proskrip gender watch

6
Tema : Implementasi Kebijakan Pemerintah tentang Program Perlindungan Sosial “Gender Watchdalam upaya pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Gresik ( Studi kasus pembangunan sekolah perempuan di desa Sumbergede dan Sooko) Alasan : Ide dalam memilih topik ini muncul dari minat terhadap kajian mengenai fenomena pembangunan sekolah perempuan di daerah Gresik, terutama di desa sumbergede dan sooko kecamatan wringinanom. Sejauh ini juga masih minimnya tulisan yang membahas tentang program perlindungan sosial khususnya program Gender Watch. Dan topik ini saya rasa penting untuk diteliti karena banyaknya persoalan-persoalan yang berhubungan dengan ketidak adilan gender yang sering dialami oleh perempuan di lingkungan organisasi, masyarakat sosial dan komunitas lainnya. Dalam program Gender Watch ini Pemkab Gresik menjalin kerjasama dengan LSM-LSM terkait , yaitu dengan Kelompok Perempuan dan Sumber-sumber Kehidupan (KPS2K) Jawa Timur dengan Institut Lingkaran Pendidikan Alternatif Perempua (KAPAL Perempuan) dan pemerintah Gresik. Kiranya topik ini akan sangat bermanfaat untuk memajukan kesejahteraan hidup kaum perempuan baik melalui peningkatan ekonomi maupun peningkatan sumber daya manusia. Konsep Pengarusutamaan Gender (PUG) pertamakali muncul saat Konferensi PBB untuk Perempuan ke IV di Beijing tahun 1995. Pada saat itu, berbagai area kritis yang perlu menjadi

Upload: herlambank-bagoez

Post on 15-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

perlindungan sosial gender watch

TRANSCRIPT

Page 1: PROSKRIP Gender Watch

Tema : Implementasi Kebijakan Pemerintah tentang Program Perlindungan Sosial “Gender

Watch” dalam upaya pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Gresik ( Studi kasus

pembangunan sekolah perempuan di desa Sumbergede dan Sooko)

Alasan :

Ide dalam memilih topik ini muncul dari minat terhadap kajian mengenai fenomena

pembangunan sekolah perempuan di daerah Gresik, terutama di desa sumbergede dan

sooko kecamatan wringinanom.

Sejauh ini juga masih minimnya tulisan yang membahas tentang program

perlindungan sosial khususnya program Gender Watch. Dan topik ini saya rasa

penting untuk diteliti karena banyaknya persoalan-persoalan yang berhubungan

dengan ketidak adilan gender yang sering dialami oleh perempuan di lingkungan

organisasi, masyarakat sosial dan komunitas lainnya.

Dalam program Gender Watch ini Pemkab Gresik menjalin kerjasama dengan LSM-

LSM terkait , yaitu dengan Kelompok Perempuan dan Sumber-sumber Kehidupan

(KPS2K) Jawa Timur dengan Institut Lingkaran Pendidikan Alternatif Perempua

(KAPAL Perempuan) dan pemerintah Gresik. Kiranya topik ini akan sangat

bermanfaat untuk memajukan kesejahteraan hidup kaum perempuan baik melalui

peningkatan ekonomi maupun peningkatan sumber daya manusia.

Konsep Pengarusutamaan Gender (PUG) pertamakali muncul saat Konferensi PBB

untuk Perempuan ke IV di Beijing tahun 1995. Pada saat itu, berbagai area kritis yang perlu

menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat di seluruh dunia untuk mewujudkan kesetaraan

gender mulai dipetakan. PUG didesakkan sebagai strategi yang harus diadopsi oleh PBB,

pemerintah, dan organisasi yang relevan untuk memastikan bahwa rencana aksi di berbagai

area kritis dapat dilaksanakan dengan efektif.

Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) mendefinisikan PUG sebagai:

“Strategi agar kebutuhan dan pengalaman perempuan dan laki-laki menjadi

bagian tak terpisahkan dari desain, implementasi, monitoring, dan evaluasi

kebijakan dan program dalam seluruh lingkup politik, ekonomi, dan sosial,

sehingga perempuan dan laki-laki sama-sama mendapatkan keuntungan, dan

ketidakadilan tidak ada lagi.”

PUG merupakan sebuah strategi, bukan tujuan. Strategi ini dirumuskan agar desain,

implementasi, monitoring, dan evaluasi kebijakan dan program di seluruh ranah politik,

ekonomi, sosial, dan budaya dapat terwujud. Sedangkan tujuan utamanya adalah

Page 2: PROSKRIP Gender Watch

mewujudkan keadilan gender. Dengan PUG maka semua program pembangunan dapat

dilaksanakan dengan mempertimbangkan kesempatan dan akses perempuan terhadap

program pembangunan, serta dengan adanya kendali dan manfaat untuk perempuan.

Di Indonesia, secara resmi PUG diadopsi menjadi strategi pembangunan bidang

pemberdayaan perempuan melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2000 tentang

Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Dalam inpres tersebut dinyatakan

tujuan PUG adalah terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan,

dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional yang berperspektif gender.

Dan strategi PUG ditempuh dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender

dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pada tingkatan yang lebih rendah, dasar hukum pelaksanaan PUG juga diatur dalam

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum

Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan di Daerah yang diperbaharui

dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011. Beberapa daerah telah

merespons keberadaan instrumen hukum yang mengatur mengenai PUG dengan

mengeluarkan peraturan daerah (perda) yang berkaitan dengan PUG, antara lain Peraturan

Daerah Provinsi Banten Nomor 10 Tahun 2005 tentang Pengarusutamaan Gender dalam

Pembangunan Daerah dan Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 5 Tahun

2009 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Daerah.

Pemberdayaan memiliki makna luas dari beberapa sudut pandang. Agar dapat

memahami secara mendalam tentang pengertian pemberdayaan maka perlu mengkaji

beberapa pendapat para ilmuwan yang memiliki komitmen terhadap pemberdayaan

masyarakat.

Robinson (1994) menjelaskan bahwa pemberdayaan adalah suatu proses pribadi dan

sosial; suatu pembebasan kemampuan pribadi, kompetensi, kreatifitas dan kebebasan

bertindak. Sedangkan Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata

“empowerment,” yang berarti memberi daya, memberi ”power” (kuasa), kekuatan, kepada

pihak yang kurang berdaya. 

Payne (1997) menjelaskan bahwa pemberdayaan pada hakekatnya bertujuan untuk

membantu klien mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan untuk mengambil keputusan

dan tindakan yang akan dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk

mengurangi kendala pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Orang-orang yang telah

mencapai tujuan kolektif diberdayakan melalui kemandiriannya, bahkan merupakan

“keharusan” untuk lebih diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi

Page 3: PROSKRIP Gender Watch

pengetahuan, ketrampilan serta sumber lainnya dalam rangka mencapai tujuan tanpa

tergantung pada pertolongan dari hubungan eksternal. 

Empowerment atau pemberdayaan secara singkat dapat diartikan sebagai upaya untuk

memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kelompok masyarakat untuk berpartisipasi,

bernegoisasi, mempengaruhi, dan mengendalikan kelembagaan masyarakat secara

bertanggung jawab demi perbaikan kehidupannya. Pemberdayaan juga diartikan sebagai

upaya untuk memberikan daya (empowerment) atau kekuatan (strength) kepada masyarakat.

Kelompok Perempuan dan Sumber-sumber Kehidupan (KPS2K) Jawa Timur dan

Institut Lingkaran Pendidikan Alternatif Perempuan (KAPAL Perempuan) bekerja sama

dengan pemerintah daerah Gresik membuka Sekolah Perempuan di Desa Sooko, Gresik Jawa

Timur, Kamis (15/1). Kegiatan ini merupakan pertanggung jawaban publik tentang gerakan

Gender Watch yang sudah mulai digagas sejak satu tahun yang lalu yang difokuskan untuk

perempuan pedesaan. Program ini merupakan kepedulian tersendiri dari pemda Gresik untuk

penerima manfaat perempuan maupun yang bukan karena mereka akan dibekali dalam

sebuah proses pembelajaran melalui Sekolah Perempuan. Kemudian, partisipasi mereka akan

diwadahi dalam wadah pemantauan ketiga pihak yaitu perempuan penerima manfaat,

masyarakat sipil dan pemerintah. Pemantauan ini bertujuan untuk memastikan program

perlindungan sosial khususnya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dapat diakses dengan

mudah, adil dan menyejahterakan masyarakat terutama keluarga miskin, terpinggirkan dan

perempuan. “Pemerinta

h kabupaten Gresik sangat mendukung upaya pemberdayaan perempuan melalui program

Gender Watch ini sebagai salah satu bentuk komitmen pemerintah kabupaten Gresik untuk

memajukan kesejahteraan hidup kaum perempuan baik melalui peningkatan ekonomi

maupun peningkatan pembangunan sumber daya manusia,” kata wakil bupati Gresik Moch.

Qosim dalam kata sambutannya di desa Sooko Kecamatan Wringin Anom, Kamis (15/1).

Direktur Eksekutif KPS2K Iva Hasanah menambahkan bahwa kerjasama antara pemerintah

daerah kabupaten Gresik, KPS2K dan Institut KAPAL Perempuan melalui Gender Watch

merupakan gerakan bersama antara masyarakat sipil, pemerintah dan kelompok penerima

manfaat untuk melakukan pemantauan bersama terhadap program JKN menjadi relevan dan

merupakan salah satu bentuk konkret dalam mengaplikasikan Perda Pengarusutamaan

Gender di Kabupaten Gresik yang mendorong perempuan dalam partisipasi pembangunan.

“Harapan besar kepada pemerintah kabupaten Gresik adalah dukungan dengan

memperkuat Komite Pemantau, Forum Multipihak, melembagakan hasil-hasil, melanjutkan

Page 4: PROSKRIP Gender Watch

kerjasama dalam penyelenggaraan program Gender Watch, dan memberikan kebijakan dan

penganggaran daerah yang menjamin pemenuhan hak-hak  perempuan yang pada akhirnya 

akan berdampak pada pengurangan tingkat kemiskinan di kabupaten Gresik” kata Iva

Hasanah.