prospek pengembangan sorgum di jawa barat …

15
99 PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN Bambang Irawan dan Nana Sutrisna PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN Prospect of Sorghum Development in West Java to Support Food Diversification Bambang Irawan 1 dan Nana Sutrisna 2 1 Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Jl. A. Yani No. 70 Bogor 16161 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, Jl. Kayu Ambon No.80 Lembang, Bandung 40391 Naskah masuk : 4 Juli 2011 Naskah diterima : 23 Agustus 2011 ABSTRACT One of issues in Indonesia related with food security is reliance on imported foods, especially wheat and rice. To cope with this issue, development of local food crops substitute to both foods is essential particularly those adapted to dry land characterized by barrenness, high erosion risk, and limited water supply. Sorghum is one of local food crops to these drought characteristics. Use of sorghum as flour for producing processed foods (noodles, breads, cakes, etc.) can substitute up to 15 to 50 percent of wheat flour. Other industrial products, as well as bio-ethanol, can also be produced using sorghum. Sorghum crop waste is contains high nutrients appropriate for animal feed. To encourage sorghum cultivation in the dry land it is necessary to apply an integrated agribusiness, namely sorghum plant, flour processing, bio ethanol processing, and cattle farming, conducted in a large scale. Development of sorghum processing industries is essential in expanding sorghum market as well as its economic value. In the same time cattle farming is essential to maintain dry land fertility. As an initial stage, this integrated business should be conducted by BUMN (government own companies) facilitated by subsidized investment credit. Key words: sorghum, agribusiness, dry land, West Java ABSTRAK Salah satu masalah yang dihadapi Indonesia berkaitan dengan ketahanan pangan adalah ketergantungan terhadap bahan pangan impor terutama beras dan gandum. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu dikembangkan bahan pangan lokal lain yang dapat mensubstitusi kedua bahan pangan tersebut dan dapat dikembangkan pada lahan kering yang umumnya memiliki kesuburan rendah, peka terhadap erosi dan ketersediaan air terbatas. Sorgum merupakan tanaman pangan lokal yang dapat dikembangkan pada lahan kering dan penggunaan tepung sorgum untuk pembuatan berbagai produk makanan olahan (mie, roti, kue, dst) dapat mensubstitusi 15%-50 persen tepung gandum. Berbagai produk industri lainnya dan bioetanol juga dapat dibuat dari sorgum sementara limbah tanaman sorgum bernilai gizi tinggi untuk bahan pakan ternak. Untuk mendorong pengembangan tanaman sorgum di lahan kering perlu diterapkan sistem usaha yang terintegrasi : tanaman sorgum - pengolahan tepung sorgum pengolahan bioetanol - ternak sapi dalam skala luas. Pengembangan industri pengolahan sorgum diperlukan untuk meningkatkan nilai ekonomi dan memperluas pasar sorgum sedangkan pengembangan ternak sapi diperlukan untuk mempertahankan kesuburan lahan kering. Sebagai inisiasi, pengembangan usaha yang terintegrasi tersebut perlu dilaksanakan oleh BUMN yang difasilitasi dengan subsidi kredit investasi. Kata kunci : sorgum, agribisnis, lahan kering, Jawa Barat

Upload: others

Post on 30-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

99

PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN Bambang Irawan dan NanaSutrisna

PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARATMENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN

Prospect of Sorghum Development in West Java to Support FoodDiversification

Bambang Irawan1 dan Nana Sutrisna2

1Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Jl. A. Yani No. 70 Bogor 161612Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, Jl. Kayu Ambon No.80 Lembang, Bandung 40391

Naskah masuk : 4 Juli 2011 Naskah diterima : 23 Agustus 2011

ABSTRACT

One of issues in Indonesia related with food security is reliance on imported foods, especially wheat andrice. To cope with this issue, development of local food crops substitute to both foods is essential particularlythose adapted to dry land characterized by barrenness, high erosion risk, and limited water supply. Sorghum isone of local food crops to these drought characteristics. Use of sorghum as flour for producing processed foods(noodles, breads, cakes, etc.) can substitute up to 15 to 50 percent of wheat flour. Other industrial products, aswell as bio-ethanol, can also be produced using sorghum. Sorghum crop waste is contains high nutrientsappropriate for animal feed. To encourage sorghum cultivation in the dry land it is necessary to apply anintegrated agribusiness, namely sorghum plant, flour processing, bio ethanol processing, and cattle farming,conducted in a large scale. Development of sorghum processing industries is essential in expanding sorghummarket as well as its economic value. In the same time cattle farming is essential to maintain dry land fertility. Asan initial stage, this integrated business should be conducted by BUMN (government own companies) facilitatedby subsidized investment credit.

Key words: sorghum, agribusiness, dry land, West Java

ABSTRAK

Salah satu masalah yang dihadapi Indonesia berkaitan dengan ketahanan pangan adalahketergantungan terhadap bahan pangan impor terutama beras dan gandum. Untuk mengatasi masalah tersebutmaka perlu dikembangkan bahan pangan lokal lain yang dapat mensubstitusi kedua bahan pangan tersebut dandapat dikembangkan pada lahan kering yang umumnya memiliki kesuburan rendah, peka terhadap erosi danketersediaan air terbatas. Sorgum merupakan tanaman pangan lokal yang dapat dikembangkan pada lahankering dan penggunaan tepung sorgum untuk pembuatan berbagai produk makanan olahan (mie, roti, kue, dst)dapat mensubstitusi 15%-50 persen tepung gandum. Berbagai produk industri lainnya dan bioetanol juga dapatdibuat dari sorgum sementara limbah tanaman sorgum bernilai gizi tinggi untuk bahan pakan ternak. Untukmendorong pengembangan tanaman sorgum di lahan kering perlu diterapkan sistem usaha yang terintegrasi :tanaman sorgum - pengolahan tepung sorgum – pengolahan bioetanol - ternak sapi dalam skala luas.Pengembangan industri pengolahan sorgum diperlukan untuk meningkatkan nilai ekonomi dan memperluaspasar sorgum sedangkan pengembangan ternak sapi diperlukan untuk mempertahankan kesuburan lahan kering.Sebagai inisiasi, pengembangan usaha yang terintegrasi tersebut perlu dilaksanakan oleh BUMN yang difasilitasidengan subsidi kredit investasi.

Kata kunci : sorgum, agribisnis, lahan kering, Jawa Barat

Page 2: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

100

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 2, Desember 2011 : 99 - 113

PENDAHULUAN

Salah satu masalah yang seringdiperdebatkan dalam rangka ketahananpangan nasional adalah adanya pasokanberas yang dipenuhi melalui impor. Berasmerupakan bahan pangan pokok bagisebagian besar penduduk Indonesia yangmemiliki kontribusi terbesar terhadap konsumsikalori (55%) dan konsumsi protein (44%).Mengingat besarnya peranan tersebut makaketergantungan penyediaan beras terhadappasokan beras impor dinilai tidak menguntung-kan bagi ketahanan pangan karena dua alasanyaitu : (1) pasokan dan harga beras duniatidak stabil sehingga instabilitas ketersediaanberas nasional akan meningkat jika proporsiberas impor terhadap total penyediaan berassemakin besar, dan (2) Indonesia merupakansalah satu importir beras terbesar di duniasehingga perubahan impor beras Indonesiaakan mempengaruhi harga beras di pasardunia dan dengan demikian jika impor berasIndonesia meningkat maka harga beras dipasar dunia akan semakin mahal dan semakinbanyak pula devisa yang diperlukan untukmengimpor beras.

Secara historis pulau Jawa merupakansentra produksi padi nasional. Selama tahun1985-2005 sekitar 55-62 persen produksi padinasional dihasilkan di pulau Jawa dan sekitar22-26 persen dihasilkan dari Provinsi JawaBarat. Sekitar 95 persen produksi paditersebut dihasilkan dari lahan sawah dansisanya dihasilkan dari lahan kering (padiladang). Hal tersebut mengungkapkan bahwaperkembangan produksi padi nasional sangattergantung pada produksi padi yang dihasilkandi Pulau Jawa terutama yang dihasilkan darilahan sawah di Provinsi Jawa Barat.

Mengingat besarnya peranan lahansawah dalam menghasilkan padi makapeningkatan produksi padi sawah di PulauJawa merupakan upaya penting untukmemenuhi kebutuhan beras yang terusmeningkat. Akan tetapi laju pertumbuhanproduksi padi sawah di Pulau Jawa justrusemakin lambat. Selama tahun 1985-1995produksi padi sawah di Jawa rata-ratameningkat 1,60 persen per tahun tetapi padatahun 1995-2005 laju peningkatan produksipadi sawah tersebut hanya sebesar 0,59

persen per tahun. Dalam jangka panjang lajupertumbuhan produksi padi sawah tersebutdiperkirakan akan terus semakin lambatkarena beberapa faktor yaitu : (1) adanyakonversi lahan sawah ke penggunaan nonpertanian seperti perumahan, kawasan industridan kompleks pertokoan/perkantoran sehinggaluas sawah semakin sempit dan kapasitasproduksi padi sawah semakin kecil, (2)peningkatan intensitas panen padi sawah yangdapat dirangsang melalui pembangunanjaringan irigasi semakin sulit diwujudkan akibatketerbatasan anggaran pemerintah, (3)peningkatan luas panen padi yang dapatdirangsang melalui pencetakan sawah barusemakin sulit diwujudkan akibat keterbatasananggaran pemerintah dan sumberdaya lahanyang dapat dijadikan sawah, dan (4) upayapeningkatan produktivitas padi sawah semakinsulit diwujudkan akibat adanya fenomenakelelahan lahan yang menyebabkan responproduktivitas padi sawah terhadap pengguna-an input semakin kecil.

Pada kondisi seperti tersebut diatasmaka dalam rangka mengurangi ketergan-tungan terhadap beras impor terdapat duaupaya yang perlu ditempuh yaitu : (1)mendorong pengembangan padi ladang dilahan kering untuk meningkatkan produksipadi nasional, dan (2) mendorong diversifikasikonsumsi pangan berbasis bahan panganlokal untuk mengurangi konsumsi dankebutuhan beras. Upaya pengembangan padiladang di lahan kering selama ini sudahdilakukan pemerintah tetapi relatif sulit karenaadanya persaingan dengan komoditas panganlain (jagung, ubikayu, kedelai, sayuran) yanglebih menguntungkan dibanding usahatanipadi ladang. Sedangkan upaya diversifikasikonsumsi pangan berbasis bahan panganlokal sejauh ini belum berhasil diwujudkankarena belum adanya bahan pangan lokalyang mampu menggeser peranan berassebagai sumber kalori. Pergeseran konsumsipangan yang mensubstitusi peranan berassebagai sumber kalori justru terjadi padaberbagai produk makanan berbahan bakutepung terigu/gandum yang merupakan bahanpangan impor, seperti mie dan roti. Padagolongan masyarakat tertentu konsumsi miedan roti yang dibuat dari tepung terigu/gandumbahkan telah menggantikan perananberas/nasi sebagai bahan makanan untuksarapan pagi dan perubahan pola konsumsi

Page 3: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

101

PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN Bambang Irawan dan NanaSutrisna

tersebut cenderung meningkat sejalan dengannaiknya pendapatan dan tumbuhnya daerahperkotaan. Konsekuensinya adalah imporgandum Indonesia meningkat pesat darisekitar 1,72 juta ton atau menempati peringkatke 17 dunia pada tahun 1990 menjadi 4,66 jutaton atau menempati peringkat ke 6 dunia padatahun 2009 (FAO, 2011).

Dalam rangka mengurangi ketergan-tungan terhadap bahan pangan impor makaperlu dikembangkan bahan pangan lokal yangdapat diusahakan pada lahan kering danmemiliki potensi untuk mensubstitusi perananberas sebagai bahan pangan pokok ataumensubstitusi peranan tepung terigu/gandumsebagai bahan baku produk makanan olahan.Makalah ini mengungkapkan sejauh manatanaman sorgum dapat dikembangkan di lahankering dan memiliki potensi tersebut. Beberapaaspek yang diungkapkan meliputi potensitanaman sorgum untuk dimanfaatkan sebagaibahan pangan dan pemanfaatan lainnya,karakteristik lahan kering, karakteristiktanaman sorgum dan strategi yang perluditerapkan untuk mendorong pengembangantanaman sorgum pada lahan kering.

MULTIGUNA SORGUM

Sorgum merupakan tanaman serealiayang sudah sejak lama diusahakan petani diIndonesia meskipun dengan luasan yangrelatif sempit. Secara tradisional tanamansorgum banyak diusahakan di daerahWonogiri dan daerah lain di Provinsi JawaTengah. Hasil tanaman sorgum dapat diman-faatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhanseperti kebutuhan bahan pangan, bahan bakuproduk industri, bahan pakan ternak dansumber enerji. Uraian berikut mengungkapkanberbagai potensi pemanfaatan tanamansorgum baik yang telah dilakukan secara luasmaupun yang masih dimanfaatkan secaraterbatas.

Potensi Sorgum Sebagai Bahan PanganSalah satu kebutuhan dasar manusia

adalah kebutuhan bahan pangan. Secara garisbesar kebutuhan pangan dapat dirinci ataskebutuhan kalori, protein, vitamin dan mineral.Kebutuhan kalori umumnya dipenuhi melaluikonsumsi bahan pangan yang berasal dari

tanaman sereal seperti padi dan jagung.Kebutuhan protein dapat dipenuhi melaluikonsumsi bahan pangan hewani maupunbahan pangan nabati seperti bahan panganyang berasal dari biji kedelai. Kebutuhanvitamin dapat dipenuhi melalui konsumsi buah-buahan yang umumnya memiliki kandunganvitamin relatif tinggi dibanding bahan panganlainnya. Sedangkan komoditas sayuranumumnya memiliki kandungan mineral yangrelatif tinggi sehingga konsumsi sayuranmemiliki peranan penting untuk mencukupikebutuhan mineral yang diperlukan untukmenjaga vitalitas tubuh.

Komoditas pangan sumber kalori yangbanyak dikonsumsi di Indonesia adalah beras,jagung, ubikayu dan kedelai. Dibandingkandengan keempat komoditas pangan tersebutsorgum memiliki kandungan kalori relatif tinggiyaitu sebesar 332 kal/100 g dan lebih tinggidibanding kandungan kalori ubikayu dankedelai (Tabel 1). Kandungan karbohidratpada sorgum juga cukup tinggi yaitu sebesar73 g/100 g dan lebih tinggi dibandingkandungan karbohidarat ubikayu, jagung dankedelai. Begitu pula kandungan protein padasorgum (11 g/100 g) lebih tinggi dibandingberas, ubikayu dan jagung meskipun lebihrendah dibanding kedelai (30,2 g/100 g).

Dari segi kandungan nutrisinya sor-gum merupakan bahan pangan yang poten-sial. Namun demikian pemanfaatan sorgumsebagai bahan pangan belum diketahui olehmasyarakat luas kecuali pada sebagianmasyarakat tertentu di daerah Yogyakarta danJawa Tengah. Sebagai bahan pangan sorgumbiasanya disajikan dengan cara direbuslayaknya nasi kemudian dicampur kelapamuda. Bagi yang belum terbiasa mengkon-sumsi sorgum, bahan pangan ini yang sedikitlengket belum dapat menggantikan berassebagai makanan pokok.

Sebagai bahan pangan biji sorgumdapat dibuat tepung (Gambar 1) yangselanjutnya dapat digunakan sebagai bahanbaku untuk pembuatan berbagai jenis kuekering, kue basah dan mie. Salah satukelebihan dari tepung sorgum adalah memilikinilai gizi yang lebih tinggi dibanding tepungberas, jagung dan ubikayu. Kelebihan lain daritepung sorgum adalah daya kembangnya yangsangat tinggi dan mudah larut dalam air.Kedua sifat tersebut sangat diperlukan untukpembuatan produk makanan berbasis tepung.

Page 4: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

102

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 2, Desember 2011 : 99 - 113

Tepung sorgum dapat digunakansebagai bahan baku pembuatan berbagaijenis makanan ringan/snack. Beberapa jenismakanan ringan yang sering dibuat denganbahan baku tepung sorgum antaralain: cake pisang, gabes udang, kue lapis,kue donat, kue semprit dahlia, kue keju,cendol, siomay, kue kacang, kue bakpia,kue putri salju, dan ongol­ongol. MenurutVogel dan Graham (1979); Reddy et al. (1995)dalam Sirappa (2003) beberapa jenis makananyang dapat dibuat dari sorgum berdasarkancara pengolahannya diantaranya adalah : (a)makanan sejenis roti tanpa ragi misalnyachapati dan tortila, (b) makanan sejenis rotidengan ragi misalnya injera, kisia dan dosai,(c) makanan berbentuk bubur kental misalnyatuwu, ugali, bagobe dan sankati, (d) makananberbentuk bubur cair misalnya ogi, ambili danedi, (e) makanan camilan misalnya popsorgum, tape sorgum dan emping sorgum, dan(f) makanan berbentuk sorgum rebusmisalnya: urap sorgum.

Pemanfaatan sorgum dalam bentuktepung lebih menguntungkan karena lebihpraktis dan lebih mudah diolah menjadiberbagai produk makanan ringan. Pengolahansorgum menjadi tepung sorgum sejauh inisudah dilakukan meskipun dalam skala kecilantara lain oleh PT Bogasari. Salah satuindustri makanan di Jakarta juga telahmemanfaatkan tepung sorgum untuk membuatcrackers dan hasilnya terbukti lebih renyahdibanding yang dibuat dari tepungterigu/gandum. Untuk pembuatan kue basah,roti dan mie pemanfaatan sorgum dapatmensubstitusi penggunaan terigu masing-masing sebanyak 30-50 persen, 20-25 persendan 15-20 persen tanpa mengurangi rasa,tekstur dan aroma secara signifikan (Suarnidan Potong, 2002). Hal tersebut mengungkap-kan bahwa pemanfaatan tepung sorgummemiliki potensi untuk menggantikan tepungterigu/gandum yang selama ini dipenuhimelalui impor.

Tabel 1. Kandungan Nutrisi Beberapa Jenis Tanaman Serealia

Unsur Nutrisi Kandungan/100 gBeras Sorgum Singkong Jagung Kedelai

Kalori (cal)Protein (g)Lemak (g)Karbohidrat (g)Kalsium (mg)Besi (mg)Posfor (mg)Vit. B1 (mg)

3606,80,7

78,96

0,8140

0,12

33211

3,37328

4,4287

0,38

1461,20,3

34,733

0,740

0,06

3618,74,5

72,49

4,6380

0,27

28630,215,630,11966,9

5060,93

Sumber: Beti et al. (1990)

Gambar 1. Pengolahan Tepung Sorgum

Page 5: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

103

PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN Bambang Irawan dan NanaSutrisna

Potensi Sorgum Sebagai Bahan PakanTernak

Disamping biji dan tepung sorgumdapat dimanfaatkan sebagai bahan bakuindustri makanan limbah tanaman sorgum jugadapat dimanfaatkan sebagai bahan pakanternak. Batang dan daun sorgum memiliki rasamanis dan renyah serta dapat dimanfaatkanuntuk pakan ternak terutama sapi. Di Australiabatang dan daun sorgum telah dikembangkanmenjadi forage sorgum dan sweet sorgumuntuk pakan ternak. Potensi batang dan daunsorgum dapat mencapai 30-40 ton/ha beratbasah. Sedangkan sorgum manis dapatmenghasilkan 20 ton/ha berat basah dansekitar 14-16 persen dapat dijadikan pakanternak atau setara dengan sekitar 3 ton daunsegar (Soebarinoto dan Hermanto, 1996).

Untuk pemanfaatan pakan ternakdaun sorgum tidak dapat diberikan secaralangsung karena daun sorgum banyakmengandung getah asam prusik yang bersifatracun. Agar dapat dimanfaatkan sebagaipakan ternak maka daun sorgum harusdilayukan lebih dulu selama 2-3 jam untukmenghilangkan kandungan racun tersebut.Daun sorgum yang telah dilayukan memilikinutrisi setara dengan rumput gajah dan pucuktebu (Tabel 2). Dari setiap bobot kering daunsorgum terkandung 7,82 persen protein kasar,2,60 persen lemak, 28,94 persen serat kasar,11,43 persen abu dan 40,57 persen bahanekstrak tanpa nitrogen (BETN).

Biji sorgum juga dapat dimanfaatkanuntuk pakan ternak unggas seperti ayam danitik. Namun karena kandungan tanin yangcukup tinggi (0,40−3,60%) biji sorgumbiasanya hanya digunakan dalam jumlahterbatas karena dapat mempengaruhi fungsiasam amino dan protein (Rooney dan Sullines,1977). Menurut Scott et al. (1976) dalamKoentjoko (1996) kandungan tanin dalamransum di atas 0,50 persen dapat menekanpertumbuhan ayam dan apabila mencapai 2persen dapat menyebabkan kematian.

Beti et al. (1990) mengungkapkanbahwa komposisi optimal campuran sorgumdengan bahan lain untuk pakan ternak adalah :biji sorgum 55−60 persen, bungkil kedelai/kacang tanah 20 persen, tepung ikan 2,50−20persen, dan vitamin-mineral 2−8 persen.Penggunaan sorgum 30−60 persen dalamransum tidak berpengaruh terhadap performaayam. Sementara itu Reddy et al. (1995)menyatakan bahwa sorgum dapat menggantiseluruh jagung dalam ransum pakan ayam,itik, kambing, babi, dan sapi tanpa menimbul-kan efek samping.

Disamping kandungan nutrisi aspeklain yang perlu diperhatikan dalam peman-faatan limbah tanaman untuk pakan ternakadalah kandungan serat dan daya cernapakan. Tabel 3 memperlihatkan bahwa secaraumum komponen bahan pakan dan dayacerna pakan ternak yang berasal dari limbah

Tabel 2. Komposisi Nutrisi Limbah Sorgum dan Bahan Lainnya Sebagai Pakan Ternak (% BahanKering).

Jenis limbah Protein kasar Lemak Serat kasar Abu BETNDaun1

Sorgum 7,82 2,60 28,94 11,43 40,57Rumput gajah 6,00 1,08 34,25 11,79 46,84Pucuk tebu 5,33 0,90 35,48 9,69 48,60Ubi kayu 20,40 6,00 22,80 9,90 40,90

Jerami2

Sorgum 4,40 1,60 32,30 8,90 52,80Padi 4,50 1,50 28,80 20,00 45,20Jagung 7,40 1,50 27,80 10,80 53,10Kacang tanah 11,10 1,80 29,90 18,70 38,20Kedelai 10,60 2,80 36,30 7,60 42,80Ubi jalar 11,30 2,50 24,90 14,50 46,80

BETN = bahan ekstrak tanpa nitrogen.Sumber: 1Direktorat Jenderal Perkebunan, 1996; 2Poespodihardjo, 1983.

Page 6: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

104

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 2, Desember 2011 : 99 - 113

sorgum lebih tinggi dibanding limbah tanamanjagung dan relatif sama dibanding limbahtanaman tebu. Enerji tercerna (ET) padalimbah sorgum (1,766 kkal/kg) jauh lebih tinggidibanding limbah tanaman jagung (0,902kkal/kg) yang selama ini paling banyakdimanfaatkan sebagai bahan pakan ternakdiantara berbagai jenis bahan pakan yangberasal dari limbah tanaman. Begitu pulabahan kering dan bahan organik tercernasecara in vitro (BKTIV dan BOTIV) padalimbah tanaman sorgum (sekitar 39%) jauhlabih tinggi dibanding limbah tanaman jagung(sekitar 30%).

Potensi Sorgum Sebagai Bahan BakuIndustri

Industri turunan yang dapat dikem-bangkan dari sorgum diantaranya adalah gulasemut, papan serat, molasses, monosodiumglutamat (MSG), asam amino, dan industriminuman. Biji sorgum juga dapat diolahmenjadi pati (starch) yang berwarna putih. Patisorgum tersebut dapat digunakan sebagaibahan baku untuk pembuatan berbagai jenisproduk industri seperti bahan perekat, bahanpengental dan aditif pada industri tekstil

sedangkan hasil samping dari pembuatan patidapat digunakan sebagai makanan ternak.

Biji sorgum mengandung 65−71persen pati yang dapat dihidrolisis menjadigula sederhana. Menurut Somani danPandrangi (1993) dalam Sirappa (2003) bijisorgum dapat dibuat gula, glukosa cair atausirup fruktosa sesuai dengan kandungan gulapada biji. Kandungan gula pada sorgumterutama berasal dari fruktosa dan selebiosasehingga bahan pemanis yang dibuat darisorgum dapat dikonsumsi oleh penderitapenyakit diabetes tanpa menimbulkan efeksamping. Kualitas nira sorgum manis jugasetara dengan nira tebu dimana kandungangula pada nira sorgum manis dapat mencapai18,4 persen skala brix sedangkan pada niratebu dapat mencapai 19,0 persen skala brix(Tabel 4). Akan tetapi kandungan amilum padanira sorgum relatif tinggi sehinggamenghambat proses kristalisasi nira sorgummenjadi gula kristal. Untuk mengatasi masalahtersebut Pusat Penelitian Perkebunan GulaIndonesia (P3GI) telah merekayasa alat“Amylum Separator” yang mampu menurunkankan-dungan amilum pada sorgum hinggamencapai 50 persen dari kadar awal.

Tabel 3. Nilai Daya Cerna Invitro, Invivo dan Fraksi Serat Limbah Sorgum dan Limbah TanamanLainnya

Komponen Jerami Daunubi kayu

PucuktebuSorgum Jagung Kacang tanah

Bobot kering (%) 39,80 39,80 29,30 23,50 37,40Fraksi serat dinding sel (%) 81,80 79,50 69,40 62,40 86,50Acid detergentSerat (%) 76,00 73,50 62,00 58,50 81,50Hemiselulosa (%) 5,80 6,00 7,40 3,40 5,00Lignin (%) 11,60 12,80 6,80 14,20 9,20Silika (%) 4,40 20,40 1,90 1,60 4,60Daya cerna in vitroBKTIV (%) 39,40 32,70 67,30 54,30 39,40BOTIV (%) 39,20 30,70 59,00 48,70 36,30Daya cerna in vivoTNT (%) 33,00 36,60 67,20 54,30 39,40Protein tercerna (%) 1,00 0,60 3,90 − 1,50ET (kkal/kg) 1.766 0,902 2.992 − 1.917

Keterangan :BKTIV = bahan kering tercerna in vitro; TNT = total nutrien tercerna.BOTIV = bahan organik tercerna in vitro; ET = energi tercerna.

Sumber: Tangendjaja dan Gunawan, 1988.

Page 7: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

105

PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN Bambang Irawan dan NanaSutrisna

Produk industri penting lain yangdapat dibuat dari biji sorgum adalah bir.Selama dekade terakhir biji sorgum dapatmenggantikan barley dalam pembuatan bir(Reddy et al., 1995). Sifat kimia biji sorgumyang sangat penting dalam pembuatan biradalah aktivitas diastatik, alfa-amino nitrogen,dan total nitrogen yang dapat larut. MenurutGorinstein et al. (1980) dalam Reddy et al.(1995) aktivitas diastatik yang tinggi dapatmeningkatkan fraksi albumin-globulin protein,di mana albumin dan alfa-amino proteindigunakan untuk faktor rasa, stabilitas busa,dan kepekaan dingin dari bir.

China adalah salah satu contohnegara yang telah berhasil mengembangkansorgum manis untuk menghasilkan gula.Kebutuhan gula yang tinggi menyebabkannegara tersebut harus mengimpor gulasebanyak 2 juta ton per tahun. Sementara itulahan marjinal tersebar luas di 20 provinsiyang terletak sepanjang lembah Yellow andYangtze Rivers. Pada tipe lahan tersebutketersediaan air untuk irigasi umumnyaterbatas sehingga budidaya tanaman tebu(sugar cane) sebagai bahan baku pembuatangula sulit dilakukan karena kebutuhan air padatanaman tebu relatif tinggi. Untuk mengatasimasalah tersebut maka negara Chinamengembangkan tanaman sorgum yangkebutuhan airnya relatif sedikit dan hasilnyadimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatangula.

Potensi Sorgum Sebagai Bahan EnergiSorgum memiliki laju fotosintesis yang

relatif tinggi dibanding tanaman sealia lainnya.Laju fotosintesis yang tinggi menyebabkantinggi batang sorgum dapat mencapai 5 meter.

Selain batangnya kaya akan gula yangselanjutnya dapat diproses menjadi jaggery(semacam gula merah) sorgum juga dapatmenghasilkan bioetanol. Ekstrak batangsorgum yang berupa nira dapat difermentasidan didestilasi untuk dijadikan etahonl. Etahnoltersebut dapat digunakan untuk bahan bakarsepeda motor dengan campuran sebanyak 20persen tanpa merubah sistem motor bakarnya.

Produktivitas rata-rata batang tanam-an sorgum berkisar antara 30 ton - 50 ton perhektar. Yudiarto (2007) mengemukakan bahwauntuk pembuatan 1 liter bioetanol dibutuhkansekitar 22 kg - 25 kg batang sorgum. Untukmendapatkan hasil yang optimal maka padaumur 2-3 bulan daun sorgum dikelentek(defoliasi) dengan menyisakan 7-10 daunsegar pada setiap batangnya. Sedangkanpanen batang dilakukan pada saat kemasakanoptimal yang pada umumnya terjadi padaumur 16-18 minggu (112-126 hari) sedangkankematangan biji umumnya terjadi pada umur90-100 hari.

Hasil penelitian para ahli di Chinamenunjukkan bahwa sorgum manis merupa-kan tanaman energi yang sangat potensialkarena dapat menghasilkan 7000 liter etanolper hektar per tahun (FAO, 2002). Sorgummanis yang mengandung gula dapat difermen-tasi dan menghasilkan bioetanol sekitar duakali lipat dibanding etanol yang dapatdihasilkan dari jagung. Untuk mengantisipasikebutuhan energi yang meningkat pesatsejalan dengan berlangsungnya industrialisasimaka potensi sorgum sebagai bahan enerjiakan terus dikembangkan oleh negara China.

Selain China banyak negara lain yangtelah mengembangkan sorgum manis sebagaitanaman energi yang menghasilkan bioetanol.Untuk sekali siklus panen produksi bioetanol

Tabel 4. Perbandingan Komposisi Nira Sorgum Manis dan Nira Tebu

Komposisi Nira sorgum Nira tebuBrix (%) 13,6-18,4 12,0-19,0Sukrosa (%) 10,0-14,4 9,0-17,0Gula reduksi (%) 0,75-1,35 0,48-1,52Gula total (%) 11-16 10-18Amilum (ppm) 209-1.764 1,50-95Asam akonitat (%) 0,56 0,25Abu (%) 1,28-1,57 0,40-0,70

Sumber: Sirappa, 2003.

Page 8: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

106

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 2, Desember 2011 : 99 - 113

berbasis sorgum di Amerika Serikat dapatmencapai 10.000 liter/ha/tahun dan di India3.000 - 4.000 liter/ha/tahun (Yudiarto, 2005).Di India bioetanol berbasis sorgum antara laindigunakan sebagai bahan bakar untuk lampupenerangan (pressurized ethanol lantern) yangdisebut “Noorie” dan menghasilkan 1.250-1.300 lumens (setara dengan bola lampu 100W) sedangkan untuk kompor pemasak(pressurized ethanol stove) dapat menghasil-kan kapasitas panas 3 KW. Untuk mendorongpengembangan sorgum pemerintah India jugatelah mengeluarkan kebijakan mencampurbioetanol sorgum dengan bensin untuk bahanbakar kendaraan bermotor (Rajvanshi andNimbkar, 2005).

Studi pemanfaatan bioetanol sorgumuntuk campuran bahan bakar kendaraanbermotor juga telah dilakukan di Wallonia(Belgia). Wallonia memerlukan 16 billion hlbahan bakar jenis E5, yaitu campuran antara95 % petrol + 5 % bioetanol. Sebanyak800.000 hl etanol diperlukan untuk mencukupikebutuhan bahan bakar E5 di Wallonia dansumbernya berasal dari sorgum manis (70 %)dan gula bit atau sugar beet (30 %). Studikelayakan tersebut dilaporkan telah berhasilmembuktikan kemampuan campuran bio-etanol sebagai bahan bakar yang efisien,mengurangi jumlah pemakaian bahan bakarfosil dan mencegah pencemaran lingkungan.

POTENSI PENGEMBANGAN SORGUM DIJAWA BARAT

Sumberdaya lahan pertanian secaragaris besar dibedakan atas lahan sawah danlahan kering. Lahan sawah terutamadimanfaatkan untuk tanaman padi dan akibatdikonversi ke penggunaan non pertanian makaluas sawah terus berkurang sehingga mengu-rangi kapasitas produksi padi. Pada kondisitersebut maka dalam rangka diversifikasipangan pengembangan tanaman bahanpangan selain padi selayaknya tidak dikem-bangkan di lahan sawah untuk menghindaripersaingan dengan tanaman padi tetapidikembangkan di lahan kering. Uraian berikutmengungkapkan beberapa karakteristik lahankering di Provinsi Jawa Barat dan sejauh manapotensi tanaman sorgum dapat dikembangkanpada tipe lahan tersebut.

Ketersediaan dan Karakteristik LahanKering

Ketersediaan sumberdaya lahan me-rupakan faktor penting untuk pengembangankomoditas pertanian karena lahan merupakanfaktor produksi utama. Di Provinsi Jawa Baratlahan sawah terutama dimanfaatkan untuktanaman padi dalam rangka mendukungproduksi padi nasional. Pada lahan sawahberirigasi tanaman pangan selain padi sepertijagung, kedelai dan kacang tanah sering puladiusahakan petani khususnya pada musimtanam MK1 atau MK2 dimana ketersediaan airsemakin berkurang. Sedangkan lahan keringumumnya dimanfaatkan untuk tanamanperkebunan dan/atau tanaman palawija sepertiubikayu, jagung dan kedelai meskipun adapula yang dimanfaatkan untuk tanaman padigogo.

Di Provinsi Jawa Barat sebagian besarlahan pertanian merupakan lahan kering.Menurut Badan Pusat Statistik (2010) luaslahan pertanian di Jawa Barat adalah3.548.978 hektar yang terdiri atas lahan sawahseluas 930.158 hektar dan lahan kering seluas2.618.820 hektar. Lahan kering yang sesuaiuntuk pengembangan komoditas pertaniandiperkirakan mencapai 1.604.529 hektar danyang berpotensi untuk pengembangantanaman pangan seluas 1.117.534 ha atausekitar 62,98% (Dinas Pertanian TanamanPangan, 2010). Lahan kering tersebut tersebardi seluruh kabupaten tetapi sebagian besarberada di wilayah Jawa Barat bagian Selatanyang meliputi Kabupaten Bogor, KabupatenSukabumi, Kabupaten Cianjur, KabupatenGarut, Kabupaten Tasikmalaya dan KabupatenCiamis. Luas lahan kering yang dapat ditanamitanaman pangan (lahan tegalan danladang/huma) di kabupaten tersebut sekitar533 ribu hektar atau sekitar 67 persen daritotal luas lahan kering di Provinsi Jawa Barat.

Pengembangan tanaman pangan dilahan kering umumnya dihadapkan padapermasalahan yang lebih kompleks dibandinglahan sawah. Hal ini antara lain karena lahankering umumnya memiliki tingkat kesuburanrendah dan kondisi demikian ditunjukkan olehrendahnya kandungan bahan organik padalahan kering terutama yang telah digunakansecara intensif (Dariah dan Las, 2010). Secaraalami kandungan bahan organik pada lahankering di daerah tropis juga cepat menurun

Page 9: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

107

PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN Bambang Irawan dan NanaSutrisna

dan dalam jangka waktu 10 tahun lajupenurunan kandungan bahan organik tersebutdapat mencapai 30-60 persen (Suriadikarta etal., 2002; Brown et al., 1991). Kondisi demiki-an diperburuk oleh terbatasnya penggunaanpupuk organik oleh petani sehingga kan-dungan bahan organik pada lahan keringcenderung berkurang dalam jangka panjang.Disamping itu lahan kering umumnyadidominasi oleh tanah masam yang dicirikanoleh pH tanah rendah (< 5,50), memiliki kadarAl dan fiksasi P relatif tinggi, peka terhadaperosi dan miskin unsur biotik (Soepardi, 2001;Adiningsih dan Sudjadi, 1993).

Disamping memiliki kesuburan lahanyang rendah secara fisik lahan kering jugamerupakan suatu ekosistem lahan yangkurang stabil dibanding lahan sawah (Setyoriniet al, 2010). Sebagian besar lahan keringterdapat di daerah lereng dan perbukitan yangrelatif peka terhadap erosi sehingga pengu-sahaan tanaman pangan yang membutuhkanpengolahan tanah secara intensif dapatmenimbulkan pengikisan tanah. Akibat erosikedalaman solum pada lahan kering jugarelatif dangkal terutama pada lahan keringyang terdapat di daerah curam. Disamping ituinfrastruktur pengairan di daerah lahan keringumumnya sangat terbatas sehingga pasokanair irigasi sangat tergantung pada curah hujan(Manuwoto,1991., Satari et.al, 1977). Kondisidemikian menyebabkan pasokan air ke lahangarapan petani tidak dapat dikendalikan sesuaidengan kebutuhan tanaman dan pasokan airtersebut sangat tergantung pada distribusitemporal curah hujan. Konsekuensi lainnyaadalah pengusahaan tanaman semusim padalahan kering tidak dapat dilakukan sepanjangtahun dan biasanya hanya dilakukan selamamusim hujan.

Masalah lain yang sering dijumpai didaerah pertanian berbasis lahan kering adalahinfrastruktur ekonomi yang tidak sebaik didaerah lahan sawah (Irawan dan Pranadji,2002). Kondisi sarana transportasi, keter-sediaan sarana pemasaran input dan outputpertanian, ketersediaan lembaga permodalanumumnya terbatas di daerah lahan kering.Kondisi seperti ini menyebabkan pemasaranproduk pertanian yang dihasilkan petani tidakberlangsung secara efisien dan aksesibilitaspetani terhadap pasar produk, pasar input danteknologi yang dibutuhkan petani relatifterbatas. Salah satu konsekuensinya adalah

penawaran produk pertanian yang dihasilkandari lahan kering umumnya kurang elastisterhadap perubahan harga dan pada kondisitersebut kebijakan harga kurang efektif untukmendorong produksi pertanian di lahan kering.

Uraian diatas menjelaskan bahwapengembangan tanaman pangan pada lahankering memiliki kendala yang relatif besardibanding lahan sawah. Secara umum dapatdikatakan bahwa lahan pertanian yang ber-basis lahan kering memiliki tingkat kesuburanrendah, relatif peka terhadap erosi danpasokan air sangat tergantung pada curahhujan akibat terbatasnya infrastruktur irigasi.Dengan ketiga kondisi tersebut maka secaraagronomis terdapat beberapa konsekuensiyang perlu dipertimbangkan dalam mengem-bangkan tanaman pangan di lahan keringyaitu: (1) mengingat kesuburan tanah yangumumnya rendah maka tanaman pangan yangdapat tumbuh optimal di lahan kering hanyajenis-jenis tanaman yang memiliki dayaadaptasi tinggi terhadap kondisi lingkungantumbuhnya, (2) keterbatasan infrastrukturirigasi menyebabkan hanya tanaman yangtidak membutuhkan air banyak dan tahankekeringan yang dapat tumbuh secara optimalpada lahan kering, (3) mengingat lahan keringumumnya relatif peka terhadap erosi makapengembangan tanaman pangan di lahankering sebaiknya bukan jenis tanaman yangmembutuhkan pengolahan tanah intensif untukmemperkecil erosi, dan (4) mengingatkandungan bahan organik tanah di daerahtropis cenderung turun secara alami makadalam mengembangkan tanaman pangan dilahan kering perlu dilakukan pemberian pupukorganik untuk menghindari degradasi kesu-buran tanah.

Potensi Pengembangan Sorgum PadaLahan Kering

Sorgum merupakan tanaman serealiayang dapat dikembangkan di daerah tropismaupun di daerah sub tropis seperti di negaraChina, India dan USA. Di benua Afrika sorgumbanyak dikembangkan di negara Sudan danNigeria yang memiliki iklim relatif kering. Diwilayah Asia Tenggara tanaman tersebut telahdikembangkan di negara Thailand, Philippinadan Indonesia meskipun dengan luasan yangterbatas. Di Indonesia tanaman sorgum telahdikembangkan secara tradisional di wilayah

Page 10: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

108

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 2, Desember 2011 : 99 - 113

Provinsi Nusa Tenggatara Barat, NusaTenggara Timur, Jawa Timur, D.I. Yogyakartadan Jawa Tengah (Sirappa, 2003). Di empatprovinsi tersebut hasil tanaman sorgumumumnya digunakan sebagai bahan bakuuntuk pembuatan makanan kecil dan jajananpasar.

Gambar 2. Hamparan Tanaman Sorgum

Tanaman sorgum dapat tumbuhdengan baik pada suhu berkisar antara 23°C -30°C dengan kelembaban relatif 20 – 40persen (Sudaryono, 1996). Sorgum dapattumbuh pada ketinggian diatas 500 metertetapi pertumbuhan tanaman akan terhambat.Tanaman sorgum juga dapat tumbuh padakondisi tanah yang sangat beragam. Sorgumdapat tumbuh dengan baik pada tanahberpasir, pada hampir seluruh jenis tanah,pada tanah yang kurang subur dan dapattumbuh pada pH tanah berkisar 5,0 - 7,5.Tanaman sorgum juga lebih toleran terhadaptanah salin dan genangan air dibandingtanaman serealia lainnya.

Tabel .5. Kebutuhan Air Beberapa JenisTanaman Serealia.

No Jenis tanaman Kebutuhan air (kg)

1. Sorgum 322

2. Jagung 368

3. Barley 434

4. Gandum 515

5. Padi >514

Kebutuhan air pada tanaman sorgumrelatif rendah dibanding tanaman serealialainnya terutama tanaman padi (Tabel 5).Untuk pertumbuhan optimalnya tanaman padimembutuhkan air lebih dari 514 kg sedangkankebutuhan air pada tanaman sorgum hanyasebanyak 322 kg. Tanaman sorgum juga lebihtahan terhadap kondisi kekeringan dibandingtanaman serealia lainnya karena beberapafaktor yaitu : (1) tanaman sorgum membentukperakaran sekunder dua kali seperti halnyapada tanaman jagung, (2) adanya penimbunansilika pada endodermis yang akan mencegahterjadi kolaps tanaman jika terjadi kekuranganair, (3) permukaan daun sorgum dilapisi olehlapisan lilin dan dapat menggulung bilamengalami kekeringan, (4) proses evapo-transpirasi tanaman sorgum relatif rendah, dan(5) tanaman sorgum dapat melakukan dor-mansi pada saat kekeringan dan memulihkanpertumbuhannya setelah kondisi lingkungan-nya kembali normal.

Uraian diatas menjelaskan bahwatanaman sorgum memiliki daya adaptasi tinggiterhadap kondisi lingkungan tumbuhnya.Dengan sifat tersebut maka tanaman sorgummemiliki potensi untuk dikembangkan padalahan kering yang umumnya kurang subur danketersediaan air sangat tergantung pada curahhujan. Keunggulan lain dari tanaman sorgumadalah tanaman tersebut dapat diratun sehing-ga pengusahaan tanaman sorgum sepanjangtahun tidak membutuhkan pengolahan tanahsecara intensif dan dengan demikian akanmemperkecil resiko erosi. Disamping itu resikokegagalan tanaman sorgum akibat cekamanabiotik relatif kecil karena tanaman sorgumrelatif toleran terhadap kekeringan, genanganair maupun salinitas tanah.

Secara alami kandungan bahan orga-nik tanah pada lahan kering cenderungberkurang antara lain akibat kondisi topografilahan kering yang sebagian besar terdapat didaerah lereng dan berbukit. Untuk meng-hindari penurunan kesuburan lahan makapengembangan tanaman sorgum di lahankering harus diikuti dengan pemberian pupukorganik/pupuk kandang. Pemberian bahanorganik tersebut memiliki peranan pentinguntuk memperbaiki sifat kimia, fisik, dan biologitanah. Disamping itu pemberian bahan organiksangat diperlukan untuk pertumbuhan tanam-an secara optimal karena selain mengandung

Page 11: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

109

PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN Bambang Irawan dan NanaSutrisna

unsur NPK bahan organik juga merupakansumber unsur esensial lain seperti C, Zn, Cu,Mo, Ca, Mg, dan Si (Suriadikarta et al. 2002).

Pada lahan kering pemberian bahanorganik terutama diperlukan untuk memper-baiki struktur tanah agar tanah menjadi lebihgembur, lebih mudah diolah, infiltrasi air lebihcepat dan kemampuan tanah menahan airmenjadi lebih besar. Pada lahan keringberlereng pemberian bahan organik dapatmeningkatkan kestabilan agregat, porositastanah dan infiltrasi air sehingga meningkatkanketahanan tanah terhadap erosi (Fagi, 2005).Akan tetapi pengaruh bahan organik terhadapkualitas tanah dan hasil tanaman biasanyaakan terlihat setelah dilakukan pemupukanorganik secara terus-menerus selama bebe-rapa tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwaupaya perbaikan kualitas tanah pada lahankering perlu didukung dengan ketersediaanbahan organik secara berkelanjutan.

Untuk menjamin ketersediaan bahanorganik secara berkelanjutan pengembangantanaman sorgum pada lahan kering idealnyadilakukan secara terintegrasi dengan pengem-bangan ternak terutama ternak sapi. Hal inimengingat limbah ternak sapi memilikikandungan bahan organik yang relatif tinggidibanding jenis ternak lainnya. Disamping itubiomas yang dihasilkan dari tanaman sorgummerupakan bahan pakan ternak yang memilikinilai gizi tinggi sehingga pengembangan sor-gum akan sangat mendukung pengembanganternak sapi di daerah lahan kering yangumumnya dihadapkan pada keterbatasanbahan pakan. Dengan demikian, pengembang-an tanaman sorgum di lahan kering yangdiintegrasikan dengan pengembangan ternaksapi bukan saja dapat menghasilkan nilaiekonomi yang diperoleh dari produk-produkyang dihasilkan dari tanaman sorgum (biji,tepung, produk turunan lainnya) dan hasilternak tetapi juga berpotensi memperbaikikesuburan tanah di lahan kering melaluipemanfaatan limbah ternak sebagai pupukorganik.

Masalah dan Strategi PengembanganTanaman Sorgum Pada Lahan Kering

Dalam rangka mengurangi ketergan-tungan terhadap bahan pangan impor ter-utama tepung terigu/gandum dan mendorong

diversifikasi pangan sorgum merupakan bahanpangan lokal yang potensial. Karena tanamansorgum memiliki daya adaptasi tinggi terhadapkondisi lingkungan tumbuhnya maka secaraagronomis tanaman sorgum memiliki potensibesar untuk dikembangkan di lahan keringyang umumnya memiliki tingkat kesuburanrendah, relatif peka terhadap erosi dansumberdaya air terbatas. Permasalahannyaadalah bagaimana strategi yang perluditerapkan untuk mengembangkan tanamansorgum pada lahan kering secara optimal.Dalam hal ini perlu dipertimbangkan beberapaaspek yang terkait dengan ketersediaan pasarsorgum, potensi pemanfaatan sorgum untukberbagai produk makanan olahan dan produkindustri, dan pola produksi sorgum yangdilakukan petani sebagai berikut :

Pertama, hasil tanaman sorgumselama ini umumnya hanya digunakan sebagaibahan baku untuk pembuatan kue tradisionaldan jajanan pasar di daerah tertentu.Pemanfaatan sorgum yang sangat terbatastersebut menyebabkan pasar sorgum sebagaibahan baku produk makanan relatif kecil.Konsekuensi lainnya adalah manfaat sorgumsebagai bahan baku produk makanan belumdikenal oleh masyarakat luas kecuali didaerah-daerah tertentu yang secara tradisionaltelah mengembangkan tanaman tersebut.Kondisi demikian menyebabkan harga sorgumdi tingkat petani relatif murah dibandingkomoditas pangan lain yang memiliki pasarlebih luas dan pemanfaatannya lebih beragamseperti pada komoditas jagung dan ubikayu.

Kedua, untuk memperluas pasar danmeningkatkan harga sorgum maka nilai gunasorgum perlu ditingkatkan. Hal ini dapatditempuh dengan meningkatkan pemanfaatansorgum bukan hanya sebagai bahan bakuproduk makanan tradisional tetapi dimanfaat-kan pula sebagai bahan baku industrimakanan lainnya (misalnya mie, roti, kuekering/basah), bahan baku produk industri lain(misalnya gula), bahan pakan ternak danbioetanol. Pengalaman pada pengembanganubikayu telah membuktikan keunggulanstrategi ini dimana harga ubi kayu di tingkatpetani cenderung naik sejalan denganberkembangnya industri pengolahan ubikayuseperti industri chip, industri tapioka, industribahan pakan ternak dan terutama industripengolahan bioetanol. Hal ini dapat terjadi

Page 12: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

110

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 2, Desember 2011 : 99 - 113

karena sejalan dengan berkembangnyaindustri pengolahan ubikayu maka permintaanbahan baku ubikayu meningkat sehinggaterjadi persaingan harga ubikayu diantaraindustri pengolahan tersebut.

Ketiga, pengembangan tanaman sor-gum oleh petani selama ini hanya dilakukansecara terbatas dalam luasan lahan relatifsempit. Tanaman sorgum umumnya diusaha-kan petani hanya sebagai tanaman sampingandan bukan sebagai tanaman utama. Polaproduksi seperti ini tidak kondusif untukmendukung pengembangan industri pengolah-an berbasis sorgum karena kontinyuitaspasokan bahan baku sulit dijamin dan biayatransportasi pengadaan bahan baku menjadisemakin mahal. Untuk mendukung pengem-bangan industri pengolahan berbasis sorgummaka tanaman sorgum perlu dikembangkandalam skala luas dan terkonsentrasi di daerah-daerah yang potensial.

Keempat, untuk menghindari per-saingan dalam penggunaan lahan dengantanaman padi maka pengembangan tanamansorgum perlu difokuskan pada lahan keringyang umumnya memiliki kandungan bahanorganik rendah dan cenderung berkurangsecara alami. Dalam rangka memperbaikikesuburan lahan kering maka pengembangansorgum di lahan kering idealnya dilakukansecara terintegrasi dengan pengembanganternak sapi untuk menjamin ketersediaanpupuk organik secara in situ. Pola pengem-bangan integrasi sorgum dan ternak sapitersebut perlu dilaksanakan secara berkelan-jutan dalam jangka panjang karena pengaruhpemupukan organik terhadap kesuburan tanahdan pertumbuhan tanaman baru terlihatsetelah dilakukan pemupukan organik secaraintensif selama beberapa tahun. Dalam kaitanini yang menjadi permasalahan adalahpengembangan ternak sapi membutuhkanbiaya investasi relatif besar sementara ke-mampuan modal petani lahan kering umumnyarendah.

Uraian diatas menjelaskan bahwauntuk mendorong pengembangan tanamansorgum di lahan kering dan memanfaatkanseluruh potensi yang terdapat pada sorgummaka diperlukan strategi pengembangansorgum yang terintegrasi dengan pengem-bangan industri pengolahan sorgum danpengembangan ternak sapi (Gambar 3).

Pengembangan industri pengolahan sorgumdiperlukan untuk memperluas pasar sorgumsementara pengembangan ternak sapi diperlu-kan untuk mempertahankan kesuburan lahanmelalui pemanfaatan limbah ternak sapisebagai pupuk kandang. Untuk mendukungpengembangan industri pengolahan sorgummaka pengembangan tanaman sorgum terse-but perlu dilakukan dalam skala luas yangdisesuaikan dengan kapasitas industri pengo-lahannya. Sedangkan untuk meningkatkankesuburan tanah di lahan kering makapengembangan ternak sapi yang diintegrasi-kan dengan sorgum perlu dilaksanakan secaraberkelanjutan.

Industri pengolahan sorgum yangperlu dikembangkan terutama adalah industripengolahan tepung sorgum dan bioetanol. Halini mengingat kebutuhan tepung untuk bahanbaku berbagai produk makanan olahan terusmeningkat sementara kebutuhan tepungtersebut sebagian besar dipenuhi melaluiimpor tepung terigu/gandum. Begitu pulakebutuhan enerji akan terus meningkat sejalandengan kenaikan jumlah penduduk sementaraketersediaan sumberdaya enerji bumi (minyakdan gas bumi) semakin terbatas. Pada situasitersebut maka harga bahan enerji akan terusmeningkat di masa datang dan dalam kaitanini pengembangan bioetanol berbasis sorgumakan sangat dibutuhkan sebagai bahan enerjialnernatif.

Pengembangan tanaman sorgumdalam skala luas yang diintegrasikan denganpengembangan industri pengolahan sorgumdan pengembangan ternak sapi akanmembutuhkan dana investasi yang relatifbesar. Pada masa kini kebutuhan investasitersebut sulit diharapkan akan dilakukan olehsektor swasta mengingat berbagai potensisorgum sebagai bahan baku industri makanan,bahan baku produk industri lain dan bahanenerji belum banyak dikenal oleh masyarakatluas. Sebagai langkah inisiasi makapengembangan industri pengolahan sorgumdan pengembangan ternak tersebut perludidukung dengan dana pemerintah yangdisalurkan melalui subsidi bunga kreditinvestasi dan dilakukan oleh BUMN yangdimiliki pemerintah. Pola seperti ini misalnyatelah diterapkan pada pengembangan kelapasawit. Pada masa lalu pembangunan pabrikpengolahan minyak kelapa sawit dengan pola

Page 13: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

111

PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN Bambang Irawan dan NanaSutrisna

PIR (Perkebunan Inti-Rakyat) pada awalnyadilaksanakan oleh BUMN yang difasilitasidengan subsidi bunga kredit investasi dandiintegrasikan dengan pengembangan daerahtransmigrasi.

KESIMPULAN

Sorgum merupakan bahan panganlokal dan pengembangan tanaman tersebutmemiliki potensi untuk mengurangi keter-gantungan terhadap bahan pangan impor danmendorong diversifikasi pangan. Hasil tanam-an sorgum dapat diolah menjadi berbagaiproduk makanan dan dalam batas tertentupenggunaan tepung sorgum dapat mengganti-kan tepung terigu yang selama ini dipenuhimelalui impor. Berbagai produk industri jugadapat diproduksi dari sorgum sementaralimbah tanaman sorgum bernilai gizi tinggiuntuk dimanfaatkan sebagai bahan pakanternak. Disamping itu tanaman sorgummemiliki daya adaptasi tinggi terhadap kondisi

lingkungan tumbuhnya sehingga tanamantersebut dapat dikembangkan pada berbagaikondisi lahan, termasuk pada lahan keringyang umumnya memiliki tingkat kesuburanrendah.

Untuk menghindari persaingan pe-manfaatan lahan dengan tanaman padi sawahpengembangan tanaman sorgum perludifokuskan pada lahan kering. Pengembangantanaman sorgum tersebut perlu dilakukandalam skala luas dan diintegrasikan denganpengembangan industri pengolahan tepungsorgum dan bioetanol serta pengembanganternak sapi. Pengembangan industri pengo-lahan sorgum diperlukan untuk memperluaspasar produk-produk yang dapat dihasilkandari sorgum sementara pengembangan ternaksapi diperlukan untuk memulihkan kandunganbahan organik pada lahan kering. Sebagaiupaya inisiasi pengembangan tanamansorgum yang terintegrasi tersebut perludidukung dengan fasilitas kredit investasibersubsidi dan dilakukan oleh BUMN.

Gambar 3. Skema Inisiasi Pengembangan Sorgum Terintegrasi Pada Lahan Kering

TERNAK SAPI

TANAMANSORGUM

Limbah tanaman batang daun

Limbah ternak kotoran urin

Pengolahantepung

Pengolahanbioetanol

INDUSTRIPRODUK

MAKANAN

Dukungan pemerintah: Subsidi kredit investasi Dilaksanakan oleh BUMN

Page 14: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

112

FORUM PENELITIAN AGRO EKONOMI, Volume 29 No. 2, Desember 2011 : 99 - 113

DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, J.S. dan M. Sudjadi. 1993. PerananSistem Bertanam Lorong (alley cropping)dalam Meningkatkan Kesuburan Tanahpada Lahan Kering Masam. RisalahSeminar Hasil Penelitian Tanah danAgroklimat. Pusat Penelitian Tanah danAgroklimat, Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2010. Jawa Barat dalamAngka 2009. Badan Pusat Statistik,Bandung.

Beti, Y.A., A. Ispandi, dan Sudaryono. 1990.Sorgum. Monografi No. 5. Balai PenelitianTanaman Pangan, Malang.

Brown, R.E., J.L. Havlin, D.J. Lyons, C.R. Fenster,and G.A. Peterson. 1991. Long-termTillage and Nitrogen Effects on WheatProduction in a Wheat Fallow Rotation. InAgronomy Abstracts. Annual MeetingsASA, CSSA, and SSSA, Denver Colorado,27 October–1 November 1991.

Dariah, A. dan I. Las. 2010. Ekosistem LahanKering Sebagai Pendukung PembangunanPertanian. dalam : MembalikKecenderungan Degradasi SumberdayaLahan dan Air, pp: 46-66. Badan LitbangPertanian. Kementerian Pertanian.

Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat. 2010. DataPokok Pertanian Di Jawa Barat. DinasPertanian Provinsi Jawa Barat.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 1996. SorgumManis Komoditi Harapan di ProvinsiKawasan Timur Indonesia. RisalahSimposium Prospek Tanaman Sorgumuntuk Pengembangan Agroindustri, 17−18Januari 1995. Edisi Khusus BalaiPenelitian Tanaman Kacang-kacangan danUmbi-umbian No.4-1996: 6-12.

Fagi, A.M. 2005.Menyikapi Gagasan danPengembangan Pertanian Organik diIndonesia. Seri AKTP No. 1/2005. BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian.

FAO, Agricultural Department. 2002. SweetSorghum in China. World Food Summit,10-13 June 2002. (http://www.fao.org/ag).

FAO, Agricultural Department. 2011. Trade Statistic(http://faostat. fao.org).

Irawan, B. dan T. Pranadji. 2002. PemberdayaanLahan Kering Untuk PengembanganAgribisnis Berkelanjutan. Forum PenelitianAgro Ekonomi, 20 (2) : 60-76. PusatPenelitian dan Pengembangan SosialEkonomi Pertanian. Bogor.

Koentjoko. 1996. Sorgum untuk Makanan TernakUnggas. Risalah Simposium ProspekTanaman Sorgum untuk PengembanganAgroindustri, 17−18 Januari 1995. EdisiKhusus.

Manuwoto. 1991. Peranan Pertanian Lahan Keringdi Dalam Pembangunan Daerah.Simposium Nasional Penelitian danPengembangan Sistem Usahatani LahanKering yang Berkelanjutan. Malang 29-31Agustus 1991.

Poespodihardjo, S. (Ed.). 1983. InventarisasiLimbah Pertanian (Inventory of AgriculturalWastes). Direktorat Bina ProduksiPeternakan/Fakultas Peternakan, Universi-tas Gadjah Mada, Yogyakarta.Reddy,B.V.S., J.W. Stenhouse, and H.F.W.Rattunde. 1995. Sorghum Grain QualityImprovement for Food, Feed and IndustrialUses. Edisi Khusus Balai PenelitianTanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian No. 4-1995: 39-52.

Rajvanshi, A.K. and Nimbkar, N. 2005. SweetSorghum R & D at the Nimbkar AgriculturalResearch Institute (NARI). PO. Box 44,Phaltan – 415 523, Maharashtra, India.(www.nariphaltan.virtualave.net/sorghum.htm).

Reddy, B.V.S., J.W. Stenhouse, and H.F.W.Rattunde. 1995. Sorghum Grain QualityImprovement for Food, Feed and IndustrialUses. Edisi Khusus Balai PenelitianTanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian No. 4-1995: 39-52.

Rooney, L.W. and R.D. Sullines. 1977. TheStructure of Sorghum and Its Relation toProcessing and Nutritional Value. CerealQuality Laboratory, Texas University,USA.p. 91-109.

Satari, G., Sadjad, S. dan Sastrosoedardjo. 1977.Pendayagunaan Tanah Kering untukBudidaya Tanaman Pangan MenjawabTantangan Tahun 2000. Konggres Agro-nomi, Perhimpunan Agronomi Indonesia.Jakarta.

Setyorini D, S. Rochayati dan I. Las. 2010.Pertanian Pada Ekosistem Lahan Sawah.dalam: Membalik Kecenderungan Degra-dasi Sumberdaya Lahan dan Air, pp: 28-45. Badan Litbang Pertanian. KementerianPertanian.

Sirappa M.P. 2003. Prospek PengembanganSorgum di Indonesia Sebagai KomoditasAlternatif untuk Pangan, Pakan danIndustri. Jurnal Litbang Pertanian Vol.22(4).

Page 15: PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT …

113

PROSPEK PENGEMBANGAN SORGUM DI JAWA BARAT MENDUKUNG DIVERSIFIKASI PANGAN Bambang Irawan dan NanaSutrisna

Soebarinoto dan Hermanto. 1996. Potensi JeramiSorgum Sebagai Pakan TernakRuminansia. Risalah Simposium ProspekTanaman Sorgum untuk PengembanganAgroindustri, 17-18 Januari 1995. EdisiKhusus Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian No. 4-1996:217-221.

Soepardi, H.G. 2001. Strategi Usaha Tani AgribisnisBerbasis Sumber Daya Lahan. Hlm.35−52. Prosiding Nasional PengelolaanSumber Daya Lahan dan Pupuk Buku I.Pusat Penelitian dan PengembanganTanah dan Agroklimat, Bogor.

Sofiyadi E. Aspek Budidaya, Prospek, Kendala danSolusi Pengembangan Sorgum diIndonesia. (http://edysof.woodpress.com).

Suarni dan R. Potong. 2002. Tepung Sorgumsebagai Bahan Substitusi Terigu. JurnalPenelitian Pertanian. Vol. 6. hlm. 56-60.

Suriadikarta, D.A., T. Prihatini, D. Setyorini, dan W.Hartatiek. 2002. Teknologi PengelolaanBahan Organik Tanah. Hlm. 183−238.dalam Teknologi Pengelolaan LahanKering Menuju Pertanian Produktif danRamah Lingkungan. Pusat Penelitian danPengembangan Tanah dan Agroklimat,Bogor.

Tangendjaja, B. dan Gunawan. 1988. Jagung danLimbahnya Untuk Makanan Ternak. dalamJagung. Pusat Penelitian dan Pengem-bangan Tanaman Pangan, Bogor. Hlm.349−378.

Yudiarto, M. A. 2005. Pemanfaatan SorgumSebagai Bahan Baku Bioetanol. Makalahdalam Fokus Grup Diskusi “ProspekSorgum untuk Mendukung KetahananPangan dan Energi”. MENRISTEK-BATAN. Serpong, 5 Sept. 2006.