proses pengolahan rock candy yakin

Upload: kasang-heru-cokro-febrianto

Post on 03-Jun-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    1/17

    PROSES PENGOLAHAN ROCK CAN DY

    LAPORAN PRAKTIKUM

    disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi

    Pengolahan Komoditi Perkebunan Tebu hilir

    Oleh

    Moh Ainul Yakin 121710101085

    THP B

    JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

    UNIVERSITAS JEMBER2014

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    2/17

    BAB 1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Permen merupakan produk konfeksionari yang diperoleh dari teknologi

    memanipulasi gula(sukrosa) sebagai bahan utamanya untuk memperoleh tekstur

    yang sangat khas dengan cara mengontrol proses kristalisasi gula dan mengatur

    rasio gula dan air. Dalam pembuatan kembang gula sering ditambahkan campuran

    lainnya selaingula dan air yakni produk susu, putih telur, lemak, bahan

    pengemulsi ,zat flavour, kacang/nuts, cokelat, dan sebagainya. Bahan tersebut

    biasanya akan mempengaruhi sifat kimia dan sifat fisik dari berbagai jenis

    kembang gula.

    Untuk memperoleh sifat permen yang diinginkan, pada proses pembuatan

    permen jenis tertentu juga dilakukan penambahan bahan-bahan seperti susu, putih

    telur, asam, gum, pati,l emak, emulsifier, flavoring agent, essence, kacang-

    kacangan,coklat dan lain-lain. Selain karena cita rasanya, bahan-bahan tersebut

    digunakan karena pengaruhnya terhadap sifat fisik/kimia larutan gula pekat.

    Salah satu jenis permen yang digemari masyarakat adalah rock candy. Permen

    ini merupkan permen jenis kristalin. Rock candy adalah jenis permen yang dibuat

    melalui proses kristalisasi. Penambahan gula pada pembuatan permen ini sangat

    berpengaruh terhadap pembentukan kristal rock candy sehingga perlu diketahui

    formulasi penambahan gula yang paling baik dalam pembentukan kristalnya.

    Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan praktikum pembuatan rock

    candy untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gula terhadap pembentukan Kristal

    rock candy.

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    3/17

    1.2 Tujuan

    Tujuan dilakukan praktikum ini antara lain yaitu:

    1. Untuk mengetahui proses pengolahan rock candy.

    2. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi gula yang digunakan terhadap

    pembentukan kristal rock candy yang dihasilkan.

    3. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemancingan dan penuangan terhadap

    pembentukan kristal rock candy.

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    4/17

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Sukrosa

    Sukrosa adalah oligosakarida yang mempunyai peran penting dalam

    pengolahan makanan dan banyak terdapat pada tebu. Untuk industri-industri

    makanan biasa digunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar, dan

    dalam jumlah yang banyak dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup).

    Pada pembuatan sirup, gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan dipanaskan,

    sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa, yang disebut gula

    invert (Winarno, 2004).

    Sukrosa juga dikenal dengan gula meja, terdapat terutama dalam gula tebu.

    Hidrolisis sukrosa menghasilkan D-glukosa dan D-fruktosa yang sama banyak.

    Sukrosa sangat mudah larut pada rentang suhu yang lebar. Sifat ini menjadikan

    sukrosa bahan yang sangat baik untuk sirup dan makanan lain yang mengandung

    gula (deMan, 1989).

    Faktor utama yang mempengaruhi mutu sukrosa adalah pemanasan.

    Penggunaan teknik konsentrasi hampa udara dalam proses penggilingan dan

    pemurnian mengurangi inversi sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa, juga

    mengurangi pembentukan warna gelap oleh proses karamelisasi. Inversi sukrosa

    menyebabkan berkurangnya hasil dan kadar air yang tinggi pada produk akhir

    (Buckle, et al ., 1987).

    Intensitas rasa manis menunjukkan kekuatan atau tingkat kadar kemanisan

    suatu bahan pemanis. Intensitas rasa manis berkaitan dengan nilai relatif rasa

    manis yang sama maupun yang berbeda antara masing-masing bahan pemanis.

    Masing-masing pemanis berbeda kemampuannya untuk merangsang indera

    perasa. Kekuatan rasa manis yang ditimbulkan oleh bahan pemanis dipengaruhi

    oleh beberapa faktor di antaranya adalah suhu dan sifat mediumnya (cair atau

    padat). Nilai intensitas rasa manis biasanya diukur dengan membandingkannya

    dengan kemanisan sukrosa 100% (Cahyadi, 2009).

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    5/17

    2.2 Permen (Candy)

    Permen adalah produk yang dibuat dengan mendidihkan campuran gula

    dan air bersama dengan bahan pewarna dan pemberi rasa sampai tercapai kadar

    air kira kira 3%. Biasanya suhu yang digunakan sebagai petunjuk kandungan

    padatan. Sesudah didihkan sampai mencapai kandungan padatan yang diinginkan

    (kurang lebih 150 oC) sirup dituangkan pada cetakan dan dibiarkan tercetak. Seni

    membuat permen dengan daya tahan yang memuaskan terletak pada pembuatan

    produk dengan kadar air minimum dan sedikit saja kecenderungan untuk

    mengkristal (Buckle, et al ., 1987). Dalam pembuatan kembang gula sering

    ditambahkan campuran lainnya selain gula dan air terdapat bahan tambahan lain

    yakni produk susu, putih telur, lemak, bahan pengemulsi, zat flavour, dan buah-

    buahan.

    Permen terdapat di kalangan masyarakat berjenis permen keras ( hard

    candy ) dan lunak ( soft candy ). Permen keras merupakan permen yang padat

    teksturnya. Dimakan dengan cara menghisap, pada permen keras yang perlu diuji

    di antaranya adalah bahan baku utamanya berupa glukosa. Sementara permen

    lunak ditandai dengan teksturnya yang lunak. Jenis permen ini bukan untuk

    dihisap melainkan dikunyah. Berdasarkan bahan campurannya, permen lunak

    terbagi menjadi tiga jenis. Ketiga bahan tersebut adalah gum , carragenan (rumput

    laut) dan gelatin (Ningsih, 2010).

    2.3 Sifat Sifat Gula Dalam Pembuatan Candy

    Gula dalam pembuatan candy mempunyai sifat-sifat yaitu :

    1. Sweetnes and flavour , karena tidak ada tes secara alami atau kimia untukmenentukan rasa manis, maka hanya dapat diukur melalui rasa.

    2. Heat Susceptibility , bila gula dipanaskan, molekul-molekul gula bersatu

    membentuk bahan pewarna yang disebut dengan caramel.

    3. Browning reaction , gula dilumuri bila dipanaskan dengan protein, akan

    bereaksi membentuk gumpalan-gumpalan berwarna gelap yang disebut

    melanoidin pada tahap permulaan melanoidin menyerupai

    gulali/karamel dalam hal warna, rasa dan bau, reaksi selanjutnya

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    6/17

    menyebabkan gumpalan-gumpalan itu berubah menjadi hitam dan tidak

    dapat larut.

    4. Solubility dan Crystallization, perbedaan kemampuan melarutkan dari

    jenis-jenis gula dapat digunakan untuk mengontrol pengkristalan dalam

    hasil produksi yang memerlukan jumlah gula yang lebih banyak.

    Gula yang digunakan untuk produk candy dalam usaha candy memiliki rasa

    yang manis, bila dipanaskan akan membentuk caramel , bila dipanaskan dengan

    protein akan membentuk gumpalan-gumpalan berwarna gelap yang disebut

    dengan melanoidin dan gula dapat mudah larut dalam air panas dibandingkandengan air dingin. Tingkat pemasakan gula harus benar benar diperhatikan.

    Selain mengetahui tingkat pemasakan gula harus mengetahui temperatur yang

    digunakan dalam pembuatan sirup untuk produk candy, karena dalam proses

    pembuatan candy faktor yang paling penting selain tingkat pemasakan gula adalah

    cara pembuatan sirup dan temperaturnya (Alinkolis, 1979).

    2.4 Rock CandyHard candy merupakan permen yang mempunyai tekstur yang keras,

    penampilan yang jernih dan biasanya terdiri dari komponen dasar sukrosa dan

    sirup glukosa serta bahan-bahan lain yang dapat ditambahkan untuk memberikan

    rasa yang lebih baik. Hard candy pada dasarnya adalah campuran dari gula, sirup

    glukosa atau gula invert, air flavour dan pewarna. Kebanyakan hard candy dibuat

    dari sukrosa dan sirup glukosa. Salah satu permen yang memiliki karakteristik

    hard candy adalah rock candy (Faridah, 2008).

    Rock candy merupakan salah satu permen kristalisasi yang memiliki

    tekstur keras, penampilan yang jernih dan biasanya terdiri dari komponen dasar

    sukrosa dan sirup glukosa serta bahan-bahan lain yang dapat ditambahkan untuk

    memberi rasa yang lebih baik. Rock candy pada dasarnya adalah campuran dari

    gula, sirup glukosa atau gula invert, air flavour dan pewarna. Adapun karakteristik

    dari rock candy yaitu :

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    7/17

    a) Bentuknya adalah seperti gumpalan-gumpalan batu kristal jernih dan

    berwarna-warni yang mengelompok jadi satu dan dihiasi dengan batang

    pegangan seperti lollypop.

    b) Memilikiwarna seperti kilauan batu permata (kerlap-kerlip)

    c) Mengalami proses kristalisasi secara alami sehingga bentuk dan ukurannya

    bervariasi.

    d) Jika dikonsumsi/dijilat terus menerus maka warnannya semakin jernih

    seperti batu permata yang indah (bening).

    Rock candy adalah permen gula sederhana berbentuk kristal besar yang dibuat

    melalui proses kristalisasi. Diberbagai Negara, rock candy dapat digunakan

    sebagai pemanis minuman the seperti di China, dapat pula digunakan sebagai

    pencuci atau penyegar mulut setelah makan seperti di India (Melanie, 1979).

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    8/17

    BAB 3. METODOLOGI PRAKIKUM

    3.1 Alat Dan Bahan

    3.1.1 Alat

    1. Panci

    2. Baskom

    3. Tali

    4. Stik

    5. Gelas plastik

    6. Kompor

    7. Loyang

    8. Sendok

    9. Tissu

    10. Lap

    3.1.2 Bahan

    1. Gula kristal

    2. Air

    3. Pewarna

    4. Essent

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    9/17

    3.2 Skema Kerja

    Air + Gula

    Pemanasan hingga mendidih

    Pendinginan

    + essent & pewarna

    Dipancing

    Basahi stik dg larutan

    Diputar putar pada gula

    Tidak dipancing

    Masukkan pd larutan

    Tutup gelas

    Amati 3 & 6 hari

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    10/17

    BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN

    4.1 Hasil Pengamatan

    Perlakuan

    Pertumbuhan/

    pembentukan

    kristal hari ke-3

    Pertumbuhan/

    pembentukan

    kristal hari ke-6

    Rasio gula : air

    2,5:1, dipancing

    Dipindah1 : + 1 : +

    2 : +++ 2 : ++++

    TidakDipindah

    3 : ++ 3 : ++++4 : +++ 4 : -

    Rasio gula : air

    2,5:1, tidak

    dipancing

    Dipindah1 : + 1 : +

    2 : + 2 : -

    Tidak

    Dipindah

    3 : ++ 3 : +++

    4 : - 4 : -

    Rasio gula : air 2:1,dipancing

    Dipindah1 : +++ 1 : +++

    2 : + 2 : +Tidak

    Dipindah

    3 : ++++ 3 : ++++

    4 : ++ 4 : ++

    Rasio gula : air 2:1,

    tidak dipancing

    Dipindah1 : - 1 : -

    2 : - 2 : -

    Tidak

    Dipindah

    3 : - 3 : +

    4 : - 4 : -

    Keterangan : semakin + semakin banyak kristal yang tumbuh

    4.2 Hasil Perhitungan

    Praktikum pembuatan rock candy tidak dilakukan perhitungan.

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    11/17

    BAB 5. PEMBAHASAN

    5.1 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan

    Pada proses pembuatan rock candy hal pertama yang dilakukan adalah

    pemasakan air hingga mendidih. Hal ini bertujuan untuk melarutkan gula yang

    akan dikristalkan sehingga memudahkan pencampuran antara essence dan

    pewarna. Selanjutnya ditambahkan gula, essence dan pewarna. Penambahan gula

    berfungsi untuk membentuk kristal pada stick sekaligus pemberi rasa manis,

    essence ditambahkan untuk memberikan aroma, dan pewarna untuk memberi

    warna pada rock candy . Penambahan essence dan pewarna ini juga betujuan untuk

    membuat tampilan rock candy lebih menarik. Kemudian aduk larutan gula agar

    merata, dan dinginkan selama 10 menit. Hal ini bertujuan untuk memberi

    kesempatan inti kristal gula untuk tumbuh. Sebelum dimasukkan kedalam ,

    larutan tersebut di saring terlebih dahulu. Fungsi dari penyaringan ini adalah

    untuk memisahkan kotoran dari larutan gula agar proses kristalisasi sukrosa untuk

    membentuk rock candy tidak terganggu. Tahap penyaringan ini tidak harus

    dilakukan, tergantung gula yang digunakan. Apabila gula yang digunakan terlihat

    kotor maka diperlukan proses penyaringan.

    Selanjutnya masukkan larutan ke dalam , setelah itu masukkan stik yang telah

    dilumuri oleh gula. Stick dilumuri terlebih dahulu dengan larutan gula agar gula

    bisa lengket pada stick. Proses pelumuran gula pada stick berfungsi untuk

    membentuk lapisan kristal yang kokoh selama pendiaman beberapa hari dan

    supaya terbentuk rock candy . Setelah itu stick dimasukkan dalam larutan gula

    jenuh dengan jarak kurang lebih 2 cm dari dasar . Hal ini bertujuan untuk

    mengoptimalkan proses pengkristalan. Proses pemasukkan stick yang berisi gula

    disebut metode pembuatan rock candy dengan cara pemancingan.

    Dalam praktikum ini dilakukan proses pembuatan rock candy dengan

    pemancingan dan tanpa dipancing. Proses pembuatan rock candy tanpa dipancing

    dilakukan dengan meletakkan stick pada larutan gula yang jenuh. Hal ini

    bertujuan untuk mengetahui perbedaan pembuatan rock candy dengan cara

    pemancingan dan tidak dipancing. Proses selanjutnya adalah diamkan larutan gula

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    12/17

    jenuh selama 3 hari dan amati perubahan yang terjadi pada kristal yang terbentuk

    pada stick, selain itu juga lakukan penggantian wadah pada larutan yang telah

    ditentukan untuk diamati lagi selama 3 hari kedepan. Tujuan penggantian wadah

    ini adalah untuk tidak menggangu proses kristalisasi yang berlanjut pada stik

    sehingga rock candy yang dihasilkan optimal.

    5.2 Analisa Data

    5.2.1 Penambahan gula : air (2,5 : 1)

    Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pada

    perlakuan dengan rasio penambahan gula : air (2,5 : 1) dan dilakukan

    pemancingan pada 1 dengan perlakuan pergantian wadah menunjukkan adanya

    penyimpangan karena pada pengamatan hari ke-6 jumlah kristal yang tumbuh

    tidak berubah (tetap). Seharusnya semakin lama penyimpanan, kristal yang

    terbentuk pada stick akan semakin banyak. Penyimpangan ini dapat terjadi karena

    pada proses penggantian wadah terdapat kristal pengganggu yang terikut dalam

    wadah yang baru, sehingga jumlah kristal yang tumbuh tidak berubah. Pada 2 dan

    dilakukan penggantian wadah dapat disimpulkan bahwa kristal yang

    terbentuk/tumbuh semakin banyak. Hal ini terjadi karena pergantian wadah

    ditujukan untuk mengoptimalkan proses kristalisasi rock candy pada stick dengan

    cara menghilangkan endapan kristal/kristal pengganggu yang terdapat pada

    pinggiran dan dasar sebelum diganti. Kristal ini dapat tumbuh dimungkinkan

    karena lumuran gula yang terdapat pada stick tersebut jatuh sehingga memancing

    terbentuknya kristal yang tidak dikehendaki. Hal tersebut akan menyebabkan

    pertumbuhan kristal pada stick akan terganggu.

    Pada perlakuan dengan rasio penambahan gula : air (2,5 : 1) pada 3

    dengan perlakuan tanpa pergantian wadah dapat diketahui adanya penyimpangan

    karena semakin lama penyimpanan, kristal yang terbentuk semakin banyak.

    Penyimpangan ini dapat dikarenakan oleh sedikitnya endapan kristal pengganggu

    yang terbentuk, sehingga dimungkinkan kristal pada stick tetap tumbuh dengan

    baik. Sedangkan pada 4 dengan perlakuan tanpa pergantian wadah dapat

    diketahui bahwa semakin lama penyimpanan, kristal yang tumbuh pada stick

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    13/17

    semakin sedikit. Hal ini dimungkinkan karena terdapat kristal pengganggu yang

    dapat menggangu pertumbuhan kristal pada stick.

    Pada perlakuan dengan rasio gula : air (2,5 : 1) dengan perlakuan tanpa

    pemancingan. Pada wadah yang diganti untuk 1 dan kedua dapat diketahui bahwa

    pertumbuhan kristalnya sama. Akan tetapi pada 2 untuk pengamatan hari ke-6

    tidak terbentuk kristal. Hal ini dapat dikarenakan pada perlakuan ini tidak

    dilakukan pemancingan sehingga pertumbuhan kristalnya hanya sedikit dan tidak

    maksimal. Sedangkan pada wadah yang tidak diganti pada 3 semakin lama

    penyimpanan, kristal yang terbentuk semakin banyak. Hal ini menunjukkan

    adanya penyimpangan. Penyimpangan ini dimungkinkan karena pada saat

    dilakukan pemanasan larutan gula, terjadi perbedaan waktu pemanasan sehingga

    hal tersebut memperngaruhi kejenuhan larutan. Semakin jenuh larutan tersebut

    maka kristal akan semakin mudah terbentuk dan semakin banyak kristal yang

    dibentuk, sehingga perlakuan tidak dilakukan pemancingan tidak dapat

    mempengaruhi pembentukan kristalnya. Untuk 4 dapat diketahui bahwa tidak ada

    kristal yang terbentuk pada stick. Hal ini terjadi larutan gula tidak dipanaskan

    sampai larutan lewat jenuh, sehingga larutan tidak mampu membentuk kristal.

    Berdasarkan hal diatas apabila dibandingkan antara perlakuan tidak

    dipancing dan dipancing maka pertumbuhan kristal yang paling banyak terdapat

    pada perlakuan dengan pemancingan. Hal ini terjadi karena proses pemancingan

    dengan inti kristal dapat mempercepat pertumbuhan kristal.

    5.2.1 Penambahan gula : air (2,5 : 1)

    Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum pembuatan rock candy

    dengan perbandingan antara gula dan air yaitu 2:1, pada 1 dan 2 perlakuan

    dipancing dipindah telah menghasilkan kristal. Pada 1 hari ke-3 kristal yang

    terbentuk sudah mulai banyak pada hari ke-6 kristal tetap tidak mengalami

    penambahan. Pada 2 kristal yang terbentuk hanya sedikit baik pada hari ke-3

    maupun hari ke-6 dibandingkan 1.

    Pembuatan rock candy dengan perbandingan yang sama, pada cup 3 dan 4

    perlakuan dipancing tidak dipindah telah menghasilkan kristal. Pada cup 3 kristal

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    14/17

    sudah terbentuk dengan baik pada hari ke-3, setelah hari ke-3 kristal terhenti

    tumbuh. Sedangkan pada cup 4, hari ke-3 hari ke-6 lebih sedikit dibandingkan cup

    3. hal ini dapat disebabkan karena mungkin pada cup 4 larutan belum sepenuhnya

    mencapai titik yang dikehendaki. Serta biasanya tidak adanya pemindahan dapat

    menyebabkan kristalisasi yang terbentuk kurang optimal.

    Hal hal yang dapat menyebabkan terbentuknya kristal, sudah dijelaskan

    pada pembahasan diatas, hal hal tersebut adalah ada tidaknya pemancingan yang

    dapat berfungsi sebagai benih inti kristal, Pemancingan dapat memicu

    terbentuknya kristal yang besar besar, adanya pemindahan. Pemindahan dapat

    mengoptimalkan pembentukan kristal pada stik, karena dengan pemindahan dapat

    memisahkan kristal yang terbentuk pada stik dengan kristal yang jatuh ke.

    permukaan larutan dan membentuk kristal yang kecil kecil.

    Berdasarkan hasil pembuatan rock candy dengan perbandingan antara gula

    dan air yaitu 2:1, pada cup 1 dan 2 baik pada hari ke-3 dan ke-6 kristal sama

    sekali tidak terbentuk. Hal ini dapat disebabkan karena larutan dalam kondisi yang

    belum sepenuhnya mencapai titik yang dikehendaki atau belum jenuh.Pembuatan rock candy dengan perbandingan yang sama, pada gelas 3

    kristal tidak terbentuk pada hari ke-3 dan pada hari ke-6 terbentuk hanya sedikit.

    Sedangkan pada cup 4 hari ke-3 dan ke-6 sama sekali tidak terbentuk hal ini dapat

    disebabkan karena pada cup 4 larutan yang dibuat masih belum dalam keadaan

    jenuh, apalagi perlakuan ini tidak dipancing.

    Perbandingan kedua perlakuan tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak

    dipancing dipindah dengan tidak dipancing tidak dipindah menunjukkan hasil

    yang tidak begitu signifikan sehingga keduanya sulit untuk dibandingkan. Hal ini

    bisa terjadi karena larutan yang digunakan, seharusnya dalam membuat larutan

    harus benar benar diperhatikn karena pembentukan kristal terutama tergantung

    pada larutannya.

    Secara umum perlakuan dengan rasio gula : air (2,5 : 1) dibadingkan

    dengan rasio gula : (2 : 1) maka dapat diketahui bahwa pada perlakuan dipancing

    dengan rasio gula : air (2 : 1) mengalami pertumbuhan yang lebih banyak

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    15/17

    daripada rasio gula : air (2,5 : 1). Hal ini terjadi karena proses pemasakan yang

    dilakukan lebih baik. Akan tetapi yang memiliki pertumbuhan kristal paling

    banyak adalah rasio gula : air (2,5 : 1) karena semakin banyak konsentasi gula

    yang ditambahkan maka pertumbuhan kristal akan semakin cepat dan banyak.

    Pada perlakuan tidak dipancing dapat diketahui bahwa Kristal yang terbentuk

    lebih sedikit dibandingkan perlakuan dengan pemancingan.

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    16/17

    BAB 6. PENUTUP

    6.1 Kesimpulan

    Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai

    berikut :

    a. Pemancingan dan pergantian wadah bertujuan untuk mengoptimalkan

    pembentukan kristal.

    b. Pergantian wadah ditujukan untuk mengoptimalkan proses kristalisasi rock

    candy pada stick dengan cara menghilangkan endapan kristal/kristal

    pengganggu yang terdapat pada pinggiran dan dasar sebelum diganti.

    c. Adanya kristal pengganggu dapat menyebabkan pertumbuhan kristal yang

    kurang optimal.

    d. Pembentukan kristal yang kurang optimal juga dapat disebabkan oleh

    pemanasan larutan yang tidak lewat jenuh sehingga larutan tidak mampu

    membentuk kristal.

    e. Semakin banyak konsentrasi gula yang ditambahkan maka kristal yang

    terbentuk akan semakin banyak.

    6.2 Saran

    Sebaiknya saat melakukan praktikum, ketelitian praktikan lebih

    ditingkatkan dan terimakasih.

  • 8/12/2019 Proses Pengolahan Rock Candy Yakin

    17/17

    DAFTAR PUSTAKA

    Alinkolis, J.J. 1979. Candy Technology . Westport Connecticut: The AVIPublishing Company.Buckle, K.A., R. A. Edwards, G. H. Fleet and M.Wootton, 1987. Ilmu Pangan . Penerjemah : H. Purnomo dan Adiono.Jakarta : UI-Press.

    Cahyadi, W., 2009. Analisis & Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan . EdisiKedua. Jakarta : Bumi Aksara.

    deMan, M. J., 1989. Kimia Makanan . Penerjemah : K. Padmawinata. Jakarta :ITB-Press,

    Faridah,Anni dkk. 2008. Patiseri Jilid 3 . Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

    Melanie de Proft. 1979. The Family Home Cook Book . USA : Lexicon Publishing.

    Ningsih, 2010. Permen Keras dan Permen Lunak .http://artikelislami.wordpress.com, 2008 [diakses pada 5 April 2014]

    Winarno, F. G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi . Jakarta : Gramedia PustakaUtama.