prosiding seminar nasional pendidikan guru sekolah … · diterbitkan oleh program studi pendidikan...

204

Upload: others

Post on 17-Jan-2020

28 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru
Page 2: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0

Diselenggarakan atas Kerjasama Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar --- ii Dalam Rangkaian Kegiatan PGSD Present III Tahun 2019 | Pekanbaru, 1 April 2019

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU, 1 APRIL 2019

Mewujudkan Generasi EKSIS (Edukatif, Kompetitif, Sportif, Inovatif dan Solutif)

x, 197 halaman

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

ISBN: 978-623-91681-0-0

Penyunting:

Koordinator : Dr. Neni Hermita, M.Pd.

Anggota : Zetra Hainul Putra, S.Si, M.Sc., Ph.D

Otang Kurniaman, S.Pd., M.Pd.

Editor:

Eddy Noviana, S.Pd., M.Pd.

Nofrico Afendi, S.Pd., M.Pd.

Muhammad Nainul Huda, S.Pd.

Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Alamat Penerbit Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam Pekanbaru Riau, 28293

Website: http://pgsd.fkip.unri.ac.id/

Page 3: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0

Diselenggarakan atas Kerjasama Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar --- iii Dalam Rangkaian Kegiatan PGSD Present III Tahun 2019 | Pekanbaru, 1 April 2019

SUSUNAN PANITIA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 1 APRIL 2019

Pengarah

Plt. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Penanggung Jawab

Koordinator Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Ketua Pelaksana

Eddy Noviana, S.Pd., M.Pd.

Sekretaris

Eva Astuti Mulyani, S.Pd., M.Pd.

Bendahara

Otang Kurniaman, S.Pd., M.Pd.

Sekretariat

Mahmud Alpusari, S.Pd., M.Pd.

Muhammad Ramadhan

Diana Novita Sari

Publikasi dan Promosi

Guslinda, S.Pd., M.Pd.

Zariul Antosa, S.Sn., M.Sn.

Rini Elinda Putri

Acara dan Dokumentasi

Gustimal Witri, S.Pd., M.Pd.

Hadi Gunawan

Zaki Alharis

Page 4: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0

Diselenggarakan atas Kerjasama Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar --- iv Dalam Rangkaian Kegiatan PGSD Present III Tahun 2019 | Pekanbaru, 1 April 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan ke hadlirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau yang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2019 di Gedung Serba Guna Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau dapat terwujud.

Buku prosiding tersebut memuat sejumlah artikel hasil penelitian dan telah konseptual, baik berasal dari dosen, baik dari yang berasal dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau dan perguruan tinggi lain dan mahasiswa yang dikumpulkan dan ditata oleh tim dalam Kepanitiaan Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini perkenankan kami mengucapkan terima kasih kepada: 1. Plt. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Prof. Dr.

Sudjianto, MS yang telah memfasilitasi kegiatan seminar nasional ini. 2. Koordinator Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Riau Dr. Neni Hermita, M.Pd. yang telah mendukung dalam pelaksanaan kegiatan ini.

3. Bapak/Ibu segenap panitia Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pemikirannya demi suksesnya kegiatan ini.

4. Bapak/Ibu narasumber dan dosen serta mahasiswa penyumbang artikel hasil penelitian dan telaah konseptual dalam kegiatan ini.

Semoga buku prosiding ini dapat memberi kemanfaatan bagi kita semua, untuk kepentingan pengembangan ilmu, teknologi, seni, budaya, dan olah raga. Di samping itu, diharapkan juga dapat menjadi referensi bagi upaya pembangunan bangsa dan negara.

Terakhir, tiada gading yang tak retak. Mohon maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan. Saran dan kritik yang membangun tetap kami tunggu demi kesempurnaan buku prosiding ini.

Pekanbaru, Agustus 2019 Ketua Pelaksana, Eddy Noviana, S.Pd., M.Pd. NIP. 19821120 200912 1 004

Page 5: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0

Diselenggarakan atas Kerjasama Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar --- v Dalam Rangkaian Kegiatan PGSD Present III Tahun 2019 | Pekanbaru, 1 April 2019

DAFTAR ISI

PEMBICARA UTAMA

KOMPETENSI GURU SD DALAM TRANFORMASI PENDIDIKAN ERA INDUSTRI 4.0 Rarasaning Satianingsih

1 – 6

TANTANGAN DAN PELUANG GURU SD DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS TEKNOLOGI DIGITAL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 Zetra Hainul Putra

7 – 19

PEMAKALAH

ANALISIS RESPONS SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PEMBELAJARAN TEMATIK BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA KURIKULUM 2013 Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda

20 – 40

THE CHALLENGES OF THEMATIC LEARNING IN ELEMENTARY SCHOOLS FOR 21ST CENTURY SKILLS AND 4.0 INDUSTRIAL REVOLUTION Chaerul Rochman, Rokayah, Neni Hermita

41 – 54

STUDI PENDAHULUAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN GURU DALAM PENILAIAN PORTOFOLIO MATA PELAJARAN SBdP Cahya Ramadaniati Lius, Gustrimal Witri, Jaya Adi Putra

55 – 60

MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK SEBAGAI SARANA LITERASI INFORMASI DALAM PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA DI SEKOLAH DASAR Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi

61 – 73

ANALISIS PENANAMAN KEMAMPUAN LITERASI SISWA SEKOLAH DASAR Beny Al Fajar

74 – 79

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 183 PEKANBARU Resi Widya

80 – 93

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 012 SUNGAI UPIH KECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN Nurteha

94 – 104

Page 6: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0

Diselenggarakan atas Kerjasama Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar --- vi Dalam Rangkaian Kegiatan PGSD Present III Tahun 2019 | Pekanbaru, 1 April 2019

ANALYSIS OF STRENGTHENING CHARACTER EDUCATION VALUES IN THE NOVEL LASKAR PELANGI BY ANDREA HIRATA Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa

105 – 121

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LITERASI SISWA SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH Henni Setia Ningsih, Mahmud Alpusari

122 – 126

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS V SD NEGERI 115 PEKANBARU Haryati Nurdi, Lazim N

127 – 142

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 42 PEKANBARU Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin

143 – 154

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IV SD NEGERI 130 PEKANBARU Shilvia Pratiwi

155 – 169

KEEFEKTIFAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBANTUAN KALENDER CERITA TERHADAP KEMAMPUAN MEMAPARKAN INFORMASI PENTING KELAS V Nugraheti Sismulyasih Sb, Ana Hanalia

170 – 177

PENGEMBANGAN MEDIA OMSURYA (KOMIK SUMBER DAYA ALAM) PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV Marita Tri Susilowati, Fitria Dwi Prasetyaningtyas

178 – 186

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATERI PELUANG PADA MATAKULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD Elok Fariha Sari, Nursiwi Nugraheni, Trimurtini

187 – 197

Page 7: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7775

Rarasaning Satianingsih --- 1 Kompetensi Guru SD dalam Tranformasi Pendidikan Era Industri 4.0

KOMPETENSI GURU SD DALAM TRANFORMASI PENDIDIKAN

ERA INDUSTRI 4.0

Rarasaning Satianingsih [email protected]

Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Indonesia

Sitasi Satianingsih, R. (2019). Kompetensi Guru SD dalam Tranformasi Pendidikan Era Industri 4.0. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 1-6. ISBN : 978-623-91681-0-0. DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7775

Era Globalisasi saat ini diikuti dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat

dan kompleks. Perkembangan teknologi yang berbasis internet, mengantarkan kita

memasuki era revolusi industri 4.0. Sebuah era baru yang menekankan pada pola digital

economy, artificial intelligence, big data, robotic, dan sebagainya atau dikenal dengan

fenomena disruptive innovation (Clayton , 1995).

Perubahan konsep dan struktur pekerjaan, gaya hidup dalam pemenuhan

kebutuhan, berimplikasi pada kompetensi yang dibutuhkan untuk mencari pekerjaan juga

berubah pada era distruptive ini. Sebuah survei tahun 2018 yang dilakukan oleh

perusahaan perekrut tenaga kerja internasional ”Robert Walters” bertajuk Salary Survey

2018 (Walters, 2018) yang berfokus pada transformasi bisnis ke platform digital telah

memicu permintaan profesional sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kompetensi

yang jauh berbeda dari sebelumnya.

Selain itu, era 4.0 juga menimbulkan persoalan budaya dan karakter/moral

bangsa, seperti yang saat ini terjadi. Krisis multidimensional yang bermuara pada krisis

moral dan krisis kepercayaan diri telah membuat generasi bangsa enggan dan malu

menunjukkan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Kehidupan masyarakat khususnya

generasi muda pada era globalisasi banyak dipengaruhi nilai-nilai budaya luar, sehingga

banyak sikap dan perilaku yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila (Maftuh, 2008).

Hal ini dibuktikan dengan berkembangnya budaya pop Korea dan budaya barat di

Indonesia. Kenyataan ini dapat dikatakan sebagai implikasi dari kegagalan strategi dan

sistem pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia (Hadisuprapto, 2004).

Jika masalah-masalah di atas terus dibiarkan, lambat laun Indonesia akan

mengalami miss-cultural atau kepunahan budaya. Masyarakat Indonesia akan kehilangan

aset terbesar warisan nenek moyang yang dimilikinya. Indonesia juga akan kehilangan

jati dirinya sebagai bangsa multikultural. Generasi muda saat ini sudah menyukai budaya

trend dunia dan mulai melupakan kebudayaan, serta nilai-nilai luhur kearifan budaya

lokal.

Fenomena tersebut tidak hanya memprihatinkan tetapi juga memerlihatkan bahwa

sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab memberikan

Page 8: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7775

Rarasaning Satianingsih --- 2 Kompetensi Guru SD dalam Tranformasi Pendidikan Era Industri 4.0

berbagai pengetahuan dan keterampilan, serta mengembangkan berbagai nilai dan sikap,

tidak mampu menjalankan fungsinya. Hal ini merupakan tantangan yang dihadapi dalam

mengembangkan potensi peserta didik.

Era revolusi industri 4.0 juga mengubah cara pandang tentang pendidikan.

Perubahan yang dilakukan tidak hanya sekadar cara mengajar, tetapi jauh yang lebih

esensial, yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri.

Pendidikan setidaknya harus mampu membangun peserta didik/masyarakat yang

berpengetahuan (knowledge society) yang memiliki sense of future dalam bentuk: a)

peserta didik memiliki kompetensi untuk bisa bekerja yang pekerjaannya saat ini belum

ada; b) peserta didik yang memiliki kompetensi menyelesaikan masalah (resolusi konflik)

untuk masalah yang masalahnya saat ini belum muncul, c) peserta didik yang memiliki

kompetensi menggunakan teknologi yang sekarang teknologinya belum ditemukan dan,

d) peserta didik yang dapat menjaga dan mempertahankan integritas bangsa (Martadi,

2018 dengan modifikasi).

Pendidikan harus memosisikan peserta didik sebagai ”pemikir” yang harus aktif

dalam mengembangkan potensi diri dan mencari makna dari dunianya (Bruner, 1996).

Potensi pendidikan sebagai agen konstruktif perbaikan masyarakat harus diwujudkan

secara nyata. Sekolah tidak sekadar mengembangkan kemampuan intelektual peserta

didik, namun juga membekali karakter mereka untuk menghadapi tantangan di masa

depan. Pendidikan harus berorientasi pada pembentukan karakter setiap individu peserta

didik agar senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, menumbuhkan

semangat religius, mempertahankan martabat dan jati diri bangsa, serta mampu

beradaptasi di era 4.0.

Pendidikan nasional mengandung landasan filosofi dan landasan-landasan kultural

yang menjamin pendidikan tidak tercerabut dari akar budaya bangsa Indonesia

(Kartadinata, 2014). Hal ini, berarti bahwa martabat dan jati diri manusia Indonesia

melaluli pendidikan tidak tercerabut dari akar budayanya sebagai bangsa Indonesia.

Tugas dan peran guru bukan hanya memberikan ilmu pengetahuan dan

ketrampilan saja, melainkan juga membentuk sikap dan karakter peserta didik sehingga

fungsi pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20

tahun 2003, dapat diwujudkan.

Pendidikan berfungsi untuk membangun kecerdasan moral/karakter, membangun

watak dan membangun kepribadian serta martabat bangsa. Perlu disadari, bahwa

kecerdasan moral kehidupan bangsa bukan kecerdasan orang perorang, demikian pula

halnya karakter bangsa bukan karakter orang perorang, dan martabat bangsa bukan

martabat orang perorang (Kartadinata, 2012). Kecerdasan moral, karakter, dan martabat

bangsa yang dimaksud adalah kecerdasan, karakter, dan martabat yang melekat pada

orang perorang yang mengandung nilai-nilai kultural, kesadaran kultural dan karena itu

pendidikan harus membangun kecerdasan kultural (cultural intelligence).

Semua rumusan yang amat indah namun abstrak tesebut perlu dipadankan

dengan praktik penyelenggaraan pendidikan. Dalam tataran operasional

Page 9: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7775

Rarasaning Satianingsih --- 3 Kompetensi Guru SD dalam Tranformasi Pendidikan Era Industri 4.0

penyelenggaraan pendidikan terwujud dalam pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah

proses pendidikan, dan pembelajaran harus bersifat mendidik. Dengan kata lain

pendidikan yang harus diselenggarakan adalah pembelajaran yang mendidik. Proses

pembelajaran yang dipraktikkan harus bersifat mendidik yang mampu membangun

kompetensi dan karakter bangsa. Pendidikan haruslah merupakan ”proses” yang

membawa manusia dari kondisi apa adanya kepada kondisi bagaimana seharusnya

(Kartadinata, 2011). Proses pembelajaran yang dipraktikkan bukan hanya sebuah proses

transformasi informasi (pengetahuan) dan keterampilan yang diukur dengan nilai ujian,

dan bahkan membentuk perilaku instan. Proses pembelajaran harus sekaligus

membangun masyarakat yang berpengetahuan, bermartabat dan memiliki karakter kerja

keras, kejujuran dan peduli mutu, sehingga ketika pengetahuan dan keterampilan itu

diuji, peserta didik merasa bangga, puas dan bermartabat karena kejujuran dan kerja

keras dilakukan dalam mencapai prestasi tersebut. Kecerdasan, martabat dan karakter

tersebut yang akan membangun kecerdasan, martabat dan karakter perorangan maupun

bangsa secara kolektif.

Ditinjau dari implementasi kurikulum yang bersifat konstruktif yang digunakan

selama ini kurang memberikan tekanan pada ranah sikap dalam pembentukan karakter

peserta didik. Kebermaknaan pembelajaran ditekankan pada kemampuan pengetahuan

dan keterampilan peserta didik dan kurang memperhatikan ranah sikap.

Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, pendidik mengintegrasikan 18 nilai moral

ke dalam proses pembelajaran dengan cara pembiasaan (habituasi) dan pencontohan

(modelling). Akan tetapi, untuk pencapaian sikap baru bersifat nurturant effect dari

aktivitas-aktivitas tersebut. Pembelajaran yang dilakukan terkait nilai moral baru pada

batasan “tahu” belum menyentuh proses penalaran, mengapa nilai moral itu harus

dilakukan. Pendidik hanya menekankan ranah pengetahuan, sedangkan untuk ranah

sikap yang terkandung dalam materi, pendidik belum mengajak peserta didik untuk

menganalisis nilai-nilai moral yang terkandung dalam materi (buku siswa) sehingga

kompetensi peserta didik yang dicapai dan dikembangkan berdasarkan pada prinsip

akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) belum tampak.

Jika merujuk pada tujuan pembelajaran baik dalam taksonomi Bloom maupun Krathwohl

(Dettmer, 2015), (taksonomi tersebut) tidak sampai pada aspek penalaran atau penilaian

mengapa nilai-nilai moral/karakter tersebut harus diterima dan diikuti. Hal ini berdampak,

pada peserta didik hanya dapat melaksanakan nilai-nilai moral yang dikehendaki oleh

orang dewasa tetapi tidak memahami alasannya. Peserta didik dapat menghafal tetapi

tidak mengerti maknanya. Cara-cara tersebut tidak memperlakukan peserta didik sebagai

subjek moral, sehingga terbentuk adalah nilai-nilai moral heteronomi (karena pengaruh

luar) bukan nilai-nilai moral otonomi (datang dari kesadaran sendiri).

Pelaksanaan pendidikan khususnya pendidikan karakter, bukan hanya

mengenalkan nilai-nilai moral (dalam bentuk transmisi/pewarisan nilai) kepada peserta

didik tetapi juga mengajarkan bagaimana penalaran atau penilaian mengapa nilai-nilai

moral tersebut harus diterima dan diikuti. Hal ini sejalan dengan pandangan Maftuh

Page 10: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7775

Rarasaning Satianingsih --- 4 Kompetensi Guru SD dalam Tranformasi Pendidikan Era Industri 4.0

(2009) bahwa pendidikan karakter berkaitan dengan bagaimana anak berfikir tentang

standar benar dan salah. Oleh karena itu, pendidikan karakter/moral harus dilaksanakan

dengan membelajarkan peserta didik untuk 1) bagaimana menalar/berfikir tentang

aturan berperilaku etis, 2) bagaimana berperilaku (behave) yang sebenarnya dalam

situasi moral, dan 3) bagaimana anak merasakan (feel) masalah moral. Yang selanjutnya

kegiatan terserbut menjadi kebiasaan cara berpikir (habbit of mind) peserta didik, dalam

berperilaku. Dengan demikian, pendidikan karakter harus dilaksanakan dengan

memberikan kesaksian kepada peserta didik bahwa hidup dengan segala konsekuensinya

itu bernilai. Prinsip pokok ini dilaksanakan dengan pembelajaran secara verbal maupun

pembimbingan nonverbal, pendampingan hidup bersama, dan penciptaan tata hidup

yang merangsang saling melayani.

Pelaksanaan pendidikan saat ini harus mampu mengembangkan potensi peserta

didik sebagai manusia Indonesia seutuhnya, pelaksanaan pendidikan harus mampu

membangun perilaku bangsa yang sehat dan memperbaiki serta merubah perilaku ”sakit”

yang tidak menguntungkan kehidupan bangsa, sehingga terwujud masyarakat Indonesia

yang ”waras” (sane society) sebagai masyarakat Indonesia yang bertakwa, cerdas,

demokratis, berkarakter, mandiri, berdaya saing dan berdaya tahan hidup sehingga

menjadi masyarakat/bangsa Indonesia yang unggul. Salah satu ciri manusia atau bangsa

unggul adalah memiliki kesadaran dan orientasi masa depan. Dengan demikian, melalui

kekuatan etnografis bangsa sendiri akan terjamin sustainability bangsa Indonesia masa

depan.

Dalam menyiapkan generasi yang siap dimasa depan, dibutuhkan transformasi

pendidik yang profesional. Ada lima tuntutan yang harus dipenuhi pendidik untuk menjadi

profesional (Siswandari, 2017 dengan modifikasi), yaitu: (1) memiliki komitmen pada

peserta didik dan proses pembelajarnya yang mendidik, (2) menguasai secara mendalam

materi pelajaran yang diajarkan serta cara mengajarkannya kepada peserta didik, (3)

mengevaluasi proses dan hasil belajar peserta didik, (4) mampu berpikir kritis,

kolaboratif, komunikatif, dan kreatif tentang apa yang dilakukan dalam pembelajaran, (5)

membangun masyarakat belajar untuk peserta didik maupun lingkungan profesinya. Oleh

karena itu pendidik dituntut untuk literate terhadap teknologi, literate dalam hal budaya,

literate terhadap resolusi konflik, literate terhadap globalisasi dan literate terhadap future

strategies.

Kita wujudkan pendidik profesional yang transformatif di era 4.0 yang memiliki

kepribadian dan moral yang matang serta berkembang, menguasai ilmu yang ditekuni,

memiliki keterampilan untuk membangkitkan peserta didik dalam menguasai sains dan

teknologi, serta mengembangkan profesi secara berkelanjutan. Pendidik harus

melaksanakan pendidikan dengan membangun manusia Indonesia masa depan yang

mempunyai daya saing, mandiri, dan ketahanan hidup serta bermartabat. Salah satu ciri

manusia atau bangsa yang unggul adalah memiliki kesadaran dan orientasi masa depan.

Kecerdasan, karakter dan keimanan adalah kekuatan utuh yang harus dibangun melalui

pendidikan untuk membawa bangsa memiliki orientasi masa depan.

Page 11: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7775

Rarasaning Satianingsih --- 5 Kompetensi Guru SD dalam Tranformasi Pendidikan Era Industri 4.0

Oleh karena itu melalui keilmuan seorang guru dapat saling membantu untuk

membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan karakter agar dapat hidup

berkualitas dan bermartabat. Caranya, dengan melakukan pembelajaran yang mendidik

yang mengajarkan manusia Indonesia memiliki kebiasaan berpikir (habbit of mind) dalam

menghadapi segala tantangan dan perubahan di masa depan. ”Kita harus yakin dengan

jalan ini, tetapi harus kerja keras”.

Dalam era industri 4.0, pendidik harus memiliki kemampuan untuk melakukan

transformasi pemikiran (habbit of mind) dari yang lampau ke ranah dan semangat baru.

Akan tetapi, transformasi tersebut mensyaratkan adanya kemauan dan kemampuan

bersikap adaftif (menyesuaikan diri), akomodatif (menerima perkembangan kemajuan

liyan), dan daya kreatif (kemampuan untuk menciptakan atau mengkreasikan sesuatu

yang baru).

Transformasi habbit of mind tersebut menjadi semakin mendesak dalam

perkembangan teknologi yang amat pesat dan kompleks seperti saat ini. Ilmu mengalami

anomali dalam waktu yang singkat. Nilai-nilai kultural dan sosial mengalami entropi dan

paraphernalia. Dalam suasana demikian, maka keunggulan akan diperoleh bagi mereka

yang ”cepat, kreatif, dan inovatif” sebaliknya bukan yang ”besar dan mapan”.

DAFTAR PUSTAKA

Bruner, J. (1996). “The Culture of Education”

http://www.scottlondon.com/reviews/bruner.html. Harvard Univ. Press,

Clayton, M. C; Joseph, B. (1995). "Disruptive Technologies: Catching the Wave", jurnal

Harvard Business Review

Colby, A. (2010). “The place of moral interpretation and habit in moral development”.

ProQuest Biology Journals pg. 161 / Human Development; May/Jun 2010; 43, 3

Dettmer, P. (2015) “New Blooms In Established Fields: Four Domains of Learning and

Doing”. Roeper Review, 28 (2), 70-78. DOI:10.1080/02783190609554341

Hadisuprapto, P. (2004) ”Studi Tentang Makna Penyimpangan Perilaku Di Kalangan

Remaja”. Jurnal Kriminologi Indonesia Vol. 3 No. III September 2004 : 9 – 18

Kartadinata, S. (2011). ”Menguak Tabir Bimbingan Konseling sebagai Upaya Pedagogis”.

Bandung, UPI PRESS

_____________. (2012). ”Penyehatan Kultur Pendidikan”. Bandung, UPI PRESS

_____________. (2014). ”Politik Jati Diri: Telaah filosofis dan Praksis Pendidikan bagi

Penguatan Jati Diri Bangsa”. Bandung, UPI PRESS

Maftuh, B. (2008). ”Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila dan Nasionalisme Melalui

Pendidikan Kewarganegaraan”. Educationist. Vol. II no. 2 juli 2008

________. (2009). “Bunga Rampai Pendidikan Umum dan Pendidikan Nilai”. Bandung:

CV Yasindo Multi Aspek.

Page 12: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7775

Rarasaning Satianingsih --- 6 Kompetensi Guru SD dalam Tranformasi Pendidikan Era Industri 4.0

Martadi. (2018). ”Guru Bagi Generas Milenia di Era Revolusi Industri 4.0.”

http://www.girimu.com/2018/03/08/guru-bagi-generasi-milenial-di-era-revolusi-

industri-4-0

Undang-Undang No. 20/2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Walters, R. (2018), “Salary Survey 2018” (https://www.robertwalters.co.id/career-

advice/salary-survey-2018-indonesia-salary-and-trends.html)

Page 13: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766

Zetra Hainul Putra --- 7 Teknologi Digital, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Sumber Belajar Matematika Online

TANTANGAN DAN PELUANG GURU SD DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS TEKNOLOGI DIGITAL DI ERA

REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Zetra Hainul Putra [email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru

Sitasi Putra, Z. H. (2019). Tantangan dan Peluang Guru SD Dalam Pembelajaran Matematika Berbasis

Teknologi Digital di Era Revolusi Industri 4.0. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 7-19. ISBN: 978-623-91681-0-0. DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

Makalah ini mencoba mengulas tentang tantangan dan peluang guru Sekolah Dasar dalam pembelajaran matematika menggunakan teknologi digital. Tantangan yang utama yaitu berasal dari diri guru sendiri (faktor internal) seperti rendahnya kemampuan matematis dan didaktis guru, kurangnya kepercayaan diri, dan kurangnya kemampuan menggunakan teknologi digital dalam

pembelajaran. Selain itu faktor eksternal yang menjadi kendala utama terkait dengan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung penggunaan teknologi digital. Dilain hal, terdapat beberapa peluang yang dapat mendukung guru untuk melaksanakan pembelajaran matematika berbasis digital. Peluang utama yaitu ketersediaan sumber belajar matematika secara online yang dapat diakses guru, dan kesempatan siswa untuk menggunakan beberapa sumber belajar matematika berbasis teknologi digital secara online dan diluar jam belajar di sekolah Keywords: teknologi digital, faktor internal, faktor eksternal, sumber belajar matematika online

PENDAHULUAN

Di tahun 2015, Indonesia berpartisipasi pada studi internasional yang dikenal

dengan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS). Studi yang

diselenggarakan setiap empat tahun sekali ini diantaranya mengevaluasi kemampuan

matematika siswa kelas empat sekolah dasar. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa

siswa-siswa Indonesia memiliki kemampuan matematika yang rendah yaitu mereka

hanya mampu memperoleh skor matematika sebesar 397 (Mullis, Martin, Foy, & Hooper,

2015). Nilai ini jauh dibawah standar internasional yang ditetapkan TIMSS, yaitu sebesar

500, dan dari siswa-siswa Singapura yang menempati ranking pertama dengan skor

sebesar 618. Ini merupakan sebuah tantangan bagi kita baik yang berperan sebagai

tenaga pendidik, peneliti, pemerhati pendidikan, dan pengambil kebijakan pendidikan

Page 14: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766

Zetra Hainul Putra --- 8 Teknologi Digital, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Sumber Belajar Matematika Online

(pemerintah), untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing anak-anak Indonesia.

Selain itu, beragam peluang, termasuk penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran

matematika, mungkin dapat membantu peningkatan kemampuan matematika siswa dan

hal ini tentu perlu dukungan dari semua pihak.

Penggunaan teknologi digital merupakan satu diantara beragam issue yang dapat

menjadi peluang bagi peningkatan mutu dan kwalitas pembelajaran matematika di

sekolah dasar di era revolusi industri 4.0. Beragam penelitian telah dilakukan sebelumnya

dan hasilnya menunjukkan adanya pro dan kontra tentang pemanfaatan teknologi digital

dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika siswa (Cahyono & Ludwig,

2018; Loong & Herbert, 2018). Hal tersebut tentu saja tidak terlepas dari beragam faktor

yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran menggunakan teknologi digital, dan

salah satunya adalah peran guru dalam mendukung pembelajaran matematika terutama

di Sekolah Dasar.

Mengingat luasnya area yang dapat dibahas terkait dengan tantangan dan peluang

guru sekolah dasar dalam penggunaan teknologi digital untuk mendukung pembelajaran

matematika, penulis membatasi makalah ini pada pembahasan berikut ini. Pertama,

penulis akan membahas tentang tantangan dan kendala yang mungkin dihadapi guru

dalam pembelajaran matematika menggunakan teknologi digital, dan yang kedua yaitu

faktor pendukung atau peluang yang dapat dimanfaatkan guru dalam pembelajaran

matematika menggunakan teknologi digital.

1. Tantangan Guru dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Teknologi

Digital

Secara garis besar terdapat dua tantangan yang menjadi penghalang bagi guru

dalam pembelajaran matematika menggunakan teknologi digitial. Pertama, tantangan

yang berasal datang dari dalam diri guru sendiri (faktor internal), dan yang kedua adalah

dari luar (faktor eksternal). Faktor internal yang menjadi tantangan guru dan dibahasan

dalam tulisan ini yaitu kurangannya kemampuan matematis dan didaktis guru, rendahnya

kepercayaan diri, dan kurangnya pengetahuan guru dalam menggunakan teknologi

digital. Sedangkan faktor internal yang utama menjadi tantangan yaitu terkait

Page 15: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766

Zetra Hainul Putra --- 9 Teknologi Digital, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Sumber Belajar Matematika Online

ketersediaan sarana dan prasarana pendukung terlaksananya pembelajaran matematika

menggunaan teknologi digital, selain itu juga terkait dengan waktu pembelajaran,

pelatihan, dan tenaga ahli teknologi informasi dan komputer (TIK) di sekolah yang

mendukung terlaksananya pembelajaran matematika dan bidang lainnya menggunakan

teknologi digital.

a. Kurangnya Kemampuan Matematis dan Didaktis (Calon) Guru Sekolah

Dasar

Kemampuan matematika guru dalam mengajar mempengaruhi keberhasilan siswa

dalam pembelajaran (Hill, Rowan, & Ball, 2005). Pengetahuan konten yang dimiliki guru

memiliki peran yang penting walaupun dalam pembelajaran konsep matematika yang

sangat mendasar sekalipun, yaitu dari pembelajaran di kelas satu Sekolah Dasar. Oleh

karena itu, beragam penelitian sebelumnya telah berupaya mengungkap sejauh mana

kemampuan matematis dan didaktis guru dan calon guru Sekolah Dasar (Depaepe et al.,

2015; Putra, 2016, 2018), dan pada kesempatan ini penulis akan mendiskusikan

beberapa temuan hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya

tentang pengetahuan matematis dan didaktis (calon) guru sekolah dasar di Indonesia

dan dibandingkan dengan guru-guru dari negara lain.

Johar, Patahuddin, & Widjaja (2017) melakukan studi perbandingan kemampuan

mengajar calon guru di Indonesia dan di Belanda. Studi ini mengevaluasi seorang calon

guru disetiap negera ketika praktikum pengajaran di kelas empat Sekolah Dasar, dan

mereka mengajarkan dua soal terkait dengan pecahan yang dirancang berdasarkan

situasi kontekstual. Salah satu contoh soal yang diberikan kepada siswa yaitu sebagai

berikut:

Tentukan berapa kg daging yang akan diperoleh setiap orang jika 15 kg daging

dibagikan kepada 20 orang.

Setiap siswa diminta untuk menyelesaikan soal tersebut dalam kelompok kecil.

Hasil yang diperoleh yaitu calon guru Indonesia secara nyata membimbing siswanya

untuk merepresentasikan soal tersebut ke diagram berdasarkan konsep pecahan

sebagain hubungan bagian dengan keseluruhan. Guru tersebut benar-benar

Page 16: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766

Zetra Hainul Putra --- 10 Teknologi Digital, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Sumber Belajar Matematika Online

menfokuskan bagaimana membagi 15 dengan 20 tanpa memberikan perhatian terhadap

makna dari operasi tersebut. Sementara itu, calon guru Belanda memberikan dukungan

supaya siswa-siswa terlibat dengan situasi yang diberikan di soal yaitu dengan

mengingatkan mereka hubungan antara kg dengan gram. Hal ini membantu siswa

menyelesaikan soal tersebut dengan beragam cara seperti rasio, misalnya sebuah

kelompok menyadari jika 1500 gram untuk 10 orang, maka 750 gram untuk 20 orang.

Penelitian yang dilakukan oleh Putra (2018) juga memberikan temuan yang sama

yaitu calon guru di Indonesia cenderung untuk mengajarkan siswa dengan menjelaskan

secara langsung bagaimana menyelesaikan soal-soal matematika dengan rumus yang

ada tanpa menjelaskan makna dibalik rumus tersebut. Soal pecahan dan decimal

merupakan salah satu konsep yang sulit bagi mereka untuk memahami dan juga

menjelaskan kepada siswa. Contoh sederhana yaitu beberapa diantara mereka bahkan

tidak mampu mengubah pecahan decimal menjadi pecahan biasa, dan menempatkannya

pada garis bilangan (Putra & Winsløw, 2019). Seperti pada gambar 1, seorang calon guru

mencoba menjelaskan bahwa 0.45 lebih kecil dari 0.5 pada sebuah garis bilangan, tetapi

dia tidak menyadari bahwa gambar yang disajikan tidaklah benar dimana 0.45

seharusnya berada diantara 0.4 dan 0.5.

Gambar 1. Representasi Pecahan Decimal Yang Digambarkan

Oleh Seorang Calon Guru

Hal yang serupa juga dijumpai pada guru-guru Sekolah Dasar yaitu ketika mereka

diminta membuat sebuah soal kontekstual dari operasi perkalian pecahan (Putra, 2019).

Hanya sebagian kecil dari mereka yang mampu membuat soal kotekstual untuk operasi

pecahan 1

2× 2. Sebagian besar dari mereka cenderung menginterpretasikan operasi

perkalian sebagai penjumlahan yang berulang, dan mengabaikan makna perkalian

pecahan lainnya, misalnya perkalian adalah faktor. Ketika merepresentatiskan kedalam

Page 17: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766

Zetra Hainul Putra --- 11 Teknologi Digital, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Sumber Belajar Matematika Online

soal cerita, mereka cenderung mengalami misinterpretasi. Sebagai contoh seorang guru

menulis soal cerita dari operasi 1

2× 2 sebagai berikut:

Kakak mempunyai 2 apel. Apel tersebut akan diberikan kepada dua adeknya.

Berapa banyak apel yang diperoleh untuk setiap adeknya.

Soal kontekstual yang dituliskan oleh guru tersebut memiliki makna pembagian

bilangan bulat dengan bilangan bulat.

Rendahnya kemampuan matematis dan didaktis (calon) guru sangat berpengaruh

besar terhadap keberhasilan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jika mereka tidak memiliki

pondasi pengetahuan matematika yang kuat, tentu mereka akan kesulitan dalam

membantu siswa untuk memahami konsep matematika yang diajarkan. Tantangan ini

tentu berdampak juga ketika mereka dituntut untuk menggunakan teknologi digital dalam

pembelajaran matematika. Selain tidak memahami konsep matematis dengan baik,

mereka juga akan kesulitan menghubungkan ataupun menjelaskan konsep matematis

yang disajikan menggunakan teknologi digital.

b. Rendahnya Kepercayaan Diri dan Pengetahuan Guru dalam Penggunaan

Teknologi Digital

Rendahnya kepercayaan diri dan pengetahuan guru dalam menggunakan

teknologi digital menjadi sebuah tantangan bagi terlaksananya pembelajaran

menggunakan teknologi digital (Bingimlas, 2009). Hal ini merupakan sebuah tantangan

yang telah terkontekstual sehingga butuh usaha yang besar untuk mendukung guru-guru

keluar dari tantagan ini.

Beberapa studi telah dilaksanakan untuk mengetahu penyebab kurangan

kepercayaan diri guru-guru dalam menggunakan teknologi dan faktor utamanya yaitu

kekawatiran mereka akan kegagalan dalam pembelajaran berbasis teknologi. Sementara

itu keterbatasan pengetahuan dalam menggunakan teknologi digital menjadi alasan yang

lain buat mereka merasa khawatir dalam penggunaan teknologi digital. Loong and

Herbert (2018) menemukan bahwa penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran

matematika merupakan suatu yang kompleks bagi guru-guru dimana mereka harus

memiliki pengetahuan yang mensinkronkan atara tujuan pembelajaran matematika yang

Page 18: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766

Zetra Hainul Putra --- 12 Teknologi Digital, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Sumber Belajar Matematika Online

ingin dicapai dan bagaimana teknologi digital mampu membantu dalam proses tersebut.

Sementara itu, bagi guru-guru yang merasa diri mereka memiliki pengetahuan dan

kemampuan terbatas dalam penggunaan teknologi digital, mereka merasa cemas ketika

harus menggunakan teknologi. Sebaliknya, guru-guru yang memiliki kepercayaan diri

dalam menggunakan teknologi di kelas dikarenakan mereka memiliki pengetahuan yang

memadai tentang teknologi digital (Bingimlas, 2009).

Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan guru dalam menggunkan teknologi

digital menjadi tantangan yang utama dalam pebelajaran matematika berbasis teknologi

digital. Hal ini tidak hanya terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, tetapi juga di

negara-negara maju lainnya, seperti Denmark, Belanda, dan lainnya. Banyak diantara

guru-guru lebih memilih untuk mengajar secara tradisional, yaitu menjelaskan di papan

tulis, dari pada menggunakan teknologi digital. Penyebab utamanya bukanlah rendahnya

kemampuan pedagogik ataupun didaktik guru melainkan rendahnya pengetahuan dan

kemampuan dalam menggunakan teknologi digital.

c. Keterbatasan Sarana dan Prasarana Penunjang Penggunaan Teknologi

Digital dalam Pembelajaran Matematika

Faktor eksternal yang menjadi penghambat utama bagi guru-guru dalam

menggunakan teknologi digital yaitu terkait ketersediaan sarana dan prasarana. Hal ini

tidak dapat dimungkiri lagi terutama di Indonesia dimana fasilitas pendukung

penggunaan teknologi digital masih sangat terbatas, misalnya komputer. Selain itu,

beberapa pembelajaran menggunakan teknologi digital memerlukan saluran internet

sehingga membutuhkan biaya yang mahal dan belum menjadi anggaran dari setiap

sekolah ataupun pemerintah. Dari survey yang dilakukan oleh Kementrian Komunikasi

dan Informatika Republik Indonesia (Keminfo, 2017) menunjukkan bahwa terdapat gap

yang tinggi antara kepemilikan komputer oleh individu yaitu hanya 7,79% saja dari

mereka yang disurvey memiliki komputer dan ini didominasi oleh mereka yang tinggal di

kota-kota. Lebih lanjut lagi, baru 12,12% dari mereka yang menggunakan komputer di

Sekolah atau kampus. Walaupun demikian, lebih dari setengah penduduk Indonesia

(66,33%) telah menggunakan telepon pintar atau smartphone dan 40,87 % dari siswa

Page 19: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766

Zetra Hainul Putra --- 13 Teknologi Digital, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Sumber Belajar Matematika Online

Sekolah Dasar telah menggunakannya (Keminfo, 2017), sehingga kesempatan untuk

melaksanakan pembelajaran matematika berbasis teknologi digital memiliki peluang yang

besar. Namun penggunaan teknologi digital masih didominasi pada tujuan sosial media

dan hiburan ketika terhubung dengan internet, sedangkan untuk kepentingan pendidikan

dan pembelajaran masih tergolong rendah yaitu sebesar 34,16% (Keminfo, 2017).

Sementara itu beberapa faktor eksternal lainnya yang menjadi tantangan dalam

penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran matematika dan juga bidang ilmu

lainnya yaitu keterbatasan waktu pembelajaran, ketidak adaan pelatihan yang disediakan

untuk guru-guru dalam penggunaan teknologi digital, dan ketidak tersediaan tenaga ahli

digital teknologi disekolah (Bingimlas, 2009). Faktor-faktor eksternal ini tentunya dapat

diatasi secara seksaman oleh pihak-pihak pengambil kebijakan di sekolah ataupun

mereka yang bekerja di dinas dan kementrian pendidikan.

2. Peluang Guru dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Teknologi

Digital

Guru-guru saat ini dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran

terutama pembelajaran matematika. Kondisi dimana guru menjelaskan kemudian diikuti

dengan pemberi latihan soal-soal matematika kepada siswa tanpaknya tidak lagi

memberikan hasil yang positif terhadap keberhasilan dalam pembelajaran.

Penggunaan teknologi digital memberikan peluang kepada guru untuk

memanfaatkannya dalam pembelajaran. Dibeberapa sekolah, terutama di kota-kota

besar, sarana dan prasarana pendukung penggunaan teknologi digital di dalam kelas

cukup mendukung, namun sebagian besar sekolah, terutama di daerah-daerah pelosok

masih jauh dari kata cukup. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan untuk

menggunakan teknologi digital dalam pembelajaran matematika di luar kelas, atau biasa

dikenal dengan outdoor activity. Oleh karena itu, penulis mencoba mengulas beberapa

contoh pembelajaran matematika menggunakan teknologi digital yang dapat

dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran.

Page 20: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766

Zetra Hainul Putra --- 14 Teknologi Digital, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Sumber Belajar Matematika Online

a. Pembelajaran menggunakan MathCityMap

MathcityMap-Project merupakan sebuah proyek yang mengembangkan program

mencari jejak matematika secara online (Cahyono & Ludwig, 2018). Projek ini

dikembangkan oleh peneliti matematika dari Goethe-Universitas Frankfurt, Jerman.

MathcityMap telah dikembangkan dalam bahasa Indonesia sehingga guru-guru Indonesia

dapat memanfaatkan program tersebut dalam pembelajaran matematika di luar ruangan

kelas. Kelebihan dari program ini yaitu seorang guru bisa merancang soal-soal

matematika yang ada di kota mereka dengan mendaftar di website

https://mathcitymap.eu/id/ (gambar 1). Soal-soal tersebut berhubungan dengan konteks

yang ada disekitar mereka misalnya untuk mereka yang tinggal di desa, konteks yang

bisa diambil yaitu pengukuran luas area sawah, dan berapa banyak padi yang bisa di

tanam diarea tersebut. Soal-soal seperti ini merupakan soal-soal terbuka dimana

jawabannya menuntuk siswa untuk menganalisa soal, melakukan pengukuran, estimasi,

dan lain sebagainya.

Gambar 1. Website mathcitymath

Di Indonesia, saat ini telah dikembangkan lima rute mathcitymap di kota

Semarang. Untuk setiap rute, terdapat beberapa soal matematika yang harus

diselesaikan oleh siswa, dan setiap soal memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda.

Page 21: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766

Zetra Hainul Putra --- 15 Teknologi Digital, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Sumber Belajar Matematika Online

Seperti yang terlihat pada gambar 2, terdapat enam soal matematika yang harus

diselesaikan siswa, dan untuk dapat mengakses soal dan mengikuti rute tersebut, siswa

dituntut untuk menggunakan telepon pintar mereka yang terhubung dengan internet.

Gambar 2. Mathcitymap Kota Semarang

Sebuah contoh soal yang diberikan ke siswa yaitu mengestimasi luas lantai

bangunan yang berada di pemompa air (Cahyono & Ludwig, 2018). Lantai bangungan

tersebut berbentuk segidelapan beraturan (gambar 3). Guna menyelesaikan soal

tersebut, siswa dituntut untuk mengobservasi bangunan tersebut, melakukan

pengukuran, dan menggunakan beberapa pengetahuan matematika mereka seperti

segidelapan beraturan terdiri dari depalan segitiga sama kaki, dan bagaimana

menentukan luas segitiga-segitiga tersebut.

Gambar 3. Bangunan segidelapan pada mathcitymap di Surabaya

(Cahyono & Ludwig, 2018)

Page 22: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766

Zetra Hainul Putra --- 16 Teknologi Digital, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Sumber Belajar Matematika Online

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Cahyono dan Ludwig (2018), siswa

memperoleh pengalaman matematika, dan kemampuan matematika mereka mengalami

peningkatan. Mengingat program yang disediakan bersifat terbuka, jadi guru-guru dapat

mengebangkan soal-soal matematika sesuai dengan konteks dan kondisi disekitar area

dimana mereka tinggal. Selain itu, aktifitas ini dapat diberikan kesiswa dalam bentuk

tugas kelompok sehingga mereka bisa saling bekerja sama dalam menyelesaikan soal-

soal tersebut. Mathcitymap bisa menjadi alternatif guru dalam pemberian tugas rumah,

dan kemudian hasil kerja siswa dapat didiskusikan di dalam kelas.

b. Belajar Matematika Online

Beragam sumber belajar online yang mungkin dapat dimanfaatkan guru dalam

mendukung pembelajaran matematika di sekolah dasar. Beberapa sumber belajar

tersebut dikembangkan oleh masyarakat Indonesia seperti Zenius

(https://www.zenius.net/), ruang guru, dan lain sebagainya. Selain itu juga terdapat

beragam situs berbahasa Inggris yang dapat dimanfaatkan guru seperti Thinklets

(http://www.fisme.science.uu.nl/publicaties/subsets/rekenweb_en/), khan Academy

(https://www.khanacademy.org/), pbkids (https://pbskids.org/games/), dan lainnya.

Sementara itu, guru-guru juga dapat menggunakan website seperti socrative

(https://www.socrative.com/) untuk membuat soal-soal latihan secara online yang dapat

diakses oleh siswa.

Sebuah contoh program yang bisa digunakan oleh guru yaitu kegiatan

membangung blok berdasarkan gambar visual yang disajikan (gambar 4). Dalam hal ini

siswa dituntut untuk mengkopi gambar yang ada. Pembelajaran ini sangat sesuai untuk

siswa Sekolah Dasar guna membangung pengetahuan mereka tentang bangungan tiga

dimensi dan persepktif. Misalnya, jika dilihat dari atas, maka bangungan tersebut memiliki

8 blok dimana ditengah-tengah tidak ada blok, ketika dilihat dari samping juga terdiri dari

8 blok, dimana blok yang kosong yaitu dibagian tengah atas. Sehingga untuk mengkopi

blok tersebut, siswa dituntut untuk mensingkronisasikan perspektif mereka dari berbagai

sudut pandang.

Page 23: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766

Zetra Hainul Putra --- 17 Teknologi Digital, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Sumber Belajar Matematika Online

Gambar 4. Membangun menggunakan blok-blok kubus

(http://www.fisme.science.uu.nl/toepassingen/28432/)

Beragam sumber belajar matematika yang diintegrasikan dengan teknologi digital

selayaknya dapat membantu guru-guru untuk mempersiapkan siswa-siswa mereka di era

revolusi industri 4.0. Peluang-peluang tersebut berada di tangan guru, dan guru yang

tidak siap dengan penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran matematika akan

mengalami kesulitan dalam mengajar di masa-masa yang akan datang. Sementara itu,

kesiapan guru dan dukungan dari sekolah dan pemerintah merupakan kunci utama untuk

kesuksesan pembelajaran matematika berbasis teknologi digital (Loong & Herbert, 2018).

PENUTUP

Pembelajaran matematika di era revolusi industry 4.0 saat ini menuntut guru untuk

lebih kreatif, inovatis, aktif dan professional. Guru dituntut memiliki pengetahuan

matematika yang baik dan juga dituntut untuk dapat menggunakan teknologi digital

dalam pembelajaran. Kendala-kendala yang ada tentu saja perlu waktu dan usaha untuk

mengatasainya. Misalnya, rendahnya kemampuan guru mungkin dapat ditingkatkan

dengan memberikan pelatihan kepada guru-guru, dan juga mempersiapkan guru-guru di

institusi pendidikan guru dengan lebih baik. Seyogyanya calon guru memiliki

pengetahuan matematis dan didaktis yang memenuhi standar yang ditetapkan sebelum

mereka layak untuk mengajar di Sekolah Dasar. Dalam hal ini, tugas institusi pendidikan

guru untuk mengontrol kwalitas calon guru. Sementara itu, calon guru juga harus

disiapkan dalam penggunaan teknologi digital selama menempuh pendidikan guru.

Keterbatasan sarana dan prasarana merupakan kendala yang selayaknya menjadi

Page 24: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766

Zetra Hainul Putra --- 18 Teknologi Digital, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Sumber Belajar Matematika Online

perhatian pemerintah kedepannya. Jika hal ini terus diabaikan, maka siswa-siswa

Indonesia akan selalu kesulitan dalam belajar berbasis teknologi digital, dan tentu saja

kwalitas pendidikan Indonesia akan selalu tertinggal dari negara-negara lainnya di dunia.

Sementara itu, penggunaan telepon pintar dapat dimanfaatkan sebagai peluang untuk

meningkatkan pembelajaran matematika berbasis teknologi digital. Mengingat banyaknya

sumber belajaran yang bisa dimanfaatkan guru, seperti mathcitymap, dan dapat diakses

dengan telepon pintar menggunakan jaringan internet, selayaknya alasan keterbatasan

sarana dan prasarana dapat diminimalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bingimlas, K. A. (2009). The poisson process and associated probability distributions on

time scales. Proceedings of the Annual Southeastern Symposium on System Theory,

5(3), 235–245. https://doi.org/10.1109/SSST.2011.5753775.

Cahyono, A., & Ludwig, M. (2018). Teaching and Learning Mathematics around the City

Supported by the Use of Digital Technology. Eurasia Journal of Mathematics,

Science and Technology Education, 15 (1), 1–8.

https://doi.org/10.29333/ejmste/99514.

Depaepe, F., Torbeyns, J., Vermeersch, N., Janssens, D., Janssen, R., Kelchtermans, G.,

… Van Dooren, W. (2015). Teachers’ content and pedagogical content knowledge

on rational numbers: A comparison of prospective elementary and lower secondary

school teachers. Teaching and Teacher Education, 47, 82–92.

https://doi.org/10.1016/j.tate.2014.12.009.

Hill, H. C., Rowan, B., & Ball, D. L. (2005). Effects of Teachers’ Mathematical Knowledge

for Teaching on Student Achievement. American Educational Research Journal,

42(2), 371–406. https://doi.org/10.3102/00028312042002371.

Johar, R., Patahuddin, S. M., & Widjaja, W. (2017). Linking pre-service teachers’

questioning and students’ strategies in solving contextual problems: A case study in

Indonesia and the Netherlands. The Mathematics Enthusiast, 14(1–3), 101–128.

https://doi.org/10.1242/dmm.009688.

Loong, E. Y.-K., & Herbert, S. (2018). Primary school teachers’ use of digital technology

in mathematics: the complexities. Mathematics Education Research Journal,

(Christensson 2010). https://doi.org/10.1007/s13394-018-0235-9.

Mullis, I. V. ., Martin, M. O., Foy, P., & Hooper, M. (2015). TIMSS 2015 International

results in Mathematics. Lynch School of Education, Boston College: TIMSS & PIRLS

International Study Center. https://doi.org/10.1007/978-1-4939-1292-6.

Putra, Z. H. (2016). Pengetahuan mahasiswa pedidikan guru sekolah dasar dalam

merepresentasikan operasi pecahan dengan model persegi panjang. Jurnal Elemen,

Page 25: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7766

Zetra Hainul Putra --- 19 Teknologi Digital, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Sumber Belajar Matematika Online

2 (1), 1–13. Retrieved from http://e-

journal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jel/article/view/174

Putra, Z. H. (2018). A Comparative Study of Danish and Indonesian Pre-service Teachers’

Knowledge of Rational Numbers. University of Copenhagen.

Putra, Z. H. (2019). Elementary teachers’ knowledge on fraction multiplication: An

anthropological theory of the didactic approach. Journal of Teaching and Learning

in Elementary Education, 2 (1), 47–52.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33578/jtlee.v2i1.6964

Putra, Z. H., & Winsløw, C. (2019). Prospective elementary teachers’ knowledge of

comparing decimals. International Journal on Emerging Mathematics Education,

3(1), 57–68. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.12928/ijeme.v3i1.11314

Prospective.

Page 26: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 20

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

ANALISIS RESPONS SISWA SEKOLAH DASAR TERHADAP PEMBELAJARAN TEMATIK

BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA KURIKULUM 2013

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda [email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sriwijaya, Palembang

Sitasi Puspita, L., Effendy, U., Usman, N., Harini, B., & Amilia, V. (2019). Analisis Respons Siswa Sekolah Dasar

terhadap Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga Pada Kurikulum 2013. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 20-40. ISBN: 978-623-91681-0-0, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

This study aims to analyze the response of elementary school students to thematic learning assisted by teaching aids in the 2013 curriculum. The method used in this study is qualitative descriptive. Data collection techniques in this study were interviews and questionnaires. The instrument of this study was a questionnaire distributed to grade IV and class V students. The study was conducted in SD Negeri 01 Palembang, SD Negeri 04 Palembang, dan SD Negeri 24 Palembang. Questionnaire as an instrument of research has 4 aspects, namely interest, presentation of information, delivery of instructions, and content. These four aspects are represented by statements. When the statement is on the agreed criteria and strongly agrees, it means students give a positive response. However, when the statement is on the criteria of disagree and strongly disagrees, it means students give a negative response. Based on the results of the questionnaire response analysis of students who were in the agreed criteria and strongly agreed, students gave a positive response to thematic learning assisted by teaching aids in the 2013 curriculum Keywords: students response, thematic learning, teaching aids

PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pendidikan sebagai-mana yang diamanatkan dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi

penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor determinan bagi

tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang zaman. Dalam rangka

memenuhi undang-undang tersebut, maka dikembangkan kurikulum 2013 yang

diharapkan dapat memenuhi kedua dimensi. Kedua dimensi kurikulum tersebut yang

pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,

Page 27: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 21

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Salah

satu perkembangan pola pikir yang dikembangkan kurikulum 2013 adalah pola

pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa.

Siswa harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk memilih

kompetensi yang sama.

Kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa dalam mengimplementasikan kurikulum

2013 yaitu kompetensi sikap, pengetahuan, serta keterampilan. Diharapkan siswa dapat

menjadi pembelajar yang aktif dan kritis sehingga pembelajaran dapat dikatakan berhasil.

Sejalan dengan tujuan kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan manusia Indonesia

agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga Negara yang beriman,

produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia.

Pada dasarnya keberhasilan dari suatu pembelajaran ditentukan oleh hubungan

antara pendidik dan peserta didik. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan

hubungan antata pendidik dan peserta didik. Salah satu faktornya yaitu media

pembelajaran yang digunakan oleh guru. Media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang

disengaja, bertujuan dan terkendali (Miarso, 2004). Munadi (2008:7-8) mengatakan

bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan

menyalurkan pesan secara terencana sehingga tercipta lingkungan beajar yang kondusif

dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Sehingga

dapat dikatakan bahwa media pembelajaran yang menyampaikan pesan belajar berperan

penting dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran.

Untuk menyampaikan pesan belajar dibutuhkan sebuah media pembelajaran agar

pembelajaran yang berlangsung menjadi mudah dan menyenangkan bagi siswa. Jika

media didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi dapat diperankan oleh media

meskipun tanpa keberadaan guru. Untuk itu penggunaan media pembelajaran sangat

membantu guru dalam proses pembelajaran tetapi harus diperhatikan oleh guru sebelum

Page 28: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 22

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

menerapkannya dalam kelas. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan

dalam pembelajaran adalah alat peraga.

Menurut Sudjana (2009), dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan

dengan tujuan agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien. Pembelajaran

menggunakan alat peraga berarti mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra siswa

untuk meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba,

dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis. Tidak semua media pembelajaran

disebut sebagai alat peraga, akan tetapi semua alat peraga pasti merupakan media

pembelajaran. Sehingga keduanya berfungsi memudahkan peserta didik dalam

memahami materi pelajaran. Alat peraga digunakan untuk melatih keterampilan proses

seperti mengamati, bertanya, merumuskan masalah dan hipotesis, interpretasi data,

menarik kesimpulan, dan berkomunikasi dalam bentuk praktikum (Nur, 2011).

Pembelajaran tematik juga memerlukan alat peraga sebagai media pembelajaran.

Sebagaimana Rusman (2010:254) menyatakan bahwa pembelajaran tematik

memberikan pengelaman bermakna, karena siswa akan memahami konsep-konsep yang

dipelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain

yang telah dipahami. Pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 diawali dari siswa

mengamati gambar, video, ataupun benda. Alat peraga yang digunakan dapat membantu

dalam melatih keterampilan tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif, artinya penelitian

yang menggambarkan fenomena tanpa membandingkan atau menghubungkan antar

variabel. Sebagaimana Sutama (2012:38) menyatakan bahwa penelitian diskriptif

ditujukan untuk mendiskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya.

Didin Fatihudin dan Iis Holisin (2011:22) menambahkan bahwa penelitian diskriptif

merupan penelitian yang menggambarkan suatu kejadian atau gejala tanpa

menghubungkan atau membandingkan antara variabel satu dengan variabel yang

lainnya. Selanjutnya, Nazir (2014:43) menyebutkan tujuan dari penelitian deskriptif

Page 29: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 23

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat sreta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Sekolah Dasar Mitra PGSD FKIP

Universitas Sriwijaya. Jumlah subjek penelitian ini adalah sebanyak 62 siswa. Sebanyak

30 siswa dari SD Negeri 238 Palembang. Jumlah tersebut terdiri dari 22 siswa perempuan

dan 8 siswa laki-laki. Selanjutnya, sebanyak 32 siswa dari SD Negeri 24 Palembang.

Jumlah tersebut terdiri dari 20 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki.

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V SD Mitra PGSD FKIP Universitas

Sriwijaya yang terdiri dari 2 sekolah. Kedua sekolah yang dimaksud yaitu SD Negeri 238

Palembang dan SD Negeri 24 Palembang. SD Negeri 238 Palembang beralamatkan di

Jalan Srijaya KM 5.5 Kelurahan Srijaya Kecamatan Alang-alang Lebar. SD Negeri 24

Palembang beralamatkan di Jalan Kapten A. Anwar Arsyad, Demang Lebar Daun, Iluru

Barat I.

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun ajaran 2018/2019 semester ganjil.

Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah. Selanjutnya,

disesuaikan dengan jadwal kegiatan penelitian ini yang terdapat pada bagian jadwal

penelitian.

Salah satu kegiatan penting dalam penelitian adalah pengumpulan data, yaitu

untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna tercapainya penelitian yang akurat.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner,

wawancara, dan observasi. Masing-masing teknik pengumpulan data penelitian ini

diuraikan sebagai berikut:

1) Kuesioner

Sudijono (2009:84) mengemukakan bahwa pengumpulan data dengan

menggunakan kuesioner dinilai jauh lebih praktis, menghemat waktu, dan tenaga. Hal itu

dikarenakan kuesioner ditujukan secara tertulis. Menurut Sudjana (2013:71), alternatif

jawaban yang terdapat dalam kuesioner dapat juga ditransformasikan dalam bentuk

simbol kuantitatif agar menghasilkan data interval. Hal itulah yang juga akan dilakukan

dalam penelitian ini. Teknik kuesioner dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh

data respons siswa SD mitra PGSD FKIP Universitas Sriwijaya terhadap pembelajaran

Page 30: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 24

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

tematik berbantuan alat peraga pada kurikulum 2013. Kuesioner diberikan kepada siswa

kelas V SD . Instrument yang digunakan, yaitu angket respons siswa SD mitra PGSD FKIP

Universitas Sriwijaya terhadap pembelajaran tematik berbantuan alat peraga pada

kurikulum 2013.

2) Observasi

Nurgiyantoro (2010:93) menyatakan bahwa observasi merupakan cara untuk

mendapatkan informasi dengan cara mengamati objek secara cermat dan terencana.

Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data aktivitas siswa

SD mitra PGSD FKIP Universitas Sriwijaya terhadap pembelajaran tematik berbantuan

alat peraga pada kurikulum 2013. Observasi dilakukan pada kegiatan pembelajaran

tematik berbantuan alat peraga pada kurikulum 2013. Instrumen yang digunakan yaitu

lembar pedoman observasi aktivitas siswa SD mitra PGSD FKIP Universitas Sriwijaya

terhadap pembelajaran tematik berbantuan alat peraga pada kurikulum 2013.

3) Wawancara

Rachman (2011:163) menyatakan bahwa merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

suatu topik tertentu. Sejalan dengan hal tersebut, Widoyoko (2014:40) mengemukakan

bahwa waawncara merupakan pengumpulan data yang langsung dari sumbernya tentang

gejala sosial, baik yang terpendam maupun tampak. Wawancara menjadi alat yang

sangat baik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, keyakinan, perasaan, motivasi,

serta proyeksi seseorang terhadap masa depannya.

Teknik wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan untuk memperoleh data

respons siswa SD mitra PGSD FKIP Universitas Sriwijaya terhadap pembelajaran tematik

berbantuan alat peraga pada kurikulum 2013. Wawancara dilakukan kepada beberapa

siswa kelas V SD. Instrument yang digunakan, yaitu lembar pedoman wawancara respons

siswa SD mitra PGSD FKIP Universitas Sriwijaya terhadap pembelajaran tematik

berbantuan alat peraga pada kurikulum 2013.

Data yang telah dikumpulkan, selanjutnya akan dianalisis. Penelitian ini akan

melakukan analisis data secara deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif merupakan analisis

statistik inferensial. Analisis statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan

Page 31: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 25

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono,

2011: 209).

Selanjutnya, dalam penelitian ini terdapat data yang akan dianalisis, yaitu data

angket respons siswa SD mitra PGSD FKIP Universitas Sriwijaya terhadap pembelajaran

tematik berbantuan alat peraga pada kurikulum 2013. Oleh karena angket yang

digunakan adalah angket tertutup, maka menuntut sudut pandang cara responden

menjawab. Menurut Arikunto (2006:152), dalam angket tertutup terdapat jawaban yang

telah disediakan sehingga responden tinggal memilih. Terdapat empat alternatif jawaban

yang disediakan, yaitu sangat setuju, setuju, agak setuju, dan tidak setuju. Setiap

alternatif tersebut memiliki nilai yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Skala Penilaian Jawaban Angket

Alternatif Nilai

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Cara menghitung nilai jawaban angket tersebut yaitu dengan membagi jumlah

nilai jawaban dengan jumlah responden (Arikunto, 2006:243). Oleh karena penggunaan

teknik angket diperlukan untuk mengetahui respons siswa SD mitra PGSD FKIP

Universitas Sriwijaya terhadap pembelajaran tematik berbantuan alat peraga pada

kurikulum 2013, maka responden dalam teknik angket ini adalah seluruh subjek

penelitian ini yang berjumlah 62 siswa.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Hasil penelitian terdiri dari data respons siswa SD Negeri 01 Palembang, SD Negeri

04 Palembang, dan SD Negeri 24 Palembang. Masing-masing hasil penelitian tersebut

diuraikan sebagai berikut.

Page 32: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 26

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

1) Hasil Data Respons Siswa SD Negeri 01 Palembang

Siswa SD Negeri 01 Palembang diberikan kuesioner pada tanggal 15 Oktober 2018

dan 23 Oktober 2018. Penyebaran angket dilakukan selama 2 hari. Hari pertama, yaitu

15 Oktober 2018 kepada siswa kelas IV. Hari kedua, yaitu 23 Oktober 2018 kepada siswa

kelas V.

Hasil data respons siswa kelas IV SD Negeri 01 Palembang terhadap alat peraga

yang digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum

2013, dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 2. Data Respons Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Palembang

Berdasarkan tabel di atas, keempat aspek berada pada respons positif. Hal ini

terlihat dari masing-masing aspek berada pada kriteria setuju dan sangat setuju.

Aspek pertama, yaitu ketertarikan siswa terhadap alat peraga yang digunakan

sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Aspek tersebut

diwakili 3 pernyataan. Ketiga pernyataan, yaitu pernyataan nomor 1, 3, dan 4 masing-

masing berada pada kriteria setuju dan sangat setuju. Pernyataan nomor 1 sebanyak

42% pada kriteria setuju. Pernyataan nomor 3 dan 4 berada pada kriteria sangat setuju,

No Aspek Pernyataan

Nomor % Kriteria

1 Ketertarikan 1 42 Setuju

3 71 Sangat Setuju

4 63 Sangat Setuju

2 Penyajian Informasi 6 71 Sangat Setuju

7 54 Setuju

3 Pemberian Instruksi 8 58 Sangat Setuju

10 50 Sangat Setuju

4 Isi 5 50 Setuju

2 46 Setuju

9 46 Setuju

11 54 Sangat Setuju

Page 33: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 27

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

masing-masing persentase yaitu 71% dan 63%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek

pertama mendapat respons positif dari siswa kelas IV SD Negeri 01 Palembang.

Aspek kedua, yaitu penyajian informasi yang terdapat pada alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

Aspek tersebut diwakili 2 pernyataan, yaitu pernyataan nomor 6 dan 7. Pernyataan nomor

6 sebanyak 71% pada kriteria sangat setuju. Sedangkan, pernyataan nomor 7 berada

pada kriteria setuju dengan persentase 54%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek kedua

mendapat respons positif dari siswa kelas IV SD Negeri 01 Palembang.

Aspek ketiga, yaitu pemberian instruksi yang terdapat pada alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

Aspek tersebut diwakili 2 pernyataan, yaitu nomor 8 dan 10. Kedua pernyataan tersebut

berada pada kriteria sangat setuju. Masing-masing pernyataan memiliki persentase 58%

dan 50%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek ketiga mendapat respons positif dari siswa

kelas IV SD Negeri 01 Palembang.

Aspek keempat, yaitu isi yang terdapat pada alat peraga yang digunakan sebagai

media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Aspek tersebut diwakili

4 pernyataan, yaitu pernyataan nomor 5, 2, 9, dan 11. Pada aspek ini terdapat 3

pernyataan pada kriteria setuju dan 1 pernyataan pada kriteria sangat setuju. Pernyataan

pada kriteria setuju, yaitu 5, 2, dan 9. Masing-masing dengan persentase 50%, 46%, dan

46% juga. Sedangkan, pernyataan pada kriteria sangat setuju adalah pernyataan nomor

11 dengan persentase 54%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek keempat mendapat

respons positif dari siswa kelas IV SD Negeri 01 Palembang.

Hasil data respons siswa kelas V SD Negeri 01 Palembang terhadap alat peraga

yang digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum

2013, dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut.

Page 34: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 28

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

Tabel 3. Data Respons Siswa Kelas V SD Negeri 01 Palembang

Berdasarkan tabel di atas, keempat aspek berada pada respons positif. Hal ini

terlihat dari masing-masing aspek berada pada kriteria setuju dan sangat setuju.

Aspek pertama, yaitu ketertarikan siswa terhadap alat peraga yang digunakan

sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Aspek tersebut

diwakili 3 pernyataan. Ketiga pernyataan, yaitu pernyataan nomor 1, 3, dan 4 masing-

masing berada pada kriteria setuju dan sangat setuju. Pernyataan nomor 1 sebanyak

61% pada kriteria setuju. Pernyataan nomor 3 dan 4 berada pada kriteria sangat setuju,

masing-masing persentase yaitu 52% dan 79%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek

pertama mendapat respons positif dari siswa kelas V SD Negeri 01 Palembang.

Aspek kedua, yaitu penyajian informasi yang terdapat pada alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

Aspek tersebut diwakili 2 pernyataan, yaitu pernyataan nomor 6 dan 7. Pernyataan nomor

6 sebanyak 52% pada kriteria setuju. Sedangkan, pernyataan nomor 7 berada pada

kriteria sangat setuju dengan persentase 73%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek

kedua mendapat respons positif dari siswa kelas V SD Negeri 01 Palembang.

Aspek ketiga, yaitu pemberian instruksi yang terdapat pada alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

Aspek tersebut diwakili 2 pernyataan, yaitu nomor 8 dan 10. Pernyataan nomor 8 berada

No Aspek Pernyataan

Nomor % Kriteria

1 Ketertarikan 1 61 Setuju

3 52 Sangat Setuju

4 79 Sangat Setuju

2 Penyajian Informasi 6 52 Setuju

7 73 Sangat Setuju

3 Pemberian Instruksi 8 55 Setuju

10 58 Sangat Setuju

4 Isi 5 55 Sangat Setuju

2 79 Sangat Setuju

9 52 Sangat Setuju

11 70 Sangat Setuju

Page 35: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 29

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

pada kriteria setuju dengan persentase 55%. Pernyataan nomor 10 berada pada kriteria

sangat setuju dengan persentase 58%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek ketiga

mendapat respons positif dari siswa kelas V SD Negeri 01 Palembang.

Aspek keempat, yaitu isi yang terdapat pada alat peraga yang digunakan sebagai media

pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Aspek tersebut diwakili 4

pernyataan, yaitu pernyataan nomor 5, 2, 9, dan 11. Keempat pernyataan tersebut

berada pada kriteria sangat setuju. Masing-masing dengan persentase 55%, 79%, 52%

dan 70%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek keempat mendapat respons positif dari

siswa kelas V SD Negeri 01 Palembang.

2) Hasil Data Respons Siswa SD Negeri 04 Palembang

Siswa SD Negeri 04 Palembang diberikan kuesioner pada tanggal 16 Oktober 2018

dan 24 Oktober 2018. Penyebaran angket dilakukan selama 2 hari. Hari pertama, yaitu

16 Oktober 2018 kepada siswa kelas IV. Hari kedua, yaitu 24 Oktober 2018 kepada siswa

kelas V.

Hasil data respons siswa kelas IV SD Negeri 04 Palembang terhadap alat peraga

yang digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum

2013, dapat diuraikan pada tabel 4. Berdasarkan tabel tersebut, keempat aspek berada

pada respons positif. Hal ini terlihat dari masing-masing aspek berada pada kriteria setuju

dan sangat setuju.

Aspek pertama, yaitu ketertarikan siswa terhadap alat peraga yang digunakan

sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Aspek tersebut

diwakili 3 pernyataan. Ketiga pernyataan, yaitu pernyataan nomor 1, 3, dan 4 masing-

masing berada pada kriteria setuju dan sangat setuju. Pernyataan nomor 1 sebanyak

52% pada kriteria sangat setuju. Pernyataan nomor 3 sebanyak 52% pada kriteria setuju.

Pernyataan nomor 4 berada pada kriteria sangat setuju dengan persentase 70%.

Sehingga, disimpulkan bahwa aspek pertama mendapat respons positif dari siswa kelas

IV SD Negeri 04 Palembang.

Page 36: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 30

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

Tabel 4. Data Respons Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Palembang

Aspek kedua, yaitu penyajian informasi yang terdapat pada alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

Aspek tersebut diwakili 2 pernyataan, yaitu pernyataan nomor 6 dan 7. Pernyataan nomor

6 sebanyak 61% pada kriteria sangat setuju. Sedangkan, pernyataan nomor 7 berada

pada kriteria setuju dengan persentase 44%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek kedua

mendapat respons positif dari siswa kelas IV SD Negeri 04 Palembang.

Aspek ketiga, yaitu pemberian instruksi yang terdapat pada alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

Aspek tersebut diwakili 2 pernyataan, yaitu nomor 8 dan 10. Kedua pernyataan tersebut

berada pada kriteria sangat setuju. Masing-masing pernyataan memiliki persentase 40%

dan 44%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek ketiga mendapat respons positif dari siswa

kelas IV SD Negeri 04 Palembang.

Aspek keempat, yaitu isi yang terdapat pada alat peraga yang digunakan sebagai

media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Aspek tersebut diwakili

4 pernyataan, yaitu pernyataan nomor 5, 2, 9, dan 11. Pada aspek ini terdapat 2

pernyataan pada kriteria setuju dan 2 pernyataan pada kriteria sangat setuju. Pernyataan

pada kriteria setuju, yaitu pernyataan nomor 2 dan 11 dengan masing-masing persentase

48%, dan 44%. Sedangkan, pernyataan pada kriteria sangat setuju adalah pernyataan

No Aspek Pernyataan

Nomor % Kriteria

1 Ketertarikan 1 52 Sangat Setuju

3 52 Setuju

4 70 Sangat Setuju

2 Penyajian Informasi 6 61 Sangat Setuju

7 44 Setuju

3 Pemberian Instruksi 8 40 Sangat Setuju

10 44 Sangat Setuju

4 Isi 5 56 Sangat Setuju

2 48 Setuju

9 44 Sangat Setuju

11 44 Setuju

Page 37: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 31

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

nomor 5 dan 9 dengan masing-masing persentase 56% dan 44%. Sehingga, disimpulkan

bahwa aspek keempat mendapat respons positif dari siswa kelas IV SD Negeri 04

Palembang.

Hasil data respons siswa kelas V SD Negeri 04 Palembang terhadap alat peraga

yang digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum

2013, dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 5. Data Respons Siswa Kelas V SD Negeri 04 Palembang

Berdasarkan tabel di atas, keempat aspek berada pada respons positif. Hal ini

terlihat dari masing-masing aspek berada pada kriteria setuju dan sangat setuju.

Aspek pertama, yaitu ketertarikan siswa terhadap alat peraga yang digunakan

sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Aspek tersebut

diwakili 3 pernyataan. Ketiga pernyataan, yaitu pernyataan nomor 1, 3, dan 4 berada

pada kriteria sangat setuju. Masing-masing persentase pernyataan secara berturut-turut

adalah 78%, 70%, dan 55%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek pertama mendapat

respons positif dari siswa kelas V SD Negeri 04 Palembang.

Aspek kedua, yaitu penyajian informasi yang terdapat pada alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

Aspek tersebut diwakili 2 pernyataan, yaitu pernyataan nomor 6 dan 7. Kedua pernyataan

tersebut berada pada kriteria sangat setuju. Masing-masing persentase pernyataan

No Aspek Pernyataan

Nomor % Kriteria

1 Ketertarikan 1 78 Sangat Setuju

3 70 Sangat Setuju

4 55 Sangat Setuju

2 Penyajian Informasi 6 70 Sangat Setuju

7 58 Setuju

3 Pemberian Instruksi 8 49 Sangat Setuju

10 55 Sangat Setuju

4 Isi 5 64 Sangat Setuju

2 61 Sangat Setuju

9 58 Sangat Setuju

11 64 Sangat Setuju

Page 38: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 32

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

secara berturut-turut adalah 70% dan 58%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek kedua

mendapat respons positif dari siswa kelas V SD Negeri 04 Palembang.

Aspek ketiga, yaitu pemberian instruksi yang terdapat pada alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

Aspek tersebut diwakili 2 pernyataan, yaitu nomor 8 dan 10. Pernyataan nomor 8 berada

pada kriteria setuju dengan persentase 49%. Sedangkan, pernyataan nomor 10 berada

pada kriteria sangat setuju dengan persentase 55%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek

ketiga mendapat respons positif dari siswa kelas V SD Negeri 04 Palembang.

Aspek keempat, yaitu isi yang terdapat pada alat peraga yang digunakan sebagai

media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Aspek tersebut diwakili

4 pernyataan, yaitu pernyataan nomor 5, 2, 9, dan 11. Keempat pernyataan berada pada

kriteria sangat setuju. Masing-masing persentase pernyataan secara berturut-turut 64%,

61%, 58%, dan 64%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek keempat mendapat respons

positif dari siswa kelas V SD Negeri 04 Palembang.

3) Hasil Data Respons Siswa SD Negeri 24 Palembang

Siswa SD Negeri 24 Palembang diberikan kuesioner pada tanggal 19 Oktober 2018

dan 22 Oktober 2018. Penyebaran angket dilakukan selama 2 hari. Hari pertama, yaitu

15 Oktober 2018 kepada siswa kelas IV. Hari kedua, yaitu 22 Oktober 2018 kepada siswa

kelas V.

Hasil data respons siswa kelas IV SD Negeri 24 Palembang terhadap alat peraga

yang digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum

2013, dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut.

Page 39: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 33

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

Tabel 6. Data Respons Siswa Kelas IV SD Negeri 24 Palembang

Berdasarkan tabel di atas, keempat aspek berada pada respons positif. Hal ini

terlihat dari masing-masing aspek berada pada kriteria setuju dan sangat setuju.

Aspek pertama, yaitu ketertarikan siswa terhadap alat peraga yang digunakan

sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Aspek tersebut

diwakili 3 pernyataan. Ketiga pernyataan, yaitu pernyataan nomor 1, 3, dan 4 masing-

masing berada pada kriteria sangat setuju. Masing-masing persentase pernyataan secara

berturut-turut adalah 63%, 75%, dan 71%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek pertama

mendapat respons positif dari siswa kelas IV SD Negeri 24 Palembang.

Aspek kedua, yaitu penyajian informasi yang terdapat pada alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

Aspek tersebut diwakili 2 pernyataan, yaitu pernyataan nomor 6 dan 7. Kedua pernyataan

tersebut berada pada kriteria sangat setuju. Masing-masing persentase pernyataan

secara berturut-turut adalah 58% dan 88%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek kedua

mendapat respons positif dari siswa kelas IV SD Negeri 24 Palembang.

Aspek ketiga, yaitu pemberian instruksi yang terdapat pada alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

Aspek tersebut diwakili 2 pernyataan, yaitu nomor 8 dan 10. Kedua pernyataan tersebut

No Aspek Pernyataan

Nomor % Kriteria

1 Ketertarikan 1 63 Sangat Setuju

3 75 Sangat Setuju

4 71 Sangat Setuju

2 Penyajian Informasi 6 58 Sangat Setuju

7 88 Setuju

3 Pemberian Instruksi 8 63 Sangat Setuju

10 67 Sangat Setuju

4 Isi 5 63 Sangat Setuju

2 79 Sangat Setuju

9 63 Sangat Setuju

11 71 Sangat Setuju

Page 40: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 34

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

berada pada kriteria setuju dan sangat setuju. Pernyataan nomor 8 berada pada kriteria

setuju dengan persentase 63%. Sedangkan, pernyataan 10 berada pada kriteria sangan

setuju dengan persentase 67%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek ketiga mendapat

respons positif dari siswa kelas IV SD Negeri 24 Palembang.

Aspek keempat, yaitu isi yang terdapat pada alat peraga yang digunakan sebagai

media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Aspek tersebut diwakili

4 pernyataan, yaitu pernyataan nomor 5, 2, 9, dan 11. Keempat pernyataan tersebut

berada pada kriteria sangat setuju. Masing-masing persentase pernyataan secara

berturut-turut adalah 63%, 79%, 63%, dan 71%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek

keempat mendapat respons positif dari siswa kelas IV SD Negeri 24 Palembang.

Hasil data respons siswa kelas V SD Negeri 24 Palembang terhadap alat peraga

yang digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum

2013, dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 7. Data Respons Siswa Kelas V SD Negeri 24 Palembang

Berdasarkan tabel di atas, keempat aspek berada pada respons positif. Hal ini

terlihat dari masing-masing aspek berada pada kriteria setuju dan sangat setuju.

Aspek pertama, yaitu ketertarikan siswa terhadap alat peraga yang digunakan

sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Aspek tersebut

diwakili 3 pernyataan. Ketiga pernyataan, yaitu pernyataan nomor 1, 3, dan 4 masing-

No Aspek Pernyataan

Nomor % Kriteria

1 Ketertarikan 1 64 Sangat Setuju

3 72 Sangat Setuju

4 76 Sangat Setuju

2 Penyajian Informasi 6 56 Sangat Setuju

7 64 Sangat Setuju

3 Pemberian Instruksi 8 64 Sangat Setuju

10 52 Sangat Setuju

4 Isi 5 60 Sangat Setuju

2 64 Sangat Setuju

9 64 Sangat Setuju

11 52 Sangat Setuju

Page 41: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 35

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

masing berada pada kriteria sangat setuju. Masing-masing persentase pernyataan secara

berturut-turut adalah 64%, 72%, dan 76%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek pertama

mendapat respons positif dari siswa kelas V SD Negeri 24 Palembang.

Aspek kedua, yaitu penyajian informasi yang terdapat pada alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

Aspek tersebut diwakili 2 pernyataan, yaitu pernyataan nomor 6 dan 7. Kedua pernyataan

tersebut berada pada kriteria sangat setuju. Masing-masing persentase pernyataan

secara berturut-turut adalah 56% dan 64%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek kedua

mendapat respons positif dari siswa kelas V SD Negeri 24 Palembang.

Aspek ketiga, yaitu pemberian instruksi yang terdapat pada alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013.

Aspek tersebut diwakili 2 pernyataan, yaitu nomor 8 dan 10. Kedua pernyataan tersebut

berada pada kriteria sangat setuju. Masing-masing persentase pernyataan secara

berturut-turut adalah 64% dan 52%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek ketiga

mendapat respons positif dari siswa kelas V SD Negeri 24 Palembang.

Aspek keempat, yaitu isi yang terdapat pada alat peraga yang digunakan sebagai

media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Aspek tersebut diwakili

4 pernyataan, yaitu pernyataan nomor 5, 2, 9, dan 11. Keempat pernyataan tersebut

berada pada kriteria sangat setuju. Masing-masing persentase pernyataan secara

berturut-turut adalah 60%, 64%, 64%, dan 52%. Sehingga, disimpulkan bahwa aspek

keempat mendapat respons positif dari siswa kelas V SD Negeri 24 Palembang.

Pembahasan

1) Respons Siswa SD Negeri 04 Palembang

Berdasarkan hasil penelitian, siswa SD Negeri 01 Palembang sangat tertarik

dengan alat peraga yang digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran

tematik kurikulum 2013. Siswa mengakui bahwa siswa senang dengan alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran di kelas. Hal itu membuat siswa mau mempelajari

materi pelajaran di kelas kembali diulang lagi di rumah. Situasi ini tentu saja

menghasilkan perilaku baik. Sebagaimana Sudjana (1995:47) menyatakan bahwa yang

Page 42: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 36

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

dimaksud mengulang pelajaran adalah suatu aktifitas untuk mengatasi masalah dengan

cara mengulang pelajaran yang telah disampaikan melalui proses memasukkan informasi

ke dalam memori jangka panjang. Pelajaran yang diulangi dapat berupa memperdalam

lagi materi yang sudah dipelajari ataupun materi yang akan dipelajari.

Siswa SD Negeri 01 Palembang juga mengakui bahwa alat peraga yang digunakan

sebagai media pembelajaran di kelas sudah memberikan instruksi kepada saya untuk

memahami materi pembelajaran. Hal itu membuat instruksi yang terdapat dalam media

gampang dimengerti oleh saya. Instruksi dalam media merupakan bagian dari fungsi.

Sebagaimana Kemp & Dayton (dikutip Sukiman, 2012:39) menyatakan bahwa fungsi

instruksi dipenuhi dengan melibatkan peserta didik baik dalam benak atau mental

maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi.

Selanjutnya, siswa SD Negeri 01 Palembang mengakui bahwa media pembelajaran

memberikan bantuan ketika sedang bekerja sama dalam memecahkan masalah materi

pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian Haryanto (2015) yang juga menyoroti

peningkatan kemampuan memecahkan masalah melalui media. Hanya saja media yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah media komputer. Hasil penelitian tersebut

menunjukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan dan menarik perhatian siswa.

Selain itu, juga dinyatakan dalam penelitian tersebut bahwa situasi pembelajaran menjadi

lebih bervariasi dan tidak monoton.

2) Respons Siswa SD Negeri 01 Palembang

Berdasarkan hasil penelitian, siswa SD Negeri 04 Palembang sangat tertarik

dengan alat peraga yang digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran

tematik kurikulum 2013. Siswa mengakui bahwa alat peraga yang digunakan sebagai

media pembelajaran di kelas manarik perhatian. Oleh karena itu, sebaiknya memang guru

menggunakan alat peraga agar dapat menarik perhatian siswa.

Usman (2003:28) menyatakan bahwa perhatian bersifat lebih sementara dan

memiliki hubungan dengan minat. Namun, keduanya memiliki perbedaan. Minat sifatnya

menetap, sedangkan perhatian sifatnya sementara dan adakalanya menghilang. Namun,

ada pula perhatian terpusat yang disebut dengan terkonsentrasi dan tertuju pada satu

Page 43: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 37

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

objek saja. Dalam kegiatan belajar di kelas, seorang siswa hendaknya menggunakan

perhatian terpusat pada pelajaran. Sehingga, pelajaran yang diterima dapat dipahami

dengan baik.

Siswa SD Negeri 04 Palembang mengakui penyajian informasi pada alat peraga

yang digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum

2013. Alat peraga yang digunakan sebagai media pembelajaran di kelas sudah

menyajikan informasi yang sesuai dengan materi pembelajaran. Penyajian informasi

dalam media pembelajaran menjadi bagian dari fungsi media itu sendiri.

Kemp & Dayton (dikutip Sukiman, 2012:39) menyatakan bahwa fungsi informasi

dipenuhi ketika media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi

di hadapan sekelompok peserta didik. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama,

atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa

bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan

atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak atau

kurang senang, netra, atau senang.

3) Respons Siswa SD Negeri 24 Palembang

Berdasarkan hasil penelitian, siswa SD Negeri 24 Palembang sangat tertarik

dengan alat peraga yang digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran

tematik kurikulum 2013. Ketertarikan siswa SD Negeri 24 Palembang tergambarkan pada

pernyataan bahwa media pembelajaran memberi kesempatan untuk mendapatkan

pengetahuan baru. Kesempatan tersebut dapat dibangun melalui teori belajar

konstruktivistik, sehingga pengetahuan baru diperoleh siswa.

Winasanjaya (20005:118) menyatakan bahwa konstruktivisme adalah proses

membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa

berdasarkan pengalaman. Pengetahuan itu terbentuk bukan dari objek semata. Akan

tetapi, juga dari kemampuan individu sebagai subjek yang menangkap setiap objek yang

diamani. Selanjutnya, pengetahuan dalam teori ini memang berasal dari luar. Akan tetapi,

dikonstruksi dalam diri seseorang. Oleh sebab itu, teori ini tidak bersifat dinamis.

Tergantung individu yang melihat dan mengkonstruksi.

Page 44: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 38

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

Siswa SD Negeri 24 Palembang juga mengakui bahwa media pembelajaran

memudahkan dalam melakukan proses berpikir. Pengetahuan baru yang diperoleh

tersebut tentu saja melalui proses berpikir. Dalam teori belajar, proses berpikir termasuk

dalam teori belajar kognitif.

Riyanto (2005:9) mengemukakan bahwa teori belajar kognitif merupakan suatu

teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya

sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respons, lebih dari itu belajar

melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut teori ini, ilmu pengetahuan

dibangun dalam diri seorang individu melalui proses interaksi yang berkesinambungan

dengan lingkungan. Proses ini tidak berjalan terpisah-pisah tetap mengalir, bersambung-

sambun, dan menyeluruh.

SIMPULAN

Respons siswa terhadap alat peraga yang digunakan sebagai media pembelajaran

pada pembelajaran tematik kurikulum 2013 tergambarkan pada 4 aspek. Keempat aspek

yang dimaksud adalah ketertarikan, penyajian informasi, pemberian instruksi, dan isi.

Respons positif siswa terlihat ketika pernyataan setiap aspek secara umum berada pada

kriteria setuju dan sangat setuju. Sedangkan, respons negative siswa terlihat ketika

pernyataan setiap aspek secara umum berada pada kriteria tidak setuju dan sangat tidak

setuju.

Berdasarkan data respons siswa terhadap alat peraga yang digunakan sebagai

media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013 yang terdapat pada

bagian hasil penelitian, respons yang tampak merupakan respons positif. Siswa sangat

tertarik dengan alat peraga yang digunakan sebagai media pembelajaran pada

pembelajaran tematik kurikulum 2013. Siswa mengakui bahwa siswa senang dengan alat

peraga yang digunakan sebagai media pembelajaran di kelas. Hal itu membuat siswa

mau mempelajari materi pelajaran di kelas kembali diulang lagi di rumah. Selain itu, siswa

mengakui bahwa alat peraga yang digunakan sebagai media pembelajaran di kelas

manarik perhatian. Oleh karena itu, sebaiknya memang guru menggunakan alat peraga

agar dapat menarik perhatian siswa.

Page 45: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 39

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

Rekomendasi ditujukan kepada guru yang belum menggunakan alat peraga yang

digunakan sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Hal

ini mengingat bahwa respons yang diberikan siswa sudah menunjukan arah positif, lalu

tidak ada alasan lagi bagi guru untuk tidak menggunakan alat peraga yang digunakan

sebagai media pembelajaran pada pembelajaran tematik kurikulum 2013. Tentu saja juga

ada banyak kegunaan dan fungsi lainnya mengenai penggunaan alat peraga sebagai

media pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, A. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Fatihudin, D. & Holisin, I. (2012). Cara Praktis Memahami Penulisan: Karya Ilmiah, Artikel

Ilmiah Dan Hasil Penelitian. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hamalik, O. (2006). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Haryanto, U. (2015). Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah melalui Media

Komputer dalam Pembelajaran Matematik pada Siswa SMKN Ngawen. Jurnal

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 22( 4), 432-442.

Khaeruddin dkk. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP); Konsep dan

Implementasinya di Madrasah. Yogyakarta: Pilar Media.

Notoadmojo, S. (2003). Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.

Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.

Nazir, M. (2014). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Prastowo, A. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Yogyakarta: DIVA Press.

Rachman, M. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Moral. Semarang: Unnes Press.

Rusman. (2012). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Raja Grafindo.

Rusman. (2010). Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Jakarta: Rajawali Pers.

Riyanto, Y. (2012). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Sadiman, A.S., Rahardjo, R., Haryono, A., & Rahardjito. (2012). Media Pendidikan:

Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.

Samana, A. (2001). Sistem Pengajaran. Yogyakarta: Kanisius.

Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sudjana, N. (1997). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo.

Page 46: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7776

Linda Puspita, Umar Effendy, Nuraini Usman, Bunda Harini, Vina Amilia Suganda --- 40

Pembelajaran Tematik Berbantuan Alat Peraga pada Kurikulum 2013

Sudjana, N. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Jakarta: Alfabeta.

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.

Sukayati. (2004). Pembelajaran Tematik di SD Merupakan Terapan dari Pembelajaran

Terpadu. Disampaikan dalam Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SD

Jenjang Lanjut Tanggal 6 – 19 Agustus 2004 di PPPG Matematika.

Sumiati & Arza. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Suryani, N & Agung, L. (2012). Startegi Belajar-Mengajar. Yogyakarta: Ombak.

Susanto, A. (2014). Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Group.

Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Kualitatif, Kuantitatif, PTK, R & D.

Kartasura: Fairuz Media.

Trianto. 2013. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik baik Anak Usia Dini TK/RA

dan Ana Usia Awal SD/MI. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Usman, Moh. Uzer. 2003. Menjadi Guru Professional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Widoyoko, Eko Putro. 2014. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Winasanjaya. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Jakarta: Kencana.

Yunanto, Sri Joko. 2004. Sumber Belajar anak Cerdas. Jakarta: Grasindo.

Page 47: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 41

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

THE CHALLENGES OF THEMATIC LEARNING IN ELEMENTARY SCHOOLS FOR 21ST CENTURY SKILLS AND

4.0 INDUSTRIAL REVOLUTION

Chaerul Rochman1, Rokayah 2, Neni Hermita3 [email protected]

1UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Bandung, Indonesia, 2 STKIP Sebelas April, Sumedang, Indonesia,

3 PGSD Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia

Sitasi Rochman, C., Rokayah., & Hermita, N. (2019). The Challenges of Thematic Learning in Elementary

Schools For 21st Century Skills and 4.0 Industrial Revolution. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 41-54. ISBN: 978-623-91681-0-0, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

Education continues to develop with very high acceleration. In line with knowledge management sySTEAMs that are very sySTEAMatic, digital and complex. This code greatly influences thematic learning at the elementary level. The paper from the results of this study aims to reveal a profile of scientific literacy skills that support the achievement of students' scientific competencies at the elementary school level. The method used in this study is participatory pro-active research, where 5th-grade students from one of the private elementary schools in Bandung actively provide data through the instrument. The instrument used was a scientific literacy on thematic learning test and triangulation using interview techniques. The results showed that: (1) science literacy skills of 5th-grade students were still below the average, (2) the majority of students still relied on compulsory textbooks as a source of scientific literacy on thematic learning. This study concluded that the ability of scientific literacy on thematic learning in elementary school students in Bandung was still low. Based on analysis and conclusions, this study recommends that to deal with the challenges of the 21st century and the industrial revolution 4. science learning needs to be developed that involves the use of actual and contextual information and information technology. Keywords: contextual information, elementary school, information technology, and thematic learning

PENDAHULUAN

Kompetensi siswa menghadapi abad 21 dan revolusi industry 4.0 menjadi suatu

keniscayaan. Sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi pada abad 21st tersebut

mendorong perkembangan dunia semakin maju secara cepat (Isabelle, 2017).

Percepatan perkembangan ini ditunjukkan dengan banyaknya produk teknologi yang

menjadi mitra kehidupan masyarakat termasuk siswa di semua tingkatan, termasuk pada

siswa sekolah dasar. Bagi siswa, berbagai variasi produk teknologi ini menyebabkan

semakin banyaknya pengetahuan dan keterampilan teknologi yang harus dikuasai.

Dampak lanjutannya adalah perlunya penyesuaian dan penyempurnaan kurikulum

Page 48: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 42

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

pendidikan dan teknologi pembelajaran. Pembelajaran merupakan bagian dari kurikulum

yang akan terkena dampaknya. Dampak tersebut terkait dengan struktur materi, metode

pembelajaran dan penilaian proses dan hasil belajar. Ahmed Ibrahim (2017) mengatakan

bahwa metodologi, proses dan media pembelajaran juga selayaknya dapat mendukung

perkembangan pembelajaran abad 21 dan revolusi industry 4.0. Dengan pembelajaran

yang melibatkan sains teknologi enjiniring seni dan matematika (STEAM), siswa

diharapkan dapat lebih cepat literat terhadap tantangan abad 21 dan revolusi indusri 4.0.

Selain itu, peserta didik dapat menguasai keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan

pada abad 21.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa keterampilan abad 21 dan revolusi

industry 4.0 penting diterapkan dalam pembelajaran di sekolah tingkat dasar.

Pembelajaran yang menggunakan konsep sains teknologi enjinering, seni, dan

matematika sangat mendukung peserta didik menguasai tantangan abad 21 an revolusi

industry 4.0 (Weintrop, D. et al., 2016). Di beberapa negara, pembelajaran STEAM dapat

mendorong siswa memiliki kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan matematis

(Christensen, R., & Knezek, 2015). Pembelajaran STEAM yang diterapkan di sekolah

dapat mempekuat dan meningkatkan kebermaknaan serta memecahkan masalah-

masalah sains dan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula pembelajaran

sains dapat meningkatkan literasi digital, seni dan komputer. Temuan lain menyimpulkan

ada keterkaitan antara kemampuan akademik, keyakinan individual, dan sikapnya

terhadap perkembangan penggunaan teknologi digital (Olofsson et al (2011). Hal ini

menunjukkan bahwa ada pula hubungan antara kemampuan dasar sains dan matematika

dengan penguasaan STEAM. Siswa sekoah dasar di Indonesia rata-rata kemampuan sains

dan matematika masih rendah sehingga akan mempengaruhi tingkat kemampuan

penggunaan teknologi digital. Pandangan lain menyebutkan bahwa kemampuan siswa

dalam mengenali konsep-konsep dasar sains, seni dan produk teknologi masih rendah.

Namun kegiatan seni dapat dijadikan sebagai kegiatan yang terintegrasi dan mendukung

keberhasilan pembelajaran tematik (John, 2015). Sehingga timbul masalah apakah

kemampuan literasi sains, literasi seni siswa sekolah dasar Indonesia memiliki keterkaitan

dalam mendukung literasi abad 21 dan revolisi industry 4.0? Di samping itu, penting

Page 49: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 43

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

diungkap bagaimana kecenderungan kemampuan atau literasi siswa terhadap persoalan

sains, teknologi, eniniring, seni dan matematika yang bersifat kontekstual. Persoalan ini

penting, karena semua persoalan penguasaan pengetahuan dan keterampilan SETAM

erat kaitan dengan proses pembelajaran di kelas.

Berdasarkan uraian di atas, maka penting kajian terhadap kemampuan konsep

sains, seni dan teknologi pada siswa sekolah dasar yang dilakukan secara bertahap.

Sebagai tahapan awal perlu dipetakan kondisi eksisting literasi sains siswa. Setelah itu,

perlu diidentifikasi tantangan apa yang dihadapi siswa dalam melakukan pembelajaran

sains di kelas. Akhrinya, penting menyusun rekomendasi untuk meninndaklanjuti

pemecahan masalah literasi sains melalui pembelajaran sehari-hari di sekolah.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pendekatan kualitatif partisipatoris. Partisipan

dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas tinggi pada salah satu sekolah dasar di

Bandung sebanyak 25 orang. Partisipan terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 16 orang

siswa perempuan. Untuk mendapatkan data kemampuan tematik dipergunakan tes

tertulis tentang Science Technology Engeneering Art and Math (STEAM) sebanyak 6 butir

soal. Pertanyaan terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian pertama tentang science, technology,

engineering, art, tiga pertanyaan tentang matematik, serta dua pertanyaan lainnya

mengenai kepedulian terhadap keluarga dan sikap partisipan terhadap dampak

pembelajaran tematik.

Penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: memberikan instrument tes

literasi pembelajaran tematik kepada peserta didik; mengolah data, dan menganalisis

hasil pengolahan data. Data yang diperoleh dari jawaban 25 partisipan diolah dengan

menggunakan rubric, yaitu skor 4 untuk jawaban benar dan lengkap, skor 3 untuk

jawaban benar dan tidak lengkap, skor 2 untuk jawaban yang minimal, skor 1 untuk

jawaban yang salah, dan skor 0 untuk tidak menjawab/kosong.

Setelah pengolahan data literasi partisipan, langkah selajutnya adalah triangulasi

terhadap beberapa orang partisipan. Triangulasi bertujuan untuk mendalami jawaban

tentang STEAM pembelajaran tematik yang diberikan oleh partisipan (Cavlazoglu, B., &

Page 50: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 44

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

Stuessy, 2017) . Triangulasi dilakukan dengan teknik wawancara kepada beberapa orang

partisipan unggul dan asor. Hasil nya dideskripsikan dan diinterpretasikan sehingga dapat

melengkapi analisis data penelitian. Berdasarkan analisis dan kesimpulan, maka langkah

terakhir adalah merumuskan rekomendasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis data penelitian terdiri dari profil kemampuan tematik siswa dan

distribusi kemampuan STEAM, profil rata-rata STEAM, hubungan STEAM dengan

kepedulian keluarga dan Sikap siswa dalam konteks pembelajaran tematik. Berdasarkan

hasil analisis data dan untuk memperdalam jawaban siswa telah dilakukan triagulasi.

a. Profil kemampuan literasi STEAM siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari instrument tentang kemampuan literasi

STEAM, maka ditunjukkan profil distribusi partisipan dalam konteks pembelajaran tematik

sebagaimana grafik berikut.

Gambar 1. Profil Kemampuan Literasi STEAM Siswa

Gambar 2. Profil Kemampuan Literasi Berdasarkan Gender

33.4

35.8

32,0

33,0

34,0

35,0

36,0

Siswa Laki-laki Siswa Perempuan

Page 51: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 45

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

Gambar 1 dan 2 menunjukkan distribusi kemampuan literasi STEAM partisipan

siswa kelas 5. Skor perolehan rata-rata kemampuan leterasi STEAM adalah 35.0; serta

skor tertinggi sebesar 40, sedangkan skor terkecil adalah 28. Secara keseluruhan, semua

partisipan siswa masih berada tidak jauh dari angka rata-rata. Jika dilihat dari jenis

kelamin, skor rata-rata siswa perempuan (35.8) lebih besar dari skor rata-rata siswa laki-

laki (33.4).

Kecenderungan kemampuan STEAM siswa perempuan lebih besar ini sesuai

dengan hasil penelitian dari OztUrk (2010) yang menyatakan bahwa ada perbedaan

kemampuan keterampilan sains siswa perempuan dengan siswa laki-laki pada sekolah

dasar. Demikain juga dikatakan oleh Reilly (2015) bahwa perbedaan gender

menunjukkan adanya perbedaan kemampuan atau kompetensi sains anak pendidikan

dasar. Kemampuan literasi terhadap STEAM yang masih rendah terjadi di berbagai

negara. Literasi STEAM dipengaruhi oleh rendahnya literasi sains pada mata pelajaran di

sekolah. Ada pengaruh perbedaan gender pada kemampuan literasi ini (Han, S., Capraro,

R., & Capraro, 2015). Perbedaan cara berpikir dan bertindak dalam mempelajari sains

berbeda. Pada beberapa negara kemampuan berpikir kritis, kolaborasi ataupun

komunikasi kelompok perempuan lebih tinggi dibanding dengan laki-laki. Pembeda yang

signigikan terjadi pada aspek technology dibanding dengan konsep sains, engineering

maupun matematik. Untuk meningkatkan kemampuan literasi STEAM pada peserta didik

perlu diberikan pendekatan dan metode pembelajaran yang besifat kontekstual

(Kennedy, T. J., & Odell, 2014). Kurikulum yang banyak mengaitkan materi dengan

technology dapat dilakukan dalam pendidikan dasar. Selain itu, pembelajaran yang sering

mengenalkan technology bagi peserta didik laki-laki maupun perempuan dapat dilakukan

secara seimbang (Huang, C. S., Su, A. Y., Yang, S. J., & Liou, 2017).

Berdasarkan kecenderungan data dan beberapa hasil penelitian menunjukkan

bahwa pembelajaran sains pada pembelajaran tematik perlu dipertimbangkan perbedaan

gender. Siswa laki-laki perlu mendapatkan rangsangan aktivitas yang lebih intensif.

Aktivitas yang dilakukan oleh siswa laki-laki diharapkan dapat meningkatkan

kompetensinya. Di lain pihak perlu pula dilakukan pembelajaran kelompok campuran,

artinya dalam satu kelompok terdiri dari anak laki-laki dan perempuan. Keberagaman

Page 52: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 46

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

gender dalam satu kelompok akan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk

dapat berinteraksi.

b. Profil kemampuan tematik siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari instrument tentang pembelajaran tematik

yang terdiri dari kemampuan tematik siswa, kepedulian terhadap keluarga dan sikap

terhadap STEAM dapat disajikan dan diidentifikasi oleh partisipan dapat ditunjukkan pada

gambar 3 berikut.

Gambar 3. Profil Kemampuan Tematik Siswa

Gambar 3 menunjukkan rata-rata skor kemampuan tematik siswa dari 25 orang

partisipan. Komponen yang paling tinggi peroleh skornya adalah keterampilan enjinering

(keteknikan). Sedangkan skor yang paling rendah adalah kemampan seni (arts). Nampak

bahwa rata-rata skor untuk STEAm diperoleh angka 3.5. Namun skor sikap siswa

terhadap STEAM dalam pembelajaran tematik adalah3.3. Adapun skor kepedulian siswa

terhadap keluarga terkait pembelajaran STEAM adalah paling besar, yaitu 3.6.

Kemampuan STEAM pada pembelajaran tematik siswa menunjukkan bervariasi. Namun

kondisi ini apakah dapat dikatakan adanya hubungan antar komponennya.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa komponen pembelajaran STEAM pada

praktisnya terjadi secara kolaboratif. Komponen sains, teknologi, enjinering, seni dan

matematika menjadi bagian dari kemampuan siswa. Pengaruh ada dan seringnya siswa

Page 53: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 47

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

menggunakan alat teknologi di lingungan rumah akan berpengaruh terhadap

kemampuan STEAM. Pada satu alat teknologi yang digunakan di rumah tangga (keluarga)

selalu mengandung beberapa informasi yang terkait ddengan STEAM. Satu alat teknologi

seperti televisi mengandung konsep sains (cahaya, bunyi, mekanika, dll), konsep

teknologinya berupa aplikasi konsep sains, enjineringnya berkaitan dengan semakin

simple dari segi fungsi dan ukurannya. Sedangkan pasa aspek seni (arts) terlihat dari

desain produk yang semakin menarik. Adapun unsur matematikanya terdapat pada

bentuk, ukuran dan perbandingan antara bahian-bagian alat teknologi. Keseluruhan

komponen STEAM sangat berpengaruh terhadap kepedulian siswa kepada keluarga.

Demikian pula, sikap yang positif dan konstruktif akan mempengaruhi digunakannya

produk teknologi di sekitar. Siswa dapat mempelajari berbagai alat teknologi di

rumahnya. Ia akan mempelajari bagaimana cara mengoperasikan sampai kepada

bagaimana cara memeliharanya. Siswa dapat mengenali produk teknologi yang ada di

sekitar mereka (Altun, 2017). Siswa mengenali lebih baik hanya produk-produk yang

nyata ada di sekitar tempat tinggal mereka. Banyak produk teknologi yang dapat dikenali

oleh peserta didik dari berbagai macam media, baik media ceak maupun media

elektronik. Tingkat pemahaman peserta didik terhadap produk technology akan

tergantung kepada ada tidaknya produk itu di tempat tinggal mereka. Frekuensi

penggunaan produk teknologi juga berpengaruh terhadap pemahaman mereka. Kegiatan

penggunaan seperti menghidupkan televisi, mengatur chanel, membesarkan volume,

mengatur warna dan lain-lain akan mempengaruhi literasi STEAM. Namun, masih jarang

peserta didik yang mempertanyakan konsep sains, teknologi, dan dimensi-dimensi lain

pada sutau produk teknologi. Lemahnya kemampuan peserta didik mengajukan

pertanyaan menunjukkan lemahnya kemampuan berpikir kritis. Selain itu, mereka jarang

mengomunikasikan hal-hal ilmiah yang berkaitan dengan produk teknologi yang mereka

gunakan.

Page 54: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 48

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

c. Distribusi Teknologi dan Arts dalam STEAM

Berdasarkan data yang diperoleh dari instrument tentang produk-produk teknologi

yang dipilih dan digambar oleh 25 orang partisipan dapat ditunjukkan pada gambar 4

berikut.

Gambar 4. Distribusi Teknologi dan Arts dalam STEAM

Gambar 4 menunjukkan bahwa produk teknologi yang paling banyak digambar

oleh partisipan berutur-turut adalah lemari es/refrigerator, handphone, computer dan

television. Jumlah produk teknologi yang paling banyak digambar berjumlah 4 dari 20

jenis yang harus dipilih (20%). Lemari es adalah produk teknologi yang paling banyak

dipilih dan digambar secara visual oleh partisipan, yaitu oleh 8 (32%). Sedangkan yang

paling sedikit digambar adalah televise (4 atau 16%).

Mengapa lemari es/refrigerator paling banyak dipilih sebagai produk teknologi saat

ini? Beberapa studi menunjukkan bahwa salah produk teknologi yang paling berkembang

adalah lemari es selain handphone. Perkembangkan kualitas (Wong, A. Y., & Daud,

2017), varietas maupun kuantaitas teknologi adalah handphone (Wong, A. Y., & Daud,

2017). Pada handphone berbagai informasi hampir tak terbatas (Rambitan, 2015).

Semua bidang kehidupan dapat diketahui dan dilakukan melalui handphone, termasuk

pendidikan. Handphone dapat dijadikan media pembelajaran yang sangat efektif. Namun,

pada bidang pendidikan harus ada aturan formal maupun norna etikapenggunaan

handphone (Porter, G et al, 2016). Selain itu, literasi terhadap handphone dan

penggunaanya harus menjadi program para pendidik. Handphone dapat meningkatkan

Page 55: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 49

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

terhadap kemampuan berpikir kritis anak (Rambitan, 2015) Oleh sebab itu, upaya literasi

secara massif penting dilakukan kepada para peserta didik. Dalam pandangan sederhana,

anak-anak pada pendidikan dasar masih sering berhubungan dengan lemari es terutama

berkaitan dengan makanan, seperti es krim, susu dan lain-lain. Makanan merupakan

bagian dari keseharian anak usia sekolah dasar (7 sd 12 tahun). Oleh sebab itu, produk

teknologi lemari es menjadi salah satu produk yang paling disukai anak. Selain itu, anak-

anak sangat gemar dengan asesoris tempelan gambar pada dinding lemari es. Hal ini

menyebabkan mereka akan lebih familiar dengan lemari es.

d. Triangulasi dan Hubungan STEAM, Kepedulian Keluarga dan Sikap

Berdasarkan analisis jawaban partisipan ketika dilakukan analisis hubungan antar

STEAM, Kepedulian Keluarga dan Sikap serta triangulasi literasi STEAM, maka dapat

dideskripsikan melalui gambar 5 dan tabel 1 berikut.

Gambar 5. Hubungan STEAM, Kepedulian Keluarga dan Sikap Siswa

Gambar 5 menunjukkan hubungan antara kemampuan STEAM siswa dengan

kepedulian kepada keuarga dan sikapnya terhadap STEAM. Hubungan ketiga ditunjukkan

dengan koefiesien korelasi sederhana, yaitu STEAM dan Keluarga sebesar 0.49; lebih

besar diaganding dengan hubungan STEAM dengan Sikap (0.38) dan Keluarga dan Sikap

(0.16). Hal ini menunjukkan bahwa factor keluarga lebih besar hubungannya dengan

kemampuan STEAM siswa. Sedangkan hubungan STEAM dengan sikap lebih rendah,

hanya 0.38.

Page 56: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 50

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

Beberapa penelitian menunjukkan ada kaitannnya antara frekuensi penggunaan

teknologi di rumah tangga dengan pemahaman konsep-konsep sains yang digunakan.

Dengan kata lain, keluarga mendukung siswa dalam memahami bebagai alat teknologi.

Anak lebih banyak belajar teknologi dari keluarga yang memiliki dan menggunakan

produk teknologi. Sehingga keluarga dengan frekuensi penggunaan produk teknologi

akan membantu anak dalam memahami konsep-konsep sains. Bagi siswa, konsep sains

bukan lagi konsep yang bersifat abstrak akan tetapi menjadi bagian yang kehidupan ril

nya.

Tabel 1. Deskripsi Triangulasi Partisipan pada Literasi STEAM

No Indikator STEAM Deskripsi dari Partisipan

1 Science: Beri penjelasan konsep

sains apa yang kamu gambar?

▪ Partisipan umumnya menjawab konsep

sains yang sederhana dan paling sering

ditemui adalah lemari es, dan mobile phone

sebagai produk teknologi

▪ Partisipan tidak memiliki penjelasan sains

yang lebih spesifik dari produk teknologi

yang digambar

▪ Partisipa tidak memiliki konsep yang utuh

dari produk teknilogi lainnya

2 Technology: Manfaat-manfaat apa

yang kamu peroleh dari tekologi

yang sering kamu gunakan

▪ Partisipan sebagian besar menjelaskan

banyak manfat dari adanya produk

teknologi lemari es, terutama dengan

manfaat untuk menyimpan makanan

kesukaannya.

▪ Partisian lebih kecenderungan

menggunakan mobllie phone daripada

televisi

3 Engineering: Bagaimana cara

mengopersikan produk teknologi?

▪ Partisipan lebih banyak menjelaskan cara

penggunaan secara umum, yaitu

menghidupkan dan mematikan alat secara

sederhana

4 Arts: Hal apa sajakan yang menarik

dari produk teknologi yang kalian

gambar?

▪ Partisipan lebih banyak memberikan alasan

bahwa menggambar lemri es lebih lenaik

karena mereka memiliki pengalaman dalam

menempel asesoris dan gambar yang

menarik

Page 57: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 51

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

4 Math: Jelaskan apakah pada produk

teknologi yang kai gambar terdapat

hal-hal yang berhubungan dengan

matematika? (ukuran panjang, luas,

volume, berat, dan besaran lainnya

dengan satuan)

▪ Partisipan lebih banyak mengemukakan

ukuran panjang dan lebar, tanpa

mengemukakan besaran volume. Bakan

mereka tidak dapat menjelaskan satan-

satuan listrik lainnya.

Tabel 1 menunjukkan bahwa jawaban partisipan terhadap empat komponen

STEAM cukup bervariasi. Pada komponen sience, penjelasan partisipan terhadap produk

teknologi masih sederhana. Berdasarkan hasil wawancara, diperoleh informasi beberapa

variasi jawaban. Pada umumnya partisipan menjawab dengan kalimat sederhana.

Komponen technology, partisipan sudah mulai menjelaskan cara-cara menghidupkan,

menggunakan, dan menutup produk technology, seperti televisi. Demikian pula pada

komponen engineering, partisipan dapat menjelaskan teknis fungsi dari refrigerator,

mobile phone, dan television dengan benar. Sedangkan pada komponen mathematic,

partisipan pada umumnya dapat mengidentifikasi dan menentukan ukuran-ukuran dari

produk teknologi. Sebagian besar partisipan mampu menghitung besaran luas, namun

masih banyak yang salah menghitung besaran volume. Sebagian kecil partisipan mampu

membaca besaran/dimensi lain yang terdapat pada produk teknologi.

Berdasarkan deskripsi pada tabel 1, maka kualitas penjelasan peserta didik sekolah

dasar kelas tinggi masih rendah. Kemampuan peserta didik dalam mengomuikasikan

pengetahuan produk teknologi masih rendah (Tsai, C. W., Shen, P. D., & Lu, 2015). Selain

kemam;uan komunikasi, peserta didik juga masih lemah dalam mengkolaborasikan

informasi-informasi yang ada pada produk teknologi. Informasi yang bersifat angka-

angka (matematis) belum dapat dipahami dan diolah secara baik. Padahal, untuk

menghadapi tantangan abad 21 dan revolusi industri 4.0 ini, seperti peserta didik harus

memiliki kemampuan literasi teknologi yang kuat. Diyakini bahwa seseorang harus

memiliki kemampuan literasi matematis (Kettler, 2014). Meskipun demikian, studi

menunjukkan kemampuan mengoperasikan persamaan-persamaan matematika

merupakan salah satu kesulitan yang dialami oleh peserta didik di sekolah dasar

(Ramirez, G et.al, 2016).

Page 58: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 52

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

SIMPULAN

Kelemahan siswa pada pendidikan dasar terjadi pada kompetensi menguasai

literasi STEAM. Hal ini menjadi tantangan dalam dunia pembelajaran sains khususnya

dan pembelajaran tematik pada umumnya. Tantangan ini sekaligus menjadi tantangan

dalam menghadapi abad 21 (Ronald W. Marx, 2006;Tang Wee Teo & Ke, 2014). Literasi

sains, teknologi enjinering, seni dana matematik penting dalam program keberhasilan

pelaksanaan kurikulum pendidikan saat ini. Penelitian ini merekomendasikan untuk

menyempurnakan temuan penelitian ini yaitu perlu dikaji lebih mendalam tentang model

pembelajaran yang literat terhadap science technology engineering arts and math.

Penguatan pembelajaran kontekstual, kooperatif dan keterlibatan produk technology

perlu dilakukan secara prioritas (Altun, 2017). Lembaga pendidikan perlu lebih sigap

dalam menghadapi abad 21 dan revolusi Industri 4.0 yaitu mengembangkan

pembelajaran terpadu terintegrasi sejak jenjang sekolah dasar dengan menggunkana

teknologi digital interaktif berbudaya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, I., W. AullsBruce., & M. Shore. (2017). Teachers’ Roles, Students’ Personalities,

Inquiry Learning Outcomes, and Practices of Science and Engineering:The

Development and Validation of the McGill Attainment Value for Inquiry Engagement

Survey in STEAM Disciplines. International Journal of Science and Mathematics

Education, 15(7), 1195–1215. Retrieved from

https://link.springer.com/article/10.1007/s10763-016-9733-y

Altun, S. (2017). The effect of cooperative learning on students’ achievement and views

on the science and technology course. International Electronic Journal of

Elementary Education, 7(3), 451–468.

Cavlazoglu, B., & Stuessy, C. . (2017). Changes in science teachers’ conceptions and

connections of STEAM concepts and earthquake engineering. The Journal of

Educational Research, 110(3), 239–254.

http://doi.org/10.1080/00220671.2016.1273176

Christensen, R., & Knezek, G. (2015). Active Learning Approaches to Integrating

Technology into a Middle School Science Curriculum Based on 21st Century Skills.

In Emerging Technologies for STEAM Education Springer, Cham. In In Emerging

Technologies for STEAM Education (pp. 17–37).

Page 59: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 53

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

Han, S., Capraro, R., & Capraro, M. M. (2015). How science, technology, engineering,

and mathematics (STEAM) project-based learning (PBL) affects high, middle, and

low achievers differently: The impact of student factors on achievement.

International Journal of Science and Mathematics Education, 13(5), 1089–1113.

http://doi.org/10.1007/s10763-014-9526-0

Huang, C. S., Su, A. Y., Yang, S. J., & Liou, H. H. (2017). A collaborative digital pen

learning approach to improving students’ learning achievement and motivation in

mathematics courses. Computers & Education, 107, 31-44., 107, 31–44.

http://doi.org/10.1016/j.compedu.2016.12.014

Isabelle, A. D. (2017). STEAM Is Elementary: Challenges Faced by Elementary Teachers

in the Era of the Next Generation Science Standards. The Educational Forum, 81(1),

83--91. http://doi.org/https://doi.org/10.1080/00131725.2016.1242678

John, Y. J. (2015). A" New" Thematic, Integrated Curriculum for Primary Schools of

Trinidad and Tobago: A Paradigm Shift. International Journal of Higher Education,

4(3), 172-187.

Kennedy, T. J., & Odell, M. R. L. (2014). Engaging students in STEAM education. Science

Education International, 25(3), 246–258. Retrieved from http://icaseonline.net

Kettler, T. (2014). Critical thinking skills among elementary school students: Comparing

identified gifted and general education student performance. Gifted Child Quarterly,

58(2), 127–136. http://doi.org/10.1177/0016986214522508

ÖztÜrk, N., Tezel, Ö., & Acat, M. B. (2010). Science Process Skills Levels of Primary School

Seventh Grade Students in Science and Technology Lesson. Journal of Turkish

Science Education (TUSED), 7(3).

Olofsson, A. D., Lindberg, J. O., Fransson, G., & Hauge, T. E. (2011). Uptake and use of

digital technologies in primary and secondary schools–a thematic review of

research. Nordic Journal of Digital Literacy, 6(04), 207-225.

Porter, G., Hampshire, K., Milner, J., Munthali, A., Robson, E., De Lannoy, A., ... & Abane,

A. (2016). Mobile Phones and Education in Sub‐Saharan Africa: From Youth Practice

to Public Policy. Journal of International Development, 28(1), 22–39.

Rambitan, V. M. (2015). The Effect of Smartphone on Students’ Critical Thinking Skill in

Relation to the Concept of Biodiversity. American Journal of Educational Research,

3(2), 243–249.

Ramirez, G., Chang, H., Maloney, E. A., Levine, S. C., & Beilock, S. L. (2016). On the

relationship between math anxiety and math achievement in early elementary

school: the role of problem solving strategies. Journal of Experimental Child

Psychology, 141, 83–100. http://doi.org/10.1016/j.jecp.2015.07.014

Reilly, D., Neumann, D. L., & Andrews, G. (2015). Sex differences in mathematics and

science achievement: A meta-analysis of National Assessment of Educational

Progress assessments. Journal of Educational Psychology, 107(3), 645.

Page 60: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7777

Chaerul Rochman, Rokayah , Neni Hermita --- 54

Contextual information, Elementary school, Information technology, and Thematic learning

Ronald W. Marx, and C. J. H. (2006). No Child Left Behind and Science Education:

Opportunities, Challenges, and Risks. The Elementary School Journal, 106(5).

Retrieved from https://www.journals.uchicago.edu/doi/abs/10.1086/505441

Tang Wee Teo & Ke, K. J. (2014). Challenges in STEAM Teaching: Implication for

Preservice and Inservice Teacher Education Program. Theory Into Practice, 53(1),

18–24. http://doi.org/10.1080/00405841.2014.862116

Tsai, C. W., Shen, P. D., & Lu, Y. J. (2015). The effects of Problem-Based Learning with

flipped classroom on elementary students’ computing skills: A case study of the

production of Ebooks. International Journal of Information and Communication

Technology Education (IJICTE), 11(2), 32040. http://doi.org/Copyright: © 2015

|Pages: 9 DOI: 10.4018/ijicte.2015040103

Weintrop, D., Beheshti, E., Horn, M., Orton, K., Jona, K., Trouille, L., & Ilensky, U. (2016).

Defining computational thinking for mathematics and science classrooms. Journal

of Science Education and Technology, 25(1), 127–147.

Wong, A. Y., & Daud, K. (2017). Headmaster Technology Leadership in Malaysia

Elementary Schools. Journal of Education and Learning, 11(2.), 154–164. Retrieved

from https://www.neliti.com/publications/70939/headmaster-technology-

leadership-in-malaysia-elementary-schools

Page 61: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7778

Cahya Ramadaniati Lius, Gustrimal Witri, Jaya Adi Putra --- 55

Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio Mata Pelajaran SBdP,

STUDI PENDAHULUAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN KETERAMPILAN GURU DALAM

PENILAIAN PORTOFOLIO MATA PELAJARAN SBdP

Cahya Ramadaniati Lius, Gustrimal Witri, Jaya Adi Putra [email protected], [email protected], [email protected].

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau

Sitasi Lius, C.R., Witri, G., & Putra, J.A. (2019). Studi Pendahuluan Pengembangan Instrumen Keterampilan

Guru dalam Penilaian Portofolio Mata Pelajaran SBdP. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 55-60. ISBN: 978-623-91681-0-0, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7778.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

This preliminary study examines the development of teacher understanding instruments in conducting portofolio assessments and SBdP learning in elementary schools. The purpose of this study as an initial step is to develop teacher skill instruments in the SBdP subject portfolio assessment. This research method is development research with the ADDIE development model (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) but in this article only uses three stages, namely Analysis, Design, and Development. The results of the preliminary study of this development are instruments with indicators around teacher understanding in portfolio assessment and teacher understanding of SBdP learning. Instruments developed using content validity by art learning experts. The development of this instrument is useful as a source of measurement for applying portfolio assessment in SBdP subjects by the teacher students response, thematic learning, teaching aids. Keywords: instruments, portfolio assessment

PENDAHULUAN

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 pasal 39, menjelaskan bahwa “Pendidik

merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,

serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik

pada perguruan tinggi”. Seperti yang dijelaskan pada undang-undang diantaranya

disebutkan bahwa seorang guru bertugas menilai hasil pembelajaran peserta didik dalam

menjalankan tugas keprofesionalannnya. Oleh karena itu, guru harus memiliki

kompetensi serta keterampilan dalam menilai proses dan hasil pembelajaran yang telah

dilakukan siswa selama pembelajaran berlangsung.

Page 62: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7778

Cahya Ramadaniati Lius, Gustrimal Witri, Jaya Adi Putra --- 56

Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio Mata Pelajaran SBdP,

Berdasarkan survey dari United Nation Educational, Scientific and Cultural

Organization (UNESCO) dalam Global Education Monitoring (GEM) report 2016 terhadap

kualitas pendidikan negara-negara berkembang di Asia Pasifik, Indonesia menempati

peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas pendidik, kualitasnya berada pada

level 14 dari 14 negara berkembang (Yunus, 2017; Puspitasari, 2015; Harefa, 2015).

Rendahnya kualitas pendidik dapat dijadikan salah satu gambaran bahwa dalam

menjalankan tugasnya pendidik masih membutuhkan perhatian. Kualitas pendidik yang

rendah dikarenakan berbagai faktor diantaranya kurangnya pelatihan-pelatihan serta

pengetahuan dalam pembaharuan pendidikan yang belum diikuti serta diketahui oleh

pendidik.

Faktanya pada saat menilai hasil pembelajaran khususnya pada mata pelajaran

SBdP, guru menilai hasil karya seni rupa siswa belum mengacu pada instumen serta

indikator-indikator penilaian yang jelas. Guru masih menilai karya seni rupa siswa

berdasarkan perasaan, seperti jika guru merasa bahwa gambar siswa bagus maka ia akan

memberikan nilai yang tinggi, begitu sebaliknya jika guru merasa bahwa gambar siswa

tidak bagus maka ia akan memberikan nilai yang rendah. Ketika mengikuti perasaan

maka setiap saat perasaan itu bisa berbeda-beda, artinya nilai yang diberikan akan

berbeda juga meskipun hanya ada satu karya. Bisa jadi ketika guru sedang tidak suka

dengan seorang murid, dengan sembarangan dia memberikan nilai berdasarkan

perasaannya saat itu. Tidak ada kejelasan terhadap nilai yang diberikan. Hal ini

memunculkan pertanyaan bagaimana guru melakukan penilaian dan memberikan standar

serta indikator-indikator dalam menilai karya seni rupa siswa.

Salah satu alternatif solusi yang dilakukan oleh guru dalam menilai karya seni

siswa dengan menggunakan penilaian portofolio. Penilaian portofolio adalah

pengumpulan informasi sejauh mana ketercapaian peserta didik yang dibuktikan dengan

hasil karya siswa dalam kurun waktu tertentu. Penilaian portofolio memiliki prinsip-prinsip

yang dapat menjadi acuan guru dalam menilai proses dan hasil karya siswa (Kunandar,

2013). Tentunya penggunaan penilaian portofolio ini berbeda-beda dterapkan oleh

masing-masing guru. Perbedaan tersebut tentunya disebabkan karena keterampilan

masing-masing guru.

Page 63: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7778

Cahya Ramadaniati Lius, Gustrimal Witri, Jaya Adi Putra --- 57

Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio Mata Pelajaran SBdP,

Dalam artikel ini, penulis ingin mencoba mengembangkan instrumen keterampilan

guru dalam penilaian portofolio pada mata pelajaran SBdP. Instrumen didefinisikan

sebagai alat ukur atau parameter yang digunakan untuk mengumpulkan data (Afrizal,

2016). Dalam melakukan sebuah penelitian, harus terlebih dahulu membuat rancangan

instrumen sebagai alat dalam pengumpulan data. Instrumen ini dapat berupa angket,

kuesioner, pertanyaan, panduan wawancara, dan sebagainya yang dijadikan sebagai alat

pengumpulan data. Instrumen merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dari

sebuah penelitian, karena instrumenn merupakan kunci untuk menemukan serta

mengumpulkan informasi dari informan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, rumusan masalah pada

artikel ini adalah “Bagaimana pengembangan awal instrumen keterampilan guru dalam

penilaian portofolio mata pelajaran SBdP?”

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan artikel ini adalah

mengembangkan awal instrumen keterampilan guru dalam penilaian portofolio mata

pelajaran SBdP.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan metode pengembangan Addie. Tahapan dalam

metode pengembangan ADDIE (Analysis, design, develop, implementation, dan

evaluation). Pada penelitian ini hanya menggunakan tiga tahap yaitu analysis, design dan

development.

Analysis (Analisis), pada tahap ini penulis memikirkan permasalahan yang terjadi

pada dunia pendidikan. Permasalahan yaitu penilaian portofolio yang dilakukan guru

apakah sudah sesuai dengan kompetensi siswa yang telah ditetapkan. Setelah

menemukan permasalahan, maka peneliti mengembangkan instrumen untuk

menganalisis serta menemukan jawaban atas permasalahan tersebut. Proses analisis

misalnya dilakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini: (1) apakah guru

sudah menerapkan penilaian portofolio sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, (2)

apakah guru sudah menentukan kriteria/indikator untuk menilai karya seni rupa siswa.

Page 64: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7778

Cahya Ramadaniati Lius, Gustrimal Witri, Jaya Adi Putra --- 58

Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio Mata Pelajaran SBdP,

Design (Desain), pada tahap ini penulis mempersiapkan rancangan instrumen

keterampilan guru guru dalam penilaian portofolio mata pelajaran SBdP. Rancangan

instrument ini masih berbentuk konsep dan akan dikembangkan pada tahap

development.

Development (Pengembangan), pada tahap ini penulis mengembangkan

rancangan instrumen menjadi indikator, sub indikator, serta jumlah pertanyaan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Produk yang dihasilkan dalam penulisan artikel ini yaitu instrumen keterampilan

guru dalam penilaian portofolio mata pelajaran SBdP. Dalam merancang instrumen ini,

penulis mengembangkan indikator dari permasalahan yang akan dikaji yaitu keterampilan

guru dalam penilaian portofolio dan pembelajaran SBdP. Sehingga indikator-indikator

yang dikembangkan seputar pemahaman guru tentang penilaian portofolio dan

pembelajaran SBdP. Berikut ini deskripsi mengenai indikator-indikator yang

dikembangkan dalam instrumen keterampilan guru dalam penilaian portofolio mata

pelajaran SBdP.

1. Pemahaman guru tentang penilaian portofolio

Indikator ini memuat keterampilan guru dalam melakukan teknik penilaian.

Indikator ini mengarah pada pemahaman guru terhadap penilaian portofolio yang

dilakukan kepada siswa, sampai sejauh mana guru memahami penggunaan penilaian

portofolio.

2. Pemahaman guru tentang pembelajaran SBdP

Indikator ini memuat pemahaman guru tentang pembelajaran. Indikator ini akan

memberi fakta terhadap pemahaman guru terhadap materi ajar seni rupa, serta

kompetensi dasar seni rupa siswa SD yang dipahami oleh guru, sehingga kompetensi

serta keterampilan guru dalam menilai karya seni rupa siswa berdasarkan

pemahamannya terhadap seni rupa khususnya pada sekolah dasar.

Page 65: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7778

Cahya Ramadaniati Lius, Gustrimal Witri, Jaya Adi Putra --- 59

Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio Mata Pelajaran SBdP,

Dari hasil pengembangan instrumen keterampilan guru dalam penilaian portofolio mata

pelajaran SBdP, maka sesuai dengan deskripsi diatas dapat dilampirkan instrument pada

tabel sebagai berikut.

Tabel 1. Indikator Pertanyaan dan Sub Indikator Instrumen Portofolio

Indikator Pertanyaan Sub Indikator

Pemahaman guru tentang

penilaian portofolio

Pengertian penilaian portofolio

Prinsip penilaian portofolio

Perencanaan penilaian portofolio

Komponenpenilaian portofolio

Alur Pelaksanaan portofolio

Pemahaman guru tentang

pembelajaran SBdP

Pembelajaran SBdP

Pemahaman materi ajar seni rupa

Kompetensi dasar seni rupa siswa SD

Instrumen yang dikembangkan sudah divalidasi melalui content validity (validitas

isi). Content validity (validitas isi) yaitu validasi yang dilakukan dengan mengecek serta

mengukur item yaitu indikator dan sub indikator apakah sudah memenuhi konsep.

Content validity ini diberi penilaian oleh ahli, dalam hal ini instrumen yang dikembangkan

divalidasi oleh ahli pembelajaran seni yaitu Drs. Zariul Antosa, M.Sn.

Skala yang digunakan yaitu skala likert, yaitu bentuk pengukuran persepsi variabel

dalam kejadian atau peristiwa sosial. Skala likert ini variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Skala ini menggunakan pilihan yang diantaranya sangat tidak

setuju, tidak setuju, cukup, setuju, dan sangat setuju. Dalam instrumen yang dirancang

oleh penulis yaitu indikator serta sub indikator menggambarkan pilihan jawaban diantara

pilihan tersebut sehingga terdapat kejelasan serta ketegasan yang diharapkan pada

variabel yang akan dituju dalam pembuatan instrumen ini.

Page 66: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7778

Cahya Ramadaniati Lius, Gustrimal Witri, Jaya Adi Putra --- 60

Pengembangan Instrumen Penilaian Portofolio Mata Pelajaran SBdP,

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengembangan awal dapat disimpulkan bahwa instrumen yang

dihasilkan berupa indikator diantaranya pemahaman guru tentang penilaian portofolio

dan pemahaman guru tentang pembelajaran SBdP. Instrumen pengembangan ini

divalidasi dengan content validity (validasi isi) oleh ali pembelajaran seni. Instrumen ini

diukur dengan skala likert yaitu bentk pengukuran dengan pilihan sangat tidak setuju,

tidak setuju, cukup, setuju, dan sangat setuju.

DAFTAR PUSTAKA

Afrizal. (2016). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Faizal, A. (692-709. Penilaian Autentik (Authentic Assessment) dalam Pembelajaran

Menulis Pada Kurikulum. Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Sukabumi.

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan

Kurikulum 2013). Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Mareza, L. (2017). Pendidikan Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) Sebagai Strategi

Intervensi Umum Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Jurnal Scholaria Universitas

Muhammadiyah Purwokerto, 7(1), 35-38.

Yusuf, A.M. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.

Padang: PT Fajar Interpratama Mandiri.

Yubani, A. (2013). Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013. Seminar Nasional

Implementasi Kurikulum 2013: 742-749. Universitas Pelita Harapan. Tangerang.

Page 67: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi --- 61 Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

MEDIA PEMBELAJARAN KOMIK SEBAGAI SARANA LITERASI INFORMASI

DALAM PENDIDIKAN MITIGASI BENCANA DI SEKOLAH DASAR

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi [email protected], [email protected], [email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau, Pekanbaru

Sitasi Noviana, E., Munjiatun, M., & Afendi, N. (2019). Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi

Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 61-73. ISBN: 978-623-91681-0-0, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract Disaster mitigation is a response to disasters. Disaster response is the need to be

studied, respond to and carry out activities or activities before a disaster occurs, a disaster occurs and after a disaster occurs. To achieve the disaster mitigation capabilities of students, information literacy capabilities regarding disaster mitigation are needed. Information on disaster mitigation literacy can be done through learning. Learning Media about mitigation can be carried out in an attractive, effective and efficient manner. One interesting learning media for students at the elementary school level is comic learning media. Development of comic learning media about learning planning mitigation specifically designed for learning outcomes that are compiled and developed in order to support students for disaster response.

Keywords: comics, learning media, disaster mitigation

PENDAHULUAN

Sekolah sebagai jalur formal merupakan sarana yang efektif dan efisien untuk

menumbuhkan dan mengembangkan pendidikan mitigasi bencana melalui proses

pembelajaran. Bencana alam berdampak sangat kompleks pada setiap aspek kehidupan

baik dari segi ekonomi, sosial dan kesehatan. Fenomena alam yang berkaitan dengan

ancaman bencana seperti tsunami, erupsi, gempa tektonik, gempa vulkanik, gempa

tremor, gempa multifase, awan panas, lahar panas, lahar dingin, kubah lava, abu

vulkanik, semakin familier dikenal masyarakat. ltulah pembelajaran yang diterima

masyarakat. Masyarakat menjadi akrab dengan lingkungan alam dan fenomena atau

gejalanya. Gejala alam yang berupa bencana alam tidak perlu disikapi negatif, tetapi

Page 68: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi --- 62 Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

hendaknya disikapi positif. Gejala-gejala alam tersebut patutlah diterima dengan akal

sehat, rasional, tidak perlu mengaitkan dengan hal yang mistik yang irasional dari sisi

pemikiran ilmiah. Hal yang perlu dilakukan oleh masyarakat adalah bagaimana dapat

mencegah agar berbagai fenomena alam itu tidak atau kurang mengganggu kenyamanan

hidup manusia.

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan usaha sadar yang dimiliki oleh seorang

pendidik untuk mendidik peserta didiknya, dengan demikian mampu mengarahkan

melalui interaksi peserta didik dengan sumber belajar lainnya, dalam rangka untuk

mencapai tujuan yang diinginkan dari pendidik tersebut (Trianto, 2014). Pembelajaran

merupakan suatu interaksi antara dua arah, yaitu dari seorang pendidik dan peserta didik,

dimana keduanya itu terjadi melalui komunikasi yang baik dan terarah dapat

menghasilkan suatu target yang sebelumnya telah ditetapkan. Sumber belajar yang dapat

digunakan oleh peserta didik yaitu media pembelajaran.

Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media grafis. Media

grafis sebagai salah satu dari media yang dapat mengkomunikasikan sebuah kenyataan-

kenyataan dan pikiran-pikiran secara lebih jelas melalui perpaduan antara yang

mengungkapkan kata-kata dan gambar (Sudjana, 2013). Berdasarkan uraian di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan salah satu bagian yang

tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik.

Salah satu media pembelajaran grafis yang cocok diterapkan dalam pembelajaran adalah

komik. Media pembelajaran komik merupakan media grafis yang dapat mempermudah

peserta didik dalam proses pembelajaran. Komik merupakan bacaan yang cukup menarik

untuk dibaca oleh anak-anak. Kesenangan anak-anak terhadap komik dapat

dimanfaatkan sebagai pokok utama pemilihan objek pengembangan media

pembelajaran. Namun yang menjadi permasalahan saat ini adalah belum ada media

pembelajaran yang dikembangkan berupa komik yang khusus mengembangkan tentang

pendidikan mitigasi bencana di sekolah dasar. Oleh sebab itu, melalui artikel ini mencoba

mengangkat rancangan dasar (kontruksi dasar) media pembelajaran komik sebagai

sarana untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memperoleh literasi

informasi mengenai pendidikan mitigasi bencana di sekolah dasar.

Page 69: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi --- 63 Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

PEMBAHASAN

1. Komik sebagai Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang

mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa

untuk belajar. Media pembelajaran sebagai sumber belajar merupakan komponen dari

sistem instruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Sehingga fungsi

media pembelajaran yang utama adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut

mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pencapaian pembelajaran sangat

membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian isi pesan pembelajaran.

Menurut Sadiman, dkk (2006: 16) media pembelajaran berfungsi untuk:

a) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

c) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber

belajar.

d) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,

auditori & kinestetiknya.

e) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan

persepsi yang sama.

Komik sebagai salah satu media pembelajaran dua dimensi dan termasuk media

grafis dua dimensi. Komik definisikan sebagai bentuk kartu yang mengungkapkan

karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubungannya dengan

gambar dan rancang untuk dapat memberikan kepada para pembaca khususnya peserta

didik. Danaswari (2013) mengungkapkan bahwa komik memiliki beberapa karakteristik,

yaitu sebagai berikut:

a) Pembuatan komik untuk menggambar diperlukan adanya karakter. Karakter dalam

komik, yaitu pendeskripsian dari sesuatu yang akan dijelaskan di dalam komik.

Page 70: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi --- 64 Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

b) Ekspresi wajah karakter. Pada saat kita menentukan ekspresi dari perasaan sang

karakter yang kita buat. Misalnya, ekspresi yang digambarkan saat tersenyum, sedih,

marah, kesal, atau kaget.

c) Balon kata, yaitu unsur utama setiap komik gambar dan kata. Keduanya saling

mendeskripsikan satu sama lain. sehingga menunjukkan dialog antar tokoh.

d) Garis gerak, yaitu yang digambar akan terlihat hidup dalam imajinasi pembaca.

e) Latar, yaitu dapat menunjukkan pada pembaca konteks materi yang disampaikan

dalam komik tersebut.

f) Panel, yaitu sebagai urutan dari setiap gambar-gambar atau materi dan untuk

menjaga kelanjutan dari cerita yang sedang berlangsung.

Komik merupakan kartun yang dapat mengungkapkan karakter dan sangat

berperan dalam suatu cerita sangat erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang

untuk memberikan hiburan kepada pembaca khususnya peserta didik. Komik adalah

suatu bentuk cerita bergambar, terdiri atas berbagai situasi dalam cerita bersambung,

kadang lebih bersifat humor. Peserta didik sekolah dasar pada usia 7-12 tahun berada

pada masa operasional kongret yang umumnya lebih tertarik untuk membaca buku

dengan gambar-gambar yang menarik, dan berwarna. Komik merupakan salah satu

media massa yang hadir dengan berbagai jenis. Menurut Marcel Boneff (Saputri, 2016)

ada beberapa jenis untuk komik di Indonesia, yaitu sebagai berikut: 1) Komik wayang.

Komik wayang merupakan salah satu dari hasil tradisi lama yang hadir dari berbagai

sumber hindu, setelah itu diolah kemudian diperkaya dengan unsur lokal, beberapa

diantaranya berasal dari kesusastraan jawa kuno, seperti Mahabarata dan Ramayana; 2)

Komik silat. Komik silat atau biasa disebut komik pencak merupakan teknik bela diri,

sebagaimana karate berasal dari Jepang, atau kuntao dari Cina. Pada komik silat ini

banyak sekali yang mengambil ilham dari seni bela diri dan juga legenda-legenda rakyat;

3) Komik humor. Komik humor, yaitu setiap dalam penampilannya akan selalu

menceritakan hal-hal yang lucu dan membuat pembacanya akan tertawa. Baik terhadap

karakter tokoh yang biasanya akan digambarkan dengan fisik yang lucu atau jenaka

maupun pada tema yang diangkat dan dengan memanfaatkan banyak segi anekdotis; 4)

Page 71: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi --- 65 Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

Komik roman remaja. Komik roman remaja dalam bahasa Indonesia, kata roman sendiri

jika akan digunakan sendiri selalu berarti tentang kisah cinta, sedangkan kata remaja

yang digunakan untuk dapat menunjukkan bahwa komik ini ditujukan untuk kaum muda,

dimana salah satu ceritanya tentu saja romantik; dan 5) Komik didaktis. Pada komik

didaktis ini merujuk kepada komik yang bermaterikan tentang ideologi, ajaran-ajaran

agama, kisah-kisah perjuangan tokoh dan materi-materi lainnya, didaktis mempunyai

materi yang memiliki nilai-nilai pendidikan bagi para pembacanya. Komik jenis ini memiliki

dua fungsi, yaitu fungsi hiburan dan juga dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak

langsung untuk tujuan pendidikan.

Pengembangan komik didaktis diperlukan unsur-unsur dalam pengembangannya,

sehingga dapat memenuhi syarat komik didaktis sebagai media pembelajaran. Unsur-

unsur yang ada dalam mengembangkan komik sebagai media pembelajaran adalah

sebagai berikut: 1) Halaman pembuka. Pada halaman pembuka terdiri dari judul serial,

judul cerita, kredits (pengarang, penggambar pensil, peninta, pengisi warna), indicia

(keterangan penerbit, waktu terbitan, pemegang hak cipta); 2) Halaman isi. Halaman isi

terdiri dari panel tertutup, panel terbuka, balon kata, narasi, efek suara, gang/gutter. 3)

Sampul komik. Untuk sampul komik biasanya tertera nama penerbit, nama serial, judul

komik, pembuat komik dan nomor jilid; 4) Splash page. Halaman pembuka, splash page

atau satu halaman penuh, biasanya tanpa frame atau panel. Pada halaman ini bisa

dicantumkan juga judul, kreator, cerita, juga illustrator; dan 5) Double-spread page. Dua

halaman penuh bisa dengan variasi panel-panel. Biasanya untuk memberi kesan “wah”

atau dasyat atau memang perlu ditampilkan secara khusus agar pembaca terbawa

suasana (Ulva, 2017).

2. Literasi Informasi

Literasi informasi secara umum adalah kemelekan atau keberaksaraan informasi.

Menurut kamus bahasa inggris pengertian literacy adalah kemelekan huruf atau

kemampuan membaca dan information adalah informasi. Maka literasi informasi adalah

kemelekan terhadap informasi. Walaupun istilah literasi informasi belum begitu familiar

dan menjadi istilah yang asing di kalangan masyarakat.

Page 72: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi --- 66 Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

Literasi informasi adalah kemampuan dalam menemukan informasi yang

dibutuhkan, mengerti bagaimana perpustakaan diorganisir, familiar dengan sumber daya

yang tersedia (termasuk format informasi dan alat penelusuran yang terautomasi) dan

pengetahuan dari teknik yang biasa digunakan dalam pencarian informasi. Hal ini

termasuk kemampuan yang diperlukan untuk mengevaluasi informasi dan

menggunakannya secara efektif seperti pemahaman infrastruktur teknologi pada transfer

informasi kepada orang lain, termasuk konteks sosial, politik dan budaya serta

dampaknya (Reitz, 2004:356).

Shapiro (1996:31) mengemukan bahwa literasi informasi sebagai :

Information literacy is refer to a new liberal art that extends from knowing how to use computers and access information to critical reflection on the nature of information itself, its technical infrastructure, and its social, cultural and even philosophical context and impact.

Pendapat di atas dikatakan bahwa literasi informasi ditujukan sebagai sebuah seni

liberal baru dalam rangka mengetahui bagaimana menggunakan komputer, mengakses

informasi dan berpikir secara kritis dalam informasi mereka, infrastruktur teknologi dalam

kontes sosial, budaya, konteks filosofi dan dampaknya.

Bundy dalam Hasugian (2009:200) mengemukankan bahwa: “Literasi informasi

adalah seperangkat keterampilan yang diperlukan untuk mencari, menganalisis dan

memanfaatkan informasi”. Tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas dalam laporan

penelitian America Library Association’s Presidental Commite on Information Literacy

(1989:1) dikatakan bahwa “information literacy is a set of abilities requiring individuals

to recognize when information is needed and have the ability to locate, evaluate, and use

effectivelly the needeed information”. Berdasarkan pendapat di atas dikatakan bahwa

literasi informasi adalah seperangkat kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki

seseorang untuk mengetahui kapan informasi dibutuhkan, kemampuan untuk

menempatkan, mengevaluasi dan menggunakan secara efektif kebutuhan informasinya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai definisi literasi informasi, maka

dalam artikel ini yang dimaksud dengan literasi informasi adalah kemampuan dan

Page 73: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi --- 67 Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

pengetahuan peserta didik sekolah dasar dalam menggunakan informasi yang dikemas

dalam sebuah media pembelajaran yang berbentuk komik cetak yang berisi tentang

informasi mengenai mitigasi bencana yang diharapkan peserta didik dapat

menempatkan, mengevaluasi dan menggunakan secara efektif bila terjadi bencana alam.

3. Pendidikan Mitigasi Bencana

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (PB)

dalam Bab I Pasal 1, mengelompokkan bencana ke dalam bencana alam, bencana non

alam, dan bencana sosial. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang disebabkan alam, antara lain gempa bumi, tsunami, gunung

meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Bencana non alam adalah

bencana yang disebabkan peristiwa atau rangkaian peristiwa nonalam yang antara lain

berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana sosial

adalah bencana yang mengakibatkan peristiwa atau serangkaian peristiwa yang

disebabkan manusia, yang meliputi konflik sosial antarkelompok atau antarkomunitas,

dan teror.

Berbagai jenis ancaman bencana sebagai berikut: (1) gempa bumi; (2) tsunami;

(3) letusan gunung api; (4) banjir; (5) tanah longsor/gerakan tanah; (6) kebakaran hutan

dan lahan; (7) kekeringan; (8) gelombang ekstrem; (9) cuaca ekstrem (angin puting

beliung, topan, dan badai tropis); (10) erosi; (11) abrasi; (12) epidemi dan wabah

penyakit; (13) kebakaran hutan; (14) kegagalan teknologi; dan (15) konflik sosial. (UU

Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).

Penanggulangan bencana secara umum dapat diuraikan sebagai berikut: 1)

Sebelum bencana: pencegahan (prevention), penjinakan (mitigation), kesiapsiagaan

(prepored ness); 2) selama bencana: tahap awal, tahap darurat (response), konsolidasi

(consolidotion), tahap akhir, rehabilitasi (rehobilitation); dan 3) sesudah bencana :

rekonstruksi, pembangunan (development) (Purwantoro, 2011: 8). Pada tahap sesudah

bencana (post hazard) ada sepuluh langkah untuk proses perencanaan sistem pemulihan

masyarakat akibat bencana. Langkah-langkah tersebut bukanlah hal yang baru, yaitu

meliputi perolehan informasi tentang mitigasi, penyusunan tujuan, alternatif pemikiran,

Page 74: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi --- 68 Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

penentuan langkah kerja menurut French Wetmore and Gil Jamieson (development)

(Purwantoro, 2011: 8), langkah-langkah tersebut adalah: (a) Mengorganisasikan

rancangan (orgonize to prepare the plan); (b) Melibatkan masyarakat (involve the

public); (c) Mengkoordinasikan dengan agen lain (coordinote with other agencies)

a) Penilaian Bencana (assess the hazard)

b) Mengevaluasi permasalahan (evoluating the problems)

c) Menyusun tujuan (setting the goals)

d) Penilaian stategi (reviewing possible strategies and measures)

e) Menyusun draf rancangan (drafting the action plan)

f) Mengadopsi rancangan (adopting the plans)

g) Mengiplementasi, mengevaluasi, dan merevisi rancangan (implementing, evoluating,

and revising the plans)

Pendidikan mitigasi bencana dilakukan dengan tujuan: (a) memberikan informasi

pada siswa tentang pengetahuan yang benar mengenai bencana; (b) memberikan

pemahaman tentang perlindungan secara sistematis; dan (c) membekali siswa melalui

practical training bagiamana melindungi dirinya dan bagaimana mereka bisa merespon

bencana tersebut secara tepat dan cepat.

4. Rancangan Komik Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

Fungsi komik didaktis sebagai media pembelajaran memiliki fungsi hiburan dan

juga dapat dimanfaatkan secara langsung atau tidak langsung untuk tujuan pendidikan.

Dengan melihat fungsi sebagai hiburan dan tujuan pendidikan, maka sangat berpeluang

besar untuk dikembangkan komik sebagai literasi informasi dalam pendidikan mitigasi

bencana. Pendidikan mitigasi bencana merupakan proses pendidikan dalam menghadapi

dan menanggulangi bencana, baik pada sebelum, saat dan sesudah terjadi bencana.

Oleh sebab itu, diperlukan kontruksi awal dalam merancang komik sebagai literasi

informasi dalam pendidikan mitigasi bencana. Langkah pertama yang dilakukan adalah

mengembangkan dan menganalisis capaian pembelajaran yang harus dicapai oleh

peserta didik di sekolah dasar yang berkenaan dengan tentang informasi mitigasi

Page 75: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi --- 69 Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

bencana. Langkah kedua adalah membetuk karakter tokoh yang sesuai dengan kondisi

peserta didik di sekolah dasar. Langkah ketiga adalah menyusun dan mengembangkan

storyboard atau jalan cerita dari komik yang akan dikembangkan. Langkah keempat,

yakni merancang gambar dan tampilan dari isi komik yang akan dikembangkan. Dan

langkah kelima adalah melakukan uji validasi konten, kebahasaan, dan grafik oleh

validator ahli (Thiagarajan, 1974).

Berikut ini disajikan contoh rancangan kompetensi mitigasi bencana yang dapat

diterapkan dalam pembelajaran seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Rancangan Kompetensi Dasar dalam Pendidikan Mitigasi Bencana

Kompetensi Dasar Deskripsi

Mampu mengidentifikasi ancaman sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana geologi dan hidrometeorologi di Indonesia.

Kompetensi dasar ini dapat dikembangkan menjadi capaian pembelajaran, yakni: (a) siswa dapat menjelaskan posisi Indonesia yang berdampak pada bencana geologi dan hidrometeorologi; (b) siswa dapat membedakan ancaman sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana geologi dan hidrometeorologi.

Mampu mengidentifikasi ancaman sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana gempa bumi.

Kompetensi dasar ini dapat dikembangkan menjadi capaian pembelajaran, yakni: (a) siswa dapat menjelaskan gejala dan penyebab terjadinya gempa bumi; (b) siswa dapat menjelaskan kegiatan atau aktivitas sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana gempa bumi; dan (c) siswa dapat melakukan simulasi kegiatan sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana gempa bumi.

Mampu mengidentifikasi ancaman sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana tsunami.

Kompetensi dasar ini dapat dikembangkan menjadi capaian pembelajaran, yakni: (a) siswa dapat menjelaskan gejala dan penyebab terjadinya tsunami; (b) siswa dapat menjelaskan kegiatan atau aktivitas sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana tsunami; dan (c) siswa dapat melakukan simulasi kegiatan sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana tsunami.

Mampu mengidentifikasi ancaman sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana gunung api.

Kompetensi dasar ini dapat dikembangkan menjadi capaian pembelajaran, yakni: (a) siswa dapat menjelaskan gejala dan penyebab terjadinya gunung api; (b) siswa dapat menjelaskan kegiatan atau aktivitas sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana gunung api; dan (c) siswa dapat melakukan simulasi kegiatan sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana gunung api.

Page 76: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi --- 70 Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

Mampu mengidentifikasi ancaman sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana banjir.

Kompetensi dasar ini dapat dikembangkan menjadi capaian pembelajaran, yakni: (a) siswa dapat menjelaskan gejala dan penyebab terjadinya bencana banjir; (b) siswa dapat menjelaskan kegiatan atau aktivitas sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana banjir; dan (c) siswa dapat melakukan simulasi kegiatan sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana banjir.

Mampu mengidentifikasi ancaman sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana tanah longsor.

Kompetensi dasar ini dapat dikembangkan menjadi capaian pembelajaran, yakni: (a) siswa dapat menjelaskan gejala dan penyebab terjadinya tanah longsor; (b) siswa dapat menjelaskan kegiatan atau aktivitas sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana tanah longsor; dan (c) siswa dapat melakukan simulasi kegiatan sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana tanah longsor.

Mampu mengidentifikasi ancaman sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana puting beliung.

Kompetensi dasar ini dapat dikembangkan menjadi capaian pembelajaran, yakni: (a) siswa dapat menjelaskan gejala dan penyebab terjadinya putting beliung; (b) siswa dapat menjelaskan kegiatan atau aktivitas sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana putting beliung; dan (c) siswa dapat melakukan simulasi kegiatan sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana putting beliung.

Mampu mengidentifikasi ancaman sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana kekeringan.

Kompetensi dasar ini dapat dikembangkan menjadi capaian pembelajaran, yakni: (a) siswa dapat menjelaskan gejala dan penyebab terjadinya kekeringan; (b) siswa dapat menjelaskan kegiatan atau aktivitas sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana kekeringan; dan (c) siswa dapat melakukan simulasi kegiatan sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana kekeringan.

Mampu mengidentifikasi ancaman sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana kebakaran.

Kompetensi dasar ini dapat dikembangkan menjadi capaian pembelajaran, yakni: (a) siswa dapat menjelaskan gejala dan penyebab terjadinya kebakaran; (b) siswa dapat menjelaskan kegiatan atau aktivitas sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana kebakaran; dan (c) siswa dapat melakukan simulasi kegiatan sebelum, sedang dan setelah terjadi bencana kebakaran.

Setelah dikembangkan capaian pembelajaran yang disajikan pada tabel 1 di atas,

maka dikembangkan salah satu rancangan komik sebagai literasi informasi pada

pendidikan mitigasi bencana di sekolah dasar, yaitu bencana gempa bumi. Adapun contoh

pengembangan komik mitigasi bencana gempa bumi dapat dilihat pada gambar di bawah

ini.

Page 77: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi --- 71 Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

Gambar 1. Contoh Rancangan Komik Mitigasi Bencana

SIMPULAN

Berdasarkan paparan yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

salah satu media pembelajaran yang menarik untuk memperkenalkan mitigasi bencana

kepada peserta didik di sekolah dasar adalah media pembelajaran komik. Komik yang

Page 78: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi --- 72 Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

dikembangkan mengacu pada kompetensi dasar dan capaian pembelajaran yang

berhubungan dengan tanggap kebencanaan, yaitu (a) bencana geologi dan

hidrometeorologi di Indonesia; (b) bencana gempa bumi; (c) bencana tsunami; (d)

gunung api; (e) bencana banjir bencana banjir; (f) bencana tanah longsor; (g) puting

beliung; (h) bencana kekeringan; dan (i) bencana kebakaran.

DAFTAR PUSTAKA

American Library Association (ALA). 1989. Presidential Committee on Information

Literacy: Final Report. Diakses tanggal 15 Januari 2019.

[http://www.ala.org/ala/mgrps/divs/acrl/publications/whitepapers/presidential.c

f m].

Danaswari, R. W, Kartimi, Roviati, E. (2013) . Pengembangan Bahan Ajar Dalam Bentuk

Media Komik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 9 Cirebon

pada Pokok Bahasan Ekosistem. Jurnal Scientiae Educatia, 2 (2).

Hasugian. 2009. Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Medan: USU Press.

Jailani, I. (2015). Pengembangan Media Komik Pembelajaran Matematika Meningkatkan

Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V, Yogyakarta: Jurnal Prima Edukasia

Vol. 3 No. 1.

Naziyah, N. (2014). Pengembangan Lembar Kerja Siswa Pada Materi Jurnal Penyesuaian

perusahaan Jasa Di Kelas XI Perbankan SMK Assa’adah Bungah Gresik. Jurnal

Pendidikan Akuntansi (JPAK) Volume 3 (2). (Online).

Http://Www.Scribd.Com/Doc/273118085/Pengembangan-Lembar-Kerja-Siswa-

Pada-Materi-Jurnal-Penyesuaian-Perusahaan-Jasa-Di-Kelas-Xi-Perbankan-Smk-

Assa-Adah-Bungah-Gresik#Scribd. (Diakses 17 Desember 2017)

Purwantoro, S. (2011). Kapan Pembelajaran Mitigasi Bencana akan dilaksanakan?.

Prosiding Semiloka Nasional “Urgensi Pendidikan Mitigasi Bencana” Fakultas Ilmu

Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta, 11-12 Mei 2011. Halaman 1-

14.

Reitz, J. M. (2004). Information literacy. In Dictionary and Information Science.

Westport, CT: Library Unlimited.

Sadiman, A., Haryono, A., dan Rahardjito, R. (2006). Media Pendidikan. Jakarta:

Puteskom dan Raja Grfindo Persada.

Saputri, A., dkk. (2016). Efektivitas Penggunaan Media Komik Kartun Terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa SMA Negeri 2, Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika Universitas

Pasir Pengaraian, halaman 5.

Shapiro, J. J., & Hughes, S. K. (1996). Information Literacy as a Liberal Art:

Enlightenment Proposals for a New Curriculum. Educom Review, 31.

http://net.educause.edu/apps/er/review/reviewArticles/31231.html

Page 79: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7781

Eddy Noviana, Munjiatun, Nofrico Afendi --- 73 Media Pembelajaran Komik sebagai Sarana Literasi Informasi dalam Pendidikan Mitigasi Bencana di Sekolah Dasar

Soeharto, H. B. R. (2015). Pengembangan Media Komik Berbasis Pendidikan Karakter

pada Pembelajaran Tematik-Integratif Kelas IV SD, Jurnal Edukasia Vol.3 No.1.

Sudjana, N., Rivai, A. (2013). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono, S., (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Thiagarajan, et all. (1974). Instructional Development for Training Teacher of Expectional

Children. Minneapolis, Minnesota: Leadership Training Institute/Special

Education, University of Minnesota

Trianto, I., B. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual.

Jakarta: Prenadamedia Group.

Ulva, R. K., Hidayah, H. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Komik Pada

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV MI Nurul Hidayah Roworejo

Negerikaton Pesawaran. Jurnal Terampil Pendidikan dan Pembelajaran Dasar Vol.

4 No. 1 , p-ISSN 2355-1925 e-ISSN 2580-8915 Juni 2017), halaman 38.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan

Bencana.

Page 80: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7782

Beny Al Fajar --- 74

Penanaman Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar

ANALISIS PENANAMAN KEMAMPUAN LITERASI SISWA SEKOLAH DASAR

Beny Al Fajar [email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau, Pekanbaru

Sitasi Al Fajar, B. (2019). Analisis Penanaman Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar. Prossiding Seminar

Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halman 74-79. ISBN: 978-623-91681-0-0, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7782.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

Literasi merupakan keterampilan dalam berbahasa meliputi mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Seiring dengan perkembangan zaman, maka literasi juga ikut berkembang. Pemerintah mencanangkan program gerakan literasi sekolah yang bertujuan mendukung pengembangan literasi siswa, Dalam implementasi, guru sebagai fasilitator diharapkan mampu menyajikan materi dan pembelajaran yang menarik bagi siswa. Faktor internal dan ekksternal menjadi pengaruh dalam kegiatan literasi. Tujuan dari adanya kegiatan literasi adalah untuk memperluas ilmu pengetahuan yang dimiliki seorang siswa, hal tersebut sesuai dengan salah satu tujuan bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Keywords: kemampuan literasi, siswa sekolah dasar

PENDAHULUAN

Salah satu faktor penting dalam tujuan memajukan bangsa adalah dengan

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia yang

berkualitas sangat dibutuhkan oleh sebuah bangsa, karena apabila sebuah bangsa

memiliki sumber daya alam yang berlimpah namun apabila tidak memiliki sumberdaya

manusia yang berkualitas maka akan menjadi kendala dalam pengelolaan sumber daya

alam itu sendiri. Sehubungan dengan masalah tersebut dibutuhkan kemampuan literasi

yang handal oleh setiap individu. Kemampuan literasi yang tinggi sangat berpengaruh

terhadap kemampuan memperoleh sebuah informasi, semakin banyak informasi yang

didapatkan maka akan meningkat pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki.

Literasi merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kegiatan membaca, berpikir, dan

menulis yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan memahami informasi secara

kritis, kreatif, dan reflektif, literasi dapat dijadikan sebagai basis pembelajaran di sekolah.

Page 81: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7782

Beny Al Fajar --- 75

Penanaman Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar

Seiring dengan perkembangan zaman, permasalahan literasi hendaknya menjadi

satu masalah yang harus mendapatkan perhatian khusus oleh bangsa Indonesia. Dampak

buruk dari kurangnhya kemampuan literasi adalah akan rendahnya tingkat berkompetisi

bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lain. Hasil-hasil penelitian Internasional

menunjukkan bahwa kemampuan literasi siswa Indonesia secara umum tergolong

rendah. Siswa kita di Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca dan menulis

sebagai kegiatan sehari-hari. Bagi masyarakat barat aktivitas membaca dan menulis

sudah menjadi kegiatan sehari-hari. Rendahnya literasi masyarakat Indonesia disebabkan

oleh masyarakat Indonesia merupakan masyarakat aliterat, yaitu masyarakat yang bisa

membaca namun belum memiliki keinginan untuk menjadikan kegiatan membaca sebagai

aktivitas keseharian (Nurdiyanti,2010). Maka dari itu peningkatan kualitas sumber daya

manusia bangsa Indonesia dapat dilakukan melalui kegiatan literasi yang dilakukan pada

setiap jenjang pendidikan, terutama jenjang pendidikan sekolah dasar, agar siswa di

Indonesia dapat menanamkan kegiatan literasi sejak kecil.

KAJIAN LITERATUR

Definisi Kemampuan Literasi

Secara harfiah literasi berasal dari kata literacy yang berarti melek huruf (Echols

& Shadily, 2003). Literasi merupakan semua proses pembelajaran baca tulis yang

dipelajari seseorang termasuk di dalamnya empat keterampilan berbahasa mendengar,

berbicara, membaca, dan menulis (Kharizmi, 2015).

Clay & Ferguson (2001) menjelaskan bahwa terdapat beberapa komponen literasi

yaitu sebagai berikut:

1. Literasi Dini (Early Literacy), yaitu kemampuan dasar untuk menyimak atau

memahami sebuah bahasa lisan yang dibentuk dari pengalaman anak terhadap

interaksi dilingkungan sekitarnya

2. Literasi Dasar (Basic Literacy), yaitu kemampuan untuk menarik informasi berupa

lisan, membaca rangkaian kata, menulis beberapa kosa kata, dan menghitung berupa

angka yang berguna untuk pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi

Page 82: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7782

Beny Al Fajar --- 76

Penanaman Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar

3. Literasi Perpustakaan (Library Literacy) yaitu, kemampuan dalam memanfaatkan

koleksi referensi untuk memahami informasi ketika menyelesaikan sebuah karya

tulisan, penelitian maupun cara dalam mengatasi sebuah permasalahan.

4. Literasi Media (Media Literacy) yaitu kemampuan untuk memahami penggunaan

media dan tujuan penggunaannya baik berupa media cetak, media elektronik, dan

media digital (internet)

5. Literasi Teknologi (Technology Literacy) yaitu kemampuan memahami

perkembangan teknologi seperti perangkat keras (hardware), perangkat lunak

(software)

6. Literasi Visual (Visual Literacy) yaitu pemahaman tingkat lanjut angtara literasi media

dan literasi teknologi yang memanfaatkan materi visual dan audiovisual untuk

kebutuhan belajar

Dari komponen diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi setiap

individu memiliki komponen nya masing-masing dalam perkembangan kemampuan

literasi. Komponen tersebut sangat dibutuhkan terutama bagi peserta didik tingkat

pendidikan sekolah dasar, yang dimana tingkat pendidikan sekolah dasar merupakan

awal penanaman kemampuan literasi, agar kemampuan literasi tersebut dimiliki oleh

setiap siswa sejak kecil hinga dewasa nanti.

Guru berperan penting dalam penanaman kemampuan literasi siswa pada jenjang

pendidikan sekolah dasar, Sebagai contoh dalam pengajaran membaca, dibutuhkannya

kemampuan seorang siswa untuk menyerap maupun menggali informasi dari sebuah

karangan teks, lalu siswa dapat menarik kesimpulan menurut pemahamannya sendiri

tentang teks tersebut.

Hasil penelitian (Kana, dkk: 2017) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi literasi ada 2 macam, yaitu:

1. Faktor Internal yang berasal dari dalam diri siswa seperti : Faktor keturunan, minat,

bakat, IQ dan lain sebagainya.

2. Faktor Eksternal yang berasal dari luar diri siswa seperti :keluarga, sekolah,

bimbingan belajar dan lain sebagainya

Page 83: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7782

Beny Al Fajar --- 77

Penanaman Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar

Adanya perbedaan minat dan bakat seorang siswa menyebabkan perbedaan

kemampuan literasi yang berbeda juga, siswa yang lebih suka memanfaatkan waktu

istirahat dengan kegiatan membaca maupun menulis cenderung memiliki wawasaan luas

daripada siswa lainya, hal tersebut disebabkan oleh banyaknya kosa kata yang i abaca

dari sebuah teks yang terdapat dalam buku bacaan, buku-buku tersebut memiliki

informasi yang dapat mengembangkan pengetahuan siswa.

Karakteristik siswa pun dapat menjadi faktor dalam penanaman kemampuan

literasi, seorang guru wajib mengetahui karakteristik masing-masing siswa, pola

karakteristik siswa yang berbeda un akan menjadi pertimbangan sendiri oleh guru dalam

menentukan metode pengajaran yang sesuai. Seperti pada kelas rendah maka sumber

dan media pengajaran yang digunakan dalam pembelajaran literasi adalah konkrit,

menarik dan bermakna. Pentingnya kemampuan literasi pada saat sekarang ini dapat

menjadi faktor penting dalam mengembangkan pengetahuan siswa, karena seiring

dengan perkembangan teknologi maka informasi yang tersedia pun akan semakin luas,

informasi maupun ilmu pengetahuan tidak hanya tersedia dalam buku yang terdapat di

perpustakaan saja, para siswa sekarang dapat mengakses informasi yang dibutuhkan

melalui akses secara online, baik dalam berupa jurnal maupun artikel-artikel ilmiah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri nomor 23

tahun 2013 meluncurkan sebuah gerakan literasi sekolah untuk menumbuhkan sikap budi

pekerti luhur kepada anak-anak melalui bahasa. Melalui gerakan tersebut, pihak sekolah

pun sangat mendukung dalam upaya pengembangan kemampuan literasi siswa, sekolah

gencar melakukan kegiatan lomba yang bertajuk pada kemampuan membaca maupun

menulis. Sekolah juga mendukung dengan adanya kegiatan membaca pada jam istirahat

dengan menyediakan berbagai buku bahan bacaan di berbagai tempat bermain siswa.

Guru juga berperan dalam menumbuhkan kegiatan literasi siswa, guru diharapkan

mampu menyajikan materi maupun media pembelajaran yang menarik untuk

menumbuhkan minat siswa, guru juga dapat melakukan aktivitas kegiatan pembelajaran

di perpustakaan sekolah yang dimana menyajikan berbagai macam informasi, sehingga

siswa dapat bereksplorasi baik secara individu maupun kelompok dengan bahan bacaan

Page 84: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7782

Beny Al Fajar --- 78

Penanaman Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar

yang dibacanya, apabila menemukan sebuah kesulitan maka siswa dapat menanyakan

hal tersebut kepada guru yang disini berperan sebagai fasilitator.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah maupun pihak sekolah dalam

pengembangan kemampuan literasi siswa sekolah dasar, namun beberapa siswa masih

belum bisa melakukan kegiatan literasi tersebut, siswa cenderung lebih memilih bermain

daripada melakukan kegiatan membaca maupun menulis. Sangat disayangkan fasilitas

yang telah disediakan tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh siswa. Buku-buku yang

tersedia sering diabaikan oleh siswa. Maka oleh karena itu penanaman kemampuan

literasi ini menjadi perhatian bersama dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa,

tidak hanya perhatian pemerintah dan guru namun orang tua juga harus memberikan

perhatian kepada anak-anak dalam mengembangkan kemampuan literasi pada anak, hal

tersebut dapat dilakukan dengan cara mengajak anak-anak menbaca buku 10-15 menit

sebelum tidur. Apabila hal tersebut terus dilakukan, maka kegiatan membaca tersebut

akan menjadi kebiasaan seorang anak dan akan berlanjut hingga ia dewasa nanti.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah studi literatur dengan cara mencari referensi teori yang

relevan dengan permasalahan yang ditemukan. Jenis data yang digunakan pada

penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku dan jurnal.

SIMPULAN

Rendahnya kemampuan literasi siswa dapat disebabkan oleh rendahnya minat dan

bakat siswa. Terdapat faktor internal yang mempengaruhi kemampuan literasi seorang

siswa, baik berupa minat atau bakat dan faktor eksternal berupa dorongan sekolah

maupun keluarga, dalam hal tersebut maka pemerintah telah mencanangkan adanya

kegiatan literasi sekolah demi menanamkan sikap luhur kepada siswa melalui bahasa,

pihak sekolah pun memberikan kontribusi dalam upaya tersebut berupa melakukan

kegiatan lomba dalam bidang membaca dan menulis.

Page 85: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7782

Beny Al Fajar --- 79

Penanaman Kemampuan Literasi Siswa Sekolah Dasar

Hendaknya sebagai guru dapat menyajikan pembelajaran yang menarik didalam

kelas agar siswa lebih merasa berminat dalam kegiatan pembelajran dan hal tersebut

diharapkan dapat mengembangkan minat siswa dalam kegiatan literasi. Penanaman

kemampuan literasi yang dilakukan sejak kecil akan berguna bagi seorang peserta didik

untuk masa depannya dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Clay & Ferguson. (2001). Gerakan Literasi Sekolah Dasar. Jakarta: Online

http://pgsd.umk.ac.id/files/prosiding/2017/3%20Mulyo%20Teguh.pdf

Echol, J.M & Hassan, S. (2003). Kamus Inggris Indonesia:An English-Indonesian

Dicrionary. Jakarta: Gramedia.

Kharizmi, M. (2015). Kesulitan Siswa Sekolah Dasar dalam Meningkatkan Kemampuan

Literasi. Jurnal Pendidkan Dasar (Jupendas), 2(2), 11-21.

Nurdiyanti, E. (2010). Pembelajaran Literasi Mata Pelajarna Bahasa Indonesia pada Siswa

Kelas V Sekolah Dasar. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta:

Online (http://ejournal.upi.edu/index.php/edulib/article/view/13490)

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2013 tentang Standar

Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota

Suyono. (2011). Pembelajaran Efektif dan Produktif Berbasis Literasi. Malang: Cakrawala

Indonesia

Wahyuni, S. (2009). Menumbuhkembangkan Minat Baca Menuju Masyarakat Literat.

Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra dan Pengajarannya, 6(2), 179-189. DOI.

http://dx.doi.org/10.21831/diksi.v16i2.6617.

Page 86: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 80 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS

SISWA KELAS IV SDN 183 PEKANBARU

Resi Widya [email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru

Sitasi Widya, R. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS

Siswa Kelas IV SDN 183 Pekanbaru. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 80-93. ISBN: 978-623-91681-0-0, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

The background of this study is the low social studies learning outcomes of fourth-grade students of SDN 183 Pekanbaru. The low level of social studies learning outcomes of these students was seen from 35 students, only 15 students who achieved the minimum completeness criteria set at 70. Based on this problem, researchers made improvements to learning by conducting classroom action research by applying role-playing learning models. This research was conducted in April 2018, with the research subject being fourth-grade students with a total of 35 students consisting of 20 male students and 15 female students. The data used in this study are data on teacher and student activities and student social studies learning outcomes. The results of the study show that the activities of teachers and students and students' social studies learning outcomes increase every cycle. Teacher activities at the first meeting of the first cycle obtained an average percentage of 60.71%. Then in the second meeting, the first cycle received 67.85%. In the second cycle, the first meeting received 73.21%. While the second meeting gained 87.50%. The activity of students in the first cycle of the first meeting gained 57.50%. In the second meeting, the first cycle obtained 62.50%. At the first meeting, the second cycle received 72.50%. At the second meeting, the second cycle received 90.00%. The average social studies learning outcome increases, on the base score with an average score of 64.05 then in the first cycle gets 74.14, in the second cycle gets 81.28. Based on the results of these studies, it can be concluded that social studies learning outcomes of fourth-grade students of SDN 183 Pekanbaru have increased after the role-playing learning model has been applied. Keywords: role-playing learning model, social studies learning outcomes

PENDAHULUAN

Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

sepanjang hayat. Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia dapat hidup

berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia

menurut konsep pandangan hidup mereka.

Salah satu cabang ilmu pengetahuan tersebut adalah Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS). Ilmu pengetahuan sosial adalah salah satu disiplin ilmu yang berpengaruh dan

Page 87: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 81 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

memajukan daya pikir manusia. Selain itu agar siswa mampu mengikuti pelajaran IPS

lebih lanjut, untuk membantu memahami bidang studi lain, dan agar para siswa dapat

berpikir logis, kritis, dan praktis, serta bersikap positif dan berjiwa kreatif. Oleh karena

itu, mata pelajaran IPS diberikan pada setiap jenjang pendidikan.

Menyadari pentingnya IPS dalam kehidupan, seharusnya mata pelajaran IPS

merupakan mata pelajaran yang menarik dan menyenangkan. Agar siswa tertarik

mengikuti pelajaran IPS. Maka, seharusnya pelajaran IPS dilaksanakan dengan cara yang

menarik, menyenangkan, dan melibatkan siswa secara aktif. Hal ini sejalan dengan

pendapat Oemar Hamalik (2007) yang menjelaskan bahwa guru dan siswa senantiasa

dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik dan menyenangkan,

menantang dan menggairahkan.

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di SDN 183 Pekanbaru pada awal

bulan Februari 2016 lalu, peneliti melihat bahwa pembelajaran IPS yang dilakukan belum

optimal sehingga pencapaian tujuan pembelajaran IPS yang diharapkan belum tercapai.

Pada pembelajaran, siswa masih cenderung terpusat kepada guru atau peran guru di

kelas lebih dominan dibandingkan siswa. Hal ini terlihat ketika pembelajaran berlangsung,

materi diberikan oleh guru, defenisi dan contoh juga diberikan, penyelesaian soal

dilakukan sendiri oleh guru, kegiatan siswa adalah mendengar dan membuat catatan,

serta mengerjakan latihan yang diberikan oleh guru, ketika guru meminta siswa

mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak mereka pahami, siswa tersebut malas

bertanya dan hanya diam. Siswa juga merasa tidak percaya diri untuk menjawab ataupun

memberikan pertanyaan/ tanggapan secara terbuka, baik kepada guru maupun teman

sebayanya.

Guru cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan sehingga perbedaan

individual ataupun kelompok kurang mendapat perhatian. Pembelajaran hendaknya

memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran

benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari

yang berperilaku yang kurang baik menjadi baik, Dari yang tidak mngerti menjadi

mengerti, dari yang belum faham mnjadi faham. Dan ada halnya dimana faktor lain juga

Page 88: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 82 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

telihat dari perlakuan guru yang masih menggunakan strategi pembelajaran yang

cenderung sama setiap kali pertemuan di kelas berlangsung. Hal ini menyebabkan

kurangnya minat dan respon siswa terhadap pembelajaran karena tidak adanya variasi

dari cara mengajar guru.

Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya

kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam

pencapaian tujuan pembelajaran, Terjadinya perbedan klasikal dimana anak yang cerdas

cenderung lebih cepat paham diantara temannya yang kurang cerdas.

Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar,

sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Salah satu indikasi dapat dilihat dari

rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase jumlah

siswa yang memperoleh hasil belajar rendah berdasarkan Ketuntasan Kompetensi

Minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh SDN 183 Pekanbaru pada mata pelajaran IPS

yaitu 70, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Ketercapaian KKM Siswa Kelas IV SDN 183 Pekanbaru

Jumlah

Siswa KKM

Persentasi Ketuntasan Rata-rata

Tuntas Tidak Tuntas

35 70 15 20 64.05

Dari tabel di atas, dapat diketahui masih banyaknya jumlah siswa yang belum

mencapai KKM. Hal ini disebabkan oleh faktor yang berasal dari guru yaitu : (1) guru

hanya memberikan paparan materi dan contoh-contoh di papan tulis, kemudian

memberikan tugas untuk mengerjakan soal; (2) guru tidak menggunakan media dalam

proses pembelajaran; dan (3) guru tidak melibatkan siswa dalam proses belajar. Selain

faktor dari guru terdapat juga faktor dari dalam diri siwa yaitu : (1) kurangnya motivasi

belajar dari siswa; (2) kurangnya minat siswa dalam belajar; (3) siswa merasa bosan

dengan strategi dan model pembelajaran yang itu-itu saja yang cenderung monoton.

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Role Playing untuk Meningkatkan Hasil

Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 183 Pekanbaru”. Rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah apakah penerapan model pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil

Page 89: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 83 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

belajar IPS siswa kelas IV SDN 183 Pekanbaru ? Tujuan penelitian ini adalah untuk

meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 183 Pekanbaru dengan menerapkan

model pembelajaran role playing. Dari penelitian ini, diharapkan memberikan manfaat

sebagai berikut :

1. Bagi guru

a. Diharapkan dapat menciptakan variasi mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa.

b. Diharapkan guru lebih kreatif dan aktif dalam menciptakan media pembelajaran

agar siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam proses belajar.

2. Bagi siswa

a. Diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar sehingga siswa semakin kreatif

dan semangat dalam proses pembelajaran.

b. Diharapkan siswa mampu menciptakan hal-hal baru dalam pembelajaran.

3. Bagi sekolah

a. Diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran di sekolah.

b. Diharapkan dapat manaikkan nama sekolah melalui kemampuan akademik siswa.

4. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi landasan berpijak dalam penelitian

berikutnya yang berkaitan dengan model-model pembelajaran yang diterapkan dalam

penelitian ini.

Model pembelajaran role playing menurut Huda (2013: 115) merupakan sebuah

model pembelajaran yang berasal dari dimensi pendidikan individu maupun sosial. Model

ini membantu masing-masing siswa untuk menemukan makna pribadi/ penghayatan

dalam dunia sosial mereka dan memecahkan masalah pribadi dengan bantuan kelompok.

Dalam dimensi sosial, model ini bermanfaat memudahkan individu untuk berkerja sama

dalam menganalisis kondisi sosial, khususnya permasalahan sosial.

Seperti telah diharapkan sebelumnya, setiap model pembelajaran memiliki

langkah-langkah tertentu yang memberikan kekhasan terhadap model itu sendiri.

Page 90: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 84 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

Demikian juga halnya dengan model pembelajaran role playing sebagai berikut : (a)

menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai role playing; (b) guru

memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan dimainkan; (c) guru

menetapkan pemain yang akan terlibat dalam role playing, peranan yang harus

dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan; (d) guru memberikan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya kepada siswa yang terlibat dalam

permeranan; (e) role playing mulai dimainkan oleh kelompok pemeran; (f) guru menarik

perhatian siswa; (g) guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang

mendapatkan kesulitan; (h) role playing hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini

dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang

sedang dimainkan; (i) melakukan diskusi tentang peran yang dimainkan; dan (j)

merumuskan kesimpulan.

Kelebihan diterapkannya model pembelajaran role playing menurut Aris Shoimin

(2014:162) sebagai berikut:

1. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.

2. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi

dan waktu yang berbeda.

3. Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu

melakukan permainan.

4. Berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa.

5. Sangat menarik bagi siswa sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan

penuh antusias.

6. Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta

menumbuhkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi.

7. Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan dapat memetik

butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri.

8. Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat

menumbuhkan/ membuka kesempatan bagi lapangan kerja.

Kelemahan model pembelajaran role playing menurut Aris Shoimin (2014: 162)

sebagai berikut:

Page 91: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 85 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

1. Metode bermain peran memerlukan waktu yang relatif panjang/ banyak.

2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid.

Ini tidak semua guru memilikinya.

3. Kebanyak siswa yang ditunjukan sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan

suatu adegan tersebut.

4. Apabila pelaksanaan model pembelajaran role playing bermain peran mengalami

kegagalan, bukan saja dapat memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti

tujuan pengajaran tidak tercapai.

5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini.

Hasil belajar adalah bukti usaha yang dicapai oleh siswa yang berupa

pengetahuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam memahami materi pelajaran

serta menyelesaikan permasalahan dan juga kemampuan yang di miliki seseorang setelah

menerima pengalaman belajarnya berupa nilai-nilai dan sebagainya. Hasil belajar

mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan

tingkat perkembangan mental yang lebih baik dengan melakukan usaha secara maksimal

yang dilakukan seseorang setelah melakukan usaha-usaha belajar (Nana Sudjana, 2012:

22; Catharina Tri Anni, 2006: 5; Ekawarna, 2013).

Beberapa penelitian yang dijadikan sebagai referensi penelitian terdahulu yaitu:

1. Arleni Tarigan (2016) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Role Playing

untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 013 Lubuk Kembang

Sari Kecamatan Ukui” dengan simpulan penelitian bahwa hasil belajar IPS siswa kelas

III mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran role playing.

2. Hasan Basri (2017) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Role Playing untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 032 Kualu

Kecamatan Tambang” dengan simpulan penelitian bahwa hasil belajar bahasa

Indonesia siswa kelas V mengalami peningkatan setelah diterapkan model

pembelajaran role playing.

Berdasarkan penelitian relevan di atas, yang menjadi pembeda dalam penelitian

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah subjek penelitian (kelas IV), mata pelajaran

yang dijadikan penelitian adalah mata pelajaran IPS.

Page 92: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 86 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupaka penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN 183

Pekanbaru. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan jumlah 35 siswa, yang

terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian ini dilakukan sebanyak

dua siklus (Suharsimi Arikunto, 2014: 3). Data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data aktivitas guru dan siswa dan hasil belajar IPS siswa. Instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi aktivitas guru dan siswa dan tes

hasil belajar IPS. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes

tertulis, sedangkan analisis yang dilakukan adalah analisis data aktivitas guru dan siswa

serta hasil belajar IPS.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa data aktivitas guru dan siswa

dan hasil belajar mengalami peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran role

playing. Adapun penjabaran secara detail tentang hasil penelitian adalah sebagai berikut.

1. Data Aktivitas Guru dan Siswa

Adapaun data tentang perolehan aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada tabel

2 dan tabel 3 di bawah ini.

Tabel 2. Data Aktivitas Guru

Uraian Siklus I Siklus II

Petermuan Pertemuan

I II I II

Skor Dasar 34 38 41 49 Persentase 60.71% 67.85% 73.21% 87.50%

Kategori Kurang Cukup Baik Amat Baik

Berdasarkan tabel 2 terlihat perbandingan aktivitas guru dalam 2 kali pertemuan

yang secara umum terdapat peningkatan penerapan model pembelajaran role playing.

Pada pertemuan pertama siklus I aktivitas guru memperoleh skor 34 dengan persentase

60.71% dengan kategori kurang. Kemudian pada pertemuan kedua siklus I dengan skor

Page 93: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 87 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

38 dengan persentase 67.85% dengan kategori cukup. Pada siklus II pertemuan I

aktivitas guru sudah baik, dengan mendapatkan skor 41 dengan persentase 73.21%

dengan kategori baik. Sedangkan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh 49 dengan

persentase 87.50% dengan kategori amat baik.

Tabel 3. Data Aktivitas Siswa

Uraian

Siklus I Siklus II

Petermuan Pertemuan

I II I II

Skor Dasar 29 25 29 36

Persentase 57.50% 62.50% 72.50% 90.00% Kategori Kurang Cukup Baik Amat Baik

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat aktivitas siswa semakin meningkat, dari siklus I

pertemuan pertama aktivitas siswa memperoleh persentase 57.50% dengan kategori

kurang. Pada pertemua kedua siklus I naik menjadi 62.50% dengan kategori cukup.

Aktivitas siswa semakin meningkat pada pertemuan pertama siklus II yaitu 72.50%

dengan kategori baik. Pada pertemuan kedua siklus II diperoleh persentase aktivitas

siswa adalah 90.00% dengan kategori amat baik.

2. Data Hasil Belajar IPS

Adapun data hasil belajar IPS dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 183 Pekanbaru

Tahapan Rata-rata

Nilai

Ketuntasan Hasil Belajar

Individu Klasikal

Tuntas Tidak Tuntas

Skor Dasar 64,05 15 (42.85%) 20 (57.14%) Tidak Tuntas

Siklus I 74.14 26 (74,28%) 9 (25.72%) Tuntas Siklus II 81,28 30 (85.71%) 5 (14.28%) Tuntas

Dari tabel di atas dapat disimpulkan terjadi peningkatan dari skor dasar, ulangan

akhir siklus I, dan ulangan akhir siklus II. Hasil belajar siswa sebelum tindakan (skor

dasar) dengan nilai rata-rata 64,05 kemudian mengalami peningkatan pada siklus I

setelah penerapan model pembelajaran role playing dengan jumlah 74,14 persentase

peningkatan dari skor dasar ke ulangan harian siklus I 15,75%. Pada siklus II kemudian

Page 94: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 88 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

mengalami peningkatan sehingga rata-rata mencapai adalah 81.28 dengan persentase

peningkatan skor dasar ke ulangan siklus II adalah 26,90%. Terjadinya peningkatan pada

hasil belajar siswa dari skor dasar, ulangan akhir siklus I, dan ulangan akhir siklus II

menunjukkan bahwa model pembelajaran role playing dapat memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berani mengemukakan pendapat dan lebih dapat menguasai

pembelajaran yang disampaikan. Dengan demikian berpengaruh pada hasil belajar siswa

sesuai dengan yang diharapkan.

Pada skor dasar, ketuntasan siswa secara klasikal juga mengalami peningkatan,

terlihat pada skor dasar jumlah siswa yang tuntas hanya 15 siswa (42.85%) dan tidak

tuntas sebanyak 20 siswa (57.14%). Kemudian pada ulangan akhir siklus I siswa yang

tuntas bertambah menjadi 26 siswa (74,28%) dan 9 siswa (25.72%) yang tidak tuntas.

Selanjutnya pada siklus II siswa yang tuntas meningkatkan menjadi 30 siswa (85.71%)

sementara yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa (14,28%). Peningkatan rata-rata hasil

belajar siswa dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM menunjukkan bahwa

penerapan model pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa

kelas IV SDN 183 Pekanbaru.

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis hasil penelitian diperoleh dari data primer yang berupa

ulangan akhir siklus, kesimpulan tentang aktivitas guru dan siswa, serta ketercapaian

KKM dan keberhasilan tindakan. Pada pertemuan pertama siklus I, aktivitas guru

memperoleh skor 34 dengan persentase 60.71% atau dengan kategori cukup. Hal ini

disebabkan karena pada kegiatan ini guru belum terlalu bisa memberikan motivasi

kepada siswa, kemudian guru belum bisa menyajikan materi pembelajaran dengan baik.

Guru belum bisa mengorganisasikan siswa sehingga terjadi keributan, merasa kesusahan

dalam mengarahkan siswa dalam kelompok belajar, guru sudah dengan baik memberikan

soal evaluasi kepada siswa. Dalam memberikan penghargaan guru masih kurang bisa

sehingga siswa menjadi riuh dan bersorak-sorak.

Pada pertemuan kedua siklus II, aktivitas guru memperoleh skor 38 dengan

persentase 67.85% dengan kategori baik. Hal ini dilihat dari fase 1 yang sudah

Page 95: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 89 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

meningkat, guru sudah bisa menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa meskipun

masih tampak kekurangan di sana-sini. Tetapi guru masih belum bisa menyajikan materi

dengan baik dan belum bisa mengendalikan siswa dalam membentuk kelompok. Pada

kegiatan ini, sudah lebih bisa dalam membimbing dan mengarahkan siswa berbagi

informasi dalam kelompok. Di dalam memberikan soal evaluasi guru mengalami kesulitan

dikarenakan soal evaluasi yang diberikan tidak semudah soal evaluasi sebelumnya jadi

siswa protes dan meminta pergantian soal. Dalam memberikan penghargaan guru

dengan baik memberikan umpan balik dan memberikan penghargaan berupa pujian

untuk individu dan tepuk tangan untuk kelompok.

Pada siklus II pertemuan I, aktivitas guru meningkat dengan skor 41 dengan

persentase 73.21% dengan kategori baik. Pada pertemuan ini, guru sudah terlihat baik

sekali, guru dengan tepat menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Pada siklus II

pertemuan I, aktivitas guru meningkat dengan skor 41 dengan persentase 73.21%

dengan kategori baik. Pada pertemuain ini, guru sudah terlihat baik sekali, guru dengan

tepat menyampaikan tujuan dan memotivasi Tetapi dalam memberikan soal evaluasi guru

masih kurang dikarenakan siswa sudah tidak fokus dan malas mengerjakan soal evaluasi.

Dalam memberikan penghargaan guru sudah baik dapat dilihat dari pemberian umpan

balik positif dan penghargaan untuk individu maupun kelompok.

Pada pertemuan II siklus 11 aktivitas guru meningkat lagi dengan skor 49 dengan

persentase 87.50 % dengan kategori amat baik. Dalam pertemuan ini sudah baik sekali.

Dimana guru sudah terlihat telah menguasai model pembelajaran yang diterapkan. tetapi

guru masih kesulitan dalam mengatur atau mengarahkan siswa dalam pembentukan

kelompok luar dan kelompok dalam.

Analisis hasil tindakan aktivitas siswa dalam pelaksanaan penerapan model

pembelajaran role playing pada siklus I pertemuan pertama adalah 57.50% pada katagori

cukup, hal ini dikarenakan pada pertemuan pertama tidak semua siswa mencatat

kompetensi yang ingin dicapai, dan masih banyak siswa yang masih bingung dengan

model pembelajaran yang sedang berlangsung tersebut. Dan juga siswa dalam

pembentukan kelompok ribut sehingga guru kehilangan kendali.

Page 96: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 90 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

Namun pada pertemuan kedua terjadi peningkatan menjadi 62,50% dengan

katagori baik, pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 72.50%, baik. peningkatan

ini dikarenakan siswa sudah mulai mengerti dengan model pembelajaran yang diterapkan

guru. Dan siswa sudah mau diarahkan dalam pembentukan kelomok. Pada saat berbagi

informasi siswa sudah mengerti meskipun masih ada yang ribut. Pada saat mengerjakan

soal evaluasi siswa sudah tidak ribut seperti pertemuan pertama meskipun masih ada

beberapa siswa yang menyontek dengan temannya. Pada saat guru memberi penguatan

siswa sudah mau mendengarkan tetapi masih ada yang bercerita dengan temannya.

Pada saat berbagi informasi siswa sudah mengerti meskipun masih ada yang ribut.

Pada saat mengerjakan soal evaluasi siswa sudah tidak ribut seperti pertemuan pertama

meskipun masih ada beberapa siswa yang menyontek dengan temannya. Pada saat guru

memberi penguatan siswa sudah mau mendengarkan tetapi masih ada yang bercerita

dengan temannya.

Sedangkan pada siklus ke II pertemuan pertama meningkat lagi menjadi 72.50 %

katagori baik. Kegiatan siswa sudah baik meskipun masih ada siswa yang belum

mengikuti arahan dari guru. Didalam pertemuan ini kegiatan siswa masih sama pada

pertemuan sebelumnya, masih ada siswa yang ribut pada saat berbagi informasi dalam

bekerja di kelompoknya.

Pertemuan kedua meningkat menjadi 90.00% katagori sangat baik. Kegiatan

siswa sudah sangat baik. Siswa sudah bisa diarahkan dalam pembentukan kelompok.

Dan tidak ada lagi siswa yang ribut pada saat berbagi informasi. Mereka dengan tertib

berbagi informasi dengan pasangannya. Tetapi dalam menerima penghargaan yang

diberikan oleh guru masih ada siswa yang tidak mendengarkan.

Hasil belajar individu sebelum dan sesudah tindakan bisa dilihat pada tabel 4.3

diatas dalam pelaksanaan penerapan model pembelajaran role playing dapat disimpulkan

terjadi peningkatan dari skor dasar, ulangan akhir siklus I, dan ulangan akhir siklus II.

Hasil belajar siswa sebelum tindakan (skor dasar) dengan nilai rata-rata 64.05 kemudian

mengalami peningkatan pada siklus I setelah penerapan model pembelajaran role playing

dengan jumlah 74.14 persentase peningkatan dari skor dasar ke ulangan harian siklus I

15.75%. Pada siklus II kemudian mengalami peningkatan sehingga rata-rata mencapai

Page 97: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 91 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

adalah 81.28 dengan persentase peningkatan skor dasar ke ulangan siklus II adalah

26.90%. Terjadinya peningkatan pada hasil belajar siswa dari skor dasar, ulangan akhir

siklus I, dan ulangan akhir siklus II menunjukkan bahwa model pembelajaran role playing

dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk berani mengemukakan pendapat

dan lebih dapat menguasai pembelajaran yang disampaikan.

Berdasarkan pemaparan hasil dan pembahasa penelitian di atas, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV SDN 183 Pekanbaru mengalami

peningkatan setelah diterapkan model pembelajaran role playing. Sehingga, dapat

dikatakan bahwa hipotesis penelitian terbukti dan diterima.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran role playing dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa

kelas IV SDN 183 Pekanbaru. Hal ini ditunjukkan dalam penjelasan sebagai berikut :

1. Penerapan model pembelajaran role playing dapat meningkatkan kualitas aktivitas

guru pada proses pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada pertemuan pertama siklus

I, aktivitas guru memperoleh skor 34 dengan persentase 60.71% dengan kategori

cukup. Kemudian pada pertemuan kedua siklus I dengan skor 38 dengan persentase

67.85% dengan kategori baik. Pada siklus II pertemuan I aktivitas guru sudah baik,

dengan mendapatkan skor 41 dengan persentase 73.21% dengan kategori baik.

Sedangkan pada pertemuan kedua skor yang diperoleh 49 dengan persentase

87.50% dengan kategori amat baik. Aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama

aktivitas siswa memperoleh persentase 57.50% dengan kategori cukup. Pada

pertemua kedua siklus I naik menjadi 62.50% dengan kategori baik. Aktivitas siswa

semakin meningkat pada pertemuan pertama siklus II yaitu 72.50% dengan kategori

baik. Pada pertemuan kedua siklus II diperoleh persentase aktivitas siswa adalah

90.00% dengan kategori amat baik.

2. Rata-rata hasil belajar IPS kelas IV SDN 183 Pekanbaru meningkat, terjadi

peningkatan dari skor dasar, ulangan akhir siklus I, dan ulangan akhir siklus II. Hasil

belajar siswa sebelum tindakan (skor dasar) dengan nilai rata-rata 64.05 kemudian

Page 98: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 92 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

mengalami peningkatan pada siklus I setelah penerapan model pembelajaran role

playing dengan jumlah 74.14 persentase peningkatan dari skor dasar ke ulangan

harian siklus I 15.75%. Pada siklus II kemudian mengalami peningkatan sehingga

rata-rata mencapai adalah 81.28 dengan persentase peningkatan skor dasar ke

ulangan siklus II adalah 26.90%.

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian di atas, saran untuk penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Untuk siswa, hasil belajar siswa yang sudah baik harus dipertahankan dan

dikembangkan terus-menerus. Untuk hasil belajar siswa yang belum bagus harus

ditingkatkan lagi cara belajarnya. Selain itu, pembelajaran dengan model

pembelajaran role playing ini melatih keterampilan berbicara siswa dalam diskusi

kelompok serta membuat siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran.

2. Guru IPS disarankan untuk menggunakan model pembelajaran role playing agar

pembelajaran lebih menarik, dan tidak membosankan, karena model pembelajaran

role playing membuat siswa ikut terlibat dan menjadi aktif, semua siswa mengambil

peran atau andil dalam sebuah kelompok. Guru juga harus memperhatikan setiap

kesulitan belajar siswa kemudian mencari pemecahan masalahnya.

Sekolah disarankan mempunyai sarana dan prasarana serta alat bantu atau peraga

yang mencukupi, sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran siswa tidak mengalami

kesulitan

DAFTAR PUSTAKA

Anni, C.T. (2006). Psikologi Belajar. Semarang: UNNES

Basri, H. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Role Playing untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 032 Kualu Kecamatan Tambang. Jurnal

PAJAR (Pendidikan dan Pengajaran). Volume 1 Nomor 1 Juli 2017

Ekawarna. (2013). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: GP Press

Erlisnawati & Marhadi, M. (2015). Implementasi Model Pembelajaran Berdasarkan

Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 169 Pekanbaru.

Jurnal Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4 (2).

Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka

Belajar

Hamalik, O. (2007). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 99: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7783

Resi Widya --- 93 Model Pembelajaran Role Playing, Hasil Belajar IPS

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Remaja

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Sudjana, N. (2009). Penelitian hasil proses belajar mengajar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Suharsini, A, dkk. (2014). Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Syahrilfuddin, dkk. 2011. Peneitian Tindakan Kelas. Pekanbaru: Cendekia Insani

Tarigan, A. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Role Playing untuk Meningkatkan

Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Negeri 013 Lubuk Kembang Sari Kecamatan

Ukui. Jurnal Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5 (3) Edisi Khusus Hut

Pgri Ke-71 Tanggal 25 November 2016.

Page 100: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7784

Nurteha --- 94 Model Pembelajaran Inquiry, Hasil Belajar IPA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS III SDN 012 SUNGAI UPIH KECAMATAN KUALA KAMPAR KABUPATEN PELALAWAN

Nurteha [email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru

Sitasi Nurteha, N. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas III SDN 012 Sungai Upih Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 94-104. ISBN: 978-623-91681-0-0, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7784.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

So authors are interested in conducting research with the title “Application of Inqury Learning Model to Improve Science Learning Outcomes of Class III Students at SDN 012 river. Upih. In accordance with the above problems, the purpose of this research was to improve science learning outcomes for third grade students of SDN 012 river by applying the Inquiry learning model. In the first cycle the activity of the teacher in the first and second meetings was moderate, with the percentage of the first meeting 58% and at the second meeting 62%. In the second cycle there was an increase in achieving good, with a percentage of the first 74% and at the second meeting 83%. In the first cycle of meeting 1 the percentage of student activity was 58% with the medium category, at the meeting 2 percent was 58% with the medium category. In cycle II at the 1st meeting, the students activity was 62% with the medium category at the 2nd meeting experiencing an increase in the percentage of 83% in the good category, cycle I and cycle II. Obtained an increase in learning outcomes from the base score to UH cycle I by 6%, from a base score of 69.68 increasing to 74.37 in the first cycle. Then in the second cycle obtained an increase in learning outcomes by 25% from a base score of 69.68 increased to 87,18 in cycle II. Keywords: inquiry learning model, science learning outcomes

PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber

daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional. Oleh karena itu upaya

peningkatan mutu pendidikan di sekolah merupakan strategi dalam meningkatkan

sumber daya manusia. Pendidikan sebagai wahana utama pembangunan sumber daya

manusia berperan dalam mengembangkan peserta didik menjadi sumber yang produktif

dan memiliki kemampuan professional dalam meningkatkan mutu kehidupan berbangsa

dan bernegara. Disamping itu pendidikan adalah proses budaya untuk meningkatkan

Page 101: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7784

Nurteha --- 95 Model Pembelajaran Inquiry, Hasil Belajar IPA

harkat dan martabat manusia, melalui proses yang panjang dan berlangsungsepanjang

hayat. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan

kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Penggunaan metode yang

digunakan guru belum sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi sebuah kendala

dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga banyak materi

pembelajaran yang terabaikan dengan percuma karena penggunaan metode yang

dikehendaki guru dan mengabaikan karakteristik siswa, fasilitas sekolah, serta situasi

kelas. Dari permasalahan yang terjadi, guru hendaknya memberikan tindakan kepada

siswa yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan cara

menerapkan model pembelajaran yang bervariasi. Salah satu model yang dapat

diterapkan adalah model pembelajaran Inquiry. Inquiry adalah suatu rangkaian kegiatan

belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan

menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analisis, sehingga mereka dapat merumuskan

sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

Sasaran utama kegiatan pembelajaran inquiry yaitu (1) keterlibatan siswa secara

maksimal dalam proses kegiatan belajar, (2) keterarahan kegiatan secara logis dan

sistematis pada tujuan pemebelajaran dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri

siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inquiry. Sehingga hasil belajarnya

meningkat. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mengadakan penelitian

dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar

IPA Siswa Kelas III SDN 012 sei. Upih”. Sesuai dengan permasalah di atas, tujuan

diadakannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas

III SDN 012 sei. Upih dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SDN 012 Sungai. Upih kecamatan kuala

kampar semester ganjil tahun ajaran 2017/2018. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

III SDN 012 Sungai. Upih dengan jumlah siswa kelas 38 orang yang terdiri 18 orang laki-

Page 102: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7784

Nurteha --- 96 Model Pembelajaran Inquiry, Hasil Belajar IPA

laki dan 20 orang perempuan. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

(PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri

dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga belajar siswa meningkat (Zainal

Aqib, 2009: 3). Model penelitian tindakan kelas secara garis besar terdapat empat

tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)

pengamatan, (4) refleksi (Suharsimi Arikunto, 2009: 16). Model siklus Penelitian Tindakan

Kelas dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini direncanakan untuk enam kali pertemuan dalam tiga siklus. Pada

siklus pertama terdiri dari dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, Ulangan harian

pada pertemuan ke dua. Pada siklus kedua terdiri dari dua kali pertemuan yaitu

pertemuan ke tiga, dan ulangan harian pada pertemuan ke empat. Pada siklus ketiga

terdiri dari dua kali pertemuan yaitu pertemuan ke lima, dan ulangan harian pada

pertemuan ke enam. Perangkat Pembelajaran saat melaksanakan belajar mengajar yaitu:

Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen

yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:Tes

hasil belajar berupa ulangan harian, Lembar observasi aktivitas siswa, Lembar observasi

aktivitas guru. Analisis data aktivitas guru dan siswa menggunakan format checklist yang

dilakukan dengan cara penskoran, kemudian hasil penskoran dihitung presentase

Perencanaan

PelaksanRefleksi Pengamatan

SiklusI

Perencanaan

Pelaksan

Refleksi

Siklus II

Pengamatan

?

Page 103: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7784

Nurteha --- 97 Model Pembelajaran Inquiry, Hasil Belajar IPA

aktivitasnya yaitu dengan membandingkan skor aktivitas yang diperoleh dengan skor

aktivitas ideal. Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan aktivitas guru dan

siswa adalah sebagai berikut:

Keterangan :

NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = skor mentah yang diperoleh siswa

SM = skor maksismum ideal dari tes yang bersangkutan

Untuk melihat tingkat keberhasilan siswa dan guru dalam melaksanakan proses

pembelajaran digunakan lima kategori yaitu dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 1. Kriteria Keberhasilan Proses Pembelajaran Siswa dan Guru

No Tingkat Penguasaan Predikat

1 86 - 100 % Sangat Baik

2 76 - 85 % Baik

3 60 - 75 % Cukup

4 55 - 59 % Kurang

5 < 54 % Kurang sekali

(Ngalim Purwanto, 2009)

Dalam penelitian ini, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan

individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥ 65%, dan suatu kelas dikatakan tuntas

belajarnya ( ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥ 85% siswa yang

telah tuntas belajarnya Ketuntasan belajar siswa dihitung dengan menggunakan rumus :

Depdikbut ( dalam Trianto, 2010 : 241)

NP = 𝑅

𝑆𝑀 x 100

KB = 𝑇

𝑇𝑡 x 100

Page 104: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7784

Nurteha --- 98 Model Pembelajaran Inquiry, Hasil Belajar IPA

Keterangan:

KB = ketuntasan belajar

T = jumlah skor yang diperoleh siswa

Tt = jumlah skor total

Untuk menghitung rata-rata hasil belajar IPA adalah dengan cara menjumlahkan

semua nilai data dibagi banyaknya data dengan menggunakan rumus :

(Nana Sudjana. 2010: 109)

Keterangan:

�̅� = Mean/Rata-rata

∑𝑋 = jumlah seluruh skor

N = banyaknya subjek

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar menggunakan analisis kuantitatif

dengan rumus:

( Zainal aqib, 2009 )

Keterangan :

P = persentase peningkatan

Posrate = nilai sesudah diberikan tindakan

Baserate = nilai sebelum tindakan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang di analisis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah aktivitas siswa dan

aktivitas guru yang disertai hasil belajar siswa, ketuntasan klasikal dan peningkatan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA SDN 012 Sungai. Upih. Berdasarkan hasil diskusi

�̅�= ∑𝑋

𝑁

P = 𝑝𝑜𝑠𝑟𝑎𝑡𝑒−𝐵𝑎𝑠𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒

𝐵𝑎𝑠𝑒𝑟𝑎𝑡𝑒 x 100

Page 105: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7784

Nurteha --- 99 Model Pembelajaran Inquiry, Hasil Belajar IPA

dengan obsever, adanya peningkatan aktivitas guru pada setiap pertemuan. Aktivitas

guru dilakukan untuk mengamati kesesuaian tindakan dengan perencanaan. Pada siklus

I penelitian belum bisa menerapkan pembelajaran inquiry, sehingga pada siklus I

penelitian belum bisa membuat siswa aktif dalam proses pembelajaran. Pada siklus II

penelitian mulai bisa menerapkan pembelajatran Inquiry, penelitian berusahkan supaya

kondisi belajar berjalan dengan lancar dan siswa aktif. Penelitian memperbaiki kekurang

pada siklus I, sehingga peningkatan aktivitas guru pada pembelajaran Inquiry dapat

dilihat pada tabel berikut.

Hasil 2. Observasi Aktivitas Guru dengan Penerapan Model Pembelajaran Inkuiry

No Uraian SIKLUS I SIKLUS II

Pert I Pert II Pert I Pert II

1 Jumlah 14 15 18 20 2 Persentase 58% 62% 74% 83%

3 Kategori Sedang Sedang Baik Baik

Dari tabel diatas dapat dilihat bawah aktivitas guru dalam poses pembelajaran

telah mengalami peningkatan. Pada siklus I aktivitas guru pada pertemuan pertama dan

kedua memperoleh sedang, dengan persentase nya pertemuan pertama 58% dan pada

pertemuan kedua 62%. Selanjutnya pada siklus II mengalami peningkatan mencapai

baik, dengan persentase pada pertama 74% dan pada pertemuan kedua 83%.

Berdasarkan pengamatan obsever mengenai aktivitas siswa mengalami peningkatan,

pada proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan siswa aktif selama peruses

belajar dapat lihat tabel berikut.

Tabel 3. Hasil Observasi Aktifitas Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Inquiry

No Uraian SIKLUS I SIKLUS II

Pert I Pert II Pert I Pert II

1 Jumlah 14 14 15 20 2 Persentase 58% 58% 62% 83%

3 Kategori Sedang Sedang Baik Baik

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa pada siklus I pertemuan 1 persentase

aktivitas siswa 58% dengan kategori sedang, pada pertemuan 2 persentasenya 58%

Page 106: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7784

Nurteha --- 100 Model Pembelajaran Inquiry, Hasil Belajar IPA

dengan kategori sedang. Pada siklu II pada pertemuan 1 aktivitas siswa persentasenya

62% denga kategori sedang, pada pertemuan 2mengalami peningkatan persentasenya

83% dengan kategori baik. Pada siklus I aktivitas siswa belum memuaskan mugkin siswa

belum aktif dalm proses pembelajaran dan mungkin masih dalam kebingungan dengan

pembelajaran yang dilaksanakan guru. Pada siklus II aktivitas siswa mengalami

peningkatan, pada siklus II siswa mulai mengerti dalam pembelajaran pelaksanaan guru

dengan mengunakan pembelajaran inquiry, proses pembelajaran mulai membaik dan

siswa yang berani menjadi berani dalam proses pembelajaran inquiry. Data hasil belajar

siswa diperoleh dengan melakukan analisis data berdasarkan hasil UH I dan UH II, yaitu

dapat dilihat dari rata-rata hasil UH siswa. Rata-rata hasil belajar siswa sebelum dan

sesudah tindakan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Hasil Belajar IPA Kelas III SND 012 Sungai Upih

No Aspek Skor Dasar UH I UH 2

1 Jumlah 1115 1190 U1395

2 Rata-rata 69,68 74,37 87,18

Pada tabel di atas terlihat adanya peningkatan anatara skor dasar, siklus I dan

siklus II. Dari nilai rata-rata skor dasar 69,68, meningkat menjadi 74,37 pada UH siklus

I. selanjutnya nilai rata-rata pada siklus II meningkat menjadi 87,18. Dari fakta-fakta di

atas dapat di simpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan

tindakan dengan menerapkan model pembelajaran inquiry. Ketuntasan klasikal yang

telah diterapkan pada penelitian ini adalah 85%. Berikut perbandingan ketuntasan

klasikal sebelum dan sesudah tindakan.

Tabel 5. Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas II SDN 012 Sei Upih

Data Ketuntasan T TT

KKM Ketuntasan Klasikal

Keterangan

Skor Dasar

UH Siklus I UH Siklus II

8 8

11 5 16 0

70

70 70

50%

68% 100%

Tidak Tuntas

Tidak Tuntas Tuntas

Dari tabel di atas dapat di lihat siswa yang tuntas secara pribadi dapat di lihat di

skor dasar pada siklus I dan siklus II. Pada skor dasar sebelum menungunakan model

Page 107: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7784

Nurteha --- 101 Model Pembelajaran Inquiry, Hasil Belajar IPA

inquiry yang tuntas 8 orang dan yang tidak tuntas 8, dengan ketuntasan klasikal 50%,

sehingga di nyatakan belum tuntas. Pada siklus I dengan mengunakan pembelajaran

inquiry siswa yang tuntas 11 dan yang belum tuntas 5 dengan ketuntasan 68 persen di

nyatakan belum tuntas, pada siklus II dengan pembelajaran inquiry siswa yang tuntas 16

orang dan belum tuntas 0, pada siklus II ini mengalami peningkatan dengan ketuntasan

klasikal 100%. sehingga di nyatakan tuntas. Untuk menhetahui hasil dari peningkatan

hasil belajar siswa pada setiap siklusnya, maka dapat dianalisiskan dengan data hasil

belajar berdasarkan rata-rata kelas sebelum dan sesudah di berikan tindakan.

Peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menerapkan model

pembelajaran inquiry dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. Peningkatan Hasil Belajar IPA Kelas III SDN 012 Sungai Upih

No Data Rata-rata Peningkatan UH 1 UH 2

1 Skor Dasar 69,68

2 UH I 74,37 6, 73% 25,11% 3 UH 2 87,18

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa setelah dilaksakan tindakan pada siklus I,

maka diperoleh peningkatan hasil belajar dari skor dasar ke UH siklus I sebesar 6%, dari

skor dasar 69,68 meningkatan menjadi 74,37 pada siklus I. selanjutnya pada siklus II

diperoleh peningkatan hasil belajar sebesar 25% dari skor dasar 69,68 meningkat

menjadi 87,18 pada siklus II. Pembahasan hasil penelitian adalah kajian ulang dimana

nilai dari sekolah kelas III SDN 012 Sungai. Upih yang belum menggunakan model Inquiry

maka ditingkatkan lagi dengan mengunakan penerapan model pembelajaran Inquiry,

maksud dari Inquiry adalah perluasan proses discovery yang digunakan lebih mendalam,

Sund yang dikutip dari (Trianto, 2013: 78-79). Berdasarkan analisis hasil tindakan

diperoleh kesimpulan tentang aktivitas guru dan siswa, data hasil beleajar siswa dan

keberhasilan tindakan.

Page 108: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7784

Nurteha --- 102 Model Pembelajaran Inquiry, Hasil Belajar IPA

PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis hasil tindakan diperoleh kesimpulan tentang aktivitas guru

dan siswa, data hasil belajar siswa dan keberhasilan tindakan.

1. Aktivitas Guru

Berdasarkan lembaran observasi pada aktivitas guru dalam pelaksanaan dengan

pembelajaran inquiry semangkin meningkat pada setiap pertemuan. Pada pertemuan

pertama pada siklus I persentase 50% dengan kategori sedang dan pada pertemuan

kedua dengan persentase 60% dengan kategori sedang. Pada siklus I guru kurang dalam

mengidentifikasi masalah dan guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menyampaikan pendapat, pada siklus II pada pertemuan pertama aktivitas guru

mengalami meningkat dengan persentase 71% dengan kategori baik, dan pada

pertemuan kedua dengan persentase 78% dengan kategori baik. Pada siklus II guru

semangkin bisa menyampaikan informasi dalam melakukan percobaan dan guru sangat

baik dalam menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotensi siswa.

2. Aktivitas Siswa

Hasil belajar ditentukan oleh proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sesuai

langkah-langkah yang telah di tentukan. Selain aktivitas guru ada juga aktivitas siswa,

dalam aktivitas siswa juga memperngaruhi kerhasilan tindakan. Berdasarkan analisis data

diketahui aktivitas siswa juga meningkat setelah menerapakan model pembelajaran

inquiry. Aktivitas siswa pada siklus I pada pertemuan pertama persentase 59% dengan

kategori sedang, pada siklus I siswa kurang bisa menyampaikan pendapat Dalam bentuk

hipotensi dan siswa kurang mengerti dalam menentukan langkah-langkah percobaan.

Pada pertemuan kedua persentase 62% dengan kategori baik. Pada siklus II pada

pertemuan pertama persentase 65% dengan kategori baik pada pertemuan ke dua 75%

dengan kategori baik, pada siklus II siswa sudah bisa menetukan langkah-langkah yang

sesuai dengan hipotensi dan siswa sangat baik dalam memberikan kesimpulan.

Page 109: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7784

Nurteha --- 103 Model Pembelajaran Inquiry, Hasil Belajar IPA

3. Hasil Belajar Siswa

Keberhasilan penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa berupa skor

yang sudah diberikan tindakan di peroleh siswa pada UH siklus I dan UH siklus II dengan

perbandingan dengan skor yang belum mengunakan tindakan, pada hasil belajar siswa

dapat dilihat dari rata-rata kelas pada setiap UH dan ketuntasan siswa, baik secara

individu maupun klasikal. Rata-rata yang diperoleh pada UH sikus I 6%dengan rata-rata

69,68 menjadi 74,37 pada siklus I, adapun ketuntasan klasikal pada siklus I dinyatakan

(belum tuntas) dengan persentase ketuntasan 68% kemudian rata-rata UH pada siklus

II meningkat menjadi 25 %, kemudian rata-rata pada siklus II 87,18 dengan ketuntasan

klasikal 100% atau dinyatakan (tuntas) secara klasikal. Secara umum dapat di simpulkan

bahwa penerapan pembelajaran model inquiry pada proses pembelajaran dapat

meningkat hasil belajar IPA siswa kleas III sdn Sei. Upih, sehingga dapat dikatakan bahwa

tindakan yang dilakukan berhasil.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan menerapkan pembelajaran

model inquiry dapat meningkatkan hasil belajar IPA kelas III SD Negeri 012 Sungai. Upih.

Berdasrkan hasil dan penemuan penelitian, maka penelitian memberikan beberapa

rekomendasi antara lain:

1. Dengan meningkatkan hasil belajar, guru dapat menerapkan salah satu model

pembelajaran dengan pembelajran model inquiry

2. Ketika guru ingin menerapkan pembelajaran inquiry, terapkanlah pada semua

pembelajaran, agar siswa aktif dalam semua pembelajaran.

3. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar atau acuan dalam melaksanakan

penelitian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2009). Penilitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Page 110: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7784

Nurteha --- 104 Model Pembelajaran Inquiry, Hasil Belajar IPA

Purwanto, M.N. (2009). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. (2010). Penilain Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Al-Tabany., Badar, T.I. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan

Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.

Aqib, Z. (2009). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru, SMP, SMA, SMK. Bandung:

Yrama Widya.

Trianto. (2010). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Page 111: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 105 Analysis, Strengthening character education values, Novel

ANALYSIS OF STRENGTHENING CHARACTER EDUCATION VALUES IN THE NOVEL LASKAR PELANGI

BY ANDREA HIRATA

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa [email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau, Pekanbaru

Sitasi Ardila, D., Kurniaman, O., & Antosa, Z. (2019). Analysis of Strengthening Character Education Values In

the Novel Laskar Pelangi By Andrea Hirata. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 105-121. ISBN: 978-623-91681-0-0, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

This study aims to analyze the response of elementary school students to thematic learning assisted by teaching aids in the 2013 curriculum. The method used in this study is qualitative descriptive. Data collection techniques in this study were interviews and questionnaires. The instrument of this study was a questionnaire distributed to grade IV and class V students. The study was conducted in SD Negeri 01 Palembang, SD Negeri 04 Palembang, dan SD Negeri 24 Palembang. Questionnaire as an instrument of research has 4 aspects, namely interest, presentation of information, delivery of instructions, and content. These four aspects are represented by statements. When the statement is on the agreed criteria and strongly agrees, it means students give a positive response. However, when the statement is on the criteria of disagree and strongly disagrees, it means students give a negative response. Based on the results of the questionnaire response analysis of students who were in the agreed criteria and strongly agreed, students gave a positive response to thematic learning assisted by teaching aids in the 2013 curriculum Keywords: students response, thematic learning, teaching aids

PENDAHULUAN

Pendidikan karakter menurut Doni Koesoema (dalam Kamal, 2017) merupakan

sebuah struktur antropologis yang terarah pada proses pengembangan dalam diri

manusia secara terus menerus untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia

yang berkeutamaan, yakni dengan mengaktualisasikan nilai-nilai keutamaan seperti

keuletan, tanggung jawab, kemurahan hati, dan lain-lain. Pendidikan karakter merupakan

sebagai metode dalam mengajarkan kebiasaan cara berfikir dan berprilaku yang

membantu individu untuk berkerja sama sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan

bernegara serta membantu mereka untuk membuat keputusan yang dapat

dipertanggung jawabkan (M. Mahbubi, 2012 :38). Pendidikan karakter sesunggunya,

Page 112: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 106 Analysis, Strengthening character education values, Novel

bukan sekedar mendidik benar dan salah, tetapi mencakup proses pembiasaan tentang

perilaku baik sehingga siswa dapat memahami, merasakan, dan mau berprilaku baik

sehingga terbentuklah tabiat yang baik (Listyarti, 2012). Secara sederhana pendidikan

karakter merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk menciptakan, melahirkan,

menanamkan serta mengembangkan nilai-nilai kepada peserta didik agar dapat menjadi

manusia yang berkualitas dimasa sekarang dan di masa yang akan datang.

Penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir nawacita yang dicanangkan

presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Gerakan

Penguatan Pendidikan Karakter menjadi semakin mendesak diprioritaskan karena

berbagai persoalan yang mengancam keutuhan dan masa depan bangsa seperti

maraknya tindakan intoleransi dan kekerasan atas nama agama yang mengancam

kebinekaan dan keutuhan NKRI, munculnya gerakan – gerakan separatis, perilaku

kekerasan dalam lingkungan pendidikan dan di masyarakat, kejahatan seksual, tawuran

pelajar, pergaulan bebas dan kecendrungan anak- anak muda pada narkoba. Pendidikan

karakter harus diutamakan mengingat maraknya media informasi di era modern yang

membuat anak - anak mudah terjerumus. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan

dibina sejak usia dini. Usia dini khususnya usia SD merupakan masa kritis bagi

pembentukan karakter seseorang, penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini

mungkin kepada anak – anak adalah kunci utama membangun bangsa. Pada kurikulum

2013 integrasi literasi dan nilai- nilai PPK menjadi kebijakan baru kemendikbud. Gerakan

literasi mulai digerakkan pemerintah mengingat masih rendahnya budaya literasi di

kalangan siswa. Berbagai alasan ini telah cukup menjadi dasar kuat bagi kementrian

pendidikan dan kebudayaan untuk kembali memperkuat jati diri dan identitas bangsa

melalui gerakan nasional pendidikan dengan meluncurkan gerakan Penguatan Pendidikan

Karakter (PPK).

Peran sastra dalam pendidikan karakter dapat di refleksikan melalui narasi cerita

dan tokoh yang dihadirkan oleh pengarang melalui karya sastra. Melalui karya sastra

karakter pembaca akan terasah secara perlahan karena ia harus mampu merasakan apa

yang dirasakan orang lain (tokoh) cerita. Disinilah letak energi positif yang mampu di

Page 113: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 107 Analysis, Strengthening character education values, Novel

transferkan sastra kepada pembaca yang secara tidak langsung akan terjadi proses

transformasi added value secara sosiologis maupun psikologis.

Elmustian Rahman (2004 : 13) mengatakan karya sastra adalah ungkapan pribadi

manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan,

dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa.

Horatius dalam Elmustian Rahman (2004 : 4) mengungkapkan membaca karya sastra

memiliki berbagai manfaat, antara lain : karya sastra dapat memperkaya pengetahuan

intelektual, memperluas emosi, serta mengandung unsur pendidikan dan pengajaran.

Para pakar memberikan sejumlah pemikiran tentang apa manfaat sebuah karya sastra,

Jakob Sumardjo dan Saini KM dalam Elmustian Rahman (2004 : 18-19) membeberkan

sejumlah manfaat sastra sebagai berikut : memberi kesadaran kepada pembaca tentang

kebenaran – kebenaran hidup, memperoleh pengetahuan dan pengalaman serta

pemahaman yang mendalam tentang manusia, dunia, dan kehidupan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005 : 555) novel adalah karangan prosa

yang panjang dan menceritakan sebuah kisah. Menurut Abrams dalam Elmustian Rahman

(2004 : 104) novel berasal dari bahasa italia novella (dalam bahasa jerman berarti

novelle. Secara harfiah novella berarti barang baru atau kecil dan kemudian diartikan

dalam cerita pendek atau prosa. Dewasa ini pengertia novella dan novella mengandung

arti yang sama dengan istilah indonesia novelet (inggris : novellete) merupakan sebuah

karya prosa fiksi yang cukupan, tidak terlalu panjang, dan tidak terlalu pendek. Menurut

Jassin dalam Elmustian Rahman (2004 : 104) novel menceritakan suatu kejadian yang

luar biasa dari tokoh cerita, dimana kejadian – kejadian itu menimbulkan pergolakan batin

yang mengubah perjalanan nasib tokohnya. Melalui novel, secara tidak langsung dengan

membaca dan menelaahnya novel mampu memberikan manfaat bagi pembacanya.

Makna kata yang terkandung di dalamnya dapat menyiratkan fenomena sosial yang

memiliki nilai positif yang bisa dijadikan rujukan sebagai contoh yang mampu

mempengaruhi sikap positif seseorang.

Novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata adalah novel yang menggambarkan

bagaimana kehidupan anak kampung di Belitong, kehidupan orang marginal di Belitong

dalam ketidakadilan kompensasi wilayah dan persamaan kesempatan. Laskar Pelangi

Page 114: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 108 Analysis, Strengthening character education values, Novel

juga menggambarkan tingginya kesenjangan sosial antara kaum borjuis dan kaum

marginal di belitong. Novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata menceritakan tentang

SD Muhammadiyah yang terancam dibubarkan jika tidak mencapai siswa baru sejumlah

10 anak. Ketika itu baru 9 anak yang mendaftar, akan tetapi tepat ketika pak Harfan,

sang kepala sekolah, hendak berpidato menutup sekolah, harun dan ibunya datang untuk

mendaftarkan diri di sekolah kecil itu. mulai dari sanalah dimulai cerita mereka

mengarungi hari – hari menyenangkan, tertawa dan menangis bersama dalam

menempuh pendidikan.

Dengan melihat novel “Laskar Pelangi” yang mengandung banyak sekali makna

pelajaran disamping kelebihan dan kekuranganya, maka penulis tertarik menjadikan

novel ini sebagai bahan penelitian. Dengan judul “ Analisis nilai – nilai penguatan

pendidikan karakter dalam novel laskar pelangi karya Andrea Hirata”. Rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah nilai-nilai penguatan pendidikan karakter

dalam novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata ? oleh karena itu tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui ada tidaknya nilai – nilai penguatan pendidikan karakter dalam

novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata dan untuk mendeskripsikan nilai-nilai

penguatan pendidikan karakter yang terkandung dalam novel “Laskar Pelangi” karya

Andrea Hirata.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah menurut Moleong

(dalam Isnaniyah 2013). Subjek penelitian ini adalah novel “ Laskar Pelangi” Karya

Andrea Hirata yang diterbitkan oleh PT Bentang Pustaka pada Tahun 2008

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi.

Untuk memperoleh data-data yang terdapat dalam novel peneliti harus

mengobservasi novel dengan cara membaca novel terlebih dahulu untuk mendapatkan

Page 115: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 109 Analysis, Strengthening character education values, Novel

data yang terkait dengan penelitian. Setelah novel dibaca, dan memperoleh data-data

yang terkait dengan nilai-nilai penguatan pendidikan karakter data tersebut dipindahkan

ke dalam tabel pengumpulan data dan diidentifikasi berdasarkan indikator nilai – nilai

penguatan pendidikan karakter dengan memberi tanda (√) pada tabel pengumpulan

data.

Tabel 1 Tabel Pengumpulan Data

Nilai – Nilai Penguatan Pendidikan Karakter.

No Bab Teks Data Kode Nilai Karakter Hal Penjelasan

RE NA MA GO IN

1

2

...

Keterangan :

RE : Nilai penguatan pendidikan karakter Religius

Na : Nilai penguatan pendidikan karakter Nasionalis

Ma : Nilai penguatan pendidikan karakter Mandiri

GO : Nilai penguatan pendidikan karakter Gotong – Royong

IN : Nilai penguatan pendidikan karakter Integritas

Menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiyono 2010) Ada tiga hal yang

perlu diketahui dalam proses analisis data yaitu :

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemulihan, pemusatan pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi catatan-catatan kasar dalam betuk

tulisan. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan membaca karya sastra secara berulang-

ulang, membuat rangkuman, pengodean, menulis memo-memo.

2. Model data (Data Display)

Penyajian data merupakan pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Page 116: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 110 Analysis, Strengthening character education values, Novel

3. Penarikan atau verifikasi kesimpulan

Langkah ketiga dari aktivitas analisis adalah penarikan atau verfikasi

kesimpulan. Dari permulaan data peneliti kualitatif mulai memutuskan “makna”

sesuatu, mencatat keteraturan, pola-pola, dan penjelasan. Peneliti dapat menagangani

kesimpulan-kesimpulan ini secara jelas.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dalam penelitian ini adalah nilai-nilai penguatan pendidikan

karakter dalam novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata. Novel ini bercerita tentang

sebuah ironi tentang kurangnya akses pendidikan bagi anak –anak di salah satu pulau

terkaya di Indonesia. Pada penelitian ini penulis menemukan lima nilai penguatan

pendidikan karakter. Lima nilai tersebut adalah nilai – nilai utama yang menjadi fokus

dalam gerakan PPK yaitu nilai Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong – royong dan

Integritas.

1. Religius

Nilai karakter religius mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan Yang Maha

Esa. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi sekaligus, yaitu hubungan

individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu dengan lingkungan.

Berikut beberapa contoh data yang mengandung nilai penguatan pendidikan

karakter religius.

“Kedua, karena firasat anak – anak mereka dianggap memiliki karakter yang mudah disesatkan iblis sehingga sejak usia muda harus mendapatkan pendadaran islam yang tangguh.” (hlm: 4 paragraf 7 bab 1 sepuluh murid baru)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter religius yang ditunjukkan dengan sikap melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, yaitu menuntut ilmu.

“ Tak tahu apa yang merasuki kepala bapaknya, yaitu A Liong, seorang Kong Hu Cu sejati, waktu mendaftarkan anak laki – laki satu – satunya itu ke sekolah islam puritan dan miskin ini.” (hlm : 68 Paragraf 11 Bab 9 Penyakit Gila No. 5)

Page 117: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 111 Analysis, Strengthening character education values, Novel

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter religius yang

ditunjukkan dengan sikap menghargai perbedaan agama dan kepercayaan lain. SD

Muhammadiyah yang mengedepankan pendidikan islam tetap bisa menerima murid

dengan agama berbeda.

“ Chiong Si Ku atau sembahyang rebut diadakan setiap tahun. Sebuah acara semarak di mana seluruh warga tionghoa berkumpul.” (hlm : 259 Paragraf 32 Bab 20 Miang Sui)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter religius yang

ditunjukkan dengan sikap Menjunjung tinggi sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah

agama dan kepercayaan lain, Hidup dan rukun damai dengan pemeluk agama lain dan

kerja sama antar pemeluk agama dan kepercayaan. Data tersebut menunjukkan acara

Chiong Si Ku yang merupakan acara ibadah warga tionghoa dapat berjalan meriah dan

dilakukan setiap tahun di Belitong yang mayoritasnya warganya beragama Islam.

“ Berita utama : hiduplah hanya dari ajaran Al – Quran, hadist, dan sunatullah, itulah pokok –pokok turunan Muhammadiyah, Insya Allah nanti setelah besar engkau akan dilimpahi rezeki yang halal dan pendamping hidup yang sakinah.” (hlm : 350 Paragraf 5 Bab 26 Be There or Be Damned! )

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter religius yang

ditunjukkan dengan sikap Teguh dengan keimanannya. Sikap teguh ditunjukkan oleh

ucapan Bu Mus, ucapan itu menunjukkan betapa kuatnya Bu Mus berpegang dengan

nilai – nilai ketuhanan untuk menjalani kehidupan.

“Begitu cepat alam berubah dan pelayaran yang damai beberapa waktu lalu hingga menjadi usaha mempertahankan hidup yang mencekam saat ini kami dibukakan Allah sebuah lembar kitab yang nyata bahwa kuasaNya demikian besar tak terbatas.” (hlm : 409 Paragraf 24 Bab 29 Pulau Lanun )

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter religius yang

ditunjukkan dengan sikap Percaya dengan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Data

menunjukkan Saat nyawa telah berada diujung tanduk ikal menyadari bahwa betapa

Page 118: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 112 Analysis, Strengthening character education values, Novel

besarnya kuasa Allah swt dan percaya bahwa kuasa Allah demikian besar dan tak

terbatas.

2. Nasionalis

Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan

bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. Berikut beberapa contoh

data yang mengandung nilai penguatan pendidikan karakter nasionalis.

“ Samson menyanyikan lagu yang berjudul Teguh Kukuh Berlapis Baja juga C. Simanjuntak sesuai dengan citra tubuh raksasanya.” (hlm : 131 paragraf 11 Bab12 Mahar)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter nasionalis yang

ditunjukkan dengan sikap apresiasi terhadap budaya sendiri. Apresiasi adalah kesadaran

terhadap nilai – nilai budaya dan seni dan penghargaan terhadap sesuatu dengan

perasaan. Data menunjukkan sikap apresiastif terhadap budaya bangsa sendiri saat

samson menyanyikan lagu nasional di depan kelas.

“ Kita harus karnaval ! apa pun yang terjadi ! dan biarlah tahun ini para guru tidak ikut campur, mari kita beri kesempatan kepada orang – orang muda berbakat seperti mahar untuk menunjukkan kreativitasnya. “ (hlm : 222-223 Paragraf 23 Bab 18 Moran)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter nasionalis yang

ditunjukkan dengan sikap menjaga kekayaan budaya bangsa. Wujud menjaga kekayaan

budaya bangsa ini dapat dilihat dari kalimat Pak Harfan pada data sangat menginginkan

SD Muhammadiyah untuk ikut karnaval 17 agustus bagaimanapun caranya.

“ Penampilan Muhammadiyah tahun ini adalah daripada suatu puncak pencapaian seni yang gilang gemilang oleh karena itu dewan juri tak punya daripada pilihan lain selain daripada menganugerahkan penghargaan daripada penampil seni terbaik tahun ini kepada sekolah Muhammadiyah.!” (hlm : 247 Paragraf 38 Bab 19 Sebuah Kejahatan Terencana)

Page 119: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 113 Analysis, Strengthening character education values, Novel

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter nasionalis yang

ditunjukkan dengan sikap unggul dan berprestasi yang ditunjukkan pada data dengan

kemenangan SD Muhammadiyah dalam lomba karnaval 17 Agustus. Dengan nyaris tanpa

biaya, sekolah Muhammadiyah bisa membuktikan mengalahkan sekolah PN yang telah

menjadi langganan juara karnaval setiap tahunnya.

“ Namun para mantan pengajar sekolah itu patut bangga bahwa mereka telah mewariskan semacam rasa bersalah bagi mantan muridnya jika mencoba- coba berdekatan dengan khianat terhadap amanah, jika mempertimbangkan dirinya merupakan bagian dari sebuah gerombolan atau rencana melawan hukum, dan jika membelakangi ayat –ayat Allah. Itulah panggilan tak sadar yang membimbing lurus jalan kami sebagai keyakinan yang dipegang teguh karena bekal dan Pendidikan Dasar Islam Yang tangguh di sekolah miskin itu. “ (hlm : 487 paragraf 16 Bab 33 Anakronisme)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter nasionalis yang

ditunjukkan dengan sikap taat hukum. Data tersebut menunjukkan para mantan pengajar

sekolah muhammadiyah telah memberikan pendidikan bagi siswanya yang melekat

hingga dewasa.

“ Ia tak pernah sehari pun bolos.“ (hlm : 359 Paragraf 32 Bab 26 Be There or Be Damned)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter nasionalis yang

ditunjukkan dengan sikap disiplin.

3. Mandiri

Nilai karakter mandiri merupakan sikap perilaku tidak bergantung pada orang lain

dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi

dan cita – cita. Berikut beberapa contoh data yang mengandung nilai penguatan

pendidikan karakter mandiri.

Page 120: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 114 Analysis, Strengthening character education values, Novel

“ Setelah seharian mengajar, beliau melanjutkan bekerja menerima jahitan sampai jauh malam untuk mencari nafkah, menopang hidup dirinya dan adik – adiknya.” (hlm : 30 Paragraf 2 Bab 4 Perempuan – Perempuan Perkasa )

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter mandiri yang

ditunjukkan dengan sikap etos kerja (kerja keras). Semangat kerja pada data ditunjukkan

dengan sikap bu mus yang tidak lelah untuk bekerja.

“ Tapi lebih dari setengah perjalanan sudah, aku tak kan kembali pulang gara – gara buaya bodoh ini. Tak ada kata bolos dalam kamusku.” (hlm : 88 Paragraf 4 Bab 10 Bodenga )

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter mandiri yang

ditunjukkan dengan sikap Tangguh tahan banting. Lintang sebenarnya bisa saja tidak

masuk sekolah, tapi lintang tidak mau. Semangatnya yang tinggi untuk belajar

membuatnya tangguh dan tahan banting, ia akan tetap ke sekolah.

“ Pikiranku melayang ke suatu hari bertahun- tahun yang lalu ketika sang bunga pilea ini membawa pensil dan buku yang keliru, ketika ia beringsut – ingsut naik sepeda besar 80 km setiap hari untuk sekolah” (hlm : 383 Paragraf 63 Bab 27 Detik – Detik Kebenaran )

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter mandiri yang

ditunjukkan dengan sikap daya juang dan keberanian. Selain sikapnya yang tangguh dan

tahan banting tokoh lintang juga memiliki daya juang dan keberanian yang luar biasa.

Daya juang berarti kesanggupan untuk mendapatkan sesuatu. Kesanggupan ini

ditunjukkan pada data Lintang sanggup bersepeda bolak balik ke sekolah sejauh 80km

setiap harinya.

“Tuan Pos kami adalah tuan sekaligus anak buah bagi dirinya sendiri karena semua pekerjaan ia kerjakan sendiri.” (hlm : 278 Paragaraf 12 Bab 21 Rindu)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter mandiri yang

ditunjukkan dengan sikap professional. Profesional dapat diartikan keahlian yang

memerlukan kepandaian khusus untuk melaksanakannya. Pada data tuan pos bekerja

sendiri. Tapi ia bekerja secara profesional di bidangnya.

Page 121: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 115 Analysis, Strengthening character education values, Novel

“ Mereka salut karena selain akan menampilkan sesuatu yang berbeda, menampilkan suku terasing di Afrika adalah ide yang cerdas.” (hlm : 226 Paragraf 34 Bab 18 Moran )

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter mandiri yang

ditunjukkan dengan sikap kreatif.. ide kreatif mahar menampilkan suku terasing dari

afrika adalah ide cerdas dan inovatif yang sesuai dengan kondisi kas sekolah

“Aku benar – benar bertekad mendapatkan beasiswa itu karena bagiku ia adalah tiket untuk meninggalkan hidupku yang terpuruk.”(hlm : 460 Paragraf 9 Bab 32 Agnostik )

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter mandiri yang

ditunjukkan dengan sikap menjadi pembelajar sepanjang hayat. Pada data sikap menjadi

pembelajar sepanjang hayat ditunjukkan oleh ikal yang ingin terus belajar. Keinginannya

untuk terus belajar diwujudkan dengan usaha kerasnya untuk mendapatkan beasiswa.

Ia benar – benar bertekad untuk sekolah lagi guna memperbaiki kehidupannya.

4. Gotong – royong

Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja

sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi, dan

persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang – orang yang membutuhkan.

Berikut beberapa contoh data yang mengandung nilai penguatan pendidikan karakter

gotong – royong.

“ Setelah itu, setiap sore, dibawah pohon filicium, kami bekerja keras berhari- hari melatih tarian aneh dari negeri yang jauh. “ (hlm : 227 Paragraf 36 Bab 18 Moran)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter gotong – royong

yang ditunjukkan dengan sikap komitmen pada keputusan bersama yang ditunjukkan

oleh keseriusan siswa sekolah muhammadiyah berlatih tarian suku terasing dari afrika.

Page 122: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 116 Analysis, Strengthening character education values, Novel

“ Aku sudah tak tahan ibunda, aku menuntut pemungutan suara yang demokratis untuk memilih ketua kelas baru. Aku juga tak sanggup mempertanggung jawabkan kepemimpinanku di padang Masyar nanti. “ (hlm : 71 Paragraf 21 Bab 9 Penyakit Gila No 5)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter gotong – royong

yang ditunjukkan dengan sikap mesyawarah mufakat. Data menunjukkan kucai ingin

diadakannya musyawarah mufakat untuk pemilihan ketua kelas yang baru.

“ Walaupun kami benci pada kefanatikannya tapi ia tetap teman kami, anggota Laskar Pelangi, kami tak ingin kehilangan dia.” (hlm : 326 Paragraf 66 Bab 24 Tuk Bayan Tula)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter gotong – royong

yang ditunjukkan dengan sikap solidaritas. Solidaritas adalah perasaan setia kawan.

“ Terimalah Harun, Pak, karena SLB hanya ada di pulau Bangka, dan kami tak punya biaya untuk menyekolahkannya ke sana. Pak Harfan juga tersenyum, beliau melirik Bu Mus sambil mengangkat bahunya. “ genap sepuluh orang...” katanya.” (hlm : 7 Paragraf 13 Bab 1 Sepuluh Murid Baru)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter gotong – royong

yang ditunjukkan dengan sikap anti diskriminasi. Sikap anti diskriminasi adalah sikap yang

menentang membeda – bedakan sikap dan perlakuan terhadap seseorang. Wujud sikap

anti diskriminasi pada data 3 adalah Pak Harfan yang menerima Harun yang seharusnya

bersekolah di SLB untuk bersekolah di SD Muhammadiyah.

“ Mereka mengajari kami membuat rumah – rumahan dari perdu apit- aoit, mengusap luka – luka di kaki kami, membimbing kami cara mengambil wudu, melongok ke dalam sarung kami ketika kami disunat, mengajari kami do’a sebelum tidur, memompa ban sepeda kami, dan kadang – kadang membuatkan kami air jeruk sambal.” (hlm : 32 Pargraf 8 Bab 4 Perempuan – Perempuan Perkasa)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter gotong – royong

yang ditunjukkan dengan sikap kerelawanan. Sikap kerelawanan pada data adalah sikap

Pak Harfan dan Buk Mus yang selalu peduli dan tanpa pamrih menolong para siswanya.

Page 123: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 117 Analysis, Strengthening character education values, Novel

5. Integritas

Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan

pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai – nilai

kemanusiaan dan moral. Berikut beberapa contoh data yang mengandung nilai

penguatan pendidikan karakter integritas.

“ Ia adalah model wanita yang memegang pertanggung jawaban pada setiap gabungan huruf – huruf yang meluncur dan mulutnya. “ (hlm : 338 Paragraf 19 Bab 25 Rencana B)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter integritas yang

ditunjukkan dengan sikap konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan

kebenaran. Pada Data konsistensi tersebut terlihat dari penggunaan kalimat Ini berarti

A ling adalah wanita yang memiliki konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan

kebenaran karena ia berani mempertanggung jawabkan apa yang telah dikatakannya.

“ Sifat lain sahara yang amat menonjol adalah kejujurannya yang luar biasa dan benar – benar menghargai kebenaran. Ia pantang berbohong. Walau dicampakkan ke dalam lautan api yang berkobar – kobar, tak satupun dusta akan keluar dari mulutnya.” (hlm : 75 Paragraf 34 Bab 9 Penyakit Gila No 5)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter integritas yang

ditunjukkan dengan sikap kejujuran. Pada data dijelaskan bahwa Sahara adalah anak

yang pantang berbohong dan memiliki kejujuran yang luar biasa.

“ Kami diajarkan menggali nilai luhur di dalam diri sendiri agar berperilaku baik karena kesadaran pribadi. “ (hlm : 30 Paragraf 3 Bab 4 Perempuan – Perempuan Perkasa)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter integritas yang

ditunjukkan dengan sikap cinta pada kebenaran. sikap ini ditunjukkan oleh ajaran Bu Mus

kepada siswanya agar berlaku baik dengan kesadaran pribadi.

Page 124: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 118 Analysis, Strengthening character education values, Novel

“ Beliau menyitir perkataan Khalifah Umar Bin Khatab. “ barangsiapa yang kami tunjuk sebagai amir dan telah kami tetapkan gajinya untuk itu, maka apa pun yang ia terima selain gajinya itu adalah penipuan!. Rupanya Bu Mus geram dengan korupsi yang merajalela di negeri ini dan beliau menyambung dengan lantang. “ kata – kata itu mengajarkan arti penting memegang amanah kepemimpinan seseorang akan di pertanggung jawabkan nanti di akhirat. “ (hlm : 70 – 71 Paragraf 19 Bab 9 Penyakit Gila No 5 )

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter integritas yang

ditunjukkan dengan sikap anti korupsi. Pada data sikap anti korupsi ditunjukkan pada

sikap Bu Mus yang sangat geram dengan korupsi yang merajalela di negeri ini.

“ Beliau mengobarkan semangat kami untuk belajar dan membuat kami tercengang dengan petuahnya tentang keberanian pantang menyerah melawan kesulitan apa pun . pak harfan memberi kami pelajaran pertama tentang keteguhan pendirian, tentang ketekunan, tentang keinginan kuat untuk mencapai cita – cita. Beliau menyampaikan sebuah prinsip yang diam – diam menyelinap jauh ke dalam dadaku serta memberi arah bagiku hingga dewasa, yaitu bahwa hiduplah untuk memberi sebanyak – banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak – banyaknya.” (hlm : 24 Paragraf 21 Bab 3 Inisiasi )

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter integritas yang

ditunjukkan dengan sikap komitmen moral. Pada data komitmen moral tercermin pada

ajaran Pak Harfan tentang prinsip hidup.

“ Kali ini ibunda tidak memberimu nilai terbaik untuk mendidikmu sendiri,” kata Bu Mus dengan bijak pada Mahar yang cuek saja. “ bukan karna karyamu tidak bermutu, tapi dalam bekerja apapun kita harus memiliki disiplin. “ (hlm : 190 Paragraf 34 Bab 16 Puisi Surga Dan Kawanan Burung Pelintang Pulau)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter integritas yang

ditunjukkan dengan sikap keadilan. meskipun karyanya selalu luar biasa Buk Mus tetap

mengurangi nilainya karena tidak menfgumpulkan tugasnya tepat waktu. Ini berarti Buk

Mus telah menunjukkan sikap tidak memihak atau keadilan kepada siswanya.

Page 125: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 119 Analysis, Strengthening character education values, Novel

“ Darinya kami belajar tentang kerendahan hati, tekad dan persahabatan. Ketika ia menekan tombol diatas meja mahoni pada lomba kecerdasan dulu, ia telah menyihir kepercayaan diri kami sampai hari ini, membuat kami berani bermimpi melawan nasib, berani memiliki cita – cita. “ (hlm : 431 Paragraf 22 Bab 30 Elvis Has Left The Building)

Data tersebut mengandung nilai penguatan pendidikan karakter integritas yang

ditunjukkan dengan sikap keteladanan. Pada data sikap Lintang telah memeberikan

keteladanan untuk anggota Laskar Pelangi.

Interaksi Antar Nilai – Nilai Penguatan Pendidikan Karakter

Berdasarkan analisis yang penulis lakukan, penulis menemukan adanya interaksi

anatara nilai karakter yang satu dengan nilai karakter yang lainnya. Data - data yang

berdiri sendiri dapat dimaknai bahwa masing - masing nilai penguatan pendidikan

karakter yaitu nilai religius, nasionalis, mandiri, gotong – royong, dan integritas yang

terkandung dalam tingkah laku tokoh menjadi nilai - nilai dasar pembentukan keutuhan

pribadi yang diinginkan dalam gerakan PPK.

Karena Keutuhan pribadi ini tidak dapat dipenuhi dengan hanya satu nilai karakter

saja. Kelima nilai utama karakter bukanlah nilai - nilai yang berdiri dan berkembang

sendiri - sendiri melainkan nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang

secara dinamis dan membentuk keutuhan pribadi. Keutuhan pribadi merupakan suatu

indikator keberhasilan pendidikan karakter yang tercermin dalam perilaku sehari – hari

anak yang menunjukkan nilai – nilai penguatan pendidikan karakter.

Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di SD Melalui Novel

Penerapan penguatan pendidikan karakter di SD memerlukan kerja sama secara

menyeluruh antara guru, siswa, maupun kepala sekolah. Peranan guru dalam penguatan

pendidikan karakter memegang faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap

keberhasilan pendidikan karakter di sekolah. Bahkan guru sangat menentukan berhasil

tidaknya peserta didik dalam mengembangkan pribadinya secara utuh. Dikatakan

demikian karena guru merupakan figur utama, serta contoh dan teladan bagi peserta

didik khususnya peserta didik dalam usia SD.

Page 126: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 120 Analysis, Strengthening character education values, Novel

Dalam gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) gerakan literasi menjadi

salah satu poin untuk mengembangkan nilai – nilai penguatan pendidikan karakter.

Gerakan ini dapat diwujudkan dengan guru mengajak siswanya membaca novel yang

mengandung nilai - nilai penguatan pendidikan karakter seperti novel Laskar Pelangi

Karya Andrea Hirata. Guru dapat mengarahkan siswa – siswa untuk membaca novel yang

mengandung nilai – nilai penguatan pendidikan karakter sebelum memulai pembelajaran.

Kegiatan membaca novel dapat dilakukan 15 menit sebelum memulai pembelajaran.

SIMPULAN

Setelah dilakukan penelitian terhadap novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata

peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa novel “ Laskar pelangi mempunyai nilai –

nilai penguatan pendidikan karakter. Nilai – nilai penguatan pendidikan karakter yang

terdapat pada novel “ Laskar Pelangi” adalah nilai religius, nasionalis, mandiri, gotong –

royong dan integritas. Nilai – nilai penguatan pendidikan karakter yang ditemukan

berdasarkan indikator nilai – nilai penguatan pendidikan karakter.

Nilai penguatan pendidikan karakter yang paling menonjol dalam novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata adalah nilai religius. Nilai – nilai yang berdiri sendiri

menjelaskan bahwa masing – masing nilai adalah nilai – nilai utama yang menjadi dasar

pembentukan keutuhan pribadi. Keutuhan pribadi terbentuk ketika nilai – nilai utama

memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya.

Nilai-nilai penguatan pendidikan karakter yang ditemukan dalam novel “Laskar

Pelangi” karya Andrea Hirata berwujud perilaku-perilaku yang dilakukan oleh tokoh dalam

menghadapi peristiwa dan dalam berbagai bentuk interaksi antara tokoh dengan tokoh

yang lain yang dikisahkan.

Dalam implementasi penguatan pendidikan karakter di SD mnelalui novel guru

memegang peranan penting keberhasilan suatu pendidikan karakter karena guru adalah

figur utama yang mnenjadi contoh para siswanya.

Saran-saran yang dapat diberikan penulis sehubungan dengan temuan penelitian

adalah :

Page 127: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7785

Dian Ardila, Otang Kurniaman, Zariul Antosa --- 121 Analysis, Strengthening character education values, Novel

1. Novel ini dapat dijadikan motivasi untuk masayarakat dalam segala kalangan. Karena

memiliki nilai-nilai penguatan pendidikan karakter yang sangat bermanfaat dalam

kehidupan

2. Untuk guru SD dapat menanamkan nilai- nilai penguatan pendidikan karakter yang

ditemukan dalam kegiatan belajar.

3. Novel – novel tertentu dapat membantu pengembangan pendidikan karakter melalui

kegiatan literasi yang bisa dilakukan guru sebelum memulai pembelajaran

4. Guru dan para siswa dapat meneladani tokoh – tokoh yang ada di dalam novel Laskar

Pelangi karya Andrea Hirata.

DAFTAR PUSTAKA

Hirata, A. (2008) . Laskar Pelangi. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka

Kamal, R. (2017). Implementasi Pendidikan Karakter Di Sd/Mi. Pekalongan. Stain

Lisyarti, R. (2012). Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif. Jakarta:

Erlangga Grup

Mahbubi, M. (2012). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Ilmu

Rahman, E. & Jalil, A. (2004). Sejarah Sastra. Pekanbaru: Unri Press

Rahman, E. & Jalil, A. (2004).. Teori Sastra. Pekanbaru: Labor Bahasa, Sastra, dan

Jurnalistik Universitas Riau Sukmadinata,

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tim PPK Kemendikbud. (2014). Konsep Dan Pedoman Penguatan Pendidikan Karakter

Tingkat Sekolah Dasar Dan Menengah Pertama. Kementerian Pendidikan Dan

Kebudayaan Republik Indonesia. Jakarta

Tim Prima Pena. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gitanada Press

Page 128: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7787

Henni Setia Ningsih, Mahmud Alpusari --- 122 Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LITERASI SISWA SEKOLAH DASAR KELAS RENDAH

Henni Setia Ningsih, Mahmud Alpusari [email protected], [email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau

Sitasi Ningsih, H.S., & Alpusari, M. (2019). Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Siswa

Sekolah Dasar Kelas Rendah. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 122-126. ISBN: 978-623-91681-0-0, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7787.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

This study aims to determine the various types of factors that influence the literacy of low-grade elementary school students. This study uses a literature study research method by examining several journals and references related to the factors that influence the literacy of elementary school students. The results of the various literature reviews will be used to identify several factors that influence student literacy. From the results of a review of various literature studies, the results of factors that affect the low grade elementary school students 'liabilities are the age of students, parents' backgrounds, tutoring that can or additional learning such as tutoring, education, interest or talent, family care level or parent's work Keywords: influencing factors and literacy

PENDAHULUAN

Pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk generasi penerus

bangsa sebagaimana diamanatkan dalan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pasal 3 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Didalam undang-undang

tersebut, dikemukakan juga bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dalam aspek perkembangan dasar yang perlu dipersiapkan anak dalam memasuki

pendidikan dasar kelas rendah ialah aspek bahasa. Dimana dalam aspek bahasa tersebut

kemampuan literasi termasuk didalamnya. Kemampuan literasi yaitu kemampuan atau

Page 129: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7787

Henni Setia Ningsih, Mahmud Alpusari --- 123 Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah

keterampilan membaca dan menulis. Membaca merupakan proses yang dilakukan dan

dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis

melalui bahasa tulis ataupun dalam kata-kata. Literasi dini merupakan suatu

pembentukan keterampilan baca tulis yang diketahui awal sebelum anak sekolah. Dalam

hal tersebut kemampuan dasar baca tulis salah satunya lahir karena keingintahuan siswa

dan kemauan siswa yang tinggi untuk berkeinginan mengetahui sesuatu. Peran dari

orang tua juga sangat dibutuhkan dalam hal tersebut, agar anak bisa mengenal huruf

atau abjad di awal, karena di zaman yang semakin berkembang saat ini siswa kelas

rendah khususnya kelas satu sudah dituntut harus bisa membaca dan menulis dengan

lancer.

Berdasarkan hasil telaah dari beberapa kajian literarur, peneliti menemukan

beberapa masalah yang terdapat dikelas rendah khsuusnya dikelas satu yaitu dalam hal

literasi atau sering disebut baca tulis. Berbagai macam masalah yang ditemukan dalam

pembelajaran khususnya akan dijabarkan sebagai beriku:1) beberapa orang siswa sulit

membaca buku bacaan, 2) beberapa siswa tidak bisa menulis dengan benar, 3) siswa

tidak tertarik membaca teks yang ada dalam buku, 4) siswa tidak bisa menceritakan

kembali apa yang sudah dibaca. Literasi dikelas awal merupakan dasar dari penentu

keberhasilan dalam suatu kegiatan belajar siswa, akan tetapi masih ada siswa disekolah

dasar yang tidak mampu membaca dan menulis dengan baik. Dari berbagai masalah

tersebut khususnya pada literasi atau membaca dan menulis siswa disebabkan oleh

berbagai faktor salah satunya ialah kesiapan siswa sebelum memasuki pendidikan

sekolah dasar. Oleh karena itu penting bagi pemakalah dan khsusnya bagi calon guru

sekolah dasar untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengarui literasi siswa

sekolah dasar kelas rendah tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, masalah yang akan

dikaji lebih lanjutnye dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut: Apa saja faktor-

faktor yang mempengaruhi literasi siswa sekolah dasar kelas rendah?”. Berdasarkan

rumusan masalah tersebut maka tujuannya ialah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi literasi siswa sekolah dasar kelas rendah.

Page 130: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7787

Henni Setia Ningsih, Mahmud Alpusari --- 124 Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Salah satu aspek dalam perkembangan yang perlu disiapkan untuk memasuki

pendidikan disekolah dasar ialah aspek bahasa. Dalam aspek perkembangan bahasa,

didalamnya terdapat kemampuan literasi. Kemampuan literasi merupakan kemampuan

membaca dan menulis permulaan. Literasi dikelas awal merupakan dasar dari penentu

keberhasilan dalam suatu kegiatan belajar siswa, akan tetapi masih ada siswa disekolah

dasar yang tidak mampu membaca dan menulis dengan baik. Untuk itu kita harus

mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan literasi siswa sekolah dasar dikelas

rendah tersebut tersendat. Berdasarkan telaah dari bebagai kajian literatur maka

pemakalah dapat menarik kesimpulan mengenai hasil dari faktor-faktor yang

mempengaruhi literasi siswa disekolah dasar kelas rendah.

Berdasarkan faktor- faktor yang mempengaruhi literasi siswa kelas rendah bahwa

kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, kematangan usia, pendidikan orang tua,

motivasi, minat, bakat, keadaan keluarga dan bimbingan belajar merupakan beberapa

faktor yang sangat mempengaruhi membaca dan menulis siswa atau biasa yang disebut

literasi. Selain itu terdapat pula faktor keturunan, berdasarkan telaah dari berbagai kajian

literatur, ada siswa yang sangat lancar dalam membaca dan menulis, tetapi tidak

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang telah diuraikan sebelumya. Seperti pendidikan orang

tua. ada siswa yang pintar dalam hal membaca menulis tetapi pendidikan orang tuanya

hanya sampai sekolah menengah saja. Ada juga siswa yang lancar membaca belum tentu

lancar dalam menulis begitu juga sebaliknya.

Kemampuan menulis dan membaca(literasi) dipengaruhin oleh due faktor, yaitu

faktor yang berasal dari dalam siswa seperti faktor keturunan, minat, bakat, dan IQ atau

tingkat kecerdasan. Dan faktor yang berasal dari luar siswa seperti motivasi, keluarga,

bimbingan belajar atau les tambahan, dan bimbingan belajar saat menempuh pendidikan

di taman kanak-kanak atau pendidikan di usia dini.

Berdasarkan hasil penelitian oleh Kana Saputri, Fauzi, Nurhaidah, 2017. mengenai

literasi siswa, Sebanyak 9 orang anak atau 32,14% anak memperoleh nilai literasu amat

baik (A), sebanyak 8 orang siswa atau 28,57% memperoleh nilai baik (B), 6 orang siswa

Page 131: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7787

Henni Setia Ningsih, Mahmud Alpusari --- 125 Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah

atau 21,42% memperoleh nilai cukup (C), dan selanjutnya hanya 5 orang siswa atau

sekitar 17,87% yang memperoleh nilai kurang terhadap literasi.

SIMPULAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas didapat kesimpulan dari hasil telaah kajian

berbagai referensi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi literasi siswa sekolah

dasar kelas rendah khusunya kelas satu, bisa disimpulkan bahwa hasil telaah dari

berbagai kajian literatur menunjukkan ada dua faktor yang mempengaruhi literasi siswa

sekolah dasar kelas rendah yaitu faktor internal siswa seperti minat, bakat, keturunan,

IQ atau kecerdasan siswa, kematangan usia dan motivasi. Dan faktor eksternal seperti

keadaan keluarga, belajar tambahan atau les. Seperti yang dikemukan oleh Sani, 2014

Pendidikan yang berkualitas tentunya melibatkan siswa untuk aktif belajar dan

mengarahkan terbentuknya nilai-nilai yang dibutuhkan siswa dalam menempuh

kehidupan. Siswa harus dibekali dengan kemampuan untuk belajar sepanjang hayat,

belajar dari aneka sumber, belajar bekerja sama, beradaptasi, dan menyelesaikan

masalah. Untuk itu sebagai calon seorang guru harus memenuhi kualifikasi, terlatih

secara profesional, memiliki motivasi, serta mendapatkan dukungan. Kemudian sekolah

perlu memasukkan kmbali buku bacaan yang wajib kedalam kurikulum guna untuk

menjamin ketersediaan buku bacaan yang bermutu, oleh kerana itu penerbit milik negara

balai pustake penting untuk dikembalikan pade posisi sebelumnye sebagai penerbit dan

penyedie buku bacaan yang bermutu bagi sekolah-sekolah. Selanjutnya pemerintah dan

sekolah saling bekerja sama dalam membangun dan meningkatkan infrastruktur

pendidikan di sekolah-sekolah seperti perpustakaan, penyediaan listrik, pojok baca siswa

dan lain sebagainya. Semua hal tersebut guna untuk meningkatkan literasi siswa baik itu

di kelas rendah ataupun di kelas tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A & Jauhar, M. (2015). Dasar-Dasar Psikoliguistik. Jakarta : Prestasi Pustaka. Amir & Slamet, Y. (1996). Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Bahasa Lisan

dan Bahasa Tertulis). Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Arikunto, S. (2003a). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Bukhari. (2012). Membaca dan Menulis. Banda Aceh: Yayasan Pena Banda Aceh. Gherardini , Monalisa. (2016). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Kemampuan Berpikir

Kritis Terhadap Kemampuan Literasi Sain. Jurnal pendidikan dasar, 7(2). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Air Bumi, dan Matahari. Jakarta: Pusat

Kurikulum dan Pembukuan, Balitbang Kemendikbud. Rosidi, A. (2016). Pembinaan Minat Baca Bahasa dan Sastera. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Page 132: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7787

Henni Setia Ningsih, Mahmud Alpusari --- 126 Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Santrock. (2007). Perkembangan Anak 11th Edition. Jakarta: Erlangga. Semiawan, C. (2008). Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar.Jakarta:

PT Indeks. Sukini & Iskandar. (2009). Bahasa Indonesia untuk kelas 1. Jakarta: Pusat Pembukuan. Sutini. (2010). Upaya Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Jurnal

Kependidikan Interaksi. Tahun 5 No.5 Juni 2010. 56-64. Sugiyono. (2012). MetodePenelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D. Bandung :Alfabeta. Subini, N. (2013). Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak Anda. Yogyakarta: Javalitera. Syah, M. (2013). Psikologi Belajar. Jakarta : Rajawali Pers. Syah, M. (2013). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya Susilo, T.A. (2013). Belajar CALISTUNG Itu Asyik. Yogyakarta: Javalitera. Sani, R.A. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:

Bumi Aksara. Saputri, K & Nurhaidah, F. (2017). Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Anak Kelas

1 SD Negeri 20 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah, 2 (1), 98-104.

Tarigan, H.G. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Triatma, I.N. (2016). Minat Baca Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Delegan 2 Prambanan Sleman Yogyakarta. E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan. V(6), http://journal.student.uny.ac.id

USAID. (2014). Modul Pembelajaran Literasi Kelas Awal di LPTK. USAID PRIORITAS: Draf Januari 2014.

UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pakpahan, R. (2016). Factors Affecting Literacy Mathematics Achievement of Indonesian

Student In Pisa 2012. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 1(3). Pikiran Rakyat, 17 Maret 2017 diperoleh dari http://www.pikiranrakyat.

com/pendidikan/2017/03/17/soal-minat-baca-indonesia-peringkat-60-dari-61-negara-396477 pada tanggal 29 September 2017.

Yuliati, Y. (2017). Literasi Sains Dalam Pembelajaran IPA . Jurnal Cakrawala Pendas, 3(2).

Page 133: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 127 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE UNTUK MENINGKATKAN

KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN SISWA KELAS V SD NEGERI 115 PEKANBARU

Haryati Nurdi, Lazim N [email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru

Sitasi Nurdi, H., & Lazim N. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk

Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa Kelas V SD Negeri 115 Pekanbaru. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 127-142. ISBN: 978-623-91681-0-0, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

The tendency in the teaching and learning process which only provides learning writing skills theoretically, is less in practice. While factors from students include low motivation, limited ability, unwillingness to write, and lack of writing practice. Such conditions of students with teacher learning models that are less varied and innovative, make PBM writing skills a burden for students. Based on the problems found above, the author feels interested in making improvements to learning by applying the Think Talk Write (TTW) type of learning model to improve report writing skills of fifth grade students of Pekanbaru Elementary School 115. Object as many as 29 students. This study uses the Classroom Action Research method carried out in 2 cycles. The activities carried out by the teacher at the first meeting of the first cycle were 63.00% with the moderate category and the second meeting the average activity carried out was 79.00% in the good category. In the activity of teachers in the second cycle of the first meeting the average activity of teachers is 92.00% with a very good category and in the second cycle the average activity of teachers is 96.00% with a very good category. As for the activities of students in the first cycle of the first meeting the average activity of students was 63.00% (medium category), the second meeting increased to 71.00% (good category), the second cycle of the first meeting the average activity of students was 79.00 % with good categories, and at the second meeting the average activity of students is 88.00% or in the good category. Based on the results of the study it can be concluded that the Cooperative Type Think Talk Write learning model can improve the report writing skills of class V students of SD Negeri 115 Pekanbaru. Keywords: Cooperative Learning Type Think Talk Write model and report writing skills

PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. pembelajaran merupakan bantuan yamg diberikan

pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaa,

kemahiran serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata

Page 134: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 128 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

dengan baik (Suyanti, 2013).

Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di SD,

karena bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat pen-ting bagi

kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai-mana dinyatakan

oleh Akhadiah dkk. (1991: 1) adalah agar siswa ”memiliki kemampuan berbahasa

Indonesia yang baik dan benar serta dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia

sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa serta tingkat pengalaman siswa sekolah

dasar”.

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah terdiri atas empat keterampilan

berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu keterampilan menyimak, keterampilan

berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Hal ini sejalan dengan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, ada empat keterampilan berbahasa

yang harus dikuasai oleh siswa yaitu, keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca,

dan menulis.

Menulis adalah kegiatan pesan (gagasan, perasaan, atau informasi) secara tertulis

kepada pihak lain. Dalam kegiatan berbahasa menulis melibatkan empat unsur, yaitu

penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan, medium tulisan, serta pembaca

sebagai penerima pesan. Kegiatan menulis sebagai sebuah perilaku berbahasa memiliki

fungsi dan tujuan : personal, interaksional, informatif, instrumental, heuristik, dan estetis.

Berdasarkan hasil observasi dan dokumentasi yang peneliti lakukan dengan

Tesnita, S.Pd selaku wali kelas VA SD Negeri 115 Pekanbaru diketahui keterampilan

menulis laporan masih rendah, untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada data berikut.

Jumlah siswa 29 orang, jumlah siswa yang terampil 8 orang (28%), sedangkan jumlah

siswa yang tidak terampil yaitu 21 orang (72%). Masih banyak siswa yang tidak terampil

menulis laporan. Hal ini disebabkan oleh dari proses pembelajaran, kurang merangsang

pemikiran siswa dan kurang memberi kesempatan siswa untuk menuangkan ide dan

gagasannya dalam bentuk tulisan, selain itu pembelajaran juga tidak disesuaikan dengan

karakteristik dan kondisi sekitar siswa.

Page 135: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 129 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan

sebagai pedoman hidup dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran

dalam tutorial untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di

dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain (Trianto, 2007).

Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang

menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran. Dengan suasana kelas yang

demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam

memberdayakan potensi siswa secara maksimal. Menurut (David W. Johnson, 2010 : 4)

model pembelajaran kooperatif adalah suatu proses belajar mengajar yang melibatkan

penggunaan kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan siswa untuk bekerja

bersama-sama didalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan

pembelajaran satu sama lain. Pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama antar

peserta didik dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Melalui belajar

secara kelompok, peserta didik memperoleh kesempatan untuk saling berinteraksi

dengan teman-temannya.

Tabel 1. Fase Pembelajaran Kooperatif Fase

Tingkah Laku Guru

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok kooperatif Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dalam belajar Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan penghargaan

Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotifasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau melalui bahan bacaan. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana

caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat siswa mengerjakan tugas Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Guru menghargai upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Sumber: Trianto (2007)

Page 136: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 130 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

Kegiatan pembelajaran menggunakan Think-Talk-Write (TTW) pada dasarnya

melewati kegiatan berpikir (think), berbicara/berdiskusi, bertukar pendapat (talk) serta

menulis hasil diskusi (write) (Iru dan Arihi 2012). Lebih lanjut, Yamin dan Ansari (2012)

menjelaskan bahwa dalam aktivitas berpikir (think) dapat dilihat dari proses membaca

suatu teks kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Yamin (2007: 153)

menyebutkan manfaat membuat catatan selain melengkapi materi juga dapat membantu

daya ingat seseorang terhadap suatu materi. Setelah tahap “think” selesai dilanjutkan

dengan tahap “talk” yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-kata dan bahasa

yang mereka pahami.

Pendapat Ngalimun (2014) yang menjelaskan bahwa pembelajaran TTW (Think

Talk Write) ini dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak,mengkritisi, dan

alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi, dan

kemudian buat laporan hasil presentasi. Sintaknya adalah: informasi, kelompok

(membaca, mencatat, menandai), presentasi, diskusi dan melaporkan.

Langkah-langkah pembelajaran dengan TTW (dalam Istarani & Muhammad

Ridwan, 2014: 59) adalah sebagai berikut:

1. Guru membagi teks bacaan berupa lembar aktivitas siswa yang memuat situasi

masalah dan petunjuk serta prosedur pelaksanaannya.

2. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara individual, untuk

dibawa ke forum diskusi (think).

3. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi catatan

(talk) dan guru sebagai mediator lingkungan belajar.

4. Siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (write).

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Kelas adalah penelitian praktis yang bertujuan untuk memperbaiki kekurangan-

kekurangan dalam pembelajaran di kelas dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih

profesional.

Page 137: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 131 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

Kunci utama PTK adalah adanya tindakan yang dilakukan berulang-ulang dalam

rangka mencapai perbaikan yang diinginkan. Tindakan oleh orang yang terlibat langsung

dalam bidang yang diperbaiki tersebut, dalam hal ini para guru dapat meminta bantuan

orang lain dalam merencanakan dan melaksanakan perbaikan tersebut.

Adapun uraian setiap siklus pada penerapan penelitian tindakan kelas sebagai

berikut :

1. Perencanaan

Perencanaan dimulai dengan menetapkan kelas sebagai tempat penelitian dan

menetapkan jadwal penelitian yaitu pada semester kedua tahun ajaran 2016/2017,

menyiapkan perangkat pembelajaran, lembar soal, lembar jawaban, serta lembar

observasi aktivitas siswa dan guru.

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan diwujudkan dalam pembelajaran keterampilan

menulis laporan pengamatan menggunakan model pembelajaran Think-TalkWrite (TTW).

Hal ini sesuai dengan rencana awal yang telah disusun dan ditetapkan. Sehingga antara

pelaksanaan tindakan dan perencanaan ada sebuah keterkaitan yang jelas. Maka dari itu,

diharapkan keterampilan menulis laporan pengamatan siswa yang merupakan fokus

permasalahan pada penelitian ini dapat meningkat.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan bersamaan waktunya dengan pelaksanaan tindakan

dengan melibatkan seorang observer dengan menggunakan lembar observasi untuk

mengamati aktivitas guru dan siswa.

4. Refleksi

Refleksi dilaksanakan pada setiap akhir siklus, peneliti mengkaji, menilai dan

mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan. Kelemahan dan kekurangan

dari tindakan diperbaiki pada rencana selanjutnya. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua

siklus, agar peneliti merasa lebih yakin dan memperoleh informasi yang lebih akurat

sehingga bisa menjadi masukan yang berarti untuk mengadakan perbaikan bagi siklus

berikutnya.

Page 138: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 132 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati aktifitas guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung dengan cara mengisi lembaran pengamatan yang telah

disediakan untuk setiap kali pertemuan. Observasi dilakukan untuk memantau proses

pembelajaran bahasa Indonesia yaitu menulis laporan yang sedang berlangsung di kelas.

Observasi ini bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan siswa kelas

V SDN 115 Pekanbaru di dalam kelas sejak sebelum melaksanakan tindakan, saat

pelaksnaaan tindakan sampai akhir tindakan. Peran peneliti dalam kegiatan ini adalah

melaksanakan kegiatan ini adalah melaksanakan pembelajaran dalam pelaksanaan

penelitian tindakan kelas V SDN 115 Pekanbaru. Sedangkan observer berperan sebagai

pengamat jalannya pembelajaran dikelas. Selain mengamati pembelajaran di kelas, juga

mengamati kerja guru mengelola kelas dan dalam menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe think talk write.

2. Teknik Tes

Teknik tes di kumpulkan dari data keterampilan menulis laporan yang terdiri dari

nilai keterampilan menulis laporan pada ulangan harian pertama dan ulangan harian

kedua.

3. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi di lihat dari foto-foto selama proses penelitian berlangsung.

Teknik Analisis Data

1. Aktivitas Guru dan Siswa

Setelah data terkumpul melalui observasi, kemudian data aktivitas siswa dan guru

dianalisis dengan menggunakan rumus :

NR = 𝐽𝑆 × 100%

Keterangan: NR = Persentase rata-rata aktivitas JS = Jumlah skor aktivitas yang dilakukan SM = Skor maksimal yang didapat dari aktivitas

Page 139: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 133 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

Dalam menentukan kriteria penilaian tentang hasil penelitian, maka dilakukan

pengelompokan atas lima kriteria penilaian yaitu baik, cukup, kurang baik dan tidak baik.

Adapun kriteria persentase tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Kriteria Aktivitas guru dan siswa

NO Persenrase Interval Kategori

1 2

3 4

5

90 sd 100 70 sd 89

50 sd 69 30 sd 49

< 30

Amat Baik Baik

Sedang Kurang

Sangat Kurang

1. Evaluasi Keterampilan Menulis Laporan

Kriteria-kriteria yang dinilai dari menulis laporan tersebut dengan menentukan skor

yang diperoleh siswa yaitu menggunakan rubrik penilaian yang jumlah aspek penilaian 5.

Tabel 3. Rubrik Penilaian Keterampilan Menulis

No Aspek Frekuensi Skor

Jumlah

Skor

Rata-Rata

Skor 1 2 3 4

1 Kesesuaian Sistematika Laporan

2 Kebermaknaan Laporan

3 Ketepatan Ejaan dan

Tata Tulis

4 Kejelasan Kalimat

5 Kerapian Tulisan

Jumlah

Masing-masing aspek ini terdiri dari 4 deskriptor. Jadi deskriptor keseluruhan dari

rubrik penilaian keterampilan menulis laporan siswa berjumlah 20, dan merupakan skor

maksimal yang dapat diperoleh siswa. Jumlah deskriptor ini yang akan dijadikan acuan

untuk menilai laporan pengamatan yang telah dibuat siswa dengan cara dianalisisdengan

menggunakan rumus penentuan skor teoritis. Hal ini bertujuan untuk menkonversi nilai

laporan yang dibuat siswa menjadi skala nilai 0-100.

Skala penilaian aktivitas dan evaluasi siswa dalam menulis ringkasan cerita adalah

sebagai berikut :

Page 140: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 134 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

Tabel 4. Nilai dan Kriteria Menulis Laporan Interval Penilaian Kategori

90 – 100 Baik sekali

70 – 89 Baik

50 – 69 Sedang

30 – 49 Kurang

10 – 29 Kurang sekali

(KTSP, 2007: 367)

2. Indikator Ketuntasan

a) Ketuntasan Individu

Seseorang siswa dikatakan tuntas apabila mendapatkan nilai hasil belajar

mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70.

b) Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan klasikal tercapai apabila 80% dari seluruh siswa telah mencapai KKM

yaitu 70, maka kelas dikatakan tuntas. Adapun rumus yang dipergunakan untuk

menentukan ketuntasan klasikal sebagai berikut:

𝐾𝐾 =𝐽𝑇

𝐽𝑆𝑋 100%

Keterangan:

KK = Ketuntasan Klasikal

JT = Jumlah siswa yang tuntas

JS = Jumlah siswa seluruhnya

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Penelitian

Penelitian ini merupakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think

Talk Write dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 115 Pekanbaru, dilaksanakan sejak

tanggal 16 April 2017 hingga 12 Mei 2017. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

kelas (PTK) terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi

Page 141: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 135 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

waktu tiap pertemuan 2 x 35 menit. Penelitian dilakuakan dengan observer guru kelas V

SD Negeri 115 Pekanbaru, pada saat proses pembelajaran berlangsung diamati oleh

observer yang berpedoman pada Lembar Observasi, sedangkan keterampilan menulis

laporan siswa menggunakan tes dengan format penilaian.

Analisis Hasil Penelitian

1. Aktivitas Guru

Proses pembelajaran mengalami peningkatan pada aktivitas guru setiap

pertemuan siklus I dan II dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Aktivitas Guru Pada Siklus I dan II

Jumlah

Siklus I Siklus II

Pertemuan I

Pertemuan II

Pertemuan I

Pertemuan II

Persentase 63.00% 79.00% 92.00% 96.00%

Kategori Sedang Baik Amat Baik Amat Baik

Dari tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa pada siklus I pertemuan I rata-rata

aktivitas yang dilakukan guru adalah 63.00% dengan kategori sedang dan pertemuan

kedua rata-rata aktivitas yang dilakukan adalah 79.00% dengan kategori baik.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan pertama ini ada

beberapa aktivitas guru yang belum menguasai sepenuhnya yaitu masih susahnya guru

mengaplikasikan aktivitas-aktivitas tersebut pada siswa. Sebaiknya guru mempelajari

karakteristik siswa dalam menguasai materi yang diajarkan dan menjelaskan terlebih

dahulu kepada siswa prosedur belajar dengan pembelajaran Think Talk Write, sehingga

siswa mengerti prosedur pembelajaran yang dimaksud oleh guru.

Pada aktivitas guru di siklus II pertemuan I rata-rata aktivitas guru adalah 92.00%

dengan kategori amat baik dan di siklus II rata-rata aktivitas guru adalah 96.00% dengan

kategori amat baik.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada pertemuan pertama dan

kedua ini ada beberapa aktivitas guru yang sudah menguasai sepenuhnya yaitu sudah

bagusnya guru mengaplikasikan aktivitas-aktivitas tersebut pada siswa. Dan guru telah

Page 142: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 136 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

menjelaskan terlebih dahulu kepada siswa prosedur belajar dengan pembelajaran Think

Talk Write, sehingga siswa mengerti prosedur pembelajaran yang dimaksud oleh guru.

2. Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa yang diperoleh selama proses pembelajaran menggunakan

model pembelajaran Think Talk Write di SDN 115 Pekanbaru terdiri atas 4 pertemuan.

Siklus I terdiri dari 2 pertemuan dan siklus II juga terdiri dari 2 pertemuan, untuk tiap

siklusnya (terlampir). Kemudian data tersebut diolah dan dibahas dalam bentuk table

rekapitulasi diantaranya adalah guru mampu membuat siswa berpartisipasi dan

termotivasi dengan materi yang diajarkan karena selama ini dalam kegiatan proses

belajar mengajar siswa hanya mendenarkan penjelasan guru.

3. Hasil Keterampilan Menulis Laporan Siswa

Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh dari keterampilan menulis laporan siswa

pada pembelajaran menulis laporan menggunakan ThinkTalk-Write (TTW) di kelas V SDN

115 Pekanbaru. Pada siklus I ini didapatkan data sebagai berikut.

Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Keterampilan Menulis Siswa Siklus I

No Aspek

Frekuensi

Skor Jumlah Skor

Rata-Rata

Skor 1 2 3 4

1

Kesesuaian

Sistematika Laporan

0 7 9 13 93 3.21

2 Kebermaknaan

Laporan 0 5 24 0 82

2.83

3 Ketepatan Ejaan

dan Tata Tulis 4 18 7 0 61

2,1

4 Kejelasan Kalimat 1 5 23 0 80 2.76

5 Kerapian Tulisan 4 9 10 16 76 2.62

Jumlah 392 13.52

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan keterampilan menulis laporan siswa pada siklus

I memperoleh jumlah skor klasikal 392 dengan rata-rata skor 13.52. Hal tersebut dapat

dilihat dari perolehan skor tiap aspek penilaian keterampilan menulis laporan sebagai

Page 143: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 137 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

berikut. Aspek kesesuaian sistematika laporan, jumlah skor klasikal yang diperoleh 93

dengan rata-rata 3.21. Data tersebut didapat dari 13 siswa sudah menulis laporan sesuai

dengan sistematika laporan yang benar. Terdapat judul, keterangan, hasil, dan simpulan.

9 siswa mendapat skor 3 karena masih kesulitan membuat kesimpulan. 7 siswa kesulitan

menguraikan hasil pengamatan dan membuat kesimpulan sehingga memperoleh skor 2.

Aspek kebermaknaan laporan, jumlah skor klasikal yang diperoleh 82 dengan rata-

rata skor 2.83. Hal ini ditunjukkan dengan hanya 24 siswa yang memperoleh skor 3 pada

aspek ini. Skor siswa ini diperoleh dari bagian-bagian laporan yaitu judul, pembuka, dan

hasil pengamatan sudah terkait. Hanya saja, simpulan yang belum sesuai dengan hasil

yang diuraikan. Sebanyak 5 siswa hanya memperoleh skor 2 karena hanya judul dan

pembuka saja yang terkait.

Aspek ketepatan ejaan dan tata tulis, jumlah skor klasikal yang diperoleh 61

dengan rata-rata 2.10. Aspek ini sebanyak 4 siswa memperoleh skor 1, ditunjukkan

dengan hasil laporan siswa yang hanya memakai kata-kata baku. Sebanyak 18 siswa

memperoleh skor 2 karena laporan yang dibuat sudah memakai kata-kata baku dan tepat

menggunakan awalan dan akhiran. Sebanyak 7 siswa menulis laporan memakai kata-

kata baku, tepat menggunakan awalan dan akhiran, serta tepat dalam menggunakan

huruf kapital. 107 Aspek menggunakan bahasa yang baik dan jelas, jumlah skor klasikal

yang diperoleh 80 dengan rata-rata 2.76.

Data ini diperoleh dari 29 siswa kelas V, 23 laporan siswa sudah menggunakan

kalimat yang mudah dipahami, tidak menimbulkan multitafsir, dan menggunakan kata-

kata yang sopan. Tetapi, 23 siswa ini masih menggunakan kata-kata yang berulang-ulang

di kalimatnya. Sebanyak 5 siswa memperoleh skor 2 karena kalimat dalam laporannya

menimbulkan multitafsir dan berulang-ulang. Hanya 1 siswa yang memperoleh skor 1

karena laporannya hanya menggunakan kata-kata yang sopan pada aspek penilaian ini.

Aspek penilaian yang terakhir yaitu kerapian tulisan, jumlah skor klasikal yang

diperoleh 76 dengan rata-rata 2.62. Sebanyak 6 siswa sudah menulis dengan tegak,

lurus, dan tidak terdapat coretan, serta mudah dibaca sehingga memperoleh skor 4.

Sebanyak 10 laporan siswa masih didapati coretan sehingga memperoleh skor 3.

Sebanyak 9 siswa memperoleh skor 2 karena di laporannya masih didapati coretan dan

Page 144: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 138 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

tidak lurus. Hanya 4 siswa saja yang memperoleh skor 1 karena tulisan di laporannya

hanya mudah dibaca saja.

Berikut tabel distribusi frekuensi nilai keterampilan menulis laporan siswa pada

siklus I.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Keterampilan Menulis Laporan Siswa Siklus I

Rentang Nilai Kualifikasi Frekuensi Frekuensi Relatif

84-100 Tuntas 2 6.90%

66-83 Tuntas 14 48.28%

49-65 Tidak

Tuntas 11 37.93%

32-48 Tidak

Tuntas 2 6.90%

Jumlah 29 100%

Berdasarkan tabel 7 Hasil belajar siswa yaitu keterampilan menulis laporan pada

siklus I ini menunjukkan 2 siswa memperoleh nilai direntang 84-100 dengan frekuensi

relatif 6.90%, 14 siswa memperoleh nilai direntang 66-83 dengan frekuensi relatif

48.28%, 11 siswa memperoleh nilai direntang 49-65 dengan frekuensi relatif 37.93%,

dan 2 siswa memperoleh nilai direntang 32-48 dengan frekuensi relatif 6.90%.

Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh dari keterampilan menulis laporan

pengamatan siswa pada pembelajaran menulis laporan menggunakan Think-Talk-Write

(TTW) di kelas V SDN 115 Pekanbaru. Pada siklus II ini didapatkan data sebagai berikut.

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Keterampilan Menulis Siswa Siklus II

No Aspek Frekuensi Skor Jumlah

Skor Rata-Rata

Skor 1 2 3 4

1 Kesesuaian Sistematika Laporan

0 0 16 13 100 3,45

2 Kebermaknaan Laporan 0 3 20 6 90 3,1

3 Ketepatan Ejaan dan Tata Tulis

0 7 21 1 81 2,79

4 Kejelasan Kalimat 0 2 15 12 97 3,34

5 Kerapian Tulisan 0 6 10 13 94 3,24

Jumlah 462 15,92

Page 145: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 139 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

Berdasarkan tabel 8 menunjukkan menunjukkan keterampilan menulis laporan

siswa pada siklus II memperoleh jumlah skor klasikal 462 dengan ratarata skor 15.92.

Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan skor tiap aspek penilaian keterampilan menulis

laporan sebagai berikut. Aspek kesesuaian sistematika laporan, jumlah skor klasikal yang

diperoleh 100 dengan rata-rata 3.45. Data tersebut didapat dari 13 siswa sudah menulis

laporan sesuai dengan sistematika laporan yang benar. Terdapat judul, keterangan, hasil,

dan simpulan. Sebanyak 16 siswa mendapat skor 3 karena masih kesulitan membuat

kesimpulan. Aspek kebermaknaan laporan, jumlah skor klasikal yang diperoleh 90 dengan

rata-rata skor 3.10.

Hal ini ditunjukkan sebanyak 6 siswa memperoleh skor 4. 20 siswa yang

memperoleh skor 3 pada aspek ini. Skor siswa ini diperoleh dari bagian-bagian laporan

yaitu judul, pembuka, dan hasil pengamatan sudah terkait. Hanya saja, simpulan yang

belum sesuai dengan hasil yang diuraikan. Sebanyak 3 siswa hanya memperoleh skor 2

karena hanya judul dan pembuka saja yang terkait. Aspek ketepatan ejaan dan tata tulis,

jumlah skor klasikal yang diperoleh 81 dengan rata-rata 2,79. Aspek ini sebanyak 7 siswa

memperoleh skor 2 karena laporan yang dibuat sudah memakai kata-kata baku dan tepat

menggunakan awalan dan akhiran.

Sebanyak 21 siswa menulis laporan memakai kata-kata baku, 140 tepat

menggunakan awalan dan akhiran, serta tepat dalam menggunakan huruf kapital. Hanya

1 siswa saja yang memperoleh skor 4 pada aspek ini. Aspek kejelasan kalimat, jumlah

skor klasikal yang diperoleh 97 dengan rata-rata 3.34. Data ini diperoleh dari 29 siswa

kelas VB, 12 laporan siswa sudah menggunakan kalimat yang mudah dipahami, tidak

menimbulkan multitafsir, menggunakan kata-kata yang sopan, dan tidak menggunakan

kata-kata yang berulang-ulang di kalimatnya. Sebanyak 15 siswa memperoleh skor 3

karena kalimat dalam laporannya masih ada yang diulang-ulang. Hanya 2 siswa yang

memperoleh skor 2 karena laporannya hanya menggunakan kata-kata yang sopan dan

mudah dipahami pada aspek penilaian ini.

Aspek penilaian yang terakhir yaitu kerapian tulisan, jumlah skor klasikal yang

diperoleh 94 dengan rata-rata 3.24. Sebanyak 13 siswa sudah menulis dengan tegak,

lurus, dan tidak terdapat coretan, serta mudah dibaca sehingga memperoleh skor 4.

Page 146: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 140 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

Sebanyak 10 laporan siswa masih didapati coretan sehingga memperoleh skor 3.

Sebanyak 6 siswa memperoleh skor 2 karena di laporannya masih didapati coretan dan

tidak lurus. Berikut tabel distribusi frekuensi nilai keterampilan menulis laporan siswa

pada siklus II.

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Keterampilan Menulis Laporan Siklus II

Rentang Nilai

Kualifikasi Frekuensi Frekuensi

Relatif

84-100 Tuntas 10 34.48%

66-83 Tuntas 15 51.72%

49-65 Tidak Tuntas 4 13.79%

32-48 Tidak Tuntas 0 0.00%

Jumlah 29 100%

Berdasarkan tabel 9 Keterampilan menulis laporan pada siklus II ini menunjukkan

10 siswa memperoleh nilai direntang 84-100 dengan frekuensi relatif 34.48%, 15 siswa

memperoleh nilai direntang 66-83 dengan frekuensi relatif 51.72%, dan 4 siswa

memperoleh nilai direntang 49-65 dengan frekuensi relatif 13.79%.

Pembahasan

Setelah melakukan proses penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SD Negeri

115 Pekanbaru untuk meningkatkan keterampilan menulis laporan dengan penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write, peningkatan hasil belajar yang

dapat dilihat diantaranya adalah: 1) meningkatkan aktivitas guru dalam mengajar 2)

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran 3) meningkatkan hasil belajar siswa.

Untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan hasil

belajar yang diperoleh dari Skor Dasar, Ulangan Harian I, dan Ulangan Harian II setelah

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write baik tuntas secara

individu maupun tuntas secara klasikal di kelas V SD Negeri 115 Pekanbaru Tahun Ajaran

2017/2018 dapat dilihat pada Hasil belajar siswa yaitu keterampilan menulis laporan pada

siklus I ini menunjukkan 2 siswa memperoleh nilai direntang 84-100 dengan frekuensi

relatif 6.90%, 14 siswa memperoleh nilai direntang 66-83 dengan frekuensi relatif

Page 147: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 141 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

48.28%, 11 siswa memperoleh nilai direntang 49-65 dengan frekuensi relatif 37.93%,

dan 2 siswa memperoleh nilai direntang 32-48 dengan frekuensi relatif 6.90%.

Keterampilan menulis laporan pada siklus II ini menunjukkan 10 siswa

memperoleh nilai direntang 84-100 dengan frekuensi relatif 34.48%, 15 siswa

memperoleh nilai direntang 66-83 dengan frekuensi relatif 51.72%, dan 4 siswa

memperoleh nilai direntang 49-65 dengan frekuensi relatif 13.79%. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write

dapat meningkatkan keterampilan menulis laporan siswa kelas V SD Negeri 115

Pekanbaru.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa

penerapan model pembelajaran Think Talk Write dapat meningkatkan keterampilan

menulis siswa kelas V SDN 115 Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat pada data berikut ini:

1. Aktivitas yang dilakukan guru pada pertemuan pertama siklus pertama adalah

63.00% dengan kategori sedang dan pertemuan kedua rata-rata aktivitas yang

dilakukan adalah 79.00% dengan kategori baik. Pada aktivitas guru di siklus kedua

pertemuan pertama rata-rata aktivitas guru adalah 92.00% dengan kategori amat

baik dan di siklus kedua rata-rata aktivitas guru adalah 96.00% dengan kategori amat

baik. Sedangkan untuk aktivitas siswa pada siklus pertama pertemuan pertama rata-

rata aktivitas siswa 63.00% (kategori sedang) , pada pertemuan kedua meningkat

menjadi 71.00% (kategori baik), siklus kedua pertemuan pertama rata-rata aktivitas

siswa adalah 79.00% dengan kategori baik, dan pada pertemuan kedua rata-rata

aktivitas siswa adalah 88.00% atau dengan kategori baik.

2. Peningkatan keterampilan menulis laporan pada siklus I ini menunjukkan 2 siswa

memperoleh nilai direntang 84-100 dengan frekuensi relatif 6.90%, 14 siswa

memperoleh nilai direntang 66-83 dengan frekuensi relatif 48.28%, 11 siswa

memperoleh nilai direntang 49-65 dengan frekuensi relatif 37.93%, dan 2 siswa

memperoleh nilai direntang 32-48 dengan frekuensi relatif 6.90%. Dan Keterampilan

menulis laporan pada siklus II ini menunjukkan 10 siswa memperoleh nilai direntang

Page 148: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7789

Haryati Nurdi, Lazim N --- 142 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Laporan Siswa

84-100 dengan frekuensi relatif 34.48% , 15 siswa memperoleh nilai direntang 66-

83 dengan frekuensi relatif 51.72% , dan 4 siswa memperoleh nilai direntang 49-65

dengan frekuensi relatif 13.79%.

Adapun rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

a. Kepala sekolah, Hendaknya kepala sekolah memberikan dukungan dan menambah

fasilitas untuk penerapan Think Talk Write dikelas, sehingga dapat menumbuhkan

minat belajar siswa.

b. Guru, Hendaknya guru aktif dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Talk Write hal ini karena dengan penerapan secara sistematis dan

melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran Think Talk Write dengan baik

dan benar, maka aktivitas guru meningkat dan diikuti aktivitas siswa yang juga

meningkat.

c. Siswa, hendaknya siswa dapat memahami secara baik dan mendengarkan guru

ketika lagi menjelaskan pelajaran di depan kelas.

d. Peneliti Berikutnya, hendaknya lebih baik lagi dalam menerapkan model

pembelajaran koopertif tipe think talk write ini, misalnya dengan menggunakan

media, sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar. Semoga skripsi ini bisa menjadi

acuan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta : Depdiknas

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta :

Depdiknas

Dimyati & Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Muchlisoh. (1992). Materi Pokok Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Departemen

Pendidikan

Mulyasa. (2009). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosdakarya

Sundayana, R. (2014). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif:Konsep, Landasan,

dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Page 149: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7792

Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin --- 143

Brainstorming Learning Methods, Learning Outcomes

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

SISWA KELAS III SD NEGERI 42 PEKANBARU

Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin

[email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau

Sitasi Setiyowati, I.D., & Syarifuddin. (2019). Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming

Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD Negeri 42 Pekanbaru. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 143-154. ISBN: 978-623-91681-0-0, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7792.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

This research discusses one of the alternative learning methods than can helps students expand the knowledge, think critically, and think creatively which raise the creative ideas so that students are interested and consider that science is not a boring subject. The objective of this research was to find out the difference of significant learning outcomes on science between the experimental and control class. The type of this research was quasi-experimental research with non-equivalent control group design. The result of the research showed that there was no significant difference on the outcome of science learning between experimental and control class. The average of pretest of student’s learning outcomes in experimental class was 56,286 became 69,428 on the posttest and gain was 0,3 categorized as low. Whereas, the average of pretest in control class was 55,857 increased to 67,714 on the posttest and gain was 0,268 also categorized as low. Keywords: brainstorming learning methods, learning outcomes

PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan alam, yang sering disebut juga dengan istilah pendidikan sains,

disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum

pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar (Ahmad Susanto, 2013).

Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan

penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Ahmad Susanto, 2013).

Ahmad Susanto (2013) mengatakan bahwa salah satu masalah yang dihadapi

dunia pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran

yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini

Page 150: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7792

Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin --- 144

Brainstorming Learning Methods, Learning Outcomes

kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses

pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk

menghapal informasi, otak siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun

berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahamai informasi yang diperoleh untuk

menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari.

Padahal, untuk anak jenjang sekolah dasar, menurut Marjono (dalam Ahmad

Susanto, 2013), hal yang harus diutamakan adalah bagaimana mengembangkan rasa

ingin tahu dan daya berpikir kritis mereka terhadap suatu masalah.

Demikian pula, IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa

ingin tahu anak didik secara ilmiah. Ini akan membantu mereka mengembangkan

kemampuan untuk bertanya dan mencari jawaban berdasarkan bukti serta

mengembangkan cara berpikir bebas (Sumaji dkk., 2003).

Peneliti menerapkan metodepembelajaran brainstorming ini sebagai salah satu

alternatif pemilihan metode pembelajaran yang membantu peserta didik untuk lebih

banyak tahu, berpikir kritis, menimbulkan ide-ide kreatif, dan berpikir kreatif sehingga

peserta didik merasa tertarik dan menganggap mata pelajaran IPA itu tidak

membosankan. Serta agar peserta didik belajar dengan tidak hanya mengingat dan

memahami saja, tapi juga mendidik mereka untuk belajar dengan menyelesaikan

masalah dengan berdasarkan pengalamannya sendiri dan mengembangkan kemampuan

berpikir kritis serta kreatifnya.

Metode pembelajaran brainstorming membawa siswa dari yang hanya diam dan

menerima apa yang diperoleh dari seorang guru menjadi seorang siswa yang sibuk

dengan menemukan pemecahan permasalahan. Dengan metode ini, siswa dapat

berinteraksi dengan teman sejawatnya untuk bertukar pendapat. Rasa percaya diri mulai

tumbuh dan membuat siswa untuk berfikir kritis. Permasalahan yang diberikan perlahan

demi perlahan dapat mereka pecahkan. Menemukan jalan keluar atau pemecahan

masalah dengan sendiri membuat siswa lebih ingat dan percaya diri untuk tidak

menggantungkan pemikiranya dengan sekedar mengingat (Muhammad Lukman Khakim,

2017).

Page 151: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7792

Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin --- 145

Brainstorming Learning Methods, Learning Outcomes

Berdasarkan uraian tersebut, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah

terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

perbedaan peningkatan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelas eksperimen dengan

kelas kontrol.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri 42 Pekanbaru pada semester

genap tahun ajaran 2016/2017.

Bentuk penelitian adalah penelitian eksperimen kuasi dengan desain the

nonequivalent control group design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yakni

kelompok kelas eksperimen dan kelompok kelas kontrol yang tidak dipilih secara random.

Kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran brainstorming, sedangkan kelas

kontrol tanpa menggunakan metode pembelajaran brainstorming.

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada

desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random

(Sugiyono, 2010).

Tabel 1. Desain Penelitian

Kelompok Prates Perlakuan (Variabel

bebas)

Pascates (Variabel

terikat)

E Y1 X Y2 C Y1 - Y2

Keterangan:

E : Kelompok eksperimen C : Kelompok control X : Perlakuan terhadap kelas eksperimen dengan menggunakan metode

pembelajaran brainstorming - : Kelas kontrol tanpa menggunakan metode pembelajaran brainstorming Y1 : Hasil prates kelas eksperimen dan kelas control Y2 : Hasil pascates kelas eksperimen dan kelas kontrol

(Nana Sudjana dan Ibrahim, 2009)

Page 152: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7792

Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin --- 146

Brainstorming Learning Methods, Learning Outcomes

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti

menggunkan instrumen penelitian yang terdiri dari:

a) Perangkat pembelajaran: Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar

Kerja Siswa (LKS), buku IPA kelas III, soal latihan, dan lembar observasi.

b) Instrumen Pengumpulan Data: Kisi-kisi soal uji coba, tes awal dan tes akhir serta soal

tes awal dan tes akhir.

c) Prosedur dari penelitian ini adalah:

1. Tahap persiapan

2. Tahap pelaksanaan

3. Tahap pengolahan dan analisis data

Data dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III Sekolah Dasar Negeri 42 Pekanbaru. Di

mana kelas III tersebut terdiri dari 5 kelas, yakni III A, III B, III C, III D, serta III E.

Kelas III B terpilih menjadi kelas eksperimen dengan jumlah 35 orang siswa dan kelas III

D terpilih menjadi kelas kotrol dengan jumlah 35 orang siswa.

Penelitian ini diawali dengan memberikan soal tes awal untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum mendapatkan perlakuan yang perlakuannya dibagi

menjadi 2, yakni perlakuan khusus dan perlakuan biasa. Perlakuan khusus untuk kelas

eksperimen dengan menggunakan metode pembelajaran brainstorming. Dan perlakuan

biasa untuk kelas kontrol dengan pembelajaran yang konvensional. Kemudian diakhiri

dengan memberikan soal tes akhir untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah

mendapatkan perlakuan.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data skor tes awal dan skor

tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Page 153: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7792

Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin --- 147

Brainstorming Learning Methods, Learning Outcomes

a. Uji Normalitas dan Homogenitas Skor Tes Awal

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Tes Awal

Kelas Normalitas Homogenitas

Eksperimen Tidak Normal Homogen

Kontrol Tidak Normal Homogen

b. Uji Perbedaan (Wilcoxon Test) Skor Tes Awal

Tabel 3. Hasil Wilcoxon Test Tes Awal

Tes Awal Kontrol - Tes Awal

Eksperimen

Keterangan

Z -0.263a Tidak terdapat

perbedaan signifikan Asymp. Sig. (2-tailed)

0.793

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Sumber: Skor olahan SPSS.18

Berdasarkan tabel 3 di atas, dapat dilihat bahwa Zhitung= 0,263 dan pvalue (Asymp.

Sig 2 tailed)= 0,793 dengan taraf signifikansi α= 0,05. Dengan ketentuan sebagai berikut,

jika pvalue > 0,05 maka Ha ditolak, jika pvalue < 0,05 maka Ha diterima. Sementara itu,

data di atas menunjukkan bahwa nilai pvalue lebih besar dari taraf signifikansi, sehingga

Ho diterima dan Ha ditolak. Untuk itu dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa skor tes

awal hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan yang

signifikan dan kemampuan siswa dikedua kelas tersebut adalah sama.

c. Uji Normalitas dan Homogenitas Skor Tes Akhir

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas dan Homogenitas Tes Akhir

Kelas Normalitas Homogenitas

Eksperimen Tidak Normal Homogen

Kontrol Tidak Normal Homogen

Page 154: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7792

Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin --- 148

Brainstorming Learning Methods, Learning Outcomes

d. Uji Perbedaan (Wilcoxon Test) Skor Tes Akhir

Tabel 5. Hasil Wilcoxon Test Tes Akhir

Tes Akhir Kontrol - Tes Akhir Eksperimen

Keterangan

Z -0.442a Tidak terdapat perbedaan signifikan Asymp. Sig. (2-tailed) 0.658

a. Based on positive ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Sumber: Skor olahan SPSS.18

Berdasarkan tabel 5 di atas, dapat dilihat bahwa Zhitung= 0,442 dan pvalue (Asymp.

Sig 2 tailed)= 0,658 dengan taraf signifikansi α= 0,05. Dengan ketentuan sebagai berikut,

jika pvalu e> 0,05 maka Ha ditolak, jika pvalue < 0,05 maka Ha diterima. Sementara itu,

data di atas menunjukkan bahwa nilai pvalue lebih besar dari taraf signifikansi, sehingga

Ho diterima dan Ha ditolak. Untuk itu dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa skor tes

akhir hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan

yang signifikan dan kemampuan siswa dikedua kelas tersebut adalah sama.

Tabel 6. Hasil Perolehan Skor Tes awal,Tes akhir dan N-Gain Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol

Kode Siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Tes awal Tes Akhir Gain Tes awal Tes Akhir Gain

Jumlah 1970 2430 1955 2370

Rata-Rata 56,285 69,428 0,3 55,857 67,714 0,268

Sumber: Skor olahan Ms. Excel, 2007

Berdasarkan data pada tabel di atas, diperoleh data bahwa terdapat perbedaan

rata-rata pada tes awal dan tes akhir serta gain dengan kriteria interpretasi rendah.

Pada kelas eksperimen jumlah siswa yang mengalami peningkatan yakni 27 orang

siswa, menurun 4 orang siswa, dan tetap 4 orang siswa berdasarkan perolehan gain.

Sedangkan pada kelas kontrol jumlah siswa yang mengalami peningkatan yakni 21 orang

siswa, menurun 11 orang siswa, dan tetap 3 orang siswa.

Page 155: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7792

Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin --- 149

Brainstorming Learning Methods, Learning Outcomes

Pembahasan

Sebelum melaksanakan proses pembelajaran dengan menggunakan metode

brainstorming dan tes akhir, peneliti menguji kemampuan awal siswa kelas eksperimen

dan kelas kontrol dengan memberikan tes awal. Kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kelas yang diberi atau ditentukan oleh pihak

sekolah dengan tingkat kognitif yang sama. Kemudian dilanjutkan dengan menguji data

yang telah diperoleh sebelum melakukan uji hipotesis. Dari hasil uji normalitas diketahui

bahwa data skor tes awal tersebut berdistribusi tidak normal dan bersifat homogen, serta

perbedaan rata-rata pada tes awal sebelum diberi perlakuan atau tindakan tersebut

diperoleh bahwa rata-rata tes awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak

terdapat perbedaan yang signifikan.

Setelah diberikan tes awal pada pertemuan sebelumnya, siswa pada kelas

eksperimen dan kelas kontrol mendapatkan perlakuan pada proses pembelajaran dengan

empat kali pertemuan di kelas eksperimen dan dua kali pertemuan di kelas kontrol.

Kemudian siswa dari kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut diberikan tes akhir pada

akhir pertemuan. Dari hasil uji dan analisis terhadap skor tes akhir tersebut, diketahui

bahwa data skor tes akhir tersebut berdistribusi tidak normal dan homogen serta siswa

yang belajar menggunakan metode pembelajaran brainstorming di kelas eksperimen

memiliki rata-rata tes akhir lebih besar bila dibandingkan dengan kelas kontrol. Dilihat

dari hasil perbedaan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar

antara siswa pada kelas eksperimen dengan siswa pada kelas kontrol. Namun perbedaan

tersebut tidak berarti secara statistik sebab tidak terdapat perbedaan yang signifikan

terhadap hasil belajar antara siswa yang belajar dengan menggunakan metode

pembelajaran brainstorming dan siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional.

Dengan demikian, hipotesis yang diterima adalah H1 atau tidak terdapat perbedaan

peningkatan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol.

Sementara itu, berdasarkan hasil uji dan analisis gain, baik pada kelas eksperimen

dan kelas kontrol mendapatkan kategori atau interpretasi rendah untuk nilai gain dan

Page 156: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7792

Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin --- 150

Brainstorming Learning Methods, Learning Outcomes

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol

namun secara statistik perbedaan tersebut tidak terlalu berarti. Hal ini juga dibuktikan

dari hasil uji perbedaan atau wilcoxon test pada kedua kelas tersebut yang sekaligus

menjawab hipotesis penelitian di mana diperoleh hasil bahwa H1 diterima atau dengan

kata lain tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar IPA yang signifikan antara

kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Penerapan metode pembelajaran brainstorming ini berjalan dengan baik. Namun,

ada beberapa kendala yang bisa menjadi penyebab dari rendahnya perbedaan

peningkatan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol. Pada kelas eksperimen, siswa merasa kurang setuju dengan sistem pembagian

kelompok secara acak, sebab siswa pembagian kelompok biasanya dengan teman dekat

mereka sehingga pembagian waktu untuk tahap ini menjadi menyita waktu selama

beberapa menit setelah kemudian mereka mendapatkan kecocokan dengan anggota

kelompok mereka. Kemudian selain kendala pada sistem pembagian kelompok, yang

menjadi kelemahan dalam penerapan metode pembelajaran ini adalah waktu yang

kurang memadai.

Menurut Dani Frengki Simanjuntak (2016), hal-hal yang perlu diantisipsi dalam

penggunaan metode brainstorming (kelemahannya) yaitu: (1) memerlukan waktu yang

relatif lama, (2) lebih didominasi oleh siswa yang pandai dan (3) siswa tidak segera tahu

apakah pendapat yang dikemukakannya itubetul atau salah. Salah satu kelemahan dalam

metode pembelajaran brainstorming itu terlihat dalam penelitian ini, yakni memerlukan

waktu yang relatif lebih lama. Hal inilah juga yang menjadi salah satu sebab tidak

terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelas

eksperimen dengan kelas kontrol dalam penelitian ini, sebab waktu untuk proses

pembelajaran yang diberikan tidak cukup panjang.

Proses pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran brainstorming

pembelajaran telah mampu membuat pelaksanaan pembelajaran yang biasanya berpusat

pada guru, menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa serta guru juga ikut aktif

dalam pembelajaran sebagai fasilitator dan mediator, di mana peserta didik lebih banyak

mengemukakan pendapat atau ide-idenya serta mengembangkan rasa ingin tahu mereka

Page 157: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7792

Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin --- 151

Brainstorming Learning Methods, Learning Outcomes

sehingga terjadi peningkatan semangat belajar di kelas. Sebagian besar siswa mencoba

mengemukakan idenya, termasuk siswa yang cenderung pendiam, pada saat sesuatu

menarik perhatiannya, mereka ikut mengemukakan pendapatnya, dan beberapa siswa

yang tidak paham masih harus diberikan sedikit penjelasan lebih sebelum mereka

akhirnya mengerti dan mengemukakan pendapatnya. Hal ini sejalan dengan pendapat

menurut Lydia Mahyudin Jahja Maloppo (2015), IPA dapat membantu peserta didik untuk

lebih banyak tahu, berpikir kritis dan menimbulkan ide-ide kreatif dari pikiran mereka,

sehingga peserta didik dapat lebih mudah menyampaikan pendapatnya atau idenya.

Demikian juga, menurut Devi Lidiawati (2016), proses pembelajaran brainstorming

menekankan kepada transfer of values atau transfernilai.Nilai yang dimaksud adalah nilai-

nilai karakter secara luas, salah satunya adalah rasa ingin tahu.

Metode pembelajaran brainstorming terbukti dapat memengaruhi hasil belajar

peserta peserta didik, dari ranah kognitif, dari segi pengetahuan dan pemahaman,

peserta didik akan berpikir keras mengenai satu masalah yang diajukan oleh guru yang

akan menguras pikiran, dari proses berpikir tersebut peserta didik akan menjadi lebih

paham atas apa yang yang diajukan oleh guru (Muh. Zaidi Thahir, 2017). Sama seperti

penelitian yang dilakukan oleh Muh. Zaidi Thahir tersebut, penelitian yang dilaksanakan

ini juga demikian, metode pembelajaran brainstorming ini mempengaruhi hasil belajar

siswa yang dapat dilihat melalui peningkatan rata-rata nilai hasil belajar siswa yang dalam

hal ini adalah pada tes awal dan tes akhir, meskipun peningkatan tersebut jika dalam

statistik tidak ada peningkatan hasil pembelajaran yang signifikan dan jumlah siswa yang

mengalami peningkatan hasil belajar juga bertambah, di mana siswa pada kelas

eksperimen lebih banyak mengalami peningkatan hasil belajar di bandingkan dengan

kelas kontrol.

Hal ini juga sesuai dengan esensi metode pembelajaran brainstorming yang

dikemukakan oleh Ridwan Abdullah Sani (2014). Metode curah pendapat (brainstorming)

adalah metode pengumpulan besar gagasan dari sekelompok orang dalam waktu singkat.

Metode ini sangat sering digunakan dalam pemecahan/ penyelesaian masalah yang

kreatif dan dapat digunakan sendiri atau sebagai bagian dari strategi lain. Kegiatan curah

pendapat sangat berguna untuk membangkitkan semangat belajar dan suasana

Page 158: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7792

Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin --- 152

Brainstorming Learning Methods, Learning Outcomes

menyenangkan kedalam kegiatan kelompok, serta mengembangkan ide kreatif masing-

masing peserta didik. Metode ini sering digunakan untuk menghasilkan sebanyak

mungkin gagasan mengenai topik tertentu.

Ridwan Abdullah Sani (2014) mengatakan bahwa pada masa mendatang, kita

akan menghadapi beberapa tantangan dan perubahan yang menuntut perubahan

paradigma pendidikan tradisional yang selama ini diterapkan oleh guru di Indonesia.

Siswa pada saat ini harus terbiasa mencari informasi sendiri, mampu mengidentifikasi

dan merumuskan masalah, mampu bekerja efektif dalam kelompok dalam kelompok dan

membangun jaringan, serta memiliiki kreativitas yang tinggi.

Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan metode pembelajaran brainstorming ini juga

dapat dinilai sebagai suatu cara untuk membiasakan siswa bepikir kreatif dengan

mengembangkan ide yang tidak biasa namun sesuai dengan tugas yang diberikan dan

mampu bekerja dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah dan tugas yang ada

sehingga dapat menjadi bekal pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang memadai

dalam menghadapi tantangan pada masa mendatang.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar IPA yang

signifikan antara siswa yang mendapatkan perlakuan pembelajaran menggunakan

metode pembelajaran brainstorming atau pada kelas eksperimen dengan siswa yang

memperoleh pembelajaran konvensional atau pada kelas kontrol terhadap hasil belajar

IPA siswa Kelas III SD Negeri 42 Pekanbaru, sehingga menjawab hipotesis penelitian di

mana diperoleh hasil bahwa H1 diterima atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan

peningkatan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas

kontrol. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang memperoleh

rata-rata tes awal56,285 menjadi 69,428 pada rata-rata skor tes akhir serta gain 0,3

dengan kategori rendah. Sedangkan kelas kontrol memperoleh rata-rata tes awal sebesar

55,857dan meningkat menjadi 67,714 pada rata-rata skor tes akhir serta gain 0,268

dengan kategori yang juga rendah.

Page 159: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7792

Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin --- 153

Brainstorming Learning Methods, Learning Outcomes

Melalui penulisan skripsi ini peneliti ingin menyampaikan saran yang berhubungan

dengan penerapan metode pembelajaran brainstorming ini. Adapun saran yang dimaksud

tersebut adalah kepada peneliti selanjutnya agar meneliti lebih dalam lagi mengenai

perbedaan-perbedaan yang terjadi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol serta

hubungan antara metode pembelajaran brainstorming terhadap hasil belajar IPA siswa,

serta lebih memperhatikan tentang waktu yang digunakan dalam metode pembelajaran

brainstorming ini, sebab metode ini membutuhkan waktu yang cukup panjang, sehingga

penelitian tentang metode pembelajaran brainstormin gini dapat terus berkembang dan

menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Khakim, M.L. (2017). Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming Terhadap Pemahaman Konsep Siswa SMP Kelas VII pada Materi Aljabar. (Online), http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2017/12.1.01.05.0152.pdf (diakses 29 September 2018).

Lidiawati, D. (2016). Pengaruh Penerapan Metode Brainstorming Terhadap Keaktifan Belajar Siswa di Kelas V Mata Pelajaran IPA Tentang Gaya SD Negeri Nayu Barat II Nusukan Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016. (Online), http://jurnal-mahasiswa.unisri.ac.id/index.php/fkippgsd/article/viewFile/281/224 (diakses 1 Oktober 2018).

Maloppo, L.M.J. (2015). Penerapan Brainstorming pada Pembelajaran IPA di Kelas III SDN 03 Telaga Kabupaten Gorontalo. (Online), kim.ung.ac.id/index.php/KIMFIP/article/download/8843/8730 (diakses 10 Januari 2016).

Simanjuntak, D.F. (2016). Pengaruh Metode Pembelajaran Brainstorming dengan Menggunakan Media Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah di SMAN 1 Sukoharjo Kelas X Tahun Ajaran 2015/2016. (Online), http://digilib.unila.ac.id/25563/20/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf (diakses 1 Oktober 2018).

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudjana, N & Ibrahim. (2009). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algesindo Bandung.

Sani, R.A. (2014). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Sani, R.A. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:

Bumi Aksara. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Page 160: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7792

Idha Diah Setiyowati, Syahrilfuddin --- 154

Brainstorming Learning Methods, Learning Outcomes

Sumaji, Soehakso, R.M.J.T., Mangunwijaya Y.B., Liek Wilardjo, Paul Suparno, Frans Susilo, Marpaung, Y., Sularto, ST., Kartika Budi, F., Sinardi, F., Sarkim, T., dan Rohandi, R.. (2003). Pendidikan Sains Yang Humanistis. Yogyakarta: Kanisius.

Thahir, M.Z. (2017). Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Brainstorming Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V MI Muhammadiyah Pannampu Makassar. (Online), http://repositori.uin-alauddin.ac.id/4906/1/Muh.%20Zaidi%20Thahir.pdf (diakses 1 Oktober 2018).

Wisudawati, A.W & Sulistyowati, E. (2014). Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 161: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 155 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IV SD NEGERI 130 PEKANBARU

Shilvia Pratiwi [email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru

Sitasi Pratiwi, S. (2019). Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas IV SD Negeri 130 Pekanbaru. Prossiding

Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 155-169. ISBN: 978-623-91681-0-0, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

Poetry is a variety of literature that is described using language that is briefly dense and beautiful. In writing poetry, there are three essence of poetry, namely the nature of art or function of aesthetics, density, and indirect expression. Writing poetry needs to be introduced to students since elementary school, so that students have the ability to appreciate poetry well. Appreciating a poem is not only intended for understanding and understanding poetry, but influences sharpening the sensitivity of feelings, reasoning, and sensitivity of children to humanitarian problems. The assessment of learning to write poetry in Pekanbaru Public Elementary School 130 is only subjective. The study was conducted in class IV SDN 130 Pekanbaru. This research was conducted in the second semester of the 2016/2017 school year. The method used in this study is descriptive quantitative. Collecting information with test techniques is usually done through giving a set of tasks. Data processing in the form of scoring the value of writing poetry, the average student writing ability and the percentage level of students' ability to write poetry both individually and classically. There are several aspects assessed in writing poetry are themes, images or images, diction, discussion and mandate. The action taken is that the researcher gives an essay test sheet to determine the ability of students to write poetry. Based on the recapitulation of the ability to write poetry, the average writing ability of students in writing poetry with the theme of the teacher viewed from all aspects is 52.39 with less criteria. Keywords: ability to write poetry

PENDAHULUAN

Menulis merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Melalui

menulis, seseorang dapat mengungkapkan ide, mengekspresikan pikiran, pengetahuan,

perasaan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya ke dalam bahasa tulis. Bentuk

pengungkapan tersebut dapat di wujudkan dalam bentuk puisi, artikel, sketsa, cerpen,

maupun karangan bentuk lain.

Menulis puisi perlu dikenalkan kepada siswa sejak di sekolah dasar, sehingga siswa

mempunyai kemampuan untuk mengapresiasikan puisi dengan baik. Mengapresiasikan

Page 162: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 156 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

sebuah puisi bukan hanya ditujukan untuk penghayatan dan pemahaman puisi,

melainkan berpengaruh mempertajam terhadap kepekaan perasaan, penalaran, serta

kepekaan anak terhadap masalah kemanusiaan. Saat menulis puisi, siswa dapat

mengapresiasikan gagasan, perasaan, serta pengalamannya secara puitis. Guru dapat

membantu serta membimbing siswa untuk memunculkan dan mengembangkan suatu

gagasan, lalu mengorganisasikan menjadi puisi sederhana. Dengan demikian, menulis

puisi memerlukan beberapa kemampuan, misalnya kemampuan memunculkan suatu

gagasan, kemampuan mengembangkan gagasan, mengembangkan kemampuan dalam

pemilihan kata, serta mengkoorganisasikannya menjadi puisi yang bermakna.

Berdasarkan pengamatan peneliti dan melakukan observasi serta wawancara

terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri 130 Pekanbaru,

sehubungan dengan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya menulis puisi,

pebelajaran menulis puisi siswa terkesan hanya melepas tugas saja. Setelah memberikan

teori menulis, siswa umumnya diberi tugas menulis puisi dan dikumpulkan pada

pembelajaran berikutnya tanpa ada pembahasan mengenai tulisan siswa tersebut.

Maka dari itu analisis kemampuan dalam menulis puisi mempunyai peranan

penting dengan menganalisis kemampuan menulis puisi siswa, dapat diketahui aspek-

aspek kemampuan yang dikuasai siswa dan yang belum dikuasai oleh siswa. Sehubungan

dengan itu, Nurgiyantoro (2010: 487) menjelaskan bahwa penilaian dalam pembelajaran

menulis puisi memperhatikan empat aspek, yaitu imajinasi, diksi, tema dan makna. Di SD

negeri 130 Pekanbaru belum pernah diadakan dan dilaksanakan penelitian mengenai

analisis kemampuan menulis puisi siswa.

Dalam pelaksanaan observasi tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengkaji

lebih jauh tentang kemampuan menulis puisi dengan judul “ Analisis Kemampuan menulis

puisi siswa kelas IV SD Negeri 130 Pekanbaru.”

METODE PENELITIAN

Metode dan Jenis Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dibicarakan, penelitian ini menggunakan

metode dan jenis penelitianya deskriptif kuantitatif. Hal itu didasarkan pada

Page 163: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 157 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

pertimbangan tuntutan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Rumusan masalah dan

tujuan penelitian berkaitan dengan pemerolehan gambaran kemampuan siswa kelas IV

SD Negeri 130 Pekanbaru dalam menulis puisi. Gambaran tersebut akan dilakukan

dengan mengemukakan hakikat puisi yang dilihat dari aspek fungsi estetika, kepadatan

serta ekspresi tidak langsung. Pada puisi yang ditulis siswa kelas IV SD Negeri 130

Pekanbaru.

Populasi dan Sampel

Arikunto (2006:112) menyatakan bahwa “apabila subjek penelitian kurang dari

100, lebih baik diambil semuanya, sehingga penelitianya berupa penelitian populasi, dan

jika subjeknya besar dapat diambil 10-15% atau lebih”. Dari pernyataan tersebut dalam

penelitian ini, peneliti tidak menggunakan sampel. Jumlah populasi pada penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri 130 Pekanbaru. Subjek penelitian pada penelitian

ini sejumlah 99 orang siswa.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

tes dan dokumentasi. Pengumpulan informasi dengan teknik tes lazimnya dilakukan lewat

pemberian seperangkat tugas. Teknik tes dalam penelitian ini dilakukan untuk

menganalisis kemampuan menulis siswa.

Adapun langkah-langkah pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

1. Meminta siswa untuk membuat 3 puisi hasil karya mereka.

2. Meminta siswa membuat puisi sesuai dengan tema yang telah ditentukan.

3. Mengumpulkan hasil menulis puisi yang dibuat oleh subjek penelitian.

Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh kesimpulan yang

benar-benar bisa dipercaya. Analisis kemampuan menulis puisi siswa dilakukan dengan

langkah- langkah sebagai berikut :

1. Membaca puisi yang telah dibuat siswa

Page 164: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 158 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

2. Memberi pembobotan pada tiap aspek

3. Menghitung kriteria penguasaan siswa tiap aspek secara individu

4. Menghitung kriteria tingkat kemampuan siswa tiap aspek

5. Mencari nilai rata-rata kemampuan menulis siswa tiap aspek

6. Menarik kesimpulan dan hasil yag diperoleh dalam mmelihat kemampuan menulis

siswa.

Terdapat beberapa aspek yang dinilai dalam penulisan puisi adalah :

1. Tema

2. Citraan atau imaji

3. Diksi

4. Permajasan

5. Amanat

Kriteria tingkat kemampuan siswa berdasarkan aspek-aspeknya dapat dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini.

Nilai = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑒𝑛𝑡𝑎ℎ

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙x 100

(Anas Sudijono, 2011: 318 )

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, kemampuan

menulis puisi siswa kemudian diinterpretasikan dengan kriteria sangat baik, baik, cukup,

dan kurang. Kriteria kemampuan siswa tersebut memperhatikan interval persentase

seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Penentuan Kriteria Kemampuan Menulis puisi Anak

Interval Tingkat

Kemampuan

Kriteria

86-100 Sangat Baik

75-85 Baik

55-74 Cukup

10-54 Kurang

(Nurgiyantoro dalam Hepta Aju Lestari 2014:46 )

Page 165: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 159 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

Frekuensi tiap aspek kemampuan yang paling banyak diperoleh siswa diketahui

dengan menghitung jumlah siswa yang memperoleh kriteria sangat baik, baik, cukup,

dan kurang pada tiap aspek. Kemudian menghitung persentase setiap kriteria yang

diperoleh tersebut. Kriteria yang memperoleh persentase terbesar adalah kriteria yang

paling banyak diperoleh siswa. Kemudian, untuk mencari nilai rata-rata setiap aspek

kemampuan menulis siswa menggunakan rumus sebagai berikut ini.

M = ∑ 𝑥

𝑁

(Anas Sudijono, 2011: 327)

Keterangan:

M : nilai rata-rata kemampuan berdasarkan aspek menulis puisi

∑ 𝑥: jumlah nilai kemampuan berdasarkan aspek menulis puisi

N : jumlah sampel penelitian

Nilai rata-rata kemampuan menulis tersebut digunakan setelah mendapatkan skor

tiap aspek penilaian sehingga nilai rata-rata yang dicari adalah nilai rata-rata tiap aspek

bukan nilai rata-rata siswa secara klasikal. Hal ini memudahkan peneliti untuk

menganalisis kemampuan menulis puisi siswa berdasarkan aspek-aspek yang diamati.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Penelitian

Penelitian dilaksanakan oleh peneliti dalam waktu tiga hari yang terdiri dari 3 kelas

yaitu: IV A , IV B dan IV C. Kelas IV A dengan jumlah siswa 37 orang, IV B dengan jumlah

siswa 31 orang dan IV C dengan jumlah siswa 31 orang. Tindakan yang dilakukan yaitu

peneliti memberikan lembaran tes essay untuk mengetahui kemampuan peserta didik

dalam menulis puisi. Terdapat tiga tema puisi yang telah ditentukan oleh penulis yaitu

tema guru, tema orang tua dan tema sahabat. Siswa diberikan kesempatan untuk

membuat sebuah puisi selama 2 x 35 menit. Kemudian penulis mengumpulkan tes hasil

menulis puisi siswa dan dianalisis sesuai dengan kriteria menulis puisi. Analisis

Page 166: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 160 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

kemampuan menulis puisi pada siswa kelas IV di SD Negeri 130 Pekanbaru dilihat dari

lima aspek yaitu tema, imaji, diksi, majas dan amanat.

Analisis Kemampuan Menulis Puisi

Kemampuan menulis puisi pada siswa kelas IV di SD Negeri 130 Pekanbaru dilihat

dari lima aspek yaitu tema,imaji,diksi,majas dan amanat kemampuan menulis puisi pada

siswa kelas IV di SD Negeri 130 Pekanbaru dilihat dari lima aspek yaitu

tema,imaji,diksi,majas dan amanat. Rata-rata kemampuan menulis siswa dalam menulis

puisi dengan tema guru, tema orang tua dan tema sahabat dapat dilihat pada tabel 4.1

di bawah ini.

Tabel 2. Rekapitulasi Kemampuan Siswa Kelas IV SD Negeri 130 Pekanbaru dalam Menulis Puisi

Interval Kategori Jumlah Siswa Persentase

Tema Guru

Tema Orang Tua

Tema Sahabat

Tema Guru

Tema Orang Tua

Tema Sahabat

86-100 Sangat

Baik 2 1 2 2.02% 1.01% 2.02%

75-85 Baik 6 12 11 6.06% 12.12% 11.11%

56-74 Cukup 32 21 19 32.32% 21.21% 19.19%

10-55 Kurang 59 65 67 59.60% 65.66% 67.68%

Jumlah 99 99 99 100% 100% 100%

Nilai Rata-Rata 52.39 48.91 49.09 Kurang Kurang Kurang

Analisis kemampuan menulis Puisi Siswa Per-Indikator

Tema

Aspek tema dalam kemampuan menulis puisi berarti kemampuan siswa dalam

mengemukakan ide, isi dan gagasan dalam puisi sesuai dengan gambar. Kemampuan

menulis puisi pada siswa kelas IV SD Negeri 130 Pekanbaru pada aspek tema sebagai

berikut.

Jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi guru ada 45

(45.46 %) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 27 (27.27 %) siswa, untuk kategori

cukup tidak ada dan kategori kurang ada 27 (27.27 %) siswa.

Page 167: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 161 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

Sedangkan jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi

orang tua ada 50 (50.5 %) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 13 (13.13 %)

siswa, untuk kategori cukup tidak ada dan kategori kurang ada 36 (36.37 %) siswa.

Kemudian jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi

sahabat ada 45 (45.46 %) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 23 (23.23 %)

siswa, untuk kategori cukup tidak ada dan kategori kurang ada 31 (31.31 %) siswa. Dari

hasil analisis terhadap aspek kemampuan tema dengan tema guru, orang tua dan

sahabat memperoleh kriteria sangat baik.

Imaji

Aspek imaji dalam kemampuan menulis puisi berarti kemampuan siswa dapat

membayangkan gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang menggambarkannya.

Adapun gambaran pikiran adalah sebuah efek dalam pikiran yang sangat menyerupai,

yang dihasilkan oleh penangkapan kita terhadap sebuah objek yang dapat dilihat oleh

mata (indra penglihatan). Kemampuan menulis puisi pada siswa kelas IV SD Negeri 130

Pekanbaru pada aspek imaji sebagai berikut:

Jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi guru ada 1

(1.01 %) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 17 (17.18 %) siswa, untuk kategori

cukup tidak ada dan kategori kurang ada 81 (81.81 %) siswa.

Sedangkan jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi

orang tua ada 3 (3.03 %) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 13 (13.13 %) siswa,

untuk kategori cukup tidak ada dan kategori kurang ada 83 (83.84 %) siswa.

Kemudian jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi

sahabat ada 2 (2.02 %) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 13 (13.13 %) siswa,

untuk kategori cukup tidak ada dan kategori kurang ada 84 ( 84.85 %) siswa. Dari hasil

analisis terhadap aspek kemampuan Imaji dengan tema guru, orang tua dan sahabat

memperoleh kriteria kurang.

Page 168: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 162 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

Diksi

Aspek diksi dalam kemampuan menulis puisi berarti kemampuan siswa dapat

memilih kata yang tepat, padat dan kaya akan nuansa makna dan suasana yang

diusahakan secermat dan seteliti mungkin. Kemampuan menulis puisi pada siswa kelas

IV SD Negeri 130 Pekanbaru pada aspek diksi sebagai berikut:

Jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi guru ada 2

(2.02 %) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 8 (8.08 %) siswa, untuk kategori

cukup tidak ada dan kategori kurang ada 89 (89.90 %) siswa.

Sedangkan jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi

orang tua tidak ada, yang memperoleh kategori baik ada 11 (11.11 %) siswa, untuk

kategori cukup tidak ada dan kategori kurang ada 88 (88.88 %) siswa.

Kermudian jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi

sahabat ada 2 (2.02 %) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 17 (17.18 %) siswa,

untuk kategori cukup tidak ada dan kategori kurang ada 80 (80.80 %) siswa. Dari hasil

analisis terhadap aspek kemampuan diksi dengan tema guru, orang tua dan sahabat

memperoleh kriteria kurang.

Majas

Aspek majas dalam kemampuan menulis puisi berarti kemampuan siswa untuk

dapat memilih gaya bahasa dalam bentuk tulisan yang digunakan dalam puisi yang

bertujuan unuk mewakili perasaan dan pikiran dari siswa. Kemampuan menulis puisi pada

siswa kelas IV SD Negeri 130 Pekanbaru pada aspek majas sebagai berikut:

Jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi guru ada 3

(3,03 %) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 9 (9,09 %) siswa, untuk kategori

cukup tidak ada dan kategori kurang ada 87 (87,88 %) siswa.

Sedangkan jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi

orang tua ada 1 (1,01) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 9 (9,09 %) siswa,

untuk kategori cukup tidak ada dan kategori kurang ada 89 (89,90 %) siswa.

Kemudian jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi

sahabat ada 1 (1,01 %) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 11 (11.11 %) siswa,

Page 169: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 163 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

untuk kategori cukup tidak ada dan kategori kurang ada 87 ( 87,88 %) siswa. Dari hasil

analisis terhadap aspek kemampuan majas dengan tema guru, orang tua dan sahabat

memperoleh kriteria kurang.

Amanat

Aspek amanat dalam kemampuan menulis puisi berarti kemampuan siswa untuk

dapat menyampaikan maksud yang hendak disampaikan atau himbauan,pesan, tujuan

yang hendak disampaikan siswa melalui puisinya. Kemampuan menulis puisi pada siswa

kelas IV SD Negeri 130 Pekanbaru pada aspek amanat sebagai berikut:

Jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi guru ada 3

(3.03 %) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 39 (39.40 %) siswa, untuk kategori

cukup tidak ada dan kategori kurang ada 57 (57.57%) siswa.

Sedangkan jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema

puisi orang tua ada 12 (12.12) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 25 (25.26 %)

siswa, untuk kategori cukup tidak ada dan kategori kurang ada 62 (62.62 %) siswa.

Kemudian jumlah siswa yang memperoleh kategori sangat baik pada tema puisi

sahabat ada 7 (7.07 %) siswa, yang memperoleh kategori baik ada 30 (30.30 %) siswa,

untuk kategori cukup tidak ada dan kategori kurang ada 62 ( 62.63 %) siswa. Dari hasil

analisis terhadap aspek kemampuan majas dengan tema guru, orang tua dan sahabat

memperoleh kriteria kurang.

PEMBAHASAN

Sebelum melakukan tes, peneliti memberi pengarahan mengenai kegiatan menulis

puisi. peneliti menekankan agar siswa menulis puisi dengan baik berdasarkan kelima

aspek yang akan dinilai. Berdasarkan hasil analisis menulis puisi masih menjadi suatu

hal yang sulit bagi siswa. Kesulitan tersebut terlihat pada aspek diksi, imaji dan

permajasan. Berdasarkan hasil analisis, banyak siswa yang kurang piawai menentukan

diksi yang tepat, imaji yang dapat membangkitkan rasa mendengar, melihat dan

membayangkan pembaca puisi, majas yang sesuai dengan tema yang diangkat dan juga

majas yang digunakanpun masih bersifat sederhana belum sekompleks puisi dewasa .

Page 170: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 164 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

Hal ini diamati melalui aspek-aspek penilaian kemampuan menulis puisi anak sesuai

pendapat Nurgiyantoro (2010: 487).

Kemampuan menulis puisi anak pada siswa kelas IV di SD Negeri 130 Kota

Pekanbaru dengan tema guru dilihat dari kelima aspek memperoleh nilai rata-rata 52,39

%. Secara umum, kriteria kemampuan siswa dalam menulis puisi tema guru adalah

kurang dan secara klasikal dan berdasarkan Standar Ketuntasan Minimal (KKM) untuk

mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah ditetapkan yaitu 75 maka dinyatakan bahwa

siswa kelas IV di SD Negeri 130 Kota Pekanbaru tidak mampu dalam menulis puisi.

Alasannya karena hanya 8.08 % (8 siswa) yang dinyatakan mampu dalam menulis puisi

anak. Sedangkan untuk mencapai kemampuan secara klasikal harus mencapai

persentase ≥ 75% siswa yang mampu.

Analisis Puisi Dilihat dari Aspek Tema

Dalam sebuah puisi tentunya sang penyair ingin mengemukakan sesuatu hal bagi

penikmat puisinya. Sesuatu yang ingin diungkapkan oleh penyair dapat diungkapkan

melalui puisi atau hasil karyanya yang dia dapatkan melalui pengelihatan, pengalaman

ataupun kejadian yang pernah dialami atau kejadian yang terjadi pada suatu masyarakat

dengan bahasanya sendiri. Dia ingin mengemukakan, mempersoalkan,

mempermasalahkan hal-hal itu dengan caranya sendiri.

Berdasarkan analisis kemampuan menulis puisi dengan tema guru terhadap aspek

tema, diperoleh nilai rata-rata sebesar 77.02. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan

bahwa kemampuan siswa dalam kesesuaian tema guru memperoleh kriteria baik.

Alasannya karena 77.02 berada pada interval 75-85 dengan kategori baik. Analisis

kemampuan menulis puisi dengan tema orang tua terhadap aspek tema, diperoleh nilai

rata-rata sebesar 73.99. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

siswa dalam kesesuaian tema orang tua memperoleh kriteria cukup. Alasannya karena

73.99 berada pada interval 56-74 dengan kategori cukup. Dan untuk analisis kemampuan

menulis puisi dengan tema sahabat terhadap aspek tema, diperoleh nilai rata-rata

sebesar 75. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam

Page 171: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 165 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

kesesuaian tema sahabat memperoleh kriteria baik. Alasannya karena 75 berada pada

interval 75-85 dengan kategori baik.

Analisis Puisi Dilihat dari Aspek Imaji

Imaji atau citraan adalah gambaran angan yang muncul di benak pembaca puisis.

Lebih lengkapnya, citraan adalah gambar-gambar dalam pikiran dan bahasa yang

menggambarkannya. Wujud gambaran dalam angan itu adalah sesuatu yang dapat

dilihat, dicium, diraba, dikecap, dan didengar panca indera. Tetapi sesuatu yang dapat

dilihat, dicium, diraba, dikecap, dan didengarkan itu tidak benarbenar ada, hanya dalam

angan-angan pembaca atau pendengar.

Analisis kemampuan menulis puisi dengan tema guru terhadap aspek imaji,

diperoleh nilai rata-rata sebesar 44.20. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan siswa dalam kesesuaian aspek imaji dengan tema guru memperoleh kriteria

kurang. Alasannya karena 44.20 berada pada interval 10-55 dengan kategori kurang.

Analisis kemampuan menulis puisi dengan tema orang tua terhadap aspek imaji,

diperoleh nilai rata-rata sebesar 39.64. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan siswa dalam kesesuaian aspek imaji dengan tema orang tua memperoleh

kriteria kurang. Alasannya karena 39.64 berada pada interval 10-55 dengan kategori

kurang. Dan untuk analisis kemampuan menulis puisi dengan tema sahabat terhadap

aspek imaji, diperoleh nilai rata-rata sebesar 38.39. Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam kesesuaian tema sahabat memperoleh

kriteria kurang. Alasannya karena 38.39 berada pada interval 10-55 dengan kategori

kurang.

Analisis Puisi Dilihat dari Aspek Diksi

Diksi atau pilihan kata berguna untuk membedakan nuansa makna dan gagasan

yang ingin disampaikan dan menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa

sebuah puisi. Dengan memilih kata yang tepat berarti memfungsikan kesanggupan

sebuah kata untuk menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca seperti

yang dipikirkan dan dirasakan penulis pada saat menciptakan puisinya.

Page 172: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 166 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

Analisis kemampuan menulis puisi dengan tema guru terhadap aspek diksi,

diperoleh nilai rata-rata sebesar 43.19. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan siswa dalam kesesuaian aspek diksi dengan tema guru memperoleh kriteria

kurang. Alasannya karena 43.19 berada pada interval 10-55 dengan kategori kurang.

Analisis kemampuan menulis puisi dengan tema orang tua terhadap aspek diksi, diperoleh

nilai rata-rata sebesar 39.40. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan siswa dalam kesesuaian aspek diksi dengan tema orang tua memperoleh

kriteria kurang. Alasannya karena 39.40 berada pada interval 10-55 dengan kategori

kurang. Dan untuk analisis kemampuan menulis puisi dengan tema sahabat terhadap

aspek diksi, diperoleh nilai rata-rata sebesar 43.19. Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam kesesuaian tema sahabat memperoleh

kriteria kurang. Alasannya karena 43.19 berada pada interval 10-55 dengan kategori

kurang.

Analisis Puisi Dilihat dari Aspek Majas

Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam

suatu karangan yang bertujuan unuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang.

Majas atau gaya bahasa dalam sebuah karya sastra dapat menghidupkan atau

meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Penggunaan majas

menyebabkan puisi menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan

terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan (Pradopo, 2007: 62).

Analisis kemampuan menulis puisi dengan tema guru terhadap aspek majas,

diperoleh nilai rata-rata sebesar 41,92. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan siswa dalam kesesuaian aspek majas dengan tema guru memperoleh kriteria

kurang. Alasannya karena 41,92 berada pada interval 10-55 dengan kategori kurang.

Analisis kemampuan menulis puisi dengan tema orang tua terhadap aspek majas,

diperoleh nilai rata-rata sebesar 36,12. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa

kemampuan siswa dalam kesesuaian aspek majas dengan tema orang tua memperoleh

kriteria kurang. Alasannya karena 36,12 berada pada interval 10-55 dengan kategori

kurang. Dan untuk analisis kemampuan menulis puisi dengan tema sahabat terhadap

Page 173: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 167 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

aspek majas, diperoleh nilai rata-rata sebesar 36,37. Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam kesesuaian tema sahabat memperoleh

kriteria kurang. Alasannya karena 36,37 berada pada interval 10-55 dengan kategori

kurang.

Analisis Puisi Dilihat dari Aspek Amanat

Puisi selalu ingin mengandung amanat (pesan). Meskipun penyair tidak secara

khusus dan sengaja mencantumkan amanat dalam puisinya. amanat tersirat di balik kata

dan juga di balik tema yang diungkapkan penyair (Waluyo, 1991:130). Amanat adalah

maksud yang hendak disampaikan atau himbauan,pesan, tujuan yang hendak

disampaikan penyair melalui puisinya.

Pada analisis kemampuan menulis puisi dengan tema guru terhadap aspek

amanat, diperoleh nilai rata-rata sebesar 57.32. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan

bahwa kemampuan siswa dalam kesesuaian aspek amanat dengan tema guru

memperoleh kriteria cukup. Alasannya karena 57.32 berada pada interval 56-74 dengan

kategori cukup. Analisis kemampuan menulis puisi dengan tema orang tua terhadap

aspek amanat, diperoleh nilai rata-rata sebesar 54.80. Hasil perhitungan tersebut

menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam kesesuaian aspek amanat dengan tema

orang tua memperoleh kriteria kurang. Alasannya karena 54.80 berada pada interval 10-

55 dengan kategori kurang. Dan untuk analisis kemampuan menulis puisi dengan tema

sahabat terhadap aspek amanat, diperoleh nilai rata-rata sebesar 53.29. Hasil

perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam kesesuaian tema

sahabat memperoleh kriteria kurang. Alasannya karena 53.29 berada pada interval 10-

55 dengan kategori kurang

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulan bahwa secara

klasikal siswa kelas IV SD Negeri 130 Pekanbaru belum mencapai kriteria ketuntasan

belajar dalam menulis puisi. Berdasarkan rekapitulasi kemampuan menulis puisi, rata-

rata kemampuan menulis siswa dalam menulis puisi dengan tema guru dilihat dari

Page 174: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 168 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

keseluruhan aspek adalah 52.39 dengan kriteria kurang.Selanjutnya dapat diketahui

bahwa ada 2 (2.02 %) siswa berkategori sangat baik, kemudian 6 (6.06%) siswa

berkategori baik, 32 (32.32%) siswa berkategori cukup dan 59 (59.60 %) siswa

berkategori kurang. Kemudian rata-rata kemampuan menulis siswa dalam menulis puisi

dengan tema orang tua dilihat dari keseluruhan aspek adalah 48.91 dengan kriteria

kurang.Selanjutnya dapat diketahui bahwa ada 1 (1.01 %) siswa berkategori sangat baik,

kemudian 12 (12.12 %) siswa berkategori baik, 21 (21,21 %) siswa berkategori cukup

dan 65 (65.66 %) siswa berkategori kurang. Rata-rata kemampuan menulis siswa dalam

menulis puisi dengan tema sahabat dilihat dari keseluruhan aspek adalah 49.09 %

dengan kriteria kurang. Selanjutnya dapat diketahui bahwa ada 2 (2.02 %) siswa

berkategori sangat baik, kemudian 11 (11.11 %) siswa berkategori baik, 19 (19.19 %)

siswa berkategori cukup dan 67 (67.68 %) siswa berkategori kurang.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, berikut peneliti menyampaikan

beberapa saran yang berkaitan dengan penelitian ini.

1. Aspek kemampuan yang kurang dikuasai siswa seperti aspek imaji, aspek diksi, aspek

majas dan aspek amanat. Kurangnya pemahaman siswa untuk beberapa aspek

tersebut sehingga siswa kesulitan untuk membuat puisi. Oleh karena itu, guru lebih

diharapkan untuk mampu membimbing siswa dalam melaksanakan pebelajaran

menulis puisi dengan memperhatikan aspek penulisan puisi.

2. Siswa diharapkan lebih memperhatikan materi pembelajaran menulis puisi yang

diberikan oleh guru.

3. Guru dapat membuat pembelajaran menulis puisi lebih menyenangkan dengan

menerapkan model atau metode pembelajaran yang inovatif.

4. Guru di harapkan memberi bimbingan kepada siswa dan selalu terbuka dalam

memberi penilaian.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta : Depdiknas

Page 175: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7793

Shilvia Pratiwi --- 169 Kemampuan Menulis Puisi Siswa

Depdiknas. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta :

Depdiknas

Nurgiantoro. B.(2014). Penilaian Pembelajaran Sastra Berbasis Kompetensi. Yogyakarta

: BPFE

Nurudin. (2010). Dasar-Dasar Penulisan. Malang; UMM Press.

Pradopo, R.D. (2010).Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gadjah mada University Press.

Supardi U.S.(2013). Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Jakarta : PT. Prima Ufuk Semesta

Tarigan. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Bandung

Waluyo, H.J. (1991). Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Pustaka Jaya

Page 176: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7794

Nugraheti Sismulyasih Sb, Ana Hanalia --- 170

Team Assisted Individualization, Kalender Cerita, Memaparkan Informasi Penting

KEEFEKTIFAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION BERBANTUAN KALENDER CERITA TERHADAP KEMAMPUAN

MEMAPARKAN INFORMASI PENTING KELAS V

Nugraheti Sismulyasih Sb, Ana Hanalia [email protected], [email protected]

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

Sitasi Sb. Sismulyasih, N., & Hanalia, A. (2019). Keefektifan Model Team Assisted Individualization Berbantuan

Kalender Cerita terhadap Kemampuan Memaparkan Informasi Penting Kelas V. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 170-177. ISBN: 978-623-91681-0-0. DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7794.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan model team assisted individualization berbantuan kalender cerita terhadap kemampuan memaparkan informasi penting meng-gunakan kalimat efektif siswa kelas V. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan desain nonequivalent control group design. Teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh. Penelitian ini menunjukan bahwa (1) harga thitung yaitu 1,702 lebih besar dibandingkan harga ttabel yaitu 1,682 dengan taraf signifikasi 5% (0,05) sehingga dapat diketahui terdapat perbedaan rata-rata antara kelas kontrol dan eksperimen dengan rata-rata lebih tinggi pada kelas eksperimen dan (2) N-gain pada kelas eksperimen 0,34 termasuk dalam kategori sedang, sedangkan kelas kontrol 0,26 termasuk dalam kategori rendah. Gain ternormalisasi yang lebih tinggi pada kelas eksperimen menunjukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan memaparkan informasi penting menggunakan kalimat efektif pada siswa kelas V SD. Simpulan penelitian ini yaitu model team assisted individualization berbantuan kalender cerita efektif digunakan pada pembelajaran kemampuan memaparkan informasi penting menggunakan kalimat efektif siswa kelas V SDN Jatirejo dan SDN Gunungpati 03. Keywords: team assisted individualization, kalender cerita, memaparkan informasi penting

PENDAHULUAN

Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Daryanto (2014:1) dalam mewujudkan

tujuannya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan pencapaian

pendidikan salah satunya peranan guru. Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya

guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melakukan proses pembelajaran yang

Page 177: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7794

Nugraheti Sismulyasih Sb, Ana Hanalia --- 171

Team Assisted Individualization, Kalender Cerita, Memaparkan Informasi Penting

bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran (Undang-undang No. 14

tahun 2005). Proses pembelajaran yang bermutu ditentukan oleh bagaimana cara guru

merancang suatu pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Dalam merancang pembelajaran yang menarik, guru harus memilih model

pembelajaran yang sesuai. Selain itu, untuk menunjang proses pembelajaran perlu

diggunakan media pembelajaran yang sesuai. Menurut Asyhar (2012:21) penggunaan

media pembelajaran adalah untuk menyediakan rangsangan dan informasi yang ditata

dan diorganisasikan dengan cara yang bermacam-macam, agar peserta didik yang

memiliki kondisi dan karakteristik yang berbedabeda dapat memperoleh pengalaman

belajar.

Perencanaan pembelajaran yang baik akan memudahkan tercapainya tujuan

pembelajaran yang mencakup 4 kompe-tensi, yaitu spiritual, sosial, pengetahuan, dan

keterampilan (Permendikbud, 2016:24). Di sekolah dasar terdapat berbagai macam

keterampilan berbahasa yang bisa dikembangkan. Menurut Susanto (2016: 242)

pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di sekolah dasar terdiri atas empat

keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Salah satu

keterampilan ber-bahasa yang sering kita gunakan adalah keterampilan berbicara.

Menurut Abidin (2015:125) salah satu indikator keber-hasilan siswa belajar adalah

kemampuan-nya dalam mengungkapkan gagasan secara lisan di dalam kelas dalam satu

lingkup muatan pelajaran tertentu.

Namun pada kenyataannya, pem-belajaran keterampilan berbicara yang

dilaksanakan di sekolah masih mengalami berbagai masalah seperti yang terjadi di SDN

Jatirejo dan SDN Gunungpati 03 yang berada di Gugus Srikandi Kota Semarang. Menurut

penjelasan guru, siswa merasa kurang percaya diri apabila berbicara di depan umum.

Selain itu, siswa masih menggunakan istilah-istilah kedaerahan (dialek) pada saat

berbicara di kelas serta masih sering dijumpai kesalahan dalam penyusunan kalimat.

Faktor lain yang menyebabkan masalah keterampilan berbicara siswa yaitu kurangnya

minat baca siswa yang berpengaruh pada terbatasnya perbendaharaan kata siswa. Selain

itu, siswa belum terbiasa berbicara di depan umum sehingga keterampilan siswa sulit

berkembang.

Page 178: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7794

Nugraheti Sismulyasih Sb, Ana Hanalia --- 172

Team Assisted Individualization, Kalender Cerita, Memaparkan Informasi Penting

Permasalahan yang telah diuraikan peneliti tersebut didukung dengan nilai

keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Jatirejo dan SDN Gunungpati 03. Dari 48 siswa

kelas V terdapat 37 siswa yang belum mendapatkan nilai ≥ 65. Di SDN Jatirejo dari 27

siswa hanya ada 6 siswa yang sudah tuntas, sedangkan di SDN Gunungpati 03 dari 21

siswa hanya 5 siswa yang mendapatkan nilai ≥ 65.

Juhana (2012:108) menyatakan bahwa salah satu cara yang bisa dilakukan untuk

mengatasi siswa yang kurang percaya diri khususnya dalam berbicara adalah dengan

pemberian motivasi. Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti

menggunakan model Team Assisted Individualization berbantu-an kalender cerita.

Pemilihan model dan media tersebut didasarkan pada beberapa penelitian yang relevan.

Seperti penelitian yang dilakukan oleh Susilawati pada tahun 2017 dengan judul

“Penggunaan Model Pembelajaran Team Asisted Indi-vidualization untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Bahasa Indonesia” yang menun-jukkan bahwa penggunaan model pem-

belajaran TAI dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Memahami Teks kelas

V.

Penelitian yang dilakukan oleh Ani Elys Qomaria pada tahun 2013 dengan judul

“Peningkatan Keterampilan Ber-bicara Pengalaman Pribadi dengan Teknik Peta Konsep

Siswa Kelas VIII A MTs Al-Mu’min Sembirkadipaten Kebumen” yang menunjukkan bahwa

keterampilan berbicara pengalaman pribadi siswa dengan menerapkan teknik peta

konsep meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Riko Hermanto dan Anisyah pada tahun 2017

dengan judul “Media Literasi Kalender Cerita Bermuatan Nilai Karakter Sebagai Strategi

Penguatan Revolusi Mental Bagi Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah” menunjukkan bahwa

terdapat perkem-bangan literasi siswa.

Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan penelitian ini akan membahas

mengenai “Keefektifan Model Team Assisted Individualization Berban-tuan Kalender

Cerita terhadap Kemampuan Memaparkan Informasi Penting Meng-gunakan Kalimat

Efektif Kelas V SDN Jatirejo”.

Berdasarkan uraian analisis latar belakang, rumusan masalah dalam penelitian ini

yaitu apakah model Team Assisted Individualization berbantuan kalender cerita efektif

Page 179: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7794

Nugraheti Sismulyasih Sb, Ana Hanalia --- 173

Team Assisted Individualization, Kalender Cerita, Memaparkan Informasi Penting

terhadap kemampuan memaparkan informasi penting menggunakan kalimat efektif siswa

kelas V SDN Jatirejo?

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah quasi experimental dengan desain non-equivalent

control group design. Subjek penelitian terdiri dari 48 siswa yang terdiri atas 27 siswa

kelas V SDN Jatirejo (kelas eksperimen) dan 21 siswa kelas V SDN Gunungpaati 03 (kelas

kontrol). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh.

Sumber data penelitian ini berasal dari siswa dan guru. Variabel terikat pada

penelitian ini adalah kemampuan me-maparkan informasi penting mengguna-kan kalimat

efektif. Variabel bebasnya adalah model TAI berbantuan kalender cerita. Penelitian ini

menggunakan empat jenis tekik pengumpulan data yaitu observasi, dokumentasi,

wawancara dan tes. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rubrik

kemampuan memaparkan informasi penting meng-gunakan kalimat efektif. Sebelum

diguna-kan, rubrik diuji validitasnya dengan validitas konstruk dan kemudian diuji-

cobakan pada kelas uji coba dan dianalisis reliabilitasnya. Uji reliabilitas mengguna-kan

reliabilitas antar rater dari formulasi Ebel. Sedangkan untuk pengujian data awal dan

akhir, peneliti menggunakan uji liliefors untuk menguji normalitas data dan uji F untuk

menguji homogenitas.

Pengujian hipotesis menggunakan statistik dengan uji pihak kanan (uji-t) dengan

menggunakan rumus polled varians. Selanjutnya untuk mengetahui peningkatan

keterampilan berbicara siswa digunakan uji n-gain.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data awal hasil belajar materi kemampuan me-

maparkan informasi penting menggunakan kalimat efektif kelas eksperimen dan kelas

kontrol terbukti bahwa data berdistribusi normal dan homogen. Hal tersebut ditunjukkan

dengan hasil perhitungan Liliefors diperoleh Lhitung kelas kontrol dan Lhitung kelas

eksperimen lebih kecil dari Ltabel. Uji homogenitas dengan menggunakan uji F

Page 180: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7794

Nugraheti Sismulyasih Sb, Ana Hanalia --- 174

Team Assisted Individualization, Kalender Cerita, Memaparkan Informasi Penting

menunjukkan Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Hasil uji normalitas dan homogenitas data akhir

hasil belajar materi kemampuan memaparkan informasi penting menggunakan kalimat

efektif kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa data tersebut normal dan

homogen.

Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis akhir dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

keefektifan model TAI berbantuan kalender cerita dalam materi kemampuan

memaparkan informasi penting menggunakan kalimat efektif. Dari hasil pengujian

tersebut di-peroleh ttabel 1,68 dan thitung 1,70. Hipotesis akan diterima apabila ttabel < thitung.

Tabel 1. Pengujian Hipotesis t-test

Uji N-gain

Dari hasil perhitungan N-Gain di-dapat nilai N-Gain untuk kelas eksperimen 0,342

dan untuk kelas kontrol 0,263. Hal tersebut berarti bahwa peningkatan hasil belajar kelas

eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol.

Tabel 2. Uji N-Gain

Kelas Sf Si N-Gain

Eksperimen 68,33 51,85 0,34

Kontrol 62,62 49,28 0,26

Data skor pretest dan posttest dalam keterampilan memaparkan informasi pen-

ting menggunakan kalimat efektif siswa kelas V dapat disajikan dalam bentuk diagram

garis sebagai berikut.

Page 181: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7794

Nugraheti Sismulyasih Sb, Ana Hanalia --- 175

Team Assisted Individualization, Kalender Cerita, Memaparkan Informasi Penting

Gambar 1. Peningkatan Nilai Kelas Eksperimen dan Kontrol

Hasil penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amosa

Isiaka Gambari dan Mudasiru Olalere Yusuf (2017) dengan judul “Relative Effectiveness

of Computer-Supported Jigsaw II, STAD and TAI Cooperative Learning Strategies on

Performance, Attitude, and Retention of Secondary School Students in Physics”. Dari

penelitian tersebut terbukti bahwa ketiga jenis model pembelajaran kooperatif tersebut

(STAD, Jigsaw II, dan TAI) memiliki efek positif terhadap sikap siswa terhadap fisika

dibandingkan dengan model ICI.

Penelitian oleh Dwi Radyana Giri, dkk (2017) dengan judul “Pengaruh Model

Pembelajaran TAI Berbantuan Media Powerpoint terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Siswa Kelas V” menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model TAI berbantuan media

powerpoint berpengaruh positif terhadap hasil belajar bahasa Indonesia. Penelitian oleh

Subarni (2017) dengan judul “Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Menyimak Cerita

dengan Model Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) pada Mata Pelajaran

Bahasa Jawa Kelas V SD Negeri Putuk Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri Tahun

Pelajaran 2015/2016” menunjukkan bahwa model pembelajaran TAI terbukti dapat

meningkatkan motivasi belajar dan kemampuan menyimak cerita siswa kelas V SDN

Putuk Kecamatan Nguntoronadi.

Penelitian yang dilakukan oleh Meylan GNA Sihombing (2014) dengan judul “The

Correlation Between The Students’ Pronunciation Mastery and Their Ability In Speaking”

menunjukkan bahwa guru harus mempertimbangkan pemahaman siswa dalam

Page 182: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7794

Nugraheti Sismulyasih Sb, Ana Hanalia --- 176

Team Assisted Individualization, Kalender Cerita, Memaparkan Informasi Penting

pengucapan karena merupakan salah satu cara untuk membuat siswa lebih mudah untuk

berbicara.

Penelitian yang dilakukan oleh Acih Munasih dan Iman Nurjaman (2017) dengan

judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Tanya Jawab pada

Anak Usia 4-5 Tahun” menunjukkan bahwa untuk meningkatkan keterampilan berbicara

dibutuhkan model prmbelajaran yang menuntut siswa terlibat aktif dalam pembelajaran

serta mendapat kesempatan untuk mengemuka-kan ide-ide dan pendapatnya.

Penelitian mengenai media kalender cerita dilakukan oleh Munadia (2017) dengan

judul “Gunakan Kalender untuk Perkuat Literasi Siswa”. Munadia menjelaskan bahwa

dengan menggunakan kalender cerita dalam pembelajaran menjadikan siswa lebih

antusias mengikuti pembelajaran.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model

TAI berbantuan kalender cerita efektif digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

materi kemampuan memaparkan informasi penting menggunakan kalimat efektif siswa

kelas V SDN Jatirejo. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil uji-t yang menunjukkan nilai

thitung (1,70224) > ttabel (1,68195). Rata-rata N-gain kelas kontrol lebih kecil dibandingkan

kelas eksperimen (0,2629 < 0,3423). Hal tersebut berarti bahwa kelas eksperimen

memiliki perubahan lebih tinggi (antara pretest dan posttest) dibandingkan dengan kelas

kontrol.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2015). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.

Bandung: PT Refika Aditama.

Asyhar, R. (2012). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi.

Daryanto., & Sudjendro, H. (2014). Siap Penyongsong Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava

Media.

Gambari, A.I., & Yusuf, M.O. (2017). Relative Effectiveness of Computer-Supported

Jigsaw II, STAD and TAI Cooperative Learning Strategies on Performance, Attitude,

and Retention of Secondary School Students in Physics. Journal of Peer Learning,

10(6), 76-94.

Page 183: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7794

Nugraheti Sismulyasih Sb, Ana Hanalia --- 177

Team Assisted Individualization, Kalender Cerita, Memaparkan Informasi Penting

Giri, D.R., dkk. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran TAI Berbantuan Media Powerpoint

Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas V. Jurnal PGSD Universitas

Pendidikan Ganesha, 5 (2), 1-10.

Hermanto, R., & Anisyah. (2017). Media Literasi Kalender Cerita Bermuatan Nilai Karakter

Sebagai Strategi Penguatan Revolusi Mental Bagi Siswa Sekolah Dasar Kelas

Rendah. International Conference on Language, Literature and Teaching, 1, 860-

869.

Juhana. (2012). Psychological Factors That Hinder Students from Speaking in

English Class (A Case Study in a Senior High School in South Tangerang,

Banten, Indonesia). Journal of Education and Practice, 13(12), 100-110.

Munadia. (2015). “Gunakan Kalender untuk Perkuat Literasi Siswa”. Warta Prioritas.

Edisi II. Juni -Agustus. Hlm. 5.

Munasih, A., & Iman, N. (2017). Upaya Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui

Metode Tanya Jawab Pada Anak Usia 4-5 Tahun. Jurnal Ceria, 6(1), 1-15.

Permendikbud No. 22 tahun 2016

Permendikbud No. 24 tahun 2016

Qomaria, A.Y. (2013). Peningkatan Keterampilan Berbicara Pengalaman Pribadi dengan

Teknik Peta Konsep Siswa Kelas VIII A Mts Al-Mu’min Sembirkadipaten Kebumen.

Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, 3(1), 7-11.

Sihombing, M.GNA. (2014). The Correlation Between The Students’ Pronunciation

Mastery and Their Ability In Speaking. The Second International Conference on

Education and Language, 1(1), 388-393.

Subarni. (2017). Peningkatan Motivasi dan Kemampuan Menyimak Cerita dengan Model

Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) pada Mata Pelajaran Bahasa

Jawa Kelas V SD Negeri Putuk Kecamatan Nguntoronadi, Wonogiri Tahun Pelajaran

2015/2016. Indonesian Journal on Education and Research, 2(3), 46-53.

Susanto, A. (2016). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Susilawati. (2017). Penggunaan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia. Jurnal Pena Edukasi, 4(3), 98-

106.

Undang-undang No. 14 tahun 2005

Undang-Undang No. 20 tahun 2003

Undang-Undang No. 24 tahun 2005

Page 184: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7795

Marita Tri Susilowati, Fitria Dwi Prasetyaningtyas --- 178

Media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam)

PENGEMBANGAN MEDIA OMSURYA (KOMIK SUMBER DAYA ALAM) PADA PEMBELAJARAN IPS

KELAS IV

Marita Tri Susilowati, Fitria Dwi Prasetyaningtyas [email protected]

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

Sitasi Susilowati, M.T., Ptasetyaningtyas, F.D. (2019). Pengembangan Media Omsurya (Komik Sumber Daya

Alam) pada Pembelajaran IPS Kelas IV. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 178-186. ISBN: 978-623-91681-0-0. DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7795.

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

This study aimed to describe the media design, to test the media feasibility, and to test the effectiveness of OMSURYA (Comic Natural Resources) media on social science learning. This study used a quantitative approach. The type of research used Research and Development (R&D). The techniques of data collection were test, interview, questionnaire, observation, and documentation. The data analysis of this study was analysis of media feasibility and analysis of media effectiveness. The OMSURYA (Comic Natural Resources) media was claimed very appropriate by the material expert with 92,3% feasibility percentage, and by the media expert with 90% percentage or included in the very feasible criteria . The result showed of the mean difference with t test obtained calculated 9,276 more than t table which is 2,08. The average improvement (N-gain) of pretest and posttest data was obtained at 0,6382 with medium criteria. The conclusion of this study is the OMSURYA (Comic Natural Resources) media is appropriate and effective learning that used on the Social Science learning for type and distribution of natural resources in Indonesia material. Keywords: comic; learning media; Social Science

PENDAHULUAN

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 tahun 2016

tentang standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah pada Kurikulum 2013,

menyatakan bahwa ada 8 muatan pelajaran yang harus diajarkan kepada siswa tingkat

Sekolah Dasar, salah satunya adalah muatan pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 37, dijelaskan bahwa IPS

merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan

menengah yang anatara lain mencakup ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan, dan lain

sebagainya yang dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan

kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat. Tujuan utama

Page 185: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7795

Marita Tri Susilowati, Fitria Dwi Prasetyaningtyas --- 179

Media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam)

pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka

terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif

terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap

masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat

(Susanto, 2014:145).

Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan melalui data observasi,

wawancara, dan data hasil belajar, didapat informasi bahwa dalam pembelajaran IPS

penggunaan media pembelajaran yang digunakan masih sangat terbatas. Guru hanya

menggunakan media berupa papan tulis dan gambar-gambar yang terdapat pada buku

siswa. Hal tersebut membuat siswa kurang dapat memahami materi pelajaran yang

disampaikan hal tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa rendah dan belum mencapai

KKM.

Permasalahan tersebut dapat dilihat dengan perolehan hasil Ulangan Akhir

Semester I kelas IV SD Negeri Mangkang Wetan 03. Sebagian besar siswa pada muatan

IPS belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM dari muatan IPS adalah 65.

Dari 22 siswa, jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya 8 orang siswa atau

sebesar 36,4% sedangkan yang mendapatkan nilai kurang dari 65 ada 14 siswa atau

sebesar 63,6%.

Untuk mengoptimalkan hasil belajar diperlukan berbagai faktor. Salah satu faktor

yang dapat mengoptimalkan hasil belajar adalah media pembelajaran. Pernyataan

tersebut sesuai dengan pendapat Indaryati dan Jailani (2015:85) yang menyatakan

bahwa media pembelajaran merupakan salah satu faktor utama yang dapat

mempengaruhi hasil belajar siswa, karena melalui medialah pesan pembelajaran dapat

disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut. Siswa membutuhkan media

pembelajaran yang mampu menstimulus keinginan mereka untuk membaca dan

mempelajari materi IPS. Dengan adanya media pembelajaran, siswa lebih mudah

menyerap materi yang disampaikan oleh guru serta membuat siswa menjadi lebih tertarik

mengikuti pembelajaran. Sejalan dengan hal tersebut, penggunaan media pembelajaran

yang tepat dan menarik dapat berfungsi untuk meningkatkan prestasi dan motivasi

belajar siswa (Sunarti, dkk., 2016:60). Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti ingin

Page 186: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7795

Marita Tri Susilowati, Fitria Dwi Prasetyaningtyas --- 180

Media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam)

mengembangkan media pembelajaran OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) pada

pembelajaran IPS materi jenis dan persebaran sumber daya alam di Indonesia untuk

mengoptimalkan pembelajaran IPS yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru kelas

IV SD.

Menurut Sudjana dan Rivai (2015:64) Komik merupakan suatu bentuk kartun yang

mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang dihubungkan

dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan bagi pembacanya. Menurut

Daryanto (2016:146) komik memiliki beberapa kelebihan yaitu meningkatkan

kemampuan membaca siswa, meningkatkan penguasaan kosa kata, membuat pembaca

terlibat secara emosional sehingga siswa membacanya hingga akhir.

Penelitian yang mendukung pemecahan masalah ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Shaminin Krishnan dan Kamisah Othman tahun 2016, yang berjudul

“Effectiveness of Using Comic To Increase Pupils’ Achievements And Higher Order

Thinking Skills In Science. International Journal of English and Education”. Hasil penelitian

menunjukan ada peningkatan yang signifikan yang dicapai oleh murid dalam topik Energi

dengan menggunakan media komik, sehingga meningkatkan kemampuan untuk

mengingat fakta dan konsep. Agar kemampuan berpikir lebih tinggi, implikasi utama dari

studi ini adalah bahwa komik efektif menjadi media untuk meningkatkan proses belajar

mengajar, sehingga membuatnya menarik untuk belajar ilmu.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah desain pengembangan, menguji kelayakan, dan menguji keefektifan media

OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) pada pembelajaran IPS materi jenis dan

persebaran sumber daya alam di Indonesia kelas IV SD Negeri Mangkang Wetan 03.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui desain pengembangan, menguji

kelayakan, dan menguji keefektifan media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) pada

pembelajaran IPS materi jenis dan persebaran sumber daya alam di Indonesia kelas IV

SD Negeri Mangkang Wetan 03.

Page 187: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7795

Marita Tri Susilowati, Fitria Dwi Prasetyaningtyas --- 181

Media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Metode penelitian

Resech and Development (R&D) merupakan metode penelitian yang digunakan untuk

menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,

2016: 407). Pada penelitian pengembangan media OMSURYA (Komik Sumber Daya

Alam), peneliti menggunakan model pengembangan Sugiyono hanya sampai pada 8

langkah saja karena peneliti memiliki keterbatasan yaitu waktu dan biaya untuk

melaksanakan produksi massal. Sehingaa 8 tahapan yang digunakan diantaranya: (1)

potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain produk; (4) validasi desain; (5)

revisi desain; (6) uji coba produk; (7) revisi produk; (8) uji coba pemakaian.

Data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan

data kualitatif. Sedangkan subyek penelitia terdiri atassiswa, guru, pakar/ahli dan peneliti.

Variabel yang diukur dalam penelitian ini meliputi desain pengembangan media

OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam), kelayakan media OMSURYA (Komik Sumber Daya

Alam), dan keefektifan media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) terhadap hasil

belajar IPS.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah teknik tes dan teknik

non tes. Teknik tes berupa soal pretest dan posttest. Teknik non tes pada penelitian ini

menggunakan instrumen berupa wawancara, angket kebutuhan guru dan siswa, angket

penilaian ahli, angket tanggapan guru dan siswa, dan dokumentasi.

Teknik analisis data menggunakan analisis data produk, untuk mengetahui

kelayakan media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam). Analisis data awal/uji persyarata

analisis, uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar IPS sebelum

dan sesudah menggunakan mediaOMSURYA (Komik Sumber Daya Alam). Uji N-gain

digunakan untuk mengetahui peningkatan rata-rata hasil belajar.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan meliputi desain dan komponen media OMSURYA (Komik

Sumber Daya Alam), kelayakan media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) oleh

validator ahli, dan keefektifan media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam).

Page 188: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7795

Marita Tri Susilowati, Fitria Dwi Prasetyaningtyas --- 182

Media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam)

Desain dan Komponen Media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam)

Media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) yaitu media pembelajaran komik

dalam bentuk buku yang ceritanya membahas tentang materi jenis dan persebaran

sumber daya alam di Indonesia. Media ini dirancang untuk mempermudah siswa dalam

mempelajari materi jenis dan persebaran sumber daya alam di Indonesia. Perancangan

media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) didahului dengan merancang prototipe

sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa, serta materi ajar IPS. Komik memliki beberapa

manfaat dan kelebihan salah satunya yang dikemukakan oleh Buchori (2015:67) komik

dapat merangsang motivasi belajar siswa. Sedangkan menurut Nugraheni (2017:115)

komik dapat membantu siswa mencari informasi baru dan meningkatkan keaktifan siswa

dalam proses belajarnya.

Desain media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) yang dikembangkan dalam

penelitian ini terdapat beberapa bagian yaitu: (1) sampul depan, (2) halaman prakata,

(3) petunjuk penggunaan komik, (4) daftar isi, (5) kompetensi Dasar, (6) indikator, (7)

tujuan Pembelajaran, (8) Peta konsep, (9) Pengenalan tokoh, (10) isi materi dalam

bentuk cerita, (11) uji kompetensi, (12) daftar pustaka, dan (13) biodata

penulis.rancangan pengembangan media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam)

berukuran A4 (lebar 21 cm x 29,7 cm), menggunakan huruf Comic Sans MS, kertas yang

akan digunakan pada sampul yaitu ivory dan kaertas pada isi buku adalah CTS/ Art Paper.

Komik yang dikembangkan juga disesuaikan dengan tujuan dan materi yang akan

diajarkan yaitu materi jenis dan persebarn sumber daya alam di Indonesia.

Page 189: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7795

Marita Tri Susilowati, Fitria Dwi Prasetyaningtyas --- 183

Media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam)

Validasi Ahli terhadap Media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam)

Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Validasi Penilaian oleh Ahli Materi

Indikator Skor yang

diperoleh

Skor maksimal

Aspek Kesesuaian Materi 19 20

Aspek Penyajian Materi 19 20

Aspek Kebahasaan 10 12

Jumlah skor 48 52

Persentase 92,3%

Kriteria Sangat Layak

Tabel 1 menunjukan bahwa hasil validasi penilaian komponen kelayakan isi media

OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) oleh ahli materi termasuk dalam kriteria “sangat

layak” dengan skor 48 dan presentase sebesar 92,3%. Hasil validasi dari ahli materi

menunjukan bahwa media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) sangat layak diuji

cobakan dengan revisi sesuai dengan komentar dan saran dari validator ahli materi.

Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Validasi Penilaian oleh Ahli Media

Indikator Skor yang

diperoleh

Skor maksimal

Aspek Kesesuaian Media 11 12

Aspek Mutu Teknis 24 28

Aspek Kualitas 19 20

Jumlah skor 54 60

Persentase 90%

Kriteria Sangat Layak

Tabel 2 menunjukan bahwa hasil validasi penilaian komponen penyajian media

OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) oleh ahli media termasuk dalam kriteria “sangat

layak” dengan skor 54 dan presentase sebesar 90%. Hasil penilaian dari validator media

menunjukan bahwa media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) sangat layak untuk

diujicobakan dengan revisi sesuai komentar dan saran dari validator ahli media.

Hasil validasi oleh ahli media memperoleh skor 60 dengan persentase 93,75%

dengan interpretasi “sangat baik”. Validasi oleh ahli materi memperoleh skor 74 dengan

Page 190: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7795

Marita Tri Susilowati, Fitria Dwi Prasetyaningtyas --- 184

Media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam)

persentase 92,5% dengan interpretasi “sangat baik”. Hal tersebut menunjukan media

komik yang dikembangkan sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran

berdasarkan ahi media dan ahli materi.

Hasil Angket Tanggapan Siswa dan Guru terhadap Media OMSURYA (Komik

Sumber Daya Alam)

Angket tanggapan siswa terdiri dari 16 indikator yang diberikan kepada 6 siswa

SD Negeri Mangkang kulon 01 pada uji coba produkdengan hasil bahwa siswa antusias

terhadap pembelajaran dengan menggunakan media OMSURYA (Komik Sumber Daya

Alam).

Angket tanggapan guru terdiri dari 16 indikator, pada uji coba produk dari 21

aspek yang ditanyakan semuanya mendapat tanggapan positif dengan skor 1 atau 100%.

Dari persentase tersebut selanjutnya dikonversikan ke dalam kriteria tanggapan dan

termasuk ke dalam kriteria sangat layak.

Keefektifan Media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam)

Tabel 3 Hasil Uji Perbedaan rata-rata Nilai Pretest dan Posttest

Data thitung ttabel α Dk Keterangan

Pretest 9,276 2,08 5% 42 Ha diterima

Posttest

Berdasarkan tabel 3 hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata dengan

menggunakan rumus polled varians diperoleh thitung sebesar 9,276 dan ttabel sebesar 2,08.

Karena thitung > ttabel maka Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media

OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) efektif digunakan pada pembelajaran IPS

terhadap hasil belajar siswa. Sehingga dapat disimpulkan hasil perhitungan T-test

terdapat perbedaan antara hasil belajar sebelum dan sesudah menggunakan

mediaOMSURYA (Komik Sumber Daya Alam). Setelah diketahui perbedaan rata-rata nilai

pretest dan posstest , selanjutnya adalah mencari seberapa besar peningkatan rata-rata

Page 191: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7795

Marita Tri Susilowati, Fitria Dwi Prasetyaningtyas --- 185

Media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam)

nilai pretest dan posstest. Hasil peningkatan rata-rata nilai pretest dan posstest disajikan

dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4 Hasil Uji Peningkatan Rata-rata (N-Gain)

Data Rata-rata Banyak

Siswa

Selisih

Rata-

rata

N-gain Kriteria

Pretest 62,4 22 24 0,638 Sedang

Postest 86,4

Tabel 4 menunjukan peningkatan rata-rata pretest dan posttest siswa kelas IV SD

negeri Mangkang Wetan 03 sebesar 0,638 dan termasuk dalam kriteria sedang dengan

selisih rata-rata sebesar 24. Peningkatan rata-rata menunjukan bahwa media OMSURYA

(Komik Sumber Daya Alam) efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar pada

pembelajaran IPS materi jenis dan persebaran sumber daya alam di Indonesia.

SIMPULAN

Pengembangan media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam) telah melalui

penilaian kelayakan isi dengan penilaian sebesar 92,3%, dan komponen penyajian

sebesar 90%. Hasil uji perbedaan rata-rata menggunakan uji t diperoleh thitung sebesar

9,276 lebih besar dari ttabel sebesar 2,08. Karena thitung > ttabel maka Ha diterima.

Peningkatan rata-rata (N-gain) data pretest dan posttest diperoleh sebesar 0,638 dengan

kriteria sedang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa media OMSURYA (Komik Sumber

Daya Alam) layak dan efektif untuk digunakan pada pembelajaran IPS materi jenis dan

persebaran sumber daya alam di Indonesia terhadap hasi belajar siswa kelas IV SD Negeri

Mangkang Wetan 03.

DAFTAR PUSTAKA

Buchori, A. (2015). Development Learning Model Of Charactereducation Through E-

Comic in Elementary School. International Journal of Education and Research, 3(9).

Daryanto. (2016). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Page 192: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7795

Marita Tri Susilowati, Fitria Dwi Prasetyaningtyas --- 186

Media OMSURYA (Komik Sumber Daya Alam)

Ernawati, D. (2016). Pengembangan Media Komik Pembelajaran Ipa Kelas IV Tahun

Ajaran 2015/2016 di SD. Jurnal PGSD, 4(2).

Indriyati & Jailani. (2015). Pengembangan Media Komik Pembelajaran Matematika

Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V. Jurnal Prima Edukasia

Universitas Negeri Yogyakarta. 3(1).

Krishnan, S., & Othman, K. (2016). Effectiveness of Using Comic To Increase Pupils’

Achievements And Higher Order Thinking Skills In Science. International Journal of

English and Education. Universiti Kebangsaan Malaysia, 5(3).

Kustandi, C. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

MERÇ, A. (2013). The Effect Of Comic Strips on Efl Reading Comprehension. International

Journal on New Trends in Education and Their Implications Anadolu University

TURKEY, 4(1).

Nugraheni, N. (2017). Penerapan Media Komik pada Pembelajaran MAtematika di Sekolah

Dasar. Jurnal Refleksi Edukatika, 7(2).

Rivai, A., & Nana, S. (2015). Media Pembelajaran. Bandung:Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: C.V Alfabeta.

Sunarti. R., Selly., & Wardani, S. (2016). Pengembangan Game Petualangan “Si Untuk

Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar. Cakrawala

Pendidikan, 37(1).

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:

Badan Standar Nasional Pendidikan.

Widyaningtyas, R. S., Rusilowati, A. & Mosik. (2014). Pengembangan Komik Bervisi SETS

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Kelas IV Materi Sumber Daya Alam dan

Kebencanaan Alam Tahun 2012/2013. Unnes Phisics Education Journal, 3(1).

Page 193: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7797

Elok Fariha Sari, Nursiwi Nugraheni, Trimurtini --- 187

Media Pembelajaran Interaktif, Pembelajaran Matematika SD

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATERI PELUANG PADA MATAKULIAH PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

Elok Fariha Sari, Nursiwi Nugraheni, Trimurtini

[email protected], [email protected], [email protected]

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

Sitasi Sari, E.F., Nugraheni, N., & Trimurtini. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Materi

Peluang pada Matakuliah Pembelajaran Matematika SD. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar, halaman 187-197. ISBN: 978-623-91681-0-0, DOI: http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7797

Penyerahan

Revisi

Terbit

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif materi peluang pada mata kuliah pembelajaran matematika SD. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan, dengan menggunakan model ADDIE. Yaitu salah satu model pengembangan media yang digunakan dalam berbagai jenis pengembangan media pembelajaran. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE menurut Lee & Owens

(2004) yang terdiri dari 5 tahap yaitu : (1)analisis, (2) desain, (3)pengebangan, (4) implementasi, (5) evaluasi.Validasi media dilakukan oleh seorang ahli media dan ahli materi. Media yang dihasilkan diujicobakan kepada 40 orang mahasiswa semester 5 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang (Jurusan PGSD FIP UNNES). Hasil pengembangan media ini berupa file media pembelajaran interaktif materi peluang yang dapat digunakan dengan laptop. Hasil uji kelayakan menunjukkan bahwa media layak digunakan terbukti dengan validasi ahli media mendapatkan nilai 3,2 yang artinya masuk dalam kategori layak digunakan, ahli materi mendapatkan nilai 3,2 masuk dalam kategori layak digunakan tanpa revisi, dan respon positif mahasiswa sebanyak 90,9% menyatakan media layak digunakan. Keywords: media pembelajaran interaktif, pembelajaran matematika SD

PENDAHULUAN

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sesuai dengan kebutuhan manusia

untuk mengikuti perkembangan peradaban. Begitu juga dengan peningkatan kualitas

perkuliahan pembelajaran matematika SD juga harus seiring dan sejalan dengan

perkembangan tersebut. Dengan adanya peningkatan kualitas perkuliahan terutama

untuk mata kuliah pembelajaran matematika SD, diharapkan dapat meningkatkan hasil

belajar mahasiswa. Peningkatan kualitas pembelajaran ini dapat berupa penggunaan

media pembelajaran yang lebih bervariatif.

Page 194: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7797

Elok Fariha Sari, Nursiwi Nugraheni, Trimurtini --- 188

Media Pembelajaran Interaktif, Pembelajaran Matematika SD

Materi pembelajaran dapat disampaikan dengan suatu alat yang biasa disebt

dengan media pembelajaran. Pembelajaran pada proses tatap muka perkuliahan

merupakan sebuah proses komunikasi antara peserta didik dan pengajar. Media sebagai

pembawa pesan sangat berrarti bagi seorang mahasiswa. Oleh karena itu sebagai penyaji

dan penyalur pesan dalam hal-hal tertentu media dapat mewakili dosen menyampaikan

informasi secara jelas dan menarik. Metode dan media pembelajaran yang digunakan

oleh dosen sangat berpengaruh terhadap hasil proses belajar mengajar. Untuk

menciptakan proses belajar mengajar yang dapat menimbulkan komunikasi dua arah,

serta dapat mencapai tujuan pembelajaran matematika yang sesuai dengan waktu yang

tersedia maka dikembangkan bentuk pembelajaran matematika yang tidak hanya

berpusat pada dosen tetapi juga berpusat pada mahasiswa.

Saat ini teknologi komputer tidak lagi hanya digunakan sebagai sarana

perhitungan dan pengolahan kata tetapi juga sebagai sarana belajar multimedia yang

memungkinkan seorang pengajar dapat membuat desain dan rekayasa suatu materi yang

diajarkan pada peserta didik. Komputer juga dapat merangsang peserta didik yaitu

mahasiswa untuk mengerjakan latihan atau simulasi karena tersedianya animasi grafik,

warna dan musik yang dapat menambah realisme.

Multimedia merupakan gabungan berbagai bentuk yaitu teks, suara, gambar,

animasi dan video yang diatur oleh komputer (Isjoni dkk, 2008) Sajian multimedia dapat

diartikan sebagai teknologi yang mengoptimalkan peran komputer sebagai sarana untuk

menampilkan dan merekayasa teks, grafik, dan suara. Macromedia Flash yang dapat

menampilkan grafis, teks, audio, dan animasi ini dapat dimanfaatkan dalam pembuatan

CD pembelajaran interaktif. Hal ini sangat bermanfaat dalam proses perkuliahan

pembelajaran matematika SD terutama pada pokok bahasan peluang. Dengan tampilan

yang dapat mengkombinasikan berbagai unsur penyampaian informasi dan pesan,

komputer dapat dirancang dan digunakan sebagai media yang efektif untuk mempelajari

dan mengajarkan materi pelajaran matematika.

Berdasarkan hasil pengamatan di Jurusan PGSD FIP UNNES, mahasiswa masih

kesulitan dalam memahami materi pelajaran matematika pada pokok bahasan peluang.

Pada materi peluang ini, mahasiswa masih kesulitan membedakan antara masalah

Page 195: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7797

Elok Fariha Sari, Nursiwi Nugraheni, Trimurtini --- 189

Media Pembelajaran Interaktif, Pembelajaran Matematika SD

mengenai permutasi dan kombinasi. Selain itu penyajian materi pada pokok bahasan

tersebut cenderung monoton dan kurang variasi dalam penggunaan media pembelajaran,

sehingga kurang menarik. Berdasarkan uraian di atas, maka sangatlah penting untuk

mengembangkan media pembelajaran interaktif materi peluang untuk matakuliah

pembelajaran matematika SD. Media ini diharapkan mampu dijadikan pijakan untuk

pengembangan media selanjutnyadan dapat digunakan sebagai referensi mahasiswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan, dengan menggunakan model

ADDIE. Yaitu salah satu model pengembangan media yang digunakan dalam berbagai

jenis pengembangan media pembelajaran. Prosedur pengembangan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah model pengembangan ADDIE menurut Lee & Owens (2004)

yang terdiri dari 5 tahap yaitu : (1)analisis, (2) desain, (3)pengebangan, (4)

implementasi, (5) evaluasi.

Hasil pengembangan divalidasi oleh ahli media dan ahli materi yang meliputi

kelayakan materi pembelajaran, dan RPS. Selain itu produk dijicobakan kepada

mahasiswa untuk mendapatkan tanggapan. Data yang dipeoleh dianalisis menggunakan

statistik deskrptif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan kegiatan penelitian pengembangan media pembelajaran interaktif

materi peluang ini telah dilakukan selama 12 bulan. Model pengembangan dilakukan

dalam lima tahapan, yaitu: analysis (analisis), design (perancangan), development

(pengembangan), implementation (implementasi), evaluation (evaluasi).

Tahap analisis dilakukan hal-hal yang meliputi analisis kurikulum, analisis situasi

dan karakteristik mahasiswa. Analisis kurikulum dilakukan dengan memperhatikan

sebaran kurikulum matematika di PGSD. Tujuannya adalah memperoleh data yang

dijadikan pedoman untuk identifikasi materi dan sebaran materinya. Analisis situasi dan

karakteristik mahasiswa dilakukan di Jurusan PGSD UNNES, sebagai tempat uji coba

Page 196: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7797

Elok Fariha Sari, Nursiwi Nugraheni, Trimurtini --- 190

Media Pembelajaran Interaktif, Pembelajaran Matematika SD

produk. Analisis ini melalui observasi dan wawancara dengan mahasiswa matematika.

Hasil analisis situasi dan karakteristik mahasiswa di Jurusan PGSD adalah sebagai berikut:

(1) pada matakuliah pembelajaran matematika SD penyampaian materi peluang perlu

mendapatkan perhatian khusus (2) mahasiswa belum memaksimalkan laptop mereka

untuk menunjang pembelajaran (3) perlu media baru untuk menambah alat penyampaian

pesan. Berdasarkan hasil analisis mahasiswa memerlukan aktivitas lainnya yang berilai

namun tidak mengganggu mereka dalam memahami dan menyelesaikan soal. Maka

dapat dikatakan bahwa pengembangan media pembelajaran interaktif materi peluang

layak dikembangakan.

Tahap selanjutnya, tahap desain, adalah mendesain media yang akan dibuat

berdasarkan hasil analisis. Desain yang dilakukan yaitu membuat rancangan

pengembangan media untuk pokok bahasan peluang yang meliputi menyusun rancangan

pengembangan media dan aktivitas siswa dan menyusun alur pembelajaran yang berupa

flowchart. Penyusunan rancangan pengembangan media ini bertujuan untuk

menggambarkan keseluruhan isi media pembelajaran yang akan dibuat. Penyusunan

rancangan media yang berisi: (1) judul; (2) komponen media seperti video, audio, dan

animasi. (3) Menyusun flowchart. Langkah selanjutnya adalah menyusun alur yang dibuat

dalam bentuk flowchart berdasarkan rancangan pengembangan media yang dibuat

sebelumnya. Pembuatan flowchart ini bertujuan untuk mempermudah proses

pengembangan dalam menggabungkan komponen-komponen media yang ada. Hasil

selangkapmya dapat dilihat pada Diagram 1.

Page 197: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7797

Elok Fariha Sari, Nursiwi Nugraheni, Trimurtini --- 191

Media Pembelajaran Interaktif, Pembelajaran Matematika SD

Pendahuluan

Kaidah Pencacahan

Mulai

Permutasi

Kombinasi

Peluang Kejadian

Peluang Kejadian Majemuk

Masukan nama Menu Utama Kompetensi Latihan Permainan Simulasi

Materi

Diagram 1. Flowchart Media Pembelajaran Interaktif materi peluang

Pada tahap pengembangan ini rancangan pengembangan yang telah dibuat

dikembangkan menjadi sebuah Media Pembelajaran Interaktif Materi Peluang. Media ini

berbentuk file .swf yang dapat dijalankan pada komputer atau laptop.

Petunjuk

Penggunaan

Keluar

Page 198: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7797

Elok Fariha Sari, Nursiwi Nugraheni, Trimurtini --- 192

Media Pembelajaran Interaktif, Pembelajaran Matematika SD

Gambar 1. Contoh Tampilan Produk Media Pembelajaran Interaktif Materi Peluang

Gambar 2. Contoh Tampilan Materi Pada Produk Media Pembelajaran Interaktif

Materi Peluang

Media tersebut selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen ahli media. Untuk

memperoleh saran dan persetujuan untuk dikembangkan lebih lanjut. Sedangkan untuk

materi dikonsultasikan kepada ahli materi.

Konsultasi kepada ahli media mendapatkan validasi skor 16, artinya bernilai 3,2

kategori layak digunakan. Secara rinci per item sebagai berikut: (1). Cakupan pokok

Page 199: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7797

Elok Fariha Sari, Nursiwi Nugraheni, Trimurtini --- 193

Media Pembelajaran Interaktif, Pembelajaran Matematika SD

bahasan, mendapatkan skor 2. Artinya materi mengacu pada kurikulum di PGSD, (2)

Petunjuk mengerjakan, mendapatkan skor 3. Artinya Ada petunjuk pemakaian yang

cukup lengkap menggunakan bahasa Indonesia, (3) Konstruksi materi, mendapatkan

skor 3, artinya kalimat soal cukup dipahami dan dapat dikerjakan, (4) Tampilan,

mendapatkan skor 4, artinya gambar dan tulisan sesuai denganmateri, (5) Kualitas Bahan

Media, mendapatkan skor 4 artinya media dibuat dengan langkah yang sesuai.

Validasi ahli materi mendapatkan skor 16, yang berarti nilanya adalah 3,2 kategori

layak. Dengan tiap aspek rincian sebagai berikut: (1)Cakupan pokok bahasan,

mendapatkan skor 3 artinya soal mengacu pada kurikulum di PGSD dan di SD, (2)

Petunjuk mengerjakan, mendapatkan skor 4 artinya Ada petunjuk pemakaian yang

lengkap menggunakan bahasa Indonesia, (3) Konstruksi materi, mendapatkan skor 3

artinya kalimat materi tidak mudah dipahami namun dapat dikerjakan, (4)Tampilan,

mendapatkan skor 3 artinya gambar dan tulisan cukup sesuai dengan materi, (5)Kualitas

Bahan Media, mendapatkan skor 3 artinya dibuat dengan langkah-langkah yang cukup

sesuai.

Memasuki tahap keempat yaitu implementasi, 7 mahasiswa melakukan uji coba

mewakili kelompok kecil. Kelima mahasiswa ini setelah belajar materi peluang

menggunakan media pembelajaraninteraktif materi Peluang, diberikan angket. Angket

tersebut meliputi persetujuan dan pertidaksetujuan atas pernyataan tentang media

tersebut. Dari hasil uji kelompok kecil di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

71,4% persetujuan diberikan mahasiswa terhadap pernyataan yang disediakan yang

artinya, media ini layak digunakan untuk uji kelompok besar.

Selajutnya uji kelompok besar media kepada 33 mahasiswa untuk materi peluang.

Uji coba ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan media yang telah dikembangkan.

Selanjutnya mahasiswa mengisi angket yang telah diberikan dengan 20 pertanyaan yang

sama dengan kelompok kecil. Hasil rekapitulasi angket kelompok besar adalah 90,9 %

mahasiswa setuju terhadap pernyataan yang diberikan, artinya media ini layak

digunakan.

Tahap akhir dari pengembangan media pembelajaran interaktif materi peluang ini

adalah tahap evaluasi. Tahap evaluasi dilaksanakan dengan tujuan memperbaiki media

Page 200: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7797

Elok Fariha Sari, Nursiwi Nugraheni, Trimurtini --- 194

Media Pembelajaran Interaktif, Pembelajaran Matematika SD

sebelum versi akhir dibuat. Evaluasi pada tahap ini baru sebatas evaluasi terhadap tahap

sebelumnya. Hasil evaluasi ini adalah: (1). Media Pembelajaran Interaktif materi peluang

dapat memfasilitasi aktivitas mahasiswa dalam matakuliah pembelajaran matematika SD,

hal ini berarti tujuan dari pengembangan media tercapai, (2) Respon positif yang

diberikan mahasiswa menandakan bahwa media pembelajaran interaktif materi peluang

dapat diterima sebagai alternatif media yang dapat digunakan untuk variasi

pembelajaran, (3) Media Pembelajaran interaktif materi peluang dapat dijadikan dasar

untuk memunculkan ide pengembangen media dengan materi lainnya.

PEMBAHASAN

Alat bantu berupa media pembelajaran dibutuhkan seorang mahasiswa untuk

memperoleh informasi baru tentang materi yang diajarkan di dalam pembelajaran

matematika yang abstrak (Nugraheni, 2017. Kreatifitas dan aktifitas peserta didik yaitu

mahasiswa dapat ditumbuhkan melalui pemanfaatan media yang sesuai dalam

pembelajaran (Purnama dkk, 2017). Batasan tersebut dapat digunakan dasar untuk

menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan dalam

kegiatan pembelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan isi materi pembelajaran dan

merangsang mahasiswa untuk belajar.

Media Pembelajaran Interaktif Materi Peluang adalah media yang dikembangakan

peneliti untuk mahasiswa calon guru SD yang mengikuti perkuliahan Pembelajaran

Matematika SD. Media ini merupakan media untuk belajar materi peluang dengan lebih

menyenangkan. Media ini diharapkan mampu menambah kreatifitas siswa dalam ide

pembelajaran dengan materi lainnya

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Materi Peluang ini menggunakan

model pengembangan ADDIE. Model pengembangan ini dilakukan dalam lima tahapan,

yaitu: analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan),

implementation (implementasi), evaluation (evaluasi).

Setelah melewati semua tahapan pengembangan maka terciptalah Media

Pembelajaran Interaktif Materi Peluang yang berisi materi dan latihan soal poko bahasan

peluang dalam bentuk file .swf. Media yang dikembangkan dibuat menarik dengan

Page 201: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7797

Elok Fariha Sari, Nursiwi Nugraheni, Trimurtini --- 195

Media Pembelajaran Interaktif, Pembelajaran Matematika SD

paduan materi, warna, efek suara dan efek tulisan yang berpadu sempurna. Hal ini

diharapkan merubah persepsi mahasiswa bahwa materi peluang membosankan menjadi

menyenangkanSiswa yang berminat sikapnya akan senang terhadap pelajaran danakan

tampak terdorong terus untuk tekun belajar, berbeda dengan siswa yang sikapnya hanya

menerima pelajaran yang guru berikan (Heriyati, 2017). Sikap belajar siswa akan terlihat

sebagai suatu perasaan senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, suka atau

tidak suka terhadap hal-hal tertentu ketika proses pembelajaran berlangsung (Lambertus,

Ambarsari & Maonde, 2016). Sikap peserta didik terhadap mata pelajaran harus lebih

positif setelah peserta didik mengikuti pembelajaran dibanding sebelum mengikuti

pembelajaran (Budiman, 2014). Bagi yang menganggap matematika menyenangkan

maka akan tumbuh motivasi dalam diri peserta didik untuk mempelajari matematika dan

optimis dalam menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat menantang dalam

pelajaran matematika (Lestari, 2017). Pembelajaran matematika dapat menjadi

pengalaman yang menyenangkan bagi setiap siswa. Jika seseorang memiliki minat

belajar matematika, maka ia akan menunjukkan tingkah laku seperti menginginkan

materi matematika lebih banyak, secara sukarela mencarinya, dan bahkan mau

mengulanginya (Suwoto, 2015). Perasaan senang akan menimbulkan minat belajar yang

diperkuat lagi oleh sikap positif, sebaliknya perasaan yang tidak senang menghambat

dalam belajar karena tidak melahirkan sikap yang positif dan tidak menunjang minat

dalam belajar (Ratnasari, 2017). Kemampuan untuk mengerjakan soal matematika bukan

hanya sekedar menghafal rumus, tetapi juga ketelitian dan keyakinan atau anggapan

yang positif terhadap matematika (Syamarro, Saluky & Winarso, 2015). Matematika

berguna untuk memperoleh keterampilan-keterampilan tertentu dan untuk

mengembangkan cara berpikir (Sumartono & Normalina, 2015). Siswa yang mempunyai

perasaan senang atau sikap positif dengan mata pelajaran matematika akan dapat

membangun rasa ingin tahu yang besar yang akan berdampak mendukungnya proses

belajar mengajar karena siswa akan mudah mengungkapkan pendapat, pertanyaan atau

jawabannya (Prasetyawan, 2017).

Page 202: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7797

Elok Fariha Sari, Nursiwi Nugraheni, Trimurtini --- 196

Media Pembelajaran Interaktif, Pembelajaran Matematika SD

SIMPULAN

Simpulan dari tulisan ini adalah proses pengembangan media melalui 5 tahap

ADDIE yaitu Analisys, design, development, implementation, dan evaluation yang

menghasilkan Media Pembelajaran Interaktif Materi Peluang berbentuk media

pembelajaran dalam file .swf yang berisi materi dan latian soal materi peluang. Hasil uji

kelayakan menunjukkan bahwa media layak digunakan terbukti dengan validasi ahli

media mendapatkan nilai 3,2 yang artinya masuk dalam kategori layak digunakan, ahli

materi mendapatkan nilai 3,2 masuk dalam kategori layak digunakan tanpa revisi, dan

respon positif mahasiswa sebanyak 90,9% menyatakan media layak digunakan. Adapun

saran yang diberikan agar Media Pembelajaran Interaktif Materi Peluang dapat digunakan

dalam matakuliah pembelajaran matematika SD di PGSD UNNES.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, H. (2014). Pengaruh Pembelajaran Geometri Terhadap Sikap Matematik dan

Kecemasan Matematika Siswa. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 3(1),

20-30.

Heriyati. (2017). Pengaruh Minat dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar

Matematika. Jurnal Formatif, 7(1), 22-32.

Lambertus, A,M., & Maonde, F. (2016). Pengaruh Sikap Siswa Terhadap Hasil Belajar

Matematika Melalui Kombinasi Model Pembelajaran Kooperatif. Jurnal Pendidikan

Matematika,7(2), 105-124.

Lee, W. & Owens, D.L. (2004). Multimedia Based Instructional Design, Second Edition.

United States Of America: John Wiley & Sonc, Inc.

Lestari, W. (2017). Pengaruh Kemampuan Awal Matematika dan Motivasi Belajar

Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Analisa, 3(1), 76-84.

Nugraheni, N. (2017). Penerapan Media Komik Pada Pembelajaran Matematika di Sekolah

Dasar. Jurnal Refleksi Edukatika, 7(2)111-117.

Nugraheni, N, Sari, Elok Fariha, & Trimurtini. (2018). Pengembangan Media Geometry

Fun Activity Berciri Konservasi Pada Kuliah Geometri dan Pengukuran SD. Laporan

Penelitian. Tidak dipublikasikan. FIP UNNES.

Purnama, MD., Irawan, E.B., & Sa’dijah, C. (2017). Pengembangan Media Box Mengenal

Bilangan dan Operasinya Bagi Siswa Kelas 1 di Sdn Gadang 1 Kota Malang. Jurnal

Kajian Pembelajaran Matematika, 1(1), 46-51.

Ratnasari, I.W. (2017). Hubungan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika.

Psikoborneo, 5(2),400-405.

Page 203: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU, 2019

ISBN : 978-623-91681-0-0 | DOI : http://dx.doi.org/10.33578/psn.v1i1.7797

Elok Fariha Sari, Nursiwi Nugraheni, Trimurtini --- 197

Media Pembelajaran Interaktif, Pembelajaran Matematika SD

Suwoto. 2015. Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Pembelajaran Matematika Realistik

Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sumbergempol Kabupaten Tulungagung.

Dinamika, 15(1),105-116.

Syamarro, N., Saluky., & Winarso, W. (2015). Pengaruh Motivasi dan Persepsi Siswa pada

Matematika Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII di MTS Al-

Hidayah Dukupuntang Kabupaten Cirebon (Pokok Bahasan Kubus dan Balok).

EduMa, 4(2).

Page 204: PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH … · Diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar ... sehingga buku Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Guru