psikologi komunitas (tinjauan pustaka)

21
TINJAUAN PUSTAKA PSIKOLOGI KOMUNITAS Pada bagian ini akan dibahas mengenai konsep dan pembahasan psikologi komunitas menyangkut pengertian psikologi komunitas, sejarah singkat perkembangan psikologi komunitas, sasaran psikologi komunitas, jenis-jenis pencegahan, penerapan Bloom’s Analysis sebagai praktik pencegahan primer, dimensi perspektif pencegahan primer, perspektif konflik pencegahan primer, dan selanjutnya akan dipaparkan mengenai paradigma penerapan Bloom’s analysis dengan pendekatan psikologi komunitas sebagai pencegahan primer. A. Psikologi Komunitas 1. Pengertian Psikologi Komunitas Penting untuk diketahui bahwa sulit dalam mencari pemecah permasalahan yang terkait dengan sosial/lingkungan. Hal ini dipandang karena permasalahan sosial merupakan hal yang sangat komplek. Banyak determinan yang melatarbelakangi timbulnya penyalahgunaan narkotik, banyak diantaranya merupakan hasil kombinasi dari lingkungan sosial, ikatan sosial individu dengan keluarga, kawan sebaya dan lembaga/organisasi seperti sekolah, hasil belajar sosial atau belajar dari orang lain, faktor intrapsikis seperti harga diri atau pengetahuan yang dimiliki individu, arah dalam bersikap, interaksi sosial negatif, stigma (penolakan sosial atau prasangka) dan yang terakhir perilaku yang berkaitan dengan alkohol. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi permasalahan penyalahgunaan narkotik dengan menggunakan pendekatan psikologi komunitas. Rappaport (1977) mengatakan pikologi komunitas merupakan bagian dari usaha untuk menemukan alternatif untuk menghadapi dengan suatu penyimpangan dari norma dasar bermasyarakat. Psikologi komunitas kemudian

Upload: jimmy-patar-simanjuntak-mpsi-psikolog

Post on 13-Apr-2017

1.761 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

TINJAUAN PUSTAKA PSIKOLOGI KOMUNITAS

Pada bagian ini akan dibahas mengenai konsep dan pembahasan psikologi

komunitas menyangkut pengertian psikologi komunitas, sejarah singkat

perkembangan psikologi komunitas, sasaran psikologi komunitas, jenis-jenis

pencegahan, penerapan Bloom’s Analysis sebagai praktik pencegahan primer,

dimensi perspektif pencegahan primer, perspektif konflik pencegahan primer, dan

selanjutnya akan dipaparkan mengenai paradigma penerapan Bloom’s analysis

dengan pendekatan psikologi komunitas sebagai pencegahan primer.

A. Psikologi Komunitas

1. Pengertian Psikologi Komunitas

Penting untuk diketahui bahwa sulit dalam mencari pemecah permasalahan

yang terkait dengan sosial/lingkungan. Hal ini dipandang karena permasalahan

sosial merupakan hal yang sangat komplek. Banyak determinan yang

melatarbelakangi timbulnya penyalahgunaan narkotik, banyak diantaranya

merupakan hasil kombinasi dari lingkungan sosial, ikatan sosial individu dengan

keluarga, kawan sebaya dan lembaga/organisasi seperti sekolah, hasil belajar

sosial atau belajar dari orang lain, faktor intrapsikis seperti harga diri atau

pengetahuan yang dimiliki individu, arah dalam bersikap, interaksi sosial negatif,

stigma (penolakan sosial atau prasangka) dan yang terakhir perilaku yang

berkaitan dengan alkohol. Hal tersebutlah yang melatarbelakangi permasalahan

penyalahgunaan narkotik dengan menggunakan pendekatan psikologi komunitas.

Rappaport (1977) mengatakan pikologi komunitas merupakan bagian dari

usaha untuk menemukan alternatif untuk menghadapi dengan suatu

penyimpangan dari norma dasar bermasyarakat. Psikologi komunitas kemudian

Page 2: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

2

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

dalam perjalanannya dipandang usaha memberikan dukungan kepada setiap hak

seseorang untuk menjadi berbeda tanpa resiko menderita jasmani dan sanksi

psikologis. Heller dkk, (1984) menjelaskan psikologi komunitas telah

mengembangkan bagaimana mempelajari dampak sosial dan lingkungan pada

perilaku sebagaimana hal itu terjadi pada individu, kelompok, organisasi, dan

tingkatan bermasyarakat. Zax & Specter (1974) mengatakan psikologi komunitas

merupakan sebuah pendekatan bagi kesehatan mental yang menekankan pada

peran lingkungan sebagaimana kontribusi untuk mengarahkan penggunaan tenaga

potensialnya dalam meredakan permasalahan yang dialami seseorang.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan psikologi komunitas adalah sebuah

pendekatan untuk mengatasi permasalahan kesehatan mental dengan menciptakan

tindakan yang bersifat memperbaiki, menciptakan tranformasi pola interaksi

interaksi individu dengan lingkungannya, serta melibatkan institusi/lembaga

untuk lebih efisien dalam menginternalisasi nilai-nilai dari kelompok sosial yang

secara dominan berpengaruh pada individu yang memiliki permasalahan.

2. Sejarah Singkat Perkembangan Psikologi Komunitas

Sebagai suatu pendekatan dalam kesehatan mental, psikologi komunitas telah

melewati perkembangan seiring dengan berkembangnya ilmu psikologi itu sendiri

dalam mencari pendekatan untuk mengatasi permasalahan mental manusia. Pada

akhir 1800an, Sigmud Freud (Walsh, 1987) mengembangkan perhatian yang teliti

pada penyakit mental dan penanganan mutakhirnya. Dasar pemikiran Freud

adalah bahwa sebuah gangguan emosional berkaitan dengan kekuatan intrapsikis

dalam diri seseorang dan disebabkan perhatian ke alam bawah sadar. Selanjutnya

Page 3: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

3

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

Freud memberikan warisan sebuah penanganan yang membidik/berfokus kepada

individu (daripada masyarakat). Freud juga mengorientasikan penyembuh

profesional untuk memeriksa setiap bagian dari individu daripada keadaannya

saat ini sebagai penyebab dari gangguan dan memandang kecemasan/gangguan

mendasar sebagai suatu hal yang selalu muncul pada kehidupan sehari-hari. Freud

dengan pasti memusatkan perhatiannya kepada kelemahan seseorang daripada

kekuatannya. Saat ini, psikologi klinis merupakan bagian dibawah psikologi yang

berurusan langsung dengan diagnosis, pengukuran, dan perlakuan terhadap

gangguan mental.

Strother (1987) menjelaskan titik penting lain dalam sejarah dari

perkembangan psikologi komunitas terjadi ditahun 1946 ketika kongres Amerika

mengesahkan aturan perundang-undangan nasionalnya terkait dengan kesehatan

mental. Aturan perundang-undangan memberikan kewenangan pihak-pihak

terkait khususnya kalangan masyarakat untuk menekan timbulnya gangguan

mental dan memajukan kesehatan mental. Dalam perjalanan waktu, aturan

perundangan ini membangkitkan minat terhadap gangguan mental khususnya

yang timbul akibat perang. Sejak itulah psikolog klinis mulai bertumbuh, yang

selanjutnya disertai dengan berdiri institusi nasional yang menangani kesehatan

mental. Pada tahun 1950 membawa sebuah perubahan penting pada perlakuan

penderita gangguan mental. Salah satu yang mempengaruhi perkembangannya

adalah ketika adanya penemuan terkait dengan ilmu farmakologi, dimana

ditemukannya obat yang dapat digunakan untuk diberikan pada pasien psikotik

dan bentuk lain dari gangguan mental. Berbagai jenis obat anti psikotik, obat

penenang, anti depresan, dan pengobatan lainnya saat itu turut menciptakan

perubahan besar dalam penanganan gangguan mental saat itu. Perubahan besar

Page 4: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

4

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

yang terjadi adalah dimana pasien menjadi lebih menurut, taat, atau patuh.

Penggunaan berbagai obat ini semakin berkembang walaupun terdapat pengaruh

terhadap pasien secara keseluruhan.

Meskipun demikian tidak kurang pentingnya pada sejarah psikologi komunitas

ketika dibahas dalam konferensi yang dilakukan di Swampscott, Massachusetts,

pada Mei 1965. Rappaport (1977, dalam Heller et all, 1984) mengatakan bahwa

pertemuan tersebut sering diakui sebagai awal diakuinya psikologi komunitas.

Pada permulaannya pertemuan ini banyak dihadiri oleh psikolog klinis terkait

dengan ketidaksesuaian-ketidaksesuaian dilapangan dan mengorientasikan

pandangannya untuk membuat suatu perubahan sosial dan politis. Bennet et all

(1966) Sebagai hasil dari konferensi tersebut, peserta konferensi Swampscott

menyetujui untuk beralih dari cara pengobatan kepada suatu tindakan pencegahan

termasuk adanya pandangan berdasarkan pada nilai-nilai ekologi atau peranannya

dalam ekologi dimasing-masing pekerjaannya.

Altman (1987) selanjutnya mengatakan perkembangannya psikologi komunitas

telah melahirkan ilmuwan yang saling memberikan masukan/pertukaran hasil

penelitian dengan para koleganya dari berbagai disiplin ilmu lainnya seperti ilmu

politik, antropologi, dan sosiologi, sebagaimana sebagai wilayah lain dari ilmu

psikologi yaitu psikologi sosial. Shinn (1987) kemudian mengusulkan bahwa

psikologi komunitas telah dan sebaiknya dapat memperluas melewati kesehatan

mental komunitas di sekolah, lingkungan kerja, situasi yang berkaitan dengan

keberagamaan, dan pemerintahan

Page 5: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

5

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

3. Sasaran Psikologi Komunitas

Selanjutnya pembahasan akan beralih pada sasaran psikologi komunitas yang

lebih spesifik, dimana telah menjadi pedoman dilapangan selama bertahun-tahun.

a. Mencegah lebih baik dari pada mengobati (Prevention rather than

treatment)

Psikologi komunitas telah memberikan warisan perubahan dan

pengembangan didalam ataupun diluar bidang ilmu psikologi. Caplan (1964,

dalam Heller et all, 1984) mengatakan filosofi “prevention rather than

treatment” (mencegah lebih baik dari pada mengobati) secara mengilhami

dan mengispirasi para peserta Konfresi Swampscott dan lebih luas pada

pergerakan kesehatan publik secara umum saat itu.

Perlu digaris bawahi, pengobatan sering kali mengalami keterlambatan

dalam mengintervensi/campur tangan. Kebanyakan baru diberikan setelah

waktu yang panjang dimana individu telah mengembangkan

permasalahannya, itu yang sering kali menyebabkan intervensi sering

menjadi kurang efektif. Pada sisi lain pencegahan dapat melawan trauma apa

saja sebelum itu terjadi, demikianlah hal itu menyelamatkan penderita bahkan

seluruh situasi/lingkungannya sebelum permasalahannya berkembang.

Dengan memperhatikan hal tersebut, psikologi komunitas dipandang lebih

berperan secara proaktif dari pada reaktif.

b. Perhatian pada kekuatan dan kompetensi (Emphasis on strengths and

competencies)

Pasti lekat dipikiran gagasan pencegahan mengenai kemampuan atau

kecakapan seseorang. Duffy dan Wong (2000) mengatakan dari sejarah

perkembangannya, ilmu psikologi dilapangan lebih cenderung terfokus pada

Page 6: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

6

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

ketidakmampuan dan permasalahan. Pandangan Freud dipandang sebagai

benih pemikiran yang perlu dikembangkan oleh para penerus oleh para

praktisi klinis dikemudian hari. White (1959) dalam tulisannya

mengaitkannya kompetensi yang merupakan hasrat/keinginan mendasar

untuk merasa mampu/sanggup. White menawarkan gagasan untuk merubah

konsep bagi para psikolog terperosok dalam pandangan yang hanya

mengaitkan psikologi klinis dengan perilaku negatif yang dilakukan manusia.

Sebagai seorang individu, tidak ada seorang pun yang menyukai merasa tidak

kompeten. Setiap orang justru merasa memiliki kekuatan yang datang ketika

individu tersebut menguasai beberapa bagian dari lingkungannya.

c. Pandangan/perspektif ekologis (Importance of the ecological perpective)

Rappaport (1977) menjelaskan bahwa perspektif ekologi artinya adalah

dilakukannya pemeriksaan dari hubungan antara individu dengan

lingkungannya (baik sosial maupun fisik) dan menetapkan jalan keluar

terbaik yang sepadan antara individu dengan keadaannya. Pada dasarnya

setiap individu memiliki keunikannya masing-masing, demikian juga dengan

keadaan/latar belakang ekologis. Menemukan suatu kombinasi yang

melatarbelakangi sesuatu secara tepat merupakan salah satu sasaran dari

psikologi komunitas. Keadaan ekologis dapat dirubah, lebih tepatnya dapat

dikatakan kecocokan antara individu dengan lingkungan penting dalam

psikologi komunitas.

d. Menghargai keberagaman (Respect for diversity)

Setiap orang datang dengan berbagai bentuk dan ukuran, berbeda latar

belakang etnis, perbedaan ketertarikan dan ketidaktertarikan, dan dengan

berbagai macam sikap dan prasangka. Pada dasarnya setiap individu adalah

Page 7: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

7

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

unik, setiap individu berhak untuk menjadi berbeda, dan berbeda bukan

berarti dapat direndahkan. Dari pengakuan terhadap keberagaman yang

dimiliki seseorang nantinya dapat menciptakan penghargaan terhadap gaya

hidup masing-masing orang, cara memandang dunia, dan susunan sosial. Hal-

hal tersebut bukan merupakan bagian dari arus utama bermasyarakat akan

tetapi karakteristik tersebutlah yang menggolongkan keberagaman

masyarakat. Selain itu pengenalan terhadap hal yang berbeda akan

menghasilkan kemampuan untuk menghindari pembandingan keberagaman

penduduk dengan standar budaya umum dan juga menghindari

melabelkan/menamakan sesuatu yang berbeda sebagai hal yang tidak

sempurna atau menyimpang dari ketentuan. Sisi baiknya, kemampuan

menghargai perbedaan tersebut memudahkan praktisi dalam menetapkan

rancangan penanganan yang sesuai dengan latar belakang budaya.

e. Peningkatan Kemampuan Individu (Empowerment)

Sebuah konsep penting lainnya dalam psikologi komunitas adalah

mengenai pemberian kewenangan, Rappaport (1981) menjelaskan pemberian

kewenangan merupakan sebuah proses untuk meningkatkan kemungkinan

bahwa seseorang dapat lebih aktif untuk mengontrol kehidupannya sendiri.

Zimmerman dan Rappaport (1981) menegaskan bahwa proses ini tidak hanya

dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan penguasaan dan pengaturan

diri terhadap hidupnya, tetapi juga ingin agar setiap individu dapat

berpartisipasi memberikan gagasan didalam lingkungan/komunitasnya.

Pemberian kewenangan ialah gagasan yang mengaitkan kekuatan dan

kompetensi yang dimiliki individu, sistem pertolongan alamiah, dan bentuk

perilaku proaktif terkait dengan kebijakan dan perubahan sosial. Namun

Page 8: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

8

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

konsep ini pernah menerima kritikan, Riger (1993) memperdebatkan bahwa

pemberian wewenang sering mengarahkan seseorang pada sikap

individualisme, bahkan pada persaingan dan konflik.

f. Pemilihan diantara beberapa alternatif (Choice among alternative)

Memberikan penghormatan pada setiap keunikan setia individu dapat

mengarahkan pemahaman setiap orang bahwa satu model pelayanan

kemanusiaan tidak optimal jika diterapkan pada setiap orang. Selanjutnya

berbagai pilihan keadaan dan pelayanan masyarakat/komunitas sebaiknya

disajikan dalam komunitas dengan latar belakang beragam. Salem (1990)

mengatakan setiap orang perlu diberikan kesempatan untuk berpartisipasi

dalam rancangan pelayanan yang akan dijalaninya, dan/atau memilih salah

satu yang cocok dan terbaik baginya. Selanjutnya dikatakan aspek penting

lainnya dalam pemilihan jenis pelayanan adalah aksesibilitas. Aksesibilitas

berarti bahwa pelayanan tersebut sebaiknya mudah didapat oleh individu,

individu tidak perlu melewati perjalanan yang jauh untuk memperolehnya,

terutama jika sulit.

g. Melakukan Penelitian Ilmiah (Action research)

Jika suatu keberagaman dari pelayanan telah optimal mensejahterakan

individu maupun lingkungannya dan telah terbentuk kesesuaian antara

individu dengan pelayanan, maka cara terbaik untuk memastikan jenis

pelayanan apa yang cocok untuk individu tertentu adalah dengan ilmu

pengetahuan. Penting untuk diingat bahwa tidak mudah menemukan jalan

keluar dari berbagai masalah sosial, Penelitian dan ilmu pengetahuan yang

berlandaskan kepada teori akan mengarahkan pada pemecahan masalah sosial

dengan cara ilmiah.

Page 9: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

9

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

h. Perubahan sosial (Social changes)

Berbekal penelitian-penelitian, salah satu sasaran psikologi komunitas

adalah mengajak masyarakat berubah. Terdapat dua jenis perubahan sosial

ditinjau dari perencanaannya,perubahan yang tidak direncanakan

(spontan/begitu saja terjadi) dan perubahan yang direncanakan (yang dengan

sengaja). Dalam perubahan yang direncanakan sesuatu hal yang ingin diubah

ditargetkan, kemuadian selanjutnya diarahkan pada peningkatan kualitas

kemasyarakatan.

i. Kerja sama dengan disiplin ilmu lainnya (Collaboration with other

disciplines)

Psikologi komunitas sebisa mungkin dapat berani menganjurkan suatu

perubahan yang dapat dilakukannya. Dengan mengaitkannya dengan disiplin

ilmu lain yang terkait artinya akan menghasilkan pemikiran serta perubahan

yang lebih luas dan dapat diterima berbagai pihak. Kelly (1990)

menganjurkan bahwa kolaborasi dengan ilmu lain akan memberikan

pemahaan baru bagaimana pengalaman disipin ilmu lain dalam menanggapi

suatu kejadian/gejala. Suatu keuntungan akan diperoleh dengan melakukan

konsultasi dengan pihak lain misalnya sejarahwan, ekonom, pakar

lingkungan, pakar biologis, sosiolog, antropolog, dan penentu kebijakan yang

berbagai pandangan tersebut akan menghasikan pandangan yang baru dan

luas.

j. Rasa Kebersamaan (A sense of community)

Sarason (1974) mengatakan faktanya rasa kebersamaan merupakan

konsep terpenting dari sasaran psikologi komunitas. Secara spesifik Sarason

mengatakan hal ini merupakan pemahaman dimana seorang merasa memiliki

Page 10: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

10

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

persamaan dengan orang lain, mengaku saling tergantung dengan orang lain,

adanya kerelaan untuk memelihara perasaan saling ketergantungan tersebut

dengan memberikan atau melakukan sesuatu bagi yang lain sebagai mana

yang diharapkan, dan adanya perasaan bahwa setiap individu merupakan

bagian dari suatu struktur yang tidak berubah dan dapat dipercaya. Bagian ini

diletakkan pada bagian akhir agar terlebih dahulu membentangkan filosofi

psikologi komunitas yang lainnnya. Jika rasa kebersamaan seseorang telah

tercipta dilingkungannnya, maka individu akan merasa memiliki peranan.

4. Sistem Kerja Psikologi Komunitas

Dalam penerapannya psikologi komunitas merupakan suatu kesatuan

perangkat yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu

totalitas yang setiap bagiannya melewati proses yang diatur dengan baik.

Dalton, Elias, & Wandersman (2007) mengatakan terdapat sistem kerja dalam

menerapkan psikologi komunitas, yaitu :

1. Psikologi komunitas menekankan kepada dua aspek secara serentak yakni

kondisi masyarakat sebagai dasar teori dan riset pada proses lingkungan

sosial.

2. Terpusat, tidak hanya bertitik tolak pada kondisi psikologis individu,akan

tetapi atas berbagai tingkatan analisa yang bergerak dari individu kemudian

mengelompokkannya ke dalam organisasi dan akhirnya kepada struktur yang

terbesar yakni kelompok masyarakat secara utuh dimana individu berada.

3. Psikologi komunitas meliputi atau cakupan jangkauan luas berupa setting dan

substansi dari suatu area/daerah komunitas.

Page 11: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

11

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

Dari ketiga dasar tersebut di atas psikologi komunitas dalam menganalisis

permasalahan individu memiliki keunikan tersendiri dimulai dari kondisi

individu itu sendiri kemudian mengarah kepada suatu pergerakan sosial

masyarakat atau sebaliknya atau juga dimulai secara bersama-sama.

Permasalahan para profesional dan klien pada sistem manajemen diaplikasikan

ke dalam penelaahan isu peraturan sosial dan kontrol masyarakat, dan

karakteristik serta kemampuan menghadapi kelompok sosial secara lemah,

seperti permasalahan minoritas dan lain sebagainya.

B. Jenis-Jenis Pencegahan

Terdapat perbedaan antara tingkat dari tindakan pencegahan sebagai usaha

untuk mencegah/melawan keadaan yang dapat memicu timbulnya permasalah

kesehatan mental. Psikolog sebagai yang berkewajiban untuk menanganinya dimana

pun psikolog tersebut bekerja, hal itu memerlukan banyak pengetahuan mengenai

berbagai penanganan/tindakan yang sesuai dan bersifat memperbaiki. Caplan (1964)

dalam Principles of Preventive Psychiatry mengatakan secara tradisional

pencegahan kesehatan mental juga dikenal sebagai pencegahan psikiatri, yang secara

teoritis membedakannya secara satu per satu yaitu pencegahan primer, pencegahan

sekunder, dan pencegahan tersier.

Bloom dan Hodges (1988) memaparkan bahwa psikologi komunitas

memandang terdapat tingkatan dalam tindakan pencegahan, yaitu :

a. Pencegahan Primer

Merupakan usaha untuk mencegah suatu permasalahan terjadi secara

keseluruhan. Hal ini biasanya merujuk pada terjadi aktifitas yang dilakukan oleh

masyarakat yang sehat dimana bertujuan untuk memelihara atau meningkatkan

Page 12: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

12

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

kesehatan fisik maupun emosi. Cowen (1977) mengatakan pencegahan primer

juga dapat berarti bekerja dengan masyarakat mengalami ancaman dari

berkembangnya suatu disfungi/penyelewengan atau mencegahnya sebelum hal

tersebut terjadi. Selanjutnya Cowen (1977) menganjurkan terdapat kriteria yang

harus terpenuhi dari suatu program agar dapat benar-benar dikategorikan

sebagai pencegahan primer, yaitu :

Program tersebut harus berorientasi pada kelompok/masyarakat

Program harus dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan

Program dengan sengaja menimbulkan keinginan memperoleh fokus utama

permasalahan dalam memperkuat pencocokan dari hal yang tidak dibuat-

buat.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan ini merupakan usaha untuk menghilangkan permasalahan seawal

mungkin sebelum permasalahan tersebut menjadi berat dan menetap secara terus

menerus. Pencegahan sekunder meliputi deteksi dini gangguan mental pada

populasi dan intervensi sehingga gangguan ringan dicegah dari menjadi suatu

keadaan dimana individu telah mengabadikan diri mengabdikan. Menurut

Caplan (1964) upaya pencegahan sekunder untuk mengurangi prevalensi (kasus

yang ada) dari gangguan mental dalam suatu populasi dengan memperpendek

durasi kasus yang ada melalui diagnosis dini atau deteksi diikuti dengan

pengobatan yang cepat dan efektif. Dalam pencegahan sekunder intervensi

adalah segera setelah situasi berbahaya (pasokan tidak memadai) memiliki

kesempatan untuk mendorong pengembangan gejala awal gangguan jiwa.

Pencegahan sekunder mencoba untuk membantu dalam penyelesaian krisis

Page 13: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

13

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

pribadi dari sekelompok orang sehingga gejala awal dari gangguan mental

dieliminasi.

c. Percegahan tersier.

Konseptualisasi Caplan (1964) pencegahan tersier sebagai upaya untuk

mengurangi tingkat mengabadikan diri psikopatologi pada seluruh komunitas

tetap tidak berubah. Duffy dan Wong (2000) menjelaskan sebuah program

pencegahan tersier merupakan sebuah penanganan lanjutan yang ditujukan pada

permasalahan yang telah berkaitan dengan sistem hukum dan aturan yang

berlaku, khususnya dirancang untuk individu yang terlibat dalam permasalahan

jangka panjang. Walaupun pencegahan primer dan sekunder telah berkembang,

sebuah pendekatan dari sebuah sistem hukum digunakan untuk menghukum dan

digunakan untuk membatasi ruang.

Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pendekatan psikologi

komunitas terdapat tingkatan dalam upaya pencegahan untuk mengatasi

permasalahan kesehatan mental yaitu pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan

pencegahan tersier.

C. Penerapan Bloom’s Analysis Sebagai Pencegahan Primer

1. Pencegahan Primer

Setelah mengetahui bahwa terdapat 3 jenis pencegahan dalam mengatasi

permasalahan kesehatan mental, calon psikolog akan berfokus untuk menerapkan

pencegahan primer dalam upaya pencegahan intensi relapse pada residen opioid

withdrawal. Rosenblum (1971) mengatakan pencegahan primer menjadi penekanan

penting dari psikologi komunitas saat itu diakui sebagai daerah khusus psikologi

oleh American Psychological Association di pertengahan 1960an. Salah satu

Page 14: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

14

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

formulasi paling sistematis dari identitas daerah khusus yang baru muncul,

serangkaian makalah posisi ditulis oleh psikolog masyarakat kunci, berfokus pada

pencegahan primer.

Umumnya pencegahan primer istilah yang digunakan untuk merujuk pada

pengurangan kejadian (kasus baru) dari gangguan mental pada populasi atau

masyarakat (Bloom, dalam Rosenblum 1971). Pemilihan fokus ini terjadi akibat

adanya beberapa faktor yang saling terkait. Bloom (1965) selanjutnya mengatakan

bahwa sejarah kesehatan masyarakat telah menunjukkan bahwa langkah-langkah

pencegahan primer seperti lewat sanitasi lingkungan dan imunisasi populasi yang

luas secara signifikan lebih kuat daripada tindakan pengobatan klinis dalam

berdampak pada epidemi klasik kesehatan masyarakat. Pencegahan primer telah

terbukti menjadi satu-satunya cara efektif untuk membatasi penyebaran penyakit

menular.

2. Analisis Bloom Sebagai Pencegahan Primer

Psikolog komunitas cenderung mengarahkan penelitian pencegahan primer

untuk berkontribusi pada pembentukan tujuan spesifik dan sarana penelitian.

Penelitian pencegahan primer dapat dikenali dengan menggunakan kriteria analisis

isi yang mengacu pada tujuan tertentu dan sarana yang digunakan dalam proyek

penelitian ini. Upaya ini untuk memastikan penyediaan apa yang diperlukan untuk

adaptasi individu dengan gejala awal dari gangguan mental, atau adaptasi individu

yang diduga menampilkan gejala awal gangguan jiwa pada beberapa waktu

mendatang. Singkatnya, tesis ini berpendapat bahwa orientasi ideologis memiliki

nilai heuristik untuk penafsiran definisi, konsep pencegahan primer. Orientasi

ideologis yang diusulkan untuk pencegahan primer yang digunakan sebagai kriteria

Page 15: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

15

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

analisis isi penelitian pencegahan primer yang dikembangkan di bagian tabel

diadaptasi dari Primary Prevention Practice oleh M.Bloom (1996, dalam Duffy

dan Wong, 2000 ) yang berikut dibawah ini :

Tabel 2.1

Tabel Pelaksanaan Penerapan Pencegahan Preventif dalam

Psikologi Komunitas Adaptasi M.Bloom

Metode Hal yang diubah Contoh

a. Meningkatkan kekuatan

Individu Kognisi Mengubah persepsi mengenai kegagalan yang

dialaminya ke pemahaman bahwa sesungguhnya

terdapat kemungkinan peluang yang lebih baik

dari yang sebelumnya.

Emosi Merubah perasaan pesimis individu kedalam

perasaan optimis

Perilaku dan

keterampilan

Mempelajari untuk berfikir dan mencari beberapa

solusi alternatif untuk suatu permasalahan

daripada hanya satu solusi

Kesehatan dan aspek

biologis lainnya

Mempelajari keuntungan dari ilmu gizi yang baik

Aspek secara

keseluruhan

(holistik)

Meningkatkan persepsi diri menyangkut

ketegasan atau kemampuan diri

b. Mengurangi keterbatasan

Individu Kognisi Membantu ibu (atau keluarga) menata ulang

pemahamannya dari anaknya seperti

ketidakmampuan mengantisipasi permasalahan

perilaku dari anaknya saat menjalani masa

perkembangan

Emosi Belajar teknik mengurangi stres dengan mengatasi

masalah atau menangani emosi yang umumnya

negatif yang ditimbulkannya, konsepnya relavan

dengan perbedaan individual dalam merespons

situasi penuh stres

Perilaku dan

keterampilan

Menyarankan untuk menggunakan media untuk

mengingatkan sesuatu seperti alarm atau reminder

di telefon genggam untuk melakukan sesuatu

Kesehatan dan aspek

biologis lainnya

Mengurangi resiko meniru perilaku negatif orang

lain dalam mengatasi permasalahan

Aspek secara

keseluruhan

Menyediakan pelatihan kerja yang dapat

meningkatkan kemampuan individu setelah

menjalani rehabilitasi agar permsalahan

Page 16: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

16

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

psikologis, keluarga, dan finansial dapat

terhindarkan

c. Meningkatkan dukungan

sosial Aspek interpersonal Menggunakan teman sebaya untuk menolong

keberadaan individu yang merasa terpinggirkan

Kelompok utama Memberikan harapan untuk bertemu dan

memberikan dukungan emosional pada orang lain

Kelompok

pendukung

Menyediakan informasi mengenai prosedur

penanggulangan penyalahgunaan opioid dan

resiko-resiko dari pemakaian kepada orang tua

dari subjek

Situasi/keadaan

budaya

Membangun hubungan antara organisasi

kemasyarakatan yang terkait agar dapat

menyediakan dan mengkoordinasikan pelanan

bagi individu

d. Mengurangi tekanan

lingkungan

Aspek interpersonal Mengajarkan individu untuk aktif dalam

mendengarkan agar dapat membantu temannya

yang sedang dalam tekanan/stress

Kelompok utama Menggunakan diskusi kelompok kecil untuk

menolong individu lain yang baru menjalani

rehabilitasi opoid

Kelompok

pendukung

Membuat pelayanan informasi hot-line yang dapat

disediakan dalam lingkungan

Situasi/keadaan

budaya

Menyiarkan dalam media televisi beberapa teknik

untuk menolong individu dalam menanggulangi

stress yang dialaminya

e. Meningkatkan sumber

daya lingkungan fisik Manusia dan

lingkungan alami

Merancang sebuah program yang mendorong

keluarga-keluarga yang memiliki permasalahan

dengan pemakaian opioid dengan saling

membantu memfasilitasi keluarga yang kurang

mampu

Manusia dan

lingkungan

dibangun/didirikan

Mempromosikan pengematan energi dan materi

f. Mengurangi tekanan dari

lingkungan fisik Manusia dan

lingkungan alami

Dapat mengajak pengguna yang lain yang

dikenalinya untuk berhenti menggunakan opioid

Manusia dan

lingkungan

dibangun/didirikan

Menggunakan tayangan video untuk mengajarkan

menghadapi dan menolak tawaran dari

lingkungan

Sumber : Diadaptasi dari Primary Prevention Practice oleh M.Bloom, 1996, Thousand Oaks, CA: Sage Publication

Page 17: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

17

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

3. Dimensi Perspektif Pencegahan Primer

Kebenaran dari pepatah bahwa “lebih baik mencegah dari pada mengobati”

terutama adalah bukti dalam menghargai kesehatan pada setiap individu. Seiring

dengan kemampuan tubuh untuk menjaga tubuh dari efek penyakit, kecelakaan,

dan stressor lainnya. Mengambil tindakan pencegahan melawan keselakaan,

berlatih dan makan secukupnya dan melakukan check-up medis secara teratur

menjadi penting. Caplan adalah penulis paling sering dikaitkan dengan sudut

pandang ini, review dari ide-idenya tentang dimensi perspektif dan pemahaman

dari suatu pencegahan yang ideal dan sesuai. Menurut Caplan (1964) terdapat

beberapa dimensi perspektif dalam melakukan suatu penerapan pencegahan primer,

yaitu :

a. Karakteristik individu mempengaruhi individu terhadap terjadinya gangguan

mental.

Dalam pandangan ini individu dipandang memiliki beberapa kelemahan psiko-

sosial yang menghambat kemampuannya untuk berfungsi dalam tatanan sosial

yang ada. Kelemahan tersebut ini cenderung mengarah pada penyakit mental

ketika orang yang terkena tekanan tinggi atau situasi stres. Dengan demikian

penyakit mental yang mungkin mengakibatkan karena orang tidak bisa

mengatasi situasi stres. Caplan (1964) berpendapat bahwa individu tertanam

dalam struktur masyarakat. Baik individu dan sistem sosial berada dalam

keseimbangan. Keseimbangan individu dikatakan terganggu ketika kelemahan

psikososial tertentu menggabungkan dengan situasi stres atau krisis. Jika

individu tidak dapat mencapai keseimbangan kembali maka penyakit mental

mungkin terjadi. Dalam kerangka ini, penyakit mental terutama akibat masalah

dengan mekanisme mempertahankan keseimbangan individu. Menurut Caplan

Page 18: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

18

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

(1964, hal.39), "faktor penting yang mempengaruhi terjadinya krisis adalah

ketidakseimbangan antara kesulitan dan masalah pentingnya dan sumber daya

segera tersedia untuk menghadapinya. Dengan demikian, meskipun peran faktor

sosial seperti psiko-sosial kerugian atau situasi stres diakui, prioritas relatif

ditempatkan pada faktor-faktor kepribadian yang saling menyebabkan.

b. Individu akan sehat secara mental ketika adanya keseimbangan yang sesuai.

Sudut pandang ini mengasumsikan masalah psiko-sosial merupakan

permasalahan yang sulit untuk dielakkan, oleh karena itu orang yang sehat

ketika mereka mengatasi dengan mereka dengan cara yang diharapkan atau

sosial disetujui. Sehat merupakan adanya kesesuaian dengan peran masing-

masing individu dalam lingkungan sosial dan sejalan dengan nilai-nilai budaya

mereka" (Caplan, 1964). Rappaport (1977) memandang dimensi ini merupakan

salah satu tipe ideal dalam membentuk kesehatan mental, salah satu hal penting

yang digunakan untuk membentuk kesehatan mental adalah adanya ketersediaan

seperangkat perilaku dan sumber daya bagi individu agar memiliki alternatif

yang diperlukan untuk mengatasi permasalah hidupnya.

c. Penyakit mental dapat diperbaiki jika individu dibantu untuk menyesuaikan

perilaku dan sikap mereka.

Solusi potensial untuk penyakit mental adalah dengan meningkatkan rasa

toleransi setiap individu lain untuk permasalahan psiko-sosial atau tekanan yang

dihasilkan dari permasalahan individu yang mengalaminya. Peran profesional

kesehatan mental adalah untuk memfasilitasi proses ini. Tercatat bahwa salah

satu hal yang berfungsi pada perubahan karakteristik seseorang adalah dengan

melakukan perubahan gaya hidupnya, nilai-nilai, praktek pola asuhnya atau efek

dari praktik membesarkan anak dari orang tuanya. Fokus dari tindakan bersifat

Page 19: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

19

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

memperbaiki adalah adaptasi dan penyesuaian individu pada tatanan sosial yang

ada.

4. Perspektif Konflik Pencegahan Primer

Dalam menerapkan praktik kesehatan mental khususnya dalam melakukan

pencegahan primer akan menemukan berbagai jenis hambatan dalam

menerapkannya. Catherine Comeau (1979) mengatakan terdapat beberapa

pandangan yang mempertentangkan penerapan pencegahan primer dalam psikologi

komunitas, yaitu :

a. Sistem sosial memiliki karakteristik struktural yang mempengaruhi orang untuk

menjadi sakit mental.

Dalam pandangan sistem sosial ini, khususnya lembaga-lembaga, memiliki

karakteristik struktural yang menghambat kebutuhan pertumbuhan dan

perkembangan individu. Penindasan kebutuhan ini cenderung mengarah pada

penyakit mental. Bower (1972) percaya bahwa ada kekuatan sosial di

masyarakat yang menghambat perkembangan individu secara penuh. Banyak

dari tekanan berasal dari masyarakat yang melalui struktur kelembagaan dalam

memberikan nilai-nilai, tujuan, sarana, dan aturan yang keberadaannya akan

menjelma pada terbentuknya perasaan puas atau penderitaan. Jika lembaga

menghambat pembangunan manusia maka penyakit mental yang mungkin

terjadi sebagai hasil dari hambatan tersebut.

b. Individu akan sehat secara mental ketika mampu membangun dan

mengembangkan kebutuhan yang dapat diaktualisasikan.

Sudut pandang ini mengasumsikan kesehatan mental berkaitan dengan

kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan individu. Sebaliknya, penyakit

Page 20: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

20

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

mental berkaitan dengan penekanan kebutuhan ini. Dengan demikian, Bower

(1972) memandang kesehatan sebagai perkembangan penuh dari manusia

sebagai organisme, rasional kreatif, dan mampu mengaktualisasikan diri.

Mengikuti keyakinan Sigmund Freud, Bower (1972) menetapkan bahwa

karakteristik manusia yang berkembangan penuh dapat diketemukan dengan

kemampuan untuk mencintai dan bekerja secara produktif.

c. Penyakit mental dapat diperbaiki jika struktur sistem sosial atau lembaga

berubah.

Menurut perspektif konflik, penyakit mental dapat diperbaiki jika sistem sosial

atau lembaga yang berubah sedemikian rupa sehingga pertumbuhan dan

kebutuhan pengembangan individu difasilitasi. Taktik yang berasal dari sudut

pandang ini mempertimbangkan baik partisipasi dari individu atau kelompok-

kelompok kecil dalam membuat keputusan dan struktur sosial sebagai fokus

perubahan. Rappaport (1977) membahas bahwa tujuannya adalah untuk

membangun organisasi berdasarkan asumsi kelembagaan yang berbeda dari

yang saat ini dominan dalam masyarakat.

5. Paradigma Penerapan Analisis Bloom dengan Pendekatan Psikologi

Komunitas Sebagai Pencegahan Primer Intensi Relapse Opioid.

Pada dasarnya psikologi komunitas orientasi kerjanya hampir sama dengan

psikologi klinis dan kesehatan mental masyarakat dengan tujuan untuk mengenalkan

kesejahteraan manusia. Tetapi psikologi komunitas tidak hanya puas dengan

kencenderungan klinis yang hanya menempatkan permasalahan kesehatan mental

yang berfokus di dalam diri individu. Psikologi komunitas lebih melihat ancaman

terhadap kesehatan mental dari lingkungan sosial atau konflik/ ketidakcocokan

Page 21: Psikologi Komunitas (Tinjauan Pustaka)

21

Demi mencerdaskan kehidupan bangsa.....

Jimmy Patar Simanjuntak

antara individu dengan lingkungannya. Penekanan secara spesifik lebih kepada

dukungan sosial bukan kepada perubahan individu. Psikologi komunitas lebih

memusatkan perhatian pada kesehatan bukan kepada penyakit, dan kepada

peningkaan kemampuan individu dan komunitasnya. Hal inilah yang mungkin

merupakan simbol dari psikologi komunitas dan yang membedakannya dengan

psikologi klinis dan kesehatan mental yang lebih berfokus kepada perubahan

individu.

Dengan adanya prediktor inilah yang menjadikan psikologi komunitas berbeda

dengan kesehatan masyarakat, dalam memandang kesehatan mental, institusi sosial,

dan mutu hidup secara umum. Psikologi komunitas harus memiliki orientasi riset

yang kuat, karena sangat tergantung kepada suatu dugaan yang mengarah kepada

permasalahan-permasalahan sosial yang akan muncul dengan kondisi yang ada. Psikologi

komunitas seperti halnya juga psikologi sosial di dalam pengambilan suatu sistem

atau kelompok melalui pendekatan kepada tingkah laku manusia, akan tetapi lebih

terkait kepada suatu pengetahuan psikologis untuk memecahkan permasalahan sosial

sedangkan psikologi sosial lebih berorientasi kepada fenomena-fenomena interaksi

individu dengan sosialnya. Psikologi komunitas juga banyak mengunakan orientasi-

orientasi psikologi industri dan organisasi tetapi diterapkan kepada organisasi

masyarakat, bagaimana individu mengikuti sistem sosial yang ada dan

mendukung jaringan sosial tersebut.