prosiding-sniti-tahun-2014.pdf

707
ii PROSIDING Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2014 (SNITI 2014) Tema: Sinergi Kemampuan Putra Daerah Untuk Kemandirian Samosir Tuktuk, 10-11 Oktober 2014 Hotel Dumasari-Samosir Penyelenggara: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupatan Samosir Didukung : 2014 

Upload: alirman-ode

Post on 01-Mar-2018

301 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    1/705

    ii

    PROSIDINGSeminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2014

    (SNITI 2014)

    Tema:Sinergi Kemampuan Putra Daerah Untuk Kemandirian Samosir

    Tuktuk, 10-11 Oktober 2014Hotel Dumasari-Samosir

    Penyelenggara:

    Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya

    Kabupatan Samosir

    Didukung :

    2014

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    2/705

    iii

    USU Press

    Art Design, Publishing & Printing

    Gedung F, Pusat Sistem Informasi (PSI) Kampus USUJl. Universitas No. 9

    Medan 20155, IndonesiaTelp. 061-8213737; Fax 061-8213737

    usupress.usu.ac.id

    Editor:Janner Simarmata, S.T., M.KomTommy C. Naibaho, M.Ec.Dev

    Desain Sampul: Janner Simarmata, S.T., M.Kom

    USU Press 2014

    ISBN 979 458 757-5

    Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT)

    Prosiding Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2014 (SNITI 2014) / Editor: JannerSimarmata; Tommy C. Naibaho Medan: Usu Press, 2014

    xix, 687 p.: ilus.; 29 cm

    ISBN: 979-458-757-5

    Hak Cipta (C) pada Penulis.Artikel pada prosiding ini dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial,dengan syarat tidak menghapus atau mengubah atribut penulis. Dilarang memperbanyak sebagian atauseluruh isi prosiding ini dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari Penerbit dan Penulis. Pemegang HakPublikasi prosiding ini tidak bertanggung jawab atas tulisan dan opini yang dinyatakan oleh penulisdalam prosiding ini.

    Dicetak di Medan, Indonesia

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    3/705

    iii

    KATA PENGANTAR

    Prosiding ini berisi makalah-makalah yang dipresentasikan pada SNITI 2014, yaitu seminar

    dalam rangka Tahun Kunjungan Wisata 2014, Samosir Negeri Indah Kepingan Surga diKabupaten Samosirdalam bidang Inovasi dan Teknologi Informasi. SNITI 2014 memilih temaSinergi Kemampuan Putra Daerah Untuk Kemandirian Samosir.

    Tujuan utama dari seminar ini adalah:1. Memetakan kemampuan dan kebutuhan akan inovasi dan teknologi informasi secara

    nasional.2. Mengembangkan kemampuan sumber daya manusia Indonesia dibidang ilmu dan

    teknologi berbasis inovasi dan teknologi informasi dibidang pariwisata, pendidikan,sosial budaya, pertanian, perikanan, dan wirausaha.

    3. Menggalang kerjasama dari semua unsur di Indonesia yang terlibat dalam kebijakan,

    penggunaan, penyediaan, penelitian dan pengembangan, dan pemeliharaan terkaitinovasi dan teknologi informasi supaya dicapai sinergi dan kolaborasi yang kuat.

    4. Menampilkan hasil penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh anak bangsasebagai unjuk kemampuan dan bentuk dukungan terhadap kemandirian terkait inovasidan teknologi informasi.

    5. Untuk mensukseskan Tahun Kunjungan Wisata 2014, Samosir Negeri Indah KepinganSurga

    6. Sebagai sarana promosi bahwa Samosir layak menjadi lokasi penyelenggaraan Seminarberkelas Nasional.

    Topik-topik yang dibahas di dalam seminar dan prosiding ini meliputi:

    1. Sistem Informasi, Sistem Cerdas, Teknologi Informasi dan Multimedia2. Inovasi Pembelajaran, Sistem & Kebijakan Pendidikan3. Instrumentasi, Material, dan Geofisika4. Matematika, Statistika, dan Riset Operasi5. Biologi, Kimia dan Bioteknologi6. Fisika, Kimia, Biologi dan Bioteknologi7. Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan8. Biomassa dan Energi Terbarukan9. Agroindustri, Agribisnis, Agroteknologi dan Ketahanan Pangan10.Teknologi Pertanian dan Teknologi Industri11.Mekanika, Elektronika dan Rekayasa Infrastruktur

    12.Hukum dan HAM13.Topik-topik lainnya yang terkait dengan inovasi dan teknologi informasi.

    Seminar ini merupakan sarana diskusi ilmiah, komunikasi dan pertukaran informasi bagi paraakademisi, peneliti, praktisi, pemerintah dan stakeholder lainnya dalam pengembangan inovasidan teknologi informasi. Panitia SNITI 2014 menerima Extended Abstract sebanyak 137 hasil

    penelitian dari peneliti, guru, mahasiswa dan AMIK MBP, Universitas HKBP NommensenMedan, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Del, Magister Teknik Informatika USU,Politeknik LP3I Medan, Pusat Penelitian Metrologi-LIPI, SD 173166 Sipahutar, SD N 177925Lumban Hariara, SMA Negeri 1 Rantau Selatan, SMA Negeri 2 Rantau Selatan, SMA Negeri 3Rantau Utara, SMP Negeri 1 Rantau Utara, SMP Negeri 1 Sipahutar, SMP Negeri 3 Brastagi,SMP Negeri 3 Kualuh Leidong, SMP Negeri 5 Sipahutar, SMP Negeri 1 Tiga Nderket, STMIKAKAKOM Yogyakarta, STMIK Kaputama Binjai, STMIK Budi Darma Medan, STMIK

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    4/705

    iv

    Sisingamangaraja XII, Unika Santo Thomas SU, Universitas Mercu Buana, Universitas Asahan,Universitas Budi Luhur Jakarta, Universitas Katolik Parahyangan Bandung, Universitas KristenImmanuel, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Maritim Raja Ali Haji-Kepri,Universitas Pelita Harapan, Universitas Methodist Indonesia, Universitas Negeri Medan,

    Universitas Pembangunan Panca Budi, Universitas Prima Indonesia, Universitas Sanata DharmaYogyakarta, Universitas Sumatera Utara. Setelah melalui seleksi dan evaluasi oleh tim reviewerdan dewan editor, panitia memutuskan sebanyak 119 makalah dapat diterima untukdipresentasikan dalam SNITI 2014.

    Hasil dari seminar nasional ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran untukmendukung terbentuknya inovasi dan teknologi informasi nasional yang unggul danmeningkatnya daya saing bangsa.

    Ketua Panitia

    Maruli Tua Sitinjak, S.P., M.SiNIP. 19691208 199703 1 003

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    5/705

    v

    SUSUNAN PANITIA

    Penanggungjawab :Ir. Hatorangan Simarmata (Sekretaris Daerah Kabupaten Samosir)

    Tim Pengarah :Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd (Universitas Negeri Medan)Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd (Universitas Negeri Medan)Prof. Dr. M. Zarlis (Universitas Sumatera Utara)Prof. Opim Sitompul, Ph.D (Universitas Sumatera Utara)Prof. Dr. Manihar Situmorang, M.Sc (Universitas Negeri Medan)Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc (Universitas Negeri Medan)Prof. Dr. Motlan, M.Sc (Universitas Negeri Medan)Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd (Universitas Negeri Medan)Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd (Universitas Negeri Medan)

    Prof. Dr. Ferisman Tindaon (Universitas HKBP Nommensen Medan)Dr. Hiskia Sirait (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)Sutrisno S. Hutagalung, M.T (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)Dr. Zakaria Situmorang, M.T (Universitas Katolik Santo Thomas SU)Drs. Poltak Sihombing, M.Kom., Ph.D (Universitas Sumatera Utara)Dr. Tumiur Gultom, SP., MP (Universitas Negeri Medan)Dr. Togar Saragi, M.Si (Universitas Padjadjaran)Paken Pandiangan, M.Si (Universitas Terbuka)Drs. Pintor Simamora, M.Si (Universitas Negeri Medan)Drs. Jamalum Purba, M.Si (Universitas Negeri Medan)Dra. Melva Silitonga, M.S (Universitas Negeri Medan)

    Parulian Siagian, S.T., M.T (Universitas Nommensen)Endang Sulistyarini, S.Si., M.Si (Universitas Negeri Medan)Deni P. Lumbantoruan, M.Eng (Institut Teknologi Del)Dr. Arnaldo M. Sinaga, S.T., M. Infotech (Institut Teknologi Del)Albert Sagala, M.T (Institut Teknologi Del)Drs. Humuntal Rumapea, M.Kom (Universitas Methodist Indonesia)Tonni Limbong, S.Kom., M.Kom (STMIK Budidarma Medan)

    Pelaksana :Ketua : Marudut Sitinjak, S.P., M.Si (Ka. Bappeda Kab. Samosir)Wakil Ketua : Drs. Ombang Siboro, M.Si (Kadis Pariwisata, Seni & Budaya Kab. Samosir)Sekretaris : Janner Simarmata, S.T., M.KomAnggota : Drs. Rikardo Hutajulu, M.Pd

    Tommy C Naibaho, M.Ec.DevDarwis Manalu, S.Kom., M.MSanggam P. Gultom, S.Si., S.Kom., M.SiTonni Limbong, S.Kom., M.KomHotman SagalaJoster SihombingJiko SimbolonJaminton Marpaung, SPLamria F Manalu, SE.Dr. Tumiur Gultom, SP., MPMardi Turnip, M.Kom

    Alamat Sekretariat :Bappeda Kabupaten SamosirKompleks Perkantoran Bupati SamosirJl. Rianiate Km. 5,7 Pangururan SamosirTelp (0626) 20039

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    6/705

    vi

    JADWAL ACARA

    SNITI 2014SEMINAR NASIONAL INOVASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI

    Tuktuk, 10-11 Oktober 2014

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    7/705

    vii

    SUSUNAN ACARA SEMINAR INOVASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI

    Jumat, 10 Oktober 2014

    Waktu Materi/Acara/Kegiatan Sub Materi Pengisi Acara/

    Pemakalah

    Tempat

    07.30 08.30 Registrasi Peserta dan Pemakalah Panitia (JadwalAcara, Nametag,Prosiding, TAS)

    Lobby Hotel

    08.30 09.00 SEREMONIALPEMBUKAANSNITI 2014

    PembukaanSambutan KetuaBappedaSekaligusmembukaSNITI 2014secara resmi

    MC Auditorium Hotel

    Doa Auditorium Hotel09.00 12.00

    Pembacaan Curriculum Vitae

    Moderator:

    Dr. AlumSimbolon, SH.,

    M.Hum

    Auditorium Hotel

    Keynote Speaker IIr. Mangindar Simbolon, MM(Bupati Kabupaten Samosir)

    Keynote Speaker IIProf. Dr. Syawal Gultom(Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan danKebudayaan & Penjaminan Mutu Pendidikan

    Keynote Speaker III

    Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd(Universitas Negeri Medan)

    Keynote Speaker IVDrs. Poltak Sihombing, M.Kom., Ph.D(Sekretaris APTIKOM Wilayah 1 / Universitas Sumatera Utara)

    Keynote Speaker VArjon Turnip, Ph.D(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

    12.00 13.45 ISHOMA Panitia

    14.00 17.40 Sesi Paralel Panitia

    17.40 - 19.00 ISHOMA Panitia

    19.00 - Selesai Ramah Tamah Panitia

    SUSUNAN ACARA SEMINAR INOVASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI

    Sabtu, 11 Oktober 2014

    Waktu Materi/Acara/Kegiatan Sub Materi Pengisi Acara/Pemakalah

    Tempat

    08.00-09.00 Sesi Paralel - Panitia

    09.00- selesai Field Trip - Panitia

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    8/705

    viii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ..................................................................................................................... iiiSusunan Panitia .................................................................................................................... v

    Jadwal Acara ........................................................................................................................ viDaftar Isi .............................................................................................................................. viii

    Keynote SpeakerBupati Kabupaten SamosirIr. Mangindar Simbolon, MM

    Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan &Penjaminan Mutu PendidikanProf. Dr. Syawal Gultom

    Universitas Negeri MedanProf. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd

    Sekretaris APTIKOM Wilayah 1 / Universitas Sumatera UtaraDrs. Poltak Sihombing, M.Kom., Ph.D

    Lembaga Ilmu Pengetahuan IndonesiaArjon Turnip, Ph.D

    BIDANG KAJIAN : MIPA

    DESAIN, OPTIMASI DAN KLONING GEN PRETROMBIN-2 MANUSIASINTETIKUNTUK PRODUKSI TROMBINSEBAGAI KOMPONEN LEM FIBRINSaronom Silaban, Iman Permana Maksum, Shabarni Gaffar, Sutarya Enus , Khomaini Hasan,Toto Subroto, dan Soetijoso Soemitro ...................................................................................3

    PRODUKSI ANTIBODI IgY PADA BURUNG PUYUH (COTURNIX COTURNIXJAPONICUM) SEBAGAI BAHAN ANTIBODI SEKUNDER DALAM IMUNODETEKSISalomo Hutahaean, Ade Candra ............................................................................................7

    SUMBER BENIH BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA L. AGGREGATUM GROUP) YANGDIPERDAGANGKAN DAN DITANAM DI SUMATERA UTARA

    Tumiur Gultom ......................................................................................................................10

    APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUKMENENTUKAN KEBERADAAN BATU GAMPING DI DAERAH KEJAREN DUSUN ISULKAM KABUPATEN LANGKATRochayanti N R Simatupang, Rita Juliani .............................................................................16

    IDENTIFIKASI BATU GAMPING BAWAH PERMUKAAN DAN UJI MEKANIKDI DAERAH PAMAH PAKU KUTAMBARU KABUPATEN LANGKATHengki Sembiring, Rita Juliani ..............................................................................................21

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    9/705

    ix

    ANALISIS JENIS MATERIAL BAWAH PERMUKAAN TANAH DENGAN METODEGEOLISTRIK DI SEKITAR PEMANDIAN LAU SIBAYAK DESA MARDINDING JULUSartika Dewi Oktavia Simanjuntak, Nurdin Siregar ............................................................ 26

    PENENTUAN STRUKTUR LAPISAN BAWAH PERMUKAAN TANAH DENGANMETODE GEOLISTRIK DI DAERAH URUK GEDANG KECAMATAN KUTAMBARUKABUPATEN LANGKATAdeline Silaban, Rappel Situmorang .................................................................................... 29

    PREDIKSI PERIODE ULANG GEMPA BUMI TAPANULI TENGAH DENGANMENGGUNAKAN METODE WEIBULL DAN GUMBELYohana D. Ompusunggu, Rahmatsyah ................................................................................. 33

    SINTESIS DAN SIFAT OPTIK FILM TIPIS ZNO DENGAN METODE SOL-GELSPINCOATING

    Andreas Purba, Nurdin Siregar ............................................................................................. 37

    JUMLAH FETUS DAN BERAT FETUS MENCIT(Mus musculus)PASCA PEMBERIAN AIRSEDUHAN KOPI PERORALAnanda, Meida Nugrahalia ................................................................................................... 41

    BIDANG KAJIAN : KOMPUTERPEMBANGUNAN APLIKASI PENJURIAN KOMPETISI KEAMANAN JARINGANMODEL DEATH MATCH

    Albert Sagala, Lusiana Parhusip ........................................................................................... 47APLIKASI PERANGKAT LUNAK SISTEM PAKAR UNTUK STUDI KASUS DIAGNOSAPENYAKIT THTMardi Turnip ......................................................................................................................... 53

    KONSEP DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMILIHAN UMUM YANG REALTIME MENGGUNAKAN E-KTP MENUJU PEMILU 2019Sulfikar Sallu, Larisang ......................................................................................................... 58

    DAMPAK TEKNOLOGI MOBILE PADA MODEL BISNIS UMKM BATIK PLUMPUNGAN,

    SALATIGAWiranto Herry Utomo, Retnowati, Evi Maria ....................................................................... 62

    PERANCANGAN SISTEM INFORMASI KEHADIRAN DOSEN DAN JADWALPENGGANTI PERKULIAHAN DALAM PENINGKATAN KUALITAS LAYANANPROGRAM STUDI BERBASIS SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)Tonni Limbong, Harvei Desmon Hutahaean ........................................................................ 69

    ANALISA UNJUK KERJA SISTEM PENGERING TENAGA SURYA BERBASISJARINGAN SARAF TIRUAN (JST)Dr. Zakarias Situmorang, MT ............................................................................................... 75

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    10/705

    x

    IMPLEMENTASI MODEL SEGMENTASI MANUSKRIP BERAKSARA JAWA PADAMANUSKRIP BERAKSARA BATAKAnastasia Rita Widiarti, Agus Harjoko, Marsono, Sri Hartati............................................... 81

    MODEL TRANSLITERASI OTOMATIS CITRA BUKU HAMONG TANIMEMPERGUNAKAN PENDEKATAN STATISTIKAgustinus Rudatyo Himamunanto, Anastasia Rita Widiarti ................................................. 85

    APLIKASI KEAMANAN RUANG SHELTER BTS MENGGUNAKANMIKROKONTROLER ARDUINO UNO, SENSOR PIR, DAN WEBCAM DENGAN

    NOTIFIKASI VIDEO EMAIL PADA PT. INDOSAT TBK.Windarto, Angga Rizki Darmawan ........................................................................................ 90

    ANALISIS DAN PERBANDINGAN DISTRO LINUX UNTUK SERVER WEBIwan Binanto, Fidelis Adi Wicaksono ................................................................................... 98

    PEMANFAATAN MEDIA BERGERAK UNTUK MEMBANTU PEMAHAMAN MATERIPERKULIAHAN BERBASIS MULTIMEDIAPaska Marto Hasugian, Fahmy Syahputra ............................................................................. 104

    APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSIS1 TEKNIK INFORMATIKAAlex Rikki Sinaga, Yasir Hasan ............................................................................................ 110

    IMPLEMENTASI IMAGE FILTERING DALAM PERBAIKAN KUALITAS GAMBARDarwis Robinson Manalu ...................................................................................................... 116

    SISTEM INFORMASI LELANG ONLINE BERBASIS WEBMendarissan Aritonang ......................................................................................................... 123

    IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA PADA PENCARIAN JALUR TERPENDEKHumuntal Rumapea................................................................................................................ 129

    ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM PRESENSI DENGAN BARCODE CARDDoli Hasibuan ........................................................................................................................ 135

    SISTEM INFORMASI PELAYANAN GEREJA BERBASIS WEBYolanda Y.P Rumapea ........................................................................................................... 141

    PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGUMUMAN DAN STANDARDOPERATIONAL PROCEDURE (SOP) AKADEMIK PADA STMIK BUDIDARMA MEDANBERBASIS ANIMASI DAN MULTIMEDIASinar Sinurat, Abdul Halim Hasugian.................................................................................... 146

    APLIKASI QFD UNTUK MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN JASA PADA BADANPERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SUMATERA UTARAFahmi Sulaiman, ST, Warji Sugara, A.Md ............................................................................ 154

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    11/705

    xi

    SISTEM INFORMASI DESAAaron, M. Anggia Muchtar, M. Fadly Syahputra ................................................................. 159

    APLIKASI CHATTERBOT MENGGUNAKAN ALGORITMA BOYER MOORE PADA

    PROSES PENDAFTARAN SISWARizky Tahara Shita, S.Kom, M.Kom, Lauw Li Hin, S.Kom, M.Kom .................................. 164

    IMPLEMENTASI TEMPLATE SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA SEKOLAHMENENGAH ATASJunika Napitupulu ................................................................................................................ 168

    KAJIAN METODE SERANGAN HACKER YANG DIDUGA SEBAGAI PENYEBABBOCORNYA PHOTO-PHOTO PRIBADI JENIFFER LAURENCE PADA I-CLOUD

    Naikson Fandier Saragih ....................................................................................................... 173

    ANALISIS ALGORITMA HEAP SORTImelda Sri Dumayanti ........................................................................................................... 177

    PENGEMBANGAN INFORMASI PUBLIK DAERAH OBJEK WISATA DANAU TOBAKABUPATEN SAMOSIR BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)Indra M.Sarkis Simamora ..................................................................................................... 183

    DESAIN APLIKASI MONITORING PELAKSANAAN PROYEK PADA PERUSAHAANKONSULTAN TEKNOLOGI INFORMASIWachyu Hari Haji .................................................................................................................. 187

    PENERAPAN DATA MINING ALGORITMA C4.5 KELAYAKAN KREDITRijois Iboy Erwin Saragih ,Hotler Manurung, Khairuddin ................................................... 194

    ANALISIS MINAT BELAJAR MAHASISWA MENGGUNAKAN MODEL FUZZYTSUKAMOTOErwin Daniel Sitanggang, Muhammad Salim Nasution ....................................................... 201

    COST BENEFIT ANALYSIS UNTUK KELAYAKAN INVESTASI SISTEM INFORMASITERINTEGRASI PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA (STUDI KASUS POLITEKNIKLP3I MEDAN)Iswandi Idris .......................................................................................................................... 206

    EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORGANISASI DENGAN METODE FUZZY LOGICTERHADAP KINERJA PEGAWAI DINAS PARIWISATA KABUPATEN NIAS UTARAFoarota Harefa, Dr. Zakharias Situmorang ........................................................................... 210

    METODE MOORA UNTUK MENENTUKAN JURUSANSuharsono, Herman Mawengkang, Poltak Sihombing, Basrah Nasution ............................. 216

    MODEL PENGELOLAAN ARSIP TERINTEGRASISylvia Vianty Ranita, Dedi Wahyudi .................................................................................... 221

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    12/705

    xii

    FILTERING INFORMASI CUACA HUJAN DENGAN METODE PARSINGRobbi Rahim, S.Kom ............................................................................................................. 226

    MONITORING JUMLAH KAPASITAS ORANG DALAM RUANGAN BERBASIS

    MIKROKONTROLER AT89S52Dody Hidayat, ST .................................................................................................................. 231

    APLIKASI PEMBUKUAN UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL BERBASIS TEKNOLOGIMOBILE CLOUD UNTUK MENINGKATKANAKSESIBILITAS PENDANAANGede Karya, Veronica S. Moertini......................................................................................... 237

    SISTEM PEMETAAN ASET POTENSIAL KOTA MEDAN DENGAN MEMANFAATKANCROWDSOURCINGDani Gunawan, Baihaqi Siregar, Muhammad Anggia Muchtar ............................................ 245

    IMPLEMENTASI ALGORITMA PATTERN MATCHING DALAM MENERJEMAHKANIDIOM BERBAHASA INGGRIS.Satria Prayudi, Muhammad Rozy Lubis ................................................................................ 253

    SIG TRAYEK ANGKUTAN UMUM KOTA MEDANMuhammad Siddik Hsb ......................................................................................................... 261

    ANALISIS KEAMANAN PENGGUNAAN MATA UANG DIGITAL PADA TRANSAKSI E-COMMERCE STUDI KASUS: BITCOINRahmadani ............................................................................................................................. 264

    RANCANGAN SISTEM PAKAR MENDETEKSI PENYAKIT KULITPADA WAJAHMANUSIA DENGAN KONSEP COMPUTER VISIONWanayumini, Inganta Sinuraya .............................................................................................. 269

    PENGEMBANGAN APLIKASI BERBASIS WEB UNTUK PROSES MENTORING DIUNIVERSITAS PELITA HARAPANAstrid Callista, Agnes Vivian Suriadi .................................................................................... 275

    PENENTUAN POTONGAN UANG KULIAH DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTOMochammad Iswan Perangin-angin ....................................................................................... 283

    QUESTIONNAIRE APPROACH ARRANGEMENT BASED ON THE TECHNOLOGYACCEPTANCE MODEL TO EVALUATE THE USAGE ACCEPTANCE OF E-AUDIT ININDONESIAEvi Maria, Yessica Nataliani ................................................................................................. 287

    ANALISIS PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) MELALUIMEDIA WEB PERUSAHAAN DI INDONESIAMuhammad Rizal, Dessy Simatupang ................................................................................... 292

    KLASIFIKASI KONDISI RUANGAN MENGGUNAKAN MODEL SUGENO

    Ratna Wati Simbolon, Dr. Zakaria Situmorang, M.T ............................................................ 298

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    13/705

    xiii

    ANALISIS QOS (QUALITY OF SERVICE) JARINGAN KAMPUS DENGANMENGGUNAKAN MICROTIC ROUTERBOARD STUDI KASUS : UNIVERSITASKATOLIK SANTO THOMAS S.UParasian Silitonga .................................................................................................................. 303

    IMPLEMENTASI SISTEM PENGADAAN ALAT TULIS KANTOR DAN PERLENGAPANKOMPUTER PADA DIREKTORAT PERENCANAAN DAN PENGEMBANGANPENDANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL BADAN PERENCANAANPEMBANGUNAN NASIONAL(BAPPENAS)Yohannes Yahya Welim, Agnes Aryasanti, Reinaldo De Pinto ........................................... 308

    IMPLEMENTASI KRIPTOGRAFI MENGGUNAKAN METODE HILL CIPHERLisda Juliana Pangaribuan ..................................................................................................... 314

    GALLERY RUMAH MAKAN KHAS BATAK BERBASIS POPULARITAS

    Septa Ekawati Nababan, Zakarias Situmorang ..................................................................... 318

    PUSAT INFORMASI KERAJINAN TANGAN KHAS SUMATERA UTARA BERBASISMEMBERRomalum S. Mahulae, Zakarias Situmorang ........................................................................ 323

    APLIKASI PEMBELAJARAN AKSARA BATAK TOBA DENGAN METODEPENGINDEKSANFransuwi Lamhot H Sitorus, Zakarias Situmorang ............................................................... 329

    PERANCANGAN AUTOMATIC FISH FEEDER BERBASIS ATMEGA 8535Muhammad Amin ................................................................................................................. 333

    PENCARIAN DATA KATALOG BUKU PERPUSTAKAAN MENGGUNAKANALGORITMA BRUTE FORCEKurnia Arja Kesuma .............................................................................................................. 338

    PENGEMBANGAN APLIKASI PRETEST ONLINE BERBASIS CLOUD SEBAGAISOFTWARE AS A SERVICE PADA PENYEDIA LAYANAN PLATFORM CLOUDOPENSHIFTRahmat Hidayat ..................................................................................................................... 341

    PENGHITUNGAN DAN PENENTUAN POSISI PEMAIN DALAM PERTANDINGANBADMINTON SISTEM RALLY-POINT MENGGUNAKAN FUNGSI REKURSIFCuk Subiyantoro, Rahmat Hidayat ........................................................................................ 344

    IDENTIFIKASI GENDER MELALUI SUARA MENGGUNAKAN METODE DISCRETEFOURIER TRANSFORM (DFT)Safriadi, Risawandi ............................................................................................................... 349

    ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PEMBELIAN/PENGELUARAN KASInge Handriani ....................................................................................................................... 352

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    14/705

    xiv

    BIDANG KAJIAN : PENDIDIKANEFEKTIVITAS MEDIA PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN KIMIASaronom Silaban .................................................................................................................... 361

    PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN PENDEKATANSCIENTIFIC TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK FLUIDASTATIS DI SMA NEGERI 1 SIANTAR

    Noto Susanto Gultom, Drs. Pintor Simamora, M.Si .............................................................. 366

    THE EFFECT OF IMAGE-STREAMING TEHNIQUE ON JUNIOR STUDENTS ABILITYIN WRITING NARRATIVE GENREKammer Tuahman Sipayung ................................................................................................. 371

    PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFICTERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DISMA NEGERI 1 LUBUKPAKAMDrs. Pintor Simamora, M.Si, Robasa Nababan ...................................................................... 376

    PENGARUH KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKAPADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 MEDANRatelit Tarigan, Yaumil Silvini .............................................................................................. 381

    INOVASI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN QUANTUM TEACHINGNaeklan Simbolon .................................................................................................................. 387

    INOVASI MODEL PEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP UNTUKMENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KREATIVITAS MATEMATIKAAgusmanto J.B. Hutauruk, S.Pd., M.Si, Dra. Friska B. Siahaan, M.Pd ................................ 390

    INOVASI PEMBELAJARAN METODE KONVENSIONAL DIKOMBINASIKAN DENGANMETODE GI (GROUP INVESTIGATION) UNTUK MENINGKATKANHASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SUB MATERI POKOK SISTEM EKSKRESIMANUSIA DIKELAS XI IPA 1 SMA NEGERI I NAMORAMBE T.P 2013/ 2014Mariaty Sipayung, Apriska Dewi Sipayung .......................................................................... 394`

    EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP

    PEMAHAMAN KONSEP SISWAMariati Purnama Simanjuntak .............................................................................................. 399

    IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI TERHADAP MINATBELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR DAN SUMBER DAYAALAM DIKELAS V SD NEGERI 173166 SIPAHUTARMaruli Tampubolon, S.Pd ...................................................................................................... 403

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTEDINDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERIPOKOK KEMAGNETAN DI KELAS IX-1 SMP NEGERI 1 SIPAHUTAR

    Mayertua Silitonga, S.Pd ...................................................................................................... 411

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    15/705

    xv

    PENERAPAN TEKNIK SELF MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKANKEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VII-1 DI SMP NEGERI 3 RANTAU UTARARosliani, S.Pd ........................................................................................................................ 419

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATEDINSTRUCTION UNTUK MENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWADI KELAS VII-6 SMP NEGERI 3 RANTAU UTARAZainab, S.Pd .......................................................................................................................... 423

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI KELAS VIII-3 SMP

    NEGERI 3 RANTAU UTARARegen Lubis, S.Pd ................................................................................................................ 429

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUK

    MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PENEGAKAN HAMDI KELAS VII-1 SMPN 3 RANTAU UTARAMastijah, S.Pd ....................................................................................................................... 434

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING UNTUKMENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBUATAN TAPEDAN TEMPE DI KELAS VIII-5 SMP NEGERI 3 RANTAU UTARASumarni, S.Pd ........................................................................................................................ 440

    PENINGKATAN KEMAMPUAN APRESIASI SENI MUSIK SISWA MELALUIPEMANFAATAN MEDIA DI KELAS VIII-5 SMPN 3 RANTAU UTARASugito, S.Pd ........................................................................................................................... 446

    PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS BERBENTUK PROCEDUREMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DI KELASVII-4 SMP NEGERI 3 RANTAU UTARAMarlinang Sinaga, S.Pd ......................................................................................................... 450

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATORAND EXPLAINING UNTUKMEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADAPELAJARAN GEOGRAFI KELAS XI IPS 3 SMAN 1 RANTAU SELATAN

    Seri Sediani, S.Pd .................................................................................................................. 454PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA MATA PELAJARANEKONOMI DI KELAS X-1 SMA NEGERI 1 RANTAU SELATANSukmawaty, S.Pd ................................................................................................................... 461

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKANAKTIVITAS BELAJAR FISIKA SISWA DI KELAS X-5 SMAN 2 RANTAU SELATANDra. Rumondang Simamora .................................................................................................. 470

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    16/705

    xvi

    MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODELPEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DI KELAS IX-7 SMP NEGERI 3BERASTAGI T.A 2013/2014

    Ngarab Sembiring S.Pd .......................................................................................................... 478

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUANTUM TEACHINGDALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU DI KELAS VII-6 SMP

    NEGERI 3 BERASTAGI T.A 2013/2014Niasni Sinaga ......................................................................................................................... 483

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENERAPANMODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DI SMP NEGERI 1 TIGANDERKETSalmon Sembiring .................................................................................................................. 490

    PENERAPAN GEOGEBRA SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK

    MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATA KULIAHGEOMETRI DI PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS HKBP

    NOMMENSEN TAHUN AJARAN 2013/2014Rani Farida Sinaga, S.Pd, M.Si .............................................................................................. 496

    PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DISERTAI JOYFUL LEARNINGTERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA FISIKABetty M. Turnip...................................................................................................................... 501

    PENERAPAN MODEL NATURE OF SCIENCE TERHADAP KETERAMPILAN MENULISPROPOSAL SKRIPSI DALAM MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN FKIPUNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN TAHUN AJARAN 2013/ 2014Beslina Afriani Siagian, Ruth Mayasari Simanjuntak ........................................................... 504

    PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK (METODE 5M) DALAM KURIKULUM 2013TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARYA ILMIAHElza Leyli Lisnora Saragih, Beslina Afriani Siagian ............................................................. 510

    MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKANALAT PERAGA SEDERHANA DI SEKOLAH DASARSanggam P. Gultom, S.Si., S.Kom., M.Si. ............................................................................. 515

    PEMBUATAN BAHAN AJAR BERBASIS MASALAH DENGAN ALUR MODELPEMBELAJARAN PENCAPAIAN KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMANKONSEP MATEMATISAdi Suarman Situmorang, M.Pd. , Muda Sakti Raja Sihite, M .Pd. ...................................... 519

    INOVASI MODEL PENCAPAIAN KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANPEMAHAMAN DAN KREATIVITAS MATEMATIKA DI FKIP UNIVERSITAS HKBP

    NOMMENSEN MEDANRuth Mayasari Simanjuntak, M.Si., Adi Suarman Situmorang, M.Pd. ................................. 525

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    17/705

    xvii

    IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT ATTAINMENT DALAM UPAYAPENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOKSUHU DI KELAS VII-1 SMP NEGERI 1 SIPAHUTAR T. A. 2012/2013Juniper Simanjuntak, S.Pd .................................................................................................... 530

    PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUALTEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI POKOK PERSAMAAN LINIERDENGAN SATU VARIABEL DI KELAS VII-A SMP NEGERI 5 SIPAHUTAR TAHUNAJARAN 2013/2014Lespita Tambunan, S.Pd ........................................................................................................ 537

    UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODELPEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) PADA MATERI POKOK LINGKARAN DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 1SIPAHUTAR

    Aber Oloan, S.Pd ................................................................................................................... 546

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH DALAM UPAYAPENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BILANGANBERPANGKAT DAN BENTUK AKAR DI SMP NEGERI 1 SIPAHUTARAsban Simanjuntak, S.Pd ...................................................................................................... 552

    PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP TUGAS-TUGAS KELOMPOKDENGAN MENERAPKAN METODE PENUGASAN DI KELAS VIII-1 SMP NEGERI 1SIPAHUTAR TAHUN PELAJARAN 2013/2014Lindaria Situmorang, S.Pd ................................................................................................... 559

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKANAKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 177925LUMBANHARIARA T. P. 2012/2013Longser Simanjuntak, S.Pd ................................................................................................... 567

    PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS BERBENTUK PROCEDUREMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DI KELASVII-4 SMP NEGERI 3 RANTAU UTARAMarlinang Sinaga, S.Pd ......................................................................................................... 573

    PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUIMODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DIKELAS XI AK-1 SMK NEGERI 1 RANTAU UTARASihat Ridwanto, S.Pd ............................................................................................................. 578

    PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SISWAMELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIRSHARE DI KELAS VII-2 SMP NEGERI 3 KUALUH LEIDONG TAHUN PELAJARAN2013/2014Poltak Munte, S.Th ............................................................................................................... 586

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    18/705

    xviii

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS BERBANTUAN LKS UNTUKMENINGKATKAN KETERAMPILAN SISWA MENYUSUN LAPORAN KEUANGANPERUSAHAAN JASA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS-1 SMA

    NEGERI 3 RANTAU UTARA

    Drs. Florin Siregar ................................................................................................................. 593

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE UNTUK MENINGKATKANPENGUASAAN KONSEP MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK LOGIKAMATEMATIKA DI KELAS XI AP-1 SMK NEGERI 1 RANTAU UTARA TAHUNPELAJARAN 2013/2014Lukman Sitorus, SPd ............................................................................................................. 600

    PENERAPAN STRATEGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKANKESADARAN MEMILIH JURUSAN DAN PERGURUAN TINGGI PADA SISWA KELAS XSMA NEGERI 2 RANTAU SELATAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

    Mariani ................................................................................................................................... 607

    PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KELAS VIII-2 DENGANMENERAPAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENTDEVISION (STAD) DI SMP NEGERI 3 BERASTAGI T. A. 2013/2014Antonius Girsang S.Pd ......................................................................................................... 614

    MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII-5 MELALUI PEMBERIANTUGAS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI BELAJAR EVERY ONE IS A TEACHERHERE DI SMP NEGERI 3 BERASTAGI T. A. 2013/2014Dra. Ermina Sembiring .......................................................................................................... 620

    IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBEREDHEADS TOGETHER) UNTUK MENINGKATKAN PSIKOMOTORIK DAN KOGNITIFPENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS IX-2 SMP NEGERI 3 BERASTAGI T. A.2013/2014Dra. Aisyatir Rodiah .............................................................................................................. 626

    BIDANG KAJIAN : PERTANIAN DAN TEKNIKPENGARUH SUHU EKSTRAKSI TERHADAP KUALITAS MINUMAN EKSTRAK SIRIH

    (PIPER BETLE L)Marthos Havena, Fradiasta Reza, Ruri Aditya Sari, Sapina Abdullah .................................. 637

    ANALISIS STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IVKEBUN BAH JAMBI

    Neni Triastuti, S.Psi, M.Psi, Shandy Evanda Santayana ...................................................... 640

    PENGARUH PENYUSUTAN DAN PENGEMBANGAN TEKANAN PADA LEVEL DRUMBOILERSutrisno Salomo Hutagalung, Bambang Herlambang, Imamul Muchlis, Arjon Turnip ....... 644

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    19/705

    xix

    KAJIAN KUALITAS SINYAL DAN OPTIMASI JARINGAN 3G DALAM MEMENUHIKEBUTUHAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS BUDI LUHURRummi Sirait, MT ................................................................................................................. 651

    SERTIFIKAT TANAH SEBAGAI ALAT BUKTI HAK TERKUATAlum Simbolon ..................................................................................................................... 660

    ANALISA PERFORMANSI JARINGAN GPRS DAN 3G PADA MESIN ANJUNGAN TUNAIMANDIRI (ATM) DI PT. ARTAJASALukman Hardiyanto, Albert Gifson ...................................................................................... 663

    STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA TERPADU DI WILAYAHLOMBOK BAGIAN SELATAN, DALAM MENDUKUNG PERCEPATAN PEMBANGUNANEKONOMI INDONESIA, KORIDOR BALINUSA TENGGARAIka Dahlia Pusparini .............................................................................................................. 668

    DENOISING ARTEFAK PADA SINYAL ELEKTROENSEFALOGRAM (EEG)MENGGUNAKAN FIR FILTER DENGAN METODE TRANSFORMASI WAVELETJanner Simarmata, Mardi Turnip Arjon Turnip .................................................................... 674

    ENERGI TERBARUKAN NANIURA DARI DANAU TOBAHobby Parhusip, S.Si., M.T., Lambok M. Hutasoit, Ir., Ph.D., Prof .................................... 681

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    20/705

    xx

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    21/705

    1

    Bidang Kajian :

    MIPA

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    22/705

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    23/705

    Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2014 (SNITI)

    Tuktuk-Samosir, 10 - 11 Oktober 2014

    3

    DESAIN, OPTIMASI DAN KLONING GEN PRETROMBIN-2 MANUSIASINTETIKUNTUK PRODUKSI TROMBINSEBAGAI KOMPONEN LEM FIBRIN

    Saronom Silaban1,2*, Iman Permana Maksum1, Shabarni Gaffar1, Sutarya Enus3, Khomaini Hasan4,

    Toto Subroto1*, dan Soetijoso Soemitro1

    1Laboratorium Biokimia, Jurusan Kimia, Universitas Padjadjaran, Bandung2Jurusan Kimia, Universitas Negeri Medan, Medan

    3Pusat Mata Nasional, Rumah Sakit Mata Cicendo, Bandung

    4Pusat Penelitian Pangan, Kesehatan dan Obat, Institut Teknologi Bandung, Bandung

    E-mail: [email protected] , [email protected]

    ABSTRACTLem fibrin adalah biomaterial perekat yang dapat diaplikasikan sebagai mengganti teknik jahitan pasca

    operasi.Biomaterial initerdiri dari trombin, fibrinogen dan faktor XIII sebagai komponen utamanya. Dalam kajian

    ini, kami mendesain dan melakukan kloninggen prethrombin-2 (pt2) manusia sintetik sebagai prekursor trombin.

    Gen pt2 pada posisi C-terminal difusikan dengan suatu pengkode intein diikuti oleh gen domain pengikat kitin, yang

    bermanfaat dalam proses pemurnian. Kodon pt2 dirancang sesuai dengan preferensi kodon Escherichia coli. Gen

    pt2 dirancang menggunakan perangkat lunak OPTIMIZER dengan penambahan sisi restriksi NdeI pada ujung 5

    dan XhoI pada ujung 3 nya.Gen pt2 sintetik yang terdapat pada pMA-T,dipotong menggunakan enzim restriksi

    NdeI dan XhoI. Selanjutnya, pt2 diligasi ke vektor ekspresi pTWIN1, yang telah dipotong dengan menggunakan

    enzim restriksi yang sama, dengan katalis T4 DNA ligase.Keberhasilan kloning pt2 ke pTWIN1 diverifikasi dengan

    sequensing DNA. Hasil sequensing menunjukkan bahwa gen pt2 hasil rancangan berhasil dikloning ke dalam

    pTWIN1. Selanjutnya, gen pt2 hasil kloning ini dapat digunakan sebagai bahan awal untuk ekspresi PT2 dalam

    inang E. coli.

    Keywords: lem fibrin, trombin, intein, ekspresi, escherichia coli

    1. Pendahuluan

    Teknik jahitan merupakan standar emas untukmenutup luka pasca operasi infeksi (Enus et al.,2011). .Walaupun merupakan standar emas, teknik inimenimbulkan beberapa permasalahan: waktupembedahan yang lebih panjang, ketidaknyamanan,penyembuhan luka berlangsung lama, traumatambahan (pemasangan dan pencabutan benang),meningkatnya inflamasi, serta kemungkinantimbulnya komplikasi yang berhubungan denganjahitan berupa infeksi (Uy et al., 2005).

    Lem fibrin (LF) memiliki kemampuan untukmerekatkan dan menutup luka, sehingga sangatberpotensi menggantikan teknik jahitan pasca

    operasi. LF sebagai bahan bioadesif, tersusun atasfibrinogen, trombin, kalsium dan faktor XIII. Bahaninidirancang untuk menyerupai tahap akhir koagulasidengan membentuk bekuan fibrin.LF digunakansebagai bahan hemostatis yang menghentikanpendarahan dari celah insisi, matriks untukpenyembuhan luka dan perekat jaringan. (Spotnitz &Prabhu, 2005).

    Meskipun luas penggunaannya, LF yang didapat secara komersial relatif mahal, sehingga tidakekonomis. LF komersial ini mengandung proteinplasma yang dimurnikan dari sumber darahlain.Namun, resiko kontaminasi patogen dari LF

    dapat terjadi secara bersamaan dengan perawatan.Untuk membuat LF diperlukan sumber bahan yang

    lebih berlimpah dan lebih aman. Saat ini, trombin

    pada LF komersial biasanya terbuat dari plasma bekusegar sapi. Hanya saja, ketidaktersediaan produk inidi Indonesia, menyebabkan kita harus mengimpordengan harga yang sangat mahal. Permasalahan lainyang muncul adalah belum adanya izin khusus dariFood and Drug Administration, terkait transmisipenyakit karena terbuat dari plasma donor khususuntuk operasi mata (Enus et al., 2010).

    Penggunaan yang luas dari E. coli sebagai inangdalam produksi protein rekombinan disebabkan olehkarena sifatnnya yang dapat tumbuh cepat dengansiklus hidup pendek, informasi dan karakter genomyang sudah lengkap sehingga mudah dimanipulasi,

    biaya produksi relatif murah,tingkat ekspresiproteintarget tinggi, cepat, dan teknologinya sudahmapan (Cabrita et al., 2006). Namun, dibalikkeuntungan yang disebutkan di atas, inang ini jugamemiliki kelemahan, seperti fenomena bias kodon(Sorensen & Mortensen, 2005), dan potensimenghasilkan protein agregat kompleks tidakaktifyang lazim dikenal sebagai badan inklusi(Freydell et al., 2007).

    Strategi pertama yang perlu dilakukan untukmengatasi kelemahan yang disebutkan di atas adalahdengan melakukan optimasi kodon gen targetterhadap preferensi kodon inang. Strategi inibertujuan

    untuk mengatasi rendahnya ekspresiprotein dari gen target. Prosesoptimasi inidilakukandengan cara merubah kodon pengkode asam amino

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    24/705

    Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2014 (SNITI)

    Tuktuk-Samosir, 10 - 11 Oktober 2014

    4

    tertentu yang berasal dari sumber lain menjadi kodondengan frekuensi tinggi di inang ekspresi (Gustafssonet al., 2004). Strategi kedua adalah memanfaatkanteknologigen sintetik berdasarkan kemampuanmengubah bias kodon dari gen target menjadi cocok

    dengan kodon preferensi inang rekombinan.Keuntungan lain dari teknologi ini adalah efektifitasdan efisiensi yang tinggi dibandingkan dengan prosesisolasi sendiri, serta terhindar dari transmisi penyakitdan reaksi alergi(Hughes et al., 2011).

    2. Metode Penelitian

    2.1 Galur, vektor, bahan kimia, media

    E. coliTOP10Fadalah galur inang untukkloning dan peremajaan plasmid. pMA-Tmerupakan vektor kloning komersial. Galurditumbuhan dalam media Luria Bertani (LB) dengan

    komposisi (tripton 1%, yeast extract 0,5%, dannatrium klorida 1%) yang disuplemen denganantibiotik tetrasiklin (100 g/mL), dan ampisilin(100 g/mL). Untuk media padat, komponen mediaLB ditambahkan dengan 2% agar. Semua enzimrestriksi dan T4-DNA ligase diperoleh secarakomersial dari Fermentas (Canada). Vektor ekspresipTWIN1 diperoleh secara komersial dari NewEngland Biolabs, NEB. Genpt2 sintetik(pt2-intein

    MxeGyrA) disintesis oleh GeneArt AG (Jerman).

    2.2 Desain dan optimasi kodon gen pt2

    Gen pt2sintetik dirancang berdasarkan urutanasam amino yang termuat dalam GenBank(Accessionnumber:NM_000506.3).Kodon preferensi E. coliyang digunakan termuat dalam Codon Usage

    Database (http://www.kazusa.or.jp/codon/).Optimasikodon dilakukan dengan menggunakan perangkatlunak Optimizer(http://gnomes.urv.es/OPTIMIZER)dan GraphicalCodon Usage Analyzer (GCUA)(http://gcua.schoedl.de/).

    2.3 Konstruksi fusi pt2 dan vektor pTWIN1Ekspresi PT2 dalam E. coli dan pemurniannya

    menggunakan sistem IMPACT-TWIN.Perancangangen pt2sintetik ini dilengkapi dengan sisi restriksi

    XhoI dan NdeI pada intein terinduksi senyawa tiol.Untuk menggabungkan pt2sintetik dengan vektorekspresi pTWIN1, maka pMA-T-pt2 terlebih dahuludipotong menggunakan enzim restriksi XhoI dan

    NdeI. Secara paralel, dilakukan juga pemotonganpTWIN1 dengan enzim restriksi yang sama.Selanjutnya fragmenpt2disambungkan ke pTWIN1menggunakan T4 DNA ligasehingga menghasilkanplasmid pTWIN1-pt2.

    2.4 Transformasi pTWIN1-pt2 ke dalam sel

    kompeten E. coli TOP10F

    Transformasi pTWIN1-pt2 ke sel kompeten E. coliTOP10F dengan menggunakan metode kejutan panas

    (heat shock) (Sambrook et al., 1989). KolonitransformanE.coli diseleksi melalui media agar yangmengandung antibiotik tetrasiklin dan ampisilinuntuk transforman yang mengandung pTWIN1-pt2.Plasmid rekombinan, pTWIN1-pt2diisolasi dari

    kolonitransforman E.coli TOP10F menggunakanQIAgen Spin Plasmid Miniprep Test Kit sesuaidengan protokol dari Qiagen. Plasmid rekombinanhasil pemurnian, dianalisis dengan elektroforesis gelagarosa 1%. Selanjutnya plasmid tersebut digunakanuntuk analisis restriksi dan ditentukan urutannukleotidanya menggunakan metode sekuensingDNA. Hasil sekuensing disejajarkan menggunakanSeqmanpada programBioedit.

    3. Hasil dan Pembahasan3.1 Desain dan optimasi kodon gen pt2 manusia

    Perancangan gen pt2 manusia sintetik telah

    dilakukan melalui perangkat lunak. pt2sintetikdirancang berdasarkan urutan asam amino yangtermuat dalam GenBank dan penggunaan kodonpreferensi E. coli yang termuat dalamCodon UsageDatabase. Urutan asam amino PT2 manusia terdapatdalam GenBank, dengan Accessionnumber:NM_000506.3.Berdasarkan data GenBank,bahwa gen pt2manusia terdiri dari 307 asam amino.Untuk memungkinkan proses ekspresi protein padaujung 5 pt2tersebut ditambahkan start codon ATGyang mengkode asam amino metionin.

    Hasil analisis urutan kodon pt2manusia pada E.coli menunjukkan, adanya kodon yang tidak sesuai

    kodon preferensiE. coli. Beberapa kodon pt2 manusiapengkode asam amino yang memiliki kesesuaiankurang dari 50% dengan preferensi kodon E. coliantara lain: (1) S: agt, tcg, tcc, tca, (2) E: gag, (3) T:act, aca, (4) G: gga, ggg, (5) R: agg, aga, cga, cgg, (6)P: cct, ccc, (7) K: aag, (8) L: ctc, ctt, ttg, (9) V: gtc,(10) Q: caa. Sedangkan kodon pt2 manusia yangmemiliki kesesuaian relatif lebih dari 50% hinggamendekati 100% terdiri dari: (1) A: gcc, gca, gct, (2)Y: tac, (3) F: ttc, (4) N: aat, (5) D: gac, (6) C: tgt, (7)I: atc, ata, (8) H: cac, (9) V: gtt, (10) T: acg, dan (11)G: ggt.Kodon-kodon pt2 manusia yang belummencapai kesesuaian relatif 100% dengan preferensi

    kodonE. colidioptimasi hingga mencapai 100%.Penggunaan gen sintetik dapat mempermudah dan

    mempercepat perolehan gen yang diinginkan karenatidak terbatas pada sumber biologis alami(Gustafsson et al., 2004). Selain itu, data dariGenBank juga dapat diakses dengan mudah sebagaidasar penentuan urutan gen yang akan disintesis.Optimasi kodon dilakukan karena banyak gentargetmemiliki potensi kodon preferensi yangberbeda dengan genom inang. Walaupun, beberapagen target memiliki kesesuaian yang cukup dengangenom inang, sehingga tidak perlu dilakukanoptimasi kodon. Dalam penelitian ini, genpt2manusia yang akan diekspresikan dalam inang E.coli, pilihan kodonpt2 manusia memiliki kodon

    http://gcua.schoedl.de/http://gcua.schoedl.de/http://gcua.schoedl.de/http://gcua.schoedl.de/
  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    25/705

    Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2014 (SNITI)

    Tuktuk-Samosir, 10 - 11 Oktober 2014

    5

    preferensi yang rendah denganE. coli (Welch et al.,2009). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwagen pt2 manusia yang diekspresikan dalam E. coliakan menghasilkan badan inklusi (Soedjima et al.,2001).Oleh sebab itu, optimasi kodon organisme asal

    terhadap preferensi kodon inang diperlukan.3.2 Konstruksiplasmid rekombinan

    Struktur pTWIN1-pt2 terdapat pada Gambar 1.pTWIN1 memiliki gen pengode domain pengikatkitin yang dapat berikatan dengan kitin pada matrikspemurnian (Chong et al., 1998). Dalam penelitian inipt2 manusia dikonstruksi dalam bentukfusi padabagian N-terminal Sce intein-CBD (ujung-C pt2).Pada ujung keduanya disisipkan sisi pemotongan

    NdeI (CATATG) pada ujung 5 danXhoI (CTCGAG)pada ujung 3 agar gen pt2 dapat digabung denganpTWIN1.Penyisipan gen pt2 manusia sintetik padapTWIN1 dilakukan pada bagian intein Mxe GyrA.

    Gambar 1. Konstruksi pTWIN1-pt2rekombin.

    3.3 Kloning gen pt2 manusia

    Untuk mendapatkan fragmen pt2, plasmid pMA-T-pt2 dipotong menggunakan NdeI dan XhoI sesuairancangan gen sintetik sebelumnya. Hasilpemotongan pMA-T-pt2 dikarakterisasimenggunakan elektroforesis gel agarose 1%.Analisisdalam gel menunjukkan bahwa fragmen pt2berhasildilepaskan dari vektor pMA-T(Gambar 2). Pitapertama menunjukkan fragmen pt2 dengan bobotmolekul 936 pb,dan pita vektor pMA-T dengan bobot

    molekul2374 pb (Gambar 2A).Dengan menggunakan enzim restriksi yangsama, pTWIN1 dipotong yang kemudian diisolasiuntuk proses ligasi pt2.Gambar 2B menunjukkanbahwa vektor ekspresi pTWIN1 berhasil dipotong.Terdapat dengan bobot molekul 6697 pb sebagaivektor pTWIN1, dan pitadengan bobot molekul 678pb sebagai fragmen MCS yang terlepas dari vektorpTWIN1 (Gambar 2B).

    Gambar 2. Hasil restriksi dengan NdeI dan XhoIterhadap plasmid pMA-T-pt2 (A) dan pTWIN1 (B).M adalahmarker 1 kb.

    Selanjutnya, pitapt2dan pTWIN1 diisolasi dandimurnikan dengan kit isolasi DNA (Roche). Hasilpemurnian dikarakterisasi dengan elektro foresis gelagarosa 1%.Seperti yang terlihat pada Gambar 3,Hasil elektroforesis gel agarosa menunjukkan bahwafragmenpt2(936 pb) dan vektor pTWIN1 (6697 pb)berhasil diisolasi dan dimurnikan dari gel.

    Gambar 3. Pemurnianpt2 dan pTWIN1. M marker 1kb.pt2, dan vektor pTWIN1 ditunjukkan denganpanah.

    Selanjutnya, fragmen pt2 diligasi ke dalamvektor pTWIN1 menggunakan enzim T4 DNAligase.Reaksi ligasi dilakukan pada suhu 16oC selama18 jam. Plasmid pTWIN1-pt2hasil ligasiditransformasi dalam sel kompeten E.coliTOP10F.Beberapa koloni Transforman E. coliyang mengandung sisipan plasmid pTWIN1-pt2diisolasi. Hasil isolasi plasmid pTWIN1-pt2dipotongdengan enzim NdeI dan XhoI, selanjutnyadikarakterisasi menggunakan elektroforesis gelagarosa 1% (Gambar 4).

    Gambar 4. Hasil isolasi plasmid pTWIN1-pt2. Mmarker 1 kb DNA, baris 1: plasmid tanpa dipotong,baris 2: plasmid dipotong dengan enzim NdeI dan

    XhoI.

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    26/705

    Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2014 (SNITI)

    Tuktuk-Samosir, 10 - 11 Oktober 2014

    6

    3.4 Karakterisasi hasil kloning dengan DNAsequensing

    Untuk mengkonfirmasi keberhasilan hasil ligasi, danmemastikan kesesuaian urutan nukleotida gen pt2hasil ligasi dengan hasil rancangan optimasi,

    sebanyak 10 L plasmidpTWIN1-pt2dengankonsentrasi 100 ng/L ditentukan urutannukleotidanya dengan DNA sequencer oleh

    MacroGene(Korea). Perbandingan urutan nukleotidapt2hasil optimasi dengan pt2hasil kloning disajikandalam Gambar 5.

    Gambar 5. Perbandingan urutan DNA gen pt2 hasilrancangan (panah hitam) dengan gen pt2 hasilkloning.

    Hasil analisis penjajaran urutan nukleotidamenggunakan seqman pada program Bioedit

    menunjukkan bahwa genpt2telah berhasil terligasi kedalam vektor pTWIN1.Hasil analisis ini jugamenunjukkan bahwa urutan gen pt2 hasil kloningsesuai dengan urutanpt2hasil rancangan optimasi.

    4. Kesimpulan dan Prospek

    Optimasi kodon gen target sesuai kodonpreferensiinang dapat meminimalkan efek bias kodonyang selanjuntnya berpengaruh pada ekspresi protein.Penggunaan gensintetik lebih efisien dan efektifdibanding proses isolasi dari sumber alami. Prospek:Hasil kloning pt2 manusia sintetik ini, akandiproduksidalam sistem ekspresiE. colisebagai salah

    satu komponen lem fibrin pengganti teknik jahitanpasca operasi.

    5. Ucapan TerimakasihPenelitian ini didanai melalui program PUSNAS

    (atas nama I.P.M.). SS berterima kasih kepadaDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi, KementrianPendidikan Nasional, Republik Indonesia atasbeasiswa BPPS program doktoral.

    6. Daftar PustakaCabrita, L. D., Weiwen, D. & Stephen, P.B. 2006. A

    family ofE.coli expression vectors for laboratory

    scale and high throughput soluble proteinproduction.BMC Biotechnol. 6:12.

    Chong, S., Montello, G.E., Zhang, A., Cantor, E.J.,Liao, W., Xu, M.Q., & Benner, J. 1998. Utilizing

    the C-terminal cleavage activity of a proteinsplicing element to purify recombinant proteins ina single chromatographic step. Nucleic Acids

    Research, 26: 5109-5115.

    Enus, S., Dalimonthe, N. Z., Kartiwa, A. & Putri, N. L. H.E. 2010. Perbandingan efektivitas cangkok konjungtivabulbi antara teknik lem fibrin otologus dan teknikjahitan pada bedah eksisi penderita pterigium. LaporanPenelitian Hibah Bersaing. Universitas Padjadjaran,Bandung.

    Enus, S., Natadisastra, G., Shahib, M. N. &Sulaeman, R. (2011). Peran lem fibrin otologuspada penempelan tandur konjungtiva bulbi mata

    kelinci terhadap ekspresi gen fibronektin danintegrin.MKB. 43:183-188.

    Freydell, E. J., Ottens, M., Eppink, M., van Dedam,G. & van der Wielen, L. 2007. Efficientsolubilization of inclusion bodies. Biotechnol J.2:678-684.

    Gustafsson, C., Govindrajan, S. & Minshull, J. 2004.Codon bias and heterologous protein expression.Trends in Biotechnol. 22:346-353.

    Hughes, R. A., Miklos, A. E. & Ellington, A. D.2011. Gene synthesis: methods and applications.

    Methods in Enzimology. 498: 277-309.Sambrook, J., E. F. Fritsch, & T. Maniatis. 1989 .

    Molecular cloning: a laboratory manual, 2nd ed.Cold Spring Harbor Laboratory Press, ColdSpring Harbor. New York.

    Soejima, K., Mimura, N., Yonemura, H., Nakatake, H.,Imamura, T., Nozaki, C. 2001. An efficient refoldingmethod for the preparation of recombinant humanprethrombin-2 and characterization of the recombinant-derived -thrombin.J Biochem. 130:269-277.

    Sorensen, S. P. & Mortensen, K. K. 2005. Advancedgenetic strategies for recombinant protein

    expression in Escherichia coli. J Biotechnol.115:113-128

    Spotnitz, W.D. & Prabhu, R. 2005. Fibrin sealanttissue adhesive--review and update.J Long Term

    Eff Med15: 245.

    Uy, H. S., Reyes, J. M., Flores, J. D. & Siong, R. L.B. 2005. Comparison of fibrin glue and suturesfor attaching conjungtival autografts afterpterygium excision. Ophthalmology. 112:667-671.

    610 620 630 640 650 660 670 680 6 0. . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . |

    - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - CATATGACCGCGACCAGCGAATATCAGACCTTTTGTGAGCGGATAACAATTCCCCTTCTTAGAAATAATTTGTTTAACTTTAAGAAGGAGATATACATATGACCGCGACCAGCGAATATCAGACCTTT

    710 720 730 740 750 760 770 780 790. . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . |

    CCCGCGCACCTTTGGCAGCGGCGAAGCGGATTGCGGCCTGCGCCCGCTGTTTGAAAAAAAAAGCCTGGAAGATAAAACCGAACGCGAACTGCTGGCCCGCGCACCTTTGGCAGCGGCGAAGCGGATTGCGGCCTGCGCCCGCTGTTTGAAAAAAAAAGCCTGGAAGATAAAACCGAACGCGAACTGCTGG

    810 820 830 840 850 860 870 880 890. . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . |

    TATATTGATGGCCGCATTGTGGAAGGCAGCGATGCGGAAATTGGCATGAGCCCGTGGCAGGTGATGCTGTTTCGCAAAAGCCCGCAGGAACTGCT

    TATATTGATGGCCGCATTGTGGAAGGCAGCGATGCGGAAATTGGCATGAGCCCGTGGCAGGTGATGCTGTTTCGCAAAAGCCCGCAGGAACTGCT

    910 920 930 940 950 960 970 980 990. . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . |

    GCGCGAGCCTGATTAGCGATCGCTGGGTGCTGACCGCGGCGCATTGCCTGCTGTATCCGCCGTGGGATAAAAACTTTACCGAAAACGATCTGCTG

    GCGCGAGCCTGATTAGCGATCGCTGGGTGCTGACCGCGGCGCATTGCCTGCTGTATCCGCCGTGGGATAAAAACTTTACCGAAAACGATCTGCTG

    1010 1020 1030 1040 1050 1060 1070 1080 1090. . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . |

    CATTGGCAAACATAGCCGCACCCGCTATGAACGCAACATTGAAAAAATTAGCATGCTGGAAAAAATTTATATTCATCCGCGCTATAACTGGCGCGCATTGGCAAACATAGCCGCACCCGCTATGAACGCAACATTGAAAAAATTAGCATGCTGGAAAAAATTTATATTCATCCGCGCTATAACTGGCGCG

    1110 1120 1130 1140 1150 1160 1170 1180 1190. . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . |

    CTGGATCGCGATATTGCGCTGATGAAACTGAAAAAACCGGTGGCGTTTAGCGATTATATTCATCCGGTGTGCCTGCCGGATCGCGAAACCGCGGCCTGGATCGCGATATTGCGCTGATGAAACTGAAAAAACCGGTGGCGTTTAGCGATTATATTCATCCGGTGTGCCTGCCGGATCGCGAAACCGCGGC

    1210 1220 1230 1240 1250 1260 1270 1280 1290. . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . |

    TGCTGCAGGCGGGCTATAAAGGCCGCGTGACCGGCTGGGGCAACCTGAAAGAAACCTGGACCGCGAACGTGGGCAAAGGCCAGCCGAGCGTGCTG

    TGCTGCAGGCGGGCTATAAAGGCCGCGTGACCGGCTGGGGCAACCTGAAAGAAACCTGGACCGCGAACGTGGGCAAAGGCCAGCCGAGCGTGCTG

    1310 1320 1330 1340 1350 1360 1370 1380 1390. . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . |

    GGTGAACCTGCCGATTGTGGAACGCCCGGTGTGCAAAGATAGCACCCGCATTCGCATTACCGATAACATGTTTTGCGCGGGCTATAAACCGGATG

    GGTGAACCTGCCGATTGTGGAACGCCCGGTGTGCAAAGATAGCACCCGCATTCGCATTACCGATAACATGTTTTGCGCGGGCTATAAACCGGATG

    1410 1420 1430 1440 1450 1460 1470 1480 1490. . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . |

    AAACGCGGCGATGCGTGCGAAGGCGATAGCGGCGGCCCGTTTGTGATGAAAAGCCCGTTTAACAACCGCTGGTATCAGATGGGCATTGTGAGCTGAAACGCGGCGATGCGTGCGAAGGCGATAGCGGCGGCCCGTTTGTGATGAAAAGCCCGTTTAACAACCGCTGGTATCAGATGGGCATTGTGAGCTG

    1510 1520 1530 1540 1550 1560 1570 1580 1590. . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . | . . . . |

    AAGGCTGCGATCGCGATGGCAAATATGGCTTTTATACCCATGTGTTTCGCCTGAAAAAATGGATTCAGAAAGTGATTGATCAGTTTGGCGAACTCAAGGCTGCGATCGCGATGGCAAATATGGCTTTTATACCCATGTGTTTCGCCTGAAAAAATGGATTCAGAAAGTGATTGATCAGTTTGGCGAACTC

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    27/705

    Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2014 (SNITI)

    Tuktuk-Samosir, 10 - 11 Oktober 2014

    7

    PRODUKSI ANTIBODI IgY PADA BURUNG PUYUH (COTURNIXCOTURNIX JAPONICUM)SEBAGAI BAHAN ANTIBODI SEKUNDER

    DALAM IMUNODETEKSI

    Salomo Hutahaean1dan Ade Candra21Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara,Jln. Bioteknologi No. 1,

    Kampus USU Medan 20155. Email:[email protected];2Fakultas Ilmu KomputerUniversitas Sumatera Utara Jl. Alumni No. 9 Kampus USU Medan 20155

    ABSTRAKProduksi antibodi IgY Coturnixanti-chickenpada burung puyuh telah dilakukan, sebagai bagian dari pembuatanantibodi sekunder sebagai salah satu reagen utama pada reaksi imunohistokimia. Tujuan jangka panjang penelitianadalah mengembangkan teknik imunodeteksi, khususnya imunohistokimia, yang sepenuhnya berbasis antibodiunggas (IgY) yang berbiaya lebih murah. Imunisasi burung puyuh (Coturnix coturnix japonicum) dilakukan dengancara menyuntikkan molekul utuh IgY yang diperoleh dari telur ayam. Imunisasi dilakukan beberapa kali dan kadarIgY telur diukur pada hari sebelum dan setelah imunisasi. Pada imunisasi pertama IgY yang dapat diekstrak daritelur sangat sedikit, akan tetapi setelah diberikan imunisasi penguat (booster) kadar IgY meningkat hingga akhirnyamencapai level tertinggi 70 mg per butir telur apabila ekstraksi dilakukan setelah boosterketiga. Antibodi IgY yangdiperoleh berpeluang dipasangkan dengan antibodi chicken anti c-Myc yang telah diproduksi sebelumnya sebagaiantibodi primer dan sekunder pada reaksi imunohistokimia deteksi protein c-Myc di jaringan. Secara keseluruhan,kadar antibodi yang dapat diperoleh lebih tinggi daripada antibodi IgG yang diproduksi pada hewan mamal.

    Kata Kunci: antibodi unggas, Coturnix, ekstraksi IgY, epitop, antigen sintetik

    0. PENDAHULUAN

    Antibodi adalah materi biologis aktif yangmampu mengenali dan mengikat secara spesifikmolekul yang menginduksi pembentukannya.

    Kespesifikan menjadi dasar aplikasi antibodi padasistem deteksi. Teknologi imunodeteksi telahberkembang dalam berbagai bentuk teknik danmetode untuk mendeteksi molekul sasaran secaraspesifik di jaringan atau cairan tubuh. Beberapadiantaranya adalah Western blot, imunohistokimia,ELISA, in-situ hibridisasi, immunogold, danimunofluoresen.

    Pada teknik-teknik imunodeteksi, penggunaanantibodi tunggal dengan sistem direct sudahdigantikan oleh sistem indirectyang menggunakan 2antibodi (primer dan sekunder). Pada sistem indirect

    label dikonjugasikan pada antibodi sekunder,kekuatan signal akan lebih besar karena lebih banyakmolekul yang membawa label terikat secara tidaklangsung pada posisi molekul target. Pada teknikyang menggunakan enzim sebagai label, agarkeberadaan atau letak molekul sasaran terdeteksi,kepada jaringan ditambahkan substrat dari enzimpelabel dan suatu senyawa kromogen yang akanberubah warna akibat reaksi enzimatis yang terjadi.

    Penyediaan antibodi primer dan antibodisekunder sangat penting dalam bidang imunodeteksi.Perkembangan riset ilmu hayati dan penggunaanteknologi imunodeteksi menyebabkan permintaan

    akan reagen meningkat, termasuk di dalamnyapermintaan akan antibodi. Saat ini, sebagian besar

    dari permintaan itu dipenuhi dengan cara impor.Upaya untuk memproduksi antibodi di dalam negeri,terkendala oleh peralatan dan biaya produksi yangtinggi.

    Antibodi-antibodi yang banyak dipasarkan saatini adalah antibodi yang diproduksi di tubuh hewanmamal. Antibodi tersebut diekstraksi dari darahhewan yang sebelumnya telah diimunisasi. Prosesekstraksinya relatif sulit dan produk yang dihasilkanpun sedikit. Akibatnya, harga antibodi menjadi sangatmahal. Selain itu, teknik produksi antibodi di tubuhhewan mamal belum dapat menghindarkan hewanpercobaan dari stres dan rasa sakit, baik stres dan rasasakit akibat penyuntikan imunogen dan adjuvan yangberulang-ulang, maupun penderitaan akibatpengambilan darah dalam volume besar untukekstraksi antibodi. Sebagai alternatif terhadap

    antibodi mamal beberapa peneliti mengusulkanpenggunaan antibodi unggas yang diekstraksi daritelur (IgY) (Polson, 1990; Schade et.al., 1996), dantelah dicoba dengan memproduksi sendiri antibodiIgY chicken anti-c-Myc (Hutahaean etal., 2012).

    Produksi antibodi sekunder merupakantantangan tersendiri dalam pengembangan sistemimunodeteksi yang sepenuhnya berbasis antibodiunggas. Oleh karena ayam telah dipilih sebagaisumber antibodi primer, unggas dari species yangberbeda harus dipilih sebagai sumber antibodisekunder. Dasar pemilihan yang utama adalah jarak

    taksonomisnya dengan ayam harus cukup jauhsedemikian hingga apabila protein dari ayamdigunakan sebagai imunogen dapat direspon oleh

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    28/705

    Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2014 (SNITI)

    Tuktuk-Samosir, 10 - 11 Oktober 2014

    8

    species pilihan tadi dalam bentuk responpembentukan antibodi. Kriteria berikutnya adalah,unggas harus mudah dipelihara, memiliki tingkatproduksi telur tinggi dan stabil dalam masa palingtidak dua bulan. Salah satu species unggas yang

    memenuhi kriteria di atas adalah burung puyuh(Coturnix coturnix japonicum). Dalam laporan inidisajikan hasil evaluasi terhadap produksi IgY padaburung puyuh dengan menggunakan molekul utuhIgY anti c-Myc yang diekstraksi dari telur ayamsebagai imunogen (bahan imunisasi).

    1. BAHAN DAN METODE1.1 Hewan Percobaan

    Hewan percobaan yang digunakan untukmenghasilkan antibodi sekunder adalah burungpuyuh (Coturnix coturnixjaponica). Burung puyuh

    betina berumur 30 hari, sehat, dan berat seragam (70-80 g) sebanyak 28 ekor diperoleh dari peternakunggas di daerah Pancurbatu, Sumatera Utara.

    1.2 Rancangan PenelitianPercobaan menggunakan rancangan acak lengkap

    dengan perlakuan dosis antigen yang terdiri atas: 0,25, 50, dan 75 l. Antigen dilarutkan di dalamakuabides hingga tercapai volume 75 l. Jenisantigen yang digunakan adalah IgY utuh (wholemolecule). Untuk setiap unit percobaan digunakan 7ekor burung puyuh yang dianggap sebagai ulangan.

    1.3 Imunisasi Burung PuyuhDua puluh delapan ekor burung puyuh

    dipelihara di dalam kandang, diberi pakan puyuhpetelur (Comfeed) dan air ledeng secara ad libitum.Imunisasi dilakukan seminggu setelah puyuh mulaibertelur. Antigen (dalam hal ini digunakan antibodiIgY) sejumlah 75 l diemulsi dengan volume yangsama Freunds Complete Adjuvant (PacificImmunotech.). Untuk perlakuan dengan konsentrasiyang lebih rendah, antigen diencerkan denganakuabides hingga 75 l larutan berturut-turutmengandung 50, 25, atau 0 l antigen. Untuk setiapperlakuan, volume adjuvan adalah sama yaitu 75 l.Imunisasi dilakukan dengan suntikan subkutan.Caranya, kulit burung di bagian dada diangkat lalususpensi disuntikkan miring hingga memasuki ronggadi bawah kulit. Imunisasi penguat (booster)dilakukan pada hari ke-7, 14, dan 21 setelahpemberian pertama, dengan volume emulsi yangsama, tetapi menggunakan Incomplete Freunds

    Adjuvan dan jumlah antigen setengah dari jumlahimunisasi yang pertama. Telur yang dihasilkandikumpulkan setiap hari, ditandai dan disimpan padasuhu 4C sampai digunakan. Telur yang dikumpulkansebelum imunisasi digunakan sebagai kontrol.

    1.4 Ekstraksi dan Pemurnian Antibodi

    Pemurnian antibodi menggunakan IgYEggsPress Purification Kit, prosedur kerja mengikutipetunjuk perusahaan (Gallus Immunotech Inc).

    Secara ringkas, kuning telur (yolk) dipisahkan dariputih telur menggunakan pemisah telur. Yolk laludibilas dengan air suling dan ditambahkan 5 volumeReagen A (4C) secara sangat perlahan sambil diaduksampai tercampur lalu dibiarkan selama minimal 2jam atau sampai dengan 24 jam pada suhu 4C.Suspensi disentrifus pada 10.000 X g selama 15menit pada suhu 4C. Supernatan dikumpulkan kedalam gelas kimia dan ditambahkan volume yangsama dari Reagen B (4C) sambil diaduk perlahanselama 2 menit. Selanjutnya, suspensi disentrifuspada 10.000 X g selama 15 menit pada suhu 4C.Setelah itu, supernatan dibuang dan diperoleh

    endapan IgY dengan kemurnian 90%. IgY dilarutkandi dalam PBS, disimpan di lemari es selama satutahun (atau lebih) tanpa kehilangan aktivitas.

    1.5 Penentuan Kadar Antibodi IgY

    Kuantifikasi produk dilakukan dengan bantuanalat spektrofotometer. Antibodi IgY diencerkan 20kali. Sebanyak 300 mikroliter antibodi diencerkandengan 5700 mikroliter PBS. Larutan dibagi kedalam dua cuvet, kemudian absorbansi keduanyadibaca masing-masing pada panjang gelombang 280nm. Hasil rerata dimasukkan dalam rumus untuk

    menentukan konsentrasi IgY (= rerata absorbansi X20 / 1,35) dalam satuan mg/ml. Sebagai blankodigunakan larutan PBS.

    2. HASIL PENELITIAN

    Hasil menunjukkan, kadar IgY kontrol (dosisperlakuan 0) adalah antara 1 hingga 2,5 mg/ml yolk,atau setara dengan 4-10 mg/telur (Tabel 1). Antibodiyang terdeteksi pada kelompok kontrol adalahantibodi yang secara alamiah dibentuk tubuh burungpuyuh, kemungkinan karena selama hidupnya unggasjuga terpapar dengan berbagai antigen. Dengan

    demikian antibodi pada kontrol tidak berkaitandengan antigen yang diinjeksikanpada percobaan.

    Telur-telur yang diperiksa pada hari ke-3 setelahimunisasi (H 10) menunjukkan kadar IgY tidakberbeda signifikan dengan kadar IgY kontrol(P>0,05), perbedaan antar dosis baru terlihat setelahimunisasi penguat diberikan (H17), itupun adalahpada perlakuan dosis antigen tinggi (50 l dan 75 l)dengan nilai berturut-turut 3,64 dan 4,3 mg/ml yolk(P>0,05 dibandigkan dengan kontrol). Setelahimunisasi peguat ke-2 diberikan (H24) kadar IgYterus meningkat pada kelompok perlakuan, dan kadartertinggi tercapai setelah imunisasi penguat ke-3(H31), yakni 7 mg/ml yolk pada perlakuan dosis 25l/ekor serta 17,4 mg/ml yolk dan 19,1 mg/ml yolk

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    29/705

    Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2014 (SNITI)

    Tuktuk-Samosir, 10 - 11 Oktober 2014

    9

    pada perlakuan dosis 50 dan 75. Antara keduaperlakuan terakhir ini tidak terdapat perbedaansignifikan (P>0,05) sehingga disimpulkan bahwadosis antigen 50 l/ekor adalah dosis terbaik danekstraksi IgY sebaiknya menggunakan telur yang

    diperoleh setelah imunisasi penguat ke-3, yang dalampenelitian ini adalah setelah puyuh bertelur satubulan.

    Kadar IgY yang diperoleh tersebut adalah setaradengan 70 mg/telur, kadar ini lebih tinggi daripadakadar yang diperoleh pada telur ayam pada penelitiansebelumnya, yaitu sebesar 50 mg/telur Hutahaean, etal., 2012). Perbedaan antara kedua penelitian adalahbahwa pada percobaan ayam digunakan antigensintetik spesifik berepitop tunggal dalam imunisasi,sedangkan pada percobaan puyuh ini digunakanmolekul utuh IgY sebagai imunogen dengan jumlah

    epitop yang lebih banyak. Imunogen berepitopbanyak diperkirakan akan mengaktifkan lebih banyakjenis sel B penghasil antibodi, sesuai dengan jumlahepitop dari imunogen yang disuntikkan, dan setelahimunisasi penguat diberikan tiap-tiap jenis sel B yangtelah teraktivasi tersebut akan menghasilkan antibodi,sehingga secara keseluruhan hasil antibodi yangdihasilkan juga menjadi banyak. Dari segikespesifikan, antibodi yang produksinya diinduksiimunogen berepitop banyak adalah kurang spesifikdibandingkan dengan antibodi yang diinduksi olehimunogen berepitop tunggal. Namun demikian, jenisantibodi yang lebih kompleks tersebut cocok

    digunakan untuk tujuan pengembangan antibodisekunder, karena akan mengikat antibodi primerpada berbagai titik.

    Tabel 1. Kadar IgY (mg/ml yolk) diekstraksi daritelur burung puyuh pada waktu yangberbeda-beda (H) setelah imunisasi denganprotein ayam

    Dosis antigen(l/ekor puyuh)

    Waktu ekstraksi

    H10 H17 H24 H31

    0 1,78 1,71 2,21 2,57a

    25 1,71 3,64 5,08 7,13b

    50 1,29 4,33 8,34 17,39c75 1,87 2,28 9,14 19,12c

    Keterangan:1. H: hari ke- setelah telur pertamadihasilkan2. Angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama

    pada kolom yang sama berarti perbedaan tidaksignifikan (P>0,05)

    Hasil antibodi IgY yang diperoleh menunjukkanbahwa tubuh burung puyuh menanggapi antibodianti-c-Myc yang disuntikkan pada imunisasi sebagaibahan asing dan direspon dalam pembentukanantibodi terhadapnya. Walaupun kedua species

    berasal dari familia yang sama (Galliiformes),tampaknya terdapat perbedaan molekuler yangcukup pada struktur antibodi ayam (chicken anti-c-Myc) yang digunakan sebagai imunogen denganstruktur yang dikenali sel-sel pembentuk antibodi

    pada tubuh burung puyuh, sehingga dikenali sebagaibenda asing. Dengan kata lain, terdapat jarak genetikyang cukup terpisah antara kedua species sehinggaprotein dari ayam direspon oleh tubuh burung puyuhsebagai benda asing. Penjelasan ini sejalan denganhasil penelitian Hosomichi et al. (2006) yangmenyatakan bahwa terdapat perbedaan wilayahstruktur major histocompatibility complex (Mhc)class IIB antara puyuh dengan ayam, yaitu wilayahtersebut memiliki fleksibilitas dan diversitas genomikyang lebih luas pada puyuh dibandingkan denganayam. Hasil yang diperoleh juga memiliki implikasiterdapat peluang untuk menyandingkan kedua jenis

    IgY dalam sistem imunodeteksi, yaitu menggunakanIgY ayam sebagai antibodi primer dan IgY puyuhsebagai antibodi sekunder. Peluang ini masih perludiuji secara empiris dengan cara memberi label padaIgY burung puyuh dan melakukan langkahimunohistokimia misalnya mendeteksi protein c-Mycdi jaringan mamal.

    DAFTAR PUSTAKAHosomichi, K., Takashi Shiina, Shingo Suzuki,

    Masayuki Tanaka, Sayoko Shimizu, ShigehisaIwamoto, Hiromi Hara, Yutaka Yoshida, JerzyK Kulski, Hidetoshi Inoko, and Kei Hanzawa.

    The major histocompatibility complex (Mhc)class IIB region has greater genomic structuralflexibility and diversity in the quail than thechicken.BMC Genomics. 2006; 7: 322.

    Hutahaean, S. Destriani Novita Hasibuan, HannaOmega Tobing, Rohana Simanjuntak, AnissaWilly Halimas, Tombak Antonius Pakpahan.2012. Pengaruh Dosis Peptida Sintetik sebagaiImunogen dalam Produksi Antibodi IgY anti-c-Myc pada Ayam Kampung (Gallus gallus).Prosiding Seminar Hasil-Hasi Penelitian, LPUSU, Medan.

    Polson, A. 1990. Isolation of IgY from the yolks ofeggs by a chloroform polyethylene glycolprocedure.Immunol Invest19: 253258.

    Schade,R., Christian Staak, Coenraad Hendriksen,Michael Erhard, Herbert Hugl, Guus Koch,Anders Larsson, Wolfgang Pollmann, Marcvan Regenmortel, Eric Rijke, Horst Spielmann,Harry Steinbusch and Donald Straughan. 1996.The Production of Avian (Egg Yolk)Antibodies: IgY The Report andRecommendations of ECVAM Workshop 211,2Reprinted with minor amendments from ATLA24: 925-934.

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    30/705

    Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2014 (SNITI)

    Tuktuk-Samosir, 10 - 11 Oktober 2014

    10

    SUMBER BENIH BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA L. AGGREGATUM GROUP)YANG DIPERDAGANGKAN DAN DITANAM DI SUMATERA UTARA

    Tumiur Gultom

    Jurusan Biologi FMIPA- Universitas Negeri Medan

    Jl. Williem Iskandar, Pasar V Medan Estate, Medan 20221, Sumatera Utara

    Telepon/Fax :

    E-mail: [email protected]

    ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui asal benih bawang merah ((Allium cepa L. Aggregatum Group) yangditanam di wilayah Sumatera Utara. Observasi dilakukan pada beberapa sentra penanaman bawang merah yaitu di

    Paropo, Onan Runggu, Tongging, dan Haranggaol serta beberapa pasar tempat penjualan benih bawang merah

    yaitu Pasar Sentral di kota Medan dan Onan Paropo di Silalahi Dairi. Observasi dilakukan pada bulan April 2012

    hingga April 2014. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara dengan pedagang (importir), pedagang

    eceran dan petani bawang serta observasi langsung ke lokasi penanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di

    Sumatera Utara terdapat benih bawang yang dari India, Srilanka, Philippina, Peking, Pakistan, Thailand, Brebes,

    dan lokal Samosir. Di Paropo ditanam bawang impor asal Srilanka, Philippina dan Thailand. Di Tongging ditanam

    bawang asal Jawa Tengah dan bawang lokal Samosir, di Onan runggu ditanam bawang asal Samosir demikian

    juga dengan di Haranggaol. Jenis bawang yang diperjualbelikan di Pasar Sentral berasal dari lokal dan impor. Di

    Pasar Paropo dijual jenis bawang lokal Samosir dan impor dari Thailand, Srilanka, Philippina dan Pakistan.

    Harga benih bervariasi ditingkat importir dan ditingkat petani yaitu dengan harga Rp 25.000 Rp 45.000 / kg.

    Produksi bawang merah impor asal benih Thailand dan Philipina lebih tinggi dibanding produksi varietas lokal

    Samosir, sementara benih asal Srilanka, produksi menurun bila pada musim panen, curah hujan tinggi. Informasi

    produksi benih asal Pakistan, India dan Peking tidak ada data.

    Kata Kunci: benih bawang merah, impor, lokal, produksi, pasar, sentra pertanian

    1. PENDAHULUANBawang merah merupakan salah satu

    komoditas sayuran unggulan nasional yang sejaklama diusahakan oleh petani secara intensif.Komoditas ini merupakan sumber pendapatan dankesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukuptinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah (Rp2,7 triliun/tahun) dengan potensipengembangan areal cukup luas mencapai 90.000ha .

    Benih merupakan masukan utama dalamagribisnis yang proses pengadaannya juga merupakankegiatan agribisnis dan sebagai bahan baku industripertanian. Dalam program sertifikasi benih, dipilahdalam kelas-kelas yaitu BS (Breeder Seed/Benih

    Penjenis), FS (Foundation Seed/Benih Dasar), SS(Stock Seed/Benih Pokok), dan ES (ExtensionSeed/Benih Sebar). Pemilahan kelas-kelas benihtersebut didasarkan pada tingkat kemurnian benihsecara genetis dan tingkat/kelas penangkar benihyang berhak memproduksinya.

    Benih merupakan salah satu faktor yangmenentukan tinggi rendahnya hasil bawang merah.Benih dipilih dari umbi hasil pertanaman untukkonsumsi yaitu umbi-umbi yang berukuran kecil (4-5g/umbi) agar kebutuhan benih tidak terlalu banyakPada umumya benih yang digunakan oleh petaniadalah umbi-umbi yang berasal dari pertanaman

    konsumsi tanpa melalui seleksi, tetapi umbi-umbi itutelah disimpan dalam waktu sekitar 3 bulan . Hal inidikarenakan kalau membeli benih benih bermutu

    harganya jauh lebih mahal, sampai 4-5 kali hargabawang konsumsi. Dengan keadaan terpaksa petani

    menggunakan benih seadanya yang sangat bervariasi,dari berat 5 gram sampai 15 gram/umbi, sehinggakebutuhan benih berkisar antara 0,6-1,4 ton/hasehingga biaya produksi semakin tinggi.Bawangmerah (Allium ascalonicum L.) merupakan sayuranumbi yang multiguna, dapat digunakan sebagaibumbu masakan, sayuran, penyedap masakan, disamping sebagai obat tradisional karena efekantiseptik senyawa anilin dan alisin yangdikandungnya (Rukmana, 1994). Bahan aktif minyakatsiri bawang merah terdiri dari sikloaliin, metilaliin,kaemferol, kuersetin, dan floroglusin (Muhlizah danHening-S, 2000). Bawang merah termasuk dalam

    divisi Spermatophyta, sub divisi Angiospermae, kelasMonocotyledonae, ordo Liliales, familia Liliaceae,genus Allium, spesies Allium ascalonicumL.,sinonim Allium cepa var. ascalonicum.Tanamanini dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik didataran rendah sampai dataran tinggi, hinggaketinggian +1.100 m dpl. Namun produksi terbaikdihasilkan di dataran rendah (0-500 m dpl), bersuhu25-32C, pH tanah antara 5,5-6,5, dan mendapat sinarmatahari +70% (Rukmana, 1994; Wibowo, 1991).Rata-rata produksi bawang merah nasional saat inimasih rendah. Padahal iklim, musim dan lahan diIndonesia memungkinkan budidaya tanaman ini

    secara besar-besaran, khususnya di pulau Jawa.Rendahnya daya produksi bawang merah antara laindisebabkan karena sedikitnya kultivar-kultivar unggul

  • 7/25/2019 Prosiding-SNITI-Tahun-2014.pdf

    31/705

    Seminar Nasional Inovasi dan Teknologi Informasi 2014 (SNITI)

    Tuktuk-Samosir, 10 - 11 Oktober 2014

    11

    dan proses pengolahan pertanian yang kurang baik(Rukmana, 1994; Wibowo, 1991). Kultivar-kultivarunggul dapat diperoleh melalui pemuliaan tanaman,diantaranya mutasi dan prosedur transgenik.

    Di Indonesia, tanaman bawang merah (Allium

    cepa var. ascalonicum) banyak dibudidayakan didaerah dataran rendah yang beriklim kering dengansuhu agak panas dan cuaca cerah. Musim tanambiasanya pada bulan April dan Oktober. Produksibawang merah sampai saat ini memang belumoptimal dan masih tercermin dalam keragaman carabudidaya tempat bawang merah(Allium cepa var.ascalonicum) diusahakan (Sartono dan Suwandi,1996).

    Provinsi penghasil utama bawang merah(Allium cepa var. ascalonicum) (luas panen > 1.000ha/tahun) diantaranya adalah Sumatera Utara,Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY,

    Jawa Timur, NTB, dan Sulawesi Selatan. Selamaperiode 1989-2003, pertumbuhan produksi rata-ratabawang merah (Allium cepa var. ascalonicum)adalah sebesar 3,9% per tahun, dengankecenderungan pola pertumbuhan yang konstan.

    Estimasi permintaan domestik tahun 2010mencapai 976.284 ton yang terdiri dari konsumsi824.284 ton, benih 97.000 ton, industri 20.000 tondan ekspor 35.000 ton. Analisis data ekspor-impor2006-2010 mengindikasikan bahwa selama periodetersebut Indonesia adalah impotir bawang merah(Allium cepa var. ascalonicum), karena volumeekspor untuk komoditas tersebut secara konsisten

    selalu lebih rendah dibandingkan volume impornya.Ekspor Indonesia dalam bentuk bawang segar/beku,bawang goreng, vinegar dan acetic acid. Imporbawang merah disamping dalam bentuk bawangsegar/beku, lebih dominan dalam bentuk benih. Darisegi volume, jumlah impor 10 kali lebih tinggidibandingkan ekspor (Erytrina, 2013).

    Salah satu unsur penunjang keberhasilanusaha produksi bawang merah (Allium cepa var.ascalonicum) adalah penggunaan benih bermutu.Benih merupakan komponen teknologi yangsignifikan meningkatkan produksi bawang merah,karena itu penciptaan varietas diprioritaskan pada

    perbaikan hasil, daya tahan terhadap hama danpenyakit, dan memiliki adaptasi tinggi terhadapagroekosistem wilayah setempat. Petani bawangmerah menggunakan bermacam-macam varietas baikyang lokal maupun impor. Beberapa varietas lokalyang dominan ditanam adalah Kuning Tablet, BimaCurut, Bima Juna, Batu, Bima Karet, Medan, Tuk-tukdan Sumenep. Benih impor didatangkan dari Filipina,Vietnam dan Thailand (Erytrina, 2013).

    Saat ini kondisi perbenihan bawang merah(Allium cepa var. ascalonicum) di Indonesia perlumendapatkan perhatian yang lebih serius. Hal inikarena petani masih menggunakan benih asal-asalandan tidak bersertifikat sehingga benih yang digunakankurang bermutu (Santoso, 2008). Ketersediaan bibit

    bawang merah (Allium cepa var. ascalonicum)mengalami kesulitan karena keterbatasan varietaslokal yang ada, karena petani lebih memilih untukmengembangkan varietas asal impor, seperti varietasimpor Thailand dan Pakistan yang ukurannya lebih

    besar, kandungan airnya lebih banyak serta warnanyalebih pucat, sementara aromanya jauh lebih rendahdibandingkan bawang merah (Allium cepa var.ascalonicum) varietas lokal. Meski demikian, bawangmerah varietas ini dinilai lebih tahan terhadapserangan hama bawang sehingga banyak ditanampetani (Basuki, 2005).

    Benih bawang merah (Allium cepa var.ascalonicum) yang diimpor dari Thailand, Vietnamdan Filipina dikhawatirkan mengandung organismepengganggu tanaman karantina (OPTK) yang tidakada di Indonesia. Dari hasil pemeriksaan yangdilakukan tim dari karantina didapati bawang merah

    impor dari Thailand mengandung 15 organismepengganggu tanaman karantina yang tidak ada diIndonesia. Sebanyak 15 organisme pengganggutanaman karantina serupa juga didapati pada benihbawang merah impor asal Philipina sedangkan asalVietnam mengandung 12 organisme pengganggutanaman karantina (OPTK) yang tidak ada diIndonesia ( Anonim1,2014).

    1.1 TUJUAN

    Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahuisumber (asal) benih, harga benih yangdiperdagangkan dan ditanam di Sumatera Utara serta

    informasi pertumbuhan dan produksinya.

    2. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Botani dan Morfologi Bawang Merah.

    Bawang Merah (Allium cepa var.ascalonicum) merupakan sayuran umbi yang cukuppopuler di kalangan masyarakat, selain nilaiekonomisnya yang tinggi, bawang merah jugaberfungsi sebagai penyedap rasa dan dapat jugadigunakan ebagai bahan obat tradisional atau bahanbaku farmasi lainnya.

    Deskripsi dari bawang merah (Allium cepavar. ascalonicum), habitus termasuk herba, tanaman

    semusim, tinggi 40-60 cm. Tidak berbatang, hanyamempunyai batang semu yang merupakan kumpulandari pelepah yang satu dengan yang lain. Berumbilapis dan berwarna merah keputih-putihan. Dauntunggal memeluk umbi lapis, berlobang, bentu lurus,ujung runcing. Bunga majemuk, bentuk bongkol,bertangkai silindris, panjang 40 cm, berwarna hijau,benang sari enam, tangkai sari