prosiding - staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/198907082014042001/penelitian... ·...

17

Upload: vonhan

Post on 28-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

PROSIDINGSEMINAR NASIONALPENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL19 APRIL 2016

“MENINGKATKAN KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITYDENGAN PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DALAM

MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT”

Prof. Dr. Yoyon Suryono, MSKarta Sasmita, S.Pd., M.Si., Ph.D.Dr. Iis Prasetyo, MMLutfi Wibawa, M.Pd.

2016

ii

PROSIDINGSEMINAR NASIONALPENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL19 APRIL 2016MENINGKATKAN KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILIY DENGANPENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DALAM MEMBERDAYAKANMASYARAKAT

ISBN 978-602-7981-96-6

I. Artikel II. Judul III. Prof. Dr. Yoyon Suryono, dkk

Judul Buku :SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL“MENINGKATKAN KEMITRAAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILIY DENGANPENDIDIKAN NONFORMAL DAN INFORMAL DALAM MEMBERDAYAKANMASYARAKAT”

Penyunting :Prof. Dr. Yoyon Suryono, MSKarta Sasmita, S.Pd., M.Si., Ph.D.Dr. Iis Prasetyo, MMLutfi Wibawa, M.Pd.Tata Letak :Mareta Puspita, S.Pd.Penerbit:UNY PressKompleks Fak. Teknik UNY, Kampus KarangmalangYogyakarta 55281 Phone : (0274) 589346E-mail : [email protected]

Hak Cipta Dilindungi Undang-UndangMemfoto copy atau memperbanyak dengan cara apapun,Sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizin penerbitAdalah tindakan tidak bermoral dan melawan hukum

iii

Kata PengantarProsiding “Meningkatkan Kemitraan Corporate Social Responsibility (CSR)dengan Pendidikan Non Fromal dan Informal Dalam Memberdayakan Masyarakat”merupakan salah satu wahana yang menfasilitasi bagi peneliti dan penulis untuk dapatmensosialisasikan hasil – hasil penelitian dan pemikiran kritis tentang PNFI dalampemberdayaan masyarakat. Prosiding ini merupakan salah satu upaya yang dilakukanuntuk membangun budaya akademik dan tanggungjawab peneliti dan penulis yaitumempublikasikan hasil – hasil penelitian dan tulisannya agar terpublikasi. Istilah“publish or perish” yang dikemukakan Dr. Silent menjadi benar adanya bahwa jikapenelitian tidak dipublikasikan maka hasil penelitian tersebut akan menjadi musnahdan tidak bermakna karena tidak dapat dimanfaatkan.Prodi PLS FIP UNY sebagai salah satu prodi di UNY memiliki kewajiban untukdapat mengembangkan keilmuwan Pendidikan Luar Sekolah dan memberikankontribusi yang lebih lebih baik terhadap masyaakat, akademisi maupun birokrasi.Harapannya setelah hasil – hasil penelitian dan pemikiran kritis ini disosialisasikandapat lebih mempercaya khasanah keilmuwan dan memperkuat konsep dan teori yangdibangun di dunia akademisi dan berkembang kemitraan dengan berbagai stakeholder.Semakin dinamis jaman semakin dinamis pula perkembangan ilmu pengetahuan,oleh karena itu kami menyadari bahwa kita harus ikut bergerak memperbaharui danmemperkuat ilmu pengetahuan melalui sosialisasi hasil penelitian dan pemikiran kritis.Mudah – mudahan artikel-artikel dalam prosiding ini mampu memberikan sumbangsihbagi pengembangan profesionalitas para akedemisi dan praktisi pemberdayaanmasyarakat. Yogyakarta, April 2016Ketua Jurusan PLS FIP UNYLutfi Wibawa, M. PdNIP 197808212008011106

iv

PendahuluanPemberdayaan masyarakat dimaknai sebagai suatu aktivitas yang dimaksudkanuntuk mengembangkan warga masyarakat dan lingkungannya menjadi sejahtera.Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan oleh berbagai pihak yang ada dimasyarakat. Salah satunya adalah organisasi bisnis dengan aktivitas tanggung jawabsosialnya atau corporate social responsibility (CSR). CSR merupakan bentuk tanggungjawab perusahaan pada para pihak yang berkepentingan. Berbagai aktivitas CSR banyakdilakukan oleh organisasi bisnis baik di level regional, nasional, maupun internasionalterkait dengan peningkatan kesehatan, pendidikan, keamanan, pengembangan tenagakerja, kelestarian lingkungan hidup, pengembangan ekonomi dan masyarakat, danpemenuhan kebutuhan dasar lainnya.Keberadaan organisasi bisnis dengan tanggung jawab sosialnya merupakansuatu peluang bagi lembaga pendidikan nonformal dan informal dalam memperolehsumber daya baik material maupun nonmaterial yang dibutuhkan dan dapatdidayagunakan dalam penyelenggaraan pembelajaran, pengembangan kualitas sumberdaya manusia, pengembangan kurikulum pendidikan, dan pengembangan kemampuanmanajemen pendidikan dalam rangka mengembangkan warga masyarakat yangkompeten, mandiri, bertanggung jawab, partisipatoris dan berkehidupan harmonis.Mendasarkan hal di atas, dipandang penting untuk melakukan kegiatanpendidikan yang dapat membangun kesadaran, pemahaman, dan komitmen untukbermitra dan bersinergi antara pendidikan nonformal dan informal dengan organisasibisnis dalam rangka memberdayakan warga masyarakat, yaitu: Seminar Nasional,dengan tema: “Meningkatkan Kemitraan Corporate Social Responsibility (CSR) danPendidikan Nonformal dan Informal dalam Memberdayakan Masyarakat”Yogyakarta, April 2016Ketua PanitiaDr. Entoh Tohani, M.Pd.

v

DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………………………… iKATA PENGANTAR…………………………………………………………………….. iiiPENDAHULUAN ………………………………………………………………………... ivDAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… v

Pemakalah PendampingTema: Best Practice Pemberdayaan Masyarakat

1. Program Sarjana dan Pemuda Penggerak Wajib Belajar, Kemitraannya dengan CorporateSocial ResponsibilityOleh: Muhammad Ishaq 1

2. Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Dalam Menanggulangi Kemiskinan di KabupatenTanah LautOleh: Rosalina Kumalawati, dan Dianita Anjarini Kudiastuti . 16

3. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan Melalui Penguatan Pendidikan Multikeaksaraandengan Teknik Participatory Rural Appraisal (PRA)Oleh: Mintarsih Arbarini 22

4. Peran Modal Sosial Dalam Pemberdayaan MasyarakatOleh: Rachmawati Putri 36

5. Etika Sosial dalam Memberdayakan Masyarakat SundaOleh: Ansori 48

6. Pos Pemberdayaan Keluarga Sebagai Model Pemberdayaan Masyarakat di DesaCikarang Kecamatan Dramaga kabupaten BogorOleh: Abdul Karim Halim, Wartini, Nur Ali 54

7. Pemberdayaan Masyarakat Pada Masyarakat Ekonomi ASEANOleh: Rivo Nugroho 69

8. Best Practice Program CSR Pada Pendidikan Formal dan Nonformaldi Kabupaten GunungkidulOleh: Fitta Ummaya Santi, Heru Raharjo 77

9. Peran Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam PemberdayaanPerempuan DesaOleh: Lutfi Ariefianto 84

Tema: Kewirausahaan dalam Pemberdayaan Masyarakat1. Implementasi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kelompok Belajar Usaha di

Desa GemawangOleh: Abdul Malik 102

2. Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Pendidikan KewirausahaanMasyarakat (PKM) menjahit dalam Menumbuhkan Sikap Kewirausahaandi LKP Modes Latifah Sidoarum-Jawa TimurOleh: Wiwin Yulianingsih 112

3. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kewirausahaan Ekonomi Kreatif BerbasisKearifan LokalOleh: Heryanto Susilo . 120

4. Pemberdayaan Masyarakat melalui Pendampingan Peningkatan KeterampilanWirausaha Baru Industri Makanan dan Minuman Berbasis Biji-BijianOleh:Gunarti Dwi Lestari 126

5. Pembinaan Perilaku Kewirausahaan Berbasis Potensi Lokal Untuk KemandirianUsaha Pemuda Kawasan Wisata Candi “Jiwa”Oleh: Dayat Hidayat 132

6. Fungsi dan Peran Kurikulum dalam Pembelajaran Pelatihan KewirausahaanOleh: Sutangsa 143

vi

7. Sentra Kewirausahaan dalam Program Desa Vokasi Sebagai ModelPemberdayaan Masyarakat PedesaanOleh: Tri Suminar 149

8. Pendidikan Kecakapan Hidup dalam Mewujudkan kemandirian Ekonomi MasyarakatOleh: Rezka Arina Rahma 157

9. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kewirausahaan dalam MeningkatkanKecakapan HidupOleh: Lilis Karwati 162

10. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Kelompok belajar Usaha Life SkillUntuk meningkatkan Kualitas Hidup di Sanggar kegiatan belajar (SKB) Kota ParepareOleh: Nur Ida 169

11. Pemberdayaan Perempuan Melalui Pendidikan Kecakapan Hidupdi Desa Wisata BejiharjoOleh: Tristanti 177

Tema: Sumbangan PNF dalam Pemberdayaan1. Strategi Membangkitkan Kebanggaan Anak Usia Dini Berbasis Kearifan Lokal

Melalui Dongeng Topeng MalanganOleh: Suyadi . 184

2. Studi Evaluasi Pelaksanaan Program Pendidikan Kesetaraan Paket B DenganPendekatan CIPP di Kabupaten SemarangOleh: Fakhrudin dan Utsman 190

3. Sumbangan Pendidikan Nonformal dan Pendidikan Informal TerhadapPemberdayaan MasyarakatOleh: M.Djauzi Moedzakir. 198

4. Pemberdayaan Keluarga Dalam Membangun Karakter Pendidikan Anak Usia DiniOleh: Emmy Budiartati 206

5. Model Pemberdayaan Penyandang Cacat Melalui Pelatihan Life Skill danPembentukan Inkubator WirausahaOleh: Widodo 215

6. Penanaman Karakter Kewirausahaan Warga Belajar Pendidikan KesetaraanMelalui PKBM Desa WisataOleh: Joko Sutarto, Rasdi Ekosiswoyo 226

7. Pendidikan Alternatif KBQTOleh: Imam Shofwan 236

8. Pendidikan Anak Usia Dini Berwawasan WisataOleh: Sidik Nuryanto 249

9. Pemberdayaan Pemuda Sebuah Teori Menuju ImplementasiOleh: Lutfi Wibawa 256

10. Optimalisasi Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat untuk Memenuhi KebutuhanBelajar MasyarakatOleh : Edi Widianto 264

11. Pemberdayaan Masyarakat melalui Pendidikan NonformalOleh : Khomsun Nur Halim 271

Tema: Model-model PNF dalam Organisasi dan Bisnis1. Peningkatan Mutu Sarana dan Prasarana Lembaga Kursus Dalam Menghadapai

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di LKP Kresna Informatika TulungagungOleh: Usup 288

2. Peran Dunia Usaha dan Industri (DUDI) dalam Pengembangan MasyarakatOleh: Wiwin Herwina 294

3. Model Pengembangan kemitraan PKBM

vii

Oleh: Karta Sasmita 3014. Manajemen Inovasi Wirausaha Berkarakter di SKB Kota Gorontalo

Oleh: Abdul Rahmat 3135. Peran Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) dalam Rangka Pemberdayaan masyarakat

Oleh: Anik Wahjuningsih 3256. Model Pembelajaran PRA Keaksaraan Untuk Anak Sebagai Peluang Bisnis

di Bidang Jasa Pendidikan Nonformal dengan Metode Aku Cepat Membaca (ACM)Oleh: Nur Tsuroyah 334

7. Kemitraan Strategis untuk Penguatan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)yang Bermutu dan BerkelanjutanOleh: Muhammad Arief Rizka, Suharyani 346

8. Peran Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Pengembangan ProgramPendidikan Non FormalOleh: Hiryanto . 355

9. Pengembangan Kapasitas Kewirausahaan Sosial Mahasiswa Jurusan PLSMelalui Experiential based LearningOleh : Entoh Tohani 363

10. Pola Agen Perubahan dalam Pemberdayaan Masyarakat melalui JaringanPendidikan Nonformal dan InformalOleh: Zulkarnain 372

11. Strategi Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Pemberdayaan Masyarakatdi Desa Wisata Bejiharjooleh : Yudan Hermawan 383

12. Best Practice Pemberdayaan Masyarakat melalui Modus Labsite PLSOleh : Oong Komar 389

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP DI DESAWISATA BEJIHARJO

TristantiPLS FIP UNY

[email protected]

Abstrak

Peran perempuan desa wisata khususnya ibu rumah tangga dalam keluarga maupun masyarakatbelum terwujud secara maksimal. Hal ini dapat terlihat dari posisi perempuan sebagai pihak kedua setelahlaki-laki masih sering terjadi dalam masyarakat. Padahal perempuan seharusnya memiliki kepekaan dalamperubahan dan aspirasi yang berkembang di masyarakat. Dengan demikian perlu adanya pemberdayaanbagi perempuan agar mereka mampu meningkatkan kemampuannya sehingga dapat menciptakankehidupan yang lebih baik. Salah satu program yang strategis untuk kaum perempuan adalah PendidikanKecakapan Hidup yang meliputi kecakapan personal, kecakapan sosial, kecakapan akademik dankecakapan vokasional. Melalui program ini perempuan dapat meningkatkan kehidupannya secaraekonomi, pendidikan dan sosial sehingga dapat mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Kata kunci: Pemberdayaan Perempuan, Pendidikan Kecakapan Hidup

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Nonformal dan Informal, - 178TristantiA. Pendahuluan

Perempuan dalam masyarakat memilikiperanan yang sangat penting. Selain sebagaipengelola keluarga juga memiliki peranan dalamkehidupan sosial masyarakat. Akan tetapikeberadaan perempuan dalam keluarga maupunmasyarakat belum dihargai secara maksimal.Keberadaan perempuan di desa wisata Bejiharjosebagian besar belum memiliki perkerjaan tetapselain sebagai ibu rumah tangga. Aktifitasmereka sehari-hari hanya mengurus rumahtangga dan membantu pekerjaan suami di sawahatau pekarangan. Ada sebagian yang berprofesisebagai buruh, akan tetapi kegiatan tersebuttidak setiap hari melainkan pada musim-musimtertentu seperti musim tanam dan musim panen.Hal ini sejalan dengan penelitian Sujarwo danLutfi Wibawa (2012) menemukan bahwamasyarakat Desa Bejiharjo Kecamatan SemanuKabupaten Gunung Kidul pada umumnyamenganut paham patrilineal yang menyebabkanlaki-laki memiliki dominasi yang sangat kuat.Laki-laki lebih berperan dalam hubungan antarakeluarga dengan kelembagaan masyarakat,sehingga sangat melemahkan peran dan aktivitasperempuan pada organisasi masyarakat.Perempuan adalah masyarakat “kelas dua” yangseringkali tidak dapat memperoleh hak-haknyasebagaimana mestinya. Kondisi perempuan iburumah tangga di daerah ini, lebih banyakmengurus rumah, tanah pekarangan, sawah dananak-anak di rumah, kalaupun ada sebagianperempuan ibu rumah tangga yang bekerjasifatnya hanya membantu suaminya menguruslahannya sendiri atau ikut gotong royongmembantu pengerjaan lahan tetangga.

Wilayah dengan struktur tanah yangkering membuat daerah Bejiharjo memilikibanyak tanaman pekarangan seperti kacang,kedelai dan singkong. Meskipun Desa Bejiharjomemiliki banyak Sumber Daya Alam akan tetapimasyarakat khususnya kaum perempuan belummemiliki banyak keterampilan. Mereka hanyamengolah hasil panen dalam olahan yangsederhana, sehingga hanya untuk dikonsumsidalam keluarga. Dalam hal ini perlu adanyapelatihan keterampilan yang merupakan bagiandari Pendidikan Kecakapan Hidup, sehinggamereka memiliki kemampuan yang dapatdigunakan sebagai penunjang kehidupan yang

lebih baik. Pentingnya Pendidikan KecakapanHidup bagi perempuan di Bejiharjo melihatdaerah ini adalah daerah wisata yang terkenal,sehingga sangat potensial ketika perempuanmemiliki keterampilan yang bisa digunakansebagai penunjang kehidupannya. Seperti dalampenelitian Sujarwo dan Lutfi Wibawa (2012)juga menemukan potensi yang dimiliki desawisata Bejiharjo Kecamatan Karangmojo.Banyak potensi yang dapat dimanfaatkan untukmemberdayakan perempuan terutama ibu-iburumah tangga yang tidak bekerja di Bejiharjo,antara lain; optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam (lahan dan wisata), sumber dayamanusia (membantu dalam kegiatan pendidikandan pelatihan keterampilan kewirausahaan,memperluas akses dan jejaring sosial), karakterbudaya (nilai rasa kebersamaan dan kegotonganyang kuat, wisata budaya, wisata religi danadat), organisisasi ekonomi, organisasikemasyarakatan. jejaring sosial dan modal sosialyang sangat potensial untuk dikembangkan.Oleh karena itu, salah satu program yang sangatstrategis untuk diberikan yaitu melaluiPendidikan Kecakapan Hidup.

B. Kajian Teori1. Desa Wisata Bejiharjo

Desa Wisata Bejiharjo merupakan desawisata yang terletak di Kabupaten Gunungkiduldengan potensi wisata yang terkenal adalah goa.Wisata alam saat ini seperti goa merupakantujuan wisata yang sedang berkembang danbanyak diminati oleh wisatawan. Hal inidikarenakan adanya keindahan alam yangmampu menarik perhatian wisatawan. MenurutChafid Fandeli (2001) secara lebih komprehensifmenjabarkan desa wisata sebagai suatu wilayahpedesaan yang menawarkan keseluruhansuasana yang mencerminkan keaslian desa, baikdari segi kehidupan sosial budaya, adat istiadat,aktifitas keseharian, arsitektur bangunan, danstruktur tata ruang desa, serta potensi yangmampu dikembangkan sebagai daya tarikwisata, misalnya: atraksi, makanan danminuman, cinderamata, penginapan, dankebutuhan wisata lainnya. Desa wisatamerupakan suatu bentuk integrasi antara atraksi,akomodasi, dan fasilitas pendukung yangdisajikan dalam suatu struktur kehidupan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Nonformal dan Informal, - 179Tristantimasyarakat yang menyatu dengan tata cara dantradisi yang berlaku. Suatu desa wisata memilikidaya tarik yang khas (dapat berupa keunikanfisik lingkungan alam perdesaan, maupunkehidupan sosial budaya masyarakatnya) yangdikemas secara alami dan menarik sehinggadaya tarik perdesaan dapat menggerakkankunjungan wisatawan ke desa tersebut(Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011).

2. Pemberdayaan MasyarakatPemberdayaan perempuan adalah usaha

sistematis dan terencana untuk mencapaikesetaraan dan keadilan meliputi aspek kondisi(kualitas & kemampuan) atau posisi (kedudukan& peran) laki-laki dan perempuan dalamkehidupan berkeluarga, bermasyarakatberbangsa, dan bernegara. Tujuan pemberdayaanperempuan adalah untuk meningkatkan status,posisi dan kondisi perempuan agar dapatmencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki(Sujarwo dan Lutfi, 2012). Keberadaanperempuan yang setara dengan laki-lakimenjadikan perempuan merasa dihargaisehingga perempuan merasa percaya diri dengankemampuan yang dimiliki. Pemberdayaanperempuan meliputi seluruh aspek kehidupannyayaitu secara personal, akademik, sosial, politikdan ekonomi. Secara personal perempuanmemiliki hak untuk diperlakukan adil dan diakuikeberadaannya karena perempuan dan laki-lakisama-sama makhluk ciptaan Tuhan. Perempuanperlu diberdayakan dalam hal akademik karenaperempuan mempunyai hak untuk pengasuhananak dari dalam kandungan sampai usia dewasa.Secara sosial, perempuan mempunyai hak untukberkomunikasi dalam masyarakat luas sertabertukar ide dan pengalaman dengan kelompokmasyarakat. Dalam hal politik perempuan jugamemiliki hak untuk duduk dalam sebuah jabatanmasyarakat dan dalam hal ekonomi perempuanmempunyai hak untuk mengelola keuangan danmelakukan kegiatan yang berdampak padaperekonomian keluarga.

Sementara itu menurut Darmanto (2010)aspek-aspek partisipatory dan adil meliputi; (1)punya kesamaan hak memperoleh akses atassumberdaya dan pelayanan sosial, (2)menyangkut hak-hak dasar, (3) berkembangdalam kesamaan, (4) menguntungkan, (5)berkenaan dengan hasrat atau pun kebutuhan

individual untuk ikut andil bagi kepentinganbersama, (6) memanfaatkan secara optimalnamun wajar apa yang telah tercipta di dunia ini,(7) lebih bercorak moral daripada hukum, dan(8) berkaitan erat dengan kebutuhan manusiawikhususnya.

Salah satu penyebab ketidakberdayaanperempuan adalah ketidakadilan gender yangmendorong terpuruknya peran dan posisiperempuan di masyarakat. Perbedaan genderseharusnya tidak menjadi masalah sepanjangtidak menghadirkan ketidakadilan gender.Namun perbedaan gender tersebut justrumelahirkan berbagai ketidakadilan, baik bagilaki-laki maupun perempuan. Manifestasiketidakadilan itu antara lain (1) marginalisasikarena diskriminasi terhadap pembagianpekerjaan menurut gender, (2) subordinasipekerjaan (3) stereotiping terhadap pekerjaanperempuan, (4) kekerasan terhadap perempuan,dan (5) beban kerja yang berlebihan (Sujarwodan Lutfi, 2012).

Peran perempuan yang identik denganpengasuhan anak dan mengurus rumah tanggatidak memiliki nilai tukar yang tinggi jikadibandingkan dengan peran laki-laki sebagaipencari nafkah keluarga. Pekerjaan perempuandi dalam rumah tangga cenderung dilihatsebagai pekerjaan yang kurang berhargadibandingkan dengan pekerjaan laki-laki yangdapat menghasiIkan uang. Perempuan dianggaplemah dalam hal kekuatan fisik dan juga dalamhal pengambilan keputusan. Hal tersebutmenyebabkan perempuan selalu tergantungkepada laki-laki atau suami secara fisik maupnpsikologis, sehingga menyebabkan perempuanselalu tunduk kepada laki-laki.

Melalui pemberdayaan dan peningkatanperan wanita dalam bidang pariwisatadiharapkan akan mampu meningkatkan: (1)kesejahteraan; (2) akses; (3) penyadaran; (4)partisipasi serta (5) kontrol perempuan dalampembangunan pariwisata (Astuti, 2008).Menurut Jamieson (1993) pemberdayaanperempuan di bidang pariwisata lebihditekankan pada: 1) organizing and managingthe process yang menyangkut upaya perubahansikap setelah sekian lama terbentuk dominasipria di banyak bidang pekerjaan; 2) inventoryprocess yang berkaitan dengan upaya

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Nonformal dan Informal, - 180Tristantimemberikan peluang kepada perempuan untukmengembangkan kemampuannya sehinggamereka dapat berpartisipasi di bidangpembangunan masyarakat; dan 3) deliveryprocess yang meliputi upaya memberikankesempatan kepada perempuan untukberpartisipasi dan berperan di bidangpembangunan pariwisata berkaitan denganakomodasi, restoran, biro perjalanan, danpengembangan berbagai produk budaya berupaseni dan tradisi sebagai daya tarik wisata. Astuti,dkk. (2008). Pendekatan yang digunakanmengacu pada 4 A (Atraksi, Aksesibilitas,Amenitas dan Aktivitas). Pengembangan modelini diharapkan dapat: (1) meningkatkan kuantitasdan kualitas produk pariwisata yang berupabarang maupun jasa; (2) meningkatkan akses keinformasi, baik yang berkaitan dengan pasarmaupun modal; (3) meningkatkan pengetahuandan ketrampilan manajemen seperti AMT/Achievement Motivation Training.

Oleh karena itu, ada beberapa komponenpenting yang perlu diperhatikan dalam upayamemberdayakan perempuan pedesaan, yaitu (1)organisasi dan kepemimpinan yang kuat, (2)pengetahuan masalah hak asasi perempuan, (3)menentukan strategi, (4) kelompok peserta ataupendukung yang besar, dan (5) komunikasi danpendidikan. Sementara itu, salah satu upayadalam memberdayakan sumber daya manusia,khususnya perempuan, adalah melaluipenanaman dan penguatan jiwa dan praktekkewirausahaan.

3. Pendidikan Kecakapan Hidup dalamPemberdayaan Perempuan Desa WisataPendidikaan Kecakapan Hidup (PKH)

merupakan kemampuan yang dimiliki olehseseorang sebagai penunjang keberhasilan dalamkehidupannya. Mustofa Kamil (2010)mengatakan bahwa kecakapan hidup adalahpeningkatan kemampuan dan keterampilan yangmemberi bekal dasar dan latihan yang dilakukansecara benar kepada masyarakat (peserta)tentang nilai-nilai kehidupan sehari-hari agaryang bersangkutan mampu, sanggup, danterampil menjalankan kehidupannya yaitu dapatmenjaga kelangsungan hidup danperkembangannya. Sedangkan menurut Menurut

Francis, M. bahwa life skills is as “skills thathelp an individual be successful in living aproductive and satisfying life”(www.changingminds.org). Dengan demikianPKH merupakan keterampilan yang harusdimiliki oleh setiap individu khususnya bagikaum perempuan. Dalam melakukan kegiatansehari-hari sebenarnya perempuan telahmemiliki banyak keterampilan hidup mulai darimengasuh anak, menyiapkan kebutuhankeluarga, mengelola keuangan dan kegiatansosial masyarakat. Akan tetapi perempuan jugaperlu memiliki keterampilan secara vokasionalsehingga mampu membantu kebutuhan keluargasecara ekonomi. Sebuah keluarga yang ditopangoleh dua sumber financial akan lebih kuat jikahanya ditopang oleh satu sumber financial. Halini dimaksudkan apabila terjadi hal-hal yangtidak terduga pada kepala keluarga, seorang ibuatau istri masih bisa menjaga kestabilankebutuhan keluarga.

PKH tidak hanya mencakup padaketerampilan vokasional saja, akan tetapimeliputi kecakapan personal, kecakapan sosialdan kecakapan akademik. Oleh karena itucakupan PKH sangat luas. Sejalan denganpendapat Satori (Anwar,2006) cakupankecakapan hidup sangat luas seperti kecakapanberkomunikasi, kecakapan membuat keputusan,kecakapan memanajemen waktu dan sumberdaya dan kecakapan perencanaan. Adapuntujuan dari PKH menurut Mustofa Kamil (2010)dijelaskan dalam lima tujuan yaitu: (1)memberdayakan asset kualitas batiniyah, sikapdan perbuatan lahiriyah peserta masyarakatmelalui pengenalan (logos), penghayatan (etos)dan pengamalan (patos) nilai-nilai kehidupansehari-hari sehingga dapat digunakan untukmenjaga kelangsungan hidup danperkembangannya. (2) memberikan wawasanyang luas tentang pengembangan karir yangdimulai dari pengenalan diri, eksplorasi karir,orientasi karir dan penyiapan karir. (3)memberikan bekal dasar dan latihan-latihanyang dilakukan secara benar mengenai nilai-nilaikehidupan sehari-hari yang dapat memampukanmasyarakat untuk berfungsi mengahadapikehidupan masa depan yang sarat kompetensidan kolaborasi sekaligus. (4) mengoptimalkanpemanfaatan sumber daya melalui masyarakat

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Nonformal dan Informal, - 181Tristantimelalui pendekatan manajemen pembangunandengan mendorong peningkatan kemandirian,partisipasi, dan fleksibilitas pengelolaan sumberdaya masyarakat. (5) memfasilitasi masyarakatdalam memecahkan permasalahan kehidupanyang dihadapi sehari-hari.

Kecakapan vokasional perempuan desawisata bisa dikembangkan melalui keterampilan-keterampilan yang bersifat praktek sepertiketerampilan pengolahan makanan,keterampilan membuat aksesoris, dll. Hal inibisa dikembangkan sesuai dengan karakteristikmasyarakat desa wisata. Astuti dkk (2008)menyatakan bahwa kebutuhan perempuanpedesaan untuk meningkatkan partisipasinya dibidang pembangunan pariwisata cukupbervariasi berdasarkan karakteristik potensi desadan masyarakatnya. Beberapa kebutuhantersebut antara lain pendidikan dan pelatihanserta penyuluhan dan bimbingan di bidangpengembangan atraksi/daya tarik sepertipertunjukan kesenian daerah, penyediaanhomestay, pengetahuan dan ketrampilan dibidang usaha pariwisata seperti pembuatansouvenir, usaha katering, penyediaan saranatelekomunikasi/wartel, kesehatan, sertapengembangan usaha jasa pariwisata lainnya.Peluang yang tersedia bagi perempuan pedesaanwisata dalam meningkatkan partisipasinya dibidang pembangunan pariwisata cukup beragamantara lain membuka jasa akomodasi(penginapan) berupa homestay di desa-desatujuan wisata, mengemas hasil pertanianmenjadi paket oleh-oleh khas, membudidayakantanaman hias untuk dijadikan oleh-olehwisatawan, menyajikan hasil pertanian sebagaiproduk makanan khas, membuka warung makan,membuat cendera mata, membuka kios cenderamata, menyediakan jasa pemanduan wisata,membentuk kelompok seni pertunjukan yangmelibatkan perempuan, membuka jasa katering,dan lain-lain.

C. PembahasanPemberdayaan perempuan dimaksudkan

agar perempuan memiliki keterampilan yangbisa digunakan sebagai penunjang kehidupannyadan keluarga. Keberadaan desa wisata membawadampak tersendiri bagi masyarakat di sekitarnya.Dampak positif yang bisa dirasakan oleh

masyarakat adalah banyaknya peluang usahayang bisa dilakukan, sehingga bisa mengurangipengangguran. Akan tetapi semakin pesatnyapersaingan menjadikan seseorang harusmemiliki keterampilan yang berkualitas dalamartian keterampilan yang dimiliki harus memilikinilai jual tinggi. Dengan demikian keterampilanyang dimiliki dapat bersaing bahkan dapatmeningkat.

Kaum perempuan di wisata Bejiharjosudah memiliki keterampilan dalam pengolahanjajanan kuliner. Mereka sudah mampu mengolahmakanan lokal yang merupakan hasil dari panenmenjadi olahan sederhana. Pengolahan jajananyang sederhana bukan tidak mungkin akan cepattersingkirkan dengan produk-produk olahanmodern. Oleh karena itu perlu adanyaPendidikan Kecakapan Hidup (PKH) bagi kaumperempuan khususnya dalam pengolahan jajanankuliner.

PKH bagi kaum perempuan tidaksebatas keterampilan vokasional saja akan tetapimenyangkut keterampilan yang lain yaituketerampilan personal, keterampilan sosial, danketerampilan akademik. Perempuan desa wisatayang sudah memiliki kecakapan vokasional,belum tentu mereka mampu bertahan denganketerampilan tersebut. Hal ini dikarenakankecakapan vokasional hanya terbatas padakemampuan mewujudkan keterampilan secaravokasional. Akan tetapi mereka memerlukankecakapan yang lain sebagai penunjangkeberhasilan keterampilan yang dimiliki.Melalui kecakapan personal yaitu kecakapanyang menyadari keberadaan dirinya adalahciptaan Tuhan sehingga dengan kesadarantersebut membuat perempuan memiliki sikapdan perilaku yang baik dalam melakukanketerampilan yang dimilikinya. Melaluikecakapan akademik yaitu kemampuan dalammeningkatkan pengetahuan, perempuan dapatbelajar dari pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan terbaru yang terjadi di masyarakat.Dengan kecakapan ini perempuan akan mudahdalam mengakses dan memilah informasi-informasi yang bermanfaat dan yang tidakbermanfaat. Oleh karena itu keterampilan yangdimiliki akan terus dikembangkan dan sesuaidengan kebutuhan masyarakat. Kecakapan sosialjuga sangat diperlukan oleh kaum perempuan

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Nonformal dan Informal, - 182Tristantisebagai penunjang keterampilan yang sudahdimiliki. Melalui kecakapan ini perempuan bisamelakukan komunikasi yang baik denganmasyarakat khususnya wisatawan yangberkunjung ke daerah wisata Bejiharjo.

Melalui kegiatan pelatihan PKH iniperempuan dapat meningkatkan pengetahuansecara akademik dan penghasilan secaraekonomi. Perempuan desa wisata memerlukanbanyak keterampilan karena melihat daripeluang yang bisa dikembangkang denganhadirnya wisata pedesaan yang identik dengankultur desa. Hal ini dikarenakan sebelumnyaperempuan pedesaan berprofesi hanya sebagaiibu rumah tangga dan buruh harian. Akan tetapisekarang dihadapkan pada nuansa pariwisata,sehingga mereka harus menyesuaikan kondisilingkungan untuk tetap survive dalammenjalankan kehidupannya. Jika mereka tidakbisa dan tidak mau beradaptasi maka masyarakatluar akan mengambil peluang-peluang yangsudah diciptakan dengan kahadiran wisatapedesaan. Pelatihan pengolahan jajanan kulineryang dikembangkan berbasis potensi lokalseperti singkong, kacang dan kedelai, sehinggaperempuan pedesaan akan sangat mudah untukmenemukan bahan baku. Mereka bisamenemukannya dari hasil panen wargamasyarakat, karena mayoritas hasil perkebunanwarga masyarakat adalah aneka tanamanpekarangan. Potensi lingkungan dan tersedianyabahan merupakan stimulus yang harapkan dapatmembangkitkan warga masyarakat khususnyaibu-ibu dalam mempraktekkan hasil belajarnyadalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan danpenggunaan potensi lokal dan bahan yang tepatdalam pendidikan PKH, memiliki arti pentinguntuk mencapai keberhasilan dalampemberdayaan perempuan.

Keberhasilan dalam PKH banyakdipengaruhi oleh kondisi peserta didik, pendidik,kondisi lingkungan, fasilitas dan pemilihanmateri yang sesuai dengan komunitas belajar.Kondisi peserta didik dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil, sehingga memudahkan dalampembelajaran. Pendidik dalam pembelajaranmemiliki pengetahuan dan pengalaman tentangPKH. Kondisi lingkungan dapat dijadikansebagai sumber pembelajaran keterampilan

D. PenutupMunculnya desa wisata menuntut

masyarakat sekitar untuk ikut berperan aktifdalam melestarikan dan mengembangkannya kearah kemajuan. Dalam hal ini khususnya kaumperempuan terdorong untuk ikut berpartisipasidan mengambil peluang yang ada. Akan tetapiketerbatasan dalam pengetahuan danketerampilan membuat kaum perempuan tidakbisa melakukan banyak hal. Selain itu anggapanbahwa keberadaan perempuan lebih lemahdibanding laki-laki menjadikan mereka selalutergantung dengan laki-laki. Kondisi demikianmendorong pentingnya pemberdayaan bagikaum perempuan untuk bisa memilikipengetahuan dan keterampilan guna menunjangkesuksesan dalam kehidupannya. Kegiatan yangdapat dilakukan yaitu pemberdayaan perempuanmelalui Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH)dengan memanfaatkan potensi lokal. Melaluikegiatan ini diharapakn, 1) muncul kesadarandan motivasi kaum perempuan untuk terusbelajar dan mengembangkan keterampilan yangdimilikinya, 2) meningkatkan partisipasi dalammembelajarkan diri dan lingkungannya agarlebih produktif, 3) meningkatkan keberdayaanperempuan melalui peningkatan pengetahuandan keterampilan dengan memanfaatkan potensilokal.

E. Daftar PustakaAnwar.(2006). Pendidikan Kecakapan Hidup

(Life SkillsEducation).Bandung:Alfabeta

Dwi Darmanto. (2010). ModelPemberdayaan Perempuan MelaluiKejar KF. Surabaya: BPPLSP RegionalVI Surabaya

Fandeli, Chafid. 2001. Dasar-dasarManajemen Kepariwisataan Alam.Yogyakarta: Liberty

Francis, M. (2007).Life skillseducation.Diaksesdariwww.changingminds.org padatanggal 22 September 2012

Ismi Dwi Astuti N, Rara Sugiarti, GerardaSunarsih, Sarah Rum H, Warto. (2008).Model Pemberdayaan PerempuanPedesaan di Bidang Pariwisata. JurnalSpirit Publik, Volume 4. Nomor 1 April

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Nonformal dan Informal, - 183Tristanti2008. ISSN 1908-0489 halaman 51-68Universitas Sebelas Maret Surakarta

Jamieson, W. (1995). Women’s role In RuralCultural Tourism in Western Canada.Dalam Universal Tourism: Enriching orDegrading Culture. Jogjakarta: GajahMada University Press. hal 91 – 99.MustofaKamil.(2010). Model

pendidikan dan pelatihan(Konsep dan Aplikasi).Bandung:Alfabeta

Sujarwo dan Lutfi Wibawa (2012). AnalisisPermasalahan Perempuan dan PotensiLokal. laporan penelitian Yogyakarta;Fakultas Ilmu Pendidikan UNY(laporan penelitian tidakdipublikasikan)