psikiatri dalam perspektif islam (nnii)

56
PSIKIATRI DALAM PERSPEKTIF ISLAM (NNI) Oleh : Dr. H. Burlian Abdullah

Upload: al-tamira

Post on 03-Jan-2016

110 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

PSIKIATRI DALAM PERSPEKTIF ISLAM (NNI)Oleh : Dr. H. Burlian Abdullah

Page 2: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

A. PSYCHOLOGY DAN PSYCHIATRY (PSIKOLOGI DAN PSIKIATRI)

Psikologi adalah ilmu kedokteran yang mempelajari tentang jiwa manusia atau perilaku manusia. Jiwa adalah sesuatu yang abstrak, yang berbeda dengan fisik / jasmani yang dapat diamati secara inderawi baik langsung maupun tidak langsung. Karenanya proses kejiwaan hanya dapat dikenal dari perilaku sehari - hari yang merupakan gejala-gejala kejiwaan, manifestasi berbagai faktor seperti pikiran, nafsu / instinct dan perasaan (emosi).

Page 3: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Proses yang terjadi dalam kejiwaan tidak terlepas dari pengaruh internal seperti metabolisme di dalam jaringan otak, faktor keturunan, pendidikan, lingkungan (human ecology), pengalaman hidup (innerlife story) dan sebagainya.

Page 4: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Banyak teori dan hipotesa yang dikemukakan oleh para ahli. Akan tetapi pada prinsipnya psikologi lebih menekan kepada kajian tentang KEPRIBADIAN / PERSONALITY / CHARACTER / WATAK yang tercermin dari POLA PIKIR, PERASAAN DAN TINGKAH LAKU atau PERIAKAL (KOGNITIF), PERIRASA (KONATIF / ATTITUDE) DAN PERILAKU (PSIKOMOTORIK/PRACTICE).

Page 5: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Berdasarkan proses pertumbuhan dan perkembangan kehidupan manusia maka dibedakan beberapa fase / periode :

Periode dalam kandungan (Prenatale periode) Periode hayati (Vitale periode) (0-6 th) Periode kemantapan (Stability periode) (6-12

th) Periode akil baliq (Puberty periode) (12-20 th) Periode kebatinan (Psychologic periode) (20 th

lebih)

Page 6: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Pada masing-masing periode mempunyai karakteristik dan dominasi nafsu sebagai energi pendorong perilaku manusia. Pada periode pertumbuhan / perkembangan kejiwaan ini maka faktor keturunan dan lingkungan keluarga sangat penting dan menentukan, terutama keteladanan dalam mananamkan tata nilai baik dan buruk, benar dan salah (proses pembangunan kebudayaan atau habit/kebiasaan) :

Page 7: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Psikiatri adalah ilmu penyakit jiwa yang mempelajari tentang jiwa yang sakit (psikopatologi) atau kelainan dan gangguan jiwa (mental disorder). Bertolak dari pemahaman tentang psikologi maka psikiatri pada dasarnya mempelajari perilaku abnormal manusia atau kelainan atau hambatan dalam KEPRIBADIAN. Kelainan atau hambatan ini dapat bersifat ringan dan berat yang berdampak kepada jenis kelainan / penyakit yang di derita.

Page 8: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Dalam Psikiatri modern salah satu faktor terpenting adalah hubungan antar manusia seperti hubungan intra keluarga, orang tua, saudara, teman pergaulan (sekolah, tempat kerja) dan tetangga. Dalam pergaulan ini, manusia mencoba untuk saling mengenal dan memahami serta menimba pengalaman dan menentukan sikapnya. Inilah yang dinamakan PSIKIATRI DINAMIS

Page 9: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Banyak teori dan hipotesa yang di kemukakan tentang sebab-sebab terjadinya gangguan jiwa oleh para ahlinya seperti KRAEPELIN (1856-1929), ADOLF MEYER (1866-1950), SIGMUND FREUD (1856-1939), CG.JUNG (1875) DAN ALFRED ADLER (1870-1957).

Page 10: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Berdasarkan teori-teori yang dikemuka kan para ahli diatas, maka dapat disimpulkan :

1.Behaviour atau perilaku adalah suatu kesimpulan dari reaksi seseorang ter-hadap segala rangsang yang datang baik dari luar maupun dari jiwanya sendiri dalam hidupnya sehari-hari.

Page 11: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

2. Mental disorder adalah bukan penyakit, tetapi merupakan behaviour suatu individu yang tidak sanggup menyesuaikan dirinya terhadap :

Tekanan dan ancaman Kebutuhan emosional Kebutuhan nafsu Tuntutan realita

Page 12: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Menurut Adolf Meyer, individu adalah makhluk hidup yang senantiasa berada dalam aksi dan faktor-faktor yang me-nentukan reaksinya terhadap realita hidup ini adalah : Pembawaan Pendidikan Lingkungan Sosial Pengaruh Budaya Pengalaman pribadi

Page 13: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Berdasarkan ringan atau beratnya ga-ngguan / kelainan jiwa, maka dikenal beberapa golongan penyakit jiwa :

1.NEUROSIS DAN PSIKONEUROSIS (PSYCHONEUROTIC DISORDER)

2.PSIKOPATI (PERSONALITY DISORDER)

3.OLGOFRENI (MENTAL DEFICIENCY)

4.PSIKOSIS (PSYCHOTIC DISORDER)

Secara klinis penentuan diagnosis dari ga-ngguan tersebut diatas diperoleh melalui anamnese (riwayat penyakit) dan gejala-gejala penyakit (Simptom).

Page 14: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Gangguan tersebut antara lain : Persepsi / penangkapan Cara berfikir, berperasaan (affectivity),

tindakan (motoris) Kesadaran Orientasi Appersepsi Perhatian Peringatan Kecerdasan Dll

Page 15: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Dari hasil anamnese dan hasil pemeriksaan yang disebabkan gangguan diatas, secara klinis dapat dijumpai :

I.Simptomatologi :1.Waham 11. Blocking 21. Amnesi 31.Katalepsi2.Autisme 12. Logorrhoe 22.Phobi 32.Poriomani3.Depersonalisasi 13. Perseverasi 23.Obsessi

33.Pyroman4.Incohaerensi 14. Verbigerasi 24.De ja vu 34.Cleptomani5.Neologisme 15. Echologi 25.Twilight State

35.Demensi6.Confubulasi 16. Euphori 26.Negativisme 36.Regressi7.Hallucinasi 17. Apathie 27.Echopraxie 8. Illusi 18. Ambivalensi 28.Befchleautomasi9. Flight of ideas 19. Parathymi 29.Stereotype 10. Remming 20. Anxiety 30.Stupor

Page 16: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

II. Syndrom1.Syndrom Schzophreni 7.Syndrom

Encephalopathi

2.Syndrom Mani 8. Syndrom Frontaal

3.Syndrom Depresi 9. Syndrom Hyperaesthetis- Emosional

4.Syndrom Katatoon 10.Syndrom Amentia

5.Syndrom Paranoid 11.Syndrom Delier

6.Syndrom Hypochondri

Page 17: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

B.PSIKIATRI DALAM ISLAM

Al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam secara jelas menyatakan manusia terdiri dari 2 (dua) unsur utama : jasmani (badan) dan rohani (jiwa).

(Q.S.32/7-9 ; 39/42, 7/172), dan keterbatasan ilmu / kemampuan manusia untuk memahami hakikat jiwa (ruh) (Q.S.17/85).

Page 18: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Kajian Psikiatri seperti yang telah diuraikan diatas, suatu kajian penyakit jiwa kedokteran oleh beberapa ahli disebut PSIKIATRI DUNIAWI , yang lepas dari nilai-nilai spritual, etika dan moral agama. Penyakit jiwa dalam Psikiatri duniawi ini dalam Islam sekurang-kurangnya ada 2 hal penting :

Page 19: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Pertama : Individu yang bersangkutan terlepas dari beban / kewajiban hukum yang melekat pada dirinya. Rasulullah SAW bersabda :

“Diangkat pena (tidak dicatat) karena tiga hal yaitu orang yang terganggu akalnya sampai ia sadar, orang tidur sampai ia terjaga dan anak-anak sampai ia dewasa”.

(H.R.Ahmad, Abi Daud dan Hakim).

Bahkan dilarang mendekati/melakuakan sholat ketika dalam keadaan mabuk

(Qs. 4/43)

Page 20: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Kedua :Dampak atau akibat dari gangguan individu ini terhadap masyarakat mudah diatasi /ditang-gulangi atau tidak berdampak luas dengan melakukan tindakan pre-ventif, kuratif dan rehabilitative.

Page 21: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Di dalam Al Qur’an (Qs Al Qalam, 68/2-7) Allah menyatakan :

“Berkat ni’mat tuhanmu, kamu (Muhammad) kamu sekali-kali bukan gila, dan sesung-guhnya kamu benar-benar mempunyai akhlak yang agung, maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang kafir) pun akan melihat, siapa diantara kamu yang gila; sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang paling mengetahui siapa yang sesat dijalan-Nya, dan Dialah yang paling mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Page 22: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Didalam rangkaian ayat-ayat diatas, Allah telah membantah tuduhan-tuduhan palsu kaum musyrikin (kafir) Mekah yang me-nuduh Nabi Muhammad berpenyakit jiwa. Berulang kali beliau di tuduh dalam ber-bagai ungkapan penghina’an seperti : manusia gila (majnun), terganggu pikiran (maftun), kena sihir (mashur), tukang sihir (saahir), dan tukang tenung (kaahin)

Page 23: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Allah telah menantang dan menyangkal tuduhan-tuduhan palsu kaum musyrikin dengan menegaskan bahwa Nabi Muhammad bukan orang yang ber-penyakit jiwa, tetapi manusia berakhlak / berprilaku agung, dan mendapat pahala/ganjaran terbaik yang tidak putus-putusnya disisi-Nya. Beliau bukan hanya fa’al jiwanya berfungsi secara serasi, tetapi fa’al jiwa-nya dibimbing dan dikendalikan oleh hidayah (guidence) Allah serta sumber keteladanan.

(Q.S. 33/21,42/52-53).

Page 24: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Akhlak dalam Islam adalah perilaku manusia secara menyeluruh (total behaviour) yang meliputi aspek aqidah (keimanan), ibadah (hablun minallah) dan mua’malah / humanekologi (hablunminannas).

Akhlak yang agung yang dimiliki Rasullulah SAW dan pahala yang tiada putus-putusnya beliau terima karena beliau berada diatas kebenaran mutlak dan hakiki yang nyata, pada petunjuk jalan yang lurus.

(Q.S.6/161,27/79).

Page 25: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Sebaliknya, Allah menyatakan bahwa yang berpenyakit jiwa adalah kaum musyrikin (kafir), karena mereka adalah orang-orang yang sesat, tidak berada diatas kekua-saan mutlak yang hakiki, pada petujuk jalan yang lurus.

(Q.S.4/116,88).

Page 26: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Dari ungkapan ayat-ayat 2-7 surat Al Qalam diatas dapat dipahami bahwa penyakit jiwa menurut Al Qur’an jauh lebih mendasar dan luas dari pada pengertiaan menurut disiplin ilmu jiwa (Psikiatri) yang semata-mata berorientasi pada perubahan atau penyimpangan perilaku karena terganggu fungsi atau fa’al jiwa, seperti yang dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari dirumah sakit jiwa pada penderita penyakit jiwa umumnya yang disebut sebagai orang gila (terganggu ingatanya).

Page 27: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Seperti telah disebutkan diatas orang yang terganggu jiwanya seperti ini, seluruh tin-dakanya dilakukan diluar kesadaran atau kendali akal, sedang gangguan sosial atau dampak yang mungkin ditimbulkan tidaklah berdampak luas dan lebih mudah diatasi. Karena itu seluruh tindakan atau kiprah perilakunya tidak berakibat hukum.

Page 28: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Menurut Al - Qur’an penyakit jiwa yang hakiki (mungkin dapat dinamakan Psikiatri Ukhrawi) dan sangat berbahaya adalah pengingkaran atau penolakan terhadap kebenaran mutlak dan hakiki yang nyata (haqqul-mubin) atau perilaku yang tidak berada diatas kebenaran, pada petunjuk (jalan) Allah yang lurus. Mereka inilah yang dinamakan kelompok “Fiqulubihim Maradhun” (di dalam jiwa mereka ada penyakit), yang secara sadar mengingkari dan melagar norma dan tata nilai kebenaran ajaran agama Allah, serta berdampak luas dalam kehidupan social kemasyarakatan (Patologi sosial). (Q.S.2/8-20,9/125,30/41).

Page 29: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Kepribadian mereka dapat digolongkan KEPRIBADIAN TERBELAH (Disintegrated Personality), tidak sesuai dengan kedudukan manusia selaku mahluk yang mulia untuk melaksanakan peran khalifah di bumi Allah.

(Q.S.2/30,17/70,3/167,48/11).

Page 30: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Terhadap manusia yang tidak mau menyadari dan tidak mau mendaya-gunakan kelebihan-kelebihan yang diberikan Allah Sang Pencipta, terutama panca indra dan akal pikiranya untuk memahami ayat-ayat / ajaran dan tanda-tanda kekuasa’an Allah, maka Allah akan menurunkan derajat mereka ke-tingkat yang lebih rendah dari mahluk hewani sebagai manusia yang lalai dan merugi.

(Q.S.7/179,25/43-44,16/107-109)

Page 31: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Kerancuan cara berfikir (ini merupakan salah satu gejala penyakit jiwa dalam psikiatri duniawi) kaum musyrikin dan yang mengingkari ayat-ayat Allah, terlihat dalam sikap dan pandangan hidup mereka yang tidak rasional yaitu meminta segera didatangkan keburukan (siksa) dari pada kebaikan (rahmat) ketika rasul Allah datang membawa kebaikan untuk keselamatan hidup di alam dunia (fana) dan akhirat (abadi) kelak.

Page 32: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Inilah ilustrasi perilaku jahiliyah yang senantiasa ada disetiap zaman, sepanjang manusia tidak berpijak kepada kebenaran mutlak yang hakiki, petunjuk (jalan) Allah yang selalu mereka dustakan dan ingkari karena mengikuti hawa nafsu tanpa pemahaman yang benar.

(Q.S.44/5-6,21/107,28/50,45/23).

Page 33: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Nabi Muhammad diperintahkan Allah untuk berpaling, meningalkan dan menjauhi perilaku jahiliyah ini dengan mewujudkan perilaku mulia dan agung sesuai dengan kedudukan manusia selaku khalifah, penerima amanat Allah.

(Q.S.6/35,7/199).

Mewujudkan perilaku manusia yang mulia dan agung inilah misi utam Rasullulah:

“Sesunguhnya aku di utus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (manusia)”

(H.R Ahmad dari Abu Hurairah r.a)

Page 34: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

“Akhlak yang mulia seperti telah diungkapkan diatas merupakan lintasan kehidupan, perilaku manusia secara utuh yang berpusat pada titik sentral yaitu taqwa kepada Allah, yang menjadi satu-satunya Kriteria manusia mulia dihadapan Allah-sang pencipta”.

(Q.S.3/112,49/13,20/132).

Page 35: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

C.HIZBULLAH DAN HIZBUSYSYAITHAN

Berdasarka penerimaan dan kepatuhan atau penolakan dan pengingkaran terhadap ajaran agama Allah, maka menurut Al Qur’an dibedakan 2 (dua) kelompok prilaku manusia yaitu Hizbullah dan Hizbusysyaithan, yang masing-masing kelompok memiliki ciri atau karakteristiknya.

(Q.S.58/19,58/22).

Page 36: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Hizbullah adalah kelompok manusia yang menerima dan patuh kepada ajaran agama Allah, yang dapat dikelompokan dalam :

1.Mukmin

2.Muqinun

3.Muslim

Page 37: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

4.Orang yang berbuat baik : Amilin, Fa’ilin, Kasibin, Qadiimin Shalih Muhsin Orang berbuat Al Khairat Orang berbuat Al Ma’rut Orang berbuat Ath Thayyib Orang berbakti(Barrun/Abrar)

Page 38: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

5.Orang yang benar dan membenarkan Shadiqin/Shiddiqin Rasyidin

6.Muhtadin

7.Orang yang ta’at Muthi’un Qanitun (Qanitin) Mukhbitun (Mukhbitin)

8.‘Abidin

Page 39: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

9.Dzakirin10.Muqarrabin11. Mardhiyyun12.Marhumun13.Mutafadhdhikin14.Mustaqim15.Mujahidin16.Muhajirin17.Syahidin/Syuhada18.Syakirin19.Shabirin20.Mutawakkilun

Page 40: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

21.Khasyi’un22.Orang yang takut kepada Allah

Khaifur Khasyun

23.Orang yang Adil ‘Adilun Muqsithi24.Orang yang adil Mukhlis Zakiyyun Mutathahhirun

Page 41: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

25.‘Afin

26.Mustaghfirin

27.Ta-ibun

28.Mukaffirun

Page 42: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

29.Orang yang berwawasan fikir / akal ‘Aqilun Mufakkirun Nazhirun Mutadabbirun Mutadzakirun ‘Alimun / ‘Ulama Ulul Albab, Ulul Abshar, Ulul ‘Ilmi, Ulin

Nuha, Utul Ilma Faqihun / Fahimun

Page 43: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

30.Orang tidak takut dan tidak sedih31.Muthmainnun32.Muttaqin33.Orang yang beruntung Muflihun Fa-izun Ghalibun. Dengan rincian diatas dapat diperoleh

gambaran perilaku manusia yang utuh dan ideal sebagai manusia taqwa yang sebe-nar-benar taqwa melalui proses iman yang paling dasar.

(Q.S.3/102).

Page 44: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Dalam kontek penerimaan Islam secara utuh diluar golongan setan.

(Q.S.2/208)

Hizbusysyaithon adalah kelompok manusia pengikut setan yang meng-ingkari dan menentang ajaran Allah, yang dapat dikelompokan dalam :

1.Kafirin

2.Musyrikin

3.Thawaghit

Page 45: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

4.Orang dusta dan mendustakan Kadzibun Affakun Mukadzdzibun

5.Muftarin

6.Zhalimun

Page 46: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

7.Orang yang sesat Dhallin Ghawin Thaghin

8.Maghdhubun

9.Mal’unun

10.Munkirun

11.Munafiqun

12.Fasiqun

Page 47: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

13.Orang durhaka Mujrimin ‘Ashin Fajirun/Fujjar14.Orang berdosa/bersalah Mudznibun Atsimun Mukhti-un15.Orang yang sombong/membanggakan diri Mutakabbirun Mukhtalun Fakhurun ‘Alin ‘Azizun

Page 48: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

16.Orang yang melampaui batas Mu’tadin Musrifin Thaghin17.Mufsidin18.Kha-inin19.Mujbirun/Jabbarin20.Orang yang keji/buruk Fahisyun Khabitsun Musi-un Berbuat yang najis (rijsun)

Page 49: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

21.Orang yang berputus asa Ya-isun Qanithun22.Mutrafin23.Orang yang ragu-ragu Mumtarin Murtabin Ra-ibun Syakkun24.Sahirun

Page 50: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

25.Orang yang bodoh/kurang akal Jahilun Safihun/Sufahak Ghafilin

26.Orang yang rugi Khasirin Kha-ibin

Page 51: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

Dengan memperhatikan rincian dua kelompok dasar perilaku manusia diatas, maka perilaku Qur’ani (menurut Al Qur’an) adalah perilaku yang memiliki sifat dasar atau karakter Hizbullah dengan menumbuh kembangkan sifat-sifat yang baik (positivisme) menurut tuntunan Al Qur’an, serta menekan sifat-sifat yang buruk (negativisme) yang menjadi benih dan pintu gerbang sifat dasar atau karakter Hizbusysyaithan yang wajib dihindari, seperti yang diingatkan Rasullulah bahwa setan mengalir didalam tubuh anak Adam (manusia) bersama peredaran darahnya. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa jiwa yang sehat menuru Islam adalah perilaku yang dibangun menurut tuntunan Al Qur’an dan sunah yang dinamakan Akhlak mulia (akhlaqul karimah). Sebaliknya semua prilaku yang tidak sesuai atau menyimpang dari tuntunan Al Qur’an dan sunnah secara hakikiyah dinamakan jiwa yang sakit (Psikopathologi).

Page 52: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

D.KESIMPULAN

1.Psikiatri atau Psikopathologi atau kelainan / gangguan / penyakit jiwa dalam Islam adalah perilaku manusia atau kepribadian manusia yang tidak sesuai dengan ajaran Islam (Al- Qur’an dan Sunnah) yang berdampak luas terhadap kerusakan tatanan kehidupan bermasyarakat.

2.Psikiatri dalam Islam termasuk dalam kajian yang menyeluruh tentang kelompok Hiz-busysyaithan serta upaya pencegahannya

Page 53: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

3.Membangun generasi yang berkwalitas yang berdasarkan taqwa kepada Allah adalah suatu keniscayaan melalui pen-didikan dan keteladanan dalam keluar-ga dan lingkungan (Human Ecology) (Qs.25/74;3/112) seperti dinyatakan oleh Rasullulah:

“Setiap anak yang lahir dalam kea-daan fitrah (bersih) tergantung pada orang tuanya apakah (kelak) anak ini akan menjadi Yahudi atau Nasrani atau Majusi”

Page 54: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

E.KEPUSTAKAAN :

1.Abdul Mujib, Yusuf Muzakir,“Nuansa-Nuansa Psikologi Islam” Raja Grafindo Persada, Jakarta 2001

2.Bart Smet “Psikologi Kesehatan “Gramedia Widia Sasana Indonesia, Jakarta 1994

Page 55: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

3. Burlian Abdullah “Ragam Prilaku Manusia Menurut Al-Qur’an” Gunung Agung, Jakarta 1997

“Makalah Perilaku Manusia, Emosi Pengen-dalian diri Secara Islami dan Pemanfaatan Zat - Zat Hormonal Untuk Penampilan.

4. R Paryana Suryadipura “Alam Pikiran” Sumur Bandung, 1961

5.Maxwell Maltz“Kekuatan Ajaib Psikologi Citra Diri” terjemah-an Anton Adiwiyoto Mitra Utama, Jakarta 1996

6.Singgih Dirgagumarso “Pengantar Psikologi” Mutiara Sumber Widya, Jakarta 1996.

Page 56: Psikiatri Dalam Perspektif Islam (Nnii)

7.Suroto “STRES, Cara mengendalikan” Ga-jah Mada University Press, 1997

8.Tahitoe “Mata Kuliah Psikiatri Fakultas Ke-dokteran UGM” Universitas Gajah Mada, 1966

9.Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

.