proses pengiriman satelit lapan-a2/ orari dari pusat

6
Vol. 10 No. 4 Desember 2015 22 Moh. Farid Huzain - Pusat Teknologi Satelit e-mail: [email protected] Proses Pengiriman Satelit LAPAN-A2/ ORARI dari Pusat Teknologi Satelit, Indonesia Menuju Sriharikota High Altitude Range (SHAR), India L APAN baru saja meluncurkan satelit mikro kedua yang bernama satelit LAPAN-A2/ORARI. Berbeda dengan pendahulunya yaitu LAPAN-A1/ TUBSAT yang dibangun di Jerman, satelit LAPAN-A2/ ORARI ini merupakan satelit pertama yang dirancang, dibangun, dan diuji sepenuhnya di Indonesia. Satelit ini diluncurkan menggunakan Polar Satellite Launch Vehicle - C30 (PSLV-C30) milik Indian Space Research Organisation (ISRO), India. Peluncuran dilaksanakan di Sriharikota High Altitude Range (SHAR), India. Karena itu, satelit LAPAN-A2/ORARI harus dikirim ke SHAR, India. Satelit LAPAN-A2/ORARI dikirim melalui jalan darat dan udara, itu berarti satelit akan melewati banyak perubahan temperatur dan kelembaban udara, serta getaran/kejut yang ditimbulkan baik karena kondisi geografis, jalan raya maupun proses pesawat lepas landas dan mendarat. Mengingat jauhnya jarak dan lamanya waktu tempuh serta banyaknya komponen yang sangat sensitif baik terhadap temperature (temperatur), humidity (kelembaban udara), maupun shock (getaran/kejut), maka satelit LAPAN-A2/ORARI harus ditempatkan pada kontainer khusus yang mampu menjaga keseimbangan temperatur, kelembaban udara, dan getaran/kejut selama satelit ada di dalamnya, sesuai dengan ketentuan dari tiap- tiap komponen supaya tidak terjadi kerusakan sebelum mengorbit. Dari Pusat Teknologi Satelit, Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat satelit diangkut dengan menempuh perjalanan darat menuju Bandara Soekarno- Hatta, Cengkareng. Kemudian menuju Chennai, India menggunakan pesawat udara. Dari Chennai, satelit menempuh jalan darat lagi menuju SHAR Sriharikota, India. Perjalanan akan menempuh waktu lebih dari 24 jam. Untuk memastikannya kontainer perlu dilengkapi dengan alat perekam data perjalanan berupa tiga perekam data kejut, satu perekam data temperatur, dan satu perekam data kelembaban udara. Container (Kontainer) Kontainer satelit LAPAN-A2/ORARI dibangun di Indonesia dan dirancang khusus menyesuaikan batasan karakteristik yang diijinkan oleh tiap-tiap komponen dan disesuaikan dengan kondisi perjalanan yang akan ditempuh. Karena itu, kontainer dirancang kedap udara dan dilengkapi dengan damper (peredam kejut). Kontainer terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu pallet (tumpuan) dan envelope (penutup). Pallet (Tumpuan) Dimensi pallet adalah panjang 1000 mm dan lebar 1000 mm dengan tinggi 165 mm. Di bagian bawah pada empat sisi pallet didesain dengan lubang supaya pallet tracker bisa masuk dan aman saat memobilisasi kontainer. Lubang pallet tracker itu juga harus bisa dan aman digunakan untuk tempat websling (sabuk pengangkat) saat kontainer diangkat menggunakan crane (katrol). Selain sebagai titik tumpu saat mobilisasi kontainer, pallet juga berfungsi sebagai tempat diletakkannya satelit. Oleh karena itu, di atas pallet ditempatkan sistem damper (peredam kejut) untuk meredam getaran/kejut, sehingga tidak seluruh getaran/ kejut tersebut dirasakan oleh satelit. Empat damper tersebut terhubung ke satu pelat lebar yang berfungsi sebagai tempat dipasangnya ring adapter sebagai pemegang satelit (Gambar 1). Getaran datang bisa dari arah atas bawah maupun samping dan depan belakang, karena itu konfigurasi peredam kejut dipasang dengan kemiringan 45⁰ supaya dapat meredam getaran/ kejut dari segala arah. Peredam kejut dipilih berdasarkan perhitungan teori vibrasi sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat satelit sekaligus dapat menahan getaran/ kejut selama perjalanan. Pallet juga dilengkapi dengan empat buah eyebolt di tiap sudutnya sebagai hook point (titik angkat), ini diperlukan ketika kita ingin mengangkat pallet dengan bantuan crane. AKTUALITA

Upload: others

Post on 19-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Pengiriman Satelit LAPAN-A2/ ORARI dari Pusat

Vol. 10 No. 4 Desember 201522

Moh. Farid Huzain - Pusat Teknologi Satelite-mail: [email protected]

Proses Pengiriman Satelit LAPAN-A2/ORARI dari Pusat Teknologi Satelit, Indonesia Menuju Sriharikota High Altitude Range (SHAR), India

LAPAN baru saja meluncurkan satelit mikro kedua yang bernama satelit LAPAN-A2/ORARI. Berbeda dengan pendahulunya yaitu LAPAN-A1/

TUBSAT yang dibangun di Jerman, satelit LAPAN-A2/ORARI ini merupakan satelit pertama yang dirancang, dibangun, dan diuji sepenuhnya di Indonesia. Satelit ini diluncurkan menggunakan Polar Satellite Launch Vehicle - C30 (PSLV-C30) milik Indian Space Research Organisation (ISRO), India. Peluncuran dilaksanakan di Sriharikota High Altitude Range (SHAR), India. Karena itu, satelit LAPAN-A2/ORARI harus dikirim ke SHAR, India.

Satelit LAPAN-A2/ORARI dikirim melalui jalan darat dan udara, itu berarti satelit akan melewati banyak perubahan temperatur dan kelembaban udara, serta getaran/kejut yang ditimbulkan baik karena kondisi geografis, jalan raya maupun proses pesawat lepas landas dan mendarat. Mengingat jauhnya jarak dan lamanya waktu tempuh serta banyaknya komponen yang sangat sensitif baik terhadap temperature (temperatur), humidity (kelembaban udara), maupun shock (getaran/kejut), maka satelit LAPAN-A2/ORARI harus ditempatkan pada kontainer khusus yang mampu menjaga keseimbangan temperatur, kelembaban udara, dan getaran/kejut selama satelit ada di dalamnya, sesuai dengan ketentuan dari tiap-tiap komponen supaya tidak terjadi kerusakan sebelum mengorbit.

Dari Pusat Teknologi Satelit, Rancabungur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat satelit diangkut dengan menempuh perjalanan darat menuju Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Kemudian menuju Chennai, India menggunakan pesawat udara. Dari Chennai, satelit menempuh jalan darat lagi menuju SHAR Sriharikota, India. Perjalanan akan menempuh waktu lebih dari 24 jam. Untuk memastikannya kontainer perlu dilengkapi dengan alat perekam data perjalanan berupa tiga perekam data kejut, satu perekam data temperatur, dan satu perekam data kelembaban udara.

Container (Kontainer)

Kontainer satelit LAPAN-A2/ORARI dibangun di Indonesia dan dirancang khusus menyesuaikan batasan karakteristik yang diijinkan oleh tiap-tiap komponen dan disesuaikan dengan kondisi perjalanan yang akan ditempuh. Karena itu, kontainer dirancang kedap udara dan dilengkapi dengan damper (peredam kejut). Kontainer terbagi menjadi dua bagian besar, yaitu pallet (tumpuan) dan envelope (penutup).

Pallet (Tumpuan)

Dimensi pallet adalah panjang 1000 mm dan lebar 1000 mm dengan tinggi 165 mm. Di bagian bawah pada empat sisi pallet didesain dengan lubang supaya pallet tracker bisa masuk dan aman saat memobilisasi kontainer. Lubang pallet tracker itu juga harus bisa dan aman digunakan untuk tempat websling (sabuk pengangkat) saat kontainer diangkat menggunakan crane (katrol).

Selain sebagai titik tumpu saat mobilisasi kontainer, pallet juga berfungsi sebagai tempat diletakkannya satelit. Oleh karena itu, di atas pallet ditempatkan sistem damper (peredam kejut) untuk meredam getaran/kejut, sehingga tidak seluruh getaran/ kejut tersebut dirasakan oleh satelit. Empat damper tersebut terhubung ke satu pelat lebar yang berfungsi sebagai tempat dipasangnya ring adapter sebagai pemegang satelit (Gambar 1). Getaran datang bisa dari arah atas bawah maupun samping dan depan belakang, karena itu konfigurasi peredam kejut dipasang dengan kemiringan 45⁰ supaya dapat meredam getaran/kejut dari segala arah. Peredam kejut dipilih berdasarkan perhitungan teori vibrasi sedemikian rupa sehingga dapat menahan berat satelit sekaligus dapat menahan getaran/kejut selama perjalanan. Pallet juga dilengkapi dengan empat buah eyebolt di tiap sudutnya sebagai hook point (titik angkat), ini diperlukan ketika kita ingin mengangkat pallet dengan bantuan crane.

AKTUALITA

Page 2: Proses Pengiriman Satelit LAPAN-A2/ ORARI dari Pusat

Vol. 10 No. 4 Desember 2015 23

Bagian yang tak kalah penting dari pallet ini adalah valve (katup) satu arah (arah masuk) untuk pengisian gas Nitrogen yang dilengkapi dengan dua buah tabung filter (penyaring debu) dan penjaga kelembaban udara. Nantinya, setelah envelope ditutup rapat, kontainer harus diisi dengan gas Nitrogen yang akan diarahkan dari luar ke dalam melalui nipple (pentil) melewati tabung filter dan penjaga kelembaban udara, kemudian mengisi seluruh ruang kontainer.

Di tiap sudut pallet dipasang guide bar (batang penuntun) envelope supaya ketika proses penutupan dan pembukaan kontainer, envelope tidak bergerak ke samping atau depan belakang, sehingga tidak ada kekhawatiran envelope akan mengenai satelit. Tinggi guide bar dirancang melebihi tinggi total satelit saat sudah ditempatkan di

kontainer. Guide bar ini akan masuk ke lubang yang sudah disiapkan di tiap sudut envelope.

Envelope (Penutup)

Bagian berikutnya dari kontainer adalah envelope. Envelope berukuran panjang 900 mm dan lebar 1005 mm dengan ketinggian ruangan dalam 1350 mm, serta tinggi total 1550 mm. Di bagian luar paling atas envelope dilengkapi satu eyebolt sebagai titik angkat saat membuka dan menutup envelope dengan bantuan crane. Pada kondisi tertentu, envelope juga bisa diangkat tanpa bantuan crane, karena envelope juga telah dilengkapi empat handle (pegangan), yaitu dua pegangan di tiap sisi kanan dan kiri envelope.

Envelope ini dirancang supaya ringan namun tahan terhadap berbagai beban seperti beban dirinya sendiri, beban satelit, dan beban dari tekanan udara, serta harus kedap untuk menghindari masuknya debu dan udara

Gambar 1. Sketsa kontainer lengkap dengan kondisi satelit LAPAN-A2 di dalamnya

Gambar 2. Konfigurasi pemasangan perekam data di dalam kontainer (kiri) dan ports kabel untuk pengaturan dan pengambilan perekam data lengkap dengan gambar acuan orientasi sumbu (kanan).

Aktualita | Media Dirgantara

Page 3: Proses Pengiriman Satelit LAPAN-A2/ ORARI dari Pusat

Vol. 10 No. 4 Desember 201524

luar. Untuk memenuhi kebutuhan itu maka dipilih aluminium profile sebagai bahan rangka karena terbukti ringan dan kuat. Sedangkan dindingnya digunakan aluminium plate tipis yang juga ringan dan kuat menahan tekanan udara ketika terjadi perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar kontainer meskipun dengan luas penampang pelat yang lebar.

Pada sisi dalam envelope dipasang data logger (perekam data) perjalanan (Gambar 2). Oleh karena itu, pada sisi depan envelope bersebelahan dengan katup keluar udara juga disiapkan port kabel supaya perekam data bisa diakses dari luar tanpa perlu membuka kontainer.

Kontainer dirancang kedap udara supaya udara luar tidak bebas keluar masuk kontainer tanpa kontrol. Namun, pada saat di dalam pesawat yang sedang mengangkasa, sangat mungkin terjadi perbedaan tekanan antara di dalam dan di luar kontainer, dan jika ini dibiarkan dalam waktu yang lama maka akan berpotensi merusak kontainer, sehingga bisa membahayakan kondisi satelit. Oleh karena itu, disiapkan pula katup pengatur udara keluar untuk mengatur tekanan di dalam kontainer guna menghindari bahaya pecahnya kontainer.

Gambar 3. Proses pengencangan baut-baut kontainer (kiri), proses pengaturan perekam data (kanan), dan proses pengisian gas nitrogen (bawah)

Persiapan Pengiriman

Setelah kontainer yang berisi satelit LAPAN-A2/ORARI resmi ditutup oleh Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, kami segera melanjutkan tahapan persiapan pengiriman. Dimulai dengan pengencangan baut kontainer (Gambar 3 kiri) yang berisi satelit mikro equatorial pertama “made in Indonesia” tersebut, selanjutnya dilakukan proses pengaturan perekam data (Gambar 3 kanan). Pengaturan ini diperlukan berkaitan dengan kebutuhan pengunduhan data di beberapa lokasi seperti di bandara-bandara dan juga di tempat tujuan. Jumlah keseluruhan perekam data ada lima buah, yaitu perekam data temperatur, kelembaban udara, dan perekam data kejut di tiap-tiap sumbu. Sumbu X adalah arah ke depan dan belakang satelit. Sumbu Y adalah arah ke (samping) kanan dan kiri satelit. Sumbu Z adalah arah ke atas dan bawah satelit. Proses perekaman langsung dimulai sesaat setelah proses pengaturan perekam data.

Setelah semua panel terpasang pada kontainer, proses selanjutnya adalah pengisian gas Nitrogen ke dalam kontainer. Gas Nitrogen diisi dari nipple yang berada di bagian

bawah pallet (Gambar 3 bawah). Pengisian pertama dengan kondisi katup keluar terbuka, sebagai jalan keluar untuk udara bebas yang masih ada di dalam kontainer. Pengisian dilakukan sampai dengan seluruh volume kontainer terisi penuh oleh gas Nitrogen. Setelah penuh, katup keluar ditutup untuk menjaga tekanan Nitrogen di dalam kontainer.

Proses persiapan pengiriman terakhir adalah pembungkusan kontainer dengan plastik guna menjaga kondisi di dalam kontainer dari lingkungan di luar kontainer, dilanjutkan dengan proses pemasangan wooden box (peti kayu). Pada peti kayu ini dibuatkan pemegang yang kokoh untuk memastikan kontainer aman selama di dalam perjalanan. Guna mengakses ports perekam data dan juga katup keluar udara, pada peti kayu juga dibuatkan pintu akses.

Proses Perekaman Data Perjalanan

Perjalanan dibagi dalam tiga bagian utama. Bagian pertama yaitu ketika persiapan pengiriman, loading ke truk pengangkut satelit, dan perjalanan darat dari Pusat Teknologi Satelit ke Bandara Soekarno-Hatta. Bagian kedua adalah dari proses

Media Dirgantara | Aktualita

Page 4: Proses Pengiriman Satelit LAPAN-A2/ ORARI dari Pusat

Vol. 10 No. 4 Desember 2015 25

Gambar 5. Proses loading satelit ke dalam truk pengangkut satelit (kiri) dan kondisi satelit dan peralatan pendukung di dalam truk (kanan)

Gambar 4. Kondisi kontainer satelit di atas alas peti kayu sebelum ditutup dengan peti kayu (kiri), proses pemasangan peti kayu pada kontainer satelit (kanan), dan proses pemasangan peti kayu untuk kotak peralatan pengujian dan ground support equipment satelit (bawah)

Aktualita | Media Dirgantara

Page 5: Proses Pengiriman Satelit LAPAN-A2/ ORARI dari Pusat

Vol. 10 No. 4 Desember 201526

timbang di Bandara Soekarno-Hatta, perjalanan udara ke Chennai sampai dengan loading ke truk pengangkut satelit. Bagian ketiga adalah perjalanan darat dari bandara Chennai, India ke SHAR, Sriharikota, India.

AKTUALITA

26 Vol. 10 No. 4 Desember 2015

Proses Perekaman Data Perjalanan Perjalanan dibagi dalam tiga bagian utama. Bagian

pertama yaitu ketika persiapan pengiriman, loading ke truk pengangkut satelit, dan perjalanan darat dari Pusat Teknologi Satelit ke Bandara Soekarno-Hatta. Bagian kedua adalah dari proses timbang di Bandara Soekarno-Hatta, perjalanan udara ke Chennai sampai dengan

loading ke truk pengangkut satelit. Bagian ketiga adalah perjalanan darat dari bandara Chennai, India ke SHAR, Sriharikota, India.

Berikut ini adalah data hasil rekaman perjalanan dalam bentuk grafik dari alat perekam data saat pengiriman satelit LAPAN-A2/ORARI.

Gambar 6. Grafik hasil perekaman data temperatur selama perjalanan satelit dari alat perekam data yang dipasang pada kontainer

Gambar 7. Grafik hasil perekaman data kelembaban udara selama perjalanan satelit dari alat perekam data yang dipasang pada kontainer

Gambar 8. Grafik hasil perekaman data kejut pada arah sumbu X selama perjalanan satelit dari alat perekam data yang dipasang pada

kontainer

Gambar 9. Grafik hasil perekaman data kejut pada arah sumbu Y selama perjalanan satelit dari alat perekam data yang dipasang pada

kontainer

Berikut ini adalah data hasil rekaman perjalanan dalam bentuk grafik dari alat perekam data saat pengiriman satelit LAPAN-A2/ORARI.

AKTUALITA

Vol. 10 No. 4 Desember 2015 27

Gambar 10. Grafik hasil perekaman data kejut pada arah sumbu Z selama perjalanan satelit dari alat perekam data yang dipasang pada

kontainer

Gambar 11. Proses loading satelit ke atas truk pengangkut (kiri atas). Tim peluncuran LAPAN-A2/ORARI bersama tim dari badan antariksa

India, ISRO, disela proses download dan setting data logger (kanan atas). Suasana pengujian satelit setelah perjalanan di clean room SP-1B (kiri bawah). Proses pemasangan satelit ke PSLV-C30 di SP-3 (kanan bawah)

Setibanya di SHAR, dilakukan pengunduhan

rekaman data perjalanan dan pemeriksaan visual kondisi kontainer serta menguji semua fungsi satelit setelah perjalanan jauh sebelum satelit dipasang ke roket pada 19 September 2015 oleh perekayasa LAPAN (Gambar 11 bawah kanan).

Berdasarkan data rekaman, selama perjalanan dari Pusat Teknologi Satelit, Bogor, Indonesia sampai di tempat tujuan SHAR, Sriharikota, India menunjukkan

bahwa kondisi satelit selama perjalanan masih dalam batas yang dapat diterima. Secara visual penampakan satelit pun terlihat baik. Semua tahapan persiapan pengiriman Satelit LAPAN-A2/ORARI telah berjalan dengan sangat baik dan bekerja sesuai dengan fungsinya. Akhirnya, pada 28 September 2015, satelit LAPAN-A2/ORARI telah sukses diluncurkan di ketinggian 650 km dengan 6⁰ inklinasi.

Media Dirgantara | Aktualita

Page 6: Proses Pengiriman Satelit LAPAN-A2/ ORARI dari Pusat

Vol. 10 No. 4 Desember 2015 27

AKTUALITA

Vol. 10 No. 4 Desember 2015 27

Gambar 10. Grafik hasil perekaman data kejut pada arah sumbu Z selama perjalanan satelit dari alat perekam data yang dipasang pada

kontainer

Gambar 11. Proses loading satelit ke atas truk pengangkut (kiri atas). Tim peluncuran LAPAN-A2/ORARI bersama tim dari badan antariksa

India, ISRO, disela proses download dan setting data logger (kanan atas). Suasana pengujian satelit setelah perjalanan di clean room SP-1B (kiri bawah). Proses pemasangan satelit ke PSLV-C30 di SP-3 (kanan bawah)

Setibanya di SHAR, dilakukan pengunduhan

rekaman data perjalanan dan pemeriksaan visual kondisi kontainer serta menguji semua fungsi satelit setelah perjalanan jauh sebelum satelit dipasang ke roket pada 19 September 2015 oleh perekayasa LAPAN (Gambar 11 bawah kanan).

Berdasarkan data rekaman, selama perjalanan dari Pusat Teknologi Satelit, Bogor, Indonesia sampai di tempat tujuan SHAR, Sriharikota, India menunjukkan

bahwa kondisi satelit selama perjalanan masih dalam batas yang dapat diterima. Secara visual penampakan satelit pun terlihat baik. Semua tahapan persiapan pengiriman Satelit LAPAN-A2/ORARI telah berjalan dengan sangat baik dan bekerja sesuai dengan fungsinya. Akhirnya, pada 28 September 2015, satelit LAPAN-A2/ORARI telah sukses diluncurkan di ketinggian 650 km dengan 6⁰ inklinasi.

Setibanya di SHAR, dilakukan pengunduhan rekaman data perjalanan dan pemeriksaan visual kondisi kontainer serta menguji semua fungsi satelit setelah perjalanan jauh sebelum satelit dipasang ke roket pada 19 September 2015 oleh perekayasa LAPAN (Gambar 11 bawah kanan).

Berdasarkan data rekaman, selama perjalanan dari Pusat Teknologi Satelit, Bogor, Indonesia sampai di tempat

tujuan SHAR, Sriharikota, India menunjukkan bahwa kondisi satelit selama perjalanan masih dalam batas yang dapat diterima. Secara visual penampakan satelit pun terlihat baik. Semua tahapan persiapan pengiriman Satelit LAPAN-A2/ORARI telah berjalan dengan sangat baik dan bekerja sesuai dengan fungsinya. Akhirnya, pada 28 September 2015, satelit LAPAN-A2/ORARI telah sukses diluncurkan di ketinggian 650 km dengan 6⁰ inklinasi.

Aktualita | Media Dirgantara