provinsi sumatera selatan 18-retrib… · kesehatan disuatu wilayahkeija yang terdiri dari rawat...
TRANSCRIPT
BUPATI MUSI BANYUASINPROVINSI SUMATERA SELATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN
NOMOR 1& TAHUN 2016
TENTANG
RETRIBUSI PELAYANANKESEHATAN
DENGAN RAHMATTUHAN YANGMAHAESA
BUPATIMUSIBANYUASIN,
Menimbang' . a. bahwa salah satu upaya untuk mewujudkan otonomi daerah
yang luas, nyata dan bertanggung jawab maka pembiayaan
pemerintah dan pembangunan yang berasal dari
pendapatan asli daerah khusus bersumher dari retribusi
pelayanan kesebatan;
b. bahwa dengan telab ditetapkan Undang-UndangNomor 28
Tabun 2009 tentang Pajak Daerab dan Retribusi Daerah,
maka perlu diberlakukan Peraturan Daerah Kabupaten Musi
Banyuasin tentang Retribusi Pelayanan Kesebatan.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan
Daerab tentang Retribusi Pelayanan Kesebatan.
Mengingat 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tabun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tabun 1959 tentang
Pembentukan Daerab Tingkat 11dan Kota Praja di Sumatera
Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 1959
Nomor 73, Tambaban Lembaran Negara Nomor 1821);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tabun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tabun 1997 Nomor 68, Tambaban Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3699);
2
4. Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009, tentang PajakDaerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran
NegaraRepublik Indonesia Nomor5049);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor3495);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor5587), sebagaimana telahbeberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-UndangNomor 9 Tahun 2015 Tentang perubahan Kedua AtasUndang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentangpenyerahan sebagaimana Urusan Pemerintah dalam BidangKesehatan kepada daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 1987 Nomor 9, Tambahan LembaranNegaraRepublik Indonesia Nomor3347);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentangPerangkat Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor5887);
9. Peraturan MenteriKesehatan Nomor59 Tahun 2014 tentangStandar Tarif Pelayanan Kesehatan pada Fasilitas KesehatanTingkat Pertama dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutandalam PenyelenggaraanProgramJaminan Kesehatan.
3
Dengan Persetujuan BersamaDEWANPERWAKILANRAKYA1'DAERAHKABUPA1'ENMUSIBANYUASIN
Menetapkan
dan
BUPATIMUSIBANYUASINMEMUTUSKAN:
PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN
KESEHATAN.
BABIKETENTUANUMUM
Pasall
Dalam Peraturan Daerah ini yang di maksud dengan :
I. Kabupaten adalah Kabupaten Musi Banyuasin.
2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsurpenyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpinpelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi wewenang
dalam otonomi.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnyadisingkat DPRD adalah Lembaga Perwakiian Rakyat yangberkedudukan sebagai Unsur Penyelenggara Pemerintah
Daerab.
5. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Musi
Banyuasin.
6. Kepala Dinas Kesehatan adalah Kepala Dinas KesehatanKabupaten Musi Banyuasin.
7. Rumah Sakit Umum Daerah yang selanjutnya disingkatRumah Sakit Umum Daerah Sungai Lilin dan Rumah SakitUmum Daerah Bayung Lencir adalah Rumah Sakit UmumDaerah Kabupaten Musi Banyuasin.
8. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum DaerahKabupaten Musi Banyuasin.
4
9. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatanyang bertanggung jawab MenyelenggarakanPembangunanKesehatan disuatu Wilayah keIja yang terdiri dari Rawat
Jalan dan RawatInap.
10. Puskesmas Pembantu yang selanjutnya disebut Pustuadalah Unit Pelaksana Teknis Pembantu Puskesmas yangbertanggung jawab Menyelenggarakan Pembangunan
Kesehatan di Desa.
11. Pos Kesehatan Desa yang selanjutnya disebut Poskesdesadalah Upaya Kesehatan bersumber Masyarakat yangMenyeienggarakanPelayanan Kebidananbagiwanita hamil,bersalin, dan masa nifas fisiologik, termasuk pelayanankeluarga berencana, perawatan bayi baru lahlr sertapelayanan kesehatan dasar.
12. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanankesehatan yang diberikan kepada seseorang danl atauInstitusi (Rumah Tangga, Tempat-tempat Umum termasukTempat KeIja, Tempat Ibadah, Tempat Pendidikan danKesehatan) dalam rangka Observasi, Diagnosis,Pengobatan, atau Pelayanan Kesehatan lainya.
13. Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan adalah pelayanankesehatan kepada Pasien tanpa tinggaldi Rawat Inap.
14. Pelayanan Kesehatan Rawat Inap adalah pelayanankesehatan kepada Pasien dengan tinggalRawat Inap.
15. Instalasi Gawat Darurat yang selanjutnya disingkat IGDadalah tempat Pelayanan Kedokteranyang dibutuhkan olehPasien dalam waktu segera untuk menyelamatkankehidupannya atau jiwanya.
16. Tempat-tempat Umum adalah segala Usaha dan Kegiatanbaik Industri Rumah Tanggadimana tempat berkumpulnyaorang-orang untuk kegiatan tertentu sehinggamemungkinkan teIjadinya penularan penyakit, keracunan,kecelakaan, dan gangguan pencemaran.
17. Tempat Pembuatan Makanan adalah Segala usaha dankegiatan baik Industri maupun Usaha Rumah Tangga
5
dimana tempat berkumpulnya orang-orang untukmembuat, mengelola, dan menyajikan makanan dan
minuman.
18. Retribusi Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya disebutRetribusi adalah Pembayaran atas Pelayanan Kesehatan diRSUD Sungai Lilin, RSUD Bayung Lencir, Puskesmas,
Pustu dan Puskesdes.
19. Wajib Retribusi adalah orang Pribadi atau Institusi yangmenurut peraturan perundang - undangan Retribusi
diwajibkan untuk melakukan Pembayaran Retribusl.
20. Surat Pendaftaran ObjekRetribusi Daerah yang selanjutnya
disingkat SPORO adalah surat yang dipergunakan olehWajibRetribusi untuk melaporkan data objek Retribusi danWajib Retribusi sebagai dasar penghitungan danpembayaran Retribusi yang terutang menurut peraturandan perundang - undangan Retribusi Daerah.
21. Surat Ketetapan Retribusi daerah Kurang bayar Tambahanyang selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah Surat I
Keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah
Retribusi Daerah yang telah ditetapkan.
22. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yangselanjutnya disingkat SKRDLBadalah Surat Keputusanyang menentukan jumlah kelebihan pembayaran Retribusikarena jumlah kredit Retribusi lebih besar dari padaRetribusi Daerah yang terutang atau tidak seharusnya
terutang.
23. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkatSTRDadalah Surat untuk melakukan tagihan Retribusi danatau Sanksi Administrasi berupa bunga atau denda.
24. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan ataskeberatan terhadap SKRD atau Dokumen lain yangdipersamakan SKRDKBTdan SKRDLByang diajukan olehWajibRetribusi.
25. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,mengumpulkan dan mengolah data atau keterangan lainyadalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan
6
kewajiban Retribusi Daerah berdasarkan peraturan
perundang - undangan Retribusi Daerah.
BABII
NAMAOBJEK SUBJEK RETRIBUSI
PasaI 2
Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut
Retribusi sebagai Pembayaran atas Pelayanan Kesehatan di
RSUD Sungai Lilin, RSUD Bayung Lencir, Puskesmas, Pustu,
Poskesdes dan Institusi.
PasaI 3
ObjekRetribusiMeliputi:
a. pelayanan kesehatan di RSUD Sungai Lilin;
b. pelayanan kesehatan di RSUDBayung Lencir;
c. pelayanan kesehatan di Puskesmas;
d. pelayanan kesehatan di Pustu;
e. pelayanan kesehatan di Poskesdes;
f. pelayanan kesehatan di Institusi;
PasaI 4
(1) Subjek Retribusi Pelayanan Kesehatan adaIah orang pribadi
atau Badan yang mengunakanjmenikmati pelayanan
kesehatan dari RSUD Sungai Lilin, RSUD Bayung Lencir,
Puskesmas, Pustu dan Poskesdes;
(2) Wajib Retribusi Pelayanan Kesehatan adaIah orang pribadi
atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan
pembayaran Retribusi, termasuk pemungutan atau
pemotongan retribusi Pelayanan Kesehatan.
BABIII
GOLONGANRETRIBUSI
PasaI 5
Retribusi Pelayanan Kesehatan di golongkan sebagai Retribusi
Jasa Umum
7
BABIVCARAMENGUKUR
TINGKATPENGGUNAANPELAYANAN
Pasa16
(1) Tingkat Penggunaan Pelayanan diukur berdasarkan
Frekuensi Pelayanan Kesehatan;
(2) Tingkat pengguna jasa terhitung berdasarkan jumlah, jenis
dan tingkat pelayanan kesehatan yang diberikan serta
penggunaan obat dan sarana kesehatan.
BABV
PRINSIPDANDASARDALAMPENETAPAN
STRUKTURDANBESARNYATARIF
Pasa1 7
(1)Prinsip dan saran da1am penetapan struktur dan besarnya
tarif retribusi dimaksudkan untuk menutup biaya
penyelenggaraan pelayanan Kesehatan dengan
mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan aspek
keadilan;
(2)Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasa1 ini termasuk
biaya Investasi prasarana, biaya operasional dan pembiayaan;
(3)Prinsip dan saran da1am penetapan stuktur dan besarnya tarif
retrebusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasa1 ini
ada1ah sebagai berikut;
a. pelayanan Kesehatan Dasar Rawat Jalan dan Pelayanan
Rawat Ja1an Rujukan dari Pustu / Poskesdes ke
Puskesmas, dari Puskesmas Ke RSUD dan dari RSUD ke
Rujukan yang lebih tinggi ada1ah untuk membiayai
sebagian biaya penyelenggaraan pelayanan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
b. pelayanan rawat ja1an tindakan khusus;
1. perawatan sederhana adalah untuk membiayai sebagian
dari penyelenggaraan pelayanan sesuai ketentuan yang
berlaku;
2. perawatan sedang ada1ah untuk membiayai separuh
blaya perawatan;
8
3. perawatan besar didasarkan pada tujuan untuk
membiayai sepertiga dari biaya perawatan dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku;
c. rawat inap di RSUD;
BABVI
TATACARAPEMUNGGUTANRETRIBUSI
PasaI 8
(1) Retribusi dipunggut dengan mengunakan SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan;
(2) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat berupa karcis dan kartu langganan;
(3) Hasil retribusi pelayanan kesehatan seluruhnya disetor ke
Kas Daerah.
BABVII
STANDARTARIFPELAYANANKESEHATAN
PADAFASILITASKESEHATANTINGKATPERTAMA
Pasa19
(1) Struktur dan besaran tarif layanan digolongkan ke daIam
jenis pelayanan kesehatan yang diberikan dan ditambahkan
biaya pe1ayanan penunjang lainnya;
(2) Komponen tarif pelayanan kesehatan rawat jaIan terdiri dari :
a. adminitrasi;
b. jasa pelayanan.
(3) Komponen tarif pe1ayanan rawat jaIan sebagaimana
dimaksud ayat (2) tidak termasuk obat-obatan tindakan
penunjang diagnostic; dan
(4) Rincian besaran tarif rawat jaIan dan rawat inap
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditetapkan
daIam lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
9
BABVIII
STRUKTURBESARANYATARIFRETRIBUSI PADARSUD KELAS0
Bagian Kesatu
RawatJalan
PasallO
(1) Komponen biaya rawatjalan meliputi :
a. jasa sarana;
b. jasa layanan.
(2) Besarnya tarifrawatjalan sebagaimana pada ayat (1)meliputi:
a. poliklinik umum;
b. poliklinik gigi;
c. poliklinik spesialis.
Bagian Kedua
Rawat Inap
Pasal11
(1) Komponen biaya rawat inap meliputi :
a. jasa sarana;
b. jasa layanan.
(2) Besarnya tarifrawat inap sebagaimana pada ayat (1) meliputi:
a. rawat inap kelas III, II, I ;dan
b. rawat inap kelas VIP.
Bagian Ketiga
Pelayanan Penunjang Diagnostik
Pasal12
Pelayanan pemeriksaan diagnostik meliputi :
a. pemeriksaan laboratorium klinik;
b. pemeriksaan radio diagnostik; dan
c. pemeriksaan diagnostik elektomedik.
Bagian Keempat
Pelayanan Lain-Lain
Pasal13
(1) Pelayanan lai-lain meliputi :
a. surat keterangan sehatl sakit;
10
b. pelayanan mobil ambulance;
c. pelayanan jenazah;
d. pelayanan visum;
e. pelayanan pembuatan sertifikat; dan
f. diklat.
(2)Rindan besamya tarif rawat jalan dan rawat inap sebagaimana
dimaksud Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Dan Pasal 13 ditetapkan dalam
lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.
BABIX
WILAYAHPEMUNGUTANRETREBUSI
Pasal14
Retribusi yang terhitung dipungut dalam Daerah tempat pelayanan
kesehatan diberikan.
BABX
SAATRETREBUSITERHITUNG
Pasal15
Saat Retribusi terhitung adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau
dokumen lain yang dipersamakan.
BABXI
PEMBAGIANRETRIBUSI
Pasal16
(1) Hasil Retribusi pelayanan kesehatan dan Puskesmas disetorkan ke
Kas Daerah;
(2) Tata cara dan rindan penggunaan hasil retribusi serta pertanggung
jawaban ditetapkan oleh Bupati.
BABXII
TATACARAPEMUNGUTAN
Pasal17
(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan;
(2) Retribusi dipungut dengan mengunakan SKRD atau dokumen lain
yang dipersamakan.
11
BABXIII
SANKSIADMINISTRASI
Pasal 18
Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktu atau
kurang membayar, dikenakan sanksi berupa bunga sebesar 2% (dua
persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar
dan ditagih dengan menggunakan STRD.
BABXN
TATACARAPEMBAYARAN
Pasal 19
(1) Retribusi yang terhitung harus dilunasi sekaligus untuk masa 1
(satu) bulan;
(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-Iambatnya 15 (lima belas)
hari darl sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan dan STRD;
(3) Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi
diatur dengan keputusan Bupati.
BABXV
TATACARAPENAGIHAN
Pasal 20
(1) Retribusi tentang berdasarkan SKRD atau Dokumen lain yang
dipersamakan SKRDKBT, STRD dan surat keputusan keberatan
yang menyebabkan jumlah retribusi yang harus dibayar bertambah
yang tidak atau kurang dibayar oleh wajib Retribusi dapat ditagih
melalui Badan Urusan Piutang dan lelang Negara (BUPLN);
(2) Penagihan retribusi melalui BUPLN dilaksanakan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BABXVI
KEBERATAN
Pasal 21
(1) Wajib retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada
Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain
yang dipersamakan;
12
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan
disertai alasan-alasan yangjelas;
(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan
retribusi, Wajib Retribusi harns dapat membuktikan ketidakbenaran
ketetapan retribusi terse but;
(4) Keberatan harns diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga)
bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi
tertentu dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat
dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya;
(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (2) dan ayat (3) tidak dianggap sebagai
surat keberatan, sehingga tidak dipertlmbangkan;
(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi
dan pe1aksanaan penagihan retribusi.
Pasal22
(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal
surat keberatan diterima harns memberi keputusan atas keberatan
yang diajukan;
(2) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima
se1uruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besamya
retribusi yang terutang; dan
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah
lewat dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan,
keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.
BABXVII
PENGEMBALIANKELEBIHANPEMBAYARAN
Pasal23
(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi dapat
mengajukan permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah;
(2) Kepala Daerah dalam jangka 6 (enam) bulan sejak diterimanya
permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan;
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana di maksud ayat (2) telah
dilampaui dan Kepala Daerah tidak memberikan keputusan
13
permohonan pengembalian retribusi dianggap dikabulkan dan
SKRDLBharus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu)
bulan;
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai hutang retribusi lainya,
kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana di maksud pada ayat
(1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu uang
retribusi tersebut;
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana di
maksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2
(dua) bulan sejak diterbitkan SKRDLB;dan
(6) Apabila pengembalian pembayaran retribusi dilakukan lewat jangka
waktu 2 (dua) bulan, Kepala Daerah memberikan imbalan bunga
sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran
ke1ebihan retribusi.
Pasal24
(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi
diajukan secara tertulis kepada Bupati sekurang-kurangnya
menyebutkan:
a. nama dan alamat wajib retribusi;
b. masa retribusi;
c. besarnya kelebihan pembayaran;
d. alasan yang singkat dan jelas.
(2) Permohonan pengembalian kelebihan membayar retribusi
disampaikan langsung atau melalui pos tercatat;
(3) Bukti penerimaan oleh Pejabat Daerah atau bukti pengiriman pos
tercatat merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Bupati.
Pasal25
(1) Pengembalian kelebihan dilakukan dengan menerbitkan Surat
Perintah Membayar Kelebihan Retribusi;
(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan
uang retribusi lainya, sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat
(4) Peraturan Daerah ini, pembayaran dilakukan dengan cara
pemindahbukuan dan bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai
bukti pembayaran.
14
BABXVIIIPENGURANGANKERINGANANDAN
PEMBEBASANRETRIBUSI
Pasal26
(1) Daerah dapat memberikan pengurangan, keringanan danpembebasan pembayaran retribusi;
(2) Pengurangan, keringanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberikan dengan melihat kemampuan WajibRetribusi;
(3) Pembebasan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberikan dengan melihat fungsi objek retribusi;
(4) Tata cara pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi
ditetapkan oleh Bupati
BABXIXKEDALUWARSAPENAGIHAN
Pasal27
(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi, kedaluwarsa setelahmelampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak saat terhitungnyaretribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan tindak pidana
dibidang retribusi;(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)tertangguh apabila;a. diterbitkan surat teguran, atau;b. ada pengakuan utang retribusi dan Wajib Retribusi balklangsung maupun tidak langsung.
(3) Daiam hai diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggalditerimanya Surat Teguran tersebut;
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b adakah Wajib Retribusi dengankesadarannya menyatakan masih mempunyai utang Retribusi danbe1umme1unasinyakepada Pemerintah Daerab;
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimanadimaksud ayat (2) huruf b dapat diketahui pembayaran danpermohonan angsuran atau penundaan pembayaran danpermohonan keberatan olehWajibRetribusi;
15
(6) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak
untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat
dihapuskan;
(7) Bupati menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi
yang sudah kedaluwarsa sebagaimana pada ayat (1);
(8) Tata cara penghapusan Piutang Retribusi yang sudah kedaluwarsa
diatur dengan Peraturan Bupati.
BABXX
KETENTUANPIDANA
Pasal28
(1) Pelanggaran terhadap Peraturan Daerah ini diancam pidana
kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak
Rp. 50.000.000,- (LimaPuluh Juta Rupiah);
(2) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1)adalah pelanggaran.
BABXXI
PENYIDlKAN
Pasal29
(1)Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah
Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan
penyidikan tindak pidana dibidang retribusi daerah sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang nomor 8 Tahun 1981 tentang
hukum acara pidana;
(2)Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)yaitu :
a. menerima ,mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan
atau me1apor yang berkenaan dengan Tindak Pidana Dibidang
Retribusi Daerah agar keterangan atau laporan terse but menjadi
lengkap dan jeias;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai
orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang
dilakukan sehubungan dengan Tindak Pidana Retribusi Daerah
tersebut;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau
Badan sehubungan dengan Tindak Pidana Retribusi Daerah;
I
16
d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumenlain yang berkenaan dengan tindak pidana dibidang RetribusiDaerah;
e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan buktipembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain, sertamelakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana di bidang RetribusiDaerah;
g. menyuruh berhenti atau me1arang seseorang meninggalkanruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang beriangsungdan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawasebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana
RetribusiDaerah;
i. memanggi1 seseorang untuk di dengar keteranganya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan;
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaranpenyidikan tindakan pidana dibidang Retribusi Daerah menurut
Hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3)Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan
dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan danmenyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum, sesuaidengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang nomor 8Tahun 1981 tentang HukumAcaraPidana.
BABXXIIKETENTUANPENUTUP
Pasal30
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan DaerahKabupaten Musi Banyuasin Nomor 24 tahun 2005 tentang RetribusiPelayanan Kesehatan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
17
Pasal31
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah
Kabupaten Musi Banyuasin.
Ditetapkan diPada Tanggal
PIt. B
Sekayu30 NcveM\?ef 2016
DAVIDBJ SIREGAR
Diundangkan di: SekayuPada Tanggal ::30 NCVW1be( 2016
SEKRETARIS DAERAHKABUPATENMUSI BANYUASIN,-/-..
H. SOHAN MAJID
LEMBARANDAERAH KABUPATENMUSI BANYUASINTAHUN 2016 NOMOR il?>
NOMOR REGISTER: (12/MUBA/2016)