kumpulan laporan hasil penelitian tahun …digilib.batan.go.id/e-prosiding/file...

24
KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004 ISBN.978-979-99141-2-5 STUDI GEOLOGI MINERALISASI U DI DAERAH MENTA W A DAN SEKIT ARNY A, KALIMANTAN TENGAH (P2BGGN/PGN/TPBGN/P 103/2004) Oleh : Lilik Subiantoro, Ngadenin, Kurnia SW, P. Widito ABSTRAK STUDI GEOLOGI DAN MINERALISASI U DI DAERAH MENTA W A DAN SEKITARNYA, KALIMANTAN TENGAH. Geologi uranium di daerah Mentawa secara sektoral telah diketahui dari hasil prospeksi tahun 1970-1976 yang dilakukan oleh BAT AN- CEA dan kemudian dilanjutkan kembali oleh BAT AN. Hasil penelitian tiap sektor dilaporkan secara tematik dan belum terpadu. Dalam rangka menunjang sistesis geologi Cekungan Luar Kalan, maka perlu menyusun sintesis geologi daerah Mentawa dan sekitamya dengan cara kompilasi data yang sudah ada dari penelitian terdahulu. Tujuan adalah mendapatkan sintesis geologi khususnya pengetahuan geologi dan mineralisasi U di sektor Mentawa. Geologi daerah Mentawa dan sekitamya didominasi oleh batuan malihan yang diterobos oleh granit. Batuan malihan tersebut dapat disebandingkan dengan batuan malihan Pinoh yang berumur Perm, membentuk lipatan rebah dengan sumbu NW -SE dan tersesarkan secara intensif. Secara umum mineralisasi U dikenali sebagai uraninit bersama sama dengan monasit dalam bentuk urat. Kadar U batuan dari channel sampling menunjukkan kadar rata-rata 408,59 ppm. Mineralisasi U terjadi dalam perangkap struktur geologi berupa kekar terbuka di sekitar zona puncak lipatan bersumbu NW-SE produk dari tektonik regional Schwaner, berarah N120E yang terjadi pada Perm-Trias. Proses pembentukan uranium akibat adanya larutan sisa magma dari intrusi granit Yura-Kapur dan mineralisasi terakulmulasi dalam fraktur terbuka pada batuan metamorf Mentawa. Berdasarkan karakter radioaktivitas dan petrografis, granite Mentawa sebanding dengan granit Sukadana dan mencirikan sebagai sumber uranium dari cebakan Mentawa. Prospek keterdapatan uranium di Mentawa mengikuti zona sebaran gran it yaitu sekitar N120E. Kata kunci Geologi, Mineralisasi U, Mentawa, Kalimantan Tengah. ABSTRACT STUDY ON GEOLOGY AND URANIUM MINREALIZATION AT MEN TAW A AND IT SURROUNDINGS, CENTRAL KALIMANTAN. Uranium geology of Mentawa Area have been studied since 1970 until 1976 done by BAT AN-CEA and than is continued by BAT AN. The study was reported as thematic study and has not been integrated yet. In order to support geologic synthesis of Out side of Kalan Area it is necessary to study geology of Mentawa and its surrounding Area by compiling the existing geological data of previous research to construct a geological synthesis of Mentawa Area. The synthesis target is to obtain geological and mineralization knowledge of Mentawa and it surroundings. Mentawa geologically consists of predominated by metamorphic rocks facies that intrude by granite massive. Metamorphic rock of Mentawa is proportional to Pinoh metamorphic that Permian age, forming a recumbent fold with axis NW-SE trending 270 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN

Upload: others

Post on 27-Dec-2019

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004 ISBN.978-979-99141-2-5

STUDI GEOLOGI MINERALISASI U DI DAERAH MENTA W A DAN

SEKIT ARNY A, KALIMANTAN TENGAH

(P2BGGN/PGN/TPBGN/P 103/2004)

Oleh : Lilik Subiantoro, Ngadenin, Kurnia SW, P. Widito

ABSTRAK

STUDI GEOLOGI DAN MINERALISASI U DI DAERAH MENTA W A DAN

SEKITARNYA, KALIMANTAN TENGAH. Geologi uranium di daerah Mentawa secarasektoral telah diketahui dari hasil prospeksi tahun 1970-1976 yang dilakukan oleh BAT AN­CEA dan kemudian dilanjutkan kembali oleh BAT AN. Hasil penelitian tiap sektor dilaporkansecara tematik dan belum terpadu. Dalam rangka menunjang sistesis geologi Cekungan LuarKalan, maka perlu menyusun sintesis geologi daerah Mentawa dan sekitamya dengan carakompilasi data yang sudah ada dari penelitian terdahulu. Tujuan adalah mendapatkan sintesisgeologi khususnya pengetahuan geologi dan mineralisasi U di sektor Mentawa. Geologidaerah Mentawa dan sekitamya didominasi oleh batuan malihan yang diterobos oleh granit.Batuan malihan tersebut dapat disebandingkan dengan batuan malihan Pinoh yang berumurPerm, membentuk lipatan rebah dengan sumbu NW -SE dan tersesarkan secara intensif.Secara umum mineralisasi U dikenali sebagai uraninit bersama sama dengan monasit dalambentuk urat. Kadar U batuan dari channel sampling menunjukkan kadar rata-rata 408,59 ppm.Mineralisasi U terjadi dalam perangkap struktur geologi berupa kekar terbuka di sekitar zonapuncak lipatan bersumbu NW-SE produk dari tektonik regional Schwaner, berarah N120Eyang terjadi pada Perm-Trias. Proses pembentukan uranium akibat adanya larutan sisamagma dari intrusi granit Yura-Kapur dan mineralisasi terakulmulasi dalam fraktur terbukapada batuan metamorf Mentawa. Berdasarkan karakter radioaktivitas dan petrografis, graniteMentawa sebanding dengan granit Sukadana dan mencirikan sebagai sumber uranium daricebakan Mentawa. Prospek keterdapatan uranium di Mentawa mengikuti zona sebaran gran ityaitu sekitar N120E.

Kata kunci Geologi, Mineralisasi U, Mentawa, Kalimantan Tengah.

ABSTRACT

STUDY ON GEOLOGY AND URANIUM MINREALIZATION ATMEN TAW A AND IT SURROUNDINGS, CENTRAL KALIMANTAN. Uraniumgeology of Mentawa Area have been studied since 1970 until 1976 done by BAT AN-CEAand than is continued by BAT AN. The study was reported as thematic study and has notbeen integrated yet. In order to support geologic synthesis of Out side of Kalan Area it isnecessary to study geology of Mentawa and its surrounding Area by compiling the existinggeological data of previous research to construct a geological synthesis of Mentawa Area.The synthesis target is to obtain geological and mineralization knowledge of Mentawa andit surroundings. Mentawa geologically consists of predominated by metamorphic rocksfacies that intrude by granite massive. Metamorphic rock of Mentawa is proportional toPinoh metamorphic that Permian age, forming a recumbent fold with axis NW-SE trending

270 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN

Page 2: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2(J(}4 ISBN .978-979-99141-2-5

and intensive faults. Uranium mineralization identiiied as uraninite associated with monazite

as a vein type mineralization. Uranium grade within the channel sampling is about 408.59ppm. The uranium is trapped in geologic structures of open fractures around the culminationofNW-SE fold axis products ofSchwaner Regional Tectonics ofN120oE, that occur at firstphase of Permian-Triassic Tectonic Era. Uranium process took place that affected by latemagmatic granite of Yurasic-Cretaceous Era and it accumulated within opened fracture atthe Mentawa Metamorphics. Based on the radioactivity and petrographic character Mentawagranite is comparable to Sukadana granite and it represent to the uranium source of theMentawa deposits. Uranium Prospect Area was predicted following to the trend of graniteintrusion body is about N 120 E.

Key words. Geology, U mineralization, Mentawa, Central Kalimantan.

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN 271

Page 3: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

ISBN.978-979-99141-2-S

Eksplorasi bahan galian U telah dilakukan di Kalimantan Barat terutama di Cekungan

dan luar Cekungan Kalan. Khususnya di S. Mentawa (No Kode 17/07/02), Kabupaten

Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah disimpulkan merupakan salah satu daerah yang

dianggap cukup prospek (I).

Dari hasil penyelidikan terse but diatas, dikenali adanya indikasi keberadaan U berupa

anomali radioaktivitas pada singkapan dan bongkah batuan metalanau antara 500 - 15.000 cis

serta batuan granit mencapai >15000 cis.

Prospeksi detil yang dilakukan pada tahun 1994 (2) mengenali adanya lokasi anomali

radioaktivitas bemilai 1000 - lebih besar 15.000 cis pada batuan metalanau atau dengan

kadar U total batuan berkisar antara 157,75 - 3.855 ppm.

Hasil pemetaaan geologi di Mentawa Barat memperlihatkan bahwa daerah tersebut

tersusun oleh litologi berupa filit, metalanau, terobosan tonalit dan granit. Keberadaan

mineralisasi U berasosiasi dengan turmalin, kuarsa dan mineral sulfida mengisi fraktur

WNW - ESE pada batuan metalanau (3).

Prospeksi sistematik di bagian timur yang dilakukan pada tahap selanjutnya

mengenali adanya sekis, metalanau dan batuan terobosan tonal it dan granit sebagai batuan

penyusunnya. Batuan tersebut telah terfrakturasi dengan arah NE - SW adan N - S.

Keberadaan mineralisasi dikenali pada batuan metalanau dengan nilai radioaktivitas

500 - > 15.000 cis (4).

Prospeksi sistematik yang dilakukan di kedua daerah tersebut menyatakan bahwa

keberadaan mineralisasi U mengisi bukaan sejajar S1 berarah WNW - ESE berbentuk lensa,

berupa uraninit yang tidak berkaitan dengan intrusi granit.

Berdasarkan hasil ketiga penelitian di atas dapat disimpulkan adanya suatu perbedaan

tentang "perangkap" mineralisasi. Disatu pihak menyatakan fraktur sebagai perangkap dan di

pihak lain adalah bukaan sejajar S 1 sebagai perangkap mineralisasi U, sehingga secara tegas

belum dapat ditentukan kontrol mineralisasi U.

272 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN

Page 4: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN ](J(J4 ISBN.978-979-99141-2-5

Hasil penelitian terdahulu terse but diatas secara keseluruhan masih merupakan

penelitian bersifat tematik dan masih dalam kondisi terpisah-pisah. Berdasarkan hal tersebut

dan dalam rangka menunjang penyusunan sintesis geologi secara terpadu dan terintegrasinya

pengetahuan geologi dan mineralisasi U di Kalimantan Barat diperlukan pengkajian (review)

geologi mineralisasi U khususnya di daerah Mentawa dan sekitarnya.

Untuk dapat menyelesaikan permasalahan terse but pendekatan yang dilakukan adalah

pengkajian terhadap hubungan perangkap mineralisasi U dengan pola atau model tektonik

yang berkembang di daerah tersebut baik secara lokal atau regional.

1.2. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai adalah perolehan pengetahuan terpadu tentang geologi dan

mineralisasi U di daerah Mentawa, Kalimantan Tengah dan lebih lanjut dapat memberikan

saran tentang daerah prospek U yang berpotensi untuk ditindak lanjuti ke tahap eksplorasi

bawah permukaan atau guna pengembangan wilayah prospeksi di sekitamya.

II. LINGKUP KEGIATAN

Untuk dapat mencapai tujuan diatas kegiatan yang dilakukan adalah pengkaj ian

ulang aspek-aspek geologi , melingkupi :

1. Inventarisasi dan konfirmasi data sekunder terkait,

2. Evaluasi geologi secara partial terhadap data sekunder yang meliputi aspek litologi,

tektonik, dan karakter mineralisasi U,

3. Inventarisasi, analisis, dan pengolahan ulang sebagian data lapangan maupun data

laboratorium.

4. Interpretasi hasil analisis dan mensintesiskan kondisi geologi U di daerah Mentawa

secara terpadu,

5. Penyajian hasil akhir, meliputi penggambaran dan pelaporan.

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOCI NUKLIR-BATAN 273

Page 5: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004 ISBN.978-979-99141-2-5

III. HASIL DAN BAHASAN

111.1. Geolol~i umum

Daerah Mentawa secara administratif termasuk dalam wilayah desa Tanjung Paku,

Kecamatan Tumbang Manjul, Kabupaten Kota Waringin Timur, Kalimantan Tengah

(Gambar 1). Keberadaan topografi daerah Mentawa merupakan bagian dari perbukitan

berlereng ter:jal dan termasuk dalam kawasan HPH, PT Sari Bumi Kusuma.

/

".."""''--'~<

112'

112'I

[I'

113

2'113'

13.5 27 Km

u!()

o Daerah Kajian

\.

iI/

\\I/

I 111·

10

I

I

I

I 1\", \

Ii!

!

I

I,!,!ij 1-<:

!iIIIi

I

I

II12' ;

i 111-

Gambar 1. Peta Lokasi Daerah Kajian

274 PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR·BA TAN

Page 6: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HAS/L PENELITIAN TAIIUI\' 2(J()4 ISBN.978-979-99 t 4 t -2-5

Fisiografi daerah Mentawa termasuk dalam jalur lereng utara pegunungan Schwaner,

didominasi oleh batuan malihan yang telah terlipat dan tersesarkan. Geologi regional daerah

Mentawa menempati kelompok satuan batuan malihan Pinoh, berumur Trias - Yura. Batuan

penyusun berupa sekis kuarsa, filit, batusabak, batutanduk dan beberapa tufa termalihkan.

Keberadaan batuan malihan tersebut diterobos oleh kelompok batuan tonalit Sepauk

berumur Kapur yang terdiri dari tonalit, granodiorit hornblende biotit, diorit, granodiorit,

monzo diorit dan diorit kuarsa (5).

Penelitian bahan galian U di Kalimantan Barat dimulai sejak Th. 1970 - 1979 oleh

BATAN-CEA , dengan sasaran utama cekungan Kalan. Daerah Kalan dan sekitamya

merupakan sebaran batuan malihan berumur Perm - Trias. Sebaran utama batuan malihan

disebut sebagai "Basement metamorphic" (5), diintrusi oleh batuan granit bersifat alkali yang

dikenal sebagai Granit Sukadana.

Berdasarkan derajat dan tingkat malihannya, BAT AN-CEA, 1977 , membagi batuan

malihan menjadi dua kelompok yaitu: seri malihan atas yang terdiri dari batuan malihan,

batuan volkano sedimenter dan batuan kristalin dan batuan seri malihan bawah terdiri dari

metasilt, migmatit, kuarsit, hornfels dan batuan granit. Di dalam batuan-batuan tersebut

terdapat mineralisasi U (I).

Menurut CEA - SATAN, 1977; U berasal dari formasi jalur vulkanik Semitau (andesit

dan dasit). Aktivitas vulkanik tersebut menghasilkan batuan rombakan berupa batupasir

halus, batulanau dan batulempung. Batuan-batuan tersebut kemudian diendapkan di dalam

dan luar cekungan. Bersamaan dengan pengendapan batuan tersebut disertai juga dengan

aktivitas vulkanik (andesit, riodasit, ignimbrit) yang menghasilkan formasi batuan vulkano

sedimenter. Proses pelipatan, metamorfosa dan granitisasi (Perm - Trias Bawah),

menyebabkan terjadinya proses anateksis dari elemen rombakan yang menghasilkan batuan

tonal it dan diorit dalam antiklinorium bersumbu (N 1200 E), yang disertai dengan

pembentukan batuan malihan.

Erosi dari batuan vulkanik tersebut menghasilkan formasi kaya elemen metal seperti U,

Mo, Cu, Fe, F, P, B yang berasal dari batuan vulkanik asam danjuga Ni serta Co berasal dari

batuan vulkanik basa.

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN 275

Page 7: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENEL/TIAN TAHUN 2004 ISBN.978-979-99141-2-5

Proses pelipatan, granitisasi dan metamorfosa yang kedua terjadi pada jaman Yura yang

dicirikan oleh pelipatan N 50° - 70° E. Metamorfosa tahap kedua ini disertai oleh kegiatan

intrusi batuan alkali atau alkali granit yang berasosiasi dengan fluida bermineralisasi (kaya

boron dan fluor) melarutkan dan mengendapkan U pada bagian atas dinding batuan dan

fraktur bukaan sebagai endapan tipe vein (1).

Perkembangan kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh P2BGGN - BATAN,

menyatakan bahwa mineralisasi U tidak hanya terdapat pada batuan malihan namun dijumpai

juga pada batuan granit (Mentawa, Dendang Arai - Tanah Merah). Kondisi tersebut

menunjukkan bahwa gran it tidak hanya bersifat memperkaya tetapi juga berperan sebagai

batuan induk pembawa U (\).

III.2.Gcologi Dacrah Kajian

Kondisi geologi daerah studi secara umum merupakan sebaran batuan malihan yang

telah terlipat, tersesarkan dan terintrusi oleh batuan beku (Gambar 2a dan 2b), kondisi

geologi daerah kajian tersebut diuraikan seperti berikut ini :

a. Litologi

Dari hasil evaluasi memperlihatkan bahwa litologi penyusun utama berupa sekis dan

kuarsit yang secara stratigrafi memperlihatkan hubungan perubahan fasies. Keberadaan

batuan-batuan tersebut telah terintrusi oleh granit dan diorit. Karakteristik dari setiap batuan

tersebut adalah seperti berikut ini :

• Sekis biotit; berwama kelabu terang, dalam keadaan lapuk berwama coklat

kemerahan, berstruktur foliasi dengan sekistositas berkembang baik, bertekstur

lepidoblastik-nematoblastik, berbutir halus, tersusun oleh mineral biotit, muskovit,

serisit,kuarsa felspar,andalusit, apatit, monazit, zircon dan silimanit.

Pada batuan sekis tersebut terlihat gejala alterasi hidrothermal yang diperlihatkan oleh

kehadiran sebagian mineral felspar terubah menjadi epidot dan biotit menjadi klorit

atau serisit. Dari hasil prospeksi detil dinyatakan bahwa batuan ini termasuk dalam

fasies sekis hijau.

276 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLlR-BATAN

Page 8: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HAS!L PENELITIAN TAHUN ]()()4 ISBN.978-979-99 141-2-5

Kehadiran mineral silimanit memmjukan adanya pengaruh proses malihan akibat

intrusi bertemperatur tinggi (500° C - 7000 C) (6). Batuan sekis mempunyai

radioaktivitas antara 100 - 150 cis, secara umum penyebaran batuan ini mengapit

batuan kuarsit.

• Kuarsit biotit; Berwarna kelabu gelap-terang, bertekstur granoblastik dengan ukuran

butir 0,05-0,65 mm terdiri dari mineral kuarsa, felspar, biotit, serisit, muskovit, klorit,

zircon, epidot, turmalin dan mineral opak Keberadaan mineral felspar sebagian telah

teralterasi menjadi mineral epidot dan lempung. Mineral biotit sebagian terubah

menjadi serisit atau klorit.

Radioaktivitas batuan ini adalah 100-200 cis dan pada bagian kontak dengan intrusi

granit menunjukkan kenaikan nilai mencapai 1000 cis. Mineral biotit kadang-kadang

menunjukkan gejala pleokroik halo dan dari hasil analisis mineragrafi menunjukkan

adanya mineral uraninit yang ditunjukkan oleh kenampakan auto radiografi positip.

Batuan kuarsit tersebar secara memanjang dengan arah NW - SE diapit oleh sebaran

batuan sekis.

• Tonalit; berwarna kelabu gelap, mempunyai tekstur holokristalin, ukuran butir kurang

lebih 1 mm dengan bentuk kristal sub - anhedral. Mineral penyusun terdiri dari

kuarsa, ortoklas, plagioklas (Ano 44-64) berstruktur zoning dan sebagian telah

terubah menjadi mineral serisit dan epidot, biotit, klorit,apatit, hornblende dan mineral

opak. Satuan batuan ini menerobos batuan sekis maupun kuarsit dicirikan oleh

terdapatnya xenolit batuan malihan dalam tubuh tonal it. Secara regional satuan batuan

tonalit termasuk dalam kelompok batuan beku Sepauk berumur Kapur (5).

• Granit; berwarna kelabu terang-kemerahan, mempunyai tekstur holokristalin,

hipidiomorfik-panidiomorfik dengan ukuran butir 0,1-5 mm, mineral penyusun terdiri

dari : kuarsa, ortoklas berstruktur pertit dan graphik, biotit, muskovit, epidot, zirkon,

monazit, klinozoisit dan mineral opak. Radioaktivitas rata-rata 90 cis dan ada yang

mencapai 500 cis.

Keberadaan granit di daerah Mentawa ini mempunyai karakteristik radioaktivitas

relatiftinggi, dari hasil analisis kadar U total mcnunjukkan kadar 9,25 ppm. Secm'a

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN 277

Page 9: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004 ISBN.978-979-99141-2-S

mikroskopis dapat dikenali adanya contoh granit mengandung pleokroik halo yang

berintikan mineral uraninit. Berdasarkan karakteristik fisiknya, batuan granit yang

terdapat di Mentawa dapat disebandingkan dengan granit Sukadana termasuk dalam

"Christaline Schwaner Mountain" (5).

Secara fisik batuan granit Sukadana berwarna terang, pink mengandung kristal

euhedral dari mineral kuarsa dan felspar, dengan komposisi kuarsa (30 %), plagioklas:

andesin oligoklas (10-60 %). Strukturnya pertit, antipertit dan graphik.

Dari 17 contoh yang diambil dari Mentawa, menunjukkan komposisi Si O2 rata-rata

46,78 %. Kadar lumpur sungai yang diambil dari lokasi singkapan granit

menunjukkan nilai relatif tinggi unsur-unsur Th, U, U30S, Zr, Ce, Nb, Mn, dan W

dan detenninasi umur isotop potasium argon menunjukkan umur Kapur Akhir (5).

Dari kesebandingan diatas dapat diperkirakan bahwa granit Mentawa tennasuk

kelompok granit Sukadana berumur Kapur Akhir yang berpotensi sebagai sumber U

dan atau mobilisator unsur U batuan sekitarnya.

b. Struktur Geologi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terduhulu (1,2,3,4,7 ) menyatakan bahwa

sektor Mentawa telah terpengaruh oleh proses tektonik regional berupa pelipatan yang

dicirikan oleh adanya sekistositas dan frakturasi yang intensif.

Lipatan

Keberadaan lipatan di sektor Mentawa tercermin oleh kedudukan perlapisan dengan

kemiringan ke arah NE sebesar 50° - 60° di bagian timurlaut dan 70° - 80° di bagian

baratdaya. (Gambar 2a).

Secara umum dapat dijumpai bidang foliasi pada batuan sekis dengan kemiringan sub

vertikal. Analisis data struktur menggunakan stereogram proyeksi "Wulf'pandangan atas

dapat direkonstruksikan suatu lipatan berupa antiklin tidak simetri.

Hasil analisis sumbu liniasi lipatan berdasarkan perpotongan bidang perlapisan dan

sekistositas dapat dikenali bahwa kedudukan umum sumbu lipatan menunjukkan

278 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLlR-BATAN

Page 10: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2()()4 ISBN.978-979-99141-2-5

penunjaman dengan arah yang tidak beraturan ke arah NW dan SE, hal terse but menunjukkan

bahwa sumbu liniasi lipatan telah terpengaruh oleh produk tektonik berikutnya (Gambar 3a,

3b, 3e dan 3d). Satu lokasi dengan kondisi singkapan baik adalah di CG.6 dengan indikasi

sumbu tektonik menunjam 250 kearah N 1250 E (Gambar 3e dan 3f) (6).

Frakturasi

Data hasil dari penelitian terdahulu dapat dikenali bahwa di sektor Mentawa telah

berkembang famili-famili fraktur seperti di bawah ini :

1. Fraktur NE-SW; Fraktur kelompok ini diperkirakan sebagai hasil perkembangan gaya

pembentuk lipatan WSW-ENE seeara efektif telah berkembang sebagai sesar

mendatar dekstral yang sebagian telah teraktifkan menjadi sesar normal.

2. Fraktur N-S; merupakan sesar mendatar dekstral yang sebagian dari padanya telah

aktif berkembang sebagai sesar normal.

3. Fraktur NNW-SSE; telah berkernbang sebagai sesar rnendatar sinistral yang telah

berkembang efektif sebagai sesar normal.

4. Fraktur NW -SE; fraktur ini pada umumnya telah terisi oleh mineralisasi, pemmkaan

fraktur pada umumnya kasar, lebar bukaan meneapai 60 em (telah terisi rnineralisasi),

fraktur pada umumnya teramati dalam keadaan lurus (> 5 rn), kedudukan fraktur ini

pada umumnya relatif sarna. Hasil analisis menunjukkan kedudukan umum N 3200 E /

subvertikal, kedudukan fraktur ini pada stereogram analisis terlihat dikontrol oleh

surnbu liniasi lipatan. (Gan1bar 3). Diperkirakan bahwa fraktur tersebut rnerupakan

longitudinal fraktur yang berkembang pada tahap pembentukkan lipatan, sehingga

dapat diinterpretasikan bahwa perangkap mineralisasi berupa fraktur terbuka yang

dikontrol oleh sumbu lipatan.

PLJSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NLJKLlR-BATAN 279

Page 11: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004

Keter,mgan

JlUIS dan Keniring.m1''lJism} I).)tl~m

Sekistosit.1S

Patah.m norm11

ISBN.978-979-99141-2-S

Patahan men<L1t•• dekstml

Stll\<Jai

[I b.nl oleh P. Wdlo. 15 Marel05

280

Gambar 2a. Peta Geologi Daerah Mentawa

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN

Page 12: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN NASIL PENELlTlAN TAHUN ](J(J4 ISBN.978-979-99141-2-S

(HE)

KETERANGAN

D

Iat •.

Gambar 2b. Penampang Geologi Daerah Mentawa

~ Ton.llf

~':''''>ltOibuat oleh P. Widito

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN 281

Page 13: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TABUN 2004 ISBN.978-979-99141-2-5

w

N

s

S. UJang

E w

N

S

Jalan Bull

E

Gambar Ja. Stereogram Analitik dan SiklografikKedudukan Bidang 50 dan S·t di ­Lokasi S. Ujang Ment1!wa.

Ana. 39

Gambar 3b. Stereogram AnlJlitik <Ian5iklograllkKedudukan Bidang $0 dan 51 di •Lokasl Jalan Bull. Mentawa.

w

N

E w

N Sungal Ampola

E

5

Gambar 3c. Stereogram Analillk dan Slklogra'ikKedudukan Bidang So dan $1 <II·Lokas! S. Ano. 3!1Mentawa

Keterangan

~ Perpotongan $0 dan So

""- Perpotongan $0 dan 51

S

Gambar 3d. Stereogram Analitik dan SiklografikKedudukan Bidang $0 <Ian$1 dl •Lokasl 5. Ampola. Menlawa

• Pole So

,~ Pole 51Ofbuat oIeh P'. Widrto

282

Gambar 3e. Stereogram Analisis Lipatan Dan Foto Sumbu Lipatan Di Lokasi CG 6

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR.BATAN

Page 14: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITJAN TAHUN 2004

N

IN

s

ISBN.978-979-99141-2-5

E

Gambar 3f. Stereogram kedudukan pole bidang yang terisi mineralisasi U dan siklografikkedudukan umum bidang mineralisasi U

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN 283

Page 15: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004

N

ISBN.978-979-99141-2-5

w

s

Sa ~y:pTImur I ::\.

. ' .• • (!]

/l!J "'"...•IIIE

Keterangan :

Pole kedudukan bldang so & S1

Siklogra1ik kedudukan sayap Upatan

Sumbu lipatan

Tempat kedudukan organisasi pole bidang50 & 51

284 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN

Page 16: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 20fJ4

c. Karakter Mineralisasi U

Batuan favorabel.

ISBN.978-979-99141-2-S

Batuan favorabel U merupakan batuan yang berpotensi mengandung U dicirikan oleh

radioaktivitasnya relatif tinggi; bertekstur relatif kasar, mengandung mineral U serta dalam

batuan tersebut terdapat perangkap mineralisasi baik berupa perangkap struktur atau

strati grafi.

Secara petrografis telah dikenali bahwa batuan favorable di daerah Mentawa berupa

kuarsit biotit berwarna kelabu terang-gelap, tekstur granoblastik dengan ukuran butir 0,02­

0,72 mm, mineral penyusun batuan berupa kuarsa (>50 %), biotit, serisit, muskovit, ortoklas,

plagioklas, monazit, zircon.

Batuan terse but mengandung jejak partikel alpha dari mineral radioaktif berupa

uraninit dan pikblende.

Pada batuan kuarsit tersebut dijumpai fraktur terbuka dengan isian mineral opak

radioaktif. Keberadaan fraktur terbuka tersebut berperan sebagai perangkap mineralisasi U

dan mineral asosiasinya.

Sebaran batuan kuarsit beranomali radioaktivitas tersebut pada umumnya berasosiasi

dengan intrusi granitik (3,4,6) yang secara petrografi dikenali sebagai granit leucocratik dan

granit biotit yang mempunyai nilai anomali radioaktivitas pada batuan kuarsit mencapai >

15.000 cIs.

Mineralogi

Hasil analisis sayatan poles terhadap batuan kuarsit dan granit memperlihatkan

kehadiran mineral radioaktif berupa uraninit dan pikblende . Secara petrografis kedapatan

mineral terse but umumnya bersama-sama dengan mineral turmalin dan monazit. Kadang­

kadang dijumpai juga mineral andalusit , epidot dan garnet. Keberadaan turmalin berwarna

hijau merupakan indikasi tipe mineralisasi jenis urat yang terbentuk pada fase alterasi akibat

pengaruh gas boron dan intrusi granit alkali (7) •• Hadirnya mineral andalusit merupakan tipe

mineral batuan yang terdapat disekitar (disekeliling) kontak intrusi batuan beku.

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN 285

Page 17: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITlAN TAHUN 2004 ISBN.978-979-99141-2-5

Secara petrografis keberadaan mineral radioaktf dalam sayatan tipis berbentuk urat

dan berasosiasi dengan salah satu kelompok mineral seperti berikut :

1. kuarsa, turmalin, biotit, monazit, mineral opak radioaktif,

2. kuarsa, turmalin,

3. kuarsa, turmalin, felspar,

4. kuarsa, biotit, muskovit dan felspar.

Analisis bijih terhadap sayatan poles memperlihatkan bahwa mineral U hadir sebagai

uraninit dan pikblende.

Hasil prospeksi sistematik di sektor Mentawa Timur, menyatakan bahwa distribusi

mineral isasi U terdapat dalam bentuk mat sebagai isian dalam retakan batuan kuarsit dan juga

terdapat pada ruang antar butir mineral batuan granit (pikblende). Distribusi mineral

radioaktif dalam batuan pada umumnya tidak merata (spot-spot) kondisi ini terlihat dari

pembacaan radioaktivitas yang tidak merata dengan nilai 500-1000 cis dan pada titik tertentu

mencapai 15000 cis (8).

Secara umum pada zone kontak batuan kuarsit dengan granit menunjukkan kenaikan

nilai radioaktivitas. Kondisi lapangan menunjukkan bahwa mineralisasi U berkaitan dengan

intrusi granit (3,4,6,8). Oi sebagian lokasi dapat dikenali adanya mineralisasi yang dipotong oleh

batuan granit yang lebih muda.

Aplikasi tabel urutan kejadian mineral terhadap mineral bijih hasil pengamatan

sayatan poles dapat dikenali bahwa sekuens urutan pembentukan mineral radioaktif dan

mineral asosiasinya terjadi dalam dua fase seperti berikut :

Fase 1. Ilmenit, pirhotit, molibdenit, kalcopirit, magnetit, pikblende, dan pirit.

Fase II Kovelit, uraninit, pirit, hematit, dan gumit.

Sekuen paragenesis kelompok mineral tersebut sesuai dengan tipomorphik mineral.

Kehadiran kelompok mineral ilmenit magnetit, pirhotit, molibdenit, kalkopirit dan pikblende

merupakan mineral-mineral yang terjadi pada proses pegmatitik-pneumatolitik (9). Struktur

zoning pada mineral magmatik, struktur mineral kalkopirit berlembar dan didukung

keberadaan garnet serta turmalin merupakan penciri mineral yang terbentuk pada suhu relatif

tinggi .

286 PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA T AN

Page 18: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 20fJ4 ISBN.978-979-99141-2-5

Kelompok mineral kovelit , uraninit, hematit, pirit dan gumit merupakan mineral yang

terjadi akibat dari hydrothermal kontak metarnorphisme, replacement dan impragnation dari

Plutonik (9)

Berdasarkan uraian diatas diduga bahwa keberadaan urat mineralisasi U dan mineral

asosiasinya akibat dari proses pegmatitik-pnematolitik dan produk hydrothermal dari

aktivitas intrusi granitik.

Alterasi batuan

lndikasi alterasi secara mikroskopis dikenali oleh adanya ubahan hydrothermal pada

batuan bermineralisasi U. HasH pengamatan lapangan tim prospeksi terdahulu yang didukung

oleh hasil analisis laboratorium mineralogi menunjukkan bahwa gejala alterasi hidrothermal

di lokasi batuan bermineralisasi berupa serisitisasi, argilitisasi, kloritisasi dan silisifikasi.

• Serisitisasi; dikenal sebagai hasil ubahan mineral plagioklas atau felspar yang

tersebar di sekitar fraktur

• Argilitisasi; merupakan hasil ubahan dari mineral felspar yang terubah menjadi

lempung.

• Kloritisasi; pada umumnya mineral klorit sebagai hasil ubahan dari mineral biotit dan

hornblende.

• Silisifikasi; terjadi di sekitar zone fraktur dan berasosiasi dengan terobosan (dike)

granit searah fraktur.

Berdasarkan kondisi alterasi tersebut dan didukung oleh terdapatnya epidot dan

hematit sebagai mineral yang terdapat bersarna-sama, maka diinterpretasikan bahwa pada

batuan beranomali radioaktivitas mengandung U berkaitan dengan proses hidrothermal.

Terjadinya argilitisasi, kloritisasi, seristisasi, silisifikasi, piritisasi dan hematitisasi

pada batuan dinding merupakan tipe alterasi hidrothermal yang biasanya berkaitan dengan

cebakan U tipe urat (10).

Mineralisasi U di sektor Mentawa dicirikan oleh proses silisifikasi intensif yang

secara efektif telah mengubah mineral yang terbentuk lebih dahulu. Mineral alterasi dari

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN 287

Page 19: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004 ISBN.978-979-99141-2-5

proses silisifikasi dikenali oleh adanya hematit berasal dari pirit, adanya sebaran mineral

turmalin dalam kuarsa dan kedapatan mineral-mineral kordierit, serisit serta muskovit .

Kondisi tersebut merupakan penciri mineralisasi tipe urat polimetalik perigranitik dalam

batuan meta sedimen ( 11 ).

d. Sebaran Zone Mineralisasi

Pengetahuan tentang sebaran zone mineralisasi telah dikenali oleh tim prospeksi

terdahulu dengan pendekatan pengukuran radioaktivitas soil secara sistimatik pada area

seluas 1,6 km. Pengukuran dilakukan secara sistimatik pada titik perpotongan jaring-jaring

20x20 m dan 10x20 m (pada lokasi yang diperapat).

Oari 3947 titik pengukuran diperoleh nilai umum antara 50 sampai 150 cis.

Berdasarkan asumsi bahwa nilai anomali radioaktivitas soil adalah > 500 cis, maka dapat

dikenali bahwa keberadaan mineralisasi U (berdasarkan anomali radioaktivitas) di sektor

Mentawa terdistribusi mengelompok dengan sebaran setempat-setempat membentuk pola

menjalur dengan arah WNW-ESE (Gambar 4). Luas zona anomali di sektor Mentawa barat

kurang lebih 500 x 200 m dan di Mentawa Timur 1200 x (100-400 m). Berdasarkan

pengukuran radioaktivitas soil diperoleh zona anomali dengan luas 33.763,34 m (8).

e. Asosiasi unsur U

Analisis unsur terhadap 36 contoh batuan bermineralisasi telah dilakukan. Unsur-unsur

yang dianalisis berupa Co, Cu, Ni, Pb, Zn, Mo, Ag, U dan V. Pengolahan data kadar unsur

secara statistik dengan metode regresi linier dan polynomial diperoleh nilai koefisien regresi

linier ® = 0,69 (U vs Mo) dan r = 0,71 (U vs Pb). Berdasarkan nilai r tersebut dapat diketahui

bahwa keberadaan unsur U berasosiasi dengan Mo dan Pb (8).

288 PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN

Page 20: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004

..,'.I ~'•

../,',

../I'. :.:".

..

. ..

...••. ---,

Gambar 4. Peta Penyebaran Zona Prospek U

ISBN.978-979-99141-2-5

.•...

./."' ..'

.,-'"

" ..~

...",.

,....•...'

..,/

_ ...//

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN 289

Page 21: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004

f. Perkiraan Sumberdaya U

ISBN.978-979-99141-2-5

Perhitungan sumberdaya U di daerah Mentawa dan sekitamya telah dilakukan

dengan asumsi sebagai berikut (8 ):

1. Sebaran lateral mineralisasi U ditentukan atas dasar deliniasi anomali

radioaktivitas soil, diperoleh zona mineralisasi seluas 33.763,34 m2

2. Sebaran vertikal mineralisasi U dianggap menerus dan ditentukan berdasarkan

perbedaan elevasi topografi kedapatan anomali radioaktivitas pada singkapan

batuan bermineralisasi yaitu 220 m.

3. Kadar rata-rata, ditentukan berdasarkan analisis kimia total terhadap 86 contoh

batuan bermineralisasi yang diambil dengan cara "channel sampling". Kadar U

rata-rata adalah 408,59 ppm.

4. Berat jenis batuan , diasumsikan 2,7 merupakan BJ umum pada batuan kuarsitik

yang terdapat di Kalan.

Berdasarkan parameter tersebut dapat diperoleh jumlah sumberdaya U kategori

spekulatif sebesar 8.194,46 ton U.

111.3. Prospek Pengembangan Mineralisasi U

Berdasarkan pembahasan tentang batuan sumber, batuan induk, perangkap

mineralisasi, sebaran mineralisasi dan proses pembentukkannya dapat diinterpretasikan

tentang keberadaan dan potensi keberadaan U di daerah Mentawa.

Keberadaan batuan kuarsitik bertekstur relatip kasar mempunyai porositas pnmer

yang berfungsi sebagai media migrasi larutan mengandung unsur U dari batuan sumber

memasuki batuan perangkap bahan galian U.

Dari pembahasan tentang struktur geologi telah dikenali bahwa struktur geologi atau

sistem fraktur berarah WNW -ESE merupakan rekahan extensional terbuka mempunyai

sebaran mengikuti jalur (zona) puncak di sekitar sumbu lipatan dengan arah WNW-ESE.

Kondisi terse but mempunyai arti bahwa sebaran kekar terbuka tersebut mengikuti arah dan

penunjaman sumbu lipatan dengan jarak yang relatip jauh dan mempunyai sebaran vertikal

290 PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA T AN

Page 22: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 2004 IS BN.978-979-99141-2-5

dikontrol oleh bidang poros lipatan, diinterpretasikan jalur surnbu lipatan terse but

mempunyai jarak lebih dari 1200 meter. Berdasarkan kondisi tersebut dapat diketahui bahwa

kekar terbuka tersebut mempunyai potensi untuk menjadi perangkap bahan galian U dalam

kuantitas yang memadai daripada daerah sekitarnya.

Pembahasan tentang batuan surnber telah diidentifikasi bahwa secara mineralogi

mineralisasi U berupa uraninit dan unsur asosiasinya terjadi sebagai produk proses kegiatan

magma akhir yang berpotensi sebagai batuan surnber U, kondisi ini didukung oleh

keberadaan batuan granit dengan kadar hasil analisis U total: 9,25 ppm U.

Berdasarkan uraian di atas diduga bahwa daerah Mentawa khususnya pada jalur

sumbu lipatan berpotensi mengandung U dalam kuantitas relatif baik daripada lokasi-Iokasi

sekitamya.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Geologi daerah Mentawa tersusun oleh batuan malihan Pinoh yang terdiri dari kusrsit

biotit dan sekis biotit dan telah mengalami pelipatkan dan penyesaran. Lipatan berupa

antiklin rebah bersumbu NW - SE, menunjam 25° ke SE sedangkan sesar-sesamya

adalah sesar berarah NE-SW, E-W, NNW-SSE dan NW-SE.

2. Terjadi dua fase mineralisasi U, pertama berupa pikblende yang berasosiasi dengan

ilmenit, magnetit, pirhotit, molibdenit, kalkopirit diduga terbentuk pada proses

pegmatitik-pneumatolitik dan kedua berupa uraninit yang berasosiasi dengan kovelit,

hematit dan pirit diduga terbentuk pada proses hidrothermal. Mineralisasi U diduga

sebagai hasil dari intrusi granit Sukadana berumur Kapur Akhir

3.. Mineralisasi U mengisi fraktur-fraktur yang berarah NW -SE terse bar disepanjang zona

puncak lipatan. Zona prospek U dengan lebar sekitar 200 meter dan panjang sekitar 2

kilometer mengikuti jalur puncak lipatan yang berarah NW - SE

4.. Potensi surnberdaya U diperkirakan sebesar 8.194, 46 ton termasuk kategori

sumberdaya spekulatip.

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN 291

Page 23: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN BASIL PENELITIAN TABUN 2004 ISBN.978-979-99141-2-S

5. Guna mengetahui sebaran vertikal mineralisasi U dan jumlah cadangan U disarankan

untuk melakukan pemboran eksplorasi pada zona puncak lipatan dan melakukan

prospeksi sistematik serta studi tektonik pada penerusan penunjaman lipatan kearah SE

yaitu di daerah sekitar S. Ampola.

DAFT AR PUST AKA

1. BATAN - CEA, " Prospect to Develop U Deposit in Kalimantan",

General Reconaisance, Vol. I, Jakarta Indonesia, Th. 1977

Introduction

2. RAMADANUS, AGUS SUTRIYONO, SETYO DARMONO, "Iventarisasi Sektor

Sumberdaya U Daerah Mentawa Kalimantan Tengah Tahapan Prospeksi Detil", P2BGN­

BAT AN, Publikasi Intern Th. 1995

3. NGADENIN, TUGIYO, BOMAN, H. SUW ARDI, SUDJIMAN FX, ISW ANTO R, "

Laporan Akhir Prospeksi Sistematik Sektor Mentawa, Kalimantan Tengah, Publikasi

Intern, P2BGGN-BATAN, Jakrta. Th. 1996/1997

4. WIDIY ANT A, TUGIYO, BOMAN, DARMONO, ISWANTO R, SUTIONO A;

"Inventarisasi Sektor Potensial U Mentawa , Kalimantan Tengah " , Publikasi Intern

P2BGGN-BATAN, Jakarta, Th. 1997/1998.

5. PIETERS, SANYOTO, P; "Geological Data Record Nangataman and Pontianak West

Kalimantan", The Departement of Mines and Energy, Indonesia and The Australian

International Development Assisten Berreau, 1989

6. BAMBANG SUTOPO, TJOKROKARDONO S; "Studi Mineralogi Mineralisasi U

Sektor Mentawa, Kalimantan Tengah ", Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar

Nuklir VI P2TBDU - BAT AN, Jakarta, Hal. 25 - 83, Th. 2001

7. WA DEER, HOWIE RA, ZUSSMAN J, " An Introduction to The Rock Fonning

Minerals", Log Man Group Limited, Log Man House, Burnt Hill, England Th. 1966

292 PUSA T PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BA T AN

Page 24: KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Geologi...KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELITIAN TAHUN 20()4 ISBN.978-979-99141-2-5

8. WIDIY ANT A, BAMBANG, SUDJIMAN, ISW ANTO R; •• Iventarisasi Sektor Potensial

U Mentawa Kalimantan Tengah Tahapan Prospeksi Sistematik (Lanjutan)" , Publikasi

Intern P2BGGN-BATAN, Jakarta, TH. 2002

9. RAMDOHR, P; The Ores Minerals and Their Intergrowth", Second Edition in two

volume, Paragmon Press, Oxfords New York, Totoronto, Sydney, Paris, Frankfurt, 1980.

10. EVANS A M; "An Introduction to are Geology Geoscience", Volume 2,University of

Leicesterlsevier, New York, 1980

11. DAHLKAMP FJ,"Classification Schame of U Deposits", Proceeding of Technical

Meeting, Vienna, IAEA, 1987

PUSAT PENGEMBANGAN GEOLOGI NUKLIR-BATAN 293