proses pembuatan bioetanol umunya terdiri dari beberapa tahapan

3

Click here to load reader

Upload: arastafarian

Post on 23-Dec-2015

226 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

bioetanol

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Pembuatan Bioetanol Umunya Terdiri Dari Beberapa Tahapan

Proses pembuatan bioetanol umunya terdiri dari beberapa tahapan, antara lain tahap

persiapan atau pre-treatmen, tahap separator, tahap fermentasi, seta tahap purifikasi.

Prosedur pada praktikum ini dimulai dari penyiapan biakan Saccharomyces cereviceae.

Menurut Speers (2006), kultur starter pembentuk flok dibuat dengan menumbuhkan 4% (v/v)

kultur yang telah diremajakan selama 24 jam pada medium sintetik PGYA dalam erlenmeyer

250 ml dan diinkubasi di dalam inkubator selama 15 jam pada suhu 300C. Tetapi, pada

praktikum ini biakan telah disediakan oleh laboran agar praktikan bisa langsung

menggunakannya. Setelah biakan disediakan, encerkan molases degan air dengan

perbandingan 1:4 dalam erlenmeyer sebanyak 450 ml. Pengenceran ini bertujuan untuk

menurunkan kandungan gula dalam tetes menjadi 15%, 20%, dan 25% (b/v). Pada saat

pengenceran, jangan sebanyak ini dulu, karena untuk pengaturan pH, sehingga pH bisa diatur

menjadi optimum.

Selanjutnya, buatlah larutan urea dengan konsentrasi 1 g/L sebanyak 50 ml. Pada

pembuatan larutan urea ini, harus diperhatikan juga, jangan langsung membuatnya sebanyak

50 ml terlebih dahulu, karena pH yang ada didalamnya tidak sesuai dengan pH yang

diharapkan, harus ditambahkan larutan asam terlebih dahulu yaitu menggunakan asam sulfat

(H2SO4) encer. Dalam melakukan proses fermentasi, S. cerevisiae dipengaruhi oleh faktor

tumbuh, pH pertumbuhan antara 2,0-8,6 dengan pH optimum antara 4,5-5,0. Laju fermentasi

gula oleh S. cerevisiae relatif intensif pada pH 3,5-6,0 (Goebol, 1987). Dalam penelitian ini

larutan fermentasi dikondisikan pada pH awal 4,5 sebagai pH optimum kerja Sacchromyces

cerevisiae.

Setelah itu, lakukan proses sterilisasi menggunakan otoklaf pada suhu 1210C selama

15 menit. Sebelumnya, erlenmeyer harus disumbat terlebih dahulu dengan kapas dan

alumunium foil. Sterilisasi juga leher angsa yang akan digunakan untuk menutup labu

erlenmeyer. Proses sterilisasi tersebut perlu dilakukan agar kelak saat kontak dengan produk

atau bahan lain tidak terjadi kontaminasi. Setelah disterilisasi, dinginkan terlebih dahulu dan

jika sudah dingin campurkan kedua bahan tadi yang sudah dibuat dan lakukan inokulasi

dengan biakan khamir sebanyak 1 lup. Proses inokulasi ini harus dilakukan di dalam clean

bench yang sudah disterilkan, agar media yang akan digunakan tidak terkontaminasi oleh

mikroorganisme lain. Semua peralatan di dalam clean bench harus steril termasuk juga

praktikan. Setelah diinokulasikan, tutup menggunakan leher angsa.

Sebelumnya leher angsa harus diisi dengan larutan asam sulfat 10%. Penambahan

asam sulfat ini dilakukan agar tidak ada kontaminasi dari udara luar. Sebelum diinokulasi,

ambil 10 ml campuran media steril untuk blanko pengukuran menggunakan

Page 2: Proses Pembuatan Bioetanol Umunya Terdiri Dari Beberapa Tahapan

spektrofotometer. Labu diberi label dan digunakan untuk pengamatan jam ke 0, 24, 48, 72,

dan 96. Timbang terlebih dahulu masing-masing labu sebelum diinkubasikan. Inkubasikan

labu pada suhu kamar dan amati beberapa faktor, yaitu jumlah gas yang terbentuk, yang

menggambarkan jumlah etanol yang terbentuk dengan menghitung selisih bobot labu

erlenmeyer sebelum dan sesudah diinkubasi, pH (menggunakan pH meter), OD pada panjang

gelombang 660 nm, biomassa kering, dan kadar gula sisa.

Daftar Pustaka

Speers, R.A., Yong-Quan W., Yu-Lai J. dan Robert, J.S. Effects of fermentation parameters

and cell wall properties on yeast flocculation. Journal of Instrumental Brewing 112: 246–254.

Goebol, O.H. 1987. Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry: Ethanol. VCH Publisher: Weinheim.