proses kerja penyunting gambar...cara memotong-motong (cut to cut), kemudian menggabungkan...
TRANSCRIPT
134
PROSES KERJA PENYUNTING GAMBAR
Pengerjaan kegiatan pasca produksi ini dikerjakan dengan menggunakan
media editing menggunakan perangkat software Adobe Premiere Cc 2017 dan adobe
after effeck 2015. Konsep editing yang ditawarkan adalah Continuity editing dan cut
to cut. Adanya peroses pengerjaan editing menyatuhkan gambar dan menyusun cerita
menjadi utuh, materi yg sudah di ambil pada saat produksi.
Menurut Himawan pratista (2017:169) Dalam definsi editing pada tahap
produksi adalah proses pemilihan serta penyambungan gambar-gambar yang telah di
ambil. Sementara editing setelah filmnya selesai (siap ditonton) adalah teknik teknik
yang di gunakan untuk menghubungkan tiap shot-nya.
Menurut Himawan Pratista (2017:169) menjelaskan bahwa ”Editing Video
adalah proses pengambilan gambar yang telah selesai, Setelahnya produksi memasuki
tahap editing. Dalam tahap ini, shot-shot yang telah di ambil,dipilih,diolah,dan
dirangkai hingga menjadi satu rangkaian kesatu rangkaian yang utuh”.
Proses editing memilih atau penyunting gambar dari hasil shooting dengan
cara memotong-motong (cut to cut), kemudian menggabungkan gambar-gambar
tersebut menjadi satu kesatuan video. Lebih lanjut lagi, kita akan menambahkan judul
(title). Efek, motion grafis, memberikan transisi pada perubahan waktu dan tempat ,
dan lain sebagainya.
Untuk menjadi seorang Penyunting gambar Non Drama Televisi “Indonesia
Tracker Food”, pada awalnya penulis termotivasi oleh rasa ingin tahu yang besar
akan suatu proses pembuatan karya audio dan visual dari shot-shot yang tidak
beraturan menjadi suatu cerita yang menarik dan memiliki alur melalui sebuah proses
editing. Dalam mempelajari editing tidak hanya dikhususkan untuk seorang
penyunting gambar saja, tetapi juga dianjurkan kepada setiap tim produksi untuk
memahami konsep dan proses editing.
Pra Produksi
135
Tahap pra produksi merupakan tahap yang sangat penting dalam proses
pembuatan suatu karya audio visual, karena dengan adanya tahap pra produksi inilah
suatu konsep ide atau perencanaan dasar diciptakan, dan keberhasilan tahap produksi
dan pasca produksi tergantung dari kesiapan dan kematangan konsep di tahap pra
produksi. Tidak heran jika tahapan pra produksi membutuhkan waktu dan kesiapan
yang cukup lama.
Di dalam tahap pra produksi ini para tim produksi yakni Sutradara, Produser,
dan Penulis naskah ,merumuskan konsep atau ide cerita yang akan dibuat. Pada tahap
ini pula penulis sebagai editor diharapkan dapat mengambil bagian guna memberi
masukan kepada sutradara dalam mengkonsepkan gaya pengemasan karya audio
visual yang akan dibuat.
Pada tahap ini, penulis sebagai penyuntung gambar sudah harus
merencanakan untuk pada tahap pasca produksi nantinya. Hal itu yang akan penulis
coba terapkan proses pembuatan Non Drama Televisi “‟Indonesia Tracker Food” .
Penulis sebagai penyunting gambar beserta tim produksi mulai melakukan pemilihan
ide dan cerita yang akan dijadikan sebagai Tugas Ujian Akhir. Akhirnya setelah
melakukan diskusi, penulis beserta tim produksi sepakat untuk memilih skenario
dengan judul “‟Indonesia Tracker Food” yang telah dibuat oleh team
produksi,merencanakan dan merncang sekenario atau alur cerita.
Tidak sampai disitu saja, skenario yang telah dipilih pun terus mengalami
perubahan kearah yang lebih baik seiring berjalannya waktu pada tahap pra produksi
ini. Dengan tujuan agar mendapatkan hasil yang lebih baik penulis produser dan tim
produksi selalu melakukan diskusi dalam mengambil keputusan, sehingga nantinya
dapat tercipta visi dan misi antara penulis dan tim produksi.
Penulis beserta tim produksi melakukan hunting lokasi dan menentukan
bloking camera. Setelah mendapatkan lokasi sesuai dengan tuntutan skenario, penulis
sebagai editor bersama sutradara dan penata kamera ikut terjun untuk
membahaskonsep pengambilan gambar. berdasarkan pada director treatment yang
136
telah dibuat oleh sutradara. Setelah director treatment telah disepakati lalu penulis
beserta sutradara, penulis naskah, produser , sutradara dan penata kamera
mengadakan casting pemain dengan tujuan untuk mendapatkan pemeran yang dapat
mencerminkan karakter yang sesuai dengan tuntutan skenario.
Setelah mendapatkan karakter yang cocok untuk Non Drama televisi
“’Indonesia Tracker Food” penulis beserta tim produksi melakukan reading talent
dan rehearsal dengan tujuan untuk memudahkan berjalanya produksi, blocking talent,
dan blocking cahaya. Secara tidak langsung hal ini pun memberikan gambaran secara
visual kepada penulis mengenai shot-shot maupun urutan adegan konsep yang akan
diambil pada tahap produksi nantinya.
Sebelum melangkah ke tahap produksi, penulis beserta tim produksi
diwajibkan untuk mengajukan proposal, lengkap dengan skenario kepada Ibu Mike
Indarsih selaku dosen pembimbing, yang akhirnya menyetujui dan mengizinkan
penulis dan tim produksi untuk melakukan produksi.
Produksi
Di tahap ini , Sebagai seorang penyunting gambar mengawasi proses
pengambilan gambar dan mengingatkan sutradara jika ada shot-shot yang terlewat
atau bahkan melenceng dari konsep yang telah disepakati yang pada akhirnya akan
menyulitkan penulis pada saat pasca produksi nanti. Memperhatikan continuity atau
keserasian gerak dan akting para pemain , karena penulis dan tim produksi termasuk
penata kamera menggunakan Singgel camera yang mengharuskan adanya
pengulangan adegan beberapa kali. Oleh karena itu, continuity gambar harus dijaga
agar dalam tahap pasca produksi yang sebagian besar menggunakan metode
continuity dan cut to cut agar tidak terdapat gambar yang jumping.
Dikarenakan keterbatasan jumlah tim produksi, pada proses produksi ini
penulis sebagai editor merangkap juga sebagai pencatat adegan dan pemegang
clippersekaligus membuat laporan time code (laporan shooting). Pada kenyataannya
137
penulis dalam tahap produksi ini akan memudahkan dalam tahap pasca produksi
nanti, dikarenakan penulis sudah mendapatkan gambaran mengenai keseluruhan
proses pengambilan gambar.
Pasca Produksi
Pada tahap ini penulis penyunting seorang penyuting gambar melakukan
tanggung jawab dengan besar menyusun materi yang sudah di berikan para tim
produksi, memilih gambar dan shoot merangkai cerita yang sudah di konsep hingga
menjadi utuh, pada saat pekerjaan pasca produksi seorang sutradara menemani
penyunting gamabar dari bahan materi yang mentah
Pada tahap awal penulis penyunting gambar penulis meriview materi yang
ingin di masukan kedalam time-line menjait video dan mendiskusikan kepada
sutradara shoot yang harus di pakai sesuai dengan konsep pada saat produksi, pada
saat bekerjanya editing konsep yang sudah di terapkan pada saat pra dan produksi
pada akhirnya merubah konsep, di karnakan ada berapa shot yang kurang dan akrinya
sutradara dan punyuting gambar merubah cerita konsep pra dan produksi sehinggal ke
janggalan gambar atau shoot yang di ambil ubah .
Dalam hal ini peranan penulis penyunting gambar dibutuhkan untuk
menggabungkan shot atau scene per scen hingga menjadi subah tujuan acara program
tugas akhir . Peranan editor di sini juga merupakan proses paling akhir dalam
pembuatan suatu karya audio visual. Dalam proses ini editor memegang peranan
penting dalam penyusunan gambar hingga menjadi satu kesatuan cerita yang utuh dan
sesuai dengan cerita yang diinginkan.
Peran dan Tanggung Jawab Penyunting Gambar
138
Peran dan tanggung jawab penyunting gambar suatu perose pemilihan shoot
dan menyusun sebuah rangkaian bahan audio visual hingga menjadi satu cerita yang
utuh seorang penyuntinggambar menurut penulis pada umumnya penyunting gambar
harus memahami keseluruhan cerita yang di sajikan sebelum dia melakukan peroses
editing memahami tema,plot/alur,komposisi dan lain lain, yang harus di ambil
kedalam tim-line kerja editing.
Penyunting Gambar adalah orang yang bertugas membentuk kembali struktur
Naratif sebuah cerita dengan cara menyambung shot demi shot sesuai dengan
sekenario. Seorang editor bertanggung jawab dalam menentukan sistem kerja yang
akan diterapkan selama proses paska produksi berlangsung. Menentukan susunan
shot yang akan digunakan dengan mendiskusikannya kepada sutradara. Dan seorang
editor juga bertanggung jawab penuh atas penyelesaian hasil akhir suatu karya audio
visual.
Pada tahap pra produksi penulis diharapkan sudah merencanakan dan
merancang konsep editing, melakukan pemilihan alat yang akan digunakan pada
tahap pasca produksi serta menganalisa skenario mengenai konstruksi dramatiknya.
Penulis juga mengembangkan ide dalam perencanaan tahapan produksi nanti.
Pada tahap produksi penulis berperan dalam memberikan masukan kepada
sutradara mengenai langkah yang akan diambil. Mampu memecahkan masalah atau
memberikan solusi ketika menghadapi masalah dalam proses produksi.
Mengingatkan sutradara apabila ada sesuatu yang terlewatkan dari konsep yang telah
direncanakan. Penulis juga memberikan saran kepada sutradara untuk membuat
beberapa shot tambahan jika materi yang telah ada, dinilai belum dapat
merealisasikan gagasan-gagasan sutradara. Membuat laporan time code untuk proses
shooting (terlampir di lembar kerja).
Pada tahap pasca produksi, penulis menggabungkan shot yang merupakan
bagian terkecil dari sebuah karya audio visual hingga menjadi sebuah scene atau
adegan, yang kemudian disusun menjadi sebuah sequence terangkai dengan baik.
139
Maka terbentuklah suatu karya audio visual yang utuh.Penulis sebagai editor mencari
hubungan dramatik dari setiap shotnya, sehingga kesan, emosi, serta dampak sosial
dari sebuah karya audio visual dapat tersampaikan.
Penulis bertanggung jawab dalam menentukan sistem kerja yang akan
diterapkan selama proses pasca produksi berlangsung. namun disamping itu semua,
penulis sebagai editor bertanggung jawab penuh atas hasil akhir suatu karya audio
visual dan menentukan susunan shot yang akan digunakan dan mendiskusikannya
dengan sutradara. Selain itu penulis harus mampu menangkap dan memahami
gagasan sutradara dan merealisasikan gagasan-gagasan tersebut.
Proses Penciptaan Karya
Disini penulis bertugas sebagai penyunting gambar , penulis mau menerima
tugas ini dikarenakan penulis sendiri tertarik pada bidang ini, dan kebetulan penulis
di kelompok ini dipercaya menjadi editor. Pengalaman penulis di bidang editing
masih belum cukup banyak, tetapi saya yakin bahwa semua merupakan suatu proses.
Maka rasa ketertarikanlah yang mendasari penulis untuk terus mencoba belajar
memahami tentang teknik pembuatan karya audio visual, dan memahami cerita yang
sudah di buat oleh sutradara
a. Konsep kreatif
Untuk membuat karya audio visual menjadi lebih, penulis sebagai editor
mencoba memilih soundtrack yang menarik menegangkan dan ilustrasi musik yang
sesuai dengan adegan-adegan pada Drama televisi ini. Penulis juga menggunakan
transisi fade to black,flash back dengan memberikan effect sephia, dan sedikit effect
speed motion serta memberi sentuhan suara. Hal ini penulis lakukan dengan tujuan
agar penonton dapat merasakan ketegangan yang di rasakan oleh para tokoh.Dalam
beberapa adegan, seperti adegan ketika para tokoh sedang menjelajahi rumah tua,
penulis banyak menggunakanperpindahan tempat masing-masing tokoh ditempat
yang berbeda agar penjelasan cerita dapat memberikan suasana menegangkan dan
140
tidak membosankan. Di akhir cerita, penulis memasukan suara voice over tokoh
utama guna menambah sentuhan dramatik sehingga pesan moral dapat tersampaikan
dengan baik kepada penonton.
b. Konsep Produksi
Dalam pembuatan Drama televisi “‟Vecation Hunter” ini, tim produksi terdiri
dari tujuh orang termasuk penulis sendiri yang bertugas sebagai editor. Dalam
melakukan proses produksi, tugas seorang editor memang belum maksimal. Namun
dikarenakan jumlah tim produksi yang terbatas maka untuk membantu kinerja pada
saat produksi penulis merangkap sebagai pencatat adegan dan clipper.
Untuk membuat hasil editing yang sesuai dengan konsep kreatif, maka penulis
menggunakan software Adobe Premiere Cs 6 Hal ini dipilih karena dalam software
ini dibutuhkan dalam pembuatan Drama televisi ini.Selain itu software ini juga dapat
menghasilkan gambar yang lebih baik dari pada software lainnya.
c. Pelaksanaan Atau Teknik Editing
1. Off Line
Proses ini adalah tahapan awal bagi seorang editor, dimana editor mulai
melakukan proses editing dari bahan baku yang masih bersifat kasar sampai proses
fine cut (menyusun atau merapikan gambar).
2. Preview Screening
Pada tahap ini penulis sudah menerima keseluruhan materi shooting berupa kaset
mini DV yang ditonton bersama dengan sutradara. Hal ini dimaksudkan agar penulis
mengenali semua bahan baku yang didapat, dari shot yang di nilai baik, pilihan,
maupun tidak baik. Selain itu juga untuk menilai hasil kerja rekan satu tim dalam
proses produksi.
3. Capture
141
Di tahap ini editor melakukan pemindahan gambar atau transfer file video hasil
rekaman yang masih berbentuk pita kaset (mini Dv) ke dalam hardisk komputer
sehingga menjadi bentuk digital dengan format video AVI, untuk selanjutnya masuk
ke dalam tahap proses penyuntingan gambar atau editing.
1. Logging picture
Dalam tahap ini seorang editor melihat catatan atau menyesuaikan shot-shot
berdasarkan laporan time code agar nantinya juga dapat memudahkan seorang editor
untuk memilah shot-shot yang sesuai dengan laporan time code, dan sesuai dengan
kebutuhan scenario.
2. Assembling
Pada tahap ini, editor mulai menyusun dan menyambung setiap shot berdasarkan
urutan scene pada skenario. Tapi penyambungan yang dilakukan masih sangat kasar
dan masih menggunakan durasi yang sebenarnya (menurut laporan time code).
3. Rough Cut
Pada tahap ini, editor Melakukan penyusunan pertama sebuah film yang
dipersiapkan penyuting dari ambilan (take) sesuai dengan urutan dalam sekenario,tapi
kesempurnaan tempo/ritme dan editing itu sendiri masih harus dikerjakan pada tahap
berikutnya, Lalu memilih shot-shot yang dianggap sudah mewakili apa yang
diinginkan atau dibutuhkan skenario dari sekian banyak shot yang nantinya untuk
disusun.
4. Fine Cut & Triming
Pada tahap ini editor mulai melakukan pemotongan dan penghalusan gambar
yang sudah tersusun rapih. Editor kemudian merapikan setiap potongan antar shot
yang masih kurang baik atau mengganggu. Dalam tahap ini editor juga memberikan
efek–efek atau transisi sebagai penyambungan atau perpindahan shot dan scene.
142
Tujuan dari tahap ini adalah agar alur cerita tersusun baik dengan insert shot yang
tepat.
5. On Line
Online editing adalah proses editing ketika penulis mulai memperhalus hasil off
line, memperbaiki kualitas hasil dan memberi tambahan transisi serta effect khusus
yang dibutuhkan.
6. Colour Grading
Setiap gambar yang telah selesai di edit perlu dikoreksi warnanya agar didapat
persamaan warna, karena bukan tidak mungkin pada saat produksi berlangsung ada
kendala pencahayaan yang akhirnya mempengaruhi warna dalam gambar.
7. Titling
Ini tahap untuk memberikan title, editor menggunakan software pendukung yang
dibutuhkan editor dan yang sudah tersedia pada media editing yang digunakan Audio
Mixing Corel Video Studio pro X3. Mixing, berkaitan dengan proses audio dan juga
memberi ilustrasi musik maupun audio effect. Yang harus di mixing pada tahap ini
adalah dialog, effect, dan musik.
8. Release Master
Setelah proses editing selesai dan editor telah melakukan berbagai perbaikan,
sebelumnya editor dan rekan satu tim mengadakan pertemuan untuk menonton Non
Drama Televisi karya ini dalam bentuk DVD yang sudah jadi sebelum diserahkan
kepada dosen pembimbing. Setelah melakukan perbaikan, maka hasil akhir Drama
Televisi ‘’Vacation Hunter’’ ini dicetak atau ditransfer ke dalam bentuk VCD, DVD,
dan pita kaset atau kaset Mini DV untuk proses outputting.
Kendala & solusi Produksi
143
Masalah yang editor alami pada saat melakukan proses pembuatan Drama
Televisi atau karya akhir ini adalah :
1. Kendala : warna Kelvin pada gambar video yang berbeda .
Solusinya : untuk menyamakanya masuk pada color correction pada software yg
digunakan
2. Kendala : mengesing audio dan video karna pada saat produksi
framerate camera berbeda
Solusi : mancari software PluralEyes untuk bisa singkrone secara
automatis
3. Kendala : penyimpanan hardisk internal yang tidak cukup.
Solusi : memindahkan data ke hardisk eksternal.
LOGGING PICTURE
Production Company :COKE PRODUCTION Produser : Abdul Majid
Project Title : Indonesia tracker food Director : piki kurniawan
144
Durasi : 24 Menit Editor : Mabrur rohadin
No Logging Picture Video Audio Remark
1. 00:00:00:00-
00:00:05:05
Brash and tone
2. 00.00:05:05-
00:00:10:07
Logo BSI
3. 00:00:10:07-
00:00:15:07
Judul Program
4. 00:00:15:07-
00:00:20:01
UCL
5. 00:00:20:01-
00:00:39:14
Bridging
6. 00:00:39:14-
00:01:22:20
Bumper in
7. 00:01:22:20-
00:02:06:24
Host memberikan steatment
opening
8. 00:02:06:24-
00:02:13:10
Host berjalan ke dalam restoran
saung wulan
9. 00:02:13:10-
00:02:27:02
Shot suasana saung wulan
10. 00:02:27:02-
00:02:29:09
shot gambar property saung wulan
145
11. 00:02:29:09-
00:02:55:07
Host memberikan steatment
menunjukan suasana saung wulan
12. 00:02:55:07-
00:03:01:23
Shot host mencari tempat makan
13. 00:03:01:23-
00:03:43:14
Informasi makanan saung wulan
14. 00:03:43:14-
00:03:53:19
Shot suasana dan pengunjung
saung wulan ,Shot menu makanan
VO
15. 00:03:53:19-
00:05:05:21
Host memesan makana ,dan
menunjukan menu andalanya
Dialog
16. 00:05:05:21-
00:05:09:02
Shot footage pembuatan ikan
bakar
17. 00:05:09:02-
00:05:14:21
Shot suasana saung wulan, futage
18. 00:05:14:21-
00:05:31:21
Futage Pelayan mengantarkan
makanan kepada host
VO
19. 00:05:31:21-
00:05:48:11
Steatmen memberikan informasi
makanan
20. 00:05:48:11-
00:06:00:15
Shot futage host mencicipi
makanan
21. 00:06:00:15-
00:06:29:15
Steatment rasa makanan
146
22. 00:06:29:15-
00:06:31:20
Shot futage host mencicipi
23. 00:06:31:20-
00:06:55:11
Host steatment rasa minuman
24. 00:06:55:11-
00:07:35:03
Host memberikan informasi dan
memberikan steatment closingan
rubrik
25. 00:07:35:03-
00:07:38:08
Shot futage property saung wulan
26. 00:07:38:08-
00:07:45:14
Futage Host bermain mainan yang
ada di sekitaran saung wulan
27. 00:07:45:14-
00:07:57:18
Next on
28. 00:07:57:18-
00:05:20:04
Bumper out
29. 00:05:20:22-
00:08:07:06
Commercialbreack
30. 00:08:07:06-
00:08:24:03
Bumper in
31. 00:08:24:03-
00:08:44:03
Shot futage host dan co host di
jalan sambil menaiki sepedah
motor
VO
32. 00:08:44:03-
00:10:12:03
Host dan co host bertemu dengan
pemilik sanggar manggar kelape
Dialog
147
33. 00:10:12:03-
00:11:17:08
Melihat pembuatan bir peltok
34. 00:11:17:08-
00:13:26:17
Mencicipi bir peltok dan
menanyakan sedikit informasi
kepada pemilik
Dialog
35. 00:13:26:17-
00:13:31:13
Futage bir peletok
36. 00:13:31:13-
00:13:39:09
shot futage silat
37. 00:13:39:09-
00:13:54:13
Shot futage host dan co host di
jalan sambil menaiki sepedah
motor
38. 00:13:54:13-
00:14:24:06
Host dan co host berpisah Dialog
39. 00:14:24:06-
00:14:37:24
Next on VO
40. 00:14:37:24-
00:14:42:15
Bumper out
41. 00:14:42:15-
00:14:47:22
Comercialbreak
42. 00:14:47:22-
00:15:05:19
Bumper in
43. 00:15:05:19- Futage host mengendarai motor
148
00:15:25:05
44. 00:15:25:05-
00:15:56:10
Futage host sampai di daerah
bulungan Blok M
VO
45. 00:15:56:10-
00:16:23:17
Host bertemu memberikan
steatment informasi daerah
penjual
46. 00:16:23:17-
00:16:30:06
Futage gulai
47. 00:16:30:06-
00:18:02:21
Hsot bertemu dengan penjual
gultik
Dialog
48. 00:18:02:21-
00:18:17:13
Futage Suasana bulungan blok M
49. 00:18:17:13-
00:18:28:08
Futage Penyajian gulai
50. 00:18:28:08-
00:19:23:22
Host menanya kan tentang gulai Dialog
51. 00:19:23:22-
00:20:27:22
Host mencicipi makan sambil
memnanyakan informasi kepada
penjual gultik
dialog
52. 00:19:32:17-
00:21:32:23
Host steatment closing
53. 00:21:32:23-
00:22:22:05
Futage host mengendarai sepdah
motor
149
54. 00:22:22:05-
00:23:04:24
Naik Credit tittel futage host
mengendarai motor
55. 00:23:04:24-
00:23:10:03
@copyrightBsi©2018
56. 00:23:10:03-
00:24:00:00
BTS
150
LAPORAN EDITING
Production Company
Project Title
Durasi
: COKE
: Indonesia Tracker Food
: 24Menit
Produser
Director
Editor
: Abdul Majid
: piki kurniawan
: Mabrur Rohadin
No
Scene
EXT/
INT
Keterangan
Visual Audio SFX Transisi Video Effect Durasi
EXT Ms 18
1 1
Jaseng
mengendarai
motor
Cutting detik
EXT LS+ms
2 1
Host
menegendarai
motor
Cutting 21
detik
3
1
EXT Ms\Cu
Shot host dan
Cutting
19
detik
151
sepatu host
4
1
EXT Ls
Host
mengendarai
motor
Cutting
6
detik
5
1
EXT CU
Futage
makanan
Cutting
3
detik
6
1
EXT CU
Futage ikan
bakar
Cutting
17
detik
EXT CU
Futage gulai
Cutting
22
detik
152
7 1
8 1 EXT CU
Futage gulai
Cutting
8
detik
9
1
EXT CU+Pain lift
Futage bir
peltok
Cutting
3
detik
10 1 EXT Cu
Futage bir
peltok
Cutting
4
detik
11
1
EXT MS
Hots
menegendarai
motor
Cutting
3
detik
12 EXT MS Cutting 8
153
1 Host
Memberikan
steatment
detik
13 1 EXT MS
Host mencicipi
makanan
Cutting
27
detik
14 1 EXT BCU
Shot makanan
Cutting
19
detik
15
1
EXT MS
Host
memberikan
steatment
menjelaskan
rasa makanan
1
Cutting
4
detik
154
16
1
EXT MS to CU
Host
memberikan
steatment
menjelaskan
rasa makanan
2
Cutting 27
detik
17
1
EXT MS
Host
memberikan
steatment
menjelaskan
rasa makanan
3
Cunda
10
detik
18 1 EXT LS to MCU
Host
memberikan
Cutting
Efek ..... 19
detik
155
steatment
19 1 EXT LS to MS
Host
memberikan
steatment dan
closing rubrik1
Cutting
30
detik
20
1
EXT LS to MS
Next on host
dan co host
Cutting
11
detik
21
1
EXT LS
Host
mengendarai
motor dan
membonceng
co host
Cutting
4
detik
22 EXT MS
156
2 Host yg sedang
membonceng
melati menuju
kemang
Cutting 6
detik
23 2 EXT MS
Host yg
sedang
mengendarai
motor
menabrak
babeh
Cutting
8
detik
24 2 EXT MS
Host bertanya
kepada babeh
yang punya
tempat bir
peletok
Cutting
Cunda 3
detik
25 2 EXT MS 20
157
Host dan co
host melihat
pembuatan bir
peltok
Cutting detik
26 2 EXT LS 7
Host dan co
hot mencicipi
bir peltok
Cutting detik
27 2 EXT MS 10
Jaseng dan
melati
mencicipi bier
peletok
Cutting detik
27 2 EXT LS 3
Jaseng dan
melati
mencicipi bir
Cutting detik
158
peletok
28 2 EXT MCU
Shot bier
peletok
Cunda
6
detik
29 2 EXT LS
Steatment
jaseng
Cutting 7
detik
30 2 EXT LS
Steatment
jaseng closig
Cutting 3
detik
31 2 EXT BA
Jaseng dan
melati berjalan
sambil
mengendarai
motor
Cutting 21
detik
159
32 2 EXT LS Template
Melati untuk
meminta turun
di jalan
Cutting
3
detik
33 3 EXT MS Template
Jaseng
mengendari
motor
Cunda
3
detik
34 3 EXT CU Template
Masuk ke
daerah blok M
bulungan
Cunda
2
detik
35 3 EXT MS Template
Jaseng
memparkir
motor
Cunda
3
detik
160
35 3 EXT LS
Jaseng
berjalan
Cunda
Template 3
detik
36 3 EXT LS
Jaseng
memberikan
staetment
Cunda
Template
3
detik
37 3 EXT LS
Suasana blok
M bulungan
Cunda
Template
2
detik
38 3 EXT LS
Jaseng
memesan
jajanan gultik
Cunda
Cunda
Template
3
detik
39 3 EXT BA Template
161
Jaseng
bertanya
Tanya kepada
punjual
Cunda 3
Detik
40 3 EXT BA Template
Jaseng
memesan 1
gulai
Cunda
2
Detik
41 3 EXT BA
Shot gulai
Cunda
Template
3
Detik
42 3 EXT BA Template
Jaseng
melihatkan
cara penjaian
gulai
Cunda
2
detik
162
43 3 EXT LS+Tilt shot
gulai
Cutting
16
detik
44 3 EXT MS
Jaseng
memberi
informasi
Cutting
7
detik
45 3 EXT LS
Jasengmemb
erikan
statement
Cutting
16
detik
46 3 EXT MS
Jaseng
mencicpi
makanan
gulai
Cutting
5
detik
163
47 3 EXT LS 3
Shot jaseng
mencicipi
gulai
Cutting detik
48 3 EXT LS 4
Jaseng
memeberikan
parian rasa
Template detik
49 3 EXT BA 3
Jaseng
memberikan
steatment
Cunda detik
50 3 EXT LS
Jaseng
membayar
tukang gulai
Cunda 4
detik
164
51 3 EXT LS
Jaseng
memberikan
statement
closing
Cutting
6
detik
52 3 EXT LS
Jaseng
menuju
parkiran
Cutting
11
detik
53 3 EXT MS
Jaseng
mengendarai
motor
Cutting 40
detik
54 @copyrightB
si©2018
Dip to Black 8
detik
55 Tulisan BTS Cutting 4 detik
165
Proses Pembuatan Program ID
BAR and TONE
COUNTING LEADER
166
BUMPER
JUDUL PROGRAM
167
KONTEN PROGRAM
CREDIT TITTLE
168
SPESIFIKASI ALAT EDITING
Untuk membuat hasil editing yang sesuai dengan konsep kreatif, maka penulis
menggunakan software Adobe Premiere Cc2017.Hal ini dipilih karena dalam
software ini dibutuhkan dalam pembuatan Drama televisi ini. Selain itu software
ini juga dapat menghasilkan gambar yang lebih baik dari pada software lainnya.
Dalam menunjang proses editing, penulis juga menggunakan perangkat komputer
dengan spesifikasi seperti:
- Processor Intel® PENTIUM ® CPU G2010 @ 2.80GHz 2.80GHz
- Memory RAM 4 GB PC3 KINGSTONE
- Hard Disk 2 TERA
- VGA AMD Radeon R5 200 series DDR3
- Monitor 19„‟ SHARP
- DVD RW LG
- Keyboard Logitech K120
- Mouse Logitech M100R
- OS Windows 7ultimate