pihak manajemen dari kegiatan usaha yang telah dimiliki Perseroan pada saat ini.

Page 83: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

59

Selain itu, pelaksanaan rencana ekspansi perkebunan dan operasi pengolahan milik Perseroan dapat membebani pihak manajemen, keuangan dan sumber daya Perseroan lainnya, atau mengalihkan sumber daya manajemen dari kegiatan usaha Perseroan yang telah ada saat ini dan juga usaha mencari peluang bisnis lainnya. Hal tersebut dapat menggangu kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan atau mengakibatkan hilangnya peluang bisnis lainnya yang lebih menarik.

12. Perseroan menghadapi risiko-risiko yang terkait dengan proyek ekspansi Perseroan.

Perseroan berencana untuk mengembangkan perkebunan kelapa sawit baru di Sumatera Selatan dan Papua, serta perluasan lahan yang ditanami di perkebunan Kalimantan Barat milik Perseroan. Selain itu, Perseroan bermaksud untukmelakukan diversifikasi ke usaha produk pertanian lainnyadan saat ini sedang aktif mencari dan melakukan evaluasi terhadap usaha-usaha yang terkait dengan produk pertanian lainnya. Sebagai contoh, Perseroan saat ini sedang membangun infrastruktur untuk memanen tanaman sagu dan mengolah tepung sagu di Papua Barat, Indonesia. Perseroan juga sedang dalam tahap mengembangkan usaha energi terbarukan (renewable energy) melalui proyek biogas di perkebunan Pulau Belitung milik Perseroan. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan telah melakukan investasi pembelanjaan modal sebesar USD18,3 juta untuk proyek tepung sagu dan USD2,7 juta untuk pengembangan proyek biogas.

Perseroan belum memiliki pengalaman dalam produksi tepung sagu atau produk pertanian lainnya selain CPO dan PK. Oleh sebab itu, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan berhasil dalam rencana ekspansi kegiatan usaha secara geografismaupun ekspansi usaha untuk jenis produk lain. Pengembangandan pembangunan perkebunan dan PKS di Sumatera Selatan dan pembentukan operasi di Papua Barat dan tempat lainnya menimbulkan kebutuhan bagi Perseroan untuk mempekerjakan pegawai, mengidentifikasidanmerekrutmanajerdanpenyeliaberpengalaman,membanguninfrastrukturyangsignifikan,membuatprosedurpengelolaanair,danmengembangkanhubungandenganmasyarakatsetempat; Perseroan mungkin dapat tidak berhasil atau menghadapi tantangan-tantangan regional tidak terduga yang tidak mampu dihadapi Perseroan dengan baik. Selain itu, Perseroan juga tidak memiliki pengalaman dalam produksi energi biogas. Oleh sebab itu, tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan berhasil dalam rencana untuk memproduksi listrik di fasilitas Pulau Belitung.

Dengandemikian,tidakadajaminanbahwaPerseroantidakakanmengalamikerugiansignifikandariinvestasi di proyek-proyek tersebut.

Selaintantangan-tantanganoperasionalterkaitdenganpengelolaanperkebunandidaerahgeografisbarudan memasuki bisnis baru, tidak ada jaminan bahwa tuntutan dari pembangunan dan pengembangan perkebunan-perkebunan dan bisnis tersebut tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan usaha minyak sawit Perseroan, karena anggota-anggota manajemen senior Perseroan harus terlibat dalam pelaksanaan proyek-proyek baru tersebut, sehingga proyek tersebut akan mengalihkan perhatian mereka dari kegiatan usaha utama Perseroan yaitu produksi CPO dan PK. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan mampu mengalokasikan sumber daya manajemen senior Perseroan secara memadaidanefisienuntukmemenuhisemuatantangandarikegiatanusahabarudanyangtelahadapada saat ini.

13. Pengembangan usaha sagu di Papua memiliki risiko terhambat karena masalah sosial dengan masyarakat setempat, logistik, infrastruktur dan pengalaman dalam pengolahan produk sagu.

Perseroan sedang dalam proses pengembangan pemanenan dan pengolahan sagu di Papua Barat. Perseroan telah memiliki izin untuk beroperasi di luas lahan lebih dari 40.000 hektar. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan telah membangun kanal untuk transportasi batang tanaman sagu, wet starch dan karyawan selama tahap pertama kawasan panen perkebunan. Perseroan berharap untuk memulai operasi komersial pada tahun 2013 dan berencana untuk terus mengembangkan fasilitas-fasilitas lainnya di lahan seluas 40.000 hektar tersebut sepanjang tiga tahun berikutnya.

Page 84: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

60

Perseroan belum mempunyai pengalaman dalam mendirikan, mengembangkan dan mengelola hutan produksi sagu alami dan sepanjang pengetahuan Perseroan, belum ada hutan produksi sagu alami lainnya telah dikelola di Indonesia. Lahan yang sedang dikembangkan oleh Perseroan merupakan hutan produksi tanaman sagu alami yang padat dan Perseroan perlu mengembangkan dan memelihara infrastruktur seperti kanal untuk transportasi batang tanaman sagu ke pabrik pengolahan, perumahan permanen dan fasilitas lainnya untuk para karyawan, maupun pabrik pengolahan. Perseroan akan menghadapi banyak tantangan logistik dan konstruksi dalam melakukan kegiatan-kegiatan tersebut karena lokasi perkebunan yang terletak di tanah rawa-rawa dan jauh dari kota terdekat sehingga jauh dari infrastruktur dan pasokan listrik yang dapat diandalkan. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan berhasil dalam mengembangkan Proyek Papua ini atau bahwa Perseroan dapat menjaga agar biaya pengembangan tidak melebihi proyeksi anggaran atau tidak melewati jadwal yang telah direncanakan. Perseroan berencana untuk menginvestasikan jumlah modal dan sumber daya managemen yang signifikanuntukproyekini.Selainitu,Perseroandapatmenghadapigugatanhukumterhadapkegiatanusaha sagu Perseroan di Papua. Sebagai contoh, Perseroan saat ini sedang menghadapi proses hukum terkait dengan pembangunan kanal-kanal untuk pengembangan usaha sagu milik Perseroan di Papua Barat, dimana beberapa individu tertentu menyatakan bahwa Perseroan telah melakukan pelanggaran hukum dengan asumsi bahwa pembangunan kanal-kanal tersebut telah menyebabkan kerusakan lahan yang merupakan warisan dari para penuntut tersebut.

Perseroan mungkin akan tidak berhasil mendapatkan jumlah pelanggan yang memadai untuk kegiatan usaha sagu dan tren permintaan juga dapat berubah. Perseroan juga mungkin dapat tidak berhasil menembus pasar tepung dan bersaing untuk menarik dan mempertahankan pelanggan dari produsen tepung lainnya yang telah lama berdiri, karena sagu pada saat ini belum dikenal secara luas oleh konsumen global. Selain itu, Perseroan juga dapat terpengaruhi oleh persepsi negatif publik akibat isu-isu lingkungan.

Selain tantangan operasional dan pemasaran yang dihadapi Perseroan, izin lahan di Papua akan berakhir setelah 25 tahun dan tidak ada jaminan bahwa permintaan Perseroan untuk perpanjangan izin tersebut akan diberikan. Apabila Perseroan gagal memperoleh perpanjangan tersebut, maka tidak ada jaminan Perseroan dapat mendapatkan kembali investasi keuangan di proyek ini.

Kegiatan usaha sagu di Papua ini merupakan perkembangan penting dalam rencana bisnis keseluruhan Perseroan dan apabila salah satu risiko yang telah dirangkum diatas ini terjadi, maka akan menimbulkan dampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek Perseroan.

14. Kegiatan usaha Perseroan merupakan usaha padat karya.

Industri minyak kelapa sawit merupakan industri yang padat karya. Perkebunan kelapa sawit memerlukan jumlah tenaga kerja yang besar untuk pemeliharaan bibit, penanaman tanaman, pemupukan, pemanenan serta pemeliharaan rutin lainnya. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan memiliki sekitar 4.880 pegawai tetap, dimana 3.769, atau 77,2%, merupakan pekerja di perkebunan dan PKS dan 1.111, atau 27,8%, merupakan tingkat staf ke atas. Biaya tenaga kerja terkait dengan kompensasi untuk pegawai Perseroan yang bekerja di perkebunan dan pabrik pengolahan merupakan 16,9% beban pokok penjualan Perseroan pada tahun 2011 dan 19,6% pada tahun 2012.

Pemanen dan pekerja perkebunan lainnya saat ini semakin mudah berpindah tempat kerja di perkebunan-perkebunan lain guna memperoleh upah kerja yang lebih tinggi. Selain itu, seluruh pekerja perkebunan Perseroan akan terpengaruh oleh kenaikan upah minimum regional yang diamanatkan pemerintah daerah setempat dan mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2013. Selama 10 tahun terakhir, upah kerja minimum di Indonesia telah meningkat secara drastis. Selain itu, Peseroan juga terpengaruh oleh variasi biaya tenaga kerja karena Perseroan beroperasi atau akan beroperasi di beberapa propinsi di Indonesia. Upah minimum di setiap propinsi tersebut berbeda-beda dan disesuaikan setiap tahun berdasarkantingkat inflasinasionaldandaerahdanfaktor-faktor lainnya.Pada31Desember2012,upah minimum di Bangka-Belitung Rp1.262.500 per bulan, di Sumatera Utara Rp1.375.000 per bulan, di Sumatera Selatan Rp1.350.000 per bulan, di Kalimantan Barat Rp1.060.000 per bulan dan di Papua Barat Rp1.450.000 per bulan.

Page 85: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

61

Bila Perseroan tidak mampu mempekerjakan dan mempertahankan cukup pekerja atau jika tingkat upahminimummeningkatsecarasignifikan,makaakantimbuldampaknegatifyangmaterialterhadapatkegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek Perseroan.

15. Gangguan transportasi dapat berdampak negatif terhadap operasi Perseroan.

Perseroan biasanya menjual produk dengan basis ex-mill, ex-jetty atau FOB dan pelanggan Perseroan bertanggung jawab atas transportasi produk yang telah dibeli dari PKS, dermaga atau pelabuhan dekat perkebunan Perseroan. Pelanggan Perseroan bergantung kepada transportasi laut dan darat dan setiap gangguan transportasi karena masalah cuaca, pemogokan kerja, lock-outs atau kejadian lainnya yang dapat menghentikan pengiriman produk atau meningkatkan biaya pengiriman, sehingga membuat produk Perseroan menjadi lebih mahal bagi mereka.

Gangguan-gangguan tersebut dapat juga menyebabkan masalah penyimpanan produk di perkebunan milik Perseroan. Perseroan biasanya hanya menjual CPO setelah produk tersedia di fasilitas penyimpanan, sehingga Perseroan bergantung kepada sistem transportasi yang efisien untukpengambilan produk yang tepat waktu oleh pembeli. Pada tahun-tahun sebelumnya, Perseroan pernah mengalami masalah penyimpanan CPO karena kegagalan transportasi.

Apabila pelanggan Perseroan menghadapi kesulitan atau gangguan tersebut, pelanggan Perseroan mungkin dapat melakukan negosiasi untuk menurunkan harga jual produk Perseroan atau Perseroan mungkin akan terpaksa menghentikan pemanenan dan produksi untuk sementara. Karena tak ada pembelian, hal ini dapat menimbulkan dampak negatif secara material terhadap kondisi keuangan dan kinerja operasional Perseroan.

16. Fluktuasi biaya pengiriman dan transportasi lainnya dapat berdampak negatif terhadap permintaan produk Perseroan dan daya saing dan operasi Perseroan.

Biaya pengiriman dan transportasi lainnya mewakili biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan Perseroan, oleh sebab itu biaya pengiriman dan transportasi merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan pembelian pelanggan Perseroan. Apabila lokasi pesaing-pesaing Perseroan lebih dekat dengan pembeli, maka kenaikan biaya pengiriman dan transportasi lainnnya dapat membuat produk Perseroan kurang kompetitif dibandingkan dengan produk pesaing-pesaing tersebut. Perseroan menetapkan harga produk CPO-nya berdasarkan harga internasional dalam dolar Amerika Serikat untuk CPO dengan acuan utama kepada tiga indikator: (i) harga pasar untuk pengiriman ke pelabuhan Belawan atau free on board (“FOB”) pelabuhan Belawan, (ii) harga pasar untuk c.i.f Rotterdam, dan (iii) harga kutipan MDEX yang di-diskon untuk memperhitungkan, antara lain, biaya transportasi ke Belawan, Rotterdam dan Port Klang. Tidak ada jaminan bahwa biaya pengiriman dan transportasi tidak akan meningkat lebih tinggi karena faktor lainnya seperti kenaikan biaya bahan bakar danketerbatasanjumlahkapaltransportasiyangtersedia.Setiappeningkatansignfikanbiaya-biayatersebut dapat menyebabkan harga produk Perseroan menjadi kurang kompetitif dan/atau mengurangi laba Perseroan, sehingga dapat berdampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan.

17. Tingkat laba Perseroan dapat terpengaruhi oleh harga bahan baku dan bahan bakar yang lebih tinggi.

Salah satu bahan baku yang diperlukan untuk kegiatan usaha Perseroan adalah pupuk. Sebagai contoh, biaya pupuk utama yang digunakan (urea, muriat garam, NPK dan batu fosfat) mewakili 15,4% beban pokok penjualan Perseroan pada tahun 2011 dan 20,5% pada tahun 2012. Urea dipasok di dalam negeri,danwalaupunharganyaditetapkanolehpemerintah,hargatersebutsecarahistorisbefluktuasisesuai dengan harga inernasional. Pupuk jenis lainnya yang digunakan Perseroan diimpor.

Page 86: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

62

Selain pupuk, Perseroan juga menggunakan bahan bakar, seperti solar, untuk mengoperasikan armada truk dan mengoperasikan alat-alat berat di perkebunan. Perseroan menggunakan truk untuk mengangkut TBS dari perkebunan menuju pabrik pengolahan, dan di perkebunan yang terletak di Pulau Belitung, truk juga digunakan untuk mengangkut CPO dan PK dari pabrik pengolahan ke dermaga dan pelabuhan terdekat. Mesin-mesin di pabrik pengolahan, seperti boiler, menggunakan serat kelapa sawit sebagai bahan bakar dan peralatan berat Perseroan menggunakan bahan bakar solar. Biaya bahan bakar mewakili 3,3% dan 3,4% dari beban pokok penjualan masing-masing pada tahun 2011 dan tahun2012.Hargabahanbakarberfluktuasiberdasarkankejadian-kejadiandiluarkendaliPerseroan,termasuk perkembangan geopolitik, pasokan dan permintaan minyak dan gas, aksi-aksi oleh Oil Petroleum Exporting Countries (“OPEC”) dan produsen minyak dan gas lainnya, perang dan kerusuhan di negara-negara dan daerah penghasil minyak, pola produksi regional dan masalah lingkungan. Setiap kenaikan harga yang tinggi atau pengurangan pasokan bahan baku, khususnya pupuk dan bahan bakar, dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek Perseroan.

18. Penurunan kualitas TBS yang dibeli dari pihak ketiga dapat berdampak negatif bagi Perseroan.

Perseroan bergantung kepada pembelian TBS dari pihak ketiga yang dipasok melalui beberapa agen pihak ketiga guna memanfaatkan kelebihan kapasitas di pabrik pengolahan. Perseroan membeli TBS dari pihak ketiga sebanyak 136.402 ton pada tahun 2011 dan 116.460 ton pada tahun 2012. Pembelian TBS pada tahun 2012 mencapai sekitar 16,7% dari produksi TBS Perseroan. Perseroan dapat terpengaruh oleh penurunan kualitas TBS pasokanpihak ketiga. Apabila penurunan kualitas TBS tersebut meluas dan berkelanjutan, maka Perseroan mungkin akan terpaksa membeli TBS yang biasanya tidak akan memenuhi standar Perseroan. Penggunaan TBS berkualitas rendah dapat berdampak negatif terhadap OER dan juga terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasional dan prospek Perseroan.

19. Kondisi cuaca yang buruk, bencana alam, penyakit dan hama serta faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi produksi dan pemanenan TBS dapat menimbulkan dampak negatif bagi Perseroan.

Kegiatan usaha Perseroan akan sangat terpengaruh oleh kondisi cuaca yang buruk, bencana alam, penyakit dan hama, dan faktor-faktor di luar kendali lainnya yang mempengaruhi produksi dan pemanenan TBS. Kondisi cuaca, khususnya, dapat berdampak penting terhadap Perseroan karena curah hujan yang kurang memadai akan menyebabkan tanaman kelapa sawit menghasilkan lebih sedikit bunga yang akan berkembang menjadi TBS dan menghambat pemupukan kelapa sawit yang efektif sehingga akan mengurangi panen TBS dan menunda jadual pemupukan. Sebagai contoh, pada tahun 2005, Perseroan mengalami kondisi curah hujan yang sangat rendah sehingga hasil panen TBS di Perkebunan Sumatera Utara I dan Pulau Belitung berkurang. Akibatnya, hasil produksi lebih rendah dari perkiraan dan Perseroan menanggung biaya operasi tambahan tak terduga dari pembelian dan transportasi air dalam jumlah besar ke perkebunan. Tidak ada jaminan bahwa kondisi serupa tidak akan terjadi kembali pada masa mendatang. Selain itu, penyakit dan hama dapat merusak tanaman kelapa sawit dan kabut dari kebakaran hutan dapat menyebabkan tanaman kelapa sawit di perkebunan milik Perseroan tidak menerima sinar matahari memadai sehingga dapat menggangu pertumbuhan dan perkembangan tanaman-tanaman tersebut.

Apabila salah satu dari risiko yang telah dirangkum di atas ini terjadi, maka pasokan TBS akan terganggu sehingga dapat menyebabkan dampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan.

Page 87: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

63

20. Perseroan bergantung kepada tim manajemen senior dan apabila Perseroan tidak mampu untuk menarik dan mempertahankan personil yang memenuhi kualifikasi atau menarik,merekrut, melatih dan mempertahankan pengganti yang sesuai, maka hal tersebut dapat menimbukan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional Perseroan.

Perseroan percaya bahwa pertumbuhan dan keberhasilan kegiatan usaha Perseroan bergantung kepada kemampuan Perseroan untuk menarik dan mempertahankan personil-personil yang sangat berkualitas, terampil dan berpengalaman di industri minyak kelapa sawit. Perseroan bersaing untuk memperoleh personil-personil tersebut dengan perusahaan-perusahaan lainnya dan tidak dapat menjamin investor bahwa Perseroan akan selalu berhasil dalam merekrut atau mempertahankan personil berkualitas tersebut. Secara khusus, Perseroan sangat bergantung kepada tim manajemen senior terkait dengan keahlian mereka di industri kelapa sawit, dan akan sangat sulit untuk mengganti anggota tim manajemen senior tersebut. Selain itu, karena industri CPO adalah industri dimana terdapat permintaan tinggi dan persaingan ketat atas untuk rekrutmen pegawai yang terampil, maka Perseroan mungkin harus menawarkan kompensasi dan tunjangan lainnya yang jauh lebih tinggi dari apa yang saat ini Perseroan tawarkan untuk menarik dan mempertahankan eksekutif penting pada masa mendatang. Kepergian anggota tim manajemen senior Perseroan atau ketidakmampuan Perseroan untuk menarik, merekrut, melatih dan mempertahankan personil penting yang berkualitas, seperti manajer, asisten lapangan, insinyur dan teknisi ahli lainnya dapat menimbulkan dampak negatif material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan dan kinerja operasional Perseroan.

21. Perseroan bergantung kepada sejumlah kecil pelanggan untuk lebih dari 50% penjualan.

Pelanggan utama Perseroan, yaitu suatu perusahaan penyulingan CPO, mewakili sekitar 31,8%, 32,6% dan 16,6% dari penjualan CPO Perseroan pada tahun 2010, 2011 dan 2012. Lima pelanggan utama Perseroan semuanya adalah perusahaan penyulingan CPO dan pada tahun 2010, 2011 dan 2012 mewakili sekitar 81,9%, 80,2% dan 61,2% dari penjualan produk kelapa sawit Perseroan. Perseroan pada umumnya menjual CPO dan PK kepada perusahan penyulingan CPO dan pabrik pengolahan CPKO dan PKO di Indonesia, yang menggunakan produk CPO dan PK tersebut untuk memproduksi produk hilir dan juga tidak mencakup agen distribusi atau perusahaan trading. Oleh sebab itu, Perseroan berpendapat bahwa lebih dari 50% hasil penjualan Perseroan pada masa mendatang akan tetap mencakup jumlah pelanggan yang terbatas. Apabila Perseroan kehilangan satu atau lebih dari satu pelanggan tersebut, atau apabila terdapat pengurangan pesanan oleh pelanggan utama atau perusahaan afiliasinya, maka hal tersebut dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kegiatanusaha, kondisi keuangan dan kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan.

22. KegiatanusahaPerseroandapatterpengaruhiolehfluktuasinilaitukarmatauangasing.

Mata uang pelaporan keuangan Perseroan adalah dalam dolar Amerika Serikat dan hampir semua penjualan Perseroan dilakukan dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Pengeluaran Perseroan, termasuk biaya tenaga kerja, dilakukan dalam mata uang Rupiah, tetapi Perseroan juga membeli peralatan berat tertentu, seperti boiler, truk dan peralatan penghancur dan penggali, serta membayar beberapa anggota tim menajemen senior dalam mata uang dolar Amerika Serikat, sehingga terdapat perlindungan keuangan parsial (partial hedging) terhadap fluktuasi kurs mata uang asing. Denganadanya perbedaanantara pendapatan dalam mata uang dolar Amerika Serikat yang diterima oleh Perseroan dengan beberapa biaya operasional Perseroan dalam mata uang Rupiah, maka apresiasi mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat akan mengurangi laba bersih (atau meningkatkan kerugian bersih), baik dalam mata uang dolar Amerika Serikat maupun Rupiah. Perseroan biasanya tidak menggunakan kontrak lindung nilai keuangan (hedging contract) untuk membatasi risiko kurs matauangasing.Dengandemikian, setiapapresiasi yangsignifikandalamnilaimatauangRupiahterhadap dolar Amerika Serikat dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap pengeluaran dan laba bersih Perseroan.

Page 88: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

64

23. Perseroan dapat terpengaruh oleh perluasan Program Plasma.

Berdasarkan kebijakan pemerintah Indonesia, perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memperoleh Izin Usaha Perkebunan (“IUP”) setelah tahun 2007 diwajibkan untuk mengembangkan perkebunan baru yang akan dioperasikan oleh para petani kecil lokal. Program ini dikenal sebagai Program Plasma. Pada saat ini Perseroan hanya memiliki Program Plasma di perkebunan Kalimantan Barat, namun Perseroan masih belum melakukan alokasi lahan untuk Program Plasma tersebut, mengingat sampai dengan saat ini, Perseroan masih dalam proses untuk mendapatkan HGU. Perseroan berencana untuk mengalokasikan lahan Program Plasma setelah memperoleh HGU atas lahan tersebut dan setelah dibentuknya koperasi Program Plasma serta selesainya penanaman tanaman di seluruh lahan yang dapat ditanami. Perseroan akan wajib mengembangkan dan menanam lahan tambahan seluas sekitar 20% dari total luas lahan sebagai partisipasi Program Plasma pada masa mendatang untuk landbank Perseroan yang terletak di Papua Barat dan Sumatera Selatan. TBS yang dihasilkan oleh lahan perkebunan yang dioperasikan oleh para petani kecil lokal mungkin dapat memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan TBS hasil produksi operasional Perseroan sendiri dan Perseroan mungkin akan terpaksa membeli TBS berkualitas rendah tersebut.

Dengan Program Plasma, Perseroan memiliki komitmen untuk membeli TBS dari para pemilik lahan dengan harga khusus yang ditentukan setiap dua minggu oleh pemerintah daerah setempat. Harga khusus tersebut dihitung berdasarkan harga CPO dan pada umumnya mendekati harga pasar TBS. Semua perkebunan di wilayah yang sama harus membeli TBS dari Program Plasma dengan harga khusus tersebut,namun tidak ada jaminan bahwa harga khusus tersebut akan tetap mendekati harga pasar TBS.

Selama Perseroan terus memperluas luas perkebunan yang ditanami tanaman kelapa sawit, luas lahan yang telah dialokasikan untuk Program Plasma akan terus meningkat. Hal ini dapat berakibat negatif terhadap tingkat laba Perseroan karena Perseroan mungkin harus membeli lebih banyak TBS dengan harga khusus tersebut, yang mungkin dapat menjadi lebih tinggi dari harga pasar.

Selain itu, Program Plasma dapat melibatkan sejumlah risiko keuangan dan operasional pasokan tidak terduga, antara lain kewajiban swadana pemberian, jaminan dan masalah-masalah terkait kelanjutan TBS. Suatu perusahaan perkebunan kelapa sawit dengan kewajiban Program Plasma pada umumnya diwajibkan untuk membiayai penuh pengembangan Program Plasma secara penuh sampai perkebunan tersebut siap dipanen dan siap dialihkan kepada para petani kecil. Setelah itu, perusahaan akan bekerja sama dengan sebuah bank untuk membiayai para petani kecil tersebut dan mengganti biaya pengembangan perkebunan Plasma yang telah dikeluarkan permohonan. Di samping itu, perusahaan perkebunan juga diwajibkan untuk menjamin utang-utang para petani kecil kepada bank setelah perkebunan Plasma tersebut telah menjadi tanah milik para petani kecil tersebut. Jaminan utang ini merupakan salah satu bentuk kewajiban di luar laporan posisi keuangan.

Banyak Program Plasma mewajibkan perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk bertindak sebagai agen koleksi bank dengan memotong sekitar 30% hasil penjualan TBS para petani kecil kepada perusahaan, namun beberapa petani kecil memilih untuk menjual TBS dengan harga tertinggi kepada pabrik lain dan tidak menyetor 30% hasil penjualan mereka kepada perusahaan yang menjadi penjamin utang mereka. Hal ini dapat menyebabkan perusahaan seperti Perseroan terancam harus mengganti kekurangan pembayaran utang para petani kepada bank. Kegagalan pembayaran utang yang material dari para petani kecil tersebut kepada bank dan Perseroan dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek usaha Perseroan.

Terdapat juga kemungkinan Perseroan akan terkena dampak perselisihan dengan para petani atas penyimpangan dari perjanjian Program Plasma yang telah disetujui sebelumnya perselisihan tersebut dapat berakibat negatif terhadap kegiatan usaha kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek Perseroan.

Page 89: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

65

Selain itu, pemerintah mungkin dapat berusaha untuk memperluas kawasan Program Plasma hingga mencakup kawasan lahan perkebunan Perseroan yang saat ini tidak termasuk dalam kewajiban Plasma. Penerapan aturan Program Plasma secara retrospektif atas semua atau beberapa lahan perkebunan Perseroan dapat berakibat negatif terhadap kegiatan usaha Perseroan. Semua risiko-risiko yang terkait dengan Program Plasma yang telah dipaparkan diatas ini dapat berakibat negatif terhadap tingkat laba Perseroan karena Perseroan mungkin dapat diwajibkan untuk membeli lebih banyak TBS dengan harga khusus yang mungkin lebih tinggi daripada harga pasar.

24. EstimasiprofilusiatanamankelapasawitdiperkebunanSumateraUtaraIdanPulauBelitungmilik Perseroan mungkin tidak sesuai dengan usia tanaman yang sebenarnya.

Hampir semua tanaman kelapa sawit di perkebunan Sumatera Utara I dan Pulau Belitung milik Perseroanditanamolehpemiliksebelumnya.Dengandemikian,profilusiatanamankelapasawityangtelah ditanam sebelum akuisisi Perseroan dicatat berdasarkan atas estimasi Perseroan dan informasi dari pemilik sebelumnya. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan memperoleh semua informasi yang relevan pada saat akuisisi dan mungkin akan ada perbedaan tertentu antara usia yang sebenarnya denganprofilusiayangdisajikandiProspektusini.

25. Nilai pertanggungan asuransi Perseroan mungkin tidak cukup untuk menutupi kerugian.

Perseroan memiliki asuransi yang melindungi aset bangunan, pabrik dan mesin, perabotan dan perlengkapan, dan persediaan di perkebunan dan fasilitas lainnya terhadap kebakaran dan bencana alam lainnya, kerusuhan, pemogokan kerja dan aksi perusakan. Selain itu, Perseroan juga memiliki asuransi gangguan usaha untuk kehilangan laba usaha yang timbul dari gangguan usaha yang disebabkan oleh kehilangan, kehancuran dan kerusakan aset yang dilindungi asuransi tersebut. Perseroan juga memiliki asuransi untuk kerusakan mesin-mesin penting yang mencakup kerugian yang diakibatkan kerusakan tersebut dan polis-polis asuransi lainnya yang mencakup peralatan berat dan kendaraan bermotor dan juga asuransi jiwa, kesehatan dan kecelakaan diri untuk para pegawai Perseroan. Walaupun demikian, sesuai dengan praktek industri, Perseroan tidak memiliki perlindungan asuransi untuk tanaman kelapa sawit atau untuk kerugian yang disebabkan oleh penyakit dan hama.

Apabila sebagian besar atau seluruh perkebunan atau pabrik pengolahan mengalami kerusakan total atau parsial dan kegiatan usaha Perseroan terganggu untuk jangka waktu yang panjang, maka Perseroan tidak dapat menjamin bahwa nilai tanggungan asuransi yang dimiliki Perseroan akan cukup untuk menutupi kerugian yang disebabkan oleh gangguan operasional tersebut atau untuk menutupi biaya perbaikan atau penggantian fasilitas yang rusak. Apabila Perseroan menderita kerugian besar yang tidak diasuransikan, seperti kerusakan terhadap tanaman kelapa sawit, atau kerugian yang jauh melebihi nilai tanggungan asuransi yang dimiliki Perseroan, maka hal tersebut dapat berdampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek Perseroan.

26. Tren dan preferensi cara hidup sehat pilihan konsumen pada saat ini maupun pada masa yang akan datang dapat mengakibatkan adanya penurunan permintaan CPO, sehingga dapat mempengaruhi harga dan permintaan CPO secara negatif.

Perubahan preferensi dan kebiasaan makan konsumen dapat mengurangi permintaan untuk minyak nabati, termasuk minyak kelapa sawit, dan meningkatkan permintaan jenis minyak goreng lainnya. Selain itu, terdapat upaya berkelanjutan dari para pakar kesehatan dan pihak lainnya untuk mendorong pengurangan konsumsi minyak dan lemak sehari-hari. Seperti contoh, terdapat upaya-upaya, termasuk pengajuan tuntutan hukum, yang menuntut restoran-restoran makanan cepat saji dan produsen makanan ringan untuk mengurangi kandungan asam lemak trans dalam makanan. Upaya ini dapat mengurangi konsumsi semua jenis minyak nabati, termasuk minyak kelapa sawit.

Page 90: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

66

Permintaan atas produk minyak kelapa sawit pada masa lalu dan mungkin juga pada masa mendatang dipengaruhi oleh kampanye-kampanye yang diprakarsai oleh produsen minyak nabati lainnya yang merupakan saingan minyak kelapa sawit dan juga oleh kelompok-kelompok lingkungan hidup. Sebagai contoh, produsen minyak nabati jenis lainnya, khususnya minyak kedelai, termasuk produsen di Amerika Serikat, secara historis telah melakukan kampanye-kampanye yang menentang minyak kelapa sawit berdasarkan klaim gizi. Baru-baru ini, organisasi lingkungan hidup, seperti World Wide Fund for Nature (sebelumnya dikenal sebagai World Wildlife Fund) telah memprakarsai kampanye-kampanye yang mempromosikan budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan dan praktik perkebunan kelapa sawit yang ramah lingkungan karena kekhawatiran bahwa perkebunan kelapa sawit telah mengakibatkan perusakan meluas atas kawasan hutan tropis dan habitat spesies binatang langkaterancam punah.

Perseroan tidak dapat menjamin bahwa Perseroan akan berhasil memperkirakan perubahan preferensi konsumen atau bahwa Perseroan dapat bersaing secara efektif akibat perubahan tersebut atau perubahan konsumen yang material tidak akan menyebabkan dampak negatif terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek Perseroan. Apabila terdapat penurunan signifikanataspermintaanprodukminyakkelapasawit,PerseroanmungkinmemilikisurplusprodukCPO yang tidak dapat dijual atau terpaksa dijual dengan harga yang jauh lebih rendah dari harga pasar yang berlaku saat ini, sehingga dapat menimbulkan dampak negatif material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek Perseroan.

27. Pemadaman listrik atau penghentian operasional yang berkepanjangan di fasilitas produksi Perseroan atau risiko operasional lainnya dapat berdampak negatif secara material terhadap kegiatan usaha Perseroan.

Perseroan dapat menghadapi beberapa risiko operasional di pabrik pengolahan dan perkebunan. Pemadaman listrik atau penghentian operasional yang berkepanjangan di pabrik pengolahan dapat menyebabkan Perseroan tidak mampu mengolah TBS dalam jangka waktu tertentu atau sama sekali tidak mampu mengolah TBS tersebut, sehingga dapat menyebabkan kehilangan produksi atau penurunan kualitas produk. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan tidak akan menghadapi masalah teknis yang menyebabkan kerusakan generator listrik milik Perseroan atau mesin dan peralatan lainnya, sehingga menimbulkangangguansignifikanterhadapoperasipabrikpengolahan.

Pabrik pengolahan dan perkebunan milik Perseroan terpapar terhadap beberapa risiko seperti kebakaran, ledakan, bencana alam, keretakan dan tumpahan minyak dari tangki pengangkutan atau tanki penyimpanan, gangguan pihak ketiga, gangguan layanan utilitas, perang atau terorisme, kerusuhan dan kegagalan mekanik peralatan. Risiko-risiko tersebut dapat menyebabkan polusi lingkungan, klaim atas cedera pribadi atau kematian dan kerusakan lainnya terhadap properti Perseroan atau asel lain miliknya. Fasilitas Perseroan juga dapat mengalami penghentian operasi tidak terjadwal atau pemeliharaan tak terduga yang dapat mengurangi penjualan dan meningkatkan beban operasi Perseroan.

Beberapa peralatan standar perkebunan dapat berbahaya dan menimbulkan risiko apabila ditangani secara tidak benar atau tanpa kehati-hatian dan keterampilan yang memadai. Sebagai contoh, kecelakaan atau kematian dapat terjadi apabila karyawan Perseroan menyalakan wadah pemasakan (boiler) tanpa mengikuti prosedur atau salah menggunakan peralatan lainnya di perkebunan.

Page 91: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

67

28. Kepentingan pemegang saham pengendali Perseroan mungkin dapat bertentangan dengan kepentingan pembeli Saham Penawaran ini.

Setelah Penawaran Umum Perdana Saham ini, para pemegang saham pengendali tidak langsung Perseroan, George Santosa Tahija dan Sjakon Santosa Tahija serta keluarga mereka akan tetap menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan di atas 50% dari jumlah modal yang telah disetor dan ditempatkan penuh. Dengan demikian, pemegang saham pengendali Perseroan memiliki, dan akan tetap memiliki, kekuasan untuk mengendalikan Perseroan, termasuk kekuasaan untuk:a. Menyetujui merger, konsolidasi, atau pembubaran;b. MempunyaipengaruhyangsignifikanterhadapkebijakanusahadanurusanPerseroan;c. Memilih mayoritas Direksi dan Komisaris; dand. Menentukan keputusan atas persetujuan aksi korporasi yang memerlukan persetujuan pemegang

saham (selain dari persetujuan transaksi benturan kepentingan di mana pemegang saham pengendalimemilikibenturankepentinganatauterdapathubunganafiliasidenganseorangDireksi,Komisarisataupemegangsahamutama(didefinisikansebagaipemegangsahamlangsungatautidak langsung sebesar 20,0% atau lebih dari hak suara) yang memiliki benturan kepentingan, sehingga diharuskan untuk abstain berdasarkan peraturan Bapepam-LK), termasuk waktu dan pembayaran dividen pada masa mendatang.

Para pemegang saham pengendali Perseroan mungkin memiliki kepentingan bisnis lainnya di luar kegiatan usaha Perseroan, termasuk bisnis lainnya di industri CPO di dalam maupun di luar Indonesia, dan mungkin dapat mengambil aksi yang melibatkan maupun tidak melibatkan Perseroan yang akan lebih menguntungkan mereka atau perusahaan lain daripada Perseroan, dan dapat berdampak negatif dan material terhadap kegiatan usaha, kondisi keuangan, kinerja operasional dan prospek Perseroan. Dari waktu ke waktu, Perseroan melakukan, dan akan tetap melakukan, transaksi dengan entitas yang dikendalikan oleh pemegang saham pengendali Perseroan dan pihak terkait lainnnya dalam kegiatan usaha normal.

Walaupun setiap transaksi dengan benturan kepentingan (seperti yang telah ditetapkan oleh peraturan Bapepam-LK)yangdilakukanolehPerseroandenganpihakterafiliasisetelahPenawaranUmumSahamini harus disetujui oleh pemegang saham independen Perseroan sesuai dengan peraturan Bapepam-LK, namun keputusan mengenai keberadaan benturan kepentingan tergantung dari interpretasi Perseroan dan para pemegang saham pengendali. Selain itu, tidak ada jaminan bahwa jumlah yang dibayar dalam transaksi-transaksi tersebut mencerminkan harga yang pihak ketiga independen untuk bersedia membayar transaksi sebanding.

29. HargasahamPerseroanmungkindapatsangatberfluktuasi.

Harga saham Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham ini mungkin dapat sangat berfluktuasi,tergantungkepadaberbagaifaktor,termasuk:a. Persepsi atas prospek kegiatan usaha Perseroan dan industri CPO secara umum;b. Perbedaan antara realisasi kinerja keuangan dan operasional Perseroan dengan perkiraan investor

dan analis;c. Pengumuman Perseroan mengenai rencana akuisisi, kerja sama strategis, usaha patungan atau

divestasiyangsignifikan;d. Perubahan rekomendasi analis atau persepsi mengenai Perseroan di Indonesia;e. Perubahan kondisi ekonomi, politik atau pasar di Indonesia;f. Perubahan harga saham perusahaan-perusahaan asing (khususnya di Asia) dan di bursa negara

berkembang;g. Penambahan atau kepergian personil penting Perseroan;h. Keterlibatan Perseroan dalam litigasi hukum; dan/ataui. Fluktuasi pasar yang meluas terhadap harga saham.

Harga saham Perseroan mungkin dapat diperdagangkan dengan harga yang jauh di bawah harga Penawaran Umum Perdana Saham ini.

Page 92: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

68

30. Nilai aset bersih dari Saham yang ditawarkan di Penawaran Umum Perdana Saham ini jauh di bawah harga penawaran saham dan investor akan langsung mengalami dilusi nilai saham.

Harga penawaran saham ini jauh lebih tinggi daripada nilai aset bersih per saham yang dimiliki oleh pemegang saham Perseroan pada saat ini. Oleh karena itu, investor yang membeli Saham yang ditawarkandiPenawaranUmumPerdanaSahaminiakanlangsungmengalamidilusiyangsignifikandan pemegang saham Perseroan pada saat ini akan mengalami kenaikan material atas nilai aset bersih dari saham yang mereka miliki.

31. Penjualan saham Perseroan pada masa mendatang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap harga saham Perseroan di pasar saham.

Penjualan saham Perseroan dalam jumlah besar di pasar pada masa mendatang,, atau persepsi bahwa penjualan tersebut akan terjadi, dapat berdampak negatif terhadap harga saham Perseroan yang berlaku di pasar atau terhadap kemampuan Perseroan untuk meningkatkan modal melalui penawaran umum saham atau HMETD atas ekuitas tambahan atau sekuritas yang terkait dengan ekuitas. Setelah Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan, mayoritas dari total saham Perseroan yang beredar akan dimiliki secara langsung oleh pemegang saham Perseroan saat ini. Perseroan dan pemegang saham Perseroan saat ini telah setuju untuk patuh terhadap beberapa larangan atas kemampuan Perseroan untuk mentransfer atau melepas saham Perseroan selama jangka waktu yang terbatas setelah pencatatan saham Perseroan di BEI. Walaupun demikian, penjualan saham Perseroan dalam jumlah besar pada masa mendatang, atau persepsi bahwa penjualan tersebut akan terjadi, dapat menyebabkan harga saham Perseroan untuk turun dan menyulitkan Perseroan untuk meningkatkan modal pada masa mendatang.

MANAJEMEN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA RISIKO BERDASARKAN BOBOT DAMPAK RISIKO YANG DAPAT MEMPENGARUHI KEGIATAN USAHA DAN KEUANGAN PERSEROAN.

Page 93: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

69

VII. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Tidak ada kejadian penting yang mempunyai dampak cukup material terhadap keadaan keuangan dan hasil usaha Perseroan yang terjadi setelah tanggal laporan auditor independen tertanggal 26 Maret 2013 atas laporan keuangan yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman, Bing, Satrio dan Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited) dan ditandatangani oleh Drs. Osman Sitorus dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Page 94: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

70

VIII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK

1. Riwayat Singkat Perseroan

Perseroan adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta Selatan. Perseroan didirikan pertama kali dengan nama “PT Austindo Teguhjaya” berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 72 tanggal 16 April 1993 yang dibuat di hadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-3479.HT.01.01.TH.93 tanggal 21 Mei 1993 dan telah didaftarkan dalam register di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, di bawah No. 510/A.PT/HKM/1993/PN.JAK.SEL tanggal 23 Juni 1993 serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 70 tanggal 31 Agustus 1993, Tambahan No. 4010.

Pada tahun 1997, Perseroan melakukan penggantian nama Perseroan dari semula “PT Austindo Teguhjaya” menjadi “PT Austindo Teguh Jaya” dan pengubahan seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas berdasarkan Akta No. 131 tanggal 17 Desember 1996 yang dibuat di hadapan Achmad Abid, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan atas Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-7572.HT.01.04.Th.97 tanggal 4 Agustus 1997, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 1521/BH.09.03/IX/1997 tanggal 26 September 1997 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 98 tanggal 9 Desember 1997, Tambahan No. 5798.

Pada tahun 1998, Perseroan melakukan penggantian nama Perseroan dari semula “PT Austindo Teguh Jaya” menjadi “PT Austindo Nusantara Jaya” berdasarkan Akta No. 54 tanggal 16 Juli 1998 yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan atas Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-10249.HT.01.04.TH.98 tanggal 3 Agustus 1998, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 3194/BH.09.03/IX/98 tanggal 28 September 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 31 tanggal 16 April 1999, Tambahan No. 2264.

Pada bulan Nopember 2000, PT Austindo Agro Nusantara melakukan penggabungan ke dalam Perseroan berdasarkan Akta Perjanjian Penggabungan No. 39 tanggal 20 Nopember 2000 dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M Notaris di Jakarta, sebagaimana telah disetujui oleh para pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 36 tanggal 20 Nopember 2000, dibuat dihadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta dan telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat No. 588/XII/2000 tanggal 1 Desember 2000 perihal Laporan Pemberitahuan Penggabungan PT Austindo Agro Nusantara ke dalam PT Austindo Nusantara Jaya dan telah mendapat cap Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan tanggal 1 Desember 2000.

Pada bulan Desember 2000, PT Austindo Nusantara Resources melakukan penggabungan ke dalam Perseroan berdasarkan Akta Perjanjian Penggabungan No. 37 tanggal 22 Desember 2000 dibuat dihadapan Suprapta S.H., pengganti Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, sebagaimana telah disetujui oleh para pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT Austindo Nusantara Resources No. 35 tanggal 22 Desember 2000, dibuat di hadapan Suprapta S.H., pengganti Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta dan telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat No. 33/I/2001 tanggal 22 Januari 2001 perihal Laporan/Pemberitahuan Penggabungan PT Austindo Nusantara Resources ke dalam PT Austindo Nusantara Jaya dan telah mendapat cap Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan tanggal 22 Januari 2001.

Page 95: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

71

Pada bulan Juli 2001, PT Austindo Investama Jaya, PT Austindo Mining Corporindo dan PT Austindo Nusantara Energi melakukan penggabungan ke dalam Perseroan berdasarkan Akta Perjanjian Penggabungan No. 7 tanggal 2 Juli 2001 dibuat di hadapan Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, sebagaimana telah disetujui oleh para pemegang saham Perseroan berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 1 tanggal 2 Juli 2001, dibuat oleh Amrul Partomuan Pohan, S.H., LL.M., saat itu Notaris di Jakarta dan telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Surat No. 286/VII/2001 tanggal 18 Juli 2001 perihal Laporan/Pemberitahuan Penggabungan PT Austindo investama Jaya, PT Austindo Mining Corporation dan PT Austindo Nusantara Energi ke dalam PT Austindo Nusantara Jaya dan telah mendapat cap Direktorat Jenderal Hukum dan Perundang-undangan tanggal 18 Juli 2001.

Pada tahun 2008, Perseroan melakukan pengubahan atas seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan sesuai dengan ketentuan UUPT berdasarkan Akta No. 03 tanggal 1 Juli 2008 yang dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan atas Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-45237.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 28 Juli 2008 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0063931.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 28 Juli 2008.

Sejak pendiriannya sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, Anggaran Dasar Perseroan telah beberapa kali mengalami perubahan sebagaimana dimuat dalam akta-akta sebagai berikut:

a) Akta No. 131 tanggal 17 Desember 1996 yang dibuat di hadapan Achmad Abid, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham Perseroan atas penggantian nama Perseroan dari semula “PT Austindo Teguhjaya” menjadi “PT Austindo Teguh Jaya” dan pengubahan seluruh ketentuan Anggaran Dasar Perseroan untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan atas Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-7572.HT.01.04.Th.97 tanggal 4 Agustus 1997, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 1521/BH.09.03/IX/1997 tanggal 26 September 1997 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 98 tanggal 9 Desember 1997, Tambahan No. 5798.

b) Akta No. 14 tanggal 8 Januari 1998 yang dibuat di hadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham Perseroan atas pengubahan pasal 11 ayat 3 Anggaran Dasar Perseroan. Perubahan atas Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah diterima dan dicatat oleh Departemen Kehakiman Republik Indonesia dengan No. C2-HT.01.04.A-2492 tanggal 2 April 1998, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan UUWDP dengan TDP No. 09317420874 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan di bawah No. 1046/RUB/038/XI/2001 tanggal 8 November 2001.

c) Akta No. 54 tanggal 16 Juli 1998 yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham Perseroan atas penggantian nama Perseroan dari semula “PT Austindo Teguh Jaya” menjadi “PT Austindo Nusantara Jaya”. Perubahan atas Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-10249.HT.01.04.TH.98 tanggal 3 Agustus 1998, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan No. 3194/BH.09.03/IX/98 tanggal 28 September 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 31 tanggal 16 April 1999, Tambahan No. 2264.

d) Akta No. 03 tanggal 1 Juli 2008 yang dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta sehubungan dengan persetujuan pengubahan seluruh ketentuan anggaran dasar Perseroan sesuai ketentuan UUPT. Perubahan atas Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-45237.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 28 Juli 2008 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0063931.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 28 Juli 2008.

Page 96: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

72

e) Akta No. 09 tanggal 6 September 2012 yang dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta sehubungan dengan persetujuan (i) peningkatan modal dasar Perseroan menjadi Rp1.200.000.000.000,00 (satu triliun dua ratus miliar Rupiah); (ii) peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan menjadi Rp300.000.000.000,00 (tiga ratus miliar Rupiah); (iii) pemecahan nilai nominal saham Perseroan menjadi Rp100,00 (seratus Rupiah) per saham. Perubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-48475.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 12 September 2012 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0081862.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 12 September 2012.

f) Akta No. 107 tanggal 30 Oktober 2012 yang dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta sehubungan dengan persetujuan pemegang saham atas perubahan ketentuan Pasal 12 ayat 3 dan ayat 5. Akta tersebut telah dicatatkan dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum (Sisminbakum) berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan Menkumham No. AHU-AH.01.10-39460 tanggal 5 November 2012, dicatatkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0096105.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 5 November 2012 dan Penerimaan Pemberitahuan Menkumham No. AHU-AH.01.10-39461 tanggal 5 November 2012 serta didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT No. AHU-0096106.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 5 November 2012.

g) Akta No. 161 tanggal 17 Januari 2013 yang dibuat di hadapan DR. Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan persetujuan pemegang saham, antara lain atas: (i) perubahan status Perseroan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka; (ii) perubahan nama Perseroan menjadi PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. dan (iii) persetujuan pengubahan seluruh Anggaran Dasar Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan yang berlaku di pasar modal. Pengubahan Anggaran Dasar Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-03796.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 31 Januari 2013 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0006463.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 31 Januari 2013.

2. Kegiatan Usaha

Pada awal pendirian, Perseroan adalah merupakan perusahaan induk yang memiliki investasi pasif pada Entitas Anak yang bergerak di bidang finansial (mencakup perbankan, asuransi kerugian,sekuritas, dan manajemen investasi), pertambangan (tembaga, emas dan batu bara), infrastruktur (pembuatan kabel dan pembangkit tenaga listrik), kelapa sawit, perkebunan dan lainnya. Dalam perjalanannya, Perseroan menjual investasinya pada beberapa Entitas Anak termasuk perbankan dan mulai beralih dari peranannya sebagai investor pasif minoritas menjadi investor mayoritas sekaligus operator di bidang perkebunan dan pengolahan buah kelapa sawit serta bidang pembiayaan konsumen pada tahun 2000. Selama tahun 2000-2005, Perseroan melakukan beberapa akuisisi dalam bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit serta beberapa bisnis lainnya seperti minyak bumi dan gas alam, klinik mata dan jasa sewa kendaraan bermotor. Hingga tahun 2011, kegiatan usaha Perseroan masih mencakup bidang jasa keuangan, jasa sewa kendaraan bermotor dan jasa kesehatan, namun dengan adanya restrukturisasi yang dilakukan Perseroan pada tahun 2011 hingga 2012, Perseroan kemudian memutuskan untuk menjual semua investasi pada ketiga bidang usaha tersebut.

Page 97: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

73

Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan adalah sebagaimana termaktub dalam Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan adalah sebagai berikut:

a. Berusaha dalam bidang perdagangan dan jasa;

b. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut:i. Kegiatan usaha utama:

- Menjalankan usaha-usaha di bidang perdagangan, yang meliputi perdagangan impor, ekspor, lokal dan interinsulair serta menjadi grossier, leveransir/supplier, distributor, agen dan pengecer dari segala macam barang yang dapat dilakukannya, baik untuk perhitungan sendiri maupun atas perhitungan pihak lain, dengan cara amanat atau komisi; dan

- Berusaha dalam bidang jasa, termasuk mengusahakan perolehan kesempatan usaha dan melakukan investasi (termasuk tetapi tidak terbatas pada pemberian fasilitas keuangan dan fasilitas-fasilitas lainnya bagi pihak ketiga), kecuali jasa hukum dan pajak.

ii. Kegiatan usaha penunjang:- Menyediakan jasa kepada pihak lain dengan memanfaatkan aset yang dimiliki Perseroan. - Menjalankan usaha-usaha lain yang berkaitan dan menunjang kegiatan usaha pada butir

i diatas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Berikut ini adalah izin-izin usaha yang dimiliki Perseroan dalam rangka menjalankan kegiatan usahanya:

No. Dokumen NomorSuratIzin Tanggal Penerbitan

Tanggal Berakhir

Instansi

1. Surat Keterangan Domisili Perusahaan

0524/824/2013 19 Februari 2013 19 Februari 2014 Lurah Kuningan Timur

2. Surat Izin Usaha Perdagangan – (Besar)

00754/1.824.271 25 Maret 2009 25 Maret 2014 Dinas Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta

3. Perkembangan Permodalan dan Kepemilikan Saham Perseroan

Riwayat struktur permodalan dan kepemilikan saham Perseroan sejak didirikan hingga saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

Tahun 1993

Sesuai dengan Akta Perseroan Terbatas No. 72 tanggal 16 April 1993 dibuat di hadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan kepemilikan saham dalam Perseroan adalah sebagai berikut:

KeteranganSaham Biasa Atas Nama

Nilai Nominal Rp1.000 per sahamJumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar: 50.000.000 50.000.000.000,00 Pemegang Saham- Julius Tahija 10.694.814 10.694.814.000 34,24- George Santosa Tahija 10.276.868 10.276.868.000 32,90- Sjakon George Tahija 10.267.381 10.267.381.000 32,86Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 31.239.063 31.239.063.000 100,0 Jumlah Saham Dalam Portepel 18.760.937 18.760.937.000

Sesuai dengan Akta Pemasukan Dalam Perseroan Terbatas No. 73 tanggal 16 April 1993, dibuat di hadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, 100% (seratus persen) dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan tersebut di atas atau seluruhnya berjumlah Rp31.239.063.000,00 (tiga puluh satu miliar dua ratus tiga puluh sembilan juta enam puluh tiga ribu Rupiah) telah disetor penuh kepada Perseroan oleh masing-masing pendiri pada saat penandatanganan akta pendirian tersebut.

Page 98: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

74

Tahun 1999

Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Perseroan No. 39 tanggal 22 Februari 1999 dibuat oleh Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat No. 17/J/III/1998 tanggal 15 Maret 1999 telah terjadi penghibahan atas 5.347.407 saham milik Julius Tahija kepada George Santosa Tahija dan penghibahan atas 5.347.407 saham milik Julius Tahija kepada Sjakon George Tahija.

Setelah pengalihan saham-saham tersebut, susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

KeteranganSaham Biasa Atas Nama

Nilai Nominal Rp1.000 per sahamJumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar: 50.000.000 50.000.000.000 Pemegang Saham- George Santosa Tahija 15.624.275 15.624.275.000 50,02- Sjakon George Tahija 15.614.788 15.614.788.000 49,98Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 31.239.063 31.239.063.000 100,0 Jumlah Saham Dalam Portepel 18.760.937 18.760.937.000

Penghibahan saham-saham dalam Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta Berita Acara Rapat Perseroan No. 39 tanggal 22 Februari 1999 dibuat oleh Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta, akta mana telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat No. 17/J/III/1998 tanggal 15 Maret 1999.

Tahun 2006

Sesuai dengan masing-masing:

- Akta Penyimpanan Hibah Hak-hak Atas Saham No. 2 tanggal 2 Oktober 2006 yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta sehubungan dengan penghibahan 75 (tujuh puluh lima) saham dalam Perseroan yang dimiliki oleh George Santosa Tahija kepada Yayasan Tahija dimana dalam melakukan penghibahan saham dalam Perseroan tersebut George Santosa Tahija telah memperoleh persetujuan isterinya, Laurel Claire Tahija, sebagaimana disebutkan dalam Akta Penyimpanan Hibah Hak-hak Atas Saham No. 2 tanggal 2 Oktober 2006 yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta; dan

- Akta Penyimpanan Hibah Hak-hak Atas Saham No. 2 tanggal 2 Oktober 2006 yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman S.H., Notaris di Jakarta sehubungan dengan penghibahan 75 (tujuh puluh lima) saham dalam Perseroan yang dimiliki oleh Sjakon George Tahija kepada Yayasan Tahija dimana dalam melakukan penghibahan saham dalam Perseroan tersebut Sjakon George Tahija tidak memerlukan persetujuan isterinya karena adanya pemisahan harta sebagaimana Akta Perjanjian Perkawinan Diluar Tiap Persekutuan Harta Perkawinan No. 23 tanggal 8 Desember 1980 yang dibuat di hadapan Frederik Alexander Tumbuan, Notaris di Jakarta.

Setelah pengalihan saham-saham tersebut, susunan pemegang saham Perseroan menjadi sebagai berikut:

KeteranganSaham Biasa Atas Nama

Nilai Nominal Rp1.000 per sahamJumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar: 50.000.000 50.000.000.000,00 Pemegang Saham- George Santosa Tahija 15.624.200 15.624.200.000 50,01- Sjakon George Tahija 15.614.713 15.614.713.000 49,98- Yayasan Tahija 150 150.000 0,01Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 31.239.063 31.239.063.000 100,0 Jumlah Saham Dalam Portepel 18.760.937 18.760.937.000

Page 99: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

75

Penghibahan dan pengalihan saham-saham dalam Perseroan tersebut telah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham Perseroan sebagaimana termaktub dalam Akta Pernyataan Keputusan Perseroan No. 1 tanggal 2 Oktober 2006, dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta, yang telah dicatat di dalam database Sisminbakum berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Nama Pemegang Saham Perseroan No. W7-HT.01.10-2647 tanggal 20 Oktober 2006, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan UUWDP pada tanggal 27 Desember 2006 berdasarkan cap pendaftaran perusahaan yang ditandatangani oleh Kasudin Derindag Kodya Jakarta Selatan selaku Kepala Kantor Pendaftaran Perusahaan Dati II.

Tahun 2012

Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perseroan No. 09 tanggal 6 September 2012 yang dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, antara lain sehubungan dengan persetujuan peningkatan modal dasar Perseroan menjadi sebesar Rp1.200.000.000.000,00 (satu triliun dua ratus miliar Rupiah), peningkatan modal ditempatkan dan disetor Perseroan menjadi sebesar Rp300.000.000.000,00 (tiga ratus miliar Rupiah) dan pemecahan nilai nominal saham Perseroan menjadi Rp100,00 (seratus Rupiah) per saham. Dengan dilakukannya peningkatan modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor tersebut dan pemecahan nilai nominal saham, maka struktur permodalan dan kepemilikan saham dalam Perseroan menjadi sebagai berikut:

KeteranganSaham Biasa Atas Nama

Nilai Nominal Rp100 per sahamJumlah Saham Jumlah Nilai Nominal (Rp) %

Modal Dasar: 12.000.000.000 1.200.000.000.000,00 Pemegang Saham- George Santosa Tahija 156.242.000 15.624.200.000,00 5,20807- Sjakon George Tahija 156.147.130 15.614.713.000,00 5,20490- Yayasan Tahija 1.500 150.000,00 0,00005- PT Memimpin Dengan Nurani 1.343.804.685 134.380.468.500,00 44,79349- PT Austindo Kencana Jaya 1.343.804.685 134.380.468.500,00 44,79349Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 3.000.000.000 300.000.000.000,00 100,0 Jumlah Saham Dalam Portepel 9.000.000.000 900.000.000.000,00

Seluruh 3.000.000.000 (tiga miliar) saham dengan nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan dalam Perseroan tersebut di atas, sejumlah Rp300.000.000.000,00 (tiga ratus miliar Rupiah) telah disetor secara penuh oleh masing-masing pemegang saham Perseroan.

Pemegang saham baru merupakan perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham lama sehingga secara substansi tidak terdapat perubahan pemegang saham ( ultimate shareholder). Adapun penyetoran kepada Perrseroan pada tanggal 5 September 2012 adalah dalam bentuk tunai.Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan tidak mengalami perubahan.

4. Keterangan Mengenai Pemegang Saham Berbentuk Badan Hukum

a. PT Memimpin Dengan Nurani (“MDN”)

PendiriandanKegiatanUsaha

MDN adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta Selatan. MDN didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas MDN No. 5 tanggal 11 Januari 2012, yang dibuat di hadapan Ferdinandus Indra Santoso Atmajaya, S.H., pengganti Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-12828.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal 8 Maret 2012, didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT dengan No. AHU-0021278.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 8 Maret 2012 dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan TDP No. 09.03.1.70.77212 di Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan tanggal 4 Juni 2012.

Page 100: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

76

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar MDN yang tercantum dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas MDN No. 5 tanggal 11 Januari 2012, yang dibuat di hadapan Ferdinandus Indra Santoso Atmajaya, S.H., pengganti Esther Mercia Sulaiman, S.H., maksud dan tujuan MDN adalah berusaha dalam bidang pemberian jasa dan perdagangan.

Kegiatan usaha MDN adalah (1) jasa pada umumnya; (2) jasa konsultasi bidang bisnis, manajemen dan administrasi, antara lain meliputi pengelolaan manajemen dan administrasi, usaha pemberian konsultasi, saran dan bantuan operasional, perencanaan, pengawasan, evaluasi dan strategi pengembangan bisnis dan investasi, analisa studi kelayakan jasa usaha lain serta kegiatan usaha terkait; dan (3) menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya, ekspor dan impor, perdagangan besar local (dalam negeri), grosier, supplier, leveransier dan commission house, distributor,agen dan sebagai perwakilan dari badan-badan perusahaan demikian baik di dalam maupun di luar negeri, dari berbagai macam barang baik hasil perusahaan sendiri maupun pihak lain.

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham No. 2 tanggal 2 Mei 2012, yang dibuat di hadapan Ferdinandus Indra Santoso Atmajaya, S.H., pengganti Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta Selatan jo Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 73 tanggal 14 Desember 2012, yang dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi MDN adalah:

Dewan KomisarisKomisaris : Laurel Claire Pekar Tahija

Dewan DireksiDirektur Utama : George Santosa TahijaDirektur : Istini Tatiek Siddharta

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham di Luar Rapat MDN No. 76 tanggal 30 Agustus 2012, yang dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan kepemilikan saham dalam MDN adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamNilai Nominal Rp1.000.000,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 680.000 680.000.000.000,00Modal Ditempatkan dan Disetor:George Santosa Tahija 85.505 85.505.000.000,00 50,00Laurel Claire Pekar Tahija 85.502 85.502.000.000,00 49,9982Julia Pratiwi Tahija 3 3.000.000,00 0,0018Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 171.010 171.010.000.000,00 100,00Saham Dalam Portepel 508.990 508.990.000.000,00

b. PT Austindo Kencana Jaya (“AKJ”)

PendiriandanKegiatanUsaha

AKJ adalah suatu perseroan terbatas yang didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta Selatan. AKJ didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas AKJ No. 59 tanggal 29 November 2011, yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman S.H., Notaris di Jakarta Selatan. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Keputusan No. AHU-02140.AH.01.01.Tahun 2012 tanggal 13 Januari 2012, didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT dengan No. AHU-0003418.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 13 Januari 2012 dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan TDP No. 09.03.1.46.75084 di Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Administrasi Jakarta Selatan tanggal 17 Februari 2012.

Page 101: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

77

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar AKJ yang tercantum dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas AKJ No. 59, tanggal 29 November 2011, yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman S.H., Notaris di Jakarta Selatan, maksud dan tujuan AKJ adalah berusaha dalam bidang pemberian jasa dan perdagangan.

Kegiatan usaha AKJ adalah (i) jasa pada umumnya; (ii) jasa pengelolaan laboratorium, fasilitas pelayanan kesehatan atau sejenisnya; (iii) jasa konsultasi bidang bisnis, manajemen dan administrasi, antara lain meliputi pengelolaan manajemen dan administrasi, usaha pemberian konsultasi, saran dan bantuan operasional, perencanaan, pengawasan, evaluasi dan strategi pengembangan bisnis dan investasi, analisa studi kelayakan jasa usaha lain serta kegiatan usaha terkait; dan (iv) menjalankan usaha dalam bidang perdagangan pada umumnya, ekspor dan impor, perdagangan besar local (dalam negeri), grosier, supplier, leveransier dan commission house, distributor,agen dan sebagai perwakilan dari badan-badan perusahaan demikian baik di dalam maupun di luar negeri, dari berbagai macam barang baik hasil perusahaan sendiri maupun pihak lain.

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham AKJ No. 74 tanggal 14 Desember 2012, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi AKJ adalah:

Dewan KomisarisKomisaris Utama : Shelley Laksman TahijaKomisaris : George Santosa TahijaKomisaris : Clemens Selestiyanta

Dewan DireksiDirektur Utama : Sjakon George TahijaDirektur : Istini Tatiek SiddhartaDirektur : Sonny Susanto

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham AKJ No. 73 tanggal 17 April 2012 jo Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham AKJ No. 130 tanggal 27 September 2012, keduanya dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan pemegang saham AKJ adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamNilai Nominal Rp1.000.000,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 800.000 800.000.000.000,00Modal Ditempatkan dan Disetor:Sjakon George Tahija 172.883 172.883.000.000,00 75,00Shelley Laksman Tahija 23.052 23.052.000.000,00 10,00Cynthia Jean Tahija 11.525 11.525.000.000,00 5,00Krisna Arinanda Tahija 11.525 11.525.000.000,00 5,00Nina Aryana Tahija 11.525 11.525.000.000,00 5,00Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 230.510 230.510.000.000,00 100,00Saham Dalam Portepel 569.490 569.490.000.000,00

Page 102: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

78

c. Yayasan Tahija

PengurusdanPengawas

PembinaKetua : Sjakon George TahijaAnggota : George Santosa Tahija

PengawasKetua : Shelly Laksman TahijaAnggota : Laurel Claire Pekar Tahija

PengurusKetua : Anastasius WahyuhadiSekretaris : Silvia Novi Bendahara : Sonny Susanto

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Tidak terdapat modal dasar, ditempatkan dan disetor dalam struktur Yayasan. Harta kekayaan awal Yayasan Tahija berjumlah Rp1.750.325.029.

5. Pengurusan dan Pengawasan

Berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 161 tanggal 17 Januari 2013, yang dibuat di hadapan Doktor Irawan Soerodjo, S.H., M.Si., Notaris di Jakarta, susunan manajemen Perseroan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris • KomisarisUtama(KomisarisIndependen) : Adrianto Machribie Reksohadiprodjo • Komisaris : Sjakon George Tahija • Komisaris : George Santosa Tahija • Komisaris : Anastasius Wahyuhadi • Komisaris : Istama Tatang Siddharta • KomisarisIndependen : ArifinMohamedSiregar• KomisarisIndependen : Josep Kristiadi

Direksi• DirekturUtama : Suwito Anggoro • WakilDirekturUtama : Istini Tatiek Siddharta • DirekturExternal Affair : Sucipto Maridjan • DirekturRisk & Compliance(TidakTerafiliasi): AchmadHadiFauzan

Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan telah memenuhi Peraturan Bapepam dan LK No. IX.I.6 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-45/PM/2004 tanggal 29 November 2004 tentang Direksi dan Komisaris Emiten dan Perusahaan Publik.

Masa jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris terhitung sejak tanggal RUPS pengangkatannya sampai dengan penutupan RUPS tahunan yang ke-3 setelah pengangkatannya, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

Page 103: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

79

Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan:

Dewan Komisaris

Adrianto Machribie ReksohadiprodjoKomisarisUtama(Komisaris Independen)

Warga Negara Indonesia, 71 Tahun, Lahir di Bandung, 1 Juli 1941.

Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum dari Universitas Indonesia pada tahun 1967; dan Magister di bidang Ilmu Sosial dari Institute of Social Studies, The Hague, Netherlands pada tahun 1969.

Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak tahun 2003. Saat ini juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Media Televisi Indonesia (MetroTV) (Juni 2011-sekarang), Non-Executive Director Intrepid Mines Ltd. (November 2011-sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Komisaris PT Freeport Indonesia (2006-2011), Senior Advisor Freeport McMoran (2006-2011), Presiden Direktur dan Chief Executive Officer PT Freeport Indonesia (1996-2006), Anggota Dewan Komisaris Perseroan (1996-2003), Executive Vice President/Chief Administrative Officer (1992-1996), Vice President General Affairs Shell Companies Indonesia (1986-1992), Direktur Administrasi anak perusahaan-perusahaan Shell di Indonesia (1980-1985), Perencanaan Personalia Grup Usaha Shell International Petrolium Maatschappij, secondment to The Hague, Netherlands (1978-1980), Pimpinan Pelayanan Umum (General Services) International Petrolium Maatschappij, secondment to The Hague, Netherlands (1975-1978), Pierson, Hedring en Pierson (Armsterdam) (1974-1975), Account Executive Lintas-SSC&B untuk Unilever (Rotterdam) (1972-1973), Product Manager Unilever (Rotterdam) (1969-1972).

Sjakon George Tahija Komisaris

Warga Negara Indonesia, 60 Tahun, Lahir di Jakarta, 17 Desember 1952.

Menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran dari Universitas Indonesia pada tahun 1980.

Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 1985. Saat ini juga menjabat sebagai Direktur Utama AKJ (2012 – sekarang), Komisaris PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang (2012 – sekarang), Komisaris Utama PT ANJ HealthCare (2010 – sekarang), Pembina Yayasan Tahija (2008 – sekarang), Komisaris Utama PT Optik Klinik Mata Nusantara (2007 – sekarang), Spesialis Bedah Vitreoretinal Klinik Mata Nusantara (2004-sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT ANJ HealthCare (2006 – 2010), Komisaris PT Elbatama Finance (2000-2004), Ketua Yayasan Tahija (1990-2008), Komisaris PT Aceh Timur (1998), Komisaris PT Aceh Timur (1998-2003), Spesialis Bedah Vitreoretinal Jakarta Eye Center (1994-2003), Kepala Puskesmas Kecamatan Nangaroro, Nusa Tenggara Timur (1981-1983).

Page 104: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

80

George Santosa Tahija Komisaris

Warga Negara Indonesia, 54 Tahun, Lahir di Jakarta, 28 Agustus 1958.

Menyelesaikan pendidikan S1 di bidang Teknik Mesin dari Universitas Trisakti pada tahun 1983 dan Sarjana S2 di bidang bisnis dari Colgate Darden Graduate School of Business Administration, Virginia, USA pada tahun 1986.

Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2012. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT AANE (2013-sekarang), Pembina Yayasan Dharma Bermakna (2013-sekarang), Direktur Utama MDN (2012-sekarang), Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bermakna (2012-2013), Dewan Pengawas Endeavor Indonesia (2012-sekarang), Komisaris Utama LSP (2011-sekarang), Komisaris PT Austindo Nusantara Jaya HealthCare (2011-sekarang), Dewan Penasihat Global Executive MBA Darden School Universitas Virginia (2011-sekarang), Ketua Dewan Pembina Yayasan Coral Triangle Center (2010-sekarang), Komisaris Utama PT Austindo Nusantara Jaya Auto (2009-2012), Komisaris Utama PT Austindo Nusantara Jaya Rent (2008-2012), Komisaris SM (2008-sekarang), Pengawas Yayasan Tahija (2008-sekarang), Ketua Dewan Pengurus Yayasan Trisakti (2008-2012), Ketua Dewan Pengurus Yayasan Bea Siswa Trisakti (2008-2011), Dewan Pembina Asia Business Council (2008-sekarang), Komisaris PT Optik Klinik Mata Nusantara (2007-sekarang), Komisaris Utama ANJAP (2007-sekarang), Direktur Utama PT Prima Mitra Nusatama (2007-sekarang), Komisaris Utama PT Austindo Nusantara Jaya Finance (2006-2012), Komisaris Utama PT Austindo Nusantara Jaya HealthCare (2006-2011), Komisaris Utama SMM (2005-sekarang), Komisaris Utama ANJAS (2005-sekarang), Komisaris Utama KAL (2005-sekarang), Komisaris ATI (2005-sekarang), Non-Executive Director Pearl Energy Pte. Ltd. Singapura (2005-2006), Komisaris Utama GMIT (2002-sekarang), Komisaris PT Agro Muko (1997-sekarang), Komisaris Utama DGI (1997-sekarang), Direktur PT Newcrest Sumbaya Jaya (1997-2001), Direktur PT Newcrest Sumatera Mineral (1997-2001), Direktur PT Newcrest Nusa Sulawesi (1997-2001), Dewan Pendiri Sekolah PSKD Mandiri (1996-sekarang), Komisaris PT Puncakjaya Power (1995-sekarang), Komisaris PT Freeport Indonesia Company (1992-2012), Komisaris Utama PT Asuransi Indrapura (1991-2012), Sekretaris merangkap Bendahara Yayasan Tahija (1990-2008) dan Direktur Utama Perseroan (1985-2012).

Page 105: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

81

Anastasius Wahyuhadi Komisaris

Warga Negara Indonesia, 66 Tahun, Lahir di Klaten, 15 April 1946.

Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum dari Universitas Satya Wacana pada tahun 1976.

Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2006. Saat ini juga menjabat sebagai Direktur PT ANJ Healthcare (2010-sekarang), Komisaris ANJAP (2007-sekarang), Komisaris PT Sembada Sennah Maju (2006-sekarang), Komisaris SMM (2005-sekarang), Komisaris ANJAS (2005-sekarang), Komisaris KAL (2005-sekarang), Ketua Dewan Pengurus Yayasan Tahija (2003-sekarang), Komisaris Utama PT Prima Mitra Nusatama (2003-sekarang), Komisaris GMIT (2002-sekarang), Komisaris ANJA (2000-sekarang), Direktur ATI (1998-sekarang), Direktur PT Surya Makmur (1998-sekarang), Komisaris PT Simpang Kiri Plantation Indonesia (1998-sekarang), Komisaris PT Bilah Plantindo (1998-sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Komisaris PT Austindo Nusantara Jaya Finance (2006-2012), Komisaris Utama PT Asuransi Indrapura (1998-2012), Direktur Utama PT Austindo Nusantara Jaya Rent (2010-2011), Komisaris PT Austindo Nusantara Jaya Rent (Juli 2011-Desember 2011, 2008-2010), Presiden Asosiasi Fundraising Profesional Jakarta Chapter (2009-2010), Anggota Tim Pendiri Asosiasi Fundraising Profesional Jakarta Chapter (2006), Charter Presiden Lions Club Jakarta Raya (2004-2006), Direktur Perseroan (1997-2006), Direktur PT Anwar Sierad Group (1994-1997), Deputi Presiden Direktur dan Direktur Hukum & Corporate Secretary PT Rothmans of Pall Mall Indonesia (d/h PT Faroka SA) (1983-1994).

Istama Tatang Siddharta Komisaris

Warga Negara Indonesia, 53 Tahun, Lahir di Jakarta, 16 Juni 1959.

Menyelesaikan pendidikan Sarjana Akuntansi dari Universitas Indonesia pada tahun 1980.

Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2004. Saat ini juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Amalgamated Tricor (2009-sekarang), Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1983-sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Chairman KAP Siddharta Siddharta & Widjaja (Member Firm, KPMG International) (2002-2004), Chairman KAP Siddharta Siddharta & Harsono (Member Firm, Coopers&Lybrand International) (1998-2002), Managing Partner KAP Siddharta Siddharta & Harsono (Member Firm, Coopers&Lybrand International) (1991-1998), Partner KAP Drs. Siddharta & Siddharta (Associated Firm, Coopers&Lybrand International) (1987-1991), Partner KAP Drs. Siddharta & Co. (Associated Firm, Pannel Kerr Forster International) (1984-1987), Manager, KAP Drs. Siddharta & Co. (1981-1984), Supervisor, KAP Drs. Siddharta & Co. (1980-1981).

Page 106: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

82

ArifinMohamedSiregar Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 79 Tahun, Lahir di Medan, 11 Februari 1934.

Menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata 1 di bidang Ekonomi dari The Netherlands School of Economics, Rotterdam pada tahun 1956; Sarjana Strata 2 di bidang Ekonomi dari Münster Universität, Jerman pada tahun 1958.

Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2011. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris PT Cabot Indonesia (2011 – sekarang), Penasehat Procter & Gamble Indonesia (2010 – sekarang), Komisaris Utama PT Airfast Indonesia (2009 – sekarang), Ketua Dewan Penasehat Strategis Ancora Capital Management Pte. Ltd. (2009 – sekarang), anggota Dewan Gubernur Indonesia – Netherlands Association (INA) & Indonesian – Benelux Chamber of Commerce (2008 – sekarang), Wakil Ketua United State – Indonesia Society (USINDO) (2007 – sekarang), Anggota Board of Governors pada Asian Institute of Management, Manila (2001 – sekarang), Anggota Komisi Trilateral (2000 – sekarang), anggota Board of Trustees pada World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia (1999 – sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Sime Darby Berhad, Kuala Lumpur, Malaysia (2007 – 2010), Komisaris Utama PT Medco Energy Internasional Tbk (2006 – 2008), Ketua Governing Board pada World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia (1999-2010), Ketua Dewan Direksi pada Indonesian-German Chamber of Commerce and Industry (EKOIND) (1999-2003), Penasehat InternasionalGoldmanSachs(AsiaPacific)L.L.C(1998-2006),AnggotaBoardofTrustees pada United States – Indonesia Society (USINDO) (1994-2007), Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, St. Vincent dan Granadines, St. Lucia dan Persekutuan Dominika (1993-1997), Menteri Perdagangan Republik Indonesia (1988-1993), Gubernur Bank Indonesia (1983-1988), Gubernur International Bank for Reconstruction and Development (The World Bank) for Indonesia (1986-1988), Gubernur (Alternate Governor) Islamic Dovelopment Bank (IDB) untuk Indonesia (1983-1988), Ketua Indonesia Economic Association (ISEI) (1979 – 1987), Gubernur (Alternate Governor) International Monetary Fund (IMF) untuk Indonesia (1973-1983), Wakil Gubernur Bank Indonesia (1971-1983), Perwakilan IMF di Laos dan Penasehat Keuangan untuk Pemerintah Laos (1969-1971), Ahli Ekonomi, Asian Department, International Monetary Fund(IMF) di Washington D.C (1965-1969), Ahli Ekonomi, Bagian Ekonomi UN Economic andSocialOfficediBeirut,Lebanon(1963-1965),EconomicAffairsOfficeruntukUN Bureau of General Economic Research and Policies, New York, USA (1961-1963), Peneliti di Munster University, Jerman (1960-1961).

Page 107: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

83

Josep Kristiadi Komisaris Independen

Warga Negara Indonesia, 65 Tahun, Lahir di Yogyakarta, 24 Maret 1948.

Menyelesaikan pendidikan Sarjana di bidang Ilmu Sosial dan Politik dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1976 dan Sarjana Strata 3 di bidang Ilmu Politik dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1995.

Menjabat sebagai Komisaris Perseroan sejak tahun 2012. Saat ini juga menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pakar Masyarakat Peduli PEMILU-Persatuan Wartawan Indonesia (2006-sekarang), Sekretaris CSIS Foundation (2005-sekarang), Dosen Tamu Sekolah Staf dan Pimpinan Tingkat Tinggi (SESPIMPTI) POLRI, Bandung (2000-sekarang), Dosen Tamu Lembaga Administrasi Negara (LAN) (2000-sekarang), Dosen tetap FISIPOL Atma Jaya Yogyajarta (1995-sekarang), Anggota Yayasan Trisakti (1995-sekarang), Dosen Tamu Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANAS) (1999-sekarang), Peneliti di Centre for Strategic and International Studies (CSIS) (1976-sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Editor untuk The Indonesian Quarterly (Jurnal Bahasa Inggris CSIS) dan Analisis CSIS (Jurnal Bahasa Indonesia CSIS) (1980-2011), Pembicara di kursus singkat untuk Kepala Daerah (Bupati/Walikota) seluruh Indonesia, Kementerian Dalam Negeri (2010-2011), Dosen Tamu SESPIMTI POLRI (1990-2011), Dosen Tamu SESKO Gabungan (1999-2009), Konsultan untuk Aliansi Masyarakat Sipil untuk Demokrasi (Yappika) (2005-2008), Wakil Direktur Eksekutif CSIS (1999-2004), Konsultan Jaringan Masyarakat Pemantau PEMILU (2000-2004), Wakil Direktur Eksekutif CSIS (1999-2004), Sekretaris Dewan Direktur CSIS (1983-2004), Pembicara di kursus singkat pimpinan DPRD Kab/Kota seluruh Indonesia, Kementerian Dalam Negeri (2002-2003), Kepala Departemen Politik CSIS (1991-1999), Anggota MPR RI (1987-1992).

Page 108: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

84

Direksi Suwito Anggoro DirekturUtama

Warga Negara Indonesia, 59 Tahun, Lahir di Malang, 2 Februari 1954.

Menyelesaikan pendidikan Sarjana Teknik di bidang Elektro dari Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung pada tahun 1979 dan Sarjana Strata 2 (Master of Science) di bidang Engineering dari Master Degree Union College, New York, USA pada tahun 1985.

Menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan sejak bulan Desember 2012. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris GMIT (Januari 2013-sekarang), Komisaris SMM (Januari 2013-sekarang), Komisaris LSP (Januari 2013-sekarang), Komisaris ANJAS (Januari 2013-sekarang), Komisaris KAL (Januari 2013-sekarang), Komisaris ANJAP (Januari 2013-sekarang), Komisaris PPM (Januari 2013-sekarang), Komisaris PMP (Januari 2013-sekarang), Komisaris AANE (Januari 2013-sekarang), Komisaris GSB (Mei 2012-sekarang), Komisaris PT Dalle Energy (Maret 2012-sekarang), Komisaris ANJA (Juni 2011-sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Perseroan (Februari 2012-Desember 2012), Komisaris Perseroan (Agustus 2010-Februari 2012), Komisaris Utama PTChevron Pacific Indonesia (2010-2011), Direktur UtamaPTChevronPacificIndonesia(2005-2010),Senior VP Expl/Prod Technology & NOJVPTChevronPacificIndonesia(2004-2005),VP Sumatran Light PT Chevron Pacific Indonesia (2002-2004),VP Corporate Human Resources PT Chevron PacificIndonesia(1999-2002),Man Corp Planning & BudgetPTChevronPacificIndonesia (1997-1999), Chief Civil Engineering PTChevronPacific Indonesia(1995-1997), Assistant Project Manager Duri Steamfllod Project PT Chevron Pacific Indonesia (1996-1997), Supt. Power Generation PT Chevron PacificIndonesia (1994-1996).

Page 109: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

85

Istini Tatiek Siddharta WakilDirekturUtama

Warga Negara Indonesia, 50 Tahun, Lahir di Jakarta, 31 Oktober 1962.

Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di bidang Akuntansi di Universitas Indonesia pada tahun 1985 dan Sarjana Strata 2 (Master) di bidang Finance dari Anderson Graduate School of Management at University of California at Los Angeles pada tahun 1994.

Menjabat sebagai Wakil Direktur Utama Perseroan sejak tahun 2012. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris GMIT (2013-sekarang), Komisaris AANE (2013-sekarang), Komisaris PMP (2013-sekarang), Komisaris PPM (2013-sekarang), Direktur dan likuidator PT Prima Mitra Nusatama (2012-sekarang), Direktur MDN (2012-sekarang), Direktur AKJ (2012-sekarang), Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (2010-sekarang), Komisaris PT ANJ Healthcare (2006-sekarang), Komisaris ANJA (2006-sekarang), Komisaris SMM (2006-sekarang), Komisaris ANJAS (2006-sekarang), Komisaris KAL (2006-sekarang), Komisaris ANJAP (2006-sekarang), Direktur PT Bejana Krisna (2001-sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan Perseroan (2000-2012), Komisaris PT Asuransi Indrapura (2009-2012), Komisaris PT ANJ Auto (2009-2012), Komisaris PT ANJ Rent (2008-2012), Komisaris PT ANJ Finance (2004-2012), Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (2006-2010), Non-Executive Director Pearl Energy Pte. Ltd. Singapore (2005-2006), anggota Majelis Kehormatan-IAI (2002-2006), Komite Audit-PT Asuransi Bintang Tbk (2000-2004), Pengajar di Program MAKSI-FEUI (1998-2004), Ketua DSAK-IAI (2000-2002), Komite Audit-PT BRI Tbk (2001-2002), Komite Audit-BPPN (2000-2002), Anggota DSAK-IAI (1994-2000 dan 1990-1992), Pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Katholik Atma Jaya (1985-1990), Akuntan Publik, Siddharta & Siddharta, a member of KPMG (1998-2000), Akuntan Publik, Siddharta & Siddharta, a member of Coopers & Lybrand (1985-1998).

Sucipto Maridjan Direktur External Affair

Warga Negara Indonesia, 53 Tahun, Lahir di Tanjung Pinang, 12 Juli 1959.

Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di Universitas Nasional Jakarta pada tahun 1988.

Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak tahun 2012. Saat ini juga menjabat sebagai Komisaris GMIT (1 Januari 2013-sekarang), Direktur PPM (7 Januari 2013-sekarang), Direktur PMP (7 Januari 2013-sekarang), Direktur ANJA (1 September 2012-sekarang), Direktur SMM (1 September 2012-sekarang), Direktur KAL (1 September 2012-sekarang), Direktur ANJAP (1 September 2012-sekarang), Presiden Direktur AANE (1 Agustus 2012-sekarang), Direktur DGI (30 Agustus 1999-sekarang), Direktur PT Puncakjaya Power (1998-sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Presiden Direktur PT Cibaliung Sumberdaya (2000-2007), Presiden Komisaris PT Tambang Tondano Nusajaya (2000-2007), Presiden Komisaris Meares Soputan Mining (2000-2007), Presiden Direktur PT Torah Antareja Mining (1997-2003), Presiden Direktur PT Eastara Melawi Minerals (1997-2003), Direktur Newcrest Mining Ltd., Australia (1991-1997), Direktur Muswellbrooke Energy & Minerals/Ashton Mines (1986-1991), Direktur PT Erba Corporation (1983-1986).

Page 110: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

86

AchmadHadiFauzan Direktur Risk&Compliance/DirekturTidakTerafiliasi

Warga Negara Indonesia, 52 Tahun, Lahir di Pasuruan, 28 Februari 1961.

Menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata 1 (Bachelor of Arts) di Kennedy Western University, USA pada tahun 1998 dan Sarjana Strata 2 (Master of Business Administration) dari dari Kennedy Western Univeristy, USA pada tahun 2001. Menjabat sebagai Direktur Perseroan sejak bulan Februari tahun 2013. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Aek Tarum (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Gunung Tua Abadi (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Telaga Hikmah (9 Januari 2012-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Mutiara Bunda Jaya (9 Januari 2012-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Binasawit Makmur (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Sawit Selatan (2 Februari 2012-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Sungai Menang (18 Mei 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Selatanjaya Permai (2 Februari 2012-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Tania Binatama (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Sungai Rangit (19 Januari 2012-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Usaha Agro Indonesia (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Pertiwi Lenggara Agromas (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Lanang Agro Bersatu (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Sampoerna Bio Fuels (18 Mei 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT National Sago Prima (18 Mei 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Pertiwi Agro Sejahtera (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Nusantara Sago Prima (18 Mei 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Wawasan Kebun Utama (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Pangan Agro Nusantara (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Palma Timur Sejahtera (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Sentosa Timur Palma (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Palma Timur Sentosa (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Usaha Agro Sejahtera (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Usaha Agro Jaya (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Industri Hutan Unggul (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Industri Hutan Lestari (13 Desember 2011-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Hutan Ketapang Industri (11 Juni 2012-1 Februari 2013), Direktur Utama PT Tebar Tandan Tenerah (21 Mei 2012 2011-1 Februari 2013), Direktur Corporate Affairs (Departemen Legal, Departemen Investor Relations, Departemen Land Acquisitions dan Departemen CSR ) / Chief Operating Officer – Non Palm Oil Operations PT Sampoerna Agro Tbk. (Juni 2010-November 2012), Direktur Corporate Affairs (Corporate Secretary, Legal, Investor Relations, Departemen Land Acquisitions dan Departemen CSR ) PT Sampoerna Agro Tbk. (Agro Business Company) (Juni 2008-Mei 2010), Direktur Corporate Affairs (Departemen Communication, Departemen Regulatory, Government Relations, Departemen CSR) PT HM Sampoerna Tbk. (Januari 2007-Mei 2008), Direktur Corporate Affairs Philip Morris International (Lausanne-Switzerland) (September 2007-Desember 2007), Direktur Government and Community Relations (Departemen Government Relations dan Departemen Community Relations) PT HM Sampoerna Tbk. (Jakarta) (Juni 2005-Agustus 2007), Direktur General Affairs (Government, Community, Security dan Facility Management) PT HM Sampoerna Tbk. (Surabaya) (November 2003-Mei 2005), Senior Manajer Human Resources dan Industrial Relations PT HM Sampoerna Tbk. (Surabaya) (Januari 2000-Oktober 2003), Senior Manajer Operations dan Manufacturing (Mei 1995-September 2003).

Page 111: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

87

Komite Audit

Sesuai dengan Peraturan No. IX.I.5 dan berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 001/ANJ/2013 tanggal 6 Februari 2013, Dewan Komisaris Perseroan membentuk Komite Audit, dengan susunan sebagai berikut :

Ketua : DR.ArifinMohamedSiregarAnggota : DR. Danrivanto Budhijanto Anggota : Muljawati Chitro, S.E., CPA

Para anggota Komite Audit Perseroan diangkat untuk jangka waktu sejak tanggal 6 Februari 2013 dan akan berakhir pada penutupan RUPS tahunan ketiga sejak 17 Januari 2013, kecuali apabila diberhentikan lebih awal oleh Dewan Komisaris Perseroan.

DR. Danrivanto Budhijanto

Warga Negara Indonesia, 41 Tahun, Lahir di Cimahi, 14 November 1971.

Menyelesaikan pendidikan Sarjana Hukum dari Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 1995, Sarjana Strata 2 (Master) di bidang Information Technology Law dari The John Marshall Law School, Chicago, Amerika Serikat pada tahun 2003 dan Sarjana Strata 3 (Doktorat) di bidang Ilmu Hukum dari Universitas Padjajaran Bandung pada tahun 2009.

Menjabat sebagai Anggota Komite Audit Perseroan sejak 2013. Saat ini menjabat Arbiter Terdaftar (Listed Arbitrator) pada Badan Arbitrase dan Mediasi Hak Kekayaan Intelektual (BAM HKI) Jakarta (Desember 2011-sekarang), Arbiter Terdaftar (Listed Arbitrator) pada Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) Jakarta (Oktober 2010-sekarang), Dosen Program Pascasarjana Universitas Padjajaran Bandung (November 2003-sekarang), Dosen Fakultas Hukum Universitas Padjajaran Bandung (Juli 1998-sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Anggota Komite Regulasi Telekomunikasi-Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Mei 2009-Mei 2012), Anggota Komite Audit pada PT Kimia Farma, Tbk. (Persero) (November 2001-Januari 2012), Dosen pada Program Magister Manajemen di Sekolah Manajemen dan Bisnis Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) (Maret 2007-November 2008), Dosen pada Program Magister Manajemen Telekomunikasi di Institut Manajemen Telkom, Bandung (Juli 2005-Agustus 2008), Associate Lawyer pada Makes & Partners Law Firm (Juni 1995-Mei 1997).

Muljawati Chitro, S.E., CPA

Warga Negara Indonesia, 46 Tahun, Lahir di Jakarta, 27 Februari 1967.

Menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di Universitas Atmajaya pada tahun 1990 dan Sarjana Strata 2 di bidang Keuangan dari PPM pada tahun 2002.

Menjabat sebagai Anggota Komite Audit Perseroan sejak 2013. Saat ini menjabat sebagai Partner pada Kantor Akuntan Publik Muljawati, Rini & Rekan (Desember 2000-sekarang), Anggota Komite Audit PT Asuransi Wana Artha (Juni 2011-sekarang) dan Anggota Komite Audit PT Samudra Indonesia Tbk (Oktober 2009-sekarang). Sebelumnya menjabat sebagai Penanggung Jawab Bagian Pendidikan pada Institut Akuntan Publik Indonesia (Mei 2005-Desember 2012), Anggota Komite Audit PT Asuransi Bintang Tbk (Oktober 2005-Juni 2010), Anggota Komite Audit PT Century Textile Industry Tbk (Januari 2002-March 2008), Anggota Komite Audit PT Metrodata Tbk (Oktober 2002-April 2003), Associate Partner pada Kantor Akuntan Publik Siddharta, Siddharta & Widjaja (Oktober 1988-Juni 2000).

Page 112: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

88

Hak dan Wewenang Komite Audit adalah sebagai berikut:

1. Kepada anggota baru Komite Audit diberikan orientasi atau program pengenalan peran, tanggung jawab dan kerangka kerja Komite Audit.

2. Komite Audit menerima otoritas dan penugasan dari Dewan Komisaris dengan memperhatikan perundangan dan peraturan yang terkait.

3. Dalam menjalankan tugasnya Komite Audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, aset serta sumber daya Perusahaan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.

4. Jikaterjadikasus/indikasipenyimpangandanperlumeneliti/mengklarifikasikasus-kasustersebutmaka Komite Audit, berdasarkan surat tugas dari Komisaris, memiliki hak akses penuh atas informasi yang ada di perusahaan dari Direksi, audit internal dan semua satuan organisasi perusahaan.

5. Komite Audit dengan persetujuan Komisaris dapat meminta saran dan bantuan dari tenaga ahli dan profesional lain yang dirasakan perlu untuk melaksanakan tugasnya atas beban Perusahaan.

Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit adalah sebagai berikut:

1. Komite Audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atauhal-halyangdisampaikanolehDireksi,mengidentifikasihal-halyangmemerlukanperhatianKomisaris dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, termasuk hal hal sebagai berikut:a. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur review yang memuaskan terhadap informasi yang

disampaikan/diterbitkan Perusahaan, antara lain laporan keuangan berkala, proyeksi dan informasi keuangan lainnya, dan disampaikan kepada pemegang saham.

b. Menilai perencanaan, pelaksanaan serta hasil audit yang dilakukan oleh SPI (auditor internal) maupun auditor eksternal untuk memastikan bahwa pelaksanaan prosedur audit dan pelaporan audit para auditor sesuai dengan standar audit yang berlaku.

c. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian intern perusahaan serta pelaksanaannya.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris sepanjang masih dalam lingkup tugas dan kewajiban Komisaris.

2. Komite Audit menerima dan meninjau program/rencana kerja tahunan internal auditor yang dibuat oleh SPI serta memberikan masukan kepada Dewan Komisaris.

3. Komite Audit wajib menjaga kerahasiaan dokumen dan informasi mengenai Perusahaan selamanya.

Piagam Unit Audit Internal

Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.7 dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 001/ANJ/2013 tanggal 6 Februari 2013, Direksi Perseroan membentuk Unit Audit Internal di bawah Kendali Satuan Pengawas Internal. Adapun susunan Unit Audit Internal pada saat Prospektus ini diterbitkan adalah sebagai berikut:

Ketua : Achmad Hadi Fauzan Anggota : Airlangga DjatiAnggota : Wibowo Wijaya

Page 113: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

89

Sekretaris Perusahaan

Sesuai dengan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.4 dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 001/FAD/ANJ/2013 tertanggal 3 Januari 2013, Perseroan telah mengangkat Naga Waskita sebagai Sekretaris Perusahaan.

Fungsi jabatan Sekretaris Perusahaan adalah membantu Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama dalam menyelenggarakan kegiatan di bidang Tata Usaha Perusahaan, Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), Pengelolaan Gedung Kantor Pusat dan Perlengkapan Perusahaan.

Bidang tugas Sekretaris Perusahaan antara lain:- Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang

pasar modal;- Memberikan pelayanan atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan

kondisi Perseroan;- Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-undang

Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya; dan- Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan OJK dan masyarakat.

6. Sumber Daya Manusia

Menurut Jenjang Pendidikan

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012PerseroanDiploma ke atas 28 26 12SMU dan sederajat 5 5 0Di bawah SMU - - -Jumlah 33 31 12

Entitas Anak Diploma ke atas 276 335 478SMU dan sederajat 1.562 1.796 1.981Di bawah SMU 2.139 2.105 2.409Jumlah 3.977 4.236 4.868

Menurut Jenjang Manajemen

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012PerseroanDirektur 2 2 3General Manager/Vice President 3 3 1Senior Manager / Manager 7 7 2Senior Staf / Supervisor / Staf 16 14 6Buruh / Pekerja 5 5 -Jumlah 33 31 12

Entitas Anak Direktur 6 8 7General Manager/Vice President 12 12 13Senior Manager / Manager 40 46 59Senior Staf / Supervisor / Staf 197 247 289Buruh / Pekerja 3.722 3.923 4.500Jumlah 3.977 4.236 4.868

Page 114: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

90

Menurut Jenjang Usia

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Perseroan> 55 tahun 1 3 341 - 55 tahun 16 15 325 - 40 tahun 16 13 5< 25 tahun - - 1Jumlah 33 31 12

Entitas Anak > 55 tahun 43 36 2141 - 55 tahun 1.480 1.171 1.24225 - 40 tahun 1.896 2.488 2.688< 25 tahun 558 541 917Jumlah 3.977 4.236 4.868

Menurut Status Kontrak

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012PerseroanPegawai Tetap 33 31 9Pegawai Tidak Tetap - - -Jumlah 33 31 12

Entitas Anak Pegawai Tetap 3.977 4.236 4.868Pegawai Tidak Tetap - - -Jumlah 3.977 4.236 4.868

Perseroan memberikan paket remunerasi yang kompetitif kepada pekerja perkebunan dan Perseroan merupakan salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit pertama di Pulau Belitung yang memperkenalkan skema bonus bagi pekerja yang dibayarkan berdasarkan produktivitas dan kinerja individu. Setiap pemanen TBS bekerja dengan sistem insentif, di mana mereka menerima bonus untuk tercapainya kinerja tertentu, yaitu jika mereka memanen TBS yang melebihi jumlah target tertentu yang ditetapkan untuk masing-masing perkebunan. Apabila mereka tidak mencapai tingkat target terendah, mereka hanya menerima gaji pokok yang sama dengan upah minimum daerah di tempat mereka bekerja. Di sisi lain, mereka dapat memperoleh bonus lebih besar berdasarkan tingkatan target yang tercapai.

Perseroan memiliki skema retensi untuk memberikan insentif bagi beberapa karyawan Perseroan untuk tetap bekerja di Perseroan. Skema retensi tersebut terdiri dari program kepemilikan mobil, program kepemilikan rumah, program kepemilikan sepeda motor dan program kepemilikan komputer.

SebagaibagiandariinisiatifPerseroanuntukmeningkatkanefisiensioperasionaldanretensikaryawan,Perseroan berinvestasi dalam program pelatihan dan peningkatan taraf hidup karyawan, termasuk penyediaan fasilitas perumahan berkualitas baik, fasilitas kesehatan, fasilitas rekreasi dan fasilitas pendidikan anak. Selain menyediakan fasilitas dasar seperti perumahan, air dan layanan tertentu lainnya tanpa biaya kepada karyawan, Perseroan telah membangun fasilitas rekreasi dan fasilitas lainnya bagi karyawan di perkebunan. Selain itu, Perseroan menyediakan layanan kesehatan gratis, mempekerjakan seorang dokter di masing-masing perkebunan bersama dengan tenaga medis yang berkualitas di poliklinik. Perseroan juga memberikan nutrisi tambahan bagi anak-anak karyawan untuk membantu menghilangkan jumlah anak kurang gizi di sekitar perkebunan. Fasilitas penitipan anak juga diberikan kepada karyawan sehingga kedua orang tua dapat bekerja di perkebunan.

Page 115: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

91

Perseroan menyediakan pelatihan teknis dan keahlian manajemen untuk karyawan. Untuk karyawan non-staf,Perseroanmenyediakanpelatihanteknisuntukmeningkatkanefisiensioperasional.KebijakanPerseroan untuk investasi dalam pelatihan bagi karyawan staf dan non-staf telah menghasilkan lebih dari 7.432 peserta program pelatihan teknis, pelatihan manajerial, pembangunan budaya perusahaan dan seminar umum pada tahun 2010 sampai 2012. Pada tahun 2004, Perseroan telah mendirikan sebuah pusat pelatihan di Binanga untuk melatih staf dalam berbagai aspek operasional Perseroan. Perseroan juga berencana untuk membangun sebuah fasilitas pusat pelatihan di Perkebunan Pulau Belitung sebagai bagian dari program pelatihan manajemen Perseroan.

Perseroan terdaftar dalam dan memberikan kontribusi kepada Jamsostek. Selain itu, Perkebunan Pulau Belitung memiliki serikat pekerja, yang berhubungan dengan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Pada tanggal 31 Desember 2012, sekitar 67% karyawan tetap Perseroan terdaftar dengan SPSI. Perseroan menegosiasikan perjanjian bersama dengan serikat pekerja di Perkebunan Pulau Belitung setiap dua tahun sekali dan perjanjian yang ada saat ini akan berakhir pada tanggal 17 November 2013. Tidak ada perbedaan dalam hal gaji atau manfaat lainnya yang diterima oleh anggota serikat dan non-anggota serikat.

Tenaga Kerja Asing (TKA)

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan dan Entitas Anak mempekerjakan 7 (tujuh) orang tenaga kerja asing dengan keterangan sebagai berikut:

No. Nama Warga Negara

Keahlian No. KITAS Masa Berlaku No. IMTA Masa Berlaku

1. Koh Bing Hock Malaysia Direktur Utama 2C21JE0886 – M 30 Juni 2013 26554/MEN/P/IMTA/2012

12 Juli 2013

2. Ho Chew An Malaysia President Director

2C21JE3775 – M 9 Januari 2014 26760/MEN/P/IMTA/2012

9 Januari 2014

3. Joseph Simpson Poustie Gomez

Malaysia Senior General Manager

2C11JB0034 – M 3 Januari 2014. 05577/MEN/B/IMTA/2013

8 Januari 2014

4. Philip Liu Chern Khang

Malaysia Senior General Manager

2C11HD0004-L 11 Februari 2013 07126/MEN/B/IMTA/2012

11 Februari 2013 (1)

5. MD Akhir Bin Man Malaysia Senior General Manager

2C21JE3362 – M 26 Januari 2014 000296/MEN/P/IMTA/2003

26 Januari 2014

6. Wagner Thomas Gunter Clemens

Jerman Direktur Business Development

2C21JE7481AL 31 Desember 2013

22441/MEN/P/IMTA/2012

31 Desember 2013

7. Aloysius D Cruz Malaysia Business Development Director

2C11G10076 – L 1 Juni 2013 24351/MEN/B/IMTA/2012

1 Juni 2013

Catatan: (1) sedang dalam proses perpanjangan.

Remunerasi

Remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi ditetapkan oleh Komite Remunerasi yang anggotanya terdiri dari beberapa anggota Dewan Komisaris yang mewakili pemegang saham dan bebera pa anggota Direksi.

Remunerasi, yaitu jumlah imbalan kerja jangka pendek maupun jangka panjang yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi per 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 masing-masing sebesar USD8.522.013, USD3.363.307 dan USD5.930.990.

Page 116: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

92

7. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Perseroan saat ini adalah sebagai berikut:

Komite Audit Direktur Utama

Direktur Risk & Compliance

Anggota Internal Audit

Internal Audit

Direktur External Affair

DepartemenPertanahan

Manajer UrusanCSR

Wakil DirekturKeuangan

DepartemenPerizinan

Wakil Direktur Utama

Manajer Legal

General ManajerPengembangan Usaha

Manajer SDMManajer

PengembanganOrganisasi

ManajerPelatihan

ManajerBagian UmumPenggajian Pelaporan

Keuangan / Akuntansi dan

Perpajakan

Treasury TeknologiInformasi

SekretarisPerusahaan

Dewan Komisaris

General Manajer

SDM & GA

RUPS

Page 117: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

93

8.

Stru

ktur

Kep

emili

kan

Pers

eroa

n da

n En

titas

Ana

k

Stru

ktur

kep

emili

kan

Per

sero

an d

an E

ntita

s A

nak

saat

ini a

dala

h se

baga

i ber

ikut

:

ANJA

(99,

996%

)

ANJA

S (1

)

(99,

998%

)GS

B (2

)

(95,

00%

)

SMM

(3)

(99,

996%

)

KAL(4

)

(99,

95%

)

PPM

(2)

(95,

00 %

)

PMP

(2)

(95,

00 %

)

PI(2

0,00

%)

SSM

(5)

95,0

0%

ATI

(99,

998%

)

20,0

0%SK

PI

AM(1

5,87

%) 20,0

0%

BPSM(9

9,99

6%)

LSP

(51,

00%

)

ANJA

P (6

)

(99,

50%

)AA

NE

(98,

99%

)

DGI

(99,

998%

)

CGSS

(5,0

0%)

PJP

(14,

288%

)

MLI

I(1

1,88

%)

PMN

(99,

999 %

)

GMIT

(99,

999%

)

MDN

(44,

7935

%)

Geor

ge S

antos

aTa

hija

(5,2

0805

%)

Sjak

onGe

orge

Tahi

ja(5

,204

9%)

Yaya

san

Tahi

ja(0

,000

05%

)

Geor

ge

Sant

osaT

ahija

(50,

00%

)

Laur

el C

laire

Pe

kar T

ahija

(49,

9982

%)

Julia

Pra

tiwi

Tahi

ja(0

,001

8%)

Sjak

onGe

orge

Ta

hija

(75,

00%

)

Shel

ley L

aksm

anTa

hija

(10,

00%

)

Cynt

hia J

ean

Tahi

ja(5

,00%

)

AKJ

(44,

7935

%)

Kris

na A

rinan

da

Tahi

ja(5

,00%

)

Nina

Ary

ana

Tahi

ja(5

,00%

)

Ca

tata

n:

(1) A

NJA

mem

iliki 9

9,99

8% d

an S

MM

mem

iliki 0

,002

%.

(2

) ANJ

A m

emilik

i 95,

00%

dan

Per

sero

an m

emilik

i 5,0

0% se

cara

lang

sung

.

(3) A

NJA

mem

iliki 9

9,99

6% d

an P

erse

roan

mem

iliki 0

,004

% se

cara

lang

sung

.

(4) A

NJA

mem

iliki 9

9,95

% d

an S

MM

mem

iliki 0

,05%

.

(5) P

I mem

iliki 9

5,00

% d

an P

erse

roan

mem

iliki 1

,00%

seca

ra la

ngsu

ng.

(6

) Per

sero

an m

emilik

i 99,

5% se

cara

lang

sung

dan

SM

M m

emilik

i 0,5

%.

Kete

rang

an

AANE

:

PT A

ustin

do A

ufwind

New

Ene

rgy

AKJ

: PT

Aus

tindo

Ken

cana

Jaya

AM

:

PT A

gro M

uko

ANJ

: PT

Aus

tindo

Nus

antar

a Jay

a Tbk

. AN

JA

: PT

Aus

tindo

Nus

antar

a Jay

a Agr

i AN

JAP

: PT

ANJ

Agr

i Pap

ua

ANJA

S :

PT A

ustin

do N

usan

tara J

aya A

gri S

iais

ATI

: PT

Ace

h Tim

ur In

done

sia

BP

: PT

Bila

h Plan

tindo

CG

SS

: PT

Che

vron G

eothe

rmal

Suoh

Sek

incau

DG

I :

PT D

araja

t Geo

therm

al Ind

ones

ia GM

IT

: PT

Gad

ing M

as In

done

sian T

obac

co

GSB

: PT

Gale

mpa S

ejahte

ra B

ersa

ma

KAL

: PT

Kay

ung A

gro L

estar

i LS

P :

PT Le

stari S

agu P

apua

ML

II :

PT M

oon L

ion In

dustr

ies In

done

sia

MDN

: PT

Mem

impin

Den

gan N

uran

i PI

:

PT P

angk

atan I

ndon

esia

PJP

: PT

Pun

cakja

ya P

ower

PM

N :

PT

Prim

a Mi

tra

Nusa

tama

(dala

m lik

uidas

i) PM

P :

PT P

utera

Man

ungg

al Pe

rkasa

PP

M :

PT P

erma

ta Pu

tera M

andir

i SK

PI

: PT

Sim

pang

Kiri

Plan

tation

Indo

nesia

SM

:

PT P

erus

ahaa

n Pe

rtania

n Pe

rkebu

nan,

Pe

rindu

strian

dan

Per

daga

ngan

Sur

ya

Makm

ur (P

T Su

rya M

akmu

r) SM

M :

PT S

ahab

at Me

wah d

an M

akmu

r SS

M :

PT S

emba

da S

enna

h Maju

Page 118: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

94

9. Hubungan Kepengurusan dan Pengawasan

Nama Perseroan ANJA ANJAP ANJAS AANE ATI DGI GSB GMIT KAL LSP PPM PMP SM SMMAdrianto M. Reksohadiprojo KU / KIGeorge Santosa Tahija K KU KU KU PK K KU KU KU KU PK PK K KUSjakon George Tahija KArifinM.Siregar KIAnastasius Wahyuhadi K K K K K D K K K K K D KIstama T. Siddharta KJosep Kristiadi KISuwito Anggoro DU K K K K K K K DU K K KIstini Tatiek Siddharta WDU K K K K K K K K KSucipto Maridjan D D D D PD D D K D D D DAchmad Hadi Fauzan DTTCatatan:PK / KU: Presiden Komisaris / Komisaris Utama, K: Komisaris, KI: Komisaris Independen, PD / DU: Presiden Direktur / Direktur Utama,WDU:WakilDirekturUtama,D:Direktur,DTT:DirekturTidakTerafiliasi

10. Keterangan Mengenai Entitas Anak dan Entitas Asosiasi

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki penyertaan secara langsung maupun tidak langsung pada 15 (lima belas) Entitas Anak dan 8 (delapan) Entitas Asosiasi. Informasi mengenai PT Permata Putera Mandiri (”PPM”) dan PT Putera Manunggal Perkasa (”PMP”) yang diakuisisi oleh Perseroan pada tanggal 7 Januari 2013 telah disertakan sebagai informasi di dalam Prospektus ini dalam rangka Penawaran Perdana Saham Perseroan.

A. Keterangan Mengenai Entitas Anak

No. Nama Perusahaan Kedudukan Lokasi

Kegiatan UsahaKegiatan

Usaha

Kepemilikan (secara langsung maupun tidak

langsung)

Status Operasional

Tahun Penyertaan

Entitas Anak

1. ANJA Indonesia Binanga, Sumatera Utara

Perkebunan Kelapa Sawit

99,996% (langsung) Beroperasi 2000

2. ANJAP Indonesia Sorong Selatan, Papua Barat

Agribisnis Sagu

99,50% (langsung) & 0,50% (tidak langsung

melalui SMM)Beroperasi 2007

3. ANJAS Indonesia Angkola Selatan, Sumatera Utara

Perkebunan Kelapa Sawit

99,998% (tidak langsung melalui ANJA) & 0,002% (tidak langsung melalui

SMM)

Beroperasi 2004

4. AANE Indonesia Belitung Energi Terbarukan 98,99% (langsung) Beroperasi 2008

5. ATI Indonesia Jakarta Agribisnis 99,998% (langsung) Beroperasi 1998

6. DGI Indonesia Darajat, Jawa Barat

Energi Terbarukan 99,998% (langsung) Beroperasi 1997

7. GSB IndonesiaEmpat Lawang,

Sumatera Selatan

Perkebunan Kelapa Sawit

95,00% (tidak langsung melalui ANJA) & 5,00%

(langsung)Beroperasi 2012

8. GMIT Indonesia Jember, Jawa Timur Agribisnis 99,999% (langsung) Beroperasi 1976

9. KAL Indonesia Ketapang, Kalimantan Barat

Perkebunan Kelapa Sawit

99,95% (tidak langsung melalui ANJA) & 0,05% (tidak langsung melalui

SMM)

Beroperasi 2005

Page 119: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

95

No. Nama Perusahaan Kedudukan Lokasi

Kegiatan UsahaKegiatan

Usaha

Kepemilikan (secara langsung maupun tidak

langsung)

Status Operasional

Tahun Penyertaan

10. LSP Indonesia Sorong Selatan, Papua Barat

Agribisnis Sagu

51,00% (tidak langsung melalui ANJAP) Beroperasi 2011

11. PPM Indonesia Sorong Selatan, Papua Barat

Perkebunan Kelapa Sawit

95,00% (tidak langsung melalui ANJA) & 5,00%

(langsung)Beroperasi 2013

12. PMP IndonesiaSorong Selatan dan Maybrat, Papua Barat

Perkebunan Kelapa Sawit

95,00% (tidak langsung melalui ANJA) & 5,00%

(langsung)Beroperasi 2013

13. SM Indonesia Medan, Sumatera Utara Agribisnis 99,996% (langsung) Beroperasi 1998

14. SMM Indonesia BelitungPerkebunan

Kelapa Sawit

99,996% (tidak langsung melalui ANJA) & 0,004%

(langsung)Beroperasi 2003

15. PMN (dalam likuidasi) (1) Indonesia Jakarta Jasa

Keuangan 99,999% (langsung) Tidak Beroperasi 1993

Catatan: (1) Perseroan memutuskan untuk melikuidasikan PMN karena maksud dan tujuan pendirian PMN yakni bergerak di bidang jasa konsultasi manajemen, keuangan dan penanaman modal sudah tidak sesuai dengan kegiatan usaha Perseroan dan Entitas Anak pada saat ini.

A1. PT Austindo Nusantara Jaya Agri (”ANJA”)

PendiriandanKegiatanUsaha

ANJA merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia dan berkedudukan di Medan. ANJ Agri didirikan berdasarkan Akta No. 14 tanggal 20 Maret 1986, sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No. 25 tanggal 24 Desember 1986, keduanya dibuat di hadapan Marah Sutan Nasution, S.H., Notaris di Medan. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. C2-20991HT.01-01.Th.87 tanggal 12 Maret 1987, didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan di bawah No. 68/PT/Prob/1987, tertanggal 4 Mei 1987 dan diumumkan dalam Berita Negara Repulik Indonesia No. 23 tanggal 21 Maret 1995, Tambahan No. 2658.

Anggaran Dasar ANJA telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir Anggaran Dasar ANJA dimuat dalam Akta No. 95 tanggal 28 Januari 2013, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan tugas dan wewenang Direksi. Akta tersebut telah diterima dan dicatat dalam database Sisminbakum berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH.01.10-02984 tanggal 4 Februari 2013 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan No. AHU-0007120.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 4 Februari 2013.

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar ANJA, maksud dan tujuan ANJA adalah berusaha dalam bidang perkebunan kelapa sawit terpadu dengan pengolahannya menjadi minyak mentah (crude palm oil) dan inti sawit (kernel).

Kegiatan usaha ANJA adalah (i) menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit beserta unit pengolahannya untuk memproduksi minyak sawit mentah dan inti sawit; (ii) memproduksi produk-produk turunan dari minyak sawit mentah dan pengolahannya, di antaranya tetapi tidak terbatas pada bahan bakar nabati yang berasal dari minyak sawit mentah, limbah hasil pengolahan pabrik kelapa sawit dan gas methane; dan (iii) memasarkan dan menjual produk minyak sawit mentah dan inti sawit, serta memasarkan dan menjual produk-produk turunan dari minyak sawit mentah dan pengolahannya di antaranya tetapi tidak terbatas pada limbah hasil pengolahan pabrik kelapa sawit dan gas methane yang dihasilkan dari padanya.

Page 120: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

96

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta No. 16 tanggal 4 Juli 2012, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta jo. Akta No. 36 tanggal 24 September 2012, dibuat di hadapan Kartika Hendrawan, S.H., pengganti Esther Mercia Sulaiman S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi ANJA adalah:

Dewan KomisarisKomisaris Utama : George Santosa TahijaKomisaris : Suwito AnggoroKomisaris : Anastasius WahyuhadiKomisaris : Istini Tatiek Siddharta

Dewan DireksiDirektur Utama : Koh Bing HockDirektur : Nopri PitoyDirektur : Aloysius D CruzDirektur : Sebastianus Yangmarga YeoDirektur : Sucipto Maridjan

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta No. 29 tanggal 8 Juli 2011, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta jo. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 84 tanggal 22 November 2012, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham ANJA adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamNilai Nominal Rp100,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 10.000.000.000 1.000.000.000.000,00Modal Ditempatkan dan Disetor:Perseroan 2.525.428.924 252.542.892.400,00 99,996Koh Bing Hock 100.000 10.000.000,00 0,004Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 2.525.528.924 252.552.892.400,00 100,000Saham Dalam Portepel 7.474.471.076 747.447.107.600,00

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting ANJA yang berasal dari laporan keuangan konsolidasian untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Laporan keuangan konsolidasian ANJA untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, telah diaudit oleh oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Aset Lancar 58.973 41.643 54.628Aset Tidak Lancar 117.013 134.196 152.307Total Aset 175.986 175.839 206.935Liabilitas Jangka Pendek 12.557 19.155 22.467Liabilitas Jangka Panjang 6.582 7.008 9.570Total Liabilitas 19.139 26.163 32.037Ekuitas 156.847 149.676 174.898Total Liabilitas & Ekuitas 175.986 175.839 206.935

Page 121: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

97

Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011

Jumlah aset lancar akhir tahun 2012 meningkat sebesar USD13,0 juta atau sebesar 31,2% akibat peningkatan kas dan setara kas dari hasil operasi perusahaan.

Jumlah liabilitas jangka panjang meningkat sebesar USD2,6 juta atau sebesar 36,6% akibat dari utang sewa pembiayaan mesin dan peralatan yang berasal dari transaksi jual dan sewa kembali.

Tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010

Jumlah liabilitas jangka pendek pada tahun 2011 meningkat sebesar USD6,6 juta atau 52,5% disebabkan peningkatan utang pajak dan biaya masih harus dibayar. Peningkatan utang pajak terkait dengan peningkatan laba sebelum pajak.

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian

(dalam USD ribu)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

Penjualan bersih 115.231 154.349 154.586Beban pokok penjualan (54.128) (74.116) (78.033)Laba kotor 61.102 80.233 76.553Beban umum dan penjualan, serta pendapatan (beban) lain lain (9.076) (12.786) (11.121)Laba sebelum pajak 52.026 67.447 65.432Beban pajak (12.825) (18.262) (17.439)Laba bersih tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan 39.201 49.185 47.993

Tahun berakhir tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2010

Penjualan bersih tahun 2011 meningkat sebesar USD39,1 juta atau 33,9% karena peningkatan volume produksi dan peningkatan harga minyak kelapa sawit.

Beban pokok penjualan tahun 2011 meningkat sebesar USD20,0 juta atau 36,9% karena peningkatan volumeproduksidanpengaruhinflasi.

Beban umum dan penjualan serta pendapatan (beban) lain-lain meningkat sebesar USD3,7 juta atau 40,9% karena peningkatan biaya profesional dan biaya karyawan.

Peningkatan beban pajak sebesar USD5,4 juta atau 42,4% terkait dengan peningkatan laba sebelum pajak.

A2. PT ANJ Agri Papua (”ANJAP”)

PendiriandanKegiatanUsaha

ANJAP merupakan suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta Selatan yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di Republik Indonesia. ANJAP didirikan berdasarkan Akta Pendirian ANJAP No. 30 tanggal 26 Juni 2007 yang dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W7-10308 HT.01.01-TH.2007 tanggal 18 September 2007, didaftarkan pada Daftar Perusahaan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan sesuai dengan UUWDP dengan TDP No. 090315153878 pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Selatan dengan Nomor Pendaftaran 2256/BH.09.03/X/2007 tanggal 24 Oktober 2007 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 51 tanggal 24 Juni 2008, Tambahan No. 9797.

Page 122: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

98

Pada tahun 2008, ANJAP mengubah statusnya dari semula perusahaan swasta nasional menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (“PMA”) berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Para Pemegang Saham No. 01 tanggal 8 Mei 2008, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, yang mendapat persetujuan dari Menkumham berdasarkan keputusan No. AHU-25193.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 14 Mei 2008 didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT dengan No. AHU-0036916.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 14 Mei 2008, dan telah memperoleh Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan ANJAP dari Menkumham dan dicatat dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum berdasarkan Surat No. AHU-AH.01.10-12228 tanggal 19 Mei 2008 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT dengan No. AHU-0038528.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 19 Mei 2008.

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar ANJAP yang tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 19 tanggal 5 Agustus 2010 sebagaimana ditegaskan kembali berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham ANJAP No. 102 tanggal 30 September 2010, keduanya dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, maksud dan tujuan ANJAP adalah bergerak di bidang pengusahaan hutan bukan kayu lainnya (sagu) dan industri berbagai macam pati palma (sagu).

Kegiatan usaha ANJAP adalah (i) menjalankan dan melaksanakan usaha pengusahaan hutan bukan kayu lainnya (sagu) dalam arti luas, termasuk namun tidak terbatas pada perkebunan sagu; (ii) menjalankan pemasaran dan penjualan produk-produk industri pati palma (sagu); dan (iii) menjalankan dan melaksanakan usaha perindustrian, seperti industri pengolahan berbagai macam pati palma (sagu).

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham ANJAP No. 98 tanggal 28 Januari 2013, dibuat dihadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi ANJAP adalah:

Dewan KomisarisKomisaris Utama : George Santosa TahijaKomisaris : Anastasius WahyuhadiKomisaris : Istini Tatiek Siddharta Komisaris : Suwito Anggoro

Dewan DireksiDirektur Utama : Ho Chew AnDirektur : Sucipto MaridjanDirektur : Sebastianus Yangmarga YeoDirektur : Yusuf Hady

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta No. 129 tanggal 27 September 2012, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta dan Akta No. 02 tanggal 4 Desember 2012, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham ANJAP adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamNilai Nominal Rp1.000.000,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 400.000 400.000.000.000,00Modal Ditempatkan dan Disetor:Perseroan 327.360 327.360.000.000,00 99,50SMM 1.640 1.640.000.000,00 0,50Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 329.000 329.000.000.000,00 100,00Saham Dalam Portepel 71.000 71.000.000.000,00

Page 123: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

99

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting ANJAP yang berasal dari laporan keuangan konsolidasian untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Laporan keuangan konsolidasian ANJAP untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian

(dalam Rupiah juta)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Aset Lancar 32.321 54.499 137.301Aset Tidak Lancar 7.129 58.843 157.013Total Aset 39.450 113.342 294.314Liabilitas Jangka Pendek 460 5.069 4.382Liabilitas Jangka Panjang - 3.239 6.087Total Liabilitas 460 8.309 10.469Ekuitas 38.990 105.033 283.845Total Liabilitas & Ekuitas 39.450 113.342 294.314

Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011

Jumlah aset lancar pada akhir tahun 2012 meningkat sebesar Rp82,8 miliar atau 151,9% disebabkan oleh peningkatan kas dan setara kas dari peningkatan modal disetor pada akhir tahun 2012.

Jumlah aset tidak lancar pada akhir tahun 2012 meningkat sebesar Rp98,2 miliar atau sebesar 166,8% disebabkan oleh peningkatan aset dalam penyelesaian sehubungan denga pembangunan pabrik di Papua.

Liabilitas jangka panjang meningkat sebesar Rp2,8 miliar atau sebesar 87,9% karena peningkatan kewajiban imbalan pasca kerja. Kenaikan ini disebabkan bertambahnya jumlah karyawan pada tahun 2012, sehubungan dengan meningkatnya aktivitas pembangunan.

Ekuitas meningkat sebesar Rp178,8 miliar atau 170,2% disebabkan oleh peningkatan modal disetor selama tahun 2012.

Tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010

Jumlah aset lancar pada akhir tahun 2011 meningkat sebesar Rp22,2 miliar atau sebesar 68,6% disebabkan oleh peningkatan kas dan setara kas dari peningkatan modal disetor pada tahun 2011.

Jumlah aset tidak lancar pada akhir tahun 2011 meningkat sebesar Rp51,7 miliar atau sebesar 725,4% disebabkan oleh peningkatan aset dalam penyelesaian sehubungan dengan dimulainya pembangunan pabrik pada tahun 2011.

Jumlah liabilitas jangka pendek meningkat pada tahun 2011 sebesar Rp4,6 miliar atau sebesar 1002,0% disebabkan oleh peningkatan biaya karyawan masih harus dibayar.

Jumlah liabilitas jangka panjang pada akhir tahun 2011 meningkat sebesar Rp3,2 miliar dari nihil pada tahun 2010 karena ANJAP baru mengakui kewajiban imbalan pasca kerja pada tahun 2011.

Page 124: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

100

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian

(dalam Rupiah juta)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

Pendapatan 42 310 4.024Beban (7.443) (22.815) (35.260)Rugi sebelum pajak (7.402) (22.505) (31.236)Manfaat pajak 89 7.652 6.580Rugi bersih tahun berjalan (7.313) (14.852) (24.656)

Tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2011

Pendapatan tahun 2012 meningkat sebesar Rp3,7 miliar atau 1.198,1% karena pengakuan laba kurs mata uang asing yang belum direalisasi dari saldo kas.

Beban tahun 2012 meningkat Rp12,4 miliar atau 54,5% karena peningkatan biaya karyawan. Dengan semakin intensifnya pembangunan pabrik di Papua, lebih banyak tenaga kerja dibutuhkan. Selain itu, beban perjalanan dan bahan bakar juga meningkat.

Tahun berakhir tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2010

Pendapatan tahun 2011 meningkat sebesar Rp268,0 juta atau 638,1% karena peningkatan pendapatan bunga dari kas yang berasal dari penambahan modal disetor tahun 2011 dan belum digunakan.

Beban tahun 2011 meningkat sebesar Rp15,4 miliar atau 206,5% karena peningkatan biaya karyawan sehubungan dengan dimulainya pembangunan pabrik di Papua.

A3. PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siais (”ANJAS”)

PendiriandanKegiatanUsaha

ANJAS merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia dan berkedudukan di Medan. ANJAS pertama kali didirikan dengan nama PT Ondop Perkasa Makmur berdasarkan Akta No. 22 tanggal 10 Maret 1998, yang dibuat di hadapan Herman Saptaputra, S.H., Notaris di Medan. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman berdasarkan Surat Keputusan No. C-08963 HT.01.01.TH.2002, tanggal 24 Mei 2002, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan TDP No. 021215108217 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Medan di bawah No. 2213/BH.02.12/XII/2003 tanggal 12 Desember 2003, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 1, tanggal 4 Januari 2005, Tambahan No. 51.

Pada tahun 2010, ANJAS mengubah namanya dari semula PT Ondop Perkasa Makmur menjadi PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siais berdasarkan Akta No. 04 tanggal 2 Maret 2010, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-15127.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 24 Maret 2010 dan telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT dengan No. AHU-0022229.AH.01.09.Tahun 2010 tanggal 24 Maret 2010.

Page 125: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

101

Anggaran Dasar ANJAS telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir Anggaran Dasar ANJAS sebagaimana tercantum dalam Akta No. 97 tanggal 28 Januari 2013, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, sehubungan dengan perubahan tugas dan wewenang Direksi dan Direktur yang berhak mewakili ANJAS. Perubahan Anggaran Dasar ANJAS tersebut telah diterima dan dicatat dalam database Sisminbakum Menkumham perihal penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar SIAIS berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-02833 tanggal 1 Februari 2013 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT dengan No. AHU-0006843.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 1 Februari 2013.

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar ANJAS, maksud dan tujuan ANJAS adalah berusaha dalam bidang perkebunan kelapa sawit terpadu dengan pengolahannya menjadi minyak mentah (crude palm oil) dan inti sawit (kernel).

Kegiatan usaha ANJAS adalah (i) menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit beserta unit pengolahannya untuk memproduksi minyak sawit mentah (crude palm oil) dan inti sawit (kernel); (ii) memproduksi produk-produk turunan dari minyak sawit mentah dan pengolahannya, di antaranya tetapi tidak terbatas pada bahan bakar nabati yang berasal dari minyak sawit mentah, limbah hasil pengolahan pabrik kelapa sawit dan gas methane; dan (iii) memasarkan dan menjual produk minyak sawit mentah dan inti sawit, serta memasarkan dan menjual produk-produk turunan dari minyak sawit mentah dan pengolahannya di antaranya tetapi tidak terbatas pada limbah hasil pengolahan pabrik kelapa sawit dan gas methane yang dihasilkan daripadanya.

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham ANJAS No. 97 tanggal 28 Januari 2013, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi ANJAS adalah:

Dewan KomisarisKomisaris Utama : George Santosa TahijaKomisaris : Anastasius WahyuhadiKomisaris : Istini Tatiek Siddharta Komisaris : Suwito Anggoro

Dewan DireksiDirektur Utama : Koh Bing HockDirektur : Nopri PitoyDirektur : Sebastianus Yangmarga YeoDirektur : Sucipto Maridjan

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PT Ondop Perkasa Makmur No. 06 tanggal 6 Oktober 2009 dan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham ANJAS No. 09 tanggal 2 Februari 2011, yang keduanya dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan pemegang saham adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamNilai Nominal Rp1.000.000,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 800.000 800.000.000.000,00Modal Ditempatkan dan Disetor:ANJA 623.559 623.559.000.000,00 99,998SMM 11 11.000.000,00 0,002Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 623.570 623.570.000.000,00 100,00Saham Dalam Portepel 176.430 176.430.000.000,00

Page 126: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

102

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting ANJAS yang berasal dari laporan keuangan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Laporan keuangan ANJAS untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Laporan Posisi Keuangan

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Aset Lancar 5.072 6.581 11.842Aset Tidak Lancar 60.980 62.062 59.813Total Aset 66.052 68.643 71.655Liabilitas Jangka Pendek 3.922 5.450 4.774Liabilitas Jangka Panjang 434 576 676Total Liabilitas 4.356 6.027 5.450Ekuitas 61.695 62.616 66.205Total Liabilitas & Ekuitas 66.052 68.643 71.655

Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011

Jumlah aset lancar pada akhir tahun 2012 meningkat sebesar USD5,3 juta atau sebesar 79,9% disebabkan oleh peningkatan kas dan setara kas yang berasal dari kas yang diperoleh dari aktivitas operasi.

Tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010

Jumlah liabilitas jangka pendek pada tahun 2011 meningkat sebesar USD1,5 juta atau sebesar 39,0% disebabkan oleh penerimaan uang muka dari pelanggan.

Laporan Laba Rugi Komprehensif

(dalam USD ribu)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

Penjualan 11.549 31,720 35.590Beban Pokok Penjualan (12.029) (25.242) (28.253)Laba kotor (480) 6.478 7.337Beban umum dan administrasi serta pendapatan (beban) lain-lain (1.092) (4.583) (2.084)Laba sebelum pajak (1.572) 1.895 5.253Beban pajak 1.523 (974) (1.597)Laba bersih tahun berjalan (49) 921 3.656

Tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2011

Beban umum dan administrasi serta pendapatan (beban lain-lain) tahun 2012 turun sebesar USD2,5 juta atau 54,5% karena adanya biaya denda pajak atas hasil pemeriksaan PPN yang diakui pada tahun 2011.

Beban pajak meningkat sebesar USD623 ribu atau 64,0% karena peningkatan laba sebelum pajak tahun 2012.

Page 127: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

103

Tahun berakhir tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2010

Penjualan tahun 2011 meningkat sebesar USD20,2 juta atau 174,7% karena penjualan tahun 2010 baru mulai dihasilkan pada pertengahan tahun, sedangkan tahun 2011 penjualan telah dilakukan selama satu tahun penuh.

Beban pokok penjualan meningkat sebesar USD13,2 juta atau 109,8%, sejalan dengan peningkatan penjualan pada tahun 2011.

Beban umum dan administrasi serta pendapatan (beban lain-lain) tahun 2011 meningkat sebesar USD3,5 juta atau 319,7% karena adanya beban denda pajak atas hasil pemeriksaan PPN yang diakui pada tahun 2011.

Beban pajak tahun 2011 berjumlah USD974 ribu, sedangkan pada tahun 2010 terdapat manfaat pajak. Pada tahun 2011, ANJAS telah memiliki laba sebelum pajak, sedangkan tahun 2010, perusahaan mengakuiasetpajaktangguhandarirugifiskal.

A4. PT Austindo Aufwind New Energy (”AANE”)

PendiriandanKegiatanUsaha

AANE merupakan suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta Selatan yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di Republik Indonesia. AANE didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas AANE No. 23 tanggal 11 Agustus 2008, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-74449.AH.01.01.Tahun 2008 tanggal 16 Oktober 2008, didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0096974.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 16 Oktober 2008 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 12 tanggal 10 Februari 2009, Tambahan No. 3893.

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar AANE, yang tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham AANE No. 15 tanggal 5 Februari 2013, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, maksud dan tujuan AANE adalah bergerak dalam bidang produksi dan pemanfaatan energi terbarukan, ketenagalistrikan, dan jasa kehutanan lainnya, khususnya untuk menghasilkan dan jual beli karbon (carbon trade), termasuk: (i) produksi dan pengelolaan energi ramah lingkungan yang menunjang program Mekanisme Pembangunan Bersih (MPB) dalam rangka pengendalian pemanasan global; (ii) memberikan jasa konsultasi perencanaan dan pembangunan fasilitas penghasil energi ramah lingkungan; (iii) pengolahan limbah industri seperti limbah industri kelapa sawit, tapioka, gula dan limbah industri lainnya sepanjang dapat dijadikan energi ramah lingkungan dan/atau langsung dari sumber yang ramah lingkungan seperti panas bumi, angin, panas matahari dan sebagainya; serta (iv) memanfaatkan seluruh pengetahuan dalam bidang pembaharuan energi dan praktek-praktek agrikultur sehubungandenganpenelitiandanpengembangankarya-karyauntukmemperolehefisiensiyangtinggidan produk-produk baru.

Kegiatan usaha AANE adalah (i) merencanakan, membuat dan menghasilkan sumber energi yang berkualitas tinggi dan/atau fasilitas-fasilitas Clean Development Mechanism termasuk namun tidak terbatas pada pabrik penghasil biogas (anaerobic digester); (ii) manajemen dan pemanfaatan atas fasilitas-fasilitas tersebut; (iii) memberikan jasa konsultasi dan penasehat untuk sertifikasiCertified Emission Reductions (CERs), sertifikat-sertifikat penjualan dan perdagangan biogas dan produk-produk lain dari fasilitas-fasilitas tersebut; (iv) memberikan jasa pengaturan pembiayaan untuk proyek-proyek tersebut di atas; (v) menjual alat-alat/perlengkapan sehubungan dengan proyek-proyek terkait; (vi) menjadi pemilik atas fasilitas-fasilitas tersebut di atas secara langsung atau melalui perjanjian joint venture; (vii) melakukan penelitian yang terkait dan pengembangan karya-karya untuk memperoleh efisiensi yang lebih tinggi dan produk-produk baru; (viii) mengembangkan dan mengoperasikangenerasi energi yang dapat diperbaharui dan Mekanisme Pembangunan Bersih dengan fokus utama pada penangkapan biogas methane dan tambahan-tambahannya; (ix) melakukan investasi pada

Page 128: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

104

proyek/perseroan lain yang sejenis dan/atau proyek/perseroan lain yang terkait; (x) berdagang produk-produk dan hak-hak yang dihasilkan dari proses tersebut pada maksud dan tujuan di atas, termasuk namun tidak terbatas kepada: biogas, biomass, tenaga listrik, hak-hak paten dan produk turunannya seperti pupuk organik; (xi) melakukan usaha di bidang ketenagalistrikan, termasuk industri pembangkit tenaga listrik, mengembangkan dan mengoperasikan fasilitas-fasilitas pembangkit tenaga listrik, transmisi tenaga listrik, penjualan dan pendistribusian tenaga listrik; dan/atau (xii) melakukan usaha penunjang ketenagalistrikan, termasuk konsultasi di bidang ketenagalistrikan, pembangunan dan pemasangan peralatan dan perlengkapan ketenagalistrikan, pemeliharaan peralatan dan perlengkapan ketenagalistrikan, serta pengembangan teknologi peralatan dan perlengkapan yang menunjang penyediaan tenaga listrik.

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham AANE No. 96 tanggal 28 Januari 2013, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi AANE adalah:

Dewan KomisarisPresiden Komisaris : George Santosa TahijaKomisaris : Suwito AnggoroKomisaris : Istini Tatiek SiddhartaKomisaris : Anastasius WahyuhadiKomisaris : Koh Bing Hock

Dewan DireksiPresiden Direktur : Sucipto MaridjanDirektur : Thomas G. C. Wagner

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham AANE No. 16 tanggal 5 November 2012 dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan pemegang saham adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamNilai Nominal USD1.000*,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (USD) %Modal Dasar 10.000 10.000.000Modal Ditempatkan dan Disetor:Perseroan 4.306 4.306.000 98,99Aufwind Schmack Asia Holding GMBH 44 44.000 1,01Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 4.350 4.350.000 100,00Saham Dalam Portepel 5.650 5.650.000

* setara dengan Rp9.086.000.

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting AANE yang berasal dari laporan keuangan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Laporan keuangan AANE untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan paragraf penjelasan mengenai ISAK 16 yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012.

Page 129: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

105

Laporan Posisi Keuangan

(dalam Rupiah juta)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Aset Lancar 16.953 4.992 7.827Aset Tidak Lancar 2.656 2.910 15.420Total Aset 19.610 7.902 23.248Liabilitas Jangka Pendek 853 1.282 1.021Liabilitas Jangka Panjang - - 38Total Liabilitas 853 1.282 1.059Ekuitas 18.757 6.621 22.188Total Liabilitas & Ekuitas 19.610 7.902 23.248

Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011

Jumlah aset lancar pada akhir tahun 2012 meningkat sebesar Rp2,8 miliar atau sebesar 56,8% disebabkan oleh peningkatan kas dan setara kas yang berasal dari peningkatan modal disetor pada tahun 2012.

Jumlah aset tidak lancar pada akhir tahun 2012 meningkat sebesar Rp12,5 miliar atau sebesar 429,9% disebabkan oleh pembangunan pabrik biogas dan pembangkit listrik di Belitung.Ekuitas pada akhir tahun 2012 meningkat sebesar Rp15,6 miliar atau 235,1% karena peningkatan modal disetor pada tahun 2012.

Tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010

Jumlah aset lancar pada akhir tahun 2011 turun sebesar Rp12,0 miliar atau sebesar 70,6% disebabkan karena penggunaan dana untuk pembangunan pabrik biogas di Belitung.

Jumlah liabilitas jangka pendek pada akhir tahun 2011 meningkat sebesar Rp429 juta atau sebesar 50,3% disebabkan oleh peningkatan utang lain-lain kepada pihak ketiga sehubungan dengan pembangunan pabrik biogas.

Ekuitas pada akhir tahun 2011 turun sebesar Rp12,1 miliar atau 64,7% disebabkan oleh rugi tahun berjalan, yang disebabkan oleh kerugian penurunan nilai aset tetap milik AANE.

Laporan Laba Rugi Komprehensif

(dalam Rupiah juta)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

Pendapatan 4 42 242Beban (631) (12.189) (3.829)Rugi sebelum pajak (628) (12.147) (3.587)Manfaat (beban) pajak - 11 (2)Rugi bersih tahun berjalan (628) (12,136) (3,589)

Tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2011

Pendapatan tahun 2012 meningkat sebesar Rp200 juta atau 476,2% disebabkan oleh laba kurs mata uang asing dari kas dan setara kas dalam mata uang Euro dan AS Dolar.

Beban pada tahun 2012 turun sebesar Rp8,4 miliar atau 68,6% karena pada tahun 2011 terdapat rugi penurunan nilai atas aset dalam penyelesaian.

Page 130: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

106

Tahun berakhir tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2010

Pendapatan tahun 2011 meningkat sebesar Rp38 juta atau 950,0% disebabkan oleh peningkatan pendapatan bunga dari kas dan setara kas.

Beban tahun 2011 naik sebesar Rp11,6 miliar atau 1.831,7% disebabkan oleh rugi penurunan nilai atas aset dalam penyelesaian.

A5. PT Aceh Timur Indonesia (“ATI”)

PendiriandanKegiatanUsaha

ATI, merupakan suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta Selatan yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di Republik Indonesia. ATI didirikan pertama kali dengan nama N.V. Handel Maatschappij Kian Lie Hin berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 34, tanggal 19 Februari 1952 yang diubah dengan Akta Pembetulan No. 33 tanggal 17 Mei 1952, keduanya dibuat di hadapan Louis Jean Dalitz, menurut ketetapan dari Wali Negara Sumatera Timur tertanggal 8 Agustus 1949 No. 217/1949, wakil notaris Christiaan Joseph Johan Gottgents di Medan. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman berdasarkan Penetapan No. J.A.5/87/23, tanggal 10 Juli 1952, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan pada Pengadilan Negeri Medan dengan No. 184/1952 tanggal 19 Juli 1952, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 71, tanggal 2 September 1952, Tambahan No. 1007.

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar ATI yang tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No. 38 tanggal 16 Juli 2008, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, maksud dan tujuan ATI ialah berusaha dalam bidang eksploitasi dan perdagangan umum.

Kegiatan usaha ATI adalah (i) mengusahakan (exploiteren) hak-hak sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Pokok Agraria dan peraturan-peraturan lainnya, mengesahkan, mendapatkan vergunning atau konsesi atas hal-hal itu dan mengadakan perjanjian-perjanjian tentang itu dengan pemerintah; dan (ii) berdagang pada umumnya, seperti membeli dan memperniagakan (drijven) bahan-bahan pertanian atau lain-lain, termasuk impor, ekspor, lokal dan interinsulair serta menjadi grossier, leverancier, distributor, agen dan pengecer dari segala macam barang yang dapat dilakukannya, baik untuk perhitungan sendiri maupun atas perhitungan pihak lain, dengan cara amanat atau komisi, satu dan lain dalam arti kata seluas-luasnya.

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan ATI No. 30 tanggal 20 Juni 2012 yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta Selatan, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi ATI adalah:

Dewan KomisarisKomisaris : George Santosa Tahija

Dewan DireksiDirektur : Anastasius Wahyuhadi

Page 131: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

107

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ATI No. 38 tanggal 16 Juli 2008, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan pemegang saham adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamNilai Nominal Rp60.000,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 150.000 9.000.000.000,00Modal Ditempatkan dan Disetor:Perseroan 45.999 2.759.940.000,00 99,998George Santosa Tahija 1 60.000,00 0,002Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 46.000 2.760.000.000,00 100,00Saham Dalam Portepel 104.000 6.240.000.000,00

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting ATI yang berasal dari laporan keuangan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Laporan keuangan ATI untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana dan Rekan (Member Firm of PricewaterhouseCoopers), auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan beberapa standar akuntansi keuangan baru.

Laporan Posisi Keuangan

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Aset Lancar 71 57 33Aset Tidak Lancar 1.793 2.764 3.527Total Aset 1.864 2.820 3.560Liabilitas Jangka Pendek - - 23Liabilitas Jangka Panjang 421 664 856Total Liabilitas 421 664 879Ekuitas 1.443 2.157 2.681Total Liabilitas & Ekuitas 1.864 2.820 3.560

Tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010

Jumlah aset tidak lancar tahun 2011 meningkat sebesar USD971 ribu atau 54,2% karena kenaikan nilai investasi dalam asosiasi akibat pengakuan bagian laba bersih entitas asosiasi.

Jumlah ekuitas tahun 2011 meningkat sebesar USD714 ribu atau 49,5% karena dihasilkannya laba tahun 2011.

Laporan Laba Rugi Komprehensif

(dalam USD ribu)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

Pendapatan 675 971 798Beban (13) (14) (47)Laba sebelum pajak 662 957 751Beban pajak (169) (243) (192)Laba bersih tahun berjalan 493 714 559

Page 132: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

108

Tahun berakhir 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2010

Pendapatan tahun 2011 meningkat sebesar USD296 ribu atau 43,9% karena peningkatan bagian laba dari entitas asosiasi yang dimiliki ATI, yang disebabkan oleh peningkatan harga minyak kelapa sawit pada tahun 2011.

Beban pajak tahun 2011 meningkat sebesar USD74 ribu atau 43,8%, sejalan dengan peningkatan laba sebelum pajak.

A6. PT Darajat Geothermal Indonesia (“DGI”)

PendiriandanKegiatanUsaha

DGI merupakan suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta Selatan yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di Republik Indonesia. DGI didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas DGI No. 160, tanggal 26 Februari 1997, dibuat di hadapan Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-5403.HT.01.01.TH’97 tanggal 24 Juni 1997, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan TDP 09631624228 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Selatan di bawah No. 2258/BH.09.03/III/1998 tanggal 4 Maret 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 39 tanggal 15 Mei 1998, Tambahan No. 2609.Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar DGI yang tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa DGI No. 44 tanggal 17 Juli 2008 yang dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, maksud dan tujuan DGI ialah berusaha dalam bidang industri kelistrikan, rancang bangun, perdagangan, agen.

Kegiatan usaha DGI adalah: (i) membangun fasilitas-fasilitas yang berkaitan dengan produksi dan pengelolaan tenaga panas bumi (steam field production and management) dan membangun Pusat Tenaga Listrik Panas Bumi (PLTP) termasuk mulai dari rancang bangun, rekayasa, konstruksi, pengadaan barang, fabrikasi, memasang dan commissioning/start up, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan pihak ketiga; (ii) memiliki, mengoperasikan, memelihara dan menjual tenaga uap dan/atau listrik yang dihasilkan; (iii) membuat, merakit dan menjual peralatan Pusat Listrik Tenaga Panas secara lengkap maupun komponen-komponennya; (iv) mengageni produsen peralatan Pusat Listrik Tenaga Panas dalam dan luar negeri; dan (v) melakukan lain-lain kegiatan yang berhubungan dengan pemanfaatan uap panas bumi dalam rangka ikut membantu dan mempercepat program pemerintah untuk memanfaatkan sumber energi terbarukan panas bumi.

DGI merupakan salah satu pihak konsorsium dengan Chevron Geothermal Indonesia, Ltd. dan Chevron Darajat Limited (Grup Kontraktor) untuk mengembangkan Darajat Power Project Area Unit II dan III di bawah Kontrak Operasi Bersama tanggal 16 November 1984.

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan DGI No. 115, tanggal 13 Juli 2012, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi DGI adalah:

Dewan KomisarisKomisaris Utama : George Santosa TahijaKomisaris : Anastasius Wahyuhadi

DireksiDirektur : Sucipto Maridjan

Page 133: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

109

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa DGI No. 44, tanggal 17 Juli 2008 dan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa DGI No. 26, tanggal 17 Maret 2009, keduanya dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., LL.M., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan pemegang saham adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamNilai Nominal Rp1.000,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 148.000.000 148.000.000.000,00Modal Ditempatkan dan Disetor:Perseroan 59.957.507 59.957.507.000,00 99,998George Santosa Tahija 1.000 1.000.000,00 0,002Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 59.958.507 59.958.507.000,00 100,00Saham Dalam Portepel 88.041.493 88.041.493.000,00

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting DGI yang berasal dari laporan keuangan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Laporan keuangan DGI untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan (Member Firm of PricewaterhouseCoopers), auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan paragraf tambahan mengenai penerapan ISAK 16 yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012.

Laporan Posisi Keuangan

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Aset Lancar 3.153 3.267 4.412Aset Tidak Lancar 7.256 7.212 6.997Total Aset 10.409 10.479 11.409Liabilitas Jangka Pendek 1.524 1.215 1.762Liabilitas Jangka Panjang 1.231 1.438 1.878Total Liabilitas 2.756 2.654 3.641Ekuitas 7.653 7.825 7.768Total Liabilitas & Ekuitas 10.409 10.479 11.409

Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011

Tahun 2012 aset lancar meningkat sebesar USD1,1 juta atau sebesar 35% karena kenaikan kas dan setara kas yang berasal dari aktivitas operasi.

Liabilitas jangka pendek tahun 2012 meningkat sebesar USD547 ribu atau 45% karena kenaikan utang konsorsium.

Laporan Laba Rugi Komprehensif

(dalam USD ribu)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

Pendapatan 5.615 6.003 5.979Beban usaha (2.975) (2.355) (2.704)Laba usaha 2.641 3.648 3.275Pendapatan/beban lain-lain (34) (51) 9Laba sebelum pajak 2.607 3.597 3.284Beban pajak (946) (1.425) (1.122)Laba bersih tahun berjalan 1.661 2.172 2.162

Page 134: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

110

Tahun berakhir tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2010

Beban pajak tahun 2011 meningkat sebesar USD479 ribu atau 51% terkait dengan peningkatan laba bersih sebelum pajak.

A7. PT Galempa Sejahtera Bersama (“GSB”)

PendiriandanKegiatanUsaha

GSB merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di Republik Indonesia dan berkedudukan di Palembang. GSB didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas GSB No. 6, tanggal 14 Desember 2011, dibuat di hadapanHajiZulkifliSitompul,S.H.,NotarisdiPalembang.Aktatersebuttelahmemperolehpengesahandari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-04071.AH.01.01.Tahun 2012, tanggal 25 Januari 2012, terdaftar dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT No. AHU-0006525.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 25 Januari 2012, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan TDP 060614606223 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kota Palembang di bawah No. 024/BH.06.06/II/2012 tanggal 8 Februari 2012.

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar GSB, maksud dan tujuan GSB adalah berusaha dalam bidang pertanian, pembangunan, perdagangan, pengangkutan darat, percetakan, perbengkelan, dan jasa.Kegiatan usaha GSB adalah : (i) Menjalankan usaha-usaha di bidang pertanian, agrobisnis (perdagangan hasil-hasil pertanian),

industri pertanian, agroindustri, peternakan, perkebunan tanaman pangan, perkebunan tanaman keras (palawija), perkebunan tanaman industri, perkebunan kopi, perkebunan coklat (cocoa/cacao), perkebunan kelapa (coconut), perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet, peternakan, perikanan darat/laut dan pertambakan, peternakan unggas, serta penangkaran dan pengembang-biakan satwa serta kehutanan.

(ii) Menjalankan usaha-usaha di bidang pembangunan, pemborongan pada umumnya (general contractor), pemasangan komponen bangunan berat/heavy lifting, pembangunan konstruksi gedung, jembatan, jalan, bandara-dermaga serta pemasangan instalasi-instalasi, bertindak sebagai pengembang, konstruksi besi dan baja, pembangunan sarana – pra sarana jaringan komunikasi, pemborongan bidang pertambangan minyak, gas dan panas bumi, pemborongan bidang pertambangan umum dan pemborongan bidang telekomunikasi serta pengembangan wilayah pemukiman.

(iii) Menjalankan usaha-usaha di bidang perdagangan, grosier, supplier, leveransier dan commission house, distributor, agen dan sebagai perwakilan dari badan-badan usaha perusahaan, perdagangan besar lokal, export-import dan perdagangan alat tulis kantor, export-import dan perdagangan pakaian jadi (garment) dan pakaian adat serta menjalankan usaha-usaha di bidang perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate dan property.

(iv) Menjalankan usaha-usaha di bidang transportasi, expedisi dan pergudangan dan transportasi penumpang serta transportasi pengangkutan.

(v) Menjalankan usaha dalam bidang pencetakan buku-buku, pencetakan dokumen, pencetakan majalah-majalahdantabloid(media-massa)desaindancetakgrafisdanoffsetsertasablon.

(vi) Menjalankan usaha di bidang perbengkelan, perawatan dan pemeliharaan dan perbaikan serta penyediaan suku cadang alat berat..

(vii) Menjalankan usaha-usaha dibidang jasa, jasa periklanan dan reklame serta promosi dan pemasaran,jasakebersihan,jasaboga,jasaagenproperti,jasaflorist,konsultasibidangarsitek,landscape, design dan interior, jasa telekomunikasi umum, jasa penjualan tiket dan tour, konsultasi bidang mesin (mekanikal), konsultasi bidang listrik (elektrikal), jasa pemeliharaan saluran air/pipa, konsultasi bidang konstruksi sipil, jasa instalasi dan maintenance komputer, jaringan komputer dan peripheral, rekruting dan penyalur tenaga kerja, konsultasi bidang pertambangan, jasa bidang konstruksi pertambangan, jasa persewaan mesin dan peralatannya, jasa sablon, bordir, spanduk dan reklame serta sarana penunjang perusahaan konstruksi.

Page 135: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

111

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta Keputusan Pernyataan Para Pemegang Saham No. 09 tanggal 3 Januari 2013, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi GSB adalah:

Dewan KomisarisKomisaris : Suwito Anggoro

DireksiDirektur : Sucipto Maridjan

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas GSB No. 6, tanggal 14 Desember 2011, dibuat di hadapanHajiZulkifliSitompul,S.H.,NotarisdiPalembangjo. Akta Jual Beli No. 25 tanggal 4 Mei 2012 yang dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan pemegang saham adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamNilai Nominal Rp100.000,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 120.000 12.000.000.000,00Modal Ditempatkan dan Disetor:ANJA 114.000 11.400.000.000,00 95,00Perseroan 6.000 600.000.000,00 5,00Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 120.000 12.000.000.000,00 100,00Saham Dalam Portepel - -

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting GSB yang berasal dari laporan keuangan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Laporan keuangan GSB untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Laporan Posisi Keuangan

(dalam Rupiah juta)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Aset Lancar - - 10.514Aset Tidak Lancar - - 1.064Total Aset - - 11.579Liabilitas Jangka Pendek - - 88Liabilitas Jangka Panjang - - -Total Liabilitas - - 88Ekuitas - - 11.491Total Liabilitas & Ekuitas - - 11.579

Page 136: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

112

Laporan Laba Rugi Komprehensif

(dalam Rupiah juta)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

Beban operasi - - (597)Pendapatan (beban) lain-lain - - 89Rugi sebelum pajak dan rugi bersih - - (508)

A8. PT Gading Mas Indonesia Tobacco (“GMIT”)

PendiriandanKegiatanUsaha

GMIT merupakan suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jember, Jawa Timur, Indonesia, yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di Republik Indonesia. GMIT didirikan berdasarkan Akta Perseroan Terbatas No. 17 tanggal 10 Oktober 1969 sebagaimana diubah dengan Akta Perobahan No. 2 tanggal 2 Maret 1970, keduanya dibuat di hadapan Eliza Pondaag, S.H., Notaris di Djakarta. Akta-akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. J.A.5/30/23 tanggal 21 Maret 1970 dan terdaftar dalam buku register di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut di bawah No. 1066 dan No. 1067, keduanya tertanggal 7 April 1970 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 35 tanggal 1 Mei 1970, Tambahan No. 128.

GMIT yang didirikan dengan nama PT Gading Mas Indonesian Tobacco Incorporated mengubah namanya menjadi PT Gading Mas Indonesian Tobacco berdasarkan Akta Pernyataan Circular Resolution GMIT No. 43 tanggal 21 Juni 2002 yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta.

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar GMIT yang tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham GMIT No. 02 tanggal 4 Agustus 2008, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, maksud dan tujuan GMIT adalah berusaha dalam bidang pengolahan tembakau dan industri bumbu masak serta penyedap masakan.

Kegiatan usaha GMIT adalah (i) untuk mengolah daun-daun dan tangkai-tangkai tembakau serta kulit vanili; dan (ii) untuk mengekspor hasil produksi tersebut.

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan GMIT No. 54 tanggal 30 Mei 2012, yang dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta Selatan jo. Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Di Luar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa GMIT No. 27 tanggal 29 Januari 2013, dibuat di hadapan Ferdinandus Indra Santoso Atmajaya, S.H., pengganti Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Jakarta Selatan, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi GMIT adalah:

Dewan KomisarisKomisaris Utama : George Santosa TahijaKomisaris : Anastasius WahyuhadiKomisaris : Harso Wardono Komisaris : Suwito AnggoroKomisaris : Sucipto MaridjanKomisaris : Istini Tatiek Siddharta

DireksiDirektur Utama : Jahya LukasDirektur : Erwan Santoso

Page 137: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

113

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham GMIT No. 02 tanggal 4 Agustus 2008 jo Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham GMIT No. 39 tanggal 12 September 2012, keduanya dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan pemegang saham adalah sebagai berikut :

Pemegang SahamNilai Nominal Rp163.000,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 250.000 40.750.000.000,00Modal Ditempatkan dan Disetor:Perseroan 172.139 28.058.657.000,00 99,999Koh Bing Hock 1 163.000,00 0,001Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 172.140 28.058.820.000,00 100,00Saham Dalam Portepel 77.860 12.691.180.000,00

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting GMIT yang berasal dari laporan keuangan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.Laporan keuangan GMIT untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Laporan Posisi Keuangan

(dalam Rupiah juta)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Aset Lancar 48.902 62.087 124.523Aset Tidak Lancar 2.608 2.756 3.383Total Aset 51.510 64.843 127.906Liabilitas Jangka Pendek 7.214 21.928 50.578Liabilitas Jangka Panjang 1.797 2.417 6.024Total Liabilitas 9.011 24.345 56.602Ekuitas 42.499 40.497 71.304Total Liabilitas & Ekuitas 51.510 64.842 127.906

Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011Jumlah aset lancar pada akhir tahun 2012 meningkat sebesar Rp62,4 miliar atau sebesar 100,6% disebabkan oleh kenaikan kas dan setara kas yang berasal dari penjualan tanah dan bangunan.

Jumlah liabilitas jangka pendek pada akhir tahun 2012 meningkat sebesar Rp28,7 miliar atau sebesar 130,7% disebabkan oleh kenaikan hutang bank yang digunakan untuk membeli persediaan tembakau.

Jumlah liabilitas jangka panjang pada akhir tahun 2012 meningkat sebesar Rp3,6 miliar atau 149,2% karena kenaikan kewajiban imbalan pasca kerja.

Jumlah ekuitas pada tahun 2012 meningkat sebesar Rp30,8 miliar disebabkan oleh kenaikan tambahan modal disetor yang berasal dari selisih harga tanah dan bangunan yang dijual kepada entitas sepengendali dengan nilai buku tanah dan bangunan tersebut.

Tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010

Jumlah liabilitas jangka pendek pada akhir tahun 2011 meningkat sebesar Rp14,7 miliar atau 204,0% karena kenaikan utang bank yang digunakan untuk membeli persediaan tembakau.

Page 138: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

114

Laporan Laba Rugi Komprehensif

(dalam Rupiah juta)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

Penjualan 49.060 33.499 49.730Beban pokok penjualan (41.592) (27.040) (37.638)Laba kotor 7.468 6.459 12.091Beban usaha dan pendapatan (beban) lain lain (8.881) (8.551) (9.906)Laba (rugi) sebelum pajak (1.413) (2.092) 2.186Manfaat (beban) pajak 203 90 (426)Laba (rugi) bersih tahun berjalan (1.210) (2.002) 1.760

Tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2011

Penjualan tahun 2012 meningkat sebesar Rp16,2 miliar atau 48,5% disebabkan karena kenaikan penjualan ke pasar lokal.

Beban pokok penjualan pada tahun 2012 meningkat sebesar Rp10,6 miliar atau 39,2% sehubungan dengan peningkatan penjualan.

Beban pajak GMIT tahun 2012 berjumlah Rp426 juta dibandingkan dengan manfaat pajak tahun 2011 sebesar Rp 90 juta, karena tahun 2012, GMIT telah menghasilkan laba sebelum pajak, sedangkan pada tahun2011,GMITmasihberadadalamposisirugifiskal.

Tahun berakhir tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2010

Penjualan tahun 2011 turun sebesar Rp15,6 miliar atau 31,7% disebabkan oleh penurunan penjualan lokal.

Beban pokok penjualan tahun 2011 juga turun sebesar Rp14,6 miliar atau 35,0% terkait dengan penurunan penjualan.

Manfaat pajak tahun 2011 turun sebesar Rp113 juta atau 55,7% karena pencadangan aset pajak tangguhanyangberasaldarirugifiskaltahun2010.

A9. PT Kayung Agro Lestari (“KAL”)

PendiriandanKegiatanUsaha

KAL merupakan suatu perseroan terbatas berkedudukan di Medan, didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia dengan nama PT Kayung Agro Lestari berdasarkan Akta Pendirian KAL No. 2 tanggal 1 Agustus 2002, dibuat di hadapan Suwanto, S.H., Notaris di Pontianak. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-23313 HT.01.01.TH.2004 tanggal 17 September 2004, didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Pontianak dengan No. 345/BH.14.03/X/2004 tanggal 10 Oktober 2004 dan diumumkan di dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 55 tanggal 12 Juli 2005, Tambahan No. 7398.

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar KAL sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham KAL No. 42 tanggal 16 Juli 2008, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, maksud dan tujuan KAL adalah berusaha dalam bidang perkebunan kelapa sawit dengan unit pengolahannya.

Page 139: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

115

Kegiatan usaha KAL adalah (1) menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit beserta unit pengolahannya untuk memproduksi minyak sawit mentah (crude palm oil) dan inti sawit (kernel); (2) memproduksi produk-produk turunan dari minyak sawit mentah dan pengolahannya, di antaranya tetapi tidak terbatas pada bahan bakar nabati yang berasal dari minyak sawit mentah, limbah hasil pengolahan pabrik kelapa sawit dan gas methane; dan (3) memasarkan dan menjual produk minyak sawit mentah dan inti sawit, serta memasarkan dan menjual produk-produk turunan dari minyak sawit mentah dan pengolahannya di antaranya tetapi tidak terbatas pada limbah hasil pengolahan pabrik kelapa sawit dan gas methane yang dihasilkan dari padanya.

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham KAL No. 94 tanggal 28 Januari 2013, yang dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi KAL adalah:

Dewan KomisarisKomisaris Utama : George Santosa TahijaKomisaris : Anastasius WahyuhadiKomisaris : Istini Tatiek Siddharta Komisaris : Suwito Anggoro

Dewan DireksiDirektur Utama : Koh Bing HockDirektur : Nopri PitoyDirektur : Sebastianus Yangmarga YeoDirektur : Sucipto Maridjan

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan KAL No. 30 tanggal 8 Juli 2011 jo. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham KAL No.17 tanggal 5 November 2012, keduanya dibuat dihadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan pemegang saham adalah sebagai berikut :

Pemegang SahamNilai Nominal Rp500.000,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 1.440.000 720.000.000.000,00Modal Ditempatkan dan Disetor:ANJA 1.104.447 552.223.500.000,00 99,95SMM 553 276.500.000,00 0,05Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 1.105.000 552.500.000.000,00 100,00Saham Dalam Portepel 335.000 167.500.000.000,00

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting KAL yang berasal dari laporan keuangan untuk tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Laporan keuangan KAL untuk tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Page 140: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

116

Laporan Posisi Keuangan

(dalam Rupiah juta)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Aset Lancar 33.867 144.621 147.576Aset Tidak Lancar 54.872 162.413 387.980Total Aset 88.739 307.034 535.556Liabilitas Jangka Pendek 3.264 10.057 22.209Liabilitas Jangka Panjang - 659 1.608Total Liabilitas 3.264 10.716 23.817Ekuitas 85.475 296.318 511.739Total Liabilitas & Ekuitas 88.739 307.034 535.556

Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011

Aset tidak lancar pada akhir tahun 2012 meningkat sebesar Rp225,6 miliar atau 138,9% karena bertambahnya tanaman belum menghasilkan, aset tetap dan uang muka untuk pengurusan hak legal atas tanah.

Liabilitas jangka pendek pada akhir tahun 2012 meningkat sebesar Rp12,2 miliar atau 120,8% karena bertambahnya biaya masih harus dibayar, sehubungan dengan biaya pembukaan dan pembersihan lahan.

Liabilitas jangka panjang pada akhir tahun 2012 meningkat sebesar Rp949 juta atau 144,0%, karena kenaikan kewajiban imbalan pasca kerja sehubungan dengan meningkatnya jumlah karyawan.

Jumlah ekuitas pada tahun 2012 meningkat sebesar Rp215,4 miliar atau 72.7%, karena penambahan modal ditempatkan dan disetor pada tahun 2012.

Tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010

Aset lancar pada akhir tahun 2011 meningkat sebesar Rp110,8 miliar atau 327,0% karena kenaikan kas dan setara kas yang berasal dari penambahan modal disetor.

Aset tidak lancar pada akhir tahun 2011 meningkat sebesar Rp107,5 miliar atau 196,0% karena bertambahnya tanaman belum menghasilkan (sejalan dengan kemajuan program penanaman tanaman kelapa sawit), aset tetap dan uang muka untuk pengurusan hak legal atas tanah.

Liabilitas jangka pendek pada akhir tahun 2011 meningkat sebesar Rp6,8 miliar atau 208,1% karena bertambahnya biaya masih harus dibayar, sehubungan dengan pembukaan dan pembersihan lahan.

Liabilitas jangka panjang pada akhir tahun 2011 meningkat sebesar Rp659 juta. Pada akhir tahun 2010 tidak ada liabilitas jangka panjang. Kenaikan ini terjadi karena mulai dihitungnya kewajiban imbalan pasca kerja tahun 2011.

Ekuitas pada akhir tahun 2011 meningkat sebesar Rp210,8 miliar atau 246,7%, karena penambahan modal ditempatkan dan disetor serta uang muka setoran modal tahun 2011.

Page 141: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

117

Laporan Laba Rugi Komprehensif

(dalam Rupiah juta)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

Rugi sebelum pajak (5,699) (11,837) (28,782)Manfaat pajak 5 2.679 6.873Rugi bersih tahun berjalan (5.694) (9.157) (21.909)

Tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2011

Rugi sebelum pajak pada 2012 meningkat sebesar Rp16,9 miliar atau 143,2%, disebabkan oleh kenaikan biaya profesional dan biaya karyawan.

Manfaat pajak pada tahun 2012 meningkat sebesar Rp4,2 miliar atau 156,6% sehubungan dengan kenaikan rugi sebelum pajak, atas mana aset pajak tangguhannya diakui.

Tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2010

Rugi sebelum pajak pada 2011 meningkat sebesar Rp6,1 miliar atau 107,7% disebabkan oleh kenaikan biaya karyawan dan biaya perjalanan dinas.

Manfaat pajak pada tahun 2011 meningkat sebesar Rp2,7 miliar atau 53.480,0% sehubungan dengan kenaikan rugi sebelum pajak, atas mana aset pajak tangguhannya diakui.

A10. PT Lestari Sagu Papua (“LSP”)

PendiriandanKegiatanUsaha

LSP merupakan suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta Selatan yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku di Republik Indonesia. LSP didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas LSP No. 105 tanggal 26 Agustus 2011, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-56161.AH.01.01.Tahun 2011 tanggal 17 November 2011, didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai UUPT dengan No. AHU-0093172.AH.01.09.Tahun 2011 tanggal 17 November 2011 dan didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai UUWDP dengan TDP No. 09.03.1.02.73832 tanggal 9 Desember 2011 di Kantor Pendaftaran Perusahaan Daerah Tingkat II Jakarta Selatan.

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar LSP yang tercantum dalam Akta Pendirian Perseroan Terbatas LSP No. 105 tanggal 26 Agustus 2011, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, maksud dan tujuan LSP adalah berusaha dalam bidang penanaman, pengolahan, pemurnian, dan pemasaran produk pertanian dan hasil sampingan produk pertanian.

Kegiatan usaha LSP adalah (i) merencanakan dan membangun pabrik sagu; (ii) mengelola dan memanfaatkan pabrik sagu dan fasilitas-fasilitasnya; (iii) melakukan penelitian dan pengembangan yang saling terkait untuk mencapai efisiensi yang lebih tinggi danmenghasilkan produk baru; (iv)memperoleh konsesi hutan sagu, melakukan rehabilitasi dan peningkatan kualitas produksi tanaman sagu; (v) membangun, mengoperasikan dan memiliki pabrik sagu; (vi) menjual dan memperdagangkan segala produk pertanian dan hasil sampingan produk pertanian dari tanaman sagu untuk pasar dalam negeri dan/atau luar negeri; (vii) memiliki pabrik sagu dan segala infrastruktur pendukung dan fasilitas-fasilitas terkait; (viii) merencanakan, mengoperasikan dan memiliki kapal, fasilitas penyimpanan, dan dermaga; dan (ix) merencanakan, mengembangkan, mengoperasikan, dan memiliki kegiatan hilir bubur sagu dan turunannya.

Page 142: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

118

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 125 tanggal 31 Januari 2013, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi LSP adalah:

Dewan Komisaris Komisaris Utama : George Santosa TahijaKomisaris : Hendrik Sasmito

DireksiDirektur Utama : Suwito AnggoroDirektur : Chan Hian Siang

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas LSP No. 105 tanggal 26 Agustus 2011 jo Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 131 tanggal 27 September 2012, keduanya dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan pemegang saham adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamNilai Nominal USD1.000*,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (USD) %Modal Dasar 4.000 4.000.000Modal Ditempatkan dan Disetor:ANJAP 765 765.000 51,00SP Chemicals Pte. Ltd. 600 600.000 40,00Grand Asia Holdings Pte. Ltd. 135 135.000 9,00Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 1.500 1.500.000 100Saham dalam Portepel 2.500 2.500.000

* setara dengan Rp8.597.000.

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting LSP yang berasal dari laporan keuangan untuk tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Laporan keuangan LSP untuk tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen dan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2011 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Drs. Biasa Sitepu, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, masing-masing dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Laporan Posisi Keuangan

(dalam Rupiah juta)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Aset Lancar - 13.004 12.255Aset Tidak Lancar - - 1.210Total Aset - 13.004 13.465Liabilitas Jangka Pendek - 12 166Liabilitas Jangka Panjang - - -Total Liabilitas - 12 166Ekuitas - 12.992 13.299Total Liabilitas & Ekuitas - 13.004 13.465

Page 143: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

119

Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011

Aset tidak lancar pada tahun 2012 merupakan tanah yang diakuisisi oleh LSP.

Liabilitas jangka pendek pada tahun 2012 terdiri dari utang pajak, utang lain-lain dan biaya yang masih harus dibayar. Liabilitas jangka pendek tahun 2011 hanya terdiri dari utang pajak.

Laporan Laba Rugi Komprehensif

(dalam Rupiah juta)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

Pendapatan - 144 924Beban - (37) (582)Laba sebelum pajak - 108 342Beban pajak - (11) (35)Laba bersih tahun berjalan - 97 307

Tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2011

Pendapatan tahun 2012 meningkat sebesar Rp780 juta atau 541,7% disebabkan oleh kenaikan dari laba kurs mata uang asing yang berasal dari kas dan setara kas LSP dalam mata uang Dolar Amerika Serikat.

Beban tahun 2012 meningkat sebesar Rp545 juta atau 1.473,0% karena munculnya biaya perjalanan dinas dan penelitian. Pada tahun 2011, LSP baru mulai didirikan pada bulan Agustus.

A11. PT Permata Putera Mandiri (“PPM”)

PendiriandanKegiatanUsaha

PPM merupakan suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta Pusat yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia. PPM didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas PPM No. 7 tanggal 14 Juni 2007, dibuat di hadapan Darbi, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. W7-07403 HT.01.01-TH.2007 tanggal 4 Juli 2007, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan UUWDP dengan TDP No. 090515156778 pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kodya Jakarta Pusat, di bawah No. 2179/BH 09 05/VIII/2007 tanggal 15 Agustus 2007.

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar PPM sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PPM No. 150 tanggal 29 November 2010, dibuat di hadapan Wikan Praharani, S.H., Notaris di Bogor, maksud dan tujuan PPM yaitu berusaha dalam bidang perkebunan dan pertanian, jasa, perdagangan dan industri.

Kegiatan usaha PPM adalah (i) menjalankan usaha dalam bidang perkebunan dan pertanian, termasuk juga usaha pengolahan hasil-hasil perkebunan dan pertanian, usaha pemungutan/pemanfaatan hasil hutan dan pemeliharaan serta pengolahannya; (ii) menjalankan usaha dalam bidang jasa, seperti jasa penunjang usaha perkebunan dan pertanian, termasuk kegiatan pembukaan dan pembersihan lahan serta segala kegiatan usaha jasa lainnya yang berkaitan; (iii) menjalankan usaha dalam bidang perdagangan, seperti perdagangan hasil usaha perkebunan dan pertanian, perdagangan hasil industri perkebunan dan pertanian, berikut segala kegiatan usaha yang terkait lainnya, termasuk perdagangan secara import-eksport, lokal, interinsulair juga bertindak sebagai leveransir, distributor, grossier, supplier dan juga sebagai agen, komisioner atau perwakilan dari perusahaan lain, baik di dalam maupun di luar negeri; dan (iv) menjalankan usaha dalam bidang industri, seperti industri pengolahan hasil perkebunan dan pertanian, berikut segala kegiatan usaha industri lainnya yang berkaitan.

Page 144: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

120

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PPM No. 18 tanggal 7 Januari 2013, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi PPM adalah:

Dewan KomisarisPresiden Komisaris : George Santosa TahijaKomisaris : Suwito AnggoroKomisaris : Istini Tatiek SiddhartaKomisaris : Anastasius WahyuhadiKomisaris : Budi Yasa

Dewan DireksiPresiden Direktur : Bambang SoerjantoDirektur : Sucipto MaridjanDirektur : Sebastianus Yangmarga Yeo

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PPM No. 150 tanggal 29 November 2010, dibuat di hadapan Wikan Praharani, S.H., Notaris di Bogor jo. Akta Pernyataan Keputusan Rapat PPM No. 18 tanggal 7 Januari 2013, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham adalah sebagai berikut :

Pemegang SahamNilai Nominal Rp1.000,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 40.000.000 40.000.000.000,00Modal Ditempatkan dan Disetor:ANJA 14.250.000 14.250.000.000,00 95,00Perseroan 750.000 750.000.000,00 5,00Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 15.000.000 15.000.000.000,00 100,00Saham Dalam Portepel 25.000.000 25.000.000.000,00

Ikhtisar Data Keuangan Penting

PPM baru diakuisisi oleh Perseroan pada bulan Januari 2013 sehingga ikhtisar data keuangan PPM belum termasuk dalam ikhtisar data keuangan konsolidasian Perseroan per tanggal 31 Desember 2012.

A12. PT Putera Manunggal Perkasa (“PMP”)

PendiriandanKegiatanUsaha

PMP merupakan suatu perseroan terbatas berkedudukan di Jakarta Pusat yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia. PMP didirikan dengan nama “PT Kebun Hutan Abadi” berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas “PT Kebun Hutan Abadi” No. 58 tanggal 12 Juli 1999, dibuat di hadapan Darbi, S.H., Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C-18903 HT.01.01.TH 99 tanggal 18 November 1999, didaftarkan dalam Daftar Perusahaan sesuai dengan UUWDP dengan TDP No. 250515100738 pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Kabupaten/Kodya Ambon, di bawah No. 001/BH 25.05/I/2002 tanggal 4 Januari 2002, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 24 tanggal 22 Maret 2002, Tambahan No. 2861.

Page 145: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

121

Berdasarkan pasal 3 Anggaran Dasar PMP sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PMP No. 2 tanggal 8 Juli 2011, dibuat di hadapan Wikan Praharani, S.H., Notaris di Bogor, maksud dan tujuan PMP yaitu berusaha dalam bidang: (i) perkebunan kelapa sawit dan industri minyak makan (minyak makan) dari nabati; (ii) perdagangan skala besar dari hasil akhir perkebunan dan industri; (iii) budidaya perkebunan kelapa sawit dan pengolahan tanaman menjadi minyak kelapa sawit, kernel serta produk sawit lainnya; dan (iv) jasa perkebunan kelapa sawit dan pengolahan pabrik.

Kegiatan usaha PMP adalah: (i) menjalankan usaha dalam bidang perkebunan kelapa sawit, termasuk pengolahan lahan kawasan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan panen buah kelapa sawit; (ii) menjalankan usaha dalam bidang industri minyak kelapa sawit termasuk minyak inti sawit mentah, palm kernel expelles, penyimpanan produk sawit dan bahan baku lainnya untuk perkebunan kelapa sawit dan penggilingan dan kegiatan usaha industri lainnya yang berkaitan; (iii) menjalankan usaha dalam bidang perdagangan skala besar dari hasil akhir perkebunan dan industri, termasuk perdagangan dalam bentuk impor-ekspor, lokal, distributor, perdagangan grosir; dan (iv) menjalankan usaha dalam bidang jasa perkebunan kelapa sawit dan pengelolaan pabrik, termasuk segala kegiatan dan kegiatan pendukung perkebunan dan kegiatan usaha lainnya yang terkait.

PengurusdanPengawasBerdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham PMP No.19 tanggal 7 Januari 2013, dibuat di hadapan Mala Mukti, SH., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi PMP adalah:

Dewan KomisarisPresiden Komisaris : George Santosa TahijaKomisaris : Suwito AnggoroKomisaris : Istini Tatiek SiddhartaKomisaris : Anastasius WahyuhadiKomisaris : Budi Yasa

DireksiPresiden Direktur : Bambang SoerjantoDirektur : Sucipto MaridjanDirektur : Sebastianus Yangmarga Yeo

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PMP No. 2 tanggal 8 Juli 2011, dibuat di hadapan Wikan Praharani, S.H., Notaris di Bogor jo. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PMP No. 19 tanggal 7 Januari 2013, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamNilai Nominal Rp1.000,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 20.000.000 20.000.000.000,00Modal Ditempatkan dan Disetor:Perseroan 450.000 450.000.000,00 5,00ANJA 8.550.000 8.550.000.000,00 95,00Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 9.000.000 9.000.000.000,00 100,00Saham Dalam Portepel 11.000.000 11.000.000.000,00

Page 146: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

122

Ikhtisar Data Keuangan Penting

PMP baru diakuisisi oleh Perseroan pada bulan Januari 2013. Ikhtisar data keuangan PPM belum termasuk dalam ikhtisar data keuangan konsolidasian Perseroan per tanggal 31 Desember 2012 .

A13. PT Perusahaan Pertanian, Perkebunan, Perindustrian dan Perdagangan Surya Makmur (PT Surya Makmur) (“SM”)

PendiriandanKegiatanUsaha

SM merupakan suatu perseroan terbatas berkedudukan di Medan yang didirikan dan menjalankan kegiatan usahanya menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia. SM didirikan berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 24 tanggal 8 September 1961 yang diubah dengan Akta Perobahan No. 18 tanggal 9 Juni 1962, keduanya dibuat di hadapan Panusunan Batubara, S.H., Notaris di Medan, akta mana telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. J.A.5/77/10 tanggal 6 September 1962, didaftarkan pada Pengadilan Negeri Medan di bawah No. 2/1963 dan No. 4/1963 tanggal 4 Januari 1963, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 96 tanggal 29 November 1963, Tambahan No. 732.

Berdasarkan pasal 3 Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa SM No. 40 tanggal 16 Juli 2008, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, maksud dan tujuan SM adalah berusaha dalam bidang perkebunan, industri hasil perkebunan, perdagangan umum dan keagenan.

Kegiatan usaha SM adalah (i) menjalankan usaha-usaha eksploitasi perkebunan-perkebunan dan pertanian-pertanian dengan jalan memperoleh konsesi perkebunan atau membeli, menyewa, menjalankan hak eksploitasi atau hak sebagai pachter atau dengan jalan-jalan lain yang sah; (ii) mengusahakan berbagai perindustrian yang bertalian dengan usaha-usaha tersebut di atas di antaranya menjalankan eksploitasi kilang getah (remilling getah) kilang minyak kelapa sawit dan lain sebagainya; (iii) berdagang pada umumnya, kecuali impor, seperti dalam hasil-hasil usaha tersebut di atas sub a dan sub b termasuk ekspor dan antar pulau baik untuk perhitungan sendiri maupun untuk perhitungan orang lain atas dasar komisi dan memegang keagenan dari perusahaan-perusahaan lain; dan (iv) menjalankan sesuatu perusahaan yang bertalian langsung atau tidak langsung dengan maksud tersebut yang pelaksanaannya tidak bertentangan dengan Undang-Undang yang berlaku di negeri ini, satu dan lain dalam arti kata seluas-luasnya.

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan SM No. 31 tanggal 20 Juni 2012, dibuat di hadapan Esther Mercia Sulaiman, S.H., Notaris di Kota Jakarta Selatan, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi SM adalah:

Dewan KomisarisKomisaris : George Santosa Tahija

Dewan DireksiDirektur : Anastasius Wahyuhadi

Page 147: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

123

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa SM No. 40 tanggal 16 Juli 2008 dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan pemegang saham adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamNilai Nominal Rp150.000,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 90.000 13.500.000.000Modal Ditempatkan dan Disetor:Perseroan 28.499 4.274.850.000 99,996George Santosa Tahija 1 150.000 0,004Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 28.500 4.275.000.000 100Saham Dalam Portepel 61.500 9.225.000.000

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting SM yang berasal dari laporan keuangan untuk tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Laporan keuangan SM untuk tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana dan Rekan (Member Firm of PricewaterhouseCoopers), auditor independen, berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan paragraf tambahan mengenai penerapan beberapa standar akuntansi keuangan baru.

Laporan Posisi Keuangan

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Aset Lancar 59 44 20Aset Tidak Lancar 2.346 3.659 4.620Total Aset 2.404 3.703 4.640Liabilitas Jangka Pendek - - 25Liabilitas Jangka Panjang 557 885 1.127Total Liabilitas 557 885 1.152Ekuitas 1.847 2.818 3.488Total Liabilitas & Ekuitas 2.404 3.703 4.640

Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011

Aset lancar pada akhir tahun 2012 menurun sebesar USD24 ribu atau sebesar 54,5% disebabkan oleh penurunan kas, terkait dengan pembayaran untuk aktivitas operasi perusahaan.

Tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010

Aset tidak lancar pada akhir tahun 2011 meningkat sebesar USD1,3 juta atau sebesar 56,0% disebabkan oleh kenaikan nilai investasi pada entitas asosiasi, terkait dengan pengakuan bagian laba dari entitas asosiasi terkait.

Liabilitas jangka panjang pada akhir tahun 2011 meningkat sebesar USD328 ribu atau 58,9% berasal dari peningkatan liabilitas pajak tangguhan, terkait dengan meningkatnya nilai investasi pada entitas asosiasi.

Ekuitas pada akhir tahun 2011 meningkat sebesar USD1,0 juta atau 52,6% disebabkan oleh kenaikan saldo laba yang berasal dari laba tahun berjalan.

Page 148: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

124

Laporan Laba Rugi Komprehensif

(dalam USD ribu)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

Pendapatan 1.035 1.313 983Beban (14) (14) (49)Laba sebelum pajak 1.021 1.299 935Beban pajak (257) (328) (242)Laba bersih tahun berjalan 764 970 693

Tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tahun berakhir tanggal 31 Desember 2011

Beban tahun 2012 meningkat sebesar USD35 ribu atau 250% disebabkan oleh kenaikan biaya profesional untuk audit.

A14. PT Sahabat Mewah dan Makmur (“SMM”)

PendiriandanKegiatanUsaha

SMM merupakan suatu perseroan terbatas yang didirikan menurut dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia dan berkedudukan di Jakarta Selatan. SMM didirikan berdasarkan Akta SMM No. 4, tanggal 7 Maret 1980 yang kemudian diubah beberapa kali berdasarkan Akta No.12, tanggal 12 April 1980, serta Akta No.58, tanggal 30 Juli 1981 ketiganya dibuat di hadapan Ambrosius Sitompul, Notaris di Jakarta dan Akta No. 92, tanggal 8 Juli 1985 yang dibuat di hadapan John Leonard Waworuntu, Notaris di Jakarta. Akta tersebut telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2.4311-HT01-01 th.85 tanggal 18 Juli 1985, didaftarkan dalam buku register pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 22 Juli 1985 dengan pendaftaran No. 644/1985, No. 645/1985, No. 646/1985, No. 647/1985 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 55, tanggal 8 Juli 1988, Tambahan No. 673.Pada tahun 2002, SMM mengubah statusnya dari semula PMDN menjadi perusahaan PMA berdasarkan Akta No. 10 tanggal 17 Februari 2003, dibuat di hadapan Veronica Nataadmadja, S.H., Master of Corporate Administration, Master of Commerce (Business Law), Notaris di Jakarta, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C-03848 HT.01.04.TH.2003 tanggal 21 Februari 2003 dan telah diterima dan dicatat oleh Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia di bawah No. C-03981 HT.01.04.TH.2003 tanggal 25 Februari 2003, didaftarkan pada Kantor Pendaftaran Perusahaan Jakarta Pusat No. 0480/RUB.09.05/II/2003 tanggal 27 Februari 2003 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 23 tanggal 21 Maret 2003, Tambahan No. 2264.

Anggaran Dasar SMM telah beberapa kali diubah, terakhir sebagaimana tercantum dalam Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 06 tanggal 2 Juli 2008, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar SMM tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menkumham berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-44867.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 25 Juli 2008 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT dengan No. AHU-0063493.AH.01.09.Tahun 2008 tanggal 25 Juli 2008.

Berdasarkan Pasal 3 Anggaran Dasar SMM, maksud dan tujuan SMM adalah berusaha dalam bidang perkebunan kelapa sawit terpadu dengan pengolahannya menjadi minyak mentah (crude palm oil) dan inti sawit (kernel).

Page 149: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

125

Kegiatan usaha SMM adalah (i) menjalankan usaha perkebunan kelapa sawit beserta unit pengolahannya untuk memproduksi minyak sawit mentah (crude palm oil) dan inti sawit (kernel); (ii) memproduksi produk-produk turunan dari minyak sawit mentah dan pengolahannya, di antaranya tetapi tidak terbatas pada bahan bakar nabati yang berasal dari minyak sawit mentah, limbah hasil pengolahan pabrik kelapa sawit dan gas methane; dan (iii) memasarkan dan menjual produk minyak sawit mentah dan inti sawit, serta memasarkan dan menjual produk-produk turunan dari minyak sawit mentah dan pengolahannya di antaranya tetapi tidak terbatas pada limbah hasil pengolahan pabrik kelapa sawit dan gas methane yang dihasilkan daripadanya.

PengurusdanPengawas

Berdasarkan Akta No. 101 tanggal 28 Januari 2013, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi SMM adalah:

Dewan KomisarisKomisaris Utama : George Santosa TahijaKomisaris : Anastasius WahyuhadiKomisaris : Istini Tatiek Siddharta Komisaris : Suwito Anggoro

DireksiDirektur Utama : Koh Bing HockDirektur : Nopri PitoyDirektur : Sebastianus Yangmarga YeoDirektur : Sucipto Maridjan

Struktur Permodalan dan Pemegang Saham

Berdasarkan Akta No. 06 tanggal 2 Juli 2008, dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., Notaris di Jakarta, struktur permodalan dan susunan pemegang saham SMM adalah sebagai berikut:

Pemegang SahamNilai Nominal Rp1.000.000,- per saham

Jumlah Saham (lembar) Jumlah Nilai Nominal (Rp) %Modal Dasar 80.000 80.000.000.000,00Modal Ditempatkan dan Disetor:ANJA 24.999 24.999.000.000,00 99,996Perseroan 1 1.000.000,00 0,004Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor 25.000 25.000.000.000,00 100,000Saham Dalam Portepel 55.000 55.000.000.000,00

Ikhtisar Data Keuangan Penting

Di bawah ini disajikan ikhtisar data keuangan penting SMM yang berasal dari laporan keuangan untuk tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Laporan keuangan SMM untuk tahun berakhir tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Page 150: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

126

Laporan Posisi Keuangan

(dalam USD ribu)

Keterangan31 Desember

2010 2011 2012Aset Lancar 24.010 4.051 10.811Aset Tidak Lancar 14.770 14.497 18.698Total Aset 38.780 18.548 29.509Liabilitas Jangka Pendek 4.050 6.475 6.249Liabilitas Jangka Panjang 2.811 2.680 5.398Total Liabilitas 6.861 9.155 11.647Ekuitas 31.918 9.393 17.862Total Liabilitas & Ekuitas 38.780 18.548 29.509

Tanggal 31 Desember 2012 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2011

Jumlah aset lancar pada akhir tahun 2012 meningkat sebesar USD6,8 juta atau 166,9% berasal dari peningkatan kas dan setara kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi.

Jumlah ekuitas pada akhir tahun 2012 meningkat sebear USD8,5 juta atau 90,2% disebabkan oleh kenaikan saldo laba yang berasal dari laba bersih tahun berjalan.

Tanggal 31 Desember 2011 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2010

Jumlah aset lancar pada akhir tahun 2011 mengalami penurunan sebesar USD20,0 juta atau 83,1% disebabkan oleh penurunan kas dan setara kas yang digunakan untuk pembagian dividen kepada pemegang saham.

Jumlah liabilitas jangka pendek pada akhir tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar USD2,4 juta atau 59,9% disebabkan oleh kenaikan utang pajak.

Jumlah ekuitas pada akhir tahun 2011 mengalami penurunan sebesar USD22,5 juta atau 70,6% disebabkan oleh pembagian dividen kepada pemegang saham, setelah dikurangi efek penambahan saldo laba ditahan yang berasal dari laba bersih tahun berjalan.

Laporan Laba Rugi Komprehensif

(dalam USD ribu)

KeteranganTahun berakhir 31 Desember2010 2011 2012

Penjualan 51.877 61.418 59.984Beban pokok penjualan (17.680) (19.434) (23.141)Laba kotor 34.197 41.984 36.843Beban usaha (2.558) (2.598) (2.749)Laba sebelum pajak 31.639 39.387 34.094Beban pajak (7.848) (9.912) (8.573)Laba bersih tahun berjalan 23.792 29.475 25.521

115. PT Prima Mitra Nusatama (“PMN”)

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, PMN sedang dalam proses likuidasi berdasarkan persetujuan pemegang saham sebagaimana dimuat dalam Akta No. 73, tanggal 21 Nopember 2012, dibuat dihadapan Mala Mukti, S.H., LL.M., Notaris di Kotamadya Jakarta Selatan serta telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Pembubaran No. AHU-AH.01.10-00289, tanggal 3 Januari 2013, yang telah didaftarkan dalam Daftar Perseroan sesuai dengan UUPT dengan No. AHU-0000639.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 3 Januari 2013, dimana berdasarkan akta tersebut Istini Tatiek Siddharta telah ditunjuk selaku likuidator Perseroan.

Page 151: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

127

B. Keterangan Mengenai Entitas Asosiasi dan Investasi Penting Lainnya

No. Nama Perusahaan KedudukanLokasi

Kegiatan Usaha

Kegiatan Usaha

Kepemilikan (langsung dan tidak langsung)

Status Operasional

Tahun Penyertaan

Entitas Asosiasi dan Investasi Penting Lainnya1. PT Agro Muko Indonesia Aceh Perkebunan Kelapa

Sawit, Karet dan Coklat

15,87% Beroperasi 1990

2. PT Bilah Plantindo Indonesia Sumatera Utara

Perkebunan Kelapa Sawit

20,00% Beroperasi 1998

3. PT Pangkatan Indonesia

Indonesia Sumatera Utara

Perkebunan Kelapa Sawit, Karet dan

Coklat

20,00% Beroperasi 1997

4. PT Puncakjaya Power Indonesia Papua Barat

Pembangkit Listrik 14,288% Beroperasi 1994

5. PT Sembada Sennah Maju

Indonesia Sumatera Utara

Perkebunan Kelapa Sawit

20,00% (1) Beroperasi 2008

6. PT Simpang Kiri Plantation Indonesia

Indonesia Aceh Perkebunan Kelapa Sawit, Karet dan

Coklat

20,00% Beroperasi 1998

7. PT Chevron Geothermal Suoh Sekincau

Indonesia Lampung Barat

Pembangkit Listrik 5,00% Beroperasi 2010

8. PT Moon Lion Industries Indonesia

Indonesia Jakarta dan Banten

Industri Pengikat Baja, Baut, Mur dan

Batangan Baja

11,88% Beroperasi 1994

Catatan: 1) Perseroan memiliki 20,0% kepemilikan di PT Pangkatan Indonesia dan PT Pangkatan Indonesia memiliki 95,0% kepemilikan

di PT Sembada Sennah Maju; Perseroan juga memiliki 1,0% kepemilikan secara langsung di PT Sembada Sennah Maju.

11. Aset Tetap

Tanah

Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya telah memiliki beberapa bidang tanah dengan sah, antara lain:

No. No.danTanggalSertifikat Luas(M2)

Berakhinya Hak Pemegang Hak Lokasi/Surat Ukur / Gambar Situasi

1. HGB No. 1/3 Februari 1998 8.910 3 Februari 2028 GMIT Dukuh Menceh,Sukorambi, Dati II, Dati I Jawa Timur

2. HGB No. 7/3 Februari 1998 20.000 17 Maret 2032 GMIT Tempeh kidul,Tempeh,Lumajang, Jawa Timur3. HGB No. 3/26 Oktober 2004 17.709 26 Oktober 2024 GMIT Kelompangan, Ajung, Jember, Jawa Timur4. HGB No. 9 /6 November 1986 840 12 Oktober 2026 GMIT Sumbersari, Dati II, Jember, Jawa Timur5. HGB No. 19h/ 22 Desember 1995 5.260 22 Desember 2015 GMIT Wirolegi, Sumbersari, Kabupaten Jember, Jawa

Timur6. HGB No. 271/ 11 Oktober 1997 4.680 24 September 2026 GMIT Kebon Agung, Kalimates, Jember Jawa timur7. HGB No.191/ 3 Februari 1988 3.840 3 Februari 2028 GMIT Wirolegi, Sumbersari, Dari II Jember, Jawa Timur8. HGB No. 258/29 Mei 1995 2.588 29 Mei 2015 GMIT Kebon Agung, Kaliwates, Jember, Jawa Timur9. HGB No.83/ 2 April 1992 11.840 17 Maret 2032 GMIT Tempeh Lor,Tempeh,Lumajang, Jawa Timur10. HGB No. 06/ Desa Klayas 70.328 14 Februari 2042 ANJAP Jalan Poros Seget, Desa Klayas, Kec. Seget, Kab.

Porong, Papua Barat11. HGB No. 02/ Desa Klayas 59.883 14 Februari 2042 ANJAP Jalan Poros Seget, Desa Klayas, Kec. Seget, Kab.

Porong, Papua Barat12. HGB No.03/ Desa Klayas 72.377 14 Februari 2042 ANJAP Jalan Poros Seget, Desa Klayas, Kec. Seget, Kab.

Porong, Papua Barat13. HGB No.04/ Desa Klayas 68.756 14 Februari 2042 ANJAP Jalan Poros Seget, Desa Klayas, Kec. Seget, Kab.

Porong, Papua Barat14. HGB No.05/ Desa Klayas 68.788 14 Februari 2042 ANJAP Jalan Poros Seget, Desa Klayas, Kec. Seget, Kab.

Porong, Papua Barat

Page 152: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

128

No. No.danTanggalSertifikat Luas(M2)

Berakhinya Hak Pemegang Hak Lokasi/Surat Ukur / Gambar Situasi

15. HGU No.1/Ramba tanggal 10 September 2009

1.970.500 9 September 2044 ANJA Desa Ramba, Kec. Huristak, Kab. Tapanuli Selatan, Propisi Sumatera Utara

16. HGU No. 1/Simangambat Julu tanggal 4 September 1993

60.000.000 31 Desember 2076 ANJA Desa Simangambat Julu, Pasir Pinang, Air Gala, Kec. Barumun Tengah, Kab. Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara

17.

HGU No. 3/Simangambat Julu, Pasir Pinang, Air Gala tanggal 26 Januari 2001

32.149.000 25 Januari 2091 ANJA Desa Simangambat Julu, Pasir Pinang, Air Gala, Kec. Barumun Tengah, Kab. Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara

18. HGU, No. 1/Jangkang, tanggal 6 April 1990

40.319.600 31 Desember 2075 SMM Desa Jangkang, Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung, Provinsi Sumatera Selatan

19. HGU, No. 1/Nyuruk, tanggal 6 April 1990

69.552.000 31 Desember 2075 SMM Desa Nyuruk, Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung, Provinsi Sumatera Selatan

20. HGU, No. 1, tanggal 6 April 1990 48.860.800 31 Desember 2075 SMM Desa Renggiang, Kecamatan Gantung, Kabupaten Belitung, Provinsi Sumatera Selatan

21. HGB, No. 2, tanggal 17 Mei 2005 149.800 16 Mei 2035 SMM Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

22. HGB, No. 3, tanggal 17 Mei 2005 149.600 16 Mei 2035 SMM Desa/Kelurahan Dendang, Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

23. HGU No. – tanggal 11 November 2004

80.000.000 27 Oktober 2039 ANJAS Desa Pardemian

24. HGB No. 1 tanggal 21 April 2010 7.412 24 Mei 2030 ANJAS Kelurahan Pasar Pargarutan25. HGB No. 2 tanggal 8 Juni 2010 2.999 8 April 2030 ANJAS Kelurahan Pasar Pargarutan26. HGB No. 3 tanggal 8 Juni 2010 982 8 April 2030 ANJAS Kelurahan Pasar Pargarutan27. HGB No. 07 63.624 31 Juli 2042 LSP Kelurahan Klayas, Kecamatan Seget, Kabupaten

Sorong, Provinsi Papua Barat28. HGB No. 08 63.450 31 Juli 2042 LSP Kelurahan Klayas, kecamatan Seget, Kabupaten

Sorong, Provinsi Papua Barat29. HGB No. 09 74.993 31 Juli 2042 LSP Kelurahan Klayas, Kecamatan Seget, Kabupaten

Sorong, Provinsi Papua Barat30. HGU No. 03 15.040.000 31 Desember 2013 ATI Desa Tenggulon, Kec. Kejuruan Muda, Kabupaten

Aceh Timur, Provinsi Daerah Istimewa Aceh.31. HGU No. 106 11.500.000 31 Desember 2022 ATI Desa Sidodadi Simpang Kiri, Kab, Aceh Timur,

Prop. Daerah Istimewa Aceh 32. HGU No. 1/Desa Bilah 16.410.000 31 Desember 2018 SM Desa Bilah, Kecamatan Bilah Hilir, Kabupaten

Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara33. HGU No. 10/Perkebunan Bilah 13.150.700 31 Desember 2036 SM Desa Perkebunan Bilah, Kecamatan Bilah Hilir,

Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara

BangunanPerseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya telah memiliki beberapa bangunan, antara lain:

No. IzinMendirikanBangunan PeruntukkanANJA1. Surat Keputusan Bupati Tapanuli Selatan

No.647/262/1995 tanggal 1 Maret 1995,Pabrik kelapa sawit yang terletak di Desa Simangambat Julu, Kecamatan Barumun Tengah berlantai 1 Permanent dengan luas lantai kurang lebih 13.799,52 m2.

2. Surat Keputusan Bupati Tapanuli Selatan No. 503/1152/2003 tanggal 26 Juni 2003.

(i) 1 unit bengkel induk; (ii) 1 unit sekolah dasar; (iii) 12 unit rumah karyawan; (iv) 4 unit rumah asisten; (v) 2 unit rumah manager; (vi) 2 unit kantor kebun; dan (vii) 1 unit kantor devisi/poliklinik yang terletak di Desa Huristak, Simangambat Julu, Kec. Barumum Tengah.

3. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Padang Lawas Utara No. 503/0004/01.08.01/IMB/BPPT/1/2013, tanggal 28 Januari 2013

Gudang Central, Gudang Civil Enginering, Rumah Tanki BBM, dan Gudang Limbah B3, Luas 531,5 M2, Desa Simangambat Julu, Kec. Simangambat, Kab. Padang Lawas Utara.

4. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Padang Lawas Utara No. 503/0005/01.08.01/IMB/BPPT/1/2013, tanggal 28 Januari 2013

Hunian Rumah Tinggal karyawan, Luas 9.214,9 Ha, , Desa Simangambat Julu, Kec. Simangambat, Kab. Padang Lawas Utara.

5. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Padang Lawas Utara No. 503/0006/01.08.01/IMB/BPPT/1/2013, tanggal 28 Januari 2013

Hunian rumah tinggal karyawan, Luas 5.589 M2, Desa Simangambat Julu, Kec. Simangambat, Kab. Padang Lawas utara.

Page 153: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

129

No. IzinMendirikanBangunan Peruntukkan6. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kabupaten Padang Lawas Utara No. 503/0007/01.08.01/IMB/BPPT/1/2013, tanggal 28 Januari 2013

Hunian rumah tinggal karyawan, Luas 4.036,5 M2, Desa Simangambat Julu, Kec. Simangambat, Kab. Padang Lawas utara.

7. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Padang Lawas Utara No. 503/0008/01.08.01/IMB/BPPT/1/2013, tanggal 28 Januari 2013

Hunian rumah tinggal karyawan, Luas 931,5 M2, Desa Simangambat Julu, Kec. Simangambat, Kab. Padang Lawas utara.

8. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Padang Lawas Utara No. 503/0009/01.08.01/IMB/BPPT/1/2013, tanggal 28 Januari 2013.

Hunian rumah tinggal karyawan, Luas 3.519 M2, Desa Simangambat Julu, Kec. Simangambat, Kab. Padang Lawas Utara.

9. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Padang Lawas Utara No. 503/0010/01.08.01/IMB/BPPT/1/2013, tanggal 28 Januari 2013.

Hunian rumah tinggal karyawan, Luas 5.382 M2, Desa Simangambat Julu, Kec. Simangambat, Kab. Padang Lawas Utara.

10. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Padang Lawas Utara No. 503/0011/01.08.01/IMB/BPPT/1/2013, tanggal 28 Januari 2013.

Hunian rumah tinggal Asisten, Luas 3.277,8 M2, Desa Simangambat Julu, Kec. Simangambat, Kab. Padang Lawas Utara.

11. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Padang Lawas Utara No. 503/0012/01.08.01/IMB/BPPT/1/2013, tanggal 28 Januari 2013.

Hunian rumah tinggal Asisten, Luas 3.728,4 M2, Desa Simangambat Julu, Kec. Simangambat, Kab. Padang Lawas Utara.

12. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Padang Lawas Utara No. 503/0002/01.08.01/IMB/1/2013, tanggal 28 Januari 2013.

Gedung Poliklinik Central, Club House, Lapangan tenis dan lapangan Badminton, Luas 854,7 M2, Desa Simangambat Julu, Kec. Simangambat, Kab. Padang Lawas Utara.

13. Surat Izin Bupati Padang Lawas, No. 503/0148/IMB/2012, tanggal 9 Februari 2012.

(i) Type G2 luas 103,5 M2, (ii) Type G6 Luas 310,5 M2, dan (iii) Kantor Divisi Luas 98 M2, di Desa Tobing, Jae Kec. Huristak, Kab. Padang Lawas Propinsi Sumatera Utara.

14. Surat Izin Bupati Padang Lawas, No. 503/0340/IMB/2012, tanggal 9 Maret 2012.

(i) Type G2 luas 103,5 M2,dan (ii) Type G6 Luas 310,5 M2, di Desa Tobing, Jae Kec. Huristak, Kab. Padang Lawas Propinsi Sumatera Utara.

15. Surat Izin Bupati Padang Lawas, No. 503/0308/IMB/2012, tanggal 6 Maret 2012.

i) Type G2 luas 103,5 M2, (ii) Type G6 Luas 310,5 M2, dan (iii) Kantor Divisi Luas 98 M2, di Desa Tobing, Jae Kec. Huristak, Kab. Padang Lawas Propinsi Sumatera Utara.

16. Surat Izin Bupati Padang Lawas, No. 503/0180/IMB/2012, tanggal 15 Februari 2012.

(i) Type G2 luas 103,5 M2,dan (ii) Type G6 Luas 310,5 M2, di Desa Tobing, Jae Kec. Huristak, Kab. Padang Lawas Propinsi Sumatera Utara.

17. Surat Izin Bupati Padang Lawas, No. 503/0247/IMB/2012, tanggal 23 Februari 2012.

(i) Type G2 luas 103,5 M2,dan (ii) Type G6 Luas 310,5 M2, di Desa Tobing, Jae Kec. Huristak, Kab. Padang Lawas Propinsi Sumatera Utara.

ANJAS18. Surat Izin Bupati Tapanuli Selatan No.

503/4823/2009 tanggal13 Juli 2009.Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit yang berlokasi di Dusun Janji Matogu Desa Pardomuan Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan.

19. Surat Izin Bupati Tapanuli Selatan No.503/06/IMB/2010 tanggal5 April 2010.

Perumahan karyawan dan bangunan penunjang lainnya diatas areal HGU ANJAS di Desa Pardomuan Kecamatan Angkola Selatan KabupatenTapanuli Selatan.

20. Surat Izin Bupati Tapanuli Selatan No.503/07/IMB/2010 tanggal 21 Juni 2011.

Perumahan karyawan dan bangunan penunjang lainnya diatas areal HGU ANJAS yang terletak di Desa Pardomuan, Kecamatan Angkola Selatan, KabupatenTapanuli Selatan.

21. Surat Izin Bupati Tapanuli Selatan No. 503/10/IMB/X/2011 tanggal 21 Oktober 2011.

Masjid, Gereja, Taman Kanak-Kanak, Poliklinik dan Rumah Penitipan Anak diatas areal HGU ANJAS, yang terletak di Desa Pardomuan, Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan.

22. Surat Izin Bupati Tapanuli Selatan No.503/15/IMB/XII/2011 tanggal 22 Desember 2011.

Rumah Karyawan di atas areal HGU ANJAS, yang terletak di Desa Pardomuan Kecamatan Angkola Selatan, Kabupaten Tapanuli Selatan.

23. SuratIzinBupatiTapanuli Selatan No. 503/5366/2010 tanggal 9 Agustus 2010.

Bangunan Tangki Transit dan bangunan pendukung lainnya yang berlokasi di Jalan Raya Padangsidempuan-Sipirok Kelurahan Pasar Pargarutan Kecamatan Angkola Timur.

Page 154: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

130

No. IzinMendirikanBangunan Peruntukkan24. Surat Izin Bupati Tapanuli Selatan

No.503/14/IMB/XII/2010 tanggal 10 Agutus 2010.

Bangunan perumahan karyawan dan bangunan penunjang lainnya yang berlokasi di atas areal HGU ANJAS di Desa Pardomuan Kecamatan Angkola Selatan.

25. Surat Izin Bupati Tapanuli Selatan No.503/11/IMB/III/2012 tanggal 21 Maret 2012.

Perumahan karyawan, perumahan asisten dan bangunan Central Workshop yang berlokasi di Desa Pardomuan, Kec. Angkola Selatan, Kab. Tapanuli Selatan.

26. Surat Izin Bupati Tapanuli Selatan No.503/14/IMB/V/2012 tanggal 30 Mei 2012.

Bangunan Sekolah Dasar, koperasi, mess manajer dan staf ANJAS yang berlokasi di Desa Pardomuan, Kec. Angkola Selatan, Kab. Tapanuli Selatan.

27. Surat Izin Bupati Tapanuli Selatan No. 503/4823/2009, tanggal 13 Juli 2009.

Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit, di Dusun Janji Matogu Desa Pardomuan, Kec. Angkola Selatan, Kab. Tapanuli Selatan.

SMM28. Keputusan Kepala Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu No. 503/146/IMB/BPPT-4/X/2010, tanggal 1 Oktober 2010.

Rumah Asisten F, luas bangunan 116 m2 di desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur

29. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/147/IMB/BPPT-4/X/2010, tanggal 1 Oktober 2010

Rumah Asisten G, luas bangunan 116 m2, di desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur

30. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/148/IMB/BPPT-4/X/2010, tanggal 1 Oktober 2010

Rumah Asisten H, luas bangunan 116 M2, di desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur

31. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/085/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009.

Balai Karyawan Perumahan Balok, di Desa Balok, Kec. Dendang.

32. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/229/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Hunian, Rumah G6 Air Ruak Estate, luas 324 M2, di Desa Simpang Tiga, Kec. Simpang Renggiang, Kab, Belitung Timur.

33. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/230/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Hunian, Rumah G6 Air Ruak Estate, luas 324 M2, di Desa Simpang Tiga, Kec. Simpang Renggiang, Kab, Belitung Timur.

34. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/231/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Hunian, Rumah G6 Air Ruak Estate, luas 324 M2, di Desa Simpang Tiga, Kec. Simpang Renggiang, Kab, Belitung Timur.

35. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/232/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Hunian, Rumah G6 Air Ruak Estate, luas 324 M2, di Desa Balok, Kec. Dendang, Kab, Belitung Timur.

36. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/233/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Hunian, Rumah G6 Air Ruak Estate, luas 324 M2, di Desa Balok, Kec. Dendang, Kab, Belitung Timur.

37. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/234/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Hunian, Rumah G6 Air Ruak Estate, luas 324 M2, di Desa Balok, Kec. Dendang, Kab, Belitung Timur.

38. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/235/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Hunian, Rumah Asisten,Luas 95 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

39. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/236/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Hunian, Rumah Asisten, Luas 95 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

40. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/237/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Hunian, Rumah Asisten, Luas 95 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

41. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/238/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Hunian, Rumah Asisten, Luas 95 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

42. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/239/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Hunian, Rumah G6 Ladang Jaya Estate, Luas 310,5 M2, di Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

43. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/240/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Hunian, Rumah G6 Ladang Jaya Estate, Luas 310,5 M2, di Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

44. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/241/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Usaha, Koperasi Serba Usaha Ladang Jaya Estate, Luas 96,375 M2, di Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

Page 155: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

131

No. IzinMendirikanBangunan Peruntukkan45. Keputusan Kepala Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu No. 503/242/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Usaha, Koperasi Serba Usaha Ladang Jaya Estate, Luas 96,375 M2, di Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

46. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/243/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Usaha, Gudang Pupuk, Luas 205,61 M2, di Desa Balok, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

47. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/244/IMB/BPMPT/XII/2012, tanggal 26 Desember 2012

Sosial dan Budaya, Tempat Les Anak Sekolah, Luas 57 M2, di Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

48. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/080/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009

Garasi alat-alat berat kompleks perumahan Ladang Jaya, Luas 112 M2, di Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

49. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/081/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009

Extension Club House Perumahan Jangkang, Luas 288 M2, di Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

50. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/082/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009

Bangunan Amiat Filter Perumahan Sari Bunga, Luas 10,5 M2, di Desa Nyuruk, Kec. Dendang.

51. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/083/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009

Bangunan Amiat Filter, Luas 10,5 M2, di Desa Nyuruk, Kec. Dendang.

52. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/084/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009

Balai Karyawan Perumahan Ladang Jaya, Luas 144 M2, Desa Balok, Kec. Dendang.

53. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/077/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009

Gudang Pupuk Permanen, Luas 203 M2, di Desa Jangkang, Kec. Dendang.

54. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/078/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009

Garasi alat-alat berat kompleks perumahan sari bunga, Luas 56 M2, di Desa Nyuruk, Kecamatan Dendang.

55. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/079/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009

Garasi alat-alat berat kompleks perumahan Bentayan, Luas 56 M2, di Desa Nyuruk, Kecamatan Dendang.

56. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/072/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009

Rumah Karyawan Type G-6, Luas 310,5 M2, di Desa Nyuruk, Kecamatan Dendang.

57. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/073/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009

Rumah Asisten Perumahan Balok, Luas 75 M2, di Desa Nyuruk, Kecamatan Dendang.

58. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/074/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009

Pos Security Pelabuhan Khusus TG. Resing, Luas 44 M2, di Desa Dendang, Kec. Dendang.

59. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/075/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009

Pos Security Kompleks Perumahan Sari Bunga, Luas 12 M2, Desa Nyuruk, Kec. Dendang.

60. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/076/IMB/BPPT-4/BELTIM/VI/2009, tanggal 11 Juni 2009

Pondok Rekreasi, Luas 96 m2, di Desa Dendang, Kec Dendang.

61. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/015/IMB/BPPT-4/II/2011, tanggal 18 Februari 2011

Rumah Karyawan, Luas 310,5 M2, di Areal Perkebunan PT. SMM, Desa Simpang Tiga, Kec. Simpang Renggiang.

62. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/016/IMB/BPPT-4/II/2011, tanggal 18 Februari 2011

Rumah Karyawan, Luas 310,5 M2, di Areal Perkebunan PT. SMM, Desa Simpang Tiga, Kec. Simpang Renggiang

63. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/017/IMB/BPPT-4/II/2011, tanggal 18 Februari 2011

Rumah Karyawan, Luas 310,5 M2, di Areal Perkebunan PT. SMM, Desa Simpang Tiga, Kec. Simpang Renggiang

64. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/018/IMB/BPPT-4/II/2011, tanggal 18 Februari 2011

Rumah Karyawan, Luas 310,5 M2, di Areal Perkebunan PT. SMM, Desa Simpang Tiga, Kec. Simpang Renggiang

65. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/019/IMB/BPPT-4/II/2011, tanggal 18 Februari 2011

Rumah Karyawan, Luas 310,5 M2, di Areal Perkebunan PT. SMM, Desa Simpang Tiga, Kec. Simpang Renggiang

Page 156: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

132

No. IzinMendirikanBangunan Peruntukkan66. Keputusan Kepala Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu No. 503/140/IMB/BPPT-4/VIII/2011, tanggal 25 Agustus 2011

Perumahan Karyawan Ladang Jaya Estate, Luas 283,5 M2, di Desa Jangkang, Kec. Dendang.

67. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/141/IMB/BPPT-4/VIII/2011, tanggal 25 Agustus 2011

Rumah Asisten, Luas 75 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang.

68. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/142/IMB/BPPT-4/VIII/2011, tanggal 25 Agustus 2011

Rumah Asisten, Luas 75 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang.

69. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/143/IMB/BPPT-4/VIII/2011, tanggal 25 Agustus 2011

Rumah Asisten, Luas 75 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang.

70. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/144/IMB/BPPT-4/VIII/2011, tanggal 25 Agustus 2011

Rumah Asisten, Luas 75 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang.

71. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/145/IMB/BPPT-4/VIII/2011, tanggal 25 Agustus 2011

Rumah Asisten, Luas 75 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang.

72. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/146/IMB/BPPT-4/VIII/2011, tanggal 25 Agustus 2011

Rumah Asisten, Luas 75 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang.

73. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/148/IMB/BPPT-4/VIII/2011, tanggal 25 Agustus 2011

Bangunan Biomas untuk perumahan Air Ruak Estate, Luas 228,48 M2, di Desa Simpang Tiga, Kec. Simpang Renggiang.

74. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/150/IMB/BPPT-4/VIII/2011, tanggal 25 Agustus 2011

Perumahan Karyawan Air Ruak Estate, Luas 283,5 M2, di Desa Simpang Tiga, Kec. Simpang Renggiang.

75. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/152/IMB/BPPT-4/VIII/2011, tanggal 25 Agustus 2011

Perumahan Karyawan Balok Estate, Luas 283,5 M2, di Desa Balok Kec. Dendang.

76. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/153/IMB/BPPT-4/VIII/2011, tanggal 25 Agustus 2011

Perumahan Karyawan Sari Bunga, Luas 283,5 M2, di Desa Nyuruk, Kec. Dendang.

77. Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu No. 503/154/IMB/BPPT-4/VIII/2011, tanggal 25 Agustus 2011

Perumahan Karyawan Sari Bunga, Luas 283,5 M2, di Desa Nyuruk, Kec. Dendang.

78. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 25/IMB/V/2006, tanggal 10 Mei 2006

Kantor Kebun dan Poliklinik, Luas 167M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

79. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 26/IMB/V/2006, tanggal 10 Mei 2006

Rumah Karyawan G2, Luas 378 M2, Desa Simpang Tiga, Kec. Gantung, Kab. Belitung Timur.

80. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 27/IMB/V/2006, tanggal 10 Mei 2006

Rumah Karyawan G2, Luas 4.536 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

81. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 28/IMB/V/2006, tanggal 10 Mei 2006

Rumah Karyawan G2, Luas 567 M2, Desa Nyuruk, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

82. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 29/IMB/V/2006, tanggal 10 Mei 2006

Rumah Asisten G1, Luas 150 M2, Desa Nyuruk, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

83. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 30/IMB/V/2006, tanggal 10 Mei 2006

Mess Direksi, Luas 448,5 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

84. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 31/IMB/V/2006, tanggal 10 Mei 2006

Rumah Manager, Luas 140,60 M2, Desa Simpang Tiga, Kec. Gantung, Kab. Belitung Timur.

85. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 32/IMB/V/2006, tanggal 10 Mei 2006

Rumah Manager, Luas 140,60 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

86. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 33/IMB/V/2006, tanggal 10 Mei 2006

Rumah Karyawan G2, Luas 4.536 M2, Desa Nyuruk, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

87. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 34/IMB/V/2006, tanggal 10 Mei 2006

Rumah Karyawan G6, Luas 1.134 M2, Desa Simpang Tiga, Kec. Gantung, Kab. Belitung Timur

88. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 35/IMB/V/2006, tanggal 10 Mei 2006

Rumah Karyawan G6, Luas 3.969 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

89. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 36/IMB/V/2006, tanggal 10 Mei 2006

Rumah Asisten G1, Luas 750 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

Page 157: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

133

No. IzinMendirikanBangunan Peruntukkan90. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 37/

IMB/V/2006, tanggal 10 Mei 2006Rumah Manager, Luas 140,60 M2, Desa Nyuruk, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

91. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 52/IMB/X/2006, tanggal 18 Oktober 2006

Tangki Penimbunan CPO Kelapa Sawit, Luas 550 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

92. Keputusan Bupati Belitung Timur No. 67/IMB/XII/2006, tanggal 8 Desember 2006

Tangki Limbah B3, Luas 21,65 M2, Desa Jangkang, Kec. Dendang, Kab. Belitung Timur.

KAL93. Surat Keputusan Bupati Ketapang No.014

tahun 2012 tanggal 2 Februari 2012Bangunan yang berlokasi di Jl. Marsela Kasai, Desa Laman Satong, Kecamatan Matan Hilir Utara, Kabupaten Ketapang.

AANE94. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu Pemerintah Kabupaten Belitung Timur No.503/163/IMB/BPPT-4/XI/2010 tanggal 29 November 2010.

Kubah Penangkap Biogas, luas bangunan 3.282,56 M2

95. Surat Keputusan Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Pemerintah Kabupaten Belitung Timur No.503/164/IMB/BPPT-4/XI/2010 tanggal 29 November 2010.

Kubah Penangkap Biogas, luas bangunan 1.117,6 M2

GMIT96. Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah

Swatantra Tingkat Ke II Djember No.561 tanggal 24 Desember 1959.

Gudang di Kecamatan Panti

97. Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Jember No. 72 tanggal 17 April 1961.

Gudang tembakau, luas 0,540 ha, di Kecamatan Wirolegi

98. Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Jember No. 230 tanggal 31 Agustus 1961.

Gedung, Luas 1,36 Ha, di Kecamatan Wirolegi

99. Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Jember No. 503648/121/IMB/64351/1988

Gudang, sortasi, dan pagar, di Jl. Banyuwangi, Kelurahan Wirolegi, Kecamatan Sumbersari, Jember.

100. Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Sementara Kabupaten Djember No. DK/505/I.R. tanggal 15 Desember 1954.

Bangunan, terletak di atas tanah di Jl. Rambipudji.

101. Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah Sementara Kabupaten Djember No. DK/29/I.R. tanggal 8 Juli 1955.

Bangunan , terletak di atas tanah di Jl. Rambipudji, Jember.

102. Surat Keputusan Bupati Kepala daerah Jember No. Drh/235/IB tanggal 22 Agustus 1963.

Bangunan gedung pengeringan tembakau, dengan luas 15.250 M2 , Jember.

103. Surat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Jember No 503.647/150/436.33/1991 tanggal 16 Oktober 1991

Bangunan, gudang, pondasi, dengan luas 18.080 M2

104. Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Djember No. 302/IB tanggal 30 September 1963

Bangunan gudang sortasi tembakau beserta kamar pres, dengan luas 1.604 Ha, di desa Klompangan, Kecamatan Mangli.

105. Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Djember No. 320/IB tanggal 30 Oktober1963

Bangunan gudang afpak, dengan luas 1.604 ha di desa Klompangan, Kecamatan Mangli.

106. Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Lumajang No.BKD.86/23/64 tanggal 30 Nopember 1974

Gudang

107. Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Lumajang No.BKD.86/23/61 tanggal 8 Juni 1964

Perluasan pendirian gudang tembakau, yang terletak didesa Tompohlor, Kec. Tompoh, Lumajang.

108. Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Jember No. 503.648/47/IMB/643.51/1986 tanggal 18 Desember 1986

Gudang sortasi, yang terletak di Jl. Agung, Kel. Kebonagung, Kec. Kaliwates, Jember.

109. Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Jember No. 503.648/144/436.33/1997 tanggal 10 Desember 1997

Pemutihan IMB, untuk gudang Kebonagung yang terletak di Jl. Aruwana No. 67, Kel. Kebonagung, Kec. Kaliwates, Jember

Page 158: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

134

No. IzinMendirikanBangunan Peruntukkan110. Surat Keputusan Bupati Kepala

Daerah Tingkat II Jember No. 503.648/142/436.33/1997 tanggal 10 Desember 1997

Pemutihan IMB, untuk gudang dan rumah dinas yang terletak di Jl. Aruwana No. 67, Kel. Kebonagung, Kec. Kaliwates, Jember

111. Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Jember No. 503.648/143/436.33/1997 tanggal 10 Desember 1997

Pemutihan IMB, untuk gudang Kebonagung yang terletak di Jl. Aruwana No. 67, Kel. Kebonagung, Kec. Kaliwates, Jember

12. Asuransi

Perseroan telah mengasuransikan harta kekayaan miliknya berupa benda-benda tidak bergerak maupun benda-benda bergerak yang penting bagi Perseroan dalam menjalankan kegiatan usahanya pada beberapa perusahaan asuransi pihak ketiga dengan jumlah yang memadai.

No. Jenis Asuransi dan Nomor Polis Objek Asuransi Berlaku Hingga

Jumlah Pertanggungan Penanggung

1.

All Risk Policy (Personal Effects) Insurance No, AI.24.1213.11.000001 tanggal 13 Juni 2012

Movable portable items 1 Juni 2012 – 1 Juni 2013 USD11.264,13 PT Asuransi

Indrapura

2. Money Insurance No AI.24.1212.11.000001 tanggal 4 Januari 2012

Cash in safe & Cash in Cashier Box dan Cash in transit

23 Januari 2013 – 23 Januari

2014Rp2.003.000,00 PT Asuransi

Indrapura

3. I-Puri Plus No. AI.24.0125.10.000006 tanggal 4 September 2012

Dwelling House Jalan Dukuh Patra No. 25 RT 011/RW002

Menteng Dalam, Tebet, Kuningan, Jakarta Selatan

29 September 2012 – 29

September 2013Rp1.700.000.000,00 PT Asuransi

Indrapura

Perseroan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan perusahaan asuransi tersebut diatas danmanajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset tetap yang bersangkutan.

13. TransaksiDenganPihakAfiliasi

a. Aircraft Charter Services Agreement No. 027/AF-ANJ/CSA-Embraer/2012 tanggal 7 Desember 2012 sebagaimana diubah terakhir dengan Amendment No. 1 Aircraft Charter Services Agreement No. 027/AF-ANJ/CSA-Embraer/2012 tanggal 8 Januari 2013 oleh dan antara Perseroan dan PT Airfast Indonesia (“Airfast”), yang menyatakan bahwa Perseroan bermaksud menggunakan jasa penerbangan Airfast dengan jenis pesawat Embraer Legacy untuk membawa penumpang dan/atau kargo. Biaya sewa bulanan tetap adalah sebesar USD67.888 (enam puluh tujuh ribu delapan ratus delapan puluh delapan Dolar Amerika Serikat) per bulan. Selain itu, Perseroan juga akan membayar kembali seluruh biaya operasional dan pemeliharaan pesawat terbang dan biaya jasa yaitu sebesar 10% (sepuluh persen) dari biaya operasional. Sebagai jaminan Perseroan akan memberikan uang jaminan sebesar USD4.000.000 (empat juta Dolar Amerika Serikat). Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal penandatanganan. Perjanjian berlaku untuk masa 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal penerimaan pesawat oleh Perseroan dan dapat diperpanjang dengan persetujuan tertulis dari para pihak dengan memberikan pemberitahuan tertulis paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Perjanjian. Perjanjian ini dibuat berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia dan dalam hal timbul perselisihan, maka para pihak akan saling berkonsultasi untuk menyelesaikan perselisihan tersebut. Dalam hal konsultasi tersebut tidak dapat menyelesaikan perselisihan tersebut, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan melalui arbitrase di Singapura berdasarkan peraturan Singapore International Arbitration Center (SIAC).

Page 159: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

135

b. Aircraft Charter Services Agreement/Perjanjian Jasa Charter Pesawat No. 016/ANJ-AGRI/CSA/2010/XII tanggal 17 Januari 2011 yang diubah dengan Amendment No. 1 to Aircraft Charter Services Agrement No. 016/ANJ-AGRI/CSA/2010/XII tanggal 14 Februari 2013, keduanya dibuat di bawah tangan oleh dan antara ANJA dengan Airfast, yang menyatakan bahwa ANJA bermaksud menggunakan jasa penerbangan Airfast dengan jenis pesawat Raytheon B1900D (“Pesawat”) untuk membawa penumpang dan/atau muatan. Biaya tagihan yang wajib dibayarkan berupa: (i) biaya tetap lisensi bulanan sebesar USD11.500 (sebelas ribu lima ratus Dollar Amerika Serikat) per bulan ditambah pajak yang berlaku; (ii) biaya tetap bulanan tenaga kerja; dan (iii) biaya jasa sebesar 10% (sepuluh persen) dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan Airfast untuk operasional dan perawatan pesawat. Perjanjian ini berlaku sampai dengan 17 Juli 2013. Perjanjian ini dapat dialihkan dengan persetujuan tertulis dari para pihak dengan syarat dan ketentuan yang sama dalam perjanjian ini. Perjanjian ini tunduk dan ditafsirkan berdasarkan hukum Republik Indonesia, segala perselisihan yang timbul yang tidak dapat diselesaikan dengan konsultasi bersama akan diselesaikan melalui arbitrase sesuai dengan peraturan arbitrase dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) yang berlaku.

c. Perjanjian Novasi No. 015/Austindo/OCY-ANJ-AGRI/2011/XII tanggal 17 Januari 2011, dibuat di

bawah tangan oleh dan antara Perseroan, ANJA dan Airfast, yang menyatakan bahwa Perseroan mengalihkan seluruh hak dan tanggung jawab yang timbul dalam Aircraft Service Charter Agreement No. JKT.332/2007/VII sebagaimana diubah beberapa kali terakhir dengan Addendum No. 1 tanggal 1 Juli 2010 (“Perjanjian Charter Pesawat”) yang dibuat oleh dan antara Perseroan dengan Airfast kepada ANJA, termasuk hak untuk menerima pengembalian security deposit. Perjanjian ini berlaku terhitung sejak ditandatanganinya perjanjian novasi dan Perjanjian Charter Pesawat antara ANJA dan Airfast. Kecuali ditentukan lain dalam perjanjian ini, para pihak tidak dapat mengalihkan atau mendelegasikan hak dan kewajiban dalam perjanjian ini tanpa persetujuan tertulis pihak lain. Perjanjian ini tunduk dan ditafsirkan sesuai dengan ketentuan hukum dan perundang-undangan Negara Republik Indonesia. Segala perselisihan yang timbul akan diselesaikan melalui arbitrase sesuai dengan peraturan dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) yang berlaku saat ini.

d. Perjanjian Pinjam Pakai tanggal 17 Mei 2012, dibuat di bawah tangan oleh dan antara GMIT, MDN dan AKJ (“Perjanjian”). Berdasarkan Perjanjian, GMIT menerima secara pinjam pakai dari MDN danAKJ: (i)sebidang tanahdengansertifikatHGBNo.200/Kel.Kaliwates,seluas1.215m2;(ii)sebidangtanahdengansertifikatHGBNo.210/Kel.Kaliwates,seluas3.998m2;dan(iii)sebidangtanahdengansertifikatHGBNo.2398/Kel.Kaliwates,seluas14.515m2;yangseluruhnyaterletakdi Jl. Gajah Mada No. 254, Jember, Jawa Timur, untuk jangka waktu sampai dengan tanggal 17 Mei 2014 dan dapat diperpanjang. GMIT dilarang untuk menyerahkan/meminjampakaikan/mengalihkan hak atas pinjam pakai tersebut kepada pihak atau badan lain. Para pihak memilih domisili di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jember di Jember.

e. Service Agreement tanggal 1 Januari 2004, dibuat di bawah tangan bermeterai cukup, oleh dan antara Perseroan dengan DGI (“Perjanjian”), yang menyatakan bahwa Perseroan telah setuju untuk memberikan jasa kepada DGI antara lain sebagai berikut (i) jasa manajemen, (ii) jasa corporate secretarial dan (iii) jasa administrasi, sebagaimana dirinci dalam Perjanjian (“Jasa”). Atas pemberian Jasa tersebut, DGI harus membayar uang sejumlah USD2.000,00 (dua ribu Dolar Amerika Serikat) per bulan tidak termasuk biaya operasional dan PPN, tetapi termasuk PPh. Perjanjian ini berlaku terhitung sejak 1 Januari 2004 dan akan diperbaharui secara otomatis pada setiap tahunnya, kecuali salah satu pihak memberitahukan secara tertulis satu bulan sebelumnya kepada pihak lainnya untuk tidak melanjutkan Perjanjian. Perjanjian ini tunduk kepada hukum Negara Republik Indonesia dan segala sengketa yang timbul akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Page 160: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

136

f. Service Agreement tanggal 1 Januari 2001, dibuat di bawah tangan bermeterai cukup, oleh dan antara Perseroan dengan ATI (“Perjanjian”), yang menyatakan bahwa Perseroan telah setuju untuk memberikan jasa kepada ATI antara lain sebagai berikut (i) jasa manajemen, (ii) jasa corporate secretarial dan (iii) jasa administrasi, sebagaimana dirinci dalam Perjanjian (“Jasa”). Atas pemberian Jasa tersebut, ATI harus membayar uang sejumlah USD1.000,00 (seribu Dolar Amerika Serikat) per bulan tidak termasuk biaya operasional dan PPN, tetapi termasuk PPh. Perjanjian ini berlaku terhitung sejak 1 Januari 2001 dan akan diperbaharui secara otomatis pada setiap tahunnya, kecuali salah satu pihak memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya untuk tidak melanjutkan Perjanjian. Perjanjian ini tunduk kepada hukum Negara Republik Indonesia dan segala sengketa yang timbul akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

g. Service Agreement tanggal 1 Januari 2001, dibuat di bawah tangan bermeterai cukup, oleh dan antara Perseroan dengan SM (“Perjanjian”), yang menyatakan bahwa Perseroan telah setuju untuk memberikan jasa kepada SM antara lain sebagai berikut (i) jasa manajemen, (ii) jasa corporate secretarial dan (iii) jasa administrasi, sebagaimana dirinci dalam Perjanjian (“Jasa”). Atas pemberian Jasa tersebut, SM harus membayar uang sejumlah USD1.000,00 (seribu Dolar Amerika Serikat) per bulan tidak termasuk biaya operasional dan PPN, tetapi termasuk PPh. Perjanjian ini berlaku terhitung sejak 1 Januari 2001 dan akan diperbaharui secara otomatis pada setiap tahunnya, kecuali salah satu pihak memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya untuk tidak melanjutkan Perjanjian. Perjanjian ini tunduk kepada hukum Negara Republik Indonesia dan segala sengketa yang timbul akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

h. Perjanjian Pengalihan Hak Atas Merek dan Hak Cipta tanggal 10 Mei 2012, dibuat di bawah tangan oleh dan antara Perseroan dan PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang (“ANJHC”), yang menyatakan bahwa Perseroan mengalihkan hak atas merek dan hak cipta kepada ANJHC. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal efektifnya perjanjian sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini. Perjanjian ini tunduk dan ditafsirkan berdasarkan hukum negara Republik Indonesia. Segala perselisihan pendapat yang timbul dalam rangka pelaksanaan perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah. Apabila dalam kurun waktu 30 (tiga puluh) hari, perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan maka perselisihan akan diselesaikan melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

i. Management and Technical Service Agreement No.002/ANJA-CORSEC/SPS.mp/II/2012 tanggal

1 Januari 2012 yang dibuat dibawah tangan dengan materai cukup, oleh dan antara ANJA dengan ANJAS (“Perjanjian”). Berdasarkan Perjanjian ini, ANJA setuju untuk memberikan pekerjaan Jasa Manajemen, Jasa Teknik, Jasa Corporate Secretary, dan jasa Administrasi kepada ANJAS. Nilai Perjanjian ini sejumlah US$50.000/per bulan. Jangka waktu Perjanjian ini terhitung efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 dan secara otomatis setiap tahunnya kecuali terdapat pemberitahuan tertulis untuk pengakhiran selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum berakhirnya Perjanjian ini. ANJAS menjamin bahwa akan menanggung segala tanggung jawab dan kerugian dari manajemen ANJA atau pegawainya yang bekerja dalam kapasitas untuk ANJAS dari segala klaim atau tindakan yang timbul sehubungan dengan tindakannya yang dilakukan untuk ANJAS. Perjanjian ini tunduk dan ditafsirkan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia. Apabila terdapat perselisihan yang tidak terselesaikan diantara para pihak, maka para pihak sepakat untuk memilih dan menyelesaikan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Page 161: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

137

14. Paten, HAKI, Merek Dagang dan Lisensi

Pada Tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki harta kekayaan berupa Hak atas Kekayaan Intelektual sebagai berikut:

- Hak Cipta, yaitu sebagai berikut:

No. Nomor dan Tanggal Permohonan Judul Ciptaan Jenis Ciptaan Tanggal Diumumkan

dan Tempat Jangka Waktu Pemegang Hak Cipta

1. No. 031156, tanggal 25 Juli 2006 ANJ Seni Logo 25 Juli 2006,

di Jakarta 25 Juli 2056 Perseroan

2. No. 029324, tanggal 28 Desember 2005

PT. AUSTINDO NUSANTARA JAYA Seni Logo 28 Desember 2005,

di Jakarta28 Desember 2055 Perseroan

- Hak Merek, yaitu sebagai berikut:

No.Nomor Pendaftaran / Agenda dan Tanggal

PendaftaranEtiket

Kelas Barang /

JasaWarna Jangka

Waktu Pemilik Merek

1. IDM000212838, tanggal 6 Agustus 2009 ANJ NCL9 35 Biru dan Putih 23 April 2019 Perseroan

2. IDM000133541, tanggal 28 Agustus 2007 *) KMN 44 Biru dan Putih 28 Desember

2015 Perseroan

3. IDM000133542, tanggal 28 Agustus 2007 *) KDN 44 Biru dan Putih 28 Desember

2015 Perseroan

4. IDM000151442, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 01 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

5. IDM000151465, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 2 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

6. IDM000151439, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 03 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

7. IDM000151423, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 04 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

8. IDM000151459, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 05 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

9. IDM000151441, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 06 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

10. IDM000151445, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 07 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

11. IDM000151444, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 08 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

12. IDM000151448, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 09 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

13. IDM000151453, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 10 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

14. IDM000151460, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 11 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

15. IDM000151418, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 12 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

16. IDM000151458, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 13 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

17. IDM000151419, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 14 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

18. IDM000151466, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 15 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

19. IDM000151450, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 16 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

20. IDM000151443, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 17 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

21. IDM000151449, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 18 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

Page 162: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

138

No.Nomor Pendaftaran / Agenda dan Tanggal

PendaftaranEtiket

Kelas Barang /

JasaWarna Jangka

Waktu Pemilik Merek

22. IDM000151429, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 19 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

23. IDM000151428, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 20 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

24. IDM000151425, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 21 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

25. IDM000151427, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 22 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

26. IDM000151461, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 23 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

27. IDM000151440, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 24 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

28. IDM000151446, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 25 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

29. IDM000151447, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 26 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

30. IDM000151457, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 27 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

31. IDM000151464, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 28 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

32. IDM000151434, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 29 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

33. IDM000150384, tanggal 18 Desember 2007 AUSTINDO 30 Hitam dan Putih 14 Juni 2016 Perseroan

34. IDM000151431, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 31 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

35. IDM000151432, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 32 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

36. IDM000151433, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 33 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

37. IDM000151463, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 34 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

38. IDM000151435, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 35 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

39. IDM000151454, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 36 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

40. IDM000151451, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 37 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

41. IDM000151452, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 38 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

42. IDM000151437, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 39 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

43. IDM000151455, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 40 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

44. IDM000151456, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 41 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

45. IDM000151438, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 42 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

46. IDM000151436, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 43 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

47. IDM000151422, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 44 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

48. IDM000151430, tanggal 3 Januari 2008 AUSTINDO 45 Hitam dan Putih 23 Juni 2016 Perseroan

49. IDM000152183, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 1 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

50. IDM000152181, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 2 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

51. IDM000152176, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 3 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

52. IDM000152173, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 4 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

Page 163: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

139

No.Nomor Pendaftaran / Agenda dan Tanggal

PendaftaranEtiket

Kelas Barang /

JasaWarna Jangka

Waktu Pemilik Merek

53. IDM000152765, tanggal 16 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 5 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

54. IDM000152169, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 6 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

55. IDM000152167, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 7 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

56. IDM000152165, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 8 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

57. IDM000152160, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 9 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

58. IDM000152156, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 10 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

59. IDM000152185, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 11 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

60. IDM000152184, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 12 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

61. IDM000152182, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 13 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

62. IDM000152180, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 14 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

63. IDM000152179, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 15 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

64. IDM000152174, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 16 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

65. IDM000152172, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 17 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

66. IDM000152171, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 18 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

67. IDM000152170, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 19 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

68. IDM000152168, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 20 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

69. IDM000152199, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 21 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

70. IDM000152198, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 22 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

71. IDM000152197, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 23 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

72. IDM000152196, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 24 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

73. IDM000152195, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 25 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

74. IDM000152194, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 26 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

75. IDM000152192, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 27 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

76. IDM000152191, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 28 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

77. IDM000152189, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 29 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

78. IDM000152187, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 30 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

79. IDM000152193, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 31 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

80. IDM000152190, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 32 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

81. IDM000152188, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 33 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

82. IDM000152186, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 34 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

Page 164: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

140

No.Nomor Pendaftaran / Agenda dan Tanggal

PendaftaranEtiket

Kelas Barang /

JasaWarna Jangka

Waktu Pemilik Merek

83. IDM000152166, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 36 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

84. IDM000152164, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 37 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

85. IDM000152163, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 38 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

86. IDM000152162, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 39 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

87. IDM000152161, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 40 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

88. IDM000152159, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 41 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

89. IDM000152158, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 42 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

90. IDM000152157, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 43 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

91. IDM000152155, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 44 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

92. IDM000152154, tanggal 7 Januari 2008

AUSTINDO NUSANTARA JAYA 45 Hitam dan Putih 30 Juni 2016 Perseroan

93. IDM000155442, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 1 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

94. IDM000155421, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 2 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

95. IDM000155420, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 3 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

96. IDM000155419, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 4 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

97. IDM000155418, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 5 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

98. IDM000155417, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 6 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

99. IDM000155416, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 7 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

100. IDM000155415, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 8 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

101. IDM000155414, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 9 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

102. IDM000155413, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 10 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

103. IDM000155412, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 11 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

104. IDM000155411, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 12 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

105. IDM000155410, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 13 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

106. IDM000155409, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 14 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

Page 165: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

141

No.Nomor Pendaftaran / Agenda dan Tanggal

PendaftaranEtiket

Kelas Barang /

JasaWarna Jangka

Waktu Pemilik Merek

107. IDM000155408, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 15 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

108. IDM000155407, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 16 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

109. IDM000155406, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 17 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

110. IDM000155405, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 18 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

111. IDM000155404, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 19 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

112. IDM000155403, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 20 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

113. IDM000155396, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 21 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

114. IDM000155393, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 22 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

115. IDM000155392, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 23 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

116. IDM000155391, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 24 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

117. IDM000155390, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 26 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

118. IDM000155389, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 27 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

119. IDM000155388, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 28 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

120. IDM000155386, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 29 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

121. IDM000155387, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 30 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

122. IDM000155431, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 32 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

123. IDM000155430, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 33 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

124. IDM000155429, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 34 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

125. IDM000155428, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 35 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

126. IDM000155427, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 36 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

127. IDM000155426, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 37 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

Page 166: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

142

No.Nomor Pendaftaran / Agenda dan Tanggal

PendaftaranEtiket

Kelas Barang /

JasaWarna Jangka

Waktu Pemilik Merek

128. IDM000155425, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 38 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

129. IDM000155424, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 39 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

130. IDM000155423, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 40 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

131. IDM000155400, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 41 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

132. IDM000157315, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 42 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

133. IDM000155399, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 43 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

134. IDM000155398, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 44 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

135. IDM000155397, tanggal 25 Februari 2008

ANJ 45 Biru dan Putih 24 Juli 2016 Perseroan

Catatan: *) Pada tanggal 10 Mei 2012, bersamaan dengan pengalihan saham PT Austindo Nusantara Jaya Healthcare kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang, Perseroan telah mengalihkan Hak Merek KMN dan KDN, masing-masing dengan No. IDM000133541 dan No. IDM000133542, keduanya tanggal 28 Agustus 2007 kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang secara cuma-cuma. Proses pemberitahuan dan pendaftaran pengalihan merek tersebut kepada Direktur Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atau instansi-instansi lain masih dalam proses.

15. Perjanjian-perjanjian Penting yang dilakukan Perseroan

Perjanjian Transaksi Pembayaran:

a. 2002 Master Agreement tanggal 17 Juli 2006 (“Perjanjian”) antara J.P. Morgan International Bank Limited dan Perseroan. Berdasarkan Perjanjian, para pihak telah mengadakan atau akan mengadakan suatu atau beberapa transaksi yang telah atau akan diatur oleh Perjanjian ini, yang termasuk dalam lampiran dan dokumen-dokumen serta pertukaran bukti-bukti lain yang menguatkan di antara para pihak atau sebaliknya efektif untuk tujuan menguatkan atau membuktikan transaksi tersebut. Dalam Perjanjian diatur mengenai kewajiban para pihak, yaitu: (i) melaksanakan setiap pembayaranataupenyerahansebagaimanaditentukandalamsetiapkonfirmasiyangdilaksanakandengan persetujuan yang diatur dalam ketentuan; dan (ii) pembayaran yang dilakukan sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian, akan dilaksanakan pada saat jatuh tempo untuk nilai dan, ke dalam akun yangdinyatakandalamkonfirmasi,atausesuaidenganPerjanjian.Ciderajanjiantaraparapihakdapat terjadi dalam hal: (i) kelalaian pembayaran atau penyerahan; (ii) pelanggaran atas Perjanjian atau penyangkalan Perjanjian; (iii) kelalaian penyedia kredit untuk memenuhi atau melaksanakan Perjanjian atau kewajiban yang harus dipenuhi atau dilaksanakan sesuai dengan perjanjian atau instrumen yang diatur dalam perjanjian ini (iv) pernyataan yang dibuat atau dianggap telah dibuat oleh para pihak atau oleh para pihak penyedia dana kredit di dalam Perjanjian atau dalam dokumen penyediaan dana (Credit Support Document) terbukti tidak benar atau menyesatkan; (v) kelalaian dalam suatu transaksi tertentu (vi) cidera janji dalam suatu atau lebih perjanjian terkait dengan suatu hutang tertentu baik sendiri maupun bersama-sama dimana jumlah keseluruhan perjanjian atau instrumen tersebut tidak kurang dari jumlah batasan yang berlaku (Cross- default); (vii) pailit; dan (viii) penggabungan.

Page 167: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

143

b. 2002 Master Agreement tanggal 25 Juli 2006 (“Perjanjian”) antara Australia and New Zealand Banking Group Limited dan Perseroan. Berdasarkan Perjanjian para pihak telah mengadakan atau akan mengadakan suatu atau beberapa transaksi yang telah atau akan diatur oleh Perjanjian, yang termasuk dalam lampiran dan dokumen-dokumen serta pertukaran bukti-bukti lain yang menguatkan di antara para pihak atau sebaliknya efektif untuk tujuan menguatkan atau membuktikan transaksi tersebut. Dalam Perjanjian diatur mengenai kewajiban para pihak yaitu: (i) para pihak akan melaksanakan setiap pembayaran atau penyerahan sebagaimana ditentukan dalam setiap konfirmasiyangdilaksanakandenganpersetujuansebagaimanadiaturdalamketentuan;dan(ii)pembayaran yang dilakukan sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian, akan dilaksanakan pada saatjatuhtempountuknilaikedalamakunyangdinyatakandalamkonfirmasiatausesuaidenganPerjanjian ini. Cidera janji antara para pihak dapat terjadi dalam hal: (i) kelalaian pembayaran atau penyerahan; (ii) pelanggaran atas perjanjian atau penyangkalan perjanjian; (iii) kelalaian penyedia kredit untuk memenuhi atau melaksanakan perjanjian atau kewajiban yang harus dipenuhi atau dilaksanakan sesuai dengan perjanjian atau instrumen yang diatur dalam perjanjian ini (iv) pernyataan yang dibuat atau dianggap telah dibuat oleh para pihak atau oleh para pihak penyedia dana kredit di dalam Perjanjian atau dalam dokumen penyediaan dana (Credit Support Document) yang terbukti tidak benar atau menyesatkan; (v) kelalaian dalam suatu transaksi tertentu (vi) cidera janji dalam suatu atau lebih perjanjian terkait dengan suatu hutang tertentu baik sendiri maupun bersama-sama dimana jumlah keseluruhan perjanjian atau instrumen tersebut tidak kurang dari jumlah batasan yang berlaku (Cross- default); (vii) pailit; dan (viii) penggabungan. Kerjasama antara para pihak dapat diakhiri: (i) dalam hal ketidakabsahan, terkait dengan suatu peraturan yang berlaku, termasuk namun tidak terbatas pada hukum di negara mana pembayaran, penyerahan, atau pemenuhan yang disyaratkan oleh kedua belah pihak atau penyedia kredit; (ii) apabila terjadi force majeure; (iii) dalam hal terkait pajak, dalam kaitan setiap tindakan yang dilakukan oleh petugas pajak atau diajukan kepada pengadilan yang berwenang setelah transaksi terjadi atau juga terjadi perubahan undang-undang pajak; (iv) dalam hal terkait pajak, pada saat penggabungan; (v) dalam hal kredit, pada saat penggabungan.

16. Perkara-perkara yang dihadapi Perseroan, Komisaris dan Direksi

Pada Tanggal Prospektus ini diterbitkan, ANJA, KAL dan ANJAS sebagai Entitas Anak Perseroan tercatat dalam perkara-perkara sebagai berikut:

a. Perkara Perdata No. 10/Pdt.Plw/2012/PN-Psp.Sbh.

Para pihak: Sutan Guru Hasibuan, dkk (“Para Pembantah”) melawan Riswan Siregar, S.H. (“Terbantah I”), Matjon Sinaga, S.H. (“Terbantah II”), E.P Siregar, S.H. (“Terbantah III”), Abdul Karim Siregar (“Terbantah IV”), H.Ismail (“Terbantah V”), Ali Sabet (“Terbantah VI”), Basri Harahap (“Terbantah VII”), ANJA (“Terbantah VIII”), PT Perkebunan Nusantara-II (Persero) (“Terbantah IX”). Terbantah I-IX selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai “Para Terbantah”.

Objek sengketa dalam perkara ini adalah tanah hak ulayat seluas ±789 Ha (tujuh ratus delapan puluh sembilan hektar) yang terletak di Padang Ipar Ela, Desa Ramba, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padanglawas (d/h Kecamatan Barumun Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan) (“Tanah Ulayat”) atas TanahUlayatmanatelahdibuatkanSertifikatHakGunaUsaha(“SHGU”) No. 1 tanggal 10 September 2009 dan SHGU No.3 tanggal 23 Januari 2001 oleh Terbantah VII, yang diklaim oleh Para Pembantah sebagai milik Para Pembantah. Dalam pokok gugatan perlawanannya, Para Pembantah memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Padangsidempuan untuk memutuskan hal-hal antara lain sebagai berikut: i. menyatakan Tanah Ulayat adalah milik Para Pembantah; ii. menghukum Para Terbantah atau siapa saja yang mendapat hak dari Para Terbantah untuk

menyerahkan Tanah Ulayat tersebut dalam keadaan baik dan kosong kepada Para Pembantah; dan

iii. menghukum Para Terbantah untuk membayar kerugian Para Pembantah secara tunai dan sekaligus yakni berupa ganti rugi material dengan jumlah total sebesar Rp143.648.000.000,00 (seratus empat puluh tiga miliar enam ratus empat puluh delapan juta Rupiah) dan ganti rugi imaterial sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima miliar Rupiah).

Page 168: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

144

Pada mulanya, Obyek Sengketa tersebut di atas, pernah diajukan dalam Perkara Perdata No. 50/PDT.G/1997/PN.PSP.GNT antara Sutan Raja Enderlan Harahap dkk (saat itu sebagai Penggugat) melawan Para Pembantah dkk (yang dalam perkara tersebut sebagai Tergugat) dan Mastarip Siregar (saat itu sebagai Penggugat Intervensi) (selanjutnya disebut “Perkara Perdata No. 50/1997”). Perkara Perdata No. 50/1997 tersebut selanjutnya telah diperiksa dan diadili pada tingkat banding di Pengadilan Tinggi Medan dengan Register Perkara No. 82/PDT/1998/PT.MDN dan kemudian diajukan kasasi di Mahkamah Agung Republik Indonesia dengan Register Perkara No. 599K/Pdt/1999. Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam putusannya memutuskan untuk menolak permohonan kasasi yang diajukan Sutan Raja Enderlan Harahap dkk (saat itu sebagai Pemohon Kasasi), dan putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap. Selanjutnya, pada tahun 2005, suatu perkara baru diajukan di Pengadilan Negeri Padangsidempuan dengan Register Perkara No. 35/Pdt.G/2005/PN.PSP.GNT, oleh Terbantah I, Terbantah II dan Terbantah III dalam kedudukannya saat itu sebagai penggugat terhadap Terbantah IV sampai dengan Terbantah IX. Perkara inipun pada akhirnya telah diputuskan pada tingkat kasasi oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia berdasarkan Putusan No. 1021K/PDT/2010 yang memutuskan menolak permohonan kasasi yang diajukan.

Pada tanggal 5 Februari 2013, atas gugatan perlawanan No. 10/Pdt.Plw/2012/PN-Psp.Sbh yang diajukan oleh Para Pembantah, Pengadilan Negeri Padangsidempuan yang memeriksa perkara tersebut telah mengeluarkan putusannya berdasarkan putusan No. 10/Pdt.Plw/2012/PN.PSP yang pada pokoknya menolak gugatan Para Pembantah.

Dalam hal ternyata di kemudian hari, pengadilan yang berwenang memutuskan perkara ini dengan putusan yang memenangkan pihak Para Pembantah sesuai dengan hal-hal yang dituntut oleh Para Pembantah dalam gugatannya, maka ANJA dapat kehilangan haknya atas tanah seluas ±789 Ha (tujuh ratus delapan puluh sembilan hektar) di Padang Ipar Ela, Desa Ramba, Kecamatan Huristak, Kabupaten Padanglawas, yang merupakan objek gugatan tersebut dan membayar secara tanggung renteng dengan Terbantah lainnya uang ganti rugi material sebesar Rp143.648.000.000,00 (seratus empat puluh tiga miliar enam ratus empat puluh delapan juta Rupiah) dan ganti rugi imaterial sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima miliar Rupiah). ANJA berkeyakinan bahwa hal tersebut tidak akan membawa dampak negatif material bagi kelangsungan usaha ANJA.

b. Perkara Perdata No. 19/Pdt.G/2012/PN.KTP.

Para pihak: Tengku Hamid selaku Direktur CV Empat Lima (“Penggugat”) melawan KAL (“Tergugat”).

Objek sengketa dalam perkara ini adalah klaim atas kepemilikan sebidang tanah yang terletak di Terusan Rambang Hulu Sungai Tolak, termasuk dalam Wilayah Desa Kuala Tolak, Kecamatan Matan Hilir Utara, Kabupaten Ketapang, sesuai Surat Keterangan Tanah No. 593.3/02-AG/KT/1990 tanggal 20 Februari 1990 seluas ± 1.718 Ha sesuai hasil pengukuran Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ketapang tanggal 20 Juni 2012 yang dikuasai atau diambil alih oleh Tergugat seluas ± 633 Ha.

Dalam gugatannya tersebut, Penggugat mengklaim bahwa atas Surat Keterangan Tanah No. 593.3/02-AG/KT/1990 tanggal 20 Februari 1990, atas nama CV Empat Lima qq Tengku Hamid yang dikeluarkan oleh Kepala Desa Kuala Tolak, terdapat sebagian lahan seluas ± 633 Ha yang didalilkan oleh Penggugat telah diambilalih atau dikuasai oleh Tergugat. Selanjutnya, dalam gugatannya Penggugat memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Ketapang untuk memutuskan antara lain: i. Tergugat membayar ganti kerugian sebesar Rp6.330.000.000,- (enam miliar tiga ratus tiga puluh

juta Rupiah) kepada Penggugat; ii. memerintahkan Tergugat untuk menyerahkan/melepaskan tanah seluas ±633 Ha untuk

dikeluarkan dari areal perkebunan kelapa sawit milik Tergugat yang luas keseluruhannya 17.986,90 Ha tanpa syarat dan tanpa beban; dan

iii. menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada Penggugat sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta Rupiah) per hari setiap lalai memenuhi isi putusan terhitung sejak putusan mempunyai kekuatan hukum tetap hingga dilaksanakan.

Page 169: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

145

Sampai dengan Tanggal Prospektus ini diterbitkan, perkara ini masih dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Negeri Ketapang yang antara lain proses pemeriksaan bahwa surat ukur dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Ketapang tanggal 20 Juni 2012 yang sebagaimana disebutkan di atas bukan merupakan alas hak atas tanah. Dalam hal ternyata di kemudian hari, pengadilan yang berwenang memutuskan perkara ini dengan putusan yang memenangkan pihak Penggugat, maka KAL dapat diwajibkan untuk menyerahkan/melepaskan tanah seluas ±633 Ha guna dikeluarkan dari areal perkebunan kelapa sawit milik KAL dan membayar ganti kerugian sebesar Rp6.330.000.000,- (enam miliar tiga ratus tiga puluh juta Rupiah). Kondisi paling buruk yang mungkin dihadapi KAL tersebut tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha KAL. KAL berkeyakinan bahwa hal tersebut tidak akan membawa dampak negatif material bagi kelangsungan usaha KAL.

c. Perkara Perdata No: 577/Pdt.G/2012/PN-Mdn

Para Pihak: PT Panel Lika Sejahtera (“Penggugat”) melawan PT Ondop Perkara Makmur cq. PT Agri Nusantara Jaya [SIC] (“Tergugat I”), Harry Jusman (“Tergugat II”), Ir. Syahgiman Siregar (dahulu selaku kepala Dinas Kehutanan dan Pertanahan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan) (“Tergugat III”), Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan. cq. Dinas Kehutanan dan Pertahanan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan (“Tergugat IV”), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (“Tergugat V” selanjutnya secara bersama-sama Tergugat I-V disebut “Para Tergugat”) serta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (“Turut Tergugat”).

Objek sengketa dalam perkara ini merupakan gugatan perbuatan melawan hukum yang diajukan oleh Penggugat karena kerugian yang dialami oleh Penggugat sehubungan dengan belum dilunasinya pembayaran Provisi Sumber Daya Hutan (“PSDH”), Dana Reboiasasi (“DR”), dan Retribusi Hasil Hutan (“RHH”) oleh Tergugat II sehingga Surat Perintah Pembayaran PSDH dan DR ditujukan kepada Penggugat serta Penggugat mengalami kerugian karena kayu milik Penggugat yang berada di areal HGU Tergugat I telah digunakan oleh Tergugat I untuk membuat jembatan dan jalan.

Dalam gugatannya, Penggugat memohon agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan memutuskan antara lain sebagai berikut: i. menghukum Tergugat I, II, III dan Tergugat V telah melakukan perbuatan melawan hukum; ii. menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas kayu di areal HGU Tergugat I sebanyak 46.788,18

M³; dan iii. menghukum Tergugat I untuk membayar kerugian material kepada Penggugat sebesar

Rp50.000.000.000.- (lima puluh miliar Rupiah); iv. menghukum Tergugat II, III dan V untuk membayar kepada negara Dana PSDH dan DR dan

Retribusi Hasil Hutan; v. menghukum Tergugat II dan Tergugat III untuk membayar kerugian immaterial kepada Penggugat

sejumlah Rp12.000.000.000,00 (dua belas miliar Rupiah); dan vi. menghukum Tergugat I, II, III, dan V untuk membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp50.000,00

(lima puluh ribu Rupiah) sejak keputusan ini berkekuatan hukum jika lalai tidak melaksanakan putusan ini.

Sampai dengan Tanggal Prospektus ini diterbitkan, perkara ini masih dalam proses pemeriksaan di Pengadilan Negeri Medan dan belum terdapat putusan yang berkekuatan hukum tetap (inkracht). Dalam hal ternyata di kemudian hari, pengadilan yang berwenang memutuskan perkara ini dengan putusan yang memenangkan pihak Penggugat, maka kayu di areal HGU ANJAS sebanyak 46.788,18 M³ dapat dikenakan sita jaminan diwajibkan untuk membayar kerugian material kepada Penggugat sebesar Rp50.000.000.000.- (lima puluh miliar Rupiah). ANJAS berkeyakinan bahwa hal tersebut tidak akan membawa dampak negatif material bagi kelangsungan usaha ANJAS.

Page 170: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

146

d. Perkara Perpajakan KAL

Objek sengketa dalam perkara ini adalah sengketa perpajakan sehubungan dengan surat ketetapan pajak dari DJP tanggal 21 September 2010 untuk PPN kurang bayar untuk periode Januari sampai Oktober 2009 sebesar Rp771.342.000,00 (tujuh ratus tujuh puluh satu juta tiga ratus empat puluh dua ribu) atau setara dengan USD85.790 (delapan puluh lima ribu tujuh ratus sembilan puluh Dolar Amerika Serikat) dan lebih bayar PPN untuk periode November 2009 sebesar Rp385.671.000 (tiga ratus delapan puluh lima juta enam ratus tujuh puluh satu ribu Rupiah) atau setara dengan USD42.895 (empat puluh dua ribu delapan ratus sembilan puluh lima Dolar Amerika Serikat).

Pada tanggal 1 November 2010, KAL mengajukan keberatan terhadap hasil pemeriksaan PPN periode Januari sampai Oktober 2009 tersebut kepada DJP dan mengklaim pengembalian pajak sebesar Rp771.342.000,00 (tujuh ratus tujuh puluh satu juta tiga ratus empat puluh dua ribu) atau setara dengan dengan USD79.766 (tujuh puluh sembilan ribu tujuh ratus enam puluh enam Dolar Amerika Serikat) pada tahun 2012, USD85.062 (delapan puluh lima ribu enam puluh dua Dolar Amerika Serikat) pada tahun 2011 dan USD85.790 (delapan puluh lima ribu tujuh ratus sembilan puluh Dolar Amerika Serikat) pada tahun 2010. Pada bulan Mei 2011, DJP dalam Surat Keputusan Pajak tanggal 27 Juli 2011 menolak keberatan tersebut. Pada bulan Oktober 2011, KAL melakukan banding atas ketetapan tersebut dan sampai tanggal Prospektus ini diterbitkan belum diterima keputusan dari Pengadilan Pajak.

Kondisi paling buruk yang mungkin dihadapi KAL atas sengketa pajak di atas adalah KAL tetap harus membayar PPN kurang bayar tersebut. Kondisi paling buruk yang mungkin dihadapi KAL tersebut tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha KAL.

e. Perkara Perpajakan DGI

Objek sengketa dalam perkara ini adalah sengketa perpajakan Grup Kontraktor, dimana DGI memiliki partisipasi kepemilikan piutang PPN tangguhan sebesar USD219.000, dengan surat ketetapan pajak dari kantor pajak Badora tanggal 24 Januari 2000 sebagaimana diubah dengan surat ketetapan DJP No. 125/WPJ.06/BD.04/2001 tanggal 7 Februari 2001 jo surat tagihan pajak No. 00126/109/99/053/02 tanggal 3 Januari 2002, untuk pembayaran tangguhan PPN sebesar Rp75,7 miliar (tujuh puluh lima miliar tujuh ratus juta Rupiah) atau setara dengan USD7,8 juta (tujuh juta delapan ratus ribu Dolar Amerika Serikat) dan denda sebesar Rp1,4 miliar (satu miliar empat ratus juta Rupiah) atau setara dengan USD150.000 (seratus lima puluh ribu Dolar Amerika Serikat).

Pada tanggal 3 Mei 2002, pengadilan pajak mengeluarkan keputusan yang membenarkan ketetapan tersebut, kemudian atas keputusan tersebut diajukan permohonan kasasi ke Mahkamah Agung. Pada September 2003, Mahkamah Agung mengabulkan permohonan kasasi tersebut. Selanjutnya pada tanggal 27 Mei 2004, Kantor Pajak menerbitkan Surat Keputusan DJP No. 173/WPJ.07/KP.0709/2004 dan No. 175/WPJ.07/KP.0709/2004 mengenai pelaksanaan keputusan Mahkamah Agung yang membatalkan persyaratan untuk pembayaran PPN tangguhan sebesar Rp75,7 miliar dan denda sebesar Rp24,7 miliar. Namun demikan pada bulan Juli 2004, Kantor Pajak menerbitkan Surat Keputusan No. 195/WPJ.07/KP.0709/2004 dan No. 196/WPJ.07/KP.0709/2004 untuk membatalkan surat keputusan sebelumnya. Pada November 2010, Grup Kontraktor dengan surat No. 3171/AI/JKT/2010 telah meminta kantor pajak untuk melakukan proses pemindahbukuan dan restitusi atas PPN tangguhan tersebut. Grup Kontraktor berkeyakinan bahwa kantor pajak telah mengakui keputusan Mahkamah Agung yang mengabulkan kasasi tersebut di atas.

Kondisi paling buruk yang mungkin dihadapi DGI atas sengketa pajak di atas adalah DGI tetap harus membayar PPN tangguhan tersebut. Kondisi paling buruk yang mungkin dihadapi DGI tersebut tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha DGI.

Page 171: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

147

f. Perkara Perpajakan SM

Objek sengketa dalam perkara ini adalah sengketa perpajakan sehubungan dengan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) yang dikeluarkan oleh DJP tanggal 26 Desember 2012 untuk pemeriksaan pajak tahun 2006 sebesar Rp4.452.965,00 (empat juta empat ratus lima puluh dua ribu sembilan ratus enam puluh lima Rupiah) atau setara dengan USD460 (empat ratus enam puluh Dolar Amerika Serikat) untuk kurang bayar pajak penghasilan pasal 23, yang jugamengoreksi seluruh penyesuaian fiskalpositifpajakpenghasilanbadan2006sehinggaseluruhrugifiskalSMsebesarRp711.863.708,00(tujuhratus sebelas juta delapan ratus enam puluh tiga ribu tujuh ratus delapan Rupiah) yang tidak diakui oleh pajak. Manajemen SM berpendapat koreksi tersebut tidak sesuai dengan peraturan pajak yang berlaku dan berencana mengajukan keberatan atas SKPKB tersebut. Pada bulan Januari 2013 SM telah melunasi kurang bayar.

Kondisi paling buruk yang mungkin dihadapi SM atas sengketa pajak di atas adalah SM tetap harus membayar pajak penghasilan pasal 23 tersebut. Kondisi paling buruk yang mungkin dihadapi SM tersebut tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha SM.

Tabel di bawah ini menggambarkan kondisi terburuk yang dapat dihadapi Perseroan terkait dengan perkara-perkara lahan yang sedang dihadapi Entitas Anak.

Entitas AnakTotal luas lahan yang dimiliki Potensi kehilangan lahan

Hektar Hektar %ANJA 9.639 789 8,19KAL 17.998 633 3,52Total Perseroan 139.038 1.422 1,02

Pada saat Prospektus ini diterbitkan, selain dari perkara-perkara tersebut di atas, Perseroan dan Entitas Anak Perseroan tidak tercatat sebagai pihak dalam suatu gugatan ataupun perkara lainnya yang sedang berjalan di Lembaga Peradilan dan/atau Badan Arbitrase atau memiliki potensi perkara, baik dalam perkara pidana, perdata, perpajakan, arbitrase, hubungan industrial, tata usaha negara maupun kepailitan di muka badan peradilan di Indonesia. Perseroan dan Entitas Anak Perseroan yang bersangkutan berkeyakinan bahwa perkara-perkara tersebut di atas tidak memiliki pengaruh secara material terhadap kelangsungan usaha, harta kekayaan dan rencana Penawaran Umum Perseroan.

Page 172: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

148

17. Potensi Tumpang Tindih Lahan Perseroan

Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, salah satu Entitas Anak Perseroan, yaitu KAL yang memiliki areal perkebunan kelapa sawit yang terletak di Kelompok Hutan Sungai Tulak, Kecamatan Matan Hilir Utara, Kabupaten Ketapang, Propinsi Kalimantan Barat, telah mengalokasikan sebagian areal konsesi perkebunan kelapa sawit yang dimilikinya yaitu seluas 2.949 hektar untuk dijadikan kawasan konservasi untuk habitat orangutan, bekantan, beruang madu, rangkong badak, pelatuk kelabu dan kerangkeng hitam sebagai inisiatif KAL untuk melestarikan cagar alam dan telah disetujui oleh Menteri Kehutanan berdasarkan Surat Permohonan Penunjukan dan Penetapan sebagai Kawasan Konservasi, No. S.300/Menhut-IV/2012, tanggal 13 Juli 2012. Terkait dengan hal tersebut, PT Laman Mining, suatuperusahaanyangbukanmerupakanpihakafiliasidariPerseroanmaupunKAL,telahmelakukanpembukaan kawasan konservasi tersebut untuk pembuatan jalan dan base camp. Sehubungan dengan aktifitas PT Laman Mining tersebut, KAL telah menyampaikan pemberitahuan kepada DirektoratJenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam dan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam telah menindaklanjuti dengan menyurati Kepala Balai KSDA Kalimantan Barat untuk melakukan penyelidikan/pengumpulan bahan dan keterangan atas pembukaan kawasan konservasi oleh PT Laman Mining. Pada tanggal 20 September 2011, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam menyampaikan surat kepada PT Laman Mining yang menyebutkan antara lain bahwa kegiatan yang dilakukan oleh PT Laman Mining tersebut bertentangan dengan Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya serta Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan PT Laman Mining diminta untuk menghentikan kegiatan pembukaan kawasan konservasi untuk pembuatan jalan dan base camp. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, tidak terdapat klaim ataupun gugatan yang telah diajukan oleh PT Laman Mining terhadap KAL, sehubungan dengan pemberitahuan tertulis yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam yang meminta agar PT Laman Mining menghentikan kegiatan pembukaan kawasan konservasi untuk pembuatan jalan dan base camp.

Sehubungan dengan potensi tumpang tindih lahan KAL dengan PT Laman Mining, area yang bersangkutan yang seluas 2.949 hektar telah dialokasikan oleh KAL untuk menjadi kawasan konservasi yang berdasarkan surat Menteri Kehutanan No. S.300/Menhut-IV/2012 tanggal 13 Juli 2012, area tersebut telah disetujui sebagai kawasan konservasi untuk habitat orangutan, bekantan, beruang madu, rangkong badak, pelatuk kelabu dan kerangkeng hitam. Kawasan konservasi tersebut tidak akan menjadi bagian dari tanah HGU yang akan diperoleh oleh KAL.

Page 173: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

149

IX. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN

1. Pendahuluan

Pada awal pendirian, Perseroan adalah merupakan perusahaan induk yang memiliki investasi pasif pada Entitas Anak yang bergerak di bidang finansial (mencakup perbankan, asuransi kerugian,sekuritas, dan manajemen investasi), pertambangan (tembaga, emas dan batu bara), infrastruktur (pembuatan kabel dan pembangkit tenaga listrik), kelapa sawit, perkebunan dan lainnya. Dalam perjalanannya, Perseroan menjual investasinya pada beberapa Entitas Anak termasuk perbankan dan mulai beralih dari peranannya sebagai investor pasif minoritas menjadi investor mayoritas sekaligus operator di bidang perkebunan dan pengolahan buah kelapa sawit serta bidang pembiayaan konsumen pada tahun 2000. Selama tahun 2000-2005, Perseroan melakukan beberapa akuisisi dalam bidang perkebunan dan pengolahan kelapa sawit serta beberapa bisnis lainnya seperti minyak bumi dan gas alam, klinik mata dan jasa sewa kendaraan bermotor. Hingga tahun 2011, kegiatan usaha Perseroan masih mencakup bidang jasa keuangan, jasa sewa kendaraan bermotor dan jasa kesehatan, namun dengan adanya restrukturisasi yang dilakukan Perseroan pada tahun 2011 hingga 2012, Perseroan kemudian memutuskan untuk menjual semua investasi pada ketiga bidang usaha tersebut.

Dengan demikian, kegiatan usaha utama Perseroan saat ini adalah dalam bidang perkebunan dan pengolahan buah kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil (“CPO”) dan Palm Kernel (“PK”). Selain terus mengembangkan kegiatan usaha utama dalam bidang perkebunan dan produksi CPO, Peseroan saat ini juga sedang mengembangkan kegiatan usaha lainnya seperti pengembangan produk bahan baku makanan baru dari sagu dan pembangkit listrik energi terbarukan (renewable energy business) dari biogas. Energi Terbarukan adalah energi yang berasal dari proses alam yang berkelanjutan seperti tenaga surya, tenaga angin, arus air, panas bumi maupun proses biologis dan bersifat ramah lingkungan; artinya tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global seperti pada sumber-sumber tradisional lain. Perseroan memiliki rekam jejak sebagaiperusahaanyangsenantiasamelakukaninovasidanefisiensidalammanajemenperkebunandan pengolahan CPO dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan OER. Perseroan memiliki manajemen berpengalaman yang memiliki komitmen untuk senantiasa menerapkan manajemen biaya dengan bijaksana, beroperasi sesuai dengan praktek manajemen yang terbaik untuk kegiatan usaha perkebunan, meminimalisasi dampak negatif perkebunan terhadap lingkungan sekitarnya, serta menjalankan tanggung jawab sosial dan tata kelola perusahaan yang baik.

Saat ini Perseroan memiliki dan mengoperasikan empat perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari dua perkebunan di Sumatera Utara, satu perkebunan di di Pulau Belitung dan satu perkebunan di Kalimantan Barat. Saat ini Perseroan juga memiliki persediaan lahan yang belum ditanami (landbank) di Sumatera Selatan dan Papua. Perkebunan kelapa sawit yang dimiliki oleh Perseroan, kecuali perkebunan kelapa sawit Perseroan yang terletak di Kalimantan Barat, merupakan perkebunan kelapa sawit yang sudah menghasilkan dan memiliki fasilitas produksi di setiap lokasi perkebunan. Perseroan berencana untuk membangun fasilitas produksi di Kalimantan Barat setelah tanaman kelapa sawit yang menghasilkan sudah memadai jumlahnya. Perseroan merupakan anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (“RSPO”) dantelahmemilikisertifikatRSPOuntukperkebunandiPulauBelitungdanSumateraUtaraI.Padasaat iniPerseroansedangdalamprosesmemperolehsertifikatRSPOuntukperkebunandiSumatera Utara II.

Page 174: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

150

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan memiliki area perkebunan yang telah ditanami seluas 40.852 hektar dengan total landbank seluas 139.038 hektar. Total luas landbank tersebut termasuk landbank di Papua yang telah diakuisi pada tanggal 7 Januari 2013. Perseroan saat ini telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk melakukan akuisisi landbank baru seluas 40.000 hektar yang terletak di Sorong Selatan dan Maybrat, Papua Barat. Dari total luas area perkebunan yang telah ditanami oleh Perseroan, sebesar 78,2 % atau seluas 31.954 hektar merupakan tanaman menghasilkan, dengan usia lebih dari 4 tahun, sedangkan sisanya seluas 8.898 hektar merupakan tanaman belum menghasilkan dengan usia maksimal 3 tahun. Pada tanggal 31 Desember 2012, usia rata-rata dari tanaman kelapa sawit diseluruh perkebunan yang dimilikin Perseroan adalah 10,9 tahun.

Dari seluruh landbank yang dimiliki oleh Perseroan, Perseroan memiliki landbank seluas 55.921 hektar dapat ditanami, sedangkan sisanya merupakan landbank yang tidak dapat ditanami yang disebabkan karena topografi yang tidak sesuai ataupun yang memang secara sukarela tidak ditanami oleh Perseroan untuk tujuan konservasi lingkungan, daerah aliran sungai, konservasi untuk situs sejarah maupun budaya serta untuk infrastruktur seperti jalan raya, perumahan karyawan dan fasilitas lainnya.Total area perkebunan yang telah ditanami oleh Perseroan telah meningkat dari 32.788 hektar pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi 36.752 hektar pada tahun 2011 dan 40.852 hektar pada tahun 2012. Selain itu Perseroan memiliki kepemilikan minoritas yang berkisar antara 15,9% sampai dengan 20,0% pada usaha usaha perkebunan kelapa sawit lainnya dengan total luas area yang telah ditanami sebesar 27.212 hektar. Perseroan berencana untuk mengalokasikan 20,0% dari lahan di Perkebunan Kalimantan Barat untuk memenuhi kewajiban Program Plasma setelah Perseroan telah memperoleh HGU atas lahan tersebut dan membentuk koperasi kemitraan program plasma serta penanaman tanaman telah diselesaikan.

Pada tahun 2011 dan 2012, Perseroan telah memproduksi 564.843 ton dan 695.479 ton TBS. Pada tahun 2011 dan 2012, perkebunan kelapa sawit Perseroan menghasilkan rata-rata 17,7 ton dan 21,8 tonTBSperhektardaritanamanmenghasilkan.Denganprofilusiatanamankelapasawityangsaatinidimiliki oleh Perseroan dan peningkatan program pemupukan, Perseroan berkeyakinan bahwa hasil produksi TBS dapat terus meningkat pada tahun-tahun mendatang.

Perseroan memproduksi CPO dan PK dari TBS hasil panen perkebunan kelapa sawit Perseroan. Seluruh proses pengolahan TBS dilakukan di PKS yang dimiliki sendiri oleh Perseroan. Perseroan mengoperasikan tiga PKS dengan masing-masing kapasitas pengolahan 60 ton TBS per jam, dengan total kapasitas pengolahan sebesar 1.080.000 ton TBS per tahun. Pada tahun 2011 dan 2012, Perseroan memproduksi CPO sebanyak 157.122 ton dan 178.263 ton, dan pada periode yang sama, Perseroan juga memproduksi PK sebanyak 34.369 ton dan 40.503 ton. Pada tahun 2011 dan 2012, Oil Extraction Rate (“OER”) CPO Perseroan adalah sebesar 22,4% dan 22,0%, sedangkan Kernel Extraction Rate (“KER”) Perseroan pada periode yang sama adalah sebesar 4,9% dan 5,0%. Usaha minyak kelapa sawit dimana Perseroan mempunyai kepemilikan minoritas secara total menghasilkan 23.327 ton CPO pada tahun 2012. Untuk memaksimalkan utilisasi dan laba PKS Perseroan, Perseroan juga membeli TBS dari pihak ketiga.

Selain menjalankan dan terus mengembangkan bisnis perkebunan kelapa sawit, Perseroan juga melaksanakan kegiatan usaha di bidang pemanfaatan hasil hutan dan pengolahan sagu. Perseroan saat ini sedang membangun pabrik pengolahan sagu pertama dari rencana sejumlah pabrik pengolahan yang akan dibangun oleh Perseroan di Papua sebagai fasilitas pengolahan batang tanaman sagu dan wet starch yang terletak di dalam hutan alam sagu seluas 40.000 hektar yang perizinannya telah dimiliki oleh Perseroan. Perseroan juga sedang mengembangkan kegiatan usaha pembangkit listrik dengan energi terbarukan melalui pembangkit tenaga listrik biogas di Pulau Belitung yang direncanakan akan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2013. Perseroan juga memiliki kegiatan usaha lain pada pengolahan tembakau, dimana Perseroan bertindak sebagai pengolah dan perantara antara petani tembakau dengan produsen rokok dan cerutu domestik maupun internasional.

Pada tahun 2012, Perseroan membukukan USD159,9 juta pendapatan dari penjualan, laba bersih dari operasi yang dilanjutkan sebesar USD41,9 juta dan EBITDA yang disesuaikan sebesar USD63,3 juta. Pendapatan dari penjualan masing-masing produk Perseroan adalah sebagai berikut:

Page 175: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

151

Uraian

Tahun berakhir tanggal 31 Desember2008 2009 2010 2011 2012

USD Juta % USD

Juta % USD Juta % USD

Juta % USD Juta %

Pendapatan dari penjualan minyak kelapa sawit 1)

110,3 99,0

93,7 97,7 115,2 95,6 154,3 97,6 154,6 96,7

Pendapatan dari penjualan tembakau 1,1 0,1 2,2 2,3 5,4 4,5 3,8 2,4 5,3 3,3Total pendapatan dari penjualan 111,4 100,0 95,9 100,0 120,6 100,0 158,2 100,0 159,9 100,0

Catatan: 1) Pendapatan dari penjualan CPO dan PK

2. Keunggulan Bersaing Perseroan berkeyakinan bahwa dengan karakteristik yang dimiliki oleh Perseroan, maka Perseroan akan dapat memanfaatkan pertumbuhan industri kelapa sawit dan melakukan diferensiasi dibandingkan kompetitor Perseroan. Perseroan akan mempertahankan keunggulan bersaing Perseroan dengan memperluas lahan perkebunan kelapa sawit, meningkatkan kapasitas pabrik dan meningkatkan efisiensioperasionalsecarakeseluruhanuntukmeningkatkanproduksiCPOdanPK.Sesuaidengankompetensinya,Perseroan jugamelakukanprosesdiversifikasikegiatanusahadenganmemperluaskegiatan usaha Perseroan ke bidang usaha lainnya seperti sagu dan biogas, dengan tetap mempertahankan fokus pada industri perkebunan kelapa sawit.

Perseroan memiliki beberapa keunggulan bersaing yaitu sebagai berikut:

a. Posisi yang baik untuk memanfaatkan pertumbuhan industri sektor minyak kelapa sawit

Perseroan memiliki posisi yang baik untuk mendapatkan manfaat dari meningkatnya permintaan untuk CPO dan produk kelapa sawit lainnya. Minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang paling banyak dikonsumsi karena harganya yang kompetitif dan kegunaannya berbagai macam. Menurut LMC International, tingkat konsumsi global CPO meningkat dari 24,46 juta ton pada tahun 2002 menjadi 49,0 juta ton pada tahun 2012 atau dengan CAGR sebesar 7,2% dan diharapkan untuk meningkat menjadi sekitar 57,88 juta ton pada tahun 2015. Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, kelapa sawit adalah tanaman minyak nabati yang paling produktif karena hasil minyak per hektar yang dihasilkan lebih tinggi dari komoditas minyak nabati utama lainnya. Biaya produksi untuk minyak kelapa sawit terbilang rendah dibandingkan dengan tanaman lain yang bersifat sama. Minyak kelapa sawit juga bebas dari lemak trans (transfat). Minyak sawit memiliki posisi yang baik untuk mendapatkan manfaat dari pertumbuhan minyak yang dapat dikonsumsi di seluruh dunia.Pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan penduduk dan pembangunan ekonomi di negara-negara Asia seperti Cina, India, Indonesia dan Malaysia, yang merupakan pasar utama minyak kelapa sawit.

b. Profilusiaperkebunanyangbaikdanpersediaanlahan(landbank)dalamjumlahbesaryangsubstansial untuk mendukung peningkatan produksi yang berkelanjutan

Profil usia perkebunandapatmemiliki dampak signifikanpadaproduksiTBSdanCPO. PerseroanberkeyakinanbahwaprofilusiaperkebunanmilikPerseroanakanmendukungpeningkatanproduksiTBS dan OER dengan kenaikan biaya produksi minimal. Usia komersial tanaman kelapa sawit pada umumnya 25 tahun dan dapat diperpanjang hingga 30 tahun atau lebih tergantung pada beberapa faktor. Pada tanggal 31 Desember 2012, 39,6% dari tanaman kelapa sawit Perseroan tergolong sebagai usia komersil prima antara 8 sampai dengan 20 tahun, 46,6% tanaman kelapa sawit Perseroan tergolong muda atau belum menghasilkan, dan 13,8% dari tanaman kelapa sawit Perseroan berusia lebih dari 20 tahun.

Page 176: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

152

Perseroan berencana untuk memperluas perkebunan kelapa sawit dengan mengembangkan lahan milik Perseroan yang dapat ditanami namun belum tertanam. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan memiliki 96.773 hektar lahan yang dapat ditanami, termasuk landbank Papua yang telah diakuisisi oleh Perseroan pada tanggal 7 Januari 2013. Dari luas lahan tersebut, 40.852 hektar telah ditanami dan dari lahan yang telah ditanami tersebut, 31.954 hektar merupakan perkebunan dengan tanaman menghasilkan. Dengan demikian, Perseroan memiliki 55.921 hektar luas lahan yang tersedia untuk ditanami.

ProfilusiaperkebunanmilikPerseroandanlandbank yang luas akan mendukung prospek pertumbuhan Perseroan pada masa mendatang.

c. Kegiatan operasional yang efisien dapat menghasilkan biaya yang lebih kompetitif danpeningkatan marjin

Perseroan telah menerapkan praktek manajemen terbaik dengan tujuan untuk mengurangi biaya-biaya terkait dengan penanaman tanaman, pemupukan, pemanenan dan pengolahan. Contoh-contoh penerapan praktek tersebut adalah sebagai berikut:

• Letak perkebunan dan pabrik CPO yang strategis. Perseroan telah membangun perkebunan dan pabrikCPOdengan logistik yang efisien sehinggamemungkinkanPerseroan untukmelakukanpengirimanprodukPerseroandenganefisiendanmengurangibiayapengiriman.Sebagaicontoh,pabrik Peseroan di Perkebunan Perseroan di Pulau Belitung terletak dekat dermaga dimana pelanggan Perseroan dapat mengambil CPO yang telah dibelinya.

• Peningkatan penggunaan otomatisasi. Perseroan belum lama ini meningkat tingkat otomatisasi dalam operasional usaha Perseroan, termasuk penggunaan alat pemanenan bermotor dan sistem pemuatan FFB secara mekanikal. Perseroan telah membangun PKS fully-automated pertama di Indonesia yang hanya membutuhkan 15 pekerja per shift, dibandingkan dengan pabrik konvensional yang memerlukan hingga 35 pekerja per shift. Sebagai hasil fokus Perseroan pada inovasi dan peningkatanefisiensi,Perseroantelahmemilikidua buah paten yang berhubungan dengan mesin yang telah dikembangkan Perseroan untuk mempercepat proses pengolahan minyak kelapa sawit Perseroan.

• Praktek-praktek agronomi dan pertanian. Perseroan telah mengadopsi sejumlah teknik agronomi dan pertanian yang efektif, seperti berikut: (i) prosedur pengetesan/sampling lengkap daun dan tanah dalam penggunaan pupuk untuk memperbaiki ketidakseimbangan nutrisi; (ii) penggunaan tanaman legum untuk mencegah pertumbuhan tanaman gulma dan untuk menambah nutrisi ke tanah; (iii) penerapan penggunaan limbah tandan buah kosong dan limbah cair pabrik minyak kelapa sawit kembali ke tanah lahan; (iv) pemangkasan progresif, dimana petani Perseroan dilatih untuk memangkas minyak kelapa sawit sementara masa panen TBS berlangsung, untuk memelihara dan mengatur tingkat panen minyak kelapa sawit Perseroan sepanjang tahun dan untuk meningkatkan produktivitasdanefisiensi;(v)menjagajadwalpemupukanterpisahuntuktanamankelapasawityang matang dan belum matang; dan (vi) penggunaan pupuk dengan mutu tinggi yang diimpor dari produsen terkemuka.

• Peningkatan kinerja proses pemanenan. Perseroan telah meningkatkan kinerja proses pemanenan di perkebunan Perseroan melalui metode-metode seperti berikut: (i) penerapan sistem pemanenan “block” yang telah meningkatkan produktivitas pekerja dan mengurangi tenaga kerja yang diperlukan per hektar, serta menyediakan peluang untuk lebih fokus pada pengawasan; dan (ii) pelatihan petani untuk mencapai standar kematangan panen TBS yang lebih lebih konsisten dan untuk memastikan bahwa semua buah brondolan sawit yang terjatuh dari tanaman juga dikumpulkan. Sistem pemanenan “block” juga mengurangi kebutuhan transportasi Perseroan dan memaksimalkan pemanfaatan kendaraan, sehingga mengurangi biaya transportasi Perseroan. Sistem pemanenan “block” memfasilitasi evaluasi tanaman secara keseluruhan dan transportasi hasil panenTBS yang efisien ke pabrik pengolahan kelapa sawit Perseroan, yangmerupakansalah satu faktor yang mempengaruhi OER dan tingkat asam lemak CPO.

Page 177: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

153

• Peningkatan kinerja sistem administrasi dan pendukung. Perseroan telah memperkenalkan sistemkomputerisasiakuntansi,manajemen,dankomunikasi.HalinitelahmeningkatkanefisiensioperasionalPerseroansecarasignifikandandapatmemaksimalkanpenyampaiandanpenerimaaninformasi operasional terkini, memungkinkan Perseroan untuk memantau kegiatan perkebunan dari kantor pusat Perseroan. Operasional Perseroan didukung oleh sistem keamanan internal Perseroan, yang menjaga terhadap pencurian, serangan sapi yang dapat merusak tanaman minyak kelapa sawit Perseroan atau TBS yang telah dipanen dan serangan lainnya pada lahan yang dimiliki Perseroan, dan juga termasuk patroli api selama musim kering untuk membantu melindungi perkebunan Perseroan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh kebakaran. Perseroan juga mendukung operasional perkebunan dengan melaksanakan pemeliharaan jalan yangdilakukansendiriolehPerseroan,yangpentinguntukmempertahankanefisiensitransportasidan produktivitas.

PengalamanPerseroandalammanajemenperkebunanyangefisiendaninovasiteknologi jugatelahbermanfaat dalam pengembangan usaha perkebunan dan pengolah sagu serta energi terbarukan yang dimiliki Perseroan.

d. Rekamjejakprofitabilitasyangkonsisten,posisikeuangandanposisilikuiditasyangkuat

Kegiatan usaha minyak kelapa sawit Perseroan yang berkembang, ditambah dengan inisiatif peningkatanefisiensibiayatelahmenyebabkanPerseroanmenghasilkanrekamjejakprofitabilitasyangkonsisten, dengan pendapatan bersih dari operasional Perseroan sejumlah USD24,5 juta, USD45,8 juta dan USD41,9 juta masing-masing untuk tahun 2010, 2011 dan 2012. Marjin EBITDA disesuaikan Perseroan pada tahun 2010, 2011 dan 2012 adalah masing-masing sebesar 38,1%, 42,3% dan 38,2%.ProfitabilitasinididukungdenganposisikeuangandanposisilikuiditasPerseroanyangkuat,dengantingkat jumlah liabilitas yang sangat rendah pada tanggal 31 Desember 2012 serta kas dan setara kas sejumlah USD76,6 juta pada tanggal yang sama dan akan ditambah dengan dana yang akan diperoleh dari Penawaran Umum Perdana Saham. Likuiditas ini memungkinkan Perseroan untuk mengembangkan dan menerapkan strategi pertumbuhan Perseroan seperti investasi untuk penanaman tanaman baru, perluasan usaha sagu Perseroan dan pengembangan proyek biogas Perseroan. Dengan tidak adanya hambatan untuk memperoleh dana pembiayaan proyek-proyek tersebut maka Perseroan dapat menjalankanrencanaPerseroansecaralebihmudahdanefisien.

e. Tim manajemen yang berpengalaman dengan tingkat komitmen tinggi untuk penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik

Tim manajemen Perseroan terdiri dari direksi yang berpengalaman dengan kemampuan yang terbukti dalam pengelolaan aspek-aspek komersial, keuangan dan operasional bisnis Perseroan. Anggota tim manajemen senior Perseroan rata-rata memiliki lebih dari 25 tahun pengalaman dalam industri terkait dan memiliki pengetahuan luas dalam industri perkebunan dan memiliki hubungan yang berharga dan sudah terjalin lama dengan pelanggan, pemasok, dan peserta pasar lainnya. Tim manajemen Perseroan telah menunjukkan rekam jejak yang sukses dalam pengelolaan Perseroan dan dalam mengenali dan menggarap peluang akuisisi. Kualitas dan keahlian tim manajemen Perseroan akan menjadi faktor penting dalam pencapaian tujuan Perseroan untuk mengoperasikan perkebunan Perseroan sesuai dengan praktek pengelolaan perkebunan terbaik.

Perseroan selalu menekankan tata kelola perusahaan yang baik kepada seluruh karyawan melalui sistem pelaporan manajemen yang terinci dan standar etika tinggi dalam menjalankan usaha Perseroan. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai Perseroan yang mengutamakan integritas, penghargaan terhadap manusia dan lingkungan hidup serta perbaikan yang berkesinambungan. Perseroan berkeyakinan bahwa nilai-nilai tersebut sangat penting terhadap keberhasilan Perseroan dalam kegiatan usahanya dan oleh sebab itu Perseroan selalu menekankan hal tersebut kepada seluruh karyawan.

Page 178: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

154

Perseroan selalu menekankan transparansi sebagai bagian dari tata kelola perusahaan, baik secara internal antara sesama unit usaha Perseroan maupun secara eksternal dalam hubungan Perseroan dengan pelanggan dan pemasok. Hal tersebut tercerminkan dalam kebijakan Perseroan untuk menerbitkan laporan tahunan Perseroan sejak tahun 1994, masih merupakan perusahaan tertutup. Untuk meningkatkan standar tata kelola perusahaan agar setara dengan tingkat internasional, manajemen Perseroan secara aktif berpartisipasi dalam sejumlah forum dan asosiasi nasional maupun internasional seperti Asian Corporate Governance Association (ACGA), Asian Business Leadership Forum (ABLF), Association for Business Communication (ABC), Young Presidents Organization (YPO) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO). Mantan Presiden Direktur Perseroan, George Santosa Tahija, telah menerima penghargaan ABLF untuk Business Courage - South East Asia pada tahun 2011.

f. Kesadaran tinggi atas lingkungan dan menerapkan kebijakan pembangunan sosial ekonomis untuk masyarakat sekitar

Perseroan menyadari pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan dan selalu berusaha untuk menjalankan kebijakan yang dapat meminmalisasi dampak negatif akibat keberadaan perkebunan serta proses produksi yang dijalankan oleh Perseroan terhadap lingkungan sekitar. Selain meminimalisasi dampak negatif, Perseroan juga selalu berusaha untuk memberikan manfaat positif bagi komunitas yang berada pada lingkungan perkebunan maupun fasilitas produksi Perseroan. Adapun beberapa kebijakan yang dilaksanakan oleh Perseroan adalah sebagai berikut:

• Beroperasi dengan mengutamakan kelestarian lingkungan

Perseroan tidak melakukan pembakaran hutan dalam kegiatan pembukaan lahan baru untuk perkebunan, Perseroan juga tidak membakar limbah bungkil TBS setelah proses pengolahan. Perseroan meminimalisasi penggunakan pestisida dan mengadopsi solusi biologis seperti penggunaan burung hantu untuk mengendalikan hama tanaman kelapa sawit. Perseroan juga telah menjalankan berbagai praktek pengelolaan ramah lingkungan sebagai langkah konservasi dan pemeliharaan keanekaragaman hayati di lingkungan perkebunan Perseroan dengan menerapkan sistem pengelolaan hama terpadu dengan metode biologis untuk memerangi peyebaran hama. Perseroan juga mengolah tandan kosong kelapa sawit menjadi pupuk untuk digunakan pada perkebunan Perseroan. Selain itu, Perseroan juga menggunakan cangkang kelapa sawit sebagai bahan bakar pembangkit listrik, untuk subtitusi generator berbahan bakar solar, dalam penyediaan aliran listrik daerah-daerah terpencil di perkebunan Perseroan. Perseroan juga berusaha meningkatkan tingkat kesehatan dan kesuburan tanah perkebunan dengan menanam beberapa jenis tanaman di antara tanaman kelapa sawit dan mengolah limbah organik yang dihasilkan oleh PKS menjadi pupuk. Perseroan saat ini sedang mengembangkan usaha pembangkit listrik biogas yang dapat mengurangi dampak negatif limbah PKS dengan mengolah limbah tersebut menjadi biogas. Tahap I dari konstruksi pabrik biogas di Pulau Belitung tersebut telah selesai dan telah beroperasi. Saat ini Perseroan sedang menjalankan Tahap II dari pembangunan pabrik biogas tersebut, yang diharapkan dapat memberikan kontribusi positif yang lebih banyak terhadap lingkungan setelah selesai, karena gas metana yang dihasilkan dari pabrik biogas dapat digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan listrik yang akan dijual ke PLN dan kemudian akan didistribusikan kepada pelanggan PLN.

• Mengembangkan masyarakat di daerah sekitar perkebunan dan mengutamakan kesejahteraankaryawan

Perseroan membina hubungan yang erat dengan karyawan dan masyarakat sekitar daerah perkebunan melalui berbagai program tanggung jawab sosial perusahaan yang meliputi pembangunan dan pemeliharaan fasilitas umum seperti jalan raya dan jembatan, menyediakan fasilitas kesehatan dan dokter kepada masyarakat di sekitar perkebunan Perseroan dan meyediakan fasilitas pendidikan dan tempat ibadah bagi masyarakat. Selain itu, Perseroan juga memberikan perhatian yang cukup besar kepada kesejahteraan karyawan dan keluarganya, antara lain dengan menyediakan pusat pelatihan serta program pelatihan, perumahan, fasilitas pemeriksaan kesehatan, fasilitas penitipan anak dan sekolah. Perseroan juga sedang membangun fasilitas pelatihan manajemen di Perkebunan Pulau Belitung untuk mendukung pengembangan para manajer Perseroan. Dukungan Perseroan terhadap karyawan telah diakui oleh pemerintah melalui penghargaan yang diberikan oleh Presiden Republik Indonesia terkait dengan pemberdayaan tenaga kerja wanita pada tahun 2004, 2005, 2006 dan 2008.

Page 179: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

155

• Sertifikasi

Perseroan memiliki komitmen yang kuat untuk selalu menerapkan praktek-praktek operasi berdasarkan standar operasional terbaik agar dapat mencapai produksi CPO yang berkesinambungan. Perseroan merupakan anggotaRSPOdan telahmemiliki sertifikatRSPOuntuk perkebunan di PulauBelitungdanSumateraUtara I.Padasaat iniPerseroan jugadalamprosesperolehansertifikatRSPOuntukperkebunan di Sumatera Utara II. Selain itu, Perseroan telah memperoleh sertifikasi InternationalSustainabilityandCarbonCertification(“ISCC”)untukperkebunandiPulauBelitung.

3. Strategi Usaha dan Rencana Jangka Panjang

Perseroan berencana untuk memanfaatkan keunggulan yang saat ini dimiliki oleh Perseroan yaitu kekuatan fundamental perusahaan, hubungan yang baik dengan pelanggan maupun pemasok, serta program CSR yang baik, untuk memacu pertumbuhan yang lebih baik pada masa men datang dengan menerapkan strategi dan rencana jangka panjang sebagai berikut:

a. Meningkatkan jumlah tanaman kelapa sawit di lahan perkebunan Perseroan.

Perseroan berencana untuk meningkatkan jumlah tanaman tanaman kelapa sawit dengan memanfaatkan lahan yang dapat ditanami tetapi belum ditanami milik Perseroan. Per tanggal 31 Desember 2012, Perseroan memiliki lahan perkebunan yang dapat ditanami tetapi belum ditanami seluas 55.921 hektar dari total lahan yang dapat ditanami seluas 96.773 hektar. Total luas lahan yang masih tersedia untuk ditanami dan total luas lahan yang dapat ditanami milik Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 telah termasuk landbank Papua yang telah diakuisisi pada tanggal 7 Desember 2012.

Perseroan saat ini sedang melakukan proses penanaman tanaman kelapa sawit di lahan yang belum ditanami di Perkebunan Kalimantan Barat. Proses penanaman tersebut akan selesai pada akhir tahun 2013, sehingga jumlah total luas lahan yang ditanami untuk perkebunan di Kalimantan Barat menjadi 12.277 hektar. Perseroan juga berencana untuk memulai proses penanaman tanaman di landbank yang terletak di Sumatera Selatan seluas 12.042 hektar pada tahun 2013 serta landbank di Papua seluas 40.500 hektar pada tahun 2014. Perseroan berencana untuk menanam sekitar 5.379 hektar pada tahun 2013, 6.500 hektar pada tahun 2014 dan 7.000 hektar pada tahun 2015 setelah berhasil melakukan penanaman tanaman di Perkebunan Kalimantan Barat atas lahan seluas 4.022 hektar pada tahun 2011 dan 4.132 hektar pada tahun 2012. Penanaman tanaman kelapa sawit tersebut sudah termasuk penanaman atas lahan untuk memenuhi kewajiban Program Plasma. Perseroan akan melakukan penanaman perkebunan plasma secara bersamaan di tiga lokasi perkebunan Perseroan yang terletak di Papua, Kalimantan Barat dan Sumatera Selatan. Per tanggal 31 Desember 2012 Perseroan telah memiliki jumlah bibit yang cukup untuk kebutuhan penanaman tanaman kelapa sawit. Perseroan akan membeli membeli bibit yang telah dibuahi sebagai salah satu langkah untuk menunjang strategi penanaman tanaman kelapa sawit. Perseroan masih dalam proses pra-penanaman di ketiga lokasi tersebut dan akan memastikan bahwa lahan yang ada telah dapat ditanami sesuai dengan strategi Perseroan. Adapun proses pra-penanaman yang sedang atau akan oleh Perseroan termasuk pembersihan lahan, pendekatan kepada masyarakat sekitar lokasi perkebunan, pembangunan fasilitas perawatan bibit kelapa sawit serta kompensasi lahan.

Perseroan berencana untuk menerapkan strategi pertumbuhan yang bertujuan untuk meningkatkan hasil panen dari total area perkebunan yang ditanami. Sebagai salah satu bagian dari strategi tersebut, Perseroan akan menggunakan generasi terbaru dari tanaman kelapa sawit hibrida (hybrid clone palms). Dengan menggunakan hybrid clone palms, Perseroan dapat meningkatkan tingkat penggunaan lahan dengan menanam lebih banyak tanaman di setiap area dan juga mempermudah proses pemanenan, karena tanaman sawit hibrida memiliki tinggi yang relatif lebih rendah dari tanaman kelapa sawit biasa. Strategi lain yang diterapkan oleh Perseroan termasuk melakukan penanaman tanaman kelapa sawit dengan cara yang dapat mempermudah penggunaan alat-alat mekanik pada saat dilakukan pemanenan. Perseroan berkeyakinan bahwa, dengan menerapkan strategi penanaman tersebut diatas, Perseroan dapat meningkatkan hasil panen, menurunkan biaya pemeliharaan dan pemanenan untuk perkebunan di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Papua Barat.

Page 180: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

156

b. Meningkatkan efisensi kegiatan operasional secara berkelanjutan untukmemaksimalkanhasil panen Perseroan.

Perseroanberkeyakinanbahwapeningkatanefisiensi operasional secaraberkelanjutanhinggasaatini telah dan akan terus menjadi salah satu faktor penting dalam sejarah kesuksesan Perseroan. Perseroansecaraaktifmengawasi,menjagadanmeningkatkanefektifitaskegiatanoperasionalsertameminimalisasi dampak negatif kegiatan operasional terhadap lingkungan dengan tetap menjaga standar dan kualitas keselamatan pekerja. Sebagai salah satu langkah inovasi, Perseroan merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang telah membangun PKS otomatis penuh dimana seluruh proses dijalankan secara otomatis oleh mesin sehingga dapat beroperasi dengan jumlah tenaga kerja yang lebih sedikit. Perseroan memiliki PKS tersebut di perkebunan yang berlokasi di Sumatera Utara II. Saat ini Perseroan sedang mempertimbangkan untuk mengganti boiler lama dengan boiler otomatis pada PKS yang terletak di perkebunan Sumatera Utara I dan Pulau Belitung.

Perseroan berencana untuk terus menerapkan praktek manajemen terbaik dalam menjalankan kegiatan operasional, antara lain dengan menerapkan jadwal penggunaan pupuk dan pemanenan TBS secara teratur, penerapan sistem panen berdasarkan blok perkebunan, penggunaan tandan buah kosong sebagai pupuk kompos untuk meningkatkan tingkat kesuburan dan juga untuk memperbaiki struktur tanah, penggunaan pupuk dengan tingkat pelepasan nutrisi perlahan, mempertahankan sistem irigasi yang efisien danmengurangi erosi lahan. Selain itu, Perseroan terus berupaya untuk selalumeningkatkanefisensi kinerja operasional denganmenerapkanprosesmekanisasi secara bertahapuntuk proses pemindahan dan tranportasi TBS di seluruh perkebunan Perseroan.

Perseroan akan terus mempekerjakan tenaga kerja yang bertugas dalam proses pemanenan secara langsung, tanpa menggunakan tenaga kerja kontrak. Perseroan berkeyakinan dengan melakukan hal tersebut, Perseroan akan dapat melakukan pengawasan dan pelatihan yang lebih baik serta menerapkanprosedurpengawasankualitasyanglebihketatdengantetapmempertahankanefisiensibiaya tenaga kerja. Perseroan juga akan terus melakukan pelatihan kepada karyawan yang memiliki potensi untuk berkembang dengan baik pada masa depan serta memberikan insetif berbasis kinerja kepada karyawan di perkebunan. Perseroan juga telah mengembangkan sistem peringkat untuk setiap perkebunan di mana kinerja setiap perkebunan dapat diperbandingkan satu sama lain untuk berbagai kategori,termasukproduktifitas,efisiensibiaya,tanggungjawablingkungandankeselamatan.Perseroanpercaya bahwa sistem peringkat tersebut akan memotivasi manajer dan karyawan untuk senantiasa meningkatkan kinerja, serta memberikan informasi kepada manajemen mengenai perkebunan yang kinerjanya perlu ditingkatkan.

Selain itu, Perseroan juga akan menerapkan beberapa program peningkatan kualitas, dan terus mengembangkan inovasi baru yang dapat meningkatkan kinerja PKS, seperti pendorong keranjang (TBS cage pusher) dan menara pemulihan kondensasi (condensate recovery tower), yang diyakini oleh Perseroan akan mengurangi biaya tenaga kerja.

c. Mencari peluang untuk melakukan akuisisi.

Perseroan memiliki rekam jejak yang kuat dalam mengakuisisi perkebunan dan landbank secara berkelanjutan dan menerapkan praktek pengelolaan perkebunan terbaik pada landbank yang diakuisisi tersebut, seperti yang dilakukan oleh Perseroan pada perkebunan Perseroan di Sumatera Utara dan Pulau Belitung. Perseroan berkeyakinan bahwa pengalaman tersebut akan bermanfaat untuk mendukung kesuksesan rencana akuisisi perkebunan dan landbank Perseroan pada masa mendatang.Perseroan terus mencari peluang untuk melakukan akuisisi perkebunan dan landbank diseluruh Indonesia. Perseroan secara cermat menganalisa peluang yang ada terhadap kriteria-kriteria khusus sesuai dengan standar Perseroan, antara lain sebagai berikut:

• Kualitas aset perkebunan seperti ketersediaan tanah yang optimal, kontur tanah yang sesuai,tingkat curah hujan dan aliran sungai sebagai pemasok kebutuhan air bagi perkebunan;

• Jumlahluasareayangoptimal,dimanaluasareaidealberjumlah8.000hektardanberadadalamhamparan yang sama;

Page 181: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

157

• Lokasiperkebunandanketersedianinfrastruktursepertijalanrayadanpelabuhan;• KelengkapanIUPsebelumakuisisi;• Kejelasan atas status tanah (tidak terdapat hak kepemilikan ataupun konsesi ganda/tumpang

tindih);• Ketersediaanpekerjalokal;• Potensirehabilitasiuntukperkebunanyangtelahmenghasilkan;• Kondisimasyarakatsekitar;• Potensiperluasanlahanpadamasadepanmelaluiakuisisilahanyangmemilikilokasiberdekatan.

d. Ekspansi pada bidang usaha pelengkap.

Saat ini Perseroan sedang mengembangkan kegiatan usaha di bidang perkebunan sagu dan pembangkit listrik dengan energi terbarukan (renewable energy business). Keduanya merupakan pelengkap kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit karena Perseroan dapat memanfaatkan keahlian serta pengalaman yang dimiliki dari kegiatan usaha perkebunan kelapa sawit untuk menjalankan kedua kegiatan usaha pelengkap tersebut. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, Perseroan sedang membangun pabrik pengolahan sagu yang pertama dari sejumlah pabrik pengolahan sagu yang akan dibangun oleh Perseroan di Papua. Pabrik pengolahan sagu tersebut akan digunakan untuk mengolah hasil dari hutan alam sagu seluas 40.000 hektar yang terletak di Papua. Pabrik pengolahan sagu tersebut diharapkan dapat mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2013. Selain membangun pabrik pengolahan sagu, Perseroan juga membangun infrastruktur pelengkap dari pabrik tersebut antara lain seperti kanal-kanal serta infrastruktur untuk menyalurkan hasil produksi tepung sagu kepada pelanggan. Perseroan berkeyakinan bahwa jumlah permintaan tepung sagu lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah pasokan yang ada di dunia. Perseroan berencana untuk menjual produk tepung sagu ke pelanggan yang ada di Jepang, Cina dan negara-negara lainnya di mana permintaan terhadap tepung sagu cukup besar. Perseroan telah melakukan komunikasi secara informal dengan beberapa calon pelanggan dan juga para peneliti untuk melakukan pembahasan mengenai pengembangan industri hilir dari tepung sagu yang kemungkinan besar akan termasuk dalam industri makanan.

Perseroan juga mengembangkan kegiatan usaha pembangkit listrik dengan energi terbarukan dengan membangun pembangkit listrik biogas di Pulau Belitung yang direncanakan akan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2013. Dengan mengoperasikan pembangkit listrik biogas tersebut, Perseroan akan memperoleh keuntungan dari penjualan listrik PLN. Selain itu pembangkit listrik biogas tersebut juga dapat mengurangi dampak negatif operasional perkebunan Perseroan dengan mengurangi jumlah gas metana yang dilepaskan ke lingkungan dari kolam limbah Perseroan. Perseroan saat ini juga sedang mengkaji kemungkinan pembangunan pabrik biogas yang kedua untuk perkebunan Perseroan yang terletak di Sumatera Utara.

Perseroan berharap pengembangan usaha sagu dan makanan berbasis sagu serta energi terbarukan dapat memperkuat dan meningkatkan kinerja Perseroan melalui pendapatan yang lebih stabil dan tidak terpengaruh musim. Perseroan berkeyakinan bahwa bisnis sagu dan makanan berbasis sagu serta energi terbarukan mempunyai potensi pertumbuhan yang tinggi dan dapat membantu Perseroan untuk memperoleh pertumbuhan jangka panjang berkelanjutan.

e. Meningkatkan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh Perseroan untuk terus membina hubungan baik dengan para pemangku kepentingan (stakeholders)

Perseroan telah menjalankan berbagai kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan dan senantiasa memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan masyarakat sekitar kegiatan usaha Perseroan. Atas inisiatif sendiri Perseroan telah menjalankan berbagai program konservasi. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan nilai-nilai budaya Perseroan untuk menghargai masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Perseroan akan terus menjalankan program pendukung kesejahteraan kepada karyawan dan masyarakat di sekitar pekebunan yang dimiliki Perseroan, serta menjalankan program serupa pada perkebunan yang akan diakuisisi Perseroan. Perseroan juga akan terus melanjutkan diskusi dan dialog dengan organisasi non-pemerintah yang telah memberikan banyak hasil positif untuk operasional Perseroan serta memastikan bahwa kegiatan operasional Perseroan telah sesuai dengan standar praktek internasional dalam memproduksi CPO yang ramah lingkungan.

Page 182: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

158

Perseroan berencana untuk menjalankan Program Perkebunan Plasma pada perkebunan di Kalimantan Barat dan perkebunan yang akan dibangun di Papua dan Sumatera Selatan. Walaupun Perseroan tidak diwajibkan, Perseroan juga sedang dalam proses pengembangan program yang yang serupa dengan Program Perkebunan Plasma di perkebunan Perseroan yang terletak di Sumatera Utara dan Pulau Belitung. Melalui program pengembangan tersebut, Perseroan akan membantu masyarakat sekitar akan menjadi anggota koperasi dan dapat juga menyerahkan lahannya sebagian lahan Koperasi. Perseroan kemudian akan melatih mereka untuk menanami dan memelihara perkebunan tersebut. Perseroan akan membeli hasil panen TBS tersebut melalui koperasi atau langsung dari masing-masing petani. Perseroan berkeyakinan bahwa dengan menjalankan program ini, Perseroan dapat membina dan mempererat hubungan yang lebih baik dengan masyarakat sekitar dan dapat membantu meningkatkan standar kesejahteraan masyarakat sekaligus menyelaraskan kepentingan masyarakat dengan kepentingan Perseroan.

4. Kegiatan Usaha Perseroan Melalui Entitas Anak

4.1 Kegiatan Usaha Kelapa Sawit

a. Produk

Saat ini Perseroan melakukan produksi dan penjualan CPO dan PK. Tabel berikut ini menunjukkan volume penjualan dari CPO dan PK untuk masing-masing periode.

(dalam ton)

UraianVolume Penjualan

Tahun berakhir tanggal 31 Desember2008 2009 2010 2011 2012

CPO 129.082 139.200 127.450 156.016 177.125 PK 27.550 30.575 29.508 32.865 40.447

Tabel berikut ini menunjukkan nilai penjualan bersih dari masing-masing produk sebagai persentase dari total penjualan bersih untuk masing-masing periode.

(dalam persentase)

UraianNilai Penjualan

Tahun berakhir tanggal 31 Desember2008 2009 2010 2011 2012

CPO 89,2 90,9 87,3 88,0 89,5PK 10,8 9,1 12,7 12,0 10,5Total 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

Tabel berikut ini menunjukkan tingkat produksi masing-masing produk pada periode tertentu.(dalam ton)

UraianTotal Produksi

Tahun berakhir tanggal 31 Desember2008 2009 2010 2011 2012

CPO (1) 122.112 138.806 131.335 157.122 178.263PK (1) 25.984 30.390 29.950 34.369 40.503Total 148.096 169.196 161.285 191.491 218.766

Catatan: (1) Termasuk CPO dan PK dari hasil produksi TBS yang dibeli dari pihak ketiga

ProdukKelapaSawit

Saat ini Perseroan melakukan produksi CPO dan PK pada 3 lokasi PKS. Produksi CPO dilakukan melalui pengolahan TBS yang berasal dari PKS yang dimiliki Perseroan dan juga dari pembelian melalui pihak ketiga yang berlokasi di sekitar PKS. PK diproduksi dari biji kelapa sawit yang dikumpulkan selama masa penggilingan.

Page 183: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

159

b. LokasiPerkebunanKelapaSawitPerseroan

TOTAL

Landbank 139.038 haArea yang dapat ditanami 96.773 haArea yang telah ditanami 40.852 haArea pohon menghasilkan 31.954 haKapasitas PKS 180 ton/jam

Pulau Belitung

Landbank 16.307 haArea yang dapat ditanami 14.229 haArea yang telah ditanami 14.229 haArea pohon menghasilkan 14.229 haKapasitas PKS 60 ton/jam

Kalimantan Barat

Landbank 17.998 haArea yang dapat ditanami 12.277haArea yang telah ditanami 8.898 haArea pohon menghasilkan -Kapasitas PKS 60 ton/jam tahun 2016

Catatan:1. Luas area yang dapat ditanami berpotensi untuk bertambah sebanya 4.300 ha.

SiaisBinanga

BelitungEmpat Lawang

KetapangKALIMANTAN

PAPUASUMATERA

Perkebunan Kelapa Sawit (1)

Sumatera Selatan

Landbank 20.000 haArea yang dapat ditanami 12.042 ha(1)

Area yang telah ditanami -Area pohon menghasilkan -Kapasitas PKS -

Sumatera Utara

Landbank 9.639 haArea yang dapat ditanami 7.912 haArea yang telah ditanami 7.912 haArea pohon menghasilkan 7.912 haKapasitas PKS 60 ton/jam

Medan

Jakarta

Sumatera Utara

Landbank 9.935 haArea yang dapat ditanami 9.813 haArea yang telah ditanami 9.813 haArea pohon menghasilkan 9.813 haKapasitas PKS 60 ton/jam

Landbank Papua

Landbank 65.159 haArea yang dapat ditanami 40.500 haArea yang telah ditanami -Area pohon menghasilkan -Kapasitas PKS -

c. PerkebunanKelapaSawit

PerkebunankelapasawityangdimilikiolehPerseroanberlokasiditigawilayahgeografisperkebunandiIndonesia, yaitu Sumatera Utara, Kepulauan Belitung, dan Kalimantan Barat, dengan PKS yang terletak di Perkebunan Sumatera Utara dan Perkebunan di Kepulauan Belitung. Sampai dengan 31 Desember 2012, Perseroan telah memiliki HGU atas kurang lebih 33.689 hektar lahan perkebunan kelapa sawit. Bersama dengan lahan dimana Perseroan memiliki izin-izin pertanahan lainnya yang diperlukan untuk proses persetujuan HGU, maka total lahan yang dimiliki Perseroan mencapai kurang lebih 139.038 hektar. Tabel berikut ini menunjukkan total izin pertanahan yang dimiliki Perseroan pada masing-masing perkebunan dan dua persediaan lahan (landbank) di Sumatera Selatan dan Papua pada 31 Desember 2012. Total luas lahan milik Perseroan per tanggal 31 Desember 2012 sudah termasuk akuisisi landbank Papua yang dirampungkan pada tanggal 7 Januari 2013.

(dalam Hektar)

Telah Ditanami Dapat Ditanami Tidak Dapat Ditanami(1) Total

Perkebunan Sumatera Utara I 9.813 9.813 122 9.935Perkebunan Sumatera Utara II 7.912 7.912 1.727 9.639Perkebunan Kepulauan Belitung 14.229 14.229 2.078 16.307Perkebunan Kalimatan Barat 8.898 12.277 5.721 17.998Landbank Papua - 40.500 24.659 65.159Landbank Sumatera Selatan - 12.042 7.958 20.000Total 40.352 96.773 42.265 139.038

Catatan:Lahan yang tidak ditanami mencakup lahan yang tidak dapat ditanami karena kondisi topografi atau lahan yang telah digunakan untuk kepentingan lain seperti misalnya cagar alam penyangga daerah aliran sungai konservasi lingkungan untuk lahan bersejarah atau lahan dengan situs budaya yang penting, infrastruktur, seperti jalan raya, dan fasilitas perumahan karyawan.

Page 184: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

160

Tabel berikut ini menunjukkan perincian lahan yang menghasilkan dan jumlah landbank pada masing-masing perkebunan dimana Perseroan memiliki kepemilikan minoritas pada 31 Desember 2012.

(dalam Hektar, kecuali persentase)Kepemilikan

(%)Area Tanaman Menghasilkan

Telah Ditanami

Dapat Ditanami

Tidak Dapat Ditanami (1) Total

PT Bilah Plantindo (2) 20,00 2.461 2.856 2.856 105 2.961PT Pangkatan Indonesia 20,00 2.207 2.427 2.427 159 2.586PT Sembada Sennah Maju 20,00 1.681 1.681 1.681 132 1.813PT Simpang Kiri Plantations (3) 20,00 2.375 2.489 2.489 165 2.654PT Agro Muko 15,87 16.694 17.759 18.049 4.886 22.935 (4)

Total - 25.418 27.212 27.502 5.447 32.949Catatan:(1) Lahan yang tidak ditanami mencakup lahan yang tidak dapat ditanami karena kondisi topografi atau telah digunakan

untuk kepentingan lain seperti misalnya cagar alam, penyangga daerah aliran sungan, konservasi lingkungan untuk lahan bersejarah atau lahan dengan situs budaya yang penting, infrastruktur, seperti jalan raya dan fasilitas perumahan karyawan.

(2) Hak legal lahan yang dikelola PT Bilah Plantindo, dimiliki PT Surya Makmur(3) Hak legal lahan yang dikelola PT Simpang Kiri, dimiliki PT Aceh Timur Indonesia(4) Termasuk 2.100 hektar lahan perkebunan karet.

Tabel berikut ini menunjukan indikator kinerja utama dari perkebunan yang dimiliki Perseroan serta landbank yang akan menjadi lahan penanaman kelapa sawit selama dan pada akhir periode tertentu.

UraianTahun berakhir 31 Desember

2008 2009 2010 2011 2012Total area (ha) 53.879 53.879 53.879 53.879 139.038Total area yang dapat ditanam (ha) (1) 44.320 44.320 44.320 44.263 96.773Area yang ditanam(ha) 32.043 32.043 32.787 36.752 40.853Lahan tanaman menghasilkan(ha) 23.588 27.379 29.054 30.290 31.954Persentase lahan dengan tanaman menghasilkan dibandingkan dengan total area (%)

73,6 85,4 88,6 82,4 78,2

TBS yang diproduksi (ton) 490.030 565.497 515.179 564.843 695.479TBS yang dibeli dari pihak ketiga(ton) 38.233 31.465 78.320 136.402 116.460Hasil kelapa sawit (ton TBS per ha) (2) 20,8 20,7 17,7 18,6 21,8Produksi CPO (ton)(3) 122.112 138.806 131.335 157.122 178.263 OER (%)(3) 23,1 23,3 22,1 22,4 22,0Produksi PK (ton)(3) 25.984 30.390 29.590 34.369 40.503 KER (%)(3) 4,9 5,1 5,0 4,9 5,0Kapasitas pabrik (ton/jam) 120 120 180 180 180 Kapasitas penyimpanan (ton) CPO 23.000 23.000 30.000 30.000 30.000 PK 2.080 2.080 2.680 2.680 2.880

Catatan:(1) Area yang tidak ditanami digunakan untuk infrastruktur seperti jalanan, drainase dan perumahan staf serta dicadangkan

sebagai kawasan konservasi. (2) Tidak termasuk TBS yang dibeli dari pihak ketiga.(3) Termasuk CPO atau PK yang dihasilkan dari pembelian TBS dari pihak ketiga.

1. Perkebunan Pulau Belitung

Penanamanan bibit kelapa sawit di Perkebunan Kepulauan Belitung dilakukan untuk pertama kalinya pada tahun 1990. Pembangunan PKS Kepulauan Belitung selesai pada tahun 1996. Perseroan kemudian memperluas PKS Pulau Belitung pada tahun 2003. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, Perkebunan Pulau Belitung yang dimiliki Perseroan mencakup kurang lebih 16.307 hektar lahan 14.229 hektar diantaranya telah ditanami. Dari keseluruhan wilayah ini, lahan seluas 16,277 hektar telah memiliki HGU dan 30 hektar telah memiliki HGB. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, tanaman menghasilkan di Perkebunan Pulau Belitung rata-rata berusia 16 tahun. PKS perkebunan Pulau Belitung memiliki kapasitas pengolahan 60 ton per jam atau kurang lebih 360.000 ton, per tahun dan mengolah TBS hasil Perkebunan Pulau Belitung dan juga TBS yang dibeli dari pihak ke tiga.

Page 185: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

161

Tabel berikut ini menunjukan indikator kinerja utama dari Perkebunan Pulau Belitung selama dan pada akhir periode tertentu.

Uraian Tahun berakhir 31 Desember2008 2009 2010 2011 2012

Total area (ha) 16.307 16.307 16.307 16.307 16.307Total area yang dapat ditanam (ha)(1) 14.303 14.303 14.303 14.246 (4) 14.229 (5)

Area yang ditanam(ha) 14.303 14.303 14.303 14.246 14.229Lahan tanaman menghasilkan(ha) 13.507 14.303 14.303 14.246 14.229Persentase lahan dengan tanaman menghasilkan dibandingkan dengan total area (%) 94,4 100,0

100,0 100,0 100,0

TBS yang diproduksi (ton) 240.535 272.990 262.239 264.482 300,130 TBS yang dibeli dari pihak ketiga(ton) 1.063 2.368 2.781 4.563 7.756 Hasil kelapa sawit (ton TBS per ha) (2) 17,8 19,1 18,3 18,6 21,1 Produksi CPO (ton)(3) 57.427 66.074 60.152 62.932 69.362 OER (%)(3) 23,8 24,0 22,7 23,4 22,5Produksi PK (ton)(3) 12.136 14.129 13.837 13.532 15.947 KER (%)(3) 5,0 5,1 5,2 5,0 5,2Kapasitas pabrik (ton/jam) 60 60 60 60 60 Kapasitas penyimpanan (ton) CPO 13.000 13.000 13.000 13.000 13.000 PK 1.400 1.400 1.400 1.400 1.400

Catatan:(1) Area yang tidak ditanam digunakan untuk infrastruktur seperti jalanan, drainase dan perumahan staf serta dicadangkan

sebagai kawasan konservasi. (2) Tidak termasuk TBS yang dibeli dari pihak ketiga.(3) Termasuk CPO atau PK yang dihasilkan dari pembelian TBS dari pihak ketiga .(4) Berkurangnya luas lahan disebabkan oleh 57 hektar yang dialokasikan sebagai kawasan konservasi sehingga diklasifikasikan

sebagai lahan yang tidak dapat ditanam.(5) Berkurangnya luas lahan disebabkan oleh 17 hektar yang digunakan untuk gedung dan dialokasikan sebagai kawasan

konservasi sehingga diklasifikasikan sebagai lahan yang tidak dapat ditanam.

2. Perkebunan Sumatera Utara I

Bibit kelapa sawit pertama ditanam di Perkebunan Sumatera Utara I pada tahun 1988, dan PKS selesai dibangun pada tahun 1996. Pada tanggal 31 Desember 2012, total luas area Perkebunan Sumatera Utara I sekitar 9.935 hektar, 9.813 hektar diantaranya merupakan lahan yang ditanami kelapa sawit. Dari total daerah tersebut, 9.412 hektar memiliki HGU dan 523 hektar memiliki hak non-HGU. Pada tanggal 31 Desember 2012, tanaman menghasilkan di Perkebunan Sumatera Utara I rata-rata berusia 17,6 tahun. PKS Perkebunan Sumatera Utara I memiliki kapasitas pengolahan 60 ton per jam atau kurang lebih 360.000 ton per tahun dan mengolah TBS hasil Perkebunan Sumatera Utara I dan TBS yang dibeli dari pihak ketiga.

Tabel berikut ini memperlihatkan beberapa informasi dan indikator kinerja utama untuk Perkebunan Sumatera Utara I untuk tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012.

Uraian Tahun berakhir 31 Desember2008 2009 2010 2011 2012

Total area (ha) 9.935 9.935 9.935 9.935 9.935Total area yang dapat ditanam (ha)(1) 9.813 9.813 9.813 9.813 9.813Area yang ditanam(ha) 9.813 9.813 9.813 9.813 9.813Lahan tanaman menghasilkan(ha) 9.343 9.813 9.813 9.813 9.813Persentase lahan dengan tanaman menghasilkan dibandingkan dengan total area (%) 95,2 100,0 100,0 100,0 100,0TBS yang diproduksi (ton) 245.613 267.989 204.852 202.468 270.159 TBS yang dibeli dari pihak ketiga(ton) 37.170 29.097 57.711 68.119 44.053 Hasil kelapa sawit (ton TBS per ha) (2) 26,3 27,3 20,9 20,6 27,5 Produksi CPO (ton)(3) 64.025 68.564 57.719 60.326 68.805 OER (%)(3) 22,6 23,1 22,0 22,3 21,9 Produksi PK (ton)(3) 13.732 15.525 13.269 13.871 16.590 KER (%)(3) 4,9 5,2 5,1 5,1 5,3 Kapasitas pabrik (ton/jam) 60 60 60 60 60 Kapasitas penyimpanan (ton) CPO 10.000 10.000 10.000 10.000 10.000 PK 680 680 680 680 680

Catatan:(1) Area yang tidak ditanam digunakan untuk infrastruktur seperti jalanan, drainase dan perumahan staf serta dicadangkan

sebagai kawasan konservasi. (2) Tidak termasuk TBS yang dibeli dari pihak ketiga.(3) Termasuk CPO atau PK yang dihasilkan dari pembelian TBS dari pihak ketiga.

Page 186: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

162

3. Perkebunan Sumatera Utara II

Bibit kelapa sawit pertama ditanam di Perkebunan Sumatera Utara II pada tahun 2005, dan PKS selesai dibangun pada tahun 2010. Pada tanggal 31 Desember 2012, total luas area Perkebunan Sumatera Utara II sekitar 9.639 hektar, 7.912 hektar diantaranya merupakan lahan yang dapat ditanami kelapa sawit. Dari total area tersebut, 8.000 hektar memiliki HGU dan 1.639 hektar memiliki izin lokasi dan terdiri dari tanah lereng bukit yang dialokasikan sebagai lahan konservasi maupun program plasma. Pada tanggal 31 Desember 2012, seluruh tanaman menghasilkan di Perkebunan Sumatera Utara II rata-rata berusia 5,0 tahun. PKS Perkebunan Sumatera Utara II memiliki kapasitas pengolahan 60 ton per jam atau kurang lebih 360.000 ton per tahun dan mengolah seluruh TBS dari Perkebunan Sumatera Utara II dan juga TBS yang dibeli dari pihak ketiga.

Tabel berikut ini memperlihatkan beberapa informasi dan indikator kinerja utama untuk Perkebunan Sumatera Utara II untuk tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012.

UraianTahun berakhir 31 Desember

2008 2009 2010 2011 2012Total area (ha) 9.639 9.639 9.639 9.639 9.639Total area yang dapat ditanam (ha)(1) 7.927 7.927 7.927 7.927 7.912Area yang ditanam(ha) 7.927 7.927 7.927 7.927 7.912 (4)

Lahan tanaman menghasilkan(ha) 738 3.263 4.938 6,231 7.912Persentase lahan dengan tanaman menghasilkan dibandingkan dengan total area (%) 9,3 41,2 62,3 78,6 100,0TBS yang diproduksi (ton) 3.882 24.517 48.089 97.893 125.190 TBS yang dibeli dari pihak ketiga(ton) - - 17.827 63.720 64.651 Hasil kelapa sawit (ton TBS per ha) (2) 5,3 7,5 9,7 15,7 15,8 Produksi CPO (ton)(3) 660 4.168 13.465 33.864 40.096 OER (%)(3) 17,0 17,0 20,4 21,0 21,1Produksi PK (ton)(3) 116 736 2.484 6.966 7.966 KER (%)(3) 3,0 3,0 3,8 4,3 4,2Kapasitas pabrik (ton/jam) - - 60 60 60 Kapasitas penyimpanan (ton) CPO - - 7.000 7.000 7.000 PK - - 600 600 800

Catatan:(1) Area yang tidak ditanam digunakan untuk infrastruktur seperti jalanan, drainase dan perumahan staf serta dicadangkan

sebagai kawasan konservasi. (2) Tidak termasuk TBS yang dibeli dari pihak ketiga.(3) Termasuk CPO atau PK yang dihasilkan dari pembelian TBS dari pihak ketiga.(4) Berkurangnya luas lahan disebabkan oleh 15 hektar yang digunakan sebagai kawasan peresapan air sehingga

diklasifikasikan sebagai lahan yang tidak dapat ditanam.

4. Perkebunan Kalimantan Barat

Pada bulan Desember tahun 2005, Perseroan telah mengakuisisi lahan untuk perkebunan di Kalimantan Barat yang terletak di Ketapang, Kalimantan Barat. Bibit kelapa sawit pertama ditanam di perkebunan Kalimantan Barat pada tahun 2010. Perseroan berencana untuk membangun PKS di perkebunan kelapa sawit setelah tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan pada tahun 2014 dan 2015. Perseroan juga memperhitungkan kemungkinan membangun PKS kecil yang portabel untuk memproses TBS ketika tanaman kelapa sawit baru mulai menghasilkan TBS (belajar berbuah). Pada tanggal 31 Desember 2012, Perkebunan di Kalimantan Barat terdiri dari lahan seluas sekitar 17.998 hektar, dari jumlah tersebut, sekitar 2.949 hektar telah diserahkan kembali ke Pemerintah untuk tujuan konservasi dan 8.898 hektar telah ditanami tanaman kelapa sawit. Perseroan juga sedang dalam tahap akhir pengurusan kepemilikan izin HGU untuk seluruh lahan di Perkebunan Kalimantan Barat. Saat ini Perseroan sedang dalam proses penanaman tanaman di lahan tersisa. Pada tanggal 31 Desember 2012, tidak ada tanaman kelapa sawit di Perkebunan Kalimantan Barat yang dapat dikategorikan sebagai TM karena usia rata-rata tanaman adalah satu tahun.

Page 187: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

163

Tabel berikut ini memperlihatkan beberapa informasi dan indikator kinerja utama untuk Perkebunan Kalimantan Barat untuk tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012.

UraianTahun berakhir 31 Desember

2008 2009 2010 2011 2012Total area (ha) 17. 998 17. 998 17. 998 17. 998 17. 998Total area yang dapat ditanam (ha)(1) 12.277 12.277 12.277 12.277 12.277Area yang ditanam(ha) - - 744 4.766 8.898Lahan tanaman menghasilkan(ha) - - - - -Persentase lahan dengan tanaman menghasilkan dibandingkan dengan total area (%) 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0TBS yang diproduksi (ton) - - - - -TBS yang dibeli dari pihak ketiga(ton) - - - - -Hasil kelapa sawit (ton TBS per ha) (2) - - - - -Produksi CPO (ton)(3) - - - - -OER (%)(3) - - - - -Produksi PK (ton)(3) - - - - -KER (%)(3) - - - - -Kapasitas pabrik (ton/jam) - - - - -Kapasitas penyimpanan (ton) CPO - - - - - PK - - - - -

Catatan:(1) Area yang tidak ditanam digunakan untuk infrastruktur seperti jalanan, drainase dan perumahan staf serta dicadangkan

sebagai kawasan konservasi. (2) Tidak termasuk TBS yang dibeli dari pihak ketiga.(3) Termasuk CPO atau PK yang dihasilkan dari pembelian TBS dari pihak ketiga.

d. Properti Landbank

Selain Perkebunan Sumatera Utara, Perkebunan Pulau Belitung dan Perkebunan Kalimantan Barat, Perseroan memiliki landbank yang belum ditanami di Sumatera Selatan dan Papua Barat. Di Sumatera Selatan, Perseroan memiliki izin lokasi atas 20.000 hektar tanah melalui izin lokasi, dimana 12.042 hektar merupakan lahan yang dapat ditanam. Sekitar 4.300 hektar lahan dari 20.000 hektar landbank di Sumatera Selatan tersebut berpotensi untuk menjadi lahan yang dapat ditanami tergantung dari hasil konsultasi dan perjanjian kompensasi dengan para petani setempat. Apabila Perseroan berhasil mengamankan lahan tersebut, maka total luas lahan yang dapat ditanami di landbank Sumatera Selatan akan meningkat menjadi 16.342 hektar. Di Papua, Perseroan memiliki izin usaha perkebunan (yang diperoleh dalam tahap proses izin sesudah izin lokasi) atas lahan seluas 65.159 hektar, dimana 40.500 hektar merupakan lahan yang dapat ditanami. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan belum memulai program penanaman tanaman di kedua landbank tersebut. Perseroan berencana untuk memulai program penanaman tanaman di Sumatera Selatan pada akhir tahun 2013 dan di Papua pada tahun 2014. Total luas landbank Perseroan per tanggal 31 Desember 2012 termasuk akuisisi landbank Papua yang telah dirampungkan pada tanggal 7 Januari 2013.

e. Manajemen Produksi dan Perkebunan

Hasil Perkebunan Kelapa Sawit

CPO dihasilkan dari buah kelapa sawit dengan tandan besar yang dikenal sebagai Tandan Buah Segar (TBS). Masing-masing TBS memiliki buah-buah kecil (brondolan) dan memiliki berat antara 5 - 40 kilogram, tergantung dari usia tanaman kelapa sawit. Setiap buah terdiri dari mesokarp daging, biji dan kernel. Minyak yang dihasilkan dari mesokarp adalah CPO. PK adalah produk sampingan dari proses produksi CPO. PK dapat diolah untuk menghasilkan PKO. Cangkang sawit yang tersisa digunakan untuk tanah (agar dapat berfungsi sebagai pengerasan jalan) atau sebagai sumber bahan bakar.

Page 188: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

164

Tabel berikut menyajikan hasil rata-rata TBS per hektar tanaman menghasilkan untuk tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012.

(dalam ton per hektar)Uraian 2008 2009 2010 2011 2012Perkebunan Sumatera Utara I 26,3 27,3 20,9 20,6 27,5Perkebunan Sumatera Utara II 5,3 7,5 9,7 15,7 15,8Perkebunan Pulau Belitung 17,8 19,1 18,3 18,6 21,1Perkebunan Kalimantan Barat - - - - -Hasil Rata-rata 20,8 20,7 17,7 18,6 21,8

Salah satu faktor utama yang menentukan hasil panen TBS dari perkebunan kelapa sawit adalah usia tanaman kelapa sawit yang ada di perkebunan. Selain itu, hasil panen juga bergantung kepada input agronomi dan kualitas manajemen perkebunan, termasuk faktor-faktor seperti:• kondisitanahdaniklim;• kualitasbenihkelapasawitdanpraktekbudidaya;• kualitasdanpenggunaanpupukyangtepat;• manajemenhamayangbaik;• pengambilanbuahbrondolanyangjatuhdaritanaman,dan• pemanenantepatwaktu,sertatransportasidanpengolahanTBS.

ProfilUsiaTanamanKelapaSawit

Rentang hidup ekonomis tanaman kelapa sawit pada umumnya adalah 25 tahun dan dapat diperpanjang hingga 30 tahun.

TabelberikutmenyajikanareadanprofilusiatanamankelapasawitPerseroanpertanggal31Desember2008,2009,2010,2011dan2012.Perseroanmengklasifikasikantanamankelapasawitberusia4tahunatau lebih sebagai Tanaman Menghasilkan (“TM”), 4 – 7 tahun sebagai tanaman kelapa sawit muda, 8 – 20 sebagai tanaman kelapa sawit dewasa dan tanaman dengan usia di atas 20 tahun sebagai tanaman kelapa sawit tua. Sedangkan tanaman kelapa sawit Tanaman Belum Menghasilkan (“TBM”) adalah tanaman-tanaman berusia 1-3 tahun. Usia tanaman tersebut diukur semenjak saat kelapa sawit tersebut ditanam di perkebunan.

Tanggal 31 Desember 2012

(dalam hektar, kecuali persentase)

UraianTM

TBM TotalMuda Dewasa TuaTotal TM

4-7 tahun 8-20 tahun > 20 tahunPerkebunan Sumatera Utara I 656 6.902 2.255 9.813 - 9.813Perkebunan Sumatera Utara II 7.912 - - 7.912 - 7.912Perkebunan Pulau Belitung 1.552 9.293 3.384 14.229 - 14.229Perkebunan Kalimantan Barat - - - - 8.898 8.898Total Area yang Ditanam 10.120 16.195 5.639 31.954 8.898 40.852Persentase Total Area yang Ditanam 24,8 39,6 13,8 78,2 21,8 100,0

Tanggal 31 Desember 2011

(dalam hektar, kecuali persentase)

UraianTM

TBM TotalMuda Dewasa TuaTotal TM

4-7 tahun 8-20 tahun > 20 tahunPerkebunan Sumatera Utara I 656 7.719 1.438 9.813 - 9.813Perkebunan Sumatera Utara II 6.231 - - 6.231 1.696 7.927Perkebunan Pulau Belitung 1.931 10.343 1.972 14.246 - 14.246Perkebunan Kalimantan Barat - - - - 4.766 4.766Total Area yang Ditanam 8.818 18.062 3.410 30.290 6.462 36.752Persentase Total Area yang Ditanam 24,0 49,1 9,3 82,4 17,6 100,0

Page 189: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

165

Tanggal 31 Desember 2010

(dalam hektar, kecuali persentase)

UraianTM

TBM TotalMuda Dewasa TuaTotal TM

4-7 tahun 8-20 tahun > 20 tahunPerkebunan Sumatera Utara I 695 8.644 474 9.813 - 9.813Perkebunan Sumatera Utara II 4.983 - - 4.983 2.989 7.927Perkebunan Pulau Belitung 1.982 12.322 - 14.304 - 14.304Perkebunan Kalimantan Barat - - - - 744 744Total Area yang Ditanam 7.615 20.966 474 29.055 3.733 32.788Persentase Total Area yang Ditanam 23,2 63,9 1,4 88,6 11,4 100,0

Tanggal 31 Desember 2009

(dalam hektar, kecuali persentase)

UraianTM

TBM TotalMuda Dewasa TuaTotal TM

4-7 tahun 8-20 tahun > 20 tahunPerkebunan Sumatera Utara I 695 8.904 214 9.813 - 9.813Perkebunan Sumatera Utara II 3.263 - - 3.263 4.664 7.927Perkebunan Pulau Belitung 1.982 12.322 - 14.304 - 14.304Perkebunan Kalimantan Barat - - - - - -Total Area yang Ditanam 5.940 21.225 214 27.380 4.664 32.044Persentase Total Area yang Ditanam 18,5 66,2 0,7 85,4 14,6 100,0

Tanggal 31 Desember 2008

(dalam hektar, kecuali persentase)

UraianTM

TBM TotalMuda Dewasa TuaTotal TM

4-7 tahun 8-20 tahun > 20 tahunPerkebunan Sumatera Utara I 225 8.904 214 9.343 470 9.813Perkebunan Sumatera Utara II 738 - - 738 6.093 6.831Perkebunan Pulau Belitung 2.025 12.279 - 14.304 - 14.304Perkebunan Kalimantan Barat - - - - - -Total Area yang Ditanam 2.988 21.182 214 24.385 6.563 30.948Persentase Total Area yang Ditanam 9,7 68,4 0,7 78,8 21,2 100,0

Tanaman kelapa sawit mulai memproduksi buah untuk pertama kalinya pada bulan ke-28 sampai bulan ke-30 setelah ditanam dan Perseroan mulai memanen kelapa sawit pada saat tersebut. Namun, ketika panen baru dimulai, hasil rata-rata tanaman kelapa sawit tersebut relatif rendah. Hasil panen tanaman kelapa sawit muda sekitar 4-9 ton TBS per hektar. Sejalan dengan proses pematangan tanaman kelapa sawit, hasil panen rata-rata pada umumnya meningkat sampai puncak produksi sekitar 25 - 30 ton TBS per hektar ketika tanaman-tanaman tersebut masuk ke dalam usia dewasa. Hasil panen rata-rata tanaman kelapa sawit pada umumnya mulai menurun setelah usia 22 tahun menjadi sekitar 16 - 20 ton TBS per hektar.

Iklim dan Tanah

Tanaman kelapa sawit tumbuh subur di iklim tropis lembab dengan suhu yang berkisar antara 24°C sampai 32°C sepanjang tahun, sinar matahari yang cukup dan pola curah hujan yang didistribusikan secaramerataselamasetiapperiode.Dengandemikian,daerahgeografisyangidealuntukmenanamtanaman kelapa sawit adalah antara 10° Lintang Utara dan Lintang Selatan dari garis Khatulistiwa.

Page 190: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

166

Perkebunan Sumatera Utara I terletak di dataran bertekstur gelombang dengan beberapa tanah aluvial. Perkebunan Sumatera Utara II terletak pada daerah tanah datar (dengan tingkat kemiringan antara 0°-2°, dikelilingi oleh bukit-bukit, dengan daerah tanah dangkal sampai sedang dan tanah vulkanik. Perkebunan Pulau Belitung terletak pada daerah tanah datar yang terdiri dari tanah mineral (bukan gambut), dengan komposisi pasir yang banyak. Perkebunan Kalimantan Barat terletak pada daerah tanah datar yang terdiri dari gambut dangkal dan tanah mineral, dengan beberapa tanah aluvial. Tanah di setiap perkebunan sangat sesuai untuk pertumbuhan tanaman kelapa sawit dan produksi TBS, dan masing-masing lokasi memiliki sumber air yang cukup.

Penanaman

Untuk setiap hektar lahan, Perseroan membutuhkan sekitar 200 bibit kecambah. Perseroan membeli bibit dengan persyaratan tertentu, yaitu bibit yang khusus dibiakkan dari Tanaman Induk Dura dan PisiferauntukdigunakandalamperkebunankelapasawitkomersialdariprodusenbibittidakterafiliasidiIndonesia. Berdasarkan pemeiliharaan agronomi yang baik sejak penanaman awal, produksi komersial dapat dimulai 28 bulan sejak penanaman, meskipun tanaman kelapa sawit biasanya baru mulai memproduksi panen komersial sekitar 3 tahun setelah penanaman. Untuk Perkebunan Sumatera Utara II dan Perkebunan Kalimantan Barat, Perseroan telah membeli dan menanam bibit klon hibrida yang umumnya menghasilkan lebih banyak TBS per tanaman memiliki ketinggian, lebih rendah dari tanaman kelapa sawit biasa, sehingga memudahkan proses pemanenan, dan memiliki daun yang lebih pendek sehingga lebih banyak tanaman yang dapat ditanam di luas lahan yang sama.

Pemasok mengirimkan bibit kecambah ke lokasi pembibitan awal (pre-nursery) di area perkebunan. Kecambah awalnya ditanam di polybag dan dipelihara. Setelah sekitar tiga bulan di lokasi pembibitan awal, dilakukan transplantasi bibit kelapa sawit ke dalam polybag besar yang mengandung tanah dengan kualitas baik pada lokasi pembibitan utama (nursery). Sesuai kebutuhan dan ketersediaan, Perseroan juga membeli bibit untuk menambah jumlah bibit yang ditanamkan pada proses pembibitan. Tanaman-tanaman kelapa sawit tersebut ditanam di lokasi pembibitan utama selama 10 sampai 12 bulan sebelum dipindahkan ke lahan perkebunan. Per tanggal 31 Desember 2012, Perseroan memiliki bibit yang cukup untuk menanam sekitar 2.000 hektar perkebunan cukup untuk memenuhi rencana penanaman Perseroan pada awal tahun 2013. Setelah tanaman-tanaman kelapa sawit muda siap, tanaman-tanaman tersebut ditanam di lahan dengan jarak terpisah sekitar 9 meter antara satu sama lainnya dengan kepadatan penanaman sekitar 144 - 148 bibit per hektar.

Tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan harus dipelihara dengan baik sejak penanaman hingga tanaman tersebut dapat menghasilkan secara komersial. Melalui sistem manajemen perkebunan, Perseroan mencoba untuk memastikan bahwa:

• tanamankelapasawitTBMdiberipupuksecaraefisiendanbenar;• daerahdiseki0tarsetiaptanamankelapasawitbebasdarivegetasilainyangdapatbersainguntuk

menyerap pupuk, air dan sinar matahari;• tanaman polong penutup tanah tersedia untuk mencegah erosi dan tumbuhnya tanaman

saingan, untuk menjadi sumber nitrogen dan organik bagi tanah, memperbaiki struktur tanah dan menyediakanpenganginan,infiltrasidanretensikelembabanyanglebihbaik;dan

• tanamankelapasawitterlindungdarihamadanpenyakit.

Tabel berikut menunjukkan total luas area yang ditanam pada tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012 di Perkebunan Kalimantan Barat.

(dalam hektar)Uraian 2008 2009 2010 2011 2012Total Luas Area Ditanam - - 744 4.766 8.898

Perseroan berencana untuk menanam Perkebunan Kalimantan Barat serta landbank di Papua dan Sumatera Selatan dengan total luas lahan sekitar 5.379 hektar pada tahun 2013, 6.500 pada tahun 2014 serta 7.000 hektar pada tahun 2015.

Page 191: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

167

Proses Pemupukan

Jenis dan jumlah pupuk serta frekuensi dan metode penggunaan pupuk yang harus diaplikasikan tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis tanah, kualitas tanah, medan, cuaca dan usia kelapa sawit. Perseroan terus berusaha untuk mengoptimalkan pemantauan dan proses aplikasi pupuk. Manajemen pupuk yang efektif penting untuk bisnis mengingat biaya pupuk mewakili sekitar 25,0%, 22,4%, 23,2%, 15,4%, dan 20,5%, dari total beban pokok penjualan untuk bisnis kelapa sawit masing-masing selama tahun 2008, 2009 2010, 2011 dan 2012. Untuk mengembalikan sejumlah besar nutrisi yang diserap oleh tanaman kelapa sawit dan memastikan bahwa tingkat nutrisi di dalam tanah optimal, Perseroan melakukan prosedur pengambilan sampel daun dan tanah dalam penentuan penggunaan pupuk untuk memperbaiki ketidakseimbangan nutrisi, melakukan jadwal pemupukan yang berbeda antara tanaman kelapa sawit TM dan TBM, melakukan metode aplikasi manual dan mekanis tergantung pada daerah dan jenis pupuk (pupuk jenis tertentu hanya dapat diaplikasikan secara manual) dan menggunakan pupuk bermutu tinggi yang diimpor dari produsen terpercaya, yang memiliki kandungan gizi yang lebih baik.

Perseroan menggunakan pupuk organik seperti urea, NPK, fosfat dan kalium muriate yang diaplikasikan sesuai dengan jadwal yang ketat, minimal dua kali setiap tahun, berdasarkan rekomendasi dari unit penelitian setelah melakukan analisa daun untuk menentukan kebutuhan gizi. Perseroan juga mendaur ulang produk sampingan yang dihasilkan oleh PKS sebagai pengganti pupuk. Perkebunan kelapa sawit dan PKS pada umumnya menghasilkan limbah PKS dan tandan buah kosong dalam jumlah besar. Perseroan melakukan daur ulang atas limbah PKS dan tandan buah kosong karena limbah PKS merupakan sumber nutrisi tanaman yang baik dan tandan buah kosong bermanfaat bagi lingkungan dengan memberikan retensi kelembaban serta memperbaiki nutrisi tanah melalui proses pembusukan secara alami. Dengan cara ini, Perseroan dapat menurunkan biaya pemupukan dan mengurangi jumlah polusi yang dihasilkan limbah.

Pengelolaan Hama Terpadu

Perseroan telah menerapkan berbagai metode pengelolaan hama terpadu dengan tujuan meminimalkan penggunaan pestisida yang berbahaya dalam kegiatan operasional perkebunan. Pengelolaan hama terpadu melibatkan penggunaan metode biologis untuk menanggulangi serangan hama. Sebagai bagian dari pengelolaan hama terpadu, Perseroan menanam tanaman yang bermanfaat, seperti Tunera Subalata, Antiginon Leptosus dan Cassia Cobaneensis, yang menarik predator alami hama dan parasitoid untuk mengendalikan pertumbuhan populasi hama pemakan daun. Perseroan juga menggunakan burung hantu untuk memberantas hama seperti tikus.

Proses Pemanenan

Panenberlangsungsepanjangtahundantidakadamusimpanenyangspesifik,meskipunbulanJulihingga Desember biasanya memiliki hasil TBS yang lebih tinggi. Tanaman kelapa sawit berbuah tanpa musim, meskipun produksi buah mungkin dapat dipengaruhi oleh variasi iklim.

Perseroan telah menerapkan prosedur pengendalian kualitas yang ketat dalam proses pemanenan untuk menjaga kualitas CPO dan untuk mencapai tingkat ekstraksi minyak yang tinggi. Perseroan mulai memanen TBS pada saat buah sawit telah menunjukan kematangan optimal yang ditandai oleh sejumlah buah brondolan yang terjatuh di bawah tanaman kelapa sawit. Kematangan TBS yang dipanen sangat penting untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas ekstraksi minyak kelapa sawit. TBS matang dipanen secara manual, dengan pisau tajam (sabit) yang terpasang di ujung tonggak yang digunakan untuk memotong TBS dari tanaman.

Perseroan melatih karyawannya untuk hanya memanen TBS yang telah matang untuk memastikan hasil yang optimal dan berkualitas. Dalam rangka mengoptimalkan hasil perkebunan dan meminimalkan pemborosan, Perseroan telah memerintahkan pemanen untuk mengumpulkan semua buah brondolan yang jatuh dari tanaman ke atas tanah. Selain itu, tim pengontrol kualitas memeriksa TBS dan buah brondolan tersebut sebelum mengirimnya ke pabrik pengolahan.

Page 192: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

168

Tingkat asam lemak (fatty acids) buah kelapa sawit akan mulai meningkat setelah TBS dipanen dari tanaman kelapa sawit. Tingkat asam lemak yang tinggi akan mengurangi kualitas dan jumlah CPO yang dapat diekstraksi dari buah kelapa sawit. Oleh sebab itu, Perseroan mengangkut TBS dan buah brondolan yang telah dipanen ke PKS sesegera mungkin setelah dipanen. Lokasi PKS yang dekat memungkinkan Perseroan untuk dapat segera mengangkut TBS dan buah brondolan ke PKS dengan menggunakan truk dalam waktu 12 jam setelah buah sawit dipanen. Hal ini memungkinkan Perseroan untuk memproduksi CPO dengan OER serta kualitas tinggi.

Perseroan terus berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sistem pemanenan danmengurangi biaya produksi melalui berbagai inisiatif. Inisiatif yang telah diperkenalkan meliputi sebuah sistem mekanis dimana hasil panen TBS dimuat ke dalam scissor lift trailer, yang membawa hasil panen ke area penampungan pada titik-titik tertentu di sepanjang jalan untuk kemudian diangkut ke PKSdengantruk.Halinimeningkatkanefisiensisetiaptruksehinggadapatmengangkutrata-rata60ton TBS per hari, dibandingkan dengan sebuah truk standar yang hanya dapat mengangkut rata-rata 25 ton TBS per hari. Truk-truk ini juga mampu mengangkut sekitar 30 ton tandan buah kosong per hari dari PKS ke kawasan perkebunan.

Perseroan juga telah menerapkan sistem panen blok, di mana pemanen dialokasikan ke daerah tertentudiperkebunanuntukmeningkatkanefisiensipemanenan.Setiappemanenmendapatalokasiarea pemanenan sekitar 4 hektar dan sebuah tim pemanen yang terdiri dari sekitar 20 pemanen bekerja di lahan seluas sekitar 80-120 hektar setiap hari. Semua pemanenan dibatasi di kawasan yang telah dialokasikan tersebut untuk membantu memfokuskan pekerjaan pemanen, memfasilitasi pengawasan, memonitor hasil pemanenan dan evakuasi TBS, memastikan bahwa tidak ada TBS yang tidak dipanen, serta memfasilitasi efisiensi transportasi TBS ke PKS. Sistem pemanenan blok juga membantumempertahankan interval panen di bawah 10 hari dengan memungkinkan pemanen untuk kembali setiap 8-10 hari ke lahan tertentu untuk memeriksa buah brondolan yang telah jatuh dari tanaman kelapa sawit dan memanen setiap TBS yang matang. Perseroan juga telah menyediakan alat pemanen bermotorsehinggapemanenwanitadapatmemanenTBSdenganlebihefisien.

Selain meningkatkan sistem pemanenan, Perseroan juga berusaha untuk meningkatkan produktivitas pemanen. Sebagai contoh, Perseroan melakukan pelatihan pemangkasan progresif, yang merupakan sistem dimana pemanen dilatih untuk memangkas kelapa sawit dan memangkas tanaman-tanaman kelapa sawit pada saat yang sama dengan saat pemanenan. Selain itu, pemanen di perkebunan memperoleh gaji pokok dan berhak untuk mendapatkan insentif lebih apabila mereka telah mencapai dan melebihi target panen TBS tertentu. Hal ini mengarah pada produktivitas yang lebih baik dalam panen TBS. Perseroan juga mempekerjakan pemanen untuk mengumpulkan buah brondolan yang telah jatuh dari tanaman kelapa sawit sebagai bagian dari proses panen. Pengumpulan buah brondolan tersebut dapat meningkatkan hasil perkebunan Perseroan.

Perseroan mengangkut TBS dan buah brondolan dari berbagai tempat pengumpulan di dalam perkebunan ke PKS di dalam perkebunan dengan menggunakan truk. Perseroan mengoperasikan armada truk sendiri untuk mengangkut TBS dan buah brondolan di Perkebunan Sumatera Utara dan memanfaatkan kontraktor lokal untuk transportasi TBS dan buah brondolan di Perkebunan Pulau Belitung. Meskipun Perseroan telah memiliki kendaraan dan peralatan mekanisasi yang telah memenuhi sekitar 72% dari kebutuhan transportasi untuk perkebunan dan meskipun biaya outsourcing sedikit lebih mahal, namun Perseroan bermaksud untuk terus melakukan outsourcing atas kebutuhan transportasi di Perkebunan Pulau Belitung sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan untuk bermitra dengan masyarakat setempat.

Program Penanaman Kembali

Kelapa sawit pada umumnya diremajakan dan penanaman kembali dilakukan ketika hasil ekonomisnya di bawah 13 - 15 ton TBS per hektar per tahun. Hal ini biasanya terjadi ketika kelapa sawit berusia sekitar 25 tahun. Namun keputusan untuk menanam kembali juga sangat bergantung pada harga CPO yang berlaku dan ekspektasi harga pada masa mendatang. Ketika harga CPO tinggi, tanaman yang sudah tua mungkin dapat tetap menguntungkan meskipun hasil buahnya telah menurun. Dengan demikian, ada kemungkinan bahwa kelapa sawit dapat tetap produktif secara ekonomis hingga 30 tahun atau lebih.

Page 193: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

169

Perseroan belum melakukan program penanaman kembali karena lebih dari 75% tanaman kelapa sawit di perkebunan belum mencapai akhir dari kehidupan ekonomisnya. Per tanggal 31 Desember 2012, 13,5% tanaman kelapa sawit dewasa berusia di atas 20 tahun. Pada masa mendatang Perseroan akan menanam kembali sebagian dari tanaman secara bertahap, tergantung dari lokasi dan luas perkebunan, topografiwilayahdanproduktivitasdaerahyangbersangkutan.SesuaiprofilperkebunanPerseroan,program penanaman kembali akan dimulai paling cepat pada tahun 2016, tergantung kepada harga CPO yang berlaku pada saat tersebut.

Program Plasma

Sejak 28 Februari 2007, izin usaha perkebunan yang diperlukan untuk mengembangkan perkebunan baru umumnya diberikan dengan persyaratan bahwa perusahaan harus mengembangkan 20% dari luas total perkebunan untuk dioperasikan oleh petani lokal di samping mengembangkan perkebunan sendiri. Namun, izin usaha perkebunan Perseroan di Perkebunan Sumatera Utara dan Perkebunan Pulau Belitung tidak terikat dengan pelaksanaan Program Plasma karena izin usaha kedua perkebunan tersebut telah diperoleh sebelum tanggal 28 Februari 2007. Per 31 Desember 2012, hanya Perkebunan Kalimantan Barat yang memiliki Program Plasma. Perseroan berencana untuk mengalokasikan 20,0% lahan di Perkebunan Kalimantan Barat untuk memenuhi kewajiban Program Plasma setelah Perseroan memperoleh HGU atas lahan tersebut, mendirikan koperasi Program Plasma serta menyelesaikan penanaman tanaman. Landbank Perseroan di Papua dan Sumatera Selatan juga akan diwajibkan untuk menerapkan Program Plasma setelah penanaman selesai dilakukan.

Di Perkebunan Kalimantan Barat serta landbank Papua dan Sumatera Selatan, Perseroan akan menjalankan program yang akan meminimalkan risiko yang telah dihadapi oleh perkebunan lainnya dan akan memastikan keberhasilan program plasma milik Perseroan. Perseroan bermaksud untuk meminta para petani di sekitar perkebunan untuk menyatukan tanah mereka dan menamakan tanah tersebut menjadi milik koperasi di mana masing-masing petani akan menjadi anggota dan memegang presentase kepemilikan tertentu. Perseroan akan merawat dan mengembangkan tanah milik koperasi tersebut dengan cara dan standar yang sama dengan perkebunan milik Perseroan. Setelah lahan ditanam dan dikembangkan, Perseroan akan mengelola lahan tersebut atas nama koperasi dengan cara dan standar yang sama dengan lahan di perkebunan Perseroan dan memberikan pendapatan bersih (setelah dikurangi harga penjualan) dari penjualan TBS yang telah dipanen ke koperasi untuk didistribusikan kepada petani, setelah dipotong cicilan pelunasan pinjaman bank untuk penggantian biaya pengembangan lahan. Perseroan sedang dalam proses pelaksanaan inisiatif sukarela di Perkebunan Sumatera Utara dan Perkebunan Pulau Belitung untuk menyediakan program kemitraan yang serupa dengan program plasma tanpa mengurangi lahan milik perkebunan sendiri (inti).

Program Plasma yang diusulkan bermanfaat bagi petani serta mengurangi risiko yang dihadapi operator perkebunan dalam melaksanakan kewajiban Plasma. Lahan yang dimiliki oleh koperasi akan dikelola secaraefisiendanoptimaldenganmenggunakanmetodepanendantransportasimekaniksertastandaryang tinggi dalam pemeliharaan dan pemupukan, sehingga memaksimalkan pendapatan koperasi dan petani kecil yang merupakan bagian koperasi. Selain itu, petani tidak akan dibatasi oleh luas lahan kecil yang mereka miliki dan akan mempunyai pilihan untuk bekerja kepada Perseroan dan mendapatkan gaji atas pekerjaan mereka di perkebunan Perseroan yang berlokasi lebih dekat dengan rumah mereka sebagai tambahan penghasilan dari laba bersih koperasi. Kualitas tinggi pasokan TBS hasil panen dapat dijaga secara stabil dan TBS dapat diangkut sesuai dengan standar Perseroan, sehingga hasil ekstraksiminyak lebih tinggi.Selain itu,Perseroandapatsecaraefisienberkomunikasidengansatuentitas koperasi tanpa harus berkomunikasi secara terpisah dengan masing-masing petani.

Page 194: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

170

f. PengolahanMinyakKelapaSawit

Per tanggal 31 Desember 2012, Perseroan memiliki dan mengoperasikan 3 PKS, satu PKS di masing-masing Perkebunan Sumatera Utara, dan satu PKS di Perkebunan Pulau Belitung, dengan total kapasitas produksi CPO sebesar 180 ton TBS per jam, atau masing-masing 60 ton TBS per jam. Pembangunan PKS Perkebunan Pulau Belitung, Perkebunan Sumatera Utara I dan Perkebunan Sumatera Utara II telah diselesaikan masing-masing pada tahun 1996, 1996 dan 2010. Selain itu, Perseroan akan menyelesaikan pembangunan PKS di Perkebunan Kalimantan Barat setelah tanaman kelapa sawit di perkebunan menjadi TM pada tahun 2014. PKS di Perkebunan Sumatera Utara II merupakan pabrik pengolahan kelapa sawit otomatis pertama di Indonesia, yang membutuhkan lebih sedikit pekerja untuk setiap shift kerja sehingga meningkatkan produktivitas pekerja dan mengurangi biaya operasi.

Tabel berikut menyajikan volume produksi minyak kelapa sawit PKS, di perkebunan Perseroan dan rata-rata tingkat ekstrasi CPO dan PK yang dihitung sebagai persentase dari berat TBS pada tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012.

(dalam ton)

UraianTahun berakhir 31 Desember

2008 2009 2010 2011 2012PKS Sumatera Utara I:CPO 64.025 68.564 57.719 60.326 68.805 PK 13.732 15.525 13.269 13.871 16.590

PKS Sumatera Utara II:CPO 660 4.168 13.465 33.864 40.096 PK 116 736 2.484 6.966 7.966

PKS Pulau Belitung:CPO 57.427 66.074 60.152 62.932 69.362 PK 12.136 14.129 13.837 13.532 15.947

Total ketiga PKS:CPO 122.112 138.806 131.335 157.122 178.263 PK 25.984 30.390 29.590 34.369 40.503

TBS yang diolah di PKS termasuk TBS yang dibeli dari pihak ketiga. Tabel berikut ini menyajikan rincian tonase dan persentase TBS yang diproduksi sendiri dan yang dibeli dari pihak ketiga.

(dalam ton, kecuali persentase)

UraianTahun berakhir 31 Desember

2008 2009 2010 2011 2012PKS Sumatera Utara I:TBS produksi sendiri 245.613 86,9 267.989 90,2 204.852 78,0 202.468 74,8 270.159 86,0TBS dari pihak ketiga 37.170 13,1 29.097 0,8 57.711 22,0 68.119 25,2 44.053 14,0Total 282.783 100,0 297.086 100,0 262.564 100,0 270.587 100,0 314.212 100,0

PKS Sumatera Utara II:TBS produksi sendiri 3.882 100,0 24.517 100,0 48.089 73,3 97.893 60,6 125.190 65,9TBS dari pihak ketiga - - 17.827 27,2 63.720 39,4 64.651 34,1Total 3.882 100,0 24.517 100,0 65.619 100,0 161.613 100,0 189.841 100,0

PKS Pulau Belitung:TBS produksi sendiri 240.535 99,6 272.990 99,1 262.239 99,0 264.482 98,3 300.130 97,5TBS dari pihak ketiga 1.063 0,4 2.368 0,9 2.781 1,0 4.536 1,7 7.756 2,5Total 241.598 100,0 275.358 100,0 265.020 100,0 269.018 100,0 307.886 100,0

Page 195: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

171

Tabel berikut menyajikan rata-rata tingkat ekstrasi CPO dan PK yang dihitung sebagai persentase dari berat TBS untuk tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012.

(dalam persentase) Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012PKS Perkebunan Sumatera Utara IOER 22,6 23,1 22,0 22,3 21,9KER 4,9 5,2 5,1 5,1 5,3

PKS Perkebunan Sumatera Utara IIOER 17,0 17,0 20,4 21,0 21,1KER 3,0 3,0 3,8 4,3 4,2

PKS Perkebunan Pulau BelitungOER 23,8 24,0 22,7 23,4 22,5KER 5,0 5,1 5,2 5,0 5,2

Hasil Rata-rata OER 23,1 23,3 22,1 22,4 22,0KER 4,9 5,1 5,0 4,9 5,0

Tabel berikut ini menyajikan kapasitas produksi dan tingkat utilisasi PKS untuk tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012.

Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012PKS Perkebunan Sumatera Utara IKapasitas Pengolahan per Jam (ton) 60 60 60 60 60Kapasitas Pengolahan (ton) (1) 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000Tingkat Utilisasi (%) (2) 78,6 82,5 72,9 75,2 87,3Pengolahan TBS (ton) 282.783 297.086 262.564 270.587 314.212

PKS Perkebunan Sumatera Utara IIKapasitas Pengolahan per Jam (ton) - - 60 60 60Kapasitas Pengolahan (ton) (1) - - 360.000 360.000 360.000Tingkat Utilisasi (%)(2) - - 18,3 44,9 52,7Pengolahan TBS (ton) - - 65.916 161.613 189.841

PKS Perkebunan Pulau BelitungKapasitas Pengolahan per Jam (ton) 60 60 60 60 60Kapasitas Pengolahan (ton) (1) 360.000 360.000 360.000 360.000 360.000Tingkat Utilisasi (%)(2) 67,1 76,5 73,6 74,7 85,5Pengolahan TBS (ton) 241.599 275.358 265.020 269.045 307.886

Hasil Rata-rata Kapasitas Pengolahan per Jam (ton) 120 120 180 180 180Kapasitas Pengolahan (ton) (1) 720.000 720.000 1.080.000 1.080.000 1.080.000Tingkat Utilisasi (%)(2) 72,8 79,5 55,0 64,9 75,2Pengolahan TBS (ton) 524.381 572.444 593.500 701.245 811.939

Catatan:(1) Kapasitas pengolahan dihitung berdasarkan operasional 20 jam per hari, 25 hari per bulan.(2) Utilisasi dihitung berdasarkan jumlah TBS yang diolah pada satu periode dibandingkan dengan kapasitas produksi pada

periode yang sama.

Page 196: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

172

Diagram berikut ini menyajikan proses pengolahan minyak kelapa sawit di PKS Perseroan:

TBS

Security Penimbangan(Weighgbridge)

Penampungan(Loading Ramp)

Perebusan(Sterilizing)

Penebahan(Threshing)

Pelumatan(Diges�ng)

Pengempaan(Pressing)

Pemisahan(Depericarper)

Pemecahan(Cracking)

Pemisahan CangkangKernel

(Kernel Shell Separa�on)

Pupuk organik(Mulching /Organic

Fer�lizer)

Pemurnian(Clarifica�on)

Penampungan(Storage Tank)

Pembuangan sesuaiKetentuan Pemerintah/

Pupuk(Land Aplica�on)

Biogas**(Saa� ni hanya di SMM)

Boiler HouseKonsumen(Customer)

Administrasi Pabrik(Mill Administra�on)

Pengeringan danPenyimpanan Kernel

(Kernel Silo)

Tandan Kosong(Empty Bunch)

Fiber

Cangkang(Shell)

Kernel

Sisa Hasil Produksi(Limbah Cair)

CPO

g. Fasilitas Perkebunan

Perkebunan Sumatera Utara I, Perkebunan Sumatera Utara II dan Perkebunan Pulau Belitung milik Perseroan memiliki fasilitas lain selain PKS.

Fasilitas lain di Perkebunan Sumatera Utara I meliputi:

• tangkipenyimpananyangberlokasidi sebelahPKSdengan totalkapasitassebesar10.000 tonCPO dan fasilitas penyimpanan untuk 680 ton PK;

• jalan;• bangunanyang terdiridarikantorperkebunan,pusat lokakarya,perumahankaryawan,sekolah,

taman kanak-kanak, tempat penitipan anak, klinik, masjid, dan rumah untuk tamu, gedung rekreasi, serta fasilitas-fasilitas karyawan lainnya seperti toko koperasi bagi karyawan;

• prasaranatermasukgeneratorlistrikuntukkantordanrumahkaryawan.

Fasilitas lain di Perkebunan Sumatera Utara II meliputi: • tangkipenyimpananyangberlokasidisebelahPKSdengantotalkapasitassebesar7.000tonCPO

dan fasilitas penyimpanan untuk 800 ton PK;• jalan;

Page 197: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

173

• bangunanyangterdiridarikantorperkebunan,pusatlokakarya,duagudang,perumahankaryawan,tempat penitipan anak, klinik, masjid, dan rumah tamu;

• tangki penyimpanan sementara (transit tank) berlokasi di Padang Sidempuan, dekat dengan Perkebunan Sumatera Utara II, yang diresmikan bulan April 2012 dan digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara CPO sebelum ditransfer ke konsumen. Tempat penyimpanan sementara juga berfungsi sebagai pusat pengumpulan TBS yang dibeli dari pihak ketiga di sekitar Perkebunan Sumatera Utara II;

• stasiuntransferuntukpembelianTBSpihakketiga;dan• prasaranatermasukgeneratorlistrikuntukkantordanrumahkaryawan.

Fasilitas lain di Perkebunan Pulau Belitung meliputi: • dermaga;• tangki penyimpanan yangberlokasi di sebelahPKSPerseroandengan kapasitas total sebesar

13.000 ton CPO dan fasilitas penyimpanan untuk 1.400 ton PK;• bangunan, terdiri dari kantorperkebunan,pusat lokakarya, limagudang,perumahankaryawan,

satu poliklinik utama serta dua klinik kecil, gedung rekreasi, dan fasilitas-fasilitas lainnya seperti toko koperasi bagi karyawan, sekolah, tempat penitipan anak, masjid dan rumah untuk tamu;

• prasaranatermasukgeneratorlistrikuntukkantordanrumahkaryawan.

Perseroan juga telah membangun kantor perkebunan dan masjid. Perseroan juga sedang membangun perumahan karyawan. Nantinya Perseroan akan membangun sekolah, taman kanak-kanak, tempat penitipan anak, klinik, masjid, pusat loka karya, gedung rekreasi dan fasilitas-fasilitas lainnya untuk para karyawandan rumah untuk tamu di Perkebunan Kalimantan Barat.

Transportasi

Kontrak Penjualan CPO Perseroan pada umumnya menyatakan bahwa pelanggan mengambil CPO dari PKS Perseroan yang berlokasi di Perkebunan Sumatera Utara I (“ex-pabrik”), tangki penyimpanan sementara (transit tank) yang terletak di dekat Perkebunan Sumatera Utara II (“ex-transit tank”) dan dermaga yang terletak di Perkebunan Pulau Belitung (“ex-dermaga”). Perseroan biasanya menjual PK dengan basis FOB dermaga. PK hasil produksi Perkebunan Sumatera Utara dijual melalui pelabuhan Belawan, sedangkan PK dari Perkebunan Pulau Belitung Perseroan dijual melalui Tanjung Pandan. PK yang dijual dengan basis FOB dermaga, diangkut dari PKS ke pelabuhan oleh perusahaan transportasi pihak ketiga.

h. Listrik dan Bahan Bakar

Sebagai bagian dari proses pengolahan, Perseroan menggunakan listrik dan uap. Semua uap dan kebutuhan listrik pabrik Perseroan dihasilkan oleh boiler. Setiap pabrik Perseroan memiliki boiler utama dan boiler cadangan. Salah satu bahan bakar yang digunakan untuk boiler milik Perseroan adalah serat kelapa sawit.

Fasilitas lain Perseroan seperti kantor perkebunan, pusat lokakarya, rumah karyawan dan sekolah mendapat aliran listrik dari generator berbahan bakar solar.

Saat ini Perseroan sedang merampungkan pembangunan pembangkit listrik biogas di Perkebunan Pulau Belitung, yang akan membantu Perseroan untuk mendapatkan tenaga listrik dengan memanfaatkan limbah pabrik metana.

Perseroan juga menggunakan bahan bakar, seperti solar, untuk mengoperasikan armada truk, PKS dan alat berat di perkebunan Perseroan. Sejalan dengan praktik industri, Perseroan membeli solar yang dibutuhkan, truk generator dan peralatan dari pemasok bahan bakar utama milik negara dan importir bahan bakar lokal lainnya.

Page 198: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

174

i. Penjualan dan Penetapan Harga

Perseroan biasanya menjual CPO dan PK kepada perusahaan yang mengoperasikan penyulingan minyak sawit dan pabrik penghancur PK, yang mengolah bahan-bahan mentah menjadi produk hilir minyak kelapa sawit. Pelanggan-pelanggan Perseroan adalah perusahaan yang berfokus pada usaha pengolahan minyak produk sawit di Indonesia dan pada umumnya tidak mencakup agen distribusi atau perusahaan dagang.

Harga CPO Perseroan ditentukan berdasarkan tiga indikator yaitu harga MDEX, harga pasar untuk c.i.f ke pelabuhan Rotterdam dan harga pasar untuk pembelian ex-pelabuhan Belawan atau FOB pelabuhan Belawan. Karena likuiditas pasar MDEX memungkinkan Perseroan untuk menentukan harga CPO secara harian, maka harga MDEX telah menjadi titik acuan terpenting bagi harga CPO Perseroan. Perseroan pada umumnya menjual CPO dan PK dengan harga spot. Namun tergantung dari harga spot CPO dan PK, Perseroan terkadang menjual CPO dengan kontrak berjangka (forward contract) untuk mengelola risiko terhadap harga penjualan CPO. Karena Perseroan pada umumnya menjual CPO dari Perkebunan Sumatera Utara I dan Perkebunan Sumatera Utara II secara ex-pabrik dan CPO dari Perkebunan Pulau Belitung secara ex-dermaga kepada perusahaan penyuling CPO di Indonesia, maka Perseroan pada umumnya memberikan diskon daari harga MDEX atau c.i.f Rotterdam sebesar estimasi biaya pengangkutan untuk pengiriman CPO Perseroan ke Port Klang atau Rotterdam, pajak ekspor yang dapat dipungut Pemerintah apabila Perseroan mengekspor CPO, biaya dokumentasi, dan juga

biaya transportasi darat untuk CPO dari Perkebunan Sumatera Utara I. Perseroan tidak memberikan fasilitas kredit kepada pelanggan Perseroan dan mewajibkan pembayaran tunai sebelum atau pada saat pengiriman.

Harga CPO di Indonesia dapat dipengaruhi oleh pajak ekspor yang dibebankan oleh Pemerintah.

Harga PK Perseroan ditentukan oleh harga pasar yang pada umumnya mengikuti tren harga PKO di pasar Rotterdam dan harga PKE di berbagai pasar Eropa.

Entitas Anak pada umumnya mengadakan tender mingguan dengan harga indikatif yang diungkapkan kepada penawar. Penawar yang berhasil mendapatkan kontrak penjualan dengan Perseroan akan membayar CPO dan PK dalam mata uang dolar Amerika Serikat dalam waktu dua sampai lima hari setelah tender ditutup dan pada umumnya mengambil pengiriman produk dalam waktu dua minggu setelah pembayaran. Tidak ada kepastian dalam pemilihan pemenang tender penjualan tersebut.

Proses penjualan tender Entitas Anak diatur oleh manajer komersial yang bertugas untuk:

• Memonitorkondisipasar,khususnyahargaCPOdanPKdenganreferensisebagaiberikut:

- Harga CPO pada MDEX (FOB Pelabuhan Klang);- Harga CPO c.i.f Rotterdam;- Harga FOB pelabuhan Belawan yang dipublikasikan oleh Reuters; dan - Harga dari proses tender yang sedang berjalan dibandingkan dengan harga pabrik di daerah

Sumatera Utara. • Melaporkan persediaan CPO dan PK secara harian dan harga pasar untuk CPO/PK kepada

Direktur Keuangan Entitas Anak, yang kemudian memberikan persetujuan atas harga minimum (reserved price) yang akan dicapai dari penjualan CPO/PK serta kuantitas penjualan.

• Mengundanghingga sepuluhpelangganuntukberpartisipasi di dalam lelang yangmenyatakankuantitas, spesifikasidanhargaminimumuntukCPOatauPKyangsedangdilelang.Hasildariperkebunan Perseroan biasanya dilelang secara terpisah.

• Mempersiapkan lelang,merangkumseluruhkuotasiyangditerimadaripembeli,mengumumkanhasil dan pemenang lelang pada hari yang sama kepada satu penawar terbaik atau melakukan negosiasi harga yang lebih tinggi dengan penawar jika harga lelang tertinggi lebih rendah dari harga minimum.

Page 199: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

175

Harga akhir akan disetujui baik oleh Direktur Utama Entitas Anak.

Fluktuasi harga CPO dan PK global bergantung kepada jumlah penawaran dan permintaan produk.

Tabel berikut ini menunjukkan format penjualan Perseroan, volume penjualan serta harga rata-rata CPO dan PK untuk tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012.

Penjualan

(dalam USD juta) Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012CPO 98,4 85,2 100,6 135,8 138,4PK 11,9 8,5 14,7 18,5 16,2Total 110,3 93,7 115,2 154,3 154,6

Volume Penjualan

(dalam Ton) Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012CPO 129.082 139.200 127.450 156.016 177.125PK 27.550 30.575 29.508 32.865 40.447

Rata-rata Harga Penjualan (1)

(dalam USD per Ton) Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012CPO 762 612 789 870 781PK 431 278 497 564 400

Catatan: (1) Rata-rata harga penjualan adalah pendapatan dari penjualan minyak kelapa sawit dibagi dengan volume penjualan minyak kelapa sawit.

Perseroan mampu menentukan harga CPO dan PK yang umumnya kompetitif melalui proses tender terbuka yang diterapkan Perseroan berdasarkan keandalan reputasi dan hubungan bisnis baik yang telah dikembangkan oleh Perseroan dengan para pelanggan. Dalam rangka mempertahankan marjin yang lebih mudah diprediksi, Perseroan diizinkan untuk melakukan transaksi lindung nilai harga CPO atas volume sebesar maksimum 30% produksi bulanan CPO, dengan jangka waktu penutupan transaksi tidak lebih dari enam bulan.

j. Pelanggan

Lima pelanggan terbesar Perseroan pada 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012 masing-masing terhitung sebesar 79,0%, 81,6%, 81,9%, 80,2% dan 61,2% total penjualan produk kelapa sawit.

Tabel berikut menyajikan persentase penjualan yang berasal dari lima pelanggan terbesar peseroan untuk CPO, PK dan produk kelapa sawit pada 2008, 2009, 2010, 2011, dan 2012.

(dalam persentase) Nama Pelanggan Tahun 2012PT Wilmar Nabati Indonesia 16,6PT Musim Mas 14,9PT Louis Dreyfus Commodities 12,5PTPacificIndopalmIndustries 9,1PT Synergy Oil Nusantara 8,1Total 61,2

Page 200: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

176

(dalam persentase) Nama Pelanggan Tahun 2011PT Wilmar Nabati Indonesia 32,6PT Sari Dumai Sejati 18,7PT Musim Mas 11,3PTPacificIndopalmIndustries 9,9PT Multimas Nabati Asahan 7,7Total 80,2

(dalam persentase) Nama Pelanggan Tahun 2010PT Wilmar Nabati Indonesia 31,8PTPacificIndopalmIndustries 18,4PT Musim Mas 11,4PT Multimas Nabati Asahan 10,7PT Synergy Oil Nusantara 9,6Total 81,9

(dalam persentase) Nama Pelanggan Tahun 2009PT Sari Dumai Sejati 40,8PT Wilmar Nabati Indonesia 20,4PT Smart Tbk 10,7PT Multimas Nabati Asahan 5,5PT Tunas Baru Lampung 4,2Total 81,6

(dalam persentase) Nama Pelanggan Tahun 2008PT Bukti Kapureksa 36,8PT Musim Mas 14,8PT Nubika Jaya 11,6PT Intibenua Perkasatama 9,7PT Multimas Nabati Asahan 6,1Total 79,0

k. Pemasok

Pemasok utama Perseroan meliputi pemasok pupuk, benih, bahan kimia dan bahan bakar. Lebih dari 75% TBS yang digunakan dalam produksi CPO merupakan hasil panen perkebunan milik Perseroan sendiri dan sisanya merupakan TBS yang dibeli dari pemasok pihak ketiga untuk diproses menjadi CPO.

Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan menggunakan empat agen terpisah yang berlokasi di beberapa pabrik untuk memenuhi kebutuhan Perseroan atas pasokan TBS dari pemasok lokal pihak ke tiga. Perseroan memberikan pemesanan kepada agen setempat untuk memenuhi kebutuhan TBS dari pemasok pihak ketiga. Agen Perseroan kemudian akan bekerja sama dengan pemasok setempat untuk memenuhi pemesanan tersebut. Perseroan tidak mempekerjakan agen. Agen mendapatkan marjin dari harga yang telah ditetapkan oleh pemasok pihak ketiga dan harga yang dibayarkan oleh Perseroan kepada agen tersebut. Agar kualitas TBS yang dibeli dari pemasok pihak ketiga sesuai dengan standar Perseroan, Perseroan memberlakukan penilaian TBS untuk setiap TBS yang dibeli. Perseroan tidak penah mendapatkan masalah yang material dari TBS yang dibeli dari pihak ketiga. Setiap TBS yang tidak sesuai standar Perseroan akan ditolak. Perseroan juga mengadakan program pelatihan untuk agen dengan tujuan mendapatkan TBS dengan kualitas terbaik Perseroan juga mengadakan acara petani tahunan di perkebunan Perseroan untuk memberikan pelajaran praktek agromonomis terbaik bagi para petani. Perseroan membayar pemasok TBS pihak ketiga berdasarkan harga pasar yang berlaku.

Page 201: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

177

PerseroanmembelibenihsawitdariprodusenbenihIndonesiatidakterafiliasidanketikabenihtersebutmengalami penurunan pasokan di Indonesia.

Perseroan membeli kebutuhan pupuk dari pemasok lokal yang mengimpor batu fosfat dan kalium muriate dari Rusia, Kanada, Jerman, Mesir, Cina dan Maroko dan urea dari produsen lokal. Harga pupuktelahmeningkatsecarasignifikansejak2008.Padatahun2008,2009,2010,2011dan2012,biaya pupuk berkisar sebesar 25,0%, 22,4%, 23,2%, 15,4%, dan 20,5% dari total biaya pokok penjualan untuk usaha kelapa sawit Perseroan.

Pada tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012, lima pemasok terbesar Perseroan mewakili sekitar 60,7%, 52,9%, 71,7%, 64,8% dan 61,3% total beban pokok penjualan minyak kelapa sawit. Sedangkan pemasok terbesar mencakup 21,2%, 14,4%, 41,6%, 14,7% dan 18,3% dari beban pokok penjualan minyak kelapa sawit.

l. Hak Atas Tanah

Lahan untuk kegiatan usaha CPO milik Perseroan dapat dikategorikan menjadi tiga kategori, dimana Perseroan telah memiliki (i) HGU, (ii) izin usaha perkebunan, dan (iii) izin lokasi dan/atau atas lahan di mana survei lahan serta proses pemetaan awal telah dilakukan sehingga Perseroan berpandangan bahwa HGU akan dapat diperoleh.

(dalam hektar)HGU Non-HGU

Telah Ditanami Dapat

Ditanami

Tidak Dapat

Ditanami(1)

Telah Ditanami

Dapat Ditanami Tidak Dapat

Ditanami (1)

Total

Perkebunan Sumatera Utara I 9.290 9.290 122 523 523 - 9.935Perkebunan Sumatera Utara II 7.912 7.912 88 - - 1.639 9.639Perkebunan Pulau Belitung 14.229 14.229 2.048 - - 30 16.307Perkebunan Kalimantan Barat - - - 8.898 12.277 5.721 17.998Landbank Papua - - - - 40.500 24.659 65.159Landbank Sumatera Selatan - - - - 12.042 7.958 20.000Total 31.431 31.431 2.258 9.421 65.342 40.007 139.038

Catatan:(1) Lahan yang tidak dapat ditanami mencakup lahan yang tidak dapat ditanami karena kondisi topografi atau telah digunakan untuk kepentingan lain seperti misalnya cagar alam, penyangga daerah aliran sungai, dan konservasi lingkungan untuk lahan bersejarah atau lahan dengan situs budaya yang penting, termasuk lahan infrastruktur seperti jalan raya dan fasilitas perumahan karyawan.

Tabel berikut ini mengungkapkan informasi mengenai hak atas tanah yang dimiliki oleh Perseroan untuk perkebunan kelapa sawit per tanggal 31 Desember 2012.

Entitas yang memiliki hak atas tanah Lokasi

Luas berdasarkan hak tanah (Hektar) Status

Tanggal berakhirnya hak atas tanah

ANJA Sumatera Utara 6.000 HGU 31 Desember 2076ANJA Sumatera Utara 3.214 HGU 25 Januari 2091ANJA Sumatera Utara 197 HGU 9 September 2044ANJA Sumatera Utara 523 Non HGU (1) -

ANJAS Sumatera Utara 8.000 HGU 27 Oktober 2039

ANJAS Sumatera Utara 1.639(HGU – dalam proses)

(2) -SMM Bangka Belitung 10.583 HGU 31 Desember 2075SMM Bangka Belitung 404 HGU 23 Juni 2046SMM Bangka Belitung 4.886 HGU 31 Desember 2075SMM Bangka Belitung 30 HGB 16 Mei 2035

KAL Kalimantan Barat 17.998(HGU – dalam proses)

(3) -GSB Sumatera Selatan 20.000 Izin Lokasi 20 April 2015

PMP Papua Barat 25.159Izin Usaha

Perkebunan -

PPM Papua Barat 40.000 Izin Lokasi -Total 139.038

Catatan: (1) Tahap akta jual beli dengan pemilik lama (2) Tahap penyampaian dokumen ke Badan Pertanahan Nasional Provinsi Sumatera Utara (3) Tahap pemeriksaan dokumen di Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia

Page 202: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

178

Perseroan akan memperpanjang hak atas tanah sebelum berakhirnya hak atas tanah tersebut. Perseroan berkeyakinan bahwa Perseroan telah menaati semua ketentuan penting yang terkait dengan penggunaan lahan yang telah disetujui di dalam HGU. Meskipun Perseroan berkeyakinan bahwa tidak akan terdapat masalah dalam perpanjangan HGU, namun Perseroan tidak dapat memprediksi waktu yang diperlukan dalam proses perpanjangan tersebut atau jika Perseroan akan berhasil mendapatkan perpanjangan HGU tersebut.

Tabel berikut menunjukan informasi terkait dengan hak atas tanah yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan minyak kelapa sawit dimana Perseroan memiliki saham minoritas per tanggal 31 Desember 2012:

Entitas pemilik hak Lokasi Luas lahan hak atas tanah (Hektar) Status Tahun berakhir

PT Bilah Plantindo (1) Sumatera Utara 1.641 HGU 2018PT Bilah Plantindo (1) Sumatera Utara 1.315 HGU 2036PT Pangkatan Indonesia Sumatera Utara 2.586 HGU 2023PT Sembada Sennah Maju Sumatera Utara 1.813 HGU 2032PT Simpang Kiri Plantations (2) Aceh 1.504 HGU 2013PT Simpang Kiri Plantations (2) Aceh 1.150 HGU 2022PT Agro Muko Bengkulu, Sumatera 10.000 HGU 2019PT Agro Muko Bengkulu, Sumatera 4.015 HGU 2020PT Agro Muko Bengkulu, Sumatera 7.174 HGU 2022PT Agro Muko Bengkulu, Sumatera 1.410 HGU 2028PT Agro Muko Bengkulu, Sumatera 315 HGU 2031Total 32.923

Catatan: (1) Lahan yang dikelola oleh PT Bilah Plantindo dimiliki oleh PT Surya Makmur (2) Lahan yang dikelola oleh PT Simpang Kiri Plantantions dimiliki oleh PT Aceh Timur Indonesia

4.2 Kegiatan Usaha Sagu

Perseroan sedang dalam proses mengembangkan usaha pemanenan dan pengolahan sagu di Papua Barat. Perseroan memiliki izin untuk beroperasi di kawasan seluas lebih dari 40.000 hektar. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan telah membangun kanal untuk mengangkut batang tanaman sagu, wet starch dan karyawan di seluruh tahap pertama pertama dari kawasan panen sagu atas mana izin dimiliki Perseroan. Perseroan berharap untuk mulai beroperasi secara komersial pada kuartal keempat tahun 2013 dan berencana untuk memanen sebanyak-banyaknya 10.000 hektar dari total 40.000 hektar lahan hutan sagu selama tiga tahun ke depan.

Setelah tahap pertama diselesaikan, fasilitas pengolahan sagu milik Perseroan diperkirakan akan terdiri dari sebuah pabrik pengolahan sagu yang dapat menghasilkan 3.000 ton tepung sagu per bulan, serta akses kanal, sungai dan jalan untuk sekitar 10.000 hektar lahan. Kapasitas pabrik pengolahan sagu utama yang sedang dibangun dapat ditingkatkan di kemudian hari menjadi 5.000 ton tepung sagu per bulan pada masa mendatang. Peningkatan kapasitas pabrik akan bergantung pada keberhasilan atas dimulainya operasional pabrik pengolahan tersebut dan hasil dari studi kelayakan (feasibility study). Tergantung dari hasil studi kelayakan tersebut, Perseroan juga memiliki opsi lainnya untuk membangun lima pabrik penunjang untuk pengolahan wet starch yang akan meningkatkan total kapasitas produksi di seluruh fasilitas pengolahan sagu menjadi 5.000 ton tepung sagu kering. Wet starch adalah produk perantara dalam pengolahan tepung sagu yang akan diproduksi di pabrik penunjang sebelum dikirim ke pabrik pengolahan tepung sagu utama untuk mengurangi volume batang tanaman sagu yang harus diangkut di kanal sehingga mengurangi kemacetan.

Perseroan juga sedang melakukan riset dan penelitian mengenai pengembangan berbagai makanan yang dapat diolah dari tepung sagu. Perseroan berencana untuk memperluas kegiatan usaha ke usaha produksi makanan dari tepung sagu tersebut pada masa mendatang.

Page 203: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

179

a. PetaKegiatanUsahaSagu

Peta-peta berikut ini menunjukan lokasi infrastruktur utama untuk usaha sagu milik Perseroan di Papua Barat:

40 haHak Tanah

10.000 ha

40.000 ha

3.000 MT/bulanKapasitas Pabrik

IUPHHBK

Konservasi

INDONESIA Papua Barat

PAPUA BARAT

irawkonaMgnoroS

Fak-Fak

Kawasan Pabrik & SaguAiware, Sorong Selatan

Rencana Pelabuhan & KantorTj. Seget, Sorong Selatan

Onimsefa

Kais (KampungBaru)

Makaroro

Sumano (Sumbe)

Benawastu

PuragiSaga

Yanadian

Mugim

INANWATAN

Siwatori

KusuweriNegeribesar

Isago

Sitor

HL

HL

HL

HL

HP

HP

HP

HPT

HPT

HL

HPK

HL

PT ANJ AGRI PAPUA

Izin

Blok I HP 24.487 ha

Blok II HPT 8.663 ha

HP 6.850 ha

40.000 ha

= Lokasi Pabrik

HP

HPT

= Hutan Produksi

= Hutan Produksi Terbatas

HL = Hutan Lindung

HPK = Hutan Produksi Konversi

Papua Barat

BLOK I

BLOK II

Page 204: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

180

b. Tanaman Sagu

Tepung sagu dihasilkan dari tanaman sagu. Tanaman sagu tumbuh secara alami di hutan dalam kelompok yang terdiri dari tiga sampai lima batang yang terpisah dan pada umumnya dapt ditemukan di Asia Tenggara di daerah sekitar garis khatulistiwa, seperti di Indonesia dan Malaysia. Walaupun tanaman sagu dapat dibudidayakan secara komersial namun Perseroan tidak berencana untuk melakukannya. Tanaman sagu pada umumnya memiliki masa hidup sekitar 10 tahun yang terdiri dari empat tahap:

- Tahap Rosseta: 45 bulan setelah pembibitan. Pada tahap ini, tanaman sagu muda tumbuh tanpa batang dengan tingkat pertumbuhan yang relatif rendah.

- Tahap Bole Formation: 54 bulan setelah tahap rosetta. Pada tahap ini, batang (atau bole) tanaman sagu tumbuh mencapai tinggi maksimal dan bulai menghasilkan tepung sagu.

- Tahap Inflorescence dan Fruiting: periode setelah tahap bole formation. Pada tahap ini, tanaman sagu telah dewasa dan mulai berbunga. Pemanenan tanaman sagu pada umumnya dilakukan dalam waktu tiga bulan sebelum dan setelah tanaman mulai dewasa / berbunga.

- Tahap setelah Inflorescence dan Fruiting: sekitar 10 tahun setelah pembibitan. Setelah usia dewasa, tanaman sagu mulai membusuk secara alami sebelum akhirnya tumbang.

c. Pemanenan Sagu dan Produksi Tepung

Perseroan berencana untuk memanen batang tanaman sagu di kawasan-kawasan yang sudah ditentukan di lahan yang panennya milik Perseroan dan mengolah hasil panen secara berkelanjutan. Tanaman sagu memerlukan sekitar 10 tahun untuk siap dipanen, oleh sebab itu Perseroan berencana untuk memanen secara selektif dengan rata-rata tidak melebihi 10% dari total tanaman di setiap kawasan setiap tahunnya atau setara dengan kira-kira 9.000 hektar sampai 10.000 hektar dalam waktu tiga tahun berikutnya. Perseroan berkeyakinan bahwa sistem manajemen panen selektif akan memungkinkan Perseroan untuk mempertahankan pasokan sagu yang berkelanjutan. Pemanenan dilakukan oleh tim yang beranggota sekitar 6 pekerja dengan menggunakan gergaji mesin untuk menebang tanaman sagu dan memotong batang tanaman sagu menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Perseroan berencana untuk mempekerjakan sekitar 80 tim untuk proses pemanenan. Potongan-potongan batang tanaman ini akan dikirim ke pabrik penunjang untuk diolah menjadi wet starch sebelum dikirim ke pabrik tepung sagu utama atau dapat juga dikirim langsung ke pabrik utama tersebut. Sarana pengangkutan utama di lahan panen adalah jalur air melalui kanal-kanal yang dibangun Perseroan. Perseroan juga sedang dalam proses pembangunan dermaga untuk fasilitasi pemuatan tepung sagu untuk mengangkut ke pembeli.

d. Pelanggan

Perseroan sedang berdiskusi dengan beberapa distributor, pengolah dan penjual retail makanan dan tepung untuk memasarkan tepung sagu yang akan diproduksi Perseroan. Tepung sagu kering memiliki berbagai kegunaan serupa dengan tepung lainnya, termasuk digunakan dalan produksi produk seperti mie, pengganti nasi, produk roti, minuman dan produk makanan penutup. Tepung sagu kering juga memiliki berbagai kegunaan sebagai produk non-makanan seperti penggunaan dalam produksi kertas, bahan kimia, tekstil, logam, lem, produk farmasi, etanol industri dan dextrose glucose.

Sebagai bagian dari perkembangan strategis usaha makanan, Perseroan juga berencana untuk menggunakan sebagian tepung sagu tersebut untuk memasuki pasar hilir, memproduksi berbagai makanan sehat seperti mie dan makanan mudah saji lainnya serta minuman. Sagu akan diangkut ke pembeli melalui laut dengan menggunakan kapal kargo ke Surabaya dan/atau Jakarta untuk penjualan lokal dan selanjutnya ke tujuan negara lain untuk penjualan ekspor.

Page 205: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

181

Diagram berikut menyajikan proses pengolahan produk tepung sagu di pabrik pengolahan milik Perseroan:

4.3 Kegiatan Usaha Biogas

Perseroan juga menjalankan usaha biogas, dan sedang menyelesaikan pembangunan fasilitas biogas di Perkebunan Pulau Belitung. Fasilitas biogas menangkap gas metana yang dihasilkan oleh materi biologis yang membusuk, yang dalam hal ini berasal dari limbah PKS. Limbah tersebut disimpan di dalam kolam besar yang tertutup sebagai tempat penyimpanan gas metana dan mencegah gas metana terlepas ke udara bebas.

Pembangunan fasilitas biogas di perkebunan Pulau Belitung dipisahkan menjadi dua tahap. Tahap I, yang melibatkan penyimpanan dan pembakaran gas metana, telah selesai dan mulai beroperasi pada April 2012. Perseroan sedang dalam proses untuk menyelesaikan Tahap II setelah membeli generator biogas dengan daya 1,2 megawat yang diproduksi oleh MWM GmbH, yang merupakan entitas anak Caterpillar Inc. Tahap II dari fasilitas biogas tersebut diharapkan akan mulai beroperasi di semester kedua tahun 2012. Perseroan telah menandatangani perjanjian pembelian listrik dengan PLN pada tanggal 29 November 2012 untuk pembelian semua listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik di Pulau Belitung dengan kapasitas produksi yang diharapkan sebesar 1,2 megawat. Tarif tetap listrik untuk biogas yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah bervariasi untuk setiap wilayah. Pada tanggal 31 Desember 2012, tarif yang berlaku untuk Pulau Belitung adalah Rp975 per kilowat jam. Perseroan juga sedang merencanakan untuk membangun pembangkit listrik biogas kedua di perkebunan Sumatera Utara I.

Page 206: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

182

Diagram berikut menyajikan proses pembangkit listrik biogas di pabrik pengolahan milik Perseroan:

4.4 Kegiatan Usaha Tembakau

Kegiatan usaha tembakau menghasilkan penjualan bersih sebesar USD5,3 juta dan laba bersih sebesar USD0,2 juta pada tahun 2012 dari kegiatan pengolahan tembakau yang dibeli dari para petani kecil di Indonesia. Keterlibatan Perseroan di usaha tembakau merupakan bagian dari inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan untuk melatih para pemilik lahan kecil mengenai prakter terbaik dalam kegiatan budidaya tembakau dan bertindak sebagai pembeli hasil panen mereka. Perseroan mengolah tembakau tersebut dan kemudian menjualnya kepada produsen rokok dan cerutu di Indonesia, Eropa dan Cina.

5. Persaingan Untuk CPO, PK dan Produk Kelapa Sawit

CPO dan PK merupakan komoditas yang diperdagangkan di pasar komoditas internasional, dan harga penjualan pada umumnya ditentukan oleh tingkat pasokan dan permintaan produk-produk tersebut. Dengan demikian, Perseroan tidak bersaing secara langsung dengan produsen CPO dan PK lainnya, kecuali atas dasar waktu pengiriman dan lokasi perkebunan dan PKS. Terdapat sejumlah besar produsen CPO dan PK, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Malaysia adalah produsen CPO terbesar ke dua di dunia setelah Indonesia.

Industri perkebunan minyak kelapa sawit di Indonesia mencakup perusahaan-perusahaan perkebunan milik pemerintah, perkebunan milik swasta yang diwakili oleh perusahaan-perusahaan konglomerat serta perusahaan-perusahaan independen dan pemilik tanah kecil. Perusahaan perkebunan milik pemerintah dan produsen besar swasta CPO dan PK di Indonesia mendominasi jumlah total CPO dan PK yang diproduksi di Indonesia.

Perseroan juga bersaing dengan perkebunan kelapa sawit lainnya untuk memperoleh lahan yang dapat dikembangkan dan karyawan yang terampil seperti pemanen dan staf manajemen. Sejak bulan Januari 1999, Pemerintah telah menghapus pembatasan investasi asing di perkebunan kelapa sawit yang mewajibkan pihak Indonesia untuk memiliki persentase tertentu dari sebuah perkebunan kelapa sawit dan pihak asing untuk melepaskan kepemilikan mereka setelah beroperasi selama jangka waktu tertentu. Penghapusan pembatasan tersebut telah menyebabkan perusahaan-perusahaan asing berinvestasi di industri perkebunan kelapa sawit domestik. Hal ini telah meningkatkan, dan kemungkinan akan terus meningkatkan, persaingan untuk akuisisi lahan perkebunan yang cocok untuk dikembangkan dan karyawan yang diperlukan untuk operasional perkebunan.

Page 207: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

183

Hanya sebagian kecil dari tanah yang tersedia untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit telah diizinkan oleh Pemerintah untuk digunakan sebagai perkebunan kelapa sawit atau telah dikembangkan sebagai perkebunan kelapa sawit, sehingga masih terdapat kemungkinan besar untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit baru di Indonesia.

Industri minyak kelapa sawit menghadapi persaingan dari minyak nabati lainnya yang merupakan substitusi minyak kelapa sawit seperti minyak kedelai, minyak rapeseed, minyak bunga matahari, minyak kacang, minyak kelapa dan lainnya.

6. Pengendalian Mutu

Di seluruh operasional Perseroan, Perseroan sangat mementingkan aspek mutu produk. Sehubungan dengan usaha minyak kelapa sawit, setiap pengiriman CPO dan PK harus melewati pengujian sampel di laboratorium untuk pengendalian mutu CPO dan PK tersebut sebelum dikirimkan kepada pembeli. Pengujian rutin telah diterapkan oleh Perseroan sebagai pedoman kerja pengukuran mutu produk. Informasi yang didapatkan dari pengujian tersebut digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan manajemen dalam pengendalian mutu produk.

7. Hal Mengenai Lingkungan Hidup

Pembubidayaan kelapa sawit di perkebunan dan pengolahan TBS di PKS milik Entitas Anak mematuhi standar lingkungan hidup yang ketat. Perseroan tidak menggunakan pembakaran terbuka sebagai metode pembukaan lahan dalam mengembangkan kawasan perkebunan baru. Pertimbangan utama lingkungan hidup berhubungan dengan dua bidang kegiatan usaha Perseroan, yaitu pembudidayaan dan pengolahan. Sehubungan dengan pembudidayaan, Perseroan terus meminimalkan penggunaan pestisida dan berusaha menggunakan metode biologis dalam mengendalikan hama dan mencegah penyakit untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Perseroan telah mengadopsi sistem manajemen hama yang mempromosikan solusi biologis apabila memungkinkan.

Pengolahan, penguapan, penekanan dan pengadukan TBS untuk menghasilkan CPO tidak melibatkan penggunaan bahan-bahan kimia dan hanya terdiri dari proses fisik seperti steaming, pressing dan centrifuging. Semua limbah padat yang dihasilkan oleh pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dipakai sebagai bahan bakar di boiler atau didaur ulang ke perkebunan sebagai pupuk melalui pemakaian tandan kosong kelapa sawit. Limbah dari pabrik pengolahan minyak kelapa sawit merupakan polutan utama yang timbul sebagai produk sampingan dari operasi pabrik pengolahan kelapa sawit Perseroan. Setiap pabrik pengolahan mengoperasikan sistem pengolahan air limbah biologis yang independen, dimana limbah tersebut dipindahkan ke kolam pengolahan anaerobik dan bakteri menguraikan limbah tersebut. Limbah yang telah diolah tersebut memiliki nilai nutrisi yang tinggi sehingga digunakan di lapangan sebagai bagian dari program penggunaan limbah untuk tanah perkebunan.

Walaupun limbah cair yang telah diolah tersebut berguna sebagai pupuk, proses pengolahannya menyebabkan emisi gas metana, yang merupakan gas rumah kaca, ke lingkungan. Perseroan pada saat ini sedang dalam proses pembangunan sebuah pembangkit tenaga listrik biogas di Perkebunan Pulau Belitung. Tahap pertama yang telah dirampungkan dan beroperasional mengurangi gas metana yang dihasilkandarilimbahcairmelaluiaktifitaspembakarangas.Tahapkeduaadalahtahappembangunanpembangkit tenaga listrik biogas yang akan memanfaatkan gas metana sebagai bahan baku untuk memproduksi listrik yang dijual ke PLN dan kemudian digunakan konsumen pihak ketiga. Perseroan berkeyakinan bahwa kegiatan usaha Perseroan telah sesuai dengan semua peraturan dan regulasi nasional dan daerah mengenai lingkungan hidup yang berlaku di Indonesia. Di samping itu, Perseroan juga telah memenuhi standar Bank Dunia 50 ppm Biochemical Oxygen Demand (”BOD”) untuk pembuangan akhir ke saluran air, dibandingkan dengan 100 ppm BOD standar peraturan di Indonesia, dan 5.000 ppm BOD untuk aplikasi limbah cair untuk tanah. Sehubungan dengan pembiayaan dari Deutsche Investitions und Entwicklungsgesellschaft atau Badan Investasi dan Pengembangan Jerman (DEG) dan International Finance Corporation atau Badan Keuangan Internasional (IFC) pada tahun 2002, Perseroan telah menjalani studi uji lingkungan hidup yang terinci dimana operasional Peseroan yang ada di perkebunan Sumatera Utara I dan perkebunan Pulau Belitung telah dievaluasi untuk memenuhi standar tersebut. Perseroan terus beroperasi berdasarkan kebijakan lingkungan hidup yang telah diterapkan pada saat itu.

Page 208: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

184

Perseroan juga berkeyakinan bahwa kegiatan usaha Perseroan telah sesuai dengan semua peraturan, regulasi dan pedoman lingkungan hidup yang berlaku secara nasional dan regional di Indonesia dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 27/1999 dan Surat Keputusan Kementerian Lingkungan Hidup No.17/2001,Perseroantelahmemporehpersetujuan-persetujuansepertisertifikatAnalisaMengenaiDampak Lingkungan (”AMDAL”), Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana Pengelolaan Lingkungan.

Selain dari initiatif pengembangan berkelanjutan, Perseroan juga merupakan anggota dari RSPO, sebuah asosiasi non-profit yang mempromosikan produksi dan penggunaan minyak kelapa sawit secara berkelanjutan. Perkebunan Pulau Belitung dan Perkebunan Sumatera Utara I masing-masing telahmemperolehsertifikasiRSPOdariRoundtable on Sustainable Palm Oil sehingga memungkinkan PerseroanmenjualprodukCPObersertifikatRSPOdarikeduaperkebunantersebutdan/ataumenjualsertifikat/kredit RSPO apabila Perseroan tidakmemasarkan produk CPO dari perkebunan tersebutsebagaiprodukyangbersertifikatRSPO.PerseroanberencanauntukmencapaisertifikasipenuhRSPOuntuk perkebunan Sumatera Utara II pada tahun-tahun mendatang.

PerkebunanPulauBelitung telahmempertahankan sertifikasi internasional untuk sistem lingkunganhidup, kesehatan dan keamanan dalam bentuk ISO 14001:2004 sejak penerbitannya pada tahun 2012. PerseroanjugatelahmemperolehsertifikasiISCCdariSGS Germany di perkebunan Pulau Belitung.

Perseroan telah melibatkan pihak ketiga untuk melaksanakan survei terinci mengenai populasi satwa liar, seperti orangutan dan spesies flora dan fauna langka lainnya untuk meminimalkan dampakkegiatanusahaPerseroanterhadaplingkunganhidupdanuntukmelestarikanfloradanfaunatersebut.Dalamhaltersebut,Perseroantelahmengidentifikasikanhutanseluas2.949hektardiPerkebunandiKalimantan yang telah diserahkan kembali kepada Kementerian Kehutanan. Selain itu, Perseroan juga telah mengalokasikan lahan lain seluas 657 hektar yang dianggap oleh Perseroan sebagai kawasan penting untuk dikelola sendiri oleh Perseroan untuk tujuan pelestarian lingkungan hidup. Perseroan juga telah melibatkan seorang ahli konservasi satwa liar yang akan bekerja sama dengan organisasi internasional dan pemerintah lainnya.

8. Kesehatan dan Keselamatan

Perseroan telah membentuk Departemen Environment, Health and Safety (“EHS”) di bawah Departemen Operasi. Departemen EHS Perseroan berusaha untuk meminimalkan kecelakaan dalam operasi, mencegah kerusakan peralatan akibat kesalahan manusia dan menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan di dalam dan sekitar daerah perkebunan. Dengan demikian, Perseroan dapat terus-menerus memonitor, memperbaiki dan menerapkan langkah-langkah pengamanan dengan perangkat operasi yang lebih komprehensif dan memastikan bahwa karyawan memiliki peralatan pelindung diri yang lebih baik. Misalnya, sebagai bagian dari kebijakan kesehatan dan keselamatan, karyawan operasional menggunakan peralatan keamanan yang memadai, seperti helm, sepatu bot dan menyarungi pisau panen. Perseroan memiliki klinik di perkebunan operasional dengan dokter dan perawat sebagai staf permanen serta mobil ambulans. Perseroan juga memiliki komite keamanan yang terdiri dari staf dan pekerja yang mendukung Departemen EHS Perseroan mengadakan pelatihan kesehatan dan keselamatan secara reguler, termasuk pelatihan dalam pertolongan pertama dan pelatihan dalam kebakaran.

9. Keamanan

Sistem keamanan Perseroan meliputi tim yang terdiri dari 37 sampai dengan 76 personel yang ditempatkan di masing-masing perkebunan. Tim keamanan menjaga perkebunan dari pencurian, serangan dari ternak yang dapat merusak tanaman kelapa sawit atau TBS yang telah dipanen, serta serangan lainnya dan ancaman terhadap perkebunan. Tim keamanan juga melakukan patroli pencegahan kebakaran selama musim kemarau untuk melindungi perkebunan dari risiko kerusakan akibat kebakaran.

Page 209: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

185

10. Teknologi Informasi

Perseroan telah membentuk sistem informasi untuk mendukung proses operasional dan akuntansi. Sistem ini menyediakan rincian dari perkebunan, pabrik, kendaraan, persediaan, payroll dan biaya lainnya. Data konsolidasian pada setiap perkebunan dilaporkan ke kantor pusat setiap bulan. Hal ini memaksimalkan akurasi dan ketepatan laporan bulanan dan juga memungkinkan General Manager masing-masing perkebunanuntukmelacak kinerjamereka.Sistem tersebut umumnya fleksibel dankomprehensif, memberikan jejak audit terperinci, mengamankan aset Perseroan dan mengelola persediaan.

Perseroan juga berupaya untuk memastikan bahwa sistem komunikasi tetap lancar, dengan suara, data dan koneksi internet yang tersedia di setiap perkebunan. Masing-masing perkebunan juga memiliki koneksi komunikasi satelit atau terestrial yang disebut Very Small Aperture Terminal (“VSAT”) dengan kantor Perseroan yang berada di Medan dan Jakarta. Sistem ini memfasilitasi manajemen komunikasi antar perkebunan yang terletak di berbagai daerah di Indonesia dan mempermudah manajemen dengan informasi terkini mengenai kinerja operasi.

11. Prospek Usaha

Perseroan merupakan induk perusahaan dari entitas-entitas anak yang bergerak dalam perkebunan, pengolahan dan perdagangan produk kelapa sawit, pengolahan dan perdagangan sagu serta produksi dan penggunaan energi terbarukan dan kelistrikan. Saat ini seluruh pendapatan dan laba Perseroan berasal dari perkebunan, pengolahan dan perdagangan produk kelapa sawit dan pada masa yang akan datang kelapa sawit tetap akan menjadi andalan utama penghasilan Perseroan.

Menurut data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat atau United States Department of Agriculture (“USDA”) bulan Februari 2013, Indonesia merupakan negara penghasil CPO terbesar di dunia dengan produksi CPO sebesar 25,9 juta ton pada tahun 2012, atau lebih dari 50% total produksi CPO didunia. Permintaan dunia akan kelapa sawit diperkirakan akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah populasi dunia. Permintaan terbesar CPO berasal dari India, Indonesia dan Cina (sumber: USDA, Februari 2013). Semua negara ini terletak di Asia dan memiliki jumlah populasi yang besar. Selain digunakan untuk bahan pangan, kelapa sawit juga merupakan bahan dasar bagi berbagai industri, seperti biodiesel dan oleochemical. Kebijakan energi melalui kewajiban pencampuran biodiesel yang agresif di Argentina, Brasil, Kolombia, AS dan Eropa diperkirakan akan meningkatkan permintaan biodiesel sehingga hal tersebut juga akan meningkatkan permintaan dan harga global CPO (sumber: Oil World Annual, 2011). Kelapa sawit merupakan salah satu penghasil devisa yang besar di Indonesia, dan juga merupakan cadangan bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Perseroan berkeyakinan bahwa tanpa adanya kejadian yang tak terduga, meningkatnya permintaan atas minyak kelapa sawit dan keterbatasan lahan untuk menghasilkan kelapa sawit akan terus mendukung harga minyak kelapa sawit. Saat ini Perseroan memiliki landbank yang tersedia untuk perluasan usaha kelapa sawit. Bersama dengan team manajemen yang berpengalaman, Perseroan berkeyakinan dapat memperluas kebun kelapa sawit, meningkatkan volume produksi kelapa sawit dan, dengan dukungan harga minyak kelapa sawit yang kondusif, pendapatan dan laba Perseroan akan terus meningkat setelah kebun yang baru ditanami mulai berproduksi.

Faktor-faktor domestik dan internasional seperti yang telah dibahas di atas akan memberikan iklim yang baik bagi industri perkebunan kelapa sawit di masa depan. Perseroan berkeyakinan dapat memanfaatkan peluangdarikondisiusahatersebutmelaluipeningkatanproduksiTBSyangsignifikandalambeberapatahunkedepanseiringdenganprofilusiatanamanperkebunankelapasawitEntitasAnakyangmakinmembaik. Perseroan juga bermaksud untuk meningkatkan usahanya lebih lanjut melalui perluasan lahan perkebunan kelapa sawitnya dan peningkatan kemampuan pengolahan perkebunan.

Page 210: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

186

Usaha pengolahan sagu Perseroan merupakan langkah industri perintis di Papua Barat. Perseroan memanfaatkan sistem pemanenan hutan sagu alam dengan cara yang lestari (berkesinambungan), tanpa merusak keseluruhan hutan alam itu sendiri. Apabila sagu yang tumbuh secara alami tidak dimanfaatkan, maka sagu akan terbuang percuma. Perseroan memanfaatkan batang tanaman sagu yang telah matang dan menghasilkan tepung sagu yang dapat digunakan sebagai bahan pangan, maupun bahan baku industri, sumber karbohidrat lainnya. Sambil membangun, Perseroan akan mencoba menjaga dan melestarikan alam, memberikan kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat di Papua dan menghasilkan laba bagi pemegang saham Perseroan. Perseroan berkeyakinan bahwa dengan mengelola hutan alami sagu secara tepat, maka prospek usaha sagu akan memberikan kontribusi yang cukupsignifikanbagikeseluruhanusahaPeseroan.

Kegiatan usaha energi terbarukan Perseroan saat ini difokuskan pada pengolahan limbah kelapa sawit (dan nantinya limbah sagu) dan mengubahnya menjadi tenaga listrik. Usaha ini merupakan usaha pelengkap atas bidang usaha perkebunan kelapa sawit dan sagu Perseroan, sehingga manajemen dapat dilakukan dengan efisien. Tenaga listrik yang dihasilkan dijual kepada PLN untukmemenuhikebutuhan listrik masyarakat sekitar kebun Perseroan.

Dalam seluruh strategi usaha, Perseroan berusaha untuk menghasilkan laba optimal bagi pemegang saham Perseroan dengan menjaga keseimbangan harmonis antara Perseroan dengan pekerja, masyarakat sekitar usaha Perseroan, alam dan pemerintah, sesuai dengan misi dan visi Grup Perseroan.

12. Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate Governance – GCG)

Perseroan telah memperhatikan dan mematuhi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik sebagaimana telah diatur oleh OJK dan BEI. Sesuai dengan penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, Perseroan telah memenuhi persyaratan sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-305BEJ/07-2004 Peraturan No. I-A mengenai Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Sekuritas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat dan peraturan Bapepam-LK dengan menunjuk Komisaris Independen, Direktur Tidak Terafiliasi dan SekretarisPerusahaan untuk menyampaikan informasi atau data yang dibutuhkan oleh pemegang saham investor maupun regulator.

Dalam rangka meningkatkan kinerja Perseroan, melindungi kepentingan seluruh pemangku kepentingan (Stakeholder) Perseroan dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, maka Perseroan wajib menjalankan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik, yaitu transparansi (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness). Perseroan menetapkan pertumbuhan usahanya sesuai dengan rencana bisnis tahunan dan dalam menjalankan kegiatan usahanya sangat bergantung kepada kepercayaan masyarakat sekitar tempat kegiatan usaha Perseroan,sehinggakepercayaantersebutharusdijagadenganmeningkatkankinerja,efisiensisertapengelolaannya berlandaskan prinsip kehati-hatian. Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang baik juga sangat diperlukan untuk membangun kepercayaan Stakeholder dan mengendalikan risiko-risiko yang dihadapi Perseroan sebagai syarat untuk berkembang dengan baik dan sehat.

Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan Perseroan telah berkomitmen untuk menjunjung tinggi dan melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik. Komitmen yang tinggi dalam melaksanakan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik di setiap kegiatan usaha Perseroan, mutlak diperlukan dalam upaya membangun organisasi kompetitif dengan mutu sumber daya manusia yang handal. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, Perseroan secara terus-menerus berupaya melakukan perbaikan serta penyempurnaan terhadap penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik dengan membuat kebijakan-kebijakan internal Perseroan yang selaras dengan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik.

Page 211: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

187

13. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR)

Untuk keberhasilan jangka-panjang yang berkelanjutan dari kegiatan usaha, Perseroan mempunyai keyakinan bahwa Perseroan memiliki tanggung jawab sosial untuk memberikan kembali kepada masyarakat sekitar perkebunan dengan mengembangkan dan meningkatkan kondisi ekonomi dan sosial masyarat tersebut. Perseroan berkeyakinan bahwa usaha-usaha tersebut merupakan bagian integral dari stabilitas dan pengembangan usaha dan operasional Perseroan. Oleh sebab itu, Perseroan telah berinvestasi dalam jumlah yang besar dan berkomitmen atas program pengembangan masyarakat sebagai bagian dari inisiatif tanggung jawab sosial Perseroan. Fokus dari program-program ini adalah untuk meningkatkan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, aktifitas keagamaan, kondisi lingkunganhidup dan hubungan dengan pemerintah daerah setempat.

Beberapa inisiatif dan usaha yang sedang dilakukan atau telah dilakukan oleh Perseroan adalah:a. Penyediaan suplemen makanan dan susu untuk anak-anak di perkebunan;b. Penyediaan sistem kesehatan yang lebih baik dengan memperhatikan imunisasi untuk masyarakat

sekitar perkebunan;c. Penyediaan pelayanan kesehatan seperti operasi katarak;d. Mendirikan dan mengelola sekolah dan taman kanak-kanak di perkebunan Perseroan. Tergantung

dari kapasitas kelas, beberapa sekolah dan taman kanak-kanak tersebut juga terbuka untuk anak-anak dari masyarakat setempat;

e. Mendirikan masjid dan gereja untuk masyarakat setempat;f. Memberikan subsidi perabotan dan perlengkapan sekolah bagi sekolah-sekolah sekitarnya;g. Menyelenggarakan program beasiswa bagi masyarakat sekitar perkebunan Perseroan;h. Mengajarkan cara berkebun masyarakat sekitarnya;i. Menyelenggarakan program ”Pelatihan untuk Petani” dimana para pemilik kecil lahan perkebunan

kelapa sawit diundang untuk pelatihan selama satu hari di perkebunan Perseroan untuk mengembangkan kemampuan manajemen perkebunan dan mendapatkan saran mengenai cara peremajaan perkebunan mereka;

j. Mendukung, melatih dan membangun hubungan dengan para petani setempat dengan tujuan untuk mengembangkan hubungan dengan pemasok berkualitas baik;

k. Membangun jalan dan jembatan untuk masyarakat setempat. Sebagai contoh, Perseroan telah bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat di Tapanuli Selatan untuk mendirikan jembatan Barumun di perkebunan Sumatera Utara I. Jembatan tersebut tidak hanya menyediakan akses ke perkebunan namun juga ke desa-desa sekitarnya, dan Perseroan telah menyumbang jembatan tersebut kepada pemerintah daerah setempat.

l. Sumbangan untukacara-acara budaya untuk memelihara hubungan baik dengan masyarakat.

Perseroan berkeyakinan bahwa inisiatif-inisiatif seperti diungkapkan di atas telah menghasilkan hubungan baik dengan pemerintah daerah, masyarakat, dan karyawan Perseroan. Perseroan telah memenangkan berbagai penghargaan Presiden untuk keberhasilan Perseroan dalam memberdayakan tenaga kerja wanita pada tahun 2004, 2005, 2006 dan 2008, serta dalam memperkenalkan dan menyediakan program pemberdayaan wanita dan program Keluarga Berencana secara cuma-cuma kepada para pekerja di perkebunan Pulau Belitung.

14. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (“AMDAL”)

Perseroan selalu mematuhi undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku di Indonesia mengenai perlindungan lingkungan hidup. Sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 mengenai Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 mengenai pelaksanaan Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, Perseroan telah memiliki atau sedang dalam proses memperoleh AMDAL untuk setiap kegiatan usaha milik Entitas Anak.

Page 212: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

188

Sebagaimana telah disyaratkan dalam AMDAL, perkebunan-perkebunan milik Entitas Anak menggunakan metode biologi untuk sistem pengendalian hama antara lain dengan memanfaatkan burung hantu sebagai predator hama tikus dan tanaman-tanaman pengendali gulma/tumbuhan penggangu di perkebunan kelapa sawit, mengolah CPO dari TBS tanpa melibatkan penggunaan bahan kimia, dan pendauran ulang atau pemanfaatan lebih lanjut limbah-limbah dari pengolahan CPO seperti pemanfaatan tandan buah kosong sebagai bahan bakar boiler atau pupuk di perkebunan. Di samping itu, Perseroan juga menjalankan kegiatan usaha pembangkit tenaga listrik biogas sebagai salah satu usaha untuk pendauran ulang limbah dari produksi CPO. Perseroan juga tidak melakukan pembakaran hutan sebagai metode untuk membuka lahan baru. Selain berkomitmen untuk selalu mematuhi peraturan lingkungan hidup yang berlaku di Indonesia, manajemen Perseroan bahkan telah melakukan berbagai initiatif untuk melestarikan lingkungan hidup di sekitar perkebunan seperti inisiatif hutan lindung di perkebunan yang terletak di Siais, Sumatera Utara dan inisiatif cagar alam untuk perlindungan satwa orang utan di Kalimantan Barat.

Sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 29 Tahun 2003 mengenai Pedoman Syarat dan Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air Limbah Industri Minyak Sawit Pada Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit, Perseroan telah melakukan pemantauan secara rutin atas dampak pemanfaatan limbah cair terhadap kondisi tanah, air tanah dan permukaan air di setiap perkebunan, khususnya perkebunanan dengan fasilitas PKS dan menyampaikan hasil pemantauan tersebut kepada Kantor Lingkungan Hidup setempat. Sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan, kualitas limbah cair, tanah, air tanah dan air permukaan di perkebunan milik Entitas Anak berada di dalam ambang batas yang telah ditentukan oleh KEP-28/MENLK/2003.

Berikut ini adalah daftar surat persetujuan atas dokumen AMDAL, Upaya Pengelolaan Lingkungan (”UPL”) dan Upaya Kelola Lingkungan (”UKL”) dan/atau Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (”DPPL”) untuk setiap kegiatan usaha milik Perseroan atau Entitas Anak.

No. Nama Entitas Anak Lokasi Kegiatan Usaha Kegiatan Usaha Surat Persetujuan atas Dokumen

AMDAL / UPL dan UKL / DPPL1. ANJA Binanga, Sumatera Utara Perkebunan Kelapa Sawit Surat No. 08/ANDAL/RKL-RPL/

BA/III/1998 tanggal 11 Maret 1998, dikeluarkan oleh Kepala Badan Agribisnis atas nama Menteri Pertanian.

2. ANJAP Sorong Selatan, Papua Barat

Agribisnis Sagu Keputusan Gubernur Papua Barat No.660.1/203/XII/2010 Tahun 2010 tanggal 22 Desember 2010.

3. ANJAS Angkola Selatan, Sumatera Utara

Perkebunan Kelapa Sawit AMDAL

Surat Keputusan No. 660.1/1670/K/2003 tanggal 14 Oktober 2003.

UKL/UPL

Surat Rekomendasi No. 660/432/KPDL-TS/2009 tanggal 7 Agustus 2009 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Kabupaten Tapapanuli Selatan

Pembuangan Limbah Cair

Surat Keputusan Bupati Tapanuli No. 116/KPTS/2012

Page 213: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

189

No. Nama Entitas Anak Lokasi Kegiatan Usaha Kegiatan Usaha Surat Persetujuan atas Dokumen

AMDAL / UPL dan UKL / DPPL4. AANE Belitung Energi Terbarukan UKL/UPL

Surat No. 660/08/RKM-BLHD/XII/2009 tanggal 14 Desember 2009, di tandatangani oleh pelaksana tugas Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Pemerintah Kabupaten Belitung Timur dan disahkan melaui lembaran pengesahan No. 08/UKL-UPL/BLHDXII/2009, yang ditandatangani oleh pelaksana tugas Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Pemerintah Kabupaten Belitung Timur.

5. GMIT Jember, Jawa Timur Agribisnis Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPL)

Persetujuan Dokumen DPPL No. 660.1/469e/512/2009 tanggal 11 Desember 2009 yang dikeluarkan oleh Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Jember.

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

(1) Rekomendasi atas DPLH Kegiatan Gudang Tembakau oleh PT Gading Mas Indonesia Tobacco di Ds.Tempeh Kidul Kec.Tempeh Kab.Lumajang No.660/615/427.44/2010 tanggal 07 September 2010 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Lingkungan hidup Kabupaten Lumajang.

(2) Rekomendasi atas DPLH Kegiatan Gudang Tembakau oleh PT Gading Mas Indonesia Tobacco di Ds.Tempeh Lor Kec.Tempeh Kab.Lumajang No.660/616/427.44/2010 tanggal 07 September 2010 yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Lingkungan hidup Kabupaten Lumajang.

6. PPM Sorong Selatan, Papua Barat

Perkebunan Kelapa Sawit Keputusan Bupati Sorong Selatan No. 525/76/BSS/IV/2011 Tahun 2011 tanggal 25 April 2011, dikeluarkan oleh Bupati Sorong Selatan.

Limbah yang dihasilkan oleh PKS terdiri dari limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa cangkang,fiber,janjangkosongdansisapembakaranboiler(abu)sedangkanlimbahcairberupasludgesisa proses pengolahan dan air yang mengandung calcium carbonate.

Cangkang dan fiber dimanfaatkan oleh Entitas Anak sebagai bahan bakar boiler penghasil uapyang akan menggerakan steam turbin pada generator pembangkit tenaga listrik. Tenaga listrik yang dihasilkan dipergunakan untuk kebutuhan operasional PKS, kantor dan fasilitas penunjang lainnya di perkebunan. Sedangkan janjangan kosong dan sisa abu pembakaran dari boiler diaplikasikan pada lahan untuk dimanfaatkan sebagai pupuk organik (janjangan) dan tambahan nutrisi (abu - non organik) bagi tanaman sawit karena mengandung kalium.

Mulai tahun 2013 ini, penanganan limbah padat akan ditingkatkan dengan melakukan composting, dimana limbah padat berupa janjang kosong akan difermentasikan terlebih dahulu dan dicampur dengan sebagian hasil limbah cair dari PKS, lalu ditambahkan bakteri (microbe) tertentu untuk mempercepatkan proses fermentasi menjadi kompos atau pupuk organik.

Page 214: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

190

Sementara itu, limbah cair yang dihasilkan akan ditampung di kolam pendinginan sebelum dialirkan ke dalamkolameffluenttreatment,yaknikolaman-aerobicdanaerobic.Dalamkolameffluentinilah,PHair limbah yang rendah (± 4) dan BOD yang tinggi ( 20,000 – 30,000 mg/l ) akan mengalami proses an aerobic dan aerobic sehingga air limbah olahan akan mengalami kenaikan PH menjadi 6 – 9 dan BOD akan turun sampai dibawah 100 mg/l. Setelah melalui proses ini, sesuai dengan Kerangka Acuan Amdal, limbah yang sudah diolah tersebut dapat dibuang ke saluran air ataupun sungai sebagaimana yang dilakukan pada Perkebunan Sumatera Utara I. Sedangkan pada Perkebunan Sumatera Utara II, limbah yang sudah diolah tersebut akan dimanfaatkan kembali sebagai pupuk organik melalui Land Application System Flatbed yang dibangun di antara jalur tanam sawit. Lain halnya dengan Perkebunan Pulau Belitung, di mana limbah cair PKS diproses lebih lanjut dengan memanfaatkan tampungan gas methane yang dihasilkan oleh limbah cair sebagai bahan pembangkit tenaga listrik biogas. (lihat diagram pada bagian 4.3 Kegiatan Usaha Biogas).

Adapun perbandingan antara ambang batas tingkat pencemaran atas limbah yang dihasilkan oleh masing-masing Perkebunan Perseroan dan Entitas Anak dengan batasan yang diatur oleh lembaga yang berwenang/BAPEDAL adalah sebagai berikut:

Parameter Satuan Metoda Analisa

Baku Mutu ke Sumber Air Baku Mutu ke Aplikasi Tanah

Standar BAPEDAL

Perkebunan Sumatera

Utara IIStandar

BAPEDALPerkebunan

Sumatera Utara I

Perkebunan Pulau

BelitungPH Electrometri 6,0 - 9,0 7,652 6,0 - 9,0 7,38 7,51Total Nitrogen (N- Total) mg/l Destilasi 50 26,49 - 53,03 52,11

Tembaga (CU) mg/l AAS - 0,115 - 0,29 0,22Kadmum (Cd) mg/l AAS - < 0,02 - < 0,01 < 0,02Timbal (Pb) mg/l AAS - < 0,05 - < 0,04 < 0,03Seng (Zn) mg/l AAS - 0,162 - 0,45 0,60Total Padatan Tersuspensi mg/l Gravimetri 250 373,4 - 1.786,25 1.014,27

Minyak dan Lemak mg/l Partisi Gravimetri 25 12,6 - 30,79 4,90

COD dengan K2Cr2O7 mg/l Refluks

Tertutup 350 166,388 - 2.406,87 871,33

BOD 5 hari 20° C mg/l Winkler 100 94,7 5.000 1.310,48 366,05

Page 215: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

191

X. TINJAUAN INDUSTRI

KELAPA SAWIT

Peran kelapa sawit dalam pasar global minyak nabati

Dari seluruh tanaman penghasil minyak nabati, kelapa sawit merupakan tanaman yang paling produktif dari segi hasil produksi minyak per hektar. Kelapa sawit menghasilkan dua sumber utama minyak nabati: minyak sawit mentah (crude palm oil atau CPO), yang diperoleh dari bagian mesocarp luar pada buah kelapa sawit, serta minyak inti sawit mentah (crude palm kernel oil atau CPKO), yang diperoleh dengan menghancurkan inti sawit (palm kernel atau PK) yang berada di bagian tengah buahnya. Total hasil tahunan yang umumnya diperoleh dari kedua minyak ini per hektar pada perkebunan-perkebunan besar di Asia Tenggara adalah 4,5 hingga 5,0 ton, dibandingkan dengan hasil rata-rata dunia sebesar 0,5 hingga 1,0 ton minyak per hektar untuk minyak kedelai (soybean), minyak rapeseed dan minyak biji bunga matahari (sunflower), yang merupakan tanaman-tanaman utama penghasil minyak nabati oilseeds.

CPO dan CPKO digunakan dalam produk makanan maupun non-makanan, dan bersaing dengan minyak nabati lainnya pada segmen-segment tersebut. Tidak seperti minyak sawit, tanaman oilseedsharus ditanam kembali setiap tahunnya. Disamping itu, kualitas oilseeds menurun jauh lebih lambat dibandingkan dengan buah kelapa sawit. Oleh karenanya, pemanenan dan pengolahan oilseed pada umumnya terjadi selama berbulan-bulan dan dengan jarak beberapa kilometer antara perkebunan dan pabrik pengolahan, namun perkebunan kelapa sawit dan PKS yang mengolah TBS harus terletak saling berdekatan. Oleh sebab itu, penanaman dan pengolahan oilseed jarang terintegrasi dalam satu perusahaan, sedangkan sektor kelapa sawit didominasi oleh perusahaan-perusahaan perkebunan dan pengolahan yang terintegrasi, bersama dengan para penanam dan PKS independen berskala kecil.

Produksi minyak nabati

Tingkat pertumbuhan tinggi dalam penanaman kelapa sawit telah mengakibatkan peningkatan produksi CPO dan CPKO dunia, baik dari secara keseluruhan maupun sebagai bagian dari produksi minyak nabati dunia. Siklus tahunan panen oilseed telah menghasilkan suatu kebiasaan atau konvensi, di mana statistik cenderung dihimpun berdasarkan tahun pemasaran, yang mencerminkan pengaturan waktu panen. Oktober-September merupakan tahun pemasaran yang paling sering digunakan untuk statistik panen oilseed, namun data minyak kelapa sawit umumnya dihimpun berdasarkan tahun kalender. Dalam dokumen ini, data oilseed (yang diperoleh dari database Departemen Pertanian Amerika Serikat) untuk tahun 2012 merujuk pada periode Oktober 2011- September 2012, sedangkan data minyak kelapa sawit merujuk pada tahun kalender 2012.

Produksi CPO tumbuh pada tingkat compound annual growth rate (CAGR) sebesar 7,6% per tahun, dari 25,3 juta ton pada tahun kalender 2002 menjadi 52,7 juta pada tahun 2012, yang merupakan 33,4% dari total dunia yang dihasilkan oleh sembilan minyak nabati terbesar dari segi volume produk (Tabel 1). LMC memperkirakan bahwa produksi global CPO akan sebesar 61,3 juta ton, dengan pangsa sebesar 35,1% pada tahun kalender 2015.

Page 216: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

192

Tabel 1: Hasil produksi minyak kelapa sawit sedunia dan delapan minyak nabati terbesar lainnya, untuk tahun 2002, 2007 dan 2012 serta perkiraan untuk tahun 2015 (dalam jutaan ton)

2002 2007 2012 E CAGR 2015 EProduksi Pangsa Produksi Pangsa Produksi Pangsa 2002-2012 Produksi Pangsa

CPO 25,3 27,3% 37,3 30,6% 52,7 33,4% 7,6% 61,3 35,1%Kedelai 28,9 31,2% 36,5 29,9% 42,4 26,9% 3,9% 45,2 25,8%Rapeseed 13,1 14,1% 17,2 14,1% 24,3 15,4% 6,4% 26,7 15,3%Biji Bunga Matahari 7,4 8,0% 10,7 8,8% 15,1 9,6% 7,3% 16,9 9,7%CPKO 3,1 3,3% 4,4 3,6% 6,0 3,8% 6,8% 7,0 4,0%Lainnya 14,9 16,1% 15,7 12,8% 17,3 11,0% 1,5% 17,7 10,1%Total 92,7 100,0% 121,9 100,0% 157,8 100,0% 5,5% 174,7 100,0%

Sumber: Database US Department of Agriculture (USDA,) PSD termasuk perkiraan tahun 2012. Tahun-tahun yang disajikan merupakan tahun-tahun pemasaran dari tanaman oilseed dan tahun-tahun kalender untuk CPO dan CPKO. Perkiraan merupakan estimasi LMC Februari 2013.

Catatan: Kesembilan minyak utama adalah CPO, CPKO, minyak kedelai, minyak rapeseed, minyak biji bunga matahari (sunflower), minyak kelapa, minyak cottonseed, minyak kacang tanah (groundnut) dan minyak zaitun.

Terkait dengan produksi beberapa sumber minyak nabati utama lainnya, tingkat produksi minyak kedelai didorong oleh permintaan atas makanan protein untuk pakan ternak, dimana pakan yang terbuat dari kedelai bernilai tinggi karena kandungan proteinnya yang berkualitas tinggi (kandungan makanan kacang kedelai mewakili hampir 80% berdasarkan berat dari pengolahan kacang kedelai, sedangkan minyaknya mewakili kurang dari 20%). Karena pertumbuhan penjualan makan dibatasi oleh pertumbuhan sektor utama konsumen produk unggas dan babi, persediaan pasokan minyak kedelai dibatasi pertumbuhannya oleh laju pertumbuhan industri ternak dan telah mengalami penurunan pangsa pasar secara terus menerus sejak tahun 2002. Pertumbuhan produksi minyak rapeseed didorong oleh peningkatan permintaan akan bahan bakar biodiesel di Uni Eropa (UE), yang menggunakan minyak rapeseed dalam jumlah banyak. Pertumbuhan produksi minyak biji bunga matahari diakibatkan oleh pemulihan produksi komoditas tersebut di Ukraina dan Rusia.

Ekspor

CPO merupakan minyak nabati yang paling banyak diekspor di pasar global, dengan perkiraan pangsa pasar ekspor sebesar 61,5% pada tahun 2012. Ekspor tumbuh dengan CAGR sebesar 8,3% dari 17,7 juta ton pada tahun 2002 menjadi 39,1 juta pada tahun 2012. LMC memberikan estimasi bahwa ekspor CPO pada tahun 2015 akan sebesar 45,3 juta ton, yang akan merupakan 62,7% dari ekspor minyak nabati secara global (Tabel 2).

Tabel 2: Ekspor dunia minyak kelapa sawit dan delapan minyak nabati utama lainnya untuk tahun 2002, 2007 dan 2012 dan perkiraan untuk tahun 2015 (juta ton)

2002 2007 2012 E CAGR 2015 EEkspor Pangsa Ekspor Pangsa Ekspor Pangsa 2002-2012 Ekspor Pangsa

CPO 17,7 53,6% 27,7 56,3% 39,1 61,5% 8,3% 45,7 62,7%Kedelai 8,3 25,0% 10,6 21,4% 8,5 13,4% 0,3% 8,6 11,8%Biji Bunga Matahari 1,9 5,8% 4,0 8,2% 6,4 10,1% 12,8% 7,8 10,8%Rapeseed 1,0 3,1% 2,0 4,0% 4,0 6,2% 14,4% 4,7 6,4%CPKO 1,5 4,6% 2,1 4,3% 2,5 4,0% 5,3% 3,0 4,1%Lain-lain 2,6 7,9% 2,8 5,6% 3,1 4,8% 1,7% 3,1 4,3%Total 33,0 100,0% 49,2 100,0% 63,6 100,0% 6,8% 72,9 100,0%

Sumber : Database USDA PSD, termasuk estimasi tahun 2012. Perkiraan untuk tahun 2015 adalah estimasi LMC Februari 2013.

Page 217: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

193

Minyak-minyak Laurat

Dari kesembilan minyak nabati utama, hanya terdapat dua minyak yang dapat dikonsumsi di segmen minyak laurat (dikarenakan kandungan asam lemak laurat yang tinggi), yakni minyak PK (CPKO) dan minyak kelapa. CPKO merupakan produk sampingan murni dari produksi minyak kelapa sawit. PK yang terdapat di dalam buah kelapa sawit merupakan hampir 20% dari buah tersebut dari segi berat (dan PK mewakili hampir seperempat dari bobot hasil produksi CPO).

PK dihancurkan untuk menghasilkan kurang lebih 50% CPKO dan 50% PKE berdasarkan berat, yang digunakan sebagai kandungan protein dalam pakan ternak dan peternakan ikan.

Hasil produksi minyak laurat tumbuh dengan tingkat CAGR sebesar 4,7% per tahun dari tahun 2002 hingga tahun 2012; CAGR berada pada tingkat 7,4% untuk PKO untuk periode yang sama (0,9% di bawah pertumbuhan 8,3% untuk CPO sebagai akibat penurunan rasio PK terhadap CPO dengan para pengembang biak bibit meningkatkan nilai tambah terhadap TBS melalu peningkatan kandungan CPO dengan menurunkan nilai PK), dan berada pada tingkat 1,2% untuk minyak kelapa. Pangsa CPKO dalam produksi minyak laurat meningkat dari 49,9% pada tahun 2002 menjadi 64,0% dan diperkirakan akan menjadi 67,0% pada tahun 2015 (Tabel 3).

Pangsa CPKO dalam ekspor minyak laurat dunia adalah sedikit di bawah dengan pangsa dari segi hasil produksi minyak laurat (Tabel 4).

Tabel 3: Produksi minyak laurat dunia, 2002 hingga 2012 dan perkiraan untuk tahun 2015 (dalam juta ton)

2002 2007 2012 E CAGR 2015 EProduksi Pangsa Produksi Pangsa Produksi Pangsa 2002-2012 Produksi Pangsa

CPKO 3,10 49,4% 4,44 58,0% 6,32 64,0% 7,4% 7,33 67,0%Kelapa 3,17 50,6% 3,22 42,0% 3,56 36,0% 1,2% 3,61 33,0%Total laurat 6,27 100,0% 7,65 100,0% 9,88 100,0% 4,7% 10,94 100,0%

Sumber: Database USDA PSD, termasuk estimasi tahun 2012. Perkiraan untuk tahun 2015 adalah estimasi LMC Februari 2013.

Tabel 4: Ekspor minyak-minyak laurat dunia, 2002 hingga 2012 dan perkiraan untuk hingga 2015 (dalam juta ton)

2002 2007 2012 E CAGR 2015 EExport Pangsa Export Pangsa Export Pangsa 2002-2012 Export Pangsa

CPKO 1,51 45,7% 2,13 55,0% 2,53 57,8% 5,3% 2,96 61,4%Kelapa 1,79 54,3% 1,74 45,0% 1,85 42,2% 0,3% 1,86 38,6%Total laurat 3,30 100,0% 3,87 100,0% 4,38 100,0% 2,9% 4,82 100,0%

Sumber: Database USDA PSD, termasuk estimasi tahun 2012. Perkiraan untuk tahun 2015 adalah estimasi LMC Februari 2013.

Hasil minyak kelapa sawit

Hasil minyak kelapa sawit diukur dengan dua cara, dalam jumlah ton TBS dan dalam jumlah ton CPO perhektar tanamanmenghasilkan.Tingkatekstraksiminyak atauOER,yangdidefinisikansebagaiproduksi CPO per ton TBS, mengaitkan kedua cara pengukuran tersebut. Karena kelapa sawit merupakan sebuah tanaman, maka dibutuhkan sekitar tiga tahun untuk tumbuh menjadi cukup dewasa dan mulai menghasilkan panen.

Bagan 1 menyajikan hasil TBS sepanjangan usia tanaman kelapa sawit pada umumnya, dengan hasil rata-rata per hektar sebesar 20 ton TBS per hektar selama periode ini. Hasil masih rendah pada awal usia produktif tanaman kelapa sawit. Puncak penghasilan (hingga hampir 120% rata-rata) dimulai pada tahun sepuluh. Para perusahaan perkebunan dengan proporsi tanaman muda cenderung memiliki hasil yang rendah per hektar tanaman menghasilkan, sedangkan para perusahaan perkebunan yang tanaman kelapa sawitnya berusia 10 hingga 20 tahun memiliki hasil yang lebih tinggi.

Page 218: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

194

Bagan 1: Hasil TBS sepanjang usia tanaman kelapa sawit

0

5

10

15

20

25

Year 1 Year 4 Year 7 Year 10 Year 13 Year 16 Year 19 Year 22 Year 25 Year 28

Yiel

d in

tonn

es o

f FFB

per

hec

tare

Hasil

ton T

BS pe

r hek

tar

Tahun 1 Tahun 4 Tahun 7 Tahun 10 Tahun 13 Tahun 16 Tahun 19 Tahun22 Tahun 25 Tahun 28

Sumber: Riset MPOB (Berbagai profil ini berlaku sama terhadap perkebunan Indonesia dan Malaysia), 2009

Perkembangan sektor global CPO dan CPKO

Produksi

Asia Tenggara mendominasi produksi CPO global dengan jumlah lebih dari 51 juta ton pada tahun 2012. Indonesia pada tahun 2012 memproduksi 27,2 juta ton CPO, yang merupakan lebih dari 50% dari total produksi global, sedangkan Malaysia memproduksi 18,8 juta ton. Secara bersama sama, Indonesia dan Malaysia memproduksi lebih dari 87% keseluruhan produksi global CPO pada tahun 2012 (Bagan 2).

CPKO dihasilkan dengan menghancurkan PK yang diperoleh selama proses penggilingan secara bersamaan dengan produksi CPO. Produksi CPKO global secara keseluruhan adalah sekitar 6,0 juta ton pada tahun 2012. Secara global, rata-rata produksi CPKO berkisar 11,4% dari total produksi CPO. Indonesia memproduksi lebih dari 50% produksi CPKO global, serupa dengan kontribusi terhadap produksi CPO global (Bagan 3).

Page 219: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

195

Bagan 2: Produksi global CPO, 2002 hingga 2012 (dalam juta ton)

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

55%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

2002 2004 2006 2008 2010 2012

Indonesian % share of total output

Mill

ion

tonn

es o

f CPO

Rest of the World Malaysia Indonesia Indonesian % of TotalNegara lainnya % Indonesia dari Total

Juta

ton C

PO

% Indonesia terhadaptotal produksiglobal

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

55%

0.0

0.6

1.2

1.8

2.4

3.0

3.6

4.2

4.8

5.4

6.0

6.6

2002 2004 2006 2008 2010 2012

Indonesian % share of total output

Mill

ion

tonn

es o

f CPK

O

Rest of the World Malaysia Indonesia Indonesian % of Total

Juta

ton C

PKO

% Indonesia terhadaptotal produksiglobal

Negara lainnya % Indonesia dari Total

Sumber: USDA, Februari 2013.

Bagan 3: Produksi global CPKO, 2002 hingga 2012 (dalam juta ton)

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

55%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

55

2002 2004 2006 2008 2010 2012

Indonesian % share of total output

Mill

ion

tonn

es o

f CPO

Rest of the World Malaysia Indonesia Indonesian % of TotalNegara lainnya % Indonesia dari Total

Juta

ton C

PO

% Indonesia terhadaptotal produksiglobal

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

55%

0.0

0.6

1.2

1.8

2.4

3.0

3.6

4.2

4.8

5.4

6.0

6.6

2002 2004 2006 2008 2010 2012

Indonesian % share of total output

Mill

ion

tonn

es o

f CPK

O

Rest of the World Malaysia Indonesia Indonesian % of Total

Juta

ton C

PKO

% Indonesia terhadaptotal produksiglobal

Negara lainnya % Indonesia dari Total

Sumber: USDA, Februari 2013.

Konsumsi

Beberapa negara merupakan konsumen besar CPO dan CPKO. CPO digunakan sebagai bahan makanan, khususnya untuk menggoreng dikarenakan sifatnya yang stabil, dan sebagai minyak memasak dan minyak untuk industri makanan, dimana sifatnya yang keras bernilai tinggi. CPO juga digunakan sebagai bahan bakar biofuel dan sebagai pakan hewan untuk oleochemicals dalam produksi asam lemak.

Page 220: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

196

CPKO lebih bergantung pada penggunaan oleochemicals, misalnya, pada deterjen dan produk kebersihan pribadi, namun juga digunakan sebagai bahan makanan dalam produk-produk seperti es krim dan margarin.

Permintaan akan komoditas tersebut tersebar secara internasional, dimana Cina, India, UE, Indonesia dan Malaysia secara bersama-sama menduduki hampir 60% dari konsumsi CPO global dan lebih dari 75% dari konsumsi CPKO secara global (Tabel 5 dan 6 serta Bagan 4 dan 5 menggambarkan permintaan atas CPO dan CPKO).

UE, Cina, India dan Indonesia masing-masing menempati 10% dari konsumsi CPO secara global pada tahun 2012, dimana Indonesia hampir melebihi India sebagai konsumen CPO terbesar. Permintaan di Indonesia telah didorong oleh pembuatan biodiesel dan oleochemical secara lokal, dimana produk akhirnya diekspor, dikarenakan para perusahaan pengolahan di Indonesia memanfaatkan insentif pajak ekspor untuk proses pembuatan untuk keperluan ekspor. Pertumbuhan permintaan di Cina melambat setelah tahun 2007, dikarenakan impor kedelai untuk dihancurkan (bukan impor minyak nabati secara langsung) menyediakan minyak nabati tambahan yang dikonsumsi oleh konsumen lokal.

Karena kapasitas produksi oleochemical yang tinggi di Malaysia dan Indonesia, maka permintaan global atas CPKO lebih terkonsentrasi secara tinggi daripada permintaan atas CPO di Asia Tenggara, dimana kawasan tersebut sekarang menempati hampir 55% dari permintaan global pada tahun 2012, meningkat dari 48% permintaan global pada tahun 2007.

CAGR berada pada tingkat 7,2% antara tahun 2002 dan 2012 untuk CPO dan 6,7% untuk CPKO, dibandingkan dengan CAGR sebesar 4,4% untuk periode yang sama untuk keseluruhan jenis minyak lainnya yang dapat dikonsumsi.

Tabel 5: Permintaan akan CPO berdasarkan negara, 2002 hingga 2012 dan perkiraan hingga 2015 (dalam juta ton)

2002 2007 2012 E CAGR 2015 EKonsumsi Pangsa Konsumsi Pangsa Konsumsi Pangsa 2002-12 Konsumsi Pangsa

India 3,73 15,2% 3,67 10,1% 7,43 15,1% 7,1% 9,28 15,9%Indonesia 3,38 13,8% 4,45 12,3% 6,93 14,1% 7,4% 8,83 15,1%Cina 2,02 8,2% 5,14 14,2% 5,84 11,9% 11,2% 7,30 12,5%Uni Eropa 2,92 11,9% 4,22 11,6% 5,53 11,3% 6,6% 6,08 10,4%Malaysia 1,74 7,1% 3,11 8,6% 2,96 6,0% 5,4% 3,40 5,8%Lainnya 10,67 43,6% 15,63 43,2% 20,38 41,5% 6,7% 23,43 40,2%Total dunia 24,46 100,0% 36,21 100,0% 49,06 100,0% 7,2% 58,34 100,0%

Sumber: Database USDA PSD, termasuk estimasi tahun 2012. Perkiraan untuk tahun 2015 adalah estimasi LMC Februari 2013.

Tabel 6: Permintaan akan CPKO berdasarkan negara, 2002 hingga 2012 dan perkiraan hingga 2015 (dalam juta ton)

2002 2007 2012 E CAGR 2015 EKonsumsi Pangsa Konsumsi Pangsa Konsumsi Pangsa 2002-12 Konsumsi Pangsa

Malaysia 1,04 35,1% 1,50 34,2% 1,70 30,2% 5,1% 1,87 28,0%Indonesia 0,42 14,3% 0,59 13,5% 1,38 24,5% 12,6% 1,86 27,9%Cina 0,61 20,5% 0,62 14,3% 0,57 10,1% -0,6% 0,62 9,3%Uni Eropa 0,10 3,3% 0,39 8,9% 0,48 8,4% 17,2% 0,60 8,9%India 0,06 2,0% 0,13 3,1% 0,20 3,5% 12,9% 0,24 3,7%Lainnya 0,73 24,8% 1,14 26,0% 1,31 23,3% 6,0% 1,48 22,1%Total dunia 2,95 100,0% 4,37 100,0% 5,63 100,0% 6,7% 6,68 100,0%

Sumber: Database USDA PSD, termasuk estimasi tahun 2012. Perkiraan untuk tahun 2015 adalah estimasi LMC Februari 2013.

Page 221: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

197

Bagan 4: Konsumsi CPO berdasarkan negara, 2002-2012 (dalam juta ton)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Mill

ion

tonn

es

India Indonesia China EU Malaysia Rest of the WorldNegara lainnya

Juta

ton C

PO

Cina

0

1

2

3

4

5

6

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Mill

ion

tonn

es

Malaysia Indonesia EU China India Rest of the World

Juta

ton C

PKO

Negara lainnyaCina

Sumber: USDA, Februari 2013.

Bagan 5: Konsumsi CPKO berdasarkan negara, 2002-2012 (dalam juta ton)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Mill

ion

tonn

es

India Indonesia China EU Malaysia Rest of the WorldNegara lainnya

Juta

ton C

PO

Cina

0

1

2

3

4

5

6

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Mill

ion

tonn

es

Malaysia Indonesia EU China India Rest of the World

Juta

ton C

PKO

Negara lainnyaCina

Sumber: USDA, Februari 2013.

Ekspor

Hampir 80% dari produksi global CPO dan 50% dari produksi global CPKO diekspor dari negara produksi. Lebih dari 50% ekspor tersebut terdiri dari minyak yang telah diolah (refined), karena pemerintah Indonesia maupun Malaysia memberlakukan insentif untuk mendorong investasi terhadap fasilitas pengolahan. Mereka melakukan ini dengan menerapkan pajak ekspor yang lebih tinggi terhadap CPO dibandingkan dengan pajak terhadap ekspor produk hulu, termasuk minyak yang telah diolah, biodiesel dan oleochemicals (Tabel 11 menjelaskan pajak ekspor Indonesia dan Malaysia yang berlaku pada saat ini).

Page 222: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

198

Pada tahun 2012, kapasitas pengolahan di Malaysia melebihi hasil produksi CPO negara tersebut dan diperkirakan bahwa hal yang sama akan terjadi di Indonesia pada tahun 2013.

Indonesia merupakan pengekspor terbesar CPO dan CPKO. Pangsa Indonesia telah cukup konstan (untuk CPO) atau menurun (untuk CPKO) sejak tahun 2010 dengan meluasnya pengolahan dalam negeri (Bagan 6 dan 7).

Sebagai akibat peningkatan pengolahan dalam negeri, semakin besar pangsa produksi untuk CPO maupun CPKO yang diekspor dengan pertambahan nilai. Sejumlah besar CPO dan CPKO yang diekspor secara tidak langsung, dalam bentuk oleochemicals, biodiesel atau margarin misalnya, diolah secara lokal sebelum diproses lebih lanjut.

Bagan 6: Ekspor global CPO, 2002-2012 (dalam juta ton)

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

0.0

4.5

9.0

13.5

18.0

22.5

27.0

31.5

36.0

40.5

45.0

2002 2004 2006 2008 2010 2012

Indonesian % share of total exports

Mill

ion

tonn

es o

f CPO

Rest of the World Malaysia Indonesia Indonesian % of Total

Juta

ton C

PO

% Indonesia terhadaptotal ekspor

Negara lainnya % Indonesia dari Total

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

2002 2004 2006 2008 2010 2012

Indonesian % share of total exports

Mill

ion

tonn

es o

f CPK

O

Rest of the World Malaysia Indonesia Indonesian % of Total

Juta

ton C

PKO

% Indonesia terhadaptotal ekspor

Negara lainnya % Indonesia dari Total

Sumber: USDA, Februari 2013.

Bagan 7: Ekspor global CPKO, 2002-2012

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

0.0

4.5

9.0

13.5

18.0

22.5

27.0

31.5

36.0

40.5

45.0

2002 2004 2006 2008 2010 2012

Indonesian % share of total exports

Mill

ion

tonn

es o

f CPO

Rest of the World Malaysia Indonesia Indonesian % of Total

Juta

ton C

PO

% Indonesia terhadaptotal ekspor

Negara lainnya % Indonesia dari Total

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

2002 2004 2006 2008 2010 2012

Indonesian % share of total exports

Mill

ion

tonn

es o

f CPK

O

Rest of the World Malaysia Indonesia Indonesian % of Total

Juta

ton C

PKO

% Indonesia terhadaptotal ekspor

Negara lainnya % Indonesia dari Total

Source: USDA, Februari 2013.

Page 223: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

199

Impor

DikarenakansebarangeografisyangcukupluasdarikonsumsiCPOdanCPKO,imporCPOterbagicukup rata diantara para negara konsumen terbesar, dimana India dan Cina merupakan pengimpor terbesar pada tahun 2012 (Tabel 7 dan Bagan 8). Impor CPKO terkonsentrasi di UE dan Cina, dimana kedua negara tersebut menggunakan dalam jumlah besar alkohol lemak (fatty alcohol) yang dihasilkan secara alami oleh PKO sebagai bahan pakan ternak (Tabel 8 dan Bagan 9).

Tabel 7: Impor CPO berdasarkan negara, 2002 hingga 2012 dan perkiraan hingga 2015 (dalam juta ton)

2002 2007 2012 E CAGR 2015 EImpor Pangsa Impor Pangsa Impor Pangsa 2002-2012 Impor Pangsa

India 2,02 12,3% 5,14 18,9% 5,84 15,2% 11,2% 7,30 15,9%Cina 2,98 18,1% 4,34 16,0% 5,64 14,6% 6,6% 6,08 13,3%Uni Eropa 3,40 20,6% 3,65 13,4% 7,47 19,4% 8,2% 8,82 19,3%Bagian lain dunia 8,08 49,0% 14,02 51,7% 19,55 50,8% 9,2% 23,57 51,5%Total dunia 16,48 100,0% 27,15 100,0% 38,50 100,0% 8,9% 45,78 100,0%

Sumber: Database USDA PSD, termasuk estimasi tahun 2012. Perkiraan untuk tahun 2015 adalah estimasi LMC Februari 2013.

Tabel 8: Impor CPKO berdasarkan negara, 2002 hingga 2012 dan perkiraan hingga 2015 (dalam juta ton)

2002 2007 2012 E CAGR 2015 EImpor Pangsa Impor Pangsa Impor Pangsa 2002-2012 Impor Pangsa

Uni Eropa 0,59 46,7% 0,64 30,9% 0,61 23,8% 0,4% 0,67 22,2%Cina 0,10 7,7% 0,39 18,9% 0,48 18,5% 17,2% 0,57 19,0%India 0,05 4,2% 0,14 6,7% 0,18 6,8% 12,7% 0,23 7,8%Bagian lain dunia 0,52 41,4% 0,90 43,5% 1,31 50,9% 9,6% 2,21 73,3%Total dunia 1,26 100,0% 2,07 100,0% 2,57 100,0% 7,4% 3,01 100,0%

Sumber: Database USDA PSD, termasuk estimasi tahun 2012. Perkiraan untuk tahun 2015 adalah estimasi LMC Februari 2013.

Bagan 8: Impor CPO berdasarkan negara, 2002-2012 (dalam juta ton)

0

5

10

15

20

25

30

35

40

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Mill

ion

tonn

es

India China EU Rest of the World

Juta

ton C

PO

Negara lainnya

Sumber: USDA, Februari 2013.

Page 224: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

200

Bagan 9: Impor CPKO berdasarkan negara, 2002-2012 (dalam juta ton)

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Mill

ion

tonn

es

EU China India Rest of the WorldNegara lainnya

Juta

ton C

PKO

800

1,200

1,600

2,000

2,400

2,800

3,200

0

40

80

120

160

200

240

1992 1995 1998 2001 2004 2007 2010

Bursa Malaysia CPO

price, MYR per tonne

Ger

min

ated

seed

sale

s, m

illio

n se

eds

Total seed sales CPO Price (MDEX 3rd position futures)Total penjualan bibit Harga CPO (MDEX 3rd position futures)

Penju

alanb

ibity

ang t

elahd

ibuah

i( d

alam

jutaa

nbibi

t)

HargaCPO diBursa Malaysia

( MYR per ton)

Sumber: USDA, Februari 2013.

Perkiraan (outlook) untuk sektor kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia

Penanaman

Sebagai tanaman panen, dengan masa persiapan yang panjang antara penanaman dan penghasilan, kelapa sawit memiliki jangka waktu bertahun-tahun antara indikasi harga kepada calon penanam dengan perolehan hasil yang dapat dipanen. Hubungan antara harga dan penanaman memberikan metode perkiraan yang dapat dihandalkan untuk beberapa tahun mendatang. Terdapat keterkaitan erat antara harga CPO di Asia Tenggara dan penjualan bibit kelapa sawit di Indonesia (Bagan 10). Harga CPO yang lebih tinggi mendorong penanaman yang lebih banyak, yang tercermin pada penjualan bibit yang telah dibuahi (germinated seed) yang lebih tinggi.

Bagan 10: Penjualan bibit kelapa sawit yang telah dibuahi (germinated seeds) vs. Harga CPO di Bursa Malaysia

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Mill

ion

tonn

es

EU China India Rest of the WorldNegara lainnya

Juta

ton C

PKO

800

1,200

1,600

2,000

2,400

2,800

3,200

0

40

80

120

160

200

240

1992 1995 1998 2001 2004 2007 2010

Bursa Malaysia CPO

price, MYR per tonne

Ger

min

ated

seed

sale

s, m

illio

n se

eds

Total seed sales CPO Price (MDEX 3rd position futures)Total penjualan bibit Harga CPO (MDEX 3rd position futures)

Penju

alanb

ibity

ang t

elahd

ibuah

i( d

alam

jutaa

nbibi

t)

HargaCPO diBursa Malaysia

( MYR per ton)

Sumber: Riset LMC, Februari 2013.

Page 225: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

201

Tabel 9: Perkiraan produksi CPO global dari tahun 2012 hingga 2015 (dalam juta ton)

Indonesia Malaysia Sisa Dunia Total Pertumbuhan Y-o-Y

2012 E 27,2 18,8 6,7 52,7 7,7%2013 E 29,8 19,0 6,9 55,6 5,6%2014 E 32,9 19,9 7,1 59,9 7,6%2015 E 34,0 20,0 7,3 61,3 2,4%

Sumber: Estimasi LMC, Februari 2013.

Tabel 10: Perkiraan produksi global CPKO dari tahun 2012 hingga tahun 2015 (dalam juta ton)

Indonesia Malaysia Sisa Dunia Total Pertumbuhan Y-o-Y

2012 E 3,1 2,1 0,8 6,0 7,7%2013 E 3,4 2,1 0,9 6,3 5,6%2014 E 3,7 2,2 0,9 6,8 7,6%2015 E 3,9 2,2 0,9 7,0 2,4%

Sumber: Estimasi LMC, Februari 2013.

Membandingkan produksi di Indonesia dan Malaysia

Produksi CPO rata-rata per hektar tanaman sawit dewasa untuk Indonesia, dibandingkan dengan di Malaysia, ditampilkan pada Bagan 11. Terdapat selisih sebesar hampir satu ton per hektar antara produksi CPO di Malaysia dan Indonesia. Sebagian dari selisih tersebut disebabkan oleh usia rata-rata yang relatif muda di perkebunan di Indonesia, sebagai akibat dari pertumbuhan pesat penanaman yang belum lama ini terjadi. Sebuah faktor lain yang menyebabkan rendahnya produksi CPO rata-rata di Indonesia adalah rendahnya tingkat produksi dari sektor penanam yang berskala kecil. Sektor penanam yang berskala kecil secara berangsur menjadi penting karena kewajiban semua perkebunan baruuntukmemilikikomponenplasmayangsignifikandidaerahmerekamasing-masing.

Bagan 11: Perbandingan produksi CPO di Indonesia dan Malaysia

2.6

2.8

3.0

3.2

3.4

3.6

3.8

4.0

4.2

4.4

4.6

2000 2002 2004 2006 2008 2010

CPO

yie

lds,

tonn

es p

er m

atur

e he

ctar

e

Malaysia Indonesia

Hasil

prod

uksi

CPO

( dala

mto

n per

hekt

arta

nama

ndew

asa)

Sumber: MPOB untuk Malaysia dan estimasi LMC, yang diadaptasi dari data Direktorat Jenderal Pertanahan Indonesia, 2012.

Page 226: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

202

Kondisi kebijakan di Indonesia dan kawasan lainnya

Pajak ekspor

SalahsatupengaruhbesarterhadapprofitabilitassektorkelapasawitIndonesiaadalahsistemperpajakanekspor. Pemerintah menerapkan pajak ekspor, yang meningkat seiiring dengan meningkatnya harga ekspor CPO. Disamping itu, peraturan perpajakan (yang berbeda dengan yang berlaku sebelum bulan September 2011) menerapkan pajak ekspor yang lebih rendah untuk produk minyak sawit yang telah diolah dibandingkan dengan CPO. Hal ini memberikankan insentif kepada para pengolah minyak sawit, yang membeli CPO untuk diolah dengan harga ekspor dikurangi pajak ekspor dan mengekspor produk sawit yang telah diolah pada harga ekspor dikurangi pajak ekspor produk olahan tersebut (yang lebih rendah). Diantara produk-produk yang telah diolah, yang memainkan peran terpenting adalah minyak goreng sawit (RBD olein atau RBDOL) yang telah diolah, diputihkan dan dihilangkan baunya (refined, bleached, deodorized atau RBD), yang menempati lebih dari 75% dari produk yang diperoleh dari pemurnian CPO.

Perusahaan pengolah CPO pada kuartal kedua tahun 2012 mendapatkan insentif hingga USD100 per ton, ketika pajak ekspor CPO mendekati USD220 per ton dan pajak ekspor yang diberlakukan terhadap RBD olein dibawah USD120 per ton (Bagan 12). CPO telah dikenakan pajak ekspor yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan RBD olein sejak bulan September 2011. Oleh karenanya, perusahaan yang menjual CPO di Indonesia dapat menerima harga ekspor FOB dikurangi dengan pajak ekspor yang telah mendekati USD220 per ton di pertengahan tahun 2012, sedangkan perusahaan yang menjual RBD olein akan menerima harga ekspor FOB dikurangi dengan pajak ekspor di bawah USD120 per ton pada pertengahan tahun 2012.

Para pengolah minyak sawit di Malaysia mengalami penurunan daya saing di pasar ekspor setelah perubahan struktur pajak ekspor Indonesia pada bulan September 2011, namun sejak Januari 2013, Pemerintah Malaysia telah memberlakukan insentif pajak ekspor kepada para pengolah, yang secara umum dirancang untuk mengimbangi insentif yang diterima oleh para pengolah minyak sawit Indonesia. (Tabel 11 mencantumkan tingkat pajak ekspor CPO dan RBD olein yang berlaku di kedua negara, disamping juga selisih antara tingkat pajak untuk komoditas tersebut di Indonesia, yang mengindikasikan skala insentif bagi para pengolah lokal.)

Bagan 12: Pajak ekspor Indonesia terhadap CPO dan RBD olein sejak bulan September 2011

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

220

Sep-11 Dec-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12

Indo

nesi

an e

xpor

t tax

es, U

S$ p

er to

nne

CPO RBD palm olein

Pajak

Eksp

orIn

done

sia( d

alam

USD

per t

on)

Olein sawit RBDSep-11 Des-11 Mar-12 Jun-12 Sep-12

Sumber : Lembar Negara Pemerintah Indonesia, Februari 2013.

Page 227: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

203

Tabel 11: Struktur pajak ekspor CPO dan RBD olein di Indonesia dan Malaysia

Pajak ekspor Indonesia Pajak ekspor Malaysia Kisaran harga CPO CPO RBD olein Selisih Kisaran harga CPO (pada MYR3 =

USD)CPO RBD olein

<= USD750 0,0% 0,0% 0,0% MYR2.250-2.400 USD750-800 4,5% 0,0%USD750-800 7,5% 2,0% 5,5% MYR2.400-2.550 USD800-850 5,0% 0,0%USD800-850 9,0% 3,0% 6,0% MYR2.550-2.700 USD850-900 5,5% 0,0%USD850-900 10,5% 4,0% 6,5% MYR2.700-2.850 USD900-950 6,0% 0,0%USD900-950 12,0% 5,0% 7,0% MYR2.850-3.000 USD950-1.000 6,5% 0,0%

USD950-1.000 13,5% 6,0% 7,5% MYR3.000-3.150 USD1.000-1.050 7,0% 0,0%USD1.000-1.050 15,0% 7,0% 8,0% MYR3.150-3.300 USD1.050-1.100 7,5% 0,0%USD1.050-1.100 16,5% 8,0% 8,5% MYR3.300-3.450 USD1.100-1.150 8,0% 0,0%USD1.100-1.150 18,0% 9,0% 9,0% MYR3.450-3.600 USD1.150-1.200 8,5% 0,0%USD1.150-1.200 19,5% 10,0% 9,5%USD1.200-1.250 21,0% 11,5% 9,5%

> USD1250 22,5% 13,0% 9,5%Sumber : Lembar Negara Pemerintah Indonesia dan Malaysia, Februari 2013.

Tarif impor

Diantara ketiga pengimpor utama produk minyak sawit, baik India maupun Uni Eropa menerapkan tarif impor yang lebih tinggi terhadap CPO daripada minyak-minyak yang telah diolah. Setelah terjadinya reformasi pajak di Indonesia pada bulan September 2011, Pemerintah India menata ulang sistem tarif impor mereka di bulan Juli 2012 sehingga menyeimbangi keuntungan yang diberikan kepada pengolah minyak sawit Indonesia oleh sistem pajak ekspor Indonesia.

Cina menerapkan tarif impor yang sama terhadap CPO dan RBD olein dan merupakan pengimpor produk sawit olahan terbesar di dunia. Namun demikian, sejak Januari 2013, Pemerintah Cina memberlakukan peraturan yang lebih ketat terhadap kualitas produk minyak sawit olahan yang diimpor, dan ini dapat menurunkan kuantitas minyak sawit yang diimpor Cina.

Kesinambungan

Salah satu permasalahan yang memiliki dampak semakin besar dalam beberapa tahun belakangan ini adalah tekanan dari berbagai pihak, seperti misalnya perusahaan makanan multinasional, untuk menjamin kesinambungan produksi CPO. Asosiasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) telah didirikan untuk menjamin keberlanjutan produksi CPO di berbagai perkebunan yang menerima persyaratannya yang ketat. Secara bersamaan, terdapat berbagai standar kesinambungan nasional terpisah yang diberlakukan di Indonesia maupun Malaysia.

Tekanan ini telah berperan sebagai sebuah penghalang non-tarif terhadap penggunaan minyak sawit di Uni Eropa serta di Amerika Serikat (AS), dan pemerintah di kedua negara tersebut bersikeras untuk dipenuhinya ketentuan kesinambungan sebagai persyaratan dukungan mereka terhadap penggunaan CPO sebagai sumber biofuel.

Namun demikian, Uni Eropa dan Amerika Utara saat ini bersama-sama menempati kurang dari 15% dari konsumsi CPO secara global. Sebagai sebuah sumber lemak keras dengan harga bersaing untuk proses memasak dan industri pembuatan makanan, CPO sulit untuk digantikan sebagai bahan bersifat trans-fat-free (minyak nabati utama lainnya, seperti minyak kedelai, minyak rapeseed, dan minyak biji bunga matahari, semua membutuhkan partial hydrogenation, yang menimbulkan asam lemak trans (trans-fatty acids), yang dianggap tidak sehat). Oleh sebab itu, dampak penghalang non-tarif tersebut sifatnya terbatas.

Page 228: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

204

Perilaku harga minyak nabati

Pada tahun 2007, terjadi sebuah perubahan pada pola harga minyak nabati. Sebelum tahun tersebut, berbagai harga minyak nabati utama tidak memiliki keterkaitan yang jelas dengan harga minyak bumi. Bagan 13 membandingkan harga minyak mentah Brent North Sea per ton terhadap harga Uni Eropa Barat Laut untuk tiga minyak nabati utama, yakni minyak sawit, minyak kedelai dan minyak rapeseed, dari tahun 1999 hingga 2006, dan dapat dilihat tidak ada korelasi yang berarti pada pergerakan harga.

Bagan 13: Harga minyak nabati Uni Eropa terhadap minyak mentah Brent North Sea tahun 1999-2006

0

150

300

450

600

750

900

Jan-99 Jan-00 Jan-01 Jan-02 Jan-03 Jan-04 Jan-05 Jan-06

NW

Eur

ope

pric

es, U

S$ p

er to

nne

Brent Crude CPO Soy Oil Rapeseed Oil─ ─ ─ ─ Minyak rapeseedMinyak kedelai

Sumber: IMF, MPOB, World Bank, Februari 2013.

Sementara itu, permintaan atas minyak nabati untuk biodiesel telah tumbuh dengan pesat. Pada tahun 2007 pangsa minyak nabati pada permintaan global untuk semua minyak nabati telah meningkat di atas 10% untuk pertama kalinya. Persentase ini terbukti penting di beberapa pasar bahan baku biofuel (termasuk tepung dan gula) dalam menciptakan hubungan antara harga produk pertanian dan harga minyak bumi. Hubungan ini tercipta karena di sejumlah pasar utama biodiesel, termasuk dua pasar terbesar, yakni Uni Eropa dan Amerika Serikat, dimana terdapat kewajiban biodiesel, para pihak berwenang hanya mensyaratkan persentase campuran biodiesel di dalam bahan bakar solar agar tercapai pada akhir tahun. Sebagai akibatnya, permintaan minyak nabati untuk memproduksi biodiesel berfluktuasidalamsatutahun,tergantungdaripersepsihargaparapembeliterkaitdenganhargabahanbakar solar.

Hanya ketika biodiesel menyerap lebih dari 10% keluaran minyak nabati, barulah pergerakan permintaan biodiesel jangka pendek menjadi cukup besar untuk menciptakan hubungan yang jelas antara harga minyak bumi dan harga minyak nabati, dan menempatkan minyak nabati dalam sebuah kisaran harga dimana harga minyak mentah merupakan batas harga bawah. Batas harga bawah ini timbul ketika harga minyak nabati sejalan dengan harga minyak bumi sehingga hanya sedikit atau sama sekali tidak ada subsidi yang diperlukan untuk mendorong penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar. Plafon dari kisaran harga ini ditetapkan oleh tingginya subsidi yang diberikan pemerintah untuk biofuel. (Bagan 14 menggambarkan kisaran harga, dengan sebuah garis vertikal pada awal tahun 2007, ketika kisaran harga ini pertama kali muncul.)

Page 229: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

205

Bagan 14: Harga berbagai minyak nabati utama di Uni Eropa vs. minyak mentah Brent North Sea pada tahun 2006-12

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

Jan-06 Jan-07 Jan-08 Jan-09 Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13

NW

Eur

ope

pric

es, U

S$ p

er to

nne

Brent Crude CPO Soy Oil Rapeseed Oil

Harg

aEU

Bara

t Lau

t( da

lamUS

D pe

r ton

)

─ ─ ─ ─ Minyak rapeseedMinyak kedelai

Sumber: IMF, MPOB, World Bank, Februari 2013..

Substitusi antara berbagai jenis minyak

Timbulnya kisaran harga ini tidak bergantung pada kondisi dimana semua minyak digunakan dalam jumlah besar sebagai biofuel. Permintaan dalam jumlah tinggi atas minyak rapeseed (di Uni Eropa) dan minyak kedelai (di Amerika Serikat, Brazil dan Argentina) yang sekarang digunakan sebagai bahan baku biodiesel telah mengalihkan pasokan dari pasar makanan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu jenis minyak lainnya untuk mengisi kekurangan pasokan yang diakibatkan pada pengalihan ke biofuel, dan minyak kelapa sawit berposisi yang baik untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Di dalam kisaran harga tersebut, perbedaan antara harga masing-masing minyak dapat dijelaskan oleh pergeseran keseimbangan persediaan-permintaan di masing-masing sektor. Sebagai contoh, diskon minyak sawit terhadap minyak nabati lainnya melebar ketika persediaan minyak sawit sedang tinggi, sementara harga minyak kedelai dan rapeseed meningkat terhadap minyak sawit ketika persediaan minyak kedelai dan rapeseed sedang rendah disebabkan hasil panen yang buruk.

Pengaruh biofuel terhadap harga minyak nabati juga terjadi secara tidak langsung sebagai akibat dari kebijakan pemerintah Amerika Serikat untuk mendorong penggunaan bahan bakar etanol. Jagung (tepung maizena) yang digunakan untuk memproduksi etanol di Amerika Serikat bersaing dengan kedelai untuk lahan perkebunan. Peningkatan permintaan atas etanol mendongkrak harga jagung dan menyebabkan petani untuk mengalihkan lahan perkebunan dari kedelai ke jagung, sehingga mengurangi ketersediaan kedelai sebagai sebuah alternative dari minyak kelapa sawit sebagai sumber minyak nabati.

Premi di Uni Eropa untuk CPO terhadap minyak mentah Brent bertolak belakang dengan persediaan minyak kelapa sawit (Bagan 15). Dengan tidak adanya data resmi komprehensif tentang persediaan Indonesia, data persediaan yang dikeluarkan oleh Malaysian Palm Oil Board (MPOB) umumnya digunakan sebagai indikator. Ketika persediaan MPOB sedang rendah, premi CPO terhadap Brent juga rendah, dimana para penjual CPO bersaing mendapatkan pasar. Premi Uni Eropa untuk CPO atas Brent telah menunjukkan rata-rata sekitar USD250 per ton pada periode dari Januari 2007 hingga Februari 2013. (Premi ini dijelaskan dengan garis horizontal pada Bagan 17).

Page 230: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

206

Bagan 15: Premi CPO Uni Eropa atas Brent vs. persediaan minyak sawit Malaysia tahun 2007-2012

1,000

1,275

1,550

1,825

2,100

2,375

2,650

0

100

200

300

400

500

600

Jan-07 Jan-08 Jan-09 Jan-10 Jan-11 Jan-12

MPO

B Stocks, '000 tonnes

EU C

PO p

rem

ium

ove

r Bre

nt, $

per

tonn

e

Premium Average premium Stocks

Harg

aEU

Bara

t Lau

t( da

lamUS

D pe

r ton

)

Premi Rata-rata premi

Tingkat PersediaanMPOB ( ribuanton)

Tingkat persediaan

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

2,200

2,400

Jan-06 Jan-07 Jan-08 Jan-09 Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13

NW

Eur

ope

pric

es, U

S$ p

er to

nne

CPKO CPO Coconut OilMinyak kelapa

Harg

aEU

Bara

t Lau

t( da

lamUS

D pe

r ton

)

Sources: IMF, Sumber: MPOB, World Bank, Februari 2013..

Sumber : IMF, MPOB, World Bank, Februari 2013.

Futures markets

Future trading memainkan peran yang semakin besar dalam penentuan harga minyak nabati. Future market utama untuk minyak nabati adalah pasar di Chicago (memperdagangkan minyak kedelai), dan di Kuala Lumpur serta Jakarta (keduanya memperdagangkan CPO).

Bagan 16: Harga Uni Eropa untuk kelapa sawit, inti sawit dan minyak kelapa, 2006-2012

1,000

1,275

1,550

1,825

2,100

2,375

2,650

0

100

200

300

400

500

600

Jan-07 Jan-08 Jan-09 Jan-10 Jan-11 Jan-12

MPO

B Stocks, '000 tonnes

EU C

PO p

rem

ium

ove

r Bre

nt, $

per

tonn

e

Premium Average premium Stocks

Harg

aEU

Bara

t Lau

t( da

lamUS

D pe

r ton

)

Premi Rata-rata premi

Tingkat PersediaanMPOB ( ribuanton)

Tingkat persediaan

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

1,800

2,000

2,200

2,400

Jan-06 Jan-07 Jan-08 Jan-09 Jan-10 Jan-11 Jan-12 Jan-13

NW

Eur

ope

pric

es, U

S$ p

er to

nne

CPKO CPO Coconut OilMinyak kelapa

Harg

aEU

Bara

t Lau

t( da

lamUS

D pe

r ton

)

Sources: IMF, Sumber: MPOB, World Bank, Februari 2013..Sources : IMF, Sumber: MPOB, World Bank, Februari 2013..

Page 231: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

207

Minyak-minyak Laurat

Bagan 18 membandingkan harga di Uni Eropa untuk kedua minyak laurat tersebut (CPKO dan minyak kelapa) terhadap harga CPO. Harga kedua minyak laurat tersebut saling mengikuti secara sangat dekat, karena mereka dapat menggantikan satu dengan lainnya sebagai bahan bakar dalam industri oleochemical. Namun demikian, perbedaan antara harga minyak laurat dan CPO dapat, terkadang, menjadi sangat besar ketika persediaan kedua minyak laurat tersebut rendah, karena tidak ada pengganti untuk kedua asam laurat tersebut dari segi kandungan asam lemak mereka.

Posisi Perseroan dibandingkan dengan beberapa perusahaan lain yang sejenis berdasarkan pendapatan dan total aset

Tabel berikut menunjukan pendapatan dan total aset tahun 2011 dan 2012 dari beberapa perusahaan produsen minyak kelapa sawit yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia:

(dalam USD juta)1)

Nama PerusahaanPendapatan Total Aset

2011 2012 2011 2012PT Salim Ivomas Pratama Tbk. 1.437,05 1.476,72 2.790,16 2.758,12PT Astra Agro Lestari Tbk. 1.228,12 1.233,47 1.116,10 1.289,03PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk. 534,27 449,21 742,85 783,79PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk. 497,86 486,70 2) 2.045,53 N/A 3)

PT Sampoerna Agro Tbk. 358,24 317,13 2) 320,29 N/A 3)

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. 185,33 185,06 912,71 399,37PT BW Plantations Tbk. 101,27 108,33 2) 392,54 N/A 3)

PT Gozco Plantations Tbk. 56,20 48,52 2) 310,03 N/A 3)

Sumber: BloombergCatatan: 1) Berdasarkan nilai tukar USD-IDR 9.735 (Bloomberg, 27 Maret 2013) 2) Estimasi Bloomberg 3) Estimasi tidak tersedia

TEPUNG SAGU

Pasar dunia untuk native starch (tepung murni)

Tepung merupakan produk yang memiliki banyak penggunaan, baik dalam bentuk bahan mentah maupun dalam kegunaannya. Tepung merupakan bahan yang berwarna putih, terdiri dari butiran (granule), dan bersifat organik yang diproduksi secara alami oleh semua tumbuhan hijau. Tepung, dalam bentuknya yang murni, adalah sebuah bubuk putih tanpa rasa yang tidak dapat larut dalam air dingin, alkohol atau pelarut lainnya. Tepung murni memiliki penggunaan yang relatif terbatas, khususnya sebagai bahan pengental (thickener) dan sebagai bahan pengikat (binder), dikarenakan sifatnya yang menjadi gel yang kurang disukai, yang dikenal dengan sebutan retro-gradation.Modifikasitepung,yangdapatdilakukansecarakimiawiataufisik,mempengaruhifenomenaini.Tepungyangtelahdimodifikasidapat memperoleh viskositas yang tinggi maupun rendah (cairan dengan tingkat viskositas tinggi memiliki tingkat konsistensi yang lebih kental) serta dapat tahan terhadap panas atau terhadap tingkat keasaman (pH) yang tinggi atau rendah. Untuk alasan-alasan tersebut, tepung merupakan bahan yang menarik untuk banyak sektor makanan maupun non-makanan.

Tepung juga banyak diambil dari dua jenis tanaman yang berbeda: • Biji-bijian,yangtermasukjagung,gandum,beras,barley, sorghum, rye dan biji-bijian utama lainnya.• Tuber, yang termasuk ubi kayu (juga disebut dengan tapioka dan manioc), tepung kentang (starch

potatoes) dan kentang manis (sweet potatoes).

Selain dari tanaman-tanaman tersebut, terdapat sumber tepung lainnya, seperti misalnya tanaman sagu dan legume (kacang polong, kacang beans, dan lentil). Tepung yang diproduksi dari bahan-bahan mentah tersebut menempati hanya sebagian kecil dari volume pasar global tepung.

Page 232: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

208

Terkait dengan kedua jenis tepung tersebut, tepung tuber umumnya dianggap lebih unggul dibandingkan dengan tepung terigu. Hal ini mencerminkan beberapa sifat fungsionalnya yang menguntungkan, disamping rasanya yang hambar yang disukai oleh para pengolah makanan. Oleh karenanya, tepung tuber, seperti tepung kentang dan tepung ubi kayu, merupakan produk premium. Tepung kentang diproduksi dalam skala yang relatif kecil secara global (memasok 5% hingga 6% dari produksi global saatini).ProdukhasilubikayutelahtumbuhsecarasignifikandiAsiaTenggarasejaktahun1970andansaat ini merupakan tanaman tepung yang dominan ditanam di kawasan ini. Dengan demikian, ubi kayu telah menjadi sumber generik tepung murni di Asia Tenggara, dimana produk tersebut bersaing dengan tepung-tepung yang dibuat dari gandum. Pada tahun 2010 dan 2011, tepung ubi kayu menempati kurang lebih 30% dari produksi tepung murni dunia.

Dari segi volume, pasar tepung murni dunia didominasi oleh jagung dan ubi kayu. Walau beberapa jenis tepung diproduksi menggunakan gandum, namun masih dianggap sebagai produk yang lebih rendah dikarenakan keterbatasan kegunaannya. Produksi komersial (bukan produksi sebagai bahan makanan pokok sehari-hari) atas tepung sagu menempati proporsi yang sangat kecil (kurang lebih 0,1% pada tahun 2011) pada pasar global tepung murni.

Tanaman sagu dan tepung sagu

Tepung sagu diperoleh dari tanaman sagu (yang bukan merupakan tanaman palem), yakni tanaman asli yang terdapat di Asia Tenggara dan Oceania. Tanaman sagu secara tradisional telah digunakan sebagai tanaman yang dibudidayakan sebagai bahan makanan (bukan untuk tujuan komersil). Bagian yang paling berharga dari tanaman tersebut adalah tepung yang terdapat di batang tanaman yang dikonsumsi sebagai makanan. Tanaman ini miliki usia hidup yang relatif panjang (dari bibit ke bibit) hingga 10 sampai 11 tahun.

Pada umumnya, tanaman sagu dianggap siap untuk diolah menjadi sagu pada saat berbunga. Hal ini terjadi hanya satu kali, ketika tanaman tersebut mencapai usia dewasa, menjelang akhir usia hidupnya. Diperkirakan bahwa masa untuk memanen batang tanaman adalah dua tahun (Berdasarkan sumber: Flach, Michiel. 1997. Sago palm. International Plant Genetic Resources Institute, Rome, Italy; dan INSEDA. Sago Palm. Booklet No. 526. Sugar dan Starch Crops: SSCS – 4). Tinggi tanaman ini berkisar antara 8 hingga 12 meter pada saat dipanen.

Dalam habitat alaminya, tanaman sagu tumbuh di air rawa. Total kawasan alami dari tanaman ini secara global diperkirakan lebih dari dua juta hektar, yang hampir semuanya terletak di Papua New Guinea dan Indonesia.

Dengan berjalannya waktu, pembudidayaan tanaman sagu secara komersil telah berkembang. Perkebunan-perkebunan ini umumnya terdapat di Sarawak, Malaysia dan Kepulauan Riau di Indonesia. Di daerah-daerah tersebut, tanaman ini ditanam di lahan gambut dan dipanen untuk produksi tepung secara komersil. Model perkebunan umumnya didasarkan pada kepadatan tanaman rendah yang membutuhkan tingkat pemeliharaan rendah. Pada umumnya, kepadatan tanaman sagu di suatu lahan adalah sekitar 100 hingga 150 tanaman per hektar, dibandingkan dengan 250 hingga 400 tanaman kelapa per hektar di lahan alami. Hal ini disebabkan karena, di hutan alami, tanaman-tanaman tersebar melalui kembang biak alami, dari dahan dan lapisan, disamping juga melalui bibitnya, dimana kanopi yang tercipta menghalangi tanaman-tanaman untuk mencapai hasil produksi tepung yang optimal per hektar.

Hasil tepung kering berkisar antara 3 hingga 6 ton per hektar per tahun. Hal ini dibandingkan dengan sekitar 14 ton per hektar untuk tepung ubi kayu Thailand dan 3,5 hingga 6,5 ton masing-masing untuk tepung maizena di Cina dan Amerika Serikat.

Page 233: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

209

Produksi tepung murni (native starch)

Pada tahun-tahun 2002 hingga 2011, produksi tepung murni dunia tumbuh CAGR sebesar 5,5%. Pada tahun 2011, jumlah produksi lebih dari 27 juta ton (Tabel 12).

Tabel 12: Produksi tepung murni (native starch) dunia, 2002-2011 (dalam juta ton)

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011Produksi global tepung murni 16,72 17,22 18,43 20,25 20,90 22,30 23,47 25,28 26,45 27,03terdiri dari:

Tepung maizena 8,62 8,81 9,75 10,98 10,91 12,05 13,20 14,43 15,38 15,75Tepung ubi kayu 5,36 5,59 6,08 6,35 6,96 7,21 7,18 7,56 7,61 7,90Tepung kentang 1,30 1,38 1,34 1,45 1,50 1,39 1,38 1,52 1,60 1,50Tepung terigu 1,07 1,06 0,85 1,05 1,10 1,18 1,22 1,27 1,33 1,34Tepung sagu 0,03 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,03 0,04 0,03Tepung lainnya 0,32 0,35 0,38 0,39 0,40 0,43 0,45 0,47 0,49 0,51

Key producers of native starchCina 3,37 3,55 4,03 5,43 5,53 6,83 8,16 9,25 9,93 10,25Thailand 2,49 2,79 2,93 3,07 3,54 3,46 3,34 3,86 3,86 4,03Uni Eropa 2,67 2,74 2,71 2,90 2,96 2,75 2,71 2,94 3,22 2,84Amerika Serikat 2,18 2,27 2,45 2,43 2,41 2,38 2,26 2,06 2,27 2,25Indonesia 1,40 1,26 1,76 1,59 1,30 1,50 1,72 1,75 1,74 1,89Negara lainnya 4,60 4,61 4,54 4,84 5,17 5,38 5,27 5,40 5,43 5,77Total 16,72 17,22 18,43 20,25 20,90 22,30 23,47 25,28 26,45 27,03

Sumber: Database tepung LMC, 2013.Catatan: Produksi tepung sagu dihitung hanya pada tingkat produksi komersial; produksi di tingkat rumah tangga untuk konsumsi

lokal tidak dimasukkan ke dalam analisa di atas.

Tepung maizena merupakan tepung murni terbesar dari segi berat yang diproduksi. Dua produsen terbesar tepung jenis ini adalah Cina dan Amerika Serikat. Tepung ubi kayu, terbesar kedua berdasarkan tonase, mayoritas diproduksi di Asia dan merupakan produk ekspor tepung murni terbesar (Tabel 14). Tepung kentang dan terigu secara predominan diproduksi di UE. Hasil produksi rata-rata tepung sagu dalam skala komersil adalah 30.000 hingga 40.000 ton per tahun sejak tahun 2002. Sebagaimana yang telah diuraikan di atas, tanaman sagu tumbuh di sejumlah negara di Asia Tenggara, namun umumnya diPapuaNewGuineadantepungtersebutdiproduksisecarakomersialdalamvolumeyangsignifikandi Malaysia. Produksi rumah tangga tidak dimasukkan ke dalam Tabel 12, namun diperkirakan sebesar 100.000 ton per tahun di Indonesia. Sampoerna Agro saat ini mengembangkan proyek tepung sagu komersial di Riau.

Konsumsi tepung murni

Perkembangan konsumsi tepung murni antara tahun 2002 dan 2011 dan proyek LMC hingga 2015 mengindikasikan bahwa Cina, disamping menjadi produsen terbesar, secara historis juga merupakan konsumenterbesar(Tabel13).Indonesiajugamerupakankonsumenyangsignifikan,namuntingkatproduksi lebih rendah daripada tingkat konsumsi, dan kekurangan tersebut dipenuhi oleh impor setiap tahunnya yang sebesar kurang lebih 0,6 ton.

Konsumsi dunia tepung murni diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,6 juta ton dari 27,0 juta ton pada tahun 2011 menjadi 30,6 juta pada tahun 2015, dan lebih dari setengah peningkatan tersebut terjadi di Cina. Permintaan di Indonesia diperkirakan akan tumbuh dengan CAGR sebesar 4% dari 2,4 juta ton pada tahun 2011 menjadi 2,8 juta ton pada tahun 2015.

Page 234: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

210

Diperkirakan bahwa jagung akan terus menjadi bahan baku untuk pemenuhan kebutuhan tepung murni di masa mendatang, karena merupakan tanaman yang paling banyak tersedia dimana konsumsi dapat dialihkan ke tepung dari penggunaan lainnya seperti bahan makan dan etanol. Setelah tepung maizena, keseimbangan pertumbuhan akan dipenuhi oleh tepung murni ubi kayu Asia, dengan asumsi kondisi cuaca buruk dan hama yang telah merugikan panen di Thailan selama beberapa tahun belakangan ini dapat diatasi.

Tabel 13: Permintaan akan tepung murni (native starch), 2002-2011 dengan perkiraan hingga tahun 2015 (dalam juta ton)

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 E

2013E

2014 E

2015 E

Konsumsi global tepung murni

16,72 17,22 18,43 20,25 20,90 22,30 23,47 25,28 26,45 27,03 27,90 28,70 29,60 30,60

Konsumen utama tepung murni Cina 3,66 4,02 4,61 5,81 6,17 7,06 8,13 9,81 10,44 10,89 11,40 11,90 12,40 12,90Indonesia 1,46 1,50 1,62 1,66 1,72 1,86 1,98 2,04 2,29 2,36 2,50 2,60 2,70 2,80Amerika Serikat 2,20 2,32 2,49 2,46 2,43 2,41 2,30 2,13 2,30 2,31 2,30 2,30 2,40 2,40Thailand 1,68 1,76 1,82 1,90 1,96 2,01 2,09 2,15 2,18 2,19 2,20 2,30 2,40 2,40India 0,57 0,60 0,61 0,72 0,76 0,92 0,98 0,95 0,88 0,92 1,00 1,00 1,00 1,10Negara lainnya 7,14 7,02 7,28 7,70 7,87 8,04 7,98 8,19 8,37 8,38 8,50 8,60 8,70 9,00Total 16,72 17,22 18,43 20,25 20,90 22,30 23,47 25,28 26,45 27,03 27,90 28,70 29,60 30,60

Sumber: Database tepung LMC, 2013. Catatan: E = estimasi

Perdagangan tepung murni (native starch)

Volume perdagangan tepung murni telah tumbuh dengan CAGR sebesar 5,5% per tahun dari tahun 2002 hingga 2011 (Tabel 14). Jenis ekspor yang dominan telah semakin berpindah menjadi ekspor tepung ubi kayu. Penurunan dalam ekspor tepung maizena diakibatkan oleh penurunan impor Indonesia dari 264.000 ton pada tahun 2010 menjadi 95.000 ton pada tahun 2011, setelah sebuah pabrik tepung maizena lokal mulai beroperasi di Indonesia.

Thailand dan UE merupakan pengekspor utama tepung murni. Ekspor tepung murni dari Thailand tertinggi adalah tepung ubi kayu, sedangkan ekspor tepung murni dari UE tertinggi adalah tepung kentang.

Pada tahun 2011, Cina merupakan pengimpor terbesar tepung murni, diikuti oleh Indonesia dengan jumlah impor tepung murni pada tahun 2010 dan 2011 melebihi 0,5 juta ton di masing-masing tahun. Jumlah impor ini mewakili hampir 15% dari total impor global.

Page 235: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

211

Tabel 14: Perdagangan dunia tepung murni (native starch) (dalam ribu ton)

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011Perdagangan global tepung murni 2,412 2,903 3,059 3,086 3,692 3,479 3,174 3,717 3,927 3,926yang terdiri dari:

Tepung maizena 574 547 581 638 660 778 845 711 939 793Tepung terigu 122 136 139 131 130 120 120 127 150 117Tepung ubi kayu 1.133 1.602 1.791 1.641 2.202 2.017 1.633 2.163 1.982 2.400Tepung kentang 475 497 416 531 539 361 367 514 672 409Tepung sagu 19 17 20 22 21 22 24 19 21 19Tepung lainnya 90 103 112 123 140 180 185 183 162 187

Ekspor berdasarkan negaraThailand 842 1,072 1,151 1,218 1,622 1,493 1,297 1,760 1,749 1,885UE 617 655 539 635 631 413 411 606 796 488Vietnam 152 362 363 298 530 454 299 407 198 406Cina 207 242 245 263 309 496 567 384 456 314Indonesia 18 4 237 88 3 21 33 10 20 97Negara lainnya 577 567 523 585 597 601 568 550 708 736

Pangsa ekspor global Indonesia 0,7% 0,1% 7,8% 2,8% 0,1% 0,6% 1,0% 0,3% 0,5% 2,5%

Impor berdasarkan negaraCina 494 705 824 649 954 724 531 937 963 949Taiwan 405 399 419 588 433 412 378 443 414 395Malaysia 143 152 191 200 214 208 204 259 294 330Amerika Serikat 155 172 163 188 177 183 193 188 196 197Indonesia 80 249 96 168 427 387 298 308 577 580Sisa dunia 1.136 1.225 1.366 1.294 1.486 1.565 1.570 1.583 1.483 1.475

Pangsa impor global Indonesia 3,3% 8,6% 3,1% 5,4% 11,6% 11,1% 9,4% 8,3% 14,7% 14,8%Sumber: Global Trade Atlas, 2012.

Harga tepung murni

Terdapat hubungan yang relatif erat antara harga dari semua tepung murni utama yang diperdagangkan di dunia (Bagan 17). Nilai unit ekspor merupakan dasar dari harga-harga tersebut dan dihitung dengan membagi nilai ekspor dunia dari masing-masing tepung dengan volume ekspor.

Trend historis terkait dengan harga tepung adalah sebagai berikut: • Tepung terigu danmaizena diperdagangkan pada harga yang serupa selama beberapa waktu

dikarenakan sifat saling substitusi mereka dalam kegunaannya sebagai makanan dan untuk industri.

• Tepungubi kayudansagu jugadapat salingmenggantikandanolehkarenanyahargamerekacenderung sebanding.

• Tepung kentang diperdagangkan dengan harga premium dibandingkan dengan tepung lainnyadikarenakan sifat-sifatnya yang khusus.

Jenis tepung murni yang utama (ubi kayu dan maizena) memiliki status sebagai komoditas. Tepung murni saat ini memiliki standar yang luas di berbagai produsen dan, untuk alasan ini, terdapat persaingan tinggi antara para produsen. Pasar tepung murni (pada usaha makanan, tekstil dan pembuatan kertas, misalnya) memiliki posisi yang mapan dan margin pengolahan tepung dapat ditekan cukup rendah melalui persaingan diantara para pemasok.

Harga tepung murni terdiri dari dua biaya komponen dasar: komponen utama adalah biaya bahan mentah untuk penghasil tepung; komponen sekunder adalah biaya pengolahan bahan mentah tersebut menjadi tepung. Unsur biaya lainnya adalah biaya pemasaran dan biaya distribusi, dan margin bagi produsen.

Page 236: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

212

Bagan 17: Harga tepung murni, 2002-2011 (USD per ton)

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Potato Starch Wheat Starch Corn Starch Sago Starch Cassava StarchTepung saguTepung kentang Tepung singkongTepung Gandum Tepung jagung

Sumber: Harga historis tepung murni adalah dari Global Trade Atlas, 2012 dan statistik perdagangan resmi nasional, 2012.Catatan: 1. Harga historis bersifat nominal; harga perkiraan dinyatakan dalam dollar Amerika Serikat riil (disesuaikan untuk

inflasi). 2. Dalam jangka panjang, tepung terigu murni diperkirakan akan diperdagangkan dengan nilai yang serupa dengan

tepung maizena murni karena kemampuannya untuk saling menggantikan aplikasi pada produk yang bernilai rendah.

Pentingnya produk sampingan (by-products) untuk tingkat ekonomis tepung gandum (grain starch)

Dari segi biaya bahan mentah, terdapat sebuah perbedaan penting antara tepung gandum (grain starch) dengan jenis tepung lainnya. Pengolahan gandum menjadi tepung (baik yang murni maupun dimodifikasi)menghasilkansejumlahproduksampingan.Produk-produksampingantersebutmemilikipasar yang cukup kuat pada sektor pakan dan makanan dan, pendapatan dari penjualan mereka berfungsi untuk mengimbangi biaya bahan mentah yang ditanggung oleh para pengolah tepung gandum. Hal ini menyiratkan bahwa biaya bersih (dikurangi dengan pendapatan dari produk sampingan) dari masukan gandum untuk tepung murni adalah selalu lebih rendah daripada harga bahan mentah gandum yang digunakan dalam pembuatan tepung. Bahan mentah tepung murni lainnya, termasuk ubi kayu dan sagu, tidak menghasilkan produk sampingan dengan nilai pasar yang tinggi.

Karena biaya bahan mentah merupakan unsur yang paling penting dalam pembentukan harga tepung murni, perubahan yang tajam pada harga bahan mentah akan dialihkan dengan cepat ke harga tepung murni. Dinamika ini tampak pada tahun 2008, ketika sebuah peningkatan tajam pada harga komoditas pertanian mengakibatkan peningkatan yang cukup besar pada harga berbagai tepung murni (Bagan 17).

Page 237: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

213

Pada tahun 2009 dan 2010, tanaman ubi kayu Thailand mengalami kerusakan parah akibat hama. Keadaan ini tercermin pada peningkatan harga tepung ubi kayu murni selama beberapa tahun setelahnya. Harga tepung sagu secara dekat mengikuti tren harga tepung ubi kayu, dikarenakan sifat mereka yang dapat saling menggantikan.

Di UE, hasil panen tepung kentang yang buruk pada tahun 2010 mengakibatkan harga tepung kentang untuk meningkat dengan tajam pada tahun 2011. Kekurangan ketersediaan tepung kentang pada tahun tersebut memberi tekanan terhadap pemasok, dan oleh karenanya membantu mempertahankan meningkatnya harga tepung murni alternatif, seperti tepung maizena murni.

Page 238: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

214

XI. EKUITAS

Di bawah ini disajikan posisi ekuitas Perseroan yang berasal dari dan/atau dihitung berdasarkan laporan keuangan Perseroan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

Laporan keuangan konsolidasian Perseroan untuk tahun berakhir pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (Member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited), auditor independen, dan ditandatangani oleh Drs. Osman Sitorus, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, dengan paragraf penjelasan mengenai penerapan PSAK 10 (revisi 2010) dan ISAK 16 yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2012, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini.

(dalam USD ribu)Keterangan

Tahun berakhir 31 Desember 2010 2011 2012

Modal Saham - nilai nominal Rp 100 per saham pada 31 Desember 2012, dan Rp 1.000 per saham pada 31 Desember 2011 dan 2010 15.084 15.084 43.159Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas pengendali - - 13.004Selisih nilai akibat perubahan ekuitas entitas anak 31.428 32.386 30.608Pendapatan komprehensif lain 8.348 1.826 (663)Saldo laba

Ditentukan penggunaannya 676 676 676Tidak ditentukan penggunaannya 386.760 437.390 240.179

Ekuitas diatribusikan kepada pemilik entitas induk 442.296 487.361 326.962Kepentingan Non-pengendali 9.643 11.818 707Jumlah Ekuitas 451.939 499.179 327.669

Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, Modal Disetor Perseroan yang disajikan berdasarkan Anggaran Dasar terakhir yang tertuang dalam Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.161 tanggal 17 Januari 2013, yang dibuat oleh Doktor Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, sesuai dengan Surat Keputusan No.AHU-03796.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 31 Januari 2013 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0006463.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 31 Januari 2013.

Di bawah ini disajikan posisi ekuitas proforma Perseroan pada tanggal 31 Desember 2012 setelah memperhitungkan dampak dari dilakukannya Penawaran Umum Perdana Saham ini:

Page 239: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

215

TABEL PROFORMA EKUITAS PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2012

(dalam USD ribu)

Uraian Modal Saham

Tambahan Modal Disetor

Selisih nilai transaksi

restrukturisasi entitas

pengendali

Selisih nilai akibat perubahan

ekuitas entitas anak

Pendapatan komprehensif

lain

Saldo Laba ditentukan

penggunaannya

Saldo Labatidak ditentukan penggunaannya

Kepentingan Non-

pengendaliEkuitas

Posisi ekuitas menurut laporan keuangan konsolidasian auditan pada tanggal 31 Desember 2012 43.159 - 13.004 30.608 (663) 676 240.179 707 327.669Penawaran Umum Perdana Saham sebesar 333.350.000 (tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus lima puluh ribu) saham dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) per saham yang ditawarkan Rp1.200,-(seribu dua ratus Rupiah) setiap saham 3.430 31.940 - - - - - - 35.367Posisi ekuitas proforma pada tanggal 31 Desember 2012 setelah Penawaran Umum Perdana Saham (1) 46.589 31.940 13.004 30.608 (663) 676 240.179 707 363.037

Catatan: (1) Disesuaikan untuk mencerminkan penerbitan dan penjualan 333.350.000 lembar saham biasa atas nama baru oleh Perseroan dengan harga Rp1.200 per lembar, setelah dikurangi oleh fee dan komisi serta biaya lainnya yang terkait dengan penerbitan dan penjualan saham tersebut yang diperkirakan sekitar USD5,757 juta.

Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, tidak ada perubahan struktur dan komposisi modal saham Perseroan yang terjadi setelah tanggal 31 Desember 2012.

Page 240: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

216

XII. PERPAJAKAN

A. PERPAJAKAN UNTUK PEMEGANG SAHAM

Pajak Penghasilan atas dividen saham dikenakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Berdasarkan Pasal 4 ayat 3 huruf (f) Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008 (berlaku efektif 1 Januari 2009), penerima dividen atau pembagian keuntungan yang diterima oleh Perseroan Terbatas sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia juga tidak termasuk sebagai Objek Pajak Penghasilan sepanjang seluruh syarat-syarat di bawah ini terpenuhi:• Dividenberasaldaricadanganlabayangditahan;dan• Bagi Perseroan Terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah yang

menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% dari jumlah modal yang disetor.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 234/PMK.03/2009 tanggal 29 Desember 2009 tentang Bidang Penanaman Modal Tertentu Yang Memberikan Penghasilan Kepada Dana Yang Dikecualikan Sebagai Objek Pajak maka penghasilan yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan dari penanaman modal antara lain berupa dividen dari saham pada perseroan terbatas yang tercatat pada bursa efek di Indonesia tidak termasuk sebagai objek Pajak Penghasilan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1997 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek dan Surat Edaran Direktorat Jenderal Pajak No. SE-06/PJ.4/1997 tanggal 20 Juni 1997 perihal Pelaksanaan Pemungutan Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Transaksi Penjualan Saham di Bursa Efek, ditetapkan sebagai berikut:1. Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi dan badan dari transaksi penjualan

saham di Bursa Efek dipungut Pajak Penghasilan sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi dan bersifatfinal.PembayaranPajakPenghasilanyangterutangdilakukandengancarapemotonganoleh penyelenggara Bursa Efek melalui perantara pedagang efek pada saat pelunasan transaksi penjualan saham;

2. PemiliksahampendiridikenakantambahanPajakPenghasilanyangbersifatfinalsebesar0,5%dari nilai saham perusahaan yang dimilikinya pada saat Penawaran Umum;

3. Penyetoran tambahan Pajak Penghasilan dilakukan oleh Perseroan atas nama masing-masing pemilik saham pendiri dalam jangka waktu selambat-lambatnya sebulan setelah saham tersebut diperdagangkan di Bursa Efek. Namun, apabila pemilik saham pendiri tidak memilih untuk memenuhikewajibanperpajakandengancaramembayartambahanPajakPenghasilanfinal0,5%tersebut, penghitungan Pajak Penghasilan atas keuntungan penjualan saham pendiri dilakukan berdasarkan tarif Pajak Penghasilan yang berlaku umum sesuai dengan Pasal 17 Undang-undang No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Dalam Negeri (termasuk Bentuk Usaha Tetap) yang tidak memenuhi ketentuan Pasal 4 ayat 3 huruf (f) Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008 di atas, atas pembayaran dividen tersebut dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar 15% dari jumlah bruto sebagaimana diatur di dalam Pasal 23 ayat (1) Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Lebih lanjut, sesuai ketentuan Pasal 23 ayat (1a) maka apabila Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan dividen tersebut tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100% dari tarif yang semula dimaksud atau sebesar 30% dari penerimaan brutonya.

Page 241: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

217

Besarnya tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berdasarkan ketentuan Pasal 17 ayat (2c) Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, tarif yang dikenakan atas penghasilan berupa dividen yang dibagikan kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri adalah paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen)danbersifatfinal.PenetapanmengenaibesarnyatariftersebutberdasarkanketentuanPasal17 ayat (2d) diatur dengan Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Dividen yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri.

Dividen yang dibayarkan kepada Wajib Pajak Luar Negeri akan dikenakan tarif 20% dari kas yang dibayarkan (dalam hal dividen tunai) atau 20% dari nilai pari (dalam hal dividen saham) atau tarif yang lebih rendah dalam hal pembayaran dividen dilakukan kepada mereka yang merupakan penduduk dari suatu Negara yang telah menandatangani Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) dengan Indonesia, dengan memenuhi ketentuan sebagaimana diatur di dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda, sebagaimana telah diubah dengan PER-24/PJ/2010.

Agar Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) tersebut dapat menerapkan tarif sesuai P3B, sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-61/PJ/2009 tentang Tata Cara Penerapan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda, sebagaimana telah diubah dengan PER-24/PJ/2010, Wajib Pajak Luar NegeridiwajibkanuntukmelampirkanSuratKeteranganDomisili(SKD)/CertificateofDomicileofNonResident for Indonesia Tax Withholding yaitu: 1. Form-DGT 1 atau; 2. Form-DGT 2 untuk bank dan WPLN yang menerima atau memperoleh penghasilan melalui

kustodian sehubungan dengan penghasilan dari transaksi pengalihan saham atau obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan di pasar modal di Indonesia selain bunga dan dividen serta WPLN yang berbentuk dana pensiun yang pendiriannya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di negara mitra dan merupakan subjek pajak di negara mitra.

3. Form SKD yang lazim diterbitkan oleh negara mitra dalam hal Competent Authority di negara mitra tidak berkenan menandatangani Form DGT-1 / DGT-2, dengan syarat: • FormSKDtersebutditerbitkanmenggunakanBahasaInggris;• Diterbitkanpadaatausetelahtanggal1Januari2010;• Berupadokumenasliataudokumenfotokopiyang telahdilegalisasiolehKantorPelayanan

Pajak tempat salah satu Pemotong/Pemungut Pajakterdaftar sebagai Wajib Pajak;• sekurang-kurangnyamencantumkaninformasimengenainamaWPLN;dan• mencantumkantandatanganpejabatyangberwenang,wakilnyayangsah,ataupejabatkantor

pajak yang berwenang di negara mitra P3B atau tanda yang setara dengan tanda tangan sesuai dengan kelaziman di negara mitra P3B dan nama pejabat dimaksud.

Di samping persyaratan Form-DGT1 atau Form DGT-2 atau Form SKD Negara Mitra maka sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. PER-62/PJ/2009 tentang Pencegahan Penyalahgunaan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda sebagaimana telah diubah dengan PER-25/PJ/2010 tanggal30April2010makaWPLNwajibmemenuhipersyaratansebagaiBeneficialOwnerataupemilikyang sebenarnya atas manfaat ekonomis dari penghasilan.

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-43/PJ/2011 Tentang Penentuan Subjek Pajak Dalam Negeri dan Subjek Pajak Luar Negeri, Subjek pajak luar negeri adalah orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia:a. yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia; ataub. yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha

atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

Page 242: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

218

Sedangkan, Subjek pajak dalam negeri adalah:a. orang pribadi yang:

1) bertempat tinggal di Indonesia, atau2) berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12

(dua belas) bulan, atau3) dalam suatu Tahun Pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di

Indonesia.b. badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, danc. warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia sebagaimana dimaksud diatas adalah orang pribadi yang:a. mempunyai tempat tinggal (place of residence) di Indonesia yang digunakan oleh orang pribadi

sebagai tempat untuk:1) berdiam (permanent dwelling place), yang tidak bersifat sementara dan tidak sebagai tempat

persinggahan,2) melakukan kegiatan sehari-hari atau menjalankan kebiasaanya (ordinary course of life),3) tempat menjalankan kebiasaan (place of habitual abode), atau

b. mempunyai tempat domisili (place of domicile) di Indonesia, yaitu orang pribadi yang dilahirkan di Indonesia yang masih berada di Indonesia

Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia sebagaimana dimaksud diatas yang kemudian pergi keluar negeri tetap dianggap bertempat tinggal di Indonesia, apabila keberadaannya di luar negeri berpindah-pindah dan berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan.

Orang pribadi Warga Negara Indonesia yang berada di luar negeri dianggap tidak bertempat tinggal di Indonesia apabila bertempat tinggal tetap di luar negeri yang dibuktikan dengan salah satu dokumen tanda pengenal resmi yang masih berlaku sebagai penduduk di luar negeri, yaitu:a. Green Card,b. identity card,c. student card,d. pengesahan alamat di luar negeri pada paspor oleh Kantor Perwakilan Republik Indonesia diluar

negeri,e. surat keterangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia atau Kantor Perwakilan Republik

Indonesia di luar negeri, atauf. tertulis resmi di paspor oleh Kantor Imigrasi negara setempat.

Subjek Pajak orang pribadi dianggap mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia sebagaimana dimaksud diatas dalam hal:a. Subjek Pajak orang pribadi menunjukkan niatnya secara tegas untuk bertempat tinggal di Indonesia,

yang dapat dibuktikan dengan dokumen berupa:1) Visa bekerja, atau2) Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), lebih dari 183 hari (seratus delapan puluh tiga) hari atau kontrak/perjanjian untuk melakukan

pekerjaan, usaha, atau kegiatan yang dilakukan di Indonesia selama lebih 183 (seratus delapan puluh tiga) hari.

b. Subjek Pajak orang pribadi melakukan tindakan yang menunjukkan bahwa dirinya akan bertempat tinggal di Indonesia atau bersiap untuk bertempat tinggal di Indonesia, seperti menyewa atau mengontrak tempat, termasuk menyewa tempat tinggal di Indonesia, memindahkan anggota keluarga atau memperoleh tempat yang disediakan oleh pihak lain.

Orang pribadi yang merupakan Warga Negara Indonesia yang bekerja di luar negeri lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan merupakan subjek pajak luar negeri.Orang pribadi sebagaimana dimaksud diatas tetap merupakan subjek pajak dalam negeri apabila tidak memiliki atau tidak dapat menunjukkan salah satu dokumen tanda pengenal resmi yang masih berlaku sebagai penduduk di luar negeri.

Page 243: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

219

Badan yang bertempat kedudukan di Indonesia sebagaimana dimaksud diatas adalah Subjek Pajak badan yang:a. mempunyai tempat kedudukan berada di Indonesia sebagaimana tercantum dalam akta pendirian

badan, b. mempunyai kantor pusat di Indonesia,c. mempunyai tempat kedudukan pusat administrasi dan/atau pusat keuangan di Indonesia, d. mempunyai tempat kantor pimpinan yang berada di Indonesia yang melakukan pengendalian, e. pengurusnya melakukan pertemuan di Indonesia untuk membuat keputusan strategis, atau f. pengurusnya bertempat tinggal atau berdomisili di Indonesia.

Subjek pajak luar negeri dapat menjalankan kegiatan atau usaha melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia dalam hal mempunyai tempat kedudukan manajemen yang berada di Indonesia.Tempat kedudukan manajemen sebagaimana dimaksud diatas adalah tempat kedudukan manajemen yang menjalankan kegiatan/operasi perusahaan sehari-hari atau secara rutin yang tidak melakukan pengendalian atas seluruh perusahaan dan tidak membuat keputusan yang bersifat strategis.Dalam hal tempat kedudukan manajemen sebagaimana dimaksud pada diatas melakukan pengendalian atas seluruh perusahaan atau tempat membuat keputusan yang bersifat strategis, subjek pajak luar negeri tersebut diperlakukan sebagai subjek pajak dalam negeri.

B. PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN OLEH PERSEROAN

Sebagai Wajib Pajak, Emiten memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban pajaknya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku.

KewajibanperpajakanPerseroanuntuktahunfiskal2011atasPPh21,PPh23,PPh26,PPhpasal4(2), PPh pasal 29 dan PPN telah dipenuhi oleh Perseroan.

Transaksi Perseroan dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa wajib memperhatikan ketentuan pasal 18 ayat 4 Undang-undang No. 7 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. 43 tahun 2010 yang diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. 32 tahun 2011 tentang Penerapan Prinsip Kewajaran Dan Kelaziman Usaha Dalam Transaksi Antara Wajib Pajak Dengan Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa.

Calon pembeli saham dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini diharapkan untuk berkonsultasi dangan konsultan pajak masing-masing mengenai akibat perpajakan yang timbul dari pembelian, pemilikan maupun penjualan saham yang dibeli melalui Penawaran Umum Perdana Saham ini.

Page 244: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

220

XIII. KEBIJAKAN DIVIDEN

Berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia, pembagian dividen Perseroan dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan. Sebelum berakhirnya tahun keuangan, dividen interim dapat dibagikan sepanjang hal itu diperbolehkan oleh Anggaran Dasar Perseroan dan pembagian dividen interim tidak menyebabkan aset bersih Perseroan menjadi kurang dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan cadangan wajib Perseroan. Pembagian dividen interim tersebut ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris. Jika setelah berakhirnya tahun keuangan dimana terjadi pembagian dividen interim Perseroan mengalami kerugian, maka dividen interim yang telah dibagikan tersebut harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Dewan Komisaris serta Direksi akan bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk pengembalian dimaksud jika dividen interim tidak dikembalikan oleh pemegang saham.

Setelah dilaksanakannya Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan berniat untuk membayarkan dividen dengan rasio pembayaran sebanyak-banyaknya 50% dari laba bersih konsolidasian tahun berjalan mulai tahun buku 2013, setelah penyediaan semua giro wajib minimum (“GWM”). Kebijakan rasio pembayaran dividen akan bergantung kepada arus kas, saldo laba pada masa mendatang, kondisi keuangan, kebutuhan modal kerja dan rencana investasi Perseroan, serta kepatuhan terhadap peraturan, perundang-undangan dan persyaratan lainnya.

Dalam kebijakannya, Direksi Perseroan dapat mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan atau tidak melakukan pembayaran dividen sama sekali. Pembayaran dividen pada masa yang akan datang akan bergantung, antara lain, pada hasil operasi, laba ditahan, kebutuhan kas, kondisi keuangan, peluang bisnis, kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan, serta faktor-faktor lain yang dianggap relevan oleh Direksi Perseroan. Tidak ada jaminan bahwa Perseroan akan mampu membayar dividen atau akan membayar dividen atau keduanya pada masa yang akan datang.

Perseroan akan membayarkan dividen dalam bentuk kas (Rupiah). Pemegang saham pada tanggal pencatatan untuk memperoleh dividen (recording date) akan memperoleh hak atas dividen dalam jumlah penuh dan dikenakan pajak penghasilan yang berlaku dalam ketentuan perpajakan di Indonesia. Dividen yang diterima oleh pemegang saham dari luar Indonesia akan dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan di Indonesia.

Tidak terdapat pembatasan-pembatasan (negative covenants) yang merugikan pemegang saham sehubungan dengan pembatasan pihak ketiga dalam rangka pembagian dividen.

Para pemegang saham baru yang berasal Penawaran Umum Perdana Saham ini akan memperoleh hak-hak yang sama dan sederajat dengan pemegang saham lama Perseroan, termasuk hak untuk menerima dividen.

Dengan tetap memperhatikan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, Direksi Perseroan dapat, dari waktu ke waktu, mengubah kebijakan pembagian dividen Perseroan.

Page 245: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

221

XIV. PENJAMINAN EMISI EFEK

1. Keterangan Tentang Penjaminan Emisi Efek

Berdasarkan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan No. 27 tanggal 4 Maret 2013 juncto Akta Perubahan I Atas Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan No. 343 tanggal 27 Maret 2013 juncto Akta Perubahan II Atas Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan No. 380 tanggal 25 April 2013, yang ketiganya dibuat di hadapan Doktor Irawan Soerodjo, SH, M.Si, S.H., Notaris di Jakarta, Penjamin Pelaksana Emisi Efek menyetujui untuk menawarkan dan menjual Saham Biasa Atas Nama yang merupakan saham baru yang akan dikeluarkan dari dalam portepel kepada masyarakat dengan kesanggupan penuh (full commitment) sebesar 100,00% (seratus persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini yaitu sebanyak 333.350.000 (tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus lima puluh ribu) saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama atau sebesar 10% (sepuluh persen)) dari modal ditempatkan dan disetor setelah Penawaran Umum Perdana Saham, sehingga mengikat diri untuk membeli sisa saham yang tidak habis terjual dengan Harga Penawaran pada tanggal penutupan masa penawaran. Perjanjian Penjamin Emisi Efek ini menghapuskan perikatan sejenis baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ada sebelumnya dan yang akan ada di kemudian hari antara Perseroan dan Penjamin Emisi Efek.

Selanjutnya Penjamin Pelaksana Emisi Efek yang ikut serta dalam Penjaminan Emisi Saham Perseroan telah sepakat untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.A.7.

Adapun susunan dan jumlah porsi penjaminan serta persentase dari anggota sindikasi penjamin emisi dalam Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan adalah sebagai berikut:

No. Penjamin Emisi Porsi Penjaminan PersentaseJumlah Saham (Rp) (%)

Penjamin Pelaksana Emisi:1. PT Bahana Securities 332.575.000 399.090.000.000 99,77

Penjamin Emisi:1. PT Amantara Securities 50.000 60.000.000 0,012. PT Buana Capital 75.000 90.000.000 0,023. PT Erdikha Elit Sekuritas 60.000 72.000.000 0,024. PT HD Capital Tbk. 45.000 54.000.000 0,015. PT Jasa Utama Capital 30.000 36.000.000 0,016. PT Kresna Graha Sekurindo Tbk 30.000 36.000.000 0,017. PT Lautandhana Securindo 30.000 36.000.000 0,018. PT Madani Securities 50.000 60.000.000 0,019. PT Mega Capital Indonesia 50.000 60.000.000 0,0110. PT Minna Padi Investama Tbk 35.000 42.000.000 0,0111. PT NISP Sekuritas 50.000 60.000.000 0,0112. PT Overseas Securities 50.000 60.000.000 0,0113. PT Panin Sekuritas Tbk 50.000 60.000.000 0,0114. PT Phillip Securities Indonesia 30.000 36.000.000 0,0115. PT Reliance Securities Tbk 50.000 60.000.000 0,0116. PT Waterfront Securities Indonesia 60.000 72.000.000 0,0217. PT Yulie Sekurindo Tbk 30.000 36.000.000 0,01

Jumlah 333.350.000 400.020.000.000 100,00

Page 246: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

222

2. Penentuan Harga Penawaran Pada Pasar Perdana

Harga Penawaran untuk Saham ini ditentukan berdasarkan hasil kesepakatan dan negosiasi Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Efek. Rentang harga yang dimasukkan oleh calon investor dalam pelaksanaan Penawaran Awal adalah Rp1.200,- (seribu dua ratus Rupiah) sampai Rp1.800,- (seribu delapan ratus Rupiah).

Penetapan Harga Penawaran sebesar Rp1.200,-(seribu dua ratus Rupiah) juga mempertimbangkan hasil bookbuilding yang telah dilakukan para penjamin pelaksana emisi efek dengan melakukan penjajakan kepada para investor di pasar domestik dengan pertimbangan berbagai faktor seperti:- Kondisi pasar pada saat bookbuilding dilakukan;- Permintaan investor - Permintaan dari calon investor yang berkualitas atau Quality Institutional Buyer (QIB);- Kinerja Keuangan Perseroan;- Data dan informasi mengenai Perseroan, kinerja Perseroan, sejarah singkat, prospek usaha dan

keterangan mengenai industri perbankan di Indonesia;- Penilaian terhadap direksi dan manajemen, operasi atau kinerja Perseroan, baik pada masa lampau

maupun pada saat ini, serta prospek usaha dan prospek pendapatan pada masa mendatang;- Status dari perkembangan terakhir Perseroan;- Faktor-faktor di atas dalam kaitannya dengan penentuan nilai pasar dan berbagai metode penilaian

untuk beberapa perusahaan yang bergerak di bidang yang sejenis dengan Perseroan;- Penilaian berdasarkan rasio perbandingan P/E dari beberapa perusahaan publik yang tercatat di

Bursa Efek regional yang dapat dijadikan perbandingan; dan - Mempertimbangkan kinerja saham di pasar sekunder.

Tidak dapat dijamin atau dipastikan, bahwa setelah Penawaran Umum Perdana Saham ini, harga Saham Perseroan akan terus berada di atas Harga Penawaran atau perdagangan Saham Perseroan akan terus berkembang secara aktif di Bursa dimana Saham tersebut dicatatkan.

Page 247: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

223

XV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL

Profesi Penunjang Pasar Modal yang berperan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah sebagai berikut:

Akuntan Publik Osman Bing Satrio & Eny (member of Deloitte Touche Tohmatsu Limited)

ThePlazaOfficeTower,32Floor. Jl. M.H. Thamrin Kav 28-30 Jakarta 10250, Indonesia Tel. : (021) 2992 3100 Fax.: (021) 2992 8200/8300

No. STTD : 09/BL/STTD-AP/2006 Nama dan Nomor Asosias : Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

No. 1046Pedoman Kerja : Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) dan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP)

Surat Penunjukan : 048/IX/2012/GA/650 - 04 September 2012

Tugas Pokok: Melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI. Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaianatasprinsipakuntansiyangdigunakandanestimasisignifikanyang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

Konsultan Hukum Makes & Partners Law Firm Menara Batavia Lt.7 Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 126 Jakarta 10220 Tel. : (021) 574 7181 Fax.: (021) 574 7180

No STTD : 135/BL/STTD-KH/2012 tanggal 21 Desember 2012Nama dan Nomor Asosias : Himpunan Konsultan Hukum

Pasar Modal (HKHPM) No. KEP.01/HKHPM/2005 tanggal 18 Februari 2005

Pedoman Kerja : Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal Lampiran dari Keputusan Humpunan Konsultan Hukum Pasar Modal No.KEP.01/HKHPM/2005 tanggal 18 Februari 2005

Surat Penunjukan : No. 049/IX/2012/SA/650/SP tanggal 19 Desember 2012

Page 248: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

224

Tugas Pokok: Ruang lingkup tugas Konsultan Hukum adalah melakukan pemeriksaan dari segi hukum secara independen sesuai dengan norma atau standar profesi dan kode etik konsultan hukum dan memberikan laporan pemeriksaan dari segi hukum atas fakta yang ada mengenai Perseroan yang disampaikan oleh Perseroan kepada Konsultan Hukum. Hasil pemeriksaan Konsultan Hukum tersebut telah dimuat dalam Laporan Uji Tuntas dari Segi Hukum yang merupakan penjelasan atas Perseroan dan menjadi dasar dan bagian yang tidak terpisahkan dari Pendapat Hukum yang diberikan secara obyektif dan mandiri.

Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH, M.Si. Jl.K.H.ZainulArifinNo.2 Komp. Ketapang Indah Blok B–2 No.4–5 Jakarta 11140 Tel. : (021) 630 1511 Fax.: (021) 633 7851

No STTD : 31/STTD-N/PM/1996 Nama dan Nomor Asosiasi : Anggota Ikatan Notaris Indonesia No.

060.2.021.150152Pedoman Kerja : Pernyataan Undang-Undang No. 30

tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia

Surat Penunjukan : No. 998/SI.Not/X/2012/SP tanggal 5 Oktober 2012

Tugas Pokok: Menghadiri rapat-rapat mengenai pembahasan segala aspek dalam

rangka Penawaran Umum Perdana Saham kecuali rapat-rapat yang menyangkut aspek keuangan dan penentuan harga maupun strategi pemasaran; menyiapkan dan membuatkan Akta-Akta dalam rangka Penawaran Umum Perdana Saham, antara lain Perjanjian Penjaminan Emisi Efek.

Biro Administrasi Efek PT Datindo Entrycom Puri Datindo- Wisma Sudirman Jl. Jend Sudirman Kav 34-35 Jakarta 10220 Tel. : (021) 570 9009, 570 8912 Fax.: (021) 570 9026, 570 8914

No STTD : Kep 16/PM/1991 tanggal 19 April 1995Nama dan Nomor Asosiasi : Asosiasi Biro Administrasi Efek

Indonesia (ABI)Pedoman Kerja : Peraturan Pasar Modal dan Bapepam

dan LKSurat Penunjukan : No. 024/FAD/ANJ/2012/SP tanggal 12 November 2012

Page 249: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

225

Tugas Pokok: Tugas dan tanggung jawab Biro Administrasi Efek (BAE) dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini, sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku, meliputi penerimaaan pemesanan saham berupa Daftar Pemesanan Pembelian Saham (DPPS) dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) yang telah dilengkapi dengan dokumen sebagaimana disyaratkan dalam pemesanan pembelian saham dan telah mendapat persetujuan dari Penjamin Emisi sebagai pemesanan yang diajukan untuk diberikan penjatahan saham, serta melakukan administrasi pemesanan pembelian saham sesuai dengan aplikasi yang tersedia pada BAE.

Bersama-sama dengan Penjamin Emisi, BAE mempunyai hak untuk menolak pemesanan saham yang tidak memenuhi persyaratan pemesanan yang berlaku. Dalam hal terjadinya pemesanan yang melebihi jumlah saham yang ditawarkan, BAE melakukan proses penjatahan sesuai dengan rumus penjatahan yang ditetapkan oleh Manajer Penjatahan, mencetak Formulir Konfirmasi Penjatahan dan menyiapkan laporanpenjatahan. BAE juga bertanggung jawab menerbitkan Surat Kolektif Saham (SKS), apabila diperlukan, dan menyusun laporan Penawaran Umum Perdana Saham sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan Penjelasan Pasal 1 angka 1 juncto angka 23 UUPM, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada Bab XIV Prospektus ini maka para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal yang terlibat dalamPenawaranUmumPerdanaSaham inimenyatakan tidakadahubunganAfiliasidenganPerseroanbaiklangsungmaupuntidaklangsungsebagaimanadidefinisikandalamUUPM.

Page 250: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 251: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

XVI. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM

227

Page 252: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 253: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk
Page 254: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

230

Page 255: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

231

Page 256: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

232

Page 257: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

233

Page 258: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

234

Page 259: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

235

Page 260: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

236

Page 261: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

237

Page 262: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

238

Page 263: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

239

Page 264: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

240

Page 265: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

241

Page 266: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

242

Page 267: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

243

Page 268: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

244

Page 269: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

245

Page 270: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

246

Page 271: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

247

Page 272: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

248

Page 273: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

249

Page 274: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

250

Page 275: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

251

Page 276: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 277: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

XVII. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN LAPORAN KEUANGAN PERSEROAN

253

Page 278: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 279: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

255

Page 280: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

Halaman ini sengaja dikosongkan

256

Page 281: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

257

Page 282: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

258

Page 283: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAKLAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/Catatan 2012 2011 *) 2010 *) 31 Desember 2009 *)

AS$ AS$ AS$ AS$ASET

ASET LANCARKas dan setara kas 5 76.598.758 90.912.822 132.294.121 119.432.789Rekening bank yang dibatasi penggunaannya 6 - - 293.576 801.086Deposito berjangka 7 1.500.000 - - 10.000.000Investasi pada efek yang diperdagangkan

pada nilai wajar 8 4.846.197 110.469.605 57.752.179 45.269.108Piutang sewa pembiayaan -

setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar AS$ 401.599 pada 31 Desember 2010 dansebesar AS$ 322.235 pada 1 Januari 2010/31 Desember 2009 9 - - 25.262.564 17.355.674

Piutang dari perjanjian konsesi jasa lancar 58 39.581 32.789 28.374 24.553Piutang jasa pembiayaan lainnya - setelah dikurangi

penyisihan piutang ragu-ragu sebesarAS$ 1.236.231 pada 31 Desember 2010 danAS$ 1.308.713 pada 1 Januari 2010/31 Desember 2009 10 - - 58.249.135 52.355.983

Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar nihil pada 31 Desember 2012 dan 31 Desember 2011,AS$ 24.281 pada 31 Desember 2010 danAS$ 50.500 pada 1 Januari 2010/31 Desember 2009 11 1.433.658 1.212.718 4.883.114 4.348.070

Piutang jasa asuransi - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesarAS$ 55.611 pada 31 Desember 2010 danAS$ 53.191 pada 1 Januari 2010/31 Desember 2009 12 - - 15.076.421 10.526.767

Piutang lain-lain - setelah dikurangi penyisihan piutangragu-ragu sebesar AS$ 55.049 pada 31 Desember 2012,AS$ 58.141 pada 31 Desember 2011,AS$ 48.885 pada 31 Desember 2010 dan AS$ 45.955 pada 1 Januari 2010/31 Desember 2009 13 2.251.012 1.971.142 2.984.041 1.757.141

Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunannilai persediaan sebesar AS$ 134.994 pada 31 Desember 2012,AS$ 128.156 pada 31 Desember 2011, AS$ 114.285 pada 31 Desember 2010 dan AS$ 673.456 pada 1 Januari 2010/31 Desember 2009 15 16.067.141 14.261.416 11.171.942 9.301.766

Biaya dibayar di muka dan uang muka 16,57r,57s,57t 6.582.339 4.132.480 8.973.550 9.015.622Aset dimiliki untuk dijual 27 - 424.441.452 - -

Jumlah Aset Lancar 109.318.686 647.434.424 316.969.017 280.188.559

ASET TIDAK LANCARPiutang dari perjanjian konsesi jasa 58 6.304.605 6.350.745 6.389.208 6.422.492Piutang sewa pembiayaan - setelah dikurangi bagian

yang jatuh tempo dalam satu tahun 9 - - 23.654.324 11.126.840Piutang jasa pembiayaan lainnya - setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 10 - - 63.254.116 14.899.009Piutang lain-lain jangka panjang 14 687.959 - - -Deposito berjangka 17 - - 803.924 372.340Investasi pada entitas asosiasi 18 16.828.699 13.024.653 9.514.746 6.220.806Investasi lain-lain 19 23.978.281 24.634.996 30.789.066 18.657.201Properti investasi 20 - 6.897.944 6.897.944 6.897.944Aset pajak tangguhan 51 6.267.430 5.634.429 5.288.317 4.571.120Tanaman kelapa sawit - setelah dikurangi akumulasi

penyusutan sebesar AS$ 74.040.362 pada 31 Desember 2012,AS$ 65.339.343 pada 31 Desember 2011AS$ 57.133.764 pada 31 Desember 2010dan AS$ 48.771.311 pada 1 Januari 2010/31 Desember 2009 21 140.964.645 133.072.455 129.511.903 130.860.556

Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutansebesar AS$ 39.001.021 pada 31 Desember 2012,AS$ 39.162.762 pada 31 Desember 2011,AS$ 55.874.152 pada 31 Desember 2010 danAS$ 41.525.066 pada 1 Januari 2010/31 Desember 2009 22 77.865.835 62.255.019 128.141.871 97.597.484

Beban tangguhan - hak atas tanah - setelah dikurangiakumulasi amortisasi sebesar AS$ 20.148 pada 31 Desember 2012,AS$ 133.153 pada 31 Desember 2011, AS$ 115.786 pada 31 Desember 2010 dan AS$ 94.694 pada 1 Januari 2010/31 Desember 2009 23 864.624 1.135.492 994.429 989.062

Uang muka pembelian mesin 2.065.040 1.906.556 88.917 2.387.142Goodwill 24 4.967.579 4.967.579 7.492.948 8.951.402Klaim atas pengembalian pajak 25 1.429.627 1.591.644 1.723.887 64.738Aset lain-lain 26 7.824.878 3.804.986 3.761.476 2.355.058

Jumlah Aset Tidak Lancar 290.049.202 265.276.498 418.307.076 312.373.194

JUMLAH ASET 399.367.888 912.710.922 735.276.093 592.561.753

*) disajikan kembali, lihat Catatan 2

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

259

Page 284: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAKLAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 - LANJUTAN

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/Catatan 2012 2011 *) 2010 *) 31 Desember 2009 *)

AS$ AS$ AS$ AS$

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEKUtang bank jangka pendek 28 1.500.000 - 10.041.028 22.438.298Utang usaha 29 4.579.888 3.404.663 7.537.225 2.543.818Utang jasa asuransi 30 - - 19.298.473 15.375.314Uang muka atas penjualan investasi entitas anak 27 - 11.007.155 - -Utang pajak 31 26.534.378 6.727.227 8.766.127 5.989.813Liabilitas derivatif 55 - - 932.567 282.975Utang lain-lain 25,32 9.645.513 8.418.405 10.798.909 7.129.205Pendapatan ditangguhkan yang jatuh tempo dalam satu tahun 36 1.340.115 - - -Biaya masih harus dibayar 33 8.167.318 8.044.964 8.551.147 5.101.111Utang bank yang jatuh tempo dalam satu tahun 34 2.341.039 2.254.809 68.673.713 45.615.987Utang sewa pembiayaan yang jatuh tempo dalam satu tahun 35 1.772.756 - 503.003 1.086.492Provisi perjanjian konsesi jasa yang jatuh tempo dalam satu tahun 58 - - 136.344 868.761Liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual 27 - 354.828.193 - -

Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 55.881.007 394.685.416 135.238.536 106.431.774

LIABILITAS JANGKA PANJANGUtang bank - setelah dikurangi bagian yang

jatuh tempo dalam satu tahun 34 - - 114.482.826 45.106.659Utang sewa pembiayaan - setelah dikurangi bagian

yang jatuh tempo dalam satu tahun 35 427.244 - 439.520 725.150Pendapatan ditangguhkan - setelah dikurangi bagian

yang jatuh tempo dalam satu tahun 36 2.010.173 - 2.805.791 3.742.053Utang lain-lain jangka panjang 57v 1.006.781 - - -Obligasi konversi 37 - - 12.494.338 -Provisi program insentif kenaikan nilai 57b - 1.900.000 4.111.564 4.540.000Provisi perjanjian konsesi jasa - setelah dikurangi bagian

yang jatuh tempo dalam satu tahun 58 294.243 - - 868.761Liabilitas pajak tangguhan 51 2.967.032 7.612.475 2.189.961 1.190.526Kewajiban imbalan pasca kerja 38 9.112.277 9.333.600 9.452.076 5.688.664Kompensasi berbasis saham 57j - - 2.122.856 3.703.026

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 15.817.750 18.846.075 148.098.932 65.564.839

EKUITASModal saham - nilai nominal Rp 100 per saham

pada 31 Desember 2012 dan Rp 1.000 per sahampada 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009Modal dasar - 12.000.000.000 saham pada 31 Desember 2012,

50.000.000 saham pada 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

Modal ditempatkan dan disetor - 3.000.000.000 sahampada 31 Desember 2012, 31.239.063 saham pada 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 39 43.158.940 15.084.048 15.084.048 15.084.048

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 40 13.004.333 - - -Selisih nilai akibat perubahan ekuitas entitas anak 41 30.607.591 32.386.326 31.427.734 31.077.385Pendapatan komprehensif lain (663.289) 1.825.606 8.348.382 (3.948.299)Saldo laba

Ditentukan penggunaannya 675.566 675.566 675.566 675.566Tidak ditentukan penggunaannya 240.178.830 437.389.577 386.760.105 366.063.514

Ekuitas diatribusikan kepada pemilik entitas induk 326.961.971 487.361.123 442.295.835 408.952.214

Kepentingan Non-pengendali 42 707.160 11.818.308 9.642.790 11.612.926

Jumlah Ekuitas 327.669.131 499.179.431 451.938.625 420.565.140

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 399.367.888 912.710.922 735.276.093 592.561.753

*) disajikan kembali, lihat Catatan 2

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

260

Page 285: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAKLAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIANUNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010

Catatan 2012 2011 *) 2010 *)AS$ AS$ AS$

OPERASI YANG DILANJUTKAN :

PENDAPATANPendapatan dari penjualan 43 159.880.575 158.160.274 120.597.287Pendapatan konsesi jasa 58 5.979.192 6.003.116 5.615.287Bagian laba bersih entitas asosiasi 44 3.861.440 4.620.864 3.294.593Pendapatan dividen 45 7.924.909 9.974.132 5.595.775Pendapatan bunga 46 1.990.658 1.105.177 538.113Laba kurs mata uang asing 61 2.009.636 - -Pendapatan lain-lain 47,55 3.417.845 5.463.334 1.044.630Jumlah Pendapatan 185.064.255 185.326.897 136.685.685

BEBANBeban pokok penjualan 48 85.736.972 80.888.937 62.370.057Beban konsesi jasa 58 2.494.800 2.612.357 2.968.007Penyisihan atas program insentif kenaikan nilai - 1.955.897 2.571.564Beban penjualan 2.248.691 2.453.513 1.459.318Beban bunga 247.418 80.250 72.038Beban karyawan 38,49 20.104.253 13.424.455 16.623.278Beban umum dan administrasi 50 14.878.463 9.516.989 9.787.124Rugi kurs mata uang asing 61 - 315.757 218.101Beban lain-lain 55 91.022 1.738.076 1.294.699Jumlah Beban 125.801.619 112.986.231 97.364.186

LABA SEBELUM PAJAK 59.262.636 72.340.666 39.321.499

BEBAN PAJAK 51 (17.305.555) (26.587.670) (14.793.131)LABA BERSIH TAHUN BERJALAN DARI OPERASI YANG DILANJUTKAN 41.957.081 45.752.996 24.528.368

OPERASI YANG DIHENTIKANLaba bersih dari operasi yang dihentikan 52 56.703.023 10.572.117 8.071.807LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 98.660.104 56.325.113 32.600.175

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN DARI:Operasi yang dilanjutkan

Perubahan nilai wajar investasi tersedia untuk dijual 371.463 (6.358.253) 8.842.901Rugi aktuarial (604.572) - -Selisih kurs penjabaran laporan keuangan

entitas anak (4.879.885) (566.702) 2.994.359Manfaat (beban) pajak tangguhan 51 94.689 1.246.250 (1.246.250)

Operasi yang dihentikanSelisih kurs penjabaran laporan keuangan

entitas anak 1.997.539 (881.150) 1.897.784Perubahan nilai transaksi lindung nilai - 407.951 (611.022)Beban pajak tangguhan 51 - (101.988) -

Jumlah pendapatan komprehensif lain-setelah pajak (3.020.766) (6.253.892) 11.877.772JUMLAH LABA KOMPREHENSIF 95.639.338 50.071.221 44.477.947

LABA BERSIH DIATRIBUSIKAN KEPADA:Pemilik Entitas Induk 96.299.136 55.629.472 31.446.591Kepentingan Non-pengendali 2.360.968 695.641 1.153.584

Laba bersih tahun berjalan 98.660.104 56.325.113 32.600.175

LABA KOMPREHENSIF DIATRIBUSIKAN KEPADA:Pemilik Entitas Induk 93.300.358 49.395.929 43.165.660Kepentingan Non-pengendali 2.338.980 675.292 1.312.287

Jumlah Laba Komprehensif 95.639.338 50.071.221 44.477.947

LABA PER SAHAM DASAR 53Laba per saham dasar 0,080 0,178 0,101Laba per saham dasar dari operasi yang dilanjutkan 0,035 0,146 0,079Laba per saham dasar dari operasi yang dihentikan 0,045 0,032 0,022

*) disajikan kembali, lihat Catatan 2

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

261

Page 286: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAKLAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIANUNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009

Selisih nilai akibatSelisih nilai perubahan ekuitas Revaluasi Selisih kurs Saldo Laba Ekuitas

transaksi restrukturisasi entitas anak dan investasi efek penjabaran Ditentukan Tidak ditentukan diatribusikan kepada KepemilikanCatatan Modal saham entitas sepengendali entitas asosiasi tersedia untuk dijual laporan keuangan penggunaannya penggunaannya pemilik Perusahaan non-pengendali Jumlah ekuitas

AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Saldo per 1 Januari 2010 sebelum perubahanstandar akuntansi keuangan 15.084.048 - 31.346.208 - (6.259.518) 675.566 369.819.150 410.665.454 11.612.926 422.278.380

Pengaruh penerapan:PSAK 15 (revisi 2009) - - (268.823) - - - 268.823 - - -PSAK 10 (revisi 2010) - - - - 2.311.219 - (2.877.695) (566.476) - (566.476)ISAK 16 - - - - - - (1.146.764) (1.146.764) - (1.146.764)

Saldo per 1 Januari 2010, disajikan kembali 15.084.048 - 31.077.385 - (3.948.299) 675.566 366.063.514 408.952.214 11.612.926 420.565.140Dividen 54 - - - - - - (10.750.000) (10.750.000) - (10.750.000)Selisih nilai akibat perubahan ekuitas entitas anak - - 927.961 - - - - 927.961 (3.282.423) (2.354.462)Laba bersih tahun berakhir 31 Desember 2010:

Operasi yang dilanjutkan - - - - - - 24.551.599 24.551.599 (23.231) 24.528.368Operasi yang dihentikan 52 - - - - - - 6.894.992 6.894.992 1.176.815 8.071.807

Pendapatan Komprehensif Lain dari:Operasi yang dilanjutkan

Perubahan nilai wajar investasi tersediauntuk dijual, bersih setelah pajak - - - 7.596.651 - - - 7.596.651 - 7.596.651

Selisih kurs penjabaran laporankeuangan entitas anak - - - - 2.802.246 - - 2.802.246 192.113 2.994.359

Operasi yang dihentikan Selisih kurs penjabaran laporan keuangan

entitas anak - - - - 1.897.784 - - 1.897.784 - 1.897.784Perubahan nilai transaksi lindung nilai - - (577.612) - - - - (577.612) (33.410) (611.022)

Jumlah laba komprehensif - - (577.612) 7.596.651 4.700.030 - 31.446.591 43.165.660 1.312.287 44.477.947 Saldo per 31 Desember 2010 15.084.048 - 31.427.734 7.596.651 751.731 675.566 386.760.105 442.295.835 9.642.790 451.938.625Dividen 54 - - - - - - (5.000.000) (5.000.000) - (5.000.000)Selisih nilai akibat perubahan ekuitas entitas anak - - 669.359 - - - - 669.359 1.500.226 2.169.585Laba bersih tahun berakhir 31 Desember 2011:

Operasi yang dilanjutkan - - - - - - 45.440.806 45.440.806 312.190 45.752.996Operasi yang dihentikan 52 - - - - - - 10.188.666 10.188.666 383.451 10.572.117

Pendapatan Komprehensif Lain dari :Operasi yang dilanjutkan

Perubahan nilai wajar investasi tersediauntuk dijual, bersih setelah pajak - - - (5.112.003) - - - (5.112.003) - (5.112.003)

Selisih kurs penjabaran laporan keuanganentitas anak - - - - (529.623) - - (529.623) (37.079) (566.702)

Operasi yang dihentikan Selisih kurs penjabaran laporan keuangan

entitas anak - - - - (881.150) - - (881.150) - (881.150)Perubahan nilai transaksi lindung nilai - - 289.233 - - - - 289.233 16.730 305.963

Jumlah laba komprehensif - - 289.233 (5.112.003) (1.410.773) - 55.629.472 49.395.929 675.292 50.071.221Saldo per 31 Desember 2011 15.084.048 - 32.386.326 2.484.648 (659.042) 675.566 437.389.577 487.361.123 11.818.308 499.179.431Dividen 54 - - - - - - (293.000.000) (293.000.000) - (293.000.000) Selisih nilai akibat perubahan ekuitas entitas anak - - (1.337.434) - - - - (1.337.434) - (1.337.434) Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 40 - 13.004.333 - - - - 13.004.333 - 13.004.333 Penambahan modal 28.074.892 - - - - - - 28.074.892 - 28.074.892 Penjualan entitas anak (Catatan 1c) - - (441.301) - - - (441.301) (129.804) (571.105) Pembelian kepentingan non-pengendali entitas anak - - - - - - - - (13.320.324) (13.320.324) Laba bersih tahun berakhir 31 Desember 2012 :

Operasi yang dilanjutkan - - - - - - 41.218.373 41.218.373 738.708 41.957.081 Operasi yang dihentikan 52 - - - - - - 55.080.763 55.080.763 1.622.260 56.703.023

Pendapatan Komprehensif Lain dari:Operasi yang dilanjutkan :

Rugi aktuarial program imbalan pasti - - - - - - (604.572) (604.572) - (604.572) Manfaat pajak tangguhan atas rugi aktuarial 94.689 94.689 - 94.689 Perubahan nilai wajar investasi tersedia untuk dijual - - - 371.463 - - - 371.463 - 371.463

Selisih kurs penjabaran laporan keuangan entitas anak - - - - (4.857.897) - - (4.857.897) (21.988) (4.879.885)

Operasi yang dihentikan:Selisih kurs penjabaran laporan keuangan

entitas anak - - - - 1.997.539 - - 1.997.539 - 1.997.539 Jumlah laba komprehensif - - - 371.463 (2.860.358) - 95.789.253 93.300.358 2.338.980 95.639.338 Saldo per 31 Desember 2012 43.158.940 13.004.333 30.607.591 2.856.111 (3.519.400) 675.566 240.178.830 326.961.971 707.160 327.669.131

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

Pendapatan komprehensif lain

- 6 -

262

Page 287: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAKLAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIANUNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIPenerimaan kas dari pelanggan 169.442.919 200.308.540 134.227.514Penerimaan bunga 2.073.218 2.519.763 1.703.744Pembayaran imbalan pasca kerja (10.473.856) (668.370) (548.524)Pembayaran pajak penghasilan (23.961.988) (22.997.189) (18.416.878)Pembayaran untuk aktivitas operasi lain-lain (31.343.898) (28.254.183) (24.324.933)Pembayaran kepada pemasok (52.949.823) (84.221.441) (58.512.863)Pembayaran kepada karyawan (25.041.921) (45.919.399) (34.103.740)Pembayaran kompensasi berbasis saham - (1.182.027) (2.015.381)Pembayaran beban bunga - (27.299.063) (15.280.647)Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 27.744.651 (7.713.369) (17.271.708)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIHasil penjualan investasi entitas anak 142.949.918 - -Hasil penjualan efek yang diperdagangkan 105.625.310 21.316 696.556Penerimaan dividen 8.498.642 10.886.271 5.464.997Hasil penjualan aset tetap 7.246.431 10.889.124 5.202.283Hasil penjualan properti investasi 6.930.536 - -Hasil penjualan investasi lain-lain 2.630.886 5.000.000 -Penempatan deposito berjangka (1.500.000) (593.776) (414.646)Pencairan deposito berjangka - - 10.692.542Penambahan investasi pada entitas anak, entitas asosiasi dan

investasi lain-lain (12.261.698) (247.411) (9.264.153)Perolehan aset tetap (20.578.767) (81.337.498) (47.971.293)Perolehan tanaman kelapa sawit (18.002.735) (12.191.009) (5.474.179)Perolehan aset lain-lain (4.019.892) (228.411) -Pembayaran beban tangguhan - hak atas tanah - (117.556) (9.447)Penerimaan uang muka penjualan investasi entitas anak - 11.007.155 -Penempatan efek yang diperdagangkan - (53.918.365) (13.847.726)Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Investasi 217.518.631 (110.830.160) (54.925.066)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANPenerimaan setoran modal dari pemegang saham 28.074.892 - -Penerimaan dari transaksi jual dan sewa balik 4.000.000 - -Pembayaran utang sewa pembiayaan - (763.388) (1.410.666)Penerimaan utang bank 1.586.230 - -Pembayaran beban bunga (238.468) - -Pembayaran dividen (293.000.000) (5.000.000) (10.750.000)Penambahan utang bank jangka panjang - 127.049.143 83.512.066Penerimaan dari penerbitan obligasi konversi - - 12.494.339Penerimaan dari penyetoran modal pemegang

saham non-pengendali entitas anak - 2.297.789 2.933.457Pembayaran utang bank jangka pendek - (12.587.612) (1.416.334)Penyelesaian derivatif - bersih - - (812.266)Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan (259.577.346) 110.995.932 84.550.596

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (14.314.064) (7.547.597) 12.353.822

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 90.912.822 132.294.121 119.432.789Penurunan (kenaikan) pada rekening bank

yang dibatasi penggunaannya - (203.591) 507.510

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 76.598.758 124.542.933 132.294.121Kas dan setara kas direklasifikasi ke aset

dimiliki untuk dijual - (33.630.111) -KAS DAN SETARA KAS SETELAH REKLASIFIKASI 76.598.758 90.912.822 132.294.121

Lihat catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian.

263

Page 288: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT 1. U M U M

a. Pendirian dan Informasi Umum

P.T. Austindo Nusantara Jaya (Perusahaan), d/h P.T. Austindo Teguh Jaya didirikan berdasarkan Akta No. 12 notaris Tn. Sutjipto, S.H., tanggal 16 April 1993 yang disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-3479.HT.01.01.TH.93 tanggal 21 Mei 1993, dan diumumkan dalam Berita Negara No.70 tanggal 31 Agustus 1993, Tambahan No. 4010. Anggaran Dasar perusahaan telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Akta No. 3 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 6 September 2012 terkait penambahan modal dasar dan modal disetor. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-48475.AH.01.02.Th.2012 tanggal 12 September 2012. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasarnya, Perusahaan memiliki ruang lingkup kegiatan dalam bidang perdagangan dan jasa umum. Perusahaan berhak untuk, antara lain, mendapatkan kesempatan usaha dan berinvestasi. Saat ini Perusahaan memberikan jasa manajemen dan beroperasi sebagai perusahaan induk dari entitas anak dan asosiasi yang beroperasi dalam industri agribisnis yaitu perkebunan kelapa sawit, pengolahan sagu, dan pengolahan tembakau serta energi terbarukan. Sebelum 2012, Perusahaan juga beroperasi sebagai Perusahaan induk dari entitas anak yang beroperasi dalam bidang jasa keuangan, jasa kesehatan dan bidang lainnya yang telah dijual pada tahun 2012. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1993. Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009, Perusahaan dan entitas anak (Grup) memiliki masing-masing 4.880, 6.066, 5.237, dan 4.111 karyawan tetap.

Perusahaan berdomisili di Jakarta dan Kantor Pusatnya berlokasi di Gedung Graha Irama lantai 3, Jl. H.R. Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1-2, Jakarta 12950.

Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009, susunan Komisaris dan Direktur Perusahaan adalah sebagai berikut:

1 Januari 2010/

2012 2011 dan 2010 31 Desember 2009

Komisaris Utama Tn. Adrianto Machribie Reksohadiprodjo Tn. Adrianto Machribie Reksohadiprodjo Tn. Adrianto Machribie ReksohadiprodjoKomisaris Tn. George Santosa Tahija Tn. Sjakon George Tahija Tn. Sjakon George Tahija

Tn. Sjakon George Tahija Tn. Arifin Mohamed Siregar Tn. Arifin Mohamed SiregarTn. Arifin Mohamed Siregar Tn. Istama Tatang Siddharta Tn. Istama Tatang SiddhartaTn. Istama Tatang Siddharta Tn. Anastasius Wahyuhadi Tn. Anastasius WahyuhadiTn. Anastasius Wahyuhadi Tn. Suwito AnggoroTn. Josep Kristiadi

Direktur Utama Tn. Suwito Anggoro Tn. George Santosa Tahija Tn. George Santosa TahijaWakil Direktur Utama Ny. Istini Tatiek Siddharta - -Direktur Tn. Sucipto Maridjan Ny. Istini Tatiek Siddharta Ny. Istini Tatiek Siddharta Perusahaan memberikan kompensasi kepada Komisaris dan Direktur sebagai berikut:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Imbalan kerja jangka pendek 1.799.192 2.052.962 1.616.445 Imbalan kerja jangka panjang 6.722.821 1.310.345 4.314.545 Jumlah 8.522.013 3.363.307 5.930.990

264

Page 289: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

b. Entitas Anak

Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham entitas anak sebagai berikut:

Tahunoperasi 1 Januari 2010/ 1 Januari 2010/

Nama entitas anak dan aktivitas utama Lokasi usaha komersial 2012 2011 2010 31 Desember 2009 2012 2011 2010 31 Desember 2009% % % % AS$ AS$ AS$ AS$

Entitas Anak LangsungEnergi terbarukanPT Darajat Geothermal Indonesia (DGI) Darajat, Jawa Barat 1998 99,99 99,99 99,99 99,99 11.409.047 10.478.867 10.408.833 13.097.941 PT Austindo Aufwind New Belitung,Bangka

Energy (AANE) Belitung Pra-operasi 98,99 90,64 90,64 51,06 2.404.087 871.455 2.181.051 251.674

AgribisnisEastern Island Base Pte. Ltd (EIB) Singapura 2003 - - - 100,00 - - - 28.150.862 PT Aceh Timur Indonesia (ATI) Jakarta 1998 99,99 99,99 99,99 99,99 3.559.968 2.820.416 1.863.633 1.240.470 PT Surya Makmur (SM) Medan 1998 99,99 99,99 99,99 99,99 4.639.805 3.702.894 2.404.286 1.501.206 PT Gading Mas Indonesian Tobacco Incorporated (GMIT) Jember 2000 99,99 66,81 66,81 68,81 13.227.130 7.150.695 5.729.041 5.942.551 PT Austindo Nusantara Jaya Agri (ANJA) Binanga, Sumatera Utara 1995 99,99 99,51 99,84 99,91 206.934.889 175.839.091 175.986.071 183.113.201 PT ANJ Agri Papua (ANJAP) Sorong Selatan,Papua Pra-operasi 99,99 99,51 99,84 99,84 30.435.763 12.499.066 4.387.733 259.514

Jasa keuanganPT Prima Mitra Nusatama (PMN)

(dalam likuidasi) Jakarta 1994 99,99 64,91 64,91 64,48 39.421.846 39.726.191 34.708.835 28.895.928

Sewa dan perdagangan mobilPT Austindo Nusantara Jaya Rent (ANJR) Jakarta 2009 - 99,99 99,99 99,99 - 380.054.820 263.825.607 58.110.029

Jasa KesehatanPT Austindo Nusantara Jaya

Healthcare (ANJHC) Jakarta 2008 - 99,99 99,99 99,99 - 14.278.249 14.922.243 10.029.850

Entitas Anak Tidak LangsungAgribisnisPT Sahabat Mewah Makmur (SMM) (1) Belitung,Bangka

Belitung 1994 99,99 99,51 99,84 99,91 29.509.089 18.547.703 38.779.672 52.004.805PT Austindo Nusantara Jaya Agri Angkola Selatan

Siais (ANJAS) (1) Sumatera Utara 2009 99,99 99,51 99,84 99,91 71.654.954 68.642.882 66.051.633 57.855.439PT Kayung Agro Lestari (KAL) (1) Ketapang,

Kalimantan Barat Pra-operasi 99,99 99,51 99,84 99,86 55.383.203 33.859.033 9.869.814 2.147.457PT Lestari Sagu Papua (LSP) (2) Sorong Selatan,Papua Pra-operasi 51,00 51,00 - - 1.392.481 1.434.023 - -PT Galempa Sejahtera Bersama (GSB) (3) Sumatera Selatan Pra-operasi 99,99 - - - 1.197.388 - - -

Jasa keuanganPT Asuransi Indrapura (AI) (4) Jakarta 2002 - 71,93 64,91 64,48 - 32.375.925 33.596.736 28.886.038PT Austindo Nusantara Jaya

Finance (ANJF) (5) Jakarta 1994 - 94,22 94,22 81,60 - 264.527.979 189.135.794 110.036.651

Sewa dan perdagangan mobilPT Austindo Nusantara Jaya

Auto (ANJ Auto) (6) Jakarta 2010 - 99,99 99,99 99,99 - 73.121 65.397 67.223 PT Balai Lelang Asta Nara Jaya (7) Tangerang 2011 - 99,99 99,99 - - 276.847 111.222 -

Jasa KesehatanPT Optik Klinik Mata Nusantara (OKMN) (8) Jakarta 2009 - 59,99 59,99 59,99 - 560.169 390.200 310.035

(1) Dimiliki oleh ANJA(2) Dimiliki oleh ANJAP per 31 Desember 2012 dan dimiliki oleh ANJA per 31 Desember 2011(3) 95,00% dimiliki oleh ANJA(4) 80,00% dimiliki oleh PMN dan 20,00% dimiliki oleh ANJR per 31 Desember 2011, dimiliki 99,00% oleh PMN di 2010 dan 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009(5) Dimiliki oleh ANJR per 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010 serta dimiliki langsung oleh ANJ per 1 Januari 2010 / 31 Desember 2009(6) 99,80% dimiliki oleh ANJR (7) 99,96% dimiliki oleh ANJR per 31 Desember 2011 dan 99,90% dimiliki oleh ANJR per 31 Desember 2010(8) Dimiliki oleh ANJHC

Jumlah aset (sebelum dieliminasi)Persentase pemilikan

Eastern Island Base (EIB)

Pada tanggal 22 Pebruari 2010, EIB mengumumkan dan membagikan dividen berupa 2.680.554 saham ARC Exploration Ltd., dengan nilai AS$ 111.913 kepada Perusahaan. Pada tanggal 19 Maret 2010, EIB menjual 1 saham GMIT kepada Perusahaan dengan harga AS$ 75.

Pengembalian modal terkait likuidasi EIB, diterima Perusahaan masing-masing berjumlah AS$ 22.000.000 pada tanggal 16 Juni 2010, AS$ 276.000 pada tanggal 28 September 2010 dan AS$ 46.106 pada tanggal 24 Nopember 2010. Pada tanggal 3 Desember 2010, EIB telah dilikuidasi.

PT Austindo Nusantara Jaya Agri (ANJA)

Berdasarkan Akta No. 101 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 30 April 2010, pemegang saham ANJA menyetujui kenaikan modal disetor dari Rp 251.540.286.500 menjadi Rp 251.712.301.900 melalui penerbitan 1.720.154 saham baru kepada Direksi dan manajemen ANJA, sehubungan dengan pelaksanaan program opsi saham yang diberikan kepada manajemen. Kepemilikan Perusahaan pada ANJA turun menjadi 99,84%.

265

Page 290: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Berdasarkan Akta No. 29 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 8 Juli 2011, pemegang saham ANJA menyetujui penyetoran modal setara dengan 5.900.000 saham baru dari salah satu Direksi ANJA. Pemegang saham juga menyetujui penempatan 2.505.905 saham baru oleh Direksi dan manajemen ANJA terkait dengan pelaksanaan program hak opsi saham yang diberikan kepada manajemen. Modal disetor ANJA meningkat dari Rp 251.712.301.900 menjadi Rp 252.552.892.400. Kepemilikan Perusahaan pada ANJA turun menjadi 99,51%.

Berdasarkan Akta No. 16 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 6 Maret 2012, pemegang saham ANJA menyetujui penjualan 1.399.521 saham milik salah satu pemegang saham non-pengendali kepada Perusahaan yang menyebabkan kepemilikan Perusahaan pada ANJA naik menjadi 99,56%.

Berdasarkan Akta No. 45 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 12 Oktober 2012, pemegang saham ANJA menyetujui penjualan 90.729 saham milik salah satu pemegang saham non-pengendali kepada Perusahaan yang menyebabkan kepemilikan Perusahaan pada ANJA naik menjadi 99,57%.

Berdasarkan Akta No. 84 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 22 Nopember 2012, pemegang saham ANJA menyetujui penjualan 10.834.584 saham milik pemegang saham non-pengendali kepada Perusahaan yang menyebabkan kepemilikan Perusahaan pada ANJA naik menjadi 99,99%.

PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siais (ANJAS), sebelumnya PT Ondop Perkasa Makmur (OPM)

Pada tanggal 2 Maret 2010, ANJA dan SMM menyetujui untuk mengubah nama PT Ondop Perkasa Makmur menjadi PT Austindo Nusantara Jaya Agri Siais (ANJAS). Pada tanggal 2 Oktober 2010, ANJA dan SMM menyediakan uang muka untuk modal sebesar Rp 25.000.000.000 kepada ANJAS. Uang muka tersebut telah menjadi kenaikan modal disetor berdasarkan Akta No. 9 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 2 Pebruari 2011. Modal disetor ANJAS meningkat dari Rp 598.570.000.000 menjadi Rp 623.570.000.000.

Sejak 1 Januari 2011, ANJAS mengubah mata uang pelaporannya dari Rupiah menjadi Dolar Amerika Serikat.

PT Austindo Aufwind New Energy (AANE)

Berdasarkan Akta No. 9 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 2 Desember 2010 ANJA dan Aufwind Schmack Asia Holding GmbH (ASA) menyetujui kenaikan modal dasar AANE dari AS$ 1.800.000 menjadi AS$ 2.350.000 dan kenaikan modal ditempatkan dan disetor dari AS$ 450.000 menjadi AS$ 2.350.000. ANJA menempatkan dan menyetor AS$ 1.900.000 atau setara dengan Rp 17.263.400.000 untuk penambahan 1.900 saham, sehingga kepemilikan ANJA di AANE meningkat dari 51,11% menjadi 90,64%.

Berdasarkan Akta No. 135 notaris Mala Mukti, S.H. tanggal 19 Juli 2012, ANJA dan ASA menyetujui penjualan 2.130 saham atau 90,64% kepemilikan AANE dari ANJA kepada Perusahaan dan 176 saham atau 7,49% kepemilikan AANE dari ASA kepada Perusahaan, sehingga Perusahaan memiliki 2.306 atau 98,13% kepemilikan saham di AANE.

Berdasarkan Akta No. 16 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 5 Nopember 2012, Perusahaan dan ASA menyetujui peningkatan modal dasar dari AS$ 2.350.000 menjadi AS$ 10.000.000 dan peningkatan modal disetor dari AS$ 2.350.000 menjadi AS$ 4.350.000 dengan penempatan 2.000 saham baru, yang seluruhnya ditempatkan dan disetor oleh Perusahaan, yang menyebabkan kepemilikan Perusahaan di AANE meningkat dari 98,13% menjadi 98,99%.

PT Kayung Agro Lestari (KAL)

Berdasarkan Akta No. 17 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 5 Nopember 2010, pemegang saham KAL menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp 5.000.000.000 menjadi Rp 180.000.000.000 dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 5.000.000.000 menjadi Rp 95.000.000.000 dengan penempatan 180.000 saham baru. Dari jumlah tersebut, 179.910 saham ditempatkan dan disetor oleh ANJA dan 90 saham ditempatkan dan disetor oleh SMM.

266

Page 291: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Berdasarkan Akta No. 30 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 8 Juli 2011, pemegang saham KAL menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp 180.000.000.000 menjadi Rp 720.000.000.000 dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 95.000.000.000 menjadi Rp 180.000.000.000 dengan penempatan 170.000 saham baru. Dari jumlah tersebut 169.915 saham ditempatkan dan disetor oleh ANJA dan 85 saham ditempatkan dan dibayarkan oleh SMM.

Berdasarkan Akta No. 85 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 24 Pebruari 2012, pemegang saham KAL menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 180.000.000.000 menjadi Rp 315.000.000.000 dengan penempatan 270.000 saham baru. Dari jumlah tersebut 269.865 saham ditempatkan dan disetor oleh ANJA dan 135 saham ditempatkan dan disetor oleh SMM.

Berdasarkan Akta No. 19 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 4 Juli 2012, pemegang saham KAL menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 315.000.000.000 menjadi Rp 410.000.000.000 dengan penempatan 190.000 saham baru. Dari jumlah tersebut 189.905 saham ditempatkan dan disetor oleh ANJA dan 95 saham ditempatkan dan dibayar oleh SMM.

Berdasarkan Akta No. 17 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 5 Nopember 2012, pemegang saham KAL menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 410.000.000.000 menjadi Rp 552.500.000.000 dengan penempatan 285.000 saham baru. Dari jumlah tersebut 284.857 saham diantaranya ditempatkan dan disetor oleh ANJA dan 143 saham ditempatkan dan disetor oleh SMM.

PT ANJ Agri Papua (ANJAP)

Berdasarkan Akta No. 4 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 15 September 2011, pemegang saham ANJAP menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 50.000.000.000 menjadi Rp 118.000.000.000 dengan penempatan 68.000 saham baru. Dari jumlah tersebut 66.870 saham di antaranya ditempatkan dan disetor oleh ANJA dan 1.130 saham ditempatkan dan disetor oleh SMM.

Berdasarkan Akta No. 78 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 18 April 2012, pemegang saham ANJAP menyetujui peningkatan modal disetor dari Rp 118.000.000.000 menjadi Rp 164.000.000.000 dengan penempatan 46.000 saham baru. Dari jumlah tersebut 45.540 saham diantaranya ditempatkan dan disetor oleh ANJA dan 460 saham ditempatkan dan disetor oleh SMM.

Berdasarkan Akta No. 45 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 15 Agustus 2012, ANJA dan SMM menyetujui penjualan, pengalihan dan penyerahan 162.360 saham atau 99% kepemilikan ANJAP yang dimiliki oleh ANJA kepada Perusahaan, sehingga Perusahaan memiliki 99% ANJAP secara langsung.

Berdasarkan Akta No. 129 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 27 September 2012, Perusahaan dan SMM selaku pemegang saham ANJAP menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp 200 milyar menjadi Rp 400 milyar yang terdiri dari 400.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per saham dan peningkatan modal disetor dari Rp 164.000.000.000 menjadi Rp 246.000.000.000 dengan penempatan 82.000 saham baru, yang seluruhnya ditempatkan dan disetor oleh Perusahaan. Kepemilikan langsung Perusahaan di ANJAP meningkat dari 99% menjadi 99,33%.

Berdasarkan Akta No. 2 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 4 Desember 2012, pemegang saham ANJAP menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 246.000.000.000 menjadi Rp 329.000.000.000 dengan penempatan 83.000 saham baru, yang seluruhnya disetor oleh Perusahaan. Kepemilikan langsung Perusahaan di ANJAP meningkat dari 99,33% menjadi 99,50%.

PT Lestari Sagu Papua (LSP)

Berdasarkan Akta no. 105 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 1 Juli 2011, ANJA, SP Chemical Pte. Ltd dan Grand Asia Holding Pte. Ltd. mendirikan LSP, dengan modal dasar AS$ 4.000.000 dan modal ditempatkan dan disetor sebesar AS$ 1.500.000. ANJA menempatkan dan menyetor 765 saham atau senilai AS$ 765.000 untuk 51% kepemilikan.

267

Page 292: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Berdasarkan Akta No. 103 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 21 September 2012, para pemegang saham LSP menyetujui penjualan, pengalihan dan penyerahan 765 saham atau 51% kepemilikan LSP yang dimiliki oleh ANJA kepada ANJAP.

PT Asuransi Indrapura (AI)

Berdasarkan Akta No. 3 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 4 Nopember 2011, pemegang saham AI menyetujui pemindahan hak atas 163.998 saham AI atau 19,99% kepemilikan dari PMN kepada ANJR. Kepemilikan langsung PMN pada AI turun dari 99,99% menjadi 80%.

Berdasarkan Akta No.88 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 27 Pebruari 2012, PMN menjual 656.000 saham AI atau 80% kepemilikan atas AI ke Golden Eight Group Limited. Setelah transaksi ini, PMN tidak lagi memiliki AI, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

PT Prima Mitra Nusatama (PMN)

Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham PMN tanggal 18 Maret 2010 dan Akta No. 18 Notaris Mala Mukti S.H., tanggal 7 April 2010, pemegang saham PMN menyetujui peningkatan modal PMN dengan menempatkan 19.047.620 saham pada harga Rp 1.575 per saham. Dari jumlah tersebut, 12.562.134 saham di antaranya ditempatkan oleh Perusahaan, sehingga kepemilikan Perusahaan di PMN meningkat dari 64,48% menjadi 64,91%.

Berdasarkan Akta No. 53, 54, 75 dan 24 notaris Mala Mukti, S.H., masing-masing tanggal 16 Agustus 2012, 16 Agustus 2012, 30 Agustus 2012 dan 7 September 2012, Adrian Park Ltd., Investor Investment Asia Ltd., Hamon Private Equity Ltd., dan Lattice Ltd., masing-masing sebagai pemilik 19.514.286 saham, 1.915.587 saham, 718.061 saham dan 677.166 saham atau masing-masing 30%, 2,95%, 1,11% dan 1,04% kepemilikan PMN menyetujui penjualan, pengalihan dan penyerahan seluruh saham yang dimilikinya kepada Perusahaan.

Berdasarkan Akta No. 128 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 27 September 2012, Perusahaan menjual 1 saham PMN kepada Tn. George Santosa Tahija.

Sebagai akibat dari seluruh transaksi pembelian dan penjualan saham PMN di atas, Perusahaan memiliki 65.047.619 saham atau 99,99% kepemilikan PMN.

Berdasarkan Akta No. 73 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 21 Nopember 2012, pemegang saham menyetujui pembubaran PMN yang berlaku efektif sejak 13 Nopember 2012 dan mengangkat likuidator untuk melakukan likuidasi.

PT Austindo Nusantara Jaya Finance (ANJF)

Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham ANJF seperti yang dinyatakan dalam Akta No. 90 Notaris Mala Mukti S.H., tanggal 27 April 2010, pemegang saham ANJF menyetujui pemindahan hak atas 25.053 saham ANJF dari Investor (Guernsey) II, Ltd. dan Hamon Private Equity Ltd. kepada Perusahaan, sehingga jumlah saham yang dimiliki Perusahaan menjadi 136.615 saham dan kepemilikan Perusahaan pada ANJF meningkat dari 81,60% menjadi 99,92%.

Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham ANJF seperti yang dinyatakan dalam Akta No. 29 Notaris Mala Mukti S.H., tanggal 18 Mei 2010, pemegang saham ANJF menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp 170.000.000.000 menjadi Rp 800.000.000.000 dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 136.723.000.000 menjadi Rp 200.083.000.000 dengan menempatkan 63.360 saham baru dengan harga Rp 1.199.495 per saham kepada ANJR. Perusahaan tidak berpartisipasi dalam peningkatan modal ini, sehingga menyebabkan dilusi kepemilikan langsung Perusahaan dari 99,92% menjadi 68,28%.

Berdasarkan Akta No. 22 notaris Mala Mukti, SH., tanggal 11 Juni 2010, Perusahaan menjual 136.615 saham ANJF kepada ANJR pada nilai buku yang juga merupakan nilai pasar, atau setara dengan Rp 172.000.006.340. Sebagai akibatnya, Perusahaan tidak lagi memiliki ANJF secara langsung.

268

Page 293: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

PT Austindo Nusantara Jaya Rent (ANJR)

Berdasarkan Akta No. 07 notaris Mala Mukti S.H., tanggal 4 Juni 2010 pemegang saham ANJR menyetujui kenaikan modal dasar dari Rp 155.000.000.000 (155.000 saham) menjadi Rp 560.000.000.000 (560.000 saham) dan kenaikan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 100.750.000.000 (100.750 saham) menjadi Rp 141.212.000.000 (141.212 saham) dengan penempatan 40.462 saham (Rp 404.620.000.000), yang seluruhnya disetor oleh Perusahaan.

Berdasarkan Akta No. 65 notaris Mala Mukti S.H., tanggal 26 Juni 2010 pemegang saham ANJR menyetujui kenaikan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 141.212.000.000 (141.212 saham) menjadi Rp 243.820.000.000 (243.820 saham) dengan penempatan 102.608 saham pada harga Rp 1.158.398 per saham, seluruhnya disetor oleh Perusahaan.

Berdasarkan Akta No. 16 notaris Mala Mukti S.H., tanggal 5 Nopember 2010, pemegang saham ANJR menyetujui kenaikan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 243.820.000.000 (243.820 saham) menjadi Rp 270.000.000.000 (270.000 saham) dengan penempatan 26.180 saham baru yang seluruhnya disetor oleh Perusahaan.

Berdasarkan Akta No. 16 notaris Fathiah Helmi, S.H., tanggal 17 Januari 2012, Perusahaan menjual 2.699.990.000 lembar saham atau 99,99% kepemilikan ANJR kepada PT Mitra Pinasthika Mustika. Setelah transaksi tersebut, Perusahaan tidak lagi memiliki ANJR, ANJF, ANJ Auto dan Balai Lelang Asta Nara Jaya, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

PT Austindo Nusantara Jaya Healthcare (ANJHC)

Berdasarkan Rapat Tahunan Pemegang Saham ANJHC, seperti dinyatakan dalam Akta No. 63 notaris Mala Mukti S.H., tanggal 25 Juni 2010, pemegang saham menyetujui kenaikan modal ditempatkan dari Rp 120.837.500.000 menjadi Rp 165.837.500.000, yang seluruhnya disetor Perusahaan.

Berdasarkan Akta No.33 notaris Mala Mukti S.H., tanggal 7 Mei 2012, Perusahaan melakukan penjualan, pengalihan dan penyerahan 165.837.499 saham atau 99.99% kepemilikan ANJHC kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang (entitas sepengendali) (Catatan 40). Setelah transaksi ini, Perusahaan tidak lagi memiliki ANJHC dan OKMN baik secara langsung ataupun tidak langsung.

PT Gading Mas Indonesian Tobacco (GMIT)

Berdasarkan Akta No. 39 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 12 September 2012, Southseas Resources Ltd sebagai pemilik 57.140 saham atau 33,19% kepemilikan GMIT menyetujui penjualan, pengalihan dan penyerahan 57.139 saham miliknya kepada Perusahaan dan 1 saham kepada Tn. Koh Bing Hock. Sebagai akibat transaksi tersebut, Perusahaan memiliki 172.139 saham atau 99,99% kepemilikan langsung atas GMIT.

PT Galempa Sejahtera Bersama (GSB)

Berdasarkan Akta No. 25 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 4 Mei 2012, Perusahaan dan ANJA menandatangani perjanjian jual beli dengan Tn. Syamsi dan Tn. Muksin untuk membeli dari Tn. Syamsi dan Tn. Muksin masing-masing 100.000 saham dan 20.000 saham GSB, dengan komposisi 114.000 saham atau 95% dimiliki ANJA dan 6.000 saham atau 5% dimiliki Perusahaan.

c. Pelepasan Entitas Anak

PT Austindo Nusantara Jaya Rent (ANJR)

Pada tanggal 17 Januari 2012, Perusahaan menjual 2.699.990.000 lembar saham atau 99,99% kepemilikan atas ANJR kepada PT Mitra Pinasthika Mustika (MPM). Sebagai akibat transaksi tersebut, Perusahaan tidak lagi memiliki ANJR dan ANJF, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

269

Page 294: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Posisi aset dan liabilitas ANJR dan entitas anak pada tanggal 17 Januari 2012:

17 Januari 2012AS$

Kas dan setara kas 13.430.916Piutang sewa dan jasa lainnya - setelah dikurangi

penyisihan piutang ragu-ragu 3.188.055Piutang sewa pembiayaan - setelah dikurangi penyisihan piutang

ragu-ragu 70.128.171Piutang pembiayaan konsumen dan jasa pembiayaan lainnya -

setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 175.659.026Piutang lain-lain 1.378.351Persediaan 682.584Pajak dibayar di muka 3.174.344Biaya dibayar di muka dan uang muka 2.232.767Rekening bank jaminan (escrow) 494.674Deposito berjangka 435.329Aset pajak tangguhan 996.178Investasi pada entitas asosiasi 176.002Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 102.528.145Goodwill 2.525.369Aset lain-lain 757.369Jumlah aset 377.787.280

Utang bank 300.118.303Utang usaha 2.525.299Uang muka dan utang lain-lain 786.837Utang pajak 2.699.294Biaya masih harus dibayar 3.462.939Pendapatan ditangguhkan 1.117.631Liabilitas derivatif - bersih 221.500Uang jaminan 1.279.724Utang sewa pembiayaan 316.182Obligasi konversi 12.450.422Liabilitas pajak tangguhan 76.242Kewajiban imbalan pasca kerja 1.743.896Liabilitas kompensasi berbasis saham 2.975.458Jumlah liabilitas 329.773.727

Aset bersih yang dijual 48.013.553

270

Page 295: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Laba bersih pelepasan ANJR:

2012AS$

Hasil penjualan ANJR 120.748.487Jumlah aset bersih yang dilepaskan (48.013.553) Selisih nilai akibat perubahan entitas anak yang direklasifikasi

dari ekuitas karena hilangnya pengendalian (441.301) Penyesuaian kumulatif selisih kurs penjabaran yang direklasifikasi dari

ekuitas karena hilangnya pengendalian 407.883 Laba pelepasan ANJR 72.701.516 Biaya konsultan penjualan (3.102.665)Biaya pajak kini dan tangguhan terkait penjualan ANJR (17.384.449) Laba bersih pelepasan ANJR 52.214.402

Laba bersih pelepasan ANJR termasuk dalam laba bersih dari operasi yang dihentikan (Catatan 52).

Kas bersih pelepasan ANJR:

2012AS$

Kas yang diterima dari penjualan ANJR 120.748.487Kas dan setara kas ANJR yang dilepaskan (13.430.916) Kas yang dihasilkan (dilepaskan), bersih 107.317.571

271

Page 296: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

PT Asuransi Indrapura (AI)

Pada tanggal 27 Pebruari 2012, PMN menjual 656.000 saham AI atau 80% kepemilikan AI ke Golden Eight Group Limited. Posisi aset dan liabilitas AI pada tanggal 27 Pebruari 2012:

27 Pebruari 2012

AS$

Kas dan setara kas 17.309.557Deposito wajib 935.608Investasi 2.159.892Piutang jasa asuransi - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 11.733.509Piutang lain-lain 639.619Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 375.390Aset lain-lain 344.541Jumlah aset 33.498.116

Utang jasa asuransi 12.304.857Utang lain-lain 2.775.743Utang pajak 248.363Pendapatan premi diterima di muka 7.133.420Jumlah liabilitas 22.462.383

Aset bersih yang dijual 11.035.733

Laba pelepasan AI:

2012AS$

Hasil penjualan AI 13.208.586Jumlah aset bersih yang dilepaskan (11.035.733) Kepentingan non-pengendali 2.207.147 Penyesuaian kumulatif selisih kurs penjabaran yang

direklasifikasi dari ekuitas karena hilangnya pengendalian (143.171) Laba pelepasan AI 4.236.829 Biaya pajak kini dan tangguhan terkait penjualan AI (1.004.660) Laba bersih dari pelepasan AI 3.232.169

Laba pelepasan AI termasuk dalam laba bersih dari operasi yang dihentikan (Catatan 52).

Kas bersih dari pelepasan AI:

2012AS$

Kas yang diterima dari penjualan AI 13.208.586Kas dan setara kas AI yang dilepaskan (17.309.557) Kas yang dihasilkan (dilepaskan), bersih (4.100.971)

272

Page 297: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

PT Austindo Nusantara Jaya Healthcare (ANJHC)

Pada tanggal 7 Mei 2012, Perusahaan menjual 165.837.499 saham atau 99,99% kepemilikan ANJHC kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang (entitas sepengendali) (Catatan 40).

Posisi aset dan liabilitas ANJHC pada tanggal 7 Mei 2012:

7 Mei 2012

AS$

Kas dan setara kas 1.004.168Investasi jangka pendek 1.381.710Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 73.775Piutang lain-lain 91.033Persediaan 961.768Uang muka dan biaya dibayar di muka 679.216Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 9.547.586Aset lain-lain 82.800Jumlah aset 13.822.056

Utang usaha 289.749Utang sewa pembiayaan 311.942Utang lain-lain 218.598Utang pajak 107.298Biaya masih harus dibayar 1.766.258Kewajiban imbalan pasca kerja 1.096.362Liabilitas pajak tangguhan 188.559Jumlah liabilitas 3.978.766Aset bersih yang dilepaskan 9.843.290

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali dari pelepasan ANJHC:

2012AS$

Hasil penjualan ANJHC 20.000.000Jumlah aset bersih yang dilepaskan (9.843.290) Kepentingan non-pengendali 129.804 Selisih kurs penjabaran laporan keuangan yang direklasifikasi

dari ekuitas karena hilangnya pengendalian (2.262.251) Selisih antara hasil penjualan dan nilai buku ANJHC, dicatat sebagai

Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali 8.024.263

273

Page 298: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Kas bersih dari pelepasan ANJHC:

2012AS$

Kas yang diterima dari penjualan ANJHC 20.000.000Kas dan setara kas ANJHC yang dilepaskan (1.004.168) Kas yang dihasilkan (dilepaskan), bersih 18.995.832

2. PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BARU DAN REVISI (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) a. Standar yang berlaku efektif pada tahun berjalan

Dalam tahun berjalan, Grup telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi mulai tanggal 1 Januari 2012. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi yang telah mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun berjalan atau tahun sebelumnya dan berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Grup adalah sebagai berikut: PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

Standar revisi ini memberikan indikator dalam menentukan mata uang fungsional entitas, yang meliputi antara lain mata uang (a) yang paling mempengaruhi harga jual barang dan jasa (b) dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturannya sebagian besar menentukan harga jual barang dan jasa entitas dan (c) yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lain dari pengadaan barang atau jasa. Jika indikator tersebut bercampur dan mata uang fungsional tidak jelas, maka manajemen menggunakan pertimbangannya untuk menentukan mata uang fungsional yang paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi, peristiwa dan kondisi yang mendasari. Standar sebelumnya hanya memberikan panduan terbatas dalam hal penentuan mata uang fungsional.

Grup telah memutuskan perubahan mata uang fungsional PT Aceh Timur Indonesia (ATI)

dan PT Surya Makmur (SM) berdasarkan evaluasi mereka sesuai dengan ketetapan dalam revisi standar tersebut. Dengan demikian, sejak 1 Januari 2012, ATI dan SM mengubah mata uang fungsionalnya dari Rupiah menjadi Dolar Amerika Serikat dan menerapkan perubahan mata uang fungsional secara retrospektif (Catatan 60).

PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja

Standar revisi ini memberikan pilihan pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial secara penuh pada periode terjadinya, di luar komponen laba rugi, yaitu dalam pendapatan komprehensif lain. Revisi standar ini juga mengharuskan Grup untuk menyajikan pengungkapan tambahan (Catatan 38). Efektif 1 Januari 2012, Grup mengakui keuntungan dan kerugian aktuarial dalam pendapatan komprehensif lainnya. Karena terdapat ketentuan transisi atas standar revisi ini, perubahan dalam kebijakan akuntansi ini diperlakukan secara prospektif.

274

Page 299: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

PSAK 60, Instrumen Keuangan :Pengungkapan Standar baru ini menggantikan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 50 (revisi 2006), Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, dan mengharuskan pengungkapan mengenai (a) signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan Grup, (b) sifat dan paparan risiko yang timbul dari instrumen keuangan milik Grup selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan (c) cara Grup mengelola risiko-risiko tersebut (Catatan 63).

ISAK 16, Perjanjian Konsesi jasa Interpretasi ini berlaku untuk perjanjian konsesi jasa publik ke swasta jika: - Pemberi konsesi mengendalikan atau meregulasi jasa apa yang harus diberikan oleh

operator dengan infrastruktur, kepada siapa jasa harus diberikan, dan berapa harganya; dan

- Pemberi konsesi mengendalikan – melalui kepemilikan, hak manfaat, atau bentuk lain – atas setiap kepentingan residu signifikan dalam infrastruktur pada akhir masa perjanjian.

DGI memiliki 5% bagian dari konsorsium dengan Chevron Geothermal Indonesia untuk mengembangkan Proyek Pembangkit Tenaga Listrik Darajat Unit II dan Unit III, yang dioperasikan oleh Chevron Geothermal Indonesia. Pihak-pihak ini mempunyai ikatan dengan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara (“PERTAMINA”) dan Perusahaan Listrik Negara (“PLN”) (Catatan 57g). Karena perjanjian dengan PERTAMINA dan PLN merupakan perjanjian konsesi jasa publik ke swasta, DGI harus mengadopsi ketentuan yang ditetapkan dalam ISAK 16, terkait dengan perjanjian konsesi jasa publik ke swasta. Dengan demikian, laporan keuangan DGI disajikan kembali sesuai dengan ketentuan dalam ISAK 16 (Catatan 60).

AANE telah menandatangani Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik dengan PLN pada tanggal 29 Nopember 2012. Karena perjanjian pembelian tenaga listrik dengan PLN merupakan perjanjian konsesi jasa publik ke swasta, AANE harus mengadopsi persyaratan yang ditetapkan dalam ISAK 16 terkait dengan perjanjian konsesi jasa publik ke swasta sejak penandatanganan perjanjian tersebut (Catatan 57n).

ISAK 22, Perjanjian Konsesi Jasa : Pengungkapan

Interpretasi ini memberikan pedoman dalam pengungkapan perjanjian konsesi jasa. Adopsi terhadap interpretasi ini mengakibatkan penambahan pengungkapan untuk perjanjian konsesi jasa pada DGI.

ISAK 25, Hak atas Tanah Interpretasi ini menjelaskan perlakuan biaya pengurusan hak legal atas tanah. Biaya pengurusan hak legal atas tanah pada saat perolehan tanah tersebut diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tanah sesuai dengan PSAK 16 (revisi 2011), Aset Tetap atau standar lain yang relevan berdasarkan tujuan penggunaan lahan. Biaya pengurusan perpanjangan atau pembaharuan hak legal atas tanah diakui sebagai aset tidak berwujud dan diamortisasi sesuai dengan PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tidak Berwujud.

275

Page 300: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Sebelumnya, Grup telah menghitung biaya pengurusan hak legal atas tanah pada saat perolehan tanah sebagai biaya yang ditangguhkan dan kemudian diamortisasi selama jangka waktu hak-hak tersebut

Berikut ini standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang diterapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi mempengaruhi akuntansi untuk transaksi masa depan : PSAK 16 (revisi 2011), Aset Tetap PSAK 26 (revisi 2011), Biaya Pinjaman PSAK 30 (revisi 2011), Sewa PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan : Penyajian PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran PSAK 56 (revisi 2010), Laba Per Saham ISAK 15, PSAK 24 – Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan

Interaksinya ISAK 20, Pajak Penghasilan – Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang

Sahamnya. ISAK 23, Sewa Operasi – Insentif ISAK 24, Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa ISAK 26, Penilaian Ulang Derivatif Melekat

b. Standar telah diterbitkan tetapi belum diterapkan

Standar akuntansi revisi yang relevan dengan operasi Grup dan diterbitkan serta efektif untuk periode mulai pada atau setelah 1 Januari 2013 adalah PSAK 38 (revisi 2012), Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, dampak dari penerapan standar atas laporan keuangan konsolidasian tidak dapat diketahui atau diestimasi secara wajar oleh manajemen.

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Pernyataan kepatuhan Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan keuangan ini tidak dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan hasil operasi dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi dan praktek pelaporan yang berlaku umum di negara dan yurisdiksi lain.

b. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan dasar akrual. Mata uang pelaporan (penyajian) yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Dolar Amerika Serikat (AS$) dan laporan keuangan konsolidasian tersebut disusun berdasarkan nilai historis, kecuali untuk beberapa akun tertentu yang diukur dengan menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun terkait.

276

Page 301: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

c. Prinsip Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (entitas anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur kebijakan keuangan dan operasional suatu entitas untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Penghasilan dan beban entitas anak yang diakuisisi atau penjualan selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi sampai dengan tanggal efektif penjualan. Jika diperlukan, penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan entitas anak, sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan oleh Grup. Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban intra kelompok usaha dieliminasi pada saat konsolidasian. Kepentingan non-pengendali pada entitas anak diidentifikasi secara terpisah dan disajikan dalam ekuitas. Kepentingan non-pengendali pemegang saham pada awalnya boleh diukur sebesar nilai wajar atau sebesar bagian pemilikan kepentingan non-pengendali atas nilai wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi dari pihak yang diakuisisi. Pilihan metode pengukuran dilakukan pada saat akuisisi. Setelah akuisisi, nilai tercatat kepentingan non-pengendali merupakan jumlah kepentingan non-pengendali pada pengakuan awal ditambah dengan bagian kepentingan non-pengendali dari perubahan selanjutnya dalam ekuitas. Jumlah pendapatan komprehensif entitas anak tersebut diatribusikan kepada pemilik Perusahaan dan pada kepentingan non-pengendali, bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan non-pengendali mempunyai saldo defisit. Perubahan dalam bagian kepemilikan Grup pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan Grup dan kepentingan non-pengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan non-pengendali setelah disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik entitas induk. Ketika Grup kehilangan pengendalian atas entitas anak, laba dan rugi diakui dalam laporan laba rugi dan dihitung sebagai perbedaan antara (i) keseluruhan nilai wajar yang diterima dan nilai wajar dari setiap sisa investasi dan (ii) nilai tercatat sebelumnya dari aset (termasuk goodwill) dan liabilitas dari entitas anak dan setiap kepentingan non-pengendali. Ketika aset dari entitas anak dinyatakan sebesar nilai revaluasi atau nilai wajar dan akumulasi laba atau rugi telah diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan terakumulasi dalam ekuitas, maka jumlah yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi ekuitas dicatat seolah-olah Grup telah melepas secara langsung aset yang relevan (sehingga jumlah tersebut direklasifikasi ke laporan laba rugi atau ditransfer langsung ke saldo laba sebagaimana ditentukan oleh PSAK yang berlaku). Nilai wajar setiap sisa investasi pada entitas anak pada tanggal hilangnya pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran atau, sebagai biaya perolehan saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas. Perusahaan telah menyajikan sisa saldo yang berkaitan dengan pengaruh transaksi modal tahun sebelumnya dari entitas anak dengan pihak ketiga sebagai bagian yang terpisah dalam ekuitas.

277

Page 302: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

d. Kombinasi Bisnis Akuisisi entitas anak dan bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya akuisisi pada tanggal pertukaran diakui sebesar keseluruhan nilai wajar aset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau ditanggung dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai instrumen yang dipertukarkan untuk memperoleh pengendalian atas pihak yang diakuisisi. Biaya-biaya akuisisi terkait diakui di dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya. Dalam penerapannya, imbalan untuk akuisisi termasuk setiap aset atau liabilitas yang dihasilkan dari suatu kesepakatan imbalan kontinjen, yang diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Perubahan nilai wajar selanjutnya akan menyebabkan penyesuaian pada biaya akuisisi, apabila memenuhi persyaratan untuk penyesuaian dalam periode pengukuran. Semua perubahan selanjutnya atas nilai wajar imbalan kontinjensi diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi yang relevan. Perubahan dalam nilai wajar imbalan kontinjensi yang diklasifikasikan sebagai ekuitas tidak dicatat.

Aset teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjensi pihak yang diakuisisi, yang memenuhi kondisi-kondisi pengakuan berdasarkan PSAK 22 (revisi 2010) Kombinasi Bisnis, efektif sejak 1 Januari 2011 diakui pada nilai wajar, kecuali untuk aset dan liabilitas tertentu yang diukur dengan menggunakan standar terkait. Jika pengakuan awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir periode pelaporan saat kombinasi terjadi, Grup harus melaporkan jumlah provisi sementara untuk pos-pos yang proses pengukurannya belum selesai. Jumlah provisi sementara tersebut disesuaikan selama periode pengukuran, atau tambahan pada aset atau liabilitas diakui untuk mencerminkan perolehan informasi baru tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, yang jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal tersebut.

Periode pengukuran adalah periode dari tanggal akuisisi hingga tanggal Grup memperoleh informasi lengkap tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi. Periode pengukuran dibatasi maksimum satu tahun dari tanggal akuisisi.

e. Transaksi Restrukturisasi antar Entitas Sepengendali Transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali, berupa pengalihan aset dan liabilitas, saham atau instrumen kepemilikan lainnya yang diselenggarakan dalam rangka reorganisasi entitas dalam suatu grup bisnis yang sama, bukan merupakan perubahan kepemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga transaksi tersebut tidak menghasilkan laba atau rugi untuk keseluruhan Grup ataupun individu di dalam kelompok entitas tersebut. Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak menghasilkan perubahan dalam substansi ekonomi terhadap kepemilikan aset, saham, liabilitas atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, aset dan liabilitas yang dialihkan secara legal diakui sebesar nilai tercatat dengan menggunakan metode penyatuan kepentingan. Komponen laporan keuangan perusahaan yang direstrukturisasi untuk periode terjadinya restrukturisasi dan untuk periode lain yang disajikan untuk tujuan perbandingan, disajikan seolah-olah perusahaan telah bergabung sejak periode paling awal yang disajikan. Selisih antara harga pengalihan dan nilai tercatat dari transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih nilai dari transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali”, dan disajikan sebagai bagian ekuitas, yang akan diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat penjualan investasi tersebut.

278

Page 303: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

f. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing Pembukuan tersendiri dari Perusahaan dan masing-masing entitas dalam Grup, kecuali untuk KAL, GSB, GMIT, PMN, ANJAP, LSP, dan AANE, diselenggarakan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebagai mata uang fungsional. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang selain Dolar Amerika Serikat dicatat dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang selain Dolar Amerika Serikat disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas entitas anak yang menggunakan mata uang pencatatan selain Dolar Amerika Serikat, dijabarkan ke dalam Dolar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs pada tanggal pelaporan, ekuitas dijabarkan dengan menggunakan kurs historis, sementara pendapatan dan biaya dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain.

g. Transaksi Pihak Berelasi Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Grup (entitas pelapor): a. Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang

tersebut:

i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;

ii. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

iii. merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

b. Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).

ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas

asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut menjadi anggotanya).

iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama pihak ketiga yang sama.

iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah

entitas asosiasi dari entitas ketiga.

v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor.

vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam

huruf (a).

vii. Orang yang diidentifikasi dalam huruf (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).

Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan yang sama dengan pihak ketiga ataupun berbeda, diungkapkan pada laporan keuangan konsolidasian.

279

Page 304: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

h. Instrumen Keuangan

Aset dan liabilitas keuangan diakui pada saat Grup menjadi pihak yang memiliki hak dan kewajiban sesuai persyaratan dalam kontrak instrumen keuangan yang bersangkutan.

Aset dan liabilitas keuangan diukur berdasarkan nilai wajar. Biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset dan liabilitas keuangan (selain aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi) ditambahkan pada atau dikurangkan dari nilai wajar aset atau liabilitas keuangan, pada pengakuan awal. Biaya transaksi yang secara langsung digunakan untuk perolehan aset atau liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi diakui segera dalam laba rugi.

Aset Keuangan

Aset keuangan Grup diklasifikasikan berdasarkan kategori berikut: diakui pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL), aset keuangan tersedia untuk dijual, dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Klasifikasi tergantung pada sifat dan tujuan dari aset keuangan dan ditentukan pada saat awal pengakuan. Seluruh pembelian atau penjualan reguler aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan. Pembelian atau penjualan reguler aset keuangan adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan transfer aset dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh peraturan atau konvensi di pasar.

Metode suku bunga efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan setelah amortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas pada masa yang akan datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium atau diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, selama periode yang lebih singkat, untuk memperoleh nilai tercatat bersih aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi.

Aset keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasikan dalam FVTPL, jika aset keuangan termasuk dalam kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur sebagai FVTPL.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai kelompok diperdagangkan, jika:

diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau

pada pengakuan awal, merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang

dikelola bersama dan terdapat bukti aktual mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek; atau

merupakan derivatif yang tidak ditetapkan atau tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan selain aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai kelompok untuk tujuan diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat pengakuan awal, jika:

penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi

pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul; atau

280

Page 305: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

kelompok aset keuangan, liabilitas atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan dokumentasi manajemen risiko atau strategi investasi Grup yang didokumentasikan, dan informasi tentang kelompok tersebut tersedia secara internal menurut dasar tersebut; atau

membentuk bagian dari kontrak yang mengandung satu atau lebih derivatif melekat, dan

PSAK 55 (revisi 2011) memperbolehkan seluruh kontrak gabungan (aset atau kewajiban) ditetapkan sebagai FVTPL.

Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, laba atau rugi yang timbul diakui dalam laba rugi. Laba atau rugi bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup dividen atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan, dan diklasifikasikan sebagai pendapatan dividen dan pendapatan bunga pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 8.

Aset keuangan tersedia untuk dijual (AFS) Obligasi dan saham milik Grup yang tercatat di bursa dan diperdagangkan pada pasar aktif diklasifikasikan sebagai AFS dan dinyatakan pada nilai wajar.

Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya dan akumulasi revaluasi investasi AFS di ekuitas, kecuali untuk rugi penurunan nilai, bunga yang dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laba rugi. Jika investasi dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya diakumulasi sebagai laba belum direalisasi atas investasi AFS, direklasifikasi ke laba rugi. Investasi dalam instrumen ekuitas yang tidak tercatat di bursa, tidak mempunyai kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal juga diklasifikasikan sebagai AFS dan diukur pada biaya perolehan dikurangi penurunan nilai.

Dividen dari instrumen ekuitas AFS, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak Grup untuk memperoleh pembayaran dividen ditetapkan.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas, piutang usaha dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau jumlah pembayaran yang telah ditentukan dan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan setelah amortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Pendapatan bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.

Penurunan nilai aset keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif adanya: (i) penurunan nilai sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, (ii) peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan dari aset keuangan tersebut dan (iii) besar penurunan nilai dapat diestimasi secara andal.

Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan jangka panjang yang signifikan atas nilai wajar instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif penurunan nilai.

281

Page 306: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Untuk aset keuangan lainnya, bukti objektif penurunan nilai termasuk hal-hal sebagai berikut:

kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau

terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan

reorganisasi keuangan.

Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti pinjaman yang diberikan dan piutang, aset yang dinilai tidak mengalami penurunan nilai secara individual akan dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang termasuk pengalaman Grup atas penagihan piutang pada masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dibandingkan rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kegagalan pembayaran piutang.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan setelah diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskonto dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan, jumlah rugi penurunan nilai diukur berdasarkan perbedaan antara jumlah tercatat aset dan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskonto dengan menggunakan tingkat pengembalian saat ini dari aset keuangan serupa. Rugi penurunan nilai tersebut tidak akan dipulihkan pada periode berikutnya.

Jumlah tercatat seluruh aset keuangan langsung dikurangi dengan rugi penurunan nilai, kecuali piutang, yang nilai tercatatnya dikurangi melalui akun penyisihan piutang. Jika piutang pasti tidak tertagih, maka piutang tersebut dihapuskan dengan mengurangi akun penyisihan piutang tidak tertagih. Pemulihan atas jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan ke akun penyisihan piutang tidak tertagih. Perubahan nilai tercatat penyisihan piutang diakui dalam laba rugi. Jika aset keuangan AFS diturunkan nilainya, laba atau rugi kumulatif yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan setelah amortisasi, jika, pada periode berikutnya, jumlah rugi penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laba rugi, hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan setelah amortisasi yang seharusnya terhitung, jika pengakuan rugi penurunan nilai tidak dilakukan.

Untuk efek ekuitas AFS, rugi penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai dilakukan, diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lain.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Grup menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Grup secara substansi mengalihkan aset keuangan dan seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Grup secara substansi tidak mengalihkan maupun tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat kepemilikan, serta masih mengendalikan aset yang dialihkan, maka Grup mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang dialihkan dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Grup secara substansi tetap memiliki seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang dialihkan, maka Grup masih mengakui aset keuangan dan Grup juga harus mengakui pinjaman yang dijamin oleh aset keuangan tersebut sebesar pinjaman yang diterima.

282

Page 307: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan secara keseluruhan, perbedaan antara jumlah tercatat aset dan jumlah dari imbalan yang diterima dan piutang serta akumulasi keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya dan terakumulasi dalam ekuitas diakui dalam laba rugi. Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan selain dari pengakuan secara keseluruhan, Grup mengalokasikan nilai tercatat atas aset keuangan antara bagian yang masih diakui, dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan proporsi nilai wajar bagian-bagian terkait pada tanggal dialihkan. Perbedaan antara nilai tercatat yang dialokasikan ke bagian yang tidak lagi diakui dan jumlah imbalan yang diterima untuk bagian yang tidak lagi diakui dan akumulasi keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebagai pendapatan komprehensif lain yang dialokasi untuk bagian tersebut diakui dalam laba rugi. Akumulasi keuntungan atau kerugian yang telah diakui sebagai pendapatan komprehensif lain dialokasikan antara bagian yang terus diakui dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan proporsi nilai wajar bagian-bagian tersebut. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Grup diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.

Instrumen ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Grup setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

Liabilitas keuangan Utang usaha, utang lain-lain, utang bank dan pinjaman lainnya selanjutnya diukur pada biaya perolehan setelah amortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan setelah amortisasi dari liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran kas pada masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium atau diskonto lainnya) selama perkiraan umur liabilitas keuangan, atau, jika lebih tepat, selama periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Selisih antara hasil penerimaan (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Grup menghentikan pengakuan atas liabilitas keuangan jika dan hanya jika, liabilitas Grup telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. Perbedaan antara nilai tercatat dari liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya dan perkiraan pembayaran dan utang diakui dalam laba rugi. Instrumen derivatif Grup menggunakan instrumen keuangan untuk mengelola risiko suku bunga dan perubahan nilai tukar mata uang asing. Penggunaan derivatif lebih rinci diungkapkan pada Catatan 55.

283

Page 308: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Derivatif pada awalnya diakui sebesar nilai wajar saat kontrak dilakukan; selanjutnya diukur sebesar nilai wajarnya pada setiap akhir periode pelaporan. Laba atau rugi segera diakui dalam laba rugi, karena derivatif ini tidak dimaksudkan dan tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai, walaupun secara ekonomis dilakukan sebagai lindung nilai terhadap risiko harga komoditas dan nilai tukar mata uang asing.

Perubahan nilai wajar instrumen derivatif yang ditujukan sebagai lindung nilai arus kas masa depan diakui sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lainnya dan bagian yang tidak efektif diakui segera dalam laba rugi. Jika transaksi lindung nilai berakibat diakuinya aset atau liabilitas, akumulasi laba dan rugi pada bagian pendapatan komprehensif lainnya direklasifikasi ke dalam laba rugi pada periode yang sama saat aset atau liabilitas terkait mempengaruhi laba. Untuk lindung nilai yang tidak melibatkan pengakuan aset dan liabilitas, jumlah yang ditangguhkan pada pendapatan komprehensif lainnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dalam periode yang sama dengan saat transaksi dasar yang dilindungi nilainya mempengaruhi jumlah laba atau rugi. Akuntansi lindung nilai dihentikan jika masa instrumen lindung nilai berakhir atau instrumen lindung nilai dijual, dihentikan atau dieksekusi, atau tidak lagi memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai. Pada saat itu akumulasi laba atau rugi atas instrumen lindung nilai yang diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya tetap dicatat dalam pendapatan komprehensif lainnya sampai transaksi dasar yang dilindungi nilainya terjadi. Jika transaksi dasar yang dilindungi nilainya tidak lagi diharapkan akan terjadi, akumulasi laba atau rugi yang diakui dalam pendapatan komprehensif lainnya segera direklasifikasi ke laba atau rugi periode tersebut.

Saling hapus antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Grup hanya melakukan saling hapus aset dan liabilitas keuangannya dan menyajikan nilai bersihnya dalam laporan posisi keuangan jika Grup:

memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah

diakui tersebut; dan

berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara bersamaan.

i. Kas dan Setara Kas

Untuk tujuan penyajian laporan arus kas, kas dan setara kas terdiri dari kas, bank dan semua investasi yang (i) jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya, (ii) yang tidak dijaminkan dan (iii) tidak dibatasi penggunaannya.

j. Deposito Berjangka

Deposito berjangka dengan jangka waktu akan jatuh tempo dalam tiga bulan namun dijaminkan dan deposito berjangka dengan jangka waktu akan jatuh tempo lebih dari tiga bulan tetapi kurang dari satu tahun sejak periode pelaporan disajikan secara terpisah.

Pendapatan bunga dari deposito berjangka diakui saat dihasilkan, dihitung berdasarkan sisa pokok dan tingkat bunga yang berlaku.

k. Akuntansi Pembiayaan Konsumen

Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang setelah pengakuan awal, dinyatakan pada biaya perolehan setelah amortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 3h) dikurangi penurunan nilai.

284

Page 309: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Piutang pembiayaan konsumen pada awalnya diakui sebesar nilai wajarnya, yaitu sebesar nilai piutang pembiayaan konsumen ditambah (dikurangi) dengan biaya (pendapatan) transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada piutang, seperti pendapatan administrasi bersih dan beban dealer yang terkait langsung dengan pembiayaan konsumen. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dan jumlah pokok pembiayaan. Pendapatan yang belum diakui akan diakui sebagai penghasilan sesuai dengan jangka waktu kontrak dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif.

Sewa

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansi seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset terkait kepada penyewa. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Sebagai Lessor Sewa pembiayaan Seluruh tagihan sewa pembiayaan diakui sebagai piutang sewa pembiayaan sebesar jumlah investasi neto Grup dalam sewa pembiayaan tersebut. Pengakuan pendapatan sewa pembiayaan dialokasikan pada periode akuntansi sedemikian rupa sehingga mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi neto dalam sewa pembiayaan. Apabila aset sewa pembiayaan dijual kepada penyewa sebelum masa sewa pembiayaan berakhir, maka selisih antara harga jual dan investasi neto sewa pembiayaan dicatat sebagai laba atau rugi dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jika aset sewa pembiayaan ditarik (repossessed) dan kemudian dijual, maka jumlah tercatat aset tersebut dikeluarkan dari investasi neto sewa pembiayaan dan akun yang bersangkutan, sedangkan laba atau rugi yang terjadi dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Sewa Operasi Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa. Biaya langsung yang terjadi dalam proses negoisasi dan pengaturan pada awal sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan menggunakan metode garis lurus selama masa sewa. Jika aset sewa operasi dijual, maka biaya perolehan dan akumulasi penyusutan dikeluarkan dari akun yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Sebagai Lessee Sewa Pembiayaan Aset sewa pembiayaan pada awalnya diakui sebagai aset Grup sebesar nilai wajar aset sewaan Grup pada awal kontrak, atau, jika nilai wajar ini lebih rendah dari nilai kini pembayaran sewa minimum, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum. Liabilitas terkait kepada lessor disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai liabilitas sewa pembiayaan. Pembayaran sewa harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pengurangan dari kewajiban sewa, sehingga tercapai suatu tingkat bunga konstan (tetap) terhadap saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan dalam periode terjadinya.

285

Page 310: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Sewa Operasi Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan menggunakan metode garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang lebih tepat mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna. Beban sewa kontinjen dibebankan dalam periode terjadinya. Jual dan Sewa-Balik Aset yang dijual dalam transaksi jual dan sewa-balik dicatat sebagai berikut: Jika transaksi jual dan sewa-balik menghasilkan sewa pembiayaan, maka selisih lebih hasil

penjualan atas jumlah tercatat ditangguhkan dan diamortisasi selama masa sewa. Jika transaksi jual dan sewa-balik menghasilkan sewa operasi dan jelas bahwa transaksi

tersebut terjadi pada nilai wajar, maka laba atau rugi diakui segera. Jika harga jual di bawah nilai wajar, maka laba atau rugi diakui segera, kecuali jika rugi tersebut dikompensasi dengan pembayaran sewa masa depan yang lebih rendah dari harga pasar. Dalam hal ini, rugi tersebut ditangguhkan dan diamortisasi secara proporsional dengan pembayaran sewa selama perkiraan periode penggunaan aset. Jika harga jual di atas nilai wajar, maka selisih lebih atas nilai wajar tersebut ditangguhkan dan diamortisasi selama perkiraan periode penggunaan aset.

Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada saat transaksi jual dan sewa-balik lebih rendah daripada jumlah tercatatnya, maka rugi sebesar selisih antara jumlah tercatat dan nilai wajar diakui segera. Untuk sewa pembiayaan, penyesuaian tersebut tidak diperlukan, kecuali jika telah terjadi penurunan nilai. Dalam keadaan demikian, jumlah tercatat berkurang menjadi jumlah terpulihkan.

l. Akuntansi Anjak Piutang Tagihan anjak piutang dinyatakan sebesar nilai tercatat dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai tercatat tagihan anjak piutang diamortisasi dengan menggunakan tingkat suku bunga efektif (Catatan 3h).

m. Akuntansi Asuransi Pengakuan Pendapatan Premi

Premi dari kontrak asuransi dan reasuransi diakui sebagai pendapatan selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi jumlah perlindungan asuransi yang diberikan. Premi dari polis penutupan bersama diakui sebesar proporsi bagian premi entitas anak. Premi yang menjadi hak reasuradur diakui sebagai premi reasuransi selama periode kontrak reasuransi sesuai dengan jangka waktu perlindungan asuransi yang diperoleh. Pendapatan premi diterima di muka dicatat sebagai pendapatan premi ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan selama masa pertanggungan.

Premi yang belum merupakan pendapatan, kecuali untuk premi pengangkutan kargo laut, dihitung berdasarkan premi retensi sendiri (premi bruto dikurangi premi reasuransi) secara proporsional terhadap jumlah sisa hari pertanggungan setiap polis asuransi. Premi yang belum merupakan pendapatan untuk pengangkutan kargo laut diestimasi secara keseluruhan berdasarkan asumsi bahwa pendapatan diakui secara proporsional selama 45 hari yaitu rata rata jangka waktu perlindungan asuransi. Kenaikan atau penurunan premi yang belum merupakan pendapatan merupakan selisih antara saldo premi yang belum merupakan pendapatan pada akhir periode berjalan dan periode sebelumnya.

286

Page 311: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Pendapatan premi pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian mencerminkan premi bruto, premi reasuransi dan kenaikan/penurunan premi belum merupakan pendapatan. Premi reasuransi dicerminkan sebagai pengurang dari premi bruto. Reasuransi Entitas anak mereasuransikan sebagian risiko penutupan pertanggungan asuransi kepada perusahaan asuransi dan reasuransi lain. Jumlah premi yang dibayar atau bagian premi atas transaksi reasuransi prospektif diakui sebagai premi reasuransi selama sisa periode kontrak reasuransi secara proporsional dengan proteksi yang diberikan. Pembayaran atau pengakuan liabilitas atas transaksi reasuransi restropektif diakui pula sebagai piutang reasuransi sebesar liabilitas yang dicatat sehubungan dengan kontrak reasuransi tersebut. Beban Klaim Klaim mencakup klaim yang telah diselesaikan (settled claim) dan klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan dan beban penyelesaian klaim. Klaim diakui sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim. Klaim reasuransi yang diterima dari reasuradur diakui dan dicatat sebagai pengurangan beban klaim pada periode yang sama dengan periode pengakuan beban klaim. Hak subrogasi diakui sebagai pengurang beban klaim pada saat realisasi. Estimasi klaim retensi sendiri (klaim dalam proses penyelesaian) dihitung berdasarkan estimasi kerugian retensi sendiri entitas anak dari klaim yang masih dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang sudah terjadi namun belum dilaporkan. Perubahan dalam estimasi klaim retensi sendiri diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada periode terjadinya perubahan. Kenaikan/penurunan estimasi klaim retensi sendiri merupakan selisih antara saldo estimasi klaim retensi sendiri pada akhir periode berjalan dan periode sebelumnya. Biaya klaim pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian merupakan jumlah klaim bruto, klaim reasuransi dan kenaikan/penurunan estimasi klaim retensi sendiri. Klaim reasuransi dicerminkan sebagai pengurang klaim bruto. Komisi Komisi yang dibayarkan kepada pialang asuransi, agen dan perusahaan asuransi lain sehubungan dengan penutupan pertanggungan asuransi dicatat sebagai beban komisi, sedangkan komisi yang diterima dari transaksi reasuransi dicatat sebagai pengurang beban komisi dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Beban komisi disajikan bersih setelah dikurangi komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi dan diakui sebagai pendapatan atau beban. Komisi diterima di muka dicatat sebagai pendapatan premi ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan selama jangka waktu pertanggungan.

n. Piutang dari Perjanjian Konsesi Jasa Piutang dari perjanjian konsesi jasa merupakan jasa yang diberikan sehubungan dengan perjanjian konsesi jasa dimana pembayaran minimum yang dijamin telah disetujui tanpa tergantung tingkat penggunaan. Karena lamanya rencana pembayaran, piutang diukur pada nilai tunai biaya setelah amortisasi. Akumulasi bunga tahunan atas nilai terdiskonto disajikan sebagai pendapatan bunga sebagai bagian dari pendapatan. Pembayaran dari pelanggan dibagi menjadi bagian yang dipotong dari piutang dan bunga dari jumlah pokok belum dibayar dan bagian untuk pemberian konsesi jasa lainnya. Jika piutang diperkirakan dapat ditagih dalam waktu satu tahun atau kurang, piutang diklasifikasikan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang disajikan sebagai aset tidak lancar.

287

Page 312: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

o. Persediaan Persediaan dinyatakan pada biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Nilai realisasi bersih merupakan estimasi harga jual persediaan dalam situasi normal usaha, dikurangi dengan estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya penjualan. Bahan baku, suku cadang dan perlengkapan dinyatakan pada biaya perolehan, yang dhitung menggunakan metode rata-rata tertimbang. Penyisihan untuk penurunan nilai persediaan dibuat berdasarkan evaluasi atas keadaan persediaan pada akhir tahun.

p. Investasi pada Entitas Asosiasi Entitas asosiasi adalah suatu perusahaan dimana Grup mempunyai pengaruh signifikan, namun tidak mempunyai kemampuan pengendalian atau pengendalian bersama melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan keuangan dan operasional investee. Penghasilan, aset dan liabilitas dari entitas asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan konsolidasian dan dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Investasi pada entitas asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan konsolidasian sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan yang menjadi bagian kepemilikan Grup dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Grup atas rugi entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat investasi (yang mencakup semua kepentingan jangka panjang, yang secara substansi, merupakan bagian dari nilai investasi bersih dalam entitas asosiasi) hanya diakui jika Grup telah mempunyai kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif atau melakukan pembayaran atas kewajiban entitas asosiasi. Setiap kelebihan biaya perolehan investasi atas nilai wajar bersih dari aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjen entitas asosiasi yang menjadi bagian kepemilikan Grup pada tanggal akuisisi, diakui sebagai goodwill. Goodwill termasuk dalam jumlah tercatat investasi, dan diuji penurunan nilainya sebagai bagian investasi. Setiap kelebihan nilai wajar bersih aset yang teridentifikasi, liabilitas dan liabilitas kontinjen yang menjadi bagian kepemilikan Grup atas biaya perolehan investasi sesudah pengujian kembali segera diakui di dalam laba rugi. Ketika Grup melakukan transaksi dengan entitas asosiasi, laba dan rugi dari transaksi tersebut dieliminasi sebesar kepentingan Grup dalam entitas asosiasi.

q. Investasi Lain-lain Investasi dalam saham dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat pada nilai wajar setelah dikurangi penurunan nilai (Catatan 3h). Jika tidak terdapat kuotasi nilai saham dalam pasar aktif atau jika nilai wajar tidak dapat diukur secara meyakinkan, maka investasi diukur pada harga perolehannya.

r. Aset Dimiliki untuk Dijual

Aset diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual jika jumlah tercatatnya akan dipulihkan terutama melalui transaksi penjualan daripada melalui pemakaian. Kondisi ini terpenuhi hanya ketika penjualan harus sangat mungkin terjadi dan aset tersebut siap untuk dijual dalam kondisi saat ini. Manajemen harus berkomitmen untuk melaksanakan penjualan, dan diperkirakan memenuhi ketentuan pengakuan sebagai penjualan dalam waktu satu tahun dari tanggal klasifikasi.

288

Page 313: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Aset yang dimiliki untuk dijual diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menjual.

s. Properti Investasi Properti investasi adalah properti (tanah, atau bangunan, atau bagian dari suatu bangunan, atau tanah dan bangunan) yang dimiliki untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau untuk kedua tujuan tersebut. Properti investasi diukur sebesar nilai perolehan setelah dikurangi dengan akumulasi rugi penurunan nilai.

t. Aset Tetap – Pemilikan Langsung

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif diakui sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan, dan akumulasi rugi penurunan nilai. Penyusutan, kecuali untuk aset tertentu di PT Sahabat Mewah Makmur (SMM), diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset, dihitung dari harga perolehan aset dikurangi nilai residu dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:

Tahun

Bangunan, prasarana jalan dan jembatan 4 - 20Renovasi bangunan 3Mesin dan perlengkapan 4 - 8Komputer dan peralatan komunikasi 4Peralatan dan perabot kantor 4 - 8Kendaraan bermotor 4 - 8

Sebelum 1 Januari 2011, sebagian aset tetap SMM disusutkan menggunakan metode saldo menurun berganda, berdasarkan persentase sebagai berikut:

Tahun

Mesin dan peralatan 4 - 16Peralatan dan perabot kantor 4 - 8Kendaraan bermotor 4 - 8 Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan aset yang dimiliki sendiri.

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan pengaruh setiap perubahan estimasi diberlakukan secara prospektif. Tanah diakui sebesar harga perolehan dan tidak disusutkan. Harga Perolehan Tanah terdiri dari harga beli tanah, ganti rugi kompensasi tanah, dan seluruh biaya pengurusan hak legal atas tanah terkait. Biaya pengurusan hak legal atas tanah yang Hak Guna Usaha (HGU)nya masih dalam proses dicatat sebagai aset lain-lain dan direklasifikasi sebagai harga perolehan tanah saat HGU diperoleh.

289

Page 314: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset, jika dan hanya jika, besar kemungkinan manfaat ekonomis pada masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. Nilai tercatat aset tetap yang dihentikan pengakuannya atau yang dijual, dikeluarkan dari kelompok aset tetap. Laba atau rugi penjualan aset tetap tersebut diakui dalam laba rugi. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan, termasuk biaya pinjaman selama masa pembangunan dari utang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut (jika ada). Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap pada saat pembangunan selesai dan aset siap digunakan.

u. Goodwill Goodwill yang timbul dari kombinasi bisnis diakui sebagai aset pada tanggal diperolehnya pengendalian (tanggal akuisisi). Goodwill diukur sebagai selisih dari jumlah imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan non-pengendali pada pihak yang diakuisisi dan nilai wajar dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi (jika ada) atas jumlah selisih bersih dari aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi. Jika setelah penilaian kembali, kepemilikan Grup pada nilai wajar aset bersih yang teridentifikasi dari pihak yang diakuisisi melebihi jumlah imbalan yang dialihkan, jumlah setiap kepentingan non-pengendali pihak yang diakuisisi dan nilai wajar dari kepentingan ekuitas yang sebelumnya dimiliki pihak pengakuisisi pada pihak yang diakuisisi (jika ada), maka selisihnya diakui segera dalam laba atau rugi sebagai pembelian dengan diskon. Untuk tujuan uji penurunan nilai, goodwill dialokasikan ke setiap unit penghasil kas dari Grup yang diharapkan memberikan manfaat dari sinergi kombinasi bisnis tersebut. Unit penghasil kas yang telah memperoleh alokasi goodwill diuji penurunan nilainya secara tahunan. Jika jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas kurang dari jumlah tercatatnya, rugi penurunan nilai dialokasikan, pertama untuk mengurangi jumlah tercatat aset atas setiap goodwill yang dialokasikan pada unit tersebut dan selanjutnya ke aset lainnya dari unit dibagi prorata berdasarkan jumlah tercatat setiap aset dalam unit tersebut. Rugi penurunan nilai yang diakui atas goodwill tidak dapat dibalik pada periode berikutnya. Pada pelepasan entitas anak, jumlah goodwill yang dapat diatribusikan diperhitungkan dalam penentuan laba atau rugi atas pelepasan. Kebijakan Grup atas goodwill yang timbul dari akuisisi entitas asosiasi dijelaskan pada Catatan 3p.

v. Tanaman kelapa sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan. Tanaman belum menghasilkan diakui sebesar harga perolehan yang merupakan akumulasi biaya yang terjadi sebelum tanaman tersebut menghasilkan dan dipanen. Biaya-biaya tersebut mencakup biaya untuk pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, pemeliharaan, bunga atas pinjaman yang diperoleh untuk membiayai pengembangan tanaman sampai menghasilkan, dan alokasi biaya tidak langsung lainnya berdasarkan luas tanah yang ditanami. Biaya-biaya ini diakumulasikan sampai saat tanaman siap untuk dipanen, selama nilai tercatat tanaman belum menghasilkan tidak melebihi nilai tertinggi antara nilai penggantian dan jumlah yang dapat dipulihkan.

290

Page 315: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Tanaman kelapa sawit dinyatakan sebagai tanaman menghasilkan ketika lebih dari 70% lahan dapat dipanen dan rata-rata berat tandan melebihi 3,5 kg, yang biasanya dapat dicapai dalam waktu tiga sampai empat tahun setelah penanaman. Pada saat tanaman kelapa sawit dinyatakan menghasilkan, tanaman belum menghasilkan direklasifikasi ke akun tanaman menghasilkan dan disusutkan sejak tanggal transfer. Tanaman menghasilkan diakui sebesar harga perolehan pada saat tanggal transfer, dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Tanaman menghasilkan disusutkan menggunakan metode garis lurus berdasarkan estimasi umur produktif selama 20 tahun, kecuali untuk SMM pada tahun 2010, yang menyusutkan tanaman menghasilkan menggunakan metode saldo menurun berganda sebesar 6,25% per tahun. SMM mengubah metode penyusutan atas tanaman menghasilkan dari metode saldo menurun berganda menjadi metode garis lurus dan juga mengubah taksiran masa manfaat dari 16 tahun menjadi 20 tahun efektif tanggal 1 Januari 2011, karena manajemen yakin bahwa perubahan ini lebih baik mencerminkan pola penggunaan manfaat ekonomi atas aset terkait berdasarkan kondisi dan rencana SMM pada saat ini dan pada masa depan.

w. Beban Tangguhan Hak atas Tanah Sejak 1 Januari 2012, biaya pengurusan legal hak atas tanah pada saat perolehan tanah tersebut diakui sebagai bagian dari biaya perolehan Aset Tetap tanah. Sebelum tahun 2012, biaya yang terjadi sehubungan dengan pengurusan legal hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang masa manfaat hak legal atas tanah berlaku, karena masa berlaku hak legal atas tanah lebih pendek dari umur ekonomisnya. Efektif sejak 1 Januari 2012, beban tangguhan hak atas tanah yang terdiri dari biaya pembaruan atau pengurusan perpanjangan hak atas tanah diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode berlakunya hak atas tanah sebagaimana tercantum dalam izin legal hak atas tanah atau selama umur ekonomis aset, mana yang lebih pendek.

x. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan kecuali Goodwill Pada setiap akhir periode pelaporan, Grup menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Grup mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas di mana aset tersebut menjadi bagiannya. Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi. Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3h; penurunan nilai untuk goodwill dijelaskan dalam Catatan 3u.

291

Page 316: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

y. Provisi Provisi diakui ketika Grup (i) memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu, (ii) kemungkinan besar Grup diharuskan menyelesaikan kewajiban dan (iii) estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat. Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik mengenai jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi kewajibannya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas tersebut. Jika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi yang diperlukan untuk penyelesaian provisi diharapkan dapat dipulihkan dari pihak ketiga, maka piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal. Provisi perjanjian konsesi jasa Sebagai bagian kewajiban sesuai Kontrak Operasi Bersama (KOB), konsorsium bertanggung jawab atas pemeliharaan dan inspeksi atau pemulihan (overhauls) Fasilitas Lapangan dan Fasilitas Pembangkit Listrik yang dikelolanya. Selain itu, konsorsium juga bertanggung jawab untuk mengelola sumber daya panas melalui pengeboran sumur pengganti (“make up”) dan sumur injeksi untuk memastikan tersedianya uap panas untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik. Program sumur pengganti (“make up”) biasanya dilakukan setiap empat tahun termasuk pengeboran sumur injeksi jika dperlukan. Karena konsorsium tidak secara spesifik dibayar atas kegiatan pemeliharaan dan pengeboran sumur pengganti dan injeksi, kewajiban pemeliharan dan pengeboran tersebut diakui dan diukur sesuai dengan PSAK 57, Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi, yaitu sebesar nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar atas nilai waktu uang dan risiko yang terkait dengan liabilitas tersebut.

z. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan Barang

Pendapatan dari penjualan barang diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi: Grup telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara signifikan kepada

pembeli;

Grup tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;

Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;

Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi akan mengalir kepada

Grup tersebut; dan

Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.

292

Page 317: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Pendapatan dari Pembiayaan dan Asuransi Pengakuan pendapatan untuk pembiayaan konsumen, transaksi sewa pembiayaan dan anjak piutang dijelaskan dalam Catatan 3k dan 3l. Pengakuan pendapatan untuk transaksi asuransi dijelaskan dalam Catatan 3m. Pendapatan dari Sewa Kendaraan Pendapatan dari sewa kendaraan dan jasa pengemudi diakui saat jasa diberikan kepada pelanggan. Uang muka yang diterima dari pelanggan diklasifikasikan sebagai pendapatan ditangguhkan dan akan diakui sebagai pendapatan ketika jasa telah diberikan. Pendapatan dari jasa perbaikan kendaraan diakui berdasarkan marjin tertentu di atas biaya perbaikan dan pemeliharaan aktual ketika jasa diberikan. Pendapatan akan disesuaikan dengan tagihan aktual yang disetujui oleh perusahaan asuransi (pelanggan) sebagai penyelesaian atas beban klaim mereka. Pendapatan dari Jasa Kesehatan

Pendapatan dari jasa kesehatan diakui saat jasa diberikan.

Pendapatan konsesi jasa Kontruksi jasa yang berhubungan dengan perjanjian konsesi jasa diakui sebagai pendapatan sesuai dengan PSAK 34, Kontrak Konstruksi dengan menggunakan metode persentase penyelesaian. Jika hasil kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi secara andal, pendapatan dihitung mengunakan metode keuntungan nihil sebesar jumlah pengeluaran yang terjadi dan kemungkinan dapat dipulihkan.

Berdasarkan konsesi jasa DGI, konsorsium hanya menerima satu pembayaran untuk jasa yang diberikan. Manajemen berpendapat bahwa pembayaran tersebut harus dibagi menjadi dua aktivitas yaitu aktivitas pembiayaan dan aktivitas operasi dan pemeliharaan. DGI menggunakan metode nilai residu dalam mengalokasi pendapatannya ke pendapatan pembiayaan dan pendapatan operasi dan pemeliharaan. Karena penerapan prospektif ISAK 16, DGI menggunakan tingkat suku bunga implisit untuk menghitung pendapatan pembiayaannya. Tingkat suku bunga implisit adalah suku bunga diskonto yang menyebabkan nilai tunai keseluruhan dari pembayaran minimum yang dijamin sama dengan nilai tunai aset keuangan dari konsesi jasa pada tanggal awal penerapan. Dalam hal ini, DGI telah menggunakan suku bunga implisit sebesar 15%. Pendapatan Dividen

Pendapatan dividen dari investasi lain diakui saat hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.

Pendapatan Bunga

Pendapatan bunga diakui berdasarkan waktu, dengan acuan jumlah pokok dan tingkat bunga yang berlaku. Beban

Beban diakui pada saat terjadinya. Beban yang berhubungan dengan transaksi asuransi di jelaskan di Catatan 3m.

293

Page 318: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

aa. Imbalan Pasca Kerja

Grup mengakui dan menghitung imbalan pasca kerja untuk karyawannya sesuai dengan Undang-Undang Tenaga Kerja No. 13/2003. Selain untuk DGI, tidak terdapat pendanaan yang dibuat untuk program imbalan pasti ini. Efektif sejak 1 Januari 2012, PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja, memperkenankan pengakuan akumulasi laba dan rugi aktuarial sebagai pendapatan komprehensif lain dalam saldo laba, selain pengakuan berdasarkan pendekatan koridor dalam perhitungan laba rugi. Grup memilih untuk mengakui laba dan rugi akturial dalam pendapatan komprehensif lain. Perhitungan imbalan pasca kerja ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Sebelum tahun 2012, akumulasi laba dan rugi aktuarial bersih yang belum diakui dan melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti Grup diakui dengan metode garis lurus selama estimasi rata-rata sisa masa kerja dari para pekerja peserta program tersebut. Efektif sejak 1 Januari 2012, laba dan rugi aktuarial yang timbul dari penyesuaian dan perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial langsung diakui seluruhnya dalam pendapatan komprehensif lain. Akumulasi laba dan rugi aktuarial dicatat dalam saldo laba. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut telah menjadi hak karyawan atau vested. Jika biaya jasa lalu belum menjadi hak karyawan, maka biaya jasa lalu tersebut akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi hak karyawan (vested). Jumlah yang diakui sebagai kewajiban imbalan pasca kerja di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini kewajiban imbalan pasti, disesuaikan dengan laba dan rugi aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui.

bb. Program Opsi Saham Karyawan

Entitas anak menyelenggarakan program opsi saham untuk karyawannya yang memenuhi syarat. Program ini terdiri dari program opsi saham yang dilakukan melalui penerbitan saham baru.

Satu entitas anak menyelenggarakan program opsi saham untuk manajemen senior. Program ini terdiri dari program opsi saham yang memberikan alternatif penyelesaian kepada karyawan baik melalui penerbitan saham baru yang dicatat sebagai ekuitas atau pembayaran tunai yang dicatat sebagai liabilitas. Program ini berakhir tahun 2010. Kompensasi berbasis saham diukur mulai dari tanggal diberikan (grant date) dengan menggunakan nilai instrisik dari opsi saham, yang ditetapkan berdasarkan selisih antara harga pelaksanaan opsi saham dan estimasi nilai wajar saham entitas anak pada tanggal pengukuran. Kompensasi untuk opsi saham diakui dalam laba rugi selama periode vesting.

cc. Pajak Penghasilan

Beban pajak menyajikan jumlah pajak kini dan pajak tangguhan. Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan, yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

294

Page 319: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan aset dan liabilitas yang menjadi dasar pengenaan pajak. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa depan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diperkirakan akan berlaku dalam periode ketika liabilitas dilunasi atau aset direalisasikan, dan peraturan perpajakan berlaku atau secara substansi telah berlaku pada akhir periode pelaporan. Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak pada akhir periode pelaporan yang sesuai dengan taksiran Grup, dapat dipulihkan dari jumlah tercatat aset atau harus diselesaikan liabilitasnya. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya, jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan pemulihan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas (1) memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini, (2) aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, dan (3) Grup bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini secara neto. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi, kecuali pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, di luar laba rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas). Dalam hal tersebut pajak kini dan pajak tangguhan juga diakui sebagai pendapatan komprehensif lainnya atau diakui langsung dalam ekuitas. Dalam kasus kombinasi bisnis, pengaruh pajak diperhitungkan dalam akuntansi kombinasi bisnis.

dd. Laba per Saham

Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar dalam tahun yang bersangkutan.

Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua potensi efek dilutif saham biasa.

ee. Informasi Segmen Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen operasi dari Grup yang secara teratur ditelaah oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka alokasi sumber daya dan penilaian kinerja segmen operasi. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

a) yang terlibat dalam aktivitas bisnis dari mana diperoleh pendapatan dan ditanggung beban

(termasuk pendapatan dan beban terkait transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

295

Page 320: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

b) yang hasil operasinya ditelaah secara teratur oleh pengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab dalam pengalokasian sumber daya ke segmen tersebut dan, atas penilaian kinerjanya; dan

c) atas mana tersedia informasi keuangan tersendiri yang secara jelas dapat dipisahkan.

Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori jenis industri.

4. ESTIMASI DAN PERTIMBANGAN AKUNTANSI YANG PENTING Dalam penerapan kebijakan akuntansi Grup, yang dijelaskan dalam Catatan 3, direksi diwajibkan untuk membuat penilaian, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut. Estimasi dan asumsi yang mendasari perhitungan estimasi tersebut ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode saat estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode itu, atau pada periode revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi kedua periode, baik saat ini dan masa depan. Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang memiliki dampak signifikan pada jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, selain dari estimasi, seperti yang dijelaskan di bawah ini. Sumber Ketidakpastian Estimasi Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber utama lainnya yang menyebabkan ketidakpastian estimasi pada akhir periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan dan dapat mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya, dijelaskan dibawah ini:

i) Rugi Penurunan Nilai Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Grup menelaah penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap akhir periode pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laba rugi, manajemen mempertimbangkan ada tidaknya bukti obyektif bahwa telah terjadi peristiwa kerugian (Catatan 3h atas penurunan nilai aset keuangan). Manajemen juga mempertimbangkan metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang dikaji ulang secara teratur untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Nilai tercatat pinjaman yang diberikan dan piutang telah diungkapkan dalam Catatan 11.

ii) Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Tanaman Kelapa Sawit dan Aset Tetap

Masa manfaat setiap perkebunan kelapa sawit dan aset tetap Grup ditentukan berdasarkan lamanya masa manfaat yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Grup atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset ditelaah secara periodik dan disesuaikan apabila perkiraan terkini berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Hasil operasi masa depan dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya karena perubahan faktor yang disebutkan diatas.

296

Page 321: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Nilai tercatat tanaman kelapa sawit dan aset tetap diungkapkan dalam Catatan 21 dan 22. iii) Penurunan Nilai Goodwill

Dalam menentukan apakah goodwill mengalami penurunan nilai, diperlukan estimasi nilai pakai unit penghasil kas dimana goodwill dialokasikan. Perhitungan nilai pakai mengharuskan manajemen untuk mengestimasi aliran kas masa depan yang diharapkan timbul dari unit penghasil kas dengan menggunakan tingkat pertumbuhan yang pantas dan tingkat diskonto yang sesuai untuk perhitungan nilai kini.

Nilai tercatat goodwill diungkapkan dalam Catatan 24.

iv) Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan

Grup membentuk penyisihan penurunan nilai persediaan berdasarkan estimasi penggunaan persediaan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penurunan nilai persediaan telah sesuai dan wajar, perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penyisihan penurunan nilai persediaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Grup.

Nilai tercatat persediaan setelah penyisihan penurunan nilai persediaan diungkapkan dalam Catatan 15.

v) Kemampuan Untuk Merealisasi Aset Pajak Tangguhan

Nilai tercatat aset pajak tangguhan dievaluasi pada setiap akhir periode pelaporan dan diturunkan apabila besar kemungkinan bahwa laba kena pajak pada masa depan tidak akan tersedia untuk memulihkan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan. Berdasarkan penilaian saat ini, manajemen berkeyakinan bahwa laba kena pajak yang cukup dapat dihasilkan untuk memulihkan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan.

Nilai tercatat aset pajak tangguhan diungkapkan dalam Catatan 51.

vi) Manfaat Karyawan

Penentuan liabilitas imbalan kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Grup diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui pada masa mendatang. Walaupun asumsi Grup dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara material terhadap kewajiban imbalan pasca kerja Grup.

Nilai tercatat kewajiban imbalan pasca kerja diungkapkan dalam Catatan 38.

vii) Penurunan Nilai Aset Non-keuangan

Penurunan nilai terjadi jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat dipulihkan, yaitu nilai yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset dan nilai pakainya. Perhitungan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan atas data yang tersedia dari transaksi penjualan kepada pihak ketiga untuk aset serupa atau harga pasar yang dapat diobservasi dikurangi biaya untuk menjual aset. Dalam menaksir nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskonto untuk mendapatkan nilai sekarang dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar saat ini atas nilai waktu uang dan risiko atas aset tertentu.

297

Page 322: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

5. KAS DAN SETARA KAS

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Kas 77.902 89.217 398.701 239.084Bank - pihak ketiga

RupiahPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3.470.105 3.524.796 2.391.148 2.000.973PT Bank Danamon Indonesia Tbk 1.842.831 48.860 - -PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 531.098 - 29.901 7.521PT Bank CIMB Niaga Tbk 107.802 59.330 187.978 305.746The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. 17.618 18.666 15.772 13.955PT Bank Central Asia Tbk 15.731 24.763 3.105.446 2.960.458PT Bank UOB Buana Tbk 10.549 11.244 1.289 1.262PT Bank Bukopin 7.480 10.099 5.326 15.847 PT Bank OCBC NISP Tbk 5.785 - 9.744 -PT Bank Internasional Indonesia Tbk 5.501 5.416 28.757 37.404PT Bank Permata Tbk 4.770 11.979 100.423 37.330Citibank N.A. 3.473 3.587 97.532 9.561PT Bank Rabobank International Indonesia 2.638 5.560 7.028 18.354PT Bank ANZ Indonesia 1.939 2.152 2.765 176.874PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - 467 158.723 64.614PT Bank Resona Perdania - - 87.979 215.791PT Bank Mestika Dharma - - 16.680 -The Bank of Tokyo - Mitsubishi UFJ, Cabang Jakarta - - 14.755 52.666PT Bank DBS Indonesia - - 14.340 1.740PT Bank Mayapada International Tbk - - 2.916 -PT Bank SBI Indonesia - - 996 -PT Bank Pan Indonesia Tbk - - 575 1.290PT Bank Commonwealth - - 556 -PT Bank ICBC Indonesia - - 389 -PT Bank Chinatrust Indonesia - - - 89

Dolar Amerika SerikatPT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3.902.473 2.227.811 3.161.842 1.130.144PT Bank Rabobank International Indonesia 3.672.054 1.746.230 1.704.501 2.774.476Barclays Bank plc 2.289.688 1.660.255 - -J.P. Morgan International Bank Ltd 2.074.055 778.778 1.538.347 2.336.147PT Bank CIMB Niaga Tbk 374.980 188.578 566.579 1.607.504PT Bank OCBC NISP Tbk 333.644 - - -Bank OCBC Singapore 43.195 - - -The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd 33.437 51.647 63.478 415.999PT Bank ANZ Indonesia 13.107 1.169 69.754 504.681Citibank N.A. 9.830 9.839 798.882 785.925Credit Suisse Singapore 9.641 7.964 8.014 8.533Royal Bank of Canada (Asia) Ltd 7.066 - - -PT Bank Danamon Indonesia Tbk 3.281 502 - -PT Bank Central Asia Tbk 2.350 6.458 17.126 56.365PT Bank International Indonesia Tbk 960 - - -PT Bank Permata Tbk 715 1.582 3.592 2.988Morgan Stanley & Co. International plc 18 830.385 - -PT Bank Commonwealth - - 2.010 -PT Bank Resona Perdania - - 312 1.000PT Bank DBS Indonesia - - 92 -PT Bank Chinatrust Indonesia - - - 116Deutsche Bank - - - 28.149.554

298

Page 323: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

EuroPT Bank Permata Tbk 8.498 3.120 1.692 1.750PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 8.480 300.576 281.994 3.579PT Bank International Indonesia Tbk 2.615 - - -PT Bank Central Asia Tbk 1.121 1.159 2.776

Dolar AustraliaJ.P. Morgan International Bank Ltd 2.647 2.516 2.416 -

Yuan CinaThe Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. - 201.861 - -

Deposito berjangka - pihak ketigaRupiah

PT Bank CIMB Niaga Tbk 1.385.263 353.381 3.214.462 1.815.786PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 827.797 1.983.367 - 5.018.360PT Bank OCBC NISP Tbk 240.888 - - 638.298PT Bank Permata Tbk 104.174 - 556.112 1.170.213PT Bank UOB Buana Tbk 63.981 2.779.003 556.112 531.915PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 3.308.337 3.425.648 957.447PT Bank Rabobank International Indonesia - - 333.667 -PT Bank International Indonesia Tbk - - 9.453.898 -PT Bank ANZ Indonesia - - 5.347.434 212.766PT Bank DBS Indonesia - - 2.724.947 638.298PT Bank Bukopin Tbk. - - 1.668.335 744.681Bank BTPN - - 1.445.890 957.447PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk - - 1.334.668 1.329.787PT Bank SBI Indonesia - - 1.001.001 1.063.830PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - - 600.601 1.686.170PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - - 589.478 1.308.511PT Bank ICBC Indonesia - - 278.056 -PT Bank Victoria Tbk - - 166.834 53.191PT Bank Resona Perdania - - - 6.861.702Citibank N.A. - - - 42.553

Dolar Amerika SerikatPT Bank UOB Buana Tbk 18.115.467 - - -PT Bank Rabobank International Indonesia 15.028.833 6.144.356 5.504.418 4.002.433PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 9.026.832 16.370.487 8.040.801 26.517PT Bank Permata Tbk 6.627.888 - 11.047.480 2.040.464PT Bank Danamon Indonesia Tbk 3.416.274 - - 2.332.132PT Bank CIMB Niaga Tbk 1.609.018 1.901.675 1.719.532 2.289.828PT Bank OCBC NISP Tbk 1.092.448 2.027.014 4.061.822 -PT Bank ANZ Indonesia 160.818 92.729 800.000 10.677.632Credit Suisse Singapore - 14.044.641 14.023.907 2.740.449Royal Bank of Canada (Asia) Ltd - 20.010.378 - -ANZ Banking Group Ltd. Cabang Singapura - 10.060.888 10.023.177 -J.P. Morgan International Bank Ltd - - 20.000.196 20.000.410Sarasin Rabo Singapore - - 5.135.325 128.160PT Bank International Indonesia Tbk - - 2.502.326 -PT Bank Resona Perdania - - 1.535.302 5.000.000PT Bank SBI Indonesia - - 299.566 -PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - - - 400.000Citibank N.A. - - - 250.000

Dolar AustraliaPT Bank ANZ Indonesia - - - 536.444Credit Suisse Singapore - - - 38.045

Jumlah 76.598.758 90.912.822 132.294.121 119.432.789

Tingkat suku bunga per tahun deposito berjangkaRupiah 3,25% - 6,25% 3,85% - 8,25% 4,80% - 9,50% 5,05% - 13,00%Dolar Amerika Serikat 0,02% - 3,00% 0,04% - 2,75% 0,05% - 2,25% 0,01% - 6,00%Dolar Australia - - - 2,41% - 3,71%

299

Page 324: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Kas dan setara kas diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Nilai wajar dari kas dan setara kas adalah nilai tercatatnya. Seluruh saldo bank dan deposito berjangka ditempatkan pada pihak ketiga. Sehubungan dengan penerapan PSAK 58(revisi 2009), pada akhir tahun 2011, kas dan setara kas sejumlah AS$ 33.630.111 direklasifikasi sebagai bagian dari aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27).

6. REKENING BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/

2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

RupiahPT Bank CIMB Niaga Tbk - - 246.680 133.414PT Bank Permata Tbk - - 46.896 43.464

Dolar Amerika SerikatThe Hongkong and Shanghai

Banking Corporation Ltd - - - 624.208Jumlah - - 293.576 801.086

Sehubungan dengan fasilitas kredit dari PT Bank CIMB Niaga Tbk dan PT Bank Permata Tbk (Catatan 34), ANJR diharuskan untuk membuka rekening jaminan (escrow) pada bank-bank tersebut. Rekening bank yang dibatasi penggunaannya diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Nilai wajar dari rekening bank yang dibatasi penggunaannya adalah nilai tercatatnya. Seluruh saldo rekening bank yang dibatasi penggunaannya ditempatkan pada pihak ketiga. Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, seluruh nilai tercatat rekening bank yang dibatasi penggunaannya sejumlah AS$ 494.674 direklasifikasi sebagai bagian dari aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27).

7. DEPOSITO BERJANGKA Akun ini merupakan deposito berjangka Perusahaan yang digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman dari J.P. Morgan International Bank Ltd. untuk ANJR pada tahun 2009 dan pinjaman dari Credit Suisse untuk GMIT pada tahun 2012 dan 2009. Deposito berjangka diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang. Nilai wajar atas deposito berjangka adalah nilai tercatatnya. Seluruh saldo deposito berjangka ditempatkan pada pihak ketiga.

8. INVESTASI PADA EFEK YANG DIPERDAGANGKAN PADA NILAI WAJAR Investasi pada efek yang diperdagangkan diklasifikasikan dalam kelompok FVTPL. Nilai wajar dari dana pasar uang, obligasi dan saham tercatat di bursa ditentukan berdasarkan nilai pasar pada akhir periode pelaporan.

300

Page 325: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Harga perolehan Rugisetelah amortisasi belum direalisasi Nilai wajar

AS$ AS$ AS$

Dana pasar uang 826.097 - 826.097Obligasi 4.088.113 (68.013) 4.020.100 Jumlah 4.914.210 (68.013) 4.846.197

31 Desember 2012

Harga perolehan Rugisetelah amortisasi belum direalisasi Nilai wajar

AS$ AS$ AS$

Dana pasar uang 105.524.707 - 105.524.707Obligasi 5.068.658 (123.760) 4.944.898 Jumlah 110.593.365 (123.760) 110.469.605

31 Desember 2011

Harga perolehan Laba (Rugi)setelah amortisasi belum direalisasi Nilai wajar

AS$ AS$ AS$

Dana pasar uang 56.176.790 203.103 56.379.893 Obligasi 1.398.832 (49.558) 1.349.274 Saham tercatat 9.995 13.017 23.012 Jumlah 57.585.617 166.562 57.752.179

31 Desember 2010

Harga perolehan Laba (Rugi) setelah amortisasi belum direalisasi Nilai wajar

AS$ AS$ AS$

Dana pasar uang 42.792.296 159.710 42.952.006 Obligasi 2.036.875 (34.697) 2.002.178 Saham tercatat 120.798 194.126 314.924 Jumlah 44.949.969 319.139 45.269.108

1 Januari 2010/ 31 Desember 2009

301

Page 326: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

9. PIUTANG SEWA PEMBIAYAAN Akun ini merupakan piutang sewa pembiayaan yang berasal dari jasa pembiayaan yang disediakan ANJF, dengan rincian berdasarkan jatuh tempo sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010 / 31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010 /

2012 2011 2010 31 Desember 2009 2012 2011 2010 31 Desember 2009

AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$Tahun pertama

Rupiah - - 22.985.876 17.417.140 - - 18.977.502 14.671.304 Dolar Amerika Serikat - - 7.567.830 3.324.030 - - 6.686.661 3.006.605

Tahun kedua sampaidengan kelimaRupiah - - 17.654.213 10.325.199 - - 15.689.380 9.253.794 Dolar Amerika Serikat - - 8.466.590 1.975.063 - - 7.964.944 1.873.046

Jumlah - Bersih - - 56.674.509 33.041.432 - - 49.318.487 28.804.749Dikurangi pendapatan sewa

pembiayaan yang belum diakuiRupiah - - (5.973.207) (3.817.240) - - - -Dolar Amerika Serikat - - (1.382.815) (419.443) - - - -

Nilai kini pembayaranminimum sewa pembiayaan - - 49.318.487 28.804.749 - - 49.318.487 28.804.749

Penyisihan piutang ragu-ragu, seluruhnya terhadappiutang yang jatuh tempodalam satu tahun - - (401.599) (322.235) - - (401.599) (322.235)

Jumlah - Bersih - - 48.916.888 28.482.514 - - 48.916.888 28.482.514Bagian yang jatuh tempo

dalam satu tahun - - (25.262.564) (17.355.674) - - (25.262.564) (17.355.674)

Piutang sewa pembiayaan setelah

dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun - - 23.654.324 11.126.840 - - 23.654.324 11.126.840

Pembayaran minimum sewa pembiayaan sewa pembiayaan

Nilai kini pembayaran minimum

Piutang sewa pembiayaan diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman diberikan dan piutang, dan diukur sebesar biaya perolehan setelah amortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Piutang sewa pembiayaan terdiri dari piutang dengan suku bunga tetap maupun mengambang. Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, seluruh nilai tercatat piutang sewa pembiayaan sejumlah AS$ 70.128.171 direklasifikasi sebagai bagian dari aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27). Estimasi nilai wajar piutang sewa pembiayaan dengan suku bunga tetap tanpa kuotasi harga di pasar ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa datang dengan menggunakan suku bunga untuk piutang baru dengan jangka waktu serupa. Nilai wajar aset keuangan ini pada tanggal 31 Desember 2010 berjumlah Rp 440.396.951.954 (setara dengan AS$ 48.981.977). Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun adalah sebagai berikut:

2012 2011 2010 2009% % % %

Rupiah - - 16,42 17,34Dolar Amerika Serikat - - 8,21 9,85

302

Page 327: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Jumlah angsuran sewa pembiayaan sesuai dengan jatuh temponya adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010 /2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Jatuh tempo tahun2010 - - - 20.741.1712011 - - 30.553.707 9.840.205 2012 - - 18.649.089 2.460.056 2013 - - 7.436.942 -2014 and selanjutnya - - 34.771 -

Jumlah - - 56.674.509 33.041.432 Pendapatan belum diakui - - (7.356.022) (4.236.683) Bersih - - 49.318.487 28.804.749

Aset yang dibiayai oleh ANJF adalah kendaraan baru dan bekas dengan tenor pembiayaan satu sampai empat tahun dengan mayoritas pembiayaan tenor tiga tahun. ANJF menggunakan piutang sewa pembiayaan yang dimiliki sebagai jaminan utang bank (Catatan 28 dan 34). Piutang sewa pembiayaan (setelah dikurangi pendapatan belum diakui) sebesar Rp 482.456.700.759 (setara dengan AS$ 53.659.960) dijaminkan pada akhir tahun 2010. Piutang sewa pembiayaan dijamin dengan aset yang dibiayai oleh ANJF. Kualitas piutang sewa pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

2010AS$

Tidak mengalami penurunan nilai 55.818.336 Mengalami penurunan nilai 856.173 Bersih 56.674.509

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu untuk tahun-tahun berakhir 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Saldo awal - 401.599 322.235 Penerapan awal PSAK 50 dan 55

(revisi 2006) - - 24.122 Penyisihan tahun berjalan

Individual - 22.719 -Kolektif - (207.186) 102.392

Akrual bunga pada piutang yangmengalami penurunan nilai - (51.708) (62.307)

Penyesuaian selisih kurs penjabaran - 3.830 15.157 Diklasifikasi sebagai aset dimiliki

untuk dijual (Catatan 27) - (169.254) -Saldo akhir - - 401.599

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang. Manajemen juga berpendapat tidak terdapat konsentrasi signifikan atas risiko kredit piutang sewa pembiayaan tersebut. Semua piutang sewa pembiayaan ANJF berasal dari pihak ketiga.

303

Page 328: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

10. PIUTANG JASA PEMBIAYAAN LAINNYA Akun ini merupakan piutang jasa pembiayaan lainnya yang disediakan ANJF, dengan rincian sebagai berikut:

31 Desember 2010

DinilaiTidak dinilai secara

secara individual individual JumlahAS$ AS$ AS$

Piutang pembiayaan konsumen 151.928.079 - 151.928.079Tagihan anjak piutang 97.453 - 97.453Jumlah 152.025.532 - 152.025.532Pendapatan pembiayaan konsumen

yang belum diakui (29.286.050) - (29.286.050)Penyisihan piutang ragu-ragu (1.236.231) - (1.236.231)

Piutang jasa pembiayaan lainnya - bersih 121.503.251 - 121.503.251Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (58.249.135) - (58.249.135)

Piutang jasa pembiayaan lainnya - setelahdikurangi bagian yang jatuh tempodalam satu tahun 63.254.116 - 63.254.116

Nilai tercatat

DinilaiTidak dinilai secara

secara individual individual JumlahAS$ AS$ AS$

Piutang pembiayaan konsumen 81.100.838 - 81.100.838Piutang pembiayaan operasi 1.865 - 1.865Tagihan anjak piutang 2.626.487 - 2.626.487Jumlah 83.729.190 - 83.729.190Pendapatan pembiayaan konsumen

yang belum diakui (15.165.485) - (15.165.485)Penyisihan piutang ragu-ragu (1.308.713) - (1.308.713)

Piutang jasa pembiayaan lainnya - bersih 67.254.992 - 67.254.992Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (52.355.983) - (52.355.983)

Piutang jasa pembiayaan lainnya - setelahdikurangi bagian yang jatuh tempodalam satu tahun 14.899.009 - 14.899.009

1 Januari 2010 / 31 Desember 2009Nilai tercatat

Tingkat bunga efektif rata-rata pada tahun 2010 adalah 20,01% dan 18% per tahun masing-masing untuk piutang pembiayaan konsumen dan tagihan anjak piutang.

304

Page 329: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Piutang jasa pembiayaan lainnya diklasifikasi dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, diukur sebesar biaya perolehan setelah amortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Piutang jasa pembiayaan lainnya memiliki tingkat suku bunga tetap. Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, seluruh nilai tercatat piutang jasa pembiayaan lainnya sejumlah AS$ 175.659.026 direklasifikasikan sebagai bagian dari aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27). Estimasi nilai wajar dari piutang jasa pembiayaan lainnya dengan tingkat suku bunga tetap tanpa kuotasi harga pasar didasarkan pada diskonto arus kas masa depan dengan menggunakan tingkat suku bunga untuk piutang baru dengan jangka waktu serupa. Nilai wajar dari aset keuangan ini pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp 1.099.162.187.938 (setara dengan AS$ 122.251.383). Rincian piutang jasa pembiayaan lainnya berdasarkan tahun jatuh tempo adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010 /2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Jatuh tempo tahun2010 - - - 49.729.4952011 - - 75.635.541 26.377.5992012 - - 47.241.442 7.235.9542013 - - 22.558.014 386.1422014 dan selanjutnya - - 6.590.535 -

Jumlah - - 152.025.532 83.729.190 Pendapatan belum diakui - - (29.286.050) (15.165.485) Bersih - - 122.739.482 68.563.705

Aset pembiayaan konsumen yang dibiayai ANJF berupa kendaraan baru dan bekas dengan tenor pembiayaan berkisar dari satu sampai empat tahun, (mayoritas tenor pembiayaan tiga tahun). Jangka waktu tagihan anjak piutang ditentukan berdasarkan perjanjian, yang berkisar antara 90 hari sampai dengan satu tahun. ANJF menggunakan piutang pembiayaan konsumen sebagai jaminan utang bank (Catatan 28 dan 34). Jumlah piutang pembiayaan konsumen (setelah dikurangi pendapatan yang belum diakui) sebesar Rp 1.187.538.035.134 (setara dengan AS$ 132.080.751) dijaminkan pada tahun 2010. Piutang pembiayaan konsumen dijamin dengan kendaraan bermotor yang dibiayai ANJF dan Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) dari kendaraan bermotor bersangkutan. Kualitas piutang jasa pembiayaan lainnya adalah sebagai berikut:

31 Desember2010AS$

Tidak mengalami penurunan nilai 149.407.778 Mengalami penurunan nilai 2.617.754 Jumlah 152.025.532

305

Page 330: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Saldo awal - 1.236.231 1.308.713 Penerapan awal PSAK 50 dan 55

(revisi 2006) - - (432.418) Penyisihan tahun berjalan

Individual - 60.241 145.558 Kolektif - 2.550.351 849.589

Akrual bunga piutang yangmengalami penurunan nilai - (515.562) (208.714)

Penghapusan piutang - (871.824) (484.405) Penyesuaian selisih kurs penjabaran - (47.997) 57.908 Direklasifikasi sebagai aset dimiliki

untuk dijual (Catatan 27) - (2.411.440) -Saldo akhir - - 1.236.231

Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.

11. PIUTANG USAHA

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010 /2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Pihak ketigaPembangkit listrik 1.037.444 1.212.718 981.184 459.725 Tembakau 396.214 - 984.752 123.840Kelapa sawit - - - 2.130.000 Sewa kendaraan bermotor - - 2.902.334 1.655.997 Jasa kesehatan - - 39.125 29.008

Jumlah 1.433.658 1.212.718 4.907.395 4.398.570Penyisihan rugi penurunan

nilai - - (24.281) (50.500) Bersih 1.433.658 1.212.718 4.883.114 4.348.070

Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, piutang usaha dari sewa kendaraan bermotor dan jasa kesehatan sejumlah AS$ 3.256.821 direklasifikasikan sebagai bagian dari aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27).

306

Page 331: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Ringkasan piutang usaha berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Rupiah 126.069 - 3.926.211 3.938.845Dolar Amerika Serikat 1.037.444 1.212.718 981.184 459.725 Euro 270.145 - - -Jumlah 1.433.658 1.212.718 4.907.395 4.398.570 Penyisihan rugi penurunan nilai - - (24.281) (50.500)Bersih 1.433.658 1.212.718 4.883.114 4.348.070

Piutang usaha diklasifikasi dalam kelompok pinjaman diberikan dan piutang dan diukur sebesar biaya perolehan setelah amortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Nilai wajar atas piutang usaha adalah nilai tercatatnya. Ringkasan umur piutang usaha adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

< 30 hari 1.433.658 1.212.718 4.548.459 4.092.11131 - 60 hari - - 223.203 229.202> 60 hari - - 135.733 77.257 Jumlah 1.433.658 1.212.718 4.907.395 4.398.570Penyisihan rugi penurunan nilai - - (24.281) (50.500)Bersih 1.433.658 1.212.718 4.883.114 4.348.070

Mutasi penyisihan rugi penurunan nilai adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Saldo awal - 24.281 50.500Penyisihan tahun berjalan - 65.385 (26.699)Penghapusan - (25.605) (1.486) Penyesuaian selisih kurs

penjabaran - (1.426) 1.966 Diklasifikasi sebagai aset dimiliki

untuk dijual (Catatan 27) - (62.635) -Saldo akhir - - 24.281

Manajemen yakin bahwa jumlah penyisihan rugi penurunan nilai memadai untuk menutupi rugi dari piutang tidak tertagih. Manajemen juga berkeyakinan bahwa tidak terdapat risiko kredit terkonsentrasi secara signifikan atas piutang usaha. Pada tanggal 31 Desember 2010, piutang sewa kendaraan bermotor sejumlah AS$ 53.659.960 digunakan sebagai jaminan utang bank ANJR (Catatan 28 dan 34).

307

Page 332: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

12. PIUTANG JASA ASURANSI

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Pihak ketigaPiutang premi - - 11.358.952 8.154.685Piutang reasuransi - - 3.773.080 2.425.273

Jumlah - - 15.132.032 10.579.958Penyisihan rugi penurunan nilai - - (55.611) (53.191)Bersih - - 15.076.421 10.526.767

Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, seluruh nilai tercatat piutang jasa asuransi sejumlah AS$ 11.272.008 direklasifikasi sebagai bagian dari aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27). Ringkasan umur piutang jasa asuransi adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

1 - 60 hari - - 12.961.459 9.918.804> 60 hari - - 2.170.573 661.154Jumlah - - 15.132.032 10.579.958Penyisihan rugi penurunan nilai - - (55.611) (53.191)Bersih - - 15.076.421 10.526.767

Rincian piutang jasa asuransi berdasarkan mata uang adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Rupiah - - 5.979.802 8.408.784Dolar Amerika Serikat - - 8.905.354 2.165.685Dolar Singapura - - 199.343 -Euro - - 39.485 299Yen Jepang - - 8.048 5.190 Jumlah - - 15.132.032 10.579.958 Penyisihan rugi penurunan nilai - - (55.611) (53.191)Bersih - - 15.076.421 10.526.767

Mutasi penyisihan rugi penurunan nilai adalah sebagai berikut: 31 Desember 31 Desember 31 Desember

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Saldo awal - 55.611 53.191Penyesuaian selisih kurs penjabaran - - 2.420 Diklasifikasi sebagai aset dimiliki

untuk dijual (Catatan 27) - (55.611) -Saldo akhir - - 55.611

308

Page 333: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan piutang ragu-ragu memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang premi. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko kredit terkonsentrasi secara signifikan atas piutang tersebut.

13. PIUTANG LAIN-LAIN Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, akun ini terutama terdiri dari piutang dari kontrak komoditas berjangka dan piutang karyawan. Pada tanggal 31 Desember 2010, akun ini terutama terdiri dari kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) oleh ANJAS dan KAL (Catatan 25) dan piutang karyawan. Pada tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009 akun ini terutama terdiri dari piutang karyawan. Piutang karyawan tidak dikenakan bunga dan dibayar melalui pemotongan gaji bulanan. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.

14. PIUTANG LAIN-LAIN JANGKA PANJANG Pada tanggal 29 Nopember 2012, AANE telah menandatangani Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik dengan PLN (catatan 57n). Perjanjian pembelian tenaga listrik dengan PLN merupakan perjanjian konsesi jasa publik ke swasta. Perjanjian ini berlaku efektif 15 tahun sejak ditandatanganinya Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik. Pada tanggal 31 Desember 2012, seluruh aset yang akan digunakan untuk mendukung pembangunan pembangkit direklasifikasikan sebagai piutang lain-lain sampai aset tersebut siap untuk digunakan dalam operasi komersial, dengan jumlah tercatat sebesar Rp. 6.652.566 ribu (setara dengan AS$ 687.959).

15. PERSEDIAAN

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Tembakau 7.955.260 6.701.410 4.338.381 5.521.714Minyak kelapa sawit 4.829.678 5.361.245 4.010.687 2.396.807Bahan pendukung dan

suku cadang 3.417.197 2.326.917 2.286.003 1.600.352Perlangkapan medis - - 651.156 456.349Jumlah 16.202.135 14.389.572 11.286.227 9.975.222Penyisihan penurunan nilai

persediaan (134.994) (128.156) (114.285) (673.456)Bersih 16.067.141 14.261.416 11.171.942 9.301.766

Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, nilai tercatat persediaan perlengkapan sejumlah AS$ 1.609.577 direklasifikasi sebagai bagian aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27). Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan memadai. Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, persediaan tembakau milik GMIT senilai Rp 15 milyar digunakan sebagai jaminan atas utang bank dari PT Bank Central Asia Tbk (Catatan 34).

309

Page 334: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Persediaan minyak kelapa sawit diasuransikan terhadap kerugian akibat kebakaran dan risiko lain dengan polis asuransi utama senilai AS$ 14 juta dan Rp 5 milyar pada tahun 2012, AS$ 12 juta dan Rp 10 milyar pada tahun 2011, AS$ 12 juta dan Rp 8 milyar pada tahun 2010 dan AS$ 14 juta dan Rp 8 milyar pada tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009. Persediaan tembakau dan perlengkapan medis diasuransikan terhadap kebakaran, pencurian, gempa bumi, banjir dan risiko lainnya. Pertanggungan asuransi untuk persediaan tembakau pada tahun 2012, 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 masing-masing sejumlah Rp 82,1 milyar, Rp 50 milyar, Rp 36,25 milyar dan Rp 23,15 milyar. Pertanggungan asuransi untuk perlengkapan medis milik ANJHC digabungkan dengan pertanggungan untuk aset tetapnya sebesar Rp 94,5 milyar pada tahun 2010 dan Rp 61,5 milyar pada tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009. Manajemen berkeyakinan bahwa pertanggungan asuransi tersebut memadai untuk menutupi seluruh kerugian yang mungkin terjadi pada Grup.

16. BIAYA DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Biaya dibayar di mukaAsuransi 206.505 208.754 449.709 594.457Sewa 183.959 162.083 2.198.404 1.297.809Provisi bank - - 229.396 451.443Lain-lain 185.660 154.691 561.569 1.176.005

Pajak Pertambahan Nilai 4.993.304 3.603.171 5.058.755 4.657.713Biaya penawaran saham perdana

ke publik 949.504 - - -Uang muka 63.407 3.781 475.717 838.195Jumlah 6.582.339 4.132.480 8.973.550 9.015.622

Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, biaya dibayar di muka dan uang muka sejumlah AS$ 6.372.541 direklasifikasi sebagai bagian dari aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27).

17. DEPOSITO BERJANGKA

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Deposito wajib - - 389.278 372.340Deposito yang dibatasi

penggunaannya - - 414.646 -Jumlah - - 803.924 372.340

Tingkat suku bunga rata-rata per tahun - - 7% 13% Deposito wajib merupakan deposito milik entitas anak yang bergerak di bidang usaha asuransi, yang ditempatkan sesuai dengan peraturan pemerintah. Deposito yang dibatasi penggunaannya merupakan deposito berjangka milik ANJF yang ditempatkan pada PT Bank Internasional Indonesia Tbk untuk memenuhi persyaratan utang bank (Catatan 34), yang jatuh tempo pada tanggal 15 Pebruari 2014.

310

Page 335: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, seluruh nilai tercatat deposito berjangka sejumlah AS$ 1.372.691 direklasifikasi sebagai bagian dari aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27). Deposito berjangka diklasifikasikan dalam kelompok pinjaman diberikan dan piutang, diukur pada biaya perolehan setelah amortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Nilai wajar dari deposito berjangka adalah nilai tercatatnya.

18. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI

Akumulasi bagian labaBiaya perolehan dan penerimaan dividen Nilai tercatat

AS$ AS$ AS$

PT Bilah Plantindo 533.775 4.085.568 4.619.343PT Simpang Kiri Plantation Indonesia 496.988 3.029.734 3.526.722PT Pangkatan Indonesia 2.959.700 5.722.934 8.682.634Jumlah 3.990.463 12.838.236 16.828.699

31 Desember 2012

Akumulasi bagian labaBiaya perolehan dan penerimaan dividen Nilai tercatat

AS$ AS$ AS$

PT Bilah Plantindo 533.775 3.124.770 3.658.545PT Simpang Kiri Plantation Indonesia 496.988 2.266.732 2.763.720PT Pangkatan Indonesia 2.959.700 3.642.688 6.602.388Jumlah 3.990.463 9.034.190 13.024.653

31 Desember 2011

Akumulasi bagian labaBiaya perolehan dan penerimaan dividen Nilai tercatat

AS$ AS$ AS$

PT Bilah Plantindo 533.775 1.811.949 2.345.724PT Simpang Kiri Plantation Indonesia 496.988 1.296.054 1.793.042PT Pangkatan Indonesia 2.959.700 2.305.325 5.265.025PT Adhi Cipta Autobody (ACA) 18.265 (5.936) 12.329PT Auto Management Services (AMS) 71.302 27.324 98.626Jumlah 4.080.030 5.434.716 9.514.746

31 Desember 2010

Akumulasi bagian labaBiaya perolehan dan penerimaan dividen Nilai tercatat

AS$ AS$ AS$

PT Bilah Plantindo 533.775 776.930 1.310.705PT Simpang Kiri Plantation Indonesia 496.988 621.097 1.118.085PT Pangkatan Indonesia 2.959.700 720.708 3.680.408PT Adhi Cipta Autobody (ACA) 18.265 3.951 22.216PT Auto Management Services (AMS) 71.302 18.090 89.392Jumlah 4.080.030 2.140.776 6.220.806

1 Januari 2010/ 31 Desember 2009

311

Page 336: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, nilai tercatat investasi pada ACA dan AMS sebesar AS$ 176.002 direklasifikasi sebagai bagian dari aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27). Rincian dari entitas asosiasi yang dimiliki oleh Grup, persentase kepemilikan dan aktivitas utamanya adalah sebagai berikut:

1 Januari 2010/Nama entitas asosiasi 2012 2011 2011 31 Desember 2009 Aktivitas utama

% % % %

PT Bilah Plantindo 20,00 20,00 20,00 20,00 AgribisnisPT Simpang Kiri Plantation Indonesia 20,00 20,00 20,00 20,00 AgribisnisPT Pangkatan Indonesia 20,00 20,00 20,00 20,00 Agribisnis

Perdagangan, bengkel, transportasiPT Adhi Cipta Autobody (ACA) - 40,00 40,00 40,00 dan jasaPT Auto Management Services (AMS) - 26,40 26,40 26,40 Konsultasi manajemen

Persentase kepemilikan(termasuk kepemilikan

langsung dan tidak langsung)

Ringkasan informasi keuangan dari entitas asosiasi di atas adalah sebagai berikut:

Jumlah Jumlah pendapatan Laba bersihJumlah aset liabilitas Aset bersih tahun berjalan tahun berjalan

AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

PT Bilah Plantindo 24.766.337 1.669.628 23.096.709 11.501.910 4.916.949PT Simpang Kiri Plantation Indonesia 19.349.167 1.715.554 17.633.613 9.724.110 3.989.021PT Pangkatan Indonesia 46.531.582 3.118.416 43.413.166 33.182.043 9.303.179Jumlah 90.647.086 6.503.598 84.143.488 54.408.063 18.209.149

31 Desember 2012

Jumlah Jumlah pendapatan Laba bersihJumlah aset liabilitas Aset bersih tahun berjalan tahun berjalan

AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

PT Bilah Plantindo 20.499.213 2.206.487 18.292.726 13.080.494 6.564.110PT Simpang Kiri Plantation Indonesia 15.963.998 2.145.389 13.818.609 10.917.218 4.853.392PT Pangkatan Indonesia 43.367.005 7.224.305 36.142.700 35.246.758 11.786.007Jumlah 79.830.216 11.576.181 68.254.035 59.244.470 23.203.509

31 Desember 2011

Laba (rugi) Jumlah Jumlah pendapatan bersih tahun

Jumlah aset liabilitas Aset bersih tahun berjalan berjalanAS$ AS$ AS$ AS$ AS$

PT Bilah Plantindo 14.026.601 2.297.984 11.728.617 10.908.904 5.175.094PT Simpang Kiri Plantation Indonesia 10.281.372 1.316.163 8.965.209 7.921.336 3.374.783PT Pangkatan Indonesia 32.635.969 2.663.997 29.971.972 28.241.788 8.041.744PT Adhi Cipta Autobody (ACA) 321.110 317.687 3.423 659.681 (13.946)PT Auto Management Services (AMS) 544.505 - 544.505 - 9.953Jumlah 57.809.557 6.595.831 51.213.726 47.731.709 16.587.628

31 Desember 2010

312

Page 337: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

19. INVESTASI LAIN-LAIN Akun ini merupakan investasi jangka panjang Grup atas saham pada perusahaan investee dengan persentase kepemilikan kurang dari 20%.

Penyesuaian Nilai wajar ataunilai wajar dan biaya

Biaya perolehan penyisihan perolehan AS$ AS$ AS$

PT Puncakjaya Power 10.271.880 - 10.271.880PT Agro Muko 7.108.324 2.914.187 10.022.511ARC Exploration Ltd. (ARC) 2.911.153 (2.857.317) 53.836Investasi Kontrak Karya 2.611.030 - 2.611.030PT Moon Lion Industries Indonesia 1.026.225 (600.000) 426.225PT Sembada Sennah Maju (SSM) 222.411 - 222.411PT Chevron Geothermal Suoh Sekincau (CGS) 150.000 - 150.000Paramount Life & General Holdings

Corporation, Phillipines 220.388 - 220.388Lain-lain 41.964 (41.964) -

Bersih 24.563.375 (585.094) 23.978.281

31 Desember 2012

Penyesuaian Nilai wajar ataunilai wajar dan biaya

Biaya perolehan penyisihan perolehan AS$ AS$ AS$

PT Puncakjaya Power 10.271.880 - 10.271.880PT Agro Muko 7.108.324 2.467.502 9.575.826ARC Exploration Ltd. (ARC) 2.911.153 (2.782.095) 129.058Investasi Kontrak Karya 2.611.030 - 2.611.030PT Bina Kosala Metropolitan (BKM) 2.280.678 (1.140.000) 1.140.678PT Moon Lion Industries Indonesia 1.026.225 (600.000) 426.225PT Sembada Sennah Maju (SSM) 222.411 - 222.411PT Chevron Geothermal Suoh Sekincau (CGS) 37.500 - 37.500Paramount Life & General Holdings

Corporation, Phillipines 220.388 - 220.388Lain-lain 41.964 (41.964) -

Bersih 26.731.553 (2.096.557) 24.634.996

31 Desember 2011

313

Page 338: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Penyesuaian Nilai wajar atauBiaya nilai wajar dan biaya

Perolehan penyisihan perolehan AS$ AS$ AS$

PT Puncakjaya Power 10.271.880 - 10.271.880PT Agro Muko 7.108.324 3.646.843 10.755.167ARC Exploration Ltd. (ARC) 2.911.153 (2.588.182) 322.971Investasi Kontrak Karya 2.611.030 - 2.611.030PT Bina Kosala Metropolitan (BKM) 2.280.678 (1.140.000) 1.140.678PT Moon Lion Industries Indonesia 1.026.225 (600.000) 426.225PT Chevron Geothermal Suoh Sekincau (CGS) 12.500 - 12.500Paramount Life & General Holdings

Corporation, Phillipines 220.388 - 220.388PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) 15.000 4.985.000 5.000.000Lain-lain 70.192 (41.965) 28.227

Bersih 26.527.370 4.261.696 30.789.066

31 Desember 2010

Penyesuaian Nilai wajar atauBiaya nilai wajar dan biaya

Perolehan penyisihan perolehan AS$ AS$ AS$

PT Puncakjaya Power 10.271.880 - 10.271.880 PT Agro Muko 3.960.000 - 3.960.000ARC Exploration Ltd. (ARC) 3.787.281 (3.787.281) -Investasi Kontrak Karya 2.611.030 - 2.611.030PT Bina Kosala Metropolitan (BKM) 2.280.678 (1.140.000) 1.140.678PT Moon Lion Industries Indonesia 1.026.225 (600.000) 426.225Paramount Life & General Holdings

Corporation, Phillipines 220.388 - 220.388Lain-lain 83.964 (56.964) 27.000

Bersih 24.241.446 (5.584.245) 18.657.201

1 Januari 2010/ 31 Desember 2009

Investasi lain-lain diklasifikasikan sebagai investasi tersedia untuk dijual. Kecuali untuk PT Agro Muko, ARC dan TTN, Perusahaan menggunakan biaya perolehan dalam mengukur investasi lain-lain, karena investasi tersebut merupakan saham yang tidak terdaftar di bursa dan tidak tersedia pengukuran nilai wajar atas saham tersebut. PT Agro Muko Pada tanggal 17 Maret 2010, Perusahaan melakukan perjanjian jual beli dengan Deutche Investitions-Und Entwicklungsgesellchaft, MBH (DEG) dan International Finance Corporation (IFC), dimana DEG dan IFC menyetujui penjualan dan pengalihan atas masing – masing 349.053 saham PT Agro Muko kepada Perusahaan dengan nilai AS$ 4,51 per saham. Kepemilikan Perusahaan pada PT Agro Muko meningkat dari 13,58% menjadi 15,87%.

314

Page 339: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010, kenaikan (penurunan) nilai wajar PT Agro Muko sebesar masing-masing AS$ 446.685, (AS$ 1.179.341), AS$ 3.646.843 diakui Perusahaan melalui pendapatan komprehensif lainnya sebagai laba belum direalisasi atas investasi tersedia untuk dijual. ARC Exploration Ltd. (ARC) Pada bulan Pebruari 2010, EIB mengalihkan 2.680.566 saham ARC, dinilai pada AS$ 111.913, sebagai dividen saham kepada Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009, berdasarkan harga pasar, kenaikan (penurunan) nilai wajar ARC masing-masing sebesar (AS$ 75.222), AS$ 129.059, AS$ 322.971 dan AS$ 349.240 diakui Perusahaan dalam pendapatan komprehensif lainnya sebagai laba belum direalisasi atas investasi tersedia untuk dijual. Investasi pada Kontrak Karya Pada tahun 2000, Kontrak Karya PT Newcrest Sumbawa Jaya, PT Newcrest Sumatera Minerals, PT Tamrau Jaya Mining, dan PT Mineralindo Mas Tapaktuan telah dihentikan dan/atau dalam proses penghentian. Investasi pada PT Newcrest Nusa Sulawesi (yang namanya telah diubah menjadi PT Gorontalo Sejahtera Mining) ditukar dengan hak royalti dari perusahaan yang sama. Investasi perusahaan dalam investee ini dibiayai dengan utang kepada pihak lain. Pembayaran utang ini tergantung kepada (kontinjen) ada tidaknya penerimaan pendapatan dividen dari perusahaan investee terkait. Berdasarkan persyaratan dalam perjanjian joint venture, tidak terdapat kewajiban pembayaran utang terkait investasi tersebut, jika Kontrak Karya terkait dihentikan sebelum penerimaan dividen. Oleh karena persyaratan ini, meskipun investasi-investasi ini dan utang-utang yang terkait tidak dapat direalisasikan, manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai atas investasi terkait tidak diperlukan. PT Bina Kosala Metropolitan (BKM) Berdasarkan Akta No. 13 notaris Tina Chandra Gerung, S.H., tanggal 30 April 2008, Perusahaan melakukan pembelian kembali 27.750 saham (18,14% kepemilikan) atas PT Bina Kosala Metropolitan sebagai konsekuensi pembatalan perjanjian pengikatan jual beli strata title MMC Tower yang gagal diserahkan secara tepat waktu oleh PT Assa Development. Perusahaan menilai bahwa penyisihan sebesar AS$ 1,14 juta pada 31 Desember 2011 dan 2010 memadai untuk menutup kemungkinan penurunan nilai atas nilai investasi. Berdasarkan Akta No. 145 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 23 Juli 2012 Perusahaan menjual dan mengalihkan seluruh sahamnya sebanyak 27.750 saham kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang (entitas sepengendali) dengan harga jual sebesar Rp 24.975.000.000 atau setara dengan AS$ 2,6 juta. Penjualan ini termasuk dalam transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (Catatan 40). Setelah transaksi ini, Perusahaan tidak lagi memiliki kepemilikan di BKM. PT Sembada Sennah Maju (SSM) Pada tanggal 8 Agustus 2011, Perusahaan membeli 28 saham SSM dari salah satu pemegang saham untuk 1% kepemilikan senilai AS$ 222.411. PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) Sebelumnya, Perusahaan telah menyisihkan penurunan nilai terhadap seluruh investasi di TTN. Pada tahun 2010, Perusahaan berencana untuk menjual investasi tersebut kepada pihak ke tiga, dan menghitung nilai wajarnya berdasarkan metode diskonto arus kas, yang telah disetujui bersama oleh Perusahaan dan pihak pembeli. Peningkatan nilai wajar senilai AS$ 4.985.000 diakui dalam pendapatan komprehensif lain sebagai laba belum direalisasi atas investasi tersedia untuk dijual pada tahun 2010.

315

Page 340: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Berdasarkan Akta No.14 dan 15 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 11 Januari 2011, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli untuk menjual masing-masing 5 dan 10 saham TTN ke PT Archi Indonesia dan Archipelago Resources Pte. Ltd., senilai AS$ 1.666.667 dan AS$ 3.333.333. PT Chevron Geothermal Suoh Sekincau (CGS) Berdasarkan Akta No. 21 notaris Buchari Hanafi, S.H., tanggal 27 April 2010, Perusahaan menyetujui untuk menempatkan dan menyetor 125 saham di CGS dengan nilai nominal senilai AS$ 100 per saham untuk 5% kepemilikan. Berdasarkan Akta No. 43 notaris Buchari Hanafi, S.H., tanggal 28 Januari 2011, Perusahaan menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar 250 saham baru CGS, sehingga meningkatkan investasi Perusahaan pada CGS menjadi AS$ 37.500. Berdasarkan Akta No. 52 notaris Buchari Hanafi, S.H., tanggal 20 Juli 2012, Perusahaan menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor sebanyak 1.125 saham, sehingga meningkatkan investasi Perusahaan pada CGS menjadi AS$ 150.000.

20. PROPERTI INVESTASI 31 Desember 2011,

31 Desember 2010 dan 1 Januari2012 2010/ 31 Desember 2009AS$ AS$

Tanah - 6.817.994Bangunan - 79.950Jumlah - 6.897.944

Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009, nilai wajar properti investasi berjumlah AS$ 7.719.086. Pada tanggal 14 Agustus 2012, Perusahaan menjual sebidang tanah dan bangunan kepada PT Memimpin Dengan Nurani (entitas sepengendali) dan PT Austindo Kencana Jaya (entitas sepengendali). Pada tanggal 5 September 2012, Perusahaan juga menjual sebidang tanah lainnya ke PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang (entitas sepengendali). Penjualan ini dicatat sebagai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (Catatan 40). Setelah penjualan ini, Perusahaan tidak lagi memiliki properti investasi.

21. TANAMAN KELAPA SAWIT

1 Januari Penyesuaian selisih 31 Desember

2012 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi kurs penjabaran 2012AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Tanaman menghasilkanBiaya perolehan 176.196.151 - (30.202) 8.701.698 - 184.867.647Akumulasi penyusutan (65.339.343) (8.714.006) 12.987 - - (74.040.362)

Nilai buku bersih 110.856.808 (8.714.006) (17.215) 8.701.698 - 110.827.285

Tanaman belum menghasilkan - biaya perolehan 22.215.647 18.002.735 - (8.701.698) (1.379.324) 30.137.360

Jumlah 133.072.455 140.964.645

316

Page 341: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

1 Januari Penyesuaian selisih 31 Desember2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi kurs penjabaran 2011AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Tanaman menghasilkanBiaya perolehan 170.701.455 - (67.158) 5.561.854 - 176.196.151Akumulasi penyusutan (57.133.764) (8.229.826) 24.247 - - (65.339.343)

Nilai buku bersih 113.567.691 (8.229.826) (42.911) 5.561.854 - 110.856.808

Tanaman belum menghasilkan - biaya perolehan 15.944.212 12.191.009 - (5.561.854) (357.720) 22.215.647

Jumlah 129.511.903 133.072.455

1 Januari Penyesuaian selisih 31 Desember2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi kurs penjabaran 2010AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Tanaman menghasilkanBiaya perolehan 161.763.446 - - 8.179.033 758.976 170.701.455Akumulasi penyusutan (48.771.311) (8.316.663) - - (45.790) (57.133.764)

Nilai buku bersih 112.992.135 (8.316.663) - 8.179.033 713.186 113.567.691

Tanaman belum menghasilkan - biaya perolehan 17.868.421 5.474.179 - (8.179.033) 780.645 15.944.212

Jumlah 130.860.556 129.511.903

Beban penyusutan yang dialokasikan pada beban pokok penjualan pada tahun 2012, 2011 dan 2010 masing-masing berjumlah AS$ 8.714.006, AS$ 8.229.826 dan AS$ 8.316.663. Luas perkebunan dengan tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan berdasarkan lokasi adalah sebagai berikut:

Tanaman Tanaman Belum Jumlah AreaMenghasilkan Menghasilkan Yang Ditanami

(Hektar) (Hektar) (Hektar)

Binanga, Sumatera Utara 9.813 - 9.813 Belitung, Bangka Belitung 14.229 - 14.229 Batang Angkola, Sumatera Utara 7.912 - 7.912 Ketapang, Kalimantan Barat - 8.898 8.898 Jumlah 31.954 8.898 40.852

2012

Tanaman Tanaman Belum Jumlah AreaMenghasilkan Menghasilkan Yang Ditanami

(Hektar) (Hektar) (Hektar)

Binanga, Sumatera Utara 9.813 - 9.813 Belitung, Bangka Belitung 14.246 - 14.246 Batang Angkola, Sumatera Utara 6.231 1.681 7.912 Ketapang, Kalimantan Barat - 4.766 4.766 Jumlah 30.290 6.447 36.737

2011

317

Page 342: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Tanaman Tanaman Belum Jumlah AreaMenghasilkan Menghasilkan Yang Ditanami

(Hektar) (Hektar) (Hektar)

Binanga, Sumatera Utara 9.813 - 9.813 Belitung, Bangka Belitung 14.304 - 14.304 Batang Angkola, Sumatera Utara 4.938 2.989 7.927 Ketapang, Kalimantan Barat - 744 744 Jumlah 29.055 3.733 32.788

2010

Tanaman kelapa sawit ditanam di atas tanah HGU seluas 33.688 hektar. Tanah di Ketapang, Kalimantan Barat sedang dalam pengurusan HGU. Nilai tercatat tanaman kelapa sawit milik SMM yang disusutkan menggunakan metode saldo menurun berganda berjumlah AS$ 4.566.021 atau 3,5% dari jumlah nilai buku tanaman kelapa sawit pada tahun 2010. Sejak 1 Januari 2011, SMM mengubah metode penyusutan tanaman menghasilkan dari metode saldo menurun berganda ke metode garis lurus. SMM juga mengubah estimasi masa manfaat dari 16 tahun menjadi 20 tahun. Perubahan tersebut berakibat menurunnya beban penyusutan tanaman menghasilkan dari AS$ 3.242.151 menjadi AS$ 2.849.494 pada tahun 2011. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai untuk tanaman belum menghasilkan maupun tanaman menghasilkan pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010.

22. ASET TETAP

Penyesuaian1 Januari selisih kurs 31 Desember

2012 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi penjabaran 2012AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Biaya Perolehan:Pemilikan langsung

Tanah 13.241.772 3.295.881 (1.481.817) 422.346 (267.706) 15.210.476Bangunan, prasarana jalan dan jembatan 36.745.637 535.307 (2.126.447) 4.427.291 (115.500) 39.466.288Mesin dan perlengkapan 37.103.495 1.557.347 (2.937.329) 774.178 (69.354) 36.428.337Komputer dan peralatan komunikasi 211.675 30.034 (269.016) 27.307 - -Peralatan dan perabot kantor 3.977.890 308.340 (367.283) (27.476) (21.818) 3.869.653Kendaraaan bermotor 5.151.150 1.213.998 (366.641) - (57.219) 5.941.288Aset dalam penyelesaian 4.986.162 14.209.341 (41.072) (6.977.236) (226.381) 11.950.814

Aset sewa pembiayaan - 4.000.000 - - - 4.000.000Jumlah 101.417.781 25.150.248 (7.589.605) (1.353.590) (757.978) 116.866.856

Akumulasi penyusutan dan kerugianpenurunan nilai:Pemilikan langsung

Bangunan, prasarana jalan dan jembatan 10.805.201 2.151.586 (1.588.772) - (50.268) 11.317.747Mesin dan perlengkapan 21.502.122 2.627.742 (2.191.385) - (17.058) 21.921.421Komputer dan peralatan komunikasi 226.839 62.163 (225.344) - - 63.658Peralatan dan perabot kantor 2.986.564 227.011 (347.944) - (9.341) 2.856.290Kendaraaan bermotor 2.481.835 529.640 (265.314) - (15.367) 2.730.794Aset dalam penyelesaian 1.160.201 - - (1.087.973) (72.228) -

Aset sewa pembiayaan - 111.111 - - - 111.111 Jumlah 39.162.762 5.709.253 (4.618.759) (1.087.973) (164.262) 39.001.021

Jumlah tercatat 62.255.019 77.865.835

318

Page 343: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Penyesuaian Direklasifikasikan1 Januari selisih kurs ke aset dimiliki 31 Desember

2011 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi penjabaran untuk dijual 2011AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Biaya Perolehan:Pemilikan langsung

Tanah 16.043.940 530.574 - - (59.344) (3.273.398) 13.241.772Bangunan, prasarana jalan dan jembatan 33.862.402 4.221.926 (168.051) 8.004.859 (165.638) (9.009.861) 36.745.637Renovasi bangunan 1.760.638 128.958 - - (18.904) (1.870.692) -Mesin dan perlengkapan 35.395.664 1.194.760 (348.760) 884.391 (22.560) - 37.103.495Peralatan medis dan operasi 6.063.017 2.099.868 (842) 752.955 (138.916) (8.776.082) -Komputer dan peralatan komunikasi 1.483.877 498.534 (4.026) (1.291) (20.327) (1.745.092) 211.675Peralatan dan perabot kantor 8.259.058 1.609.826 (215.646) (345.089) (48.504) (5.281.755) 3.977.890Kendaraaan bermotor 74.887.344 53.786.653 (12.895.172) 1.145.655 (615.234) (111.158.096) 5.151.150Aset dalam penyelesaian 2.734.705 11.332.543 - (8.890.233) (97.444) (93.409) 4.986.162

Aset sewa pembiayaan 3.525.378 451.631 - (1.898.610) (20.695) (2.057.704) -Jumlah 184.016.023 75.855.273 (13.632.497) (347.363) (1.207.566) (143.266.089) 101.417.781

Akumulasi penyusutan dan kerugianpenurunan nilai:Pemilikan langsung

Bangunan, prasarana jalan dan jembatan 10.155.799 2.152.381 (65.920) - (26.806) (1.410.253) 10.805.201Renovasi bangunan 466.431 243.074 - - (11.412) (698.093) -Mesin dan perlengkapan 19.556.537 2.268.377 (317.491) - (5.301) - 21.502.122Perlengkapan medis dan operasi 4.407.835 1.021.000 (842) - (68.706) (5.359.287) -Komputer dan peralatan komunikasi 933.317 306.829 (3.882) - (14.036) (995.389) 226.839Peralatan dan perabot kantor 5.474.012 1.096.035 (205.394) (51.572) (41.830) (3.284.687) 2.986.564Kendaraaan bermotor 14.349.157 11.091.511 (4.503.314) 310.874 (311.093) (18.455.300) 2.481.835Aset dalam penyelesaian - 1.198.530 - - (38.329) - 1.160.201

Aset sewa pembiayaan 531.064 197.571 - (310.874) (1.040) (416.721) -Jumlah 55.874.152 19.575.308 (5.096.843) (51.572) (518.553) (30.619.730) 39.162.762

Jumlah tercatat 128.141.871 62.255.019

Penyesuaian

1 Januari selisih kurs 31 Desember2010 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi penjabaran 2010AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Biaya Perolehan:Pemilikan langsung

Tanah 15.338.616 397.931 (5.267) - 312.660 16.043.940Bangunan, prasarana jalan dan jembatan 22.997.008 423.836 (85.935) 10.245.189 282.304 33.862.402Renovasi bangunan 673.047 1.043.970 - - 43.621 1.760.638Mesin dan perlengkapan 24.463.514 1.180.728 (269.951) 9.874.178 147.195 35.395.664Peralatan medis dan operasi 4.295.471 1.565.853 (13.051) - 214.744 6.063.017Komputer dan peralatan komunikasi 1.240.454 265.177 (50.282) - 28.528 1.483.877Peralatan dan perabot kantor 6.492.856 1.686.265 (105.304) (10.685) 195.926 8.259.058Kendaraaan bermotor 50.372.217 26.152.843 (5.939.886) 1.861.368 2.440.802 74.887.344Aset dalam penyelesaian 9.147.124 13.547.703 - (20.279.284) 319.162 2.734.705

Aset sewa pembiayaan 4.102.243 936.685 - (1.690.766) 177.216 3.525.378Jumlah 139.122.550 47.200.991 (6.469.676) - 4.162.158 184.016.023

Akumulasi penyusutan:Pemilikan langsung

Bangunan, prasarana jalan dan jembatan 8.443.470 1.696.151 (71.888) 2.716 85.350 10.155.799Renovasi bangunan 254.096 198.306 - - 14.029 466.431Mesin dan perlengkapan 16.750.964 2.999.045 (213.945) - 20.473 19.556.537Perlengkapan medis dan operasi 2.812.964 1.438.927 (1.088) - 157.032 4.407.835Komputer dan peralatan komunikasi 788.184 176.438 (50.283) - 18.978 933.317Peralatan dan perabot kantor 4.586.927 875.101 (102.785) (2.716) 117.485 5.474.012Kendaraaan bermotor 7.482.306 7.691.773 (1.498.344) 331.890 341.532 14.349.157

Aset sewa pembiayaan 406.155 437.016 - (331.890) 19.783 531.064Jumlah 41.525.066 15.512.757 (1.938.333) - 774.662 55.874.152

Jumlah tercatat 97.597.484 128.141.871

Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), aset tetap sejumlah AS$ 112.646.351 direklasifikasi sebagai bagian dari aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27).

319

Page 344: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Berdasarkan evaluasi manajemen, penurunan terus menerus atas harga Penurunan Emisi Karbon (CER) di pasar global merupakan indikasi bahwa aset dalam penyelesaian milik AANE (entitas anak) telah mengalami penurunan nilai. Estimasi rugi penurunan nilai sebesar AS$ 1.198.530 dicatat sebagai beban lain-lain dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berakhir 31 Desember 2011. Pada tahun 2012, manajemen berpendapat bahwa estimasi rugi penurunan nilai tersebut tidak mengalami perubahan. Beban penyusutan dan kerugian penurunan nilai dialokasikan sebagai berikut:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Beban pokok penjualan 4.712.427 4.347.859 3.594.702 Beban umum dan administrasi

(Catatan 50) 996.826 423.756 1.534.445 Beban lain-lain - 1.198.530 -Penyusutan dibebankan ke operasi

yang dilanjutkan 5.709.253 5.970.145 5.129.147Penyusutan dibebankan ke operasi

yang dihentikan (Catatan 52) - 13.605.163 10.383.610 Jumlah 5.709.253 19.575.308 15.512.757

ANJA memiliki beberapa tanah Hak Guna Usaha (HGU) mencakup 33.688 hektar di Binanga, Ramba, Batang Angkola dan Siais, Sumatera Utara dan Gantung, Bangka dan Dendang, Belitung, tanah Hak Guna Bangunan (HGB) mencakup 31 hektar di Dendang, Belitung dan 523 hektar tanah non-HGU lainnya di Binanga. HGU dan HGB ini berlaku untuk periode antara 30 sampai 85 tahun yang berakhir pada tahun 2039 sampai 2091. GMIT memiliki beberapa bidang tanah HGU berlokasi di Jember dan Lumajang. HGU ini berlaku untuk periode 20 tahun, berakhir pada tahun 2028. Aset dalam penyelesaian merupakan bangunan, prasarana jalan dan jembatan dalam penyelesaian serta mesin dan peralatan dalam proses instalasi yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2013. Nilai buku aset tetap SMM yang disusutkan menggunakan metode saldo menurun ganda pada tahun 2010 berjumlah sebesar AS$ 2.946.697 atau 2,3% dari jumlah nilai buku aset tetap. Sejak 1 Januari 2011, SMM mengubah metode penyusutan mesin dan perlengkapan, peralatan dan perabot kantor dan kendaraan bermotor dari metode saldo menurun berganda ke metode garis lurus, yang mengakibatkan peningkatan beban penyusutan aset tetap dari AS$ 704.047 menjadi AS$ 715.290 pada tahun 2011. Semua penambahan aset tetap tersebut mulai 1 Januari 2011 disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus. Pada tanggal 31 Desember 2010 dan 2009, kendaraan bermotor maupun tanah dan bangunan dalam penyelesaian milik ANJR sejumlah AS$ 54.526.494 dan AS$ 41.620.383 merupakan jaminan utang bank (Catatan 34).

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, tanah dan bangunan milik GMIT masing-masing sejumlah AS$ 46.618 dan AS$ 29.422 digunakan sebagai jaminan utang bank yang diperoleh dari PT Bank Central Asia Tbk (BCA) (Catatan 34). Pada tanggal 31 Desember 2012, seluruh tanah dan bangunan milik GMIT digunakan sebagai jaminan utang bank yang diperoleh dari BCA (Catatan 34). Pada tanggal 31 Desember 2012, aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian, dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Indrapura dan asuransi lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar AS$ 63.408.000 dan Rp 99.841.339.118. Manajemen berkeyakinan bahwa pertanggungan asuransi memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang diasuransikan.

320

Page 345: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

23. BEBAN TANGGUHAN – HAK ATAS TANAH

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Biaya perolehan 884.772 1.268.645 1.110.215 1.083.756Akumulasi amortisasi (20.148) (133.153) (115.786) (94.694)Jumlah tercatat bersih 864.624 1.135.492 994.429 989.062

Amortisasi yang dibebankan pada operasi berjumlah AS$ 1.433 pada tahun 2012, AS$ 17.489 pada tahun 2011 dan AS$ 19.262 pada tahun 2010.

Efektif 1 Januari 2012, Grup menerapkan ISAK 25, Hak atas Tanah. Grup menghentikan amortisasi beban tangguhan hak atas tanah yang diperoleh pada saat perolehan tanah. Grup mereklasifikasikan sisa saldo beban tangguhan yang terkait dengan pembayaran legal untuk memperoleh hak atas tanah yang merupakan bagian harga perolehan tanah dan belum diamortisasi ke nilai tercatat tanah.

24. GOODWILL 31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/

2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

ANJA 4.967.579 4.967.579 7.211.813 7.211.813ANJR - - 4.147.139 4.147.139Jumlah 4.967.579 4.967.579 11.358.952 11.358.952Penyesuaian selisih kurs penjabaran - - (716.799) (567.513)Akumulasi amortisasi

Awal tahun - - 2.975.063 1.523.053Amortisasi

Dibebankan ke operasi yang dilanjutkan (Catatan 50) - - 360.591 360.591

Dibebankan ke operasi yang dihentikan (Catatan 52) - - 1.247.149 1.091.419

Akhir tahun - - 3.866.004 2.407.550Jumlah tercatat bersih 4.967.579 4.967.579 7.492.948 8.951.402

Goodwill pada ANJA merupakan selisih lebih biaya perolehan kepemilikan Perusahaan dalam ANJA dan entitas anak terhadap nilai wajar aset bersih pada tanggal akuisisi, sedangkan goodwill pada ANJR merupakan selisih lebih biaya perolehan bisnis ANJR terhadap nilai wajar aset bersih yang dibeli dari PT Autosale Lancar Mandiri (ASLM). Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, goodwill dari ANJR sejumlah AS$ 2.525.369 direklasifikasi sebagai bagian aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27). Efektif 1 Januari 2011, Grup mengimplementasikan PSAK 22 (revisi 2010), di mana amortisasi atas goodwill dihentikan dan akumulasi amortisasi dieliminasi terhadap jumlah tercatatnya. Manajemen berpendapat tidak terdapat penurunan nilai atas goodwill pada tahun 2012.

321

Page 346: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

25. KLAIM ATAS PENGEMBALIAN PAJAK

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

ANJAS 1.349.861 1.439.474 1.570.414 -KAL 79.766 152.170 153.473 64.738

Jumlah 1.429.627 1.591.644 1.723.887 64.738

ANJAS

Pada bulan Desember 2010, ANJAS menerima dua Surat Ketetapan Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tanggal 2 Desember 2010 atas kekurangan bayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) periode Januari sampai Oktober 2009 sejumlah Rp 13.503.529 ribu (setara dengan AS$ 1.501.894) dan kelebihan bayar atas PPN untuk periode Nopember 2009 sebesar Rp 9.657.665 ribu (setara dengan AS$ 1.027.411). Pada tanggal 19 Januari 2011, ANJAS telah sepenuhnya menerima pengembalian kelebihan bayar PPN ini. Pada tanggal 8 Pebruari 2011, ANJAS mengajukan keberatan atas hasil pemeriksaan PPN periode Januari sampai Oktober 2009 dan Nopember 2009 tersebut kepada DJP dan mengklaim pengembalian pajak sebesar Rp 14.119.588 ribu (setara dengan AS$ 1.570.414). Pada tanggal 16 Juni 2011, ANJAS membatalkan surat keberatan tersebut. Pada tanggal 15 Juli 2011, ANJAS telah membayar sebagian dari kurang bayar PPN sebesar Rp 6.832.936 ribu (setara dengan AS$ 759.975). Pada tanggal 31 Desember 2011, sisa kurang bayar PPN tersebut disajikan sebagai utang lain-lain. Pada bulan Juli 2011, ANJAS mengajukan surat permohonan penghapusan denda dan bunga dari hasil pemeriksaan PPN sebesar Rp 6.670.592 ribu (setara dengan AS$ 741.918) kepada DJP yang ditolak pada bulan Januari 2012. Pada bulan Pebruari 2012, ANJAS melunasi denda dan bunga sejumlah Rp 6.670.592 ribu tersebut kepada DJP. Pada tanggal 28 Maret 2012, ANJAS mengajukan surat permohonan kedua penghapusan denda dan bunga dari hasil pemeriksaan PPN ini kepada DJP. Pada tanggal 7 Agustus 2012, DJP menolak permohonan kedua tersebut dan ANJAS menerima hasil keputusan tersebut.

Pada tanggal 15 Juli 2011, ANJAS menerima surat ketetapan kurang bayar PPN untuk periode Desember 2009 sebesar Rp 1.323.345 ribu (setara dengan AS$ 145.936). Pada bulan Agustus 2011, ANJAS telah membayar sebagian kekurangan bayar tersebut sebesar Rp 973.047 ribu (setara dengan AS$ 107.306). Pada tanggal 31 Desember 2011, sisa kurang bayar PPN sebesar Rp 350.297 ribu (setara dengan AS$ 38.631) disajikan sebagai utang lain-lain.

Pada tanggal 15 Agustus 2011, ANJAS mengajukan surat permohonan penghapusan denda dan bunga atas hasil pemeriksaan PPN periode Desember 2009 tersebut sebesar Rp 350.297 ribu (setara dengan AS$ 38.631), yang ditolak oleh DJP pada bulan Januari 2012. ANJAS telah melunasi denda dan bunga sejumlah Rp 350.297 ribu tersebut kepada DJP pada bulan Pebruari 2012. Pada tanggal 28 Maret 2012, ANJAS mengajukan surat permohonan kedua penghapusan denda dan bunga dari hasil pemeriksaan PPN ini kepada DJP. Pada tanggal 7 Agustus 2012, DJP menolak permohonan kedua tersebut dan ANJAS menerima hasil keputusan tersebut.

Pada bulan Desember 2010, ANJAS menerima empat surat ketetapan dari DJP tertanggal 28 Desember 2010 untuk PPN kurang bayar untuk periode Januari sampai Desember 2008 sebesar Rp 13.053.151 ribu (setara dengan AS$ 1.349.861 dan AS$ 1.439.474 masing-masing pada 31 Desember 2012 dan 2011).

322

Page 347: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Pada tanggal 8 Pebruari 2011, ANJAS mengajukan keberatan atas hasil pemeriksaan untuk periode Januari sampai Desember 2008 tersebut kepada DJP dan mengklaim pengembalian pajak sebesar Rp 13.053.151 ribu. Pada tanggal 27 Januari 2012, DJP menolak keberatan yang diajukan oleh ANJAS. Pada tanggal 25 April 2012, ANJAS mengajukan banding atas ketetapan tersebut dan sampai pada tanggal pengesahan laporan keuangan konsolidasian ini belum menerima keputusan dari Pengadilan Pajak. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah yang diklaim ANJAS sebesar Rp 13.053.151 ribu (setara dengan AS$ 1.349.861 dan AS$ 1.439.474 masing-masing pada 31 Desember 2012 dan 2011) disajikan sebagai klaim atas pengembalian pajak. Pada tahun 2012, DJP telah selesai melakukan pemeriksaan kewajiban pajak ANJAS untuk tahun 2010, yang meliputi pajak penghasilan badan dan pajak penghasilan pasal 4 (2), 23, 22, 21, 15, 26 dan PPN, dan menerbitkan surat ketetapan kurang bayar pajak sebesar Rp 484.620.870 (setara dengan AS$ 51.599). ANJAS telah membayar kurang bayar tersebut pada tahun 2012 dan menyajikannya sebagai beban penalti.

KAL

Pada tanggal 8 Januari 2010, KAL mengajukan keberatan terhadap hasil pemeriksaan kurang bayar PPN untuk periode Januari sampai Oktober 2008 kepada DJP dan mengklaim pengembalian pajak sebesar Rp 608.536 ribu (setara dengan AS$ 67.108 pada tahun 2011 dan AS$ 67.683 pada tahun 2010). Pada bulan Desember 2010, DJP dalam Surat Ketetapan Pajak tanggal 23 Desember 2010 menolak keberatan tersebut. Pada bulan Maret 2011, KAL melakukan banding ke Pengadilan Pajak. Berdasarkan Surat Keputusan Pengadilan Pajak No. PUT/40525/PP/M.III/16/2012 tanggal 8 Oktober 2012, banding yang diajukan oleh KAL terkait lebih bayar PPN periode Januari sampai Oktober 2008 telah diterima. Pengembalian dana sebesar Rp 608.536 ribu telah diterima oleh KAL tanggal 3 Desember 2012. Pada bulan September 2010, KAL menerima dua surat ketetapan pajak dari DJP tanggal 21 September 2010 untuk kurang bayar PPN periode Januari sampai Oktober 2009 sejumlah Rp 771.342 ribu (setara dengan AS$ 85.790) dan lebih bayar PPN untuk periode Nopember 2009 sejumlah Rp 385.671 ribu (setara dengan AS$ 42.895). Jumlah bersih kurang bayar sebesar Rp 385.671 ribu tersebut dibayar oleh KAL pada bulan Oktober 2010.

Pada tanggal 1 Nopember 2010, KAL mengajukan keberatan terhadap hasil pemeriksaan PPN periode Januari sampai Oktober 2009 tersebut kepada DJP dan mengklaim pengembalian pajak sebesar Rp 771.342 ribu (setara dengan AS$ 79.766 pada tahun 2012, AS$ 85.062 pada tahun 2011 dan AS$ 85.790 pada tahun 2010). Pada bulan Mei 2011, DJP dalam Surat Keputusan Pajak tanggal 27 Juli 2011 menolak keberatan tersebut. Pada bulan Oktober 2011, KAL melakukan banding ke Pengadilan Pajak. Sampai dengan tanggal pengesahan laporan keuangan konsolidasian, KAL belum menerima keputusan dari Pengadilan Pajak.

26. ASET LAIN-LAIN

Akun ini terdiri dari uang muka pengurusan hak atas tanah, uang jaminan dan aset lainnya. Uang muka pengurusan hak atas tanah merupakan biaya yang dibayarkan untuk pengurusan HGU atas 10.920 ha dan 2.798 ha tanah KAL yang masing-masing akan digunakan untuk perkebunan inti dan plasma serta 1.639 ha tanah ANJAS.

323

Page 348: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

27. ASET DIMILIKI UNTUK DIJUAL 31 Desember

2011AS$

Aset dimiliki untuk dijual:PT Austindo Nusantara Jaya Rent 377.787.280 PT Asuransi Indrapura 32.375.924 PT Austindo Nusantara Jaya Healthcare 14.278.248

Jumlah aset dimiliki untuk dijual 424.441.452

Liabilitas terkait langsung dengan aset dimilikiuntuk dijual:PT Austindo Nusantara Jaya Rent 329.773.727 PT Asuransi Indrapura 21.036.981 PT Austindo Nusantara Jaya Healthcare 4.017.485

Jumlah liabilitas terkait langsung dengan asetdimiliki untuk dijual 354.828.193

Aset dimiliki untuk dijual - bersih 69.613.259

Pada tahun 2011, Perusahaan memutuskan untuk melepas tiga entitas anak, yaitu ANJR dan entitas anak (bergerak di bidang jasa sewa kendaraan bermotor dan pembiayaan konsumen), AI (bergerak di bidang jasa asuransi) dan ANJHC dan entitas anak (bergerak dibidang jasa kesehatan). Pada tanggal 17 Januari 2012 dan 27 Pebruari 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian jual beli masing-masing dengan PT Mitra Pinasthika Mustika untuk menjual ANJR dan Golden Eight Group Limited untuk menjual AI (Catatan 52). Pada tanggal 26 Nopember 2011, Dewan Komisaris menyetujui rencana penjualan ANJHC. Rencana penjualan ini konsisten dengan kebijakan jangka panjang Perusahaan untuk fokus dalam agribisnis dan energi terbarukan. Perusahaan secara aktif melakukan langkah-langkah penjualan ANJHC pada tahun 2011 dan pada tanggal 7 Mei 2012, Perusahaan menjual ANJHC dan entitas anak ke PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang (entitas sepengendali) (Catatan 1b). Penjualan ini dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (Catatan 40). Pada reklasifikasi awal dari operasi sebagai dimiliki untuk dijual, Perusahaan tidak mengakui kerugian penurunan nilai.

324

Page 349: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Rincian akun untuk masing-masing unit usaha adalah sebagai berikut:

JASA SEWA KENDARAAN DAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (ANJR DAN ENTITAS ANAK)

31 Desember2011AS$

Kas dan setara kas 13.430.916Piutang sewa dan jasa lainnya - setelah dikurangi

penyisihan piutang ragu-ragu 3.188.055Piutang sewa pembiayaan - setelah dikurangi penyisihan piutang

ragu-ragu 70.128.171Piutang pembiayaan konsumen dan jasa pembiayaan lainnya -

setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 175.659.026Piutang lain-lain 1.378.351Persediaan 682.584Pajak dibayar di muka 3.174.344Uang muka dan biaya dibayar di muka 2.232.767Rekening bank jaminan (escrow) 494.674Deposito berjangka 435.329Aset pajak tangguhan 996.178Investasi pada entitas asosiasi 176.002Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 102.528.145Goodwill 2.525.369Aset lain-lain 757.369Aset dimiliki untuk dijual 377.787.280

Utang bank 300.118.303Utang usaha 2.525.299Uang muka dan utang lain-lain 786.837Utang pajak 2.699.294Biaya masih harus dibayar 3.462.939Pendapatan ditangguhkan 1.117.631Liabilitas derivatif - bersih 221.500Uang jaminan 1.279.724Utang sewa pembiayaan 316.182Obligasi konversi 12.450.422Liabilitas pajak tangguhan 76.242Kewajiban imbalan pasca kerja 1.743.896Liabilitas kompensasi berbasis saham 2.975.458Liabilitas terkait langsung dengan

aset dimiliki untuk dijual 329.773.727

Aset dimiliki untuk dijual - bersih 48.013.553

325

Page 350: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

JASA ASURANSI (AI)

31 Desember2011AS$

Kas dan setara kas 17.610.570Deposito wajib 937.362Investasi 1.124.311Piutang jasa asuransi - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 11.272.008Piutang lain-lain 202.927Biaya dibayar di muka dan uang muka 196.774Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 388.929Aset pajak tangguhan 433.295Aset lain-lain 209.748Aset dimiliki untuk dijual 32.375.924

Utang jasa asuransi 17.085.923Utang lain-lain 1.754.492Utang pajak 387.234Biaya masih harus dibayar 831.331Pendapatan premi diterima di muka 978.001Liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual 21.036.981

Aset dimiliki untuk dijual - bersih 11.338.943

JASA KESEHATAN (ANJHC DAN ENTITAS ANAK)

31 Desember2011AS$

Kas dan setara kas 2.588.625Investasi jangka pendek 21.027Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 68.766Piutang lain-lain 91.273Persediaan 926.993Pajak dibayar di muka 80Uang muka dan biaya dibayar di muka 768.576Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan 9.729.277Aset lain-lain 83.631Aset dimiliki untuk dijual 14.278.248

326

Page 351: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

31 Desember2011AS$

Utang usaha 437.135Utang sewa pembiayaan 316.139Utang lain-lain 961.966Utang pajak 105.767Biaya masih harus dibayar 971.533Kewajiban imbalan pasca kerja 1.033.850Liabilitas pajak tangguhan 191.095Liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual 4.017.485Aset dimiliki untuk dijual - bersih 10.260.763

Dari penjualan ANJR diterima AS$ 11.007.155 pada tahun 2011 (dicatat sebagai uang muka penjualan investasi pada entitas anak) dan AS$ 109.741.332 pada tahun 2012. Dari penjualan AI diterima Rp 120.000.000.000 pada tahun 2012. Dari penjualan ANJHC diterima AS$ 20.000.000 pada tahun 2012.

28. UTANG BANK JANGKA PENDEK

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/

2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Credit Suisse Cabang Singapura -Dolar Amerika Serikat 1.500.000 - - 500.000

PT Bank Permata Tbk - Rupiah - - - 5.319.149PT Bank ANZ Panin - Dolar Amerika Serikat - - 3.624.695 1.800.000PT Bank Central Asia Tbk - Rupiah - - 906.483 -PT Bank Rabobank International Indonesia

Rupiah - - - 5.319.149Dolar Amerika Serikat - - 509.850 -

PT Bank Commonw ealth - Dolar Amerika Serikat - - 5.000.000 -J.P. Morgan International Bank Ltd

Brussel Branch - Dolar Amerika Serikat - - - 9.500.000Jumlah 1.500.000 - 10.041.028 22.438.298

Tingkat suku bunga rata-rata per tahunRupiah - - 8,95%-10,50% 9,8% - 15,85 %Dolar Amerika Serikat 0,70% - 0,59%-4,85% 0,6% - 7,25 %

Utang bank diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lainnya yang diukur sebesar biaya perolehan setelah amortisasi dengan menggunakan tingkat bunga efektif. Nilai wajar utang bank jangka pendek sama dengan nilai tercatatnya. Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada tahun 2011, seluruh utang bank jangka pendek sejumlah AS$ 26.802.760 direklasifikasi sebagai bagian dari liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27).

327

Page 352: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Credit Suisse Singapore GMIT memiliki fasilitas kredit commercial line sebesar AS$ 3.000.000 dari Credit Suisse Cabang Singapura (Bank), dengan tingkat bunga 0,5% di atas tingkat suku bunga pendanaan. Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah saldo pinjaman adalah sebesar AS$ 1.500.000, dengan jangka waktu 3 bulan. Pinjaman ini dijamin dengan deposito berjangka milik Perusahaan. Pada tanggal 17 Januari 2013, pinjaman bank tersebut telah dilunasi sebesar AS$ 1.000.000. Pada tanggal 23 Nopember 2009, GMIT menggunakan fasilitas kredit sebesar AS$ 500.000 dari Bank dengan tingkat suku bunga tetap yang ditentukan oleh Bank. Pinjaman ini digunakan untuk membeli tembakau tambahan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Pinjaman ini telah dilunasi pada tanggal 25 Pebruari 2010. PT Bank Permata Tbk Pada tanggal 28 Agustus 2008, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank Permata Tbk (Bank) sebesar Rp 100 milyar untuk jangka waktu 12 bulan sejak tanggal perjanjian fasilitas, dengan suku bunga pasar yang berlaku yang ditetapkan oleh Bank. Pada tanggal 20 April 2009, pinjaman ini diperpanjang sampai tanggal 28 Agustus 2010. Pada tanggal 30 Juni 2010, perjanjian fasilitas ini diubah untuk penurunan pagu menjadi Rp 30 milyar dan perpanjangan jangka waktu kredit sampai 30 Juni 2011. Pada tanggal 30 Juni 2011 pinjaman ini diperpanjang sampai dengan 30 Juni 2012 dan pagu kredit dinaikkan menjadi Rp 105 milyar. PT Bank ANZ Panin Pada tanggal 18 Januari 2008, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja dalam bentuk pinjaman revolving dari PT Bank ANZ Panin (Bank) sebesar AS$ 5 juta untuk jangka waktu 12 bulan. Tingkat suku bunga mengambang per tahun didasarkan pada AS$ SIBOR + 1,4%. Perjanjian ini telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir mengenai perubahan jumlah maksimum fasilitas kredit dari AS$ 15 juta menjadi AS$ 12 juta, yang tersedia dalam Rupiah dan Dolar Amerika Serikat, dan perpanjangan jangka waktu pinjaman sampai dengan 31 Maret 2010. Pada tanggal 7 Juli 2010, perjanjian atas fasilitas tersebut telah diubah sehubungan dengan penurunan fasilitas kredit menjadi AS$ 5 juta, tersedia dalam Rupiah dan Dolar Amerika Serikat, dengan tingkat suku bunga yang akan ditentukan oleh Bank selambat-lambatnya dua hari sebelum penarikan dan jatuh tempo pada tanggal 31 Maret 2011. Pada tanggal 30 Juni 2011, perjanjian ini mengalami perubahan sehubungan dengan perpanjangan jangka waktu jatuh tempo menjadi 31 Maret 2012. Untuk tahun 2010, tingkat bunga per tahun untuk Dolar Amerika Serikat berkisar antara 3,98% - 4,20% dan untuk Rupiah 10,60%. Pinjaman ini dijamin dengan piutang ANJF sebesar 110% dari saldo utang bank (Catatan 9 dan 10). Perjanjian pinjaman Bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi ANJF.

PT Bank Central Asia Tbk ANJR Pada tanggal 2 Nopember 2010, ANJR memperoleh fasilitas kredit rekening koran dari PT Bank Central Asia Tbk (Bank) sebesar Rp 15 milyar dengan tingkat bunga tetap 10,75% per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 2 Nopember 2011. Pada tanggal 27 Oktober 2011, fasilitas kredit ini diperpanjang sampai dengan 2 Pebruari 2012. Pinjaman ini dijamin dengan tanah sebesar 8.864 meter persegi yang dimiliki ANJR. Perjanjian pinjaman Bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJR.

328

Page 353: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

ANJF Pada tanggal 9 Agustus 2010, ANJF memperoleh fasilitas kredit rekening koran sebesar Rp 20 milyar dengan tingkat bunga tetap 10,50% per tahun selama periode yang berakhir 12 bulan sejak setiap tanggal penarikan fasilitas. Perjanjian pinjaman ini memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJF. Pada tanggal 5 Agustus 2011, fasilitas ini diperpanjang sampai dengan 9 Agustus 2012.

Pinjaman ini dijamin dengan piutang ANJF sebesar persentase tertentu dari saldo utang bank (Catatan 9 dan 10). Perjanjian pinjaman bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJF.

PT Bank Rabobank International Indonesia ANJF memperoleh fasilitas kredit revolving sebesar Rp 150 milyar dari PT Rabobank International Indonesia (Bank) untuk periode sampai tanggal 31 Oktober 2011. Perjanjian ini telah diubah beberapa kali, terakhir pada bulan September 2011 mengenai perpanjangan batas waktu penarikan hingga 31 Agustus 2012. Fasilitas kredit ini dijamin dengan piutang ANJF sampai dengan 110% dari saldo utang bank (Catatan 9 dan 10). Perjanjian pinjaman ini memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJF. Untuk tahun 2010, tingkat bunga per tahun untuk Rupiah antara 8,95% - 9,80%. PT Bank Commonwealth Pada tanggal 10 Desember 2010, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja (revolving) dari PT Bank Commonwealth (Bank) sebesar AS$ 5 juta, dengan tingkat suku bunga per tahun didasarkan pada AS$ SIBOR + 3%, jatuh tempo maksimum 12 bulan sejak tanggal fasilitas. Pada tanggal 12 Oktober 2011, fasilitas ini diperpanjang sampai dengan 20 Desember 2012. Pada tahun 2010, tingkat bunga per tahun 3,27%. Pinjaman ini dijamin dengan piutang ANJF sebesar 110% dari saldo utang bank (Catatan 9 dan 10). Perjanjian pinjaman Bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJF. J.P Morgan International Bank Limited Cabang Brussel Pada tanggal 26 Nopember 2008 ANJR memperoleh fasilitas kredit dari J.P. Morgan International Bank Limited Cabang Brussels dengan jumlah maksimum sebesar AS$ 7 juta. Perjanjian kredit tersebut telah diperbaharui beberapa kali, yang terakhir pada tanggal 16 April 2010 mengenai penambahan pagu fasilitas kredit menjadi AS$ 20 juta. Pinjaman ini telah dilunasi oleh ANJR tanggal 13 Desember 2010.

29. UTANG USAHA

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/

2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Pihak ketigaTanaman kelapa sawit 3.742.714 3.335.795 3.814.504 652.115Pembangkit listrik 833.939 51.548 13.203 375.009Sagu 1.646 - - -Tembakau 1.589 17.320 - -Sewa kendaraan - - 3.372.787 1.354.877Jasa kesehatan - - 336.731 161.817Jumlah 4.579.888 3.404.663 7.537.225 2.543.818

329

Page 354: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Berdasarkan mata uang 31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/

2012 2011 2010 31 Desember 2009

Dolar Amerika Serikat 2.656.194 1.278.597 6.265.570 1.786.176 Rupiah 1.923.694 2.126.066 1.271.655 757.642 Jumlah 4.579.888 3.404.663 7.537.225 2.543.818

Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada tahun 2011, utang usaha dari sewa kendaraan dan jasa kesehatan sejumlah AS$ 2.962.434 direklasifikasi sebagai bagian dari liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27).

30. UTANG JASA ASURANSI

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/

2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Utang reasuransi - - 8.634.225 6.282.631Premi belum merupakan pendapatan - - 5.049.574 5.053.976Estimasi klaim retensi sendiri - - 2.786.096 3.294.834Utang klaim - - 481.808 743.873Pendapatan premi ditangguhkan - - 2.346.770 -Jumlah - - 19.298.473 15.375.314

Pada tahun 2010, premi ditangguhkan merupakan premi untuk masa pertanggungan asuransi di atas satu tahun ditambah pendapatan komisi yang diterima oleh entitas anak. Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, seluruh utang jasa asuransi sejumlah AS$ 17.085.923 direklasifikasi sebagai bagian dari liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27).

31. UTANG PAJAK

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Pajak penghasilan - Perusahaan(Catatan 51) 17.795.427 183.911 83.605 51.529

Pajak penghasilan - entitas anak (Catatan 51) 2.982.301 4.134.502 3.146.375 1.506.047

Pajak penghasilan Pasal 21 3.206.572 649.493 4.076.029 805.799 Pasal 25 2.152.163 1.636.634 1.216.098 1.720.237 Pasal 4 ayat 2 345.363 36.077 83.900 69.481 Pasal 23/26 29.481 32.167 68.748 1.658.891 Pasal 22 22.860 23.267 2.257 534 Pasal 15 211 - 1.595 -

Pajak Pertambahan Nilai - bersih - 31.176 87.520 177.295 Jumlah 26.534.378 6.727.227 8.766.127 5.989.813

Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, utang pajak dari entitas anak yang direncanakan untuk dijual sejumlah AS$ 3.192.295 direklasifikasi sebagai bagian dari liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27).

330

Page 355: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

32. UTANG LAIN-LAIN

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Utang pihak ketiga 3.696.930 3.068.652 3.084.630 3.498.163Uang muka dari pelanggan 4.383.748 2.046.199 490.877 617.157Klaim atas pengembalian pajak

(Catatan 25) 1.349.861 2.220.024 1.501.894 -Uang jaminan - - 1.222.662 1.040.152Utang komisi - - 1.185.875 1.263.784Utang retensi - - 1.013.379 -Premi asuransi - - 519.923 233.569Utang terkait pembelian perlengkapan dan peralatan medis - - 486.991 -Lain-lain 214.974 1.083.530 1.292.678 476.380Jumlah 9.645.513 8.418.405 10.798.909 7.129.205

Utang lain-lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur sebesar biaya perolehan setelah amortisasi. Nilai wajar atas utang lain-lain ditentukan sebesar sama dengan nilai tercatatnya. Seluruh utang lain-lain merupakan utang kepada pihak ketiga. Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, utang lain-lain sejumlah AS$ 3.503.295 direklasifikasi sebagai bagian dari liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27).

33. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Gaji, bonus dan tunjangan 5.305.090 5.963.590 5.087.137 2.867.828Jasa profesional 56.688 22.328 89.828 55.630Bunga - - 1.453.147 688.502Jasa dokter - - 284.163 174.099Lain-lain 2.805.540 2.059.046 1.636.872 1.315.052Jumlah 8.167.318 8.044.964 8.551.147 5.101.111

Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009), pada akhir tahun 2011, biaya masih harus dibayar sejumlah AS$ 5.265.803 direklasifikasi sebagai bagian dari liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27).

331

Page 356: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

34. UTANG BANK JANGKA PANJANG

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

PT Bank Central Asia Tbk - Rupiah 2.341.039 2.254.809 50.137.570 17.819.960PT Bank CIMB Niaga Tbk - Rupiah - - 66.027.871 12.878.296PT Bank ANZ Panin

Rupiah - - 9.710.437 13.297.872Dolar Amerika Serikat - - 11.007.532 -

PT Bank Resona PerdaniaRupiah - - 15.428.119 7.211.489Dolar Amerika Serikat - - 1.000.000 -

PT Bank Permata Tbk - Rupiah - - 13.904.048 13.438.433PT Bank Pan Indonesia Tbk - Rupiah - - 5.549.717 15.957.447PT Bank Mandiri Singapura -

Dolar Amerika Serikat - - 4.601.669 -PT Bank DBS Indonesia - Rupiah - - 3.580.928 5.319.149PT Bank Internasional Indonesia Tbk - Rupiah - - 2.208.648 -Utang sindikasi yang dikordinasi oleh

DBS Bank Ltd. - Dolar Amerika Serikat - - - 4.800.000Jumlah 2.341.039 2.254.809 183.156.539 90.722.646Bagian yang jatuh tempo kurang dari

satu tahun (2.341.039) (2.254.809) (68.673.713) (45.615.987)Porsi jangka panjang - - 114.482.826 45.106.659

Utang bank diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lainnya yang diukur sebesar biaya perolehan setelah amortisasi dengan menggunakan tingkat bunga efektif. Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2009) pada tahun 2011, seluruh utang bank sejumlah AS$ 273.315.543 direklasifikasi sebagai bagian dari liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27). PT Bank Central Asia Tbk (BCA) GMIT Pada tanggal 29 Januari 2010, GMIT memperoleh fasilitas kredit dari PT Bank Central Asia Tbk (Bank) yang terdiri dari: - Fasilitas kredit lokal sebesar Rp 2 milyar, dengan tingkat bunga 10,75% per tahun. - Fasilitas pinjaman berjangka revolving sebesar Rp 20 milyar, dengan tingkat suku bunga

10,50% per tahun. - Fasilitas pinjaman berjangka incidental sebesar Rp 3 milyar dengan tingkat suku bunga 10,50%

per tahun.

Pada tanggal 28 Oktober 2012, GMIT memperoleh tambahan fasilitas pinjaman berjangka revolving menjadi sebesar Rp 23 milyar. Fasilitas kredit yang diperoleh dari Bank dijamin dengan persediaan GMIT (tembakau Besuki N.O.) sejumlah Rp 15 milyar dan semua tanah dan bangunan GMIT. Pada tanggal 29 Januari 2012, fasilitas kredit tersebut diperpanjang sampai tanggal 29 Januari 2013 dan diperpanjang kembali sampai tanggal 29 Januari 2014.

332

Page 357: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Perjanjian pinjaman juga mencakup persyaratan tertentu, antara lain membatasi hak GMIT untuk memperoleh pinjaman atau kredit baru dari pihak lain dan/atau mengikatkan diri sebagai penjamin, meminjamkan uang kecuali dalam rangka menjalankan usaha, melakukan peleburan, penggabungan, likuidasi serta mengubah status kelembagaan. ANJF Pada tanggal 25 April 2008, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 100 milyar dari Bank, berjangka waktu 36 bulan, dengan tingkat suku bunga tetap untuk tahun pertama dan tingkat suku bunga mengambang yang akan ditentukan oleh Bank untuk tahun-tahun selanjutnya. Fasilitas pinjaman ini telah dilunasi oleh ANJF pada tanggal 6 Mei 2011. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga pinjaman berkisar antara 10,75% - 13,50%. Pada tanggal 9 Nopember 2009, ANJF memperoleh fasilitas sebesar Rp 100 milyar dengan jangka waktu 36 bulan dengan tingkat suku bunga tetap 12,25% per tahun selama tiga tahun. Pada tanggal 9 Agustus 2010, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari Bank sebesar Rp 280 milyar, dengan jangka waktu 36 bulan sejak tanggal penarikan, serta tingkat suku bunga tetap 11,25% per tahun selama tiga tahun. Pinjaman ini dijamin dengan piutang ANJF sebesar 110% dari saldo utang bank (Catatan 9 dan 10). Perjanjian pinjaman Bank ini memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi ANJF.

ANJR Pada tanggal 19 Maret 2009, ANJR memperoleh fasilitas kredit dari bank untuk pengambilalihan utang PT Autosale Lancar Mandiri dan untuk pembelian kendaraan baru dan bekas sebesar Rp 45 milyar dengan tingkat suku bunga tetap yang ditentukan oleh Bank, dan dapat dievaluasi dan disesuaikan oleh Bank, jatuh tempo 42 bulan sejak tanggal penarikan. Pada bulan Januari 2010, pagu kredit tersebut ditingkatkan dengan tambahan fasilitas kredit untuk pembelian kendaraan baru dan bekas sebesar Rp 100 milyar untuk jangka waktu 4 tahun dengan tingkat suku bunga tetap 10,5% per tahun untuk tahun pertama dan tingkat suku bunga mengambang yang akan ditentukan oleh Bank untuk tahun-tahun selanjutnya. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga berkisar antara 10,50% - 11,25%. Pada tanggal 2 Nopember 2010, ANJR memperoleh tambahan fasilitas kredit dari Bank untuk pembelian kendaraan baru dan bekas sebesar Rp 100 milyar dan untuk pembiayaan pembangunan gedung kantor dan bengkel sebesar Rp 45 milyar dengan tingkat suku bunga tetap 10,5% untuk tahun pertama dan tingkat suku bunga mengambang yang akan ditentukan oleh Bank untuk tahun-tahun selanjutnya dan jatuh tempo selambat-lambatnya 48 bulan sejak tanggal penarikan. Fasilitas ini dijamin dengan tanah sebesar 8.864 meter persegi, hak tanggungan atas agunan berupa gedung kantor dan bengkel (workshop) dan kendaraan milik ANJR (Catatan 22) dengan nilai pasar sebesar 125% dari pagu kredit fasilitas. Perjanjian pinjaman Bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJR. PT Bank CIMB Niaga Tbk ANJF Pada tanggal 10 Pebruari 2010, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank) sebesar Rp 200 milyar dengan tingkat suku bunga tetap 11,75% per tahun berlaku untuk 3 tahun dan jatuh tempo pada tanggal 10 Agustus 2013. Perjanjian kredit fasilitas ini telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 9 Desember 2010, mengenai penambahan fasilitas pinjaman menjadi sebesar Rp 650 milyar, dengan tingkat suku bunga tetap per tahun, dan jatuh tempo pinjaman terakhir pada tanggal 8 Juli 2017.

333

Page 358: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Pinjaman ini dijamin dengan piutang ANJF sebesar 110% dari pinjaman yang akan ditarik (Catatan 9 dan 10). Perjanjian pinjaman ini memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJF. ANJR Pada tanggal 19 Januari 2009, ANJR memperoleh fasilitas kredit untuk refinancing pembelian mobil baru dan bekas dari Bank sebesar Rp 47.859.335.163 dengan tingkat suku bunga yang ditentukan oleh Bank dan jatuh tempo terakhir pada tanggal 28 Juli 2012. Pada tahun 2010, tingkat bunga per tahun berkisar antara 11,25% - 11,75%. Pada tanggal 19 Januari 2009, ANJR memperoleh fasilitas kredit untuk refinancing pembelian kendaraan baru dan bekas dari Bank sebesar Rp 30 milyar dengan tingkat suku bunga yang akan ditentukan oleh Bank dan jatuh tempo terakhir pada tanggal 23 Oktober 2014. Pada tahun 2010, tingkat bunga per tahun berkisar antara 11,25% - 11,75%. Pada tanggal 25 Nopember 2009, ANJR memperoleh tambahan fasilitas dari Bank sebesar Rp 75 milyar dengan tingkat suku bunga yang akan ditentukan oleh Bank dan cicilan bulanan yang disetujui oleh kedua belah pihak. Pembayaran terakhir jatuh tempo pada tanggal 26 Juli 2015. Pada tahun 2010, tingkat bunga atas pinjaman ini adalah 11,25%. Pada tanggal 26 Agustus 2010, ANJR memperoleh tambahan fasilitas kredit dari Bank untuk peremajaan dan pengambilalihan kendaraan bekas sebesar Rp 60 milyar dengan tingkat suku bunga tetap untuk tahun pertama dan tingkat suku bunga mengambang untuk tahun-tahun selanjutnya yang akan ditentukan oleh Bank dan jatuh tempo terakhir pada tanggal 11 Pebruari 2016. Pada tahun 2010, tingkat bunga atas pinjaman ini adalah 11%.

Sehubungan dengan pinjaman di atas, ANJR diharuskan untuk membuka rekening escrow pada Bank. Saldo rekening escrow di Bank pada tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp 2.217.897.605.

Pinjaman kepada Bank dijamin dengan kendaraaan bermotor ANJR dengan nilai minimal sebesar 111% pagu kredit untuk kendaraan baru, 125% untuk kendaraan bekas dan 130% untuk tagihan atas pihak ketiga (Catatan 11 dan 22). Perjanjian pinjaman Bank memuat batasan-batasan yang wajib dipenuhi oleh ANJR. PT ANZ Panin Bank Pada tanggal 18 Januari 2008, ANJF memperoleh fasilitas pinjaman revolving dari PT ANZ Panin Bank (Bank). Perjanjian ini telah beberapa kali mengalami perubahan, terakhir mengenai besar perubahan fasilitas kredit dari AS$ 15 juta menjadi AS$ 12 juta, tersedia dalam Rupiah dan Dolar Amerika Serikat, dan diperpanjang sampai dengan 31 Maret 2010. Pada tanggal 7 Juli 2010, perjanjian atas fasilitas tersebut telah diubah mengenai penurunan fasilitas kredit menjadi AS$ 5 juta, tersedia dalam Rupiah dan Dolar Amerika Serikat, dengan tingkat bunga yang ditentukan oleh Bank. Pada tanggal 16 Juli 2009, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari Bank sebesar Rp 125 milyar (tersedia dalam Rupiah atau Dolar Amerika Serikat), dengan tingkat suku bunga yang akan ditentukan oleh Bank selambat-lambatnya dua hari sebelum penarikan dan jatuh tempo pada tanggal 16 Juli 2012. Tingkat suku bunga mengambang per tahun ditentukan sebesar 2,9% di atas tingkat suku bunga dasar SBI. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga berkisar antara 9,27% - 9,53%. Pada tanggal 7 Juli 2010, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari Bank sebesar Rp 100 milyar (tersedia dalam Rupiah atau Dolar Amerika Serikat) dengan tingkat suku bunga yang akan ditentukan oleh Bank dan jatuh tempo 3 tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian. Tingkat suku bunga mengambang per tahun ditentukan sebesar 2,5% di atas tingkat suku bunga dasar AS$ LIBOR. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga per tahun berkisar antara 2,75% - 2,80%.

334

Page 359: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Tingkat suku bunga mengambang dalam Dolar Amerika Serikat ditukar ke tingkat suku bunga tetap dalam Rupiah untuk mengatasi risiko nilai tukar mata uang dan tingkat suku bunga, sementara pinjaman Bank dalam mata uang Rupiah dengan tingkat suku bunga mengambang dilindungi dengan kontrak Interest-Rate-Swap (IRS) untuk mengatasi risiko tingkat suku bunga (Catatan 55). Pinjaman ini dijamin dengan piutang ANJF sebesar 110% dari saldo utang bank (Catatan 9 dan 10). Perjanjian utang pada Bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJF.

PT Bank Resona Perdania

ANJF Pada tanggal 28 Januari 2010, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank Resona Perdania (Bank) sebesar Rp 75 milyar, dengan tingkat suku bunga mengambang per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 25 Januari 2014. Perjanjian ini beberapa kali mengalami perubahan, terakhir pada tanggal 24 September 2010 mengenai perubahan pagu kredit menjadi Rp 64.062.500.000. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga per tahun berkisar antara 11,01% - 11,66%. Pada tanggal 7 Mei 2010, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari Bank sebesar Rp 17 milyar, dengan tingkat suku bunga yang akan ditentukan oleh Bank dan jatuh tempo pada tanggal 7 Mei 2014. Perjanjian ini beberapa kali mengalami perubahan, terakhir pada tanggal 14 Pebruari 2011, mengenai perubahan pagu kredit menjadi Rp 15.937.499.000. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga per tahun berkisar antara 11,01% - 11,66%. Pada tanggal 24 September 2010, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari Bank sebesar AS$ 1 juta, dengan tingkat suku bunga mengambang per tahun dan jatuh tempo pada tanggal 3 Desember 2012. Pada tanggal 14 Pebruari 2011, perjanjian ini mengalami perubahan mengenai pagu kredit menjadi AS$ 958.333. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga per tahun berkisar antara 3,84% - 3,90%. Pinjaman ini dijamin dengan piutang ANJF sebesar 110% dari saldo utang bank (Catatan 9 dan 10). Perjanjian pinjaman Bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJF. ANJR Pada tanggal 8 Januari 2009, ANJR memperoleh pinjaman non-revolving untuk investasi sebesar Rp 52.977.000.000 dari Bank, dengan tingkat suku bunga mengambang per tahun yang ditentukan oleh Bank dan jatuh tempo pada tanggal 10 Desember 2012. Pada tahun 2010, tingkat bunga per tahun berkisar antara 9,08% - 9,12%.

Pada tanggal 20 Maret 2009, ANJR memperoleh pinjaman non-revolving untuk investasi sebesar Rp 35 milyar dari Bank, dengan tingkat suku bunga mengambang per tahun yang ditentukan oleh Bank dan jatuh tempo pada tanggal 20 Maret 2013. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga per tahun berkisar antara 10,36% - 10,59%. Pada tanggal 16 September 2009, ANJR memperoleh pinjaman non-revolving untuk investasi sebesar Rp 15 milyar dari Bank, dengan tingkat suku bunga mengambang per tahun yang ditentukan oleh bank dan jatuh tempo pada tanggal 31 Agustus 2013. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga per tahun berkisar antara 10,21% - 10,38%. Pada tanggal 19 Pebruari 2010, ANJR memperoleh pinjaman non-revolving sebesar Rp 17,5 milyar dari Bank, dengan tingkat suku bunga mengambang per tahun yang ditentukan oleh Bank dan jatuh tempo pada tanggal 19 Pebruari 2014. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga per tahun berkisar antara 10,20% - 10,33%.

335

Page 360: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Pada tanggal 28 Juli 2010, ANJR memperoleh pinjaman non-revolving untuk investasi sebesar Rp 15 milyar dari Bank, dengan tingkat suku bunga mengambang per tahun yang ditentukan oleh Bank dan jatuh tempo pada tanggal 28 Juli 2014. Pada tahun 2010 tingkat suku bunga per tahun berkisar antara 10,20% - 10,38%. Pinjaman pada Bank dijamin dengan kendaraan bermotor ANJR (Catatan 22) sebesar persentase tertentu dari saldo utang bank. Perjanjian pinjaman Bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJR. Pada tanggal 18 Mei 2011 dan 28 Juli 2011, ANJR telah melunasi seluruh pinjaman dari Bank. PT Bank Permata Tbk ANJR Pada tanggal 13 Maret 2009, ANJR memperoleh pinjaman fasilitas untuk financing atau refinancing pembelian kendaraan baru atau bekas sebesar Rp 50 milyar dari PT Bank Permata Tbk (Bank), dengan tingkat suku bunga mengambang yang ditentukan oleh Bank dan jatuh tempo 60 bulan dari tanggal fasilitas. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga per tahun berkisar antara 11% - 12%.

Pada tanggal 17 Maret 2010, ANJR memperoleh tambahan fasilitas untuk financing atau refinancing pembelian kendaraan baru atau bekas sebesar Rp 50 milyar dari Bank, dengan tingkat suku bunga mengambang yang ditentukan oleh Bank dan jatuh tempo 48 bulan dari tanggal fasilitas. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga pinjaman adalah 10%. Sehubungan dengan pinjaman di atas, ANJR diharuskan untuk membuka rekening escrow pada Bank. Pada tanggal 31 Desember 2010, saldo rekening jaminan di Bank berjumlah Rp 421.643.746. Pinjaman pada Bank dijamin dengan kendaraaan bermotor ANJR yang dibiayai oleh Bank dan tagihan ANJR hingga 20% dari pagu kredit (Catatan 11 dan 22). Perjanjian pinjaman Bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJR. ANJF Pada tanggal 20 April 2009, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari Bank sebesar Rp 100 milyar dengan tingkat suku bunga tetap indikatif dan jangka waktu 36 bulan sejak penarikan pertama. Pada bulan Mei 2010, ANJF melunasi pinjaman ini. Pada tanggal 30 Juni 2010, ANJF memperoleh tambahan fasilitas modal kerja sebesar Rp 100 milyar dengan tingkat suku bunga tetap 11,75% per tahun, jatuh tempo pinjaman maksimum 42 bulan sejak tanggal perjanjian. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga per tahun berkisar antara 14% - 14,50%. Pinjaman ini dijamin dengan piutang ANJF minimum sebesar 100% saldo utang bank (Catatan 9 dan 10). Perjanjian pinjaman Bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJF. PT Bank Pan Indonesia Tbk Pada tanggal 24 Juni 2009, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank) sebesar Rp 200 milyar dengan tingkat suku bunga tetap 13% per tahun, jatuh tempo selambat-lambatnya 25 bulan sejak tanggal fasilitas. Pada tanggal 24 Juni 2011, ANJF telah melunasi seluruh utang ini. Pinjaman ini dijamin dengan piutang ANJF sebesar 110% saldo utang bank (Catatan 9 dan 10). Perjanjian pinjaman memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJF.

336

Page 361: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

PT Bank Commonwealth Pada tanggal 10 Desember 2010, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja non-revolving dari PT Bank Commonwealth (Bank) sebesar Rp 50 milyar, dengan tingkat suku bunga tetap 11% per tahun untuk jangka waktu pinjaman selama 36 bulan dari setiap tanggal penarikan. Pinjaman ini dijamin dengan piutang ANJF sebesar 110% dari saldo utang bank (Catatan 9 dan 10). Perjanjian pinjaman Bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJF. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – Cabang Singapura Pada tanggal 12 Nopember 2010 dan 21 Juli 2010, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – Cabang Singapura (Bank) masing-masing sebesar AS$ 2 juta dan AS$ 3 juta, dengan tingkat suku bunga mengambang per tahun berdasarkan AS$ SIBOR + 3% dan jatuh tempo 36 bulan sejak tanggal penarikan terakhir. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga berkisar antara 3,26% - 3,27%. Pinjaman ini dijamin dengan piutang ANJF minimum sebesar 110% dari saldo utang bank (Catatan 9 dan 10). Perjanjian pinjaman Bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJF.

PT Bank DBS Indonesia Pada tahun 2006, ANJF memperoleh fasilitas kredit revolving modal kerja dari PT Bank DBS Indonesia (Bank) sebesar Rp 150 milyar, dengan tingkat suku bunga per tahun sebesar 2,63% di atas biaya dana Bank. Pada tanggal 7 Agustus 2009, fasilitas ini diperpanjang sampai dengan tanggal 22 Juni 2012. Pada tahun 2010, tingkat suku bunga berkisar antara 9% - 11,95%.

Pinjaman ini dijamin dengan piutang ANJF minimum sebesar 110% saldo utang bank (Catatan 9 dan 10). Perjanjian pinjaman pada Bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi oleh ANJF. PT Bank Internasional Indonesia Tbk Pada tanggal 12 Nopember 2010, ANJF memperoleh fasilitas kredit modal kerja dari PT Bank Internasional Indonesia Tbk (Bank) sebesar Rp 100 milyar dengan tingkat suku bunga tetap 11,50% per tahun untuk 3 tahun dan jatuh tempo pada tanggal 15 Pebruari 2014. Pinjaman ini dijamin dengan piutang ANJF sebesar 100% dari saldo utang bank (Catatan 9 dan 10) dan deposito berjangka sebesar satu kali pembayaran angsuran pokok dan bunga (Catatan 17). Perjanjian pinjaman Bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi ANJF. Utang sindikasi yang dikoordinasi oleh DBS Bank Ltd. Pada tanggal 27 Maret 2007, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Sindikasi sebesar AS$ 48 juta untuk jangka waktu 3 tahun yang dikoordinasi oleh DBS Bank Ltd., Singapura dengan peserta sindikasi sebagai berikut:

i. PT Bank DBS Indonesia : AS$ 15 Juta ii. PT Bank Pan Indonesia Tbk : AS$ 10 Juta iii. PT ANZ Panin Bank : AS$ 10 Juta iv. Natixis – Cabang Singapura : AS$ 5 Juta v. PT Bank Resona Perdania : AS$ 5 Juta vi. Asean Finance Corporation Ltd. Cabang Singapura : AS$ 3 Juta

337

Page 362: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Pada tanggal 2 Agustus 2007, PT Bank DBS Indonesia mengalihkan fasilitas sebesar US$ 3 juta kepada PT Bank Permata Tbk, sehingga pada tanggal 31 Desember 2007 komposisi peserta sindikasi sebagai berikut:

i. PT Bank DBS Indonesia : AS$ 12 Juta ii. PT Bank Pan Indonesia Tbk. : AS$ 10 Juta iii. PT ANZ Panin Bank : AS$ 10 Juta iv. Natixis – Cabang Singapura : AS$ 5 Juta v. PT Bank Resona Perdania : AS$ 5 Juta vi. Asean Finance Corporation Ltd. Cabang Singapura : AS$ 3 Juta vii. PT Bank Permata Tbk : AS$ 3 Juta

Tingkat bunga mengambang didasarkan pada AS$ SIBOR ditambah marjin. Tingkat bunga mengambang atas pinjaman Dolar Amerika Serikat ditukar ke tingkat bunga tetap dalam Rupiah untuk mengatasi risiko nilai tukar mata uang dan tingkat suku bunga. Fasilitas pinjaman sindikasi berakhir tanggal 29 Maret 2010. Pinjaman ini dijamin dengan piutang perusahaan sebesar persentase tertentu dari saldo hutang bank (Catatan 9 dan 10). Perjanjian pinjaman bank memuat batasan-batasan tertentu yang wajib dipenuhi ANJF.

35. UTANG SEWA PEMBIAYAAN SMM SMM mengadakan perjanjian jual dan sewa balik atas bangunan, mesin dan peralatan dengan PT Mitra Pinasthika Mustika Finance pada tanggal 7 Desember 2012. Berdasarkan evaluasi terhadap persyaratan dan kondisi dalam perjanjian ini, SMM menentukan bahwa transaksi sewa ini memenuhi kriteria sewa pembiayaan. Hasil penjualan sebesar AS$ 4.000.000 yang merupakan nilai wajar aset telah diterima pada tanggal 7 Desember 2012. Selisih antara hasil penjualan dan nilai buku aset sebesar AS$ 3.350.288 dicatat sebagai pendapatan ditangguhkan (Catatan 36). Ringkasan persyaratan dan ketentuan transaksi jual dan sewa balik diatas adalah sebagai berikut: Pembiayaan bersih : AS$ 2.200.000 Suku bunga : 9,5% per tahun, suku bunga mengambang (setiap 6 bulan) di

akhir Jangka waktu : 30 bulan Cicilan : AS$ 1.557.418 (pembayaran 1), AS$ 25.561 (bulan 2 - 30) Beban pencadangan : AS$ 11.000 (0,5% dari pembayaran bersih) Asuransi : Ditanggung penyewa ANJR Pada tanggal 15 September 2009, ANJR dan PT Resona Indonesia Finance mengadakan perjanjian sewa pembiayaan untuk pembelian beberapa unit kendaraan bermotor. Jangka waktu sewa adalah 4 tahun dengan tingkat suku bunga tertentu per tahun. Pada tanggal 6 Januari 2009, ANJR, PT Dipo Star Finance (DSF) dan PT Autosale Lancar Mandiri (ASLM) mengadakan Perjanjian Pengalihan Hak dan Liabilitas. Berdasarkan perjanjian ini, ASLM mengalihkan hak dan liabilitasnya atas DSF kepada ANJR dengan persetujuan DSF. ANJR mengambil alih kewajiban ASLM untuk membayar cicilan bulanan sebesar Rp 891.114.579 sampai dengan masa berakhirnya kontrak. Dan sebaliknya, ASLM mengalihkan haknya atas aset pembiayaan, termasuk hak untuk menerima Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) saat berakhirnya periode sewa pembiayaan.

338

Page 363: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Semua utang sewa pembiayaan didenominasi dalam Rupiah yang dibayar setiap bulan sebesar jumlah tetap. Utang sewa pembiayaan ini dijamin dengan aset sewa pembiayaan yang bersangkutan. Pada tanggal 28 Maret 2011, ANJR telah melunasi seluruh utang sewa pembiayaan dari DSF.

ANJHC

ANJHC melakukan perjanjian pembelian persediaan peralatan medis dengan PT Mensa Bina Sukses (lessor) untuk jangka waktu bervariasi dari 20 sampai 60 bulan. Perjanjian ini diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan karena secara subtansi seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset beralih ke ANJHC. Lessor akan menjamin dan menyediakan jasa purna jual dan penyewa harus mengasuransikan aset yang bersangkutan.

Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2010), pada tahun 2011, utang sewa pembiayaan sejumlah AS$ 316.182 direklasifikasi sebagai bagian dari liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27). Pembayaran minimum sewa berdasarkan perjanjian sewa adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan jatuh tempo

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010 /

2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Pembayaran yang jatuh tempotahun:2010 - - - 1.224.4132011 - - 671.950 505.1882012 - - 406.826 319.8572013 1.838.589 - - -2014 306.732 - - -2015 153.366 - - -

Jumlah pembayaran minimum sewa 2.298.687 - 1.078.776 2.049.458Bunga (98.687) - (136.253) (237.816)Nilai kini pembayaran minimum

sewa 2.200.000 - 942.523 1.811.642Bagian yang jatuh tempo dalam

waktu satu tahun (1.772.756) - (503.003) (1.086.492)Utang sewa pembiayaan jangka

panjang - bersih 427.244 - 439.520 725.150

b. Berdasarkan lessor:

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010 /2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

PT Mitra Pinasthika Mustika Finance 2.200.000 - - -PT Dipo Star Finance - - 72.765 821.205PT Resona Indonesia Finance - - 698.867 990.437PT Mensa Bina Sukses - - 170.891 -Jumlah 2.200.000 - 942.523 1.811.642

339

Page 364: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

36. PENDAPATAN DITANGGUHKAN Pendapatan ditangguhkan merupakan pendapatan sewa yang diterima oleh ANJR pada tahun 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009. Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2010), pada tahun 2011, pendapatan sewa ditangguhkan sejumlah AS$ 1.117.631 direklasifikasi sebagai bagian dari liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27). Pada tahun 2012, pendapatan ditangguhkan merupakan selisih antara hasil penjualan dan nilai buku aset atas transaksi jual dan sewa kembali oleh SMM (Catatan 35) sebesar AS$ 3.350.288 yang disajikan sebagai bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar AS$ 1.340.115 dan bagian jangka panjang sebesar AS$ 2.010.173.

37. OBLIGASI KONVERSI Akun ini merupakan obligasi yang diterbitkan ANJR kepada pihak ketiga, dengan rincian sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Josh Ridge Limited BVI, AS$ 7.322.500 - sebesar nilai nominal - - 7.322.500 -

Wigandia Pte., Ltd, Rp 28.213.500.000- sebesar nilai nominal - - 3.137.971 -

Ariadne Global Pte. Ltd, Rp 18.286.500.000- sebesar nilai nominal - - 2.033.867 -

Jumlah - - 12.494.338 -

Pada tanggal 1 Desember 2010, ANJR menerbitkan obligasi wajib konversi kepada Josh Ridge Limited BVI, Wigandia Pte. Ltd., dan Ariadne Global Pte. Ltd., dengan nilai nominal masing-masing sebesar AS$ 7.322.500, Rp 28.213.500.000 dan Rp 18.286.500.000. Obligasi tersebut akan berakhir pada saat pendaftaran saham ANJR di Bursa Efek Indonesia atau pada saat jatuh tempo 31 Desember 2014, mana yang lebih dahulu terjadi. Pada saat ANJR terdaftar di Bursa Efek Indonesia, obligasi wajib dikonversi menjadi saham ANJR maksimum masing-masing sejumlah 67.660 saham, 28.213 saham dan 18.286 saham untuk Josh Ridge Limited BVI, Wigandia Pte. Ltd. dan Ariadne Global Pte. Ltd. sesuai dengan syarat dan ketentuan yang dicantumkan dalam perjanjian. Jika ANJR tidak mencatatkan sahamnya sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, pemegang obligasi dapat melaksanakan opsi jual atau penerbit dapat melakukan opsi beli atas obligasi pada nilai tercatat. Obligasi dalam Dolar Amerika Serikat memiliki tingkat suku bunga 3,25% per tahun dan obligasi dalam Rupiah memiliki tingkat suku bunga 10,5% per tahun, dibayarkan setiap kuartal mulai 90 hari setelah tanggal terbit sampai dengan tanggal jatuh tempo. Tidak ada biaya penerbitan, obligasi dikeluarkan sebesar nominal. Sehubungan dengan penerapan PSAK 58 (revisi 2010), pada akhir tahun 2011, obligasi konversi sejumlah AS$ 12.450.422 direklasifikasi sebagai bagian dari liabilitas terkait langsung dengan aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27).

38. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA

Grup menyediakan imbalan pasca kerja kepada karyawan yang berhak sesuai dengan Undang Undang Tenaga Kerja No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak terhadap imbalan tersebut masing-masing adalah 4.880, 6.066 dan 5.237 pada tahun 2012, 2011 dan 2010.

340

Page 365: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Jumlah yang dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian terkait dengan imbalan pasca kerja ini adalah sebagai berikut:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Biaya jasa kini 1.940.209 2.185.134 1.453.148Biaya bunga 624.190 889.182 650.856Biaya jasa lalu (975)Amortisasi biaya jasa lalu 12.859 (13.700) 74.664Laba penyelesaian kewajiban (2.157.592) - -Kelebihan pembayaran periode berjalan 10.178.035 - -Penyesuaian langsung untuk karyawan

tetap baru 12.073 465.284 767.622Kewajiban dipindahkan ke Perusahaan Lain (553.844) - -Kewajiban dipindahkan dari Perusahaan Lain 352.748 - -Pengakuan langsung atas biaya jasa

lalu yang sudah menjadi hak karyawan (210.451) 9.979 899.964Biaya pesangon, penghentian dan

penyelesaian 142.845 411.111 115.090Diklasifikasi sebagai beban

dari operasi dihentikan - (1.105.726) (1.100.777)Jumlah 10.340.097 2.841.264 2.860.567

Jumlah yang termasuk dalam laporan posisi keuangan konsolidasian yang berasal dari kewajiban Grup terkait dengan imbalan pasca kerja tersebut adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Nilai kini kewajiban 9.331.520 15.299.635 10.744.329 5.910.197Keuntungan (kerugian) aktuarial (82.185) (2.709.872) (1.292.253) (221.532)Nilai wajar aset program (137.058) (198.184) - -Diklasifikasi sebagai liabilitas terkait langsung

dengan aset dimiliki untuk dijual (Catatan 27) - (3.057.979) - -Kewajiban bersih 9.112.277 9.333.600 9.452.076 5.688.665

341

Page 366: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Mutasi nilai kini kewajiban manfaat pasti pada tahun berjalan adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Pada awal tahun 15.299.635 10.744.328 5.910.197 3.925.622 Biaya jasa lalu (265.446) - 120.964 (51.345) Biaya jasa kini 1.931.767 1.826.529 1.446.899 821.264 Biaya bunga 663.425 811.796 642.463 483.048 Kerugian (keuntungan) aktuarial (1.054.938) 1.893.366 710.469 (61.472) Pembayaran manfaat (690.710) (921.542) (336.437) (124.730) Efek penyelesaian (2.072.226) - 339.299 (86.053) Liabilitas yang dialihkan ke

perusahaan lain (3.890.829) (109.100) - -Liabilitas yang dialihkan dari

perusahaan lain 288.727 72.764 - -Liabilitas jasa lalu dari karyawan baru 128.454 398.805 1.597.081 53.199 Pengakuan liabilitas pajak - - - 264.846 Perbedaan nilai tukar (1.006.339) 582.689 313.394 685.818 Pada akhir tahun 9.331.520 15.299.635 10.744.329 5.910.197

Mutasi liabilitas bersih yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Saldo awal tahun 9.333.600 9.452.076 5.688.664Beban tahun berjalan 10.340.097 2.841.264 2.860.567Pembayaran manfaat (295.821) (580.109) (548.524)Disajikan sebagai beban dari operasi

yang dihentikan - 1.105.726 1.100.777Nilai wajar aset program dana pensiun - (198.184) -Rugi aktuarial dicatat dalam pendapatan

komprehensif lainnya 604.572 - -Kelebihan pembayaran periode berjalan (10.178.035) - -Tunjangan cuti 2.188 - -Penyesuaian selisih kurs penjabaran (694.324) (229.194) 350.592Diklasifikasi sebagai liabilitas

terkait langsung dengan asetdimiliki untuk dijual (Catatan 27) - (3.057.979) -

Saldo akhir tahun 9.112.277 9.333.600 9.452.076

Penyesuaian yang terjadi pada masa lalu adalah sebagai berikut:

31 Desember 31 Desember 31 Desember 31 Desember 31 Desember2012 2011 2010 2009 2008AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Nilai kini kewajiban 9.331.520 15.299.635 10.744.329 5.910.197 3.925.622Penyesuaian pengalaman kewajiban

program (1.418.364) 1.066.827 1.011.721 (10.074) (249.199)

342

Page 367: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT Lanjutan

Biaya imbalan pasca kerja ini dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen, PT Dayamandiri Dharmakonsilindo dalam laporan masing-masing tertanggal 23 Januari 2013, 14 Pebruari 2012 dan 7 Januari 2011 untuk 31 Desember 2012, 31 Desember 2011 dan 31 Desember 2010. Penilaian aktuarial dilakukan menggunakan asumsi utama sebagai berikut:

1 Januari 2010 /31 Desember 2012 31 Desember 2011 31 Desember 2010 31 Desember 2009

Tingkat kematian CSO - 1980 dan Tabel CSO - 1980 dan Tabel CSO - 1980 dan Tabel CSO - 1980 dan Tabel Mortalitas Indonesia 1999 Mortalitas Indonesia 1999 Mortalitas Indonesia 1999 Mortalitas Indonesia 1999

Umur pensiun normal 56 - 60 tahun 56 - 60 tahun 56 - 60 tahun 56 - 60 tahunTingkat kenaikan gaji per tahun 8,00% - 15,00% 8,00% - 15,00% 9,00% - 15,00% 9,00% - 15,00%Tingkat diskonto per tahun 6,30% - 8,90% 6,30% - 8,90% 7,75% - 8,90% 9% - 10,75%

39. MODAL SAHAM Susunan pemegang saham Perusahaan adalah sebagai berikut:

Jumlah PersentaseNama pemegang saham saham kepemilikan Rp Setara dengan AS$

PT Memimpin Dengan Nurani 1.343.804.685 44,7935% 134.380.468.500 14.037.446PT Austindo Kencana Jaya 1.343.804.685 44,7935% 134.380.468.500 14.037.446Tn. George Santosa Tahija 156.242.000 5,2081% 15.624.200.000 7.544.278Tn. Sjakon George Tahija 156.147.130 5,2049% 15.614.713.000 7.539.697Yayasan Tahija 1.500 0,0001% 150.000 73Jumlah 3.000.000.000 100,0000% 300.000.000.000 43.158.940

2012Jumlah modal saham disetor

Berdasarkan Akta No. 09, notaris Mala Mukti, S.H. tanggal 6 September 2012, para pemegang saham menyetujui untuk: Meningkatkan modal dasar perseroan dari Rp 50.000.000.000 menjadi Rp 1.200.000.000.000 Meningkatkan modal disetor dan ditempatkan dari Rp 31.239.063.000 menjadi

Rp 300.000.000.000 Melakukan pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 per lembar saham menjadi Rp 100 per

lembar saham, sehingga jumlah lembar saham yang dikeluarkan perusahaan adalah 3.000.000.000 saham.

Mengeluarkan 2.687.609.370 saham baru dengan nilai nominal Rp 268.760.937.000 yang akan diambil bagian oleh : - PT Memimpin Dengan Nurani sebanyak 1.343.804.685 saham senilai Rp 134.380.468.500

dan - PT Austindo Kencana Jaya sebanyak 1.343.804.685 saham senilai Rp 134.380.468.500

Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-48475.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 12 September 2012.

Jumlah PersentaseNama pemegang saham saham kepemilikan Rp Setara dengan AS$

Tn. George Santosa Tahija 15.624.200 50,0140% 15.624.200.000 7.544.278Tn. Sjakon George Tahija 15.614.713 49,9846% 15.614.713.000 7.539.697Yayasan Tahija 150 0,0005% 150.000 73Jumlah 31.239.063 100,0000% 31.239.063.000 15.084.048

31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009Jumlah modal saham disetor

343

Page 368: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Perubahan jumlah saham beredar sejak 1 Januari 2010 hingga 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut :

Jumlah Jumlah Modalsaham Disetor

AS$

Saldo 1 Januari 2010, 31 Desember 2010 dan 2011 31.239.063 31.239.063.000

Pemecahan saham 312.390.630 31.239.063.000Penempatan saham baru 2.687.609.370 268.760.937.000

Saldo 31 Desember 2012 3.000.000.000 300.000.000.000

40. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI

Akun ini terdiri dari selisih antara harga pengalihan dan nilai buku entitas yang dijual dalam transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali. Pihak-pihak sepengendali yang melakukan transaksi dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pemegang saham PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang adalah PT Austindo Kencana

Jaya, yang juga merupakan pemegang saham Perusahaan. PT Memimpin Dengan Nurani merupakan pemegang saham Perusahaan. Tn. George Santosa Tahija merupakan pemegang saham PT Memimpin Dengan Nurani dan juga

pemegang saham Perusahaan. Tn. Sjakon George Tahija merupakan pemegang saham PT Austindo Kencana Jaya dan juga

pemegang saham Perusahaan.

Rincian saldo selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali adalah sebagai berikut:

31 Desember2012AS$

Penjualan investasi saham ANJHC (entitas anak) 8.024.263 Penjualan investasi saham BKM 1.490.208 Penjualan properti investasi 32.592 Penjualan aset tetap 3.569.959Penjualan aset lain-lain (112.689)

Jumlah 13.004.333

Penjualan investasi saham ANJHC (entitas anak)

Pada tanggal 7 Mei 2012, Perusahaan melakukan pengalihan 165.837.499 atau 99.99% kepemilikan saham ANJHC kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang dengan nilai AS$ 20.000.000. Selisih antara harga pengalihan dan nilai buku sebesar AS$ 8.024.263 dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali.

344

Page 369: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Penjualan investasi saham BKM Pada tanggal 23 Juli 2012, Perusahaan melakukan pengalihan 27.750 saham BKM kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang dengan nilai AS$ 2.630.886. Selisih antara harga pengalihan dan nilai buku sebesar AS$ 1.490.208 dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Penjualan properti investasi Pada tanggal 14 Agustus 2012, Perusahaan melakukan penjualan investasi tanah dan bangunan kepada PT Memimpin Dengan Nurani dan PT Austindo Kencana Jaya, dengan nilai AS$ 2.606.165. Selisih antara harga penjualan dan nilai buku sebesar AS$ 994.316 dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Pada tanggal 5 September 2012, Perusahaan melakukan penjualan investasi tanah kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang dengan nilai bersih AS$ 4.324.371. Selisih antara harga penjualan dan nilai buku sebesar (AS$ 961.724) dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Penjualan aset tetap Pada tanggal 6 Desember 2012, Perusahaan menjual bangunan hak strata beserta peralatan perabot kantor ke PT Memimpin Dengan Nurani dan PT Austindo Kencana Jaya dengan jumlah harga penjualan bersih senilai AS$ 2.970.834. Selisih antara harga jual dengan nilai buku sebesar AS$ 2.392.599 dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Pada tanggal 16 Mei 2012, GMIT menjual tanah dan bangunan yang berlokasi di Jember kepada entitas sepengendali, PT Memimpin Dengan Nurani dan PT Austindo Kencana Jaya. Selisih antara nilai tercatat tanah dan bangunan tersebut sebesar AS$ 1.177.360 dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Penjualan aset lain-lain Pada tanggal 29 Juni 2012, Perusahaan menjual aset lain-lain kepada Tn. Sjakon George Tahija dengan nilai bersih sebesar AS$ 42.440. Selisih antara harga penjualan dan nilai buku sebesar (AS $ 112.689) dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali.

41. SELISIH NILAI AKIBAT PERUBAHAN EKUITAS ENTITAS ANAK DAN ENTITAS ASOSIASI

31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010 /2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Perubahan ekuitas akibat akuisisibertahap ANJA 29.217.031 29.217.031 29.217.031 29.217.031

Perubahan ekuitas akibat pengukurankembali mata uang fungsional SMM 1.860.354 1.860.354 1.860.354 1.860.354

Perubahan ekuitas ANJR - 441.301 350.349 -Perubahan ekuitas ANJA dari konversi

opsi saham dan pembelian sahamnon-pengendali (469.794) 867.640 - -

Jumlah 30.607.591 32.386.326 31.427.734 31.077.385

345

Page 370: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

42. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI 31 Desember 31 Desember 31 Desember 1 Januari 2010 /

2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

PT Lestari Sagu Papua 673.949 696.632 - -PT Austindo Aufwind New Energy 23.175 197.779 230.470 206.193PT Austindo Nusantara Jaya Agri 9.753 972.829 338.355 158.049PT Gading Mas Indonesian Tobacco

Incorporated 49 2.214.489 2.307.355 2.249.691PT Prima Mitra Nusatama - 5.435.446 4.706.595 2.874.384PT Austindo Nusantara Jaya Finance - 2.179.489 1.806.119 5.666.603PT Austindo Nusantara Jaya

Healthcare - 116.559 104.867 93.772PT Austindo Nusantara Jaya Rent - 4.811 148.816 363.857Lain-lain 234 274 213 377Jumlah 707.160 11.818.308 9.642.790 11.612.926

43. PENDAPATAN DARI PENJUALAN 2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Minyak kelapa sawit 154.585.695 154.349.258 115.230.662Tembakau 5.294.880 3.811.016 5.366.625Jumlah 159.880.575 158.160.274 120.597.287

Rincian pelanggan dengan jumlah penjualan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan adalah sebagai berikut:

Persentase Persentase Persentasepenjualan bersih penjualan bersih penjualan bersih

Jumlah konsolidasian Jumlah konsolidasian Jumlah konsolidasianAS$ % AS$ % AS$ %

PT Wilmar Nabati Indonesia 25.658.798 16 50.298.387 32 36.596.548 30PT Musim Mas 23.063.907 14 17.504.083 11 13.120.164 11PT Louis Dreyfus Commodities 19.369.420 12 5.244.000 3 - -PT Pacific Indopalm Industries 14.023.150 10 15.290.565 10 21.149.136 18PT Sari Dumai Sejati 11.689.873 7 28.842.622 18 10.439.313 9PT Multimas Nabati Asahan 3.021.243 2 11.866.921 8 12.373.280 10

Jumlah 96.826.391 61 129.046.578 82 93.678.441 78

20102012

Nama

2011

44. BAGIAN LABA BERSIH ENTITAS ASOSIASI

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

PT Pangkatan Indonesia 2.080.246 2.337.363 1.584.617PT Bilah Plantindo 983.390 1.312.822 1.035.019PT Simpang Kiri Plantation Indonesia 797.804 970.679 674.957Jumlah 3.861.440 4.620.864 3.294.593

346

Page 371: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

45. PENDAPATAN DIVIDEN

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Investasi dalam saham 7.808.466 9.955.462 5.560.465Dana pasar uang 116.443 18.670 35.310Jumlah 7.924.909 9.974.132 5.595.775

46. PENDAPATAN BUNGA

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Deposito berjangka dan rekening bank 1.831.286 1.049.026 533.168Lain-lain 159.372 56.151 4.945Jumlah 1.990.658 1.105.177 538.113

47. PENDAPATAN LAIN-LAIN

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Sewa 100.286 107.896 89.529Laba penjualan aset tetap 34.091 13.295 1.782Laba penjualan investasi lain-lain - 5.000.000 -Keuntungan likuidasi entitas anak - 86.000 76.575Lain-lain 3.283.468 256.143 876.744Jumlah 3.417.845 5.463.334 1.044.630

48. BEBAN POKOK PENJUALAN

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Minyak kelapa sawit(Catatan 21 dan 22) 81.729.496 77.812.678 57.822.636

Tembakau 4.007.476 3.076.259 4.547.421Jumlah 85.736.972 80.888.937 62.370.057

347

Page 372: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Biaya Tandan Buah Segar (TBS)Biaya panen 10.787.536 7.974.885 6.341.955Biaya perawatan tanaman menghasilkan 23.819.277 19.486.956 18.149.242Biaya tidak langsung termasuk penyusutan

aset tetap 14.702.369 13.181.844 9.478.442Penyusutan tanaman menghasilkan 8.714.006 8.229.826 8.316.663Pembelian TBS 15.929.591 23.899.059 12.090.456Jumlah biaya TBS 73.952.779 72.772.570 54.376.758

Biaya pengolahan, termasuk penyusutanaset tetap 7.245.150 6.390.666 5.059.758

Jumlah biaya produksi minyak kelapa sawit 81.197.929 79.163.236 59.436.516

Biaya TembakauPembelian tembakau 4.687.294 4.913.105 2.529.548 Biaya pengolahan tembakau 1.067.701 646.360 605.270 Jumlah biaya produksi tembakau 5.754.995 5.559.465 3.134.818

Barang Jadi :Saldo awal tahun

Minyak kelapa sawit 5.361.245 4.010.687 2.396.807 Tembakau 6.233.793 4.240.559 5.728.945

Saldo akhir tahunMinyak kelapa sawit (4.829.678) (5.361.245) (4.010.687) Tembakau (7.931.089) (6.647.637) (4.276.876)

Penyesuaian kurs penjabaran persediaan tembakau (50.223) (76.128) (39.466)

Jumlah beban pokok penjualan 85.736.972 80.888.937 62.370.057

Rincian pemasok dengan jumlah pembelian melebihi 10% dari jumlah pembelian bersih konsolidasian tandan buah segar (TBS) dan pupuk adalah sebagai berikut:

Persentase Persentase Persentasepembelian bersih pembelian bersih pembelian bersih

Jumlah konsolidasian Jumlah konsolidasian Jumlah konsolidasianAS$ % AS$ % AS$ %

PT Pupuk Hikay 7.428.958 18 6.302.417 14 13.143.461 40PT Sentana Adidaya Pratama 6.147.828 15 6.119.875 14 - -Abdul Somat Pulungan 6.073.409 15 6.433.984 15 1.126.977 4Sulkan Arifin 1.079.066 3 5.523.084 13 5.554.597 17

Jumlah 20.729.261 51 24.379.360 56 19.825.035 61

20102012

Nama

2011

49. BEBAN KARYAWAN

Akun ini merupakan beban gaji, tunjangan, bonus dan imbalan pasca kerja untuk karyawan (Catatan 38).

348

Page 373: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

50. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Jasa profesional 4.629.281 1.784.546 1.241.660Perjalanan dinas dan transportasi 4.090.056 3.186.855 2.749.492Sumbangan 1.538.826 1.238.387 1.682.822Penyusutan (Catatan 22) 996.826 423.756 1.534.445 Beban kantor 536.415 373.133 258.339Asuransi 509.766 421.317 78.671Perbaikan dan pemeliharaan 390.376 385.483 255.099Komunikasi dan listrik 292.820 97.585 171.364Pelatihan, seminar dan rapat 228.969 307.337 141.495Biaya keanggotaan dan langganan 86.298 109.059 79.211Jamuan 61.440 9.026 85.486 Sewa kantor 49.034 25.700 302.117Jasa kustodial dan biaya bank 13.268 7.760 11.690Beban piutang ragu-ragu 3.577 9.978 840Amortisasi goodwill (Catatan 24) - - 360.591Kompensasi berbasis saham (Catatan 57j) - - 135.222Lain-lain 1.451.511 1.137.067 698.580Jumlah 14.878.463 9.516.989 9.787.124

51. PAJAK PENGHASILAN Beban pajak Grup adalah sebagai berikut:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Operasi yang dilanjutkan:Pajak kini 17.743.889 21.060.701 15.830.406Pajak tangguhan (438.334) 5.526.969 (1.037.275)Jumlah beban pajak 17.305.555 26.587.670 14.793.131

Operasi yang dihentikan:Pajak kini 23.151.260 4.749.968 3.860.336Pajak tangguhan (4.762.152) (507.131) 186.534Jumlah beban pajak - operasi

dihentikan (Catatan 52) 18.389.108 4.242.837 4.046.870

349

Page 374: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan laba kena pajak adalah sebagai berikut:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Laba sebelum pajak menurut laporanlaba rugi komprehensif konsolidasianOperasi yang dilanjutkan 59.262.636 72.340.666 39.321.499Operasi yang dihentikan 75.092.131 14.527.297 12.118.677

Laba sebelum pajak entitas anak (68.261.039) (84.804.695) (63.233.536)Laba (rugi) sebelum pajak Perusahaan 66.093.728 2.063.268 (11.793.360)Penyesuaian pajak penghasilan 9.775.698 5.250.480 15.486.296Laba kena pajak Perusahaan 75.869.426 7.313.748 3.692.936

Rincian beban pajak kini adalah sebagai berikut:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Operasi yang dilanjutkan:Perusahaan (2.655.832) 1.828.437 923.234Entitas anak:

PT Austindo Nusantara Jaya Agri danPT Sahabat Mewah dan Makmur 18.847.427 17.742.140 14.429.116

PT Darajat Geothermal Indonesia 1.308.963 1.095.248 478.056PT Prima Mitra Nusatama 215.975 394.876 -PT Gading Mas Tobacco Indonesia 27.356 - -

Jumlah 17.743.889 21.060.701 15.830.406

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Operasi yang dihentikan:Perusahaan 21.623.189 - -Entitas anak

PT Prima Mitra Nusatama 1.528.071 - -PT Austindo Nusantara Jaya Rent - 4.271.899 3.603.524PT Asuransi Indrapura - 457.916 238.854PT Austindo Nusantara Jaya Healthcare - 20.153 17.958

Jumlah 23.151.260 4.749.968 3.860.336

Sampai dengan tanggal laporan keuangan ini, Perusahaan belum menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) Tahunan untuk tahun pajak 2012. Namun demikian, taksiran laba kena pajak Perusahaan di tahun 2012 akan dilaporkan dalam SPT tahun 2012. Untuk tahun 2011 dan 2010, jumlah laba kena pajak Perusahaan sesuai dengan jumlah yang dilaporkan pada SPT untuk tahun pajak 2011 dan 2010.

350

Page 375: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Pajak tangguhan Pada tahun 2012, 2011 dan 2010, Perusahaan memiliki perbedaan temporer yang berasal dari investasi jangka panjang, penyisihan atas program insentif kenaikan nilai, akrual bonus, dan kewajiban imbalan pasca kerja. Perusahaan hanya mengakui aset pajak tangguhan jika manajemen yakin aset tersebut dapat dikompensasikan dengan laba kena pajak pada masa yang akan datang.

Rincian aset dan liabilitas pajak tangguhan Grup adalah sebagai berikut:

DikreditkanDikreditkan ke pendapatan Penyesuaian

1 Januari Restrukturisasi (dibebankan) komprehensif selisih kurs 31 Desember2012 Entitas anak ke laba rugi lainnya penjabaran 2012AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Aset pajak tangguhanPerusahaan 1.414.692 - (1.405.124) 21.094 - 30.662PT Gading Mas Indonesian

Tobacco Incorporated 130.178 - (17.951) 73.923 (9.713) 176.437PT Austindo Nusantara Jaya Agri 4.089.559 (851.201) 1.408.901 (91.892) - 4.555.367PT Austindo Nusantara Jaya Agri Papua - 850.018 660.869 18.757 (25.652) 1.503.992PT Austindo Aufwind New Energy - 1.183 (209) 68 (70) 972Jumlah 5.634.429 - 646.486 21.950 (35.435) 6.267.430

Liabilitas pajak tangguhanPerusahaan (4.238.740) - 4.238.740 - - - PT Darajat Geothermal Indonesia (1.282.661) - 226.322 72.739 - (983.600)PT Surya Makmur (885.322) - (242.024) - - (1.127.346)PT Aceh Timur Indonesia (663.636) - (192.450) - - (856.086)PT Prima Mitra Nusatama (542.116) - 523.412 - 18.702 -Jumlah (7.612.475) - 4.554.000 72.739 18.702 (2.967.032)

Bersih 5.200.486 94.689

Dikreditkan DireklasifikasiDikreditkan ke pendapatan Penyesuaian ke aset

1 Januari (dibebankan) komprehensif selisih kurs dimiliki 31 Desember2011 ke laba rugi lainnya penjabaran untuk dijual 2011AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Aset pajak tangguhanPerusahaan 360.061 (191.619) 1.246.250 - - 1.414.692PT Asuransi Indrapura 494.282 (58.586) - (2.401) (433.295) -PT Gading Mas Indonesian

Tobacco Incorporated 121.249 10.274 - (1.345) - 130.178PT Austindo Nusantara Jaya Agri 3.773.596 353.821 - (37.858) - 4.089.559PT Austindo Nusantara Jaya Finance 539.129 575.687 (101.988) (16.650) (996.178) -Jumlah 5.288.317 689.577 1.144.262 (58.254) (1.429.473) 5.634.429

Liabilitas pajak tangguhanPerusahaan - (4.238.740) - - - (4.238.740)PT Darajat Geothermal Indonesia (952.573) (330.088) - - - (1.282.661)PT Optik Klinik Mata Nusantara (18.797) (177.819) - 5.521 191.095 -PT Austindo Nusantara Jaya Rent (240.992) 167.850 - (3.100) 76.242 -PT Surya Makmur (556.866) (328.456) - - - (885.322)PT Aceh Timur Indonesia (420.733) (242.903) - - - (663.636)PT Prima Mitra Nusatama - (559.259) - 17.143 - (542.116)Jumlah (2.189.961) (5.709.415) - 19.564 267.337 (7.612.475)

Bersih (5.019.838) 1.144.262

351

Page 376: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Dikreditkan Dibebankan(dibebankan) ke pendapatan Penyesuaian

1 Januari ke laporan komprehensif selisih kurs 31 Desember2010 laba rugi lainnya penjabaran 2010AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Aset pajak tangguhanPerusahaan 1.308.541 297.770 (1.246.250) - 360.061PT Asuransi Indrapura 535.606 (64.880) - 23.556 494.282PT Gading Mas Indonesian

Tobacco Incorporated 94.397 22.279 - 4.573 121.249PT Austindo Nusantara Jaya Agri 2.131.570 1.610.909 - 31.117 3.773.596PT Austindo Nusantara Jaya Finance 501.006 15.144 - 22.979 539.129Jumlah 4.571.120 1.881.222 (1.246.250) 82.225 5.288.317

Liabilitas pajak tangguhanPT Darajat Geothermal Indonesia (485.098) (467.475) - - (952.573)PT Optik Klinik Mata Nusantara (106.643) 65.042 - 22.804 (18.797)PT Austindo Nusantara Jaya Rent (46.196) (203.038) - 8.242 (240.992)PT Surya Makmur (299.397) (257.469) - - (556.866)PT Aceh Timur Indonesia (253.192) (167.541) - - (420.733)Jumlah (1.190.526) (1.030.481) - 31.046 (2.189.961)

Bersih 850.741 (1.246.250)

Pajak tangguhan dialokasikan sebagai berikut:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Dikreditkan (dibebankan) ke laporanlaba rugi - operasi yang dilanjutkan 438.334 (5.526.969) 1.037.275

Dikreditkan (dibebankan) ke laporanlaba rugi - operasi yang dihentikan 4.762.152 507.131 (186.534)

Jumlah 5.200.486 (5.019.838) 850.741

Beban atau manfaat pajak yang dibebankan atau dikreditkan pada pendapatan komprehensif lainnya pada tahun 2012 merupakan perbedaan temporer dari laba (rugi) aktuarial; sedangkan pada tahun 2011 dan 2010 merupakan perbedaan temporer dari perubahan nilai wajar atas investasi tersedia untuk dijual.

52. LABA BERSIH DARI OPERASI YANG DIHENTIKAN

Pada tahun 2011, Perusahaan memutuskan untuk melepaskan tiga entitas anak yaitu ANJR dan entitas anak, AI serta ANJHC dan entitas anak. Penjualan ANJR dan AI telah direalisasikan masing-masing pada tanggal 17 Januari 2012 dan 27 Pebruari 2012 (Catatan 1c) kepada pihak ketiga. Pada tanggal 7 Mei 2012, Perusahaan telah menjual ANJHC kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang (entitas sepengendali), sehingga laba penjualan ANJHC ini diakui sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali.

352

Page 377: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Laba tahun berjalan dari operasi yang dihentikan 162.138 10.572.117 8.071.807 Laba bersih penjualan ANJR 52.214.402 - - Laba bersih penjualan AI 3.232.169 - - Reklasifikasi dari selisih nilai transaksi entitas

sepengendali - penjualan AI kepada ANJR 1.094.314 - - Laba bersih dari operasi yang dihentikan 56.703.023 10.572.117 8.071.807

Hasil dari operasi yang dihentikan dimasukkan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian seperti dibawah ini:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Pendapatan jasa sewa kendaraan - 42.512.225 29.884.906Pendapatan jasa pembiayaan - 39.091.074 25.511.662Keuntungan atas penjualan investasi 78.032.659 - - Laba (rugi) kurs mata uang asing (4.667) 46.242 165.253Pendapatan dividen 3.584 30.377 317.623Pendapatan jasa kesehatan 5.882.790 12.085.408 9.171.925Pendapatan underwriting 936.729 6.277.002 4.480.394Pendapatan bunga 156.859 1.394.059 1.164.832Pendapatan lain-lain 89.318 9.011.484 6.903.379Beban pokok pendapatan jasa sewa

kendaraan - (26.882.104) (18.998.100)Beban dari pendapatan jasa kesehatan (3.098.290) (4.698.516) (3.589.429)Laba (rugi) belum direalisasi atas investasi

efek yang diperdagangkan - - (132.249)Beban penjualan - (752.209) (692.327)Beban bunga - (27.703.994) (15.308.820)Beban karyawan (1.838.993) (17.302.309) (13.082.381)Beban umum dan administrasi (1.959.834) (16.812.942) (12.887.627)Beban jasa konsultan terkait langsung dengan

penjualan entitas anak (3.102.665) - -Kerugian instrumen derivatif - - (676.647)Bagian rugi bersih entitas asosiasi - - (5.659)Beban lain-lain (5.359) (1.480.842) (108.058)Beban pajak terkait langsung dengan

penjualan entitas anak (18.389.108) (4.242.837) (4.046.870)Laba bersih dari operasi yang dihentikan 56.703.023 10.572.117 8.071.807

353

Page 378: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Laba diatribusikan kepada:Pemilik entitas induk 55.080.763 10.188.666 6.894.992Kepentingan non-pengendali 1.622.260 383.451 1.176.815

Laba bersih 56.703.023 10.572.117 8.071.807

Arus kas bersih dari aktivitas operasi (2.057.100) (52.112.213) (51.919.316)Arus kas bersih dari aktivitas investasi 142.346.809 (60.764.351) (44.842.539)Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan - 106.028.050 101.017.044Arus kas bersih 140.289.709 (6.848.514) 4.255.189

53. LABA PER SAHAM

Berikut ini adalah data yang digunakan untuk perhitungan laba per saham dasar:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Laba

Laba bersih yang dapat diatribusikankepada pemilik entitas induk 96.299.136 55.629.472 31.446.591

Laba bersih tahun berjalan dari operasiyang dilanjutkan 41.957.081 45.752.996 24.528.368

Laba bersih dari operasi yang dihentikan 56.703.023 10.572.117 8.071.807

Jumlah saham

Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yangberedar (setelah pemecahan saham) 1.208.260.420 312.390.630 312.390.630

Laba bersih per saham dasar 0,080 0,178 0,101Laba bersih per saham dasar

dari operasi yang dilanjutkan 0,035 0,146 0,079Laba per saham dasar dari operasi yang

dihentikan 0,045 0,032 0,022

Pada tahun 2012, Perusahaan melakukan pemecahan saham. Sebagai akibatnya, jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun 2011 dan 2010 disajikan kembali pada jumlah dimana seolah-olah pemecahan saham telah dilakukan pada tahun 2011 dan 2010. Pada akhir periode pelaporan, Perusahaan tidak memiliki efek setara saham biasa yang berpotensi dilutif.

54. DIVIDEN KAS Berdasarkan Resolusi Dewan Komisaris tanggal 6 Agustus 2012, 24 September 2012 dan 10 Desember 2012, Perusahaan membagikan dividen interim pertama, kedua dan ketiga yang berasal dari saldo laba tahun 2012 masing-masing sebesar AS$ 34.000.000, AS$ 135.000.000 dan AS$ 30.000.000.

354

Page 379: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Berdasarkan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham tanggal 29 Juni 2012, pemegang saham menyetujui pembayaran dividen final sebesar AS$ 30.000.000 yang berasal dari salo laba tahun 2011, sebagai tambahan terhadap dividen interim pertama sebesar AS$ 10.000.000, dividen interim kedua sebesar AS$ 4.000.000 dan dividen interim ketiga sebesar AS$ 50.000.000, yang disetujui pembagiannya dalam Keputusan Dewan Komisaris tanggal 8 Pebruari 2012, 6 Maret 2012 dan 3 April 2012 berdasarkan usulan Dewan Direksi Perusahaan, sehingga jumlah dividen yang berasal dari saldo laba tahun 2011 adalah sebesar AS$ 94.000.000. Berdasarkan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham tanggal 8 Juni 2011, pemegang saham menyetujui pembayaran dividen sebesar AS$ 5.000.000 yang berasal dari saldo laba tahun 2010, sebagai tambahan terhadap AS$ 8.500.000 dividen interim tahun 2010. Berdasarkan Rapat Luar Biasa Perusahaan tanggal 8 Nopember 2010, pemegang saham menyetujui pembagian dividen interim pertama yang berasal dari saldo laba tahun 2010 sebesar AS$ 8.500.000. Berdasarkan Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham tanggal 10 Mei 2010, pemegang saham menyetujui pembayaran dividen sebesar AS$ 2.250.000 yang berasal dari saldo laba tahun 2009 sebagai tambahan terhadap dividen interim sebesar AS$ 1.124.610, sehingga jumlah dividen adalah sebesar AS$ 3.374.610.

55. INSTRUMEN DERIVATIF a) Estimasi nilai wajar instrumen derivatif ANJF yang memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai

Cross-Currency-Interest-Rate-Swap (CCIRS) dan yang tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai Interest-Rate-Swap (IRS) pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:

Nilai wajar (disajikanJenis kontrak Jumlah nosional Saldo sebagai liabilitas derivatif)

AS$ AS$ AS$

CCIRS 11.043.622 11.043.622 (656.223)

Rp Rp

IRS 125.000.000.000 125.000.000.000 (276.344)

Bersih (932.567)

31 Desember 2010

Rincian kontrak derivatif pada tanggal 31 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

Memenuhi persyaratan Tidak memenuhi lindung nilai persyaratan lindung nilai

CCIRS IRSBank-bank yang menjadi

lawan transaksi ANZ Bank, Jakarta ANZ Bank, JakartaJatuh tempo 7 Juli 2013 16 Juli 2012Periode 3 tahun 3 tahun

Jenis kontrak

355

Page 380: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Perubahan nilai wajar instrumen derivatif yang memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai sebesar AS$ 577.612 (Rp 5.193.309.489) pada tahun 2010 dicatat sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lainnya. Estimasi nilai wajar instrumen derivatif ANJF yang tidak memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai Interest-Rate-Swap (IRS) pada 1 Januari 2010/31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:

Nilai wajar (disajikansebagai aset (liabilitas)

Jenis kontrak Jumlah nosional Saldo derivatif)AS$ AS$ AS$

IRS 14.250.000 1.425.000 42.799 IRS 14.000.000 1.400.000 24.473 IRS 10.000.000 1.000.000 19.276 IRS 6.000.000 600.000 13.758 IRS 3.750.000 375.000 13.220

48.000.000 4.800.000 113.526

Rp Rp AS$

IRS 125.000.000.000 125.000.000.000 (396.501)

Bersih (282.975)

1 Januari 2010 / 31 Desember 2009

Rincian kontrak derivatif pada tanggal 1 Januari 2010/31 Desember 2009 adalah sebagai berikut:

Tidak memenuhi

persyaratan lindung nilaiIRS

Bank-bank yang menjadi DBS Bank, Jakarta dan ANZlawan transaksi Bank Jakarta

Jatuh tempo 29 Maret 201016 Juli 2012

Periode 3 tahun

Jenis kontrak

Risiko kredit terhadap pihak yang menjadi lawan transaksi dinilai rendah karena perjanjian-perjanjian ini dilakukan dengan institusi kredit utama yang memiliki peringkat kredibilitas tinggi dan diyakini dapat memenuhi seluruh kondisi yang terdapat dalam perjanjian.

b) Pada tahun 2012, 2011, dan 2010, ANJA mengadakan kontrak komoditas berjangka dengan

Morgan Stanley Capital Group Inc. dan Barclays Capital. Laba (rugi) dari kontrak komoditas berjangka sejumlah AS$ 2.588.159, AS$ 1.759.786 dan (AS$ 905.730) masing-masing pada tahun 2012, 2011 dan 2010, dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai pendapatan (beban) lain-lain.

c) ANJA mengadakan kontrak forward mata uang dengan Citibank N.A., PT Bank OCBC NISP Tbk dan PT Bank Rabobank International Indonesia untuk meminimalkan risiko pertukaran mata uang asing. Kontrak mata uang asing mengharuskan ANJA pada masa yang akan datang, untuk membeli dan menjual Dolar Amerika Serikat dengan Rupiah menggunakan kurs yang disetujui pada awal kontrak.

356

Page 381: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

d) Pada tanggal 1 Oktober 2010, GMIT mengadakan perjanjian fasilitas transaksi mata uang asing dengan PT Bank Permata Tbk, dimana Bank menyetujui untuk menyediakan fasilitas transaksi derivatif dengan nilai transaksi maksimum sebesar AS$ 1.000.000, jangka waktu maksimum 6 bulan dan jatuh tempo pada tanggal 6 Oktober 2013. Pada tanggal 31 Desember 2012, tidak terdapat fasilitas yang digunakan.

Laba (rugi) dari kontrak derivatif di atas yang dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai pendapatan (beban) lain-lain adalah sebagai berikut:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Kontrak komoditas berjangka ANJA 2.588.159 1.759.786 (905.730)Perubahan nilai wajar derivatif ANJF - (235.704) 147.001Beban swap ANJF - (1.087.153) (823.648)Direklasifikasi ke laba bersih dari

operasi yang dihentikan (Catatan 52) - 1.322.857 676.647Jumlah 2.588.159 1.759.786 (905.730)

56. SIFAT DAN TRANSAKSI PIHAK BERELASI Sifat Hubungan Pihak Berelasi

Tn. George Santosa Tahija, Tn. Sjakon George Tahija, Yayasan Tahija, PT Memimpin Dengan

Nurani (MDN), PT Austindo Kencana Jaya (AKJ) adalah pemegang saham Perusahaan PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang adalah entitas anak PT Austindo Kencana

Jaya

Transaksi-transaksi dengan pihak berelasi

Grup melakukan beberapa transaksi penjualan investasi dan aset lain dengan pihak berelasi sebagaimana yang dijelaskan dalam Catatan 40.

Perusahaan mendonasikan masing-masing AS$ 1.330.209, AS$ 1.238.387 dan AS$ 1.673.777 yang merepresentasikan 1,06%, 1,10% dan 1,72% dari jumlah beban pada tahun 2012, 2011 dan 2010 untuk aktivitas tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR) kepada Yayasan Tahija.

GMIT menggunakan tanah dan bangunan di Jember milik AKJ dan MDN sebagai kantor, perumahan karyawan, pusat pelatihan dan gudangnya berdasarkan perjanjian pinjam pakai sejak 17 Mei 2012. Perjanjian ini jatuh tempo pada 17 Mei 2014. Berdasarkan perjanjian pinjam pakai tersebut GMIT tidak harus membayar biaya apapun kepada AKJ atau MDN, tetapi wajib menanggung dan membayar Pajak Bumi dan Bangunan, asuransi kebakaran, beban pemeliharaan, perbaikan maupun beban listrik, air, telepon, keamanan dan semua biaya perawatan lainnya yang berhubungan dengan tanah dan bangunan tersebut selama periode pinjam pakai.

57. KOMITMEN DAN KONTINJENSI

a. Grup memberikan program insentif economic value added (EVA) untuk manajemennya. Tahap pertama dimulai sejak 1 Januari 2007, dan untuk tahap kedua dimulai sejak 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2012, sedangkan untuk tahap ketiga belum diformalisasi oleh Dewan Komisaris atau pemegang saham. Bonus dihitung secara tahunan berdasarkan rumus tertentu yang ditetapkan dalam pedoman perhitungan EVA.

357

Page 382: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

b. Perusahaan menyediakan program insentif kenaikan nilai bagi manajemen senior, dalam bentuk persentase tertentu dari kenaikan nilai Perusahaan dalam jangka waktu 4 tahun berlaku sejak tahun 2007 - 2010. Pada tahun 2010, Perusahaan mengakui beban atas program insentif kenaikan nilai sebesar AS$ 2.571.564. Pada tahun 2011, program dimulai kembali untuk jangka waktu tahun 2011 - 2014. Provisi atas program insentif kenaikan nilai yang diakui Perusahaan tahun 2011 berjumlah AS$ 1.955.857. Pembayaran atas program insentif ini masing-masing berjumlah AS$ 4.167.421 dan AS$ 3.000.000 untuk tahun 2011 dan 2010. Perusahaan telah mengakhiri program tersebut dan mentransfer saldo kewajibannya sebagai bagian dari terminasi karyawan. Jumlah liabilitas yang diakui pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 adalah masing-masing sebesar nihil, AS$ 1.900.000, AS$ 4.111.564 dan AS$ 4.540.000.

c. Pada tanggal 7 Desember 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian Jasa Sewa Pesawat Terbang EJ-135 dengan PT Airfast Indonesia (Airfast) untuk penyediaan layanan penerbangan untuk mengangkut penumpang dan/atau kargo. Perjanjian ini berlaku untuk periode minimal 5 tahun dan dapat diperpanjang kembali dengan pemberitahuan tertulis 3 bulan sebelum tanggal kadaluarsa perjanjian. Besar beban sewa baru akan ditentukan kemudian saat pesawat telah selesai diregistrasi dan memperoleh izin operasional dari otoritas berwenang Indonesia. Setelah pesawat diterima, Perusahaan juga harus membayar uang jaminan sebesar AS$ 4.000.000 ke Airfast sebagai jaminan pembayaran beban sewa sesuai perjanjian ini.

Berdasarkan perjanjian ini, Airfast memberikan hak opsi kepada Perusahaan untuk membeli pesawat dari Airfast pada tanggal jatuh tempo perjanjian sewa atau pada saat pembatalan perjanjian ini sebesar harga wajar pesawat saat itu. Hak opsi ini tersedia apabila Airfast memutuskan untuk membeli pesawat dari pihak lessor yang menyediakan fasilitas sewa pembiayaan bagi Airfast untuk pesawat yang bersangkutan. Pesawat terbang ini akan digunakan untuk keperluan operasional seluruh grup, terutama pengembangan daerah sagu dan kelapa sawit di Papua Barat.

Saat ini ANJA terikat perjanjian jasa sewa pesawat terbang Raytheon B1900D dengan Airfast dengan besar komitmen sewa tetap AS$ 69.167 per bulan ditambah seluruh beban operasional yang ditagihkan sesuai penggunaan pesawat.

d. Pada tanggal 18 Desember 2012, Perusahaan menandatangani perjanjian sewa dengan PT Bumi Mulia Perkasa Development, untuk sewa ruangan kantor seluas 1.755,50 meter persegi di Gedung Atrium Mulia. Beban sewa dan jasa sejumlah AS$ 92.164 harus dibayar setiap kuartal. Perusahaan telah membayar uang jaminan untuk sewa dan jasa sebesar AS$ 92.164, yang dicatat sebagai aset lain-lain tidak lancar. Sewa kantor efektif sejak 3 April 2013 untuk masa tiga tahun dengan opsi untuk memperpanjang periode sewa untuk tiga tahun berikutnya. Opsi ini dapat digunakan mulai 4 bulan sebelum tanggal jatuh tempo kontrak sewa dan berakhir 2 bulan sebelum tanggal jatuh tempo kontrak sewa.

e. Pada tanggal 29 Nopember 2012, Perusahaan dan ANJA memperoleh fasilitas kredit sebesar masing-masing sebesar AS$ 35 juta dan AS$ 10 juta dari J.P. Morgan International Bank Ltd Cabang Brussels, dengan bunga 0,25% di atas biaya pendanaan. Jangka waktu pinjaman adalah 3 bulan setelah penarikan pertama, dapat diperpanjang berdasarkan persetujuan dari kedua belah pihak. Fasilitas ini dijamin dengan deposito berjangka pemegang saham, PT Memimpin Dengan Nurani dan PT Austindo Kencana Jaya di bank yang sama. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2012, fasilitas kredit ini belum digunakan.

f. Pada tanggal 17 Juli 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit sebesar AS$ 10 juta dari Credit Suisse Singapore. Bunga fasilitas kredit rekening koran tersebut sebesar 0,5% per tahun diatas tingkat suku bunga rekening koran atau biaya pendanaan, mana yang tertinggi.

358

Page 383: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

g. DGI memiliki 5% bagian hak dan kewajiban konsorsium bersama Chevron Geothermal Indonesia (CGI) (sebelumnya Chevron Texaco Energy Indonesia Ltd) untuk mengembangkan Proyek Pembangkit Tenaga Listrik Darajat unit II dan unit-unit Darajat selanjutnya yang dioperasikan oleh Chevron Geothermal Indonesia. Pihak-pihak ini mempunyai ikatan dengan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara, kini Pertamina Geothermal (“PERTAMINA”) dan Perusahaan Listrik Negara (“PLN”): i) Kontrak Operasi Bersama - Pada tanggal 16 Nopember 1984, PERTAMINA sebagai Pihak

Pertama, Chevron Darajat Limited and Texaco Darajat Limited (bersama-sama disebut Kontraktor) sebagai pihak kedua mengadakan Kontrak Operasi Bersama (KOB). Kontrak ini telah diubah pada tanggal 15 Januari 1996 dan pada tanggal 7 Pebruari 2003 dan terakhir kali diubah pada tanggal 1 Januari 2009. Berdasarkan perjanjian, PERTAMINA bertanggung jawab untuk mengelola operasi ladang panas bumi untuk unit yang dimiliki dan dioperasikan oleh PLN, sedangkan operasi ladang panas bumi selanjutnya dan operasi pembangkit tenaga listrik akan dibangun, dimiliki dan dioperasikan oleh kontraktor. Kontraktor harus membiayai semua pengeluaran unit operasi ladang panas bumi yang sudah ada (yang dimiliki dan dioperasikan oleh PLN), dan operasi ladang panas bumi dan pembangkit tenaga listrik untuk unit selanjutnya dan semua unit yang dibangun berikutnya. Kontraktor ditunjuk sebagai kontraktor eksklusif untuk semua operasi ladang panas bumi dan pembangkit tenaga listrik di Kawasan Darajat Jawa Barat (wilayah kontrak). Kontraktor akan menanggung semua resiko dan bertanggung jawab atas pelaksanaan operasi ladang panas bumi dan pembangkit tenaga listrik di wilayah tersebut. Jangka waktu kontrak selama 564 bulan dimulai sejak tanggal efektif perjanjian, dengan ketentuan jika masa produksi 360 bulan untuk setiap unit tidak mungkin tercapai dalam periode 564 bulan setelah tanggal efektif maka jangka waktu kontrak akan diperpanjang. Kontraktor telah membangun Darajat unit II dan III. Darajat III mulai melakukan penjualan listriknya pada Juli 2007.

ii) Kontrak Penjualan Energi – Kontrak Penjualan Energi (“ESC”) ditandatangani PLN sebagai

pembeli dan PERTAMINA sebagai penjual, dan Chevron Darajat Limited dan Texaco Darajat Limited sebagai pelaksana dan bertindak sebagai kontraktor untuk PERTAMINA dalam KOB tersebut. Kontrak ini telah diubah pada tanggal 15 Januari 1996 perubahan selanjutnya ditandatangani pada tanggal 1 Mei 2000. Berdasarkan ESC, PLN menyetujui untuk membeli dan membayar tenaga panas bumi dan listrik yang dihasilkan dari energi panas bumi yang diserahkan dan / atau tersedia dari area Darajat, Jawa Barat (wilayah kontrak), dan PERTAMINA telah setuju untuk menjual energi panas bumi dan listrik tersebut kepada PLN berdasarkan suatu Kerjasama Operasi dengan Chevron Darajat Limited dan Texaco Darajat Limited.

Jangka waktu perjanjian ini adalah 432 bulan, namun, baik PLN atau Chevron Texaco Indonesia Limited dan Darajat mempunyai opsi, yang dapat dilaksanakan setiap saat selama 372 bulan pertama sejak tanggal efektif, untuk mengubah jangka waktu kontrak ini dari 432 bulan setelah tanggal efektif sampai 552 bulan setelah tanggal efektif. Selanjutnya, jika terdapat periode produksi yang melampaui jangka waktu kontrak ini, jangka waktu kontrak akan diperpanjang secara otomatis sampai akhir masa produksi.

Masa produksi untuk pengiriman tenaga panas bumi setidaknya 360 bulan, akan tetapi baik PLN atau Darajat mempunyai opsi yang dapat dilaksanakan setiap saat dalam jangka waktu 300 bulan sejak tanggal efektif untuk mengubah jangka waktu produksi dari 360 bulan menjadi 480 bulan.

359

Page 384: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

h. Pada tanggal 5 Desember 2012, ANJA mengadakan perjanjian pengikatan jual beli dengan Xinfeng Plantation Pte. Ltd. (Xinfeng), dimana ANJA bermaksud membeli dari Xinfeng 13.500.000 saham atau 90% kepemilikan PT Permata Putra Mandiri (PPM), suatu perusahaan yang memiliki ijin lokasi atas 40.000 hektar tanah yang berlokasi di Kabupaten Sorong Selatan. Harga beli termasuk (1) komponen harga beli tetap sebesar AS$ 9.402.998 ditambah 90% dari Nilai Aset Bersih PPM pada tanggal 31 Desember 2012 yang disetujui oleh ANJA, dan (2) komponen harga beli kontinjensi yang besarnya dihitung sesuai dengan luas tanah yang telah dikompensasi dan akan dibayar pada saat terkumpulnya bukti telah dilakukannya kompensasi tanah bagi pemilik ulayat sebelumnya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Jumlah maksimum komponen harga beli kontinjen tidak akan melebihi AS$ 2.089.555. Pada tanggal 5 Desember 2012, Perusahaan dan ANJA mengadakan perjanjian pengikatan jual beli dengan PT Pusaka Agro Sejahtera (PAS), dimana Perusahaan dan ANJA akan membeli 750.000 saham yang secara keseluruhan merepresentasikan 10% kepemilikan pada PT Permata Putra Mandiri (PPM), suatu perusahaan yang memiliki ijin lokasi atas 40.000 hektar tanah di Kabupaten Sorong Selatan, dari PAS. Harga beli berjumlah AS$ 1.044.777 ditambah 10% Nilai Aset Bersih PPM pada tanggal 31 Desember 2012 yang disetujui oleh Perusahaan dan ANJA.

i. Pada tanggal 5 Desember 2012, ANJA mengadakan perjanjian pengikatan jual beli dengan Xinyou Plantation Pte. Ltd. (Xinyou), dimana ANJA akan membeli dari Xinyou 8.100.000 saham atau 90% kepemilikan saham PT Putera Manunggal Perkasa (PMP), suatu perusahaan yang memiliki ijin lokasi atas 22.195 hektar tanah di Kabupaten Sorong Selatan. Harga pembelian terdiri dari (1) komponen harga beli tetap sebesar AS$ 6.632.145 ditambah 90% dari Nilai Aset Bersih PMP pada tanggal 31 Desember 2012, yang disetujui oleh ANJA, dan (2) komponen harga beli kontinjensi yang besarnya dihitung sebagai berikut: Tahap 1: Pembayaran pertama, akan dihitung sesuai dengan luas tanah yang telah

dikompensasi dan akan dibayar pada saat terkumpulnya bukti telah dilakukannya kompensasi tanah bagi pemilik ulayat sebelumnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Tahap 2: Pembayaran kedua akan dihitung sesuai dengan luas tanah atas mana telah diterbitkan standar peta bidang tanah oleh Badan Pertanahan Nasional dan akan dibayar pada saat tersedianya bukti peta yang bersangkutan.

Tahap 3: Pembayaran ketiga akan dihitung sesuai luas tanah dalam rapat Tim B dari Badan Pertanahan Nasional, dan akan dibayar pada saat bukti risalah rapat diperoleh.

Tahap 4: Pembayaran keempat akan dihitung sesuai dengan luas tanah yang tercantum dalam Keputusan Hak Guna Usaha atas tanah yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional dan akan dibayar saat tersedianya Keputusan tersebut.

Tahap 5: Pembayaran kelima akan dihitung sesuai dengan luas tanah sesuai sertifikat Hak Guna Usaha yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional dan dibayar saat tersedianya Sertifikat Hak Guna Usaha tersebut.

Jumlah maksimum komponen harga beli kontinjen tidak akan melebihi AS$ 7.369.050. Pada tanggal 5 Desember 2012, Perusahaan dan ANJA mengadakan perjanjian pengikatan jual beli dengan PAS, dimana Perusahaan dan ANJA akan membeli dari PAS 450.000 saham yang secara keseluruhan merepresentasikan 10% kepemilikan PMP, suatu perusahaan yang memiliki ijin lokasi atas 22.195 hektar tanah di Kabupaten Sorong Selatan. Harga beli berjumlah AS$ 736.905 ditambah 10% Nilai Aset Bersih PMP pada tanggal 31 Desember 2012 yang disetujui oleh Perusahaan dan ANJA.

360

Page 385: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

j. ANJA memberikan opsi pemilikan saham kepada karyawan yang berhak. Tanggal diberikannya opsi (grant date) adalah 1 Januari 2007 dengan harga pelaksanaan sebesar AS$ 0,4572 per saham, bertambah secara majemuk sebesar 15% setiap tahun pada setiap tanggal ulang tahun pemberian opsi dan berkurang (tetapi tidak di bawah nihil) berdasarkan kondisi tertentu sesuai dengan perjanjian opsi saham. Opsi diberikan dalam 2 tahap: 57,9% menjadi hak pada tanggal 1 Januari 2010 dan 42,1% pada tanggal 1 Januari 2011. Pemegang Opsi melaksanakan opsi dengan memberikan pemberitahuan pelaksanaan opsi yang menyatakan jumlah saham yang telah menjadi haknya dan dapat dilaksanakan (vested) dan memilih sesuai dengan keinginannya sendiri, cara pelaksanaan opsinya dengan membeli saham atau menerima pembayaran secara tunai (atau kombinasi dari pembelian saham dan pembayaran tunai) dari ANJA sebesar jumlah yang dihitung berdasarkan formula yang dinyatakan dalam perjanjian opsi. Beban kompensasi diakui dan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian selama periode jasa diberikan dan disajikan sebagai bagian dari beban umum dan administrasi (Catatan 50).

ANJA, SMM dan ANJAS menyetujui Perubahan Perjanjian Hak Opsi efektif tanggal 1 Januari 2009, sejak tanggal tersebut, masing-masing perusahaan memiliki kewajiban untuk menanggung beban hak opsi masing-masing karyawan.

Tidak ada saldo opsi saham pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, sedangkan saldo opsi pada 31 Desember 2010 berjumlah 2.985.468 opsi. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan, tidak terdapat kesepakatan persetujuan opsi yang berlaku.

k. Pada tanggal 2 Desember 2005, KAL menandatangani Perjanjian Konsultasi Agensi (PKA)

dengan PT Sahabat Bangun Lestari (SBL). Berdasarkan perjanjian ini, SBL setuju untuk membantu KAL untuk mendapatkan sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) untuk tanah milik KAL, dan merelokasi penghuni liar dan penduduk lokal dari tanah tersebut.

PKA telah diubah beberapa kali, terakhir pada 23 Mei 2010 mengenai jumlah saldo biaya yang harus dibayar KAL untuk memperoleh hasil berita acara Komite B dan notifikasi BPHTB sejumlah AS$ 760.570 sehingga total biaya menjadi AS$ 3.528.310.

Pada tanggal 28 September 2012, KAL dan SBL mengakhiri Perjanjian Konsultasi Agensi (PKA) tersebut. Berdasarkan perjanjian pengakhiran, KAL harus membayar SBL sebesar AS$ 1.350.000 untuk biaya jasa profesional; atas mana sejumlah AS$ 1.000.000 telah dibayarkan sebelum akhir tahun dan AS$ 350.000 dilunasi pada Januari 2013. Beban ini dicatat sebagai beban konsultan.

l. Pada bulan Pebruari dan Juni 2010, KAL mengadakan beberapa kontrak dengan PT Mitra Usaha Nusantara untuk pembuatan jalan, pembukaan lahan, dan konstruksi lainnya di perkebunan KAL yang terletak di Ketapang, Kalimantan Barat. Jumlah kontrak diestimasi sebesar Rp 69.990.074 ribu dan dibayarkan secara bulanan sesuai dengan kemajuan penyelesaian pekerjaan. Biaya yang terjadi sehubungan dengan kontrak ini dicatat sebagai bagian dari biaya perolehan tanaman belum menghasilkan. Utang yang timbul dari transaksi tersebut dicatat sebagai utang lain-lain. Kontrak ini berlaku sampai dengan 31 Desember 2011 dan diperpanjang sampai dengan 31 Desember 2012, kemudian sampai 31 Desember 2013.

m. Pada tanggal 10 Agustus 2010, AANE telah menandatangani perjanjian dengan PT Tirtakreasi Amrita untuk pembangunan pabrik biogas di Desa Jangkang - kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung, Bangka Belitung. Jumlah total kontrak sebesar Rp 5.617.800 ribu, dan harus dibayar berdasarkan persentase kemajuan penyelesaian pekerjaan. Masa kontrak adalah 30 minggu sejak tanggal penandatanganan perjanjian. Biaya yang terjadi hingga 2012 dicatat sebagai aset dalam penyelesaian. Perjanjian ini telah diubah pada 18 Juli 2011 untuk memperhitungkan tambahan kontrak sebesar Rp 1.012.100 ribu, sehingga biaya keseluruhan yang harus dibayar oleh AANE berjumlah Rp 6.629.900 ribu. Periode efektif perjanjian ini diperpanjang sampai dengan Desember 2012 termasuk periode pemantauan percobaan operasi. Pada tanggal 1 April 2012, pekerjaan konstruksi telah selesai dan kedua pihak telah menandatangani berita acara serah terima.

361

Page 386: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

n. Perjanjian Pembelian Tenaga Listrik (“PPA”) ditandatangani PLN dan AANE pada tanggal 29 Nopember 2012 dan berlaku 15 tahun sejak ditandatanganinya perjanjian. AANE setuju untuk menjual tenaga listrik yang dihasilkan Pembangkit Listrik kepada PLN dan PLN setuju untuk membeli tenaga listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik yang dibangun AANE dengan kapasitas terpasang sebesar 1200kW di Desa Jangkang, Kecamatan Dendang, Kabupaten Belitung Timur. AANE juga bertanggungjawab dalam pembuatan desain, rancang bangun, penyediaan biaya, pembangunan, pengujian dan komisioning, serta fasilitas interkoneksi dan titik transaksi serta JTM 20 kV sepanjang +- 0,5 km, untuk menghubungkan instalasi pembangkit milik AANE dengan Sistem Tenaga Listrik milik PLN dan mengoperasikan serta melakukan pemeliharaan Pembangkit Listrik sesuai Standar Operasi dan Prosedur (SOP) yang ditentukan dan disepakati oleh kedua pihak.

o. Pada tanggal 19 Nopember 2012, AANE menandatangani perjanjian kontrak dengan Euroasiatic Machinery Pte. Ltd. (EAM) untuk membeli mesin dan peralatan pembangkit tenaga listrik biogas. Jumlah kontrak sebesar EUR 505.000, telah dibayar 30%. Jumlah ini dicatat sebagai uang muka. Sisa pembayaran akan dibayarkan secara bertahap sesuai dengan pengiriman setiap mesin dan peralatan.

p. Pada tanggal 19 Nopember 2012, AANE dan PT Euroasiatic Jaya (EAJ) menandatangani Kontrak Engineering, Procurement and Construction (EPC), untuk membangun fasilitas pembangkit tenaga listrik berbahan biogas milik AANE di Desa Jangkang, Bangka Belitung. Jumlah kontrak sebesar EUR 598.000 telah dibayar 30%. Jumlah ini dicatat sebagai uang muka. Sisa pembayaran kontrak akan dibayarkan secara bertahap sesuai dengan tahap penyelesaian pengerjaan tertentu.

q. Pada tanggal 22 Oktober 2012, ANJAS menandatangani perjanjian layanan jasa dengan

PT Pusat Bumi (PB) dimana ANJAS setuju untuk membayar biaya jasa sebesar Rp 1.850.000.000 untuk membantu proses pengurusan HGU tanah seluas 1.639 hektar di Tapanuli Selatan. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, ANJAS telah membayar PB sebesar Rp 370.000.000, jumlah mana dicatat sebagai aset lain-lain. Sisa pembayaran akan diselesaikan oleh ANJAS kepada PB dengan kondisi sebagai berikut: ANJAS akan membayar PB sebesar Rp 740.000.000 (40% dari nilai kontrak) setelah

tersedianya tanda terima resmi atas kelengkapan dokumen yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional Sumatra Utara.

ANJAS akan membayar PB sebesar Rp 555.000.000 (30% dari nilai kontrak) setelah sertifikat dokumen diserahkan secara resmi oleh Badan Pertanahan Nasional Sumatra Utara kepada Departemen Pertanahan Nasional Pusat.

ANJAS akan membayar PB sebesar Rp 185.000.000 (10% dari nilai kontrak) setelah Surat Keputusan Hak atas Tanah diterbitkan oleh Departemen Pertanahan Nasional Pusat dan telah diterima oleh ANJAS.

r. Pada tanggal 16 Desember 2011, KAL menandatangani perjanjian layanan jasa dengan

PT Pusat Bumi (PB). Berdasarkan perjanjian ini, PB setuju untuk membantu KAL mendapatkan persetujuan Kadastral dalam pengukuran dan pemetaan tanah guna mendapatkan HGU atas tanah KAL. Jumlah perkiraan total kontrak sebesar Rp 5.100.000 ribu, dibayarkan dalam empat tahap berdasarkan kemajuan penyelesaian pekerjaan. Pada tanggal 31 Desember 2011, biaya konsultasi yang dibayarkan oleh KAL kepada PB berjumlah Rp 5.100.000 ribu (setara dengan AS$ 530.421).

s. Pada tanggal 27 Pebruari 2012, KAL menandatangani perjanjian layanan jasa dengan PT Pusat Bumi (PB). Berdasarkan perjanjian ini, PB menyetujui mendampingi KAL untuk memperoleh sertifikat HGU untuk tanah KAL yang akan dimanfaatkan untuk perkebunan inti, dengan luas 10.920 hektar. Perkiraan jumlah kontrak sebesar Rp 5.593.880 ribu akan dibayar dalam empat tahap berdasarkan kemajuan penyelesaian pekerjaan. Pada tanggal 31 Desember 2012, jumlah biaya konsultasi yang telah dibayar KAL ke PB berjumlah Rp 3.915.716 ribu (atau setara dengan AS$ 404.934). Pada tanggal 29 Desember 2012, KAL dan PB setuju untuk memperpanjang kontrak sampai 31 Desember 2013.

362

Page 387: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

363

Page 388: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

58. PERJANJIAN KONSESI JASA

Kontrak Operasi Bersama (KOB) dan Perjanjian Jual Beli Listrik oleh DGI (Catatan 57g) memiliki semua ciri konsesi jasa dan infrastruktur yang timbul dari perjanjian-perjanjian yang dikendalikan oleh pemberi konsesi. Oleh karena itu manajemen berpendapat bahwa perjanjian-perjanjian tersebut merupakan perjanjian konsesi jasa. DGI menerapkan ISAK 16 secara prospektif pada awal periode sajian paling awal karena tidak praktis bagi DGI untuk menerapkan Interpretasi ini secara retrospektif sebagai mana diperbolehkan berdasarkan Interpretasi ini. Penerapan retrospektif tidak praktis karena aktivitas eksplorasi dan konstruksi dari Fasilitas Lapangan dan Fasilitas Pembangkit Listrik untuk Pembangkit Tenaga Listrik Darajat Unit II dilakukan sebelum tahun 2000 sehingga pencatatan mengenai aktivitas konstruksi yang diperlukan untuk melakukan penyesuaian secara retrospektif tidak disimpan atau tersedia untuk memungkinkan estimasi andal atas margin konstruksi. Piutang dari Perjanjian Konsesi Jasa Mutasi nilai tercatat bersih dari Piutang dari Perjanjian Konsesi Jasa adalah sebagai berikut:

2012 2011 *) 2010 *)AS$ AS$ AS$

Saldo awal 6.383.534 6.417.582 6.447.045Pembayaran (39.348) (34.048) (29.463)Saldo akhir 6.344.186 6.383.534 6.417.582

Dikurangi:Bagian yang akan jatuh tempo

dalam waktu satu tahun 39.581 32.789 28.374Bagian tidak lancar 6.304.605 6.350.745 6.389.208

*) Disajikan kembali, lihat Catatan 2 Provisi Perjanjian Konsesi Jasa Provisi Perjanjian Konsesi Jasa merupakan nilai masa kini dari kewajiban kontraktual minimum berkaitan dengan KOB.

364

Page 389: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Mutasi provisi yang diakui dalam laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

2012 2011 *) 2010 *)AS$ AS$ AS$

Saldo awal - 136.344 1.737.522Pembentukan provisi 490.042 883.469 868.761Realisasi selama periode (204.095) (1.079.642) (2.514.063)Kenaikan provisi yang disebabkan oleh

berlalunya waktu 8.296 59.829 44.124Saldo akhir 294.243 - 136.344

Dikurangi:Bagian yang akan jatuh tempo

dalam waktu satu tahun - - 136.344Bagian tidak lancar 294.243 - -

*) Disajikan kembali, lihat Catatan 2 Penghitungan nilai kini provisi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2012 digunakan tingkat diskonto 1,69%. Pendapatan Konsesi Jasa

31 Desember 31 Desember 31 Desember 2012 2011 *) 2010 *)AS$ AS$ AS$

Pendapatan konsesi jasa 5.023.085 5.041.709 4.649.295Pendapatan keuangan dari konsesi jasa 956.107 961.407 965.992Jumlah 5.979.192 6.003.116 5.615.287

*) Disajikan kembali, lihat Catatan 2 Beban Konsesi Jasa Akun ini merupakan beban perawatan dan pengeboran sumur panas bumi untuk menjaga kapasitas produksi sesuai dengan kontrak konsesi jasa sebesar AS$ 2.494.801 tahun 2012, AS$ 2.612.357 tahun 2011 dan AS$ 2.968.007 tahun 2010.

59. INFORMASI SEGMEN

Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini Grup dibagi dalam 4 kelompok segmen berdasarkan jenis produk, yaitu segmen penghasil CPO/PK, sagu, energi dan lainnya. Segmen tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen operasi Grup.

Organisasi Grup tidak dikelompokkan per masing-masing segmen usaha, sehingga informasi segmen yang tersedia pada pendapatan dan aset berhubungan langsung dengan aktivitas utama. Grup tidak memiliki dasar memadai untuk mengalokasikan pendapatan, beban dan aset lainnya ke masing-masing segmen.

365

Page 390: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Berikut ini adalah informasi segmen operasi:

CPO / PK Energi Sagu Lainny a Jumlah Eliminasi KonsolidasiAS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIFPENDAPATAN

Pendapatan segmen:Pendapatan dari penjualan 154.585.695 - - 5.294.880 159.880.575 - 159.880.575 Pendapatan konsesi jasa - 5.979.192 - - 5.979.192 - 5.979.192 Bagian laba entitasasosiasi 3.861.440 - - - 3.861.440 - 3.861.440

Pendapatan div iden 3.966.508 3.529.135 - - 7.495.643 - 7.495.643 Pendapatan bunga 449.990 21.606 57.842 40.906 570.344 - 570.344 Laba (rugi) kurs mata uang asing 495.118 (43.603) 335.822 184.478 971.815 - 971.815

Pendapatan lain-lain 3.236.487 12.009 34.820 17.240 3.300.556 - 3.300.556 Jumlah pendapatan segmen 166.595.238 9.498.339 428.484 5.537.504 182.059.565 - 182.059.565

Pendapatan tidak dapat dialokasikan 45.885.060 (42.880.370) 3.004.690 JUMLAH PENDAPATAN 227.944.625 (42.880.370) 185.064.255

BEBANBeban segmen:

Beban pokok penjualan 81.729.513 - - 4.007.459 85.736.972 - 85.736.972 Beban konsesi jasa - 2.494.800 - - 2.494.800 - 2.494.800 Beban penjualan 2.114.644 - - 134.047 2.248.691 - 2.248.691 Beban kary awan 5.740.782 850.471 2.027.473 722.957 9.341.683 - 9.341.683 Beban umum dan administrasi 7.601.052 373.975 1.721.664 233.418 9.930.109 - 9.930.109 Beban lain-lain 101.911 117.626 5.154 206.894 431.585 - 431.585

Jumlah beban segmen 97.287.902 3.836.872 3.754.291 5.304.775 110.183.840 - 110.183.840

Beban tidak dapat dialokasikan 15.721.403 (103.624) 15.617.779 JUMLAH BEBAN 125.905.243 (103.624) 125.801.619

Laba sebelum pajak 102.039.382 (42.776.746) 59.262.636

Beban pajak:Segmen 17.873.858 1.122.526 (700.595) 45.307 18.341.096 - 18.341.096 Tidak dapat dialokasikan (1.035.541) - (1.035.541)

Jumlah beban pajak 17.305.555 - 17.305.555

Laba periode berjalandari operasi y ang dilanjutkan 84.733.827 (42.776.746) 41.957.081

Operasi y ang dihentikan:Laba bersih tahun berjalan dari

operasi y ang dihentikan 56.703.023 - 56.703.023 Laba bersih tahun berjalan 141.436.850 (42.776.746) 98.660.104

Laba bersihdiatribusikan kepada:Pemilik entitas induk 139.075.882 (42.776.746) 96.299.136 Kepentingan non-pengendali:

Operasi y ang dilanjutkan 738.708 - 738.708 Operasi y ang dihentikan 1.622.260 - 1.622.260

Laba bersih tahun berjalan 141.436.850 (42.776.746) 98.660.104

Laba komprehensif :Operasi y ang dilanjutkan 84.733.827 (42.776.746) 41.957.081 Operasi y ang dihentikan 56.703.023 - 56.703.023 Pendapatan komprehensif lainny a (3.020.766) - (3.020.766)

Jumlah laba komprehensif 138.416.084 (42.776.746) 95.639.338

POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIANASETAset segmen 303.334.517 24.130.073 30.435.763 13.818.533 371.718.886 - 371.718.886 Aset tidak dapat dialokasikan 251.720.533 (224.071.531) 27.649.002

Jumlah aset konsolidasian 399.367.888

LIABILITASLiabilitas segmen 32.916.491 3.731.143 1.082.651 5.853.396 43.583.681 - 43.583.681 Liabilitas tidak dapat dialokasikan 28.115.076 - 28.115.076

Jumlah liabilitas konsolidasian 71.698.757

Pengeluaran modal 31.953.994 455.479 10.615.190 128.320 43.152.983 - 43.152.983Peny usutan dan amortisasi 13.939.541 85 249.663 233.970 14.423.259 - 14.423.259

31 Desember 2012

366

Page 391: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

CPO / PK Energi Sagu Lainnya Jumlah Eliminasi KonsolidasiAS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIFPENDAPATAN

Pendapatan segmen:Pendapatan dari penjualan 154.349.258 - - 3.811.016 158.160.274 - 158.160.274 Pendapatan konsesi jasa - 6.003.116 - - 6.003.116 - 6.003.116 Bagian laba entitasasosiasi 4.620.864 - - - 4.620.864 - 4.620.864

Pendapatan dividen 7.139.714 2.511.831 - - 9.651.545 - 9.651.545 Pendapatan bunga 332.712 13.699 31.528 173.507 551.446 - 551.446 Pendapatan lain-lain 62.173 115 3.827 91.523 157.638 - 157.638

Jumlah pendapatan segmen 166.504.721 8.528.761 35.355 4.076.046 179.144.883 - 179.144.883

Pendapatan tidak dapat dialokasikan 63.156.561 (56.974.547) 6.182.014 JUMLAH PENDAPATAN 242.301.444 (56.974.547) 185.326.897

BEBANBeban segmen:

Beban pokok penjualan 77.761.988 - 50.691 3.076.258 80.888.937 - 80.888.937 Beban konsesi jasa - 2.612.357 - - 2.612.357 2.612.357 Beban penjualan 2.369.190 - - 84.323 2.453.513 - 2.453.513 Beban karyawan 4.639.282 117.936 1.522.097 619.439 6.898.754 - 6.898.754 Beban umum dan administrasi 4.913.350 210.069 895.914 322.822 6.342.155 - 6.342.155 Beban lain-lain 1.081.286 877.503 132.782 70.884 2.162.455 - 2.162.455

Jumlah beban segmen 90.765.096 3.817.865 2.601.484 4.173.726 101.358.171 - 101.358.171

Beban tidak dapat dialokasikan 11.690.462 (62.402) 11.628.060 JUMLAH BEBAN 113.048.633 (62.402) 112.986.231

Laba sebelum pajak 129.252.811 (56.912.145) 72.340.666

Beban pajak:Segmen 18.717.188 1.425.335 (873.040) 943.860 20.213.343 - 20.213.343 Tidak dapat dialokasikan 6.374.327 - 6.374.327

Jumlah beban pajak 26.587.670 - 26.587.670

Laba periode berjalandari operasi yang dilanjutkan 102.665.141 (56.912.145) 45.752.996

Operasi yang dihentikan:Laba bersih tahun berjalan dari

operasi yang dihentikan 10.667.911 (95.794) 10.572.117 Laba bersih tahun berjalan 113.333.052 (57.007.939) 56.325.113

Laba bersihdiatribusikan kepada:Pemilik entitas induk 112.975.986 (57.346.514) 55.629.472 Kepentingan non-pengendali:

Operasi yang dilanjutkan (26.385) 338.575 312.190 Operasi yang dihentikan 383.451 - 383.451

Laba bersih tahun berjalan 113.333.052 (57.007.939) 56.325.113

Laba komprehensif :Operasi yang dilanjutkan 102.665.141 (56.912.145) 45.752.996 Operasi yang dihentikan 10.667.911 (95.794) 10.572.117 Pendapatan komprehensif lainnya (6.253.892) - (6.253.892)

Jumlah laba komprehensif 107.079.160 (57.007.939) 50.071.221

POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIANASETAset segmen 249.051.611 21.559.490 12.499.066 16.706.329 299.816.496 - 299.816.496 Aset tidak dapat dialokasikan 498.736.270 (310.283.296) 188.452.974

Aset dimiliki untuk dijual 426.709.233 (2.267.781) 424.441.452

Jumlah aset konsolidasian 912.710.922

LIABILITASLiabilitas segmen 26.726.542 2.725.903 915.024 3.616.068 33.983.537 - 33.983.537 Liabilitas tidak dapat dialokasikan 20.481.021 4.238.740 24.719.761

Liabilitas terkait langsung denganaset dimiliki untuk dijual 354.828.193 - 354.828.193

Jumlah liabilitas konsolidasian 413.531.491

Pengeluaran modal 20.468.165 1.167.678 3.056.053 188.103 24.879.999 - 24.879.999Penyusutan dan amortisasi 13.890.068 72 94.932 229.401 14.214.473 - 14.214.473Penyisihan penurunan nilai - 1.198.530 - - 1.198.530 - 1.198.530

31 Desember 2011

367

Page 392: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

CPO / PK Energi Sagu Lainnya Jumlah Eliminasi KonsolidasiAS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIFPENDAPATAN

Pendapatan segmen:Pendapatan dari penjualan 115.207.826 - - 5.389.461 120.597.287 - 120.597.287 Pendapatan konsesi jasa - 5.615.287 - - 5.615.287 5.615.287 Bagian laba entitas

asosiasi 3.294.593 - - - 3.294.593 - 3.294.593 Pendapatan dividen 3.807.847 1.328.300 - - 5.136.147 - 5.136.147 Pendapatan bunga 171.769 9.656 4.573 2.933 188.931 - 188.931 Pendapatan lain-lain 571.167 67.131 - 32.611 670.909 506 671.415

Jumlah pendapatan segmen 123.053.202 7.020.374 4.573 5.425.005 135.503.154 506 135.503.660

Pendapatan tidak dapat dialokasikan 44.961.362 (43.779.337) 1.182.025 JUMLAH PENDAPATAN 180.464.516 (43.778.831) 136.685.685

BEBANBeban segmen:

Beban pokok penjualan 57.784.896 - 16.139 4.569.022 62.370.057 - 62.370.057 Beban konsesi jasa - 2.968.007 - - 2.968.007 2.968.007 Beban penjualan 1.292.878 - - 166.440 1.459.318 - 1.459.318 Beban karyawan 4.344.601 68 101.132 498.702 4.944.503 - 4.944.503 Beban umum dan administrasi 3.538.823 130.550 699.762 297.969 4.667.104 (153.750) 4.513.354 Beban lain-lain 1.859.443 45.009 3.679 58.573 1.966.704 (30.828) 1.935.876

Jumlah beban segmen 68.820.641 3.143.634 820.712 5.590.706 78.375.693 (184.578) 78.191.115

Beban tidak dapat dialokasikan 19.173.071 - 19.173.071 JUMLAH BEBAN 97.548.764 (184.578) 97.364.186

Laba sebelum pajak 82.915.752 (43.594.253) 39.321.499

Beban pajak Segmen 13.234.641 945.531 9.773 (22.278) 14.167.667 - 14.167.667 Tidak dapat dialokasikan 625.464 - 625.464

Jumlah beban pajak 14.793.131 - 14.793.131

Laba periode berjalandari operasi yang dilanjutkan 68.122.621 (43.594.253) 24.528.368

Operasi yang dihentikan:Laba bersih tahun berjalan dari

operasi yang dihentikan 8.071.807 - 8.071.807 Laba bersih tahun berjalan 76.194.428 (43.594.253) 32.600.175

Laba bersihdiatribusikan kepada:Pemilik entitas induk 75.040.844 (43.594.253) 31.446.591 Kepentingan non-pengendali:

Operasi yang dilanjutkan (23.231) - (23.231) Operasi yang dihentikan 1.176.815 - 1.176.815

Laba bersih tahun berjalan 76.194.428 (43.594.253) 32.600.175

Laba komprehensif:Operasi yang dilanjutkan 68.122.621 (43.594.253) 24.528.368 Operasi yang dihentikan 8.071.807 - 8.071.807 Pendapatan komprehensif lainnya 11.877.772 - 11.877.772 Jumlah laba komprehensif 88.072.200 (43.594.253) 44.477.947

POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIANASETAset segmen 239.400.584 22.881.657 4.387.733 17.767.659 284.437.633 - 284.437.633 Aset tidak dapat dialokasikan 761.120.146 (310.281.686) 450.838.460

Jumlah aset konsolidasian 735.276.093

LIABILITASLiabilitas segmen 19.970.042 2.857.560 51.208 1.008.710 23.887.520 - 23.887.520 Liabilitas tidak dapat dialokasikan 259.449.948 - 259.449.948

Jumlah liabilitas konsolidasian 283.337.468

Pengeluaran modal 20.225.522 243.385 534.043 31.672.220 52.675.170 - 52.675.170 Penyusutan dan amortisasi 13.223.079 72 29.286 10.576.982 23.829.419 - 23.829.419

31 Desember 2010

368

Page 393: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

60. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 2011 DAN 2010 Grup menyajikan kembali laporan keuangan 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 akibat (1) penerapan ISAK 16, Perjanjian Konsesi Jasa dan PSAK 57 (revisi 2009) Provisi Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi, terkait Kontrak Operasi Bersama (KOB) antara konsorsium Chevron, dimana DGI merupakan salah satu pihak konsorsium, dengan Pertamina, dan (2) adanya perubahan dalam mata uang fungsional pada ATI dan SM berdasarkan ketetapan dalam PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing (catatan 2a). DGI mengakui imbalan terjamin dari KOB sebagai aset keuangan dan mengakui provisi atas kewajiban kontraktual sebagaimana diatur dalam KOB pada laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009. Dengan menggunakan model aset keuangan untuk perjanjian konsesi jasa tersebut, DGI akan membalik nilai tercatat infrastruktur pada tahun paling awal penyajian, semua penyusutan aset tetap, beban pemulihan (overhauls) utama serta biaya pengeboran sumur make up dan sumur injeksi dan pendapatan diterima dari penjualan listrik. Akibatnya, DGI akan mencatat aset keuangan, pembayaran aset keuangan, pendapatan keuangan serta pendapatan operasi dan pemeliharaan. Selanjutnya, provisi atas kewajiban kontraktual juga dicatat, termasuk pajak tangguhan terkait dengan penyesuaian-penyesuaian yang disebutkan di atas. Provisi atas kewajiban kontraktual dicatat secara retrospektif. Penyesuaian atas akun-akun pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 di bawah ini dilakukan untuk memberikan informasi yang lebih akurat atas hasil operasi Grup. Berikut ini ringkasan akun dalam laporan keuangan konsolidasian 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 sebelum dan sesudah penyajian kembali:

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudahdisajikan disajikan disajikan disajikan disajikan disajikan kembali kembali kembali kembali kembali kembali

AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Jumlah aset lancar 647.432.024 647.434.424 316.924.282 316.969.017 280.178.989 280.188.559 Jumlah aset 916.432.455 912.710.922 738.416.165 735.276.093 593.165.489 592.561.753 Jumlah liabilitas jangka pendek 394.682.659 394.685.416 135.095.429 135.238.536 5.063.013 106.431.774 Jumlah liabilitas 414.600.025 413.531.491 284.071.815 283.337.468 170.887.109 171.996.613 Jumlah kepentingan nonpengendali 11.818.306 11.818.308 9.642.788 9.642.790 11.612.926 11.612.926 Jumlah ekuitas 501.832.430 499.179.431 454.344.350 451.938.625 422.278.380 420.565.140 Jumlah liabilitas dan ekuitas 916.432.455 912.710.922 738.416.165 735.276.093 593.165.489 592.561.753

Jumlah pendapatan 185.436.243 185.326.897 136.605.554 136.685.685 - -Jumlah beban 112.420.392 112.986.231 96.698.839 97.364.186 - -Laba sebelum pajak 73.015.851 72.340.666 39.906.715 39.321.499 - -Beban pajak (26.808.306) (26.587.670) (15.009.400) (14.793.131) - -Laba bersih dari operasi yang dihentikan 10.572.117 10.572.117 8.071.807 8.071.807 - -Pendapatan komprehensif lain -

setelah pajak (6.461.167) (6.253.892) 12.201.310 11.877.772 - -Laba bersih diatribusikan kepada :

Pemilik Perusahaan 56.084.021 55.629.472 31.815.538 31.446.591 - -Kepentingan non-pengendali 695.641 695.641 1.153.584 1.153.584 - -

Laba komprehensif diatribusikan kepada :Pemilik Perusahaan 49.643.203 49.395.928 43.858.147 43.165.660 - -Kepentingan non-pengendali 675.292 675.293 1.312.285 1.312.287 - -

31 Desember 2011 31 Desember 2010 1 Januari 2010/31 Desember 2009

369

Page 394: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

61. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN DENOMINASI DALAM MATA UANG SELAIN DOLAR AMERIKA SERIKAT Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009, Grup memiliki aset dan liabilitas yang didenominasi dalam mata uang selain Dolar Amerika Serikat:

Mata uang Ekuivalen Mata uang Ekuivalen Mata uang Ekuivalen Mata uang EkuivalenAS$ AS$ AS$ AS$

AsetKas dan setara kas Rupiah 84.199.831.934 8.707.325 110.812.991.232 12.220.224 353.843.628.174 39.355.314 292.893.161.800 31.158.847

Euro 15.637 20.714 235.491 304.855 215.425 286.462 3.708 5.329Dolar Australia 2.553 2.647 2.479 2.516 2.376 2.416 640.455 574.489 Yuan Cina - - 1.271.902 201.861 - - - -

Rekening bank yang dibatasi penggunaannya Rupiah - - - - 2.639.541.816 293.576 1.662.653.200 176.878

Investasi pada efek yang diperdagangkan padanilai wajar Rupiah 3.413.510 353 3.410.928 376 4.695.604.036 522.256 8.244.688.055 877.094

Piutang sewa pembiayaan Rupiah - - - - 308.079.165.586 34.265.284 221.866.909.277 23.602.863Piutang jasa pembiayaan

lainnya Rupiah - - - - 1.092.435.734.688 121.503.251 632.196.924.800 67.254.992Piutang usaha Rupiah 1.219.088.639 126.069 - - 33.252.586.480 3.698.430 15.381.698.479 1.636.351

Euro 203.929 270.145 - - 48.300 64.226 - -Piutang jasa asuransi Rupiah - - - - 53.647.219.845 5.966.769 79.042.569.384 8.408.784

Dolar Singapura - - - - 256.753 199.343 - -Euro - - - - 29.693 39.485 208 299Yen Jepang - - - - 656.128 8.048 479.748 5.191

Piutang lain-lain Rupiah 12.005.328.787 1.241.502 10.061.631.179 1.109.576 23.872.873.125 2.655.197 13.926.987.600 1.481.594Deposito berjangka Rupiah - - - - 7.228.080.767 803.924 3.500.000.000 372.340Biaya dibayar dimuka -

Pajak Pertambahan Nilai Rupiah 48.285.249.680 4.993.304 32.673.554.628 3.603.171 45.483.266.205 5.058.755 43.782.502.200 4.657.713Klaim atas pengembalian pajak Rupiah 13.824.493.096 1.429.627 14.433.028.000 1.591.644 15.499.468.000 1.723.887 - -Aset lain-lain Rupiah 13.045.483.035 1.336.627 10.400.830.340 1.146.982 12.824.830.456 1.426.408 6.604.534.931 702.610Jumlah 18.128.313 20.181.205 217.873.031 140.915.374

LiabilitasUtang bank jangka pendek Rupiah - - - - 8.150.201.106 906.484 100.000.000.000 10.638.298Utang usaha Rupiah 8.641.867.301 893.678 19.279.168.000 2.126.066 41.758.182.876 4.644.443 19.857.685.014 2.112.520Utang jasa asuransi Rupiah - - - - 87.136.622.295 9.691.538 103.619.893.376 11.023.393

Dolar Singapura - - - - 249.142 193.433 - -Euro - - - - 18.257 24.277 558 802Yen Jepang - - - - 219.643 2.694 - -

Utang pajak Rupiah 256.587.435.260 26.534.378 61.002.494.436 6.727.227 78.816.247.857 8.766.127 56.304.242.200 5.989.813 Utang bank jangka panjang Rupiah 22.637.848.345 2.341.039 20.446.611.909 2.254.809 1.497.427.113.362 166.547.338 807.672.871.771 85.922.646Utang sewa pembiayaan Rupiah - - - - 6.937.736.476 771.631 18.185.030.172 1.934.578Utang lain-lain Rupiah 67.632.267.849 6.994.030 54.409.070.040 6.000.118 75.860.211.525 8.437.350 45.857.985.397 4.878.509

Euro - - - - 4.172 5.548 - -Yen Jepang - - - - 127.880 1.569 - -

Biaya masih harus dibayar Rupiah 21.409.638.047 2.214.027 48.315.757.606 5.328.160 58.817.425.576 6.541.811 43.370.621.786 4.613.896Euro 11.216 14.858 - - - - - -

Liabilitas derivatif - bersih Rupiah - - - - 2.484.610.311 276.344 - -Kompensasi berbasis saham Rupiah - - - - 8.459.002.352 940.830 6.898.401.880 733.873 Obligasi konversi Rupiah - - - - 46.500.000.000 5.171.839 - -

Jumlah 38.992.010 22.436.380 212.923.256 127.848.328

Jumlah aset (liabilitas bersih) (20.863.697) (2.255.175) 4.949.775 13.067.046

2012 2011 2010 31 Desember 20091 Januari 2010/

Pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010 dan 2009, kurs konversi yang digunakan Grup serta kurs yang berlaku pada tanggal 8 Pebruari 2013 sebagai berikut :

1 Januari 2010/

8 Pebruari 2013 2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Mata Uang :1 Rupiah 0,00010 0,00010 0,00011 0,00011 0,000101 Euro 1,34080 1,32470 1,29455 1,32975 1,437201 Dolar Australia 1,02895 1,03675 1,01485 1,01685 0,897001 Yuan Cina 0,15925 0,15899 0,15870 0,15099 0,146451 Dolar Singapura 0,80648 0,81769 0,76911 0,77640 0,712611 Yen Jepang 0,01069 0,01158 0,01288 0,01227 0,01082

370

Page 395: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Sehubungan dengan fluktuasi kurs mata uang Dolar AS terhadap mata uang asing, Grup mencatat keuntungan kurs mata uang asing bersih sebesar AS$ 2.009.636 tahun 2012 dan kerugian kurs mata uang asing bersih sebesar AS$ 315.757 tahun 2011 dan AS$ 218.101 tahun 2010.

62. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN

a. Pada tanggal 7 Januari 2013, Perusahaan menggunakan seluruh fasilitas kredit dari J.P. Morgan International Bank Ltd. sebesar AS$ 35.000.000, yang jatuh tempo pada 7 April 2013.

b. Pada tanggal 2 Januari 2013, ANJA menggunakan seluruh fasilitas kredit dari J.P. Morgan

International Bank Ltd. sebesar AS$ 10.000.000, yang jatuh tempo pada 2 April 2013.

c. Pada tanggal 17 Januari 2013, GMIT melakukan pelunasan atas utang bank dari Credit Suisse Singapore senilai AS$ 1.000.000.

d. Pada tanggal 7 Januari 2013, Perusahaan dan ANJA membeli 15.000.000 saham

atau 100% kepemilikan PT Permata Putera Mandiri dari PT Pusaka Agro Sejahtera dan Xinfeng Plantation Pte. Ltd. dengan jumlah harga AS$ 10.547.477 ditambah komponen harga beli kontinjen yang tidak akan melebihi AS$ 2.089.555.

e. Pada tanggal 7 Januari 2013, Perusahaan dan ANJA membeli 9.000.000 saham atau 100%

kepemilikan PT Manunggal Perkasa dari PT Pusaka Agro Sejahtera dan Xinyou Plantation Pte. Ltd. dengan harga AS$ 7.492.786 ditambah komponen harga beli kontinjen yang tidak akan melebihi AS$ 7.369.050.

f. Berdasarkan akta No. 161 notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., tanggal 17 Januari 2013, para

Pemegang Saham Perusahaan memutuskan hal-hal berikut ini: Menyetujui rencana Perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan mencatatkan

saham-saham Perusahaan tersebut pada bursa efek di Indonesia serta mengubah status Perusahaan dari Perseroan Tertutup menjadi Perseroan Terbuka;

Menyetujui perubahan nama Perusahaan menjadi Perseroan Terbatas PT Austindo

Nusantara Jaya Tbk;

Menyetujui untuk mengeluarkan saham dalam simpanan/portepel Perusahaan dan menawarkan/menjual saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel tersebut melalui penawaran umum kepada masyarakat dalam jumlah sebanyak-banyaknya 1.000.000.000 saham baru dengan nilai nominal masing-masing saham sebesar Rp 100

Menyetujui untuk memberikan program Alokasi Saham kepada Karyawan dengan jumlah

sebanyak-banyaknya 1% dari saham baru yang akan dikeluarkan dari simpanan/portepel kepada masyarakat melalui Penawaran Umum dengan diskon 20% dari harga penawaran umum, namun tidak lebih rendah dari nilai nominal per saham;

Menyetujui untuk mengeluarkan saham baru yang berasal dari simpanan/portepel

Perusahaan dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 1,5% dari jumlah saham ditempatkan dan disetor setelah penawaran umum untuk program Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada manajemen;

Menyetujui untuk mencatatkan seluruh saham Perusahaan, setelah dilaksanakannya

penawaran umum atas saham-saham yang ditawarkan dan dijual kepada masyarakat termasuk saham dalam program Alokasi Saham kepada Karyawan dan program Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada manajemen, dan saham-saham yang dimiliki oleh pemegang saham (selain pemegang saham masyarakat) pada Bursa Efek Indonesia, serta menyetujui untuk mendaftarkan saham-saham Perusahaan dalam Penitipan Kolektif, sesuai dengan Peraturan Kustodian Sentral Efek Indonesia;

371

Page 396: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Menyetujui perubahan susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan, yaitu memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan yang lama, dengan memberikan pembebasan dan pelunasan (acquit et decharge) selama masa jabatannya, dan mengangkat anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan yang baru, dengan masa jabatan yang baru terhitung sejak ditutupnya Rapat ini (kecuali untuk Tn. Achmad Hadi Fauzan mulai 1 Pebruari 2013), sehingga susunan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan menjadi sebagai berikut: Direktur Utama : Tn. Suwito Anggoro Wakil Direktur Utama : Ny. Istini Tatiek Siddharta Direktur : Tn. Sucipto Maridjan Direktur (tidak terafiliasi) : Tn. Achmad Hadi Fauzan Komisaris Utama (Independen) : Tn. Adrianto Machribie Reksohadiprodjo Komisaris (Independen) : Tn. Arifin Mohamed Siregar Komisaris : Tn. George Santosa Tahija Komisaris : Tn. Sjakon George Tahija Komisaris : Tn. Istama Tatang Siddharta Komisaris : Tn. Anastasius Wahyuhadi Komisaris (Independen) : Tn. Josep Kristiadi

Memberikan kuasa kepada Direksi untuk melakukan semua dan setiap tindakan yang

diperlukan sehubungan dengan penawaran umum saham kepada masyarakat termasuk saham dalam program Alokasi Saham kepada Karyawan dan program Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada manajemen.

Memberikan kuasa kepada Direksi dan/atau Dewan Komisaris dan/atau Sekretaris

Perusahaan, untuk menyatakan dalam akta tersendiri yang dibuat dihadapan Notaris, mengenai kepastian jumlah saham yang ditempatkan dan disetor, termasuk menyatakan susunan pemegang saham Perusahaan setelah Penawaran Umum saham kepada masyarakat, termasuk saham dalam program Alokasi Saham kepada Karyawan dan program Pemberian Opsi Pembelian Saham kepada manajemen.

Menyetujui perubahan seluruh anggaran dasar Perusahaan dalam rangka penawaran umum

saham kepada masyarakat, melalui pasar modal sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan yang berlaku di Pasar Modal.

63. INSTRUMEN KEUANGAN, MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN RISIKO MODAL

a. Nilai wajar instrumen keuangan

Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dalam laporan keuangan konsolidasian mendekati nilai wajarnya, karena jatuh tempo dalam jangka pendek atau memiliki tingkat suku bunga pasar. Teknik penilaian dan asumsi yang diterapkan untuk tujuan pengukuran nilai wajar Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan ditentukan sebagai berikut: Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan syarat dan kondisi standar dan

diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan mengacu pada harga pasar.

372

Page 397: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Nilai wajar instrumen derivatif dihitung menggunakan harga pasar. Bila harga tersebut tidak tersedia, analisis arus kas diskonto dilakukan dengan menggunakan kurva hasil yang berlaku untuk derivatif non-opsi, dan model harga opsi untuk derivatif opsi. Kontrak valuta berjangka mata uang asing diukur dengan menggunakan kurs pasar dan kurva hasil suku bunga pasar yang berlaku sesuai dengan jangka waktu kontrak. Swap suku bunga diukur pada nilai kini dari arus kas masa depan yang diestimasi dan didiskontokan berdasarkan kurva hasil dari suku bunga pasar.

Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan lainnya (tidak termasuk yang dijelaskan di

atas) ditentukan sesuai dengan model penentuan harga yang berlaku umum berdasarkan analisa diskonto arus kas berdasarkan harga pasar saat ini.

Pengukuran nilai wajar diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian Tabel berikut ini merupakan analisa dari instrumen keuangan yang diukur setelah pengakuan awal sebesar nilai wajar dan dikelompokkan dari Tingkat 1 sampai dengan Tingkat 3 berdasarkan cara perhitungan nilai wajar. Tingkat 1: pengukuran nilai wajar dilakukan berdasarkan harga yang ditawarkan (tak

disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik pada akhir periode pelaporan.

Tingkat 2: pengukuran nilai wajar dilakukan berdasarkan input selain harga pasar yang

termasuk dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga).

Tingkat 3: pengukuran nilai wajar dilakukan berdasarkan teknik penilaian yang mencakup input

untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi).

Tingkat 1 Tingkat 2 Tingkat 3 Jumlah

AS$ AS$ AS$ AS$Aset keuangan pada nilai wajar

melalui laporan laba rugi (FVTPL) Investasi pada efek yang

diperdagangkan Pasar uang 826.097 - - 826.097 Obligasi 4.020.100 - - 4.020.100 Aset keuangan tersedia untuk dijual

(AFS) Investasi lain-lain 53.836 - 10.022.511 10.076.347 Jumlah 4.900.033 - 10.022.511 14.922.544

Investasi lain-lain diklasifikasikan sebagai investasi tersedia untuk dijual. Kecuali untuk PT Agro Muko dan ARC, Perusahaan menggunakan biaya perolehan dalam mengukur investasi lain-lain, karena investasi tersebut merupakan saham yang tidak terdaftar di bursa dan tidak tersedia pengukuran nilai wajar atas saham tersebut.

b. Manajemen risiko modal

Grup mengelola risiko modal untuk memastikan bahwa Grup akan mampu untuk melanjutkan kelangsungan hidup, selain memaksimalkan keuntungan para pemegang saham melalui optimalisasi saldo utang dan ekuitas.

Manajemen secara berkala mengkaji struktur permodalan Grup. Sebagai bagian dari kajian ini, Direksi mempertimbangkan biaya permodalan dan risiko terkait.

373

Page 398: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Struktur permodalan Grup terdiri dari ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk (terdiri dari modal saham, saldo laba, selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali, selisih nilai akibat perubahan ekuitas entitas anak dan entitas asosiasi, penyesuaian kumulatif selisih kurs penjabaran dan laba belum direalisasi atas investasi tersedia untuk dijual) dan utang. Grup tidak diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan tertentu. Rasio pinjaman terhadap ekuitas pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 sebagai berikut:

1 Januari 2010/31 Desember 31 Desember 31 Desember 31 Desember

2012 2011 2010 2009AS$ AS$ AS$ AS$

UtangUtang bank jangka pendek 1.500.000 - 10.041.028 22.438.298Utang bank yang jatuh tempo dalam

satu tahun 2.341.039 2.254.809 68.673.713 45.615.987Utang bank - setelah dikurangi bagian

yang jatuh tempo dalam satu tahun - - 114.482.826 45.106.659Utang sewa pembiayaan yang jatuh

tempo dalam satu tahun 1.772.756 - 503.003 1.086.492Utang sewa pembiayaan setelah dikurangi

bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 427.244 - 439.520 725.150Obligasi konversi - - 12.494.338 -

Jumlah utang 6.041.039 2.254.809 206.634.428 114.972.586Ekuitas yang diatribusikan kepada

pemilik entitas induk 326.961.971 487.361.123 442.295.835 408.952.214

Rasio pinjaman terhadap ekuitas - bersih 1,85% 0,46% 46,72% 28,11%

Kategori Instrumen Keuangan

1 Januari 2010/31 Desember 31 Desember 31 Desember 31 Desember

2012 2011 2010 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Aset KeuanganKas dan setara kas 76.598.758 90.912.822 132.294.121 119.432.789 Nilai wajar melalui laporan

laba rugi (FVTPL) 4.846.197 110.469.605 57.752.179 45.269.108 Pinjaman dan piutang 12.216.815 9.567.394 200.878.797 129.989.955

Liabilitas keuangan

Nilai wajar melalui laporanlaba rugi (FVTPL) - - 932.567 282.975

Biaya perolehan setelah amortisasi 29.734.782 24.022.841 259.190.946 151.399.556

374

Page 399: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

c. Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan

Tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan Grup adalah untuk memastikan bahwa sumber daya keuangan yang memadai tersedia untuk operasi dan pengembangan usaha, serta untuk mengelola risiko nilai tukar mata uang asing, sensitivitas terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing, risiko tingkat bunga, risiko harga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Grup beroperasi sesuai pedoman yang telah ditentukan dan telah disetujui Direksi. Grup membagi risikonya menjadi kategori: risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Risiko pasar termasuk risiko mata uang asing, risiko tingkat bunga, risiko harga dan risiko kredit. Dalam mengelola risiko, Grup mempertimbangkan skala prioritas risiko berdasarkan kemungkinan terjadinya risiko dan besarnya dampak potensial apabila risiko terjadi. i Risiko nilai tukar mata uang asing

Risiko mata uang asing merupakan risiko fluktuasi nilai wajar dari arus kas masa depan yang berasal dari instrumen keuangan akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Sebagian besar transaksi Grup dilakukan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat, yang merupakan mata uang fungsional dan mata uang pelaporan. Grup memiliki aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing selain Dolar Amerika Serikat (sebagian besar dalam mata uang Rupiah) seperti diungkapkan dalam Catatan 61. Apabila terjadi fluktuasi yang tajam, kinerja operasi mungkin akan terpengaruh. Namun, manajemen mengurangi paparan risiko ini dengan memantau fluktuasi nilai tukar dan tetap menjaga tingkat keseimbangan antara aset dan liabilitas dalam mata uang asing di masa kini dan masa yang akan datang. Grup mengelola paparan terhadap mata uang asing dengan mencocokkan, semaksimal mungkin, penerimaan dan pembayaran dalam masing-masing mata uang individual. Untuk membantu mengelola risiko, Grup juga melakukan kontrak valuta berjangka dalam batasan yang ditetapkan (Catatan 55).

Sensitivitas terhadap fluktuasi mata uang asing Tabel di bawah ini memaparkan rincian sensitivitas Grup untuk setiap 10% kenaikan dan penurunan kurs Dolar Amerika Serikat terhadap mata uang asing yang relevan. Kenaikan dan penurunan sebesar 10% menggambarkan penilaian manajemen terhadap perubahan yang rasional pada nilai tukar setelah mempertimbangkan kondisi ekonomi saat ini. Analisa sensitivitas ini hanya mencakup saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dan menunjukkan perubahan hasil translasi pada akhir periode untuk setiap 10% perubahan dalam nilai tukar mata uang asing.

375

Page 400: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

10% -10% 10% -10%AS$ AS$ AS$ AS$

AsetKas dan setara kas (791.575) 967.481 (2.124) 2.596 Investasi pada efek yang diperdagangkan pada nilai wajar (32) 39 - -Piutang usaha (11.461) 14.008 (24.559) 30.016 Piutang lain-lain (112.864) 137.945 - -Biaya dibayar di muka (453.937) 554.812 - -Klaim atas pengembalian pajak (129.966) 158.847 - -Aset lain-lain (110.202) 162.337 - -Jumlah (1.610.037) 1.995.469 (26.683) 32.612

LiabilitasUtang bank jangka pendek 212.822 (260.115) - -Utang usaha 81.243 (99.298) - -Utang lain-lain 635.821 (777.114) - -Biaya masih harus dibayar 201.275 (246.003) 1.351 (1.651) Jumlah 1.131.161 (1.382.530) 1.351 (1.651)

Jumlah aset (liabilitas) bersih (478.876) 612.939 (25.332) 30.961

AS Dolar/Rupiah Mata uang lain31 Desember 2012

ii Risiko tingkat bunga

Perusahaan menghadapi risiko suku bunga karena kas dan setara kas serta beberapa kewajiban keuangan memiliki tingkat suku bunga mengambang. Profil tingkat bunga Instrumen keuangan Grup yang terpapar terhadap risiko tingkat bunga nilai wajar (instrumen tingkat bunga tetap) dan risiko tingkat bunga arus kas (instrumen tingkat bunga mengambang), serta instrumen keuangan tanpa bunga adalah sebagai berikut:

< 3 bulan 3 - 12 bulan 1 - 5 tahun > 5 tahun JumlahAS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Aset Keuangan:Bunga mengambang

Kas dan setara kas 76.520.856 - - - 76.520.856 Deposito berjangka 1.500.000 - - - 1.500.000 Investasi pada efek yang

diperdagangkan pada nilai wajar 825.744 - - - 825.744

Jumlah 78.846.600 - - - 78.846.600 Bunga tetap

Piutang dari perjanjian konsesi jasa 10.957 28.624 264.541 6.040.064 6.344.186 Investasi pada efek diperdagangkan

pada nilai wajar - - - 4.020.453 4.020.453 Jumlah 10.957 28.624 264.541 10.060.517 10.364.639

Liabilitas keuangan :Bunga mengambang

Provisi perjanjian konsesi jasa - - 294.243 - 294.243 Utang sewa pembiayaan - 1.772.756 427.244 - 2.200.000 Jumlah - 1.772.756 721.487 - 2.494.243

Bunga tetapUtang bank jangka pendek 1.500.000 - - - 1.500.000 Utang bank yang jatuh tempo

dalam satu tahun 2.341.039 - - - 2.341.039 Jumlah 3.841.039 - - - 3.841.039

31 Desember 2012Jatuh tempo

376

Page 401: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Analisa sensitivitas arus kas untuk instrumen keuangan dengan tingkat bunga mengambang Analisa sensitivitas berikut telah ditentukan berdasarkan paparan Grup terhadap tingkat bunga untuk saldo instrumen keuangan pada tanggal pelaporan. Analisa ini dipersiapkan dengan mengasumsikan jumlah saldo pada akhir periode pelaporan dari instrumen keuangan merupakan saldo sepanjang tahun, dengan mempertimbangkan pergerakan nilai pokok aktual sepanjang tahun. Analisa sensitivitas ini menggunakan asumsi kenaikan dan penurunan sebesar 50 basis poin pada tingkat bunga yang relevan dan variabel lain dianggap konstan. Kenaikan dan penurunan sebesar 50 basis poin merupakan penilaian manajemen atas perubahan yang rasional terhadap tingkat bunga setelah mempertimbangkan kondisi ekonomi saat ini.

+ 50 Basis Point - 50 Basis Point

Aset KeuanganKas dan setara kas 382.604 (382.604) Deposito Berjangka 7.500 (7.500) Investasi pada efek yang diperdagangkan pada nilai wajar 4.130 (4.130)

Liabilitas KeuanganProvisi perjanjian konsesi jasa (1.471) 1.471 Utang sewa pembiayaan (11.000) 11.000

Jumlah 381.763 (381.763)

31 Desember 2012

iii Risiko Harga

Perusahaan dan entitas anak terpapar risiko harga yang berasal dari investasi pada efek yang diperdagangkan yang diklasifikasikan sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi. Investasi pada efek yang diperdagangkan digunakan untuk tujuan dimiliki untuk dijual. Untuk mengelola risiko harga yang timbul dari investasi pada efek yang diperdagangkan, Perusahaan mendiversifikasi portofolio tersebut. Diversifikasi portofolio dilakukan dalam batasan yang telah ditetapkan Dewan Direksi. Investasi Perusahaan pada efek yang diperdagangkan (terdiri dari dana pasar uang dan obligasi tercatat di bursa) dijelaskan dalam Catatan 8. Grup juga terpapar risiko harga yang timbul dari investasi lain-lain yang yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Investasi ekuitas diadakan untuk untuk tujuan strategis daripada untuk tujuan dijual. Grup tidak aktif menjual investasi tersebut (Catatan 19). Grup menghadapi risiko harga karena CPO dan PK merupakan produk komoditas yang diperdagangkan di pasar dunia. Harga CPO dan PK secara umum diukur berdasarkan indeks internasional, yang cenderung sangat siklis dan memiliki fluktuasi yang signifikan. Sebagai produk komoditas global, harga CPO dan PK pada prinsipnya bergantung pada penawaran dan permintaan dinamis CPO dan PK di pasar ekpor dunia. Grup tidak melakukan perjanjian penepatan harga CPO dan PK untuk melindungi paparan fluktuasi harga CPO dan PK, tetapi mungkin perjanjian penetapan harga tersebut akan dilakukan pada masa mendatang. Untuk meminimalkan risiko, harga CPO dan PK bisa dinegosiasikan ke pelanggan untuk mendapatkan harga yang menguntungkan. ANJA dan entitas anak menutup beberapa transaksi derivatif untuk tujuan perlindungan ekonomis terhadap risiko harga komoditas.

iv Risiko kredit

Risiko kredit merupakan risiko kegagalan rekanan dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya yang mengakibatkan kerugian bagi Grup.

377

Page 402: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

Risiko kredit Grup terutama terdapat dalam rekening kas dan setara kas. Grup menempatkan saldo bank pada institusi keuangan yang layak serta terpercaya. Paparan kredit Grup dan rekanan dipantau terus-menerus dan keseluruhan nilai transaksi tersebar di antara rekanan yang disetujui. Paparan kredit dikendalikan dengan menerapkan batas maksimum saldo pada rekanan yang ditinjau dan disetujui oleh komite manajemen risiko setiap tahunnya. Nilai tercatat atas aset keuangan dikurangi dengan penyisihan kerugian yang tercatat di dalam laporan keuangan menjelaskan tingkat paparan Grup terhadap risiko kredit.

v Risiko likuiditas Grup mengelola risiko likuiditas dengan menjaga kecukupan dana untuk membiayai modal kerja secara berkelanjutan dengan cara memantau secara terus menerus perkiraan arus kas dan arus kas aktual dan mencocokkan profil jatuh tempo aset dan liabilitas. Tabel berikut ini memberikan rincian masa jatuh tempo kontraktual untuk liabilitas keuangan Grup dengan jangka waktu pembayaran yang telah disepakati pada periode 31 Desember 2012. Tabel tersebut telah disusun berdasarkan arus kas liabilitas keuangan yang tidak didiskontokan pada tanggal paling awal saat Grup diwajibkan untuk membayar.

Kurang dari Lebih dari1 tahun 1 - 5 tahun 5 tahun Jumlah

AS$ AS$ AS$ AS$

Aset Keuangan:Kas dan setara kas 76.598.758 - - 76.598.758 Deposito berjangka 1.500.000 - - 1.500.000 Investasi pada efek yang

diperdagangkan pada nilai wajar 4.846.197 - - 4.846.197 Piutang dari perjanjian konsesi jasa 39.581 264.541 6.040.064 6.344.186 Piutang usaha 1.433.658 - - 1.433.658 Piutang lain-lain 2.251.012 - - 2.251.012 Aset lain-lain - 775.042 - 775.042 Jumlah Aset Keuangan 86.669.206 1.039.583 6.040.064 93.748.853

Liabilitas Keuangan:Utang bank jangka pendek 1.500.000 - - 1.500.000 Utang usaha 4.579.888 - - 4.579.888 Provisi perjanjian konsesi jasa - 294.243 - 294.243 Utang sewa pembiayaan 1.772.756 427.244 - 2.200.000 Utang lain-lain 9.645.513 1.006.781 - 10.652.294 Biaya masih harus dibayar 8.167.318 - - 8.167.318 Utang bank yang jatuh tempo

dalam satu tahun 2.341.039 - - 2.341.039 Jumlah Liabilitas Keuangan 28.006.514 1.728.268 - 29.734.782

Jumlah Aset (Liabilitas) Bersih 58.662.692 (688.685) 6.040.064 64.014.071

64. INFORMASI TAMBAHAN

Informasi keuangan Entitas Induk tersendiri menyajikan laporan posisi keuangan, laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan dimana penyertaan saham pada entitas anak dan asosiasi dicatat dengan menggunakan metode biaya sehubungan dengan penerapan PSAK 4 (revisi 2009).

378

Page 403: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 DAN UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT – Lanjutan

65. PENGUNGKAPAN TAMBAHAN ATAS AKTIVITAS INVESTASI DAN PENDANAAN NON KAS

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Aktivitas pendanaan dan investasi:Penambahan aset tetap melalui:

Sewa pembiayaan dan utang bank 2.200.000 451.631 181.957 Uang muka pembelian aset tetap 1.906.556 88.917 2.387.142 Utang lain-lain 464.925 522.388 1.138.193 Reklasifikasi biaya ditangguhkan ke tanah 442.346 - -Utang usaha - 2.230.674 2.613.117

Reklasifikasi aset tetap ke persediaan - 55.598 15.889 Reklasifikasi aset tetap ke aset lain-lain - 296.080 -Reklasifikasi biaya provisi yang belum diamortisasi

ke biaya dibayar dimuka - 10.421 -Penambahan tanaman menghasilkan melalui

biaya masih harus dibayar - 310.179 -

66. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sehubungan dengan rencana Perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana, Perusahaan telah menerbitkan kembali laporan keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2012, 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009 untuk disesuaikan dengan peraturan pasar modal yang berlaku. Perubahan tersebut adalah penambahan informasi dan perubahan penyajian pada Laporan Arus Kas Konsolidasian dan Catatan 1b, 3f, 11, 16, 21, 22, 29, 32, 33, 38, 51 dan 56.

67. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian dari halaman 3 sampai 123 merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direktur untuk diterbitkan pada tanggal 26 Maret 2013.

*********

379

Page 404: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYAINFORMASI TAMBAHANDAFTAR I - LAPORAN POSISI KEUANGANENTITAS INDUK TERSENDIRI31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009

1 Januari 2010/Catatan 2012 2011 2010 31 Desember 2009

AS$ AS$ AS$ AS$

ASET

ASET LANCARKas dan setara kas 1 2.818.752 51.851.894 42.941.006 19.765.553Deposito Berjangka 2 1.500.000 - - 10.000.000Investasi pada efek yang diperdagangkan 3 4.846.197 110.469.605 55.948.733 4.852.735Piutang lain-lain - bersih 69.860 197.555 236.304 54.643Biaya dibayar di muka dan uang muka 1.085.401 139.638 102.145 94.122Aset dimiliki untuk dijual 8 - 51.122.051 - -Jumlah Aset Lancar 10.320.210 213.780.743 99.228.188 34.767.053

ASET TIDAK LANCARInvestasi pada entitas anak 4 208.104.049 156.989.369 208.111.420 215.626.869Investasi pada entitas asosiasi 5 2.959.700 2.959.700 2.959.700 2.959.700Investasi lain-lain 6 24.220.336 24.634.996 30.760.839 18.630.201Properti investasi - 6.897.944 6.897.944 6.897.944Aset pajak tangguhan 18 30.662 1.414.692 360.061 1.308.541Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

sebesar AS$ 255.282 pada 31 Desember 2012, AS$ 2.077.939 pada 31 Desember 2011,

AS$ 1.923.457 pada 31 Desember 2010, dan AS$ 1.797.820 pada 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 7 150.112 880.706 930.123 1.076.922

Uang muka investasi jangka panjang - - - 3.179.650Aset lain-lain 211.761 276.023 766.225 275.049Jumlah Aset Tidak Lancar 235.676.620 194.053.430 250.786.312 249.954.876

JUMLAH ASET 245.996.830 407.834.173 350.014.500 284.721.929

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEKUtang usaha 9 2.611.030 2.611.030 2.781.419 2.719.630Uang muka atas penjualan investasi entitas anak 8 - 11.007.155 - -Utang pajak 10 21.193.188 600.386 3.273.407 1.867.375Biaya masih harus dibayar 11 163.618 2.458.299 1.249.879 92.968Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 23.967.836 16.676.870 7.304.705 4.679.973

LIABILITAS JANGKA PANJANGKewajiban imbalan pasca kerja 12 122.647 1.903.151 1.220.680 694.163Provisi program insentif kenaikan nilai - 1.900.000 4.111.564 4.540.000Utang lain-lain jangka panjang 1.006.781 - - -Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 1.129.428 3.803.151 5.332.244 5.234.163

JUMLAH LIABILITAS 25.097.264 20.480.021 12.636.949 9.914.136

EKUITASModal saham - nilai nominal Rp 100 per saham

pada 31 Desember 2012 dan Rp 1.000 per sahampada 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009Modal dasar - 12.000.000.000 saham pada 31 Desember 2012,

50.000.000 saham pada 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/31 Desember 2009

Modal ditempatkan dan disetor - 3.000.000.000 sahampada 31 Desember 2012, 31.239.063 saham pada 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 43.158.940 15.084.048 15.084.048 15.084.048

Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 13,20 3.833.188 - - -Pendapatan komprehensif lain 4.153.760 3.782.297 8.894.300 1.297.649Saldo laba

Ditentukan penggunaannya 675.566 675.566 675.566 675.566Tidak ditentukan penggunaannya 169.078.112 367.812.241 312.723.637 257.750.530

Jumlah Ekuitas 220.899.566 387.354.152 337.377.551 274.807.793

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 245.996.830 407.834.173 350.014.500 284.721.929

380

Page 405: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYAINFORMASI TAMBAHANDAFTAR II - LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIFENTITAS INDUK TERSENDIRIUNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011 DAN 2010

Catatan 2012 2011 2010 AS$ AS$ AS$

OPERASI YANG DILANJUTKAN

PENDAPATANPendapatan dividen 14 43.395.186 67.886.277 64.045.836 Pendapatan bunga 15 985.449 553.732 349.036 Keuntungan atas pelepasan efek yang diperdagangkan

dan investasi lain-lain - 5.000.000 210.522 Pendapatan sewa 100.286 107.896 84.595 Pendapatan atas jasa manajemen 48.000 62.402 60.751 Laba kurs mata uang asing 37.359 85.330 -Pendapatan lain-lain 25.756 209.581 79.165 Jumlah Pendapatan 44.592.036 73.905.218 64.829.905

BEBANBeban karyawan 16 11.987.410 6.525.700 11.581.156 Beban umum dan administrasi 17 4.395.745 3.254.196 4.892.841 Provisi program insentif kenaikan nilai - 1.955.897 2.571.564 Rugi belum direalisasi atas investasi efek

yang diperdagangkan - 60.765 48.265 Amortisasi goodwill - - 140.221 Rugi kurs mata uang asing - - 7.054 Jumlah Beban 16.383.155 11.796.558 19.241.101

LABA SEBELUM PAJAK 28.208.881 62.108.660 45.588.804

MANFAAT (BEBAN) PAJAK 18 1.250.708 (2.020.056) (625.464)

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN DARIOPERASI YANG DILANJUTKAN 29.459.589 60.088.604 44.963.340

OPERASI YANG DIHENTIKAN

Laba bersih dari operasi yang dihentikan 19 64.869.565 - 20.759.767

LABA BERSIH TAHUN BERJALAN 94.329.154 60.088.604 65.723.107PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN DARI:Perubahan nilai wajar investasi tersedia

untuk dijual 371.463 (6.358.253) 8.842.901Kerugian aktuarial program imbalan pasti (84.377) - -Manfaat (beban) pajak tangguhan 21.094 1.246.250 (1.246.250)Jumlah pendapatan komprehensif lain-setelah pajak 308.180 (5.112.003) 7.596.651 LABA KOMPREHENSIF 94.637.334 54.976.601 73.319.758

381

Page 406: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYAINFORMASI TAMBAHANDAFTAR III - LAPORAN PERUBAHAN EKUITASENTITAS INDUK TERSENDIRIUNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, DAN 2010

Selisihnilai transaksi Selisih nilai akibat Selisih kurs Saldo Labarestrukturisasi perubahan ekuitas entitas anak Revaluasi investasi efek penjabaran laporan Ditentukan Tidak ditentukan

Catatan Modal saham entitas sepengendali dan entitas asosiasi tersedia untuk dijual keuangan penggunaannya penggunaannya Jumlah ekuitasAS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Saldo per 1 Januari 2010 sebelum perubahanstandar akuntansi keuangan 15.084.048 - 31.346.208 - (6.259.518) 675.566 369.819.150 410.665.454

Pengaruh penerapan:PSAK 15 (revisi 2009) - - (268.823) - - - 268.823 -PSAK 4 (revisi 2010) - - (31.077.385) - 7.557.167 - (112.337.443) (135.857.661)

Saldo per 1 Januari 2010, disajikan kembali 15.084.048 - - - 1.297.649 675.566 257.750.530 274.807.793Laba bersih tahun berakhir 31 Desember 2010:

Operasi yang dilanjutkan - - - - - - 44.963.340 44.963.340Operasi yang dihentikan 19 - - - - - - 20.759.767 20.759.767

Pendapatan Komprehensif Lain dari:Perubahan nilai wajar investasi tersedia

untuk dijual, bersih setelah pajak - - - 7.596.651 - - - 7.596.651Jumlah laba komprehensif - - - 7.596.651 - - 65.723.107 73.319.758 Dividen - - - - - - (10.750.000) (10.750.000)Saldo per 31 Desember 2010 15.084.048 - - 7.596.651 1.297.649 675.566 312.723.637 337.377.551Laba bersih tahun berakhir 31 Desember 2011:

Operasi yang dilanjutkan - - - - - - 60.088.604 60.088.604Pendapatan Komprehensif Lain dari:

Perubahan nilai wajar investasi tersediauntuk dijual, bersih setelah pajak - - - (5.112.003) - - - (5.112.003)

Jumlah laba komprehensif - - - (5.112.003) - - 60.088.604 54.976.601Dividen - - - - - - (5.000.000) (5.000.000) Saldo per 31 Desember 2011 15.084.048 - - 2.484.648 1.297.649 675.566 367.812.241 387.354.152Modal disetor 28.074.892 - - - - - - 28.074.892Laba bersih tahun berakhir 31 Desember 2012:

Operasi yang dilanjutkan - - - - - - 29.459.589 29.459.589 Operasi yang dihentikan 19 - - - - - - 64.869.565 64.869.565

Selisih nilai transaksi restrukturisasientitas sepengendali - 3.833.188 - - - - - 3.833.188

Pendapatan Komprehensif Lain dari:Perubahan nilai wajar investasi tersedia

untuk dijual, bersih setelah pajak - - - 371.463 - - - 371.463Kerugian aktuarial - program imbalan pasti - - - - - - (84.377) (84.377)Manfaat pajak tangguhan - - - - - - 21.094 21.094

Jumlah laba komprehensif 43.158.940 3.833.188 - 2.856.111 1.297.649 675.566 462.078.112 513.899.566Dividen - - - - - - (293.000.000) (293.000.000) Saldo per 31 Desember 2012 43.158.940 3.833.188 - 2.856.111 1.297.649 675.566 169.078.112 220.899.566

Pendapatan komprehensif lain

- 126 -

382

Page 407: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYAINFORMASI TAMBAHANDAFTAR IV - LAPORAN ARUS KASENTITAS INDUK TERSENDIRIUNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 31 DESEMBER 2011 AND 2010

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIPenerimaan kas dari pelanggan 111.115 357.313 224.511Pembayaran kepada pemasok dan karyawan (3.567.155) (12.189.778) (9.847.266)Pembayaran untuk aktivitas operasi lain-lain (8.441.426) (2.072.185) (6.871.442)Pembayaran beban pajak (1.355.842) (1.728.130) (891.159)Pembayaran imbalan pasca kerja (10.333.311) - (100.008)Penerimaan bunga 1.122.041 518.479 355.633Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasi (22.464.578) (15.114.301) (17.129.731)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASIPenarikan (penempatan) efek yang diperdagangkan 105.625.310 (54.577.784) (51.296.703)Penerimaan dividen 43.395.186 67.886.277 84.692.364Penurunan (kenaikan) deposito berjangka (1.500.000) - 10.000.000Perolehan aset tetap (30.034) (142.344) (30.361)Hasil penjualan aset tetap 2.990.123 13.295 1.499Penerimaan uang muka atas penjualan investasi - 11.007.155 -Penyetoran modal dan uang muka investasi atau pendirian

entitas baru (51.469.235) (247.411) (34.361.597)Hasil penjualan investasi entitas anak, entitas asosiasi dan investasi

lain-lain 132.372.218 5.000.000 18.594.595Penerimaan bersih dari penjualan properti investasi 6.930.536 - -Penerimaan kembali uang muka investasi - - 1.133.257Penerimaan dari likuidasi - 86.001 22.322.130Penerimaan dari penjualan aset lain-lain 42.440 - -Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Investasi 238.356.544 29.025.189 51.055.184

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAANPenerimaan dari tambahan modal saham 28.074.892 - -Pembayaran dividen (293.000.000) (5.000.000) (10.750.000)Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pembiayaan (264.925.108) (5.000.000) (10.750.000)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (49.033.142) 8.910.888 23.175.453

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 51.851.894 42.941.006 19.765.553

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 2.818.752 51.851.894 42.941.006

383

Page 408: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 1. KAS DAN SETARA KAS

1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Kas 30.930 31.656 31.756 31.255Bank 440.127 132.932 425.271 211.027Setara kas - Deposito berjangka

Dolar Amerika Serikat 1.111.914 51.378.528 40.170.554 18.948.782Rupiah 1.235.781 308.778 2.313.425 -Dolar Australia - - - 574.489

Jumlah 2.818.752 51.851.894 42.941.006 19.765.553

Tingkat bunga per tahun atas deposito berjangkaRupiah 3,25% - 6,25% 4,60% - 7,00% 6,30% - 7,00% 6,00% - 8,50%Dolar Amerika Serikat 0,02% - 3,00% 0,10% - 2,75% 0,10% - 2,25% 0,10% - 6,00%Dolar Australia - - - 2,41% - 3,71%

2. DEPOSITO BERJANGKA

Akun ini merupakan deposito berjangka yang digunakan sebagai jaminan atas utang bank GMIT (entitas anak) dari Credit Suisse pada akhir tahun 2012 dan jaminan atas utang bank ANJR (entitas anak) dari J.P. Morgan International Bank Ltd. dan utang bank GMIT dari Credit Suisse pada akhir tahun 2009.

3. INVESTASI PADA EFEK YANG DIPERDAGANGKAN

Harga perolehan Rugi belumsetelah amortisasi direalisasi Nilai wajar

AS$ AS$ AS$

Dana pasar uang 826.097 - 826.097Obligasi 4.088.113 (68.013) 4.020.100Jumlah 4.914.210 (68.013) 4.846.197

2012

Harga perolehan Rugi belumsetelah amortisasi direalisasi Nilai wajar

AS$ AS$ AS$

Dana pasar uang 105.524.707 - 105.524.707Obligasi 5.068.658 (123.760) 4.944.898Jumlah 110.593.365 (123.760) 110.469.605

2011

384

Page 409: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

Harga perolehan Rugi belumsetelah amortisasi direalisasi Nilai wajar

AS$ AS$ AS$

Dana pasar uang 54.948.920 - 54.948.920Obligasi 1.065.225 (65.412) 999.813Jumlah 56.014.145 (65.412) 55.948.733

2010

Harga perolehan Rugi belumsetelah amortisasi direalisasi Nilai Wajar

AS$ AS$ AS$

Dana pasar uang 2.850.557 - 2.850.557Obligasi 2.036.875 (34.697) 2.002.178Jumlah 4.887.432 (34.697) 4.852.735

1 Januari 2010/31 Desember 2009

4. INVESTASI PADA ENTITAS ANAK

Akun ini merupakan investasi jangka panjang Perusahaan atas saham dengan kepemilikan lebih dari 50%, yang dinyatakan menggunakan metode biaya.

Persentase Harga Persentase Harga Persentase Harga Persentase Hargakepemilikan perolehan kepemilikan perolehan kepemilikan perolehan kepemilikan perolehan

% AS$ % AS$ % AS$ % AS$

PT Austindo Nusantara Jaya Agri 99,99 142.104.336 99,51 139.594.596 99,84 139.594.596 99,91 139.594.596PT Prima Mitra Nusatama (dalam

likuidasi) 99,99 12.203.552 64,91 5.547.168 64,91 5.547.168 64,48 3.308.096PT Darajat Geothermal Indonesia 99,99 6.505.263 99,99 6.505.263 99,99 6.505.263 99,99 6.505.263PT Gading Mas Indonesian

Tobacco Incorporated 99,99 6.213.731 66,81 3.230.656 66,81 3.230.656 66,81 3.230.656PT Aceh Timur Indonesia 99,99 1.284.181 99,99 1.284.181 99,99 1.284.181 99,99 1.284.181PT Surya Makmur 99,99 827.505 99,99 827.505 99,99 827.505 99,99 827.505PT ANJ Agri Papua 99,50 35.190.053 - - - - - -PT Austindo Aufwind New Energy 98,99 3.775.428 - - - - - -PT Austindo Nusantara

Jaya Healthcare - - - - 99,99 19.969.522 99,99 15.112.905PT Austindo Nusantara Jaya Rent - - - - 99,99 31.152.529 99,99 10.941.464Eastern Island Base Pte. Ltd - - - - - - 100,00 21.498.506PT Austindo Nusantara Jaya Finance - - - - - - 81,60 12.289.654PT Torah Antareja Mining - - - - - - 99,99 1.034.043Jumlah 208.104.049 156.989.369 208.111.420 215.626.869

2010201120121 Januari 2010/

31 Desember 2009

385

Page 410: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

PT Austindo Nusantara Jaya Agri (ANJA)

Berdasarkan Akta No. 101 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 30 April 2010, pemegang saham ANJA menyetujui kenaikan modal disetor dari Rp 251.540.286.500 menjadi Rp 251.712.301.900 melalui penerbitan 1.720.154 saham baru kepada Direksi dan manajemen ANJA, sehubungan dengan pelaksanaan program opsi saham yang diberikan kepada manajemen. Kepemilikan Perusahaan pada ANJA turun menjadi 99,84%. Berdasarkan Akta no. 29 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 8 Juli 2011, pemegang saham ANJA menyetujui penyetoran modal setara dengan 5.900.000 saham baru dari salah satu Direksi ANJA. Pemegang saham juga menyetujui penempatan 2.505.905 saham baru oleh Direksi dan manajemen ANJA sehubungan dengan pelaksanaan program opsi saham yang diberikan kepada manajemen. Modal disetor ANJA meningkat dari Rp 251.712.301.900 menjadi Rp 252.552.892.400. Kepemilikan Perusahaan pada ANJA turun menjadi 99,51%. Berdasarkan Akta No. 16 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 6 Maret 2012, pemegang saham ANJA menyetujui penjualan 1.399.521 saham milik salah satu pemegang saham minoritas kepada Perusahaan yang menyebabkan kepemilikan Perusahaan pada ANJA naik menjadi 99,56%. Berdasarkan Akta No. 45 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 12 Oktober 2012, pemegang saham ANJA menyetujui penjualan 90.729 saham milik salah satu pemegang saham minoritas kepada Perusahaan yang menyebabkan kepemilikan Perusahaan pada ANJA naik menjadi 99,57%. Berdasarkan Akta No. 84 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 22 Nopember 2012, pemegang saham ANJA menyetujui penjualan 10.834.584 saham minoritas kepada Perusahaan yang menyebabkan kepemilikan Perusahaan pada ANJA naik menjadi 99,99%. PT Prima Mitra Nusatama (PMN)

Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham PMN tanggal 18 Maret 2010 dan Akta No. 18 Notaris Mala Mukti S.H., tanggal 7 April 2010, pemegang saham PMN menyetujui peningkatan modal PMN dengan menempatkan 19.047.620 saham pada harga Rp 1.575 per saham, di mana 12.562.134 saham di antaranya ditempatkan oleh Perusahaan, sehingga kepemilikan Perusahaan di PMN meningkat dari 64,48% menjadi 64,91%. Berdasarkan Akta No. 53, 54, 75 dan 24 notaris Mala Mukti, S.H., masing-masing tanggal 16 Agustus 2012, 16 Agustus 2012, 30 Agustus 2012 dan 7 September 2012, Adrian Park Ltd., investor Investment Asia Ltd., Hamon Private Equity Ltd. dan Lattice Ltd., masing-masing sebagai pemilik 19.514.286 saham, 1.915.587 saham, 718.061 saham dan 677.166 saham atau 30%, 2,95%, 1,11% dan 1,04% kepemilikan PMN menyetujui penjualan, pengalihan dan penyerahan seluruh saham yang dimilikinya kepada Perusahaan. Berdasarkan Akta No. 128 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 27 September 2012, Perusahaan menjual 1 saham PMN kepada Tn. George Santosa Tahija. Sebagai akibat dari seluruh transaksi pembelian dan penjualan saham PMN di atas, Perusahaan memiliki 65.047.619 saham atau 99,99% kepemilikan PMN. Berdasarkan Akta No. 73 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 21 Nopember 2012, pemegang saham menyetujui pembubaran PMN yang berlaku efektif sejak 13 Nopember 2012 dan mengangkat likuidator untuk melakukan likuidasi.

386

Page 411: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

PT Gading Mas Indonesian Tobacco (GMIT) Berdasarkan Akta no. 39 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 12 September 2012, Southseas Resources Ltd. sebagai pemilik 57.140 saham atau 33,19% kepemilikan GMIT melakukan penjualan, pengalihan dan penyerahan 57.139 saham miliknya kepada Perusahaan dan 1 saham kepada Tn. Koh Bing Hock. Sebagai akibat transaksi tersebut, Perusahaan memiliki 172.139 saham atau 99,99% kepemilikan langsung atas GMIT. PT ANJ Agri Papua (ANJAP) Berdasarkan Akta No. 45 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 15 Agustus 2012, pemegang saham menyetujui penjualan, pengalihan dan penyerahan 162.360 saham atau 99% kepemilikan ANJAP yang dimiliki oleh ANJA kepada Perusahaan dengan harga AS$ 17.971.496. Berdasarkan Akta No. 129 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 27 September 2012, Perusahaan dan SMM selaku pemegang saham ANJAP menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 164.000.000.000 menjadi Rp 246.000.000.000 dengan penempatan 82.000 saham baru, yang seluruhnya ditempatkan dan disetor oleh Perusahaan. Kepemilikan langsung Perusahaan di ANJAP meningkat dari 99% menjadi 99,33%. Berdasarkan Akta No. 2 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 4 Desember 2012, pemegang saham ANJAP menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 246.000.000.000 menjadi Rp 329.000.000.000 dengan penempatan 83.000 saham baru yang seluruhnya ditempatkan dan disetor oleh Perusahaan. Kepemilikan langsung Perusahaan di ANJAP meningkat dari 99,33% menjadi 99,50%. PT Austindo Aufwind New Energy (AANE) Berdasarkan Akta No. 135 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 19 Juli 2012, ANJA dan Aufwind Schmack Asia Holding GmbH (ASA) menyetujui penjualan 2.130 saham atau 90,64% kepemilikan AANE dari ANJA kepada Perusahaan dan 176 saham atau 7,49% kepemilikan AANE dari ASA kepada Perusahaan, sehingga Perusahaan memiliki 2.306 saham atau 98,13% kepemilikan di AANE. Berdasarkan Akta No. 16 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 5 Nopember 2012, Perusahaan dan ASA menyetujui peningkatan modal dasar dari AS$ 2.350.000 menjadi AS$ 10.000.000 dan peningkatan modal disetor dari AS$ 2.350.000 menjadi AS$ 4.350.000 dengan penempatan 2.000 saham baru, yang seluruhnya ditempatkan dan disetor oleh Perusahaan, sehingga kepemilikan Perusahaan di AANE meningkat dari 98,13% menjadi 98,99%. Eastern Island Base Pte. Ltd (EIB)

Pada tanggal 22 Pebruari 2010, EIB mengumumkan dan membagikan dividen berupa 2.680.554 saham ARC Exploration Ltd., dengan nilai AS$ 111.913 kepada Perusahaan. Pada tanggal 19 Maret 2010, EIB menjual 1 saham PT Gading Mas Indonesian Tobacco kepada Perusahaan dengan harga AS$ 75. Pengembalian modal terkait dengan likuidasi EIB yang diterima Perusahaan masing-masing berjumlah AS$ 22.000.000 pada tanggal 16 Juni 2010, AS$ 276.000 pada tanggal 28 September 2010 dan AS$ 46.106 pada tanggal 24 Nopember 2010.

Pada tanggal 3 Desember 2010, EIB telah dilikuidasi.

387

Page 412: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

PT Austindo Nusantara Jaya Healthcare (ANJHC)

Berdasarkan Rapat Tahunan Pemegang Saham ANJHC, seperti dinyatakan dalam Akta No. 63 Notaris Mala Mukti S.H., tanggal 25 Juni 2010, pemegang saham menyetujui kenaikan modal ditempatkan dari Rp 120.837.500.000 menjadi Rp 165.837.500.000, yang seluruhnya disetor Perusahaan. Pada 2011, investasi di ANJHC direklasifikasikan ke “Aset dimiliki untuk dijual” (Catatan 8). Berdasarkan Akta No.33 notaris Mala Mukti S.H., tanggal 7 Mei 2012, Perusahaan melakukan penjualan, pengalihan dan penyerahan 165.837.499 saham atau 99,99% kepemilikan ANJHC kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang (entitas sepengendali) (Catatan 13). Setelah transaksi tersebut, Perusahaan tidak lagi memiliki ANJHC dan PT Optik Klinik Mata Nusantara, baik secara langsung ataupun tidak langsung. PT Austindo Nusantara Jaya Rent (ANJR)

Berdasarkan Akta No. 07 notaris Mala Mukti S.H., tanggal 4 Juni 2010 pemegang saham ANJR menyetujui kenaikan modal dasar dari Rp 155.000.000.000 (155.000 saham) menjadi Rp 560.000.000.000 (560.000 saham) dan kenaikan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 100.750.000.000 (100.750 saham) menjadi Rp 141.212.000.000 (141.212 saham) dengan penempatan 40.462 saham (Rp 404.620.000.000), yang seluruhnya disetor oleh Perusahaan. Berdasarkan Akta No. 65 notaris Mala Mukti S.H., tanggal 26 Juni 2010 pemegang saham ANJR menyetujui kenaikan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 141.212.000.000 (141.212 saham) menjadi Rp 243.820.000.000 (243.820 saham) dengan penempatan 102.608 saham pada harga Rp 1.158.398 per saham, dimana seluruhnya disetor oleh Perusahaan. Berdasarkan Akta No. 16 notaris Mala Mukti S.H., tanggal 5 Nopember 2010, pemegang saham ANJR menyetujui kenaikan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 243.820.000.000 (243.820 saham) menjadi Rp 270.000.000.000 (270.000 saham) dengan penempatan 26.180 saham baru yang seluruhnya disetor oleh Perusahaan.

Pada 2011, Investasi di ANJR direklasifikasikan ke “Aset dimiliki untuk dijual” (Catatan 8). Berdasarkan Akta No. 16 notaris Fathiah Helmi, S.H., tanggal 17 Januari 2012, Perusahaan menjual 2.699.990.000 saham atau 99,99% kepemilikan ANJR kepada PT Mitra Pinasthika Mustika (Catatan 19).

Setelah transaksi tersebut, Perusahaan tidak lagi memiliki ANJR, ANJF, ANJ Auto dan Balai Lelang Asta Nara Jaya, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

PT Austindo Nusantara Jaya Finance (ANJF) Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham ANJF seperti yang dinyatakan dalam Akta No. 90 notaris Mala Mukti S.H., tanggal 27 April 2010, pemegang saham ANJF menyetujui pemindahan hak atas 25.053 saham ANJF dari Investor (Guernsey) II, Ltd. dan Hamon Private Equity Ltd. kepada Perusahaan, sehingga jumlah saham yang dimiliki Perusahaan menjadi 136.615 saham dan kepemilikan Perusahaan pada ANJF meningkat dari 81,60% menjadi 99,92%.

388

Page 413: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham ANJF seperti yang dinyatakan dalam Akta No. 29 Notaris Mala Mukti S.H., tanggal 18 Mei 2010, pemegang saham ANJF menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp 170.000.000.000 menjadi Rp 800.000.000.000 dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp 136.723.000.000 menjadi Rp 200.083.000.000 dengan menempatkan 63.360 saham baru dengan harga Rp 1.199.495 per saham kepada ANJR. Perusahaan tidak berpartisipasi dalam peningkatan modal ini, sehingga menyebabkan dilusi kepemilikan langsung Perusahaan dari 99,92% menjadi 68,28%. Berdasarkan Akta No. 22 notaris Mala Mukti, SH., tanggal 11 Juni 2010, Perusahaan menjual 136.615 saham ANJF kepada ANJR pada nilai buku yang juga merupakan nilai pasar, atau setara dengan Rp 172.000.006.340. Sebagai akibatnya, Perusahaan tidak lagi memiliki ANJF secara langsung.

5. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI Akun ini merupakan investasi jangka panjang Perusahaan atas saham PT Pangkatan Indonesia, dimana Perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap investee, yang dinyatakan menggunakan metode biaya.

6. INVESTASI LAIN-LAIN Akun ini merupakan investasi jangka panjang Perusahaan atas saham dengan kepemilikan dibawah 20%.

PenyesuaianHarga nilai wajar dan

perolehan penyisihan Nilai wajar AS$ AS$ AS$

PT Puncakjaya Power 10.271.880 - 10.271.880PT Agro Muko 7.108.324 2.914.187 10.022.511ARC Exploration Ltd. (ARC) 2.911.153 (2.857.317) 53.836Investasi Kontrak Karya 2.611.030 - 2.611.030PT Moon Lion Industries Indonesia 1.026.225 (600.000) 426.225PT Sembada Sennah Maju (SSM) 222.411 - 222.411Paramount Life & General Holdings

Corporation, Phillipines 220.388 - 220.388PT Galempa Sejahtera Bersama (GSB) 242.055 - 242.055PT Chevron Geothermal Suoh Sekincau (CGS) 150.000 - 150.000Lain-lain 41.964 (41.964) -

Bersih 24.805.430 (585.094) 24.220.336

2012

389

Page 414: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

PenyesuaianHarga nilai wajar dan

perolehan penyisihan Nilai wajar AS$ AS$ AS$

PT Puncakjaya Power 10.271.880 - 10.271.880PT Agro Muko 7.108.324 2.467.502 9.575.826ARC Exploration Ltd. (ARC) 2.911.153 (2.782.095) 129.058Investasi Kontrak Karya 2.611.030 - 2.611.030PT Bina Kosala Metropolitan (BKM) 2.280.678 (1.140.000) 1.140.678PT Moon Lion Industries Indonesia 1.026.225 (600.000) 426.225PT Sembada Sennah Maju (SSM) 222.411 - 222.411Paramount Life & General Holdings

Corporation, Phillipines 220.388 - 220.388PT Chevron Geothermal Suoh Sekincau (CGS) 37.500 - 37.500Lain-lain 41.964 (41.964) -

Bersih 26.731.553 (2.096.557) 24.634.996

2011

PenyesuaianHarga nilai wajar dan

perolehan penyisihan Nilai wajar AS$ AS$ AS$

PT Puncakjaya Power 10.271.880 - 10.271.880PT Agro Muko 7.108.324 3.646.843 10.755.167ARC Exploration Ltd. (ARC) 2.911.153 (2.588.182) 322.971Investasi Kontrak Karya 2.611.030 - 2.611.030PT Bina Kosala Metropolitan (BKM) 2.280.678 (1.140.000) 1.140.678PT Moon Lion Industries Indonesia 1.026.225 (600.000) 426.225Paramount Life & General Holdings Corporation, Phillipines 220.388 - 220.388PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) 15.000 4.985.000 5.000.000PT Chevron Geothermal Suoh Sekincau (CGS) 12.500 - 12.500Lain-lain 41.964 (41.964) -

Bersih 26.499.142 4.261.697 30.760.839

2010

390

Page 415: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

PenyesuianHarga nilai wajar dan

Perolehan penyisihan Nilai wajarAS$ AS$ AS$

PT Puncakjaya Power 10.271.880 - 10.271.880PT Agro Muko 3.960.000 - 3.960.000ARC Exploration Ltd. (ARC) 2.799.240 (2.799.240) -Investasi Kontrak Karya 2.611.030 - 2.611.030PT Bina Kosala Metropolitan (BKM) 2.280.678 (1.140.000) 1.140.678PT Moon Lion Industries Indonesia 1.026.225 (600.000) 426.225Paramount Life & General Holdings

Corporation, Phillipines 220.388 - 220.388Lain-lain 41.964 (41.964) -

Bersih 23.211.405 (4.581.204) 18.630.201

1 Januari 2010/31 Desember 2009

Investasi lain-lain diklasifikasikan sebagai investasi tersedia untuk dijual. Kecuali untuk PT Agro Muko, ARC dan TTN, Perusahaan menggunakan biaya perolehan dalam mengukur investasi lain-lain, karena investasi tersebut merupakan saham yang tidak terdaftar di bursa dan tidak tersedia pengukuran nilai wajar atas saham tersebut. PT Agro Muko Pada tanggal 17 Maret 2010, Perusahaan melakukan perjanjian jual beli dengan Deutche Investitions-Und Entwicklungsgesellchaft, MBH (DEG) dan International Finance Corporation (IFC), dimana DEG dan IFC menyetujui penjualan dan pengalihan atas masing – masing 349.053 saham PT Agro Muko kepada Perusahaan dengan nilai AS$ 4,51 per saham. Kepemilikan Perusahaan pada PT Agro Muko meningkat dari 13,58% menjadi 15,87%. Pada tahun 2012, 2011 dan 2010, kenaikan (penurunan) nilai wajar PT Agro Muko sebesar masing-masing AS$ 446.685, (AS$ 1.179.341), AS$ 3.646.843 diakui Perusahaan melalui pendapatan komprehensif lainnya sebagai laba belum direalisasi atas investasi tersedia untuk dijual. Pendapatan dividen yang diterima Perusahaan mengakibatkan penurunan nilai wajar. ARC Exploration Ltd. (ARC) Pada bulan Pebruari 2010, EIB mengalihkan 2.680.566 saham ARC, senilai AS$ 111.913, sebagai dividen saham kepada Perusahaan. Pada tahun 2012, 2011 dan 2010, berdasarkan harga pasar, kenaikan (penurunan) nilai wajar ARC masing-masing sebesar (AS$ 75.222), AS$ 129.059 dan AS$ 322.971 diakui Perusahaan dalam pendapatan komprehensif lainnya sebagai rugi belum direalisasi atas investasi tersedia untuk dijual.

391

Page 416: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

Investasi pada Kontrak Karya Pada tahun 2000, Kontrak Karya PT Newcrest Sumbawa Jaya, PT Newcrest Sumatera Minerals, PT Tamrau Jaya Mining, dan PT Mineralindo Mas Tapaktuan telah dihentikan dan/atau dalam proses penghentian. Investasi pada PT Newcrest Nusa Sulawesi (yang namanya telah diubah menjadi PT Gorontalo Sejahtera Mining) ditukar dengan hak royalti dari perusahaan yang sama. Investasi perusahaan dalam investee ini dibiayai dengan utang kepada pihak lain. Pembayaran utang ini tergantung kepada (kontinjen) ada tidaknya penerimaan pendapatan dividen dari perusahaan investee terkait. Berdasarkan persyaratan dalam perjanjian joint venture, tidak terdapat pembayaran dari utang terkait dengan investasi tersebut, jika Kontrak Karya terkait dihentikan sebelum penerimaan dividen. Oleh karena persyaratan ini, meskipun investasi-investasi ini dan utang-utang yang terkait tidak dapat direalisasikan, manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai atas investasi terkait tidak diperlukan. PT Bina Kosala Metropolitan (BKM) Berdasarkan Akta No. 13 notaris Tina Chandra Gerung, S.H., tanggal 30 April 2008, Perusahaan melakukan pembelian kembali 27.750 saham (18,14% kepemilikan) atas PT Bina Kosala Metropolitan sebagai konsekuensi pembatalan perjanjian pengikatan jual beli strata title MMC Tower yang gagal diserahkan secara tepat waktu oleh PT Assa Development. Perusahaan menilai bahwa penyisihan sebesar AS$ 1,14 juta pada 31 Desember 2011 dan 2010 memadai untuk menutup kemungkinan penurunan nilai atas nilai investasi. Berdasarkan Akta No. 145 tanggal 23 Juli 2012 notaris Mala Mukti, S.H., Perusahaan menjual dan mengalihkan seluruh sahamnya sebanyak 27.750 saham kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang (entitas sepengendali) dengan harga jual sebesar Rp 24.975.000.000 atau setara dengan AS$ 2,6 juta. Penjualan ini termasuk dalam transaksi restrukturisasi entitas sepengendali (Catatan 13). Setelah transaksi ini, Perusahaan tidak lagi memiliki BKM.

PT Sembada Sennah Maju (SSM) Pada tanggal 8 Agustus 2011, Perusahaan melakukan perjanjian jual beli dengan salah satu pemegang saham SSM, di mana Perusahaan membeli 28 saham SSM untuk 1% kepemilikan dengan nilai AS$ 222.411.

PT Tambang Tondano Nusajaya (TTN) Sebelumnya, Perusahaan telah menyisihkan penurunan nilai seluruhnya terhadap investasi di TTN. Pada tahun 2010, Perusahaan memiliki rencana untuk menjual investasi tersebut kepada pihak ketiga, dan menghitung nilai wajarnya berdasarkan metode diskonto arus kas, yang telah disetujui oleh Perusahaan dan pihak pembeli. Peningkatan nilai wajar senilai AS$ 4.985.000 diakui dalam pendapatan komprehensif lain sebagai laba belum direalisasi atas investasi tersedia untuk dijual pada tahun 2010. Berdasarkan Akta No.14 dan 15 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 11 Januari 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian jual beli untuk menjual sebesar 5 dan 10 saham TTN ke PT Archi Indonesia dan Archipelago Resources Pte. Ltd., senilai AS$ 1.666.667 dan AS$ 3.333.333.

392

Page 417: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

PT Galempa Sejahtera Bersama (GSB) Berdasarkan Akta No. 25 notaris Mala Mukti, S.H., tanggal 4 Mei 2012, Perusahaan mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Tn. Syamsi dan Tn. Muksin, dimana Tn. Syamsi dan Tn. Muksin setuju untuk menjual dan mengalihkan sahamnya sebesar masing-masing 100.000 dan 20.000 saham di GSB, dimana 114.000 saham atau 95% kepemilikan dijual kepada PT Austindo Nusantara Jaya Agri dan sebesar 6.000 saham atau 5% kepemilikan dijual kepada Perusahaan. PT Chevron Geothermal Suoh Sekincau (CGS)

Berdasarkan Akta No. 21 notaris Buchari Hanafi, S.H., tanggal 27 April 2010, Perusahaan menyetujui untuk menempatkan dan menyetor 125 saham di CGS dengan nilai nominal senilai AS$ 100 per saham untuk 5% kepemilikan. Berdasarkan Akta No. 43 notaris Buchari Hanafi, S.H., tanggal 28 Januari 2011, Perusahaan menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor sebesar 250 saham baru CGS, sehingga meningkatkan investasi Perusahaan pada CGS menjadi AS$ 37.500. Berdasarkan Akta No. 52 notaris Buchari Hanafi, S.H., tanggal 20 Juli 2012, Perusahaan menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor sebanyak 1.125 saham, sehingga meningkatkan investasi Perusahaan pada CGS menjadi AS$ 150.000.

7. ASET TETAP

1 Januari 31 Desember2012 Penambahan Pengurangan 2012AS$ AS$ AS$ AS$

Biaya perolehan:Bangunan 2.150.119 - 1.957.324 192.795Komputer dan peralatan komunikasi 433.232 30.034 269.016 194.250Peralatan dan perabot kantor 344.440 - 326.540 17.900Kendaraan bermotor 30.854 - 30.405 449Jumlah 2.958.645 30.034 2.583.285 405.394

Akumulasi penyusutan:Bangunan 1.430.580 104.576 1.439.360 95.796Komputer dan peralatan komunikasi 304.318 62.163 225.344 141.137Peralatan dan perabot kantor 312.187 15.654 309.941 17.900Kendaraan bermotor 30.854 - 30.405 449Jumlah 2.077.939 182.393 2.005.050 255.282

Jumlah nilai buku 880.706 150.112

393

Page 418: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

1 Januari 31 Desember2011 Penambahan Pengurangan 2011AS$ AS$ AS$ AS$

Biaya perolehan:Bangunan 2.113.093 37.026 - 2.150.119Komputer dan peralatan komunikasi 342.621 90.611 - 433.232Peralatan dan perabot kantor 329.544 14.896 - 344.440Kendaraan bermotor 68.322 - 37.468 30.854Jumlah 2.853.580 142.533 37.468 2.958.645

Akumulasi penyusutan:Bangunan 1.318.967 111.613 - 1.430.580Komputer dan peralatan komunikasi 247.897 56.421 - 304.318Peralatan dan perabot kantor 288.271 23.916 - 312.187Kendaraan bermotor 68.322 - 37.468 30.854Jumlah 1.923.457 191.950 37.468 2.077.939

Jumlah nilai buku 930.123 880.706

1 Januari 31 Desember2010 Penambahan Pengurangan 2010AS$ AS$ AS$ AS$

Biaya perolehan:Bangunan 2.113.093 - - 2.113.093Komputer dan peralatan komunikasi 346.678 23.266 27.323 342.621Peralatan dan perabot kantor 345.137 11.601 27.194 329.544Kendaraan bermotor 69.834 - 1.512 68.322Jumlah 2.874.742 34.867 56.029 2.853.580

Akumulasi penyusutan:Bangunan 1.209.667 109.300 - 1.318.967Komputer dan peralatan komunikasi 223.988 51.233 27.324 247.897Peralatan dan perabot kantor 295.988 19.478 27.195 288.271Kendaraan bermotor 68.177 1.372 1.227 68.322Jumlah 1.797.820 181.383 55.746 1.923.457

Jumlah nilai buku 1.076.922 930.123

Biaya penyusutan yang dibebankan pada operasi pada tanggal 31 Desember 2012, 2011 dan 2010 berjumlah AS$ 182.393, AS$ 191.950 dan AS$ 181.383 (Catatan 17).

Aset tetap diasuransikan atas kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Indrapura sebesar AS$ 11.264 dan Rp 1,7 milyar pada tahun 2012, AS$ 424.033 dan Rp 1,7 milyar pada tahun 2011 dan AS$ 415.568 dan Rp 4,6 milyar pada tahun 2010.

394

Page 419: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

8. ASET DIMILIKI UNTUK DIJUAL Akun ini merupakan investasi jangka panjang Perusahaan pada PT Austindo Nusantara Jaya Rent (ANJR) dan PT Austindo Nusantara Jaya Healthcare (ANJHC) yang pada tahun 2011 direncanakan untuk dijual. Penjualan investasi pada ANJR ini telah dilakukan tanggal 17 Januari 2012 (Catatan 19), sedangkan penjualan investasi pada ANJHC dilakukan tanggal 7 Mei 2012 (Catatan 13). Nilai yang diakui merupakan nilai tercatat masing-masing investasi (berdasarkan metode biaya), dengan rincian sebagai berikut:

1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

PT Austindo Nusantara Jaya Rent - 31.152.529 - -PT Austindo Nusantara Jaya Healthcare - 19.969.522 - -Jumlah - 51.122.051 - -

9. UTANG USAHA

Akun ini merupakan utang kepada pihak lain untuk berbagai investasi.

10. UTANG PAJAK

1 Januari 2010/

2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Pajak kini (Catatan 18) 17.795.426 183.911 83.604 51.529 Pajak penghasilan

Pasal 21 3.072.763 415.456 3.186.771 212.217 Pasal 23/26 7.251 1.019 1.824 1.599.362 Pasal 4 ayat 2 317.748 - 1.208 2.909 Pasal 25 - - - 1.358

Jumlah 21.193.188 600.386 3.273.407 1.867.375

11. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR

1 Januari 2010/

2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Karyaw an - 1.855.616 1.093.000 21.978Lain-lain 163.618 602.683 156.879 70.990 Jumlah 163.618 2.458.299 1.249.879 92.968

12. KEWAJIBAN IMBALAN PASCA KERJA Perusahaan menyediakan imbalan pasca kerja untuk karyawan yang berhak sehubungan dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Jumlah karyawan yang berhak atas imbalan pasca kerja tersebut adalah 12 karyawan pada tahun 2012, 31 karyawan pada tahun 2011 dan 38 karyawan pada tahun 2010.

395

Page 420: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

Beban imbalan pasca kerja yang diakui pada laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Biaya jasa kini 312.529 168.489 117.567Biaya bunga 125.108 145.794 108.223Biaya jasa lalu 2.927 3.280 2.230Laba dari terminasi (2.157.592) - -Kelebihan pembayaran imbalan 10.178.035 - -Liabilitas jasa lalu kepada karyawan baru

yang berasal dari kontrak atau transfer - 397.186 360.838Jumlah 8.461.007 714.749 588.858

Kewajiban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan posisi keuangan sebagai berikut:

1 Januari 2010/2012 2011 2010 31 Desember 2009AS$ AS$ AS$ AS$

Nilai kini kew ajiban 122.647 2.153.939 1.407.975 716.818Keuntungan (kerugian) aktuarial - (250.788) (187.295) (22.655)Kew ajiban bersih 122.647 1.903.151 1.220.680 694.163

Mutasi liabilitas bersih yang diakui dalam laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Saldo awal tahun 1.903.151 1.220.680 694.163Pembayaran manfaat (155.276) - (100.008)Beban tahun berjalan 8.461.007 714.749 588.858Rugi aktuarial diakui sebagai pendapatan

komprehensif lainnya 84.380 - - Kelebihan pembayaran periode berjalan (10.178.035) - - Tunjangan cuti 2.188 - - Penyesuaian selisih kurs penjabaran 5.232 (32.278) 37.667Saldo akhir tahun 122.647 1.903.151 1.220.680

Penyesuaian yang terjadi pada masa lalu adalah sebagai berikut:

2012 2011 2010 2009 2008AS$ AS$ AS$ AS$ AS$

Nilai kini kew ajiban 122.647 2.153.939 1.407.975 716.818 550.655Penyesuaian pengalaman kew ajiban

program (165.767) 70.421 163.826 - - Perhitungan imbalan pasca kerja dihitung oleh PT Dayamandiri Dharmakonsilindo, aktuaris independen. Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial adalah sebagai berikut ini:

396

Page 421: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

2012 2011 2010

Tingkat kematian CSO – 1980 CSO – 1980 CSO – 1980Umur pensiun normal 55 tahun 55 tahun 55 tahunTingkat kenaikan gaji per tahun 8% 8% 9%Tingkat diskonto per tahun 5,65% 6,30% 8,25%

13. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI

Akun ini merupakan selisih antara harga pengalihan dan nilai buku dalam transaksi entitas sepengendali. Pihak-pihak sepengendali yang melakukan transaksi dapat dijelaskan sebagai berikut: PT Memimpin Dengan Nurani dan PT Austindo Kencana Jaya adalah pemegang saham

Perusahaan. Tn. George Santosa Tahija adalah pemegang saham PT Memimpin Dengan Nurani dan juga

pemegang saham Perusahaan. Tn. Sjakon George Tahija merupakan pemegang saham PT Austindo Kencana Jaya dan juga

pemegang saham Perusahaan. Pemegang saham PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang adalah PT Austindo

Kencana Jaya. Rincian saldo selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali adalah sebagai berikut:

31 Desember2012AS$

Penjualan investasi pada saham ANJHC (entitas anak) 30.478 Penjualan investasi pada saham BKM (investasi lain-lain) 1.490.208 Penjualan properti investasi 32.592 Penjualan aset tetap 2.392.599Penjualan aset lain-lain (112.689) Jumlah 3.833.188

Penjualan investasi pada saham ANJHC

Pada tanggal 7 Mei 2012, Perusahaan melakukan pengalihan 165.837.499 atau 99,99% kepemilikan saham ANJHC kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang (entitas sepengendali) dengan nilai AS$ 20.000.000. Selisih antara harga pengalihan dan nilai buku sebesar AS$ 30.478 dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Penjualan investasi pada saham BKM Pada tanggal 23 Juli 2012, Perusahaan melakukan pengalihan 27.750 saham BKM kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang dengan nilai AS$ 2.630.886. Selisih antara harga pengalihan dan nilai buku sebesar AS$ 1.490.208 dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali.

397

Page 422: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

Penjualan properti investasi Pada tanggal 14 Agustus 2012, Perusahaan melakukan penjualan investasi tanah dan bangunan kepada PT Memimpin Dengan Nurani dan PT Austindo Kencana Jaya, dengan nilai bersih AS$ 2.606.165. Selisih antara harga penjualan bersih dan nilai buku sebesar AS$ 994.316 dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Pada tanggal 5 September 2012, Perusahaan melakukan penjualan investasi tanah kepada PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang dengan nilai bersih AS$ 4.324.371. Selisih antara harga penjualan bersih dan nilai buku sebesar (AS$ 961.724) dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Penjualan aset tetap Pada tanggal 6 Desember 2012, Perusahaan menjual bangunan, peralatan kantor, dan perabot kantor ke PT Memimpin Dengan Nurani dan PT Austindo Kencana Jaya dengan jumlah harga penjualan bersih AS$ 2.970.834. Selisih antara harga jual dengan nilai buku sebesar AS$ 2.392.599 dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali. Penjualan aset lain-lain Pada tanggal 29 Juni 2012, Perusahaan menjual aset lain-lain kepada Tn. Sjakon George Tahija dengan nilai bersih sebesar AS$ 42.440. Selisih antara harga penjualan dan nilai buku sebesar (AS$ 112.689) dicatat sebagai selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali.

14. PENDAPATAN DIVIDEN

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Investasi pada entitas anakPT Austindo Nusantara Jaya Agri 23.999.050 54.912.185 54.951.063PT Prima Mitra Nusatama 9.472.372 - -PT Darajat Geothermal Indonesia 1.999.960 1.999.960 3.499.942

Investasi pada entitas asosiasi - 1.000.000 -Investasi lain-lain 7.807.786 9.953.382 5.560.465Dana pasar uang 116.018 20.750 34.366Jumlah 43.395.186 67.886.277 64.045.836

15. PENDAPATAN BUNGA

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Deposito berjangka dan rekening bank 826.077 497.926 344.091Lain-lain 159.372 55.806 4.945Jumlah 985.449 553.732 349.036

398

Page 423: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

16. BEBAN KARYAWAN

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Bonus dan imbalan kerja jangka panjang 8.816.814 3.677.178 6.546.002Gaji 2.283.814 1.769.753 1.618.998Tunjangan pajak 632.383 817.452 2.633.590Asuransi 116.887 95.183 66.202Kesejahteraan karyawan 20.339 46.275 33.340Lain-lain 117.173 119.859 683.024Jumlah 11.987.410 6.525.700 11.581.156

17. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Sumbangan 1.538.826 1.238.387 1.673.777Jasa profesional 1.740.295 1.067.862 549.983Penyusutan (Catatan 7) 182.393 191.950 181.383Perbaikan dan pemeliharaan 101.932 120.106 123.067Perjalanan dinas 350.129 99.570 1.873.173Pelatihan, seminar dan rapat 39.487 87.027 32.859Lain-lain 442.683 449.294 458.599Jumlah 4.395.745 3.254.196 4.892.841

18. PAJAK PENGHASILAN

Beban pajak Perusahaan terdiri atas:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Beban (manfaat) pajak dari operasiyang dilanjutkan:Pajak kini (2.655.832) 1.828.437 923.234Pajak tangguhan 1.405.124 191.619 (297.770)

Jumlah (manfaat) beban pajak dari operasiyang dilanjutkan (1.250.708) 2.020.056 625.464

Beban (manfaat) pajak dari operasiyang dihentikan :Pajak kini 21.623.189 - -

Jumlah beban pajak dari operasiyang dihentikan 21.623.189 - -

399

Page 424: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dan laba kena pajak adalah sebagai berikut:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Laba sebelum pajak dari operasi yang dilanjutkan menurut laporan laba rugi komprehensif 28.208.881 62.108.660 45.588.804

Perbedaan temporer:Bonus (1.280.155) 1.052.477 1.093.000 Imbalan pasca kerja (termasuk pengaruh

selisih perubahan kurs) (3.879.060) 714.749 526.517 Penyisihan atas program insentif

kenaikan nilai - (2.211.564) (428.436)

Biaya yang tidak dapat dikurangkan untuk pajak(penghasilan tidak kena pajak):Beban karyawan 769.608 1.732.319 7.803.596 Sumbangan 1.330.209 1.238.387 1.673.777 Rugi (laba) efek yang diperdagangkan

dan investasi lain-lain (1.052) 60.765 68.396 Laba penjualan aset tetap (2.577) (4.638) (1.922) Rugi penjualan investasi 380.686 - -Pendapatan bunga (611.868) (406.791) (172.022) Pendapatan dividen (35.471.382) (56.912.145) (52.551.005) Amortisasi goodwill - - 140.221 Lain-lain (66.618) (58.471) (47.990)

Jumlah (33.672.994) (54.350.574) (43.086.949)

Penghasilan kena pajak dari operasi yangdilanjutkan (10.623.328) 7.313.748 3.692.936

Laba sebelum pajak dari operasi yangdihentikan (Catatan 19): 86.492.754 - 20.759.767

Penghasilan tidak kena pajak:Dividen dari entitas anak - - (20.759.767)

Penghasilan kena pajak dari operasiyang dihentikan 86.492.754 - -

Jumlah penghasilan kena pajak 75.869.426 7.313.748 3.692.936

400

Page 425: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

Perhitungan beban dan utang pajak kini adalah sebagai berikut:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Beban pajak kini 18.967.357 1.828.437 923.234Dikurangi pajak dibayar di muka

Pasal 23 dan 25 1.171.931 1.644.526 839.630Utang pajak kini (Catatan 10) 17.795.426 183.911 83.604

Pajak Tangguhan Pada tahun 2012, 2011 dan 2010, Perusahaan memiliki perbedaan temporer yang berasal dari investasi tersedia untuk dijual, penyisihan atas program insentif kenaikan nilai, akrual bonus dan kewajiban imbalan pasca kerja. Perusahaan hanya mengakui aset pajak tangguhan atas hal mana manajemen percaya bahwa aset tersebut dapat dimanfaatkan pada masa depan untuk dikompensasikan dengan laba kena pajak masa depan. Rincian aset pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut:

Dikreditkan kependapatan

Dibebankan ke komprehensif 1 Januari 2012 laporan laba rugi lainnya 31 Desember 2012

AS$ AS$ AS$ AS$

Kewajiban imbalan pasca kerja 475.788 (466.220) 21.094 30.662 Penyisihan atas program

insentif kenaikan nilai 475.000 (475.000) - - Bonus 463.904 (463.904) - - Jumlah 1.414.692 (1.405.124) 21.094 30.662

Dikreditkan keDikreditkan pendapatan

(dibebankan) ke komprehensif 1 Januari 2011 laporan laba rugi lainnya 31 Desember 2011

AS$ AS$ AS$ AS$

Kewajiban imbalan pascakerja 305.170 170.618 - 475.788 Penyisihan atas program

insentif kenaikan nilai 1.027.891 (552.891) - 475.000 Bonus 273.250 190.654 - 463.904 Laba belum direalisasi atas

investasi tersedia untuk dijual (1.246.250) - 1.246.250 - Jumlah 360.061 (191.619) 1.246.250 1.414.692

401

Page 426: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

Dibebankan keDikreditkan pendapatan

(dibebankan) ke komprehensif 1 Januari 2010 laporan laba rugi lainnya 31 Desember 2010

AS$ AS$ AS$ AS$

Kewajiban imbalan pascakerja 173.541 131.629 - 305.170 Penyisihan atas program

insentif kenaikan nilai 1.135.000 (107.109) - 1.027.891 Bonus - 273.250 - 273.250 Laba belum direalisasi atas

investasi tersedia untuk dijual - - (1.246.250) (1.246.250) Jumlah 1.308.541 297.770 (1.246.250) 360.061

Rekonsiliasi antara beban pajak dan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak menurut laporan laba rugi komprehensif dengan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut:

2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Laba sebelum pajak dari operasi yangdilanjutkan menurut laporan laba rugi komprehensif 28.208.881 62.108.660 45.588.804

Beban pajak menurut tarif pajak berlaku (7.052.220) (15.527.165) (11.397.201)

Pengaruh aset pajak tangguhan tidak direalisasi (115.320) (80.677) -

Pengaruh biaya yang tidak dapat dikurangkan untuk pajak (penghasilan tidak kena pajak):Pendapatan dividen 8.867.845 14.228.036 13.137.751 Pendapatan bunga 152.967 101.698 43.005 Laba dari penjualan aset tetap 644 1.160 481 Rugi efek yang diperdagangkan

dan investasi lain-lain 263 (15.191) (17.099) Laba penjualan investasi (95.172) - - Sumbangan (332.552) (309.597) (418.444) Beban karyawan (192.402) (433.080) (1.950.899) Amortisasi goodwill - - (35.055) Lain-lain 16.655 14.760 11.997

Jumlah 8.418.248 13.587.786 10.771.737 Jumlah manfaat (beban) pajak dari

operasi yang dilanjutkan 1.250.708 (2.020.056) (625.464)

Laba sebelum pajak dari operasi yangdihentikan 86.492.754 - 20.759.767

Beban pajak menurut tarif pajak berlaku (21.623.189) - (5.189.942)Penghasilan tidak kena pajak - - 5.189.942Jumlah beban pajak dari operasi yang

dihentikan (21.623.189) - -

402

Page 427: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

19. LABA BERSIH TAHUN BERJALAN DARI OPERASI YANG DIHENTIKAN

2012AS$

Laba penjualan investasi pada entitas anak 89.595.419Biaya konsultan terkait langsung dengan penjualan investasi

entitas anak (3.102.665)Laba penjualan sebelum pajak 86.492.754Biaya pajak terkait langsung dengan penjualan investasi

pada entitas anak (Catatan 18) (21.623.189)Laba bersih dari penjualan investasi pada entitas anak 64.869.565

Pada tanggal 17 Januari 2012, Perusahaan menjual saham ANJR ke PT Mitra Pinasthika Mustika sebesar AS$ 120.748.487 (termasuk uang muka penjualan sebesar AS$ 11.007.155). Keuntungan bersih penjualan investasi tersebut disajikan sebagai bagian laba bersih dari operasi yang dihentikan.

2010AS$

Dividen dari EIB 5.900.000Dividen dari ANJF 14.859.767Jumlah 20.759.767

Pada tanggal 11 Juni 2010, Perusahaan menjual saham ANJF kepada ANJR. Sebelum terjadinya transaksi penjualan, ANJF membagikan dividen kas sebesar AS$ 14.859.767 kepada Perusahaan, yang disajikan sebagai bagian laba bersih dari operasi yang dihentikan. Pada bulan Pebruari 2010, EIB membagikan dividen dalam bentuk saham ARC sebesar AS$ 111.913 dan dividen kas sebesar AS$ 5.788.087 kepada Perusahaan, yang disajikan sebagai bagian laba bersih dari operasi yang dihentikan.

20. SIFAT DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI Sifat Pihak-pihak Berelasi

Pihak-pihak berelasi yang merupakan pemegang saham Perusahaan: PT Austindo Kencana Jaya (AKJ) PT Memimpin Dengan Nurani (MDN) Yayasan Tahija Pihak-pihak berelasi dimana Perusahaan merupakan pemegang saham (langsung ataupun tidak langsung):

PT Austindo Nusantara Jaya Agri (ANJA) PT Darajat Geothermal Indonesia (DGI) PT Aceh Timur Indonesia (ATI) PT Surya Makmur (SM) PT Sahabat Mewah Makmur (SMM)

403

Page 428: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

P.T. AUSTINDO NUSANTARA JAYA INFORMASI TAMBAHAN SKEDUL V - CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN ENTITAS INDUK TERSENDIRI UNTUK TAHUN-TAHUN BERAKHIR 31 DESEMBER 2012, 2011, 2010 DAN 1 JANUARI 2010/31 DESEMBER 2009 – Lanjutan

PT Lestari Sago Papua (LSP) PT Austindo Nusantara Jaya Husada Cemerlang (ANJHCem) PT Austindo Nusantara Jaya Finance (ANJF) merupakan entitas anak sampai dengan tanggal

17 Januari 2012. PT Austindo Nusantara Jaya Rent (ANJR) merupakan entitas anak sampai dengan tanggal

17 Januari 2012. PT Austindo Nusantara Jaya Healthcare (ANJHC) merupakan entitas anak sampai dengan 7 Mei

2012. PT Asuransi Indrapura (AI) merupakan entitas anak sampai dengan 27 Pebruari 2012.

Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi

Dalam kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi, yang meliputi antara lain:

a. Perusahaan membebankan jasa manajemen kepada beberapa entitas anak sejumlah

AS$ 48.000 pada tahun 2012, AS$ 62.702 pada tahun 2011 dan AS$ 60.751 pada tahun 2010.

b. Perusahaan membebankan biaya sewa kantor dan tanah yang digunakan oleh DGI, SMM, LSP, MDN, AKJ, ANJHCem dan ANJHC sejumlah AS$ 100.286 pada tahun 2012, AS$ 107.900 pada tahun 2011 dan AS$ 84.595 pada tahun 2010.

c. Perusahaan membayar jasa manajemen kepada ANJA sejumlah nihil pada tahun 2012,

masing-masing AS$ 66.000 pada tahun 2011 dan 2010.

d. Perusahaan dibebankan sewa operasi kendaraan oleh ANJF sejumlah AS$ 12.154 pada tahun 2011 dan AS$ 20.137 pada tahun 2010.

e. Perusahaan mengasuransikan asetnya kepada AI dengan jumlah premi yang dibayarkan

sejumlah AS$ 5.306 pada tahun 2011 dan AS$ 5.627 pada tahun 2010.

f. Perusahaan dibebankan sewa kendaraan oleh ANJR sejumlah sejumlah AS$ 8.547 pada tahun 2011 dan AS$ 944 pada tahun 2010.

g. Perusahaan mengadakan beberapa transaksi penjualan investasi dan aset lain dengan pihak berelasi sebagaimana yang dijelaskan dalam Catatan 13.

h. Perusahaan mendonasikan masing-masing AS$ 1.330.209, AS$ 1.238.387 dan AS$ 1.673.777, pada tahun 2012, 2011 dan 2010 untuk aktivitas tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR) kepada Yayasan Tahija.

i. Perusahaan memberikan kompensasi pada Komisaris dan Direktur Perusahaan sebagai berikut: 2012 2011 2010AS$ AS$ AS$

Imbalan kerja jangka pendek 1.799.192 2.052.962 1.616.445 Imbalan kerja jangka panjang 6.722.821 1.310.345 4.314.545 Jumlah 8.522.013 3.363.307 5.930.990

*********

404

Page 429: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

405

XVIII. ANGGARAN DASAR PERSEROAN

Anggaran Dasar Perseroan yang disajikan merupakan Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perseroan No.161 tanggal 17 Januari 2013, yang dibuat oleh Doktor Irawan Soerodjo, SH, MSi, Notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, sesuai dengan Surat Keputusan No.AHU-03796.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 31 Januari 2013 dan didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.AHU-0006463.AH.01.09.Tahun 2013 tanggal 31 Januari 2013. Anggaran Dasar Perseroan adalah sebagai berikut:

NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

1. Perseroan Terbatas ini bernama PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disebut dengan “Perseroan”), berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta Selatan.

2. Perseroan dapat membuka cabang atau kantor-kantor perwakilan di tempat lain, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia, sebagaimana ditetapkan oleh Direksi Perseroan, dengan persetujuan dari Dewan Komisaris.

JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROANPasal 2

Perseroan ini didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas.

MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHAPasal 3

1. Maksud dan tujuan Perseroan adalah : - Berusaha dalam bidang perdagangan dan jasa.

2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut : i. kegiatan usaha utama :

a. menjalankan usaha-usaha di bidang perdagangan, yang meliputi perdagangan impor, ekspor, lokal dan interinsulair serta menjadi gossier, leveransir/supplier, distributor, agen dan pengecer dari segala macam barang yang dapat dilakukannya, baik untuk perhitungan sendiri maupun atas perhitungan pihak lain, dengan cara amanat atau komisi; dan

b. berusaha dalam bidang jasa, termasuk mengusahakan perolehan kesempatan usaha dan melakukan investasi (termasuk tetapi tidak terbatas pada pemberian fasilitas keuangan dan fasilitas-fasilitas lainnya bagi pihak ketiga), kecuali jasa hukum dan pajak.

ii. kegiatan usaha penunjang: a. menyediakan jasa kepada pihak lain dengan memanfaatkan aset yang dimiliki

Perseroan. b. menjalankan usaha-usaha lain yang berkaitan dan menunjang kegiatan usaha pada butir

i di atas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 430: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

406

M O D A LPasal 4

1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp1.200.000.000.000,00 (satu triliun dua ratus miliar Rupiah) terbagi atas 12.000.000.000 (dua belas miliar) saham, masing-masing saham bernilai nominal Rp100,00 (seratus Rupiah).

2. Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor penuh sebesar 25% (dua puluh lima persen) atau sejumlah 3.000.000.000 (tiga miliar) saham dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp300.000.000.000,00 (tiga ratus miliar Rupiah) oleh para pemegang saham Perseroan.

3. Penyetoran modal dapat pula dilakukan dengan cara selain dalam bentuk uang, baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud, yang wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut : a. benda yang dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada publik pada saat

pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham mengenai penyetoran tersebut; b. benda yang dijadikan sebagai setoran modal wajib dinilai oleh penilai yang terdaftar di Otoritas

Jasa Keuangan (selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disebut dengan “OJK”) atau instansi yang berwenang dan/atau pelaksananya dan tidak dijaminkan dengan cara apapun juga;

c. memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari Rapat Umum Pemegang Saham, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal;

d. dalam hal benda yang dijadikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham perseroan yang tercatat di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar; dan

e. dalam hal penyetoran tersebut berasal dari laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan dan/atau unsur modal sendiri, maka laba ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan dan/atau unsur modal sendiri lainnya tersebut, sudah dimuat dalam Laporan Keuangan Tahunan terakhir yang telah diperiksa akuntan yang terdaftar di OJK atau instansi yang berwenang dan/atau pelaksananya, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.

Penyetoran atas saham dari kompensasi/konversi tagihan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal.

4. Saham-saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh Perseroan sesuai keperluan modal Perseroan, dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini cukup disebut dengan “RUPS”) dengan syarat dan harga tertentu yang ditetapkan oleh Direksi dan harga tersebut tidak di bawah harga pari, dengan mengindahkan peraturan-peraturan yang termuat dalam Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. Setiap saham dalam simpanan yang dikeluarkan harus disetor penuh.

5. a. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas (Efek Bersifat Ekuitas adalah Saham atau Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh Saham antara lain Obligasi Konversi atau Waran) yang dilakukan dengan pemesanan, maka hal tersebut wajib dilakukan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan pada tanggal yang ditentukan RUPS yang menyetujui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah Saham yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama pemegang saham masing-masing pada tanggal tersebut;

b. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dapat dialihkan dan/atau diperdagangkan dalam jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan;

Page 431: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

407

c. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan tersebut di atas harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari RUPS Perseroan, dengan syarat-syarat dan jangka waktu yang sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan;

d. Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan oleh Perseroan dan tidak diambil oleh pemegang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu harus dialokasikan kepada semua pemegang saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, dengan ketentuan apabila jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang dipesan melebihi jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang akan dikeluarkan, Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil tersebut wajib dialokasikan sebanding dengan jumlah Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang dilaksanakan oleh masing-masing pemegang saham yang memesan tambahan Efek Bersifat Ekuitas, satu dan lain dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal;

e. Dalam hal masih terdapat sisa Efek Bersifat Ekuitas yang tidak diambil bagian oleh pemegang saham sebagaimana dimaksud huruf (d) di atas, maka dalam hal terdapat pembeli siaga, Efek Bersifat Ekuitas tersebut wajib dialokasikan kepada pihak tertentu yang bertindak sebagai pembeli siaga dengan harga dan syarat-syarat yang sama, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal;

f. Penambahan modal disetor menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran, dan saham yang diterbitkan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus pemberitahuan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia;

g. Pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham dapat dilakukan dalam hal pengeluaran Efek : i. ditujukan kepada karyawan Perseroan; ii. ditujukan kepada pemegang obligasi atau Efek lain yang dapat dikonversi menjadi saham,

yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS; iii. dilakukan dalam rangka reorganisasi dan/atau restrukturisasi yang telah disetujui oleh

RUPS; dan/atau iv. dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk

peraturan di bidang Pasar Modal yang memperbolehkan penambahan modal tanpa memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu;

h. Setiap penambahan modal melalui pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas dapat menyimpang dari ketentuan seperti tersebut dalam Pasal 4 ayat 5 huruf (a) sampai dengan huruf (g) di atas apabila ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan mengizinkannya.

6. Pelaksanaan pengeluaran saham dalam simpanan untuk pemegang Efek yang dapat ditukar dengan saham atau Efek yang mengandung hak untuk memperoleh saham, dapat dilakukan oleh Direksi berdasarkan persetujuan RUPS Perseroan terdahulu yang telah menyetujui pengeluaran efek tersebut, dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

7. Penambahan modal dasar Perseroan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS. Dalam hal modal dasar ditingkatkan, maka setiap penempatan saham-saham lebih lanjut harus

disetujui oleh RUPS, dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal.

Page 432: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

408

8. Penambahan modal dasar yang mengakibatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi kurang dari 25 % (dua puluh lima persen) dari modal dasar, dapat dilakukan sepanjang : a. telah memperoleh persetujuan RUPS, untuk menambah modal dasar; b. telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia; c. penambahan modal ditempatkan dan disetor, sehingga menjadi paling sedikit 25% (dua

puluh lima persen) dari modal dasar, wajib dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam ayat 8.b Pasal ini;

d. dalam hal penambahan modal disetor sebagaimana dimaksud dalam ayat 8.c tidak terpenuhi sepenuhnya, maka Perseroan harus mengubah kembali anggaran dasarnya, sehingga modal ditempatkan dan disetor paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dalam jangka waktu 2 (dua) bulan setelah jangka waktu dalam ayat 8.c Pasal ini tidak terpenuhi;

e. persetujuan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 8.a Pasal ini, termasuk juga persetujuan untuk mengubah anggaran dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat 8.d Pasal ini.

9. Perubahan anggaran dasar dalam rangka penambahan modal dasar menjadi efektif setelah terjadinya penyetoran modal yang mengakibatkan besarnya modal disetor menjadi paling kurang 25 % (dua puluh lima persen) dari modal dasar dan mempunyai hak-hak yang sama dengan saham lainnya yang diterbitkan oleh Perseroan, dengan tidak mengurangi kewajiban Perseroan untuk mengurus persetujuan perubahan anggaran dasar kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atas pelaksanaan penambahan modal disetor tersebut.

10. Perseroan dapat membeli kembali saham-saham yang telah dibayar penuh sampai dengan 10% (sepuluh persen) dari jumlah saham yang telah ditempatkan atau dalam jumlah lain apabila peraturan perundang-undangan menentukan lain. - Pembelian kembali saham tersebut dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal.

S A H A MPasal 5

1. Semua saham yang dikeluarkan oleh Perseroan adalah saham atas nama.

2. Perseroan dapat mengeluarkan saham dengan nilai nominal atau tanpa nilai nominal.

3. Pengeluaran saham tanpa nilai nominal wajib dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

4. Perseroan hanya mengakui seorang atau 1 (satu) pihak saja, baik perorangan maupun badan hukum sebagai pemilik dari 1 (satu) saham, yaitu orang atau badan hukum yang namanya tercatat sebagai pemilik saham yang bersangkutan dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.

5. Apabila saham karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang di antara mereka atau seorang lain sebagai kuasa mereka bersama dan hanya nama dari yang diberi kuasa atau yang ditunjuk itu saja yang dimasukkan dalam Daftar Pemegang Saham dan harus dianggap sebagai Pemegang Saham dari saham yang bersangkutan serta berhak mempergunakan semua hak yang diberikan oleh hukum yang timbul atas saham-saham tersebut.

6. Selama ketentuan dalam ayat 4 Pasal ini belum dilaksanakan, maka para pemegang saham tersebut tidak berhak mengeluarkan suara dalam RUPS, sedangkan pembayaran dividen untuk saham itu ditangguhkan.

Page 433: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

409

7. Dalam hal para pemilik bersama lalai untuk memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan mengenai penunjukan wakil bersama itu, Perseroan berhak memberlakukan pemegang saham yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sebagai satu-satunya pemegang saham yang sah atas saham-saham tersebut.

8. Setiap pemegang saham yang memiliki 1 (satu) saham atau lebih dengan sendirinya menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar dan kepada semua keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

9. Seluruh saham yang dikeluarkan oleh Perseroan dapat dijaminkan dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pemberian jaminan saham, peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal.

10. Untuk saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia, berlaku ketentuan peraturan di bidang Pasar Modal di Indonesia dan peraturan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

SURAT SAHAM Pasal 6

1. Perseroan dapat mengeluarkan surat saham atas nama pemiliknya yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk di peraturan di bidang Pasar Modal serta ketentuan yang berlaku di Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

2. Apabila dikeluarkan surat saham, maka untuk setiap saham diberi sehelai surat saham.

3. Surat kolektif saham dapat dikeluarkan sebagai bukti pemilikan 2 (dua) atau lebih saham yang dimiliki oleh seorang pemegang saham.

4. Pada surat saham sekurangnya harus dicantumkan : a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat saham; c. Tanggal pengeluaran surat saham; d. Nilai nominal saham.

5. Pada surat kolektif saham sekurangnya harus dicantumkan : a. Nama dan alamat pemegang saham; b. Nomor surat kolektif saham; c. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham; d. Nilai nominal saham; e. Jumlah saham dan nomor urut saham yang bersangkutan.

6. Surat saham dan surat kolektif saham dan/atau Obligasi Konversi dan/atau Waran dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya yang dapat dikonversi menjadi saham dapat dicetak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal, serta ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama, atau tanda tangan tersebut dicetak langsung pada surat saham dan surat kolektif saham dan/atau Obligasi Konversi dan/atau Waran dan/atau Efek Bersifat Ekuitas lainnya yang bersangkutan, dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal.

7. Untuk saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau pada Bank Kustodian (khusus dalam rangka kontrak investasi kolektif), Perseroan menerbitkan sertifikat atau konfirmasi tertulis kepada Lembaga Penyimpanan danPenyelesaian atau pada Bank Kustodian yang bersangkutan, yang ditandatangani oleh Direktur UtamadanKomisarisUtama,atau tanda tangan tersebutdicetak langsungpadasertifikatataukonfirmasitertulistersebut.

Page 434: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

410

8. KonfirmasitertulisyangdikeluarkanDireksiuntuksahamyangtermasukdalamPenitipanKolektif,sekurang-kurangnya mencantumkan : a. Nama dan alamat Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Kolektif yang bersangkutan;b. Tanggalpengeluaransertifikatataukonfirmasitertulis;c. Jumlahsahamyangtercakupdalamsertifikatataukonfirmasitertulis;d. Jumlahnilainominalsahamyangtercakupdalamsertifikatataukonfirmasitertulis;e. KetentuanbahwasetiapsahamdalamPenitipanKolektifdenganklasifikasiyangsama,adalah

sepadan dan dapat pertukarkan antara satu dengan yang lain; f. Persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi untuk perubahan sertifikat atau konfirmasi

tertulis.

PENGGANTI SURAT SAHAMPasal 7

1. Dalam hal surat saham rusak atau tidak dapat dipakai, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika : a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham tersebut;

dan b. Perseroan telah menerima surat saham yang rusak atau tidak dapat dipakai.

2. Perseroan wajib memusnahkan surat saham yang rusak setelah memberikan penggantian surat saham.

Pemusnahan surat saham yang rusak dibuatkan berita acara oleh Direksi untuk dilaporkan pada RUPS berikutnya.

3. Dalam hal surat saham hilang, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika : a. pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham adalah pemilik surat saham

tersebut; b. Perseroan telah mendapatkan dokumen pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas

hilangnya surat saham tersebut; c. Pihak yang mengajukan permohonan penggantian saham memberikan jaminan yang

dipandang cukup oleh Direksi Perseroan; dan d. rencana pengeluaran pengganti surat saham yang hilang telah diumumkan di Bursa Efek di

tempat di mana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari sebelum pengeluaran pengganti surat saham.

4. Biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu harus ditanggung oleh pemegang saham yang bersangkutan.

5. Pengeluaran pengganti surat saham, menurut Pasal ini, mengakibatkan surat aslinya menjadi batal dan tidak berlaku lagi.

6. Pengeluaran pengganti surat saham yang terdaftar pada Bursa Efek di Indonesia, dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal.

7. Ketentuan dalam Pasal ini, mutatis-mutandis juga berlaku bagi pengeluaran pengganti surat kolektif sahamdanpenggantisertifikatataukonfirmasitertulis.

DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUSPasal 8

1. Perseroan berkewajiban untuk mengadakan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di tempat kedudukan Perseroan. Direksi dapat menunjuk Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham dan/atau Daftar Khusus dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan di bidang Pasar Modal.

Page 435: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

411

2. Dalam Daftar Pemegang Saham dicatat : a. Nama dan alamat para Pemegang Saham; b. Jumlah, nomor dan tanggal perolehan saham yang dimiliki para Pemegang Saham; c. Jumlah yang disetor atas setiap saham; d. Namadanalamatdariorangataubadanhukumyangmenjadipenerimagadaiataufidusia

atas saham dan tanggal pembebanan saham tersebut; e. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; dan f. Keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi dan/atau diharuskan oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh dan setiap perubahan kepemilikan saham.

4. Setiap perubahan alamat dari pemegang saham wajib diberitahukan secara tertulis kepada Direksi atau kuasa Direksi yang sah (Biro Administrasi Efek yang ditunjuk oleh Direksi).

Selama pemberitahuan demikian belum diterima, maka semua panggilan dan pemberitahuan serta korespondensi kepada pemegang saham atau pengumuman dan pemanggilan untuk RUPS adalah sah jika dialamatkan kepada alamat pemegang saham yang terakhir tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.

5. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya.

6. Setiap Pemegang Saham berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus pada waktu jam kerja kantor Perseroan dan dengan cara sebagaimana ditentukan oleh Direksi.

7. Hanya orang-orang dan atau badan-badan hukum yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham adalah pemegang saham yang sah dari Perseroan dan berhak untuk melakukan semua hak yang diberikan kepada pemegang saham berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.

8. Pencatatan dan/atau perubahan pada Daftar Pemegang Saham harus disetujui Direksi dan dibuktikan dengan penandatanganan pencatatan atas perubahan tersebut oleh Direktur Utama dan salah seorang anggota Direksi atau kuasa Direksi yang sah (Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Direksi), sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia.

9. Setiap pendaftaran atau pencatatan dalam Daftar Pemegang Saham termasuk pencatatan mengenai suatu penjualan, pemindahtanganan, pembebanan yang menyangkut saham atau hak atau kepentingan atas saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar, dan untuk saham yang terdaftar pada Bursa Efek di Indonesia, dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, peraturan di bidang Pasar Modal di Indonesia dan peraturan Bursa Efek di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

10. Ataspermintaanpemegangsahamyangbersangkutanataupenerimagadaiataupenerimafidusia,pembebanan atas saham harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dengan cara yang akan ditentukan oleh Direksi berdasarkan bukti yang memuaskan yang dapat diterima oleh Direksi mengenaigadaiataufidusiaatassahamyangbersangkutan.Pengakuangadaiatassaham-sahamyang bersangkutan hanya akan dibuktikan dengan pencatatan dari gadai tersebut dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan.

Page 436: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

412

PENITIPAN KOLEKTIFPasal 9

1. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian untuk kepentingan pemegang rekening pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

2. Saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut.

3. Apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari portofolio efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif tersebut.

4. PerseroanatauBiroAdministrasiEfekwajibmenerbitkansertifikatataukonfirmasitertuliskepadaLembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini, atau Bank Kustodian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3 Pasal ini, sebagai tanda bukti pencatatan saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Lembaga Penyelesaian atau Bank Kustodian tersebut dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan.

5. Perseroan atau Biro Administrasi Efek wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk kepentingan Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan mencatat mutasi tersebut dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama pihak yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud.

Permohonan mutasi disampaikan secara tertulis oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan.

6. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkankonfirmasitertuliskepadapemegangrekeningyangmerupakanpemilikmanfaatatassaham-saham Perseroan sebagai tanda bukti pencatatan adanya kepemilikan atas saham-saham tersebut dalam Penitipan Kolektif.

7. Dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama, yang diterbitkanPerseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain.

8. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut hilang atau musnah, kecuali pemegang saham yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan/atau jaminan yang dianggap cukup oleh Direksi bahwa yang bersangkutan adalah benar-benar pemilik yang sah dari saham yang hilang atau musnah tersebut dan saham tersebut benar-benar hilang atau musnah.

9. Perseroan wajib menolak pencatatan mutasi saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita jaminan berdasarkan penetapan Pengadilan atau disita untuk pemeriksaan perkara pidana.

10. Pemegang rekening Efek yang sahamnya dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek berhak hadir dan/atau mengeluarkan suara dalam RUPS, sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada rekening Efek tersebut sebagaimanayangternyatadarikonfirmasitertulisyangdikeluarkanolehLembagaPenyimpanandan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang bersangkutan.

Page 437: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

413

11. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang bersangkutan wajib menyampaikan daftar rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan RUPS.

12. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam RUPS atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal pemanggilan RUPS.

13. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain tersebut kepada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening yang berhak pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut.

14. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan

pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham Perseroan dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana yang berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.

15. Batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham

bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh RUPS. Penentuan tersebut dapat didelegasikan oleh RUPS kepada Direksi. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, paling lambat pada tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut.

16. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAMPasal 10

1. Pemindahan hak atas saham harus dilakukan berdasarkan akta pemindahan hak atau surat lain yang ditandatangani oleh yang memindahkan dan yang menerima pemindahan atau kuasanya yang sah.

2. Akta pemindahan hak atau surat lain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan/atau disetujui oleh Direksi dan salinannya disampaikan kepada Perseroan, dengan ketentuan bahwa dokumen pemindahan hak atas saham yang tercatat pada Bursa Efek di Indonesia harus memenuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal.

Page 438: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

414

3. Pemindahan hak atas saham yang tercatat dalam rekening pada Penitipan Kolektif dicatat sebagai mutasi antar rekening, ataupun sebagai mutasi dari suatu rekening dalam Penitipan Kolektif ke atas nama individu pemegang saham yang bukan pemegang rekening dalam Penitipan Kolektif, dengan melaksanakan pencatatan atas pemindahan hak oleh Direksi Perseroan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 9 di atas.

4. Pemindahan hak atas saham hanya diperbolehkan apabila semua ketentuan dalam Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, peraturan di bidang Pasar Modal atau pada Bursa Efek di mana saham-saham Perseroan dicatatkan telah dipenuhi.

Segala tindakan yang bertentangan dengan ketentuan dalam Pasal ini, membawa akibat bahwa suara yang dikeluarkan dalam RUPS untuk saham itu dianggap tidak sah, sedang pembayaran dividen atas saham itu ditangguhkan.

5. Pemindahan hak atas saham harus dicatat dalam Daftar Pemegang Saham dan ditandatangani oleh Direktur Utama dan Komisaris Utama, kecuali untuk saham dalam penitipan kolektif pemindahan hak atas saham dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, peraturan di bidang Pasar Modal dan ketentuan Bursa Efek di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

6. Direksi atas kebijaksanaan mereka sendiri dan dengan memberikan alasan untuk itu, dapat menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham apabila ketentuan dalam Anggaran Dasar tidak dipenuhi atau apabila salah satu dari persyaratan dalam pemindahan saham tidak terpenuhi.

7. Apabila Direksi menolak untuk mendaftar pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib mengirim pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya selambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi.

8. Mengenai saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek, setiap penolakan untuk mencatat

pemindahan hak atas saham yang dimaksud, dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, peraturan di bidang Pasar Modal di Indonesia dan ketentuan Bursa Efek di mana saham-saham dicatatkan.

9. Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada 1 (satu) hari kerja sebelum tanggal iklan pemanggilan untuk RUPS, untuk menetapkan nama para pemegang saham yang berhak hadir dalam RUPS yang dimaksud.

10. Setiap orang yang memperoleh hak atas suatu saham karena kematian seorang pemegang saham atau karena sebab lain yang mengakibatkan pemilikan suatu saham beralih demi dan/atau berdasarkan hukum, dengan mengajukan bukti haknya sebagaimana sewaktu-waktu dipersyaratkan oleh Direksi dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk didaftarkan sebagai pemegang saham dari saham tersebut.

11. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti hak itu, dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan peraturan di bidang Pasar Modal di Indonesia.

12. Semua pembatasan, larangan dan ketentuan dalam Anggaran Dasar yang mengatur hak untuk memindahkan hak atas saham dan pendaftaran dari pemindahan hak atas saham harus berlaku pula secara mutatis mutandis terhadap setiap peralihan hak menurut ayat 10 dari Pasal ini.

13. Dalam hal terjadi pengubahan pemilikan dari suatu saham, pemilik asalnya yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham dianggap tetap sebagai pemilik dari saham tersebut hingga nama dari pemilik baru tersebut telah tercatat dalam Daftar Pemegang Saham, hal tersebut dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

Page 439: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

415

14. Pemindahan hak atas saham yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan/atau saham yang diperdagangkan di Pasar Modal, dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, peraturan di bidang Pasar Modal di Indonesia serta ketentuan Bursa Efek di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 11

1. RUPS dalam Perseroan adalah : a. RUPS Tahunan; b. RUPS lainnya, yang dalam Anggaran Dasar ini disebut RUPS Luar Biasa, yaitu RUPS yang

diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan.

2. Istilah RUPS dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya, yaitu RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa, kecuali dengan tegas ditentukan lain.

3. RUPS Tahunan diselenggarakan tiap tahun, selambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun buku Perseroan ditutup.

4. Dalam RUPS Tahunan :

a. Direksi mengajukan laporan tahunan yang telah ditelaah oleh Dewan Komisaris untuk mendapatkan persetujuan RUPS, laporan tahunan tersebut sekurang-kurangnya harus memuat laporan keuangan yang telah disusun dan diaudit sebagaimana ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal dan peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan, serta laporan-laporan lain serta informasi yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Ditetapkan penggunaan laba Perseroan, jika Perseroan mempunyai saldo laba yang positif;

c. Dilakukan penunjukan akuntan publik yang terdaftar atau pemberian kuasa untuk melakukan penunjukan akuntan publik yang terdaftar;

d. Jika perlu melakukan pengangkatan dan/atau perubahan susunan anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan; dan

e. Diputuskan mata acara RUPS lainnya yang telah diajukan sebagaimana mestinya dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.

5. Pengesahan dan/atau persetujuan laporan tahunan oleh RUPS Tahunan, berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (volledig acquit et decharge) kepada para anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan Perseroan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam laporan tahunan dan laporan keuangan.

6. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal, Direksi memanggil dan menyelenggarakan RUPS atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris atau dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

7. Dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari sejak diterimanya permintaan, Direksi berkewajiban untuk mulai mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menyelenggarakan RUPS Luar Biasa sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, peraturan di bidang pasar modal serta peraturan Bursa Efek di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

Page 440: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

416

8. Apabila Direksi lalai untuk melakukan pemanggilan RUPS Luar Biasa sebagaimana diminta oleh: a. Para pemegang saham sebagaimana disebutkan dalam ayat 6, pemegang saham tersebut

dapat mengajukan permintaan tertulis kepada Dewan Komisaris dengan surat tercatat, dan dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari sejak diterimanya permintaan tersebut, Dewan Komisaris berkewajiban untuk mulai mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk menyelenggarakan RUPS Luar Biasa sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, peraturan di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek di mana saham-saham Perseroan dicatatkan; atau

b. Dewan Komisaris sebagaimana disebutkan dalam ayat 6, maka Dewan Komisaris dapat memanggil sendiri RUPS Luar Biasa.

9. Apabila Direksi atau Dewan Komisaris lalai untuk memanggil dan menyelenggarakan RUPS setelah lewat waktu sebagaimana dimaksud ayat-ayat 7 dan 8, maka pemegang saham yang meminta penyelenggaraan RUPS dapat mengajukan permohonan kepada ketua pengadilan negeri yang daerah hukumnya meliputi tempat kedudukan Perseroan untuk menetapkan pemberian izin kepada pemohon melakukan sendiri pemanggilan RUPS tersebut.

10. Pelaksanaan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 harus memperhatikan penetapan Pengadilan Negeri yang memberi izin tersebut atau instansi lain yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan di bidang Pasar Modal.

11. RUPS Luar Biasa dapat diselenggarakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan untuk membicarakan dan memutuskan mata acara rapat kecuali mata acara rapat dimaksud ayat 4 huruf a, b dan c Pasal ini, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini.

12. Mereka yang hadir dalam RUPS harus membuktikan wewenangnya untuk hadir dalam RUPS, sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Direksi atau Dewan Komisaris pada waktu pemanggilan RUPS, yang demikian dengan ketentuan untuk saham yang tercatat di Bursa Efek, dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal di Indonesia.

TEMPAT DAN PEMANGGILANRAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Pasal 12

1. RUPS dapat diadakan di : a. tempat kedudukan hukum Perseroan; b. tempat Perseroan menjalankan kegiatan usahanya; atau c. tempat kedudukan Bursa Efek di mana saham-saham Perseroan dicatatkan; dengan ketentuan RUPS tersebut wajib dilakukan di dalam wilayah Negara Republik

Indonesia. 2. Sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum diadakannya pemanggilan RUPS, dengan tidak

memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal pemanggilan, Direksi harus mengumumkan tentang penyelenggaraan RUPS tersebut kepada para pemegang saham Perseroan dengan dengan cara memasang iklan dalam sedikitnya 2 (dua) surat kabar harian yang berbahasa Indonesia, salah satunya mempunyai peredaran nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal.

3. Pemanggilan RUPS dilakukan sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS.

Pemanggilan RUPS dilakukan dengan memasang iklan sedikitnya pada 2 (dua) surat kabar harian yang berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan di bidang Pasar Modal.

Page 441: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

417

4. Pemanggilan RUPS wajib mencantumkan tanggal, waktu, tempat, mata acara, dan pemberitahuan bahwa bahan yang akan dibicarakan dalam RUPS tersedia di kantor Perseroan mulai dari hari dilakukan pemanggilan RUPS sampai dengan tanggal RUPS diadakan, kecuali diatur lain dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan di bidang Pasar Modal.

5. Apabila semua pemegang saham dengan hak suara yang sah hadir atau diwakili dalam RUPS, maka pengumuman dan pemanggilan RUPS sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan ayat 3 Pasal ini tidak menjadi syarat dan dalam RUPS tersebut dapat diambil keputusan yang sah serta mengikat mengenai hal yang akan dibicarakan, dan RUPS dapat diselenggarakan di manapun juga dalam wilayah Republik Indonesia.

6. Usul pemegang saham akan dimasukkan dalam acara RUPS, jika : a. Usul tersebut diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih pemegang saham

yang bersama-sama mewakili sekurang-kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan; dan

b. Usul tersebut diterima oleh Direksi sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal pemanggilan untuk RUPS yang bersangkutan dikeluarkan; dan

c. Menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan.

PIMPINAN DAN BERITA ACARARAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Pasal 13

1. RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu

dibuktikan kepada pihak ketiga, maka RUPS dipimpin oleh Direktur Utama. Dalam hal Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun, hal mana tidak perlu

dibuktikan kepada pihak ketiga, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi.

Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang pemegang saham yang hadir dalam RUPS yang ditunjuk dari dan oleh peserta RUPS.

2. Dalam hal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk sebagai pimpinan RUPS mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan.

Apabila semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh Direktur Utama.

Dalam hal Direktur Utama mempunyai benturan kepentingan atas hal yang akan diputuskan dalam RUPS, maka RUPS dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan.

Apabila semua anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang pemegang saham independen yang ditunjuk oleh pemegang saham lainnya yang hadir dalam RUPS.

3. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam RUPS dibuat risalah RUPS oleh Notaris.

Risalah RUPS tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua pemegang saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam RUPS.

Page 442: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

418

KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN Pasal 14

1. a. RUPS (termasuk RUPS untuk pengeluaran Efek Bersifat Ekuitas) dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah, kecuali apabila dalam Anggaran Dasar ini ditentukan lain.

b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1.a tidak tercapai maka dapat diadakan pemanggilan RUPS kedua tanpa didahului dengan pengumuman tentang akan diadakannya pemanggilan RUPS.

c. Pemanggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1.b pasal ini harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum RUPS kedua dilakukan dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS dan disertai informasi bahwa RUPS pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum.

d. RUPS kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari sejak RUPS pertama.

e. RUPS kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan apabila dihadiri oleh pemegang saham atau kuasa yang sah dari pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

f. Dalam hal kuorum kehadiran RUPS kedua tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK atau instansi yang berwenang dan/atau pelaksananya.

2. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang saham lain atau orang lain dengan surat kuasa yang dibuat dan ditandatangani dalam bentuk sebagaimana ditentukan oleh Direksi Perseroan, dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta diajukan kepada Direksi sekurangnya 3 (tiga) hari kerja sebelum tanggal RUPS yang bersangkutan.

Ketua RUPS berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan pada waktu RUPS diadakan.

3. Dalam RUPS, tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa dalam RUPS, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam RUPS tidak dihitung dalam pemungutan suara.

5. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan suara tertutup yang tidak ditandatangani dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila ketua RUPS menentukan lain tanpa ada keberatan dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan suara yang sah.

6. Pemegang saham dengan hak suara yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham namun tidak mengeluarkan suara (abstain/blanko) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan suara.

7. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS, kecuali bila dalam Anggaran Dasar ini ditentukan lain.

Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul dianggap ditolak.

Page 443: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

419

8. Jika suatu RUPS harus diadakan sehubungan dengan maksud Perseroan untuk melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal, maka RUPS tersebut harus diselenggarakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku di bidang Pasar Modal, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan

keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen yang tidak mempunyai benturan kepenting

b. RUPS dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen;

c. dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud pada ayat 8b Pasal ini tidak tercapai, maka dalam RUPS kedua, keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir dalam RUPS; dan

d. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud pada ayat 8c Pasal ini tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK atau instansi yang berwenang dan/atau pelaksananya, termasuk jumlah suara untuk mengambil keputusan dalam RUPS tersebut dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan di bidang Pasar Modal.

9. Berkenaan dengan transaksi material sebagaimana ditetapkan oleh peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal yang akan dilakukan oleh Perseroan, transaksi tersebut wajib dilakukan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

10. Pemegang saham dapat juga mengambil keputusan yang mengikat di luar RUPS, dengan ketentuan semua pemegang saham telah diberitahu secara tertulis dan semua pemegang saham memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS.

11. Saham Perseroan tidak mempunyai hak suara, apabila : a. saham Perseroan yang dikuasai sendiri oleh Perseroan; b. saham induk Perseroan yang dikuasai oleh anak perusahaannya secara langsung atau tidak

langsung, atau saham Perseroan yang dikuasai oleh perseroan lain yang sahamnya secara langsung atau tidak langsung telah dimiliki oleh Perseroan;

c. hal-hal lain sebagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

12. Setiap usul yang diajukan oleh para pemegang saham selama pembicaraan atau pemungutan suara dalam RUPS harus memenuhi syarat, sebagai berikut : a. Menurut pendapat Ketua RUPS hal tersebut berhubungan langsung dengan salah satu acara

RUPS yang bersangkutan; dan b. Hal-hal tersebut diajukan oleh satu atau lebih pemegang saham bersama-sama yang memiliki

sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah seluruh pemegang saham dengan hak suara yang sah; dan

c. Menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan.

Page 444: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

420

13. RUPS dapat juga dilakukan melalui media telekonferensi, video konferensi atau sarana media elektronik lainnya yang memungkinkan semua peserta RUPS saling melihat dan mendengar secara langsung serta berpartisipasi dalam RUPS. Keikutsertaan tersebut dianggap sebagai kehadiran dalam RUPS tersebut. Dalam setiap penyelenggaraan RUPS dengan cara demikian, risalah rapat wajib dibuat dan disetujui serta ditandatangani oleh semua peserta RUPS.

D I R E K S IPasal 15

1. Perseroan diurus dan dipimpin oleh Direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Direksi seorang di antaranya dapat diangkat sebagai Direktur Utama, bilamana diperlukan dapat diangkat seorang atau lebih Wakil Direktur Utama dan yang lainnya diangkat sebagai Direktur, dengan memperhatikan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

2. Yang boleh diangkat sebagai anggota Direksi adalah orang perseorangan yang memenuhi persyaratan yang ditentukan peraturan perundang-undangan yang berlaku, mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit atau orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya.

3. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini, pengangkatan anggota Direksi dilakukan dengan memperhatikan keahlian, pengalaman serta persyaratan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Anggota Direksi diangkat oleh RUPS, terhitung sejak tanggal RUPS yang mengangkatnya sampai dengan penutupan RUPS Tahunan yang ke-3 (ketiga) setelah pengangkatannya, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu, dengan menyebutkan alasannya, setelah anggota Direksi yang bersangkutan diberi kesempatan untuk hadir dan membela diri.

Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan RUPS yang memutuskan pemberhentiannya kecuali tanggal lain yang ditentukan oleh RUPS.

5. Setelah masa jabatan berakhir anggota Direksi tersebut dapat diangkat kembali oleh RUPS.

6. Anggota Direksi dapat diberi gaji dan/atau tunjangan sebagaimana yang ditentukan oleh RUPS, dan kewenangan RUPS ini dapat didelegasikan kepada Dewan Komisaris.

7. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi lowongan, harus diumumkan kepada para pemegang saham tentang akan diselenggarakannya RUPS untuk mengisi lowongan itu.

Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk mengisi lowongan tersebut adalah sisa masa jabatan dari anggota Direksi yang digantikannya.

8. Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, maka RUPS harus diselenggarakan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan itu.

9. Dalam keadaan semua jabatan anggota Direksi lowong, maka untuk sementara Perseroan diurus oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh rapat Dewan Komisaris.

Page 445: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

421

10. Anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

Kepada anggota Direksi yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas, tetap dapat dimintakan pertanggungjawaban dalam RUPS berikutnya atas tindakan-tindakannya sebagai Direktur yang dilakukan sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan tanggal pengunduran dirinya.

11. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri tersebut.

12. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 Pasal ini, maka dengan lampaunya jangka waktu tersebut, pengunduran diri anggota Direksi menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal.

13. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari yang diatur pada ayat 1 Pasal ini, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi tersebut.

14. Masa jabatan seorang anggota Direksi dengan sendirinya berakhir apabila anggota Direksi tersebut: a. Meninggal dunia; b. Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS; c. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan dalam Pasal ini; d. Dinyatakan pailit berdasarkan putusan Pengadilan atau dikeluarkannya penetapan pengadilan

yang memerintahkan anggota Direksi yang bersangkutan ditaruh di bawah pengampuan; atau

e. Tidak lagi memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

TUGAS DAN WEWENANG DIREKSIPasal 16

1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya, dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Anggaran Dasar.

3. Tugas pokok Direksi adalah : a. Memimpin, mengurus dan mengendalikan Perseroan sesuai dengan tujuan Perseroan dan

senantiasaberusahameningkatkanefisiensidanefektivitasPerseroan;b. Menguasai, memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan; c. Menyusun rencana kerja tahunan yang memuat anggaran tahunan Perseroan dan wajib

disampaikan kepada

Dewan Komisaris untuk memperoleh persetujuan dari Dewan Komisaris, sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.

Page 446: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

422

4. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan dengan pihak lain dan pihak lain dengan Perseroan, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal di Indonesia, dan dengan pembatasan bahwa untuk : a. memperoleh/menjalankan suatu bisnis/kegiatan usaha baru; b. menyetujui perolehan/dijalankannya suatu bisnis/kegiatan usaha baru oleh anak perusahaan

Perseroan; c. memperoleh, menjual atau membebankan aset atau kekayaan Perseroan yang melebihi 5%

(lima persen) dari keseluruhan kekayaan Perseroan; d. menyetujui diperolehnya aset atau kekayaan baru dari anak perusahaan Perseroan; e. menyetujui pengalihan atau pembebanan yang melebihi 50% (lima puluh persen) dari

keseluruhan aset atau kekayaan bersih anak perusahaan, dalam satu transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak;

f. mengubah rencana kerja/anggaran berdasarkan batasan yang ditentukan oleh Dewan Komisaris Perseroan;

g. menyetujui perubahan rencana kerja dan/atau anggaran tahunan anak perusahaan Perseroan;

h. menyetujui pengangkatan dan pemberhentian anggota Direksi dan Dewan Komisaris serta auditor dari anak perusahaan;

i. membelanjakan pengeluaran operasional atau memperoleh utang dari bank; j. menyetujui pembelanjaan pengeluaran operasional atau diperolehnya hutang dari bank oleh

anak perusahaan dari Perseroan yang melebihi nilai yang ditentukan dari waktu ke waktu oleh Direksi yang sebagaimana disetujui oleh Dewan Komisaris;

k. menandatangani kontrak material selain kontrak yang lazim di dalam kegiatan usaha sehari-sehari;

l. menyetujui penandatanganan kontrak material selain kontrak yang lazim di dalam kegiatan usaha sehari-hari oleh anak perusahaan dari Perseroan;

m. menandatangani suatu perjanjian dengan anggota Direksi dari Perseroan, anggota Dewan KomisarisdariPerseoran,pemegangsahamPerseroansertaafiliasimerekaselainperjanjiandenganketentuanyanglazimdanwajar(bonafidearms-lengthterms);

n. menyetujui penandatanganan suatu perjanjian oleh anak perusahaan dari Perseroan dengan anggota Direksi dari Perseroan, anggota Dewan Komisaris dari Perseroan, pemegang saham Perseroan serta afiliasi mereka selain perjanjian dengan ketentuan yang lazim dan wajar(bonafidearms-lengthterms);

o. menyetujui perubahan anggaran dasar atau dokumen konstitusional lainnya dari anak perusahaan dari Perseroa

p. menyetujui penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan anak perusahaan dari Perseroan; dan

q. menyetujui kepailitan, likuidasi atau pembubaran anak perusahaan dari Perseroan; harus dengan persetujuan dari atau dokumen-dokumen yang bersangkutan turut ditandatangani

oleh Dewan Komisaris.

5. Untuk menjalankan perbuatan hukum : a. mengalihkan, melepaskan hak atas harta kekayaan Perseroan yang jumlahnya lebih dari 50%

(lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak; atau

b. menjadikan jaminan utang harta kekayaan Perseroan yang jumlahnya lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan, dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak;

Direksi harus mendapat persetujuan dari RUPS, yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.

Page 447: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

423

Apabila dalam RUPS yang dimaksud tersebut di atas kuorum yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah RUPS pertama itu dapat diselenggarakan RUPS kedua dengan acara yang sama seperti RUPS pertama.

Pemanggilan RUPS kedua harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum RUPS kedua tersebut dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, serta untuk pemanggilan RUPS kedua tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan RUPS kedua tersebut harus dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan dengan hak suara yang sah dan disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.

Dalam hal kuorum kehadiran dalam RUPS kedua tersebut juga tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK atau instansi yang berwenang dan/atau pelaksananya.

6. Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa transaksi material atau transaksi yang memuat benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan di bidang Pasar Modal, Direksi memerlukan persetujuan RUPS yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

7. Apabila terjadi sesuatu hal yang kepentingan Perseroan bertentangan dengan kepentingan pribadi (benturan kepentingan) salah seorang anggota Direksi, Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan dan dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi (benturan kepentingan) seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini Perseroan akan diwakili oleh Dewan Komisaris. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi (benturan kepentingan) seluruh anggota Direksi dan seluruh anggota Dewan Komisaris maka dalam hal ini Perseroan diwakili oleh pihak lain yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh RUPS, satu dan lain dengan tidak mengurangi ketentuan dalam ayat 7 Pasal ini.

8. a. Direktur Utama bersama-sama dengan seorang Direktur yang bertanggung jawab untuk hal yang berkaitan dengan kewenangannya atau Wakil Direktur Utama bersama-sama dengan seorang Direktur yang bertanggung jawab untuk hal yang berkaitan dengan kewenangannya berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan;

b. Dalam hal Direktur Utama atau Wakil Direktur Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Direktur Utama atau Wakil Direktur Utama wajib menunjuk seorang Direktur lainnya sebagai kuasanya berdasarkan suatu surat kuasa tertulis. Direktur yang ditunjuk oleh Direktur Utama atau Wakil Direktur Utama tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dengan seorang Direktur yang bertanggung jawab untuk hal yang berkaitan dengan kewenangannya, berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

9. Direksi, dalam hal tertentu berhak untuk menunjuk satu orang atau lebih sebagai kuasanya dengan memberikan wewenang khusus sebagaimana diuraikan dalam surat kuasa tertulis.

10. Segala tindakan dari para anggota Direksi yang bertentangan dengan Anggaran Dasar adalah tidak sah.

11. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi diatur dan ditetapkan oleh RUPS dan

wewenang tersebut oleh RUPS dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Dalam hal RUPS tidak menetapkan maka pembagian tugas dan wewenang anggota Direksi ditetapkan berdasarkan keputusan Direksi.

Page 448: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

424

RAPAT DIREKSI Pasal 17

1. Rapat Direksi dapat diadakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam satu tahun atau pada setiap

waktu: a. bilamana dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi; b. atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris; atau c. atas permintaan tertulis 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili

sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah.

2. Pemanggilan rapat Direksi dilakukan oleh anggota Direksi yang berhak bertindak untuk dan atas nama Direksi menurut ketentuan Pasal 16 Anggaran Dasar ini.

3. Pemanggilan Rapat Direksi dilakukan dengan surat tercatat atau dengan surat yang disampaikan langsung dengan mendapat tanda terima atau dengan surat elektronik yang diikuti dengan tanda terima kepada setiap anggota Direksi paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

4. Pemanggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu, dan tempat rapat.

5. Rapat Direksi diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha Perseroan di dalam wilayah Republik Indonesia.

Apabila semua anggota Direksi hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan rapat Direksi dapat diadakan di manapun di dalam wilayah Republik Indonesia sebagaimana yang ditentukan oleh Direksi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dalam hal Direktur Utama berhalangan atau tidak dapat hadir hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka rapat Direksi dipimpin oleh seorang yang dipilih dari anggota Direksi yang hadir.

7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan surat kuasa yang diberikan khusus untuk keperluan tersebut.

8. Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi hadir atau diwakili secara sah dalam rapat.

9. Keputusan rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Apabila tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat.

10. Apabila suara yang setuju dan yang tidak setuju berimbang, maka Ketua rapat Direksi yang akan menentukan.

11. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya.

b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan kecuali ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.

c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

Page 449: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

425

12. Dalam setiap penyelenggaraan rapat Direksi, risalah rapat wajib dibuat dan ditandatangani oleh ketua rapat dan 1 (satu) orang anggota Direksi yang ditunjuk dari dan oleh peserta rapat.

Apabila Risalah dibuat oleh Notaris penandatanganan demikian tidak disyaratkan.

13. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat Direksi, dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis tentang usul yang diajukan dan semua anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.

Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat Direksi.

DEWAN KOMISARISPasal 18

1. Dewan Komisaris terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris, seorang di antaranya dapat diangkat sebagai Komisaris Utama, bilamana diperlukan dapat diangkat seorang atau lebih Wakil Komisaris Utama, dan yang lainnya diangkat sebagai Komisaris.

Perseroan wajib memiliki Komisaris Independen sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal di Indonesia.

2. Yang boleh diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah orang perseorangan yang memenuhi persyaratan yang ditentukan peraturan perundang-undangan, mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi atau Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit, atau orang yang tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya.

3. Selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 Pasal ini, pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan dengan memperhatikan persyaratan lain berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. Para anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS, terhitung sejak tanggal RUPS yang mengangkatnya sampai dengan penutupan RUPS Tahunan yang ke-3 (ketiga) setelah pengangkatannya, dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu, dengan menyebutkan alasannya, setelah anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan diberi kesempatan untuk hadir dan membela diri.

Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan RUPS yang memutuskan pemberhentian tersebut, kecuali tanggal lain yang ditentukan oleh RUPS.

5. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali oleh RUPS.

6. Anggota Dewan Komisaris dapat diberi uang jasa, honorarium atau tunjangan sebagaimana ditentukan oleh RUPS.

7. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diumumkan kepada para pemegang saham tentang akan diselenggarakannya RUPS untuk mengisi lowongan itu.

Masa jabatan seseorang yang diangkat untuk mengisi lowongan tersebut adalah sisa masa jabatan dari anggota Dewan Komisaris yang digantikannya.

Page 450: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

426

8. Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Dewan Komisaris lowong maka dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut, harus diselenggarakan RUPS untuk mengangkat anggota Dewan Komisaris baru.

9. Anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis kepada Perseroan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

Kepada anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri sebagaimana tersebut di atas, tetap dapat dimintakan pertanggungjawabannya dalam RUPS berikutnya atas tindakan-tindakannya sebagai Komisaris yang dilakukan sejak pengangkatan yang bersangkutan sampai dengan tanggal pengunduran dirinya.

10. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah diterimanya surat pengunduran diri tersebut.

11. Dalam hal Perseroan tidak menyelenggarakan RUPS dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat 10 Pasal ini, maka dengan lampaunya jangka waktu tersebut, pengunduran diri anggota Dewan Komisaris menjadi sah tanpa memerlukan persetujuan RUPS, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal.

12. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari yang diatur pada ayat 1 Pasal ini, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh RUPS dan telah diangkat anggota Dewan Komisaris yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Dewan Komisaris tersebut.

13. Masa jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir dengan sendirinya apabila anggota Dewan Komisaris tersebut : a. Meninggal dunia; b. Diberhentikan berdasarkan RUPS; c. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan dalam Pasal ini; d. Dinyatakan pailit berdasarkan putusan Pengadilan atau dikeluarkannya penetapan pengadilan

yang memerintahkan anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan ditaruh di bawah pengampuan; atau

e. Tidak lagi memenuhi persyaratan berdasarkan ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARISPasal 19

1. Dewan Komisaris bertugas : a. Melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan Perseroan oleh Direksi dan memberikan

persetujuan atas rencana kerja tahunan Perseroan, selambat-lambatnya sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.

b. Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku dan/atau berdasarkan keputusan RUPS.

c. Melakukan tugas, wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan dan keputusan RUPS.

d. Meneliti dan menelaah laporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta menandatangani laporan tahunan tersebut.

e. Mematuhi Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan, serta wajib melaksanakan prinsip-prinsip profesionalisme, efisiensi, transparansi, kemandirian, akuntabilitas,pertanggungjawaban, serta kewajaran.

Page 451: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

427

2. Sehubungan dengan tugas Dewan Komisaris sebagaimana yang dimaksud ayat 1 Pasal ini, maka Dewan Komisaris berkewajiban : a. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja tahunan Perseroan; b. Mengikuti perkembangan kegiatan Perseroan, dan dalam Perseroan menunjukkan gejala

kemunduran yang mencolok, segera melaporkan kepada RUPS dengan disertai saran mengenai langkah perbaikan yang harus ditempuh.

c. Memberikan pendapat dan saran kepada RUPS mengenai setiap persoalan lainnya yang dianggap penting bagi pengelolaan Perseroan.

d. Melakukan tugas pengawasan lainnya yang ditentukan oleh RUPS. e. Memberikan tanggapan atas laporan berkala Direksi dan pada setiap waktu yang diperlukan

mengenai perkembangan Perseroan.

3. Para anggota Dewan Komisaris, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri, dalam rangka pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi, setiap waktu selama jam kerja kantor Perseroan, berhak memasuki bangunan dan tempat-tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh Perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat-surat dan alat bukti lainnya,memeriksadanmencocokkankeadaanuangkas(untukkeperluanverifikasi)danlain-lain,serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dilakukan oleh Direksi.

4. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris.

5. Jika dianggap perlu, Dewan Komisaris berhak meminta bantuan tenaga ahli dan/atau komite dalam melaksanakan tugasnya untuk jangka waktu terbatas atas beban Perseroan.

6. Pembagian kerja di antara para anggota Dewan Komisaris diatur oleh mereka, dan untuk kelancaran tugasnya Dewan Komisaris dapat dibantu oleh seorang sekretaris yang diangkat oleh Dewan Komisaris atas beban Perseroan.

7. Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota Direksi dari jabatannya, apabila anggota Direksi tersebut dianggap bertindak secara bertentangan dengan Anggaran Dasar ini dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Pemberhentian tugas sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan, disertai alasannya.

9. Dalam jangka waktu paling lambat 45 (empat puluh lima) hari sesudah pemberhentian sementara itu, Perseroan wajib menyelenggarakan RUPS yang khusus diadakan untuk itu, yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri.

10. RUPS tersebut dipimpin oleh Komisaris Utama dan dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka RUPS akan dipimpin oleh dan dari antara anggota Dewan Komisaris yang hadir, dan dalam hal tidak ada anggota Dewan Komisaris yang hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka RUPS dipimpin oleh salah seorang yang ditunjuk oleh dan dari pemegang saham dan/atau kuasa pemegang saham yang hadir dalam RUPS yang bersangkutan.

11. Apabila RUPS sebagaimana dimaksud di atas, tidak diadakan dalam jangka waktu 45 (empat puluh

lima) hari setelah pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara itu menjadi batal demi hukum, dan yang bersangkutan berhak menjabat kembali jabatan semula.

Page 452: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

428

12. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan Perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi, maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus Perseroan. Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih di antara mereka atas tanggungan mereka bersama.

RAPAT DEWAN KOMISARISPasal 20

1. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan sedikitnya 1 (satu) kali dalam satu tahun atau pada setiap waktu : a. bilamana dianggap perlu oleh Komisaris Utama, atau 1 (satu) atau lebih anggota Dewan

Komisaris; atau b. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau lebih anggota Direksi; atau c. atas permintaan tertulis dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang secara bersama-sama

mewakili sedikitnya 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak suara yang sah.

2. Pemanggilan rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama berhalangan dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Komisaris Utama.

3. Pemanggilan rapat Dewan Komisaris disampaikan kepada anggota Dewan Komisaris dengan surat tercatat atau surat yang disampaikan secara langsung dengan mendapat tanda terima yang layak atau dengan surat elektronik yang diikuti dengan tanda terima kepada setiap anggota Dewan Komisaris, sekurangnya-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat.

4. Pemanggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat.

5. Rapat Dewan Komisaris diadakan di tempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha Perseroan di dalam wilayah Republik Indonesia.

Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, pemanggilan terlebih dahulu tersebut tidak disyaratkan dan rapat Dewan Komisaris dapat diadakan di manapun di dalam wilayah Republik Indonesia sebagaimana yang ditentukan oleh Dewan Komisaris dan rapat Dewan Komisaris tersebut berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat.

6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak dapat hadir atau berhalangan hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak lain, maka rapat akan dipimpin oleh salah seorang Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang hadir.

7. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam rapat Dewan Komisaris hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.

8. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari seluruh anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam rapat tersebut.

9. Keputusan rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

Apabila tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat.

10. Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, maka Ketua rapat Dewan Komisaris yang

akan menentukan.

Page 453: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

429

11. a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara. Setiap Komisaris yang ditunjuk untuk mewakili Komisaris lainnya dalam rapat Dewan Komisaris

berhak mengeluarkan 1 (satu) tambahan di samping 1 (satu) suara yang dimilikinya untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya.

b. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.

c. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

12. Dalam setiap penyelenggaraan rapat Dewan Komisaris, risalah rapat wajib dibuat dan ditandatangani oleh ketua rapat dan 1 (satu) anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh dan dari antara mereka yang hadir.

Apabila risalah dibuat oleh Notaris, penandatanganan tersebut tidak disyaratkan.

13. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis mengenai usul yang diajukan dan semua anggota Dewan Komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut.

Keputusan Dewan Komisaris yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat Dewan Komisaris.

RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DANLAPORAN TAHUNAN

Pasal 21

1. Direksi menyampaikan rencana kerja yang memuat juga anggaran tahunan Perseroan kepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan, sebelum tahun buku dimulai.

2. Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini harus disampaikan kepada Dewan Komisaris paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang.

3. Tahun buku Perseroan dimulai pada tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir pada tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember tiap-tiap tahun. Catatan-catatan dan pembukuan Perseroan ditutup pada akhir bulan Desember tiap tahun. Satu bulan sebelum berakhirnya suatu tahun buku, Direksi Perseroan mengajukan rencana kerja untuk tahun buku mendatang untuk mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal.

4. Direksi harus menyusun laporan tahunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris untuk diajukan kepada dan guna mendapatkan persetujuan dan pengesahan dalam RUPS Tahunan.

Apabila terdapat anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang tidak bersedia menandatangani laporan tahunan dimaksud, anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang bersangkutan harus memberikan alasannya secara tertulis.

Laporan tahunan tersebut harus sudah disediakan di kantor Perseroan paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS Tahunan diselenggarakan atau sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal, agar dapat diperiksa oleh para pemegang saham.

Page 454: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

430

5. Perseroan wajib mengumumkan Neraca dan Laporan Laba Rugi Perseroan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan peraturan di bidang Pasar Modal.

PENGGUNAAN LABAPasal 22

1. Laba bersih Perseroan dalam suatu tahun buku seperti tercantum dalam Neraca dan Perhitungan Laba Rugi yang telah disahkan oleh RUPS Tahunan dan merupakan saldo laba yang positif, dibagi menurut cara penggunaannya yang ditentukan oleh RUPS tersebut.

2. Dividen hanya dapat dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam RUPS, dalam keputusan mana juga akan ditentukan waktu pembayaran dan bentuk dividen.

Dividen untuk 1 (satu) saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu terdaftar dalam daftar pemegang saham pada hari kerja yang akan ditentukan oleh atau atas wewenang dari RUPS dalam mana keputusan untuk pembagian dividen diambil.

Hari pembayaran harus diumumkan oleh Direksi kepada semua pemegang saham.

Ketentuan pengumuman dalam Pasal 12 ayat 2 Anggaran Dasar ini, berlaku secara mutatis mutandis bagi pengumuman tersebut.

3. Dengan memperhatikan pendapatan Perseroan pada tahun buku yang bersangkutan dari pendapatan bersih seperti tersebut dalam Neraca dan Perhitungan Laba Rugi yang telah disahkan RUPS Tahunan dan setelah dipotong Pajak Penghasilan, dapat diberikan tantieme kepada anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan, yang besarnya ditentukan oleh RUPS, dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di Pasar Modal.

4. Apabila perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan adanya kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi dan dalam tahun buku selanjutnya Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang tercatat dan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi itu belum tertutup seluruhnya, demikian dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Perseroan dapat membagikan dividen sementara (dividen interim) apabila jumlah kekayaan bersih Perseroan tidak menjadi lebih kecil daripada jumlah modal ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib dan keadaan keuangan Perseroan memungkinkan. Keputusan Rapat Direksi mengenai hal tersebut harus memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dengan ketentuan bahwa kelak akan diperhitungkan dengan dividen yang disetujui oleh RUPS Tahunan berikutnya, dan pembagian dividen interim tersebut tidak boleh mengganggu atau menyebabkan Perseroan tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada kreditur atau mengganggu kegiatan Perseroan, dengan memperhatikan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal serta ketentuan Bursa Efek di Indonesia di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan.

6. Dalam hal setelah tahun buku berakhir Perseroan ternyata menderita kerugian, dividen interim yang telah dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseroan. Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Perseroan dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim tersebut.

Page 455: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

431

7. Laba yang dibagikan sebagai dividen yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setelah disediakan untuk dibayarkan terhitung sejak tanggal dividen tersebut dapat dibayar, harus dimasukkan ke dalam cadangan khusus.

Dividen dalam cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak untuk itu dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi Perseroan.

Dividen yang tidak diambil dalam jangka waktu 5 (lima) tahun tersebut menjadi milik Perseroan.

PENGGUNAAN CADANGAN Pasal 23

1. Penyisihan laba bersih untuk cadangan ditentukan oleh RUPS setelah memperhatikan usul Direksi (bilamana ada), dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Penyisihan laba bersih untuk cadangan dilakukan sampai dengan jumlah paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor dan hanya boleh digunakan untuk menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain.

3. Apabila jumlah cadangan telah melebihi jumlah 20% (dua puluh persen) tersebut, maka RUPS dapat memutuskan agar jumlah kelebihannya digunakan untuk keperluan Perseroan.

4. Cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang belum dipergunakan untuk menutup kerugian dan kelebihan cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang penggunaannya belum ditentukan oleh RUPS harus dikelola oleh Direksi dengan cara yang tepat menurut pertimbangan Direksi setelah memperoleh persetujuan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar memperoleh laba.

5. Setiap bunga dan keuntungan lainnya yang didapat dari cadangan harus dimasukkan dalam perhitungan laba rugi Perseroan.

PENGUBAHAN ANGGARAN DASARPasal 24

1. Pengubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS, yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui berdasarkan musyawarah untuk mufakat Di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam RUPS.

Pengubahan Anggaran Dasar tersebut harus dibuat dengan akta notaris dan dalam bahasa Indonesia.

2. Pengubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut nama, tempat kedudukan, maksud dan tujuan, kegiatan usaha, besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor, serta pengubahan status Perseroan dari perseroan tertutup menjadi perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya.

3. Pengubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 2 Pasal ini cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia atau instansi yang berwenang dan/atau penggantinya.

Page 456: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

432

4. Apabila dalam RUPS yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini kuorum kehadiran yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah RUPS pertama itu, dapat diselenggarakan RUPS kedua dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk RUPS pertama, kecuali mengenai jangka waktu pemanggilan harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum RUPS kedua tersebut dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS, dan disertai informasi bahwa RUPS pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum, serta untuk pemanggilan RUPS kedua tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan RUPS kedua harus dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 3/5 (tiga per lima) bagian dari jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam RUPS.

Dalam hal kuorum kehadiran dalam RUPS kedua tersebut juga tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK atau instansi yang berwenang dan/atau pelaksananya.

5. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditur Perseroan dan diumumkan oleh Direksi dalam Berita Negara Republik Indonesia dan sedikitnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, paling lambat 7 (tujuh) hari sejak tanggal keputusan tentang pengurangan modal tersebut, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

PENGGABUNGAN, PELEBURAN,PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN

Pasal 25

1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal, maka penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS yang dihadiri oleh pemegang saham atau kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam RUPS.

2. Apabila dalam RUPS yang dimaksud tersebut di atas kuorum yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah RUPS pertama itu, dapat diselenggarakan RUPS kedua dengan acara yang sama seperti RUPS pertama.

Pemanggilan RUPS kedua harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum RUPS kedua tersebut dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa RUPS pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum, serta untuk pemanggilan RUPS kedua tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan RUPS kedua tersebut sah dan dapat mengambil keputusan apabila dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS.

Dalam hal kuorum kehadiran dalam RUPS kedua tersebut juga tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan, dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK atau instansi yang berwenang dan/atau pelaksananya.

Page 457: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

433

3. Direksi wajib mengumumkan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional mengenai ringkasan rancangan penggabungan, peleburan, pengambilalihan dan pemisahan Perseroan sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum pemanggilan RUPS, dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

PEMBUBARAN DAN LIKUIDASIPasal 26

1. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka pembubaran Perseroan dapat dilakukan berdasarkan keputusan RUPS yang dihadiri oleh pemegang saham atau kuasa mereka yang sah yang bersama-sama mewakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak dicapai, maka keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam RUPS.

Apabila dalam RUPS yang dimaksud tersebut di atas kuorum yang ditentukan tidak tercapai, maka paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah RUPS pertama itu, dapat diselenggarakan RUPS kedua dengan acara yang sama seperti RUPS pertama.

Pemanggilan RUPS kedua harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum RUPS kedua tersebut dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat, dan disertai informasi bahwa RUPS pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum, serta untuk pemanggilan RUPS kedua tersebut tidak perlu dilakukan pengumuman terlebih dahulu dan RUPS kedua tersebut harus dihadiri oleh para pemegang saham atau kuasanya mereka yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dan keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat, di dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan adalah sah jika disetujui oleh lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan dengan sah dalam RUPS.

Dalam hal kuorum kehadiran dalam RUPS kedua tersebut juga tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum kehadiran, jumlah suara untuk mengambil keputusan dan waktu penyelenggaraan RUPS ditetapkan oleh OJK atau instansi yang berwenang dan/atau pelaksananya.

2. Apabila Perseroan dibubarkan, baik karena berakhirnya jangka waktu berdirinya atau dibubarkan berdasarkan keputusan RUPS atau karena dinyatakan bubar berdasarkan penetapan Pengadilan, maka harus diadakan likuidasi oleh likuidator.

3. Direksi bertindak sebagai likuidator, apabila dalam keputusan RUPS atau penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak menunjuk likuidator lain.

4. Upah bagi para likuidator ditentukan oleh RUPS atau berdasarkan penetapan Pengadilan.

5. Likuidator wajib memberitahukan kepada para kreditur dengan cara mengumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia dan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional serta memberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, OJK atau instansi yang berwenang dan/atau pelaksananya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan di bidang Pasar Modal.

6. Anggaran Dasar seperti yang termaktub dalam akta ini beserta pengubahannya di kemudian hari tetap berlaku sampai dengan tanggal disahkannya perhitungan likuidasi oleh RUPS berdasarkan persetujuan dari surat terbanyak yang dikeluarkan secara sah dan diberikannya pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para likuidator.

Page 458: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

434

7. Sisa perhitungan likuidasi harus dibagikan kepada para pemegang saham, masing-masing akan menerima bagian menurut perbandingan jumlah nilai nominal yang telah dibayar penuh untuk saham yang mereka miliki masing-masing.

8. Pihak yang melakukan likuidasi juga diwajibkan mengumumkan rencana pembagian sisa kekayaan setelah dilakukan likuidasi dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dan dalam Berita Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal.

9. Dalam hal Perseroan bubar, maka Perseroan tidak dapat melakukan perbuatan hukum kecuali diperlukan untuk membereskan kekayaannya dalam proses likuidasi.

10. Tindakan pemberesan sebagaimana dimaksud dalam ayat 9 Pasal ini meliputi : a. Pencatatan dan pengumpulan kekayaan Perseroan; b. Penentuan tata cara pembagian kekayaan; c. Pembayaran kepada para kreditor; d. Pembayaran sisa kekayaan hasil likuidasi kepada RUPS; dan e. Tindakan-tindakan lain yang perlu dilakukan dalam pelaksanaan pemberesan kekayaan.

TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)Pasal 27

Untuk hal-hal yang mengenai pemegang saham yang berkaitan dengan Perseroan, para pemegang saham dianggap bertempat tinggal pada alamat sebagaimana dicatat dalam buku Daftar Pemegang Saham yang dimaksud dalam Pasal 8 Anggaran Dasar ini.

PERATURAN PENUTUPPasal 28

Dalam segala hal yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diputuskan oleh RUPS, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 459: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

435

XIX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

1. Pemesanan Pembelian Saham

Pemesanan pembelian saham harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Prospektus ini dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (selanjutnya disebut “FPPS”). Pemesanan pembelian saham dilakukan dengan menggunakan FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek. FPPS asli yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek dapat diperoleh dari para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan yang namanya tercantum pada Bab Penyebarluasan Prospektus dan FPPS dalam Prospektus ini. FPPS dibuat dalam 5 (lima) rangkap. Pemesanan pembelian saham yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak akan dilayani.

Setiap pemesan saham harus telah memiliki rekening efek pada perusahaan efek/bank kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening pada Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI).

2. Pemesan yang Berhak

Pemesan yang berhak melakukan pemesanan pembelian saham adalah perorangan dan/atau Lembaga/Badan Usaha sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.8 Tahun 1995, tanggal 10 November 1995 tentang Pasar Modal, Peraturan No.IX.A.7, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum.

3. Jumlah Pesanan

Pemesanan pembelian saham harus diajukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan perdagangan yakni 500 (lima ratus) saham dan selanjutnya dalam jumlah kelipatan 500 (lima ratus) saham.

4. Pendaftaran Efek ke Dalam Penitipan Kolektif

Saham-saham yang ditawarkan ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Efek Bersifat Ekuitas Pada Penitipan Kolektif No. SP-0003/PE/KSEI/0313 tertanggal 1 Maret 2013 yang ditandatangani antara Perseroan dengan KSEI.

A. Dengan didaftarkannya saham tersebut di KSEI maka atas saham-saham yang ditawarkan berlaku ketentuan sebagai berikut:

1. Perseroan tidak menerbitkan Surat Kolektif Saham, akan tetapi saham-saham tersebut akan didistribusikan secara elektronik yang diadministrasikan dalam Penitipan Kolektif KSEI. Saham hasil Penawaran Umum Perdana Saham akan dikreditkan ke dalam Rekening Efek atas nama pemegang rekening selambat-lambatnya pada tanggal 7 Mei 2013;

2. Perseroan akan menerbitkan Surat Konfirmasi Pencatatan Saham (SKPS) kepada KSEIsebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas saham-saham dalam Penitipan Kolektif;

3. Sebelum Saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini dicatatkan diBursaEfek,pemesanakanmemperolehkonfirmasihasilpenjatahanatasnamapemesandalambentukFormulirKonfirmasiPenjatahan(“FKP”);

4. KSEI,PerusahaanEfek,atauBankKustodianakanmenerbitkankonfirmasi tertulis kepadapemegang rekening sebagai surat konfirmasi mengenai kepemilikan Saham. KonfirmasiTertulismerupakansuratkonfirmasiyangsahatasSahamyangtercatatdalamRekeningEfek;

Page 460: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

436

5. Pengalihan kepemilikan Saham dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek di KSEI;

6. Pemegang saham yang tercatat dalam Rekening Efek berhak atas dividen, bonus, hak memesan efek terlebih dahulu, dan memberikan suara dalam RUPS, serta hak-hak lainnya yang melekat pada saham;

7. Pembayaran dividen, bonus, dan perolehan atas hak memesan efek terlebih dahulu kepada pemegang saham dilaksanakan oleh Perseroan, atau BAE yang ditunjuk oleh Perseroan, melalui Rekening Efek di KSEI untuk selanjutnya diteruskan kepada pemilik manfaat (beneficial owner) yang menjadi pemegang rekening efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian;

8. Setelah Penawaran Umum Perdana Saham dan setelah saham Perseroan dicatatkan, pemegang saham yangmenghendaki sertifikat saham dapatmelakukan penarikan sahamkeluar dari Penitipan Kolektif di KSEI setelah saham hasil Penawaran Umum Perdana Saham didistribusikan ke dalam Rekening Efek Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang telah ditunjuk;

9. Penarikan tersebut dilakukan dengan mengajukan permohonan penarikan saham kepada KSEI melalui Perusahaan Efek/Bank Kustodian yang mengelola sahamnya dengan mengisi Formulir Penarikan Efek;

10. Saham-saham yang ditarik dari Penitipan Kolektif akan diterbitkan dalam bentuk Surat Kolektif Saham selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja setelah permohonan diterima oleh KSEI dan diterbitkan atas nama pemegang saham sesuai permintaan Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang mengelola saham;

11. Pihak-pihak yang hendak melakukan penyelesaian transaksi bursa atas Saham Perseroan wajib menunjuk Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi Pemegang Rekening di KSEI untuk mengadministrasikan Saham tersebut.

B. Saham-saham yang telah ditarik keluar dari Penitipan Kolektif KSEI dan diterbitkan Surat Kolektif Sahamnya tidak dapat dipergunakan untuk penyelesaian transaksi bursa. Informasi lebih lanjut mengenai prosedur penarikan saham dapat diperoleh pada para Penjamin Emisi atau Agen Penjualan di tempat dimana FPPS yang bersangkutan diajukan.

5. Pengajuan Pemesanan Pembelian Saham

Selama Masa Penawaran, para pemesan yang berhak dapat melakukan pemesanan pembelian saham selama jam kerja yang berlaku pada kantor Penjamin Pelaksana Efek atau para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan dimana FPPS diperoleh.

Setiap pihak hanya berhak mengajukan 1 (satu) FPPS dan wajib diajukan oleh pemesan yang bersangkutan dengan melampirkan fotokopi tanda jati diri (KTP/Paspor bagi perorangan dan Anggaran Dasar bagi badan hukum) serta melakukan pembayaran sesuai dengan jumlah pemesanan. Bagi pemesan asing, di samping melampirkan fotokopi paspor, pada FPPS wajib mencantumkan nama dan alamat di luar negeri / domisili hukum yang sah dari pemesan secara lengkap dan jelas serta melakukan pembayaran sebesar jumlah pesanan.

Agen Penjualan, para Penjamin Emisi Efek, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan berhak untuk menolak pemesanan pembelian saham apabila FPPS tidak diisi dengan lengkap atau bila persyaratan pemesanan pembelian saham tidak terpenuhi.

Page 461: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

437

6. Masa Penawaran Umum

Masa Penawaran Umum akan dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2013 sampai dengan 3 Mei 2013 mulai pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Namun demikian jika jumlah keseluruhan saham yang dipesan telah melebihi dari jumlah saham yang ditawarkan maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek dengan memberitahukan terlebih dahulu kepada OJK, dapat mempersingkat Masa Penawaran Umum dengan ketentuan Masa Penawaran Umum tersebut tidak kurang dari 1 (satu) hari kerja.

7. Tanggal Penjatahan

Tanggal penjatahan dimana Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Perseroan menetapkan penjatahan saham untuk setiap pemesan adalah tanggal 6 Mei 2013.

8. Pemesanan Pembelian Saham Secara Khusus

Pemesanan pembelian saham secara khusus oleh para pegawai Perseroan dengan Harga Penawaran yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi Perseroan dapat diajukan langsung kepada Perseroan, tanpa melalui Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan para Penjamin Emisi Efek selama Masa Penawaran sebanyak-banyaknya sebesar 1,0% (satu koma nol persen) dari jumlah saham yang ditawarkan.

Jumlah Saham dalam program ESA sebesar 1,0% (satu koma nol persen) dari jumlah saham yang akan ditawarkan atau sebanyak 333.350.000 (tiga ratus tiga puluh tiga juta tiga ratus lima puluh ribu) saham biasa atas nama.

Saham yang akan diberikan pada program ESA adalah dalam bentuk saham jatah pasti dengan diskon harga sebesar 20% (dua puluh persen) dari harga penawaran pada saat Penawaran Umum Perdana Saham.

9. Syarat Pembayaran

Pembayaran dapat dilakukan dengan uang tunai, cek atau wesel bank dalam mata uang Rupiah dan dibayarkan kepada para Penjamin Emisi Efek atau Agen Penjualan pada waktu FPPS diajukan. Setoran dimasukan ke dalam rekening Penjamin Pelaksana Emisi Efek pada :

Rekening IPO dengan mata uang Rupiah:

PT CIMB Niaga TbkCabang Bursa Efek Indonesia

atas nama PT Bahana Securities IPO PT Austindo Nusantara Jaya (IDR)No Rekening 4800101356007

Pembayaran dapat menggunakan cek, bilyet giro dan alat pembayaran perbankan lainnya atau irrevocable standing instruction yang diterbitkan oleh Bank dan yang wajib dilaksanakan pada tanggal penjatahan saham yang harus dilampirkan pada saat melaksanakan pemesanan saham.

Apabila pembayaran dilakukan dengan menggunakan cek, maka cek tersebut harus merupakan cek atas nama/milik Pihak yang mengajukan (menandatangani) formulir pemesanan. Cek milik/atas nama pihak ketiga tidak dapat diterima sebagai pembayaran.

Semua biaya bank dan biaya transfer sehubungan dengan pembayaran tersebut menjadi tanggung jawab pemesan. Semua cek dan bilyet giro bank akan segera dicairkan pada saat diterima. Bilamana pada saat pencairan, cek atau bilyet giro ditolak oleh bank, maka pemesanan pembelian saham yang bersangkutan otomatis dianggap batal. Untuk pembayaran pemesanan pembelian saham secara khusus, pembayaran dilakukan langsung kepada Perseroan. Untuk pembayaran yang dilakukan melalui transferdari bank lain, pemesan harus melampirkan fotokopi Nota Kredit Lalu Lintas Giro (LLG) dari bank yang bersangkutan dan menyebutkan No. FPPS/DPPS-nya.

Page 462: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

438

10. Bukti Tanda Terima

Penjamin Pelaksana Emisi Efek, para Penjamin Emisi Efek, dan Agen Penjualan yang menerima pengajuan FPPS, akan menyerahkan kembali kepada pemesan, tembusan atau fotokopi lembar ke-5 (lima) dari FPPS yang telah ditandatangani (tanda tangan asli) sebagai Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham. Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham ini bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan. Bukti Tanda Terima tersebut harus disimpan dengan baik agar kelak dapat diserahkan kembali pada saat pengembalian uang pemesanan dan/atau penerimaan Formulir KonfirmasiPenjatahanataspemesananpembeliansaham.Bagipemesanpembeliansahamsecarakhusus, Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham akan diberikan langsung oleh Perseroan.

11. Penjatahan Saham

Pelaksanaan penjatahan akan dilakukan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Efek selaku Manajer Penjatahan dengan sistem kombinasi yaitu Penjatahan Terpusat (Pooling) dan Penjatahan Pasti (Fixed Allotment) sesuai dengan Peraturan Bapepam No.IX.A.7 tentang Pemesanan Dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum, yang merupakan lampiran Keputusan Ketua Bapepam No.Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 serta peraturan perundangan lain termasuk bidang Pasar Modal yang berlaku.

Untuk mempertahankan tingkat likuiditas saham, Perseroan menetapkan sistem penjatahan yang akan dilakukan yaitu penjatahan pasti (fixed allotment) dan penjatahan terpusat (Pooling), dimana penjatahan pasti dibatasi hingga jumlah maksimum 97% (sembilan puluh tujuh persen) dari jumlah saham yang ditawarkan, dimana didalamnya termasuk jatah karyawan Perseroan sebesar 1,0% (satu koma nol persen). Sisanya sebesar 3% (tiga persen) akan dilakukan dengan Penjatahan Terpusat (Pooling). (i) Penjatahan Pasti (Fixed Allotment)

Penjatahan pasti dibatasi 97% (sembilan puluh tujuh persen) dari jumlah yang ditawarkan yang akan dialokasikan namun tidak terbatas pada Dana Pensiun, Asuransi, Reksadana, Yayasan, Institusi bentuk lain, individu, baik domestik maupun luar negeri. Porsi penjatahan pasti ini sudah termasuk jumlah saham dalam program ESA sebanyak-banyaknya sebesar 1,0% (satu koma nol persen) dari jumlah Saham Yang Ditawarkan kepada masyarakat dalam Penawaran Umum Perdana Saham ini.

Penjatahan Pasti dalam Penawaran Umum Perdana Saham hanya dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Manajer Penjatahan menentukan besarnya persentase dan Pihak yang akan mendapatkan Penjatahan Pasti dalam Penawaran Umum Perdana Saham. Penentuan besarnya persentase Penjatahan Pasti wajib memperhatikan kepentingan pemesan perorangan;

2. Jumlah Penjatahan Pasti sebagaimana dimaksud pada butir 1) termasuk pula jatah bagi pegawai Perseroan yang melakukan pemesanan dalam Penawaran Umum Perdana Saham (jika ada) dengan jumlah paling banyak 1,0% (satu koma nol persen) dari jumlah saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Perdana Saham; dan

3. Penjatahan Pasti dilarang diberikan kepada :a. direktur, komisaris, pegawai, atau Pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih

saham dari suatu Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau agen penjualan Efek sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham;

b. direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan; atau c. AfiliasidariPihaksebagaimanadimaksuddalamhurufa)danhurufb),yangbukanmerupakan

Pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga.

Page 463: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

439

(ii) Penjatahan Terpusat (Pooling)

Penjatahan terpusat dibatasi sampai dengan 3% (tiga persen) dari jumlah yang ditawarkan.

Jika jumlah Efek yang dipesan melebihi jumlah Efek yang ditawarkan melalui suatu Penawaran Umum Perdana Saham, maka Manajer Penjatahan yang bersangkutan harus melaksanakan prosedur penjatahan sisa Efek setelah alokasi untuk Penjatahan Pasti sebagai berikut:

1. Dalam hal setelah mengecualikan pemesan Efek sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No.IX.A.7 dan terdapat sisa Efek yang jumlahnya sama atau lebih besar dari jumlah yang dipesan, maka:a) pemesan yang tidak dikecualikan akan menerima seluruh jumlah Efek yang dipesan; danb) dalam hal para pemesan yang tidak dikecualikan telah menerima penjatahan sepenuhnya dan

masih terdapat sisa Efek, maka sisa Efek tersebut dibagikan secara proporsional kepada para pemesan sebagai berikut :a. direktur, komisaris, pegawai, atau Pihak yang memiliki 20% (dua puluh persen) atau lebih

saham dari suatu Perusahaan Efek yang bertindak sebagai Penjamin Emisi Efek atau agen penjualan Efek sehubungan dengan Penawaran Umum Perdana Saham;

b. direktur, komisaris, dan/atau pemegang saham utama Perseroan; atau c. Afiliasi dari Pihak sebagaimana dimaksud dalam huruf a) dan huruf b), yang bukan

merupakan Pihak yang melakukan pemesanan untuk kepentingan pihak ketiga. menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.

2. Dalam hal setelah mengecualikan pemesan Efek sebagaimana dimaksud dalam Peraturan No.IX.A.7 dan terdapat sisa Efek yang jumlahnya lebih kecil dari jumlah yang dipesan, maka penjatahan bagi pemesan yang tidak dikecualikan itu, harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:a) dalam hal tidak akan dicatatkan di BEI, maka Efek tersebut dialokasikan secara proporsional

menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan tanpa pecahan; ataub) dalam hal akan dicatatkan di BEI, maka Efek tersebut dialokasikan dengan memenuhi

persyaratan berikut ini:(1) para pemesan yang tidak dikecualikan akan memperoleh satu satuan perdagangan di

BEI, jika terdapat cukup satuan perdagangan yang tersedia. Dalam hal jumlahnya tidak mencukupi, maka satuan perdagangan yang tersedia akan dibagikan dengan diundi. Jumlah Efek yang termasuk dalam satuan perdagangan dimaksud adalah satuan perdagangan terbesar yang ditetapkan oleh BEI di mana Efek tersebut akan tercatat; dan

(2) apabila terdapat Efek yang tersisa, maka setelah satu satuan perdagangan dibagikan kepada pemesan yang tidak dikecualikan, pengalokasian dilakukan secara proporsional dalam satuan perdagangan menurut jumlah yang dipesan oleh para pemesan.

Manajer Penjatahan akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada Peraturan No. VIII.G.12 dan Peraturan No. IX.A.7.

Perseroan akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum Perdana Saham kepada Bapepam dan OJK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah tanggal penjatahan sesuai dengan Peraturan No.IX.A.2 yang disertai dengan Laporan Penjatahan sebagaimana diatur dalam Peraturan No. IX.A.7.

Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan terbukti bahwa Pihak tertentu mengajukan pemesanan Efek melalui lebih dari satu formulir pemesanan untuk Penawaran Umum Perdana Saham, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan Manajer Penjatahan hanya dapat mengikutsertakan satu formulir pemesanan Efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan.

Page 464: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

440

12. Penundaan Masa Penawaran Umum atau Pembatalan Penawaran Umum Perdana Saham

Sesuai dengan Peraturan No.IX.A.2 dan Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan No.27 tanggal 4 Maret 2013 serta Akta Perubahan I Atas Perjanjian Penjaminan Emisi Efek Penawaran Umum Perdana Saham Perseroan No. 343 tanggal 27 Maret 2013, yang keduanya dibuat di hadapan Doktor Irawan Soerodjo, SH, M.Si, S.H., Notaris di Jakarta, dalam jangka waktu sejak Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif sampai dengan berakhirnya masa Penawaran Umum Perdana Saham, Perseroan dapat menunda masa Penawaran Umum Perdana Saham untuk masa paling lama 3 (tiga) bulan sejak Pernyataan Pendaftaran Menjadi Efektif atau membatalkan Penawaran Umum Perdana Saham dengan ketentuan terjadi suatu keadaan di luar kemampuan dan kekuasaan Perseroan yaitu:i. lndeks harga saham gabungan di Bursa Efek turun rnelebihi 10% (sepuluh perseratus) selama 3

(tiga) Hari Bursa berturut-turut;ii. Bencanaalam, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yangberpengaruh secara signifikan

terhadap kelangsungan usaha Perseroan; dan/atau iii. PeristiwalainyangberpengaruhsecarasignifikanterhadapkelangsunganusahaPerseroanyang

ditetapkan oleh Bapepam dan LK berdasarkan Formulir sebagaimana ditentukan dalam Peraturan No. IX.A.2

13. Pengembalian Uang Pemesanan

a. Dengan memperhatikan ketentuan mengenai penjatahan, apabila terjadi kelebihan pemesanan, maka Penjamin Pelaksana Emisi Efek bertanggung jawab dan wajib mengembalikan kelebihan uang pemesanan kepada Para Penjamin Emisi Efek selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan, dan setiap Penjamin Emisi Efek bertanggung jawab dan wajib mengembalikan uang pemesanan kepada para pemesan yang telah diterimanya sehubungan dengan pembelian sesegera mungkin namun bagaimanapun juga tidak boleh lebih lambat dari 2 (dua) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan. Oleh karenanya Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek dengan ini membebaskan Perseroan dari segala tuntutan/denda atas kelalaian tersebut.

b. Pengembalian uang tersebut dapat dilakukan dalam bentuk pemindahbukuan ke rekening atas nama pemesan atau melalui instrumen pembayaran lainnya dalam bentuk cek atau bilyet giro yang dapat diambil langsung oleh pemesan yang bersangkutan pada Penjamin Emisi Efek dimana pemesanan diajukan dengan menyerahkan bukti tanda terima pemesanan Saham dan bukti tanda jati diri.

Untuk Para Pemesan Khusus, pengembalian uang pemesanan karena adanya penjatahan akan diatur dan dilaksanakan langsung oleh Perseroan dan oleh karenanya Perseroan membebaskan Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Penjamin Emisi Efek dari segala tuntutan/denda atas kelalaian Perseroan tersebut.

c. Setiap pihak yang lalai dalam melakukan pengembalian uang pemesanan sehingga terjadi keterlambatan dalam pengembalian uang pemesanan tersebut atau mengakibatkan pihak lain menjadi terlambat dalam melakukan kewajibannya untuk mengembalikan uang pemesanan, wajib membayar denda kepada para pemesan yang bersangkutan sebesar suku bunga per tahun rekening giro Rupiah yang berlaku di Bank Penerima (“Suku Bunga”) sampai dengan dilunasinya jumlah yang belum dibayar tersebut, dengan ketentuan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender.

Pihak yang terlambat melakukan pengembalian uang pemesanan kepada pemesan karena kelalaian pihak lainnya sesuai dengan ketentuan Pasal 10.7 harus dibebaskan dari segala tuntutan yang disebabkan oleh keterlambatan pengembalian uang pemesanan dan dibebaskan dari kewajiban membayar denda tersebut.

Page 465: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

441

d. Sehubungan dengan pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek yang mengakibatkan batalnya Penawaran Umum Perdana Saham atau penundaan Penawaran Umum Perdana Saham sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini berlaku ketentuan sebagai berikut:

1. Apabila hal tersebut terjadi sebelum Tanggal Pembayaran, maka pengembalian uang pemesanan (termasuk setiap denda atas keterlambatan pengembalian uang pemesanan) menjadi tanggung jawab Penjamin Pelaksana Emisi Efek, Para Penjamin Emisi Efek sesuai dengan bagiannya masing-masing, dan harus diselesaikan dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah terjadinya pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek tersebut atau penundaan Penawaran Umum Perdana Saham.

Oleh karenanya Perseroan dan Para Pemegang Saham Penjual dibebaskan dari tanggung jawab atas segala tuntutan yang disebabkan oleh tidak dilaksanakannya pengembalian uang tersebut (termasuk denda keterlambatan, apabila ada).

2. Apabila hal tersebut di atas terjadi setelah Tanggal Pembayaran, maka:

(i) Perseroan dan Para Pemegang Saham Penjual wajib mengembalikan uang pemesanan yang telah diterimanya kepada Penjamin Pelaksana Emisi Efek setelah dikurangi dengan uang pemesanan saham para Pemesan Khusus selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) Hari Kerja setelah terjadinya pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek atau penundaan Penawaran Umum Perdana Saham untuk dikembalikan kepada para pemesan melalui Para Penjamin Emisi Efek. Maka oleh karenanya Perseroan dibebaskan dari tanggung jawabnya atas segala tuntutan yang disebabkan oleh tidak dilaksanakannya pengembalian uang pemesanan tersebut (termasuk denda keterlambatan, apabila ada).

(ii) Penjamin Pelaksana Emisi Efek wajib mengembalikan uang pemesanan pembelian yang telah diterimanya kepada masing-masing dari Para Penjamin Emisi Efek untuk dikembalikan kepada para pemesan paling lambat 1 (satu) Hari Kerja setelah diterimanya seluruh pembayaran kembali uang pemesanan pembelian (in good fund) dari Perseroan. Maka oleh karenanya Perseroan dibebaskan dari tanggung jawabnya atas segala tuntutan yang disebabkan oleh tidak dilaksanakannya pengembalian uang pemesanan tersebut (termasuk denda keterlambatan, apabila ada).

(iii) - Dalam hal masing-masing dari Para Penjamin Emisi Efek menerima uang pemesanan pembelian saham dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek sebelum pukul 12.00 WIB (dua belas Waktu Indonesia Barat), maka Para Penjamin Emisi Efek wajib mengembalikan uang pemesanan pembelian yang telah diterimanya sebelum pukul 12.00 WIB (dua belas Waktu Indonesia Barat), kepada setiap pemesan saham pada hari yang sama. Maka oleh karenanya Perseroan dibebaskan dari segala tanggung jawab atas segala tuntutan yang disebabkan oleh tidak dilaksanakannya pengembalian uang pemesanan tersebut (termasuk denda keterlambatan apabila ada) jika terjadi keterlambatan dalam pengembalian uang pemesanan tersebut oleh Penjamin Emisi Efek maka Penjamin Emisi Efek bersangkutan wajib membayar denda atas setiap keterlambatan pengembalian uang pemesanan sebesar denda keterlambatan.

- Dalam hal Para Penjamin Emisi Efek menerima uang pemesanan pembelian saham dari Penjamin Pelaksana Emisi Efek setelah pukul 12.00 WIB (dua belas Waktu Indonesia Barat), maka Para Penjamin Emisi Efek wajib mengembalikan uang pemesanan pembelian saham yang telah diterimanya setelah pukul 12.00 WIB (dua belas Waktu Indonesia Barat), kepada setiap pemesan saham paling lambat 1 (satu) Hari Kerja setelah diterimanya uang pemesanan tersebut. Maka oleh karenanya Perseroan dibebaskan dari segala tanggung jawab atas segala tuntutan yang disebabkan oleh dilaksanakannya pengembalian uang pemesanan tersebut (termasuk denda keterlambatan apabila ada) jika terjadi keterlambatan dalam pengembalian uang pemesanan tersebut oleh Penjamin Emisi Efek maka Penjamin Emisi Efek bersangkutan wajib membayar denda atas setiap keterlambatan pengembalian uang pemesanan sebesar denda keterlambatan.

Page 466: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

442

e. Apabila uang pemesanan yang akan dikembalikan telah tersedia (termasuk untuk Pemesan Khusus), akan tetapi pemesan tidak datang untuk mengambil, maka hal tersebut bukan merupakan tanggung jawab Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan/atau para Para Penjamin Emisi Efek, sehingga tidak ada kewajiban pembayaran denda kepada para pemesan.

14. PenyerahanFormulirKonfirmasiPenjatahan(FKP)AtasPemesananPembelianSaham

Distribusi Saham kepada masing-masing rekening efek pemesan saham pada para Penjamin Emisi Efek dan Agen Penjualan dimana FPPS yang bersangkutan diajukan akan dilaksanakan paling lambat dalamwaktu2 (dua)hari kerja setelah tanggal penjatahan.FormulirKonfirmasiPenjatahanSahamatas distribusi saham tersebut dapat diambil dengan menyerahkan Bukti Tanda Terima Pemesanan Pembelian Saham.

15. Lain - Lain

Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan terbukti bahwa Pihak tertentu mengajukan pemesanan Efek melalui lebih dari satu formulir pemesanan untuk setiap Penawaran Umum Perdana Saham, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan Manajer Penjatahan hanya dapat mengikutsertakan satu formulir pemesanan Efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan.

PenjaminPelaksanaEmisiEfek,PenjaminEmisiEfek,AgenPenjualandanpihak terafiliasidilaranguntuk membeli atau memiliki saham untuk rekening sendiri apabila terjadi kelebihan permintaan beli. Pihak-pihak terafililasi hanya diperkenankan untuk membeli dan memiliki saham apabila terdapatsisa sahamyang tidakdipesanolehpihak yang tidak terafiliasi baikasingmaupun lokal.Tata carapengalokasian dilakukan secara proporsional.

Dalam hal terjadi kekurangan permintaan beli dalam Penawaran Umum Perdana Saham, Penjamin PelaksanaEmisiEfek,PenjaminEmisiEfekdanAgenPenjualanataupihak-pihakterafiliasidengannyadilarang menjual efek yang telah dibeli atau akan dibelinya berdasarkan Kontrak Penjaminan Emisi Efek.

Page 467: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

443

XX. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN SAHAM

Prospektus serta Formulir Pemesanan Pembelian Saham dapat diperoleh di kantor para Penjamin Emisi Efek di bawah ini:

PENJAMIN PELAKSANA EMISI EFEK

PT Bahana SecuritiesGraha Niaga Lantai 19

Jl. Jend. Sudirman Kav. 58Jakarta 12190

Telp. (021) 250 5080Faks. (021) 522 5889

Website: www.bahana.co.id

PENJAMIN EMISI EFEK

PT Amantara SecuritiesPlaza BII Menara 3 Lt. 11

Jl. MH Thamrin Kav. 21-22Jakarta 10350

Telp.(021) 392 9601Faks.(021) 392 9588

Website: www.amantara.com

PT Buana CapitalGedung Bursa Efek Indonesia, Menara

II, Lt. 26Jl. Jend. Sudirman Kav. 52 – 53

Jakarta 12190Telp. (021) 515 0203Faks.(021) 515 0241

Website: www.buanacapital.com

PT Erdhika Elit SekuritasSucaco Building Lt. 3

Jl. Kebon Sirih Kav. 71Jakarta 10340

Telp. (021) 3983 6420Faks. (021) 315 2641

Website: www.erdhika.com

PT HD Capital TbkSonaTopasTowerfl.11

Jl.Jend.Sudirman Kav. 26Jakarta 12920

Telp. (021) 250 6337Faks. (021) 250 6351/52

[email protected]: www.hdx.co.id

PT Jasa Utama CapitalMenara Thamrin Lt.2 Suite 203

Jl. MH Thamrin Kav. 3Jakarta 10250

Telp. (021) 230 1860Faks.(021) 230 1862

Website: www.jasacapital.com

PT Kresna Graha Sekurindo Tbk.Gedung BEI, Tower I, Lt. 30

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53Jakarta 12190

Telp. (021) 515 2889, 515 2595Faks. (021) 515 5280

Website: www.kresnasecurities.com

PT Lautandhana SecurindoWisma Kyoei Prince, Lantai 15

Jl. Jendral Sudirman Kav.3Jakarta 10220.

Telp. (021) 5785 1818Faks. (021) 5785 1717, 5785 1777

Website: www.lots.co.id

PT Madani SecuritiesMenara Prima Lt. 25

Jl. Lingkar Mega Kuningan Blok 6.2Jakarta 12950

Telp. (021) 57948170Faks. (021) 57948171

Website: www.madanisecurities.com

PT Mega Capital IndonesiaMenara Bank Mega Lt. 2

Jl. Kapten Tendean, Kav. 12-14AJakarta 12790

Telp. (021) 7917 5599Faks. (021) 7919 3900

Website: www.megaci.com

Page 468: PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk

444

PT Minna Padi Investama TbkEquity Tower Lt. 11

Sudirman Central Business District (SCBD) Lot. 9

Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53Jakarta 12190

Telp. (021) 525 5555Faks. (021) 527 7527

Website: www.minnapadi.com

PT NISP SekuritasOCBC NISP Tower Lt. 21Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25

Jakarta 12940Telp. (021) 2953 2788Faks. (021) 5794 4095

Website: www.nispsekuritas.com

PT Overseas SecuritiesPlaza Bapindo Mandiri Tower Lt. 16

Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55Jakarta 12190

Telp. (021) 527 7008Faks. (021) 527 7009

Website: www.overseas.co.id

PT Panin SekuritasGedung Bursa Efek Indonesia

Tower II, Suite 1705Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53

Jakarta 12190Telp. (021) 515 3055Faks. (021) 515 3061

Website: www.pans.co.id

PT Phillip Securities IndonesiaANZ Tower Level 13B

Jl. Jend. Sudirman Kav. 33AJakarta 10220

Telp. (021) 5790 0800Faks. (021) 5790 0809

Website: www.phillip.co.id

PT Reliance Securities TbkReliance Building

Jl. Pluit Putra Kencana No.15 AJakarta Utara 14450.Telp. (021) 661 7768Faks.(021) 661 9884

Website : www.reliance-securities.com

PT Waterfront Securities Indonesia

CIMB Niaga Plaza Lt. 10Jl. Jend. Sudirman Kav. 25

Jakarta 12920Telp. (021) 5292 1166Faks. (021) 5292 2266

Website: www.waterfrontsecurities.com

PT Yulie Sekurindo TbkPlaza ABDA Lt. 5

Jl. Jend. Sudirman Kav. 59Jakarta 12190

Telp. (021) 5140 2181Faks. (021) 5140 2182

Website: www.yuliesekurindo.com

Selain di kantor Penjamin Emisi Efek dan Para Penjamin Emisi Efek, Prospektus dan Formulir Pemesanan Pembelian Saham (FPPS) dapat diperoleh di Gerai Penawaran Umum yang bertempat di :

PT CIMB Niaga Tbk Cabang Syariah NiagaMenara Sudirman, Ground Floor

Jl. Jend. Sudirman Kav. 60Jakarta Selatan 12190

Telepon: (021) 529 2091Faksimili: (021) 529 20943