protein total
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Protein Total
Protein merupakan makromolekul yang secara fisik dan fungsional kompleks
yang melakukan beragam peran penting. Protein biasanya “lahir” saat translasi,
mengalami pematangan melalui pengolahan pascatranslasi misalnya proteolysis
parsial, berada secara berselang-seling dalam bentuk aktif dan istirahat melalui
intervensi faktor-faktor regulasi, mengalami penuaan melalui oksidasi, deamidasi,
dsb, dan mati setelah diuraikan menjadi asam-asam amino komponennya ( Muray et
al, 2009). Sepertiga bagian protein darah terdapat dalam plasma dan dua pertiganya
lagi merupakan protein sel darah merah yaitu haemoglobin. Protein plasma total kira-
kira 5-8 gr/dl. Protein plasma merupakan bagian utama zat plasma campuran yang
sanagat kompleks, tidak hanya terdiri dari protein sederhana (polipeptida) tetapi juga
untuk protein campuran, yang mengandung zat-zat tambahan seperti hem,
karbohidrat, lipid atau asam nukleat seperti glikoprotein dan berbagai jenis lipoprotein
(Lintang, 2003).
Sebagian besar protein tubuh berbentuk globular atau elips dan dinamakan
protein globular. Umumnya larut dalam air atau larutan garam. Dengan
electrophoresis dapat dilihat perbedaan banyaknya albumin, alpha, beta dan gamma
globulin serta fibrinogen (Lintang, 2003). Protein total diukur untuk mengukur
jumlah total dua kelas protein yaitu albumin dan globulin (Dugdale, 2011).
Kecepatan pembentukan protein plasma oleh hati sangat tinggi sekali,
sebanyak 4 gram perjam atau sebanyak 100 gram perhari. Terdapat keseimbangan
reversible antara protein plasma dan protein jaringan. Kecepatan sintesis protein
plasma oleh hati tergantung pada kadar asam amino dalam darah, yang berarti kadar
protein plasma menjadi kurang bila suplai asam amino yang sesuai tidak ada.
Sebaliknya, bila terdapat protein berlebihan dalam plasma, tetapi kekurangan protein
dalam sel, protein plasma digunakan untuk membentuk protein jaringan. Jadi, terdapat
keseimbangan yang konstan, antara protein plasma, asam amino dalam darah dan
protein jaringan (Lintang, 2003).
Fungsi protein plasma adalah sebagai berikut :
No. Fungsi Protein Plasma
1. Antiprotease Antikimotripsin
2. Pembekuan
darah
Berbagai faktor pembekuan, fibrinogen
3. Enzim Berfungsi dalam darah, misalnya faktor pembekuan,
kolinesterase. Kebocoran dari sel atau jaringan,
misalnya aminotransferase
4. Hormon Eritropoietin
5. Pertahanan
Imun
Imunoglobulin, protein komplemen, β2-
mikroblogulin
6. Peran dalam
respons
peradangan
Protein respons fase akut (mis. Protein reaktif-C,
α1-glikoprotein asam (orosomukosoid)
7. Onkofetal Α1-Fetoprotein (AFP)
8. Protein
pengangkut atau
pengikat
- Albumin
(berbagai ligan, termasuk bilirubin, asam
lemak bebas, ion (Ca2+¿ ¿), logam (mis.
Cu2+¿ ¿, Zn2+¿¿), metheme, steroid, hormone
lain, dan berbagai obat)
- Seruloplasmin
Mengandung Cu2+¿ ¿, albumin mungkin lebih
penting dalam pengangkutan Cu2+¿ ¿ secara
fisiologis
- Globulin
pengikat-kortikosteroid (transkortin)
mengikat kortisol
- Haptoglobin
Mengikat hemoglobin ekstrakorpuskular
- Lipoprotein
Kilomikron, VLDL, LDL, HDL
- Hemopeksin
Mengikat heme
- Protein pengikat-retinol
Mengikat retinol
- Protein pengikat-hormon seks
Mengikat testosterone, estradiol
- Globulin pengikat tiroid
Mengkikat T4, T3
- Transferin
Mengangkut besi
- Transtiretin (Dahulu pra-albumin)
Mengikat T4 dan membentuk suatu
kompleks dengan protein pengikat retinol
( Muray et al, 2009)
B. Albumin
Albumin terutama dibuat di hati yang mempunyai fungsi membantu menjaga
darah agar tidak keluar dari pembuluh darah. Selain itu albumin juga membantu
membawa beberapa obat dan zat lain melalui darah serta penting bagi pertumbuhan
jaringan dan penyembuhan (WebMD, 2011). Albumin membantu mencegah cairan
bocor keluar dari pembuluh darah (Dugdale, 2011). Protein hewan efektif dalam
membentuk albumin dan globulin (Lintang, 2003). Kadar albumin di darah manusia
direkomendasikan normal oleh paramedis bila kandungannya antara 3,5-5,5 g/dl
(Sumarno, 2012).
C. Globulin
Terdiri dari protein yang berbeda yang disebut apha, beta, tipe-tipe gamma.
Beberapa globulin dibuat oleh hati, sementara yang lainnya dibuat oleh sistem
kekebalan tubuh. Globulin tertentu mengikat hemoglobin sebagai transportasinya.
Globulin yang lain menggunakan logam seperti besi di dalam darah dan membantu
melawan infeksi (WebMD, 2011). Protein nabati terutama efektif dalam pembentukan
globulin (Lintang, 2003).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
1. Probandus
Nama : Ferra Marcheela
Usia : 19 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Hasil
Absorbansi sampel : 11,7 gr/ dl
Absorbansi standar : 3,1 gr/dl
Kadar standar : 8,0 gr/ dl
Kadar protein total= Absorbansi sampelabsorbansi standar
×kadar standar
= 11,73,1
×8,0
= 30,19 gr/ dl
B. Pembahasan
Pada paraktikum pemeriksaan kadar total protein digunakan metode biuret. Untuk
mengetahui kadar total protein harus dihitung menggunakan pembagian antara absorbansi
sampel dan absorbansi standar kemudian dikali kadar standar. Dari hasil pemeriksaan
pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm, didapatkan absorbansi sampel
11,7 gr/ dl. Setelah dihitung menggunakan rumus didapatkan kadar total protein 30,19 gr/
dl. Kadar normal total protein yaitu 6,2-8,5 gr/dl. Hasil pemeriksaan kadar protein total
probandus bila dibandingkan dengan kadar normalnya, ada sedikit peningkatan.
Sebagian besar metode untuk mengukur protein yaitu menggunakan zat warna yang
berikatan dengan molekul protein sehingga terjadi perubahan dalam pola penyerapan
(absorbance) molekul zat warna. Protein total biasanya diukur dengan reagen biuret dan
tembaga sulfat basa. Penyerapan dipantau pada panjang gelombang 546 nm. Sebagian
besar protein dapat diharapkan bereaksi dengan reagen ini (Sacher, 2004).
Tingginya kadar protein tertentu dalam plasma dapat mengindikasikan adanya
kelainan atau gangguan fungsi tempat sintesisnya, misalnya pada penyakit hepatitis akut
dan kronis, dehidrasi (hemokonsentrasi), muntah, diare, multipel mieloma, dan diet tinggi
protein. Sedangkan total protein dapat menurun pada kondisi penyakit ginjal, malnustrisi,
malabsorbsi, dll (Murray et all, 2009).
Tingginya kadar protein total pada probandus belum dapat menentukan bahwa
probandus mengalami gangguan. Tingginya kadar protein total dipengaruhi oleh keadaan
dehidrasi maupun diet tinggi protein. Selain itu dapat diperkirakan juga adanya
kesalahan-kesalahan dalam pemeriksaan kadar protein yaitu dari faktor Praktikan seperti
adanya kesalahan praktikan dalam menakar reagen dan serum yang digunakan, cara
pencampuran dan menghomogenkan larutan yang salah, atau bisa saja kesalahan pada
alat dan bahan yang digunakan.
Aplikasi Klinis
Multiple Myeloma
Multiple myeloma (MM) adalah keganasan yang terjadi pada sel plasma. Sel plasma ini
merupakan salah satu tipe sel darah putih yang bertugas menghasilkan antibodi. Pada MM,
akan terjadi akumulasi sel plasma yang tidak normal yang mengganggu produksi sel darah
normal yang lain seperti eritrosit dan trombosit, sehingga dapat muncul tanda seperti anemia
dan trombositopenia. MM merupakan 1 % dari penyakit keganasan dan 10 % dari keganasan
sel darah. Angka kejadian MM kira-kira 4 kasus/100.000 orang/tahun (Hermayanti, 2008).
Ciri khas dari penyakit multiple myeloma (MM) adalah adanya protein M (komponen M,
protein myeloma, atau M spike). Sekitar 97% pasien MM memiliki immunoglobulin yang
utuh atau rantai ringan (light chain) yang bebas yang dapat dideteksi oleh elektroforesa
protein. Protein M ini menunjukkan terjadinya produksi immunoglobulin homogen atau
fragmennya yang berlebihan. Dari pemeriksaan kimia darah, dapat dilihat dari kadar total
protein, albumin, dan globulin pasien, dengan adanya peningkatan kadar globulin yang
bahkan bisa melebihi kadar albumin (Hermayanti, 2008).
Multiple myeloma harus dicurigai pada orang dewasa tua dengan nyeri punggung, gejala
konstitusi (berkeringat, penurunan berat badan), dan tingkat protein total meningkat.
Pemeriksaan laboratorium yang biasa dikerjakan adalah darah lengkap, protein total,
albumin, globulin beserta elektroforesis protein, kalsium darah, dan protein Bence-Jones pada
urine. Pada darah lengkap bisa ditemukan anemia normokrom normositik dan
trombositopenia. Terjadi peningkatan kadar globulin dan penurunan albumin, dengan hasil
elektroforesis protein menunjukkan grafik yang tinggi dengan puncak yang lancip pada
gamma globulin. Selain itu terjadi peningkatan kadar kalsium darah dan pemeriksaan protein
Bence Jones pada urin menunjukkan hasil positif (Haematol, 2003).
Dugdale, D.C. 2011. MedlinePlus: Total Protein. Wahington: University of Washington
School of Medicine. Available at :
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003483.htm
Lintang, L.S. 2003. Gambaran Fraksi Protein Darah Pada Preeklampsia dan Hamil
Normotensif. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Murray, R.K., Granner, D.K., Rodwell, V.W. 2009. Biokimia Harper. Jakarta: EGC
Hermayanti, Diah. 2008. Non-Secretory Multiplle Myeloma. Malang: Staff Akademik
Fakultas Kedoktera Universitas Muhamadiyah
Haematol, Br J. 2003. Criteria for the classification of monoclonal gammopathies, multiple
myeloma and related disorders: A report of the International Myeloma Working
Group. 121: 2003; 749-757.
Sacher, Ronald A., Richard A. McPherson. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Jakarta: EGC hal 311
Sumarno. 2012. Albumin Ikan Gabus (Snakeheads fish) dan Kesehatan. Jurnal Ilmiah Agri
Bios Vol. 10 No. 1 :Juni 2012 6063