proses pembelajaran alquran dan aplikasinya …

14
875 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020 PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA PADA POLA ASUH ORANG TUA Salim Saputra 1 , Wilda Fasim Hasibuan 2 1 Prodi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulauan 2 Program Studi Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Kepulauan 1 [email protected], 2 [email protected] ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran Alquran bagi orang tua atau wali siswa yang berasal dari keluarga bermasalah, analisis Teori Bloom dalam proses pembelajaran Alquran, serta analisis perubahan pola asuh orang tua. Penelitian ini memakai mixed-method dimana masing-masing metode mempunyai kekurangan dan kelebihan. Proses pembelajaran dilakukan beberapa tahapan: seleksi peserta berdasarkan kasus keluarga, analisis kemampuan membaca Alquran, dan terapi konseling tentang agama dan keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan ada empat orang yang mengalami perubahan pola asuh setelah menjalankan proses pembelajaran Alquran. Kata Kunci: pembelajaran Alquran, pola asuh. PENDAHULUAN Proses pembelajaran Alquran terkadang bahkan hanya menjadi konsumsi anak- anak dan remaja. Pun di lembaga pendidikan formal hanya terfokus kepada siswa tanpa melibatkan orang tua ataupun wali mereka. Hal ini juga terjadi pada salah satu lembaga pendidikan tingkat dasar yang berbasis Islam di Kota Batam. Sekolah ‘X’ yang dibangun oleh optimalisasi zakat dari masyarakat Batam maupun dari luar kota Batam ini dikelola oleh lembaga amil zakat resmi yang berskala nasional. Selain bersumber dari zakat kaum muslimin di Indonesia, kaum muslimin dari Singapura pun turut menjadi donatur untuk keberlangsungan proses pembelajaran, sehingga siswa yang bersekolah tidak lagi dibebani oleh iuran sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) bulanan. Namun demikian kriteria siswa yang boleh bersekolah di lembaga tersebut adalah anak yatim dan atau fakir miskin. Data tahun pelajaran 2019/2020 tercatat ada 25 % anak yatim dan 75 % anak duafa (fakir miskin). Dengan klasifikasi pekerjaan orang

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

875 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA PADA POLA

ASUH ORANG TUA

Salim Saputra1, Wilda Fasim Hasibuan2

1Prodi Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Riau Kepulauan

2 Program Studi Bimbingan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau Kepulauan

[email protected], [email protected]

ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana proses

pembelajaran Alquran bagi orang tua atau wali siswa yang berasal dari keluarga

bermasalah, analisis Teori Bloom dalam proses pembelajaran Alquran, serta

analisis perubahan pola asuh orang tua. Penelitian ini memakai mixed-method

dimana masing-masing metode mempunyai kekurangan dan kelebihan. Proses

pembelajaran dilakukan beberapa tahapan: seleksi peserta berdasarkan kasus

keluarga, analisis kemampuan membaca Alquran, dan terapi konseling tentang

agama dan keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan ada empat orang yang

mengalami perubahan pola asuh setelah menjalankan proses pembelajaran

Alquran.

Kata Kunci: pembelajaran Alquran, pola asuh.

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran Alquran terkadang bahkan hanya menjadi konsumsi anak-

anak dan remaja. Pun di lembaga pendidikan formal hanya terfokus kepada siswa tanpa

melibatkan orang tua ataupun wali mereka. Hal ini juga terjadi pada salah satu lembaga

pendidikan tingkat dasar yang berbasis Islam di Kota Batam.

Sekolah ‘X’ yang dibangun oleh optimalisasi zakat dari masyarakat Batam

maupun dari luar kota Batam ini dikelola oleh lembaga amil zakat resmi yang berskala

nasional. Selain bersumber dari zakat kaum muslimin di Indonesia, kaum muslimin dari

Singapura pun turut menjadi donatur untuk keberlangsungan proses pembelajaran,

sehingga siswa yang bersekolah tidak lagi dibebani oleh iuran sumbangan pembinaan

pendidikan (SPP) bulanan.

Namun demikian kriteria siswa yang boleh bersekolah di lembaga tersebut

adalah anak yatim dan atau fakir miskin. Data tahun pelajaran 2019/2020 tercatat ada 25

% anak yatim dan 75 % anak duafa (fakir miskin). Dengan klasifikasi pekerjaan orang

Page 2: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

876 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

tua: wiraswasta 28%, buruh bangunan 21%, nelayan 11%, buruh pabrik 2%, dan tidak

bekerja 38%. Total siswa duafa ada 77 orang, dan 23 orang diantaranya adalah anak

yang diasuh oleh orang tua tunggal (bercerai dan ditinggal pergi pasangan hidup begitu

saja).

Dengan status sosial ekonomi orang tua serta struktur keluarga yang dimiliki

oleh siswa tersebut diprediksi dapat berpengaruh terhadap proses perkembangan dan

pembelajaran siswa di sekolah. Karena penelitian terdahulu menunjukkan anak yang

dibesarkan dengan dukungan dan komunikasi yang baik akan mendapatkan performa

akademik yang lebih baik dibandingkan dengan anak yang mendapatkan pola asuh

otoriter (authoritarian) (Seginer and Mahajna, 2018; Wang et al., 2018).

Begitu juga dengan teori self-determination, anak akan mencapai prestasi yang

gemilang jika mereka dicukupi kebutuhan dasarnya berupa: kebahagiaan, dukungan

orang tua, serta tidak menerima kekerasan. Banyak literatur menyimpulkan bahwa pola

asuh orang tua, keterlibatan orang tua, dan prestasi akademik siswa memiliki hubungan

yang signifikan (Choi et al., 2019; Doctoroff and Arnold, 2017).

Berbicara soal prestasi, 14 siswa yang direkomendasikan oleh sekolah ‘X’

adalah siswa-siswa spesial yang selama ini pihak sekolah sudah mencoba memecahkan

masalah mereka, namun permasalahan belum dapat terselesaikan. Program-program

yang diselenggarakan untuk memecahkan masalah tersebut diantaranya program

pengajian akhir pekan (PEKAT). Program tersebut yang dilakukan oleh pihak

manajemen sekolah selama ini hanya berkutat kepada ceramah agama dan atau

pemberian materi tentang psikologi keluarga di hadapan orang tua atau wali siswa.

Adapun untuk program pendampingan membaca Alquran belum pernah

dilaksanakan. Sehingga program pendampingan baca Alquran bagi orang tua atau wali

siswa sebagai bentuk salah satu terapi bagi keluarga yang bermasalah. Mengapa dipilih

pelatihan membaca Alquran, karena sebenarnya menurut (Onedera, 2008)

mendefenisikan spirituality adalah usaha seseorang dalam mencari hal yang suci

sementara pencarian hal suci tersebut diaplikasikan dalam sebuah organisasi atau

komunitas dengan keyakinan, kepercayaan dan tujuan yang sama yaitu ketaatan.

Komitmen pada ajaran agama berefek pada keseharian seorang individu sehingga

harapannya perubahan pola asuh lebih efektif jika diberikan secara berbarengan dengan

pelatihan membaca Alquran.

Page 3: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

877 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

Pola asuh orang tua terdiri dari empat jenis, yang pertama adalah tipe otoriter

dicirikan dengan orang tua yang kaku, anak wajib patuh pada orang tua, control kepada

anak tinggi beserta kehangatan dan kedekatan pada level terendah. Tipe pertengahan

dari pola asuh orang tua adalah demokrasi, dimana ada keseimbangan antara control dan

kehangatan yang diterima anak dari orang tuanya. Tipe ketiga adalah dinamakan

permissive dimana kehangatan pada level tertinggi sedangkan control terhadap anak

kurang. Tipe terakhir adalah neglectful, karakteristik orang tua seperti ini adalah tidak

memperdulikan anak sehingga control dan kehangatan sama sekali tidak didapatkan

(Moreno–Ruiz et al., 2019).

Sementara untuk menganalisis pembelajaran Alquran digunakan Taxonomi

Bloom. Tingkat pertama dari teori ini adalah mendefinisikan, menghafal, mengulang

dan menduplikasi. Tahap selanjutnya adalah menjelaskan ide atau konsep dari materi

atau ide. Kemudian, tahap ketiga menggunakan pemikiran abstrak untuk menyelesaikan

satu masalah, Tingkat keempat adalah membuat satu konektivitas antara ide-ide atau

materi-materi yang ada. Tahap kelima adalah dapat mengkritik satu hal dengan data

yang kredibel dan tahap terakhir adalah memproduksi satu ide dan dapat

mengembangkannya (Armstrong, 2014).

Penelitian-penelitian sebelumnya banyak membicarakan metode membaca

Alquran dan kombinasi metode digunakan. Namun keunikan dari penelitian ini proses

membaca Alquran dikombinasikan dengan perubahan perilaku, khususnya pola asuh

orang tua terhadap anaknya. Salah satu tujuan penelitian ini adalah membantu pihak

sekolah menyelesaikan masalah ke 14 siswa tersebut. Sementara fokus pembahasan

dalam artikel ini adalah: pertama, bagaimana proses pembelajaran membaca Alquran

bagi orang tua atau wali siswa yang berasal dari keluarga bermasalah; kedua, analisis

Teori Bloom dalam proses pembelajran Alquran; dan terakhir, analisis perubahan pola

asuh orang tua ke anak (Aminah et al., 2018; Hafsari et al., 2018).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini memakai mixed-method dimana masing-masing metode

mempunyai kekurangan kelebihan masing-masing. Tujuannya adalah bagaimana

keterbatasan satu metode penelitian dapat ditutupi oleh metode penelitian lain.

Pernyataan lanjutan mengapa dipilih mixed-method adalah karena pada proses belajar

Page 4: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

878 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

membaca Alquran terjadi interaksi antara pengajar dan wali siswa sehingga proses

tersebut dapat dimaknai dengan narrative approach dalam metode kualitatif. Sementara

fungsi metode kuantitatif adalah untuk menggambarkan penambahan koleksi data yang

menggunakan skala, misalnya pola asuh orang tua.

Beberapa ciri-ciri mixed-method adalah data dan analisisnya mencakup

keduanya, terdapat prosedur yang sedikit kaku, misalnya wajib ada sampel, sumber

informasi dan step analisis data. Mixed method design pada penelitian adalah

Convergent Parallel. Dimana desain ini merupakan desain paling dasar bagi peneliti

pemula yang melakukan mixed method. Pada desain ini peneliti pemula mengambil

data, menganalisis secara terpisah dan kemudian membandingkan datanya (Creswell,

2014).

Pada data penelitian kuantitatif akan diperoleh data deskripsi dan naratif dari

proses belajar membaca Alquran dan klasifikasi pola asuh orang tua menggunakan

skala. Skala sudah sudah divalidasi dan diuji reliabilitas dalam tabel di bawah ini:

No Item Uji Validitas Keterangan

1 0,330 Valid

2 0,505 Valid

3 0,382 Valid

4 0,519 Valid

5 0,260 Tidak Valid

6 0,011 Tidak Valid

7 0,385 Valid

8 0,910 Valid

9 0,486 Valid

10 0,458 Valid

11 0,379 Valid

12 0,320 Valid

13 0,519 Valid

14 0,364 Valid

15 0,418 Valid

16 0,288 Tidak Valid

17 0,379 Valid

Page 5: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

879 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

18 0,320 Valid

19 0,519 Valid

20 0,364 Valid

21 0,168 Tidak Valid

22 0,481 Valid

23 0,442 ` Valid

24 0,388 Valid

25 0,267 Tidak Valid

26 0,256 Tidak Valid

27 0,586 Valid

28 0,145 Tidak Valid

29 0,467 Valid

30 0,515 Valid

Kemudian hasi Uji Reliabilitas sebagai berikut:

Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based on Standardized Items

0,876 0,875

Kemudian analisis kualitatif dengan narrative inquiry akan dilakukan dan

deskripsi hasil skala akan dijabarkan. Peneliti akan melaporkan hasil narasi proses

pembelajaran Alquran, kemudian akan menjelaskan hasil klasifikasi skala dan observasi

narasi. Penyajian laporan penelitian seperti ini dinamakan side-by-side approach

(Creswell, 2014; Kadir, 2015).

Partisipan penelitian ini berjumlah 12 wali siswa yang pemilihannya

berdasarkan metode purposive sampling. Pemilihan partisipan harus memenuhi

beberapa kriteria: (a) siswa bermasalah (motivasi belajar rendah, keterlambatan belajar,

kasus bullying, kecenderungan delay speech dan kasus lainnya), (b) masalah siswa tidak

terselesaikan oleh pihak sekolah dalam kurun waktu 1-2 tahun. Pihak sekolah sudah

merevisi partisipan sekali karena ada beberapa kasus dari partisipan yang selesai

sebelum penelitian ini dimulai (Siregar, 2013).

Page 6: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

880 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam pembacaan Alquran ada kaidah-kaidah ilmu tajwid yang harus

diterapkan. Dalam kitab Nadzham Matan Tuhfatul Athfal yang dikarang oleh Syaikh

Sulaiman bin Hasan bin Muhammad Al Jamzuriy, kaidah dasar ilmu tajwid itu meliputi

beberapa hukum, yaitu hukum nun sukun dan tanwin, mim dan nun yang bertasydid,

mim sukun, lam alif qomariyah dan syamsiyah serta lam fi’il, mitslain, mutaqaribain,

dan mutajanisain, dan beberapa hukum mad.

Menurut (Muzzammil, 2007) secara umum ada beberapa kesalahan yang sering

terjadi ketika membaca Alquran, yaitu membaca mantul (qolqolah) pada bacaan yang

tidak semestinya mantul, menyambung kalimat yang disertai jeda sehingga terkesan ada

bacaan panjang (mad), terlalu panjang dalam membaca mad dua harakat, tidak teliti

pada tanda mad yang lebih panjang, serta terburu-buru dalam bacaan dengung

(ghunnah).

Untuk mengatasi kesalahan-kesalahan tersebut diperlukan perbaikan bacaan

(tahsin tilawah). Kekinian di Indonesia sudah banyak metode-metode membaca

Alquran antara lain metode Iqro, Qiraati, Ummi, Wafa, Tilawati, serta metode lainnya

yang sudah diajarkan di sekolah maupun lembaga pendidikan Islam lainnya. Tujuan

dari semua metode yakni agar siswa atau peserta didik dapat membaca Alquran dengan

baik dan benar.

Untuk mendapatkan hasil pembelajaran Alquran yang baik dan benar harus

melalui proses talaki yaitu belajar langsung bersemuka dengan guru Alquran yang

kompeten. Sehingga ada pengarahan yang jelas dan benar jika terjadi kesalahan-

kesalahan selama membaca Alquran. Karena tata cara membaca Alquran bukanlah

menurut perorangan namun harus berdasarkan riwayat yang bersumber dari Nabi

Muhammad SAW. Adapun pembelajaran baca Alquran bagi orang tua atau wali siswa

sekolah X didampingi oleh guru yang sudah kompeten serta memiliki syahadah atau

sertifikat beberapa metode membaca Alquran

Proses pembelajaran dilakukan beberapa tahapan: seleksi peserta berdasarkan

kasus keluarga, analisis kemampuan membaca Alquran, dan terapi konseling tentang

agama dan keluarga. Tahap pertama adalah pemilihan peserta didik dalam hal ini adalah

orang tua atau wali siswa. Pemilihan ini berdasarkan kasus permasalahan keluarga

dengan rincian sebagai berikut:

Page 7: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

881 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

1. Kak YR adalah kakak kandung dari siswa yang ibunya sudah meninggal dunia

sedangkan sang ayah baru saja menyelesaikan proses pengobatan di RS Jiwa

Provinsi;

2. Ompung NR dan Kak NF adalah wali dari siswa yang mereka asuh karena orang

tua siswa tersebut mempunyai masalah pribadi namun masih bersama;

3. Bunda RZ dan Pak IS merupakan orang tua siswa berasal dari keluarga bercerai

hidup;

4. Bunda RQ dan Bunda ZY merupakan orang tua utuh namun salah satu orang tua

mengalami gangguan jiwa dan dibiarkan saja di rumah;

5. Bunda ROS dan Bunda DMS merupakan single parent karena suami mereka

meninggal dunia, dan

6. Bunda TM, Bunda FZ, dan Pak AW merupakan ayah ibu dari siswa yang hidup

bersama namun kurang memperhatikan anaknya.

Sehingga ada 12 orang tua atau wali siswa yang dilibatkan dalam pembelajaran ini.

Tahap kedua adalah analisis kemampuan membaca Alquran. Sebelum dilakukan

proses pendampingan, guru pendamping terlebih dahulu melakukan placement test yang

berguna untuk mengetahui batas kemampuan orang tua atau wali siswa yang akan

belajar baca Alquran. Sehingga untuk program perbaikan bacaan (tahsin tilawah) ini

berdasarkan kebutuhan peserta masing-masing. Dari placement test yang ada didapatkan

tiga kelompok, yaitu kelompok pemula, menengah, dan lanjutan.

Kelompok pertama terdiri dari tujuh orang, yaitu Ompung NR, Bunda RZ, Pak

IS, Bunda ZY Bunda DMS, Bunda FZ, dan Pak AW. Mereka adalah yang masih

terbata-bata dalam mengucapkan huruf hijaiyah. Kelompok kedua merupakan mereka

yang sudah dapat membaca huruf hijaiyah namun belum tertib dalam pembacaan

hukum mad yang dibaca terkadang lebih panjang dari dua harakat atau tidak teliti pada

tanda mad yang lebih panjang. Kelompok ini terdiri dari 4 orang, yaitu Kak YR, Kak

NF, Bunda ROS dan Bunda TM. Sedangkan kelompok ketiga hanya ada satu orang

yaitu Bunda RQ dinilai sudah mampu membaca huruf hijaiyah, menerapkan hukum

mad namun masih perlu pendampingan dalam bacaan ghunnah serta bacaan ghorib.

Pendampingan program baca Alquran terjadwal mulai April hingga September

2020 pada tiap Jumat siang dan Sabtu pagi di sekolah binaan. Namun pada pertengahan

Juni terkandala wabah covid-19 sehingga pendampingan baca Alquran dialihkan dengan

Page 8: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

882 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

sistem daring (dalam jaringan) dengan media video call aplikasi whatsapp atau

menggunakan telpon biasa.

Dalam proses pendampingan baca Alquran bagi orang tua atau wali siswa tidak

mengejar target kuantitas bacaan, namun lebih ditekankan kepada kualitas bacaan itu

sendiri. Terlebih lagi bagaimana menanamkan kecintaan terhadap Alquran kepada hati

orang tua atau wali siswa tersebut. Karena dengan permasalahan keluarga yang ada

dibutuhkan sebuah terapi, salah satunya adalah baca Alquran.

Analisis kasus kelompok pertama: (1) Ompung NR berusia sekitra 60 tahun

namun sangat rajin hadir pada kegiatan ini walau pada awalnya sangat susah

menyebutkan huruf hijaiyah satu persatu namun hingga kini beliau sudah dapat

menyelesaikan tahap pengenalan huruf dan harakat fathah; A – YA. (2) Bunda RZ juga

termasuk aktif dalam program ini, namun semenjak pandemic covid-19 ini tepatnya

pada Juli 2020 beliau tidak dapat dihubungi kembali, termasuk oleh pihak manajemen

sekolah. Dalam hal membaca beliau kesulitan membedakan pengucapan huruf jim dan

za, keduanya terdengar hampir sama.

Kemudian, (3) Bunda FZ selalu hadir dan tetap semangat dalam membaca huruf

demi hurut walau pun sangat sulit memindahkan antara bunyi huruf tebal dan tipis suatu

huruf, misal: ta – tho, sa – sho, dll. Kalimat sho-ba-ro dibaca sa-ba-ra atau sho-bo-ro.

(4) Bunda ZY baru dapat aktif pada beberapa kali pertemuan terakhir ini dikarenakan

kesibukan bekerja di sebuah katering. Hingga sekarang beliau baru mampu latihan

membaca huruf alif hingga kho. (5) Bunda DMS hanya datang sesekali karena harus

bekerja di tempat perjudian untuk nafkah keluarga. Sehingga ketika hadir beliau lebih

banyak bercerita sebagai curahan hati tentang pekerjaan selama ini. (6-7) Pak AW dan

Pak IS sebagai nelayan. Mereka mengaku belum sama sekali belajar membaca Alquran

dan merasa malu ketika diajak belajar membaca Alquran dan akhirnya hanya hadir pada

pertemuan perdana dan berharap kepada anaknya agar lebih baik daripadanya.

Analisis kasus kelompok kedua: (8) Kak YR merupakan peserta termuda dan

baru membina keluarga. Dilibatkan dalam program ini karena harus menggantikan

sosok ibu untuk adik kandungnya. Dalam proses pendampingan beliau sangat antusias

walau masih terkendala dalam membaca hukum mad dua harakat yang terkadang dibaca

lebih panjang, dan sesekali masih ada kesalahan dalam membaca harakat. (9) Bunda

ROS sama antusiasnya dengan Kak YR, walau sudah berumur namun bacaan Alquran

Page 9: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

883 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

sudah cukup baik dan hingga kini sudah masuk kepada pembedaan bacaan mad jaiz dan

mad wajib. (10) Kak NF cukup baik dalam latihan membaca dan dia pun sering

mendampingi ibundanya yakni Ompung NR. Namun proses pendampingan terhenti

dikarenakan usia kehamilan sudah mulai membesar. (11) Bunda TM juga begitu, cukup

baik dalam hal membaca namun terhenti disebabkan usia kehamilan yang mulai

membesar. Sebagai penggantinya sang suami pernah hadir pada program ini namun

tidak dapat melanjutkan karena merasa malu sendirian sebagai peserta laki-laki.

Analisis kasus (12) Bunda RQ sebagai satu-satunya peserta yang dianggap

mampu membaca dengan baik. Dengan kejiwaan yang kadang tergoncang, Allah

anugerahkan kemampuan kepada beliau membaca Alquran. Pernah terjadi secara tidak

sengaja beliau menumpahkan air minum di atas meja belajar kemudian peserta lainnya

terperanjat dan berteriak secara spontan. Kemudian beliau pergi ke kamar mandi dan

mengguyurkan air ke sebagian tubuhnya. Mungkin ini sebagai bentuk penyesalan dan

hukuman yang beliau ambil sendiri.

Sebelum masuk ke analisis pertanyaan, digambarkan data kehadiran wali siswa

pada proses pembelajaran membaca Alquran:

Total pertemuan proses pembelajaran Alquran berjumlah 32 kali. Dari 12

partisipan, hanya bunda Ros yang hadir 30 kali dari jumlah pertemuan. Kak YR dan

Ompung NR 22 dan 18 dari total kehadiran. Sedangkan Bunda RQ dan Bunda RZ hadir

sebanyak 12 dan 10 kali. Selebihnya hadir hanya 9, 7,6, 4, 2 kali.

Kehadiran Proses Belajar Membaca Alquran

Kak YR

Ompung NR

Bunda RZ

Pak IS

Bunda RQ

Bunda ZY

Bunda Ros

Bunda DMS

Page 10: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

884 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

Proses pembelajaran dilakukan 60 % di SD ‘X’, sedangkan 40 % dilakukan di

rumah berdasarkan kelompok tempat tinggalnya. Kelompok pertama adalah sejalur

dengan arah menuju ke SD ‘X’ terdiri dari Bunda Ros, Kak YR, Bunda DMS, Bunda

FZ dan Bunda ZY. Sedangkan jalur kedua terdiri dari Ompung NR, Pak IS, Bunda RQ,

Bunda TM dan Pak AW.

Analisis dari proses pembelajaran dimulai dari kerjasama tim peneliti dan pihak

sekolah. SD ‘X’ sangat mendukung proses pembelajaran ini dibuktikan dengan

undangan dan segala kebutuhan penelitian ini sepenuhnya disiapkan oleh pihak sekolah.

Pihak sekolah tidak segan menelpon tiap wali siswa dan menghubunginya secara

personal. Peneliti selalu berdiskusi ke pihak sekolah sebelum merencanakan proses

pembelajaran Alquran.

Diperolehnya 40 % pembelajaran Alquran dilakukan di rumah wali siswa

berdasarkan hasil evaluasi peneliti dan pihak sekolah di tengah proses pembelajaran.

Setelah pertemuan pembelajaran Alquran ke 15 kali, peneliti dan pihak sekolah

melakukan evaluasi proses. Diperoleh rata-rata kehadiran wali siswa di tiap pertemuan

40 % dari jumlah keseluruhan. Sehingga untuk menjalin komunikasi lebih baik lagi

dilakukan home visit untuk bertemuan langsung dan menanyakan kendala dan hambatan

wali siswa untuk datang ke sekolah. Hasil home visitnya berikut:

Bunda RZ dan Pak IS adalah orang tua tunggal setelah 5 tahun bercerai.

Sementara Bunda DMS adalah orang tua tunggal semenjak kematian suaminya 4 tahun

lalu. Sedangkan Bunda ZY adalah orang tua tunggal namun masih serumah dengan

0

5

10

15

20

25

Tidak ada alasan/ Diam

Tidak mempunyaikenderaan

Bekerja

Page 11: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

885 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

Ayah ZY yang menderita kecenderungan ganggungan jiwa dan tidak pernah dibawa

berkonsultasi ke dokter. Karena ketidakcukupan hasil yang diperoleh oleh Ayah FZ,

maka Bunda FZ harus membantu suaminya dengan bekerja sebagai buruh harian di

sebuah rumah makan. Angka di sisi kiri menunjukkan jumlah kehadiran. Pada diagram

tersebut Bunda ROS tidak diikutsertakan karena kehadirannya cukup banyak, 30 kali

dari 32 kali pertemuan.

Alasan bekerja menempati urutan pertama (50%) alasan ketidakhadiran wali

siswa walaupun pembelajaran membaca Alquran ini dilaksanakan 2 kali setiap weekend.

Alasan klise dan belum terpecahkan bagaimana solusi mengatasinya bahwa tingkat

sosial ekonomi mempengaruhi orang tua untuk mengembangkan diri termasuk

diantaranya, ikut berpartisipasi pada kegiatan parenting yang dilaksanakan pihak SD

‘X’ (Crandall et al., 2015).

Setelah analisis soal kehadiran, maka hasil analisis tingkat bertanya menurut

Taxonomy Bloom, sebagai berikut:

No Pertanyaan Penanya Taxonomy Bloom

1. Mengapa membaca huruf Alquran

sangat berbeda dari bahasa Indonesia Bunda Ros Understand

2. Bagaimana cara agar lidah ini tidak

kelu dalam membaca Alquran? Kak YR Apply

3.

Ada rasa malas untuk membaca

Alquran, apa yang harus saya

lakukan?

Bunda RQ Understand

4. Bagaimana cara membagi waktu

antara bekerja dan membaca Alquran? Bunda FZ Understand

5.

Apakah kita berdosa jika salah

membaca Alquran padahal kita belum

mahir membacanya?

Bundar Ros Understand

Berdasarkan penjelasan dalam tabel tersebut, bahwa pertanyaan yang

dilontarkan wali siswa masih dalam kategori Understand dan Apply. Understand adalah

memahami atau dapat menjelaskan ide yang ada di pikiran. Dimaknai pula dapat

mendemonstrasikan ide yang berhubungan dengan apa yang sedang dipelajari.

Page 12: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

886 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

Kemudian Apply merupakan aplikasi dari ide-ide sudah ada, namun masih menghadapi

kendala sehingga muncul pertanyaan bagaimana harus menyelesaikan masalah tersebut

(Arievitch, 2020; Waite et al., 2020).

Setelah analisis Taxonomy Bloom, maka analisis selanjutnya adalah pola asuh

orang tua, sebelumnya akan digambarkan pola asuh orang tua sebelum diberikan

pembelajaran Alquran dan sesudah dilaksanakan pembelajaran Alquran pada tabel

berikut:

No Nama Inisial Sebelum diberikan

pembelajaran Alquran

Setelah diberikan

pembelajaran Alquran

1. Kak YR Otoriter Otoriter

2. Ompung NR Permissive Permissive

3. Bunda RZ Permissive Permissive

4. Pak IS Permissive Permissive

5. Bunda RQ Permissive Demokrasi

6. Bunda ZY Permissive Permissive

7. Bunda Ros Otoriter Demokrasi

8. Bunda DMS Permissive Permissive

9. Bunda Tama Otoriter Demokrasi

10. Bunda FZ Permissive Demokrasi

11. Ibu AW Permissive Permissive

Dari data di atas, ada empat orang wali siswa yang mengalami perubahan pola

asuh setelah menjalankan proses pembelajaran Alquran. Keempat wali siswa tersebut

adalah Bunda RQ, Bunda Ros, Bunda Tama, dan Bunda FZ. Pertanyaan lanjutan apakah

perubahan ini dipengaruhi sepenuhnya oleh pembelajaran Alquran, jawabannya

kemungkinan 50% perubahan terlihat karena dalam proses pembelajaran Alquran tidak

hanya belajar membaca Alquran melainkan juga terdapat tausiah-tausiah yang sifatnya

mengingatkan mengenai amalan-amalan sehari-hari, contohnya: solat wajib, kerutinan

membaca Alquran dan masalah-masalah pribadi lainnya.

KESIMPULAN

Page 13: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

887 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

Dari beberapa peserta pembelajaran Alquran yang merupakan orang tua/wali

siswa dari keluarga bermasalah, menunjukkan hasil terdapat empat orang yang

mengalami perubahan dalam pola asuh mereka kepada anak-anak. Karena

pendampingan membaca Alquran dan program parenting lainnya dianggap sangat

berpengaruh dalam pola asuh. Sebagaimana dengan teori self-determination, anak akan

mencapai prestasi yang gemilang jika mendapat dukungan dari orang tua/wali serta

tidak menerima pola asuh dengan sistem kekerasan. Ketika pola asuh yang baik sudah

didapatkan oleh anak-anak, maka disitulah bentuk kebahagiaan bagi mereka.

Sebagai bentuk masukan kepada tim manjemen sekolah lainnya, program akhir

pekan atau PEKAT yang diadakan oleh pihak sekolah hendaknya juga merambah

kepada pembelajaran membaca Alquran sebagai bentuk pembinaan tambahan bagi

orang tua atau wali siswa, selain siraman rohani dan kegiatan konseling yang sudah

biasa dilakukan selama ini.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penelitian ini sepenuhnya didanai oleh Kemristek/BRIN pada skema Program

Kemitraan Masyarakat Stimulus tahun 2020. Terimakasih kepada Universitas Riau

Kepulauan dan SD Juara Batam.

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, S., Muhammad, I., Wafirotullaela, Thoyib, A., Sanusi, A., Hika, H.H.,

Hotimah, H., Maulana, S., Khasanah, N., Pranata, I.Y., Ariana, P., 2018.

Pembelajaran Membaca Alquran bagi orang Lansia di Padukuhan Tritis (Studi

pada Jama’ah Ngaji bareng Masjid Ar-Rahman Tritis). J. Apl. Ilmu-Ilmu Agama

18, 117–125.

Arievitch, I.M., 2020. The vision of Developmental Teaching and Learning and

Bloom’s Taxonomy of educational objectives. Learn. Cult. Soc. Interact. 25,

100274. https://doi.org/10.1016/j.lcsi.2019.01.007

Armstrong, P., 2014. Bloom’s Taxonomy.

Choi, C., Lee, J., Yoo, M.S., Ko, E., 2019. South Korean children’s academic

achievement and subjective well-being: The mediation of academic stress and

the moderation of perceived fairness of parents and teachers. Child. Youth Serv.

Rev. 100, 22–30. https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2019.02.004

Crandall, A., Deater-Deckard, K., Riley, A.W., 2015. Maternal emotion and cognitive

control capacities and parenting: A conceptual framework. Dev. Rev. 36, 105–

126. https://doi.org/10.1016/j.dr.2015.01.004

Creswell, J.W., 2014. Research design: qualitative, quantitative, and mixed methods

approaches, 4th ed. ed. SAGE Publications, Thousand Oaks.

Page 14: PROSES PEMBELAJARAN ALQURAN DAN APLIKASINYA …

888 | Konferensi Nasional Bahasa Arab VI (KONASBARA) 2020

Doctoroff, G.L., Arnold, D.H., 2017. Doing homework together: The relation between

parenting strategies, child engagement, and achievement. J. Appl. Dev. Psychol.

48, 103–113. https://doi.org/10.1016/j.appdev.2017.01.001

Hafsari, H., Takwim, M., Nursaeni, N., 2018. Pengaruh Metode Pendidikan Al-Qur’an

Orang Dewasa terhadap Kemampuan Membaca Alquran. IQRO J. Islam. Educ.

1, 1–24.

Kadir, 2015. Statistika Terapan. Raja Grafindo Persada, Depok.

Moreno–Ruiz, D., Martínez–Ferrer, B., García–Bacete, F., 2019. Parenting styles,

cyberaggression, and cybervictimization among adolescents. Comput. Hum.

Behav. 93, 252–259. https://doi.org/10.1016/j.chb.2018.12.031

Muzzammil, A., 2007. Panduan Tahsin Tilawah Kajian Ilmu Tajwid Tingkat Dasar.

Alfin Press, Jakarta Timur.

Onedera, J.D. (Ed.), 2008. The role of religion in marriage and family counseling, The

family therapy and counseling series. Routledge, New York.

Seginer, R., Mahajna, S., 2018. Future orientation links perceived parenting and

academic achievement: Gender differences among Muslim adolescents in Israel.

Learn. Individ. Differ. 67, 197–208. https://doi.org/10.1016/j.lindif.2018.08.009

Siregar, S., 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Bumi Aksara,

Jakarta.

Waite, L.H., Zupec, J.F., Quinn, D.H., Poon, C.Y., 2020. Revised Bloom’s taxonomy as

a mentoring framework for successful promotion. Curr. Pharm. Teach. Learn.

12, 1379–1382. https://doi.org/10.1016/j.cptl.2020.06.009

Wang, M., Deng, X., Du, X., 2018. Harsh parenting and academic achievement in

Chinese adolescents: Potential mediating roles of effortful control and classroom

engagement. J. Sch. Psychol. 67, 16–30.

https://doi.org/10.1016/j.jsp.2017.09.002