provinsi nusa tenggara timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan....

76
Triwulan I - 2009 Kantor Bank Indonesia Kupang KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Nusa Tenggara Timur

Upload: lamnhan

Post on 12-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009

Kantor Bank Indonesia Kupang

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Page 2: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

KKKAAATTTAAA PPPEEENNNGGGAAANNNTTTAAARRR

Sejalan dengan salah satu tugas pokok Bank Indonesia, Kantor Bank Indonesia (KBI) di daerah memiliki peran yang sangat penting dalam memberikan kontribusi secara optimal dalam proses formulasi kebijakan moneter. Secara triwulanan KBI Kupang melakukan pengkajian dan penelitian terhadap perkembangan perekonomian daerah sebagai masukan kepada Kantor Pusat Bank Indonesia dalam kaitan perumusan kebijakan moneter tersebut. Selain itu kajian/analisis ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang diharapkan dapat bermanfaat bagi eksternal stakeholder setempat, yaitu Pemda, DPRD, akademisi, serta masyarakat lainnya.

Kajian ini mencakup Makro Ekonomi Regional, Perkembangan Inflasi, Perkembangan Perbankan, Sistem Pembayaran Regional, serta Prospek Perekonomian Daerah pada periode mendatang. Dalam menyusun kajian ini digunakan data baik yang berasal dari intern Bank Indonesia maupun dari ekstern, dalam hal ini dinas/instansi terkait.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan kajian ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan dari semua pihak untuk meningkatkan kualitas isi dan penyajian laporan. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik dalam bentuk penyampaian data maupun dalam bentuk saran, kritik dan masukan sehingga kajian ini dapat diselesaikan. Kami mengharapkan kerja sama yang telah terjalin dengan baik selama ini, kiranya dapat terus berlanjut di masa yang akan datang.

Kupang, Mei 2009 Bank Indonesia Kupang

Lukdir Gultom Pemimpin

| Kajian Ekonomi Regional NTT 2

Page 3: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

D DDAAAFFFTTTAAARRR IIISSSIII

HALAMAN JUDUL---------------------------------------------------------------------- 1

KATA PENGANTAR -------------------------------------------------------------------- 2

DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------ 3

RINGKASAN EKSEKUTIF -------------------------------------------------------------- 6

MAKRO EKONOMI REGIONAL

1.1 SISI PERMINTAAN ----------------------------------------------------------------- 13

1.2 SISI PENAWARAN ----------------------------------------------------------------- 20

BOKS ------------------------------------------------------------------------------------- 31

PERKEMBANGAN INFLASI

2.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 35

2.2 INFLASI TAHUNAN (y-o-y) ------------------------------------------------------- 37

2.3 INFLASI 2008 (y-t-d) -------------------------------------------------------------- 39

BOKS ------------------------------------------------------------------------------------- 42

PERKEMBANGAN PERBANKAN

3.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 47

3.2 INTERMEDIASI PERBANKAN ---------------------------------------------------- 48

3.3 KREDIT UMKM--------------------------------------------------------------------- 53

3.4 PERKEMBANGAN BPR------------------------------------------------------------ 54

SISTEM PEMBAYARAN

4.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 57

4.2 TRANSAKSI RTGS ----------------------------------------------------------------- 58

4.3 TRANSAKSI KLIRING-------------------------------------------------------------- 59

4.4 TRANSAKSI TUNAI ---------------------------------------------------------------- 60

KEUANGAN DAERAH

5.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 64

5.2 PENDAPATAN DAERAH---------------------------------------------------------- 65

| Kajian Ekonomi Regional NTT 3

Page 4: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

5.3 BELANJA DAERAH ---------------------------------------------------------------- 66

TENAGA KERJA DAN KESEJAHTERAAN

6.1 KONDISI UMUM------------------------------------------------------------------- 69

6.2 PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN -------------------------------------- 69

6.3 PERKEMBANGAN KESEJAHTERAAN ------------------------------------------ 72

OUTLOOK PEREKONOMIAN

7.1 PERTUMBUHAN EKONOMI ----------------------------------------------------- 75

7.2 INFLASI ------------------------------------------------------------------------------ 76

| Kajian Ekonomi Regional NTT 4

Page 5: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi

Kelompok Kajian, Statistik dan Survei

KBI Kupang

Jl. Tom Pello No. 2 Kupang – NTT

[0380] 832-047 ; fax : [0380] 822-103

www.bi.go.id

| Kajian Ekonomi Regional NTT 5

Page 6: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Ringkasan Eksekutif Provinsi Nusa Tenggara Timur

Triwulan I-2009

PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI

Memasuki tahun 2009, kinerja ekonomi NTT diperkirakan akan mengalami tekanan meski tetap tumbuh positif. Laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2009 diproyeksikan sebesar 3,59%;y-o-y lebih rendah dibandingkan posisi yang sama tahun lalu 5,91%;y-o-y. Secara sektoral, kontribusi pertanian terhadap pembentukan PDRB masih dominan, khususnya untuk subsektor tanaman pangan, disusul dengan sektor jasa-jasa, sektor perdagangan hotel dan restoran. Tren melambatnya pertumbuhan ekonomi tidak lepas dari pengaruh turunnya laju pertumbuhan sektor-sektor unggulan. Laju pertumbuhan sektor pertanian anjlok dari 6,57% menjadi 3,62%, kemudian sektor perdagangan melemah dari 6,40% menjadi 1,73%. Peningkatan luas lahan maupun produktivitas padi, ubi kayu dan kedelai tidak diikuti dengan komoditi tabama lainnya yang justru mengalami penurunan dibandingkan setahun lalu. Curah hujan yang relatif pendek selama periode masa tanam kali ini menjadi faktor utama, sehingga praktis hanya lahan pertanian di sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai) yang dapat bekerja optimal. Bagi sektor perdagangan, hotel dan restoran, di tengah tekanan kondisi ekonomi global saat ini aktivitas konsumsi masyarakat NTT masih tetap mengalami ekspansi meskipun cenderung tertekan. Hambatan dari sisi suplai yang tercermin dari menurunnya aktivitas unloading di Pelabuhan Tenau, berimbas kepada tekanan terhadap harga, sehingga membuat kinerjanya pada awal tahun ini cenderung melambat. Untuk konsumsi durable goods sumber pendanaan diperkirakan berasal dari pembiayaan konsumtif perbankan, yang tumbuh hingga diatas 30% pada bulan Februari 2009 serta pemanfaatan dari excess liquidity (tabungan) yang pertumbuhannya saat ini cenderung tertekan. Dari sisi penggunaan, peran konsumsi sangat dominan. Tercermin dari struktur pembentukan PDRB yang diatas 80%. Pergerakan aktivitas konsumsi dapat memberikan efek yang cukup signifikan terhadap kinerja ekonomi secara keseluruhan. Belum pulihnya kemampuan daya beli sebagian masyarakat NTT (terutama pedesaan), menekan laju pertumbuhan kinerja konsumsi, khususnya konsumsi rumah tangga. Hal ini mengakibatkan omset penjualan eceran cenderung mengalami penuruan. Sementara stimulus fiskal yang diharapkan dapat menjadi pemicu (trigger) belum mulai terealisasi

| Kajian Ekonomi Regional NTT 6

Page 7: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

sebagaimana mestinya. Hal ini mengakibatkan pelaku ekonomi yang sangat bergantung kepada anggaran belanja pemerintah belum dapat melakukan aktivitas secara optimal. Kinerja ekspor baik antar pulau maupun luar negeri bagi Provinsi NTT masih tetap akan diwarnai kondisi defisit. Sedangkan investasi yang diharapkan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable growth) dalam beberapa tahun terakhir kondisinya belum banyak memberikan harapan baru. Permasalahan kepastian hukum maupun dukungan dari sisi ketersediaan infrastruktur belum menunjukan arah perbaikan. Akibatnya tingkat daya serap sektor riil terhadap tenaga kerja di NTT masih belum menunjukan perubahan berarti. Tingkat pengangguran relatif belum menunjukan penuruan, bahkan bukan tidak mungkin bahwa pengangguran di NTT bisa mengalami peningkatan, seiring dengan pemulangan TKI yang bekerja dibeberapa negara tetangga akibat dampak krisis global saat ini.

PERKEMBANGAN INFLASI REGIONAL

Secara tahunan inflasi Kota Kupang pada akhir triwulan I-2009 akan mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, menjadi 8,39%;y-o-y. Sepanjang periode triwulan I, tekanan inflasi lebih dikarenakan tekanan dari sisi suplai, bukan demand. Hal ini tercermin dari peningkatan net inflow uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia Kupang, yang mengindikasikan terjadinya kontraksi aktivitas ekonomi di NTT. Hambatan distribusi barang-barang kebutuhan pokok pada triwulan I memang cenderung selalu terjadi, terutama di bulan Januari. Kondisi cuaca yang kurang mendukung untuk aktivitas pelayaran, membuat pasokan barang-barang menjadi terhambat. Kapal-kapal yang sudah tiba pun tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas unloading, mengingat gelombang yang begitu besar. Kondisi tersebut mengakibatkan biaya transportasi menjadi meningkat, karena waktu pengiriman yang semakin lama, ditambah pula dengan efek kelangkaan beberapa komoditi yang mendorong harga bergerak naik. Untuk bulan Januari saja inflasi Kota Kupang melebihi 1% ; m-t-m.

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Kinerja perbankan di Provinsi NTT baik bank umum maupun BPR sepanjang triwulan I tahun 2009 masih menunjukan perkembangan positif. Bahkan di tahun 2009 ini terjadi penambahan jumlah bank yang beroperasi di wilayah NTT yaitu, satu bank umum milik swasta dan direncanakan satu lagi BPR. Walaupun krisis keuangan global mulai mempengaruhi kinerja sistem keuangan di Indonesia, namun hal tersebut belum berpengaruh pada kinerja perbankan di Provinsi NTT. Kemampuan bank umum dalam meningkatkan asetnya masih tetap terpelihara, dimana

| Kajian Ekonomi Regional NTT 7

Page 8: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

hingga Maret 2009 meningkat 15,53%;y-o-y. Hal serupa juga terjadi pada kegiatan penghimpunan dana masyarakat (DPK), dimana pada triwulan ini masih mengalami perkembangan yang positif sebesar 15,45%;y-o-y. Dari segi pembiayaan, bank umum di NTT juga mencatat pertumbuhan yang menggembirakan dengan 28,67%;y-o-y. Kemudian terkait dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi, kondisinya sedikit mengalami peningkatan dibandingkan posisi yang sama tahun lalu dari 59,95% menjadi 66,81%. Di samping itu kualitas kredit yang disalurkan relatif terkendali dibawah level 2%.

Belum normalnya aktivitas ekonomi secara keseluruhan selama triwulan I-2009 tercermin dari melonjaknya transaksi net inflow di Bank Indonesia Kupang. Selama triwulan I-2009 jumlah transaksi inflow yang tercatat di Bank Indonesia Kupang mencapai Rp 596,39 miliar, meningkat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp 527,55 miliar. Sedangkan transaksi outflow yang terjadi menurun drastis dari Rp 359,75 miliar menjadi Rp 164,24 miliar. Penurunan transaksi uang kartal yang keluar dari Bank Indonesia Kupang merefleksikan bahwa kinerja ekonomi masih belum optimum. Transaksi sistem pembayaran non tunai kondisinya relatif sama. Transaksi yang dilakukan dengan menggunakan fasilitas Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) juga mengalami penurunan dari Rp 420,70 miliar anjlok menjadi Rp 398,09 miliar. Demikian pula untuk transaksi dengan menggunakan fasilitas Real Time Gross Settlement (RTGS). Data RTGS yang tercatat di Bank Indonesia Kupang menunjukkan bahwa selama triwulan I-2009 baru tercatat transaksi sebesar Rp 13,71 miliar.

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Kebijakan fiskal bagi provinsi NTT memiliki kontribusi yang penting bagi pendorong (stimulus) pertumbuhan ekonomi. Ketergantungan sektor swasta terhadap anggaran belanja pemerintah, baik provinsi maupun pemerintah pusat relatif tinggi. Hal ini dikarenakan perkembangan investasi swasta di NTT dalam beberapa tahun terakhir cenderung stagnan. Berdasarkan tren empat tahun terakhir tingkat realisasi anggaran belanja pada akhir triwulan I diperkirakan berada pada kisaran 10% – 15%, sedangkan tingkat pendapatan relatif lebih baik dengan 20% - 25%.

OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI

Pada triwulan II-2009 diperkirakan perekonomian NTT tetap akan tumbuh positif pada kisaran 3,7% - 4,2% ; y-o-y. Dampak langsung

| Kajian Ekonomi Regional NTT 8

Page 9: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

penurunan ekonomi dunia saat ini diperkirakan relatif tidak berpengaruh secara signifikan. Penggerak utama ekonomi triwulan mendatang diperkirakan akan berasal dari anggaran belanja pemerintah yang mulai direalisasikan melalui proyek pembangunan fisik maupun yang sifatnya pengadaan. Selain itu kenaikan gaji PNS yang mulai dibayarkan pada bulan April mendatang menjadi insentif tersendiri dari sisi konsumsi yang tentunya akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, triwulan mendatang merupakan periode masa panen bagi komoditi tabama dan sebagian komoditi hasil bumi. Hal ini akan mendorong peningkatan kinerja ekspor secara langsung, mengingat hampir seluruh komoditi asal NTT diantarpulaukan dalam bentuk bahan baku tanpa mengalami proses menuju barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada triwulan mendatang untuk wilayah Kota Kupang diperkirakan relatif mengalami penurunan pada kisaran 7 ± 1%; y-o-y. Keputusan pemerintah untuk menurunkan harga BBM per 15 Januari diharapkan tetap memberikan dampak lanjutan, guna memberikan sinyal positif terhadap tekanan inflasi sepanjang tahun 2009. Meskipun penurunan tersebut diperkirakan tidak akan serta merta langsung ditransmisikan melalui penurunan harga-harga barang di Kota Kupang. Mengingat tingkat inflasi Kota Kupang sangat dipengaruhi inflasi daerah lain (imported inflation).

| Kajian Ekonomi Regional NTT 9

Page 10: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Laju Inflasi Tahunan (yoy %) 10,63 10,45 10,90 8,38

PDRB - Harga Konstan (miliar Rp) 2.808,45 2.937,56 3.026,25 2.748,53

- Pertanian 1.151,97 1.139,45 1.120,75 1.154,38

- Pertambangan dan Penggalian 36,42 37,60 39,38 38,48

- Industri Pengolahan 42,75 44,08 45,08 41,23

- Listrik, gas dan air bersih 10,81 11,44 12,13 10,44

- Bangunan 175,19 184,51 194,53 173,16

- Perdagangan, Hotel dan Restoran 451,67 485,91 506,25 439,76

- Pengangkutan dan komunikasi 209,15 214,21 219,84 197,89

- Keuangan, Persewaan, dan Jasa 98,57 104,68 107,67 99,50

- Jasa 631,91 715,68 780,62 593,68

Pertumbuhan PDRB (yoy) 5,32% 5,31% 2,90% 3,59%

Nilai Ekspor Nonmigas (USD Juta) 2,31 3,94 8,13 1,92

Nilai Impor Nonmigas (USD Juta) 0,50 1,12 0,00 0.00*

Sistem Pembayaran

Inflow (miliar Rp) 175,25 247,34 273,20 596,39

Outflow (miliar Rp) 562,25 683,34 919,40 164,24

Netflow (miliar Rp) -387,00 -436,00 -646,20 432,15

MRUK (miliar Rp) 78,20 88,67 42,75 29,97

Uang Palsu (ribu Rp) 500 100 50,00 100,00

Nominal RTGS (miliar Rp) 10,52 21,30 69,26 13,71

Nominal Kliring (miliar Rp) 441,09 373,84 420,70 398,09

Sumber : Berbagai sumber (diolah)

Keterangan :

1) LPE (Laju Pertumbuhan Ekonomi)

PDRB atas dasar harga konstan 2000

2) (y-o-y) = year on year, thn dasar 2002

3) Ekspor data dari Bagian PDIE-BI bln Februari 2009 *

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIHPROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

INFLASI DAN PDRB

Tw.IV-08Tw.II-08INDIKATOR Tw.I-09Tw.III-08

| Kajian Ekonomi Regional NTT 10

Page 11: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

PERBANKAN

Bank Umum

Total Aset (Rp Triliun) 8.55 9.53 9.94 9.61

DPK (Rp Triliun) 7.44 7.89 8.00 8.23

- Tabungan (Rp Triliun) 3.37 3.59 4.32 3.82

- Giro (Rp Triliun) 2.43 2.55 1.90 2.54

- Deposito (Rp Triliun) 1.64 1.74 1.78 1.91

Kredit (Rp Triliun) 4.81 5.24 5.40 5.52

- Modal Kerja 1.38 1.50 1.50 1.48

- Konsumsi 3.29 3.58 3.74 3.88

- Investasi 0.15 0.16 0.16 0.16

LDR (%) 64.74 66.42 67.51 66.81

NPLs (%) 1.62 1.64 1.39 1.61

Kredit UMKM (Triliun Rp) 4.78 5.20 5.34 5.45

BPR

Total Aset (Rp Miliar) 48.49 56.22 68.32 75.08

DPK (Rp Miliar) 27.79 33.48 38.89 44.44

- Tabungan (Rp Miliar) 12.08 14.72 17.52 20.34

- Deposito (Rp Miliar) 15.71 18.76 21.38 24.09

Kredit (Rp Miliar) 36.63 43.88 51.48 59.11

- Modal Kerja 18.55 23.65 27.80 32.24

- Konsumsi 17.57 19.63 22.34 24.01

- Investasi 0.50 0.60 1.34 2.86

Kredit UMKM (Rp Miliar) 36.63 43.88 51.48 59.11

Rasio NPL Gross (%) 3.54 3.69 2.61 4.35

LDR (%) 131.78 131.07 132.37 133.01

Sumber : Bank Indonesia Kupang (diolah)

TAB E L INDIK ATOR E K ONOMI TE R P IL IH

Tw.I-09Tw.III-08

PR OVINS I NUS A TE NGGAR A TIMUR

Tw.IV-08Tw.II-08INDIKATOR

| Kajian Ekonomi Regional NTT 11

Page 12: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

BBB AAA BBB III

MMMAAAKKKRRROOO EEEKKKOOONNNOOOMMMIII RRREEEGGGIIIOOONNNAAALLL

Memasuki awal tahun 2009, perekonomian Provinsi NTT masih

tetap tumbuh positif, meskipun masih dibayangi tekanan. Pada triwulan I-

2009 perekonomian NTT tumbuh sebesar 3,59%;y-o-y. Kondisi tersebut relatif

lebih baik dibandingkan triwulan IV lalu, namun masih dibawah periode yang

sama tahun 2008. Tren melambatnya pertumbuhan ekonomi dibandingkan

tahun lalu tidak lepas dari pengaruh turunnya laju pertumbuhan sektor-sektor

unggulan. Laju pertumbuhan sektor pertanian anjlok dari 6,57% menjadi

3,62%, kemudian sektor perdagangan melemah dari 6,40% menjadi 1,73%.

Tabel 1.1 Perkembangan Ekonomi Provinsi NTT

Penurunan BBM, diindikasikan belum memberikan dampak yang

cukup signifikan terhadap perekonomian NTT. Keputusan pemerintah

untuk menurunkan harga BBM belum mampu untuk mengangkat kinerja

ekonomi secara keseluruhan. Diperkirakan belum pulihnya kemampuan daya

beli sebagian masyarakat NTT (terutama pedesaan), ikut menekan laju

pertumbuhan kinerja konsumsi, khususnya konsumsi rumah tangga. Sementara

stimulus fiskal yang diharapkan dapat menjadi pemicu (trigger) belum mulai

terealisasi sebagaimana mestinya, sehingga mengakibatkan pelaku ekonomi

yang sangat bergantung kepada anggaran belanja pemerintah belum dapat

melakukan aktivitas secara optimal.

Secara sektoral, kontribusi pertanian (BOKS) terhadap

pembentukan PDRB masih dominan, khususnya untuk subsektor

tanaman pangan. Disusul dengan sektor jasa-jasa, sektor perdagangan hotel

dan restoran. Kondisi struktur ekonomi NTT relatif tidak menunjukan perubahan

yang berarti, hanya saja pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran

dan sektor jasa relatif lebih cepat dibandingkan primary sector (sektor ekonomi).

2009I II III IV I**

PDRB (miliar) 2,653.15 2,808.97 2,939.49 3,026.25 2,748.53

y-o-y 5.91% 5.34% 5.38% 2.90% 3.59%

q-t-q -9.79% 5.87% 4.65% 2.95% -9.18%

NTT 2008

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 12

Page 13: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Hal ini tercermin dari share sektor pertanian yang cenderung menurun,

sedangkan di sisi lain dua sektor yang lain justru secara perlahan menunjukkan

peningkatan. Dukungan dari sisi permodalan merupakan salah satu pendorong

utama, peningkatan kinerja kedua sektor dimaksud.

Grafik 1.1 Tren PDRB Triwulanan

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

1.1 Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, kegiatan konsumsi (konsumsi rumah tangga,

swasta, maupun pemerintah) memegang peranan sebagai sentral

aktivitas ekonomi. Memang secara tahunan (y-o-y), untuk tahun 2008

konsumsi rumah tangga yang notabene merupakan penggerak terbesar

komponen konsumsi, mengalami penurunan laju pertumbuhan. Demikian pula

dari sisi investasi. Sejak tiga tahun terakhir selalu mengalami penurunan

akselerasi. Sejalan dengan melambatnya laju pertumbuhan konsumsi, maka laju

pertumbuhan impor NTT juga cenderung mengalami tren yang sama.

Tabel 1.2 PDRB Sisi Permintaan

I II III IV I**Konsumsi 8.22% 3.57% 3.42% 3.48% 2.75%

Investasi 5.11% 3.01% 3.73% 4.81% 1.85%

Ekspor 0.88% 2.28% 5.03% 2.35% 3.10%

Impor 10.70% 6.20% 6.15% 4.52% 2.30%

PDRB 5.91% 5.34% 5.38% 2.90% 3.59%

y-o-y 2008 2009

Sumber : BPS Provinsi NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 13

Page 14: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Grafik 1.2 Struktur PDRB Sisi Permintaan Tw I-09

Grafik 1.3 Komposisi PDRB Sisi Permintaan Tw IV-08

Sumber : BPS Provinsi NTT Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

1. Konsumsi

Pertumbuhan (y-o-y) konsumsi NTT mengalami penurunan yang

cukup signifikan. Pada triwulan laporan konsumsi hanya tumbuh 2,75%;y-o-y.

Sebelum kenaikan BBM (triwulan I-2008) konsumsi bisa tumbuh hingga 8,22%.

Shock kenaikan harga BBM bersubsidi, kontan memberikan dampak kontraksi

terhadap tingkat konsumsi. Kenaikan harga secara umum yang diakibatkan

karena second round effect dari peningkatan biaya transportasi menyebabkan

tingkat daya beli masyarakat mengalami penuruan. Meskipun pemerintah telah

menurunkan kembali harga BBM pada Januari lalu, namun pelemahan daya beli

masyarakat diperkirakan masih belum pulih sepenuhnya.

Grafik 1.5 Konsumsi Listrik Rumah TanggaGrafik 1.4 Perkembangan Konsumsi

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : PT PLN Wilayah NTT

Jika dibandingkan dengan kondisi triwulan sebelumnya aktivitas

konsumsi justru mengalami penurunan 11,22%;q-t-q, kondisi terebut juga

sejalan dengan perkembangan indeks riil penjualan eceran pedagang di Kota

Kupang yang cenderung menurun selama triwulan I dibandingkan posisi

| Kajian Ekonomi Regional NTT 14

Page 15: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Desember 2008. Penurunan aktivitas konsumsi selama triwulan I juga tercermin

dari penurunan jumlah bongkar muat di Pelabuhan Tenau. Mengingat sebagian

besar aktivitas konsumsi pada dasarnya didominasi oleh konsumsi rumah

tangga, perkembangan konsumsi rumah tangga di NTT, bisa terlihat dari tingkat

konsumsi untuk kategori rumah tangga .

Sumber : Bank indonesia Kupang

Grafik 1.6 Perkembangan Kredit Konsumsi

Sejalan dengan melambatnya pertumbuhan konsumsi, dari sisi

perkembangan kredit konsumtif juga mengalami sedikit penurunan.

Kredit konsumsi pada triwulan I tahun 2008 tumbuh 34,23%, sedangkan tahun

tahun 2009 ini turun menjadi 28,81%, meskipun dari sisi kualitas kredit,

pembiayaan konsumtif yang ditunjukan rasio NPLs masih sangat baik dengan

0,53%.

2. Investasi

Pertumbuhan kinerja investasi NTT relatif belum menunjukan

perkembangan signifikan. Pada triwulan laporan pertumbuhan investasi di

NTT cenderung mengalami penurunan. secara tahunan investasi diperkirakan

tumbuh 1,85%;yoy, lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 5,11%.

Sementara jika dibandingkan triwulan sebelumnya terjadi kontraksi

12,13%;q-t-q. Ketergantungan terhadap investasi yang dilakukan oleh

pemerintah (dana APBN dan APBD) membuat kegiatan timing realisasi anggaran

menjadi key point. Sementara disisi lain komposisi alokasi belanja modal dalam

APBD 2009 justru mengalami penurunan.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 15

Page 16: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Sementara investasi yang dilakukan oleh sektor swasta masih

perlu ditingkatkan. Sepanjang tahun 2008, pihak BKPMD Provinsi NTT telah

mengeluarkan 10 (sepuluh) surat persetujuan untuk melakukan investasi. Dari

10 perusahaan tersebut, terdiri atas 9 perusahaan merupakan perusahaan PMA

dan 1 PMDN. Adapun bidang investasi yang dilirik adalah pertambangan,

pertanian dan perkebunan (Jatropha, palawija), serta budidaya ikan laut. Namun

demikian sampai dengan saat ini praktis baru 1 perusahaan, yaitu PT.

Manhattan Capital Jakarta yang telah melakukan realisasi investasi. Sedangkan

untuk tahun 2009 sampai dengan bulan Februari, belum ada perusahaan PMDN

maupun PMA yang melakukan realisasi investasi baru di NTT. Lambatnya kinerja

investasi swasta di NTT terefleksikan juga oleh minimnya outstanding

pembiayaan perbankan guna keperluan investasi yang hanya Rp 163,84 miliar

(dibawah 3%). Selain itu tren penuruan kinerja investasi pada awal tahun,

sejalan dengan penurunan jumlah konsumsi semen di wilayah NTT.

Faktor keterbatasan infrastruktur maupun dan aspek kepastian

hukum diperkirakan menjadi penghambat laju investasi, khususnya oleh

swasta. Sebagai ilustrasi, jaminan ketersediaan jaringan listrik di seluruh wilayah

NTT masih belum maksimal. Masih banyak wilayah NTT yang belum menikmati

listrik tanpa putus atau sesuai kebutuhan. Padahal perannya sangat vital dalam

mendukung aktivitas ekonomi terutama sektor industri. Sejalan dengan

pelaksanaan otonomi daerah, tingkat kepastian hukum di NTT masih perlu

diperbaiki karena masih kentalnya pengaruh adat dan budaya. Pengembangan

Sumber : BPS NTT diolah

Grafik 1.7 Perkembangan Investasi

2005 2006 2007 2008

PMDN Izin Usaha 2Nilai (miliar) 19Tenaga Kerja 58

PMA Izin Usaha 1 2 1 2Nilai ($ juta) 1.5 2.4 0.4 1.9Tenaga Kerja 229 45 75 70

Keterangan

Tabel 1.3 Perkembangan Investasi

Sumber : BKPM

| Kajian Ekonomi Regional NTT 16

Page 17: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

sistem pelayanan satu atap bisa dijadikan salah satu opsi perbaikan (one stop

service).

Grafik 1.9 Konsumsi Semen TahunanGrafik 1.8 Perkembangan Kredit Investasi

Sumber : ASI Sumber : Bank Indonesia Kupang

3. Net Ekspor

Grafik 1.10 Perkembangan Ekspor-Impor

Sumber : BPS NTT diolah

Defisit Neraca perdagangan provinsi NTT yang direfleksikan

melalui PDRB ekspor dan PDRB impor terus mengalami peningkatan.

Tingginya tingkat konsumsi masyarakat NTT yang tidak diimbangi dengan

kemampuan ekspor, mengakibatkan nilai net ekspor PDRB Provinsi NTT selalu

negatif, dan bahkan cenderung meningkat. Tingginya tingkat impor barang

konsumsi di NTT disebabkan karena sebagian besar kebutuhan konsumsi

masyarakat NTT didatangkan dari Pulau Jawa, Bali, maupun Sulawesi (Makasar).

Sementara itu kinerja ekspor NTT masih relatif hanya bergantung pada

komoditi-komoditi pertanian dimana bentuk packaging masih dalam bahan

| Kajian Ekonomi Regional NTT 17

Page 18: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

mentah. Belum lagi sebagian besar ekspor NTT ke luar negeri umumnya

diantarpulaukan terlebih dulu menuju Surabaya atau Jakarta, sehingga bila

melihat struktur ekspor NTT, komposisi ekspor antarpulau sangat mendominasi.

Grafik 1.11 Perkembangan Arus Barang Pelabuhan

Sumber : Pelindo

Pada triwulan I-2009, kondisi net ekspor NTT mencapai minus

Rp 852,04 miliar, meningkat dibandingkan tahun lalu yang tercatat sebesar

Rp 839,36 miliar. Demikian pula jika melihat tren perkembangan arus bongkar

muat yang terjadi di pelabuhan Tenau dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah

barang yang diangkut dari Pelabuhan Tenau selama tahun 2008 tercatat sebesar

49,22 ribu ton, sedangkan barang yang dibongkar (unloading) tercatat sebesar

334,46 ribu ton. Hal ini sangat menggambarkan bahwa Provinsi NTT sangat

bergantung kepada suplai barang dari daerah lain, terutama untuk barang-

barang konsumtif.

Bila melihat struktur impor NTT, sebagian besar merupakan impor

antarpulau. Dari total nilai PDRB impor selama triwulan I-2009 yang berjumlah

Rp 1,70 triliun, diperkirakan lebih dari 98% merupakan impor antar pulau atau

sebesar Rp 1,68 triliun. Pada triwulan I-2009 aktivitas impor Provinsi NTT

meningkat 2,30%, namun peningkatan tersebut lebih rendah dibandingkan

dengan pertumbuhan tahun triwulan I-2008 lalu yang sebesar 10,70%. Bila

melihat tren beberapa periode sebelumnya, pergerakan aktivitas konsumsi, akan

diikuti pula dengan pergerakan aktivitas impor, terutama impor antar pulau.

Sama halnya dengan impor antarpulau yang sebagian besar merupakan barang-

barang konsumtif, demikian pula untuk impor luar negeri yang langsung masuk

| Kajian Ekonomi Regional NTT 18

Page 19: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

ke NTT dalam dua tahun terakhir didominasi oleh produk bahan makanan

(beras) yang berasal dari Asia, yaitu : Thailand dan Vietnam. Sedangkan di tahun

2006, kontribusi tertinggi impor berasal dari Australia. Dimana barang-barang

yang masuk merupakan alat-alat berat industri pertanian, sejalan dengan

berdirinya PT Ade Agro Industri di Kab. Sumba Timur.

Grafik 1.12 Ekspor NTT per Benua Grafik 1.13 Ekspor NTT di Asia

Sumber : DSM BI Sumber : DSM BI

Dari sisi ekspor, pada triwulan laporan nilai PDRB ekspor NTT

tumbuh cukup menjanjikan 3,10%;yoy. Kondisi tersebut relatif lebih baik

dibandingkan tahun lalu. Sama halnya dengan impor, aktivitas ekspor luar

negeri di NTT sebagian besar diantarpulaukan terlebih dulu. Hal ini dikarenakan

Provinsi NTT masih belum memiliki kewenangan untuk mengeluarkan SKA

(Surat Keterangan Asal Barang), yang merupakan salah satu syarat dokumen

ekspor. Jika melihat komposisi negara tujuan ekspor NTT dalam beberapa tahun

terakhir, didominasi oleh negara-negara Asia dan Zona Australia. Khusus untuk

triwulan I-2009 apabila dilihat lebih detail, negara importir terbesar untuk

barang-barang asal NTT adalah Cina. Dari 23,46 ribu ton ekspor barang NTT,

23,12 ribu ton ditujukan ke Cina, sedangkan sisanya dikirim ke Jepang.

Perkembangan ekspor NTT ke Cina menunjukan tren positif sejak

tahun 2000. Terutama sejak dilakukan penelitian mengenai kandungan logam

Mangan di wilayah NTT. Komoditi ekspor NTT yang selalu rutin dihasilkan adalah

rumput laut dan ikan, dimana masing-masing ditujukan kepada negara Cina dan

Jepang. Pada tahun 2008 terjadi penurunan ekspor untuk kedua komoditi

tersebut. Penurunan tersebut diindikasikan sebagai salah satu dampak

| Kajian Ekonomi Regional NTT 19

Page 20: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

melemahnya kondisi ekonomi dunia saat ini. Melemahnya aktivitas ekonomi

negara-negara tujuan ekspor mengakibatkan turunnya permintaan komoditi

tersebut. Namun demikian untuk komoditi hasil perkebunan, menurut informasi

dari Dinas Perdagangan Provinsi NTT kondisi permintaan relatif masih baik.

Pergerakan harga komoditi di pasar internasional selama triwulan I cenderung

membaik, sehingga diharapakan memberikan sentimen positif terhadap kinerja

ekspor NTT. Bahkan, Dinas Perkebunan Prov. NTT menaikan target ekspornya di

tahun 2009.

1.2 Sisi Penawaran

Dominasi sektor unggulan relatif belum mengalami perubahan.

Tiga sektor utama yang menjadi penggerak roda ekonomi NTT, yaitu : sektor

pertanian, sektor jasa-jasa dan, sektor perdagangan, hotel & restoran pada

triwulan I-2009 diperkirakan tumbuh positif masing-masing 3,62%;yoy,

Sumber : BPS Provinsi NTT

Grafik 1.15 Ekspor Tujuan Cina Grafik 1.14 Perkembangan Ekspor Perikanan

Sumber : DSM BI Sumber : DSM BI

2009I II III IV I**

Pertanian 6.57% 6.93% 5.14% -1.67% 3.62%

Pertambangan 10.05% 9.73% 4.60% -5.36% 9.31%

Industri Pengolahan 2.03% 2.84% 0.23% -2.11% 0.08%

Listrik,Gas dan Air 4.50% 3.25% 3.08% 3.33% 6.16%

Bangunan (konstruksi) 10.28% 8.65% 0.85% -5.31% 1.90%

Perdagangan & Hotel 6.40% 3.71% 6.43% 5.14% 1.73%

Transportasi & Komunikas 9.31% 8.92% 8.31% 3.73% 2.94%

Keuangan dan Persewaan 9.13% 0.75% 0.31% 2.56% 8.44%

Jasa-jasa 1.60% 2.42% 6.63% 11.84% 4.76%

PDRB 5.91% 5.34% 5.38% 2.90% 3.59%

Sektoral 2008

Tabel 1.4 Pertumbuhan PDRB Sektoral

| Kajian Ekonomi Regional NTT 20

Page 21: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

1,73%;yoy, dan 4,76%;yoy. Sektor-sektor tersebut secara total menyumbang

lebih dari 75% angka PDRB pada triwulan I-2009. Pertumbuhan ekonomi NTT

tahun sebesar 3,59%;yoy sebagian besar ditopang oleh kinerja sektor pertanian,

dimana menyumbang hingga 1,52%, diikuti dengan sektor jasa-jasa sebesar

1,02% yang merupakan refleksi dari peran fiscal policy dala perekonomian NTT.

Grafik 1.16 Struktur PDRB Sektoral Grafik 1.17 Sumbangan PDRB Sektoral

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

1. Pertanian

Sektor pertanian sebagai prime mover perekonomian NTT pada

triwulan I-2009 mengalami ekspansi sebesar 3,62%;yoy. Laju pertumbuhan

sektor pertanian diperkirakan didorong oleh kinerja subsektor tanaman pangan

sebagai kontributor paling dominan, yang telah memulai masa panen untuk

periode musim tanam akhir 2008.

Grafik 1.18 Produksi Padi Sawah NTT

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Grafik 1.19 Produksi Padi Sawah NTT

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 21

Page 22: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Produksi komoditi tanaman pangan (padi) diperkirakan

mengalami peningkatan. Berdasarkan angka ramalan (ARAM) oleh BPS

Provinsi NTT. Produksi padi sawah akan mengalami peningkatan 30,37%

dibandingkan tahun 2008 untuk periode masa panen Januari-April. Peningkatan

produksi tersebut selain dikarenakan adanya pertumbuhan luas panen, juga

disebabkan oleh peningkatan produktivitas lahan.

Kinerja sektor pertanian NTT masih bisa lebih dioptimalkan.

Kemampuan sumber daya manusia NTT (khususnya petani) dalam mengelola

sektor pertanian juga masih relatif rendah. Sebagian dari mereka masih

menggunakan teknologi tradisional dalam menjalankan usaha tani, seperti :

mengolah tanah dengan sistem tebas bakar, menggunakan bibit lokal, jarang

atau bahkan tidak mengunakan pupuk/pestisida, mengunakan pola tanam

campuran yang tidak beraturan. Bahkan kebun-kebun ada yang tidak dipagar

sehingga hewan liar bebas keluar merusak tanaman. Kondisi tersebut

sebenarnya telah mengurangi produktivitas lahan yang ada. selain itu mengingat

tingkat ketergantungannya terhadap kondisi curah hujan relatif sangat tinggi,

maka timing penyaluran saprodi (benih atau obat-obatan) ke petani, serta

keterediaan pupuk harus selalu terjamin terutama saat masa tanam sudah mulai

tiba.

Grafik 1.21 Kredit Sektor Pertanian

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Pelindo

Grafik 1.20 Pengiriman Ternak dan Ikan

Sampai dengan Februari 2009, kelangkaan pupuk masih terjadi di

level pengecer. Seperti yang diinformasikan oleh Kepala Dinas Pertanian,

kelangkaan tersebut salah satunya disebabkan oleh peningkatan permintaan

petani karena adanya penurunan usur hara tanah, sehinga petani membutuhkan

| Kajian Ekonomi Regional NTT 22

Page 23: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

pupuk yang lebih banyak guna merangsang pertumbuhan tanaman. Hal ini

menyebabkan harga pupuk jenis urea melambung hingga mencapai Rp

85.000,00/karung. Meski mengalami peningkatan produksi padi, pada tahun

2009 Provinsi NTT diperkirakan tetap akan mengalami defisit beras sebesar

198.119 ton. Defisit tersebut akan diantisipasi melalui pengadaan beras oleh

Bulog dan beras antarpulau oleh distributor lokal. Selain subsektor tanaman

pangan, dukungan sektor pertanian juga berasal dari subsektor peternakan dan

perikanan. Provinsi NTT merupakan salah satu penyuplai hewan ternak guna

mencukupi kebutuhan nasional, bahkan untuk komoditi perikanan (ikan dan

rumput laut) telah diekspor ke Cina dan Jepang.

2. Pertambangan

Sektor pertambangan pada triwulan I-2009 tumbuh 9,31%;y-o-y.

Sebagian besar aktivitas pertamabangan di NTT cenderung didominasi oleh

penamabangan batu-batuan. Peningkatan aktivitas pembangunan infrastruktur,

khususnya jalan akan mendorong peningkatan kegiatan penambangan batu,

pasir ataupun kapur di NTT. Saat ini di wilayah Provinsi NTT sedang dilakukan

kajian di beberapa titik yang diperkirakan terdapat kandungan Mangan yang

berlokasi di Kab Manggarai. Hasil sampling logam mangan tersebut telah

diekspor ke Cina oleh PT Arumbai Mangabekti dan PT Prima Mining Manganese

untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.

Grafik 1.23 Kredit Sektor PertambanganGrafik 1.22 PDRB Sektor Pertambangan

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 23

Page 24: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Bahkan terkait komoditi tambang untuk logam mangan, beberapa

waktu lalu dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding

(MoU) antara Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan konsorsium

dari J.S.K. International Co., Ltd. Dan PT. AGB Mining tentang Rencana

Pembangunan Pabrik Pemurnian dan Pengolahan Mangan di Kawasan Industri,

Bolok, Kupang. Konsorsium yang merupakan gabungan J.S.K. International Co.

Ltd. Dari Korea Selatan dan PT. AGB Mining diperkirakan akan mengeluarkan

dana sebesar Rp 650 milliar untuk membiayai proyek tersebut.

Potensi material tambang masih banyak yang belum dieksplorasi.

Data dari Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan dan Energi Kabupaten

Manggarai Timur antara lain menyebutkan bahwa kabupaten hasil pemekaran

dari Kabupaten Manggarai itu memiliki potensi pasir besi yang sudah terdeteksi

sejak lama dan perlu dieksplorasi lebih jauh. Potensi pasir besi itu terdapat di

Desa Bamo Kecamatan Kotakomba. Selain pasir besi, Manggarai Timur juga

memiliki potensi pertambangan lainnya seperti emas dan logam dasar lainnya di

Kelurahan Tanahrata Kecamatan Kotakomba. Untuk bisa mengolah potensi

tersebut, pemerintah daerah tentunya membutuhkan investasi, baik berupa

tenaga ahli, kajian yang komprehensif, teknologi dan juga investasi dalam

bentuk uang (Sumber : Flores Pos). Dari sisi pembiayaan, penyaluran kredit

sektor pertambangan oleh perbankan di NTT juga masih minim, 0,06% dari

total outstanding kredit posisi Maret 2009 atau senilai Rp. 3,06 miliar. Potensi

usaha pertambangan yang masih belum terekspos membuat perbankan masih

belum tertarik terhadap usaha sektor ini.

3. Industri Pengolahan

Tekanan terhadap kinerja sektor industri NTT masih berlanjut

selama triwulan I-2009. Sejak berhentinya operasional produksi PT. Semen

Kupang yang merupakan industri terbesar di Provinsi NTT praktis industri di NTT

sebagian besar masih berskala menengah ke bawah, sehingga laju

pertumbuhannya cenderung lebih lambat. Selain itu hasil pertanian di NTT, baik

yang diperdagangkan (diekspor) maupun untuk konsumsi lokal sebagian besar

masih dalam bentuk bahan mentah. Sehingga belum ada pengolahan dala

bentuk bahan setengah jadi masih belum optimal. Kondisi tersebut

| Kajian Ekonomi Regional NTT 24

Page 25: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

mengakibatkan Provinsi NTT kehilangan potensi untuk mendapatkan value

added, karena dinikmati oleh daerah lain.

Pada triwulan I-2009, sektor industri mengalami tumbuh relatif

rendah dengan 0,08%;yoy. Kondisi tersebut dibawah pertumbuhan tahun

lalu, mengingat PT. Semen Kupang berhenti beroperasi pada bulan April 2008.

Lambatnya perkembangan sektor industri bisa dikarenakan kondisi ketersediaan

infrastruktur yang masih terbatas, seperti halnya permintaan energi listrik yang

tidak jarang masih belum bisa dipenuhi oleh PLN. Lambatnya kinerja

perindustrian NTT juga terlihat dari prompt indicator konsumsi listrik industri

yang justrucenderung mengalami penurunan.

Grafik 1.26 Kredit Sektor Industri

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Grafik 1.25 Konsumsi Listrik Sektor Industri

Sumber : PLN Wil NTT

Grafik 1.24 PDRB Sektor Industri

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Selain itu, lambatnya perkembangan sektor industri bisa

dikarenakan kondisi ketersediaan infrastruktur yang masih terbatas,

| Kajian Ekonomi Regional NTT 25

Page 26: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

seperti halnya permintaan energi listrik yang tidak jarang masih belum bisa

dipenuhi oleh PLN. Lambatnya kinerja perindustrian NTT juga terlihat dari

konsumsi listrik industri yang justru cenderung mengalami penurunan. demikian

pula dari sisi pembiayaan perbanakan, dimana total outstanding kredit sektor

industri sampai dengan akhir triwulan I-2009 hanya 0,34% atau sebebsar

sebesar Rp 20,18 miliar.

4. Listrik dan Air Bersih

Sektor listrik dan air bersih pada triwulan laporan tumbuh cukup

baik dengan 6,16% ; y-o-y. Pertumbuhan pada triwulan laporan relatif lebih

tinggi jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya ataupun tahun 2008 lalu.

Sektor ini secara keseluruhan sangat bergantung kepada kinerja subsektor listrik.

Peningkatan konsumsi listrik selama triwulan I-2009 terjadi pada kelompok

rumah tangga dan sektor bisnis. Pertumbuhan kelompok rumah tangga

dipengaruhi oleh meningkatnya aktivitas pembangunan rumah tinggal maupun

rumah toko (ruko).

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : PLN Wilayah NTT

Grafik 1.28 Jumlah Pelanggan & Konsumsi ListrikGrafik 1.27 PDRB Triwulanan

5. Bangunan

Pertumbuhan sektor bangunan cenderung melambat. Sebagian

besar aktivitas pembangunan di NTT, merupakan bagian dari program kerja

pemerintah, sehingga sangat berhubungan dengan struktur alokasi belanja

APBD. Pada tahun 2009, alokasi belanja modal justru mengalami penuruan, hal

ini diperkirakan ikut berdampak kepada kinerja sektor bangunan. Pada triwulan

I-2009, sektor bangunan tumbuh 1,90%;y-o-y. kondisi tersebut jauh dibawah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 26

Page 27: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

pertumbuhan triwulan I-2008 yang mencapai 10,28%;yoy. Lambatnya

perkembangan kinerja sektor bangunan juga tercermin dari tingkat

pertumbuhan konsumsi semen di NTT. Selain itu melambatnya kinerja sektor

bangunan ikut berdampak terhadap pertumbuhan pembiayaan kredit

konstruksi.

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Performance sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) pada

triwulan laporan tumbuh relatif rendah dengan 1,73%;yoy. Di tengah

tekanan dari sisi harga, sektor PHR masih dapat tumbuh positif. Pertumbuhan

sektor perdagangan, hotel dan restoran sangat terkait dengan kinerja konsumsi.

Melambatnya kinerja konsumsi tentu akan menurunkan aktivitas sektor

perdagangan, yang pada akhirnya akan menurunkan volume impor antarpulau.

Grafik 1.30 Kredit Sektor Konstruksi

Grafik 1.32 Konsumsi Listrik Bisnis

Sumber : ASI Sumber : Bank Indonesia Kupang

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : PLN Wilayah NTT

Grafik 1.31 PDRB Sektor PHR

Grafik 1.29 Perkembangan Konsumsi Semen

| Kajian Ekonomi Regional NTT 27

Page 28: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Perkembangan sektor PHR relatif ditentukan oleh subsektor

perdagangan. Hal ini dikarenakan kontribusinya sangat dominan hingga diatas

90% terhadap pembentukan PDRB sektor PHR di triwulan I-2009. Hasil SPE oleh

KBI Kupang menunjukan pada bulan sejak bulan Desember lalu indeks riil

penjualan terus mengalami penurunan hingga bulan Maret. Dampak dari

kebijakan pemerintah terhadap penurunan harga BBM pada kenyataannya

belum mampu mengangkat daya beli masyarakat NTT. Namun demikian potensi

aktivitas bisnis di NTT relatif baik. Hal ini ditunjukan dengan semakin maraknya

pembangunan bangunan pusat perdagangan (ruko), yang tentu saja ikut

mendorong peningkatan kebutuhan listrik untuk keperluan bisnis.

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Grafik 1.33 Kredit Sektor PHR

Perkembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran juga

tercermin melalui pembiayaan perbankan. Kredit sektor perdagangan, hotel

dan restoran mengalami peningkatan sebesar 33,55% (y-o-y), dengan total

outstanding kredit sampai dengan akhir Maret 2009 sebesar Rp. 1,34 triliun

atau 23,43% dari total kredit.

7. Sektor Angkutan dan Komunikasi

Sektor transportasi dan komunikasi pada triwulan I-2009

mengalami pertumbuhan sebesar 2,94% (y-o-y). Tumbuhnya sektor

angkutan dan komunikasi didorong oleh subsektor angkutan, maupun

subsektor komunikasi. Peningkatan aktivitas sektor transportasi salah satunya

dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah maskapai penerbangan yang beroperasi

di NTT setiap tahunnya. Bahkan di pada tahun 2008 maskapai penerbangan

| Kajian Ekonomi Regional NTT 28

Page 29: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Garuda Indonesia telah resmi membuka jalur penerbangan dengan rute

Kupang-Denpasar-Jakarta. Rute penerbangan ini mulai diberlakukan pada

tanggal 1 Mei 2009. Pembukaan rute baru ini diharapkan dapat semakin

mempermudah akses transportasi ke NTT, terutama bagi wisatawan baik

mancanegara maupun domestik yang berminat untuk menjadikan provinsi NTT

sebagai satu tujuan wisata. Sehingga mampu mendorong perkembangan

pariwisata di NTT. Selain transportasi udara, kondisi geografis NTT yang

merupakan kepulauan, jalur transportasi laut juga memega peranan penting.

Bagi sebagian masyarakat transportasi laut masih tetap menjadi alternatif

pilihan, terutama mengingat faktor biaya yang relatif murah.

Grafik 1.34 PDRB Sektor Trans.& Kom

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : Pelindo diolah

Grafik 1.35 Jumlah Penumpang Laut

8. Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan

Laju pertumbuhan sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan

cenderung melambat. Pada triwulan I-2008 sektor ini tumbuh hingga

9,31%;yoy, sementara tahun ini tumbuh relatif lebih rendah dengan 8,44%;yoy.

Dari sisi struktur PDRB sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan, subsektor

perbankan memberikan peranan paling tinggi, sehingga kinerja sektor ini praktis

sangat bergantung pada kinerja perbankan di NTT. Selama triwulan I-2009

kinerja perbankan NTT cukup positif. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya

aset, kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) jika dibandingkan dengan periode

sama tahun sebelumnya. Secara umum kondisi krisis keuangan global belum

berdampak pada kinerja perbankan di provinsi NTT.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 29

Page 30: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Rasio penyaluran kredit terhadap dana yang dihimpun oleh

perbankan (LDR) di NTT relatif mengalami peningkatan. Dibandingkan

dengan triwulan I-2008 tingkat LDR pada triwulan I-2009 relatif lebih baik,

yaitu 66,81%. Sementara dari sisi performance kredit perbankan NTT, sampai

dengan triwulan I-2009 rasio non performing loan (NPLs) relatif terjaga, yaitu

pada level 1,61%

Grafik 1.36 PDRB Triwulanan Tabel 1.5 Perkembangan Indikator Perbankan

9. Sektor Jasa-jasa

Kinerja sektor jasa pada awal tahun 2009, relatif lebih baik

dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan selama triwulan I-2009 diperkirakan

mencapai 4,76%;yoy, sementara diawal 2008 sektor jasa hanya tumbuh 1,60%.

Sektor jasa merupakan salah satu penggerak utama yang mendukung kinerja

perekonomian NTT. Kontribusinya terhadap pembentukan PDRB triwulan I-2009

mencapai 21,60%%. Bahkan, perkembangannya dari waktu ke waktu

cenderung mengalami peningkatan. Perkembangan sektor jasa juga tercermin

dari pembiayaan perbankan di NTT untuk tersebut.

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah Sumber : Bank Indonesia Kupang

Grafik 1.37 PDRB Sekor Jasa

Sumber : KBI Kupang

indikator

utama IV I II III IV I

Aset (miliar) 8,516.24 8,318.80 8,546.12 9,533.02 9,941.95 9,610.96

y-o-y aset 12.29% 10.85% 8.26% 13.39% 16.74% 15.53%

Kredit (miliar) 4,202.99 4,293.58 4,814.82 5,238.52 5,404.28 5,524.35

y-o-y kredit 31.63% 30.20% 30.58% 30.68% 28.58% 28.67%

DPK (miliar) 7,296.11 7,162.46 7,437.54 7,887.35 8,004.80 8,268.80

y-o-y DPK 10.09% 7.48% 7.28% 10.45% 9.71% 15.45%

LDR 57.61% 59.95% 64.74% 66.42% 67.51% 66.81%

NPL 1.54% 1.79% 1.62% 1.64% 1.39% 1.61%

2007 2008 2009

Grafik 1.38 Kredit Sektor Jasa

| Kajian Ekonomi Regional NTT 30

Page 31: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 31

BOKSPENELITIAN BASELINE ECONOMIC SURVEY (BLS)

DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

A. LATAR BELAKANG

Dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM,

Bank Indonesia memiliki pilar-pilar kebijakan strategis yang meliputi (1)

pengaturan kepada perbankan yang mendorong pengembangan dan

pemberdayaan UMKM, (2) pengembangan kelembagaan yang menunjang, (3)

pemberian bantuan teknis, dan (4) kerjasama dengan berbagai pihak baik dengan

lembaga pemerintah maupun lembaga lainnya. Kegiatan penelitian dan

penyediaan informasi merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh

Bank Indonesia dalam kerangka bantuan teknis sehingga diharapkan akan dapat

memberikan informasi yang bermanfaat kepada stakeholders, baik kepada

pemerintah daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat luas yang

berkepentingan dalam upaya pemberdayaan UMKM.

B. METODOLOGI PENELITIAN

Kajian penelitian BLS di Nusa Tenggara Timur, dilaksanakan untuk

menetapkan komoditas/produk/jenis usaha (KPJu) unggulan daerah di kabupaten

dengan menggunakan alat analisis Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan

Analytic Hierarchy Process (AHP). Setiap kabupaten di suatu provinsi diharapkan

memiliki KPJu unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang patut dan cocok

untuk dikembangkan. Dengan program yang lebih fokus, Pemerintah Daerah

dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui pengembangan komoditas

unggulan tertentu di suatu kabupaten/kota sebagai upaya untuk menciptakan

lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka

mengurangi angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada akhirnya, hal tersebut

diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian Pengembangan Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJu) Unggulan

UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Timur dilaksanakan untuk memberikan landasan

rasional bagi pembangunan daerah yang meliputi berbagai sektor kegiatan

ekonomi. Secara rinci tujuan penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:

Page 32: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 32

a. Mengenal dan memahami mengenai:

(1) profil daerah, meliputi: kondisi geografis, demografi, perekonomian

dan potensi sumberdaya;

(2) profil UMKM di Provinsi Nusa Tenggara Timur termasuk faktor

pendorong dan penghambat dalam pengembangan UMKM;

(3) kebijakan Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah

Daerah yang terkait dengan pengembangan UMKM; dan

(4) peranan Perbankan dalam pengembangan UMKM.

b. Memberikan informasi tentang Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJu)

Unggulan yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di suatu

kabupaten/ kota dalam rangka:

(1) mendukung pembangunan ekonomi daerah;

(2) menciptakan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja; serta

(3) meningkatkan daya saing produk.

c. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah dalam rangka

pengembangan KPJu unggulan UMKM yang dikaitkan dengan:

(1) kebijakan Pemerintah Daerah; dan

(2) kebijakan perbankan.

D. PEMBAHASAN

Penetapan KPJu Unggulan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara

Timur dilandasi tujuan untuk (i) penciptaan lapangan kerja, (ii) pertumbuhan

ekonomi, dan (iii) peningkatan daya saing produk, masing-masing dengan tingkat

kepentingan 0,4210; 0,3132 dan 0,2658. Berdasarkan tujuan tersebut ditetapkan

11 kriteria yang digunakan untuk menetapkan KPJu Unggulan yang masing-

masing dengan tingkat bobot kepentingan yang berbeda, dengan urutan sebagai

berikut yaitu Ketersedian Pasar (0,1560), Teknologi (0,1281), Keterampilan

Tenaga Kerja yang Dibutuhkan (0,1219), Penyerapan Tenaga Kerja (0,1113),

Sarana Produksi dan Usaha (0,1025), Manajemen Usaha (0,0706), Bahan Baku

(0,0704), Harga / Nilai Tambah (0,0680), Aksesibilitas dan Kebutuhan Modal

(0,0628), Aspek Sosial Budaya (termasuk Ciri Khas/Karakteristik Daerah) (0,0586),

dan Sumbangan Terhadap Perekonomian Daerah (0,0499). Kriteria yang

digunakan untuk menyaring KPJu tingkat Kecamatan untuk menjadi kandidat

KPJu pada tingkat Kabupaten adalah (1) jangkauan pasar (0,2956), (2)

ketersediaan input/sarana produksi atau usaha (0,2559), (3) jumlah unit

Page 33: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 33

usaha/produksi/luas areal (0,2428) dan (4) kontribusi terhadap perekonomian

kecamatan (0,2057). KPJu Unggulan Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terpilih

masih bersifat sementara karena proses agregasi hanya didasarkan kepada 10

Kabupaten/kota sebagai wilayah penelitian dan belum mencakup seluruh

Kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan hasil analisis maka

KPJu yang telah teridentifikasi adalah :

(1) Berdasarkan hasil KPJu unggulan per sektor di setiap kabupaten/kota,

KPJu unggulan per sektor tingkat provinsi ranking pertama adalah

sebagai berikut; usaha budidaya padi sawah (padi dan palawija), cabe

(sayuran), mangga (buah-buahan), usaha perkebunan kelapa

(perkebunan), usaha budidaya sapi (peternakan), usaha rumput laut

(perikanan), penggalian batu pecah (pertambangan), industri tenun ikat

(industri), perdagangan hasil pertanian (perdagangan), jasa suku cadang

kendaraan (jasa-jasa angkutan darat untuk penumpang (angkutan), dan

kolam renang Oeluam (pariwisata).

(2) KPJu unggulan lintas sektor di tingkat provinsi merupakan hasil agregasi

KPJu Lintas sektor pada setiap kabupaten/kota. Dengan metoda Borda,

maka hasil nilai skor-terbobot dan urutan KPJu unggulan lintas sektor

setiap kabupaten/kota adalah sebagai berikut, urutan 5 (lima) KPJu

dengan skor terbobot tertinggi Unggulan lintas sektor Provinsi Nusa

Tenggara Timur adalah kegiatan budidaya ternak sapi, budidaya rumput

laut, industri anyaman pandan dan lontar, budidaya ternak babi dan jasa

angkutan penumpang.

F. REKOMENDASI

Rekomendasi kebijakan untuk pengembangan KPJu Unggulan adalah

sebagai berikut:

1. Kebijakan dan program yang bersifat lintas sektor di tingkat Propinsi dan

kabupaten/kota, seyogyanya lebih diintensifkan, dengan dukungan

alokasi dana yang sesuai.

2. KPJu Unggulan seyogyanya dituangkan kedalam bentuk ketentuan

hukum sehingga bersifat mengikat dan menjadi acuan bagi semua

instansi

Page 34: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

3. Pendekatan Klaster yang terintegrasi menurut rantai nilai dari hulu ke

hilir perlu dikembangkan untuk pengembangan KPJu Unggulan.

4. Pada wilayah sentra produksi KPJu Unggulan memerlukan perbaikan dan

peningkatan infrastruktur dan sarana transportasi.

5. Pada setiap KPJu Unggulan perlu dilakukan Penyusunan Lending Model

sehingga lebih meningkatkan minat calon investor/pelaku usaha untuk

mengembangkan usaha KPJu Unggulan.

6. Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan untuk menumbuh-

kembangkan kelompok wirausaha baru untuk usaha KPJu Unggulan,

dengan sasaran pelaku usaha adalah Sarjana yang “baru” lulus dari

Perguruan Tinggi Daerah

7. Pengembangan dan rancang bangun Model Implementasi

Pengembangan Usaha KPJu Unggulan pada Setiap Wilayah

kabupaten/kota.

8. UMKM pada bisnis KPJu Unggulan memerlukan peningkatan akses

kepada sumber pembiayaan sehingga secara spesifik lembaga Perbankan

perlu lebih intensif untuk meningkatkan akses pembiayaan untuk KPJu

Unggulan bagi UMKM

9. Untuk memberikan aksesibilitas yang cukup luas bagi para pengusaha

skala mikro, kecil dan menengah, maka perlu diterapkan kebijakan

pendirian Lembaga Penjaminan Kredit Daerah (LPKD) yang dapat

dioptimalkan fungsinya oleh masing-masing Pemerintah Provinsi dan

Pemerintah kabupaten/kota.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 34

Page 35: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

BBB AAA BBB III III

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN IIINNNFFFLLLAAASSSIII

2.1 Kondisi Umum

Perkembangan tekanan inflasi Kota Kupang pada triwulan I-2009

cenderung mengalami penurunan. Dibandingkan posisi akhir tahun 2008

dimana tercatat sebesar 10,90% (y-o-y), pada akhir triwulan I-2009 relatif lebih

rendah, yaitu 8,38% (y-o-y). Tren penurunan laju inflasi juga terjadi secara

nasional. Inflasi tahunan untuk nasional pada triwulan I-2009 sebesar 7,92% (y-

o-y), turun dibandingkan posisi Desember 2008 11,06%. Secara umum

diperkirakan penurunan laju inflasi disebabkan oleh sentimen positif dari

keputusan pemerintah yang menurunkan harga BBM berturut-turut pada bulan

Desember 2008 dan Januari 2009. Hal tersebut kontan membuat kelompok

transportasi mengalami deflasi 7,42% (q-t-q) jika dibandikan akhir tahun 2008.

Dampak lanjutanya, adalah penurunan tekanan pada kelompok perumahan dan

bahan makanan yang notabene memberikan kontribusi terbesar dalam

pembentukan angka inflasi Kota Kupang.

Secara umum penyebab tekanan inflasi pada periode awal tahun

masih relatif sama. Tekanan inflasi selama awal tahun secara umum lebih

disebabkan oleh supply side (sisi penawaran) bukan demand side (permintaan).

Kendala distribusi karena faktor cuaca dikarenakan kondisi perairan yang kurang

mendukung menyebabkan pasokan barang dari luar NTT terhambat (supply

shock). Hal tersebut tercermin dari penurunan aktivitas bongkar muat di

Pelabuhan Tenau selama bulan Januari lalu. Kapal-kapal yang sudah tiba pun

tidak bisa langsung melakukan aktivitas bongkar-muat, namun harus menunggu

kondisi gelombang relatif tenang. Apabila dipaksakan akan merusak kapal

Tabel 2.1 Perkembangan Inflasi Kupang

I II III IV I

y-o-y 6.43% 10.63% 10.45% 10.90% 8.38%

q-t-q 3.33% 4.79% 0.46% 1.94% 0.85%

y-t-d 3.33% 8.28% 8.78% 10.90% 0.85%

20092008inflasi

Sumber : BPS diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 35

Page 36: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

maupun fasilitas di pelabuhan. Hal ini berdampak kepada biaya sewa kapal dan

ikut diperhitungkan dalam komponen biaya transportasi.

Dari sisi demand, selama triwulan I justru cenderung mengalami

penurunan dibandingkan posisi akhir tahun. Berdasarkan hasil survei

kepada pedagang eceran (SPE) di Kota Kupang, tren indeks penjualan riil

cenderung turun. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan permintaan

masyarakat. Pendekatan lainnya adalah posisi net inflow (uang masuk dikurangi

yang keluar) di KBI Kupang. Pada triwulan I tahun ini, kondisinya meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya. Jika tahun 2008 lalu tercatat sebesar Rp

527,55 miliar, maka tahun ini naik menjadi Rp 596,39 miliar. Hal ini bisa

menjadi gambaran secara umum, bahwa untuk tahun 2009 kecenderungan

masyarakat untuk melakukan kegiatan konsumtif diawal tahun relatif kurang.

Selain itu, permasalahan klasik dimana load factor kapal-kapal

tujuan Kupang cenderung rendah. Selama periode awal tahun barang-

barang yang keluar dari NTT (Pelabuhan Tenau) justru mengalami penurunan

karena kinerja ekspor antarpulau pada triwulan I belum optimal, kapal yang

kembali berlayar dari NTT memiliki load factor yang rendah. Kondisi tersebut

mengakibatkan pihak shiping line mengenakan biaya lebih terhadap pengiriman

barang ke NTT yang berdampak kepada harga barang di Kota Kupang.

Permasalahan yang terakhir, gudang tempat penerimaan barang-barang dari

kapal tidak semuanya siap 24 jam penuh, sementara bongkar-muat di

palabuhan Tenau bisa dilakukan non stop. Hal ini praktis membuat waktu

Grafik 4.1 Perkembangan Inflasi Kupang Grafik 4.2 Inflasi Kupang vs Inflasi Nasional

Sumber : BPS diolah Sumber : BPS diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 36

Page 37: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

bongkar-muat menjadi semakin lama karena hanya bisa dilakukan pada jam

kerja saja. Kondisi tersebut juga akan berdampak kepada biaya operasional.

Semakin besar biaya, akan semakin tinggi pula harga yang dikenakan kepada

barang-barang yang diangkut. Semua penyebab diatas pada dasarnya

merupakan dampak ketergantungan NTT terhadap pasokan daerah lain yang

sangat tinggi. Hal tersebut membuat fluktuasi harga sangat rentan terjadi

(BOKS).

2.2 Inflasi Tahunan (y-o-y)

Kelompok makanan, minuman, rokok dan tembakau mengalami

inflasi paling tinggi dengan 14,70% (y-o-y). Pada dasarnya tingkat inflasi di

Kota Kupang sangat dikendalikan oleh : [1] kemompok bahan makanan;

[2] makanan, minuman, rokok dan tembakau; [3] kelompok perumahan.

Adapun tiga kelompok tersebut menyumbang hingga 70% dari total nilai

konsumsi. Hal ini mengakibatkan pergerakan indeks harga konsumen (IHK) pada

ketiga kelompok tersebut akan sangat berpengaruh terhadap tingkat inflasi

secara keseluruhan. Bila melihat lebih jauh lagi pada kelompok makanan,

minuman, rokok dan tembakau, inflasi paling tinggi terjadi pada subkelompok

makanan jadi dengan 20,85% (y-o-y). Kondisi tersebut terjadi karena seluruh

makanan jadi yang ada di Kota Kupang merupakan barang-barang impor.

Komoditi tersebut umumnya didatangkan dari Surabaya melalui jalur laut.

Sehingga dengan permasalahan transportasi yang terjadi selama triwulan I,

secara otomatis mengakibatkan harga cenderung naik. Dari kelompok bahan

Grafik 4.3 Inflasi Kelompok Barang Tw I-09 (y-o-y)

Sumber : BPS diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 37

Page 38: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

makanan, inflasi tertinggi terjadi pada subkelompok bumbu-bumbuan dengan

22,94% (y-o-y). Harga bumbu-bumbuan yang umumnya berfluktuasi adalah

cabe merah dan cabe rawit. Sama halnya dengan makanan jadi, komoditi

tersebut, juga termasuk salah satu komoditi impor, meskipun terkadang ada

daerah-daerah di NTT yang juga menjadi penyuplai. Sementara untuk kelompok

perumahan yang mengalami inflasi sebesar 11,48% (y-o-y), disebabkan oleh

tekanan pada biaya tempat tinggal 12,59% (y-o-y). Secara lebih khusus adalah

kenaikan biaya sewa rumah.

Tabel 4.2 Perkembangan Inflasi y-o-y

2009II III IV I

UMUM 10.63% 10.45% 10.90% 8.38%BAHAN MAKANAN 15.49% 11.63% 11.34% 10.80%Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 10.28% 6.86% 2.59% 2.21%Daging dan Hasil-hasilnya 9.97% 14.28% 15.43% 20.04%Ikan Segar 17.40% 14.52% 19.89% 21.02%Ikan Diawetkan 32.16% 15.05% 23.80% 17.77%Telur, Susu dan Hasil-hasilnya 15.86% 21.88% 21.41% 13.05%Sayur-sayuran 27.71% 13.85% 20.29% 16.16%Kacang - kacangan 8.78% -2.30% -11.17% -12.07%Buah - buahan 9.71% 9.40% 8.35% 22.88%Bumbu - bumbuan 27.91% 14.97% 23.51% 22.94%Lemak dan Minyak 13.30% 12.39% -3.26% -7.76%Bahan Makanan Lainnya 11.76% 10.32% 12.31% 11.68%MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 7.54% 9.09% 12.78% 14.70%Makanan Jadi 9.64% 12.77% 19.45% 20.85%Minuman yang Tidak Beralkohol 3.70% 4.26% 4.76% 8.57%Tembakau dan Minuman Beralkohol 6.76% 5.74% 6.14% 6.89%PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 15.37% 15.98% 18.13% 11.48%Biaya Tempat Tinggal 19.21% 19.16% 20.73% 12.59%Bahan Bakar, Penerangan dan Air 8.92% 9.95% 14.84% 10.26%Perlengkapan Rumahtangga 7.18% 9.38% 12.34% 8.05%Penyelenggaraan Rumahtangga 7.84% 11.60% 9.54% 7.74%SANDANG 7.20% 6.32% 3.17% 5.83%Sandang Laki-laki 11.24% 9.06% -0.25% 7.63%Sandang Wanita 1.97% 2.25% 0.92% 2.65%Sandang Anak-anak 1.12% 2.82% 3.13% 6.11%Barang Pribadi dan Sandang Lain 17.48% 12.96% 13.51% 7.15%KESEHATAN 3.63% 6.44% 7.45% 5.23%Jasa Kesehatan 0.08% 0.08% 0.98% 0.00%Obat-obatan -0.36% -3.70% -1.35% -4.14%Jasa Perawatan Jasmani 10.31% 31.53% 31.63% 31.63%Perawatan Jasmani dan Kosmetika 5.57% 9.13% 9.78% 6.86%PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 4.78% 1.81% 2.12% 2.58%Pendidikan 7.80% 0.28% 0.66% 0.66%Kursus-kursus / Pelatihan -0.03% -0.03% 0.00% 0.00%Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 1.58% 2.83% 3.03% 2.83%Rekreasi 0.21% 6.56% 6.47% 9.27%Olahraga -4.32% -4.32% 0.00% 0.00%TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K 2.62% 5.88% 3.02% -2.40%Transpor 5.43% 9.99% 5.23% -2.56%Komunikasi Dan Pengiriman -5.82% -5.60% -3.94% -3.94%Sarana dan Penunjang Transpor 5.30% 6.18% 5.87% 5.90%Jasa Keuangan 3.17% 6.43% 6.43% 3.16%

2008KOMODITI

| Kajian Ekonomi Regional NTT 38Sumber : BPS diolah

Page 39: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

2.3 Inflasi 2009 (y-t-d)

Grafik 4.4 Inflasi Kelompok Barang Tw I-09 (y-t-d)

Sumber : BPS diolah

Sampai dengan akhir bulan Maret, inflasi tahun 2009 tercatat

sebesar 0,85% (y-t-d). Kondisi tersebut relatif sangat rendah jika dibandingkan

dengan data historis yang ada. Sentimen positif dari penurunan administerd

price diperkirakan menjadi salah satu faktor penyebab utama. Mengingat

selama ini belum pernah terjadi penurunan harga BBM. Hal tersebut secara

langsung (direct effect) membuat kelompok transportasi mengalami deflasi

sebesar 7,42% (y-t-d) yang disebabkan karena terjadi penurunan pada

subkelompok biaya transpor sebesar 10,52%. Sementara itu laju paling tinggi

relatif sama dengan inflasi tahunan, yaitu kelompok bahan makanan dan

kelompok makanan, minuman, rokok dan tembakau, dimana masing-masing

mengalami inflasi sebesar 5,10% dan 4,51%.

Grafik 4.6 Perkembangan Harga Bumbuan

Grafik 4.5 Perkembangan Harga Kebutuhan Pokok

Sumber :Pasar Kasih Naikoten Sumber :Pasar Kasih Naikoten

| Kajian Ekonomi Regional NTT 39

Page 40: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Berdasarkan hasil pantauan harga di Pasar Naikoten, beberapa

komoditi cenderung mengalami fluktuasi pada periode Januari – Maret.

Hal ini pada dasarnya memang selalu terjadi pada awal tahun. Ketergantungan

yang tinggi pada suplai barang dari luar, membuat harga-harga barang sangat

rentan terhadap gejolak

1 2 3UMUM 1.18% 0.44% 0.85%BAHAN MAKANAN 5.29% 5.26% 5.10%Padi-padian, Umbi-umbian dan Hasilnya 5.11% 5.13% 5.18%Daging dan Hasil-hasilnya 11.47% 8.39% 6.13%Ikan Segar 3.22% 6.01% 5.71%Ikan Diawetkan 0.18% 3.16% 9.50%Telur, Susu dan Hasil-hasilnya -1.29% -2.09% -1.82%Sayur-sayuran 9.63% 9.64% 6.14%Kacang - kacangan 0.23% 0.10% -0.56%Buah - buahan 5.55% 14.11% 15.01%Bumbu - bumbuan 3.53% 0.31% 9.32%Lemak dan Minyak 0.92% 0.98% 0.10%Bahan Makanan Lainnya 0.00% 0.00% 0.00%MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK & TEMBAKAU 0.96% 2.19% 4.51%Makanan Jadi 1.56% 3.20% 5.86%Minuman yang Tidak Beralkohol 0.43% 1.89% 3.87%Tembakau dan Minuman Beralkohol 0.00% 0.00% 1.82%PERUMAHAN,AIR,LISTRIK,GAS & BB 0.12% 0.28% -0.03%Biaya Tempat Tinggal 0.15% 0.35% -0.18%Bahan Bakar, Penerangan dan Air 0.00% 0.05% 0.05%Perlengkapan Rumahtangga 1.02% 1.55% 2.00%Penyelenggaraan Rumahtangga -0.50% -0.52% -0.41%SANDANG 0.36% 0.74% 2.52%Sandang Laki-laki -0.89% -0.77% 2.98%Sandang Wanita 0.13% 0.13% 0.85%Sandang Anak-anak 2.29% 2.42% 3.58%Barang Pribadi dan Sandang Lain 0.48% 2.16% 2.89%KESEHATAN -0.55% -0.86% -0.64%Jasa Kesehatan 0.00% 0.00% 0.00%Obat-obatan 0.00% -2.79% -2.79%Jasa Perawatan Jasmani 0.00% 0.00% 0.00%Perawatan Jasmani dan Kosmetika -1.02% -0.85% -0.44%PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAH RAGA 0.11% 0.11% 0.39%Pendidikan 0.00% 0.00% 0.00%Kursus-kursus / Pelatihan 0.00% 0.00% 0.00%Perlengkapan / Peralatan Pendidikan 0.24% 0.24% 0.24%Rekreasi 0.35% 0.35% 1.84%Olahraga 0.00% 0.00% 0.00%TRANSPOR,KOMUNIKASI DAN JASA K -2.49% -8.32% -7.42%Transpor -3.53% -11.79% -10.52%Komunikasi Dan Pengiriman 0.00% 0.00% 0.00%Sarana dan Penunjang Transpor 0.00% 0.00% 0.03%Jasa Keuangan 0.00% 0.00% 0.00%

KOMODITI 2009

Tabel 4.3 Perkembangan Inflasi y-t-d

Sumber : BPS diolah

| Kajian Ekonomi Regional NTT 40

Page 41: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Pada akhir tahun 2008 untuk komoditi bumbu-bumbuan, yaitu cabe merah

berada pada kisaran Rp 20.000/kg, kemudian cabe rawit Rp 35.000/kg.

Sementara perkembangan harga pada bulan Maret mengalami kenaikan cukup

signifikan yaitu Rp 40.000/kg untuk cabe merah dan cabe rawit. Langkanya

pasokan membuat harga melonjak drastis. Kemudian untuk harga daging ayam

dan daging sapi masing-masing Rp 45.000/kg dan Rp 60.000/kg. Sementara

pada bulan Maret naik menjadi Rp 50.000/kg untuk daging ayam dan Rp

63.000/kg untuk daging sapi.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 41

Page 42: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 42

BOKS

SURVEI PEMBENTUKAN HARGA BERAS DI KOTA KUPANG

LATAR BELAKANG

Pola inflasi di Kota Kupang merupakan suatu tren cyclical, dimana pada

bulan-bulan tertentu akan mengalami inflasi yang tinggi. Salah satu penyebab

tingginya angka inflasi di Kota Kupang salah satunya adalah ketergantunganya

dengan daerah lain yang relatif tinggi, sehingga diperkirakan pergerakan harga

didaerah pemasok akan berpengaruh terhadap pembentukan inflasi di Kota

Kupang. Berdasarkan data historis yang ada, sumbangan utama pembentukan

angka inflasi Kota Kupang berasal dari pergerakan harga beras. Dengan nilai

konsumsi yang paling dominan, sedikit saja terjadi pergerakan pada harga

beras dampaknya akan sangat signifikan mempengaruhi inflasi secara

keseluruhan. Komoditi tersebut diindikasikan memiliki tingkat ketergantungan

kepada pasokan dari daerah lain yang relatif tinggi.

TUJUAN

• Mengetahui struktur tata niaga dan pola pembentukan harga beras di Kota

Kupang.lakukan pemetaan terhadap komoditi utama penyumbang inflasi

terbesar di Kota Kupang

• Menganalisis perubahan dampak perubahan IHK di beberapa Kota terpilih

terhadap pergerakan IHK Kota Kupang

METODOLOGI

Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara terhadap para

pelaku usaha mulai dari pedagang besar hingga pedagang eceran. Penentuan

responden menggunakan metode purposive random sampling untuk

pedagang eceran, sedangkan untuk pedagang besar atau distributor

menggunakan metode snowball sampling. Data-data sekunder antara lain

berupa data IHK, data jumlah produksi beras, serta data-data terkait lainnya

didapatkan dari berbagai instansi terkait.

HASIL SURVEI

Dari hasil survei kami, terdapat beberapa informasi penting yang

mendasar :

Page 43: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 43

• Daerah asal pemasok beras : ketergantungan kita terhadap pasokan beras

dari luar NTT ditunjukan dengan fakta bahwa 91,67% responden

menyatakan “hanya menjual beras impor tanpa beras lokal”, sedangkan

responden yang juga menjual beras lokal selain beras impor dalam hal ini

beras Oesao hanya sebesar 8,33%. Di Kota Kupang sendiri beras impor

didominasi beras asal Sulawesi. Hal tersebut ditunjukan dengan hasil survei

bahwa 61,11% responden menjual beras Sulawesi dengan alokasi paling

besar, sedangkan 30,56% responden menjual beras asal Jawa Timur

(Surabaya) dengan alokasi terbesar. Kemudian yang kedua dari sisi ;

• Penentu struktur pembentukan harga : dimana 97,22% responden

berpendapat bahwa harga sangat ditentukan oleh daerah penghasil,

sedangkan 2,78% responden menyatakan bahwa biaya operasional yang

lebih dominan. Melihat kondisi ini, bisa disimpulkan bahwa pergerakan

harga didaerah pemasok akan sangat mempengaruhi pembentukan harga

di Kota Kupang. Kemudian poin selanjutnya terkait dengan;

No Issue Hasil Survei

1 Daerah asal pemasok beras

• 91,67% responden hanya menjual beras impor; • 8,33% responden menjual beras impor dan lokal (Oesao); • dimana 61,11% responden menjual beras Sulawesi

dengan alokasi terbesar dan • 30,56% beras asal Surabaya dengan alokasi terbesar

2 Penentu struktur harga beras

• 97,22% harga daerah penghasil • 2,78% biaya operasional (ongkos transportasi,dll) maupun

ekspektasi

3 Kelancaran pasokan • Beras luar terjamin sepanjang tahun • Hanya ada pada periode setelah masa panen (sekitar April)

4 Periode kenaikan harga • 100% responden berpendapat pada Januari – Maret

• Kelancaran pasokan : seluruh responden menyatakan bahwa pasokan beras

dari luar NTT relatif bisa dipenuhi sepanjang tahun, sedangkan pasokan

beras lokal (beras Oesao) hanya saat setelah periode masa panen, biasanya

sekitar bulan April. Kemudian yang terakhir;

• Periode kenaikan harga : responden berpendapat bahwa pada bulan

Januari sampai dengan Maret harga beras di pasaran untuk wilayah Kota

Kupang sangat rentan terhadap kenaikan harga.

• Struktur pasar : perdagangan beras di tingkat pengecer maupun perantara

mempunyai tingkat persaingan yang sangat tinggi dengan jumlah pesaing

yang sangat banyak, namun perdagangan beras di tingkat pedagang besar

Page 44: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

jumlah pesaingnnya kecil. Maka struktur pasar yang terlihat di kota Kupang

ini bisa disebut jenis pasar Oligopoli.

Rantai Supply Chain Komoditi Beras

• Beras asal Jawa Timur yang biasa dikirim melalui Surabaya, umumnya

dipesan melalui perusahaan penggilingan oleh distributor/pedagang besar

di Kota Kupang. Kemudian baru dijual kepada pedagang perantara

(swalayan, toko,dll), selanjutnya ke pengecer baru kemudian sampai ke

tangan konsumen. Namun ada juga yang tanpa melalui pengecer langsung

ke konsumen (biasanya pembelian dalam jumlah relatif besar).

• Sama halnya dengan beras asal Sulawesi, yang membedakan hanya

pasokan beras Sulawesi tidak diambil dari perusahaan penggilingan namun

langsung kepada pedagang pengumpul atau sentra peroduksi di sana.

Sehingga distributor di Kota Kupang biasanya melakukan pengepakan

ulang sebelum dijual ke konsumen (repacking).

• Sedangkan untuk beras lokal (beras Oesao), biasanya hasil panen petani

akan dijual oleh pengumpul langsung kepada pedagang perantara atau

pedagang pengecer tanpa melalui pedagang besar. Atau bahkan ada juga

yang langsung ke konsumen.

• Selain dijual dipasar, beras lokal biasanya akan dibeli oleh Bulog.

Perubahan Perubahan

Harga Harga

Gabah di tingkat petani 2,150 2,350Beras di tingkat penggilingan 2,500 16.28% 2,950 25.53%Harga beras di sentra produksi 4,150 66.00% 4,600 55.93%Pedagang besar 5,175 24.70% 6,450 40.22%Pedagang Perantara 5,300 2.42% 6,700 3.88%Pedagang eceran 5,500 3.77% 7,000 4.48%

Distribusi

Sulawesi Surabaya

Harga (Rp) Harga (Rp)

Pembentukan harga di Kota Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 44

Page 45: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 45

Struktur Pembentukan Harga

• Pembentukan harga yang terjadi di Kota Kupang dimulai dari pedagang

besar sebagai importir.

• Secara keseluruhan peningkatan harga paling tinggi umumnya terjadi

dilevel pedagang besar. Sehingga pembentukan harga beras untuk Kota

Kupang relatif dikendalikan oleh mereka.

• Beras asal Sulawesi relatif lebih murah dibandingkan asal Jawa Timur

(Surabaya), dikarenakan perbedaan kualitas

Keterkaitan Inflasi Kota Kupang dengan Inflasi Daerah lain

• Impulse Response Function (IRF) digunakan untuk menganalisis respon

dinamis IHK (Indeks Harga Konsumen) terhadap guncangan/shock yang

terjadi pada daerah-daerah yang memiliki keterkaitan dengan

perekonomian Provinsi NTT, khususnya Kota Kupang.

• Pergerakan IHK di Kota Makassar dan Kota Surabaya akan direspon secara

signifikan oleh pergerakan IHK di Kota selama 2 – 3 bulan, dimana setelah

periode tersebut dampak pergerakan IHK relatif tidak begitu dirasakan.

• Hal tersebut juga ditunjukan oleh pergerakan grafik variance

decomposition. Dimana pada dampak pergerakan IHK di Surabaya dan

Makassar terhadap pergerakan IHK Kota Kupang cenderung meningkat

selama 2 – 3 bulan kedepan.

-0.2

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

D(KPA) D(SBY) D(MKSS)

Response of D(KPA) to Generalized OneS.D. Innovations

Kesimpulan hasil survei :

• Secara umum beras asal Sulawesi relatif lebih diminati oleh konsumen Kota

Kupang, dikarenakan harganya relatif lebih murah (beras medium) dan dari

Page 46: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

| Kajian Ekonomi Regional NTT 46

segi kualitas tidak jauh berbeda, dibandingkan beras asal Jawa Timur (beras

premium).

• Responden yang menjual beras lokal relatif sangat minim, hal ini

dikarenakan ketersediaan pasokan yang tidak kontinu (sifatnya hanya

musiman), sementara beras impor pasokannya lebih terjaga sepanjang

tahun.

• Pada saat memasuki masa panen beras lokal, biasanya permintaan beras

Sulawesi dan Surabaya relatif turun. Hal ini menunjukan bahwa produksi

beras lokal sebenarnya memiliki daya saing cukup baik

• Kenaikan harga beras, umumnya terjadi antara bulan Januari-Maret, disaat

kondisi perairan kurang mendukung karena faktor cuaca.

• Kendala distribusi biasanya terjadi untuk pengiriman beras dari wilayah

Sulawesi, sedangkan untuk beras dari Surabaya relatif lebih lancar. Hal ini

disebabkan karena pengiriman beras asal Surabaya menggunakan kapal-

kapal yang relatif lebih besar, sehingga cenderung lebih tahan terhadap

kondisi perubahan cuaca. Sehingga harga beras Sulawesi diperkirakan akan

lebih mudah berfluktuasi, sementara disatu sisi justru beras inilah yang

paling banyak dikonsumsi masyarakat Kota Kupang.

• Dari hasil analisis Bank Indonesia Kupang, pergerakan Indeks Harga

Konsumen (IHK) di Surabaya dan Makassar akan berdampak cukup

signifikan terhadap pergerakan IHK Kota Kupang. Hal ini menunjukan

bahwa faktor imported inflation relatif dominan. Bahkan dampak yang

dirasakan bisa sampai dengan tiga bulan kedepan karena adanya faktor

time lag.

Page 47: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

BBB AAA BBB IIIIIIIII

PPPEEERRRKKKEEEMMMBBBAAANNNGGGAAANNN PPPEEERRRBBBAAANNNKKKAAANNN

3.1 Kondisi Umum

Kinerja Perbankan di Provinsi NTT pada triwulan I-2009 mengalami

perkembangan yang positif. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya aset,

kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) jika dibandingkan dengan periode sama

tahun sebelumnya. Dari segi kredit, pertumbuhan penyaluran kredit oleh

perbankan mengalami perkembangan yang positif walaupun laju

pertumbuhannya relatif mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan I-

2008. Kemudian dari sisi DPK, setelah terjadi perlambatan pertumbuhan

sepanjang tahun 2008, pada triwulan pertama 2009 justru menunjukan kondisi

yang menggembirakan. Secara umum kondisi krisis keuangan global belum

berdampak pada kinerja perbankan di provinsi NTT.

indikator

utama IV I II III IV I

Aset (miliar) 8,516.24 8,318.80 8,546.12 9,533.02 9,941.95 9,610.96

y-o-y aset 12.29% 10.85% 8.26% 13.39% 16.74% 15.53%

Kredit (miliar) 4,202.99 4,293.58 4,814.82 5,238.52 5,404.28 5,524.35

y-o-y kredit 31.63% 30.20% 30.58% 30.68% 28.58% 28.67%

DPK (miliar) 7,296.11 7,162.46 7,437.54 7,887.35 8,004.80 8,268.80

y-o-y DPK 10.09% 7.48% 7.28% 10.45% 9.71% 15.45%

LDR 57.61% 59.95% 64.74% 66.42% 67.51% 66.81%

NPL 1.54% 1.79% 1.62% 1.64% 1.39% 1.61%

2007 2008 2009

Tabel 3.1 Perkembangan Kinerja Perbankan

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Rasio penyaluran kredit terhadap dana yang dihimpun oleh

perbankan (LDR) di NTT relatif mengalami peningkatan. Dibandingkan

dengan triwulan I-2008 tingkat LDR pada triwulan I-2009 relatif lebih baik,

yaitu 66,81%. Sementara dari sisi performance kredit perbankan NTT, sampai

dengan triwulan I-2009 rasio non performing loan (NPLs) relatif terjaga, yaitu

pada level 1,61%. Peningkatan performance kredit tersebut diperkirakan karena

pengaruh penyaluran kredit yang lebih berhati-hati sesuai dengan prinsip

prundential banking serta berlanjutnya langkah-langkah terkait restrukturisasi

kredit, baik melalui penambahan jumlah plafon maupun perpanjangan jangka

| Kajian Ekonomi Regional NTT 47

Page 48: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

waktu pelunasan. Secara umum bagi perbankan di NTT tekanan dari sisi risiko,

khususnya terkait risiko likuiditas, relatif belum menunjukkan gangguan yang

berarti. Meskipun sebagian besar dana yang disimpan bersifat jangka pendek.

3.2 Intermediasi Perbankan

Penyerapan Dana Pihak Ketiga (DPK) oleh perbankan NTT

mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Secara tahuan DPK tumbuh

15,45% (y-o-y) dari Rp 7.612,46 miliar pada triwulan I-2008 menjadi Rp

8.268,80 miliar pada triwulan I-2009. Pertumbuhan DPK pada triwulan laporan

didorong oleh peningkatan pada seluruh jenis simpanan, baik giro, deposito

maupun tabungan, dimana masing-masing tumbuh sebesar 11,48%, 19,59%

dan 16,18%. Walaupun secara tahunan (y-o-y), ketiga komponen DPK

mengalami pertumbuhan yang positif, namun secara triwulanan (q-t-q) terjadi

penurunan pada rekening tabungan sebesar 11,67% dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya. Penurunan tersebut diperkirakan terjadi karena adanya

tekanan dari sisi harga pada triwulan laporan yang berpengaruh pada

peningkatan biaya konsumsi masyarakat. Hal tersebut berdampak pada reaksi

masyarakat untuk memangkas alokasi saving, dengan menggunakan dana

tabungan untuk mengatasi kenaikan biaya konsumsi.

Grafik 3.1 Perkembangan DPK Grafik 3.2 Komposisi DPK

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 48

Page 49: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

2007 2008 2009

IV I II III IV I

Giro 2229.93 2279.15 2427.78 2554.48 1899.56 2540.89

y-o-y 10.37% 1.69% -3.77% -4.91% -14.82% 11.48%

Deposito 1,533.08 1,599.32 1,644.06 1,738.88 1,785.96 1,912.63

y-o-y -3.19% -3.98% 0.58% 10.71% 16.49% 19.59%

Tabungan 3,533.09 3,283.98 3,365.70 3,593.98 4,319.28 3,815.29

y-o-y 16.85% 19.11% 21.26% 24.62% 22.25% 16.18%

DPK

Peningkatan dana pada rekening giro dipengaruhi oleh

peningkatan anggaran belanja pemerintah tahun anggaran 2009.

Peningkatan APBD provinsi NTT secara tidak langsung berdampak pada

meningkatnya dana pada rekening giro. Hal itu disebabkan sebagian besar dana

pemerintah yang merupakan penggerak ekonomi provinsi NTT sebagian besar

dialokasikan dalam bentuk giro. Selain itu, peningkatan aktivitas dunia usaha

diperkirakan juga ikut memicu pertumbuhan rekening giro. Tren penurunan

suku bunga acuan (BI rate) untuk stimulus ekonomi sebagai bentuk penanganan

krisis keuangan global ternyata belum mempengaruhi minat masyarakat provinsi

NTT untuk menanamkan dananya di deposito. Hal ini terlihat dari meningkatnya

pertumbuhan rekening deposito sebesar 19,59% dibandingkan dengan triwulan

I-2008. Selain itu, gejolak pasar keuangan membuat produk-produk investasi

yang ditawarkan di pasar keuangan, seperti : pasar modal, reksadana, insurance

linked, sampai obligasi pemerintah dalam hal ini ORI sedikit mengalami tekanan,

sehingga masyarakat lebih memilih menempatkan dana pada deposito yang

dinilai lebih aman walaupun imbal jasa yang didapatkan semakin menurun.

Tabel 3.2 Perkembangan Komponen DPK

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Komposisi dana pihak ketiga di perbankan NTT sampai dengan

triwulan I-2009 belum mengalami perubahan. Rekening tabungan masih

merupakan kontibutor terbesar dalam pembentukan DPK pada triwulan laporan.

Tabungan tetap menjadi pilihan utama masyarakat NTT sebagai sarana

penempatan excess liquidity, meskipun memberikan imbal hasil (bunga) yang

relatif lebih rendah, terutama bila dibandingkan dengan deposito. Fleksibilitas

dan kemudahan dalam melakukan berbagai transaksi, khususnya melalui

Automatic Teller Machine (ATM) mampu memberikan keunggulan tersendiri

dalam meningkatkan minat masyarakat. Kemudian layanan perbankan yang

semakin membaik melalui inovasi pelayanan jasa perbankan, seperti : SMS

| Kajian Ekonomi Regional NTT 49

Page 50: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

banking, internet banking, dan produk jasa lainnya (fee based income)

memudahkan nasabah untuk melakukan tansaksi secara lebih cepat dan aman

dengan layanan yang sifatnya pribadi. Hal tersebut berdampak pada

meningkatnya komposisi tabungan dalam DPK dari 45,85% pada triwulan I-

2008 menjadi 46,14% pada triwulan laporan. Kondisi berbeda terjadi pada

rekening giro. Pada triwulan laporan, komposisi rekening giro mengalami

penurunan dibandingkan triwulan sama tahun 2008. Jika pada triwulan I-2008

rekening giro menyumbang 31,82% dari total DPK, maka pada triwulan laporan

komposisinya menurun menjadi 30,73% dari total DPK. Sementara itu

peningkatan jumlah rekening deposito yang cukup signifikan, berpengaruh pada

peningkatan komposisi deposito dalam total DPK dari 22,33% pada triwulan I-

2008 menjadi 23,13% pada triwulan I-2009.

Grafik 3.3 DPK Menurut Golongan Pemilik

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Komposisi DPK bila ditinjau dari golongan pemilik masih belum

mengalami perubahan. Pada triwulan I-2009, data yang tercatat di Bank

Indonesia Kupang menyebutkan bahwa komposisi DPK masih didominasi oleh

pemilik perseorangan. Komposisi dana perseorangan mencapai 62,61% dari

total DPK perbankan provinsi NTT. Sementara itu, dana pemerintah

berkontribusi dalam pembentukan DPK sebesar 31,72% dimana sebagian besar

dana pemerintah tersebut dialokasikan dalam bentuk rekening giro.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 50

Page 51: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Kredit perbankan di NTT pada triwulan I-2009 mengalami

perkembangan yang positif. Posisi outstanding kredit yang telah disalurkan

oleh perbankan di NTT mencapai Rp. 5,52 triliun. Jumlah tersebut meningkat

28,67% dari tahun sebelumnya (y-o-y) atau 2,22% jika dibandingkan posisi

triwulan sebelumnya (q-t-q). Walaupun laju kenaikan penyaluran kredit pada

triwulan ini tidak secepat triwulan sebelumnya, hal tersebut mencerminkan

bahwa perbankan NTT mempunyai kinerja yang cukup bagus di tengah kondisi

krisis keuangan global. Hal tersebut tercermin pada pertumbuhan kredit

perbankan di NTT yang melampaui target nasional 20%. Peningkatan jumlah

kredit secara umum dipengaruhi oleh semakin membaiknya kondisi

perekonomian di provinsi NTT, terutama didorong oleh kebutuhan konsumsi

masyarakat.

Searah dengan perkembangan kredit dari sisi penggunaan,

penyaluran kredit secara sektoral terkonsentrasi pada sektor lain-lain

yang mencapai 70,64%. Hal ini merupakan refleksi dari peran kredit konsumsi

yang sangat dominan. Bila dilihat sektor lain yang produktif, ada beberapa

sektor usaha yang cukup memberikan kontribusi, antara lain : kredit sektor

perdagangan dengan 24,32% dan kredit sektor pertanian sebesar 1,38%.

Grafik 3.5 Kredit Menurut Penggunaan

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

Grafik 3.4 Perkembangan Kredit

Fungsi intermediasi perbankan di NTT pada triwulan I-2009

mengalami perbaikan jika dibandingkan triwulan I-2008. Perkembangan

yang positif ini tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mengalami

peningkatan. Dengan perkembangan penyerapan dana pihak ketiga yang relatif

lambat dibandingkan pertumbuhan penyaluran kredit pada triwulan I-2009,

| Kajian Ekonomi Regional NTT 51

Page 52: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

mendorong rasio LDR perbankan NTT tumbuh menjadi sebesar 66,81%. Kondisi

tersebut lebih baik apabila dibandingkan posisi tahun lalu yaitu 59,95%.

Sementara itu, besarnya rasio undisbursed loan terhadap total kredit yang

disalurkan relatif rendah 7,34% (dibawah 10%) atau senilai Rp. 405,61 miliar.

Risiko kredit perbankan pada triwulan I-2009 secara agregat relatif

terkendali. Hal ini tercermin dari indikator ratio Non Performing Loan gross

(NPLs) yang tetap berada di bawah batas aman rasio sebesar 5,00%. Tercatat

rasio NPLs perbankan di NTT sebesar 1,61% atau secara nominal sebesar

Rp. 88,759 miliar. Dari sisi penggunaan, meskipun outstanding kredit modal

kerja jauh lebih kecil dibandingkan kredit konsumsi, rasio NPLs untuk kredit

modal kerja masih lebih tinggi (0,92%) dibandingkan kredit konsumsi (0,53%).

Hal ini diindikasikan terjadi karena sebagian kredit konsumsi yang disalurkan

oleh perbankan di NTT ditujukan kepada pegawai negeri, dengan sistem

Grafik 3.6 Perkembangan LDR

Grafik 3.9 Nominal NPL Sektoral

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

Grafik 3.8 Perkembangan NPL

Grafik 3.7 Perkembangan Undisbursed Loan

| Kajian Ekonomi Regional NTT 52

Page 53: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

angsuran melalui pemotongan langsung dari gaji yang diterima masing-masing

pegawai. Sehingga tingkat risiko (default) akan lebih kecil. Kondisi tersebut

tercermin juga pada kualitas kredit secara sektoral. Sektor lain-lain memiliki rasio

yang lebih rendah dengan 0,59%, dibandingkan sektor perdagangan 0,72%

yang umumnya digunakan untuk keperluan modal kerja.

3.3 Kredit UMKM

Grafik 3.11 Perkembangan Kredit UMKM

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Grafik 3.12 Komposisi Kredit UMKM

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Grafik 3.10 NPL Konsumsi dan Modal Kerja

Penyaluran kredit UMKM triwulan I-2009 mengalami peningkatan

sebesar 28,15% (y-o-y) dibandingkan dengan triwulan I-2008. Penyaluran

kredit UMKM merupakan salah satu dari indikator yang digunakan untuk

melihat pertumbuhan UMKM di Provinsi NTT. Kredit yang termasuk kategori

UMKM pada triwulan laporan mengalami peningkatan hingga mencapai

Rp 5,47 triliun. Kontribusi kredit UMKM bagi total kredit secara keseluruhan

| Kajian Ekonomi Regional NTT 53

Page 54: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

cukup signifikan. Pada triwulan I-2009, tercatat 99% dari total kredit yang

disalurkan perbankan NTT termasuk kategori kredit UMKM. Peningkatan

penyaluran kredit UMKM oleh perbankan NTT merupakan salah satu bentuk

concern perbankan terhadap pengembangan UMKM sebagai salah satu

penggerak ekonomi daerah.

Grafik 3.3 Perkembangan Komponen Kredit UMKM

Jika dilihat dari komposisinya, penyaluran kredit UMKM

didominasi oleh kredit mikro yang mencapai 47,83% atau sebesar

Rp. 2,60 triliun. Hal ini mengindikasikan bahwa kapasitas nasabah kredit di

NTT sebagian besar masih relatif kecil. Sementara jika dilihat dari

pertumbuhannya (y-o-y), kredit kategori kecil mengalami pertumbuhan paling

tinggi (62,90%). Akselerasi pertumbuhan kredit kecil yang lebih tinggi

dibandingkan kredit mikro dalam jangka panjang dapat merubah struktur kredit

UMKM perbankan NTT. Kondisi tersebut juga mengindikasikan pergeseran

kemampuan (capacitiy) debitur dan peningkatan kapasitas ekonomi secara

keseluruhan.

3.4 Perkembangan BPR

Kinerja BPR propinsi NTT pada triwulan I-2009 menunjukkan

perkembangan yang positif. Pertumbuhan aset BPR (y-o-y) di wilayah Provinsi

NTT pada triwulan laporan meningkat 84,41% dibandingkan triwulan yang

sama tahun 2008. Selain pertumbuhan aset, perkembangan positif juga terlihat

dari meningkatnya kinerja BPR sebagai lembaga intermediasi, dimana pada

triwulan I-2009 berhasil menyerap dana masyarakat sebesar Rp 44,44 miliar

atau tumbuh 113,26% (y-o-y) dan menyalurkan kredit sebesar Rp. 59,11 miliar

atau meningkat 119,23% (y-o-y).

2009I II III IV I II III IV I

KREDIT UMKM 3,276 3,666 3,983 4,167 4,268 4,777 5,202 5,339 5,470 y-o-y 30.78% 31.93% 29.86% 31.14% 30.29% 30.29% 30.59% 28.11% 28.15%MIKRO 2,206 2,275 2,364 2,414 2,411 2,500 2,636 2,647 2,603 y-o-y 24.54% 14.58% 14.12% 11.51% 9.29% 9.89% 11.49% 9.67% 7.97%KECIL 668 919 1,082 1,162 1,244 1,535 1,742 1,894 2,026 y-o-y 42.26% 86.82% 69.30% 84.14% 86.17% 67.09% 60.96% 62.98% 62.90%MENENGAH 402 473 537 591 613 742 824 798 813 y-o-y 52.21% 56.62% 50.58% 54.82% 52.62% 56.95% 53.44% 34.86% 32.60%

2008 KREDIT(Rp miliar)

2007

Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 54

Page 55: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

2009IV I II III IV I

Aset 34,844 40,722 48,494 58,285 68,323 75,097y-o-y 66.77% 61.17% 66.77% 79.18% 96.09% 84.41%DPK 17,165 20,838 27,794 35,399 38,893 44,438y-o-y 81.52% 100.37% 109.09% 120.56% 126.59% 113.26%Tabungan 7,016 8,922 12,082 15,414 17,518 20,342Deposito 10,149 11,915 15,713 19,986 21,375 24,096Kredit 24,655 26,963 36,627 47,704 51,479 59,111y-o-y 35.33% 39.33% 70.12% 102.54% 108.80% 119.23%LDR 143.63% 129.40% 131.78% 134.76% 132.36% 133.02%NPLs (nominal) 1,212 1,431 1,297 1,604 1,345 2,572NPLs 4.92% 5.31% 3.54% 3.36% 2.61% 4.35%

2007 2008Indikator

Fungsi intermediasi yang dilaksanakan oleh BPR tercermin dari

rasio Loan to Deposit (LDR) pada triwulan laporan masih berada diatas

level 100% yaitu sebesar 133,02%. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa

sumber dana penyaluran kredit BPR tidak hanya berasal dari penghimpunan

dana, tetapi juga dari modal bank sendiri. Hal ini pada dasarnya akan

berpengaruh terhadap risiko likuiditas bagi bank yang bersangkutan. Sehingga

pengelolaan likuiditas (cash ratio) perlu menjadi concern tersendiri. Faktor lain

yang mendorong tingginya penyaluran kredit BPR di NTT, salah satunya adalah

penerapan linkage programe antara bank umum dan BPR. Selain LDR, indikator

lain untuk menilai kinerja BPR adalah rasio NPLs yang mencerminkan resiko

kredit BPR. Pada triwulan I-2009, rasio NPLs relatif terkendali yaitu 4,35%

menurun dibandingkan dengan triwulan I-2008 yang mencapai 5,31%. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan BPR dalam melakukan assesment terhadap

pengajuan kredit relatif membaik.

Tabel 3.4 Perkembangan Usaha BPR (juta)

Sumber : Bank Indonesia Kupang

Grafik 3.13 Pertumbuhan Kinerja BPR Grafik 3.14 Perkembangan LDR

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 55

Page 56: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Dari sisi penggunaan, komposisi kredit BPR relatif lebih produktif

dibandingkan dengan kondisi bank umum. Penyaluran kredit BPR di NTT

tidak didominasi oleh kredit untuk konsumtif (40,62%), namun kredit modal

kerja (54,54%). Sedangkan untuk kredit investasi masih relatif belum mengalami

perubahan signifikan (4,84%). Bila dilihat secara sektoral, secara struktur sektor

lain-lain masih memberikan kontribusi tertinggi (47,26%), sedangkan share

terkecil adalah kredit sektor industri (0,27%).

Grafik 3.15 Kredit BPR Menurut Penggunaan Grafik 3.16 Komposisi Kredit BPR

Sumber : Bank Indonesia Kupang Sumber : Bank Indonesia Kupang

| Kajian Ekonomi Regional NTT 56

Page 57: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

BBB AAA BBB III VVV

SSSIIISSSTTTEEEMMM PPPEEEMMMBBBAAAYYYAAARRRAAANNN

4.1 Kondisi Umum

Aktivitas sistem pembayaran pada triwulan I-2009 cenderung

mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan I-2008 (y-o-y).

Kondisi tersebut menggambarkan bahwa pada triwulan I atau periode awal

tahun, aktivitas ekonomi masih berjalan lambat. Kondisi yang paling nyata

tercermin dari peningkatan kontraksi (net inflow) dari sistem pembayaran dalam

transaksi tunai di Kantor Bank Indonesia Kupang. Volume uang tunai yang

dikeluarkan oleh Bank Indonesia Kupang mengalami penurunan sebesar

54,35% dibandingkan triwulan I-2008. Hal tersebut berbanding terbalik dengan

peningkatan volume setoran yang mencapai 13,05% dibandingkan dengan

triwulan I-2008. Kenaikan volume setoran menyebabkan net inflow pada

triwulan I-2009 bernilai positif, yang menunjukkan kebutuhan uang kartal

mengalami penurunan yang signifikan sebesar 157,54% dibandingkan dengan

periode sama tahun 2008.

Tabel 4.1 Perkembangan Transaksi Tunai

Pembayaran 2009Tunai (miliar) I II III IV I

etoran 527.55 175.25 247.34 273.20 596.39

bayaran 359.75 562.25 683.34 919.40 164.24

et 167.80 -387.00 -436.00 -646.20 432.15

2008

s

n

Sumber : KBI Kupang

Tabel 4.2 Perkembangan Transaksi Non Tunai

lembar nominal lembar nominal volume nominal

I 11,974 418,765 63 2,089 24 1,744II 11,915 441,091 66 1,215 85 10,523III 12,758 373,837 71 1,727 57 21301IV 13,390 420,699 136 4,953 221 69,264

2009 I 12,517 398,095 85 3,621 74 13,707

TRANSAKSINON TUNAI

perputaran

TRANSAKSI KLIRING

RTGS cek/BG kosong

PERIODE

2008

(juta)

Sumber : KBI Kupang

Sementara itu, untuk transaksi pembayaran non tunai kondisinya

relatif bervariasi. Transaksi dengan menggunakan fasilitas Sistem Kliring

| Kajian Ekonomi Regional NTT 57

Page 58: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Nasional Bank Indonesia (SKNBI) mengalami penurunan jumlah nominal

transaksi sebesar 4,94% dibandingkan triwulan I-2008 (y-o-y). Kondisi berbeda

terjadi pada transaksi dengan menggunakan fasilitas Real Time Gross Settlement

(RTGS) yang menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan periode

sama tahun 2008.

4.2 Transaksi RTGS

Perkembangan transaksi dengan menggunakan sarana RTGS

secara tahunan (y-o-y) mengalami peningkatan yang signifikan.

Transaksi RTGS pada triwulan I-2009 mengalami kenaikan dibandingkan

dengan triwulan I-2008, baik dari jumlah transaksi maupun jumlah

nominalnya. Kenaikan jumlah nominal RTGS adalah sebesar 686,12%,

sehingga jumlah total transaksi RTGS pada triwulan I-2009 adalah Rp 13,71

miliar. Walaupun secara tahunan (y-o-y) mengalami peningkatan yang sangat

signifikan, tetapi secara triwulanan (q-t-q) transaksi RTGS pada triwulan I-

2009 mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Penurunan ini merupakan tren cyclical yang biasa terjadi pada triwulan I

tahun berjalan.

Grafik 4.1 Perkembangan Transaksi RTGS

Sumber : KBI Kupang

Penurunan transaksi RTGS di KBI Kupang relatif dipengaruhi

oleh realisasi anggaran pemerintah. Transaksi RTGS sebagian besar

merupakan pembayaran SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) oleh

pemerintah kepada rekanan atau pihak ketiga. Penurunan volume transaksi

| Kajian Ekonomi Regional NTT 58

Page 59: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

RTGS pada triwulan I-2009, diperkirakan karena semua pembayaran

anggaran pemerintah tahun 2008 sudah terealisasi pada triwulan IV-2008

dan realisasi anggaran pemerintah tahun 2009 belum mulai direalisasikan.

4.3 Transaksi Kliring

Transaksi kliring pada triwulan I-2009 juga mengalami

perkembangan yang positif. Peningkatan tersebut tercermin dari

meningkatnya volume transaksi pada triwulan laporan sebesar 4,53%; y-o-y

sehingga jumlah volume transaksi pada triwulan I-2009 sebesar 12.517

lembar. Akan tetapi, peningkatan volume transaksi tidak diiringi dengan

peningkatan jumlah nominal transaksi. Jumlah nominal transaksi kliring pada

triwulan laporan mengalami penurunan sebesar 4,94%, yaitu dari Rp 418,77

miliar pada triwulan I-2008 menjadi Rp 398,10 miliar pada triwulan I-2009.

Hal tersebut mengindikasikan bahwa terjadi penurunan rata-rata ratio jumlah

nominal transfer per lembar transaksi, dari Rp 34,97 juta per lembar pada

triwulan I-2008 menjadi Rp 31,8 juta per lembar pada triwulan laporan atau

menurun sebesar 9,06%.

Dari segi kualitas, kondisi transaksi dengan sarana kliring

relatif mengalami penurunan. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya

warkat yang ditolak baik dari sisi jumlah warkat maupun dari segi nominal

warkat. Pada triwulan I-2009, jumlah warkat yang ditolak mengalami

peningkatan sebesar 34,92% dibandingkan dengan triwulan I-2008. Kondisi

Sumber : KBI Kupang

Grafik 4.2 Perkembangan Transaksi Kliring

| Kajian Ekonomi Regional NTT 59

Page 60: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

tersebut mengakibatkan prosentase jumlah warkat yang ditolak dengan total

warkat transaksi mengalami peningkatan yang signifikan. Pada triwulan I-

2008 0,53% dari total jumlah warkat merupakan cek/bilyet giro kosong,

sedangkan pada triwulan laporan meningkat menjadi 0,68%.

Sementara itu, bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

(q-t-q) terjadi penurunan yang cukup signifikan. Pada triwulan I-2009,

jumlah warkat yang ditolak sebesar 85 lembar atau menurun sebesar 37,5%

bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebanyak 136 lembar.

Kondisi ini merupakan kecenderungan cyclical sebagai akibat menurunnya

volume transaksi kliring pada triwulan pertama tahun berjalan.

Sumber : KBI Kupang

Grafik 4.3 Perkembangan Cek/BG Kosong

4.4 Transaksi Tunai

Pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) relatif tidak berdampak

signifikan terhadap kebutuhan uang beredar di Provinsi NTT. Hal ini

tercermin dari relatif tidak berubahnya tren penurunan jumlah uang yang

dikeluarkan Bank Indonesia pada setiap periode awal tahun. Bahkan jika

dibandingkan dengan triwulan I-2008 (y-o-y) justru terjadi penurunan yang

signifikan. Hal tersebut terlihat dari transaksi inflow (setoran) dan outflow

(bayaran) yang tercatat di Kantor Bank Indonesia Kupang. Pada triwulan I-

2009, bahwa terjadi penurunan outflow sebesar 54,35% dari Rp 359,75

miliar pada triwulan I-2008 menjadi sebesar Rp 164,24 miliar pada triwulan

laporan. Penurunan tersebut mengindikasikan bahwa kinerja perekonomian

| Kajian Ekonomi Regional NTT 60

Page 61: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

pada triwulan I-2009 mengalami sedikit tekanan dibandingkan tahun

sebelumnya. Pelaksanaan Pemilu yang diharapkan dapat menggerakkan

perekonomian daerah dengan peningkatan konsumsi masyarakat dari

aktivitas kampanye ternyata kurang memberikan efek yang signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di NTT. Sementara itu, transaksi inflow

justru mengalami peningkatan sebesar 13,05% dari Rp 527,55 miliar pada

triwulan I-2008 menjadi sebesar Rp 596,39 miliar pada triwulan laporan.

Secara triwulanan (q-t-q) jumlah uang yang diedarkan

(outflow) mengalami penurunan yang signifikan sebesar 82,14%.

Sedangkan untuk transaksi inflow mengalami peningkatan yang signifikan

sebesar 118,30%. Peningkatan transaksi inflow yang jauh melebihi outflow

menyebabkan nilai net inflow bernilai positif sebesar Rp 432,15 miliar.

Penurunan jumlah transaksi outflow diperkirakan terjadi karena pada

triwulan sebelumnya terjadi peningkatan permintaan terhadap uang kartal

yang relatif tinggi, karena adanya peningkatan konsumsi yang cukup tinggi

sejalan dengan perayaan Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Selain itu, proses

pembayaran proyek pemerintah biasanya dilakukan menjelang akhir tahun.

Akibat kondisi tersebut, pada triwulan I-2009 terjadi peningkatan transaksi

inflow karena uang kartal yang telah beredar di masyarakat dikembalikan

(excess liquidity). Selain itu, secara umum aktivitas ekonomi pada triwulan I

relatif belum optimal, sehingga kebutuhan uang kartal relatif lebih masih

kecil.

Sumber : KBI Kupang

Grafik 4.4 Perkembangan Transaksi Tunai

| Kajian Ekonomi Regional NTT 61

Page 62: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Dalam rangka mendukung kebijakan clean money policy, Kantor

Bank Indonesia Kupang secara periodik memusnahkan uang kartal yang

tidak layak edar (lusuh/rusak) dan uang yang ditarik dari peredaran.

Perkembangan kegiatan pemusnahan uang kartal (MRUK) relatif

menunjukkan tren yang menurun seiring dengan diberlakukannya ketentuan

setoran bayaran bagi perbankan. Jumlah uang tidak layak edar yang

dimusnahkan selama triwulan I-2009 sebesar Rp 29,97 miliar. Jumlah

tersebut turun 29,88% dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai

Rp 42,75 miliar.

Tren jumlah uang palsu yang berhasil dijaring di KBI Kupang

mengalami peningkatan. Jumlah nominal uang palsu yang tercatat

sepanjang triwulan I-2009 sebesar Rp. 100.000,00 yang terdiri dari pecahan

Grafik 4.6 Perkembangan Uang Palsu Grafik 4.7 Rasio Uang Palsu Terhadap Uang Yang Diedarkan

Sumber : KBI Kupang

Sumber : KBI Kupang Sumber : KBI Kupang

Grafik 4.5 Perkembangan MRUK

| Kajian Ekonomi Regional NTT 62

Page 63: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Rp 50.000,00 sebanyak dua lembar. Oleh karena itu, rasio jumlah uang palsu

yang ditemukan dibandingkan dengan uang yang diedarkan oleh KBI

Kupang juga relatif meningkat dibandingkan posisi yang sama tahun lalu. Hal

tersebut juga disebabkan karena jumlah transaksi outflow yang relatif

menurun, sehingga prosentasenya cenderung meningkat. Pengetahunan

masyarakat terhadap ciri-ciri keaslian uang rupiah menjadi salah satu faktor

pendukung yang mampu menghambat beredarnya uang palsu. Oleh karena

itu, sampai dengan saat ini Bank Indonesia Kupang selalu giat melakukan

sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah di berbagai tempat.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 63

Page 64: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

BBB AAA BBB VVV

KKKEEEUUUAAANNNGGGAAANNN DDDAAAEEERRRAAAHHH

5.1 Kondisi Umum

Kebijakan fiskal bagi provinsi NTT memiliki kontribusi yang

penting bagi pendorong (stimulus) pertumbuhan ekonomi.

Ketergantungan sektor swasta terhadap anggaran belanja pemerintah, baik

provinsi maupun pemerintah pusat belum menunjukan perubahan yang

signifikan. Hal ini dikarenakan relatif rendahnya pertumbuhan investasi di NTT

dalam beberapa tahun terakhir. Peran anggaran pemerintah terhadap

perekonomian NTT tercermin dari share konsumsi pemerintah terhadap

pembentukan PDRB. Pada triwulan I-2009 diperkirakan mencapai 19,50%,

sedangkan selama tahun 2008 konsumsi pemerintah mencapai 19,67% dari

total seluruh PDRB tahun 2008. Melalui alokasi belanja modal, belanja barang

dan jasa yang disalurkan oleh berbagai instansi terkait, anggaran pemerintah

ditransmisikan kepada sektor-sektor usaha sebagai salah satu trigger aktivitas

perekonomian.

Komposisis rencana anggaran tahun 2009 agak sedikit berbeda.

Target penerimaan memang mengalami peningkatan sebesar 1,65%

dibandingkan tahun 2008, namun anggaran belanja justru mengalami

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

Grafik 5.1 APBD Provinsi NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 64

Page 65: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

penurunan cukup signifikan 9,90%. Pada tahun 2009, anggaran belanja

pemerintah daerah NTT hanya sebesar Rp 1,03 miliar, sementara dari sisi

pendapatan, pemerintah daerah Provinsi NTT mentargetkan Rp 954,42 miliar.

Tren melambatnya pertumbuhan anggaran pemerintah sudah terjadi dalam

beberapa tahun terakhir.

5.2 Pendapatan Daerah

Struktur rencana penerimaan dalam APBD tahun 2009 relatif

tidak mengalami perubahan. Dari rencana sebesar Rp 954,42 miliar,

sebagian besar masih bersala dari pos dana perimbangan, yaitu Rp 730,58

miliar. Yang secara lebih khusus lagi sumber terbesar dari dana alokasi umum

sejumlah Rp 616,60 miliar. Sementara dari pos pendapatan asli daerah yang

diperkirakan mencapai Rp 223,85 miliar, sebagian besar berasal dari pajak.

Sementara bila melihat tingkat realisasi pendapatan pada tahun 2008,

kondisinya cukup menggembirakan bahkan sedikit diatas target (100,8%).

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

Grafik 5.5 Realisasi Pendapatan Tahun 2008

Grafik 5.2 Pertumbuhan APBD Provinsi NTT

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 65

Page 66: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Tingkat realisasi pendapatan yang paling besar terjadi pada

pos pajak daerah sebesar 120,09%, sehingga secara keseluruhan

pendapatan asli daerah telah memenuhi 107,52% dari rencana. Sedangkan

untuk dana yang bersumber dari pemerintah pusat (DAU), dari alokasi

sebesar Rp 616 miliar, seluruhnya terealisasi selama tahun 2008. Sementara

untuk penerimaan tahun 2009, berdasarkan tren empat tahun terakhir

tingkat realisasi anggaran belanja pada akhir triwulan I diperkirakan berada

pada kisaran 10% – 15%.

Ketergantungan sumber penerimaan daerah terhadap bantuan

pemerintah pusat relatif sangat tinggi. Kontribusi dana perimbangan

untuk mengisi celah fiskal (fiscal gap) dalam share pos pendapatan daerah

terlihat cukup dominan. Dalam era otonomisasi daerah, hal ini

mengindikasikan bahwa pada daerah-daerah atau provinsi tertentu

dukungan pemerintah pusat masih mutlak diperlukan.

5.3 Belanja Daerah

Rencana anggaran belanja tahun 2009, mengalami penurunan

sebesar 9,90% dibandingkan rencana tahun sebelumnya. Dari Rp 1,14

triliun menjadi Rp 1,03 triliun. Tidak adanya belanja hibah, dan penurunan

alokasi belanja modal dari Rp 224,85 miliar menjadi Rp 168,16 miliar

merupakan faktor utama penurunan alokasi belanja tahun 2009. Bila melihat

efek yang ditimbulkan dalam menggerakan perekonomian, belanja modal

memiliki multiplier effect yang besar. Meskipun disatu sisi diimbangi dengan

kenaikan anggaran belanja pegawai sebagai dampak kenaikan gaji PNS,

pengaruhnya diperkirakan tidak bersifat sustainable (berkelanjutan).

Kenaikan gaji PNS secara otomatis umumnya akan mengangkat kinerja

konsumsi, berbeda dengan belanja modal yang akan memberikan dampak

lanjutan lebih besar.

Realisasi belanja untuk APBD 2008 sebesar 86,38% dari

rencana. Dari Rp. 1,14 triliun, terealisasi sebesar Rp. 984,23 miliar. Sebagian

besar pengeluaran pemerintah daerah merupakan belanja tidak langsung

yang digunakan untuk belanja pegawai (pembayaran gaji) dan belanja hibah.

Rencana belanja langsung sebesar Rp. 565,89 miliar, terealisasi sebesar Rp.

| Kajian Ekonomi Regional NTT 66

Page 67: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

442,38 miliar, sedangkan untuk belanja tidak langsung dari Rp. 573,74

miliar, yang berhasil direalisasikan sebesar Rp. 541,85 miliar.

Menurut Biro Penyusunan Program SKPD dengan tingkat

realisasi rendah adalah Balitbangda (29,18%), BKPMD (52,84%) dan

Badan Perlindungan Masyarakat (62%). Kinerja realisasi belanja

pemerintah pada tahun 2009 diharapkan dapat lebih optimal, sejalan

dengan adanya perubahan IV Kepres 80 yang memungkinkan untuk

melakukan pelelangan dan tender sebelum memasuki tahun anggaran baru.

Sikap ekstra hati-hati dari aparat pemerintah daerah dalam melaksanakan

proyek dan belum maksimalnya pemahaman sumber daya manusia terhadap

ketentuan yang berlaku menjadi salah satu hambatan. Fenomena tersebut

sangat berkaitan dengan masalah-masalah hukum yang bisa terjadi. Prosedur

yang ketat dalam setiap kegiatan pengadaan barang dan jasa menjadi

kendala dalam merealisasikan setiap program kerja yang telah direncanakan.

Selain itu, keputusan pemerintah yang menaikan harga BBM, mengakibatkan

semua SKPD harus menghitung ulang program yang telah disusun

disesuaikan dengan kenaikan harga barang yang terjadi.

Grafik 5.6 Realisasi Belanja 2008

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 67

Page 68: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Tabel 5.1 Realisasi 2008 dan Rencana 2009

*

Rencana Realisasi Rencana2008 2008 2009

PENDAPATAN 938,932,000,000 946,026,751,848 954,424,000,000Pendapatan Asli Daerah 208,190,685,000 237,286,164,010 223,847,850,0001 Pajak Daerah 124,472,258,400 150,722,921,922 136,662,800,0002 Retribusi Daerah 31,990,055,250 32,817,661,228 35,345,705,2503 14,500,000,000 12,707,325,599 14,500,000,000

4 Lain-lain 37,228,371,350 41,038,255,261 37,339,344,750Dana Perimbangan 716,741,315,000 708,740,587,838 730,576,150,0001 Bagi hasil pajak dan bukan pajak 57,563,515,000 53,820,333,838 61,215,350,0002 Dana alokasi umum 616,601,800,000 616,601,854,000 616,601,800,0003 Dana alokasi khusus 42,576,000,000 38,318,400,000 52,759,000,000Lain-lain pendapatan 14,000,000,00012 14,000,000,0003 Dana bagi hasil pajak dari provinsi dan pemda lain4 Dana Penyesuaian dan otonomi khusus5 Bantuan keuangan dari provinsi atau pemda lain

BELANJA 1,139,424,850,104 984,233,460,799 1,026,623,375,053Belanja tidak Langsung 573,536,271,158 541,853,187,396 530,065,465,4001 Belanja Pegawai 278,758,075,920 284,868,218,105 347,763,137,0002 Belanja bunga3 Belanja subsidi4 Belanja hibah 107,706,140,300 93,264,088,217 5,025,000,0005 Belanja bantuan sosial 53,851,401,800 52,224,987,199 46,641,892,9006 Belanja bagi hasil kepada prov/kab/kota dan desa 65,626,115,638 50,060,997,375 62,210,698,0007 Belanja bantuan keuangan kepada pemerintah prov/ 56,594,537,500 53,276,973,500 57,424,737,500

kab/kota dan desa8 Belanja tidak terduga 11,000,000,000 8,157,923,000 11,000,000,000

Belanja langsung 565,888,578,946 442,380,273,403 496,557,909,6531 Belanja pegawai/personalia 65,294,012,451 45,564,709,0302 Belanja barang dan jasa 275,745,154,620 239,658,531,857 282,838,037,0913 Belanja modal 224,849,411,875 202,721,741,546 168,155,163,532

Pendapatan dana darurat

Hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

Pendapatan hibah

URAIAN

Sumber : Biro Keuangan Provinsi NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 68

Page 69: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

BBB AAA BBB VVV III

TTTEEENNNAAAGGGAAA KKKEEERRRJJJAAA &&& KKKEEESSSEEEJJJAAAHHHTTTEEERRRAAAAAANNN

6.1 Kondisi Umum

Pertumbuhan ekonomi relatif belum optimal dalam memberikan

perbaikan signifikan, baik dari sisi tenaga kerja maupun kesejahteraan

bagi masyarakat NTT. Hal ini tampak dari daya serap sektor riil terhadap

tenaga kerja yang masih belum menunjukkan perubahan yang nyata dalam

beberapa tahun terakhir. Kinerja setor rill dalam menyerap tenaga kerja masih

berjalan relatif lambat. Secara struktural, dominasi sektor pertanian terhadap

pembentukan PDRB juga tercermin dari kemampuan sektor tersebut dalam

memberikan kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja.

Penurunan harga BBM pada bulan Januari 2009 lalu, relatif belum

mampu mengangkat daya beli masyarakat secara signifikan. Angka

indeks penjualan riil justru cenderung mengalami penurunan sejak bulan

Desember 2008 lalu (hasil Survei Penjualan Eceran KBI Kupang). Peningkatan

daya beli diperkirakan baru akan terjadi setelah realisasi kenaikan gaji Pegawai

Negeri Sipil (PNS), yang merupakan salah satu insentif bagi kegiatan konsumsi.

Lambatnya pemulihan tingkat daya beli masyarakat juga dipengaruhi oleh

peningkatan Upah Minimum Provinsi (UMP) yang masih berada di bawah level

Kebutuhan Hidup Layak (KHL). Sehingga secara umum tingkat kesejahteraan

masyarakan relatif belum mengalami perubahan signifikan dibandingkan

triwulan sebelumnya.

6.2 Perkembangan Ketenagakerjaan

Tingkat pengangguran terbuka relatif belum mengalami

perubahan. Berdasarkan data ketenagakerjaan pada bulan Agustus 2008,

tercatat dari jumlah angkatan kerja di provinsi NTT sebesar 2.166,92 ribu jiwa

dan terdapat 80,81 ribu yang menganggur atau secara prosentase tingkat

pengangguran terbuka (TPT) di Provinsi NTT sebesar 3,73%. Kondisi tersebut

| Kajian Ekonomi Regional NTT 69

Page 70: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

relatif tidak jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya untuk periode yang

sama, yaitu 3,72%. Namun demikian, jika diamati lebih lanjut 45,24% dari total

angkatan kerja yang berkerja, sebenarnya termasuk dalam kategori setengah

menganggur. Hal ini mengindikasikan peningkatan daya serap tenaga kerja

didominasi pada sektor-sektor informal.

Sektor usaha informal pada dasarnya cenderung relatif rentan

terhadap gejolak (shock) ekonomi yang terjadi. Tingkat turn over yang

mungkin terjadi relatif besar. Hal ini dikarenakan usaha-usaha informal

umumnya belum mapan, namun demikian ditengah kondisi gejolak ekonomi

global saat ini usaha-usaha tersebut justru relatif tidak terkena dampaknya. Jenis

usaha informal umumnya berskala UMKM, sehingga sangat bergantung pada

daya beli masyarakat. Dengan kondisi kualitas sumber daya manusia yang

sebagian besar masih terbatas, sektor usaha informal memang menjadi

penyelamat. Secara umum, kondisi ketenagakerjaan di NTT masih belum

mengalami perubahan signifikan.

Sumber : BPS diolah

Grafik 6.1 Perkembangan Tenaga Kerja NTT

Tabel 6.1 Perkembangan Ketenagakerjaan

Februari Agustus Februari Agustus Februari AgustusPenduduk 15+ 2,728,429 2,753,967 2,780,276 2,810,310 3,017,928 3,045,015 Angkatan Kerja 2,107,262 2,047,931 2,098,796 2,087,368 2,210,876 2,166,919 Kerja 2,002,355 1,973,187 2,015,228 2,009,643 2,129,110 2,086,105 Penganggur 104,907 74,744 83,568 77,725 81,766 80,814 Bukan Angkatan Kerja 621,167 706,036 681,480 722,942 807,052 878,096 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja % 73.39% 71.65% 72.48% 71.51% 70.55% 68.51%Tingkatan Pengangguran Terbuka % 4.98% 3.65% 3.98% 3.72% 3.70% 3.73%Setengah Pengangguran 1,147,943 997,740 868,832 937,560 927,920 943,655 Terpaksa 523,539 391,936 296,782 333,319 474,660 366,790 Sukarela 624,404 605,814 572,050 604,241 453,260 576,865 Sumber : BPS Prov. Nusa Tenggara Timur

KEGIATAN UTAMA2006 2007 2008

| Kajian Ekonomi Regional NTT 70

Page 71: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Secara struktural, sektor pertanian masih memegang peranan

tertinggi dalam menyerap tenaga kerja. Kontribusi sektor pertanian dalam

mendominasi pembentukan angka PDRB NTT, sejalan dengan kemampuan

sektor tersebut dalam menyerap tenaga kerja. Dari total 2.086,11 ribu yang

bekerja, 69,42% atau setara dengan 1.448,07 ribu yang berkecimpung pada

sektor pertanian. Sektor lain yang cukup memberikan kontribusi dalam

menyerap tenaga kerja adalah sektor jasa dan sektor perdagangan. Struktur

perekonomian NTT dapat direfleksikan dalam struktur tenaga kerjanya. Namun

demikian, bila dilihat perkembangan dari setiap tahunnya, terdapat indikasi

adanya pergeseran struktur tenaga kerja di Provinsi NTT. Prosentase tenaga

kerja pada sektor pertanian cenderung bergerak turun, sedangkan sektor-sektor

yang lain cenderung mengalami peningkatan, antara lain : sektor jasa-jasa,

sektor perdagangan, hotel dan restoran ataupun sektor industri yang

merupakan sektor ekonomi sekunder dan tersier.

Bila melihat perkembangan ketenagakerjaan di NTT selama lebih dari 10 tahun

terakhir, menunjukan angka yang positif dengan adanya peningkatan jumlah

angkatan kerja. Namun demikian, beberapa gejolak yang pernah melanda

Indonesia mengakibatkan terjadinya lonjakan pada angka tingkat pengangguran

terbuka (TPT). Lonjakan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2001 dan

2005. Hal tersebut dikarenakan adanya kebijakan pemerintah yang menaikan

harga BBM. Kondisi terebut mengakibatkan terjadinya pembengkakan biaya

(high cost economy) yang memaksa pengusaha untuk merumahkan (lay off)

sebagian karyawanya guna mempertahankan kelanjutan usahanya. Kemudian

Tabel 6.2 Struktur Ketenagakerjaan NTT

Februari Agustus Februari Agustus Februari AgustusPERTANIAN 1,573,830 1,470,101 1,550,964 1,377,293 1,592,982 1,448,074 INDUSTRI 122,554 164,428 110,581 165,430 73,100 140,866 PERTAMBANGAN 22,215 3,348 13,374 17,587 24,042 18,544 LISTRIK dan AIR 1,087 1,228 2,320 2,033 2,728 2,626 KONSTRUKSI 32,561 42,703 50,964 49,955 47,738 47,529 PERDAGANGAN 73,608 93,527 105,628 131,000 124,662 141,387 TRANSP,PERGUDANGAN 53,308 61,463 71,760 80,464 97,408 97,102 & KOMUNIKASIKEUANGAN 4,338 5,719 6,408 7,223 7,606 10,059 JASA KEMASYARAKATAN 118,854 130,670 103,229 178,658 158,844 179,918

Total 2,002,355 1,973,187 2,015,228 2,009,643 2,129,110 2,086,105 Catatan: *)Lapangan Pekerjaan Utama/Sektor Lainnya: terdiri dari Sektor Pertambangan serta Listrik, Gas dan Air

Sumber : BPS Prov. Nusa Tenggara Timur

LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA2006 2007 2008

| Kajian Ekonomi Regional NTT 71

Page 72: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

krisis ekonomi pada tahun 1998 juga relatif sempat meningkatkan angka TPT di

NTT meskipun tidak terlalu signifikan. Hal ini menunjukan bahwa struktur

tenaga kerja di NTT masih relatif tahan terhadap gejolak yang berasal dari luar,

dikarenakan sektor industri yang berbasis ekspor masih belum dominan dalam

struktur perekonomian NTT.

6.3 Perkembangan Kesejahteraan

Tekanan terhadap kesejahteraan masyarakat NTT diperkirakan

tetap akan dirasakan. Penurunan harga BBM belum mendorong penguatan

daya beli masyarakat NTT. Hal ini dikarenakan penurunan harga BBM tidak serta

merta langsung menurunkan harga barang-barang (BOKS Bab Inflasi), terutama

kebutuhan pangan. Pada awal tahun 2009, Pemerintah Provinsi NTT berusaha

untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat NTT, dengan menaikkan

menaikkan standart Upah Minimum Regional (UMP). Sesuai dengan

kesepakatan Dewan Pengupahan NTT pada tahun 2009 UMP mengalami

kenaikan 19,23% dibandingkan tahun 2008, yaitu dari Rp. 650.000,00/bulan

menjadi Rp. 775.000/bulan.

Adapun standart KHL yang ditetapkan diatas Rp 850.000 per bulan. Dalam

standart KHL terdapat 7 kelompok penentu UMP adalah makanan dan minuman

(pangan), sandang (pakaian), perumahan, pendidikan, kesehatan, transportasi,

rekreasi serta tabungan. Upah minimum merupakan upah bulanan terendah

yang terdiri atas upah pokok dan tunjangan tetap dan hanya berlaku bagi

Grafik 6.2 Perkembangan UMP NTT

Sumber : BPS Prov NTT

0

150000

300000

450000

600000

750000

900000

1050000

rup

iah

2001 2003 2005 2006 2007 2008 2009

UMP 275000 350000 450000 550000 600000 650000 775000

KHL 273979 349612 402989 670560 735000 782,466 879686

| Kajian Ekonomi Regional NTT 72

Page 73: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

pekerja yang mempunyai masa kerja kurang dari 1 tahun. Dengan kondisi

tersebut, secara umum pekerja di NTT relatif masih belum mengalami

peningkatan daya beli. Namun demikian, diindikasikan akan ada sedikit

sentimen positif pada bulan April melalui peningkatan gaji PNS.

Kondisi status tenaga kerja di NTT menjadi salah satu penyebab,

tingkat kesejahteraan masyarakat relatif tidak berkembang. Sebagian

besar pengusaha di NTT mempekerjakan buruh dengan status tidak tetap. Hal

ini menyebabkan buruh sangat rentan terhadap PHK (Pemutusan Hubungan

Kerja). Selain itu dari sekitar 2 (dua) juta angkatan kerja yang bekerja, sekitar

700 ribu merupakan pekerja yang tidak dibayar. Hal ini semakin menunjukan

indikasi bahwa meskipun tingkat pengangguran di NTT dibawah 5% namun,

jaminan kesejahteraan masyarakat masih relatif sangat minim.

Melalui program raskin (beras miskin) pemerintah berusaha

membantu mengangkat kesejahteraan masyarakat. Untuk tahun 2009,

alokasi raskin bagi Provinsi NTT mengalami penurunan. Jumlah RTS (Rumah

Tanga Sasaran) penerima raskin turun 7,29% dibandingkan tahun 2008 menjadi

577.640 RTS dari yang semula 623.107. Hal tersebut secara simultan ikut

berdampak pada berkurangnya jatah beras yang harus disalurkan menjadi

103,98 ribu ton dari 109,04 ribu ton, atau berkurang 4,64%. Jumlah RTS yang

paling tinggi berada di Kab. Timor Tengah Selatan dengan 63.287 rumah

tangga atau setara dengan 11,39 ribu ton beras. Adapun tingkat realisasi

penyaluran raskin sampai dengan bulan April sebesar 7,66%.

Tabel 6.3 Status Pekerjaan Penduduk NTT

Februari Agustus Februari Agustus Februari AgustusBerusaha Sendiri 99,311 154,220 184,182 290,963 226,666 285,126 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 792,843 786,757 756,752 715,335 768,787 768,506 Berusaha dibantu buruh tetap 11,221 14,147 26,707 25,458 27,595 29,175 Buruh/Karyawan 167,452 202,964 185,155 255,872 233,462 262,598 Pekerja bebas dipertanian 13,024 1,147 21,472 23,977 55,255 22,134 Pekerja bebas di Non Pertanian 17,890 11,525 18,043 22,322 23,381 16,909 Pekerja Tak Dibayar 900,614 802,427 822,917 675,716 793,964 701,657

Total 2,002,355 1,973,187 2,015,228 2,009,643 2,129,110 2,086,105 Sumber : BPS Prov. Nusa Tenggara Timur

STATUS PEKERJAAN UTAMA2006 2007 2008

| Kajian Ekonomi Regional NTT 73

Page 74: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

Pagu Raskin 2008 No. Kabupaten / Kota Sasaran

(RTS PM) Kuantum

(KG) 1 Kota Kupang 12.794 2.302.920 2 Kab. Kupang 55.110 9.919.800 3 Kab. Rote Ndao 19.001 3.420.180 4 Kab. TTS 64.615 11.630.700 5 Kab. Sumba Timur 28.645 5.156.100 6 Kab. Ende 23.779 4.280.220 7 Kab. Flores Timur 19.016 3.422.880 8 Kab. Lembata 13.819 2.487.420 9 Kab. Sikka 35.508 6.391.440 10 Kab. Belu 49.263 8.867.340 11 Kab. TTU 24.746 4.454.280 12 Kab. Sumba Barat 15.605 2.808.900 13 Kab. Sumba Barat Daya 34.963 6.293.340 14 Kab. Sumba Tengah 11.084 1.995.120 15 Kab. Manggarai 35.194 6.334.920 16 Kab. Manggarai Barat 25.087 4.515.660 17 Kab. Manggarai Timur 32.754 5.895.720 18 Kab. Ngada 8.561 1.540.980 19 Kab. Nagekeo 10.331 1.859.580 20 Kab. Alor 25.336 4.560.480

Tabel 6.4 Pagu Raskin 2009

JUMLAH 545.211 98.137.980 Sumber : Bulog NTT

| Kajian Ekonomi Regional NTT 74

Page 75: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

BBB AAA BBB VVVIIIIII

OOOUUUTTTLLLOOOOOOKKK PPPEEERRREEEKKKOOONNNOOOMMMIIIAAANNN

7.1 Pertumbuhan Ekonomi

Pada triwulan II-2009 diperkirakan perekonomian NTT tetap akan

tumbuh positif pada kisaran 3,7% - 4,2% ; y-o-y. Dampak langsung

penurunan ekonomi dunia saat ini diperkirakan relatif tidak berpengaruh secara

signifikan. Penggerak utama ekonomi triwulan mendatang diperkirakan akan

berasal dari anggaran belanja pemerintah yang mulai direalisasikan melalui

proyek pembangunan fisik maupun yang sifatnya pengadaan. Selain itu

kenaikan gaji PNS yang mulai dibayarkan pada bulan April mendatang menjadi

insentif tersendiri dari sisi konsumsi yang tentunya akan direspon sisi penawaran

melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, triwulan mendatang merupakan

periode masa panen bagi komoditi tabama dan sebagian komoditi hasil bumi.

Hal ini akan mendorong peningkatan kinerja ekspor secara langsung, mengingat

hampir seluruh komoditi asal NTT diantarpulaukan dalam bentuk bahan baku

tanpa mengalami proses menuju barang setengah jadi

Alokasi APBN tahun anggaran 2009 untuk kegiatan pembangunan

di propinsi NTT yang naik sebesar 14 persen dibandingkan dengan tahun

2008. Hal ini diharapkan menjadi salah satu pendukung positif bagi kinerja

Grafik 7.1 Tren Pertumbuhan Ekonomi NTT

3,600

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

1,600

2,000

2,400

2,800

3,200

01 02 03 04 05 06 07 08

| Kajian Ekonomi Regional NTT 75

Page 76: Provinsi Nusa Tenggara Timur - bi.go.id · akan direspon sisi penawaran melalui sektor perdagangan. Dari sektor primer, ... barang setengah jadi Sementara itu, tekanan inflasi pada

Triwulan I - 2009 |

ekonomi tahun 2009, dengan nilai Rp 12,2 triliun akan menjadi salah satu

pendukung kegiatan ekonomi tahun ini. Bahkan beberapa lembaga

pemerintahan mengalokasikan anggaran yang cukup besar untuk NTT seperti

Departemen Pendidikan Nasional senilai Rp 1 triliun, Departemen Pekerjaan

Umum Rp 772 miliar, Kepolisian Negara 501 miliar dan Departemen

Perhubungan senilai Rp 299 miliar.

7.2 Inflasi

Grafik 7.2 Proyeksi Inflasi Kota Kupang

Sementara itu, tekanan inflasi pada triwulan mendatang untuk

wilayah Kota Kupang diperkirakan relatif mengalami penurunan pada

kisaran 7 ± 1%; y-o-y. Untuk triwulan II sampai dengan Juni 2009, tekanan

dari sisi suplai relatif akan membaik, namun demikian harus tetap diwaspadai

tekanan dari sisi demand. Kenaikan gaji PNS yang mulai akan dibayarkan

pada bulan April mendatang dapat menjadi insentif dalam meningkatkan

aktivitas konsumsi. Sehinga perlu diimbangi dengan peningkatan kapasitas

dari sisi penawaran. Keputusan pemerintah untuk menurunkan harga BBM

per 15 Januari diharapkan memberikan sinyal positif terhadap tekanan inflasi

sepanjang tahun 2009. Meskipun penurunan tersebut diperkirakan tidak

akan serta merta langsung ditransmisikan melalui penurunan harga-harga

barang di Kota Kupang, karena perkembangan harga di Kota Kupang sangat

dipengaruhi oleh kondisi daerah lain (imported inflation).

130

Sumber : BPS Provinsi NTT diolah

50

60

70

80

90

100

110

120

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

IHK FORCAST IHK

| Kajian Ekonomi Regional NTT 76