prospek masa depan dinar emas

6
PROSPEK DINAR SEBAGAI MATA UANG INTERNASIONAL Paper Ini Dipresentasikan Pada Mata Kuliah Ekonomi Internasional Dosen : Zuhairan Y. Yunan Oleh: Rifka Kusumawardhani - 109084000012 Alfina Martiningsih 109084000015 Wida Lestari - 109084000018 Hikmah Nur Azza 109084000042 IESP 5A JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Upload: hikmah-nur-azza

Post on 21-Jul-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PROSPEK DINAR SEBAGAI MATA UANG INTERNASIONALPaper Ini Dipresentasikan Pada Mata Kuliah Ekonomi InternasionalDosen : Zuhairan Y. Yunan

Oleh:Rifka Kusumawardhani - 109084000012 Alfina Martiningsih 109084000015 Wida Lestari - 109084000018 Hikmah Nur Azza 109084000042 IESP 5A

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

Mengaplikasikan Sistem Dinar Emas Kesatuan dalam masyarakat Islam amat diperlukan dalam menjayakan Sistem Dinar Emas. Namun, masyarakat Islam kini gagal untuk membentuk perpaduan di antara mereka. Ini dapat di petik daripada kata- kata Dr. Mahathir Mohamad dalam mengkritik masyarakat Islam kerana gagal bersatu walaupun untuk kebaikan ummah dengan katanya, Walaupun kita mempunyai kekuatan sebanyak 1.3 triliun, kita tidak dapat mencapai apa-apa karena dari 50 negara Islam ini, setiap kali mereka bertemu, mereka tidak pernah bersepakat. Kejatuhan ekonomi Asia pada tahun 1997 seharusnya dijadikan penlaran oleh negara-negara Islam supaya lebih berwaspada dan jika boleh mengambil langkah-langkah yang konkrit bagi mewaspadai sebelum ia berulang lagi. Dalam situasi ekonomi yang tidak menentu selepas serangan AS ke atas Afghanistan, cadangan untuk menggunakan dinar emas harus diberi pertimbangan yang serius oleh negara-negara Islam. Bagi negara-negara Asia, penggunaan mata uang emas boleh dilaksanakan menggunakan nama-nama yang bersifat lokal dan setempat. Ia tidak semestinya dikenal sebagai dinar emas dan dirham perak, selagi konsep dan asas penggunaannya adalah berasaskan kepada sandaran kedua logam tersebut. Walaupun pada peringkat antarabangsa, emas menjadi salah satu daripada komoditi perdagangan yang popular, tetapi kestabilan nilainya sulit diprngaruhi oleh kegiatan spekulasi dan perubahan iklim politik dunia, berbanding saham dan bahan mentah pertanian. Dengan pengenalan dinar emas ini, keseimbangan ekonomi dunia dapat dipulihkan semula seusai berada dalam keadaan yang kucar-kacir untuk beberapa saat. Penggunaan uang atau dinar emas sebagai sarana ekonomi yang berkesan tidak dapat dipungkiri oleh siapa pun, walaupun para ahli ekonomi barat. Sistem kapitalisme yang berasaskan kepada pasaran dan persaingan bebas jelas telah membawa banyak keburukan serta kemudaratan terutamanya kepada negara-negara yang sedang membangun. Mereka ditindas dan diperlakukan dengan sesuka hati oleh penguasa besar ekonomi. Negaranegara kecil bukan saja diperas dan dicuri kekayaannya secara halus, tetapi juga tidak mempunyai kekuasaan dan hak untuk menentukan tujuan serta dasar ekonominya. Prospek Masa Depan Dinar Emas Kelebihan dalam Menggunakan Dinar Emas Pengenalan kepada dinar emas perlu dikaitkan dengan perdagangan dan berkaitan erat dengan arahan perdagangan yang boleh berkembang dengannya dan kuasanya tidak terletak pada bank atau institusi kewangan. Sebenarnya perdagangan Islam akan menjana ekonomi baru yaitu suatu kekayaan baru hasil perkembangannya sendiri sama dalam kuantiti maupun kualiti. Di samping itu, penggunaan semula dinar emas akan turut membuka ruang-ruang baru dalam sistem perdagangan yang sedia ada karena disebabkan sifatnya yang intrinsik, ia akan menggalakkan pertumbuhan ekonomi yang benar dalam jual-beli barang dan akan mengecilkan pertumbuhan ekonomi spekulatif yang kini menjadi teras kepada ekonomi kapitalisme Barat. Oleh itu ekonomi yang menggunakan dinar emas tidak akan bersaing dengan

kekayaan ekonomi yang ada sekarang, tetapi akan menjana ekonomi yang baru. Dinar emas juga dibangunkan mengikut dasar umum bagi mempromosikan perdagangan Islam yaitu dagangan tanpa riba dan secara beransur-ansur mengambil tempat di dalam pasaran sebagai sesuatu yang praktikal bagi perkhidmatan kepada masyarakat dan penggunaannya tidak dikenakan sebarang tekanan undang-undang. Penggunaan dinar emas akan dapat menghubungkan kembali di antara negara Islam melalui perdagangan. Umat Islam juga perlu tahu dalam soal rezeki Allah swt menyatakan bahwa sembilan daripada sepuluh bahagian adalah hasil daripada perdagangan. Apa yang berlaku pada zaman ini berbeda dengan apa yang diperintahkan oleh Allah (s.w.t.). Allah menghalalkan perdagangan tetapi mengharamkan riba. Sebenarnya sudah sampai masanya untuk umat Islam khasnya dan dunia Islam mencari alternatif kepada sistem mata uang kertas dan digantikan dengan mata uang yang lebih stabil. Oleh demikian, langkah yang wajar diambil ialah melalui penggunaan dinar emas dan seterusnya membangunkan ekonomi sebenarnya. Ekonomi sebenar yang dimaksudkan adalah ekonomi tanpa riba. Dalam sebuah buku tulisan Umar Ibrahim Vadillo ada menjelaskan mengenai bagaimana riba membawa kepada keruntuhan moral, kerosakan alam sekitar dan kemusnahan sistem nilai manusia. Satu pemikiran unik berlaku kepada umat Islam yaitu penerimaan konsep pengislaman ilmu dengan mengambil nilai murni yang ada tanpa melihat akan keseluruhannya. Sebab itulah kita dapati umat Islam telah dididik supaya menerima konsep perbankan Islam yang mengambil sistem konvensional bank Barat dan mencari unsur Islam yang boleh disesuaikan supaya tidak melanggar konsep nilai murni Islam. Maka wujudnya bank Islam, asuransi Islam, kredit Islam dan saham Islam. Riba juga ditukar kepada faedah, kemudian dikenali sebagai dividen dan keuntungan tanpa melihat akan masalah sistem mata uang itu sendiri. Untuk mendaulatkan Dinar agar digunakan dalam berbagai transaksi antar Dunia Islamapalagi dipakai semua negara di dunia dan mendapat pengakuan seperti Dolar dan Eurobukanlah suatu usaha yang mudah. Ini dapat kita lihat dari pengalaman Uni Eropa yang baru berhasil mengeluarkan Euro setelah 50 tahun, mulai dari pembentukan European Payment Union (EPU) pada tahun 1950 hingga lahirnya Euro pada 1 Januari 1999, dan puncaknya pada 1 Januari 2002 dengan dikeluarkannya uang logam dan kertas Euro. Walaupun sukar, ini tidak berarti umat Islam tidak mampu mendaulatkan Dinar sebagai mata uang negara-negara Islam. Untuk tahap awal, disarankan ke-56 negara Islam (semua anggota Organisasi Konferensi Islam) sudah harus menggunakan Dinar, walaupun pada saat yang sama mereka masih menggunakan uang domestik masing-masing. Dengan kata lain, setiap negara OKI menggunakan sistem parallel currency. Kemudian bila perlu, semua negara yang berhubungan bisnis dengan negara OKI harus menggunakan Dinar. Dan ketika Dinar ini dirasakan lebih stabil dari Euro dan Dolar, maka semua masyarakat internasional akan jatuh cinta dengan Dinar. Ini karena Dinar di-back up 100% oleh emas (nilai intrinsiknya 100%), sedangkan Euro hanya di-back up 20% oleh emas dan Dolar sama sekali tidak diback up oleh emas (nol nilai intrinsik). Memang, usaha untuk memartabatkan

Dinar agar diterima sebagai alat tukar, standar nilai, penyimpan nilai sangat tergantung pada animo negara-negara Islam dan political will pemerintah, seperti antusias yang telah ditunjukkan Pemimpin Malaysia. Karena kesukaran untuk menggantikan penggunaan uang sekarang (fiat money) dengan Dinar, kurangnya sumber daya untuk mengatasi problema ekonomi, ketergantungan pada negara maju dan ketakutan berlebihan negara-negara Islam pada negara Super Power, Amerika Serikat dan negara maju lainnya bila tidak menggunakan Dolar, maka usaha negara Islam untuk segera back to Dinar and Dirham sedikit terhambat. Namun, bila semua negara Islam telah sepakat untuk menggunakan Dinar, maka segala transaksi yang dilakukan akan lebih efisien, transparan, stabil dan bebas dari praktek spekulatif. Bagi umat Islam, upaya kembali ke Dinar (emas) bukanlah sesuatu yang sukar. Penggunaan dinar emas juga dikatakan sebagai satu dari pendekatan yang boleh menyatupadukan umat Islam. Perdagangan di antara negara Islam juga disarankan supaya menggunakan dinar emas. Konsep wakala yang diperkenalkan sebagai agen pengedaran dinar emas di seluruh negara adalah sesuatu konsep baru. Sejarah pembentukan bank dimulakan dari toko emas atau pasar gadai. Wakala yang diperkenalkan sebagai agen pengedaran dinar emas dan dirham perak oleh Royal Mint dan Islamic Mint harus diawasi supaya tidak menjalankan kegiatan sama seperti bank konvensional yang lain.Wakala bertanggung jawab untuk menyimpan dinar emas dengan aman dan dilindungi oleh asuransi serta dipahami dinar emas fizikal disimpan oleh sebuah bank utama sebagai depositor (tempat menyimpan). Wakala tidak dibolehkan menjalankan kegiatan riba ini. Harus diingatkan bahwa dinar emas adalah bertujuan untuk melepaskan kita daripada masalah riba. Jadi bagaimana wakala boleh membantu untuk membolehkan penyimpan dinar emas menambah modal yang sedia ada. Dalam Islam ada sistem investasi qirad yang mana pihak wakala perlu mencari perniagaan yang boleh mendapatkan keuntungan dan investasi ini hendaklah dipersetujui oleh penyismpan. Pihak wakala perlu membangunkan banyak investasi qirad bagi menggalakkan umat Islam menukarkan uang kertas mereka kepada dinar emas dan menyimpan dan meinvestasikan dinar emas dengan wakala.

Usaha yang Dilakukan Penggunaan dinar emas sebagai medium alternatif bagi pertukaran perdagangan antarabangsa boleh memberi manfaat kepada negara-negara dunia ketiga menurut kata-kata Pengurus Dewan Perniagaan Islam Malaysia cabang Kuala Lumpur, Tan Sri Elyas Omar. Menurut beliau dinar emas boleh digunakan sebagai satu instrumen bagi perdagangan antarabangsa. Apabila perdagangan antarabangsa stabil dan kadar eksport juga stabil, negara-negara dunia ketiga terutama di rantau ASEAN boleh memperoleh manfaat dari kestabilan ini. Beliau juga berkata, dinar emas boleh digunakan sebagai komoditi dan sistem pertukaran mata uang dengan suasana krisis dunia ketika ini dan harga komoditi yang tidak stabil.

Ini secara tidak langsung membantu dalam membangunkan ekonomi negaranegara dunia ketiga termasuk negara Islam seluruh dunia. Yayasan Melaka menjadi agensi kerajaan pertama di Malaysia menubuhkan Wakala Dinar Emas. Wakala adalah wakil agen mengedar dinar emas, menukar dinar emas menjadi uang kertas dan uang kertas menjadi dinar emas dan juga sebagai penyimpan dinar emas. Wakala Yayasan Melaka adalah wakil pengedaran dinar emas di daeah tersebut. Izin agensi pengedaran dikeluarkan oleh Islamic Mint Sdn Bhd dan IGD Exchange Sdn Bhd. Masyarakat Melaka khususnya dan Malaysia luasn ya harus bersyukur dengan usaha ini. Pembukaan Wakala IGD di Melaka akan membuka ruang untuk pembangunan ekonomi berteraskan dinar emas serta memudahkan lagi masyarakat memiliki dinar emas. Bila disebut dinar emas, banyak yang menyangka bahwa ini hanya untuk orang Islam. Sebenarnya dinar emas atau IGD bukan untuk sesuatu kaum atau agama. Perkataan dinar datangnya daripada perkataan Roman (iaitu dinar). Pada tahun 1997, Dr. Mahathir Mohamad pernah mencadangkan IGD digunakan untuk perdagangan antara bangsa. Mekanisme pelaksanaan perdagangan sudah dibangunkan oleh IGD Exchange Sdn. Bhd. dan kini kita sudah miliki Wakala dinar emas agar masyarakat bisa mendapatkan IGD. Jika dahulu kita menghadapi kesulitan untuk mendapatkan dinar emas atau adanya dinar emas tetapi sulit untuk ditukarkan kepada uang kertas apabila ingin menggunakan di toko biasa, sekarang ini kemudahan itu sudah wujud di Melaka. IGD boleh digunakan sebagai mekanisme dalam pembayaran zakat, mas kahwin, bayaran untuk mengerjakan haji dan penggunaan lain yang berkaitan dan sejajar dengan pesan Islam. Pembentukan Wakala di Melaka memulakan langkah untuk membolehkan masyarakat memiliki dinar emas yang boleh digunakan sebagai mata wang, pembayaran zakat, mas kahwin, hadiah dan perhiasan. Usaha untuk mengembalikan dinar emas adalah berasaskan ketakwaan kepada Allah, melarang umat Islam mengambil riba serta Allah dan Rasul-Nya mengisytiharkan perang terhadap mereka yang mengambil riba dan tidak meninggalkan sisi riba. Kesimpulan Sistem Dinar Emas memerlukan komitmen yang tinggi di dalam perlaksanaannya. Usaha untuk mengembalikan penggunaan dinar emas dan dirham perak bukanlah suatu yang boleh diambil ringan atau dianggap sebagai satu agenda untuk sesuatu masa tertentu saja. Ia seiring usaha menegakkan kedaulatan Islam dengan menegakkan keadilan dalam semua aspek kehidupan khas kepada umat Islam dan kepada seluruh masyarakat amnya. Ia bertujuan mengatasi masalah riba yang kini berakar dalam sistem ekonomi spekulatif uang kertas, mengembalikan penggunaan dinar emas sebagai mata uang dalam pembayaran zakat serta digunakan dalam perdagangan. Semua ini bukan perkara kecil. Mata uang euro mengambil masa hampir 20 tahun untuk dilaksanakan dan k a r t u kredit diperkenalkan dengan

dimulakan penerimaannya oleh beberapa toko, hanya diberikan kepada mereka yang berpendapatan tinggi dan memiliki kartu melambangkan status dalam masyarakat. Sistem mata uang dwilogam dilaksanakan di atas kesedaran keagamaan dan Insya-Allah sistem mata u ang dinar emas dan dirham perak dapat dilaksanakan dengan mudah. Pihak bertanggungjawab khusunya Royal Mint Sdn Bhd dan Islamic Mint Sdn Bhd seharusnya bersama-sama untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai sistem mata uang dwilogam yang mereka keluarkan. Banyak persoalan yang perlu dibangkitkan demi memastikan tahap kepercayaan masyarakat terus meningkat terhadap penggunaan dinar emas. Kita sekarang berada pada zaman transisi untuk mendidik masyarakat supaya menerima dinar emas dan dirham perak sebagai sesuatu yang berharga dan mempunyai nilai sebenar bukan nilai yang dijanjikan seperti uang kertas dolar Amerika. Kita tidak perlu pusing mengenai kegagalan pelaksanaan dinar emas dan dirham perak ini, tetapi apa yang kita harus takutkan adalah umat Islam dan masyarakat umumnya menyalahkan sistem mata uang Islam itu disebabkan oleh kebodohan atau kelemahan kita sendiri untuk melaksanakannya. Seperti dalam banyak keadaan kita dapati ada yang menyalahkan Islam sedangkan yang salah adalah mereka yang salah faham atau mereka tidak mau tau mengenai Islam. Kita semua harus waspada terhadap masalah ini. Yaitu salah untuk mengatakan bahwa riba itu sama dengan perdagangan kerana Allah mengharamkan riba dan menghalalkan perdagangan. Dan salah untuk kita mengatakan uang kertas sekarang ini ada sandaran emas sedangkan ia hanyalah didasarkan oleh janji terhadap nilai yang tercatat pada kertas itu.